View
4.256
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita menyadari bahwa terjadinya arus perkembangan ilmu pengetahuan yang
tidak terhentinmembuat kemajuan dan kecanggihan semakin tidak terjangkau, jika dulu
hanya sebuah mimpi maka kini segala sesuatu yang dulu tidak masuk akal telah berada
di alam nyata. Sebut saja orang yang dulu hanya bisa pasrah melihat keburukan
rupanya, kini mereka dapat menghilangkan keburukan tersebut. Namun amat
disayangkan jika ternyata operasi keburukan tersebut menuju kepada ketampanan tidak
dibarengi dengan operasi akhlak yang buruk menuju akhlak yang baik.
Hal ini secara singkat mengangkat bahwasannya landasan memperindah diri
bukanlah untuk ketaatan namun sebaliknya malah membuat kita ber Suud dhan kepada
Allah AWT yang telah diberi kepada kita. Maka kami mengangkat risalah ini dengan
tema Operasi Plastik.
B. TUJUAN
A) Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa terhadap Bedah Plastik
khususnya pandangan agama terhadap tindakan bedah plastik.Hal ini menjadi salah satu
tanggung jawab bidan apabila sudah terjun dalam masyarakat sehingga bisa
memberikan pelayanan kesehatan dan pemberitahuan tentang bedah plastik menurut
pandangan agama khususnya sesuai dengan syariat islam demi tercapai muslimat yang
baik dan benar.
B) Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian Bedah Plastik
b. Agar mahasiswa mampu mengetahui Macam-macam Bedah Plastik
c. Agar mahasiswa mengetahui Pandangan Agama terhadap Bedah Plastik di indonesia.
d. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan Bedah Plastik yang sesuai dengan
syariat Agama Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bedah Plastik
Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk
merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran.
Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery” (ing) atau dalam bahasa
arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau
memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan
cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan
estetika (seni) tubuh. (Al Mausu’ah at-Thibbiyah al-Haditsah Li Majmu’ah minal at-
Thibba, juz 3, hal. 454, cet. Lajnah an-Nasyr al-’Ilmi).
Bedah plastik berasal dari kata Yunani Platikos yang berarti “membentuk”.
Pengklasifikasian operasi plastik adalah :
1. Mengobati cacat fisik (bersifat rekonstruktif), seperti disebabkan perang atau
kecelakaan lainnya yang bertujuan mengobati.
2. Memperindah apa yang telah ada (bersifat kosmetik), sebagai usaha mencari
kepuasan tersendiri dan menambah apa yang telah dikodratkan dan tujuannnya
adalah agar nampak “lebih muda”.
Semua jenis operasi yang dilakukan dibagian tubuh tidak disebut operasi plastik
walaupun operasi plastik itu bagian dari operasi. Operasi plastik adalah bagian dari
operasi lainnya. Dan operasi yang kebanyakan dilakukan di dalam ilmu kedokteran
adalah operasi medis saja. Dan operasi plastik ini juga hanya terjadi sebelum
meninggal. Pembedahan pada jasad yang sudah meninggal itu sendiri dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian:
a) Yang pertama, pembedahan karena tindak kriminal atau lebih dikenal dengan nama
otopsi. Yang dilakukan pada tubuh seseorang yang sudah meninggal dan tidak mungkin
mengetahui sebab-sebab meninggalnya kecuali melalui proses otopsi tersebut.
b) Yang kedua, pembedahan yang dilakukan sebagai proses pembelajaran. Yaitu yang
berlangsung di fakultas-fakultas kedokteran dan bertujuan untuk memberi pemahaman
terhadap mahasiswa tentang organ manusia dan lainnya yang berkaitan dengan tubuh
manusia.
2
c) Yang keriga, pembedahan yang dilakukan untuk mengetahui penyakit yang diderita
seorang pasien dimana penyakit tersebut adalah penyakit yang baru dan belum
diketahui sebab-sebabnya, maka dilakukanlah operasi seperti ini.
