View
9
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SKRIPSI
PENGARUH KELOMPOK
PADA ANGGOTA KELOMPOK BOMBER
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Sebastianus Yudhy Pratama
03 9114 024
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Do the best, God will do the rest,
and even Gives you chances to do your best
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, atas semuanya.
iv
ABSTRAK PENGARUH KELOMPOK PADA ANGGOTA KELOMPOK BOMBER
Sebastianus Yudhy Pratama
Bukan lagi pemandangan yang asing ketika kita melihat beberapa orang sedang menggambar pada tembok-tembok yang kita lewati. Pelakunya biasa disebut bomber. Walapun dihadapkan dengan aturan dan warga yang menentang aksi mereka, kelompok bomber tetap berani “ngebom” di berbagai tempat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh kelompok pada anggota kelompok bomber tersebut. Pengaruh kelompok meliputi Social Facilitation, Social Loafing, Deindividuasi, Group Polarization, dan Groupthink.
Penelitian ini mengambil 4 orang bomber sebagai subjek dengan 2 kelompok yang berbeda. Mereka dan kelompoknya telah membuat gambar dan graffiti di berbagai tembok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan observasi partisipan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kelompok bomber berpengaruh pada anggotanya. Pengaruhnya antara lain pada pemilihan tempat, waktu, karya yang dihasilkan, dan keberanian. Pengaruh kelompok terjadi pada kedua kelompok meskipun tidak sama pengaruhnya. Social Facilitation, Deindividuasi, dan Groupthink terjadi pada kedua kelompok, sedangkan Social Loafing dan Group Polarization hanya terlihat pada salah satu kelompok. Perbedaan tujuan kelompok dan tujuan anggota di antara kedua kelompok berpengaruh pada perbedaan tersebut. Kata Kunci : Bomber, Pengaruh Kelompok, Social Facilitation, Social Loafing,
Deindividuasi, Group Polarization, Groupthink.
vi
ABSTRACT GROUP INFLUENCE TO BOMBER GROUP MEMBERS
Sebastianus Yudhy Pratama
It’s no longer an unusual view when you see few people drawing on a wall. They were called bomber. Faced with rules and local people against what they do, they still dare to “bomb” at many places. This research’s goal is to obtain descriptions of group influence to the members of a bomber group. Those group influences are Social Facilitation, Social Loafing, Deindividuation, Group Polarization, and Groupthink.
This research brought out 4 bombers from 2 different groups as subject. They with their group have made drawings and graffiti on many walls. This research is a qualitative research with a descriptive study method. Interview an participative observation were used by the researcher to collect the data.
This research’s result infers that bomber group influenced their members. The influence is on choosing places, deciding time, the art work they made, and braveness. Group influences occur on both groups even not on the same things. Social Facilitation, Deindividuation, and Groupthink occur on both groups, but Social Loafing and Group Polarization only shown by one group. That difference might cause by differences as group’s goal and member’s goal, between both groups. Key Word: Bomber, Group Influence, Social Facilitation, Social Loafing,
Deindividuation, Group Polarization, Groupthink.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa yang maha kuasa, atas berkahnya
peneliti diijinkan menyelesaian penelitian ini. Dia yang masih selalu menyertai
dan menegur ditengah kelalaian peneliti. Senantiasa mengingatkan dan memberi
semangat melalui orang-rang dan kejadian di sekitar peneliti.
Skripsi ini dikerjakan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam program
kuliah Psikologi dengan judul Pengaruh Kelompok pada Anggota Kelompok
Bomber. Proses yang tidak mudah dan melelahkan namun juga tidak sesulit yang
dibayangkan.
Akhirnya, peneliti ingin mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam proses pengerjaan skripsi ini.
1. Allah Bapa yang maha kuasa, yang dengan cara-Nya yang sungguh misterius
dan rencana-Nya yang indah, memungkinkan dan memberi kesempatan untuk
melakukan yang terbaik. Terima kasih pada Yesus Kristus, Bunda Maria,
SantoYosef, untuk segalanya. Semuanya ada di depan mata, terimakasih.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari S.Psi, M.Si, selaku Kaprodi
Psikologi
4. Bapak Minta Istono, S.Psi, M.Si, atas segala waktunya untuk berdiskusi,
kesabarannya, bimbingannya, pertanyaan-pertanyaan, dan koreksinya.
ix
5. V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi., M.Si. atas ujian dan koreksi pada skripsi saya.
Juga atas kedatangannya pada kesempatan pertama saya ujian.
6. Drs. Hadrianus Wahyudi, M.Si. atas ujian, kritik, saran, koreksi dan waktunya
untuk berdiskusi.
7. Love Hate Love, Paws, Muck, Merf, terimakasih untuk waktu, bantuannya,
dukungannya. Teman-teman Wijilan, terimakasih atas kesempatan untuk
melakukan banyak hal bersama kalian. Tapi, Klambiku do gupak cet.
8. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie, Mas Doni, Mas Muji, atas segala
bantuannya, telponnya, kesabarannya.
9. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
10. Keluarga Karanganyar, Iphom, Bapak, dek Tok, Eyang Kakung Putri. Aku
tahu aku didoakan dari sana. Maaf aku jarang pulang.
11. Sheila Sitarani Savitri.
12. Keluarga Tegal kemuning, Bapak, Ibu, dek Pritha, Mak’e, Si O’o, semuanya.
Atas segala dukungannya selama ini, semangatnya ketika aku jatuh.
13. Teman-teman yang sudah membantu meminjami buku, kalau ada yang belum
aku kembalikan, tolong diingatkan, mungkin aku lupa.
14. Teman-teman Fakultas Psikologi dari semua angkatan yang aku kenal, Friends
Community, Psynema, HMZ, bersamamu kuhabiskan waktu, senang bisa
mengenal dirimu.
15. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
segalanya.
x
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan Pembimbing......................................................... ii
Halaman Pengesahan Penguji ................................................................. iii
Halaman Motto dan Persembahan .......................................................... iv
Halaman Pernyataan ............................................................................... v
Abstrak .................................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................... vii
Lembar Pernyataan Publikasi.................................................................. viii
Kata Pengantar ........................................................................................ ix
Daftar Isi ................................................................................................. xii
Daftar Tabel ............................................................................................ xv
Daftar Lampiran...................................................................................... xvi
Bab I. Pendahuluan ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
Bab II. Dasar Teori ................................................................................. 8
A. Bomber............................................................................................... 8
B. Kelompok ........................................................................................... 9
1. Pengertian Kelompok.................................................................... 9
2. Terbentuknya Kelompok .............................................................. 12
3. Ciri-ciri Kelompok........................................................................ 13
C. Pengaruh Kelompok terhadap Individu.............................................. 14
1. Social Facilitation......................................................................... 16
2. Social Loafing ............................................................................... 17
3. Deindividuasi ................................................................................ 17
xiii
4. Group Polarization ....................................................................... 18
5. Groupthink .................................................................................... 19
D. Pengaruh Kelompok Bomber terhadap Individu Bomber.................. 20
Bab III. Metodologi Penelitian ............................................................... 23
A. Jenis Penelitian................................................................................... 23
B. Subjek Penelitian................................................................................ 23
C. Fokus Penelitian ................................................................................. 24
D. Metode Pengambilan Data ................................................................. 26
1. Wawancara.................................................................................... 26
2. Observasi....................................................................................... 30
E. Proses Pengambilan Data ................................................................... 31
F. Analisis Data....................................................................................... 36
G. Kredibilitas Penelitian........................................................................ 38
Bab IV. Hasil dan Pembahasan............................................................... 39
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 39
1. Konteks Temuan ........................................................................... 39
a. Gambaran Kelompok YORC ..................................................... 39
b. Gambaran Kelompok FSK......................................................... 41
2. Hasil Temuan Utama .................................................................... 44
a. Pengaruh Kelompok pada Anggota Kelompok YORC.............. 44
b. Pengaruh Kelompok pada Anggota Kelompok FSK ................. 54
B. Pembahasan ........................................................................................ 60
1. Social Facilitation......................................................................... 60
2. Social Loafing ............................................................................... 63
3. Deindividuasi ................................................................................ 65
4. Group Polarization ....................................................................... 67
5. Groupthink .................................................................................... 68
xiv
Bab V. Kesimpulan dan Saran ................................................................ 74
A. Kesimpulan ........................................................................................ 74
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 75
C. Saran................................................................................................... 76
Daftar Pustaka ......................................................................................... 78
Lampiran ................................................................................................. 80
xv
Daftar Tabel
Tabel 3.1. Guideline Wawancara............................................................ 29
Tabel 3.2. Proses Pengambilan Data....................................................... 35
xvi
Daftar Lampiran
Wawancara Love Hate Love................................................................... 81
Wawancara Paws .................................................................................... 100
Wawancara Muck ................................................................................... 108
Wawancara Merf..................................................................................... 120
Observasi OBS0...................................................................................... 132
Observasi OBS1...................................................................................... 135
Observasi OBS2...................................................................................... 139
Observasi OBS3...................................................................................... 143
Observasi OBS4...................................................................................... 147
Observasi OBS5...................................................................................... 151
Observasi OBS6...................................................................................... 155
Observasi OBS7...................................................................................... 160
Observasi OBS8...................................................................................... 165
Observasi OBS9...................................................................................... 169
Observasi OBS10.................................................................................... 176
Observasi OBS11.................................................................................... 182
Surat Pernyataan Subjek ......................................................................... 183
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan orang lain dapat berpengaruh pada perilaku seseorang.
