View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, NON
PERFORMING FINANCE, DANA PIHAK KETIGA
DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN BANK
SYARIAH DI INDONESIA
(Studi Kasus Bank Umum Syariah Tahun 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
NURRAINI INDAH ARUM FITRIA
NIM 213-13-009
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
(QS. Al-Insyirah, 5-8)
“Wong yen nrimo, uripe dowo
Wong yen sabar, rejekine jembar
Wong yen ngalah, uripe berkah
Sopo sing jujur, bakal makmur
Sopo sing suloyo, uripe bakal sengsoro
Sopo sing sombong, amale bakal kobong
Sopo sing telaten, bakal panen
Ojo podo ngresulo, mundak gelis tuo
Sing wis lungo, lalekno
Sing durung teko, entenono
Sing wis ono, syukurono”
(Pepatah Jowo)
vii
PERSEMBAHAN
Untuk keluargaku yaitu Ayahku (Basyarudin), Ibuku (Hastin Nur Hayati) dan
Adikku tercinta (Alvino Hurrai Almuadz) serta keluarga besarku yang telah
memberikan doa, dukungan, semangat dan kepercayaan selama ini.
Sahabat-sahabat seperjuanganku (Juwita, Ayuk, Puji, Uswatun, Eny & Febri)
terimakasih untuk support, motivasi dan kebersamaannya selama proses
pembuatan skripsi.
Sahabat-sahabat terbaik (Nisa, Dina dan Isna) terimakasih karena telah
mengajarkanku tentang banyak hal selama kita bersama.
Sahabat-sahabat terhebat (Zaki dan Bagus) yang selalu setia mendengarkan
keluh kesah dan selalu mencarikan jalan keluar dari beberapa masalah.
Teman-teman (Rika, Fitra, Zali, Jakfar, Arif, Wulan, Zaid, Razif dkk )
terimakasih untuk semua dukungannya.
Akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang
akan datang.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah AWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya yang sangat melimpah kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar strata satu (S1) dalam Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga. Ucapan terikasih sebesar-besarnya penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan
dalam berbagai bentuk. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. Anton Bawaono, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1
dan sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Salatiga yang telah membekali berbagi ilmu pengetahuan, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Kedua orangtua, adik serta keluarga yang telah memberikan dorongan
moriil, spiritual maupun materiil serta doa restunya dalam penyusunan
penelitian ini.
6. Teman-teman Perbankan Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
angkatan 2013.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini
sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk
kepentingan bersama.
Penulis menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidaklah mudah
dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan skripsi ini sangatlah jauh
dari kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan. Dengan rendah
hati, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalam penyusunan
di masa mendatang.
Salatiga, 16 Agustus 2017
Penulis
Nurraini Indah Arum Fitria
NIM. 21313009
x
ABSTRAK
Fitria, Nurraini Indah Arum. 2017. Pengaruh Kecukupan Modal, Non Performing
Finance, Dana Pihak Ketiga dan Inflasi terhadap Pembiayaan Bank
Syariah di Indonesia (Studi Kasus Bank Umum Syariah 2012-2016).
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan
Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal,
non performing finance, dana pihak ketiga dan inflasi terhadap pembiayaan Bank
Syariah di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
populasi Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2016. Pengambilan
jumlah sampel menggunakan teknik non probability sampling. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan alat bantu
analisis SPSS versi 21. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa
variabel CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan, variabel NPF
tidak berpengaruh terhadap pembiayaan, variabel DPK berpengaruh positif
signifikan terhadap pembiayaan serta variabel inflasi berpengaruh negatif
signfikan terhadap pembiayaan. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan
bahwa secara bersama-sama variabel CAR, NPF, DPK dan Inflasi berpengaruh
terhadap pembiayaan.
Kata Kunci: CAR, NPF, DPK, Inflasi dan Pembiayaan
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... ii
PENGESAHAN ....................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................... v
MOTTO ................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
ABSTRAK ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL.................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 11
E. Sistematika Penulisan.................................................................... 12
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ............................................................................. 14
B. Kerangka Teori.............................................................................. 23
1. Teori Pembiayaan.................................................................... 23
2. Perbankan Syariah ................................................................... 26
a. Pengertian .......................................................................... 26
b. Fungsi Bank Syarih ........................................................... 26
c. Peranan Bank Syraiah ....................................................... 27
3. Pembiayaan ............................................................................. 28
a. Pengertian Pembiayaan ..................................................... 28
b. Tujuan Pembiayaan .......................................................... 29
c. Jenis-Jenis Pembiayaan ..................................................... 31
4. Kecukupan Modal................................................................... 32
5. Non Performing Finance ....................................................... 36
6. Dana Pihak Ketiga.................................................................. 38
7. Inflasi...................................................................................... 40
C. Kerangka Penelitian ...................................................................... 42
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 48
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 48
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 50
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 51
E. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ................................. 52
xii
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 55
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................ 63
B. Analisis Data ................................................................................. 63
1. Uji Stasioneritas ...................................................................... 63
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 64
a. Uji Normalitas ................................................................... 65
b. Uji Multikolonieritas ......................................................... 66
c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 67
d. Uji Autokorelasi............................................................... 69
3. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 70
4. Uji Statistik.............................................................................. 72
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 72
b. Uji t (Uji Parsial) ............................................................... 73
c. Uji F (Uji Simultan) .......................................................... 75
C. Pembahasan Hasil dan Analisa Penelitian .................................... 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 80
B. Saran .............................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Perkembangan Pembiayaan ..................................................... 1
Tabel 1.2: Perkembangan Modal .............................................................. 5
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu CAR ....................................................... 15
Tabel 2.2: Penelitian Terdahulu NPF ........................................................ 17
Tabel 2.3: Penelitian Terdahulu DPK ....................................................... 19
Tabel 2.4: Penelitian Terdahulu Inflasi ..................................................... 21
Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran............................ 54
Tabel 4.1: Uji Stasioner ............................................................................ 64
Tabel 4.2: Uji Normalitas .......................................................................... 65
Tabel 4.3: Uji Multikolonieritas ................................................................ 67
Tabel 4.4: Uji Heteroskedastistas .............................................................. 68
Tabel 4.5: Uji Autokorelasi ....................................................................... 69
Tabel 4.6: Uji Linier Berganda ................................................................. 71
Tabel 4.7: Uji Determinasi ........................................................................ 72
Tabel 4.8: Uji t (Uji Parsial) ...................................................................... 73
Tabel 4.9: Uji F (Uji Simultan) ................................................................. 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2: Kerangka Pemikiran ............................................................. 42
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1: Grafik Uji Heteroskedastisitas ................................................ 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk pembiayaan dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian, bank
merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi
intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan
dana dan menyalurkannya kepada masyarakat yang kekurangan dana.
Dalam dunia perbankan terdapat perbankan konvensional
dan perbankan syariah. Perbankan syariah sendiri adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dengan
diperkenankannya bank melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah
diharapkan dapat memberi pelayanan bagi masyarakat dengan tidak
bersedia memanfaatkan jasa-jasa bank konvensional. Perbankan syariah
menggunakan prinsip syariah dimana aturan perjanjian didasarkan
pada hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai
2
2
dengan syariah (Yanis dan Priyadi, 2015). Bank sekaligus dapat
menjalankan pola pembiayaan syariah yang terbagi ke dalam empat
katagori yang dibedakan berdasarkan tujan penggunannya, yaitu:
pertama, pembiayaan dengan prinsip jual beli. Kedua, pembiayaan dengan
prinsip sewa. Ketiga pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Keempat,
pembiayaan dengan akad pelengkap (Karim, 2007: 87).
Menurut Dahlan Siamat, sebagaimana umumnya negara
berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih
didominasi oleh penyaluran pembiayaan perbankan yang diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberian pembiayaan
merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan
keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber
dari pemberian pembiayaan. Penyaluran dana Bank Syariah melalui
pembiayaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal yang dapat dilihat dalam laporan
keuangan masing-masing perbankan syariah, serta pada kondisi
makroekonomi di Indonesia. Faktor internal yang mempengaruhi
pembiayaan Bank Syariah yaitu Kecukupan Modal (CAR), Non
Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), sedangkan faktor
eksternal yang mempengaruhi pembiayaan Bank Syariah yaitu Inflasi
(Nurrochman, 2016).
Berikut adalah data perkembangan Bank Umum Syariah selama
lima tahun terakhir.
3
3
Tabel 1.1
Perkembangan Pembiayan Bank Umum Syariah Tahun 2012-2016
(dalam Milliar Rupiah )
Jenis 2012 2013 2014 2015 2016
Mudharabah 12.229 13.605 15.695 11.698 16.241
Musyarakah 27.667 39.874 49.487 60.818 78.511
Murabahah 88.004 110.565 117.380 122.113 139.575
Salam 0 0 0 0 0
Istishna 376 582 633 770 875
Ijarah 7.345 10.481 11.621 10.635 9.151
Qardh 12.096 8.995 5.956 3.951 47.731
Lainnya 0 0 0 0 0
Total 147.505 184.122 200.126 213.990 249.084
Sumber: Statistik Perbankan Syariah
Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa perkembangan pembiayaan di
Bank Umum Syariah mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada
tahun 2012 pembiayaan sebesar 147.505, pada tahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar 184.122, kemudian pada tahun 2014 pembiayaan
mengalami peningkatan sebesar 200.126, dan pada tahun 2015 mengalami
peningkatan sebesar 213.990 dan peningkatan terbesar terjadi pada tahun
2016 yaitu sebesar 249.084. Jadi pada data ini mengungkapkan bahwa
dalam 5 tahun terakhir pembiyaan di Bank Umum Syariah mengalami
peningkatan .
4
4
Meningkatnya produk pembiayaan dalam bank syariah akan
mendatangkan resiko perbankan yang besar pula, salah satunya yaitu
resiko pembiayaan, hal ini dikarenakan pembiayaan merupakan produk
investasi bank syariah yang termasuk dalam produk Natural Uncertainly
Contracts (Rivai, 2007:247).
Modal merupakan aspek terpenting bagi suatu unit usaha bank
dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko. Agar
dapat menyalurkan pembiayaan dengan lancar, maka bank harus
memiliki modal yang cukup untuk menunjang aktiva yang mungkin
mengandung atau menghasilkan resiko. Semakin bagus sistem
permodalan yang dimiliki bank syariah akan membentuk
kepercayaan yang kuat dari masyarakat sehingga dapat mempengaruhi
nasabah dalam melakukan pembiayaan (Adnan dan Pratin, 2005:37).
Menurut Wijaya ( 2009:121) Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
risiko (pembiayaan, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman, dan sebagainya. semakin tinggi nilai CAR
mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup
baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko
yang ditimbulkan termasuk di dalamnya risiko pembiayaan.
5
5
Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan
pembiayaan lebih banyak.
Berikut adalah data jumlah modal yang dimiliki Bank Umum
Syariah tahun 2012-2016 dalam persen.
Tabel 1.2
Perkembangan Modal Bank Umum Syariah
Jenis 2012 2013 2014 2015 2016
Modal 14,13% 14,42% 15,40% 15,02% 15.95%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah
Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa perkembangan modal di Bank
Umum Syariah mengalami peningkatan di tahun 2012 sebesar 14,13%
menjadi 14,42% di tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 juga
mengalami peningkatan yaitu sebesar 15,40%. Tetapi, pada tahun 2015
mengalami penurunan sebesar 15,02% dan mengalami peningkatan lagi di
tahun 2016 sebesar 15,95%.
Kualitas pembiayaan dapat dilihat dari non performing finance
yang mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi
pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank
syariah. Non performing finance sangat berpengaruh terhadap
pengendalian biaya dan sekaligus pula berpengaruh terhadap kebijakan
pembiayaan yang akan dilakukan bank itu sendiri. Semakin tinggi rasio
6
6
NPF menunjukkan semakin banyak pembiayaan kepada nasabah yang
bermasalah. Oleh karena itu, jika banyak terjadi pembiayaan yang
bermasalah maka Bank Syariah akan mengurangi penyaluran
pembiayaannya karena Bank Syariah tidak mendapatkan dana dari
pembiayaan yang seharusnya kembali (Nurrochman, 2016). Berdasarkan
kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang
termasuk dalam non performing finanance adalah pembiayaan kurang
lancar, diragukan dan macet. Salah satu risiko usaha bank menurut
peraturan Bank Indonesia adalah risiko pembiayaan, yang didefinisikan:
risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi
kewajiban (Rimadhani, 2011: 35).
Untuk dapat menyalurkan pembiayaan bank memerlukan
sumber dana. Salah satu sumber dana perbankan yang terbesar
berasal dari dana pihak ketiga (DPK). Dana - dana yang dihimpun dari
masyarakat (DPK) merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2005:35). Kegiatan bank setelah
menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam
bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan pembiayaan. Pemberian
pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam
menghasilkan keuntungan (Kasmir, 2008:15). Simpanan (dana pihak
ketiga) adalah dana nasabah yang disalurkan kepada bank dan menjadi
aset terbesar yang dimiliki oleh bank syariah. Semakin tinggi simpanan
7
7
(dana pihak ketiga) yang dimiliki bank syariah maka akan semakin
banyak jumlah dana yang akan disalurkan bank kepada masyarakat
dalam bentuk pembiayaan (Maula, 2008).
Kondisi perekonomian yang selalu menarik perhatian
perbankan dalam menyalurkan pembiayaan adalah tingkat inflasi.
karena secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum
dari barang atau komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu. Inflasi
juga dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya
penurunan nilai tukar perhitungan moneter terhadap suatu komoditas.
Inflasi dapat diukur dengan tingkat inflasi yaitu tingkat perubahan dari
tingkat harga secara umum (Karim, 2007: 135). Dalam pembiayaan, inflasi
dapat juga berpengaruh karena jika terjadi inflasi maka bank sentral akan
menaikan bunga kemudian berdampak pada kenaikan bunga oleh bank-
bank umum yang akhirnya juga berdampak pada bank syariah, dan jika
terjadi inflasi dunia usaha akan mengalami penurunan sebab permintaan
agregat akan turun (Saekhu, 2012 dalam Umiyati dan Ana, 2015).
Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya, dan berbeda
pula dari satu negara ke negara lainnya. Ada kalanya tingkat inflasi
rendah, yaitu mencapai di bawah 4-6%. Tingkat yang moderat mencapai
5-10%. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa ratus
atau ribu persen dalam setahun (Sukirno, 2007).
Penelitian yang sebelumnya dilakukan Himaniar (2010) ,
Nurbaya (2013) dan Jamilah (2016) tentang pengaruh CAR terhadap
8
8
pembiayaan. Hasilnya menunjukkan bahwa CAR mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Sedangkan menurut
Arianti (2011) mengenai Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah hasilnya
menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Dari
penelitian tersebut mengindikasikan adanya research gap dari pengaruh
variabel CAR terhadap pembiayaan, maka dari itu diperlukan penelitian
lanjutan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Hendrasman
(2008) mengenai pengaruh NPF terhadap Pembiayaan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia. Hasilnya adalah NPF berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap pembiayaan. Sejalan dengan penelitian Umiyati
dan Ana (2017) mengenai pengaruh NPF terhadap pembiayaan pada
Bank Umum Syariah. Hasilnya adalah NPF tidak berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Penelitian yang dilakukan Hardjanto (2010), Mulki (2011) bahwa
NPF berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan.
Dari penelitian tersebut mengindikasikan adanya research gap dari
pengaruh variabel NPF terhadap pembiayaan, maka dari itu diperlukan
penelitian lanjutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sarjadyasari (2010), Adzimatur
(2012) dan Nurbaya (2013), menyatakan bahwa variabel DPK
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Penelitian ini tidak
9
9
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maula (2008) mengenai
pengaruh DPK terhadap pembiayaan murabahah dengan hasil bahwa
DPK tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. Dari
penelitian tersebut mengindikasikan adanya research gap dari pengaruh
variabel DPK terhadap pembiayaan, maka dari itu diperlukan penelitian
lanjutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sarjadyasari (2010) dan Mashudi
(2016) mengenai pengaruh inflasi terhadap pembiayaan dengan hasil
bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan
Indonesia. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Almuna (2013)
dan Haqqi (2016) mengenai pengaruh inflasi terhadap pembiayaan
yang disalurkan dengan hasil bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan. Dari penelitian tersebut
mengindikasikan adanya research gap dari pengaruh variabel inflasi
terhadap pembiayaan, maka dari itu diperlukan penelitian lanjutan.
Berdasarkan latar belakang diatas dan terdapat research gap maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“PENGARUH KECUKUPAN MODAL, NON PERFORMING
FINANCE, DANA PIHAK KETIGA DAN INFLASI TERHADAP
PEMBIAYAAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA”.
10
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kecukupan modal terhadap pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh non performing finance terhadap pembiayaan
pada Bank Umum Syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga terhadap pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pembiayaan pada Bank Umum
Syariah di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal terhadap pembiayaan
pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh non performing finance terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga terhadap pembiayaan
pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap pembiayaan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
11
11
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Dengan hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah
pengetahuan tentang topik yang diteliti serta menambah wawasan
tentang perbankan terutama tentang kecukupan modal, non performing
finance, dana pihak ketiga dan inflasi serta pengaruhnya terhadap
pembiayaan murabahah.
2. Bagi Perbankan Syariah
Diharapakan penelitian ini dapat memberikan informasi maupun
sumbangan pemikiran yang bermanfaat sebagai acuan dalam
menjelaskan fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi dan
memberikan gambaran mengenai penyaluran pembiayaan Bank
Umum syariah serta faktor-faktor yang mendukung atau
menghambat penyaluran pembiayaan perbankan.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat menambah informasi bagi sumbangan
pemikiran dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya serta dapat
pula dijadikan literatur untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
mengenai kebijakan penyalur pembiayaan perbankan syariah.
12
12
E. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan terdiri dari lima bab.
Masing-masing uraian yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan sebagai titik tolak dan menjadi acuan dalam proses
penelitian yang akan dilakukan. Bab ini terdiri dari lima sub bab yaitu latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang landasan teori yang berhubungan dengan
variabel-variabel penelitian. Bab ini dimulai dengan sub bab telaah
pustaka untuk memaparkan penelitian sejenis yang pernah dilakukan guna
mengetahui posisi penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan kerangka
teori, kerangka penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan
pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling,
teknik pengumpulan data, sumber data, variabel dan skala pengukuran,
definisi operasional variabel, analisa data yang digunakan dalam
penelitian.
13
13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menyajikan tentang analisa penelitian yang akan menguraikan
tentang deskripsi data dan analisis data yang telah ditemukan pada bab
sebelumnya sebagai interpretasi hasil analisis.
BAB V PENUTUP
Menyajikan tentang simpulan dari penelitian yang telah dilakukan,
keterbatasan penulis serta saran-saran yang dapat diberikan kepada bank
dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Beberapa penelitian pernah dilakukan peneliti lain berkaitan
dengan pengaruh kecukupan modal, non performing finance, dana pihak
ketiga dan inflasi terhadap pembiayaan. Penelitian terdahulu juga
bemanfaat membangun kerangka teoritik yang mendasari kerangka
penelitian ini. Berikut adalah ringkasan dari beberapa penelitian yang
sudah ada:
Penelitian yang dilakukan oleh Nurrochman (2016) dengan judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Bank
Umum Syariah (Studi Pada Bank Umum Syariah Tahun 2012-2015).
Berdasarkan uji signifikansi simultan (Uji Statistik F) dapat diketahui
bahwa secara parsial variabel DPK, FDR, ROA, NPF, BI Rate
memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan Inflasi tidak
berpengaruh signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Jamilah (2016) berjudul Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah Indonesia, menunjukkan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh
positif terhadap pembiayaan mudharabah, capital adequacy ratio
berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah, return on asset
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah, non performing
financing tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah.
15
1. Penelitian Terdahulu Variabel CAR
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel kecukupan
modal (CAR) terhadap pembiayaan bank syariah.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Kecukupan Modal (CAR)
No Peneliti dan
Tahun Peneliti
Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1. Jamilah (2016) Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Mudharabah Pada
Unit Usaha Syariah
Indonesia
DPK (X1), CAR
(X2), ROA (X3)
dan NPF (X4)
Serta Pembiayaan
Mudaharabah(Y)
capital adequacy
ratioberpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
mudharabah,
2. Lifstin
Wardiantika
Dan
Rohmawati
Kusumaningtias
(2014)
Pengaruh DPK,
CAR, NPF, Dan
SWBI Terhadap
Pembiayaan
Murabahah Pada
Bank Umum
Syariah Tahun
2008-2012
DPK (X1), CAR
(X2), NPF (X3),
SWBI (X4) dan
Pembiayaan
Murabahah (Y)
CAR tidak
berpengaruh
terhadap pembiayaan
murabahah, artinya
kenaikan atau
penurunan CAR
dalam penelitian
tersebut tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap pembiayaan
murabahah
3. Chairul Anwar
dan
Muhammad
Miqdad (2017)
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga
(DPK), Capital
Adequacy Ratio
(CAR), Return On
Asset (ROA)
Terahadap
Pembiayaan
Mudharabah Pada
Bank Umum
Syariah Tahun 2008
-2012
DPK (X1), CAR
(X2), ROA (X3)
Pembiayaan
Mudharabah (Y)
variabel Capital
Adequacy Ratio
(CAR) berpengaruh
positif tidak
signifikan terhadap
pembiayaan
mudharabah bank
umum
syariah di Indonesia
4. Hafidh Wahyu
Purnomo dan
Arief Lukman
Santoso (2013)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Berbasis Margin
NPF (X1), DPK
(X2), CAR (X3),
PDB (X4), Inflasi
(X5) dan
Pembiayaan
CAR berpengaruh
negatif terhadap
pembiayaan
berbasis margin.
16
Pada Bank Umum
Syariah Di
Indonesia
Berbasis Margin
(Y)
5. Ayank Narita
Dyatama dan
Imamudin
Yuliadi (2015)
Determinan Jumlah
Pembiayaan Bank
Syariah di Indonesia
DPK (X1), NPF
(X2), CAR (X3),
ROA(X4), SBIS
(X5) dan
Pembiayaan (Y)
CAR berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
jumlah penyaluran
pembiayaan
perbankan syariah
6. Aida Sania Asri
(2016)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil
Pada Perbankan
Syariah Periode
2010-2014
FDR (X1), CAR
(X2), NPF (X3),
SWBI (X4) dan
Pembiayaan (Y)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
CAR berpengaruh
secara signifikan
terhadap pembiayaan
berbasis bagi
hasil.
7. Hibatul Haqqi
(2016)
Analisis Pengaruh
Non Performing
Financing,
Financing To
Deposit Ratio,
InflasiDan Capital
Adequacy Ratio
Terhadap
ProporsiPembiayaan
Murabahah Pada
Bank Umum
Syariah di Indonesia
NPF (X1), FDR
(X2), Inflasi (X3),
CAR (X4) dan
Proporsi
Pembiayaan (Y)
CAR berpengaruh
negatif terhadap
proporsi
pembiayaan
murabahah.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh CAR terhadap
pembiayaan ditemukan banyak dari berbagai sumber. Dari hasil penelitian
terdahulu menghasilkan penelitian yang berbeda-beda. Hasilnya ada yang
menyebutkan bahwa CAR berpengaruh terhadap pembiayaan sedangkan
penelitian lain mengatakan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan.
17
2. Penelitian Terdahulu Variabel Non Performing Finance
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Non
Performing Finance terhadap pembiayaan bank syariah.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu Non Performing Finance (NPF)
No Peneliti dan
Tahun
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Hibatul
Haqqi (2016)
Analisis Pengaruh
Non Performing
Financing, Financing
To Deposit Ratio,
InflasiDan Capital
Adequacy Ratio
Terhadap
ProporsiPembiayaan
Murabahah Pada Bank
Umum Syariah di
Indonesia
NPF (X1), FDR
(X2), Inflasi (X3),
CAR (X4) dan
Proporsi
Pembiayaan (Y)
NPF berpengaruh
positif terhadap
proporsi
pembiayaan
murabahah,
2. Aida Sania
Asri (2016)
Analisis Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil Pada
Perbankan Syariah
Periode 2010-2014
FDR (X1), CAR
(X2), NPF (X3),
SWBI (X4) dan
Pembiayaan (Y)
NPF berpengaruh
secara signifikan
terhadap
pembiayaan
berbasis bagi
hasil.
3. Riska
Robiyanti
Erlita (2015)
Pengaruh DPK, NPF,
CAR, Ekuivalen Bagi
Hasil, Dan Sertifikat
Ima Terhadap
Pembiayaan Bank
Umum Syariah Tahun
2012-2014
DPK (X1), NPF
(X2), CAR (X3),
Ekuivalen (X4),
Sertifikat IMA
(X5) dan Volume
Pembiayaan (Y)
NPF
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
4. Agustina
Kurniawanti
(2014)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi Volume
Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil Pada Bank
Umum Syariah Di
Indonesia
DPK (X1), NPF
(X2), Tingkat
Bagi Hasil (X3),
Total Aset (X4)
dan Volume
Pembiayaan (Y)
Non performing
financing
(NPF) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap volume
pembiayaan
berbasis bagi
hasil.
18
5. Hafidh
Wahyu
Purnomo dan
Arief
Lukman
Santoso
(2013)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Berbasis Margin Pada
Bank Umum Syariah Di
Indonesia
NPF (X1), DPK
(X2), CAR (X3),
PDB (X4), Inflasi
(X5) dan
Pembiayaan
Berbasis Margin
(Y)
bahwa NPF
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
berbasis margin.
6. Muh Barlian
Farkhani
Mashudi
(2016)
Analisis Pengaruh
Biaya Promosi, Ekspor,
Inflasi, Kurs, Suku
Bunga LPS dan NPF
Terhadap Volume
Pembiayaan Perbankan
Syariah di Indonesia
Biaya Promosi
(X1), Ekspor
(X2), Inflasi (X3),
Kurs (X4), Suku
bunga LPS (X5),
NPF (X6)
Pembiayaan (Y)
NPF berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
perbankan
syariah di
Indonesia.
7. Jamilah
(2016)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Mudharabah Pada
Bank Umum Syariah
Indonesia
DPK (X1), CAR
(X2), ROA (X3)
dan NPF (X4)
Serta Pembiayaan
Mudaharabah(Y)
non performing
financing tidak
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
mudharabah.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh NPF terhadap pembiayaan
ditemukan banyak dari berbagai sumber. Dari hasil penelitian terdahulu
menghasilkan penelitian yang berbeda-beda. Hasilnya ada yang
menyebutkan bahwa NPF berpengaruh terhadap pembiayaan sedangkan
penelitian lain mengatakan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan.
3. Penelitian Terdahulu Variabel Dana Pihak Ketiga
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan bank syariah.
19
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu Dana Pihak Ketiga (DPK)
No Peneliti dan
Tahun
Judul Variabel Hasil
1. Isnu
Nurrochman
(2016)
Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Bank
Umum Syariah (Studi
Pada Bank Umum
Syariah Tahun 2012-
2015)
DPK (X1),FDR
(X2),ROA
(X3),NPF (X4),
BI Rate (X5)
dan Inflasi (X6)
serta
Pembiayaan (Y)
bahwa secara
parsial variabel
DPK memiliki
pengaruh yang
signifikan
2. Jamilah
(2016)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Mudharabah Pada
Bank Umum Syariah
Indonesia
DPK (X1), CAR
(X2), ROA (X3)
dan NPF (X4)
Serta
Pembiayaan
Mudaharabah(Y)
Dana pihak
ketiga
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
mudharabah
3. Umiyati dan
Leni Tantri
Ana (2017)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Bank
Umum Syariah Devisa
Di Indonesia
ROA (X1), NPF
(X2), DPK (X3),
FDR (X4),
Inflasi (X5) dan
Pembiayaan (Y)
DPK
berpengaruh
signifikan
terhadap
Pembiayaan.
