View
9
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 349
PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PALOPO
Nirwana & Abd. Rahim Ruspa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: nirwana27501@mail.com/ rahim.ruspa@gmail.com
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan model peta konsep pada pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas VIII dengan jumlah 173 orang siswa dan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII C dengan jumlah 15 orang siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditetapkan secara Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posstest). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo sebelum diterapkan model Peta Konsep berada pada kategori rendah dengan rentang nilai yang diperoleh yaitu (35-54), siswa yang mendapat nilai tersebut sebanyak 11 orang siswa dengan persentase 73,3%, dengan nilai rata-rata 50,06 dengan standar deviasi 9,97 dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo setelah diterapkan model Peta Konsep berada pada kategori tinggi dengan rentang nilai yang diperoleh yaitu (75-84), dan siswa yang mendapat nilai tersebut sebanyak 7 orang siswa dengaan persentase 46,7% dengan nilai rata-rata80,53 dengan standar deviasi 5,85. Siswa yang mencapai KKM 75 ke atas setelah penerapan model Peta Konsep yaitu 13 orang siswa dengan persentase 86,7%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setelah menerapkan model pembelajaran Peta Konsep dalam menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 argumentasi terjadi peningkatan. Kata Kunci: Model Peta Konsep, Karangan argumentasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembelajaran bahasa memiliki peranan yang sangat penting. Di
samping menjadi alat komunikasi, bahasa juga memiliki media untuk
mentransfer dan untuk memahami ilmu pengetahuan. Pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa dalam berkomunikasi lisan
maupun tulisan. Pembelajaran bahasa menekankan pada pemerolehan empat
keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa bukan lagi hanya untuk
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 350
diketahui, melainkan untuk dikuasai siswa empat keterampilan berbahasa
tersebut ialah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis.
Menulis merupakan salah satu keterampilan menulis yang dibutuhkan
untuk meningkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan
menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam
berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya kemampun
menulis, yaitu tradisi membaca yang masih rendah, demikian pula
permasalahan lain yang menyebabkan kemampuan menulis dikalangan siswa
masih rendah karena ketidak mampuan siswa dalam menata gagasannya
masala tersebut berkaitan dengan proses pembelajaran menulis disekolah.
Faktor yang menyebabkan munculnya masalah ini antara lain, siswa kurang
bersemangat dalam menggunakan nalarnya, kurang berlatih dalam menulis
terutama dalam hal menulis karangan argumentasi. Hal tersebut meyebabkan
rata-rata nilai siswa pada mata beajaran bahasa Indonesia khususnya untuk
materi menulis masih tergolong rendah.
Langkah antisipatif yang harus dilakukan untuk meningkat hasil
belajar adalah dengan melakukan berbagai variasi dalam pembelajaran. Salah
satu variasi yang dimaksud adalah menggunakan model peta konsep dalam
pembelajaran. Peta konsep adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiah akan memetakan fikiran-fikiran. Di model ini peserta didik akan
diberikan simulus dan bimbingan untuk menciptakan dan membangun ide-ide
mereka yang akan ceritakan atau mereka tuangkan dalam sebuah tulisan
berupa karangan argumentasi. Adapun kelebihn model peta konsep yaitu (1)
siswa dapat merumuskan secara bebas (2) siswa dapat bekerja sama dengan
temannya, kekurangan model peta konsep yaitu (1) hanya siswa yang aktif
terlibat (2) siswa tidak sepenuhnya belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, jelas perlu adanya upaya menembangkan
keterampilan menulis karangan argumentasi, salah satuya menggunakan
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 351
model pembelajaran yang tepat. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
tertarik melakukan penelitian berjudul penerapan model peta konsep dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Palopo.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimanakah penerapan model peta konsep dalam pembelajaran
menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo?
TINJAUAN PUSTKA
Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat
dibutuhkan pada masa sekarang. Keterampilan menulis tidak mudah dimiliki
dan memerlukan waktu yang lama untuk memperolehnya. Menulis, seseorang
dapat mengespresikan ide-ide atau gagasannya melalui bahasa tulis. Menulis
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Menurut Tarigan (2013:3-4) menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan
yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah
terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.
Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Aktivitas menulis
merupakan kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada
suatu media dengan menggunakan aksara.
Menulis menurut Dalman (2018:4) adalah proses penyampaian
pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang
bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai,
menyusun, melukiskan suatau lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan
huruf yang membentuk kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata atau
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 352
kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf
membentuk wacana/karangan yang utuh dan bermakna.
Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran atau
perasaan melalui suatu lambang atau tulisan. Tentu saja segala lambang atau
tulisan yang dipakai haruslah merupakan hasil kesepakatan para pemakai
bahasa yang satu sama yang lainnya saling memahami. Apalagi seseorang
diminta untuk menulis, maka berarti ia akan mengungkapkan perasaannya
kedalam bentuk tulisan. Jadi, menulis itu berarti melakukan dengan tulisan.
Selanjutnya, menulis atau mengarang ialah sesuatu sistem yang konvensional
yang dapat dilihat dan dibaca akal.
Menurut Tarigan (2013) mengemukakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan
grafis itu. Penulis harus memiliki pengetahuan dan pengalaman sehingga
mampu menuangkan ide, gagasan pendapatnya dengan mudah dan lancar.
Setiap tulisan mempunyai komposisi dan takaran sendiri-sendiri dengan apa
yang telah menjadi kelebihan dan kekurangannya. Tulisan yang dihasilkan
haruslah berupa tulisan yang dapat dinikmati pembacanya, sehingga pembaca
mengerti apa yang sedang ia baca dengan begitu penulis berhasil
menyampaikan maksud dari apa yang telah ia tulis adanya hal itu
menyebabkan sebuah tulisan harus memenuhi ciri-ciri tulisan yang baik.
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian
pesan. Menulis juga merupakan sebuah proses menuangkan gagasan dalam
bentuk tulis dalam tujuan memberitahu, meyakinkan, atau menghibur.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kecakapan seseorang dalam kegiatan menuangkan ide, gagasan, pikiran dan
pengalaman serta perasaan dalam bentuk tulisan yang diorganisasikan secara
sistematik, sehingga dapat dipahami orang lain.
a. Tujuan Menulis
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 353
Pada dasarnya tujuan menulis adalah menyampaikan pesan, ide yang
ada di benak penulis. Seorang penulis harus dapat memilih topik yang tepat
dan disesuaikan dengan kondisi pembacanya. Menulis tidak hanya
mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang sesuai, tetapi juga
harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut, apa maksud
tulisan tersebut dan tujuannya. Menurut Dalman (2018: 13-14) ada enam jenis
tujuan menulis, yaitu sebagai berikut.
a) Tujuan Penugasan
b) Tujuan Estetis
c) Tujuan Penerangan
d) Tujuan pernyataan diri
e) Tujuan kreatif
f) Tujuan Konsumtif
b. Tahap Menulis
a) Tahap Prapenulisan (Persiapan)
b) Tahap Penulisan
c) Tahap Pascapenulisan
Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat
membuat si pembacanya merasa percaya dengan pendapat/argument si
pembacanya. Oleh karena itu, karangan ini bersifat meyakinkan si pembaca
agar apa yang ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk mempengaruhi si
pembaca Finoza (dalam Dalman, 2018:137) karangan argumentasi adalah
karangan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar menerima atau
mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Syarat utama untuk
menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil dalam
bernalar dan menyusun ide yang logis. Karangan argumentasi adalah
karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga
pembaca meyakini kebenaran itu, menurut Kosasih (dalam Dalman
2018:137).
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 354
Karangan argumentasi disebut juga karangan alasan. Untuk membuat
karangan ini, penulis terlebih dahulu harus mengamati berbagai persoalan
yang terjadi setelah pengamatan timbullah sebuah opini atau pernyataan atas
pengamatannya tersebut. Opini ini yang dimunculkan tersebut harus
berlandaskan pada alasan-alasan yang logis, dan rasional bahkan lengkapnya
dengan pembuktian.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan
argumentasi adalah karangan yang bertujuan meyakinkan atau membuktikan
kepada pembaca, agar menerima sesuatu kebenaran sehingga pembaca
meyakini kebenaran itu.
