View
786
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Birokrasi dalam suatu negara sangatlah penting karena merupakan
penggerak pemerintahan serta menjadi alat untuk menjaga konsistensi,
keteraturan, keseragaman, dan persatuan. Namun di Indonesia kondisi birokrasi
sangat memprihatinkan. Karena jalannya birokrasi di negara ini masih sangat
berbelit-belit, disamping itu, para pelaksananya pun lebih mementingkan
kepentingan dirinya sendiri dan kelompok. Sehingga banyak terjadi praktek
korupsi, kolusi, dan nepotisme di dalamnya sehingga fungsi utama untuk
pelayanan terhadap masyarakatpun tidak berjalan maksimal.
Keadaan inilah yang mendorong penulis untuk membuat makalah ini.
Karena dirasakan birokrasi di Indonesia sangat membutuhkan reformasi.
Sehingga diharapkan dengan pembahasan inilah, membuat kita lebih kritis dan
mengerti tentang birokrasi di Indonesia.
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Adapun rumusan dan pembatasan masalah dari laporan ini dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud reformasi birokrasi?
2. Bagaimana kondisi birokrasi di Indonesia?
3. Bagaimana hubungan antara reformasi birokrasi dengan pancasila?
4. Bagaimana langkah yang tepat dalam mengatasi masalah birokrasi ini?
C. Maksud dan Tujuan Penyusunan
2
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini disajikan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui arti reformasi birokrasi.
2. Untuk mengetahui kondisi birokrasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara reformasi birokrasi dengan
Pancasila
4. Untuk mengetahui langkah yang tepat dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi.
D. Manfaat Penyusunan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berdampak
bagi semua orang, terutama bagi para pembaca.
Adapun manfaat dari penyusunan laporan dan pembahasan ini adalah
sebagai berikut.
1. Dapat berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan birokrasi di Indonesia
2. Dapat mengerti arti penting Pancasila
3. Dapat mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
4. Dapat membantu dalam pengawasan birokrasi di Indonesia.
E. Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan adalah studi pustaka baik dari buku mata ajar
MPKT, buku pedoman Pancasila maupun sumber-sumber lainnya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kaidah Berpikir Kritis dan Logis
Dalam kaidah berpikir kritis dan logis, kita seharusnya mengetahui apa itu
term, defenisi, preposisi dan penyimpulan karena dapat digunakan sebagai cara kita
untuk melatih kita berpikir kritis dan logis dalam mengidentifikasi masalah.
Term merupakan. Term diklarifikasikan menjadi 4 kategori yaitu berdasarkan
jumlah kata, berdasarkan luas, berdasarkan sifat, dan berdasarkan penggunaaan arti.
Definisi merupakan penentuan batas pengertian sebuah istilah atau konsep
secara singkat, tepat, jelas, padat, dan lengkap sehingga istilah atau konsep yang
hendak dirumuskan itu dapat dimengerti secara jelas dan dapat dibedakan dari istilah-
istilah yang lain. Proposisi adalah ungkapan lahiriah dari sebuah putusan yang dapat
berupa suatu persetujuan (afirmatif) atau pengingkaran (negasi).
Penyimpulan adalah suatu proses berpikir menuju suatu pemikiran baru dari
pengetahuan yang telah dimilikinya dan berdasarkan pengetahuan tersebut. Ada
beberapa jenis-jenis penyimpulan, jika ditinjau dari proses penalarannya, dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu penyimpulan induktif dan penyimpulan deduktif. Jika
ditinjau dari cara menurunkan kesimpulan tersebut, dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu penyimpulan langsung dan penyimpulan tidak langsung. Deduksi adalah proses
berpikir dengan cara bertolak dari pengetahuan yang lebih umum, lalu membuahkan
kesimpulan yang lebih khusus.
Ada beberapa prosedur yang digunakan dalam penalaran langsung,
diantaranya adalah dengan melakukan konversi. Konversi adalah mengungkapkan
kembali arti yang terkandung dalam sebuah proposisi dengan menukarkan posisi term
4
predikatnya. Konversi sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu konversi sederhana dan
konversi terbatas.
