View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC BANKING) DENGAN
AKAD WADIAH PADA PT BANK NAGARI CABANG TAPUS DI
KECAMATAN PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi (SE) Pada Prodi SI Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi
RIRIN FEBY YASFI
NIM. 3317229
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
TA. 2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “PELAKSANAAN TABUNGAN GIRO iB (ISLAMIC
BANKING) DENGAN AKAD WADIAH PADA PT BANK NAGARI
CABANG TAPUS DI KECAMATAN PADANG GELUGUR
KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT”.
Kemudian shalawat beriringan salam senantiasa kita mohonkan kepadanya
agar selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai
Rahmatan Lil’alamin. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah
sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar jurusan (S1)
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam
halangan dan rintangan namun penulis bersyukur Alhamdulillah kepada
Allah SWT karena dengan izin Allah SWT penulis dapat melalui
semuanya. Dan penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat
bantuan dan bimbingan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dari
ii
beberapa pihak. Maka, penulis mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga, pertamakali kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda IMRA
MARDIYAS dan Ibunda YULISNA KARNEPI, S.Pd. yang telah
memberi do’a, material, dukungan dan membesarkan penulis dengan penuh
kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan bagi kehidupan penulis. Serta
atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga mengucapkan
terimakasih tak terhingga kepada:
1. Pimpinan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Ibu
Ridha Ahida, M.Hum Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Dr. Iiz Izmudin, MA, dan seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
2. Ibu Sandra Dewi, SE, MM selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Bapak Ali Rahman, SH.,MH selaku Pembimbing dan Penasehat
Akademik yang selalu memberikan motivasi, arahan, nasehat kepada
penulis dan telah membimbing penulis hingga mampu menyelesaikan
program perkuliahan sesuai dengan yang diharapkan serta kesabaran
bapak memberikan sumbangan pemikiran dan waktu dalam kesibukan
dan jadwal begitu padat, hingga skripsi ini bisa terwujud dan selesai.
4. Bapak dan Ibu staf kepustakaan IAIN Bukittinggi yang juga memberikan
masukan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Pimpinan, Karyawan dan karyawati PT Bank Nagari
Cabang Tapus Kabupaten Pasaman yang telah menerima penulis
iii
untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang diperlukan
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ucapan terimaksih kepada yang tersayang, adik kandung saya Raihan,
Saskia Rahmadani dan Adiba Rafika. Atuk dan Nenek saya dari pihak
Ayah dan Ibu. Acik Rahmi Karlina dan mamak Nofrizaldi, yang telah
memberi semangat, etek, bapak, abang, uni serta sepupu-sepupu saya
yang selalu memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat yang selalu ada yang selalu memberikan semangat serta
dukungannya kepada penulis yaitu Dedi Suhendri, Ayu Mihartati, Dila
Nofita, Yuni Prastika, Nofita Rahmatika, Rosi Amelia, Fauziah Syafnal,
Rahma Dewi Yunita, Nadila, Khairani, Hadijah, Indah Titania, Nanda Ade
Wina, Arfarizan yang selalu memberikan semangat dan juga bantuan
dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman penghuni kost Alifia House dan Kost Putri Binti Samara,
Teman-teman KKN-DR IAIN Bukittinggi di Sitombol dan Jurusan
Perbankan Syariah Angkatan 17 khususnya PS-F yang selalu
memberikan semangat dan juga bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tidak adanya nama bukan berarti mengurangi rasa terimakasih dan
penghargaan penulis kepadanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis berharap dan berdoa kepada Allah SWT semoga amal dan
kebaikan kita semua di ridhoi oleh Allah SWT dan bernilai ibadah
dihadapan-Nya.
iv
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
mohon maaf atas kekurangan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
berguna bagi para pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan,
semoga Allah SWT melimpahkan hidayah-Nya serta lindungan-Nya
kepada kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bukittinggi, 9 Juli 2021
Penulis
Ririn Feby Yasfi
NIM 3317.229
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
PERSETUJUAN PEMBIMBING
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Batasan Masalah................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 6
G. Penjelasan Judul ................................................................................ 7
H. Kajian Terdahulu ............................................................................... 8
I. Sistematika Penulisan ........................................................................ 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tabungan
1. Pengertian Tabungan ................................................................... 13
2. Fatwa DSN tentang Tabungan ..................................................... 14
3. Tujuan dan Manfaat Tabungan .................................................... 15
4. Karakteristik Tabungan................................................................ 16
B. Giro
1. Pengertian Giro ........................................................................... 17
2. Fatwa DSN tentang Giro .............................................................. 23
3. Pengertian Wadi’ah ..................................................................... 24
C. Giro Wadi’ah .................................................................................... 30
D. Landasan Hukum Giro Wadi’ah ........................................................ 34
vi
E. Implementasi Prinsip Wadi’ah dalam Produk Giro Perbankan
Syari’ah ............................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 40
B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43
C. Teknik Analisis Data ......................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat .............. 46
2. Visi dan Misi PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat ..... 49
3. Profil PT Bank Nagari Cabang Tapus .......................................... 50
4. Struktur Organisasi PT Bank Nagari Cabang Tapus ..................... 51
5. Produk-produk dan Jasa PT Bank Nagari Cabang Tapus .............. 56
B. Analisis Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan Akad wadi’ah pada PT
Bank Nagari Cabang Tapus ............................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 75
B. Saran ................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
ABTRAK
Skripsi ini disusun oleh Ririn Feby Yasfi NIM 3317229 Program Studi
Strata -1 (S1) Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi: “Pelaksanaan Tabungan
Giro iB dengan akad Wadi’ah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti ketika melihat
adanya tabungan giro iB menggunakan akad wadiah pada PT. Bank Nagari
Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat, padahal bank ini merupakan bank konvensional tetapi
memberikan layanan giro yang menggunakan akad seperti yang ada di Perbankan
syariah lainnya. Dimana tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadi’ah pada PT. Bank
Nagari Cabang Tapus. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research) yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan
dan menganalisis mengenai masalah yang diteliti. Adapun responden yang
digunakan adalah bagian custumer service (CS). Pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, teknik
pengolahan dan analisis data dilakukan dengan penelusuran serta pencarian
catatanpengumpulan data, mengorganisasikan dan menata data tersebut kedalam
unit-unit, melakukan sintesis, menyusun pola, dan memilih sesuai dengan aspek
yang dipelajari dan diakhiri dengan membuat kesimpulan dan laporan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tabungan giro iB
dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus yaitu (1) wajib
membuka buku rekening giro iB dengan akad wadiah, (2) saldo awal minimum
Rp. 1.000.000, (3) data diri lengkap (KTP, NPWP, Materai 10000) (3) bagi
tabungan giro iB perorangan harus ada surat izin usaha dan bilyet giro di tanda
tangan untuk penarikan giro, (4) bagi tabungan giro iB perusahaan atau non-
perorangan harus memiliki data diri milik perusahaan dan stempel perusahaan
dibubuhkan diatas cek atau bilyet giro dan ditandatangani untuk penarikan. Jadi
dapat disimpulkan pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadiah pada PT.
Bank Nagari Cabang Tapus sesuai dengan ketentuan umum pasal 2 yaitu
penerapan tabungan giro iB dengan akad wadiah sama dengan penerapan giro
pada umumnya di PT Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang gelugur
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
Kata Kunci: Giro iB, Akad Wadi’ah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembang pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan berlabel syariah
di Indonesia adalah bukti jika kesadaran masyarakat terhadap laku ekonomi
berbasis non-riba telah menemukan momentumnya. Demografi masyarakat
Indonesia yang mayoritas beragama Islam disebut menjadi faktor utama
dalam pencapaian ini. Faktanya tidak hanya demikian, kesadaran telah
terjadinya eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh Perbankan
Konvensional kepada Nasabah menjadi alasan tersendiri bagi mereka untuk
merubah haluannya menggunakan jasa layanan Lembaga Keuangan Syariah.1
Lembaga Keuangan baik Bank maupun non Bank, mempunyai peranan
yang penting terhadap aktivitas perekonomian. Peran strategis Lembaga
Keuangan tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efesien kearah peningkatan
taraf hidup rakyat. Islam sebagai agama yang lengkap dan universal, dewasa
ini masih saja dianggap sebagai penghambat kemajuan pertumbuhan
ekonomi. Pandangan ini datang dari pemikir barat bahkan pemikir Islam
sendiri. Mereka yang beranggapan bahwa Islam adalah faktor penghambat
kemajuan hanya melihat Islam dari ritualnya saja, bukan melihat islam secara
1Heri Sudarsono,Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2004) Hlm
12.
2
keseluruhan aspek kehidupan secara komprehensif, termasuk didalamnya
tentang pembangunan ekonomi.
Berdasarkan Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
November1998 tentang Perbankan adalah “badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2 Di dalam firman Allah SWT QS.
Albaqarah 275
ذ بوا ل يقومون ال كما يقوم الذي يتخبطه الشيطن من المس لك بانهم الذين يأكلون الر
ا ان ب ه ف قالو ن ر بوا فمن جاءه موعظة م م الر البيع وحر بوا واحل الله انتهى فله ما ما البيع مثل الر
ىك اصحب النار هم فيها خلدون ومن عاد فاول سلف وامره الى الله
Artinya:
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa
mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah
diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.
2 Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 2000), Hlm.11-12
3
Dalil dalam firman Allah SWT QS. Albaqarah 275 dijelaskan bahwa riba
telah diharamkan oleh Allah Swt. Bank Konvensional pada umum nya masih
menggunakan sistim bunga, Sebagaimana yang telah diketahui bunga itu
sama dengan riba, maka PT Bank Nagari Cabang Tapus Membuka Unit
Usaha Syariah agar dapat terhindar dari riba dan dapat menarik Nasabah yang
paham dengan arti riba tersebut dan didalam Perbankan syariah sistem
operasionalnya menggunakan sistim bagi hasil bukan sistem bunga. Dimana,
Bank Nagari Cabang Tapus mengeluarkan layanan syariah produk
penghimpunan dana berupa Giro iB dengan akad syariah yaitu akad Wadiah.
Pengertian giro menurut Undang-Undang Pokok Perbankan (No. 14
tahun 1967 Bab I) adalah “Simpanan pihak ketiga pada Bank, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat
perintah pembayaran lain atau dengan cara pemindah bukuan.3
Giro sebagai salah satu bentuk atau jenis simpanan tidak dapat
dilepaskan dari pengertian simpanan. Disamping giro, bentuk simpanan
lainnya adalah tabungan dan deposito. Ketiga bentuk simpanan tersebut harus
dikaitkan dan dilakasanakan sesuai dengan pengertian simpanan atau
tabungan.
Pengertian simpanan giro atau yang lebih populer disebut rekening giro
menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
November 1998 adalah ”simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan mengunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya
3 Prathama Rahardja, Uang Dan Perbankan (Jakarta: Pt. Rineka Ciptam 1990) Hlm 81.
4
atau dengan pemindahbukuan”.Sedangkan pengertian simpanan adalah ”dana
yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank dalam bentuk giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat disamakan dengan
itu”.
Sistem giro tentunya tidak terlepas dari kaitannya dengan masyarakat,
baik Nasabah maupun non Nasabah. Salah satu keterkaitan tersebut adalah
tentang bagaimana masyarakat, baik Nasabah maupun non Nasabah
memahami pelaksanaan giro sistem titipan wadiah terhadap tabungan giro iB
yang telah dijalankan di PT Bank Nagari Cabang Tapus. Pada PT Bank
Nagari Cabang Tapus memiliki layanan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank
Nagari Beberapa masyarakat juga masih banyak yang belum
memahami/mengetahui pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadiah
yang telah di jalankan di PT Bank Nagari Cabang Tapus seperti apa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “PELAKSANAAN
TABUNGAN GIRO iB DENGAN AKAD WADIAH PADA PT BANK
NAGARI CABANG TAPUS DI KECAMATAN PADANG GELUGUR
KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT” sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada prodi S1 Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi.
5
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah yang muncul sebagai berikut:
1. Adanya pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad Wadiah Pada
PT Bank Nagari Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
2. Terdapat akad Wadiah terhadap Pelaksanaan Tabungan Giro iB di
PT Bank Nagari Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
3. Adanya kendala masyarakat yang awam tidak menegrti dengan
tabungan giro iB menggunakan Akad Wadiah Pada PT Bank
Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti memberikan batasan-
batasan pada penelitian ini yaitu terkait Pelaksanaan Tabungan Giro iB
dengan akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus di Kecamatan
Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah
diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu Bagaimana
Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad Wadiah Pada PT Bank Nagari
6
Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil tujuan
penelitian ini adalah dapat mengetahui bagaimana Pelaksanaan Tabungan
Giro iB dengan akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus di
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
F. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi terhadap:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini berguna memberikan informasi yang berguna untuk
pembaca dalam meningkatkan pemahaman mengenai pelaksanaan
tabungan giro iB dengan akad Wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang
Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan referensi dan masukan bagi
pihak PT. Bank Nagari dalam melakukan penyuluhan terkait bagaimana
pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad Wadiah pada PT. Bank
Nagari cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat agar masyarakat awam paham dengan tabungan
giro iB dengan akad waidah dan diharapkan penelitian bisa menambah
7
minat masyarakat di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
untuk menggunakan tabungan giro iB dengan akad wadiah pada PT.