Langkah-langkah dalam menulis karangan argumentasi yang dapat
ditempuh dalam menulis karangan argumentasi adalah sebagai berikut.
1) Menentukan topik/tema.
2) Menetapkan tujuan.
3) Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
4) Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih.
5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.
Model Peta Konsep
Peta konsep atau biasa juga disebut peta konsep sangat cocok untuk
mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah informasi kompetensi,
sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan
membuat berbagai alternative jawaban, presentasi hasil diskusi kelompok,
siswa membuat kesimpulan dari setiap kelompok, evaluasi dan refleksi, serta
penutup. Peta konsep merupakan sistem akses dan pengambilan data yang
sunguh hebat bagi perpustakaan raksasa yang ada diotak yang menakjubkan.
Konsep dapat membantu dalam belajar, mengajar, dan meyimpan sebanyak
mungkin informasi yang diinginkan, serta menggolongkan informasi tersebut
secara wajar sehingga memungkinkan pendapat akses seketika (daya ingat
yang sempurna) atas segela hal yang diinginkan. Singkatnya, peta konsep
adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan
pikiran-pikiran.
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 355
a. Langkah-langkah Peta Konsep
Buzan (dalam Djumingin, 2011:169) merumuskan kaidah peta konsep
berikut:
1) Mulailah dengan gambar di bagian tengah. Sebuah gambar seringkali
bernilai seribu kata dan mendorong pemikiran kreatif sekaligus secara
signifikan meningkatkan ingatan;
2) Gambarlah seluruh peta pikir anda seperti (1) untuk merangsang proses
yang berkaitan dengan otak.
3) Kata-kata harus ditulis. Untuk tujuan membaca kembali, sebuah peta yang
tercetak memberikan umpan balik yang lebih fotografis, lebih cepat, dan
lebih dipahami. Sedikit waktu ekstra yang digunakan untuk mencatat akan
memperpendek waktu pada saat membaca kembali.
4) Kata-kata yang ditulis harus berada di atas garis, dan setiap garisnya
harus dihubungkan dengan garis-garis lainnya. Hal ini dimkasudkan
untuk menjamin bahwa peta pikiran memiliki struktur dasar.
5) Kata-kata harus berada dalam unit-unit, yakni satu kata per garis, ini
menjadikan setiap katanya memiliki kaitan yang lebih bebas dan
membuat penulisan catatan lebih bebas dan fleksibel.
6) Gunakan warna di seluruh peta pikiran karena warna-warna
mempertinggi ingatan, menyejukkan mata, dan merangsang proses otak
sebelah kanan.
7) Dalam usaha kreatif seperti ini, pikiran harus dibiarkan sebebas-
bebasnya. Perlu diingat, setiap pemikiran tentang keamanan segala
sesuatunya hanya akan memperhambat proses-proses tersebut.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, yakni penelitian ini untuk mencari data-data kuantitatif melalui
hasil uji coba eksperimen. Peneliti mendesain penelitiannya dengan
menggunakan design the one group pretest-postest. Ciri dari desain ini adalah
adanya pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan,
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 356
sehingga hasil perlakuan dapat lebih akurat karena dapat membandingkan
dengan kedaan sebelum diberi perlakuan.
Tabel 1. desain the one group pretest-posttest Pretest Perlakuan Postest
O1 X O2
Sumber: Sugiyono, (2011:76)
Keterangan :
O1: Hasil belajar siswa sebelum penerapan model peta konsep pada
pembelajaran menulis karangan argumentasi.
X : Perlakuan dengan penerapan model peta konsep
O2: Hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan penerapan model
peta konsep pada pembelajaran menulis karangan argumentasi.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang ditetapkan sebagai tempat peneliti pelaksanaan penelitian
ini adalah di SMP Negeri 7 Palopo yang letak di Jalan Andi Pangeran No 6,
Luminda, Wara Utara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian akan
dilaksanakan selama satu bulan pada semester genap tahun pelajaran 2018-
2019.
