View
221
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
MENGHAYATI PERAN IBU
Episode menjadi seorang ibu adalah bagian kesempurnaan
seorang wanita selain berperan menjadi istri. Menjadi ibu
adalah peran tertinggi wanita di dunia karena ibu adalah
madrasah pertama bagi anak-anak generasi penerus
bangsa dan agama.
Maka menjadi ibu terbaik adalah menyiapkan generasi
terbaik.
Menyiapkan ibu teladan adalah menyiapkan tiang bangsa
dan agama.
Jika kualitas para ibu hancur maka terancamlah kehidupan
generasi masa depan.
Oleh karena itu menghayati pentingnya peran seorang ibu
adalah hal yang paling utama sebelum menjalankan peran
serta kewajiban sebgai seorang ibu.
“ Surga berada di telapak kaki ibu,”
Demikian hadits yang sangat sering kita dengar. Walaupun
masih sangat panjang perjalanan kita memahami serta
mengamalkan makna hadits tersebut.
Oleh karena itu kita harus berupaya untuk terus belajar serta
berusaha menghayati peran sebagai seorang ibu yang luar
biasa pentingnya.
Seorang ibu perlu menyadari bahwa dipundaknyalah
harapan negeri karena ditangan ibu pula pendidikan anak
dimulai untuk menjadi pemimpin masa depan.
Seorang anak yang terlahir ke dunia, pertama kali yang
dilihat, didengar dan didekapnya adalah ibunya. Bahkan
sebelum terlahir, sudah sembilan bulan berada dalam
rahimnya. Disinilah pendidikan dan kedekatan dimulai.
----------------------------------------------------------------
PERANAN IBU
Wahai Ibu..
Perananmu begitu mulia
Hayati dan jalani sekuat tenaga
Tak usah mencari peran lain diluar yang tak kau duga
Ada amanah yang tak terhingga di rumah peradabanmu
Ada investasi terbaik di universitas kehidupanmu
Ada calon pemimpin dan pendidik di madrasah
keikhlasanmu
Wahai Ibu..
Perananmu sungguh tak akan terganti
Pahami dan nikmati sepenuh hati
Niatkan hanya untuk Ilahi
Bukan untuk ketenaran diri dan dipuji
Bekali dengan ilmu dan hikmah yang hakiki
Yakinlah ada surga yang selalu menanti
----------------------------------------------------------------
Selain menyadari betapa penting peranannya, seorang ibu
mesti berusaha menyiapkan dirinya dan mendidik dirinya
sendiri untuk menjadi lebih baik sebelum dan sambil
mendidik anak-anaknya kelak.
Semua itu membutuhkan persiapan serta kesungguhan
karena amanah yang diberikan Allah berupa anak-anak itu
tak bisa disia-siakan begitu saja.
Disinilah tugas mulia seorang ibu. Oleh karena itu selain
pendidikan agama, seorang ibu pun harus memiliki
keimanan yang terus meningkat.
Karena permasalahan pendidikan anak-anak semakin hari
semakin berkembang. Jika tidak dilandasi dengan keimanan
maka kualitas seorang ibu akan menurun dan berdampak
pada pendidikan anak pula.
Maka, kedekatan dengan Allah harus selalu dijaga oleh
seorang ibu. Kekuatan doa pun harus terus diupayakan agar
dalam menjalaninya mendapatkan pertolongan Allah SWT.
Karena pada dasarnya kita hanya mampu berikhtiar
semampunya, sedangkan Allah lah yang sejatinya Maha
Pemelihara, Maha Penjaga serta Maha Menyayangi
makhluknya termasuk anak-anak kita.
Jika tanpa pertolongan Allah, seorang ibu tak akan mampu
untuk merawat dan mendidik anak-anaknya sejak dalam
kandungan hingga kelak menjadi pemimpin dunia.
------------------------------------------------------------------
HAK DAN KEWAJIBAN IBU TERHADAP ANAK
HAK IBU :
MENDAPAT PERLAKUAN BAIK/ BAKTI
Perintah Allah dalam Al Qur’an surat Al An’am ayat 151 dan
Al Israa’ ayat 23, setelah pengharaman mempersekutukan
Allah swt adalah berbuat baik kepada ibu dan bapak.
Di antara perlakuan baik yang menjadi hak tersebut telah
diperintahkan oleh Allah swt dan dicontohkan oleh
Rasulullah (Shallallahu 'alaihi wa sallam) dan keluarganya :
------------------------------------------------------------------
DIUCAPKAN PERKATAAN YANG MULIA
”dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia” (QS Al Israa’ ayat 23).
