View
224
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS
( PTK )
PEMANFAATAN METODE KOOPERATIF TUTOR SEBAYA UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN FUNGSI TOOLBOX CORELDRAW
PESERTA DIDIK KELAS XII DI MAN 12 JAKARTA
DISUSUN OLEH : KHOLIDUAN, S.Kom
NO. PESERTA : 12016222420039
RUANG : 6
Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru
Rayon 109
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang
masih memberikan nikmat islam, iman dan nikmat kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul pemanfaatan metode kooperatif tutor sebaya untuk meningkatkan
pemahaman fungsi toolbox coreldraw peserta didik kelas XII di MAN 12
Jakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini
saya susun untuk dipakai sebagai persyaratan PLPG dan diharapkan dapat
dijadikan bahan bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai
perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga peserta
didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Permasalahan pemahaman fungsi toolbox pada aplikasi grafis CorelDraw
ini mengakibatkan penurunan prestasi peserta didik. Untuk mengatasi masalah
diatas maka dibutuhkan tindakan yang akan menjadi solusi, salah satunya adalah
dengan metode dan model pembelajaran TUTOR SEBAYA.
Penulis menyadari bahwa penulisan ptk ini jauh dari sempurna, untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis
Kholiduan, S.Kom
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
D. Manfaat Penelitian................................................................................
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori.....................................................................................
B. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................
C. Kerangka Berfikir.................................................................................
D. Hipotesis Tindakan...............................................................................
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian..................................................................................
B. Metodologi Penelitian...........................................................................
C. Siklus Penelitian ...................................................................................
D. Kriteria Keberhasilan ...........................................................................
E. Instrumen Penelitian ............................................................................
F. Analisis Data ........................................................................................
G. Kolaborasi ............................................................................................
H. Jadual Penelitian ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang
kompleks dengan tujuan untuk memberi pengalaman belajar kepada peserta didik
sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga diperoleh hasil belajar.
Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran (Joice Bruce, 2000)
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara 3 komponen utama
pembelajaran, yaitu guru, isi/materi pembelajaran dan peserta didik. Interaksi
ketiga komponen tersebut melibatkan sarana dan prasarana seperti metode
pembelajaran, media pembelajaran dan penataan lingkungan tempat belajar
sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan sebelumnya.
Mata pelajaran TIK salah satu mata pelajaran yang mendukung kemampuan
peserta didik untuk menghadapi perkembangan teknologi saat ini. Di MAN 12
Jakarta mata pelajaran TIK sangat penting karena perkembangan jaman dan
teknologi diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan
teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itu setiap proses dalam kegiatan
belajar yang dirancang dan diselenggarakan oleh lembaga pendidikan (sekolah)
berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan.
Aplikasi grafis vector ”CorelDraw” adalah salah satu materi pelajaran TIK untuk
kelas XII. Pada setiap pembelajaran di ruang komputer materi disampaikan
dengan cara membagi dua kelompok peserta didik, hal ini dilakukan karena sarana
komputer yang tidak cukup untuk seluruh peserta didik yang berjumlah 34-38
peserta didik sementara komputer yang ada berkisar 25 - 30 unit dan itupun
terkadang sering terjadi kemacetan saat sedang digunakan. Karena alasan tertentu
juga pembelajaran komputer diberikan secara klasikal, artinya seluruh peserta
didik dalam sekelas belajar sekaligus sehingga peserta didik menggunakan satu
unit komputer berdua.
Kondisi pembelajaran seperti itu menimbulkan beberapa permasalahan,
pertama karena ruang menjadi sempit oleh meja dan komputer maka jika ada
peserta didik yang bertanya terasa sulit untuk dihampiri terlebih jika satu kelas
masuk secara bersamaan, kedua, hasil belajar pada setiap pengerjaan latihan tidak
tercapai tepat waktu, ketiga, walaupun penggunaan materi telah menggunakan
LCD Projector tetapi peserta didik selalu lupa materi pelajaran (teori, perintah,
gambar dan cara-cara melakukan), keempat hasil pembelajaran kurang
memuaskan karena dari pengamatan, peserta didik yang benar-benar dapat
mengerjakan soal-soal latihan dengan benar berkisar 60% (21 orang) dari 34
peserta didik.
Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu dicari alternatif lainnya dengan
melakukan inovasi dan pendekatan, baik itu dalam penggunaan media ataupun
metode penyampaian sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif,
efektif, dan menyenangkan.
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal
yang diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan dan kreatifitas
peserta didik kelas XII MAN 12 Jakarta, dalam mempraktekkan latihan kerja
peserta didik, yaitu kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam menggunakan
pendekatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung monoton
dan membosankan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu
mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan adalah pendekatan dengan metode tutor sebaya. Menurut Sudjana
( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “tujuan, bahan,
metode dan alat serta penilaian“. Melalui tutor sebaya, peserta didik bukan
dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu
peserta didik diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya
bagi temannya. Dengan cara demikian peserta didik yang menjadi tutor dapat
mengulang dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi lebih
memahaminya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “ Apakah pemanfaatan metode
kooperatif tutor sebaya dapat meningkatkan pemahaman fungsi toolbox
Coreldraw peserta didik kelas XII di MAN 12 Jakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas
ini adalah untuk meningkatkan pemahaman fungsi toolbox peserta didik kelas
XII pada materi CorelDraw di MAN 12 Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru
maupun sekolah. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:
a. Siswa :
- dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang toolbox yang ada pada
coreldraw
- Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menginstal software
jaringan
- Memberikan motivasi yang kuat kepada peserta didik sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara aktif,interaktif dan menarik
- Hasil belajar peserta didik dapat meningkat
b. Guru :
- Memperbaiki proses pembelajaran pada toolbox coreldraw
- Meningkatkan profesionalisme guru yang akan berdampak pada kualitas
pendidikan di sekolah
c. Sekolah :
- Sebagai inventaris (sumber kepustakaan ) bagi seluruh warga sekolah
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
- Meningkatkan kualitas pendidikan di man 12 jakarta, terutama pelajaran
TIK sehingga output/lulusan dapat bersaing secara lebih luas.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. CorelDraw
Dari beberapa versi yang telah dikeluarkan oleh Corel Corporation
dalam aplikasi berbasis vektornya, dari mulai versi 12, X3 (Versi 13), X4
(Versi 14), sampai X5 (Versi 15), namun yang diajarkan di MAN 12
Jakarta Barat yaitu versi 14 (X4).
Corel Draw adalah program pengolah grafis yang dirancang untuk
mengolah grafis berbasiskan vektor, seperti untuk pembuatan logo, kop
surat, brosur, pamflet ataupun surat undangan dan banyak lagi yang
lainnya karena CorelDraw dapat melakukannya dengan baik.
Salah satu cara untuk mengaktifkan Microsoft Word 2007 yaitu
klik tombol Start Klik All Programs Klik CorelDraw Grapic Suite
X4 Klik CorelDraw X4. Tunggu sampai muncul lembar kerja
CorelDraw X4 tampil seperti berikut ini:
Gambar. 1
Komponen Layar CorelDraw X4 adalah sebagai berikut:
Title Bar : yaitu baris judul yang berisi keterangan tentang nama
file yang sedang dibuat.
Menu Bar : Merupakan menu yang terletak di bagian
atas layar, atau biasa disebut Menu saja. Yang
termasuk menu pull-down adalah File, Edit, View,
Layout, Arrange, Effect, Bitmap, Text, Table, Tools,
Window dan Help.
Cara menggunakan menu pull-down adalah dengan
mengklik langsung menu yang dimaksud, seperti File,
Edit, atau Format atau dapat juga dilakukan secara
manual, yaitu dengan menekan tombol Alt + huruf
yang bergaris bawah (contoh Alt+F untuk membuka
menu File).
