View
232
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP
TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI
SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3
MARGAGUNA JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
CHARISMA JUWANITA
NIM 1111054100048
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
i
ABSTRAK
Charisma Juwanita
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Tingkat Depresi Pada
Lanjut Usia di PSTW “BUDI MULIA 3 MARGAGUNA”
JAKARTA SELATAN
Jumlah lanjut usia di Indonesia saat ini terus mengalami
peningkatan,hal itu menjadikan kenyataan baru bahwa semakin
banyak di panti-panti werdha dengan berbagai tingkat depresi
yang mereka alami. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian
di PSTW Budi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan untuk
mengetahui “pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat depresi
pada lanjut usia dan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial
dengan depresi pada lanjut usia”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah sempel sebanyak 52 respenden. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur variabel dukungan sosial The Social Proisions
Scale. Kemudian alat ukur untuk variabel depresi menggunakan
Geriatric Depresi Scele. Serta teknik pengolahan dan analisis
data yang digunakan dengan analisis statistik yang dilakukan
dengan bantuan software SPSS 22 for windows release.
Hasil penelitian ini menunjukkan, berdasarkan Uji F-test
menunjukan bahwa nilai F = 4,290 dengan signifikansinya
sebesar 0,002 pada alpha 0,05 variabel X (dukungan sosial)
secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap variabel Y (depresi). Padan hasil uji T-test, Sedangkan
tidak terdapat pengaruh signifikan pada variabel Integrasi sosial
(X2), Penghargaan dan pengakuan (X3), Hubungan yang dapat
diandalkan (X4), Saran atau informasi (X5), dan Kemungkinan
membantu (X6) terhadap variabel tingkat depresi pada lanjut usia
(Y) dengan signifikansi masing-masing sebesar 0,258, 0,582,
0,801, 0,018, dan 0,053. Karena nilai signifikansi lebih besar dari
alpha, yang artinya Hₒ diterima.
Kata Kunci : Dukungan Sosial, Tingkat Depresi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ’Alamin, segala puji dan rasa syukur
yang tak terhingga ke hadirat allah SWT yang telah memberikan
karunia serta rahmat-Nya yang tiada henti sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI
PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA BUDI MULIA 3 MARGAGUNA JAKARTA
SELATAN”.
Shalawat beriringkan salam panjatkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita diri
zaman kegelapan hingga zaman yang terang menderang seperti
saat ini.
Adapun penulisan yang dikemas di dalam skripsi ini
adalah sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial
(S.Sos). Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan khususnya untuk penulis.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sampai
waktu yang telah ditentukan.
1 Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dr. Suparto, M.ed, Ph.D,
selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik. Dr. Raudhonah,
MA, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.
Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
iii
Kemahasiswaan. Semoga atas kebaikannya Allah
melimpahkan kebaikan kepada beliau semuanya.
2 Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial, Nunung Khairiyah, MA, selaku
Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial, dan para
Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada
penulis.
3 Ir. Noor Bekti Negoro, SE,M.Si, selaku Dosen
Pembimbing skripsi yang dengan kesungguhan dan
kesabaran yang telah memberikan banyak saran serta
kritik dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih telah
meluangkan waktu yang begitu berharga dan memberikan
arahan serta masukan kepada penulis.
4 Papa dan Mama yang senantiasa memberi dukungan baik
materi, semangat, maupun doa sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi dengan baik. Terimakasih semoga
kalian bangga.
5 Om Edi Gadang dan Tante Des yang selalu memberi
bantuan semangat dan memberi dukungan baik materi,
serta Om agus yang bisa di andalkan.
6 Abang-abang yang penulis cintai, Joni Amrizal, Andi
Amrizal, Ivan Amrizal, Aan Amrizal dan Irwan Amrizal,
serta para Kakak-kaka ipar dan para Keponakan-ponakan
terimakasih atas dukungan yang telah diberikan.
7 Keluarga besar Panti Sosia Tresna Werdha Budi Mulia 3
Margaguna Jakarta Selatan, penulis ucapkan terimakasih
iv
Khususnya kepada Kepala Satuan Pelaksana
Pembimbinaan Sosial Ibu Elisabeth W.U., A.KS, M.Si
yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian, serta tidak lupa para Lansia yang telah bersedia
membantu untuk menjadi responden.
8 Para teman seperjuan, Kiky, Suky, Reza, Tio, Jai, Sandi,
dan Dawi terimakasih atas semangat yang tidak pernah
putus, waktu, serta doa yang kalian berikan, sehingga kita
semua bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik teman-
teman The Last Kesejehteraan sosial 2011.
9 Sahabat masa Kampus yang sudah seperti keluarga, Ayu,
Novita, Ida dan Shelly.
Jakarta, 28 Juni 2018
Charisma Juwanita
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... I
KATA PENGANTAR .................................................................................. II
DAFTAR ISI ................................................................................................. V
DAFTAR TABEL ..................................................................................... VIII
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... IX
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8
D. Metodelogi Penelitian ...................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 15
A. Dukungan Sosial ............................................................................ 15
1. Pengertian Dukungan Sosial ................................................... 15
2. Bentuk Dukungan Sosial ........................................................ 16
3. Komponen-komponen Dukungan Sosial ................................ 17
4. Manfaat Dukungan Sosial ....................................................... 20
5. Sumber-Sumber Dukungan Sosial .......................................... 21
6. Pengukuran Dukungan Sosial ................................................. 21
B. Depresi ........................................................................................... 22
1. Pengertian Depresi .................................................................. 22
2. Faktor Penyebab Depresi pada Lanjut Usia ............................ 24
3. Gejala Depresi ......................................................................... 27
4. Depresi Berdasarkan Tingkatan Berat .................................... 28
5. Diagnosis Depresi ................................................................... 30
C. Lanjut Usia ..................................................................................... 32
1. Pengertian Lanjut Usia ............................................................ 32
2. Penyesuaian Diri Usia Lanjut ................................................. 33
3. Ciri-ciri Lanjut Usia ................................................................ 36
4. Kebutuhan Lanjut Usia ........................................................... 37
D. Kerangka Berfikir .......................................................................... 39
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 41
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ................................................. 41
B. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 41
1. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 41
2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 42
C. Populasi dan sampel ....................................................................... 42
1. Populasi ................................................................................... 42
2. Sampel .................................................................................... 43
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 45
E. Variabel Penelitian ......................................................................... 46
F. Definisi Konseptual Variabel Penelitian ........................................ 47
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................... 48
H. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 53
I. Uji Instrumen ................................................................................. 53
1. Uji Validitas Data ................................................................... 53
2. Uji Reabilitas Data .................................................................. 55
J Tekhnik Analisa Data .................................................................... 55
1. Uji Koefisien Korelasi ............................................................ 56
2. Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 58
3. Uji F-Test (Simultan) .............................................................. 58
4. Uji Regresi Linier Berganda ................................................... 59
5. Uji T-Test (Persial) ................................................................. 60
6. Uji Regresi Linier Sederhana .................................................. 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 62
A. Temuan ................................................................................................... 62
1. Profil Lembaga Dan Sejarah .......................................................... 62
2. Landasan Hukum ........................................................................... 63
3. Visi dan Misi .................................................................................. 63
4. Tugas Pokok................................................................................... 64
5. Tujuan ............................................................................................ 64
vii
B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 67
1. Pengolahan Uji Instrumen.............................................................. 67
2. Rekapitulasi Validitas dan Reabilitas Instrumen ........................... 67
A. Validitas Variabel X dan Variabel Y ...................................... 67
B. Uji Reabilitas .......................................................................... 72
C. Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 73
1. Deskiripsi Data Responden Penelitian .................................... 73
2. Gambar Subjek Berdasarkan Usia .......................................... 74
D. Analisis Data Penelitian .......................................................................... 75
1. Uji Koefisien Korelasi Penelitian ........................................... 75
2. Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 76
3. Uji F-Test (Simultan) .............................................................. 77
4. Uji Regrasi Linier Ganda ........................................................ 78
5. Uji T-Test ................................................................................ 80
6. Uji Regresi Linier Sederhana .................................................. 82
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 84
A. Kesimpulan .................................................................................... 84
B. Saran .............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 : Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi .............................................. 14
TABEL 2 : Variabel Penelitian .................................................................................. 47
TABEL 3 : Definisi Operasional dan Indikator Penelitian (X) .................................. 49
TABEL 4 : Definisi Operasional dan Indikator Penelitian (Y) .................................. 50
TABEL 5 : Blue Print Skala Dukungan sosial (validasi instrument) ........................ 51
TABEL 6 : Blue Print Skala Tingkat Depresi (validasi instrument) ......................... 52
TABEL 7 : Skala Likert ............................................................................................. 56
TABEL 8 : Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi .............................................. 57
TABEL 9 : Uji ValiditasVariabel X ........................................................................... 67
TABEL 10 : Uji Validitas Variabel Y .......................................................................... 69
TABEL 11 : Hasil Uji Koefisien Reabilitas ................................................................. 72
TABEL 12 : Kelamin Responden ................................................................................ 73
TABEL 13 : Usia Responden ....................................................................................... 74
TABEL 14 : Hasil Uji Koefisien Korelasi ................................................................... 75
TABEL 15 : Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi .............................................. 76
TABEL 16 : Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................. 76
TABEL 17 : Hasil Uji F-Test ....................................................................................... 77
TABEL 18 : Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda .................................................... 78
TABEL 19 : Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ......................................................... 82
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : BAGAN KERANGKA BERFIKIR ....................................................... 40
GAMBAR 2 : PROSES PELAYANAN ........................................................................ 65
GAMBAR 3 : BAGAN SUSUNAN ORGANISASI...................................................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era
penduduk berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun,
penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas semakin
meningkat. Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat Kedeputian I Bidang Kesejahteraan
Sosial tahun 2008, jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 1990
kurang lebih sebesar 6,29%, selanjutnya pada tahun 2000 sebesar
7,18% dan pada tahun 2006 sebesar 8,9%. Diperkirakan jumlah
penduduk lanjut usia di Indonesia tahun 2010 sebesar 23,9 juta
(9,77%) dengan usia harapan hidupnya 67,4 tahun.1 Pada tahun
2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia 18,781 juta jiwa
dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan mencapai 36
juta jiwa.2 Penduduk Indonesia sendiri diperkirakan akan
mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada tahun yang
sama angka harapan hidup diperkirakan mencapai 73,7 tahun,
suatu peningkatan yang cukup tinggi dari angka 69,0 tahun pada
saat ini.3
1Menkokesra, “Penduduk Lanjut Usia di Indonesia dan Masalah
Kesejahteraannya” artikel diakses pada 23 Oktober 2007 dari
http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=522 2Kementerian Kesehatan RI, “Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Usia
Lanjut” artikel diakses pada 11 November 2016 dari
www.depkes.go.id/article/view/15052700010/pelayanan-dan-peningkatan-
kesehatan-usia-lanjut.html 3Kementerian PPN/Bappenas, “Tahun 2025, Angka Harapan Hidup Penduduk
Indonesia 73,7 Tahun” artikel diakses pada 11 November 2016 dari
2
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
tahun 1998, yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang
telah berusia 60 tahun ke atas.4 Lanjut usia merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu
yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak
dapat dihindarkan. Lanjut usia adalah suatu proses alami yang
tidak dapat dihindarkan oleh seseorang, sebab manusia sebagai
mahluk hidup, umurnya terbatas oleh suatu peraturan alam.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua
merupakan masa hidup yang terakhir, di mana pada masa ini
seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial
sedikit demi sedikit sampai tidak dapat melakuakan tugasnya
sehari-hari.5
Lanjut usia yang terus meningkat jumlahnya di Indonesia,
memunculkan kenyataan baru bahwa semakin banyak jumlah
lanjut usia yang tinggal di panti-panti wreda. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap Ibu Indah (petugas Panti Wreda Wening
Wardoyo), dari tahun ke tahun jumlah penghuni panti yang
dikelolanya terus meningkat.6 Pada beberapa tahun terakhir,
jumlah lanjut usia penghuni panti sampai pada batas maksimal,
yaitu 100 orang. Tidak hanya itu, Ibu Indah juga menambahkan,
www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/berita/tahun-2025-angka-
harapan-hidup-penduduk-indonesia-737-tahun/ 4Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: Rineka
Cipta, 2007), h. 275. 5 Namora Lumongga Lubis, M.Sc., Ph.D , PSIKOLOGI KESPRO “Wanita &
Perkembangan Reproduksinya” Ditinjau dari Aspek isik dan Psikologinya
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003), hal. 56. 6 Meta Amelia Widya Saputri, dkk., “Hubungan antara Dukungan Sosial dan
Depresi pada Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa
Tengah,” Jurnal Psikologi Undip, Vol.9, (April 2011): h. 66.
3
bahwa daftar tunggu calon penghuni panti wreda setiap harinya
selalu bertambah. Namun mereka yang masuk dalam daftar
tunggu harus bersabar, karena pihak panti memiliki keterbatasan
tempat. Petugas panti akan mulai menyeleksi pendaftar bila ada
lanjut usia penghuni panti yang pergi atau meninggal dunia.
Jumlah lanjut usia sekarang ini semakin meningkat,
sehingga lanjut usia dengan berbagai perubahan baik secara
biologis, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, maupun psikologis
menjadi kelompok yang rentan terhadap berbagai masalah mental
dan perilaku yaitu depresi pada orang lanjut usia kemungkinan
berhubungan dengan meningkatnya disabilitas, kerusakan
kognitif, anjloknya stastus ekonomi dan penurunan dukungan
sosial terutama kelurga dan dukungan sosial masyarakat. Pada
saat perasan isolasi meningkat maka lanjut usia akan rentan
terhadap deprasi.
WHO memprediksi pada tahun 2020 depresi akan menjadi
salah satu penyakit mental yang banyak dialami lanjut usia.
