View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
I
LEMBAR PERSETUJUAN
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN SCIENTIFIC APPROACH PADA
KURIKULUM 2013 SISWA KELAS 1 A DI MADRASAH IBTIDAIYAH
HIDAYATUL MUBTADI’IN BUMIAYU MALANG
SKRIPSI
Oleh:
Farohatul Mufidah
NIM. 11140077
Telah Disetujui Pada Tanggal 15 Juni 2015
Dosen Pembimbing
Nurul Yaqien, M.Pd
NIP. 19781119 200604 1001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Dr. Muhammad Walid, M.A
NIP. 19730823 200003 1002
II
HALAMAN PENGESAHAN
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN SCIENTIFIC APPROACH PADA
KURIKULUM 2013 SISWA KELAS 1 A DI MADRASAH IBTIDAIYAH
HIDAYATUL MUBTADI’IN BUMIAYU MALANG
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
FAROHATUL MUFIDAH (11140077)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 30 Juni 2015 dan telah
dinyatakan
LULUS
serta diterima sebagai salah satu pertanyaan
untuk memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Ketua Sidang
Dr. Abdussakir, M.Pd :
NIP.
Sekretaris Sidang
Nurul Yaqin, M.Pd
NIP. 19781119 200604 1001 :
Pembimbing
Nurul Yaqin, M.Pd
NIP. 19781119 200604 1001 : :
Penguji Utama
Dr. Muhammad Walid, M.A : :
NIP.19730823 200003 1002
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang
Dr. H. Nur Ali, M.Pd
NIP. 196504031998031002
III
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk yang selalu hidup dalam jiwanya
dan menemaninya dalam setiap hela nafas kehidupan dengan menyelami segala
macam nikmat_Nya untuk menjadikan kehidupan lebih bermakna yaitu Allah
SWT yang telah membuka hati dan fikiran, memberi kemudahan dan kelancaran.
Serta shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan keharibaan nabi Muhammad
SAW.
Buat insan yang penulis cintai dan sayangi setelah Allah dan Rasul-Nya
Ibu tercinta (Muzayyaroh) dan Bapak tersayang (Ali Shofa), Adik- adikku
terkasih (Faisal Asihatul Ula dan Faher Alwanul Ulum), dan sahabat yang tak
akan pernah saya lupakan. Merekalah yang telah menjadi motivator terhebat
dalam hidup saya dan tidak pernah bosan mendokan, membimbing dan tak pernah
letih berjuang untuk hidup saya. Terimakasih atas semua kasih sayang,
pengorbanan, do’a dan keridhoannya
IV
MOTTO
ليعبدون إلنس ا
وماخلقت اجلن واإل
Artinya :Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (Adz-dzariyaat ayat 56).1
1 Al-qur’an Al-karim dan Terjemah Bahasa Indonesia Juz 26-27(Semarang: Menara Kudus, 2006)
hlm. 523
V
NOTA DINAS
Nurul Yaqien, M.Pd
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Farohatul Mufidah Malang, 22 April 2015
Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
di
Malang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama : Farohatul Mufidah
NIM : 11140077
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
Skripsi
: Implementasi Pelaksanaan Scientific Approach Pada
Kurikulum 2013 Siswa Kelas 1 A Di Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Nurul Yaqien, M.Pd
NIP. 197811192006041001
VI
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuansaya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, 15 Juni 2015
Farohatul Mufidah
VII
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah, ilmu,
kesehatan, dan kesempatan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini dengan judul “Analisis Pelaksanaan Scientific Approach Pada
Kurikulum 2013 Siswa Kelas 1 A Di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in
Bumiayu Malang”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa petunjuk kebenaran bagi seluruh
umatnya yaitu agama Islam yang kita harapkan syafaatnya di dunia dan di akhirat.
Penulisan dan penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapidari
keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai bentuk pertanggung jawaban
penulis menjadi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar
starta satu Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Maliki Malang.
Penulis menyadari bahwa keterbatasan kemampuan dan kurangnya
pemahaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis temui dalam
penyusunan skripsi ini. Adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak telah
memberi sumbangan yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis
VIII
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
pihak-pihak berikut:
1. Bapak Prof. Dr. H. Mudjia Rahardja, M.Si, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Bapak Dr. H. Nur Ali, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
3. Bapak Dr. Muhammad Walid, M.A, selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sekaligus dosen
penguji utama pada sidang skripsi penulis.
4. Bapak Nurul Yaqien, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing penulis dalam penelitian ini.
5. Bapak dan ibu dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah
membimbing penulis selama belajar dibangku perkuliahan.
6. Bapak Muhammad Askur A. MA, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang beserta guru-guru dan karyawan yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian
di lembaga yang dipimpin.
7. Ibu Hikmatul mahfudzoh S, Pdi, selaku Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
8. Seluruh siswa/i kelas I A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in
Bumiayu Malang yang telah bersedia mengikuti pembelajaran di Kelas
dengan baik
IX
9. Kedua orang tua penulis (Ali Shofa dan Muzayyoroh) dan Adik-adik (Faisal
Asihatul Ula dan Faher Alwanul Ulum) penulis yang senantiasa memberikan
dukungan baik berupa moril maupun materiil.
10. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2011 terutama Warda, Shanty,
Alin, Yuli, Finsa, Uut dan teman-teman semuanya yang selalu memberikan
motivasi, keceriaan dan banyak pengalaman terindah.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan
kepada penulis menjadi amal kebaikan dan mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhirnya, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amiin
Malang, 15 Juni 2015
Penulis
Farohatul Mufidah
NIM. 11140077
X
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan
pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1987 dan No. 0543
b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Huruf
q = ق z = ز A = ا
k = ك s = س B = ب
l = ل sy = ش T = ت
m = م sh = ص Ts = ث
n = ن dl = ض J = ج
w = و th = ط H = ح
h = ه zh = ظ Kh = خ
, = ء ‘ = ع D = د
y = ي gh = غ Dz = ذ
f = ف R = ر
B. Vokal Panjang
Vokal (a) panjang = â
Vokal (i) panjang = î
Vokal (u) panjang = û
C. Vokal Diphthong
Aw = أو
Ay = أي
û = أو
î = إي
XI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Metode kualitatif/ kuantitatif, Hasil dan Perbedaan Orisinalitas...... 8
Tabel 2.2 Format Penilaian Unjuk Kerja ......................................................... 42
Tabel 2.3 Format Penilaian Karakter Peserta Didik......................................... 42
Tabel 2.4 Format Penilaian Portofolio 1 .......................................................... 45
Tabel 2.5 Format Penilaian Portofolio 2 ....................................................... ...46
Tabel 2.6 Format Lembaran Program Perbaikan ............................................. 47
Tabel 2.7 Format Lembaran Program Perngayaan .......................................... 47
Tabel 2.8 Format Penilaian Diri Sendiri .......................................................... 49
XII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pendekatan Ilmiah dalam pembelajaran ....................................... 34
Gambar 5.1 Pendekatan Ilmiah dalam pembelajaran ....................................... 80
XIII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Izin Penelitian
Lampiran II : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran II : Bukti Konsultasi Skripsi
Lampiran III : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tema 4 Subtema 2
Pembelajaran 1
Lampiran IV : Buku Guru Tema 4 Subtema 2 Pembelajaran 1
Lampiran V : Pedoman Wawancara
Lampiran VI : Transkip Wawancara
XIV
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN NOTA DINAS ....................................................................... vii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ...................................... xvii
DAFTAR TABEL........................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xvii
ABSTRAK ................................................................................................... xx
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
E. Orisinalitas .................................................................................. 7
F. Batasan Masalah.......................................................................... 11
G. Definisi Istilah ............................................................................. 11
XV
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi ............................................................................... 13
a. Pengertian Implementasi ......................................................... 13
b. Tahapan-tahapan Analisis Dan Kualitatif .............................. 14
B. Perencanaan Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013
a. Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran .............................. 15
b. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam
Konteks Kurikulum 2013 ....................................................... 19
c. Gambaran penyusunan RPP secara lengkap dam sistematis .. 23
d. Gambaran Rencana Pelaksaan Pmebelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2 ............................................................................ 27
C. Pelaksanaan Scientific Approach Kurikulum 2013
a. Scientific Approach ................................................................ 32
1) Hakikat Model Pembelajaran Scientific Approach .......... 32
2) Konsep Scientific Approach dalam Pembelajaran ........... 34
3) Komponen- komponen Scientfic Approach ..................... 35
b. Kurikulum 2013 ..................................................................... 39
1) Pengertian Kurikulum 2013.............................................. 39
2) Karakteristik Kurkulum 2013 ........................................... 40
3) Tujuan Kurikulum 2013 ................................................... 41
D. Penilaian Scientific Approach Kurikulum 2013
a. Penilaian Unjuk Kerja ............................................................ 41
b. Penilaian Karakter .................................................................. 44
c. Penilaian Portofolio ................................................................ 45
d. Penilaian Ketunasan Belajar ................................................... 46
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................. 49
B. Kehadiran Penelitian ................................................................... 50
C. Lokasi Penelitian ......................................................................... 50
D. Data dan Sumber Penelitian ........................................................ 51
E. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 52
F. Analisis Data ............................................................................... 53
XVI
G. Pengecekan Keabsahan Data....................................................... 57
H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 58
BAB IV :HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Singkat Objek Penelitian ............................................
a. Profil MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu ............................ 60
b. Visi, Misi, dan Tujuan MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu . 61
2. Paparan Data dan Penelitian.......................................................
a. Perencanaan Pembelajaran Scientific Approach di Kelas 1 A
di MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu .................................. 63
b. Pelaksanaan Scientifi Approach di Kelas 1 A MI Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu ............................................................. 67
c. Evaluasi Scientific Approach di Kelas 1A MI Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu ............................................................. 72
BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Implementasi Perencanaan Pembelajaran Scientific
Approach di Kelas 1 A di MI Hidayatul Mubtadi’in
Bumiayu ................................................................................ 76
B. Implementasi Pelaksanaan Scientific Approach di Kelas 1 A
MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu ...................................... 78
C. Implementasi Evaluasi Scientific Approach di Kelas 1 A MI
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu ........................................... 85
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................. 86
2. Saran ........................................................................................... 88
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
XVII
ABSTRAK
Mufidah, Farohatul. 2015. Implementasi Pelaksanaan Scientific Approach Pada
Kurikulum 2013 Siswa Kelas 1 A Di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in
Bumiayu Malang Scientific Approach Pada Kurikulum 2013 Siswa Kelas 1 A Di
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pembimbing: Nurul Yaqien, M.Pd.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang diterapkan pemerintah
sebagai pengganti kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum 2013 adalah
penyederhanaan metode tematik- integratif yang mejadikan materi ajar tidak
disampaikan berdasarkan mata pelajaran tertentu melainkan dalam bentuk tema
yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Dan dalam kurikulum 2013 ini
pendekatan baru yaitu pendekatan ilmiah dalam pembelajaran atau bisa dikenal
dengan istilah scientific approach yang merupakan model pembelajaran untuk
menuntut siswa beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains, dalam praktiknya
siswa diharuskan melakukan serangkaian aktivitas selayaknya langkah-langkah
penerapan metode ilmiyah.
Rumusan masalah ini adalah: (1) bagaimana perencanaan pembelajaran
scientific approach, (2) bagaimana pelaksanaan scientific approach, (3)
bagaimana evaluasi scientific approach,. Tujuan penelitian ini adalah: (1)
mendeskripsikan bagaimana perencanaan pembelajaran scientific approach, (2)
mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan scientific approach, (3) mendeskrpsikan
bagaimana evaluasi scientific approach
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif-kualitatif
metode ini untuk mendapatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Instrumen kunci adalah peneliti
sendiri, dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah interview
(wawancara), observasi, dokumentasi. Data dianalisis dengan cara mereduksi
data, menyajikan data dan verifikasi atau menarik kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) menganalisa perencanaan
pembelajaran scientific approach dalam perencanaan pembuatannya terlebih
dahulu melihat pada KD, kemudian bikin indikator, tujuan, materi yang sesuai
dengan kebutuhan belajar, metode, langkah- langkah penerapannya, sumber media
dan penilaian, (2) menganalisa pelaksanaan scientific approach guru tidak
melakukan pendekatan secara berurutan. Akan tetapi, istilah scientific approach
itu sudah guru terapkan dalam setiap pembelajaran, (3) menganalisa evaluasi
scientific approach bahwa dalam sistematikanya Guru menggunakan penilaian
penskoran seperti skor 1-4 yang ada dipenilaian unjuk kerja. Misalnya K1/ kriteria
satu bercerita makan pagi bersama keluarga, kemudian K2/ kriteria dua membuat
poster peraturan. Semua point dinilai sesuai peraturan yang ada di buku. Nilai
penskoran jika 4 maka baik sekali, kalau 3 baik dan seterusnya.
Kata Kunci: Pendekatan Scientific Approach, Kurikulum 2013
XVIII
ABSTRACT
Mufidah, Farohatul. 2015. Implementation of the Scientific Approach In 2013
Curriculum Grade 1 A In the Elementary School Hidayatul Mubtadi'in Bumiayu
Malang. Thesis. Teacher Education of Islamic Elementary School, Faculty of
Tarbiyah and Teaching. State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Supervisor: Nurul Yaqien, M.Pd.
Curriculum 2013 is the new curriculum implemented by the government
in lieu of the educational unit level curriculum . Curriculum 2013 is simplification
method mejadikan tematik- integrative teaching materials are not delivered by a
particular subject but rather in the form of themes that integrate all subjects . And
in 2013 the curriculum of this new approach is a scientific approach to learning ,
or could be known by the term scientific approach, which is a learning model for
students demanding the move as a scientist , in practice, students are required to
undertake a series of activities proper implementation steps of scientific method.
The formulation of this problem are : (1) how the planning of scientific
learning approach, (2) how the implementation of the scientific approach, (3) how
the process of scientific evaluation approach,. The purpose of this study were: (1)
describe how lesson planning scientific approach, (2) describe how the
implementation of the scientific approach, (3) mendiskrpsikan how the process of
scientific evaluation approach
This study uses a descriptive - qualitative research approach this method
to obtain descriptive data in the form of words written or spoken of the people and
observed behavior. Key instrument is the researchers themselves, and the data
collection methods used were interviews (interview), observation, documentation.
Data were analyzed by reducing the data, verifying or presenting the data and
draw conclusions
The results showed that, (1) analyzing the learning plan scientific
approach in planning the making advance look at the basic competencies, then
make the indicators, objectives, materials according to the needs of learning,
methods, measures its application, media sources and assessment, (2) analyze the
implementation of the scientific approach, teachers do not approach sequentially.
However, the scientific approach is already applied in each learning teacher, (3)
analyze the scientific evaluation process approach that in sistematikanya Teachers
use assessment as a score of 1-4 scoring there dipenilaian performance. For
example K1 / criteria of the recalled having breakfast with the family, then K2 /
two criteria make posters regulations. All points assessed in accordance with
existing regulations on the books. Value scoring if 4 then either once , if 3 is good
and so on.