Perilakunya bisa berbeda, ketika sendirian, dengan adanya orang lain, atau
dengan kelompok. Ketika berada dalam kelompok, seorang individu bisa
mendapat pengaruh dari kelompok atau amggota kelompok yang lain. Hal
demikian dapat pula terjadi pada sebuah kelompok bomber, kelompok yang
anggotanya adalah bomber-bomber, orang yang membuat graffiti.
Sudah bukan pemandangan yang aneh lagi, ketika dinding-dinding di
sepanjang jalan di daerah Taman Siswa, sebelah Galleria Mal, sekitar
Mandala Krida, dan banyak tempat lain yang semula putih bersih atau kotor
tak terawat, atau penuh corat-coret, menjadi berwarna-warni di keesokan
harinya. Kita tentu akan tertarik untuk melihat, ketika pada malam hari ada
beberapa orang menggambar bersama pada dinding di jalan-jalan yang kita
lalui. Pemandangan ini membuat mata orang-orang yang lewat, tertarik untuk
melihat atau sekadar melirik. Gambar yang mereka buat adalah sebuah seni
jalanan, bisa mural atau graffiti, tulisan untuk mengekspresikan kebebasan.
Bomber dapat diartikan sebagai orang yang membuat graffiti. Istilah
bomb digunakan untuk kegiatan menyemprotkan cat semprot
1
2
(http://en.wikipedia.org/wiki/Graffiti_terminology). Graffiti atau tag yang
dibuat merupakan nama kelompok kecil pembuat graffiti atau juga kelompok
besar dimana semua pembuat graffiti biasa berkumpul, bukan nama
pembuatnya saja. Identitas pembuat graffiti tidak secara jelas tercantumkan
pada graffitinya. Penggunaan nama alias, aka, dan atau nama kru, memang
menutupi identitas asli dari pembuatnya.
Istilah graffiti sendiri diambil dari bahasa latin graphium atau
graphein yang secara sederhana dapat diartikan sebagai gambar atau tulisan di
tembok (Robee, Kabel edisi III 2003). Graffiti dalam kamus Oxford diartikan
sebagai gambar atau tulisan di sebuah tembok dan sebagainya, di sebuah
ruang publik yang biasanya kasar, humoris, ataupun politis. Graffiti sudah ada
sejak jaman dahulu, misalnya saja di Yunani kuno dan Kerajaan Romawi.
Graffiti bisa berupa apapun dari dari goresan sederhana sampai lukisan
dinding yang rumit. Sejarahnya, istilah graffiti ditujukan pada prasasti, lukisan
figur, dan sebagainya, yang ditemukan pada dinding makam atau reruntuhan
kuno, seperti Catacombs of Rome (en.wikipedia.org/wiki/Graffiti). Pada
perkembangannya, di sekitar tahun 70-an di Amerika dan Eropa graffiti
akhirnya berkembang di banyak tempat dan digunakan sebagai ungkapan jati
diri atau gang yang menjamur di perkotaan. Graffiti juga menjadi
kekhawatiran tersendiri bagi keamanan kota karena citranya yang kurang
bagus. Alasannya karena dianggap dapat memprovokasi perang antar
3
kelompok atau gang. Selain dilakukan di tembok kosong, di Amerika Serikat,
“ngebom” pun dilancarkan di kereta api bawah tanah. Graffiti modern kerap
dikaitkan dengan musik hip-hop, baik musiknya sendiri maupun gaya
hidupnya, cara berbicaranya, sampai pakaian yang digunakan.
Meskipun tagger dan gang jalanan sama-sama menggunakan graffiti
sebagai bentuk illegal komunikasi, maksud mereka berbeda. Tagger melihat
graffiti sebagai bentuk seni, permainan, ataupun friendly contest. Berbeda
dengan tagger, geng-geng jalanan menggunakan graffiti untuk menandai area
mereka dan mengumumkan ancaman kepada musuh mereka
(http://www.slsheriff.org/html/org/metrogang/graffiti). Demikian pula di
Yogyakarta, ada tagger dan gang yang menggunakan graffiti untuk
menunjukan eksistensi mereka. Bomber yang satu menggunakan graffiti
sebagai ekspresi seni dan yang lain untuk menandai wilayah dan keberadaan
gengnya. Penelitian ini mengkhususkan pada bomber yang membuat graffiti
sebagai seni, bukan pada pembuat graffiti geng.
Beberapa pihak mengatakan bahwa graffti adalah perbuatan vandal,
tetapi yang lain mengartikannya sebagai seni, sebuah kebebasan untuk
berekspresi. Vandalisme diartikan dalam kamus Oxford sebagai tindak
kriminal menghancurkan atau merusak sesuatu, khusunya properti publik,
bukan tidak sengaja dan bukan untuk alasan yang baik. Seorang bomber asal
Bandung mengaku pernah berurusan dengan aparat ketika ngebom di sebuah
4
lokasi di Jakarta (Bisnis Indonesia, edisi: 7 Mei 2006). Ada pula orang yang
berpendapat, kalau graffiti di dinding-dinding jalan, tidak lebih buruk
daripada dinding-dinding tersebut kotor, tidak terawat, dan penuh dengan
tempelan flyers atau brosur-brosur yang tidak penting.
“Pemerintah dan sebagian publik lainnya mengecap graffiti sebagai perusak keindahan kota. Boleh dibilang iklan outdoor yang semrawut di jalanan kota sama dengan graffiti. Karena graffiti adalah sesuatu yang tidak butuh izin, artinya ia tidak mendatangkan pendapatan asli daerah bagi pemerintah daerah“ (Tri Budiono, KOMPAS, 2-3-2006). Sudah tidak aneh ketika pada malam hari (atau siang hari, atau pagi
hari) kita melihat beberapa anak muda dengan kuas dan cat semprot membuat
gambar atau tulisan di tembok-tembok di Yogyakarta. Sudah banyak juga
tulisan-tulisan yang berisi nama sebuah geng dan ucapan-ucapan yang
menyertainya. Mulai dari tulisan nama sebuah geng tertentu, ucapan-ucapan
seperti selamat ulang tahun, sampai tulisan yang dibuat dengan variasi warna
dan font. Mulai sekitar tahun 2000, graffiti dengan variasi warna dan font
semakin ramai. Grafiti dan juga mural sudah mulai ada di berbagai tembok
kota. Seorang bomber asal Bandung, Ing, mengakui perkembangan graffiti
dan mural di Yogyakarta jauh lebih berkembang dibandingkan kota-kota lain
(Bisnis Indonesia, edisi: 7 Mei 2006). Kesan Yogyakarta sebagai kota mural
kuat melekat karena mudah ditemui kreasi mural di dinding-dinding kota
dengan berpegang pada nilai sosial dan estetika setempat (Rozak, MURAL,
www.proyeksi.com).
5
Bomber jarang terlihat sendirian dalam melakukan aksinya membuat
graffiti. Dalam melakukan aksinya, pembuat graffiti ini selalu melakukannya
dengan berkelompok. Meskipun dalam pengerjaannya hanya dua atau tiga
orang saja yang menggambar, yang lain ikut menonton, mengawasi kendaraan
yang lalu lalang, bahkan mendokumentasikan baik dengan kamera digital
maupun kamera video. Bahkan kadang terlihat dua orang saja datang dengan
sepeda motor dengan membawa kantong plastik besar mulai mengocok
kaleng cat semprot dan lalu membuat gambar di tembok-tembok sekitar kita.
Saat sedang bersama-sama anggota kelompoknya, mereka seolah tidak
punya rasa takut terhadap lingkungan yang mungkin menghentikan mereka
melakukan aksinya. Sekalipun mereka membuat gambar di dekat sebuat pos
polisi di sebuah jalan layang di daerah Janti, mereka tidak menghiraukan
mobil polisi yang lalu lalang ataupun polisi yang menjaga di pos tersebut.
Sekitar bulan Mei tahun 2006 beberapa bomber membuat graffiti secara
bersama-sama di jalan layang Janti, tentu bukan graffiti untuk pertanda
eksistensi gang. Hujan gerimis yang mengguyur waktu itu tidak membatalkan
niat mereka untuk mengerjakan gambarnya. Dengan santai mereka
menyeberang jalan, mengoleskan cat dengan kuas, menyemprotkan cat
semprot, dan menempelkan poster yang mereka buat sendiri. Rumor yang
menyebar diantara mereka bahwa pemerintah akan menjatuhkan sanksi denda
jutaan rupiah tidak menggentarkan mereka.
6
Meski merupakan kumpulan dari beberapa orang, jika dibandingkan
dengan suporter olahraga sepak bola atau basket, atau juga geng motor, yang
kehilangan kadang individualitasnya dan meleburkan identitasnya kepada
crowd, kelompok bomber jumlahnya lebih kecil dan tidak menunjukan
wildness, ataupun perilaku yang berbahaya. Tahun 2007 lalu hampir semua
saluran televisi menyiarkan rekaman brutalnya kelompok geng motor, terlihat
bagaimana mereka secara bersama-sama menghancurkan sebuah tempat
perbelanjaan. Kerusuhan suporter sepak bola di awal tahun 2008 lalu
menunjukan betapa kuatnya sebuah kelompok (atau biasa kita sebut crowd)
dimana mereka menghancurkan fasilitas stadion dan lingkungan di sekitar
stadion. Hanya dua orang dari suporter yang berani maju ke tengah lapangan
untuk menunjukkan wujud protesnya pada wasit.
