View
314
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena dengan
karunia nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Perbatasan Indonesia.
Makalah ini berisi informasi tentang Perbatasan Indonesia yang kami harapkan
dapat memberikan informasi kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan meridhoi
segala usaha kita.Amin
Hormat Kami
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………….....1
Daftar Isi……………………………………………………………………………...…...2
Bab I Pendahuluan……………………………………...………………………………...3
1.1 Latar Belakang……………...………………………………………………………...3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………….…………………………..….4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
Bab II Pembahasan.....................................................................................................5
2.1 Pentingnya Menjaga Dan Membangun
Daerah Perbatasan Negara Indonesia....................................................................5
2.2 Persoalan Yang Rawan Muncul Di Perbatasan Negara Indonesia..........................6
2.3 Solusi Menangani Atau Mencegah Masalah-Masalah
Di Perbatasan Negara Indonesia...........................................................................7
2.4 Contoh Kasus......................................................................................................8
Bab III Penutup.......................................................................................................13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................13
Daftar Pustaka...……………………………....……………………………….………..14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900
kilometer, memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat
(kontinen) maupun laut (maritim). Batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan
langsung dengan negara-negara Malaysia, Papua New Guinea (PNG) dan Timor
Leste. Perbatasan darat Indonesia tersebar di tiga pulau, empat Provinsi dan 15
kabupaten/kota yang masing-masing memiliki karakteristik perbatasan yang berbeda-
beda. Demikian pula negara tetangga yang berbatasannya baik bila ditinjau dari segi
kondisi sosial, ekonomi, politik maupun budayanya. Sedangkan wilayah laut
Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand,
Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini (PNG).
Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang jumlahnya
92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil. Beberapa diantaranya masih perlu penataan
dan pengelolaan yang lebih intensif karena mempunyai kecenderungan permasalahan
dengan negara tetangga.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJM-Nasional 2004-2009) telah menetapkan arah dan
pengembangan wilayah Perbatasan Negara sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional. Pembangunan wilayah perbatasan memiliki keterkaitan yang
sangat erat dengan misi pembangunan nasional, terutama untuk menjamin keutuhan
dan kedaulatan wilayah, pertahanan keamanan nasional, serta meningkatkan
kesejahteraan rakyat di wilayah perbatasan. Paradigma baru, pengembangan wilayah-
wilayah perbatasan adalah dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang
selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking sehingga
wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan negara tetangga. Pendekatan pembangunan wilayah Perbatasan
Negara menggunakan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) dengan tidak
meninggalkan pendekatan keamanan (security approach). Sebagian besar wilayah
perbatasan di Indonesia masih merupakan daerah tertinggal dengan sarana dan
3
prasarana sosial dan ekonomi yang masih sangat terbatas. Pandangan dimasa lalu
bahwa daerah perbatasan merupakan wilayah yang perlu diawasi secara ketat karena
menjadi tempat persembunyian para pemberontak telah menjadikan paradigma
pembangunan perbatasan lebih mengutamakan pada pendekatan keamanan dari pada
kesejahteraan. Sebagai wilayah perbatasan di beberapa daerah menjadi tidak tersentuh
oleh dinamika sehingga pembangunan dan masyarakatnya pada umumnya miskin dan
banyak yang berorientasi kepada negara tetangga.
Di lain pihak, salah satu negara tetangga yaitu Malaysia, telah membangun
pusat-pusat pertumbuhan dan koridor perbatasannya melalui berbagai kegiatan
ekonomi dan perdagangan yang telah memberikan keuntungan bagi pemerintah
maupun masyarakatnya. Demikian juga Timor Leste, tidak tertutup kemungkinan
dimasa mendatang dalam waktu yang relatif singkat, melalui pemanfaatan dukungan
internasional, akan menjadi negara yang berkembang pesat, sehingga jika tidak
diantisipasi provinsi NTT yang ada di perbatasan dengan negara tersebut akan tetap
tertinggal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pentingnya perbatasan negara itu?
