Materi kuliah pertemuan ke 3

Preview:

Citation preview

MATERI KULIAH PERTEMUAN KE-3

SUMBER AJARAN ISLAM IIHADITS ATAU SUNNAH

A. PENGERTIAN HADIS

Menurut bahasa: Kata hadis (Arab; Hadits) secara

etimologis berarti, “komunikasi, cerita, percakapan, baik dalam konteks agama atau duniawi, atau dalam konteks sejarah, peristiwa dan kejadian yang actual”.

Penggunaannya dalam kata sifat mengandung arti al-jadid, yaitu: yang baharu, lawan dari al-qodim, yang lama.

Penggunaan kata Hadis dalam al-Quran:

Dalam konteks komunikasi religious : QS. Az-Zumar (39):23 (... ) “Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik ...”

Dalam konteks cerita duniawi atau cerita secara umum :QS. Al-An’am (6) :68 ,(... ) “sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain”

Dalam konteks sejarah atau kisah masa lalu, QS. Thaha (20):9 ( ) “Apakah telah sampai kepadamu kisahMusa?”

Pengertian Hadis menurut Istilah:

“Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw. dari perkataan, perbuatan, Taqrir atau Sifat”.

Imam Taqyuddin Ibnu Taimiyyah:“Seluruh yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw. sesudah kenabian beliau, yang terdiri atas perkataan, perbuatan, dan ikrar beliau”.

Istilah-istilah selain Hadis:

1. As-Sunnah : Secara etimologhis : “Jalan yang lurus dan berkesinambungan , yang baik atau yang buruk”.Secara terminologhis:a. Menurut Ulama Ahli Hadis: “Sunnah adalah

setiap apa yang ditinggalkan (diterima) dari Rasulullah Saw. berupa perkataan, ,

taqrir, sifat fisik atau akhlak atau perikehidupan, baik sebelum beliau diangkat menjadi Rasul, seperti Tahannus yang dilakukan di Gua Hira, atau sesudah kerasulan beliau.

b. Menurut ulama Ushul Fiqh adalah:“ Sunnah adala seluruh yang datang dari Rasullullah Saw. selain al-Quran al-karim, baik yang berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir, yang dapat dijadikan sebagai dalil untuk menetapkan hokum Syara’”.

c. Menurut ulama Fiqh (Fuqoha) adalah:

“ yaitu setiap yang datang dari Rasulullah Saw. yang bukan fardu dan tidak pula wajib”.

2. Khabar: Secara bahasa berarti al-Naba’, yaitu; berita.Pengertiannya menurut istilah, ada tiga pendapat:

a. Khabar adalah sinonim dari Haditsb. Khabar berbeda dengan Hadis, hadis

adalah suatu yang datang dari Nabi Saw., sedangkan Khabar adalah berita dari selain Nabi Saw.

c. Khabar lebih umum daripada Hadits. Hadis adalah sesuatu yang datang dari Nabi Saw. sedangkan khabar adalah sesuatu yang datang dari Nabi Saw. atau dari selain Nabi Saw.

3. Atsar

Secara Bahasa :Baqiyyat as-Syai’, yaitu sisa atau peninggalan sesuatau.

Menurut istilah terdapat dua pendapat:a. Atsar adalah sinonim dari Hadis yaitu segala sesuatu yang berasal dari Nabi Saw.b. “ Sesuatu yang disandarkan kepada sahabat dan tabi’in yang terdiri atas perkataan atau perbuatan”.

B. KEDUDUKAN SUNNAH

1. Sebagai sumber hukum Islam yang ke-2 setelah al-Quran yang harus ditaati. Berdasarkan Firman Allah, dalam:* QS. Al-Anfal:20 artinya;” hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedangkan kamu mendengar (perintah-perintahnya)”

2. Sunnah berfungsi sebagai Tafsiran , Syarahan, dan Penjelasan terhadap ayat al-Quran. Yang menerangkan ayat-ayat yang sangat umum dan global, seperti: Hadits “ Sholluu kamaa roaitumuunii usholli” (sholatlah kamu sebagaimana kalian lihat aku sholat) adalah penjelasan dari ayat al-Quran “aqiimush Sholah” (kerjakanlah olehmu sholat).