4. Agustina
Kurniawanti
(2014)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Volume Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil
Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia
DPK (X1), NPF
(X2), Tingkat
Bagi Hasil (X3),
Total Aset (X4)
dan Volume
Pembiayaan (Y)
Dana pihak
ketiga tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap volume
pembiayaan
berbasis bagi
hasil
5. Riska
Robiyanti
Erlita (2015)
Pengaruh DPK, NPF,
CAR, Ekuivalen Bagi
Hasil, Dan Sertifikat
Ima Terhadap
Pembiayaan Bank
Umum Syariah Tahun
2012-2014
DPK (X1), NPF
(X2), CAR (X3),
Ekuivalen (X4),
Sertifikat IMA
(X5) dan Volume
Pembiayaan (Y)
DPK tidak
terbukti
signifikan
terhadap
pembiayaan
6. Masudah
(2017)
Determinan Volume
Pembiayaan Bank
Umum Syariah
Indonesia
DPK (X1),
BOPO (X2),
NPF (X3), Nilai
Tukar (X4),
Inflasi (X5) dan
Pembiayaan (Y)
dana pihak ketiga
berpengaruh
terhada volume
pembiayaan
dibank syariah.
20
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh DPK terhadap
pembiayaan ditemukan banyak dari berbagai sumber. Dari hasil penelitian
terdahulu menghasilkan penelitian yang berbeda-beda. Hasilnya ada yang
menyebutkan bahwa DPK berpengaruh terhadap pembiayaan sedangkan
penelitian lain mengatakan bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan.
4. Penelitian Terdahulu Variabel Inflasi
Berikut temuan penelitian terdahulu terkait variabel Inflasi
terhadap pembiayaan bank syariah.
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu Inflasi
No Peneliti dan
Tahun
Judul Variabel Hasil
1. Isnu
Nurrochman
(2016)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Pada
Bank Umum Syariah
(Studi Pada Bank
Umum Syariah
Tahun 2012-2015)
DPK (X1),FDR
(X2),ROA
(X3),NPF (X4),
BI Rate (X5)
dan Inflasi (X6)
serta
Pembiayaan (Y)
Inflasi tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
2. Umiyati dan
Leni Tantri Ana
(2017)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Pada
Bank Umum Syariah
Devisa Di Indonesia
ROA (X1), NPF
(X2), DPK (X3),
FDR (X4),
Inflasi (X5) dan
Pembiayaan (Y)
Inflasi tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Pembiayaan.
3. Muh Barlian
Farkhani
Mashudi (2016)
Analisis Pengaruh
Biaya Promosi,
Ekspor, Inflasi,
Kurs, Suku Bunga
LPS dan NPF
Terhadap Volume
Pembiayaan
Perbankan Syariah
di Indonesia
Biaya Promosi
(X1), Ekspor
(X2), Inflasi
(X3), Kurs (X4),
Suku bunga LPS
(X5), NPF (X6)
Pembiayaan (Y)
Inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
perbankan
syariah di
Indonesia.
21
4. Hafidh Wahyu
Purnomo dan
Arief Lukman
Santoso (2013)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Berbasis Margin
Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia
NPF (X1), DPK
(X2), CAR (X3),
PDB (X4),
Inflasi (X5) dan
Pembiayaan
Berbasis Margin
(Y)
Inflasi tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
berbasis
margin.
5. Masudah (2017) Determinan Volume
Pembiayaan Bank
Umum Syariah
Indonesia
DPK (X1),
BOPO (X2),
NPF (X3), Nilai
Tukar (X4),
Inflasi (X5) dan
Pembiayaan (Y)
inflasi tidak
berdampak
terhadap
volume
pembiayaan
bank umum
syariah.
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Inflasi terhadap
pembiayaan ditemukan banyak dari berbagai sumber. Dari hasil penelitian
terdahulu menghasilkan penelitian yang berbeda-beda. Hasilnya ada yang
menyebutkan bahwa Inflasi berpengaruh terhadap pembiayaan sedangkan
penelitian lain mengatakan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terletak pada objek, variabel yang digunakan serta periode yang diteliti.
Miqdad (2017) melakukan penelitian terhadap Bank Muamalat Indonesia,
Mashudi (2016) melakukan penelitian terhadap Perbankan Syariah di
Indonesia, Umiyati dan Ana (2017) melakukan penelitian terhadap Bank
Umum Syariah Devisa di Indonesia dan Jamilah (2016) melakukan
penelitian terhadap Unit Usaha Syariah di Indonesia. Sedangkan penelitian
ini melakukan penelitian terhadap Bank Umum Syariah di Indonesia.
22
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berbeda
dengan variabel yang digunakan oleh penelitian-penelitian sebelumnya,
Mashudi (2016) menggunakan variabel independen berupa Biaya Promosi,
Ekspor, Kurs dan Suku bunga LPS. Jamilah (2016) menggunakan variabel
independen berupa DPK, CAR, ROA dan NPF. Kurniawati (2014)
menggunakan variabel independen berupa Tingkat Bagi Hasi, Total Aset ,
Biaya promosi dan Ekuivalen. Dyatama dan Yuliadi (2015)
menggunaakan variabel independen berupa FDR, ROA, BOPO dan
proporsi. Asri (2016) menggunakan variabel independen berupa SWBI,
SBIS dan BI Rate. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel
Kecukupan Modal, Non Performing Finance, Dana Pihak Ketiga dan
Inflasi. Variabel independen yang masih jarang digunakan oleh penelitian
sebelumnya namun digunakan dalam penelitian ini adalah variabel inflasi.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini juga
berbeda dengan penelitian sebelumnya. Jamilah (2016) menggunakan
variabel dependen pembiayaan murabahah. Haqqi (2016) menggunakan
variabel dependen proporsi pembiayaan. Santoso (2013) menggunakan
variabel dependen pembiayaan berbasis margin. Erlita (2014) dan
Kurniawati (2015) menggunakan variabel dependen volume pembiayaan.
Kusumaningtyas (2015) menggunakan variabel dependen pembiayaan
mudharabah. Sedangkan dalam penelitian ini variabel dependen yang
digunakan adalah pembiayaan.
23
Periode yang diteliti dalam penelitian ini juga berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Periode yang diteliti oleh Nurrochman (2016) ialah
mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Yuliadi (2015)
menggunakan periode triwulan 2014. Erlita (2014) dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014. Wardiantika dan Kusumaningtyas (2014) dari tahun
2008 sampai dengan tahun 2012. Sedangkan dalam penelitian ini periode
yang diteliti ialah mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.
B. Kerangka Teori
1. Teori Pembiayaan
` Dalam dunia perbankan menggunakan istilah perkreditan dan
pembiayaan. Perkreditan digunakan dalam perbankan konvensional
sedangkan pembiayaan digunakan dalam perbankan syariah.
Dalam membentuk kebijaksanaan perkreditan yang baik akan
memerlukan kerja sama yang erat dari semua pihak manajemen sesuai
dengan porsnya masng-masing dalam mengelola informasi
ekstern/intern untuk menjadikan suatu kebijaksanaan (Muljono, 2001).
Menurut Muljono (2001) dalam menetapkan kebijaksanaan
perkreditan tersebut harus diperlihatkan 3 asas pokok yaitu:
a. Asas likuiditas, yaitu suatu asas yang mengharuskan untuk tetap
dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak
likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangya kepercayaan dari
para nasabahnya atau dari masyarakat luas. Suatu bank dikatakan
likuid apabila memenuhi beberapa kriteria antara lain:
24
1) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang
akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.
2) Bank tersebut memiliki assets lainnya yang dapat dicairkan
sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarannya.
3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash
assets baru melalui berbagai bentuk utang.
Hingga dengan demikian pengelolaan likuiditas akan meliputi
kegiatan dalam perencanaan dan penyediaan kebutuhan likuiditas
untuk memenuhi ketentuan penguasa moneter yang berlaku serta
dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerjanya sendiri.
b. Asas solvabilitas, usaha pokok perbankan yaitu menerima
simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk
kredit. Dalam kebijaksanaan perkreditan maka bank harus pandai-
pandai mengatur penanaman dana ini baik pada bidang perkreditan,
surat-surat berharga pada suatu tingkat risiko kegagalan yang
sekecil mungkin. Kiranya hal ini akan meruapakan sumber utama
bagi bank untuk menutup segala utang bank kepada para
girant/deposant apabila sewaktu-waktu yang berangkutan akan
menarik dananya dari bank tersebut. Jadi masalah inilah yang
mendorong Top Manajemen suatu bank untuk dapat mengarahkan
kebijaksanaan dalam pemberian kredit secara tepat, dan lain-lain.
Sehingga kredit-kredit yang diberikan tersebut harus dapat dikuasai
oleh para debitur tepat waktunya sesuai dengan yang telah
25
dijanjikan agar tidak merusak skedul perencanaan kredit yang telah
disusunnya.
c. Asas rentabilitas, sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha
akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba baik untuk
memeprtahankan eksistensinya maupun untuk keperluan
mengembangkan dirinya. Laba yang diperoleh dari perkreditan
berupa selisih antara biaya dana dengan pendapatan bunga yang
diterima dari para debitur. Pada negara-negara yang sedang
berkembang pendapatan bunga dari bidang pendapatan perkreditan
merupakan sumber pendapatan yang terbesar di perbankan.
Selanjutnya di samping Top Manajemen suatu bank harus
memperhatikan 3 asas di atas maka ia harus memperhatikan faktor-
faktor yang memepengaruhi kebijakan perkreditan yaitu:
1) Keadaan perekonomian (inflasi, kurs, suku bunga, jumlah uang
beredar, export dll) dan perkembangan politik.
2) Peraturan-peraturan penguasa moneter yang ada.
3) Kemampuan bank yang bersangkutan dalam mengumpulkan
dana dengan biaya yang relatif murah.
4) Volume permintaan kredit dari masyarakat bisnis.
5) Tingkat (besarnya) laba yang diharapkan.
6) Kemampuan manajemen bank itu sendiri.
7) Para saingan dari bank-bank/lembaga keuangan lainnya yang
memasarkan jasa perkreditan.
26
2. Perbankan Syariah
a) Pengertian
Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antara
pihak investor yang menginvestasikan dananya di bank
kemudian selanjutnya bank syariah menyalurkan dananya
kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Investor yang
menempatkan dananya akan mendapatkan imbalan dari bank
dalam bentuk bagi hasil atau bentuk lainnya yang disahkan
dalam syariat Islam. Bank syariah menyalurkan dananya kepada
pihak yang membutuhkan pada umumnya dalam akad jual beli dan
kerja sama usaha. Imbalan yang diperoleh dalam margin
keuntungan, bentuk bagi hasil, dan atau bentuk lainnya sesuai
dengan syariat Islam (Ismail, 2011: 32).
b) Fungsi Bank Syariah
Menurut Antonio (2001) secara garis besar terdiri atas empat
fungsi utama Bank Syariah yaitu:
1) Manajemen Investasi
Bank syariah melaksanakan fungsi ini berdasarka kontrak
mudharabah yaitu bank berada dalam kapasitas sebagai
mudharib, yaitu pihak yang melaksankan investasi dana dari
pihak lain, sehingga bank menerima presentase keuntungan
hanya jika proyek investasi yang dijalankannya mendapat
keuntungan.
27
2) Sebagai Intermediary Agent
Bank syariah wajib menjalankan fingsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat. Dalam menjalankan fungsi ini
bank syariah hanya bertindak sebagai perantara antara pihak
yang kelebihan dana dan ingin menginvestasikan dananya
dengan pihak yang memerlukan dana.
3) Sebagai Jasa Keuangan
Bank syariah menawarkan beberapa jasa keuangan dan
mendapatkan upah/fee based dalam sebuah kontrak perwakilan
atau penyewaan.
4) Sebagai Jasa Sosial
Fungsi sosial bank syariah dalam bentuk lembaga baitul mal,
yang menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah,
hibah dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
c) Peranan Bank Syariah
Menurut Yudiana (2014:5) perananan bank syariah adalah:
1) Menjalin kerjasama dengan para ulama
2) Memurnikan operasional perbankan syariah sehingga dapat
lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat.
3) Memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara
transparan.
4) Mendorong terjadinya transaksi produktif dan mengurangi
tingkat spekulasi di pasar keuangan.
28
5) Memberikan return yang lebih baik, sehingga investasi di bank
syariah mampu memberikan lebih baik dibandingkan dengan
bank konvensional.
3. Pembiayaan
a) Pengertian
Menurut Kasmir (2006:102) pembiayaan (financing)
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau
bagi hasil. Adanya bank syariah diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh
bank syari’ah. Melalui pembiayaan ini bank syari’ah dapat
menjadi mitra dengannasabah, sehingga hubungan bank
29
syari’ah dengan nasabah tidak lagi sebagai kreditur dan debitur
tetapi menjadi hubungan kemitraan (Muhammad, 2005).
b) Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayan menurut Rivai (2010:681) dibedakan
menjadi dua kelompok besar, yaitu tujuan pembiayaan secara
makro dan tujuan pembiayaan secara mikro.
Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk :
1) Peningkatan eknonomi umat, artinya masryarakat yang tidak
mendapat akses secara ekonomi, maka dengan adanya
pembiayaan mereka dapat melakukan akses pembiayaan.
2) Terjadinya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan.
3) Meningkatkan produktivitas, artinya dengan adanya
pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat untuk
mampu meningkatkan daya produksinya.
4) Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha
produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka
akan memeperoleh pendapatan dari hasil usahanya.
Secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk :
1) Upaya mengoptimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka
memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba
30
2) Upaya meminimalkan resiko, artinya usaha yang dilakukan
agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha
harus mampu meminimalkan resiko yang mungkin timbul.
3) Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya
ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing
antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta
sumber daya modal.
4) Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan
masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara
ada pihak yang kekurangan. Sehingga pembiayaan dapat
dijadikan jembatan keseimbangan antara kedua pihak tersebut.
Sesuai tujuan diatas, maka menurut Rivai (2010:683)
pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk :
1) Meningkatkan daya guna uang, artinya uang yang terhimpun
dalam bentuk giro, tabungan, deposito akan ditingkatkan
kegunaannya oleh bank guna usaha peningkatan produktivitas.
2) Meningkatkan daya guna barang, artinya pembiayaan yang
diberikan kepada produsen akan membantu produsen dalam
merubah bahan mentah menjadi barang jadi, serta membantu
dalam pembiayaan distribusi barang dari satu tempat ketempat
lainnya.
31
3) Meningkatkan peredaran uang, artinya pembiayaan yang
disalurkan kepada produsen akan menambah peredaran uang
sehingga akan menciptakan suatu kegairahan berusaha dan
menyebabkan penggunaan uang bertambah.
c) Jenis-Jenis Pembiayaan
Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan
dalam bentuk aktivaproduktif dan aktiva tidak produktif
(Muhammad, 2005), yaitu:
1) Jenis aktiva produktif pada bank syariah akan diwujudkan dalam
bentukpembiayaan sebagai berikut :
a). Prinsip bagi hasil/profit loss sharing
Prinsip ini dipandang sebagai upaya untuk membangun
masyarakat berdasarkankejujuran dan keadilan dalam
menghadapi ketidakpastian bisnis, di mana hal initidak
ditemukan dalam sistem berbasis bunga. Secara umum,
prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan
dalam empat akad utama, yaitu:musyarakah, mudharabah,
muzaraah, dan musaqah.
b) Prinsip Jual Beli (Sale and Purchase/ Ba’i)
Dalam penerapan prinsip syariah terdapat 3 jenis
prinsip jual beli (ba’i)yang banyak dikembangkan oleh
perbankan syariah dalam kegiatan pembiayaanmodal kerja dan
produksi, yaitu Murabahah, Salam dan Istishna.
32
c). Prinsip Sewa (Operating Lease and Financial Lease/Ijarah)
Dalam syariah Islam prinsip sewa menyewa dibedakan
berdasarkan akad ijarah yaitu merupakan perjanjian
pemindahan hak guna atau manfaat atas suatubarang atau jasa
dengan membayar sewa untuk jangka waktu tertentu tanpa
diikutipemindahaan hak kepemilikan atas barang tersebut.
2) Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktivitas
pembiayaanadalah bentuk pinjaman, yang disebut dengan:
Pinjaman Qardh. Pinjaman Qardh atau talangan adalah
penyediaan dana dan/atau tagihan bank syariahdengan pihak
peminjam yang mewajibkan pihak peminjam
melakukanpembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam jangka
waktu tertentu.
4. Kecukupan Modal
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011:519) Capital Adequacy
Ratio adalah rasio kecukupan modal yang menunjukkan
kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi
dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,
mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang
timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
Bank yang memiliki tingkat kecukupan modal baik
menunjukkan indikator sebagai bank yang sehat. Tingkat
33
kecukupanmodal dapat diukur dengan cara membandingkan modal
dengan aktiva berisiko (Muhammad, 2002:214).
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/15/ PBI/2008 Tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Bab I
Pasal 2 menyatakan bahwa bank wajib menyediakan modal
minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR). Modal bank dibagi kedalam modal inti dan
modal pelengkap (Muhammad, 2002:215-217).
Menurut Handayani (2015) Modal terdiri dari Modal Inti dan
Modal Pelengkap.
1) Modal inti terdiri dari:
a. Modal disetor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh
pemilik.
b. Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan
nilai nominal saham
c. Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali
dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat
dengan harga (apabila saham tersebut dijual)
d. Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari
penyisihan laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS
e. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS
34
f. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh
RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan
g. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak,
yangbelum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS
h. Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh
dalam tahun berjalan
i. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan
keuangannya dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak
perusahaan setelah dikompensasikan dengna penyertaan bank
pada anak perusahaan tersebut.
2) Modal pelengkap
Modal pelengkap terdri atas cadangan-cadangan yang
dibentuk bukandari laba setelah pajak serta pinjaman yang
sifatnya dipersamakandengan modal. Secara terinci modal
pelengkap dapat berupa:
a. Cadangan revaluasi aktiva tetap
b. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan
c. Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri:
a) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan
dipersamakan dengan modal dan telah dibayar penuh
b) Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa
persetujuan BI
35
c) Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam
halmemikul kerugian bank
d) Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam
keadaan rugi
d.Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan
bank
b) Mendapat persetujuan dari BI
c) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan
d) Minimal berjangka waktu 5 tahun
e) Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI
f) Hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling
akhir(kedudukannya sama dengan modal).
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya
finansial yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi
kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan. Dengan
kata lain besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri
perbankan dalam menyalurkan pembiayaan. Dengan CAR diatas
20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan pembiayaan hingga 20-25
persen setahun (Wibowo, 2009).
36
5. Non Performing Finance
Non performing financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan
yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank
syariah. berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh
Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah
pembiayaan kurang lancar, diragukan,dan macet. Menurut Antonio
(2001) pengendalian biaya mempunyai hubungan terhadap kinerja
lembaga perbankan, sehingga semakin rendah tingkat pembiayaan
bermasalah (ketat kebijakan kredit) maka akan semakin kecil
jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank, dan sebaliknya.
Semakin ketat kebijakan kredit/analisis pembiayaan yang dilakukan
bank (semakin ditekan tingkat NPF) menyebabkan tingkat
permintaan pembiayaan oleh masyarakat turun.
Untuk menetapkan golongan kualitas pembiayaan, maka
pada masing-masing kelompok produk pembiayaan ditetapkan
kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan SK DIR.BI N0:31/147/Kep/DIR.
Tanggal 12 November 1998, membagi tingkat kolektabilitas
kredit sebagai berikut:
a) Kredit lancar
1) Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik, dan
tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit
2) Hubungandebitur dengan bank baik dan debitur selalu
menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat.
37
3) Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat
b) Dalam Perhatian Khusus
1) Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran
pokok dan atau margin sampai 90 hari.
2) Hubungan debitur dengan bank baik dan debitur
selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan
akurat.
3) Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat
4)Terdapat pelanggaran perjanjian kredit oleh nasabah
c) Kurang Lancar
1) Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran
pokok dan atau margin yang telah melampaui 90 hari.
2) Hubungan debitur dengan bank memburuk dan
informasi keuangan debitur tidak dapat dipercaya.
3) Dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan
yang lemah.
4) Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit.
5) Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan
keuangan.
d) Diragukan
1) Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran
pokok dan atau margin yang telah melampaui 180 hari
sampai dengan 270 hari.
38
2) Hubungan debitur dengan bank semakin memburuk
dan informasi keuangan debitur tidak tersedia atau tidak
dapat dipercaya.
3) Dokumentasi kredit tidak lengkap dan pengikatan agunan yang
lemah.
4) Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian
kredit.
e) Macet
1) Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran
pokok dan atau margin yang telah melampaui 270
hari dan telah jatuh tempo.
2) Dokumentasi kredit dan atau pengikatan agunan tidak ada.
6. Dana Pihak Ketiga
Menurut Kasmir (2000:19), mendefinisikan bahwa dana bank
sebagai usaha bank dalam menghimpun dana tergantung dari
bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau diberi lembaga
lainnya. Dana bank merupakan semua utang dan modal yang
tercatat pada neraca bank sisi pasiva yang dapat dipergunakan
sebagai modal operasional bank dalam rangka kegiatan
penyaluran/penempatan dana. Dana bank yang diggunakan sebagai
modal operasional dalam kegiatan usaha tersebut dapat bersumber
dari salah satunya dana masyarakat (dana pihak ketiga). Dana
pihak ketiga adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik
39
perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan
menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh
bank. Dana masyarakat dana terbesar yang dimiliki oleh bank
dan ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpunan dana dari
pihak-pihak yang berkelebihan dana dalam masyarakat.
Menurut Dendawijaya (2005) Dana-dana yang dihimpun
dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana
terbesar yang paling diandalkan oleh bank dan pemberian kredit
merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan
keuntungan. Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah (Pasal 1) disebutkan bahwa simpanan adalah
dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah
dan/atau UUS berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan prinsip tersebut Bank syariah dapat menarik Dana
Pihak Ketiga (DPK) atau masyarakat dalam bentuk (Zainul Arifin,
2006):
a) Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan
pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh
imbalan atau keuntungan.
40
b) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (nonguaranteed
account) untuk investasi umum (general investment account/
Mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayarbagian
keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai
dengan modal tersebut.
c) Investasi khusus (special investment account/Mudharabah
muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer
investasiuntuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi
sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.
7. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-
menerus. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu
penurunan harga secara terus menerus, akibatnya daya beli
masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-
barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah
barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya
beli masyarakat (Iskandar Putong , 2003 : 254).
Menurut Sukirno (2005:11-13) Inflasi dibedakan kepada
tiga bentukberdasarkan kepada sumber penyebabnya, yaitu:
1) Inflasi tarikan permintaan, merupakan bentuk inflasi yang
diakibat kanoleh perkembangan yang tidak seimbang
antara permintaan dan penawaran barang dalam
perekonomian. Setiap masyarakat tidak dapat secara
41
mendadak menaikkan produksi berbagai macam barang
ketika permintaannya meningkat.
2) Inflasi desakan biaya, inflasi seperti ini biasanya berlaku
ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja
penuh. Pada tingkat ini industri-industri telah beroperasi
pada kapasitas yang maksimal dan pengangguran tenaga
kerja sangat rendah.
3) Inflasi impor,istilah inimulai populer semenjak tahun
1970an ketika ekonomi dunia dilanda masalah inflasi. Sumber
dari masalah tersebutadalah kenaikan harga minyak
sebanyak tiga kali lipat pada tahun1973-1974 yang
dilakukan oleh negara-negara produsen minyak di Timur
Tengah, yang padawaktu itu merupakan produsen minyak
terbesar di dunia.
MenurutKarim (2008:139)secaraumum inflasi dapat
mengakibatkanketidakstabilan ekonomi disuatu negara, penurunan
investasi, mendorong kenaikan suku bunga serta mendorong
penanaman modal yang bersifat spekulatif. Kenaikan proses produksi
akan menaikkan harga barang dan turunnya produksi. Kenaikan
proses produksi tersebut terjadi pada :
1) Biaya operasional, yaitu tingkat inflasi yang lebih tinggi
akanmenaikkan tingkat bunga nominal menjadilebih tinggi dan
sebaliknyatingkat keseimbangan uang riil menjadi rendah.
42
2) Biayamenu(menucost),yaitubiayaakansemakin
besarkarenaharusmencetak ulang (katalog), memproduksi,
mendistribusi dan sebagainya.
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan pada landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya,
makasebagai dasar perumusan hipotesis disajikan kerangka pemikiran
yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar berikut :
Gambar 2.5 Kerangka Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan
mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konsklusi
atau kesimpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan atau
penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung dari hasil penelitian
terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian diambil suatu
kesimpulan.
CAR (X1)
NPF (X2)
PEMBIAYAAN
(Y) DPK (X3)
INFLASI (X4)
43
1. Pengaruh Kecukupan Modal (CAR) terhadap pembiayaan
Capital adequacy ratio adalah kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghaslkan resiko, misalnya kredit yang diberikan
kecukupan modal bank. Berpengaruhnya modal terhadap
pembiayaan dapat disebabkan karena bank-bank syariah yang
beroperasi pada tahun tersebut mengoptimalkan modal yang ada.
Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang
mensyaratkan capital adequacy ratio minimal sebesar 8%
mengakibatkan bank umum syariah selalu berusaha menjaga
agar capital adequacy ratio yang dimiliki sesuai dengan ketentuan
(Jamilah, 2016). Bank syariah yang memiliki modal besar dan
dapat menggunakan modal tersebut secara efektif untuk
menghasilkan pendapatan bagi bank, maka modal yang besar
berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan. Hal ini sejalan
dengan penelitian Anwar dan Miqdad (2017), Asri (2016) dan Jamilah
(2016). Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
H1 : CAR Berpengaruh Positif Signifikan terhadap Pembiayaan
2. Pengaruh Non Performing Finance terhadap Pembiayaan
Non Performing Financingmerupakan rasio untuk
menunjukkan besarnyapersentase pembiayaan yang bermasalah
yang disalurkan oleh Bank Syariah. NPF yang rendah
44
menunjukkan pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah rendah.
Sebaliknya, semakin tinggi rasio NPF menunjukkan semakin banyak
pembiayaan kepada nasabah yang bermasalah. Jika pembiayaan yang
bermasalah tinggi, Bank Syariah tidak berani untuk meningkatkan
penyaluran dana pembiayaan (Nurrochman, 2016). Banyaknya
pembiayaan yang bermasalah akan membuat Bank Syariah
mengurangi penyaluran pembiayaan karena Bank Syariah tidak
mendapatkan dana dari pembiayaan yang seharusnya kembali.
Semakin rendah NPF maka pembiayaan pada Bank Syariah akan
semakin tinggi. Namun menurut Duddy dan M. Emier Faisal (dalam
Nurjaya, 2011) menduga bahwa NPF dalam bank syariah relatif kecil
sehingga bukan merupakan pertimbangan utama dalam menawarkan
pembiayaan, karena sebelumnya bank syariah menyeleksi nasabahnya
dengan kehati-hatian. Hal ini juga didukung penelitian Nurjaya (2011),
Reswanda dan Wahyu (2012), Mulki (2011), Asri (2016) dan Haqqi
(2016) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh positif terhadap
pembiayaan.Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
H2 : NPF Berpengaruh Positif Signifikan terhadap Pembiayaan
3. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan
Penghimpunan dana melalui dana pihak ketiga merupakan
sumber pendanaan utama bagi Bank Syariah.Bentuk Dana Pihak
Ketiga terdiri dari Giro, Tabungan, dan Deposito.Penghimpunan
45
dana yang besar melalui Dana Pihak Ketiga dapat dimanfaatkan untuk
menyalurkan pembiayaan yang besar pula (Adzimatinur, 2012).