Kelompok kecil bomber yang kadang hanya beranggotakan dua orang,
yang merupakan jumlah minimal untuk dikatakan kelompok, tampak
memiliki keberanian untuk “menantang” peraturan, aparat, dan juga warga
dimana mereka membuat gambarnya. Segala kekawatiran mengenai denda
dari pemerintah, kurungan penjara, kejar-kejaran dengan aparat, sampai
bentrokan dengan warga sekitar, menghilang bersama malam itu dan berganti
dengan gambar yang bisa kita lihat keesokan harinya.
Berdasar pada latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui kegiatan
kelompok bomber, interaksi anggota di dalam kelompok, cara pandang
7
mereka terhadap kegiatannya, apa yang melatar-belakangi apa yang mereka
lakukan, apa yang membuat mereka berani menghadapi resiko ditangkap oleh
aparat, denda, kurungan penjara, sampai bentrok dengan warga, serta
pengaruh kelompok pada kelompok bomber terhadap individu anggotanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh
kelompok pada anggota kelompok bomber.
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran lengkap mengenai
pengaruh kelompok pada anggota kelompok bomber.
D. Manfaat
1. Memperkuat dan menambah kasanah psikologi, khususnya psikologi
sosial, tentang pengaruh kelompok terhadap individu.
2. Pengetahuan tentang pengaruh kelompok bomber pada anggotanya dapat
dipakai sebagai masukan secara umum bagaimana sebuah kelompok dapat
mempengaruhi seorang individu di dalamnya.
3. Memberi gambaran mengenai bomber dan kelompok bomber.
8
BAB II
DASAR TEORI
A. Bomber
Graffiti dalam kamus Oxford diartikan sebagai gambar atau tulisan di
sebuah tembok dan sebagainya, di sebuah ruang publik. Biasanya kasar,
humoris, ataupun politis (Oxford). Graffiti sudah ada sejak jaman dahulu,
misalnya saja di Yunani kuno dan Kerajaan Romawi. Graffiti bisa berupa
apapun dari goresan sederhana sampai lukisan dinding yang rumit.
Sejarahnya, istilah graffiti ditujukan pada prasasti, lukisan figur, dan
sebagainya, yang ditemukan pada dinding makam atau reruntuhan kuno,
seperti Catacombs of Rome (www.wikipedia.com).
Istilah yang kemudian berkembang adalah street art atau seni jalanan,
seni yang berkembang di ruang publik seperti jalan. Termasuk di dalamnya
adalah graffiti dan hasil seni jalanan yang lain seperti gambar tempel, poster,
wheatpasting, proyeksi video, instalasi jalanan dan sebagainya. Istilah street
art juga digunakan untuk membedakan karya seni dari graffiti sebuah geng.
Pelakunya sreet art kemudian disebut street artist.
Istilah bomb digunakan untuk kegiatan menyemprotkan cat semprot.
Wikipedia menjelaskan nge-bomb adalah mengecat banyak permukaan pada
sebuah lokasi. The Online Slang Dictionary menjelaskan bomb adalah
9
membuat graffiti pada sesuatu, dan bomber adalah seseorang yang nge-bomb.
Bomber dapat diartikan sebagai orang yang menyemprotkan cat semprot,
dengan kata lain membuat graffiti.
Graffiti yang ditulis mengatas-namakan sebuah kelompok atau
kepentingan tertentu, misalnya di Yogyakarta banyak ditemui nama geng,
inisial sekolah, ungkapan cinta, sampai umpatan kemarahan (Robee, 2003).
Penelitian ini mengkhususkan pada pembuat graffiti yang berkumpul dalam
sebuah kelompok, yang kemudian disebut kelompok bomber, kelompok yang
anggotanya adalah bomber.
B. Kelompok
1. Pengertian kelompok
Kelompok adalah sebuah kumpulan individu yang mempunyai
beberapa karakteristik umum dalam mengejar tujuan yang sama (Chaplin
dalam Walgito, 2001). Dalam bukunya, Gerungan (2002) menyatakan
bahwa kelompok sosial dapat terdiri atas dua individu saja, seperti
sepasang suami-istri, tetapi juga dapat terdiri atas puluhan orang dan lebih
dari itu, asal saja mereka itu merupakan kesatuan yang sudah berinteraksi
agak lama, dan mempunyai ciri-ciri yang khas, seperti misalnya suatu
bangsa. Pengertian lain mengatakan bahwa kelompok adalah agregat
sosial di mana anggota-anggota yang saling tergantung dan setidak-
10
tidaknya memiliki potensi untuk melakukan interaksi satu sama lain.
Dalam kebanyakan kelompok, anggota-anggotanya melakukan kontak
tatap muka yang teratur (Sears, Freedman, dan Peplau, 2004). Bass
mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan individu, yang mana
keberadaannya sebagai kumpulan menguntungkan bagi individu (Bass,
dalam Shaw, 1981).
Pengertian yang menekankan pada tujuan kelompok
mendefinisikan kelompok sebagai unit yang tersusun dari dua atau lebih
orang, yang membuat hubungan untuk sebuah tujuan, dan yang
menganggap kontak atau hubungan itu berarti (Mills, dalam Shaw, 1981).
McDavid dan Harari (dalam Shaw, 1981) menjelaskan bahwa
kelompok sosio-psikologis adalah sistem yang terorganisir dari dua atau
lebih individu yang saling berhubungan sehingga sistem bisa menjalankan
fungsi-fungsi, mempunyai tatanan standar peran-peran hubungan antar
anggotanya, dan mempunyai tatanan norma yang mengatur fungsi
kelompok dan tiap anggotanya Pengertian ini memberi batasan pada
properti struktural seperti status, peran, norma, meskipun memang banyak
elemen struktural terlibat dalam struktur kelompok, seperti hubungan
kekuasaan dan hubungan afektif.
Lewin (dalam Shaw, 1981) menyatakan bahwa sebuah kelompok
sebagai keseluruhan dinamika harus mengikutkan definisi kelompok yang
11
berdasarkan saling ketergantungan dari anggota kelompok (atau sub
bagian dari kelompok). Terlihat lebih penting untuk menekankan pada
poin ini karena banyak pengertian kelompok menekankan kemiripan
daripada dinamika, kesalingtergantungan sebagai faktor pokok. Fiedler
(dalam Shaw, 1981) menyatakan bahwa dalam hal ini (kelompok)
diartikan sebagai sebuah setting individu-individu yang berbagi common
fate, yang mana saling tergantung, yang berarti satu anggota akan (kurang
lebih) mempengaruhi yang lain.
Kelompok kecil didefinisikan sebagai sejumlah orang yang terlibat
dalam interaksi dengan yang lain, tatap muka, atau serangkaian pertemuan
dimana setiap anggota menerima persepsi (yang cukup berbeda) dari tiap
anggota, baik seketika maupun di pertemuan berikutnya, sehingga dia bisa
bereaksi pada tiap orang sebagai seorang individu meski hanya untuk
mengingat bahwa individu itu ada (Bales, 1950, dalam Shaw, 1981).
Shaw menyimpulkan definisi kelompok sebagai dua orang atau
lebih yang berinteraksi satu dengan yang lain dengan cara tertentu
sehingga tiap orang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh satu sama lain.
Kelompok kecil adalah kelompok dengan dua puluh atau lebih kecil
anggota, meskipun kita akan menekankan pada kelompok dengan lima
anggota atau kurang (Shaw, 1981).
12
2. Terbentuknya Kelompok
Pada awalnya seorang bertemu yang lain dan kemudian bertambah
satu orang lagi, dan bekembang terus sampai pada banyak orang. Ada
yang membuat dua orang pertama itu bertemu dan berkumpul, ada pula
yang membuat orang ketiga, keempat dan seterusnya mau bergabung
dengan kedua orang tadi, dan kemudian berinteraksi, menjalin hubungan.
Peristiwa dalam interaksi kelompok, terciptanya hubungan antara dua
orang atau lebih, sering dianggap sebagai pembentukan kelompok, group
formation (Shaw, 1981). Banyak sebab orang bergabung dengan
kelompok, misalnya untuk memenuhi tujuan pribadinya atau untuk
kepentingan bersosialisasi.
Orang lain bahkan diri kita sendiri kadang melihat siapa kita
berdasarkan kelompok dimana kita bergabung. Kita mendapatkan self-
knowledge dengan menjadi bagian dari kelompok. Keanggotaan itu
menunjukan orang macam apa atau akan jadi orang macam apa kita,
sehingga keanggotaan itu menjadi pusat konsep diri kita (Baron, Byrne,
Brancomb, 2006). Bahkan, kelompok mengangkat status anggotanya,
misalnya ketika menjadi anggota kelompok bergengsi. Dalam bukunya,
Baron, Byrne, dan Brancomb menjelaskan bahwa peningkatan status ini
tergantung pada apa yang dicari oleh anggotanya, yaitu yang mencari self-
enchancement (meningkatkan gambaran publik mereka dan meningkatkan
13
perasaan bahwa mereka superior dibanding orang lain) dan yang mencari
self-trancendence (keinginan untuk membantu orang lain, tidak
mempedulikan status mereka, dan untuk mencari tujuan tertentu).
3. Ciri-ciri Kelompok
Sheriff (dalam Santosa, 2006) memaparkan empat ciri kelompok
sosial sebagai berikut:
a. Adanya motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi
interaksi sosial tertuju dalam mencapai tujuan bersama.
b. Memiliki reaksi dan kecakapan yang berlainan antar anggota
kelompok akibat terjadinya interaksi sosial.
c. Ada pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, terdiri
dari peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
d. Adanya penegasan norma-norma kelompok
Walgito menyatakan bahwa ciri-ciri kelompok adalah suatu
kesatuan, yang akan berkaitan dengan saling ketergantungan dan kohesi;
interaksi antar anggota kelompok, jumlah dua orang atau lebih, dan
memiliki struktur tertentu.
