View
236
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
PEMBERDAYAAN EKONOMI IBU RUMAH TANGGA MELALUI
PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL BIR PLETOK
STUDY KASUS: KELOMPOK WANITA TANI CEMPAKA RW 02
PETUKANGAN JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Di ajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi
pesyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Anisa Fatonah NIM. 1110054000034
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk
memenuhi salah satu pesyaratan memperoleh gelar Srata 1 (S1) di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang belaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di Kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain,
maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 4 Januari 2017
Anisa Fatonah
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT sebagai pagar penjaga
nikmat-Nya, zat yang maha menggenggam segala sesuatu yang ada dan
tersembunyi di balik jagad semesta alamdan zat yang maha meliputi segala
sesuatu yang terfikir maupun tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Keluarganya,
Sahabatnya, serta bagi seluruh umat Islam yang terlena maupun terjaga atas
sunnahnya.
Alhamdulillahi rabbil’alamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada
Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-Nya, sehingga skripsi ini dapat di
selesaikan. Karena tanpa rahmat dan ridha-Nya tidaklah mungkin penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, dengan selesainya skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, bimbingan, do’a, dan partisipasi dari berbagai pihak.
Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UinSyarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Wati Nilamsari, M.Si dan Hudri, M.Ag, selaku Ketua dan Sekertaris
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UiN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Nurul Hidayati, M.Pd sebagai dosen pembimbing, penulis
mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat,
motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan
seluruh dosen-dosen yang mengajar di PMI angkatan 2010 yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dan sarannya kepada
penulis dalam penyususnan skripsi ini.
6. Hj. Sunarti Satimin beserta Pengurus Kelompok Wanita Tani Cempaka
yang telah membantu memberikan informasi, bantuan, kebijakam dan
sarannya sehingga penelitian dapat di lakukan dengan baik.
7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Kundang Supardi dan
Ibunda Hj. Susilah yang tak pernah bosan-bosannya mencurahkan rasa
cinta, kasih sayang serta do’a dan air mata, yang selalu memberikan
motivasi yang sangat luar biasa serta dukungan moril maupun materil
kepada penulis.
8. Teruntuk Kakak-kakak ku tercinta Abdul Kohar Rahmadi, Indah
Kusumawardani, Nur Ali, Woro Puspita Ningrum, dan Adik ku
Taufiqurrahman yang selalu memberikan semangat dan kasih
iv
sayangnya kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini, hanya
Allahlah yang dapat membalas semuanya.
9. Teruntuk teman-teman ku Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
angkatan 2010, terlebih untuk Nur Handayani S.Kom.I yang selalu
meluangkan waktunya untuk menemani penulis dalam melakukan
penelitian dan menemani penulis saat bimbingan, serta kepada Mia
Maisya R, Resha Purnama, Nurul Vivi AP, Badzlia R Framutami, Yulia
Yusyunita, Sri Rahmayani, Vivih Rahmawati, Desia Cahya N, Ika Septi
T, Lilis Yunengsih, Maya Indah J, A. Septian B, A. Suheri, Adiatma,
Anfal, M. Iqbal, A. Taufik, Viqih Akbar, M. Imamudin Arya, Fikri
Dzulkarnain, Ade Ramdhan, M. Irfan J, Ujang Kosasih, Rendy Saputra,
dll.
Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan namanya satu persatu dengan
iringan do’a kepada Allah SWT, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang
tak terhingga atas segala dukungan dan bantuan yang telah di berikan kepada
penulis selama ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
dan khususnya bagi penulis.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb
Jakarta, 4 Januari 2017
Anisa Fatonah
i
ABSTRAK
Anisa Fatonah
PEMBERDAYAAN EKONOMI IBU RUMAH TANGGA MELALUI
PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL BIR PLETOK: STUDY
KASUS KELOMPOK WANITA TANI CEMPAKA RW 02 PETUKANGAN
JAKARTA SELATAN
Kemiskinan merupakah salah satu yang menjadi masalah sosial yang
sangat serius di indonesia. Setiap tahuannya angka kemiskinan di Indonesia
semakin meningkat di setiap wilayahnya.
Untuk mengatasi kemiskinan dan menambahkan perekonomian ibu rumah
tangga, maka di bentuklah Kelompok Wanita Tani Cempaka yang bertempatkan
di Kelurahan Petukangan Selatan Jakarta Selatan berusaha untuk menciptakan
kegiatan Minuman Tradisional Bir pletok yang di harapkan dapat membantu
menambahkan perekonomian ibu rumah tangga dan menjadikan ibu rumah tangga
yang lebih kreatif .
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan
pemberdayaan yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka dan tanggapan Ibu
rumah tangga RW 02. Dalam peneltian ini penulis menggunakan penelitian
kualitatif, metode kualitiatif ini juga bertujuan untuk penulis bisa menghimpun
data dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan Kelompok
Wanita Tani Cempaka dan kemudian menganalisis dari hasil temuan yang ada di
lapangan agar dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan mendalam
tentang kegiatan yang menjadi penelitian.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................... 1
B. Pembatasan Masalah..................................................... 8
C. Rumusan Masalah......................................................... 8
D. Tujuan Penelitian.......................................................... 9
E. Manfaat Penelitian........................................................ 9
F. Metode Penelitian......................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka.......................................................... 16
H. Sistematika Penulisan................................................... 18
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
A. Pembeerdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan....................................... 20
2. Strategi Pemberdayaan............................................ 24
3. Tujuan Pemberdayaan............................................. 26
4. Tahapan-tahapan Pemberdayaan............................. 26
5. Proses Pemberdayaan.............................................. 28
B. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi................................................. 30
2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi........................ 34
3. Langkah-langkah Pemberdayaan Ekonomi............. 34
vi
4. Strategi Pemberdayaan Ekonomi........................... 35
5. Pendekatan dalam Pemberdayaan Ekonomi.......... 38
C. Ibu Rumah Tangga
1. Pengertian Ibu Rumah Tangga................................ 38
2. Tugas Ibu Rumah Tangga....................................... 39
3. Pemberdayaaan Ibu Rumah Tangga……………... 42
D. Pelestarian
1. Pengertian Pelestarian.............................................. 45
BAB III. GAMBARAN UMUM
A. Profil Kelompok Wanita Tani Cempaka
1. Sejarah Kelompok Wanita Tani Cempaka............... 47
2. Struktur Kelompok Wanita Tani Cempaka.............. 47
3. Visi dan Misi Kelompok Wanita Tani Cempaka..... 48
4. Ibu Rumah Tangga Kelompok Wanita
Tani cempaka............................................................ 49
5. Bir Pletok Cempaka.................................................. 49
6. Cara Pembuatan Minuman Tradisional
Bir Pletok.................................................................. 50
7. Sumber Dana............................................................ 52
8. Pemasaran dan Promosi............................................ 53
9. Waktu dan Lokasi Pelestarian Minuman
Tradisional Bir Pletok……………………………... 54
BAB IV. HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Analisis Tahapan-tahapan Pemberdayaan Ekonomi Ibu
Rumah Tangga melalui Pelestarian Minuman Tradisional
Bir Pletok....................................................................... 56
vii
B. Analisis Tanggapan Ibu Rumah Tangga Terhadap
Pemberdayaan Ekonomi melalui Pelestarian Minuman
Tradisional Bir Pletok..................................................... 67
C. Hasil Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga
Melalui Pelestarian MInuman Tradisional
Bir Pletok……………………………………………… 71
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................... 74
B. Saran................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 76
LAMPIRAN................................................................................................. 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan hal yang sudah tidak asing lagi karena
menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan,
sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan perkerjaan. Agar kemiskinan di
Indonesia dapat menurun di perlukan dukungan dan kerja sama dari pihak
masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah seperti ini.1
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan di indonesia pada bulan Maret 2015 mencapai 28,59 juta orang
(11,22 persen), di tambah 0,86 juta orang di bandingkan dengan kondisi pada
bulan September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Dari
jumlah tersebut ternyata lebih banyak penduduk perempuan di bandingkan
laki-laki dan jumlahnya semakin terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari
uraian di atas dapat dikatakan bahwa kemiskinan lebih dekat dengan
perempuan.2
Persoalan kemiskinan pada perempuan pada dasarnya dapat menimpa
laki-laki dan perempuan. Hanya saja jika kita mau melihat lebih dalam,
ternyata masalah kemisikinan pada perempuan merupakan hal yang lebih
rentan di bandingkan dengan masalah kemiskinan laki-laki. Menurut
Badriyah Fayumi, kenati seorang laki-laki dan perempaun sama-sama miskin,
1 Mas Pandu, Pandu-xblogs.co.id/2015/03/contoh-makalah-kemiskinan.html?m=1, di
akses pada tanggal 14 Desember 2016 Pukul 14.33 WIB. 2 Data Presentase Penduduk Miskin, di akses pada tanggal 25 April 2016 pukul 13.30
WIB.
2
kemiskinan itu di sebabkan oleh alasan yang berbeda serta kemampuan yang
berbeda pula dalam menghadapinya. Kemiskinan memiliki dimensi yang
sangat bias gendeer karena adanya ketimpangan gender dan akses kekuasaan.
Kontruksi peran yang yang melekat pada perempuan, tanggung jawab,
dan prilakunya sebagai perempuan, juga karena relasinya yang tidak serta
dengan laki-laki, secara atau tidak langsung telah menimbulkan ketidak
langsung telah menimbulkan ketidakadilan gender. Ketidakadilan ini terjadi
karena telah berakal adat, norma ataupu struktur dalam masyarakat. Dan
pada akhirnya hal ini berdampak langsung terhadap kesejahteraan perempuan
dan mengakibatkan kemiskinan berbasis gender. Untuk itu karenanya dalam
mengatasi permasalahan kemiskinan terhadap perempuan di perlukan
penanganan khusus yang leih respontif gender atau dengan kata lain di
perlukannya adanya suatu keberpihakan pada perempuan.
Keberpihakan pada perempuan itu bisa dilakukan dengan cara membuka
akses kepada berbagai peluang yang bisa memungkinkan perempuan menjadi
semakin berdaya dan mandiri, seperti akses pembekalan pengetahuan dan
ketrampilan, akses pembiayaan modal dan akses pemasaran. Sehingga dengan
demikian akan terjadi peningkatan dalam kapasitas pengetahuan dan
keterampilan (Skiil), serta tumbuhnya rasa percaya diri pada perempuan untuk
mau mengembangkan potensi yang di milikinya. Lebih jauh lagi, perempuan
diharapakan bisa memiliki kemandirian dalam ekonomi sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarganya. Untuk itu, perempuan
juga harus diberikan kebebbasan dalam berekspresi dan mengembangkan
3
potensinya secara baik, selama tidak menyalahi norma dan fitrahnya sebagai
perempuan.
Perempuan merupakan potensi keluarga yang memiliki semangat.
Namun, masih banyak juga peremupuan yang kurang berdaya karena
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu ekonomi yang rendah,
tingkat pengetahuan dan keterampilan yang rendah serta kurang akses untuk
menambah pengetahuan dan keterampilannya. Faktor tersebutlah yang
mendorong perempuan untuk ikut serta mengambil alih tanggung jawab
ekonomi keluarga dengan berkerja di luar rumah.
Pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama kaum perempuan yang
sering dikaitkan dengan ketergantungan yang diakibatkan adanya upaya
partikal yang sangat kental. Untuk membuat perempuan berdaya maka
adanya suatu keterampilan khusus yang perlu dimiliki setiap wanita. Peluang
yang sangat memungkinkan para wanita berkarir adalah dalam bidang usaha,
hal ini sangat terlihat dari ketekunan, ketelitian serta kesabaran seorang
wanita dalam melakukan suatu kegiatan.3
Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi sangat diperlukan dalam
memenuhi kebutuhan, oleh karenanya ekonomi merupakan salah satu ilmu
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Selain itu, ekonomi sebagai
alat untuk mengukur tingkat kemajuan dalam suatu negara.
Untuk mengatasi berbagai problem keluarga tidak cukup dengan
membebaskan perempuan secara ekonomi dan memberinya peluang berperan
3 Siti habibah, Pemberdayaan Ekonomi melalui Wirausaha Daur Ulang Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 1.
4
dan menanggung beban keuangan keluarga bersama laki-laki. Tetapi paling
tidak ia juga harus memperhatikan keluarganya tanpa mengorbankan
kewajibannya sebagai orang ibu yang menuntut kestabilan kelurganya,
keterkaitan langsung dengan baik, dan usaha memberikan santapan spiritual
untuk anaknya, baik yang kecil maupun yang besar.4
Para perempuan juga boleh berkerja di dalam berbagai bidang, di dalam
maupun di luar rumah, baik untuk berkerja sendiri ataupun berkerja untuk
orang lain, dengan lembaga pemerintah maupun swasta, selama pekerjaan
tersebut dilakukannya dalam suasana terhormat, sopan, serta selama mereka
dapat memelihara agamanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak
negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya.5
Ada beberapa alasan bagi perempuan yang berkerja di luar rumah, antara
lain: Pertama, menambah pendapatan keluarga (familiy income) terutama
pendapatan suami relatif kecil. Kedua, memanfaatkan berbagai keunggulan
(pendidikan dan keterampilan) yang dimilikinya yang di harapkan oleh
keluarganya. Ketiga, menunjukkan eksistensinya sebagai manusia (aktualisasi
diri) bahwa ia mampu berprestasi dalam kehidupan masyarakat. Keempat,
untuk memperoleh status atau kekuasaan yang lebih besar di dalam
kehidupan keluarga.
Memberikan motivasi, pengetahuan mengeai pola pendampingan usaha,
pelatih keterampilan dan penyuluhan kewirausahaan merupakan beberapa
4 Zakaria, Psikologi Wanita, h. 158. 5Nuris Annisa, Partisipasi Wanita Dalam Pemberdayaan melalui Program Klaster
Mandiri Zona Madina, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 1.
5
cara pemberdayaan untuk membekali para perempuan agar bisa berekerja dan
memiliki penghasilan dengan usahanya dalam membuat dirinya berdaya.6
Perubahan yang terjadi dalam rumah tangga adalah kecendurungan
peranan yang semakin dominan dalam alokasi ekonomi dan alokasi
kekuasaan di bandingkan dengan suaminya. Hal ini dilakukan oleh hampir
sebagian besar ibu rumah tangga dalam membuat keputusan yang
menyangkut masalah dan posisi penyelesaian tugas rumah tangga dan secara
rata-rata sebagian besar istri memperoleh posisi yang lebih tinggi dari suami
dalam proses pembuatan keputusan yaitu lebih nyata dalam pengambilan
keputusan masalah-masalah ekonomi. Yang artinya, ibu rumah tangga yang
berkerja memiliki pengaruh terhadap kedudukan dan peranan wanita dalam
keluarga.7
Melihat banyaknya wanita yang berusaha memperbaiki dirinya dalam
upaya membuat dirinya berdaya seperti yang dilakukan Kelompok Wanita
Tani (KWT) Cempaka ini memiliki tujuan untuk merubah keadaan hidup
mereka menjadi yang lebih baik.
Pelaksanaan pertanian perkotaan yang di latar belakangi oleh adanya
permasalahan kemiskinana perkotaan. Kemiskinan tidak lagi merupakan
masalah yang menjadi dominan di pedesaan, tetapi juga akan semakin
meningkat di daerah urban dan pinggiran kota. Pemerintah telah melakukan
berbagai program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan untuk
mengurangi angka kemiskinan di daera perkotaan, selain berupa bantuan
6 Bambang Susilo, Pemberdayaan EkonomiPerempuan Tani Berbasis Kelembagaan, di
akses pada tanggal 22 September 2015 dari http://www.e-jounal.stain-pekalongan.ac.id 7http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/31421366089a281f8ec73e088807b52770b
3f282.pdf, artikel ini di aksesn pada tanggal 18 September 2015 pukul 23 18.WIB
6
langsung, program juga dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan
pemberdayaan masyarakat diantaranya dengan membentuk kelompok wanita
tani binaan. Menurut Mosheler, salah satu syarat untuk memperlancar
pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani sehingga
perlu adanya perorganisasian wadah pertani yang berupa kelompok tani.
Adanya kelompok tani diharapkan petani bisa saling bertemu dan
bermusyawarah secara bersama-sama untuk merencanakan suatu kegiatan.8
Kelompok Wanita Tani Cempaka yang merupakan kumpulan ibu rumah
tangga di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan yang mayoritas usianya
masih produktif dan hanya bisa menjadi ibu rumah tangga yang
mengadalakan pendapatan yang diberikan oleh suaminya yang menjadikan
pendapatan sebuah keluarga menjadi rendah dan tingkat kesejahteraannya
pun menjadi kurang sejahtera. Maka Pemberdayaan yang dilakukan oleh
Kelompok Wanita Tani Cempaka untuk memberikan akses serta
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk membuat ibu rumah
tangga yang ada di RW 02 ini menjadi lebih berdaya dan diharapkan bisa
membantu pendapatan keluarganya.
Keberadaaan Kelompok Wanita Tani Cempaka di RW 02 Kelurahan
Petukangan Selatan merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam
rangka ikut berpartisipasi untuk pembangunan di bidang pertanian dan turut
menciptakan kondisi masyarakat yang berdaya dalam upaya pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang kreatif.
8 http://stppyogjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2011/11/IIP_Sukadi.pdf, Thomas
Widodo, Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, (Yogjakarta: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, 2007), di akses pada tanggal 22 September 2015 pukul 11.30 WIB.
7
Pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka
selain untuk mendapatkan pendapatan ekonomi, Kelompok Wanita Tani
Cempaka juga mempunyai manfaat sosial dan lingkungan serta
memanfaatkan lahan tidur atau kosong menjadi lebih berguna bagi
masyarakat dan ibu rumah tangga dengan menggunakan lahan
perkarangannya menggunakan metode tanaman buah dan pot.
Kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka adalah
berbudidaya pertanian, selain itu ibu rumah tangga yang bergabung di
kelompok ini juga dapat mengelola hasil panen yang menjadi suatu produk
makanan dan minuman tradisioanal, produk yang dihasilakan oleh Kelompok
Wanita Tani Cempaka yaitu: minuman tradisional bir pletok, instan jahe,
kripik pisang dan makanan tradisional lainnya. Pengelolahan hasil panen
bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dan diharapakan dapat meningkatkan
pendapatan yang berdampak pada kesejahteraan keluarga.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Cempaka dapat diharapkan dapat
membantu para ibu rumah tangga yang berada di RW 02 Kelurahan
Petukangan Selatan yang sebelumnya hanya menjadi ibu rumah tangga yang
selalu mengadalkan pendapatan yang diberikan oleh suami dan dengan
adanya akses mengikuti kegiatan di kelompok ini bisa membantu
meningkatkan pendapatan keluarga yang rendah serta menjadi keluarga yang
lebih sejahtera.
