View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH DANA PIHAK
KETIGA (DPK), CAPITAL ADEQUACYRATIO
(CAR) DAN RETURN ON ASSET(ROA) TERHADAP
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA BANK UMUM SYARIAH
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ARFI SEPTIANI
NIM: 1113081000093
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1438 H/2017 M
i
PENGARUH DANA PIHAK
KETIGA (DPK), CAPITAL ADEQUACY RATIO
(CAR) DAN RETURN ON ASSET(ROA) TERHADAP
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA BANK UMUM SYARIAH
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
ARFI SEPTIANI
NIM: 1113081000093
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE.,MBA
NIDN. 2004107002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1438 H/2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, tanggal 9Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
Mahasiswa :
1. Nama : Arfi Septiani
2. NIM : 1113081000093
3. Jurusan : Manajemen/ MIPS
4. Judul Skripsi : Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
Ratio (CAR) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap
Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Umum Syariah
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Priode 2011-2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Maret 2017
1. Umiyati,SEI, M.Si ()
NIDN. 9920100301 Penguji I
2. Bahrul Yaman, S.Sos., M.Si ()
NIP. 196208181986031001 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa,25April 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa :
1. Nama : Arfi Septiani
2. NIM : 1113081000093
3. Jurusan : Manajemen/ MIPS
4. Judul Skripsi : Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
Ratio (CAR) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap
Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Umum Syariah
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Priode 2011-2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 April 2017
1. Ir. Ela Patriana, MM (__)
NIP. 19690528 200801 2 010 Ketua
2. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA (__)
NIDN. 2004 1070 02 Sekretaris
3. Dr. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA (__)
NIDN. 2004 1070 02 Pembimbing I
4. Dr. Indoyama Nasaruddin, SE., MBA (__)
NIP. 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang Bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arfi Septiani
Nomor Induk Mahasiswa : 1113081000093
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebutkan pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 20 Febuari 2017
Yang menyatakan,
(Arfi Septiani)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Arfi Septiani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Septiani 1994
Alamat Rumah : JL. Penggilingan Baru I RT 10/04 Kel.Dukuh
Kec.Kramatjati, Jakarta Timur
Ayah : Suparman (alm)
Ibu : Nurlilah
Telepon/HP : 089608848442
Email : arfiseptiani94@gmail.com
II. PENDIDIKAN FORMAL
1999-2000
2000 - 2006
TK Kuntum Suci
SD N 05 Pagi
2006 - 2009 SMP Negeri 263 Jakarta
2009 - 2012 MAN 6 Jakarta
2012 - 2014 Program Profesional TI Perbankan Syariah
CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
Pelatihan Asurasi Syariah 2016
Pelatihan Ekspor-Impor 2016
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota BASKET SMP N 263 2006/2009
Anggota OSIS MAN 6 Jakarta2010/2012
Anggota PRAMUKA MAN 6 Jakarta 2009/2011
vi
EFFECT THIRD PARTY FUND (DPK), CAPITAL ADEQUACY RATIO
(CAR) DAN RETURN ON ASSET (ROA)MUSHARAKA
FINANCING OF THE ISLAMIC BANKING
(Case study of Islamic Banks in Indonesia period 2011-2015)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Third Party Fund (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), and Return on Assets (ROA) Financing Against
Musharaka In Islamic Banks partially or simultaneously on Islamic Banks in
Indonesia 2011-2015. The population in this study is the Islamic Banks operating
in Indonesia for five years (2011-2015). This study using purposive sampling
method with variable DPK, CAR, ROA on Musharaka financing. After being
selected, the target population amounted to 7 banks, among which the Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Syariah
Bukopin, Bank Jabar Banten Syariah, Bank BCA Syariah and Bank Panin
Syariah. The analytical method used is the panel data regression. The model
chosen is the Random Effect, based on research results together (simultaneously)
note that DPK, CAR, ROA has effect together (simultaneously) to the Musharaka
financing. While the partial results of the study, the Third Party Funds (TPF)
effect on Musharaka financing, Capital Adequacy Ratio (CAR) affects
musyarakah probability value 0,0014 <0,05.
Keywords: DPK, CAR, ROA, and Islamic Banks.
vii
PENGARUH DANA PIHAK
KETIGA (DPK), CAPITAL ADEQUACY RATIO
(CAR) DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA BANK UMUM SYARIAH
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Asset (ROA) Terhadap
Pembiayaan MusyarakahPada Bank Umum Syariahsecara parsial maupun
simultanpada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015. Populasi
dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia
selama lima tahun (2011-2015). Penelitian ini menggunakan metode purposive
samplingdengan variabel DPK, CAR, ROA terhadap Pembiayaan Musyarakah.
Setelah diseleksi, populasi sasaran berjumlah 7 bank, diantaranya yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Bukopin
Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank BCA Syariah dan Bank Panin Syariah.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel. Model yang terpilih
adalah Random Effect, berdasarkan hasil penelitian secara bersama-sama
(simultan) diketahui bahwa DPK, CAR, ROA berpengaruh secara bersama-sama
(simultan) terhadap pembiayaan musyarakah. Sedangkan hasil penelitian secara
parsial, Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap pembiayaan musyarakah,
Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap pembiayaan musyarakah
dengan nilai probabilitas 0,0014 < 0,05.
Kata Kunci: DPK, CAR, ROA, dan Bank Umum Syariah.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR)
Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Musyarakah Pada Bank
Umum Syariah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Priode
2011-2015)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman
kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Syukur Alhamdulillah
penulis ucapkan atas kekuasaan Allah SWT yang telah memberikan ridha dan
rahmat-Nya kepada penulis. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
terutama pada:
1. Bapak Dr. M Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
dan Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen.
3. Bapak Sopyan, SE., MM selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.
4. Bapak Dr.Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku Dosen Pembimbing atas
ketersediaan waktu, tenaga dan segala ilmu yang diberikan untuk
membimbing penulis.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
dengan sabar dan ikhlas memberikan segala ilmu yang dimiliki.
6. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas segala bantuannya.
ix
7. Ayahanda tercintaSuparman (alm), terimakasih atas kasih sayang yang
diberikan dari lahir hingga diusia 16 tahunkarena ayah telah dipanggil lebih
dulu dengan sang Maha Pencipta. Terimakasih ayah yang selalu bimbing dari
kecil hingga Madrasah Aliyah, Allah terlalu sayang sama ayah makanya ayah
dipanggil duluan dan yang terpenting ayah selalu hidup dalam hatiku serta
doa yang selalu menyertaimu, dan semoga ayah bahagia disisi-Nya dan
diberikan tempat terindah.
8. Teristimewa kepada orang tua penulis Ibunda tercinta Nurlilah yang
senantiasa memberikan kasih sayang untukku setiap harinya,yang tidak kenal
lelah dalam mendidik dan membesarkan penulis. Semoga Allah SWT selalu
memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada ibu, semoga
penulis juga dapat membanggakan kedua orangtuanya. Aamiin
9. Adik-adikku tersayang Teddy Fadilah, Muhammad Farhan Abdullah, dan
Elsa Halizayang selalu menyemangati dan banyak memberikan motivasi serta
doa.
10. Eko Yuliyanto Adi Wibowo, terimakasih untuk waktu luang yang selalu
diberikan untuk sekedar menemani mengerjakan skripsi, menghibur disaat
down dan selalu memotivasi disaat penulis menyusun skripsi ini.
11. Sepupu-sepupu tersayang Rissa Ladya Piani, Ira Indi Piani, Indah Permatasari
Piani yang selalu memberikan motivasi, men-supportsertadoa, dan sepupu
yang paling bawel masalah kesehatan Muhammad Hadziq Darmawan (alm)
yang seharusnya bisa menyusun dan menyelesaikan skripsi bersama bisa
lulus bareng tetapi Allah terlalu sayang makanya dirimu dipanggil duluan,
terimakasih atas pelajaran hidup yang telah diberikan, semoga kamu senang
di alam sana dan diterima disisi-Nya.
12. Sahabattersayang Nurul Syifa,terimakasih atas semua pengalaman, doa,
canda tawa, tangis, semangat dan motivasi, terimakasih telah menjadi sahabat
terbaikku dari MAN hingga sekarang.
13. Sahabatku yang paling hebat,Siti Fitria Azizia, Sandra Karlina,Tia
Elwan,Agitia Rachmawati, Repita Zahra, Lydia Rahmadhini Arfiani,
Suhartini, Roro Nanda, Nur Winda, dan Winda Ismi.Terimakasih yang
x
sebesar-besarnya atas semua pengalaman, canda tawa, tangis, motivasi dan
juga arahan yang selalu kalian berikan. Terimakasih telah menerimaku disaat
keadaan senang ataupun sedih. Waktu yang kuhabiskan berbagi cerita
bersama kalian akan selalu ku kenang di masa tua nanti.
14. Teman-teman MIPS 2013 yang pernah sama-sama berjuang menghadapi
berbagai masalah yang terjadi, terima kasih atas kebersamaannya.
15. Teman-teman CCIT-FTUI yang telah berjuang bersama menyelesaikan
proyek TA, terimakasih atas pengalaman dan ilmunya.
16. Teman-teman KKN Gemmar 2015 yang selalu bersama-sama selama 1 bulan
di Desa Dangdeur, terimakasih atas kebersamaan dan keceriannya, semoga
kekeluargaan kita tetap terjaga.
17. Seluruh sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas
semangat dan do’a yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran untuk penyempurnaan
penelitian ini. Semoga penelitian ini memberikan manfaat dan wawasan kepada
semua pihak yang membaca. Atas segala kontribusi, doa dan kebaikan kalian
semua saya ucapkan terima kasih banyak, semoga Allah SWT memberikan
keberkahan bagi kalian.
Jakarta, Febuari 2017
Peneliti,
Arfi Septiani
xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB IPENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 14
A. Landasan Teori ........................................................................................... 14
1. Bank Secara Umum ................................................................................ 14
2. Bank Syariah .......................................................................................... 15
3. Fungsi Bank Syariah .............................................................................. 19
4. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................................. 21
5. Kelembagaan Bank Syariah ................................................................... 23
6. Dana Pihak Ketiga (DPK) ...................................................................... 26
7. Capital Adequacy Ratio (CAR) .............................................................. 28
8. Return On Asset (ROA) .......................................................................... 29
9. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil ......................................... 30
10. Pembiayaan Musyarakah .................................................................... 32
B. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................................ 36
1. Keterkaitan Antara DPK dengan Pembiayaan Musyarakah ................... 36
2. Keterkaitan Antara CAR dengan Pembiayaan Musyarakah .................. 36
3. Keterkaitan Antara ROA dengan Pembiayaan Musyarakah .................. 37
C. PenelitianTerdahulu ................................................................................... 38
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 44
xii
E. Hipotesis ..................................................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 46
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 50
D. Metode Analisis Data ................................................................................ 51
1. Estimasi Model Data Panel .................................................................... 52
2. Pemilihan Model Data Panel .................................................................. 54
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 56
4. Model Regresi ........................................................................................ 61
5. Uji Statistika ........................................................................................... 62
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 65
BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 69
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 69
B. Gambaran Umum Penelitian .................................................................. 73
C. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 79
D. Hasil Analisis Dan Pembahasan................................................................. 81
1. Estimasi Model Data Panel .................................................................... 81
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 83
3. Analisis Regresi Data Panel ................................................................... 86
E. Interpretasi Data ...................................................................................... 91
BAB VPENUTUP ................................................................................................ 95
A. Kesimpulan ................................................................................................ 95
B. Implikasi ..................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 98
LAMPIRAN ....................................................................................................... 101
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) .......................................... 6
Gambar 1.2 Perkembangan Pembiayaan Musyarakah .......................................... 10
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 75
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah BUS, UUS dan BPRS di Indonesia periode 2011-2015 .............. 3
Tabel 1.2Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) .................. 8
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................................. 23
Tabel 2.2Penelitian Terdahulu ............................................................................... 39
Tabel 3.1Metode Pengambilan Sampel Penelitian ................................................ 49
Tabel 3.2Kriteria Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi.................................. 65
Tabel 4.1Perkembangan Pembiayaan Musyarakah ............................................... 73
Tabel 4.2Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) .............................................. 74
Tabel 4.3 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR)..................................... 76
Tabel 4.4 Perkembangan Return On Asset (ROA)................................................. 78
Tabel 4.5Analisis Deskriptif .................................................................................. 78
Tabel 4.6 Hasil Uji Chow ....................................................................................... 79
Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman ................................................................................. 80
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolineritas ...................................................................... 82
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedestisitas ................................................................. 83
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokolerasi ......................................................................... 84
Tabel 4.11 Hasil Regresi Data Panel...................................................................... 85
Tabel 4.12 Hasil Uji t ............................................................................................. 86
Tabel 4.13 Hasil Uji F ............................................................................................ 88
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 ..................................................... 89
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perkembangan Rata-rata Pembiayaan Musyarakah ........................... 73
Grafik 4.2 Perkembangan Rata-rata Dana Pihak Ketiga (DPK) .......................... 75
Grafik 4.3 Perkembangan Rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) .................. 76
Grafik 4.4 Perkembangan Rata-rata Return On Asset (ROA) .............................. 78
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1:Data Variabel Independen dan Variabel Dependen periode 2011-2015
............................................................................................................................. 100
Lampiran 2:Estimasi Data Panel ......................................................................... 101
Lampiran 3:Model Fixed Effect .......................................................................... 101
Lampiran4: Model Random Effect .................................................................... 102
Lampiran 5: Tahap Analisis Data ....................................................................... 102
Lampiran 6: Uji Klasik........................................................................................ 103
Lampiran7:Uji Statistik ....................................................................................... 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari
konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan yang
dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonomi dan praktisi
perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai
pihak yang menginginkan adanya jasa transaksi keuangan yang
dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah
Islam.Jenis bank ini tidak menggunakan prinsip bunga dalam menjalankan
kegiatan usahanya, melainkan menggunakan prinsip yang sesuai dengan
syariah yang terbebas dari riba dan hal-hal yang diharamkan. Konsep yang
diterapkan pada jenis bank ini adalah profit and loss sharing atau lebih
dikenal dengan istilah bagi hasil dan bagi rugi. Dengan kata lain,
perbankan syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam.
Kegiatan utama dari usaha bank, baik bank umum konvensional dan
unit usahanya maupun bank umum syariah dan unit usaha syariah adalah
menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (financing) kepada
masyarakat baik perorangan maupun institusi. Kegiatan menghimpun dana
2
(funding) ini dilakukan bank untuk memenuhi kegiatan operasionalnya.
Salah satu sumber dana yangdihimpun oleh bank adalah berasal dari
masyarakat. Karena sumber dana ini merupakan sumber dana yang paling
mudah untuk memperolehnya. Bank hanya memerlukan strategi yang jitu
untuk mendapatkan sumber dana dari pihak ketiga.Setelah sukses
menghimpun dana dari masyarakat, bank akan kembali menyalurkan
dananya kepada masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan bank syariah diambil dari selisih antara keuntungan yang
diambil dari proses penghimpunan dana (funding) dan penyaluran dana
(financing) kepada masyarakat atau lebih dikenal dengan istilah
kredit.Sedangkan kegiatan menyalurkan dana pada perbankan syariah
dikenal dengan istilah pembiayaan.
Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya
ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait
(Antonio, 2009:3). Bank syariah pada tahun 2011, industri perbankan
syariah telah mempunyai jaringan sebanyak 12 Bank Umum Syariah
(BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 155 Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS), dengan total jaringan kantor mencapai 2.101 kantor yang
tersebar hampir seluruh penjuru nusantara, meskipun terdapat
pengurangan terhadap unit usaha syariah, akan tetapi terdapat pula
pertumbuhan BPRS.
3
Kenyataan bahwa sebagian perbankan menggunakan sistem bunga
tidak sejalan dengan prinsip syariah, sehingga kebutuhan mereka akan
jasa-jasa perbankan syariah tidak dapat dilayani oleh bank-bank
konvensional. Hal tersebut menjadi dasar pemerintah untuk lebih
meningkatkan pembangunan sektor ekonomi, terutama perbankan syariah
melalui pembangunan lembaga keuangan syariah, baik BUS, UUS,
ataupun BPRS. Terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah BUS,
UUS, ataupun BPRS di Indonesia setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah BUS, UUS dan BPRS dalam rentan waktu 2011-2015 sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Jumlah BUS, UUS dan BPRS di Indonesia periode 2011-2015
Kelompok
Bank
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
BUS 11 11 11 12 12
UUS 24 24 23 22 22
BPRS 155 158 163 163 171
Sumber: Statistik Perbankan Syariah
Pada Tabel 1.1 terlihat peningkatan jumlah BUS, UUS dan BPRS
meskipun tidak signifikan. Pada tahun 2013 jumlah BUS di Indonesia
hanya sebanyak 11 bank dengan jumlah kantor operasional sebanyak 1998
kantor. Kemudian jumlah BUS meningkat pada tahun 2014 yaitu menjadi
12 BUS yang beroperasional di Indonesia. Peningkatan jumlah tersebut
tidak dialami oleh UUS, yang terjadi adalah jumlah UUS di Indonesia
mengalami penurunan. Pada tahun 2013 jumlah UUS di Indonesia
4
sebanyak 23 unit, kemudian mengalami penurunan di tahun 2014 menjadi
22. Namun UUS terus mengalami penurunan di tahun berikutnya, hingga
tercatat pada tahun 2015 jumlah UUS di Indonesia sebanyak 22 unit.
Berbeda hal dengan BPRS, jumlahnya terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, tercatat di tahun 2015 jumlah BPRS di Indonesia sebanyak
171 unit.Perkembangan perbankan syariah di Indonesia menunjukkan arah
peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator,
yaitu: asset, dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan.
Bank Umum Syariah memberikan dukungan terhadap pembiayaan
melalui berbagai skema pembiayaan baik jual beli ataupun bagi hasil. Dan
diperlukannya rambu-rambu untuk menjaga kesehatan bank dalam
penanaman dana. Hal tersebut tertuang dalam UU No.7 Tahun 1992 yang
telah diubah menjadi UU No.10 Tahun 1998, dalam pasal 29 ayat 2:
“Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha
bank dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian”, dan
ayat 3: “dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh
cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang
mempercayakan dananya kepada bank”. Suatu bank merupakan salah satu
cara untuk bisa menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat,
cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Dalam penentuan kesehatan
5
bank, hal yang perlu diperhatikan adalah dana yang terhimpun dari
masyarakat (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Asset
(ROA).
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan faktor yang mendukung
penyaluran kredit perbankan. Semakin besar DPK yang berhasil dihimpun
maka semakin besar pula jumlah kredit yang disalurkan. Disisi lain
ketatnya persaingan dalam rangka penghimpunan dana (baik dengan
sesama bank maupun dengan lembaga keuangan bukan bank) dan tuntutan
sebagai businessentity untuk meningkatkan perolehan laba,mendorong
Bank Umum Syariah untuk mempergunakan DPK yang berhasil dihimpun
dengan optimal. Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai faktor penunjang
keberlangsungan kinerja operasional lembaga keuangan, maka peran DPK
sangatlah penting. Penghimpun dana dari masyarakat dapat dilakukan
dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan suatu usaha perbankan
tersebut. Dana pihak ketiga atau simpanan bank dapat diperoleh dalam
bentuk giro, tabungan, deposito ataupun dalam bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan hal tersebut. Simpanan giro yang merupakan
simpanan berdasarkan akad wa’diah atau akad lainnya yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang dalam penarikanya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.
Tabungan, yang dimaksud tabungan disini ialah simpanan yang
berdasarkan akad wa’diah atau investasi dana yang tidak bertentangan
6
pada prinsip syariah. Dan deposito merupakan investasi berdasarkan akad
mudharabah atau akad lainnya yang tidak bertentangan pada prinsip
syariah. Pada umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan syariah dari
masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui
penyaluran kredit. Dana-dana dari masyarakat yang disimpan dalam bank
merupakan sumber dana terbesar.
Gambar 1.1
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Sumber: BI dan OJK, Statistik Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Berdasarkan pada gambar 1.1 diatas, rata-rata Dana Pihak Ketiga
(DPK) pada bank umum syariah mengalami peningkatan terus menerus
dari tahun 2011 sampai 2015 dalam satuan miliaran rupiah. Pada tahun
2011 sebesar 136.125 miliar rupiah, selanjutnya pada tahun 2012 sebesar
162.965 miliar rupiah, kemudian pada tahun 2013 sebesar 180.626 miliar
rupiah, pada tahun 2014 sebesar 198.778 miliar rupiah dan pada tahun
2015 sebesar 222.573 miliar rupiah.
136.125
162.965180.626
198.778
222.573
0
50
100
150
200
250
2011 2012 2013 2014 2015
7
Dana yang terhimpun lainnya yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)
dan Return On Asset (ROA). Capital Adequacy Ratio (CAR) yang
merupakan rasio pemodalan untuk pengembangan suatu usaha. Semakin
tinggi CAR maka semakin besar pula sumber dana yang dapat digunakan
untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi
kerugian yang terjadi apabila diakibatkan oleh penyaluran kredit. Maka
semakin tinggi persentase tingkat kecukupan modal (CAR)
mengidentifikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik
dalam menunjang kebutuhan serta dapat menanggung risiko yang ada
termasuk didalam risiko kredit.
Profitabilitas suatu bank merupakan kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
profitabilitas atau rentabilitas yang akan terus meningkat diatas standar.
Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil dari
jumlah aktiva yang digunakan dalam suatu perusahaan. Jadi, ROA adalah
ukuran efektivitas dalam melihat kemampuan perusahaan yang
menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan. Maka apabila ROA pada suatu bank semakin tinggi,
maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan dicapai pada bank
tersebut dan semakin besar juga posisi bank tersebut dari segi pengamanan
assetnya.
8
Tabel 1.2
Capital Adequacy Ratio(CAR)dan Return On Asset (ROA)
Tahun CAR ROA
2011 41,19 1,34
2012 29,17 1,56
2013 26,2 1,18
2014 27,92 0,74
2015 28,87 0,92 Sumber: BI dan OJK, Statistik Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Berdasarkan data yang tersaji dalam Tabel 1.2 diatas, pertumbuhan
nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 2011 sampai 2013
mengalami penurunan yaitu dari 41,19% menjadi 26,2% yang berarti
penurunan ini menandakan kemampuan kecukupan modal bank dalam
mempertahankan modal ini menurun hingga 14,9%. Namun pada tahun
2014 meningkat menjadi 27,92% dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan
kembali sebesar 28,87%.
Sedangkan pertumbuhan nilai rata-rata Return On Asset (ROA) pada
tahun 2011 sampai 2012 meningkat yaitu dari 1,34% menjadi 1,56% yang
berarti kemampuan bank dalam mengasilkan laba cukup baik. Namun
mengalami penurunan sampai 2014 menjadi 0,74%. Kemudian pada tahun
2015 mengalami peningkatan hingga mencapai 0,92%.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan
dana. Untuk itu bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan harus
berdasarkan dua prinsip perbankan syariah yang mendasar. Pertama
prinsip keadilan, pembiayaan harus saling menguntungkan baik bagi pihak
9
pengguna dana maupun pihak penyedia dana. Kedua prinsip kepercayaan,
pembiayaan yang merupakan landasan dalam menentukan persetujuan
pembiayaan yang akan diberikan. Penyaluran atau pembiayaan masih
merupakan penilaian penempatan dana pada perbankan syariah
dibandingkan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank lain
ataupun surat-surat berharga. Pada bank syariah, bagi hasil merupakan
suatu bentuk skema pembiayaan alternatif, yang memiliki karakteristik
yang sangat berbeda dibandingkan bunga. Produk dalam pembiayaan
syariah berdasarkan prinsip bagi hasil terdiri dari musyarakah dan
mudharabah. Dalam literatur fiqh pembiayaan tersebut berbentuk
perjanjian berdasarkan kepercayaan yang menuntut tingkat kejujuran yang
tinggi dan menjunjung keadilan. Menurut Sjahdaeni (2010) musyarakah
adalah produk finansial syariah yang berbasis kemitraan sebagaimana
halnya Mudharabah. Pada metode pembiayaan musyarakah, bank dan
calon nasabah bersepakat untuk bergabung dalam suatu kemitraan
(partnership) dalam jangka waktu tertentu. Hasil keuntungan dan kerugian
dari musyarakah juga diatur, seperti halnya pada mudharabah, sesuai
dengan prinsip pembagian keuntungan dan kerugian. Namun bedanya
pembiayaan musyarakah ini dalam hal pembagian keuntungan harus
dalam bentuk nisbah atau presentase yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak atau lebih. Apabila terjadi kerugian pada pembiayaan
musyarakah ini akan ditanggung bersama. Sedangkan pembiayaan
mudharabah yang menanggung kerugian yaitu pemilik dana, pengelola
10
dana tidak menanggung kerugian, kecuali kerugian itu terjadi akibat
kesalahan yang dilakukan oleh pengelola dana. Pembiayaan musyarakah
ini diharapkan bisa mendominasi pembiayaan yang ada pada bank syariah,
karena dengan adanya sistem bagi hasil ini yang diharapkan agar lebih
bisa menjalankan usahanya yang bersifat produktif, sehingga pembiayaan
ini mampu menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu juga apabila
jumlah pembiayaan tinggi, maka nasabah akan tertarik untuk
menginventasikan dananya dalam pembiayaan musyarakah.
Gambar 1.2
Perkembangan Pembiayaan Musyarakah
Sumber: BI dan OJK, Statistik Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Gambar 1.2, menjelaskan tentang perkembangan pembiayaan
musyarakah dari periode tahun 2011 sampai dengan 2015. Pembiayaan
musyarakah yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pendapatan
dari bank dari segi pendanaan dalam bentuk simpanan yang menggunakan
akad musyarakah terhadap bank umum syariah. Dalam hal tersebut,
diketahui bahwa jumlah pembiayaan musyarakah mengalami peningkatan
setiap tahunnya dan sangat cukup signifikan. Jumlah pembiayaan
2012 2013 2014 2015
2.88038.322 50.506
308.340
65.479
0
50
100
150
200
250
300
350
2011
Pembiayaan Musyarakah
11
musyarakah terbesar pada tahun 2014 senilai 308,340 milyar rupiah.
Namun mengalami penurunan pada tahun 2015 sebesar 65,479 milyar
rupiah. Hal ini menandakan bahwa pembiayaan musyarakah terhadap
perbankan syariah terbilang cukup baik hingga tahun 2014 dan pada tahun
2015 pembiayaan musyarakah terbilang cukup buruk karena mengalami
penurunan hingga 242,861 milyar rupiah. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa perbankan syariah harus memberi solusi agar meningkatnya
pembiayaan musyarakah agar dapat diatasi dengan baik, sehingga nasabah
akan merasa aman untuk menggunakan pelayanan dalam pembiayaan
musyarakah terhadap perbankan syariah.
Dalam penelitian ini, komposis pada pembiayaan musyarakah tidak
terlepas dari adanya perkembangan ekonomi di Indonesia secara makro
pada periode tahun 2011-2015. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan,
penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini. Objek penelitian ini
antara lain adalah Bank Umum Syariah. Dan adapun tahun yang
ditentukan yaitu periode tahun 2011-2015. Penelitian ini akan
memfokuskan pada pengaruh DPK, CAR, dan ROA dengan
judul“Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan
Musyarakah Pada Bank Umum Syariah (Studi Kasus Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2011-2015)”.
12
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), dan Return On Asset (ROA) secara simultan atau bersama-
sama berpengaruh terhadap pembiayaan musyarakah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011-2015?
2. Apakah variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), dan Return On Asset (ROA) secara masing-masing parsial
atau individu berpengaruh terhadap pembiayaan musyarakah pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011-2015?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah variabel Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Asset (ROA)
secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap
pembiayaan musyarakah pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode tahun 2011-2015?
13
2. Untuk mengetahui apakah variabel Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Asset (ROA)
secara masing-masing parsial atau individu berpengaruh terhadap
pembiayaan musyarakah pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode tahun 2011-2015?
2. Manfaat Penelitian
Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
terutama bagi bidang ilmu yang diteliti. Beberapa pihak yang dapat
mengambil manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur
bagi teman-teman mahasiswa dan pihak-pihak lain yang akan
menyusun skripsi atau melakukan penelitian yang khususnya
mengenai perbankan syariah.
2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu
memberi masukan bagi pengembangan bank syariah untuk lebih
meningkatkan mutu serta pelayanannya kepada masyarakat.
3. Bagi penulis, dapat menambah ilmu khususnya tentang lembaga
keuangan syariah.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Bank Secara Umum
Bank berasal dari kata banque dari Bahasa Prancis dan kata
banqo dari Bahasa Italia yang berarti peti/lemari atau bangku (Arifin,
2009). Dengan kata lain, bank berfungsi sebagai tempat menyimpan
benda-benda berharga seperti emas, berlian, uang, dan sebagainya.
Menurut Siamat (2004) Bank adalah lembaga keuangan depository
atau depositoryintermediary, yang berarti lembaga penghimpun dana
dari masyarakat yang kelebihan dana (unit surplus) baik berupa
tabuangan, deposito atau giro dan menyalurkan kembali ke masyarakat
dalam bentuk kredit. Unit surplus dapat berupa perusahaan,
pemerintah dan rumah tangga yang memiliki kelebihan pendapatan
setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi.
Menurut Karim (2004) Bank adalah lembaga yang melaksanakan
tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah
perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad
yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak
zaman Rasulullah SAW. Praktik-praktik seperti menerima titipan
harta, meminjam uang untuk keperluan konsumsi dan keperluan bisnis,
serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman
15
Rasulullah SAW. Dengan demikian fungsi-fungsi utama perbankan
modern telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
umat Islam, bahkan sejak zaman Rasulullah SAW.
Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat diperlukan
dalam perekonomian modern sebagai mediator antara kelompok
masyarakat yang kelebihan dana dan masyarakat yang membutuhkan
dana (Kasmir, 2010). Oleh karena itu dalam menjalankan usahanya
bank sangat membutuhkan kepercayaan dari masyarakat agar
senantiasa menjaga keseimbangan likuiditas yang baik, memenuhi
kebutuhan modal yang cukup serta kegiatan operasinya dapat berjalan
dengan baik.
2. Bank Syariah
Bank Syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa
keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam,
khususnya yang bebas dari bunga (Riba), bebas dari kegiatan
spekulatif yang non produktif seperti perjudian (Maysir), bebas dari
hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), (Yumanita, 2005).
