View
221
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LEMBARAN DAERAHKABUPATEN BANDUNGNOMOR 8 TAHUN 2016
PERATURAN DAERAHKABUPATEN BANDUNGNOMOR 8 TAHUN 2016TENTANG
PEMBANGUNAN DESA
Bagian HukumSetda Kabupaten BandungTahun 2016
2
BUPATI BANDUNGPROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG
NOMOR 8 TAHUN 2016
TENTANG
PEMBANGUNAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANDUNG,
Menimbang: a. bahwa dalam rangkamengoptimalkanpenyelenggaraanpembangunan desa dankawasan perdesaan, sertapemberdayaan danpendampingan masyarakatdesa perlu didukung dengan
3
pedoman pembangunan gunamewujudkan masyarakat desayang adil, makmur dansejahtera;
b. bahwa perencanaanpembangunan Desa disusunberdasarkan hasilkesepakatan dalammusyawarah desa yangdijadikan pedoman bagipemerintah desa dalammenyusun rancangan rencanapembangunan jangkamenengah desa, rencana kerjapemerintah desa, dan daftarusulan rencana kerjapemerintah desa;
c. bahwa Peraturan DaerahNomor 16 tahun 2010 tentangPedoman PerencanaanPembangunan Desa sudahtidak sesuai denganperkembangan hukum dankebutuhan masyarakatsehingga perlu diganti;
4
Propinsi Jawa Barat(Lembaran Negara Republik
d. bahwa berdasarkanpertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a,huruf b, dan huruf c, perlumenetapkan Peraturan Daerahtentang Pembangunan Desa;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun1945;
2. Undang-Undang Nomor 14Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-daerahKabupaten Dalam LingkunganPropinsi Jawa Barat (BeritaNegara Tahun 1950)sebagaimana telah diubahdenganUndang-Undang Nomor4 Tahun 1968 tentangPembentukan KabupatenPurwakarta dan KabupatenSubang dengan mengubahUndang–Undang Nomor 14Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-daerahKabupaten Dalam Lingkungan
5
Indonesia Tahun 1968 Nomor31, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 2851);
3. Undang-Undang Nomor 6Tahun 2014 tentang Desa(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor7, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor244, Tambahan LemabaranNegara Republik IndonesiaNomor 5587) sebagaimanatelah beberapa kali diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan KeduaAtas Undang-Undang Nomor23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor
6
58, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor43 Tahun 2014 tentangPeraturan PelaksanaanUndang-Undang Nomor 6Tahun 2014 tentang Desa(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor123, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5539) sebagaimanatelah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor47 Tahun 2015 tentangPerubahan Atas PeraturanPemerintah Nomor 43 Tahun2014 tentang PeraturanPelaksanaan Undang-UndangNomor 6 Tahun 2014 tentangDesa (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun2015 Nomor 157, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5717);
7
6. Peraturan Pemerintah Nomor60 Tahun 2014 tentang DanaDesa Yang Bersumber DariAnggaran Pendapatan DanBelanja Negara (LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 168,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor5558) sebagaimana telahdiubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 22 Tahun2015 tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor60 Tahun 2014 Tentang DanaDesa Yang Bersumber DariAnggaran Pendapatan danBelanja Negara (LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 88,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor5694);
7. Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 114 Tahun 2014tentang PedomanPembangunan Desa (BeritaNegara Republik IndonesiaTahun 2014 nomor 2094);
8
8. Peraturan Daerah Nomor 4Tahun 2014 tentang SistemPerencanaan PembangunanDaerah Kabupaten Bandung(Lembaran Daerah KabupatenBandung Tahun 2014 Nomor4);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN BANDUNG
dan
BUPATI BANDUNG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANGPEMBANGUNAN DESA.
9
BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yangdimaksud dengan:
1. Daerah adalah KabupatenBandung.
2. Bupati adalah Bupati Bandung.
3. Pemerintah Daerah adalahBupati sebagai unsurpenyelenggara pemerintahandaerah yang memimpinpelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.
4. Perangkat Daerah adalahunsur pembantu Bupati dandewan perwakilan rakyatdaerah dalampenyelenggaraan urusanpemerintahan yang menjadikewenangan Daerah.
10
5. Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah yangselanjutnya disingkat APBDadalah rencana keuangantahunan pemerintahandaerah yang ditetapkandengan peraturan daerah.
6. Desa adalah kesatuanmasyarakat hukum yangmemiliki batas wilayah yangberwenang untuk mengaturdan mengurus urusanpemerintahan, kepentinganmasyarakat setempatberdasarkan prakarsamasyarakat, hak asal usul,dan/atau hak tradisionalyang diakui dan dihormatidalam sistem pemerintahannegara kesatuan RepublikIndonesia.
7. Kewenangan Desa adalahkewenangan yang dimilikiDesa meliputi kewenangan dibidang penyelenggaraanpemerintahan Desa,pelaksanaan PembangunanDesa, pembinaan
11
kemasyarakatan Desa, danpemberdayaan masyarakatDesa berdasarkan prakarsamasyarakat, hak asal usuldan adat istiadat Desa
8. Pemerintahan Desa adalahpenyelenggaraan urusanpemerintahan dankepentingan masyarakatsetempat dalam sistempemerintahan negarakesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintah DesaKepala Desa
adalahdibantu
perangkat Desa sebagai unsurpenyelenggaraDesa.
Pemerintahan
10. Pembangunan Desa adalahupaya peningkatan kualitashidup dan kehidupan untuksebesar-besarnyakesejahteraan masyarakatDesa.
11. Badan PermusyawaratanDesa yang selanjutnyadisingkat BPD adalahlembaga yang melaksanakanfungsi pemerintahan yang
12
anggotannya merupakanwakil dari penduduk Desaberdasarkan keterwakilanwilayah dan ditetapkan secarademokratis.
12. Musyawarah Desa adalahmusyawarah antara BPD,Pemerintah Desa, dan unsurmasyarakat yangdiselenggarakan oleh BPDuntuk menyepakati hal yangbersifat strategis.