Pertanian yang dikembangkan di perkotaan yang jarang sekali adanya
lahan kosong untuk bercocok tanaman seperti yang dilakukan oleh Kelompok
Wanita Tani Cempaka dan menarik untuk diteliti karena Kelompok Wanita
8
Tani Cempaka selain menggunakan lahan kosong tetapi juga menggunakan
laham perkarangan rumah untuk menjadi sasaran pertanian.
Tema ini peniliti ajukan karena ketertarikan peneliti terhadap
pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam
meningkatkan pendapatan ekonomi dan mensejahterahkan keluarga.
Dengan latar belakang tersebut peneliti mengajukan judul
Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga Melalui Pelestarian
Minuman Tradisional Bir Pletok – Studi Kasus: Kelompok Wanita Tani
Cempaka RW 02 Petukangan Selatan.
B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan penulis membatasi konsep-
konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan pembahasan
yang sistematis, terarah, jelas, dan fokus. Maka dalam skripsi ini, penulis
membatasi pembahasan pada Pemberdayaan Ekonomi Ibu rumah Tangga
Melalui Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok Studi Kasus: Kelompok
Wanita Tani Cempaka RW 02, Petukangan Jakarta Selatan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan batasan masalah di atas, maka
dalam perumusan masalah penulis memfokuskan masalah pada:
1. Bagaimana tahapan-tahapan pemberdayaan ekonomi ibu rumah
tangga melalui pelestarian minuman tradisional bir pletok?
2. Bagaimana tanggapan ibu rumah tangga terhadap pemberdayaan
ekonomi melalui pelestarian minuman tradisional bir pletok?
9
3. Bagaimana hasil dari pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga
melalui pelestarian munuman tradisional bir pletok?
D. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian untuk memperoleh gambaran tentang:
a. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pemberdayaan ekonomi ibu
rumah tangga melalui pelestarian minuman tradisional bir pletok.
b. Untuk mengetahui tanggapan ibu rumah tangga terhadap
pemberdayaan ekonomi melalui pelestarian minuman tradisonal
bir pletok.
c. Untuk mengetahui hasil dari pemberdayaan ekonomi ibu rumah
tangga melalui pelestarian minuman tradisional bir pletok.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti menjadi bekal ilmu pengalaman, peluasaan wawasan
dalam ilmu sosial.
b. Sebagai bahan evaluasi hasil bagi Kelompok Wanita Tani
Cempaka dalam merencanakan program kerja di masa datang
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang menghasilkan
prilaku yang dapat diamati. Lexy J. Moleong mengukapkan pandangan
Kirk dan Miller memberikan pengertian bahwa penelitian kualitatif adalah
10
tradisi penelitian yang berguna pada pengamatan sesuai dengan orang-
orang di sekitar objek penelitian dalam bahasa dan peristilahan sendiri.9
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu yang terlibat lebih
utuh. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisai ke dalam variabel dan hipotesis, tetapi perlu memandangnya
sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. Penelitian jenis ini yang lazimya
disebut penelitian deskriptif dimaksudkan sebagai upaya eksplorasi dan
klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Hasil dari
penelitian ini bisa menjadi mesukan bagi kegiatan penelitian lebih lanjut.10
Tujuan dari data deskriptif adalah untuk membuat suatu gambaran
yang sistematis. Faktual dan akurat tentang fenomena-fenomena yang
diselidiki dalam penelitian. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan pada
penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, atau
hubungan kekrabatan.
2. Sumber Data
Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang berasal dari hasil wawancara dan
hasil pengamatan lapangan. Data ini juga terdiri dari dua sumber
yaitu:
1. Data utama yaitu data yang diperoleh secara langsung di
lapangan dan dalam pengamatan langsung. Memungkinkan
9 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1989), h.3. 10 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 18.
11
peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proposial maupun pengetahuan yang
langsung diperoleh dari sumber-sumber terpercaya. Peneliti
melakukan wawancara langsung dengan pelopor yaitu Ibu
Hj. Sunarti Satimin selaku Ketua Kelompok Wanita Tani
Cempaka.
2. Sumber umum, yaitu data yang di peroleh langsung dari
anggota atau ibu rumah tangga yang ikut bergabung
dengan Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam
pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga melalui
pelestarian minuman tradisisonal Bir Pletok di RW 02
Petukangan Selatan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh langsung melalui
catatan-catan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari
sumber yang terkait atau data yang diperoleh secara tidak
langsung.11
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
untuk mendapatkan data yang lebih objektif, peneliti menggunakan data
yang bersifat kualitatif, seperti:
11 Sonny Sumarsono, Metode Sumber Daya Manusia, (Yogjakarta: Graha Ilmu, 2004),
h. 69.
12
a. Observasi
Observasi merupakan usaha untuk memperoleh dan
mengumpulkan data dengan pengamatan langsung di lapangan
terhadap suatu kegiatan yang akurat, serta mencatat fenomena
yang muncul dan mempertimbangkan hubungan aspek dalam
fenomena.12
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu
utama selain pancaindra lainnya, seperti: telinga, penciuman,
mulut, dan kulit. Karena itu observasi adalah kemampuan seorang
untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.
b. Wawancara
Wawancara merupakan semcam dialog atau tanya jawab antara
pewancara dengan responden atau narasumber dengan tujuan
untuk mendapatkan jawaban yang dikehendaki. Metode yang
dilakukan dalam wawancara yaitu wawancara secara mendalam
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dan informan atau orang yang diwawancarai
12 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikolog, (Jakarta:
LPSP 3 – VI, 1998), h. 62.
13
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah peneliti mencari data yang tertulis,
baik berupa buku, jurnal ataupun lainnya.13
Dalam studi dokumentasi peneliti mengumpulkan dan
mempelajari berbagai macam bentuk data yang diperlukan berupa
catatan harian penuli, makalah, majalah, foto dan sebagainya yang
berhubungan dengan kegiatan yang ada di Kelompok Wanita Tani
Cempaka RW 02 Petukangan Selatan. Sehingga dapat dijadikan
bahan analisa untuk hasil dalam penelitian skripsi ini, juga
mengetahui segala sesuatu yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
4. Teknik Analisa Data
Dalam pengelolaan data yang telah dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi, keseluruhan data yang tersedia di telaah
dengan cara reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
rangkuman abstraksi, yang merupakan usaha dalam membuat rangkuman
menjadi satu kesatuan, yang kemudian satu kesatuan tersebut di
kategorisasikan sebagai upaya memilah-milah satu kesatuan kedalam
bagian yang memiliki kesamaan data. Kategori ini juga dibuat sambil
melakukan koding, kemudian ketahap terakhir mengadakan pemeriksaan
keabsahan data.14
13 Imam Suprayogo dan Troboni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2004), h. 172. 14 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ,( Bandung: Remaja Karya, 2007 ), h.
247.
14
Menurut Creswell mengungkapkan pandangan Haris Heridyansah
dalam bukunya, mengemukakan bahwa beberapa poin yang penting yang
perlu di perhatikan dalam melakukan analisis data kualitatif, antara lain:
a. Analisis data kualitatif dapat dilakukan secara simultan dengan
proses pengumpulan data, interpretasi data, dan penulisan naratif
lainnya.
b. Pastikan bahwa proses penulisan data kualitatif yang telah
dilakukan berdasarkan pada proses reduksi data dan intrepetasi.
c. Ubah data reduksi ke dalam bentuk matriks.
d. Indentifikasi prosedur pengodean (coding) di gunakan dalam
mereduksi informasi ke dalam tema-tema atau kategori yang ada.15
5. Teknik Pengkajian Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triagulasi sebagai teknik
pemeriksaan keabsahan data. Dimana peneliti berusaha bagaiman agar
pesertanya bahwa temuan-temuan peneliti ini dipercaya atau dapat di
pertimbangkan. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan
empat pengecekan keabsahan data,16 yaitu:
a. Triagulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data untuk
keperluan memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan data yang di
peroleh.
15 Haris herdiansyah, Metodelogi penelitian Kualitatif, untuk Ilmu s\Sosial,
(Jakarta:Salemba Humanika, 2012), h.161-162 16 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 2007 ), h.
329-335.
15
b. Kreadibilitas (derajast kepercayaan) dengan teknik triagulasi yaitu
teknik pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, dan hal ini dapat dicapai melalui:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara,
2. Membandingkan keadaan persfektif seseorang dengan
berbagai hal ini peneliti membandingkan jawaban yang
diberikan koordinator Kelompok Wanita Tani Cempaka
dengan anggotanya,
3. Dan membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen
yang berkaitan, masalah diajukan peneliti memanfaatkan
dokumen dan data sebagai bahan perbandingan.
c. Ketentuan dan pengamatan yang bermaksud menentukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan dan isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri
pada hal-hal tertentu secara rinci.
d. Kepastian dan teknik pemeriksaan data kepastian. Auditor dalam
hal ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa sesuatu
itu adalah objektif atau bergantung pada persetujuan beberapa
orang terhadap pandangan.
Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertai UIN Jakarta yang di
terbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun 2007.
16
6. Waktu dan Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dipusatkan di Kelompok Wanita Tani Cempaka di
Jl. Damai RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan, jakarta selatan.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya satu karya ilmiah, maka langkah awal
yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa kaya tulis
penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti.
Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang
peneliti teliti sekarang tidak sama.
Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti
akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki
tema sama dengan yang akan peneliti teliti. Judu-judul tersebut, antara lain:
Skripsi Pertama
Judul : Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Kelompok
UPPKS Cut Nyadien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota
Tanggerang Selatan.
Penulis : Erna Milana
Isi Skripsi : Penelitian ini menjelaskan praktek perencanaan dalam
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga yang dilakukan UPPKS
adalah pendekatan kepada warga agar dapat berpartisipasi,
dengan melibatkan warga akan mempermudah dalam
mengenali maslah yang dihadapi dan mencari alternative
kegiatan untuk mengatasi masalah yang ada.
17
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam.
Tahun : 2012
Skripsi Kedua
Judul : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan
Kelompok Wanita Tani Bersama Dalam Pembuatan Abon
Lele di Parung Poncol RW 02 Kelurahan Duren Mekar.
Penulis : Irfan Aziz
Isi Pokok : Peneliti ini menjelaskan bagaimana strategi Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Kegiatan Kelompok Wanita Tani
Bersama Dalam Pembuatan Abon Lele di Parung Poncol
RW 02 Kelurahan Duren Mekar.
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam.
Tahun : 2014
Skripsi Ketiga
Judul : Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Komunitas
Proklamasi Yayasan Nurani Dunia di Kelurahan
Pegangasan Menteng Jakarta Selatan.
Penulis : Muhammad Nurseha
Isi Pokok : Skripsi tersebut berisikan mengenai Evaluasi Program
Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Proklamasi Yayasan
18
Nurani Dunia di Kelurahan Pegangasan Menteng Jakarta
Selatan.
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam.
Tahun : 2012
Sedangkan skripsi yang penulis bahas yaitu fokus terhadap Tahapan
Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga RW 02 Kelurahan Petukangan
Selatan serta tanggapan ibu rumah tangga terhadap pemberdayaan ekonomi
melalui pelestarian minuman tradisional bir pletok dan output pemberdayaan
ekonomi ibu rumah tangga melalui pelestarian minuman tradisional bir
pletok.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, penulis
berusaha membuat sistematika penulisan khusus dengan jalan
menggelompokan berdasarkan kesamaan dan hungan masalah yang ada.
Bab I : Pendahuluan, pada bab ini akan di paparkan mengenai latar
belakang masalah, fokus dan batasan masalah, tujuan penelitian,
metodologi, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teoritis, dalam bab ini menguraikan tentang
Pemberdayaan: pengertian pemberdayaan, strategi
pemberdayaan, tujuan pemberdayaan, tahapan-thapan
pemberdayaan, proses pemberdayaan.
19
Pemberdayaan Ekonomi: pengertian ekonomi, pengertian
pemberdayaan ekonomi, langkah-langkah pemberdayaan
ekonomi, pemdekatan dalam pemberdayaan ekonomi..
Ibu Rumah Tangga: pengertian Ibu, tugas-tugas ibu dalam
rumah tangga
Pelestarian: pengertian pelestarian
Bab III : pada bab ini terdapat dua sumber yang akan peneliti paparkan,
yaitu: sumber pertama mengenai gambaran umum lokasi RW 02
Kelurahan Petukangan Selatan serta tentang profil Kelompok
Wanita Tani Cempaka.
Bab IV : bab ini berisikan tentang Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah
Tangga RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan serta tanggapan
ibu rumah tangga terhadap pemberdayaan ekonomi melalui
pelestarian minuman tradisional bir pletok dan hasil
pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga melalui pelestarian
minuman tradisional Bir Pletok.
Bab V : bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran peneliti.
20
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PEMBERDAYAAN
1. Pengertian Pemberdayaan
Kata-kata pemberdayaan, merupakan terjemahan dari bahasa inggris
yaitu “Empowerment”, pemberdayaan berasal dari kata “power” yang berarti
kekuatan dalam diri manusia suatu sumber kreativitas. Dalam kamus umum
Bahasa Indonesia kata pemberdayaan di terjemaahkan sebagai upaya
pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang
memuaskan. Istilah pemberdayaan di artikan dengan upaya memperluas
horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi,
pemanfaat yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan.1
Pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dalam
mencapai penguatan diri guna meraih keinginan yang dicapai. Pemberdayan
juga akan melahirkan kemandirian, baik kemandirian berfikir, sikap,
tindakan, yang bermuara pada pencapaian harapan hidup yang lebih baik.2
Roemidi dan Riza Risyanti mengukapkan pandangan Shardlow,
pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok
ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk, masa depan sesuai dengan keinginan
mereka.3
1Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h. 53 -54 2 Rofiq A, dkk, Pemberdayaan Pesantren; Menuju kemandirian dan Profesionalisme
Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan (Yogjakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 23 3Roemidi dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyarakat (bandung: Alqaprint Jatinagor,
2006), h. 2
21
Menurut Edi Suharto pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai
tujuan, maka pemberdayaan menunjuk kepada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti
memiliki kepercayaan diri, maupun menyampaikan inspirasi, mempunyai
mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial.4
Konsep pemberdayaan merupakan upaya mencari bentuk konsep
pembangunan yang ideal setelah berbagai paradigma pembangunan
sebelumnya gagal, memenuhi harapan sebagai besar umat manusia.5
Kata pemberdayaan juga menunjuk pada kemampuan orang,
khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan
ataupun kemampuan dalam:
a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki
kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebeas mengemukakan
pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kesakitan,
b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan,
4 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial (Bandung: PT. Refika Adiatma, 2005), h. 59-60
5Hikmat harry, Strategi Pemberdayaan Masyarakat (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004), cet. ke-2, h. 23
22
c. Berpartisipasi dalam pembangunan dan keputusan yang
mempengaruhi mereka.6
Dr. Anwar mengungkapkan pandangan Kartasamitra istilah
kerberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang
bersenyawa dengan individu-individu yang lainnya dalam masyarakat untuk
membangun keberadaan masyarakat yang bersangkutan. Oleh sebab itu maka
memberdayakan masyarakat adalah upaya memperkuat unsur-unsur
keberdayaan itu untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
yang dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri
sehingga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau
proses memampukan dan memandirikan masyarakat.7
Beberapa pengertian pemberdayaan masyarakat menurut para ahli,
diantaranya:
a. Isbandi Rukminto Adi mengungkapkan pandangan Biestek
mengenai pemberdayaan, menurutnya prinsip ini pada intinya
mendorong klien untuk menemukan sendiri apa yang harus ia
lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan ia
hadapi.8
b. Syamsir Salam dan Amir Fadhilah mengungkapkan pandangan
McAedle lebih menitik beratkan pemberdayaan pada proses
pengambilan keputusan oleh orang-orang yang secara konsekuen
6 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial (Bandung: PT. refika Adiatma, 2005), h. 58
7Dr. Anwar, Manajemen Pemberdayan Perempuan (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 1 8 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas:
Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 33
23
melaksanakan keputusan tersebut. Orang-orang yang telah
mencapai tujuan kolektif di berdayakan melalui kemandiriannya,
bahkan merupakan keharusan untuk lebih diberdayakan melalui
mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta
sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa
ketergantungan pada pertolongan dari hubungan eksternal.9
Dengan demikian pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan.10
Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau
hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu, masyarakat yang
berdaya, memiliki kekuasaan dan mencapai pengetahuan dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.11
Menurut definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada
hakekatnya pemberdayaan adalah usaha mengembangkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat dengan memberi kuasa atau kemapuan dan
kemandirian masyarakat dalam memberikan kuasa atau kemapuan kepada
individu atau komunitas untuk dapat menentukan jalan hidup mereka sendiri
dan juga dapat bertanggung jawab atas apa yang mereka pilih tanpa adanya
9Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi pedesaan (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif HIdayatullah, 2008), h. 232 10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, (Bandung: PT. refika Adiatma, 2005), h. 58
11 Ibid. h. 59
24
ketergantungan. Dan masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih
suatu yang bermanfaat bagi dirinya, dan dapat dikatakan bahwa masyarakat
yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pilihan-pilihan.
Selain itu pemberdayaan juga berarti menciptakan kondisi hingga
semua orang dapat menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk
mencapai tujuannya, dimana pemberdayaan dalam konteks masyarakat adalah
kemampuan individu dalam masyarakat dalam membangun keberdayaan
masyarakat yang bersangkutan.
2. Strategi Pemberdayaan
Parsons menyatakan bahwa proses pemberdayaan umunya dilakukan
secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa
proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu-lawan-satu antara perkerja
sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun
pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
kemampuan dari klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun
demikian, tidak semua intervensi pekerjaan soaial dapat dilakukan melalui
kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi, pemberdayaan dapat saja
dilakukan secara individual; meskupun pada gilirannya strategi inipun tetap
berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber
sistem atau sistem lain di luar dirinya. Pemberdayaan dapat dilakukan melalui
tiga aras atau mitra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan
makro.
25
a. Aras Mikro, pemeberdayaan dilakukan terhadap klien secara
individual melalui bimbingan, konseling, stress management, krisis
intervention, tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih
klien dalam mejalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini
sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task
centered proach).
b. Aras Mezzo, pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan mengunakan kelompok sebagai
media intervensi. Pendidikan dalam peatihan, dinamika kelompok,
biasanya digunakan sebagai strategi alam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap klien agar memiliki
kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
c. Aras Makro, pemdekatan ini juga disebut sebagai Staregi Sistem
Besar (large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan
pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbiying,
perorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa
strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang
klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami
situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan
strategi yang tepat untuk memilih serta menentukan strategi yang
tepat.12
12 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas: Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 33
26
3. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan utama dari pemberdayaan masyarakat adalah memperkuat
kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (persepsi mereka sendiri),
maupun kondisi eksternal (ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil). 13
Yang menjadi sasaran utama dari tujuan-tujuan di atas adalah
kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, beberapa kelompok yang
dapat dikategorikan sebagai kelompok yang lemah atau tidak berdaya
meliputi:
a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas,
gender, maupun etnis.
b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, dan remaja,
penyandang cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing.
c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami
masalah pribadi atau keluarga.