Penalaran tidak langsung diwujudkan dalam suatu bentuk logika yang disebut
silogisme. Dalam silogisme, terdapat dua macam silogisme, yaitu silogisme hipotesis
dan silogisme kategoris.
B. Etika Profesi
Etika profesi sebagai ilmu praktis dan ilmu terapan terdiri dari 3 macam
pendekatan. Yaitu pragmatis, utilaristis dan deontologis.
1) Pragmatis: Aspek dimana kita melihat efek dari tindakan positif yang
memberikan dampak kepada klient, pasien, pelanggan, dll
2) Utilaristis: Sikap untuk menghargai dan menyukai pekerjaannya
3) Deontologis: Pekerjaan yang dilakukan dianggap baik jika disertai maksud
yang tulus dan baik dari pekerjaan itu sendiri.
Etika/ilmu terapan merupakan terapan ilmu dari berbagai kumpulan norma
yang ada. Etika terapan mencakup berbagai aspek dalam kehidupan. Contoh aspek
ekonomi, sosial, budaya, dsb. Etika terapan memiliki kesamaan dengan ilmu terapan
karena sama - sama memilki kegunaan aplikatif baik secara teoritis maupun pada
praktiknya. Terapan itu mengkaji berbagai permasalahan yang ada di sekitar.
Ilmu merupakan kumpulan penghetahuan yang padat dan proses mengetahui
melalui penyelidiikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).Tetapi ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tersebut. Menurut
tujuannya, ilmu terbagi menjadi dua :
1. Ilmu teoritis adalah ilmu yang berupaya menjelaskan penghertian yang
benar demi pengertian itu sendiri
5
2. Ilmu praktis adalah ilmu yang langsung diarahklan pada pemanfaatan ilmu
itu sendiri
C. Refleksi Kritis Terhadap Ideologi
Ideologi, secara etimologis berasal dari kata idea (ide, gagasan) dan ology
(logos, ilmu). Ideologi merupakan suatu gagasan atau pikiran yang berisi harapan dan
cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa dan merupakan acuan untuk melakukan
perubahan politik. dari pengertian ini, dapat dikatakan bahwa ideologi bersifat
futuristik. Ideologi berfungsi memberikan harapan akan dunia baru yang lebih baik
dari keadaaan masa lampau yang kurang ideal serta memberikan langkah-langkah
strategis untuk mencapai tujuan ideal tersebut, maka ideologi sangat menarik hati
rakyat, baik secara rasional maupun emosional.
Ada beberapa macam ideolodi di dunia ini, diantaranya liberalisme,
komunisme, fasisme. Tetapi bangsa Indonesia mempunyai ideologi sendiri yakni
Pancasila. Dimana Pancasila tersebut diambil dan digali dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dikumandangkan
pertama kali oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, yakni pada saat berlangsungnya
sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pancasila, secara etimologis berasal dari dua kata yaitu Panca yang berarti lima dan
Sila berarti dasar. Pancasila dari akar kata berarti lima dasar, tepatnya adalah dasar
bagi negara Indonesia yang merdeka.
Ideologi berfungsi memberikan harapan akan dunia baru yang lebih baik dari
keadaaan masa lampau yang kurang ideal serta memberikan langkah-langkah
strategis untuk mencapai tujuan ideal tersebut, maka ideologi sangat menarik hati
rakyat, baik secara rasional maupun emosional.Tetapi saat ini di beberapa negara,
pemerintahnya salah memahami fungsi dari ideologi. mereka menggunakan ideologi
sebagai alat untuk memperkuat otoritas pemerintahan. maka hendaknya pemerintah
mengubah sudut pandangnya terhadap ideologi dan menghormati setiap nilai yang
terkandung dalam ideologi.