2. Apa masalah-masalah yang rawan timbul di perbatasan negara?
3. Bagaimana solusi mengatasi atau mencegah masalah-masalah di perbatasan
negara?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui pentingnya perbatasan Negara Indonesia.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang rawan timbul di perbatasan negara.
4. Untuk memberi solusi menangani atau mencegah masalah-masalah di
perbatasan negara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Menjaga dan Membangun Daerah Perbatasan Negara Indonesia
Daerah perbatasan merupakan wilayah pembelahan kultural sebuah komunitas
yang dianggap berasal dari satu akar budaya yang sama namun oleh kebijakan
pemerintah dua negara bertetangga, akhirnya dibagi menjadi dua entitas yang
berbeda. Daerah perbatasan juga merupakan cerminan dari tingkat kemakmuran
antara dua negara dan tidak jarang, daerah ini menjadi ajang konflik antara penduduk
yang berbeda kewarganegaraannya karena tujuan-tujuan tertentu. Bahkan daerah
perbatasan merupakan salah satu wilayah yang potensial untuk melakukan
penyelundupan dan merugikan negara dalam jumlah besar, bahkan kerugian negara
untuk darat dan laut bila dinominalkan bisa mencapai ± 20 milyar US$ per tahun.
Sedangkan Kemiskinan merupakan masalah klasik di daerah perbatasan, yang sampai
sekarang belum tuntas ditangani. Daerah perbatasan juga sangat rawan terjadi tindak
illegal logging dimana penyebabnya adalah beberapa patok tapal batas Indonesia dan
negara tetangga, yaitu Malaysia, rusak dimakan waktu serta hilang atau terkubur oleh
alam.
Tidak dipungkiri daerah perbatasan memiliki nilai strategis dan seluruh pilar
komponen bangsa hendaknya bersatu padu dengan visi dan misi untuk membangun
daerah perbatasan dan seluruh petinggi negeri memahami dan mengerti serta tahu
akan pentingnya daerah perbatasan sebagai pondasi untuk menopang wilayah yang
bersebelahan dengan Negara tetangga. Bahkan seminar mengenai daerah perbatasan
sudah berulang kali akan tetapi belum kelihatan greget realisasinya. Sebagai contoh
daerah perbatasan Kalimantan dan Malaysia dimana masalah frontier ekonomi yang
menjadi kendala berporos pada dibutuhkannya anggaran yang besar untuk
membangun perekonomian penduduk daerah perbatasan, sementara kehidupan
penduduk negara tetangga perekonomiannya jauh lebih baik. Dari berbagai persoalan
yang muncul seperti illegal logging, human trafficking maupun penyerobotan wilayah
ini, maka melahirkan persepsi bahwa wilayah perbatasan adalah rawan dan rentan
terhadap konflik dan pelanggaran hukum tanpa memperhatikan persoalan-persoalan
lain. Sebagai akibatnya wilayah perbatasan selalu didefinisikan dan dipahami secara
5
hitam putih dengan cap negatif. Hal ini merupakan satu sisi dari realita perbatasan
yang jauh lebih kompleks dan berwarna.
2.2 Persoalan yang Rawan Muncul di Perbatasan Negara Indonesia
Pada umumnya daerah pebatasan belum mendapat perhatian secara
proporsional. Kondisi ini terbukti dari kurangnya sarana prasarana pengamanan
daerah perbatasan dan aparat keamanan di perbatasan. Hal ini telah menyebabkan
terjadinya berbagai permasalahan seperti, perubahan batas-batas wilayah,
penyelundupan barang dan jasa serta kejahatan trans nasional(transnational crimes).
Kondisi umum daerah perbatasan dilihat dari aspekpancagatra yaitu:
1. Aspek Ideologi, Kurangnya akses pemerintah baik pusat maupun daerah ke
kawasan perbatasan dapat menyebabkan masuknya pemahaman ideologi lain
seperti paham komunis dan liberal kapitalis, yang mengancam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dari rakyat Indonesia.