Bank Nagari cabang Tapus. .
3. Manfaat Prasyarat
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan perkuliahan pada program studi SI Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi.
G. Penjelasan Judul
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul, maka
peneliti perlu mengemukakan maksud dari kata-kata yang terdapat dalam
judul tersebut, yaitu:
1. Tabungan
Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.4
2. Giro iB
Giro iB adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan perintah pemindahan pembukuan.5
4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2014),
Hlm. 35 5 Artikel ini diakses padaTanggal 11 Juni 2021 pada: .Https://Www.Banknagari.Co.Id/
Produk?Page=Rfhd181rwla3rs69wq141a%3d%3, Jam 15:00 WIB di Bukittinggi
8
3. Wadiah
Secara etimologi wadiah berarti titipan (amanah). Kata Al-Wadiah
berasal dari kata wada’ah juga berarti membiarkan atau meninggal
sesuatu. Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal
dengan prinsip al-wadiah. Al-wadiah dapat diartikan sebagai titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum,
yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si pemilik menghendaki.6
Berdasarkan penjelasaan judul diatas maka dapat ditegaskan kembali
maksud dari judul Pelaksanaan Tabungan Giro iB pada PT Bank Nagari
Cabang Tapus adalah suatu proses tindakan atau dalam rangka mengetahui
pelaksanaan Tabungan Giro iB pada PT Bank Nagari Cabang Tapus dalam
penerapannya.
H. Kajian terdahulu
1. Skripsi Andi Sarifudin, yang bertujuan untuk menguji “Pengaruh
Tabungan Wadiah dan Giro Wadiah Terhadap Laba Bersih Pada Bank
BRI Syariah”. Data yang difungsikan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berasal dari laporan keuangan BRI Syariah periode 2011- 2015.
Hasilnya menunjukkan dana wadiah (tabungan dan giro) ada hubungan
yang positif terhadap laba bersih PT Bank BRI Syariah, tetapi tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih PT Bank BRI Syariah dan
hanya mempunyai nilai koefisien determinasi sebesar 4,80%. Penelitian
ini mempunyai kemiripan dengan penelitian yang dilakukan Andi
6 Muhamad Syafi‟Ai Antonio. Bank Syari’ah Dari Teori Keprakti. (Jakarta: Gema Insani,
2001) Hlm. 85
9
Sarifudin. Persamaannya yaitu menggunakan variabel tabungan wadiah,
giro wadiah dan laba. Perbedaannya pada penelitian ini mengfungsikan
variabel tabungan mudharabah.
2. Nanda Martina Sembiring, meneliti tentang Implementasi Giro Wadiah
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Capem Payakumbuh, hasil
penelitiannya yaitu faktor penyebab produk giro wadiah di Bank
muamalat capem payakumbuh faktor needs pedagang dipasar
payakumbuh yang menganggap giro wadiah belum merupakan
kebutuhan yang diprioritaskan karena pedagang belum mempunyai
kemampuan untuk melakukan giro wadiah ini. Perjanjian dengan Bank
konvensional dan Bank syariah juga menjadi faktor giro wadiah kurang
berkembang pada Bank muamalat payakumbuh.
3. Skripsi Muhammad Zulfikar, yang bertujuan untuk menguji “Pengaruh
Tabungan Wadiah, Giro Wadiah dan Deposito Mudharabah Terhadap
Laba PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk”. Data yang difungsikan
dalam penelitian ini adalah data sekunder berasal dari laporan keuangan
PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk periode 2009-2016. Hasilnya
menunjukkan bahwa tabungan wadiah ada pengaruh positif dan
signifikan terhadap laba, giro wadiah tidak ada pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap laba, dan deposito mudharabah ada pengaruh positif
dan signifikan terhadap laba. Penelitian ini mempunyai kemiripan dengan
penelitian yang dilakukan Muhammad Zulfikar. Persamaannya yaitu
menggunakan variabel tabungan wadiah, giro wadiah dan laba.
10
Perbedaannya yaitu pada penelitian Muhammad Zulfikar menggunakan
variabel deposito mudharabah sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan tabungan mudharabah.
4. Skripsi Sarah Afifah, yang bertujuan untuk menguji “Analisis Pengaruh
Tabungan Mudharabah, Giro Mudharabah dan Pembiayaan Bagi Hasil
Terhadap Laba Bersih Pada Bank Muamalat Indonesia”. Data yang
difungsikan dalam penelitian ini adalah data sekunder berasal dari
laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia 2016-2018. Metode yang
difungsikan dalam penelitian yaitu regresi linier berganda. Hasilnya
menunjukkan bahwa variabel tabungan mudharabah, giro mudharabah
dan pembiayaan bagi hasil ada pengaruh secara simultan terhadap laba
bersih, sedangkan variabel tabungan mudharabah dan pembiayaan bagi
hasil ada pengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Perbedaan dari kajian terdahulu diatas dengan penelitian yang penulis
akan lakukan adalah dari segi pembahasan, penulis akan melakukan
penelitian Pelaksanaan Tabungan Giro iB pada PT. Bank Nagari Cabang
Tapus secara sinifikan sedangkan dari empat penelitian diatas membahas
tentang Pengaruh Tabungan Wadiah, Giro mudarabah dan Deposito
Mudharabah.
I. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, dilakukan pembahasan secara ringkas yang dapat
peneliti kemukakan dalam sistematika penulisan, yaitu:
11
BAB I : Pendahuluan
Terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan rumusan masalah, manfaat
penelitian, penjelasan judul, kajian terdahulu, dan sistematika
penulisan.
BAB II: Kajian Teori
Terdiri dari penjelasan tentang pengertian tabungan, fatwa DSN
tentang tabungan, tujuan dan manfaat tabungan, karakteristik
tabungan, pengertian giro, fatwa DSN tentang giro, pengertian
wadiah, prinsip wadiah rukun dan syarat wadiah, hukum menerima
wadiah, giro iwadiah, landasan hukum giro wadiah idalam praktik
Perbankan Syariah, dan impementasi prinsip wadiah dalam produk
giro Perbankan Syariah.
BAB III: Metodelogi Penelitian
Terdiri terkait jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : Pembahasan
Terdiri terkait sejarah PT. Bank Nagari Cabang Tapus, Visi dan
Misi PT. Bank Nagari cabang Tapus, struktur organisasi PT. Bank
Nagari cabang Tapus, tugas Pimpinan dan Karyawan di PT. Bank
Nagari cabang Tapus, produk-produk dan Jasa PT. Bank Nagari
cabang Tapus, terakhir Pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad
wadiah pada PT. Bank Nagari cabang Tapus.
12
BAB V: Penutup
Terdiri dari kesimulan dan saran terkait penelitian yang dilakukan
terkait pelaksanaan tabungan iB dengan akad wadiah pada PT.
Bank Nagari cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur,
Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.
DAFTAR PUSTAKA
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tabungan
1. Pengertian Tabungan
Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.7
Nasabah jika hendak mengambil simpanannya dapat datang
langsung ke Bank dengan membawa buku tabungan, slip penarikan, atau
melalui fasilitas ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Pengertian yang
hampir sama dijumpai dalam Pasal 1 angka 21 Undang-Undang
Nomor21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menyebutkan
bahwa Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau
investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.8
Terdapat dua prinsip perjanjian Islam yang sesuai di
implementasikan dalam produk Perbankan berupa tabungan, yaitu
7 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,2014),
Hlm 35 8 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press 2009), H. 92
14
wadiah dan mudharabah. Hampir samadengan giro, pilihan terhadap
produk ini tergantung motif dari Nasabah. Jika motifnya hanya
menyimpan saja maka bisa dipakai produk tabungan wadiah, sedangkan
untuk memenuhi Nasabah yang bermotif investasi atau mencari
keuntungan maka tabungan mudharabah yang sesuai. Secara teknis
mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana
pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dana (mudharib) dalam suatu
kegiatan produktif.9
Perbankan syariah memiliki dua macam produk tabungan, yaitu
tabungan wadiah dan tabungan mudhrabah. Perbedaan utama dengan
tabungan diPerbankan konvensional adalah tidak dikenalnya suku bunga
tertentu yang diperjanjikan, yang ada adalah nisbah atau persentase bagi
hasil pada tabungan mudharabah dan bonus pada tabungan wadiah.10
2. Fatwa DSN tentang Tabungan
Simpanan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
bersamaan dengan itu. Fatwa DSN tentang tabungan ditetapkan pada
tanggal 1 April 2000 yang bertepatan dengan tanggal 26 Dzulhijjah 1420
H, yang ditandatangani oleh ketua DSN-MUI (K.H.Ali Yafie) dan
sekretarisnya MUI (H.A. Nasri Adhani), dengan nomor 02/DSN-
9 Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik, (Yogyakarta: Teras, 2012) Hlm 136. 10 Abdul Ghofur Anshori,Op. Cit., Hlm 93
15
MUI/IV/2000.Secara umum, fatwa ini dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu konsideran dan keputusan. Konsideran ini dapat dibedakan
menjadi 3 bagian yang sama dengan fatwa tentang giro.
Oleh karena itu, konsideran fatwa tentang tabungan tidak perlu
dijelaskan. Jadi, pembahasan mengenai konsideran fatwa tentang
tabungan cukup diwakili dengan pembahasan sebelumnya, yaitu
konsideran fatwa mengenai giro, Yang beda hanyalah fatwanya. Dalam
fatwa DSN-MUI ditetapkan dua jenis tabungan : pertama, tabungan yang
tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan yang berdasarkan
perhitungan bunga; dan kedua, tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan
yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah.11
3. Tujuan atau manfaat Tabungan
a. Bagi Bank
1) Sumber pendapatan Bank baik dalam rupiah maupun valuta
asing.
2) Salah satu sumber pendapatan dalam bentuk jasa (fee based
income) dari aktifitas lanjutan pemanfaatan rekening tabungan
oleh Nasabah.
3) Bagi Nasabah
a. Kemudahan dalam pengelolaan likuiditas baik dalam hal
penyetoran, penarikan, transfer dan pembayaran transaksi
yang pembayaran transaksi yang fleksibel.
11 Jaih Mubarok, Perkembangan Fatwa Ekonomi Syari’ah Di Indonesia, (Bandung : Pustaka
Bani Quraisy,2004) Hlm 27.
16
b. Dapat memperoleh bonus atau bagi hasil.12
4. Karakteristik Tabungan
Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan yang dipercayakan
oleh masyarakat kepada Bank dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Simpanan pihak ketiga.
b. Penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
yang telah disepakati
c. Penarikannya hanya dapat dilakukan dengan mendatangi kantor
Bank atau menggunakan sarana lainnya yang disediakan untuk
keperluan tersebut.
d. Penarikannya tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet
giro, dan surat perintah pembayaran lainnya yang sejenis
e. Penarikannya tidak boleh melebihi jumlah tertentu sehingga
menyebabkan saldo tabungan lebih kecil dari pada saldo minimum,
kecuali penebung tidak akan melanjutkan tabungannya.
f. Penyetoran dan pengambilan tabungan dilakukan oleh penabung
dengan cara mengisi slip penyetoran dan penarikan tabungan.
g. Penabung diberi bunga sebagai imbalannya, yang diperhitungkan
setiap akhir bulan/tahun dan dibukukan pada awal bulan/tahun
berikutnya.
h. Penyetoran dapat dilakukan secara tunai ataupun melalui cara-cara
lainnya.
12 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung :
Alfabeta,2012) Hlm 34.
17
B. Giro
1. Pengertian Giro
Pengertian giro menurut Undang-Undang Pokok Perbankan (No. 14
tahun 1967 Bab I) adalah “Simpanan pihak ketiga pada Bank, yang
penarikkannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
surat perintah pembayaran lain atau dengan cara pemindah bukuan.13
Giro sebagai salah satu bentuk atau jenis simpanan tidak dapat
dilepaskan dari pengertian simpanan. Disamping giro, bentuk simpanan
lainnya adalah tabungan dan deposito. Ketiga bentuk simpanan tersebut
harus dikaitkan dan dilakasanakan sesuai dengan pengertian simpanan.14
Pengertian simpanan giro atau yang lebih populer disebut rekening
giro menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal
10 November 1998 adalah ”simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan mengunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan”.