Semakin besar sumber penghimpunan dana melalui Dana Pihak
Ketiga (DPK) maka pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah
juga akan semakin besar. Dengan demikian, Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh positif terhadap pembiayaan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Adzimatur (2012), Nurbaya (2013),
Nurrochman (2016) dan Umiyati (2017) yang menemukan hasil
bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif terhadap
pembiayaan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
H3 : Dana Pihak Ketiga Berpengaruh Positif Signifikan terhadap
Pembiayaan.
4. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan
Inflasi merupakan proses peningkatan harga-harga secara
keseluruhan. Pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah
melalui akad mudharabah dan musyarakahdapat lebih menjangkau
usaha-usaha sektor riil. Dalam operasionalnya, usaha sektor
riil membutuhkan bahan-bahan baku. Ketika terjadi peningkatan
inflasi, maka harga bahan-bahan baku juga mengalami peningkatan.
Inflasi yang tinggi juga dapat berdampak kepada menurunnya
daya beli masyarakat sehingga jumlah penjualan dari usaha sektor
riil mengalami penurunan. Oleh karena itu, inflasi yang tinggi dapat
46
menimbulkan kelesuan usaha sektor riil sehingga dapat berdampak
kepada menurunnya permintaan pembiayaan dari usaha sektor riil
(Nurrochman, 2016). Sehingga semakin rendah inflasi maka akan
semakin tinggi pembiayaan yang dilakukan oleh BankSyariah.
Nurjaya (2011) menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh positif
terhadap pembiayaan Murabahah. Dalam penelitiannya dipaparkan,
inflasi yang tak terlalu tajam peningkatannya justru meningkatkan
gairah kerja nasabah atau masyarakat. Selain itu, inflasi juga tidak
mengubah besar cicilan dalam transaksi murabahah karena besarnya
cicilan ditentukan saat akad. Penelitian yang dilakukan oleh Mashudi
(2016), Dahlan (2014) bahwa Inflasi mempunyai pengaruh positif
terhadap pembiayaan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H4 : Inflasi Berpengaruh Positif Signifikan terhadap Pembiayaan
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder untuk semua
variabel dan data rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan
keuangan Bank Syariah selama tahun 2012-2016. Menurut Zulfikar dan
Nyoman (2014:40) pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan riset
yang bersandarkan pada pengumpulan dan analisis numeric, menggunakan
strategi survei dan eksperimen, mengadakan pengukuran dan observasi,
melaksanakan pengujian teori dengan uji statistik.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Bawono (2006) populasi adalah keseluruhan wilayah
objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik
kesimpulan oleh peniliti. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia. Berdasarkan data dari Bank
Indonesia (www.bi.go.id) ada 13 bank syariah yang ada di Indonesia,
yaitu:
1) PT Bank Muamalat Indonesia
2) PT Bank Syariah Mandiri
3) PT Bank Mega Syariah
4) PT Bank BNI Syariah
5) PT Bank BRI Syariah
48
6) PT Bank Bukopin Syariah
7) PT Bank Panin Syariah
8) PT Bank Victoria Syariah
9) PT Bank BJB Syariah
10) PT Bank BCA Syariah
11) PT Bank May Bank Syariah
12) PT Bank Aceh Syariah
13) PT BTPN Syariah
Sampel menurut Bawono (2006) adalah objek atau subjek
penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi, hal ini
dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga dalam
menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan
nantinya merupakan kesimpulan dari populasi. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling (penarikan
sampel secara tidak acak). Menurut Sugiyono (2010:66), nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota yang
dipilih menjadi sampel. Bagian dari non probabilitysampling yang
digunakan adalahpurposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:68) yang
dimaksud purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
cara pertimbangan tertentu. Kriteria-kriteria pemilihan sampel sampel
tersebut diantaranya, perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai
perusahaan perbankan yang go public antara lain:
49
1) Bank yang menerbitkan annual report selama 5 tahun berturut-
turut yaitu tahun 2012-2016
2) Laporan keuangan annual report harus mempunyai tahun buku
yang berakhir 31 Desember.
3) Bank Syariah yang termasuk dalam Bank Umum Syariah dan
mempublikasikan laporan keuangan sejak tahun 2012-2016.
Dari kriteria tersebut terdapat sebelas bank yang memenuhi
kriteria tersebut yaitu: Bank Muamalat Indonesia, Bank syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Bukopin
Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank BCA Syariah,
Bank BJB Syariah, May Bank Syariah.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006) teknik pengumpulan data adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam
penggunaan teknik pengumpulan data, peneliti memerlukan instrumen
yaitu alat bantu agar pekerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-
dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan objek penelitian. Data
yang diperoleh melalui website BI, data yang diambil berupa informasi
mengenai laporan neraca, laba rugi dan rasio keuangan serta data lain
50
yang menunjang penelitian. Hasil dari dokumen ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif yang bersumber dari data sekunder.
2. Jurnal
Yaitu pengumpulan data dari penelitian terdahulu yang berupa
skripsi dan jurnal yang menggambarkan variabel yang berpengaruh.
Kemudian mencari perbandingan dari beberapa hasil penelitian untuk
dijadikan telaah pustaka.
3. Kepustakaan
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan
membaca buku-buku, majalah, surat kabar, literatur-literatur, catatan-
catatan, laporan-laporan, internet dan lainnya yang relevan dan ada
hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian,
sehingga menunjang untuk dijadikan referensi. Berbagai sumber
kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat secara
lengkap dalam daftar pustaka.
D. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu
(Bawono, 2006: 30). Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari
data rasio-rasio keuangan bank yaitu Kecukupan Modal (Capital
51
Adequacy Ratio), Non Performing Finance, Dana Pihak Ketiga dan
Inflasi tahun 2012-2016.
2) Sumber Data
Sumber data diperoleh dari website Bank Indonesia, yaitu
www.bi.go.id, website Otoritas Jasa Keuangan dan dari website bank
yang dijadikan obyek dalam penelitian. Sumber data adalah annual
report dari sampel bank yang diambil dari tahun 2012-2016.
E. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi
dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi
variabel penelitian. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis
mengenai Kecukupan Modal (CAR), Non Performing Finance (NPF),
Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Inflasi terhadap Pembiayaan, maka terdapat
dua variabel yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini, antara lain
adalah:
1. Variabel Dependen/Terikat
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(independen). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat
variabel(dependen) adalah pembiayaan. Pembiayaan adalah suatu
pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk
52
membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip
syariah (Yudiana, 2014: 42).
2. Variabel Independen/Bebas
Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel
dependen (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini yang merupakan
variabel independen adalah:
1) Kecukupan Modal (CAR)
Rasio permodalan diwakili oleh capital adequency ratio
(CAR). CAR adalah rasio kinerja bank yang digunakan untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya
kredit yang diberikan (Siamat, 2003). CAR diukur dari
perbandingan antara modal yang dimiliki bank dengan aktiva
tertimbang menurut resiko-resiko (ATMR), sebagaimana yang
dirumuskan sebagai berikut:
CAR =
2) Non Performing Finance (NPF)
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan
yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh
bank syariah (Rimadhani, 2011: 35). Sebagaimana dirumuskan
sebagai berikut:
53
3) Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga dibutuhkan suatu bank dalam menjelaskan
operasinya. Dendawijaya (2009) mendefinisikan dana pihak
ketiga adalah dana berupa simpanan dari masyarakat. Sebagaimana
dirumuskan sebagai berikut:
DPK = Giro + Deposito + Tabungan
4) Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan tingkat harga secara umum dari
barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu
tertentu (Adiwarman Karim, 2008:135). Inflasi dirumuskan sebagai
berikut: Tingkat Inflasi pada periode (t-1).
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
No Variabel Konsep Indikator Skala
1 CAR rasio kinerja bank yang
digunakan untuk
mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva
yang mengandung atau
menghasilkan resiko
Rasio
2 NPF NPF adalah rasio antara
pembiayaan yang
Rasio
54
bermasalah dengan total
pembiayaan yang
disalurkan oleh bank
syariah
3 DPK dana pihka ketiga adalah
dana berupa simpanan
dari masyarakat
DPK = Giro +
Deposito + Tabungan
Rasio
4 Inflasi Inflasi merupakan
kenaikan tingkat harga
secara umum dari
barang/komoditas dan
jasa selama suatu
periode waktu
tertentu
Tingkat Inflasi pada
periode (t-1).
Rasio
5 Pembiayaa
n
pembiayaan jangka
pendek yang diberikan
kepada perusahaan untuk
membiayai kebutuhan
modal kerja usahanya
berdasarkan prinsip
syariah
Ln Pembiayaan Yang
disalurkan
Rasio
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan statistik,
analisis regresi berganda (multiple regresion analysis) dengan tujuan
mengetahui apakah variabel bebes yaitu CAR, NPF, DPK dan Inflasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu
55
pembiayaan. Alasan penggunaan uji regresi linear berganda karena
terdapat lebih dari satu variabel bebas.
2. Metode Analisa Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik.
Sedangkan teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Regresi berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau
lebih variabel bebas terhadap satu variable terikat dan
memprediksi variable terikat dengan menggunakan dua atau lebih
variable bebas.
Dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Package for Social Science). Adapun persamaan
untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = α+βX+β2X2+β3X3+β4X4+ ε
Keterangan:
Y = Pembiayaan
α = Konstanta Regresi
β, β2, β3,β4,β5 = Koefisien Regresi
X1 = Kecukupan Modal (CAR)
X2 = Non Performing Finance (NPF)
X3 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
X4 = Inflasi (INF)
E = Standart Error
56
a. Uji Stasioneritas
Uji stasioner digunakan untuk menguji data time series agar
data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung komponen
trend, dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi
periodik. Uji yang digunakan adalah uji Unit Root Test yang
dikembangkan oleh Dickey-fuller, berdasarkan data yang diperoleh
dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah periode 2012-
2016.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variansi variabel dependen amat
terbatas. Secara umum koefisian determinasi untuk data silang
(crossection) relatif rendah karena adanya variansi yang besar
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien
determinasi yang tinggi (Ghozali, 2009: 97).
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2)
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
dapat dilihat dari hasil kuadrat (pangkat dua) koefisien korelasi
parsial. Sedangkan untuk menguji variabel mana yang signifikan
57
dapat dilihat dari koefisin determinasi parsial yang terbesar
dari kedua variabel independen, karena variabel independen dalam
penelitian ini lebih dari satu, maka yang digunakan adalah R2.
c. Uji T
Menurut Ghozali (2009:101) Uji t statistik digunakan untuk
mengukur seberapa jauh pengaruh antara variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05. Uji beda t Test Paired dilakukan berdasarkan pengambilan
keputusan berdasarkan pada perbandingan t hitung dengan tabel:
a. Jika t-hitung> t-tabel, maka H1, H2, H3, H4 Diterima
b. Jika t-hitung< t-tabel,maka H1,H2,H3,H4 Ditolak
c. Jika t-hitung>-t-tabel, maka H1,H2,H3,H4 Diterima
d. Jika t-hitung>-t-tabel,maka H1, H2, H3, H4 Ditolak
Pada prinsipnya pengambilan keputusan berdasarkan
pada t hitung dan t tabel akan selalu menghasilkan kesimpulan
yang sama. Namun, untuk kemudahan dan kepraktisan
menggunakan angka probabilitas sering dipakai sebagai dasar
pengambilan keputusan inferensi.
58
d. Uji F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen. Uji ini bertujuan untuk menentukan signifikan
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Untuk menghitung nilai F tabel, tingkat
signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (degree of fredoom) df= (N-k) dan (k-1) dimana N
adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk
intersip (Ghozali, 2009: 101).
a. Jika F-hitung> F-tabel, maka H5 Diterima
b. Jika F-hitung< F-tabel, maka H5 Ditolak
e. Uji Asumsi Klasik
1) Normalitas
Ghozali (2005: 110) menyatakan bahwa uji normalitas
bertujuan untuk apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
dikatahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal, kalau asumsi ini
dilanggar maka ujistatistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil.
59
Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan alat uji statistiknormal probability plot.
Jika residual berada pada garis diagonal atau mendekati berarti
residual tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas data juga
dapat dilihat dengan memperhatikan . penyebaran titik pada
normal P plot of regression standarized variabel independen,
dimana syaratnya adalah :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel otogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabelindependen sama dengan nol. untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam regresi dapat
60
dilihat dari atauTolerance Value (TV) dan Variance Inflation
Factors (VIF). Model regresi yang bebas multikolinieritas
adalah yang mempunyai TV diatas 0,1 atau VIF dibawah
10. Apabila TV dibawah 0,1 atau VIF diatas 10 maka terjadi
multikolonieritas (Ghozali, 2009: 105).
3) Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanajang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan
pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi
gangguan pada individu/kelompok yang sama pada periode
berikutnya. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi adanya gejala
autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Jika nilai Durbin-Watson dibawah -2, berarti terdapat
autokorelasi, jika nilai Durbin-Watson diatas +2 berarti
autokorelasinya negatif, sedangkan jika nilai Durbin-Watson
diantara-2 sampai-2, artinya tidak terjadi autokorelasi (Ghozali,
2009:110).
61
4) Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastistas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak
terjadi heteroskesdatisitas. Kebanyakan data crossection
mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang
dan besar). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Heteroskedastisitas dengan melihat Grafik Plot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Pada grafik Scatplot ada tidaknya pola antara ZPRED
dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual yang telah di-studenrized (Ghozali, 209:
139).
62
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian adalah laporan keuangan yang terdapat di
dalam annual report (laporan tahunan) dari masing-masing bank syariah
yang tercantun di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan dalam
penelitian ini adalah selama lima tahun yaitu 2012-2016. Data laporan
tahunan diperoleh dari masing-masing bank yang menjadi sampel dalam
penelitian ini yaitu Bank Muamalat Indoneisia, Bank Syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Bukopin
Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank BCA Syariah,
Bank Jabar Syariah dan May Bank Syariah.