2. Aspek Politik, Kehidupan sosial ekonomi di daerah perbatasan umumnya
dipengaruhi oleh kegiatan di negara tetangga. Kondisi tersebut berpotensi untuk
mengundang ke-rawanan di bidang politik, karena meskipun orientasi masyarakat
masih terbatas pada bidang ekonomi dan sosial, terutama apabila kehidupan
ekonomi masyarakat daerah perbatasan mempunyaiketergantungan kepada
perekonomian negara tetangga, maka hal inipun selain dapat menimbulkan
kerawanan di bidang politik juga dapat menurunkan harkat dan martabat bangsa.
3. Aspek Ekonomi, Kesenjangan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan
dengan masyarakat negara tetangga mempengaruhi watak dan pola hidup
masyarakat setempat dan berdampak negatif bagi pengamanan daerah perbatasan
dan rasa nasionalisme. Maka tidak jarang daerah perbatasan sebagai pintu masuk
atau tempat transit pelaku kejahatan dan teroris. Daerah perbatasan merupakan
daerah tertinggal disebabkan antara lain:
a. Lokasinya yang relatif terisolir (terpencil) dengan tingkat
aksesibilitas yang rendah.
b. Rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat.
c. Rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah
perbatasan (jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal).
d. Langkanya informasi tentang pemerintah dan masyarakat di daerah
perbatasan(blank spot).
6
4. Aspek Sosial Budaya, Akibat globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang begitu pesat, teknologi informasi, dan komunikasi, dapat
mempercepat masuk dan berkembangnya budaya asing ke dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Masyarakat daerah perbatasan cenderung lebih cepat
terpengaruh oleh budaya asing, dikarenakan intensitas hubungan lebih besar dan
kehidupan ekonominya sangat tergantung dengan negara tetangga. dan hal
ini dapat merusak ketahanan nasional; mempercepat dekulturisasi yang
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
5. Aspek Pertahanan dan Keamanan, Daerah perbatasan merupakan wilayah
pembinaan yang luas dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata,
sehingga menyebabkan rentang kendali pemerintah, pengawasan dan pembinaan
teritorial sulit dilaksanakan dengan mantap dan efisien. Seluruh bentuk kegiatan
atau aktifitas yang ada di daerah perbatasan apabila tidak dikelola dengan baik
akan mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, di tingkat
regional maupun internasional baik secara langsung dan tidak langsung.
2.3 Solusi Menangani atau Mencegah Masalah-Masalah di Perbatasan Negara
Indonesia
Semua pihak hendaknya merasa pembangunan daerah perbatasan adalah
kewajiban yang harus direalisasikan bersama. Pihak Pemda merencanakan melalui
survei, studi kelayakan dalam merencanakan pembangunan prioritas apa yang harus
didahulukan dan hendaknya harus sinkron antara pemerintah daerah dan pemerintah
pusat termasuk pemecahan dan jalan keluarnya, karena tanpa adanya kerjasama yang
harmonis, tidak mungkin akan tercipta kesinambungan antara pemerintah pusat dan
daerah dalam penanganan masalah daerah perbatasan. TNI sendiri telah berusaha
dengan keras menjaga wilayah perbatasan khususnya sepanjang kawasan perbatasan
Kaltim dan Kalbar dengan negara Malaysia telah dibangun 41 pos serta ditempatkan
sejumlah personil TNI guna pengamanan dan memperkecil kemungkinan pelanggaran
terhadap kedaulatan perbatasan Indonesia. Walaupun dalam pelaksanaan tugasnya,
personel TNI tanpa didukung sarana dan prasarana yang memadahi semisal kendaraan
khusus untuk patroli, sedangkan tiap pos jaraknya bisa mencapai lebih dari 50 Km.