Sedangkan pengertian simpanan adalah ”dana yang dipercayakan oleh
masyrakat kepada Bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan atau yang dapat disamakan dengan itu”.15
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa simpanan
adalah sejulah uang yang dititipkan di Bank atau dipelihara oleh Bank.
Jenis simpanan yang ada di Bank selain giro adalah tabungan dan
13 Prathama Rahardja, Uang Dan Perbankan (Jakarta: Pt. Rineka Ciptam 1990) Hal 81. 14 M. Bahsan, Giro Dan Bilyet Perbankan Indonesia (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada,
2005) Hal 14. 15 Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada. 2014)
Hlm 76-77
18
deposito. Pengertian simpanan giro merupakan simpanan pada Bank
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya bahwa uang yang
disimpan direkening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi
berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor,
keabsahandan kesempurnaan cek serta saldonya tersedia
Penarikan uang di rekening giro dapat menggunakan sarana
penarikan, yakni cek dan bilyet giro(BG). Apabila penarikan dilakukan
secara tunai, maka sarana penarikannya adalah dengan menggunakan
cek. Sedangkan untuk penarikan nontunai adalah dengan mengunakan
bilyetgiro. Di samping itu, jika kedua sarana penarikan tersebut habis
atau hilang, maka Nasabah dapat melakukan sarana penarikan lainnya
seperti surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani di atas
materai.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa simpanan
adalah sejulah uang yang dititpkan di Bank atau dipelihara oleh Bank.
Jenis simpanan yang ada di Bank selain giro adalah tabungan dan
deposito. Pengertian simpanan giro merupakan simpanan pada Bank
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya bahwa uang yang
disimpan direkening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi
berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor,
keabsahan dan kesempurnaan cek serta saldonya tersedia. Penarikan uang
di rekening giro dapat menggunakan sarana penarikan, yakni cek dan
bilyet giro (BG). Apabila penarikan dilakukan secara tunai, maka sarana
19
penarikannya adalah dengan menggunakan cek. Sedangkan untuk
penarikan nontunai adalah dengan mengunakan bilyet giro.
Di samping itu, jika kedua sarana penarikan tersebut habis atau
hilang, maka Nasabah dapat melakukan sarana penarikan lainnya seperti
surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani di atas materai.
Pemilik rekening giro disebut girant dan kepada setiap girant akan
diberikan imbalan berupa jasa giro yang besarnya tergantung Bank yang
mengeluarkannya. Bagi Bank giro merupakan dana murah karena
imbalan yang diberikan kepada girant merupakanimbalanyang paling
rendah jika dibandingkan dengan imbalan simpanan lainnya seperti
tabungan dan deposito.
Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarik
atau mengambil uang di rekening giro. Fungsi lain dari cek adalah
sebagai alat untuk pembayaran. Pengertian cek adalah surat perintah
tanpa syarat dari Nasabah kepada Bank yang memelihara rekening giro
Nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Artinya Bank
harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke Bank yang
memelihara rekening Nasabah untuk di uangkan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan, baik secara tunai maupun
pemindahbukuan.
Bilyet Giro (BG) atau lebih dikenal dengan nama giro merupakan
surat perintah dari Nasabah kepada Bank yang memelihara rekening giro
20
Nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening
yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namannya
atau nomor rekeningnya pada Bank yang sama atau Bank lainnya. Sama
seperti halnya dengan cek, bilyet giro juga dapat ditarik dari Bank lain
yang bukan penerbit rekening giro. Proses penarikannya juga melalui
kliring untuk yang dalam satu kota dan inkaso untuk luar kota dan luar
negeri. Pemindah bukuan pada rekening Bank yang bersangkutan artinya
dipindahkan dari rekening Nasabah si pemberi BG kepada Nasabah
penerima BG. Sebaliknya, jika dipindah bukukan ke rekening di Bank
yang lain, maka harus melakukan proses kliring atau inkaso.
Syarat yang berlaku untuk Bilyet Giro agar pemindahbukuannya
dapat dilakukan antara lain:
a. Ada nama Bilyet Giro dan nomor serinya.
b. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas
beban rekening yang bersangkutan.
c. Nama dan alamat Bank tertarik.
d. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf.
e. Nama pihak penerima.
f. Tanda tangan penarik atau cap perusahaan jika si penarik merupakan
perusahaan.
g. Tanggal dan tempat penarikan.
h. Nama Bank yang menerima pemindahbukuan tersebut.
i. Masa berlaku dan tanggal berlaku.
21
Bilyet Giro juga diatur sesuai persyaratan yang telah ditentukan
seperti:
a. Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung dari tanggal penarikannya.
b. Bila tangal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan
berlaku pula sebagai tanggal efektif.
c. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif
dianggap sebagai tanggal penarikan dan persyaratan lainnya.
Bank menetapkan beberapa syarat giro yaitu:
1. Dana tersedia cukup.
2. Terdapat materai memenuhi.
3. Jika revisi ataupun penambahan harus ada tanda-tangan si pemberi
giro.
4. Uang yang tertulis dalam angka dan huruf jumlahnya harus sama.
5. Memperhatikan waktu kadarluwarsa giro yaitu 70 hari sesudah giro
tersebut dikeluarkan.
6. Stempel dan tanda tangan perusahaan harus sama dengan yang ada
di contoh
7. Giro tidak sedang diblokir oleh pihak berwajib.
8. Resi giro yang diberikan ke Nasabah sudah kembali.
9. Endorsemen giro benar jika ada.
10. Kondisi giro sempurna.
11. Rekening yang dimiliki Nasabah belum ditutup.
22
Sarana atau alat pembayaran lainnya yang juga digunkan untuk
menarik uang, dari rekening giro dalah surat perintah kepada Bank yang
dibuat secara tertulis pada kertas yang ditandatangani oleh pemegang
rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada
pihak lain pada Bank yang sama atau Bank lain. Surat perintah ini dapat
bersifat tunai atau pemindahbukuan.
Surat perintah pembayaran lainnya juga dapat berbentuk surat kuasa
di mana yang memiliki rekening memberi kuasa kepada seseorang untuk
melakukan penarikan atas rekeningnya. Surat kuasa ini haruslah
memenuhi beberapa persyaratan, seperti tanda tangan kedua belah pihak,
si pemberi kuasa dan si penerima kuasa, bukti diri dan materai.
Pemberian kuasa ini di sebabkan si pemberi kuasa berhalangan karena
sesuatu hal.
Giro menurut Undang-Undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun
2008 adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penerikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.
Giro adalah bentuk simpanan Nasabah yang tidak diberikan bagi
hasil dan pengambilan dana menggunakan cek, biasanya digunakan oleh
perusahaan atau yayasan dan bentuk badan hukum lainnya dalam proses
keuangan mereka. Dalam giro meskipun tidak memberikan bagi hasil,
23
pihak Bank berhak memberikan bonus kepada Nasabah yang besarannya
tidak ditentukan di awal, bergantung pada kebaikan pihak Bank.
2. Fatwa DSN tentang Giro
Fatwa Dewan Syariah Nasional memutuskan pada hari Sabtu,
tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H/1 April 2000. Fatwa DSN No. 01/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Giro.
Menetapkan : Fatwa Tentang Giro
Pertama : Giro ada dua jenis :
1) Giro yang tidak dibenarkan secara syariah yaitu giro
yang berdasarkan perhitungan bunga.
2) Giro yang dibenarkan secara syariah, yaitu giro yang
berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah.
Kedua : Ketentuan umum giro berdasarkan mudharabah.
1) Dalam transaksi ini Nasabah bertindak sebagai
shahibul maal atau pemilik dana dan Bank bertindak
sebagai mudarib atau pengelola dana.
2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank dapat
melakukan berbagai macam usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk didalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
24
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam
bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan
rekening.
5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional
giro dengan mengunakan nisbah keuntungan yang
menjadi haknya.
6) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah
keuntungan Nasabah tanpa persetujuan yang
bersangkutan.
Ketiga : Ketentuan umum giro berdasarkan akad wadiah
1) Bersifat titipan
2) Titipan bisa diambil kapan saja (on call)
3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam
bentuk pemberian (‘athaya) yang bersifat suka rela
bagi pihak Bank.
3. Wadiah
a. Pengertian Wadiah
Secara etimologi wadiah berarti titipan (amanah). Kata Al-
Wadiah berasal dari kata wada’ah juga berarti membiarkan atau
meninggal sesuatu. Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau
simpanan dikenal dengan prinsip al-wadiah. Al-wadiah dapat
diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik
25
individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan
kapan saja si pemilik menghendaki.16
Dalam literatur fiqih, para ulama berbeda-beda dalam
mendefinisikannya, disebabkan perbedaan mereka dalam beberapa
hukum yang berkenaan dengan wadiah tersebut yaitu perbedaan
mereka dalam pemberian upah bagi pihak penerima titipan, transaksi
ini dikatagorikan taukilatau sekedar menitip, barang titipan tersebut
harus berupa harta atau tidak.17
Harta yang dititipkan kepada pihak yang mau mengamalkannya
tanpa dibebani biaya. Atau wadiah juga berarti barang yang
dititipkan pada seseorang dengan tujuan pengamanan. Definisi
wadiah juga menuju pada dzat yang ditipkan berupa materi (benda)
atas dasar kontrak yang sistematis untuk proses penitipan.18
b. Prinsip Wadi’ah
Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad dhamanah
yang diterapkan pada produk rekening giro. wadiah yad dhamanah
berbeda dengan wadiah yad amanah. Dalam wadiah yad amanah,
pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak
yang dititipkan dengan alasan apapun juga, tetapi pihak yang
dititipkan boleh mengenakan biaya administrasi kepada pihak yang
16 Muhamad Syafi‟Ai Antonio. Bank Syari’ah Dari Teori Keprakti. (Jakarta: Gema Insani,
2001) Hlm 85 17 Hasan Abdullah Amin, Al-Wadiah Al-Mashrifiyah An-Naqdiyah Wa Istitssmariha Fi Al-
Islam, (Jeddah : Dar Asy-Syuruq, 1983), Hlm 23-31 18 Ahmad Dahlan, Bank Syari’ah, Teori, Praktik, Kritik ( Yogyakarta: Teras, 2012) Hlm 124.
26
menitipkan sebagai kontraprestasi atas penjagaan barang yang
dititipkan.
Pada wadiah yad dhamanah, pihak yang dititipkan (Bank)
bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh
memanfaatkan harta titipan tersebut. Pihak Bank boleh memberikan
sedikit keuntungan yang didapat kepada Nasabahnya dengan besaran
berdasarkan kebijaksanaan pihak Bank.
Sebagai contoh, Hasan menitipkan motornya selama satu bukan
kepada Budi karena ia harus mudik dan Budi boleh menggunakan
motor tersebut apabila membutuhkan. Budi memanfaatkan motor
tersebut untuk ojek. Jika di asumsikan selama satu bulan digunakan
ojek, Budi mendapat pendapatan bersih sebesar satu juta rupiah.
Ketika Hasan pulang dan meminta motornya kembali, Budi boleh
mengenakan biaya penitipan ataupun tidsk kepada Hasan sebagai
imbalan atas jasa penitipan yang dilakukan. Kemudian, Budi boleh
memberikan sebagian hasil pendapatan ojeknya kepada Hasan, tetapi
boleh pula tidak. Keputusan ini bergantung kepada kebaikan hati
dari Budi.
c. Rukun dan syarat wadiah
1. Rukun wadiah
a) Orang yang menitipkan (muwaddi).
b) Orang yang dititipi barang (wadii)
27
2. Syarat wadiah
a) Pihak yang berakad
a. Cakap hukum
b. Suka rela (ridho), tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa
dibawah tekanan.
b) Obyek yang ditetapkan merupakan milik mutlak si
penitip.19
Sebagai penerima titipan, Bank dapat mengenakan
biaya penitipan atas barang itu dan Bank tidak berkewajiban
untuk memberikan imbalan. Tetapi, atas kebijakannya Bank
syariah dapat memberikan “fee” kepada orang yang
menitipkan dengan syarat:
1. Fee termasuk kebijakan hak khusus dari Bank sebagai
penerima titipan.
2. Fee tidak ditetapkan dimuka mengenai jumlah yang
akan diberikan.20
Jadi, dalam praktiknya antara Bank syariah yang satu
dengan Bank syariah lain itu berbeda, ada yang memberikan
fee dan ada juga yang tidak memberikan fee. Oleh karena
itu, imbalan atau bonus yang diberikan kepada pemilik dana
19 Istitut Bankir Indonesia. Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional Bank Syari’ah
(Jakarta:Djambatan. 2003) Hlm 59-60. 20 Wiroso, “Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah”, (Jakarta: PT.
