View
52
Download
15
Category
Preview:
Citation preview
MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASARUSAHA MANUSIA UNTUK MELESTARIKAN HIDUP
Dosen : Nandang Kosim, M.pd
Disusn oleh :
ROHMATULLAH121210494
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSHURPANDEGLANG
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat
Dan kasih sayang-Nya saya dapat Menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Alamiah
Dasar (IAD) yang diberi Judul “Usaha Manusia Untuk Melestarikan Hidup”. Penulis
Susun sebagai pelengkap tugas dan Mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembacanya, maupun pihak yang terkait didalamnya, serta dapat
memberikan motivasi atau dorongan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dimasa
yang akan datang dapat menyempurnakan makalah ini atau dapat mejadikannya lebih
baik dari sekarang. Dan dalam penulisan makalah ini penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dan mendukung sehingga
makalah dapat selesai.
Pandeglang, Januari 2014
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………...…... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….…. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………….... 1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah…….……..... 1
1.3 Tujuan .enulis………………….…..……………. 1
1.4 Metodologi Penulisan …………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan Hidup ......………….…. 2
2.2 Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan 5
2.3 Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup
dan Faktor Penyebabnya ……………………….. 7
2.4 Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan Hidup …... 12
2.5 Usaha Mencari Sumber Daya Energi
Non-konvensional ………………………………. 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………. 25
3.2 Saran …………………………………………... 25
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………... 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia dan perkembangan zaman pada awal
abad 21 ini. Populasi manusia mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak manusia
tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Dengan bertambahnya
manusia yang berperan sebagai konsumen, para produsen memproduksi produk mereka agar
memenuhi kebutuhan konsumen mereka. Sedangkan semakin banyak produk yang
dikeluarkan oleh industri mengeluarkan limbah yang dibuang ke lingkungan. Limbah inilah
yang mengakibatkan kerusakan alam khususnya pada lingkungan hidup.
Masalah Lingkungan hidup di Indonesia saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan
hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerah perkotaan
(Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari
kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka
alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang
dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara
maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo,
Jawa Timur; hujan asam yang merupakan akibat dari polusi udara.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil kesimpulan atau rumusan masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Apa pengertian lingkungan hidup
1.2.2 Apa yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup
1.2.3 Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor-faktor penyebabnya.
1.2.4 Bagaimana Usaha untuk melestarikan lingkungan hidup
1.2.5 Usaha Mencari Sumber Daya Energi Non-konvensional
1.3 Tujuan Penulis
1.3.1 Untuk mengetahui definisi lingkungan hidup
1.3.2 Mengetahui bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya..
1.3.3 Memberikan solusi untuk melestarikan lingkungan hidup
1.4 Metode yang digunakan
1.4.1 Metode yang digunakan adalah deskripsi dan hipotesa-hipotesa sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan Hidup
Hamparan laut biru yang luas, dataran, bukit-bukit, pegunungan, langit yang biru yang
disinari matahari, semuanya merupakan lingkungan alam. Lingkungan hidup mencakup
lingkungan alam yang meliputi lingkungan fisik, biologi, dan budaya.
Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982 yang disempurnakan dengan Undang-
Undang Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 pasal 1 menyebut pengertian lingkungan
hidup sebagai berikut.
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”
Lingkungan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang tersebut merupakan
suatu sistem yang meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati, lingkungan
buatan, dan lingkungan sosial. Semua komponen-komponen lingkungan hidup seperti benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup berhimpun dalam satu wadah yang menjadi tempat
berkumpulnya komponen itu disebut ruang.
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di
bumi. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
2.1.1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah,
maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas,
maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2.1.2 Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
2.1.3 Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang
terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Pada ruang ini berlangsung ekosistem, yaitu suatu susunan organisme hidup dimana diantara
lingkungan abiotik dan organisme tersebut terjalin interaksi yang harmonis dan stabil, saling
memberi dan menerima kehidupan.
Interaksi antara berbagai komponen tersebut ada kalanya bersifat positif dan tidak jarang pula
yang bersifat negatif. Keadaan yang bersifat positif dapat terjadi apabila terjadi keadaan yang
mendorong dan membantu kelancaran berlangsungnya proseskehidupan lingkungan.
2.2 Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan
Bumi ini diwariskan dari nenek moyang kita dalam keadaan yang sangat berkualitas dan
seimbang. Nenek moyang kita telah menjaga dan memeliharanya bagi kita sebagai pewaris
bumi selanjutnya, sehingga kita berhak dan harus mendapatkan kualitas yang sama persis
dengan apa yang didapatkan nenek moyang kita sebelumnya. Bumi adalah anugerah yang
tidak ternilai harganya dari Tuhan Yang Maha Esa karena menjadi sumber segala kehidupan.
Oleh karena itu, menjaga alam dan keseimbangannya menjadi kewajiban kita semua secara
mutlak tanpa syarat.
Masyarakat jaman dahulu telah menyadari benar bahwa lingkungan hidup merupakan bagian
kehidupannya. Dari catatan sejarah diketahui bahwa pada abad ke-7, masyarakat di Indonesia
sudah membentuk suatu bagian yang bertugas mengawasi hutan, yang hampir sama
fungsinya dengan jabatan sekarang yang disebut dengan Perlindungan Hutan dan Pelestarian
Alam (PHPA). Masyarakat seperti ini sering kita sebut masyarakat tradisional.
Kawasan hutan mereka bagi menjadi beberapa bagian, ada yang boleh digarap yang disebut
hutan rakyat, ada pula yang boleh diambil hasil hutannya dengan syarat harus terlebih dahulu
menggantinya. Kawasan hutan ini sering disebut hutan masyarakat yang berfungsi sebagai
hutan produksi. Akan tetapi, ada pula hutan yang tidak boleh digarap sama sekali. Hutan
yang tidak boleh digarap ini merupakan hutan adat. Kawasan hutan adat ini sangat tertutup,
dan masyarakatnya percaya bahwa hutan inilah yang menjaga wilayah mereka dari segala
bencana alam.
Pada hutan masyarakat, pohon boleh ditebang untuk keperluan masyarakat, akan tetapi
sebelum ditebang harus menanam terlebih dahulu pohon yang sama jenisnya di samping
pohon yang akan ditebang sehingga mereka tetap mewariskan lingkungan alam yang sama
terhadap anak cucunya. Hal ini menunjukkan betapa baiknya mereka menjaga lingkungan
untuk diteruskan kepada generasi yang akan datang.