B. Analisa Data
1. Uji Stasioner
Ujistasioneritas digunakan untuk menguji data time series agar
data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung kompenen trend,
dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi periodik. Uji yang
digunakan adalah uji Unit Root Test yang dikembangkan oleh Dickey-
fuller, berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan
Bank Umum Syariah periode 2012-2016, maka hasil uji stasioneritas data
adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4.1
HasilUjiStasioneritastiapVariable
No Variabel Prob.* Keterangan
1 CAR 0.0000 Stasioner
2 NPF 0.0022 Stasioner
3 DPK 0.0000 Stasioner
4 Inflasi 0.0000 Stasioner
5 Pembiayaan 0.0000 Stasioner
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2017
Hasil output yang dihasilkan, terlihat bahwa
nilaiProb*<0,005. Dengan demikian menunjukan data Stasioner.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian jenis ini digunakan untuk menguji asumsi, apakah model
regresi yang digunakan penelitian ini memenuhi asumsi klasik layak uji
atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa
multikorelasi, autokorelasi dan heterokedastisitas tidak terdapat dalam
model yang digunakan dan data yang digunakan terdistribusi normal.
Jika semua itu terpenuhi bahwa model analisis telah layak digunakan
(Gujarat, 2003).
Pengujian asumsi klasik terdiri dari 4 (empat) pengujian, antara
lain:
64
a) Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk
menguji apakah nilai residual berdistribusi secara normal atau
tidak. Dalam hal ini yang di uji normalitas bukan masing-masing
variabel independen dan dependen tetapi nilai residual yang
dihasilkan dari model regresi. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki nilai berdistribusi secara normal. Ada dua cara yang biasa
digunakan untuk menguji normalitas pada model regresi antara lain
dengan analisis grafik (normal P-P plot) regresi dan uji
kolmogorov-smirnov.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 55
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 7208.87772922
Most Extreme Differences
Absolute .066
Positive .066
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .489
Asymp. Sig. (2-tailed) .970
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil pada tabel diatas, data terdistribus
normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kolmogorov-smirnov0,489
65
dan signifikan 0,970 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data
residualnya terdistribusi secara normal, karena nilai signifikansinya
lebih dari 0,05.
b) Multikolonieritas
Uji Multikoliniearitas bertujuan untuk menunjukan apakah
terdapat hubungan (korelasi) yang sempurna atau mendekati
sempurna antar variabel bebas yang terdapat dalam model, yaitu
koefisien korelasinya tinggi atau bahkan satu (Algifari, 2000: 84).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala Variance Inflation
Factor melalui SPSS. Apabila nilai tolerance-nya diatas 0,1 dan
VIF dibawah 19, maka model regresi bebas dari multikolinieritas
(Ghozali, 2001).
Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan variance inflation factor (VIF). Dalam metode variance
inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika
nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari
0,1 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika nilai VIF-
nya menunjukan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas, tetapi jika nilai VIF-nya menunjukkan
nilai yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi
multikolinearitas. Selengkapnya mengenai hasil uji
66
multikolinearitas penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10
yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang
nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu
variabel independen yang memiliki lebih dari 10. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
c) Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastistas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 25681.495 4118.581 6.236 .000
CAR -752.259 89.192 -.560 -8.434 .000 .888 1.126
NPF -303.147 672.598 -.030 -.451 .654 .889 1.124
DPK .586 .046 .816 12.606 .000 .934 1.071
INFLASI -979.959 432.242 -.145 -2.267 .028 .952 1.050
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
67
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamat ke pengamat lin tetap, maka disebut Homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Berikut adalah hasil uji
heteroskedastistas:
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Dari grafik diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi pembiayaan (Y) berdasarkan
68
masukan variabel independen CAR (X1), NPF (X2), DPK (X3)
dan Inflasi (X4).
d) Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan diamana terjadinya korelasi
dari residual untuk pengamatan ang lain yang disusun menurut
runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
masalah autokorelasi. Dampak yang diakibatkan dengan adanya
autokorelasi yaitu varian sampel tidak dapat menggambarkan
varian populasinya. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya
autokorelasi dapat diketahui dengan deteksi uji Durbin watson test
(DW). Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin
Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya
variabel yang menjelaskan.
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .897a .804 .788 7491.685 1.085
a. Predictors: (Constant), INFLASI, CAR, DPK, NPF
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien parameter
berdasarkan uji diatas menunjukkan nilai DL adalah
69
DL = 1,414 , DU = 1,724
4-DU = 4-1,724 = 2,276
Keterangan : hasil 2,276 lebih besar dari DL
Jadi dapat dismpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak
terdapat autokorelasi positif.
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel
(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau
bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal, non performing
finance, dana pihak ketiga dan inflasi terhadap pembiayaan Bank Umum
Syariah pada tahun 2012-2016 di Indonesia. Adapun persamaanya sebagai
berikut:
Y = α+βX+β2X2+β3X3+β4X4+ ε
Dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 21, maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
70
Tabel. 4.3
Uji Regresi Linier Berganda
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan data diatas, dapat dibuat model persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = 25681+ (-752X1) + (-303X2)+ 0,586X3+ (-980X4) + ε
Dari persamaaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
1) Konstanta sebesar 25681 menyatakan bahwa jika ada CAR (X1),
NPF (X2), DPK (X3) dan Inflasi (X4) konstan atau tidak ada atau
0, maka pembiayaan akan mengalami penurunan sebesar 25681.
2) Koefisien regresi CAR (X1) sebesar -752 menyatakan bahwa
setiap penambahan satu point CAR (X1) tidak meningkatkan
pembiayaan sebesar -752 dengan anggapan bahwa NPF (X2), DPK
(X3) dan Inflasi (X4) tetap.
3) Koefisien regresi NPF (X2) sebesar –303 menyatakan bahwa
setiap penambahan satu point NPF (X2) sebesar -303 tidak
meningkatkan pembiayaan sebesar -303 dengan anggapan bahwa
CAR (X1), DPK (X3) dan Inflasi (X4) tetap.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 25681.495 4118.581 6.236 .000
CAR -752.259 89.192 -.560 -8.434 .000
NPF -303.147 672.598 -.030 -.451 .654
DPK .586 .046 .816 12.606 .000
INFLASI -979.959 432.242 -.145 -2.267 .028
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
71
4) Koefisien regresi DPK (X4) sebesar 0,586 menyatakan bahwa
setiap penambahan satu point DPK (X4) akan meningkatkan
pembiayaan sebesar 0,586 dengan anggapan bahwa CAR (X1),
NPF (X2) dan Inflasi (X4) tetap.
5) Koefisien regresi Inflasi (X4) sebesar -980 menyatakan bahwa
setiap penambahan satu point Inflasi (X4) tidak meningkatkan
pembiayaan sebesar -980 dengan anggapan bahwa CAR (X1),
NPF (X2) dan DPK (X3) tetap.
C. Pengujian Statistik
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Hasil
koefisien determinan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel dibawah ini
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .897a .804 .788 7491.685
a. Predictors: (Constant), INFLASI, CAR, DPK, NPF
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
72
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa :
1. Koefisien korelasi R sebesar 0,897 yang artinya terdapat
hubungan yang cukup kuat antar variabel independen dan
dependen (karena mendekati angka 1).
2. Koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,788 yang artinya
bahwa kontribusi variabel independen menjelaskan atau
mempengaruhi variabel dependen sebesar 78,8 % sedangkan
sisanya sebesar 2,12% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak termasuk penelitian ini.
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau
tidak.
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 25681.495 4118.581 6.236 .000
CAR -752.259 89.192 -.560 -8.434 .000
NPF -303.147 672.598 -.030 -.451 .654
DPK .586 .046 .816 12.606 .000
INFLASI -979.959 432.242 -.145 -2.267 .028
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
73
Keterangan :
1) Pengaruh CAR terhadap pembiayaan
Hasil statistik uji t variabel CAR, nilai sig sebesar 0,000 lebih
kecil daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif -8,434 artinya dapat
dismpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan.
2) Pengaruh NPF terhadap pembiayaan
Hasil statistik uji t variabel NPF, nilai sig sebesar 0,654 lebih
besar daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif -451 artinya dapat
dismpulkan bahwa variabel NPF tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan.
3) Pengaruh DPK terhadap pembiayaan
Hasil statistik uji t variabel DPK, nilai sig sebesar 0,000 lebih
kecil daripada 0,05 dan nilai t hitung 12,606 artinya dapat dismpulkan
bahwa variabel DPK berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan.
4) Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan
Hasil statistik uji t variabel Inflasi, nilai sig sebesar 0,028 lebih
kecil daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif -2,267 artinya dapat
disimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan.
74
3. Uji Silmutan (Uji F)
Uji F-statistik bertujuan untuk menduga persamaan secara
keseluruhan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara bersama pada model sudah layak untuk menduga variabel terikat.
Hipotesis yang diuji dari pendugaan persamaan adalah variabel bebas
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat,hal ini disebut sebagai
hipotesis nol.
Tabel 4.10
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 11522467407.982 4 2880616851.996 51.325 .000b
Residual 2806267578.200 50 56125351.564
Total 14328734986.182 54
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
b. Predictors: (Constant), INFLASI, CAR, DPK, NPF
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Dari hasil diatas diketahui bahwa nilai signifikan 0,00 lebih kecil
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel X secara simultan
(secara bersama) berpengaruh terhadap variabel Y.
D. Pembahasan Hasil Analisa Penelitian
75
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari
kecukupan modal, non performing finance, dana pihak ketiga dan inflasi
terhadap pembiayaan. Sample yang diambil yaitu 11 Bank Umum Syariah
tahun 2012-2016 di Indonesia.
Berikut merupakan hasil penelitian dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen:
1. Pengaruh kecukupan modal (CAR) terhadap pembiayaan
Hasil statistik uji t variabel CAR, nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil
daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif -8,434 artinya dapat
disimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan. Artinya setiap penambahan satu satuan CAR
akan menurunkan pembiayaan sebesar -8,434. Hal ini berarti bahwa
ketika nilai CAR naik maka mengurangi besarnya proporsi
pembiayaan dan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena CAR tidak
hanya dialokasikan untuk pembiayaan tetapi juga digunakan untuk
menjaga likuiditas bank yang bersangkutan. Kelebihan CAR juga
dapat difungsikan sebagai sarana investasi ke dalam SBIS atau
sertifikat IMA sehingga akan mengurangi pembiayaan. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Pratama (2010), Yuliadi dan Dyatama
(2015), Purnomo dan Santoso (2014), Agista (2105) yang menyatakan
bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayanan.
76
2. Pengaruh non performing finance (NPF) terhadap pembiayaan
Hasil statistik uji t variabel NPF, nilai sig sebesar 0,654 lebih besar
daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif -451 artinya dapat disimpulkan
bahwa variabel NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Artinya
setiap penambahan atau pengurangan satu satuan NPF maka tidak
akan mempengaruhi pembiayaan.Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan pembiayaanyang dilakukan bankakan tetap berjalan
walaupun NPFyang dimiliki perusahaan mengalami peningkatan atau
pun penurunan, selama nilai pembiayaan bermasalah (NPF) masih
dalam batas aman.Karena jika terjadi pembiayaan bermasalah seperti
kredit macet, kurang lancar dan diragukan sudah ada cara tersendiri
untuk mengantisipasinya sehinngaga pembiayaan akan terus berjalan
walaupun NPF mengalami masalah atau tidak. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Hafly (2015) menyatakan bahwa NPF tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan, Masudah (2017) menyatakan
bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan dan Jamilah
(2016) menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan mudharabah.
3. Pengaruh dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan
Hasil statistik uji t variabel DPK, nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil
daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif 12,606 artinya dapat
disimpulkan bahwa variabel DPK berpengaruh positif signifikan
terhadap pembiayaan. Artinya bahwa setiap penambahan satu satuan
77
DPK maka akanmenaikkan pembiayaan sebesar 12,606. Dana Pihak
Ketiga (DPK) mempunyai hubungan positif signifikan, dengan
mempertimbangkan faktor likuiditas dalam penghimpunan dana
pihak ketiga (DPK) karena semakin meningkatya dana pihak ketiga
(DPK) yang dikumpulkan bank syariah, maka semakin banyak
pula pembiayaan atau penyaluran dana yang diberikan bank
syariah kepada masyarakat. Hasil penelitian didukung oleh
penelitian sebelumnya yaitu Furqaini dan Yaya (2016), Dyatama dan
Yuliadi (2015) yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran kredit, Nurbaya (2013) menyatakan
bahwa DPK berpengaruh terhadap pembiayaan, Sriyatun (2013)
,dan Adzimatinur, dkk (2016) yang menemukan bahwa DPK
berpengaruh positif terhadap pembiayaan.
4. Pengaruh inflasi terhadap pembiayaan
Hasil statistik uji t variabel Inflasi, nilai sig sebesar 0,028 lebih
kecil daripada 0,05 dan nilai t hitung negatif -2,267 artinya dapat
disimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan. Artinya bahwa setiap penambahan satu satuan
inflasi maka akan menurunkan pembiayaan sebesar -2,267
pembiayaan. Hal ini menunjukkan inflasi memiliki pengaruh
dengan arah negatif, karena inflasi yang tinggi dapat
menimbulkan kelesuan usaha sektor riil. Melesunya usaha sektor
riil membuat para pemilik usaha enggan untuk melakukan
78
pinjaman melalui pembiayaan. Semakin tinggi inflasi maka
semakin rendah pembiayaan pada Bank Umum Syariah. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hikamawan (2013),
Dahlan dan Ardiyanto (2015) menyatkan bahwa inflasi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pembiayaan, Alumna (2013) dan
Masudah (2017) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap volume pembiayaan.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab IV dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel kecukupan modal berpengaruh negatif signifikan terhadap
pembiayaan. Dengan demikian, H1 yang menyatakan bahwa CAR
berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan ditolak. Hal ini
berarti bahwa ketika nilai CAR naik maka mengurangi besarnya
proporsi pembiayaan dan sebaliknya.