6
D. Hakekat Pancasila Sebagai Sistem Nilai
Hakekat pancasila merupakan nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila
Pancasila, adapun sebagi pedoman bernegara, bermasyarakat. Pancasila merupakan
norma sedangkan aktualisasi dari pancasila itu sendiri merupakan realisasi
konkretnya. Perumusan Pancasila ini melalui proses yang cukup panjang karena
Pancasila tersebut harus mencakup seluruh jiwa masyarakat Indonesia. Pancasila lahir
pada tanggal 1 juni yang merupakan persetujuan hasil sidang pada perumusan
Soekarno dan disahkan secara konstitusional pada tanggal 18 agustus oleh PPKI.
Pancasila sebagai dasar negara yang berisi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu susunan organik bertingkat dan
terstruktur membentuk piramida. Karena susunannya yang membentuk piramida
maka Pancasila bersifat hierarkis piramidal. Sila pertama merupakan fondasi dari sila-
sila berikutnya. Artinya Pancasila tersusun dalam urutan luas(kuantitas) dan isi
sifatnya(kausalitas).
Dalam sila-sila Pancasila terkandung nilai-nilai perjuangan bangsa
Indonesia(kausalitas):
1) Asas kebangsaan
2) Peri kemanusiaan
7
3) Demokrasi atau mufakat
4) Keadilan sosial
Selain hierarkis piramidal, Pancasila juga bersifat:
1) Majemuk tunggal(terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu kesatuan)
2) Organis (masing-masing sila memiliki kedudukan yang mutlak dan
menentukan keberadaan sila yang lain)
3) Saling mengkualifikasi(antara satu nilai dengan yang lain saling
menyempurnakan)
Jadi, pada intinya susunan Pancasila yang memiliki banyak sifat tersebut
mengandung esensi:
1) Kedudukan nilai-nilai Pancasila tidak dapat dibolak-balik
2) Sila I menjiwai dan mendasari sila II, sila II dijiwai sila I dan mendasari
sila III, dst.
3) Pemahaman dan penerapan Pancasila tidak dapt dipisahkan satu sama lain.
Pancasila sebagai sebuah dasar negara mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai
fungsi statis dan fungsi dinamis. Fungsi statis dari Pancasila adalah sebagai alat
pemersatu dari ideologi-ideologi yang anti terhada kolonialisme, kapitalisme, dan
imperialisme. Pancasila juga sebagai pemersatu dari keanekaragaman kebudayaan
bangsa Indonesia dan juga pemersatu seluruh unsur kehidupan rakyat Indonesia.
Fungsi dinamis dari Pancasila adalah sebagai pedoman berjalannya negara. Pancasila
memberi arah untuk mewujudkan surga bagi bangsa Indonesia yaitu masyarakat yang
sejahtera, makmur, dan sentosa yang hidup damai diatas bumi pertiwi. Hal-hal diatas
hanya dapat terjadi jika nilai-nilai Pancasila dijalankan secara baik dan benar.
Memaknai Pancasila sebagai sebuah dasar negara haruslah dilakukan secara
bersama-sama antara negara dan rakyatnya. Pancasila harus selalu ada dalam setiap
kebijakan, berjalannya negara, dan kehidupan keseharian rakyat sehingga pancasila
menjadi ruh yang kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
8
E. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia, paradigma berarti kerangka berpikir,
artinya sebuah kerangka atau asumsi dasar yang menjadi landasan suatu kegiatan
pemikiran sehingga menentukan metode. Pola dan berbagai aspek yang berkaitan
dengan objek kegiatan.
Pancasila menjadi paradigma bangsa Indonesia, artinya Pancasila menjadi
pilihan bangsa Indonesia yang memberikan arah atau pola kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam berbagai bidang kehidupan, sejak dari bidang yang sangat mendasar,
yaitu berideologi sampai pada bidang yang sangat teknis, yaitu pembangunan.
Pancasila oleh bangsa lndonesia melalui founding fathers dalam sidang-sidang
BPUPKI dan kemudian oleh PPKI, karena diyakini mencerminkan karakter asli
bangsa lndonesia melalui nilai luhur yang berlaku pada masyarakat Indonesia.