Variabel Penelitian
Penelitian ini melihat pengaruh suatu treament (perlakuan), maka ada
variabel yang memengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang memengaruhi
disebut variabel bebas (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel terikat
(Y). Variabel bebas pada penelitian adalah model peta konsep, sedangkan
variabel terikatnya adalah penerapan menulis karangan argumentasi kelas
VIII SMP Negeri 7 Palopo.
Defenisi Operasional Variabel
Menghindari pengertian yang berbeda dan menyatukan persepsi, maka
defenisi dalam beberapa variabel yang dibahas dalam proposal ini adalah
sebagai berikut:
1. Peta konsep adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah
akan memetakan pikiran-pikiran.
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 357
2. Menulis karangan argumentasi adalah menulis karangan yang bertujuan
meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca, agar menerima sesuatu
kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 7 Palopo yang berjumlah 6 kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D,
VIII E, dan VIII F. Untuk lebih jelasnya, lihat table di bawah.
Tabel 2 Keadaan Populasi No Kelas Jumlah 1 2 3 4 5 6
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F
28 29 15 15 29 31
Jumlah 173
Sumber: Tata usaha SMP Negeri 7 Palopo, (2019)
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan, yaitu teknik
purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII.C SMP
Negeri 7 Palopo dengan jumlah 15 orang siswa. Pertimbangan peneliti
mengambil sampel kelas VIII.C karena pada saat dilakukan observasi, banyak
siswa yang masih kurang dalam menulis karangan argumentasi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah data tes hasil belajar. Adapun langkah-langkah (prosedur)
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Memberikan tes awal (pretest) tentang menulis karangan argumentasi
untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum
penerapan Model peta konsep
b. Memberikan tes akhir (posttest) tentang menulis karangan argumentasi
untuk mengukur penguasaan bahan ajar bahasa Indonesia setelah
penerapan model peta konsep
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 358
Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis
statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial. Penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan program SPSS.
1. Analisis Statistika Deskriptif
a. Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis
karangan argumentasi adalah sebagai berikut.
Tingkat Penguasaan Materi dan Kategori No. Kategori Interval Nilai Persentase (%) 1 2 3 4 5
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
85-100 65-84 55-64 35-54 0-34
Sumber: Arikunto (2015)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 2
Nilai ≥ 75 Nilai ˂ 75
Tuntas Tidak tuntas
………………. ……………….
Sumber: Tata usaha SMP Negeri 7 Palopo (2018/2019)
b. Aktivitas siswa
Kriteria aktivitas siswa Aktivitas Siswa Kategori 3,5 ≤ x ≤ 4 Sangat Aktif 2,5 ≤ x < 3,5 Aktif 1,5 ≤ x < 2,5 Tidak Aktif x < 1,5 Sangat Tidak Aktif
Sumber: Sekunder (Syamsuddin, 2018)
Keterangan:
X = Rata-rata Aktifitas Siswa
c. Respons siswa
Kriteria respons siswa Kriteria Kategori 3,5 ≤ x ≤ 4 Positif 2,5 ≤ x < 3.5 Cenderung Positif 1,5 ≤ x < 2,5 Cenderung Negatif x < 1,5 Negatif
Sumber: Annisa (dalam Maulana, 2018)
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 359
Keterangan:
X = Rata-rata respons siswa
2. Analisis Statistika Inferensial
a. Uji Normalitas
b. Uji Hipotesis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
a. Skor hasil pembelajaran pretest (tes awal) menulis karanga argumentasi`
Pembelajaran menulis karangan argumentasi pada tahap ini dilakukan
tanpa menggunakan teknik apapun. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan argumentasi.
Data pretest dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut.