4. Tahap-tahap Pemberdayaan
Tahapan pemberdayaan merupakan salah satu langkah dimana sebuah
lembaga melakukan kegiatan pemberdayaan terhadap komunitas atau
masyarakat disekitarnya.14
Dalam pemberdayaan tidak langsung terbentuk atau terjadi secara
langsung maupun tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yakni:
13Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT. Refika
Adiatma, 2005), h. 66-67 14 Nana Minarti, dkk., Buku Panduan Umum & Tekhnis Bagi Pendampingan Program
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (Bogor: Masyarakat Mandiri Dompet Dhu’afa, 2008), cet ke-2, h. 3-4
27
a. Tahapan Persiapan
Tahapan ini melalui penyiapan petugas (Community
development), dimana tujuan utama ini adalah untuk menyamakan
persepsi antar anggota agen perubah (agent of change) mengenai
pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan
pengembangan masyarakat. Sedangkan pada penyiapan lapangan,
petugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang
dijadikan sasaran. Pada tahapan inilah menjadi konttak dan
kontrak awal dengan kelompok sasaran.
b. Tahapan Assessment
Proses assessment yang dilakukan disini adalah dengan
mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang disarankan) dan juga
sumber daya manusia yang dimiliki klien. Dalam proses penilaian
ini dapat pula digunakan tekhnik SWOT, dengan melihat
kekuatan, kelemahan, kesempatan, kesempatan dan acaman.
c. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Pada tahapan ini agen perubah (agent of change) secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang
masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
d. Tahapan Pemfomulasikan Rencana Aksi
Pada tahapan ini agen membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang
akan mereka lakukan untuk mengatai permasalah yang ada.
e. Tahapan Pelaksanaan (Implementasi) Program
28
Tahapan pelaksanaan ini merupakan salah satu tahapan yang
paling penting (krusial) dalam proses pengembangan masyarakat,
karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat
melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja
sama antar warga.
f. Tahapan Evaluasi
Tahapan ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan
masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.
g. Tahapan Terminasi
Tahapan ini merupakan tahapan pemutus hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan
karena masyarkat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi tidak
jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah
melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena
naggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat
dan mau meneruskan.
5. Proses Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah sebuah tujuan dan proses. Pengertian
pemberdayaan sebagai tujuan sering kali digunakan sebagai indikator
keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses. Pemberdayaan juga
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
sosial, yaitu: masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemamouan dalam memenuhi kebutuhn hidupnya baik yang
29
bersifat fisik, ekonomi, mauoun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,
mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas dan
kehidupannya. Sebagai proses, maka pemberdayaan adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah
dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan.
Proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan di atas di capai melalui
penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat di singkat dengan 5P, yaitu:
a. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.
Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari
sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat.
b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi
kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh
kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri
masyarakat yang menunjang kemandirian kita.
c. Perlingdungan: melindungi masyarkat terutama kelompok-
kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,
menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang antara
kuat dan kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada
penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak
menguntungkan rakyat kecil.
30
d. Penyokong: memberikan bimbingab dan dukungan adar
masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong
masyarakat agar tidak terjauh ke dalam keadaan dan posisi yang
semakin lemah.
e. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagi
kelompok dalam masyarakat. Pembangunan harus mampu
menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan
setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.15
B. PEMBERDAYAAN EKONOMI
1. Pengertian Ekonomi
Ekonomi secara umum diartikan sebagai hal yang mempelajari
perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk
memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Dimana ruang
lingkup ekonomi meliputi satu bidang prilaku manusia yang terkait dengan
konsumsi, produksi, dan distribusi.16
Ekonomi adalah segala hal yang bersangkutan dengan penghasilan,
pembagian dan pemakaian barang-barang dan kekayan atau kekurangan.17
Monzer Khaf mengukapkan pandangan Paul A. Samuelson
mendifinisakan ekonomi sebagai kajian tentang prilaku manusia dalam
15 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 67. 16Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI): Ekonomi Islam, (Jakarta:
PT. Radja Grafindo Persada, 2008), h. 14 17Bambang Marhijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: Masa Kini (Surbaya: Terbit
Terang, 1999), h. 100
31
hubungannya dan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka untuk
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa serta di distribusikan untuk di
konsumsi.18
Terdapat beberapa ilmu yang mempelajari tentang ekonomi, ilmu
ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu: ilmu ekonomi makro dan ilmu
ekonomi mikro.
f. Ekonomi Makro
Ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
keseluruhan. Variabel-variabel tersebut antara lain pendapatan
nasional, kesempatan kerja atau pengangguran, maupun neraca
pembayaran internasional. Ekonomi makro mempelajari masalah
ekonomi utama sebagai berikut:
1. Sejauh mana sebagai sumber daya telah dimanfaatkan di
dalam kegiatan ekonomi.
2. Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya
stabilitas di bidang moneter.
3. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan
pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi dan
pemerataan dalam distribusi pendapatan.
g. Ekonomi mikro
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu
menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai
tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang
18 Monzer Kahf, Ekonomi Islam:Telaah Analitik Terhadap sistem Ekonomi Islam
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), Cet ke 1, h. 1
32
melakukan kombinasi, konsumsi atau produksi yang optimum
bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan
keseimbangan dalam skala makro dengan asumsinya.19
Mengatasi berbagai problem keluarga tidak sukup dengan
membebaskan wanita secara ekonomi dan memberinya peluang berperan
dalam menanggung beban keuangan keluarga bersama laki-laki. Tetapi paling
tidak ia juga harus memperhatikan keluarga tanpa mengorbankan
kewajibannya sebagai Ibu yang menuntut kestabilan keluarga, keterikatan
langsung dengan anak, dan usaha memberikan santapan spiritual untuk
anaknya, baik yang kecil maupun yang besar.20
Bagi Sayogyo “bahwa untuk menggerakan ekonomi masyarakat yang
bermula dari pada komunitas lokal, ada 3 syarat terlebih dahulu yang harus
dipenuhi, yaitu:
1. Restrukturisasi kelembagaan ekonomi sebagai dasar komunitas.
Hal ini sebagai tatanan dasar ekonomi yang mengatur kehidupan
komunitas perlu di orientasikan.
2. Meninjau kembali segala kebijakan yang memperlemah ekonomi
masyarakat, dan mengantinya dengan kebijakan yang lebih
memihak pada upaya peningkatan keberdayaan ekonomi
masyarakat desa untuk memperbaiki nasib sendiri.
3. pada aras program, pendekatan top-down harus segera diganti
dengan pendekan botton-up, yang tercermin dari mekanisme
pengambilan keputusan dana penyelengaraan program. Istilah
19 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h.41-42
20Zakaria, Psikologi Wanita”, h.158
33
program pemberdayan ekonomi masyarkat harusnya tidak
berkonotasi program masuk desa, melainkan program dari desa.21
Dari asumsi-asumsi diatas lahirlah hak, dan keyakinan dalam ekonomi
masyarakat yang harus dihormati, anatara lain yaitu:
a. Hak dalam menetukan suatu keputusan-keputusan yang
mempengarahui kesejahteraan mereka. Hak ini muncul karena
adanya keyakinan bahwa masyarakat memiliki reabilitas
(kemampuan) memecahkan masalahnya sendiri dalam ekonomi.
b. Masyarakat mempunyai hak untuk berusaha menciptakan
lingkungan yang diinginkannya dan menolak suatu lingkungan
yang tidak sesuai dengan keinginan ini tetap didasari ketenangan
dan ketentraman lingkungan lainnya, menginggat dalam diri
masyarkat telah terjadi interksi sosial aktif dan adaptif.
c. Masyarakat harus diyakini mampu bekerjasama rasional dalam
bertindak untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
komunitas lainnya serta bertindak dalam menggapi tujuannya
secara bersama. Karena itulah menjadi penting dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat itu guna memperhatikan
karakteristik komunitas pada umumnya.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu
proses yang dinamis, yang artinya perubahan yang terjadi menuntut adanya
dinamika masyarakat dalam meningkatkan in come per capita untuk
21 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h. 57
34
memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dan mempersiapkan
kondisi ekonomi dimasa mendatang.
2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi adalah sebuah langkah yang harus dilakukan
guna petrbaikan kondisi masyarakat terlebih pada tingkat ekonomi rendah.
Disini masyarakat di tantang untuk lrbih berkerja keras, kreatif dan mandiri
dalam berwirausaha.
Pemberdayaan ekonomi, seperti yang kita saksikan bahwa indonesia
sudah tertinggal jauh dalam kemajuan dan penguasaan tekhnologi untuk itu di
perlukan berbagai upaya pemberdayaan ekonomi dan intelektual. Telah kita
ketahui permasalahan kemiskinan menjadi demikian erat dengan masyarakat
dan sudah harusnya masalah ini daicari jalan keluarnya dan bukan hanya
diratapi. Setiap pribadi ditantang untuk lebih kerja di dalm berkerja, berkreasi
dan berwirausaha dan lebih professional dalam mengelola potensi-potensi
dalam kekuatan yang rill ekonomi masyarakat.22
3. Langkah-langkah Pemberdayaan Ekonomi
Dalam pemberdayaan ekonomi ada beberapa langkah strategis yang
perlu diambil dalam menetapkan kebijakan adalah sebagai berikut;
Pertama, pemeberian peluang atau akses yang lebih besar kepada
asset produksi. Yang paling mendasar akses pada dana, tersedianya suntikan
dana yang memadai dapat menciptakan pembentukan modal bagi usaha
masyarakat, dan menciptakan tabungan untuk investasi secara
berkesinambungan.
22 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, PengembanganMasyarakat Islam,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, h. 41-42
35
Kedua, memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi,
sebagai produsen dan penjual, posisi rakyat dalam perekonomian sangat
lemah. Mereka adalah “price taker” karena jumlah bangsa banyak pasar kecil,
lebih jauh dalam transaksi mereka bisa menghadapi kekuatan usaha besar.
Ketiga, meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam
rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
Keempat, kebijaksanaan pembangunan industri harus mengarah pada
penguatan industri rakyat yang terkait dengan industri besar. Industri rakyat
yang berkembang menjadi industri-industri kecil dan menengah yang kuat
harus menjadi tulang punggung industri nasional.
Kelima, kebijaksanaa ketenaga kerjaan yang mendorong tumbuhnya
tenaga kerja mandiri secara cikal bakal wirausaha baru, yang nantinya kan
berekmabng menjadi wirausaha kecil dan menengah yang kuat saling
menunjang.
Keenam, pemerataan pembangunan antar daerah.23
4. Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Secara umum, pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dibagi
menjadi empat strategi:24
1. The Growth Strategy: penerapan strategi pertumbuhan ekonomi
masyarakat pada umumnya dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan pendapatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui
peningkatan pendapatan perkapitan penduduk, produktivitas,
23 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, h. 45 24 Soetandyo Wignyosobroto, dkk., Dakwah Pemberdayaan Masyrakat, (Yogjakarta:
LKIS Pustaka Pesantren, 2005), h. 8-11
36
sektor pertanian, pemodalan dan kesempatan kerja yang dibarengi
dengan kemampuan konsumsi masyarakat, terutama di pedesaan.
2. The Walfare Strategy: strategi kesejahteraan ini pada dasarnya
dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahteraan masyrakat.
3. The Responsive Strategy: strategi ini merupakan reaksi terhadap
strategi kesejahteraan melalui pengadaan tekhnologi serta sumber-
sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembangunan.
4. The Integrated or Holistic Strategy: dalam strategi ini terdapat tiga
prinsip dasar sebagai konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok
ketiga strategi di atas, yaitu:
a. Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi merupakan
tujuan yang secara eksplisit harus ada tiga strategi yang
menyeluruh maka badan publik yang di tugasi harus
melakukan untuk melaksankan harus:
1) Memahami dinamika sosial masyarakat sebagai
intervensinya.
2) Intervensi dilakukan untuk memperkokoh kemampuan
masyarakat sendiri dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, serta untuk mengambil langkah-langkah
instrumental yang membutuhkan kemampuan aparatur
untuk melakukan intervensi sosial.
b. Memerlukan perubahan-perubahan mendasar, baik dalam
komitmen maupun dalam gaya dan cara bekerja, maka badan
publik yang belum memiliki kemampuan intervensi sosial
37
akan memerlukan pemimpin yang kuat komitmen pribadinya
terhadap tercapainya tujuan strategi holistic tersebut, yakni
untuk:
1) Menentukan arah nilai organisasi, energy, dan proses
menuju strategi.
2) Memelihara integrasi organisasi yang didukung oleh
institusional leadership.
c. Keterlibatan badan publik dan organisasi sosial secara
terpadu, maka memerlukan suatu pedoman untuk
memfungsikan organisasi yang bertugas antara lain:
1) Membangun dan memelihara perspektif menyeluruh
2) Melaksanakan rekrutmen dan pengembangan pemimpin
kelembagaan, dan
3) Membuat mekanisme kontrol untuk mengatur saling
berkaitan antra organisasi formal dan informal melalui
system management straregis.
Dengan demikian strategi itu diperlukan keterlibatakan banyak ahli
yang bekerja secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Maka pola strategi pemberdayaan haruslah mencapai beberapa aspek dengan
memperhatikan hal, nilai, dan keyakinan yang dihormati dan harus disertai
kesadaran bahwa tujuan akhir dan perubahan yang dilakukan adalah untuk
memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat, bukan sekedar menaikan
pendapatan satu kelompok saja.25
25 Ibid,
38
5. Pendekatan dalam Pemberdayaan Ekonomi
Pendekatan pemberdayaan ekonomi dapat dibagi pada tiga
pendekatan, yaitu:
1. Pendekatn yang memandang masyarakat yang menjadi sasaran
proses diffuse.
2. Pendekatan dilakuakn dengan memberikan rangsangan dan
motivasi kepada masyarakat yang dijadikan sasaran diffuse untuk
memikirkan problem dan menuntukan pemecahan yang terbaik
untuk problem yang mereka hadapi, jadi sasaran diperlakukan
sebagai subyek sasaran.
3. Kombinasi dari pendekatan diatas, pada pendekatan ini
masyarakat selain dipandang sebagai kelompok manusia yang
dituntun kejalan yang tepat, juga diberi kesempatan yang luas
untuk memikirkan dan merancang pembangunan potensi mereka
sendiri.26
C. IBU RUMAH TANGGA
1. Pengertian Ibu Rumah Tangga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat di
artikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai
macam perkerjaan rumah tangga atau dengan pengertian lain ibu rumah
26 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED Center For Enterpreneurship
Devlopment, 2005), h. 562
39
tangga adalah seorang istri (Ibu) yang mengurusi berbagai macam pekerjaan
dalam rumah tangga (tidak berkerja dikantor).27
Kata perempuan secara etomologi berasal dari kata empu yang berarti
tuan, orang yang mahir berkuasa, ataupun kepala, hulu, atau yang paling
besar; maka kata empu jari “ibu jari”, empu gending yang mahir
menciptakan tembang.
Secara harfiyah wanita tersebut kaum perempuan, dimana mereka
merupakan kaun yang amat di hormati dalam konsepsi islam. Sebab, pada
telapak kaki wanita terletak surga. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang di
riwayatkan oleh Ahmad dan Anas ra, Nabi Muhammad SAW bersabda yang
artinya:
Artinya: “Surga itu terletak di telapak kaki Ibu”
Hadits ini menggambaran betapa mulianya tugas dan fungsi seorang
ibu sebagai pemimpin.
2. Tugas Ibu Rumah Tangga
Ibu juga memainakan peran penting dalam keluarga, di antaranya:
1. Ibu sebagai manager utama dalam keluarga, sebagai seorang
manager ibu mampu mengintegrasikan berbagai macam karakter,
berbagai macam keadaan atau kondisi anggota keluarganya ke
dalam satu tujuan rumah tangga. Ibu mengatur semua kebutuhan
anak-anaknya.
2. Ibu sebagai pendidik anak-anaknya, sebagai seorang guru atau
pendidik. Seorang ibu mampu mendidik putra-putrinya,
27 digilib.unimus.ac.id>files>disk1, di akses pada tanggal 21 Desember 2015 pukul 15.34
WIB
40
mengajarkan sesuatu yang baru, melatih, membimbing juga
mengarahkan serta memberikan penilaian baik berupa reward
maupun punishment yang mendidik.
3. Ibu sebagai tauldan untuk anak-anaknya, ibu juga harus menjadi
tauladan atau role model bagi anak-anaknya. Bagaimanapun anak
akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
4. Ibu sebagai psikologi bagi anak-anaknya, selain mendidik, ibu
juga menjadi psikologi untuk anak-anaknya, ia paham bagaimana
pola asuh, susunan keluarga, tumbuh berkembang masa kanak-
kanak hingga dewasa, dan pengaruh lingkungan sosial anaknya.
5. Ibu sebagai cheff bagi keluarganya, sebagai seorang cheff
tentunya seorang ibu harus pandai memutar otak untuk berkreaksi
menghasilkan menu-menu yang dapat diterima semua anggota
keluarga, baik menu sarapan, makan siang, maupun makan
malam.
6. Ibu sebagai perawat yang telaten bagi keluarganya, sebagai
seorang perawat, ibu bisa begitu telatenya merawat anak-anaknya,
dari mulai mengganti popok ketika bayi, memandikan, menyuapi
makanan, sampai segala sesuatu yang dibutuhkan oleh putra-
putrinya sekecil apapun diperhatikannya, dan tidak bosan-bosan
mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya yang begitu tulus.
7. Ibu sebagai mentri keuangan keluarga, ibu adalah mentri
keuangan dalam kelurga. Ia hanya mengelola keuangan dalam
keluarga dengan sebaik-baiknya, bagaimana mengatur
41
pengeluaran belanja bulanan dari mulai bayar listrik, telepon,
PAM, kebutuhan anak sekolah, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
yang tak terduga. Terkada juga harus merangkap sebagaimentri
BUMN, ia terlibat bagaimana ikut membantu perekonomian
keluarga dengan cara ikut berkerja.walau bekerja tetap tidak
melupakan kodratnya sebagai seorang ibu.
8. Ibu sebagai desain interior bagi rumahnya, ibu bisa menjadi
sebagai interior. Ia bisa menata dan menciptkan berbagai furnitur
yang ada di rumahnya untuk menciptakan susana nyaman, baru,
tidak membosankan anggota keluarganya.
9. Ibu sebagai penjaga perdamaian di rumah, menjadi seorang ibu
bagaikan superwoman. Ia harus bisa menyeimbangkan perannya,
baik keluarga, mau pun dalam perkerjaan. Ia adalah istri yang
menyayangi suaminya sekaligus ibu bagi anaknya.