Toolbar : Berisi aneka perintah perintah tertentu bar ini digunakan
untuk memilih dan menjalakan perintah dengan cepat dan mudah,
untuk mengaktifkan Klik dengan menggunakan mouse untuk
perintah yang diinginkan.
Property Bar : digunakan sebagai tambahan toolbar jika diaktifkan
Toolbox : merupakan sekumpulan ikon-ikon utama dalam
CorelDraw yang digunakan berbagai perintah yang diperlukan
dalam membuat, mengedit dan mengatur objek.
Drawing Window : merupakan tempat untuk mengolah suatu objek
Ruler : Digunakan untuk mengukur dan menentukan posisi gambar
dalam lembar kerja. Ada 2 jenis mistar yaitu mistar vertikal dan
horisontal.
Scrollbar : Digunakan untuk melihat teks yang tidak terlihat dalam
layar monitor. Ada 2 macam scrollbar yaitu scrollbar vertikal dan
horisontal.
Page Counter : digunakan untuk menambah halaman drawimg
window
Color Pallette : fasilitas yang digunakan untuk memberikan warna.
Sebagaimana yang terkandung dalam Standar kompetesi dan Kompetensi
dasar mata pelajaran TIK, bahwa untuk siswa kelas X diberikan materi pelajaran
pengolah kata, dengan Standar Kompetensi (SK) yang ke-1 (satu) serta
Kompetensi Dasar (KD) sebanyak 3 (tiga) sebagai berikut:
SK : Menggunakan Perangkat Lunak Pembuat Grafik :
KD :
a) Menunjukkan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat
grafis
b) Menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat
grafis
c) Membuat grafis dengan berbagai variasi warna, bentuk, dan ukuran
Program pengolah kata merupakan bagian dari materi pembelajaran yang
harus diajarkan untuk tingkat SMA/MA sesuai dengan Standar kompetensi dan
Komptensi dasar, adapun materi yang harus disampaikan seperti pengenalan
program, menu, toolbar, icon, membuat teks, membuat kotak, ellips, mengedit
gambar, dan mengedit teks.
Program pengolah grafis ini penting diberikan kepada siswa, karena selain
siswa dapat belajar program itu sendiri, siswa dapat menggunakannya untuk
membuat gambar, seni teks atau penggunaan yang ada pada mata pelajaran lain
untuk membuat sebuah dokumen atau mengedit dokumen.
2. Hakikat Belajar
Menurut Bagne seperti yang dikutip oleh M. Purwanto (1990 : 84)
menyatakan bahwa: ”Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan
isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa hingga perbuatannya berubah
dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami
situasi tadi”, sementara itu Edward Thorndike (1973) berpendapat, bahwa belajar
adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Belajar mencakup semua aspek tingkah laku dan dapat dilihat dengan nyata,
proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri
seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi belajar bukan merupakan tingkah
laku yang nampak tetapi merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri
individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang baru. Hubungan baru dapat
berupa antara reaksi-reaksi, perangsangan-perangansangan dan reaksi.
Dari uraian tentang belajar di atas, dapat kita ambil kesimpulan betapa
pentingnya proses belajar dan kehidupan manusia. Untuk itu perlu kiranya kita
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar. Dalam hal ini Slameto (19991:27-28)
mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:
a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
b) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian
yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
c) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
d) Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut discovery.
e) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
f) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan intruksional yang harus dicapai.
g) Belajar memerlukan saran yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
h) Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif.
i) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
3. Interaksi Belajar
Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif. Belajar
mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan bertujuan.
