View
242
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
MENEJEMEN KONSTRUKSI PROYEK
Citation preview
MENEJEMEN KONSTRUKSI PROYEKBAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Sebelumnya kita harus mengetahui arti dari proyek .Dimana proyek adalah bentuk usaha
dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber daya yang
terbatas. Sehingga garis besar dari proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan hasil
yang dirubah menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup
beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil/eangineer dan
arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan disiplin ilmu pengetahuan lainnya seperti
akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri dan elektro.
Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi(CPM), suatu proses penerapan
fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan penerapan.Dimana berjalan
secara sistimatis pada setiap bagian – bagian tersebut yang terdapat pada proyek, dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai tujuan proyek
tersebut dengan benar.
Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan waktu. Dimana
manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen material lebih ditekankan dan
digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi, dua puluh persen dari manajemen perencanaan
berperan dan sisanya, yaitu manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya
dan waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.
Rumusan Masalah
Menelisik dari latar belakang yang tertera di atas maka dapat diperoleh masalah –
masalah yang perlu akan pembahasan dan berkesinambungan sehingga masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri?
2. Seperti apakah tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen konstruksi?
3. Apa saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek mengingat peranaannya sebagai
menejemen konstruksi?
4. Seperti apakah peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek?
5. Seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi?
6. Seperti apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi?
Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas yang membahas mengenai menejemen
proyek yakni :
1. Mengetahui makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri
2. Mengetahui apakah tujuan sebenarnya dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen
konstruksi
3. Mengerti akan apa saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek mengingat peranaannya
sebagai menejemen konstruksi?
4. Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek
5. Mengetahui seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi
6. Mengetahui apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi
BAB 2PEMBAHASAN
Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan maka dapat di jadikan pembahasan
satu demi satu dari tujuan penulisan makalah ini.
2.1 Makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat
diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokKan dalam5M
(manpower, material, mechines, money and method).
Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan melalui
orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang
diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi
tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber daya
manusia,bukan material atau finansial. We are managing human resources. Selain manajemen
mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian
(perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun personalia (penarikan, seleksi,
pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan
(motivasai, kepemimpinan, integritas, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang
digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang dikemukakan oleh Stoner
sebagai berikut :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan seni.
Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan
dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan.
Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan
keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
2.2 Tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen
konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan
persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai
mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini
selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu( Quality Control ) ,pengawasan
biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun
dapat juga pada tahap – tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep
MK dapat diterapkan pada tahap – tahap proyek sebagai berikut
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek
dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan
– masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang
mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan
penyerahan proyek.
2. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan
proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (‘feasible “) mulai dari tahap disain.
3. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam
penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah
tahap disain
4. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan
melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan
mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan untuk
kontraktor.
2.3 Pembentuk menejemen proyek sebagai menejemen konstruksi
Unsur-unsur menejemen
Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan yang
lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas sistem dalam
usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau struktur
terhadap tujuan yang telah ditentukan.
1.Bersifat Dinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem
umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input) menjadi hasil
(output ).
2.Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka akan
terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.
3. Mempunyai Arti yang Berbeda
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung siapa
yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.
4.MempunyaiSasaranyangJelas
Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas.
Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui perilaku suatu
sistem dan bagiannya.
5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari lingkungan,
sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.
2.4 Peranan Manajemen Konstruksi pada tahapan proyek
Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan
berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan
serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan
tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak
pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-
paket pekerjaan yang telah disiapkan.
Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila
perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena
peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri,
sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan
melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/
KONTRAKTOR.
Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang
bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan
Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini
konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada
pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan
GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model
bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan
bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Construction Management Association of America (CMAA)
menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab
seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen,
manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi
kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktek profesional.
Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi
adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk
mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi.
Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi
proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang
diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan
perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang
didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan
kontraktor untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat
kami. Menekankan pada independen dari para profesional lain yang terlibat
dalam konstruksi. netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak
memihak menyarankan klien pada pilihan consultans dan kontraktor, yang
memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal.
2.5 Tahapan siklus proyek konstruksi
Siklus hidup proyek adalah tahap-tahapan yang saling berhubungan mulai awal kegiatan
proyek sampai akhir kegiatan proyek (PMI, 2004). Mengingat suatu proyek bersifat unik, maka
akan selalu dijumpai masalah ketidak pastian. Dalam pelaksanaan suatu proyek biasanya
dilaksanakan dalam beberapa tahap/phase. Tahap-tahap pelaksanan proyek dikenal dalam istilah
siklus hidup proyek.
Karakteristik Tahapan Suatu Proyek
Tiap-tiap tahapan suatu proyek ditandai dengan penyelesaian satu atau
lebihdeliverables. Suatu deliverables bersifat terukur, misalnya study kelayakan, detail-detail
suatu desain atau pekerjaan suatu prototype. Deliverables. dan karenanya suatu
tahapan merupakan bagian dari urutan-urutan umum dari desain yang logis untuk menjamin
definisi produk atau proyek yang sesuai.
Dapat disimpulkan bahwa tahapan proyek umumnya ditandai dengan tinjauan ulang
(review) terhadap dua kunci utama deliverables dan unjuk kerja proyek yaitu (a) menentukan
kapan proyek dilanjutkan ketahap berikutnya, dan (b) mendeteksi dan membetulkan kesalahan
dalam analisis biaya secara efektif. Tahap atau tinjauan akhir ini sering disebutphases
exist (tahap pengadaan), stage gates (gerbang langkah) or kill points (titik berbahaya). Setiap
tahap proyek secara umum meliputi seperangkat rencana definisi deliverables untuk
menetapkan tingkat pengawasan manajemen yang diinginkan. Kebanyakan tahap-tahap ini
berhubungan deliverable tahap pertama, dan tahapan berikutnya seperti analisis kebutuhan
(requirwements), desain (design), membangun (built), uji coba (test), memulai
(startup), penyerahan (turnover), dan sebagainya.
Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen
Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan prosesnya, yaitu
perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama sistem masih aktif.
1. Penahapan Dalam Siklus Sistem
Proses mewujudkan sisrtem untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus sistem
berhenti berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis
kegiatan yang dominan.
a. Siklus Sistem dan Siklus Biaya
Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu penilaian
menyeluruh terhadapsistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah karakteristik sistem
yang dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap biaya yang diperlikan.
Siklus biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang diperlukan selama periode siklus
sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain engineering, manufaktur dan
kontruksi, sampai pada opersai atau produksi atau utilisasi dan pemeliharaan.
2.6 KARAKTERISTIK SIKLUS PROYEK
Siklus proyek menyajikan tentang definisi kegiatan proyek dari awal sampai akhir. Siklus
proyek akan menentukan apakah kegiatan study kelayakan diperlukan sebagai tahap awal
proyek atau bagian yang terpisah dari proyek. Siklus proyek juga menentukan apakah tindakan
transisi pada awal dan akhir proyek, termasuk kegiatan proyek atau tidak. Dalam hal ini siklus
proyek dapat digunakan sebagai penghubung antara dengan kegiatan operasional
untuk membentuk organisasi proyek.
Siklus Proyek umumnya mendefinisikan:
1. Kegiatan teknis apakah yang akan dikerjakan (misalnya apakah bagian arsitek termasuk
dalam tahap definisi atau bagian dari tahap pelaksanaan)
2. Kapan deliverable akan dihasilkan pada setiap phase dan bagian
setiap deliverabledireview, diferivikasi dan falidasi
3. Siapakan yang akan terlibat dalam setiap tahap proyek
4. Bagaimana melakukan pengawasan dan menyetujui kegiatan tiap tahap.
Siklus proyek dapat bersifat umum dan bersifat detail. Deskripsi siklus proyek yang
tertalalu detail memiliki berbagai bentuk, bagan dan ceklist untuk menunjukkan struktur dan
konsistensi pelaksanaan proyek. Siklus proyek yang detail sering disebut dengan metodologi
manajemen.