10. Ibu sebagai motivator bagi anak-anaknya, sejak kelahiran
seorang anak proses pertumbuhan berbagai organ belum
sepenuhnya lengkap maksimal. Perkembangan dari proses organ-
organ ini sangat ditentukan oleh motivasi atau rangsangan yang
diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu,
akan memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang
besar bagi perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan
pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual, perhatian
terhadap lingkungan sekitar juga akan berkurang.28
28 Sayangi anak, http://sayanagianak.com/ibu-banyak-memaikan-peran-dalam-keluarga,
di akses pada tanggal 21 Desember 2016 pukuln 16.53 WIB
42
3. Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga
Pada dasarnya pemberdayaan perempuan menjadi penting di
karenakan beberapa faktor, yaitu:
a. Pembangunan dengan perspektif patriakhal mengakobatkan
perempuan menjadi tidak berdaya (tidak dapat mengeksperesikan
kbebasan yang di milikinya).
b. Tingkat pendidikan perempuan juga cenderung lebih rendah
daripada laki-laki.
c. Hak reproduksi yang cenderung di paksakan.
d. Ketinggalan perempuan dalam dunia politik dan sebagainya.29
Pada dasarnya pemberdayaan perempuan ini bertujuan untuk
membuat setiap perempuan menjadi seorang yang lebih mandiri yang tidak
menggantungkan hidupnya pada keluarganya maupun orang lain. Mandiri,
dalam kamua besar Bahasa Indonesia berarti tidak bergantung kepada orang
lain. Namun mandiri di sini tidak hanya tergantung pada orang lain, tetapi
juga menyadari bahwa dirinya adalah pribadiyang berkehendak bebas.
Pribadi yang mandiri, berani menyatakan kehendaknya, berani
memutuskan, dan bertanggung jawab secara sadar yaitu bahwa dirinya adalah
seorang pribadi yang mampu dalam segala hal dan bidang. Akan tetapi sangat
sulit bagi perempuan untuk menjadi perempuan yang mandiri, sebab
masyarakat selalu menghubungkan perempuan dengan ketergantungan.
29 Ari Sunarjati, dkk, Perempuan yang Menuntun: Sebuah Perjalanan Inspirasi dan
Kreasi, (Bandung: Ashoka Indonesia, 2000), Cet ke-1, h. 130
43
Pola ketergantunngan yang tercipta dari konstruksi sosial yang bias
gender yang mengganggu perkembangan pribasi seorang perempuan untuk
mandiri karena di dasarkan pada budaya parthikal.
Budaya parthikal ini merupakan suatu sistem yang berciri-cirikan laki-
laki (ayah). Dalam sistem ini laki-laki yang berkuasa untuk menentukan,
dimana sistem ini di anggap wajar karena di sejajarkan dengan pembagian
kerja berdasarkan seks.30
Jadi, dalam hal ini pada dasarnya perempuan dapat bergerak dengan
bebas dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik sekalipun, jika
budaya parthikal ini di tiadakan.
Jika budaya tersebut masih di pegang kuat oleh masyarakat pada
umumnya maka hal hasil masih mempersulit perempuan dalam berkarya,
sehingga pribaadinya merasa tidak berdaya untuk menghadapi permasalahn
tersebut dan berarti melanggar ketetapan peremouan untuk memperoleh
haknya sebagai warga negara yang sah.
Data anggota kelompok Wanita Tani Cempaka
No. Nama Kepengurusan
1. Ny. Sunarti Satimin Ketua
2. Ny. Nani loekito Wkl. Ketua
3. Ny. Hartati Hadi Sekertaris
4. Ny. Dian ES Wkl. Sekertaris
5. Ny. Juwarsih Bendahara
6. Ny. Amroh Wkl. Bendahara
30 Ibid, h. 81
44
7. Ny. Iriani Sie. Produksi
8. Ny. Puji lestari Anggota
9. Ny. Siti Fatimah Anggota
10. Ny. Nuraini Anggota
11. Ny. Yuana Anggota
12. Ny. Rosdiana Anggota
13. Ny. Prastiawanti Anggota
14. Ny. Siti Maripah Anggota
15. Ny. Nani Karniasih Sie. Quality Control
16. Ny. Sabtinah Anggota
17. Ny. Warsiah Anggota
18. Ny. Hj. Chodijah Anggota
19. Ny. Siti Aisyah Anggota
20. Ny. Sri Kustityasih Anggota
21. Ny. Nur Asih Anggota
22. Ny. Hj. Rohana Anggota
23. Ny. Siti Haryani Sie. Pemasaran
24. Ny. Sri Yuliani Anggota
25. Ny. Sri Rohmah Anggota
26. Ny. Masnun Anggota
27. Ny. Sumarti Anggota
28. Ny. Sartinah Anggota
29. Ny. Ermi Amggota
45
30. Ny. Wagiyem Anggota
D. PELESTARIAN
1. Pengertian Pelestarian
Pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata
lestari, yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian
dalam penggunaan bahasa Indonesia, penggunaan awalan pe- dan akhiran
–an artinya digunakan untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata
kerja). Merujuk dari definisi pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia,
maka saya mendefinisikan bahwa yang dimaksud pelestarian budaya ataupun
budaya lokal adalah upaya untuk mempertahankan agar atau supaya budaya
tetap sebagaimana adanya.
Menurut A.W. Widjaja pelestarian sebagai kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu
yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis,
luwes, dan selektif.31
Menurut Jacobus Ranjanbar pelestarian budaya lokal adalah
mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan
mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamais, serta menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. Salah satu
tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah untuk melakukan revitalisasi
budaya (Penguatan), Menurut Prof. A. Chaedar Alwasilah revitalisasi
31 Jacobus Ranjabar, Pelestarian Budaya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.
115
46
budaya terdapat tiga langkah: 1) Pemahaman untuk menimbulkan kesadaran,
2) perencanaan secara kolektif, 3) dan pembangkitan kreatifitas budaya.32
Pelestarian adalah sebuah upaya yang mendasar, dan dasar ini juga
disebut juga faktor-faktor yang mendukung baik itu dari dalam maupun dari
luar dari hal yang dilestarikan. Maka dari itu, sebuah proses atau tindakan
pelestarian mengenal strategi ataupun tekhnik yang berdasarkan kebutuhan
dan kondisinya masing-masing.33
32 Ibid, h. 114 33 digilib.unimus.ac.id>files>disk1, di akses pada tanggal 20 Desember 2016 pukul 07.34
WIB
47
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Kelompok Wanita Tani Cempaka
1. Sejarah Kelompok Wanita Tani Cempaka
Dalam rangka ikutberpartisipasi dalam pembangunan dan turtut
menciptakan kondisi masyarakat yang berdaya guna serta mensukseskan
gerakan ekonomi kreatif dengan upaya memberdayakan keluarga maka
terbentuklah Kelompok Wanita Tani Cempaka pada tahun 1997 yang
beralamatkan di Jalan Damai NO 7 RT 011 RW 02 Kelurahan Petukangan
Selatan Jakarta Selatan.
Kegiatan kelompok tani ini tidak terlepas dari peran serta seorang
wanita, keberdaan Kelompok Wanita Tani Cempaka merupakan salah satu
kegiatan strategis di bidang pertanian seperti pembuatan makanan dan
minuman tradisional yang sanagt mendukung dalam peningkatan ekonomi
masyarakat. Kelompok Wanita Tani Cempaka merupakan kumpulan ibu-ibu
rumah tangga yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian serta
kepentingan bersama dalam pemanfaatan lahan kososng untuk sumberdaya
pertanian sehingga sangatlah perlu di dukung dan di kembangkan.
2. Sturktur Kelompok Wanita Tani Cempaka
Susunan organisasi merupakan elemen yang paling penting untuk
mencapai tujuan bersama. Dimana dalam struktur itu ada sebuah mekanisme
kepengurusan yang di susun atau di bangun secara teratur untuk menncapai
tujuan bersama. Karena aspek seperti ini akan menjadi dasar dari bagian
48
mekanisme tugas dan bertanggung jawab para pengurus yang terlibat,
selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program.
Gambar I Susunan Kepengurusan Kelompok Wanita Tani Cempaka
Sumber: laporan Kelompok Wanita Tani Cempaka, Kelurahan Petukangan Selatan – Jakarta Selatan, tahun 2009
3. Visi dan Misi Kelompok Wanita Tani Cempaka
Mengakat minuman tradisional agar di kenal oleh masyarakat banyak
dan dapat di kenali baik di luar maupun di dalam Negeri dengan
menggunakan bahan-bahan pilihan yang baikmutunya serta mengikut
sertakan minuman tradisional buatan Kelompok Wanita Tani Cempaka
KETUA
Hj. Sunarti Satimin
Nani Loekinto
SEKERTARIS
Hj. Hartati Hadi
Rumianto Kuncoro
SEKSI PRODSUKSI
Iriani
Puji Lestari
SEKSI PEMASARAN
Sugiarto
Hj. Amroh
SEKSI MUTU
Siti haryani
Yanizar
BENDAHARA
Juarsih
Hj. Dian. ES
49
kedalam pameran makanan dan minuman baik di dalam ataupun di luar
Negeri.1
4. Ibu Rumah Tangga Kelompok Wanita Tani Cempaka
Kelompok Wanita Tani Cempaka adalah kumpulan ibu rumah tangga
RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan yang mayoritas usianya masih
produktif. Pada awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka pada tahun
1997 hanya mempunyai 10 orang anggota, pada tahun 2002 mulai
berkembang menjadi 15 orang anggota, mulai memasuki tahun 2008 sampai
sekarang bertambah menjadi 30 orang anggota yang terdiri dari Pasangan
Usia Subur (PUS) 20 orang dan 10 orang non PUS. Dengan rata-rata umur
ibu rumah tangga yang bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka
kurang lebih sekitar 30 sampai dengan 55 tahun.2
5. Bir Pletok Cempaka
Minuman tradisional bir pletok adalah salah satu minuman tradisional
khas Betawi. Bir pletok terbuat dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan
rempah-rempah yang banyak tumbuh di Negeri ini. Bir pletok di ciptakan
sejak jaman Belanda masih di Indonesia, orang-orang Belanda pada saat itu
masih sangat gemar mengkonsumsi bir namun karena di Betawi banyak
Masyarakat yang beragama Islam, maka meminum bir yang beralkohol di
larang.
Bermula dari sanalah kreativitas kuliner ala Betawi di mulai. Untuk
menyaingi hangatnya bir dengan kandungan alkohol, masyarakat Betawi
menciptakan bir yang dibuat dari campuran rempah-rempah. Walaupun
1 Sunarti Satimin, Laporan Kelompok Wanita Tani Cempaka Kelurahan Petukangan Selatan (Jakarta Selatan, tahun 2009), h. 5.
2 Ibid, h. 6.
50
namanya minuman ini sama sekali tidak memabukan. Asal usulny cukup
unik, terinspirasi dari kegemaran orang Belanda yang gemar meminum-
minuman bir pada saat mereka sedang berkumpul pada malam hari.
Ide inilah yang menjadi sebuah minuman yang mempunyai efek
menghangatkan tubuh, dan akhirnya terciptalah minuman tradisional bir
pletok. Karena saaat itu masyarakat pribumi meminumnya menggunakan
gelas dari bambu yang biasa disebut bumbung, bumbung yang diisi bir pletok
dan es batu kemudian bila di kocok akan mengeluarkan bunyi pletak pletok,
sebenernya dari sinilah asal usul penamaan bir pletok.3
6. Cara Pembutan Minuman Bir Pletok
Jenis usaha yang yang telah dijalankan oleh Kelompok Wanita Tani
Cempaka adalah pengelolaan hasil pertanian dengan produk unggulan
minuman kesehatan berupa jahe, kunyit dan rempah-remapah, dengan label
produk yang telah dipasarkan yaitu Cempaka.
Produksi yang telah dibuat dan dipasarkan adalah:
a. Aneka sirup
b. Aneka buah
c. Minuman khas tradisonal khas Betawi Bir Pletok
d. Kripik pisang
Dalam pembuatan minuman tradisional khas Betawi Bir Pletok ada
beberapa langkah yang harus di perhatikan diantranya:
3 Profil KWT Cempaka Tahun, 2010
51
1. Pengupasan
Jahe dikupas kemudian dicuci sampai bersih lalu dipotong kecil-
kecil dan di tiriskan.
2. Pemberian Bumbu
Bumbu-bumbu dan rempah-rempah yang di perlukan juga
dicuci bersih.
3. Pengerebusan
Masukan air kedalam panci dengan empat liter air. Dan rebus air
hingga mendidih selama 30 menit dengan mengapian yang
besar. Setelah air mendidih, rebusan bumbu-bumbu dan rempah-
rempah disaring terlebih dahulu kemudian masukan gula pasir.
Dan yang perlu di ingat dalam memberikan gula pasir ini
perbandingannya untuk empat liter air cukup menngunakan gula
pasir sebanyak 1 kilogram.
4. Pengemasan
Setelah itu, siap dimasukkan ke dalam botol lalu di seterilkan.4
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bir pletok diantaranya:
a. Jahe
b. Gula pasir
c. Pandan
d. Sereh
e. Kapulaga
f. Lada hitam
4 Syahrul Rahmat, Artiket Kiat Usaha, Sumber : Ny. Hj Sunarti, h.9
52
g. Kayu secang
h. Cabe jawa
i. Mesoyi
Bir pletok mengandung beberapa manfaat bagi tubuh diantaranya :
a. Mencegah masuk angin
b. Mencegah radang tenggorokan
c. Meningkatkan stamina
d. Mencegah susah tidur
e. Menghangatkan tubuh
f. Mencegah batuk
g. Mencegah perut kembung
h. Menghaluskan kulit
i. Mengatasi lelah dan letih.
7. Sumber Dana
Dana yang menunjang kegiatan Kelompok Wanita Tani Cempaka RW
02 berasal dari dana UPPKA (Usaha Perbaikan Pendapatan Keluarga
Akseptor) sebesar Rp. 500.000,- kemudian mendapatkan bantuan dari PKK
Kelurahan Petukangan Selatan Kecamatan Pesanggrahan sebesar Rp.
500.000,- dan bantuan juga datang dari Suku Dinas Departemen Pertanian
Jakarta Selatan sebagai salah satu instansi yang menyokong berdirinya
Kelompok Wanita Tani Cempaka ini Sudin memberikan bantuan sebesar Rp.
500.000,- Semakin berkembangnya usaha Kelompok Wanita Tani Cempaka
ini, mulai mendapatkan bantuan kembali dari Ibu PKK tingkat Kecamatan
dan setelah pemerintah mengeluarkan program Jaringan Pengamanan Sosial
53
(JPS) juga mendapatkan bantuan sebesar Rp. 1.000.000,- selain melakukan
usaha kelompok, masing-masing anggota juga ada yang menjalankan
usahanya sendiri-sendiri. Untuk lebih meningkatkan produksi dan pembinaan
dalam mengembangkan usaha pelestarian minuman tradisional bir pletok ada
satu LSM yang tertarik dengan apa yang telah di lakukan para anggota
Kelompok Wanita Tani Cempaka, LSM tersebut ialah Lembaga Swadaya
Masyarakat Binakarya Mandiri memberikan dana pinjaman sebesar Rp
10.000.000,- dan dari dana sebesar itu dibagi rata kepada 30 orang anggota,
tujuannya agar agar usaha yang di kerjakan secara mandiri dari para anggota
dan terus berjalan. Bahkan mendapatkan bantuan dana kembali dari BKKBN
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang turut membina
Kelompok Wanita Tani Cempaka memberikan dana sebesar Rp 3.500.000,-.5
8. Pemasaran dan Promosi
Pemasaran merupakan salah satu pintu keberhasilan dari sebuah usaha.
pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka tidak
terlalu sulit untuk memperkenalkan produknya, hanya menggunakan jalur
pameran. Sistem pemasaran yang di jalankan pada awalnya bermula dari
penjualan di lingkungan sendiri. setelah berapa kali mengikuti pameran, kini
produk-produk hasil Kelompok Wanita Tani Cempaka sudah dapat di jumpai
di beberapa swalayan yang ada di Jakarta. Di dalam memperkenalkan usaha
kecil tetap mengalami kendala dalam pemasarannya: pertama, masalah masih
belum di kenalnya hasil produk Kelompok Wanita Tani Cempaka, untuk
mengenali produk Kelompok Wanita Tani Cempaka selalu aktif dalam
5 Syahrul Rahmat, Artiket Kiat Usaha, Sumber : Ny. Hj Sunarti, h.9
54
pameran hasil produk yang baik yang di selenggarakan baik di tingkat
Pemerintah Daerah maupun tingkat Nasional seperti pameran produksi dalam
negeri yang di adakan 5 tahun sekali. Sedangkan pendapatan yang di dapat
anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam sebulan bisa mendapatkan
sebesar Rp. 2.000.000,- sampai dengan Rp. 3.000.000,- dan dalam proses
pembuatan minuman tradisional bir pletok saja paling tidak bisa
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 200.000,-.6
9. Waktu dan Lokasi Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok
Kegiatan pelestarian minuman tradisional Bir pletok ini dilakukan pada
pertemuan satu bulan sekali setiang tanggal 15, pelatihan ini berjalan juga
hanya 3 jam saja dari jam 09.00-12.00 WIB. Pelestarian ini di adakan di
kebun Kelompok Wanita Tani Cempaka.
6 Ibid, h.9
55
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Menurut buku yang ditulis oleh Isbandi Rukminto Adi menerangkan
bahwa tahapan pemberdayaan terdiri oleh 7 tahapan yang harus di jalankan,
diantaranya: 1. Tahapan Persiapan, 2. Tahapan Pengkajian, 3. Tahapan
Perencanaan Alternative Program, 4. Tahapan Pemformulasian Rencana
Aksi, 5. Pelaksanaan Program atau Kegiatan, 6. Tahapan Evaluasi, dan 7.
Tahapan Terminasi. Berikut ini akan peneliti jabarkan secara lengkap dan
jelas mengenai hasil temuan data yang ada di lapangan, wawancara peneliti
dengan Kelompok Wanita Tani Cempaka RW 02 Petukangan Jakarta selatan.
Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil wawancara peneliti dengan
Kelompok Wanita Tani Cempaka RW 02 Petukangan Jakarta Selatan.
Sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan
yang ada di lapangan. Berikut dibawah ini peneliti jabarkan tentang hasil
temuan data wawancara dan observasi yang peneliti lakukan sesuai dengan
urutan tahapan pemberdayaan yang dikemukakan oleh Isbandi Rukminto Adi.
