View
56
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
PDRB Kabupaten Rembang 2011
Citation preview
A KONSUMEN (IHK) DAN INFLASI
BUPATEN REMBANG
TAHUN 2011
INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN INFLASI
KABUPATEN REMBANG
TAHUN 2011
Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang
KATALOG BPS :
KATALOG BPS : 9302008.3317
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN REMBANG
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN REMBANG
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN REMBANG
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN REMBANG
2011
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 i
PDRB KABUPATEN REMBANG TAHUN 2010
Regional Income of Rembang Regency 2010
No. Katalog/Catalog Number : 9302008.3317
ISSN : -
No. Publikasi/Publication Number : 33175.1101
Ukuran Buku/Book Size : 21 x 28 cm
Jumlah Halaman/Total Pages : 77 halaman
Naskah/Manuscript :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang
BPS-Statistics of Rembang Regency
Gambar Kulit/Cover Design :
Seksi Neraca Wilayah Dan Analisis
Region Account and Analysis Section
Diterbitkan Oleh/Published by :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang
BPS-Statistics Regency
Dicetak Oleh/Printed by :
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
May be cited with reference to the source.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 ii
KATA PENGANTAR
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Rembang
tahun 2011 ini merupakan kelanjutan dari publikasi yang sama tahun
sebelumnya, yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Rembang. Publikasi ini dapat
memberikan gambaran perkembangan perekonomian di Kabupaten Rembang
selama tahun 2009-2011.
Mulai publikasi tahun 2005, penghitungan PDRB atas dasar harga konstan
menggunakan tahun dasar 2000. Selain disajikan tabel-tabel sektoral atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, diuraikan juga konsep definisi
serta ulasan singkat perkembangan perekonomian Kabupaten Rembang selama
periode 2009-2011.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik berupa data maupun pemikiran sehingga publikasi ini
dapat terus terbit setiap tahunnya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa publikasi ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang ada pada kami, oleh karena itu saran-saran
dan tanggapan untuk perbaikan publikasi ini selalu kami nantikan.
Akhirnya kami berharap semoga dengan terbitnya publikasi PDRB tahun
2011 dapat bermanfaat untuk kemajuan pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Rembang.
Rembang, September 2012 BPS KABUPATEN REMBANG
Kepala,
MUH. SAICHUDIN, S.Si., M.Si. NIP. 19710907 199211 1 001
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................ v
DAFTAR GRAFIK ...................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1. Umum ...................................................................... 1
1.2. Kelompok Sektor dan Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha .... 2
1.3. Analisa dan Kegunaan Data PDRB ....................................... 4
1.4. Sistematika Laporan ...................................................... 9
BAB II. KONSEP DAN DEFINISI ...................................................... 10
2.1. Konsep Domestik dan Regional ......................................... 10
2.2. Produk Domestik dan Produk Regional ................................ 10
2.3. Agregat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) ................................................... 12
2.4. Agregat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) ..................................................... 15
BAB III. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL ..................... 19
3.1. Metode Pendekatan Produksi ........................................... 19
3.2. Pendekatan Pendapatan ................................................. 20
3.3. Pendekatan Pengeluaran ................................................ 21
3.4. Metode Alokasi ........................................................... 22
BAB IV. ULASAN EKONOMI KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011 ............... 24
4.1. PDRB Kabupaten Rembang ............................................... 25
4.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Rembang .......................... 25
4.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral ........................................ 26
4.4. Indeks Perkembangan PDRB ............................................. 28
4.5. Struktur Ekonomi Kabupaten Rembang ............................... 29
4.6. Indeks Berantai ............................................................ 30
4.7. Indeks Implisit PDRB ...................................................... 32
4.8. Inflasi ....................................................................... 33
4.9. Rata-Rata Pendapatan Regional Perkapita ........................... 34
4.10. PDRB Menurut Lapangan Usaha . ...................................... 35
4.10.1. Sektor Pertanian ................................................... 35
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 iv
4.10.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ......................... 39
4.10.3. Sektor Industri Pengolahan ....................................... 41
4.10.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum ............................... 43
4.10.5. Sektor Bangunan ................................................... 44
4.10.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ...................... 46
4.10.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ......................... 49
4.10.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .......... 51
4.10.9. Sektor Jasa-Jasa .................................................... 53
BAB V. PENUTUP .................................................................... 57
LAMPIRAN TABEL POKOK PDRB KABUPATEN REMBANG ......................... 58
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Rembang, Tahun 2009-2011 (Persen) ............................................ 27 Tabel 4.2. Indeks Perkembangan PDRB Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009 -2001 .................................... 28 Tabel 4.3. Struktur Ekonomi Kabupaten Rembang Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009 -2011 (Persen) ......................... 29 Tabel 4.4. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rembang, Tahun 2010 – 2011 ......................................... 31 Tabel 4.5. Perubahan Indeks Implisit PDRB Kabupaten Rembang, Tahun 2009 -2011 (Persen) ........................................... 32 Tabel 4.6. Rata-rata Pendapatan per Kapita Penduduk Kabupaten Rembang, Tahun 2009 -2011 ......................................... 35 Tabel 4.7. Ouput Sektor Pertanian Kabupaten Rembang, Tahun 2009 - 2011 (Rp 000) ........................................................... 38
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 vi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. PDRB Kab. Rembang Harga Berlaku & Harga Konstan 2000, Tahun 2007-2011 ..................................................... 25 Grafik 4.2. Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Prop. Jateng dan Kab. Rembang, Tahun 2007-2011 (Persen) ...................... 26 Grafik 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Tahun 2011 .................... 27 Grafik 4.4. Indek Perkembangan PDRB Menurut Sektor, Tahun 2011 ...... 29 Grafik 4.5. Struktur Ekonomi Kabupaten Rembang Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2011 ................................................ 30 Grafik 4.6. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rembang, Tahun 2007 – 2011 ........................ 31 Grafik 4.7. Perubahan Inflasi PDRB, Tahun 2007-2011 ....................... 34 Grafik 4.8. Ouput Sektor Pertanian Kabupaten Rembang, Tahun 2009 - 2011 (Milyar Rupiah) ................................................. 39 Grafik 4.9. Output Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Rembang, Tahun 2009-2011 (Juta Rupiah) ...................... 41 Grafik 4.10. Output Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Rembang, Tahun 2009-2011 (Juta Rupiah) ................................... 43 Grafik 4.11. Output Sektor Listrik dan Air Minum di Kabupaten Rembang, Tahun 2009-20011 (Juta Rupiah) .................................. 44 Grafik 4.12. Output Sektor Bangunan di Kabupaten Rembang, Tahun 2009 - 2011 (Milyar Rupiah) ................................ 45 Grafik 4.13. Output Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran di Kabupaten Rembang, Tahun 2009-2011 (Juta Rupiah) ......... 48 Grafik 4.14. Output Sektor Angkutan dan Komunikasi di Kabupaten Rembang, Tahun 2009-2011 (Juta Rupiah) ....................... 51 Grafik 4.15. Output Sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan di Kabupaten Rembang, Tahun 2009-2011 ........ 53
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Pembangunan di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur. Tujuan pembangunan ekonomi nasional adalah untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan cara memanfaatkan
potensi dan sumber daya yang ada. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi yang
tinggi belum tentu mencerminkan meningkatnya kesejahteraan semua
penduduk.
Tujuan utama pembangunan ekonomi daerah adalah mencapai
pertumbuhan yang setinggi-tingginya, selain itu juga berupaya menghapus atau
mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan pemerataan pendapatan, dan
mengurangi tingkat pengangguran dengan upaya untuk menciptakan
kesempatan atau perluasan lapangan kerja bagi penduduk, agar setiap
penduduk berkesempatan untuk menyejahterakan kehidupannya sendiri
(Todaro dan Smith, 2004).
Dengan pembangunan dibidang ekonomi, maka diharapkan taraf
penghidupan masyarakat menjadi lebih baik, tingkat kemakmuran semakin
tinggi, ketimpangan pendapatan semakin berkurang, kesempatan kerja semakin
terbuka dan juga kualitas sumber daya manusia akan terus membaik. Untuk
mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi yang
telah dilaksanakan maka diperlukan adanya alat yang dapat membantu
memberikan gambaran tingkat keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi
tersebut.
Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembangunan ekonomi adalah tersedianya data Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Dengan adanya data tersebut dapat diketahui tingkat pertumbuhan
ekonomi, struktur perekonomian daerah dan juga tingkat kemakmuran
penduduk. Selain itu, bagi para pengambil keputusan sebelum menentukan
kebijakan lebih lanjut, data PDRB dapat dipergunakan sebagai bahan
perencanaan, analisa, dan evaluasi yang bermanfaat untuk menentukan sasaran
pembangunan.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 2
1.2. KELOMPOK SEKTOR DAN PENGELOMPOKAN SEKTOR LAPANGAN USAHA
1.2.1. KELOMPOK SEKTOR
Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian
usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, meratakan pembagian
pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional
dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari kelompok
sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Sedangkan yang
dimaksud dengan kelompok sektor tersebut adalah sebagai berikut :
1. KELOMPOK SEKTOR PRIMER :
a. Sektor Pertanian; dan
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian.
2. KELOMPOK SEKTOR SEKUNDER :
a. Sektor Industri Pengolahan;
b. Sektor Listrik, Gas dan Air bersih; dan
c. Sektor Bangunan/Konstruksi.
3. KELOMPOK SEKTOR TERSIER :
a. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran;
b. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi;
c. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan
d. Sektor Jasa-jasa.
1.2.2. PENGELOMPOKAN LAPANGAN USAHA (SEKTOR)
Dalam PDRB dengan tahun dasar 2000, sektor ekonomi
dikelompokkan menjadi 9 sektor. Pengelompokan sektor tersebut
berdasarkan pada :
1. Klasifikasi rekomendasi System of National Account (SNA).
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 3
Klasifikasi ini lebih umum dan bermanfaat membandingkan data PDRB
dari suatu wilayah/daerah/region dengan wilayah/daerah/region
lainnya baik secara total maupun sektoral.
2. Klasifikasi baru pada umumnya lebih terinci sektornya, dengan tujuan
lebih berorientasi pada pengguna data (data customer oriented).
Pengelompokan sektor secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Sektor Pertanian,
meliputi subsektor : 1.1. Pertanian Tanaman Bahan Makanan
2.2. Pertanian Tanaman Perkebunan
2.3. Peternakan
2.4. Kehutanan
2.5. Perikanan
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian,
meliputi subsektor : 2.1. Pertambangan Minyak dan Gas
2.2. Pertambangan Bukan Minyak dan Gas
2.3. Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan,
meliputi subsektor : 3.1. Industri Minyak dan Gas
3.2. Industri Non Minyak dan Gas
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih,
meliputi subsektor : 4.1. Listrik
4.2. Gas
4.3. Air Bersih
5. Sektor Bangunan / Konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,
meliputi subsektor : 6.1. Perdagangan
6.2. Hotel
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 4
6.3. Restoran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi,
meliputi subsektor : 7.1. Angkutan
7.2. Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
meliputi subsektor : 8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Jasa Penunjang Keuangan
8.4. Sewa Bangunan
8.5. Jasa Perusahaan
9. Sektor Jasa-Jasa,
meliputi subsektor : 9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Swasta
1.3. ANALISA DAN KEGUNAAN DATA PDRB
1.3.1. ANALISA DATA PDRB
Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai penjabaran atas
pengukuran data kuantitatif menjadi suatu bentuk penyajian yang lebih
mudah untuk ditafsirkan, sehingga analisa dapat diartikan sebagai berikut :
1. Menguraikan suatu masalah baik secara keseluruhan (general) ataupun
secara sebagian (partial).
2. Memperhitungkan besarnya pengaruh perubahan suatu kejadian
terhadap kejadian lainnya.
Dalam kaitannya dengan perhitungan PDRB, analisa dapat dilakukan
dengan menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator
ekonomi makro, seperti :
- Laju pertumbuhan ekonomi
- Struktur dari perekonomian
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 5
- Pendapatan per kapita
- Tingkat inflasi dan sebagainya
Parameter-parameter tersebut dapat diturunkan melalui tabel
agregasi PDRB yang berupa nilai nominal. Untuk memperoleh informasi
mengenai parameter yang akan dianalisa dapat digunakan metode statistik
seperti :
- Distribusi persentase
- Indeks perkembangan
- Indeks berantai, dan
- Indeks implisit.
Tujuan utama dari analisa ini adalah untuk menggambarkan hasil
penghitungan PDRB ke dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan
menggunakan pendekatan metode statistik deskriptif. Selain dari tujuan
tersebut, analisa data PDRB juga bertujuan untuk :
1. Mempelajari pola ekonomi daerah;
2. Menguraikan pengaruh dari suatu kejadian terhadap kejadian
lainnya dalam suatu daerah dan dalam waktu yang sama;
3. Melakukan perbandingan antar komponen;
4. Dasar evaluasi hasil pembangunan serta menentukan penyusunan
kebijakan di masa mendatang.
1.3.2. KEGUNAAN DATA PDRB
Data PDRB dapat digunakan untuk mengetahui :
1. Pertumbuhan ekonomi, baik regional maupun sektoral
Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi
makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk
menghitung laju pertumbuhan (Rate of growth) dapat dipakai formula
sebagai berikut :
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 6
dimana : G : Laju pertumbuhan
Pt : PDRB adhk tahun ke-t
Pt-1 : PDRB adhk sebelum tahun ke-t
2. Tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah
Tinggi rendahnya tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah
biasanya diukur dengan besar kecilnya angka pendapatan per kapita
yang diperoleh dari pembagian antara pendapatan regional dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun, formulasinya sebagai berikut :
Dengan laju pertumbuhan per kapita yang positif dan tingkat
pendapatan yang meningkat dan mantap, maka berarti kemakmuran
masyarakat juga semakin meningkat.
3. Tingkat perubahan harga secara keseluruhan (Inflasi/Deflasi)
Pendapatan Regional/PDRB pada dasarnya merupakan nilai
barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu daerah dalam waktu
(tahun) tertentu. PDRB ini dihitung atas dasar harga berlaku dan atas
dasar harga konstan. Sedangkan perbandingan antara harga berlaku
dan harga konstan merupakan angka indeks implisit, yang mana dapat
digunakan untuk mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa
secara keseluruhan. Indeks harga implisit dapat diperoleh/dihitung
dengan formula sebagai berikut :
PDRB
PDRB per kapita = --------------------------------------------- Jumlah penduduk pertengahan tahun
PDRBadhb
I Implisit = ------------------ x 100 PDRB adhk
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 7
Sedangkan inflasi/deflasi berdasarkan perhitungan dari
pendapatan regional/PDRB dapat di formulasikan sebagai berikut :
dimana :
I implisit = Indeks implisit
I implisit t = Indeks implisit tahun t
I implisit t-1 = Indeks implisit sebelum tahun t
Inflasi atau deflasi merupakan gambaran tentang terjadinya
perubahan harga, jika terjadi fluktuasi harga yang tidak menentu akan
sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen/pembeli, jika terjadi
kenaikan terus menerus maka konsumen akan merasakan pengaruhnya,
karena berakibat terhadap ketidakseimbangan daya beli dengan
pendapatan.