13. Musyawarah PerencanaanPembangunan Desa adalahmusyawarah antara BPD,Pemerintah Desa, dan unsurmasyarakat yangdiselenggarakan olehPemerintah Desa untukmenetapkan prioritas,program, kegiatan, dankebutuhan PembangunanDesa yang didanai olehanggaran pendapatan danbelanja desa, swadayamasyarakat Desa, dan/atauAPBD.
13
14. Peraturan Desa adalahperaturan perundang-undangan yang ditetapkanoleh Kepala Desa setelahdibahas dan disepakatibersama BPD.
15. Pembangunan Desa adalahupaya peningkatan kualitashidup dan kehidupan untuksebesar-besarnyakesejahteraaan masyarakatDesa.
16. Perencanaan PembangunanDesa adalah proses tahapankegiatan yangdiselenggarakan olehPemerintah Desa denganmelibatkan BPD dan unsurmasyarakat secara partisipatifguna pemanfaatan danpengalokasian sumber dayaDesa dalam rangka mencapaitujuan Pembangunan Desa.
17. Pembangunan Partisipatifadalah suatu sistempengelolaan pembangunan diDesa dan kawasan perdesaanyang dikoordinasikan oleh
14
kepala Desa denganmengedepankankebersamaan,kekeluargaan, dankegotongroyongangunamewujudkanpengarustamaan perdamaiandan keadilan sosial.
18. Pemberdayaan MasyarakatDesa adalah upayamengembangkan kemandiriandan kesejahteraanmasyarakat denganmeningaktkan pengetahuan,sikap, keterampilan, perilaku,kemampuan, kesadaran, sertamemanfaatkan sumber dayamelalui penetapan kebijakan,program, kegiatan, danpendampingan yang sesuaidengan esensi masalah danprioritas kebutuhanmasyarakat Desa.
19. Data Desa adalah gambaranmenyeluruh mengenaipotensi yang meliputi sumberdaya alam, sumber dayamanusia, sumber dana,kelembagaan, sarana
15
prasarana fisik dan sosial,kearifan lokal, ilmupengetahuan dan teknologi,serta permasalahan yangdihadapi Desa.
20. Rencana PembangunanJangka Menengah Desa yangselanjutnya disebutRPJMDesa adalah rencanakegiatan Pembangunan Desauntuk jangka waktu 6 (enam)tahun.
21. Rencana Kerja PemerintahDesa yang selanjutnyadisebut RKPDesa adalahpenjabaran dari RPJMDesauntuk jangka waktu 1 (satu)tahun.
22. Keuangan Desa adalah semuahak dan kewajiban Desa yangdapat dinilai dengan uangserta segala sesuatu berupauang dan/atau barang yangberhubungan denganpelaksanaan hakdankewajiban Desa.
16
23. Aset Desa adalah barang milikDesa yang berasal darikekayaan asli Desa, dibeliatau diperoleh atas bebananggaran pendapatan danbelanja desa atau perolehanhak lainnya yang sah
24. Anggaran Pendapatan danBelanja Desa yangselanjutnya disebut APBDesadalah rencana keuangantahunan Pemerintahan Desa.
25. Lembaga KemasyarakatanDesa adalah lembaga yangdibentuk oleh masyarakatsesuai dengan kebutuhan danmerupakan mitra PemerintahDesa dalam memberdayakanmasyarakat.
26. Badan Usaha Milik Desa yangselanjutnya disebut Bumdesadalah badan usaha yangseluruh atau sebagian besarmodalnya dimiliki oleh Desa,melalui penyertaan secaralangsung yang berasal darikekayaan Desa yangdipisahkan guna mengelola
17
aset, jasa pelayanan, danusaha lainnya untuksebesar-besarnyakesejahteraan masyarakatDesa.
BAB II
PEMBANGUNAN DESA
Bagian Kesatu
Perencanaan
Paragraf 1
Umum
Pasal 2
(1) Pemerintah Desa menyusunPerencanaan PembangunanDesa sesuai dengankewenangannya denganmengacu pada perencanaanpembangunan Daerah.
(2) Perencanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakanoleh Pemerintah Desa dengan
18
melibatkan seluruhmasyarakat Desa dengansemangat gotong royong.
(3) Masyarakat Desa berhakmelakukan pemantauanterhadap pelaksanaanPerencanaan PembangunanDesa.
(4) Dalam rangka PerencanaanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1), Pemerintah Desadidampingi oleh PemerintahDaerah yang secara teknisdilaksanakan oleh PerangkatDaerah yang membidangiurusan pemberdayaanmasyarakat dan Desa.
(5) Dalam rangkamengoordinasikanPerencanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Kepala Desadapat didampingi oleh tenagapendamping profesional,kader Pemberdayaan
19
Masyarakat Desa, dan/ataupihak ketiga.
(6) Camat melakukan koordinasipendampingan sebagaimanadimaksud pada ayat (5) diwilayahnya.
Pasal 3
(1) Tujuan penyusunanPerencanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 meliputi:
a. tersusunnya dokumenPerencanaan PembangunanDesa yang sistematis,terarah, terpadu,menyeluruh, dan tanggapterhadap perubahan sertaberbasis terhadappengurangan resikobencana;
20
b. menjamin terciptanyaintegrasi, sinkronisasi, dansinergi dalam penyusunanPerencanaan PembangunanDesa, kecamatan, danDaerah;
c. menjamin keterkaitan dankonsistensi antaraPerencanaan,penganggaran,pelaksanaan, pengendaliandan pengawasanPembangunan Desa;
d. mengoptimalkan partisipasimasyarakat; dan
e. menjamin tercapainyapenggunaan sumber dayasecara efisien, efektif,berkeadilan, danberkelanjutan.
(2) Perencanaan PembangunanDesa didasarkan pada dataDesa dan informasi yang akuratdan dapatdipertanggungjawabkan.
21
(3) Data Desa dan informasisebagaimana dimaksud padaayat (2) mencakup:
a. penyelenggaraanPemerintahan Desa;
b. organisasi dan tata laksanaPemerintahan Desa;
c. Keuangan Desa;
d. profil Desa;
e. dokumen rencanapembangunan permukimanDesa; dan
f. informasi lain terkaitdengan penyelenggaraanPemerintahan Desa danPemberdayaan MasyarakatDesa.