Perkembangan jumlah penduduk yang cepat serta perkembangan teknologi yang makin maju,
telah mengubah pola hidup manusia. Bila sebelumnya kebutuhan manusia hanya terbatas
pada kebutuhan primer dan sekunder, kini kebutuhan manusia telah meningkat kepada
kebutuhan tersier yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia tidak hanya sekedar kebutuhan
primer untuk dapat melangsungkan kehidupan seperti makan dan minum, pakaian, rumah,
dan kebutuhan sekunder seperti kebutuhan terhadap pendidikan, kesehatan, akan tetapi telah
meningkat menjadi kebutuhan tersier yang memungkinkan seseorang untuk memilih
kebutuhan yang tersedia. Kebutuhan tersier telah menyebabkan perubahan yang besar
terhadap pola hidup manusia menjadi konsumtif.
2.3 Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya
Meningkatnya jumlah penduduk serta kebutuhan tersier yang semakin banyak sebagai akibat
perkembangan teknologi yang pesat, telah menyebabkan tekanan terhadap sumber daya alam
dan lingkungan semakin berat. Jumlah penduduk dunia yang sekarang telah lebih dari 6
miliar jiwa, tidak hanya memerlukan kebutuhan primer dan sekunder, akan tetapi juga
memerlukan kebutuhan tersier dalam jumlah besar. Pertumbuhan penduduk dalam jumlah
besar, telah banyak mengubah lahan hutan menjadi lahan permukiman, pertanian, industri,
dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan luas lahan hutan terus mengalami penyusutan dari
tahun ke tahun, terutama di negara-negara miskin dan negara berkembang. Demikian pula
kebutuhan tersier yang terus mengalami peningkatan, baik dalam jumlah maupun kualitasnya,
menyebabkan industri-industri berkembang dengan pesat. Perkembangan industri yang pesat,
membutuhkan sumber daya alam berupa bahan baku dan sumber energi yang sangat besar
pula. Sebagai akibatnya, sumber-sumber bahan baku dan energi terus dikuras dalam jumlah
besar. Cadangan sumber daya alam di alam semakin merosot, hutan-hutan semakin rusak
karena banyaknya pohon yang diambil untuk kebutuhan bahan baku industri, apalagi bila
tidak diimbangi dengan usaha reboisasi akan menimbulkan bencana pencemaran terhadap
udara, air, dan tanah, yang akhirnya menganggu kehidupan manusia.
Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972 di Stockholm (Swedia),
telah mengangkat masalah lingkungan hidup tidak hanya menyangkut masalah suatu negara
akan tetapi merupakan masalah dunia. Konferensi yang diadakan pada tanggal 5-16 Juni
1972 di Stockholm, diikuti oleh 113 negara dan puluhan peninjau, merupakan pertemuan
besar dan sangat penting bagi masa depan lingkungan hidup manusia. Dari salah satu hasil
konferensi Stockholm itu, dibentuklah satu badan PBB yang menangani masalah-masalah
lingkungan yang disebut “United Nations Environment Programme” atau UNEF. Konferensi
juga menetapkan tanggal 5 Juni sebagai “Hari Lingkungan Hidup Sedunia”.
Pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu negara, akan berdampak pula pada negara lain
bahkan dunia. Untuk itu selalu diperlukan kerja sama yang baik antara negara-negara di dunia
untuk menangani masalah lingkungan. Kerusakan hutan di Indonesia tidak hanya
berpengaruh terhadap keadaan iklim di Indonesia, akan tetapi berakibat pula terhadap
perubahan iklim global (dunia secara menyeluruh).
Peningkatan karbon dioksida (CO2) di udara menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah
kaca adalah alih bahasa dari Greenhouse effect. Greenhouse adalah rumah atau bangunan
yang atap dan dindingnya terbuat dari kaca, hanya rangkanya terbuat dari besi atau kayu.
Rumah ini bukan untuk tempat tinggal tetapi digunakan oleh petani di daerah dingin atau
subtropik untuk bercocok tanam. Walaupun suhu di luar sangat dingin pada musim gugur dan
musim dingin, tetapi di dalam rumah kaca udaranya tetap hangat sehingga tanaman di
dalamnya tetap hijau. Suhu udara yang hangat di dalam rumah kaca walaupun pada musim
gugur dan musim dingin dapat dijelaskan sebagai berikut.
Radiasi sinar matahari pada siang hari menembus kaca masuk ke dalam rumah kaca. Radiasi
sinar matahari yang diterima benda dan permukaan rumah kaca dipantulkan kembali berupa
sinar infra merah. Tetapi pantulan tersebut tertahan oleh dinding dan atap kaca sehingga
panas yang dapat keluar dari rumah kaca itu hanya sebagian kecil sedangkan sebagian besar
terkurung di dalam rumah kaca. Akibatnya udara di dalam rumah kaca menjadi hangat
walaupun di luar udaranya sangat dingin.
Di permukaan bumi yang berfungsi sebagai atap kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer.
Atmosfer bumi mengandung berbagai macam gas dan partikel-partikel berupa benda-benda
padat seperti debu. Di antara berbagai gas di udara, yang berfungsi sebagai gas rumah kaca
antara lain karbon dioksida (CO2), metana (CH4), gas nitrogen, ozon (O3),
Klorofluorokarbon (CFC), dan lain-lain. Di antara gas-gas tersebut yang paling dominan
berfungsi sebagai rumah kaca adalah karbon dioksida (CO2) yang disebut pula dengan gas
rumah kaca.
Perkembangan industri yang begitu pesat, telah mengganggu keseimbangan gas karbon
dioksida di udara. Pembakaran minyak tanah, bensin, solar, batu bara, untuk menggerakkan
pabrik-pabrik. Demikian pula kendaraan bermotor yang menggunakan bensin atau solar
sebagai bahan bakar, pembakaran lahan dan kebakaran hutan, dan tain-lain, telah menambah
jumlah karbon dioksida di udara.
Gas rumah kaca sebenarnya sangat diperlukan dalam mengatur suhu di permukaan bumi,
yaitu menyerap dan memantulkan kembali sinar matahari. Bila gas ini tidak ada di udara
beserta dengan gas-gas lainnya yang berfungsi sebagai gas rumah kaca maka sinar matahari
yang diterima bumi akan di pantulkan semuanya ke ruang angkasa sehingga pada malam hari
suhu di permukaan bumi sangat dingin, dan pada siang hari sangat panas sekali seperti di
bulan sehingga tidak dapat dijadikan tempat tinggal.
Masalah gas rumah kaca muncul karena kegiatan manusia semakin banyak menghasilkan gas
rumah kaca, terutama karbon dioksida. Menurut hasil penelitian para ahli, semakin banyak
gas karbon dioksida dilepaskan ke udara dari hasil kegiatan manusia, akan semakin
mempercepat kenaikan suhu di permukaan bumi. Kenaikan suhu di permukaan bumi akan
mempengaruhi iklim di bumi, dan akan berdampak negatif pada kehidupan di muka bumi.
