View
292
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
2.3 Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama
jangka waktu tertentu. Laporan ini merupakan penghubung antara laporan laba
rugi dengan neraca. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena
laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini.
Laporan ini dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik
pada akhir periode harus dilaporkan di neraca.
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu hak
residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas
disajikan dalam neraca berdasarkan kekekalannya. Jenis modal yang sifatnya
paling kekal disajikan paling atas, dan yang kurang kekal disajikan di bawahnya.
Laporan ekuitas pemilik merupakan penghubung antara laporan laba rugi
dengan neraca pemilik
• Tujuan audit ekuitas pemilik :
1. Pengendalian intern atas modal saham dan deviden terkait mencukupi.
2. Transaksi ekuitas pemilik dibukukan dengan semestinya, sebagaimana
yang didefinisikan oleh enam tujuan terkait – transaksi.
3. Saldo ekuitas pemilik disajikan dan diungkapkan dengan semestinya,
sebagaimana didefinisikan oleh tujuan audit terkait – saldo untuk akun
ekuitas pemilik (hak/kewajiban dan nilai yang dapat direalisir tidak
diaplikasikan.
Pengendalian Intern Ekuitas Pemilik
1. Otorisasi Transaksi yang Memadai
2. Penerbitan Modal Saham
3. Pembelian Kembali Modal Saham
4. Penyelenggaraan Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Memadai.
• Prosedur yang terpenting untuk pencegahan salah saji dalam ekuitas
pemilik adalah :
1. Kebijakan yang jelas untuk penyiapan sertifikat saham dan pembukuan
transaksi modal saham.
2. Verifikasi internal yang independen mengenai informasi di dalam catatan.
2.3.1 Pengendalian Intern
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing
sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional
perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari
pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu
dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu
proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara
keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan
perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
1 Ke-efektif-an dan efisiensi operasional perusahaan
2 Pelaporan Keuangan yang handal
3 Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori
tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan
perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk
juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
b) Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang
meliputi laporan segmen maupun interim.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan
dipatuhi dengan semestinya.
Struktur Pengendalian Intern
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
(1). Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat
memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil
perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajmene di dalam
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan
personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
(2). Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu
mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”.
Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal
untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target
hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
(3). Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen
hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan
menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan. Meliputi :
aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas
kinerja operasional, keamanan sumberdaya (aset), pemisahan tugas dan tanggung
jawab.
(4). Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan
mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka
mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi),
Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi
internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat
hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai
keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan
eksternal.
(5). Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam
perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi
internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai
pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah
penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan
pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan
dewan direksi.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan
kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas
opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke
dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling
esensial dari perusahaan (organisasi).
Istilah-istilah penting dalam Pengendalian Intern Kondisi Terlaporkan
(Reportable Condition)
Istilah lainnya adalah Defisiensi Signifikan, kedua istilah ini dipergunakan
dalam mendefinisikan suatu kondisi yang defisiensi secara signifikan di dalam
rancangan atau operasional atas pengendalian intern yang mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam melakukan pencatatan, proses, mengkompilasi dan
melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen di dalam
laporan keuangan perusahaan. Defisiensi signifikan yang luas dapat
mengakibatkan Kelemahan Material (Material Weakness).
Kelemahan Material (Material Weakness)
Didefinisikan sebagai kondisi yang terlaporkan dimana rancangan atau
opersional dari salah satu atau lebih pengendalian intern-nya tidak mampu
mengurangi atau menurunkan suatu resiko ringan atau salah penyajian yang
disebabkan oleh kesalahan atau penggelapan yang jumlahnya relatif material
kaitannya dengan laporan keuangan yang jika di audit akan dapat ditemukan, akan
tetapi tidak terdeteksi dalam periode yang sama oleh pegawai dalam pelaksanaan
pekerjaan secara normal.
Kompensasi Pengendalian (Compensating Control)
Ada beberapa perusahaan yang karena skala usahanya memang termasuk
kecil, mengakibatkan perusahaan tidak memungkinkan untuk melaksanakan
pengendalian intern yang sederhana sekalipun (misalnya : pemisihan tugas atau
fungsi). Adalah penting bagi manajemen untuk melakukan kompensasi terhadap
bagian yang pengendaliannnya lemah atau tidak dapat berjalan untuk suatu kurun
waktu tertentu. Dalam hal internal manajemen telah melakukan kompensasi untuk
menutupi kelemahan pengendalian tersebut, internal auditor seharusnya tidak
melaporkan kelemahan tersebut sebagai material weakness, bahkan reportable
condition sekalipun, hendaknya disesuaikan dengan sekala perusahaan.
Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern
Penting untuk dipahami bahwa : Sistem Pengendalian Intern yang efektif
tidak memberikan jaminan absolut akan tercapainya tujuan perusahaan. Secara
sederhananya dapat dikatakan bahwa sistempengendalian yang handal tidak bisa
mengubah manajer yang buruk menjadi baik. Akan tetapi Sistem Pengendalian
Intern yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang tepat bagi
manajer maupun dewan direksi yang bagus untuk mengambil keputusan maupun
kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif pula.