Depresi, terutama depresi berat, akan menjadi penyebab kedua
terbesar kematian setelah serangan jantung di negara
berkembang. Prevalensi depresi pada lanjut usia di dunia sekitar
8-15%. Hasil analisa dari berbagai negara di dunia diperoleh
prevalensi rata-rata depresi pada lanjut usia 13,5% dengan
perbandingan wanita dan pria adalah 14, 1:8:6. Sementara
4
prevalensi depresi pada lanjut usia yang menjalani perawatan di
Rumah Sakit dan panti perawatan sebesar 30-45%.7
Depresi pada lanjut usia sering terjadi bersamaan dengan
masalah gangguan fisik menahun yang dialaminya. Mereka juga
menjadi depresif karena mengetahui bahwa sebagaian besar dari
proses kehidupan tidak mereka lalui. Mereka seakan-akan merasa
tertinggal dan tidak berdaya terhadap keadaan sekelilingnya,
dalam hal ini sering juga ditemukan hambatan baik dalam
bergerak, tindakan, dan maupun cara berpikir.8
Banyak permasalaan yang dihadapi tentu dapat
mempengaruhi kehidupan lanjut usia, tentunya membutukan
dukungan dari orang-orang disekitarnya mengingat keterbatasan
yang dimiliki oleh lanjut usia.
Bila merujuk pada Al-Quran lanjut usia bisa dimaknai
sebagai orang tua yang sudah tua usianya. Dan Allah SWT
memerintahkan untuk merawat orang tau yang telah lanjut usia
hal ini merupakan salah satu bentuk dukungan sosial
sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al-Isra/17: 23 berikut:9
7 Arif Wicaksono S.Kep, dkk, “Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Depresi
Pada Lansia di Desa Suwaluh Kecamatan Balong Bendo Kabupaten Sidoarjo,”
Jurnal Keperawatan Bina Sehat Vol. 9 (Januari - Juni 2017) : h. 209. 8 Rizal Khoerul Haq, “Hubungan Salat Berjamaah Dengan Tingkat Depresi
Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna
Jakarta Selatan,” (Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hal. 2. 9 Al-Quran Online, “surat Al-isra ayat 23 , “ artikel diakses pada 22 September
2014 dari http://quran.com/17/23-24
5
“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia”.
Disebutkan dalam surat untuk merawat orang tua yang
sudah berusia lanjut bahkan diperintahkan untuk memuliakan
orang yang sudah usia lanjut. Dalam merawat orang tua tersebut
bisa dimaknai dengan memberikan kasih saying, perhatian dan
kepedulian yang merupakan bentuk dari dukungan sosial.
Dukungan tersebut berupa dukungan sosial yang bisa di
terima dari keluarga, pasangan hidup atau kelompok masyarakat.
Dukungan sosial merupakan bantuan yang diberikan berupa kasih
sayang, kepedulian, perhatian dan bantuan kepada individu.
Menurut Wills dan Filler dukungan sosial membantu lanjut usia
6
mengatasi persoalan yang dihadapinya lebih efektif.10
Menurut
Cutrona dukungan sosial meruapakan suatu proses hubungan
yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang
dicintai dan dihargai, disayangi untuk memberikan bantuan
kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam
kehidupan.
Oleh karena itu untuk melihat apakah ada pengaruh
dukungan sosial terhadap depresi pada lanjut usia, penulis
melakukan penelitian di PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
BUDI MULIA 3 MARGAGUNA (PSTW) Jakarta Selatan. Panti
sosial ini terdiri dari beberapa wisma pondokan bagi lanjut usia
laki-laki dan perempuan yang dikategorikan menjadi beberapa
kategori lanjut usia renta, lanjut usia setengah renta, dan kategori
lanjut usia mandiri. Namun terdapat pula wisma khusus yang
diperuntukan bagi lanjut usia yang mengalami psikotik.
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3
Margaguna Jakarta Selatan berdiri pada tahun 1965 merupakan
unit pelaksana teknis Bidang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia
Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Sebagai lembaga pelayanan
masyarakat, PSTW Budi Mulia 3 Margaguna adalah lembaga
pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat,
khususnya lanjut usia yang tidak mampu/kurang beruntung
dengan sumber dana APBD Provinsi DKI Jakarta.
10
Arianti Kusumawardani, “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kualitas
Hidup pada Lansia Penderita Hipertensi,” artikel diakses pada 20 Februari
2015 dari http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/08/Hubungan-
antara-Dukungan-Sosial-dan-Kualitas-Hidup-pada-Lansia-Penderita-
Hipertensi.pdf
7
Mengingat fenomena yang telah diungkapkan di atas, yaitu
terus bertambahnya penduduk lanjut usia diiringi dengan semakin
meningkatnya jumlah lanjut usia yang tinggal di PSTW, dan
rentannya lanjut usia terhadap depresi, maka peneliti memandang
perlu dilakukan penelitian tentang depresi yang berkaitan dengan
adanya dukungan sosial yang berasal dari kelurga pada lanjut usia
yang tinggal di PSTW.
Berdasarkan uraian di atas, maka menarik untuk dilakukan
penelitian mengenai pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat
depresi pada lanjut usia yang dilakukan di PSTW Budi Mulia 3
Margaguna. Lanjut usia juga masuk dalam salah satu kategori
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Oleh karena
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP DEPRESI
PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
BUDI MULIA 3 MARGAGUNA JAKARTA SELATAN”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis hanya
akan melakukan penelitian mengenai pengaruh
dukungan sosial terhadap depresi pada lanjut usia yang
dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3
Margaguna Jakarta Selatan. Serta untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan
depresi pada lanjut usia di PSTW Budi Mulia 3
Margaguna.
8
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka
perumusan masalah penelitian ini untuk melihat
bagaimana pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat
depresi pada lanjut usia di PSTW Budi Mulia 3
Margaguna.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian untuk melakukan uji teoritik pengaruh
dukngan sosial terhadap tingakat depresi pada lanjut usia
di PSTW Budi Mulia 3 Margagunan Jakarta Selatan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
literatur bagi pengembangan penelitian serupa di
masa yang akan datang.
b. Manfaat Praktis
1) Pekerja sosial mendapatkan pengetahuan dan
lebih dapat memahami seberapa besar pengaruh
dukungan sosial terhadap depresi pada lanjut
usia di PSTW Budi Mulia 3 Margaguna.
2) Masyarakat mendapatkan wawasan tentang
depresi yang terjadi pada lanjut usia, dukungan
bagi lanjut usia, serta pengaruh dukungan sosial
terhadap depresi pada lanjut usia di PSTW Budi
Mulia 3 Margaguna.
9
3) Keluarga mendapatkan wawasan tentang
depresi yang terjadi pada lanjut usia, sehingga
dapat terus mendukung dan membantu para
lanjut usia tersebut.
4) Pengurus panti diharapkan lebih
memperhatikan lanjut usia yang mengalami
depresi dan segara melakukan penanganan yang
serius.
5) Memberi gambaran mengenai pengaruh
dukungan sosial terhadap depresi pada lanjut
usia.
D. Metodologi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian digunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi dua
variabel yang nantinya akan dicari korelasi antara
keduanya. Adapun variabel tersebut sebagai berikut:
a. Variabel bebas (independent variabel) merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel ini biasanya disimbolkan dengan
variabel “x”.11
Dalam hal ini yang menjadi variabel “x”
adalah dukungan sosial.
11
Prof.Dr.Sugiyono,”Statistik Untuk Penelitian”, (Bandung: CV. Alfabeta,
2010), Cet.16, h. 4.
10
b. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel ini biasanya
disimbolkan dengan variabel “y”. Dalam hal ini yang
menjadi variabel “y” adalah depresi pada lanjut usia.
Pengaruh antara variabel dalam penelitian ini adalah
hubungan asismetris, yaitu hubungan ketika variabel
yang satu mempengaruhi variabel yang lain dan tidak
saling dipertukarkan. Sedangkan hipotesis berdasarkan
hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah
hipotesis assosiatif. Hipotesis assosiatif merupakan jenis
hipotesis yang menjelaskan hubungan antara variabel.
2. Jenis dan Sumber data
a. Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini meliputi
dua macam data yaitu:
1) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data-data yang berbentuk
kalimat, kata atau gambar, dan tidak bisa diukur
secara langsung.12
Adapun yang dimaksud data
kualitatif dalam skripsi ini seperti: gambaran
umum wilayah, letak geografis, sejarah berdirinya,
visi-misi, tujuan, sarana prasarana, dan lain
sebagainya.
12
Prof.Dr.Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, h.23.
11
2) Data kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
atau data yang diangkakan (skoring). Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah
atau dianalisis dengan menggunakan teknik
perhitungan statistik.13
b. Sumber Data
1) Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan data yang dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama
atau objek penelitian yang dilakukan.14
Adapun
yang menjadi sumber data dalam skripsi ini adalah
responden di PSTW Budi Mulia 3 Margaguna
Jakarta.
2) Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau
digunakan oleh organisasi yang bukan
pengolahannya.15
Adapun data sekunder yang
digunakan oleh penelitian ini adalah: Riset
Kepustakaan. Riset Kepustakaan (Library
Research) adalah penelitian yang datanya diambil
terutama atau seluruhnya dari kepustakaan: buku,
dokumen, artikel, jurnal, dan internet yang
berhubungan dengan masalah ini.
13
Prof.Dr.Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.23. 14
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), h.128. 15
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.128.
12
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi waktu penelitian dilaksanakan dari bulan
Mei 2018 sampai dengan Juni 2018. Adapun lokasi
penelitian ini dilakukan yaitu di PSTW Budi Mulia
3 Margaguna Jakarta.
4. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas
kepustakan (literatur) yang berkaitan dengan topik
pembahasan penelitian yang dilakukan pada
penelitian skripsi ini. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan tinjauan pustaka terhadap skripsi yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian. Adapun
tinjauan pustaka dalam penelitian skripsi ini, peneliti
menggunakan literatur berupa skripsi, yaitu:
a. Nama : Yusnia Pratiwi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi :”Pengaruh Dukungan Sosial
Terhadap Kualitas Hidup Lanjut
Usia Di Pusat Santunan Keluarga
(PUSAKA) Kecamatan Pancoran
Jakarta Selatan”.
Melakukan tinjauan pustaka pada skripsi tersebut
merupakan ketertarikan penulis dalam meneliti
dukungan sosial. Adapun perbedaan penelitian
diatas dengan penelitian yang penulis lakukan
sendiri adalah objek yang diteliti.
13
b. Nama :Rizal Khoerul Haq
Universitas :UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi :”Hubungan Salat Berjamaah Dengan
Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti
Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi
Mulia 03 Margaguna Jakarta
Selatan”.
Melakukan tinjauan pustaka pada skripsi tersebut
merupakan ketertarikan penulis dalam meneliti
tingkat depresi pada lanjut usia. Adapun perbedaan
penelitian diatas dengan penelitian yang penulis
lakukan sendiri adalah objek yang diteliti.
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode pengumpulan data angket.
Angket merupakan serangkaian atau daftar
pertanyaan yang disusun secara sistematis,
kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.
Setelah diisi, angket dikembalikan kepada
peneliti.16
Jadi dengan metode angket ini peneliti
mengumpulkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis
kepada responden mengenai depresi pada lanjut
usia yang akan diteliti untuk mendapatkan jawaban
16
Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana,
2009), h.123.
14
yang bersifat pribadi. Kemudian dari jawaban
responden dikemukakan dan selanjutnya peneliti
sajikan dalam penyajian data.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Dalam menganalisis data ini,
peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif
guna mengetahui pengaruh dukungan sosial
terhadap depresi pada lanjut usia di PSTW Budi
Mulia 3 Margaguna.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap
koefisien korelasi yang ditentukan besar atau kecil,
dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada
Tabel 1 sebagai berikut:17
Tabel 1. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,899 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
17
Sugiyono, Metode Kenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alvabeta, 2009), h.229.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dukungan Sosial
1. Pengertian Dukungan Sosial
Dukungan sosial biasanya didefinisikan sebagai
keberadaan atau adanya seseorang yang dapat dipercaya,
yang memahami, memperhatikan, dan mencintai kita.1
Menurut Cotrona dukungan sosial merupakan suatu
proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan
persepsi bahhwa seseorang dicintai dan dihargai,
disayangi untuk memberikan bantuan kepada individu
yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupan.2
Menurut Cohen dan Syme dukungan sosial
dipahami sebagai bentuk hubungan sosial yang bersifat
menolong dengan melibatkan aspek emosi, informasi,
bantuan instrumental dan penghargaan.3
Menurut Gottlieb dalam dukungan sosial sebagai
informasi verbal dan non-verbal berupa sarana atau
nasihat, bantuan yang nyata atau tingkat laku yang
diberikan oleh suatu jaringan yang akrab dengan subyek
di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa
1 Surbakti, Menata Kehidupan Pada Usia Lanjut (Jakarta: Pranita Aksara,
2013), h. 111. 2 Dyni Raafiah, “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Burnout Guru Sekolah
Luar Biasa,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2012), h. 26. 3 Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi pengembangan
Masyarakat (Bandung: STKS, 2008), h. 62.
16
kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan
keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkat
laku penerimanya.4
Sarason, Lerin dan Basham mendefinisikan
dukungan sosial sebagai suatu keadaan yang bermanfaat
bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat
dipercaya. Dengan demikian individu mengetahui bahwa
orang lain memperhatikan, menghargai dan mencintai.5
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa dukungan sosial merupakan perhatian, perasaan
nyaman dan bantuan yang didapat individu dari orang
lain atau kelompok sehingga menimbulkan perasaan
bahwa seseorang merasa diperhatikan, dihargai dan
dicintai.