F. Undang Undang Dasar Tahun 1945 dan Reformasi
Sejarah terbentuknya UUD 1945 bermulai saat jepang menjanjikan
kemerdekaan bagi indonesia, setelah itu mulailah disusun UUD oleh BPUPKI dan
panitia yang telah disusun. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan
negara Republik Indonesia yang disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Dengan adanya reformasi ini, kita jangan sampai berlebihan dalam melakukan
kebebasan. Dan ke depannya harus ada pelaksanaan UUD 1945 yang lebih murni dan
konsekuen. Terutama di bidang lembaga pemerintahan yang harus semakin
demokratis.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Reformasi Birokrasi
Secara etimologis, Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa
inggris bureau dan cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai
komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat
bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang
sifatnya administratif maupun militer. Birokrasi adalah syarat dalam kehidupan
bersama. Birokrasi menjadi alat untuk menjaga konsistensi, keteraturan,
keseragaman, kekompakan. Birokrasi melayani setiap orang sesuai dengan aturan
main. Birokrasi bisa mengakomodasi hak dan kebebasan begitu banyak orang dan
kepentingan, tanpa menjadi anarkis. Birokrasi bukan hanya dibutuhkan di negara
otoriter, tetapi juga di negara demokratis. Reformasi sendiri berarti perubahan secara
menyeluruh. Jadi reformasi birokrasi merupakan suatu proses perubahan secara
menyeluruh dari suatu organisasi atau pemerintahan sehingga kinerja menjadi efektif,
efisien dan optimal sehingga tercipta tujuan dari organisasi tersebut.
Di pemerintahan, reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan, terutama menyangkut aspek-aspek berikut :
1. Kelembagaan (organisasi)
2. Ketatalaksanaan (business process)
3. sumber daya manusia aparatur
10
Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, Reformasi Birokrasi
adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna
dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional. Selain itu, dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi
informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi
pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan
masyarakat. Oleh karena itu, harus segera diambil langkah langkah yang bersifat
mendasar, komprehensif dan sistemik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.Hal ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :15/M.PAN/7/2008 tentang
Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, Visi Reformasi Birokrasi secara nasional
adalah “TERCIPTANYA TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
TAHUN 2025”. Visi tersebut tentunya merupakan acuan yang dipedomani seluruh
kementerian/lembaga/ pemerintah daerah sebagai bagian pemerintahan secara utuh.
B. Reformasi di Indonesia
Dari hasil penelitian sebuah lembaga tertentu, dinyatakan bahwa birokrasi di
Indonesia sangatlah buruk bahkan menempati posisi kedua terburuk setelah India. Hal
ini menjadi sebuah pukulan bagi bangsa Indonesia.
Dalam sejarah perkembangannya, birokrasi di Indonesia mengadopsi nilai-
nilai luhur budayanya sendiri berupa azas gotong royong dan kekeluargaan sebagai
alat untuk mencapai tujuan dan berubah menjadi pamong praja (pegawai negara).
Tapi apa yang ada ternyata telah mengalami distorsi sehingga mengalami perubahan
dengan berbagai variasi karakter yang ada sekarang ini. Kelemahan dari birokrasi
adalah perilaku paternalistik yang berlebihan. Pelayanan yang semakin menyimpang
tidak lagi berbasis kepada peningkatan kesejahteraan umum dan publik sebagaimana
fungsi semula tetapi lebih berat kepada pemenuhan kebutuhan atau kesejahteraan
segelintir orang yang disebut hubungan patron-klien. Kelemahan birokrasi juga
11
bersumber dari luar dan salah satunya adalah faktor politik dimana pada
pemerintahan masa lalu dan sekarang ditempatkan sebagai arena pertarungan antar
berbagai kekuatan politik. Realita yang terjadi pada birokrasi Indonesia. Pengaruhnya
jelas, birokrasi terkotak-kotak kedalam berbagai perpecahan berdasarkan kekuatan
kutub-kutub politik yang ada ketika itu yang mengakibatkan pelayanannya kepada
publik melahirkan standar ganda antara loyal pada pemerintah atau tunduk pada
partai politik yang menunjuknya, dan pada era reformasi yang menjadi noda hitam
pemberdayaan birokrasi adalah politisi yang mempolitisasi birokrasi.