Jadi “seelit” apapun pasukan TNI yang ditugaskan dengan beban tugas yang sangat
berat dimana harus melalui hutan belantara, maka akan terasa sulit dan diluar
7
kemampuan untuk menghadapi gangguan keamanan yang muncul pada wilayah
perbatasan.
Alternatif penanganan bagi pemerintah adalah penambahan pos perbatasan
serta penambahan personel TNI yang dilengkapi dengan sarana pendukungnya dan
tidak kalah penting tentunya pemberian stimulus dalam bentuk konkret untuk
merangsang semangat para prajurit yang bertugas di daerah perbatasan. Perlunya
direalisasikan pembangunan sabuk pengaman. Sebab sabuk pengaman dipandang
penting dalam menetralisir segala kejahatan. Manfaat lain sabuk pengaman itu sendiri
adalah dapat diwujudkan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan perekonomian
masyarakat, sehingga seluruhnya bermuara kepada peningkatan pertahanan kita.
Terlebih bila sentra-sentra ekonomi melalui kegiatan pemda diteruskan dengan
bimbingan kepada masyarakat sebagai petani plasma, sehingga melalui pembangunan
sabuk pengaman serta pembangunan sentra-sentra ekonomi masyarakat sekitar
perbatasan maka pertahanan secara otomatis akan meningkat dan terwujud kokohnya
pertahanan nasional di daerah perbatasan.
Bilamana negara belum mampu membangun sabuk pengaman, maka dapat
ditemukan alternatif lain seperti melibatkan pengusaha pribumi dengan kompensasi
dari negara dengan pembebasan lahan kanan kiri sabuk pengaman serta pelebaran
tertentu yang kemudian dapat diambil hasil hutannya dan dikompensasikan dalam
bentuk jalan, yang selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai perkebunan sekaligus
diarahkan kepada masyarakat setempat dalam hal pengelolaannya melalui pembinaan
yang intensif sebagai petani-petani plasma.
2.4 Contoh Kasus
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan batas-batas wilayah daratan
dan lautan yang telah diakui dunia Internasional. Negara Indonesia memiliki
perbatasan dengan negara-negara tetangga baik perbatasan di darat maupun di laut.
Indonesi berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Papua New Gini, Timor Letse dan
Australia. Negara yang berbatasan di daratan adalah Indonesia dengan Papua New
Gini di Provinsi Papua dan Malaysia di Serawak dan Sabah di Provinsi Kalimantan
Barat dan Kalimantan Timur. Daerah perbatasan ini dijaga oleh TNI Angkatan Darat
dan Angkatan Laut dibantu oleh masyarakat yang berada di daerah perbatasan,
terutama mereka yang berada pada perbatasan di darat seperti Pulau Kalimantan dan
Papua. Hal ini membuat TNI harus berupaya meningkatkan ketahanan dan pertahanan
8
di wilayah perbatasan untuk mewujudkan keamanan bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Batas wilayah laut dan daratan tersebut nampak jelas pada peta/atlas yang
menggambarkan zona perbatasan yang harus dipatuhi. Namun demikian dalam
dekade terakhir Negara Indonesia yang aman dan makmur terkoyah dengan ulah dari
negara-negara tetangga seperti Malaysia yang hingga kini terus memberikan
intervensi terhadap kedaulatan negara Republik Indonesia, baik di wilayah lautan
maupun wilayah daratan.