14
C. Pengaruh Kelompok terhadap Individu
Bagaimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh keberadaan orang lain
banyak diterangkan dalam psikologi sosial, juga tentang bagaimana perilaku
sosial seorang individu melebur dalam perilaku kelompok. Walgito (2001)
menyatakan, jika jumlah individu itu banyak, maka individu merasa dirinya
cukup kuat untuk menghadapi atau menentang norma-norma yang
dianggapnya menjadi penghalang itu. Dengan mereka menjadi satu, orang
yang semula takut, ketakutan itu menjadi berkurang atau bahkan hilang, orang
yang semula ragu-ragu menjadi tidak ragu-ragu lagi dan akhirnya penghalang
tersebut dilanggar, sensor tidak lagi mampu bekerja dengan baik, dan individu
merasa bebas.
Johnson dan Johnson (2003) memaparkan 4 penjelasan untuk group
influence. Pertama dari Le Bon yang menjelaskan mengapa seeseorang dalam
mob kehilangan rasa tanggung jawab. Dengan mengabaikan kualitas
individual dalam kelompok mereka menyatu dalam mental crowd, dan
bertindak impulsif, tidak beralasan, dan berlebihan. Teori konvergensi
kemudian menjelaskan bahwa individu bergabung dengan kelompok karena
ada kesamaan kebutuhan dan karakteristik kepribadian. Bergabungnya
individu dengan kelompok memungkinkannya untuk memuaskan kebutuhan
dan pelampiasan perilaku yang selama ini terkontrol. Ketiga adalah teori
emergent-norm oleh Ralph Turner dan Lewis Killian. Dijelaskan bahwa
15
individu dalam crowd berbeda dan heterogen, tidak ada kesatuan mental,
namun mereka menyesuaikan norma yang sesuai dengan situasi tertentu saat
itu. Ketika berada di dalam kelompok anggota akan conform dan ikut norma
yang berlaku. Penjelasan ke-empat adalah Deindividuasi, yaitu sebuah satus
psikologis yang berkarakteristik berkurangnya self-awareness dan
meningkatnya identitas sosial, dibawa oleh keadaan eksternal seperti menjadi
anggota anonymus dari crowd yang besar.
Menurut Santosa (2006), kelompok sosial dapat berpengaruh terhadap
kehidupan pribadi secara umum berpengaruh pada persepsi individu, sikap
sosialnya, dan tingkah laku individu.
1. Pengaruh terhadap persepsi meliputi organisasi informasi, pemberian ciri-
ciri, pemahaman atas sikap, dan bagaimana merespon.
2. Pengaruhnya terhadap sikap meliputi pembentukan dan perubahan sikap.
Pembentukan dan perubahan itu dapat terjadi karena interaksi sosial,
faktor intern seperti minat, berada pada situasi tertentu, penambahan
informasi, dan penekanan atau paksaan.
3. Pengaruh terhadap tingkah laku meliputi perubahan dalam arti psikologis,
juga termasuk interaksi yang tampak antara individu dan lingkungannya.
Myers (1983) memaparkan 5 pengaruh kelompok (group influence),
yaitu social facilitation, social loafing, deindividuation, group polarization,
dan groupthink. Aronson, Wilson, dan Akert (2005) dalam bukunya membagi
16
kelima pengaruh diatas menjadi Perilaku Individu dan Kelompok yang
didalamnya adalah social facilitation, social loafing, deindividuation; dan
Keputusan kelompok yang didalamnya ada penjelasan mengenai group
polarization, dan groupthink.
1. Social Facilitation
Pembelajaran mengenai social facilitation menekankan pada
pengaruh keberadaan orang lain pada perilaku seorang individu. Allport
(1920) menyatakan bahwa performansi lebih baik saat orang bekerja
dalam kehadiran orang lain daripada saat mereka sendiri. Menurut Zajonc
(1965) pengalaman informal menyatakan bahwa keberadaan orang lain
dalam wujud penonton yang tertarik dapat meningkatkan aktivasi atau
arousal, dan saat arousal meningkat, tendensi untuk menampilkan respon
dominant yaitu yang lebih sering terjadi dalam situasi tertentu, juga
meningkat. Orang lain menyebabkan individu menjadi merasa didukung,
dikuatkan, terlebih jika perilaku seorang tidak berbeda dari yang lain dan
individu tidak dikhususkan. Bertolak belakang dengan penjelasan diatas,
keberadaan orang lain juga dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas
dalam penyelesaian tugas, misalnya mempelajari suku kata aneh,
melengkapi sebuah maze, sampai mengerjakan soal perkalian yang rumit
(Dashiel, Pesin, & Husband, dalam Myers, 1983).
17
2. Social Loafing
Berlawanan dengan meningkatnya performa ketika ada kehadiran
orang lain, ada kecenderungan seseorang untuk mengurangi usahanya,
yaitu ketika seseorang itu mengerahkan usahanya untuk tujuan bersama
dimana seseorang tidak diperhitungkan secara individu (Myers, 1983).
Myers menyatakan bahwa tidak-diperhatikannya mereka secara individu
menyebabkan seseorang untuk cenderung mengendur ketika tidak diawasi
dan di beri reward secara individu.
3. Deindividuasi
Deindividuasi adalah sebuah satus psikologis yang berkarakteristik
berkurangnya self-awareness dan meningkatnya identitas sosial, dibawa
oleh keadaan eksternal seperti menjadi anggota anonymus dari crowd
yang besar. Menjadi sebuah anggota anonymous dari sebuah crowd
membuat orang merasa kurang bertanggung jawab atau kurang
diperhitungkan atas tindakan mereka dan ini menguatkan keliaran,
tindakan antisosial (Zimbardo, 1976 dalam Baron, Byrne, & Branscombe,
2006). Shaw menjelaskan bahwa deindividuasi terjadi ketika anggota
kelompok tidak memperhatikan individu lain sebagai seorang individu,
dan anggota kelompok tidak merasa bahwa mereka di khususkan oleh
yang lain di kelompok (Shaw, 1981).
18
Menurut Marvin E. Shaw (1981), fenomena deindividuasi adalah
hasil dari beberapa proses yang berhubungan dalam kelompok, termasuk
anonimitas, pembauran tanggung jawab, social facilitation, dan
pergeseran norma. Kamus Oxford mengartikan Anonymity sebagai
keadaan tidak dikenal untuk kebanyakan orang lain, sedangkan
anonymous adalah orang dengan nama yang tidak diketahui atau tidak
dipublikasikan. Menjadi anggota anonymus dari crowd dapat membawa
pada deindividuasi. Ketika ada hasil negatif dari apa yang kelompok
lakukan, mereka percaya bahwa tanggung jawab akan didistribusikan atau
dibagi antar anggota kelompok, sehingga terjadi pembauran tanggung
jawab.
Ketika kita menjadi bagian dari crowd yang besar, tampaknya kita
lebih mematuhi norma kelompok itu dan tidak bertindak atas kepatuhan
pada norma lain. Kadang norma dari kelompok tertentu berkonflik dengan
norma dari kelompok lain atau sebuah masyarakat luas, dan seseorang
akan cencerung bertindak menurut norma kelompoknya daripada norma
lain (Postmes & Spears, 1998 dalam Baron, Byrne, & Branscombe, 2006).
4. Group Polarization
Sebuah diskusi kelompok bisa mengkutubkan keputusan dengan
membuat kelompok mengadopsi sebuah posisi lebih ekstrim daripada
posisi yang dipegang individu anggota kelompok sebelumya (Johnson &
19
Johnson, 2003). Aronson, Wilson, dan Akert (2005) menjelaskannya
sebagai kecenderungan kelompok untuk membuat keputusan yang lebih
ekstrim daripada keinginan sebenarnya dari anggotanya secara pribadi.
5. Groupthink
Aronson, Wilson, dan Akert (2005) menjelaskannya sebagai
sebuah pemikiran dimana mempertahankan kohesivitas dan solidaritas
kelompok lebih penting daripada mempertimbangkan kenyataan atau
faktanya. Ada beberapa symptoms menurut Myers (1983) yang
mengindikasikan terjadinya groupthink. Ilusi kekebalan, rasionalisasi,
kepercayaan kuat terhadap moral kelompok, cara pandang stereotip
terhadap lawan, tekanan konformitas, self-cencorship, ilusi kebulatan
suara, dan mind guards.
Ilusi akan kekebalan dapat membutakan kelompok terhadap
peringatan bahaya, mereka merasa kebal. Rasionalisasi terjadi terhadap
keputusan apapun yang diambil kelompok. Moral kelompok yang sudah
diyakini dengan kuat membuat kelompok tertutup terhadap cara pandang
dari luar, dan mereka memiliki streotip dalam memandang lawan
kelompok mereka. Tekanan konformitas menyebabkan individu mengikuti
apapun yang menjadi keputusan bersama. Ketidak sepakatan kadang
membuat merasa tidak nyaman, dan self-cencorship menghindarkan hal-
hal yang membahayakan bagi diri individu. Ilusi kebulatan suara terjadi
20
karena individu menganggap diskusi adalah sebuah konsensus dari orang-
orang cerdas. Mind guards adalah ketika mereka mengabaikan informasi
yang dapat mengganggu keefektifan atau moralitas diskusi.