Oleh karena itu bank syariah menggunakan sistem transaksi yang
transparan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Menurut Muhammad (2004) Bank Syariah adalah yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau
biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/
16
perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
berlandasan Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Bank syariah berarti
lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya berdasarkan syariat Islam.
Bank syariah berfungsi sebagai lembaga intermediasi sektor
keuangan, melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan
menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya
kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan. Dana yang dihimpun
dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro, tabungan
deposito baik dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah.
Sedangkan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah melalui
pembiayaan dengan empat pola penyaluran yaitu prinsip jual beli,
prinsip bagi hasil, prinsip ujroh dan akad pelengkap (Karim, 2008).
Oleh karena itu fungsi dari bank syariah ini, membuat bank
syariah harus menjamin keamanan dengan titipan dari masyarakat
sehingga masyarakat memberikan kepercayaannya untuk menitipkan
uang, emas, atau barang berharga lainnya pada bank, oleh karena itu
bank juga harus menjaga kinerja keuanganya agar tetap stabil.
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah disebut bank syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(Pasal 1 Angka 7) (Burhanuddin, 2010).
17
Menurut Rodoni (2008) Bank syariah didirikan dengan tujuan
untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip
Islam ke dalam transaksi keuangan dan perbankan dan bisnis lain yang
terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah adalah:
1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.
2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan
perolehan keuntungan yang sah.
3. Memberikan zakat.
Perbedaan pokok antara bank syariah dan bank konvensional
adalah adanya larangan riba (bunga) bagi bank syariah. Riba dilarang
sedangkan jual beli (al-bai) dihalalkan ini berarti membayar dan
menerima bunga atas uang yang dipinjam atau meminjamkan adalah
dilarang. Dalam operasionalnya, baik dalam kegiatan perhimpunan
dana dari masyarakat maupun dari dalam penyaluran dana ke
masyarakat, bank syariah (bank bagi hasil) tidak memperhitungkan
bunga tetapi berdasarkan jual beli danbagi hasil. (Martono, 2010).
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah menjelaskan bahwa menurut jenisnya, bank syariah yang
terdiri dari:
18
a. Bank Umum Syariah (BUS)
Bank umum syariah merupakan bank yang bertugas melayani
seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap masyarakat,
baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya.
Bank umum syariah juga dikenal dengan nama bank komersial dan
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu bank umum devisa dan
bank umumnondevisa. Bank umum yang berstatus devisamemiliki
produk yang lebih luas daripada bank yang berstatus nondevisa,
dengan kata lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan
dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar negeri.
Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, Bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pada
tanggal 17 Juni 2008, menjadi payung hukum perbankan syariah
nasional yang di mana Bank Syariah terdiri dari Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
b. Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat
bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank
yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
19
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk
dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah.
c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Bank pembiayaan rakyat syariah berfungsi sebagai pelaksanaan
sebagai fungsi bank umum, tetapi ditingkat regional dengan
berdasarkan prinsip syariah pada sistem konvensional dikenal
dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)/ Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS). Produk yang ditawarkan oleh bank pembiayaan
rakyat syariah relatif sempit apabila dibandingkan dengan Bank
Umum.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, BPRS didefinisikan sebagai bank syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
3. Fungsi Bank Syariah
Bank syariah mempunyai fungsi yang berbeda dengan bank
konvensional, fungsi bank syariah merupakan karakteristik bank
syariah. Dengan begitu fungsi bank syariah yang jelas akan membawa
dampak dalam pelaksanaan kegiatan usaha bank syariah. Menurut
Muhammad (2005) fungsi bank syariah yaitu sebagai berikut:
20
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, bank syariah berfungsi
dalam transaksi penyaluran dana maupun peredaran dana.
b. Menciptakan uang. Menciptakan uang yang dimaksud bukanlah
seperti fungsi pada bank Indonesia. Menciptakan uang dalam hal
ini adalah bagaimana bank syariah dalam kegiatan operasionalnya
seperti bank konvensional dapat memberikan perolehan hasil
secara maksimal. Perolehan hasil ini merupakan balas jasa
(keuntungan) yang diterima dalam bentuk uang, yang dapat
digunakan kembali untuk memperlancar kegiatan operasional bank
atau disimpan sebagai cadangan modal.
c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.
Kegiatan menghimpun dana dapat dilakukan dengan cara
menawarkan jasa dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, giro
maupun penerimaan dana sesuai dengan syariah Islam. Penyaluran
dana kembali ke masyarakat dapat berbentuk pemberian kredit dan
bentuk pendanaan lainnya. Tujuan dari perputaran dana ini adalah
sebagai perolehan keuntungan dan mobilisasi dana dapat terus
berjalan dengan lancar.
21
4. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan,
perbankan Nasional Indonesia menurut dual banking system yaitu,
sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Dengan
begitu, kebijakan yang diambil pemerintah melalui Bank Indonesia
tentu berbeda untuk kedua jenis bank tersebut. Menurut Kasmir (2008)
menyatakan bahwa bank dapat dilihat berdasarkan segi menentukan
harga terbagi menjadi dua kelompok bank yaitu, bank konvensional
dan bank syariah. Dimana bank konvensional dalam menentukan harga
dan mencari keuntungan dengan menggunakan sistem bunga serta
biaya yang telah ditetapkan, sedangkan bank syariah menggunakan
sistem bagi hasil dan sesuai dengan prinsip syariah tidak mengandung
unsur riba.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas,perbedaan antara
bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam tabel berikut:
22
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan BankKonvensional
No Bank Syariah BankKonvensional
1. Return yang dibayar dan/atau
diterima berasal dari bagi hasil
atau pendapatan lainnya
berdasarkan prinsip syariah.
Return baik yang dibayar kepada
nasabah penyimpan dana dan
return yang diterima dari nasabah
pengguna dana berupa bunga.
2. Perjanjian dibuat dalam
bentukakad sesuai dengan
syariah Islam.
Perjanjian menggunakan hukum
positif.
3. Orientasi pembiayaan, tidak
hanya untukkeuntungan akan
tetapi juga falah oriented, yaitu
berorientasi pada kesejahteraan
masyarakat.
Orientasi pembiayaan, untuk
memperoleh keuntungan atas dana
yang dipinjamkan.
4. Dewan Pengawas terdiri dari
BI, Bapepam, Komisaris, dan
Dewan Pengawas Syariah
(DPS).
Dewan Pengawas terdiri dari BI,
Bapepam dan Komisaris.
5. Penyelesaian sengketa
diupayakan diselesaikan secara
musyawarah antara bank dan
nasabah, melalui peradilan
agama.
Penyelesaian sengketa melalui
pengadilan negeri setempat.
6. Dari sisi implementasi GCG,
terdapat sharia compliance,
yaitukepatuhan pada syariah,
dan prinsip-prinsip universal
GCG yang terdiri dari prinsip-
prinsip transparansi, kejujuran,
kehati-hatian dan kedisiplinan.
Hanya terdapat prinsip-prinsip
universal GCG yang terdiri dari
prinsip-prinsip transparansi,
kejujuran, kehati-hatian dan
kedisiplinan.
Sumber: Ismail (2011:38) dan Mulazid (2016:38)
Dari tabel 2.1 diatas mengenai perbedaan bank syariah dan
bankkonvensional, dapat dilihat bahwa perbedaan mendasar antara
bankkonvensional dan bank syariah dari sisi pengawasan. Menurut
Junusi (2012:92) untuk menjamin teraplikasinya prinsip-prinsip
syariah di lembaga perbankan, diperlukan pengawasan syariah yang
diperankan oleh Dewan Pengawas Syariah. Sementara
23
bankkonvensional cukup hanya diawasi oleh BI, Bapepam LK dan
Komisaris.
5. Kelembagaan Bank Syariah
Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga
memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan. Secara fundamental
terdapat beberapa karakteristik bank syariah, diantaranya yaitu
penghapusan riba, pelayanan kepada kepentingan publik, menerapkan
prinsip profit and loss sharing, berorientasi pada pembiayaan bagi
hasil dan memanfaatkan instrumen pasar uang antar bank syariah dan
instrumen bank sentral berbasis syariah.
Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati
terhadap permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada
penyertaan modal, karena bank komersial syariah menerapkan profit
and loss sharing dalam konsinyasi, ventura, bisnis, atau industri.Maka,
secara struktural bank syariah dan sistem pengawasannya berbeda dari
bank konvensional. Pengawasan perbankan syariahterdiri dari dua hal
yaitu pertama, pengawasan dari aspek keuangan, pengawasan yang
berdasarkan kepatuhan kepada perbankan secara umum dan prinsip
kehati-hatian pada bank. Kedua, pengawasan prinsip syariah dalam
kegiatan operasional bank (Wirdyaningsih, dkk, 2005:61). Secara
struktural kepengurusan bank syariah terdiri dari Dewan Komisaris
24
dan Direksi wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi
mengawasi kegiatan bank syariah.
a. Kelembagaan Bank Umum Syariah
Aturan mengenai Bank Umum Syariah pasca diterbitkannya
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah PBI No.
11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah (BUS). Dalam PBI ini
dijelaskan bahwa proses pendirian bank syariah dilakukan melalui
persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan
pendirian bank; dan izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk
melakukan usaha bank setelah persiapan pendirian bank pada
persetujuan prinsip terpenuhi. BUS dapat didirkan oleh WNI
dan/atau badan hukum Indonesia, WNI dan/ atau badan hukum
Indonesia yang bermitra dengan WNA atau badan hukum asing.
BUS dibentuk dengan badan hukum perseroan terbatas.
Untuk mendirikan bank syariah, baik Bank Umum Syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) harus mendapat persetujuan prinsip dan
izin usaha yang diajukan oleh pendiri bank kepada Bank Indonesia
yang akan diproses oleh Dewan Gubernur BII U.P. Biro Perbankan
Syariah. Agar izin usaha bank syariah diperoleh terlebih dahulu
harus dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang; susunan
organisasi dan kepengurusan; permodalan; kepemilikan; keahllian
25
di bidang perbankan syariah; dan kelayakan usaha sebagaimana
diatur dalam peraturan Bank Indonesia (Soemitra, 2009:68).
b. Kelembagaan Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah wajib dibentuk oleh bank yang akan
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah di kantor
pusat bank yang berfungsi sebagai kantor induk dari cabang
syariah dan/atau unit syariah. Unit Usaha Syariah memiliki tugas
antara lain yaitu mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor
cabang syariah dan/ atau Unit Usaha Syariah. Selain itu juga Unit
Usaha Syariah memiliki tugas untuk menempatkan dan mengelola
dana yang bersumber dari kantor cabang syariah dan atau Unit
Usaha Syariah. Tugas lainnya dari Unit Usaha Syariah yaitu
melakukan kegiatan lain sebagai kantor induk dari kantor cabang
syariah atau unit syariah.
Bank yang memiliki kantor cabang syariah dan unit syariah
wajib memiliki pencatatan dan pembukaan tersendiri untuk
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan menyusun laporan
keuangan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Soemitra,
2009:72).
26
6. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:3) Dana pihak ketiga
adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat baik perorangan
maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan
instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.
Menurut Umam (2013) penghimpunan dana atau pembiayaan
pada bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito, namun
dalam laporan keuangan bank syariah lebih dikenal dengan istilah
Dana Pihak Ketiga (DPK).
LN_DPK = Giro + Tabungan + Deposito
Dana pihak ketiga merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh
bank dana ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana
dari pihak-pihak yang kelebihan dana dalam masyarakat. Dana pihak
ketiga tersebut dihimpun oleh bank dengan produk-produk simpanan
antara lain sebagai berikut:
1. Giro (demand deposits) adalah simpanan pihak ketiga kepada bank
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan
cara pemindah bukuan.
2. Deposito (time deposits) adalah simpanan berjangka yang
dikeluarkan oleh bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dalam jangka waktu yang telah dijanjikan.
27
3. Tabungan (saving) adalah simpanan pihak ketiga yang dikeluarkan
oleh bank yang penyetoran dan penarikannya hanya dapat
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku dari masing-masing bank.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah (Pasal 1:Bab 1) Dana pihak ketiga adalah dana
yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank syariah dan/atau UUS
berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan atau bentuk
lainnya.
Menurut Kasmir (2008) Dana pihak ketiga merupakan dana yang
berasal dari masyarakat luas dan sumber dana merupakan sumber dana
yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber
dana. Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan
dalam bentuk: simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan
deposito.
Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh oleh bank dari
simpanan masyarakat yang berupa giro (demand deposit), tabungan
(saving), deposito (time deposit) dan simpanan sementara (Irmayanti,
dkk, 2007).
28
7. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang
mencukupi dan kemampuan bank dalam mengidentifikasi, mengukur,
mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang
berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Kuncoro, 2002).
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio adalah
perbandingan antara jumlah modal yang dimiliki suatu bank dengan
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Semakin besar kredit
yang disalurkan maka semakin besar pula ATMR bank yang
bersangkutan, sehingga CAR akan menurun. Besarnya nilai CAR suatu
bank dapat dihitung dengan rumus berikut (Riyadi, 2006).
Modal
CAR= x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Secara lebih terperinci, dijabarkan dalam rumus berikut ini:
Modal Inti + Modal Pelengkap
CAR= x 100%
ATMR Neraca+ ATMR Rekening Administratif
Modal inti bank terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan
umum dan laba ditahan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal
pelengkap yaitu cadangan revaluasi tetap. Berdasarkan ketentuan Bank
29
Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat
harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Hal ini berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for Internasional
Settlements) (Dendawijaya, 2005).
8. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil
(return) atasjumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA
juga merupakan ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola asset-nya (Kasmir, 2010).
Earning After Interest and Tax
ROA = x 100%
Total Asset
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
kegiatan operasional merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi
perusahaan. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu indikator
keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga semakin
tinggi tingkat profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan untuk
menghasilkan laba bagi setiap perusahaan.
ROA dapat juga diukur sebagai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki
perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya yang digunakan untuk
menandai aset tersebut seperti biaya pengembangan.
30
Rasio keuangan ROA terpilih karena ROA lebih memfokuskan
pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam
operasi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu dalam penentuan
tingkat kesehatan suatu bank tertentu, Bank Indonesia lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset
yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat
sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas
bank (Dendawijaya dan Santoro, 2009).
9. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil
Pembiayaan berdasarkan akad dengan prinsip kerjasama bagi
hasil adalah akad atau perjanjian kerjasama antara bank syariah
sebagai penyedia dana (shahiib al-mal) dan nasabah sebagai
pelakukegiatan atau proyek (mudharib). Keuntungan usaha dibagi
kepada semua pihak sesuai dengan proporsi (nisbah). Ada dua jenis
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, yaitu:
a. Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank syariah
sebagai penyedia dana 100% (shahib al-mal) dengan nasabah atau
pengusaha sebagai pengelola proyek (mudharib). Dan keuntungan
proyek dibagi kepada kedua pihak sesuai dengan proporsi (nisbah)
yang disepakati dalam perjanjian. Apabila proyek itu merugikan,
31
maka dilihat berdasarkan penyebab kerugian proyek tersebut. Dan
jika kegagalan proyek tersebut karena force majeur, kerugian
sepenuhnya ditanggung oleh bank syariah sebagai penyedia dana.
Dan apabila kegagalan proyek disebabkan karena kelalaian
pelaksanaan proyek (mudharib), maka kerugian tersebut
sepenuhnya ditanggung oleh mudharib.