Grasindo, 2005), hlm. 20
28
prinsip wadiah termasuk kebijakan dari Bank syariah itu
sendiri.21
Terdapat 2 jenis wadiah, yaitu wadiah yad amanah dan
wadiah yad dhamanah:
1) Wadiah yad amanah dengan karakteristik yaitu barang
yang dititipkan tidak diperbolehkan untuk difungsikan
atau dimanfaatkan oleh penitip, tetapi apabila pada saat
penitip meminta barang tersebut kembali, maka barang
tersebut harus dalam keadaan utuh secara fisik maupun
nilainya dan apabila barang rusak pada saat penitipan
maka penerima titipan tidak bertanggungjawab tetapi
mendapatkan kompensasi terhadap pemeliharaan dapat
dikenakan biaya penitipan.
2) Wadiah yad dhamanah dengan karakteristik yaitu
mengembangkan wadiah yad amanah sesuai aktivitas
perekonomian. Pihak yang menerima titipan justru
diberi izin untuk memanfaatkan titipan tersebut.
Penerima titipan juga mempunyai tanggungjawab atas
kerusakan atau kehilangan barang tersebut. Keuntungan
yang didapat menjadi hak yang menerima titipan. Dan
ada fee atau bonus untuk penitip yang tidak
disayaratkan diawal.
21
29
Pengaplikasian wadiah yad dhamanah dalam
kegiatan usaha Bank syariah yaitu pada rekening giro
dan rekening tabungan, dimana Bank Islam
diperbolehkan mengfungsikan uang itu untuk proyek
dalam waktu singkat. Bank juga bertanggungjawab
terhadap keamanan uang itu dibawah konsep jaminan,
begitu juga dengan rekening giro. Hanya saja Bank
syariah mempunyai peluang sedikit untuk
mengfungsikannya, dikarenakan si pemilik barang bisa
meminta barang tersebut semaunya melalui cek, dengan
begitu Bank dapat mengenakan biaya atas rekening giro
sebagai upah. Sedangkan pengaplikasian wadiah
amanah yaitu pada safe deposit box dan semacamnya.
d. Hukum Menerima Wadiah
1. Sunah, bagi orang yang percaya kepada dirinya bahwa dia
sanggup menjaga titipan yang diserahkan kepadanya.
2. Mubah, hukum menerima benda titipan dapat berhukum
mubah (boleh) jika seorang mengatakan kepada si penitip
bahwa dirinya khawatir akan berkhianat namun si pentitip
yakin dan tetap mempercayai bahwa orang tersebut dapat
diberikan amanah.
3. Haram, apabila dia tidak kuasa atau tidak sanggup menjaga
barang yang dititipkan sebagaiman mestinya, karena seolah-
30
olah ia membukakan pintu untuk kerusakan atau lenyapnya
barang yang dititipkan itu.
4. Wajib, hukum menerima benda titipan dapat berhukum wajib
jika tidak ada orang jujur dan layak selain dirinya.
5. Makruh, yaitu bagi orang yang dapat menjaganya, tetapi ia
tidak percaya kepada dirinya boleh jadi kemudian hari hal itu
akan menyebabkan dia berkhianat terhadap barang yang
dititipkan kepadanya.22
C. Giro Wadiah
Giro wadiah ialah simpanan yang bisa ditarik sewaktu-waktu dengan
memfungsikan cek, bilyet giro, dan sarana perintah pembayaran lain atau
dengan pemindahbukuan berdasarkan prinsip titipan dimana Nasabah tidak
menerima keuntungan dalam bentuk bunga, akan tetapi berupa bonus yang
jumlahnya tidak disepakati diawal akad.23
Giro wadiah merupakan produk pendanaan Bank syariah dalam bentuk
simpanan dari Nasabah berupa rekening giro untuk keamanan dan kemudahan
pemakaiannya. Karakteristik giro wadiah hampir sama dengan giro di Bank
konvensional, dimana Nasabah penyimpan diberikan garansi untuk menarik
dana setiap waktu dengan memfungsikan fasilitas yang tersedia di Bank
22 Sulaiman Rasjid , Fiqh Islam (Bandung, Sinar Baru, 1994) Hlm 330 23 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2018), Hlm 82.
31
seperti cek, bilyet giro, kartu ATM dan sarana perintah pembayaran lainatau
dengan pemindah bukuan.24
Bank diperbolehkan memfungsikan dana Nasabah untuk tujuan
mendapatkan keuntungan dalam kegiatan yang berjangka pendek atau dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, selama dana Nasabah tidak
ditarik. Bank biasanya tidak memfungsikan dana Nasabah untuk pembiayaan
bagi hasil karena bersifat jangka pendek. Keuntungan yang didapatkan dari
penggunaan dana akan menjadi milik Bank, dan kerugian yang terjadi juga
ditanggung oleh Bank secara penuh. Bank dapat memberikan bonus kepada
Nasabah tetapi jumlahnya tidak disyaratkan di awal.
Fatwa DSN menetapkan ketentuan mengenai giro wadiah, yaitu:
a. Sifatnya titipan.
b. Titipan dapat diambil sewaktu-waktu.
c. Tidak disyaratkan adanya imbalan, kecuali Bank sendiri yang suka rela
memberikannya.
Giro wadiah mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Dikembalikan secara utuh sesuai pada saat awal barang tersebut
dititipkan
b. Bisa dikenakan biaya penitipan
c. Bisa mencantumkan persyaratan guna untuk keamanan barang yang
dititipkan, seperti menetapkan adanya saldo minimal.
24 Ascarya, “Akad Dan Produk Bank Syariah” (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,2017) Hlm
113
32
d. Giro wadiah dapat ditarik dengan memfungsikan bilyet giro dan cek
sesuai ketetapan berlaku.
e. Kelompok dan jenis rekening sejalan dengan kegiatan usaha Bank dan
ketentuannya serta tidak menyimpang dengan syari’at islam
f. Dana wadiah bisa dimanfaatkan dengan syarat mendapatkan izin dari
penitip.25
Rekening giro wadiah memiliki beberapa jenis sebagai berikut:
a. Rekening atas nama badan, yaitu:
1) Instansi pemerintah organisasi masyarakat yang bukan termasuk
perusahaan
2) Badan hukum yang diatur dalam UU atau KUHD
3) CV, Fa, dan yayasan.
b. Rekening individu yaitu pembukaan rekening atas nama pribadi.
c. Rekening gabungan ialah pembukaan rekening atas nama pribadi.
Menurut Zainul Arifin, dana titipan wadiah ini dikembangkan dalam
bentuk Rekening Giro Wadiah. Dalam prinsip giro wadiah, Bank sebagai
comoditan harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadiah.
Dana tersebut dapat digunakan oleh Bank untuk kegiatan komersial dan Bank
berhak atas pendapatan yang diperoleh dari manfaat harta titipan dalam
kegiatannya. Pemilik simpanan dapat menarik kembali simpanan itu sewaktu-
waktu.
25 Wiroso, Penghimpunan Dana... Hlm 24.
33
Ciri-ciri giro wadiah:
1. Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan
rekeningnya.
2. Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi Nasabah lain atau
pejabat Bank, dan menyetor sejumlah uang minimum atau setoran awal.
3. Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam rekening hitam Bank
Indonesia
4. Penarikan dapat dilakukan setiap waktu
5. Tipe rekening
a. Rekening perorangan
b. Rekening pemilik tunggal
c. Rekening bersama
d. Rekening organisasi atau perkumpulan yang bukan badan hukum
e. Rekening perusahaan yang berbadan hukum
f. Rekening kemitraan
g. Rekening titipan.
6. Servis lainnya
a. Cek istimewa
b. Instruksi siaga
c. Transfer dana otomatis
34
D. Landasan Hukum Giro Wadiah dalam Praktik Perbankan Syariah
1. Al-Qur’an
Landasan syariah dari al-wadiah dapat diketahui didalam Al-Qur’an
surat An-nisa Ayat 58 dan juga Qur’an surat Al-Baqarah ayat 283. Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 283.
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang), akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang
lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang
siapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang
berdosa hatinya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS Al-Baqarah: 283)
35
Qur’an surat An-nisa Ayat 58
ان بالعدل تحكموا ان الناس بين حكمتم واذا اهلها الى المنت تؤدوا ان يامركم الله
ان ا الله ان به يعظكم نعم ا كان الله ا سميع بصير
Artinya : “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum
di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil.
Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu.
Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”.
2. Hadits
Ketentuan hadits mengenai prinsip wadiah ini dapat kita ketahui
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang artinya : Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda,
“Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya
dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah
mengkhianatimu”.
3. Landasan hukum positif giro wadiah
Giro wadiah sebagai salah satu produk penghimpunan dana juga
mendapatkan dasar hukum dalam PBI No.9/19/PBI/2007 tentang
Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan
Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah, sebagaimana yang
telah diubah dengan PBI No. 10/16/PBI/2008. Pasal 3 PBI dimaksud
menyebutkan antara lain bahwa pemenuhan Prinsip Syariah dilakukan
melalui kegiatan penghimpunan dana dengan mempergunakan antara lain
36
akad Wadiah dan Mudharabah. Giro juga diatur dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional No.01/DSN-MUI/IV/2000 yang intinya menyatakan
bahwa giro yang dibenarkan secara Syariah adalah yang berdasarkan
prinsip mudharabah dan wadiah.
E. Implementasi Prinsip Wadiah dalam Produk Giro Perbankan Syariah
Secara teknis implementasi akad wadiah dalam produk Perbankan berupa
giro harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan Nasabah bertindak
sebagai pemilik dana titipan.
b. Dana titipan disetor penuh kepada Bank dan dinyatakan dalam jumlah
nominal.
c. Dana titipan dapat diambil setiap waktu.
d. Tidak diperbolehkan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada
Nasabah.
e. Bank menjamin pengembalian dana titipan Nasabah.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa implmentasi akad wadiah
dalam Perbankan, salah satunya adalah melalui produk berupa giro. Dengan
menggunakan prinsip wadiah, maka tidak diperkenankan adanya tambahan
yang diperjanjikan atas dana yang disimpan oleh Nasabah.
Bank diperkenankan memberikan imbalan berupa bonus yang besarnya
sesuai dengan kebajikan Bank secara sepihak dan tidak boleh diperjanjikan di
awal. Secara teknis implementasi akad wadiah dalam produk Perbankan
berupa giro dapat dibaca dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI)
37
No.10/14/DPbS tanggal 17 maret 2008, yang merupakan ketentuan
pelaksanaan dari PBI No.9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah
Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan
Jasa Bank Syariah, sebagaimana yang telah dirubah dengan PBI
No.10/16/PBI/2008. Dalam SEBI dimaksud disebutkan bahwa dalam
kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk giro atas dasar akad wadiah
berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut:
a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan Nasabah bertindak
sebagai penitip dana.
b. Bank wajib menjelaskan kepada Nasabah mengenai karakteristik produk,
serta hak dan kewajiban Nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia.
c. Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus
kepada Nasabah.
d. Bank dan Nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan dan
penggunaan produk giro atau tabungan atas dasar akad wadiah, dalam
bentuk perjanjian tertulis.
e. Bank dapat membeBankan kepada Nasabah biaya administrasi berupa
biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening
antara lain biaya kartu ATM, buku/cek/bilyet giro, biaya materai, cetak
laporan transaksi dan saldo rekening, pembukuan, dan penutupan
rekening.
38
f. Bank menjamin pengembalian dana titipan Nasabah dan dana titipan
pengembalian setiap saat oleh Nasabah.26
Oleh karena itu, jika ingin membuka rekening giro Bank syariah dengan
tujuan untuk memudahkan transaksi pembayaran maka Nasabah cocok untuk
memilih giro wadiah. Dikarenakan dengan wadiah Bank selalu sedia
menerima penarikan dana Nasabah serta Nasabah tidak perlu khawatir risiko
kerugian. Bank menggunakan ketentuan wadiah yad dhamanah dimana dana
titipan Nasabah dapat digunakan oleh pihak Bank. Dengan menggunakan
dana tersebut Bank mendapatkan keuntungan finansial kemudian Bank dapat
memberikan bonus kepada Nasabahnya tetapi jumlahnya ditentukan oleh
Bank dan tidak disepakati diawal akad.27
Dalam aplikasinya terdapat giro wadiah yang memberikan bonus dan ada
giro wadiah yang tidak memberikan bonus. Pada kasus pertama, giro wadiah
memberikan bonus dikarenakan Bank mengfungsikan dana simpanan giro
dengan tujuan produktif serta menghasilkan keuntungan, sehingga Bank
dapat memberikan bonus kepada Nasabah deposan. Pada kasus kedua, giro
wadiah tidak memberikan bonus dikarenakan Bank hanya mengfungsikan
dana simpanan giro dengan tujuan menyeimbangkan kebutuhan likuiditasnya
serta untuk transaksi jangka pendek atas tanggungjawab Bank yang tidak
menghasilkan keuntungan riil. Bank tidak mengfungsikan dana dengan tujuan
produktif mendapatkan keuntungan karena memandang bahwa giro wadiah
26 Maryanto, Supriyono, Buku Pintar Perbankan (Yogyakarta: Ando Offset, 2011), Hlm. 19 27 Abdul Ghofur Anshori, “Perbankan Syariah Di Indonesia”, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2018), Hlm 86.