Permasalahan birokrasi Indonesia saat ini tidak lepas dari rendahnya kualitas
SDM aparat birokrasi, semangat kerja dan kesadaran atas tugas dan tanggung jawab
yang rendah, kurangnya pemahaman atas fokus tujuan dari tugasnya, lemahnya
fungsi koordinasi, masih tingginya budaya korupsi, dan pemahaman yang rendah atas
tugasnya sebagai pelayan publik.
C. Reformasi Birokrasi Hubungannya dengan Pancasila
Buruknya sistem demokrasi di Indonesia tidak terlepas dari kurangnya
implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Selain itu
kurangnya penghayatan Pancasila di masyarakat. Pancasila dianggap sebagai simbol
bukan sebagai peddoman. Sebenarnya Pancasila tersebut merupakan sebuah dasar
negara sekaligus sebagai ideologi negara. Pancasila juga berfungsi sebagai pedoman
hidup. Karena Pancasila diambil dari akar-akar budaya bangsa Indonesia tentulah
sangatcocok dengan iklim kehidupan bangsa kita sendiri.
Reformasi kaitanya dengan kaidah berpikir kritis dan logis dimana dengan
kita semakin kritis menghadapi permasalahan terutama masalah birokrasi, sehingga
dapat tercapainya penyelesaian yang tepat.Selain itu reformasi birokrasi kaitannya
dengan etika profesi adalah, ketika pelaksanaan birokrasi ini, hendaknya para
pegawai yang bersangkutan tetap melaksanakan etika profesinya yakni senantiasa
melayani masyarakat, bukan seperti yang terjadi sekarang yakni pegawai dan pejabat
12
lebih mementingkan diri sendiri dan golongan sehingga pelayanaan terhadap
masyarakat pun terbengkalai dan tidak maksimal.
Dalam kaitanya dengan sistem birokrasi kiata. Pancasila yuang mengan dung
sistem nilai tenulah memberikan pedoman yang baik selain itu pancasila sebagai
paradigma pembangunan nasional. Oleh karena itu, pancasila seharusnya hadir di
semua sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sehingga dapat disumpulkan bahwa implementasi Pancasila juga sangat
berpengaruh kepada keberhasilan reformasi birokrasi. Dengan implementasi dan
penghayatan yang benar tentang Pancasila tersebut maka, terciptalah birokrasi yang
baik, efektif, efisien, dan melayani masyarakat.
D. Upaya Reformasi Birokrasi
Selain daripada penerapan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tersebut,dalam reformasi birokrasi ini diperlukan langkah konkret sehingga
reformasi ini dapat berjalan dengan baik dan sukses. Diantara langkah-langkah
tersebut adalah
1. Meluruskan orientasi
Reformasi birokrasi harus berorientasi pada demokratisasi dan bukan pada
kekuasaan. Perubahan birokrasi harus mengarah pada amanah rakyat karena
reformasi birokrasi harus bermuara pada pelayanan masyarakat.
2. Memperkuat komitmen
Tekad birokrat untuk berubah harus ditumbuhkan. Ini prasyarat penting,
karena tanpa disertai tekad yang kuat dari birokrat untuk berubah maka
reformasi birokrasi akan menghadapi banyak kendala. Untuk memperkuat
tekad perubahan di kalangan birokrat perlu ada stimulus, seperti peningkatan
13
kesejahteraan, tetapi pada saat yang sama tidak memberikan ampun bagi
mereka yang membuat kesalahan atau bekerja tidak benar.
3. Membangun kultur baru
Kultur birokrasi kita begitu buruk, konotasi negatif seperti mekanisme dan
prosedur kerja berbelit -belit dan penyalahgunaan status perlu diubah.
