View
27
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PARADIGMA BARUPEMBELAJARAN BAHASA,
SASTRA INDONESIADALAM KURIKULUM 2013DAN IMPLEMENTASINYA
Ti Penyunting:Prof. Dr. Ida Bagus Putrayasa, .Pd.
l-
PARADIGMA BARU PEMBELAIARAN BAHASA, SASTRA INDONESIADATAM KURIKUTUM 2013 DAN IMPTEMENTASINYA
Tim Penyunting:Prof. Dr. Ida Bagus Putrayasa, M.Pd.
Prof. Dr. I Wayan Rasna, M.Pd.Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum.
Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd.
Pracetak:Slamat Trisila
PenerbitPustaka Larasan
Jalan Tunggul Ametung lIlA/1.L8Denpasa4 Bali
Ielepon: 0361-2163433Ponsel:0817353433
Pos-el : pustaka_larasan@yahoo.co.idLaman: www.pustaka-larasan.com
Bekerja sama dengan|urusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha
Cetakan Pertama: November 20L4
D enpasar: Pustaka Larasan, 201. 4x + 340 halaman; Ukuran: 24x1,6 cm
ISBN: 978-602-L586-26-6
tv
rDAFTAR ISI
Sambutan Rektor Universitas Pendidikan Ganesha - vKata Pengantar - vii
KURIKULUM DAN PENGAIARAN BAHASA, SASTRA INDONESIA
Pertautan-pertautan Belajar dan Pembelajaran Berbahasa dalam KurukulumMata Pelajaran Bahasa Indonesia Versi 2013Gatot Sqrmidi - 3
Membangun Ideologi: Upaya Merekonstruksi Karakter melalui PembelajaranBahasa IndonesiaI Putu Mqs Dewantara ^, 15
Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa, Sastra Indonesia dalam Kurikulum20 13 dan ImplementasinyaSifa - 25
Model Analisis Struktur Topik dan Fokus dalam Wacana Bahasa IndonesiaNengahArnawa -37
Integritas Pendidikan Multikultural dalam Implementasi Kurikulum 2013(Kajian Kritis Kurikulum Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia]Muh. Jaelani Al-Pansori dan Herman Wijaya * 49
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa dan Sasira dalam Rangka Kurikulum2413Muhammad Mugni Assapari - 69
Inovasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra indonesia Berbasis Industri KreatifI Nyoman Suaka - 77
Rekayasa Bahasa Media Massa, Pengaruhnya terhadap Dunia PendldikanDewa Nyaman Wija Astawa - 87
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kreatif dan Implementasi Kurikulum 2013
Ir.nplernentasi Pembelajaran Kreatif dan Manusiawi dalam PembeiajaranBahasa Indonesia [sebuah Studi Reflektif Pembelajaran Bahasa]I Putu Oka Suardana - 1O9
Penerapan Pembelajaran Berbasis Makalah daiam MeningkatkanKeterampilan Menulis Sisr,t a
Putu Agus Wqwan Kurniawan - 117
Metode Inovatif dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis KaranganSederhana Siswa Kelas III SD
I Gede Margunayasa - 135
Pembelajaran Model Pemecahan Masalah pada NIata Pelajaran Bahasa
IndonesiaLalu Mas'ud - 145
Menganalisis Tulisan Siswa Sekolah Menengah dengan Metode AnalisisWacana Kreatif IAWKJI Wayan Numertayasa - 16l
Paradigma Penyusunan RPP Inovatif Bahasa Indonesia Berbasis Kurlkulum201.3
Ida Ayu Made Darmayanti - 173
Model Pengembangan Komponen Evaluasi dalam Bahan Ajar BerbasisPendidikan KarakterNi Made Rai Wisudariani - L85
Pembelajaran Apresiasi Prosa Menggunakan Model Kolaboratif TipeInvestigasi KelompokRibahan -193
Kesulitan-kesulitan Penerapan Materi Pelajaran Buku Teks Bahasa IndonesiaWahana PengetahuanSang Ayu Putu Sriasih - L99
Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatil Tipe Team Cames Tournqmentterhadap Partisipasi dan Pemahaman Konsep Sisrva dalam PembelajaranBahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013Agus Sujianto - 2O7
Menggagli Kearifan Lokal Menuju Paradigma Baru dalam PembelajaranBahasa dan Sastra IndonesiaI Gde Joni Lin Wahyudi - 219
oplimallsasi Pembelajaran Sastra dalam Membentuk Karakter SiswaKd. Devi Kalfika Anggria Wardani - ZZ7
Pendekatan Komunikatif Sebagai Landasan pembelajaran Bahasa IndonesiaBerbasis Teks dan KonteksAhmad Sirajudin - 237
Menjadikan Mahasiswa Calon Guru Gemar MenulisINengahSuqndi -254
