View
401
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
1. Pedang dalam Islam
Pedang adalah sebuah senjata tajam yang terbuat dari material logam yang
benbentuk bilah panjang. Pedang sendiri sangat berperan penting dalam
penyebaran agama Islam pada jaman dahulu karena pedang adalah senjata
utama balatentara muslim dalam berperang.
Islam sendiri oleh orang-orang Barat seringkali disebut sebagai agama
pedang. Sebutan ini dilatarbelakangi oleh poses penyebaran agama Islam ke
daerah belahan bumi barat yang menggunakan jalan peperangan.
Pedang kaum muslimin terkenal akan ketajamannya dan keindahannya.
Pedang kaum muslimin pada umumnya berbentuk melengkung layaknya bulan
sabit dan beberapa diantaranya dihiasi oleh ukiran kaligrafi arab. Contohnya
adalah Pedang Zulfikar yang merupakan pedang Ali bin Abi Thalib atas
pemberian Nabi Muhammad SAW.
Gambar 1 Pedang Zulfikar
Akan tetapi ada satu pedang ummat islam yang amat legendaris karena
ketajamannya dan kekuatannya. Pedang tersebut adalah pedang Damaskus
yang merupakan pedang di zaman Perang Salib. Pedang inilah yang disebut-
sebut sebagai pedang yang paling tajam yang pernah dibuat hingga saat ini.
Konon pedang ini dapat membelah sutera yang dijatuhkan ke atasnya.
2. Sejarah Pedang Damaskus
Gambar 2 Pedang Damaskus
Pedang Damaskus adalah pedang yang amat populer baik di kalangan
kaum muslim maupun non muslim. Pedang ini diproduksi dari tahun 1100
hingga tahun 1750. Ada banyak versi mengenai asal mula nama dari pedang
Damaskus.
Versi pertama mengatakan bahwa nama Damaskus diambil dari nama
kota di mana pedang tersebut diproduksi yaitu kota Damaskus di Syria.
Versi kedua mengatakan nama Damaskus berasal dari kata damas
dalam bahasa arab yang berarti air karena pada pedang Damaskus
terdapat pola air (watermark) yang amat indah dan tidak dimiliki oleh
pedang-pedang eropa.
Gambar 2 watermark pada pedang Damaskus
Pedang Damaskus itu sendiri dikenal sebagai pedang yang digunakan oleh
Salahuddin al Ayyubi, seorang sultan Mesir-Syria sekaligus panglima perang
yang dapat merebut kembali Jerussalem dari tangan bangsa nasrani melalui
perang Hattin.
Gambar 3 Salahuddin al Ayyubi
Pedang ini adalah pedang yang mampu membuat gentar pasukan salib
karena konon pedang Damaskus ini dapat dengan mudah menembus baju zirah
dan memotong tameng. Pedang ini juga dapat memotong batu tanpa kehilangan
ketajamannya.
Oleh karena ketajamannya yang luar biasa itu maka pada jaman perang
salib, banyak pandai besi (blacksmith) eropa yang mencoba membuat replika
bahan dari pedang Damaskus. Akan tetapi mereka selalu gagal untuk membuat
pedang yang ketajamannya dapat menyamai pedang Damskus karena pada
dasarnya pengrajin besi eropa tidak mengetahui secara pasti bahan baja dasar
dan proses pembuatan Pedang Damaskus. Hal itu dikarenakan baik teknik
pembuatan maupun bahan dasar pembuatan pedang Damaskus termasuk
sesuatu yang rahasia dan hanya diketahui oleh beberapa keuarga pandai di
Damaskus.
Pedang Damaskus sendiri tetap diproduksi oleh pandai besi muslimin
hingga tahun 1750 sampai akhirnya teknik pembuatan pedang Damaskus ini
hilang.
3. Material Pedang Damaskus
Material yang menjadi bahan dasar pambuatan pedang Damaskus pernah
menjadi sebuah misteri besar sedangkan teknik pembuatannya tetap menjadi
misteri hingga saat ini.
Material penyusun pedang Damaskus termasuk material yang unik karena
termasuk material superplastis, yaitu material yang dapat mengalami deformasi
tetap (plastis) hingga 1000% tanpa mengalami keretakan. Akan tetapi,
meskipun memiliki elastisitas yang luar biasa material dasar pedang Damaskus
juga termasuk material yang memiliki kekerasan yang tinggi.
