View
308
Download
83
Category
Preview:
Citation preview
BAB IKONSEP DASAR
1.1 Pengertian Kelainan Katup Jantung
Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami
kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh jantung.
Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya tidak
bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada di bilik jantung membuat
jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Akibatnya orang tersebut tidak bisa melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu.
Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak dapat beraktifitas
dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagu memiliki kemampuan
untuk dapat mengalirkan darah.
Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan
terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa terjadi
karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi jantung juga dapat
menyebabkan kelainan pada katup jantung jika operasi tersebut gagal atau terjadi
kesalahan teknis maupun prosedur dalam melakukan oeprasi pada jantung.
Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang
melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua jenis
gangguan fungsional: (1) regurgitasi-daun katup tidak dapat menutup rapat sehngga darah
dapat mengalir balik (sinonim dengan isufisiensi katup dan inkompetensi katup) ; dan
(2) stenosis katup-lubang katup mengalami penyempitan shingga aliran darah mengalami
hambatan. Isufisiensi dapat dan stenosis dapat terjadi bersamaan pada satu katup, dikenal
sebagai ”lesi campuran” atau terjadi sendiri yang disebut sebagai lesi murni.” Berikut
tipe-tipe gangguan katub.
1.2 Tipe-Tipe Gangguan/Kelainan Katup Jantung
1. Sindrom Prolaps Katup Mitral
2. Stenosis Mitral
3. Insufisiensi Mitral (Regurgitasi)
4. Stenosis Katup Aorta
5. Insufiensi Aorta (Regurgitasi)
1.3 Etiologi
Penyakit katup jantung dahulu dianggap sebagai peyakit yang hampir selalu
disebabkan oleh rematik, tetapi sekarang telah lebih banyak ditemukan penyakit katup
jenis baru. Penyakit katup jantung yang paling sering dijumpai adalah penyakit katup
degeneratif yang berkaitan dengan meningkatnya masa hidup rata-rata pada orang-orang
yang hidup di negara industri dibandingkan dengan yang hidup di negara berkembang.
Meskipun terjadi penurunan insidensi penyakit demam rematik , namun penyakit rematik
masih merupakan penyebab lazim deformitas katup yang membutuhkan koreksi bedah.
1. Stenosis Mitral
2. Insufisiensi Mitral
3. Stenosis Aorta
4. Isufisiensi Aorta
1.4 Patofisiologi
Demam reumatik – inflamasi akut dimediasi – imun yang menyerang katup
jantung akibat reaksi silang antara antigen streptokokus hemolitik-α grup A dan protein
jantung. Penyakit dapat menyebabkan penyempitan pembukaan katup (stenosis) atau
tidak dapat menutup sempurna (inkompetensi atau regurgitasi) atau keduanya.
Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi katup memaksa
jantung memompa darah lebih banyak untuk menggantikan jumlah darah yang
mengalami regurgitasi atau mengalir balik sehingga meningkatkan volume kerja jantung.
Stenosis katup memaksa jantung meningkatkan tekanannya agar dapat mengatasi
resistensi terhadap aliran yang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan kerja
miokardium . Respon miokardium yang khas terhadap peningkatan volume kerja dan
tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi miokardium dan hipertrofi
merupakan mekanisme kompensasi yang bertujuan meningkatakan kemampuan
pemompa jantung.
1. Stenosis Mitral
2. Isufisiensi Mitral
3. Stenosis Aorta
4. Insufisiensi Aorta
1.5 Tanda dan Gejala
Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan darah di
dalam vena paru-paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung, dimana cairan tertimbun
di dalam paru-paru (edema pulmoner). Penderita yang mengalami gagal jantung akan
mudah merasakan lelah dan sesak nafas. Pada awalnya, sesak nafas terjadi hanya sewaktu
melakukan aktivitas, tetapi lama-lama sesak juga akan timbul dalam keadaan istirahat.
Sebagian penderita akan merasa lebih nyaman jika berbaring dengan disangga oleh
beberapa buah bantal atau duduk tegak. Warna semu kemerahan di pipi menunjukkan
bahwa seseorang menderita stenosis katup mitral. Tekanan tinggi pada vena paru-paru
dapat menyebabkan vena atau kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau berat ke
dalam paru-paru. Pembesaran atrium kiri bisa mengakibatkan fibrilasi atrium, dimana
denyut jantung menjadi cepat dan tidakteratur.