2. Bentuk Dukungan Sosial
Dalam menjelaskan konsep dukungan sosial,
kebanyakan peneliti sependapat untuk membedakan
jenis-jenis yang berlainan. Menurut House membedakan
empat jenis dukungan sosial, yaitu:6
4 Kamalia Najah, “Pengaruh Dukungan Sosial dan Spiritual Terhadap Simton
Depresi Pada Santri di Pesantren, “ (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2013), h. 42. 5Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan
Masyarakat (Bandung: STKS, 2008), h. 63. 6 Ibid., h. 63.
17
a. Dukungan emosional
Dukungan emosional mencakup ungkapan empati,
kepedulian dan perhatian terhadap orang yang
bersangkutan.
b. Dukungan penghargaan
Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkap hormat
(penghargaan) positif untuk orang tersebut, dorongan
maju atau persetujuan terhadap gagasan atau perasaan
individu dan perbandingan positif orang itu dengan
orang-orang itu.
c. Dukungan instrumental
Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung
contohnya seperti memberikan pinjaman uang kepada
orang atau menolong dengan pekerjaan.
d. Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat,
petunjuk-petunjuk, saran-saran dan umpan baik.
3. Komponen-komponen dalam Dukungan sosial
Pada ahli berpendapat bahwa dukungan sosial dapat
dibagi ke dalam berbagai komponen yang berbeda-
beda. Menurut Weiss mengemukakan adanya 6 (enam)
komponen dukungan sosial yang disebut sebagai “The
Social Provision Scale”, dimana masing-masing
komponen dapat berdiri sendiri-sendiri, namun satu
sama lain saling berhubungan dan digunakan sebagai
18
pengukuran pada dukungan sosial. Adapun komponen-
komponen tersebut adalah:7
a. Kerekatan emosional (Emostional Attachment).
Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan
seseorang untuk memperoleh kerekatan
(kedekatan) emosional sehingga menimbulkan rasa
aman bagi yang menerima. Orang yang menerima
dukungan sosial semacam ini merasa tentrem,
aman dan damai yang ditunjukan dengan sikap
tenang dan bahagia. Sumber dukungan sosial
semacam ini yang paling sering dan umum adalah
diperoleh dari pasangan hidup, namun juga
diperoleh melalui hubungan yang akrab dengan
kerabat.
b. Integrasi sosial (Social Integration) jenis dukungan
sosial semacam ini memungkinkan seseorang
untuk memperoleh perasaan memiliki di dalam
kelompoknya yang memungkinkan untuk
membagi minat, perhatian serta melakukan
kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-
sama. Sumber dukungan semacam ini
memungkinkan seseorang mendapatkan rasa aman,
nyaman serta merasa memiliki dan dimiliki dalam
kelompok.
7 Zainuddin Sri, “Dukungan Sosial Pada Lansia,” Jurnal Psikologi, 16 Agustus
2006, h. 3.
19
c. Penghargaan atau pengakuan (Reassurance of
Worth) pada dukungan sosial jenis ini seseorang
akan mendapatkan penghargaan dari orang lain
atau lembaga terhadap kompetensi, keterampilan
dan nilai yang dimiliki seseorang. Sumber
dukungan sosial semacam ini dapat berasal dari
keluraga atau instansi dimana ia bekerja.
d. Hubungan yang dapat diandalkan untuk
mendapatkan bantuan yang nyata (Reliable
Alliance), yaitu dalam dukungan sosial jenis ini
agar mendapat dukungan sosial berupa jaminan
bahwa ada orang yang dapat diandalkan
bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan
tersebut. Jenis dukungan sosial ini bersumber pada
umumnya diberikan oleh anggota keluarga.
e. Saran atau informasi (Guidance), yaitu dukungan
sosial jenis ini adalah memungkinkan
mendapatkan informasi, saran atau nasihat yang
diperlukan dalam memunuhi kebutuhan dan
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis
dukungan sosial ini bersumber dari guru, mentor,
pembimbing, atau sosok orang tua.
f. Kemungkinan membantu (Opportunity for
Naturance), yaitu suatu aspek penting dalam
hubungan interpersonal adalah perasaan
dibutuhkan orang lain.
20
4. Manfaat Dukungan Sosial
Menurut Brownell Schumaker ada tiga pengaruh atau
manfaat dasar dari dukungan sosial diantaranya,
pengaruh langsung, tidak langsung dan interaktif.8
a. Pengaruh langsung; yaitu terciptanya hubungan
interpersonal dan hubungan yang bersifat menolong
dan hubungan tersebut dapat memfasilitasi
terbentuknya prilaku yang lebih sehat.
b. Pengaruh tidak langsung; yaitu membantu individu
mengadapi dan mengatasi stressor yang datang
dengan cara membantu individu mempelajari cara
pemecahan masalah dan mengontrol masalah-
masalah kecil sebelum menjadi masalah besar.
c. Pengaruh interaktif
Berupa dampak yang diinterpretasikan untuk
meredam atau memperbaiki dampak-dampak yang
merugikan dengan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas terhadap sumber-sumber coping.
8 Sekolah Tinggal Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan
Masyarakat (Bandung: STKS, 2008), h. 63.
21
5. Sumber-Sumber Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang kita terima dapat bersumber dari
berbagai pihak. Kahn & Antonoucci dalam Siti
Nurhidayah dan Rini Agustini membagi sumber-
sumber dukungan sosial menjadi 3 katagori, yaitu:9
a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-
orang yang selalu ada sepanjang hidupnya, yang
selalu bersama dengannya dan mendungkungnya.
Misalnya, keluarga dekat, pasangan (suami atau
istri), atau teman dekat.
b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu
lain yang sedikit berperan dalam hidupnya dan
cenderung berubah, misalnya teman kerja,
tetangga, sanak keluarga dan teman sepergaulan.
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu
lain yang sangat jarang memberi dukungan dan
memiliki peran yang sangat cepat berubah.
6. Pengukuran Dukungan Sosial
Untuk mengukur dukungan sosial dalam penelitian ini
digunakan alat pengukur dukungan sosial yang
dikembangkan oleh Weiss, berbentuk skala yang
bernama The Social Provisions Scale. Skala ini
mempunyai tujuan untuk menguji sejauh mana
9 Siti Nurhidayah dan Rini Agustini, “Kebahagiaan Lansia di Tinjau Dari
Dukungan Sosial dan Spiritualitas,” Jurnal Soul, Vol. 5, No. 2, September
2012, h. 5.
22
hubungan sosial responden.10
Instrumen dalam skala
ini mempunyai enam aspek. Adapun komponen-
komponen menurut Weiss dapat berdiri sendiri, namun
satu sama lain saling berhubungan. Weiss membaginya
dalam enam komponen dukungan sosial yaitu
kerekatan emosional (emostional attachment), Integrasi
sosial (social integration), penghargaan atau
pengakuan (reassurance of worth), hubungan yang
dapat diandalkan (reliable aliance), saran (guidance),
dan kemungkinan membantu (Opportunity for
naturance).
B. DEPRESI
1. Pengertian Depresi
Depresi diartikan sebagai suatu bentuk gangguan
emosi yang menunjukkan perasaan tertekan, sedih
tidak bahagia, tidak berharga, tidak berarti, serta tidak
mempunyai semangat dan pesimis menghadapi masa
depan.11
Blazer (Comer, 1992) menyatakan bahwa
salah satu problem kesehatan mental yang di alami
oleh usia lanjut adalah depresi.12
Depresi ini bisa
bersumber dari kesedihan, kesepian yang
berkepanjangan seperti misalnya: kehilangan atau
10
Dyni Raafiah, “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Brunout Guru Sekolah
Luar Biasa,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2012), h. 29. 11
Siti Partini Suardiman, Psikologi Usia Lanjut (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2011), h. 126. 12
Ibid., h. 126.
23
kematian pasangan hidup atau orang-orang yang sangat
dekat secara emosional, penderitaan yang sudah lama
dan bahkan oleh penyakit fisik yang cukup lama. Oleh
karenanya gangguan depresi ini kurang dapat
terdiagnosis dan diketahui karena gejalanya bisa
nampak atau sama pada penyakit degeneratif yang
diderita.
Depresi merupakan suatu masa terganggunya
fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan
sedih dan gejala penyertanya (Sadock, 2007).
Gangguan depresi mayor biasanya mencakup mood
sedih atau kurangnya minat dalam aktifitas kehidupan
selama dua minggu atau lebih disertai minimal empat
gejala lain depresi, seperti anhedonia dan perubahan
berat badan, tidur, energi, konsentrasi, pembuatan
keputusan, harga diri, dan tujuan (Videbeck,2013).13
Gejala depresi pada usia lanjut sulit dideteksi.
Depresi merupakan kondisi yang mudah membuat usia
lanjut putus asa, kenyataan yang menyedihkan karena
kehidupan nampak suram dan diliputi banyak
tantangan. Usia lanjut dengan depresi biasanya lebih
menunjukkan keluhan fisik daripada keluhan emosi.
Keluhan fisik sebagai akibat depresi kurang mudah
13
Rizal Khoerul Haq, “Hubungan Salat Berjamaah Dengan Tingkat Depresi
Pada Lansia Di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan,” (Skripsi S1
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2015), h. 17.
24
untuk dikenali, yang sering menyebabkan
keterlambatan dalam penanganannya.14
2. Faktor Penyebab Depresi pada Lanjut usia
Terdapat tiga faktor utama peyebab muncul depresi,
yaitu faktor biologis, faktor psikososial, dan faktor
sosiokultural (Coleman, Butcher, & carson, 1984). 15
a. Faktor Biologis
Faktor biologis yang dianggap dapat menyebabkan
timbulnya depresi adalah pengaruh keturunan,
faktor neurofisiologis, dan faktor biokimia.
Seseorang yang memiliki riwayat keturunan
gangguan afektif akan memiliki kecendrungan
lebih besar untuk mengalami gangguan yang sama
dibandingkan seseorang yang tidak memiliki
riwayat kelurga dengan gangguan afektif. Pada
faktor neuroisologis, adanya ketidak seimbangan
dalam proses excitatory dan inhibitory dalam diri
seseorang juga dapat menyebabkan ia mengalami
perubahan suasana hati. Depresi pun dapat terjadi
karena ada gangguan keseimbangan pada fungsi
biogenic amines, dimana ia berfungsi sebagai
14
Siti Partini Suardiman, Psikologi Usia Lanjut (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2011), h. 128. 15
Dewi Anggraeni Nilam, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Tingakat Depresi Pada Lansia di Panti Wreda Jakarta,” (Skripsi S1 Fakultas
Psikologi, Universitas Bina Nusantara, 2011), h. 13.
25
modulator yang mengatur pergerakan impuls saraf
pada otak manusia.
b. Faktor Psikososial
Terdapat lima faktor psikososial yang dapat
menyebabkan depresi, yaitu:
1) Stress sebagai faktor pencetus
Depresi biasanya terjadi karena adanya
stressor. Beck (dalam Coleman, Butcher, &
Carson, 1984) menyebutkan beberapa keadaan
yang dapat diklasifikasikan sebagai faktor
pencetus, yaitu:
a) Situasi yang dapat menurunkan harga diri
b) Terhalangnya pencapaian suatu tujuan atau
dilema yang tidak terpecahkan
c) Penyakit fisik atau abnormalitas yang
membangkitkan pikiran mengenai
kemunduran atau kematian
d) Beberapa stressor yang datang secara
berurutan
e) Stressor tersembunyi yang tidak dikenali
oleh individu yang mengalami
2) Presdisposisi karakteristik pribadi
Beck (dalam Coleman, Butcher, & Carson,
1984) mengemukakan bahwa stressor
psikososial dapat menimbulkan depresi yang
parah pada orang yang memiliki set kognisi
yang negatif. Set kognisi negatif tersebut
26
terdiri dari pandangan negatif tentang diri
sendiri, dunia dan masa depan.
3) Perasaan tidak berbahaya dan kehilangan
harapan
Terdapat istilah learned helpness yang
berhubungan dengan depresi, dimana
menggambarkankan seseorang yang tidak
mampu mengemukan jalan keluar pada saat
menghadapi stress. Ia berhenti berusaha dan
kemudian menyerah. (Hiroto, Seligman, dan
Weiss dalam Coleman, Butcher, & Carson,
1984)
4) Pertahanan yang ekstrim melawan stress
Tingkah laku yang berlebihan ketika
menghadapi situasi tertekan dapat berupa
mengaku kalah atau menyerah, atau malah
mencari pelampiasan. Cara yang dilakukan
seseorang tersebut hanya akan memberikan
kebahagiaan atau perasaan lega sesaat karena
ia tidak menghilang stress itu sendiri.
5) Pengaruh interpersonal dari gangguan
afektif
Sebagai makhluk sosial, manusia
membutuhkan perhatian dari orang lain.
Namun apabila perhatian tersebut berkurang,
maka akan timbul perasaan negatif dan
berakhir dengan penolakan terhadap orang
27
lain yang biasanya memberi perhatian. Kidson
(dalam Coleman, Butcher, & Carson, 1984)
mengatakan bahwa depresi lebih sering terjadi
pada kelompok masyarakat non industrialis
karena kehidupan mereka cenderung lebih
miskin.
c. Faktor Sosiokultural
Gangguan efektif tampak bervariasi pada
kelompok masyarakat yang berbeda. Dalam
penelitian Kidson dkk, (dalam Coleman,
Butcher, & Carson, 1984), depresi lebih sering
terjadi pada kelompok masyarakat non
industrialis karena kehidupan mereka
cenderung lebih miskin.
3. Gejala Depresi
Maryam, dkk (2008) mengatakan diantara gejala
depresi adalah:16
a. Sering mengalami ganguan tidur atau sering
terbangun saat pagi yang bukan merupakan
kebiasaan sehari-harinya
b. Sering kelelahan, lemas, dan kurang dapat
menikmati kehidupan sehari-hari
c. Kebersihan dan kerapihan diri sering diabaikan
16
Rizal Khoerul Haq, “Hubungan Salat Berjamaah Dengan Tingkat Depresi
Pada Lansia Di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan,” (Skripsi S1
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2015), h. 19.
