View
90
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
kimia fisik
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK
PERCOBAAN II
KESETIMBANGAN FASA
OLEH
KELOMPOK II
1. MUHAMMAD IQBAL ASIKI
2. EKA OPI PUTRA
3. SURANDI
4. FEBRIATNO SH. TIMUMUN
5. ERLIN ADAM
6. WIDYA MEIFI PATIRO
7. WA USU
PRODI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
A. Judul
Kesetimbangan Fasa
B. Tujuan
Membuat kurva kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam campuran dua cairan
tertentu.
C. Dasar Teori
Sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat
kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam satu
bidang datar berupa suatu segitiga samasisi yang disebut diagram terner. Jumlah fasa
dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada daya saling larut antar zat cair tersebut
dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling larut sebagian.
Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau memperkecil daya
saling larut A dan B. Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar
daya saling larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut
sempurna.Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu
tetap dapat digambarkan pada suatu diagram terner. Sistem tiga komponen, menurut aturan
fase, derajat kebebasan diberikan oleh:
F = C – P +2
= 5 – P
Dan bila tekanan dan temperatur ditetapkan, persamaan diatas menjadi:
F = 3 – P
Untuk satu fase kita membutuhkan dua derajat kebebasan untuk menggambarkan
sistem secara sempurna, dan untuk dua fase dalam kesetimbangan, satu derajat kebebasan.
Cara terbaik untuk menggambarkan sistem tiga komponen adalah dengan mendapatkan
suatu kertas grafik segitiga. kesetimbangan, satu derajat kebebasan. Konsentrasi dapat
dinyatakan dalam istilah % berat atau fraksi mol. Puncak-puncak dihubungkan ke titik
tengah dari sisi yang berlawanan, yaitu Aa, Bb, Cc.
Titik nol mulai titik a, b, c dan titik A, B, C menyatakan komposisi adalah 100%
atau satu. Jadi garis-garis Aa, Bb, Cc merupakan konsentrasi komponen A,B, C. Lebih
lanjut, segitiga adalah sama sisi, jumlah jarak-jarak garis tegak lurus dari sembarang titik
dalam segitiga ke sisi-sisi adalah konstan dan samadengan panjang garis tegak lurus antara
sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan, yaitu 100% atau satu (Dogra, 1990. Hal : 473).
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat sebagai fungsi
suhu dan tekanan. Contoh khas diagram fasa tiga komponen adalah air, kloroform, dan
asam asetat. Dalam diagram fasa bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada zat
lain yang masuk maupun keluar dari sistem ini. Asam asetat lebih suka pada air
dibandingkan kloroform oleh karenanya bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih
cepat dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam asetat berlebih lebih
lanjut akan membawa sistem bergerak ke daerah atau satu fasa (fase tunggal). Namun
demikian saat komposisi mencapai titik a3, ternyata masih ada dua lapisan maupun sedikit.
Setelah penambahan asam asetat diteruskan, pada saat akan menjadi satu fasa yaitu pada
titik P. titik P disebut pleit point atau titik jalinyaitu semacam titik kritis (Milama, 2014.
Hal : 18).
Sistem tiga komponen mempunyai derajat kebebasan F = 3-P, karena tidak
mungkin membuat diagram dengan 4 variabel, maka sistem tersebut dibuat pada tekanan
dan suhu tetap. Sehingga diagram hanya merupakan fungsi komposisi. Harga derajat
kebebasan maksimal adalah 2, karena harga P hanya mempunyai 2 pilihan 1 fasa yaitu
ketiga komponen bercampur homogen atau 2 fasa yang meliputi 2 pasang misibel.
Umumnya sistem 3 komponen merupakan sistem cair-cair- cair. Jumlah fraksi mol ketiga
komponen berharga 1. Sistem koordinat diagram ini digambarkan sebagai segitiga sama
sisi dapat berupa % mol atau fraksi mol ataupun % berat seperti gambar 6 berikut :
Gambar Sistem Koordinat segitiga dalam sistem 3 komponen
D. Alat dan Bahan
- Alat
NAMA GAMBAR FUNGSILabu Erlenmayer 250 ml
Sebagai wadah untuk mencampurkan larutan
Buret 50 ml Sebagai wadah reagen saat melakukan percobaan titrasi
Neraca Analitik Untuk menimbang massa zat atau larutan dengan ketelitian yang sangat tinggi
Statif and klem Untuk menegakkan buret atau larutan
- Bahan
Nama Sifat Fisik Sifat KimiaAquades - Tidak berbau
- Tidak berwarna- Merupakan pelarut
- Titik didih 1000C- Titik lebur 00C- Rumus molekul
H2OBenzena - Merupakan senyawa
tidak berwarna- Dapat larut dalam
pelarut nonpolar
- Mudah terbakar- Halogenasi- Lebih mudah
