View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAPHASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI
MANGASA KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memenuhi PenelitianPendidkan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultah Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universutas Muhammadiyah Makassar
OLEHNOVIANTI10540960015
PROGRAM STUDI STRATA SATU (S1)PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(Terjemahan Q.S. Al Insyiroh: 6)
Tiada keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan sayapercaya pada diri saya sendiri.
(Muhammad Ali)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadaribetapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibuku tercinta “Bapak Haryono dan Ibu Syamsiah “ yang telahmencurahkan kasih sayangnya kepadaku, memberikan bimbingan, danmotivasi serta dengan tulus ikhlas mendoakanku setiap waktu. SemogaAllah senantiasa mengabulkan doa-doamu.
Kakak Irmayanti S.Pd., M.Pd, yang selalu menyayangiku setiap waktu.Sungguh kamu sangat berarti bagiku.
Teman-temanku S1 PGSD angkatan 2015 di PGSD FKIP UNISMUHMakassar. .
Pembaca yang budiman
ABSTRAK
Novianti Pengaruh Efikasi diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IVSD Negeri Mangasa kota Makassar. Skripsi. Jurusan PendidikanGuru SekolahDasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyahMakassar. Pembimbing I Irmawanty dan Pembimbing II Nasrah.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah efikasi diri dapatmeningkatkan hasil belajar ipa pada siswa kelas IV SD Negeri Manggasa kotaMakassar.Penelitian inibertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaranIPA pada siswa kelas IV SD Negeri Mangasa yang dapat dilihat dari empat aspekyakni hasilbelajar IPA, aktivitas siswa, respon siswa, keterlaksanaanpembelajaran.Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen yangmelibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen. Prosedur pelaksanaan penelitianmeliputi tahappersiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Sampel padapenelitian iniadalah siswa kelas IV SD Negeri MangasaKota Makassar sebanyak27 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada yang dilakukan secaraindividual dari 21 siswa. Ada 3 siswa mengalami efikasi sangat baik, 11 orangmengalami efikasi diri baik, 9 orang mengalami efikasi diri baik dan 5 orangtergolong efikasi diri buruk. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapatdisimpulkan Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangasa kota Makassarmengalami peningkatan.
Kata Kunci : Pengaruh Efikasi Diri terhadap Hasil Belaja IPA
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, untaian zikir lewat kata yang indah terucap
sebagai ungkapan rasa syukur penulis selaku hamba dalam balutan kerendahan
hati dan jiwa yang tulus kepada Sang Khalid. Yang menciptakan manusia dari
segumpal darah, Yang Maha pemurah, mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. Bingkisan salam dan shalawat tercurah kepada kekasih Allah,
Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya serta Umat yang
senantiasa istiqomah dijalan-Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, dan tiada
kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus
melangkah, akhirnya sampai di titik akhir penyelesaian proposal ini yang berjudul
“Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD
Negeri Mangasa Kota Makassar”. Namun semua itu tak lepas dari uluran
berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan serta bantuan moril dan
material.
Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah
membantu selama penulis menyelesaikan skripsi ini yang diantaranya:
Ayahanda Haryono dan ibunda Syamsiah srta semua keluarga yang telah
mencurahkan kasih sayang dan cintanya dalam membesarkan, mendidik dan
membiayai penulis serta doa restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan
penulis.
iv
Irmawanty, S.Si.,M.Si.selaku Pembimbing I senantiasa memberikan motivasi,
kesabaran dan membimbing penulis dalam penyusunan proposal ini;
Nasrah, S.Si.,M.Pd.Selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan, kesabaran, motivasi dalam penyusunan proposal ini.
Dr. H. Rahman Rahim,SE.,MM. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
Aliem Bahri,S.Pd.,M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyusun proposal ini;
Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang tak
ternilai harganya kepada penulis.
Saudaraku tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan kepada Adinda
selama pendidikan baik secara moril maupun materi selama penyusunan Proposal
ini.
Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 di Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar terkhusus kelas B yang telah bersama-sama bekerja keras dan
penuh semangat dalam menjalani studi dalam suka maupun duka.
Semua pihak yang tidak dituliskan namanya satu-persatu namun tak
mengurangi rasa terima kasih penulis kepada mereka.
Semoga semua amal dan budi baiknya mendapatkan imbalan yang
setimpal dari Allah SWT.
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
dengan besar hati penulis sangat berterima kasih terhadap saran dan kritik yang
akan dijadikan masukan guna perbaikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman.
Makassar, Agustus 2019
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
ABSTRAK ..........................................................................................................v
KATA PENGANTAR .........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam...........................................................7
1. Pengertian Hasil Belajar ..........................................................................7
2. Teori Belajar ............................................................................................9
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..............................................12
B. Efikasi Diri .....................................................................................................14
1. Pengertian Efikasi Diri ...............................................................................14
v
2. Dimensi-dimensi Efikasi Diri .....................................................................16
3. Indikator Efkasi Diri ...................................................................................17
C. Materi Ajar ....................................................................................................19
D. Penelitian Relevan ........................................................................................21
E. Kerangka Pikir ..............................................................................................23
F. Hipotesis ........................................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..............................................................................................26
B. Desain Penelitian .........................................................................................26
C. VariabelPenelitian ........................................................................................27
D. Defenisi Operasional Variabel .....................................................................27
E. Populasi Dan Sampel ....................................................................................27
F. Instrument Penelitian ....................................................................................28
G. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................30
H. Teknik Analisis Data ....................................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................................33
B. Pembahasan ..................................................................................................36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................40
B. Saran .............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1: Kisi-Kisi InstrumenEfikasi Diri
2. Lampiran 2: instrumen penilaian efikasidiri
3. Lampiran 3: soal IPA
4. Lampiran 4: Kisi-kisisoal IPA
5. Lampiran 5: Uji validitas dan uji reabilitas
6. Lampiran 6: Uji Normalitas
7. Lampiran 7: Uji linearitas
8. Lampiran 8: Uji hipotesis
9. Lampiran 9: Lembar observasi guru
10. Lampiran 10: Lembar wawancara guru
11. Lampiran 11: Nilai hasil belajar IPA
12. Lampiran 12: Nilai Efikasi Diri
13. Lampiran 13: Dokumentasi
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
2.1 Indikator dan Butir efikasi diri ......................................................... 17
3.1 Tabel jumlak keseluruhan kelas …………………………………….. 28
4.1 Rangkuman Hasil Analisi Deskriptif ………………………………… 33
4.2 Uji reabilitas efikasi diri ……………………………………………… 35
4.3 Uji normalitas ………………………………………………………… 35
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan akan dicapai oleh suatu bangsa apabila ada
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Output yang
berkualitas sebagai hasil dari proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh berhasil
tidaknya kegiatan belajar sehingga mutu pendidikan kita harus ditingkatkan agar
dapat menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dengan negara lain. Hal tersebut
diperlukan karena akan menjadi penopang utama pembangunan nasional yang
mandiri dan berkeadilan serta menjadi jalan keluar bagi bangsa Indonesia untuk
terlepas dari kemiskinan dan pengangguran. Usaha pembangunan tersebut seperti
pengembangan IPTEK yang dilakukan dengan memerlukan adanya penguasaan
bidang IPA. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap
jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) dan sekolah
menengah pertama (SMP) sebagai ilmu pengetahuan alam, menjadi mata
pelajaran tersendiri sejak sekolah menengah atas (SMA) sampai dengan perguruan
tinggi.
Pelajaran IPA akan membuat seseorang dapat menganalisis mata rantai
penalaran dan kaidah-kaidah yang dimiliki dalam mempelajari alam sekitar, selain
itu juga mampu membangun model atau instrumen dari gejala keilmuan setelah
dilakukan pengamatan. Hal ini berarti bahwa melalui pelajaran IPA, seorang
siswa diharapkan untuk memiliki kemampuan dan keterampilan/kecakapan
2
sebagai hasil belajarnya. Kemampuan dan keterampilan/kecakapan itu seperti
dalam hal siswa selalu memberikan pertanyaan tentang sesuatu yang dipelajarinya
dan selalu mencari akan sesuatu untuk diketahuinya serta menunjukkan jawaban
bersifat logis dengan menggunakan suau prosedur secara sistematis. Dengan
demikian, siswa dianggap mampu menguasai pelajaran IPA secara tuntas juga
diharapkan mampu mentransfer pengetahuan dan konsep dasarnya dalam
memecahkan suatu persoalan secara mandiri dan kerja sama atau diskusi dengan
baik. Namun kenyataannya, prestasi belajar IPA pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah di Indonesia secara umum masih relatif rendah jika dibandingkan
dengan mata pelajaran lainnya.
Perlu disadari, bahwa walaupun berbagai upaya telah dilakukan dalam
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa seperti perbaikan kurikulum, lengkapnya
sarana, cakapnya guru mengelola proses pembelajaran, tidak akan berarti apabila
siswa tidak bersungguh-sungguh didalam kegiatan belajarnya. Kesungguhan
siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh berbagai faktor.
Seperti yang dijelaskan Slameto (2013: 54), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan (efikasi diri),
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu, seperti
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3
Efikasi diri akan mempengaruhi beberapa aspek dari kognisi dan perilaku
seseorang seperti dalam hal pemilihan tingkah laku yang akan dicoba atau
dihindari (level), kekuatan atau pengharapan terhadap kemampuannya (strength),
dan rasa yakin akan kemampuannya (generality). Efikasi diri dalam membawa
pada perilaku yang berbeda diantara individu dengan kemampuan yang sama
karena efikasi diri mempengaruhi pilihan, tujuan, pengatasan masalah, dan
kegigihan dalam berusaha, selain itu Tsanget al, (2012) mengemukakan dalam the
scientific world journal orang yang memiliki efikasi diri dapat mempengaruhi
proses berpikir, memotivasi diri sendiri, dan berperilaku yang baik.Carberryand
Hee-Sun (2010) dalam Journal Of Engineering Education bahwa efikasi diri
seseorangberfungsi sebagai pelengkap untuk perkembangan kognitif. Efikasi diri
sangat mempengaruhi proses belajar siswa, dan efikasi diri ini dapat
meningkatkan pembelajaran.
Seseorang dengan efikasi diri tinggi percaya bahwa mereka mampu
melakukan sesuatu untuk mengubah kejadian-kejadian disekitarnya, sedangkan
seseorang dengan efikasi diri rendah menganggap dirinya pada dasarnya tidak
mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Dalam situasi yang
sulit, orang dengan efikasi yang rendah cenderung mudah menyerah. Sementara
orang dengan efikasi diri yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengatasi
tantangan yang ada.Efikasi diri tersebut tidak terlepas dari peran orang tua serta
lingkungan sosial, hal ini sesuian dengan penelitian Widanartidan Aisah (2002)
dalam Jurnal Psikologi menyatakan adan hubungan positif yang sangat signifikan
antara dukungan sosial keluarga dengan efikasi diri untuk kalangan remaja.
4
Semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin tinggi efikasi diri dan
semakin rendah dukungan sosial keluarga maka semakin rendah efikasi remaja.