Keywords: Scientific Approach, Curriculum 2013
XIX
البحث صلخستم 2013تنفيذ املنهج العلمي يف املناهج الدراسية تطبيق. 2015. فراحةاملفيدة،
. املبتدئني بومي ايو ماالنج هداية االبتدائيةطالب الفئة )أ( يف املدرسة اإلسالمية البحث. القسم املدرسة االبتدائية الرتبية املعلم. الكلية الرتبية وتدريس العلوم. اجلامعة
احلكمية اإلسالمية موالنا مالك إبراهيم ماالنج
املشرف: نوراليقني املاجستري
من املنهاج التعليمي احلكومة بدالهو املنهج اجلديد الذي تنفذه 2013منهج الدراسية طريقة التكاملي الذي -موضوعي هو تبسيط 2013 الدراسية . منهجمستوى وحدة
جيعل ال يتم تسليم املواد التعليمية من خالل موضوع معني بل يف شكل من املواضيعله النهج اجلديد هو 2013ويف هذا منهج الدراسية .اليت تدمج مجيع املواد الدراسية
النهج العلمي يف التعلم، أو ميكن أن تكون معروفة من قبل منهج علمي املصطلح، الذي يف املمارسة العملية، ويطلب من ،علم للطالب مطالبني اخلطوة كعاملهو منوذج الت
.ت التنفيذ السليم لل منهج العلميالطالب إلجراء سلسلة من األنشطة خطوا( كيفية تنفيذ بفية التخطيط ل هنج التعلم العلمي، أ( كي صياغة هذه املشكلة هي:
. وكان الغرض من هذه الدراسة يف تتم عمليه هنج التقييم العلميج( كاملنهج العلمي، صف كيفية تنفيذ املنهج العلمي ، ب( و كيف الدرس ختطط املنهج العلمي،: أ( وصف
ج( يوضح كيفية عملية هنج التقييم العلمينوعي هذه الطريقة للحصول على بيانات -ة املنهج الوصفي تستخدم هذه الدراس
ة رئيسية هو . أداو منطوقة للشعب و السلوك املالحظوصفية يف شكل كلمات مكتوبة أاملستخدمة املقابالت ) مقابلة (، واملراقبة ، و طرق مجع البياناتكان الباحثون أنفسهم
، والتحقق أو تقدمي البيانات ن البياناتبيانات عن طريق احلد م. وقد مت حتليل الوالتوثيق واستخالص النتائج
XX
مسبقة صنع حتليل منهج علمي خطة التعلم يف التخطيط ل نظرة أن أ( :أظهرت النتائج، مث جعل املؤشرات واألهداف و املواد وفقا الحتياجات التعلم يف الكفاءات األساسية
لمي ب( حتليل تنفيذ النهج العها، التطبيق، مصادر إعالمية وتقييمواألساليب و يقيس لعلمي بالفعل يف كل معلم ، يتم تطبيق املنهج اواملعلمني ال يقرتب بالتتابع. ومع ذلك
ج( حتليل عملية التقييم العلمي يف هنج منهجي تقييم املدرسني باستخدام التقييم تعلم، / معايري K1ل كما على درجة من الدرجات األربعة يف تقييم األداء. على سبيل املثا
/ اثنني جتعل اللوائح وامللصقات . K2تناول وجبة االفطار وأشار مع العائلة، مث معايري تقييم مجيع النقاط وفقا لألنظمة القائمة على الكتب. قيمة التسجيل إذا أربعة مث إما مرة
واحدة ، عندما قام ثالثة اخلري و هلم جرا .
2013، املنهج الدراسية كلمات البحث: منهج املنهج العلمي
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum KTSP diganti pada kurikulum 2013 banyak masyarakat dan pendidik
yang mempertanyakan hal ini kepada Kementerian Pendidikan dan Kemudayaan
(Kemendikbud) yang melakukan perubahan kurikulum. Alasan mengapa diadakannya
perubahan kurikulum adalah karena kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan
peserta didik karena terlalu banyak materi pelajaran yang yang harus dipelajari.
KTSP diklaim belum mampu memberikan output siswa yang berkarakter
sebagaimana harapan dari tujuan pendidikan nasional, yaitu pembentukan manusia
berkarakter. Jika KTSP hanya cenderung lebih fokus pada aspek kognitif saja sementara
kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual),
psikomotorik (keterampilan), dan afektif (sikap). Dan karena dalam penilaian KTSP
hanya menggunakan penilaian akhir berbeda dengan kurikulum 2013 yang penilaiannya
dilakukan pada proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan pengamatan (observasi), dan refleksi. Pengamatan dapat dilakukan oleh guru
ketika peserta didik sedang mengikuti pembelajaran, mengajukan pertanyaan/
permasalahan, merespon atau menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan mengerjakan tugas-
tugas pembelajaran lainnya, baik di kelas maupun di luar kelas1
Dengan berlakunya kurikulum 2013 yang mulai dilaunching pada juli tahun ini,
pemerintah melalui Kemendikbud menargetkan ke depan bahwa SDM yang akan dicetak
1 E. Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: RT. Remaja Rosdakarya,
2013), hlm. 143
di lembaga pendidikan tidak saja yang pintar dan kreatif akan tetapi juga memiliki sikap
yang baik dan bijak. Lulusan-lulusan yang cerdas, kreatif dan memiliki sikap yang baik
sangat ditentukan oleh proses pendidikan yang dilaluinya, maka pemerintah
mengeluarkan aturan terbaru yang mengatur tentang standar proses pendidikan dasar dan
menengah dengan terbitnya Permendikbud nomor 65 tahun 2013.
Melalui Permendikbud ini, pemerintah menegaskan bahwa proses pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah menggunakan pendekatan
scientifik (scientific approach) sehingga diharapkan peserta didik menjadi lebih kreatif
dan inovatif. Untuk menjadikan siswa lebih kratif dan inovatif seorang guru harus bisa
menggunakan model pembelajaran scientifik yang memandu siswa memecahkah masalah
melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis
data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Guna mampu melaksanakan
kegiatan ini, siswa harus dibina kepekaannya terhadap fenomena, ditingkatkan
kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, dilatih ketelitiannya dalam
mengumpulkan data, dikembangkan kecermatannya dalam mengolah data untuk
menjawab pertanyaan, serta dipandu dalam membuat simpulan sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diajukan2.
Jadi dapat disimpulkan bahwa scientific approach adalah metode pembelajaran
yang diterapkan berdasarkan teori ilmiah. Dengan filosofi lebih menonjolkan dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran terdiri dari lima langkah
pembelajaran yaitu; mengamati (observing), menanya (quetioning), mencoba
2 Yunus Abidin. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013 (Bandung: PT. Refika
Aditama , 2014), hlm. 125
(Experimenting/exploring), mengolah (associating), menyajikan/ menyimpulkan
(communicating), untuk semua mata pelajaran.
Sehubungan dengan keinginan kemendibud yang ingin mencetak anak yang
kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah melalui scientific approach ini tidak
selalu berjalan mulus di MI Hidayatul Mubtadi’in yang saya teliti. Dikarenakan adanya
beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran yang seharusnya
menggunakan pendekatan scientifik. Adapun faktor penghambatnya adalah: 1)
Penerapan kurikulum yang menggunakan scientific approach belum dapat difahami
betul oleh guru apalagi dalam menggunakan pendekatannya, 2) kegiatan sosialisasi
kurikulum 2013 yang hanya diikutinya satu kali saja. Hal ini juga yang membuat guru
agak pusing tentang guna pergantian kurikulum baru karena menurutnya KTSP lebih
mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran, 3) Kekurangan sarpras yang kurang
memadai misalnya saja buku pegangan guru dan siswa, sehingga membuat pembelajaran
kurang efektif dan materi yang disampaikan tidak tersampaikan secara maksimal, 4) Rpp
yang guru anggap gampang karena guru tersebut beranggapan bahwa langkah-langkah
pembelajaran sudah ada di buku pegangan tersebut, jdi tidak usah membuat RPP 5)
Anak kelas 1 yang masih kurang lancar membaca dan menulis sehingga menghambat
proses pembelajaran yang dilakukan dikelas, 6) Scientific approach tidak semuanya
dapat direalisasikan saat proses pembelajaran dikarenakan waktu yang sangat singkat
dan kebiasaan anak kelas 1 lebih suka bermain dari pada mendengarkan pelajaran yang
disampaikan guru
Berdasarkan masalah yang dirasakan guru kelas 1 A disini peneliti melakukan
penelitian yang terfokus pada pelaksanaan scientific approach yang dilakukan guru
selama proses pembelajaran di kelas. Karena kurikulum 2013 ini pendekatannya harus
menggunakan scientific approach maka seorang guru harus mengetahui langkah-
langkah dan maksud dari kurikulum 2013 beserta pendekatannya. Dan setelah peneliti
masuk melakukan observasi dan wawancara di kelas 1 peneliti menemukan bahwa guru
yang sedang mengajar tema 4 sub tema 2 pembelajaran 1 guru diawal pembelajaran
tidak melakukan kegiatan pengamatan terlebih dahuluakan tetapi langsung kepada
kegiatan menanya, menalar, dst. Oleh karena itu, peneliti disini mengambil judul tentang
“Implementasi Pelaksanaan Scientific Approach pada Kurikulum 2013 Siswa Kelas 1 A
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang” karena menurut peneliti
penelitian ini sangat penting apalagi untuk Madrasah Ibtidaiyah pemula yang
menggunakan kurikulum 2013 yang harus memperhatikan scientific approach
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang dirasakan guru kelas 1 A maka peneliti terfokus
kepada pembelajaran scientifik yang dilakukan selama proses pembelajaran, antara lain :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran scientific approach di kelas 1 A di Madrasah
Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang?
2. Bagaimana pelaksanaan scientific approach di kelas 1 A di Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang?
3. Bagaimana evaluasi scientific approach kelas 1 A di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan umum dari penelitian ini
adalah :
1. Menjelaskan bagaimana perencanaan pembelajaran scientific approach di kelas 1 A di
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
2. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan scientific approach di kelas 1 A di Madrasah
Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
3. Menjelaskan bagaimana evaluasi scientific approach kelas 1 A di Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa:
Dengan adanya pendekatan ilmiah siswa dapat menerapkan kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Dan mereka juga akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi
berbagai macam masalah yang datang
2. Bagi guru:
Guru sebagai vasilitator dan motivator harus bisa memberikan fasilitas yang baik
bagi siswa agar siswa dapat mengkontruksikan kemampuan yang dimiliki. Dan
memotivasi siwa agar lebih aktif meraih prestasi. Dan dengan pembelajaran scientifik
guru memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar
3. Bagi sekolah:
Bermanfaat sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan
pengembangan bagi guru agar dapat lebih professional dalam melaksanakan proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang lebih
berkualitas
E. Orisinalitas
Penelitian ini mempunyai inovasi yang baru dalam dunia pendidikan, berupa
adanya model pembelajaran scientifik yang menuntut siswa beraktivitas sebagaimana
seorang ahli sains yang melakukan langkah- langkah penerapan metode ilmiah. Dan
berintegrasi dengan UU 20 tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Penelitian tentang kurikulum 2013 telah banyak dilakukan. Telah ditemukan
beberapa penelitian terdahulu terkait dengan pembelajaran, pelaksanaan, penilaian, antara
lain sebagai berikut:
1. Penelitian tentang “Persepsi Guru Sekolah Dasar Negeri Terhadap Pembelajaran
Kurikulum 2013 Kabupaten jepara.” Yang ditulis oleh Ahmad Shofa menghasilkan
pengetahuan perencanaan penilaian unjuk kerja pada Kurikulum 2013
2. Penelitian tentang “Pendekatan Scientific Bermuatan Karakter Siap Siaga Untuk
Meningkatkan Keterampilan Mitigasi.” Yang ditulis oleh Khusnaini Azizah menghasilkan
keterampilan mitigasi dan sikap sosial yang sangat baik pada siklus I, II dan III.
3. Penelitian tentang “Pengaruh Pendekatan Ilmiyah (Scientific Approuch) dalam
Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa kelas XII TITL 1 SMK Negeri 7
Surabaya pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Kendali
Elektromagnetik.” Yang ditulis oleh Nurul Hidayati menghasilkan bahwa pendekatan
ilmiah lebih udah dipahami, kondisi kelas terkontrol dan meningkatkan hasil belajar
siswa
Tabel 1.1 Metode kualitatif/ kuantitatif, Hasil dan Perbedaan Orisinalitas Penelitian
No Nama/ Judul
Penelitian
Metode,
kuantitatif /
kualitatif
Hasil Perbedaan
1 Ahmad Shofa.
Persepsi Guru
Sekolah Dasar
Negeri
Terhadap
Pembelajaran
Kurikulum
2013
Kabupaten
jepara
Deskriptif
kualitatif
persepsi guru
sekolah dasar
negeri
yang sudah
mendapatkan
pengetahuan
Kurikulum
2013 di
Kabupaten
Jepara
terhadap
perencanaan
penilaian
unjuk kerja
adalah
mendekati
sangat baik,
pelaksanaan
penilaian
unjuk kerja
adalah
mendekati
sangat baik,
pelaporan
penilaian
unjuk kerja
adalah
mendekati
sangat baik,
Penelitian
Ahmad
Shofa hanya
menjelaskan
tentang
penilaian
unjuk kerja
pada
kurikulum
2013
sedangkan
penelitian
ini
menjelaskan
tentang
rencana
pelaksanaan
pembelajara
n,
pelaksanaan
scientific
approach
dan proses
evaluasi
pada
kurikulum
2013
acuan kualitas tugas untuk
penilaian
unjuk kerja
adalah sangat
baik, dan
kriteria rubrik
penilaian
unjuk kerja
adalah sangat
2 Khusnaini
Azizah, dkk.
Pendekatan
Scientific
Bermuatan
Karakter Siap
Siaga Untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Mitigasi
Metode
penelitian
adalah
Penelitian
Tindakan
Kelas ,analisis
kualitatif dan
analisis
kuantitati\f.
penelitian
keterampilan
mitigasi pada
siklus I
mencapai
62,84, siklus
II 71,51, dan
siklus III
81,29. Begitu
pula sikap
sosial pada
siklus I baik,
siklus II baik,
dan siklus III
sangat baik.
Penelitian
Khusnaini
Azizah
menjelaskan
kurikulum
2013 yang
hanya fokus
pada
keterampilan
saja.
Sedangkan
penelitian
ini
menjelaskan
semua
kompetensi
inti pada
kurikulum
2013
3 Nurul
Hidayati, dkk.
Pengaruh
Pendekatan
Ilmiyah
(Scientific
Approuch)
dalam
Pembelajaran
terhadap Hasil
Belajar Siswa
kelas XII
TITL 1 SMK
Negeri 7
Surabaya
pada Standar
Pre
experimental
Pendekatan
ilmiah
mampu
meningkatkan
hasil belajar
siswa, ini
terbukti
dengan
adanya
peningkatan
rata- rata hasil
belajar siswa
dari sebelum
perlakuan
sebesar 61,35
menjadi 79,69
Penelitian
ini
dilakukan di
SMK
sendangkan
penelitian
ini di SD
Kompetensi Mengoperasik
an Sistem
Kendali
Elektromagne
tik
(setalah perlakuan).
Serta 80,77%
siswa
menyatakan
lebih tertarik
terhadap
materi yang
diajarkan,
81,72%
berpendapat
bahwa
mereka lebih
mudah
memahami
materi dengan
pendekatan
ilmiah,
75,96% siswa
merasa
kondisi kelas
lebih kondusif
dibanding
sebelumnya
dan 91,35%
siswa lebih
yakin untuk
melakukan
percobaan di
bengkel
Berdasarkan kajian terdahulu dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang
pembelajaran kurikulum 2013, pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga,
pendekatan ilmiyah scientific Approuch dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
belum tersedia. Sehingga perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
penelitian ini menjelaskan tentang penyusunan perencanaan pelaksanaan pembelajaran,
pelaksanaan scientific approach pada kurikulum 2013 dan proses evaluasi pada
kurikulum 2013
F. Batasan Masalah
Kajian tentang Pelaksanaan Scientific Approach pada Kurikulum 2013
merupakan kajian yang sangat luas. Oleh karena itu, pembahasan dalam penelitian ini
perlu dibatasi agar tetap fokus pada rumusan masalah. Batasan- batasan tersebut meliputi
1. Perencanaan pembelajaran scientific approach kurikulum 2013
2. Pelaksanaan scientific approach kurikulum 2013
3. Evaluasi scientific approach kurikulum 2013
G. Definisi Istilah
1. Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap
2. Scientific Approach adalah pendekatn yang menitik beratkan pada penggunaan ilmiah.
Pendekatan ini diharapkan agar anak bisa berfikir kritis, logis, objektif dengan fakta yang
ada. Untuk tercapainya semua kegiatan di atas perlu diterapkannya 5M (mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan menyimpulkan)
3. Kurikulum 2013 adalah adalah kurikulum baru yang diterapkan pemerintah sebagai
pengganti kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum ini adalah penyederhanaan
metode tematik- integratif yang mejadikan materi ajar tidak disampaikan berdasarkan
mata pelajaran tertentu melainkan dalam bentuk tema- tema yang mengintegrasikan
seluruh mata pelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi
a. Pengertian Implementasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan,
penerapan: pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentag hal yang
disepakati dulu. Sedangkan menurut Susilo implementasi merupakan suaru
penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan prktis
sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan
maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner Dictionary
dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something into effect” (penerapan
sesuatu yang memberikan efek atau dampak)
Miller & Seller mendefinisikan kata implementasi dengan tiga
pendekatan, yaitu: pertama implementasi didefinisikan sebagai kegiatan. Kedua,
suatu usaha meningkatkan proses interaksi antara pengembang guru dengan guru.
ketiga, implementasi merupakan sesuatu yang terpisah dari komponen kurikulum
Implementasi kurikulum didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide,
konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas
pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu,
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
b. Prinsip dan Dasar-Dasar Implementasi
Untuk implementasi program dan proses terjadinya perubahan harus
dilakuakn berdasarkan prilaku dari semua pihak yang terkena dampak. Guru harus
mampu menjelaskan mengenai tujuan, sifat, dan manfaat inovasi
Kesuksesan implementasi merupakan hasil dari perencanaan hati-hati.