28
d. Cepat marah dan tersinggung
e. Daya konsentrasi kurang
f. Pembicaraan sering disertai topik yang berhubungan
dengan rasa pesimis atau perasaan putus asa
g. Berkurang atau hilangnya nafsu makan sehingga
berat badan menurun dengan cepat
h. Kadangkala dalam pembicaraannya ada
kecenderungan untuk bunuh diri.
4. Depresi Berdasarkan Tingkatan Beratnya
Depresi menurut PPDGJ-III (2001) dibagi dalam tiga
tingkat yaitu depresi ringan, depresi sedang, depresi
berat. Dimana perbedaan antara depresi ringan, sedang
dan berat terletak pada penilaian klinis yang kompleks
yang meliputi jumlah, bentuk dan keparahan gejala
yang ditemukan.17
a. Depresi Ringan
1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
uatama depresif seperti tersebut diatas.
2) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala
lainnya.
3) Tidak boleh ada gejala beratnya diantaranya.
4) Lamanya seluruh episode berlangsung
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
17
Ratna Juwita, “Hubungan Keluarga Dengan Depresi Pada Lansia Di UPTD
Rumah Sejahtera Geunaseh Sayang Ulee Kareng Banda Aceh Tahun 2013,”
(Karya tulis Ilmiah, D3 Kebidanan, Sekolah Tinggi Kesehatan U’BUDIYAH
Banda Aceh, 2013), h. 23.
29
5) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan
kegiatan sosial yang biasa dilakukan.
b. Depresi Sedang
1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
utama depresi seperti pada episode depresi
ringan.
2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan
sebaliknya 4) dari gejala lainnya.
3) Lamanya seluruh episode berlangsung
minimum sekitar 2 minggu.
4) Menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga.
c. Depresi Berat
1) Semua 3 gejala depresi harus ada.
2) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala
lainnya, dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat.
3) Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau
retardasi prikomotor) yang mencolok, maka
pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara
menyeluruh terhadap episode depresif berat
masih dapat dibenarkan.
4) Episode depresif biasanya berlangsung
sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi
30
jika gejalanya aman berat dan beronset sangat
cepat, maka masih dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu
kurang dari 2 minggu.
5) Sangat tidak mungkin pasien untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang
sangat berbatas.
5. Diagnosis Depresi
a. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM-IV-TR)18
DSM-IV-TR dalam edisi
keempatnya merupakan taksonomi yang diterbitkan
oleh American Psychiatric Association (APA) yang
menjelaskan gangguan jiwa dengan kriteria
diagnose spesifik (Videbeck, 2013). DSM-IV-TR
menunjukan bahwa diagnosis dari depresi
memerlukan kehadiran mood atau minat yang
menurut di semua atau hampir semua aktifis,
psikomotor yang tampak melambat, perubahan
selera makan atau berat badan yang signifikan,
perubahan waktu tidur, kelelahan atau hilangnya
energi, kesulitan dalam berpikir atau kerkonsentrasi,
perasaan tidak berharga, perasaan bersalah yang
18
Rizal Khoerul Haq, “Hubungan Salat Berjamaah Dengan Tingkat Depresi
Pada Lansia Di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan,” (Skripsi S1
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2015), h. 22.
31
berlebihan, atau berpikir untuk bunuh diri. Tanda-
tanda ini harus berlangsung terus menerus salama
dua minggu (Ivancevich et al, 2005).
b. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa-
III (PPDGJ III)
Klasifikasi PPDGJ III terbitan Departemen
Kesehatan Menggunakan WHO ICD-X dengan
menerapkan pendekatan gangguan jiwa merupakan
pendekatan sindrom atau kumpulan gejala yang
secara klinik cukup bermakna dan secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau
hendaya di dalam satu atau lebih fungsi penting
manusia (Direktorat Bina Farmasi, 2007).
c. Geriatric Depresion Scale (GDS)
GDS merupakan Kuesioner yang dikembangkan
secara khusus untuk mengkaji tingkat gejala
depresif pada lanjut usia. Instrumen pengukuran ini
berhasil membedakan antara depresi sedang dan
depresi berat. GDS berisi 30 pertanyaan dengan
jawaban “ya” atau “tidak”. 10 pertanyaan memiliki
kunci jawaban negatif sedangkan 20 pertanyaan
memiliki kunci jawaban positif. Instrument ini
memiliki internal consistency sebesar 0,94 dan split-
half reliability sebesar 0,94 (Ebert & Robert, 2011).
32
C. Lanjut Usia
1. Pengertian Lanjut Usia
Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun
1998 dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.19
Lanjut
usia adalah seseorang baik wanita maupun laki-laki
yang telah berusia 60 tahun ke atas, dimana lanjut
usia secara fisik dapat di bedakan atas dua yaitu lanjut
usia potensial maupun lanjut usia tidak potensial20
Menurut kamus besar bahasa Indonesia lanjut usia
adalah tahapp masa tua dalam perkembangan individu
dengan batas usia 60 tahun ke atas.21
Menurut
Nugroho Wahyudi proses menua merupakan proses
yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai
sejak lahir dan umumnya di alami pada semua
makhluk hidup.22
Lanjut usia digolongkan menjadi dua yaitu lanjut
usia potensial dan juga lanjut usia tidak potensial.
Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih
mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang dan atau jasa. Kemudian
19
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta:
Rineka Cipta, 2007), h. 275. 20
Direktorat jendral Rehabilitas sosial, “lanjut Uisa, “Lanjut Usia, “artikel
diakes pada 17 februari 2015 dari
http:rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=6 21
Notoatmodjo, kesehatan Masyarakat (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 280. 22
Universitas Sumatra Utara, “Pelayanan Lanjut Usia, “Artikel diakses pada
18 Februari 2015 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39240/3/Chaoter%20II.pdf
33
lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang
tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.23
Jadi dapat
disimpulkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang
telah berusia 60 tahun ke atas.
2. Penyesuaian Diri Pada Usia Lanjut
a. Teori Kelekatan (Attachment Theory)
Menurut Howe teori kelekatan adalah
pengalaman kelekatan masa kecil mempengaruhi
tingkat kenyamanan dan keamanan seseorang.
Pengalaman ini menjadi dasar bagi anak untuk
mengembangkan kapasitas dan kompetensi sosial
dimasa tuanya.24
Kelekatan juga bisa dimaknai
sebagai ikatan emosional yang erat antara dua
orang.25
Manusia membentuk indentitas diri mereka
dalam hubungan sosial melalui proses
pembelajarannya tentang bagaimana
berhubungan dengan orang lain. Teori kelekatan
memang erat kaitannya dengan perkembangan
seorang anak, namun teori ini juga dapat
digunakan dalam memberikan kelekatan kepada
23
Undang-Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13
tahun 1998,” artikel diakses pada 17 februari 2015 dari
file:///C:/Users/Acer/Download/Undang-Undang-tahun-1998-13-98%20(3).pdf 24
Siti Napsiyah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori
Pekerja Sosial (jakarta: UIN, 2011), h. 33. 25
John W Santrock, Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 29.
34
lanjut usia. Berupa kelekatan emosional yang
diberikan oleh orang-orang sekitar maupun
pengasuh sehingga lanjut usia merasa nyaman
dan aman. Kelekatan yang diterimanya dapat
membantu lanjut usia dalam mengembangkan
kapasitas diri lanjut usia.
b. Teori Penarikan diri (Disengagement Theory)
Menurut Cumming teori penarikan diri yaitu
seseorang yang berusia lanjut hanya
meningkatkan posisi mereka ketika mereka
meninggal atau menjadi tidak kompeten.26
Pensiun menjadi pilihan untuk membujuk lanjut
usia agar menyerahkan posisi mereka kepada
orang yang lebih muda. Dengan demikian
pensiun atau penarikan diri merupakan suatu
kesepakatan yang saling menguntungkan antar
generasi masyarakat.
Jadi teori penarikan diri merupakan persetujuan
antara lanjut usia dan masyarakat bahwa individu
akan menarik diri dari masyarakat akibat menjadi
tua, dimana hal ini menjadikan keseimbangan
sosial.
26
James M Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi (Jakarta:
Erlangga, 2006), h. 71.
35
c. Teori Aktifitas (Activity Theory)
Teori aktivitas melihat bahwa semakin banyak
kegiatan yang dilakukan orang usia lanjut, maka
semakin memuaskan hidup mereka.27
Kondisi
yang tetap aktif membuat lanjut usia tetap merasa
muda dan semangat menjalani hidup dan tidak
menarik diri dari masyarakat karena usia. Jadi
aktivitas sebagai sebuah keharusan untuk
mempertahankan kepuasaan hidup seseorang dan
konsep diri yang positif.
d. Teori Kontinuitas (Continuity Theory)
Teori Kontinuitas merupakan cara seseorang
menyesuaikan diri pada perubahan dengan
melanjutkan beberapa aspek dalam kehidupan
mereka seperti peran yang telah mereka jalani.28
Jadi dalam teori ini mengusulkan bahwa
seseorang di sepanjang hidupnya adalah
bagaimana orang tersebut melanjutkan sisa
hidupnya. Usia lanjut tidak dipandang sebagai
bagian akhir hidup terlepas dari sisa kehidupan.
27
James M Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi (Jakarta:
Erlangga, 2006), h. 73. 28
Ibid., h. 73.
36
3. Ciri-Ciri Lanjut Usia
Menurut Hurlock terdapat beberapa ciri-ciri orang
lanjur usia, yaitu :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lanjut usia sebagian datang dari
faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran
dapat berdampak pada psikologis lanjut usia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lanjut usia. Kemunduran pada
lanjut usia semakin cepat apabila memiliki
motivasi yang renda, sebaliknya jika memiliki
motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan
lama terjadi.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas
Lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise itu seperti:
lanjut usia lebih senang mempertahankan
pendapatnya dari pada mendengarkan pendapat
orang lain.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lanjut
usia mulai mengalimi kemunduran dalam segala
hal. Perubahan peran pada lanjut usia sebaiknya
37
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lanjut usia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia
membuat lanjut usia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk. Lanjut usia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.
Karena perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lanjut usia menjadi buruk.29
4. Kebutuhan Lanjut Usia
Lanjut usia memiliki kebutuhan sebagaimana
manusia pada umumnya yaitu kebutuhan biologis,
psikologis, sosial dan spiritual. Dalam pemenuhan
kebutuhannya lanjut usia menggunakan kemampuan
diri sendiri atau dengan bantuan dan dukungan
kelurga atau lingkungan lainnya. Dikutip dari Ayu
Diah bahwa kebutuhan dasar manusia seperti yang
dikemukakan oleh Maslow terdiri dari kebutuhan
yang bersifat fisik, kebutuhan sosial, keamanan,
penghargaan dan aktualisasi diri. Dan kebutuhan
lanjut usia diantaranya adalah:30
29
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentan Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 380). 30
Ayu Diah, “Evaluasi Proses Pelaksanaan Program Elderly Day Care
Services Tahun 2012 di Panti Soisal Tresna Werdha Budhi Dharma Bekasi
Timur, “ (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia,
2012), h. 20.
38
a. Kebutuhan biologis, merupakan kebutuhan yang
mutlak diperlukan oleh manusia untuk dapat
memperkuat daya tahan fisik seseorang sehingga
dapat mempertahankan hidupnya. Kebutuhan ini
mencakup : kebutuhan pelayanan kesehatan,
makanan yang bergizi, seksual atau intimasi,
pakaian dan tempat tinggal.
b. Kebutuhan Psikologis, merupakan kebutuhan
yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat psikis
(emosi, perasaan) antara lain berupa : kasih
sayang, menyayangi, mendapat tanggapan dari
orang lain, perasaan tentram, merasa berguna dan
memiliki jati serta status yang jelas.
c. Kebutuhan Sosial, merupakan kebutuhan yang
berkaitan dengan relasi dan interaksi dengan
sesama manusia antara lain berupa: berinteraksi
dengan keluarga lanjut usia, melakukan aktivitas
dengan teman sebaya, melakukan aktivitas
dengan masyarakat di lingkungannya, menjadi
anggota suatu organisasi, melaksanakan aktivitas
dibidang ekonomi, melakukan aktivitas dibidang
pendidika, kebutuhan informasi dan kebutuhan
rekreasi.
d. Kebutuhan Spiritual, merupakan kebutuhan
multidimensi yaitu mencakup dimensi eksistensial
dan dimensi agama. Dimensi eksistensial
berfokus pada tujuan dan arti kehidupan,
39
sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada
hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa. Spiritual sebagai konsep juga mengandung
dua dimensi yaitu dimensi vertikal sebagai bentuk
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa yang menuntun kehidupan seseorang,
sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan
dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain
dan hubungan dengan lingkungan. Kebutuhan ini
antara lain berupa: melaksanakan ibadah,
memperdalam keimanan, melaksanakan kegiatan
kerohanian, menerima keadaan dirinya, menerima
hakikat hidup dan puas akan kehidupannya dan
optimis terhadap masa depan.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas,
maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian
ini:
Dukungan sosial tidak hanya berwujud dalam bentuk
dukungan moral saja, melainkan dukungan spritual dan
dukungan material. Tujuan pemberian dukungan ini adalah
untuk ikut meringankan beban bagi seorang atau sekelompok
orang yang menghadapi masalah yang dirasakan cukup berat.
Dukungan sosial sangat besar manfaatnya bagi seseorang
yang mengalami masalah, terutama dukungan sosial yang
berasal dari seorang yang mempunyai ikatan emosi sangat
40
mendalam, orang-orang terdekat, sahabat, orang yang sangat
dipercaya atau orang yang sangat dicintai. Dukungan yang
diberikan merupakan suatu dorongan untuk mengobarkan
semangat hidupnya, menyadarkan bahwa masih ada orang
lain yang peduli, merasa dirinya masih berharga dan berarti
bagi orang lain.