4. Siklus Kegiatan Ekonomi
Apabila diperhatikan secara seksama, transaksi ekonomi yang
dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, secara
sederhana dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
kelompok produsen dan kelompok konsumen.
Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal
dari kelompok konsumen dan digunakan untuk menghasilkan barang
dan jasa. Sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan produsen dibeli
oleh konsumen dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Kelompok konsumen memiliki :
a. Faktor produksi berupa (Tanah, Tenaga, Modal dan
Kewiraswastaan) yang diberikan kepada perusahaan
I implisit t
Inflasi / Deflasi = ------------- - 1 x 100 I implisit t-1
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 8
b. Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk
dikonsumsi.
Sedangkan dari pihak produsen :
a. Memberikan balas jasa kepada faktor produksi yang dimiliki oleh
konsumen, berupa sewa tanah, upah/gaji, bunga dan keuntungan.
b. Pengadaan barang dan jasa hasil produksi yang dikonsumsi oleh
pihak konsumen.
Transaksi dari kedua kelompok ini yang satu memakai barang dan
jasa, dan satunya mengadakan barang dan jasa, sehingga
berkesinambungan dan saling membutuhkan yang akhirnya membentuk
suatu siklus perekonomian. Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai
berikut :
SIKLUS KEGIATAN EKONOMI
1.4. SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika penulisan publikasi ini disajikan dengan urutan sebagai
berikut :
Bab I. Pendahuluan berisi tentang gambaran umum tentang PDRB, kelompok
sektor dan pengelompokan sektor lapangan usaha, kegunaaan data
PDRB dan sistematika laporan
a. Faktor - faktor produksi (Tanah, Tenaga, Modal, Kewirausahaan)
d. Barang dan jasa (Arus barang)
b. Balas jasa faktor Produksi (Sewa tanah, Upah/gaji, Keuntungan, Bunga)
c. Pengeluaran konsumsi (Arus Uang)
Perusahaan (Produsen)
Rumah Tangga
(Konsumen)
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 9
Bab II. Konsep dan Definisi menjelaskan pengertian beberapa konsep dan
definisi istilah-istilah yang digunakan dalam publikasi ini.
Bab III. Metode Penghitungan Pendapatan Regional berisi tentang metode
penghitungan yang dipakai dalam masing-masing sektor atau sub sektor
yaitu metode produksi, metode pendapatan, metode pengeluaran dan
metode alokasi.
Bab IV. Ulasan Ekonomi Kabupaten Rembang menjelaskan tentang PDRB
Kabupaten Rembang, pertumbuhan ekonomi, indeks-indeks serta
uraian PDRB menurut lapangan usaha.
Bab V. Penutup yang berisi tentang kesimpulan dari uraian pada bab-bab
sebelumnya.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 10
BAB II
KONSEP DAN DEFINISI
Untuk menghindari penafsiran dan pengertian yang berbeda diantara
pembaca, di bawah ini disampaikan beberapa pengertian dasar yang berkaitan
dengan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara umum PDRB dapat
diartikan sebagai seluruh nilai produksi bruto/kotor atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh semua faktor produksi yang ada di suatu wilayah/region
tertentu dan dihitung pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).
2.1. KONSEP DOMESTIK DAN REGIONAL
Wilayah perekonomian yang digunakan sebagai acuan untuk membuat
suatu perhitungan nasional adalah suatu negara, sedang untuk perhitungan
suatu regional adalah suatu region dari suatu negara. Pengertian region disini
dapat merupakan daerah propinsi atau daerah kabupaten/kota atau daerah
administrasi yang lebih rendah lagi misalnya kecamatan atau desa/kelurahan.
2.2. PRODUK DOMESTIK DAN PRODUK REGIONAL
2.2.1. PRODUK DOMESTIK
Adalah seluruh produk barang dan jasa dari hasil kegiatan ekonomi
yang diproduksi di suatu wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah
faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region tersebut
atau tidak.Yang dimaksud dengan wilayah domestik suatu region adalah
meliputi wilayah yang berada didalam batas geografis region tersebut
(propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan).
Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang
melakukan kegiatan produksi disuatu region berasal dari region lain,
demikian juga sebaliknya penduduk suatu region melakukan kegiatan
proses produksi di region lain. Dengan adanya arus pendapatan yang
mengalir antar region ini (termasuk juga dari dan ke luar negeri / region)
yang pada umumnya berupa upah, gaji, bunga, deviden/bunga dan
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 11
keuntungan, maka akan timbul perbedaan antara produk domestik dan
produk regional.
2.2.2. PRODUK REGIONAL
Adalah merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu region atau (produk domestik
ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/luar negeri
dikurangi dengan pendapatan yang dibayar ke luar daerah/ luar negeri).
2.2.3. PENDUDUK SUATU DAERAH
Adalah individu-individu atau anggota rumah tangga yang bertempat
tinggal tetap di wilayah domestik region (daerah) tersebut.
Kecuali:
1. Wisatawan asing (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang
tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 6 bulan atau
yang bertujuan tidak menetap.
2. Awak dari kapal laut dan awak kapal udara luar negeri atau luar region
yang sedang masuk dok atau singgah di daerah region tersebut.
3. Pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah
tersebut kurang dari 6 bulan.
4. Anggota Korps Diplomat, Konsulat, yang ditempatkan di wilayah
domestik daerah tersebut.
5. Pekerja musiman yang bekerja di wilayah domestik, yang bekerja
sebagai pekerja musiman saja.
6. Pegawai Badan Internasional/Nasional yang bukan penduduk daerah
tersebut yang melakukan misi kurang dari 6 bulan.
Orang-orang tersebut diatas dianggap sebagai penduduk dari negara
atau daerah di mana dia biasanya bertempat tinggal.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 12
2.2.4. PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN
Yaitu jumlah penduduk pada akhir bulan Juni tahun yang
bersangkutan atau jumlah penduduk awal tahun ditambah penduduk akhir
tahun dibagi dua.
Dalam menghitung pendapatan perkapita, pembagi dari produk
domestik atau produk regional adalah jumlah penduduk pada pertengahan
tahun, hal ini dilakukan sebab untuk menghindari kejadian vital (lahir, mati,
datang dan pergi) yang fluktuatif tidak menentu sepanjang tahun, maka kita
memakai penduduk pertengahan tahun dengan maksud agar jumlah
penduduk tersebut betul-betul mencerminkan keadaan tahun tersebut.
Selain itu karena PDRB dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun yang bersangkutan.
2.3.AGREGAT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ATAS DASAR HARGA BERLAKU (adhb)
2.3.1.PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) adhb
Adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul
dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah (region). Yang dimaksud
dengan Nilai Tambah yaitu merupakan nilai yang ditambahkan kepada
barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi
sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa
atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi.
Nilai Tambah Bruto (NTB) didapat dari Nilai Produksi (Output)
dikurangi dengan Biaya Antara (BA). Dengan formulasi sebagai berikut :
N T B = NILAI PRODUKSI (OUTPUT) - BIAYA ANTARA
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 13
a) Komponen-komponen Nilai Tambah Bruto (NTB) antara lain :
1. Faktor pendapatan, terdiri dari :
- Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai.
- Bunga modal sebagai balas jasa modal.
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah.
- Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan
2. Penyusutan barang modal tetap.
3. Pajak tidak langsung netto.
b) Nilai Produksi (Output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan
dalam suatu periode waktu tertentu. Barang dan jasa yang dihasilkan
meliputi :
1. Produksi utama
2. Produksi ikutan, maupun
3. Produksi sampingan
c). Biaya Antara (BA) adalah jenis biaya yang terdiri dari barang/jasa yang
tidak tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan
barang tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai suatu perkiraan
umur penggunaan kurang dari 1 tahun.
Contoh :
- Bahan baku dan penolong untuk menghasilkan output.
- Peralatan dan perlengkapan kerja karyawan.
- Pengeluaran jasa kesehatan, obat-obatan dan rekreasi.
- Perbaikan kecil dan penggantian suku cadang yang aus.
- Iklan, Riset pemasaran dan hubungan masyarakat.
- Biaya administrasi.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 14
PDRN adhb = PDRB adhb - Penyusutan
2.3.2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL NETTO (PDRN) adhb
Perbedaan antara konsep netto ini dan konsep bruto diatas, ialah
karena konsep bruto masih ada penyusutan di dalamnya, sedangkan untuk
nettonya penyusutan harus dikeluarkan. Formulasinya sebagai berikut :
Sedangkan penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai atas susutnya
(ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang modal tersebut
ikut serta dalam proses produksi.
2.3.3. PDRN ATAS DASAR BIAYA FAKTOR (PDRN adbf)
Adalah PDRN adhb dikurangi pajak tidak langsung netto. Pajak tidak
langsung berupa pajak penjualan, bea ekspor/impor, cukai dan lain-lain
pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perorangan.
Biasanya pemerintah memberikan subsidi kepada unit-unti produksi,
yang akhirnya mengakibatkan penurunan harga (contoh subsidi pupuk, BBM,
obat dan lain-lain). Karena ada subsidi tersebut maka pajak tidak langsung
netto merupakan pajak tidak langsung dikurangi subsidi tersebut.
PDRN adbf sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu region
(daerah/wilayah). Jadi PDRN adbf merupakan jumlah dari pendapatan yang
berupa :
- Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai,
- Bunga modal sebagai balas jasa modal,
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah, dan
- Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan.
Namun demikian pendapatan yang dihasilkan tersebut diatas, tidak
seluruhnya menjadi milik/pendapatan penduduk region tersebut, sebab ada
pendapatan yang diterima oleh penduduk region lain atas kepemilikan
faktor produksi di region tersebut.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 15
2.3.4. PENDAPATAN REGIONAL
Pendapatan regional netto adalah PDRN adbf dikurangi dengan
pendapatan yang mengalir keluar region dan ditambah dengan pendapatan
yang masuk dari region lain (nett export). Dengan kata lain bahwa produk
regional netto (pendapatan regional) adalah jumlah pendapatan yang
benar-benar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di
region/wilayah/daerah di mana dia berdomisili.
2.3.5. PENDAPATAN PERKAPITA (INCOME PER CAPITA)
Bila pendapatan-pendapatan di atas dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut, maka akan diperoleh
suatu pendapatan perkapita, di antaranya sebagai berikut :
2.4. AGREGAT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ATAS DASAR HARGA KONSTAN (adhk)
Perkembangan PDRB adhk dari tahun ke tahun menggambarkan
perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume
produksi barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat
harganya. Sedangkan untuk dapat mengukur perubahan volume produk
atau perkembangan produktifitas secara nyata, faktor pengaruh perubahan
PDRB adhb
a. PDRB adhb perkapita = ––––––––––––––––––––––––––––– Jumlah penduduk pertengahan tahun
PDRB adhk b. PDRB adhk perkapita = ––––––––––––––––––––––––––––– Jumlah penduduk pertengahan tahun
Pendapatan regional c. Income perkapita = ––––––––––––––––––––––––––––– Jumlah penduduk pertengahan tahun
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 16
harga perlu dihilangkan yaitu dengan cara menghitung PDRB atas dasar
harga konstan.
Penghitungan atas dasar harga konstan ini, hasilnya dapat
dipergunakan untuk perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral.Dalam
penghitungan atas dasar harga konstan ini, selalu berkaitan dengan harga-
harga pada tahun dasar. Sebab harga-harga pada tahun dasar tersebut
digunakan untuk menentukan angka indeks dasar yang besarnya = 100 %,
dan difungsikan sebagai pembanding harga-harga pada tahun-tahun
tertentu yang akan diselidiki.
2.4.1. PENGHITUNGAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN
Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga
mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang di nilai
atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode statistik, suatu nilai
atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa cara, sedangkan
pemakaiannya sangat tergantung dari data yang tersedia di masing-masing
sektor/sub sektornya. Cara yang lazim digunakan antara lain:
a. Revaluasi
Revaluasi diartikan menilai kembali produksi (kuantum) tahun berjalan
dikalikan dengan harga tahun dasar, akan menghasilkan nilai produksi
atas dasar harga konstan.
dimana:
ynQ = Jumlah kuantum komoditi y pada tahun berjalan (tn).
P0 = Harga komoditi y pada tahun dasar (to)
b. Ekstrapolasi
Yang perlu diperhatikan dengan cara ini ialah penentuan ekstrapolator-
nya. Ekstrapolator yang paling baik adalah kuantum/jumlah produksi
dari masing-masing sektor atau subsektor. Sedangkan nilai tambah adhk
Nilai Produksi adhk =
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 17
yang dihitung dengan ekstrapolasi diperoleh dengan cara mengalikan
nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks kuantum dibagi 100.
Indeks kuantum yang dipakai adalah Indeks Laspayers, dengan formulasi
sebagai berikut :
Nilai tambah bruto tahun berjalan (tn) adhk dapat dihitung sebagai
berikut :
dimana :
yadhkNTB = Nilai Tambah Bruto komoditi y pada tahun berjalan (tn).
yNTB 0 = Nilai Tambah Bruto komoditi y pada tahun dasar (t0).
ynKuantumIndeks = Indeks kuantum Laspayers y pada
tahun berjalan (tn).
Qn = Jumlah / kuantum pada tahun berjalan (tn).
Q0 = Jumlah / kuantum pada tahun berjalan (t0).
P0 = Harga pada tahun dasar.
c. Deflasi
NTB adhk yang diperoleh dengan cara ini ialah dengan mendeflate NTB
adhb dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan mendeflate adalah
membagi nilai tambah adhb dengan indeks harga dari masing-masing
sektor atau subsektor. Sehingga NTB adhk tahun berjalan komoditi y
adalah :
dimana :
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 18
yadhkNTB = Nilai Tambah Brut o Atas dasar harga konstan komoditi
y pada tahun berjalan (tn).
ynadhbNTB = Nilai Tambah Bruto Atas dasar harga berlaku komoditi
y pada tahun berjalan (tn).
ynaHIndeks arg = Indeks Harga komoditi y pada tahun berjalan (tn).
d. Deflasi berganda
Disebut ganda karena dilakukan deflasi dua kali, yakni :
1. Membagi nilai produksi atas dasar harga berlaku dengan indeks
harga produksi.
2. Membagi biaya antara atas dasar harga berlaku dengan indeks harga
biaya antara.
Selisih antara nomor 1 dan 2 diatas merupakan nilai tambah bruto atas
dasar harga konstan. Bila diformulasikan akan terbentuk sebagai
berikut :
atau :
dimana :
ynadhkNTB = Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan komoditi y
pada tahun berjalan (tn)
yNP0 = Nilai produksi atas dasar harga konstan komoditi y
yBA0 = Nilai biaya antara atas dasar harga konstan komoditi y
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 19
BAB III
METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL
Penghitungan pendapatan regional kabupaten dapat dihitung melalui
dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yang
dimaksud dengan metode langsung adalah metode penghitungan dengan
menggunakan data yang bersumber dari daerah atau ada sumber datanya.