A. Tahapan-tahapan Pemberdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga melalui
Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok
1. Tahapan Persiapan
Kelompok Wanita Tani Cempaka merupakan KWT yang sangat
berperan aktif dalam memberikan gagasan atau motivasi dalam menjalankan
kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok. Tahapan persiapan
56
adalah awal dari pelaksanaan pelestarian minuman tradisional bir pletok yang
ada di Wilayah Petukangan RW 02.
a. Persiapan untuk merekrut ibu-ibu RW 02
Dalam tahapan ini Kelompok Wanita Tani Cempaka RW 02
mendapatkan penyuluhan dari Dinas Pertanian, setelah diberikan
penyuluhan Kelompok Wanita Tani Cempaka mencari calon anggota
Ibu-ibu di RW 02 yang berminat untuk mengikuti kegiatan pelestarian
minuman tradisional bir pletok, dengan cara membentuk tim yang
nantinya akan memberikan penyuluhan dengan mendatangi ibu-ibu
yang sedang berkumpul seperti: acara PKK, acara arisan RT ataupun
RW, kegiatan posyandu, dan kegiatan Jumatik. Seperti yang di katakan
oleh Ibu Djuwarsih:
“Dari pertemuan PKK atau arisan terus ada penyuluhan dari Dinas Pertanian yang membahas mengenai pertanian dan beraneka ragam mannfaat sehingga saya tertarik untuk bergabung dan mengembangkan apa-apa ilmu yang saya dapatkan dari penyuluh.”1
Setelah melakukan pencarian anggota melalui tim yang sudah
dibentuk juga merekrut Ibu-ibu untuk ikut bergabung dengan
Kelompok Wanita Tani Cempaka dengan cara membuatkan contoh dari
makanan dan minuman tradisional.
Sesudah anggota terkumpul Kelompok Wanita Tani Cempaka
melakukan pertemuan yang beralamat di Jalan Damai No. 7 RT 011/ RW 02
Kelurahan Petukangan Jakarta Selatan, tujuan pertemuan tersebut membahas
mengenai kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan sebagai upaya untuk
1Wawancara pribadi dengan Ibu Djuwarsih, pada tanggal 25 September 2016 pukul 14.00
WIB
57
meningkatkan perekonomian keluarga dan menjadikan Ibu-ibu RW 02 lebih
kreatif.
b. Penyiapan lapangan
penyiapan lapangan yang di jadikan lokasi pertanian dan pertemuan
adalah di Jalan Damai RT 011/ RW 02 Kelurahan Petukangan Jakarta
Selatan, daerah ini di jadikan tempat untuk melakukan pertanian karena
di daerah ini masih mempunyai lahan yang kosong atau lahan tidur
yang bisa di manfaatkan untuk bercocok tanaman.
Hasil yang didapat dari pertemuan untuk mempersiapkan Ibu-ibu
RW 02 menjadi anggota yang lebih kreatif dan membuat Ibu-ibu sadar
akan permasalahan yang ada di wilayahnya juga mempunyai ke inginan
untuk melakukan perubahan terhadap perekonomian dan
lingkungannya.
Seperti yang di katakan oleh Ibu Linda:
“Di Wilayah RT 11 ini memang mempunyai lahan kosong yang sudah tidak dipakai lagi, dulunya lahan ini di jadikan tempat pembuangan sampah karena pembuangan sampah yang ada di tengah-tengah pemukiman tempat tinggal warga RT 11 sehingga Kelompok Wanita Tani Cempaka berinisiatif untuk mengambil alih lahan ini menjadi lahan untuk bercocok tanaman dan tempat pertemuan.”2
Dan jawaban dari Ibu Linda juga dipertegas oleh ketua Kelompok
Wanita Tani Cempaka Ibu Sunarti Satimin.
“Sejak awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka kita memang sudah memanfaatkan lahan kosong yang ada di RT 11 ini, dengan adanya kegiatan yang akan dijalankan oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka bertujuan untuk menjadi Ibu-ibu yang lebih kreatif dan bisa memanfaatkan lahan yang ada juga bisa mengingkatkan
2Wawancara pribadi dengan Ibu Linda, pada tanggan 17 Maret 2016 pukul 13.30 WIB
58
perekonomian keluarga Ibu-ibu di RW 02 selain itu juga bisa menfaatkan pot-pot tanaman untuk menghias rumah Ibu-ibu masing-masing.”3
Dari penyataan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan, bahwa di
RW 02 ini sudah jarang sekali lahan kosong yang bisa dijadikan tempat untuk
bercocok tanam. Perekonomian Ibu rumah tangga sebelum mengikuti
kegiatan yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka tidak begitu baik
dengan kegiatan yang ada dapat menjadikan Ibu-ibu lebih kreatif juga bisa
menambahkan perekonomiannya.
2. Assesment ( Identifikasi Masalah)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengkajian adalah
penyelidikan atau pembelajaran yang mendalam. Dalam proses
pemberdayaan masyarakat pengkajian dapat dilakukan secara individual
melalui tokoh-tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat menjadi konci utama
dalam membantu Kelompok Wanita Tani Cempaka mengkaji masalah dalam
peleaksanaan pelestarian minuman tradisional bir pletok, dan pengakajian ini
juga dilakukan dengan cara berdiskusi dengan para pengurus Kelompok
Wanita Tani Cempaka.
Menurut Ibu Sunarti Satimin dalam mengkaji ibu rumah tangga di RW
02 ini mulai dilakukannya wacana atau gambaran yang nyata mengenai
kegiatan yang akan di jalankan serta ke untungan yang akan di dapat dari
kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok, lalu minat ibu rumah
tangga RW 02 bisa di lihat dari antusianya ibu rumah tangga. Beikut
pernyataan dari Ibu Sunart:
3Wawancara pribadi dengan Ibu Sunarti Satimin, pada tanggan 17 Maret 2016 pukul
16.00 WIB
59
“sebenarnya kalo kita mulai dari memberikan gambaran kemudian mengadakan pertemuan ternyata memang beberapa ibu-ibu rumah tangga rumah tangga RW 02 berminat untuk mengikuti kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok dan kita juga menyampaikan keuntungan yang akan mereka dapatkan, disaat kita melakukan diskusi mulailah terlihat antusia dari ibu-ibu rumah tangga RW 02”4
Dalam tahapan pengkajian pemberdayaan menurut Isbandi Rukminto
Adi, perlu adanya identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh ibu rumah
tangga. Identifikasi perlu dilakukan agar sebuah kehiatan dapat berjalan
sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang sesuai dengan kebutuhan ibu
rumah tangga. Dalam tahapan ini perlu adanya sebuah diskusi dengan ibu
rumah tangga yang menjadi calon penerima kegiatan, dan juga membiarkan
ibu rumah tangga lebih aktif dalam memberikan suatu pendapat serta
memutuskan bersama kegiatan apa saja yang akan di jalankan untuk
memenuhi kebutuhan bersama.
3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Setelah Kelompok Wanita Tani Cempka melakukan pengkajian dengan
ibu rumah tangga melalui diskusi dan menemukan kebutuhan apa saja yang di
butuhkan ibu rumah tangga RW 02, maka tahapan selanjutnya adalah
menyusun perencanaan kegiatan seperti apa yang akan di laksankan untuk
memenuhi kebutuhan ibu rumah tangga sekaligus bisa menanggulangi
masalah yang ada di sekitar.
Cara pendekatan yang dilakukan Kelompok Wanita Tani Cempaka
tidak begitu rumit karena sebagian ibu-ibu yang mulai ingin bergabung di
kegiatan yang akan dijalankan adalah ibu-ibu PKK, Posyandu. Berikut
pernyataan yang diberikan oleh Ibu Hartati Hadi:
4Wawancara pribadi dengan Ibu Sunarti Satimin, pada tanggan 17 Maret 2016 pukul 16.00 WIB
60
“ Pendekatan yang kami jalankan bisa di bilang tidak begitu sulit ya mba, karena beberapa ibu rumah tangga yang ingin bergabung adalah kader PKK, Posyandu jadi kami lebih mudah memberikan pendekatan”5
Pelestarian minuman tradisional bir pletok yang dibuat dalam rangka
memberikan pengetahuan kepada ibu rumah tangga betapa pentingnya kita
menjaga dan melestarikan budaya. Dengan semakin padatnya penduduk
Jakarta maka makin sempit pula ruang kita untuk untuk bercocok tanaman
dengan adanya lahan sempit di Jakarta merupakan suatua kebahagian
tersendri kalo kita bisa memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
4. Tahapan Pemformulasikan Rencana Aksi
Dalam tahapan ini Kelompok Wanita Tani Cempaka bersama ibu
rumah tangga mulai memformulisasikan atau menuliskan tujuan-tujuan
jangka pendek dan jangka panjang yang akan di capai dalam kegiatan
pelestarian minuman tradisional bir pletok. Serta menyusun cara untuk
mencapai berbagai tujuan yang ingin di capai.
Seperti yang di katakan oleh Ibu Djuwarsih:
“ Tujuan jangka pendek pelestarian minuman tradisional bir pletok sebetulnya adalah memotivasi ibu rumah tangga agar bisa menanam dan memanfaatkan perkarangan rumah untuk bisa bercocok tanam. Jika ketika mereka menanam dan memanfaatkan perkarangan rumah dan dari hasil yng mereka tanam bisa mereka nikmati sendiri, keuntungannya dari ekonominya mereka bisa juga menambahakan penghasilan dari menjual tanaman atau sayuran yang mereka tanam sendiri”6
Tujuan jangka pendek dari pelestarian minuman tradisional bir pletok
adalah ibu rumah tangga ibu memanfaatkan perkarangan rumah dan dapat
menghasilkan tanaman atau sayuran sendiri. Jika tanaman telah berhasil
5Wawancara pribadi dengan Ibu Hartati Hadi, pada tanggal 25 September 2016 pikul
10.00 WIB 6Wawancara pribadi dengan Ibu Djuwarsih, pada tanggal 25 September 2016 pukul 14.10
WIB
61
hasilnya bisa mereka jual untuk meningkatkan ekonomi keluaarga. Tujuan
jangkang panjangnya adalaah mendorong ibu rumah tangga agar bisa
melestarikan budaya yang kita miliki.
Dalam mencapai tujuan dari kegiatan pelestarian minuman tradisional
bir pletok ini kelompok wanita tani cempaka melakukannya dengan berbagai
tahap dan perlahan, pertama merubah pola fikir ibu rumah tangga untuk mulai
bercocok tanam menmafaatkan perkarangan rumah, karena nanti hasilnya
akan dirasakan sendiri.
Kelompok Wanita Tani Cempaka hanya tempat yang menjalankan
kegiatan kegiatn tersebut.
5. Tahapan Pelaksanaan ( Implementasi) Program atau Kegiatan
Pada tahapan ini adalah tahapan keberhasilan suatu program atau
kegiatan. Dalam upaya peningkatan kegiatan pelestarian minuman tradisional
bir poletok, peran ibu rumah tangga sebagai kader atau anggota diharapkan
dapat menjaga keberlangsungan kegiatan yang akan dikembangkan.
Pelaksanaan kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok di
Petukangan Jakarta Selatan yang sudah berjalan sejak tahun 1992. Dengan
adanya kerjasama mulai dari ketua sampai anggota lainnya maka kegiatan
pelestarian minunan tradisional bir pletok dapat berjalan baik tanpa adanya
hambatan. Begitula pula sebaliknya, apabila tidak ada kerjasama yang baik di
setiap pertemuan atau dalam menjalankan setiap kegiatan maka tidak akan
berjalan dengan lancar.
Adapun proses penyiapan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani
Cempaka, sebagai berikut:
62
a. Pembentukan Kelompok Wanita Tani Cempaka
Dalam pembentukan kelompok, peserta yang sudah mengusai
materi yang telah diberikan oleh Dinas Pertanian mereka mencoba
merekrut ibu-ibu RW 02 untuk menjadi anggota Kelompok Wanita
Tani Cempaka dengan cara mengumpulkan ibu-ibu dalam setiap acara
atau kegiatannnya dan menjelaskan manfaat dari kegiatan yang akan
mereka lakukan.
Setelah ibu-ibu RW 02 berkumpul dan mulai tertarik dengan
kegiatan yang sudah di sampaikan barulah dibentuk Kelompok Wanita
Tani Cempaka yang beranggotakan sekitar 30 orang dan dari 30 orang
tersebut dibagi kembali menjadi 4 kelompok di antaranya:
1. Bertugas untuk mempersiapakan bahan-bahan atau rempah-
rempah yang akan digunakan dalam pembuatan minuman
tradisional bir pletok.
2. Bertugas untuk memproduksi atau membuat minuman
tradisional bir pletok.
3. Bertugas untuk pengemasan.
4. Bertugas untuk memasarkan minuman tradisional bir pletok.
b. Pelaksanaan Pembuatan Minuman Tradisional Bir Pletok
Kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok di Kelompok
Wanita Tani Cempaka merupakan salah satu upaya bidang
keterampilan, yang bertujuan untuk meningkatkan potensi juga
kreatifitas ibu rumah tangga di RW 02, juga mengasah skill serta
membiasakan mereka untuk selalu berkerja untuk mendapatkan sesuatu
63
yang mereka inginkan. Pelaksanaan pada kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok terdiri dari beberapa tahapan diantaranya:
1. Pemberian materi keterampilan
Pada tahapan ini peserta yang sudah masuk ke dalam
kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok, akan
diberikan materi mengenai proses pembuatan minuman
tradisonal bir pletok, dan bagaimana tata cara pembuatan
minuman tradisional. Tahapan ini berjalan kurang lebih
selama 2 minggu, dan tahapan pemeberian materi ini wajib
diiikuti oleh para ibu rumah tangga.
Pertemuan kegiatan pelestarian minuman tradisional biasa
dilakukan setiap hari Selasa pada minggu ke 1 dan ke 2 setiap
bulannya.
2. Penyiapan lahan
Gambar 1 Gambar 2
64
Gamabar 3
Sumber:Foto Penelitian Lahan perkebunan yang digunakan oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka
Dalam kegiatan pelestarian minuman tradisional bir
pletok, Kelompok Wanita Tani Cempaka juga menyiapkan
lahan kosong yang berukuran 9 x 6 meter yang akan dijadikan
tempat untuk bercocok tanaman, sayur-sayuran, juga buah-
buahan.
Dan rempah-rempah yang digunakan dalam pembuatan
minuman tradisional bir pletok juga sebagian rempah-
rempahnya sudah di tanam di kebun Kelompok Wanita Tani
Cempaka.
Dari sebagian lahan yang digunakan untuk di jadikan
tempat untuk bercocok tanaman, di dirikan pula tempat
diadakannya pertemuan yang berukuran kurang lebih 3 sampai
dengan 4 meteran.
65
3. Kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok
Gambar 4 Gambar 5
Sumber: Foto Penelitian, Hasil Minuman TradisionalBirPletok dan proses pembuatan
Gambar 6 Gambar 7
Sumber: Foto Penelitian, Penyuluhan Mendampingi Praktek Pengelolaan Hasil Pasca Panen Menjadi Makanan yang Di produksi Oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka
Pada tahapan selanjutnya, peserta yang sudah dianggap
sudah menguasai materi yang sudah diberikan sebelumnya
mereka langsung mempratekannya
Mulai dari Pengupasan jahe, jahe dikupas kemudian
dicuci sampai bersih lalu dipotong kecil-kecil dan tiriskan,
66
Pemberian bumbu, bumbu-bumbu atau rempah-rempah yang
di perlukan juga di cuci bersih, Pengerebusan, masukan air ke
dalam panci dengan empat liter air dan rebus air hingga
mendidih selama 30 menit dengan pengapian yang cukup besar
setelah air mendidih rebusan rempah-rempah disaring terlebih
dahulu kemudian masuka gula pasir. Dan yang perlu di ingat
dalam memberika gula pasir ini perbandingannya untuk empat
liter air cukup menggunakan gula pasir sebanyak 1 kilogram.
Seperti yang dikatakan oleh Ibu Sunarti Satimin:
“Jahe dikupas dan dicuci sampe bersih, di potong kecil-kecil setelah itu dimasukan kedalam panci yang berisikan empat liter air kemudian direbus selama 30 menit dengan pengapian yang besar dan proses selanjutnya setelah air mendidih, air rebusan tersebut disaring lalu diberi gula pasir, terakhir baru dimasukan ke dalam botol.”7
6. Tahapan Evaluasi
Pengertaian evaluasi adalah mengkritis suatu program dengan melihat
kekurangan, kelebihan, pada kontek, input, proses dan produk pada sebuah
program.8
Dalam tahapan evaluasi ini ada beberapa persiapan yang harus
dilakukan sebelum akhirnya evaluasi itu dilakukan. Metode yang dilakukan
dalam tahapan ini adalah dengan metode diskusi.
Evaluasi merupakan proses pengawasan dari pihak Kelurahan dan
Dinas Pertanian sebagai pembina dan yang melibatkan anggota lainnya
7Wawancara pribadi dengan Ibu Sunarti Satimin, pada tanggal 25 September 2016 pukul
14.30 WIB 8Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualtatif, (jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), H. 121
67
terhadap kegiatan pertanian yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani
Cempaka.
7. Tahapan Terminasi
Pada tahapan ini penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian tidak
melepaskan Kelompok Wanita Tani Cempaka begitu saja, Dinas Pertanian
juga melihat perkembangan setelah diberikannya penyuluhan. Dan mulai di
rasa Kelompok Wanita Tani Cempaka sudah mampu untuk menjalankan
sendiri sejak tahun 2000 mulai di lepas agar Kelompok Wanita Tani
Cempaka bisa lebih mandiri.
B. Tanggapan Ibu Rumah Tangga Terhadap Perekonomian yang di dapat
Melalui Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dengan adanya
kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok di wilayah RW 02
Petukangan Jakarta Selatan, dengan adanya sebelum dan sesudah kegiatan
pelestarian minuman tradisional bir pletok ini ibu rumah tangga yang ada di
RW 02 merasakan adanya peningkatan dari segi ekonominya. Dari
peningakatkan perekonomian yang di rasakan oleh anggota juga berbeda-
beda, ada yang merasakan peningakatan ekonominya lebih besar ada juga
yang biasa aja.
Seperti yang dikatakan oleh Ibu Djuwarsih:
“Sebenernya si mba untuk perekonomian saya sendiri tidak begitu minim ya bisa dikatakan berkecukupanlah, saya tertarik untuk mengikuti kegiatan yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka ini khususnya pelestarian minuman tradisional bir pletok karena saya ingin belajar bagaimana cara pengelolaan atau membuat berbagai macam makanan dan minuman tradisional Khas Betawi, selain itu
68
juga dari hasil penjualan minuman tradisional bir pletok bisa menambahkan perekonomian keluarga saya dan hasil yang saya dapatkan juga saya tabung dikit demi sedikit dan alhamdulillah sekarang saya sudah bisa membuka catring.”9
Sama dengan halnya yang dikatakan oleh Ibu Djuwarsih, hasil
wawancara dengan Ibu Rumiyati juga mengatakan:
“Baik ya mba karena selain dari manfaat bir pletok dapat menyehatkan tubuh tetapi juga memberikan kita in come dari hasil penjualannya.”10
Mereka merasakan banyaknya kegiatan yang positif dengan mengikuti
kegiatan yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka terhadap suatu
aktifitas yang dilakukan, karena dapat berpengaruh dalam kehidupan sehari-
hari.
Sebelum mereka bergabung untuk menjadi anggota di Kelompok
Wanita Tani Cempaka, mereka merasakan penghasilan yang didapat tidak
menentu setelah ikut bergabung menjadi anggota Kelompok Wanita Tani
Cempaka mereka merasaka kebutuhan sudah mulai tercukupi terlebih lagi
jadi tidak memakai uang bulanan yang ada.