22
Pasal 4
(1) Perencanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 disusun secaraberjangka yang meliputi:
a. RPJMDesa untuk jangkawaktu 6 (enam) tahun; dan
b. RKPDesa sebagaipenjabaran dari RPJMDesauntuk jangka waktu 1(satu) tahun.
(2) RPJMDesa dan RKPDesasebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan denganPeraturan Desa.
(3) Peraturan Desa tentangRPJMDesa dan RKPDesamerupakan dokumenPerencanaan PembangunanDesa.
(4) RPJMDesa dan RKPDesamerupakan pedoman dalampenyusunan APBDesa.
23
(5) Perencanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) merupakan salahsatu sumber masukan dalamPerencanaan PembangunanDaerah.
Pasal 5
(1) Dalam rangka PerencanaanPembangunan Desasebagaimana dimaksud dalamPasal 4, Pemerintah Desamelaksanakan tahapan yangmeliputi:a. penyusunan RPJMDesa;
danb. penyusunan RKPDesa.
(2) RPJMDesa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hurufa, ditetapkan dalam jangkawaktu paling lama 3 (tiga)bulan terhitung sejakpelantikan Kepala Desa.
24
(3) RKPDesa mulai disusun olehPemerintah Desa pada bulanJuli tahun berjalan.
(4) RKPDesa ditetapkan denganPeraturan Desa paling lambatakhir bulan September tahunberjalan.
(5) RKPDesa menjadi dasarpenetapan APBDesa.
Pasal 6
(1) Dalam menyusun RPJMDesadan RKPDesa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat(1), Pemerintah Desa wajibmenyelenggarakanMusyawarah PerencanaanPembangunan Desa secarapartisipatif.
(2) Musyawarah PerencanaanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1), diikuti oleh BPD danunsur masyarakat Desa.
25
(3) Rancangan RPJMDesa danrancangan RKPDesa dibahasdan disepakati dalamMusyawarah PerencanaanPembangunan Desa.
(4) Ketentuan lebih lanjutmengenai pelaksanaanMusyawarah PerencanaanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) sampai dengan ayat (3)diatur dalam Peraturan Bupati.
Paragraf 2Penyusunan RPJM Desa
Pasal 7
(1) Rancangan RPJMDesamemuat visi dan misi KepalaDesa, arah kebijakanPembangunan Desa, sertarencana kegiatan yangmeliputi bidang:a. penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;b. pelaksanaan
Pembangunan Desa;
26
c. pembinaankemasyarakatan Desa; dan
d. Pemberdayaan MasyarakatDesa.
(2) Bidang penyelenggaraanPemerintahan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, terdiri atas:a. penetapan dan penegasan
batas Desa;b. pendataan Desa;c. penyusunan tata ruang
Desa;d. penyelenggaraan
Musyawarah Desa;e. pengelolaan informasi
Desa;f. penyelenggaraan
perencanaan Desa;g. penyelenggaraan evaluasi
tingkat perkembanganPemerintahan Desa;
h. penyelenggaraankerjasama antar Desa;
i. pembangunan sarana danprasarana kantor Desa;dan
j. kegiatan lainnya sesuaikondisi Desa.
27
(3) Bidang pelaksanaanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b terdiri atas:a. pembangunan,
pemanfaatan danpemeliharaaninfrasruktur danlingkungan Desa antaralain:1. tambatan perahu;2. jalan pemukiman;3. jalan Desa antar
permukiman kewilayah pertanian;
4. pembangkit listriktenaga mikrohidro ;
5. lingkunganpermukimanmasyarakat Desa; dan
6. infrastruktur Desalainnya sesuai kondisiDesa.
b. pembangunan,pemanfaatan danpemeliharaan sarana danprasarana kesehatanantara lain:1. air bersih berskala
Desa;2. sanitasi lingkungan;
28
3. pelayanan kesehatanDesa sepertiposyandu; dan
4. sarana dan prasaranakesehatan lainnyasesuai kondisi Desa.
c. pembangunan,pemanfaatan danpemeliharaan sarana danprasarana pendidikandan kebudayaan antaralain:1. taman bacaan
masyarakat;2. pendidikan anak usia
dini;3. balai
pelatihan/kegiatanbelajar masyarakat;
4. pengembangan danpembinaan sanggarseni; dan
5. sarana dan prasaranapendidikan danpelatihan lainnyasesuai kondisi Desa.
d. pengembangan usahaekonomi produktif sertapembangunan,pemanfaatan danpemeliharaan sarana dan
29
prasarana ekonomiantara lain:1. pasar Desa;2. pembentukan dan
pengembanganBumdes;
3. penguatanpermodalan Bumdes;
4. pembibitan tanamanpangan;
5. penggilingan padi;6. lumbung Desa;7. pembukaan lahan
pertanian;8. pengelolaan usaha
hutan Desa;9. kolam ikan dan
pembenihan ikan;10. kandang ternak;11. instalasi biogas;12. mesin pakan ternak;
dan13. sarana dan
prasarana ekonomilainnya sesuaikondisi Desa.
e. pelestarian lingkunganhidup antara lain:1. penghijauan;2. pembuatan
terasering;
30
3. pemeliharaan hutanbakau;
4. perlindungan mataair;
5. pembersihan daerahaliran sungai;
6. perlindunganterumbu karang;dan
7. kegiatan lainnya
(4) Bidang
sesuai kondisi Desa.
pembinaankemasyarakatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hurufc terdiri atas:a. pembinaan lembaga
kemasyarakatan;b. penyelenggaraan
ketentraman danketertiban;
c. pembinaan kerukunanumat beragama;
d. pengadaan sarana danprasarana olah raga;
e. pembinaan lembaga adat;f. pembinaan kesenian dan
sosial budayamasyarakat; dan
g. kegiatan lain sesuaikondisi Desa.