Suhu global (secara keseluruhan) rata-rata meningkat 0,6 °C. Hal ini berpengaruh pula
terhadap iklim global yaitu iklim di seluruh permukaan bumi.
Kenaikan suhu di permukaan bumi menyebabkan lapisan es yang berada di kutub banyak
yang mencair, dan pada akhirnya dapat menenggelamkan kawasan-kawasan yang rendah
seperti dataran-dataran pantai, dan pulau-pulau yang rendah.
Peningkatan gas karbon dioksida yang terus berlangsung, dan tanpa ada tindakan manusia
untuk menguranginya, diramalkan 100 tahun yang akan datang suhu bumi akan naik antara
3°-4°C. Kenaikan suhu sebesar ini akan menyebabkan perubahan iklim yang cukup berarti,
dan akan disertai pula dengan berbagai bencana alam seperti angin badai, naiknya permukaan
laut, mencairnya es di puncak-puncak gunung dan es di kutub, punahnya flora dan fauna yang
tidak tahan terhadap perubahan, dan sebagainya.
Permasalahan pemanasan global seperti diuraikan di atas, tentunya sangat mengkhawatirkan
dunia Internasional. Untuk membicarakan hal ini, diadakan “Konvensi Perubahan Iklim”
(United Nations Frame Work Convention on Climate Change) di Kota Kyoto (Jepang) pada
tahun 1997 yang dihadiri oleh 170 negara untuk membahas pembatasan-pembatasan gas-gas
penyebab efek rumah kaca. Pada sidang tersebut, para ilmuwan PBB melaporkan bahwa
pemanasan global akan meningkatkan penyakit, mengakibatkan kegagalan panen, dan
meningginya permukaan laut.
Pada waktu kebakaran hutan secara meluas di Indonesia beberapa waktu yang lalu telah
terjadi emisi gas karbon dioksida terbesar yang dihasilkan dari kebakaran tersebut.
Kita harus ingat istilah “Hanya Satu Bumi”, yang berarti bumi tidak membedakan apakah
emisi gas karbon dioksida itu berasal dari negara A atau B, dari negara maju atau negara
berkembang, tetapi yang jelas peningkatan gas karbon dioksida terjadi di bumi.
Pertemuan Kyoto merupakan langkah awal untuk mengurangi polusi karbon dioksida di
udara dengan mengurangi penggunaan bahan bakar seperti minyak bumi, gas alam, batu bara,
yang disebut dengan bahan bakar fosil dan menggantikannya dengan bahan bakar yang dapat
diperbarui, misalnya sumber energi yang berasal dari tenaga surya dan angin. Selain itu,
pabrik-pabrik yang menggunakan energi fosil perlu diganti dengan pabrik-pabrik baru yang
berteknologi tinggi, yang lebih bersih terhadap lingkungan. Permasalahannya sekarang
adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pengurangan gas rumah kaca tersebut
sangat besar sekali, mencapai ratusan bahkan ribuan miliar dollar. Suatu nilai yang sangat
menakjubkan.
Untuk mengurangi gas rumah kaca, diperlukan dana yang sangat besar. Kendaraan-kendaraan
bermotor yang selama ini menggunakan bahan bakar minyak atau gas, bila diganti dengan
energi lain menyebabkan harga kendaraan menjadi sangat mahal sehingga konsumen akan
keberatan. Hal ini merupakan kendala utama untuk menuju program langit biru, yaitu
program yang menjadikan udara bersih dari polusi, masih jauh dari harapan.
Masalah lingkungan hidup sebenarnya tidak hanya pada emisi gas karbon dioksida.
Permasalahan lingkungan hidup cukup kompleks. Penebangan hutan yang menyebabkan
banjir, pencemaran terhadap air oleh limbah-limbah industri, pembuangan sampah ke dalam
sungai (termasuk sampah rumah tangga), pencemaran terhadap tanah, dan sebagainya,
merupakan ancaman bagi kehidupan manusia.
Kerusakan lingkungan yang disebabkan berbagai faktor sebagaimana yang telah diuraikan
sebelumnya, akan menimbulkan berbagai dampak yang sangat merugikan dan mengganggu
kehidupan manusia. Flora dan fauna akan banyak yang punah, meningkatnya penyakit pada
manusia, penurunan hasil panen, kemarau yang berkepanjangan. Atau sebaliknya, curah
hujannya sangat tinggi yang menimbulkan banjir besar, kekeringan air pada musim kemarau,
rusaknya terumbu karang, dan sebagainya.
Manusia harus sadar betapa pentingnya arti lingkungan hidup bagi kehidupan. Keserakahan
yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup harus dibayar dengan sangat mahal.
2.3.1 Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Proses Alam
dan Kegiatan Manusia
2.3.1.1 Kerusakan Lingkungan Hidup oleh Faktor Alam
Kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam pada umumnya merupakan bencana alam
seperti letusan gunung api, banjir, abrasi, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami, dan
sebagainya. Indonesia sebagai salah satu zona gunung api dunia, sering mengalami letusan
gunung api akan tetapi pada umumnya letusannya tidak begitu kuat sehingga kerusakan
lingkungan yang ditimbulkannya terbatas di daerah sekitar gunung api tersebut, seperti flora
dan fauna yang tertimbun arus lumpur (lahar), awan panas yang mematikan, semburan debu
yang menimbulkan polusi udara, dan sebagainya.
Banjir yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi, diikuti pula dengan kerusakan
hutan yang semakin meluas. Banjir yang sering pula disertai dengan tanah longsor telah
menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan kehidupan.
Kerusakan lingkungan hidup di tepi pantai disebabkan oleh adanya abrasi yaitu pengikisan
pantai oleh air laut yang terjadi secara alami. Untuk menyelamatkan pantai dari kerusakan
akibat abrasi, perlu dibangun tanggul-tanggul pemecah ombak yang berfungsi sebagai
penahan abrasi di tepi pantai.
Angin tornado di Amerika Serikat, akan menimbulkan kerusakan lingkungan seperti
tumbangnya pohon-pohonan, banyak rumah-rumah dan tanaman yang rusak, jaringan listrik
yang putus, dan sebagainya.
2.3.1.2 Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Kegiatan Manusia
Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar dibandingkan
dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh kegiatan manusia berlangsung secara terus menerus dan makin lama makin
besar pula kerusakan yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan
manusia terjadi dalam berbagai bentuk seperti pencemaran, pengerukan, penebangan hutan
untuk berbagai keperluan, dan sebagainya.