1. Stenosis Mitral
2. Isufisiensi Mitral
3. Stenosis Aorta
4. Isufisiensi Aorta
BAB IIASUHAN KEPERAWATAN
Kelainan Katup Jantung
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang :
Kapan waktu timbulnya penyakit? Jam berapa? Bagaimana awal munculnya?
Berangsur-angsur? Keadaan penyakit, apakah sudah membaik, parah atau tetap sama
dengan sebelumnya. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, Kondisi saat
dikaji ’ P Q R S T
2. Riwayat kesehatan lalu :
Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah
dialami,imunisasi yang pernah diberikan, kecelakaan yang pernah dialami,prosedur
operasi dan perawatan rumah sakit alergi (makanan, obat-obatan, zat/substansi,
textil), pengobatan dini (konsumsi obat-obatan bebas).
3. Riwayat kesehatan keluarga :
Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umumnya
menyerang.Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit
jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, kanker dan
gangguan emosional, Buat bagan dengan genogram.
2.1.2 Data Dasar Pasien
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala:Kelemahan, kelelahan. Pusing, rasa berdenyut. Dispenea karena kerja,
palpitasi. Gangguan tidur (ortopnea, dispnea paroksimal noktural, nokturia,
keringatmalam hari.)
Tanda:Takikardi,gangguan pada TD. Pingsan karena kerja. Takipnea, dispnea.
2. Sirkulasi
Gejala:Riwayat kondisi pencetus, contoh: Demam reumatik, Endokarditis bakterial
subakut, infeksi streptokokal; hipertensi, kondisi kongenital (contoh kerusakan
Atrial-septal, sindrom marfun), trauma dada, hipertensi pulmonal. Riwayat murmur
jantung, palpitasi. Serak, hemoptisis. Batuk tanpa produksi sputum.
Tanda:Sistolik TD menurun (AS lambat).
Tekanan nadi: Penyempitan (SA); luas(IA)
Nadi karotid: lambat dengan volume nadi kecil (SA); bendungan dengan pulsasi
arteri terlihat (IA).
Nadi apikal: PMI kuat dan terletak di bawah dan kekiri(IM); secara lateral kuat dan
perpindahan tempat (IA).
Getaran: Getaran diastolik pada aspek (SM).Getaran systolik pada dasar (SA)
Getaran systolik senjang batas sternal kiri; getaran systolik pada titik jagular dan
sepanjang arteri karotis(IA).
Dorongan: Dorongan apikal selama systolik(SA).
Bunyi jantung: S1 keras, pembukaan yang keras (SM). Penurunan atau tak ada S1,
bunyi robekan luas, adanya S3(IM berat). Bunyi ejeksi sistolik (SA). Bunyi sistolik,
ditonjolkan oleh berdiri/jongkok (MVP).
Kecepatan: Takikardi(MVP); takikardi pada istirahat (SM).
Irama: Tak teratur, fibrilasi atrial (SM dan IM). Disritmia dan derajat pertama Blok
AV (SA).
Murmur: Murmur diastolik pada area pulmonalik (IP). Bunyi rendah,
murmur diastolik gaduh (SM). Murmur sistolik terdengar baik pada
apek(MR). Murmur sistolik terdengar baik pada dasar dengan penyebaran ke leher
(SA). Murmur sistolik pada dasar kiri batas sternal (SP) meningkat selama inspirasi
(IT). Murmur diastolik (tiupan), bunyi tinggi dan terdengar baik pada dasar (IA).
Murmur diastolik pada dasar kiri strenal meningkat dengan inspirasi ( ST).
Warna / Sianosis: Kulit hangat, lembab dan kemerahan (IA). Kapiler kemerahan dan
pucat pada tiap nadi (IA).
3. Integritas Ego
Gejala: Tanda kecemasan. Contoh gelisah, pucat, berkeringat, fokus menyempit,
gemetar.
4. Makanan / Cairan
Gejala: Disfagia (IM Kronis)Perubahan berat badan. Penggunaan diuretik.
Tanda: Edema umum / dependen. Hepatomegali dan asites ( SM, IM, IT)Hangat,
kemerahan dan kulit lembab (IA). Pernafasan payah dan bising dengan terdengar
krekels dan mengi.