B. Pandangan Agama terhadap Bedah Plastik
1. Pandangan Agama Islam terhadap Bedah Plastik
a) Jenis Operasi Menurut Keinginan dan Hukumnya
1. Operasi Ghairu Ikhtiyariyah
Yaitu suatu operasi yang bertujuan untuk mengobati penyakit yang terjadi tanpa
kekuasaan seseorang di dalam penyakit tersebut. Apakah penyakit yang telah ada ketika
seseorang baru lahir seperti bergabungnya jari tangan atau kaki, bibir sumbing,
tertutupnya lubang yang terbuka (hidung atau telinga,dll) dan berbagai jenis penyakit
lainnya yang terjadi tanpa dikehendaki.
Operasi jenis ini hanya bertujuan untuk mengobati penyakitdan pada nantinya akan
menghasilkan keindahan pada orang yang telah diobati. Dan keindahan itu hanya
sebagai efek dari operasi dan ini dibolehkan di dalam syariat islam.
Alasan operasi ini dibolehkan adalah sesuai sesuai dengan hadits yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi Muhammad Saw bersabda : “Allah tidak
menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya (shahih Bukhari halaman 204
jilid 2, bab pengobatan). Selain itu juga terdapat hadits dari Usmah bin Syaiik berkata,
Seorang arab badui bertanya kepada Rasulullah SAW ”Wahai Rasulullah apakah kami
harus berobat dari suatu penyakit?”. Rasulullah SAW berkata : “Benar, wahai hamba
Allah berobatlah karena Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan ada
obatnya, dan kecuali satu penyakit. Lalu orang badui bertanya :”Penyakit apa wahai
Rasulullah?”. Rasul berkata : “Tua”(Turmudzi hal 383 jilid 4 hadits ke 2038).
Dua hadits tersebut menunjukan bahwa setiap penyakit yang diberikan Allah SWT
memiliki obatnya maka hendakmya seseorang yang sakit berobat dari segala penyakit
yang menimpa agar bisa sehat seperti sedia kala dan dapat melakukan berbagai aktivitas
serta agar tidak menular kepada orang lain sehingga ulama Hanafi mengatakan bahwa
pengobatan melalui suntikan itu dibolehkan. Tiada beda pula bagi laki-laki dan
perempuan (syarah fathul qadir hal.500 jilid 8). Juga dikatakan bahwa tindakan
diperbolehkan menggunakan benda yang haram untuk berobat seperti Khamar (miras)
dan sejenisnya kecuali telah diusahakan namun tidak ada lagi obat lain yang lebih
sesuai dan hanya pada khamar itu saja obatnya (darurat).
3
Bahkan dalam kondisi tertentu dibolehkan bagi seseorang untuk mengobati
penyakitnya walaupun harus memindahkan bagian tubuhnya kepada bagian yang lain.
Jika bagian yang cacat tersebut akan membawa kepada penyakit yang telah
membahayakan, baik itu amputasi atau pemindahan bagian tubuh, karena ditakutkan
jika itu tidak dilakukan maka akan membahayakan nyawa seseorang dan allah sendiri
mengingatkan manusia agar jangan mencampakkan dirinya ke dalam jurang kehancuran
bahkan kematian (Al-baqarah ayat 195, Annisa : 29). Pengarang kitab ini adalah syekh
‘iz bin abdus salam dari mazhab hanafi, Namun jika penyakit ini tersebut hanya
dibagian tertentu saja dan tidak menyebar maka dilarang memotongnya kecuali
emotong gigi atau menumpulkannya.
Para ahli fikih membolehkan seseorang memasang gigi palsu namun mereka berbeda
pendapat pada hal menggunakan gigi palsu yang terbuat dari emas. Di dalam kitab
hidayah hal.61 jilid 4 disebutkan, bahwa dilarang menggunakan gigi palsu dari emas.
Namun boleh dengan perak. Ini adalah pendapat Imam Hanafi dan Muhammad bahkan
berkata bahwa tidak apa-apa menggunakan gigi emas.
Nabi Muhammad SAW membolehkan menggunakan emas jika itu adalah suatu
keharusan karena kritis dan darurat. Menindik telinga anak perempuan dibolehkan
(kitab ikhtiyar maushuly hal.122 jilid 30) karena dengan menindik telinga tersebut
dapat menambah keindahan.
