View
3.292
Download
3
Category
Preview:
DESCRIPTION
Citation preview
PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
Pendahuluan Pembangunan kesehatan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan, namun bila
dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara kondisi derajat kesehatan Indonesia masih relatif tertinggal
Dalam rangka pencapaian Indonesia Sehat (IS) 2010 serta kebijakan desentralisasi bidang kesehatan telah disusun Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/ Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju IS
2010 Nomor 1202/Menkes/SK/VII/2003 tentang Indikator IS 2010 dan Pedoman Penetapan
Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten Sehat Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indikator, antara lain Indikator IS, dan Indikator Kinerja dari SPM bidang Kesehatan
Indikator IS terdiri atas 50 indikator yang dapat digolongkan ke dalam: Indikator Derajat Kesehatan sebagai Hasil Akhir, yang terdiri atas indikator-indikator
untuk Mortalitas, Morbiditas, dan Status Gizi Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan,
Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Pelayanan
Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait
Indikator Kinerja SPM bidang kesehatan di Kabupaten/Kota terdiri atas 47 indikator kinerja dari 26 pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota, serta indikator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada kabupaten/kota tertentu
Pendahuluan
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM bidang Kesehatan
Buku ini sebagai pedoman penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, berisi indikator cara pengumpulan, pengolahan dan analisis serta penyajian mekanisme, penjadwalan, format data.
sehingga isi dan bentuk Profil Kesehatan Kabupaten/Kota menjadi selaras dengan Profil Kesehatan Provinsi dan Profil Kesehatan Indonesia serta mudah dikompilasi dan dikomparasikan
Tujuan
Tujuan umum Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini adalah sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk menyusun Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah: Tersedianya acuan mekanisme kerja pengumpulan,
pengolahan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Tersedianya acuan untuk analisis dan penyajian data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Tersedianya acuan tabel-tabel yang diperlukan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Tersedianya acuan penjadwalan kegiatan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Ruang Lingkup
Jenis Data/Informasi Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial
ekonomi Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data
kesakitan dan data status gizi Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat
Masyarakat, meliputi data air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum, dan data perilaku hidup sehat
Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfatan Rumah Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, data Pemberantasan Penyakit, data Pelayanan Kesehatan Gakin, data Penanggulangan KLB, dan data Pelayanan Kesehatan lainnya
Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data Sarana Kesehatan, data Tenaga Kesehatan, data Obat dan Perbekalan Kesehatan, serta data Pembiayaan Kesehatan
Data dari Sektor terkait lainnya
Ruang Lingkup
Sumber data Catatan Kegiatan Puskesmas baik kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung Catatan kegiatan rumah sakit yang berada di wilayah
Kabupaten/Kota tersebut Catatan kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas
Kesehatan termasuk UPT kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota tersebut termasuk GFK
Dokumen Kantor Statistik Kabupaten/Kota, Kantor BKKBN Kabupaten/Kota, Bappeda Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan, dan Kantor Pengolahan Data Elektronik Kabupaten/Kota
Dokumen hasil survei di Kabupaten/Kota, Survei Provinsi, atau Survei Nasional
Ruang Lingkup
Periode Data dan Jadwal Penyusunan Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah periode Januari s.d Desember tahun Profil Profil Kesehatan Kabupaten/Kota X Tahun 2004 berisi
data/informasi tahun 2004 Profil Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan sarana
menyusun rencana tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota tahun berikutnya, dan untuk memantau, mengevaluasi pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan Pelaksanaan SPM bidang Kesehatan Diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota telah
selesai disusun bulan April Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2004
diharapkan telah selesai disusun pada bulan April 2005
Jadwal Penyusunan
KegiatanKegiatan JanJan FebFeb MarMar AprApr MeiMei
Pengumpulan data dari Puskesmas Pengumpulan data dari Puskesmas dan Rumah Sakit dan Instansi dan Rumah Sakit dan Instansi terkaitterkait
Kompilasi/konfirmasi dan entry Kompilasi/konfirmasi dan entry data serta pemutakhiran datadata serta pemutakhiran data