Seperti yang dikatakan oleh Ibu Linda:
“Dampaknya si lumayan mba cuma belum bisa dikatakan mencukupi kebutuhan keluarga, cuma yang tadinya untuk belanja dan keperluan rumah tangga semuanya mengadalakan uang bulanan yang di kasih oleh suami sekarang udah enggak.. ya bisa di pilah dan pilih mana yang bisa di belanjakan dengan hasil yang di dapat dari uang penjualan minuman tradisional bir pletok.”11
9Wawancara pribadi dengan Ibu Djuwarsih, pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 14.00
WIB 10Wawancara pribadi dengan Ibu Rumiyati, pada tanggal 25 September 2016 pukul 12.35
WIB 11Wawancara pribadi dengan Ibu Linda, pada tanggal 25 September 2016 pikul 10.30
WIB
69
Hasil wawancara juga di katakan oleh Ibu Ruth
“Ya hasil keuntungan yang saya dapatkan dari hasil penjualan minuman tradisional bir pletok enggak banyak ya mba cuma sekitar Rp 200. 000 sampe RP. 300.000 tapi ya lumayanlah mba jadi bisa menambahkan perekonomian buat di rumah he he he..” 12
Anggota yang ikut tergabung dalam Kelompok Wanita Tani Cempaka
adalah ibu-ibu yang hanya berkerja di rumah saja (Ibu rumah tangga), ada
juga yang berkerja sebagai karyawan. Tujuan mereka ikut bergabung di
kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok sebagian di antara mereka
mengikuti kegiatan pelestarian minuman bir pletok ini ada yang
menambahkan perekonomiannya, ada juga untuk hiburan dari pada di rumah
saja, dan ada juga bisa mempelajari bagaimana cara membuat makanan dan
minuman tradisional juga menyehatkan tubuh.
Tabel I
Indikator Ekonomi Sebelum dan sesudah Mengikuti Kegiatan Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok
No. Nama Sebelum Sesudah
1. Ibu Djuwarsih Sebelum saya bergabung dengan Kelompok Wanita Tani Cempaka saya memang sudah mempunyai usaha catring hanya saja tidak begitu terkenal
Sekarang saya usaha catring saya sudah lebih maju dan terkenal karena saya bergabung di KWT ini dan terlebih lagi saya mendapatkan ilmu sekaligus hasil yang saya dapatkan dari hasil penjualan minuman tradisional bir pletok ya lumayanlah kira-kira sekitar Rp. 500.000,-
12Wawancara pribadi dengan Ibu Ruth, pada tanggal 25 September 2016 pikul 09.30 WIB
70
2. Ibu Rumiyati sebelum saya bergabung dengan Kelompok Wanita Tani Cempaka saya hanya ibu rumah tangga biasa
Dengan mengikuti kegiatan pelestarain minuman tradisional bir pletok di KWT Cempakahail yang saya dapatkan cukup untuk menambahkan buat bayaran sekolah anak
3. Ibu Linda Sebelum saya ikut bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka sebenernya ekonomi keluarga saya tidak ada masalah karena saya juga tidak kekurangaan
Dengan saya bergabung dengan Kelompok WanitaTani Cempaka saya mendapatkan banyak ilmu yang tadinya saya tidak tahu sekarang tau dan saya juga sudah mengerti maanfaat dari tanaman yang saya tanam di rumah
4. Ibu Ruth Sebelum saya ikut bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempakasaya hanya ibu rumah tangga
Dengan saya bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka dan ikut menjalankan kegiatan Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok yang mendapatka hasil Rp. 500.000 , dan saya juga jual bir pletok juga kalo ada yang langsung memasan ke saya
5. Ibu Hartati Hadi Sebelum saya bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka saya guru di PAUD
Dengan saya bergabunag di kelompok Wanita Tani Cempaka dalam Menjalankan Kegiatan Pelestarian Minuman Tradisional Bir pletok saya mendpatkan hasil dari hasil penjulan minuman bir pletok
71
sekitar Rp. 500.000,-
C. Hasil Pembrdayaan Ekonomi Ibu Rumah Tangga melalui Pelestarian
Minuman Tradisional Bir Pletok
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, peneliti
melihat bahwa Pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani
Cempaka melalui Kegiatan Pelestarian Minuman Tradisional Bir Pletok
dalam meingkatkan perekonomian Ibu Rumah Tangga bisa dikatakan
berhasil, kerena kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok sudah
menjadi aktifitas ibu rumah tangga.
Dengan meningkatnya ekonomi, dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
Peningkatan dan keberhasilan ini tidak hanya menyangkut pada finansial saja
atau hanya pada peningkatan ekonomi saja. Melanikan pada sebagian aspek,
yaitu aspek hubungan antara peningkatan ekonomi dengan peningkatkan
sosial sangat terpengaruh terhadap ibu rumah tangga maupun keluarga dan
menjadikan masyarakat bisa lebih bersilatuhrami.
Perubahan peningkatan ekonomi ibu rumah tangga, dalam hal ini mampu
memberikan pendapatan atau hasil kepada orang lain, merupakan salah satu
tingkat keberhasilan Kelompok Wanita Tani Cempaka melalui pelestrain
minuman tradisional bir pletok, seperti yang di katakan oleh Ibu Yuana:
“Alhamdulillah bahkan semenjak Kelompok Wanita Tani Cempaka di kenal pemesanan minuman tradisional bir pletok makin meningkat, bahkan kita susah menaronyadi berbagai tempat seperti: warung makan, dan super market.13
13Wawancara pribadi dengan Ibu Yuana, pada tanggal 25 September 2016 pikul 15.00
WIB
72
Saat ini pemasanan semakin meningkat, dalam jangka waktu 1 hari bisa
menghasilkan 5 botol syrup ABC harga satuanya sekitar Rp. 33.000-Rp.
100.000 keuntungan dari hasil penjualan minuman tradisonal bir pletok bisa
mencapai Rp. 1.000.000 bahkan bisa lebih jika ada bazar-bazzar.14
Kini ibu rumah tangga di RW 02 tidak lagi statis dan ibu rumah tangga
RW 02 sudah lebih kratif dan mandiri. Seperti yang diakatakan oleh Robert
Agrene dalam lilis badriah, seorang warausaha harus memiliki beberapa sifat-
sifat yang dapat memotivasi hidupnya:
a. Percaya diri
Adalah langkah awal menjadi wirausaha dengan percaya diri anda
dapat memprioritaskan diri anda menjadi bisa atau sanggup dalam
menjalani setiap usaha-usaha tanpa harus malu melalui dari kecil.
b. Mengakulasi resiko yang akan terjadi
Kecermatan, ketelitian, kehati-hatian merupakan sikap yang harus
di miliki setiap wirausaha harus mampu dan mengkalkulasikan
kesemuan itu. Tidak ceroboh dalam mengambil sikap,
menggampangkan apalagi menyepelekan yang akan erakibat fatal.
c. Mempunyai sifat memimpin
14Wawancara pribadi dengan Ibu Sunarti , pada tanggal 25 September 2016 pikul 13.00
WIB
73
Apabila di dalam wirausaha mempunyai sifat ke pemimpinan yang
besar, ia akan menjadi orang hebat dalam menggola usahanya.
d. Kemampuan untuk mencapai target
Target merupakan penyokong sebuah usaha, dengan target dapat
menentukan proyeksi keuntunngan yang jelas.
e. Rasa bertanggunng jawab
Tanggung jawab yang besar dapat membantu andan dalam
menghadapi masalah resiko yang akan di alami. Tanggung jawab
yang besar menguatamakan keberhasilan daripada ketidak
berhasilan.
f. Insiatif
Merupakan strategi yang harus di miliki bagi wirausahwan dalam
mengungkapkan gagasan-gagasan tentang cara menggunakan
inisiatif kita.15
15Lili Badriadi, dkk: Zakat dan Wiarausaha, (Jakarta: CED Center for Enterpreneurship
development. 2005), h. 56
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan yang dilakukan Ibu rumah tangga RW 02 Kelurahan
Petukangan Selatan Jakarta Selatan sebenarnya sangat bermanfaat untuk
warga sekitar dalam memecahkan permasalahan yang selama ini mereka
alami. Dengan terbentuknya Kelompok Wanita Tani Cempaka sehingga dapat
membantu Ibu rumah tangga mendapatkan kegiatan yang lebih positif juga
menjadikan Ibu rumah tangga RW 02 lebih kreatif dan juga mendapatkan
keuntungan dengan cara mengikuti kegiatan pelestarian minuman tradisional
bir pletok, keuntungan yang didapat juga bukannya hanya dari segi
ekonominya saja tetapi juga mendapatkan pengetahuan mengenai pengelolaan
makanan dan minuman tradisional dengan baik.
Dalam tekhis pelaksanaanya, sebelum terbentuknya Kelompok Wanita
Tani Cempaka ada beberapa tahapan yang mereka gunakan, yaitu: tahapan
persiapan, tahapan assessment, tahapan perencanaan alternatif program atau
kegiatan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan evaluasi. Dimana penjelasan
mengenai tahapan yang Kelompok Wanita Tani Cempaka lakukan sudah di
jelaskan pada bab selanjutnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka tidak
akan berhasil dengan sempurna jika tidak adanya bantuan dan dukungan dari
pihak-pihak yang sudah membantu, seperti: UPPKA (Usaha Perbaikan
Pendapatan Keluarga), PKK Kelurahan Petukangan Selatan, Suku Dinas
Jakarta Departemen Pertanian Jakarta Selatan, JPS (Jaringan Pengamanan
75
Sosial), LSM Masyarakat Bina Karya Mandiri, dan BKKBN (Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang telah membantu
memberikan bantuan berupa peralatan, maupun materil, dan pelatihan-
pelatihan yang Kelompok Wanita Tani Cempaka butuhkan. Dengan bantuan
yang diberikan dan proses kegiatan pelestarian minuman tradisional minuman
tradisional bir pletok yang dilakukan kelompok ini menjadikan ibu rumah
tangga lebih semangat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan bisa
membantu menambahkan pendapatkan keluarga.
Akan tetapi pada dasarnya kegiatan pelestarian minuman tradisional bir
pletok ini bisa dikatakan sudah cukup membantu untuk bisa menambah
perekonomian ibu rumah tangga. Terbukti dari berbagai tanggapan positif
yang mereka sampaikan dengan adanya kegiatan ini bisa membantu
kehidupan mereka, mulai dari ibu rumah tangga yang bisa menambahkan
perekonomian keluarga juga dari hasil yang didapat juga bisa membuka usaha
sendiri.
B. Saran-saran
Berdasarkan analisa data dan kesimpulan di atas ada beberapa saran-
saran ingin disampaikan peneliti, anatara lain:
1. Setiap permasalah yang ada di suatu tempat atau wilayah memang
sebaiknya dicari solusinya bersama-sama dengan pemangku
kepentingan antara lain pemerintahan setempat, pihak kelurahan,
atau kecamatan beserta warga yang mengalami permasalahan di
wilayahnya. Seperti yang dilakukan oleh ibu rumah tangga RW 02
76
Kelurahan Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, mereka pun
bersama-sama mencari solusi yang baik ketika di wilayahnya
banyak ibu rumah tangga yang tidak berkerja dan hanya
mengadalkan uang pemberian dari suami.
2. Warga juga harus lebih aktif dalam menyampaikan pendapat atau
aspirasinya kepada pihak pemangku kepentingan di wilayahnya.
Dan sadar dengan permasalahan yang mereka dan lingkungannya.
3. Keberadaan Kelompok Wanita Tani Cempaka di setiap wilayah
harus diperbanyak sebagai alternatif solusi untuk menambahkan
perekonomian ibu rumah tangga.
4. Kedekatan dan solidaritas anatara ibu rumah tangga dan pengurus
harus ditingkatkan agar sadar kelompok ini bisa berjalan dengan
baik tanpa ada masalah yang timbul.
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Skripsi
1. BUKU
A, Rofiq. dkk. Pemberdayaan Pesantren; Menuju Kemandirian dan
Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan.
(Yogjakarta: Pustaka Pesantren, 2005)
Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan Masyarakat, dan Intervensi
Komunitas: Pengenatar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis.
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001)
Anwar, Dr. Manajemen Pemberdayan Perempuan (Bandung: Alfabeta,
2007)
Badriah, Lili. dkk. Zakat dan Wirausaha. (Jakarta: CV. Pustaka Amri,
2005)
Buigin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif’, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009)
Faisal Sanafiah. Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005)
Harry, Hikmat. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. (Bandung:
Humaniora Utama Press, 2004)
Kahf, Monzer. Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Sistem Ekonomi
Islam, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1995)
Machendrawaty, Nanih dan Agus ahmad safei, Pembangunan Masyarkat
Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001)
Marhijanto, Bambang. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: Masa Kini,
(Surabaya: Terbit Terang, 1999)
Minarti, Nana, dkk. Buku Panduan Umum & Tekhnis Bagi Pendampingan
Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, (Bogor: Masyarakat
Mandiri Dompet Dhu’afa, 2008)
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1989)
Pengkajian, Pusat dan Pembangunan Ekonomi Islam (P2EI). Ekonomi
Islam, (Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 2008)
Poewandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
(Jakarta: LPSP 3 – VI, 1998)
Rahmat, Syahrul. Artikel Kiat Usaha. Sumber: Ny. Hj. Sunarti Satimin
Salam, Syamsir dan Fadillah, Amir. Sosiologi Pedesaan, (Jakarta Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008)
Sumarsono Sonny. Metode Sumber Daya Manusia, (Yogjakarta: Graha
Ilmu, 2004)
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial.
(Bandung: PT. Refika Adiatma, 2005)
Satimin, Sunarti. Laporan Kelompok Wanita Tani Cempaka Kelurahan
Petukangan Selatan, (Jakarta: 2009)
Troboni, dan Imam Suprayogo. Metode Penelitian Sosial Agama.
(Bandung: Remaja Rosda Karya)
Zakaria. Psikologi Wanita
2. SKRIPSI
Annisa,Nuris. Partisipasi Wanita Dalam Pemberdayaan melalui Program
Klaster Mandiri Zona Madina, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pngembangan Masyarakat Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012)
Habihah, Siti. Pemberdayaan Ekonomi melalui Wirausaha Daur Ulang
Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu, (Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012)
Milana, Erna. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus: UPPKS
Cut Nyadien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota Tanggerang,
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Pngembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2012)
Aziz, Irfan. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan
Kelompok Wanita Tani Bersama Dalam Pembuatan Abon Lele di
Parung Poncol RW 02 Kelurahan Duren Mekar, (Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Pngembangan
Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015)
3. INTERNET
Data Presentase penduduk Miskin
digilib.unimus.ac.id>files>disk1, di akses pada tanggal 21 Desember 2015
pukul 15.34 WIB
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/31421366089a281f8ec73e
088807b52770b3f282.pdf,
Pandu Mas, pandu-xblogs.co.id/2015/03contoh-makalah-
kemiskinan.html?m=1.
Sayangi anak, http://sayanagianak.com/ibu-banyak-memaikan-peran-
dalam-keluarga,
Susilo Bambang,“Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Tani Berbasis
Kelembagaan”,http://www.e-jounal.stain-pekalongan.ac.id
Widodo Thomas,“Jurnal Ilmu Pertanian” (Yogjakarta: Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Magelang, 2007),http://stppyogjakarta.ac.id/wp-
content/uploads/2011/11/IIP_Sukadi.pdf.
TABEL JAWABAN RESPONDEN
No. Pertanyaan Bu Hj. Satimin Bu. Djuwarsih Bu Linda Bu yoana Bu Rumiyati Bu Ruth
A. Bagaimana tahapan perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga melalui pelestarian minuman tradisional bir pletok?
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Dulu belum ada kegiatan yang ada hanya posyandu, sehingga dari penyuluh Pertanian Kec. Pesanggrahan mengajak ibu-ibu untuk membuat kwt
Ada pertemuan pkk atau arisan dan di waktu yaang sama ada penyuluhan dari Dinas pertanian sehingga saya tertarik untuk bergabung
Dari pesan berantai lanjut mengadakan pertemuan
Di pertemuan pkk ada penyuluhan dari Dinas Pertanian dan banyak ilmu yang di dapat dari situlah tercetusnya kwt
Kerinduan ibu-ibu pkk untuk berkumpul dan menambah wawasan
Ada pertemuan ibu-ibu pkk yang mendapatkan penyuluhsn dari Dinas Pertanian
2. Kapan terbentuknya Kelompok Wanita tani Cempaka?
Tanggal 8 Oktober 1992
Tahun 1985 Tahun 1995 Tahun 1992 Tahun 1998 Tahun 1998
3. Apa tujuan dari Kelompok Wanita Tani Cempka di Kelurahan Petukangan selatan?
Memanfaatkan lahan dan memberdayakan ibu rumah tangga
Untuk memberdayakan ibu-ibu RW 02 dan menambahkan wawasan
Membedayakan masyarakat untuk bercocok tanam juga memanfaatkan lahan perkarangan
Menambah wawasan
Menambah pengetahuan ibu-ibu dan menambah penghasilan
Memberdayakan ibu-ibu RW 02 agar bisa lebih kreatif sehingga bisa menambahkan perekonomian keluarga
4. Adakah faktor penghambat berdirinya Kelompok Wanita Tani cempaka?
Susahnya mencari media tanman dan pupuk kandang
Ada Ada banyak Tidak ada Dana Dana
5. Kegiatan apa saja yang ada di Kelompok wanita Tani Cempaka?
Bercocok tanam sayuran, tanaman buah, tanaman hias, dan pengelolaan paska panen
Pertemuan 1 bulan sekali untuk membahas yang akan di produksi
Menanam toga, sayuran, dan pratek bikin kue
Menanam dan praktek membuat makanan dari kebun sendiri
Sosialisasi dan membuat praktek makanan
Belajar menanam dan merawat tanaman dan sayuran
6. Mengapa kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok menjadi kegiatan yang utama di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Melestarikan budaya Betawi, bahan-bahannya mudah di dapat dan berkhasiat