mengalami reaksi substitusi daripada adisi
Alkohol teknis - Dapat larut dalam air- Bau menyengat- Warnanya jernih
- Gugus fungsi hidroksil (OH-)
- Merupakan asam lemah
E. Prosedur Kerja
- Dititrasi dengan alkohol - dititrasi dengan alkohol
- Dititrasi dengan alkohol - diritrasi dengan alkohol
- Dititrasi dengan alkohol - dititrasi dengan alkohol
Aquades (1ml) + Benzena (9 ml)
V alkohol yang terpakai
adalah 0,1 ml
Aquades (2 ml) + benzeena (8 ml)
V alkohol yang terpakai adalah
0,1 ml
Aquades (3 ml) + Benzena (7 ml)
V alkohol yang terpakai adalah
0,1 ml
Aquades (4 ml) + Benzena (6 ml)
V alkohol yang terpakai adalah
0,1 ml
Aquades (5 ml) + benzena (5 ml)
V alkohol yang terpakai
adalah 0,1 ml
Aquades (6 ml) + benzena (4 ml)
V alkohol yang terpakai adalah
0,1 ml
- Dititrasi dengan alkohol - Dititrasi dengan alkohol
- Dititrasi dengan alkohol
- Menentukan rapat massa masing-masing
cairan murni
Aquades ( 7 ml) + Benzena ( 3 ml)
V alkohol yang terpakai adalah 0,5
ml
Aquades ( 8 ml ) + benzena (2 ml )
V alkohol yang terpakai adalah 0,3
ml
Aquades ( 9 ml ) + benzena (1 ml )
V alkohol yang terpakai adalah 0,5
ml
Aquades
Alkohol teknis
Benzena
Hasil penentuan rapat massa masing-masing cairan murni
F. Hasil Pengamatan Dan Perhitungan
- Hasil Pengamatan
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aquades (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Alkohol teknis (ml) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,5 0,3 0,5
Benzena (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1
- Perhitungan
Aquades - Benzena
ῤA = wA−wK
Vp ῤA =
wA−wKVp
= 45,6171−20,6159
25 ml =
40,6079−20,615925 ml
= 1,000048 g/cm3 = 0,87968 g/cm3
Alkohol Teknis
ῤA = wA−wK
Vp
= 40,9396−20,6159
25 ml
= 0,812948 g/cm3
G. Pembahasan
Percobaan kesetimbangan fasa tiga komponen merupakan percobaan yang
dilakukan dengan mencampurkan antara tiga cairan yang mempunyai perbedaan kelarutan,
dimana perbedaan kelarutan mempengaruhi pembentukan larutan.
Percobaan ini dimulai dengan menyiapkan 9 ( sembilan ) macam campuran A dan
C yang saling larut dengan komposisi seperti pada tabel hasil pengamatan. Larutan A
merupakan aquades dan C merupakan Benzena. Setelah itu, campuran dalam labu 1
sampai dengan 9 dititrasi dengan zat B dalam hal ini yaitu alkohol teknis dan mencatat
volumenya. Lalu perlakuan terakhir adalah menentukan rapat massa masing-masing cairan
murni aquades, benzena, dan alkohol teknis.
Aquades dan benzena ketika dicampurkan warnanya menjadi bening. Ini berarti
aquades dan benzena dapat saling melarutkan. Campuran dibuat dengan komposisi labu 1 (
1 ml A + 9 ml C), labu 2 ( 2ml A + 8 ml C), labu 3 ( 3ml A + 7ml C), labu 4 ( 4ml A + 6
ml C), labu 5 (5 ml A + 5 ml C), labu 6 ( 6 ml A + 4 ml C), labu 7 ( 7 ml A + 3 ml C), labu
8 ( 8 ml A + 2 ml C), dan labu 9 (9 ml A + 1 ml C). Campuran tersebut dititrasi dengan
alkohol teknis sampai menjadi keruh. Dimulai dari labu 9 sampai 1 V alkohol yang
terpakai adalah 0,5, 0,3, 0,5, 0,1, 0,1, 0,1, 0,1, 0,1, 0,1. Saat larutan dititrasi dengan alkohol
teknis, warna larutan menjadi keruh. Ini berarti alkohol dan larutan campuran (aquades +
benzen) tidak dapat saling melarutkan. Alkohol dan aquades pada temperatur kamar tidak
dapat saling melarutkan karena adanya ikatan hidrogen yang kuat pada keduanya. Rapat
massa masing-masing cairan murni aquades, benzena, dan alkohol teknis berturut-turut
adalah 1,000048 g/cm3 , 0,87968 g/cm3 , dan 0,812948 g/cm3 yang diperoleh melalui
persamaan :
ῤA = wA−wK
Vp
H. Kesimpulan
1. Perbedaan fasa antarlarutan akan menyebabkan tidak bercampurnya dua atau lebih
larutan.
2. Aquades dan benzena ketika dicampurkan tampak menjadi satu larutan yang homogen
yang bening. Hal ini menunjukkan aquades dan benzena dapat saling melarutkan dan
fasanya sama.
I. Kemungkinan Kesalahan
1. Kurang teliti saat mengukur volume larutan
2. Kurang cermat saat menggunakan alat praktikum
Daftar Pustaka
Rian Bahar.2013. Kesetimbangan Fasa Dua Komponen ( online ) available
https://www.academia.edu/8777042/Kesetimbangan_Fasa_Dua_Komponen diakses
pada tanggal 14 Juni 2015 pukul 10.00 WITA.
Rahmawati. Kesetimbangan Fasa ( online ) available
https://www.academia.edu/7082108/kesetimbangan_fasa diakses pada tanggal 15 Juni
2015 pukul 20.00 WITA
Rahmat. Kesetimbangan Fase ( online ) available
https://www.academia.edu/10053582/KESETIMBANGAN_FASE diakses pada tanggal
15 Juni 2015 pukul 20.00 WITA
Team Teaching.2015.Modul Praktikum Kimia Fisik.Gorontalo: Laboratorium Kimia UNG
Recommended