Kebanyakan siklus proyek memiliki sejumlah karakteristik umum yaitu:1. Penggunaan biaya dan staf /tenaga kerja pada awal rendah dan bertambah tinggi kearah akhir, dan langsung rendah/turun pada tahap akhir Biaya & Tenaga kerja tahap tahap tahap perencanaan pelaksanaan penyelesaian
Mulai Waktu Selesai Gambar 2.1 Siklus Proyek Secara Umum
2. Kemungkinan kesuksesan pelaksanan proyek rendah, dan risiko ketidakpastian tinggi pada awal
proyek. Kemungkinan kesuksesan pelaksanaan proyek umumnya akan nampak pada tahap
pelaksanaan proyek selanjutnya.
3 Kemampuan stakeholder untuk mempengaruhi karakteristik final produk dan biaya final
proyek sangat tinggi pada saat awal dan langsung menurun/rendah pada setelah proyek
berjalan. Konstribusi utama pada penomena ini adalah perubahan biaya dan koreksi kesalahan
umumnya meningkat saat proyek berlangsung.
REPRESENTASI SIKLUS PROYEK Contoh berikut dapat dijadikan contoh beberapa model siklus proyek yang sering digunakan. Proyek depertemen Pertahanan AS (April 2000) tahapan siklus proyek dilakukan sebagai berikut:1. Tahap konsep dan pengembangan teknologi (concept and technology development)- meliputi kegiatan: pengkajian terhadap berbagai alternatif yang akan digunakan, pengembangan komponen/subsistem dan pendemonstrasian teknologi dengan sistem konsep baru, dan tahap ini diakhiri dengan pemilihan teknologi yang akan digunakan.
2. Tahap pengembangan sistem dan uji coba (system development and demonstration) – meliputi kegiatan: integrasi sistem, meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi, uji coba pengembangan model, pengembangan dan uji coba awal terhadap pelaksanaan dan evaluasi. Tahap ini diakhir dengan uji coba pada lingkungan/kontek yang sebenarnya. 3. Tahap produksi dan penyebaran (production and deployment) – meliputi kegiatan produksi awal dalam volume terbatas, produksi secara penuh sesuai kapasitas. Tahap ini tumpang tindih dengan tahap operasi dan pendukung4. Tahap pendukung (support): tahap ini sebenarnya bagian dari tahap produksi, tetapi kenyataannya proses pelaksaaan manajemen secara berkelanjutan. Dalam berbagai proyek, dalam tahap ini dilakukan proses perbaikan kapasitas, koreksi terhadap kesalahan produk dan sebagainya.
Proyek Konstruksi: siklus proyek konstruksi umumnya sebagai berikut:1. Tahap studi kelayakan (feasibility)- tahap ini meliputi kegiatan: perumusan proyek, studi
kelayakan, strategi perencanaan dan persetujuan. Keputusan untuk melajutkan atau tidak proyek yang akan dibuat dilakukan pada akhir tahap ini.
2. Perencanaan dan disain (planning and design) - tahap ini meliputi kegiatan: pembuatan desain utama (base design), pembiayaan dan penjadualan, masalah kontrak dan pembuatan detail perencanaan. Penyelesaian kontrak dilakukan dalam akhir tahap ini.
3. Tahap konstruksi (constraction) – tahap ini meliputi manufacturing (penyiapan mesin), penyerahan, pekerjaan sipil, pemasangan mesin-mesin dan uji coba. Semua fasilitas harus sudah lengkap dan sempurna pada akhir tahap ini.