31
(5) Bidang PemberdayaanMasyarakat Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf d terdiri atas:a. pelatihan usaha ekonomi,
pertanian, perikanan danperdagangan;
b. pelatihan teknologi tepatguna;
c. pendidikan, pelatihan,dan penyuluhan bagiKepala Desa, PerangkatDesa, dan BPD; dan
d. peningkatan kapasitasmasyarakat, antara lain:1. kader pemberdayaan
masyarakat Desa;2. kelompok usaha
ekonomi produktif;3. kelompok perempuan;4. kelompok tani;5. kelompok masyarakat
miskin;6. kelompok pengrajin;7. kelompok pemerhati
dan perlindungananak;
8. kelompokpemuda;dan
9. kelompok lain sesuaikondisi Desa.
32
Pasal 8
(1) Kepala Desamenyelenggarakanpenyusunan RPJMDesadengan mengikutsertakanunsur masyarakat Desa.
(2) Unsur masyarakatsebagaimana dimaksud padaayat (1), terdiri atas:a. tokoh adat;b. tokoh agama;c. tokoh masyarakat;d. tokoh pendidikan;e. kelompok tani;f. kelompok nelayan;g. kelompok perajin;h. kelompok perempuan;i. kelompok pemerhati dan
pelindungan anak;j. kelompok masyarakat
miskin; dank. kelompok masyarakat
lain sesuai dengankondisi sosial budayamasyarakat Desa.
33
(3) Penyusunan RPJMDesasebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan denganmempertimbangkan kondisiobjektif Desa dan prioritasprogram dan kegiatan Daerah.
(4) Penyusunan RPJMDesasebagaimana dimaksud padaayat (1), dilakukan dengankegiatan yang meliputi:a. pembentukan tim
penyusun RPJMDesa;b. penyelarasan arah
kebijakan PerencanaanPembangunan Daerah;
c. pengkajian keadaanDesa;
d. penyusunan rencanaPembangunan Desamelalui MusyawarahDesa;
e. penyusunan rancanganRPJMDesa;
f. penyusunan rencanaPembangunan Desamelalui MusyawarahPerencanaanPembangunan Desa; dan
34
g. penetapan RPJMDesa.
(5) Ketentuan lebih lanjutmengenai tata carapelaksanaan kegiatanpenyusunan RPJMDesasebagaimana dimaksud padaayat (4) diatur denganPeraturan Bupati.
Paragraf 3
Perubahan RPJMDesa
Pasal 9
(1) Kepala Desa dapat mengubahRPJMDesa dalam hal:a. terjadi peristiwa khusus,
seperti bencana alam,krisis politik, krisisekonomi, dan/ataukerusuhan sosial yangberkepanjangan; atau
b. terdapat perubahanmendasar atas kebijakanpemerintah, pemerintahdaerah provinsi,
35
indikatif Desa dan rencanakegiatan pemerintah,
dan/atau PemerintahDaerah.
(2) Perubahan RPJMDesasebagaimana dimaksud padaayat (1), dibahas dandisepakati dalam MusyawarahPerencanaan PembangunanDesa dan selanjutnyaditetapkan dengan PeraturanDesa.
Paragraf 4
Penyusunan RKPDesa
Pasal 10
(1) Pemerintah Desa menyusunRKPDesa sebagai penjabaranRPJMDesa.
(2) RKPDesa disusun olehPemerintah Desa sesuai denganinformasi dari PemerintahDaerah berkaitan dengan pagu
36
pemerintah daerah provinsi,dan Pemerintah Daerah.
(3) RKPDesa memuat rencanapenyelenggaraanPemerintahan Desa,pelaksanaan pembangunan,pembinaan kemasyarakatan,dan Pemberdayaan MasyarakatDesa.
(4) RKPDesa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) palingsedikit memuat uraian:a. evaluasi pelaksanaan
RKPDesa tahunsebelumnya;
b. prioritas program,kegiatan, dan APBDesayang dikelola oleh Desa;
c. prioritas program,kegiatan, dan APBDesayang dikelola melalui kerjasama antar Desa danpihak ketiga;
d. rencana program,kegiatan, dan APBDesayang dikelola oleh Desa
37
sebagai kewenanganpenugasan dariPemerintah, PemerintahDaerah Provinsi, dan/atauPemerintah Daerah; dan
e. pelaksana kegiatan Desayang terdiri atas unsurperangkat Desa dan/atauunsur masyarakat Desa.
Pasal 11
(1) Kepala Desa menyusunRKPDesa denganmengikutsertakan masyarakatDesa.
(2) Penyusunan RKPDesasebagaimana dimaksud padaayat (1), dilakukan dengankegiatan yang meliputi:a. penyusunan Perencanaan
Pembangunan Desamelalui MusyawarahDesa;
b. pembentukan timpenyusun RKPDesa;
38
c. pencermatan paguindikatif Desa danpenyelarasanprogram/kegiatan masukke Desa
d. pencermatan ulangdokumen RPJMDesa;
e. penyusunan rancanganRKPDesa;
f. penyusunan RKPDesamelalui MusyawarahPerencanaanPembangunan Desa;
g. penetapan RKPDesa;h. perubahan RKPDesa; dani. pengajuan daftar usulan
RKPDesa.
(3) Ketentuan lebih lanjutmengenai tata carapelaksanaan kegiatanpenyusunan RKPDesasebagaimana dimaksud padaayat (2) diatur denganperaturan bupati.
39
Pasal 12
(1) Pemerintah Desa dapatmengusulkan kebutuhanPembangunan Desa kepadaPemerintah Daerah.
(2) Dalam hal tertentu,Pemerintah Desa dapatmengusulkan kebutuhanPembangunan Desa kepadapemerintah dan/ataupemerintah daerah provinsi.
(3) Usulan kebutuhanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (2) harus mendapatkanpersetujuan Bupati.
(4) Jika Bupati memberikanpersetujuan, usulansebagaimana dimaksud padaayat (3) disampaikan olehBupati kepada pemerintahdan/atau pemerintah daerahprovinsi.