Pada dasarnya mudharabahterdiiri dari dua jenis, yaitu:
1. Mudharabah Mutlaqah
Merupakan kontrak mudharabah yang cakupannya sangat
luas dan tidak dibatasi dengan restriksi atau aturan-aturan
khusus.
2. Mudharabah Muqayyadah
Merupakan restricted mudharabah or specified
mudharabah.Dalam hal ini mudharib atau nasabah dibatasi
dengan ketentuan khusus, seperti siapa nasabah dan apa
jenis usaha yang akan diberikan.
b. Musyarakah
Musyarakah adalah perjanjian kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu dan masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana. Keuntungan dan kerugian
ditanggung bersama sesuai dengan proporsi (nisbah) yang
disepakati di awal.
32
10. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah berasal dari kata syirkah yang artinya kemitraan
dalam suatu usaha, dan dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk
kemitraan dimana dua orang atau lebih menggabungkan modal atau
kerja mereka (Algaound, 2003).Pembiayaan dana berputar adalah
fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang
penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan
kebutuhan riil. Akad musyarakah adalah akad kerjasama usaha
patungan antara dua pihak atau lebih dari pemilik modal
(syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha (masyru)
yang halal dan produktif.
Menurut Antonio (2001) Al Musyarakah adalah akad kerjasama
antar dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung
bersama.
a. Prinsip Dasar Musyarakah
Berdasarkan pembahasan yang telah diterapkan diatas
pembiayaan musyarakah mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu:
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip musyarakah bukan berarti
pinjaman uang, melainkan sebuah partisipasi bisnis anatar
dua belah pihak atau lebih.
33
2. Seorang investor juga harus mau ikut menanggung kerugian
dalam rangka keikutsertaan dalam partisipasinya tersebut.
3. Para partner (mudharib dan shahibul mal) memiliki hak
untuk menentukan rasio keuntungan yang akan dibagikan
pada kedua belah pihak, yang berbeda dari rasio investasi.
Dimana seorang shahibul mal dalam hal ini hanya memiliki
uang tetapi tidak bertanggungjawab atas pekerjaanyang
dilakukan dan tidak dapat meminta rasio keuntungan yang
lebih besar daripada investasinya.
4. Kerugian yang terjadi ditanggung bersama denganproporsi
yang sesuai dengan rasio investasi.
b. Jenis Musyarakah
Pembiayaan musyarakah ada dua jenis yaitu musyarakah
kepemilikan dan musyarakah akad. Musyarakah kepemilikan
tercipta karena adanya warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang
mengakibatkan kepemilikan salah satu asset oleh dua orang atau
lebih dalam sebuah asset nyata dan berbagi pula dalam keuntungan
yang dihasilkan asset tersebut.
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan dimana
dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka
memberikan modal musyarakah. Dan merekapun sepakat berbagi
keuntungan dan kerugian.
34
c. Ketentuan Umum Musyarakah
Ada beberapa ketentuan umum yang berlaku dalam
pelaksanaan musyarakah adalah:
1. Musyarakah dapat dilakukan untuk transaksi umum atau
khusus dalam jangka waktu tertentu, yang bisa diperpanjang
jika mitra menyetujuinya.
2. Semua mitra harus memperoleh informasi berkala mengenai
operasi bisnis dan pembiayaannya.
3. Para mitra harus melakukan kesepakatan terlebih dahulu
sebelum memasuki suatu perjanjian musyarakah baru dengan
pihak lain.
4. Proporsi keuntungan yang akan dibagikan harus disepakati
pada saat perjanjian ditandatangani.
5. Rasio penanggugjawaban kerugian bersama harus sesuai
dengan proporsi investasi.
6. Idealnya modal harus berupa uang, bukan berupa barang. Jika
modal berupa barang maka harus dikonversikan dulu nilainya
sesuai dengan nilai moneter yang berlaku.
7. Perjanjian musyarakah berakhir apabila meninggal atau ada
pemberitahuan.
35
d. Manfaat Musyarakah
Beberapa manfaat dari pembiayaan musyarakah, yaitu:
1. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada
saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
2. Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu
kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan
dengan pendapatan atau hasil dari usaha bank, sehingga bank
tidak mengalami negative spread.
3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas
usaha nasabah sehingga tidak memberatkan usaha nasabah.
4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang
benar-benar aman, halal dan menguntungkan. Hal ini karena
keuntungan yang riil dan benar-benar terjadi itulah yang akan
dibagikan.
5. Prinsip bagi hasil yang digunakan dalam musyarakah ini
berbeda dengan bunga tetap dimana bank yang akan menagih
penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah tetap berapapun
keuntungan yang didapatkan nasabah, bahkan sekalipun rugi
dan terjadi krisis ekonomi.
36
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Keterkaitan Antara DPK dengan Pembiayaan Musyarakah
Secara operasional perbankan, DPK merupakan sumber dana
untuk memperlancar pembiayaan yang terdapat pada sisi aktiva neraca
bank. Menurut Antonio (2001) besar kecil dana dihimpun oleh suatu
bank merupakan ukuran dalam menilai tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap bank tersebut. Salah satu sumber dana yang dapat
digunakan oleh bank untuk pembiayaan. Semakin besar sumber dana
(simpanan) yang ada maka bank syariah akan dapat menyalurkan
dananya padapembiayaan musyarakah semakin besar, sehingga Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang dimiliki bank akan semakin meningkat.
2. Keterkaitan Antara CAR dengan Pembiayaan Musyarakah
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio pemodalan yang
menunjukan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana
yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004). Maka dari itu
kaitan CAR terhadap Pembiayaan Musyarakah dihimpun dari
ketentuan-ketentuan yang sudah diberikan bank memberikan dana
pada pengembang usaha dan resiko kerugian serta keuntungan akan
ditanggung bersama.
Dari tingkat kecukupan modal bank memiliki kaitan dengan
penyaluran pembiayaan musyarakah karena terdapat ketentuan yang
37
diisyaratkan oleh otoritas moneter terkait masalah pada pemodalan ini
sehingga berdampak meningkatnnya CAR.Oleh karena itu yang akan
beroperasi atau dipercaya tidaknya suatu bank, salah satunya
dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modal.
3. Keterkaitan Antara ROA dengan Pembiayaan Musyarakah
Semakin besar rasio profitabilitas (ROA) atau tingkat keuntungan
yang didapat oleh bank, maka semakin besar juga upaya manajemen
menginvestasikan keuntungan tersebut dengan berbagai kegiatan yang
menguntungkan manajemen, terutama dengan penyaluran pembiayaan
musyarakah. Selain itu semakin besar suatu bank untuk menghasilkan
laba, berarti bank sudah efektif dalam mengelola asset.
38
C. PenelitianTerdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Dan
Tahun Terbit Judul Persamaan Perbedaan
Hasil
Penelitian
1. M. Farhan
Akhtar, Khizer
Ali, dan Shama
(2011)
Liquidity
Risk
Management
: A
comperative
study
between
conventional
and Islamic
banks of
Pakistan
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
dan Return
On Assets
(ROA)
Size of the
firm,
Networking
Capital,
Return On
Equity
(ROE)
Hasil
penelitian ini
menunjukka
n Size of the
firm,
Networking
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR),
Return On
Assets
(ROA)
berpengaruh
positif.
Return On
Equity
(ROE)
berpengaruh
negatif.
2
.
Nur Suhartatik,
Rohmawati
Kusumaningtia
s (2012)
Determinan
Financing to
Deposit
Ratio (FDR)
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Dana Pihak
Ketiga
(DPK),
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Financing
to Deposit
Ratio
(FDR), Non
Performing
Financing
(NPF) dan
Sertifikat
Bank
Indonesia
Syariah
(SBIS)
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa CAR
tidak
berpengaruh
dan DPK
tidak
berpengaruh,
sedangkan
NPF dan
SBIS
berpengaruh
39
3. Martha
Novalina
Ambaroita
(2015)
Faktor-
Faktor yang
Mempengaru
hi Loan to
Deposit
Ratio (LDR)
Bank Umum
di Indonesia
Periode
2009.1.2013.
12
Dana Pihak
Ketiga
(DPK) dan
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Bank
Umum dan
Non
Performing
Finance
(NPF)
Hasil
penelitian
menunjukka
n bahwa
Dana Pihak
Ketiga
(DPK)
berpengaruh
positif dan
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
berpengaruh
positif
sedangkan
Non
Performing
Finance
(NPF)
berpengaruh
negatif
4. Wuri Arianti,
Harjun
Muharam
(2012)
Analisis
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga
(DPK),
Capital
Adequacy
Ratio (CAR),
Non
Performing
Finance
(NPF) Dan
Return On
Asset (ROA)
Terhadap
Pembiayaan
Pada
Perbankan
Syariah
Dana Pihak
Ketiga
(DPK),
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
dan Return
On Asset
(ROA)
Non
Performing
Financing
(NPF)
Dana Pihak
Ketiga
(DPK)
berpengaruh
positif
sedangkan
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR), Non
Performing
Finance
(NPF) dan
Return On
Assets
(ROA) tidak
berpengaruh
40
5. Dr. Majed
Abdel Majid
Kabajeh, Dr.
Said Mukhled
Ahmed AL
Nu’aimat dan
Dr. Firas Naim
Dahmash
(2012)
The
Relationship
between the
ROA, ROE
and ROI
Ratios with
Jordanian
Insurance
Public
Companies
Market Share
Prices
Return On
Asset(ROA)
Return On
Equity
(ROE) dan
Return on
investment
(ROI)
Hasil
penelitian ini
menunjukan
bahwa ketiga
faktor
Return On
Asset(ROA),
Return On
Equity
(ROE) dan
Return on
investment
(ROI)
berpengaruh
positif
6. Nana Nofiati,
Tenny Badina,
Aditiya
Erlangga (2015
Analisis
Pengaruh
Return On
Asset (ROA),
Biaya
OperasionalT
erhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO),
Suku Bunga,
Financing
toDeposits
Ratio (FDR)
Dan Non
Performing
Financing
(NPF)
TerhadapTin
gkat Bagi
Hasil
Deposito
Mudharabah
Return On
Asset (ROA)
BOPO,
Suku
Bunga,
Financing
to Deposits
Ratio
(FDR), Non
Performing
Financing
(NPF),
tingkat bagi
hasil
deposito
mudharaba
h
Return On
Asset (ROA)
berpengaruh
positif,
Biaya
Operasional
tidak
berpengaruh,
Suku Bunga
tidak
berpengaruh,
Financing to
Deposits
Ratio (FDR)
berpengaruh
positif, dan
Non
Performing
Finance
(NPF) tidak
berpengaruh
7. Liliani,
Khairunnisa
(2014)
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga
(DPK), Non
Performing
Dana Pihak
Ketiga
(DPK),
Return On
Asset (ROA)
Non
Performing
Finance
(NPF)
Dana Pihak
Ketiga
(DPK)
berpengaruh
positif
41
Finance
(NPF),
Return On
Asset (ROA)
dan Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Terhadap
Bagi Hasil
Pada Bank
Umum
Syariah Di
Indonesia
Periode
2010-2013
dan Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
signifikan,
Non
Performing
Finance
(NPF) tidak
berpengaruh
signifikan
secara
parsial,
Return On
Asset (ROA)
tidak
berpengaruh
signifikan
secara
parsial dan
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
tidak
berpengaruh
signifikan
secara
parsial
8. Erika Amelia
(2015)
Financial
Ratio And Its
Influence To
Profitability
In Islamic
Banks
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
dan Return
On Assets
(ROA)
Non
Performing
Finance
(NPF),
Financing
to Deposit
Ratio
(FDR) dan
Biaya
Operasiona
l
Pendapatan
Operasiona
l (BOPO)
Hasil
pengujian ini
menunjukan
bahwa
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR), Non
Performing
Finance
(NPF),
Financing to
Deposit
Ratio (FDR)
dan Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
secara
bersamaa
42
berpengaruh
terhadap
Return On
Assets
(ROA)
9. Zahrah (2010) Faktor-
Faktor Yang
Mempengaru
hi
Pembiayaan
Bermasalah
Pada Bank
Umum
Syariah
(BUS)
Dana Pihak
Ketiga
(DPK) dan
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Financing
to Deposit
Ratio
(FDR) dan
Sertifikat
Bank
Indonesia
(SBI)
Hasil pada
penelitian ini
menunjukan
bahwa Dana
Pihak Ketiga
(DPK) dan
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
berpengaruh
positif
10. AhmetBuyuksa
lvarci and
Hasan
Abdioglu
(2011)
Determinants
of capital
adequacy
ratio in
Turkish
Banks: A
panel data
analysis
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Bank size
(SIZE),
deposits
(DEP),
loans
(LOA),
loan loss
reserve
(LLR),
liquidity
(LIQ),
profitability
(ROA and
ROE), net
interest
margin
(NIM) and
leverage
(LEV)
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa
hubungan
antara
variabel
LOA, return
on equity
dan LEV
berpengaruh
negatif,
sementara
LLR dan
return on
assetberpeng
aruh positif
43
Berdasarkan tabel 2.2 diatas, penelitian ini memiliki perbedaan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Pada umumnya perbedaan penelitian ini
dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada periode penelitian,
variabel penelitian dan objek penelitian. Penelitian ini melengkapi kekosongan
dari penelitian terdahulu. Hal ini dapat dilihat berdasarkan belum adanya
penelitian mengenaiPengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Musyarakah
Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015.
44
D. Kerangka Pemikiran
Variabel - variabel independen (X) yang dapat mempengaruhi Variabel
Dependen (Y) PadaBank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2011-2015
Variabel Independen
1. Dana Pihak Ketiga (X1)
2. Capital Adequacy Ratio (X2)
3. Return On Asset (X3)
Variabel Dependen
Pembiayaan
Musyarakah(Y)
Model Regresi
Regresi Data Panel
Common Effect
Model
Model yang terpilih adalah Common Effect, Fixed Effect, Random Effect
Uji Chow
Fixed Effect Model Fixed Effect Model Random Effect Model
Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Koefisien Determinasi(Adjust R2)
Interpretasi
Hasil, Kesimpulan dan
Saran
Uji T Uji F
45
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian penelitian diatas, penulis mengajukan hipotesis
untuk dilakukan pengujian ada atau tidaknya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Dan hasil hipotesis sementara
dari penelitian ini adalah:
1. Diduga adanya pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK)secara parsial
pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
Ho : Dana Pihak Ketiga (DPK)tidak berpengaruh secara parsial
terhadap pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
H1 : Dana Pihak Ketiga (DPK)berpengaruh secara parsial terhadap
pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
2. Diduga adanya pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR)secara parsial
terhadap pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
Ho : Capital Adequacy Ratio(CAR)tidak berpengaruh secara parsial
terhadap pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
H1 : Capital Adequacy Ratio(CAR)berpengaruh secara parsial
terhadap pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
3. Diduga adanya pengaruh Return On Asset (ROA)secara parsial terhadap
pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
Ho : Return On Asset (ROA)tidak berpengaruh secara parsial
terhadap pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
H1 : Return On Asset (ROA)berpengaruh secara parsial terhadap
pembiayaan musyarakah pada bank umum syariah.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu dimulai dari
pengumpulan data-data, menggabungkan data tersebut berdasarkan
variabel, dan mengelola data hingga dapat memperoleh pokok
permasalahan yang akan diteliti. Penelitianini menggunakan data
sekunder, data sekunder merupakan kumpulan dari suatu lembaga
pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat yang
membutuhkan data. Penelitian ini diharapkan untuk mengetahui gambaran
mengenai kondisi, perubahan dan permasalahan yang terjadi pada tingkat
pertumbuhan perekonomian pada Perbankan Syariah.