Limbah-limbah yang dibuang dapat berupa limbah cair maupun padat, bila telah melebihi
ambang batas, akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan, termasuk pengaruh buruk
pada manusia. Salah satu contoh kasus pencemaran terhadap air yaitu “Kasus Teluk
Minamata” di Jepang. Ratusan orang meninggal karena memakan hasil laut yang ditangkap
dari Teluk Minamata yang telah tercemar unsur merkuri (air raksa). Merkuri tersebut berasal
dari limbah-limbah industri yang dibuang ke perairan Teluk Minamata sehingga kadar
merkuri di teluk tersebut telah jauh di atas ambang batas.
Kasus-kasus pencemaran perairan telah sering terjadi karena pembuangan limbah industri ke
dalam tanah, sungai, danau, dan laut. Kebocoran-kebocoran pada kapal-kapal tanker dan
pipa-pipa minyak yang menyebabkan tumpahan minyak ke dalam perairan, menyebabkan
kehidupan di tempat itu terganggu, banyak ikan-ikan yang mati, tumbuh-tumbuhan yang
terkena genangan minyak pun akan musnah pula.
2.4 Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan Hidup
Beberapa usaha yang dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain yaitu sebagai
berikut.
2.4.1 Bidang Kehutanan
Kerusakan hutan yang semakin parah dan meluas, perlu diantisipasi dengan berbagai
upaya. Beberapa usaha yang perlu dilakukan antara lain :
a. Penebangan pohon dan penanaman kembali agar dilakukan dengan seimbang
sehingga hutan tetap lestari.
b. Memperketat pengawasan terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan
hukuman yang berat kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
c. Penebangan pohon harus dilakukan secara bijaksana. Pohon yang ditebang hendaknya
yang besar dan tua agar pohon-pohon yang kecil dapat tumbuh subur kembali.
2.4.2 Bidang Pertanian
a. Mengubah sistem pertanian berladang (berpindah-pindah) menjadi pertanian menetap
seperti sawah, perkebunan, tegalan, dan sebagainya.
b. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras
(sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
c. Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan
hama tanaman dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama
tanaman karena pemakaian pestisida dapat mencemarkan air dan tanah.
2.4.3 Bidang Industri
a. Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus
dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari
bahan-bahan pencemar. Oleh karena itu, setiap industri diwajibkan membuat
pengolahan limbah industri.
b. Untuk mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh asap industri yang berasal
dari pembakaran yang menghasilkan CO (Karbon monooksida) dan CO2 (karbon
dioksida), diwajibkan melakukan penghijauan di lingkungan sekitarnya. Penghijauan
yaitu menanami lahan atau halaman-halaman dengan tumbuhan hijau.
c. Mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi dengan sumber energi yang lebih
ramah lingkungan seperti energi listrik yang dihasilkan PLTA, energi panas bumi,
sinar matahari, dan sebagainya.
2.4.4 Bidang Perairan
a. Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda
lainnya ke sungai maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan
sampah.
b. Perlu dibuat aturan-aturan yang ketat untuk penggalian pasir di laut sehingga tidak
merusak lingkungan perairan laut sekitarnya.
c. Pengambilan karang di laut yang menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan harus
dilarang.
d. Perlu dibuat aturan-aturan penangkapan ikan di sungai/laut seperti larangan
penggunaan bom ikan, pemakaian pukat harimau di laut yang dapat menjaring ikan
sampai sekecil-kecilnya, dan sebagainya.
2.4.5 Flora dan Fauna
Untuk menjaga kepunahan flora dan fauna langka, beberapa langkah yang perlu
dilakukan antara lain :
a. Menghukum yang seberat-beratnya sesuai dengan undang-undang bagi mereka yang
mengambil flora dan memburu fauna yang dilindungi.
b. Menetapkan kawasan perlindungan bagi flora dan fauna langka seperti Taman
Nasional, Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, dan lain-lain.
2.4.6 Perundang-undangan
Melaksanakan dengan konsekuen UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dan memberikan sanksi hukuman yang berat bagi pelanggar-
pelanggar lingkungan hidup sesuai dengan tuntutan undang-undang.
2.5 Usaha Mencari Sumber Daya Energi Non-konvensional
Pemilihan sumber energi tentu saja dengan alasan yang jelas mempunyai harapan agar dapat
digunakan dalam skala besar, karena dimaksudkan untuk dapat menggganti minak bumi.
Tentusaja sumber energi yang dipakai tidak boleh mengeluarkan politan terlallu banyak,
bahkan bilamana mungkin tidak mengeluarkan polutan sama sekali.
2.5.1 Energi Matahari
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika
dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan
secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk
mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk
menangkap kesempatan.Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari.
Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan
fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu.
Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara
langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga
matahari adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo- cahaya,
voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari
cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat
disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar
listrik.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon,
sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai
paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu
bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik
menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan listrik mengalir,
membangkitkan arus DC. Makin kuat cahaya, makin kuat aliran listrik.
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi.
Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang
sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari
mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit
biru sedang yang benar-benar cerah. Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil,
seperti kalkulator, menggunakan solar sel yang sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan
untuk menyediakan listrik di wilayah yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga
listrik. Kami telah mengembangkan lemari pendingin, yang bernama Solar Chill yang
dapat berfungsi dengan energi matahari. Setelah dites, lemari pendingin ini akan
digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk membantu menyediakan vaksin di daerah
tanpa listrik, dan oleh setiap orang yang tidak ingin bergantung dengan tenaga listrik
untuk mendinginkan makanan mereka. Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain
utama oleh para arsitek semakin meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar
dapat menggantikan bahan atap konvsional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat
diintegrasikan menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan
percampuran yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga
dapat digunakan untuk menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di
musim panas ketika sistem AC membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu
mengurangi beban maskimum elektik.Baik dalam skala besar maupun skala kecil
photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan listrik, atau dapat disimpan dalam
selnya.
2.5.2 Listrik dari Cahaya Matahari
Pembangkit listrik tenaga surya adalah ramah lingkungan, dan sangat menjanjikan.
Sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap
(dengan minyak dan batubara). Perkembangan teknologi dalam membuat solar panel
yang lebih baik dari tingkat efisiensi, pembuatan aki yang tahan lama, dan pembuatan
alat elektronik yang dapat menggunakan Direct Current. Pada saat ini penggunaan tenaga
matahari (solar panel) masih dirasakan mahal karena tidak adanya subsidi. Listrik yang
kita gunakan saat ini sebenarnya adalah listrik bersubsidi. Bayangkan pengusahaan/
penambangan minyak tanah, batubara (yang merusak lingkungan), pembuatan
pembangkit tenaga listrik uap, distribusi tenaga listrik, yang semuanya dibangun dengan
biaya besar. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya:
* Energi yang terbarukan/ tidak pernah habis
* Bersih, ramah lingkungan
* Umur panel sel surya panjang/ investasi jangka panjang
* Praktis, tidak memerlukan perawatan
* Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Solar panel sebagai komponen penting pembangkit listrik tenaga surya, mengubah sinar
matahari menjadi tenaga listrik. Umumnya kita menghitung maksimun sinar matahari
yang diubah menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi
- sore disimpan dalam baterai, sehingga listrik dapat digunakan pada malam hari, dimana
tanpa sinar matahari.