5. Neurosensori
Gejala: Episode pusing/ pingsan berkenaan dengan beban kerja.
6. Nyeri / Kenyamanan
Gejala: Nyeri dada , angina (SA,IA)
Nyeri dada non angina / tidak khas (MVP).
7. Pernafasan
Gejala: Dispenia (Kerja, ortopnea, paroksismal, nokturnal). Batuk menetap
atau nokturnal ( sputum mungkin/ tidak produktif).
Tanda: Takipnea. Bunyi napas adventisius ( krekels dan mengi). Sputum banyak dan
berbecak darah ( Edema pulmonal). Gelisah/ ketakutan ( Pada adanya edema
pulmonal).
8. Keamanan
Gejala: Proses infeksi/ sepsis, kemoterapi radiasi. Adanya perawatan gigi
(pembersihan, pengisian, dsb).
Tanda: Perlu perawatan gigi / mulut.
2.1.3 Riwayat Psikososial
· Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya :
· Identifikasi hubungan klien dengan yang lain dan kepuasan diri sendiri :
· Kaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan kondisi RS :
· Tanggapan klien tentang beban biaya RS :
· Tanggapan klien tentang penyakitnya :
2.1.4 Riwayat Spiritual
· Kaji ketaatan klien beribadah dan menjalankan kepercayaannya :
· Support system dalam keluarga :
· Ritual yang biasa dijalankan :
2.1.5 Aktifitas Sehari-hari
1. Nutrisi :
Selera makan, Menu makan dalam 24 jam. Frekuensi makan dalam 24
jam. Makanan yang disukai dan makanan pantangan. Pembatasan pola
makanan. Cara makan (bersama keluarga, alat makan yang digunakan).Ritual
sebelum makan, dll.
2. Cairan :
Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam, Frekuensi
minum,Kebutuhan cairan dalam 24 jam.
3. Eliminasi (BAB & BAK):
Tempat pembuangan, Frekuensi? Kapan? Teratur?, Konsistensi,Kesulitan
dan cara menanganinya, Obat-obat untuk memperlancar BAB/BAK.
4. Istirahat Tidur
Apakah cepat tertidur, Jam tidur (siang/malam), Bila tidak dapat tidur apa
yang dilakukan, Apakah tidur secara rutin.
5. Olahraga
Program olahraga tertentu, Berapa lama melakukan dan jenisnya,Perasaan
setelah melakukan olahraga.
6. Rokok / alkohol dan obat-obatan
Apakah merokok? jenis? berapa banyak? kapan mulai merokok?,Apakah
minum minuman keras? berapa minum /hari/minggu? jenis minuman? apakah
banyak minum ketika stress?
7. Personal hygiene
Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu), Cuci
rambut, Gunting kuku, Gosok gigi.
8. Aktivitas / mobilitas fisik
Kegiatan sehari-hari, Pengaturan jadwal harian, Penggunaan alat bantu
untuk aktivitas, Kesulitan pergerakan tubuh.
9. Rekreasi
Bagaimana perasaan anda saat bekerja?, Berapa banyak waktu
luang?,Apakah puas setelah rekreasi?, Apakah anda dan keluarga menghabiskan
waktu senggang? Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja?
2.1.6 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien :
Tanda-tanda dari distress, Penampilan dihubungkan dengan usia, Ekspresi
wajah, bicara, mood, Berpakaian dan kebersihan umum, Tinggi badan, BB, gaya
berjalan.
2. Tanda-tanda vital :
Suhu, Nadi, Pernafasan, Tekanan darah.
3. CSistem pernafasan
Hidung : kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya sekret / polip,
passase udara.
Leher : Pembesaran kelenjar, tumor.
Dada : Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest). Perbandingan ukuran
anterior-posterior dengan transversi. Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada
retraksi). Keadaan proxsesus xipoideus. Suara nafas (trakhea, bronchial,
bronchovesikular). Apakah ada suara nafas tambahan. Apakah ada clubbing
finger.
4. Sistem kardiovaskuler
Conjunctiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis), Arteri carotis,Tekanan
vena jugularis, Ukuran jantung, Ictus cordis / apex, Suara jantung
(mitral, tricuspidalis, S1, S2, bising aorta, murmur, gallop), Capillary retilling
time.
