View
293
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Â
Citation preview
1Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Money&IEmpowEring EntrEprEnEur
Vol. 62 Apr-Mei 2015 @MNImagz
Money & I Magazine
www.the-mni.com
SpECIAL FEATURE
RAIH MIMpI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?
IntervIew
AGUNG OKA SUDARSANA Animasi Jepang Made in Bali
event
ENTREpRENEUR FESTIVAL 2015Siapakah para peraih Lestari entrepreneur& M&I Awards 2015?
FItneSS
FAT LEVEL pOINT rubah Bad Calorie menjadi Good Calorie, simak bagaimana cara melakukannya disini.
ISSN: 2087-5975
Rp. 25.000
Money&I
SpECIAL FEATURE
RAIH MIMpI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?
SpECIAL FEATURE
RAIH MIMpI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?
2 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
3Vol. 62 | Apr-Mei 2015
4 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
ARIF RAHMAN@LITERATURNEGERI
A
ktivitas di kantor redaksi
M&I berlipat, ketika bulan
Maret lalu kami menggelar
event tahunan Entrepreneur
Festival 2015 (EF 2015).
Sebuah ajang penghargaan kepada sejumlah
pebisnis di Bali yang pada kesempatan kali
ini kami hadirkan dengan tema keuangan
bertajuk Mastering The Game of Money.
Sebagai Pemimpin Redaksi majalah ini, saya
terlibat sebagai salah satu dari tim juri,
untuk memilih siapakah orang-orang yang
layak meraih gelar Entrepreneur of the Year
2015. Proses penilaiannya dilaksanakan
pada tanggal 6 Maret 2015, di mana kami
CAtAtAn Di BALiK pEnJuriAn AJAng AprESiASi EntrEprEnEur FEStiVAL 2015
dari tim juri memberikan score kepada setiap
nominator yang sudah terpilih. Indikatornya
adalah kreativitas dengan bobot 40%, brand
awareness dengan bobot 30%, serta local
content (kearifan lokal) dengan bobot 30%.
Hasil tabulasi total score ternyata sangat
ketat. Sejumlah nominator banyak yang
memperoleh nilai sama, atau terpaut
paling jauh 2-3 poin saja. Bahkan beberapa
nominator yang kami prediksi akan menang,
justru tumbang. Penasaran dengan hal ini,
saya pun mengkaji lebih cermat rekapitulasi
dalam formulir penilaian. Rupanya,
hampir semua pemenang, ditentukan
keberhasilannya dari bobot local content yang
mereka miliki.
Sekalipun bobot local content hanya 30%,
namun para juri memberikan apresiasi
yang besar kepada semua pengusaha
yang memiliki kepedulian sosial dan
mengaplikasikannya pada bisnis mereka.
Jango Pramartha yang turut membangun
Bali lewat kartun-kartunnya yang sarat
kritik, Bintang Mira lewat karya Batik Bali
yang tengah dipopulerkannya, Windu Segara
lewat kopi-kopi lokal yang diberdayakan dari
petani-petani Kintamani, sampai dengan I
Made Artana yang mengembangkan industri
IT lewat sekolahnya STMIK Primakara.
Inilah yang oleh sejumlah pengamat
kewirausahaan disebut sebagai Entrepreneur
3.0, kewirausahaan sosial dimana visi dan
misinya tidak lagi sebatas laba dan kalkulasi
cashflow, namun melebihi itu semua.
Menariknya, kewirausahaan sosial mulai
dilembagakan di sejumlah negara-negara
maju. Ini menunjukkan bahwa trend ini
tengah berlangsung serempak dibanyak
belahan dunia, tak terkecuali Bali.
Inilah yang menjadikan ajang EF 2015
menjadi unik. Laporan terkait dengan
pelaksanaan ajang ini, kami sajikan dalam
rubrik event pada edisi kali ini. Melengkapi
topik Special Feature yang bertutur soal
industri animasi. Besar harapan kami, sajian
ini memperkaya wawasan Anda. Selamat
membaca.
Jabat Erat,
Arif Rahman
From the Editor
5Vol. 62 | Apr-Mei 2015
6 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Mahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari
industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik
negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara
berkembang. Siapkah kita berkompetisi?
Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); Chief Operations Arif Rahman; Public Relations Manager Erry Yoga Sugama; Head of Contents Arif Rahman: Editorial Support Putera Adnyana; Designer Renata Diandara; Photographer Baruna; Money & I Magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: mni.magazine@yahoo.com. Tel: +62 361 784-3244.
AGUNG OKA SUDARSANA
Photographer : IB Baruna
Design Cover : Renata Diandara
18ENTREPRENEURFESTIVAL 2015Pesta wirausaha yang
menghadirkan sejumlah
pebisnis terbaik dari Bali.
Siapakah peraih The
Best Entrepreneur of The
Year?
30 36 71
04 From the Editor
08 Contributors
10 Follow Me On Twitter
12 Snapshot :
Festival Omed-omedan
14 BPR Lestari 7th Shared
Value
28 Event : Linkage Program
CIMB Niaga dan BPR
Lestari
48 Traveller Notes : Tokyo
1Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Money&IEMPOWERING ENTREPRENEUR
Vol. 62 Apr-Mei 2015 @MNImagz
Money & I Magazine
www.the-mni.com
SPECIAL FEATURE
RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?
INTERVIEW
AGUNG OKA SUDARSANA Animasi Jepang Made in Bali
EVENT
ENTREPRENEUR FESTIVAL 2015Siapakah para peraih Lestari Entrepreneur& M&I Award 2015?
FITNESS
FAT LEVEL POINT Rubah Bad Calorie menjadi Good Calorie, simak bagaimana cara melakukannya disini.
SPECIAL FEATURE
RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi?
SPECIAL FEATURE
RAIH MIMPI LEWAT DUNIA ANIMASIMahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara berkembang. Siapkah kita berkompetisi? ISSN: 2087-5975
Rp. 25.000
Money&I
68 Front of Mind : Perry Chen, Kickstarter 18
60 Intermeso : Have You
Loved Enough?
64 Event : Arisan Lestari,
Zumba Cantik
56 Healthy Living : 7 Alasan
Melakukan Zumba
76 Community : Stand Up
Comedy Indo Bali
78 Teenlit Corner :
Jensen’s Story
EventPengundian Jumbo
Contents
Special FutureRaih Mimpi Lewat Dunia Animasi
Interview : Agung Oka SAnimasi JepangMade in Bali
Interview : Ge PamungkasSi Komik 1000 Suara
7Vol. 62 | Apr-Mei 2015
8 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Alex P Chandra Chairman BPR Lestari dan juga
publisher majalah M&I, memulai
karir sebagai profesional banker
di BCA selama 8 tahun sebelum
akhirnya memutuskan untuk
mendirikan bisnisnya sendiri
BPR Lestari, perusahaan
yang dibawanya menjadi BPR
terbesar di Bali dalam waktu 5
tahun.
Note From A FriendMenjadi Kaya Itu Gampangp.16
Growth StrategiesParkir Khusus Dokterp.54
LeadershipTidak Ada Makan Siang yang Gratisp.46
FitnessLevel Fat Pointp.56
Smart FamilySekolahnya cuma “having fun” Saja, Ya?p.42
Smart FamilyAvengers, Age of Ultron p.52
InsightAkikp.26
Teenlit CornerJensens Storyp.78
YuswohadyMerupakan penulis dari sekitar
40 buku mengenai pemasaran.
Pernah bekerja selama 12 tahun
di MarkPlus Inc dengan posisi
terakhir sebagai Chief Executive.
Di bidang keorganisasian
Yuswohady pernah menjadi
Sekretaris Jendral Indonesia
Marketing Association (IMA).
Pribadi BudionoUlasannya erat terkait dengan
kepemimpinan yang banyak di
adopsi dari sejumlah pemikir
besar. Direktur Utama BPR
Lestari ini mengintrepretasikan
dengan memberikan alternatif
solusi pada permasalahan
yang kerap dihadapi bangsa ini
khususnya yang ada di Bali.
Suzanna ChandraSmart Family adalah rubrik yang
diasuh oleh Managing Director -
Lestari Living ini. Wanita yang
pernah menimba pengalaman
hidup di Australia ini dengan
lugas memaparkan bagaimana
kiat cerdik untuk mengelola
keuangan dan investasi
khususnya di property.
I Made Wenten BPerannya sebagai Direktur
di BPR Lestari membawanya
dekat dengan human resource &
development. Pengetahuannya
akan hal tersebut dipaparkan
dalam rubrik Growth Strategies,
bagaimana membangun karir
dan kompeten dalam dunia kerja.
Samantha ChandraMenjadi blogger sejak tahun
2008, dan menuliskan
rekaan imajinasinya di www.
adriannaandevan.blogspot.com.
Hingga saat ini, lebih dari 30
episode sudah di tuliskannya.
Sejak vol. 37, majalah ini
menayangkan ceritanya secara
berkala.
Denny SantosoAdalah seorang ahli diet, nutrisi,
dan fitnes. Aktif menyebarkan
cara diet sehat dan berolahraga
yang benar melalui www.
PanduanDiet.com, twitter
@dennysantoso, serta Buku
Rahasia Diet. Denny Santoso
juga founder www.SixReps.com,
jejaring sosial bagi fitness mania.
Hary SusantoMovie reviewer, horror and
thriller mania. Blognya www.
movienthusiast.com yang
mengulas soal film meraih
sejumlah penghargaan tahun
2013 lalu. Blog tersebut saat ini
sudah dikunjungi lebih dari 2 juta
kali. Hary memiliki perspektif
unik soal film yang di-review-nya.
Contributors
9Vol. 62 | Apr-Mei 2015
BE THE NEXT GEN L 6!!!
KESEMPATAN TERBATAS
HANYA 12 ORANG
Beasiswa meliputi- Biaya pendaftaran
- Biaya SPP/UKT
- Biaya Wisuda
- Biaya Hidup
- Kesempatan mengikuti pelatihan
Seminar dari BPR Lestari
Gen L merupakan program beasiswa dari BPR Lestari
untuk biaya perkuliahan dan biaya hidup bagi siswa-
siswi berprestasi namun kurang mampu secara ekonomi.
“Salah satu misi dari BPR Lestari adalah menjadi force
for good untuk pengembangan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Bali dan saya percaya, pendidikan adalah
salah satu prasyarat mutlak untuk membangun Bali yang
sejahtera.” - Alex P Chandra, Chairman BPR Lestari
Dayu Mas 08174745003
Lily 082144730058
PERSYARATAN
• Lulus SMU/SMK/Sederajat pada tahun 2014 atau 2015
berdomisili di wilayah bali (Pendaftaran dapat dilakukan mulai
dari semester genap tahun ajaran 2014/2015.
• Diterima sebagai mahasiswa Universitas Udayana tahun ajaran
2015/2016 (non ekstensi).
• Berprestasi di bidang akademik & non akademik.
• Bersedia dan menyetujui semua persyaratan dan ketentuan
program-program Generasi Lestari.
• Mengisi formulir pendaftaran yang dapat di-download di
www.bprlestari.com atau diambil di seluruh kantor BPR Lestari.
• Copy KTP dan KK, foto berwarna setengah badan ukuran 4x6
sebanyak 2 lembar.
• Copy transkrip nilai yang telah dilegalisir (NEM dan STTB) atau
surat keterangan lulus.
• Copy raport SMU/SMK kelas 1,2,3 yang telah dilegalisir.
• Copy sertifikat penghargaan yang pernah diraih.
• Copy rekening pembayaran listrik/air/telepon 3 bulan terakhir.
• Copy kartu tanda mahasiswa & bukti telah diterima
di Universitas Udayana (Jika sudah diterima sebagai mahasiswa).
• Formulir pendaftaran yang sudah diisi beserta dokumen
pendaftaran lainnya selambat-lambatnya diserahkan tanggal
29 Mei 2015 di Kantor BPR Lestari Teuku Umar Jl.Teuku Umar
No. 110 Denpasar Bali
(0361) 246 706
TANYA LESTARI
www.bprlestari.com
CEPAT, BERSAHABAT.
10 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Alex PC 212@alex_lestari
Kerobokan - Kuta Bali
alexpchandra.com
5,730
tweets
85 2,420TWEETS FOLLOWING FOLLOWERS
Follow Now
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
Kebanyakan beranggapan, menjadi kaya adalah hidup seperti Donald Trump. #financialsummit
Menjadi ‘kaya’ by definisi saya, adalah ketika income dari investasi kita, sama atau lebih besar dari biaya hidup. #financialsummit
Jika lifestylenya sederhana , maka lebih cepat tentunya seseorang menjadi ‘kaya’. #financialsummit
Everest is a ‘summit’. Namun tidak perlu juga semua orang sampai ke-everest-kan? Mencapai everest dibutuhkan talenta spesial dan latihan.
Menurut Tony Robbins, kita bisa membagi perjalanan menuju Financial Summit (Absolute Financial
Freedom) menjadi beberapa tahapan
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
11Vol. 62 | Apr-Mei 2015
12 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Omed-omedan, Sesetan - Denpasar, 22 Maret 2015
Omed - OmedanKissing Ritual in Bali
Hanya di
Banjar Kaja,
Desa Sesetan
Denpasar,
kita dapat
menemukan sebuah tradisi
unik yang diselenggarakan
sehari setelah Nyepi atau
tepatnya Ngembak Geni,
yakni “Omed-omedan”.
Kata “Omed-omedan” dalam
bahasa Indonesia dapat
diartikan tarik-menarik.
Omed-omedan disebut
unik, karena para peserta
yang mengikuti perayaan
ini diharuskan untuk saling
berciuman satu sama lain
ditengah siraman air. Peserta
‘Omed-omedan’ didominasi oleh
pemuda-pemudi mulai dari umur
17 hingga 30 tahun atau yang
sudah menginjak dewasa tetapi
belum menikah. Peserta tersebut
dibagi menjadi dua kelompok
putra dan putri. Kedua kelompok
kemudian berhadapan satu
sama lain dan masing-masing
menunjuk salah satu rekan
mereka untuk saling berciuman
di barisan terdepan sambil
diguyur oleh air pemberian
sesepuh desa tersebut.
SnApSHot
13Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Festival Omed-omedan ini juga dimeriahkan oleh Lolot Band
SnApSHot
14 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
LESTARI 7th SHARED VALUE
COMMIT TOLEARN EVERYDAYKOMITMEN UNTUK BELAJAR SETIAP HARI
15Vol. 62 | Apr-Mei 20154bp.blogspot.com
16 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Saya punya seorang kawan baik.
Kami lulus dari sekolah yang
sama, Universitas Trisakti.
Kemudian memulai karir secara
bersamaan pula. Kawan saya itu
sekarang karirnya sudah tinggi sekali, selevel
di bawah Board of Director. Namun dia merasa
resah. Seringkali curhat kepada saya, bahwa
apa yang dikerjakannya tidak mendapat
reward sebagaimana mestinya.
Dia ingin sekali ‘berbisnis’. Mungkin dia
melihat saya. Menurutnya dengan berbisnis,
apa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang
dikerjakan. Akhirnya pada suatu kesempatan
yang baik, saya bertanya apakah dia tidak
senang dengan pekerjaannya. Kawan
saya menjawab bahwa dia menyenangi
pekerjaannya. Cuma dia merasa hasilnya
tidak sesuai dengan ‘kerja kerasnya’.
Saya tanya lagi apanya yang tidak sesuai,
bukankah apa yang didapatnya hari ini sudah
melampaui apa yang dicita-citakannya ketika
kita di bangku kuliah dulu?
Kenapa ingin berbisnis kalau senang dengan
pekerjaannya? Apakah benar-benar ingin
MENJADI KAYA ITU GAMPANG
Alex P. Chandra@alex_lestari
Komisaris BPR Lestari & Founder of Lestari Group
www.alexpchandra.com
“ Spending less than you earn is the first step to build wealth.”
s3-us-west-1.am
azonaws.com
notE From A FriEnD
17Vol. 62 | Apr-Mei 2015
menjadi seorang entrepreneur, ataukah hanya
ingin kaya?
Akhirnya saya mendapatkan jawaban bahwa
kawan saya itu tidak benar-benar ingin
menjadi entrepreneur, melainkan ingin kaya.
Dia merasa bahwa pekerjaannya sekarang
tidak akan memberikan kekayaan yang
dicita-citakannya. Jadi dia ingin pindah
kuadran menjadi seorang businessman.
Karena dipikirnya dengan cara itulah dia bisa
menjadi kaya.
Saya meresponnya dengan mengatakan
bahwa menjadi pebisnis adalah salah satu
cara untuk menjadi kaya, namun bukan
satu-satu-nya cara. Tantangannya pun tidak
mudah. Banyak pula pengusaha yang miskin.
Untuk menjadi kaya tidak perlu menjadi
entrepreneur. Bahkan saya bilang menjadi
kaya itu gampang.
Pertama, definisikan dengan jelas term kaya
menurut kita itu apa. Setiap manusia punya
rules sendiri-sendiri. Hidupnya secara tidak
sadar akan dipengaruhi oleh rules yang
diciptakannya sendiri. Jika rules menjadi kaya
adalah dengan mempunyai pendapatan 1
juta USD setahun, maka tentu susah sekali
mencapainya. Lebih sulit dibandingkan
dengan orang yang rules menjadi kayanya,
cukup bahwa passive income-nya melampaui
living expense-nya.
Jadi saya bilang, jangan bikin rules yang
susah-susah. Semakin sederhana kita
membuat rules ‘kaya’ itu, semakin mudah
kita menjadi kaya. Menurut saya rules atau
definisi kaya adalah passive income kita
melebihi living expense kita. Dengan demikian
kita bisa memutuskan mau bekerja atau tidak
bekerja sesuai dengan selera kita.
Menjadi kaya dengan defenisi tadi berarti
kita memperoleh kebebasan. Dan kebebasan
tidak ternilai harganya. Kalau definisinya
mengikuti definisi saya, kan tinggal disetel,
living expense-nya mau berapa besar?
Semakin tinggi life style-nya semakin besar
living expense-nya, semakin sulit menjadi
kayanya. Semakin sederhana life style-nya
semakin mudah dia menjadi kaya.
Yang kedua saya katakan adalah tidak
mungkin orang menjadi kaya tanpa
berinvestasi. Ingat passive income datangnya
dari investasi. Tidak ada orang yang menjadi
kaya hanya karena gajinya. Saya tanyakan
berapa besar porsi income-nya yang
diinvestasikan setiap bulannya?
Spending less than you earn is the first step to
build wealth.
Selisihnya ditabung dulu. Walaupun
tabungan tidak akan membuat Anda kaya,
namun tabungan adalah benih buat investasi
lain yang lebih signifikan. Tanpa menabung,
tidak akan ada investment. Tanpa investment
tidak akan ada passive income. Tanpa passive
income, kita tidak akan pernah kaya.
Jawaban kawan saya itu mengejutkan.
Katanya tidak ada porsi income-nya yang
secara sistematis disisihkan buat investasi.
Wah, kawan saya ini adalah eksekutif yang
gajinya pasti sudah tinggi sekali, namun
tidak secara sistematis menyisihkan
pendapatannya untuk investasi.
Saya katakan bahwa tanpa investasi, dia tidak
akan pernah kaya. Tak peduli berapapun
besar gajinya. Saya mencontohkan, kenapa
tidak beli Ruko saja dengan mencicil. Toh
gajinya pasti cukup besar untuk bisa mencicil
sebuah Ruko. Rukonya kemudian disewakan.
Dengan demikian dia sudah mempunyai
passive income. Cicilan KPR untuk membeli
ruko tadi diambil dari gaji bulanannya. Saya
bilang ini namanya forced saving, menabung
yang dipaksa.
Nanti kalau gajinya naik, atau dapat bonus,
beli Ruko lagi. Setahun beli Ruko 1. Dalam
5 tahun sudah punya 5 Ruko. Jika per-Ruko
sewanya 100 juta, maka sudah 500 juta
passive income-nya. Jika sudah begitu, nanti
setahun bisa dua unit. Dalam 10 tahun, kalau
lifestyle-nya tidak tinggi-tinggi amat, dengan
teknik yang sangat sederhana ini, kawan saya
itu akan kaya. (Ini contoh yang disederhanakan,
tentunya perhitungan investasi sebenarnya
harus memperhitungkan penghasilan tiap
bulannya, bonus yang diterimanya setiap tahun,
hasil sewa, bunga, dan sebagainya).
Jadi untuk menjadi kaya tidak perlu menjadi
‘entrepreneur’. Menjadi kaya itu gampang.
Tetapkan rules yang tidak terlalu tinggi untuk
menjadi kaya, dan start investing.
“Jangan bikin rules yang susah-susah. Semakin sederhana kita membuat rules ‘kaya’, semakin mudah kita menjadi kaya. Menurut saya rules atau definisi kaya adalah pasif income kita melebihi living expense kita. Dengan demikian kita bisa memutuskan mau bekerja atau tidak bekerja sesuai dengan selera kita.”
notE From A FriEnD
18 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Pengundian Tabungan Jumbo
PERioDE PERTAMA
UNDiAN TABUNGAN JUMBo wow
2015 BANJiR HADiAH
5 paket couple amazing tour Hongkong – Shen Zhen – Macau, dan 50 unit Samsung TV LED.
“Ini merupakan hadiah terbanyak yang kami undi dalam sekali pengundian,” ungkap Erry Yoga
Sugama, Public Relations Manager BPR Lestari. Perwakilan Dinas Sosial Kota Denpasar pun
mengumumkan nama Henry Satex dengan nomor undian 011982 yang notabene merupakan
nasabah BPR Lestari Melati, keluar sebagai pemenang hadiah utama 1 unit Kijang All New
Grand Innova.