Pihak-pihak Yang Bertanggungjawab Terhadap Sistem Pengendalian Intern
Semua pihak di dalam perusahaan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan sistem pengendalian intern. Namun demikian, secara struktural
pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam perancangan
dan pengawasan Sistem Pengendalian Intern meliputi :
Chief Executive Officer (CEO)
Chief Financial Officer (CFO)
Controller / Director Of Accounting & Financial
Internal Audit Comitee
Komponen Pengendalian Internal
1 Lingkungan Pengendalian
Manajemen dan pegawai/karyawan seharusnya mempunyai komitmen
dan sikap yang positif dan konstruktif terhadap pengendalian internal dan
kesungguhan manajemen. Kunci lingkungan pengendalian adalah:
Integritas dan Etika
Komitmen terhadap Kompetensi
Struktur Organisasi
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
2 Penaksiran Risiko
Pengendalian internal yang baik memungkinkan penaksiran risiko
yang dihadapi oleh organisasi baik yang berasal dari dalam maupun dari
luar organisasi. Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai
berikut:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
3 Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan, prosedur, teknik, dan
mekanisma yang digunakan untuk menjamin arahan manajemen telah
dilaksanakan. Aktivitas pengendalian seharusnya efesien dan efektif untuk
mencapai tujuan pengendalian itu sendiri. Aktivitas pengendalian meliputi:
Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
Evaluasi secara independen atas kinerja
Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
4 Informasi dan Komunikasi
Informasi seharusnya dicatat dan dikomunikasikan kepada
manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalam organisasi
dan dalam bentuk dan jangka waktu yang memungkinkan
diselenggarakannya pengendalian internal dan tanggung jawab lain
terhadap informasi tersebut. Di dalam menjalankan dan mengendalikan
operasinya, manajemen harus mengkomunikasikan kejadian yang relevan,
handal, dan tepat waktu.
5 Monitoring
Monitoring seharusnya menilai kualitas kinerja sepanjang waktu
dan menyakinkan bahwa temuan-temuan audit dan reviu lainnya
diselesaikan dengan tepat. Hal ini meliputi:
Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan
rekomendasi dari audit dan reviu.
Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang
digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian
manajemen.
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia
dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi
mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu
cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu
organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan
(fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin
dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti
merek dagang).
2.3.2 Audit Modal Saham dan Tambahan Modal disetor
Empat karakteristik siklus perolehan dan pelunasan kembali modal
mempengaruhi secara signifikan akun – akun berikut :
1 Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap
transaksi seringkali jumlahnya sangat material
2 Jika tidak dimasukkan satu transaksi tertentu, mungkin jumlahnya
akan material.
3 Terdapat hubungan hukum entitas usaha klien dan pemegang saham,
obligasi, atau dokumen – dokumen pemilihan serupa.
4 Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan
kewajiban dan ekuitas.
Empat karakteristik siklus perolehan dan pelunasan kembali
modalmempengaruhi secara signifikan akun - akun berikut : �
1 Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun,
tetapisetiap transaksi seringkali jumlahnya sangat material.
2 Jika tidak dimasukkan satu transaksi tertentu, mungkin jumlahnya akan
material.
3 Terdapat hubungan hukum entitas usaha klien dan pemegangsaham,
obligasi, atau dokumen - dokumen pemilihan serupa.
Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividendengan kewajiban
dan ekuitas. Berikut adalah akun - akun yang seringkali ditemukan di dalam
siklusitu : �
W e s a l b a y a r
H u t a n g h i p o t i k
Beban bunga
K a s b a n k �M o d a l s a h a m - s a h a m b i a s a � M o d a l s a h a m - s a h a m p r e f e r e n
M o d a l y a n g d i s u m b a n g k a n
P e n c a d a n g a n l a b a d i t a h a n
D i v i d e n y a n g d i u m u m k a n
A k u n m o d a l p e r u s a h a a n
perorangan
K o n t r a k y a n g m a s i h h a r u s
d i b a y a r
H u t a n g o b l i g a s i �Bunga yang masih harus dibayar
L a b a d i t a h a n
K e l e b i h a n m o d a l d i s e t o r a t a s nilai pariS a h a m t r e s u r i �D i v i d e n t e r h u t a n g
A k u n m o d a l p e r u s a h a a n -
persekutuan
2.3.3 Audit Dividen
Enam Tujuan Audit yang terkait dengan hutang deviden :
1. Dividen yang dibukukan ada (Keberadaan)
2. Deviden yang ada dibukukan (Kelengkapan)
3. Deviden yang dibukukan secara akurat (Keakuratan)
4. Deviden yang dibayarkan ke pemegang saham adalah benar ada
(Keberadaan)
5. Hutang deviden dibukukan (kelengkapan)
6. Hutang Deviden telah dibukukan dengan akurat (keakuratan)
Recommended