Teks Cerpen dalam Model pembelajaran Berbasis proyekI NyomanYqsa - 265
Pembelajaran Berbasis Penemuan untuk Mengembangkan KeterampilanMenulisI Mqde Sutama - 271
Inovasi Pembelaj aran PantunA. Rahman Rahim - 277
KAJIAN SASTRA
Pemanfaatan Alat Musik rradisional dalam pembelajaran Musikalisasi puisi
fPembinaan Karakter Siswa da]am Rangka Tumbuh Kembang Sikap Berbudaya)SyahrizalAkbar -291
Aspek Ideologi dan Politik pengajaran Sastra Indonesia dalam RangkaMenanamkan Nilai-nilai KeindonesiaanPutuOkqSukanta -317
Kritik Sastra Feminis dalam pembelajaran SastraGde Artawan - 329
Perempuan di Mata Laki-laki Bali (sebuah Kritik Sastra Feminis Drama ,,Tuung
Kuning" Karya I Wayan ArtikaI Made Astika - 317
Kalimat Jurnalistik Pada Tiga Majalah [,,Bobo,i ,Aneka,l ,,Tempo,,]
I Dewa Gede Budi lltama - 329
Analisis Hermeneutik Nilai-Nilai pendidikan Karakter dalam Naskah DramaPewayangan "sumpah Ramaparasu,,KetutYarsama - 337
xrI
MODEL ANALISIS STRUKTUR TOPIK DAN FOKUSDALAM WACANA BAHASA INDONESIA
Nengah ArnawaFPBS IKIP PGRI BaIi
e-mail : nengah.arnawa65 @gmail.com
AbstrakIGiian ini dipusatkan pada struktur topik dan fbkus. pengkalian rni dilatarberakangioleh pemikiran bahwa wacana bukan sen ta-mata satuan gramatikar terluas, tetapi
rikan oleh kohesi dan koherensi. Dalammerupakan
satu bangunyang dapat
pada bagian
r.tonasr, elipsis, subsrrtusi, dar.r pemarkah ,:::1,'r"_tfi -kus idalah pengedepanan,
AbstractThe study is focused on topic structure ard focus. This study is based on a thought thatd.iscourse is not rnerery the widest grammaticar unit. Howeve4, it is arso informationcharacter.ized with a cohesron and coherence. hr this study, topic is statecl as ordinfbrmation while focus is the new.one. The ar.ranging of the old and new infbrmationis one of discourse whore unit. Based on data it i,vas known that syntactic function thatcan be focused is s,bject, predicate, ard object, Topic mostly appeared in the commentpart. strategy used to expose focus is fronting, rntonation, ellipsis, substitution, andposesive marker -nyo).
1. Pendahuluan
diambil dari penggalan sebuah cerpen. Kalimat-kalimat yang terdapat padacerDen itu dicatat dengan teknik kartu. Berkaitan dengan masalah di atas,uraian berikut ini diarahkan kepada (1] konsep teoretis, [2) analisis topikdan fokus wacana, dan [3) penutup.
Paradigma Baru Pernbela;:ran [Jahasa, Sastra Indonesia dalarn Xurikulurn 201 3 dan Inp]ementasinya
2. Konsep Teoretis
2.1 Pengertian Wacana
Ada banyak pengertian wacana yang dikemukakan para pakar.
Umumnya, para pakar sependapat bahwa wacana merupakan satuan bahasa
yang terbesar dan utuh. Keutuhan wacana itu tidak semata-mata disebabkan
oleh kelengkapan komponen gramatikal yang digunakan. Keutuhan wacana
lebih diarahkan kepada keutuhan informasi yang disampaikan. Jadi wacana
bukan semata-mata kesatuan bahasa tetapi kesatuan informasi fbandingkandengan Brown dan Yule 1,996; Djajasudarma, 1994; dan Tallei, 19BB). Konsep
wacana seperti ini yang penulis acu dalam penyusunan tulisan ini.
Sebagai satuan bahasa yang utuh, wacana dapat diwujudkan dengan
bahasa lisan dan tulis. Wacana bisa bersifat transaksional dan interaksional.
Bila yang dipentingkan adalah isi, maka wacana itu dikatakan bersifat
transaksional. Sedangkan jika merupakan komunikasi timbal balik, makarrvacana itu bersifat interaksional (Samsuri, 1987 l79BB: L; Brown dan Yule,
1,996 :1). Wacana lisan transaksional bisa berupa pidato, dakwah, deklamasi,
dan lain-lain. Sedangkan, yang tulis dapat berupa instruksi, iklan, surat, cerita,
makalah, dan lain-lain. Wacana lisan interaksional dapat berupa percakapan,
tanya-jawab, debat, dan lain-lain. Sedangkan yang tulis dapat berupa polemik
di surat kabaq, saling berkirim surat, dan lain-lain. Dalam penulisan esai ini,
penulis menggunakan wacana transaksional sebagai sumber data.