Semenjak di-launching di tahun 2011, BPR Lestari baru mengumpulkan saldo Tabungan Jumbo
sebesar Rp 50 miliar dan per Maret 2015 ini, posisi saldo pun meningkat tajam hingga di angka
Rp 501 Miliar dengan raihan nasabah aktif mencapai sekitar 8.700 orang. “Tabungan Jumbo
Wow merupakan tabungan yang memberikan banyak manfaat, diantaranya bebas biaya
administrasi dan RTGS serta bebas biaya transfer ke bank manapun di seluruh Indonesia.
Bunganya juga tinggi, yakni 7% dan jangan lupa tabungan ini punya program berhadiah
WOW,” terang Yoga.
Semakin sering bertransaksi dan meningkatkan saldo, kesempatan nasabah untuk
memenangkan hadiah-hadiah keren di program Undian Tabungan Jumbo Wow pun semakin
besar. Mari coba kesempatan Anda di periode pengundian berikutnya! Tambah terus saldonya
dan menangkan hadiahnya.
Di tahun 2015 ini,
BPR Lestari kembali
menghadirkan program
Undian Tabungan Jumbo
Wow demi memberikan
apresiasi kepada para nasabah setia
Lestari. Adapun pengundian untuk
periode pertama di tahun 2015 telah
diselenggarakan pada Kamis (16/4)
lalu di BPR Lestari WR. Supratman.
Acara pengundian ini disaksikan oleh
jajaran manajemen BPR Lestari, notaris,
perwakilan Dinas Sosial Kota Denpasar,
serta 50 nasabah BPR Lestari.
Masih seperti tahun sebelumnya, Undian
Tabungan Jumbo Wow 2015 bagi-bagi
sejumlah hadiah fantastis. Sebut saja satu
unit Toyota Kijang All New Grand Innova,
19Vol. 62 | Apr-Mei 2015
20 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Warna - Warni Entrepreneur Festival 2015
Dari Penghargaan, Talkshow, hingga Eksibisi Komunitas
Untuk kedua kalinya BPR
Lestari mempersembahkan
sebuah pesta
kewirausahaan bertajuk
Entrepreneur Festival (EF).
Bekerjasama dengan Sekolah Akuntansi
Keuangan dan Perbankan (AKUBANK)
dan tim redaksi majalah Money & I, EF
2015 digelar di Balai Pertemuan Bhumiku
Denpasar. Acara ini dihadiri oleh ratusan
praktisi bisnis, pelaku usaha baik dari
korporasi besar hingga UMKM, investor, dan
profesional muda.
Berbeda dengan penyelenggaraan tahun
sebelumnya yang mengangkat tema
perencanaan dan pengembangan bisnis yang
berkelanjutan, Entrepreneur Festival 2015
justru mengambil tema seputar keuangan
dan investasi. “Mastering The Game of Money”
menjadi tajuk besar acara yang digelar pada
Sabtu, 28 Maret 2015 lalu ini.
“Banyak orang yang setelah bisnisnya
sukses dan menghasilkan banyak laba,
tapi kemudian tidak mampu mengelola
keuangan dengan baik dan benar. Ujung-
ujungnya investasi mereka tidak tumbuh.
Oleh karena itu, Entrepreneur Festival ingin
mengangkat topik tersebut dan mengedukasi
para pebisnis maupun karyawan tentang
bagaimana menciptakan kekayaan dan
kemudian menjadikan kekayaan yang sudah
dihasilkan terus menghasilkan,” papar Arif
Rahman, selaku Ketua Panitia EF 2015.
Safir Senduk, praktisi perencana keuangan
yang terkenal dengan bukunya Buka Usaha
Nggak Kaya? Percuma..! didaulat sebagai
pembicara utama. “Kekayaan seseorang
diukur dari seberapa banyak dan pintarnya
ia berinvestasi,” katanya di hadapan para
penonton EF 2015, ketika ia membawakan
sesi financial planning. Safir Senduk juga
menambahkan bahwa karakter pribadi
seseorang sangat mempengaruhi cara ia
mengatur keuangan. Kendalikan gaya hidup
dan fokus pada investasi yang diinginkan
adalah salah satu kunci kesuksesan
perencanaan keuangan.
Di sesi workshop perencanaan keuangan, Alex
P Chandra juga ikut membagi tips dan trik
tentang cara berinvestasi yang benar. Bagi
Chairman BPR Lestari ini, ada empat hal yang
“Entrepreneur Festival adalah ajang yang saya apresiasi, karena tidak banyak yang peduli dengan profesi pengusaha dan tantangan yang akan mereka hadapi ke depan. Mari kita buat mereka jengah dan berbenah untuk hadapi MEA yang sudah didepan mata.”
- IB Rai Dharma Wijaya Mantra
Walikota Denpasar
21Vol. 62 | Apr-Mei 2015
menentukan kesuksesan investasi seseorang,
yakni consistency, tap into the amazing
power of compounding, save more, dan asset
allocation. “Kaya itu sama dengan ketika hasil
investasi lebih besar daripada biaya hidup
kita,” serunya.
Eksibisi & Apresiasi
Satu hal yang menjadi pembeda di ajang
EF kali ini adalah adanya partisipasi
dari komunitas kreatif Denpasar.
Terdapat delapan komunitas kreatif yang
memamerkan karya dan aktivitasnya. Seperti
yang dilakukan kawan-kawan dari Komunitas
Happy Cosplayer, di mana mereka berkostum
dan memperagakan aksi dari karakter anime
yang mereka angkat.
Ada pula pencinta Hot Wheels yang
memamerkan koleksi langka mereka.
Pun booth dari komunitas pencinta dan
pembuat komik bernama Comicotopia
turut memamerkan hasil karya mereka.
Berdampingan dengan komunitas
penggemar paper craft bernama PERI Bali
yang memajang beragam figur animasi hasil
dari lipatan kertas.
Tak habis sampai di sana, komunitas pencinta
kamera analog Suku Analog menggelar
sebuah eksibisi mini yang memajang
foto-foto dan koleksi kamera analog antik
EVEnt
Entrepreneur Festival 2015 dibuka
dengan menyanyikan lagu Indonesia
Raya, yang dibawakan lewat petikan gitar
Balawan, kemudian dilanjutkan dengan
awarding ceremony serta talk show dengan
para pemenang penghargaan.
>
22 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
mereka. Booth Suku Analog ini pun
didekorasi begitu unik, sehingga
menjadi sorotan tersendiri di gelaran EF
2015. Komunitas Urban Skecther juga
membawa karya-karya sketch anggota
komunitas mereka untuk dipamerkan
di EF. Bahkan festival sastra terbesar
se-Asia Tenggara, Ubud Writers &
Readers Festival juga ikut memeriahkan
pesta wirausaha ini. Terdapat sesi di
mana komunitas Stand Up Comedy
Bali melakukan aksi komik mereka di
atas panggung serta penampilan dari
komunitas Cosplay yang fashion show
dengan atribut warna-warni pakaian
unik mereka mencairkan suasana.
Melanjutkan tradisi di tahun
sebelumnya, EF 2015 juga memberikan
semacam apresiasi atau penghargaan
khusus bertajuk M&I Awards kepada
Peri Bali memperlihatkan seni
berbahan kertas dengan tingkat
kerumitan tinggi.
1
Komunitas dari Suku
Analog Bali unjuk gigi dengan
menampilkan koleksi seni fotografi
mereka.
2
Komunitas dari Dewata
Diecast menampilkan koleksi
terbatas dari produk Hotwheels.
3
Komunitas Comicotopia tidak
ketinggalan memperlihatkan komik
- komiknya.
4
Teman - teman dari
komunitas Stand Up Indo Bali juga
turut memeriahkan acara ini.
5
2
3
beberapa wirausahawan terpilih yang mampu menjadi local champion,
baik di tingkat nasional maupun Internasional. Ada empat kategori
yang diperebutkan, yakni The Rookie of The Year, Wonder Woman of
The Year, Technopreneur of The Year, dan Lestari Entrepreneur of The Year.
“Wirausahawan yang berhasil masuk sebagai nominee adalah mereka
yang profilnya pernah diangkat oleh majalah BPR Lestari, Money & I
Magazine,” terang Alex P Chandra.
Untuk nominee di kategori The Rookie yang notabene penghargaan
khusus untuk wirausahawan muda diisi oleh nama-nama segar, seperti
Agung Istri Sari Dewi, Christian Bagus, Ayu Mellyta, dan Windu Segara
Senet. Penghargaan The Rookie pun berhasil diraih oleh Windu Segara
1
4
5
23Vol. 62 | Apr-Mei 2015
EVEnt
Senet lewat usaha Mangsi Coffee-nya. Sementara untuk Wonder
Woman yang diunggulkan adalah Shinta Chrisna, Bintang Mira, Rani
Rai, IGAA Inda Trimafo Yudha, dan Swandewi. Nama Bintang Mira
lewat usaha Balibatiku keluar sebagai pemenang kategori Wonder
Woman. Sementara untuk kategori Technopreneur terdapat nama I
Made Artana, Hendra W Saputro, Wahya Biantara, dan Agung Oka
Sudarsana. I Made Artana, founder STMIK Primakara ini pun berhasil
meraih pemenang di kategori tersebut.
Lestari Entrepreneur of The Year adalah penghargaan tertinggi dari BPR
Lestari untuk entrepreneur paling berprestasi. Dari nama-nama nominee
seperti Sabbatha Rahzuardi, Jango Pramarta, Reno Nirmala, I Wayan
Tuges, Anom Wijaya Darsana, dan Mardi Sumitro. Walikota Denpasar
IB Rai Dharma Wijaya Mantra yang turut hadir di gelaran EF pun
mengumumkan nama Jango Pramartha lewat usaha Bog-Bog Magazine
lah yang keluar sebagai pemenang utamanya.
Dalam kesempatan tersebut bapak Walikota juga menyampaikan
bahwa event seperti Entrepreneur Festival merupakan salah satu ajang
yang patut diapresiasi. “MEA yang sudah didepan mata akan menjadi
ajang kompetisi para pegiat lokal dengan orang luar, karenanya kita
harus meningkatkan kualifikasi untuk bersaing dengan mereka,” ujar
beliau.
Entrepreneur Festival 2015 juga memberikan penghargaan khusus
untuk tokoh Bali yang mampu menginspirasi dan sukses berkiprah baik
di skala nasional maupun internasional. Penghargaan bertajuk The Icon
tersebut diberikan kepada gitaris I Wayan Balawan. Selain hadir untuk
menerima penghargaan, I Wayan Balawan juga turut memeriahkan EF
lewat permainan gitar jazzy-nya yang spektakuler. Bahkan, Balawan
sempat berkolaborasi dengan Chairman BPR Lestari, Alex P Chandra
menyanyikan sebuah tembang klasik, What a Wonderful World. Oleh
aksi mereka, Entrepreneur Festival 2015 pun semakin berwarna.
24 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
“Kelebihan BOG-BOG adalah
bagaimana kartun-kartunnya
mampu menyampaikan sebuah
pesan tanpa kata-kata. Itu yang
berusaha ditonjolkan.”
- Jango Pramartha -
Penghargaan tertinggi M&I
Awards dan BPR Lestari
yang dilabeli tajuk Lestari
Entrepreneur of The Year jatuh
pada sesosok kartunis populer
Bali bernama Jango Pramartha.
Ia sukses membangun sebuah
bisnis kreatif lewat brand
majalah kartun pertama di
Indonesia, BOG-BOG. Meski di
awal karirnya, Jango harus jatuh
bangun membangun bisnis yang
berbekal passion tersebut.
Semenjak dirilis Majalah Bog-
Bog telah menjadi fenomena
budaya pop tersendiri di ranah
industri kreatif Indonesia. Tak
hanya pujian berupa Rekor Muri,
tetapi juga mendorong para
generasi muda untuk melirik
profesi kartunis, tidak hanya
sebagai sekadar passion, tetapi
juga masa depan mereka.
Dalam perkembangannya,
Bog-Bog juga muncul sebagai
merchandise, jasa desain
dan ilustrasi. Ia pun mampu
menempatkan profesi kartunis
bangsa ini di tingkat paling
eksklusif. Terlebih dengan
konsep kreatif yang begitu
berani, yakni mengolah elemen
‘kritik’ menjadi sebuah hiburan.
“Lestari Entrepreneur of The Year 2015”
Jango Pramartha“Wonder Woman of The Year 2015”
Bintang Mira
Para bintang yang bersinar di Entrepreneur Festival 2015
The Winner Goes To...
EVEnt
Penghargaan diberikan oleh Walikota Denpasara IB Rai Dharmawijaya Mantra
Penghargaan diberikan oleh pemenang The Wonder Woman 2014 Niluh Djelantik
“Ini untuk membuktikan, bahwa Bali punya batik, dan dapat
berprestasi”
- Bintang Mira Afriningrum -
M&I Awards
mengapresiasi
penuh para
womanpreneur di Bali yang sukses
mengembangkan usahanya dan
mengangkat identitas lokal.
Apresiasi tersebut pun
tersematkan dalam kategori
Wonder Woman. Penghargaan
khusus untuk para wanita
Bali yang berjuang di dunia
kewirausahaan ini pun jatuh
pada sosok desainer bernama
Bintang Mira Afriningrum.
Lewat brand Balibatiku, Bintang
Mira mencetuskan sebuah
konsep Batik Bali. Ia percaya
bahwa Bali memiliki motif Batik
dengan ciri khasnya tersendiri.
Perempuan kelahiran 26 Maret
1971 ini pun mengeksplor
keindahan Batik Bali dengan
menghadirkan motif-motif ikonik
Bali, seperti poleng, barong,
patra, dan ilustrasi seni tari Bali
di atas lembaran kain katun.
Selain itu, Bintang juga
mengkreasikannya dalam barang
siap pakai, seperti gaun, baju,
tas, sepatu, kipas, dan aksesoris
fashion lainnya. Upaya Bintang
menjadikan Batik Bali naik kelas.
25Vol. 62 | Apr-Mei 2015
“Untuk orang-orang muda,
jangan pernah berhenti
menyerah, kejar apa yang
kamu inginkan, semua bisa
tercapai kalau kita berusaha
mewujudkannya”
- Windu Segara -
Rookie of The Year adalah
penghargaan khusus
dari M&I Awards untuk
young entrepreneur, di mana
dengan kualifikasi usia di bawah
35 tahun. Penghargaan ini pun
jatuh pada dr. Made Windu
Segara Senet, S.Ked. Tapi, Windu
Segara Senet bukan sembarang
dokter. Di balik profesi mulianya
di bidang kesehatan, pria
kelahiran 10 Maret 1989 ini juga
mengembangkan usaha kedai
“The Rookie of The Year 2015”
Windu Segara Senet“Kami di Primakara, memang
akan mengarahkan mahasiswa
untuk berkarir secara global atau
pun entrepreneur di bidang IT.”
-I Made Artana-
Technopreneur of The Year
adalah penghargaan
khusus dari M&I Awards
yang didedikasikan untuk
entrepreneur Bali yang mampu
berinovasi dan mengaplikasikan
teknologi pada usahanya.
Predikat Technopreneur tahun ini
pun jatuh pada I Made Artana.
Pria kelahiran 14 Agustus 1976
ini mendirikan sebuah lembaga
pendidikan baru bernama STMIK
Primakara yang berfokus dalam
mencetak para technopreneur
muda atau SDM Bali yang
“Technopreneur of The Year 2015”
I Made Artanakopi bernama Mangsi Coffee
yang populer di kalangan kawula
muda Denpasar. Bahkan sejak
2004, sebelum kedai kopinya
didirikan, Mangsi telah lebih
dahulu eksis menularkan “virus
minum kopi lokal” lewat produk-
produk kopi racikanya. Dari
periode 2004 – 2013, Mangsi
bergerilya lewat bubuk kopi
kemasannya, namun baru di
tahun 2013 lalu impian Windu
untuk memiliki sebuah kedai kopi
Mangsi terwujud.
Windu pun berhasil menciptakan
sebuah kedai kopi yang tidak
hanya berfungsi sebagai tempat
ngopi dan nongkrong, tetapi juga
kegiatan kreatif yang menarik.
mampu berkompetisi di industri
teknologi dan informasi, baik
di kancah nasional maupun
internasional.
Dunia IT seakan menjadi api
semangatnya dalam melahirkan
ide segar dan inovasi kreatif
untuk setiap rancangan
bisnisnya. Dunia IT dan dunia
pendidikan pun kini bak
dikawinkan oleh Made Artana
di atas cita-cita mulianya. I
Made Artana juga mengelola
perusahaan yang masih
berkaitan dengan IT, yakni PT.
Bali Soket Informindo, sebuah
perusahaan pengembang
perangkat lunak.
Penghargaan diberikan oleh Peraih The Rookie 2014 Dewandra Djelantik
Penghargaan diberikan oleh peraih The Technopreneur Award 2014 Putu Sudiartha ditemani oleh salah satu juri Sayu Sutrisna Dewi
26 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
The Icon adalah penghargaan khusus M&I
Magazine dan BPR Lestari untuk tokoh
Bali yang mampu menjadi inspirator dan
bertindak sebagai inovator yang sukses
berkiprah bukan hanya di tingkat lokal,
namun juga kancah nasional. Pada tahun lalu, penghargaan
ini jatuh kepada Joseph Theodorus selaku pendiri Joger.
Dan untuk tahun ini, The Icon of The Year diberikan kepada
Balawan, sosok musisi dan gitaris handal yang sukses
mengukir prestasi bukan hanya di dalam negeri ataupun
nasional, namun juga hingga ke mancanegara.
Pria kelahiran 9 September 1973 ini lebih dikenal sebagai
musisi Jazz Indonesia. Namanya berkibar lantaran ia
menguasai teknik bermain gitar Touch Tapping Style. Ia juga
membentuk sebuah grup musik etnik bernama Batuan
Ethnic Fusion, di mana para pemusik di dalamnya merupakan
seniman dari kampung halamannya sendiri, yakni Desa
Batuan Gianyar. Ia pun secara lihai menggabungkan
musik etnik gamelan Bali dengan petikan gitar jazzy-nya.
Bersama Batuan Ethnic Fusion, Balawan telah melahirkan
album Globalism, di mana kental dengan atmosfer musik
eksperimental, namun mampu menuai respon positif di
industri musik nasional.
Di Batuan Ethnic Fusion, Balawan mengombinasikan alat
musik gitar, drum, bass, dengan alat-alat musik tradisional
Bali, di mana mampu menghasilkan suara-suara baru yang
menjadi ciri khasnya. Balawan juga mulai mengembangkan
teknik tapping pada permainan gitarnya. Dengan
menggunakan seluruh jari-jarinya, Ia pun mulai memainkan
nada-nada jazz dengan pentatonik nada-nada Bali.
“The ICON 2015”
I Wayan Balawan Populerkan Bali Lewat Musik
THE ICON!
Penghargaan yang
diberikan kepada
tokoh lokal yang telah
meraih prestasi secara
luas. Penghargaan ini
untuk mendorong agar
banyak insan-insan
lokal yang mengejar
prestasi hingga tingkat
nasional.
27Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Proses Penilaian & Screening
Lestari Entrepreneur of The Yeardan M&I Award 2015
Bagaimana proses penilaian di lakukan? Diawali dari screening data narasumber,
di mana redaksi Money & I memilih narasumber berdasar performa perusahaan
yang dinilai inspiratif dan sarat pembelajaran. Kemudian dikelompokkan menjadi
4 kategori dalam dua penghargaan, M&I Award dengan kategori ‘The Rookie’ untuk
pengusaha dengan usia di bawah 35 tahun, ‘The Wonder Woman’ untuk pengusaha
wanita dan ‘The Technopreneur’ bagi pengusaha di bidang teknologi. Dan penghargaan kedua
adalah ‘Lestari Entrepreneur of The Year’, penghargaan yang diberikan kepada pengusaha yang
skala bisnisnya masif dan diakui secara nasional dengan ide yang kompetitif. Proses penjurian
dilakukan pada tanggal 6 Maret 2015 dengan ketua juri I.A. Selly Dharmawijaya Mantra dan
beranggotakan Sayu Sutrisna Dewi (Dosen Universitas Udayana dan pegiat kewirausahaan),
Arif Rahman (Pemimpin Redaksi majalah Money&I) serta pemenang The Rookie Award 2014
Dewandra Djelantik, Wonder Woman Award 2014 Niluh Djelantik dan Putu Sudiartha selaku
peraih Technopreneur Award 2014.
Terdapat beberapa kriteria penilaian dengan bobot yang berbeda, yakni :
• Bisnisnya sudah eksis sedikitnya 5 tahun.
• Produk & performa perusahaan excellent.
• Brand-nya populer, diliput media secara
luas, berprestasi atau produknya diekspor
ke pasar internasional.
• Ada sejumlah outstanding move yang
dilakukan oleh pengusaha, sehingga
bisnisnya bertumbuh.
• Skala bisnisnya memungkinkan untuk
terus bertumbuh dan model bisnisnya bisa
ditiru serta mampu menjadi inspirasi bagi
siapa saja yang hendak mendirikan usaha
serupa (mampu diraih).
• Menjaga kearifan lokal (force for good).
Bobot Penilaian
• Kreativitas 40%
• Brand Awareness 30%
• Local Content / Kearifan Lokal 30%
Untuk M&I Award, hasil tabulasi untuk
The Rookie diberikan kepada Windu Segara
yang memperoleh score 171, meninggalkan
nominator lainnya yang memperoleh score di
bawah 160. Persaingan ketat justru terjadi di
kategori Wonder Woman dan Technopreneur.
Masing-masing diraih oleh Bintang Mira yang
memperoleh score 161 dan I Made Artana
dengan score 164, mereka hanya unggul 1 dan
2 poin dari nominator lainnya. Selamat untuk
para pemenang, terus berkarya dan jangan
berhenti menebar inspirasi.
