Manajemen Kulit Kering Pada Usia Lanjut

Preview:

DESCRIPTION

Manajemen Kulit Kering Pada Usia Lanjut

Citation preview

REFARAT

MANAJEMEN KULIT KERING PADA USIA LANJUT

Nama : Ni Putu Dea Pawitri HandayaniNo. Stambuk : N 111 14 010Pembimbing : dr. Diany Nurdin, M. Kes, Sp.KK

BAB IPENDAHULUAN

• Perubahan kulit mempengaruhi integritas kulit. Epidermis dan dermis semakin lama menjadi lebih tipis.

• Dengan penurunan kemampuan kulit untuk meregenerasi, orang usia lanjut lebih berisiko mengalami kerusakan kulit.

• Oleh karena itu penting untuk memandang perawatan kulit usia lanjut tersebut sebagai suatu prioritas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kulit Kering

• Kulit kering merupakan suatu kekeringan abnormal pada kulit atau membran mukosa.

• Kulit kering biasanya disertai dengan gatal yang hebat.

B. Perubahan Struktur Kulit Pada Usia Lanjut

Gambar 1. Perbandingan anatomi kulit orang muda dan orang usia lanjut

Perubahan Pada Kulit Usia Lanjut yang Menyebabkan Kulit Kering

• Epidermis– Penurunan kuantitas lipid interseluler stratum korneum– Penurunan pergantian sel– Penurunan Natural Moisturizing Factor (NMF) di

stratum korneum

• Dermis– Penurunan jumlah dan fungsi kelenjar sebasea.– Penurunan jumlah dan fungsi kelenjar keringat– Penurunan jumlah pembuluh darah– Penurunan pergerakan air dari dermis ke epidermis

C. Etiologi Kulit Kering

• Penyebab kulit kering meliputi:– Dingin, udara kering selama musim dingin– Paparan kulit langsung terhadap kipas pemanas– Perendaman dalam air yang berlebihan– Penggunaan sabun alkali dan deterjen dengan

bahan-bahan yang merusak sawar kulit– Kerusakan akibat sinar matahari kronis. [4]

D. Mekanisme Terjadinya Kulit Kering

• Dari analisis asam amino di stratum korneum, NMF berasal dari pemecahan produk proteolisis filaggrin.

• Filaggrin merupakan protein kaya histidin di lapisan korneosit baru di atas lapisan granular.

• Filaggrin berada di granul keratohialin di lapisan granular.• Konversi filaggrin mejadi NMF terjadi karena korneosit

pindah ke lapisan yang lebih superfisial dari stratum korneum.

• Sepertiga air di stratum korneum terikat NMF. NMF-terikat air mempengaruhi kualitas elastisitas dan kelembaban kulit.

• Pada kelembaban yang rendah, kemampuan enzim hidrolitik untuk memecah filaggrin menjadi NMF menurun sehingga membuat kulit kering.

• Ceramide merupakan lipid interseluler di lapisan stratum korneum. Jika profil ceramide terganggu maka fungsi sawar kulit menurun.

• Aquaporin: kanal air yang berfungsi untuk mengaktifkan pori yang memungkinkan air mengikuti gradien osmotik. Saat menua, aquaporin ini menurun.

E. Manajemen Kulit Kering Pada Usia Lanjut

• Penggunaan moisturizer adalah terapi andalan kulit kering.

• Moisturizer: formulasi yang memberikan efek terapi seperti perbaikan sawar, mengurangi kehilangan air transepidermal, atau peningkatan estetika kulit yang teriritasi.

• Bahan aktif moisturizer – (1) emolien; – (2) oklusif; dan – (3) humektan,.

KELAS MOISTURIZERTipe Karakteristik Observasi Komposisi

Emolien

- Untuk kulit "normal";

- Kulit terasa lembut dan

halus

- mempertahankan kondisi

kulit

- Tidak untuk memperbaiki

kulit yang rusak.

- Memberikan aroma

dan melembutkan

kulit daripada

memberikan efek

melembabkan kulit

Minyak, lipid, dan

derivatnya (misalnya,

stearat, linoleat,

linolenat, oleat, dan

asam laurat, cetearyl

alkohol, minyak

mineral; lanolin)

KELAS MOISTURIZERTipe Karakteristik Observasi Komposisi

Humektan

-Cocok untuk kulit

normal

- Pemeliharaan kondisi

kulit, dan penggunaan

sehari-hari;

- Umumnya emulsi

minyak dalam air

- Menghidrasi kulit

melalui humektan yang

menarik dan mengikat

air dari epidermis

- mengabsorpsi lebih

cepat daripada formulasi

oklusif dan oleh karena

itu lebih estetis

- meningkatkan kepatuhan

pasien

Gliserin, sorbitol, urea,

natrium laktat, asam

laktat, karnitin, natrium

PCA, hidroklorida

arginin, serin, alanin,

histidin, citrulline, lisin,

natrium klorida,

glikogen, manitol,

sukrosa, asam glutamat,

treonin

KELAS MOISTURIZERTipe Karakteristik Observasi Komposisi

Oklusif

protektif

- Digunakan pada kulit

kering dan / atau rusak

- Formulasinya: salep dan

losion atau emulsi air

dalam minyak

- mengurangi kehilangan

air transepidermal dan

melindungi kulit dari

inflamasi dan iritasi

- Kurang estetis

- efektif dalam

memperbaiki

penampilan kulit

kering

Bahan aktif pelindung

kulit (misalnya,

petrolatum,

dimethicone, lanolin,

minyak mineral);

bahan hidrofobik

oklusif (misalnya,

minyak zaitun, minyak

kedelai, beeswax

lebah, minyak jojoba)