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar matahari, maka
perencanaan yang baik sangat diperlukan. Perencanaan terdiri dari:
• Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).
• Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam Ampere hour), dalam hal ini
memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.
• Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan
penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai yang lebih
tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun instalasi generator
listrik bensin ataupun solar. Misalnya daerah terpencil: pertambangan, perkebunan,
perikanan, desa terpencil, dll. Dari segi jangka panjang, nilai ke-ekonomian juga tinggi,
karena dengan perencanaan yang baik, pembangkit listrik tenaga surya dengan panel
surya memiliki daya tahan 20 - 25 tahun. Baterai dan beberapa komponen lainnya
dengan daya tahan 3 - 5 tahun.
Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Untuk instalasi listrik tenaga surya sebagai pembangkit listrik, diperlukan komponen
sebagai berikut:
1. Solar panel
2. Charge controller
3. Inverter
4. Battery
Solar panel mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga
solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus
listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah
panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt
tegangan maksimun). Jenis solar panel dapat di baca disini. Charge controller, digunakan
untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimun yang dihasilkan solar
cells panel pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak
baterai.
Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC - direct
current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).
Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa
baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari. Diagram
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya ini
terdiri dari solar panel, charge controller, inverter, baterai.
Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa solar panel di paralel
untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada gambar diatas
menghubungkan kaki positif panel surya satu dengan panel surya lainnya. Kaki/ kutub
negatif panel satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya
dihubungkan ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif panel surya dihubungkan
ke kaki negatif charge controller. Tegangan panel surya yang dihasilkan akan digunakan
oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat AC
(alternating current) seperti Televisi, Radio, komputer, dll, arus baterai disupply oleh
inverter. Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan
mengenai kebutuhan daya:
• Jumlah pemakaian
• Jumlah solar panel
• Jumlah baterai
Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Perhitungan keperluan daya (perhitungan daya listrik perangkat dapat dilihat pada label
di belakang perangkat, ataupun dibaca dari manual):
• Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 Watt x 4 jam sehari = 600 Watt hour.
• Televisi 21": @ 100 Watt x 5 jam sehari = 500 Watt hour
• Kulkas 360 liter : @ 135 Watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas tidak selalu
hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering dibuka pintu) =
1080 Watt hour • Komputer : @ 150 Watt x 6 jam = 900 Watt hour
• Perangkat lainnya = 400 Watt hour
• Total kebutuhan daya = 3480 Watt hour
Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 Watt (perhitungan
adalah 5 jam maksimun tenaga surya):
• Kebutuhan solar cells panel : (3480 / 100 x 5) = 7 panel surya.
Jumlah kebutuhan batere 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:
• Kebutuhan batere minimun (batere hanya digunakan 50% untuk pemenuhan kebutuhan
listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat : 3480 x 2 = 6960 Watt
hour = 6960 / 12 Volt / 100 Amp = 6 batere 100 Ah.
• Kebutuhan batere (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar
matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 Watt hour =20880 / 12 Volt / 100 Amp = 17 batere 100
Ah. Instalasi pembangkit listrik tenaga surya dapat dilihat pada gambar-gambar di
National Geographic Indonesia.
2.5.2 Teknologi angin
Teknologi tenaga angin, sumber energi paling cepat berkembang di dunia, sepintas
terlihat sederhana. Namun dibalik menara tinggi, langsing dan bilahan besi putar terdapat
pergerakan yang kompleks dari bahan-bahan yang ringan seperti desain aerodinamis dan
komputer yang dijalankan secara elektronik. Tenaga ditransfer melalui baling-baling,
kadang dioperasikan pada variable kecepatan, lalu ke generator (meskipun beberapa
turbin menghindari kotak peralatan dengan menjalankan langsung) Tenaga Angin saat ini
Perkembangan teknologi dalam dua dekade terakhir menghasilkan turbin angin yang
modular dan mudah dipasang. Saat ini sebuah turbin angin modern 100 kali lebih kuat
daripada turbin dua dekade yang lalu dan ladang angin saat ini menyediakan tenaga besar
yang setara dengan pembangkit listrik konvensional. Pada awal tahun 2004, pemasangan
tenaga angin secara global telah mencapai 40.300 MW sehingga tenaga yang dihasilkan
cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 19 juta rumah tangga menengah di Eropa yang
berarti sama dengan mendekati 47 juta orang. Dalam 15 tahun terakhir ini, seiring
meningkatnya pasar, tenaga angin memperlihatkan menurunnya biaya produksi hingga
50%. Saat ini di wilayah yang anginnya maksimum, tenaga angin mampu menyaingi
PLTU batu bara teknologi baru dan di beberapa lokasi dapat menandingi pembangkit
listrik tenaga gas alam.
Tenaga Angin pada tahun 2020
Selama beberapa tahun terakhir pemasangan kapasitas angin meningkat melebihi 30%.
Hal tersebut membuat target untuk menjadikan tenaga angin mampu memenuhi
kebutuhan energi dunia hingga 12 persen pada tahun 2020 menjadi realistis. Di saat
bersamaan hal tersebut juga akan membuka kesempatan terbukanya lapangan pekerjaan
hingga dua juta dan mengurangi emisi CO2 hingga 10.700 juta ton.
Berkah terus meningkatnya ukuran dan kapasitas rata-rata turbin, pada tahun 2020 biaya
pembangkit listrik tenaga angin pada wilayah yang menunjang akan turun hingga 2.45
sen per KWh- lebih murah 36 persen dari biaya pada tahun 2003 yang mencapai 3.79
euro/KWh. Sambungan kabel listrik tidak termasuk dalam biaya ini.
Tenaga angin setelah tahun 2020
Sumber angin dunia sangat besar dan menyebar dengan baik di semua kawasan dan
negara. Menggunakan teknologi saat ini, tenaga angin diperkirakan dapat menyediakan
53.000 Terawat/jam setiap tahunnya. Yang berarti dua kali lebih besar dari proyeksi
permintaan energi pada tahun 2020-meninggalkan tempat yang penting untuk tumbuhnya
industri bahkan dalam 1 dekade kedepan. Amerika Serikat sendiri mempunyai potensi
angin yang cukup untuk menyediakan pasokan kebutuhan energinya bahkan tiga kali
lebih besar daripada kebutuhannya.