2.2Topik dan Fokus
Wacana umumnya dibangun oleh rangkaian ujaran yang diikat oleh
konteks yangjelas dan pasti. Kejelasan dan kepastian konteks itu menyebabkan
suatu ujaran terhindar dari makna ganda (ambiguitas). Setiap ujaran memilikitataran organisasi. Tataran organisasi ujaran sering disebut pola komunikatifdan kajiannya sering disebut analisis fungsi pragmatis fSuparno, 7997 :7).
Sejalan dengan analisis fungsi pragmatis, sebuah ujaran dibangun oleh
struktur informasi yang berbeda. Struktur informasi sebuah ujaran dapat
diklasifikasikan menjadi [1) informasi umum (general information) yaituinformasi lama yang berhubungan dengan dunia, [2) informasi situasional
(situational information) yaitu informasi yang diturunkan dari pemahaman
atau pengalaman partisipan dalam situasi tempat terjadinya interaksi, dan
[3J informasi kontekstual (contextual information) yaitu informasi yang
diturunkan dari ekspresi kebahasaan yang telah diarahkan oleh peristiwa
ujaran, informasi baru disajikan secara
.fo
far:Cigrr; )1lru l'tatrh;iajartr i:l;:hrsa, Srstr; lrdor:erii1 *ai*m (l:r'jlltlum 2i)1 1i rj:rt: iriipletr...t--r.ii,....:
eksplisit sedangkan informasi lama dapat dielipskan. lika tidak dielipskan,informasi lama umumnya mendahului informasi baru karena akan menentukanpenafasiran pengertian berikutnya [Samsuri, 1987/1988 : 30j.
Informasi baru adalah informasi yang ingin disampaikan pembicaraatau penulis kepada pendengar atau pembaca. pemokusan informasi baru inidapat dilakukan melalui intonasi atau tekanan. Informasi baru terkandungdalam fokus. Sebalknya, informasi lama adalah informasi yang sebelumnyatelah diketahui oleh pelibat. Informasi lama dapat dielipskan. Informasi lamaterkandung dalam topik (Chafe,1,976: 30). Topik dan fokus dalam sebuahujaran merupakan elemen fungsi pragmatis. Selanjutnya, Dik (dalam Suparno,1'991, : 27) menyatakan fokus sebagai ciri bahwa elemen yang difokuskan itumenonjol. Fokus merupakan inti. Fokus merupakan tempat informasi baru.Fokus menghadirkan bagian informasi yang penting dan menonjol dalam latartertentu.
Samsuri [1985J melakukan kajian terhadap fokus. Berdasarkankajian yang dilakukannya dapat disimpulkan bahwa fokus dapat diisi olehunsur subjek, predikat, objek, verba, dan pada pemandu-pemandu lain yangbersifat manasuka seperti modal, tempat, cara, aspek, dan suasana. Fokus
dimaksudkan sebagai pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagiankalimat. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pemokusan dapat dilakukandengan menggunakan intonasi, pemindahan, penggunaan penanda fol<us, danpenggunaan posesif -nya bagi nominal yang bersifat posesif. Dalam bentukIisan, pemindahan biasanya disertai dengan perubahan intonasi. selainstrategi di atas tampaknya pemokusan dapatjuga dilakukan dengan substitusidan elipsis. Substitusi merupakan penggantian unsur-unsur kalimat. yang
disubstitusi adalah informasi lama. Elipsis adalah penghilangan bagiankalimat yang mengadung informasi lama. Elipsis dipandang sebagai substitusizero [Lubis,1993 : 3BJ. substitusi dan elipsis, menyebabkan informasi barumenjadi menonjol.
Sumarsono (1,999 : 6J menjelaskan bahwa topik merupakan bagiankalimat yang diterangkan oleh komen. Lebih jauh dijelaskan bahwa topik itudapat berupa orang, benda atau gagasan. Topik berbeda dengan subjek. Topikmengacu kepada informasi sedangkan subjek merupakan bagian gramatikal.
Kridalaksana [1993 : 217J memberikan dua pengertian topi[ tetapihanya satu yang memiliki relevansi dengan esai ini, yakni topik adalah bagiankalimatyang menjadi kerangka untuk pernyataan yang mengikutinya; kerangkaitu bersangkutan dengan ruang, waktu, atau benda. Ia mencontohkan kalimatKepada para mahasiswa diminta melaporkan diri; Kepada para mahasiswa
__@ @
[]arar:ir1;'rr Lirrtr i:einhel:l,lratr Bahlsi Sastr; lndr,rrr-'ti;r dalrrn liurikultirri 20lli rian ln4rirrrtnt:r::lva
dinyatakan sebagai topik. Sejalan dengan Kridalaksana, Brown dan Yule [1996: 70J berpendapat topik dinyatakan sebagai asas pemersatu yang membuat
sua[u rentang wacana 'tentang' sesuatu dan rentang berikutnya 'tentang'
sesuatu yang lain.
