View
244
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI MELALUI PROGRAM
PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DINAS
KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015
NASKAH PUBLIKASI
OLEH
UJIRIATI
NIM. 130565201105
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI MELALUI PROGRAM
PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DINAS
KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015
UJIRIATI
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ujiriati241094@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRAK
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan upaya untuk
memandirikan wanita tani lewat pengwujudan potensi yang mereka miliki dengan
meningkatkan peran dalam membangun pembangunan pertanian dan ikut
berperan dalam program-program yang mengarah pada pemberdayaan perempuan
keberhasilan pembangunan pertanian tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup pada setiap rumah tangga tani. Salah satu program pemerintah daerah
dalam mengembangkan sektor pertanian yaitu program pecepatan
penganekaragaman konsumsi pangan dengan sasaran Kelompok Wanita Tani.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberdayaan kelompok wanita
tani melalui program percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bintan Tahun 2015. Metode yang penelitian
gunakan adalah penelitian kualitatif. Konsep teori yang digunakan teori dari rian
nugroho tentang pemberdayaan perempuan dengan dimensi oprasionalnya antara
lain : akses, partisipasi, kontrol dan mafaat. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa: pelaksanaan Pemberdayaan kelompok wanita tani yang dilakukan dinas
ketahanan pangan melalui program P2KP telah berjalan namun belum optimal.
Hal ini dikarena masih ada kendala dalam pelaksanaan pemberdayaan dilapangan
seperti minim nya tenaga penyuluh dan kurangnya informasi yang sampai kepada
anggota kelompok wanita tani sehingga mengurangi partisipasi anggota dalam
pemanfaatan perkarangan dilapangan.
Kata kunci: Pemberdayaan, Kelompok Wanita Tani, Program P2KP
Abstract
Empowerment of women farmer group is an effort to establist women
farmers through the realization of their potential by increasing their role in
building agriculture and contributing to programs the lead to women’s
empowerment the success of the agricultural development program is reflected in
the availability of adequate food in every farm household. One of the local
goverment programs in developing the agricultural sector is a program of
diversification of food consumption with the target group of women farmers. The
purpose of this research is to know the empowerment of women farmer grup
through acceleration program of food regency of Bintan regency in 2015. The
method that research uses is qualitative research. The theoretical concepts used
by the theories of rian nugroho and the empowerments of women with their
oprasional dimensions inculde: access, participation, control and benefits. The
results of the study concluded that : implementation of empowerment of women
farmer group conducted by food security department through P2KP program has
been run but not yet optimal. This is in karnakan there are still obstacles in the
implementation of empowerment field suck as the lack of extension staff and lack
of informantion to the members farmer groups, thus reducing the participation of
members in the use of field prohibition.
Keywords: Empowerment, Women Farmer Grup, P2KP Program
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan
menjelaskan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling
utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin
dalam UUD RI 1945. Berpedoman dari proiritas pembangunan nasional maka
peningkatan ketersediaan pangan bagi seluruh warga negara menjadi salah satu
strategi yang harus diwujudkan bersama agar dapat tercapainya ketahanan
nasional.
Berdasarkan survey pola pangan harapan tahun 2015 tingkat kecukupan
gizi sayur-sayuran penduduk perwilayah Kabupaten Bintan segitar 81,0
(kg/kapital/Tahun) dengan angka kecukupan energi 2.150 (kkak/kapital/hari) dan
angka kecukupan protein 57 (gram/kapital/hari) dan meningkat 1.60 % pertahun.
Namun rata-rata konsumsi gizi sayuran yang terpenuhi Tahun 2015 segitar 69.9
(kg/kapital/Tahun). Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 68 tahun 2002
tentang ketahanan pangan yang telah dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2015 – 2020. Disesuai
dengan Visi Dinas Ketahanan Pangan kabupaten Bintan “Terwujudnya Ketahanan
Pangan melalui Penganekaragaman dan Diversifikasi Pangan Berbasis Sumber
Daya Lokal Berlandaskan Kedaulatan Pangan dan Kemandirian Pangan”Dalam
melaksanakan tugas Dinas Ketahanan Pangan menyelenggarakan salah fungsinya
yaitu : Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang ketersediaan pangan,
kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan. Dinas Ketahanan Pangan melakukan
pemberdayaan untuk menopang ketahanan ekonomi dan ketahanan Nasional yang
berkelanjutan.