Proses perencanaan berdasarkan atas kebutuhan dan sumber daya yang diperlukan
untuk melakukan tindakan yang dimaksudkan. Ia melibatkan penetapan dan
penentuan cara untuk mengelola kebijakan yang akan memperngaruhi tindakan
yang direncanakan. Impelementasi memerlukan perencanaan, dan perencanaan
terfokus pada tiga faktor: orang, program, dan proses. Dimana ketiga aspek tadi
saling menunjang satu dengan yang lainnya. Skala prioritas pada satu aspek juga
akan berdampak kepada aspek yang lainnya
Impelementalism, orang akan diubah. Namun mereka juga takut terhadap
perubahan terutama jika ia datang dengan cepat atau jika mereka merasa bahwa
mereka tidak memiliki kontrol atau pengaruh atasnya
B. Perencanaan Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013
a. Konsep Dasar Perencanaan pembelajaran
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan
pembuat perencanaan. Namun yang lebuh tepat adalah perencanaan yang dibuat
harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran1
Perencanaan pembelajaran sebagai alat bantu pelaksanaan pembelajaran
hendaknya disusun guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Bertemali
dengan kondisi ini, penyusunan perencaaan pembelajaran merupakan bagian
tugas administrasi guru yang berdampak langsung bagi kepentingan
pembelajaran. Banyak ahli yakin bahwa melalui perencanaan yang baik akan
proses pembelajaranpun akan berjalan dengan baik pula. Bahkan ada pendapat
yang menyatakan keberhasilan pembelajaran 50% nya ditentukan oleh
perencanaan yang dibuat. Dengan demikian, semakin baik perencanaan
pembelajaran dikembangkan yakni akan semakin baik pula proses pembelajaran
dilaksanakan.2
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses,
perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu kepada standar isi. Perencanaan
Pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran.3
Dalam permendikbud nomor 65 tahun 2013 dinyatakan bahwa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
1 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA , 2012), hlm. 15 2Yunus Abidin, op.cit., hlm. 27
3 Ibid., hlm. 287- 289
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
pengembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas beberapa elemen dasar sebagaimana diuraikan
Permendikbudnomor 65 tahun 2013 di bawah ini:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
b. Identitas mata pelajaran atau tema/ subtema
c. Kelas/semester
d. Materi pokok
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerta operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencangkup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prispsi, dan prosedur yang relevan dan
ditulis dalam bentuk butir- butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi
i. Metode pembelajaran, digunakan untuk pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaiakan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, dalam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan
l. Langkah- langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti dan
penutup
m. Penilaian hasil pembelajaran
Dalam penyususnan RPP hendaknya memperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:
1. Perbadaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belatar, latar belakang, budaya, norma, nilai, dan atau
lingkungan peserta didik
2. Partisipasi aktif peserta didik
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
krativitas, inisiatif, inspiratif, inovatif dan kemandirian
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP membuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi
6. Pendekatan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pemelajara, indikator pencampaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013)
b. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2013
Dalam mengembangkan RPP bagi pembelajaran dalam konteks kurikulum
2013, minimalnya ada dua utama yang harus diperhatikan. Kedua hal tersebut
adalah persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan yang kedua adalah
pelaksanaan proses pembelajan. Kedua hal yang harus diperatikan sejalan dengan
regulasi maksud adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a) Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran SD/MI 35 menit, SMP/
MTS 40 menit, SMA/MA 45 menit, dan SMK/MAK 45 menit
b) Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
c) Pengelolahan kelas
(1) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai
dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran
(2) Volume dan intonasi suara guru dalam prosespembelajaran
harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik
(3) Guru wajib menggunakan kata- kata santun, lugas, dan mudah
dimengerti oleh peserta didik
(4) Guru menyesuikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik
(5) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggaraan proses pembelajaran
(6) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons
dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung
(7) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya
dan mengemukakan pendapat
(8) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi
(9) Pada tiapa awal semester, guru menjelaskan kepada peserta
didik silabus materi mata pelajaran
(10) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupana implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup
a) Kegiatan Pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: Menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik, memberi motivasi belajara siswa
secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar, mengajukan
pertanyaan- pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan
menjelaskan uraian kegiatan sesuai silabus
b) Kegiatan Inti. Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, media
pembelajaran, metode pembelajaran, dan sumber belajara yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Pemilihan pendekatan tematik juga disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan
(1) Sikap
Salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan. Seluruh aktivitas berorientasi pada tahapan kompetensi
yang mendorong siswa untuk melakukan kativitas tersebut
(2) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, mengananlisis, mengevaluasi hingga mencipta. Untuk
memperkuat pendekatan scientifik maka disaran menggunakan
penerapan berbasis penelitian (discovery, inquiry learning) . dan untuk
mendorong peserta didik menghasilkan sesuatu perlu menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning)
(3) Keterampilan
Keterampialn diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menaji dan mencipta. Untuk mendorong
mewujudkan keterampilan tersebut pembelajaran perlu menerapkan
modus belajar berbasis penelitian (discovery, inquiry learning). Dan
untuk mendorong peserta didik menghasilkan sesuatu perlu
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning)
c) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
(1) Seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran dan hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung
maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran
(2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
(3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok
(4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya
c. Gambaran penyusunan RPP secara lengkap dam sistematis:
1. Bagian Identitas RPP
Bagian identitas RPP minimalnya mencantumkan identitas sekolah,
identitas mata pelajaran atau tema/ subtema untuk sekolah dasar,
kelas/semeter, materi pokok, dan alokasi waktu.dalam format RPP bagiann ini
biasanya diletakkan pada awal RPP dan posisinya diatur secara simetris sesuai
dengan jenis kertas yang digunakan
2. Bagian Tujuan RPP
Pada bagian ini harus tercantum secara jelas kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator pencapaian, dan tujuan pembelajaran khusus. Baik untuk
kompetensi inti maupun untuk kompetensi dasar hal yang harus dilakukan
adalah menentukan terlebih dahulu KI 3 dan KI 4 terlenih dahulu sebelum
menentukan KI 1 dan KI 2, demikian pula tentukan dahulu KD 3 dan KD 4
sebelum menentukan KD 1 dan KD 2. Proses penyusunan ini akan
mempermudah hubungan antara keempat kelompok KI dan KD
Berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan sejalan
dengan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator yang dipersyaratkan
dalam kurikulum. Salah satu kaidah penyusunan tujuan tersebut dikenal
dengan konsep A, B, C, dan D. Secara terperinci kaidah ini dijelaskan sebagai
berikut:
a. A adalah singkatan dari audiens. Audiens dalam hal ini adalah siswa
b. B adalah singkatan dari behavior. Behavior adalah tingkah laku yang
dilakukan siswa selama dan setelah proses pembelajaran dengan
menggunakan kata- kata operasional
c. C adalah singkatan dari condition. Kondisi adalah seting yang
melingkupi siswa dalam proses pembelajaran
d. D adalah singkatan dari degree. Degree adalah tingkatan yang harus
dicapai siswa dalam mempelajari konsep tertentu. Penentuan degree
hendaknya menggunakan skala sifat yang bersifat kuantitatif sehingga
jelas keterukurannya. Dan bisa juga menggunaka skala tingkat kualitatif
namun harus terperinci indikator dan subindikator apa yang
membedakan tiap tingkatan keberhasilan belajarnya
Dalam kaitannya dengan pembelajaran tematik integratif di sekolah dasar,
bagian ini harus menyajikan secara lengkap KI, KD, Indikator, dan tujuan
pembelajaran dari tiap mata pelajaran yang akan diajarkan dalam satu hari
pembelajaran
1. Bagian Materi RPP
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentukk butir- butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi. Penulisan pembelajaran harus sistematis sehingga tergambar jelaskelogisan
materi yang disampaikan.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran tematik integratif disekolah dasar, materi
pembelajaran harus terperinci dengan jelas sesuai dengan mata pelajaran yang akan
diajarkan. Dan menunjukkan ada hubungan antara materi satu dengan materi lain
sehingga keterpaduannya sudah dapat digambarkan
2. Bagian Metode Pembelajaran
Pada bagian ini harus tercermin pendekatan apa yang akan digunakan selama proses
pembelajaran. Setelah menuliskan pendekatan pembelajaran, tuliskan pula metode/ model
pembelajaran yang akan digunakan, dan barulah menulis teknik pembelajaran. Guna
mengisi bagian ini secara tepat, guru harus bisa membedakan mana yang berkatagorikan
teknik pembelajaran
3. Bagian Tahap Pembelajaran/ Langkah-langkah Pembelajaran
Bagian ini memiliki banyak nama dengan makna yang relatif sama. Nama-nama yang
sering digunakan adalah tahapan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, prosedur
pembalajaran, ataupun pengalaman belajar yang terpenting dalam penulisan bagian ini
adalah hendaknya bagian ini dibagi atas 3 bagian besar yakni bagian pendahuluan, inti,
dan akhir pembelajaran. dalam konteks pembelajaran dilakukan dalam beberapa kali
pertemuan. Dalam konteks pembelajarn dilakukan dalam bebrapa kali pertemuan, dan
masing- masing pertemuan tersebutharus tergambar secara jelas mana bagian
pendahuluan, inti, dan akhir pembelajaran disertai dengan alokasi waktu untuk tiap
tahapannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah dituliskan metode atau model
pembelajaran. dan hal ketiga yang harus diperhatikan adalah kegiatan harus
mencerminkan adanya upaya pembinaan sikap, pengembangan, keterampilan dan
memperoleh pengetahuan
4. Bagian Media dan Sumber Belajar
Pada bagian ini seluruh media yang akan digunakan selama proses pembelajaran
harus dituliskan secara lengkap. Dan kasus pembelajaran harus menggunakan eksperimen
dan perinciannya cukup dilampirkan. Sumber belajar juga harus diuliskan secara lengkap
dalam bagian ini. Sumber belajar meliputi buku pembelajaran, lingkungan sekolah/
masyarakat, nara sumber, perpustakaan, dan sumber belajar lainnya
5. Bagian Penilaian
Pada bagian ini harus dituliskan secara jelas jenis/ ragam/ prosedur bentuk penilaian
yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Dan pada
bagian ini juga harus dituliskan instrumen dan kunci jawaban atau pedoman penelitian
yang akan digunakan
6. Bagian Pengesahan
Pada bagian ini dituliskan tempat pembuatan RPP dan tanggal pembuatan RPP.
Setelah itu harus dituliskan pula nama guru pembuat RPP dan pihak yang memgetahui
RPP. RPP juga harus ditandatangani oleh guru dan pihak yang mengetahui sebagai
bentuk pengesahan
d. Gambaran Rencana Pelaksaan Pmebelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini merupakan salah satu hasil kerja
para guru SD yang mengikuti pelatihan pembelajaran tematik integratif kurikulum
2013 dijakarta pada mei 2013 dengan modifikasi seperlunya pada beberapa
bagian.4 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Kurikulum 2013
dibawah ini:
Mata Pelajaran: PPKn, Bahasa Indonesia, Penjasorkes, Tema: Diri Sendiri,
Subtema: Kegunaan dan Merawat Anggota Tubuh
a. Kompetensi Inti bidang studi PPkn, Bahasa Indonesia dan Penjasorkesa adalah
Memehami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah
b. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi dasar mata pelajaran PPKn adalah mengetahui tata tertib dan aturan
yang berlaku dalam kehidupan sehari- hari di rumah dan di sekolah (KD- 3),
Bahasa Indonesia adalah memahami cara melafalkan kata dan kalimat dengan
benar (KI-3, KD-3) dan berkomunikasi secara lisan dengan orang lain dengan
menggunakan informasi tentang data diri, bagian tubuh dan kebutuhan tubuh,
lingkungan dan pola hidup sehat, lingkungan sekitar, buah, tanaman, dan masakan
(KI-4 KD-4), dan Penjasorkes adalah Mengetahui cara menjaga kebersihan diri
yang meliputi kebersihan badan, kuku, kulit, gigi, rambut dan pakaian
4 E. Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: RT. Remaja Rosdakarya,
2013), hlm 304
Indikator mata pelajaran PPKn adalah Menyebutkan kebiasaan yang
berlaku dalam kehidupan sehari- hari di rumah, Bahasa Indonesia adalah
melafalkan kata sesuai gambar dengan benar dan menyebutkan kegunaan anggota
tubuh, dan Penjasorkes adalah melakukan praktek mencuci tangan
c. Tujuan Pembelajaran
Mata pelajaran PPKn adalah melalui kegiatan inkuiri sederhana, peserta
didik dapat menyebutkan 3 kebiasaan baik dalam merawat anggota tubuh dengan
benar dan lancar, Bahasa Indonesi adalah melalui kegiatan discovery sederhana,
peserta didik dapat: a) melafalkan kata sesuai 5 gambar yang tersedia, b)
menceritakan gambar tentang kegunaan tangan dengan lengkap dan tepat. Dan
Penjasorkes melalui kegiatan ekperimen, peserta didik dapat: a) menjelaskan 3
alasan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, b) mempraktikkan mencuci
tangan dengan benar dan hasilnya bersih
d. Materi Ajar
Materi ajar mata pelajaran PPKn adalah kebiasaan baik merawat anggota
tubuh, Bahasa Indonesia adalah melafalkan kata berdasarkan gambar,
menceritakan gambar, kegunaan tangan, cara merawat tangan, dan Penjasorkes
adalah kegunaan tangan, merawat tangan, praktik mencuci tangan
e. Model dan Metode Pembelajaran
Model dan metode pembelajarannya antara lain: pendekatan proses
scientifik, inkuiri, discovery, eksperimen, tanya jawab, pengamatan, penugasan,
ceramah
e. Skenario/ Langkah- langkah Pembelajaran
Ada 3 langkah- lanhkah pembelajaran antara lain:
Pendahuluan (10 menit). a) mengondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran, b) siswa menyanyika lagu berjudul macam- macam anggota tubuh,
c) iswa bersama guru melakukan tanya jawab isi lagu, d) siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan
hari ini, e) siswa memperhatikan penjelasan guru tentang langkah- langkah
kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini
Kegiatan Inti 1 (60 menit), a) Eksplorasi antara lain: siswa mengamati
dirinya sendiri dan temannya, siswa menunjukkan bagian anggota tubuh sesuai
yang diucapkan oleh guru, b) Elaborasi antara lain: siswa menunjukkan bagian
anggota tubuh teman dalam permainan, siswa menyebutkan cara- cara sederhana
dalam merawat anggota tubuh, c) Konfirmasi antara lain: siswa menjawab
pertanyaan guru tentang kebiasaan menjaga anggota tubuh
Kegiatan Inti 2 (60 menit), a) Eksplorasi antara lain: siswa mengamati
gambar anggota tubuh yang disediakan guru, siswa menirukan kata yang
diucapkan guru sesuai gambar, b) Elaborasi antara lain siswa menghubungkan
kata dengan anggota tubuh yang ada dalam gambar dalam kelompok yang
dibentuk guru, siswa bertukar pasangan untuk mengetahui hasil kerja kelompok
ini, c) Konfirmasi antara lain: siswa bertukar pasangan untuk mnegetahui hasil
kerja kelompok lain, siswa mendengarkan cerita tentang kegunaan tangan sebagai
penguat
Kegiatan Inti 3 (30 menit), a) Eksplorasi antara lain siswa memperhatikan
contoh cara mencuci tangan yang benar, siswa memilih gambar tentang langkah-
langkah mencuci tangan, b) Elaborasi antara lain siswa mengurutkan gambar
tentang langkah- langkah mencuci tangan, siswa mencuci tangan secar bergantian
(Selama praktik mencuci tangan siswa lain yang belum mendapat giliran,
mengerjakan lembar kerja dari guru tentang alasan mencuci tangan), c) Elaborasi
antara lain siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang cara baik mencuci
tangan
Kegiatan Penutup (15 menit), antara lain: a) siswa bersama guru membuat
simpulan tentang cara memelihara anggota tubuh, b) siswa bersam guru
mengadakan refleksi, c) siswa mendapatkan kegiatan tindak lanjut dari guru, d)
Do’a penutup
f. Media dan Sumber Belajar
Media pembelajaran meliputi: gambar tangan dan kegunaannya, alat- alat
cuci tangan dan alat potong kuku. Sumber belajar yang digunakan antara lain: a)
Buku: Dwi Tyas Utami dan Irene M J Astuti (2013) Penduan Belajar Tematik:
Diriku. Jakarta: Penerbit Erlangga, b) Buku: TIM Kemendikbud (2013) Diriku:
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud, c) Internet
g. Penilaian
Prosedur penilaianya adalah proses dan hasil, jenis penilaiannya adalah
tes tertulis dan penilaian performa dan cakupannya meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan
C. Pelaksanaan Scientific Approach Kurikulum 2013
a. Scientific Approach
1) Hakikat Model Pembelajaran Saintifik Approach
Model pembelajaran scientifik approach merupakan model pembelajaran
yang menuntut siswa beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains, dalam
praktiknya siswa diharuskan melakukan serangkaian aktivitas selayaknya
langkah-langkah penerapan metode ilmiyah. Serangkaian aktivitas dimaksud
meliputi: a) merumuskan masalah, b) mengajukan hipotesis, c) mengumpulkan
data, d) mengolah dan menganalisis dara, dan e) membuat kesimpulan.
