View
48
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
Ketersediaan Dan Perilaku NPK Pada Tanah Andisol
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kesuburan Tanah dan Nutrsi Tanaman III
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Agroteknologi B
Annisaa Ramadhini 150510110011
Siti Afiqah Fathin 150510110054
Muhammad Luthfi 150510110040
Lizerio Asa Ringga 150510110056
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah
Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman III mengenai “Pengaruh Pemberian Pupuk
NPK pada Tanah Andisol”.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada sumber-
sumber yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Tanpa bantuannya sulit
bagi saya untuk dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Saya telah berusaha untuk menyempurnakan tulisan ini, namun sebagai
manusia sayas pun menyadari akan keterbatasan maupun kehilafan dan kesalahan
yang tanpa disadari. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini
akan sangat dinantikan.
Jatinangor, April 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah Andisol……………………………………………………………..4
2.2 Unsur N,P, dan K………………………………………………………….5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Karakter biologi tanah Andisol…………………………………………...7
3.2 Karakter dan Jenis Tanaman pada Tanah Andisol………………………..7
3.3 Keunggulan dan Kelemahan Tanah Andisol……………………………...7
3.4 Pemanfaatan Tanah Andisol………………………………………………8
3.5 Pengaruh Penambahan Pupuk NPK………………………………………9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Andisol merupakan tanah yang terbentuk dari bahan andik. Jenis tanah ini
memiliki sifat porous, sangat gembur, struktur remah, memiliki sifat kejenuhan basa
rendah, kapasitas tukar kation tinggi, mengandung C dan N yang tinggi, memiliki
C/N rasio yang tergolong rendah, mengandung bahan organik tinggi, kandungan
aluminium dapat ditukar (Al−dd) rendah, mempunyai bulk density rendah (< 0,85
g/cm3) dan mempunyai mineral liat alofan (Rachim dan Suwardi, 1999).
Tanah ini memiliki kesuburan yang baik dari sifat fisik maupun kimianya
sesuai dengan kondisi tanah yang dibutuhkan bagi tanaman pertanian, yaitu gembur,
ringan, berpori, berwarna gelap, bertekstur sedang (lempung, lempung berdebu dan
lempung liat berdebu) dan terdapat di pegunungan dengan curah hujan sedang sampai
tinggi. Namun, penggunaan lahan yang intensif tanpa diimbangi dengan input
produksi yang memadai dan pengelolaan yang tidak tepat akan menyebabkan
produktivitas lahan menurun (Nurmayulis, 2010 dalam Firmansyah 2011).
Ketersediaan uunsur NPK sangat diperlukan tanaman karena unsur tersebut
termasuk unsur hara makro yaitu sumber makanan yang diperlukan dalam jumlah
relatif banyak, dan mutlak di perlukan oleh tanaman sebagai makanan yang
dibutuhkan oleh tanaman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan .Nani Sumarni dan
Imam Firmansyah, 2011 menunjukkan bahwa Tanah percobaan Andisol bereaksi
masam (pH=5,5) dengan kandungan C-organik sangat tinggi, kandungan N-total
tanah termasuk sangat tinggi, kandungan hara K tersedia tinggi, tetapi kandungan P
tersedia rendah Secara umum, tanah percobaan mempunyai sifat kimia cukup baik.
Masalah pada tanah Andisol adalah ketersediaan hara P rendah. Pada tanah masam P
biasanya difiksasi oleh Al atau Fe.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ketersediaan dan
perilaku NPK pada tanah andisol juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman III
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah Andisol
Tanah Andisol merupakan tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam
dengan epipedon mollik atau umbrik atau ochrik atau kambik, bulk density
(kerapatan lindak) kurang dari 0,85 g/cm3, banyak mengandung amorf atau lebih dari
60% terdiri dari abu vulkanik vitrik, cindes atau bahan pyroklastik lain
(Hardjowigeno, 2003).