Metode ini menggunakan 3 macam pendekatan yaitu :
1. Pendekatan produksi (Production approach).
2. Pendekatan pendapatan (Income approach).
3. Pendekatan pengeluaran (Expenditure approach).
Sedangkan metode tidak langsung adalah metode penghitungan dengan
cara alokasi yaitu mengalokasikan pendapatan regional propinsi untuk
kabupaten atau pendapatan regional kabupaten untuk kecamatan (dengan
melihat beberapa variabel yang cocok untuk menghitung alokasi, contoh :
jumlah penduduk, luas lahan, mata pencaharian, dan lain-lain). Penghitungan
metode tidak langsung biasanya hanya ada satu metode yaitu metode alokasi
(allocation approach).
3.1. METODE PENDEKATAN PRODUKSI
Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari
barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara
mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap
sektor atau subsektor.
Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa
yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara.
Nilai yang ditambahkan ini sama dengan nilai balas jasa faktor produksi atas
ikut sertanya dalam proses produksi.
Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen, yaitu yang belum
termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga
produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 20
diterima oleh produsen sedang biaya transport akan dihitung sebagai nilai
tambah pada sektor transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada
sektor perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan
nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang
dan jasa yang dibeli dari sektor lain.
Nilai tambah bruto (NTB) adalah merupakan produk dari proses produksi,
yang terdiri dari komponen-komponen di antaranya :
1. Faktor pendapatan, terdiri dari :
- Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai.
- Bunga modal sebagai balas jasa modal.
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah.
- Keuntungan sebagai balas jasa kewirausahaan.
2. Penyusutan barang modal tetap.
3. Pajak tidak langsung netto.
Sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari NTB maka akan diperoleh
nilai tambah netto. Formulasi nilai tambah bruto dengan pendekatan produksi
adalah :
Pendekatan ini banyak digunakan pada produksi yang berbentuk barang, seperti
sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan lain-
lain.
3.2. PENDEKATAN PENDAPATAN
Dalam pendekatan dari segi pendapatan, nilai tambah dari setiap
kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor
produksi, yaitu:
- Upah dan gaji
- Surplus usaha
Nilai Tambah Bruto (NTB) = Nilai produksi bruto - Biaya antara
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 21
- Penyusutan
- Pajak tak langsung netto
Untuk pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari
keuntungan, surplus usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk surplus usaha
disini adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan.
Hasil penjumlahan seluruh balas jasa faktor produksi tersebut akan
diperoleh nilai tambah netto atas biaya faktor produksi. Sedangkan untuk
memperoleh produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar harus
ditambah dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. Metode ini
banyak dipakai pada sektor pemerintahan, bank/lembaga keuangan dan sektor
jasa-jasa.
3.3. PENDEKATAN PENGELUARAN
Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir
dari barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah kabupaten/kota. Jadi
produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen
pengeluaran akhir yang berbentuk produk domestik regional tersebut. Secara
umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai
berikut :
1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang,
metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran.
2. Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei
pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode anggaran rumah
tangga, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar
daerah/luar negeri.
Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan
komponen-komponen permintaan akhir seperti :
- Konsumsi rumah tangga
- Konsumsi pemerintahan
- Konsumsi lembaga swasta non profit
- Perubahan stok
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 22
- Pembentukan modal bruto
- Perdagangan antar wilayah (termasuk eskpor dan impor).
Dengan menghitung komponen-komponen ini kemudian menjumlahkannya
akan diperoleh produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku/pasar.
3.4. METODE ALOKASI
Metode alokasi pendapatan regional adalah menghitung pendapatan
regional tingkat propinsi atau tingkat kabupaten dengan cara mengalokir angka
pendapatan regional dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat di bawahnya,
dengan menggunakan alokator tertentu.
Alokator yang dapat dipergunakan dapat didasarkan atas :
1. Nilai produksi bruto dan netto.
2. Jumlah produksi fisik.
3. Jumlah tenaga kerja.
4. Penduduk (bisa total maupun secara spesifik), dan
5. Alokator lain yang dianggap cocok untuk masing-masing daerah.
Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut
dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing daerah yang mendapat
alokasi terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor.
Mengenai kapan metode alokasi dipakai, adalah jika dari ketiga metode
sebelumnya sudah tidak mungkin lagi diterapkan. Suatu contoh bila suatu unit
produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat
berlokasi di daerah lain, sedangkan kantor cabang ini tidak dapat mengetahui
nilai tambah yang diperolehnya, oleh karena perhitungan neraca rugi/laba
dilakukan oleh kantor pusat. Untuk mengatasi hal semacam itu, penghitungan
nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan alokasi menggunakan indikator-
indikator yang dapat menunjukkan peranan suatu cabang terhadap kantor
pusat.
Dari keempat pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
jumlah pengeluaran dari berbagai kepentingan akan sama dengan produk akhir
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 23
dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen dan juga akan sama dengan
jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat.
Selanjutnya produk domestik regional bruto seperti yang dimaksudkan di atas
disebut produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar (PDRB adhp).
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 24
BAB IV
ULASAN EKONOMI KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011
Selama tahun 2011, kondisi perekonomian nasional menunjukkan
kondisi yang lebih baik dibanding tahun 2010. Hal ini dapat ditunjukkan dari
data beberapa indikator makro, seperti pertumbuhan ekonomi yang lebih baik
serta laju inflasi, suku bunga bank dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil.
Meskipun demikian, perbaikan tersebut ternyata belum mampu menggerakkan
sektor riil untuk tumbuh lebih baik. Pelaku dunia usaha masih tetap berkutat
pada permasalahan-permasalahan lama seperti harga bahan bakar minyak dan
biaya produksi yang tinggi, pengupahan pekerja, persaingan usaha, dan
sebagainya.
Tahun 2011 pertumbuhan ekonomi nasional lebih tinggi dibanding
tahun 2010, yaitu 6,5%, sedang tahun sebelumnya 6,1%. Kondisi yang sama
juga terjadi di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami kenaikan pertumbuhan
dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 5,84% menjadi 6,01%.
Laju inflasi nasional tahun 2011 sebesar 3,79% lebih rendah dibanding
tahun sebelumnya sebesar 6,96%. Untuk Jawa Tengah (merujuk pada inflasi
Kota Semarang), inflasi tahun 2011 sebesar 2,68%, lebih rendah dibanding
tahun 2010 sebesar 6,88%.
Sedangkan untuk Kabupaten Rembang pertumbuhan ekonomi tahun
2011 sebesar 4,40%, lebih sedikit melambat dari tahun 2010 yang tumbuh
4,45%. Laju inflasi juga mengalami penurunan yang signifikan menjadi 2,73%,
lebih rendah dibanding tahun 2010 sebesar 6,81%.
Hasil pengolahan PDRB Kabupaten Rembang tahun 2011 menunjukkan
pertumbuhan positif hampir pada semua sektor, kecuali sektor pertambangan
dan penggalian yang turun 3,60%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor
listrik, gas dan air bersih tumbuh 10,43%, kemudian disusul oleh sektor jasa-
jasa sebesar 8,62% dan sektor bangunan tumbuh 7,78%.
Untuk mengetahui gambaran selengkapnya tentang kondisi
perekonomian di Kabupaten Rembang dapat dijelaskan pada uraian berikut.
PDRB Kab
4.2. PER
Ta
untuk Ja
gambara
Tengah d
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
PD
RB
(M
ilyar
Rp
.)
4.1. PDRB
Sel
nilai PDRB
PDRB Kab
milyar rup
menurut
mengalam
lebih jela
terakhir b
b. Rembang
RTUMBUHAN
hun 2011 p
awa Tengah
n perband
dan Kabupa
2007
1999,9
360
Grafik 4.1
B KABUPAT
lama tahun
B Kabupate
bupaten Rem
piah, naik 1
harga kons
mi kenaikan
asnya perke
bisa dilihat p
g, Tahun 20
N EKONOMI
pertumbuha
h 6,01 %
dingan per
ten Remba
2008
2093,4
06,5 40
. PDRB KabHarga Kon
TEN REMBAN
n 2007-201
en Rembang
mbang atas
,5 kali dari
stan menca
1,2 kali d
embangan
pada grafik
011
I KABUPAT
an ekonomi
dan nasion
rtumbuhan
ng tahun 20
2009
2186
064,2
Tahu
b. Rembangnstan 2000
Konstan
NG
1, baik ha
g selalu me
s dasar har
i tahun 200
apai 2.384,
dari tahun 2
PDRB Kabu
k di bawah i
EN REMBAN
Kabupaten
nal 6,5%. I
ekonomi
007 – 2011.
2010
,722
4454,5
n
g Atas DasaTahun 200
Berlaku
arga berlak
engalami ke
rga berlaku
7 (3.606,5
,5 milyar r
2007 (1.999
upaten Rem
ini.
NG
n Rembang
Ilustrasi be
nasional,
0 20
283,9 2
4968,6
ar Harga Be07-2011
u maupun
enaikan. Pa
telah me
milyar rupia
rupiah pad
9,9 milyar
mbang selam
sebesar 4,4
erikut mem
Provinsi J
011
2384,5
5440,2
erlaku &
harga kon
ada tahun 2
encapai 5.4
ah). Sedang
da tahun 2
rupiah). U
ma lima ta
25
40%,
mberi
Jawa
stan
2011
40,2
gkan
011,
ntuk
ahun
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 26
Grafik 4.2. Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Prov. Jateng dan
Kab. Rembang Tahun 2007-2011 (%)
Dari grafik di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional selama
lima tahun terakhir adalah 5,93%, sedang Jawa Tengah 5,24%. Dengan rata-
rata pertumbuhan 4,36% dapat disimpulkan bahwa posisi perekonomian
Kabupaten Rembang dilihat dari pertumbuhan ekonominya, masih di bawah
rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa Tengah.
4.3. PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTORAL
Laju pertumbuhan ekonomi setiap sektor dapat dilihat pada tabel dan
grafik berikut.
6,356,01
4,63
6,2 6,46
5,59 5,61
3,14
5,84 6,01
3,81
4,67 4,46 4,45 4,4
0
1
2
3
4
5
6
7
2007 2008 2009 2010 2011
Nasional Jateng Rembang
PDRB Kab
Ta
1. Pertani
2. Pertam
3. Industr
4. Listrik,
5. Bangun
6. Perdag
7. Angkut
8. Keuang
9. Jasa-ja
Dari
pertumbu
dan air be
b. Rembang
bel 4.1. Pe
Sekto
(1)
ian
mbangan & pe
ri pengolahan
gas dan air
nan
angan, Hote
tan & Komun
gan, Sewa &
asa
PDRB
grafik di at
han positif
ersih tumbu
2,58
-
Grafik 4.
g, Tahun 20
ertumbuhan
Ta
or
enggalian
n
el, RM
ikasi
Jasa Perusa
B
tas dapat d
f. Pertumbu
uh 10,43%,
3,6
5,8
1
3. Pertumb
011
n Ekonomi
ahun 2009-
haan
dilihat bahw
uhan tertin
kemudian
10,43
7,78
buhan Ekon
Sektoral K
-2011(%)
2009
(2)
3,09
4,52
2,69
6,24
8,16
4,25
3,74
5,52
7,68
4,46
wa hampir
nggi terjad
disusul oleh
3,69
5,78
nomi Sekto
Kabupaten R
2010
(3)
3,30
2,15
3,36
10,55
7,68
3,34
5,34
5,78
7,43
4,45
semua sek
i pada sek
h sektor jas
6,15
8,62
oral Tahun
Rembang
2011
(4)
2,58
-3,60
5,80
10,43
7,78
3,69
5,78
6,15
8,62
4,4
ktor menga
ktor listrik,
sa-jasa seb
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
2
Per
tum
buha
n (%
)2011
27
1
8
0
0
3
8
9
8
5
2
0
lami
gas
besar
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 28
8,62% dan sektor bangunan tumbuh 7,78%. Pertumbuhan negatif terjadi pada
sektor pertambangan dan penggalian yaitu negatif 3,60%.
4.4. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB
Untuk mengetahui perkembangan ekonomi Kabupaten Rembang bila
dihitung dari tahun dasar, dapat dilihat dari angka indeks perkembangan.
Perkembangan PDRB Kabupaten Rembang dari tahun dasar (2000) sampai
tahun 2011 menurut harga berlaku mencapai 359,02% sedangkan secara riil
baru mencapai 157,36%. Hal ini menunjukkan bahwa sampai tahun 2011
menurut harga berlaku terjadi peningkatan PDRB sebesar 3,59 kali sedangkan
secara riil hanya ada peningkatan PDRB sebesar 1,57 kali.
Secara umum semua sektor mengalami kenaikan yang tinggi bila dilihat
atas dasar harga berlaku. Sedangkan menurut harga konstan perkembangan
tertinggi terjadi pada sektor bangunan mencapai 198,52%, sedang yang
terendah perkembangannya adalah sektor pertanian yang hanya mencapai
139,43%.
Tabel 4.2. Indeks Perkembangan PDRB Menurut Sektor Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2011
Sektor 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian
2. Pertambangan & penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel, RM
7. Angkutan & Komunikasi
8. Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
131,58
177,43
151,49
157,48
171,04
157,15
154,14
133,89
154,85
135,93
181,25
156,58
174,09
184,18
162,39
162,38
141,64
166,36
139,43
174,72
165,66
192,24
198,52
168,39
171,76
150,35
180,70
PDRB 144,31 150,73
157,36
PDRB Kab
4.5. STRU
Tabel 4
1. Pertani
2. Pertam
3. Industr
4. Listrik,
5. Bangun
6. Perdag
7. Angkut
8. Keuang
9. Jasa-ja
050
0
Per
kem
ban
gan (
%)
b. Rembang
UKTUR EKO
4.3. Struktu
Sekto
(1)
ian
mbangan & pe
ri pengolahan
gas dan air
nan
angan, Hote
tan & Komun
gan, Sewa &
asa
PDRB
139,4317
317,88
Grafik 4
g, Tahun 20
ONOMI KAB
ur Ekonomi
or
enggalian
n
el, RM
ikasi
Jasa Perusa
B
4,72
165,66
19
352,2360,56
4.4. Indeks
011
BUPATEN RE
Kabupaten
haan
1
92,24 198,521
6414,49
464,32
s PerkembaTahun
Konstan Be
EMBANG
Rembang T
2009
(2)
45,37
1,86
3,91
0,39
9,04
17,38
5,69
2,31
14,04
100,00
168,39 171,76
15
2
400,183
angan PDRn 2011
erlaku
Tahun 2009-
2010
(3)
45,50
1,76
3,80
0,41
9,10
17,13
5,60
2,30
14,41
100,00
0,35
180,7
98,37
329,74
399,9
RB Menurut
-2011(Perse
201
(4)
44,7
1,6
3,8
0,4
9,2
17,3
5,5
2,3
14,8
0
100,
7
99
t Sektor
29
en)
1
)
75
67
80
45
4
38
2
0
89
00
PDRB Kab
Str
besarnya
tabel ma
tahun 2
pembent
perdagan
jasa-jasa
terkecil y
4.6. IND
Ang
agregat/
berupa t
harga ko
masing-m
laju pert
b. Rembang
ruktur pere
a kontribusi
aupun grafi
2011 sekto
tukan PDRB
ngan sebesa
a sebesar 1
yaitu hanya
DEKS BERAN
gka-angka
per sektor
tabel indek
onstan. Perg
masing sekt
tumbuhan P
Grafik
g, Tahun 20
ekonomian
i masing-ma
k di atas d
or pertania
B Kabupate
ar 17,38%.