Karena minuman tradisional bir pletok menjadi primadona di kwt
Karena bir pletok adalah salah satu ciri khas Jakarta yang harus di lestarikan
Karena bir pletok menjadi produk unggulan
Untuk melestarikan budaya Betawi
Karena bir pletok produk ungulan di kwt
7. Apakah ibu melibatkan ibu-ibu yanglain dalam merencanakan kegiatan Kelompok Wanita Tani?
Ya melibatkan Ya ibu-ibu pkk Benar kami melibatkan ibu-ibu RW 02
Ya Iya Ya
8. Bagaimana pola pengrekrutan untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Mengajak dan menghimbau mannfaat dari terbentuk kwt
Arisan, kerja bakti, dan ibu-ibu senam
Meninformasikannya dengan stiap ada pertemuan-pertemuan
Atas dasar kemauan sendiri
Di rakor pkk selalu di ulas tentang kwt
Di perkenalkan setiap ada pertemuan dan kegiatan-kegiatan
9. Apakah ada kreteria untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Ada Tidak ada
10. Adakah bnatuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah untuk memajukan Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Ada, Bntuan SUKU DINAS Pertanian Jakarta Selatan
Ada Ada Ada Ada Ada
11. Berapa modal awal pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Rp. 500.000 Rp. 500.000 karena bahan-bahannya masih murah
Modal awal Rp. 500.000
Kurang lebih Rp. 500.000
Rp. 500.000 Modal awalnya Rp. 500.000
12. bahan-bahan apa saja yang di gunakan dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jahe, gula pasir, daun pandan, serai, kapulaga, biji pala, cabe jawa, lada hitam, kayu manis, daun jeruk, kayu mayosi, dan kayu secang
Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk, cabe jawa, kayu secang, cengkeh, kapu lagu, kayu manis, dan lada hitam
Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk, cabe jawa, kayu secang, cengkeh, kapu lagu, kayu manis, dan lada hitam
Gula, jahe, pandan, sereh
jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk
Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk
13. Berapa Kg jahe dan gula yang di gunakan untyuk membuat minuman tradisional bir pletok?
1 kg jahe dan 2 kg gula
Jahe 1/2 kg gula 1 kg
1 kg jahe dan 1 kg gula
2 kg jahe dan 2 kg gula
Jahe 1/2 gula 1 kg Jahe 1/2 kg gula 1 kg
14. Bagaimana proses pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jahe dikupas sampe bersih, dipotong kecil-kecil, di masukan ke dalam panci yang berisikan empat liter air di rebus selama 30 menit dalam pengapian besar setelah air mendidih, air rebusan di saring lalu di beri gula pasir, terakhir baru di masukan ke dalam botol
Di rebus, di saring semua bahan-bahan yang di iris-iris
Semua bahan di rebus
Jahe dikupas di parut, di saring di ambil airnya, daun pandan, sereh di rebus sampai mendidih, dan airnya sampai berkurang masukan jahe sampai mendidih dan berkurang masukkan gula di aduk sampai kering dan mengkristal lalu di ayak dan masukan ke dalam kemasan
Jahe dikupas di parut, di saring di ambil airnya, daun pandan, sereh di rebus sampai mendidih, dan airnya sampai berkurang masukan jahe sampai mendidih dan berkurang masukkan gula di aduk sampai kering dan mengkristal lalu di ayak dan masukan ke dalam kemasan
Semua bahan dicuci sampai bersih, di tiriskan, di rebus semua bahan sampai mendidih, setelah itu masukan gula pasir sampai mendidih kembali, baru di masukan ke botol
15. Selain membuat minuman tradisional bir pletok apa saja yang diproduksi di kwt?
Jahe instan, kunyit asam, kripik pisang, kripik buah, aneka sari buah, temulawak instan, kencur gula merah
Banyak Banyak ada jahe instan, kayu manis, dan lada hitam
Banyak Banyak Banyak
16. Berapa Banyak yang menjadi anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka?
30 orang Kalo ada pertemuan bisa sampe 30 orang
15 orang 30 orang 30 orang 30 orang
17. Kapan saja pertemuan Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Setiap tanggal 15 sebulan seklai
Pertemuannya sebulan sekali setiap tanggal 15, tetapi apabila ada kegiatan yang bisa di undur
Satu bulan sekali di minggu ke dua
Satu bulan sekali
Setiap 1 bulan 1 kali
Setiap 1 bulan sekali pertemuan
18. Kapan pertemuan untuk pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Setiap selasa pertama dan ke dua setiap bulannya
Satu bulan sekali
Setelah stock habis
Satu bulan sekali
Setiap 1 bulan 2 kali
Setiap 1 bulan 2 kali pertemuan
19. Bagaimana cara Kelompok Wanita Tani Cempaka memasarkan minuman tradisional bir pletok?
Menawarkan kepada warga dan menerangkan manfaat dari minuman tradisonal bir pletok
Di bawa sewaktu arisan, di titipkan di warung Betawi, sekarang di taro di kantin RW
Melalui pameran dan bazar
Menawarkan kepada konsumen
Bazar, pameran, dan lebaran Betawi
Awalnya dengan cara memberikan tester atau percobaan minuman bir pletok kepada warga dan tidak di sangka sambutan dari warga sangat baik dengan adanya minuman bir pletok
20. Dimana saja kelompok Wanita Tani Cemopaka memasarkan minuman tradisional bir pletok?
Pameran, semeniar, super market, warung, dan setiap ada bazar kita sering memasukan hasil produksi kwt
Bazar dan warung-warung terdekat
Di pertemuan rakor
Di pameran DKI Jakarta Baru DKI Jakarta, paling kalo bazar atau ivent-ivent
21. Sejauh apa keberhasilan Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam Memasarkan produksi minuman tradisional bir pletok?
Ya alhamdulillah, dari hasil pemasaran dan penjualan omzet kita jadi bertambah
Pemasarannya sudah bagus dan di akui oleh para pelanggan
Sampai tingkat Walikota
Sudah di kenal oleh masyarakat se walikota Jakarta Selatan
Ya Lumayanlah, untuk menambah kebutuhan keluarga
Untuk keberhasilan belum, karena kwt juga masih merintis supaya minuman bir pletok makin di minati
22. Setelah Penjulan minuman tradisonal bir pletok, apakah ada pertemuan untuk evaluasi?
Ada Selalu ada evaluasi dan kita respon dengan baik
Selalu ada evaluasi
Ada Ada Ada
23. Adakah prestasi yang di dapat Kelompok Wanita Tani Cempaka dslam pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Ada, pernah menjadi juara 3 untyuk kategori uji rasa minuman tradisional bir pletok tingkat DKI Jakarta
Ada juga ada penghargaannya
Karena bir pletok kita jadi di kenal
Ada Ada, pernah menjadi juara 3 tingkat DKI
Ada, dulu pernah menjadi juara 3 tingkat seDKI
24. Apa yang menjadi harapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Supaya minuman khas Betawi tidak punah dan di sukai oleh warga Jakarta
Untuk melestarikan budaya Betawi
Harapannya bisa dikenal seluruh Indonesia dan bir pletok makin di sukai
Untuk melestarikan budaya Betawi dan menyehatkan tubuh
Pokoknya minuman Khas Betawi harus di jaga dan dilestarikan
Harapannya supaya minuman khas kota atau masyarakat Jakarta tidak kalah atau tidak hilang dengan minuman baru
25. Apa hasil yang di peroleh ibu-ibu dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Hasilnya sudah pasti untuk kesehatan, keuntungan, dan menambahkan pendapatan keluarga
Sudah jelas kepandaian, pengalaman , serta penghasilan dapur lancar
Kepandaian, pengalaman, dan penghasilan dapur lancar
Dapat menambahkan ilmu
Sudah pasti keuntungan
Bertambahnya wawasan tentang membuat minuman tradisional yang kalau di tekuni bisa menambahkan penghasilan
B. Bagaiman tanggapan ibu rumah tangga terhadap pemberdayaan ekonomi melalui pelestarian minuman tradisional bir pletok?
RUMUSAN MASALAH
26. Bagaiaman awal mula ibu mengetahui adanyaKelompok Wanita Tani Cempaka?
Mendapatkan penyuluhan dari Dinas Pertanian dan membentuk KWT Cempaka untuk memberdayakan ibu-ibu Rw 02
Saya datang ketempat arisan lalu ada penyuluhan dari Dinas Pertanian yang menjelaskan manfaat dari minuman tradisional bir pletok
Awalnya tau dari teman sampai akhirnya saya mulai tertarik dan mulai mengikuti kegiatan kwt
Dapat informasi dari ketua kwt
Dari kader pkk Dari ketua KWT cempaka sendiri
27. Mengapa ibu tertarik untuk bergabung di Kelompok Wanita Tani cempaka?
Menambah pengetahuan tentang pertanian juga bisa menambahkan perekonomian keluarga
Menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan serta menambahakan penghasilan
Karena ingin tahu cara membuat makanan dan minuman tradisional
Untuk menambahkan ilmu
Menambah pengetahuan
Ingin menambah wawasan tentang bertani di kota dan belajar memasak atau membuat minuman tradisional
28. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan Kelompok wanita Tani Cempaka dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Sudah lama, sejak terbentuknya KWT
Sudah lama Lumayan lama Kurang lebih 3 tahun
Kurang lebih 3 tahunan
Sudah lama juga
29. Apa ibu tau tentang kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Tau Tau Tau Ya Ya tau Ya tau
30. Bagiamana tanggapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman tradisinal bir pletok?
Sangat baik, dapat melestariakn budaya Betawi
Karena memang minuman khas Betawi jadi jangan sampai hilang
Baik Untuk mengenal Produk minuman bir pletok
Baik, karena selain dari manfaat bir pletok dapat menyehatkantubuh juga memberikan in come dari hasil penjualannya
Baik, supaya minuman khas masyarakat Betawi tidsk kalah dengan minuman-minuman baru
31. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan hasil dari penjualan minuman tradisional bir pletok?
Sangat lumayan Keuntungannya dua kali dari modal
Keuntungannya lumayan
Sangat lumayan
Cukup lumayan Lumayan
32. Bagaimana dampak dari kegiatan Pelestarian minuman tradisional bir pletok terhadap perekonomian ibu?
Menguntungkan dan bisa menambahkan perekonomian keluarga
Lumayanlah bisa menambahkan penghasilan keluarga
Lumayan hanya saja belum bisa dikatakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga
Menguntungkan
Alhamdulillah bisa menambahkan perekonomian keluarga
Tidak hanya untuk saya sendiri tapi lumayan juga untuk menambah kas kwt
Nama: Ibu Djuwarsih
Umur: 61 tahun
1. Bagaimana awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Dari pertemuan PKK atau arisan terus ada penyuluhan dari
pertanian sehingga saya tertarik untuk bergabung dan mengembangkan apa-
apa ilmu yang saya dapatkan dari penyuluh.
2. Kapan terbentuknya Kwt Cempaka?
Jawaban: Sejak tahun 1985
3. Apa tujuan dari Kelompok Wanita Tani Cempka di Kelurahan Petukangan
Selatan ini?
Jawaban: Untuk memberdayakan ibu-ibu RW 02, menambahkan ilmu dan
wawasan.
4. Adakah faktor penghambat berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Ada.
5. Kegiatan apa saja yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kegiatan pertemuan 1 bulan sekali untuk membahas yang akan di
produksi.
6. Mengapa kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok menjadi
kegiatan yang utama di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Karena memang minumuan tradisional menjadi primadona di kwt
dan selalu di produksi.
7. Apakah ibu melibatkan ibu-ibu yang lain dalam merencanakan kegiatan di
Kelompok Wanita tani?
Jawaban: Ya ibu-ibu PKK dan lain-lain.
8. Bagimana pola pengrekrutan untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Dari arisan, kerja bakti, dan ibu-ibu senam.
9. Apakah ada kreteria untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Untuk kreteria si tidak ada mba, hanya kalau memang bisa dan suka
tanaman, hasil olahan-olahan, menambahkan pengetahuan, dan mereka jadi
jatuh cinta.
10. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah untuk
memajukan?
Jawaban: Ada.
11. Berapa modal awal pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Modal awalnya hanya Rp. 500.000, karena bahan-bahannya masih
murah.
12. Bahan-bahan apa saja yang di gunakan dalam pembuatan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk, cabe jawa, kayu
secang, cengkeh, kapu lagu, kayu manis, dan lada hitam.
13. Berapa Kg jahe dan gula yang di gunakan untuk membuat minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe ½ kg, gula 1 kg.
14. Bagaimana proses pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Di rebus lalu disaring semua bahan-bahan yang di iris-iris.
15. Selain membuat minuman tradisional bir pletok apa saja yang diproduksi di
kwt?
Jawaban: Banyak ya mba ada.
16. Berapa banyak yang menjadi anggota Kelompom Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kalo ada pertemuan bisa sampe 30 orang, tetapi yang fokus hanya
20 orang.
17. Kapan saja pertemuan Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: pertemuan satu bulan sekali setiang tanggal 15, tetapi apabila ada
kegiatan yang lain dan acara mendadak kita selalu kompak untuk menghadiri
kegiatan tersebut.
18. Kapan pertemuan untuk pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Satu bulan sekali tapi kalo sedang banyak pesanan sewaktu-waktu
harus memproduksinya juga mba.
19. Bagaimana cara Kelompok Wanita Tani Cempaka memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya dengan cara di bawa sewaktu arisan, di titip di
warung Betawi, dan sekarang di taro di kantin RT RW.
20. Dimana saja ibu memasarkan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Melalui bazar, dan warung-warung terdekat.
21. Sejauh apa keberhasilan KWT Cempaka dalam memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya sudah bagus dan di akui oleh para pelangan.
22. Setelah penjualan minuman tradisional bir pletok apakah ada pertemuan
untuk evaluasi?
Jawaban: Selalu ada evaluasi dan selalu kita respon.
23. Adakah prestasi yang di dapat Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam
pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Prestasinya ada serta ada juga penghargaannya.
24. Apa yang menjadi harapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Harapannya untuk melestarikan budaya Betawi.
25. Apa hasil yang di peroleh ibu-ibu dalam pembuatan minuman tradisional bir
pletok?
Jawaban: Yang pasti sudah jelas kepandaian, pengalaman, serta penghasilan
dapur lancar.
26. Bagaimana awal mula ibu mengetahui adanya Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Saya datang ke tempat arisan lalu ada penyuluhan yang
menjelaskan manfaat dari minuman tradisional bir pletok dan saya tergerak
untuk bergabung dengan kwt ini.
27. Mengapa ibu tertarik untuk bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan, juga bisa
menambahkan penghasilan.
28. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan Kelompok Wanita Tani Cempaka
dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Sudah lama juga ya mba.
29. Apa ibu tau tentang kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Tau
30. Bagaimana tanggapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Karena memang ini khas minuman Betawi jadi jangan sampai
hilang.
31. Seberapa keuntungan yang ibu dapatkan hasil dari penjualan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Keuntungannya dua kali dari pada modal.
32. Bagaimana dampak dari kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok
terhadap perekonomian ibu?
Jawaban: Ya lumayanlah bisa menambahkan penghasilan keluarga.
Nama: Ibu Linda
Umur: 60 tahun
1. Bagaimana awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Dari pertemuan PKK atau arisan terus ada penyuluhan dari
pertanian sehingga saya tertarik untuk bergabung dan mengembangkan apa-
apa ilmu yang saya dapatkan dari penyuluh.
2. Kapan terbentuknya Kwt Cempaka?
Jawaban: Sejak tahun 1985
3. Apa tujuan dari Kelompok Wanita Tani Cempka di Kelurahan Petukangan
Selatan ini?
Jawaban: Untuk memberdayakan ibu-ibu RW 02, menambahkan ilmu dan
wawasan.
4. Adakah faktor penghambat berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Ada.
5. Kegiatan apa saja yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kegiatan pertemuan 1 bulan sekali untuk membahas yang akan di
produksi.
6. Mengapa kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok menjadi
kegiatan yang utama di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Karena memang minumuan tradisional menjadi primadona di kwt
dan selalu di produksi.
7. Apakah ibu melibatkan ibu-ibu yang lain dalam merencanakan kegiatan di
Kelompok Wanita tani?
Jawaban: Ya ibu-ibu PKK dan lain-lain.
8. Bagimana pola pengrekrutan untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Dari arisan, kerja bakti, dan ibu-ibu senam.
9. Apakah ada kreteria untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Untuk kreteria si tidak ada mba, hanya kalau memang bisa dan suka
tanaman, hasil olahan-olahan, menambahkan pengetahuan, dan mereka jadi
jatuh cinta.
10. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah untuk
memajukan?
Jawaban: Ada.
11. Berapa modal awal pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Modal awalnya hanya Rp. 500.000, karena bahan-bahannya masih
murah.
12. Bahan-bahan apa saja yang di gunakan dalam pembuatan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk, cabe jawa, kayu
secang, cengkeh, kapu lagu, kayu manis, dan lada hitam.
13. Berapa Kg jahe dan gula yang di gunakan untuk membuat minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe ½ kg, gula 1 kg.
14. Bagaimana proses pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Di rebus lalu disaring semua bahan-bahan yang di iris-iris.
15. Selain membuat minuman tradisional bir pletok apa saja yang diproduksi di
kwt?
Jawaban: Banyak ya mba ada.
16. Berapa banyak yang menjadi anggota Kelompom Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kalo ada pertemuan bisa sampe 30 orang, tetapi yang fokus hanya
20 orang.
17. Kapan saja pertemuan Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: pertemuan satu bulan sekali setiang tanggal 15, tetapi apabila ada
kegiatan yang lain dan acara mendadak kita selalu kompak untuk menghadiri
kegiatan tersebut.
18. Kapan pertemuan untuk pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Satu bulan sekali tapi kalo sedang banyak pesanan sewaktu-waktu
harus memproduksinya juga mba.
19. Bagaimana cara Kelompok Wanita Tani Cempaka memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya dengan cara di bawa sewaktu arisan, di titip di
warung Betawi, dan sekarang di taro di kantin RT RW.
20. Dimana saja ibu memasarkan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Melalui bazar, dan warung-warung terdekat.
21. Sejauh apa keberhasilan KWT Cempaka dalam memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya sudah bagus dan di akui oleh para pelangan.
22. Setelah penjualan minuman tradisional bir pletok apakah ada pertemuan
untuk evaluasi?
Jawaban: Selalu ada evaluasi dan selalu kita respon.
23. Adakah prestasi yang di dapat Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam
pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Prestasinya ada serta ada juga penghargaannya.
24. Apa yang menjadi harapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Harapannya untuk melestarikan budaya Betawi.
25. Apa hasil yang di peroleh ibu-ibu dalam pembuatan minuman tradisional bir
pletok?
Jawaban: Yang pasti sudah jelas kepandaian, pengalaman, serta penghasilan
dapur lancar.
26. Bagaimana awal mula ibu mengetahui adanya Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Saya datang ke tempat arisan lalu ada penyuluhan yang
menjelaskan manfaat dari minuman tradisional bir pletok dan saya tergerak
untuk bergabung dengan kwt ini.
27. Mengapa ibu tertarik untuk bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan, juga bisa
menambahkan penghasilan.
28. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan Kelompok Wanita Tani Cempaka
dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Sudah lama juga ya mba.
29. Apa ibu tau tentang kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Tau
30. Bagaimana tanggapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Karena memang ini khas minuman Betawi jadi jangan sampai
hilang.
31. Seberapa keuntungan yang ibu dapatkan hasil dari penjualan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Keuntungannya dua kali dari pada modal.
32. Bagaimana dampak dari kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok
terhadap perekonomian ibu?
Jawaban: Ya lumayanlah bisa menambahkan penghasilan keluarga.
Nama: Ibu Yoana
Umur: 44 tahun
1. Bagaimana awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Dari pertemuan PKK atau arisan terus ada penyuluhan dari
pertanian sehingga saya tertarik untuk bergabung dan mengembangkan apa-
apa ilmu yang saya dapatkan dari penyuluh.