Data analisis andisols dari berbagai wilayah menunjukkan bahwa andisols
memiliki tekstur yang bervariasi dari berliat sampai berlempung kasar. Tetapi
sebagian besar tergolong berlempung halus samapi berlempung kasar. Reaksi tanah
umumnya agak masam, kandungan bahan organik lapisan atas sedang sampai tinggi
dan lapisan bawahnya umumnya rendah dengan rasio C/N tergolong rendah.
Kandungan P dan K potensial bervariasi, mulai rendah sampai tinggi. Jumlah basa
dapat ditukar, tergolong sedang sampai tinggi dan didominasi ion Ca dan Mg, juga
sebagian K. KTK tanah sebagian besar sedang sampai tinggi dengan KB sedang.
Dengan demikian potensi andisols dinilai tergolong sedang sampai tinggi (Damanik,
dkk, 2011).
Andisol mempunyai beberapa sifat kimia yang penting. Muatan permanen
yang rendah dan muatan tergantung pH yang tinggi. Keracunan aluminium jarang
terjadi. Andisol mempunyai kemampuan memfiksasi fosfat dan mengikat air yang
lebih tinggi. Persentase karbon lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanah-tanah
mineral lainnya (Sudihardjo, dkk, 2006).
Tingginya bahan organik di andisol diyakini disebabkan oleh adsorbsi
molekul organik oleh alofan dan imogolit. Alofan dan imogolit memiliki komposisi
kimia yang beragam, tergantung pada variasi rasio molar SiO2/AlO3 dan kandungan
air. Alofan mampu berikatan dengan humus tanah dengan ikatan kompleksasi
membentuk khelasi Al dalam alofan dengan membentuk komplek yang cukup
resisten (Sudihardjo, dkk, 2006).
2.2 Unsur N, P, dan K
Unsur Hara Nitrogen (N) merupakan hara makro utama yang sangat penting
untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion NO3 atau
NH4+ dari tanah. Kadar Nitrogen rata-rata dalam jaringan tamnaman adalah 2-4%
berat kering. Dalam tanah, kadar Nitrogen sangat bervariasi, tergantung pada
pengelolaan dan penggunaan tanah tersebut. Tanah hutan berbeda dengan tanah
perkebunan dan tanah peternakan. Tanaman di lahan kering umumnya menyerap ion
nitrat NO3 relatif lebih besar jika dibandingkan dengan ion NH4+. Pemupukan
Nitrogen akan menaikkan produksi tanaman, kadar protein, dan kadar selulosa, tetapi
sering menurunkan kadar sukroda, polifruktosa, dan pati (Rosmarkam dan Yuwono,
1996).
Kebanyakan nitrogen diambil oleh tanaman adalah dalam bentuk nitrat. Ada
dua alasan mendasar untuk ini. Pertama, nitrat mobil didalam tanah dan bergerak
bersama air tanah ke akar tanaman. Amonium dengan kata lain, adalah ikatan untuk
partikel-partikel tanah permukaan dan tidak dapat bergerak ke akar. Kedua, dibawah
kondisi dari temperatur, aerasi, kelembaban dan pH tanah, organisme tanah tertukar
semua bentuk dari nitrogen tanah ke nitrat (Ludwick, dkk, 1998).
Nitrogen diambi oleh tanaman secara primer sebagai ion nitrat (NO3-) atau amonium
(NH4+). Tanaman dapat memanfaatkan keduanya dalam bentuk ini dalam proses
pertumbuhannya (Ludwick dkk, 1998).
Posfor (P) Posfor memiliki peran penting dalam membangun karbohidrat dan
memproduksi makanan lainnya pada fotosintesis tanaman. Fotosintesis adalah proses
yang memungkinkan tanaman untuk menggunakan energi matahari untuk
menghasilkan makanan dan serat dan demikianlah pelengkapan laki-laki dengan
makanan, pakaian dan perlindungan. H2PO4- adalah bentuk dari fosfor yang dapat
dilarutkan pada sistem kalsium dank arena itu lebih dibutuhkan pada akar tanaman.
Sulit dilarutkan dan karena sulit diserap dalam bentuk HPO42- dan PO43- juga hadir
dalam pemupukan dan tanah (Jones, 1782).