4. Tahap akhir dan mulai operasi (turnover and startup) – tahap ini meliputi: uji coba akhir dan perawatan. Pada akhir tahap ini semua fasilitas harus sudah dapat bekerja secara penuh.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita simpulkan bahwa
menejemen proyek sangat lah penting dalam suatu menejemen konstruksi dimana dengan proyek
konstruksi yang se rumit dan sebesar itu tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam
pengaturan jalanya proyek tersebut yang disebut menejemen proyek konstruksi.
Saran
Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya menejemen proyek posisinya dalam
menejemen konstruksi maka di sarankan agar melakukan persiapan sematang – matangnya
dalam melakukan perencanaan menejemen karena kalau adanya kesalahan menejemen maka
akan gagal total lah suatu proye tersebut.
A. Pengertian Tujuan
Istilah lainnya adalah sasaran, goal, mission atau target. Istilah tersebut biasanya diartikan sebagai
sesuatu yang dapat dicapai dan diharapkan. Tujuan merupakan hasil akhir dari apa yang diinginkan
untuk dicapai. Sehingga tujuan akan memberikan arah kemana kegiatan harus dilakukan.
B. Penetapan Tujuan
Tujuan adalah fase pertama dalam perencanaan. Tujuan manajemen hendaknya dirumuskan secara
jelas dan pasti. Ini akan memudahkan dalam meproyeksikan dan mencapainya. Biasanya tujuan
ditetapkan oleh manajemen. Sehingga biasa dikenal dengan tujuan manajemen.Kemudian secara hirarki
diturunkan kepada manajemen tingkat bawah. Metode ini disebut dengan Tricle Up Theory. Pada kondisi
yang berbeda, tujuan dapat ditetapkan antara manajemen dan staf, sehingga melibatkan semua unsur
perusahaan/organisasi.
C. Pengertian dan Fungsi Forecasting
Forecasting adalah meramal atau memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa datang berdasar
variabel atau kemungkinan yang ada. Potensi dan kelemahan perusahaan diperhatikan dengan seksama.
Forecasting dilakukan sebelum perencanaan dibuat. Hasil dari forecasting ini menjadidasar dalam
pembuatan rencana dan diproyeksikan untuk menjadi bahan penjabaran rencana
FUNGSI - FUNGSI MANAJEMEN
A. Pengertian
Fungsi manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang
manajer dalam kegiatan manajerialnya. Sehingga kegiatan manajerial yang dilakukan oleh manajer
tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan proses manajemen. Proses tersebut bermula dari pembuatan
perencanaan sampai pada pengadaan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tersebut.
Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya pelaksanaan rencanan
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Secara menyeluruh, fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan/Planning :
Yaitu suatu usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk konsep atau suatu
program kerja.
2. Pengorganisasian/Organizing :
Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas dan kewajiban, fungs pekerjaan dan hubungan antar
fungsi.
3. Penyusunan Staf/Staffing :
Termasuk didalamnya adalah perekrutan karyawan, pemanfaatan, pelatihan, pendidikan dan
pengembangan sumberdaya karyawan tersebut dengan efektif.
4. Pengarahan/Directing :
Yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan. Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan,
bimbingan, motivasi dan pengarahan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif.
5. Pengkoordinasian/Coordinating :
Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam satu totalitas organisasi pekerjaan.
Pengorganisasian mengandung hal-hal sebagai berikut :
a. Sinkronisasi kegiatan
b. keterpduan kegiatan
c. menyelaraskan kegiatan
d. meruntutkan kegiatan
e. Mencegah overlaping dan kekosongan kegiatan
6. Pengawasan/Controling :
Fungsi yang memberikan penilaian, koreksi dan evaluasi atas semua kegiatan. Secara terus-
menerus melakukan monitoring atas pekerjaan yang sedang dilakukan. Fungsi ini bertujuan untuk
menyesuaikan rencana yang telah dicapai dengan pelaksanaan kegiatan. Hasil dari evaluasi
pengawasan ini dijadikan sebagai bahan rekomendasi untuk kegiatan berikutnya.