2. Variabel non performing finance tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan. Dengan demikian, H2 yang menyatakan bahwa NPF
berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan pembiayaan yang dilakukan bank akan
tetap berjalan walaupun NPF yang dimiliki perusahaan mengalami
peningkatan atau pun penurunan, selama nilai pembiayaan bermasalah
(NPF) masih dalam batas aman.
3. Variabel dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan. Dengan demikian, H3 Yang menyatakan bahwa DPK
berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pembiayaan diterima.
Peningkatan DPK berpengaruh terhadap besarnya penyaluran
80
pembiayaan. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya DPK
merupakan salah satu sumber utama dalam pendanaan yang akan
disalurkan kepada masyarakat khususnya pembiayaan. Sehingga
sangat besar pengaruhnya terhadap penyaluran pembiayaan yang
disalurkan.
4. Variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan.
Dengan demikian, H4 yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh
positif signifikan terhadap pembiayaan ditolak. Hal ini menunjukkan
inflasi memiliki pengaruh dengan arah negatif, karena inflasi
yang tinggi dapat menimbulkan kelesuan usaha sektor riil.
Melesunya usaha sektor riil membuat para pemilik usaha enggan
untuk melakukan pinjaman melalui pembiayaan. Semakin tinggi
inflasi akan semakin rendah pembiayaan pada Bank Umum
Syariah.
B. Saran
1. Penelitian selanjutnya menambahkan variabel independennya, variabel
independen dapat berupa variabel internal lain dan variabel eksternal
yang diduga mempengaruhi tingkat pembiayaan. Sehingga hasilnya
lebih bervariasi dan akurat.
2. Hasil dari penelitian ini bersifat sederhana dan masih memerlukan
penelitian lanjutan untuk memperkuat hasil kebenarannya.
3. Diharapkan variabel yang tidak diteliti oleh penulis dapat diteruskan
oleh penelitian selanjunya.
81
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah populasi dan
sampel agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
5. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis
regresi berganda atau bisa disebut juga dengan metode estimasi least
square. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan alat
analisis berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ana, Leni Tantri dan Umiyati. 2017. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia”. Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 5. No.1
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani.
Anwar, Chairil dan Miqdad. 2017. ”Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA) Terahadap Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008 -2012”. Riset &
Jurnal Akuntansi e –Volume1 Nomor 1
Arianti, W. 2011. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Perforimng Financing (NPF) dan
Return On Asset (ROA) Terhadap Pemiayaan pada Perbankan
Syariah (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2001-
2011)”. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia
Publisher.
Darmawi, Hermawan. 2000. Manajemen Resiko. Jakarta: Bumi Aksara.
Dendawijaya, Lukman.20 05. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indah.
__________, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dyatama, Ayank Narita dan Yuliadi, Imamudin. 2015. “Determinan Jumlah
Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan Volume 16, Nomor 1
Endraswati, Hikmah. 2006. Corporate Governance. STAIN Salatiga press.
Fahmi, Irkham. 2014. Pengantar Perbankan. Bandung: Alfabeta CV.
Furqaini, N. dan Yaya, R. 2016. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume dan
Porsi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah di
Indonesia”. Jurnal Vol. 7 (1): 22-38
Ghazali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
21.Semarang: UNDIP.
_________. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Hardjanto, Hery. 2010. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
NON Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan yang
Disalurkan serta implIkasinya pada Return On Assets (ROA) di
Bank Muamalat Indonesia”. Skripsi. Jakarta: Program Sarjana
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Hendrasman, Dida Yunta. 2008. “Analisis Pengaruh Simpanan, Modal
Sendiri, Non Performing Financing (NPF), Prosentanse Bagi Hasil dan
Mark up Keutungan terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah
(Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri)”. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Himaniar. 2010. “Pengaruh CAR, NPL, dan ROA Terhadap Penyaluran
Kredit Modal Kerja (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009)”. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Husaeni, U.A. 2017. “Determinan Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah di Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 7
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.
Jamilah. 2016. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah
pada Bank Umum Syariah di Indonesia”. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi Volume 5, Nomor 4
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih Keuangan. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada
______, Adiwarman. 2007. Bank Islam: Analisis Fiqih Keuangan. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2009. Bank dan lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Press.
______. 2008. Bank dan lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Press.
______. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Press.
Mankiw, Gregory. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat.
Mashudi. Muh Barlian Farkhani. 2016. “Analisis Pengaruh Biaya Promosi,
Ekspor, Inflasi, Kurs, Suku Bunga LPS dan NPF terhadap Volume
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia”. Skripsi. IAIN Salatiga.
Masudah. 2017. “Determinan Volume Pembiayaan Bank Umum Syariah
Indonesia”. Journal of Islamic Economics and Business Volume 2, No 1
Maula, Khodijah Hadiyatul. 2008. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
Modal Sendiri, Marjin Keuntungan dan Non Performing Financing
terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri”.
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami, 4(1),1-19
Muhammad. 2005. Bank Syariah Problema dan Prospek di Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muljono, Teguh Pudjo. 2001. Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersil.
Yogyakarta: BPFE.
Nurbaya, F. 2013. “Analisis Pengaruh CAR, ROA, FDR dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2001
– Desember 2009 (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia,
Tbk)”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Nurrochman, Isnu. 2016. “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembiayaan
pada Bank Umum Syariah (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode Tahun 2012-2015)”. Journal of Management Volume 5
Pratin & Adnan. 2005. “Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL,
Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan Terhadap
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank
Muamalat Indonesia (BMI)”. Jurnal Sinergi.
Putong, Iskandar. 2003. Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Rimadhani, M., dan Osni, E. 2011. “Analisis Variabel-Variabel Yang
Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri
Periode 2008 -2011”. Jurnal Ekonomi,Vol.19, No.1
Rivai, H. 2007. Bank and Financial Institution Management Conventional &
Syariah System. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal. 2010. Islamic Banking. Sinar Gravika Offset. Cetakan Pertama.
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sukirno, Sadono. 2007. Makro Ekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wahyudi, A. 2016. “Determinan Pembiayaan Murabahah pada Unit Usaha
Syariah: Model Regresi Panel”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 6
(2): 227-236
Wardiantika, Lifstin dan Kusumaningtias, Rohmawati. 2014. “pengaruh DPK,
CAR, NPF, dan SWBI terhadap pembiayaan murabahah pada bank
umum syariah Tahun 2008–2012”. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2
Nomor 4 Oktober 2014
Wibowo, E. S., dan M. Syaichu. 2013. “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,
Capital Adequacy Ratio (CAR), BOPO, Non Performing Financing
(NPF) terhadap Profitabilitas”. Diponegoro Journal of Management, 2(2)
Wijaya, Krisna. 2010. Analisis Kebijakan Perbankan Nasional. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Winarno,Wing Wahyu.2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews.UPP STIM YKPN
Yanis, A. S. (2016). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan
Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia”. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi,4(8)
Yudiana, Fetria Eka. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Salatiga:
STAIN Press.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
BANK TAHUN CAR NPF DPK INFLASI PEMBIAYAAN
BMI
2012 11,03 3,63 34.904 4,3 32.861
2013 14,43 3,46 41.790 8,38 41.801
2014 13,91 4,85 51.206 8,36 43.115
2015 12,36 4,2 45.078 3,35 40.735
2016 12,74 1,47 41.920 3,02 40.010
BSM
2012 13,82 1,14 47.409 4,3 44.775
2013 14,1 2,29 56.461 8,38 50.460
2014 14,76 4,29 59.821 8,36 49.133
2015 12,85 4,05 62.113 3,35 51.090
2016 13,39 4,32 69.950 3,02 55.580
MEGA
SYARIAH
2012 13,51 1,32 7.109 4,3 6.214
2013 12,99 1,45 7.736 8,38 7.185
2014 19,26 1,81 5.881 8,36 1.905
2015 18,74 3,16 4.354 3,35 5.456
2016 23,53 2,81 4.973 3,02 4.211
BNI SYARIAH
2012 19,29 1,42 8.947 4,3 7.631
2013 16,54 1,13 11.422 8,38 11.242
2014 18,76 1,04 16.246 8,36 15.044
2015 18,16 1,46 19.322 3,35 17.765
2016 17,81 1,64 24.233 3,02 20.494
BRI SYARIAH
2012 11,91 2,09 11,014 4,3 11.403
2013 14,49 3,26 13,794 8,38 14.167
2014 12,89 3,65 16,964 8,36 15.691
2015 13,94 3,89 20,148 3,35 16.660
2016 20,63 3,19 22 3,02 18.035
BUKOPIN
SYARIAH
2012 12,78 4,59 2.851 4,3 2.662
2013 11,1 4,27 3.272 8,38 3.282
2014 14,8 3,34 3.995 8,36 3.711
2015 16,31 2,74 4.756 3,35 4.237
2016 17 2,72 5.443 3,02 4.702
PANIN
SYARIAH
2012 32,2 0,19 1.223 4,3 1.514
2013 20,83 0,77 2.870 8,38 2.582
2014 25,69 0,29 5.076 8,36 4.736
2015 20,3 1,94 5.928 3,35 5.621
2016 18,17 1,86 6.899 3,02 6.263
VICTORIA
SYARIAH
2012 28,08 2,41 646 4,3 479
2013 18,4 3,31 1.015 8,38 860
2014 15,27 4,75 1.133 8,36 1.077
2015 16,14 4,82 1.129 3,35 1.076
2016 15,98 4,35 1.205 3,02 1.213
BCA SYARIAH
2012 31,5 0 1.261 4,3 1.008
2013 22,4 0 1.703 8,38 1.422
2014 29,6 0,1 2.339 8,36 2.132
2015 34,3 0,5 3.255 3,35 2.975
2016 36,7 0,2 3.842 3,02 3.463
BJB SYARIAH
2012 21,09 4,46 2.975 4,3 2.958
2013 17,19 1,16 3.580 8,38 3.594
2014 15,78 3,87 4.178 8,36 4.401
2015 22,53 4,45 4.413 3,35 4.985
2016 18,25 4,92 4.837 3,02 5.414
MAYBANK
SYARIAH
2012 63,89 1,25 47.082 4,3 1.372
2013 59,41 0 70.124 8,38 1.436
2014 52,13 4,29 79.249 8,36 1.617
2015 38,4 4,93 231 3,35 1.552
2016 55,06 4,6 279 3,02 963
LAMPIRAN 2
1. CAR
Null Hypothesis: CAR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.249420 0.1919
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(CAR)
Method: Least Squares
Date: 08/08/17 Time: 01:07
Sample (adjusted): 2 55
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CAR(-1) -0.234487 0.104243 -2.249420 0.0287
C 5.731167 2.478918 2.311963 0.0248 R-squared 0.088677 Mean dependent var 0.815370
Adjusted R-squared 0.071151 S.D. dependent var 8.922010
S.E. of regression 8.598747 Akaike info criterion 7.177444
Sum squared resid 3844.799 Schwarz criterion 7.251110
Log likelihood -191.7910 Hannan-Quinn criter. 7.205854
F-statistic 5.059891 Durbin-Watson stat 2.135992
Prob(F-statistic) 0.028746
Null Hypothesis: D(CAR) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.167373 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(CAR,2)
Method: Least Squares
Date: 10/30/07 Time: 00:42
Sample (adjusted): 3 55
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(CAR(-1)) -1.275330 0.139116 -9.167373 0.0000
C 0.908788 1.205124 0.754103 0.4543 R-squared 0.622336 Mean dependent var 0.250189
Adjusted R-squared 0.614931 S.D. dependent var 14.11326
S.E. of regression 8.757834 Akaike info criterion 7.214780
Sum squared resid 3911.683 Schwarz criterion 7.289130
Log likelihood -189.1917 Hannan-Quinn criter. 7.243371
F-statistic 84.04073 Durbin-Watson stat 2.002842
Prob(F-statistic) 0.000000
2. NPF
Null Hypothesis: NPF has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.083319 0.0022
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPF)