KELAS MOISTURIZERTipe Karakteristik Observasi Komposisi

Terapetik

Diformulasikan untuk

mengobati kulit kering

dengan komponen

xerotik; umumnya

mengandung

keseimbangan oklusif,

emolien, dan humektan

Moisturizer yang

lebih baik karena

komposisi yang

seimbang yang

melindungi,

melembabkan, dan

mendukung proses

perbaikan sawar.

Emolien, oklusif,

humektan / NMF,

ceramides

• Menghindari sabun dan pembersih alkali lainnya serta produk topikal yang mengandung alkohol atau wewangian.

• Mengenakan pakaian longgar sehingga mengurangi iritasi kulit.

• Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mandi, dan menghindari air yang sangat panas untuk mengurangi hilangnya lipid dari kulit.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan• Penuaan: proses penurunan progresif dalam fungsi dan kapasitas cadangan

maksimal dari semua organ dalam tubuh, termasuk kulit. • Kulit kering: suatu kekeringan abnormal pada kulit atau membran mukosa. • Epidermis dan dermis menjadi lebih tipis dan pipih, terkait penurunan

jumlah pembuluh darah kulit dan ujung saraf, dan penurunan jaringan ikat yang mengandung kolagen.

• Tiga defisiensi utama yang terbukti menyebabkan kulit kering– Natural Moisturizing Factor (NMF)– Ceramides– jaringan moisturizer kulit di epidermis, dimediasi oleh jalur air aquaporin.

• Moisturizer adalah terapi andalan kulit kering. Produk ini mengandung berbagai bahan fungsional, termasuk emolien, humektan (misalnya, NMF, gliserin, sorbitol), ceramides dan lipid sawar lainnya.

•  

Saran• Untuk mengatasi kulit kering pada usia lanjut

yaitu dengan memperhatikan faktor utama yang penting bagi hidrasi kulit.

• Terapi moisturizer dapat menangani penyebab kulit kering.

DAFTAR PUSTAKA [1] White, R. 2012. Best Practice Statement: Care of The Older Person’s Skin. Journal Wounds UK [cited

2015 Feb 26]; 1(2): 3,4. Diakses dari: http:// www.woundsinternational.com/media/issues/622/files/content_10608

[2] Goldsmith L. A. dkk. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine Eight Edition. New York: McGraw

Hill. 2012 [3] Shehen, S. 2012. Pharmacotherapy for Skin Disorders in Older People. The Australian Journal of

Pharmacy [cited 2015 Februari 27]; 93(10): 83. Diakses dari: http:// www.cpd.shpa.org.au/lib/pdf/cpd_online/AJP_10_2012_article

[4] Oakley A. 2014. Preventing and Managing Dry Skin in Older People. Journal Best Practice Advocacy

Centre [cited 2015 Maret 12]; 63(1): 7, 14. Diakses dari: http://www.bpac.org.nz/BPJ/2014/september/docs/BPJ63-dryskin

[5] Barco, D. & Arnau, A. G. 2008. Xerosis: a Dysfunction of the Epidermal Barrier. Journal Actas

Dermosifiliogr [cited 2015 Maret 11]; 99(1): 671,672,675. Diakses dari: http://www.apps.elsevier.es/watermark/ctl_servlet?_f=10&pident_articulo=90183735&pident_usuario=0&pcontactid=&pident_revista=403&ty=45&accion=L&origen=actasdermo&web=www.actasdermo.org&lan=en&fichero=403v99n09a90183735pdf001.pdf

[6] Weber, T. M. dkk. 2012. Treatment of Xerosis with a Topical Formulation Containing Glyceryl Glucoside, Natural Moisturizing Factors, and Ceramide. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology [cited 2015 Maret 11]. 5(8):29, 30. Diakses dari: http://www. ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3424590/pdf/jcad_5_8_29.pdf

[7] Fowler, J. 2012. Understanding the Role of Natural Moisturizing Factor in Skin Hydration.

Practical Dermatology [cited 2015 Maret 11]; 7(1):36,37,39. Diakses dari: http://www.practicaldermatology.com/pdfs/PD0712_FTR_NMFReview.pdf

[8] Draelos, Z. D.. 2013. Modern Moisturizer Myths, Misconceptions, and Truths.

Therapeutic for clinicians [cited 2015 Maret 12]; 91(1):308, 309,310. Diakses dari: http:// www.edermatologynews.com/fileadmin/qhi_archive/ArticlePDF/CT/091060308

[9] Dehaven, C. 2014. Dry Skin. Innovative Skin Care [cited 2015 Maret 12]; 1(1): 4. Diakses

dari: http://www. www.isclinical.com/whitepapers/WhitePaper_DrySkin_June2014 [10] Weller, R. dkk. Clinical Dermatology Fourth Edition. Oxford: Blackwell Publishing. 2008

TERIMA KASIH

Recommended