Perbatasan Indonesia dan Malaysia di Provinsi Kalimatan Barat dan
Kalimantan Timur merupakan zona konflik perbatasan yang terus menjadi
permasalahan negara yang tidak ada habisnya. Zone perbatasan tersebut tidak mudah
diawasi maupun dikendalikan oleh karena cakupan yang luas. Sejalan dengan
perbatasan negara, Tenara Nasional Indonesia mendapat bagian tugas penting untuk
mempertahankan wilayah Negara Republik Indonesia. Tugas kemanunggalan ABRI
dengan rakyat adalah tugas utama yang dicanangkan untuk mempertahankan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kedaulatan negara bukan berada pada TNI semata tetapi seluruh rakyat
Indonesia dan kemanunggalan ABRI dan rakyat adalah simbol kesatuan untuk tujuan
yang sama dalam meningkatkan Ketahanan Nasional (Tannas). Namun kondisi sosial
ekonomi dan budaya masyarakat di wilayah perbatasan membutuhkan adanya
pembangunan yang merata. Pemerataan pembangunan di wilayah perbatasan bukan
pekerjaan yang mudah tetapi membutuhkan strategi dan rencana yang terstruktur.
Disisi lain masyarakat membutuhkan adanya akses pembangunan yang terus
berlangsung, salah satunya akses jalan untuk memudahkan transportasi masyarakat
menuju pusat pemerintahan. Hal ini masih belum nampak, sedangkan yang nampak
menonjol adalah pusat-pusat komando yang secara psikologis hanya memberikan
jamanan keamanan tetapi jaminan sosial dan ekonomi masih tidak terpenuhi.
Wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat
berada pada Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau,
Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu. Kecamatan Entikong Kabupaten
Sanggau, Kecamatan Jagaibabang Kabupaten Bangkayang dan Kecamatan
Nangabadau Kabupaten Kapuas Huku adalah wilayah Kecamatan yang memiliki
desa-desa yang berada pada garis perbatasan langsung dengan negara Malaysia.
Keberadaan wilayah ini masih sangat terisolasi (tidak ada akses jalan yang baik pada
9
sejumlah desa yang berbaasang langsung dengan negara Malaysia) sehingga potensi
aksesibilitas masyarakat lebih mengarah ke negara Malaysia untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup.
Kegiatan masyarakat di wilayah perbatasan juga membuka ruang gerak
kepada negara Malaysia untuk melakukan ekspansi perluasan wilayah dan mencaplok
wilayah NKRI yang mengakibatkan Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan
(ATHG) terhadap Ketahanan Nasional. Di sisi lain pembangunan yang
diselenggarakan di wilayah perbatasan masih sangat jarang, rencana pembangunan
jangka menengah maupun jangka panjang, masih sebatas wacana dan tidak
terimplementasikan di wilayah perbatasan. Bahkan pelaksanaan pembangunan di
wilayah perbatasan diserahkan kepada TNI dalam program kemanunggalan ABRI dan
Rakyat, namun hal ini tidak dapat memberikan perubahan nyata terhadap kondisi
historis wilayah perbatasan, oleh karena itu perlu adanya perencanaan pembangunan
yang lebih terkonsentrasi kepada wilayah perbatasan dengan melakukan pemekaran
atau perluasan wilayah pemukiman dan pemerintahan dengan melakukan
pembangunan infrastruktur.
Kebutuhan terhadap pendidikan, kesehatan, sarana dan paranana, agama,
sosial budaya dan ekonomi, hukum dan informatika terindetivikasi sangat menunjang
aksesibilitas masyarakat. Hal ini hanya dapat terwujud melakui strategi pembangunan
yang terarah pada sasaran yang akan dicapai. Strategi pembangunan nasional dalam
kerangka kerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) dan Rencana
Pembangan Jangka Panjangan (RPJP) adalah kebijakan pembangunan berjangka yang
direncanakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur di kota dan daerah
termasuk di wilayah perbatasan.
Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009 (RPJMN) telah ditetapkan
bahwa salah satu prioritas dalam mewujudkan Indonesia yang aman dan damai adalah
melalui pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur dengan
kebijakan yang diarahkan untuk (a) Mendorong terciptanya wadah yang terbuka dan
demokrasi bagi dialog kebudayaan agar benturan-benturan yang terjadi tidak melebar
menjadi konflik sosial.(b) Mendorong tuntaskan proses modernisasi yang dicirikan
dengan terwujudnya negara kebangsaan Indonesia Modern yang berkekanjutan dan
menguatnya masyarakat sipil. (c) Revitalisasi nilai-nilai kearifat lokasl sebagai salah
satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial untuk memperkuat identitas nasional
(d) Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk-produk dalam
10
negeri. Dalam kaitannya dengan pertahanan wilayah di Indonesia, pemerintah
melakukan strategi pertahanan yang dapat mempertahankan keutuhan negara kesatuan
Republik Indonesia. Perbatasan-perbatasan negara Republik Indonesia yang
dilengkapi dengan batasan zone eksklusif atau batas teritorial yang terdiri batas
wilayah darat dan batas wilayah laut dapat mempengaruhi perencanaan pembangunan
nasional.
Pembangunan di segala bidang, perwujudan pembangunan nasional tersebut
melalui pemerataan kegiatan pembnagunan yang mencakup hayat hidup orang
banyak. Terkait dengan Ketahanan Nasional (Tannas), pembangunan nasional
diharapkan dapat menjadi pilar dan motivator untuk meningkatkan ketahanan nasional
tersebut. Bukan diartikan secara terpisah dalam dua makna yang berbeda yang
akhirnya menimbulkan dua persepsi yang berbeda dan tidak bersatu. Tannas dalam
program kerjanya adalah mewujudkan ketahanan nasional, sementara pembangunan
nasional adalah pembangunan seluruh aspek kehidupan yang berkaitan dengan sosial,
politik, ekonomi dan hankam.
Ketahanan nasional di wilayah perbatasan membutuhkan dukungan
perencanaan pembangunan yang global. Pembangunan infrastruktur, pembangunan
ekonomi, sosial, budaya dan hankam, pembangunan Iptek, pembangunan sumber
daya aparatur dan pembangunan sumber aparatur TNI yang siap dan patuh
menjalankan tugas dan perintah di daerah perbatasan dengan penuh tanggung jawab.
Perencanaan pembangunan disesuaikan juga dengan kondisi masyarakat, aksesibilitas
dan transportasi serta peningkatan kesejahteraan rakyat dan upaya untuk pemekaran
wilayah.
Paradigma peningkatan ketahanan nasional merujuk pada tindakan-tindakan
pencegahan dan kewaspadaan nasional dengan mengimplementasikan progran
pembangunan di segala di bidang di wilayah perbatasan. Hal ini berkaitan dengan
peran TNI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk : (a) mengatasi
benturan-benturan yang terjadi agar tidak menjadi konflik sosial.(b) mewujudkan
negara kebangsaan Indonesia modern untuk memperkuat masyarakat sipil. (c)
memperkuat identitas nasional dan (d) membentuk kepercayaan masyarakat terhadap
budaya dan produk dalam negeri yang dengan demikian polaritas pembangunan
kawasan perbatasan dapat mengarah pada titik yang jelas dan tegas.
Berbicara tentang lingkup kerja, Tentara Nasional Indonesia memiliki tugas
dan tanggung jawab mempertahankan Negara Kesatuan Indonesia beserta isinya,
11
namun demikan dalam pelaksanaan pembangunan TNI diharapkan dapat berperan
untuk menunjang pelaksanaan pembangunan tersebut sehingga dapat mewujudkan
pembangunan nasional yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahtetraan
masyarakat terutama mereka yang berada di wilayah-wilayah perbatasan seperti
perbatasan Negara Indonesia dengan Negara Malaysia.
Perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan ditandai tanah batas yang
memiliki panjang 2,019.5 km dan membentang dari Tanjung Datu di sudut barat laut
Kalimantan, melalui dataran tinggi pedalaman Kalimantan, ke Teluk Sebatik dan Laut
Sulawesi di sebelah timur pulau. Batas memisahkan Indonesia pada provinsi
kalimantan timur dan kalimantan barat dari Malaysia pada negara sabah dan sarawak.