Penelitian ini berlokasi di SD Negeri Mangasa Kota Makassar yang.
Dengan kepala sekolah bernama Ulpianti S.Pd. Adapun jumlah guru sebanyak 8
orang dan staf administrasi berjumlah 2 orang serta jumlah siswa keseluruhan
sebanyak 82 orang. Namun yang menjadi fokus peneliti pada penelitian ini adalah
siswa kelas IV.
Berdasarkan observasi awal peneliti menemukan bahwa hasil belajar IPA
kelas IV masih dikategorikan rendah karena nilai rata-rata hanya mencapai 74
dengan KKM yaitu 68. Kekurangan atau permasalahan yang dijumpai dalam
aktivitas belajar yang dijalani kelas IV di SD Negeri Mangasa Kota Makassar
diantaranya: (1) masih terdapat diantara siswa yang ketika proses belajar
berlangsung dianggap bisa menyelesaikan soal-soal yang diberikan, akan tetapi
pada saat ulangan berlangsung mereka tidak bisa lagi mengerjakannya, (2) siswa
yang menyontek pada saat ujian, (3) siswakurang percaya diri ketika mendapat
tugas presentasi di depan kelas, dan (4) Merasa malu dalam menyampaikan
pendapat pada saat diskusi. Hal ini disebabkan banyak siswayang memiliki efikasi
dirirendah.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diasumsikan bahwa efikasi
diri variabel yang dapat mempengaruhi prestasi belajar IPA siswa . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang bisa berpengaruh terhadap
rendahnya prestasi belajar IPA siswa adalah faktor efikasi diri. Oleh karena itu,
5
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh efikasi diri
terhadap prestasi belajar IPA siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah:
1. Bagaimanakah gambaran efikasi diri dan hasil belajar IPA siswa kelas IV
SD Negeri Mangasa Kota Makassar?
2. Apakah terdapat pengaruh efikasi diri terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas IV SD Negeri Mangasa Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian untuk menemukan jawaban atas
masalah-masalah yang telah dirumuskan. Jawaban yang diperoleh diharapkan
dapat menjadi pertimbangan dalam peningkatan hasil belajar IPA di kelas IV SD
Negeri Mangasa Kota Makassar. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis gambaran efikasi diri dan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD Negeri Mangasa Kota Makassar.
2. Untuk menganalisis pengaruh efikasi diri terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas IV SD Negeri Mangasa Kota Makassar.
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan
yang berharga bagi upaya peningkatan prestasi belajar IPA pada umumnya dan
siswa kelas IV SD Negeri Mangasa Kota Makassar. Secara rinci sumbangan
wawasan yang diharapkan itu adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak guru dan sekolah, dapat memberi informasi agar lebih
memperhatikan faktor psikologis yang berupa efikasi diri dan perhatian orang
tua agar dapat memaksimalkan prestasi belajar IPA yang diraih siswa.
2. Bagi para siswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi
untuk lebih memahami efikasi diri dan perhatian orang tua yang dapat
menunjang tercapainya tujuan proses belajar yang dijalani di sekolah.
3. Sebagai bahan informasi bagi penulis lain untuk menulis selanjutnya yang
berhubungan dengan variabel pada penulisan ini demi pengembangan prsetasi
belajar IPA pada masa yang akan datang.
4. Sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan
untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.
Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesaikannya bahan pelajaran. Sehingga hasil belajar adalah hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti (Hamalik, 2006: 20).
Berdasarkan teori Benyamin Bloom dalam Sudjana (2011: 22-25)
membagi hasil belajar secari garis besar melalui tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Adapun rincian penjelasannya dapat dilihat
sebagai berikut
8
a. Ranah Kognitif. Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi
dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi
kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan,
dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali
informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Bloom
secara hirarkis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan
sederhana sampai paling tinggi dan kompleks yaitu: pengetahuan atau ingatan
(C1); pemahaman (C2); aplikasi atau penerapan (C3); analisis (C4); sintesis
(C5); dan evaluasi (C6).
b. Ranah Afektif. Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah
laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman kelas. Adapun ranah hasil belajar afektif yaitu;
penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah Psikomotorik. Hasil belajar psikomotorik tampak bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Adapun hasil belajar ranah
psikomotorik meliputi; persepsi, gerakan terbimbing, gerakan skill, gerakan
kompleks, dan kreativitas.
Taksonomi ini secara luas mencakup sistem klasifikasi tujuan pendidikan
dalam tiga taksonomi perilaku yaitu taksonomi kognitif, taksonomi afektif, dan
taksonomi psikomotorik. Dalam hal ini tes hasil belajar dipusatkan pada
taksonomi kognitif untuk melihat proses pembelajaran di sekolah (Azwar, 2010:
60).
9
2. Teori Belajar
Pada mulanya teori-teori belajar dikembangkan oleh para ahli psikologi dan
dicobakan tidak langsung kepada manusia di sekolah, melainkan menggunakan
percobaan dengan binatang. Pada tingkat perkembangan berikutnya, baru para ahli
mencurahkan perhatiannya pada proses belajar mengajar untuk manusia
disekolah. Sehubungan dengan uraian diatas, maka kegiatan belajar cenderung
diketahui sebagai proses psikologi, terjadi di dalam diri seseorang karena
prosesnya begitu kompleks, maka timbul beberapa teori belajar tentang belajar
antara lain.
a. Teori Gestalt
Teori Gestalt dikembangkan oleh Koffa, Kohler, dan Wertheimar.
Menurut teori Gestalt, belajar adalah proses pengembangan insight. Insight adalah
pemahaman terhadap hubungan antara bagian di dalam suatu situasi
permasalahan. Berbeda dengan teori behavioristik yang menganggap belajar atau
tingkah laku itu bersifat mekanistis sehingga mengabaikan atau mengingkari
peranan insight. Teori Gestalt justru menganggap bahwa insight adalah inti
pembentukan tingkah laku.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang teori belajar ini
disajikan beberapa prinsip penerapannya yakni:
1) Belajar itu berdasarkan keseluruhan. Makna dari prinsip ini adalah bahwa
pembelajaran itu bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti
berangkat dari suatu masalah. Melalui masalah itu siswa dapat mempelajari
fakta.
10
2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan. Prinsip ini mengandung perhatian
bahwa membelajarkan anak itu bukanlah hanya mengebangkan intelektual
saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak seutuhnya. Apa arti
kemampuan intelektual manakala tidak diikuti oleh sikap yang baik atau tidak
diikuti oleh pengembangan seluruh potensi yang ada dalam diri anak.
3) Belajar berkat “insight”. Telah dijelaskan bahwa insight adalah pemahaman
terhadap hubungan antar –bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Dengan
demikian, belajar itu akan terjadi manakala dihadapkan kepada suatu persoalan
yang harus dipecahkan.
4) Belajar berdasarkan pengalaman. Pengalaman adalah kejadian yang dapat
memberikan arti dan makna kehidupan setiap prilaku individu. Belajar adalah
melakukan reorganisasi pengalaman-pengalaman masa lalu yang secara terus-
menerus disempurnakan (Nasution, 2010: 34).
b. Teori Konstruktivisme
Belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekedar menghafal akan
tetapi, proses mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Piaget
berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang
kemudian dinamakan skema. Skema terbentuk karena pengalaman. Proses
penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema dan akomodasi. Proses
mengubah skema yang sudah ada hingga terbentuk berkat pengalaman
siswa.Pandangan Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengalaman itu terbentuk
dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa model
11
pembelajaran diantaranya model pembelajaran konstektual. Menurut
pembelajaran konstektual, pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan
dan dibangun sendiri oleh siswa.
Berdasarkan teori tersebut maka jelaslah bahwa anak yang mendapatkan
pengetahuan melalui usahanya sendiri lebih lama mengingat informasi
pengetahuan tersebut dibandingkan pemberitahuan dari orang lain. Artinya
pengalaman belajar anak dalam hal ini mempengaruhi kemampuan anak dalam
mengingat informasi yang diberikan padanya.
c. Teori belajar R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu sebagai
berikut: (1) belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.dan (2) belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruktur.
Seseorang dikatakan telah belajar jika dirinya telah terjadi perubahan
tingkah laku yang relatif tetap dan melalui suatu proses tertentu. Perubahan yang
dimaksud disini adalah perubahan positif yaitu adanya peningkatan yang dicapai
akibat pengetahuan yang diperolehnya. Namun perubahan yang terjadi karena
pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan bukanlah karena hasil pengukuran
tes yang dilakukan. Tinggi rendahnya hasil belajar menunjukkan kualitas dan
sejauh mana bahan pelajaran telah dikuasai oleh siswa. Perkembangan dan
kematangannya akan terjadi dengan sendirinya. Akibat dorongan dari dalam diri
siswa secara naluri.
12
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Beberapa kondisi sangat penting untuk diperhatikan agar dapat menunjang
keberhasilan belajarnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri,
antara lain adalah sikap terhadap belajar, motivasi belajar, efikasi diri, konsentrasi
belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan
hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan
berprestasi, intelegensi keberhasilan belajar, kebiasaan belajar,rasa percaya diri
dan cita-cita siswa. Efikasi diri pada dasarnya adalah hasil proses kognitif berupa
keputusan, keyakinan, atau penghargaan tentang sejauh mana individu
memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan
tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang di inginkan.
Siswa dengan efikasi diri tinggi percaya bahwa mereka mampu
melakukan melakukan sesuatu untuk mengubah kejadian kejadian disekitarnya,
sedangkan siswa dengan efikasi diri rendah menganggap dirinya pada dasarnya
tidak mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Dalam situasi
yang sulit, orang dengan efikasi rendah cenderung mudah menyerah. Sementara
efikasi diri yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang
ada.
13
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar individu, di antaranya
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, serta lingkungan masyarakat.Selain
pendidikan yang dimulai dari lingkungan keluarga, pergaulan dan keberadaan
masyarakat pun ikut memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian
anak yang berakhlakul karimah. Orang tua perlu mengetahui mana teman yang
bisa membawa pengaruh baik atau buruk terhadap anak, juga kebiasaan
masyarakat yang perlu dicontoh dan patut ditinggalkan.
Karena tanggung jawab besar inilah orang tua dan anak harus
mempunyai hubungan yang erat atau akrab dalam stiap hal, misalnya dengan cara
mendekati agar anak tidak sungkan atau kaku dalam membicarakan
permasalahannya di hadapan orang tua. Pengalaman diluar rumah dan sukarnya
komunikasi dengan orang tua akan menimbulkan konflik, maka perlu keaktifan
(kemesraan, keakraban dan kasih sayang) dari orang tua serta suasana damai
dirumah. Perhatian orang tua merupakan suatu hal yang menjadi kewajiban yakni
sebagai pemelihara, pelindung, dan sebagai pendidik sehingga memengaruhi hasil
belajar anak.