Pengolahan, analisis, dan Pengolahan, analisis, dan penulisan, serta pembahasan draft penulisan, serta pembahasan draft awalawal
Finalisasi, Finalisasi, Penggandaan/PencetakanPenggandaan/Pencetakan
Distribusi ke Bupati, DPRD, Kantor-Distribusi ke Bupati, DPRD, Kantor-kantor Dinas Kab/Kota, RS, kantor Dinas Kab/Kota, RS, Puskesmas, Dinkes Prov, DepkesPuskesmas, Dinkes Prov, Depkes
Pengumpulan data
Data untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini dapat dikumpulkan secara pasif dan secara aktif Secara pasif: petugas pengelola data di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota menunggu laporan yang berasal dari Puskesmas, dari seksi-seksi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan laporan hasil kegiatan Program/ Proyek dan dari Rumah Sakit serta UPT di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tersebut
Secara aktif: petugas pengelola data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berupaya aktif mengumpulkan data ke Puskesmas, ke Rumah Sakit, ke Instansi Dinas Kabupaten/Kota terkait
Tingkat keberhasilan pengumpulan data secara aktif jauh lebih besar dibandingkan dengan pengumpulan data secara pasif
Ditinjau dari metode pengumpulan data, terdapat dua metode yaitu:(a) metode rutin(b) metode non-rutin
Pengumpulan data
Pengumpulan data metode rutin Dilakukan secara terus menerus yang merupakan kegiatan pengelolaan
data harian Dikumpulkan dari catatan kegiatan harian atau rekam medik pasien baik
yang berkunjung ke Puskesmas maupun Rumah Sakit serta catatan kegiatan pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas
Umumnya dilakukan oleh petugas unit kesehatan, namun demikian juga dapat dilakukan oleh kader kesehatan yang melakukan pencatatan kegiatan di Posyandu atau lainnya
Dapat dilakukan dengan periode waktu mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan
Pengumpulan data metode non rutin Adalah pengumpulan data sewaktu Dilakukan melalui survei, dengan lingkup Kabupaten/Kota, Propinsi atau
Nasional yang periodenya bisa tahunan, tiga tahunan atau lima tahunan
Pengumpulan data
Masing-masing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan Survei misalnya, membutuhkan biaya yang besar dan tidak
diulang dalam periode yang pendek sehingga sulit untuk menggambarkan tren
Sebaliknya catatan kegiatan rutin mampu menggambarkan tren dengan periode pendek misalnya bulanan, namun karena kualitas datanya sangat tergantung pelaksanaan pencatatan di masing-masing unit kerja maka gambaran tren tidak terpola dengan benar
Idealnya data rutin merupakan tulang punggung sumber data Di negara maju misalnya, vital registration merupakan catatan
yang sangat diandalkan untuk menghitung angka kelahiran, angka kematian dan angka harapan hidup, sedangkan medical record diandalkan untuk menghitung angka kesakitan
Dengan demikian perlu upaya mengembangkan vital registration dan medical record
Pengolahan dan analisis data Data yang telah dikumpulkan terebut, kemudian dientri ke dalam format tabel
profil yang telah disediakan Data pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis
Analisis Deskriptif adalah upaya menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata, angka minimum dan maksimum, misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi, kisaran cakupan imunisasi bayi
Analisis Komparatif adalah upaya menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur, misalnya perbandingan cakupan K4 antara Puskesmas A dengan Puskesmas B
Analisis Kecenderungan adalah upaya untuk menjelaskan data dengan membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang, misalnya kecenderungan jumlah penderita DBD selama lima tahun terakhir
Analisis Hubungan adalah upaya untuk menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel lainnya perlu suatu uji statistik
Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, khususnya epidemiologi
Bentuk sajian informasi, antara lain dalam bentuk teks, tabel, grafik, map atau kombinasinya
Contoh penyajian Bar Chart, yaitu sajian distribusi frekuensi yang
digambarkan dalam bentuk bar (balok)
JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN PUSKESMAS KELILING
DI KABUPATEN X TAHUN 2001 - 2004
35 36 36 37
9299 102 105
32 3036 36
0
20
40
60
80
100
120
2001 2002 2003 2004
Puskesmas Pustu Pusling
Sumber: …………..
Contoh penyajian Line Diagram, yaitu grafik yang berbentuk garis untuk
menggambarkan perkembangan atau perbandingan dua atau lebih hal/keadaan
JUMLAH PENDERITA TERSANGKA DBD PER BULAN DI KABUPATEN X TAHUN 2004
5
8
12
2120
12
6
89
7
32
0
5
10
15
20
25
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Sumber: …………..
Contoh penyajian Pie Diagram, yaitu grafik berbentuk lingkaran yang terbagi
ke dalam beberapa bagian untuk menggambarkan besarnya proporsi dari setiap bagian dari suatu keseluruhan
PROPORSI TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISDI KABUAPTEN X TAHUN 2004
11%
53%
6% 10%
1%
13%
6%
Medis
Perawat & Bidan
Farmasi
Gizi
Teknis Medis
Sanitasi
Kesmas
Sumber: …………..