Dengan melihat dukungan sosial begitu besar
manfaatnya diharapkan dangan adanya dukungan sosial yang
tinggi akan menurunkan tingakat depresi pada lanjut usia dan
usia lanjut bisa hidup dengan bahagia sehingga lanjut usia
akan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Terutama depresi yang di alami para lanjut usia. Bila
lanjut usia mengalami kesepian berkepanjangan akan rentan
terkena depresi. Dalam hal ini peran kelurga sangat di
butuhkan dalam membantu penyembuhan depresi, karena
dukungan kelurga baik dukungan emosional maupun
dukungan fisik akan banyak berarti bagi lanjut usia.
GAMBAR 1. BAGAN KERANGKA BERFIKIR
Dukungan sosial Depresi
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistika,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.1 Jadi dalam pendekatan penelitian ini
menghasilkan data berupa angka-angka dan kemudian
dianalisis dengan statistik.
Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian Inferensial. Statistik inferensial adalah
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisi data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk pooulasi.2
B. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu para
lanjut usia di PSTW BUDI MULIA 3 MARGAGUNA
Jakarta Selatan. Sedangkan objek dalam penelitian ini
1 Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 8. 2 Ibid., h. 148.
42
adalah “Pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat
depresi pada lanjut usia”.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2018
sampai bulan Juni 2018. Adapun lokasi penelitian ini
dilakukan yaitu di PSTW Panti Sosial Tresna Werdha
Jakarta Selatan. Beralamatkan di Jalan Marga Guna
No.1, RT.11/RW.1, Gandaria Selatan, Cilandak, Kota
Jakarta Selatan, Jakarta 12420. Alasan memilih lokasi
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
a. Tempat penelitian cukup strategis, mudah
dijangkau, dan hemat biaya.
b. Peneliti mudah mengakses data yang dibutuhkan.
c. Karena belum pernah diadakan penelitian yang
sama sebelumnya di Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Budi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian.3 Sedangkan menurut Sugiyono
mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
3 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), h. 144.
43
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.4 Jadi
populasi dalam penelitian ini yaitu lanjut usia Panti
Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3 Margaguna
yang ada di Kecamatan Cilandak.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristis yang
dimiliki oleh populasi tersebut.5 Dalam penelitian ini
teknik pengambilan semple yang digunakan yaitu
purposive sampling yaitu penarikan sample yang
ditetapkan berdasarkan karakteristik atas elemen
populasi dan target yang disesuaikan dengan tujuan
masalah penelitian.6 Atau teknik penetuan sample
dengan pertimbangan tertentu.7
Dalam untuk menentukan banyak sampel minimal yang
perlu diambil dalam melakukan penelitian dapat
digunakan rumus slovin yaitu sebagai berikut8:
N
n =
N.d² + 1
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 80. 5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 81.
6 Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial, h. 35.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 85.
8 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasinya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) h.137.
44
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi (perkiraan tingkat kesalahan)
Dengan jumlah lanjut usia di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) yang ada di kecamatan cilandak
sebanyak 110 orang. Maka berdasarkan rumus di atas,
jumlah sample yang diperoleh untuk penelitian ini
dengan nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10%,
maka diperoleh jumlah sampel minimal adalah sebagai
berikut:
110
n = = 52,38
110 x (0,102) + 1
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah menjadi
52 orang. Sampel yang akan diambil dari populasi
menggunakan tekhnik purposive sampling, yaitu
penetapan responden untuk dijadikan sample
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.9 Sample
dipilih berdasarkan kriteria bahwa responden lanjut
usia masih mampu untuk diajak berkomunikasi.
9 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk penelitian (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), h. 148.
45
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang
digunakan, yakni data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan. Sedangkan data skunder adalah data yang
diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan
pengolahannya.10
Data primer dalam penelitian ini berupa informasi yang
diperoleh dengan melakukan penelitian langsung, data ini
didapatkan dari interview, observasi lembaga dan
penyebaran angket atau kuesioner kepada para lanjut usia di
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3
Margaguna yang ada di Kecamatan Gandaria sehubungan
dengan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.
Adapun data skunder yang digunakan dalam penelitian
ini adalah riset Kepustakaan. Riset kepustakaan (Library
Research) adalah penelitian yang datanya diambil terutama
atau seluruhnya dari kepustakaan yaitu buku, dokumen,
artikel, jurnal, internet, dan lain sebagainya.
10
Ibad., h. 128.
46
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan variabel
terhadap objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas (variable independent) adalah
variabel yang menjadi sebab atau berubah mempengaruhi
suatu variabel lain (variable dependent). Juga sering
disebut variabel bebas, prediktor, stimulus, eksogen atau
atencendent. Jadi variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi. Sedangkat variabel terikat (variable
dependet) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel lain (variable
independent). Variabel ini juga sering disebut variabel
terikat, variabel respons, dan variabel endogen.11
Adapun variabel yang akan dibahas dalam penelitian
ini mencakup dukungan sosial terhadap tingkat depresi
pada lanjut usia.
11
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.110.
47
Tabel 2. Variabel Penelitian
Variable Independet Variable Dependent
F. Definisi Konseptual Variabel penelitian
Definisi Konseptual adalah suatu definisi konstras yang
diberikan kepada suatu konstrak dengan menggunakan
konstrak yang lain. Definisi konseptual dari vaiabel-
variabel dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian,
penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu
dari orang lain.12
2. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang
ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang
mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya
kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam
menilai realitas, kepribadian tetap utuh atau tidak
mengalami keretakan kepribadian, perillaku dapat
terganggu tetapi dalam batas-batas normal.13
12
Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h. 110. 13
Ratna Juwita, “Hubungan Keluarga Dengan Depresi Pada Lansia di UPTD
Rumah Sejahtera Geunaseh Sayang Ulee Kareng Banda Aceh Tahun 2013,”
(Karya tulis Ilmiah, D3 Kebidanan, Sekolah Tinggi Kesehatan U’BUDIYAH
Banda Aceh, 2013), h. 23.
DUKUNGAN SOSIAL
( Variabel X)
DEPRESI
( Variabel Y )
48
G. Definisi Oprasional Variabel Penelitian
Definisi oprasional adalah sebuah konsep yang
mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu
penelitian dan sangat erat kaitannya dengan indikator.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah dukungan sosial sedangan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah tingkat depresi sebagai berikut:
1. Dukungan sosial adalah skor yang didapat dari skala
dukungan sosial yang menggunakan 6 (enam)
komponen-komponen dalam dukungan sosial yaitu;
kerekatan emosional (emostional attachment),
integrasi sosial (social integration), penghargaan atau
pengekuan (reassurance of worth), hubungan yang
dapat diandalkan (reliable alliance), saran atau
informasi (guidance), kemungkinan membantu
(Opportunity for naturance).
2. Depresi adalah skor yang didapatkan dari skala
depresi yang menggunakan domain depresi
berdasarkan penghitungan jumlah yang dipergunakan
adalah Geriatric Depression Scale (GDS) yang
merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia
yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya.
49
Tabel 3. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Operasional Variabel Dukungan sosial (X)
Variabel Definisi Operasional Indikator
Dukungan
Sosial
(Variabel X)
1.Kerekatan emosional:
Dukungan ini memungkinkan
seseorang untuk memperoleh
kerekatan emosional sehingga
menimbulkan rasa aman bagi
yang menerimanya.
2.Integrasi sosial:
Dukungan untuk memperoleh
perasaan memiliki di dalam
kelompok yang memungkinkan
untuk membagi minat dan
perhatian serta melakukan
kegiatan secara bersama-sama.
3.Penghargaan dan pengakuan:
Mendapat pengakuan atas
kemampuan dan keahlian yang
dimiliki serta mendapat
penghargaan dari orang lain.
4.Hubungan yang dapat
diandalkan:
Jaminan bahwa ada orang yang
dapat diandalkan bentuannya
ketika individu membutuhkan
bantuan tersebut.
5.Saran atau informasi:
Mendapat saran/informasi dan
nasihat yang dibutukan dalam
memenuhi kebutuhan dan
mengatasi permasalahan yang
dihadapi.
6.Kemungkinan membantu:
Perasaan dibutuhkan orang lain.
1.Kerekatan emosional
a. Merasakan kedekatan
emosional
b. Merasa aman
Integrasi sosial
a. Ikut serta dalam
aktifitas kelompok
b. Melakukan aktifitas
bersama
3. Penghargaan atau
pengakuan
a. Mendapatkan
pengakuan atas keahlian
dan kemampuan
b. Mendapat
penghargaan atas
kemampuan dan
keahlian
4. Hubungan yang dapat
diandalkan
a. Hubungan yang dapat
diandalkan
5. Saran atau informasi
a. Mendapat
saran/nasihat dari orang
lain
6. Kemungkinan
membantu
a. perasaan dibutuhkan
orang lain.
50
Tabel 4. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Operasional Variabel Depresi (Y)
Variabel Definisi Operasional Indikator
Depresi (Variabel Y)
Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertanya (Sadock, 2007). Gangguan depresi mayor biasanya mencakup (mood) sedih atau kurangnya minat dalam aktifitas kehidupan selama dua minggu atau lebih disertai minimal empat gejala lain, seperti anhedonia dan perubahan berat badan, tidur, energi, konsentrasi, pembuatan keputusan, harga diri, dan tujuan (Videbeck,2013).
Geriatric Depresi Scale (GDS) alam perasaan sedih perubahan pada pola tidur konsentrasi anhedonia kelelahan rasa putus asa tak berdaya pembuatan keputusan energi
51
Tabel 5. Blue Print Skala Dukungan social (validasi
instrument)
No
Dimensi
Item
Jumlah Favora
ble
Un
Favorabl
e
1. Kerekatan
emosional (X1)
1.Merasakan
kedekatan
emosional
2. merasa aman
1
-
2
1
1
2 DiIntegrasi
Sosial
(X2)
1.Melakukan
aktivitas bersama
- 3 1
3 Penghargaan
/Pengakuan
(X3)
1.Mendapat
pengakuan atas
keahlian dan
kemampuan
2. Mendapat
penghargaan atas
kemampuan dan
keahlian
4, 5
6
-
-
2
1
4 Hubungan
yang dapat
diandalkan
(X4)
Hubungan yang
dapat diandalkan
7,8 - 2
5 Saran atau
nasihat (X5)
Mendapatkan
saran/ nasihat dan
informasi dari
orang lain
- 9 1
6 Kemungkinan
membantu
Perasaan
dibutuhkan orang
lain
11,12 10 3
Jumlah
12
52
Tabel 6. Blue Print Skala Tingkat Depresi (validasi
instrument)
No
Dimensi
Y
Item
Jumlah Favorable
(+)
Un Favorable (-)
1. Alam perasaan
sedih
- 2,18,20 3
2 Konsentrasi - 5,11,21 3
3 Anhedonia
(tidak tertarik
pada kontak
sosial)
- 9,16,22 3
4 Kelelahan - 4 1
5 Rasa putus asa - 7,8,10,12,13,14,17 7
6 Tak berdaya - 3,19 2
7 Pembuatan
keputusan
1,6 - 2
8 Energi 15 - 1
Jumlah
22
53
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.14
Terdapat dua jenis hipotesis yaitu
hipotesis alternative (Hₐ) yang menyatakan adanya
hubungan antar variabel X dan Y. Dan Hipotesis nol (Ho)
yang menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.15
Hipotesis dapat dirumuskan
pertanyaan sebagai berikut:
Hₒ:ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada
lanjut usia.
Hₐ:ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
dukungan terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
I. Uji Instrumen
1. Uji Validitas Data
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.16
14
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktik,
Cet.Ke-14 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 110. 15
Ibid., h. 112-113. 16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 121.
54
Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung
korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor
total menggunakan rumus teknik korelasi product
moment. Rumusnya adalah :
r = N (∑ XY) – (∑ X ∑ Y)
√[N ∑ X² - (∑ X)2
] [N ∑ Y2
– (∑ Y)2]
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = skor variable (jawaban responden)
Y = skor total variable untuk responden
N = banyaknya sampel dalam penelitian
Dalam pengambilan keputusan :
a. Jika r hitung positif serta r hitung > r table, maka
butir atau variabel tersebut valid.
b. Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r table,
maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
c. Jika r hitung > r table, tapi bertanda negatif, maka
butir atau variabel tersebut tidak valid.
55
2. Uji Reabilitas Data
Uji Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan
sejauh mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan.
Instrument dikatakan reliable apabila terdapat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.
Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai reabilitas kurang baik, sedangkan cronbach
alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah
baik.17
J. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterprestasikan. Dalam menganalisis data ini, peneliti
menggunakan metode analisis kuantitatif guna mengetahui
pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada
lanjut usia dilakukan dengan skala likert. Skala likert adalah
skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu. Berikut table untuk skor skala likert: 18
17
Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17 (Yogyakarta:
CV. Andi offset, 2009) h.172. 18
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.138.
56
Tabel 7. Skala Likert
Kemudian data yang diperoleh dengan menggunakan
kuesioner, dimana hasil analisisnya dipresentasikan di
dalam table analisis berdasarkan variabel dukungan sosial
terhadap tingkat depresi pada lanjut usia di Panti Sosial
Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3 Margaguna Jakarta
Selatan dapat dianalisis dengan cara sebagai berikut:
1. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk membandingkan
hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel tersebut.19
Perumusan masalah untuk regresi linier sederhana (X,Y),
yaitu adakah hubungan yang signifikan antara variabel X
dengan variabel Y.
Sebelum mengetahui seberapa besar koefisien determinasi
perlu menghitung koefisiennya terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:20
19
Arikunto, Prosedur penelitian, h. 313. 20
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.228.