Selanjutnya disebutkan bahwa operasi di dalam model ini tidak menyebabkan
meroboh ciptaan Allah dengan semena-mena dimana meroboh ciptaan itu diharamkan
oleh Allah karena operasi ini sangat perlu dilakukan dengan kondisi yang mendesak,
maka diperbolehkan. Imam Nabawi dari Madzhab Syafi’i ketika mensyarah hadits Ibnu
Mas’ud tentang perkataan orang yang meregangkan gigi untuk keindahan maknanya
adalah dia meregangakan gigi itu tidak karena sakit namun hanya untuk mempercantik
diri dan ini menunjuki bahwa operasi untuk mengobati cacat tentu dibolehkan. Operasi
yang demikian itu tidak menjadikan alasan mempercantik diri sebagai landasan pertama
namun kecantikan yang dihasilkan dari operasi tersebut hanya sebagai hasil luar biasa
saja. Kemudian operasi model ini juga tidak bermaksud meroboh ciptaan Allah dengan
sengaja. Namun sebagai sarana berobat saja. Maka oleh karena itu berdasarkan dalil-
dalil yang telah kami sebutkan maka operasi semacam ini dibolehkan oleh syariat.
4
2. Operasi Ikhtiyariyah (yang sengaja dilakukan)
Yaitu operasi yang dilakukan bukan karena alasan medis, namun mutlak hanya
hasrat seseorang dalam memperindah diri dan berlebih –lebihan didalam menafsirkan
kata-kata indah itu. Operasi model ini terbagi kepada dua bagian yaitu :
a) Operasi yang merubah bentuk, misalnya seperti :
-Memperindah hidung, seperti membuatnya lebih mancung, dan lain-lain
-Memperindah dagu, dengan meruncingkannya, dan lain-lain
-Memperindah payudara dengan mengecilkannya jika terlalu besar atau membesarkannya
dengan suntik silicon atau dengan menambah hormon untuk memontokkan payudara
dengan berbagai cara yang telah ditemukan.
-Memperindah kuping
-Memperindah perut dengan menghilangkan lemak atau bagian yang lebih dari tubuh
b) Operasi yang mengawetkan umur, misalnya seperti :
-Memperindah wajah dengan menghilangkan kerutan yang ada dengan skaler atau alat
lainnya
-Memperindah kulit dengan mengangkat lemak yang ada dan membentuk wajah dengan
apa yang dikehendaki
-Memperindah kulit tangan dengan menghilangkan kerut seolah kulit masih padat dan
muda
-Memperindah alis, baik dengan mencukurnya agar nampak lebih muda.
mungkin ini menurut penulis bagian-bagian yang sering kita temui dan yang paling
umum; para ulama berbeda pendapat mengenai hukum operasi plastik ini :
1. Kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi ini
dengan dalil diantaranya sebagai berikut:
Allah berfirman (“Allah telah melaknatnya. setan berkata, “sungguh akan kutarik
bagian yang ditentukan dari hamba-hamabaMu. dan sungguh akan kusesatkan mereka,
dan akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong
telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan suruh
mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merobahnya. dan
barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi
dengan kerugian yang nyata” [Q.S An-Nisaa’ ayat118-119]
Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan haramnya
melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan sebaik-baik
5
penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan yang dilaknat
Allah.
2. Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Mas’ud
Ra.beliau pernah berkata “”Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang
meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur,
yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah.” (H.R Bukhari)
[ dari hadits ini, dapat diambil sebuah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang
melakukan perkara ini dan mengubah ciptaan-Nya.
3. Riwayat dari Ashabis Sunan
Dari Asmaa, bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw.
dan berkata, ” Wahai Rasululllah, dua orang anak perempuan ku akan menjadi
pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa
jika aku sambung rambutnya?”, maka Rasulullah pun menjawab, “Sesungguhnya Allah
melaknat perempuan yang menyambung atau minta disambungkan (rambutnya)”
Hadits ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang yang
menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde atau wig dan jauh
dari rahmat Allah Swt.