Berdasarkan pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan persoal (internal) dan
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang
mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
14
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan nampak pada diri
individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Dari uraian teori tentang hasil belajar tersebut maka disimpulkan bahwa
hasil belajar IPA dalam penelitian ini merupakan segala kemampuan yang dicapai
atau diperoleh siswa berkat usaha dari proses belajar yang diperolehnya secara
berulang-ulang, dalam ranah kognitif yang meliputi enam aspek yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
B. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri
Secara umum, efikasi diri (self-efficacy) adalah penilaian seseorang
tentang kemampuan sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai
tujuan tertentu (Ormrod, 2009: 20). Sejalan dengan itu, Hidayat (2011: 156)
menyatakan bahwa semua pemikiran yang mempengaruhi fungsi manusia dan
merupakan bagian paling inti dari teori kognitif sosial adalah efikasi diri (self-
efficacy). Efikasi diri adalah penilaian diri terhadap kemampuan diri untuk
mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk memcapai kinerja
yang ditetapkan.
Selanjutnya, Ghufron dan Risnawita (2010: 76-77) menjelaskan efik asi
diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self-knowledge
yang paling berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan efikasi
diri yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang
akan dilakukan untuk memcapai suatu tujuan termasuk didalamnya perkiraan
15
berbagai kejadian yang akan dihadapi. Efikasi diri didefinisikan sebagai evaluasi
seseorang mengenai kemampuan atau kompotensi dirinya untuk melakukan suatu
tugas, memcapai tujuan, dan mengatasi hambatan.
Sementara itu, pendapat lain dituliskan bandura bahwa efikasi diri adalah
keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau
tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu (Ghufron dan Risnawita,
2010:73). Lunenburg (2011: 1), juga menuturkan di dalam jurnalnya bahwa
efikasi diri adalah keyakinan seseorang bahwa dia mampu menyelesaikan tugas
dengan benar. Efikasi diri semacam kepercayaan diri atau suatu versi tugas
tertentu dari harga diri.
Fitriana (2015; 22) juga mendefinisikan efikasi diri merupakan suatu
keyakinan seseorang atas kemampuannya untuk melaksanakan tugas khusus atau
bagian dari berbagai komponen tugas. Efikasi diri adalah suatu keyakinan dalam
kemampuan seseorang untuk mengorganisir dan melakukan serangkaian tindakan
yang dibutuhkan untuk mengatur situasi yang akan datang. Secara kontekstual,
diberikan definisi bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang mengenai
kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan tingkatan performa yang
terencana.
Efikasi diri mengacu pada keyakinan pribadi atau keyakinan individu
dalam kemampuan sendiri untuk melakukan tugas-tugas secara efektif ditentukan.
Menurut Bandura dalam (Yusuf, 2011:2623), teori efikasi diri menekankan bahwa
tindakan manusia dan keberhasilan tergantung pada seberapa dalam interaksi
antara pemikiran pribadi seseorang dan tugas yang diberikan.
16
Zimmerman (2000: 82) lebih lanjut menjelaskan bahwa siswa yang
mampu melakukan kegiatan studi mereka dengan efikasi diri dan
mengembangkan strategi belajar mandiri yang berlaku lebih mungkin untuk
kemajuan dan mencapai yang lebih baik karena siswa yang tidak mandiri tidak
benar-benar terlibat dalam proses pembelajaran dan mereka mungkin akan
mengalami jenis pengetahuan yang dangkal dan prestasi akademik rendah.
2. Dimensi-dimensi Efikasi Diri
Efikasi diri memiliki tiga dimensi: besarnya, tingkat kesulitan tugas
seseorang percaya dia bisa mencapai; kekuatan, keyakinan, mengenai besarnya
sebagai kuat atau lemah; dan umum, sejauh mana harapan yang umum diseluruh
situasi. Kita jarang berusaha untuk melakukan tugas ketika berharap tidak berhasil
(Lunenburg 2011: 1).
Ghufron dan Risnawita (2010: 80), selanjutnya menuliskan tiga dimensi
efikasi diri adalah sebagai berikut:
a. Dimensi tingkat (level)
Dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu
merasa mampu untuk melakukannya. Apabila individu dihadapkan pada tugas-
tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu
mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang atau bahkan meliputi
tugas-tugas yang paling sulit, sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan
untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat.
Dimensi ini memilik terhadap pemilihan tingkah laku yang akan dicoba atau
17
dihindari. Individu akan mencoba tingkah laku yang berada diluar batas
kemampuan yang dirasakannya.
b. Dimensi kekuatan (strength)
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dan keyakinan atau
pengharapan individu mengenai kemampuannya. Pengharapan yang lemah mudah
digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya,
pengharapan yang mantap mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya.
Meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang menunjang. Dimensi ini
biasanya berkaitan langsung dengan dimensi level, yaitu makin tinggi taraf
kesulitan suatu tugas, maka makin lemah keyakinan yang dirasakan individu
untuk menyelesaikannya.
c. Dimensi generalisasi (generality)
Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana
individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin
terhadap kemampuan dirinya. Apakah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi
tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.
3. Indikator Efikasi Diri
Adapun indikator efikasi diri dapat diklasifikasikan pada tabel berikut:
Tabel 1. Indikator dan Butir Efikasi Diri.
variabel Sub variabel Indikatot
Efikasi diri Tingkat Siswa mampu mengatasi masalah yang
18
(level) berkaitan dengan kesulitan tugas
Siswa mengerjakan tugas yang di rasa mampu
dilaksanakannya dan menghindari tugas yang
tidak bisa dikerjakan.
Kekuatan
(strength)
Keyakinan siswa atas kemampuannya untuk
meraih keberhasilan dalam setiap tugas.
Pengharapan yang kuat akan kemampuan diri
yang mendorong mahasiswa untuk mencapai
tujuan dan keberhasilan.
Generalisasi
(generality)
Keyakinan terhadap kemampuan mahasiswa
tergantung pada pemahaman akan
kemampuannya.
Siswa mampu memahami kemampuan
dirinya terbatas pada aktivitas dan situasi
tertentu yang bervariasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti
dari efikasi diri adalah keyakinan atas kemampuan diri sendiri. Efikasi diri
merupakan kemampuan, kekuatan, dan keyakinan seseorang untuk mengkordinir
kemampuan dirinya sendiri yang dimanifestasikan dengan serangkain tindakan
tertentu dalam memenuhi tuntutan-tuntutan hidupnya, termasuk tuntutan untuk
mecapai tujuan belajar atau melakukan dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
19
C. Materi Ajar
1. Pengertian Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran suatu benda. Kita dapat mendengar bunyi
karena bunyi tersebut merambat dari sumbernya sampai ke telinga. Sumber
bunyi adalah benda atau alat yang dapat menggetarkan bunyi. Misalnya,
kaleng jika dipukul menjadi sumber bunyi. Gitar kalau dipetik merupakan
sumber bunyi. Bunyi terjadi dari getaran.
Demikian juga halnya dengan getaran benda yang lain. Misalnya, getaran
gong, getaran gender, getaran senar biola atau senar gitar. Semuanya
menimbulkan bunyi. Semua bunyi ditimbulkan oleh getaran benda-benda.
Benda disebut bergetar kalau ia bergerak bolak-balik., berikut prosesnya.
2. Karakteristik Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, misalnya gitar yang dipetik,
gong yang dipukul, terompet yang ditiup, dan sebagainya. Sumber
bunyimenghasilkan gelombang longitudinal yang merambat di udara, berupa
getaran-getaran udara yang memaksa gendang telinga kita bergetar. Tetapi
gelombang bunyi juga dapat merambat melalui zat lain. Dua batu yang saling
ditumbukan dalam air dapat didengar oleh perenang dibawah permukaan air,
karena getaran dibawaair ke telinga.
1. Tinggi rendah dan kuat lemah bunyi.
a. Pada orang dewasa, suara perempuan akan lebih tinggi dibandingakan suara
laki-laki. Pita suara laki-laki yang bentuknya lebih panjang dan berat,
20
mengakibatkan laki-laki memiliki nada dasar sebesar 125 Hz, sedangkan
perempuan memiliki nada dasar satu oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi,
yaitu sekitar 250 Hz. Bunyi dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan
telinga sakit dan nyeri karena gendang telinga ikut bergetar lebih cepat.
Tinggi rendahnya nada ini ditentukan frekuensi bunyi tersebut. Semakin
besar frekuensi bunyi, akan semakin tinggi nadanya. Sebaliknya, jika
frekuensi bunyi rendah maka nada akan semakin rendah.
b. Garpu tala yang digetarkan pelan-pelan menghasilkan simpangan yang
kecil, sehingga amplitudo gelombang yang dihasilkan juga kecil. Hal ini
menyebabkan bunyi garpu tala terdengar lemah. Pada saat garpu tala
digetarkan akan menghasilkan simpangan yang besar dan amplitudo
gelombang yang dihasilkan juga besar sehingga bunyi garpu tala terdengar
keras. Kuat lemahnya suara ditentukan oleh amplitudonya.
2. Nada
Bunyi musik akan lebih enak didengarkan karena bunyi music memiliki
frekuensi getaran teratur yang di sebut nada, sebaliknya bunyi yang memiliki
frekuensi yang tidak teratur disebut desah.
3. Warna atau Kualitas Bunyi
Setiap musik akan mengeluarkan suara yang khas. Suara yang khas ini di
sebut timbre. Begitu pula pada manusia, juga memiliki kualitas bunyi yang
berbeda – beda, ada yang memiliki suara merdu atau serak.
21
4. Resonansi
Ikut bergetarnya udara yang ada di dalam kentongan benda setelah di
pukul mengakibatkan bunyi kentongan semakin keras. Hal inilah yang disebut
resonansi. Resonansi dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat
ketika panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang gelombang
bunyi. Resonansi kolom udara ternyata telah di manfaatkan oleh manusi dalam
berbagai alat music , antara lain pada gemelan, alat music pukul, tiup, dan
petik/gesek.
Telinga manusia juga memanfaatkan prinsip resonansi. Ketika bebicara,
kita dapat mengatur suara menjadi lebih tinggi atau rendah. Organ yang berperan
dalam pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan kontak suara yang berup
pipa pendek. Pada saat berbicara pita suara akan bergetar. Getaran itu di perkuat
oeleh udara dalam kotak suara yang beresonansi dengan pita suara pada frekuensi
yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar sehingga kita dapat mendengar
suara yang nyaring.
Telinga manusia memiliki selaput tipis. Selaput itu mudah sekali bergetar
apabila diluar terdapat sumber getar meskipun frekuensinya tidak sama dengan
selaput gendang teling
D. Penelitian yang relevan
Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh:
22
1. Kartika Rismawati (2015), tentang “Pengaruh Perhatian Orang tua dalam
Kegiatan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar di
Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan”.
Menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifan antara perhatian orang
tua terhadap prestasi belajar siswa, yang ditunjukkan dengan perolehan
> (2,897 >1,97623). Persamaan penelitian dengan penelitian
yang dilakukan Kartika Rismawati adalah sama-sama meneliti tentang
perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
2. Prasojo, J Retmono (2014), tentang “ Pengaruh Perhatian Orang Tua dan
Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS”. Menyimpulkan
bahwa hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = 35,134 + 0,499 X1+ 0,441 X2.