Kelebihan Tenaga Angin
Ramah lingkungan- keuntungan terpenting dari tenaga angin adalah berkurangnya level
emisi karbon dioksida penyebab perubahan ikilm. Tenaga ini juga bebas dari polusi yang
sering diasosiasikan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir.
Penyeimbang energi yang sangat baik -emisi karbon dioksida berhubungan dengan
proses produksi. Pemasangan dan penggunaan turbin angin selama rata-rata 20 tahun
siklus hidup 'membayar kembali' terjadinya emisi setelah 3-6 bulan pertama-yang berarti
lebih dari 19 tahun produksi energi tanpa ongkos lingkungan.
Cepat menyebar-pembangunan ladang angin (wind farm) dapat diselesaikan dalam
waktu seminggu. Menara turbin, badan dan bilahan besi di pasang di atas permukaan
beton bertulang dengan menggunakan alat pemindah besar.
Sumber energi terbarukan dan dapat diandalkan- angin yang menjalankan turbin selalu
gratis dan tidak terkena dampak harga bahan bakar fosil yang fluktuatif. Tenaga ini juga
tidak butuh untuk ditambang, digali atau dipindahkan ke pembangkit listrik. Seiring
meningkatnya harga bahan bakar fosil, nilai tenaga angin juga meningkat dan biaya
keseluruhan pembangkit akan menurun. Selanjutnya, dalam proyek besar yang
menggunakan turbin ukuran medium yang sudah disetujui, tenaga angin mampu
beroperasi hingga 98% secara konstan. Artinya hanya dua persen waktu turun mesin
untuk perbaikan- catatan yang jauh lebih baik dari yang bisa diharapkan dari pembangkit
listrik konvensional.
Variable Angin
Variable angin menimbulkan masalah manajemen sistem jaringan listrik lebih sedikit
daripada yang diharapkan oleh pihak-pihak yang skeptis. Ketidakstabilan permintaan
energi dan kebutuhan untuk melindungi gagalnya pembangkit listrik konvensional
memenuhi kebutuhan tersebut, sesungguhnya membutuhkan sistem jaringan listrik yang
lebih fleksibel daripada tenaga angin, dan pengalaman dunia nyata telah menunjukan
bahwa sistem pembangkit listrik nasional mampu menjalankan tugas tersebut. Pada
malam berangin, sebagai contoh, turbin angin 50% pembangkit listrik di bagian barat
Denmark, tapi kekuatannya telah terbukti dapat diatur.
Penciptaan jaringan listrik yang super mengurangi masalah ketidakstabilan angin.
Caranya dengan membiarkan perubahan pada kecepatan di wilayah-wilayah berbeda
untuk diseimbangkan satu sama lain. Bergerak ke depan
Perkembangan tenaga angin berkembang dengan pesat saat ini, namun demikian masa
depan tenaga ini belum terjamin. Saat ini tenaga angin telah dimanfaatkan oleh sekitar 50
negara di dunia. Namun sejauh ini kemajuan itu disebabkan oleh usaha segelintir pihak,
yang dipimpin oleh Jerman, Spanyol dan Denmark. Negara-negara lain perlu untuk
memperbaiki industri tenaga angin secara dramastis jika target global ingin dicapai. Oleh
karena itu prediksi untuk menjadikan tenaga angin dapat memasok energi dunia sebesar
12 persen pada tahun 2020 sebaiknya tidak dilihat sebagai hal yang pasti, tapi sebagai
tujuan-satu kemungkinan masa depan yang kita bisa pilih jika kita mau.
2.5.3 Energi Pasang Surut
Ombak masuk ke dalam muara sungai ketika terjadi pasang naik air laut. Pasang surut
menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan pemanfaatannya dapat
menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar. Dalam sehari bisa terjadi hingga
dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih
setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan daripada
pembangkit listrik bertenaga ombak. Namun demikian, menurut situs darvill.clara.net,
hanya terdapat sekitar 20 tempat di dunia yang telah diidentifikasi sebagai tempat yang
cocok untuk pembangunan pembangkit listrik bertenaga pasang surut ombak.
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut:
Dam pasang surut (tidal barrages)
Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat di
dam/waduk penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk
memanfaatkan siklus pasang surut jauh lebih besar daripada dam air sungai pada
umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan antara
air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang atau surut),
air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau keluarnya
ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin (Lihat gambar 3 dan 4).
Gambar 5. PLTPs La Rance, Brittany, Perancis.
Gambar atas menampilkan aliran air dari kiri ke kanan. Gambar sebelah kiri bawah
menampilkan proyek dam ketika masih dalam masa konstruksi. Gambar kanan
menampilkan proses perakitan turbin dan baling-balingnya. Photo credit: Popular
Mechanics, December 1997. Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di
dunia terdapat di muara sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini
dibangun pada tahun 1966 dan berkapasitas 240 MW. PLTPs La Rance didesain dengan
teknologi canggih dan beroperasi secara otomatis, sehingga hanya membutuhkan dua
orang saja untuk pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari. PLTPs terbesar kedua
di dunia terletak di Annapolis, Nova Scotia, Kanada dengan kapasitas “hanya” 16 MW.
Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah mereka hanya
dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir
keluar (surut), yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam per harinya. Namun,
karena waktu operasinya dapat diperkirakan, maka ketika PLTPs tidak aktif, dapat
digunakan pembangkit listrik lainnya untuk sementara waktu hingga terjadi pasang surut
lagi.
Turbin lepas pantai (offshore turbines)
Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai
pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode
pertama yaitu: lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih
kecil daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga
dapat dipasang di lebih banyak tempat. Beberapa perusahaan yang mengembangkan
teknologi turbin lepas pantai adalah: Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines (ST) dari
Inggris, dan Marine Current Turbines (MCT) dari Inggris. Gambar hasil rekaan tiga
dimensi dari ketiga jenis turbin tersebut ditampilkan dalam Gambar 6.
Gambar 6. Bermacam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakkan oleh arus pasang
surut. Gambar sebelah kiri (1): Seagen Tidal Turbines buatan MCT. Gambar tengah (2):
Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbines. Gambar kanan atas (3): Davis Hydro
Turbines dari Blue Energy. Gambar kanan bawah (4): skema komponen Davis Hydro
Turbines milik Blue Energy. Picture credit: (1) marineturbines.com, (2)
swanturbines.co.uk, (3) & (4) bluenergy.com.