Model pembelajaran proses scientifik approach dapat dikatakan sebagai
proses pembelajaran yang memadu siswa untuk memecahkan masalah melalui
kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis
data yang diteliti untuk menghasilkan kesimpulan. Model pembelajaran scientifik
proses, sebagaimana penelitian, memiliki beberapa karakteristik khusus dalam
penerapannya. Karakteristik tersebut antara lain: a) objektif, artinya pembelajaran
senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan siswa dibiasakan memberikan
penilaian secara objektif terhadap objek tersebut, b) faktual artinya pembelajaran
senantiasa dilakukan terhadap masalah- masalah faktual yang terjadi di sekitar
siswa sehingga siswa dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, c) sistematis artinya pembelajaran yang
dilakukan berdasarkan tahap belajar yang sistematis dan tahapan belajar ini
berfungsi sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran, d) bermetode artinya
dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiyah tertentu yang sudah teruji
keefektifannya, e) cermat dan tepat artinya pembelajaran dilakukan untuk
membina kecermatan danketepatan siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atau
objek belajar, f) logis artinya pembelajaran yang mengangkat hal yang masuk
akal, g) aktual artinya bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks
kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna, h) isinterested artinya
pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan benar- benar
berdasarkan pencapaian siswa , i) unsupported opinion artinya pembelajaran tidak
dilakukan dengan pendapat yang tidak disertai bukti- bukti nyata, j) verifikasi
artinya hasil belajar siswa dapat diverifikasi kebenarannya melalui konfirmasi,
direvisi, dan diulang dengan cara yng sama atau berbeda
2) Konsep Scientific Approach dalam pembelajaran
Konsep Scientific Approach dalam pembelajaran ini telah dikemukakan
kemendikbud 2013 sebagai asumsi ilmiah yang melandasi proses pembelajaran.
berdasarkan pengertian ini Kemendikbud menyajikan pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran secara visual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Scientific Approach dalam pembelajaran
Menga
mati
Menanya Menalar Mencoba Menyimp
ulkan
Mengkom
unikasika
n
3) Komponen- komponen Scientific Approach
Komponen- komponen terperinci menjelaskan keterampilan- keterampilan belajar
yang membangun Scientific Approach dalam belajar sebagai berikut:
a) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pemebalajaran.
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan medio objek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang dan mudah pelaksanaannya.
Metode mengamati sangat bermanfaat penuh bagi rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah- langkah sebagai berikut: (1) menentukan objek apa yang akan
diobservasi, (2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek
yang akan diobservasi, (3) menentukan secara jelas data- data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder, (4) enentukan dimana tempat
objek yang akan diobservasi, (5) menentukan secara jelas bagaimana
observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah, (6)
menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi
b) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan dan
pengetahuannya. Ketika guru menjawab pertanyaan pesera didiknya, ketika
itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik.
Aktifitas bertanya memiliki bebrapa fungsi, sebagai berikut: (1)
membangkitkan rasa ingin tahu, (2) mendorong dan menginspirasi peserta
didik, (3) mendiagnosis kesulitan belajara, (4) menstrukturkan tugas- tugas
dan memerikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap,
keterampilan, pemahamannya atas subtansi pembelajaran, (5) membangkitkan
keterampilan peserta didik dalam berbicara, (6) mendorong partisipasi peserta
didik dalam berdiskusi, (7) membangun sikap keterbukaan untuk saling
memberi dan menerima pendapat, (8) membiasakan peserta didik berfikir
spontan dan cepat, (9) melatih kesantunan dalam berbicara
c) Menalar
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Istilah menalar disini merupakan padanan dari associating bukan
merupakan terjemahan dari reasioning, meski istilah ini juga bermakna
menalar atau penalaran. Karena itu aktivitas menalar dalam konteks
pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan Scientific Approach banyak
merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.
Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan
mengelompokkan beragam isu dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk
kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Untuk meningkatkan
daya menalar peserta didik perlu dilakukannya: (1) guru membentuk
pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap, (2) guru tidak banyak
menerapkan metode ceramah, (3) bahan pembelajaran disusun secara
berjenjang, (4) kegiatan pembelajarn berorientasi kepada hasil, (5)
setiapkesalahan harus segera dikoreksi, (6) perlu dilakukan pengulangan (7)
penilaian dilakukan atas prilaku yang nyata
d) Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata peserat didik harus melakukan
percobaan. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksud untuk
emngembangkan berbagai ranah tujuan belajar, sikap keterampilan dan
pengetahuan. Aktivitas yang nayata untuk ini adalah: (1) menentukan tema
atau topik sesuai kompetensi dasar, (2) mempelajari cara- cara penggunaan
alat dan bahan, (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dari hasil
eksperimen, (4) melakukan dan mengamati percobaan, (5) menarik simpulan
dari hasil percobaan. (6) membuat dan mengkomunikasikan hasil percobaan
e) Menganalisis Data dan Menyimpulkan
Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang
telah dihasilkan. Proses pemaknaan data ini melibatkan kegunaan sumber-
sumber penelitian lain atau pengetahuan yang sudah ada. Kemampuan
menyimpulkan merupakan proses kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan.
Simpulan biasanya menjawab rumusan masalah yang diajukan sebelumnya
f) Mengkomunikasikan
Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini siswa harus
mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif
b. Kurikulum 2013
1) Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum
terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan dan perbuatan pendidikan. Kurikulum
disusun oleh para ahli pendidikan/ ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, penididk,
pejabat pendidik, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini
disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan,
dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-
citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat5
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
5 Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2012), hlm. 150
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut.
2) Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (a)
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik, (b) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar, (c) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat, (d) memberi
waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, (e) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran, (f) kompetensi
inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti, (g) kompetensi
dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
3) Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia6
D. Evaluasi Scientific Approach Kurikulum 2013
Dalam sistem pembelajaran evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan
tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil
yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki
dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran7
a. Penilaian Unjuk kerja
Dalam implemantasi kurikulum 2013, amat dianjurkan agar guru lebih
mengutamakan penilaian unjuk kerja. Peserta didik diamati dan dinilai bagaimana
mereka dapat bergaul, bagaimana mereka bersosialisasi di masyarakat, dan
bagaimana mereka menerapkan pembelajaran di kelas dalam kehidupan sehari- hari
Dalam hubungannya dengan penilaian unjuk kerja, Leighbody mengemukakan
bahwa elemen- elemen kinerja yang dapat diukur: 1) kualitas penyelesaian pekerjaan,
ketermpilan menggunakan alat- alat, 3) kemampuan menganalisis dan merencanakan
prosedur kerja sampai selesai, 4) kemampuan mengembil keputusan berdasarkan
aplikasi informasi yang diberikan dan 5) kemampuan membaca, menggunakan
diagram, gambar- gambar, dan simbol- simbol. Pengembangan elemen- elemen
tersebut dapat dikemas dalam format sebagai berikut:
6 Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan no 67 Tahun 2013
7 Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA , 2012), hlm. 2
Tabel 2.2 Format Penilaian Unjuk Kerja
No Kerja yang
dinilai
Tanggapan
guru
Tanggapan
orang tua
Simpulan
1 Kualitas
penyelesaian
pekerjaan
2 Keterampilan
menggunaka alat
3 Kemampuan
menganalisis dan
merencanakan
prosedur kerja
4 Kemampuan
mengambil
keputusan
5 Kemampuan
membaca,
menggunakan
diagram, gambar
dan simbol
Simpulan
Keterangan:
- Tanggapan guru adalah tanggapan dan penilaian guru terhadap kompetensi peserta didik
berkaitan dnegan aspek- aspek keterampilan yang diukur
- Tanggapan orang tuan adalah tanggapan dan penilaian orang tua atau wali terhadap
kompetensi peserta didik berkaitan dengan aspek- aspek keterampilan yang diukur
- Simpulan adalah penilaian guru dengan memperhatikan pendapat oran tua terhadap
setiapa aspek keterampilan yang diukur, bisa secara kualitatif (baik, cukup, kurang) bisa
juga secara kuantitatif, dan dikuantifikasi (9, 8,7)
- Simpulan akhir adalah hasil kumulatif peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan
atau kompetensi yang dikuasai. Simpulan akhir ini merupakan akumulasi dari setiap
aspek keterampilan yang diukur
Dalam penilaian pembelajaran, penilaian unjuk kerja dapat dilakukan secara efektif
dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1) tetapkan kinerja yang akan dinilai, 2) buat
daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dai masing- masing mata
pelajaran, 3) tentukan pekerjaan untuk eserta didik yang mencangkup smua elemen
kinerja yang dinilai dan alokasi waktu yang diperlukan, 4) buat semua daftar bahan, alat
dan gambar yang diperlukan untuk mengerjkan penilaian, 5) siapkan petunjuk tertulis
yang jelas untuk peserta didik, 6) siapkan system konsekoran
Pelaksanaa penilaian untuk kerja perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1)
peserta didik telah memperoleh semua bahan, alat, instrymen, gambar- gambar atau
semua peralatan penyelesaian tes, 2) peserta didik telah mengetahua apa yang harus
dilakukannya, 3) peserta didik harus mengetahui butir- butir yang akan dinilai, 4) bahan,
mesin- mesin, alat- alat yang digunakan peserta didik memiliki kondisi yang sama, 5) bila
waktu yang dinilai, cek dulu dengan teliti, 6) bila kemampuan merencanakan pekerjaan
pemakaian alat yang diukur, amati peserta didik selama bekerja, 7) guru jangan member
pertolongan kepada peserta didik, kecuali menjelaskan petunjuk- [etunjuk yang telah
diberikan kepadanya
b. Penilaian Karakter
Penilaian ini bermaksud mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta
didik. Pembentukan karakter memang tidak bim salabim atau terbentuk dalam waktu
singkat, tapi indikator prilaku dapat terdeteksi secara didi oleh guru. Contoh format
penilaian karakter dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.3 Format Penilaian Karakter Peserta Didik
Jenis Karakter Indikator
Bertanggungjawab a. Melaksanakan kewajiban
b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan
c. Mentaati tata tertib
d. Memelihara fasilitas sekolah
e. Menjaga kebersihan lingkungan
Pecaya diri a. Pantang menyerah
b. Berani menyatakan pendapat
c. Berani bertanya
d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
e. Berpenampilan tenang
Saling menghargai a. Menerima perbedaan pendapat
b. Memaklumi kekurangan orang lain
c. Mengakui kelebihan orang lain
d. Dapat bekerjasama
e. Membantu orang lain
Bersikap santu a. Menerima nasehat guru
b. Menghindari permusuhan dengan teman
c. Menjaga perasaan
d. Menjaga ketertiban
e. Berbicara dengan tenang
Kompetitif a. Berani bersaing
b. Menunjukkan semangat berprestasi
c. Berusaha ingin lebih maju
d. Memiliki keinginan untuk tahu
e. Tampil beda dan unguul
Jujur a. Mengemukakan apa adanya
b. Berbicara secara terbuka
c. Menunjukkan fakta yang sebenarnya
d. Menghargai data
e. Mengakui kesalahan
c. Penilaian Portofolio
Portofolio adalah penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian portofolio dapat dilakuakan bersama- sama
oleh guru dan peserta didik melalui diskuai untuk membahas hasil kerja peserta didik.
Adapun format penilaiannya sebagai berikut:
Tabel 2.4 Format Penilaian Portofolio 1
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi Nama: ...........................................
Tanggal: ........................................
Prosedur Kegiatan Penilaian
Jelek/ Cukup/ Baik/ Sangat Baik
1.
2.
3.
Dicapai melaui
1. Diri sendiri
2. Bantuan guru
3. Seluruh kelas
4. Kelompok besar
5. Keloompok kecil
Komentar guru
Komentar orang tua Tanggapan siswa
Tabel 2.5 Format Penilaian Portofolio 2
Kompetensi
Dasar
Karakter Materi Pokok Jenis Tugas Keterangan
d. Penilaian Ketuntasan Belajar
Penilaian ketuntasan belajar ditetapkan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) dengan mempertimbangkan 3 komponen: (1) kompleksitas materi dan
kompetensi yang harus dikuasai, (2) daya dukung, (3) kemampuan awal peserta didik.
Layanan bagi peserta didik dibawah normal disebut program perbaikan, sengangkan
diatas normal disebut program pengayaan. Berikut format keduanya:
Mata Pelajaran: ............................................................................
Kompetensi Dasar: .......................................................................
Kelas: ...........................................................................................
Tahun Pelajaran: ..........................................................................
Ulangan Harian Tanggal: .............................................................
Tabel 2.6 Format Lembaran Program Perbaikan
No Nama
Siswa
Nilai
Sebelum
perbaikan
Tanggal
Perbaikan
Bentuk
Perbaikan
Nilai
Setelah
Perbaikan
Keter
angan
FORMAT LEMBARAN PROGRAM PENGAYAAN
Mata Pelajaran: ..................................................................................
Kompetensi Dasar: .............................................................................
Kelas: .................................................................................................
Tahun Pelajaran: ................................................................................
Ulangan Harian Tanggal: ...................................................................
Tabel 2.7 Format Lembaran Program Perngayaan
No Nama
Siswa
Nilai
Ulangan
Bentuk
Pengayaan
Tanggal
Pengayaan
Keterangan
Dalam rangka pencapaian KKM perbaikan program dan peningkatan layanan
pembelajaran, guru jjga bisa menjaring data melalui penilaian diri sendiri oleh peserta
didik.8 Dengan format:
Nama: .................................................................................................
Mata Pelajaran: ..................................................................................