Berarti koefisien regresi variabel Perhatian orang tua adalah positif (0,499), berarti
setiap adanya peningkatan Perhatian Orang Tua akan diimbangi dengan perubahan
peningkatan Prestasi Belajar mata pelajaran IPS. Dan koefisien regresi variabel
Kedisiplinan Belajar adalah psoitif (0,441), berarti setiap Kedisiplinan Belajar
ditekankan pada siswa akan mempengaruhi peningkatan dari Prestasi Belajar mata
pelajaran IPS. Nilai koefisien determinasi sebesar = 48,3%, berarti variabel Perhatian
Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar mempengaruhi perubahan Prestasi belajar mata
pelajaran IPS sebesar 48,3%. Pengujian hipotesis diperoleh F hitung (42,044) > F
tabel (3,07) dan Signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
variabel Perhatian Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap Prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII MTs
Maftahul Falah Sinanggul Mlonggo Jepara.
23
3. Nurjannah U (2010) tentang Hubungan iklim kelas dan efikasi diri dengan prestasi
belajar pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah menyimpulkan bahwa semakin
tinggi efikasi diri ada kecenderungan untuk semakin meningkatnya prestasi belajar
matematika siswa. Para siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit
untuk dipahami sehingga mereka tidak termotivasi untuk belajar. Siswa yang
memiliki efikasi diri tinggi mempunyai performansi matematika yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang efikasi dirinya rendah.
E. Kerangka Pikir
Peseta didik yang dikatakan pandai atau memiliki IQ di atas rata-rata
belum tentu dapat mencapai hasil belajar yang tinggi. Kadang siswa menunda
untuk mengerjakan tugas atau bahkan berhenti setelah menemukan hambatan
dalam proses pengerjaan tugasnya. Salah satu sebabnya adalah kurang adanya
keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melalui hambatan dan rintangan
selama proses belajarnya, sehingga hasil dari proses belajar tersebut tidak optimal.
Sebaliknya, jika siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk
menyelesaikan berbagai tugas dalam proses belajarnya maka siswa tersebut dapat
mencapai hasil belajar yang baik pula.
Dari berbagai hasil penelitian tentang efikasi diri dapat diketahui bahwa
efikasi diri berperan dalam meningkatkan performa dan usaha, menumbuhkan
keyakinan dan kepercayaan diri, dan dapat meningkatan keberanian dalam
menghadapi tantangan. Efikasi diri dapat memengaruhi siswa ketika ia
dihadapkan pada suatu tugas. Siswa yang menganggap dirinya tidak mampu
24
menyelesaikan tugas akan berhenti dalam waktu singkat karena ia merasa tidak
menguasai kemampuan yang dubutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Sebaliknya, siswa yang efikasi dirinya tinggi akan beranggapan bahwa dirinya
mampu mengerjakan tugas tersebut, ia merasa memiliki kemampuan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Semakin sulit suatu tugas, maka
akan semakin tinggi keinginan untuk tekun dalam mengembangkan diri. Efikasi
diri meningkatkan kesungguhan siswa dalam melaksanakan suatu tugas. Efikasi
diri juga dapat menambah kemampuan dan meningkatkan daya tahan siswa dalam
menghadapi berbagai kesulitan yang terus menerus dalam waktu lama.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri memiliki
pengaruh positif terhadap hasil belajar IPA atau dapat dikatakan siswa yang
memiliki efikasi diri tinggi cenderung memiliki hasil belajar IPA yang tnggi pula.
Gambar: kerangka pikir
EFIKASI DIRI
PRESTASI BELAJAR IPA
SISWA KELAS IV
Siswa tidak bisamengerjakan soal padasaat ujian
Menyontek saatujian
Kurang percayadiri saatpresentasi
Malu menyampaikanpendapat saat diskusi
25
F. HipotesisPenelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang telah dikemukakan,
maka dirumuskan hipotesis yang merupakan dugaan sementara terhadap masalah
penelitian dan selanjutnya akan dibuktikan berdasarkan hasil pengelolaan data.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Efikasi diri berpengaruh positif dan
signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangasa kota
Makassar.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian ex-post facto yang bersifat kausalitas.
Penelitian ex-post facto disini dirancang untuk menerangkan adanya hubungan
sebab akibat, penelitian dalam hal ini akan menelusuri hubungan sebab akibat
(kausal) dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya antara efikasi
diri terhadap prestasi belajar IPA.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini mencoba untuk menyelidiki hubungan efikasi diri (variabel
bebas) terhadap hasil belajar IPA (variabel tak bebas). Pada gambar 3.1
ditunjukkan X merupakan variabel independen (eksogen) dari Y. Dalam hal ini Y
merupakan variabel endogen. Paradigma keterkaitan antara variabel-variabel
tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.
(Fitri Yuningsih ,2013)
Gambar 3.1 Paradigma Hubungan antar Variabel
Keterangan:
: Efikasi diri
: Hasil belajar IPA
X Y
27
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel independent (bebas) dan variabel
dependent (tak bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
efikasi diri (X) dan sedangkan yang menjadi variabel tak bebas yakni hasilbelajar
IPA (Y).
D. Defenisi Operasional Variabel
Adapun defenisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Hasil belajar IPA adalah skor total yang diperoleh dalam ranah kognitif yang
meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
yang disesuaikan dengan kompotensi dasar atau materi IPA kelas IV SD di
Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone.
2. Efikasi diri adalah penilaian diri terhadap kemampuan diri untuk mengatur dan
melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk memcapai kinerja yang
ditetapkan.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh jumlah dari subjek yang akan di teliti oleh seorang
peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di SD Negeri
Mangasa Kota Makassar Tahun Ajaran 2018/2019dengan jumlah keseluruhan
siswa sebanyak 97 orang.
28
KELAS L P JUMLAH
I 7 5 12
II 3 8 11
III 5 7 12
IV 13 14 27
V 12 9 21
VI 8 6 14
Jumlah 97
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Negeri Mangasa
kota Makassar tahun ajaran 2018/2019. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan sampel 27 siswa.
F. Instrumen Penelitian
Dalam upaya memperoleh data peneliti menggunakan instrumen. Adapun
jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner digunakan untuk melihat efikasi diri dan perhatian
orang tua siswa. Lembar kuesioner tersebut disusun dalam bentuk tes pilihan yang
dapat dicentang (√) oleh siswa, yang terdiri atas daftar pertanyaan. Format pilihan
lembar jawaban yang disediakan terdiri atas lima alternatif jawaban yakni sangat
29
tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), kurang sesuai (KS), sesuai (S), sangat sesuai
(SS).
Pada pernyataan tersebut diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, 4, dan 5. Pada
variabel efikasi diri dan perhatian orang tua, untuk pernyataan positif, skor 5 bila
responden menjawab sangat sesuai (SS), skor 4 bila responden menjawab sesuai
(S), skor 3 bila responden menjawab kurang sesuai (KS), skor 2 bila responden
menjawab tidak sesuai (TS), skor 1 bila responden menjawab sangat tidak sesuai
(STS). Sebaliknya untuk pernyataan negatif, skor 1 bila menjawab sangat sesuai
(SS), skor 2 bila responden menjawab sesuai (S), skor 3 bila responden menjawab
kurang sesuai (KS), skor 4 bila responden menjawab tidak sesuai (TS), dan skor 5
bila responden menjawab sangat tidak sesuai (STS).
2. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
dalam mata pelajaran IPA khususnya pada pokok materi yang telah diajarkan. Tes
ini dalam bentuk tes pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Responden yang
menjawab benar diberi skor1 dan responden yang menjawab salah diberi skor 0
untuk masing-masing item yang disajikan (Ridwan, 2009: 12-19).
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan dengan memberikan instrumen kepada
siswa yang merupakan sampel penelitian. Pengumpulan data iniakan dilakukan
oleh penulis dan dilakukan secara bertahap sesuai jadwal yang telah disepakati
antara penulis dengan pihak sekolah. Informasi yang berkaitan dengan tujuan dari
30
kegiatan penelitian dan indikator yang dimaksudkan sebagai bagian dari variabel
yang dirumuskan.
Pengumpukan data penelitian dilakukan dengan memberikan instrumen
berupa koesioner efikasi diri dan tes pilihan ganda digunakan untuk
mengumpulkan informasi prestasi belajar IPA, dibuat dengan menyesuaikan KD
atau indikator yang digunakan dalam ranah kognitif.
Uji Reliabilitas
a. Uji reliabilitas efikasi diri menggunakan Alpha Cronbach
b. Uji reliabilitas tes hasil belajar IPAmenggunakan KR-20
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
a. Menghitung Mean
(X) = ∑(Ali, M.S & Khaeruddin, 2012)
Keterangan:X = rata-rata∑x = jumlah skorN = ukuran sampel
b. Standar deviasi
S =∑( )
(Ali, M.S & Khaeruddin, 2012)
Keterangan:S = Standar deviasiX = rata-rata
31
∑x = jumlah skorN = ukuran sampel
2. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
Uji normalitas distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui normal
atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik
apa yang dipakai dalam analisis lebih lanjut. Uji normalitas data dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara uji chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut.
= −(Sudjana, 2005)
Keterangan:
= frekuensi yang diharapkan
= frekuensi dari hasil penelitian
Untuk menguji normalitas, kita membandingkan dengan
untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria pengujian
sebagai berikut:
Jika x > x artinyadistribusidatatidaknormalJika x < x artinyadatadistribusinormal
32
Dalam penelitian ini untuk uji normalitas juga digunakan uji kolmonograf-
smirnov dengan bantuan SPSS 23, taraf signifikansi lebih besar 5% atau 0,05 (sig
> 0,05). Kriteri pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas, jika
probabilitas (sig> 0,05) maka data berasal dari populasi terdistribusi normal dan
jika probabilitas (sig < 0,05) maka data berasal dari populasi tidak berdistribusi
normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel atau lebih
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Persyaratan uji
kelinearan diperlukan untuk melakukan analisis inferensial dalam analisis
korelasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 23. Pedoman
yang digunakan untuk menentukan kelinearan antar variabel adalah dengan
membandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas tabel pada taraf
signifikan = 0,05, kaidah keputusan yang berlaku (Akdon & Riduwan, 2013)
a) Nilai sign F atau nilai Probabilitas ≥ 0,05 maka distribusi data berpola
tidak linear.
b) Nilai sign F atau nilai Probabilitas ≤ 0,05 maka distribusi data berpola
linear.
c. Uji Hipotesis
Untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara variabel bebas (X)
dan variabel tak bebas (Y) dan bagaimana bentuk hubungannya digunakan
analisis regresi sederhana dan dilanjutkan dengan analisis korelasi product
moment yang bertujuan menguji hipotesis hubungan dua variabel.