Distribusi frekuensi menulis karangan argumentasi sebelum diterapkan model peta konsep
Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 90-100 Sangat tinggi 0 0 76-85 Tinggi 0 0 70-75 Sedang 1 6,7 60-65 Rendah 1 6,7 0-55 Sangat rendah 13 86,7 Total 15 100
Sumber: Data primer setelah diolah (2019)
Nilai pretest menunjukkan bahwa siswa dalam menulis karangan
argumentasi sebelum menerapkan model peta konsep dari 15 sampel dapat
dilihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat
tinggi dan tinggi. Sedangkan 1 orang siswa mendapat nilai kategori sedang
dengan presentase 6,7%, 1 orang siswa mendapat nilai dengan kategori
rendah dengan presentase 6,7%, 13 orang siswa mendapat nilai dengan sangat
rendah dengan presentase 86,7%. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP
Negeri 7 Palopo sebelum penerapan model pembelajaran peta konsep berada
pada kategori sangat rendah.
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 360
Gambar 1. Diagram klasifikasi hasil belajar pretest
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
menulis karangan argumentasi berada pada kategorikan sangat rendah yaitu
86,7%.
Tabel 12. Hasil pencapaian KKM pretest dalam menulis karangan argumentasi siswa VIII SMP Negeri 7 Palopo. No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 2
Nilai ≥ 75 Nilai ˂ 75
1 14
6,7 93,3
Sumber: data primer setelah diolah (2019)
Gambar 2. KKM Pretest
Berdasarkan data pada tabel 12 dapat diketahui bahwa hasil
pencapaian KKM posttest kelas eksperimen dalam menulis karangan
argumentasi, yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 1 orang siswa dengan
persentase 6,7% sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 kebawah sebanyak
14 orang siswa dengan persentase 93,3%. Dengan demikian, dapat dikatakan
sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah
0% 0%6,07% 6,07%
86,07%
tidak tuntas <75
tuntas >75
6,7%
93,3%
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 361
bahwa tingkat kemampuan siswa pada pembelajaran menulis karangan
argumentasi pretest belum memadai karena, apabila dikonfirmasikan dengan
nilai KKM sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu siswa
dinyatakan belum meningkat karena jumlah nilai siswa hanya mencapai 6,7%
yang memperoleh nilai 75 keatas.
b. Skor hasil pembelajaran posttest (tes akhir) menulis karangan argumentasi
Analisis data posttest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa VIII SMP Negeri 7 Palopo dalam menulis karangan
argumentasi setelah penerapan model peta konsep. Berikut data posttest
siswa VIII SMP Negeri 7 Palopo
Distribusi frekuensi menulis karangan argumentasi setelah diterapkan model pembelajaran peta konsep
Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 90-100 Sangat tinggi 4 26,7 76-85 Tinggi 8 53,3 70-75 Sedang 1 6,7 56-65 Rendah 2 13,3 0-55 Sangat rendah 0 0 Total 15 100
Sumber: Data primer setelah diolah (2019)
Data posttest menunjukkan bahwa dari 15 sampel, nilai sangat tinggi
diperoleh 4 orang siswa dengan 26,7%, nilai tertinggi diperoleh 8 orang siswa
dengan 53,3%, nilai sedang diperoleh 1 orang siswa dengan persentase 6,7%,
siswa yang mendapat nilai rendah 2 orang siswa dengan persentase 13,3%
dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menulis karangan
argumentasi siswa VIII SMP Negeri 7 Palopo setelah penerapan model
pembelajaran peta konsep berada pada kategori tinggi.
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 362
Gambar 3. Diagram klasifikasi hasil belajar posttest.
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
menulis karangan argumentasi berada pada kategorikan tinggi yaitu 53,3%.
Tabel 17. Hasil pencapaian KKM prettest dalam menulis karangan argumentasi No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 2
Nilai ≥ 75 Nilai ˂ 75
13 2
86,7 13,3
Sumber: data primer setelah diolah (2019)
Gambar 4. KKM Posttest
Berdasarkan data pada tabel 17 dapat diketahui bahwa hasil
pencapaian KKM posttest dalam menulis karangan argumentasi, yang
mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 13 orang siswa dengan persentase 86,7%
sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 kebawah sebanyak 2 orang siswa
dengan persentase 13,3%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat
sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah
26,07%
53,03%
6,07%
13%
0%
tidak tuntas <75 tuntas >75
86,7%
13,3%
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 363
kemampuan siswa pada pembelajaran menulis karangan argumentasi posttest
sudah memadai karena, apabila dikonfirmasikan dengan nilai KKM sekolah
pada mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu siswa dinyatakan sudah
meningkat karena jumlah nilai siswa hanya mencapai 86,7% yang
memperoleh nilai 75 ke atas.