EVEnt
28 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Heboh batu akik menyapu
seluruh pelosok negeri. Di
mana-mana orang ngobrolin
Batu Akik. Berbicara tentang
Batu Akik kini tak kalah
seru dibanding ngomongin sepak bola. Bisa
seharian dan enggak ada habisnya. Bisnis
batu akik pun tumbuh bak jamur di musim
hujan. Batu Bacan, Batu Garut, Batu Sungai
Dareh, Batu Kalimaya, atau Batu Giok Aceh
menjadi “selebritis” yang diburu penghobi
dan kolektor Batu Akik. Harganya ampuuun,
konon ada yang mencapai miliaran rupiah
Menggeliatnya bisnis Batu Akik menarik
ditinjau dari sudut pandang kalangan kelas
menengah (saya menyebutnya: Consumer
3000). Di buku saya Consumer 3000, saya
menyebut konsumen dari kalangan kelas
menengah ini memiliki tiga ciri. Pertama,
inSigHt
YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association
www.yuswohady.com
AKIKmemiliki daya beli tinggi (high buying power).
Kedua, berpengetahuan dan berwawasan
luas (knowledgeable) mengingat sumber-
sumber informasi terbuka luas terutama
internet. Ketiga, antar terhubung satu sama
lain (socially-connected) melalui media baru
seperti Blog, Twitter, atau Facebook.
Harus diingat, fenomena heboh Akik adalah
fenomena kelas menengah. Kenapa? Karena,
tak seperti dulu-dulu, harga Akik kini sudah
cukup mahal dari ratusan ribu sampai jutaan
rupiah. Yang mampu mengoleksi beragam
batu akik bernilai jutaan, puluhan juta,
bahkan ratusan juta hanyalah (minimal)
kalangan kelas menengah. Karena jumlah
kelas menengah begitu besar mendominasi
penduduk kita, tak heran jika heboh Akik ini
meluas demikian hebatnya.
“ Salah satu ciri lain dari kelas menengah adalah mereka mulai memiliki uang menganggur yang bisa diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk portfolio investasi mulai dari deposito, emas, properti hingga saham.”
viva
.co.
id
29Vol. 62 | Apr-Mei 2015
inSigHt
“Bisnis batu akik tidak tepat dikatakan sebagai investasi, lebih tepatnya adalah spekulasi.“ - Yuswohady
Dari sudut pandang konsumen kelas
menengah, ada tiga alasan yang menjadikan
bisnis ini demikian heboh.
Hobi Plus Investasi, Why Not!? Alasan pertama dari sisi hobi dan investasi.
Kelas menengah adalah konsumen
yang kebutuhan-kebutuhannya mulai
sophisticated, tak melulu mencukupi
kebutuhan sandang-pangan-papan. Dengan
kemampuan keuangan dan daya beli yang
lumayan, mereka mulai membutuhkan
hiburan, liburan, atau memanjakan hobi.
Tak mengherankan, jika bisnis hiburan
(contohnya: karaoke), liburan (contohnya:
liburan ke Singapura), dan hobi (contohnya:
hobi otomotif) merupakan bisnis yang
pertumbuhannya menggeliat luar biasa. Nah,
contoh hobi yang kini kian mereka gemari
adalah mengoleksi Batu Akik.
Hobi mengoleksi Batu Akik kini menjadi
spesial bagi kelas menengah mengungguli
hobi-hobi yang lain, karena di dalamnya
terdapat unsur investasi. Perlu diingat,
salah satu ciri lain dari kelas menengah
adalah mereka mulai memiliki uang
menganggur (discretionary income) yang bisa
diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk
portofolio investasi mulai dari deposito,
emas, properti, hingga saham. Batu Akik
berpotensi menjadi portofolio investasi yang
menarik akhir-akhir ini karena nilainya yang
terus naik. Kabar burung yang terdengar
bahkan harganya mencapai ratusan juta
bahkan miliaran rupiah.
Nah, ketika hobi dan investasi ini bisa
bersatu-padu dalam entitas bisnis Akik, maka
tak mengherankan jika bisnis ini menjadi
pilihan yang seksi bagi kalangan kelas
menengah. Mereka gegap gempita memburu
bisnis ini.
Instant Financial FreedomAlasan kedua dari sisi mimpi kelas menengah
untuk mencapai kebebasan finansial (financial
freedom). Inilah mimpi terbesar dari kalangan
kelas menengah kita. Kerja habis-habisan
di usia muda, lalu memasuki usia 40 atau 50
tinggal ongkang-ongkang kaki menikmati
hidup dengan bunga deposito atau gain
saham. Nah, bisnis Batu Akik bisa menjadi
medium baru bagi kalangan kelas menengah
kita untuk mewujudkan kebebasan
finansial tersebut dengan cara aji mumpung
memanfaatkan harganya gila-gilaan.
Sesungguhnya tidak tepat mengatakan bisnis
Batu Akik sebagai investasi, lebih tepatnya
adalah spekulasi. Ya, karena tingginya nilai
Batu Akik belum sepenuhnya teruji. Takutnya
harga batu Akik yang melambung akhir-akhir
ini adalah anomali. Tak tertutup kemungkinan
tiga bulan dari sekarang nilainya jatuh seperti
yang dialami Anthorium beberapa tahun lalu.
So, maraknya bisnis akik akhir-akhir ini tak
lain adalah cermin dari “irrational exuberance”
(meminjam Alan Greenspan) untuk
mewujudkan kebebasan finansial dengan
cara-cara yang instan.
Para “pelaku dadakan” bisnis Akik ini
terobsesi untuk kaya mendadak karena
terbius oleh simpang-siur informasi
mengenai tingginya nilai Batu Akik. Saya
misalnya, menemukan di salah satu posting di
media online, bahwa harga satu Batu Akik bisa
mencapai Rp. 18 miliar, wow! Obsesi menjadi
jutawan atau miliarder dengan mudah
dan instan inilah yang menjadi penyulut
maraknya bisnis ini beberapa tahun terakhir.
Semua orang terbuai oleh obsesi menjadi
kaya mendadak.
WOM Bak Virus
Alasan ketiga adalah hadirnya media
sosial yang memainkan peran kunci dalam
“menggoreng” nilai Batu Akik yang gila-
gilaan. Seperti saya ungkapkan di depan
konsumen kelas menengah adalah kalangan
yang socially-connected alias terhubung satu
sama lain oleh media seperti Blog, Twitter,
atau Facebook. Dengan adanya media sosial,
informasi apapun merambat demikian cepat.
Contohnya harga Batu Akik Rp.18 miliar tadi,
bisa merambat demikian cepat menghasilkan
promosi dari mulut ke mulut (Word of Mouth,
WOM) yang menjadikan bisnis ini demikian
hot dan atraktif.
Komunitas-komunitas batu akik, baik offline
maupun online, menjadi agen yang penting
bagi terwujudnya WOM tersebut. Melalui
percakapan di dalam dan antar komunitas
itulah nilai bisnis Batu Akik “digoreng”
sehingga memiliki daya tarik yang luar biasa.
Kisah-kisah sukses pebisnis Batu Akik begitu
bombastis disebarkan melalui media sosial
bak virus ganas. Dari situ muncul exuberance
alias kegairahan luar biasa untuk berbisnis
Batu Akik. Tak hanya dari kalangan yang
telah lama berkecimpung di bisnis ini, tapi
terutama orang-orang awam dan pebisnis-
pebisnis Batu Akik dadakan. Harap diketahui,
yang justru heboh adalah yang terakhir ini.
Harus diakui heboh bisnis akik membawa
manfaat ekonomi yang positif bagi kita
semua. Karena itu saya selalu berdoa, agar
heboh bisnis ini bisa berlangsung terus dan
sustainable. Jangan sampai kejadian heboh
Anthorium atau Ikan Louhan terulang.
30 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
CIMB NIAGA KembaliPercayakan Linkage dengan BPR Lestari
CIMB Niaga kembali menaruh kepercayaannya
terhadap BPR Lestari dengan melanjutkan kerjasama
linkage program yang sempat sukses dijalankan di tahun
2014. Sementara itu untuk tahun ini, adapun dana
kredit yang dikucurkan oleh CIMB Niaga sejumlah Rp
150 miliar. Lewat suntikan dana tersebut diharapkan BPR Lestari
mampu meningkatkan penyaluran kredit di sektor UMKM Bali
secara merata.
Jumat (13/3) lalu di Kantor Pusat BPR Lestari, Teuku Umar,
penandatanganan kerjasama linkage dihadiri oleh Pribadi Budiono,
Direktur Utama BPR Lestari dan Ida Bagus Harta Mulyana, selaku
Bali Commercial Linkage Business Manager, CIMB Niaga. “Kami
EVEnt
31Vol. 62 | Apr-Mei 2015
EVEnt
lihat kerjasama di tahun sebelumnya sangat
bagus dengan BPR Lestari, sehingga kami
ingin melanjutkannya kembali. Selain itu
BPR Lestari juga kami anggap sebagai mitra
strategis dalam mendukung program kami
di sektor UMKM” ungkap Ida Bagus Harta
Mulyana.
“Kami berharap kerjasama ini bisa
memberikan kontribusi yang positif bagi
pengembangan sektor UMKM di Bali,” kata
Pribadi Budiono. Ia juga menyebutkan bahwa
kredit tersebut mayoritas akan disalurkan
kepada sektor perdagangan, pertanian dan
industri rumah tangga. Di tahun 2014, BPR
Lestari telah mencapai kinerja bisnis yang
sangat menggembirakan lewat penyaluran
kredit mencapai Rp 1,760 triliun.
Tidak hanya itu, aset investasinya juga
menembus angka Rp 2,6 triliun. Tidak hanya
CIMB Niaga yang memperpanjang kerjasama
linkage program-nya dengan BPR Lestari di
tahun 2015, melainkan juga BII juga secara
resmi mengucurkan dana kredit sebesar Rp
150 miliar di program serupa.
Pribadi berharap di tengah persaingan yang
semakin ketat, baik dalam pengumpulan dana
maupun kredit, BPR Lestari mampu menjaga
tren positif dalam ekspansi bisnisnya. “Hal ini
sejalan dengan keinginan kami untuk dapat
terus berperan optimal dalam mendorong laju
perekonomian Bali khususnya,” terangnya.
Lewat pencapaian aset di angka Rp 2,602
triliun di tahun 2014 menjadikan BPR Lestari
mampu mempertahankan prestasinya
sebagai BPR Lestari ketiga terbesar di tingkat
nasional.
32 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
SpECiAL FEAturE
Raih Mimpi Lewat Dunia AnimasiL O R D O F T H E R I N G B E R H A S I L M E R A I H S E B E L A S N O M I N A S I P A D A A C A D E M Y
A W A R D S . K A T E G O R I Y A N G D I M E N A N G K A N A D A L A H B E S T V I S U A L E F F E C T S ,
B E S T A R T D I R E C T I O N , B E S T C O S T U M E D E S I G N , B E S T D I R E C T I N G ,
B E S T F I L M E D I T I N G , B E S T M A K E U P, B E S T M U S I C ( O R I G I N A L S O N G ) ,
B E S T M U S I C ( O R I G I N A L S C O R E ) , B E S T S O U N D M I X I N G , B E S T A D A P T E D
S C R E E N P L A Y S E R T A B E S T P I C T U R E .
Jika Anda penggemar film, pasti
tidak asing dengan trilogi tersukses
sepanjang sejarah Lord of the Ring.
Total meraih 17 piala Oscar, di mana
franchise puncaknya Return of The King,
meraih 11 diantaranya dari 11 nominasi. Tapi
tahukah Anda bahwa film ini, untuk proses
render-nya saja membutuhkan waktu 1 hari
per frame [1 detik = 24 frame] yang dikerjakan
dengan komputer super mahal seri terbaik.
Ketika tim M&I menggelar event Entrepreneur
Festival bulan lalu, kami juga berhadapan
dengan situasi ini. Beberapa sesi acara diisi
dengan tampilan gambar video animasi
singkat, mulai dari opening hingga video
profil. Untuk membuat video pendek
tersebut, Wahyu dari tim desain kami,
membutuhkan waktu hingga berhari-hari
hanya untuk proses render.
Selama proses ini, komputer hanya
digunakan untuk satu fungsi saja, dan
dibiarkan terus bekerja tanpa putus.
Bahkan mirisnya, salah satu komputer yang
digunakan akhirnya meleduk (mainboard
terbakar), karena tidak sanggup dipaksa
bekerja diluar kapasitas kemampuan.
Render adalah proses membuat gambar
menjadi utuh. Semakin detil obyek yang
diciptakan, maka render nya akan semakin
lama. Animasi 2 dimensi akan lebih mudah
di-render daripada yang 3 dimensi atau, yang
memiliki tingkat presisi visual lebih detil
daripada yang 2 dimensi.
Mengejar Lord of The RingDalam Film Lord of the Ring, kita melihat
bagaimana semua visual yang ditampilkan
demikian nyata. Naga dengan kobaran
apinya, monster-monster bernama Orc
yang tampak buas, bahkan kampung Peri
Rivendell yang demikian memukau. Semua
itu hanya bisa tercipta dengan motion graphic
“tingkat dewa”. Dan tentu saja dengan
pengerjaan waktu hingga bertahun-tahun
yang melibatkan ratusan orang.
Fantastisnya, The Lord Of The Ring menjadi
satu-satunya dalam sejarah piala Oscar
dari genre film fantasi yang mampu
memenangkan penghargaan ini, dan telah
membukukan pendapatan mencapai $ 2,9
miliar dari penayangannya di seluruh dunia.
Sementara biaya pembuatannya tak lebih
dari $ 297 juta. Ini artinya, film ini meraih
laba hingga $ 2,6 M atau setara dengan Rp.
3,4 T . Jumlah ini, 13 kali lebih besar dari
pada penerimaan daerah Kota Denpasar
tahun 2014 lalu. Wow!
33Vol. 62 | Apr-Mei 2015
SpECiAL FEAturE
Sulitnya pengerjaan film animasi menjadikan
industri ini padat karya, melibatkan
ratusan orang dengan kemampuan teknik
tingkat tinggi dalam proses pengerjaannya.
Beberapa anak-anak muda bertalenta di
Indonesia, banyak yang tercatat pernah
terlibat dalam pembuatan sejumlah film-film
besar Hollywood seperti seri Transformer.
Dan banyak diantara mereka yang hanya
kebagian tugas “ringan”. Mereka kadang
hanya mengerjakan bagian efek lightning
saja, yang durasinya selama beberapa detik
selama 6 bulan proses penyelesaiannya.
Industri animasi sendiri telah berkembang
di Amerika sejak tahun 70-an, di mulai dari
Walt Disney dengan berbagai impiannya.
Kemudian diikuti dengan Jepang yang
populer lewat komik-komiknya, sebelum
akhirnya bertransformasi dalam bentuk
film. Praktis, ketika bicara film animasi,
maka dua negara itulah yang menjadi kiblat,
pemain utama nyaris tanpa pesaing. Selama
berdekade, persepsi ini bertahan kokoh.
Seolah ingin menyampaikan bahwa industri
animasi, sepertinya memang bukan domain
negara-negara kecil, seperti Indonesia, yang
sebaiknya hanya berkutat dengan agribisnis
atau kerajinan tangan semata.
Teknologi terbaik yang mampu kita buat
dalam perfilman adalah dengan wayang
boneka yang booming tahun 80-an lewat
tokoh si Unyil.
”Dikemplang” Upin & IpinMahal dan rumitnya proses dalam industri
animasi, akhirnya hanya menjadikan orang-
orang Indonesia yang berminat pada genre
ini memilih mengerjakan proyek-proyek
kecil. Animasi pendek untuk iklan, opening
video tayangan televisi atau yang paling jauh
adalah membantu proyek-proyek industri
besar dari Amerika dan Jepang. Dan ini
cukup untuk membuat hati nyaman dan
tenang. Selama bertahun-tahun kita terbuai
dengan zona peraduan ini.
Namun sejak awal periode 2000-an, seluruh
masyarakat perfilman Asia dikagetkan
dengan Malaysia, negara tetangga kita ini,
mampu memproduksi serial film animasi
www.panduaji.net
34 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
dengan durasi 30 menit berjudul Upin dan
Ipin. Film ini bukan hanya sukses dari sisi
visual yang rapi, tapi juga dari sisi cerita yang
lekat dengan kehidupan masyarakat melayu.
Hanya dalam waktu singkat, Upin dan Ipin
menjadi “virus” baru yang digemari tidak
hanya oleh anak-anak, namun juga orang-
orang dewasa dan remaja.
Tidak berhenti disitu, keberhasilan Upin dan
Ipin seolah meruntuhkan tembok besar yang
mengungkung. Mulailah film-film animasi
lain di produksi. Yang mulai meraih perhatian
sebaik Upin dan Ipin adalah Bo Bo Boi.
Keberhasilan Malaysia, diikuti oleh India.
Yang diam-diam juga mampu melahirkan
film-film animasi ciamik dan mendapat rating
tinggi di Indonesia. Serial Khrisna adalah
salah satunya.
Invasi film animasi ini, kemudian berdampak
luas bahkan ke budaya anak-anak kita.
Banyak diantara mereka yang pandai
SpECiAL FEAturE
berlogat Melayu, berbicara dengan istilah
kata bahasa Malaysia dan menyampaikan
gurauan “betul… betul… betul” ala tokoh
rekaan dari negeri jiran tersebut.
Kondisi ini, membuat semua pelaku kebijakan
publik di negeri ini bak kesambar petir. Shock
therapy dari Upin dan Ipin menjadi sengatan
yang membangunkan kita dari tidur nyenyak
yang nyaman. Kenapa Malaysia yang berjarak
beberapa ‘jengkal’ sanggup menari-nari di
halaman rumah kita dengan hasil produksi
mereka.
Struktur kementrian pun diubah dengan
menghadirkan posisi baru “Ekonomi Kreatif”,
yang tujuannya khusus untuk mendorong
terciptanya atmosfer positif dunia perfilman
kita, termasuk diantaranya animasi. Swasta
dididorong dengan sejumlah insentif untuk
proyek-proyek animasi. Sekolah-sekolah
animasi berdiri dan mulai berproduksi.
Banyak diantara mereka mendapat bantuan
pendanaan dari pemerintah, baik pusat
maupun daerah. Semua buka mata, gara-gara
“dikemplang” Upin dan Ipin.
Industri animasi sendiri terus berkembang,
dari yang awalnya hanya 2 dimensi,
kemudian menjadi 3 dimensi. Belakangan
kita bisa menyaksikan sejumlah film dengan
format 4 dimensi. Tingkat ketajaman gambar
juga semakin presisi dengan high resolution
berekstensi Blu-Ray dan setaranya.
Kemajuan teknologi ini, menjadikan gambar
nyata dan fantasi semakin tipis. Dalam film
Lord of The Ring, kita bisa melihat tampilan
visual yang seoalah nyata padahal faktanya
hanyalah tampilan “green screen” yang
ditransformasi dalam tabung komputer
menjadi obyek khayalan. Bahkan dalam
beberapa scene, banyak peran stuntman yang
SpECiAL FEAturEw
ww
.kas
kus.
com
35Vol. 62 | Apr-Mei 2015
SpECiAL FEAturE
melakukan adegan berbahaya mulai diganti
dengan CGI, atau ribuan pasukan tentara
yang hanya berupa manipulasi visual effect.
Berbagai kemajuan ini, membuat kita
semakin tertinggal. Padahal sejak suksesnya
film-film Doraemon, Dragon Ball, Sinchan dan
serial manga Jepang di Indonesia tahun 90-
an, sudah merupakan clue bahwa industri ini
bergelimang peluang. Kita diam sementara
Malaysia dan India bergerak mengejar
ketertinggalan. Mereka berhasil dan sudah
berada jauh di depan, kita baru melek dan
mulai memproduksi.
Agung Oka Sudarsana, salah satu penggiat
industri animasi di Bali belum melihat
prospeknya bagi animator lokal berkarir
di dalam negeri, bisa sebaik jika berkarir
diluar negeri. “Bagi saya, kerja di industri
“Kerjaan untuk animator di Indonesia masih sedikit. Kalau pun ada, tetapi dalam hal apresiasi masih kurang. Industrinya belum ada di sini. Saya belum tahu nanti 5 tahun ke depan apakah profesi animator bisa cukup menjanjikan di Indonesia. Kita lihat saja nanti.”
animasi itu sangat cerah sekali, asalkan
jangan cari kerjanya di Indonesia. Kalau
bisa kerja di luar dulu beberapa tahun,
kalau sudah punya networking yang kuat,
bisa dikerjakan di Indonesia. Kerjaan untuk
animator di Indonesia masih sedikit. Kalau
pun ada, namun dalam hal apresiasi masih
kurang. Industrinya belum ada di sini. Saya
belum tahu nanti 5 tahun ke depan apakah
profesi animator bisa cukup menjanjikan
di Indonesia. Kita lihat saja nanti,” ujarnya
kepada reporter kami.
Memang, saat ini pelan tapi pasti, film-film
animasi karya anak negeri mulai diproduksi.
Adit dan Sopo Jarwo adalah salah satunya.
Sedikit terlambat, tapi lebih baik daripada
tidak sama sekali. Kita semua berharap, ini
adalah awal dari bangkitnya industri animasi
di Indonesia, tak terkecuali di Bali.
ww
w.n
ocoo
kie.
net
36 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah membangun
zona klasifikasi industri di kawasan Indonesia. Bali pun
terpilih menjadi zona pengembangan untuk Industri
kreatif. Salah satu bentuk kongkrit dari program
pemerintah ini dengan mendirikan Bali Creative Centre,
sebuah kawasan yang diisi oleh semua pelaku bisnis kreatif. Salah satu
gedungnya adalah IT Park Centre, diharapkan nanti ide ini bisa menjadi
“Silicon Valley” nya Bali.