Tabel 2.8 Format Penilaian Diri Sendiri
No Perntayaan Ya Tidak Catatan
Guru
1 Saya sering kehilangan
konsentrasi dalam
belajar matematika
2 Saya sulit mengikuti
pelajarn matematika
3 Saya sulit mengerjakan
tugas- tugas matematika
4 Saya memerlukan waktu
lama untuk belajar
matematika
5 Saya tidak pernah
mendapat nilai bagus
dalam pelajaran
matematika
6 Dan seterusnya
8 E. Mulyasa, op.cit., hlm. 144- 153
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskrptif-Kualitatif. Menurut Boghdan
dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy Moleong menyebutkan bahwa
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.1 Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang objektif, faktual, akurat dan sistematis,
mengenai masalah-masalah yang ada di obyek penelitian. Sesuai dengan rumusan
masalah Analisis Pelaksanaan Scientific Approach Pada Kurikulum 2013 Siswa Kelas 1
A di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
Penelitian kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan nyata, (1)
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan; (2)
metode ini secara langsung berhubungan antara peneliti dan responden; (3) metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak kejelasan pengaruh bersama
dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.2
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Menurut Suharsimi
Arikunto penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,
terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,lembaga atau gejala tertentu.3
B. Kehadiran Peneliti
1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2000), hlm. 3
2 Ibid., hlm. 8
3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2002), hlm. 120
Sebagaimana dinyatakan oleh Lexy Moleong (2002), kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil
penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sisni tepat kerena ia menjadi
segalanya dari keseluruhan proses penelitian.4
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka pada dasarnya kehadiran peneliti di
sini, di samping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting dalam seluruh kegiatan
penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti itu sendiri atau dengan dari
bantuan orang lain merupakan pengumpul data utama.
C. Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MI Hidayatul Mubtadi’in yang beralamat
di jalan Kyai Parseh Jaya 52 Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedung kandang Kota
Malang merupakan satu-satunya MI di kelurahan bumiayu yang saat ini memiliki siswa
siswi berjumlah 241. Status tanah Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in yang
terkareditasi B ini adalah wakaf milik yayasan dengan luas tanah 1850 m²
Berkenaan dengan penentuan lokasi penelitian, maka peneliti tertarik untuk
memilih lokasi Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang karena
sekolah tersebut adalah madrash unggulan dan satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah yang
ada di Kec. Kedung Kandang
Keberhasilan yang sanagt cepat telah ditunjukan, Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang dalam beberapa tahun terahir ini telah meraih prestasi yang
sangat membanggakan, baik itu di tingkat kabupaten maupun daerah.
4Lexy, Op.cit., hlm. 121
Berdasarkan fakta yang terjadi, peneliti menjadikan alasan untuk menjadikan
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang untuk dijadikan objek
penelitian yang tepat dalam kaitannya tentang pelaksanaan scientific approach pada
kurikulum 2013
D. Data dan Sumber Penelitian
Sumber data utama dalam penelitian Deskriptif-Kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan sumber data yang
lain.5 Jadi sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang diperoleh dari informan
dan dokumen yang merupakan data tambahan. Dalam hal ini, data penelitian diperoleh
dari sumber data yang terbagi atas: a) sumber personal, data yang diperoleh berupa
jawaban lisan. Misalnya, dari Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadiin, b) sumber place,
sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan objek yang diteliti. Misalnya,
keadaan ruang belajar siswa berupa kelas, perpustakaan, dll, dan, c) sumber paper, berupa
data yang menyajikan tulisan, arsip, dsb.
Penjaringan data diperoleh dari sumber yang dapat memberikan informasi yang
relevan dengan masalah yang diteliti. Dalam mengumpulkan data melalui wawancara
menggunakan teknik snow ball sampling yang terus menggelinding semakin lama
semakin besar dalam arti memperoleh informasi secara terus-menerus dan baru akan
berhenti setelah informasi yang diperoleh telah lengkap
E. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan tiga metode yaitu :
a) Interview (wawancara)
5 Ibid., hlm. 112
Menurut M. Nazir, interview (wawancara) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap
muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden
dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Alat pengambilan data ini digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang obyektif yang diperlukan peneliti tentang latar belakang
obyek penelitian di Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in
Bumiayu Malang yakni Hikmatul Mahfudzoh S, Pdi serta teknik wawancara ini
digunakan peneliti untuk mengetahui kondisi riil di lapangan secara umum
mengenai pelaksanaan Scientific Approach pada kurikulum 2013.
b) Observasi
Mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses.6 Pengamatan
merupakan metode yang pertama-tama digunakan dalam melakukan penelitian
ilmiah. Teknik observasi adalah pengamatan melalui pemusatan terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indera yaitu, penglihatan, peraba,
penciuman, pendengaran, pengecapan. Teknik ini digunakan oleh peneliti dengan
maksud agar memperoleh data yang lebih akurat dengan mendatangi langsung
lokasi penelitian serta menjadi partisipan di sana sesuai kesempatan waktu yang
diberikan oleh pihak madrasah.
c) Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu, mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
6 Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 189
agenda dan sebagainya. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda
hidup tetapi benda mati.7
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan terkait
dengan permasalahan Pelaksanaan Scientific Approach Pada Kurikulum 2013
F. Analisis Data
Menurut Moleong, analisa data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data karena dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja spirit yang disarankan oleh data.
Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,
setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah selanjutnya mengadakan reduksi
data yang dilakuan dengan jalan membuat abstraksi atau ringkasan inti, langkah
berikutnya menyusun dalam satuan-satuan. Satuan-satuan ini yang kemudian
dikategorikan sambil membuat coding (pengkodean), tahap terakhir dari analisis data
adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data8. Proses penelitian ini mengandung tiga
komponen diantaranya:
a) Reduksi Data
Menurut Mathew B.M dan A.M Hubberman, reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diferifikasi.9
Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari informan kunci, yaitu Guru Kelas 1
A dan dikategorikan secara sistematis agar mendapatkan gambaran dan data yang sesuai
7 Ibid, hlm. 206
8Lexy J. Moleong, op.cit., 190
9 Mathew B.M dan A.M Hubberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1992), hlm. 16
dengan tujuan penelitian yaitu Pelaksanaan Scientific Approach Pada Kurikulum 2013 MI
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
b) Penyajian Data
Dalam hal ini Mathew B. M dan A. M Huberman membatasi suatu“penyajian”
sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.10
Data yang sudah direduksi dan diklarifikasi akan berdasarkan kelompok masalah
yang diteliti, memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi. Sehingga
peneliti dapat mengambil kesimpulan dari upaya Pelaksanaan Scientific Approach Pada
Kurikulum 2013 MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
c) Verifikasi atau menarik Kesimpulan
Verifikasi adalah suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan peninjauan kembali
serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif, atau juga upaya-upya luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam
seperangkat data yang lain.11
Ketiga komponen analisis ini saling berkaitan, sehingga menentukan hasil akhir
dari penelitian, data yang disajikan secara sistematis berdasarkan rumusan penelitian.
Tampilan data yang dihasilkan digunakan untuk interpretasi data. Kesimpulan setelah di
adakan cross chek terhadap sumber lain melalui wawancara dengan informan.
10
Ibid., hlm. 17 11
Ibid., hlm. 19
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
a. Analisis data selama di lapangan
Analisis data selama dilapangan dalam penelitian ini tidak dikerjakan setelah
pengumpulan data selesai, tetapi selama pengumpulan data berlangsung dan
dikerjakan terus menerus hingga penyusunan laporan selesai. Kegiatan analisis data
ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Penetapan fokus penelitian.
2) Pembuatan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul.
3) Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan
pengumpulan data sebelumnya.
1) Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data
berikutnya
b. Analisis data setelah dikumpulkan
Dalam penelitian ini yang digunakan dalam menganalisa data yang sudah
diperoleh adalah dengan cara deskriptif (non statistic), yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mendeskripsikan data yang diperoleh berupa kata-kata atau kalimat
yang diklasifikasikan dengan kategori untuk memperoleh hasil penelitian yang akan
dipaparkan pada bab IV dan bab V.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep
kesahihan (validitas) dan keadaan (reliabilitas) menurut versi “positivisme” dan
disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri.12
Moleong menyebutkan bahwa dalam penelitian diperlukan suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu
diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a) Presistent Observation (ketekunan pengamatan), yaitu mengadakan observasi
secara terus menerus terhadap berbagai aktifitas yang sedang berlangsung di
lokasi penelitian.
b) Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah
pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dezin (1978) dalam Moleong
membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik,dan teori.13
Dalam
penelitian ini, teknik triangulasi yang dilakukan peneliti membandingkan data
hasil pengamatan yang diperoleh dari lapangan dengan data hasil wawancara
pada sumber data (primer).
c) Peerderieting (pemeriksaan sejawat melalui diskusi), bahwa yang dimaksud
dengan pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan
dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yangdiperoleh dalam
bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Setelah hasil akhir
12
Lexy J. Moleong, Op. Cit., hlm. 171 13
Ibid., hlm. 178
sementara diperoleh dilakukan diskusi dengan teman sejawat dengan maksud
untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka tentang
Pelaksanaan Scientific Approach Pada Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
H. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan yakni :
1. Tahap pra lapangan
a. Memilih objek penelitian.
b. Melakukan izin lisan kepada kepala madrasah Senin, 11 November 2014.
c. Meminta surat izin penelitian kepada Fakultas pada tanggal 13 November 2014
d. Menyerahkan surat izin penelitian dari Fakultas pada pihak Madrasah pada
tanggal 14 November 2014
e. Mengadakan wawancara langsung dengan kepala Guru Kelas 1 A pada tanggal 17
November 2014
f. Mengadakan dokumentasi serta observasi langsung di Madrasah pada tanggal 20
November 2014
g. Melakukan wawancara langsung dengan Guru Kelas 1 A terkait hal-hal yang
dirasa kurang pada wawancara pertama pada tanggal 13 Desember 2014.
2. Tahap pelaksanaan di lapangan
a. Melakukan wawancara dengan Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang pada tanggal 17 November 2014
Pukul. 09:16 WIB.
b. Melakukan dokumentasi serta Observasi langsung di Madrasah pada tanggal
20 November 2014
c. Melakukan Observasi kedua di Madrasah serta menggali kembali data yang
dirasa kurang pada tanggal 13 Desember 2014
3. Tahap Penyelesaian
Merupakan tahap yang paling ahir dari sebuah penelitian. Pada tahap ini peneliti
menyusun data yang telah di analisis disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu
berupa laporan penelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Singkat Objek Penelitian
a. Profil Mi Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Nama Sekolah : MI Hidayatul Mubtadi’in
Alamat : Jl. Parseh Jaya 52
Desa/ Kecamatan : Bumiayu/ Kedungkandang
Kabupaten/ Kota : Malang
Provinsi : Jawa Timur
Nomor Telepon/ Hp : (0341) 751035
Type Sekolah : B
Nomor Statistik Sekolah/ NSS : 1112357300008
Nama Kepala Sekolah : Muhammad Askur A. MA
Prangkat/ Golongan : -
Pendidikan :D2
No. Telp Rumah/ Hp : 085853209811
Tahun Didirikan/ Thn Beroperasi : 1943/ 1965
Kepemilikan Tanah (swasta) : Wakaf milik yayasan
Luas Bangunan : 1850 m2
b. Visi, Misi, dan Tujuan Mi Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
1) Visi:
Menjadi insan berprestasi dan berimtaq.
Indikator Visi:
(a) Berprestasi dalam bidang akademik.
(b) Berprestasi dalam bidang non akademik.
(c) Mengamalkan ibadah agama islam.
(d) Tercipta biklim budaya membaca dan menulis.
(e) Memiliki ruang pengembangan diri siswa yang kondusif.
(f) Berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
2) Misi:
(a) Membudayakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang
islami.
(b) Mendorong anak didik mengenali potensi diri dan menyediakan berbagai kegiatan
akademik dan non akademik.
(c) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama islam dalam setiap lingkup
kegiatan madrasah.
(d) Mengembangkan lingkungan fisik dan psikologis yang kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak didik
(e) Menyelenggarakan managemen berbasis madrasah dan pelibatan masyarakat dalam
pengembangan madrasah
3) Tujuan:
(a) Seluruh peserta didik kelas III sampai kelas IV harus dapat menjalankan sholat dan baca
tulis Alqur’an dengan baik, benar dan tertib.
(b) Tercipta budaya baca tulis dengan mengoptimalkan peran perpustakaan dan majalah
dinding.
(c) Memiliki peningkatan prestasi di bidang seni dengan menjadi finalis tingkat propinsi
minimal untuk 2 bidang.
(d) Memiliki peningkatan prestasi drumband dengan menampilkannya pada even tingkat
kota.
(e) Memiliki peningkatan prestasi pramuka dengan mengikut sertakan jalan Jambore tingkat
kota.
(f) Memiliki peningkatan prestasi oleh raga dengan menjadi juara tingkat kota minimal 2
cabang.
(g) Menjadi juara lomba bidang mata pelajaran tingkat kota.
2. Paparan Data penelitian
a. Perencanaan Pembelajaran Scientific Approach di Kelas 1 A di Madrasah
Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar.
Dan hal-hal yeng perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP menurut guru kelas 1 A
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in yang menyatakan,
“RPP dipakai dalam satu kali tatap muka dan dalam pembuatan dalam pembuatan
RPP sudah pasti melihat pada KDnya, kemudian membuat indikator, tujuan,
materi yang sesuai dengan kebutuhan belajar agar mencapai tujuannya itu mbak,
metode yang sesuai, langkah- langkah penerapannya, sumber media dan penilaian
mbak. Tema apa sub tema apa, kemudian menyiapkan perangkatnya, untuk
perangkatnya semisal memakai kartu atau memakai perangkat lain. Kemudian
melihat media belajarnya juga. Kalau sudah siap semua baru saya bikin RPPNya.
Kalau saya tidak langsung meembuat RPPnya tetapi melihat dulu perangkat yang
ada dan melihat kondisi kelas juga. Intinya saya kira- kira dulu media apa yang
tepat dan ada saat itu juga kemudian melihat kondisi kelasnya juga mbak baru
saya nulis/ bikn RPPnya. Dan mengenai langkah- langkah dalam penulisannya
RPP kan sudah ada dikurikulum 2013, jadi saya hanya menyalinnya tapi itu
hanya dijadikan ukuran minimal. Misalnya peraganya pakai kalung kalau gak ada
kalung ya memakai kertas”.1
Jika dalam penyusunannya RPP sudah tepat maka pelaksanaan pembelajaran di
kelas akan lebih mudah sesuai dengan pernyataan guru kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtai’in yang menyatakan,
“Kalau RPP sudah kita buat sebelum proses belajar mengajar dikelas maka kita
akan merasa enak karena sudah ada gambaran untuk materi yang akan kita
sampaikan keesokan harinya, adanya RPP juga mempermudah proses
pembelajaran yang sistematis dan membuat siswa lebih terbantu dan mudah
dalam belajar”
Guru melaksanakan proses belajar sesuai dengan RPP yang telah dibuatnya jauh-
jauh hari. Dan dengan adanya pedoman buku guru pada kurikulum 2013 ini guru
memiliki pandangan yang lebih luas dan lebih memudahkan guru dalan mengaktifkan
siswanya dan membangkitkan suasana yang lebih menyenangkan. Suatu perencanaan
akan berjalan secara maksimal apabila diikuti dengan cara- cara merancang
pembelajaran yang tepat. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh guru kelas 1 A
dalam peaparannya,
”Dalam pembuatan RPP saya samakan persis atau saya ikuti peraturan buku
panduan guru. Tapi RPP kurikulum 2013 ini standar minimalnya boleh diperluas
lagi, kan kurikulum 2013 ini rendah sekali pencapaiannya atau targetnya dulu
1 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang,
Tanggal 20 November 2014
semester 1 KTSP bilangan 1- 20 sekarang di kurikulum 2013 ini hanya 1- 5 kan
sangat rendah. Tapi itu hanya batas minimalnya kita bisa kembangkan sampai 50
tidak apa- apa atau 100 pun tidak apa- apa yang penting tinggal lihat siswanya
mampu atau tidak”2
Dengan menyusun RPP, Guru telah lebih awal memikirkan cara terbaik dan
termudah untuk membangun kompetensi yang dipersyaratkan pada siswa agar siswa
mencapai kompetensi tersebut. Hal ini sesuai dengan penyusunan Guru Kelas 1 A
dalam pembuatan RPP di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang:
“(1) rpp yang dibuat guru sama persis seperti buku panduan guru, ada materi
bahsa indonesia, ppkn dan matematika, (2) pada kompetensi dasar guru menabahi
point pada materi bahasa indonesia, (3) 5 point pada indikator guru menyamakan
dengan buku panduan guru, (4) pada tujuan pembelajaran guru menggunakan
rumusan A,B,C,D dan hanya memberi 4 point saja kemudian materi matematika
guru tidak memberikan tujuan, (5) alokasi waktu 1 pembelajaran 3 JP dan setiap
pelajaran guru mengambil 1 JP atau dengan alokasi waktu (1x35), (6) pendekatan
yang dilakukan guru adalah scientific dan paikem, (7) langkah-langkah
pembelajaran guru samakan persis seperti yang ada di buku panduan guru, (8)
pada penilaian guru juga mengikuti buku panduan guru dengan penilaian unjuk
kerja3
Dengan adanya RPP yang selalu memudahkan guru kelas 1 A MI Hidayatul
Mubtadi’in ini guru memiliki 2 cara mudah dalam pembuatan RPP. Berikut
penjelasan Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in dalam
pembuatannya yang memaparkan,
“Dalam pembuatan RPP saya memiliki 2 cara mbak. Seumpama saya mau
mengajar hari selasa ya senin malemnya baru saya buat mbak. Cara ke dua saya
buat di awal tahun jadi pas liburan itu saya sudah bikin RPP satu semester. Itu
2 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
3 Dokumen 1, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang, Tanggal
20 November 2014
menurut saya lebih enak yang kalau mau melaksanakannya enakan yang besok
ngajar malemnya bikin karena waktu itu saya mengerti kondisi anak-anaknya.