F. PENGORGANISASI
A. Pengertian
Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Sedangkan menurut Chester I. Barnard, organisasi adalah sebagai suatu system
aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dari dua pendapat tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah tempat kumpulan orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara tegas organisasi ditandai oleh :
1. Adanya kelompok atau kumpulan orang yang saling terikat.
2. Adanya hubungan yang harmonis dalam kerjasama.
3. Hubungan kerjasama atas dasar penetapan hak, kewajiban dan tanggungjawan tertentu.
Dalam membentuk sistem mekanisme pengorganisasian ada beberapa tahap yang perlu untuk
diperhatikan, yaitu :
a. Merinci pekerjaan yang harus dilaksanakan.
b. Membagi beban kerja.
c. Mensinkronisasi pekerjaan
d. Menentukan mekanisme pekerjaan.
Dari beberapa penjelasan pada pengertian tersebut diatas dapat ambil kesimpulan bahwa
pengorganisasian disusun dengan tujuan agar pekerjaan yang dikehendaki dapat tercapai dan dibagi-
bagi diantara anggota organisasi dengan rentang tugas, wewenang dan tanggung jawabyang jelas
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
B. Unsur - Unsur Organisasi
Ada sekitar 4 unsur yang dimiliki oleh suatu organisasi. Unsur tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebagai wadah atau tempat bekerja sama.
Dapat diartikan sebagai tempat atau kerangka mekanisme pendelegasian kekuasan dan tanggung
jawab.
2. Sebagai proses kerja sama antara dua orang atau lebih.
Pembagain tugas agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
3. Adanya tugas atau kedudukan yang jelas
Adanya pengaturan dan pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab.
4. mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan yang telah ditetapkan menjadi suatu acuan dalam tugas untuk mencapainya.
C. Asas atau Prinsip Organisasi
1. Perumusan dan Penentuan Tujuan
Organisasi dibuat berdasar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Pembagian Kerja
Susunan organisasi dijabarkan dengan aspek pembagian kerja.
3. Pendelegasian Wewenang
Susunan dan struktur organisasi diatur sesuai alur pendelegasian wewenang. sehingga ketegasan
pertanggungjawaban jelas.
4. Koordinasi
Susunan organisasi diutamakan pada yang paling mungkin dan paling mudah
pengkoordinasiannya.
5. Efisinesi Pengawasan
Ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pengawasan yang efisien.
6. Pengawasan Umum
Agar pengawasan secara menyeluruh dapat mudah dilaksanakan.
D. Tujuan dan Manfaat Organisasi
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan yang dikehendaki dapat
mencapai tujuan yang telah diatur, disusun, ditetapkan. Semnetara itu, manfaat yang dapat diperoleh
dari pengorganisasian ini adalah agar pelaksanaan tugas dilakukan dengan lebih baik dan teratur,
koordinasi pelaksanaan pekerjaan dapat lebih baik, pengawasan pelaksanan pekerjaan dapat efektif dan
efisien dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
G. PENYUSUNAN PEGAWAI
A. Perencanaan Pegawai
1. Perencanaan pengadaan pegawai yang intinya untuk meneliti dan memperoleh pegawai.
a. Tahap analisa beban kerja (work load analysis)
b. Tahap analisa tenaga kerja (work force analysis)
2. Melakukan analisa jabatan, untuk menentukan :
a. Sifat dan keadaan pekerjaan
b. Sifat dan kecakapan pemangku jabatan
Umumnya analisa jabatan disebut sebagai suatu upaya membuat uraian pekerjaan hingga dapat
diperoleh keterangan untuk menilai jabatan. Hasil dari analisa jabatan ini adalah :
Deskripsi jabatan : yaitu pernyataan yang meliputi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hubungan lini
ke atas atau ke bawah.
Spesifikasi jabatan : yaitu pernyataan yang menunjukkan kualitas dan persyaratan minimal bagi
pegawai yang diterima.