40
(5) Usulan Pemerintah Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) ditetapkandalam MusyawarahPerencanaan PembangunanDesa.
(6) Dalam hal pemerintah,pemerintah daerah provinsi,dan Pemerintah Daerahmenyetujui usulansebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2), usulantersebut dimuat dalamRKPDesa tahun berikutnya.
Paragraf 5
Perubahan RKP Desa
Pasal 13
(1) RKPDesa dapat diubah dalamhal:a. terjadi peristiwa khusus,
seperti bencana alam,krisis politik, krisisekonomi, dan/atau
41
kerusuhan sosial yangberkepanjangan; atau
b. terdapat perubahanmendasar atas kebijakanpemerintah, pemerintahdaerah provinsi,dan/atau PemerintahDaerah.
(2) Dalam hal terjadi perubahanRKPDesa dikarenakan terjadiperistiwa khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hurufa, Kepala Desa melaksanakankegiatan sebagai berikut:a. berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah yangmempunyai kewenanganterkait dengan kejadiankhusus;
b. mengkaji ulang kegiatanpembangunan dalamRKPDesa yang terkenadampak terjadinyaperistiwa khusus;
c. menyusun rancangankegiatan yang disertairencana kegiatan dan
42
rencana anggaran biaya;dan
d. menyusun rancanganRKPDesa perubahan.
(3) Dalam hal terjadi perubahanRKPDesa dikarenakanperubahan mendasar ataskebijakan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hurufb, Kepala Desa melaksanakankegiatan sebagai berikut:a. mengumpulkan dokumen
perubahan mendasaratas kebijakanpemerintah, pemerintahdaerah provinsi,dan/atau PemerintahDaerah;
b. mengkaji ulang kegiatanpembangunan dalamRKPDesa yang terkenadampak terjadinyaperubahan mendasaratas kebijakanpemerintah, pemerintahdaerah provinsi,dan/atau PemerintahDaerah;
43
c. menyusun rancangankegiatan yang disertairencana kegiatan danrencana anggaran biaya;dan
d. menyusun rancanganRKPDesa perubahan.
Pasal 14
(1) Kepala DesamenyelenggarakanMusyawarah PerencanaanPembangunan Desa yangdiadakan secara khususuntuk kepentinganpembahasan danpenyepakatan perubahanRKPDesa sebagaimana yangdimaksud dalam Pasal 13.
44
(2) Penyelenggaraan MusyawarahPerencanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (1), disesuaikandengan terjadinya peristiwakhusus dan/atau terjadinyaperubahan mendasarsebagaimana dimaksud dalamPasal 13.
(3) Hasil kesepakatan dalamMusyawarah PerencanaanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1), ditetapkan denganPeraturan Desa tentangRKPDesa Perubahan.
(4) Peraturan Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (3),sebagai dasar dalampenyusunan perubahanAPBDesa.
45
Bagian Kedua Pelaksanaan
Pembangunan Desa Paragraf 1
Umum
Pasal 15
(1) Kepala Desa mengoordinasikankegiatan Pembangunan Desayang dilaksanakan olehPerangkat Desa dan/atauunsur masyarakat Desa.
(2) Pelaksana kegiatanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan denganmempertimbangkan keadilangender.
(3) Pelaksanaan pembangunansebagaimana dimaksud padaayat (1) mengutamakanpemanfaatan sumber dayamanusia dan sumber dayaalam yang ada di Desa sertamendayagunakan swadaya dangotong royong masyarakat.
46
(4) Pelaksanaan kegiatanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:a. Pembangunan Desa
berskala lokal Desa; danb. pembangunan sektoral
dan Daerah yang masukke Desa.
(5) Pelaksanaan PembangunanDesa yang berskala lokalsebagaimana dimaksud padaayat (4) huruf a, dikelolamelalui swakelola Desa,kerjasama antar Desadan/atau kerjasama Desadengan pihak ketiga.
(6) Kepala Desa mengoordinasikanpersiapan dan pelaksanaanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) terhitung sejakditetapkan APBDesa.
47
Pasal 16
(1) Pembangunan Desa yangbersumber dari programsektoral dan/atau programDaerah, dilaksanakan sesuaidengan ketentuan daripemerintah, pemerintahdaerah provinsi, atauPemerintah Daerah.
(2) Dalam hal ketentuansebagaimana dimaksud padaayat (1), menyatakanpelaksanaan program sektordan/atau program Daerahdiintegrasikan ke dalamPembangunan Desa, programsektor dan/atau programDaerah di Desa dicatat dalamAPBDesa.
(3) Dalam hal ketentuansebagaimana dimaksud padaayat (1), menyatakanpelaksanaan program sektordan/atau program daerahdidelegasikan kepada Desa,
48
maka Desa mempunyaikewenangan untuk mengurus.
(4) Pelaksanaan program sektordan/atau program Daerahsebagaimana dimaksud padaayat (3) dibahas dandisepakati dalam MusyawarahDesa yang diselenggarakanoleh BPD.
(5) Dalam hal pembahasan dalamMusyawarah Desasebagaimana dimaksud padaayat (4) tidak menyepakatiteknis pelaksanaan programsektor dan/atau programDaerah, Kepala Desa dapatmengajukan keberatan atasbagian dari teknispelaksanaan yang tidakdisepakati, disertai dasarpertimbangan keberatandimaksud.
(6) Kepala Desa menyampaikankeberatan sebagaimanadimaksud pada ayat (5)kepada Bupati melalui Camat.
49
Pasal 17
(1) Pemerintah Daerahmenyelenggarakan programsektoral dan program Daerahyang masuk ke Desa.
(2) Program sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diinformasikan kepadaPemerintah Desa untukdiintegrasikan ke dalamPembangunan Desa.
(3) Program sebagaimanadimaksud pada ayat (1) yangberskala lokal Desadikoordinasikan dan/ataudidelegasikan pelaksanaannyakepada Pemerintah Desa.
(4) Program sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dicatatdalam lampiran APBDesa.
(5) Pengintegrasian programsektoral dan program Daerahkedalam Pembangunan Desadilaksanakan untuk
50
menghindari terjadinyatumpang tindih program dananggaran guna mewujudkanprogram yang salingmendukung.