Kalimantan Barat memiliki sejumlah wilayah di bagian utara yang berbatasan
langsung dengan negara Malaysia seperti Balaikarangan, Seluas dan Patoh yang
mencakup daerah tanjung yang berada di sudut barat laut. Ketiga lokasi ini sangat
berdekatan dengan garis perbatasan antara negara Indonesia dan Malaysia. Kondisi
wilayah perbatasan sampai saat ini digunakan oleh sebagian warga untuk
menyebarang ke negara tetangga untuk berdagang atau memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Hal ini disebabkan oleh faktor transportasi dan aksesibilitas pembangunan
yang belum terimplementasikan, selain itu rendahnya tingkat kesejahteraan dan tidak
adanya pemekaran wilayah menjadikan kondisi wilayah perbatasan menjadi terpuruk.
Informasi dari masyarakat Balaikarangan diperoleh bahwa sebagian wilayah
perbatasan Indonesia Malaysia di Balaikarangan Kalimantan Barat telah dimasukki
oleh warga asing untuk pengambilan kayu dan pengolahan tambang, sebaliknya
sebagian warga yang berada di Balaikarangan dan Seluas telah melakukan
perdagangan di Negara Serawak untuk memperoleh sumber pendapatan sebaliknya
warga asing telah melakukan pengolahan tambang dan hasil hutan di Negara
Indonesia yang ada di Kalimantantan Barat dan Kalimantan Timur dengan
memanfaatkan wilayah-wilayah yang tidak terjaga oleh pos pemantau perbatasan
(Pos-PAMTAS). Fenomena ini menunjukkan bahwa interaksi masyarakat di wilayah
batas kedua negara sering melakukan pelanggaran yang mengganggu ketahanan
nasional NKRI.
Sehubungan dengan ketahanan nasional, pemerintah berupaya untuk
merencanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
pemekaran wilayah perbatasan di wilayah Balaikarangan dan Selua di Kalimantan
Barat yang disertai dengan peningkatan kinerha SDM Aparatur Pemerintah dan
12
Aparatur TNI. Perencanaan pembangunan tersebut lebih difokuskan pada faktor-
faktor yang berada dalam skala prioritas dan berkaitan langsung dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Strategi untuk mewujudkan Indonesia aman dan damai tidak dipisahkan
dengan tingkat kualitas sumber daya manusia terutama dihadapkan pada kemajuan
IPTEK yang relatif berubah dengan cepat yang menyebabkan pengaruh arus
globalisasi yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi dengan airf dan bijaksana.
Namun demikian kondisi yang terjadi pada perbatasan Indonesia dengan Negara
Malaysia tidak pernah selesai akibat kurangnya perhatian dan kepastian kedua negara
terhadap batas wilayah masing-masing.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perbatasan Indonesia
menjadi penting dijaga dan dibangun karena terdapat banyak potensi-potensi
keuntungan dan kerugian. Perbatasan Indonesia yang luas bisa menjadi potensi
masuknya narkoba,illegal logging,human trafickking, dan sebagainya. Selain itu tentu
kita malu jika perbatasan negara kita masih kalah dalam hal pembangunan dari negara
tetangga seperti Malaysia. Untuk itu pemerintah perlu memprioritaskan juga
pembangunan wilayah perbatasan serta meningkatkan keamanan di perbatasan negara
dengan menambah personel TNI dan bekerja sama dengan Pemda dan pengusaha
setempat.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?catid=36:sub-direktorat-kawasan-
khusus-perbatasan&id=98:perbatasan&option=com_content&view=article
http://cruzadercruzer.blogspot.com/2010/04/permasalahan-perbatasan-negara .
http://sites.google.com/site/manajemendaerah/ketahanan-nasional
Adirini, Pujayanti, Perbatasan Wilayah Indonesia dalam Perspektif (Editor :
Poltak Partogi Nainggolan) Tiga Putra Utama.
14
Recommended