Menurut Sumodinigrat (1999), pemberdayaan masyrakat merupakan upaya
untuk memandirikan masyrakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyrakat senantiasa menyangkut dua
kelompok yang saling terkait, yaitu masyrakat sebagai pihak yang di berdayakan
dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan. Proses
pemberdayaan hendaknya dapat dituangkan dalam bentuk aksi nyata dan disertai
langkah-langkah pemberdayaan. Kabupaten Bintan memiliki peluang Potensi
pengembangan pertanian yang sangat baik didalamnya terdapat sector Tanaman
Pangan dan Hortikultura. Hal ini terlihat dari Luas lahan Potensial Tanaman
Pagan seluas 1.050 ha yang telah di usahakan 60 ha dan lahan Hotikultura seluas
21.611 ha dan baru di usahakan 3.664 ha ( BPS Kabupaten bintan tahun 2016).
Berdasarkan potensi lahan pertanian yang cukup menjanjikan namun belum di
manfaatkan secara optimal merupakan tantangan bagi pemerintah daerah
mengembangkan sektor pertanian menjadi salah satu sektor andalan daerah.
Dalam pencapaian ketahanan pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bintan
telah melakukan berbagai cara, salah satunya melalui program Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan implementasi dari
rencana strategis kementrian pertanian yang keempat yaitu suksesnya pertanian
yaitu salah satunya ialah mengenai peningkatan disversifaksi pangan dengan
tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai dengan krateristik
wilayah lokal.
Sasaran program P2KP adalah Kelompok Wanita Tani yang memiliki
kekuatan kunci dalam perannya bermasyarakat. Diantaranya yang sangat potensial
perannya adalah dalam berorganisasi, karena itu dimasyarakat tani yang kita
mengenal istilah kelompok wanita tani. Kelompok Wanita Tani atau sering
disingkat KWT yang merupakan lembaga yang memiliki kemampuan untuk
memberikan dampak positif pada kehidupan sosial anggotanya, dan manfaat
lanjutan hal ini bagi komunitas desanya.
Melalui program p2kp Anggota Kelompok Wanita Tani diberikan
pemberdayaan, kelompok wanita tani menjadi sasaran program adalah ibu rumah
tangga, sehingga harapan kedepan peran wanita tidak hanya sebagai ibu rumah
tangga, namun juga mampu memproduksi bahan pangan dari pekarangan
rumahnya. Kelompok wanita tani merupakan suatu lembaga sosial yang berfungsi
sebagai wadah bagi anggotanya untuk belajar, bekerja sama, dan usaha bersama.
Program P2KP baru dimulai di Tahun 2010 dan dilaksanakan oleh
Kelompok Wanita Tani. Melalui kelompok wanita tani inilah program P2KP
diinformasikan kepada sesama anggota. Kelompok wanita tani sebagai lembaga
sosial di samping sebagai wadah berkumpulnya anggota dalam bertukar
informasi. Keberhasilan program P2KP sangat bergantung pada peranan
kelompok wanita tani. Secara peranan, kelompok wanita tani bisa dilihat dari unit
belajar, kerjasama, dan produksi. Sehingga prospek, kemajuan dan keberhasilan
pelaksanaan program P2KP sangat tergantung pada peranan peranan kelompok
wanita tani.
Upaya penganekaragaman konsumsi pangan ini telah dilaksanakan, namun
masih ditemui permasalahan. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah: Belum
tercapainya skor keragaman dan keseimbangan konsumsi pangan dan gizi dimana
dari dan belum optimalnya pemberian insentif bagi dunia usaha dan masyarakat
yang mengembangkan aneka produk olahan lokal, lambatnya perkembangan,
penyebaran, dan penyerapan teknologi pengolahan pangan lokal untuk
meningkatkan kepraktisan dalam pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi kurangnya
fasilitas pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan eksebilitas pangan yang
beragam, bergizi, seimbang dan aman.
Permasalahan lain juga terlihat di lapangan masih banyak kelompok
wanita tani di yang masih belum efektif dalam melaksanakan program P2KP serta
peran kelompok yang dirasa belum maksimal. Seperti dalam kegiatan pemafaatan
lahan pekarangan untuk pengembagan pangan (P2KP) melalui kawasan rumah
pangan lestari (KRPL) dari Tahun 2010 S/D 2015 dan 2016 berjumlah 51
kelompok Wanita Tani (KWT) sekabupaten Bintan yang masih berjalan aktif
hingga saat ini ada 29 kelompok wanita tani. (Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pagan Kabupaten Bintan 2015). Dari uraian diatas, dan fenomena-
fenomena ang terjadi di lapangan maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih jauh dan menyusun suatu usulan penelitian dengan judul:
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) melalui Program Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan(P2KP) Dinas Ketahanan Kabupetan Bintan
2015.