Sebagai gantinya, dilakukan pembenahan kultur dan etika birokrasi dengan
konsep transparansi, melayani secara terbuka, serta jelas kode etiknya.
4. Rasionalisasi
Struktur kelembagaan birokrasi cenderung gemuk dan tidak efisien.
Rasionalisasi kelembagaan dan personalia menjadi penting dilakukan agar
birokrasi menjadi ramping dan lincah dalam menyelesaikan permasalahan
serta dalam menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat, termasuk kemajuan teknologi informasi.
5. Memperkuat payung hukum
Upaya reformasi birokrasi perlu dilandasi dengan aturan hukum yang jelas.
Aturan hukum yang jelas bisa menjadi koridor dalam menjalankan
perubahan- perubahan .
6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Semua upaya reformasi birokrasi tidak akan memberikan hasil yang optimal
tanpa disertai sumber daya manusia yang handal dan profesional. Oleh
karena itu untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang memadai
diperlukan penataan dan sistem rekrutmen kepegawaian, sistem penggajian,
pelaksanaan pelatihan, dan peningkatan kesejahteraan.
7. Komitmen dan keteladanan elit politik
14
Reformasi birokrasi merupakan pekerjaan besar karena menyangkut sistem
besar negara yang mengalami tradisi buruk untuk kurun yang cukup lama.
Untuk memutus tradisi lama dan menciptakan tatanan dan tradisi baru, perlu
kepemimpinan yang kuat dan yang patut diteladani. Kepemimpinan yang
kuat berarti hadirnya pemimpin-pemimpin yang berani dan tegas dalam
membuat keputusan. Sedangkan keteladanan adalah keberanian memberikan
contoh kepada bawahan dan masyarakat.
8. Pengawasan masyarakat
Reformasi birokrasi akan berdampak langsung pada masyarakat, karena
peran birokrasi yang utama adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Sehingga diharapkan masyarakat bisa mengawasi kinerja dari
birokrasi ini sehingga dapat tercipta birokrasi yang baik untuk pelayanan
masyarakat.
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil adalah:
a) Birokrasi di Indonesia sangatlah buruk dan membutuhkan reformasi yang
capat dan tepat sehingga tidak merugikan masyarakat luas.
b) Kurangnya penghayatan terhadap Pancasila dan kurangnya implementasi
dalam kehidupan sehari-hari membuat buruk birokrasi di Indonesia. Sehingga
Pancasila inilah sangat berpengaruh dalam reformasi tersebut
c) Perlunya implementasi Pancasila dalam mereformasi birokrasi selain itu
diperlukan langkah-langkah konkret demi mendukung terlaksanakanya
reformasi tersebut
B. Saran
1. Diperlukan suatu kajian mengenai birokrasi di Indonesia lebih mendalam
sebagai bahan perbandingan.
2. Diperlukan suatu kajian menenai arti penting Pancasila sehingga dapat
digunakan bahan penyelesaian masalah birokrasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Meliono, Irmayanti, et al. Logika, Filsafat, dan Pancasila. Jakarta: Badan Penerbit
FK UI, 2010.
Kaelan. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma, 2004.
Mustopadidjaja AR. “Reformasi Birokrasi, Perwujudan Good Governance,dan
Pembangunan Masyarakat Madani.” http://aparaturnegara.bappenas.go.id/
m akalahsql/download.php?doc=ref_birokrasi&file=R ( 16 Oktober 2010
pukul 18.43)
Sublihar, et al.(ed.). “Reformasi Birokrasi dan Korupsi di Indonesia.” http://usupress.
usu.ac.id/ files/Reformasi%20Birokrasi%20dan%20Korupsi%20di%20Indo ( 16
Oktober 2010 Pukul 18.55).
Hardjapakemas, Erry Riana.” Reformasi Birokrasi Sebagai Syarat Penegakan dan
Pemberantasan KKN.” http://www.lfip.org/english/pdf/bali-seminar/Reformasi
%20birokrasi%20-%20erry%20rian ( 16 Oktober 2010 pukul 20.07)
Recommended