Kadang kita kalau mau buat RPP ya copy paste mbak tapi ada yang dirubah sesuai
dengan keadaan. Tapi mesti gak sesuai RPP yang kita copy paste itu. Karna beda
situasi kondisinya dilihat dari sarana, prasarana, dan kondisi anaknya”.4
Selain itu juga, rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai alat bantu yang berisi
serangkaian kegiatan yang dibuat guru kels 1 A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan guru untuk
mempermudah proses belajar yang akan dilakukannya dan penyetoran kepada kepala
Madrasah jika ada pemeriksaan dari pengawas. Berikut ini penjelasan guru mengenai
penyetoran RPP yang selama ini dibuatnya,
“Mengenai penyetoran RPP, mungkin karena ini sekolah swasta yang bergaji
sedikit jadi guru kalau tidak dipakas pasti tidak mau membuat RPP. Ada sekolah
yang memang kegiatan ini bisa terlaksana tapi mereka berani membayar lebih.
Kan sekarang banyak yang nyambi (pekerjaan sampingan) jadi tugas-tugas
semacam itu ada yang mengerjakan tapi tidak penuh. Mungkin Cuma 1 atau 2
tema saja. Jadi kalau untuk dilihat pengawas ada mbak. Ya semenjak ganti kepala
sekolah ini gak pernah diperiksa”5
Dalam pembuatan RPP pada kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya
sebenarnya sama saja sesuai penjelasn Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in yang menyatakan,
“Sebenarnya ya sama saja, pendekatannya ya juga sama. Cuma bedanya ya kalau
di kurikulum 2013 ini kan kita harus mengikuti buku panduan guru. Ya sudah ada
semua disana tinggal langkah- langkahnya aja yang perlu kita peta- petakan.
Mana yang menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutupnya.
Tapi kalau di buku panduannya tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu ya
kita ambil cara/ alternatif lainnya. Malah lebih enak penyusunan RPP dalam
4 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014 5 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
kurikulum 2013 karena udah ada panduan kalau tidak memungkinkan langsung
memakai cara lain”.6
b. Pelaksanaan Scientific Approach di Kelas 1 A di Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
Scientific approach pada hakekatnya memang menuntut anak untuk aktif dalam
proses belajar dan bisa memecahkan masalah dengan cepat tanpa bantuan gurupun
mereka bisa. Dan manfaat Scientific Approach menurut penjelasan guru kelas 1 A
sebagai berikut,
”Menurut saya dari segi anak-anak sama saja, anak gak bisa mengotak- ngotakkan. Di
otak anak-anak itu semua menjadi satu. Semisal, Kenapa kok Islam melarang
mencukur alis? Itu kalau dari segi Islam merubah ciptaan Tuhan. Dari segi Science itu
membuat debu, keringat, air bisa langsung ke mata kan membahayakan kalau ada alis
kan masih mending, Itu secara science. Lah anak- anak misalnya pertanyaannya guru
IPA. Kenapa kita gak boleh mencukur alis? Jawabannya berdosa karena mengubah
ciptaan Allah. Itu disalahkan sama guru Ipa karena bukan itu maksudnya ini
jawabannya harus sesuai sciencenya. Lah padahal pikiran anak gak terkotak-
kotakkan kalau saya pribadi saya benarkan karena dia menjawabnya dari segi Agama.
Jadi adanya pendekatan scientific disini menurut saya lebih kepada guru, pelajaran
apapun dipadukan jadi sekalipun kita ngajar Ipa tapi mereka kok jawab gitu berarti
mereka melikat dari sisi agama”7
Walaupun dalam teorinya Scientific Approach ini menjadikan siswa lebih aktif dalam
mengkontruksikan pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk
melakukan penyelidikan guna menemukna fakta- fakta dari suatu fenomena. Akan tetapi,
dalam pelaksanaannya tidak semua kelas bisa melakukan pendekatan ini. Hal ini sesuai
6 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014 7 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
dengan penjelasan Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidayah Hidayatul Mubtadi’in menurut
pemaparannya,
“Kalau diteorinya kayaknya sih asik mbak tapi dalam pelaksanaannya tidak
semua bisa discientifikkan, dulu waktu di PLPG contoh scientific itu misalnya kita
mengajarkan hadits tentang kebersihan. Trus pendekatan scientificnya itu gini. Siapa
tadi sudah mandi? Bersihkan? Segarkan?. Yang gitu itu katanya itu pendekatan
scientific. Lah, tapi gak semua bisa digitukan. Misalnya kita mengajarkan surat al-
Lahab apa ayo pendektan scientificnya? jadi gak semua bisa discientifickan. Kalau
dikelas atas katanya diteori itu misalnya kita ngajarkan fiqih jenis najis mugolladhoh,
mutawassitoh itu discientificnya anak-anak diajak ke laboratorium komputer disuruh
browsing sendiri. Kenapa kok ada najis mugholadhoh, mutawassitoh? Ternyata disitu
air liurnya atau darahnya mengandung zat yang berbahaya. Mereka sampai kesana itu
katanya pebelajaran scientific. Padahal itu pembelajaran fiqih. Seneng memang kalau
dari teorinya tapi pelaksanaanya susah tidak semua anak langsung bisa segitunya.
Mungkin yang bisa gitu hanya kelas pilihan saja”.8
Sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakuakn di Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in guru sudah melakukan Scientific Approach akan tetapi dalam
pelaksanaannya tidak dilakukan secara berurutan karena beliau langsung melakukan
kegiatan komunikasi dengan membagi siswanya menjadi beberapa kelompok. Akan
tetapi, semua Scientific Approach ini beliau terapkan dalam satu kali tatap muka
tersebut. Menurutnya jika dilakukan secara urut guru akan menemukan kesulitan/ kaku
dalam penyampaian materi.9
Scientific Approach kini mulai diterapkan pada kurikulum 2013. Dimana pendekatan
ini mengarah kepada 5M yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan
dan mengkomunikasikan. 5M mulai digunakan pada kurikulum 2013 ini karena para
peserta didik dinilai belum cukup aktif dalam proses belajar mengajar. Karena selama ini
8 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
9 Observasi, Pelaksanaan Scientific Approach Pada Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang, Tanggal 20 November 2014
gurulah yang lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi 5M itu tidak bisa
dilaksanakan secara urut. Seperti pemaparan guru kelas 1A MI Hidayatul Mubtadi’in
yang menjelaskan,
“Pada teorinya scientific approach harus dilaksanakan secara urut. Tapi kalau saya
pribadi kegiatan itu dilaksanakan secara urut saya merasa kusulitan mbak. Jadi Yang
penting dalam sehari itu make 5 unsur itu, entah yang mana duluan yang saya lakukan
yang penting ada mengmatinya, menanya ya 5M itu tadi. Katanya yang bagus itu
urut. Tapi tak cobak kok malah kaku kalau urut. Kegiatan mengamti ya istilah
mengeksplore pengetahuannya itu. Membuka eksplorasi anak- anak biasanya
memang dari gambar, dari gambar ini apa aja yg mereka lihat contoh gambar
pemandnag itu saja ya. Pasti mereka jawab gunung bu. Kan macam-macam nanti.
Gunung itu semakin jauh warnanya terlihat semakin gelap sampai kesana
pemikirannya. Tapi tidak sama, beberapa anak melihat ada gunung ada pohon ya
begitu saja”.10
Semua pendekatan sebelum ada Scientific Approach yang terkenal dengan istilah 5M
ini yang diterapkan oleh kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran pasti memiliki
kekurangan dan kelebihan sesuai dengan penjelasan yang dipaparkan Guru Kelas 1 A MI
Hidayatul Mubtadi’in mengenai kekurangan dan kelebihan 5M sepanjang proses
pembelajrannya sebagai berikut,
“Menurut saya 5M itu sudah sempurna. Kekurangannya gak ada, sebelum kurikulum
2013 itu ada 5M tapi dulu istilahnya MIKR (mengamati, interaksi, komunikasi dan
refleksi). Interaksinya yang di MIKR ini lebih kepada teman, jadi mereka omong-
omongan. Seumpama tadi kita melihat gambar apa saja? Didiskusikan dengan teman
kelompoknya teman. Misalnya yang satu jawab gunung , pohon, gunungnya semakin
jauh semakin gelap warnanya. Pohonnya tadi ada yang kena petir. Diskusi yang
mereka lakukan itu yang disebut interaksi mungkin karena mereka tidak tahu dari
guru tapi tahu dari teman. Jadi menurut saya MIKR sama 5M sama saja cuma beda
istilah. Bedanya ya cuma di tambah 1. Sekarang kan 5 tapi ada juga yang 6 sudah
biasa Indonesia emang gitu suka nambah-nambah”.11
10
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
11
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
Setiap pendekatan pasti memiliki tujuan yang jelas untuk mendorong siswa
menemukan fakta- fakta dari suatu kejadian. Artinya dalam setiap proses pembelajaran
siswa diminta untuk menemukan kebenaran. Hal ini sesuai dengan pemaparan Guru
Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in mengenai tujuan melakukan
Scientific Approach sebagai berikut,
“Mugkin karena Scientific Approach ini lebih bersifat ilmiah jadi lebih dekat dengan
lingkungan/ fenomena, alam ya bahasa awamnya kan seperti IPA mungkin gitu ya
mbak. Dan dalam pelaksaan 5M ini hasilnya lebih maksimal. Kalau bisa kelima-
limanya. Yang paling sulit itu yang diterakhir itu loh mbak mengkomunikasikan
mereka kan seperti presentasi. Apa kelas bawah itu bisa? Bisa, presentasi itu kelas
awal bisa. Misal perwakilan satu kelompok maju. Kamu tadi menemukan apa saja?
Tapi bisanya mereka cuma membaca. Mereka membaca hasil karyanya. Contoh
kelompok D menemukan ini itu. Trus yang lain kan mencocokan hasil mereka. Kalau
tidak lengkap kan bisa ditambahi sesuai dengan apa yang dibacakan kelompok D itu
tadi. Itu kan sudah presentasi ya mbak. Sederhana saja”.12
Model pembelajaran scientifik merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa
lebih aktif dan kreatif dalam memecahkan masalahnya sendiri dan dibuktikan secara
lebih nyata/ ilmiah. Sesuai dengan penjelasan Guru Kelas 1 A mengenai model
pembelajaran scientific sebagai berikut:
“Menurut saya kegiatan ini seperti seorang ahli sains itu loh mb, anak-anak
membuktikan/ mengungkap jawabannya menggunakan langkah-langkah metode
ilmiah dengan 5M tadi yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan/menyimpulkan. Semisal mereka diberitahu tentang materi hari ini
kegiatan keluargaku misal aturan sebelum makan. Kan disitu mereka bisa berfikir
sendiri apa saja yang harus diperhatikan sebelum mereka makan? Mereka
mengumpulkan data dengan cara bertanya pada guru atau teman sebaya, mengolah
data dengan cara ditulis agar tidak lupa dengan apa yang telah mereka dapat, terakhir
mereka bisa membuat kesimpulan dari apa yang meraka alami, lihat dan yang mereka
dengar”.13
12
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014 13 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
Sesuai hasil pengamatan kemarin dilihat dari berbagai aspek pendekatannya sebagai
berikut: Semisal dari kegiatan mengamati, anak diminta untuk memilih gambar yang
merupakan salah satu aturan baik dalam kegiatan makan. Menanya, anak ditanya tentang
aturan apa saja yang harus diperhatikan sebelum makan? Atau kita memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menanyakan masalah aturan sebelum makan. Menalar
dan mencoba, guru memberikan kertas bertulisan aturan sebelum makan dan anak-anak
diminta untuk mengisi kertas kosong tersebut dengan menempelkan gambar yang mereka
ambil dari majalah atau koran guna memperindah karya mereka. Menyimpulkan,anak
bisa mengambil kesimpulan dari apa-apa yang disampaikan guru dan teman sebayanya
selama proses tanya jawab tadi. Mengkomunikasikan, guru membagi mereka menjadi 4
kelompok setiap kelompok diberikan kertas tentang aturan sebelum makan dan mereka
secara bergantian mengisi point-point kosong yang diberi guru.14
c. Evaluasi Scientific Approach Kelas 1 A di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang
Penilaian autentik memiliki relevansi terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013 yang mampu menggambarkan peningkatan
hasil belajar peserta didik melalui 5M. Mengamati, menanya, menalar, mancoba,
mengkaji. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in tentang penilaian autentik yang menyatakan,
“Kalau penilaian autentik kan banyak mulai dari mereka mengamati. Mereka lakukan
secara serius atau sambil guyon, ada catatannya yang seperti itu dan bisa kita lihat.
Dan semua aspek kogntif, afektif, dan psikomotorik diukur semua. Semua aspek
penilaian itu dibuatkan sama ma’arif sidoarjo mbak. Wilayah malang sendiri gak
14 Observasi, Pelaksanaan Scientific Approach Pada Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang, Tanggal 20 November 2014
punya. Sampai SD pun yang menerapkan Kurikulum 2013 itu gak punya. Jadi
hasilnya tulis tangan semua. Kalau di sekolah ini kami print komputer. Ya untuk
semua penilaian, mencakup penilaian hari- harinya sampai keraportnya tinggal
ngeprtint aja. Jadi tidak langsung mendapatkan nilainnya. Contoh di aspek sikap nanti
kita masukkan inputnya ada seperti kemampuan berdoanya diportofolio”.15
Penilaian saat proses pembelajaran berlangsung pada kurikulum 2013 ini lebih
akuratnya dan terdiri dari berbagai macam penilaian. Diantaranya: penilaian unjuk kerja,
penilaian karakter, penilaian portofolio, penilaian ketuntasan belajar dan terahir penilaian
diri sendiri. Hal ini yang membuat guru sulit untuk memasukkan nilai karena pada
kurikulum 2013 ini adalah tidak semudah penilaian pada KTSP. Berikut ini gambaran
penilaian yang selama ini dilakukan Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in sesuai dengan paparannya,
“Penilaian pada kurikulum 2013 ini yang rumit, semua penilaian menjadi narasi.
Misalnya saja semua siswa mampu menyampaikan pendapatnya, siswa sudah mampu
bercerita di depan kelas. Sebenernya memang benar sudah ada pelatihan untuk
program komputernya tapi belum final masih saja ada kekurangan diprogram itu. Ya
memang enak sekarang sudah ada bentuk penilaian yang ada dibuku tapi ada gak
enaknya rumitnya memasukkan nilai itu mbak. Misalnya, 1 smester 4 tema. 1 tema
ada 4 sub tema. 1 sub tema ada 6 pembelajaran. Setiap harinya ada 1 pembelajaran
yang memiliki 2 atau 3 penilaian. Jika dibuat 2 penilaian saja, seminggu ada 12 nilai.