Penelitian ini berkaitan dengan banyak variabel, namun penulis
hanya membatasi variabel tersebut menjadi variabel, Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Asset (ROA)
sebagai variabel independen dan pembiayaan musyarakah sebagai variabel
dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtun
waktu (time series) selama periode tahun 2011 sampai dengan 2015.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah.
Periode pengamatan 2011-2015, jumlah Bank Umum Syariah yang
beroperasi di Indonesia sebanyak sebelas bank. Pada penelitian ini dalam
47
pengolahan data menggunakan bantuan aplikasi eviews8 dan Microsoft
Excel.
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah subyek yang akan digunakan dari penelitian.
Sebelum menentukan sampel, maka terlebih dahulu peneliti harus
menentukan populasi. Populasi itu sendiri merupakan sekelompok
individu-individu atau objek yang memiliki standar-standar tertentu
dari ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Sugiyono
(2010:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Maka dari itu populasi bukan hanya orang, tetapi juga
obyek dan benda-benda alam yang lain.Populasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang
beroperasi di Indonesia dan telah mempublikasikan laporan
keuangannya secara lengkap dalam rentan waktu yang berturut-turut
pada periode 2011-2015.
48
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah data dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang ingin diteliti. Sampel adalah suatu
himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2009).
Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
dana pihak ketiga (DPK), capital adequacy ratio (CAR), return on
asset (ROA) dan Pembiayaan Musyarakah pada Bank Umum Syariah
periode tahun 2011-2015.Sampel yang dipilih adalah meurut aturan
umum bahwa pengambilan sampel disyaratkan minimal lima periode
untuk setiap independen. Hanya elemen populasi yang mempunyai
kriteria tertentu dari penelitian saja yang akan disajikan sampel. Maka
kriteria yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Bank Umum Syariah yang diteliti berdasarkan yang terdaftar pada
Bank Indonesia periode tahun 2011-2015.
2. Bank Umum Syariahlaporan keuangan secara konsisten yang telah
dipublikasikan oleh semua di Indonesia sejak periode tahun 2011-
2015.
3. Bank Umum Syariah yang telah menyajikan secara lengkap
laporan keuangan dan rasio-rasio yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
49
Tabel 3.1
Metode Pengambilan Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1. Populasi Bank Umum Syariah periode 2011-
2015
12
2. Menyajikan laporan tahunan dan laporan
keuangan pada periode pengamatan 2011–
2015 dan telah dipublikasikan di Bank Umum
Syariah.
12
4. Bank Umum Syariah yang rutin dalam
mempublikasikan perubahan data terkait
dalam dana pihak ketiga (DPK), capital
adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA)
dan pembiayaan musyarakah pada periode
pengamatan 2011 –2015
12
5. Jumlah Sampel Perusahaan yang telah berdiri
selama kurang lebih 5 tahun
11
6. Bank umum syariah yang sudah memenuhi
ketentuan dari variabel terkait.
7
Sumber : Data diolah
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank
Umum Syariah di Indonesia. Dengan runtun waktu berturut-turut yaitu
periode 2011-2015, dan berdasarkan jumlah Bank Umum Syariah yang
beroperasi di Indonesia yaitu sebanyak sebelas bank. Namun penelitian
ini berkaitan dengan banyak variabel, namun penulis hanya membatasi
menjadi variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan Return On Asset (ROA) sebagai variabel independen dan
pembiayaan musyarakah sebagai data dependen. Data yang digunakan
penelitian adalah data panel karena banyak objek dan banyak periode.
Karena keterbatasan waktu maka, objek yang diambil yaitu Bank
50
Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Bukopin
Syariah, BJB Syariah, Bank BCA Syariah, dan Bank Panin Syariah.
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No. Nama Bank
1. PT Bank Muamalat Indonesia
2. PT Bank Syariah Mandiri
3. PT Bank BRI Syariah
4. PT Bank Bukopin Syariah
5. PT Bank Jabar Banten Syariah
6. PT Bank BCA Syariah
7. PT Bank Panin Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia
C. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan merupakan data
sekunder dan bersifat kuantitatif. Menurut (Darmawan, 2013) data
sekunder yaitu data yang dapat diperoleh dari dokumen atau publikasi atau
laporan dari instansi maupun sumber data lainnya yang menunjang. Data
sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan
dipublikasikan kepada masyarakat yang membutuhkan data/pengguna
data. Data kuantitatif yaitu analisis yang berbentuk angka atau data yang
diangkakan. Pengumpulan data yang baik berhubungan langsung ataupun
tidak langsung dengan masalah penelitian, dilakukan dengan cara
penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian dilakukan untuk
51
memperoleh pengetahuan secara teoritis dengan cara membaca dan
mencatat dari berbagai literature, text book, artikel-artikel, buku-buku
ilmiah dan materi perkuliahan yang berhubungan dengan variabel yang
diteliti.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel
yaitu data dari gabungan perusahaan-perusahaan (cross setion) dengan
data antar waktu (time series). Dalam penelitian ini pengumpulan data
yang digunakan bersumber pada Statistik Perbankan Syariah Indonesia
yang tercantum pada situs resmi Bank Indonesia yaitu (www.bi.go.id) dan
OJK (www.ojk.go.id). Berdasarkan Bank Umum Syariah (BUS) yang ada
di Indonesia periode 2010-2015 terutama laporan komposisi pembiayaan
yang menjadi sampel penelitian ini.
Dan juga pengambilan data dalam penelitian ini terdiri dari studi
pustaka, yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data informasi dari
atikel, jurnal, literatur dan hasil penelitian terdahulu yang digunakan untuk
mempelajari dan memahami literatur yang membuat pembahasan yang
berkaitan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu
data yang dimana data tersebut berbentuk angka, penelitian ini
menggunakan kuantitatif deduktif yang dimulai dari keadaan umum
menuju hal-hal yang khusus.Pada penelitian ini dapat menggunakan model
regresi data panel dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS)
52
yaitu model yang mencari nilai residual sekecil mungkin dengan
menjumlahkan kuadrat residual (Widarjono, 2007).
Menurut Winarno (2009:41) OLS bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara suatu variabel dependen dan variabel independen, apabila
terdapat beberapa variabel independen. Maka analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini dengan bantuan aplikasi komputer yaitu, Microsoft
Office Excel 2007 dan aplikasi Eviews 8. Dalam penelitian ini variabel
independennya yaitu dana pihak ketiga (DPK), capital adequacy ratio
(CAR), dan return on asset (ROA) terhadap variabel dependen yaitu
pembiayaan musyarakah pada Bank Umum Syariah.
Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi data panel
yaitu dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). Berikut ini
merupakan pengujian pencari model yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Estimasi Model Data Panel
Menurut Widarjono (2007) untuk mengetahui bagaimana
mengestimasi parameter model dengan menggunakan data panel,
terdapat tiga teknik yang sering digunakan, antara lain:
a. Common Effect Model
Menurut Baltagi dalam Sembodo (2013) model tanpa
pengaruh individu (common effect) adalah dugaan yang
menggabungkan (pooled) yaitu seluruh data time series dan cross
section dengan menggunakan pendekatan terhadap OLS
(Ordinary Least Square) untuk menduga parameternya. Metode
53
OLS ini merupakan salah satu dari metode popular untuk
menduga parameter persamaan regresi linier.
b. Fixed Effect Model
Pada model fixed effect ini dilakukan pendekatan dengan
mengasumsikan bahwa itersep dari setiap individu adalah
berbeda sedangkan slope antara individu adalah tetap atau sama.
Model ini menggunakan variabel dummy untuk menangkap
adanya perbedaan intersep antar individu. Dan salah satu
kelebihan dari model fixed effect ini adalah asumsi data tersebut.
Maksudnya adalah suatu objek yang memiliki konstan yang sama
besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan
koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu
(Winarno, 2007).
c. Random Effect Model
Model yang dipakai dalam pendekatan Random Effect
mengasumsikan setiap perusahaan yang mempunyai perbedaan
intersep yang sama, intersep tersebut adalah variabel random atau
stokastik. Model ini juga berguna bagi individu yang mengambil
sebagai sampel yaitu dengan cara dipilih random dan merupakan
wakil populasi. Model ini juga dapat memperhitungkan bahwa
54
adanya error mungkin berkolerasi sepanjang cross section dan
time series.
2. Pemilihan Model Data Panel
Dalam pemilihan model regresi data panel dapat dilakukan
pemilihan terlebih dahulu antara lain tiga model yang ada yaitu
kuadrat terkecil Pooled Least Square (PLS), dalam metode efek tetap
(fixed effect model) dan metode efek random (random effect model).
Dalam pemilihan ini dapat dilakukan dengan uji chow dan uji
hausman. Berikut ini penjelasan dari kedua uji tersebut antara lain:
a. Uji Chow
Uji chow merupakan uji dari pemilihan model regresi untuk
memilih antara Common Effect Model dengan Fixed Effect
Model. Dalam uji chow hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Gunakan Common Effect Model
H1 : Gunakan Fixed Effect Model
Dalam uji chow ini dengan melihat dasar penolakan terhadap
hipotesis, dengan membandingkannya dalam perhitungan F-
Statistik dengan F-tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F-
hitung lebih besar dari F-tabel. Maka pada H0 ditolak, yang
berarti model yang tepat digunakan adalah Fixed Effect Model.
Dan sebaliknya, apabila F-hitung lebih kecil dari F-tabel maka
55
H0diterima dan model yang digunakanadalah Common Effect
Model.
b. Uji Hausman
Dalam uji hausman ini,dapat digunakan untuk menentukan
apakah menggunakan model Fixed Effect Model atau model
Random Effect Model yang paling tepat. (Nachrowi dan Usman,
2006). Adapun hipotesis yang digunakan uji hausman yakni:
H0 : Gunakan Random Effect Model
H1 : Gunakan Fixed Effect Model
Uji hausman ini berdasarkan pada ide Least Squares Dummy
Variables (LSDV) dalam metode ini ada metode Fixed effect dan
Generalizet Least Squares(GLS)dalam metode Random Effect
adalah efisien, sedngkan Ordinary Least Square dalam metode
Common Effect tidak efisien, dan di lain pihak alternatifnya
adalah metode OLS efisien dan GLS tidak efisien.
Menurut Sugiyono (2009) menyatakan bahwa hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Di mana rumusan masalah telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Maksudnya, dikatakan sementara
disini karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris.
56
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan agar hasil dari analisis regresi
memenuhi kriteria asumsi klasik untuk mendeteksi terjadi atau tidak
penyimpangan terhadap asumsi klasik dalam model regresi yang
digunakan, apabila dilakukan beberapa cara pengujian terhadap
gejala penyimpangan asumsi klasik. Ada empat asumsi dalam
pengujian yang dilakukan meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah residual
terdistribusi normal atau tidak. Menurut Winarno (2015) Uji
normalitas ini bertujuan untuk mengetahui data dalam variabel
yang akan digunakan dalam penelitian apakah mempunyai
distribusi normal atau tidak, data yang baik dan layak harus
mempunyai distribusi yang normal. Jadi, uji normalitas bukan
dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai
residualnya.
Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji Jarque Bera dan
Histogram test. Data yang dinilai normal maka baik untuk
dilanjutkan sebagai bahan penelitian. Maka langkah-langkah
pengujian normalitas data nilai residual terdistribusi normal
sebagai berikut:
57
Hipotesis:
H0 : Data berdistribusi Normal
H1 : Data berdistribusi tidak Normal
Bila probabilitas Obs*R2> 0,005 → signifikan, H0ditolak
Bila probabilitas Obs*R2> 0,005 →tidak signifikan, H0
ditolak
Maka H0pada data distribusi normal, uji Jarque-Bera di
distribusikan dengan X2 dengan derajat bebas (degree of
freedom) sebesar 2. Probabilitasnya menunjukan kemungkinan
nilai Jarque-Bera melebihi nilai terobservasi dibawah hipotesis
nol (Winarno, 2009).
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas mengandung arti bahwa antar variabel
independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang
sempurna, atau mendekati sempurna (koefisien kolerasinya yang
tinggi atau bahkan hanya satu). Artinya jika diantara perubahan-
perubahan bebas yang digunakan sama sekali tidak berkolerasi
satu dengan yang lainya maka dari itu bisa dikatakan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan antar variabel
independen dengan variabel independen lainya.
58
Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier
antar variabel independen (Winarno, 2011:51). Maka dalam
penelitian ini, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
linier antar variabel tersebut digunakan auxiliary. Akan tetapi
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara
variabel independen. Apabila variabel independen saling
berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali,
2011).
Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai
kolerasi antar variabel bebas sama dengan nol. Pada penelitian
ini, jika pendeteksian adanya multikolinieritas dengan koefisein
kolerasi cukup tinggi, misalkan diatas 0,8 maka akan diduga
terjadinya multikolinieritas pada model tersebut. Begitupun
sebaliknya, jika koefisiennya relative rendah dibawah 0,8 maka
diduga model tersebut tidak terjadi multikolinieritas.
Uji koefisein korelasinya mengandung unsur kolinieritas,
misalnya variabel X1 dengan X2. Maka langkah-langkah pada
pengujian ini sebagai berikut:
Bila r < 0,8 (tidak ada multikolinieritas)
Bila r < 0,8 (ada multikolinieritas)
Ada beberapa cara untuk mengatasi adanya masalah dalam
multikolinieritas antara lain: dapat melihat informasi sejenis yang
ada, mengeluarkan variabel bebas kolinier dari model,
59
mentransformasikan data variabel-variabel, mencari data-data
tambahan (Nachrowi, 2006: 104-107).
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Santoso (2010) uji heterokedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik merupakan
homoskedastisitas atau tidak terjadinya heteroskedastisitas.
Situasi pengujian pada heteroskedastisitas adalah deteksi untuk
melihat apakah variabel gangguan tidak konstan atau berubah-
ubah.
Pada penelitian ini, dalam pendeteksian ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan menggunakan uji white. Adapun
langkah-langkahpengujian ini sebagai berikut:
Hipotesis
Bila Probabilitas Obs*R2>0,05 → Signifikan, H0 diterima
Bila Probabilitas Obs*R2>0,05 → Tidak Signifikan, H1
ditolak.
Apabila nilai probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0,05
maka model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas. Dan
apabila probabilitas Obs*R2 lebih kecil dari 0,05 maka model
60
tersebut dapat dipastikan heteroskedastisitas. Namun adapun dasar
analisis pada pengujian heteroskedastisitas dalam mengambil
sebuah keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu, maka mengidikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2006) Autokorelasi dapat didefinisikan
sebagai “korelasi diantara anggota observasi yang diurut menurut
waktu (seperti deret berkala) atau ruang (seperti data lintas-
sektoral)”. Maka, autokorelasi yang berdasarkan observasi dengan
kurun waktu yang berturut-turut. Sedangkan menurut Winarno
(2015) Autokorelasi adalah hubungan antar residual satu observasi
dengan residul observasi lainnya. Autokerelasi lebih mudah timbul
pada data yang bersifat kurun waktu (time series), karena
berdasarkan pada sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh
data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap
kemungkinan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antar
objek (cross section).