Akhirnya, Soemarmo [dalant Suparno, L991 :48J menyatakan bahwa
fokus memiliki fitur [-anaforis], f+spesifik], dan f+pronomina] sedangkan
topik dinyatakan memiliki ciri-ciri:
[a) [+anaforis], [-spesifik], dan [-pror-iomina]
[b) [*anaforis], i+spesifikl, dan [-pronomina]
[c) [+anaforisl, [+spesifik], dan [+pronomina]Berdasarkan fltur-fitr.rr tersebut, tampak bahw,a perbedaan mendasar topikdengan fokus adalah fokus memiliki fitur [-analora] sedangkan toplk berfitur
[+anafora]. Jadi, fokus merupakan inforrnasi baru sedangkan topik informasi
1anta.
3. Analalisis Topik dan Fokus dalam Wacana Bahasa IndonesiaUntukkepentingan penyediaan data, padabagian ini disajikan penggalan
wacana yang diambil dari cerpen seperti berikut ini (untuk memudahkan
penunjukan dalam analisis setiap kalimat diberi nomor urutJ.
Berita Kemarau[1] Sambil duduk menekuk lutut, Murni mempersiapkan diri untuk men,;awab
pertanyaan-pertanyaan. [2] Seorang wartawan duduk di kursi mengl.radapi dinnya.(3) Meski trdal< untuk pertama kali ia diwawancarai, Murni perlu mengumpulkankeberaniannya. [4] Hatinya berharap, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan nanttmudah-tnudahan masih sama dengan pertanyaan-pertanyaan yang sering ia Eeritnadari setiap laki-laki - tamu wistna tempat ia tinggai selama irri.
(5) "Kita mulai?" tanya wartawan itu sambil tersenyum. [6J Ia memegangi bukucatatan dan bollpornt, dua benda yang tak pernah ia tinggalkan. [7) Murni mengarrgguk,membalas senyum si wat'tawan. IBJ 'Apa yang sebenarnya Murni cari di ternpat sepertiini? [9) Uang? [10] Kepuasan ? [11) Harga diri? [12J Atatr pelampiasan dendam?"
[13) N{urni terkejut [14J Ia menarik wajahnya clari jepitan kedua luturnya. [15)Pertanyaan yang aneh dar-r tal< biasa. [16] Ia belum pernah menerima pertanyaan sepertiitu. (171 Yang ia terima adalah nama sebenarnya siapa ? (18] Dari mana? (19J Berapaumurnya? [20J Punya suami a[au tidak? [21] Berapa penghasilan tiap bulannya? (22JYang inr aneh sekali, pikir Murni. [23J Karena itrL ia hanya rrembuka matanya lebar--iebar menatap si wartawan.
[2aJ Apakah pertanyaanku menyinggung perasaan Murni ?
[25] Ah, tidak, tidak.
[26) Kenapa diam? (27) Sukar buat dijawab ya?
[2BJ Sebenarnya tidak.
[29J 'i'erlalu banyak yang kuajukan?
[30] Murni mengangguk, [31)Wartawan itu tertawa.
40
ia;iip.nra ilan, Pemhrlaimn 3airua, 1l:r.rti-; lritionesiit Calan KurlLdtr::t;r0 i3 dan llr;lrtitentrsinya
Penggalan wacana di atas terdiri dari 3l kalimat.x4asing-masing kalin-rat
tersebut akan dianalisis berdasarkan struktur informasi yang dikandllngnya.
lika sebuah bagian kalimat menyampaikan informasi lama dengan fitur utama
[+anafora] disebut topik. Topik juga digunal<an sebagai tumpuan bagian
kalimat berikutnya. Bagian kalimat yang mengandung informasi baru dengan
fitur [-anafora] disebut fokus. Berdasakan konsep dasar seperti itulah, kallmat-
kalimat pada ekstrak wacana di atas dianalisis.(1) Sambil duduk menekuk lutut, Murni ntempersiopkan diri untuk menjov'ab
pertany aan- Pert0nYa an,
Kalimat [1] ini dibangun oleh clua stftrktur informasi yakni : [a] Sambil
duduk menekuk lutnt, dan [b.) Nlurni urernperslpakan diri untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Bagian (a] nrenlaci'i tllmpuan pengelllbangan bagian
[b). ]adi, bagian [a] merupakan topik seCarigkan bagian [b] komen Dalam
kalimat [1J di atas, komen mengandut-tg informasi baru, yakni Murni. Jadi,
Fokus kalimat [1J adalah Murni. Fokus ini tidak bisa dielipskan, sedangkan
topik bisa. Itulah sebabnya, jika bagian [aJ dari ka]imat (1) dielipskan
pembaca masih dapat mernahaminya. Topil< dan fokus dalam kaiimat [1J di
atas ticlak sama dengan subiek dan predlkatnya. Untuk menielaskan hal ini
dapat disajikan seperti berikut ini.