No Alternatif Jawaban Positif Negatif
1 Sangat Setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak Setuju 2 3
4 Sangat Tidak Setuju 1 4
57
r = N (∑ XY) – (∑ X ∑ Y)
√[N ∑ X² - (∑ X)2
] [N ∑ Y2
– (∑ Y)2]
Keterangan:
rxy =Korelasi antara variabel X dengan variabel Y
x = (x1-x2) selisih nilai X dengan rata-rata variable X
y = (y1-y2) selisih nilai Y dengan rata-rata variabel Y
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka
dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel
sebagai berikut:21
Tabel 8. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 – 0,599
0,60 - 0,799
0,899 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
21
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.229.
58
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS,
koefisien determinasi terletak pada model summary dan
tertulis R square.
Nilai R square diketahui baik diatas 0,5 karena R square
berkisar antara 0-1. Pada umumnya sampel dengan data
deret waktu (time series) memilih R square maupun adjust
R square dikatakan cukup tinggi dengan nilai diatas 0,5.22
3. Uji F-test (Simultan)
Pengujian serentak digunakan untuk mengetahui apakah
secara simultan (bersama-sama) koefisien regresi variabel
bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap
variabel tergantung.23
Adapun nilai taraf signifikansi
sebesar a= 0,01 sampai dengan 0,5.
Untuk melakukan uji hipotesis, maka ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan, seperti berikut ini:
Hₒ:ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut
usia.
Hₐ:ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
22
Singgih Sentosa, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional, h.50-
51. 23
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2004), h.225.
59
Jika sig F > 0,05 maka artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jika sig F < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas terhadap variable terikat.
4. Uji Regresi Linear Berganda
Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai hubungan
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia,
maka peneliti mengolah data yang didapat dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple
linear regression), rumus regresi linear berganda adalah:24
Keterangan:
Y = Variabel Dependen (Depresi)
a = Harga konstan
b1 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Kerekatan emosional
b2 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Integrasi sosial
b3 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Penghargaan atau
pengakuan
b4 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Hubungan yang
dapat diandalkan
24
Pangestu Subagyo dan Djarwanto Ps, Statistika Induktif (Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 2005), Ed. 5, h.270.
Y = a+ b1X1+b2X2+b3X3+b4X4 b5X5
b6X6
60
b5 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Saran atau Informasi
b6 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Kemungkinan
Membantu
5. Uji T-tes (Persial)
T-tes bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual
(parsial) terhadap variabel dependen. Adapun nilai-nilai
taraf signifikansinya sebesar α = 5% .
Terdapat dua jenis hipotesis yaitu hipotesis alternatif (Hₐ)
yang menyatakan adanya hubungan antar variabel X dan Y.
Dan Hipotesis nol (Hₒ) yang menyatakan tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.25
Hipotesis dapat
dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
Hₒ:ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
Hₐ:ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
25
Suharsimin Artkunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Cet.Ke-14 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 110.
61
6. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linear sederhana dipakai untuk menganalisa
hubungan linear antara satu variabel independen dengan
satu varaiabel dependen.26
Maka persamaan analisis
regresinya ialah:
Y = a + bX
26
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17 h.172
62
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN
1. Profil Lembaga dan Sejarah
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 merupakan
Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia Dinas Sosial DKI Jakarta. Sebagai lembaga
pelayanan masyarakat, PSTW budi mulia 3 adalah
lembaga pemerintah yang memeberikan pelayanan
kepada masyarakat, khususnya lanjut usia yang tidak
mampu/kurang beruntung dengan sumber dana APBD
Provinsi DKI Jakarta.
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 berdiri pada
tahun 1965 dengan nama PSTW Budi Mulia Jakarta
Timur yang berlokasi di keluarahan Ceger. Karena
pembangunan TMII maka di pindahkan ke Kelurahan
Dukuh Kecamatan Kramat Jati dengan luas lahan
23000M2 dengan system pelayanan cottage.
Karena lokasi kelurahan Dukuh ini terletak pada dataran
rendah dan sering dilanda banjir luapan kali
Krukut/banjir kiriman dari Bogor, maka pada tahun 2002
PSTW Budi Mulia di pindahkan ke Jl. Margaguna Radio
Dalam Jakarta Selatan dengan nama Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia.
63
2. Landasan Hukum
a. Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial.
b. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 104 Tahun
2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial.
c. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 76 Tahun
2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia.
d. Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta
No. 33 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaa
Pelayan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial di Provinsi DKI Jakarta.
3. Visi dan Misi
VISI. Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial khususnya
lanjut usia terlantar di DKI Jakarta terentas dalam
kehidupan yang layak dan berguna.
MISI
a. Mencegah, mengurangi tumbuh kembang dan meluasnya
masalah kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.
b. Mengentaskan penyandang masalah kesejahteraan sosial
lanjut usia terlantar dalam kehidupan yang layak.
c. Pembinaan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan lanjut usia terlantar
yang meliputi kesejahteraan fisik, sosial, mental, dan
agama.
64
4. Tugas Pokok
Tugas pokok Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3
Margaguna adalah memberikan pelayanan dan perawatan
jasmani dan rohani kepada para lanjut usia terlantar agar
dapat hidup secara wajar.
5. Tujuan
Terpenuhinya kebutuhan hidup bagi lanjut usia yang
disantuni seperti kebutuhan jasmani, rohani dan sosial
dengan baik sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya
dengan diliputi ketentraman lahir dan batin.
65
Gambar 2. Proses Pelayanan
Pendataan
Masyarakat
Sasaran : 1. Lanjut usia 60 tahun keatas
yang:
a. Tidak ada / tidak diketahui oleh
keluarganya ataupun tidak diurus
nyata-nyata oleh keluarganya
sehingga terlantar.
b. Lanjut usia yang tidak ingin tinggal
di lingkungan keluarganya
melainkan ingin disantuni di panti.
2. Keluarga terutama yang tidak
dapat kenyantuni lanjut usia.
3. Masyarakat terutama yang
mampu dan mau berpatisipasi
dalam pembinaan kesejateraan
sosial lanjut usia.
Penerimaan
Layanan
Proses Pelayanan Dalam
Panti
1. Penerimaan
a. Pendekatan awal
b. Regristrasi
c. Penempatan pada
program pelayanan
2. Bimbingan
a. Bimbingan Fisik, Mental
dan Sosial
b. Bimbingan
Keterampilan
c. Penelaahan dan
pengungkapan
Resosialisasi
1. Bimbingan kesiapan
peran serta masyarakat
2. Bimbingan sosial hidup
bermasyarakat
3. Pembinaan lanjut
4. Terminasi / Penyaluran
Hasil yang diharapkan
1.Terpenuhuinya kebutuhan jasmani,
rohani dan social lanjut usia sehingga
mereka dapat menikmati hari tuanya
dengan diliputi ketentraman lahir dan
batin.
2.Terlestarikannya dan
dikembangkannya nilai social budaya
bangsa berkenaan dengan masalah
lanjut usia dalam memenuhi
kebutuhan lanjut usia.
3. a. Meningkatnya jumlah anggota
masyarakat yang mau dan mampu
menyantuni lanjut usia dalam
keluarga.
b. meningkatnya dan melembaganya
peran serta masyarakat dalam
pembinaan kesejahteraan lanjut usia.
66
Gambar 3. BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3
MARGAGUNA JAKARTA SELATAN
Sumber : Brosur Panti Sosial Tresna Werdha 3, Thn 2016
KEPALA PANTI
SUB. BAGIAN
TATA USAHA
SATUAN
PELAKSANA
PELAYANAAN
SOSIAL
SATUAN PELAKSANA
PEMBINAAN SOSIAL
SUB KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
PEKERJA SOSIAL
67
B. HASIL PENELITIAN
1. Pengolahan Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran
kuesioner kepada para lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) yang berada di Jakarta Selatan
sebanyak 52 responden, penulis memberikan 34 butir
pertanyaan untuk menguji validitas dan reabilitas dari
sebuah pertanyaan yang diajukan. Analisis dilakukan
dengan menggunakan software SPSS 22.0 for windows
release.
2. Rekapitulasi Validitas dan Reabilitas Instrumen
A. Validitas Variabel X dan Variabel Y.
Untuk mengetahui validitas instrument, dari
masing-masing pernyataan, maka penulis akan
memaparkannya pada tabel 9 dan 10.
Tabel 9. Uji ValiditasVariabel X
NO Pernyataan r hitung r table Hasil
Instrumen
1 Berkumpul
bersama keluarga
membuat saya
lebih tenang
0.408 0.266 Valid
2 Tidak ada
seorangpun yang
dapat saya
percaya, sehingga
merasa tidak aman
jika berada dengan
orang lain.
0.527 0.266 Valid
68
3 Saya lebih senang
berada di
rumah,karena
tidak ada yang
mengganggu.
0.335 0.266 Valid
4 Karena
pengalaman yang
saya miliki,
sehingga orang-
orang di sekitar
sering meminta
nasihat/saran.
0.291 0.266 Valid
5 Saya adalah
sesepuh yang
disegani di
masyarakat.
0.519 0.266 Valid
6 Saya merasa
dihormati oleh
keluarga/orang-
orang disekitar.
0.560 0.266 Valid
7 Ketika saya sakit,
maka yang
membantu.
0.346 0.266 Valid
8 Tetangga saya
adalah oaring yang
baik, karena sering
membantu.
(bantuan
jasa/barang)
0.287 0.266 Valid
9 Terkadang
masalah yang saya
hadapi tidak
terpecahkan,
karena tidak ada
yang membantu.
0.457 0.266 Valid
10 Keluarga/orang-
orang sekitar tidak
mengharapkan keberadaan saya.
0.537 0.266 Valid
69
11 Ketika saya keluar
rumah terlalu
lama, maka
keluarga akan
mencari.
0.287 0.266 Valid
12 Tenaga saya masih
dibutuhkan oleh
orang lain.
0.358 0.266 Valid
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 9, dapat diketahui
bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen
variabel dukungan sosial (X) antara skor item dengan skor
total kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. r tabel
dicari pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 52,
maka didapat r tabel sebesar 0,266 (lihat pada tabel r). Bila
korelasi < 0,266 = tidak valid (invalid), jika hasil korelasi >
0,266 = valid. Hasilnya diperoleh bahwa sebanyak 12 butir
item pernyataan dikatakan valid.
Tabel 10. Uji Validitas Variabel Y
NO Pernyataan r
hitung
r table Hasil
Instrumen
1 Saya merasa puas dengan
kehidupan yang dijalani.
0.302 0.266 Valid
2 Saya banyak
meninggalkan
kesenangan/minat dan
aktifitas.
0635 0.266 Valid
3 Saya merasa kehidupan
yang hampa.
0.303 0.266 Valid
4 Saya sering merasa bosen. 0.301 0.266 Valid
5 Saya diganggu oleh
pikiran-pikiran yang tidak
dapat diungkapkan.
0.812 0.266 Valid
70
6 Saya merasa bahagia
disebagaian besar waktu.
0.816 0.266 Valid
7 Merasa takut sesuatu akan
terjadi pada saya.
0.294 0.266 Valid
8 Saya sering merasa gelisah
dan gugup
0.774 0.266 Valid
9 Saya memilih tinggal
dikamar dari pada pergi
melakukan sesuatu yang
bermanfaat di panti.
0.433 0.266 Valid
10 Saya sering kali merasa
khawatir akan masa depan
0.411 0.266 Valid
11 Saya merasa mempunyai
lebih banyak masalah
dengan daya ingat
dibandingkan orang lain.
0.814 0.266 Valid
12 Saya sering kali merasa
merana.
0.920 0.266 Valid
13 Saya merasa kurang
bahagia.
0.782 0.266 Valid
14 Saya sangat khawatir
terhadap masa lalu.
0.776 0.266 Valid
15 Saya merasa hidup ini
sangat menggairahkan.
0.393 0.266 Valid
16 Saya merasa berat untuk
memulai sesuatu yang
baru.
0.321 0.266 Valid
17 Berfikir bahwa keadaan
saya tidak ada harapan.
0.819 0.266 Valid
18 Berfikir bahwa banyak
orang yang lebih baik
daripada saya.
0.827 0.266 Valid
19 Saya sering kali merasa
menjadi kesal dengan hal
yang sepele.
0.807 0.266 Valid
20 Saya sering kali merasa
ingin menangis.
0.855 0.266 Valid
21 Saya merasa sulit untuk
berkonsentrasi.
0.887 0.266 Valid
71
22 Saya memilih menghindar
dari perkumpulan sosial.
0.526 0.266 Valid
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 10, dapat
diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas
instrumen variabel tingkat depresi (Y) Berdasarkan data
yang tertera pada tabel 10, dapat diketahui bahwa nilai
koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel
dukungan sosial (X) antara skor item dengan skor total
kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. r tabel dicari
pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 52, maka
didapat r tabel sebesar 0,266 (lihat pada tabel r). Bila
korelasi < 0,266 = tidak valid (invalid), jika hasil korelasi >
0,266 = valid. Hasilnya diperoleh bahwa sebanyak 22 butir
item pernyataan dikatakan valid.
72
B. Uji Realibilitas
Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan
softwere SPSS 22 for windows release, nilai
koefisien reabilitas Cronbach’s Alpha sebagai
berikut: (data selengkapnya terlampir).
Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Reabilitas
Cronb
ach
Alpha > 0,8 adalah dapat diterima. Artinya data instrumen
variabel dukungan sosial (X) dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau
mengukur objek yang sudah di tetapkan karena instrumen
tersebut dapat diterima. Cronbach Alpha > 0,9 adalah baik.