61
Namun adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksiran
mempunyai varians tidak minimum dan uji-t tidak dapat
digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah pada
uji autokorelasi ini dapat dilihat dari nilai statistika yaitu
menggunakan metode Durbin-Watsondengan metode Breusch-
Godfrey. Hal ini dapat digunakan autokorelasi tingkat rendah. Uji
Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat popular
untuk menguji suatu ada atau tidaknya masalah autokorelasi dari
model empiris yang diestimasi. Berbeda halnya dengan uji
lagrange multiplier (LM Test) digunakan untuk sampel bersar
berdasarkan diatas 100 observasi.
4. Model Regresi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu pembiayaan
musyarakah adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
Ratio (CAR), dan Return On Asset (ROA) yang dinyatakan dalam
fungsi:
Y= f(X1,X2,X3)
Kemudian fungsi tersebut dimasukkan kedalam bentuk model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun bentuk
persamaannya sebagai berikut:
62
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
P_Musy = β0 + β1 DPK + β2 CAR + β3ROA + e
Dengan keterangan sebagai berikut:
Y : Jumlah Pembiayaan Musyarakah
β0 :Konstanta
β1, β2, β3, β4, : Koefisien regresi
XI :Dana Pihak Ketiga (DPK)
X2 : Capital Adequacy Ratio (CAR)
X3 : Return On Asset (ROA)
e : error
Nilai dari koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis.
Uji yang pertama dilakukan adalah uji normalitas dimana uji tersebut
untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.
Selanjutnya hal yang dilakukan adalah model persamaan yang
diperoleh dari pengelolaan data diupayakan tidak terjadinya
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
5. Uji Statistika
Analisis yang dilakukan melalui pendekatan analisis kuantitatif
yaitu dengan model regresi dan metode terkecil biasa (OLS). Untuk
mengetahui ada atau tidaknya variabel bebas terhadap variabel
terkait maka, dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan
63
pada penelitian ini. Data yang digunakan untuk mengetahui
hubungan dari variabel-variabel yang akan diteliti. Pengolahan data
menggunakan Software Micrososft Excel 2007 dan Eviews 8. Dalam
pengujian ini menggunakan Uji Statistika yang meliputi Uji-t, Uji-F
dan Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square). Menurut
Ghozali (2013) Pengujian uji Goodness Of Fit (Uji F) dilakukan
untuk mengetahui apakah variabel berpengaruh secara signifikan
atau tidak terhadap variabel terkait.
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
(independent) didefinisikan secara masing-masing parsial atau
individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terkait (dependent) pada tingkat signifikan 0,05 (5%) dengan
menganggap variabel bebas yang bernilai konstan (Narchrowi,
2006). Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauhnya
pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen
memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel dependen atau
tidak. Namun uji t digunakan untuk menentukan pengujian
hipotesis uji t. Untuk menguji pengaruh variabel independen
64
terhadap dependen secara individu dapat dibuatkan hipotesis
sebagai berikut:
Bila probabilitas ßi > 0,05 → Tidak Signifikan
Bila probabilitas ßi< 0,05 → Signifikan
b. Uji Simultan (Uji F)
Menurut Nachrowi (2006:16) Uji simultan (Uji F) dapat
digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas
(independent) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel terkait (dependent) pada tingkat signifikan 0,05 (5%).
Uji F ini pada dasarnya untuk membuktikan secara statistik
bahwa seluruh variabel independen secara bersama-sama
berpengaruhterhadap variabel dependen, dengan hipotesis yang
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan
disini dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel tidak bebas. Adapun hipotesis yang
digunakan antara lain:
Bila probabilitas ßi > 0,05 → Tidak Signifikan
Bila probabilitas ßi < 0,05 → Signifikan
Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, dimana
untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terkait atau
tidak.
65
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ajija (2011) uji koefisien determinasi atau disebut
koefisien R2 (Adjusted R-Square). Koefisien determinasi ini
menunjukkan kemampuan garis regresi yang menerangkan
variabel terkait (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas
(X). R2 ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variasi
varibel independen dapat menerangkan dangan baik terhadap
variasi variabel dependen. Untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap korelasi yang terkait ditemukan tersebut besar atau
kecilnya, maka dapat digunakan kriteria sebagai berikut
(Sugiyono, 2009):
Tabel 3.2
Kriteria untuk memberikan Interprestasi terhadap
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 0,1000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2009
E. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Darmawan (2013) Varibel penelitian pada dasarnya adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Namun hubungan antara satu variabel dengan
66
variabel lainnya, maka macam-macam variabel suatu penelitian dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, akan tetapi pada umumnya
variabel dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu variabel terikat (dependent) dan
variabel bebas (independent).
1. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung
pada variabel yang lain, yang artinya nilai itu merupakan
konsekuensi dari perubahan yang terjadi pada variabel bebas
(variabel independent). Dalam penelitian yang dilakukan peneliti,
maka yang menjadi variabel terikatnya adalah pembiayaan
musyarakah yang berfungsi sebagai variabel dependen.
2. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi
perubahan variabel dependen. Maka, dalam penelitian ini perubahan
yang terjadi pada variabel bebas adalah Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) yang
berfungsi sebagai variabel independen.
67
a. Dana Pihak Ketiga (X1)
Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari
masyarakat, yang berarti masyarakat sebagai individu,
perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan
lain-lain sebagainya, baik berupa mata uang rupiah maupun
dalam valuta asing. Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini dapat diperoleh dari laporan keuangan yaitu
statistik perbankan syariah berdasarkan tahunan pada Bank
Umum Syariah yang dinyatakan dalam bentuk rupiah pada
periode tahun 2011-2015.
b. Capital Adequacy Ratio (X2)
Menuurut Dendawijaya dan Prihatiningsih (2012) Capital
Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kinerja keuangan bank
sebagai indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank
yang disebabkan oleh aktiva berisiko. Semakin tinggi nilai CAR
mengidikasikannya bahwa bank telah mempunyai modal yang
cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung
risiko yang akan timbul. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan Bank
Umum Syariah yang dinyatakan dalam persen (%) pada periode
tahun 2011-2015.
68
c. Return On Asset (X3)
Return On Asset (ROA) adalah rasio yang dapat mengukur
kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan laba pada masa
lalu. Jika ROA suatu bank semakin besar, maka semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan
semakin baik posisi bank tersebut dari segi pengamanan asset.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari laporan keuangan Bank Umum Syariah yang dinyatakan
dalam persen (%) pada periode tahun 2011-2015.
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia
Bank dengan konsep syariah, secara kelembagaan pertama kali
didirikan pada tahun 1963 di Mesir, dengan nama bank syariah
Myt-Ghamr Bank. Pemimpin perintis usaha ini adalah Ahmad El
Najjar, yang permodalannya dibantu oleh Raja Faisal dari Arab
Saudi. Myt-Ghamr Bank dinilai sukses menggabungkan manajemen
perbankan Jerman dengan prinsip-prinsip muamalah berdasarkan
syariat Islam, dengan meng-aplikasikannya dalam pelayanan produk
bank yang efektif dan sesuai untuk daerah pedesaan, yang hampir
seluruh industrinya adalah industri pertanian. Namun karena persoalan
politik yang tidak mendukung, pada tahun 1967 Myt-Ghamr Bank
ditutup. Kemudian untuk menggantikan Myt-Ghamr Bank, pada tahun
1971, di buat kembali Bank Islam dengan nama Nasser Social Bank,
namun tujuan dari bank ini lebih bersifat sosial daripada komersil.
Perkembangan Bank Syariah memasuki fase yang baru pada
tahun 1974. Negara-negara yang tergabung di Organisasi Konfrensi
Islam bersepakat mendirikan sebuah institusi keuangan
yang menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profitsharing untuk
negara-negara anggota OKI. Maka didirikanlah Islamic
70
DevelopmentBank (IDB). Walaupun utamanya IDB adalah bank antar
pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek
pembangunan di negara-negara anggotanya, tetapi dalam prakteknya
bank ini menerapkan prinsip-prinsip dasar syariat terhadap dalam
pengelolaan keuangannya, dengan menghilangkan unsur-unsur bunga
atau ribadi dalam pelayanannya. Hal ini mengukuhkan IDB sebagai
institusi keuangan internasional yang berbasiskan syariah.
Pada tahun 1975, didirikan Bank syariah swasta pertama di
dunia di kota Dubai, yang diberi nama Dubai Islamic Bank. Pendirian
bank ini didanai oleh sekelompok pengusaha muslim dari berbagai
negara. Hal ini diikuti dengan didirikannya beberapa bank syariah di
negera-negara lainnya seperti Faysal Islamic Bank (1977) di Mesir dan
Sudan, dan Kuwait Finance House yang diprkarsai oleh pemerintahan
Kuwait. Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, Bank-bank
Islam bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan,
Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki.
Sedangkan di Indonesia sendiri, perkembangan Bank Syariah di
mulai pada tahun 1991, dengan didirikannya Bank Muamalat
Indonesia. Bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.Hingga tahun 2007
terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara
71
itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank
diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia
(Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero).Sistem syariah juga
telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah
berkembang 104 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
2. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Tahun 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk
kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia. Pada
tanggal 18 – 20 Agustus 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua,
Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih
mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta 22 – 25
Agustus 1990, yang menghasilkan amanat bagi pembentukan
kelompok kerja pendirian bank Islam di Indonesia. Kelompok kerja
dimaksud disebut Tim Perbankan MUI dengan diberi tugas untuk
melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang
terkait.
Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah
berdirilah bank syariah pertama di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat
Indonesia (BMI), yang sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1
Nopember 1991. Pada awal masa operasinya, keberadaan bank syariah
belumlah memperolehperhatian yang optimal dalam tatanan sektor
72
perbankan nasional. Landasanhukum operasi bank yang menggunakan
sistem syariah, saat itu hanya diakomodir dalam salah satu ayat tentang
"bank dengan sistem bagi hasil"pada UU No. 7 Tahun 1992; tanpa
rincianlandasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang
diperbolehkan”.
Pada tahun 1998, pemerintah dan DewanPerwakilan Rakyat
melakukan penyempurnaan UU No. 7/1992 tersebutmenjadi UU No.
10 Tahun 1998, yang secara tegas menjelaskan bahwaterdapat dua
sistem dalam perbankan di tanah air (dual banking system),yaitu sistem
perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Peluang ini
disambut hangat masyarakat perbankan, yang ditandai dengan
berdirinya beberapa Bank Islam lain, yakni Bank IFI, Bank Syariah
Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI, Bank
Bukopin, BPD Jabar dan BPD Aceh dll.
Pada akhir tahun 2013, fungsi pengaturan dan pengawasan
perbankan berpindah dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan.
Maka pengawasan dan pengaturan perbankan syariah juga beralih ke
OJK. OJK selaku otoritas sektor jasa keuangan terus menyempurnakan
visi dan strategi kebijakan pengembangan sektor keuangan syariah
yang telah tertuang dalam Roadmap Perbankan Syariah Indonesia
2015-2019 yang launching pada Pasar Rakyat Syariah 2014. Roadmap
ini diharapkan menjadi panduan arah pengembangan yang berisi
73
insiatif-inisiatif strategis untuk mencapai sasaran pengembangan yang
ditetapkan.
B. Gambaran Umum Penelitian
1. Perkembangan Pembiayaan Musyarakah Terhadap Bank Umum
Syariah Periode 2011-2015
Pembiayaan Musyarakah yaitu pembiayaan yang menggunakan
akad musyarakah dimana akad tersebut ditentukan dalam bentuk
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang
masing-masing pihak memberikan dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan.
Grafik 4.1
Perkembangan Rata-rata Pembiayaan Musyarakah
Sumber: Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 (data
diolah)
Berdasarkan Grafik 4.1, menjelaskan tentang perkembangan
pembiayaan musyarakah dari periode tahun 2011 sampai dengan 2015.
Pembiayaanmusyarakah yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan pendapatan dari bank dari segi pendanaan dalam bentuk
2012 2013 2014 20150
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
2011
Pembiayaan Musyarakah
74
simpanan yang menggunakan akad musyarakah terhadap bank umum
syariah.
Tabel 4.1
Perkembangan Pembiayaan Musyarakah
Tahun Pembiayaan
Musyarakah
2011 2.880.601
2012 3.832.252
2013 5.050.697
2014 30.834.049
2015 6.547.966 Sumber: BI dan OJK, Statistik Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Pada tabel 4.1, menjelaskan bahwa perkembangan pembiayaan
musyarakah pada periode 2011-2015 dapat dilihat sejauh ini
pembiayaan musyarakah pada tahun 2011 hingga tahun 2014 secara
terus menerus mengalami kenaikan yaitu sebesar 30.834.049.
sementara itu pembiayaan musyarakah pada tahun 2015 mengalami
penurunan sangat rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya yaitu sebesar 6.547.966.
2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Bank Umum
Syariah Periode 2011-2015
Dana Pihak Ketiga merupakan dana yang dihimpun dari
masyarakat yang memiliki kelebihan dana, penghimpunan dana
tersebut dalam bentuk tabungan, deposito dan giro. Dana Pihak Ketiga
ini merupakan sumber dana yang sangat penting untuk kegiatan
operasional suatu bank.
75
Grafik 4.2
Perkembangan Rata-rata Dana Pihak Ketiga (DPK)
Sumber: Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 (data
diolah)
Berdasarkan Grafik 4.2 di atas nilai rata-rata Dana Pihak Ketiga
(DPK) Pada Bank Umum Syariah mengalami Fluktuatif selama
periode penelitian. rata-rata Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank
umum syariah mengalami peningkatan terus menerus dari tahun 2011
sampai 2015 dalam satuan miliaran rupiah.
Tabel 4.2
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Tahun Dana Pihak Ketiga
(DPK)
2011 136.125
2012 162.965
2013 180.626
2014 198.778
2015 222.573 Sumber: BI dan OJK, Statistik Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Berdasarkan tabel 4.2, menjelaskan bahwa pada tahun 2011
sebesar 136.125 miliar rupiah, selanjutnya pada tahun 2012 sebesar
162.965 miliar rupiah, kemudian pada tahun 2013 sebesar 180.626
2012 2013 2014 20150
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
2011
DPK
76
miliar rupiah, pada tahun 2014 sebesar 198.778 miliar rupiah dan pada
tahun 2015 sebesar 222.573 miliar rupiah. Dapat dilihat tingkat Dana
Pihak Ketiga (DPK) Pada Bank Umum Syariah periode tahun 2011-
2015 terus meningkat hal ini menunjukan bahwa semakin percayanya
masyarakat untuk menanamkan dananya pada bank syariah.
3. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Bank
Umum Syariah Periode 2011-2015
Capita Adequacy Ratio (CAR)yaitu rasio untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menutupi risiko-risiko
kerugian yang dihadapi oleh bank.
Grafik 4.3
Perkembangan Rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR)
Sumber: Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2011-2015 (data
diolah)
Pada Grafik 4.3 di atas, menjelaskan tentang perkembangan
Capital Adequacy Ratio (CAR) dari periode tahun 2011 sampai
dengan 2015. CARyang dimaksud dalam penelitian ini
2012 2013 2014 2015
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2011
CAR
77
merupakanrasio pemodalan untuk pengembangan suatu usaha.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber dana yang
dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan
mengantisipasi potensi kerugian yang terjadi apabila diakibatkan oleh
pembiayaan musyarakah. Maka semakin tinggi persentase tingkat
kecukupan modal (CAR) mengidentifikasikan bahwa bank telah
mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhan serta
dapat menanggung risiko yang ada termasuk didalam pembiayaan
tersebut.