Satnbilcludul<nrenekuklutu[, Murni LrempersiapkanC.tri untukmeniawabpel'tanyaan-pertanyaan'
F
[-anafora], [+pronomina], [+spesifik]
K
Memperhatikan struktur kalimat [1], terlihat adanya pengedepanan topik.
Jadi, kalimat [1J menggunakan strategi pemindahan. Tanpa pengedepanan
topik, kalimat [1J akan berbunyi Mttrni ntentpersiapkan diri untuk meniawab
pertanyaan-pertanyaan sambil dudttk menektrk luliuf, Fokus kalimat [1J diisi
oleh fungsi subjek. Pengedepanan topik inj dilakukan untuk mengeksplisitkan
l.rubungan topik dengan fokusnya.
(2) Seorang wartowan cltrdttk di ktrrsi menghcidapi dirinya.
Kalimat [2) ini juga mengdung clua informasi, yakni [a] seorang
wartawan, dan [b) dirinya. Informasi seorang wartawan pada bagian [a]
merupakan informasi baru yang belum diketahui pembaca. Infbrn-rasi [a)
menyatakan bahwa yang duduk di kr-rrsi itu adalah seorallg wartaw-an dau
bukan seorang yang berprofesi lain. Atau dapat iuga diuli dengan pertanyaan
41
ll
ll
Paradlgma liara Pernbelajaran Bahasa, Sastra hrdonesia dalarn Kurikulum 2013 rlan implementaslnva
"Siapakah yang duduk di kursi menghadapi dirinya [lv[urni)?,, Jawabannyaadalah seorang wartawan. Jadi, seorang wartawan merupakan fokus, yangmengisi fungsi subjek. Nomina dirinya pada (bJ mengacu kepada Murni padakalimat [1) sehingga merupakan informasi lama. Karimat [2) merupakankalimat transitif. Berdasarkan analisis itu dapat dikatakan bahwa informasi(aJ merupakan fokus sedangkan informasi [bJ merupakan topik. Mencermatistruktur informasi seperti itu startegi yang digunakan dalam kalimat [2Jadalah penggantian (substitusi) terhadap topik. penggantian topik dilakukanterhadap nama diri [Murni) dengan pronomina dirinya. Dengan penggantianseperti itu, fokus menjadi lebih menonjol atau eksplisit. Kalimat [2) dapatdibagankan seperti berikut.
Seorang wartawan duduk di kursi menghadapi dirinya
F1[-anafora], [+pronomina]
[+spesifik]
(3) Meski tidak untuk pertama kalikeberaniannya.
[+anafora], [+pronomina]
[+spesifik]
ia diwawancarai, Murni perlu mengumpulkan
Kalimat [3) ini dibagun oleh struktur informasi topik-fokus. Informasi(a) Meski tidak untuk pertamo kali ia diwawancarai mengandung topi( yaknira. Informasi (b) Murni perlu mengumpulkan keberaniannya merupakankomen, dan dalam komen ini terdapat fokus, yakni keberaniannya. Informasi[a) merupakan topik yang dikedepankan. Kalimat [3) itu memiliki strukturinformasi Murni perlu mengumpulkan keberaniannya meski tidak untukpertama kali ia diwqwancaror. pronomina ia pada (a) mengacu kepadaMurni. Pada kalimat [3) terdapat dua strategi. pertama, strategi pemindahandigunakan untuk mengedepankan topik. Kedua, strategi penggunaan posesif-nya untuk menegaskan fokus. Fokus pada kalimat [3) ini berfungsi sebagaiobjek. Kalimat [3) dapat dibagankan seperti berikut ini.
Meski tidak untuk pertama kali ja diwawancarai, Murni perlu mengumpulkan keberaniannya.
Tp[+spesifik], [+anafora] [-anafora], [+pronomina]
K
(4) Hatinya berharap, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan nati mudah-mudahanmasih sama dengan pertanyaan yang sering ia terima dari setiap laki-laki-tamuwisma tempat ia tinggal selama ini.