Pasal 18
(1) Kepala Desamengoordinasikanpelaksanaan program sektordan/atau program Daerahyang didelegasikanpelaksanaannya kepada Desa.
(2) Pelaksanaan program sektordan/atau program Daerahsebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan olehperangkat Desa dan/atauunsur masyarakat Desasesuai dengan ketentuanperaturan perundangan-undangan.
51
Paragraf 2
Tahapan
Pasal 19
(1) Pelaksanaan PembangunanDesa dilakukan melaluitahapan sebagai berikut:a. tahap persiapan,
meliputi:1. penetapan pelaksana
kegiatan;2. penyusunan rencana
kerja;3. sosialisasi kegiatan;4. pembekalan
pelaksana kegiatan;5. penyiapan dokumen
administrasi;6. pengadaan tenaga
kerja; dan7. pengadaan
bahan/material.
b. tahapan pelaksanaankegiatan paling sedikitmeliputi:1. rapat kerja dengan
pelaksana kegiatan;
52
kegiatan; dan8. pelestarian dan
pemanfaatan hasilkegiatan.
2. pemeriksaanpelaksanaankegiataninfrastruktur Desa;
3. perubahanpelaksanaankegiatan;
4. pengelolaanpengaduan danpenyelesaianmasalah;
5. penyusunan laporanhasil pelaksanaankegiatan;
6. musyawarahpelaksanaankegiatan Desa dalamrangka
7. pertanggungjawabanhasil pelaksanaan
53
Pemerintahan Desa danPembangunan Desa yang
(2) Ketentuan lebih lanjutmengenai tahapanpelaksanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur denganPeraturan Bupati.
Bagian Ketiga
Pemantauan dan PengawasanPembangunan Desa
Pasal 20
(1) Pemerintah,daerah provinsi
pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan PemelakukanPemberdayaanDesa.
erintah Desaupaya
Masyarakat
(2) Pemberdayaan masyarakatsebagaimana dimaksud padaayat (1), dilakukan melaluipengawasan dan pemantauanpenyelenggaraan
54
dilakukan secara partisipatifoleh masyarakat Desa.
(3) Masyarakat Desa berhakmelakukan pemantauanterhadap pelaksanaanPembangunan Desa.
(4) Hasil pengawasan danpemantauan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (2), menjadi dasarpembahasan MusyawarahDesa dalam rangkapelaksanaan PembangunanDesa.
Pasal 21
(1) Pemantauan PembangunanDesa oleh masyarakat Desadilakukan pada tahapanPerencanaan PembangunanDesa dan pelaksanaanPembangunan Desa.
55
(2) Pemantauan tahapanPerencanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat(1) dilakukan dengancara menilai penyusunanRPJMDesa dan RKPDesa.
(3) Pemantauan tahapanpelaksanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengancara menilai:a. pengadaan barang
dan/atau jasa;b. pengadaan dan
pengiriman bahan ataumaterial;
c. pengadaan tenaga kerja;d. pengelolaan administrasi
Keuangan Desa;e. pembayaran upah; danf. kualitas hasil kegiatan
Pembangunan Desa.
56
(4) Hasil pemantauanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) dituangkan dalamformat hasil pemantauanPembangunan Desa.
(5) Ketentuan lebih lanjutmengenai tata cara pengisianformat hasil pemantauanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (4) diatur dalam PeraturanBupati.
Pasal 22
(1) Bupati melakukan pemantauandan pengawasan PerencanaanPembangunan Desa danpelaksanaan PembangunanDesa dengan cara:
a. memantau dan mengawasijadwal PerencanaanPembangunan Desa danpelaksanaan PembangunanDesa;
57
b. menerima, mempelajari,dan memberikan umpanbalik terhadap laporanrealisasi pelaksanaanAPBDesa;
c. mengevaluasiperkembangan dankemajuan kegiatanPembangunan Desa; dan
d. memberikan bimbinganteknis kepada PemerintahDesa.
(2) Dalam hal terjadiketerlambatan PerencanaanPembangunan Desa danpelaksanaan PembangunanDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a sebagaiakibat ketidak mampuandan/atau kelalaian PemerintahDesa, Bupati melakukan:
a. pemberian surat peringatankepada Kepala Desa;
b. pembinaan danpendampingan kepadaPemerintah Desa gunamempercepat PerencanaanPembangunan Desa untuk
58
memastikan APBDesaditetapkan 31 Desembertahun berjalan; dan
c. pembinaan danpendampingan kepadaPemerintah Desa dalam halmempercepat pelaksanaanPembangunan Desa untukmemastikan penyerapanAPBDesa sesuai denganketentuan peraturanperundang-undangan.
(3) Ketentuan mengenai tata carapemantauan dan pengawasanPerencanaan PembangunanDesa dan pelaksanaanPembangunan Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2), diaturlebih lanjut dengan PeraturanBupati.
59
BAB III
SISTEM INFORMASIPEMBANGUNAN DESA
Pasal 23
(1) Desa berhak mendapatkanakses informasi melalui sisteminformasi Desa yangdikembangkan oleh PemerintahDaerah.
(2) Sistem informasi Desasebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:
a. fasilitas perangkat kerasdan perangkat lunak;
b. jaringan;c. sumber daya manusia;d. data Desa;e. datapembangunan Desa;f. kawasan perdesaan; dang. informasi lain yang
berkaitan denganPembangunan Desa.
60
(3) Sistem informasi Desasebagaimana dimaksud padaayat (2) dikelola olehPemerintah Desa dan dapatdiakses oleh masyarakat Desadan semua pemangkukepentingan.
(4) Pemerintah Daerahmenyediakan informasiperencanaan PembangunanDaerah dan mengembangkansistem informasi Desa.
(5) Pembiayaan atas pelaksanaansistem informasi PembangunanDesa bersumber dari APBDesayang besarnya disesuaikandengan kemampuan KeuanganDesa.