b. Hasil analisis keaktifan siswa dalam belajar menulis karangan argumentasi dengan kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo
Aktivitas siswa merupakan keterlibatan siswa selaa proses
pembelajaran berlangsung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Data
dari lembar observasi, dianalisis berdasrkan kriteria keaktifan siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan model peta konsep pada
pembelajaran menulis karangan argumentasi, yaitu pada pertemuan pertama
sampai pertemuan kedua dan diamati oleh seorang observer. Observasi
dilaksanakan dengan mengamati setiap aktivitas siswa berdasarkan petunjuk
pada lembar aktivitas dengan model peta konsep pada setiap pertemuan.
Adapun data aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
Aktivitas Siswa
Aspek yang dinilai
Pertemuan Jumlah
Rata-rata 1 2
1 4 4 8 4 2 4 4 8 4 3 4 4 8 4 4 3 3 6 3 5 3 3 6 3 6 3 3 6 3 7 3 4 7 3.5 8 3 3 6 3 9 4 4 8 4
10 4 4 8 4 11 4 3 7 3.5 12 3 3 6 3 13 3 4 7 3.5 14 4 4 8 4 15 3 3 6 4
Jumlah 52 53 105 53,5
Rata-rata aktifitas siswa 3,6 sangat aktif
Sumber: data primer (2019)
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 364
Berdasrkan tabel tersebut, rata-rata aktivitas siswa dengan
menggunakan model peta konsep maka hasilnya perolehan skor untuk rata-
rata keseluruhan aktivitas siswa dari pertemuan pertama hingga kedua
sebesar 3,6 berada pada kategori sangat aktif.
c. Hasil Analisis Data Respons Siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo
Data hasil respons siswa terhadap pembelajaran menulis karangan
argumentasi setelah menggunakan model peta konsep diperoleh dari angket
yang dibagikan kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai. Rata-rata
respon siswa ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Deskripsi nilai rata-rata respons siswa dengan menggunakan model peta konsep
No Pertanyaan Jumlah Rata-rata Setiap Pernyataan 1 47 3.1 2 50 3.3 3 50 3.3 4 50 3.2 5 48 3.4 6 51 3.5 7 53 3.4 8 51 3.4 9 51 3.3
Jumlah 451 30,1 Rata-rata keseluruhan 2,5
Sumber: data primer (2019)
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa perolehan skor rata-
rata untuk respon siswa dengan menggunakan model peta konsep dalah 2,5.
2. Hasil Analisis Statistika Inferensial
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk
mengetahui data tentang hasil pretest dan posttest berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Adapun keputusan yang diambil dari output
SPSS yaitu nilai signifikan dari tabel test of normality di kolom Shapiro wilk
dengan pedoman pengambilan keputusan. Hasil uji normalitas disajikan
dalam tabel berikut ini.
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 365
Tabel 21. Test of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
GAIN ,250 15 ,012 ,893 15 ,073
Sumber: data printer setelah diolah (2019)
Berdasarkan tabel 21 di atas, menunjukkan bahwa nilai probabilitas
untuk gain adalah 0,073 (p ≥ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data pada
gain berdistribusi normal (simetris).
b. Uji Hipotesis (Uji-T)
Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui
apakah pembelajaran dengan menggunakan model peta konsep mengalami
peningkatan setelah diterapkan di kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo.
