MANAJEMEN KONFLIK - Universitas Brawijaya...MANAJEMEN KONFLIK CHOMSIN S WIDODO, Ph.D Pelatihan AA...

Preview:

Citation preview

MANAJEMEN KONFLIK

CHOMSIN S WIDODO, Ph.D

Pelatihan AA Angkatan II tahun 2019

Conflict as a Tool for Learning

KONFLIKKonflik berasal dari kata kerja CONFIGERE yang berarti SALING MEMUKUL.

Secara sosiologis, salah satu pihak berusahaMENYINGKIRKAN PIHAK LAIN dengan menghancurkannya

atau membuatnya tidak berdaya.(sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik)

DI PERGURUAN TINGGIKONFLIK BERKEMBANG KUALITASNYA:

KONFLIK MAHASISWA DAN MAHASISWA KONFLIK MAHASISWA DAN STAF KONFLIK MAHASISWA DAN DOSEN KONFLIK DOSEN DAN DOSEN DOSEN, MAHASISWA, STAF DAN LEMBAGA

Lebih Banyak universitas tidak mengelola konflik itu dengancara yang paling efektif: Konflik di universitas cenderung dihindari (oleh mahasiswa

dan staf) mengarah pada pelepasan dan/atau peningkatan eskalasi

konflik Menghasilkan tingkat retensi penyelesaian yang buruk proses pengaduan formal yang mahal.

Konflik harus diselesaikan …Mengelola konflik butuh perhatian

Pendidik dan pengajar harus memilikikemampuan mengelola konflik

KONFLIK

If you take time to teach conflict resolution, you`ll eventually have more time to teach(William Kreidler)

KONFLIK DI PERGURUAN TINGGISpesialPerlu

Perhatian

Budaya Komunikasi dalam organisasi yang bervariasi: Individu yang terlibat Tujuan organisasi Modus interaksi

INDIVIDUAL lebih menonjol : Akademisi itu meiliki KEBEBASAN AKADEMIK terbiasa bebas BERPIKIR dan BERTINDAK

(dlm Penelitian dan Pengajaran) HIRARKI yang tidak terlalu besar (Prof,

Associate Prof, - Rector, Dean, Head of Department)

Hubungan dengan dunia luar, bebas secarasocial, politik ekonomi

menyatakan dirinya the CORE of ACADEMIC AUTONOMY

Budaya Organisasi Akademik yang Kompetitif

Semakin sukses anggota akademisi

dari perguruan tinggi, semakin tinggi

reputasi mereka, dan lebih banyak

materi dan sumber daya keuangan

yang tersedia untuk mereka.

Faktor Individu dan Organisasi

tersebut akan memicu KONFLIK

Struktur Demokrasi yang berpotensi menambah konflik

Keberadaan system demokrasi

yang dianggap dapat

meningkatkan KONFLIK

(mis: Pemilihan Kaprodi, Dekan,

Rektor, dsb)

Leader dan Leadership

Akademisi KURANG tertarik dengan kepemimpinan lembaga

Mereka tidak ingin PROFESIONAL di BIROKRASI

KONFLIK antara :SISTEM/STAF AKADEMIK dan ADMINISTRASI

Sistem adminitrasi dan birokrasi

dianggap membatasi KEBEBASAN

akademik

Staf Administrasi merasa Staf

Akademik TERLALU SPESIAL

Kurang pengalaman dalam menangani konflik

Pemimpin akademis sering kurang pengalaman dalam menangani konflik di organisasi akademik,

meskipun mereka biasanya menyadari bahwa peran kepemimpinan mereka mengharuskan mereka

untuk menjadi kompeten dalam menyelesaikan konflik yang muncul dan berkembang.

Harus COMPETENS

Apa yang harus dilakukan…?

RESOLUSI KONFLIK

NegotiationWin – Win Solution

Proses negosiasi akan lebih baik denganmelibatkan pihak yang berkonflik dan StakeholdersJika negosiasi gagal maka diperlukan pihak ketiga

Win – Win SolutionSuccessful Negotiation

Waktu yang pendek dan

efektif berkaitan dengan

pihak yang terlibat

Menghasilkan

kesepahaman dan

mengembalikan kinerja

team

Meningkatkan THE

RELATIONSHIPS antar

pihak dan meningkatkan

kinerja tim

SKILL Negotiation

Pisahkan pihak terlibat sesuai“issue”

Pahami Issue : tujuan dan keinginan

Diskusikan issue yang spesifik

Mengerti dan Paham sudut pandang mereka

MENJADI

NEGOSIATOR

Mencari kriteria solisi dari “issue”

Fokus pada Issue bukan pihak telibat

Solusi dan Akibat bagi pihak terlibat

Solusi harus diterima semua pihak

TANTANGAN

NEGOSIATO

R Harus BERANI membuat

pernyataan PADA PIHAK yang saling konfrontasi

Mengurangi interest konflik

Ber-Efek pada Psikologi dan Emosi

Komunikasi yang terputus

KETIKA

NEGOSIASI

GAGAL Penyelesaian konflik harus tetap

diberikan dengan melibatkan pihak lain (mis: arbitrase)

Memanggil pihak professional

DOSEN HARUS MENJADI PRIBADI

BERMANFAATKONFLIK selalu ada di SEKITAR

kita Dibutuhkan pengendalian diri.

Jika kita terlibat dalam konflik, tahan diri.

Jadikan diri kita sebagai penyelesai konflik, minimal membuat konflik tidak meluas.

Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Darugutni)

Jika kita berbuat baik, sesungguhnya kita berbuat baik bagi diri kita sendiri

CHOMSIN, 2019

TERIMA KASIH