Dalam interaksi pembelajaran unsur guru dan siswa harus aktif, karena tidak
mungkin terjadi proses interaksi bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam
sikap, mental, dan perbuatan. Dalam sistem pengajaran dengan pendekatan
keterampilan proses, siswa harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya bertindak
sebagai fasilitator dan pembimbing. Inilah yang disebut dengan interaksi edukatif
sebagimana yang dikemukakan Abu Achmadi dan Shuyadi, (1985:47), interaksi
edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak
didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.
Ada tiga pola komunikasi antara guru dan anak didik dalam proses interaksi
edukatif, yakni komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi, dan
komunikasi sebagai transaksi.
a) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru
sebagai pemberi aksi dan anak didik sebagai penerima aksi. Guru aktif, dan
anak didik pasif. Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan
bahan pelajaran.
b) Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru berperan
sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya anak didik,
bisa sebagai penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan
anak didik akan terjadi dialog.
c) Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi
tidak hanya terjadi antara guru dan anak didik. Anak didik dituntut lebih
aktif daripada guru, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber
belajar bagi anak didik lain. Penggunaan variasi pola interaksi mutlak
dilakukan oleh guru. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.
4. Hasil Belajar
Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar karena prestasi itu
sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut
Winarno Surahmad ( 1997 : 88 ) “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat
bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah
menempatkan tingkah laku”.
Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru
berkat pengalaman baru.
Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks. Hal ini disebabkan
banyak Faktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor internal
maupun faktor eksternal.
Adapun faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
1. Faktor fisiologi seperti kondisi fisik dan kondisi indera.
2. Faktor Psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan motivasi, kemampuan
kognitif.
3. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
Lingkungan : alam, masyarakat/keluarga
4. Faktor Instrumental : kurikulum/bahan pengajaran sarana dan fasilitas.
5. Motivasi belajar
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Motivasi tersebut perlu dimiliki oleh para siswa dan guru untuk
memperlancar pembelajaran. Kaitannya dengan pembelajaran, motivasi
merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya pada proses belajar siswa tanpa
adanya motivasi, maka proses belajar siswa akan sukar berjalan secara lancar.
Dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti seni mendorong peserta didik untuk
terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Motivasi adalah syarat mutlak dalam belajar, hal ini berarti dalam proses
pembelajaran. Adakalanya guru membangkitkan dorongan, desire. incentive, atau
memotivasi murid untuk aktif ambil bagian dalam kegiatan belajar (Rasyad,
2003:92). Upaya menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong kegiatan murid
untuk belajar dengan penuh semangat dan vitalitas yang tinggi dinamakan
memberi motivasi. Banyak bakat anak tidak berkembang hal ini menurut
Purwanto (2002:61) dikarenakan tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika
seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa,
sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga. Dalam proses
pembelajaran para guru perlu mendesain motivasi yang tepat terhadap anak didik
agar para anak didik itu belajar atau mengeluarkan potensi belajarnya dengan baik
memperoleh hasil yang maksimal.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) yaitu pembelajaran yang
mengacu pada tiga tujuan interaksional yakni hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Mustanin, 2000: 6).
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya
dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif menekankan pembelajaran
dalam kelompok kecil dimana siswa belajar dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang optimal. Pembelajaran kooperatif meletakkan tanggungjawab
individu sekaligus kelompok, sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap
dan perilaku saling ketergantungan secara optimal. Kondisi ini dapat mendorong
siswa untuk belajar, bekerja dan bertanggungjawab secara sungguh-sungguh
untuk mencapa tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Muslimin Ibrahim (2000: 6) unsur-unsur pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut:
1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
2. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti
milik mereka sendiri.
3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga
akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membuthkan ketrampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.
7. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Dalam Dirjen Dikdasmen (2005: 46) ciri-ciri pembelajaran menggunakan
model kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah.
3. Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin berbeda-beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu.
Metode tutorial teman sebaya adalah metode pembelajaran dimana siswa
berkelompok berpasangan dua orang, seorang dari pasangan itu mengulangi
menjelaskan materi pelajaran yang diterima dari sajian guru kepada pasangannya,
kemudian pasangan yang mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian bergantian peran sampai keduanya jelas dan memahami materi
pembelajaran (Ekowati, 2004).