42
Paradignra tr3aru Pemhelajaran Bahasa, Sasira trndonesia dalam Kurlkuhm 201'i Can !mplementasinSra
Kalimat (4) ini memliki dua struktur informasi, yakni (aJ hatinya
berharap, dan [b) pertanyaan-pertanyaan yang diajukan nati mudah-mudahan
masih sama dengan pertanyaan yang sering ia terima dari setiap laki-laki-
tamu wisma tempat ia tinggal selama ini. Informasi [a) merupakan topik
karena merupakan tumpuan pengembangan bagian kalimat berikutnya dan
mengandung informasi lama. Informasi [bJ merupakan komen. Dalam komen
itu terdapat fokus, yakni setiap laki-laki - tamu wisma tempat ia tinggal
selama ini. Ada dua alasan untuk mengatakan bahwa informasi [a) dikatakan
sebagai topik. Pertama, informasi ini dijadikan dasar untuk pengembangan
bagian kalimat berikutnya. Kedua, digunakan kata ganti orang ketiga -nya
pada nomin a hatinya yang mengacu kepada Murni, sebagai informasi lama.
Informasi (b) dikatakan sebagai komen karena menjelaskan topik pada [a).
Pada (b) terdapat informasi baru, yakni setiap laki-laki. Dengan memahami
informasi (b) pembaca menduga pekerjaan Murni, yang selama ini belum
diungkapkan pengarang. Teknik pemokusan yang dilakukan pengarang
dapat dilihat dari penulisan frase dari setiap laki-laki - tamu wisma tempat
ia tinggal selama int. Frase itu dieja dengan menggunakan tanda hubung [-)
yang jika dibaca harus dengan nada yang lebih rendah. Ini berarti, pengarang
menggunakan teknik intonasi untuk menonjolkan fokus kalimatnya. Pada
kalimat (a) ini Topik tentang Murni disubstitusi dengan pronomina -nya dan
ia. fadi, pada kalimat (4J ada dua teknik yang digunakan yaitu substitusi dan
intonasi. Fokus kalimat (4) berfungsi sebagai oblik (keterangan). Kalimat (4)
dapat dibagankan seperti berikut ini.
Hatinya berharap, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan nanti mudah-mudahan masih sama dengan
T,[+anaforis], [+pronomina]
pertanyaan yang sering ia terima dari setiap laki-laki-tamu wisma tempat ia tinggal selama ini.
F [-anafora] l+pronomina] [+spesifik] ,
K
(5) "Kita mulai?" tanya wartawan itu sambil tersenyum.
Kalimat [5) ini terdiri dari dua informasi [aJ "Kita Mulai?" dan [b) tanya
wartawan sambil tersenyum. Pronomina kita yang digunakan pada kalimat
(5) mengacu kepada Murni dan wartawan itu. ladi, keduanya informasi lama,
Bagian [a) merupakan topik, bagian (bJ merupakan komen. Jadi, Kalimat (5)
hanya mengadung topik dan komen. Kalimat (5) dapat dibagankan seperti
berikut.
43C)
ParadiSma [iaru Pernbelajaran I]ahasa, Sastra hrdonesia dalam Xurikulum 201 3 dan )nrp)ercentasinya
"Kita mulai?" tanJra wartawan itu sambil tersenyum.TK
[+anafora], [+pronomina][-spesifikl
(6) Ia mentegan,gi buku cototan dan bollpoint, cluo benda yong tak pernah iatinggalkan.
Topik pada kalimat (6J ini adalah ia yang mengacu kepada wartawandan kebetr"rlan sebagai subjek, sedangkan fokusnya adalah buku catatan danbollpoint. Teknik pemokusan yang digunakan pengarang dalam kalimat iniadalah intonasi yang ditr-rnjukkan dengan adanya atributif yang dipisahkandengan tanda koma [, ] dibelai<ang fokus kalimat. Atrlbutif yang dieja demikiandriafalkan lebih rendah. Dengan perubahan intonasi seperti itu diharapkanfokus kalimat [6] semakin jelas. Kalimat [6J clapat dibagankan seperti berikutini.
Ia menregaiigi buku catatan dar.r bollpoint, dua benda yangtak pernah ia tinggalkan.
TF[+aira[orisl, [+prorornina] [-anaforJs], [+spesifikl
l+spesifikl
1'7 ) Iv{urni tnengongguk, membolos senyum si wortawon,
Fokus kalimat [7] ini adalali menganplguk karena merupkan jawabandari kalimat (5) sehingga terlihat adan1,2 kohesi dan koherensinya. Sebagai
iawaban tentu merupakan informasi baru atau fokus. Atau dapat diujidengan kalimat tanya Apa lar,r,aban Murui? [t4urni) menganggk. Jadi, sebagaifbkus. Murni rian si warta',varn keduanya merupakan informasi lama. Teknikpemokusan yang digunakan adalah perubahal intonasi dengan tanda koma I, ] agar komen dilafalkan dengan nada rendah. Kalimat (7J dapat dibagankanseperli berikut ini.