5. Sistem perncernaan
Sklera (ikterus/tidak), Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio
skizis),Mulut (stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan
menelan, gerakan lidah), Gaster (kembung, gerakan peristaltik), Abdomen
(periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran), Anus (kondisi, spinkter ani,
koordinasi).
6. Sistem saraf
Fungsi cerebral : Status mental (orientasi, daya ingat, perhatian dan
perhitungan, bahasa), Kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan
GCS,Bicara (ekspresive dan resiptive)
Fungsi kranial (saraf kranial I s/d XII)
Fungsi motorik (massa, tonus dari kekuatan otot)
Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi)
Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)
Refleks (ekstremitas atas, bawah dan superficial)
Iritasi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, kernig sign, brudzinski sign)
7. Sistem musculoskeletal
Kepala (bentuk kepala), Vertebrae (bentuk, gerakan, ROM), Pelvis
(Thomas test, trendelenberg test, ortolani/barlow test, ROM), Lutut (Mc Murray
Test, Ballotement, ROM), Kaki (keutuhan ligamen, ROM), Bahu,Tangan.
8. Sistem perkemihan
Edema palpebra, Moon face, Edema anasarka, Keadaan kandung
kemih,Nocturia, dysuria, kencing batu, Penyakit hubungan sexual.
9. Sistem immune
Allergi (cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia), Immunisasi, Penyakit
yang berhubungan dengan perubahan cuaca, Riwayat transfusi dan reaksinya.
2.1.7 Test Diagnostik
Laboratorium (tulis nilai normalnya) :
Ro foto :
CT Scan :
MRI, USG, EEG, ECG, dll.
2.1.8 Penatalaksanaan
Terapi antibiotic
Kardiotinikum dan diuritik
Komisurotoomi
Valvuloplasti translumnal perkutan
Penggantian katup mitral
Penggantian katup aorta
2.1.9 Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DO :
ü Sianosis
ü Dispnea
ü Tachikardia
ü Gas darah arteri abnormal
ü pH arteri abnormal
DS :
ü Pasien mengatakan sakit
kepala saat bangun.
ü Nafas cuping hidung
ü Warna kulit abnormal
(pucat, kehitaman)
Odema Paru Gangguan
Pertukaran Gas
2. DO :
ü Aritmia
ü Brakikardia
ü Perubahan EKG
ü Takikardia
ü Penurunan tekanan vena
Penurunan
Kontraktilitas,
Ventrikel Kiri
Risiko/Actual
Tinggi
Menurunnya
Curah Jantung
ü Murmur
DS:
ü Pasien mengatakan mulai
batuk-batuk
ü Pasien terlihat letih
3. DO:
ü Perubahan denyut jantung
ü Perubahan frekuensi
pernafasan
ü Kedok wajah (merengek,
gelisah)
ü Perubahan pola makan
DS:
ü Pasien mengatakan nyeri di
area dada
ü Pasien mengatakan pola
tidur berubah
Iskemia miokard Nyeri dada
4. DO:
ü Mulut kering
DS:
ü Pasien mengatakan tidak
nafsu makan
ü Pasien terlihat cemas
ü Kontak mata buruk
Situasi Kritis,
Takut akan
Kematian
Ansietas
5. DS:
ü Sering bertanya
ü Salah instruksi
ü Perilaku hiperbola
Kurangnya
Informasi,
Keterbatasan
Kognitif.
Defisit
Pengatahuan
2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b/d odema paru ditandai dengan sianosis dan dispnea.
2. Resiko tinggi menurunanya curah jantung b/d penurunan kontraktilitas ventrikel kiri
ditandai dengan aritmia dan perubahan EKG.
3. Nyeri dada b/d iskemia jaringan myokard ditandai dengan perubahan denyut jantung
dan ekspresi kesakitan.
4. Ansietas b/d situasi kritis ditandai dengan ketakutan dan peningkatan tegangan.
5. Defisit pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang katup jantung ditandai dengan
permintaan informasi kepada perawat dan ahli profesi kesehatan lainnya.
2.3 Tindakan Keperawatan
N
o.
Dx Kep. Tujuan Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
1. Gangguan pertukaran
gas b/d odema paru
ditandai dengan
sianosis dan dispnea
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
Gas darah
arteri normal
dalam jangka
waktu 1 x 24
jam
DO:
Menunjukan
perbaikan
ventilasi/oks
igenasi
sebagai
bukti adalah
frekuensi
pernapasan
dalam
rentang
normal, tak
ada sianosis,
dan
penggunaaa
n otak
aksesoris,
bunyi nafas
normal.