Reliability Statistics
Cronb
ach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Item
s
,822 ,805 12
Case Processing
Summary
N %
Cas
es
Valid 52 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 52 100,0
a. Listwise deletion based
on all variables in the
procedure.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 52 100,0
Exclud
eda
0 ,0
Total 52 100,0
a. Listwise deletion based on
all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbac
h's Alpha
Cronbach's
Alpha
Based on
Standardize
d Items
N of
Items
,921 ,932 22
73
Artinya data instrumen variabel depresi (Y) dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau
mengukur objek yang sudah ditetapkan karena instrumen
tersebut dapat tergolong baik.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Berdasarkan kelamin responden dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 12. Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1 Laki-laki 5 7,8%
2 Permpuan 47 92,2%
Total 52 100%
Dari 52 responden yang diteliti berdasarkan jenis kelamin
pada penelitian ini diketahui terdapat 5 responden laki-laki
dengan presentasi 7,8% dan jumalah responden perempuan
sebanyak 47 responden dengan 92,2%. Berdasarkan jumlah
responden tersebut diketahui bahwa jumlah responden
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan responden
laki-laki. Hal itu dikarenakan jumlah lanjut usia yang
berjenis kelamin laki-laki yang ada di sekitar PSTW adalah
mereka yg memiliki krteria lanjut usia yang tidak mampu.
74
2. Gambar subjek berdasarkan usia
Tabel 13. Usia Responden
NO Usia Frekuensi Presentase
1 60-70 22 42,4%
2 71-80 30 57,6%
Total 52 100%
Dari 52 yang di teliti berdasarkan hasil usia pada
penelitian ini diketahui terdapat 22 responden usia antar
60-70 dengan presentase 42,4% dan terdapat 30
respenden usia 71-80 dengan presentase 57,6%.
Data responden berdasarkan usia tersebut ditentukan
berdasarkan kriteria bahwa lansia tersebut masih mampu
untuk diajak berkomunikasi dalam menjawab
pertanyaan- yang diajukan penelitian. Banyak lansia
yang berusia lebih dari 65 tahun namun mereka masih
mampu untuk diajak berkomunikasi.
75
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows
release, maka di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 14. Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Dukungan
Sosial Depresi
Dukungan
Sosial
Pearson
Correlation 1 ,347
*
Sig. (2-tailed) ,012
N 52 52
Depresi Pearson
Correlation ,347
* 1
Sig. (2-tailed) ,012
N 52 52
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pada tabel 14, diperoleh hasil bahwa, korelasi antara
variabel dukungan sosial (X) dengan variabel depresi
(Y) adalah memiliki nilai 0,347 yang dapat
dikatagorikan memiliki hubungan yang rendah,
terdapat pada tabel berikut:
76
Tabel 15. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 – 0,599
0,60 - 0,799
0,899 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
2. Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows
release, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 16. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,347a ,120 ,103 7,22539 ,814
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Tabel 16, menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi R²
(R Square) sebesar 0,120 yang dipengaruhi oleh variabel
X1 (Kerekatan emosional), X2 (Integrasi sosial), X3
(Penghargaan dan pengakuan), X4 (Hubungan yang dapat
diandalkan), X5 (Saran atau informasi), X6 (Kemungkinan
membantu) sebesar 1,20%, adapun sisanya sebesar 98,8%
77
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain di luar
variabel penelitian.
3. Uji F-Test
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows
release, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 17. Hasil Uji F-Test
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regressio
n 1079,426 6 179,904 4,290 ,002
b
Residual 1887,247 45 41,939
Total 2966,673 51
a. Dependent Variable: Depresi (Y)
b. Predictors: (Constant), Kemungkinan membantu (X), Hubungan yang dapat
diandalkan (X), Kelekatan emosional (X), Intergrasi sosial (X), Saran atau
informasi (X), Pengaruh dan pengakuan (X)
Berdasarkan tabel 17, menunjukan bahwa nilai F =
4,290 dengan signifikansinya sebesar 0,002 pada
alpha 0,05 variabel X (dukungan sosial) secara
bersama-sama tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap variabel Y (depresi).
78
4. Uji Regrasi Linier Bergaanda
Berdasar hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan bantuan SPSS 22 for windows release, maka
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 18. Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 24,089 12,113 1,989 ,053
Kelekatan emosional
(X) 6,283 2,141 ,440 2,935 ,005
Intergrasi sosial (X) 2,965 2,587 ,182 1,146 ,258
Pengaruh dan
pengakuan (X) -1,329 2,399 -,100 -,554 ,582
Hubungan yang dapat
diandalkan (X) ,882 3,483 ,032 ,253 ,801
Saran atau informasi
(X) -3,984 2,925 -,243 -1,362 ,180
Kemungkinan
membantu (X) 5,750 2,893 ,354 1,988 ,053
a. Dependent Variable: Depresi (Y)
Berdasarkan tabel 18, maka dapat disusun persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 24,089 + 6,283 X1 + 2,965 X2 -1,329 X3 + 0,882 X4 -
3,984 X5 + 5,750 X6
79
Dari persamaan tersebut dapat diartikn bahwa , Variabel
Kelekatan emosional (X1) mempunyai nilai koefesien
regrasi sebesar 6,283. Dengan demikian setiap ada
penambahan satu nilai maka akan ada kenaikan depresi
sebesar 6,283.
Variabel Integrasi sosial (X2) mempunyai nilai koefesien
regrasi sebesar 2,965. Dengan demikian setiap ada
penambahan satu nilai maka akan ada kenaikan depresi
sebesar 2,95.
Variabel Penghargaan dan pengakuan (X3) mempunyai
nilai koefesien regrasi sebesar -1,329. Dengan demikian
setiap ada penambahan satu nilai maka akan ada penurunan
depresi sebesar -1,329.
Variabel Hubungan yang dapat diandalkan (X4) mempunyai
nilai koefesien regrasi sebesar 0,882 .Dengan demikian
setiap ada penambahan satu nilai maka akan ada kenaikan
depresi sebesar 0,882.
Variabel saran atau informasi (X5) mempunyai nilai
koefesien regrasi sebesar -3,984. Dengan demikian setiap
ada penambahan satu nilai maka akan ada penurunan
depresi sebesar -3,984.
Variabel kemungkinan membantu (X6) mempunyai nilai
koefesien regrasi sebesar 5,750. Dengan demikian setiap
ada penambahan satu nilai maka akan ada kenaikan depresi
sebesar 5,750.
80
5. Uji T-Test
Berdasarkan hasil uji T-test dilihat dari tabel 18 dapat
dijelaskan bahwa nilai masing-masing variabel adalah
sebagai berikut:
Nilai t hitung variabel Kerekatan emosional (X1) sebesar
2,935 dan nilai signifikansinya sebesar 0,005 dengan alpha
0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka
Hₒ ditolak. Artinya, ada pengaruh signifikan antara variabel
kerekatan emosional (X1) terhadap depresi (Y).
Nilai t hitung variabel Integrasi sosial (X2) sebesar 1,146
dan nilai signifikansinya sebesar 0,258 dengan alpha 0,05.
Karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha, maka Hₒ
diterima. Artinya, tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel integrasi sosial (X2) terhadap depresi (Y).
Nilai t hitung variabel Penghargaan dan pengakuan (X3)
sebesar -0,554 dan nilai signifikansinya sebesar 0,582
dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari
alpha, maka Hₒ diterima. Artinya, tidak ada pengaruh
signifikan antara variabel penghargaan dan pengakuan (X3)
terhadap depresi (Y).
Nilai t hitung variabel Hubungan yang dapat diandalkan
(X4) sebesar 0,253 dan nilai signifikansinya sebesar 0,801
dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari
alpha, maka Hₒ diterima. Artinya, tidak ada pengaruh
signifikan antara variabel hubungan yang dapat diandalkan
(X4) depresi (Y).
81
Nilai t hitung variabel Saran atau informasi (X5) sebesar -
1,362 dan nilai signifikansinya sebesar 0,018 dengan alpha
0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha, maka
Hₒ diterima. Artinya, tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel saran atau informasi (X5) depresi (Y).
Nilai t hitung variabel Kemungkinan membantu (X6)
sebesar 1,988 dan nilai signifikansinya sebesar 0,053
dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari
alpha, maka Hₒ diterima. Artinya, tidak ada pengaruh
signifikan antara variabel kemungkinan membantu (X6)
depresi (Y).
Hₒ:ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut
usia.
Hₐ:ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
Dari hasil hipotesis diatas, dapat disimpulkan bahwa,
terdapat pengaruh secara signifikan pada variabel
Kerekatan emosional (X1) terdapat variabel tingkat depresi
pada lanjut usia (Y) dengan signifikansi sebesar 0,005.
Sedangkan tidak terdapat pengaruh signifikan pada variabel
Integrasi sosial (X2), Penghargaan dan pengakuan (X3),
Hubungan yang dapat diandalkan (X4), Saran atau
informasi (X5), dan Kemungkinan membantu (X6)
terhadap variabel tingkat depresi pada lanjut usia (Y)
dengan signifikansi masing-masing sebesar 0,258, 0,582,
0,801, 0,018, dan 0,053.
82
6. Uji Regresi Linier Sederhana
Berdasar hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan bantuan SPSS 22 for windows release, maka
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 19. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 25,216 10,571 2,385 ,021
Dukungan
sosial (X) ,801 ,307 ,347 2,613 ,012
a. Dependent Variable: Depresi (Y)
Berdasarkan tabel 19, maka dapat disusun persamaan
regresi linier sederhana sebagai berikut:
Y (Depresi) = 25,216 + 0,801 X (Dukungan sosial)
Untuk menemukan tarif signifikan atau linieritas dari
regresi, kriterianya dapat ditentukan berdasarkan dengan
Nilai Sig < 0,5 pada variabel dukungan sosial . Dengan
nilai Sig = 0,012 yang berarti > 0,5, lebih besar dari pada
nilai dukungan sosial, maka Ho diterima. Dengan kata lain
tidak ada pengaruh signifikan antara variabel dukungan
sosial terhadap variabel depresi.
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa model
signifikan dengan nilai konsetanta sebesar 25,216 dan nilai
83
koefisien beta sebesar 0,801. Artinya setiap ada
penambahan satu nilai atau angka untuk variabel dukungan
sosial sebesar satu nilai atau angka maka penambahan nilai
sebesar 0,801.
a. HASIL UJI T-tes
Berdasarkan hasil uji T-tes dilihat dari tabel 19 dapat
dijelaskan bahwa nilai masing-masing variabel adalah
sebagai berikut:
Nilai t hitung variabel dukungan sosial sebesar 2,163 dan
nilai signifikansinya sebesar 0,012 dengan alpha 0,05.
Karena nilai signifikan lebih kecil dari alpha, maka Ho
ditolak. Artinya, ada pengaruh signifikan antara variabel
dukungan sosial terhadap variabel depresi.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujuan hipotesis,
maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji F-test, menunjukan bahwa nilai F
= 4,290 dengan signifikansinya sebesar 0,002 pada
alpha 0,05 variabel X (dukungan sosial) secara
bersama-sama tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap variabel Y (depresi).
2. Berdasarkan hasil uji T-test, Sedangkan tidak terdapat
pengaruh signifikan pada variabel Integrasi sosial (X2),
Penghargaan dan pengakuan (X3), Hubungan yang
dapat diandalkan (X4), Saran atau informasi (X5), dan
Kemungkinan membantu (X6) terhadap variabel
tingkat depresi pada lanjut usia (Y) dengan signifikansi
masing-masing sebesar 0,258, 0,582, 0,801, 0,018, dan
0,053.
3. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi, antara
variable dukungan sosial (X) dengan variabel depresi
(Y) adalah memiliki nilai 0,347 yang dapat
dikatagorikan memiliki hubungan yang rendah.
85
B. Saran
Setelah melalui seluruh proses penelitian dan penyusunan
laporan hasil penelitian peneliti menyadari masih banyak
kekurangan dalam penelitian ini. Untuk penyempurnaan
penelitian selanjutnya maka peneliti memberikan saran
yang dapat dijadikan pertimbangan antara lain:
1. Saran Teoritik
a. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk
meneliti variabel depresi, diharapkan dapat meneliti
ariabel depresi ke arah yang lebih klinis, serta
memperhatikan variabel-ariabel lain yang belum
diamati dalam penelitian, misalnya pengalaman
hidup, tingkat religiusitas, kepribadian, tingkat
kesehatan dan harga diri (self-esteem).
b. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya dalam
pembuatan alat ukur menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan jumlah itemnya tidak terlalu
banyak, agar memudahkan lanjut usia dalam
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
2. Saran Praktis
a. Bagi pihak PSTW diharapkan lebih memperhatikan
lanjut usia yang mengalami depresi dan segera
melakukan penanganan yang serius.
86
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Arikunto, Suharsimin, (Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan
Praktik), Cet.Ke-14 Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Burhan, Bungin, (Metodologi Penelitian Kuantitatif) Jakarta:
Kencana, 2009.
Elizabeth B, Hurlock, (Psikologi perkembangan: Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan) Jakarta:
Erlangga, 1992.
Mansoer, Masri dan Driana, Elin, (Statistik Sosial).
Namora Lumongga Lubis, M.Sc., Ph.D , PSIKOLOGI KESPRO
“Wanita & Perkembangan Reproduksinya” Ditinjau
dari Aspek isik dan Psikologinya (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2003).
Notoatmodjo, Soekidjo, (Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni)
Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul Jannah, (Metode
Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasinya)
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Prayitno, Duwi, (5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17)
Yogyakarta: CV. Andi offset, 2009.
Sentosa, Singgih, (SPSS: Mengelola Data Statistik Secara
Profesional).
87
Siregar, Syofian (Statistik Deskriptif untuk Penelitian) Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.
Sri, Zainuddin, (Dukungan Sosial Pada Lansia) Jurnal
Psikologi, 16 Agustus 2006.
Suardiman, Siti Partini, (Psikologi Usia Lanjut) Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2011.
Subagyo, Pangestu dan Djarwanto Ps, (Statistika Induktif)
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2005, Ed. 5.
Sugiyono, Prof.Dr., (Statistik Untuk Penelitian), Bandung: CV.
Alfabeta, 2010, Cet.16.
Sugiyono, (Metode Kenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)
Bandung: Alvabeta, 2009.