Untuk start perdana, kami dari Money&I mendapat undangan dari
Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) selaku inisiator
program ini untuk menyeleksi sejumlah start up yang akan diinkubasi di
disini. Ini merupakan undangan kedua, ketika tahun sebelumnya kami
juga di undang saat proses peresmiannya.
IT Park Centre sendiri dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
mumpuni. Semua teknologi terbaru ada diruangan ini. Fasilitas meeting
yang mewah dengan LCD proyektor interaktif super jumbo, Ruang
theater, motion graphic dan beragam high tech lainnya. Tidak ketinggalan,
TOHPATIIT PArK CenTre
SpECiAL FEAturESpECiAL FEAturE
37Vol. 62 | Apr-Mei 2015
ada kafetaria serta interior yang di konsep
demikian funky dan cozy. Konsep ini selaras
dengan semangat kreatif yang hendak
didorong.
Jika nantinya diisi dengan anak-anak muda
bertalenta, maka bukan tidak mungkin
tempat ini akan jadi awal lahirnya film-film
animasi berkualitas tanah air.
SpECiAL FEAturESpECiAL FEAturE
38 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
intErViEwintErViEw
Animasi JepangMade in Bali
Agung Oka Sudarsana - Timeline Studio
Siapa sangka kartun-kartun
populer asal Jepang, seperti
Doraemon, Crayon Sinchan,
dan One Piece dikerjakan di
Bali. Ya, tepatnya di sebuah
studio animasi bernama Timeline Studio
yang dirintis oleh Agung Oka Sudarsana
bersama saudaranya Agung Sanjaya.
Studio yang berlokasi di bilangan Gatot
Subroto Barat ini kerap menerima proyek
dari beberapa studio animasi Jepang
ternama, bahkan proyek animasi dari
Hollywood pun pernah dikerjakannya.
Untuk proyek-proyek animasi luar,
Timeline Studio biasanya dilibatkan
dalam pengerjaan background animasi
saja. Misalnya di setiap seri Crayon
Sinchan, Timeline bisa memproduksi
100 buah latar belakang animasi
yang dirampungkannya dalam waktu
seminggu. Detil-detil rumah beserta
kelengkapannya, pohon-pohon, langit
biru, halaman, dan segala macam suasana
latar belakang animasi. Tercatat lebih
dari 30 judul film animasi Jepang yang
elemen latar belakangnya dikerjakan
oleh Timeline Studio. Selain Sinchan dan
Doraemon, ada serial animasi lainnya
yang banyak digandrungi anak-anak,
seperti One Piece, Prince of Tennis, Fairy
Tale, B-Daman, dan lain-lain.
Tak hanya menerima proyek film
animasi dari luar negeri, di dalam
negeri pun Timeline sering mendapat
tawaran proyek dalam negeri. Misalnya
mengerjakan film animasi pendek,
iklan-iklan animasi dari produk
makanan ringan, video klip musik hingga
pengerjaan visual efek sebuah film lokal.
Bahkan Timeline juga pernah diajak kerja
sama dengan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Indonesia beberapa
tahun lalu untuk mengerjakan seri-seri
dari animasi Cerita Rakyat Nusantara.
Oleh Agung Oka Sudarsana, bisnis
Timeline Studio pun dikembangkan
sedemikian rupa. Tidak hanya berkutat
di animasi dan multimedia, tetapi juga
merambah dunia pendidikan dan event
organizer. Bahkan lewat sekolah animasi,
Bali Media College yang didirikannya
sejak 2013 lalu, ia bercita-cita untuk
mencetak SDM-SDM profesional bidang
animasi yang siap pakai di industri.
Money & I Magazine berkesempatan
mewawancarai Agung Oka di kantor
Timeline Studio. Pria asli Negara ini
pun menceritakan latar belakang
berdirinya Timeline dan aktivitas kreatif
di dalamnya. Berikut petikan wawancara
panjangnya!
Boleh tahu sekarang Timeline Studio sedang sibuk mengerjakan project apa?
Sedang mengerjakan proyek animasi
untuk LSM Internasional tentang
kampanye pemberantasan rabies.
Nantinya kampanye dengan kemasan
animasi ini akan diputar di beberapa
negara di Asia. Sekarang masih tahap
produksinya. Kalau proyek animasi
Jepang sih masih kami kerjakan, salah
satunya Sinchan The Movie. Studio
animasi Jepang memang lebih lancar
memberikan project, mungkin karena
networking kami yang lebih kuat di sana
dan mereka tahu kualitas kami seperti
apa. Kebanyakan studio animasi di
Indonesia itu seperti pengrajin. Kalau ada
yang ngorder baru bisa kerja.
Sebuah studio animasi Bali berkontribusi dalam pembuatan sejumlah kartun populer produksi Jepang.
39Vol. 62 | Apr-Mei 2015
40 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
intErViEw
“Kalau project Sinchan
akan ada tim dari tiga
negara yang mengerjakan,
yakni Bali, Korea dan
Jepang untuk mastering
dan finishing keseluruhan
materinya. Setelah
pengerjaan detil, seperti
background dan karakter
selesai baru yang studio
Jepang mengerjakan tahap
produksi akhirnya..”
Bagaimana cikal bakal pendirian Timeline Studio ini?
Kenapa saya membuat studio animasi di Bali
ini sebenarnya awalnya untuk memenuhi
permintaan seorang klien dari salah satu
studio animasi Jepang yang waktu itu ingin
memberikan project untuk saya, tapi dia
minta agar kami mengerjakannya di Bali. Ia
menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap
tenaga kerja animasi di Bali, karena dia pikir
SDM di sini tidak terlalu mahal dan bisa
meringankan ongkos produksi mereka. Nah,
saya ditantang untuk mewujudkan studio
animasi di sini dan saya pikir kenapa enggak,
toh dari segi skill kita enggak kalah kok.
Di awal-awal Timeline ini berdiri, proyek
yang kami terima lebih fokus pada
pengerjaan background animasi. Bukan di
karakter, karena waktu itu animasi belum
ngetrend di Bali, jadi masih sulit mencari
orang yang skill-nya bisa membuat gambar
bergerak. Alhasil yang bisa dimulai lebih
cepat hanya untuk pengerjaan background.
Kebetulan di Bali kita banyak punya bakat-
bakat pelukis. Pembuatan background ini
sangat cocok dengan skill yang mereka
punya. Tinggal beri sedikit pengarahan
saja sudah bisa membuat background yang
diharapkan.
Di Indonesia sendiri, Anda tahu ada berapa banyak studio animasi seperti Timeline ini?
Di Indonesia sendiri, enggak cuma studio
kami yang eksis. Ada kok studio animasi
besar di Batam, bahkan perusahaan
mereka lebih besar dengan tenaga kerja
animator mencapai ratusan. Orderannya
pun juga banyak dari Singapura dan Jepang.
Perkembangan studio animasi di Batam
sangat pesat, terutama karena adanya
banyak permintaan dari studio animasi
Singapura yang biasanya mengerjakan
proyek Hollywood. Saya pikir studio yang
di Batam ini berdiri juga karena adanya
permintaan dari industri animasi di
Singapura.
Bisa ceritakan bagaimana sistem pengerjaan proyek animasi yang dilimpahkan dari studio animasi Jepang kepada Timeline Studio?
Kerja project seperti ini kan kerja tim. Masing-
masing seri itu pengerjaannya satu bulan.
Nanti timnya akan dibagi. Kalau project
Sinchan akan ada tim dari tiga negara yang
mengerjakan, yakni Bali, Korea, dan Jepang
untuk mastering dan finishing keseluruhan
materinya. Setelah pengerjaan detil, seperti
background dan karakter selesai baru
yang studio Jepang mengerjakan tahap
produksi akhirnya. Biasanya satu studio bisa
menangani puluhan proyek. Nah mereka
secara rutin menyalurkan proyek itu ke kita.
Bahkan satu studio saja, saya kewalahan
menanganinya, karena terlalu banyak seri
sementara SDM kita terbatas. Kalau mau
nambah di divisi background itu kita harus
training dan ngajar mereka lagi. Itu butuh
waktu lama. Jadi kita kerjakan apa yang kita
bisa saja dulu.
Kalau diperhatikan secara seksama,
animasi Jepang itu antara suara dubbing dan
gerakan mulutnya pasti enggak pas. Beda
dengan animasi Walt Disney itu pasti pas
antara mimik dan suaranya. Karena proyek
pengerjaan di sana sistem kerjanya beda.
Mereka dubbing dulu baru gambar. Tapi
kalau di Jepang, gambar dulu baru dubbing,
makanya sering enggak pas. Kami pernah kok
ngambil project dari Amerika dan memang
cenderung lebih sederhana pengerjaannya.
Perbedaan apa yang mendasar dari pengerjaan background dengan karakter?
Secara teknis keduanya sangat berbeda.
Kalau pembuatan karakter itu harus
memikirkan gerakan. Kalau membuat
background itu ya seperti melukis. Tapi tidak
41Vol. 62 | Apr-Mei 2015
intErViEw
“Kebanyakan studio animasi di Indonesia itu seperti pengrajin. Kalau ada yang ngorder baru bisa kerja...”
boleh asal, harus memperhatikan penataan
jauh dekat warna. Kalau sekarang anak-anak
yang ikut training sama saya malah cenderung
tertarik mengerjakan karakter animasi,
sehingga background dilupakan. Padahal
elemen ini sama pentingnya dengan karakter.
Di samping itu, memang sekolah animasi
yang konsentrasinya untuk pembuatan
background belum ada di Bali.
Berdasarkan pengalaman Anda, gambaran besar dari proses produksi film animasi itu sendiri seperti apa?
Seperti yang sempat saya katakan bahwa
ini kerja tim. Biasanya akan ada satu
orang yang ditunjuk untuk membuat story
board, semacam alur cerita beserta dialog-
dialognya. Kemudian barulah menuju
proses drawing terhadap background dan
karakter animasi yang ingin diciptakan.
Tiga komponen lainnya yang sangat
urgen adalah proses dubbing, scoring dan
editing. Dubbing adalah tahap yang paling
rumit dalam produksi film animasi. Kami
harus menemukan karakter suara yang
pas dengan karakter animasi. Kami mesti
menyeleksi banyak orang untuk ini. Saking
krusialnya, pergerakan gambar pun belum
bisa diproses jika proses dubbing belum
terselesaikan. Tahap terakhir adalah editing
yang menyatukan seluruh gambar dengan
audio, sehingga menghasilkan serangkaian
pergerakan animasi yang sempurna.
Bagaimana Anda melihat minat kalangan muda terhadap profesi animator? Apakah banyak SDM animator di Bali yang bisa bersaing di industri animasi itu sendiri?
Memang banyak SDM pemula. Pemula
yang ingin sekali belajar animasi. Awalnya
mereka semangat sekali, tetapi kan ketika
masuk industri kita enggak boleh seenaknya
menggambar. Pasti harus sesuai dengan
permintaan dari yang meng-order. Tidak
bisa seenak sendiri bikin karakter. Kalau
sendiri-sendiri sih gimana aja bisa, mau
karakter gerakannya salah juga enggak
kenapa. Tapi setelah masuk industri kan
beda. Kebanyakan dari mereka kemudian
stress yang berdampak pada kualitas gambar
mereka sendiri jadi menurun. Padahal kan
tuntutan industrinya mengharuskan gambar
mereka harus sama seperti yang diminta
pemesan.
Lalu banyak dari mereka yang enggak mampu
bertahan dari tekanan industri semacam ini.
Saya dorong mereka, coba lagi dan coba lagi.
Kerja di animasi itu harus dengan senang
hati. Di sana saya mengamati perlahan-
lahan mereka berguguran. Saya juga melihat
banyak dari mereka yang salah masuk
“kamar”. Artinya mau belajar animasi, tapi
malah masuk desain grafis. Tentu keduanya
sangat berbeda. Selain itu pendidikan sama
permintaan di industri jomblang. Kalau di
pendidikan menekankan individu, sementara
di industri menekankan semangat kerja
42 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
tim. Kalau di sekolah mereka
dibebaskan membuat animasi apa
saja, tapi kalau sudah masuk ke
industri kan enggak bisa terserah-
terserah
Itu sebabnya Anda membuka sekolah animasi, Bali Media College tersebut?
Ya Bali Media College memang
dirancang untuk mempersiapkan
profesional animator yang siap
pakai di industri. Dari sejak
dibuka pada 2013 lalu, sudah
tiga angkatan yang kita punya.
Peminatnya malah lebih banyak
dari luar, seperti Surabaya, Jogja,
dan Solo. Saat ini saudara saya
Agung Sanjaya yang lebih banyak
fokus menjalankan sekolah
ini. Sebenarnya di sini lebih
menekankan pada kursus singkat
selama 6 bulan dan menekankan
profesionalitas. Mereka
akan mendapatkan sertifikat
setelah lulus. Sebenanrya yang
dibutuhkan di industri kan lebih
ke skill-nya, jadi enggak perlu gelar
diploma.
Kalau di Bali sendiri mulai banyak sekolah multimedia bermunculan. Tidak hanya yang levelnya perguruan tinggi, tetapi juga sekolah kejuruan. Apakah tidak ada yang Anda lihat sangat matang dalam mengajarkan animasi?
Ada satu SMK di Bali yang saya
lihat punya potensi, yakni SMK 1
Sukawati. Sekolah ini sangat serius
untuk jurusan animasinya. Bahkan
beberapa siswanya training di
sini. Lulusannya malah ada yang
kita arahkan supaya berkarir di
Batam terus ekpansi ke Singapura,
supaya enggak cuma konten lokal
saja dan juga membuat mereka
lebih berkembang. Dari Batam
dapat peluang terus ke Singapura.
Salah satu karya dari tim
Timeline Studio membuat suasana
taman pada kartun Crayon Sinchan.
11
intErViEw
KERJA DI INDUSTRI
ANIMASI ITU SANGAT
CERAH SEKALI,
ASALKAN JANGAN
CARI KERJANYA DI
INDONESIA. KALAU
BISA KERJA DI LUAR
DULU BEBERAPA
TAHUN, KALAU SUDAH
PUNYA NETWORKING
YANG KUAT BISA
DIKERJAKAN DI
INDONESIA.
~AGUNG OKA~
“
“
43Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Boleh flashback, bagaimana Anda memulai karir sebagai seorang animator?
Saya memulai karir pertama kali sebagai
animator itu di Jepang pada tahun 1990.
Saya di sana hampir 5 tahun sampai akhirnya
memutuskan kembali ke Bali dan mendirikan
Timeline Studio.
Sebenarnya latarbelakang saya dulu adalah
perhotelan. Saya sempat kerja di sebuah
hotel bintang lima di daerah Kuta. Saat itu
saya pernah mencicipi room division dan cook.
Nah, dapat tawaran kerja di animasi ini pun
tidak sengaja.
Saya dulu suka jual lukisan karya saya ke
tamu. Waktu itu ada tamu Jepang beli
lukisan saya. Saya jual murah ke dia, karena
saya memang lagi butuh uang. Ia kemudian
kontak ke temannya di Jepang dan bilang
kalo lukisan saya itu seperti bukan lukisan
Bali, malah lebih ke kartun. Karena dilihat
saya punya bakat, mereka pun langsung
menawari saya untuk belajar animasi ke
Jepang. Iya belajar, belum kerja saat itu. Saya
mikir lagi kalau belajar dan enggak kerja
nanti bagaimana hidup saya di Jepang. Tapi
kemudian dia bilang kalau saya mau belajar
dulu setahun, dijanjikan akan langsung dapat
pekerjaan di sana. Belajarnya langsung di
studio animasi, seperti magang.
Karena sudah punya basic, jadi saya mudah
beradaptasi dengan kerja mereka, tinggal
bagaimana harus mengikuti gambar agar
tetap sama dan sesuai dengan selera klien.
Dengan berbekal passion menggambar inilah
yang membuat saya betah bekerja di industri
ini.
Bagaimana menurut Anda prospek dari profesi animator itu sendiri? Cerahkah?
Bagi saya, kerja di industri animasi itu
sangat cerah sekali, asalkan jangan cari
intErViEw
kerjanya di Indonesia. Kalau bisa kerja di
luar dulu beberapa tahun, kalau sudah
punya networking yang kuat bisa dikerjakan
di Indonesia. Kerjaan untuk animator di
Indonesia masih sedikit. Kalau pun ada, tetapi
dalam hal apresiasi masih kurang. Industrinya
belum ada di sini. Saya belum tahu nanti 5
tahun ke depan apakah profesi animator bisa
cukup menjanjikan di Indonesia. Kita lihat
saja nanti.
Apakah ada rencana pengembangan bisnis lainnya di Timeline?
Untuk pengembangan bisnis selanjutnya,
kita mau membuat game, sebuah mobile game
dan bisa dijual di internet. Peluang game di
Indonesia cukup bagus, terutama untuk game
berbasis mobile, bukan game console.
44 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
SmArt FAmiLY
Suzanna ChandraManaging Director, Lestari Living
Kok Sekolahnya Hanya Having Fun Saja?
Saya teringat dengan cerita lama, sekitar 6 tahun yang lalu ketika saya masih
sibuk mencari sekolah untuk kedua anak saya di Bali. Saat itu, mereka masing-
masing berusia 5 tahun (TK) dan 10 tahun (kelas 5 SD). Setelah mengunjungi
semua sekolah internasional yang ada di Bali, akhirnya hati saya terpaut pada
sebuah sekolah komunitas kecil di daerah Canggu, yakni Canggu Community
School (CCS).
Ruangan yang sederhana dengan jendela kaca sepanjang ruang kelas. Mengesankan ruangan
yang cerah dan menyenangkan untuk belajar. Terlihat halaman bermain yang luas. Ketika
saya mengintip ke dalam kelas, terlihat meja dan kursi sudah tertata secara berkelompok
(nampaknya sudah bukan lagi susunan ruangan kelas pada umumnya). Selanjutnya kami
“ Zaman kita dulu sekolah enggak begini. Banyak anak yang stress, tetapi tidak sedikit juga orang tua yang berbangga hati dengan menceritakan bahwa anaknya yang masih SD kelas 1 sudah bisa mengerjakan soal-soal kelas 5. Apalagi kalo sudah urusan matematika dan ranking di sekolah. Wah, rasanya sudah bagaimana gitu!
45Vol. 62 | Apr-Mei 2015
SmArt FAmiLY
menengok ruang serbaguna yang digunakan
juga untuk semua acara sekolah termasuk
kegiatan olah raga. Tersedia pula ruang
komputer dan perpustakaan yang sederhana,
up to date, dan lumayan lengkap.
Pada saat yang bersamaan saya juga berpikir
bahwa sekolah kecil tersebut sangat menarik
dan terlihat fun. Keputusan untuk memilih
CCS untuk pendidikan kedua anak saya
menjadi suatu konfirmasi bagi saya dan
suami ketika melihat gaya belajar mereka
yang terlihat santai, tetapi sangat informatif
dan interaktif. Anak diajak berdiskusi dan
mengemukakan pendapat. Diarahkan
untuk bisa berargumentasi, tetapi tetap
sopan dan mengikuti aturan. Pada saat jam
bermain, terlihat anak-anak dengan aktifnya
memanfaatkan semua sudut dan ruang
bermain yang ada.
Yang lebih menyenangkan lagi adalah melihat
tutoring style yang diterapkan untuk anak-
anak sekolah, di mana anak-anak yang lebih
besar membagi waktunya untuk duduk
bersama anak-anak TK atau kelas 1, 2 dan
3. Mereka berinteraksi, membaca cerita,
menggambar dan melakukan aktivitas
bersama. Senang rasanya memperhatikan
pola laku mereka semua.
Yup, confirm. Ini sekolah yang saya mau
untuk anak-anak saya. Yup, agak meringis
juga setelah tahu biaya-biaya yang harus
dikeluarkan untuk dapat bersekolah di situ.
Yup, akhirnya saya dan suami berkomitmen,
ada barang ada harga. We just have to work
for it.
Singkat cerita kedua anak, saya
daftarkan sekolah di sana. Sambil terus
memonitor perkembangan anak, saya ikut
memperhatikan gaya pembelajaran yang
diberikan. Anak-anak terlihat happy dan
aktif, bahkan masih banyak waktu luang
setelah sekolah. Dibandingkan dengan
sepupu-sepupu mereka, anak-anak saya
memiliki lebih banyak waktu luang. Dari
sekolah setiap hari tetap ada PR yang harus
dikerjakan bertahap, pun tugas sederhana,
proyek mingguan, hingga proyek besar untuk
per semester. Tapi semua itu terlihat santai.
Sampai saya sering dengar komentar “ Ah,
kalau sekolah internasional memang santai!”
Saya sering ngobrol dengan ibu-ibu lainnya
yang memiliki anak seumuran dengan anak-
anak saya. Rata-rata mereka menyatakan
bahwa betapa sibuknya anak-anak mereka.
Sampai setiap hari after school dipenuhi
dengan berbagai les, dan lanjut dengan
mengerjakan PR sekolah. Kalau ada sedikit
waktu luang, langsung didaftarkan lagi ikut
les. Pokoknya kesannya anak tidak boleh
punya waktu luang.
Dengan alasan lebih baik diberikan kegiatan
yang akan mendukung masa depan, karena
persaingan akan sangat ketat dan berbagai
macam alasan demi masa depan anak.