Mur:ni
T
mengangguk, membalas senyum si wartawan
F
[+anaforis], [+pronomina] [-anaforis], [+spesifik]
(8) Apa yang sebenarnya Murni cari ditempat ini ?
(9) Uang ?
(L0) Kepuasan ?
(11) Harga diri?
44
[+anaioris], IpronomJ na]
L
Paradiflna [Je:ri Fembeit;aran Sdiera, Sa$rd hrionesla da]arr !(urill:rlm 2!13 da:r h::iii3mEntsrirl:
{x2.) Atau pelampioson dendam ?
Kalimat [B] merupakan tumpuan munculnya kalimat (9 - tZ). ladikalimat [8J sebagai topik. Kalimat [9 - 12] merupkan fokus dengan fitur
[-anaforis], [+spesifik] yang ditunjukkan secara elipsis dengan intonasi tanya.
Elipsis dan intonasi seperti itu ternyata dapat mempertahankan keherensi
dan kohesi kewacanaan. Penghilangan dan intonasi tanya itu tetap mengacu
kepada kalimat [8].
113) Murni terkejut.
fI4) lct menarik wajohnya dori jepitan keduo lututnvct
{rl5) Pertonyaan yong aneh dan tak biasa.
[16) la belum pernah menerimo pertanyoan seperti ittL.
(77) Yong ia terimo adolah namo sebenarnyct siopoT
(78) Dari ntona?
179) Berapa umurnya?
(20) Punyo suomi atau tidokT
[2 l) B e ra po pen g h asilan ny a sebu lan?
Kalimat [13] menjadi tumpuan l<alimat (14 - 21). Fokus ]<alimat [13)adalah terkejut dengan fitur [-anaforis], [+spesifik] sedangkan Murni sebagai
topik [+anaforis]. Kalimat (14 - 2l I merupakan komen dari kalimat [13). pada
l<alimat (14-21) tampak digunakan strategi penggantian dan elipsis. Teknikpenggantian dan elipsis ini digunakan untuk rlenghtndari pengulangan karena
sesungguhnya bagian yang diellpskan itLr sLrdah diketahui oleh pembaca yang
ctridukung oleh konteks yang jelas. Pada kalimat [14] dan [16], Murnl diganrider.rgan pronomina ra [+2n216.r]. Sedangkan pada kalimat (1,5,17 - 21] topiklulurniJ dihilangkan.
[22) Yang ini aneh sekali, pikir Murni.
[23] Korena itu, io hanya membuko motanya lebor-lebar menatap si tvortawan.
Kalimat (22) dan (23) memiliki struktur lnformasi topik - komen.
Kalimat [22J terdiri dari dua struktur informasi, yakni [a] yon ,q ini aneh sekoli
45
lirmiigma *i;:Lr f*nrhtirj.::'an il;hsr,.l,:slrr lndsre-su ilelan: (urlknlurr lii13 d;rn i:rlierteritsi::i'ir
merupakan topik atau informasi Iama yang mengacu kepada pertanyaan-
pertanyaan wartawan pada kalimat (9 - 1.2). Jadi fiturnya [+anaforis] dan (b)
pikir Murni merupakan komen dari [aJ. Kalimat [23) merupakan kelanjutan
dari kalimat [22]. Kalimat (231 pun memiliki struktur informasi topik - fokus.
Frase ia sebagai topik, sedangkan frase hanya membuka matanya lebar-lebqr
sbagai fokus. Frase karena rtu merupakan penanda kohesi [konjungsi) dengan
kalimat (22).Bila digambarkan tampak seperti berikut ini.
[22) Yang ini aneh sekali,
T
[+anaforis], [+spesifik]
(23) Karena itu, ia
T
hanya membuka matanlza lebar-lebar menatap si wartawan.
[+anafosis], Ipronomina]
F
f-anaforisl [+anaforis], [+pronomina]
[24] Apakah pertanyaanku menyinggung perasaan Murni ?
(25) Ah, tidak, tidak.
[26] Kenapa diam ?
(27) Sukar buat dijawab ya?
[2BJ Sebenarnya tidak.
(29) Terlalu banyak yang kuajukan?
[30J Murni mengangguk.
(31) Wartawan itu tertawa.
Dialog di atas dapat dianalsis seperti berikut. Kalimat [25J, (2BJ dan
[30) merupakan fokus karena jawaban atas pertanyaan wartawan sehingga
mengandung informasi baru. Jadi, fiturnya f-anaforis]. Teknik pemokusan
yang digunakan adalah elipsis topik. Elipsis topik menyebabkan fokus menjadi
menonjol dan terhindar dari pengulangan leksikal yang sama. Kalimat [24J,
(26), (27), dan [29J merupakan topik karena mengandung informasi lama.