33
Untuk mempermudah menentukan semua analisis diatas, penulis akan
menggunakan sofware komputer Statistic Package Sosial Science (SPSS for
windows 20)
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Analisis Deskriptif
Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil penelitian yang telah diperoleh.
Variabel dalam penelitian yaitu variabeli X adalah efikasi diri dan Y adalah Hasil
belajar IPA siswa. Adapun hasil statistik deskriptif variabel penelitian disajikan
dala Tabel 4.1
Tabel 4.1
Hasil Analisi Deskriptif
Statistik Hasil BelajarBanyaknya Sampel 27Jumlah item 30Nilai terendah 35Nilai tertinggi 86Skor ideal 100Rentang Skor 51Skor rata-rata 59Standar Deviasi 14,887
Sumber: hasil olah data hasil belajar
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar IPA adalah 59
dari skor ideal 100. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 86 dan nilai
terendahnya adalah 35 dengan standar Deviasi 14,887. Hal tersebut berarti hasil
belajar siswa SD Negeri Mangasa Kota Makassar mencapai nilai tertinggi 86 dan
nilai terendah yaitu 35.
35
2. Analisis Inferensial
Uji Reabilitas
Setelah melakukan uji validitas. Langkah selanjutnya melakukan uji
reabilitas. Uji reabilitas menunjukkan crombach Alpha sebesar 0,575 berarti
crombath alpha 0,575 > 0,80. Maka instrument tersebut memiliki reabilitas
sempurna. (Dapat dilihat pada lampiran 5)
c) Pengujian persyaratan Analisis
Setelah melakukan uji validitas dan reabilitas, dilakukan uji normalitas
untuk mengetahui normal tidaknya item pada angket yang telah di sebar
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan nonparametric test pada
Software Statistical Packpage For Social Science (SPSS) FOR Windows Release
20.
Tabel 4.2Uji normalitas
Berdasarkan tabel 4.5 hasil yang diperoleh setelah dianalisis bahwa
nilai Kolmogorof-Smivon Z variabel efikasi diri sebesar 0.402 p> 0,05 dan nilai
Kolmogorof-Smivon Z hasil belajar sebesar 0,696 dengan p> 0,05. Berdasarkan
hasl tersebut hasil uji normalitas pada variabel efikasi diri dinyatakan normal
No. Variabel K.S Z Sig(P) Ket.
1. Efikasi diri ,402 P>0,05 Normal
2. Hasil belajar ,696 P<0,05 Tidak Normal
36
sedangkan variabel hasil belajar dinyatakan tidak normal. (dapat dilihat pada
lampiran 5).
b. Uji Linearitas
Hasil uji linearitas dengan menggunakan Software Statistical Packpage
For Social Science (SPSS) FOR Windows Release 20.00 menunjukkan bahwa
pada hubungan efikasi diri dengan hasil belajar nilai Flinear = 0,394 sig sebesar
0,947 yang berarti hubungan efikasi diri terhadap hasil belajar adalah linear.
(dapat dilihat pada lampiran 6).
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini untuk mengetahui apakah apakah ada korelasi yang signifikan
antara efikasi diri terhadap hasil belajar. Uji korelasi ini menggunakan Software
Statistical Packpage For Social Science (SPSS) FOR Windows Release 20
Product Moment.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara efikasi diri dengan hasil belajar
menunjukan koefisien korelasi sebesar 0,029 dengan p<0,05 berarti Ho ditolak
dan H1 diterima, maka disimpulkan jika efikasi diri berpengaruh positif terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangasa.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian, diperoleh bahwa
adanya korelasi yang cukup dan signifikan antara efikasi diri dengan hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri Mangasa kota Makassar, yang artinya jika efikasi diri
siswa baik maka hasil belajar siswa akan baik.
37
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri siswa tersebut
adalah : (1) masih terdapat diantara siswa yang ketika proses belajar berlangsung
dianggap bisa menyelesaikan soal-soal yang diberikan, akan tetapi pada saat
ulangan berlangsung mereka tidak bisa lagi mengerjakannya, (2) siswa yang
menyontek pada saat ujian, (3) siswakurang percaya diri ketika mendapat tugas
presentasi di depan kelas, dan (4) Merasa malu dalam menyampaikan pendapat
pada saat diskusi. Hal ini disebabkan banyak siswa yang memiliki efikasi
dirirendah.
Hal ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Ormrod
(2008:22), anak-anak yang tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak memiliki
motivasi dalam mencapai tujuan termasuk anak-anak yang memiliki efikasi yang
rendah. Jika anak dengan efikasi diri yang tinggi cenderung lebih banyak belajar
dan berprestasi daripada mereka yang efikasi dirinya rendah. Hal ini benar bahkan
ketika tingkat kemampuan aktual sama atau ketika beberapa individu memiliki
kemampuan yang sama, anak yang yakin dapat melakukan suatu tugas lebih
mungkin menyelesaikan tugas tersebut secara sukses daripada mereka yang tidak
yakin mampu mencapai keberhasilan.
Dimyati dan Mudjiono (2002:236-237) juga menjelaskan bahwa banyak
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri sendiri yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Terkadang siswa tidak memiliki motivasi yang besar untuk
meraih hasil belajar yang baik, sehingga hasil belajar yang diraih kurang
memuaskan. Seringkali siswa tidak menyadari bahwa faktor internal sangat
38
berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar, karena faktor dalam diri inilah yang
terlebih dahulu membangun dan membentuk motivasi dalam mencapai tujuan
hasil belajar yang lebih baik. Jika faktor internal sudah terbentuk dan kuat
mempertahankan motivasi dan percaya diri, maka hasil belajar akan tercapai
maksimal.
Adanya korelasi yang signifikan antara hubungan sosial dan hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri Mangasa Kota Makassar, yang artinya jika hubungan
sosial siswa baik maka hasil belajar siswa akan baik. Hal tersebut sesuai pendapat
yang dikemukakan oleh Santrock (2007:212) bahwa hubungan sosial sangat
berpengaruh dalam setiap aktivitas yang dilakukan individu, karena mengingat
manusia adalah makhluk sosial yang selalu memerlukan manusia lain untuk dapat
memenuhi perkembangan pada dirinya. Individu yang mudah untuk
menyesuaikan diri, baik dengan teman ataupun lingkungan biasanya dapat meraih
prestasi belajar yang baik. Siswa yang memiliki hubungan sosial baik akan
memiliki rasa percaya diri dan motivasi yang besar dalam mencapai tujuan yang
ingin diperoleh, dengan demikian siswa memiliki self efficacy yang tinggi dalam
mencapai prestasi yang siswa inginkan. Sebaliknya, mengkhawatirkan bagi siswa
yang memiliki hubungan sosial tidak baik, biasanya tidak memiliki rasa percaya
diri yang besar dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap hal yang ingin
dicapai, hal tersebut mencerminkan bahwa siswa memiliki self efficacy rendah.
Siswa dengan hubungan sosial yang tidak baik biasanya mengalami
kesulitan dalam belajar walaupun termasuk siswa yang cukup pandai. Hal ini
disebabkan karena penyesuaian dirinya dengan teman sebaya kurang baik
39
(Gerungan, 2010:54). Siswa yang memiliki hubungan sosial kurang baik dengan
teman sebaya ini sering tidak memiliki motivasi dalam mencapai hasil belajar
yang seharusnya ia lakukan dengan baik, karena kurang memiliki rasa kompetisi
dengan teman yang lain bahkan kurang terlibat dalam partisipasi di kelas, siswa
tersebut juga sering mengutarakan keinginan untuk menghindari sekolah serta
lebih sering merasa kesepian dibandingkan anak-anak yang diterima oleh teman
sebaya (Santrock, 2007:211).
Faktor hubungan sosial juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Siswa
yang memiliki hubungan sosial baik, maka akan mudah menyesuaikan diri dengan
keadaan kelas, menyesuaikan diri dengan teman-teman yang lain, sehingga siswa
memiliki rasa percaya diri dan motivasi yang besar untuk aktif dan mencapai
prestasi belajar dengan baik, serta yakin dalam menyelesaikan masalah belajar
yang sedang dihadapi. Tidak mudah putus asa dalam menemukan kesulitan
belajar, sehingga siswa juga memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap
kesulitan yang sedang dialami. Hal tersebut membuat siswa yakin pada dirinya
serta memiliki self efficacy yang tinggi (Ormrod, 2008:22), hal tersebut sesuai
pada hasil yang diperoleh adanya korelasi antara hubungan sosial dengan efikasi
diri.
Menurut Bandura, efikasi diri mempengaruhi pilihan aktivitas mereka,
tujuan mereka dan usaha serta parsistensi dalam aktivitas-aktivitas kelas.
Sehingga, self efficacy pada akhirnya mempengaruhi pembelajaran prestasi
mereka (Ormrod, 2008:20-21), pendapat tersebut sesuai dengan hasil yang
diperoleh pada penelitian ini, bahwa adanya korelasi yang signifikan antara efikasi
40
diri dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mangasa Kota Makassar, yang
artinya jika efikasi diri siswa baik, maka hasil belajar siswa juga baik.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penelitian
ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel efikasi diri yang di bangun oleh indicator berusaha untuk memahami
materi pelajaran IPA, berusaha untuk mengatasi tugas-tugas IPA, memiliki
keyakinan bahwa besarnya usaha yang dilakukan dapat mencapai tujuan
pelajaran IPA, memiliki ketekunan dalam mencapai tujuan pelajaran IPA dan
menampilkan keyakinan diri atas kemampuan dalam menghadapi situasi
pelajaran IPA tidak memiliki pengaruh langsung positif terhadap hasil belajar
IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangasa.
2. Terdapat korelasi yang signifikan antara efikasi diri terhadap hasil belajar,
menunjukkan koefision korelasi (rx1y) sebesar 0,029 dengan p<0,05 berarti Ho
ditolak dan Ha diterima, jika efikasi diri yang baik maka hasil belajar siswa
akan tinggi. Ada korelasi yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan
hasil belajar siswa. Semakin baik efikasi diri siswa, mka semakin baik hasil
belajanya
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disebutkan, maka saran
yang diberikan peneliti sebagai berikut:
1. Bagi siswa khususnya siswa kelas IV SD Negeri Mangasa Kota
Makassar disarankan agar siswa dapat membangun hubungan sosial
42
yang lebih baik, dengan cara meningkatkan efikasi diri agar dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2. Bagi sekolah khususnya BK disarankan untuk memberikan layanan
konseling untuk siswa agar dapat membantu menyelesaikan masalah
yang dialami oleh siswa khussnya siswa yang mempunyai efikasi rendah
dan hasil belajar yang kurang baik.
3. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan agar menggunakan samoel sesuai
subjek yang di observasi dan mengambil sampel lebih banyak sehingga
dapat digunakan di kelas-kelas lain.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Alwi, H., dkk. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Alya, Q. 2011. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.
Amirim,Tatang M.2011. Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel rumusSlovin. “Tatangmanguny,wordpress.com.
Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: BumiAksara
Azwar, S. 2011. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Burhanuddin, Tamyiz. 2001. Ahlak Pesantren Pandangan K.H Hasyim As’ari.Yogyakarta: Ittaqa Press.
Carberry, A. R. and Hee-Sun L. 2010.Measuring Engineering Design Self-Efficacy. Journal Of Engineering Education. 99 (1), 71-79. (Online).(/Https://Doi.Org. Diakses 27 Januari 2019).
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Davies, I. K. 2010. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali
Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Fitirana, S. 2015. Pengaruh Efikasi diri, Aktifitas, Kemandirian Belajar, danKemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika PadaSiswa Kelas VIII SMP Negeri Di Kecamatan Polongbangkeng UtaraKabuapaten Takalar. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar: ProgramPascasarjana Universitas Negeri Makassar.
Ghufron, M. N dan Risnawita, R. S. 2010. Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hidayat, D. R. 2011. Psikologi kepribadian dalam konseling. Jakarta: GhaliaIndonesia.
44
Hidayatullah, F. 2009. Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat danCerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
Kartono, K. 2001. Peranan Keluarga Memandu Anak. Jakarta: Rajawali Perss.
Lunenburg, F. C. 2011. Self-efficacy in the workplace: implications for motivationand performance. International journal of management, business, andadministration vol. 14, no 1. USA: Sam Houston State University.
Makmun, A. S. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Mawarsih, S. E., Susilaningsih dan Nurhasan H. 2013. Pengaruh Perhatian OrangTua Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA NegeriJumapolo. UPE UNS, Vol.1, No. Diakses 27 Januari 2019)(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php Diakses 27 Januari 2019).
Nasution, T, dan Nurhalijah. 2010. Peranan Orang Tua dalam MeningkatkanPrestasi Belajar Anak. Jakarta: Gunung Mulia.
Ormrod, J. E. 2009. Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh danberkembang. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.
Ruhan, A. 2009. Tips Membuat Anak Rajin, Suka dan Pintar Mengerjakan PR.Yogyakarta: Diva Perss.
Ridwan, Akdon. 2009. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika untukPenelitian. Bandung: Alfabeta.
Santrock, John W (2007), Perkembangan Anak (terjemahan), Jakarta:Erlangga
Siregar, S. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: BumiAksara
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.
Slameto. 2013. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Edisi Revisi.Cet: keempat. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto, W. 2003. Psikologi Pendidikan.cet. VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soetjipto, dan Kosasi, R. 2006. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Eds. VI. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kauntitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
45
Suharso, dan Retnoningsih, A. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:UPT MKK UNNES.
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Tsang, S. K. M., Eadaoin K.. P. H., and Bella C. M. L. 2012. Elf-Efficacy as aPositive Youth Development Construct: A Conceptual Review. TheScientific World Journal. Volume 2012, Article ID 452327.(hub.tw/http://dx.doi.org/10.1100/2012/452327. Diakses 27 Januari2019).
Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Widanarti, N. dan Aisah I. 2002. Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluargadengan Self-Efficacy pada Remaja di SMU Negeri 9 Yogyakarta. JurnalPsikologi. 2002, NO. 2, 112 – 123. (Online).
Yuningsih Fitri 2013.fitriyuningsih.blogspot.com/2013.01/jurnal-remed-bab-ii_2421.html
Yusuf, M. 2011. The impact of self-efficacy, chievement motivation, and self-regulated learning strategies on students’ academic achievement.Procedia Social and Behavioral Sciences 15 (2011) 2623–2626.(Online). (hub.tw/https://doi.org. Diakses 27 Januari 2019).
Zimmerman, B.J. 2000. Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn. Journal ofEducational Psychology: 25: 82-91.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 10
LAMPIRAN 11
LAMPIRAN 12
LAMPIRAN 13
LAMPIRAN 1 Kisi-Kisi Instrumen Efikasi Diri
Variabel IndikatorNomor Item
JumlahPositif Negatif Item
EFIKASIDIRI
Dimensi Level1, 2, 3, 4 5, 6, 7, 8, 9 10
Dimensi Generality
2, 5, 8, 12, 21,28
19, 24, 26, 30, 31 11
Dimensi Strength3, 6, 13, 17, 22,
299, 10, 11, 15, 27 11
Σ 17 15 32
Instrumen Penilaian Efikasi Diri
IndikatorNo.
ButirPernyataan Pilihan
Skor
1 2 3 4 5
a. DimensiLevel
1 (+) Saya mampu mengerjakan soal-soal IPA yang sulit. SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
2(+) Walaupun ada soal-soal IPA yang sulit, saya tetap
berusaha mengerjakannya.
3(+) Saya mampu mengatasi hambatan dalam mengerjakan
soal-soal IPA yang sulit.
4(+) Setiap soal IPA pasti dapat diselesaikan, termasuk soal
IPA yang sulit.
5(+) Saya mengerjakan soal-soal IPA yang mudah dan sulit
sekalipun tanpa ragu.
Saran perbaikan butir/indikator/alternatif jawaban:
6(+) semakin sulit soal-soal yang diberikan akan memacu saya
untuk belajar lebih tekun
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
7(+) Saya berusaha memahami setiap materi atau soal yang
dianggap sulit.
8(-) Saya mudah menyerah bila menghadapi soal-soal IPA
yang sulit
IndikatorNo.
ButirPernyataan Pilihan
Skor
1 2 3 4 5
9(-) Soal-soal IPA yang sulit membuat semangat belajar saya
menurun.
STS : Sangat Tidak Setuju
10(-) Adanya soal-soal IPA yang sulit membuat saya khawatir
dalam menyelesaikannya.
Saran perbaikan butir/indikator/alternatif jawaban:
11(-) Saya ragu mengerjakan soal IPA yang sulit jika tidak ada
bantuan dari teman.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
12(-) Saya cenderung menghindari soal IPA yang dianggap
sulit.
13(-) Saya bingung jika materi atau soal yang diberikan
semakin sulit
14(-) Saya hanya mampu mengerjakan dan menguasai soal-soal
yang dianggap mudah.
15(-) Saya takut jika soal-soal IPA yang diberikan semakin sulit
saya akan menyerah.
Saran perbaikan butir/indikator/alternatif jawaban:
b. Dimensi 16(+) Saya mampu mengerjakan semua soal IPA dalam ujian. SS : Sangat Setuju
IndikatorNo.
ButirPernyataan Pilihan
Skor
1 2 3 4 5
Generality 17(+) Saya mampu menguasai semua materi dalam pelajaran
IPA.
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
18(+) Bila saya dapat berhasil pada pelajaran IPA, maka dapat
berhasil juga untuk pelajaran lainnya
19(+) Saya bisa mendapatkan nilai yang bagus dalam semua
tugas IPA
20(+) Saya mampu menguasai semua materi dalam pelajaran
IPA.
Saran perbaikan butir/indikator/alternatif jawaban:
21(+) Banyaknya materi pelajaran IPA yang harus dikuasai
tidak membuat saya stress.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
22(+) Saya selalu menumbuhkan rasa percaya diri ketika
menghadapi masalah saat belajar, karena saya rasa bisa
mengatasi masalah tersebut.
23(+) Materi pelajaran yang banyak tidak membuat konsenstrasi
belajar saya terganggu
24(+) Saya mampu mengingat semua rumus dalam pelajaran
IPA
IndikatorNo.
ButirPernyataan Pilihan
Skor
1 2 3 4 5
25(-) Banyaknya materi pelajaran yang harus saya pelajari
membuat semangat belajar saya menurun.
Saran perbaikan butir/indikator/alternatif jawaban:
26(+) Banyaknya kegiatan tidak membuat kemantapan hati saya
berkurang untuk bisa mendapatkan nilai IPA yang bagus.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
27(+) Saya yakin dengan kemampuan diri yang saya miliki
dalam menghadapi berbagai tugas.
28(-) Saya akan merasa takut jika mendapat masalah saat
belajar
29(+) Saya tidak mau menyalahkan orang lain ketika
mendapatkan masalah dalam belajar
30(-) Jika memperoleh soal IPA yang rumit tidak bersemangat
mengerjakannya
Saran perbaikan butir/indikator/alternatif jawaban:
c. DimensiStrength
31(+) Saya bangga dengan kemampuan yang saya miliki SS : Sangat Setuju
S : Setuju32(+) Saya mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam
mempelajari IPA dengan kemampuan yang saya miliki.
IndikatorNo.
ButirPernyataan Pilihan
Skor
1 2 3 4 5
33(+) Dengan kemampuan yang saya miliki, bisa mendapatkan
nilai IPA yang bagus.
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju34(+) Hati saya mantap bahwa saya mampu menguasai
pelajaran IPA.
35(+) Saya berusaha untuk tekun dalam belajar maka saya bisa
mencapai tujuan yang saya inginkan.
Saran perbaikan butir/indikator/alternatif jawaban:
36(+) Jika saya memanfaatkan waktu belajar dengan baik agar
memperoleh hasil yang baik pula
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
37(+) jika saya bersungguh-sungguh dalam belajar maka saya
mampu mengatasi masalah belajar.
38(+) Saya selalu bertindak atas dasar bahwa saya mempunyai
kemampuan untuk mencapai keberhasilan
39(+) Saya selalu berjuang menghadapi masalah belajar agar
saya berhasil
40(-) Saya tidak yakin bisa menghadapi tantangan saat belajar
Saran perbaikan butir/indikator/alternatif jawaban:
A.BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, ATAU D PADA
JAWABAN YANG BENAR!
1. Kerangka adalah bagian tubuh manusia yang tersusun dari ....
a. Kulit c. Tulang
b. Daging d. Rambut
2. Berdasarkan keras tidaknya tulang, tulang dibagi menjadi ....
a. Tulang keras dan tulang empuk c. Tulang tengkorak dan tulang badan
b. Tulang keras dan tulang rawan d. Tulang rawan dan tulang tengkorak
3. Rangka manusia yang melindungi otak adalah ....
a. Rangka anggota gerak c. Rangka rusuk
b. Rangka dada d. Rangka tengkorak
4. Bagian tubuh seperti jantung dan paru-paru dilindungi oleh rangka ....
a. Tengkorak c. Tangan
b. Kaki d. Badan
5. Tulang belakang yang membengkok ke depan dinamakan ....
a. Lordosis c. Skoliosis
b. Kifosis d. Miningitis
6. Rakhitis adalah penyakit yang mengakibatkan pertumbuhan tulang yang tidak
wajar.