4,89%. Sekt
a 0,45%.
NTAI
PDRB jug
per tahun
ks berantai
gerakan ind
or, dengan
PDRB apabi
4.5. Strukt
011
di Kabupa
asing sekto
dapat diliha
an membe
en Rembang
Kontribusi
tor listrik d
ga dapat
n yaitu den
i baik men
deks ini me
demikian i
ila indeks te
tur EkonomiTahun 20
aten Remba
or terhadap
at bahwa m
erikan sum
g yaitu seb
terbesar k
dan air min
menunjuk
ngan memb
nurut harga
encerminka
indeks bera
ersebut dik
i Kabupaten11
ang dapat
total PDRB
menurut har
mbangan te
besar 44,75
ketiga dibe
num membe
kan perke
buat tabel
a berlaku
n perkemb
antai adalah
urangi 100.
n Rembang
ditunjukka
B kabupate
rga berlaku
erbesar te
5%, disusul
erikan oleh
erikan sum
embangan
turunanny
maupun m
bangan seca
h juga mer
.
30
an oleh
en. Dari
u, pada
erhadap
sektor
sektor
bangan
secara
ya yang
menurut
ara riil
rupakan
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 31
Grafik 4.6. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Rembang, Tahun 2007 – 2011
Tabel 4.4. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Rembang, Tahun 2010 – 2011
Lapangan Usaha / Sektor
atas dasar
harga berlaku
atas dasar harga
konstan 2000
2010 2011 2010 2011
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Konstruksi / Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Angkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
111,89
105,44
108,49
116,30
112,39
109,92
109,74
110,74
114,45
107,66
104,18
109,51
120,08
111,07
111,07
107,92
109,84
113,11
103,30
102,15
103,36
110,55
107,68
103,34
105,34
105,78
107,43
102,58
96,40
105,80
110,43
107,78
103,69
105,78
106,15
108,62
PDRB 111,57 109,47 104,45 104,40
Dari hasil pengolahan PDRB tahun 2011, indeks berantai yang terjadi di
112,19112,69
109,6
111,57
109,47
103,81104,67 104,46 104,45 104,4
98
102
106
110
114
2007 2008 2009 2010 2011
adhb adhk
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 32
Kabupaten Rembang adalah sebesar 109,47% adhb dan 104,40% adhk. Atas dasar
harga berlaku menurut sektoral, indeks berantai tertinggi dicapai oleh sektor
listrik, gas dan air bersih yakni sebesar 120,08% dan terkecil adalah sektor
pertambangan dan penggalian yang hanya mencapai sebesar 104,18%. Sedangkan
menurut harga konstan indeks terkecil adalah sektor pertambangan dan
penggalian sebesar 96,40% dan tertinggi adalah sektor listrik yakni sebesar
110,43%.
4.7. INDEKS IMPLISIT PDRB
Dari angka-angka indeks implisit PDRB dapat diketahui besarnya
perubahan indeks harga dari waktu ke waktu. Tabel di bawah memperlihatkan
perbandingan tingkat perubahan indeks implisit dari tahun 2009-2011. Untuk
tahun 2011 perubahan indeks implilsit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas
dan air sebesar 17,33% disusul sektor pertambangan sebesar 15,07%.
Tabel 4.5. Perubahan Indek Implisit PDRB Kabupaten Rembang Tahun 2009-2011(%)
Sektor 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian
2. Pertambangan & penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel, RM
7. Angkutan & Komunikasi
8. Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
10,15
6,13
8,37
7,49
10,23
10,11
13,39
8,61
5,87
16,67
5,82
9,93
9,80
9,51
13,29
9,10
9,49
13,04
10,77
15,07
7,37
17,33
12,43
15,78
4,61
7,36
8,80
PDRB 9,56 13,89
10,56
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 33
4.8. INFLASI
Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis
atau stagnan. Kondisi tersebut dapat terlihat secara umum dari besaran inflasi
atau deflasi. Jika terjadi inflasi tinggi akan berpengaruh terhadap daya beli
konsumen, yakni turunnya tingkat daya beli masyarakat sebab nilai uang yang
dibelanjakan turun, sebaliknya jika tidak ada inflasi bahkan terjadi deflasi, hal
ini juga tidak menguntungkan bagi perkembangan ekonomi dan bila terjadi
deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi akibat
yang selanjutnya menimbulkan resesi ekonomi.
Inflasi selain dihitung dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang
menggunakan sampel lebih kurang 322 komoditi, seperti yang telah
dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang, yang dihitung
baik setiap bulan maupun setiap tahun, juga bisa dihitung dengan memakai
indek implisit PDRB.
Dari kedua metode tersebut hasilnya tidak akan sama, sebab komoditi
yang diamati jumlahnya berbeda serta metodologinya juga berlainan. Untuk
penghitungan inflasi dengan metode implisit dari PDRB dapat diformulasikan
sebagai berikut :
Dari hasil pengolahan didapatkan, pada tahun 2011 terjadi inflasi
sebesar 4,85%.
Membagi indeks implisit tahun (t) dengan indeks implisit tahun (t-1) dikurangi satu dikalikan seratus persen
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 34
Grafik 4.7. Perubahan Inflasi PDRB Tahun 2007-2011
4.9. RATA-RATA PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA
Salah satu alat untuk mengukur atau menilai tingkat kesejahteraan
penduduk suatu daerah adalah besarnya nilai pendapatan per kapita. Selama
tahun 2007-2011 perkembangan pendapatan per kapita atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan setiap tahun selalu mengalami
peningkatan. Kenaikan pendapatan per kapita terbesar lima tahun terakhir
terjadi pada tahun 2008 (tabel 4.6) sebesar 12,20%. Sedangkan untuk harga
konstan kenaikan pendapatan per kapita tertinggi selama lima tahun terakhir
terjadi pada tahun 2011 sebesar 4,31%.
8,07 7,66
4,92
6,82
4,85
-
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
(Persen)
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 35
Tabel 4.6. Rata-Rata Pendapatan Per Kapita Penduduk Kabupaten Rembang Tahun 2007-2011
Tahun
Pendapatan Per Kapita (Rupiah) Pertumbuhan (%)
Berlaku Konstan 2000 Berlaku Konstan
2000
(1) (2) (3) (4) (5)
2007
2008
2009
2010
2011
6.175.946
6.929.162
7.561.772
8.399.451
9.186.651
3.424.844
3.569.081
3.712.128
3.860.143
4.026.565
11,8
12,20
9,13
11,08
9,37
3,34
4,21
4,01
3,99
4,31
4.10. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
4.10.1.SEKTOR PERTANIAN
1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti
padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedele,
sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman pangan lainnya dan hasil-hasil produk
ikutannya.
Data produksi padi, palawija, sayuran dan buah-buahan tersebut
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Rembang, sedangkan data harga bersumber dari data harga yang
dikumpulkan oleh BPS.
Nilai tambah bruto (NTB) atas dasar harga berlaku diperoleh dengan
pendekatan produksi yaitu dengan cara mengalikan setiap jenis kuantum
produksi dengan harga masing-masing komoditas, kemudian hasilnya dikurangi
dengan nilai biaya antara atas dasar harga berlaku.
Nilai tambah bruto (NTB) atas dasar harga konstan 2000 dihitung
dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada tahun yang dihitung
dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi dengan biaya antara atas
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 36
dasar harga konstan 2000.
Komoditas utama pada sub sektor ini adalah padi, yang mencapai 37,20%
dari seluruh nilai produksi. Nilai produksi buah-buahan sebesar 25,18%, jagung
22,04%, kacang-kacangan 7,88%, umbi-umbian 4,06% serta sayur-sayuran 3,64%.
Komoditas utama buah-buah di Kabupaten Rembang adalah mangga,
pisang dan melon. Untuk sayur-sayuran beberapa komoditas utamanya adalah
cabe dan bawang merah.
2. Sub Sektor Perkebunan
Tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Rembang adalah tanaman
perkebunan yang diusahakan oleh rakyat dan perkebunan besar yang meliputi
jenis-jenis tanaman : cengkeh, jambu mete, kelapa, siwalan dan tebu. Produksi
jenis-jenis tanaman perkebunan tersebut diperoleh dari Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Rembang. Data harga masing-masing komoditas
perkebunan juga diperoleh dari juga Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
Rembang serta dari survei harga perdagangan besar BPS.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara
pendekatan produksi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
dihitung dengan cara revaluasi.
Beberapa komoditas tanaman perkebunan utama di Kabupaten
Rembang, baik dari perkebunan rakyat maupun perkebunan besar antara lain
kelapa, siwalan dan tebu.
3. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya
Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas serta
hasil-hasil ternak, antara lain sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, telur
dan susu segar. Produksi ternak dihitung dengan menjumlahkan ternak yang
dipotong ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor ternak neto.
Data ternak, produksi susu dan telur diperoleh dari Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Rembang, sedangkan data harga ternak serta
pemotongan dan hasil-hasil ternak diperoleh dari BPS.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 37
4. Sub Sektor Kehutanan
Sub sektor kehutanan mencakup dua jenis kegiatan yaitu penebangan
kayu dan pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan penebangan kayu
menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu, sedangkan
hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa kulit kayu, akar-akaran
dan sebagainya.
Output sub sektor kehutanan dihitung dengan mengalikan produksi dan
harga setiap komoditi. Nilai tambah bruto dihitung dengan mengalikan output
dengan rasio nilai tambah.
Data produksi hasil hutan maupun data harga diperoleh dari Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang. Produksi utama hasil hutan di
Kabupaten Rembang adalah kayu jati, kayu glondongan dan kayu rimba.
5. Sub Sektor Perikanan
Sub sektor perikanan meliputi kegiatan perikanan darat dan perikanan
laut. Data produksi perikanan dan data harga produksi diperoleh dari Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rembang. Kegiatan perikanan darat
meliputi hasil penangkapan ikan di perairan umum seperti sungai dan waduk
serta pemeliharaan ikan baik di tambak maupun di kolam-kolam. Sedangkan
kegiatan perikanan laut terdiri dari hasil penangkapan ikan yang masuk ke
dalam tempat pelelangan ikan di TPI yang berada di Kabupaten Rembang
(terdapat sebanyak 10 buah TPI).
Nilai produksi perikanan diperoleh dengan mengalikan produksi dengan
harga masing-masing komoditi. Nilai tambah bruto diperoleh dengan
mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah. Nilai produksi perikanan
di Kabupaten Rembang 97% berasal dari hasil penangkapan ikan laut, dan
sisanya dari perikanan darat yang meliputi penangkapan di perairan umum,
pemeliharaan di kolam dan tambak serta dari pembenihan.
Untuk mengetahui perkembangan output sektor pertanian dapat dilihat
pada tabel dan grafik di bawah ini.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 38
Tabel 4.7. Ouput Sektor Pertanian Kabupaten Rembang, Tahun 2009-2011 (Rp 000)
RINCIAN
2009 2010
2011
(1) (2) (3) (4)
HARGA BERLAKU
1. Tabama 1.565.261.997,55
139.619.423,51
174.917.777,25
72.117.255,06
328.889.504,38
1.811.541783,05
149.785.318,07
198.091.023,64
75.444.698,90
334.430.197,14
1.934.691.146,85
2. Perkebunan
163.618.472,01
3. Peternakan dan hasil-hasilnya
216.251.165,04
4. Kehutanan
79.972.266,98
5. Perikanan
369.826.024,35
HARGA KONSTAN
1. Tabama
819.108.445,77
60.252.681,16
96.160.076,81
41.735.136,49
144.959.484,44
831.691.944,89
62.805.792,69
102.430.722,96
41.638.647,07
140.710.286,39
848.180.700,54
2. Perkebunan
63.548.430,66
3. Peternakan dan hasil-hasilnya
107.345.261,71
4. Kehutanan
41.747.530,85
5. Perikanan
148.386.542,93
PDRB Kab
Graf
Dari tabe
memberik
4.10.2. S
Di
pada um
C seluruh
2011 hany
Kabupaten
Pasir Kwa
Tanah Lia
Andesit
Batu Kapu
Tanah Uru
Trass
Phospat
Selain itu
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2.000
(Milyar Ru
b. Rembang
fik 4.8. Ou Tah
el dan gra
kan kontribu
SEKTOR PER
wilayah Ka
umnya ada
hnya. Sumb
ya 1,67%. Pe
n Rembang
rsa : Keca
t : Keca
: Keca
ur : Keca
ug : Keca
: Keca
: Keca
u termasuk
1.565
1.812 1.935
upiah)
g, Tahun 20
put Sektor hun 2009-20
afik di at
usi output t
RTAMBANG
abupaten R
alah pengg
bangan sek
enyebaran j
yaitu :
matan Seda
matan Sula
matan Seda
matan Gun
matan Lase
matan Krag
matan Gun
juga hasil
140 150 164
s
011
Pertanian K011 (Milyar
tas nampak
terbesar dib
GAN DAN PE
Rembang se
alian yang
ktor pertam
jenis bahan
an
ang
an, Pamota
em dan Sal
em
gan
em dan Sal
l dari tamb
175 198 216
sub sektor
Kabupaten r Rupiah)
k jelas ba
bandingkan
ENGGALIAN
ektor perta
dilakukan
mbangan da
n tambang d
an, Pancur d
e
e.
bak garam
72
3
75 80
Rembang,
ahwa sub
sub sektor
N
ambangan
oleh peng
an penggal
dan galian y
dan Sluke
yang bany
329
36
370
sektor ta
r lainnya.
dan pengg
gusaha golo
lian pada t
yang terdap
yak dilakuk
2009
2010
2011
39
bama
galian
ongan
tahun
pat di
an di
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 40
Kabupaten Rembang.
Untuk menghitung Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor
penggalian ini, dilakukan survei khusus pendapatan regional sektor penggalian
secara sampel, dan juga data-data dari dinas terkait.
Dari hasil survei tersebut diatas akan didapatkan keterangan-keterangan
mengenai karakteristik usaha penggalian antara lain struktur biaya
perusahaan, nilai produksi dan lain-lainnya.
Dengan menggunakan metode produksi, output kegiatan penggalian
diperoleh berdasarkan perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan
dengan harga per unit barang tersebut, ditambah nilai jasa lainnya yang
merupakan produk sampingan usaha penggalian tersebut.
Biaya antara kegiatan penggalian terdiri dari nilai pemakaian barang dan
jasa yang dipergunakan dalam kegiatan ini. Barang dan jasa ini merupakan
barang dan jasa yang habis dipakai dalam proses produksi, usia pemakaiannya
kurang dari satu tahun, serta nilai per unitnya relatif kecil. Jenis barang yang
dikategorikan sebagai biaya antara kegiatan penggalian antara lain adalah :
cangkul, linggis, sekop, palu, pikulan, keranjang, ember dll.