Teknologi MCT bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan di
bawah laut. Dua buah baling dengan diameter 15-20 meter memutar rotor yang
menggerakkan generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir (gearbox). Kedua
baling tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horizontal dari sebuah
batang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut akan mampu menghasilkan
750-1500 kW per unitnya, dan dapat disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi
ladang pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka
oleh alat ini, kecepatan rotor diatur antara 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja,
kecepatan baling-baling kapal laut bisa berkisar hingga sepuluh kalinya).
Dibandingkan dengan MCT dan jenis turbin lainnya, desain Swan Turbines memiliki
beberapa perbedaan, yaitu: baling-balingnya langsung terhubung dengan generator listrik
tanpa melalui kotak gir. Ini lebih efisien dan mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan teknis pada alat. Perbedaan kedua yaitu, daripada melakukan pemboran turbin
ke dasar laut ST menggunakan pemberat secara gravitasi (berupa balok beton) untuk
menahan turbin tetap di dasar laut. Adapun satu-satunya perbedaan mencolok dari Davis
Hydro Turbines milik Blue Energy adalah poros baling-balingnya yang vertikal (vertical-
axis turbines). Turbin ini juga dipasangkan di dasar laut menggunakan beton dan dapat
disusun dalam satu baris bertumpuk membentuk pagar pasang surut (tidal fence) untuk
mencukupi kebutuhan listrik dalam skala besar. Berikut ini disajikan secara ringkas
kelebihan dan kekurangan dari pembangkit listrik tenaga pasang surut:
Kelebihan:
• Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
• Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
• Tidak membutuhkan bahan bakar.
• Biaya operasi rendah.
• Produksi listrik stabil.
• Pasang surut air laut dapat diprediksi.
• Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan yang besar.
Kekurangan:
• Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat
mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik
ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
• Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak
bergerak masuk ataupun keluar.
2.5.4. Energi Biogas
Yang dimaksud dengan biogas disini adalah gas yang dihasilkan dari sisa-sisa jasad
hidup yang diuraikan oleh bakteri pengurai melalui proses pembusukan penguraian.
Proses penguraian berjalan optimal pada temperatur 35-370 C. Prosesnya harus
dilakukan dalam keadaan tertutup rapat, tak boleh kemaukan urdara, karena bakteri itu
sangat peka terhadap oksigen. Lagipula bila terkena cahaya matahari bakteri itu akan
mati, sehingga proses tidak berjalan.
2.5.5 Energi bio masa
Biomasa adalah segala jasad hidup yang bisa digunakan untuk menghasilkan energi bila
dibakar .Pembuatan bahan bakar murah dari biomasa selangkah lebih dekat lagi, terima
kasih kepada katalis baru yang dikembangkan di Amerika Serikat. Katalis – yang dibuat
dari partikel nano metal dan karbon nanotube – merenggang batasan antara air dan
minyak dan sangat membantu dalam ‘upgrading’ biomasa mentah kedalam bahan bakar
yang berguna.
Kuantitas biomasa yang banyak diproduksi tiap tahunnya, seperti limbah materi
tumbuhan dari pertanian dan industri kertas, dan limbah rumah tangga biodegradable.
Campuran tersebut dapat dipanasakan untuk menghasilkan cairan yang licin disebut
dengan ‘bio-oil’, yang perlu perbaikan lebih lanjut sebelum ini dapat untuk digunakan.
Bio-oil utamanya dibuat dari persenyawaan yang diturunkan dari selulosa dan lignin –
dan supaya sesuai dengan bahan bakar, mereka perlu di – deoksigenasikan dan diubah
kira – kira dengan ukuran yang sama. Namum perlakuan reaksi tersebut sangatlah sulit
karena tingkat yang tinggi dari air secara alamiah ada pada minyak tersebut. Secara
tipikal ini memproduksi emulsi, dengan molekul lebih kecil yang dilarutkan dalam fase
air, dan molekul lebih panjang pada fase minyak. Para peneliti dipimpin oleh Daniel
Resasco pada Universitas Oklahoma sekarang telah memecahkan permasalahan tersebut
dengan suatu katalis yang mencari tahu batasan dimana minyak dan air bertemu dan
memungkinkan reaksi di kedua lapisan pada saat bersamaan. Katalis ini terbuat dari
nanopartikel magnesium oksida dengan karbon nanotube yang berdiri diantara mereka.
‘Metal oksida nanopartikel bersifat hydrophilic dan mengorientasi katalis terhadap air,
dimana nanotube bersifat hydrophobic dan mengorientasi terhadap minyak,’ jelas
Resasco. ’Pada sisi air sendiri, kita dapat, menempelkan suatu kondensasi katalis yang
mendorong formasi ikatan karbon – karbon untuk memperlebar panjangnya rantai
karbon,’ tambahnya. ‘Secara krusial, sesekali rantai tersebut menjadi cukup panjang,
kelarutan mereka dalam air akan turun, dan mereka bermigrasi ke fase minyak.’
Karbon nanotube (puutih) berdiri pada metal oksida nanopartikel (jingga). Partikel –
partikel tersebut ditarik ke interface minyak-air, dan penambahan palladium (kuning)
menciptakan katalis yang dapat bekerja di kedua fase
Palladium nanopartikel juga terintegrasi ke dalam struktur – memudahkan percampuran
hidrokarbon pada fase minyak untuk melakukan deoksigenasi yang membuat mereka
sesuai dengan bahan bakar konvensional. Penting sekali, katalis tetap berada pada fase
padat dan secara mudah dapat disaring dan didaur ulang.
Robert Brown, seorang ahli bahan bakar pada Universitas Iowa State, Amerika Serikat,
berpikir bahwa pekerjaan ini adalah sesuatu ‘kemajuan yang luar biasa’ terhadap tujuan
pemroduksian bahan bakar hidrokarbon dari biomasa. Bagaimanapun, dia menjelaskan
bahwa penelitian ini masih dalam tahap awal. ‘Sekali anda muali meletakkan katalis
kedalam bio-oil sesungguhnya, semua prediksi akan berakhir,’ dia berkata pada
Chemistry World. ‘Kontaminant mungkin meracuni katalis atau menyumbat pori – pori –
jadi masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.’