39
adalah kepercayaan, yakni dana yang dititipkan kepada Bank dimaksudkan
untuk diamankan, tidak untuk diusahakan.28
Jadi simpanan giro di Bank syariah tidak selalu menggunakan prinsip
wadiah yad dhamanah, akan tetapi dapat juga menggunakan prinsip wadiah
yad amanah. Dimana simpanan giro dengan prinsip wadiah yad amanah
dikarenakan pada dasarnya dianggap sebagai suatu kepercayaan dari Nasabah
kepada Bank untuk menjaga dan mengamankan dana atau asetnya. Dengan
prinsip inilah Nasabah deposan tidak menerima bonus dari Bank karena dana
yang dititipkan tidak dimanfaatkan untuk tujuan apapun, termasuk untuk
kegiatan produktif. Sebaliknya, Bank diperbolehkan membebankan biaya
administrasi penitipan.29
28 Ascarya, “Akad Dan Produk Bank Syariah”, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2017),
Hlm. 14 29 Ibid., Hlm. 115
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field resech) dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang mencoba
menggambarkan, memaparkan suatu fenomena yang terjadi. Penelitian
ini akan menggambarkan sejauh mana Pelaksanaan Tabungan Giro iB
Dengan Akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus untuk
meningkatkan jumlah Nasabah giro yang terdapat di PT Bank Nagari
Cabang Tapus tersebut.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Penelitian
ini dilaksanakan di PT Bank Nagari Cabang Tapus, yang beralamat di
jalan Nusantara No.52 Tapus, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten
Pasaman, provinsi Sumatera Barat. Pemilihan secara sengaja lokasi ini
dikarenakan penulis sangat tertarik untuk Pelaksanaan Tabungan Giro iB
Dengan Akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus ini. Waktu
penelitian yang dilakukan sejak bulan Februari sampai skripsi ini di
Munaqasyahkan terkait Pelaksanakan Tabungan Giro iB dengan Akad
wadiah Pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus, Kecamatan Padang
Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
41
3. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data yang diperoleh. Apabila
menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber
datanya disebut informan, yaitu yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan baik secara lisan maupun tulisan. Apabila
menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda,
gerak, atau proses sesuatu. “Apabila menggunakan dokumentasi, maka
dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.”30 Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber data baik sumber
data primer dan sekunder, adapun yang dimaksud dengan sumber data
primer dan sekunder adalah:
a) Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik individu ataupun perorangan seperti hasil dari wawancara atau
hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.31
Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh oleh peneliti yaitu
berasal dari wawancara bersama Bapak Caesar Firdaus costumer
service (CS) di PT Bank Nagari Cabang Tapus.
30 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian pendekatan praktek, (jakarta: PT. Rineka
cipta,2002), hlm. 107. 31 Huseun Umar, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Wali
Pers.2013).Hlm.42
42
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain.32
Untuk menjawab masalah yang diteliti, data sekunder yang diperoleh
dalam penelitian ini berasal dari arsip-arsip, dokumen dan juga
brosur-brosur tentang Pelaksanaan Tabungan Giro iB Dengan Akad
Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus.
4. Informan
Informan merupaakan individu ataupun orang yang memberikan
informasi terkait kondisi ataupun situasi dari latar belakang penelitian
yang dilakukan. Dari penjelasan diatas maka dapat peneliti pahami
bahwa informan adalah objek yang akan diteliti. Dimana terjadi
komunikasi yang berlangsung terus-menerus karena informan adalah
indivisu atau orang yang terlibat dalam kegiatan yang akan diteliti.
Informan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
petugas yang memberikan tata cara pelaksanaan tabungan giro iB dengan
akad wadiah pada PT. Bank Nagari cabang Tapus Kecamatan Padang
Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat yakni berjumlah 1
orang CS (custumer service) yaitu Ceasar Firdaus (CS PT. Bank Nagari
Cabang Tapus).
5. Unit Analisis Objek Penelitian
a. Unit analisis
32 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga.2013)
Hlm.148
43
Unit analisis merupakan suatu analisis yang berkaitan dan fokus
atau komponen yang akan diteliti. Unit analisis merupakan suatu
penelitian yang dapat berupa benda, individu, kelompok, wilayah
dan waktu tertentu sesuai dengan fokus penelitiannya.
Unit analisis didalam penelitian ini adalah PT. Bank Nagari
Cabang Tapus. Karena PT. Bank Nagari berada dilokasi kampung
halaman peneliti, sehingga peneliti melihat identifikasi masalah yang
dapat diteliti yaitu terkait Pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad
wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus.
b. Objek dan Subjek penelitian
Objek pada penelitian ini adalah petugas-petugas CS yang
menangani pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadiah dan
subjek pada penelitian ini adalah tempat dimana variabel objek
penelitian diuji, jadi subjek penelitian ini adalah PT. Bank Nagari
Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat.
B. Teknik pengumpulan data
Untuk menunjang sebuah penelitian, maka diperlukanobservasi dan
validitas yang sangat mempengaruhi oeh alat yang digunakan dalam
perolehan data. Dengan kata lain lengkapnya pengumpulan data yang
menunjang, persiapan mematangkan dapat menggali informasi dalam
menentukan hasil penelitian. Untuk mengumpul data, peneliti
mempergunakan beberapa teknik, antara lain adalah:
44
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan melibatkan semua indra
(pengihatan,pendengaran, penciuman, pembau, perasa) untuk
memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Beberapa
informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),
pelaku, kegiatan , objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan
perasaan.33
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung
kelapangan dan langsung mengamati bagaimana Pelaksanaan Tabungan
Giro iB Dengan Akad Wadiah Pada PT Bank Nagari Cabang Tapus
tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak
mungkin bisa ditemukan melalui observasi.34 Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada pihak
33 Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktek,
(Yogyakarta: Calpulis.2015), Hlm 36-37 34 Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktek,
(Yogyakarta: Calpulis.2015), Hlm 32
45
PT Bank Nagari Cabang Tapus menggunakan struktur atau pedoman
wawancara sehingga pertanyaan yang diberikan terstruktur.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal darikata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya. 35 Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan bahan-bahan
berupa data tertulis buku saku dari PT Bank Nagari Cabang Tapus, dan
dalam penelitian ini penulis menggunakan smartphone untuk melakukan
dokumentasi berupa foto dan rekaman suara sehingga mampu menjadi
data pendukung dalam masalah ini.
C. Teknik Analisis Data
Bogdan dan biklen (1982:145) menyatakan: Analisis data merupakan
suatu proses sistematis pencarian dan pengaturan transkip wawancara,
observasi, catatan lapangan, dokumen, foto, dan material lainnya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah dikumpulkan,
sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat disajikan dan di
informasikan kepada orang lain.36 Analisis data diawali dengan
penelusuran dan pencarian catatan pengumpulan data, dilanjutkan dengan
mengorganisasikan dan menata data tersebut kedalam unit-unit,
melakukan sintesis, menyusun pola dan memilih yang penting dan esensial
35 Muri yusuf, metode penelitian: kuantitatif,kualitatif,dan peneitian gabungan, (jakarta: kencana,
2014), hlm. 32-29 36 Ibid,hlm. 400-401
46
sesuai dengan aspek yang dipelajari dan diakhiri dengan membuat
kesimpulan dan laporan. Disini penulis melakukan interprestasi terhadap
data-data yang telah dikumpulkan dan melakukan perbandingan terhadap
teori yang ada pada buku dan literatur yang berkaitan praktik lapangan
yang dilakukan.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum
1. Sejarah PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat
PT. Bank pembangunan daerah sumatera barat secara resmi berdiri
pada tanggal 12 maret 1962 yang disahkan melalui akta notaris Hasan
Qalbi di Padang. Pendirian tersebut dipelopori oleh pemerintah daerah
beserta tokoh masyarakat dan tokoh pengusaha swasta di Sumatera Barat
atas dasar pemikiran perlunya s22uatu lembaga keuangan yang berbentuk
Bank yang secara khusus membantu pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan di daerah. Pendirian tersebut disahkan melalui Surat
Keputusan Wakil Menteri Pertama Bidang Keuangan Republik Indonesia
No.BUM/9-44/II tentang izin usaha PT. Bank pembangunan daerah
sumatera barat yang berkedudukan di Padang.
Berdasarkan undang-undang no. 13 tahun 1962 tentang Ketentuan
Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka dasar hukum Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat diganti dengan Peraturan Daerah
Tingkat I Propinsi Sumatera Barat No. 4 Tahun 1973 tanggal 8
November 1973. Dengan keluarnya Peraturan Daerah tersebut, maka akta
notaris hasan qalbi no. 9 tanggal 12 Maret 1962 tidak berlaku lagi dan
PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dirubah menjadi Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat dengan modal dasar Rp.
400.000.000 (empat ratus juta rupiah).
47
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, pada tahun 1992
diterbitkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat
No. 15tahun 1992 yang disahkan Oleh Menteri Dalam Negeri No.
584.23-407 tanggal 23 maret 1993 dan diundangkan dalam Lembaran
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat tahun 1993 No. 3 Seri
D.1 sehingga modal dasar menjadi Rp. 50 miliar. Berdasarkan PERDA
No. 15 Tahun 1992 tersebut penyertaan modal dari pihak ketiga
dimungkinkan dengan ketentuan sekurang-kurangnya 51% modal disetor
tetap merupakan penyertaan modal dari Pemerintah Daerah Tingkat I
Dan Tingkat II.
Seiring dengan perkembangan dalam usaha memperluas jaringan
pelayanan dan untuk ekspansi keluar daerah Sumatera Barat , maka
diterbitkan Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Barat No. 2
Tahun 1996 sebagai perubahan PERDA No. 15 Tahun 1992 yang isinya
antara lain tentang perubahan penyebutan /panggilan (call name) Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat dari BPD Sumatera Barat menjadi
(Bank Nagari) serta dilakukan sekaligus penambahan modal dasar dari
Rp. 50 Milyar menjadi Rp. 150 Milyar. Perubahan modal dasar ini
sekaligus merupakan salah satu langkah Bank dalam mengantisipasi
kebutuhan permodalan sebagai Bank Devisa dimana sebelumnya pada
tahun 1991 melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
23/60/KEP/DIR tanggal 7 Januari 1991 Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Barat telah bersatatus Bank Devisa.
48
Pemakaian call name Bank Nagari tersebut bertujuan:
a. Untuk meningkatkan kembali nilai dan semangat kenagarian Minang
serta mengingat bahwa pada awal pendiriannya nagari merupakan
salah satu stakeholder Bank Nagari.
b. Memudahkan masyarakat untuk membedakan antara Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat Dengan Bank Pembangunan
Daerah lainnya mengingat Bank Nagari juga telah membuka cabang
diluar propinsi Sumatera Barat. (Cabang Jakarta, Pekan Baru, Dan
Bandung).
c. Sebagai Coorporate Image bagi masyarakat bahwa Bank Nagari
adalah milik masyarakat Minangkabau atau Sumatera Barat.
2. Visi dan misi PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat
Sejalan dengan perubahaan corporate identity PT. Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat yang baru dimana tercakup
didalamnya visi dan misi Bank, maka berdasarkan surat keputusan
direksi no. SK/074/DIR/11-2008 tentang penetapan visi dan misi yang
baru dengan uraian berikut:
a. Visi
Menjadi Bank Pembangunan Daerah terkemuka dan terpercaya
di indonesia.
Makna visi :
1. Terkemuka : Dikenal dan menonjol di indonesia
49
2. Terpercaya : Bank telah menjalankan prinsip-prinsip
pengelolaan perusahaan yang baik, memberikan layanan yang
memuaskan dan kepatuhan terhadap peraturan dengan kejujuran.
b. Misi
1. Memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
2. Memenuhi dan menjaga kepentingan stakeholder secara
konsisten dan seimbang.