DS:
ü Sudah tidak
terlihat
pernafasan
cuping
hidung
ü Warna kulit
pasien
- Kaji
suara paru,
frekuensi
nafas,
kedalaman,
dan usaha
nafa, dan
produksi
sputum
sebagai
indicator
keefektian
penggunaan
alat
penunjang.
- Awasi
dan
laporkan
pada data
pengkajian
terkait
(sensorium
pasien,
suara nafas,
pola nafas,
analisis gas
darah arteri,
- Indikator
keadekuatan
fungsi
pernapasan
atau tingkat
gangguan
dan
kebutuhan/ke
efektifan
terapi.
- Meningkatk
an tindakan
kolaborasi
dengan
tenaga ahli
lainnya
dalam
perencanaan
keperawatan.
- Meningkatk
an
ekspansidada
optimal,
memobilisasi
kan skresi,
dan
pengisian
kembali
dalam
keaadaan
normal
sputum,
efek obat).
- Membant
u dalam
posisi,
batuk, dan
nafas
dalam.
- Jelaskan
pada pasien
mengenai
penggunaan
alat bantu
yang
diperlukan
(oksigen,
pengisap,
spirometer)
udara semua
area \paru;
menurunkan
resiko stasis
secret/pneum
onia.
- Meningkatk
an
pengetahuan
pasien
sehingga
pasien
mampu
mengatasi
kondisi
gawat
darurat yang
sewaktu-
waktu
terjadi.
2. Resiko tinggi
menurunanya curah
jantung
b/
dpenurunankontraktilit
asventrikel kiri ditandai
dengan aritmia dan
perubahan EKG.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
,Penurunan
curah jantung
dapat teratasi
dan
menunjukkan
tanda vital
dalam batas
DO:
ü Tekanan
darah dalam
batas normal
(120/80
mmHg, nadi
80x/menit).
ü Tidak terjadi
aritmia dan
irama
jantung
- Berikan
oksigen
tambahan
dengan
nasal kanal/
masker
sesuai
dengan
indikasi.
- Berikan
istirahat
- Meningkatk
an sediaan
oksigen
untuk
kebutuhan
miokardium
dalam
melawan
efek
hipoksia/iske
mia.
yang dapat
diterima,
disritmia
terkontrol atau
hilang dan
bebas gejala
gagal jantung
dalam jangka
waktu 3x24
jam.
teratur, CRT
kurang dari
3 detik.
DS:
ü Klien akan
melaporkan
penurunan
episode
dispnea,
berperan
dalam
aktivitas
mengurangi
beban kerja
jantung.
psikologi
dengan
lingkungan
yang
tenang.
- Pantau
tanda
kelebihan
cairan.
Pemberian I
V ,
pembatasan
jumlah total
sesuai
dengan
indikasi. Hi
ndari cairan
garam.
- Kolabora
si
pemberian
obat.
- Stres emosi
menghasilka
n
vasokonstrik
si yang
terkait dan
meningkatka
n tekanan
darah dan
frekuensi /
kerja
jantung.
- Oleh karena
adanya
peningkatan
tekanan
ventrikel kiri,
pasien tidak
menoleransi
peningkatan
volume
cairan,
pasien juga
mengeluarka
n sedikit
natrium yang
menyebabka
n retensi
cairan dan
meningkatka
n kerja
miokard.
- Banyaknya
obat dapat
digunakan
untuk
meningkatka
n volume
sekuncup,
memperbaiki
kontraktilitas
, dan
menurunkan
kongesti.
3. Nyeri dada b/d iskemia
jaringan myokard
ditandai dengan
perubahan denyut
jantung dan ekspresi
kesakitan.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,Pa
sien
mengatakan
bahwa nyeri
dada telah
hilang/terkontr
ol dalam
jangka waktu
3x24 jam
DO:
ü Denyut
jantung dan
frekuensi
pernafasan
kembali
dalam
keadaan
normal.
ü Pola makan
pasien
kembali
dalam
keadaan
normal.
DS:
ü Pasien
mengatakan
- Gunakan
skala nyeri
0-10 untuk
rentang
intensitas.