Contoh penyajian Scatter Diagram, yaitu grafik yang berupa kumpulan titik-
titik yang berserak yang menyajikan sepasang pengamatan (data) dari suatu hal/keadaan untuk memperlihatkan ada/tidaknya hubungan antara keduanya
Berat badan dalam kg
80706050
Tin
gg
i ba
da
n d
ala
m c
m
190
180
170
160
150
140
HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN DAN BERAT BADANPENDUDUK DI KABUPATEN X TAHUN 2004
Contoh penyajian Pictogram, yaitu grafik yang berupa gambar bentuk-
bentuk nyata seperti gambar orang, gambar tempat tidur, dan lain-lain
Jumlah penduduk
1995
1990
1980
1971
Tahun
118,367 Juta
146,776 Juta
179,247 Juta
194,754 Juta
JUMLAH PENDUDUK INDONESIATAHUN 1971, 1980, 1990, DAN 1995
Contoh penyajian
Peta, yaitu grafik yang diwujudkan dalam bentuk peta suatu wilayah di mana bagian-bagiannya menunjukkan distribusi frekuensi
PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMPUNYAI AKSES AIR BERSIHPROVINSI BALI, TAHUN 1999
Sumber: Kantor Statistik Provinsi Bali
Sistematika penyajian
Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil
Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.Bab-2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan
Bab-3 : Program Kesehatan Kabupaten/Kota Bab ini berisi uraian tentang program pokok yang
direncanakan oleh Kabupaten/Kota untuk menuju Kabupaten/Kota Sehat. Untuk masing-masing program dijelaskan tujuan, sasaran, dan target yang hendak dicapai di tahun yang bersangkutan. Pada bab ini dibahas pula uraian upaya/kegiatan yang dilakukan di tahun tersebut untuk mencapai target
Sistematika penyajian
Bab-4 : Pencapaian Program Kesehatan menuju Kabupaten/Kota Sehat
Bab ini menguraikan tentang apa saja yang telah dicapai selama satu tahun, kemudian dibandingkan dengan target indikator yang telah ditetapkan baik dalam indikator Kabupaten/Kota Sehat maupun indikator kinerja SPM bidang kesehatan. Maka sajian bab ini mencakup informasi tentang pencapaian kabupaten kota sehat serta hasil pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan, antara lain meliputi gambaran tentang derajat kesehatan, keadaan lingkungan, keadaan perilaku masyarakat, upaya kesehatan dan manajemen kesehatan
Bab-5 : Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya menuju Kabupaten/Kota Sehat
Sistematika penyajian
Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel data bagian I dan II berisi
Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Stnadar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
Penyajian Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak
(berupa buku) atau dalam bentuk lain (disket, cd-rom, tampilan di situs internet, dan lain-lain
Distribusi profil kesehatan
Bupati/Walikota DPRD Kabupaten/Kota Instansi tingkat Kabupaten/Kota termasuk
Bappeda Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya termasuk
GFK Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Dinas Kesehatan Propinsi Departemen Kesehatan c.q Pusat Data dan
Informasi LSM Kesehatan di Kabupaten/Kota
Pengertian kabupaten/kota sehat Sejalan dengan pengertian Indonesia Sehat, Kabupaten/Kota
Sehat adalah Kabupaten/Kota yang penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, mampu menyediakan, memilih, mendapatkan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi
Selaras dengan Misi Pembangunan Nasional di bidang Kesehatan, maka Kabupaten/kota perlu menetapkan Misi Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota yang dg. upaya: Menggerakkan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota yang
berwawasan kesehatan Mendorong kemandirian masyarakat Kabupaten/Kota untuk
hidup sehat Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau oleh seluruh masyarakat Kabupaten/Kota
Meningkatkan kesehatan lingkungan dalam Kabupaten/Kota
Indikator IS 2010
MORTALITAS Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran HidupMORBIDITAS Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap
Penduduk Berisiko) Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) Pada Anak
Usia <15 Tahun per-100.000 Anak Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
per-100.000 Penduduk
Indikator IS 2010
STATUS GIZI Persentase Balita Dengan Gizi Buruk Persentase Kecamatan Bebas Rawan GiziKEADAAN LINGKUNGAN Persentase Rumah Sehat Persentase Tempat-tempat Umum SehatPERILAKU HIDUP MASYARAKAT Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Persentase Posyandu Purnama & Mandiri
Indikator IS 2010
AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN Persentase Penduduk Memanfaatkan Puskesmas Persentase Penduduk Memanfaatkan Rumah
Sakit Persentase Sarana Kesehatan Dengan
Kemampuan Laboratorium Kesehatan Persentase Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan
4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar Persentase Obat Generik Berlogo Dalam
Persediaan
Indikator IS 2010
PELAYANAN KESEHATAN Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Persentase Desa Yang Mencapai “Universal Child
Immunization” (UCI) Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa
(KLB) Yang Ditangani <24 jam Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah Yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Persentase Pekerja Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Kerja