Misi pertama mencerminkan dasar atau latar belakang
didirikannya Bank, sesuai dengan yang di amanahkan dalam
Akta Pendirian yang merupakan cita-cita dan tujuan yang akan
diperankan, yakni turut membangun kegiatan ekonomi yang
kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misi kedua
yaitu bahwa Bank akan senantiasa dijalankan dengan prinsip
untuk memenuhi tanggung jawab kepada pemilik, Nasabah,
karyawan dan masyarakat yakni.
1. Menjaga agar Bank ini bertumbuh dan berkembang dengan
baik dan sehat.
2. Memberikan pelayanan prima.
3. Memberikan keuntungan yang memadai bagi pemegang
saham
4. Memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.37
37 Bank Nagari, Agenda Bank Nagari, Sumatera Barat, 2021
50
3. Profil PT. Bank Nagari Cabang Tapus
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) Cabang
Tapus didirikan pada tanggal 31 Juli 1991 dan berlokasi di Jalan
Nusantara No. 152 Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman. Bank Nagari Cabang Tapus ini merupakan cabang ke 21 dari
34 kantor cabang yang ada.
Pendirian kantor cabang ini merupakan salah satu strategi dan
pengembangan usaha Bank dalam menghimpun dana masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat serta memberikan
pelayanan jasa Bank lainnya pada wilayah kerjannya. Dimana wilayah
kerja Kantor Cabang Tapus meliputi delapan (8) kecamatan yaitu
Kecamatan Padang Gelugur, Kecamatan Panti, Kecamatan Rao,
Kecamatan Rao Selatan, Kecamatan Rao Utara, Kecamatan Mapat
Tunggul, Kecamatan Mapat Tunggul Selatan Dan Kecamatan Duo Koto.
Sesuai dengan maksud dan tujuan Bank Nagari Cabang Tapus yang
tercantum pada Perda tingkat 1 Sumatera Barat bahwa tugas dan ruang
lingkup Bank Nagari Cabang Tapus telah ikut berperan dalam membantu
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah kabupaten pasaman
dengan melaksanakan tugas dan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:
a. Penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan
deposito.
51
b. Pemberian fasilitas kredit dalam bentuk kredit modal kerja, kredit
investasi jangka menengah dan panjang, kredit konsumtif untuk
pegawai negeri, kredit kepemilikan rumah (KPR).
c. Jasa Bank lainnya seperti kiriman uang/transfer, setoran tekening
telepon, pajak dan lainnya.
d. Penerimaan setoran untuk calon jema’ah haji yang secara on-line
tersambung ke Direktorat Jenderal Urusan Haji RI dengan sistem
SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu).
Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh Bank Nagari Cabang
Tapus adalah untuk bertumbuh dalam kondisi sehat dan wajar yaitu
tumbuh dan berkembang sesuai dengan penilaian tingkat kesehatan Bank
yang sejalan dengan perkembangan Perbankan Sumatera Barat pada
umumnya dan Kabupaten Pasaman khususnya, serta peningkatan
pelayanan bagi Nasabah serta peranan yang semakin besar terhadap
pembangunan daerah Sumatera Barat umumnya dan wilayah Kabupaten
Pasaman khususnya. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, Bank
Nagari Cabang Tapus telah membuka unit kerja/pelayanan berupa dua
(2) unit kantor kas yaitu Panti dan Rao.
4. Struktur Organisasi PT Bank Nagari Cabang Tapus
Adapun struktur organisasi Bank Nagari Cabang Tapus dapat dilihat
pada gambar:
52
Gambar IV.I Struktur Organisasi
Sumber: Dukumen PT. Bank Nagari
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, dapat diketahui pembagian
tugas pokok masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:
a. Pemimpin Cabang
1. Mewakili Direksi dalam melaksanakan tugas-tugas Bank
diwilayah kerja kantor cabang.
2. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas pokok unit kerja kantor
cabang.
3. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh
pegawai yang berada dibawah supervisi kantor cabang.
b. Wakil Pemimpin Cabang
Wakil Pemimpin Cabang mempunyai tugas pokok sebagai
berikut:
Pemimpin Cabang
Wakil Pemimpin Cabang
Komite
Seksi
Dana dan
Umum
Kantor Kas
Seksi Kredit
53
1. Membantu Pemimpin Cabang dalam merencanakan,
mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi tugas-tugas
Bank diwilayah kantor cabang.
2. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh
pegawai yang berada dibawah supervisi kantor cabang.
3. Melaksanakan tugas-tugas pokok Pemimpin Cabang apabila
Pemimpin cabang tidak masuk kantor.
c. Pemimpin Seksi Pembiayaan
1. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan dan tugas-tugas pokok unit kerja
dibawah supervisi Pemimpin Seksi Dana dan Umum.
2. Membina dan mengembangkan kemampuan kerja seluruh
pegawai yang berada dibawah supervisi Pemimpin Seksi Dana
dan Umum.
d. Kantor kas
1. Melayani setor tunai dan penarikan tunai
2. Mengelola rekening tabungan giro dan deposito
3. Melayani atau memproses transaksi transfer uang keluar dan
transfer uang masuk baik online maupun offline.
4. Melayani transaksi jasa-jasa Bank lainnya seperti inkaso, surat
keterangan Bank dan lainnya.
Tugas dan tanggung jawab masing masing bagian Struktur
Organisasi Bank Nagari Cabang Tapus.
54
1) Pimpinan cabang
Bertugas dan bertanggung jawab untuk memimpin dan
menjalankan suatu organisasi perBankkan dalam menjalankan
tugasnya.
2) Wakil pimpinan cabang
Mendampingi dan membantu pimpinan cabang dalam
menjalankan tugas manajemen sehari-hari didalam Perbankan
tersebut atau melakukan pengawasan dan berhak melakukan fungsi
kontak dalam Perbankan tersebut.
3) Custumer service
a. Memberikan pelayanan kepada Nasabah dalam kegiatan sehari-
harinya yang berkaitan dengan pembukaan rekening tabungan,
giro, deposito, dan permohonan Nasabah lainnya.
b. Menerima dan mengatasi permasalahan yang disampaikan oleh
Nasabah dari ketidak puasan Nasabah terhadap layanan pihak
Bank.
c. Memberikan informasi tentang saldo dan mutasi Nasabah,
mengadministrasikan buku cek, bilyet Nasabah.
d. Memperkenalkan dan menawarkan produk dan jasa yang ada
dan yang baru sesuai dengan keinginan Nasabah
4) Teller
Tugas dan tanggung jawabnya teller adalah memelihara dan
mengatur saldo atau posisi uang kas Bank Nagari, selain itu juga
55
melaporkan keuangan dan mutasi pada bagian teller dan
membukukannya pada bagian pembukuan.
5) Petugas SDM Umum
a. Melayani setiap Nasabah yang ada berkepentingan untuk pihak
Bank dan melengkapi fasilitas yang kekurangan pada pihak
Bank tersebut.
b. Mendata dan menuliskan surat masuk dan keluar pada Bank
tersebut.
6) Tugas Dan Tanggung Jawab Satpam
a. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan
Bank tersebut
b. Segala usaha dan tindakan guna untuk melindungi dan
mengamankan dari segala gangguan atau ancaman baik dari
luar maupun didalam Bank.
7) Sopir
a. Tugas dan tanggung jawab sopir adalah mengantar dan
menjemput segala sesuatu yang berhubungan dengan Bank.
b. Cleanning service dan pramubakti
c. Tugas dan tanggung jawabnya adalah membersihkan serta
melengkapi dan melayani dengan baik petugas-petugas
karyawan di Bank tersebut.
56
5. Produk-Produk Dan Jasa PT. Bank Nagari Cabang Tapus
Jenis produk dan jasa Bank Nagari Cabang Tapus dengan layanan
syariahnya yaitu:
a. Produk dana
1. Giro iB (Giro Syariah)
Giro syariah adalah penitipan dana pihak ketiga (DPK) pada
Bank berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah dan prinsip
Mudharabah (bagi hasil) untuk perorangan, badan hukum, atau
perusahaan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet, giro, kwitansi atau alat
perintah lainnya.
2. Tabungan Syariah
Tabungan syariah adalah Simpanan Dana Pihak Ketiga
(DPK) pada Bank berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah
untuk perorangan badan usaha atau hukum yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat
pembayaran lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Tabungan syariah yang terdapat di Bank Nagari Cabang Tapus
terdiri dari:
a. Tabungan sikoci Wadiah
b. Tabungan sikoci Mudharabah
c. Tabungan-Ku iB Wadiah
57
d. TAHARI mambrur (Tabungan Haji Bank Nagari)
3. Deposito Mudharabah
Simpanan dari dana pihak ketiga kepada Bank berdasarkan
prinsip mudharabah untuk perorangan, badan usaha atau badan
hukum atau pemerintah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah
dengan Bank.
b. Produk Pembiayaan
1. Murabahah Plus Ib
Adalah penyediaan dana kepada perorangan, profesional,
PNS, ABRI, BUMN/BUMD, karyawan perusahaan swasta,
pensiunan dalam rangka penggunaan barang-barang dan jasa
untuk keperluan konsumsi dan tujuan penggunaannya sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Murabahah Modal Kerja iB
Adalah pembiayaan yang diberikan dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan Nasabah akan barang atau asset yang
dibutuhkan dalam kegiatan perdagangan atau usahanya.
3. Murabahah investasi iB
Adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli kepada
Nasabah diberbagai sektor ekonomi produktif yaitu penggunaan
barang modal dan jasa guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi,
dan relokasi atau pendirian baru untuk jangka waktu menengah
58
atau panjang yang dibedakan untuk property, agribisnis, dan
lainnya.
4. Musyarakah Mutanaqisah
Adalah pembiayaan kemitraan dalam pengelolaan suatu
proyek oleh Bank dan mitra dimana asset atau proyek yang
dimiliki secara bersama-sama sesuai dengan porsi modal atau
asset tersebut.
5. Pembiayaan kepada Koperasi
Pembiayaan yang diberikan Bank kepada koperasi untuk
usaha produktif yang dilakukan oleh koperasi baik untuk modal
kerja maupun investasi.
6. Ijarah Mutahiyahbi Al-Tamlik
Ialah akad atau perjanjian sewa suatu barang atau lessor
dengan lesse yang diakhiri dengan perpindahan hak objek sewa.
7. Harga Jual Istishna’ iB
Adalah harga penjualan barang dari Bank kepada Nasabah
atas barang yang dibeli oleh Bank dari Nasabah lain yang
menjadi produsen dan penjual barang tersebut bagi Bank dengan
cara jual istishna’.
8. Pembiayaan Modal Kerja Kontraktor (PMKK)
Pembiayaan ini adalah kerjasama dua pihak antara Bank
(pembeli) dengan kontraktor (produsen). Dalam hal ini Bank
memesan barang kepada kontaktor atau subkontraktor membuat
59
barang menurut spesifikasi sesuai kontrak yang termasuk
kelompok sasaran. Adapun kontrak yang dimaksud berasal dari:
a. Pemerintah Pusat.
b. Pemerintah Daerah.
c. BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
d. BUMD (Badan Usaha Milik Daerah).
e. Swasta Nasional, Campuran, Asing, secara selektif.
9. Pembiayaan peduli usaha mikro
Pembiayaan ini adalah pembiayaan yang diberikan dalam
rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Koperasi (UMKMK), penciptaan langsung lapangan kerja, dan
penanggulangan kemiskinan, mendukung program pemerintah
yang menerbitkan paket kebijakan yang bertujuan meningkatkan
sektor rill dan memberdayakan UMKMK.
B. Analisis Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad Wadiah pada PT.
Bank Nagari Cabang Tapus
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan terkait
Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari
Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat dimana sistem pelaksanaan giro iB ini dilakukan oleh
custumer service di Bank Nagari Cabang Tapus adalah Bapak Caesar Firdaus.
Ternyata pada Bank Nagari cabang tapus ini, terdapat dua macam
pelaksanaan produk giro, yaitu giro dan giro iB. Giro adalah simpanan yang
60
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dimana perjanjian saat membuka
gironya tidak disertai dengan akad syariah yang seperti di giro iB dan Giro iB
adalah simpanan Nasabah pada Bank yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan menggunakan akad wadi’ah
atau titipan.
Keuntungan menggunakan tabungan giro iB dengan akad wadiah di PT.