D. Pengaruh Kelompok Bomber terhadap Individu Bomber
Perilaku seorang anggota kelompok bomber juga dipengaruhi oleh
keberadaan orang lain yang berada dekat dengannya dan anggota
kelompok yang lain. Jumlah individu yang dapat membuat individu
merasa dirinya cukup kuat untuk menghadapi atau menentang norma-
norma yang dianggapnya menjadi penghalang apa yang akan
dilakukannya. Ketakutannya dapat berkurang atau hilang, begitu pula
keraguannya.
Performansi seorang bomber dapat menjadi lebih baik saat bomber
bekerja dalam kehadiran orang lain atau anggota kelompoknya, seorang
bomber menjadi merasa didukung, dikuatkan, terlebih perilakunya tidak
berbeda dari anggota kelompok yang lain dan tidak ada yang dikhususkan.
Meskipun demikian ada kecenderungan untuk mengurangi usahanya
ketika individu bomber itu mengerahkan usahanya untuk tujuan bersama
dimana seseorang tidak diperhitungkan secara individu
Berada dalam kelompok besar dapat meningkatnya identitas sosial
dan berkurangnya kesadaran atas diri sendiri pada anggota kelompok
21
bomber. Ketika bomber menjadi anggota anonymus, hal itu dapat
membawanya pada deindividuasi, dan membuat seorang bomber merasa
kurang bertanggung jawab atau kurang diperhitungkan atas tindakan
mereka, dan hal ini menguatkan keliaran dan tindakan antisosial.
Ketika ada hasil negatif dari apa yang kelompok bomber lakukan,
mereka percaya bahwa tanggung jawab akan didistribusikan atau dibagi
antar anggota kelompoknya.
Menjadi bagian dari kelompok bomber dapat membuat anggotanya
lebih mematuhi norma kelompok itu dan tidak bertindak atas kepatuhan
pada norma lain. Meskipun akhirnya norma dari kelompok bomber itu
berkonflik dengan norma dari kelompok lain atau sebuah masyarakat luas.
Dalam pengambilan keputusam, ada kecenderungan pada
kelompok bomber untuk membuat keputusan yang lebih ekstrim daripada
keinginan sebenarnya dari anggotanya secara pribadi.
Ilusi akan kekebalan dapat membutakan kelompok bomber
terhadap peringatan bahaya, juga dalam pengambilan sebuah keputusan.
Kelompok mereka akan merasionalisasi keputusan yang diambil
kelompok. Moral kelompok yang mereka yakini dengan kuat dapat
membuat kelompok bomber tertutup terhadap cara pandang dari luar, dan
memungkinkan mereka memiliki streotip dalam memandang penghalang
kegiatan kelompok mereka.
22
Tekanan konformitas dapat menyebabkan seorang bomber dalam
kelompok mengikuti apapun yang menjadi keputusan bersama. Ketidak
sepakatan yang dapat membuat merasa tidak nyaman akan dihindari.
Anggota yang menganggap diskusi adalah sebuah konsensus dari orang-
orang yang cerdas dapat menimbulkan ilusi bahwa terjadi kebulatan suara.
Mereka mungkin akan mengabaikan informasi yang dapat mengganggu
efektifitas diskusi kelompoknya.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses pemahaman berdasar metode
inquiry tertentu yang mengulas masalah manusia atau sosial. Peneliti
membangun gambaran lengkap dan menyeluruh, kata-kata analisa, laporan
pandangan peneliti, dan melakukan penelitian dengan tatanan alami
(Creswell, 2007). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
membuat pencandraan atau deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata, 2006). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini bermaksud mengungkap dan
mendeskripsikan pengaruh kelompok bomber pada anggota kelompoknya.
B. Subjek Penelitian
Subjek adalah anggota dari kelompok bomber yang sudah lama
membuat gambar pada tembok-tembok di Yogyakarta, YORC dan FSK.
Penelitian ini mengambil 2 subjek dari tiap kelompok, keseluruhan ada 4
subjek. Kelompok tersebut selain membuat gambar pada tembok di tempat
umum, tetapi juga membuat gambar di gerbong kereta api yang jelas dilarang
dan bertentangan dengan pihak lain.
24
C. Fokus Penelitian
Peneliti mencoba mendefinisikan bagian yang ingin digali dalam
penelitian ini. Bomber adalah orang yang membuat gambar dan atau grafiti
dengan menggunakan cat semprot, dalam perkembangannya digunakan juga
cat tembok dan kuas. Beberapa bomber berangkat dari mural dan beberapa
hanya membuat grafiti dengan cat semprot.
Kelompok adalah kumpulan dua atau lebih orang yang memiliki satu
atau lebih kesamaan, di dalamnya ada proses saling mempengaruhi, interaksi
antar anggota, dan komunikasi. Seseorang yang berada di dalam kelompok
dapat terpengaruh oleh anggota kelompok yang lain, baik dalam cara pandang
maupun sikap, dan perilakunya.
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh keberadaan orang lain dan
perilaku sosial seorang individu juga dapat melebur dalam perilaku kelompok.
Peneliti mencoba menggunakan 5 pengaruh kelompok (group influence)
meurut Myers (1983), yaitu social facilitation, social loafing, deindividuation,
group polarization, dan groupthink. Aronson, Wilson, dan Akert dalam
bukunya membagi kelima pengaruh diatas menjadi perilaku individu dan
kelompok yang didalamnya adalah social facilitation, social loafing,
deindividuation; dan keputusan kelompok yang didalamnya ada penjelasan
mengenai group polarization, dan groupthink.
25
Social Facilitation menekankan pada pengaruh keberadaan orang lain
pada perilaku seorang individu dimana performansi lebih baik saat seseorang
bekerja dalam kehadiran orang lain daripada saat mereka sendiri. Orang lain
menyebabkan individu menjadi merasa didukung, dikuatkan, terlebih jika
perilaku seorang tidak berbeda dari yang lain dan individu tidak dikhususkan.
Social Loafing adalah kecenderungan seseorang untuk mengurangi
usahanya, yaitu ketika seseorang itu mengerahkan usahanya untuk tujuan
bersama dimana seseorang tidak diperhitungkan secara individu. Myers
(1983) menyatakan bahwa tidak diperhatikannya mereka secara individu
menyebabkan seseorang untuk cenderung mengendur ketika tidak diawasi dan
di beri reward secara individu.
Deindividuasi adalah sebuah satus psikologis yang berkarakteristik
berkurangnya self-awareness dan meningkatnya identitas sosial, dibawa oleh
keadaan eksternal seperti menjadi anggota anonymus dari crowd yang besar.
Menjadi sebuah anggota anonymous dari sebuah crowd membuat orang
merasa kurang bertanggung jawab atau kurang diperhitungkan atas tindakan
mereka dan ini menguatkan keliaran, tindakan antisosial (Zimbardo, 1976
dalam Baron, Byrne, & Branscombe, 2006). Shaw menjelaskan bahwa
deindividuasi terjadi ketika anggota kelompok tidak memperhatikan individu
lain sebagai seorang individu, dan anggota kelompok tidak merasa bahwa
mereka di khususkan oleh yang lain di kelompok (Shaw, 1981).
26
Group Polarization adalah keadaan dimana mengkutubnya keputusan
dengan membuat kelompok mengadopsi sebuah posisi lebih ekstrim daripada
posisi yang dipegang individu anggota kelompok sebelumya (Johnson &
Johnson, 2003). Aronson, Wilson, dan Akert (2005) menjelaskannya sebagai
kecenderungan kelompok untuk membuat keputusan yang lebih ekstrim
daripada keinginan sebenarnya dari anggotanya secara pribadi.
Groupthink adalah sebagai sebuah pemikiran dimana mempertahankan
kohesivitas dan solidaritas kelompok lebih penting daripada
mempertimbangkan kenyataan atau faktanya (Aronson, Wilson, dan Akert,
2005). Ada beberapa symptoms menurut Myers (1983) yang mengindikasikan
terjadinya groupthink. Ilusi kekebalan, rasionalisasi, kepercayaan kuat
terhadap moral kelompok, cara pandang stereotip terhadap lawan, tekanan
konformitas, self-cencorship, ilusi kebulatan suara, dan mind guards.
D. Metode Pengambilan Data
1. Wawancara
Menurut Nasution (1987), wawancara adalah suatu bentuk
komunikasi verbal atau semacam percakapan, yang bertujuan memperoleh
informasi. Wawancara kualitatif dilakukan dengan maksud untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami
individu berkenaan dengan topik yang di teliti dan untuk melakukan
27
eksplorasi terhadap isu tersebut (Banister dkk, 1994, dalam Poerwandari,
1998, hal. 72-73) sehingga dalam wawancara, peneliti harus menerima
segala informasi yang diberikan oleh informan tanpa membantah,
mengecam, menyetujui atau tidak menyetujuinya.
Panduan wawancara disusun berdasarkan teori yang digunakan
untuk mengungkap pengaruh kelompok pada individu.
28
Tabel 3.1. Guideline Wawancara
Contoh Pertanyaan
Bomber
Kelompok
Tujuan kelompok
Pembagian peran
Pengaruh antar
anggota
Sebab bergabung
dengan kelompok
1. Sejarah menjadi bomber, meliputi kapan alasan
dan tujuan.
2. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan kelompok
3. Bagaimana anda memandang kegiatan kelompok
1. Apa tujuan kelompok
2. Sejauh mana anggota mengerti tujuan kelompok
3. Apakah tujuan kelompok dengan tujuan subjek
dalam berkelompok sejalan ? Dalam bentuk apa?