B. Sumber Pegawai
Pegawai dapat diperoleh dari dalam atau pun dari luar perusahaan itu sendiri. Untuk dari luar dapat
diperoleh melalui kantor penempatan kerja, lembaga pendidikan, serikat buruh, iklan, atau dari teman-
teman dekat pegawai yang mempunyai keahlian. Sedang yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya,
promosi pegawai.
C. Penarikan dan Seleksi
Umumnya penarikan dan seleksi pegawai baru dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Pemasukan lamaran
2. Penerimaan lamaran
3. Pengisian formulir lamaran
4. Tes
5. Wawancara
6. Pemeriksaan CV
7. Pemeriksaan kesehatan
8. Penempatan.
D. Penempatan
Setelah calon pegawai dinyatakan lolos dari beberapa tes seleksi, dan positif diterima, maka langkah
selanjutnya adalah mengadakan penempatan calon pegawai tersebut sesuai dengan posisinya. Dalam
penempatan ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya :
1. Pengenalan dan Orientasi
Tujuannya untuk mengenalkan pegawai baru tersebut dengan lingkungan kerjanya.
2. Latihan dan Pengembangan
Dilakukan agar pegawai baru atau pun yang telah ada tetap bisa produktif dan aktif serta selalu bisa
menyesuaikan keahliannya dengan perkembangan teknologi atau kondisi lingkungan kerja.
Latihan dan Pengembangan dapat dilakukan dengan cara :
a. On the job training
Yaitu pelatihan yang dilakukan di dalam perusahaan itu sendiri.
b. Off the jog training
Pelatihan yang dilakukan diluar perusahaan dengan bantuan pihak lain.
Maksud dan Tujuan Latihan :
- Meningkatkan efektifitas kerja
- Efisiensi kerja
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai
- Meningkatkan disiplin
- Mengurangi kesalahan
- Mempercepat perkembangan pegawai
- Mengurangi turn over
H. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
A. Pengertian dan Unsur - Unsurnya
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai
kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar
tujuan organisasi tercapai.
Menurut George Terry, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau
bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok.
Menurut Cyriel O'Donnell, kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum. Dari dua pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
terdiri atas :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.
2. Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.
3. Untuk mencapai tujuan manajer.
4. Untuk memperoleh manfaat bersama.
Sehingga jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah adanya unsure kader
penggerak, adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya tujua organisasi dan adanya
manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota.
B. Fungsi dan Tugas
Seorang pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut :
1. Mengambil keputusan
2. Mengembangkan informasi
3. Memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota
4. Memberi dorongan dan semangat pada anggota
5. Bertanggungjawab atas semua aktivitas kegiatan
6. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
7. Memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi
Sedangkan tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Yang berkaitan dengan kerja :
- Mengambil inisiatif
- Mengatur langkah dan arah
- Memberikan informasi
- Memberikan dukungan
- Memberi pemikiran
- Mengambil suatu kesimpulan
b. yang berkaitan dengan kekompakan anggota :
- Mendorong, bersahabat, bersikap menerima
- Mengungkapkan perasaan
- Bersikap mendamaikan
- Berkemampuan mengubah dan menyesuaikan pendapat
- Memperlancar pelaksanaan tugas
- Memberikan aturan main
C. Level dan Keterampilan Yang Perlu Dimiliki
Kepemimpinan dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Level Top Leader/Top Management
Pimpinan puncak, misalnya, direktur utama. Melakukan tugas yang bersifat konseptual. Misalnya,
melakukan perencanaan yang akan dilakukan seluruh anggota.
2. Level Middle Leader/Middle Management
Golongan menengah, misalnya, staf produksi, manajer keuangan. Melakukan tugas konseptual
sebagai penjabaran dari top management, juga melakukan pekerjaan tersebut. Penguasaan teknis relatif
penting.
3. Lower Leader/Lower Management
Golongan bawah, misalnya, supervisor, mandor dan pelaksana teknis. Harus menguasai teknis
walaupun secara konseptual tidak begitu penting.
D. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Orientasi pekerjaan (task oriented)
2. Orientasi kekompakan (human oriented)
Dari dua gaya kepemimpinan tersebut berkembang gaya kepemimpinan yang lain seperti :
- Gaya kekompakan tinggi, kerja rendah
- Gaya kerja tinggi, kekompakan rendah
- Gaya kerja tinggi, kekompakan tinggi
- Gaya kerja rendah, kekompakan rendah
E. Persyaratan Ideal Bagi Pimpinan
Menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri sebagai berikut :
1. Mental dan fisik yang energik
2. Emosi yang stabil
3.Pengetahuan human relation yang baik
4. Motivasi personal yang baik
5. Cakap berkomunikasi
6. Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan
7. Ahli dalam bidang sosial
8. Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan manajerial
Menurut Horold Koontz dan Cyrel O'Donnel, ciri-ciri pemimpin yang baik adalah :
a. Tingkat kecerdasan yang tinggi
b. Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan
c. Cakap berbicara
d. Matang dalam emosi dan pikiran
e. Motivasi yang kuat
f. Penghayatan terhadap kerja sama
TEORI MOTIVASI, PRESTASI DAN KEPUASAN KERJA
A. Pengertian Motivasi
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat
mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Dengan kata lain
motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin
dicapai.
Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena adanya :
1. Keinginan untuk hidup
2. Keinginan untuk memiliki sesuatu
3. Keinginan akan kekuasaan
4. Keinginan akan adanya pengakuan
Sehingga secara singkat, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang dapat
dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya.
B. Teori - Teori Motivasi
Ada tiga motivasi utama yang sering diajukan, yaitu :
1. Model Tradisional
sering disebut model klasik, dicetuskan oleh Frederick Winslow Taylor. Model ini menyatakan bahwa
motivasi pada seseorang hanya dipandang dari sudut pemenuhan kebutuhan fisik atau biologis saja.
Khususnya untuk pekerja hanya dapat dimotivasi dengan imbalan uang.
2. Model Human Relation
Diartikan sebagai model hubungan manusiawi dengan penekanan pada kontak sosial merupaka
kebutuhan bagi manusia yang bekerja dalam suatu organisasi. Model ini dicetuskan oleh Elton Mayo
sebagai akibat kejenuhan karyawan dalam melakukan pekerjaan yang sama secara berulang. Elton
Mayo menekankan pada pentingnya pengakuan atau penghargaan terhadap kebutuhan sosial pekerja.
3. Model Sumberdaya Manusia
Dengan penekanan pada motivasi tidak hanya oleh masalah pemenuhan kebutuhan biologis saja
akan tetapi juga kebutuhan mendapatkan kepuasan.
PENGENDALIAN ATAU PENGAWASAN
A. Pengertian dan Konsep
Sebagai terjemahan dari controlling dalam manajemen, merupakan fungsi yang penting. Alasan
melakukan pengawasan adalah :
1. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.
2. Kemungkinan terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana.
3. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan.
4. Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan.
Jadi pengawasan dapat diartikan sebagai usaha melakukan pengamatan, pemantauan, penyelidikan
dan evaluasi keseluruhan kegiatan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Secara konseptual,
pengawasan adalah suatu kehidupan interaktif antara hasil pekerjaan denganperencanaan yang telah
disusun.
B. Aspek Perencanaan
Dipakai sebagai suatu standar atau tolok ukur. Perencanaan yang masih bersifat umum harus
dijabarkan dalam standar-standar yang dapat diukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
C. Aspek Pelaksanaan
Dijadikan sebagai obyek yang dinilai, dianalisa dan dievaluasi kemudian dibandingkan dengan standar
kegiatan. Jika ada perbedaan, maka kegiatan harus dievaluasi sampai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, akan tetapi jika tidak ada perbedaan maka kegiatan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
D. Tujuan dan Mekanisme Pengendalian/Pengawasan
Tujuan utama dari pengawasan adalah untuk mencegah adanya penyimpangan atau setidakny
memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi. Sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan baik.