Tapi pada saat bersamaan, para ibu itu
juga mengeluh. Katanya sekolah sekarang
terlalu berat, anak-anak SD sudah diberikan
materi SMP. Zaman kita dulu sekolah enggak
begini. Banyak anak yang stres, tetapi tidak
sedikit juga orang tua yang berbangga hati
dengan menceritakan bahwa anaknya yang
masih SD kelas 1 sudah bisa mengerjakan
soal-soal kelas 5. Apalagi kalo sudah urusan
matematika dan ranking di sekolah, wah,
rasanya sudah bagaimana gitu!
Karena peer pressures yang saya dapatkan,
yaitu tekanan karena pergaulan dengan ibu-
ibu tersebut, cukup membuat saya bertanya-
tanya. Apa iya sekolah anak saya terlalu
santai? Tidak ada masa ulangan atau ujian?
Kalaupun ulangan tidak pernah diberitahu
terlebih dahulu. Penilaiannya tidak pakai
angka, melainkan dengan menggunakan
huruf . Anak terlihat santai dan senang sekali
ke sekolah. Sepertinya sekolah menjadi
tempat yang menyenangkan sekali bagi
mereka.
Pada satu kesempatan pertemuan antara
orang tua murid dengan guru, saya lontarkan
kekhawatiran saya tersebut. Saya tanyakan
kenapa tidak ada ulangan umum? Kenapa
anak-anak tidak diberikan ranking? Kenapa
sepertinya anak-anak cuma “having fun” saja
di sekolah? Kenapa sepertinya anak-anak-
anak tidak didorong untuk berkompetisi,
diberikan stress supaya bisa berusaha dengan
lebih baik?
Saya ingat sekali, guru CCS yang notabene
orang Inggris itu menatap saya sambil
“Beban dan tanggung
jawab akan bertambah
seiring dengan
pertumbuhan dan
kedewasaan masing-
masing anak”
- Suzanna Chandra
46 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
tersenyum. Kata-kata pertama yang keluar
dari mulutnya adalah kenapa anak-anak harus
diberikan stress yang tidak perlu. Saya hampir
tersedak juga mendengar jawaban tersebut.
Dalam hati, benar juga ya, kenapa anak mesti
dikasih stress. Lebih lanjut, beliau mengatakan
secara bertahap, anak akan diajarkan untuk
memiliki lebih banyak tanggung jawab.
Sebagai contoh, di SD semua buku ditaruh
di kelas. Anak hanya membawa peralatan
tulis dan PR. Tetapi di kelas, ada keranjang
dengan semua buku pelajaran, di mana untuk
tanggung jawab pemeliharaannya diberikan
kepada masing-masing anak. Nanti di SMP
akan diberikan loker pribadi dan semua buku
akan menjadi tanggung jawab murid. One step
at the time. Beban dan tanggung jawab akan
bertambah seiring dengan pertumbuhan dan
kedewasaan masing-masing anak.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa
small quiz selalu dilakukan di kelas, tanpa
pemberitahuan terlebih dulu demi melatih
SmArt FAmiLY
anak-anak untuk selalu siap dan selalu
perhatian di kelas. Dan penilaian juga
dilakukan secara keseluruhan melalui
assessment system, sehingga tidak tergantung
pada ulangan umum saja. Sistem ranking tidak
dilakukan, karena bukanlah suatu sistem yang
dianggap kondusif bagi anak SD. Terlalu awal
untuk mengenalkan sistem ranking untuk
mental anak-anak SD, lebih banyak negatifnya
ketimbang sisi positif. Mengenai sekolah
seperti hanya untuk “having fun”, bukankah
proses pembelajaran memang harus “fun”.
Anak-anak belajar dengan lebih efektif dan
semua dilakukan dengan fun.
Selama beliau menjelaskan, pikiran saya
melayang ke berbagai percakapan dan
diskusi dengan anak-anak saya tentang Egypt
pada saat pelajaran sejarah. Tentang galaksi
di pelajaran science, tentang games yang
dilakukan dalam kelas matematik, tentang
puisi yang harus ditulis berkaitan dengan
buku yang dibaca, tentang house points yang
dikumpulkan demi kompetisi pengumpulan
botol plastik untuk recycle, tentang isu Ebola,
school trip ke Ubud untuk menanam padi,
pergi ke tempat recycle, dan berbagai aktivitas
menarik lainnya. Terbayang wajah-wajah
semangat mereka menceritakan apa yang
mereka pelajari disekolah.
Wow, kedua saya benar-benar ‘belajar’
dan yang lebih penting lagi, mereka belajar
sambil having fun. Benar juga ya, buat apa
memberikan stres yang tidak perlu kepada
anak-anak dan kalau proses pembelajaran
dapat dilakukan dengan fun, bukankah lebih
baik? Dan kalau setelah itu, masih ada waktu
untuk bersantai dan bermain, kenapa tidak?
Bukankan bermain juga merupakan proses
pembelajaran?
Enam tahun sudah berlalu, anak saya yang
tadinya kelas 5 SD sekarang sudah masuk
kelas 1 SMA, sedangkan yang TK sudah di
kelas 5. Sepanjang pengamatan saya, Mereka
tumbuh menjadi individu yang menyenangkan,
sopan, kritis, sangat artikulatif, proaktif,
berempati, dan terpenting they are having
fun learning at school. Dan sebagai orangtua,
kebanggaan saya adalah pada saat anak-anak
happy.
“Benar juga ya, buat apa memberikan stres yang tidak perlu kepada anak-anak dan kalau proses pembelajaran dapat dilakukan dengan fun, bukankah lebih baik? Dan kalau setelah itu, masih ada waktu untuk bersantai dan bermain, kenapa tidak? Bukankan bermain juga merupakan proses pembelajaran?”
47Vol. 62 | Apr-Mei 2015
48 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
LEADErSHip
Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari
“ Ingat! Suatu kesuksesan pasti dibelakangnya ada waktu yang sangat lama untuk bekerja keras dan perjuangan yang dilakukan”
Mengapa sering kita
temukan ada beberapa
orang yang tampaknya
selalu bisa meraih
semua harapan dan
impian mereka. Sementara yang lain
selalu gagal. Inilah pertanyaan yang sering
timbul dipikiran saya. Seseorang bisa saja
berpendidikan tinggi, dengan banyak
kemampuan dan memiliki berbagai fasilitas
yang mendukung, namun pencapaiannya
rendah. Mengapa tidak banyak orang yang
berhasil mengembangkan aset yang berasal
dari warisan?
Jika memperoleh warisan dari orang tua,
baik berupa bisnis atau peninggalan properti
berupa tanah dan bangunan. Tidak banyak
yang berhasil untuk mengembangkan, namun
justru sebaliknya. Aset yang diperoleh
melalui warisan, satu per satu dijual. Dijual
sampai habis, tidak tersisa. Sebagian besar
dijual bukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, tetapi lebih banyak untuk memenuhi
gaya hidup. Untuk menghabiskan, tidak
memerlukan waktu lama, hanya sebentar.
Laju gaya hidup lebih cepat dari hasil yang
diperoleh. Mereka tidak pernah menentukan
harga untuk memperolehnya. Semua
sudah ada, tidak perlu perjuangan untuk
mendapatkan. Walaupun itu bernilai, karena
tidak pernah mencari, maka ketika aset
itu habis terjual, yang bersangkutan tidak
pernah merasa kehilangan.
Tidak Ada Makan Siang Gratis
ww
w.p
ixel
girlp
rese
nts.
com
49Vol. 62 | Apr-Mei 2015
LEADErSHip
Sebaliknya, Anda dapat melihat seorang
yang berhasil. Mereka harus berjuang keras
untuk mendapatkan segala sesuatu yang
mereka capai. Tidak ada yang mudah untuk
mencapainya. Semuanya membutuhkan
perjuangan. Bisa jadi, mereka tidak banyak
memiliki banyak fasilitas dan kemudahan,
tetapi usaha dan tekad mereka begitu kuat
untuk membayar harga sebuah pencapaian,
sehingga mereka memperoleh hasil yang
mengagumkan.
Ketika saya mendampingi Bapak Chairul
Tanjung, saya bertanya kepada beliau. Tukul
dibayar berapa di acara Empat Mata Trans7?
Rp. 75 juta per episode, sahut Pak Chairul.
Itu tidak termasuk bonus. Dua puluh episode
dalam satu bulan, berarti yang diterima
Tukul sebesar Rp. 1,5 milyar per bulan, belum
termasuk bonus. Sebuah angka yang besar
sekali. Seringkali, kita hanya melihat hasil
akhir.
Kita melihat Tukul hari ini, terkenal, mengisi
acara di banyak stasiun TV, sukses, kaya dan
honor gede. Kita tidak pernah bertanya dan
tidak tahu perjuangan yang dilakukan selama
bertahun-tahun, kesulitan yang dihadapi
dan cara mengatasinya. Perlu diingat, Tukul
menjadi terkenal seperti sekarang, tidak
terjadi dalam semalam. Di belakangnya,
ada waktu lama sekali bahkan lebih dari
10 tahun, kerja keras dan perjuangan yang
dilakukan. Tukul telah membayar harga
sebuah kesuksesannya dengan melakukan
kerja keras. Kerja tekun dan tidak pernah
menyerah, walaupun di awal kariernya hanya
dibayar beberapa ribu rupiah.
Kadang-kadang banyak orang yang menarik
perhatian kita dan sepertinya mereka dapat
mencapai sukses dalam satu malam. Seolah-
olah mereka tiba-tiba mendapatkan hasil
dalam sekejap. Padahal seseungguhnya
mereka sudah bekerja keras untuk hal
itu dalam jangka waktu yang cukup lama.
Bahkan bertahun-tahun tenggelam dalam
kegelapan dan kesulitan, sebelum akhirnya
dikenal dan dihargai kontribusinya.
Yang membedakan antara seorang
pemenang dengan orang yang biasa-biasa
adalah bahwa yang satu mempersiapkan diri
untuk membayar harganya sedang yang lain
tidak. Banyak orang di dunia ini yang meraih
sesuatu yang berharga adalah orang-orang
yang tahu apa yang mereka inginkan dari
hidup ini dan mereka siap untuk melakukan
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
menjadikan impian mereka itu menjadi
kenyataan. Seberapa pun besarnya harga
yang harus dibayar. Untuk menjadi berhasil
semuanya memerlukan ongkos. Tidak ada
satu pun yang gratis. Semua ada harga, Anda
harus membayar harga tersebut. Tidak
ada makan siang yang gratis. Pasti ada yang
membayar walaupun bukan diri Anda. Ada
harga yang harus dibayar.
Hidup itu adalah sebuah pilihan. Semua
orang bisa memilih. Memilih apa saja.
Bisa memilih untuk menjadi berhasil atau
memilih untuk tidak melakukan sehingga
ia tidak berhasil. Semuanya ada harga
yang harus dibayar atas pilihannya. Harga
yang harus dibayar untuk berhasil lebih
murah dibandingkan harga yang dibayar
untuk menjadi orang yang gagal. Semua
ada harganya, tidak ada yang gratis. Untuk
menjadi berhasil, harga yang Anda miliki
hanya berupa kerja lebih keras, kerja
lebih tekun, kerja lebih lama, kerja lebih
cerdas dan tentunya Anda harus berdoa
agar dimudahkan. Sedangkan, orang gagal
harus membayar harga yang lebih mahal.
Mengapa lebih mahal? Karena harga yang
dibayar berupa penderitaaan, kemiskinan,
kebodohan.
Sehubungan menjadi berhasil adalah
sebuah pilihan. Tentunya Anda harus
memilih ini, menjadi berhasil. Bagaimana
untuk melakukannya? Pertama, Anda
harus menentukan apa yang anda inginkan.
Sebagian besar orang tidak pernah
melakukannya. Kedua, tentukan harga yang
akan Anda dapatkan, kemudian bayarlah
harga tersebut.
Segala sesuatu dalam hidup ini memiliki
label harga. Mungkin tidak dalam bentuk
nominal rupiah, tetapi pasti ada. Kita semua
harus membayar harganya, jika kita ingin
mendapatkan atau mencapai sesuatu dalam
hidup ini. Segala sesuatu yang berharga pasti
memiliki harga. Masalahnya, apakah kita siap
untuk membayar harga tersebut?
Kadang-kadang banyak orang yang menarik perhatian kita dan sepertinya mereka dapat mencapai sukses dalam satu malam. Padahal sesungguhnya mereka sudah bekerja keras dalam jangka waktu yang cukup lama.
50 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
TRAVELLER NOTE I TOKYO
Rainbow Bridge , views from Deck-Odaiba
Rainbow Bridge adalah jembatan gantung yang melintasi bagian utara Pelabuhan Tokyo,
tepatnya di Odaiba, dan dibangun dari tahun 1987 - 1993. Jembatan dengan panjang 798 meter
dicat berwarna putih agar selaras warna langit kota Tokyo yang dapat dilihat dari Odaiba. Ada
lampu yang ditempatkan pada kerangka jembatan dalam tiga warna yang berbeda, merah,
putih dan hijau dan dinyalakan setiap malam menggunakan energi matahari yang diperoleh
pada siang hari. Di dekat Rainbow Bridge juga terdapat menara kebanggaan penduduk Tokyo,
yaitu Tokyo Sky Tree.
Rainbow Bridge , views from Deck-Odaiba
Rainbow Bridge adalah jembatan gantung yang melintasi bagian utara Pelabuhan Tokyo,
tepatnya di Odaiba, dan dibangun dari tahun 1987 - 1993. Jembatan dengan panjang 798 meter
dicat berwarna putih agar selaras warna langit kota Tokyo yang dapat dilihat dari Odaiba. Ada
lampu yang ditempatkan pada kerangka jembatan dalam tiga warna yang berbeda, merah,
putih dan hijau dan dinyalakan setiap malam menggunakan energi matahari yang diperoleh
pada siang hari. Di dekat Rainbow Bridge juga terdapat menara kebanggaan penduduk Tokyo,
yaitu Tokyo Sky Tree.
Rainbow Bridge , views from Deck-Odaiba
Rainbow Bridge adalah jembatan gantung yang melintasi bagian utara Pelabuhan Tokyo,
tepatnya di Odaiba, dan dibangun dari tahun 1987 - 1993. Jembatan dengan panjang 798 meter
dicat berwarna putih agar selaras warna langit kota Tokyo yang dapat dilihat dari Odaiba. Ada
lampu yang ditempatkan pada kerangka jembatan dalam tiga warna yang berbeda, merah,
putih dan hijau dan dinyalakan setiap malam menggunakan energi matahari yang diperoleh
pada siang hari. Di dekat Rainbow Bridge juga terdapat menara kebanggaan penduduk Tokyo,
yaitu Tokyo Sky Tree.
51Vol. 62 | Apr-Mei 2015
TRAVELLER NOTE I TOKYO
Words and Photography byHendrikus Toby
52 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
TRAVELLER NOTE I TOKYO
Pagoda Sensoji
Pagoda bertingkat lima ini terletak di sebelah kiri gerbang Homozon, kompleks Kuil
sensoji di Asakusa-Tokyo. Tinggi pagoda ini kira-kira 53 meter dan sangat indah di
malam hari saat menyala. Pagoda tertinggi kedua di Jepang ini selesai dibangun
pada tahun 1942 namun pada tahun 1648 direkonstruksi oleh Tokugawa setelah
terbakar hebat dan di lantai teratas pagoda ini terdapat relik (barang peninggalan)
Budha.
53Vol. 62 | Apr-Mei 2015
TRAVELLER NOTE I TOKYO
Tumpukan Sake di Meiji Jingu
Prosesi Pernikahan Shinto di Meiji Jingu
Kuil Meiji (Meiji Jingu) adalah kuil Shinto yang didedikasikan untuk roh Kaisar Meiji dan istrinya, Permaisuri Shoken. Meskipun terletak di daerah padat, Shibuya-Tokyo, namun saya bisa merasakan kedamaian dan kesejukan dari pemandangan hutan cemara yang indah dan gerbang kayu (tori) yang benar-benar menarik perhatian mata saya. Saya juga tidak melewatkan tumpukan beberapa barel minuman tradisional Jepang, sake (nihonshu), yang tersusun rapi saat memasuki area utama kuil. Tumpukan sake ini adalah hasil sumbangan beberapa perusahaan besar di Jepang selama bertahun-tahun.
Saya beruntung, saat ke berkunjung ke Kuil Meiji, saya berkesempatan untuk menyaksikan proses yang agung dari pernikahan Shinto. Prosesi ini merupakan salah satu bagian dari upacara pernikahan Shinto. Prosesi ini dipimpin oleh dua orang imam dan dua gadis kuil, diikuti oleh
pasangan pengantin pria yang mengenakan kostum tradisional kimono hitam dan pengantin wanita memakai kimono putih dengan topi putih berukuran besar dan diikuti
>
>
oleh keluarga dari kedua mempelai. Pernikahan dengan cara tradisional khas Jepang ini ternyata sangat mahal!
54 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
moViE rEViEw
Hary SusantoMovie Reviewer, Horror & Thriller Mania
www.movienthusiast.com
AvengersAGE OF ULT RON
Jika ada satu film yang paling ditunggu
kehadirannya oleh banyak moviegoers
dunia tahun ini selain instalemen ke-7
Fast & Furious, bisa dipastikan film itu adalah
sekuel The Avengers yang sudah memberikan
kehebohan luar biasa ketika ia menjadi
pemuncak spektakuler dari serbuan trend
adaptasi komik superhero 2012 lalu.
Dalam sekuelnya yang diberi tajuk Age of
Ultron, kamu masih akan menemukan nama
Joss Whedon di belakang layar. Ya, kita tahu
persis apa yang sudah dilakukan Whedon di
seri pertama Avengers, dan sesuai harapan
kita semua, ia kembali lagi dengan kekuatan
penuh. Juga dengan kembali bersatunya
semua punggawa the earth mighty heroes
pasca sebelumnya masing-masing dari
mereka telah melakukan terbang solo di
rangkaian fase kedua MCU (Marvel Cinematic
Universe). Tentu saja layaknya sebuah
sekuel sejati, Age of Ultron harus jelas lebih
besar dari pendahulunya, dan lebih besar
berarti juga mesti lebih ramai dan meriah,
maka tidak lengkap jika kemudian tidak ada
tambahan beberapa karakter baru menarik.
Selain kemunculan duo kembar Pietro dan
Wanda Maximoff a.k.a Quicksilver dan Scarlet
7.8
Cerita
Akting
Penyutradaraan
ww
w.h
d-w
allp
aper
.in
55Vol. 62 | Apr-Mei 2015
moViE rEViEw
Witch, satu karakter rahasia, plus tentu
saja, villain utama dalam wujud Ultron yang
tidak kalah garangnya.
Sementara untuk premisnya sendiri,
Age of Ultron punya sokongan cerita
menarik, di mana kali ini kesombongan
dan kepercayaan diri berlebih Tony Stark
menjadi senjata makan tuan buat dirinya
sendiri dan juga para anggota Avengers.
Cita-cita ambisius Stark bersama Bruce
Banner membuat sebuah program A.I
canggih bernama Ultron yang diperoleh
dari pinjaman kekuatan tongkat
peninggalan Loki malah berbalik menjadi
kekuatan mengerikan yang sekali lagi
mengancam bumi dan kelangsungan hidup
manusianya.
Di buka dengan kurang lebih lima menit
opening berisi parade slowmotion dan aksi
spektakuler dari sepak terjang anggota
Avengers dalam usaha mereka memporak
porandakan markas HYDRA di Sokovia.
Menarik adalah ketika naskah Whedon
langsung menghadirkan sosok Ultron
yang disuarakan James Spader dalam
nada penuh ancaman sejak awal-awal film
sebagai teror baru. Ya, kisah bangkitnya
Ultron dengan quote “Now I’m free, there
are no strings on me!” yang bolak-balik
sering kita dengar di trailer-nya bak
sebuah dongeng kelam Pinokio modern
yang disatukan dengan balutan kisah heroik
superhero Marvel. Hasilnya, Age of Ultron
sepintas tampak lebih gelap dan lebih
kompleks dari pendahulunya. Belum lagi
kali ini Whedon juga menyelipkan sedikit
romansa dan sisi personal dari beberapa
anggota Avengers yang di seri pertamanya
kurang mendapatkan cukup porsi untuk
membuatnya semakin padat.
Tetapi dasar Marvel, meskipun terlihat
berat dan rumit di atas kertas, Age of Ultron
tidak pernah terjebak untuk menghadirkan
plot yang kelewat njelimet atau terlampau
dark seperti rivalnya, DC. Ya, Age of Ultron
masih mengusung DNA adaptasi superhero
ala Marvel, tidak peduli seberapa kelam
temanya, Whedon masih memberinya
banyak keceriaan. Masih ada humor ringan
yang kebanyakan datang dari celetukan-
celetukan karakternya dan beberapa momen
slapstik yang hampir semuanya masih
bekerja dengan baik, bahkan di saat paling
serius sekalipun.
Tetapi harus diakui juga meskipun
masih dibungkus dengan presentasi aksi
spektakuler, sebenarnya Age of Ultron tidak
menawarkan sesuatu yang benar-benar baru.
Semua sudah pernah kita lihat sebelumnya
di seri pertamanya, bahkan kalau mau
jujur, tidak ada lagi perasaan WOW yang
sampai membuat saya bisa merinding
setelah menontonnya, seperti yang saya
temukan di pendahulunya. Ini seperti sebuah
pengulangan yang sama, hanya dengan
sedikit variasi berbeda dan lebih banyak
karakter baru.
Yang patut disayangkan adalah bagaimana
Whedon membuang beberapa potensinya
untuk membuat Age of Ultron menjadi
sajian superhero yang bisa lebih baik lagi
dari sebelumnya. Diadaptasi dari komik
Avengers #55 rilisan tahun 1968, premis
yang ditawarkan punya bekal bagus untuk
membuat Age of Ultron setidaknya bisa
menjadi lebih menarik.