Unsur hara fosfor adalah unsur hara makro, dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang banyak dan esensial bagi pertumbuhan tanaman. Permasalahan yang
penting yang harus diketahui dari fosfor ini adalah sebagian fosfor di dalam tanah
umumnya tidak tersedia untuk tanaman, meskipun jumlah totalnya lebih besar dari
pada nitrogen (Damanik, dkk, 2011).
Fosfor diambil oleh tanaman secara primer sebagai H2PO4+ dan HPO4-,
mengatasi pH tanah yang terdahulu. Kebanyakan total fosfor tanah adalah secara
kimia sangat tersedia karena berupa senyawa yang solubel. Ini bukan secara
tkebutuhan sebuah karakteristik negatif dari fosfor, karena keterbatasan solubilitas
dapat menunda dari pencucian pada daerah akar. Dalam tanah alkalin, senyawa
kalium fosfat dibentuk, dan dalam tanah masam, iron dan aluminium fosfat di
produksi (Ludwick, dkk, 1998).
Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium
mempunyai valensi 1 dan di serap dalam bentuk K+. Kalium tergolong unsur yang
mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman maupun dalam xylem
dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma; garam kalium berperan dalam
tekanan osmose sel. Fungsi Kalium yang lain adalah untuk pengembangan sel dan
pengaturan tekanan osmosis. Pengembangan sel disebabkan karena vakuola
mengembang 80-90% dari volume sel (Rosmarkam dan Yuwono, 1996).
Berdasarkan tingkat ketersediaan, kalium tanah dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori : 1) susah tersedia, 2) lambat tersedia dan 3) segera tersedia. Porsi
tidak/susah tersedia hanya susah terlarut dan sering membuat 90 sampai 98 persen
dari total kalium tanah. Kalium ini ditemukan dalam struktur kristalin dari mineral
primer. Kalium lambat tersedia sekitar 2 sampai 10% dari total mineral tanah, biotit
mika dan ilit adalah contoh dari bentuk ini. Porsi segera tersedia sekitar 1 % dari total
keseluruhan. Pertukaran kalium dan kalium dalam penyusunan bentuk ini (Jones,
1982).
Kehilangan kalium akibat tercuci merpakan kehilangan yang terbesar. Dalam
keadaan yang ekstrim jumlah kehilangan ini dapat menyamai kehilangan kalium
akibat panen. Jumlah kalium yang hilang bersama air atau tercuci adalah sangat besar
dan kehilangan dapat mencpai 25 kg per hektar per tahun, tetapi dapat juga lebih
besar. Besarnya kalium akibat tercuci ini sangat tergantung pada faktor tanah seperti :
tekstur tanah, kapasitas tukar kation, pH tanah dan jenis tanah (tanah gambut)
(Damanik, dkk, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Karakter biologi tanah Andisol
Tanah disebut Andisol jika mengandung bahan organik < 25 % (berdasarkan
berat) karbon organik. Tanah andisol 10% nya terdiri atas humus. Tingginya bahan
organik di andisol diyakini disebabkan oleh adsorbsi molekul organik oleh alofan dan
imogolit. Alofan dan imogolit memiliki komposisi kimia yang beragam, tergantung
pada variasi rasio molar SiO2/AlO3 dan kandungan air. Alofan mampu berikatan
dengan humus tanah dengan ikatan kompleksasi membentuk khelasi Al dalam alofan
dengan membentuk komplek yang cukup resisten (Sudiharjo, 2006).
3.2 Karakter dan Jenis Tanaman pada Tanah Andisol
Dikarenakan sifatnya yang subur dan ringan, maka tanah ini cocok untuk
ditanami pada hampir semua jenis tanaman, terutama tanaman yang membutuhkan
nutrisi dalam waktu singkat, seperti tanaman palawija dan sayuran. Tanah Andisol
juga baik ditanami tanah umbi-umbian, karena dengan sifat tanah yang ringan akan
memungkinkan umbi berkembang lebih baik dan memudahkan pemanenan.
3.3 Keunggulan dan Kelemahan Tanah Andisol
Keunggulan tanah Andisol
Tanah jenis ini memiliki keunggulan karena biasanya bersifat subur dan
bertekstur gembur hingga lempung, bahkan dibeberapa tempat bertekstur debu.