Dasar pengambilan keputusan uji-t hipotesis yaitu
H0= ditolak dan H1 diterima jika nilai thitung ˂ ttabel (1-α)
H1= diterima dan H0 ditolak jika nilai thitung ≥ ttabel (1-α)
Berdasarkan analisis statistika inferensial, maka tampak bahwa nilai t
(one sample t-test) untuk kemampuan menulis karangan argumentasi adalah
0,093 > 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model peta konsep mengalami peningkatan pada
pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Palopo. Berikut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 22. One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
POSTTEST 1,801 14 ,093 5,53333 -1,0553 12,1220
Sumber: Data primer diperoleh setelah diolah (2019)
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 366
Pembahasan
Berdasarkan analisis statistika deskriptif menjukkan bahwa hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo pada pembelajaran menulis
karangan argumentasi sebelum diterapkan model peta konsep dikategorikan
sangat rendah dengan frekuensi 13 dan persentase 86,7%. Hasil analisis
statistika deskriptif yang menunjukkan siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo
pada pembelajaran menulis karangan argumentasi setelah diterapkan model
peta konsep dikategorikan tinggi dengan frekuensi 8 dan persentase 53,3%.
Siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan klasikal (KKM) 75 ke
bawah pada pretest adalah 14 orang siswa dengan persentase 93,3% dan
siswa yang mencapai 75 keatas adalah 1 orang siswa dengan persentase 6,7%,
sedangkan pada posttest siswa yang mencapai 75 keatas adalah 13 orang siswa
dengan persentase 86,7% dan 75 ke bawah adalah 2 orang siswa dengan
persentase 20%. Berdasarkan nilai pretest dan posttest dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya minat belajar siswa yang di dukung oleh
bakat dan kemampuan yang dimiliki serta bimbingan belajar baik secara
individu maupun bimbingan kelompok, sehingga dapat menguasai
sepenuhnya materi atau mencapai ketuntasan belajar.
Hasil analisis data di pusat studi dan interpretasi data Universitas
Cokroaminoto Palopo. Dengan program SPSS Ver 20. Yang telah diuraikan
dapat dilihat secara lengkap pada lampiran penelitian. Setelah diadakan
perhitungan nilai berdasarkan tabel data di pusat studi analisis dan
interpretasi data Universitas Cokroaminoto Palopo.
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 367
SIMPULAN
Pembelajaran menulis karangan argumentasi sebelum diterapkan
model peta konsep dikategorikan sangat rendah dengan frekuensi 13 dan
persentase 86,7% dan pembelajaran menulis karangan argumentasi setelah
diterapkan model peta konsep dikategorikan tinggi dengan frekuensi 8 dan
persentase 53,3%. Siswa yang mencapai KKM 75 keatas (tuntas) pada posttest
adalah 13 orang siswa dan siswa yang mencapai 75 ke bawah adalah 2 orang
siswa. Jadi, model pembelajaran peta konsep efektif diterapkan dalam menulis
karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo. Setelah diadakan
perhitungan nilai berdasarkan tabel data pustaka studi analisis dan
interpretasi data Universitas Cokroaminoto Palopo dengan program SPSS Ver
20 menyimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan
rata-rata nilai sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran peta
konsep.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman, 2018. Keterampilan Menulis. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Darmawan, Deni. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Desi, Yusinta. 2016. Penggunaan Model Peta konsep dalam menulis karangan Pragraf Deskripsi pada Siswa Kelas X SMK Kristen Palopo. Skripsi. Universitas Cokroaminoto Palopo. Tidak diterbitkan.
Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif Bahasa Indonesia. Makassar : Universitas Negri Makassar.
Hermawati, Retno 2009. Penerapan Peta konsep peta konsep untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah. Skripsi. Universitas Cokroaminoto Palopo. Tidak diterbitkan.
Iskandarwassid, dkk. 2015. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1
Halaman | 368
Maulana, M. A. 2018. Keefektifan Model Think Pair pada Pembelajaran Menulis
Berita. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Cokroaminoto Palopo.
Marlena, Novi. 2015.Penerapan pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Respon Mahasiswa pada Materi Peta Konsep Diri Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Skripsi.Universitas Cokroaminoto Palopo. Tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Komputer. Yogyakarta: BPFE.
Syamsuddin, G. S. A. 2018. Keefktifan Model Snowball Trhowing pada Menyimak
Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Palopo. Skripsi tidak diterbitkan.
Universitas Cokroaminoto Palopo.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Tiro, Muhammad Arif. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Makassar: Andira Publisher.
Zainurrahman. 2013. Menulis dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.
Recommended