Catat
ekspresi
verbal atau
non verbal ,
respon
otomatis
terhadap
nyeri(berke
ringat,TD
dan nadi
berubah,pe
ningkatan
atau
- Perbedaan
gejala perlu
untuk
mengidentifi
kasi
penyebab
nyeri.
Perilaku dan
perubahan
tanda vital
membantu
menentukan
derajat /
adanya
ketidaknyam
anan pasien
khususnya
apabila
nyeri di area
dada sedah
menghilang.
ü Pasien
mengatakan
pola tidur
kembali
normal.
ü Ekspresi
wajah pasien
tenang.
penurunan
frekuensi
pernafasan)
.
- Ajarkan
penggunaan
teknik
nonfarmako
logis
(misalnya :
TENS,
hypnosis,
relaksasi,
masase, dll)
- Evaluasi
respon
terhadap
obat.
- Berikan
lingkungan
istirahat
dan batasi
aktifitas
sesuai
kebutuhan.
pasien
menolak
adanya nyeri.
- Teknik
nonfarmakol
ogis akan
membantu
menurunkan
rasa nyeri
yang dialami
oleh pasien.
- Penggunaan
terapi obat
dan dosis.
Catat nyeri
yang tidak
hilang atau
menurun
dengan nitrat
menunjukan
MVP,
berhubungan
dengan nyeri
dada tidak
khas / non
angina.
- Aktifitas
yang
meningkatka
n kebutuhan
oksigen
miokardia
(contoh kerja
tiba-tiba,
stress, makan
banyak,
terpajan
dingin) dapat
mencetuskan
nyeri dada.
4. Ansietas b/d situasi
kritis ditandai dengan
ketakutan dan
peningkatan tegangan.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,
Pasien merasa
tenang dalam
jangka waktu
1x24 jam.
DO:
ü Mulut
kembali
dalam
keadaan
normal, tida
k kering
DS:
ü Pasien
mengatakan
nafsu makan
sudah
kembali
normal
ü Pasien
tidak terlihat
cemas lagi.
ü Kontak mata
dengan
pasien
kembali
normal
- Kaji dan
dokumentai
tingkat
kecemasan
pasien,
termasuk
reaksi fisik
pasien.
- Ajarkan
dan
anjurkan
pasien
melakukan
teknik
relaksasi,
contoh
napas
dalam,
bimbingan
imajinasi,
relaksasi
progresif.
- Alat untuk
mendefinisik
an lingkup
masalah dan
pilihan
intervensi.
- Memberika
n arti
penghilangan
respond
ansitas,
menurunkan
perhatian,
meningkatka
n relaksasi,
meningkatka
n
kemampuan
koping.
- Membantu
perhatian
mengarahkan
- Berikan
tindakan
kenyamana
n contoh,
mandi,
gosokan
punggung,
perubahan
posisi.
- Koordina
sikan waktu
istirahat
dan
aktivitas
saat
senggang
tepat
untukkondi
si.
- Libatkan
orang
terdekat
dalam
rencana
perawatan
dan dorong
partisipasi
maksimum
pada rencan
pengobatan.
kembali dan
meningkatka
n relaksasi,
meningkatka
n
kemampuan
koping.
- Memberika
n rasa control
pasien untuk
menangani
beberapa
aspek
pengobatan,
(contoh,
aktivitas
perawatan,
waktu
pribadi),
menurunka
kelemahan,
meningkatka
n energy.
- Keterlibata
n akan
membantu
menfokuskan
perhatian
pasien dalam
arti positif
dan
memberikan
rasa control.
5. Defisit pengetahuan
b/d kurangnya
informasi tentang katup
jantung ditandai
dengan permintaan
informasi kepada
perawat dan ahli
profesi kesehatan
lainnya.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan, P
asien mengerti
tentang
kelainan katub
jantung dalam
jangka waktu
1x24 jam
DS:
ü Pasien
menyatakan
pemahaman
proses
penyakit,
program
pengobatan
dan
potensial
komplikasi.
ü Pasien
mampu
mengenali
kebutuhan
untuk kerja
sama dan
mengikuti
perawatan.
- Jelaskan
dasar
patologi
abnormalita
s katub.
- Jelaskan
rasional
pengobatan,
dosis, efek
samping,
dan
pentingnya
minum obat
sesuai
resep.
- Anjurkan
dan biarkan
pasien
menunjukk
an
ketrampilan
pemantauan
sendiri nadi
bila pasien
pulang
dengan
digitalis.