Namun Brown percaya diri bahwa proses ini akan menjadi kunci bagi perkembangan
selanjutnya. ‘Bio-oil mempunyai kasus yang sangat mendesak bagi produksi bahan bakar
yang akan datang,’ kata dia. ‘Baru – baru ini kita telah melakukan suatu analisa
ekonomis yang menganjurkan rute bio-oil menjadi bahan bakar sintetis adalah salah satu
yang paling efektif yang dapat diimpikan.’ ‘Fungsionalisasi yang tidak biasa dari katalis
juga menemukan aplikasi dalam produksi dari bahan kimiawi lainnya,’ kataid Cole-
Hamilton pada Unibversitas St. Andrews, Inggris. Disamping siklus yang berulang dari
reaksi dan pemisahannya, persenyawaan malah dapat berganti antara lapisan air dan
minyak setelah reaksi konsekutif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerusakan lingkungan hidup banyak diakibatkan oleh manusia. Diantaranya kebakaran
hutan, penebangan liar yang mengakibatkan hutan gundul. Majunya teknologi seperti mobil,
pabrik, dan sepeda motor membuat udara tercemar dan lapisan ozon berlubang karena asap
kendaraan. Lapisan ozon yang berlubang membuat sinar matahari langsung ke bumi yang
menyebabkan suhu di bumi naik. Karena suhu di bumi naik es di kutub utara mulai mencair.
Hal tersebut membuat permukaan air laut meningkat. Oleh karena itu, manusia harus segera
menanggulangi kerusakan ini sebelum kerusakan semakin meluas. Selain menanggulangi
manusia harus sadar dan mengintrospeksi diri mereka agar tidak mengulangi kesalahan yang
sama seperti merusak lingkungan.
3.2 Saran
Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Karena pada saat
ini pemerintah masih berpangku tangan atas apa yang terjadi dengan lingkungan. Pemerintah
harus tegas dalam menentukan tindakan untuk menanggulangi kerusakan lebih lanjut seperti
kerusakan hutan, kebakaran, asap pabrik yang membuat lapisan ozon berlubang dan banyak
kerusakan lain yang disebabkan oleh manusia dengan cara reboisasi, penyuluhan tentang
pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Suria Atmodja, ilmu lingkungan, Penerbit ITB, Bandung 1981
Tim UNS, IlmuAlamiah Dasar I-II-III, UNS, Solo,1981
Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup. Lingkungan hidup. Diakses
pada tanggal 23 januari 2013.
Anonim. 2012. http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2012/09/makalah-
kerusakan-lingkungan-hidup.html. Kumpulan Makalah Dan Artikel.Diakses pada tanggal 23
januari 2013.
PERTANYAAN :
1. Jelaskan pengertian dari lingkungan hidup ?
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
2. Jelaskan alasan pentingngnya kerusakan lingkungan terhadap manusia ?
Pada hutan masyarakat, pohon boleh ditebang untuk keperluan masyarakat, akan tetapi sebelum
ditebang harus menanam terlebih dahulu pohon yang sama jenisnya di samping pohon yang akan
ditebang sehingga mereka tetap mewariskan lingkungan alam yang sama terhadap anak cucunya. Hal
ini menunjukkan betapa baiknya mereka menjaga lingkungan untuk diteruskan kepada generasi yang
akan datang.
3. Jelaskan penyebab kerusakan lingkungan ?
Perkembangan industri yang begitu pesat, telah mengganggu keseimbangan gas karbon dioksida di
udara. Pembakaran minyak tanah, bensin, solar, batu bara, untuk menggerakkan pabrik-pabrik.
Demikian pula kendaraan bermotor yang menggunakan bensin atau solar sebagai bahan bakar,
pembakaran lahan dan kebakaran hutan, dan tain-lain, telah menambah jumlah karbon dioksida di
udara.
4. Jelaskan pengertian gas rumah kaca ?
Di antara berbagai gas di udara, yang berfungsi sebagai gas rumah kaca antara lain karbon dioksida
(CO2), metana (CH4), gas nitrogen, ozon (O3), Klorofluorokarbon (CFC), dan lain-lain. Di antara
gas-gas tersebut yang paling dominan berfungsi sebagai rumah kaca adalah karbon dioksida (CO2)
yang disebut pula dengan gas rumah kaca.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca ?
Efek rumah kaca merupakan peningkatan karbon dioksida (CO2) di udara/atmosfer.
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rumah kaca ?
Greenhouse/rumah kaca adalah rumah atau bangunan yang atap dan dindingnya terbuat dari kaca,
hanya rangkanya terbuat dari besi atau kayu. Rumah ini bukan untuk tempat tinggal tetapi digunakan
oleh petani di daerah dingin atau subtropik untuk bercocok tanam.
7. Setiap tanggal 5 juni dipringati sebagai hari ?
Hari lingkungan hidup sedunia
8. Apa akibatnya suhu bumi akan naik setiap 100 tahun antara 3°-4°C ?
Kenaikan suhu sebesar ini akan menyebabkan perubahan iklim yang cukup berarti, dan akan disertai
pula dengan berbagai bencana alam seperti angin badai, naiknya permukaan laut, mencairnya es di
puncak-puncak gunung dan es di kutub, punahnya flora dan fauna yang tidak tahan terhadap
perubahan, dan sebagainya.
9. Jelaskan faktor kerusakan Lingkungan Hidup oleh Faktor Alam ?
Kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam pada umumnya merupakan bencana alam seperti
letusan gunung api, banjir, abrasi, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya.
10. Apa yang dimaksud dengan abrasi ?
Kerusakan lingkungan hidup di tepi pantai disebabkan oleh adanya abrasi yaitu pengikisan pantai oleh
air laut yang terjadi secara alami.
11. Bagaimana cara menanggulangi abrasi ?
Untuk menyelamatkan pantai dari kerusakan akibat abrasi, perlu dibangun tanggul-tanggul pemecah
ombak yang berfungsi sebagai penahan abrasi di tepi pantai.
12. Jelaskan faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan manusia ?
Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai bentuk seperti
pencemaran, pengerukan, penebangan hutan untuk berbagai keperluan, dan sebagainya. Limbah-
limbah yang dibuang dapat berupa limbah cair maupun padat, bila telah melebihi ambang batas, akan
menimbulkan kerusakan pada lingkungan, termasuk pengaruh buruk pada manusia.
13. Jelaskan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dalam bidang pertanian ?
a. Mengubah sistem pertanian berladang (berpindah-pindah) menjadi pertanian menetap seperti
sawah, perkebunan, tegalan, dan sebagainya.
b. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras (sengkedan)
sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
c. Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan hama tanaman
dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama tanaman karena pemakaian pestisida
dapat mencemarkan air dan tanah.
14. Jelaskan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dalam bidang perairan ?
a. Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda lainnya ke sungai
maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan sampah.
b. Perlu dibuat aturan-aturan yang ketat untuk penggalian pasir di laut sehingga tidak merusak
lingkungan perairan laut sekitarnya.
c. Pengambilan karang di laut yang menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan harus dilarang.
15. Undang-undang No. 23 mengatur tentang ?
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Recommended