Dalam keterangan Imam Tabrani :
Pada suatu ketika ada seorang laki-laki datang menghadap
Rasulullah (Shallallahu 'alaihi wa sallam). Dia bersama
seorang laki-laki yang lanjut usia. Rasulullah (Shallallahu
'alaihi wa sallam) bertanya :
”Siapakah orang tua yang bersamamu ini?”
Laki-laki itu menjawab,
”Ia bapakku”.
Maka kemudian Rasulullah (Shallallahu 'alaihi wa sallam)
bersabda :
”Jangan kamu berjalan di depannya, jangan kamu duduk
sebelum ia duduk lebih dahulu, dan jangan kamu
memanggil namanya dengan sembarangan, serta jangan
kamu menjadi penyebab dia mendapat cacian dari orang
lain”.
--------------------------------------------------------------
DITINGGIKAN DENGAN KASIH SAYANG
”dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kasih sayang” (QS Al Israa’ ayat 24).
DISONGSONG KETIKA DATANG ; DENGAN WAJAH CERAH,
DICIUM, DAN DIPERSILAKAN DUDUK DI TEMPAT YANG
TERBAIK
Aisyah ra berkata :
”Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling serupa
dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai
ketenangan, keagungan dan kecerahannya, kecuali Fatimah
binti Rasulullah (Shallallahu 'alaihi wa sallam).
Apabila ia datang mengunjungi Rasulullah (Shallallahu 'alaihi
wa sallam), beliau bangkit menyongsongnya, mencium dan
mempersilakan putrinya duduk di tempat beliau. Begitu
sebaliknya, bila Rasulullah (Shallallahu 'alaihi wa sallam)
datang mengunjungi buah hatinya, Fatimah bangkit
menyongsong beliau, mencium dan mempersilakan beliau
duduk di tempatnya”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dicontohkan oleh Nabiyullah Yusuf as. Ketika ibu (bibi) &
bapaknya datang ke tempatnya selaku Bendahara Raja
Mesir. ”Dan ia menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas
singgasana”. (QS Yusuf:100)
-----------------------------------------------------------------
DIBERI PANDANGAN YANG PENUH KASIH SAYANG
”Tidak ada seorang anak yang berbakti kepada kedua
orang tuanya kemudian ia mamandang wajah kedua orang
tuanya dengan penuh kasih sayang, kecuali Allah menulis
untuknya pahala ibadah haji mabrur setiap kali ia
memandang.
Seseorang bertanya :
”Kalau anak itu memandang seratus kali, bagaimana
wahai Rasulullah?” Jawab beliau,”Ya, lebih besar
pahalanya. Sebab Allah Maha Besar lagi Maha Baik”. (HR
Baihaqi).
-----------------------------------------------------------------
MENDAPAT PERHATIAN LEBIH
Ibu disebutkan lebih rinci oleh Allah swt yang telah
mengandung dan melahirkan dengan susah payah dalam
QS Al Ahqaf:15.
Seseorang datang kepada Rasulullah saw dan bertanya :
”Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku layani
(patuhi) ?
Jawab Nabi (Shallallahu 'alaihi wa sallam) : ”Ibumu”.
Ia bertanya lagi, ”Kemudian siapa lagi ?”
Jawab Nabi (Shallallahu 'alaihi wa sallam) : ”Ibumu”.
Ia bertanya lagi, ”Kemudian siapa lagi?”
Jawab Nabi (Shallallahu 'alaihi wa sallam): ”Ibumu”.
Ia bertanya lagi, ”Kemudian siapa lagi?” Jawab Nabi
(Shallallahu 'alaihi wa sallam): ”Bapakmu”. (HR. Bukhari,
Muslim)
Seseorang datang kepada Rasulullah (Shallallahu 'alaihi wa
sallam) dan berkata :
”Ya Rasulullah, saya datang karena ingin berjihad fii
sabiilillah dan saya minta pendapatmu.”
Maka Nabi (Shallallahu 'alaihi wa sallam) bertanya padanya, ”
Apakah engkau masih mempunyai ibu?”
Jawabnya,
”Ya, aku masih punya ibu.”