Sehingga petani menyukainya karena mudah dalam pengolahan. Sangat ringan
dicangkul dan pori-pori tanahnya memudahkan sirkulasi udara masuk ke akar
tanaman.
Kelemahan Tanah Andisol (Retensi Unsur P)
Salah satu kelemahan umumnya adalah tanah Andisol beraksi kuat dengan
unsur fosfor (P). Kapasitas jerapan P atau fosfor pada tanah Andisol sangat tinggi,
bahkan melebihi jerapan P oksida hidrat Al dan Fe. Hal ini disebabkan karena bahan
amorf mempunyai permukaan spesifik yang begitu luas, sehingga jerapan P lebih
tinggi. Selain itu, kandungan alofan yang tinggi juga menyebabkan tanah andisol
sering meretensi unsur P sehingga unsur P tidak tersedia bagi tanaman
(Yuwono,2010). Reaksi unsur fosfor dengan tanah Andisol akan membuat tanah
menjadi padat, tidak mudah larut oleh air, dan membuat nutrisi yang dibutuhkan
tanaman tidak tersedia. Sifat tanah yang keras akibat fosfor juga menyulitkan
pengolahan tanah (http://www.britannica.com).
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa tanah Andisol mengandung jumlah
mineral Al dan Fe yang tinggi sehingga dapat memfiksasi fosfor pada Andisol, reaksi
tanah sedikit masam hingga netral, kapasitas tukar kation bernilai tinggi, mempunyai
kemampuan menjerap fosfat sangat kuat, akan tetapi berbobot isi rendah yaitu kurang
dari 0.85 gr/cm3. Tingginya kemampuan Andisol menjerap fosfat yang dihubungkan
dengan reaktivitas fiksasi yang tinggi dan disertai dengan mineralisasi P-organik yang
lambat menentukan rendahnya ketersediaan fosfor yang menjadi faktor pembatas
ketersediaan unsur hara P
Kelemahan lain tanah andosol adalah, karena struktur yang gembur dan rapuh,
maka tanah jenis ini sangat mudah terseret air hujan, angin dan longsor atau
mengalami erosi.
3.4 Pemanfaatan Tanah Andisol
Tanah Andisol adalah salah satu tanah yang paling produktif apabila dikelola
dengan baik. Tanah Andisol cenderung memiliki jumlah humus yang besar (isinya 7-
12% karbon organik di dalam tanah). Lempung amorf dan alofannya memiliki
kapasitas tukar kation sangat tinggi (150 cmol/kg, yang lebih tinggi dari
montmorillionit). Sayangnya, tanah ini dapat menyerap dan mengendapkan fosfor.
Jika fosfor ditambahkan dengan pupuk kurang dari 10%, maka efisiensinya akan
berkurang akibat kandungan Al larut dan tanah liat Fe. Tanah Andisol menyimpan air
dalam jumlah yang besar. Tetapi ketika kering, tanah ini menjadi tidak padat dan
berdebu. Karena itu, tanah Andisol rentan terhadap erosi.
Andisol merupakan tanah yang cukup subur. Di Indonesia Andisol merupakan
tanah utama yang digunakan untuk perkebunan teh seperti di daerah Pengalengan
(Jawa Barat), daerah sekitar Danau Toba (Sumatera Utara), dan lain-lain. Selain itu,
tanah Andisol banyak digunakan untuk tanaman hortikultura baik berupa tanaman
bunga, sayur-sayuran maupun buah-buahan.
Pertanian sayuran menduduki tempat khusus dalam sistem pertanian di
Indonesia, karena pengusahaannya yang sangat intensif. Sayuran biasanya diusahakan
di daerah dataran tinggi karena tanah yang subur dan suhu yang mendukung untuk
pertumbuhan tanaman tersebut. Sayuran yang ditanam di daerah dataran tinggi lebih
menghasilkan produksi yang tinggi karena dipengaruhi oleh suhu yang lebih rendah
dibandingkan di dataran rendah. Suatu kenyataan fisiologi yang umum bahwa suhu
yang lebih rendah lebih memicu pertumbuhan akar, bunga, dan organ-organ
penyimpanan serta memicu perkembangan buah dan biji (Williams 1993). Salah satu
jenis tanah yang merupakan sentra produksi sayuran di Indonesia adalah tanah
andisol dengan luas sekitar 5,39 juta Ha (Puslitbangtanak 2006).