Sumarsono, HM. Sonny, (Metode Riset Sumber Daya Manusia)
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Surbakti, (Menata Kehidupan Pada Usia Lanjut) Jakarta:
Pranita Aksara, 2013.
B. Jurnal
Nurhidayah Siti dan Agustini Rini, “Kebahagiaan Lansia di
Tinjau Dari Dukungan Sosial dan Spiritualitas,”
Jurnal Soul, Vol. 5, No. 2, September 2012.
Saputri Meta Amelia Widya, dkk., “Hubungan antara
Dukungan Sosial dan Depresi pada Lanjut Usia yang
Tinggal di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa
88
Tengah,” Jurnal Psikologi Undip, Vol. 9, (April
2011).
Wicaksono Arif S.Kep, dkk., “Hubungan Dukungan Sosial
Terhadap Depresi Pada Lansia di Desa Suwaluh
Kecamatan Balong Bendo Kabupaten Sidoarjo,”
Jurnal Keperawatan Bina Sehat Vol. 9 (Januari - Juni
2017).
C. Skripsi
Haq Rizal Khoerul, “Hubungan Salat Berjamaah Dengan
Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta
Selatan,” (Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015).
Juwita Ratna, “Hubungan Keluarga Dengan Depresi Pada
Lansia di UPTD Rumah Sejahtera Geunaseh Sayang
Ulee Kareng Banda Aceh Tahun 2013,” (Karya tulis
Ilmiah, D3 Kebidanan, Sekolah Tinggi Kesehatan
U’BUDIYAH Banda Aceh, 2013).
Najah Kamalia, “Pengaruh Dukungan Sosial dan Spiritual
Terhadap Simton Depresi Pada Santri di Pesantrean,
“ (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2013)
Nilam Dewi Anggraeni, “Hubungan Antara Dukungan Sosial
Dengan Tingakat Depresi Pada Lansia di Panti
89
Wreda Jakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi,
Universitas Bina Nusantara, 2011).
Pratiwi Yusnia “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas
Hidup Lanjut Usia Di Pusat Santunan Keluarga
(PUSAKA) Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan,”
(Skiripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015).
Raafiah Dyni, “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Burnout
Guru Sekolah Luar Biasa,” (Skripsi S1 Fakultas
Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012).
D. Internet
Al-Quran Online, “surat Al-isra ayat 23 , “ artikel diakses pada
22 September 2014 dari http://quran.com/17/23-24
Direktorat jendral Rehabilitas sosial, “lanjut Uisa, “Lanjut Usia,
“artikel diakes pada 17 februari 2015 dari
http:rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=Content
&pa=showpage&pid=6
Kusumawardani Arianti, “Hubungan antara Dukungan Sosial
dan Kualitas Hidup pada Lansia Penderita
Hipertensi,” artikel diakses pada 20 Februari 2015
dari
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/08
/Hubungan-antara-Dukungan-Sosial-dan-Kualitas-
Hidup-pada-Lansia-Penderita-Hipertensi.pdf
90
Kementerian Kesehatan RI, “Pelayanan dan Peningkatan
Kesehatan Usia Lanjut” artikel diakses pada 11
November 2016 dari
www.depkes.go.id/article/view/15052700010/pelayan
an-dan-peningkatan-kesehatan-usia-lanjut.html
Kementerian PPN/Bappenas, “Tahun 2025, Angka Harapan
Hidup Penduduk Indonesia 73,7 Tahun” artikel
diakses pada 11 November 2016 dari
www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-
pers/berita/tahun-2025-angka-harapan-hidup-
penduduk-indonesia-737-tahun/
Menkokesra, “Penduduk Lanjut Usia di Indonesia dan Masalah
Kesejahteraannya” artikel diakses pada 23 Oktober
2007 dari
http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&
file=article&sid=522
Raharjo Sahid, Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov-
Smirnov dengan SPSS, di unduh pada tanggal 2
Februari 2015 dari
http://spssindo.blogspot.com/2014/02/uji-
homogenitas-dengan-spss.html
Undang-Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan
Lansia nomor 13 tahun 1998,” artikel diakses pada 17
februari 2015 dari
file:///C:/Users/Acer/Download/Undang-Undang-
tahun-1998-13-98%20(3).pdf
91
Universitas Sumatra Utara, “Pelayanan Lanjut Usia, “Artikel
diakses pada 18 Februari 2015 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3924
0/3/Chaoter%20II.pdf
Surat Permohonan
Kepada Yth
Para Responden
Di tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, selaku
mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial, dari Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sehubungan dengan penelitian Skripsi yang akan saya
lakukan mengenai “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap
Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia Di Panti Sosia Tresna
Werdha Budi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan”. Saya
sebagai peneliti sangat mengharapkan kepada responden untuk
bersedia mengisi lembar pernyataan yang terlampir.
Demikianlah surat pemohonan ini saya sampaikan. Atas
kerja sama dan partisipasi yang telah diberikan saya ucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. W
Jakarta, Juni 2018
Charisma Juwanita
ANGKET UNTUK SISWA
Nama :
Jenis Kelamin : L / P (lingkari)
PETUNJUK PENGISIAN.
1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pertanyaan yang tertera
pada angket dibawah ini .
2. Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan yang tertera pada
angket sesuai dengan pendapat anda pribadi tanpa pengaruh
orang lain !
3. Sebelum di kumpulkan pastikan setiap pertanyaan yang
tertera dalam daftar angket tersebut telah anda isi semunya !
4. Partisipasi dan kesedian anda mengisi daftar angket ini
merupakan bantuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini.
5. SS: Sangat Setuju, S: Setuju, TS : Tidak Setuju, STS: Sangat
tidak Setuju
A. Angket Dukungan Sosial
NO Pernyataan Dimensi Kerekatan Emosional SS S TS STS
1 Tidak ada seorangpun yang peduli dengan saya.
2 Saya lebih senang jika jauh dari keramaian.
3 Saya merasa kesepian.
4 Saya merasa lebih aman jika berada di
lingkungan rumah.
5 Berkumpul bersama kelurga membuat saya lebih
tenang.
6 Tidak ada seorangpun yang dapat saya percaya,
sehingga merasa tidak aman jika berada
dengan orang lain.
NO Pernyataan Dimensi Integrasi Sosial
1
NO
Saya sering mengikuti kegiatan (arisan,
pengajian, dll) yang ada di lingkungan tempat
tinggal.
Pernyataan Dimensi Integrasi Sosial
SS
S
TS
STS
2 Saya sering meluangkan waktu untuk hobi
bersama teman-teman.
3 Saya terpaksa mengikuti kegiatan yang ada di
lingkungan tempat tinggal.
4 Saya sering berkumpul dengan teman-teman.
5 Saya lebih senang berada di rumah,karena tidak
ada yang mengganggu.
6 Saya memiliki banyak musuh.
No Pertanyaan Dimensi Penghargaan Pengakuan
1 Keluarga menganggap saya tidak berguna.
2 Karena pengalaman yang saya miliki, sehingga
orang-orang di sekitar sering meminta
nasihat/saran.
3 Saya adalah sesepuh yang disegani di
masyarakat.
4 Apapun kebaikan yang telah saya lakukan tidak
pernah dihargai oleh orang lain.
5 Saya merasa dihormati oleh keluarga/orang-
orang disekitar.
6 Keluarga sering memberikan hadiah atas apa
yang telah saya lakukan.
No Pernyataan Dimensi Hubungan Yang Dapat
Diandalkan
1 Ketika saya sakit, maka yang membantu.
2 Saya sering mendapat bantuan dari orang lain
(bantuan jasa/barang).
3 Tidak ada seorangpun dalam kelurga/orang-
orang sekitar yang dapat diandalkan ketika
saya membutuhkan pertolongan.
4 Tetangga saya adalah oaring yang baik, karena
sering membantu. (bantuan jasa/barang)
No Pernyataan Dimensi Saran/Informasi SS S TS STS
1 Saya sering mendapat nasihat dari orang-orang
di sekitar.
2 Saya selalu memecahkan masalah sendiri tanpa
dibantu orang lain.
3 Terkadang masalah yang saya hadapi tidak
terpecahkan, karena tidak ada yang membantu.
4 Di lingkungan tempat tinggal sering dilakukan
sosialisasi kesehatan.
No Pernyataan Dimensi Kemungkinan
Membantu
1 Saya sering diminta tolong untuk membantu
orang-orang di sekitar (mengurus rumah,
menjaga cucu, dll).
No Pernyataan Dimensi Kemungkinan
Membantu
2 Keluarga/orang-orang sekitar tidak
mengharapkan keberadaan saya.
3 Ketika saya keluar rumah terlalu lama, maka
keluarga akan mencari.
4 Tenaga saya masih dibutuhkan oleh orang lain.
B. Angket tentang Tingkat Depresi
NO Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya merasa puas dengan kehidupan yang
dijalani
2 Saya banyak meninggalkan
kesenangan/minat dan aktifitas
3 Saya merasa kehidupan yang hampa
4 Saya sering merasa bosen
5 Saya penuh pengharapan akan masa depan
6 Saya mempunyai semangat yang baik
setiap waktu
7 Saya diganggu oleh pikiran-pikiran yang
tidak dapat diungkapkan
8 Saya merasa bahagia disebagaian besar
waktu
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada
saya
10 Saya sering kali merasa tidak berdaya
NO Pertanyaan SS S TS STS
11 Saya sering merasa gelisah dan gugup
12 Saya memilih tinggal dikamar dari pada
pergi melakukan sesuatu yang bermanfaat
di panti
13 Saya sering kali merasa khawatir akan
masa depan
14 Saya merasa mempunyai lebih banyak
masalah dengan daya ingat dibandingkan
orang lain
15 Saya berfikir bahwa hidup ini sangat
menyenangkan sekarang
16 Saya sering kali merasa merana
17 Saya merasa kurang bahagia
18 Saya sangat khawatir terhadap masa lalu
19 Saya merasa hidup ini sangat
menggairahkan
20 Saya merasa berat untuk memulai sesuatu
yang baru
21 Saya merasa dalam keadaan penuh
semangat
22 Berfikir bahwa keadaan saya tidak ada
harapan
23 Berfikir bahwa banyak orang yang lebih
baik daripada saya
24 Saya sering kali merasa menjadi kesal
dengan hal yang sepele
25 Saya sering kali merasa ingin menangis
26 Saya merasa sulit untuk berkonsentrasi
27 Saya menikmati tidur
28 Saya memilih menghindar dari
perkumpulan sosial
29 Saya mudah mengambil keputusan
30 Saya mempunyai pikiran yang jernih
Skor Instrumen X (Dukungan Sosial)
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 TOTAL X
R1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 32
R5 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 37
R6 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 38
R7 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 34
R8 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 32
R9 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 2 30
R10 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 37
R11 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 29
R12 3 3 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 30
R13 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 38
R14 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 37
R15 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 38
R16 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R17 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R18 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R19 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R20 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R21 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R22 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 29
R23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R27 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 37
R28 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 38
R29 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 38
R30 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 37
R31 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 38
R32 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 37
R33 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 38
R34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R38 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 33
R39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R40 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 35
R41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R44 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37
R45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R48 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35
R49 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 34
R50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
R52 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 34
Skor Instrumen Y (Depresi)
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 TOTAL Y
R1 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 46
R2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 46
R3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 48
R4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 58
R5 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 51
R6 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 46
R7 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 52
R8 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 49
R9 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 48
R10 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 64
R11 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 45
R12 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 46
R13 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 48
R14 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 48
R15 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 48
R16 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 47
R17 3 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 45
R18 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 46
R19 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 47
R20 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 46
R21 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 46
R22 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 46
R23 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 67
R24 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 67
R25 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 67
R26 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 67
R27 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 48
R28 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 48
R29 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 48
R30 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 48
R31 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 48
R32 3 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 48
R33 3 2 4 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 51
R34 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 51
R35 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 65
R36 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 67
R37 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 67
R38 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 67
R39 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 66
R40 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 51
R41 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 51
R42 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 65
R43 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 55
R44 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 50
R45 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 51
R46 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 51
R47 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 51
R48 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 50
R49 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 50
R50 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 50
R51 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 51
R52 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 59
Tabel Hasil Uji Koefisien Reabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 52 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 52 100,0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
,822 ,805 12
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 52 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 52 100,0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
,921 ,932 22
Tabel Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Dukungan Sosial Depresi
Dukungan Sosial Pearson
Correlation 1 ,347*
Sig. (2-
tailed) ,012
N 52 52
Depresi Pearson
Correlation ,347* 1
Sig. (2-
tailed) ,012
N 52 52
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,347a ,120 ,103 7,22539 ,814
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Tabel Hasil Uji F-Test
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1079,426 6 179,904 4,290 ,002b
Residual 1887,247 45 41,939
Total 2966,673 51
a. Dependent Variable: Depresi (Y)
b. Predictors: (Constant), Kemungkinan membantu (X), Hubungan yang dapat diandalkan
(X), Kelekatan emosional (X), Intergrasi sosial (X), Saran atau informasi (X), Pengaruh dan
pengakuan (X)
Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 24,089 12,113 1,989 ,053
Kelekatan emosional (X) 6,283 2,141 ,440 2,935 ,005
Intergrasi sosial (X) 2,965 2,587 ,182 1,146 ,258
Pengaruh dan pengakuan
(X) -1,329 2,399 -,100 -,554 ,582
Hubungan yang dapat
diandalkan (X) ,882 3,483 ,032 ,253 ,801
Saran atau informasi (X) -3,984 2,925 -,243 -1,362 ,180
Kemungkinan membantu
(X) 5,750 2,893 ,354 1,988 ,053
a. Dependent Variable: Depresi (Y)
Tabel Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 25,216 10,571 2,385 ,021
Dukungan
sosial (X) ,801 ,307 ,347 2,613 ,012
a. Dependent Variable: Depresi (Y)
Recommended