Untuk mengetahui besarnya nilai tambah bruto dapat diperoleh dengan
mengurangi nilai output dengan biaya antara. Perhitungan output dan nilai
tambah atas dasar harga konstan untuk penggalian menggunakan metode
revaluasi. Untuk mengetahui perkembangan output sektor pertambangan dan
penggalian selama tiga tahun terakhir dapat diperhatikan pada grafik di bawah
ini.
Selama tahun 2009 sampai 2011 output sektor penggalian cukup
berfluktuasi. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan output yang signifikan
(91,28 milyar rupiah), akan tetapi pada tahun 2011 mengalami sedikit
penurunan output (83,54 milyar rupiah). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik di bawah ini.
PDRB Kab
Grafik 4
4.10.3. S
Sekt
dirinci me
tembakau
kayu dan
pupuk, ki
logam; in
peralatan
di atas.
Berd
industri pe
- Ind
100
- Ind
- Ind
- Ke
Sum
pengolaha
tahun. Da
5
10
(Juta
b. Rembang
.9. Ouput S
SEKTOR IND
tor industr
enjadi sem
u; industri t
hasil huta
imia dan b
dustri loga
serta indu
dasarkan ju
engolahan d
dustri Besar
0 orang;
dustri Sedan
dustri Kecil,
rajinan Rum
mber data
an Survei I
ari hasil surv
-
50.000
00.000
a Rupiah)
g, Tahun 20
Sektor PertaTahun
DUSTRI PEN
ri pengolah
mbilan sub
tekstil, bara
an lainnya;
barang dari
m dasar be
stri barang
umlah tena
dikelompok
r, jumlah te
ng, jumlah
, jumlah te
mah Tangga
untuk ind
ndustri Be
vei tersebu
2009
73.255
011
ambangan d2009-2011
NGOLAHAN
han berdas
sektor yai
ang dari ku
; industri k
karet; ind
esi dan baj
g lainnya ya
aga kerja
kkan menja
enaga kerja
tenaga kerj
enaga kerja
a, jumlah te
dustri besa
sar/Sedang
ut dapat dip
2010
91.2
Tahu
dan Pengga(Juta Rupia
sarkan jeni
itu industri
ulit dan alas
kertas dan
dustri seme
a; industri
ang belum
yang beke
di empat ke
a sama deng
ja 20-99 or
5-19 orang
enaga kerja
r dan sed
g yang dila
peroleh dat
277
un
lian Kabupaah)
s barang
i makanan,
s kaki; indu
barang ce
en dan bar
alat angku
tercakup d
erja di sek
elompok ya
gan atau leb
ang;
;
a 1-4 orang.
dang diper
aksanakan o
a output, b
2011
83.541
aten Remba
yang dihas
, minuman
ustri barang
etakan; ind
rang lain b
utan, mesin
i sub-sub s
ktor ini, s
aitu :
bih dari
.
roleh dari
oleh BPS s
biaya antara
41
ang,
silkan
n dan
g dari
dustri
bukan
n dan
sektor
sektor
hasil
setiap
a dan
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 42
nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku. Nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan diperoleh dengan metode deflasi, dengan menggunakan indeks
harga perdagangan besar yang sesuai sebagai deflatornya.
Untuk industri kecil dan kerajinan rumah tangga data diperoleh dari hasil
pengolahan survei usaha terintegrasi yang dilaksanakan oleh BPS secara sampel
terhadap berbagai kegiatan ekonomi non pertanian setiap tahunnya. Dari hasil
survei tersebut dapat diperoleh berbagai data indikator seperti output per
usaha, output per tenaga kerja dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan 2000 diperoleh dengan metode deflasi, dengan menggunakan
indeks harga perdagangan besar yang sesuai sebagai deflatornya.
Separuh lebih industri di Kabupaten Rembang adalah industri makanan,
baik dari kegiatan industri besar/sedang maupun industri kecil dan kerajinan
rumah tangga. Industri tersebut sebagian besar menggunakan hasil pertanian
sebagai bahan baku industrinya, diantaranya pengolahan hasil laut, ricemill,
tahu/tempe dan lainnya.
Industri tekstil, kulit dan barang kulit juga merupakan andalan sektor
industri di Rembang dan pada umumnya merupakan industri besar/sedang.
Kemudian industri lain yang cukup berperan adalah industri pengolahan kayu
dan hasil hutan lainnya, seperti penggergajian kayu, komponen bahan
bangunan dari kayu, meubel, peralatan rumah tangga dari kayu dan
sebagainya.
Industri semen dan barang non mineral di Rembang terdiri dari industri
batu bata, pemecahan batu dan barang sejenisnya.
Grafik berikut memberikan gambaran output dari sektor industri
pengolahan yang berada di Rembang selama tiga tahun (2009-2011).
PDRB Kab
Grafi
Sela
meningkat
tahun seb
4.10.4. S
Sekt
1. Sub Sek
2. Sub Sek
3. Sub Sek
Dari
sektor ya
listrik, a
oleh Per
meliputi k
minum ya
Data
dari air m
48
520
560
600
640
680
(Juta
b. Rembang
ik 4.10. O
ama period
t. Bahkan
elumnya.
SEKTOR LIS
tor ini melip
ktor Listrik
ktor Gas
ktor Air Min
ketiga su
itu sub sek
ktifitas ya
rusahaan L
kegiatan p
ng merupak
a tentang k
inum diper
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
.000
a Rupiah)
g, Tahun 20
utput Sekto Tahun
de 2009-20
pada tahun
STRIK, GAS
puti tiga su
num
ub sektor d
ktor listrik
ang dicaku
Listrik Neg
penjernihan
kan publik s
kelistrikan
oleh dari PD
2009
554.540
011
or Industri P 2009-2011
011 output
n 2011 ter
& AIR MINU
b sektor, ya
di atas, di
dan sub
up melipu
gara (PLN).
n air minum
servis.
diperoleh
DAM Kabup
2010
601
Tahun
Pengolahan(Juta Rupi
t sektor in
rjadi pening
UM
aitu:
Kabupaten
sektor air
uti usaha
. Sedangka
m yang dik
dari PLN c
paten Rem
.132
n
Kabupatenah)
ndustri pen
gkatan seb
n Rembang
minum. P
listrik ya
an sub sek
kelola oleh
cabang Rem
bang.
2011
659.131
n Rembang,
ngolahan s
besar 9,65%
hanya dua
Pada sub s
ang diusah
ktor air m
perusahaa
mbang dan
43
,
selalu
% dari
a sub
sektor
hakan
minum
an air
data
PDRB Kab
Nila
dan harga
dengan c
banyaknya
Grafik
Sel
peningka
menjadi
minum h
pada tah
4.10.5. S
Sekt
Rembang
melakukan
khusus, ya
Yang
pembangu
konstruksi
instalasi j
10
20
30
40
50
60(J
b. Rembang
ai produksi
a berlaku.
cara revalu
a KWH yang
k 4.11. Out
lama tahu
atan yang c
53,60 milya
hanya meng
hun 2009 me
SEKTOR BA
tor bangun
yang dila
n pekerjaa
aitu unit us
g dimaksu
unan, pema
i seperti
aringan list
3
-
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000Juta Rupiah)
g, Tahun 20
atas dasar
Nilai prod
uasi, yaitu
g terjual pa
tput SektorTahun 2
un 2009-20
ukup signifi
ar rupiah p
galami sedi
enjadi 6,90
NGUNAN
nan mencak
akukan ole
an kontruks
aha atau in
ud dengan
asangan da
bangunan
trik, air, tel
38.764
5.884
2009
011
harga berl
duksi atas
dengan m
ada tiap-tia
r Listrik Dan2009-2011 (J
011 outpu
ikan, dari 3
ada tahun 2
kit peningk
milyar rup
kup kegiat
eh kontrak
ksi untuk p
ndividu yang
n kegiata
an perbaik
tempat t
lepon serta
43.86
2
listrik
laku dipero
dasar harg
menilai pem
p tahun den
n Air MinumJutaan Rup
ut sub se
38,76 milya
2011. Sedan
katan outpu
iah pada ta
tan kontruk
tor umum
pihak lain,
g melakuka
n konstru
an (berat
inggal, jal
bangunan
60
6.437
2010
air minum
leh dari pe
ga konstan
makaian at
ngan tarip t
di Kabupatiah)
ektor listr
r rupiah p
ngkan untu
ut dari 5,88
ahun 2011.
ksi di wila
, yaitu pe
maupun o
n kegiatan
uksi adala
atau ringa
lan, jemba
lainnya.
53.597
6.7
2011
erkalian pro
2000 dipe
tau penggu
tahun 2000
ten Remban
rik menga
ada tahun
k sub sekto
8 milyar ru
ayah Kabup
erusahaan
oleh kontr
konstruksi.
ah pembu
an) semua
atan, term
797
44
oduksi
eroleh
unaan
.
ng
alami
2009
or air
upiah
paten
yang
raktor
atan,
jenis
minal,
PDRB Kab
Untu
pendekata
sektor ba
antara. Un
1. Menelit
Remba
2. Menelit
proyek
Pada
pendapata
Rembang
Kabupaten
sebagai j
Kabupaten
Outp
nilai semu
tersebut
selesai at
konstan d
perdagang
b. Rembang
uk mengh
an produksi
ngunan de
ntuk menge
ti perusaha
ng.
ti perusaha
-proyek di K
a alternati
an dari sel
tanpa mem
n Rembang
jumlah ni
n Rembang
put dari keg
ua pekerjaa
tanpa me
tau belum.
diperoleh d
gan besar se
Grafik 4.12
-
200
400
600
800
1.000
1.200
(Milyar Rupiah)
g, Tahun 20
hitung nila
i. Pendekat
ngan cara
estimasi out
aan bangun
aan bangu
Kabupaten
if pertama
uruh perus
mperhatikan
g. Sedang
lai seluruh
, tanpa mem
giatan kont
an yang tela
mperhatika
. Nilai out
engan men
ebagai defl
2. Ouput SeTahun 2
2009
924
011
ai tambah
tan ini dip
output sek
tput sektor
nan/konstr
nan/konstr
Rembang.
a output d
sahaan kont
n apakah ke
pada alte
h banguna
mperhatika
truksi satu t
ah dikerjak
an banguna
put dan n
nggunakan
latornya.
ektor Bangu2009-2011 (M
20
1.
Ta
h sektor
akai untuk
ktor terseb
bangunan
uksi yang
ruksi yang
di definisik
truksi yang
egiatan/pro
ernatif ked
an/kontruku
an lokasi pe
tahun atas
kan di Kabu
an yang d
ilai tamba
metode de
unan Di KabMilyar Rupi
10
032
hun
bangunan
memperole
ut dikurang
ada dua alt
berdomisil
membangu
kan sebaga
g berdomisi
yeknya dida
dua, outpu
uksi yang
rusahaan it
dasar harga
paten Rem
dikerjakan
h bruto at
eflasi denga
bupaten Reah)
2011
1.141
menggun
eh nilai ta
gi dengan
ternatif :
li di Kabup
un/mengerj
ai jumlah
ili di Kabup
alam atau d
ut didefini
dikerjaka
tu berada.
a berlaku a
bang satu t
tersebut s
tas dasar
an indeks
mbang
45
nakan
mbah
biaya
paten
jakan
nilai
paten
diluar
isikan
an di
dalah
tahun
sudah
harga
harga
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 46
Dari grafik 4.12 di atas dapat diketahui bahwa output sektor bangunan di
Kabupaten Rembang pada tahun 2011 meningkat menjadi 1,14 trilyun rupiah
dari tahun 2009 hanya 924 milyar rupiah.
4.10.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Sektor perdagangan dalam penghitungan PDRB adalah semua balas jasa
yang diterima oleh pedagang besar, pedagang kecil, rumah makan dan
sebagainya. Adapun barang dagangan yang dimaksud ada yang berasal dari
daerah sendiri maupun dari daerah luar Kabupaten Rembang.
Sektor ini terdiri dari tiga sub sektor yaitu sub sektor perdagangan
besar dan eceran, hotel dan sub sektor restoran/rumah makan. Pada
dasarnya kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan perdagangan, penyediaan
akomodasi/hotel serta penjualan makanan dan minuman (seperti restoran,
warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya).
1. Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran
Sub sektor perdagangan mencakup kegiatan membeli dan menjual
barang, baik barang baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran/
pendistribusian tanpa merubah barang tersebut. Sub sektor perdagangan
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu perdagangan besar dan
perdagangan eceran. Perdagangan besar mencakup kegiatan pembelian dan
penjualan kembali barang baru atau bekas oleh pedagang dari produsen atau
importir ke pedagang besar lainnya, pedagang eceran, perusahaan, dan
lembaga tidak mencari untung. Sedangkan perdagangan eceran mencakup
kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan atau
rumah tangga tanpa merubah bentuk, baik barang baru maupun barang
bekas.
Output/margin perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan
nilai beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi biaya angkutan yang
dikeluarkan oleh pedagang. Sedangkan biaya antara adalah seluruh biaya yang
digunakan untuk kepentingan usaha perdagangan seperti perlengkapan tulis
menulis, bahan pengepak/pembungkus, rekening listrik dan telepon, serta
biaya iklan.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 47
Pada umumnya penghitungan output subsektor perdagangan dilakukan
dengan cara pendekatan arus barang yaitu dengan menghitung besarnya
margin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari sektor
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta barang-barang dari
impor. Sehingga dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio margin perdagangan
dan rasio jumlah barang yang diperdagangkan (marketed surplus ratio)
Secara sistematis penghitungan output dan nilai tambah bruto subsektor
perdagangan dengan pendekatan arus barang adalah sebagai berikut :
a. Menghitung output sektoral (baik konstan maupun berlaku) untuk sektor
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan impor
b. Menghitung output (baik konstan maupun berlaku) subsektor perdagangan
dengan mengalikan output sektoral dengan rasio margin perdagangan dan
rasio barang yang diperdagangkan.
c. Menghitung nilai tambah bruto (baik konstan maupun berlaku) subsektor
perdagangan dengan mengalikan total output sektoral dengan rasio nilai
tambah brutonya.
2 .Sub sektor Restoran / Rumah Makan
Sub sektor restoran mencakup usaha penyediaan makanan dan
minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi ditempat penjualan. Kegiatan
yang termasuk dalam sub sektor ini seperti rumah makan, warung nasi,
warung sate, warung kopi, katering, dan kantin.
Nilai tambah bruto sub sektor restoran baik di tempat tetap maupun
tidak tetap (pedagang makanan keliling) diperoleh dengan pendekatan
produksi. Indikator yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja, jumlah
restoran dan banyaknya pengunjung yang datang ke restoran. Sedang
indikator harga yang digunakan adalah rata-rata output per tenaga kerja,
rata-rata output per restoran dan rata-rata output per pengunjung. Output
restoran atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian antara
indikator produksi dengan indikator harga. Sedang nilai tambah bruto
dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan output.