Fungsi hadis menurut DR. Nawir Yuslem, MA. : Bayan Taqrir : Menegaskan kembali

keterangan atau perintah yang terdapat dalam al-Quran

Bayan Tafsir: Menjelaskan dan menafsirkan ayat-ayat al-Quran yang datang secara Mujmal, ‘Am dan Muthlaq. Memiliki tiga bentuk, yaitu:a. Tafsir terhadap ayat yang mujmalb. Takhsis terhadap ayat yang umumc. Taqyid terhadap ayat yang muthlaq

Bayan Tasyri’: Menetapkan hukum-hukum yang tidak ditetapkan dalam al-Quran. Contohnya ketetapan Rasulullah yang mengharamkan seseorang dalam mengumpulkan (menjadikan istri) sekaligus antara seorang wanita dengan bibinya.

c. SEJARAH PEMBUKUAN SUNNAH.

Umar ibnu Abdul ‘Azis, salah seorang dari dinasti Umayyah yang mulai memerintah dipenghujung abad pertama Hijriyah merasa perlu untuk mengambil langkah-langkah bagi penghimpunan dan penulisan hadis Nabi secara resmi, yang selama ini beserakan di dalam catatan dan hafalan para sahabat dan tabi’in.

1.Faktor- faktor yang mendorong Pengumpulan dan Pengkodifikasian Hadis: Tidak adanya lagi penghalang

untuk menuliskan dan membukukan hadis

Muncul kehawatiran akan hilang dan lenyapnya Hadis karena banyaknya para sahabat yang meninggal dunia akibat usia lanjut dan karena peperangan

Lanjutan...

Karena semakin maraknya kegiatan pemalsuan hadis yang dilatarbelakangi oleh perpecahan politik dan perbedaan madzhab dikalangan umat Islam.

Karena telah semakin luasnya daerah kekuasaan Islam disertai dengan semakin banyak dan kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam.

2.Pemrakarsa Pengkondifikasian Hadis secara resmi di Pemerintah yaitu Umar Ibnu Abdul Azis

3.Pelaksanaan Kondifikasi Hadis atas Perintah ‘Umar ibnu Abdul ‘Aziz.

Umar Ibnu ‘Abdul Aziz memerintahkan Ibnu Hazm untuk menuliskan dan mengumpulkan Hadis yang berasal dari:

a. Koleksi Ibnu hazm sendirib. Dari Amrah binti Abd Rahman (W.

98 H), seorang faqih dan murid dari Sayyidah Aisyah RA.

c. Al-Qosim bin Muhammad ibnu Abu bakar al-Shiddiq (W. 107 H)

Kitab-kitab Hadis pada Abad ke-2 Hijriyah:

a. Kitab al-Muwaththo’ ( Imam Malik) atas permintaan Khalifah Ja’far al-Mansur

b. Musnad al-Syafi’I, karya Imam al-Syafi’I

c. Mukhtalifatul Hadis, karya imam Asy-Syafi’I.

D. KLASIFIKASI HADIS

1. Pembagian Hadis Berdasarkan Jumlah perawinya ada Dua Macam:a. Hadis Mutawatir, Hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang mustahil menurut adat bahwa mereka bersepakat untuk berbuat dusta.b. Hadis Ahad , “ Hadis yang diriwayatkan oleh satu orang perawi, dua atau lebih, selama tidak memenuhi syarat-syarat hadis Masyhur atau Hadis Mutawatir

Macam-macam hadis Ahad :

Hadis Masyhur, “ Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih, pada setiap tingkatan sanad dan tidak sampai kepada tingkatan Mutawatir”.

Hadis Aziz, “tidak kurang perawinya dari dua orang pada seluruh tingkatan sanad”.

Hadis Garib. , “Hadis yang menyendiri seorang perowi dalam periwayatannya”.

Hadis yang Bisa Dipakai Sebagai Dalil Syar’I dan yang Tidak:

Hadis Shahih. Para ulama hadis, Ulama Ushul Fiqih, dan Fuqoha, sepakat menyatakan bahwa hukum hadis shahih adalah wajib untuk menerima dan mengamalkannya.

Hadis Hasan. hadis yang dapat diterima dan dipergunakan sebagai dalil atau hujjah dalam penetapan hukum atau beramal.

Hadis Dlo’if, hadis yang tidak dapat diterima dan dipergunakan sebagai dalil atau hujjah dalam penetapan hukum atau beramal.

Referensi:

DR. Nawir Yuslem, MA., Ulumul Hadis, Jakarta: 2001

Drs. H. Abu Ahmadi, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Jakarta: 2008

Sekian, terima kasih.Wassalaamu’alaikum

Warahmatullahi Wabarakaatuh.