Maka Nabi (Shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda,
”Jagalah ibumu, karena surga itu ada di bawah telapak
kakinya”. (HR. Ibnu Majah, An Nasa’i, Al Hakim)
------------------------------------------------------------------
DIJAGA KERIDLOANNYA
”Siapa yang dari pagi beroleh keridloan orang tuanya, berarti
ia dibukakan dua pintu surga, dan siapa yang sore hari
berupaya mencari keridloan orang tua, maka iapun beroleh
dua pintu surga yang dibuka, ...
Sebaliknya, siapa yang sejak pagi hari mendapat kutukan
orang tuanya, berarti ia dibukakan dua pintu neraka.
Demikian pula bila sore harinya ia mendapat kutukan dari
orang tuanya, maka dua pintu nerakapun terbuka lebar
baginya.” (HR Baihaqi)
----------------------------------------------------------------
DIMINTA IZINNYA UNTUK MASUK KE RUMAH/ KAMARNYA
Mulai baligh, seorang anak harus minta izin untuk masuk
kamar orang tua. (QS An Nuur : 59)
------------------------------------------------------------------
DIBERI NAFKAH
Di antara nafkah yang disebutkan oleh Allah swt dalam QS Al
Baqarah ayat 215, yang pertama adalah diberikan untuk ibu-
bapak.
------------------------------------------------------------------
DIPELIHARA KETIKA SUDAH BERUSIA LANJUT
Orang tua ketika sudah lanjut dalam pemeliharaan anaknya,
apapun tingkahnya tidak boleh diberi ungkapan yang
mengecewakan apalagi dibentak. (QS Al Israa’:23).
"Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang
yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut,
salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak
masuk syurga" [Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254,
346]
"Nabi (Shallallahu 'alaihi wa sallam) naik ke atas mimbar
kemudian berkata, "Amin, amin, amin".
Para sahabat bertanya. "Kenapa engkau berkata 'Amin, amin,
amin, Ya Rasulullah ?"
Nabi (Shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda,
"Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata : 'Hai Muhammad
celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia
tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!' maka
kukatakan, 'Amin', kemudian Jibril berkata lagi, 'Celaka
seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari
bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan
katakanlah amin!', maka aku berkata: 'Amin'. Kemudian Nabi
(Shallallahu 'alaihi wa sallam) berkata lagi. 'Celaka
seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau
salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru
tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!'
maka kukatakan, 'Amin".
[Hadits Riwayat Bazzar dalama Majma'uz Zawaid 10/1675-
166, Hakim 4/153 dishahihkannya dan disetujui oleh Imam
Adz-Dzahabi dari Ka'ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh
Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 [Shahih Al-
Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir bin Abdillah]
------------------------------------------------------------------
DIDO’AKAN
Dengan do’a yang mengingat kasih sayang mereka kepada
anaknya sewaktu anaknya masih kecil. (QS Al Israa’:24)
-----------------------------------------------------------------
DISYUKURI
Setelah bersyukur kepada Allah swt kita wajib bersyukur
terhadap ayah ibu. (QS Luqman:14). Maksud bersyukur di sini
adalah taat dan patuh selama tidak menyimpang dari
perintah dan larangan Allah swt.
----------------------------------------------------------------
KEWAJIBAN IBU :
Menyusui selama dua tahun
Mendidik anak sesuai tuntunan Rasulullah saw. yaitu:
1. Menanamkan aqidah yang bersih sesuai Al Qur’an
dan Sunnah
2. Mengajari tata cara ibadah dengan benar
3. Menanamkan kecintaan kepada Allah dan RasulNya
serta mendahulukan Allah dan RasulNya dibanding
yang lain
4. Mengajarkan Al Qur’an dan membimbing untuk
menghafalkannya
5. Menanamkan kecintaan terhadap Sunnah dan ilmu
6. Mengajarkan adab dan akhlak seperti meminta izin
masuk kamar, membiasakan berterimakasih dan
memohon maaf
7. Mengajarkan kejujuran dan kesabaran
8. Menanamkan keberanian
9. Mengajarakan kedisiplinan dan menghargai waktu
Bersikap adil dan tidak pilih kasih
------------------------------------------------------------------
KEISTIMEWAAN SEORANG IBU
Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam telah berpesan kepada
kita betapa mustajab doa seorang ibu untuk anaknya. Dalam
Sahih Muslim, baginga kisah seorang lelaki, Juraij, yang
begitu kuat beribadah kepada Allah. Hari-harinya diisi
dengan solat sunat. Beliau mempunyai tempat khas untuk
solat - pondok kecil yang agak tinggi tempatnya.