Perumusan Masalah
Dilihat dari pembahasan-pembahasan yang terdapat pada latar belakang
masalah serta melalui observasi dilapangan, maka rumusan masalah didalam
penelitian ini, yaitu : ” Bagaimana Pemberdayan Kelompok Wanita Tani
Melalui Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas
Ketahanan Kabupetan Bintan Tahun 2015?”
Tujuan Penelitian
Dilaksanakannya penelitian ini, bertujuan untuk :Untuk mengetahui
Pemberdayan Kelompok Wanita Tani Melalui Program Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Kabupetan Bintan Tahun
2015.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang di teliti, maka jenis penelitian yang di
gunakan yaitu deskritif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat,
kepercayaan, orang yang akan di teliti dan bukan berupa angka. Di mana menurut
Meleong (2007:4) bahwa penelitian kualitatif Metodelogi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui hasil dari program pemberdayaan dinas ketahanan
pangan Kabupaten Bintan tahun 2015, maka penulis menggunakan teori dari Rian
nugroho (2008) yang mengemukan ada 4 indikator pemberdayaan perempuan,
yaitu:
A. Indikator Akses
Dalam arti kesamaan hak dalam mengakses sumber daya-sumber daya
produktif di dalam lingkungan. Saifullah (2002) menyatakan akses pangan terdiri
dari akses ekonomi dan akses fisik. Akses fisik yang berkaitan dengan
keterjangkauan pangan yang secara fisik mudah dicapai individu dalam rumah
tangga. Menyangkut akses yang maksud peneliti berupa akses informasi yang
memudah Kelompok Wanita Tani mengetahui tetang program P2KP yang
disediakan Dinas Ketahan Pangan untuk menujang keberhasilan Pemberdayaan
Kelompok Wanita Tani (KWT) melalui program Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bintan. akses
dalam program percepatan penganekargaman konsumsi pangan(P2KP)
sebenarnya sudah ada namun tidak semua wanita tani mengatahui, karena selain
adanya syarat yang harus di penuh untuk mengikuti program ini dan juga
kaberhasilanya dipengaruhi kerja sama yang baik dari penyuluh lapangan dengan
kelompok sasaran sehingga mengoptimalkan akses informasi yang sama pada
semua anggota Kelompok Wanita Tani.
B. Indikator partisipasi
Yaitu keikutsertaan dalam mendayagunakan aset atau sumber daya yang
terbatas tersebut dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan
dalam hal ini pihak Dinas Ketahanan Pangan yang menjalankan program
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) menyarankan
kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran,
pendapat dan keterampilan. Partisipasi kelompok wanita tani kurangnya
kesadaran Kelompok Wanita Tani akan pentingnya membudidayakan tanaman
lokal untuk memenuhi kebutuhan keluarga, padahal dari dinas sediri sudah
berupaya memfasilitasi kelompok wanita tani dalam KTNA ataupun dalam
pertemuan-pertemuan gapoktan lainya.
C. Indikator Kontrol/Pengawasan
Yaitu bahwa lelaki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk
melakukan kontrol/pegawasan atas pemanfaatan sumber daya-sumber daya
tersebut. Pengawasan dalam program P2KP sudah dilakukan untuk keberhasilan
program. Namun belum optimal karena adanya kendala-kendala seperti kurangnya
tenaga pedamping dan sering pendamping tidak hadir dalam pelakasanaan
Program P2KP. Terkait mengembangkan potensi pertanian yang ada di Kabupaten
Bintan untuk menunjang tubuh kembang perekonomian keluarga Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bintan dalam melakukan pengawasan harus
menjalin hubungan kerja yang efektif.
D. Indikator Manfaat
Yaitu bahwa lelaki dan perempuan harus sama-sama menikmati hasil-hasil
pemanfaatan sumber daya atau pembangunan secara sama dan setara pada tahap
ini merupakan tahap dimana sudah selesainya hubungan secara formal dengan
kegiatan pemberdayaaan pada kelompok sasaran. Manfaat dari program
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) terutama dalam
tersedia kebutuhan pangan keluarga. Dapat di analisi bahwa kegiatan P2KP
dengan konsep KRPL sudah berdampak baik Kelompok Wanita Tani.