Tanah andisol merupakan tanah yang berasal dari bahan vulkan dan kaya
bahan organik. Peningkatan produksi tanaman sangat berkaitan dengan keadaan hara
dalam tanah. Jenis dan jumlah unsur hara yang diberikan harus disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman untuk tingkat produksi tertentu.
3.5 Pengaruh penambahan pupuk NPK
Tanah Andisol adalah tanah yang subur karena mengandung mineral dari
abu vulkanik. Selain itu, tanah Andisol juga mengandung unsur organik yang tinggi
(Sudiharjo, 2006). Kedua hal tersebut membuat aplikasi pupuk pada tanah andisol
tidak terlalu dibutuhkan dalam kuota yang besar. Namun demikian, tanah andisol
mempunyai permasalahan dalam ketersediaan unsur P atau fosfor. . Hal ini
disebabkan karena bahan amorf mempunyai permukaan spesifik yang begitu luas,
sehingga jerapan P lebih tinggi. Selain itu, kandungan alofan yang tinggi juga
menyebabkan tanah andisol sering meretensi unsur P sehingga unsur P tidak tersedia
bagi tanaman (Yuwono,2010). Teretensinya unsur P pada tanah menyebabkan
tanaman tidak dapat menyerap unsur P. Solusi dari masalah kekahatan P pada tanah
Andisol salah satunya adalah menambahkan pupuk organik dan melakukan
pengolahan tanah secara minimum (minimum tillage). Dari penelitian yang telah
dilakukan, diketahui bahwa dengan memberikan pupuk organik berupa Kompos
Mabar dan pengolahan tanah secara minimum, akan meningkatkan P-tersedia pada
tanah Andisol sebesar 96,89% (Ketaren, 2008).
Menurut Nani Sumarni dan Imam Firmansyah, 2011 Tanah percobaan
Andisol bereaksi masam (pH=5,5) dengan kandungan C-organik sangat tinggi,
kandungan N-total tanah termasuk sangat tinggi, kandungan hara K tersedia tinggi,
tetapi kandungan P tersedia rendah. Secara umum, tanah percobaan mempunyai sifat
kimia cukup baik. Masalah pada tanah Andisol adalah ketersediaan hara P rendah.
Pada tanah masam P biasanya difiksasi oleh Al atau Fe.
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tanah Andisol bereaksi masam (pH=5,5) dengan kandungan C-organik sangat
tinggi, kandungan N-total tanah termasuk sangat tinggi, kandungan hara K tersedia
tinggi, tetapi kandungan P tersedia rendah. Secara umum, tanah percobaan
mempunyai sifat kimia cukup baik. Masalah pada tanah Andisol adalah ketersediaan
hara P rendah. Pada tanah masam P biasanya difiksasi oleh Al atau Fe. Untuk
mengatasi ketersediaan P yang rendah maka pemupukan unsur P diperlukan pada
tanah andisol.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah. 2011. Efektivitas Pupuk Bio Organik Cair Pada Tanaman Buncis
Tegak le – 06 terdapat pada http://firmansyahngeblog.wordpress.com/
(diakses tanggal 3 April 2013 pukul 15.04 WIB.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44914/Bab%20II
%20Tinpus%20A10ots-4.pdf?sequence=6 (diakses tanggal 3 April 2013
pukul 15.29 WIB.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19609/6/Chapter%20II.pdf
(diakses tanggal 3 April 2013 pukul 15.35 WIB.
Narendra, 2012. Manajemen Dan Pengolahan Tanah Andisol Untuk Tanaman
Kentang. terdapat pada
http://sustainablemovement.wordpress.com/tag/tanah/ (diakses tanggal 2
April 2013 pukul 20.00 WIB.)
Recommended