Output dan Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan
ekstrapolasi dengan indeks produksi sebagai ekstrapolatornya.
PDRB Kab
3. Sub se
Sub
jasa pel
dengan m
Nil
kamar te
kamar.
Nil
terhadap
mengura
Nil
menjuml
berlaku
pengolah
2
4
6
8
1.0
(Juta
b. Rembang
ektor Hote
b sektor
layanan pe
menggunaka
lai output
erpakai se
lai tambah
p nilai pro
ngkan nilai
lai tambah
lahkan nilai
maupun
han, diperol
Grafik 4.13
d
-
200.000
400.000
600.000
800.000
000.000
a Rupiah)
g, Tahun 20
l dan Pengi
Hotel da
nginapan,
an sebagian
dihitung d
lama setah
h bruto di
oduksi sed
tambah b
sektor perd
i tambah k
atas dasa
leh outputn
3. Output Se
di Kabupate
2009
658.653
2.506
399
perdaga
011
inapan
an Pengina
makan/min
n atau selu
dengan cara
hun dikalik
idapat den
angkan n
ruto dengan
dagangan, h
ketiga sub
ar harga
nya seperti
ektor Perda
en Rembang
2
721.0
9.097
angan h
apan meli
num serta
ruh bagian
a menjuml
kan dengan
ngan meng
nilai tamba
n nilai peny
hotel dan re
sektor dia
konstan 2
tampak pad
agangan, Ho
g Tahun 200
2010
09
2.674
431.191
hotel re
puti usaha
jasa lainny
n bangunan.
ahkan ban
n rata-rata
gurangkan
ah neto di
yusutan.
estoran dip
tas baik at
2000. Berd
da grafik be
otel dan Re
09-2011
2011
848.264
2.943
4
storan
a penyed
ya bagi um
.
nyaknya ma
a tarip ma
biaya an
ihitung den
peroleh den
tas dasar h
dasarkan h
erikut :
estoran
3
481.320
48
iaan
mum
alam
alam
ntara
ngan
ngan
arga
hasil
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 49
4.10.7. SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang,
jasa penunjang angkutan dan komunikasi. Pengangkutan meliputi kegiatan
pemindahan penumpang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan alat angkut/kendaraan baik bermotor maupun tidak
bermotor.
Sub sektor pengangkutan secara umum digolongkan menjadi
kegiatan angkutan darat (yang terdiri dari kegiatan angkutan kereta api dan
angkutan jalan raya), angkutan sungai dan danau, angkutan laut serta
angkutan udara. Jasa penunjang angkutan adalah suatu jenis kegiatan yang
menunjang kegiatan pengangkutan seperti terminal/pelabuhan, keagenan,
ekspedisi, bongkar muat, pergudangan dan jalan tol.
Sub sektor komunikasi meliputi kegiatan pengiriman berita/warta,
telepon, telegram, teleks dan sejenisnya. Sebagian besar jasa pelayanan
pengangkutan dan komunikasi ini ditujukan untuk kepentingan umum ini
dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara yang ditunjuk seperti PT Telkom,
PT Pos Indonesia, PT Kereta Api Indonesia dan lain-lain. Metode penghitungan
sektor ini adalah dengan pendekatan produksi.
1. Sub Sektor Angkutan Darat
Sub sektor angkutan darat yang ada di wilayah Kabupaten Rembang
adalah angkutan darat non kereta api yang meliputi kendaraan :
1. Bermotor seperti bus, minibus, truk, oplet dan ojek.
2. Tak bermotor seperti dokar, gerobak dorong/hewan, dan becak.
Pendekatan yang dipakai untuk menghitung outputnya adalah pendekatan
produksi. Nilai tambah diperoleh dengan mengurangkan besarnya biaya
produksi masing-masing kegiatan. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000
diperoleh dengan cara ekstrapolasi dimana sebagai ekstrapolatornya adalah
jumlah penumpang/barang yang diangkut.
2. Jasa Penunjang Angkutan
Jenis kegiatan yang dicakup disini adalah kegiatan yang bersifat
menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan meliputi pelayanan jasa
terminal dan parkir, ekspedisi, keagenan, bongkar muat, pergudangan dan
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 50
kegiatan lain yang belum tercakup.
Output atas dasar harga berlaku dari kegiatan jasa penunjang angkutan
pada umumnya diperkirakan dengan pendekatan produksi yaitu perkalian
antara indikator produksi dengan indikator harga yang sesuai.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didapat dari hasil
pengurangan output dengan biaya antara. Sedangkan output atas dasar harga
konstan 2000 diestimasi dengan metode deflasi dengan indek sub kelompok
transportasi dan komunikasi sebagai deflatornya.
3. Sub Sektor Komunikasi
Dari pelaksanaan survei yang berkaitan dengan sub sektor ini,
didapatkan data sebagai berikut :
a. Pos dan Giro
- Jumlah pegawai berikut gaji serta tunjangan-tunjangan lainnya dan
penerimaan lain-lain seperti lembur pegawai dan penerimaan yang
berupa barang.
- Struktur usaha, penerimaan dan keluaran usaha seperti : penjualan
benda-benda pos, wesel, paket dan lain-lain.
b. Telekomunikasi dan Jasa Telekomunikasi
Pengumpulan data dari Kandatel Rembang diperoleh data antara lain :
- Jumlah pegawai berikut gaji dan penerimaan lainnya.
- Penerimaan dari pelanggan telepon dan pemakai jasa telepon se-
Kabupaten Rembang.
Nilai tambah sektor angkutan dan komunikasi diperoleh dengan
menjumlahkan nilai tambah ketiga sub sektor diatas baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. Berdasarkan hasil
pengolahan, diperoleh output sektor angkutan dan komunikasi seperti tampak
pada grafik berikut :
PDRB Kab
4.10.8.
1. Sub S
Per
masyarak
meliputi:
pembuat
surat ber
barang-b
Out
bank yan
transaksi
demikian
transaksi
tambah
outputny
10
20
30
40
50
(Jut
b. Rembang
Grafik
d
SEKTOR K
Sektor Perb
rbankan a
kat sesuai
: simpanan
tan rekenin
rharga, me
barang berh
tput sub se
ng diberika
i dengan b
n output b
i devisa, pr
bruto dip
ya.
-
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
3
ta Rupiah)
g, Tahun 20
4.14. Outpu
di Kabupate
KEUANGAN,
bankan
adalah sua
dengan
n dalam be
ng koran, p
mberikan j
arga, mela
ektor bank
an kepada
bank, biaya
bank menc
ovisi dan ko
peroleh de
2009
366.454
5.159 22.
angkutan
011
ut Sektor A
en Rembang
, PERSEWA
atu kegia
kegiatan op
entuk giro
pengiriman
aminan ban
ksanakan k
adalah selu
pemakainy
a pengirim
cakup imp
omisi dan p
engan men
20
399.8
.820
penunjan
Angkutan da
g Tahun 200
AAN DAN JA
tan pemb
perasional
dan tabu
uang, men
nk, menyew
liring dan s
uruh peneri
ya, seperti
man wesel
utasi jasa,
pendapatan
ngurangkan
010
69
5.554 27.093
g angkutan
n Komunika
09-2011
ASA PERUSA
berian pelay
bank yan
ngan, pem
njual dan m
wakan temp
ebagainya.
maan atas
i biaya ad
dan sebag
, penerima
operasiona
biaya an
2011
430.566
6.138
komunikasi
asi
AHAAN
yanan kep
g antara
mberian kre
membeli su
pat menyim
jasa pelaya
ministrasi
gainya. Den
aan neto
al lainnya. N
ntara terha
29.938
i
51
pada
lain
edit,
urat-
mpan
anan
atas
ngan
dari
Nilai
adap
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 52
2. Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank
Yang termasuk lembaga keuangan bukan bank : Perusahaan Asuransi,
Perusahan Pegadaian dan Koperasi.
- Perusahaan Asuransi, termasuk di dalamnya asuransi jiwa, asuransi
kecelakaan dan asuransi kerusakan.
- Perusahaan Pegadaian, dalam hal ini yang termasuk didalamnya adalah
perusahaan pegadaian milik pemerintah di Kabupaten Rembang.
- Koperasi Simpan Pinjam, data diperoleh dari PKPN Kab. Rembang
3. Sub Sektor Sewa Bangunan
Sub sektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan
bangunan baik sebagai tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Nilai
produksi sewa bangunan tempat tinggal atas dasar harga berlaku diperoleh
dengan mengalikan jumlah bangunan tempat tinggal dengan rata-rata sewa
rumah tahun 2011.
Nilai tambah bruto diperoleh dengan mengurangkan nilai produksi
dengan biaya antara. Hasil pengurangan nilai tambah bruto dengan
penyusutan akan diperoleh nilai tambah neto. Nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan 2000 diperoleh berdasarkan metode revaluasi dimana harga
sewa rumah dihitung harga pada tahun 2000.
4. Sub Sektor Jasa Perusahaan
Cakupan dari sub sektor jasa perusahaan meliputi kegiatan pemberian
jasa hukum dan notaris, jasa akuntan dan pembukuan, jasa pengolahan dan
penyajian data, jasa teknik dan arsitektur, jasa periklanan jasa riset dan jasa
perusahaan lainnya. Semua jasa ini biasanya diberikan berdasarkan sejumlah
bayaran atau kontrak.
Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan produksi,
yaitu perkalian antara indikator produksi (jumlah tenaga kerja/jumlah
perusahaan) dengan indikator harga (rata-rata output per tenaga
kerja/output per perusahaan).
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan
perkalian antara rasio nilai tambah bruto dengan output. Sedangkan output
dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi
menggunakan indeks aneka barang dan jasa sebagai deflatornya.
PDRB Kab
Ni
perusaha
baik atas
G
4.10.9. S
Sek
pemerint
hiburan,
1. Sub Se
Caku
pegawai
Kabupate
Nila
dan gaji
perkiraan
perkiraan
realisasi
pembang
(
b. Rembang
lai tambah
aan merupa
s dasar berl
Grafik 4.15.
Jasa Peru
SEKTOR JA
ktor ini m
tahan dan h
serta jasa
ektor Jasa
upan sub
negeri sipi
en Rembang
i tambah su
rutin pegaw
n kompone
n penyusut
pengeluara
gunan.
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
(Juta Rupiah)
g, Tahun 20
h sektor le
akan penjum
laku maupu
Output Se
usahaan di K
ASA–JASA
mencakup
hankam, su
perorangan
Pemerinta
sektor jasa
l, TNI dan K
g.
ub sektor ja
wai pemerin
en upah d
an sebesar
an pemerin
Bank
12.467 16.0
20
011
embaga ke
mlahan nila
un atas das
ektor Lemb
Kabupaten
empat su
ub sektor ja
n dan rumah
ahan dan Ha
a pemerint
Kepolisian y
asa pemeri
ntah pusat
dan belanja
r 5 persen.
ntah yang b
LKBB
12.281 034
009 2
euangan, s
ai tambah k
ar harga ko
aga Keuang
Rembang T
ub sektor
asa sosial d
h tangga.
ankam.
tahan dan
yang benar
ntahan dan
dan daerah
a pembang
Data yang
berupa ang
Sewa ba
85.227
14.662
010 2
ewa bangu
ketiga subse
onstan 2000
gan, Sewa B
ahun 2009-
yaitu sub
dan kemasya
hankam a
-benar bek
hankam te
h serta TNI
gunan, dita
g dipakai di
garan rutin
ngunan Jasa
12.76
102.940
2011
unan dan
ektor terse
0.
Bangunan da
-2011
b sektor
yarakatan,
adalah selu
kerja di wila
erdiri dari u
dan kepolis
ambah den
idasarkan p
n dan angg
Perusahaan
60 15.727
53
jasa
ebut,
an
jasa
jasa
uruh
ayah
upah
sian,
ngan
pada
aran
7
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 54
Data upah gaji pegawai negeri sipil pusat dan pegawai propinsi serta
realisasi anggaran pembangunan pusat dan propinsi yang ada di Kabupaten
Rembang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan DPPKAD Kabupaten
Rembang.
Data upah gaji pegawai negeri sipil kabupaten dan realisasi anggaran
pembangunan kabupaten diperoleh dari laporan keuangan pemerintah
kabupaten (dari daftar K-2). Data upah gaji pegawai negeri sipil tingkat desa
dan realisasi anggaran pembangunan desa diperoleh dari laporan keuangan
pemerintah desa (daftar K-3).
Sebagaimana diketahui bahwa sektor Pemerintahan dan Hankam kurang
bersifat riil, dengan kata lain lebih banyak berupa pelayanan kepada
masyarakat, jaminan rasa aman, maka produksinya tidak dapat
dihitung sehingga untuk memperoleh nilai produksi sektor ini memakai
pendekatan pendapatan (income aproach). Cara menghitung sektor ini,
khususnya dalam memperoleh gaji/upah seluruh pegawai, yaitu dengan
menghitung upah dan gaji seluruh pegawai dalam satu tahun kalender.
Sesuai dengan survei yang telah dilaksanakan bahwa penerimaan pegawai
secara neto diperoleh dengan menambahkan 5% dari semua biaya
pembangunan baik fisik maupun nonfisik ke dalam upah/gaji pegawai
tersebut.
Ruang lingkup sektor ini tidak mengikutsertakan kegiatan perusahaan-
perusahaan milik negara seperti Perum, PT Persero, Perusahaan Negara (PN)
dan yang sejenis karena kegiatan kegiatan lembaga ini telah tercakup dalam
sektor yang bersangkutan sesuai dengan lapangan usaha masing-masing.
Untuk mendapatkan nilai tambah bruto maka nilai tambah neto seperti
telah diuraikan pada halaman sebelumnya, perlu ditambah dengan
penyusutan yang besarnya diperkirakan sebesar 5% dari nilai tambah neto.
Untuk mendapatkan nilai tambah neto atas dasar harga konstan 2000,
diperoleh dengan cara ekstrapolasi dimana sebagai ekstrapolatornya adalah
jumlah pegawai pada tahun yang bersangkutan.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 55
2. Sub Sektor Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa pendidikan, jasa kesehatan dan
jasa sosial kemasyarakatan lainnya seperti palang merah, panti asuhan,
panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat, rumah ibadah dan
sejenisnya, terbatas yang dikelola oleh swasta saja. Kegiatan-kegiatan
sejenis yang dikelola oleh pemerintah tidak termasuk dalam sub sektor ini
(sudah dicakup dalam sektor Pemerintah dan Hankam).
Jasa pendidikan mencakup segala macam lembaga pendidikan swasta
mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.
Termasuk disini kursus-kursus, seperti kursus menjahit, menari, montir,
mengemudi dan lain sebagainya.
Jasa kesehatan mencakup segala macam lembaga kesehatan
swasta baik berbentuk rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik dan
sejenisnya. Termasuk disini pelayanan kesehatan atas usaha sendiri seperti
dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, psikater, bidan, tukang gigi,
dukun bayi dan sebagainya.
Output jasa pendidikan atas dasar harga berlaku dihitung dengan
pendekatan produksi yaitu perkalian antara indikator produksi (jumlah murid
swasta menurut jenjang pendidikan) dengan indikator harga (rata-rata
output per murid). Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh
berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.
Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar konstan 2000
dihitung berdasarkan metode deflasi dengan indek harga konsumen
kelompok pendidikan sebagai deflatornya.
3. Sub Sektor Jasa Hiburan dan Kebudayaan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini adalah seluruh kegiatan
perusahaan/lembaga swasta yang bergerak dalam jasa hiburan, rekreasi
dan kebudayaan, seperti pembuatan dan distribusi film, usaha pemutaran
film, penyiaran radio dan televisi, produksi dan pertunjukan sandiwara, tari,
musik, serta jasa rekreasi lainnya seperti gelanggang pacuan, sirkus, taman
hiburan dan klub malam. Juga termasuk disini penggubah lagu, penulis
buku, pembuatan lukisan dan sebagainya.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 56
Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung
berdasarkan laporan dari masing-masing kegiatan yang ada di Kabupaten
Rembang. Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
dihitung dengan menggunakan metode deflasi yaitu dengan menggunakan
Indeks Harga Konsumen sub kelompok rekreasi dan olah raga sebagai
deflatornya.
4. Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Sub sektor ini mencakup segala jenis kegiatan jasa yang pada umumnya
melayani perorangan dan rumah tangga, terdiri atas :
Jasa Perbengkelan/Reparasi kendaraan bermotor mencakup perbaikan
kecil-kecilan dari kendaraan roda dua, tiga dan empat seperti mobil
pribadi, mobil umum, bemo, sepeda motor dan sebagainya.
Jasa Reparasi Lainnya seperti perbaikan/reparasi jam, TV, lemari es,
mesin jahit, sepeda dan barang-barang rumah tangga lainnya.
Jasa Pembantu Rumah Tangga termasuk koki, tukang kebun, penjaga
malam pengasuh bayi dan anak dsb.
Jasa perorangan lainnya seperti tukang binatu, pemangkas rambut, tukang
jahit, tukang semir sepatu dan sandal, dan lain sebagainya.
Output dan nilai tambah bruto dilakukan dengan cara pendekatan
produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah barang/jasa yang
dihasilkan. Output dan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung
dengan menggunakan metode deflasi dengan Indeks Harga Konsumen
kelompok Aneka Barang dan Jasa sebagai deflatornya.
Nilai tambah sektor jasa-jasa merupakan penjumlahan dari nilai
tambah keempat sub sektor tersebut diatas.
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 57
BAB V
PENUTUP
Sebagai penutup dari publikasi ini dapat disampaikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Potensi utama dari perekonomian Kabupaten Rembang pada tahun 2011 ini
masih di dominasi oleh sektor pertanian yakni sebesar 44,75 persen dari
total PDRB sebesar 5,44 trilyun rupiah.
2. Hasil dari program pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun 2011
memberikan nilai tambah dengan mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar
4,4 persen.
3. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun, nilai PDRB Kabupaten Rembang atas
dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai 5,44 trilyun rupiah, naik
1,5 kali dari tahun 2007 (3,61 trilyun rupiah). Sedangkan menurut harga
konstan mencapai 2,38 trilyun rupiah pada tahun 2011, mengalami
kenaikan 1,2 kali dari tahun 2007 (1,99 trilyun rupiah).
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 58
LAMPIRAN TABEL POKOK PDRB KABUPATEN REMBANG
Tabel 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU, TAHUN 2009 - 2011 (JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 2.021.190,65 2.261.475,99 2.434.732,96 a. Tanaman Bahan Makanan 1.417.590,00 1.624.300,64 1.732.958,32 b. Tanaman Perkebunan 121.355,34 130.536,77 144.010,01 c. Peternakan 130.188,02 146.720,59 160.380,32 d. Kehutanan 73.304,58 76.691,11 81.282,94 e. Perikanan 278.752,72 283.226,88 316.101,372. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 82.903,78 87.414,89 91.071,97 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 82.903,78 87.414,89 91.071,973. INDUSTRI PENGOLAHAN 174.120,28 188.896,99 206.853,03 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 174.120,28 188.896,99 206.853,03 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 101.519,32 109.254,67 122.236,73 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 15.932,59 16.719,72 17.988,65 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 23.893,12 27.616,45 29.268,01 4. Kertas dan Barang Cetakan 1.433,95 1.657,41 1.756,53 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 26.008,00 27.857,28 29.308,67 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 5.333,30 5.791,45 6.294,454. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 17.489,68 20.339,94 24.423,58 a. Listrik 15.110,32 17.736,99 21.674,74 b. Gas - - - c. Air Bersih 2.379,36 2.602,95 2.748,845. BANGUNAN 402.573,46 452.464,07 502.571,816. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 774.277,91 851.112,20 945.299,76 a. Perdagangan Besar dan Eceran 591.160,33 653.289,75 724.505,06 b. Hotel 1.547,47 1.651,35 1.817,32 c. Restoran 181.570,11 196.171,10 218.977,387. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 253.421,00 278.101,31 300.131,51 a. Angkutan 236.489,63 257.999,20 277.918,48 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 232.808,48 254.036,46 273.538,68 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 3.681,15 3.962,74 4.379,80 b. Komunikasi 16.931,36 20.102,11 22.213,03 1. Pos dan Telekomunikasi 16.931,36 20.102,11 22.213,03 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 103.008,45 114.070,20 125.292,97 a. Bank 9.908,50 11.278,00 12.744,14 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 10.302,91 11.200,16 12.299,66 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 72.877,93 80.640,33 88.023,86 e. Jasa Perusahaan 9.919,12 10.951,71 12.225,319. JASA-JASA 625.496,14 715.903,35 809.791,84 a. Pemerintahan Umum 568.011,23 652.974,26 739.794,32 b. Swasta 57.484,90 62.929,10 69.997,53 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 46.693,62 50.943,29 57.015,53 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 564,51 615,40 686,32 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 10.226,76 11.370,40 12.295,68
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4.454.481,36 4.969.778,94 5.440.169,44
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 59
Tabel 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000, TAHUN 2009 - 2011 (JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 1.007.820,18 1.041.093,96 1.067.912,90 a. Tanaman Bahan Makanan 724.150,38 754.213,81 770.417,69 b. Tanaman Perkebunan 53.364,56 55.709,40 56.382,37 c. Peternakan 71.987,60 76.591,60 80.164,41 d. Kehutanan 35.682,20 35.600,14 35.693,68 e. Perikanan 122.635,44 118.979,01 125.254,752. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 45.880,56 46.868,19 45.179,47 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 45.880,56 46.868,19 45.179,473. INDUSTRI PENGOLAHAN 86.908,28 89.829,79 95.039,15 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 86.908,28 89.829,79 95.039,15 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 52.887,79 54.449,09 58.603,48 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 7.898,08 8.010,79 8.315,22 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 10.070,50 10.834,25 11.027,62 4. Kertas dan Barang Cetakan 604,38 692,62 728,15 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 12.712,22 12.990,93 13.366,80 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 2.735,29 2.852,12 2.997,884. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 9.279,48 10.258,39 11.327,89 a. Listrik 8.273,09 9.214,33 10.291,62 b. Gas - - - c. Air Bersih 1.006,40 1.044,06 1.036,275. BANGUNAN 185.133,88 199.356,98 214.875,366. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 371.205,25 383.594,88 397.761,78 a. Perdagangan Besar dan Eceran 286.789,95 295.531,14 303.567,12 b. Hotel 705,31 728,52 775,88 c. Restoran 83.709,99 87.335,21 93.418,787. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 116.130,25 122.336,89 129.402,24 a. Angkutan 108.282,72 113.674,35 119.844,03 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 106.299,29 111.630,65 117.681,72 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 1.983,43 2.043,70 2.162,31 b. Komunikasi 7.847,53 8.662,54 9.558,21 1. Pos dan Telekomunikasi 7.847,53 8.662,54 9.558,21 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 50.876,32 53.818,41 57.130,28 a. Bank 4.641,95 4.946,80 5.441,07 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 4.795,93 5.006,16 5.289,93 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 36.438,80 38.577,37 40.748,55 e. Jasa Perusahaan 4.999,63 5.288,08 5.650,739. JASA-JASA 313.502,30 336.808,22 365.830,16 a. Pemerintahan Umum 284.612,79 306.332,23 332.961,88 b. Swasta 28.889,51 30.475,99 32.868,28 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 23.346,44 24.592,18 26.763,01 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 295,25 315,01 334,47 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 5.247,82 5.568,80 5.770,80
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2.186.736,49 2.283.965,70 2.384.459,23
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 60
Tabel 3. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU, TAHUN 2009 - 2011 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 45,37 45,50 44,75 a. Tanaman Bahan Makanan 31,82 32,68 31,85 b. Tanaman Perkebunan 2,72 2,63 2,65 c. Peternakan 2,92 2,95 2,95 d. Kehutanan 1,65 1,54 1,49 e. Perikanan 6,26 5,70 5,812. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1,86 1,76 1,67 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 1,86 1,76 1,673. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,91 3,80 3,80 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 3,91 3,80 3,80 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2,28 2,20 2,25 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0,36 0,34 0,33 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 0,54 0,56 0,54 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,03 0,03 0,03 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 0,58 0,56 0,54 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 0,12 0,12 0,124. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,39 0,41 0,45 a. Listrik 0,34 0,36 0,40 b. Gas - - - c. Air Bersih 0,05 0,05 0,055. BANGUNAN 9,04 9,10 9,246. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 17,38 17,13 17,38 a. Perdagangan Besar dan Eceran 13,27 13,15 13,32 b. Hotel 0,03 0,03 0,03 c. Restoran 4,08 3,95 4,037. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,69 5,60 5,52 a. Angkutan 5,31 5,19 5,11 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 5,23 5,11 5,03 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,08 0,08 0,08 b. Komunikasi 0,38 0,40 0,41 1. Pos dan Telekomunikasi 0,38 0,40 0,41 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 2,31 2,30 2,30 a. Bank 0,22 0,23 0,23 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,23 0,23 0,23 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 1,64 1,62 1,62 e. Jasa Perusahaan 0,22 0,22 0,229. JASA-JASA 14,04 14,41 14,89 a. Pemerintahan Umum 12,75 13,14 13,60 b. Swasta 1,29 1,27 1,29 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 1,05 1,03 1,05 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 0,01 0,01 0,01 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 0,23 0,23 0,23
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 100,00
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 61
Tabel 4. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000, TAHUN 2009 - 2011 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 46,09 45,58 44,79 a. Tanaman Bahan Makanan 33,12 33,02 32,31 b. Tanaman Perkebunan 2,44 2,44 2,36 c. Peternakan 3,29 3,35 3,36 d. Kehutanan 1,63 1,56 1,50 e. Perikanan 5,61 5,21 5,252. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,10 2,05 1,89 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 2,10 2,05 1,893. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,97 3,93 3,99 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 3,97 3,93 3,99 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2,42 2,38 2,46 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0,36 0,35 0,35 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 0,46 0,47 0,46 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,03 0,03 0,03 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 0,58 0,57 0,56 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 0,13 0,12 0,134. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,42 0,45 0,48 a. Listrik 0,38 0,40 0,43 b. Gas - - - c. Air Bersih 0,05 0,05 0,045. BANGUNAN 8,47 8,73 9,016. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 16,98 16,80 16,68 a. Perdagangan Besar dan Eceran 13,11 12,94 12,73 b. Hotel 0,03 0,03 0,03 c. Restoran 3,83 3,82 3,927. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,31 5,36 5,43 a. Angkutan 4,95 4,98 5,03 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 4,86 4,89 4,94 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,09 0,09 0,09 b. Komunikasi 0,36 0,38 0,40 1. Pos dan Telekomunikasi 0,36 0,38 0,40 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 2,33 2,36 2,40 a. Bank 0,21 0,22 0,23 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,22 0,22 0,22 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 1,67 1,69 1,71 e. Jasa Perusahaan 0,23 0,23 0,249. JASA-JASA 14,34 14,75 15,34 a. Pemerintahan Umum 13,02 13,41 13,96 b. Swasta 1,32 1,33 1,38 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 1,07 1,08 1,12 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 0,01 0,01 0,01 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 0,24 0,24 0,24
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 100,00
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 62
Tabel 5. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU, TAHUN 2009 - 2011 ( Tahun 2000 = 100,00 )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 108,59 111,89 107,66 a. Tanaman Bahan Makanan 109,08 114,58 106,69 b. Tanaman Perkebunan 110,45 107,57 110,32 c. Peternakan 111,01 112,70 109,31 d. Kehutanan 103,01 104,62 105,99 e. Perikanan 105,81 101,61 111,612. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 108,19 105,44 104,18 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 108,19 105,44 104,183. INDUSTRI PENGOLAHAN 107,16 108,49 109,51 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 107,16 108,49 109,51 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 105,19 107,62 111,88 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 108,25 104,94 107,59 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 110,99 115,58 105,98 4. Kertas dan Barang Cetakan 110,99 115,58 105,98 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 110,82 107,11 105,21 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 107,31 108,59 108,694. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 110,64 116,30 120,08 a. Listrik 110,14 117,38 122,20 b. Gas - - - c. Air Bersih 113,97 109,40 105,605. BANGUNAN 113,50 112,39 111,076. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 109,56 109,92 111,07 a. Perdagangan Besar dan Eceran 109,09 110,51 110,90 b. Hotel 108,34 106,71 110,05 c. Restoran 111,15 108,04 111,637. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 110,52 109,74 107,92 a. Angkutan 109,85 109,10 107,72 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 109,85 109,12 107,68 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 110,16 107,65 110,52 b. Komunikasi 120,73 118,73 110,50 1. Pos dan Telekomunikasi 120,73 118,73 110,50 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 110,20 110,74 109,84 a. Bank 112,49 113,82 113,00 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 109,17 108,71 109,82 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 110,11 110,65 109,16 e. Jasa Perusahaan 109,76 110,41 111,639. JASA-JASA 110,95 114,45 113,11 a. Pemerintahan Umum 111,34 114,96 113,30 b. Swasta 107,19 109,47 111,23 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 106,93 109,10 111,92 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 110,58 109,01 111,52 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 108,16 111,18 108,14
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 109,60 111,57 109,47
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 63