Penyakit ini disebabkan karena ....
a. Kekurangan zat besi c. Kekurangan yodium dan
vitamin E
b. Kekurangan vitamin D dan sinar ultraviolet d. Kekurangan kalsium dan
vitamin A
7. TBC tulang adalah penyakit berupa tonjolan pada tulang karena ....
a. Virus c. Pola tidur
b. Pola makan d. Infeksi bakteri
8. Berikut yang bukan merupakan fungsi rangka dalam tubuh manusia adalah ....
a. Melindungi organ-organ tubuh yang penting
b. Sebagai alat peraba tubuh
c. Tempat melekatnya otot dan daging
d. Sebagai alat gerak tubuh
9. Berikut ini adalah bagian dari rangka tengkorak kecuali ....
a. Tulang dahi c. Tulang kepala belakang
b. Tulang ubun-ubun d. Tulang kepada depan
10. Berikut ini adalah contoh dari tulang rawan adalah ....
a. Tulang rahang c. Tulang telinga
b. Tulang selangka d. Tulang pipi
11. Berikut yang bukan termasuk tulang anggota gerak adalah ....
a. Tulang lengan atas c. Tulang pengumpil
b. Tulang hasta d. Tulang rusuk
12. Tulang betis dan tulang kaki terdapat pada bagian ....
a. Tangan c. Kepala
b. Kaki d. Dada
13. Berikut adalah penyakit atau gangguang yang terjadi pada tulang, kecuali ....
a. Tifus c. Rakitis
b. Folio d. Osteoporosis
14. Perhatikan pernyataan berikut ini :
i. Melakukan sikap duduk, berdiri, dan sikap tidur yang benar dalam
kesehariannya.
ii. Sering mandi pada waktu malam hari.
iii. Makan makanan yang bergizi, khususnya yang banyak mengandung
kalsium
iv. Banyak berolahraga.
v. Sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang dingin.
Cara merawat kesehatan tulang yang benar adalah ....
a. i, ii dan iii c. ii , iii dan iv
b. i, iii dan iv d. iii , iv dan v
15. Indra penglihatan manusia adalah ....
a. Kornea c. Mata
b. Pupil d. Lensa
16.Manusia mempunyai indra sebanyak ....
a. 10 b. 4 c. 5 d. 7
17. Indra yang berfungsi sebagai pengecap rasa adalah ....
a. Mata c. Hidung
b. Lidah d. Kulit
18. Bagian mata yang berupa selabut bening tembus pandang yang berguna
melindungi
lensa mata adalah ....
a. Pupil c. Kornea
b. Retina d. Iris
19. Rabun dekat (hipermetropi), yaitu ketidakmampuan mata untuk melihat benda
yang ....
a. Jauh dan dekat c. Dekat saja
b. Jauh saja d. Berwarna
20. Penderita miopi (rabun jauh) dapat ditolong dengan kacamata berlensa ....
a. Cekung (negatif) c. Cekung cembung
b. Cembung (positif) d. Okuler
21. Bagian telinga yang mempunyai ujung syaraf pendengar adalah ....
a. Koklea
b. Gendang telinga d. Saluran esustachius
22. Berikut ini yang bukan fungsi dari kulit manusia adalah ....
a. Pelindung tubuh c. Tempat penyimpan
kelebihan lemak
b. Tempat penyimpan kelebihan vitamin d. Pengatur suhu tubuh
23. Penyakit dan gangguan yang sering terjadi pada kulit, antara lain adalah ....
a. Panu, sairawan dan kadas c. Kusta, panu dan rabun jauh
b. Panu, kadas dan kurap d. Panu, kadas dan
osteoporosis
24. 24. Bagian kulit yang terdiri dari sel-sel mati adalah ....
a. Kulit malphigi c. Kulit saraf
b. Kulit dermis d. Kulit ari
25. 25. Ujung lidah sangat peka terhadap rasa ....
a. Pahit c. Asam
b. Manis d. Asin
B. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI DENGAN
BENAR!
1. Rangka lengan dan rangka kaki adalah termasuk rangka ....
2. Tulang yang bersifat elastis dan lentur dinamakan tulang ....
3. Funsgi rangka tengkorak adalah untuk ....
4. Folio adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh ....
5. Tulang belakang membengkok ke samping kiri atau kanan dinamakan ....
6. Penyakit tulang yang menyebabkan rangka kaki berbentuk O atau X adalah ....
7. Pada orang dewasa atau lanjut usia, gangguan tulang yang dapat dialami adalah
pengeroposan tulang yang disebut ....
8. Alat indra manusia yang berfunsi sebagai indra peraba adalah ....
9. Bagian mata yang berguna untuk mengatur masuknya cahaya ke dalam mata
adalah ....
10. Bagian teling yang berfungsi untuk menangkap gelombang suara adalah ....
C. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI DENGAN
BENAR!
1. Sebutkan 3 pembagian rangka tubuh manusia!
Jawab :
...............................................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
................................................
2. Sebutkan fungsi rangka bagi tubuh manusia!
Jawab :
........................................................................................................................
.......
............................................................................................................
........................
............................................................................................................
........................
3. Sebutkan alat indra yang dimilik manusia!
Jawab :
...............................................................................................................................
........................................................................................................................
........................
........................................................................................................................
........................
4. Sebutkan cacat atau kelainan pada mata manusia!
Jawab :
...............................................................................................................................
............................................................................................................
.......................
............................................................................................................
.......................
5. Sebutkan bagian-bagian lidah beserta fungsinya!
Jawab :
...............................................................................................................................
............................................................................................................
.....................
............................................................................................................
........................
KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN HARIAN KELAS 4 SD IPA BAB
KERANGKA DAN ALAT INDRA MANUSIA
A. JAWABAN
1. c. Tulang
2. b. Tulang keras dan tulang rawan
3. d. Rangka tengkorak
4. d. Badan
5. a. Lordosis
6. b. Kekurangan vitamin D dan sinar ultraviolet
7. d. Infeksi bakteri
8. b. Sebagai alat peraba tubuh
9. d. Tulang kepada depan
10.c. Tulang telinga
11.d. Tulang rusuk
12.b. Kaki
13.a. Tifus
14.b. i, iii dan iv
15.c. Mata
16.c. 5
17.b. Lidah
18.c. Kornea
19.c. Dekat saja
20.a. Cekung (negatif)
21.a. Koklea
22.b. Tempat penyimpan kelebihan vitamin
23.b. Panu, kadas dan kurap
24.d. Kulit Ari
25.b. Manis
B. JAWABAN
1. Anggota gerak
2. Tulang rawan
3. Melindungi otak
4. Virus
5. Skoliosis
6. Rakitis
7. Osteoporosis
8. Kulit
9. Pupil
10.Daun telinga
C. JAWABAN
1. Pembagian rangka tubuh manusia adalah sebagai berikut :
- Rangka badan
- Rangka anggota gerak
- Rangka tengkorak
2. Fungsi rangka dalam tubuh manusia, antara lain adalah sebagai berikut :
- Melindungi organ-organ tubuh yang penting
- Tempat melekatnya otot dan daging
- Menopang dan menegakkan tubuh
- Memberi bentuk pada tubuh
- Sebagai alat gerak tubuh
3. Alat indra yang dimiliki manusia adalah sebagai berikut :
- Mata sebagai indra penglihatan
- Hidung sebagai indra penciuman
- Telinga sebagai indra pendengaran
- Lidah sebagai indra perasa
- Kulit sebagai indra peraba
4. Cacat atau kelainan pada mata manusia adalah sebagai berikut :
- Rabun jauh (miopi), yaitu ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang
jauh.
- Rabun dekat (hipermetropi), yaitu ketidakmampuan mata untuk melihat benda
yang dekat.
- Mata tua (presbiopi), yaitu ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang
terlalu jauh dan benda yang terlalu dekat
- Buta warna, yaitu kelainan pada mata karena ketidakmampuan membedakan
warna-warna tertentu.
- Trakhom, yaitu penyakit mata yang disebabkan oleh virus dan menyerang
kelopak mata.
- Glukoma, yaitu kelainan mata karena bola mata membengkak.
- Belek (konjungtivitas), yaitu penyakit mata yang disebabkan oleh virus.
5. Bagian-bagian lidah beserta fungsinya adalah sebagai berikut :
- Bagian ujung lidah : peka terhadap rasa manis.
- Bagian pangkal lidah : peka terhadap rasa pahit.
- Bagian sisi samping lidah : peka terhadap rasa asin dan asam
A. Berilah tanda ssilang pada huruf A,B,C atau D pada jawaban yang benar
1. Benda yang bergetar dapat menghasilkan …
a. Panas
b. Bunyi
c. Gaya
d. Lagu
2. Pada saat bermain telepon-teleponan, suara dapat di dengar karena
suara merambat melalui …
a. Kawat
b. Benang
c. Suara
d. Udara
3. Perbedaan tinggi rendah nada pada gitar ditentukan dengan …
a. Senar
b. Gesekan
c. Tiupan
d. Tekanan
4. Banyaknya getaran dalam satu detik disebut …
a. Nada
b. Suara
c. Irama
d. Frekuensi
5. Semakin sedikit lubang yang di tutup pada recorder, nada yang
dihasilkan bernada …
a. Tinggi
b. Rendah
c. Do
d. Re
6. Sumber bunyi yang berasal dari manusia yaitu …
a. Garpu tala
b. Pita suara
c. Teriakan
d. Gendang telinga
7. Makhluk hidup yang dapat mendengar frekuensi 20-20.000 Hz adalah
…
a. Anjing
b. Kucing
c. Manusia
d. Paus
8. Alat yang bekerja berdasarkan sifat pemantulan bunyi yakni …
a. Pengeras suara
b. Sonar
c. Setrika
d. Gua
9. Bunyi pantulan yang terdengar setelah bunyi asli di sebut …
a. Gema
b. Gaung
c. Nada
d. Pantulan
10. Bunyi cepat merambat pada benda …
a. Padat
b. Cair
c. Gas
d. Lunak
11. Tempat yang biasanya memakai peredam bunyi adalah …
a. Dapur
b. Studio musik
c. Rumah makan
d. Rumah sakit
12. Berikut ini adalah contoh sumber bunyi, kecuali …
a. Gendang
b. Seruling
c. Kentongan
d. Senter
13. Benda yang dapat mengeluarkan bunyi disebut …
a. Sumber bunyi
b. Gelombang bunyi
c. Warna bunyi
d. Getaran bunyi
14. Alat musik yang menghasilkan bunyi dengan dipetik adalah …
a. Gitar
b. Drum
c. Piano
d. Seruling
15. Alat musik yang menghasilkan bunyi dengan di pukul adalah …
a. Gitar
b. Drum
c. Piano
d. Seruling
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Jika lita berteriak di gua dan terdengar seperti pantulan disebut …
2. Salah satu bahan yang dapat meredam bunyi adalah …
3. Bunyi berasal dari benda yang …
4. Bunyi yang frekuensinya teratur dinamakan …
5. Bunyi dapat merambat melalui benda …
6. Bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi aslinya
disebut …
7. Semua benda yang dapat menghasilkan bunyi di sebut …
8. Bunyi yang dapat di dengar manusia di sebut …
9. Bahan yang permukaannya lunak dapat dijadikan sebagai … bunyi
10. Bagian telinga yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh
adalah …
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini denga tepat!
1. Sebutkan perbedaan gema dan gaung!
2. Sebutkan 5 contoh sumber bunyi!
3. Sebutkan 3 contoh alat musik yang menghasilkan bunyi dengan cara di
gesek !