Bagaimanakah pembagian peran antara anggota
kelompok
Adakah perbedaan sebelum anda bergabung dengan
kelompok dengan sekarang (saling mempengaruhi).
1. Apa yang menyebabkan anda bergabung dengan
kelompok, mengapa tidak kelompok lain (Tujuan
individu)
2. Apakah keuntungan bergabung dengan
kelompok
3. Selama Anda bergabung dengan kelompok,
Anda memandang diri anda ini sebagai apa (Self-
knowledge)
4. Setelah anda bergabung dengan kelompok,
bagaimana orang lain memandang anda.
Pengaruh
Kelompok pada
Individu
1. Bagaimana anda memandang kegiatan kelompok
2. Adakah perbedaan cara pandang anda dengan
kelompok
29
3. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat (group
polarization, groupthink), dan bagaimana
penyelesaiannya.
4. Bagaimana saat berhadapan dengan peraturan
dan atau pihak lain yang menentang (groupthink,
deindividuasi)
5. Adakah diskusi ketika pengambilan keputusan,
bagaimana prosesnya, Bagaimana
dipertimbangkan keadaan di luar kelompok
(group polarization, groupthink).
6. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat (group
polarization, groupthink), dan bagaimana
penyelesaiannya.
7. Adakah perbedaan saat anda menggambar
bersama kelompok dengan saat anda sendiri. Apa
yang dirasakan, performansinya (menggambar),
keberaniannya (social facilitation,
deindividuasi).
8. Bagaimana hasil karya anda diperhitungkan
sebagai hasil karya anda sendiri (social loafing,
deindividuasi).
9. Apakah anda berusaha untuk tidak dikenali,
bagaimana jika ada orang lain di luar kelompok
yang mengenali anda saat menggambar
(deindividuasi).
30
2. Observasi
Menurut Poerwandari (2005), observasi merupakan kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Sedangkan menurut Patton (dalam Poerwandari, 2005), tujuan observasi
adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati
tersebut.
Observasi dilakukan secara partisipan dengan ikut serta dalam
kegiatan kelompok itu. Dengan demikian peneliti dapat mencatat begitu
informasi muncul dan hal yang penting dapat teramati. Observasi
partisipan dapat memperoleh pengertian mengenai keadaan fisik, sosial,
budaya, dan ekonomi dimana penelitian dilakukan, hubungan antar
individu, ide, norma, peristiwa, kegiatan dan aktivitas (Mack, Woodsong,
MacQueen, Guest, dan Namey, 2005). Observasi berupa catatan lapangan
atau Field Note yang berisi deskripsi tentang hal yang diamati.
Dokumentasi berbentuk catatan lapangan ini akan berisi apa saja yang
dialami, dipelajari melalui interaksi dengan orang lain, dan apa yang
diamati peneliti (Mack, Woodsong, MacQueen, Guest, dan Namey, 2005).
31
Beberapa hal yang akan diobservasi pada subjek adalah:
1. Perilaku subjek saat bersama kelompok
2. Interaksi subjek dengan anggota kelompok yang lain.
Beberapa hal yang akan diobservasi pada kegiatan kelompok meliputi:
1. Proses pemilihan tempat yang akan digambar.
2. Apa yang dikerjakan masing-masing anggota kelompok saat sedang
membuat gambar.
3. Pengambilan peran anggota kelompok saat menggambar.
4. Interaksi antar anggota kelompok.
E. Proses Pengambilan Data
Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan kepentingan penelitian untuk
mengungkap pengaruh kelompok bomber pada anggota kelompoknya.
Pengambilan subjek dilakukan dengan model pengambilan sample bola salju
(snowball sampling). Peneliti yang hanya mengenal satu subjek pada awalnya,
kemudian diajak untuk ikut dalam kegiatan kelompoknya. Peneliti mengambil
salah seorang anggota yang lain dari kelompok ini. Berkumpul bersama
kelompok pertama (YORC) membuat peneliti dapat mengenal kelompok
bomber lain, yaitu FSK. Peneliti kemudian melakukan penelitian pada
kelompok ini juga. Peneliti mewawancarai dua anggotanya.
32
Rapport tidak mengalami kesulitan karena sebelumnya peneliti pernah
melakukan penelitian untuk sebuah mata kuliah. Kesulitan hanya pada
penentuan waktu wawancara yang sering tidak sesuai dan beberapa kali harus
ditunda karena kegiatan subjek. Peneliti menghubungi subjek melalui
friendster Love Hate Love di internet. Subjek menanggapinya dengan
mengajak untuk datang ke tempat anggota YORC biasa berkumpul, di wijilan.
Setelah membuat janji dengan Love Hate Love, Sabtu malam peneliti
mendatangi tempat mereka biasa berkumpul. Sudah ada empat orang di sana.
Mereka sedang membahas perpecahan yang sedang terjadi di kelompok itu
dan penyebabnya. Selain itu Love Hate Love bermaksud meminta pertolongan
peneliti untuk mendokumentasikan kegiatan mereka. Peneliti bermaksud
memanfaatkan hal itu untuk mengobservasi kegiatan mereka. Malam itu
peneliti juga mendapat informasi mengenai rencana kegiatan mereka. Peneliti
meninggalkan lokasi sekitar pukul 1 dini hari.
Peneliti berulang kali datang ke Wijilan untuk mencari informasi dan
berpartisipasi dalam kegiatan mereka, dengan demikian peneliti dapat
mengetahui proses mereka dalam membuat rencana untuk menggambar.
Peneliti juga datang ke tempat-tempat yang diinformasikan oleh Love Hate
Love. Peneliti dapat berkenalan dengan beberapa bomber lain dan membuat
catatan kejadian yang terjadi di sana. Peneliti berpartisipasi dalam kegiatan
33
mereka membuat gambar dengan membuat dokumentasinya. Beberapa kali
peneliti diajak untuk turut serta membuat gambar bersama mereka.
Partisipasi dalam kelompok YORC berlangsung beberapa kali pada
bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, dan Juli. Tidak hanya dalam
membuat gambar tetapi juga ketika diantara mereka ada yang tampil pada
sebuah acara musik atau sekedar ngobrol dan makan.
34
Tabel 3.2. Proses Pengambilan Data
Tanggal Kegiatan Keterangan
13 Januari
18 Januari
25 Januari jumat
26 Januari
27 Januari
1 Februari
21 Februari
15 Maret
3 Mei
11 Mei
21 Mei
22 Mei
23 Mei
26 Mei
27 Mei
2 Juni
4 Juni
5 Juni
Membuat graffiti di jembatan
kewek.
Painting di jalan kusuma negara
Menempel poster di beberapa lokasi
Membuat graffiti di acara honda
Membuat graffiti di acara honda
Menggambar karakter di Galeria
Membuat graffiti di LIP dilanjutkan
ke Galeria
Love Hate Love tampil di acara
Poetry Battle 2
Anggota YORC tampil di acara
Djarum Black Urban Art
Wawancara Love Hate Love
Proyek dari FKY di utara Tugu
Proyek dari FKY di Galeria
Proyek dari FKY di jalan Munggur
Proyek dari FKY di Pojok Beteng
Kulon
Proyek dari FKY di jalan Taman
Siswa, dua tempat.
Proyek dari FKY di permpatan
Gondomanan
Proyek dari FKY di Pojok Beteng
Wetan
Grup musik hiphop Love hate Love,
Field Note
Field Note
Field Note
Field Note
Field Note
Wawancara
Field Note
Field Note
Field Note
Field Note
Field Note
Field Note
Field Note
35
6 Juni
7 Juni
7 Juni
8 Juni
21 Juni
23 Juni
29 Juni
9 Juli
10 Juli
Merf, dan Paws tampil di Kaliurang
Wawancara Love Hate Love lanjut
painting di Abu Bakar Ali
Grup musik hiphop tampil di Amry
Yahya
Wawancara Paws
Grup musik hiphop tampil di LIP
Grup musik hiphop tampil di kinoki
Grup musik hiphop tampil di kinoki
Melihat grup hiphop rekaman dan
Wawancara Muck
Wawancara Merf
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
36
F. Analisis Data
Data yang didapat dalam penelitian kualitatif ini berupa data deskripsi
dari hasil observasi dan wawancara. Deskripsi digunakan untuk analisis
datanya, yaitu berupa menghadirkan informasi dalam susunan kronologi.
Peneliti mendeskripsikan kegiatan kelompok bomber. Mempelajari kelompok
dalam interaksi seseuai dengan kerangka penelitian dan menunjukannya
melalui sudut pandang peneliti. Hasil wawancara dikodekan untuk
mendapatkan data mengenai kehidupan sehari-hari bomber dan kegiatan
kelompoknya.
Poerwandari (2005) menyebutkan langkah-langkah dalam analisis data
kualitatif meliputi organisasi data dan koding dan analisis.
1. Organisasi Data
Data yang diperoleh disusun secara rapi, sistematis dan selengkap
mungkin. Organisasi data dilakukan untuk memperoleh data yang baik,
mendokumentasikan analisis yang dilakukan, menyimpan data dan
analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian (Poerwandari,
2005).
2. Pengkodean (Koding)
Pengkodean dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan
mensistemasikan data secara lengkap dan detail sehingga data dapat
memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari (Poerwandari,
37
2005). Langkah-langkah koding yang dapat dilakukan meliputi
menyusun transkip verbatim atau catatan lapangan, penomoran secara
urut pada baris-baris transkip verbatim dan catatan lapangan tersebut;
dan pemberian nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu
yang dianggap paling tepat mewakili berkas tersebut.