Sayang karena memilih menjauhkannya dari
kerumitan, Whedon malah mengadaptasi
narasi kompleksnya menjadi lebih
ringan. Meski twist-nya sendiri terbilang
mengejutkan tetapi tidak ada puncak
emosi di sana, lagi-lagi karena Whedon
tidak memperlakukan dua karakter
barunya dengan baik. Baik Quicksilver
yang dimainkan Aaron Taylor-Johnson
maupun Scarlet Witch-nya Elizabeth Olsen
seharusnya bisa mendapatkan porsi yang
lebih berarti. Apalagi ketika ada dendam
masa lalu yang dihubung-hubungkan dengan
keterlibtan Tony Stark ketimbang hanya tim
penggembira baru yang sekedar meramaikan
suasana, apalagi mengingat salah satu dari
mereka kemudian diplot sebagai objek
penting di adegan pemungkasnya.
“Now i’am free, there are no strings on me!” - Ultron
www.hd-wallpaper.in
56 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
growtH StrAtEgiES
I Made Wenten BDirektur BPR Lestari
“ Pendapatan toko datang dari penjualan, yang terjadi apabila ada customer yang datang berkunjung. Dan banyak customer yang mau berkunjung apabila ada tempat parkir tersedia. Kira-kira customer akan belanja di tempat yang ada area parkirnya atau tidak?
Beberapa waktu yang lalu, anak pertama saya sakit perut. Saya pikir ini hanya
sakit perut biasa. Tetapi ternyata satu minggu sakit perutnya nggak beres-beres,
kadang hilang kadang muncul. Tidak pernah sembuh benar. Jadi saya ajak dia ke
rumah sakit. Setelah menyampaikan keluhan ini maka kami di rujuk ke rumah
sakit pusat yang letaknya di Denpasar, karena ada beberapa pemeriksaan
khusus yang diperlukan dan peralatannya hanya ada di pusat.
Don’t Park in the Front of Your Store!”.
ww
w.fr
eegr
eatp
ictu
re.c
om
57Vol. 62 | Apr-Mei 2015
growtH StrAtEgiES
Setelah dipikir-pikir, mungkin saya yang
salah. Mungkin saya ke-GR-an. Jangan-
jangan poster wanita yang berisi tulisan
“Pelayanan dan Kenyamanan Anda adalah
Hal Utama” bukan ditujukan kepada saya
atau juga bukan untuk customer lainnya.
Mungkin ditujukan kepada dokter atau
pimpinan rumah sakit itu.
Don’t Park in the Front of Your Store!
Saat itu saya ingat saran dari Paul Arden,
“Don’t park in the front of your store!” Jangan
parkir di depan toko. Atau, jangan rebutan
parkir dengan customer. Berikan parkir
kepada customer Anda. Arden punya
alasan yang sangat bagus kenapa kita tidak
disarankan untuk memarkir kendaraan kita
di depan toko kita sendiri.
Alasan pertama, pendapatan toko datang
dari penjualan, yang terjadi apabila ada
customer yang datang berkunjung. Dan
banyak customer yang mau berkunjung
apabila ada tempat parkir tersedia. Kira-kira
customer akan belanja ditempat yang ada
area parkirnya atau tidak?
Alasan kedua, toko kita pasti bisa digunakan
sebagai alat untuk promosi. Kita tata barang
yang kita jual agar terlihat menarik bagi
orang yang lewat di jalan depan toko. Dan
kemudian kalau mereka tertarik maka
mereka akan mampir ke toko bukan?
Kalau kita parkir di depan toko, maka akan
menutupi pandangan orang lewat. Rugi kan?
So, don’t park in the front of your store!
By the way, BPR Lestari memiliki parkir yang
letaknya kira-kira 500 meter dari gedung
kantor. Parkir tersebut kita alokasikan buat
parkir mobil dinas, mobil operasional, mobil
dan kendaraan karyawan. Sedangkan parkir
di depan kantor kita berikan untuk customer.
Capek dong kita jalan dari parkiran? Enggak
apa apa, kalau semakin banyak customer
yang parkir di depan kantor maka bisnis akan
semakin bagus. Kalau bisnis semakin bagus
maka gaji akan semakin besar. Amin.
Namun rupanya, untuk memeriksakan anak
saya ke rumah sakit pusat ternyata perlu
perjuangan. Perlu tiga kali berputar untuk
mendapatkan parkir kendaraan. Sementara
anak saya sudah meringkuk seperti udang
yang digoreng karena kesakitan.
Apakah ada tempat parkir kosong? Ada,
tetapi saya tidak boleh parkir di sana. Di
tempat tersebut ada plang dengan tulisan
“Parkir Khusus Dokter” atau “Parkir Khusus
Direktur”. Akhirnya saya ketemu tempat
parkir, bukan di area rumah sakit. Tapi di luar,
200 meter dari rumah sakit.
Di dalam rumah sakit, di ruang tunggu saya
lihat ada standing poster. Gambarnya seorang
wanita muda cantik menggunakan seragam
kerja, tangannya tercakup di dada. Dan ada
tulisan besar “Pelayanan dan Kenyamanan
Anda adalah Hal Utama”. Senang juga melihat
poster itu, artinya mereka mengutamakan
pelayanan dan kenyamanan kepada kita
sebagai customer.
Heh! Ntar dulu! Tadi saya kan nggak dapat
parkir. Berputar tiga kali untuk mencari
tempat parkir itu bukan kenyamanan. Itu
namanya ketidaknyamanan, dan bagi anak
saya yang sakit itu namanya kesengsaraan.
Dan saya sebagai customer ternyata bukan
yang utama. Buktinya tadi di tempat parkir
saya enggak diberi parkir. Beberapa bagian
parkir sudah di blok untuk dokter. Jadi
dokter lebih utama dari customer.
Saat itu saya ingat saran
dari Paul Arden, “Don’t
park in the front of your
store!”. Jangan parkir di
depan toko. Atau, jangan
rebutan parkir dengan
customer. Berikan parkir
kepada customer Anda.
Arden punya alasan yang
sangat bagus kenapa kita
tidak disarankan untuk
memarkir kendaraan kita
di depan toko kita sendiri.
58 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
FitnESS
Denny SantosoPraktisi Kesehatan & Kebugaran
Fat Level Point
Fat Level Point, mungkin belum
pernah dari kita yang mendengar
istilah ini. Fat Level Point adalah
titik standard, di mana tubuh kita
mempertahankan jumlah lemak
yang mampu disimpan. Apa fungsinya buat
kita?
Pertama-tama, kenalilah tubuh Anda sendiri.
Apakah Anda termasuk yang bertubuh kurus
kering? Dengan kadar lemak hanya 10% dan
tidak bisa gemuk serta susah sekali untuk
menaikkan berat badan? Atau tubuh Anda
termasuk gemuk, dengan kadar lemak sekitar
30% atau bahkan lebih?
Angka 10% atau 30% atau berapa pun
tubuh Anda menunjukkan angka itu. Ada
titik standard yang berbeda untuk tiap-
tiap individu. Tubuh kita secara genetik
“ inilah yang menjelaskan kenapa orang kurus kering susah sekali menambah berat badan walaupun sudah mengikuti larangan-larangan yang dianjurkan di banyak literatur tentang diet
59Vol. 62 | Apr-Mei 2015
FitnESS
memiliki standard yang berbeda. Dan yang
paling penting adalah tubuh kita berusaha
mempertahankan angka itu sebisa mungkin.
Hal inilah yang menjelaskan kenapa orang
kurus kering susah sekali menambah berat
badan walaupun sudah mengikuti larangan-
larangan yang dianjurkan di banyak literatur
tentang diet, misalnya makan makanan
berminyak dalam jumlah yang banyak, makan
langsung tidur, ngemil empty calorie snack.
Begitu juga dengan yang bertubuh gemuk,
kenapa tidak makan, tetapi berat badan
tidak kunjung kurus. Bahkan yang berhasil
menurunkan berat badan pun, tidak lama
kemudian pasti beratnya secara perlahan
naik kembali ke titik standard tersebut.
Bagaimanakah cara mengubah fat level point
tersebut? Apakah kita harus pasrah terhadap
genetik kita? Ternyata tidak.
Ada dua cara untuk merubah fat level point
tersebut. Yang pertama adalah dengan
Titik standard tubuh pada setiap
individu berbeda-beda.
1
1
Berolahraga dan mengubah makanan dari bad calorie menjadi good calorie akan mengubah tubuh kita menjadi lebih ideal. - Denny Santoso
berolahraga dan yang kedua adalah dengan
mengubah apa yang kita makan. Berolahraga
dan mengubah makanan dari bad calorie
menjadi good calorie akan mengubah point
tersebut menjadi lebih ideal.
www.shapeyourenergy.com
60 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
T H E I N T E L L I G E N T I N V E S T O RPenulis : Benjamin Graham & Jason Zweig
Penulis : Professor Daniel Freeman & Jason Freeman
“By far the best book on investing ever written”
HOW TO KEEP CALM AND CARRY ONI
nilah bacaan wajib bagi siapa pun yang mempelajari atau
menggeluti dunia investasi. Buku ini menggambarkan dengan
sangat brilian kerangka emosional dan alat-alat analisis penting
penentu sukses finansial seorang investor. Ajaran-ajaran di dalamnya
telah teruji waktu; berakar pada telaah perilaku pasar modal selama
lebih dari 100 tahun. Anjuran-anjurannya pun nyaris selalu terbukti
benar karena bersandar pada 50 tahun lebih pengalaman sang
penulis, pemikir terbesar sepanjang masa di bidang investasi-praktis.
Benjamin Graham dikenal sebagai master peneliti sekuritas hingga
ke detail mikroskopik, bahkan nyaris molekuler. Graham sadar bahwa
setiap pendekatan mencetak laba yang mudah dijelaskan dan diikuti
oleh banyak orang dengan sendirinya merupakan pendekatan yang
sederhana dan mudah punah. Graham juga tak pernah lupa bahwa
kesimpulan objektif membutuhkan sampel sangat panjang dari
banyak sekali data. Mengutip pepatah filosofis Spinoza: “Segala yang
istimewa pastilah sulit dan langka.”
Apakah Anda memiliki kecemasan berlebih yang tidak
Anda harapkan? Apakah ketakutan-ketakutan yang
membayangi Anda membuat Anda tertekan? Apakah
kegelisahan Anda mengganggu kehidupan Anda sehari-hari?
Seharusnya jangan sampai terjadi seperti itu.
Menggunakan teknik-teknik yang terbukti efektif, psikolog
kenamaan, Profesor Daniel Freeman dan penulis bidang psikologi,
Jason Freeman, merangkum riset-riset terkemuka untuk
membantu Anda menaklukkan kecemasan Anda dan merasa lebih
tenang, fokus, dan seimbang (menunjukkan kepercayaan diri,
kesadaran diri, dan tekad).
BooK rEViEw
61Vol. 62 | Apr-Mei 2015
BooK rEViEw
Penulis : Jonathan Gifford
Penulis : Dale Carnegie
100 Great Leadership Ideas
The Secret of Making People Like You
Leadership is action, not position
-Donald McGannon
Google punya istilah “20% waktu”, yaitu saat karyawan bebas
melakukan hal yang mereka sukai sehari dalam seminggu. Ide-ide
besar biasanya keluar dari situ. Manajemen Oreo di China membuat
produk mereka dalam bentuk wafer, karena bentuk sandwich tidak
terlalu disukai di sana. “Temukan kegagalan, lalu melajulah dengan
cepat” adalah slogan yang pernah dibuat oleh Carol Bartz, CEO
Yahoo!, saat menjabat sebagai CEO Autodesk. Karyawannya pun tak
pernah takut lagi berinovasi.
Tiga hal di atas hanyalah sedikit dari sekian banyak ide-ide yang
terangkum dalam buku ini. Semuanya pernah dilakukan oleh para
pemimpin sukses dunia. Sebut saja pemimpin Apple, Microsoft, Virgin,
HP, Intel, Wal-Mart, dan banyak lagi lainnya. Tak ada yang kurang,
tak ada yang dirahasiakan. Seluruh formula untuk menjadi pemimpin
hebat ada di sini. Pemaparan sederhana dan berbagai contoh aplikatif
akan menginspirasi siapa pun, karena sejatinya semua orang pasti
punya peran pemimpin dalam hidupnya.
Siapa pun tentu selalu ingin dikenang dan mempunyai kesan positif
sejak pertama kali berkenalan. Namun, tak semua orang bisa
melakukan hal ini karena banyak hal-hal kecil yang penting tetapi
disepelekan.
Buku ini akan menambah wacana sekaligus mengajak Anda untuk
mengupas berbagai rahasia tentang berhubungan dengan orang
lain yang telah lama dilupakan. Hal-hal kecil yang sesungguhnya
sangat berpengaruh luar biasa besar. Membangun kepercayaan
diri , membuat kesan pertama yang tidak bisa dilupakan, rahasia
senyum yang memukau, bagaimana menaruh minat terhadap orang
lain dengan tulus, menjadi pembicara yang baik, bagaimana menjadi
pendengar yang baik, hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam
berhubungan dengan orang lain, dan masih banyak yang lainnya.
62 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
LiVing tHE gooD LiFE
Have You Loved Enough ?
Beberapa bulan lalu saya menemani seorang sahabat dalam suasana duka, karena dia kehilangan ibunda tercinta.
Sekarang dia seorang yatim piatu. Saya sungguh terharu pada sahabat saya ini, karena dia rela mengorbankan segalanya (termasuk
kehidupan pribadinya) demi menjaga dan membahagiakan sang Ibu yang telah berjuang selama 5 tahun melawan penyakitnya. Saat saya kembali ke rumah, saya berpikir hidup ternyata memang benar-benar singkat ya. Kita diberi jatah yang sama, 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun. Apakah kita telah benar-benar maksimal memanfaatkannya? Semoga tips ringan berikut ini bisa menginspirasi.
by. Ina Lestari
63Vol. 62 | Apr-Mei 2015
LiVing tHE gooD LiFE
Have You Loved Yourself Enough?
Have You Loved Your Parents Enough?
Have You Loved Your Life Enough?
Seberapa sering kita menunda sarapan hanya
karena tak sempat membuatnya? Menunda
makan siang dengan alasan lupa waktu dan
mengejar deadline. Tak minum cukup air putih
hanya karena tak punya tempat minum sendiri
di meja atau malas bangkit dari kursi Anda
sekedar mengisi pitcher air sendiri. Please
Maaf sebelumnya, tapi menurut saya cekcok
atau perdebatan seru sebenarnya paling
banyak terjadi bukan dalam hubungan rumah
tangga antara suami istri, tapi antara orang
tua dan anak-anak mereka, betulkan? Apalagi
jika menyangkut urusan sekolah, pekerjaan,
dan memilih pasangan. Wah, itu adalah
topik “keributan” paling abadi. Well, apapun
Anda masih bingung dengan teman sebelah yang lebih
cepat naik karirnya? Galau pada rekan Anda yang
sudah punya aset bejibun? Atau hanya bisa berkata
“hebat” pada karib Anda yang sudah berhasil buka
usaha ? Lalu, Anda sibuk menyalahkan perusahaan
atau diri sendiri! Saat saya mengajar di BPR Lestari,
saya selalu meyakinkan teman-teman bahwa semua
orang pasti bisa, dan jika ingin punya usaha pasti bisa.
Seorang peserta unjuk tangan dan berkata “Enggak
ada yang kasih modal, bu”. Sesungguhnya apa yang
melekat pada tubuh Anda saat ini, itulah modal
awalnya. Modal selanjutnya tinggal niat, kerja keras
dan bersyukur. Ya, semua orang juga sudah tahu, tapi
apa Anda sudah benar-benar melakukannya?
Well, yakin Anda sudah mencintai diri sendiri?
don’t do it again dear friends. Makan makanan
bergizi dan minum air putih yang cukup adalah
cara yang paling murah dan sederhana untuk
mencintai diri Anda. Bukankah satu paket
tubuh ini telah membantu Anda 12 jam sehari
untuk mewujudkan apa pun keinginan anda?
Sesekali jika Nine West atau Mango tidak
itu, mereka tetaplah orang tua Anda. Mereka telah berkorban
segalanya untuk membesarkan, mendidik, dan membiayai Anda.
Sadarilah bahwa tugas orang tua memang untuk “ngotot” dan
mengingatkan Anda tentang hal-hal baik dan benar, semata mata
karena mereka sangat mencintai dan melindungi Anda. Bukan pula
berarti orang tua anda selalu benar, namun mereka telah lebih dulu
menjalani kehidupan. Jadi,kapan terakhir kali Anda melewatkan
acara makan-makan hanya berdua saja dengan orang tua anda?
diskon dan Anda cukup punya rezeki, gunakan
saja untuk cek kolesterol dan kadar gula dalam
tubuh Anda. Percaya deh, sepuluh Nine West
tidak akan sebanding jika anda jatuh sakit lho!
64 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
gALLErY
Masih ingat grup
akapela The Bellas
yang digawangi Anna
Kendrick dan Rebel Wilson
cs? Yup, mereka akan kembali
dengan kisah yang lebih gokil
lewat Pitch Perfect 2. Dalam
film arahan Elizabeth Banks
ini, The Bellas dikisahkan akan
melalui tahun senior mereka
di Barden University. Mereka
pun ditantang untuk mengikuti
sebuah kompetisi internasional,
di mana tidak pernah ada tim dari
Amerika yang pernah menjuarainya. Pun
akan ada bumbu-bumbu pertentangan
di dalam tubuh kelompok ini yang akan
menyemarakan naskah karangan Kay
Cannon. Fat Amy yang menjadi ikon
kelucuan film ini pun digadang-gadang
akan banyak memberikan element of
surprise. Tentu kita akan menanti-nanti
lagu seperti apa yang akan di-cover oleh
The Bellas atau apakah mungkin akan
muncul single hits seperti Cups?
MOVIE
Director : Elizabeth Banks Released Date : 15 mei 2015Scenario : Kay Cannon
PITCH PERFECT 2
65Vol. 62 | Apr-Mei 2015
gALLErY
Semenjak
meluncurkan LG
G Watch R tahun
lalu, nampaknya
LG benar-benar
ingin serius menguasai pasar
smartwatch. Terbukti LG kembali
menghadirkan terobosan
jam tangan pintar lewat LG
Watch Urbane terbarunya. LG
Watch Urbane ini dirancang dengan
gaya yang lebih sporty dan trendy.
Sekilas terlihat seperti konsep jam
tangan klasik yang lebih sederhana,
namun tetap memancarkan nuansa
elegan. Jam tangan ini dibalut oleh material
stainless stell serta fitur anti air dan debu
bersertifikasi IP67. Gaya klasik LG Watch
Urbane makin diperkuat dengan elemen tali
berbahan kulit selebar 22 mm serta tersedia
pilihan warna hitam dan cokelat. Dengan
tampilan mewah itu, LG Watch Urbane juga
dibekali SoC Qualcomm Snapdragon 400
1.2GHz, RAM 512MB, serta memori internal
4GB dan layar bundar P-OLED 1,3 inci
dengan resolusi 320 x 320 pixel. Smartwatch
ini juga memiliki sensor sensor gyroscope,
accelerometer, kompas, barometer dan sensor
PPG untuk memantau kebugaran tubuh
penggunanya.
Qualcomm Snapdragon 400 1.2 ghz
Dust & water resistant
memory 4gB / 512 rAm
Producer : Chris DeStefano, Jason Halbert, Greg Kurstin, Eric OlsonReleased Date : 27 February 2015Stars : Kelly Clarkson
Kelly Clarkson membuktikan sekali lagi bahwa ia mampu menjadi hits
maker. Album teranyarnya Piece by Piece meroket ke posisi pertama
di tangga lagu popular Billboard usai perilisannya pada 3 Maret 2015
lalu. Aceshowbiz mencatat terdapat 97.000 copy album ketujuhnya tersebut
terjual laris. Sebelumnya, Clarkson juga sempat menorehkan prestasi lewat
album “All I Ever Wanted” (2009) dan “Thankful” (2003). Piece by Piece
mempertemukan kembali Clarkson dengan sederet rekanan kolaboratornya
yang menjadi produser untuk album ini, seperti Greg Kurstin, Jesse Shatkin,
Jason Halbert, Eric Olson, dan Chris DeStefano. Piece by Piece menjagokan
Hearbeat Song sebagai single pertama yang diracik dengan up-tempo
synthpop dan disertai vokal Clarkson yang maksimal. Lagu ini ditulis oleh Mitch
Allan, Audra Mae, Kara DioGuardi, dan Jason Evigan. Piece by Piece secara
kesluruhan menawarkan warna electropop, orchestral pop, power pop, dan
electronic dance music. Lagi-lagi berceria tentang tema patah hati, perjuangan,
perdamainan, dan emansipasi.
Recommended Songs :
Piece by Piece Heartbeat SongsInvicible Someone
MUSIC
GADGETS
piECE BY piECE
66 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
ZUMBA CANTIK DI ARISAN LESTARI
BPR Lestari sedang gencar-gencarnya
menyebarkan virus “healthy life” di
lingkungan keluarga besarnya. Spirit
ini pun turut ditularkan di ajang Arisan
Lestari.
Ya, melihat kesadaran akan gaya hidup sehat
menjadi urgensi masyarakat urban masa
kini, membuat Arisan Lestari mengangkat
isu kesehatan di gelarannya (14/3) lalu.
Tentu kesehatan sangat identik dengan
aktivitas olahraga. Terlebih melihat kondisi
wanita karir Bali dewasa ini yang lebih sibuk
dengan rutinitas pekerjaannya hingga lupa
menyisihkan waktu untuk berolahraga. Oleh
sebab itu, Arisan Lestari pun membawa
konsep arisan dengan tema “Healthy Lifestyle,
Zumba Cantik”.