Bahan baku pedang Damaskus ini dikenal sebagai baja Wootz. Baja ini
berasal dari daerah daerah India dan dieksport ke Syria untuk ditempa menjadi
pedang Damaskus. Baja wootz ini muncul pertama kali antara tahun 300 SM –
500 M. 1000 tahun lebih awal sebelum dunia barat dapat membuat baja dengan
kualitas yang baik. Baja wootz dikenal sebagai baja dengan kualitas terbaik
pertama yang pernah dibuat di dunia.
Baja adalah sebuah campuran antara besi dengan karbon. Untuk membuat
baja wootz, pengrajin di India melelehkan besi dan mencampurnya dengan
material yang mengandung karbon seperti batu bara, kayu atau daun. Hasil dari
produksi ini adalah potongan baja dalam bentuk seperti bola hoki yang
kemudian dikirim ke berbagai Negara termasuk Syria.
Baja wootz ini termasuk ke dalam high karbon steel (baja karbon tinggi)
dengan kandungan karbon 1.5%. Hal ini termasuk uni karena apabila
kandungan karbonnya mencapai 2 % maka baja yang dihasilkan akan terlalu
keras (brittle) sehingga mudah patah. Sedangkan apabila karbonnya hanya
berada di kisaran di bawah 1% maka baja yang dihasilkan akan terlalu lembek
sehingga mudah aus. Kandungan karbon yang berada di angka 1.5% ini
membuat pedang Damaskus yang dihasilkan dari baja wootz memiliki sifat
keuletan dan kekerasan yang baik.
Akan tetapi kandungan karbon yang pas saja ternyata tidak cukup untuk
membuat pedang Damaskus memiliki kekerasan dan kelentukan seperti pedang
Damaskus yang ada sekarang ini. Ternyata, pola air (watermark) yang ada pada
permukaan pedang Damaskus memiliki pengaruh pada sifat-sifat pedang
tersebut.
Pola air pada pedang Damaskus timbul selama proses penempaan baja
wootz menjadi pedang. Pola ini hampir mirip dengan pola yang terdapat pada
pedang Samurai (katana) buatan Jepang. Hanya saja, pola air pada pedang
Jepang timbul akibat lipatan baja dalam proses pembuatan pedang sedangkan
pada pedang Damaskus, pola air tersebut timbul akibat adanya pengotor dalam
material pedang tersebut.
Material pengotor yang terdapat pada pedang Damaskus adalah sulfur,
silikon, fosfor, mangan, dan vanadium. Vanadium merupakan material yang
memiliki pengaruh paling besar dalam timbulnya pola air pada pedang
Damaskus.
Dengan mengetahui komposisi bahan baku baja dan material pengotor Saat
ini para pandai besi sudah dapat membuat pedang yang memiliki pola air
seperti yang dimiliki oleh pedang Damaskus. Akan tetapi sifat keuletan dan
kekerasa dari pedang Damaskus yang asli tidak dapat diperoleh dengan adanya
material pengotor.
Hingga pada akhirnya melalui mikroskop elektron ditemukan bahwa pada
permukaan pedang Damaskus terdapat lapisan seperti kaca dan setelah diteliti
lagi, pada pedang Damaskus terdapat Carbon Nano Tube yang membungkus
Cementite Nano Wire.
Gambar 4 Carbon Nano Tube Gambar 5 Nano Wire dalam Nano Tube
Hal ini tentu sangat mengejutkan karena pedang yang berasal dari abad
pertengahan ternyata telah memiliki teknologi nano yang notabene baru
berkembang di akhir abad ke 20. Hal ini membuktikan bahwa para pandai besi
Damaskus telah mengetahui cara untuk memperlakukan baja Wootz hingga
akhirnya terbentuk struktur Carbon Nano Tube pada pedang Damaskus.
Carbon Nano Tube adalah struktur karbon heksagonal yang tersusun
hingga membentuk struktur silinder dengan diameter 4 nanotube. Material ini
adalah salah satu material terkuat. Material ini juga memiliki elastisitas yang
tinggi. Carbon Nano Tube beberapa lebih kuat dan jauh lebih ringan
dibandingkan kawat baja. Kekerasan yang amat tinggi dari permukaan Carbon
Nano Tube diyakini oleh para peneliti sebagai sebab pedang Damaskus
memilihi kekerasan yang tinggi.