1 bulan 48 nilaii. Jadi 48x 4 jadi 180 penilaian lebih untuk 1 semester. Dan ini yang
menjadi keluhan guru kelas 1 dalam penilaian kurikulum 2013. Penilaian dilakukan
selama mereka melakukan proses belajar di kelas”.16
Semua penilaian bisa diambil salah satu asalkan sesuai dengan karakter penilaian
yang dibutuhkan saat itu. Disesuaikan dengan topik pembahasan materinya. Akan tetapi,
dalam implementasi kurikulum 2013 ini amat dianjurkan agar guru lebih mengutamakan
penilaian unjuk kerja. Karna penilaian unjuk kerja lebih mengacu kepada standar
kompetensi lulusan yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai
15
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
16
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh selaku Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanaal 20 November 2014 di Ruang Kantor Sekolah
dengan penjelasan Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in mengenai
penilain yang dilakukan pada setiap pembelajaran sebagai berikut,
“Dulu KTSP penilaiannya sudah seperti yang ada itu. Cuma kan waktu itu mungkin
gak ada buku panduan jadi bisa buat sendiri penilaiannya. Semisal saya mau
membuat pembelajaran begini dengan modelnya begini observasi misalnnya nanti
penilaiannya penilaian product merek diminta untuk mengamati sesuatu akan tetapi
yang dinilai productnya dengan kriteria penilaian begini misalnya membuat beberapa
paragraf dari pengamatan. Nanti itu mendapatkan 4 skor atau kalau 3 paragraf
berarti mendapatkan 3 skor. Itu kita buat sendiri kalau dulu mbak. Nah, kalau
sekarang mau tidak mau ya kita memakai penilaian yang ada di buku panduan.
Sebenernya sama sih dari dulu kayak gitu. Tapi dulu kita lebih bebas saja”. 17
Salah satu upaya dalam meningkatkan kwalitas proses dan hasil belajar sebagai
bagian dari peningkatan kualitas. Pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian,
sistem penilaian ini sangat berguna bagi kualitas hasil lulusan. Sesuai dengan penjelasan
Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in mengenai sistem penilaian
sebagai berikut,
”Sistematika penilaian pada kurikulum 2013 itu menggunakan penskoran seperti
penilaian yang saya lakukan tadi misalnya skor 1-4 yang ada dipenilaian unjuk kerja.
Misalnya K1/ kriteria satu bercerita makan pagi bersama keluarga, kemudian K2/
kriteria dua membuat poster peraturan. Semua point dinilai sesuai peraturan yang ada
di buku. Nilai penskoran jika 4 maka baik sekali, kalau 3 baik dan seterusnya”.18
Perlunya penilaian raport yang harus diperhatikan pada aturan kurikulum 2013 ini
membuat Guru Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in merasa sulit dalam
memasukkan nilai. Sesuai penjelasannya sebagai berikut,
“Penilaian unjuk kerja sudah pasti ada di penilaian kurikulum 2013 karena bersifat
autentik. semua penilaian unjuk kerja itu sudah pasti psikomotorik. Dibuku panduan
guru penilaian kognitif dan afektif itu ada tapi gak semua tapi kalau psikomotorik
sudah pasti. Aspek kognitif dan afektif yang ditanyakan raport misal Sikap keta’atan
berdo’a, ketaatan beribadah. Semua penilaian ini sudah lepas dari tema . Jadi
17
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh selaku Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanaal 20 November 2014 di Ruang Kantor Sekolah 18
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh selaku Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanaal 20 November 2014 di Ruang Kantor Sekolah
melewati 4 tema dalam satu semester itu dinilai tapi penilaiannya bersambung.
Aspek afektif itu ada Spiritual dan sosial yang spiritual termasuk beribadah, berdoa.
Kalau sosial percaya diri, disiplin seperti itu. Dan penilaian pada kurikulum 2013 ini
lebih fokus kepada penilaian unjuk kerja karena penilaian unjuk kerja menekankan
agar anak itu faham tapi kalau kognitif gak begitu. Jadi rendah sekali kognitif pada
kurikulum 2013 ini”.19
Setiap kegiatan harus melakukan penilaian. Karena peniaian ini yang membuat
pendidikan semakin maju. Sesuai dengan penjelasan Guru Kelas 1 A Madrasah
Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in mengenai guna penilaian sebagai berikut,
“Ya menurut saya guna penilaian itu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran
tersebut kemudian ya kita juga mengetahui hasil dari pembelajaran yang sudah
dilakukan untuk mencapai tujuan, penilaian juga tidak hanya mengetahui tujuan yang
akan kita capai. Tapi juga memahami pentingnya bagi siswa untuk mencapai tujuan
tersebut”.20
19
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh selaku Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanaal 20 November 2014 di Ruang Kantor Sekolah 20
Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh selaku Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanaal 20 November 2014di Ruang Kantor Sekolah
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Implementasi Perencanaan Pembelajaran Scientific Approach di Kelas 1 A di
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
Perencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang dibuat
untuk satu kali tatap muka. Dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan RPP sesuai pernyataan menurut guru kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in yang menyatakan bahwa,
“RPP dipakai dalam satu kali tatap muka dan dalam pembuatan RPP sudah pasti
melihat pada KDnya, kemudian bikin indikator, tujuan, materi yang sesuai dengan
kebutuhan belajar agar mencapai tujuannya itu mbak, metode yang sesuai, langkah-
langkah penerapannya, sumber media dan penilaian mbak. Tema apa sub tema apa,
kemudian menyiapkan perangkatnya, untuk perangkatnya misal memakai kartu atau
memakai perangkat lain. Kemudian melihat media belajarnya juga. Kalau sudah siap
semua baru saya bikin RPPNya. Kalau saya ya Jadi ndak tulis dulu mbak. Kalau nulis
dulu muluk- muluk pakai LCDlah pakai inilah sedangkan keadaan kelas tidak
memungkinkan. Jadi gak bisa dipakaikan. Intinya saya kira- kira dulu media apa yang
tepat dan ada saat itu kemudian melihat kondisi kelasnya juga mbak baru saya nulis/
bikn RPPnya. Dan mengenai langkah- langkah dalam penulisannya RPP kan sudah
ada dikurikulum 2013 mbak, jadi saya tinggal menyalinnya saja tapi itu hanya
dijadikan ukuran minimal. Misalnya peraganya pakai kalung kalau gak ada kalung ya
makai kertas ya kayak gitu mbak”.1
Dan pernyataan tersebut sama dengan permendikbud nomor 65 tahun 2013 yang
menyatakan bahwa,
1 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang,
Tanggal 20 November 2014
“Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan pengembangan fisik serta psikologis
peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan atau lebih”2
Serta ada beberapa komponen RPP yang harus diperhatikan berikut elemen dasar
sebagaimana yang diuraikan oleh Permendikbudnomor 65 tahun 2013 di bawah ini:
“a) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, b) identitas mata pelajaran atau
tema/ subtema. cKelas/semester, c) materi pokok, d) lokasi waktu ditentukan sesuai
dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan
mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai, e) ujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerta operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, f) kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi, g) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep,
prispsi, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir- butir sesuai
dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi , h) metode pembelajaran,
digunakan untuk pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaiakan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai, i) media pembelajaran, berupa
alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran, j) sumber
belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, dalam sekitar, atau sumber
belajar lain yang relevan, k) langkah- langkah pembelajaran dilakukan melalui
tahapan pendahuluan, inti dan penutup, l) penilaian hasil pembelajaran3
B. Implementasi Pelaksanaan Scientific Approach di Kelas 1 A di Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
2 Yunus Abidin. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013 (Bandung: PT. Refika
Aditama , 2014), hlm. 287
3 Yunus Abidin., hlm 294
Scientific approach adalah metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu
ilmiah. Dengan filosofi lebih menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,
pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran terdiri dari lima langkah pembelajaran yaitu; mengamati
(observing), menanya (quetioning), mencoba (Experimenting/exploring), mengolah
(associating), menyajikan/ menyimpulkan (communicating), untuk semua mata pelajaran.
Sesuai dengan pernyataan yang dinyatakan guru kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in yang menyatakan bahwa,
“Menurut saya kegiatan ini seperti seorang ahli sains itu loh mb, anak-anak
membuktikan/ mengungkap jawabannya menggunakan langkah-langkah metode
ilmiah dengan 5M tadi yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan/menyimpulkan. Semisal mereka diberitahu tentang materi hari ini
kegiatan keluargaku misal aturan sebelum makan. Kan disitu mereka bisa berfikir
sendiri apa saja yang harus diperhatikan sebelum mereka makan? Mereka
mengumpulkan data dengan cara bertanya pada guru atau teman sebaya, mengolah
data dengan cara ditulis agar tidak lupa dengan apa yang telah mereka dapat, terakhir
mereka bisa membuat kesimpulan dari apa yang meraka alami, lihat dan yang mereka
dengar”.4
Dan dari hasil pengamatan peneliti tentang kegiatan scientific approach di kelas
peneliti melihat bahwa Guru MI telah melakukan kegiatan tersebut, pemaparannya
sebagai berikut:
“Semisal dari hasil pengamatan kemarin dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
tema 4 keluargaku subtema 2 kegiatan keluarga dan pembelajaran 1 disini anak- anak
diminta untuk membawa gambar dari majalah maupun koran dan menggunting
gambar sesuai temanya. Dalam kegiatan mengamati, anak- anak diminta untuk
mencari gambar sesuai tema kemudian mengguntingnya dan ditempel dikertas soal
dari guru. Menanya, kegiatan ini adanya tanya jawab antara guru dan murid. Guru
banyak melontarkan pertanyaan sesuai tema. Semisal, aturan apa saja yang harus
diperhatikan sebelum makan? Bagaimana cara makan? Kemudian guru memberikan
kesempatan kepada muridnya untuk bertanya tentang semua hal yang berkaitan
dengan tema hari itu. Menalar dan mencoba, Guru memberikan mereka kertas kosong
4 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh, Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanggal 20 November 2014
dan meminta mereka untuk mengisinya sesuai kemampuan mereka. Dari hasil tanya
jawab tadi mereka sudah pasti bisa mengisi kertas kosong dari guru dan untuk
memperindah karya mereka guru meminta mereka untuk menggunting gambar sesuai
point yang telah mereka tulis. Semisal, makan harus memakai tangan kanan mereka
mencari gambar orang yang sedang makan menggunakan tangan kanannya.
Menyimpulkan, guru dan murid bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
mereka dapat akar ingatan mereka lebih tajam kegiatan ini juga membantu guru
mengetahui mana murid yang faham dan yang kurang faham. Dan terahir
mengkomunikasikan, guru membagi mereka menjadi 4 kelompok setiap kelompok
diberikan kertas tentang aturan sebelum makan dan mereka secara bergantian mengisi
point-point kosong yang diberi guru”.5
Dari hasil pengamatan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan
scientific approach di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang sudah
sesuai dengan Konsep Scientific Approach yang telah dikemukakan kemendikbud 2013
sebagai asumsi ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. berdasarkan pengertian ini
Kemendikbud menyajikan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran secara visual sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Scientific Approach dalam pembelajaran
“a)Mengamati adalah metode yang mengutamakan kebermaknaan proses pemebalajaran.
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata,
peserta didik senang dan tertantang dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati
sangat bermanfaat penuh bagi rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi, b) menanya adalah mampu menginspirasi peserta
didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan dan
pengetahuannya. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik, c) menalar
5 Observasi, Pelaksanaan Scientific Approach Pada Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang, Tanggal 20 November 2014
Menga
mati
Menanya Menalar Mencoba Menyimp
ulkan
Mengkom
unikasikan
adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah menalar disini
merupakan padanan dari associating bukan merupakan terjemahan dari reasioning, meski
istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran, d) mencoba adalah metode eksperimen
atau mencoba dimaksud untuk emngembangkan berbagai ranah tujuan belajar, sikap
keterampilan dan pengetahuan, e) menganalisis data dan menyimpulkan adalah
kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan.
Proses pemaknaan data ini melibatkan kegunaan sumber- sumber penelitian lain atau
pengetahuan yang sudah ada. Kemampuan menyimpulkan merupakan proses kegiatan
penelitian yang telah dilaksanakan. Simpulan biasanya menjawab rumusan masalah yang
diajukan sebelumnya, f) mengkomunikasikan adalah kemampuan menyampaikan hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini siswa
harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif6
C. Implementasi Evaluasi Scientific Approach di Kelas 1 A Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan suatu pekerjaan/ tugas. Tujuan penilaian unjuk kerja
adalah untuk mengetahui apa yang siswa ketahui dan apa yang mereka lakukan. Dengan
demikian penilaian unjuk kerja tersebut harus bermakna, autentik dan dapat mengukur
penguasaan siswa sesuai dengan pemaparan guru kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in
yang menyatakan bahwa penilaian unjuk kerja sudah pasti ada di kurikulum 2013 sebagai
berikut:
“Penilaian unjuk kerja sudah pasti ada di penilaian kurikulum 2013 karena bersifat
autentik. semua penilaian unjuk kerja itu sudah pasti psikomotorik. Semua peniaian
yang ada dibuku panduan itu masuk kepada psikomotorik semua. Dibuku panduan
guru penilaian kognitif dan afektif itu ada tapi gak semua tapi kalau psikomotorik
sudah pasti. Jadi lebih fokus kepada penilaian dari aspek psikomotik gitu kalau
kurikulum 2013 ini. Setiap pelajaran sudah pasti ada psikomotoriknya. Lah aspek
efektif yang ditanyakan raport misal Sikap keta’atan berdo’a, ketaatan beribadah.
Semua penilaian ini sudah lepas dari tema . Jadi melewati 4 tema dalam satu semester
itu dinilai tapi penilaiannya bersambung. Aspek afektif itu ada Spiritual dan sosial
6 Ibid., 141
yang spiritual termasuk beribadah, berdoa. Kalau sosial percaya diri, disiplin seperti
itu. Dan penilaian pada kurikulum 2013 ini lebih fokus kepada penilaian unjuk kerja
karena penilaian unjuk kerja menekankan agar anak itu faham tapi kalau kognitif gak
begitu. Jadi rendah sekali kognitif pada kurikulum 2013 ini”.7
Dari hasil analisis peneliti terhadap penilaian yang dilakukan Guru Kelas 1 A MI
Hidayatul Mubtadi’in disini guru telah menggunakan penilaian unjuk kerja
“Guru melakukan penilaian seperti penilaian yang ada di Buku Panduan Guru karena
penilaian pada kurikulum 2013 ini lebih mengacu pada aspek psikomotorik. Dan
semua penilaian unjuk kerja yang ada dibuku masuk kepada aspek psikomotorik.
Setiap mata pelajaran itu ada penilaiannya. Karna bisa dalam 1 pembelajaran ada 2
atau 3 penilaian. Penilaian pada kognitif dan afektif dikurikulum 2013 sangat sedikit
dan rendah sekali. Guru menggunakan penilaian ujuk kerja karena menurutnya
penilaian ini lebih menekankan kepada pemahaman anak dalam menerima materi dan
dapat menyelesaikan masalah dengan tepat. Sistematika penilaian pada kurikulum
2013 ini menggunakan penskoran misalnya saja K1/ Kriteria satu anak diminta untuk
menghias poster, kemudian K2/ Kriteria dua dilihat kerapiannya dalam menggunting
dan menempel. Semua point dinilai sesuai peraturan yang ada di buku. Nilai
penskoran jika 4 maka baik sekali, kalau 3 baik dan seterusnya”.8
Berikut ini penilaian unjuk kerja yang Guru lakukan pada tema 4 keluargaku, sub
tema 2 kegiatan keluarga dan pembelajran 1 serta penskoran yang dibuat Guru Kelas 1 A
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in:
Tebel 6.2 Format Penilaian Unjuk Kerja
No
Kriteria
Bobot
Poin Nilai
Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
1 Hiasan Setiap Setiap Hanya Belum
7 Wawancara dengan Ibu Hikmatul Mahfudzoh selaku Guru Kelas 1 A MI Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu
Malang, Tanaal 20 November 2014 di Ruang Kantor Sekolah 8 Observasi, Pelaksanaan Scientific Approach Pada Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang, Tanggal 20 November 2014
poster
55%
kalimat peraturan
dilengkapi
dengan
hiasan
gambar
yang sesuai
kalimat peraturan
dilengkap
i dengan
hiasan
gambar
namun
tidak
sesuai
terdapat 1-2 hiasan
gambar
mampu membuat
hiasan
2 Keteram
pilan
dalam
menggu
nting
dan
menemp
el
45%
• Pola
menggunting
terlihat halus
• Tidak
terdapat
bekas lem di
sekitar
bidang
penempelan
Pola
menggun
ting
terlihat
halus,
terdapat
bekas
lem di
sekitar
bidang
penempel
an atau
sebalikny
a
Pola
menggunting
terlihat kasar
dan terdapat
bekas lem di
sekitar
bidang
penempelan
Belum
mampu
mengguntin
g dan
menempel
100%
Tabel 6.3 Grade Penilaian Konversi
90-100 80-89 60-79 0-50
Memuaskan Baik Cukup Perlu Pembinaan
A B C D
Pernyataan tersebut sudah sesuai dengan implementasi kurikulum 2013, amat
dianjurkan agar guru lebih mengutamakan penilaian unjuk kerja sebagai berikut:
“Peserta didik diamati dan dinilai bagaimana mereka dapat bergaul, bagaimana
mereka bersosialisasi di masyarakat, dan bagaimana mereka menerapkan
pembelajaran di kelas dalam kehidupan sehari- hari. Dalam hubungannya dengan
penilaian unjuk kerja, Leighbody mengemukakan bahwa elemen- elemen kinerja
yang dapat diukur: 1) kualitas penyelesaian pekerjaan, keterampilan menggunakan
alat- alat, 2) kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja sampai
selesai, 3) kemampuan mengembil keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang
diberikan dan 4) kemampuan membaca, menggunakan diagram, gambar- gambar, dan
simbol- simbol.”