2. Kapan terbentuknya Kwt Cempaka?
Jawaban: Sejak tahun 1985
3. Apa tujuan dari Kelompok Wanita Tani Cempka di Kelurahan Petukangan
Selatan ini?
Jawaban: Untuk memberdayakan ibu-ibu RW 02, menambahkan ilmu dan
wawasan.
4. Adakah faktor penghambat berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Ada.
5. Kegiatan apa saja yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kegiatan pertemuan 1 bulan sekali untuk membahas yang akan di
produksi.
6. Mengapa kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok menjadi
kegiatan yang utama di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Karena memang minumuan tradisional menjadi primadona di kwt
dan selalu di produksi.
7. Apakah ibu melibatkan ibu-ibu yang lain dalam merencanakan kegiatan di
Kelompok Wanita tani?
Jawaban: Ya ibu-ibu PKK dan lain-lain.
8. Bagimana pola pengrekrutan untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Dari arisan, kerja bakti, dan ibu-ibu senam.
9. Apakah ada kreteria untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Untuk kreteria si tidak ada mba, hanya kalau memang bisa dan suka
tanaman, hasil olahan-olahan, menambahkan pengetahuan, dan mereka jadi
jatuh cinta.
10. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah untuk
memajukan?
Jawaban: Ada.
11. Berapa modal awal pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Modal awalnya hanya Rp. 500.000, karena bahan-bahannya masih
murah.
12. Bahan-bahan apa saja yang di gunakan dalam pembuatan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk, cabe jawa, kayu
secang, cengkeh, kapu lagu, kayu manis, dan lada hitam.
13. Berapa Kg jahe dan gula yang di gunakan untuk membuat minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe ½ kg, gula 1 kg.
14. Bagaimana proses pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Di rebus lalu disaring semua bahan-bahan yang di iris-iris.
15. Selain membuat minuman tradisional bir pletok apa saja yang diproduksi di
kwt?
Jawaban: Banyak ya mba ada.
16. Berapa banyak yang menjadi anggota Kelompom Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kalo ada pertemuan bisa sampe 30 orang, tetapi yang fokus hanya
20 orang.
17. Kapan saja pertemuan Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: pertemuan satu bulan sekali setiang tanggal 15, tetapi apabila ada
kegiatan yang lain dan acara mendadak kita selalu kompak untuk menghadiri
kegiatan tersebut.
18. Kapan pertemuan untuk pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Satu bulan sekali tapi kalo sedang banyak pesanan sewaktu-waktu
harus memproduksinya juga mba.
19. Bagaimana cara Kelompok Wanita Tani Cempaka memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya dengan cara di bawa sewaktu arisan, di titip di
warung Betawi, dan sekarang di taro di kantin RT RW.
20. Dimana saja ibu memasarkan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Melalui bazar, dan warung-warung terdekat.
21. Sejauh apa keberhasilan KWT Cempaka dalam memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya sudah bagus dan di akui oleh para pelangan.
22. Setelah penjualan minuman tradisional bir pletok apakah ada pertemuan
untuk evaluasi?
Jawaban: Selalu ada evaluasi dan selalu kita respon.
23. Adakah prestasi yang di dapat Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam
pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Prestasinya ada serta ada juga penghargaannya.
24. Apa yang menjadi harapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Harapannya untuk melestarikan budaya Betawi.
25. Apa hasil yang di peroleh ibu-ibu dalam pembuatan minuman tradisional bir
pletok?
Jawaban: Yang pasti sudah jelas kepandaian, pengalaman, serta penghasilan
dapur lancar.
26. Bagaimana awal mula ibu mengetahui adanya Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Saya datang ke tempat arisan lalu ada penyuluhan yang
menjelaskan manfaat dari minuman tradisional bir pletok dan saya tergerak
untuk bergabung dengan kwt ini.
27. Mengapa ibu tertarik untuk bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan, juga bisa
menambahkan penghasilan.
28. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan Kelompok Wanita Tani Cempaka
dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Sudah lama juga ya mba.
29. Apa ibu tau tentang kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Tau
30. Bagaimana tanggapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Karena memang ini khas minuman Betawi jadi jangan sampai
hilang.
31. Seberapa keuntungan yang ibu dapatkan hasil dari penjualan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Keuntungannya dua kali dari pada modal.
32. Bagaimana dampak dari kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok
terhadap perekonomian ibu?
Jawaban: Ya lumayanlah bisa menambahkan penghasilan keluarga.
Nama: Rumiyati
Umur: 46 tahun
1. Bagaimana awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Dari pertemuan PKK atau arisan terus ada penyuluhan dari
pertanian sehingga saya tertarik untuk bergabung dan mengembangkan apa-
apa ilmu yang saya dapatkan dari penyuluh.
2. Kapan terbentuknya Kwt Cempaka?
Jawaban: Sejak tahun 1985
3. Apa tujuan dari Kelompok Wanita Tani Cempka di Kelurahan Petukangan
Selatan ini?
Jawaban: Untuk memberdayakan ibu-ibu RW 02, menambahkan ilmu dan
wawasan.
4. Adakah faktor penghambat berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Ada.
5. Kegiatan apa saja yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kegiatan pertemuan 1 bulan sekali untuk membahas yang akan di
produksi.
6. Mengapa kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok menjadi
kegiatan yang utama di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Karena memang minumuan tradisional menjadi primadona di kwt
dan selalu di produksi.
7. Apakah ibu melibatkan ibu-ibu yang lain dalam merencanakan kegiatan di
Kelompok Wanita tani?
Jawaban: Ya ibu-ibu PKK dan lain-lain.
8. Bagimana pola pengrekrutan untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Dari arisan, kerja bakti, dan ibu-ibu senam.
9. Apakah ada kreteria untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Untuk kreteria si tidak ada mba, hanya kalau memang bisa dan suka
tanaman, hasil olahan-olahan, menambahkan pengetahuan, dan mereka jadi
jatuh cinta.
10. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah untuk
memajukan?
Jawaban: Ada.
11. Berapa modal awal pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Modal awalnya hanya Rp. 500.000, karena bahan-bahannya masih
murah.
12. Bahan-bahan apa saja yang di gunakan dalam pembuatan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk, cabe jawa, kayu
secang, cengkeh, kapu lagu, kayu manis, dan lada hitam.
13. Berapa Kg jahe dan gula yang di gunakan untuk membuat minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe ½ kg, gula 1 kg.
14. Bagaimana proses pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Di rebus lalu disaring semua bahan-bahan yang di iris-iris.
15. Selain membuat minuman tradisional bir pletok apa saja yang diproduksi di
kwt?
Jawaban: Banyak ya mba ada.
16. Berapa banyak yang menjadi anggota Kelompom Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kalo ada pertemuan bisa sampe 30 orang, tetapi yang fokus hanya
20 orang.
17. Kapan saja pertemuan Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: pertemuan satu bulan sekali setiang tanggal 15, tetapi apabila ada
kegiatan yang lain dan acara mendadak kita selalu kompak untuk menghadiri
kegiatan tersebut.
18. Kapan pertemuan untuk pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Satu bulan sekali tapi kalo sedang banyak pesanan sewaktu-waktu
harus memproduksinya juga mba.
19. Bagaimana cara Kelompok Wanita Tani Cempaka memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya dengan cara di bawa sewaktu arisan, di titip di
warung Betawi, dan sekarang di taro di kantin RT RW.
20. Dimana saja ibu memasarkan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Melalui bazar, dan warung-warung terdekat.
21. Sejauh apa keberhasilan KWT Cempaka dalam memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya sudah bagus dan di akui oleh para pelangan.
22. Setelah penjualan minuman tradisional bir pletok apakah ada pertemuan
untuk evaluasi?
Jawaban: Selalu ada evaluasi dan selalu kita respon.
23. Adakah prestasi yang di dapat Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam
pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Prestasinya ada serta ada juga penghargaannya.
24. Apa yang menjadi harapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Harapannya untuk melestarikan budaya Betawi.
25. Apa hasil yang di peroleh ibu-ibu dalam pembuatan minuman tradisional bir
pletok?
Jawaban: Yang pasti sudah jelas kepandaian, pengalaman, serta penghasilan
dapur lancar.
26. Bagaimana awal mula ibu mengetahui adanya Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Saya datang ke tempat arisan lalu ada penyuluhan yang
menjelaskan manfaat dari minuman tradisional bir pletok dan saya tergerak
untuk bergabung dengan kwt ini.
27. Mengapa ibu tertarik untuk bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan, juga bisa
menambahkan penghasilan.
28. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan Kelompok Wanita Tani Cempaka
dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Sudah lama juga ya mba.
29. Apa ibu tau tentang kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Tau
30. Bagaimana tanggapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Karena memang ini khas minuman Betawi jadi jangan sampai
hilang.
31. Seberapa keuntungan yang ibu dapatkan hasil dari penjualan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Keuntungannya dua kali dari pada modal.
32. Bagaimana dampak dari kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok
terhadap perekonomian ibu?
Jawaban: Ya lumayanlah bisa menambahkan penghasilan keluarga.
Nama: Ibu Ruth A Hatumena
Umur: 59 tahun
1. Bagaimana awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Dari pertemuan PKK atau arisan terus ada penyuluhan dari pertanian
sehingga saya tertarik untuk bergabung dan mengembangkan apa-apa ilmu yang
saya dapatkan dari penyuluh.
2. Kapan terbentuknya Kwt Cempaka?
Jawaban: Sejak tahun 1985
3. Apa tujuan dari Kelompok Wanita Tani Cempka di Kelurahan Petukangan
Selatan ini?
Jawaban: Untuk memberdayakan ibu-ibu RW 02, menambahkan ilmu dan
wawasan.
4. Adakah faktor penghambat berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Ada.
5. Kegiatan apa saja yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kegiatan pertemuan 1 bulan sekali untuk membahas yang akan di
produksi.
6. Mengapa kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok menjadi kegiatan
yang utama di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Karena memang minumuan tradisional menjadi primadona di kwt dan
selalu di produksi.
7. Apakah ibu melibatkan ibu-ibu yang lain dalam merencanakan kegiatan di
Kelompok Wanita tani?
Jawaban: Ya ibu-ibu PKK dan lain-lain.
8. Bagimana pola pengrekrutan untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Dari arisan, kerja bakti, dan ibu-ibu senam.
9. Apakah ada kreteria untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Untuk kreteria si tidak ada mba, hanya kalau memang bisa dan suka
tanaman, hasil olahan-olahan, menambahkan pengetahuan, dan mereka jadi jatuh
cinta.
10. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah untuk
memajukan?
Jawaban: Ada.
11. Berapa modal awal pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Modal awalnya hanya Rp. 500.000, karena bahan-bahannya masih
murah.
12. Bahan-bahan apa saja yang di gunakan dalam pembuatan minuman tradisional
bir pletok?
Jawaban: Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk, cabe jawa, kayu
secang, cengkeh, kapu lagu, kayu manis, dan lada hitam.
13. Berapa Kg jahe dan gula yang di gunakan untuk membuat minuman tradisional
bir pletok?
Jawaban: Jahe ½ kg, gula 1 kg.
14. Bagaimana proses pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Di rebus lalu disaring semua bahan-bahan yang di iris-iris.
15. Selain membuat minuman tradisional bir pletok apa saja yang diproduksi di kwt?
Jawaban: Banyak ya mba ada.
16. Berapa banyak yang menjadi anggota Kelompom Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kalo ada pertemuan bisa sampe 30 orang, tetapi yang fokus hanya 20
orang.
17. Kapan saja pertemuan Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: pertemuan satu bulan sekali setiang tanggal 15, tetapi apabila ada
kegiatan yang lain dan acara mendadak kita selalu kompak untuk menghadiri
kegiatan tersebut.
18. Kapan pertemuan untuk pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Satu bulan sekali tapi kalo sedang banyak pesanan sewaktu-waktu
harus memproduksinya juga mba.
19. Bagaimana cara Kelompok Wanita Tani Cempaka memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya dengan cara di bawa sewaktu arisan, di titip di warung
Betawi, dan sekarang di taro di kantin RT RW.
20. Dimana saja ibu memasarkan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Melalui bazar, dan warung-warung terdekat.
21. Sejauh apa keberhasilan KWT Cempaka dalam memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya sudah bagus dan di akui oleh para pelangan.
22. Setelah penjualan minuman tradisional bir pletok apakah ada pertemuan untuk
evaluasi?
Jawaban: Selalu ada evaluasi dan selalu kita respon.
23. Adakah prestasi yang di dapat Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam
pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Prestasinya ada serta ada juga penghargaannya.
24. Apa yang menjadi harapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Harapannya untuk melestarikan budaya Betawi.
25. Apa hasil yang di peroleh ibu-ibu dalam pembuatan minuman tradisional bir
pletok?
Jawaban: Yang pasti sudah jelas kepandaian, pengalaman, serta penghasilan
dapur lancar.
26. Bagaimana awal mula ibu mengetahui adanya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Saya datang ke tempat arisan lalu ada penyuluhan yang menjelaskan
manfaat dari minuman tradisional bir pletok dan saya tergerak untuk bergabung
dengan kwt ini.
27. Mengapa ibu tertarik untuk bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan, juga bisa menambahkan
penghasilan.
28. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan Kelompok Wanita Tani Cempaka
dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Sudah lama juga ya mba.
29. Apa ibu tau tentang kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Tau
30. Bagaimana tanggapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Karena memang ini khas minuman Betawi jadi jangan sampai hilang.
31. Seberapa keuntungan yang ibu dapatkan hasil dari penjualan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Keuntungannya dua kali dari pada modal.
32. Bagaimana dampak dari kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok
terhadap perekonomian ibu?
Jawaban: Ya lumayanlah bisa menambahkan penghasilan keluarga.
Nama: Ibu Hj. Sunarti Satimin
Umur: 57 tahun
1. Bagaimana awal berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Dari pertemuan PKK atau arisan terus ada penyuluhan dari
pertanian sehingga saya tertarik untuk bergabung dan mengembangkan apa-
apa ilmu yang saya dapatkan dari penyuluh.
2. Kapan terbentuknya Kwt Cempaka?
Jawaban: Sejak tahun 1985
3. Apa tujuan dari Kelompok Wanita Tani Cempka di Kelurahan Petukangan
Selatan ini?
Jawaban: Untuk memberdayakan ibu-ibu RW 02, menambahkan ilmu dan
wawasan.
4. Adakah faktor penghambat berdirinya Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Ada.
5. Kegiatan apa saja yang ada di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kegiatan pertemuan 1 bulan sekali untuk membahas yang akan di
produksi.
6. Mengapa kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok menjadi
kegiatan yang utama di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Karena memang minumuan tradisional menjadi primadona di kwt
dan selalu di produksi.
7. Apakah ibu melibatkan ibu-ibu yang lain dalam merencanakan kegiatan di
Kelompok Wanita tani?
Jawaban: Ya ibu-ibu PKK dan lain-lain.
8. Bagimana pola pengrekrutan untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Dari arisan, kerja bakti, dan ibu-ibu senam.
9. Apakah ada kreteria untuk menjadi anggota Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Untuk kreteria si tidak ada mba, hanya kalau memang bisa dan suka
tanaman, hasil olahan-olahan, menambahkan pengetahuan, dan mereka jadi
jatuh cinta.
10. Adakah bantuan atau sumbangan yang diberikan oleh pemerintah untuk
memajukan?
Jawaban: Ada.
11. Berapa modal awal pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Modal awalnya hanya Rp. 500.000, karena bahan-bahannya masih
murah.
12. Bahan-bahan apa saja yang di gunakan dalam pembuatan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe, gula pasir, pandan, sereh, dan daun jeruk, cabe jawa, kayu
secang, cengkeh, kapu lagu, kayu manis, dan lada hitam.
13. Berapa Kg jahe dan gula yang di gunakan untuk membuat minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Jahe ½ kg, gula 1 kg.
14. Bagaimana proses pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Di rebus lalu disaring semua bahan-bahan yang di iris-iris.
15. Selain membuat minuman tradisional bir pletok apa saja yang diproduksi di
kwt?
Jawaban: Banyak ya mba ada.
16. Berapa banyak yang menjadi anggota Kelompom Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Kalo ada pertemuan bisa sampe 30 orang, tetapi yang fokus hanya
20 orang.
17. Kapan saja pertemuan Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: pertemuan satu bulan sekali setiang tanggal 15, tetapi apabila ada
kegiatan yang lain dan acara mendadak kita selalu kompak untuk menghadiri
kegiatan tersebut.
18. Kapan pertemuan untuk pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Satu bulan sekali tapi kalo sedang banyak pesanan sewaktu-waktu
harus memproduksinya juga mba.
19. Bagaimana cara Kelompok Wanita Tani Cempaka memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya dengan cara di bawa sewaktu arisan, di titip di
warung Betawi, dan sekarang di taro di kantin RT RW.
20. Dimana saja ibu memasarkan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Melalui bazar, dan warung-warung terdekat.
21. Sejauh apa keberhasilan KWT Cempaka dalam memasarkan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Pemasarannya sudah bagus dan di akui oleh para pelangan.
22. Setelah penjualan minuman tradisional bir pletok apakah ada pertemuan
untuk evaluasi?
Jawaban: Selalu ada evaluasi dan selalu kita respon.
23. Adakah prestasi yang di dapat Kelompok Wanita Tani Cempaka dalam
pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Prestasinya ada serta ada juga penghargaannya.
24. Apa yang menjadi harapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Harapannya untuk melestarikan budaya Betawi.
25. Apa hasil yang di peroleh ibu-ibu dalam pembuatan minuman tradisional bir
pletok?
Jawaban: Yang pasti sudah jelas kepandaian, pengalaman, serta penghasilan
dapur lancar.
26. Bagaimana awal mula ibu mengetahui adanya Kelompok Wanita Tani
Cempaka?
Jawaban: Saya datang ke tempat arisan lalu ada penyuluhan yang
menjelaskan manfaat dari minuman tradisional bir pletok dan saya tergerak
untuk bergabung dengan kwt ini.
27. Mengapa ibu tertarik untuk bergabung di Kelompok Wanita Tani Cempaka?
Jawaban: Menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan, juga bisa
menambahkan penghasilan.
28. Sudah berapa lama ibu mengikuti kegiatan Kelompok Wanita Tani Cempaka
dalam pembuatan minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Sudah lama juga ya mba.
29. Apa ibu tau tentang kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok?
Jawaban: Tau
30. Bagaimana tanggapan ibu dengan adanya kegiatan pelestarian minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Karena memang ini khas minuman Betawi jadi jangan sampai
hilang.
31. Seberapa keuntungan yang ibu dapatkan hasil dari penjualan minuman
tradisional bir pletok?
Jawaban: Keuntungannya dua kali dari pada modal.
32. Bagaimana dampak dari kegiatan pelestarian minuman tradisional bir pletok
terhadap perekonomian ibu?
Jawaban: Ya lumayanlah bisa menambahkan penghasilan keluarga.
Recommended