4. Qias
Untuk melengkapi pendapat ini,maka akan saya coba menggunakan qias dan
akal. Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias larangan Nabi
Saw. terhadap orang yang menyambung rambutnya, tattoo, mengikir (menjarangkan)
gigi atau apa saja yang berhubungan dengan perubahan terhadap apa yang telah
diciptakan Allah Swt.
5. Segi Akal
Secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya indah dan cantik
akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya, perbuatan ini sama dengan
pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri bahkan orang lain, adapun hukumnya
orang yang menipu adalah haram menurut syara’.
Begitu juga dengan bahaya yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa
menambah kerusakan didalam tubuhnya dan sedikit sekali berhasilnya, apapun caranya
tetap membahayakan dirinya dan ini tidak sesuai dengan hukum syara’, sesuai dengan
firman Allah yang berbunyi (wallahu ‘alam)”Jangan bawa diri kalian dalam kerusakan”
Setelah kita perhatikan dalil-dalil diatas dengan seksama, maka jelaslah bahwa
operasi plastik itu diharamkan menurut syara’ dengan keinginan untuk mempercantik
dan memperindah diri, dengan kesimpulan sebagai berikut:
6
1. Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt
2. Adanya unsur pemalsuan dan penipuan
3. Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena bahaya
yang akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa menyebabkan
kerusakan anggota badan bahkan kematian.
4. Syarat pembedahan yang dibenarkan Islam; memiliki keperluan untuk tujuan
kesehatan semata-mata dan tiada niat lain, diakui doktor profesional yang ahli
dalam bidang itu bahwa pembedahan akan berhasil dilakukan tanpa risiko,
bahaya dan mudarat.
5. Untuk pemakaian kosmetik, disyaratkan kandungannya halal, tidak dari najis
(kolagen / plasenta) dan tidak berlebihan (tabarruj) akan tetapi behias ini sangat
di tekankan bagi mereka yang ingin menyenangkan suaminya.
Allah SWT tidak lah menciptakan makhluknya dengan sia-sia, “Yang telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu.” [Q.S Al-Infithaar ayar 7-8]
Sesungguhnya Allah Swt. Menciptakan kalian dalam keadaan sempurna dan
seimbang satu sama lainnya dengan sebaik-baik penciptaan. “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .” [Q.S At-Tiin ayat 4]
Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk Allah mensyukuri apa-apa yang telah
diberikan kepada kita.
b) Hukum Operasi Plastik
ع�باد�ك� م�ن� �خ�ذ�ن� �ت أل� و�قال� �ه� الل �ه� �ع�ن ل � م�ر�يدا � �طانا ي ش� � �ال إ �د�ع�ون� ي �ن� و�إ � �ناثا إ � �ال إ �ه� د�ون م�ن� �د�ع�ون� ي �ن� إ
�ق� ل خ� ن� (ر� �غ�ي �ي ف�ل �ه�م� ن م�ر� و�آل� � �عام �ن األ� آذان� �ن� (ك �ت �ب �ي ف�ل �ه�م� ن م�ر� و�آل� �ه�م� �ن (ي م�ن� و�أل� �ه�م� �ن ض�ل
� و�أل� � وضا م�ف�ر� � �ص�يبا ن
� �ينا م�ب � رانا خ�س� ر� خ�س� ف�ق�د� �ه� الل د�ون� م�ن� 9ا �ي و�ل �طان� ي الش� �خ�ذ� �ت ي و�م�ن� �ه� الل
‘’Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan
menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang
durhaka,yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya)
dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka
(merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya". Barang siapa
7
yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia
menderita kerugian yang nyata’’
(Qs an-Nisa : 117-119)
Ayat di atas menjadi dasar rujukan utama di dalam menentukan hukum pada masalah -
masalah kedokteran masa kini, seperti operasi plastik, penggunaan kawat behel pada
gigi, rebonding, operasi bibir sumbing, operasi kelamin, operasi selaput dara, operasi
cesar dan lain-lainnya. Oleh karenanya, sangat baik kita pelajari terlebih dahulu
kandungan ayat di atas.