Pembelajaran Cooperative Learning dengan metode Tutorial teman sebaya
akan memberikan hasil yang sangat memuaskan karena proses belajar terjadi
berulang-ulang (operant conditioning). Menurut Skiner, operan conditioning ini
cukup efektif karena melalui proses pengulangan yang terus menerus antar
pasangan dihadapkan pada masalah yang sama dan pengalaman temporal yang
terus menerus maka mereka akan lebih mudah untuk mengenal dan mengingat,
karena ada ketergantungan positif antara siswa yang pandai, sedang dan kurang.
Menurut Ekowati (2004) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tutorial
teman sebaya adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Guru menyajikan materi pembelajaran.
3) Untuk mengetahui daya serap siswa, dibentuk kelompok berpasangan dua
orang.
4) Kemudian, seorang dari pasangan itu menceritakan kembali materi yan baru
diterima kepada pasangannya, pasangan yang mendengarkan membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
5) Kemudian, siswa secara bergiliran dengan cara diacak menyampaikan hasil
wawancara dengan teman pasangannya.
6) Guru mengulangi lagi/menjelaskan kembal materi yang belum dipahami
siswa.
7) Setelah itu, dilakukan evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
C. Kerangka Berfikir
1. Kondisi Awal
a. Guru belum menerapkan secara maksimal Penggunaan Program
Presentasi Power Point melalui Media Proyektor LCD Untuk
Meningkatkan Pemahaman Fungsi Toolbox dan Sub Menu dalam
CorelDraw siswa kelas XII. Prestasi Belajar siswa dalam penguasaan
terhadap materi CorelDraw masih sangat rendah.
2. Tindakan
a. Dalam kegiatan PBM pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Guru perlu menerapkan dan melaksanakan Penggunaan Program
Presentasi Power Point melalui Media Proyektor LCD Untuk
Meningkatkan Pemahaman Fungsi Toolbox dan Sub Menu dalam
CorelDraw pada siswa kelas XII.
b. Siklus I menerapkan Penggunaan Program Presentasi CorelDraw
melalui Media Proyektor LCD dengan materi CorelDraw.
c. Siklus II menerapkan pemanfaatan Media LCD Proyektor dalam
membimbing siswa kelas XII dengan materi Coreldraw sesuai dengan
fungsi-fungsi toolbox dan sub menunya dengan benar.
3. Kondisi Akhir
Setelah pelaksanaan Penggunaan Program Presentasi Power Point
melalui Media Proyektor dalam membimbing siswa kelas XII dengan
materi toolbox pada CorelDraw diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman fungsi toolbox dan sub menunya.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah.
Hipotesis ini akan ditolak jika salah, demikian pula akan diterima jika fakta-
fakta membenarkannya. (Sutrisno Hadi, 1983: 63) Menurut Winarno
Surakhmat hipotesis adalah suatu kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu
belum final, artinya masih harus dibuktikan lagi kebenarannya atau dengan
kata lain hipotesis adalah jawaban atau dugaan yang dianggap benar
kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar. (Winarno Surakhmat,
1957 : 59)
Untuk mencapai kebenaran yang lebih valid (akurat) perlu diadakan
pengujian secara empiris yang lebih mendalam. Adapun hipotesis yang
penulis ajukan adalah sebagai berikut : “Untuk mencapai peningkatan
pemahaman siswa, digunakan CD Tutorial Interaktif tentang fungsi-fungsi
Toolbox yang ada pada CorelDraw dengan langsung dipraktikkan kepada
peserta didik kelas XII di MAN 12 Jakarta”.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja (Isaac, 1994:27).
Sedangkan menurut Prof. Suhardjono (2006:56) mengatakan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang
sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun eksperimen. Pada
penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah
mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan.
A. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran teknologi informasi
dan komunikasi pada semester ke 7 (tujuh) tahun pelajaran 2012/2013 di MAN 12
Jakarta Barat. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII yang berjumlah 171
orang siswa. Sekolah ini merupakan Madrasah Aliyah Negeri yang cukup dikenal
khususnya di lingkungan Durikosambi, Cengkareng. Gurunya 100%
berkualifikasi S1 dengan program studi yang relevan dengan mata pelajaran yang
diampu, yang sudah memperoleh Sertifikat Pendidikan Profesional sekitar 85%.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)
model Kemmis dan McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada gambar
berikut :
Gambar. PTK Model Kemmis dan McTaggart
Penelitian direncanakan akan berlangsung selama dua siklus, yang
masing-masing terdiri dari : perencanaan (plan), pelaksanaan (Act),
Pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tiap siklus minimal terdiri dari
tiga pertemuan tatap muka sehingga keseluruhan penelitian akan terdiri dari
sekitar enam pertemuan tatap muka.
C. Siklus Penelitian
Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan dilaksanakan secara
berulang-ulang dalam siklus I, sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka.
Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat dengan seksama. Pada akhir
siklus pengamatan terhadap variable terikat dilakukan dengan tes. Data hasil
tes dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui keberhasilan dan
kegagalannya. Refleksi diakhiri dengan merencakan tindakan alternatif atau
revised plan, yang akan diterapkan pada siklus II. Plan untuk siklus II
sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus I.
D. Kriteria Keberhasilan
Siklus “plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai criteria
keberhasilannya tercapai, yaitu skor rata-rata kelas mencapai 70, yang disebut
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Walaupun penelitian telah berlangsung
sebanyak dua kali, akan terus dilanjutkan selama KKM belum tercapai.
E. Instrumen Penelitian
Instrument untuk mengukur peningkatan pemahaman fungsi toolbox dan
submenu dalam CorelDraw (variable yang ditingkatkan) akan dilakukan
dengan tes hasil belajar. Kisi-kisinya adalah sebagai berikut :
Kompetensi
dan Indikator
Proses Kognitif
Ingatan Pemahaman Aplikasi Analisis Evaluasi Kreasi
KD 1
Indikator 1.1
Indikator 1.2
KD 2
Indikator 1.1
Indikator 1.2
F. Analisis Data
Untuk menganalisa data, peneliti mengumpulkan dan mengolah data
secara kuantitatif dari format observasi dan format penilaian (unjuk kerja)
dari setiap siklus sehingga dapat mengetahui prosentase peningkatan
pemahaman fungsi toolbox dan submenu dalam CorelDraw pada siswa kelas
XII yang kemudian dideskrifsikan untuk diambil suatu kesimpulan.
G. Kolaborasi
Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal penelitian dan
pengembangan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada akhir minggu
pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan
kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan tindakan untuk
minggu berikutnya.
H. Jadwal Penelitian
No KegiatanBulan Minggu ke
Juli 1 2 3 4
1
Persiapan X
Menyusun RPP X
Membuat perangkat
pembelajaranX
Membuat media X
Menyusun jadual X
Menyusun instrument
2
Pelaksanaan
Melaksanakan siklus 1
Membuat laporan siklus 1
Melaksanakan siklus 2
Membuat laporan siklus 2
3 Pelaporan
Membuat laporan
gabungan siklus 1 dan 2
Membuat makalah
seminar
Seminar hasil penelitian
Merevisi laporan
berdasarkan hasil seminar
Menulis artikel jurnal
Mengirimkan artikel ke
Pengelola Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Muhammad, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, CV. Wagoona
Prima
Asrina, 2008, Metode Pembelajaran, Bandung, CV. Wacana Prima
Basir Abdul, 1998, Evaluasi Pendidikan, Surabaya, Airlangga University Press
www.gurutikjateng.com
Recommended