“Zumba belakangan ini telah menjadi tren
di kalangan masyarakat urban, terutama
wanita. Selain itu, gerakan-gerakan Zumba
EVEnt
67Vol. 62 | Apr-Mei 2015
EVEnt
juga sederhana dan menyenangkan,
namun tetap memberikan banyak
manfaat bagi kesehatan kita,” papar Erry
Yoga Sugama, Public Relations Manager,
BPR Lestari. Yoga juga menambahkan
bahwa event ini merupakan salah satu
kampanye kredo Lestari Lifestyle, yakni 2
S (Sehat dan Sejahtera). “Jadi kami akan
mengampanyekan kepada masyarakat,
bahwa dengan menjadi nasabah Lestari
mereka tidak hanya diedukasi dan diberikan
tips hidup sejahtera, tetapi juga bagaimana
hidup sehat. Salah satunya melalui komunitas
Arisan Lestari ini,” ujar Yoga.
Terkait dengan Zumba, usut punya usut
BPR Lestari punya komunitas Zumba intern
yang biasanya secara rutin melakukan
aktivitas Zumba di Lapangan Renon setiap
pukul 17.30 WITA. “Kalau masyarakat mau
ikutan boleh saja. Zumbanya free kok,” terang
Arisan Lestari memang dirancang untuk
empowering woman. “Doorprize yang menarik
juga kami bagikan di setiap penarikan
arisan. Dalam kesempatan kali ini kami
menghadiahkan 1 buah cincin berlian
senilai Rp 16 juta sebagai doorprize utama
persembahan BPR Lestari,” sambung Yoga.
Selain doorprize utama, para peserta juga
dimanjakan dengan berbagai hadiah menarik
lainnya dari sponsor. Seperti, satu buah
voucher menginap di Hotel Mega Resort &
Spa, satu voucher massage dari Fivelements,
20 voucher beauty treatment dari Ultimo
Aestetic, dua voucher treatment Nu Mi
Aesthetic, satu voucher dari Rumah Sakit
Kasih Ibu, satu voucher dari Ingrid Angelina
Photography, dua paket produk dari Twin
Tulipware, satu voucher spa dari Bali Brasco,
dua voucher belanja dari Iwear Sunglasses,
satu voucher makan dari Coco Bistro, dan
satu voucher makan dari Tropical Restaurant.
Yoga. Sementara itu, bertempat di Hotel
Grand Mega Resort & Spa, Arisan Lestari
pun langsung dibuka dengan demo senam
Zumba. Dipandu oleh instruktur Zumba
profesional, para peserta pun diajak untuk
mengikuti gerakan-gerakan Zumba dengan
musik upbeat selama kurang lebih 30 menit.
Program Arisan lestari mengundang
sebanyak-banyaknya wanita aktif di Bali
untuk bergabung. Tak hanya untuk sekadar
arisan, tetapi juga bisa menjalin networking
dan sharing bisnis mereka di ajang tersebut.
68 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
HEALtHY LiVing
7 Alasan Melakukan Zumba
Siapa yang tak kenal Zumba?
Olahraga ini tengah jadi
trend di kalangan hawa.
Mengombinasikan gerakan
tarian Salsa dan tarian Latin
lainnya membuat Zumba asik untuk diikuti.
Terlebih diiringi dengan musik upbeat.
Sehingga mampu memompa semangat
dan mengimprovisasi tingkat kebugaran
Anda. Anda tidak perlu harus pintar menari,
karena Zumba sendiri dirancang seperti
senam aerobik pada umumnya, sehingga
mudah untuk dipraktikan. Kesannya, orang
akan dengan mudah berolahraga, ditambah
dengan sensasi seperti menari di sebuah
pesta.
Menilik sejarahnya, Zumba pertama kali
diciptakan oleh seorang instruktu aerobic
asal Columbia bernama Alberto “Berto”
Perez pada tahun 1990. Konon Berto
menemukan istilah senam Zumba ini secara
tidak sengaja, ketika ia lupa membawa kaset
senamnya. Lantas untuk mengakalinya, ia
pun menggunakan music upbeat yang ada
di dalam mobilnya. Tarian fitness ala Berto
pun lebih dikenal dengan nama Zumba. Di
Indonesia sendiri, Zumba baru masuk di
awal tahun 2009, sementara di Amerika
popular sejak tahun 2003. Zumba juga kerap
menggabungkan gaya dari tarian Samba,
Cumbia, Merengue, Salsa, Reggae, Hip-hop,
Mambo, Rumba, Flamenco, dan Calypso.
Meski terkesan santai, gerakan Zumba
tidak boleh dilakukan secara asal lho! Saat
melakukan Zumba, kita tidak berlama-lama
diajarkan per gerakan terlebih dahulu,
melainkan biasanya Anda akan langsung
disarankan untuk mengikuti gerakan
instruktur. Zumba ini bisa dibilang 70%
dansa dan 30% fitness. Oleh karena itu, setiap
gerakan Zumba harus dibawa santai sambil
menikmati musik.
Namun, benarkah Zumba memberikan efek
yang besar bagi tubuh kita? Apa saja sih
manfaatnya? Berikut tujuh manfaat dari
bersenam Zumba!
69Vol. 62 | Apr-Mei 2015
HEALtHY LiVing
MENGENCANGKAN TUBUH
Gerakan Zumba sangat baik untuk
menggerakan lebih banyak otot pada
tubuh Anda. Sesungguhnya saat Anda
mempraktekan Zumba, akan ada banyak
kombinasi gerakan kebugaran tradisional,
semisal squat dan lunge di sana. Otot-otot
menjadi ikut kencang dan latihan pun jadi
lebih menyenangkan.
JADI LEBIH RAJIN SENAM
Beberapa wanita mungkin merasa sulit untuk
mengikuti gerakan senam dan membuatnya malas
meneruskannya. Tapi berbeda dengan Zumba.
Meski menawarkan gerakan yang cenderung
kompleks, namun wanita justru cenderung
akan lebih bersemangat untuk menguasainya.
Itu lantaran atmosfer yang dibangun sangat
menyenangkan, di mana bersinergi dengan music
dan gerakan tari. Anda pun akan bertekad untuk
melakukan seluruh gerakan Zumba sampai bisa.
UNTUK SEMUA UMUR
Ya, Zumba ini dirancang untuk bisa dilakukan
oleh semua umur. Bahkan ada cabang Zumba
khusus yang bernama Zumbatonic, di mana
ditujukan untuk anak-anak dari usia 4 hingga
12 tahun. Gerakan yang diajarkan cenderung
seperti meningkatkan elastisitas tubuh,
membuat mereka bergerak aktif dengan cara
menyenangkan, dan membuat mereka sehat.
Bahkan Zumba bisa dilakukan oleh mereka
yang berusia 80 tahunan.
MELANGSINGKAN TUBUHMelangsir Huffingtonpost.com, seorang
pelatih senam Zumba bernama Kass Martin
mengungkapkan bahwa ia memiliki murid
perempuan yang berhasil mengurangi berat
badannya hanya dengan rutin melakukan
Zumba. “Saya memiliki seorang murid yang
kehilangan 34 kg berat badannya dan dia
melakukannya dengan gembira,” ujar Kass.
MENGURANGI STRESSMEMPERBESAR
INTERAKSI SOSIAL
MEMBUAT ANDALEBIH BAHAGIA
Boleh dikatakan Zumba itu semacam
terapi gratis di kala stress. Kass Martin
mengatakan bahwa saat ayahnya
didiagnosa menderita kanker, dia bisa
melepas pikiran-pikiran buruknya
selama melakukan Zumba. Anda bisa
mencobanya, karena ternyata setiap
gerakan Zumba yang aktif itu mampu
menurunkan kadar hormon stress di
dalam tubuh.
Bagi yang melakukan Zumba secara
berkelompok di tempat-tempat gym
tentu akan memberikan manfaat dalam
hal interaksi sosial. Zumba mampu
mempertemukan Anda dengan orang-orang
baru. Anda bisa memulai persahabatan yang
baru. Bukankah ini akan lebih menyenangkan
ketimbang melakukan Zumba sendirian.
Percayakah Anda kalau semakin banyak
kalori yang dibakar, maka seseorang bisa lebih
bahagia? Ini lantaran ketika tubuh bergerak
sambil mendengar hentakan musik yang
cepat, tubuh pun nantinya akan melepaskan
hormon yang mampu membuat Anda lebih
bahagia. Anda mendapatkan tubuh yang lebih
segar serta pikiran yang tenang.
70 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
71Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Populerkan “Crowdfunding” Lewat
Perry Chen datang bagai malaikat. Lewat Kickstarter, ia membukakan jalan bagi para insan kreatif untuk mewujudkan mimpi dan karya mereka
Front oF minD
Anda ingin membuat film
tapi terkendala dana? Ingin
menerbitkan buku tapi budget
pas-pasan? Tenang, kini sudah
ada Kickstarter yang bisa jadi
“penyelamat” Anda. Di kalangan penggiat
kreatif bisa jadi sudah tidak asing mendengar
nama startup ini. Kickstarter merupakan
sebuah platform digital yang dirancang untuk
menggalang dana dari publik (crowdfunding).
Anda pernah menonton film Veronica Mars
yang dibintangi Kristen Bell? Film yang
diproduseri oleh Rob Thomas tersebut
ternyata memanfaatkan Kickstarter untuk
menggalang dana pembuatan filmnya. Di
laman tersebut, ia pun menceritakan tentang
konsep dan ide filmnya yang diprediksi
menghabiskan dana sekitar 2 juta dolar
Amerika. Rob juga berjanji akan memberikan
kopi digital filmnya kepada setiap orang yang
bersedia menyumbangkan dana sebesar
35 dolar Amerika dan bagi mereka yang
menyumbang sebesar 600 dolar, Rob akan
mengirimkan pesan eksklusif dalam bentuk
video.
Upaya Rob tersebut ternyata membuahkan
hasil. Ia mampu menggalang dana hampir 3
kali lipat dan melampaui target awalnya yang
hanya 2 juta dolar.
Kita harus berterimakasih dengan Perry
Chen. Berkat otak kreatifnyalah situs
Kickstarter diciptakan pada 2009. Ide
Kickstarter sendiri ditemukan oleh Chen
secara tidak sengaja dan dimotivasi dari
pengalaman pribadinya. Pada tahun 2001,
Chen masih menjadi seorang musisi, namun
sempat terkendala dalam mendapatkan
72 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
tempat untuk tampil tanpa mesti
membayar uang muka terlebih dahulu. Dari
kendala itulah, Chen mencari cara untuk
menghubungkan investor dengan musisi
yang akan mewujudkan karyanya. Datanglah
ide untuk membuat Kickstarter yang dibantu
oleh dua rekannya Yancey Stricker dan
Charles Adler.
Alhasil para artis dan musisi bisa
memanfaatkan Kickstarter sebagai media
untuk mempromosikan ide mereka dan
sekaligus mencari pendanaan di sana.
Tentu tidak sembarang ide kreatif yang
dimunculkan di lama Kickstarter, karena Chen
dan kawan-kawannya menyeleksi terlebih
dahulu ide-ide yang masuk tersebut. Setelah
ide berhasil dipublikasikan, pengunjung bisa
mendonasikan dana semampunya, mulai dari
1 US$.
Di lima tahun pertama pendiriannya,
Kickstarter berhasil membantu 50 ribu
proyek untuk mendapatkan dana dengan
Front oF minD
tingkat kesuksesan mencapai 44 persen.
Jumlah donaturnya saat itu pun sudah
mencapai 5 juta orang. Hingga kini,
Kickstarter telah mewujudkan banyak
proyek dari berbagai genre, seperti film,
musik, komik, jurnalisme, game, dan lain-lain.
Usut punya usut, Kickstarter ternyata
mendapatkan pemasukan dari model
monetisasi mereka. Kickstarter akan
mengenakan biaya sebesar 5 persen
dari proyek yang mendapatkan dana
melebihi dari target yang mereka perlukan.
Misalkan, sebuah proyek yang awalnya
hanya memerlukan dana US$ 500 ribu,
namun mampu memperoleh 1 juta dolar,
maka fee yang akan ditarik oleh Kickstarter
hanya sebesar US$50 ribu. Jadi, makin
banyak proyek kreatif yang terwujud lewat
Kickstarter akan semakin banyak pula profit
yang masuk ke situs ini.
Model bisnis seperti ini pun masih bisa
selaras dengan visi perusahaan Anda yang
Berkat Kickstarter
pembuatan Film Veronica
Mars mampu meraih dana
3 kali lipat melampaui dari
target awalnya yang hanya
2 juta dolar.
ingin mewujudkan proyek kreatif sebanyak-
banyaknya. Atas penemuan Chen ini, Majalah
Time sempat memberi predikat Kickstarter
sebagai “Best Inventions of 2010” dan “Best
Website 2011”.
Setelah Kickstarter sukses secara global,
Chen melepaskan kursi CEO-nya dan
menyerakan kepada Yancey Stricker. Chen
pun hanya menjabat sebagai Chairman di
sana. Chen bersama rekannya tidak akan
membawa bisnis Kickstarter yang sudah
besar ini masuk ke pasar modal seperti
perusahaan internet lainnya. Chen juga
merealisasikan proyek barunya yang dinamai
dollaraday.co, sebuah website non-profit
yang mengumpulkan orang-orang yang
bersedia menyumbang $1 per hari yang
akan diberikan kepada lembaga non-profit
yang membutuhkan. Konsepnya sebenarnya
hampir sama dengan Kickstarter dan punya
misi yang sampai untuk merevolusi dunia
dengan menyediakan lebih banyak variasi
dalam mencari pendanaan.
ww
w.w
ired.
com
73Vol. 62 | Apr-Mei 2015
ISSUEThe Rookie : Ge Pamungkas, Si Comic 1000 Suara
Community :Stand Up ComedyIndo Bali
Teenlit Corner :Jensens Story
youth, woman & netizen
NEXTGENERATION
April - Mei 2015youth, woman & netizen
NEXTGENERATION
April - Mei 2015
ISSUEThe Rookie : Ge Pamungkas, Si Comic 1000 Suara
Community :Stand Up ComedyIndo Bali
Teenlit Corner :Jensens Story
74 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
THe rOOKIe
75Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Genrifinadi “Ge” Pamungkas
Si Comic1000 Suara
THe rOOKIe
Bagi para penggemar tontonan Stand
Up Comedy, pasti sudah tidak asing lagi
dengan nama Ge Pamungkas. Berkat
kelihaiannya dalam mengantarkan
lelucon-lelucon yang segar, pria bernama
lengkap Genrifinadi Pamungkas ini berhasil keluar
sebagai juara pertama pada kompetisi Stand Up Comedy
Indonesia Kompas TV Season Kedua pada tahun 2012.
Ge adalah salah satu peserta perwakilan Bandung dalam
kompetisi tersebut. Ia akhirnya berhasil masuk babak
grand final dan berhadapan dengan Gilang, rekannya
yang juga satu kota perwakilan.
Ketika melakukan aksi Stand Up Comedy-nya, Pria
kelahiran Jakarta, 25 Januari 1989 ini dikenal gokil lewat
kemampuan act out-nya dalam membawakan materi
lawakan di panggung. Ia mampu meniru berbagai macam
suara dengan berbagai ekspresi, sehingga beberapa
orang menjulukinya “comic 1000 suara”. Kemenangan
Ge tersebut membukakan berbagai pintu kesempatan
lain untuknya dalam berkarya. Kini lulusan Jurusan
Hubungan Internasional Universitas Parahyangan
Bandung angkatan 2006 ini tidak hanya kebanjiran
tawaran road show Stand Up Comedy maupun open mic,
tetapi juga membintangi iklan dan berakting di layar
lebar.
M&I Magazine pun berkesempatan mewawancarai Ge di
sebuah acara comic yang digelar oleh Komunitas Stand
Up Comedy Indo Bali. Pria yang bercita-cita menjadi
Menteri Luar Negeri RI ini pun menceritakan segala
aktivitas barunya di dunia hiburan dan juga passion-nya
di dunia komika. Berikut petikan wawancaranya!
76 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Ge lagi sibuk apa selain stand up comedy?
Lagi sibuk stand up, syuting sitkom judulnya
The East yang tayang di Net TV, dan juga
sibuk persiapan film ketiga tahun ini. Film
pertama gue Comic 8, yang kedua judulnya
Youtubers, dan ketiga ini Negeri Van Orange.
Sejak kapan nyadar kalau Ge bisa ngelucu?
Sebenarnya dari dulu itu dikenal garing,
sekarang pun enggak lucu-lucu amat, malah
lebih dikenal hot dan ganteng (ketawa!).
Bercanda ding, waktu itu di Bandung ada
namanya Urban Café Bandung ngadain open
mic. DI situ pertama kalinya gue nonton
standup comedy dan tiba-tiba nama gue
dipanggil aja. Itu karena temen gue nulis
nama gue terus dikasi ke MC-nya. Waktu
itu enggak ada nyiapin materi apa-apa,
gue langsung maju dan curhat aja tentang
keapesan gue di dunia percintaan. Kemudian
banyak yang bilang katanya lucu, dikekang
deh di komunitas. Diminta deh buat terus
tampil, sampai jadi kayak sekarang.
Ikutan kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) itu apa lantaran keinginan sendiri?
Bisa ikutan kompetisi SUCI di Kompas TV
itu juga karena dijebak sama komunitas.
Padahal awalnya enggak suka TV. Tapi ya
sudah dilanjutin saja. Itu pun karena gue
nyadar kalau standup comedy itu enggak ada
sekolahnya di Indonesia. Gue liat ini sebagai
sebuah kesempatan untuk belajar jadi
komika yang benar. Ya bisa dibilang sih gue
enggak nyadar kalau bisa jadi komika seperti
sekarang, Cuma karena teman aja yang
ngedorong.
Kalau keseharian memang suka ngelucu ya?
Ya kalau ngelucu sih sama orang-orang
tertentu aja. Paling sama temen kuliah
yang emang deket banget. Bahkan dulu
kalo ngomong tuh sampai nyakitin orang.
Kalau ngeledek enggak bakalan puas kalau
enggak bisa sampai bikin orang marah. Jadi
ya gitu sama temen-temen deket itu yang
ngeracunin.
Biasanya sebelum tampil, nyiapin materi atau spontan aja di depan panggung?
Iya ada skenarionya kok. Semua komika
kayak gitu sih prepare materinya udah dari
jauh-jauh hari, bisa berminggu-minggu.
Untuk menciptakan satu joke yang baru dan
bener-bener lucu itu mesti ngalami yang
namanya proses trial and error. Dicoba, gagal,
coba lagi, gagal, baru akhirnye berhasil.
Itu yang terjadi saat open mic. Kalo di sana
kan langsung di depan panggung. Tapi karena
sekarang banyak kesibukan jadi enggak ada
waktu buat open mic, biasanya gue manfaatin
waktu lowong di tempat kerja pas syuting,
bereksperimen sama orang di sekitar.
THe rOOKIe
77Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Biasanya dapet inspirasi darimana untuk dapetin bahan joke yang gokil?
Macem-macem sih. Materi-materinya bisa
dari kehidupan sehari-hari, pengalaman
hidup. Atau dari hal-hal yang gue lihat salah
tapi kok kenyataannya dianggap benar. Hal-
hal yang seharusnya salah tapi dilakukan
orang banyak jadi terkesan benar. Padahal
salah. Misal motor yang melanggar lalu lintas.
Jalan yang one way jadi dua arah. Ini bikin
kalau punya amarah atau kekesalan sendiri
daripada dipendam mending dikeluarin jadi
lelucon di depan panggung.
Pernah melakukan pengulangan? Maksudnya joke yang lama di satu acara, kamu bawain lagi di acara lain?
Setiap materi yang sudah pernah gue bawain
pasti dicatet. Kalau pengulangan sih sering
terjadi, bahkan memang disengaja. Misalkan
sekarang gue show di Bali nih. Nah, dua bulan
depannya lagi gue bakal lagi tampil nih di Bali
tapi di lokasi yang berbeda.
Kalau tempatnya beda tuh masih kecil
kemungkinan untuk mengulangi materi.
Kalau misalnya joke nya ini sifatnya internal
artinya orang luar enggak boleh masuk, nah
ini kemungkinan pengulangan materi 90%
-nya akan terjadi.
Kalau blank pernah enggak? Terus bagaimana cara menyiasatinya biar enggak ketahuan?
Pernah. Sering malah. Caranya ya jalan-
jalan di panggung, sok-sok minum air
putih, atau nyapa penonton, kalau di stand
up itu istilahnya riving semacam lelucon
dengan cara langsung gitu sama penonton,
misalnya dengan bikin lelucon dari cara
berpakaiannya, pola duduknya, cara ketawa,
pokoknya ngambil lelucon di situ.
Pernah bikin joke yang spontan enggak?
Spontanitas sering. Ya riving itu. Ada juga
namanya Speechgasm. Jadi di stage itu pas
lelucon tiba-tiba bisa ngomong ngawur
ngidul. Kalo kata Ernes Prakasa, itu suara
setan aje.
Pengalaman paling seru atau mungkin memalukan selama tampil sebagai komika?
Pernah di Riau, ditonton 2000-an orang di
tengah lapangan bola. Kalau enggak salah
mereka abis sibuk ikutan olimpiade apa gitu.
Terus pas giliran gue open mic, orang-orang
enggak mau ngeliat muka gue. Itu 10 menit
yang bunuh diri deh kalo gue bilang. Lu di-hire
20 menit, tapi cuma bisa 10 menit. Akhirnya
gue minta maaf ke panitia. Tapi mereka malah
bilang enggak apa-apa, soalnya dulu juga
sempet ada kasus mereka ngundang band
rock dari ibukota. Eh penontonnya malah
pergi. Penonton pengen dangdutan aja
ternyata. Dulu pernah juga di Jogja di gedung
serba guna, kapasitasnya kira-kira untuk
250 penonton tapi yg datang cuma beberapa
puluh penonton. Terus mereka duduk misah-
misah. Gue aneh sendiri stand up di tengah-
tengah ruangan gedung serbaguna dan
enggak ada panggung.