61
BAB IV
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 24
(1) Dalam Pembangunan Desa,masyarakat Desa berperandalam melakukan aksi bersamasebagai suatu kesatuan tatakelola Pemerintahan Desa,Lembaga KemasyarakatanDesa, tata ekonomi danlingkungan.
(2) Pemberdayaan masyarakatDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan olehPemerintah Daerah,Pemerintah Desa, BPD, forumMusyawarah Desa, LembagaKemasyarakatan Desa,Bumdes, badan kerja samaantar Desa, forum kerja samaDesa, dan kelompok kegiatanmasyarakat lain yang dibentukuntuk mendukung kegiatanPembangunan Desa.
62
(3) Ketentuan lebih lanjutmengenai tata cara peran sertamasyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) danayat (2) diatur dalam PeraturanBupati.
Pasal 25
Pemberdayaan Masyarakat Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal24 dilakukan dengan:
a. mendorong partisipasimasyarakat dalamperencanaan danPembangunan Desa;
b. mengembangkan program dankegiatan Pembangunan Desasecara berkelanjutan denganmendayagunakan sumber dayamanusia dan sumber dayaalam yang ada di Desa;
c. menyusun PerencanaanPembangunan Desa sesuaidengan proiritas, potensi, dannilai kearifan lokal;
63
d. menyusun perencanaan danpenganggaran yang berpihakkepada kepentingan wargamiskin, penyandang disabilitas,perempuan, anak, dankelompok marginal;
e. mengembangkan sistemtransparansi danakuntabilitas dalampenyelenggaraan PemerintahanDesa dan lembaga adat;
f. mendayagunakan LembagaKemasyarakatan Desa danlembaga adat;
g. mendorong partisipasimasyarakat dalampenyusunan kebijakan Desayang dilakukan melaluiMusyawarah Desa;
h. menyelenggarakanpeningkatan kualitas dankapasitas sumber dayamanusia masyarakat Desa;
i. melakukan pendampinganmasyarakat Desa yangberkelanjutan; dan
64
j. melakukan pengawasan danpemantauan penyelenggaraanPemerintahan Desa danpembangunan Desa yangdilakukan secara partisipatifoleh masyarakat Desa.
Pasal 26
(1) Pemerintah Daerahmenyelenggarakanpemberdayaan masyarakatDesa dengan pendampingansecara berjenjang sesuaidengan kebutuhan.
(2) Pendampingan masyarakatDesa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) secara teknisdilaksanakan oleh PerangkatDaerah yang membidangiurusan PemberdayaanMasyarakat Desa dan dapatdibantu oleh tenagapendamping profesional, kaderPemberdayaan MasyarakatDesa, dan/atau pihak ketiga.
65
(3) Camat melakukan koordinasipendampingan masyarakatDesa di wilayahnya.
(4) Ketentuan lebih lanjutmengenai tata carapendampingan masyarakatDesa secara berjenjangsebagaimana dimaksud padaayat (1) sampai dengan ayat (3)diatur dengan PeraturanBupati.
Pasal 27
(1) Tenaga pendampingprofesional sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26 ayat(2) terdiri atas:
a. tenaga pendamping lokalDesa yang bertugas di Desauntuk mendampingi Desadalam penyelenggaraanPemerintahan Desa, kerjasama Desa, pengembanganBumdesa, danpembangunan yangberskala lokal Desa;
66
b. tenaga pendamping Desayang bertugas diKecamatan untukmendampingi Desadalam penyelenggaraanPemerintahan Desa, kerjasama Desa,pengembangan Bumdesa,dan pembangunan yangberskala lokal Desa;
c. tenaga pendamping teknisyang bertugas diKecamatan untukmendampingi Desa dalampelaksanaan program dankegiatan sektoral; dan
d. tenaga ahli pemberdayaanmasyarakat yang bertugasmeningkatkan kapasitastenaga pendamping dalamrangka penyelenggaraanPemerintahan Desa,pelaksanaan PembangunanDesa, pembinaankemasyarakatan Desa, danpemberdayaan masyarakatDesa.
67
(2) Tenaga pendampingsebagaimana dimaksud padaayat (1) harus memilikikompetensi dan kualifikasipendampingan di bidangpenyelenggaraanpemerintahan, ekonomi, sosial,budaya, dan/atau teknik.
(3) Kader PemberdayaanMasyarakat Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26ayat(2) berasal dari unsurmasyarakat yang dipilih olehDesa untuk menumbuhkandan mengembangkan sertamenggerakkan prakarsa,partisipasi, dan swadayagotong royong.
68
Pasal 28
(1) Pemerintah Daerah dapatmengadakan sumber dayamanusia pendamping untukDesa melalui perjanjian kerjayang pelaksanaannyadilakukan sesuai denganketentuan peraturanperundang-undangan.
(2) Pemerintah Desa dapatmengadakan kaderPemberdayaan MasyarakatDesa melalui mekanismeMusyawarah Desa untukditetapkan dengan KeputusanKepala Desa.
(3) Ketentuan mengenaipengadaan sumber dayamanusia pendampingsebagaimana dimaksud padaayat (1) dan (2) diatur dalamPeraturan Bupati.
69
BAB V KETENTUAN
PERALIHAN Pasal 29
RPJMDesa yang sudah ada dansedang berjalan sebelum berlakunyaPeraturan Daerah ini, tetapdilaksanakan sampai denganberakhir masa berlakunya.
BAB VI KETENTUAN
PENUTUP Pasal 30
Setiap Desa harus menyusun danmenetapkan RPJMDesa denganberpedoman kepada PeraturanDaerah ini paling lama 1 (satu)tahun terhitung sejak PeraturanDaerah ini diundangkan.
70
Pasal 31
Pada saat Peraturan Daerah inimulai berlaku, Peraturan DaerahNomor 16 Tahun 2010 tentangPedoman PerencanaanPembangunan Desa (LembaranDaerah Kabupaten BandungTahun 2010 Nomor 16), dicabut dandinyatakan tidak berlaku.
Pasal 32
Peraturan pelaksanaan dariPeraturan Daerah ini harusditetapkan paling lama 6 (enam)bulan terhitung sejak PeraturanDaerah ini diundangkan.