Sebagaimana diterangkan pada ayat tersebut bahwa syetan akan membisikan kepada
manusia agar mereka merubah ciptaan Allah, dan manusia tersebut benar-benar akan
merubahnya. Kemudian timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan merubah
ciptaan Allah? dan ciptaan Allah yang mana yang tidak boleh dirubah?
Para ulama masih berbeda pendapat di dalam memahami maksud dari ayat di atas :
Pendapat Pertama : mengatakan bahwa maksud dari merubah ciptaan Allah adalah
mengebiri manusia dan binatang.
Untuk hukum mengebiri manusia, para ulama sudah sepakat akan
keharamannya. Sebagaimana dinyatakan oleh Imam Abu Umar Ibnu Abdul Barr :
�ك� �ذ�ل و�ك ، �ع�ال�ى ت الله� ل�ق� �خ� ل �ر� �ي �غ�ي و�ت �ة? �ل م�ث �ه� �ن أل� ؛ �ج�و�ز� ي و�ال� Eح�ل� ي ال� آد�م� �ي �ن ب خ�ص�اء� �ن� أ �ف�و�ا �ل ت �خ� ي �م� و�ل
Lق�و�د و�ال� Mح�د �ر� غ�ي ف�ي �ه�م� �ع�ض�ائ أ �ر� ائ س� ق�ط�ع�
“Para ulama tidak berselisih pendapat bahwa mengebiri manusia tidak halal dan tidak
boleh, karena merupakan bentuk penyiksaan dan merubah ciptaan Allah. Begitu juga
tidak boleh memotong anggota badannya yang lain, jika itu bukan karena hukuman had
atau qishas. “
Tetapi, untuk mengebiri binatang para ulama masih berbeda pendapat di dalam
menentukan status hukumnya. Sebagian ulama membolehkan seseorang berkurban
dengan binatang ternak yang dikebiri, bahkan hal itu dianjurkan jika dia lebih gemuk
dari pada yang lainnya. Walaupun demikian, gemuk secara alami dengan makan daun-
daunan dan rerumputan juah lebih baik dari pada gemuk akibat dikebiri ataupun
disuntik.
Kebolehan mengebiri hewan didasarkan pada firman Allah subhanahu wa ta’ala :
�ق�ل�وب� ال �ق�و�ى ت م�ن� �ه�ا �ن ف�إ �ه� الل �ر� ع�ائ ش� �ع�ظ(م� ي و�م�ن� ذ�ل�ك�
“ Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah,
maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Qs. al-Hajj : 32)
Berkata Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas :
�ع�ظ�ام� ت �س� و�اال� ان� �ح�س� ت �س� اال� و� م�ان� �س� ت �س� �ال� ا
8
“ Yaitu menggemukan hewan kurban, memperindah dan membesarkannya“ [
Hal itu dikutakan dengan perkataan Imam Qurtubi di dalam tafsirnya :
و� � أ Lم�ن ل�س� �م�ا إ �ف�ع�ة� �م�ن ال �ه� ب ق�ص�د�ت� �ذ�ا إ � �م �ع�ل ال �ه�ل� أ م�ن� ج�م�اع�ة? ف�يه� خ�ص� ف�ر� � �م �ه�ائ �ب ال خ�ص�اء� م�ا
� و�أ
�ان� ك �ذ�ا إ �ع�ض�ه�م� ب �ه� ن �ح�س� ت و�اس� ، �خ�ص�ي( �ال ب �ض�ح�ى ي �ن� أ س�� �أ ب ال� �ه� ن
� أ ع�ل�ى �م�اء� �ع�ل ال و�ج�م�ه�ور� ، �ر�ه� غ�ي
�ر� �ي ب Eالز �ن� ب و�ة� ع�ر� و�خ�ص�ى ، �ع�ز�يز� ال �د� ع�ب �ن� ب ع�م�ر� �ل� ي �خ� ال خ�ص�اء� ف�ي خ�ص� و�ر� ، �ر�ه� غ�ي م�ن� س�م�ن�� أ
�ل�ى ; إ ب� Eق�ر� الت �ه� ب �ق�ص�د� ي ال� �ه� �ن أل� �ك� ذ�ل از� ج� �م�ا �ن و�إ ، � �م �غ�ن ال �ور� ذ�ك خ�ص�اء� ف�ي م�ال�ك? خ�ص� و�ر� ، �ه� ل �غ�ال� ب
�ث�ى �ن األ� ع�ن� �ه� م�ل� أ �ق�ط�ع� ان �ذ�ا إ �ر� الذ�ك �ة� �ق�و�ي و�ت �ل� �ؤ�ك ي م�ا � �ح�م ل �يب� �ط�ي ت �ه� ب �ق�ص�د� ي �م�ا �ن و�إ ، �ه� الل �ر� غ�ي
“Adapun mengebiri binatang ternak, sebagian ulama membolehkannya, selama itu
membawa manfaat, seperti bertambah gemuk atau manfaat lainnya. Mayoritas ulama
juga membolehkan seseorang berkurban dengan hewan yang dikebiri, bahkan sebagian
dari mereka mengatakan hal itu baik jika memang menjadi lebih gemuk dari hewan
lainnya yang tidak dikebiri. Umar bin Abdul Aziz juga membolehkan pengebirian kuda,
Urwah bin Zubair pernah mengebiri bighal-nya, imam Malik membolehkan pengebirian
kambing jantan .