Jadi berfitur [+anaforis] yang mengacu kepada pertanyaan sebelumnya. Selain
itu kalimat 124), (26), (27), dan [28) menjadi tumpuan terbentuknya kalimat
(25), (28), dan [30]. Kalimat (31) Wartawan itu tertawa hanya merupakan
penjelasan secara deskriptif dan merupakan informasi lama. Jadi sebagai
-----o 460
Paradigma [larLr Pembelajaran Bahasa, Sastra lndonesia da]am Kurikulum 20111 daqlmplementasinya
sebagai topik.
4. Penutup
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan hal-hal seperti berikutini.
[1) Unsur kalimatyang dapat difokuskan adalah subjek, predikat, dan objek.Sehingga belum secara tuntas mengikuti pendapat Samsuri [1995).Untuk itu diperlukan data yang lebih kompleks. Bila dikaitkan dengan
topik-komen, maka fokus umumnya muncul pada bagian komen. Tetapi
tidaklah berarti komen selalu mengandung fokus.
[2) Strategi yang digunakan dalam memunculkan topik dan fokus adalahpemindahan fkhususnyi pengedepanan), intonasi, elipsis, substitusi,dan posesif-nya. Hal ini merupakan paduan konsep Soemarmo (1,970)dan Lubis (1991J.
DAFTAR PUSTAKABrown, Gillian dan George Yule. 1996. Analisis wacana (penerjemah Sutikno). Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama.
Chafe, Wallace L. 1,976. "Givenness, Contrastiveness, Definitness, Subjects, Topics, andPoint of View" dalam Charles N. Li (edl Subject and loprc. New york: AcademicPress,
Coulthard, Malcolm. L985. An Introduction to Discourse Analysis. England : Longman.
crystal, David dan Derek Davy. 1984. Advanced coversational English. New york :
Longman.
Djajasudarma, T Fatimah. L994. wacana : Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.Badung : Eresco.
Edmondson, willis. 1981. spoken Discourse : A Model For Analysis. New york :
Longman.
Halliday, M.A.K dan Hasan, Ruquaiya. 1,991.. Bahasa, Konteks, dan Teks : Aspek-AspekBahasa dalam Pa ndanga n semiotik sosial (penerjemah A.B. TouJ. yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kridalaksana, Harimurti. 1,993. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia pustaka Utama.
Lubis, A. Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana pragmatik. Badung : Angkasa.
Samsuri, 1985. Tata Kalimat Bahasa lndonesia. Jakarta : Sastra Hudaya.
Samsuri. 1987 /1988. 'Analisis Wacana". Malang : IKIp Malang.
Schiffrin, Deborah. 1,994. Approach To Discourse. Cambridge - USA : Blackwell.
Soemarmo, Marmo. 1988. "Pragmatik dan perkembangan Mutahirnya,,, dalam \ELLBA
47
Sumarsono. 1999. 'Analisis Wacana (Berbagai Tstilah Yang TerkaitJ". Singaraja : STKIP,
Suparno. 199L. Konstruksi Tema Rema Dalam Bahosa lndonesia Lison Tidak Resmi
Mosyarakat Kotctmadya Malang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
B ahasa,
Tallei. 1988. Anolisis Wocona (sucttu PengonrarJ. Jakarta : Pusat Penrbtnaan dan
Pengembangan Bahasa.
,tB
FU
?zAH!rH3Fts>trv)tsE'EZrz4)'>=.F'd, ZJ>,^ u)
EOEzEFEUw>trH:-' >4v)#P' (t),r' PJ,Aa-l-t-: ts;PEot>,zT'o-v frJ
*>5>st F;La4*l
F-U|-<trntr7F>E=i\JffizffFI
Fn
z
tl)e-q g-)
J
kalp-l)t* .t-lJ ArJ r! U1?d c-=a il6S! F '€
-1 fl rrOFEtr5 v
-a)u)-l;- 1 '-1 l\/
*ilr'=Q*il f 2 $\
=Br:?q=! ; lf - ,.J-+,
.,ggFr+:q '# ESz 4 = tr fr = =; $f 1g e,fl P iEEi g, E 4 +'BrJ=.=SgPS\6P=a ad' \6 t"4
'*!|td = tf7 2 a) r \rtltrr{ri. d rra r{ r}d a n- tr 5a rrA' = :(|x;fi-){^. Jfi'?3tJ v) ria(J tonArt'. ar :
-5 rtA !'){Dj(J'Fryg
xoc
v)bo-
P
'Jrl'-t
6{O+"
?(D
rro(p
A)
q)(n.E{D
.a\9)
nPn
o(r!
!,)
TJ
a
D-
=bF7-Ue-
(lral
tJ{+J
\orJoLrr
tns
t
Fs)
abPz
\oo\-l
-.J
V\\D
J*
+r
Recommended