Tabel 6. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000, TAHUN 2009 - 2011 ( TAHUN 2000 = 100,00 )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 103,09 103,30 102,58 a. Tanaman Bahan Makanan 103,62 104,15 102,15 b. Tanaman Perkebunan 103,52 104,39 101,21 c. Peternakan 104,42 106,40 104,66 d. Kehutanan 98,66 99,77 100,26 e. Perikanan 100,45 97,02 105,272. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 104,52 102,15 96,40 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 104,52 102,15 96,403. INDUSTRI PENGOLAHAN 102,69 103,36 105,80 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 102,69 103,36 105,80 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 102,48 102,95 107,63 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 101,68 101,43 103,80 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 103,15 107,58 101,78 4. Kertas dan Barang Cetakan 103,15 114,60 105,13 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 103,43 102,19 102,89 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 104,46 104,27 105,114. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 106,24 110,55 110,43 a. Listrik 106,78 111,38 111,69 b. Gas - - - c. Air Bersih 102,03 103,74 99,255. BANGUNAN 108,16 107,68 107,786. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 104,25 103,34 103,69 a. Perdagangan Besar dan Eceran 104,48 103,05 102,72 b. Hotel 101,96 103,29 106,50 c. Restoran 103,47 104,33 106,977. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 103,74 105,34 105,78 a. Angkutan 103,28 104,98 105,43 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 103,21 105,02 105,42 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 106,86 103,04 105,80 b. Komunikasi 110,48 110,39 110,34 1. Pos dan Telekomunikasi 110,48 110,39 110,34 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - 0,008. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 105,52 105,78 106,15 a. Bank 109,12 106,57 109,99 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 102,26 104,38 105,67 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 105,72 105,87 105,63 e. Jasa Perusahaan 104,05 105,77 106,869. JASA-JASA 107,68 107,43 108,62 a. Pemerintahan Umum 108,00 107,63 108,69 b. Swasta 104,61 105,49 107,85 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 104,35 105,34 108,83 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 106,52 106,69 106,18 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 105,67 106,12 103,63
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 104,46 104,45 104,40
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 64
Tabel 7. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU, TAHUN 2009 - 2011 ( TAHUN 2000 = 100,00 )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 263,89 295,26 317,88 a. Tanaman Bahan Makanan 263,86 302,33 322,56 b. Tanaman Perkebunan 277,98 299,02 329,88 c. Peternakan 252,77 284,86 311,39 d. Kehutanan 177,87 186,09 197,23 e. Perikanan 301,99 306,84 342,452. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 320,61 338,05 352,20 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 320,61 338,05 352,203. INDUSTRI PENGOLAHAN 303,50 329,26 360,56 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 303,50 329,26 360,56 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 310,04 333,66 373,31 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 270,98 284,36 305,94 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 339,05 391,88 415,32 4. Kertas dan Barang Cetakan 431,83 499,13 528,98 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 277,79 297,55 313,05 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 265,99 288,84 313,934. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 296,82 345,19 414,49 a. Listrik 299,68 351,77 429,87 b. Gas - - - c. Air Bersih 279,85 306,15 323,315. BANGUNAN 371,93 418,02 464,326. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 327,78 360,31 400,18 a. Perdagangan Besar dan Eceran 324,34 358,43 397,50 b. Hotel 264,90 282,69 311,10 c. Restoran 340,24 367,60 410,337. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 336,37 369,13 398,37 a. Angkutan 331,18 361,30 389,20 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 332,10 362,38 390,20 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 281,86 303,42 335,36 b. Komunikasi 430,72 511,38 565,08 1. Pos dan Telekomunikasi 430,72 511,38 565,08 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 271,09 300,21 329,74 a. Bank 331,23 377,01 426,02 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 287,63 312,68 343,37 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 264,37 292,53 319,31 e. Jasa Perusahaan 257,17 283,94 316,969. JASA-JASA 308,96 353,61 399,99 a. Pemerintahan Umum 309,83 356,18 403,53 b. Swasta 300,60 329,07 366,03 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 303,83 331,48 370,99 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 278,63 303,75 338,76 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 287,87 320,06 346,11
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 293,97 327,97 359,02
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 65
Tabel 8. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000, TAHUN 2009 - 2011 ( TAHUN 2000 = 100,00 )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 131,58 135,93 139,43 a. Tanaman Bahan Makanan 134,79 140,38 143,40 b. Tanaman Perkebunan 122,24 127,61 129,15 c. Peternakan 139,77 148,71 155,64 d. Kehutanan 86,58 86,38 86,61 e. Perikanan 132,86 128,90 135,702. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 177,43 181,25 174,72 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 177,43 181,25 174,723. INDUSTRI PENGOLAHAN 151,49 156,58 165,66 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 151,49 156,58 165,66 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 161,52 166,29 178,97 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 134,33 136,24 141,42 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 143,20 154,06 156,81 4. Kertas dan Barang Cetakan 174,26 199,71 209,95 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 135,78 138,76 142,77 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 136,42 142,25 149,524. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 157,48 174,09 192,24 a. Listrik 164,08 182,74 204,11 b. Gas - - - c. Air Bersih 118,37 122,80 121,885. BANGUNAN 171,04 184,18 198,526. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 157,15 162,39 168,39 a. Perdagangan Besar dan Eceran 157,35 162,14 166,55 b. Hotel 120,74 124,71 132,82 c. Restoran 156,86 163,65 175,057. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 154,14 162,38 171,76 a. Angkutan 151,64 159,19 167,83 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 151,63 159,24 167,87 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 151,87 156,48 165,57 b. Komunikasi 199,63 220,37 243,15 1. Pos dan Telekomunikasi 199,63 220,37 243,15 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 133,89 141,64 150,35 a. Bank 155,17 165,36 181,89 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 133,89 139,76 147,68 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 132,18 139,94 147,82 e. Jasa Perusahaan 129,62 137,10 146,509. JASA-JASA 154,85 166,36 180,70 a. Pemerintahan Umum 155,25 167,09 181,62 b. Swasta 151,07 159,36 171,87 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 151,91 160,02 174,14 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 145,73 155,48 165,09 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 147,72 156,75 162,44
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 144,31 150,73 157,36
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 66
Tabel 9. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU, TAHUN 2009 - 2011 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 8,59 11,89 7,66 a. Tanaman Bahan Makanan 9,08 14,58 6,69 b. Tanaman Perkebunan 10,45 7,57 10,32 c. Peternakan 11,01 12,70 9,31 d. Kehutanan 3,01 4,62 5,99 e. Perikanan 5,81 1,61 11,612. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 8,19 5,44 4,18 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 8,19 5,44 4,183. INDUSTRI PENGOLAHAN 7,16 8,49 9,51 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 7,16 8,49 9,51 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 5,19 7,62 11,88 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 8,25 4,94 7,59 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 10,99 15,58 5,98 4. Kertas dan Barang Cetakan 10,99 15,58 5,98 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 10,82 7,11 5,21 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 7,31 8,59 8,694. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 10,64 16,30 20,08 a. Listrik 10,14 17,38 22,20 b. Gas - - - c. Air Bersih 13,97 9,40 5,605. BANGUNAN 13,50 12,39 11,076. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 9,56 9,92 11,07 a. Perdagangan Besar dan Eceran 9,09 10,51 10,90 b. Hotel 8,34 6,71 10,05 c. Restoran 11,15 8,04 11,637. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 10,52 9,74 7,92 a. Angkutan 9,85 9,10 7,72 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 9,85 9,12 7,68 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 10,16 7,65 10,52 b. Komunikasi 20,73 18,73 10,50 1. Pos dan Telekomunikasi 20,73 18,73 10,50 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 10,20 10,74 9,84 a. Bank 12,49 13,82 13,00 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 9,17 8,71 9,82 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 10,11 10,65 9,16 e. Jasa Perusahaan 9,76 10,41 11,639. JASA-JASA 10,95 14,45 13,11 a. Pemerintahan Umum 11,34 14,96 13,30 b. Swasta 7,19 9,47 11,23 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 6,93 9,10 11,92 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 10,58 9,01 11,52 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 8,16 11,18 8,14
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 9,60 11,57 9,47
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 67
Tabel 10. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000, TAHUN 2009 - 2011 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 3,09 3,30 2,58 a. Tanaman Bahan Makanan 3,62 4,15 2,15 b. Tanaman Perkebunan 3,52 4,39 1,21 c. Peternakan 4,42 6,40 4,66 d. Kehutanan -1,34 -0,23 0,26 e. Perikanan 0,45 -2,98 5,272. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 4,52 2,15 -3,60 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 4,52 2,15 -3,603. INDUSTRI PENGOLAHAN 2,69 3,36 5,80 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 2,69 3,36 5,80 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2,48 2,95 7,63 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 1,68 1,43 3,80 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 3,15 7,58 1,78 4. Kertas dan Barang Cetakan 3,15 14,60 5,13 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 3,43 2,19 2,89 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 4,46 4,27 5,114. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 6,24 10,55 10,43 a. Listrik 6,78 11,38 11,69 b. Gas - - - c. Air Bersih 2,03 3,74 -0,755. BANGUNAN 8,16 7,68 7,786. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 4,25 3,34 3,69 a. Perdagangan Besar dan Eceran 4,48 3,05 2,72 b. Hotel 1,96 3,29 6,50 c. Restoran 3,47 4,33 6,977. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 3,74 5,34 5,78 a. Angkutan 3,28 4,98 5,43 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 3,21 5,02 5,42 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 6,86 3,04 5,80 b. Komunikasi 10,48 10,39 10,34 1. Pos dan Telekomunikasi 10,48 10,39 10,34 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 5,52 5,78 6,15 a. Bank 9,12 6,57 9,99 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 2,26 4,38 5,67 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 5,72 5,87 5,63 e. Jasa Perusahaan 4,05 5,77 6,869. JASA-JASA 7,68 7,43 8,62 a. Pemerintahan Umum 8,00 7,63 8,69 b. Swasta 4,61 5,49 7,85 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 4,35 5,34 8,83 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 6,52 6,69 6,18 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 5,67 6,12 3,63
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,46 4,45 4,40
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 68
Tabel 11. INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN REMBANG TAHUN 2009 - 2011 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 200,55 217,22 227,99 a. Tanaman Bahan Makanan 195,76 215,36 228,15 b. Tanaman Perkebunan 227,41 234,32 243,08 c. Peternakan 180,85 191,56 199,59 d. Kehutanan 205,44 215,42 229,93 e. Perikanan 227,30 238,05 256,162. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 180,69 186,51 201,58 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 180,69 186,51 192,313. INDUSTRI PENGOLAHAN 200,35 210,28 217,65 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 200,35 210,28 217,65 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 191,95 200,65 209,33 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 201,73 208,72 220,63 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 237,26 254,90 275,73 4. Kertas dan Barang Cetakan 237,26 239,30 239,30 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 204,59 214,44 227,96 7. Logam Dasar Besi & Baja - - - 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - - 9. Barang Lainnya 194,98 203,06 212,304. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 188,48 198,28 215,61 a. Listrik 182,64 192,49 201,49 b. Gas - - - c. Air Bersih 236,42 249,31 271,585. BANGUNAN 217,45 226,96 239,396. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 208,58 221,88 237,65 a. Perdagangan Besar dan Eceran 206,13 221,06 226,17 b. Hotel 219,40 226,67 236,36 c. Restoran 216,90 224,62 237,627. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 218,22 227,32 231,94 a. Angkutan 218,40 226,96 231,90 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 219,01 227,57 240,77 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 185,60 193,90 198,91 b. Komunikasi 215,75 232,06 232,40 1. Pos dan Telekomunikasi 215,75 232,06 248,53 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 202,47 211,95 219,31 a. Bank 213,46 227,99 240,49 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 214,83 223,73 234,76 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 200,00 209,04 216,91 e. Jasa Perusahaan 198,40 207,10 216,849. JASA-JASA 199,52 212,56 221,36 a. Pemerintahan Umum 199,57 213,16 227,99 b. Swasta 198,98 206,49 212,96 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 200,00 207,15 215,83 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 191,20 195,36 200,59 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 194,88 204,18 210,14
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 203,70 217,59 228,15
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 69
Tabel 12. INFLASI PDRB KABUPATEN REMBANG TAHUN 2009 - 2011 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. PERTANIAN 5,33 8,31 4,96 a. Tanaman Bahan Makanan 5,27 10,01 5,94 b. Tanaman Perkebunan 6,70 3,04 3,74 c. Peternakan 6,31 5,92 4,19 d. Kehutanan 4,41 4,86 6,73 e. Perikanan 5,34 4,73 7,612. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3,51 3,22 8,08 a. Pertambangan Migas - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - c. Penggalian 3,51 3,22 3,113. INDUSTRI PENGOLAHAN 4,36 4,96 3,50 a. Industri Migas - - - b. Industri Tanpa Migas 4,36 4,96 3,50 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2,65 4,53 4,32 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 6,46 3,46 5,71 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 7,60 7,44 8,17 4. Kertas dan Barang Cetakan 7,60 0,86 - 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet - - - 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 7,15 4,81 6,30 7. Logam Dasar Besi & Baja - - 0,00 8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya - - 0,00 9. Barang Lainnya 2,72 4,14 4,554. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 4,14 5,20 8,74 a. Listrik 3,14 5,39 4,67 b. Gas - - 0,00 c. Air Bersih 11,71 5,45 8,935. BANGUNAN 4,93 4,37 5,486. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 5,10 6,37 7,11 a. Perdagangan Besar dan Eceran 4,40 7,24 2,31 b. Hotel 6,26 3,31 4,27 c. Restoran 7,42 3,56 5,797. ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6,54 4,17 2,03 a. Angkutan 6,36 3,92 2,18 1. Angkutan Rel - - - 2. Angkutan Jalan Raya 6,43 3,91 5,80 3. Angkutan Sungai dan Danau - - - 4. Angkutan Penyeberangan - - - 5. Angkutan Udara - - - 6. Jasa Penunjang Angkutan 3,09 4,47 2,59 b. Komunikasi 9,28 7,56 0,15 1. Pos dan Telekomunikasi 9,28 7,56 7,10 2. Jasa Penunjang Telekomunikasi - - - 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 4,44 4,68 3,47 a. Bank 3,09 6,81 5,49 b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 6,76 4,14 4,93 c. Jasa Penunjang Keuangan - - - d. Sewa Bangunan 4,15 4,52 3,77 e. Jasa Perusahaan 5,48 4,39 4,709. JASA-JASA 3,03 6,53 4,14 a. Pemerintahan Umum 3,09 6,81 6,96 b. Swasta 2,46 3,77 3,14 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2,48 3,57 4,19 2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 3,81 2,18 2,67 3. Jasa Perorangan Dan Rumah Tangga 2,35 4,77 2,92
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,92 6,82 4,85
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 70
Tabel 13. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU, TAHUN 2009 - 2011
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
PDRB KABUPATEN REMBANG (Jutaan Rupiah) 4.454.481,36 4.969.778,94 5.440.169,44
PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (Jiwa) 589.079 591.679 592.182
PDRB PER KAPITA (Rupiah) 7.561.772,45 8.399.451,29 9.186.651,14
Tabel 14. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA KABUPATEN REMBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000, TAHUN 2009 - 2011
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
PDRB KABUPATEN REMBANG (Jutaan Rupiah) 2.186.736,49 2.283.965,70 2.384.459,23
PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN (Jiwa) 589.079 591.679 592.182
PDRB PER KAPITA (Rupiah) 3.712.127,73 3.860.143,25 4.026.564,86
PDRB Kab. Rembang, Tahun 2011 71
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN REMBANG
Jl. Pemuda Km. 1 Telp./Fax. (0295) 691040 Rembang
e-mail : bps3317@bps.co.id
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN REMBANG
Jl. Pemuda Km. 1 Telp./Fax. (0295) 691040 Rembang
e-mail : bps3317@bps.co.id
DATAMENCERDASKAN BANGSA
Recommended