Berdasarkan latar belakang tentang kebijakan percepatan penganekaragaman
Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal mampu memberikan daya ungkit
yang kuat bagi penyediaan pangan yang berbasis pada potensi sumber daya lokal.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh di lapangan berkaitan
dengan judul penelitian yaitu melihat pemberdayaan Kelompok Wanita Tani
Melalui Program percepatan pengaanekaragaman konsumsi pangan Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bintan Tahun 2015, maka dapat disimpulkan
Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan melalui Kawasan
Rumah Pangan Lestari di Kabupaten Bintan telah dilaksanakan pada Tahun 2010
sampai Tahun 2015 dengan jumlah 51 desa sasaran kegiatan 1 kelompok wanita
tani dalam 1 (satu) desa. dari hasil wawancara dengan informan, peneliti
mendapatkan data bahwa pada tahun 2015, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Bintan telah melakukan pemberdayaan pada Kelompok Wanita Tani dengan
melaksanakan program P2KP bentuk dukungan pemerintah kepada wanita tani
dengan mengembangkan sumber daya manusia melalui pengoptimal lahan
perkarangan.
Dalam Pelaksanan Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
akses informasi sudah di sediakan tapi masih terbatas sehingga akses informasi
yang sampai Kekelompok Wanita Tani (KWT) hanya sosialisasi dari pendamping.
Untuk partisipasi kelompok wanita sudah baik namun dalam program P2KP
dilakukan secara bertahap sehingga Kelompok Wanita Tani yang mengajukan
proposal harus menunggu giliran untuk dapat bantuan KRPL dan setiap tahunnya
ada tim penilai kawasan rumah pangan lestari untuk menentukan siapa yang
selanjutnya medapatkan bantuan KRPL sehingga hanya sebagian kelompok
wanita tani yang partisipasi aktif dalam kegiatan program P2KP. Dalam
pengawasan program pemberdayaan sudah dilakukan, pengawsan perlu dilakukan
untuk menunjang keberhasilan program P2KP. program P2KP dikatakan berhasil
apabila tujuan dari program P2KP sudah tercapai dengan baik apa bila makin
banyak yang memfaatkan perkarangan sebagai sumber pagan keluarga.
pengawasan dalam program P2KP dilapangan terlihat dari data masih kurang
karena masih kurangnya tenaga penyuluh lapangan yang bertugas mendampingi
dan membimbing secara teknis kekegiatan KRPL kelompok dan menjadi ujung
tombang keberhasil Kelompok Wanita Tani (KWT) didesa.
Bebagai hal pada saat evaluasi program P2KP meliputi berbagai hal mengenai
kondisi wanita tani telah dilakukan sehingga memberikan dampak baik bagi
Kelompok Wanita Tani (KWT) berdasarkan latar belakang pemerintah
melaksanakan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan adalah
untuk meningkatkan kebutuhan pangan keluarga wanita tani dan menguragi
pengeluaran terhadap konsumsi pangan. namun masih ada hambat dalam
pemeberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Program Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan yaitu akses yang tebatas dan pengawasan
yang kurang sehingga berdampak pada partisipasi pada KWT dan belum
optimalnya pemanfaatan lahan perkarang meningakatkan kegiatan P2KP yang
secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2010. Rencana Strategis
Tahun 2010-2014. Badan Penyluhan dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Pertanian. Kementrian Pertanian. Jakarta.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format-Format Penelitian
Kuantitaif Dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga Universitas Pers
Departemen Pertanian (2009) Peta Ketahanan Pangan Kerentanan Pangan
Indonesia. Dewan Ketahanan Pangan. Resrieved Agust 15, 2013, from
htpp:/bpk.deptan.go.id/files/FSVA_Report.pdf
Kartasasmita, Ginanjar. 1997, Pemberdayaan Masyarakat, Bandung : Penerbit
Alumni.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rosda Karya.
Nugroho, Riant.2008. Public Policy: Teori Kebijakan – Analisis Kebijakan –
Proses. Jakarta: Elex Media komputindo
Sulistyani, 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayan. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Suharjo. (2005). Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat:
Kajian Strategi Pembengunan Kesejahterahan Sosial dan Pekerjaan
Sosial. Bandung: Refika Aditama
B. Jurnal-jurnal
Adzimad Tinur Harque, Budi Setiawati, Nuryati Mustari, Peran Pemerintah
Daerah dalam Pemberdayaan Perempuan di Kelurahan gowa Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa Vol. IV No. 1 April 2014
Dewi Purwanti. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program Ketahanan
Pangan Di Desa Kayu Ara Kecamatan Jelimpo Kabupatrn Landak.
Jurnal S1- Ilmu Sosiatri Vol. 4 No. 3 Edisi September 2015
Dwi Sadono (2008) tetang Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru
Penyuluhan Pertanian Di Indonesia. ISSN: 1858-2664 Maret 2008, Vol. 4
No. 1
C. Peraturan Perundang-undang
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tetang Pengembagan Konsumsi Pangan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tetang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal
Recommended