Tabel4.3
Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR)
Tahun Capital Adequacy
Ratio (CAR)
2011 41,19
2012 29,17
2013 26,2
2014 27,92
2015 28,87 Sumber: BI dan OJK, Statistik Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Berdasarkan tabel 4.3, menjelaskan bahwa nilai Capital
Adequacy Ratio (CAR) tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar
41,19%. Sedangkan nilai Capital Adequacy Ratiomengalami
penurunanpada tahun 2012 sebesar 29,17% hingga tahun 2013 sebesar
26,2%. Dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 27,92%.
Pada tahun 2015 Capital Adequacy Ratiomengalami peningkatan
sebesar 28,87%.
78
4. Perkembangan Return On Asset (ROA) Terhadap Bank Umum
Syariah Periode 2011-2015
Return On Asset (ROA) yaitu semakin besar tingkat keuntungan
ROA yang didapat oleh bank, maka akan semakin besar pula upaya
manajemen menginvestasikan keuntungan tersebut dengan berbagai
kegiatan yang menguntungkan manajemen, terutama dengan
penyaluran pembiayaan. Selain itu juga semakin besar suatu bank
dapat menghasilkan laba, maka berarti bank tersebut sudah efektif
dalam mengelola assetnya.
Grafik 4.4
Perkembangan Rata-rata Return On Asset (ROA)
Sumber: Laporan Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2011-2015
(data diolah)
Berdasarkan Grafik 4.4, menjelaskan tentang perkembangan
Return On Asset (ROA) dari periode tahun 2011 sampai dengan 2015.
ROAyang dimaksud dalam penelitian ini merupakanrasio yang
menunjukan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan dalam suatu bank
syariah. ROA dapat mengukur efektivitas dalam melihat kemampuan
2011 2012 2013 2014 20150
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
ROA
79
perusahaan yang menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. ROA
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Maka apabila ROA pada
suatu bank semakin tinggi, maka semakin besar pula tingkat
keuntungan yang akan dicapai pada bank tersebut dan semakin besar
juga posisi bank tersebut dari segi pengamanan assetnya.
Tabel 4.4
Perkembangan Return On Asset (ROA)
Tahun Return On Asset
(ROA)
2011 1,34
2012 1,56
2013 1,18
2014 0,74
2015 0,92 Sumber: BI dan OJK, Statistik Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Pada Tabel 4.4 di atas, nilai Return On Asset (ROA) tertinggi
pada tahun 2012 yaitu sebesar 1,56%. Sedangkan nilai terendah pada
Return On Asset yaitu pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,74%. Dan
mengalami peningkatan lagi pada tahun 2015 sebesar 0,97%.
C. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,
2009).
80
Data-data yang diperoleh dari Bank Umum Syariah belum
terorganisir dengan baik. Maka data-data tersebut perlu diolah dan disusun
secara sistmatis sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepentingan. Namun langkah awal yang harus dilakukan adalah
dengan membuat analisis deskriptif. Analisis deskriptif atas data yang
telah menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
dibawah ini.
Tabel4.5
Analisis Deskriptif
PEM_MUSYA DPK CAR ROA
Mean 4802093. 18021387 19.43914 1.137143
Median 1169237. 4756303. 14.80000 1.000000
Maximum 20192427 63306505 61.98000 3.290000
Minimum 48662.00 864.1000 11.03000 -0.040000
Observations 35 35 35 35
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui nilai rata-rata dari
pembiayaan musyarakah pada perbankan syariah di Indonesia periode
2011-2015 adalah 4802093. Nilai maksimum pembiayaan sebesar
20192427 terdapat pada Bank Muamalat pada tahun 2015. Nilai minimum
pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia sebesar 48662 terdapat
pada Bank Panin Syariah pada tahun 2011.Variabel DPK menunjukkan
nilai rata-rata sebesar 18021387 dari seluruh bank umum syariah di
Indonesia periode 2011-2015. Nilai maksimum variabel ini terdapat pada
Bank BJB Syariah pada tahun 2015 dengan jumlah sebesar 63306505.
Nilai minimum variabel DPK sebesar 864,1 terdapat pada Bank BCA
Syariah pada tahun 2011.
81
Nilai rata-rata untuk variabel CAR dari seluruh bank umum syariah di
Indonesia periode 2011-2015 adalah sebesar 19,43914. Nilai maksimum
variabel ini terdapat pada Bank Panin Syariah tahun 2013 dengan jumlah
sebesar 61,98. Nilai minimum variabel CAR sebesar 11,03 terdapat pada
Bank Muamalat tahun 2012.Variabel ROA menunjukkan nilai rata-rata
sebesar 1,137143 dari seluruh bank umum syariah di Indonesia periode
2011-2015. Nilai maksimum variabel ROAterdapat pada Bank Panin
Syariah tahun 2012 dengan jumlah sebesar 3,29. Nilai minimum variabel
ROAsebesar -0,04 terdapat pada Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun
2014.
D. Hasil Analisis Dan Pembahasan
1. Estimasi Model Data Panel
a. Uji Chow
Uji chow merupakan pengujian dari pemilihan model regresi
untuk memilih antara Common Effect Model atauFixed Effect
Model.
Tabel 4.6
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 27.608769 (6,25) 0.0000
Cross-section Chi-square 71.105201 6 0.0000
Sumber: Hasil Olah Data
82
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai
probabilitas (prob.) untuk Cross-section F sebesar 0,0000 yang
artinya nilai ini berada dibawah nilai 0,05 (tingkat signifikan atau
alpha), sehingga model yang paling tepat untuk penelitian ini
adalah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang terpilih
menggunakan uji Hausman.
b. Uji Hausman
Menurut Nachrowi dan Usman (2006) Dalam uji hausman ini
digunakan untuk menentukan apakah menggunakan model Fixed
Effect Model atau model Random Effect Model yang paling
tepat.Dalam uji hausman ini juga dinyatakan bahwa hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2009).
Tabel 4.7
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.839237 3 0.8401 Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.7diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
probabilitas cross section random adalah 0,8401 atau > 0,05,
maka model yang terpilih Random Effect Model bukan Fixed
83
Effect Model, yang berarti penelitian ini menggunakan model
Random Effect.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Winarno (2015) Uji normalitas ini bertujuan untuk
mengetahui data dalam variabel yang akan digunakan dalam
penelitian apakah mempunyai distribusi normal atau tidak, data
yang baik dan layak harus mempunyai distribusi yang normal.Ada
dua cara untuk mendekteksi apakah residual berdistibusi normal
atau tidak. Dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik,
namun dalam penelitian ini menggunakan uji statistik untuk
mengetahui normalitas data dengan melakukan berbandingan nilai
Jarque-Bera hitung dengan Chi Square tabel. Berikut ini uji
normalitas :
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2015
Observations 34
Mean -1.38e-15
Median -0.226549
Maximum 1.793837
Minimum -1.945838
Std. Dev. 1.067023
Skewness 0.060309
Kurtosis 2.055249
Jarque-Bera 1.285064
Probability 0.525959
Sumber: Hasil Olah Data
84
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat grafik hasil pengujian
normalitas bahwa data dalam penelitian ini bersifat normal. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan nilai Jarque-Bera sebesar 1,285064 dan
Probability sebesar 0,525969 diatas signifikan 0,05. Maka dari itu
dalam penelitian ini terdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan
persyaratan normalitas dapat terpenuhi.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan antar variabel independen dengan
variabel independen lainya.
Tabel4.8
Hasil Uji Multikolineritas
DPK CAR ROA
DPK 1.000000 -0.308751 0.395933
CAR -0.308751 1.000000 0.252679
ROA 0.395933 0.252679 1.000000
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi
variabel independen antara DPK dan CAR maupun sebaliknya
sebesar -0,308751, antara DPK dan ROAmaupun sebaliknya
sebesar 0,395933, antara CAR dan ROA maupun sebaliknya
sebesar 0,252679. Terlihat dari Tabel 4.4 diatas nilai korelasi
variabel independen yaitu (DPK,CAR,dan ROA) tertinggi hanya
mencapai 0,395933 yaitu antara DPK dan ROA maupun
sebaliknya. Karena nilai 0,395933 < 0,8 maka diputuskan tidak
85
terdapat multikolinieritas sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian
selanjutnya yaitu uji heteroskedastisitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Santoso (2010) uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Tabel 4.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.023483 Prob. F(9,24) 0.4499
Obs*R-squared 9.430082 Prob. Chi-Square(9) 0.3986
Scaled explained SS 3.873691 Prob. Chi-Square(9) 0.9195
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai OBS*R2
adalah sebesar 9,430082 dan probabilitas dari chi-square sebesar
0,3986 yang lebih besar dari nilai α = 5%, maka dalam hal ini Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak
bersifat Heteroskedastisitas. Setelah dilakukan uji white
Heteroskedastisitas tersebut, kemudian dilanjutkan dengan uji
Autokorelasi.
86
d. Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2006) Autokorelasi dapat didefinisikan
sebagai “korelasi diantara anggota observasi yang diurut menurut
waktu (seperti deret berkala) atau ruang (seperti data lintas-
sektoral)”.
Tabel4.10
Hasil uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.542963 Prob. F(2,28) 0.5870
Obs*R-squared 1.269394 Prob. Chi-Square(2) 0.5301 Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan dari Tabel 4.10 hasil uji autokorelasi dapat dilihat
nilai Prob-F sebesar 0,5870, dimana nilai tersebut lebih besar dari
0,05 (tingkat signifikansi atau alpha) maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi dalam penelitian ini.
3. Analisis Regresi Data Panel
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah
regresi data panel. Metode ini dirasa tepat karena jenis data yang
digunakan merupakan data gabungan dari time series dan cross
section (data panel). Hasil pengujian regresi data panel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
87
Tabel 4.11
Hasil Regresi Data Panel
Dependent Variable: (PEM_MUSYA)
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 23:59
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. (DPK) 0.963219 0.090427 10.65188 0.0000
(CAR) -0.843505 0.239172 -3.526767 0.0014
(ROA) -0.066499 0.068322 -0.973312 0.3382
C 3.144503 1.839763 1.709189 0.0977 Weighted Statistics R-squared 0.698510 Mean dependent var 1.154384
Adjusted R-squared 0.668361 S.D. dependent var 0.773854
S.E. of regression 0.443037 Sum squared resid 5.888463
F-statistic 23.16861 Durbin-Watson stat 1.291194
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Hasil Olah Data
Persamaan regresi data panel yang diperleh adalah sebagai berikut:
Y= β0 + β1 DPK + β2CAR + β3ROA+ e
Pembiayaan= 3,144503+0,963219 - 0,843505- 2586293+ e
Keterangan:
DPK = Dana Pihak Ketiga periode 2011-2015
CAR = CapitalAdequacy Ratio Periode 2011-2015
ROA = Return On Assetsperiode 2011-2015
88
a. Pengaruh DPK, CAR dan ROA Terhadap Pembiayaan
Musyarakah Secara Parsial
Berdasarkan pengujian signifikansi parsial atau yang lebih
dikenal dengan uji t, dapat diketahui besar pengaruh atau tidaknya
dari variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) terhadap
variabel dependen (Pembiayaan Musyarakah) secara parsial atau
masing-masing variabel.
Tabel4.12
Hasil Uji t
Dependent Variable: (PEM_MUSYA)
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 23:59
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. (DPK) 0.963219 0.090427 10.65188 0.0000
(CAR) -0.843505 0.239172 -3.526767 0.0014
(ROA) -0.066499 0.068322 -0.973312 0.3382
C 3.144503 1.839763 1.709189 0.0977 Effects Specification
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan Tabel 4.12, dapat dilihat nilai probabilitas
masing-masing variabel yang kemudian disimpulkan dalam tabel
4.12 hasil uji statistik t, dapat diketahui bahwa variabel ROA tidak
berpengaruh terhadap pembiayaanmusyarakah karena nilai
probabilitasnya diatas 0,05 yaitu sebesar 0,3382, sedangkan
variabel DPK dan CAR berpengaruh terhadap
89
pembiayaanmusyarakahkarena nilai probabilitas keduanya di
bawah 0,05.
b. Pengaruh DPK, CAR dan ROA Terhadap Pembiayaan
Musyarakah Secara Simultan
Pengujian simultan ini menggunakan Uji F, yang bertujuan
untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen (Dana
Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return
On Asset (ROA) terhadap variabel dependen (Pembiayaan
Musyarakah) secara bersama-sama atau simultan.
Tabel4.13
Hasil Uji F
R-squared 0.698510 Mean dependent var 1.154384
Adjusted R-squared 0.668361 S.D. dependent var 0.773854
S.E. of regression 0.443037 Sum squared resid 5.888463
F-statistic 23.16861 Durbin-Watson stat 1.291194
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas dapat dilihat hasil
perhitungan dari uji F menunjukkan bahwa nilai probabilitas f-
statistik sebesar 23,16861dengan tingkat signifikan 0,000000.
karena tingkat signifikan inikurang dari 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel DPK, CAR, dan ROA secara bersama-
sama (simultan) berpengaruh terhadap
Pembiayaanmusyarakahpada Bank Umum Syariah atau dengan
kata lain penelitian ini layak untuk digunakan.
90
c. Koefisien Determinasi (Adjust R2)
Pengujian koefisien determinasi ini digunakan untuk melihat
pengaruh penambahansuatu variabel independen kedalam suatu
persamaan regresi yaitu menggunakan nilai Adjusted R-Squared.
Nilai Adjusted R2 telah dibebaskan dari pengaruh derajat kebasaan
(degree of freedom) sehingga nilai tersebut bener-bener
menunjukan pengaruh bagaimana pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
Tabel4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
R-squared 0.698510 Mean dependent var 1.154384
Adjusted R-squared 0.668361 S.D. dependent var 0.773854
S.E. of regression 0.443037 Sum squared resid 5.888463
F-statistic 23.16861 Durbin-Watson stat 1.291194
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Hasil Olah Data
Dalam Pengujian ini dengan menggunakan eviews 8 dapat
dilihat pada tabel 4.10 bahwa dapat dianalisis nilai adjusted R2
sebesar 0,668361yang menandakan variasi perubahan pada
Pembiayaan Musyarakah sebagai variabel dependen (Y) dijelaskan
secara bersama-sama oleh variabel independen yaitu DPK (X1),
CAR (X2), ROA(X3) sebesar 66,8 persen, sedangkan sisanya
sebesar 33,2 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
91
E. Interpretasi Data
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan
Musyarakah
Sebagaimana hasil penelitian menggunakan eviews 8 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel Dana Pihak Ketiga
(DPK) berpengaruh terhadap variabel pembiayaan musyarakah.
pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.12 dimana nilai
probabilitas variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah sebesar 0,0000.
Nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga
dapat dipastikan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap pembiayaan
musyarakah.
Bank Umum Syariah dalam membiayai suatu pembiayaan
musyarakah perlu melihat banyaknya dana yang terdapat dalam bank
syariah tersebut, dan dana pihak ketiga merupakan salah satu sumber
dana yang dikumpulkan oleh bank umum syariah. Dengan
terkumpulnya dana pihak ketiga dalam jumlah banyak, bank umum
syariah juga bisa mengeluarkan pembiayaan musyarakah dengan
jumlah banyak, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan
bahwa ada hubungan signifikan terhadap dana pihak ketiga dengan
pembiayaan musyarakah.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian dari Pinaringani
(2011) yang menyatakan bahwa, semakin meningkatnya dana pihak
ketiga (DPK) yang dikumpulkan oleh bank syariah maka
92
kemungkinan semakin meningkat pula pembiayaan atau penyaluran
dana yang diberikan bank syariah kepada masyarakat. Sehingga
hubungan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan adalah
signifikan. Akan tetapi penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
dari Wibowo (2007), bahwa besar kecilnya penyaluran dana yang
diberikan bank syariah sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya DPK.