Pasal 33
Peraturan Daerah ini mulai berlakupada tanggal diundangkan.
71
Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundanganPeraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam LembaranDaerah Kabupaten Bandung.
Ditetapkan di Soreangpada tanggal 24 Agustus 2016
BUPATI BANDUNG,TTDDADANG M. NASER
Diundangkan di Soreangpada tanggal 24 Agustus 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANDUNG,TTDSOFIAN NATAPRAWIRA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNGTAHUN 2016 NOMOR 8
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATENBANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT : (8/139/2016)
Salinan Sesuai Dengan AslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM
DICKY ANUGRAH, SH. M.SIPembina Tk I
NIP.19740717 199803 1 003
72
PENJELASANATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNGNOMOR 8 TAHUN 2016
TENTANGPEMBANGUNAN DESA
I. UMUMBahwa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa, pemerintah desa wajibmenyusun RPJMDesa danRKPDesa.Perencanaan Pembangunan Desamerupakan satu kesatuan dalam sistemperencanaan pembangunan Daerah yangharus disusun secara partisipatif olehPemerintahan Desa sesuai Kewenangan Desadan wajib melibatkan LembagaKemasyarakatan Desa.
Dengan ditetapkannya Undang-UndangNomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yangditindaklanjuti dengan Peraturan PemerintahNomor 43 Tahun 2014 tentang PeraturanPelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun2014 tentang Desa sebagamanatelah dubahPeraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015tentang Perubahan Atas PeraturanPemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-UndangNomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan guna
73
mendukung pelaksanaan kegiatan PemerintahDesa, pembangunan, dan pembinaankemasyarakatan serta pelayananmasyarakat, maka dalam rangkapenyelenggaraanPemerintahan Desadiperlukan suatu pedoman PembangunanDesa yang diselenggarakan berdasarkandemokrasi dengan prinsip-prinsipkebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan,berwawasan lingkungan sertakemandiriandengan menjaga keseimbangankemajuan dan kesatuan daerah.
Peraturan Daerah tentang PedomanPembangunan Desa ini mengatur tentangPembangunan Desa dan PerencanaanPembangunan Desa yang disusunsecarasistematis, terarah,terpadu, menyeluruh, dantanggap terhadap perubahan yang merupakansalahsatu bentuk partisipatif Pemerintah Desasesuai kewenangannya. PerencanaanPembangunan Desa merupakan bagian darirencana pembangunan Daerah yang disusunsecara berjangka yang meliputi RPJMDesadan RKPDesa.
Untuk memberikan landasanpelaksanaan perencanaan pembangunanDesa pada masing-masing Desa, diperlukanPeraturan Daerah tentang PedomanPembangunan Desa.
74
II. PASAL DEMI PASALPasal 1
Cukup jelas.Pasal 2
Ayat (1)Cukup jelas.
Ayat (2)Cukup jelas.
Ayat (3)Cukup jelas.
Ayat (4)Cukup jelas.
Ayat (5)Yang dimaksud dengan “pihak ketiga”antara lain adalah lembaga swadayamasyarakat, perguruan tinggi,organisasi kemasyarakatan, atauperusahaan, yang sumber keuangandan kegiatannya tidak berasal darianggaran pemerintah pusat,pemerintah provinsi, PemerintahDaerah, dan/atau Desa.
Ayat (6)Cukup jelas.
Pasal 3Cukup jelas.
Pasal 4Cukup jelas.
75
Pasal 5Cukup jelas.
Pasal 6Cukup jelas.
Pasal 7Cukup jelas.
Pasal 8Ayat (1)
Cukup jelas.Ayat (2)
Cukup jelas.Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “kondisiobjektif Desa” adalah kondisiyangmenggambarkan situasi yang ada diDesa, baik mengenaisumber dayamanusia, sumber daya alam,maupun sumberdaya lainnya, sertadengan mempertimbangkan, antaralain keadilan gender, pelindunganterhadap anak,pemberdayaankeluarga, keadilanbagi masyarakat miskin, wargadisabilitasdan marginal, pelestarianlingkungan hidup,pendayagunaanteknologi tepat gunadan sumber daya lokal,pengarusutamaanperdamaian, sertakearifan lokal.
76
Ayat (4)Cukup jelas.
Pasal 9Cukup jelas
Pasal 10Cukup jelas.
Pasal 11Cukup jelas.
Pasal 12Cukup jelas.
Pasal 13Cukup jelas.
Pasal 14Cukup jelas.
Pasal 15Cukup jelas.
Pasal 16Cukup jelas
Pasal 17Ayat (1)
Cukup jelas.Ayat (2)
Cukup jelas.Ayat (3)
Yang dimaksud dengan“didelegasikan pelaksanaannya”adalah penyerahan pelaksanaankegiatan, anggaran pembangunan,dan aset dari pemerintah pusat,
77
pemerintah provinsi, dan/atauPemerintah Daerah kepada Desa.
Ayat (4)Cukup jelas.
Ayat (5)Pengintegrasian program sektoral danprogram Daerah ke dalampembangunan Desa dimaksudkanuntuk menghindari terjadinyatumpang tindih program dananggaran sehingga terwujud programyang saling mendukung.
Pasal 18Cukup jelas.
Pasal 19Cukup jelas.
Pasal 20Cukup jelas.
Pasal 21Cukup jelas.
Pasal 22Cukup jelas.
Pasal 23Cukup jelas.
Pasal 24Cukup jelas.
Pasal 25Cukup jelas.
78
Pasal 26Cukup jelas.
Pasal 27Ayat (1)
Cukup jelas.Ayat (2)
Kompetensi dan kualifikasipendamping dibuktikan dengansertifikat keahlian atau buktidokumen lain sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (3)Cukup jelas.
Pasal 28Cukup jelas.
Pasal 29Cukup jelas.
Pasal 30Cukup jelas.
Pasal 31Cukup jelas.
Pasal 32Cukup jelas.
Pasal 33Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATENBANDUNG NOMOR 21
Recommended