Bank Nagari Cabang Tapus adalah “Bank memperoleh keuntungan dari uang
atau dana yang dititipi nasabah, karena adanya pembayaran biaya titipan
dari dana yang dititipkan dan apabila uang itu rusak ataupun hilang bank
tidak bertanggung jawab ataupun mengganti dana yang dititipi serta
keuntungan bagi nasabah dalam menggunakan akad wadiah pada giro iB ini
yakni nasabah bisa menabung atau menitipi dananya di bank serta dapat
menariknya kapan saja menggunakan cek atau bilyet giro, giro iB ini dapat
membantu perusahaan ataupun lembaga lainnya dalam menyimpan uang
perusahaan di PT. Bank Nagari Cabang Tapus ”.38
Dalam pelaksanaan akad wadiah pada giro iB ini PT. Bank Nagari
Cabang Tapus di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat ini menggunakan akad wadi’ah Al-Amanah, yaitu harta atau
dana titipan bank tidak boleh memanfaatkan barang atau dana titipan tersebut
karena nasabah hanya sekedar menitipkan dan apabila harta atau dana titipan
38 Caesar Firdaus, Wawancara Custumer service, PT. Bank Nagari Cabang Tapus, Tanggal
05 Juli 2021 di Kecamatan Padang Gelugur Pukul 15:00 WIB
61
itu rusak atau hilang bank tidak bertanggung jawab mengganti harta atau dana
yang dititipi.
Adapun dalam pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad wadiah di PT.
Bank Nagari Cabang Tapus hampir sama sistemnya dengan pelaksanaan
pembukaan rekening giro biasa di bank tersebut karena ketentuan umum
pelaksanaannya sama, yang membedakannya adalah akad yang digunakan
dalam pembukaan rekening giro. Pada Pasal 3 ketentuan pembukaan rekening
giro di PT. Bank Nagari Cabang Tapus, yaitu:
1. Informasi Dan Data Nasabah
a. Atas setiap permohonan Pembukaan Rekening Giro, Bank berhak
meminta dan Nasabah wajib menunjukkan serta menyerahkan semua
dan setiap data, keterangan, informasi, pernyataan, dokumen, atau
segala sesuatu yang diminta dan diperlukan Bank berkenaan dengan
Nasabah maupunkegiatan usaha dan transaksi Nasabah sebagai
syarat Pembukaan Rekening yang ditentukan Bank, dan Nasabah
dengan ini menyatakan serta menjamin Bank bahwa segala data atau
keterangan/ dokumen /informasi/ pernyataan apapun yang diberikan
kepada Bank berkenaan dengan pembukaan rekening adalah
lengkap, asli, benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
serta merupakan data/ keterangan/ dokumen/ informasi/ pernyataan
terkini yang tidak/belum dilakukan perubahan dan masih
berlaku/belum ada perubahan atau kondisi lainnya yang disetujui
berdasarkan kebijakan Bank.
62
b. Nasabah dengan ini setuju bahwa pembukaan rekening hanya akan
berlaku efektif setelah seluruh persyaratan Bank dipenuhi oleh
Nasabah dan aplikasi pembukaan rekening Nasabah disetujui oleh
Bank. Dalam hal Bank menyetujui pembukaan rekening dengan
kondisi-kondisi tertentu, maka jika kondisi yang dipersyaratkan oleh
Bank tidak dipenuhi oleh Nasabah dalam jangka waktu tertentu yang
telah disetujui oleh Bank, maka Nasabah dengan ini setuju bahwa
atas pembukaan rekening tersebut, Bank berhak setiap saat menutup
rekening tersebut.
c. Dengan tetap memperhatikan peraturan-perundang undangan yang
berlaku dan kebijakan Bank, Nasabah setuju dan dengan ini memberi
kuasa kepada Bank untuk mencari, meminta dan menerima data,
keterangan,informasi, pernyataan, dokumen dalam bentuk apapun
dan dari pihak manapun yang diperlukan oleh Bank berkaitan
dengan identitas Nasabah dan atau kegiatan usaha dan atau transaksi
Nasabah.
d. Seluruh data, keterangan,informasi, pernyataan, dokumen yang
diperoleh Bank berkenaan dengan Nasabah maupun kegiatan usaha
atau transaksi Nasabah, akan menjadi milik Bank, dan Bank berhak
untuk melakukan verifikasi, mencocokkan, menilai, merahasiakan
atau menggunakannya untuk kepentingan Bank sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku tanpa kewajiban Bank untuk
63
memberitahukan atau meminta persetujuan, memberikan jaminan
atau ganti rugi, apapun dengan alasan apapun kepada Nasabah.
e. Bank akan mengatur, mengelola, dan melakukan pengawasan
menurut tatacara/prosedur yang ditetapkan Bank atas segala data,
keterangan,informasi, pernyataan, dokumen atau segala sesuatu yang
berkenaan dengan Nasabah maupun kegiatan usaha atau transaksi
Nasabah yang terkait dengan rekening milik Nasabah berdasarkan
kecocokan dan kesesuaiannya dengan spesimen yang ada pada Bank
berikut dengan petunjuk umum yang menetapkan berlakunya tanda
tangan dan atau stempel yang telah disetujui serta berlaku sebagai
bukti yang sempurna dan mengikat Nasabah.
f. Nasabah dengan ini memberikan persetujuan dan kuasa kepada Bank
untuk menggunakan semua data, keterangan dan informasi yang
diperoleh Bank mengenai Nasabah termasuk namun tidak terbatas
dengan penggunaan sarana komunikasi Pribadi Nasabah untuk
segala keperluan lainnya sepanjang dimungkinkan dan
diperkenankan oleh perundang-undangan yang berlaku, termasuk
yang bertujuan untuk pemasaran produk-produk Bank ataupun
produk pihak lain yang bekerjasama dengan Bank.
g. Nasabah dengan ini setuju bahwa khusus untuk Nasabah yang
menggunakan stempel, Bank hanya melakukan pencocokan atas
bentuk stempel dan tidak berkewajiban untuk melakukan verifikasi
pada warna dan keasliannya. Bank dengan ini tidak akan
64
memberikan ganti rugi. Dan atau pertanggung jawaban dalam bentuk
apapun kepada Nasabah atau pihak manapun atas segala klaim dan
atau tuntutan, gugatan yang timbul sehubungan dengan adanya
pemalsuan atau penyalah gunaan dan atau kelalaian Nasabah dan
atau kuasanya dan atau pihak lain dalam penggunaan stempel
Nasabah.
h. Nasabah wajib memberitahukan secara tertulis kepada Bank dengan
disertai dengan dokumen pendukung yang sah bila terjadi perubahan
data Nasabah, antaralain perubahan alamat, nomor telepon/faksimili,
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tanda tangan, pejabat yang
berwenang menendatangani (berikut contoh tanda tangan terbaru),
susunan pengurus/dewan komisaris, status badan hukum dan atau
badan usaha, jangka waktu, priode masa jabatan pengurus/dewan
komisaris, perijinan dan lain-lainnya (selanjutnya disebut “Data
Nasabah”). Perubahan-perubahan tersebut efektif berlaku sejak
diterima dan dicatatnya perubahan yang dimaksud dalam catatan
Bank. Dengan memperhatikan pasal 13.3 SKU-Pembukaan
Rekening ini, setiap pemberitahuan perubahan Data Nasabah, wajib
diajukan ke kantor cabang Bank tempat rekening dibuka dan
diadministrasikan.
i. Dalam hal Bank menolak setiap permohonan pembukaan Rekening
dari Nasabah, Bank akan Mengemukakan alasan penolakannya
65
kepada Nasabah kecuali di atur lain oleh peraturan perundang-
undangan.
2. Identifikasi dan Nama Rekening
a. Setiap Rekening yang dibuka akan diadministrasikan Bank
berdasarkan identifikasi khusus menurut nama Nasabah yang akan
berlaku juga sebagai nama/identitas Rekening sesuai dengan yang
tertera pada indentitas Nasabah.
b. Nasabah wajib menggunakan dan mencantumkan nomor Rekening
dan nama Nasabah pada setiap transaksi Nasabah yang dilakukan
melalui teller Bank dan Bank berhak menolak dan atau menunda
perintah untuk melaksanakan/menjalankan transaksi atas Rekening,
bila mana tidak disertai dengan nomor Rekening dan nama Nasabah,
dan atau instruksi yang diberikan Nasabah tidak jelas/lengkap, dan
atau tidak sesuai dengan ketentuan dan atau kebijakan lain yang
berlaku pada Bank.
3. Rekening Gabungan
Nasabah perorangan dan atau badan hukum, dengan persetujuan
Bank, dapat membuka Rekening Gabungan, dimana rekening tersebut
dimiliki oleh dua (2) atau lebih Nasabah sesuai dengan kebijakan Bank
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan oleh
karenanya terdaftar atas nama 2 atau lebih Nasabah Rekening Gabungan.
66
4. Rekening Khusus
Untuk keperluan tertentu, Bank dapat menyetujui atau menentukan
pembukaan rekening atas nama Nasabah dengan tujuan khusus (rekening
penampungan) untuk menampung sejumlah dana dengan persyaratan
penggunaan rekening khusus akan diatur/dikelola sepenuhnya oleh Bank
berdasarkan persetujuan dan instruksi yang diberikan Nasabah secara
khusus dalam surat atau perjanjian tertulis antara Nasabah dengan Bank.
Penggunaan dan pengamanan buku cek dan bilyet giro
1. Sesuai dengan penilaian ketentuan Bank, kepada pemegang rekening
dapat diberikan buku dan bilyet giro untuk digunakan oleh pemegang
rekening dalam melakukan penarikan atau pemindahbukuan dari
rekeningnya pada Bank.
2. Untuk memperoleh buku Cek atau Bilyet Giro tersebut, pemegang
rekening mengajukan permohonan kepada Bank dengan mempergunakan
blanko yang telah tersedia untuk itu pada setiap buku cek atau bilyet giro.
Sebagai tanda terima pemegang rekening harus pula menanda tangani
tanda terima yang telah tersedia pula untuk itu (sama dengan diatas).
3. Pemegang rekening mengetahui bahwa buku Cek Dan Bilyet Giro dapat
dipergunakan untuk melakukan penarikan atau pemindahbukuan dari
rekeningnya pada Bank.
4. Pemegang rekening mengetahui bahwa pemegang rekening
berkewajiban untuk memelihara, menjaga dan menyimpan buku Cek Dan
Bilyet Giro yang telah diterimanya dari Bank, dengan demikian jika buku
67
Cek atau Bilyet Giro tersebut jatuh ketangan atau dipergunakan oleh
orang atau pihak lain adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemegang rekening.
Fasilitas yang akan didapatkan nasabah dalam pembukaan rekening giro
menggunakan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan
Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat fasilitasnya
seperti diberikan Cek, Cetak Laporan Transaksi, Rekening Koran dan
Laporan Transaksi tiap bulan.39 Dan apabila nasabah menabung sejumlah
uangnya pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus nasabah akan mendapatkan
cindramata sesuai dengan syarat pemenuhan untuk mendapatkan cidramata
tersebut, yaitu apabila nasabah menabung menggunakan akad wadiah pada
giro iB ≥ Rp. 100.000.000,- akan mendapatkan payung, jam tangan, termos,
dan lain-lain sesuai dengan tingkat besaran nasabah menabung giro iB dengan
akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus.
Prosedur setoran, penarikan dan pemindah bukuan pada giro iB dengan
akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus
1. Setoran
a. Setoran rekening, wajib disertai media dan atau instruksi penyetoran
yang memenuhi ketentuan Bank sebagai bukti penyetoran sejumlah
dana, apabila jumlah dan jenis setoran tidak langsung diverifikasi
Bank pada saat penerimaan setoran, dan bilamana terjadi
39 Caesar Firdaus, Wawancara Custumer service, PT. Bank Nagari Cabang Tapus, Tanggal
05 Juli 2021 di Kecamatan Padang Gelugur Pukul 15:30 WIB
68
ketidaksesuaian terkait jumlah dana, maka perhitungan yang
dianggap benar dan mengikat Nasabah adalah perhitungan yang ada
pada catatan dan atau pembukuan atau sistem Bank.
b. Jumlah setoran awal atas rekening ditentukan oleh Bank, sedangkan
jumlah setoran selanjutnya ditentukan menurut jumlah yang diterima
dan atau didebet oleh Bank dan setoran rekening dapat dilakukan
melalui setoran tunai, perintah pemindahbukuan dana
kliring/penagihan atas warkat pembayaran yang telah di endorese
menurut ketentuan Bank.
c. Setoran rekening, baik setoran awal maupun setoran selanjutnya
dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja dan jam kerja yang
berlaku pada Bank.
d. Untuk setoran lainnya selain setoran tunai akan dianggap sebagai
setoran apabila dana telah efektif diterima oleh Bank dan khusus
untuk kepentingan rekening tertentu (pihak asing) dan atau transaksi.
e. Atas kebijakan Bank sendiri dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Bank berhak untuk menolak setoran ke
rekening yang dilakukan oleh Nasabah ataupun pihak lain.