Semua itu dibolehkan karena tujuan dari pengebirian hewan itu bukanlah untuk
dipersembahkan kepada kepada berhala yang disembah, dan bukan pula kepada rabb
yang diesakan. Tetapi pengebirian itu dimaksudkan agar daging yang akan dimakan itu
lebih baik, dan pengebirian itu sendiri bisa menguatkan hewan jantan, karena dia tidak
pernah menghampiri hewan betina. “
Pendapat Kedua : mengatakan bahwa maksud dari merubah ciptaan Allah pada
ayat di atas adalah “Membuat Tato di dalam Tubuh“.
Tidak ada perselisihan di kalangan ulama yang penulis ketahui tentang keharaman
membuat tato dalam tubuh. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu
Mas’ud, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
ن� �ل�ح�س� ل (ج�ات� �ف�ل �م�ت و�ال �م(ص�ات� �ن �م�ت و�ال �ام�ص�ات� و�الن م�ات� �و�ش� ت �م�س� و�ال م�ات� �و�اش� ال �ه� الل �ع�ن� ل
�ه� الل ل�ق� خ� ات� (ر� �م�غ�ي ال
“ Allah melaknat para wanita pembuat tato dan yang meminta dibuatkan tato, para
wanita yang mencukur alis mereka dan para wanita yang meminta untuk dicukur alis
mereka, dan para wanita yang mengikir gigi mereka, dengan tujuan mempercantik diri
mereka, serta merubah ciptaan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim)
Pendapat Ketiga : mengatakan bahwa maksud merubah ciptaan Allah adalah
“Merubah Agama Allah“. Pendapat ketiga ini dipilih oleh Imam Thobari di dalam
tafsirnya.
9
Imam Thobari mengatakan : “Jika memang arti merubah ciptaan Allah adalah demikian
(yaitu merubah agama Allah), berarti semua yang dilarang oleh Allah masuk dalam
katagori ini, termasuk di dalamnya larangan mengebiri sesuatu yang memang dilarang
untuk dikebiri, membuat tato dan apa-apa yang dilarang untuk ditato serta bentuk-
bentuk kemaksiatan lainnya.“
Pendapat ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
الد(ين� �ك� ذ�ل �ه� الل ل�ق� �خ� ل �د�يل� �ب ت ال� �ه�ا �ي ع�ل �اس� الن ف�ط�ر� �ي �ت ال �ه� الل ت� ف�ط�ر� �يف�ا ن ح� �لد(ين� ل و�ج�ه�ك� �ق�م� ف�أ
�م�ون� �ع�ل ي ال� �اس� الن �ر� �ث ك� أ �ك�ن� و�ل (م� �ق�ي ال
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.“
(Qs. ar-Rum : 30)
Hal ini dikuatkan dengan hadist Abu Hurairah bahwasanya bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
�ه� ان �م�ج(س� ي و�� أ �ه� ان �ص(ر� �ن ي و�
� أ �ه� �ه�و(د�ان ي �و�اه� ب� ف�أ ة� �ف�ط�ر� ال ع�ل�ى �د� �ول ي Lود� م�و�ل Eل� ك
“ Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanyalah yang akan
menjadikan dia Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” (HR. Bukhari)
Begitu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
: ، �ه�م� �ن د�ي ع�ن� �ه�م� �ت �ال ت ف�اج� �ن� �اط�ي ي الش� �ه�م� اء�ت ف�ج� �ف�اء� ن ح� �اد�ي� ب ع� �ق�ت� ل خ� (ي �ن إ �ع�ال�ى ت الله� �ق�و�ل� ي
�ه�م� ل �ل�ت� ل �ح� أ م�ا �ه�م� �ي ع�ل م�ت� و�ح�ر�
“Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-
hamba-Ku dalam keadaan lurus, kemudian datanglah kepada mereka syetan-syetan
yang menyesatkan mereka dari agama mereka serta mengharamkan atas mereka apa
yang Aku halalkan bagi mereka.” (HR. Muslim).