2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan
Musyarakah
Pada variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki
pengaruh terhadap pembiayaan musyarakah. Pernyataan ini dapat
dibuktikan dengan melihat tabel 4.12 yang menunjukan bahwa nilai
probabilitas variabel tingkat CAR adalah sebesar 0,0014. Nilai
probabilitas kurang dari tingkat signifikan 0,05, sehingga dapat
dipastikan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap pembiayaan
musyarakah.
Karena Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap
pembiayaan musyarakah. Maka CAR dapat digunakan untuk
memprediksi pembiayaanmusyarakah karenadari hasil uji secara
parsial menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antaravariabel ini
dengan pembiayaanmusyarakah.Berdasarkan hasil yangsignifikan,
berartibank dapat menggunakan CAR dalam pembiayaanmusyarakah
karena kecukupan modalbank sering terganggu karena pembiayaan
93
yang berlebihan. Dikarenakan bank dapat menjaga kestabilan
permodalannya diatas batas minimum yaitu 8% yang telah ditetapkan
sehingga bank mampu menutupi kerugian dalam pembiayaan dan
perdagangan surat-surat berharga, maka dari itu pembiayaan
musyarakah pun akan tetap aman.
Hasil penelitian ini didukung berdasarkan penelitian Liliani,
Khairunnisa (2014) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio
(CAR) secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan bagi hasil.
Namun menurut penelitian Wuri, Harjum (2012) yang menyatakan
bahwaCapital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan, CAR tidak dapat digunakan untuk memprediksi
penyaluran pembiayaan karena hasil uji secara parsial menunjukan
tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel dengan penyaluran
pembiayaan.
3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Pembiayaan
Musyarakah
Pada variabel Return On Asset (ROA) tidak memiliki pengaruh
terhadap pembiayaan musyarakah. Pernyataan ini dapat dibuktikan
dengan melihat table 4.12yang menunjukan bahwa nilai probabilitas
variabel tingkat ROA adalah sebesar 0,3382. Nilai probabilitas
variabel ROA dikatakan tidak berpengaruh karena berada diatastingkat
94
signifikan 0,05. Sehingga dapat dipastikan bahwa variabel ini tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan musyarakah.
Semakin tinggi nilai ROA yang diperoleh Bank, maka semakin
besar pula pendapatan Bank dan semakin besar pula tingkat bagi hasil
yang diberikan olehBank Syariah kepada nasabah. Meskipun hasilnya
tidaksignifikan, bukan berarti bank dapat mengabaikan ROA dalam
penyaluran pembiayaankarena semakin besar tingkat keuntungan
(ROA) yang didapat oleh bank, maka semakinbesar pula upaya
manajemen menginvestasikan pendapatan tersebut dengan
berbagaikegiatan yang menguntungkan manajemen, terutama dangan
pembiayaanmusyarakah.
Hasil penelitian ini didukung berdasarkan penelitian Liliani,
Khairunnisa (2014) yang menyatakan bahwa Return On Asset (ROA)
tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial pada
pembiayaan bagi hasil.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dari hasil penelitian regresi data panel
mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan Return On Asset (ROA) terhadap pembiayaan musyarakahpada
Bank Umum Syariah periode 2011-2015 yang telah dilakukan oleh
peneliti pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengujian secara bersama-sama (simultan) variabel
independen (Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio dan Return
On Asset)memiliki pengaruh bersama-sama secara signifikan terhadap
pembiayaan musyarakahpada bank umum syariah.
2. Berdasrkan pengujian secara individu (parsial) variabel Dana Pihak
Ketiga (DPK) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
pembiayaan musyarakah pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2011-2015.
3. Berdasrkan pengujian secara individu (parsial) variabel Capital
Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel pembiayaan musyarakahpada Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2011-2015.
96
4. Adapun beberapa alasan untuk hipotesis yang tidak berpengaruh
signifikan. Dengan kemungkinan karena beberapa sebab sebagai
berikut :
a. akibat perbedaan dalam pengelolaan dan pemrosesan data dengan
penelitian terdahulu yang menggunakan analisis regresi berganda,
sedangkan penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel
sebagai akibat jumlah data (n) nya kurang dari 100.
b. proxy yang digunakan untuk mengukur variabel independen kurang
akurat mempengaruhi terhadap variabel dependen,sehingga
sebaiknya menggunakan proxy lain yang lebih kuat mewakili.
B. Implikasi
Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, penelitian mengenai
pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan
Return On Asset (ROA) sebagai variabel independen. Dan pembiayaan
musyarakah sebagai variabel dependen. Periode yang digunakan 2011-
2015. Agar dapat memperoleh gambaran yang lebih mendalam serta
komprehensif maka penulis menyarankan beberapa hal antara lain:
1. Untuk tetap menjaga kinerja perbankan syariah di indonesia, agar
nasabah menginvestasikan dananya pada Bank Umum Syariah maka
yang harus dilihat yaitu bank dapat meningkatkan Dana Pihak Ketiga
(DPK) karena semakin besar dana yang dihimpun maka semakin besar
juga tingkat keuntungan bank. Selain itu, Bank Umum Syariah juga
97
harus meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On
Asset (ROA) sehingga tidak mengganggu kegiatan operasional bank
umum syariah.
2. Bagi civitas akademika dapat menambahkan informasi sumbangan
pemikiran dan bahan kajian penelitian.
3. Bagi investor agar menanamkan modalnya di Bank Syariah, sehingga
pihak bank mampu menyalurkan dananya kepada masyarakat yang
membutuhkan dana.
4. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan lima tahun
penelitian, diharapkan peneliti berikutnya dapat meneliti dengan waktu
penelitian yang lebih panjang sehingga akan menambah jumlah
sampel.
5. Peneliti ini menggunakan metode analisis regresi data panel dalam
melakukan penelitian, di harapkan peneliti berikutnya untuk dapat
lebih dikembangkan.
98
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Algaound, Latifa M dan Mervyn K. Lewis. Perbankan Syariah Prinsip,
Praktek, prospek,Serambi, 2003.
Ali, Mashud. Asset Liability Management: Menyiasati Risiko Pasar dan
Risiko Operasional. Jakarta: PT. Gramedia, 2004.
Antonio, Muhammad Syafi’i.“Bank Syariah dari Teori ke Praktek”,Gema
InsaniPress, Jakarta, 2001.
Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Jakarta: Pustaka
Alvabet,2009.
Ascarya, dan Diana Yumanita.“Bank Syariah: Gambaran Umum, Seri
Kebanksentralan Nomor 14”, Bank Indonesia Pusat Pendidikan
dan StudiKebanksentralan, Jakarta, 2005.
Bastian, Indra dan Suhardjono. Akuntansi Perbankan, Makassar: Salemba
empat, 2006.
Burhanuddin S. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Bagi Hasil Pada BMI”. Skripsi Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi
Universitas Indonesia.
Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia.
__________,Lukman.2005. “Manajemen Perbankan”,Edisi Kedua, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2009.
Ghozali, Imam “Aplikasi analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
19”. (Semarang : 2011).
Irmayanti, Juli, dkk. “Bank dan Lembaga Keuangan”, Jakarta: Universitas
Trisakti, 2007.
Karim, A. Adiwarman.”Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”. Jakarta: PT
Rja Grafindo Persada,2004.
_____, A. Adiwarman.”Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”. Jakarta: PT
Rja Grafindo Persada,2008.
99
Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Edisi Revisi, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008.
_____,. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010.
Kuncoro, Mundrajat. “Metode Riset Untuk Bisnis Ekonomi Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis?”, Erlangga, Jakarta, 2009.
Kuncoro, M. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta:BPFE.
Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”.Yogyakarta: Ekonisia,2010.
Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”. Edisi Revisi, Yogyakarta: UUP
AMP YKPN, 2002.
Nachrowi, Djalal N dan Usman Hardius. “Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”. Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2006.
Rodoni, Ahmad & Ali, Herni. “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2014.
Sjahdaeni, Sutan Remi. 2010. Perbankan Syariah: Produk-produk dan Aspek-
aspek Hukumnya.Jakarta: PT. Jayakarta Agung Offset.
Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Jakarta: Intermedia,2004.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2010.
Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka
Setia.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika: Teori dan aplikasi untuk ekonomi dan
bisnis”, edisi kedua. (Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia.
Yogyakart: 2007).
100
B. Penelitian/Jurnal
Aditya, Tenny dan Nana. “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Biaya
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Suku
Bunga, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing
Financing (NPF) Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Murabahah”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Volume 5, Nomor 1,
2015.
Ernawati. “Risk of Profit Loss Sharing Financing: The Case of Indonesia”.
Journal of Islamic Economic, Volume 8, Nomor 1, 2016.
Fahruddin, Zakki. “Pengaruh Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Credit Risk,
Dana Pihak Ketiga dan Jaringan Terhadap Pembiayaan Pada
Bank Umum Syariah Tahun 2006-2008”, 2009.
Firas, Said dan Majed. “The Relationship Between The ROA, ROE, dan ROI
Ratios With Jordanian Insurance Public Companies Market Share
Prices”, International Journal of Humanities and Science, Volume
2, Nomor 11, 2012.
Hasan, Ahmet. “Determinants of Capital Adequacy Ratio in Turkish Banks : A
Panel Data Analysis”, African Journal Of Business Management,
Volume 5, Nomor 27, 2011.
Ogilo, Fredrick. “Effects of Financial Instruments On Performance of Islamic
Banks in Kenya”, The International Journal of Business &
Management, Volume 4, Nomor 8, 2016.
Prihatiningsih, “Dinamika Financing To Deposit Ratio (FDR) Pada
Perbankan Sayriah Tahun 2006-2011”, Jurnal Orbith, Vol. 8 No. 3
November 2012.
Susilowati, Enny. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
Ratio (CAR) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap
Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015”,
2016.
101
LAMPIRAN
Lampiran 1:
Data Variabel Independen dan Variabel Dependen periode 2011-2015
No Nama Bank Tahun Pembiayaan
Musyarakah
DPK (Juta
Rupiah) CAR ROA
1 Bank
Muamalat
2011 8176819 26658.09 11.78 1.13
2012 12819798 34894.83 11.03 0.2
2013 18673772 41789.66 14.43 0.27
2014 195495250 51206.34 13.91 0.17
2015 20192427 45032.65 12.36 0.2
2
Bank
Syariah
Mandiri
2011 9702953 42618000 14.57 1.95
2012 10210577 47409000 13.82 2.25
2013 10752404 56461000 14.1 1.53
2014 10337084 59821000 14.12 -0.04
2015 13111451 62113000 12.85 0.56
3 Bank BRI
Syariah
2011 1123372 9906412 14.74 0.2
2012 1737831 11948889 11.35 1.19
2013 3033517 13794869 14.49 1.15
2014 4005308 16711516 12.69 0.08
2015 4962346 19648782 13.94 0.76
4
Bank
Syariah
Bukopin
2011 413971 3272263 15.29 0.52
2012 645993 2850754 12.78 0.55
2013 849992 3272262 11.1 0.69
2014 1169237 3994957 14.8 0.27
2015 1636389 4756303 16.31 0.79
5
Bank Jabar
Banten
Syariah
2011 504655 39042777 18.36 2.65
2012 841992 50607925 18.11 2.46
2013 821829 49996607 16.51 2.61
2014 767796 53487890 16.08 1.92
2015 726254 63306505 15.95 2.04
6 Bank BCA
Syariah
2011 193776 864.1 45.9 0.9
2012 339617 1261.7 31.5 0.8
2013 532542 1703 22.4 1
2014 810923 2378.7 29.8 0.8
2015 1132524 3275.1 34.3 1
7 Bank Panin
Syariah
2011 48662 420757 167.70 2.06
2012 229960 1223290 105.66 3.48
2013 690827 2870310 90.40 1.03
2014 3252749 5076082 94.04 1.99
2015 4074372 5928345 96.43 1.14 Sumber : Microsoft Office Excel 2007 (dataolah data)
102
Lampiran 2:Etsimasi Data Panel
Dependent Variable: (PEM_MUSYA)
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 23:59
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. (DPK) 0.963219 0.090427 10.65188 0.0000
(CAR) -0.843505 0.239172 -3.526767 0.0014
(ROA) -0.066499 0.068322 -0.973312 0.3382
C 3.144503 1.839763 1.709189 0.0977 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 1.272498 0.9696
Idiosyncratic random 0.225407 0.0304 Weighted Statistics R-squared 0.698510 Mean dependent var 1.154384
Adjusted R-squared 0.668361 S.D. dependent var 0.773854
S.E. of regression 0.443037 Sum squared resid 5.888463
F-statistic 23.16861 Durbin-Watson stat 1.291194
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Eviews 8 (dataolah data)
Lampiran 3: Model Fixed Effect
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 27.608769 (6,25) 0.0000
Cross-section Chi-square 71.105201 6 0.0000 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
103
Lampiran 4: Model Random Effect
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.839237 3 0.8401 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
Lampiran 5: Tahap Analisis Data
a. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 27.608769 (6,25) 0.0000
Cross-section Chi-square 71.105201 6 0.0000 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
b. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.839237 3 0.8401 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
104
Lampiran 6: Uji Klasik
a. Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2015
Observations 34
Mean -1.38e-15
Median -0.226549
Maximum 1.793837
Minimum -1.945838
Std. Dev. 1.067023
Skewness 0.060309
Kurtosis 2.055249
Jarque-Bera 1.285064
Probability 0.525959
Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
b. Uji Multikolinearitas
DPK CAR ROA
DPK 1.000000 -0.308751 0.395933
CAR -0.308751 1.000000 0.252679
ROA 0.395933 0.252679 1.000000
Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
c. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.023483 Prob. F(9,24) 0.4499
Obs*R-squared 9.430082 Prob. Chi-Square(9) 0.3986
Scaled explained SS 3.873691 Prob. Chi-Square(9) 0.9195 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
d. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.542963 Prob. F(2,28) 0.5870
Obs*R-squared 1.269394 Prob. Chi-Square(2) 0.5301 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
105
Lampiran 7: Uji statistik
a. Uji Simultan
R-squared 0.698510 Mean dependent var 1.154384
Adjusted R-squared 0.668361 S.D. dependent var 0.773854
S.E. of regression 0.443037 Sum squared resid 5.888463
F-statistic 23.16861 Durbin-Watson stat 1.291194
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
b. Uji Parsial
Dependent Variable: (PEM_MUSYA)
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 23:59
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. (DPK) 0.963219 0.090427 10.65188 0.0000
(CAR) -0.843505 0.239172 -3.526767 0.0014
(ROA) -0.066499 0.068322 -0.973312 0.3382
C 3.144503 1.839763 1.709189 0.0977 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
c. Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.698510 Mean dependent var 1.154384
Adjusted R-squared 0.668361 S.D. dependent var 0.773854
S.E. of regression 0.443037 Sum squared resid 5.888463
F-statistic 23.16861 Durbin-Watson stat 1.291194
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Eviews 8 (hasil olah data)
Recommended