Mekanisme pengawasan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Penetapan standar kegiatan
2. Menyusun umpan balik (feedback)
3. Pembandingan kegiatan dengan standar
4. Mengukur penyimpangan
5. Melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan
E. Jenis Pengendalian
Pengendalian dapat dibedakan berdasar beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek waktu
2. aspek obyek
3. Aspek subyek
Sehingga jika dilihat dari aspek tersebut diatas, pengendalian dapat dibedakan menjadi :
a. Atas dasar aspek waktu :
-- Pengendalian preventif ; pengendalian yang dilakukan pada saat proses pekerjaan sedang berjalan.
-- Pengendalian Represif ; pengendalian yang dilakukan setelah pekerjaan selesai.
b. Atas dasar aspek obyek :
-- Pengendalian Administratif ; yang dilakukan dibidang administrasi
-- Pengendalian Operatif ; dilakukan dibidang opersional
c. Atas dasae aspek subyek :
-- Pengendalian Interen ; pengendalian yang ditujuan pada pelaku fungsi-fungsi manajemen
-- Pengendalian eksteren ; ditujukan pada pelaku diluar fungsi-fungsi manajemen
F. Langkah - Langkah Pengendalian
Secara umum, pengendalian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Penetapan standar dan metode pengukuran kinerja
2. Mengukur kegiatan
3. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan
4. Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi
RESUME
- Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti
perencanaan,pengorganisasian, penggerakandan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk
menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya.
- Sedangkan pengertian menurut ahli-ahli yang lain adalah sebagai berikut :
1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
2. Menurut R. Terry :
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3. Menurut James A.F. Stoner :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
4. Menurut Lawrence A. Appley :
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5. Menurut Drs. Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan
pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1. Pentingnya peran manajer
2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4. Iklim kondusif
- Pengertian Tujuan
Istilah lainnya adalah sasaran, goal, mission atau target. Istilah tersebut biasanya diartikan sebagai
sesuatu yang dapat dicapai dan diharapkan
- fungsi manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang
manajer dalam kegiatan manajerialnya.
- Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan.Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum
pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan.
- Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat
mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Dengan kata lain
motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin
dicapai.
- Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Sedangkan menurut Chester I. Barnard, organisasi adalah sebagai suatu system
aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dari dua pendapat tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah tempat kumpulan orang yang bekerja
Manajemen Proyek Konstruksi
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen>>>> Proyek Konstruksi
1. Pengertian
Manajemen adalah suatu metode / teknik / proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakan-tindakan,
di
antaranya adalah :
Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
Pelaksanaan (actuating)
Pengawasan (controlling)
Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh
waktu
dan sumber daya yang terbatas.
Pengertian Proyek Konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam
bentuk
bangunan / infrastruktur.
Jadi, defenisi “Manajemen Proyek Konstruksi” adalah suatu cara / metode untuk
mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur yang dibatasi oleh waktu
dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakan-tindakan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling).
1.2 Fungsi Manajemen
Secara umum, fungsi-fungsi manajemen adalah :
1) Fungsi perencanaan
Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data / informasi, asumsi
maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang.
Bentuk tindakan tersebut antara lain :
Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.
Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
Menyiapkan pendanaan serta standard kualitas yang diharapkan.
Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun
pengendali
kegiatan, atau pedoman pelaksana kegiatan, serta sarana
untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.
2) Fungsi organisasi
Berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang
mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata
cara
tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya
tujuan. Tindakan berupa antara lain :
Menetapkan daftar penugasan.
Menyusun lingkup kegiatan.
Menyusun struktur kegiatan.
Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya.
Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelakasanaan fungsi,
dimana
pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat
jelas.
3) Fungsi pelaksanaan
Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan
pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam
pencapaian
tujuan bersama. Tindakan tersebut antara lain :
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptakannya keseimbangan tugas, hak
dan
kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi, dan mendorong tercapainya
efisiensi
serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan bersama.
Recommended