Apakah bisa dibilang jadi komika adalah salah satu cita-cita kamu?
Enggak pernah kepikiran sih buat ini bakal
jadi karir, karena gue cuma ngelakuin apa
yang gue suka aja. Banyak yang bilang ini
bakal bagus untuk karir ke depan, but when
you suck the money first, you wil end up to be
nothing. Mendingan its’ about do what you
love, and be something for what u love.
Terus cita-cita untuk jadi menteri luar negeri gimana? Lanjut studi lagi?
Rencananya bakal ngambil S2 lagi untuk
jurusan politik kelautan.
Bagaimana kesan Ge selama berakting di layar lebar? Sama enggak sih nge-joke di film dengan open mic atau di panggung standup comedy?
Beda banget. Film buat gue bentuk seni
yang tinggi karena disitu ada komedi, drama,
akting, sinematografi. Untuk bikin sebuah
film yang lucu dan bagus itu sukar banget.
Kalau di Indo sebenarnya bisa bikin, cuman
orang-orang kita aja yang punya dogma kalau
film Hollywood lebih bagus.
Kamu berperan sebagai apa di film terbaru?
Di film Negeri Van orange itu karakter
gue sebagai Daus. Gue jadi seorang yang
mahasiswa kuliah di Belanda, tapi berniat
kerja di Departemen Agama, cuma gara-gara
cewek.
Bagaimana dengan orang tua? Apakah mendukung langkah Ge sebagai komika?
Awal-awalnya sih enggak support. Tapi
setelah debat kusir, intinya gue pengen
merana dengan passion gue, enggak mau
karena cita-cita orang lain. Dengan gue
menempuh jalan ini, gue jadi lebih rajin,
mandiri dan disiplin. NG
THe rOOKIe
78 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
COMMUnITY - STAND UP COMEDY INDO BALI
Stand Up Comedy Indo Bali
Ajang Kumpul Kreatif Para Komika Bali
Semenjak booming di tahun 2011,
Stand Up Comedy tidak hanya
menjadi sebuah hiburan yang
dikonsumsi dari satu kafe ke
kafe lain atau dari satu stasiun
TV ke stasiun TV lain. Melainkan, seni
menghibur lewat monolog ini juga mampu
mendorong masyarakat untuk membentuk
komunitas-komunitas Stand Up Comedy
hingga ke pelosok negeri. Bali, salah satunya
daerah yang memilik antusiasime tinggi
terhadap komedi jenis ini, bahkan banyak
bakat komika baru bermunculan di sini. Tak
heran, jika Komunitas Stand Up Indo Bali
terbentuk.
“Penggagas gerakan komunitas ini sebenarnya
Ernest Prakasa. Kebetulan ketika ia show
di sini sempat merangkul beberapa orang
yang memang gemar dengan Stand Up
Comedy, waktu itu Kak Pika dan Kak Anti
untuk membentuk sebuah komunitas di Bali,”
ungkap Liant Lin, Admin (Ketua) Stand Up
Comedy Indo Bali.
79Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Eksistensi komunitas ini pun berhasil
menjaring talenta-talenta komika baru di
Bali. Dari yang awalnya hanya 10 orang
anggota bergabung, kini Stand Up Comedy
Indo Bali telah memiliki 20 anggota dari
berbagai latar belakang.
“Kebanyakan sih memang pelajar, tetapi
ada juga yang sudah bekerja, bahkan
berkeluarga,” imbuh Liant.
Liant Lin sendiri adalah salah satu komika
yang sukses mengawali debutnya dari
komunitas Stand Up Comedy Indo Bali
hingga berujung lolos di 6 besar kompetisi
Stand Up Comedy Indonesia Session
4 Kompas TV. Liant mengungkapkan
bahwa komunitas sangat berperan dalam
mengasah dan mengembangkan kemampuan
komikanya. “Di komunitas ini, kita latihan
bersama hampir setiap minggunya, apalagi
ketika menjelang event-event khusus.
Bahkan beberapa kali kita pernah mendapat
mentoring dari Ernest,” kata Liant. Tidak
hanya itu, komunitas Stand Up Indo Bali
juga beberapakali mengadakan workshop
ke sekolah maupun kampus untuk sekadar
berbagi ilmu dan wawasan seputar Stand Up
Comedy.
Liant Lin sendiri mengaku bergabung dengan
komunitas Stand Up Comedy Indo Bali sejak
2012 silam. Pria kelahiran 21 Juli 1993 ini
mengawali ketertarikannya terhadap gaya
komedi Stand Up, saat menontonnya di
Youtube. “Ketika saya nonton di Youtube
dan merasa terhibur, di situ saya sadar kalau
selera komedinya cocok nih dengan saya.
Nah waktu saya nonton open mic live-nya
di Bali, saya lihat banyak yang nyobain tapi
enggak lucu, dan saya pikir saya bisa lebih
baik nih dari mereka. Saya pun tertantang
untuk mencobanya,” terang mahasiswa
Kedokteran Universitas Udayana ini.
Bagi Liant, kunci menjadi seorang komika
adalah latihan dan juga berani open mic.
Masalah lucu atau tidak lucu itu belakangan.
Yang terpenting adalah berani untuk
mencoba. “Banyak lho yang enggak lucu.
Terkadang ya untuk bisa lucu itu ada lho
yang butuh waktu lama. Ada yang pertama
kali nyobain langsung lucu dan ada juga yang
lucunya baru ketahuan setahun,” ujar pria
berwajah oriental ini. Ia juga menambahkan,
bahwa Stand Up Comedy Indo Bali
menekankan kebersamaan dan membuat
ruang komunitas tidak hanya sebagai wadah
berkreativitas, tetapi juga keluarga. Ia pun
mendorong kaum muda Bali yang memang
punya passion di dunia komika untuk
bergabung dalam komunitas ini.
Hebohnya Dewatawa
Demi menghidupkan semangat kreativitas di
komunitas, Stand Up Comedy Indo Bali kerap
menyelenggarakan event komika, baik dalam
sekala kecil maupun besar. Mereka punya
program open mic secara reguler setiap hari
Senin di Danes Art Veranda dan Dlande Café.
Sementara untuk event besar, Sabtu (4/4)
lalu, mereka menggelar stand up comedy show
bertajuk DEWATAWA. Bertempat di ballroom
Hotel The Grand Santhi Denpasar, gelaran
ini menampilkan beberapa komika Stand Up
Indo Bali bersama dua komika ibukota, yakni
Ge Pamungkas dan Bintang Bete.
Liant Li mengatakan bahwa DEWATAWA
bukan event standup comedy show pertama
yang mereka gelar. Dua tahun sebelumnya,
mereka juga sempat menggelar event
bertajuk TRITAWA, di mana menghadirkan
tiga komika ibukota dalam satu panggung.
“Bisa dibilang DEWATAWA ini semacam
konsep branding baru untuk event kita. Tapi
brand ini enggak permanen. Mungkin kalau
kita punya konsep baru lagi, nama event nya
bisa saja berubah,” terang Liant.
Salah satu guest star dalam event tersebut,
Bintang Bete mengungkapkan bahwa ini
kedua kalinya ia berpartisipasi dalam gelaran
komunitas Stand Up Comedy Indo Bali. “Di
event sebelumnya, saya liat antusias kawula
muda Bali terhadap event Stand Up Comedy
cukup besar. Sekarang pun tetap begitu,”
katanya. Bintang Bete sendiri merupakan
komika yang kerap wara-wiri di program
standup comedy di stasiun Metro TV. Bintang
Bete juga dikenal dengan struktur komedinya
yang khas dan kerap menggunakan kisah
hidupnya sebagai bahan lelucon.
Event Stand Up Comedy Indo Bali pun tidak
akan berhenti hanya di Dewatawa. Masih ada
event-event kejutan berikutnya yang menanti.
“Harapan ke depan stand up indo bisa dikenal
ke masyarakat. Bisa diterima masyarakat di
Bali dan bisa bikin keren dan juga bisa
mencetak comic hingga ke nasional,” pungkas
Liant menutup wawancara bersama M&I
Magazine. NG
80 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
do just the same,” Old Jensen explained.
“But, what about the witches?” I interrupted.
“I’m getting there, sweetheart. So, while
the Sprites hid during the war, some of us
actually fought back. The witches and the
wizards, the warlocks, the dragons. Also the
elves,” Jensen sighed sadly.
“They lost, of course, against the sudden
attack of the humans and their high
technology. Katherine, was one of the
greatest witch who fought bravely against
the humans, to save her kind. She was a really
skilled witch...”
“Wait! Sorry for interrupting--again. But,
Evan here told me there is some path of
magic? So, was Katherine learning the path of
witches, or she was a witch that was learning
a path of some other kind of magic--?”
Evan rolled his eyes. “You’re an
embarrassment.”
“Sorry,” I snapped at him, “I don’t remember
you teaching me all this properly.”
“See, for some races, there wre special
exceptions. The witch and wizards are the
only ones that can use the path of wizardry,
although it is almost the same as sorcery. Get
it?” Jensen answered.
I nodded. “What about the warlocks?”
Don’t you love the feeling when you’re just
sitting there, waiting for a story to be told?
I shifted in my seat, trying to find a good
position to hear the story. When Old Jensen
cleared his throat and crossed his wrinkly
legs, I got a feeling that it was going to be
quite a long story.
“It all started hundres years ago,” he started
dramatically. “Believe it or not, the Sprites
were once good friends with the witches.”
“Seriously?” I couldn’t help exclaiming.
“Adrianna, please!” Evan said sharply.
“Right. Sorry. Go on, Jensen.”
“There was this witch,” Jensen continued,
“her name was Katherine. She was once a
very sweet girl, and a great friend of the
sprites. Actually, she was friends with my
great-great uncle Timothy, who died of food
poisoning...
“When the war with the humans started,
the witches were one of the few who fought
back. We, sprites, peace loving creatures,
decided to retreat back into the woods, far
away from the humans. Some humans who
were not involved in the war came with us.
We offered them shelter and protection from
the war, and they offered us their friendship.
We made this village, near the woods, for
the humans to live. My ancestors were really
serious in protecting these humans, and I will
Jensen’s StoryEpisode 26
teenlitcorner
“Oh, I don’t know much about them,” Jensen
shuddered, “the warlock community is a
mysterious one, shows up only on interesting
occasions.”
“Okay,” I replied, even though I didn’t actually
get his statement. “Back to Katherine?”
“Right,” Jensen took a deep breath.
“Katherine’s family died in the war. Her
sisters, her mother, her father. Everyone
she knew was gone. Can you imagine? All
because of the war, that poor girl. The years
passed, and all of the creatures went into
hibernation, except for the sprites here, who
were still protecting these humans. They
slowly died, one by one, by age. I, myself, is
not a full sprite, you know. I don’t even have
half of sprite blood. But I am a descendant...
and I’ve heard of stories. I heard, Katherine
also didn’t hibernate, she chosed to practice
her magic. But during these times, I’ve heard
that she pracitced... dark magic.” Jensen
stopped to add the dramatical effect. I held
my breath in enthusiasm.
stat
ic-t
umbl
r.com
81Vol. 62 | Apr-Mei 2015
teenlitcornerSamantha Chandra
www.adriannaandevan.blogspot.com
“And then, she disappeared,” Evan concluded,
a glimpse of grim understanding flashed on
his face.
“Yes. She left us the next day, without a word.
We tried not to talk about it, and we’ve never
heard from her since,” Jensen said gloomily.
“Now, people call her the Red Witch.”
I was a bit slow to respond. I frowned as I see
Evan’s worried face. “What is wrong?”
“Don’t you get it, Adrianna?” Evan said, “this
is dangerous times, for everyone.”
“Why is it--oh,” my voice faltered. A
horrible thought just occured to me. “She’s
somewhere, hiding, plotting something
against the humans. Isn’t she?”
Evan nodded grimly, even though I didn’t
need him to tell me that it was the truth.
“I told you, it’s not a pretty story,” Jensen said
quietly, his spotted skin glowed strangely
under the chandeliers light in the tree.
“I can’t believe his,” I breathed, “and no one’s
ever told me? My dad? Evan, did you know
something about this?” I turned to face Evan.
Evan shrugged. “I had some guessess. But
this is all new to me.”
“And... what does Celia needs to do with all
of this?” I said frantically, “she’s in terrible
danger, isn’t she?” I grasped Evan’s arm
tightly.
Evan let go of my grasp, his eyes flickered
cautiously. Oh, right. I reminded myself. I need
to watch my words in front of Jensen.
“Anyway... Katherine showed up here a few
years later after the war. It was my father
who saw her. People said she looked...
different. She was still beautiful. Enchanting..
But people said there was something creepy
about her. She was no longer smiling, there
were no more warmness in her eyes. She was,
well, cold.”
I crouched forward so I could hear Jensen
better, shuddering with the imagination
of Katherine. Jensen was such a good
storyteller, when he talked he sent shivers
down my spine. “What did she do here?”
“Well,” Jensen’s voice was absent, as if he
didn’t feel our presence in the room. “She
told us that she was going to avenge her
family’s death. She asked the sprites if they
wanted to help her. To join forces with her.”
“Avenge?” I croaked.
“Yeah. To the human kind. But the sprites said
no, of course. We were thinking about all the
humans that we were still protecting here,”
Jensen replied quickly.
But it was too late. “Who’s Celia?” Jensen
asked.
“Nothing,” I quickly answered.
Jensen frowned. “It’s okay. You can tell me. I’ll
do anything to help.”
For a second, I was about to trust him. I was
considering to tell him about everything.
About Celia, the Red Witch, the search, the
phantom, everything. I could see he was a
good person. Or sprite. Or whatever.
But you never know, a part of me reminded.
That was when Evan stood up. “I’m sorry,
but we really need to go,” he said, his voice
was tight. “Adrianna’s parents are probably
worried. We don’t want to worry them.
Thank you so much for your story. It will give
me a lot of stuff to write about the Red Witch
for my papers.”
And with that, Evan nodded slightly, took his
bag, and gestured me to leave.
“It’s been a pleasure to meet you,” I quickly
said, and hurried to the door, where Evan was
waiting.
Old Jensen looked confused. “You seem like
you were enjoying yourselves before. Now,
you’re in such a rush. What’s wrong?”
“It’s nothing. I just don’t want to worry my
parents. I want to see them now--and...”
“Adrianna, we’re going.” Evan tugged my arm.
“Thank you!” I said, and Evan dragged me out
of the door. NG
82 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
SALES OF
THE MONTH
Warung BENDEGADISC 15% Setiap pembelanjaan
BALE UDANG MANG ENGKINGDISC 15%
KASIH IBU GENERAL HOSPITAL DISC 5% Setiap pembelian obat
DISC 10% Untuk kamar dan laboratorium
KRISNA MODA BOUTIQUEDISC 15% Setiap pembelanjaan
BALI NUSA - Traditional Bali HandwovenDISC 10% Pembelian cash/ debit BCA
BALIBEACH GOLFFree only DISC 10% From published rate
Disc invalid package & tournament
ERHACLINICDISC 20% Setiap Peeling Treatment
Berlaku Senin - Jumat
RUMAH SAKIT BALIMEDDISC 10% biaya kamar, DISC 5% biaya obat, DISC 10% total biaya lab & rontgent (khusus
rawat inap)
SILOAM HOSPITALSDISC 20% Pemeriksaan Radiologi ,
DISC 10% Kamar Rawat Inap, Medical Check Up Regular dan Obat
CEMPAKA TEXTILE & BORDIRDISC 10% ALL PRODUCTS
THE ORANGE - BAKERY RESTAURANTDISC 10% F&B ONLY
Untuk minimal belanja Rp. 100.000,-
Warung OLEDISC 15% All items (kecuali rokok)
PRODIA - LABORATORIUM KLINIKDISC 8% Semua permeriksaan
DISC 10% untuk panel check up, panel check up plus
TAMAN AIR SPALOWEST PRICE
BUMBU DESADISC 15% untuk semua jenis makanan dan
minuman
SECTOR - BAR & RESTAURANTDISC 15% From published rates
Invalid for alcohol drink & buffet package
ADIBI SALON & SPADISC 10% Setiap pembelian produk salon & spa
DISC 5% Sulam Alis Eyeliner dan bibir
KAMPOENG VILLADISC 10%
CASHBACK 10% Setelah tamu check out
LLUVIA SPADISC 50% All Treatment
Jam 09.00 - 17.00
KOPI BALI HOUSE DISC UP TO 20%
WARUNG CASA LOCADISC 15% Setiap pembelanjaan min Rp.
100.000,-
BALISTUNGDISC 30% biaya pendidikan bulan pertama
DISC 10% bulan selajutnya
TROPICANA BEAUTY SPA & SALONDISC 50% Massage, reflexology & facial
treatment
RUMAH LULUR BALI TANGIDISC 15% All treatment dan setiap pem-
belanjaan
BabyLandDISC 10% kecuali produk tertentu
BAKSO LAPANGAN TEMBAK SENAYANDISC 10% untuk setiap pembelanjaan
AMARIS HOTEL TEUKU UMAR DENPASARSPECIAL Rate Rp. 325.000,- /room /night
BLACK CANYONDISC 10% F&B All Day Kecuali Merchandise
Minuman Botol dan Kaleng, khusus di outlet Teu-ku Umar, airport dan Discovery Shopping Mall
WARUNG ONGANDISC 10% F&B
XO SUKI & CUISINEDISC 15% untuk menu Suki dan 10% untuk
menu a la carteMinimal belanja Rp. 150.000,-
MIRACLE Aesthetic ClinicDISC 10% All treatment
BALI BAKERYDISC 10% Kecuali merchandise
HOUSE OF DURADISC 30% FACE TREATMENT
DISC 20% Selain face treatment
FIVELEMENTSDISC 30% Beauty Ritual Menu
DISC 10% untuk makanan saja di Sakti Dining Room
CAHYA DEWI SALON, SPA & BRIDALDISC 15% semua produk treatment
MOOIJ BOUTIQUEDISC 15% Untuk semua item produk
TBIDISC 25%
Untuk Biaya Kursus
LARISSA AESTHETIC CENTERDISC 10% Skin rejuvenation
LITAMA JEWELRYDISC 15% untuk berlian ready stock
DISC 40% untuk berlian dengan pesanan
5ASEC TEXTILE EXPERTDISC 20% Setiap Transaksi
BALI BRASCODISC 50% untuk Spa
DISC 30% untuk salon & nailDISC 10% untuk boutique & factory outlet
QUANTUM SARANA MEDIKDISC 10% Untuk medical check up lab
DISC 5% No lab
83Vol. 62 | Apr-Mei 2015
NEW MELATI - SALON, BRIDALDISC 10% ALL TREATMENT
Invalid promo lainnya
INUL VIZTADISC 15% Untuk ruang karaoke, makanan,
dan minuman
DEZIRE AESTHETIC CLINICDISC 30% untuk semua perawatan
RUMAH SAKIT SURYA HUSADADISC 20% Rawat Inap
DISC 10% Medical Check Up
WARUNG KAYU APIDISC 10% Untuk semua jenis makanan dan
minuman
TIFARA AESTHETIC & WELLNESSDISC 15% untuk semua perawatan kecuali
injection dan pembelian produk
BERRYBIZ HOTELSDISC 50% untuk kamar dan 10% untuk f&b
WA Salon, Spa & Butik KebayaDISC 20% untuk salon dan 10% untuk butik
Tropical An International RestaurantDISC 20% untuk makanan dan minuman
OCEAN SPADISC 20%
untuk treatment
SALON RUDY HADI SUWARNODISC 10%
untuk semua treatment
Anyar KebayaDISC 15% khusus untuk Produk kebaya
Nu-Mi Aesthetic & WellnessDISC 20% treatment non-medis & Disc 10% treatment medis kecuali pembelian produk
AROMA FUSION RESTAURANTDISC 20%
untuk makanan dan minuman
FITCLUBDISC 25%
(Single Membership) dan DISC 25% + Free 3 Personal Training Session (Couple Membership)
khusus keanggotaan setahun
AUTO BRIDALDISC 50% Paint Protector & Anti Karat
DISC 20% Cuci Mobil
ELY’S KITCHENDISC 10%
Untuk Makanan dan Minuman
COCO BISTRODISC 20%
untuk Makanan dan Minuman
ZUSHIODADISC 10%
untuk menu sushi dan ramen
ULTIMATE NUTRITIONDISC 20% untuk Produk
LESTARI TENUN IKATDISC 10% All Item
OCEAN Asian Cuisine RestaurantDISC 20% untuk makanan dan minuman
TROPIC SPADISC 20% untuk treatment
BALONKUDISC 10% All items
Transaksi min Rp. 500.000,-
D’STAR Bar & RestoDISC 20% F&B
RUTH DESSERTS CAFEDISC 15%
ALL MENU
RUMAH SEHATDISC 15% Spa,
DISC 10% Skin Care & SalonDISC 5% Resto
LESTARI FIRST LADIES MERUPAKAN
PROGRAM DARI BPR LESTARI YANG
MEMBERIKAN BENEFIT KEPADA NASABAH
LESTARI FIRST, KHUSUSNYA PARA IBU
BERUPA DISCOUNT BELANJA YANG
MENGUNTUNGKAN.
JoiN US To GET PRiViLEGE!
Nikmati
Semua
Keuntungannya
Bersama Kami
84 Vol. 62 | Apr-Mei 2015
Recommended