BAB III
PENUTUP
10
A. KESIMPULAN
Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery” (ing) atau dalam bahasa
arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau
memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan
cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan
estetika (seni) tubuh. (Al Mausu’ah at-Thibbiyah al-Haditsah Li Majmu’ah minal at-
Thibba, juz 3, hal. 454, cet. Lajnah an-Nasyr al-’Ilmi).
Jenis operasi menurut keinginan dan hukumnya adalah
1. Operasi Ghairu Ikhtiyariyah (operasi karena penyakit)
2. Operasi Ikhtiyariyah (operasi yang disengaja)
Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini hukumnya adalah
mubah. Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata untuk
mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk pengobatan
atau memperbaiki suatu cacat.
B. SARAN
Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang di masyarakat indonesia, kita harus mengadakan adanya suatu promosi
kesehatan, salah satunya berupa penyuluhan. Bidan berperan untuk menjelaskan apa
yang sebenarnya harus dilakukan oleh masyarakat jika menghadapi bedah plastik atau
lingkungan sekitar agar dapat sesuai dengan syariat islam. Materi penyuluha bisa saat
pasien berkonsultasi terhadap kita dan kita wajib memberikan bimbingan pada
masyarakat tentang pandangan agama yang benar yang tetap diyakini agar tak ada
kesalahpahaman dalam mengartikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Http://blog.re.or.id/operasi-face-off.html
2. http://tugasbidan2008.blogspot.com/2008/12/makalah-bedah-plastik-beserta-
hukum.html
11
3. http://www.wanita-wanita.com/dampak-operasi-plastik//
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber dari segala sesuatu yang bersifat mulia.
Sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang Maha Cahaya, penabur
12
cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan, sang kekasih tercinta yang tak
terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi umat, Allah SWT.
Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan
serta menyampaikan kepada kita semua ajaran Islam yang telah terbukti kebenarannya,
serta makin terus terbukti kebenarannya.
Dengan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan inspirasi kepada kami sehingga makalah yang
berjudul “Operasi Plastik dalam pandanan islam” ini dapat terselesaikan dengan
baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dengan penuh kesadaran diri dan kerendahan hati, kami menyadari bahwa
hanya Allah-lah yang memiliki kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi
rahasia-Nya yang belum tergali dan belum kita ketahui. Oleh karenanya kami
senantiasa mengharapkan kritik dan saran membangun dari teman-teman dan pembaca
sekalian sehingga mampu menjalin sinergi yang pada akhirnya akan membuat
pemikiran ini bisa lebih disempurnakan lagi dimasa yang akan datang, bukan hanya
untuk Islam namun juga untuk kemajuan umat manusia.
Raha, November 2013
Penyusun
MAKALAH
OPERASI PLASTIK
DALAM PANDANGAN ISLAM
13
DI SUSUN OLEH:
NAMA : SITTI ANDRIYANI
NIM : 2013.IB.0089
TINGKAT : I B.
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013
DAFTAR ISI
14
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bedah Plastik..................................................................................... 2
B. Pandangan agama terhadap bedah plastik........................................................... 3
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................11
3.2 SARAN................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
15
Recommended