- Pasien
harus
mempuyai
dasar
pemahaman
tentang
abnormalitas
katubnya
sendiri dan
konsekuensi
hemodinami
k kerusakan
sebagai dasar
penjelasan
rasional
sebagai dasar
penjelasan
rasional
aspek
pengobatan.
- Dapat
meningkatka
n kerjasama
dengan terapi
obat dan
menceah
penghentian
sendiri pada
obat dan
/atau
interaksi obat
yang
merugikan.
- Adanya
perubahan
pada frek
nadi dan
irama
mungkin
indikasi
toksisitas
digitalis dan
harus
dilaporkan
pada dokter
untuk
evaluasi.
2.4 Evaluasi
Tgl/Jam No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 S: Gas darah Arteri pasien normal
O:
- ventilasi/oksigenasi membaik,
- frekuensi pernapasan normal,
- tak ada sianosis,
- bunyi nafas normal.
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2 S: Penurunan curah jantung teratasi, TTV normal, Bebas gejala
gagal jantung
O:
- Tidak terjadi aritmia,
- Irama jantung teratur,
- CRT kurang dari 3 detik.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3 S: Nyeri dada terkontrol
O: Metode nyeri hilang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
4 S: Pasien terlihat tenang
O:
- Pasien melakukan relaksasi
- Pasien tidak terlihat stres
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
5 S: Pasien telah mengerti tentang kelainan katup
O: Pasien paham dengan proses penyakit yang dideritanya.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
- Penyakit katup jantung merupakan penyakit jantung yang masih cukup tinggi insidennya,
terutama dinegara-negara berkembang.
- Disfungsi katup di bagi menjadi 2 jenis yaitu : Insufisiensi katup dan Stenosis katup.
- Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi katup memaksa jantung
memompa darah lebih banyak untuk menggantikan jumlah darah yang mengalami
regurgitasi atau mengalir balik sehingga meningkatkan volume kerja jantung. Stenosis
katup memaksa jantung meningkatkan tekanannya agar dapat mengatasi resistensi
terhadap aliran yang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan kerja
miokardium. Respon miokardium yang khas terhadap peningkatan volume kerja dan
tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi miokardium dan hipertrofi
merupakan mekanisme kompensasi yang bertujuan meningkatakan kemampuan
pemompa jantung.
- Dalam pengkajian klien dengan disfungsi katup jantung, data dasar yang harus di kaji
adalah : Aktivitas istirahat, Sirkulasi,Integritas Ego, Makanan/ Cairan, Neurosensori,
Nyeri/ Kenyamanan, Pernapasan, Keamanan, Penyuluhan/ Pembelajaran.
- Dalam kelainan ini Prioritas keperawatn adalah : Mempertahankan curah jantung
adekuat, Mempertahankan dan meningkatkan toleransi aktivitas, Menghilangkan nyeri
serta memberikan informasi tentang proses penyakit, manajemen, dan pencegahan
komplikasi.
3.2 Saran
Kelainan katup di bagi menjadi beberapa kategori sehingga menimbulkan berbagai
beberapa gejala yang berbeda, tergantung beratnya dan mungkin memerlukan perbaikan
secara bedah atau penggantian untuk mengoreksi masalah sehingga seharusnya proses
keperawatan yang di awali dengan pengkajian, diagnosa keperawatan haruslah tepat
sehingga bisa dilakukan suatu rencana dan tindakan keperawatan yang benar dan tepat
sehingga menghasilkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan dari proses keperawatan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. 2012. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. dan Ahren, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 9.
Jakarta: EGC.
Table of ContentsBAB I KONSEP DASAR................................................................................................................1
1.1 Pengertian Kelainan Katup Jantung..................................................................................1
1.2 Tipe-Tipe Gangguan/Kelainan Katup Jantung...........................................................................2
1.3 Etiologi................................................................................................................................2
1.4 Patofisiologi.........................................................................................................................2
1.5 Tanda dan Gejala..................................................................................................................3
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................4
2.1 Pengkajian.........................................................................................................................4
2.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................................12
2.3 Tindakan Keperawatan........................................................................................................13
2.4 Evaluasi.............................................................................................................................22
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................24
3.1 Simpulan.........................................................................................................................24
3.2 Saran................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26
Recommended