Method: Least Squares
Date: 08/08/17 Time: 01:11
Sample (adjusted): 2 55
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF(-1) -0.496253 0.121532 -4.083319 0.0002
C 1.299950 0.368284 3.529745 0.0009 R-squared 0.242794 Mean dependent var 0.017963
Adjusted R-squared 0.228232 S.D. dependent var 1.610392
S.E. of regression 1.414735 Akaike info criterion 3.568095
Sum squared resid 104.0767 Schwarz criterion 3.641761
Log likelihood -94.33857 Hannan-Quinn criter. 3.596505
F-statistic 16.67350 Durbin-Watson stat 1.830515
Prob(F-statistic) 0.000154
3. DPK
Null Hypothesis: DPK has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.734390 0.0749
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DPK)
Method: Least Squares
Date: 08/08/17 Time: 01:13
Sample (adjusted): 2 55
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK(-1) -0.249789 0.091351 -2.734390 0.0085
C 3510.245 2563.000 1.369584 0.1767 R-squared 0.125711 Mean dependent var -641.2037
Adjusted R-squared 0.108898 S.D. dependent var 16074.53
S.E. of regression 15174.07 Akaike info criterion 22.12890
Sum squared resid 1.20E+10 Schwarz criterion 22.20256
Log likelihood -595.4802 Hannan-Quinn criter. 22.15731
F-statistic 7.476890 Durbin-Watson stat 1.788045
Prob(F-statistic) 0.008525
Uji stasioneritas DPK setelah diobati
Null Hypothesis: D(DPK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.663513 0.0000
Test critical values: 1% level -3.565430
5% level -2.919952
10% level -2.597905 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DPK,2)
Method: Least Squares
Date: 08/08/17 Time: 02:06
Sample (adjusted): 5 55
Included observations: 51 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(DPK(-1)) -1.681108 0.296831 -5.663513 0.0000
D(DPK(-1),2) 0.623630 0.249277 2.501753 0.0159
D(DPK(-2),2) 0.467729 0.186408 2.509172 0.0156
C -498.3469 2214.848 -0.225003 0.8230 R-squared 0.571107 Mean dependent var 121.0980
Adjusted R-squared 0.543731 S.D. dependent var 23307.86
S.E. of regression 15743.92 Akaike info criterion 22.24148
Sum squared resid 1.16E+10 Schwarz criterion 22.39300
Log likelihood -563.1578 Hannan-Quinn criter. 22.29938
F-statistic 20.86149 Durbin-Watson stat 2.028884
Prob(F-statistic) 0.000000
4. Inflasi
Null Hypothesis: INFLASI has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=0) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.066375 0.6095
Test critical values: 1% level -6.423637
5% level -3.984991
10% level -3.120686 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Warning: Probabilities and critical values calculated for 20 observations
and may not be accurate for a sample size of 4
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(INFLASI)
Method: Least Squares
Date: 08/08/07 Time: 01:54
Sample (adjusted): 2 55
Included observations: 4 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI(-1) -0.843637 0.791126 -1.066375 0.3979
C 4.824079 5.154881 0.935828 0.4482 R-squared 0.362480 Mean dependent var -0.320000
Adjusted R-squared 0.043720 S.D. dependent var 3.716907
S.E. of regression 3.634748 Akaike info criterion 5.725810
Sum squared resid 26.42279 Schwarz criterion 5.418957
Log likelihood -9.451619 Hannan-Quinn criter. 5.052444
F-statistic 1.137156 Durbin-Watson stat 0.972919
Prob(F-statistic) 0.397937
Uji Stasioneritas Inflasi setelah diobati
Null Hypothesis: INFLASI has a unit root
Exogenous: Constant
Bandwidth: 12 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -6.147840 0.0000
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Residual variance (no correction) 5.494834
HAC corrected variance (Bartlett kernel) 1.080845
Phillips-Perron Test Equation
Dependent Variable: D(INFLASI)
Method: Least Squares
Date: 10/30/07 Time: 00:44
Sample (adjusted): 2 55
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI(-1) -0.762882 0.135812 -5.617199 0.0000
C 4.193195 0.818070 5.125717 0.0000 R-squared 0.377640 Mean dependent var -0.023704
Adjusted R-squared 0.365671 S.D. dependent var 2.999269
S.E. of regression 2.388760 Akaike info criterion 4.615759
Sum squared resid 296.7210 Schwarz criterion 4.689426
Log likelihood -122.6255 Hannan-Quinn criter. 4.644170
F-statistic 31.55292 Durbin-Watson stat 1.535005
Prob(F-statistic) 0.000001
5. Pembiayaan
Null Hypothesis: PEMBIAYAAN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.888029 0.3354
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN)
Method: Least Squares
Date: 08/08/17 Time: 01:15
Sample (adjusted): 2 55
Included observations: 54 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PEMBIAYAAN(-1) -0.118170 0.062589 -1.888029 0.0646
C 952.0859 1302.603 0.730910 0.4681 R-squared 0.064153 Mean dependent var -590.7037
Adjusted R-squared 0.046156 S.D. dependent var 7632.675
S.E. of regression 7454.446 Akaike info criterion 20.70734
Sum squared resid 2.89E+09 Schwarz criterion 20.78101
Log likelihood -557.0983 Hannan-Quinn criter. 20.73575
F-statistic 3.564655 Durbin-Watson stat 2.069210
Prob(F-statistic) 0.064607
Null Hypothesis: D(PEMBIAYAAN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.070064 0.0000
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN,2)
Method: Least Squares
Date: 10/30/07 Time: 01:23
Sample (adjusted): 3 55
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PEMBIAYAAN(-1)) -1.106451 0.137106 -8.070064 0.0000
C -833.4126 1049.612 -0.794020 0.4309 R-squared 0.560822 Mean dependent var -179.7925
Adjusted R-squared 0.552210 S.D. dependent var 11384.99
S.E. of regression 7618.505 Akaike info criterion 20.75155
Sum squared resid 2.96E+09 Schwarz criterion 20.82590
Log likelihood -547.9162 Hannan-Quinn criter. 20.78015
F-statistic 65.12594 Durbin-Watson stat 2.012786
Prob(F-statistic) 0.000000
LAMPIRAN 3
1. Multikolonearitas
Coefficient Correlationsa
Model INFLASI CAR DPK NPF
1
Correlations
INFLASI 1.000 .119 -.147 .175
CAR .119 1.000 -.207 .288
DPK -.147 -.207 1.000 -.161
NPF .175 .288 -.161 1.000
Covariances
INFLASI 186832.747 4598.094 -2.960 50906.824
CAR 4598.094 7955.134 -.857 17290.573
DPK -2.960 -.857 .002 -5.037
NPF 50906.824 17290.573 -5.037 452388.204
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) CAR NPF DPK INFLASI
1
1 3.891 1.000 .00 .01 .01 .02 .01
2 .553 2.653 .01 .00 .02 .95 .01
3 .320 3.488 .00 .26 .44 .01 .01
4 .194 4.479 .00 .34 .13 .00 .46
5 .043 9.539 .99 .39 .40 .02 .51
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -19928.46 52297.64 12835.82 14607.499 55
Residual -21759.107 20891.455 .000 7208.878 55
Std. Predicted Value -2.243 2.701 .000 1.000 55
Std. Residual -2.904 2.789 .000 .962 55
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
2. Autokorelasi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 11522467407.9
82
4 2880616851.99
6
51.325 .000b
Residual 2806267578.20
0
50 56125351.564
Total 14328734986.1
82
54
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
b. Predictors: (Constant), INFLASI, CAR, DPK, NPF
3. Normalitas
DAFTAR SK
NAMA : NURRAINI INDAH ARUM FITRIA
NIM : 213-13-009
DOSEN PA : Agus Waluyo, M.Ag
NO NAMA KEGIATAN YANG
MENGADAKAN
PARTISPASI
SEBAGAI
POIN
1 OPAK STAIN SALATIGA 2013
dengan tema “Recontrucsi
Paradigma Mahasiswa yang
Cerdas, Peka dan Peduli” tanggal
26-27 Agustus 2013
DEMA STAIN
Salatiga
PESERTA
2
2 OPAK SYARIAH 2013 dengan
tema “Revitalisasi Intelektualitas
dan Spiritualitas Mahasiswa
Menuju Kemajuan Indonesia”
tanggal 29 Agustus 2013.
HMJ Syariah
STAIN Salatiga
PESERTA
2
3 LIBRARY USER EDUCATION
(pendidikan pemakai perpustakaan)
16 September 2013
UPT
PERPUSTAKAAN
STAIAN Salatiga
PESERTA
2
4 TRAINING KEPRIBADIAN di
Institute Agama Islam Negeri
Salatiga, 19 Mei 2015
KEMENAG IAIN
SALATIGA
PESERTA
2
5 SEMINAR NASIONAL dengan
tema “ Mencetak SDM Berkualitas
di Perbankan Syariah dalam
Rangka Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN” tanggal 28
Maret 2016
BRI SYARIAH
Cabang Semarang
PESERTA
8
6 SEMINAR NASIONAL dengan
tema “Perbankan Syariah di
HMJ Hukum
Ekonomi Syariah
PESERTA 8
Indonesia antara Teori dan Praktik”
tanggal 4 november 2015
IAIN Salatiga
7 SEMINAR NASIONAL dengan
tema “Geliat Masyarakat Urban”
tanggal 25 Maret 2016
LPM Dinamika
IAIN Salatiga
PESERTA
8
8 SEMINAR NASIONAL dengan
tema “Mendekatkan Jantung
Bangsa dengan Jurnalisme “
tanggal 7 Oktober 2013
LPM Dinamika
IAIN Salatiga
PESERTA
8
9 SEMINAR NASIONAL
“Entrepreneurship” tanggal 16
November 2014
Racana Kusuma
Dialaga IAIN
Salatiga
PESERTA
8
10 SEMINAR NASIONAL dengan
tema “Menegmbangkan Layanan
Kemanusiaan Berbasis Kearifan
Lokal Komunitas” tanggal 17
Desember 2016
HMJ PMI IAIN
Salatiga
PESERTA
8
11 SEMINAR NASIONAL dengan
tema “Peranan Technopreneur
dalam Mendukung Program
Pemerintah Melalui Ekonomi
Kreatif” tanggal 15 April 2015
KOPMA IAIN
Salatiaga
PESERTA
8
12 SEMINAR NASIONAL dengan
tema “Serukan Persatuan Umat
Islam dalam Mewaspadai
Konspirasi Pemurtadan” tanggal 15
Mei 2017
Volunteer
Community
Salatiga (VCS)
PESERTA
8
13 KULIAH TAMU dengan tema
“Filantropi Islam untuk
Mendukung Ekonomi Nasional”
tanggal 7 September 2016
IAIN Salatiga PESERTA
2
14 KULIAH UMUM dengan tema “
Perkembangan Perbankan Syariah
IAIN Salatiga PESERTA 2
dan Khasanah Life Style” tanggal 8
September 2016
15 RAINING OF TRAINER dengan
tema “Memahami Kepribadian
Kepemimpinan yang Berkualitas
serta Fungsi dan Peran dalam
Koperasi dan Organisasi” tanggal
10-11 Oktober 2015
KOPMA
FATAWA IAIN
Salatiga
PESERTA
2
16 PELATIHAN LANJUTAN
PERKOPERASIAN denagn tema
“Membentuk Mental
Entrepreneurship dengan Jarti Diri
Koperasi” tanggal 5-7 Juni 2015
KOPMA
FATAWA IAIN
Salatiga
PESERTA
2
17 PENDIDIKAN DASAR
PERKOPERASIAN dengan tema “
Membangun Jiwa Entrepreneur
dengan Koperasi” tanggal 8
November 2014
KOPMA
FATAWA STAIN
Salatiga
PESERTA
2
18 SEMINAR DAN PELATIHAN
PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN
dengan tema “Entrepreneurs is the
way of live” tanggal 16April 2014
KPI STAIN
Salatiga
PESERTA
2
19 PELATIHAN
PEMASYARAKATAN
KEWIRAUSAHAAN tanggal 26
April 2016
Menteri Koperasi
dan UKM RI
PESERTA
8
20 DIALOG INTERAKTIF dengan
tema “ Peran Politik dalam
Perekonomian di Indonesia”
tanggal 4 Oktober 2016
SENAT FEBI
IAIN Salatiga
PESERTA
2
21 ISLAMIC PUBLIK SPEAKING
TRAINING dengan tema “ Semoga
Bermanfaat Bagi Pemilik dan
LDK STAIN
Salatiga
PESERTA
2
Menambah Semangat dalam
berbuat Kebaikan dan Mencegah
Kemungkaran “ tanggal 9 Juni
2014
22 SYIAR RAMADHAN IN
CAMPUS dengan tema
“Menumbuhkan Semangat Berbagi
dan Kebersamaan Sesama Muslim
di Bulan Ramadhan” tanggal 23
Juni 2016
DEMA FEBI IAIN
SAalatiga
PESERTA
2
23 MAPABA PMII dengan tema
“Menemukan Jati Diri Menuju
Mahasiswa yang Peka dan Peduli”
tanggal 4-6 Oktober 2013
PMII Kota Salatiga PESERTA
2
24 MAPABA PMII dengan tema
“Menanamkan Nilai-Nilai
ASWAJA melalui Pergerakan
dalam PMII” tanggal 8-10 Mei
2015
PMII Kota Salatiga PANITIA
2
25 OUTBOND FEBI dengan tema
“FEBI, FUN, FRIENDS and
FANTASTIC” tanggal 4 Oktober
2015
HMJ FEBI IAIN
Salatiga
PANITIA
2
26 SK KEGIATAN RAMADHAN IN
CAMPUS 2016
DEMA FEBI PANITIA 2
27 SK PENGANGKATAN
PENGURUS DEMA FEBI 2016
DEMA FEBI PENGURUS 2
28 SK PENYELENGGARAAN
OPAK FEBI 2015
DEMA FEBI PANITIA 2
29 SK PENYELENGGARA
SEMINAR NASIONAL DAN
BAZAR KOPMA 2016
KOPMA
FATAWA IAIN
Salatiga
PANITIA
2
30 SK OPAK FEBI IAIN SALATIGA DEMA FEBI PANITIA 2
2016
31 PESANTREN KILAT
RAMADHAN tanggal 18 juni – 16
Juli 2015
Masjid Istiqomah
Salatiga
PENGAJAR
TPA 4
32 KAJIAN INTENSIF
MAHASISWA dengan tema “Agar
Sholat bukan sekedar kewajiban
namun Kebutuhan” tanggal 10
Oktober 2013
LDK STAIN
Salatiga
PESERTA
2
33 ACARA TRAINING NOTIVASI
DAN LOMBA RANGKING
SATU tanggal 26 September 2013
LDK STAIN
Salatiga
PESERTA
2
Salatiga, 16 Juli 2017
Mengetahui,
a.n Dekan Fakultas dan Bisnis Islam
Wakil Dekan Bagian Kemahasiswaan & Kerjasama Pembimbing Akademik
Mochlasin, M.Ag Agus Waluyo, M.Ag
NIP. 197109232006041002 NIP.197502112000031001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurraini Indah Arum Fitria
Tempat/Tanggal lahir : Magelang, 13 Maret 1995
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Jl. Argobudoyo RT 01 RW 03 Kelurahan Ledok Kecamatan
Argomulyo Pendem Salatiga
Riwayat Pendidikan : 1. TK RA Masitoh Salatiga
2. SD N Ledok 05 Salatiga
3. SMP N 10 Salatiga
4. MAN Salatiga
Pengalaman Organisasi : 1. PMII Salatiga (2013)
2. HMJ PS-S1 (2013)
3. KOPMA FATWA IAIN Salatiga (2014)
4. DEMA FEBI IAIN Salatiga (2015-2016)
CP : 081548770306
Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebena-rbenarnya,
Salatiga, 15 Agustus 2017
Penulis
Nurraini Indah A F
NIM. 21313009
Recommended