Analisis data yang dilakukan akan berupa analisis isi, dimana
berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Analisis isi dalam
penelitian kualitatif menekankan pada bagaimana peneliti dapat melihat
keajekan isi komunikasi dan memaknakan komunikasi, membaca symbol dan
memaknakan isi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi (Bungin,
2007). Beberapa tahapan untuk melakukan analisis isi, yaitu :
1) Peneliti harus dapat merumuskan apa yang ingin diteliti dan
melandaskan tindakan pada tujuan penelitian
2) Memilih unit analisis yang alan dikaji dan menentukan objek
penelitian
3) Melakukan koding terhadap hasil komunikasi
4) Mendeskripsikan hasil.
38
G. Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas atau validitas penelitian diuji dengan menggunakan
strategi member-checking. Keakurasian pernyataan temuan diuji dengan
meminta partisipan untuk membaca keseluruhan deskripsi yang terkait dengan
partisipan tersebut.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Konteks Temuan
a. Gambaran Kelompok YORC
Yogyakarta Art Crime, atau YORC, sebuah kelompok besar bomber di
Yogyakarta. Kelompok ini dibentuk atas kesepakatan bersama bomber-
bomber di Yogyakarta. Berawal dari sebuah acara menggambar bersama di
tembok sekitar stasiun lempuyangan, kelompok besar ini terbentuk untuk
menjadi wadah bagi para bomber. Kegiatan kelompok ini berlanjut dengan
ngebom di gerbong kereta api. Mereka biasa berkumpul di daerah wijilan
setelah larut malam sekitar akhir pekan, untuk sekedar bercengkrama atau
berlanjut dengan menggambar bersama di suatu tempat. Selain mewadahi
bomber-bomber, kelompok ini juga berisikan beberapa crew, kelompok kecil
beranggotakan dua sampai lima orang. YKILC dan Psycho adalah dua dari
beberapa crew di dalam kelompok besar YORC. Salah satu anggota dari
YKILC adalah Love Hate Love, dan Paws adalah anggota cari crew Psycho.
Anggotanya berasal dari bermacam-macam latar belakang, baik
pendidikan, ekonomi, maupun gaya graffitinya. Pertengahan tahun 2006,
kelompok ini masih beranggotakan banyak bomber, bahkan pada suatu acara
40
menggambar bersama, kelompok ini dapat memenuhi sebagian tembok jalan
layang janti dalam semalam. Ketika itu setiap jumat malam, emperan sebuah
warung gudeg ramai dengan anak muda yang membawa spidol, kertas, kuas
dan cat. Menggambar pada bangku yang ada di sana, kertas, tembok, sampai
gulungan kertas yang biasa digunakan untuk mesin kasir. Karena perbedaan
pendapat, kelompok besar ini pecah menjadi dua kubu, kubu utara yang
mengangkat nama baru, dan kubu selatan yang masih membawa nama YORC
dan berkumpul di wijilan. Saat ini tinggal beberapa orang saja termasuk Love
Hate Love dan Paws yang masih berkumpul bersama di wijilan. Meskipun
demikian, nama YORC kadang masih digunakan oleh bomber-bomber yang
sudah tidak sering berkumpul di wijilan.
Keberadaan dan nama YORC sudah cukup sering terdengar dan dapat
banyak dilihat karya-karyanya. Beberapa kali anggota YORC diminta oleh
pihak lain untuk membuat gambar di jalan. Hasil yang didapat dari situ dapat
membuat mereka tetap bertahan berkarya di jalan.
Gambar atau graffiti yang dibuat oleh anggota kelompok besar ini
pada awalnya berupa nama crew atau kelompok anggota itu, seperti YKILC
atau Psycho, dan atau nama YORC itu sendiri. Pada perkembangannya, saat
ini para anggota YORC lebih membesarkan nama alias mereka sendiri
daripada nama crew atau bahkan nama YORC. Misalnya seperti Love Hate
Love yang kini telah beberapa kali mengadakan pameran dengan membawa
41
nama Love Hate Love. Mereka tetap bersama-sama tiap kali membuat
gambar, meskipun masing-masing membuat gambar sendiri dan tidak
membawa nama kelompok ataupun crew.
Pembagian peran lebih sering dalam kelompok kecil atau crew
tersebut, dan lebih pada hal teknis pengerjaan gambar. Ada yang membuat
sketsa, mengisi warna, dan memberi garis atau out line. Ketika tidak lagi
membawa nama crew, mereka menyebutnya dengan kolaborasi, yaitu ketika
mereka bekerja sama untuk membuat satu gambar dengan tema tertentu,
seperti ketika mendapat pesanan dari pihak tertentu untuk membuat gambar
dengan tema tertentu pula. Sebuah kolaborasi membuat anggota tidak
menonjol secara individu karena tema gambar yang sudah ditentukan.
Berbeda dengan ketika mereka membawa nama individu, membawa nama
sendiri mereka dapat menampilkan karya mereka masing-masing.
b. Gambaran Kelompok FSK
Five Sperms Klan atau FSK. Anggotanya antara lain adalah Muck,
Merf, Oak, Sic, dan Osc. Mereka juga tergabung dalam YORC meskipun
beberapa anggotanya jarang berkumpul bersama anggota YORC yang lain.
Meskipun anggotanya tergabung dalam YORC, crew ini bukan bagian dari
YORC. Mereka membedakan FSK dari YORC dari kegiatannya yang lebih
“cadas” daripada YORC di jalanan.
42
Nama YORC yang sudah mulai terpublikasi dan banyaknya bomber di
dalamnya, membuat mereka enggan menggunakan nama itu di tempat yang
ilegal. Atas dasar pemikiran Muck dan Merf, mereka mengajak tiga anggota
yang lain untuk membentuk sebuah klan atau kelompok yang lebih “cadas” di
jalan dan ilegal, merusak fasilitas-fasilitas kota, dengan nama Five Sperm
Klan.
King, tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok ini. Sebuah istilah untuk
bomber atau kelompok bomber yang telah membuat graffiti di banyak tempat
termasuk tempat-tempat yang berbahaya seperti gedung tinggi, rolling door
sebuah toko, sampai gerbong kereta api. Selain ingin mencapai tujuan itu,
FSK ingin memacu graffiti illegal di Yogyakarta karena menurut anggotanya,
Yogyakarta kurang akan graffiti yang illegal. Sampai saat ini sudah banyak
rolling door, gerbong kereta api, tembok, halte, dan fasilitas kota yang lain
sampai pagar rumah yang telah bertuliskan FSK.
Pengerjaan graffiti oleh mereka cenderung cepat, untuk menghindari
kemungkinan terpergok dan tertangkap. Ketika menggambar bersama,
masing-masing anggota langsung melakukan tugasnya. Satu membuat sketsa,
yang lain langsung mengisi sketsa out dengan warna, dan yang lain langsung
membuat out line-nya. Hampir tidak ada satu anggota pun yang tidak
mengerjakan apa-apa. Graffiti yang dibuat selalu nama kelompok yaitu FSK,
dengan tagging kecil nama anggotanya di sekitar graffiti. Pembuatan graffiti
43
nama crew membuat kemampuan dan ciri khas individu tidak menonjol, yang
muncul adalah ciri khas kelompok FSK.
Menurut anggotanya, kegiatan kelompok ini seperti maling dan
mengotori, namun menurut mereka memang ini jalan kelompok FSK. FSK
merupakan pelampiasan untuk ketidakpuasan anggotanya, menyalurkan
keinginan anggotanya untuk merusak fasilitas. Mereka kadang bertentangan
dengan kelompok-kelompok baru yang mereka anggap hanya ikut-ikutan.
Kegiatan mereka bahkan membawa nama FSK sampai ke telinga aparat.
Anggotanya mengaku jika nama nama FSK berikut nama alias anggotanya
secara perseorangan telah tercantum di daftar sebagai perusak dan pelaku aksi
vandalisme.
Ketika berhadapan dengan pihak lain yang menghalangi, mereka dapat
melakukan hal-hal yang diluar aturan, seperti meracuni anjing penjaga sampai
berkelahi dengan aparat yang memergoki mereka menggambar. Meskipun
kadang juga berdiskusi dengan aparat untuk mencari jalan keluar.
Beberapa anggotanya saat ini tidak lagi sering berjalan bersama untuk
membuat graffiti. Beberapa sudah sibuk kuliah, membuat band, bekerja, dan
menggambar bersama crew lain. Tinggal menyisakan dua orang, Muck dan
Merf, yang masih saja membuat graffiti di fasilitas-fasilitas umum dan
gerbong kereta api.
44
2. Hasil Temuan Utama
a. Pengaruh Kelompok pada Anggota Kelompok YORC
Kedua subjek yang adalah anggota kelompok ini untuk turun ke jalan
dipengaruhi oleh keberadaan orang lain yang berada dekat dengannya. Love
Hate Love yang sebelumnya membuat gambar sebatas di tembok sekolahnya,
atas ajakan seorang teman untuk membuat gambar di tembok sekolahnya dan
kemudian mereka membentuk sebuah kelompok atau kru. Bersama mereka
berdua mulai membuat graffiti di banyak tembok di Yogyakarta dan
kemudian membentuk YORC dengan jumlah lebih besar. Paws, yang awalnya
turun ke jalan untuk meluapkan perasaan, menjadi lebih percaya diri setelah
mengenal dan bergabung dengan kelompok.
i. Social Facilitation (meningkatnya performansi saat bekerja dalam
kehadiran orang lain.)