Pada suatu hari, ibunya datang menziarahinya. Sambil
mendongakkan kepalanya, si ibu memanggil anaknya: "Juraij,
saya ibumu, cakaplah denganku!"
Juraij khusyuk beribadah dan berkata dalam hatinya: "Ya
Allah, saya utamakan solatku atau ibuku?"
Juraij memilih meneruskan ibadahnya. Ibunya letih berteriak
dan akhirnya meninggalkan tempat Juraij.
Esoknya ibunya datang dan memanggilnya lagi tetapi
Juraij tidak mengendahkan dan terus beribadah.
Ibunya pulang ke rumah dengan rasa hampa dan marah
dalam hatinya. Semasa itulah wanita itu berdoa: "Ya Allah,
Juraij itu adalah anakkku, aku mahu bercakap dengannya
tapi dia menolak bercakap denganku. Ya Allah, jangan
engkau matikan dia kecuali Engkau tunjukkan padanya
akan pelacur."
Ada gembala kambing yang sentiasa menggembala
kambingnya di sekita pondok Juraij. Gembala kambing itu
terserempak dengan 'bunga desa' yang cantik. Mereka
berasmara sehingga wanita itu hamil dan akhirnya
melahirkan anak. Namun gembala itu menghilang.
Semasa ditanya orang kampung, anak siapakah itu, wanita ini
sekadar menuding ke arah pondok Juraij. Orang-orang
kampung beramai-ramai mendatangi Juraij dan
memanggilnya dengan marah. Juraij keluar kehairanan.
Mereka menuduhnya berzina sehingga wanita itu melahirkan
bayinya. Juraij bertanya: "Di mana bayi itu"
Maka mereka membawa bayi itu menghadapnya. Juraij
berkata: "Tinggalkan aku untuk solat dan berdoa."
Sesudah itu, Juraij menepuk perut bayi dan bertanya: "Wahai
bayi, siapakah bapamu?"
Dengan izin Allah, bayi itu menjawab: "Bapaku ialah gembala
kambing di kampung ini."
Penduduk kampung terkejut dan malu kerana merobohkan
pondok Juraij dek tertipu oleh wanita itu. Mereka berjanji
akan membangunkan pondoknya dengan emas dan perak,
namun Juraij menlak dan meminta pondok seperti asalnya.
Rasulullah menyatakan kisah Juraij menunjukkan betapa
kuat doa seorang ibu, apatah lagi yang disakiti anaknya.
Banyak hikmah daripada kisah Juraij.
Kewajiban anak memenuhi panggilan ibu lebih utama
dibandingkan menyempurkan ibadah sunat. Dengan hadith
ini, dihukumkan menurut fiqah bahawa memenuhi panggilan
ibu adalah wajib berbanding meneruskan solat sunat.
Doa ibu sangat mustajab - sama ada maksud baik atau
tidak. Oleh itu, ibu perlu berhati-hati dan usah ikut perasaan.
Ibu harus sentiasa memantau dan mengambil tahu akan
keadaan kehidupan anak-anaknya agar tidak terjadi salah
faham antara kededuanya.
Ibu haru ssentiasa mendoakan kebaikan untuk anak-
anaknya, terlebih lagi pada waktu solat dinihari.
Ibu harus sentiasa menjaga mulutnya dan usah mudah
tersinggung - maafkanlah dan nasihatkan serta sentiasa
berdoa untuk anaknya.
Sebagai pengasuh, ibu perlu dilengkapi ilmu demi
memupuk anak yang soleh.
Seorang alim besar, Syeikh Sya`roni Ahmadi Al-Qudsy
berkata: "Doa ibu adalah seperti jelmaan malaikat, bahkan
ibu adalah seperti jelmaan malaikat yang nampak. Ertinya,
hati-hatilah dengan doa ibumu kerana doanya begitu cepat
dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta`ala."
Sudah cukup ya materi bagaimana cara untuk menjadi ibu
teladan. Bagi Anda wanita yang kelak akan menjadi isteri
sekaligus ibu bagi anak – anaknya, pahami ilmunya dan
praktekan nanti setelah Anda berkeluarga. Mudah –
mudahan kelak Anda bisa menjadi ibu yang menjadi
pencetak generasi terbaik penerus bangsa. Aamiin…
Semoga bermanfaat
Setia Furqon Kholid
Recommended