Hingga saat ini para peneliti masih belum dapat mengetahui proses
pembuatan yang dilakukan oleh para pandai besi di Damaskus sehingga mereka
dapat membentuk struktur nano pada pedang Damaskus.
4. Pedang Damaskus saat ini
Sayangnya, kini sudah tidak ada lagi pandai besi yang mengetahui cara
pembuatan pedang Damaskus, karena pedang damaskus terakhir yang dibuat
oleh pandai besi Damaskus tercatat pada tahun 1750 M.
Ada yang beranggapan bahwa punahnya teknik pembuatan pedang
Damaskus dikarenakan habisnya bahan baku baja Wootz dari India yang
menyebabkan tidak adanya lagi baja dengan kualitas yang memupuni seperti
yang dimiliki baja Wootz pada zaman itu. Sehingga produksi pedang
Damaskus pun dihentikan. Tidak adanya produksi selama 200 tahun membuat
teknik pembuatan pedang Damaskus perlahan-lahan menghilang dari ingatan
pada generasi penerus pandai besi Damaskus.
Saat ini pedang Damaskus yang masih ada telah menjadi koleksi museum
di banyak Negara seperti Inggris, Swiss, dan negara-negara jazirah Arab.
Sedangkan pedang Salahuddin al Ayyubi sekarang menjadi koleksi pribadi
keluarga Shani dari Uni Emirat Arab. Pedang legendaris ini bernilai $555.000
atau sekitar 55 milyar rupiah.
Gambar 6 Pedang Salahuddin al Ayyubi
5. Kesimpulan dan Saran
Pedang Damaskus yang dikenal sebagai pedang paling kuat yang pernah
diciptakan oleh manusia hingga saat ini membuktikan bahwa kaum muslimin
pada zaman dahulu kala telah mengetahui cara pemrosesan material baja
dengan baik hingga terbentuk sifat-sifat kekuatan dan keuletan yang tinggi.
Proses pembuatan baja sebenarnya telah tertulis dalan Al Qur’an surat Al Kahfi
ayat 96
�ى �ون �ر� ء�ات ب د� لح�د�يد� ٱ ز� � لد� لد� لد� لد� لد� لد� لد� لد� لد� لد� لد� لد� ل �ى�� لد ت �ذ�ا ح� او�ى� إ �ين�ٱٱ س� ييييييييييييييب
يلص�د�ف�ين�ٱٱٱٱٱٱٱٱٱ يييييييييييي � ق�ال� ي ا� خ�و خ� �ى�� ٱن ت �ذ�ا ح� �ه� إ ع�ل �ار)اٱٱٱ ۥ ج� �ن �ى� ق�ال� ر �ون ء�ات
ر�غٱٱ �ف غ�أ �يه�ٱٱٱٱ غ� يييييييييييييع�ل �ق�طر)اٱٱ ي �ر (٩٦ )غ
(berilah aku potongan-potongan besi”. Hingga apabila besi itu telah sama
rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain : “Tiuplah
(api itu)”. Hingga apabila besi itu sudah mejadi (merah seperti) api, diapun
berkata : “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi
panas itu”)
Adanya Carbon Nano Tube pada pedang Damaskus menunjukkan bahwa
teknologi nano yang booming akhir-akhir ini sebenarnya telah mulai diketahui
oleh kaum muslimin sejak ratusan tahun yang lalu. Hal ini juga menunjukkan
bahwa ilmu material telah berkembang dengan pesat di dunia islam sejak
zaman dahulu.
Punahnya teknik pembuatan pedang Damaskus menunjukkan kurangnya
perhatian kaum muslimin terhadap warisan ilmu yang dimiliki oleh para
pendahulunya.
Oleh karena itu sebagai kaum muslimin yang hidup di zaman modern
dalah tugas kita untuk membuat nama islam kembali berkibar sebagai garis
depan dan kiblat perkembangan ilmu material seperti pada zaman pedang
Damaskus berjaya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang belayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) –nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala macam jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (al-Baqarah: 164)
Recommended