4. Jelaskan mengapa bunyi daoat terdengar oleh telinga!
5. Jelaskan bagaimana bunyi dapat meramat melalui benda padat!
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. B. Bunyi
2. B. Benang
3. A. Senar
4. D. Frekuensi
5. A. Tinggi
6. B. Pita suara
7. C. Manusia
8. B. Sonar
9. A. Gema
10. A. Padat
11. B. Studio music
12. D. Senter
13. A. Sumber bunyi
14. A. Gitar
15. B. Drum
B. Isian
1. Gema
2. Kain
3. Bergetar
4. Nada
5. Padat, cair dan gas
6. Gaung
7. Sumber bunyi
8. Audiosonik
9. Peredam
10. Gendang telinga
C. Essay
1. Gema adalah pantulan yang terdengar setelah bunyi asli
sedangkan gaung adalah pantulan yang terdengar hampir
bersamaan dengan bunyi aslinya.
2. Gitar, drum, gendang, seruling, biola
3. Gitar, piano, kecapi
4. Karena di dalam telinga kita memiliki fumgsi tertentu yakni
menangkap suara
5. Karena adanya suatu getaran atau gesekan
KISI-KISI SOAL ULANGAN BAB 1
Mata pelajaran :
Kelas :
Waktu :
NO KOMPETENSI DASARJUMLAH
SOALPER KD
MATERI SOAL
1 Mendeskripsikan hubungan antara strukturkerangkatubuh manusia dengan fungsinya 8
Menjelaskan struktur kerangka tubuhmanusia
Menjelaskan fungsi kerangka tubuh2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka
tubuh6
Mempraktekkan sikap tubuh yang baikuntuk menjaga bentuk rangka misalnyacara duduk, bediri dan tidur
Mencari informasi tentang penyakitberkaitang dengan rangka
3 Mendeskripsikan hubungan antara panca inderadengan fungsinya 12
Mendiskusikan alat indera manusiaberdasarkan pengamatan
Menjelaskan fungsi alat indera4 Menerapkan cara memelihara panca indera
4
Mencari informasi tentang kelainan alatindera yang disebabkan oleh kebiasaanburuk misalnya membaca di tempat yangkurang terang dan minum air panas
Member contoh cara merawat panca indera
Matapelajaran
Kompetensidasar
IndicatorJumlah
soalBentuk soal Kunci jawaban
Bobotsoal
IPA 3.6 Memahamisifat-sifat bunyidanketerkaitannyadengan inderapendeengaran
3.6.1 menjelaskancara menghasilkanbunyi.
3.6.2 menyebutkancontoh benda yangmenghasilkan bunyi
3.6.3 menjelaswkansifat-sifat bunyimerambat
4 8. Tuliskan 3 sifat-sifat bunyi daloamketerkaitannyadengan inderapendengaran
9. Tuliskan 3 contohbenda-benda yangdapat menyerapbunyi
11. A pa yangdimaksud dengangema
12. Jelaskanmengapa bunyi bisadipantulkan
8. sifat bunyi: Merambat melalui
udara Merambat melalui
benda padat Merambat melalui
benda cair
9. Misalnya karpet, goni,kertas, kain, busa, dan wol
10. gaung dan gema
11. Bunyi yangdipantulkan oleh dindingyang jaraknya jauh darisumber bunyi
12. Jika dalamperambatannya dihalangioleh benda yangpermukaanya keras, sepertikayu, kaca, dinding ataubesi
4
4
4
4
4
LAMPIRAN 5 uji reabilitas
Uji raebilitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 27 73,0
Excludeda 10 27,0
Total 37 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,575 40
Uji Normalitas
1. Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
efikasi diri hasil belajar
N 27 27
Normal Parametersa,b Mean 148,15 59,37
Std. Deviation 8,198 14,887
Most Extreme Differences
Absolute ,085 ,152
Positive ,085 ,124
Negative -,071 -,152
Kolmogorov-Smirnov Z ,441 ,789
Asymp. Sig. (2-tailed) ,990 ,562
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
hasil belajar * efikasi
diri
Between Groups
(Combined) 2902,630 19 152,770 ,374 ,958
Linearity 4,789 1 4,789 ,012 ,917
Deviation from
Linearity2897,840 18 160,991 ,947
Within Groups 2859,667 7 408,524
Total 5762,296 26
LAMPIRAN 7 UJI HIPOTESISCorrelations
hasilbelajar
efikasidiri
hasilbelajar
PearsonCorrelation
1 -,029
Sig. (2-tailed) ,886
N 27 27
efikasi diri
PearsonCorrelation
-,029 1
Sig. (2-tailed) ,886
N 27 27
LEMBAR OBSERVASI GURU
NOPERTANYAAN PILIHAN JAWABAN
STS TS KS S SS
1Sebelum memulai pelajaran, guru memberikan motivasi kepadasiswa
√
2Saat memasuki ruangan, guru menjelaskan sikap yang baik saatmengikuti pelajaran
√
3Ketika ada yang membuat gaduh, guru berusaha menenangkan
situasi kelas√
4 Guru menjelaskan materi IPA dari yang susah ke yang sulit √
5Saat di kelas guru mengulang kembali pelajaran agar siswa dapat
mengingatnya√
6Ketika masih ada siswa yang belum mengerti, guru mengulang
kembali pelajaran dengan tekun dan dengan kata yang sederhana√
7 Guru menjelaskan materi sengan alat peraga √
8Meskipun dengan perasaan capek guru tetap berusaha semangat
masuk kelas√
9 Guru masuk kelas tepat waktu √
10Guru mengatur ruangan tempat duduk agar siswa lebih mudah
dalam berkonsentrasi dalam pembelajaran√
11Ketika guru menjelaskan materi IPA, ia juga mengaitkannya dengan
contoh kehidupan sehari-hari√
12 Ketika mengajar IPA guru kelihatan selalu bersemangat √
13Meskipun ada siswa yang mengalami kesulitan, gurun tetapmenjelaskan materi IPA dengan baik dan semangat
√
14 Guru tidak pernah memarahi siswanya √15 Guru selalu menggunakan media saat mengajar √16 Guru selalu memberikan apresiasi kepada siswa saat kegiatan
pembelajaran√
17 Guru selalu memberikan tugas rumah kepada siswa √
18Guru selalu memberikan contoh yang baik kepada siswanya baik disekolah maupun di luar sekolah
√
Keterangan:
STS = sangat tidak sesuai
TS = tidak sesuai
KS = kurang sesuai
S = sesuai
SS = sangat sesuai
LEMBAR WAWANCARA GURU
Nama Guru ;
Kelas :
NO PERTANYYAN JAWABAN
1Kapan ibu memberikan motivasi kepada siswa? Pada saat memulai pelajaran dan diselingi jika
siswa sudah tidak semangat belajar
2
Bagaimana cara ibu memotivasi siswa untuk belajar? Dengan memberikan yel-yel denganmenggunakan tepuk pagi, irama balonku dan tidakmenegur siswa secara langsung apabila melakukankesalahan
3 Kapankah ibu setiap kali memberikan motivasi kepada siswa? Apabila siswa sudah tidak semangat lagi belajar
4Apakah ibu selalu mengajarkan kepada siswa untuk selaluberani dalam menyampaikan pendapat
Sering, karena itu bagian dari memotivasi siswa
5Bagaimana cara ibu meyakinkan siswa untuk beranimenyampaikan pendapatnya?
Dengan memberikan motivasi dengan memujisiswa
6Bagaimana tindakan ibu saat siswa menyampaikan pendapatyang kurang tepat?
Tetap memberikan semangat dengan memberikantepuk tangan dan menghargai jawaban ataupendapatnya walaupun tidak sempurna
7 Pernahkah ibu memberikan apresiasi kepada siswa? Sering
8Apresiasi apa yang biasa ibu berikan kepada siswa yang beranimenyampaikan pendapatnya di depan kelas?
Pujian
9 kapankah ibu memberikan siswa tugas rumah kepada siswa? Setiap hari di akhir pelajaran
10Saat ujian ibu memberikan soal ujian kepada siswa denganbentuk apa?
Essay dan lisan
11Saat ibu menemukan siswa yang menyontek saat ujian apa yangibu lakukan?
Memberikan peringatan atau pembelajaran bahwahal tersebut merupakan hal tidak jujur
12Bagaimana cara ibu mengetahui kepada siswa apakah siswaberperilaku jujur pada saat ujian atau tidak?
Tentu kelihatan dri tingkah laku kesehariannyadan memperhatikan gerak-geriknya yang sangatberbeda
13 Apakah ibu selalu memberikan penghargaan kepada siswa yang Sering dengan memberikan tepuk keren
berperilaku jujur?
14Bagaimana cara ibu memberikan kesempatan pada siswa padasaat presentasi?
Menyuruh tampil ke depan dengan mengeluarkanpendapat sendiri dengan percaya diri serta temanyang lain memberikan semangat
15
Apabila ada siswa yang tidak dapat mempresentasikan tugasnyaapa yang ibu lakukan?
Siswa tersebut didampingi dengan memberikanpujian, membantu melafalkan tulisan yang akandisampaikan sampa siswa tersebut bisa tampilpercaya diri dengan bersabar
LAMPIRAN NILAI HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV
TOTAL646460636564606363705336563636433543534079867377688073
no respondenjawaban efikasi dirix1 x2 x3 x4 x5 total
1 2 1 1 1 2 72 4 4 4 4 1 173 4 4 4 4 1 174 2 2 2 2 1 95 2 2 2 2 2 106 2 1 1 2 2 87 4 4 4 4 1 178 2 3 3 2 2 129 2 1 1 2 4 10
10 4 4 4 4 1 1711 2 2 2 2 1 912 3 2 2 3 2 1213 3 4 3 3 2 1514 2 2 2 2 1 915 4 4 4 4 1 1716 2 2 2 2 2 1017 4 4 4 4 1 1718 2 2 3 3 2 1219 4 4 4 4 1 1720 2 3 3 2 2 1221 3 2 2 2 4 1322 3 2 4 4 1 1423 4 4 4 4 1 1724 4 3 3 4 1 1525 2 3 3 2 2 1226 3 3 2 3 3 1427 2 2 2 2 3 11
DOKUMENTASI
Siswa sedang melakukan pembelajaran
Guru sedang menghibur siswanya dengan melakukan yel-yel
Saat saya membantu guru untuk memberikan pelajara IPA
Saat saya melihat-lihat hasil belajar IPA siswa
Posisi duduk siswa kelas IV SD Negeri Mangasa
Alat mewarnai siswa yang dibawa setiap hari
RIWAYAT HIDUP
Nur Islameyti.Rusli, lahir di Makassar, hari Jumat tanggal 5 Maret
1998, dari pasangan bapak dan ibu tercinta Rusli dengan Hardiana
dan merupakan anak pertama dari 5 bersaudara.
Pendidikan yang telah ditempuh yakni masuk Sekolah Dasar pada
2003 di SD Negeri Bontocinde dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri 4
Pallangga tahun 2012, tamat SMK 1 Gowa tahun 2015, dan pada tahun 2015
penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar,
Program Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Guru SekolahDasar .
Recommended