Persentase Keluarga Miskin Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan
Indikator IS 2010
SUMBERDAYA KESEHATAN Rasio Dokter Per-100.000 Penduduk Rasio Dokter Spesialis Per-100.000 Penduduk Rasio Dokter Keluarga 1.000 Keluarga Rasio Dokter Gigi Per-100.000 Penduduk Rasio Apoteker Per-100.000 Penduduk Rasio Bidan Per-100.000 Penduduk Rasio Perawat Per-100.000 Penduduk Rasio Ahli Gizi Per-100.000 Penduduk Rasio Ahli Sanitasi Per-100.000 Penduduk Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat Per-100.000 Penduduk Persentase Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPKM) Persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD Kabupaten/Kota Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah per-Kapita per-tahun
(ribuan rupiah)
Indikator IS 2010
LINTAS SEKTOR Persentase Keluarga Yang Memiliki Akses Terhadap Air
Bersih Persentase Pasangan Usia Subur Yang Menjadi Akseptor
Keluarga Berencana Angka Kecelakaan Lalu-lintas per-100.000 penduduk Persentase Penduduk Yang Melek Huruf
Indikator Kinerja SPM Kab/Kotaa. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Cakupan kunjungan bumil K4 Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan Cakupan bumil risti dirujuk Cakupan kunjungan neonatus Cakupan kunjungan bayi Cakupan penanganan BBLR
b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah Cakupan tumbang anak balita & anak prasekolah Cakupan pemeriksaan siswa SD Cakupan pelayanan kesehatan remaja
c. Pelayanan Keluarga Berencana Cakupan peserta KB aktif
Indikator Kinerja SPM Kab/Kotad. Pelayanan Imunisasi Desa/kelurahan UCI
e. Pelayanan Pengobatan/Perawatan Cakupan rawat jalan Cakupan rawat inap
f. Pelayanan Kesehatan Jiwa Pelayanan gangguan jiwa
g. Pemantauan pertumbuhan balita Balita yang naik berat badannya (N/D) Balita Bawah Garis Merah
h. Pelayanan gizi Cakupan balita mendapat Vit A 2 kali per tahun Cakupan ibu hamil dapat 90 tablet Fe Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada Gakin Balita gizi buruk mendapat perawatan
Indikator Kinerja SPM Kab/Kotai. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif Akses ketersediaan darah untuk menangani rujukan bumil dan
neonatal Ibu hamil risti/komplikasi tertangani Neonatal risti/komplikasi tertangani
j. Pelayanan gawat darurat Sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat
k. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penangg. KLB Desa/kelurahan mengalami KLB diatasi <24jam Kecamatan bebas rawan gizi
l. Pencegahan dan Pemberantasan Polio AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
m. Pencegahan dan Pemberantasan TB Paru Kesembuhan penderita TBC BTA+
Indikator Kinerja SPM Kab/Kotan. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA Cakupan balita dengan pneumonia ditangani
o. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS Klien mendapat penanganan HIV-AID Infeksi Menular Seksual ditemukan dan diobati
p. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD Penderita DBD yang ditangani
q. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare Balita dengan diare yang ditangani
r. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya
s. Pelayanan Pengendalian vektor Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes
Indikator Kinerja SPM Kab/Kotat. Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum Tempat Umum yang memenuhi syarat
u. Penyuluhan perilaku sehat Rumah tangga sehat (PHBS) Bayi yang mendapat ASI Eksklusif Desa dengan garam beryodium baik Posyandu purnama
v. Penyuluhan P3 Napza Upaya penyuluhan P3Napza oleh petugas kesehatan
w. Pelayanan Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan Ketersediaan obat sesuai kebutuhan Pengadaan obat esensial Pengadaan obat generic
Indikator Kinerja SPM Kab/Kotax. Pelayanan penggunaan obat generik Penulisan resep obat generik
y. Penyelenggaraan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar
z. Penyelenggaraan pembiayaan untuk Gakin dan masyarakat rentan
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masy. Rentan
Indikator Kinerja SPM Kab/KotaPelayanan wajib lainnya Cakupan pelayanaan kesehatan kerja pada pekerja formal Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia
lanjut Cakupan wanita usia subur yang mendapatkan kapsul
yodium Darah donor diskrining terhadap HIV-AIDS Penderita malaria diobati Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) Kasus filariasis ditangani
Catatan
Apabila diperhatikan, dari kedua indikator tersebut di atas terdapat 15 indikator yang redundant satu dengan lainnya (dicetak tebal miring)
Namun demikian agar Kabupaten/Kota memiliki dataset indikator yang sesuai dengan Indonesia Sehat dan memiliki dataset Indikator Kinerja SPM bidang Kesehatan, maka dalam Format Tabel Terlampir dibuat 2 (dua) Kelompok Tabel
Kelompok pertama adalah kelompok Tabel yang mengacu pada indikator Indonesia sehat, sedangkan kelompok kedua mengacu pada indikator kinerja Standar Pelayanan minimal bidang kesehatan Kabupaten/Kota
Namun demikian Dinas Kabupaten/Kota dapat menambahkan indikator lain yang sesuai dengan kebutuhan daerah
Recommended