Pengembangan elemen- elemen tersebut dapat dikemas dalam format sebagai berikut:
Tabel 6.1 Format Penilaian Unjuk Kerja
No Kerja yang dinilai Tanggapan
guru
Tanggapan
orang tua
Simpulan
1 Kualitas penyelesaian
pekerjaan
2 Keterampilan
menggunaka alat
3 Kemampuan
menganalisis dan
merencanakan
prosedur kerja
4 Kemampuan
mengambil keputusan
5 Kemampuan
membaca,
menggunakan
diagram, gambar dan
simbol
Simpulan
Keterangan:
- Tanggapan guru adalah tanggapan dan penilaian guru terhadap kompetensi peserta didik
berkaitan dnegan aspek- aspek keterampilan yang diukur
- Tanggapan orang tuan adalah tanggapan dan penilaian orang tua atau wali terhadap
kompetensi peserta didik berkaitan dengan aspek- aspek keterampilan yang diukur
- Simpulan adalah penilaian guru dengan memperhatikan pendapat oran tua terhadap
setiapa aspek keterampilan yang diukur, bisa secara kualitatif (baik, cukup, kurang) bisa
juga secara kuantitatif, dan dikuantifikasi (9, 8,7)
- Simpulan akhir adalah hasil kumulatif peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan
atau kompetensi yang dikuasai. Simpulan akhir ini merupakan akumulasi dari setiap
aspek keterampilan yang diukur9
9 E. Mulyasa, op.cit., hlm. 144- 153
1
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
kesimpulan yang dapat diperoleh D ari analisis keterlaksanaan scientific
approach pada kurikulum 2013 siswa kelas 1 di Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan pembelajaran scientific approach di kelas 1 A di
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
Bisa ditarik kesimpulan bahwa RPP yang dibuat guru setiap kali
tatap muka lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi karena
sudah ada gambaran sebelumnya. Dan dalam pembuatannya guru melihat
KD terlebih dahulu, kemudian membuat indikator, tujuan, materi yang
sesuai dengan kebutuhan belajar, metode yang sesuai, langkah- langkah
penerapan, sumber media dan penilaian. RPP yang dibuat guru dalam
langkah-langkah penerapannya disamakan persis seperti yang ada di buku
pedoman guru. Akan tetapi, itu hanya dijadikan ukuran minimal karena
bisa ditambah atau dikurangi dengan cara melihat kondisi kelas dan
kebutuhan siswa saat itu. Dalam langkah-langkah penerapan yang telah
dibuat guru dalam RPPnya guru telah menggunakan istilah scientiffic
approach tersebut: Semisal pada tema 4 keluargaku subtema kegiatan
keluargaku pembelajaran 1 pada awal pembelajaran guru melakukan
kegiatan “menanya” anak-anak diminta untuk menyebutkan kegiatan yang
2
baik sebelum makan, kegiatan “menalar” pada langkah ini anak-anak
mulai mengingat kegitannya yang dilakukan sebelum makan, kegiatan
“mencoba” anak diminta untuk mengerjakan tugas dilembar kosong
bertuliskan aturan sebelum makan yang diberikan guru, kegiatan
“menyimpulan” anak-anak diminta menyebutkan kembali dari hasil tulisan
yang mereka buat dengan suara yang lantang dan terakhir kegiatan
“mengkomunikasiakan” guru meminta perwakilan dari tiap kelompok
maju ke depan untuk membacakan hasil diskusinya
b. Pelaksanaan scientific approach di kelas 1 A di Madrasah Ibtidaiyah
Hidayatul Mubtadi’in Bumiayu Malang
Langkah-langkah pelaksanaan scientific approach dari kegiatan
mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan sudah dilaksanakan oleh guru dalam setiap
pembelajaran. Akan tetapi, dilaksanakannya tidak secara runtut. Karena
jika dilakukan secara runtut akan membuat guru itu kaku dalam
penyampaian materi. Jadi guru, menggunakan kegiatan 5M tersebut sesuai
dengan kebutuhannya dalam menyampaikan materi. Karna hal terpenting
yang perlu diperhatikan adalah materi dapat tersampaikan dan tepat
sasaran
a. Evaluasi scientific approach kelas 1 A di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang
Dari berbagai macam penilaian yang ada pada kurikulum 2013 ini
penilaian unjuk kerjalah yang paling cocok dan sesuai dengan tema 4
3
keluargaku sub tema 2 kegiatan keluarga pembelajaran 1 mengenai aturan
sebelum makan. Semua penilaian yang guru lakukan selalu berpedoman
pada buku pedoman guru yang lebih mengacu pada pada aspek
psikomotorik. guru menggunakan penilaian unjuk kerja karena
menurutnya penilaian ini lebih menekankan pada pemahaman anak dalam
menerima materi dan dapat menyelesaikan masalah dengan tepat semisal
membuat produk. Dan sistematika penilaian pada pada unjuk kerja ini
menggunakan penskoran misalnya saja K1/ Kriteria satu anak diminta
untuk menghias poster, kemudian K2/ Kriteria dua dilihat kerapiannya
dalam menggunting dan menempel. Semua point dinilai sesuai peraturan
yang ada di buku. Nilai penskoran jika 4 maka baik sekali, kalau 3 baik
dan seterusnya
A. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti ingin memberikan saran sebagai
berikut:
1. Kepada guru dengan dilaksanakannya kurikulum 2013 yang
menggunakan pendekatan scientific dalam pembelajaran, guru
diharapkan mampu melaksanakan scientific approach dengan
maksimal agar hasil pembelajaran meningkat secara optimal
2. Bagi institusi yang diteliti yaitu Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Mubtadi’in Bumiayu Malang khususnya untuk pendekatan scientific
ini untuk memaksimalkan lagi scientific approach pada pembelajaran
4
dengan mengacu pada kurikulum 2013, guru maupun tenaga
kependidikan harus benar- benar menguasai kurikulum 2013
3. Bagi Siswa selalu berpartisipasi aktif dalam melaksanakan langkah-
langkah scientific approach khususnya dalam merumuskan masalah.
Siswa harus dapat memecahkan masalah dengan sendirinya melalui
kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat,
dan dapat menghasilkan kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Refika Aditama
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Faisal, Sanapiah. Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha nasional
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
Mathew B.M & A.M Hubberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya
Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: RT.
Remaja Rosdakarya
Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:
AR-RUZZ MEDIA
Lampiran VII
Lampiran V
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa yang perlu diperhatikan dalam pembuatan RPP?
2. Bagaimana langkah- langkah penyusunan RPP?
3. Manfaat RPP dalam proses pembelajaran?
4. Apa perbedaan RPP kurikulum 2013 dengan RPP sebelumnya?
5. Kekurangan dan kelebihan dalam pembuatan RPP sebelu proses beajar
mengajar dilaksanakan?
6. Apa pengertian dari scientific approach?
7. Fungsi scientific approach dalam pelaksanaan pembelajaran?
8. Bagaimana cara melakukan scientific approach dalam pelaksanaan
pembelajaran?
9. Kekurangan dan kelebihan scientific approach dalam pelaksanaan
pembelajaran?
10. Mengapa scientific approach perlu diterapkan dalam proses pembelajaran?
11. Apa pengertian dari penilaian autentik?
12. Sistematika penilaian pada kurikulum 2013?
13. Jenis penilaian apa saja yang pernah dilakukan?
14. Mengapa menggunakan penilaian unjuk kerja?
Lampiran VI
TRANSKIP WAWANCARA
Tanggal : 20 November 2014
Waktu : 08.20 WIB
Narasumber : Guru kelas 1 A (Hikmatul mahfudzoh S, Pdi)
Hasil Wawancara :
Peneliti : Assalamu’alaikum bu ..
Narasumber : Wa’alaikumussalam warahmatullah ..
Peneliti :Mohon maaf bu menggangu waktunya, saya mau bertanya
sekitar pelaksanaan scientific approach pada kurikulum 2013
saat ini
Narasumber : Oh iya gak papa silahkan mbak (sambil tersenyum ramah)
Peneliti : Apakah ibu bikin rpp setiap kali pertemuan?
Narasumber : Kalau tahun ini nggak mbak. Mungkin saya hanya
mengerjakan satu atau dua tema saja
Peneliti : Apakah guru lain juga begitu bu?
Narasumber : Ya nggak juga mbak mungkin karena disini sekolah swasta
yang bergaji sedikit jadi guru agak malas apalagi ada sebagian
guru yang “nyambi” (memiliki pekerjaan lain) tidak semua
tema punya
Peneliti : Apa gak ada pemeriksaan dari pengawas mengenai RPP
kurikulum 2013 ini buk ?
Narasumber : Ya semenjak ganti kepala sekolah sudah jarang mbak. Tapi
saya punya beberapa tema dalam bentuk softfile cuma gak
saya printkan jadi untuk dilihat pengawas ada mbak (sambil
senyum- senyum)
Peneliti :Apa yang harus kita perhatikan dalam pembuatan RPP bu?
Narasumber : RPP itu dikembangkan dari silabus dulu kan mbak,
kemudian kita lihat KDnya, kemudian bikin indikator,
tujuan, materi, langkah- langkah pembelajarannya, sumber,
media dan penilaian mbak.
Peneliti :Apakah dalam pembuatan RPP kita harus mengetahui
kondisi kelas atau kita langsung mengikuti KD yang ada?
Narasumber :Ya, kalau saya pribadi dalam pembuatan RPP memang
benar melihat KD dulu tapi saya tidak langsung nulis RPP
kemudian muluk- muluk pakai LCDlah pakai inilah
sedangkan keadaan kelas tidak memungkinkan. Jadi gak bisa
dipakaikan. Intinya saya kira- kira dulu media apa yang tepat
dan ada saat itu kemudian melihat kondisi kelasnya juga
mbak baru saya nulis/ bikn RPPnya
Peneliti :Guna pembuatan RPP sebelum masuk kelas itu apa bu?
Narasumber :Untuk proses belajar mengajar dikelas maka kita akan
merasa enak mbak karena sudah ada gambaran untuk materi
yang akan kita sampaikan keesokan harinya, adanya RPP
juga mempermudah guru dalam proses pembelajaran yang
sistematis dan buat siswa ya lebih terbantu dan mudah dalam
belajar
Peneliti :Apakah ada perbedaan alam pembuatan RPP Kurikulum
2013 dengan pembuatan RPP pada Kurikulum sebelumnya?
Narasumber :Sebenarnya ya sama saja mbak, pendekatannya ya juga
sama. Cuma bedanya ya kalau di kurikulum 2013 ini kan kita
harus mengikuti buku panduan guru. Kalau kurikulum
sebelumnya kan kita buat sendiri lebih mandiri. Malah enak
yang beginian mbak sudah ada panduan kalau tidak
memungkinkan langsung memakai cara lain
Peneliti :Apakah pengertian pendekatan scientific menurut ibu?
Narasumber :Kalau diteorinya kayaknya sih asik mbak tapi dalam
pelaksanaannya tidak semua bisa discientifikkan. Intinya
pendekatan scientific itu anak dapat menjawab semua
pertanyaan sesuai dengan apa yang merekalihat langsung.
Scientific itu kan asal kata dari science lebih dekat dengan
pelajaran IPA. IPA itu harus banyak bereksperimen pada
alamya seperti itu mbak
Peneliti : Fungsinya pendekatan scientific pada proses pembelajaran
itu seperti apa bu?
Narasumber : ya kalau dilaksanakan kelima-limanya itu mbak maka
proses pembelajaran di kelas kan maksimal
Peneliti : Bagaimana cara melakukan pendekatan scientific ini pada
proses pembelajaran ?
Narasumber : Jadi kalau diteorinya harus urut ya mbak. Kalau saya
pribadi kegiatan seperti itu kalau dilaksanakan secara urut
saya merasa kusulitan mbak. Jadi yang penting dalam sehari
itu make 5 unsur itu, entah yang mana duluan yang saya
lakukan yang penting ada mengmatinya, menanya ya yang
5M itu tadi
Peneliti :Kekurangan dan kelebihan dengan keterlaksanaan scientific
approach itu apa bu?
Narasumber :Menurut saya sudah sempurna mbak. Gak ada
kekurangannya. Sebelum kurikulum 2013 duluitu ada 5M
tapi beda istilah. Dulu namanya MIKR (mengamati,
interaksi, komunikasi dan refleksi). Interaksinya yang di
MIKR ini lebih kepada teman, jadi mereka omong-omongan.
Jadi menurut saya MIKR sama 5M sama saja cuma beda
istilah. Bedanya ya cuma di tambah 1. Sekarang kan 5 tapi
ada juga yang 6
Peneliti : Menurut ibu mengapa pada kurikulum 2013 ini
pendekatannya menggunakan pendekatan scientific?
Narasumber : Mugkin karena pendekatan scientific ini lebih bersifat
ilmiah jadi ya lebih dekat dengan kita lingkungan, alam ya
bahasa awamnya kan seperti IPA mungkin gitu ya mbak.
Dan dalam pelaksaan 5M ini hasilnya lebih maksimal. Kalau
bisa kelima-limanya
Peneliti :Menurut ibu apa sih penilaian autentik itu?
Narasumber : Menurut saya penilaian autentik semua kegiatan belajar
siswa itu dinilai mbak. Mulai dari mereka mengamati,
mereka melakukan semuahal secara serius atau sambil
guyon, ada catatannya yang seperti itu. Semua aspek
penilaian itu dibuatkan sama ma’arif sidoarjo mbak.
Wilayah malang sendiri gak punya. Sampai SD pun yang
menerapkan Kurikulum 2013 itu gak punya
Peneliti : Kalau sistematika penilaian pada kurikulum 2013 itu seperti
apa bu?
Narasumber : Semua aspek penilaian itu dibuatkan sama ma’arif sidoarjo
mbak. Wilayah malang sendiri gak punya. Sampai SD pun
yang menerapkan Kurikulum 2013 itu gak punya
Peneliti : Jenis penilaian apa saja yang pernah dilakukan bu?
Narasumber : Seringnya menggunnakan penilaian unjuk kerjam bak.
Karena, semua penilaian unjuk kerja itu sudah pasti
psikomotorik. Semua peniaian yang ada dibuku panduan itu
masuk kepada psikomotorik semua. Dibuku panduan guru
penilaian kognitif dan afektif itu ada tapi gak semua tapi
kalau psikomotorik sudah pasti. Jadi lebih fokus kepada
penilaian dari aspek psikomotik gitu kalau kurikulum 2013
ini
Penilaian :Apa guna penilaian pada akhir proses pembelajaran?
Narasumber : Ya menurut saya guna penilaian itu mengetahui seberapa
jauh proses pembelajaran tersebut kemudian ya kita juga
mengetahui hasil dari pembelajaran yang sudah dilakukan
untuk mencapai tujuan, penilaian juga tidak hanya
mengetahui tujuan yang akan kita capai
Recommended