2. Penarikan
a. Penarikan atas rekening hanya dapat dilakukan Nasabah dan atau
berdasarkan kuasa dari Nasabah dengan menggunakan media
penarikan yang memenuhi ketentuan Bank, tanpa mengurangi hak
Bank untuk menolak penarikan atas rekening, bilamana dana dalam
69
rekening tidak mencukupi, dengan memperhatikan
ketentuan/perjanjian yang berlaku atas rekening terkait.
b. Penarikan atas rekening dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja
dan jam kerja yang berlaku pada Bank, penarikan yang dilakukan
tidak boleh melebihi Saldo Minimum, penarikan tidak dapat
dilakukan apabila rekening diblokir , dan atau tandatangan
Nasabah/kuasanya berbeda dengan yang ada di specimen yang ada
pada Bank, dan atau penarikan tersebut dilarang oleh kebijakan
internal Bank, ketentuan peundang-undangan yang berlaku dan atau
oleh instansi terkait, apabila tersedia dana yang cukup, Bank berhak
membayarkan penarikan atas rekening giro dengan menggnakan
warkat berupa cek dengan tanggal/syarat tunda (post dated cheque)
yang diajukan kepada Bank sebelum tanggal efektif/penarikancek
terkait dan yang akan dianggap sebagai cek kosong bilamana tidak
tersedia dana yang cukup dalam rekening giro terkait.
3. Pemindahbukuan Rekening
Pada pemindah bukuan dari rekening giro kepada rekening giro yang
ada pada bank lain dapat dilaksanakan dengan bilyet giro bank sesuai
dengan prosedur yang ada di PT. Bank Nagari cabang Tapus di
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera
Barat.
70
cara penyelesaiannya hambatan pelaksanaan pada giro iB dengan akad
wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus
1. Ketentuan Umum Pembukaan Rekening Giro ini dengan seluruh
perubahannya /penambahannya dan atau pembaharuannya dibuat,
ditafsirkan dan dilaksanakan berdasarkan Hukum Negara Republik
Indonesia.
2. Setiap sengketa yang timbul menurut atau berdasarkan Ketentuan Umum
Pembukaan Rekening Giro ini, akan diselesaikan dengan cara sebagai
berikut:
a. Nasabah setuju bahwa setiap perselisihan atau perbedaan pendapat
yang timbul dari dan atau berkenaan dengan pelaksanaan Ketentuan
Umum Pembukaan Rekening Giro ini, sepanjang memungkinkan,
diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
b. Setiap perselisihan atau perbedaan pendapat yang tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah oleh Bank dan Nasabah maka
perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut harus diselesaikan
melalui mediasi dibidang Perbankan.
c. Setiap perselisihan atau perbedaan pendapat yang tidak dapat
diselesaikan baik secara musyawarah dan atau mediasi dibidang
Perbankan, maka Nasabah setuju bahwa perselisihan atau perbedaan
pendapat tersebut akan diselesaikan melalui salah satu Pengadilan
Negeri diwilayah Republik Indonesia dengan tidak mengurangi hak
dari Bank untuk mengajukan Gugatan kepada nasabah melalui
71
Pengadilan lainnya baik didalam maupun diluar wilayah Republik
Indonesia dan Nasabah dengan ini menyatakan melepaskan haknya
untuk mengajukan eksepsi mengenai kekuasaan relatif terhadap
pengadilan yang dipilih oleh pihak Bank.40
Ketentuan atau syarat dalam pemutusan atau penutupan hubungan
rekening giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus di
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat,
yaitu:
1. Pemilik rekening dan Bank senantiasa berhak untuk mengakhiri
hubungan rekening giro ini dengan kewajiban memberitahukan terlebih
dahulu kepada bank atau kepada Pemilik Rekening paling lambat 1 (satu)
hari sebelumnya.
2. Pemilik rekening mengetahui bahwa jika cek atau bilyet giro atas nama
Pemilik Rekening ditolak pembayarannya oleh bank, karena tidak
tersedianya dana yang cukup untuk membayarnya (cek dan bilyet giro
kosong), kepada pemilik rekening akan diberikan peringatan secara
tertulis oleh bank.
3. Jika dalam jangka waktu tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Bank
Indonesia, kepada pemilik rekening diberikan peringatan untuk yang ke
tiga kali, maka hubungan rekening giro dengan pemilik rekening
sekaligus akan diputuskan atau ditutup oleh Bank.
40 Dokumen PT Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat
72
4. Hubungan rekening giro dengan pemilik rekening juga akan ditutup oleh
Bank, jika Bank menerima pemberitahuan dari Bank lain bahwa rekening
atas nama Pemilik Rekening Giro pada Bank yang bersangkutan ditutup
karena adanya penarikan cek dan atau bilyet giro kosong, atau
berdasarkan instruksi Bank Indonesia dan atau nama Pemilik Rekening
tercantum dalam daftar hitam atau kredit macet pada Bank Indonesia.
5. Jika rekeningnya telah ditutup maka pemilik rekening berkewajiban
untuk mengembalikan kepada Bank, semua sisa buku cek atau bilyet giro
yang berdasarkan administrasi Bank masih ada pada Pemilik Rekening.
6. Bank harus mencantumkan klausula yang merupakan pernyataan nasabah
bahwa yang bersangkutan tidak keberatan rekeningnya ditutup dan
namanya dicantumkan dalam daftar hitam oleh Bank Indonesia apabila
terkena sanksi administratif karena melakukan penarikan cek atau bilyet
giro kosong.
7. Bank akan menutup Rekening Giro Nasabah, apabila :
a. Menarik cek dan atau bilyet giro kosong 3 lembar atau lebih dalam
jangka waktu 6 bulan
b. Menarik cek dan atau bilyet giro kosong 1 lembar dengan nominal
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih.
73
8. Bank juga dapat menutup rekening atas penarikan cek dan atau bilyet
giro kosong walaupun Pemilik Rekening tidak menerima surat
peringatan.41
Berdasarkan hasil penelitian wawancara dengan Bapak Caesar
Firdaus Costumer Service (CS) di PT. Bank Nagari Cabang Tapus
terhadap Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan akad Wadiah pada PT.
Bank Nagari Cabang Tapus, dapat di analisis terhadap kesesuaian suatu
akad pengikatannya pada Giro iB dengan akad wadiah di PT. Bank
Nagari tersebut. Dimana Pelaksanaan Tabungan Giro pada PT. Bank
Nagari Cabang Tapus dalam pengoperasiannya benar-benar memakai
akad syariah yaitu dengan memakai akad wadiah. Setelah peneliti
melakukan penelitian dalam pelaksanaan Giro iB tersebut dapat dilihat
perbedaannya dengan giro konven yaitu hanya pada akad pengikatnya
saja dalam PT. Bank Nagari Cabang Tapus tersebut.
Dalam hasil wawancara dengan Bapak Caesar Firdaus dapat
dipetik hasil bahwa pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus, karakteristik
Pelaksanaan Giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari cabang
Tapus hampir sama dengan giro di bank Konven, dimana Nasabah
penyimpan diberikan garansi untuk menarik dana setiap waktu dengan
memfungsikan fasilitas yang tersedia di Bank seperti cek, bilyet giro,
kartu ATM dan sarana perintah pembayaran lain, atau dengan pemindah
41Dokumen PT. Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat
74
bukuan. Dalam Pelaksanaannya PT. Bank Nagari memfungsikan dana
nasabah hanya sebagai titipan saja.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada PT. Bank Nagari Cabang
Tapus dalam pelaksanaan Giro iB akad Wadiah pada PT. Bank Nagari
Cabang Tapus, layanan yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan
pelaksanaan Giro Wadiah atau sesuai dengan akad wadiah. Dimana pada
tabungan giro iB di bank nagari cabang tapus tidak menggunakan bunga
atau jasa giro, hanya saja karakteristik pelaksanaannya saja yang sama
ketentuan umumnya dengan Giro pada umumnya. Pada PT. Bank Nagari
Cabang Tapus hanya menerima bagi hasil pada akad mudharabah dan
menerima sejumlah biaya titipan pada akad wadiah dalam pelaksanaan
tabungan giro iB di PT Bank Nagari Cabang Tapus .
75
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Tabungan Giro iB dengan
akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus yang telah di paparan oleh
peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pelaksanaan
tabungan giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus
sesuai dengan ketentuan umum pasal 2 yaitu penerapan tabungan giro iB
dengan akad wadiah sama dengan penerapan giro pada umumnya di PT Bank
Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang gelugur Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat. Yang mana, pelaksanaan tabungan giro iB dengan
akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus yaitu (1) wajib membuka
buku rekening giro iB dengan akad wadiah, (2) saldo awal minimum Rp.
1.000.000, (3) data diri lengkap (KTP, NPWP, Materai 10000) (3) bagi
tabungan giro iB perorangan harus ada surat izin usaha dan bilyet giro di
tanda tangan untuk penarikan giro, (4) bagi tabungan giro iB perusahaan atau
non-perorangan harus memiliki data diri milik perusahaan dan stempel
perusahaan dibubuhkan diatas cek atau bilyet giro dan ditandatangani untuk
penarikan.
76
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan penganalisaan Pelaksanaan Tabungan
Giro iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus tabungan
giro iB dibagi atas dua macam pelaksanaan tabungan giro iB ini, yaitu
berdasarkan peorangan dan non-perorangan. Dimana pada PT. Bank Nagari
Cabang Tabung menggunakan akad wadiah Al-Amanah. Diharapkan
sebaiknya PT. Bank Nagari Cabang Tapus untuk menerapkan akad wadiah
sesuai dengan ketentuan syariah.
Dimana pada PT. Bank Nagari cabang Tapus menerapkan sistem
pelaksanaan tabungan giro iB dengan akad Wadiah sama halnya sistem
pelaksanaan tabungan giro konven, sehingga tidak ada perbedaan sistem
pelaksanaannya. Dan juga biaya-biaya administrasi dan biaya potongan dana
titipan giro dengan akad wadiah sama dengan biaya-biaya yang dikenakan
pada giro konven.
Untuk tinjauan lebih jauhnya diharapkan kepada PT. Bank Nagari untuk
menerapkan sistem syariah yang sebenarnya pada pelaksanaan tabungan giro
dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus terpisah dengan
pelaksanaan giro konven pada PT. Bank Nagari cabang Tapus. Agar
masyarakat ataupun nasabah bisa membedakan antara giro konven dan giro
iB dengan akad wadiah pada PT. Bank Nagari Cabang Tapus.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghofur Anshori, 2018. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Abdul Ghofur Anshori, 2009. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Abdul Ghofur Anshori, 2018. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Ahmad Dahlan, 2012, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik, Yogyakarta: Teras.
Ascarya, “Akad Dan Produk Bank Syariah” (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2017) Hlm 113
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan
Praktek, (Yogyakarta: Calpulis.2015), Hlm 36-37
Dokumen PT. Bank Nagari Cabang Tapus Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman Provinsi Sumatera Barat
Hasan Abdullah Amin, Al-Wadi’ah Al-Mashrifiyah An-Naqdiyah Wa
Istitssmariha Fi Al-Islam, (Jeddah : Dar Asy-Syuruq, 1983), Hlm 23-31
Https://Www.Banknagari.Co.Id/Produk?Page=Rfhd181rwla3rs69wq141a%3d%3
d Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2021 Pukul 15.53
Huseun Umar, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta:
Raja Wali Pers.2013).Hal.42
Istitut Bankir Indonesia. Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional Bank
Syari’ah (Jakarta:Djambatan. 2003) Hlm 59-60.
Jaih Mubarok, 2004, Perkembangan Fatwa Ekonomi Syari’ah Di Indonesia,
Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Kasmir, 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
M. Bahsan, 2005. Giro Dan Bilyet Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
M. Nur Rianto Al-Arif, 2012. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung :
Alfabeta.
Makhalul Ilmi, 2002. Teori Dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah,
Yogyakarta : Uii Press.
Mudrajad Kuncoro, 2013. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Muhamad Syafi‟Ai Antonio. Bank Syari’ah Dari Teori Keprakti. (Jakarta: Gema
Insani, 2001) Hlm 85
Muhammad, 2014, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Prathama Rahardja, 1990 Uang Dan Perbankan. Jakarta: PT. Rineka Ciptam
Sudarsono Heri, 2004, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta :
Ekonisia
Sulaiman Rasjid, 1994. Fiqh Islam. Bandung, Sinar Baru.
Wiroso, 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah.
Jakarta: PT. Grasindo.
LAMPIRAN
Recommended