Anggota kelompok ini merasa lebih percaya diri dan berada
dengan orang lain dalam kelompok ketika menggambar memungkinkan
anggotanya untuk membuat gambar lebih baik.
“… opo yo kan nek wis melbu kelompok ki luwih PD nik
nggambar, aku mbiyen yo kenalan karo mereka tapi luwih PD nek
nggambar,…”(Paws, 9)
Perbedaan terlihat pada hasil gambar, ketika sendirian Love Hate
Love membuat tag, sebatas tulisan nama atau inisialnya, sedangkan
45
ketika ada yang menemani Love Hate Love mengaku dapat
menghasilkan sebuah karya, yang diistilahkannya “piece”. Lokasi dan
situasi juga berpengaruh. Untuk membuat graffiti di tempat yang
memiliki resiko lebih besar seperti di kereta, yang harus ada yang
menemaninya. Meski kelompok hanya terdiri dari dua sampai tiga
orang.
“Alasannya kalo dewean karena aku dewe yo wis istilahe
ketika aku pas dewe aku nggarap aku ribet ngowo barang sing
okeh, neng kono aku ubek dewe ngono males. Aku luwih seneng
nek, aku dewe yo opo sing aku lakukan opo sing ra paling ribet
untuk aku ngono wae.” (Love Hate Love, 218)
“Yo ndak no ono dua atau tida orang , bareng-bareng
sebelum ketangkep kae selalu bareng-bareng” (Love Hate Love,
344)
Adanya teman ketika menggambar diakuinya dapat membuat
pekerjaannya menjadi lebih maksimal, dengan adanya respon oleh
teman lain pada gambar yang dibuat, dan komunikasi saat membuat
gambar itu.
“Nek barengan ki tak pikir iso luwih maskimal, karena nek
barengan kan ono komunikasi yang luwih berkesinambungan
antara satu dengan yang lain. Dan iso saling ada kesamaan
bentuk, saling merespon. Nek dewe ki luwih ngomongke dewe
46
ngono lo luwih ngomongke deke dewe dan ora iso lebih
maksimal.” (Love Hate Love, 255)
ii. Social Loafing (kecenderungan untuk mengurangi usaha ketika
seseorang mengerahkan usahanya untuk tujuan bersama)
Pembiasan tanggung jawab pada anggota kelompok terjadi ketika
mengerjakan sebuah gambar bersama dan peranannya dalam kelompok
sudah dilaksanakan.
“Love Hate Love yang sudah selesai dengan
karakternya sendiri banyak duduk di seberang jalan sambil
melihat kerja teman yang lain, Muck bergabung dengan Love Hate
Love. Beberapa saat kemudian mereka berdua meninggalkan
lokasi...” (Kelompok, Obs 23 Mei)
“Merf, Love Hate Love, dan Paws tidak banyak
menggambar. Setelah menyelesaikan gambarnya mereka tidak
membuat gambar lagi. Mereka hanya duduk-duduk dan ngobrol.”
(Kelompok, Obs 26 Mei)
“Merf terlihat banyak duduk-duduk, dia sudah
menyelesaikan tulisannya. Paws pamit meninggalkan lokasi. Muck
yang sudah selesai membuat grafitinya, becanda dengan
Pof…”(Kelompok, Obs 27 Mei)
Berbeda dengan ketika mereka berkolaborasi dalam satu tema,
ketika mereka menggambar tanpa ditentukan peran dan temanya,
47
mereka sibuk dengan karya mereka sendiri-sendiri dan dapat
menunjukan ciri khas gambarnya.
“Muck, Merf, dan Chalk membuat graffiti nama mereka,
yang pada gambar sebelumnya Merf dan Chalk tidak daptat
membuat graffiti karena sudah ditentukan pembagian tugasnya.
Pof dan Love Hate Love membuat gambar karakternya sendiri
dengan cat dan kuas berbeda dengan gambar sebelumnya yang
hanya menampilkan karakter tema antasena. Mereka tampak siduk
dengan gambar mereka sendiri-sendiri.” (Kelompok, Obs 27 Mei)
iii. Deindividuasi (berkurangnya self-awareness dan meningkatnya identitas
sosial.)
Anggota kelompok ini tidak semuanya berusaha untuk menutupi
identitasnya. Love Hate Love menutupi identitasnya dari publik ketika
awal membuat graffiti, tahun 2003 sampai 2006. Alasanya karena
menghargai landasan illegal kelompoknya. Subjek tidak menggunakan
nama aslinya untuk di bubuhkan dalam setiap karyanya, melainkan
menggunakan nama Love Hate Love. Nama kru lebih diutamakan
sampai 2006, hal ini karena tujuan utama saat itu lebih pada sosialisasi
nama kru dan semangat untuk berkelompok, semangat untuk
mengangkat dan menyatakan diri sebagai individu belum ada.
“Biyen aku menutupi diriku dengan, tahun-tahun kuwi kan
aku menghargai landasanku mau. Lha saiki kan aku lebih
konsenatrasi neng Love Hate Love.” (Love Hate Love, 262)
48
“Perjalanane ykilc kui yo mung nggede ake jeneng kru dan
intine yo ming wong loro aku karo gedek.” (Love Hate Love, 310)
“Yang dilakukan kelompok iki lebih ken gon sosialisasi,
filosofine ngono tetepan, nilain kebenarane sosialisasi ke kru.
Yang terjadi pada tahun-tahun jamane 2005 2006 lebih ke
sosialisasi kru, sosialisasi kru ke ruang publik ngono lo. Karena
semangate luwih neng nggon kelompok untuk menyatakan individu
belum ono, kemampuan mereka waktu itu.”(Love Hate Love, 146)
Tanpa kelompok atau orang lain, subjek tidak menggambar sendiri
di tempat yang berbahaya. Berbahaya dari aparat keamanan, warga
sekitar, dan kru lain yang menjadikan tembok tertentu sebagai tempat
“pertempuran”, dimana bomber bersaing untuk menunjukan gambar
yang terbaik.
“Karena kan untuk sing terjadi neng kene dewe nek
nggambar dewe yo, nggambar-tempat tempat safety ngono kae.
Nggambar sing istilahe lokasine lebih lokasi-lokasi sing ora
terlalu tegang… Tegang dalam arti aman, gampangane ngono.
Istilahe ora ajang pertempuran. Koyo neng galeria kae nggambar
dewe yo sekirane tetep iso dilakukan no lo. .” (Love Hate Love,
227)
Nama YORC menjadi modal dan pegangan untuk membuat
gambar di jalan, anggotanya berangkat dari ilegalnya kelompok tersebut.
49
Rasa takut menghilang dan berganti dengan keberanian yang muncul
karena kebersamaan dalam kelompok dan karena memiliki label tertentu
seperti nama kelompok YORC.
“Ora ora masalahe piye yo kene spontan wae, wis
nggarap kono. Ming modele cah-cah i ming semangat nggambar
karo semangat lewat mungkin yo semangat ono luwih luwih ono
keberanian karena mereka bareng-bareng.”(Love Hate Love, 483)
“Yen masalah lokalitas warga kui, di nomor duakan, lebih
diabaikan kan cah-cah lebih neg nggon siprite deweke sik, spirit
nggambare dan untuk hal yang terjadi nanti karo warga ki di
nomerke duake, nanti.” (Love Hate Love, 167)
“Kae ki atas dasar cah2 dewe wis kebacut… . nyekel
jeneng Yogyakarta Art Crime i lho. Mungkin crime e lewat sing
ilegal kui tapi yo emang sak tenane ming ono rasa inisiatf untuk
nggawe apik wae. Istilahe walaupun wong ra seneng yo tetep
ngomong , no le negur no lo yo omong wae nek kui yo untuk
…”(Love Hate Love, 478)
“Sebenere i nganu o yo an nak dari kita masing-masing i
muk modal nekat soale karena mengko yang terjadi ki bisa
didiskusikan” (Love Hate Love, 470)
“Yang jelas nek bareng2 ki ora wedi, rasa ketakutan
berkurang, bareng2, nek masalah ketenangan ki penak dewe nek
butuh serius.” (Paws, 131)
50
“Opo yo nek nggambar bareng2 ki luwih aman, yo seneng
wae koncone akeh.” (Paws, 134)
Saat ini kedua subjek lebih membesarkan namanya sendiri, kru
dinomor-duakan. Subjek lebih mengutamakan nama Love Hate Love
dan Paws sendiri, dan tidak lagi menutupi identitasnya. Baginya tidak
menjadi masalah jika ada yang mengenalinya. Menjadi masalah hanya
jika ditangkap oleh aparat. Paws menjadikan apa yang dilakukannya di
jalan sebagai salah satu media publikasi atas nama dan karyanya. Ketika
publik mengenalinya dan hasil karyanya berarti usahanya telah berhasil.
“Untuk saat ini lebih ke inisial masing-masing, yen aku
ndelok cah-cah saat ini lebih ke, mereka luwih membesarkan nama
mereka sendiri individu sendiri, dan kru di sebagaikan nomor
dua.” (Love Hate Love, 151)
“Nek aku sendiri yo tetep mlaku ra dadi masalah. Yen dadi
masalah penting ming nek kecekel kui dadi masalah penting,
karena karyaku sudah banyak dan yo nek dipikir-pikir ana satu
sisi sing ra seneng dari pihak hukume wae.” (Love Hate Love,
284)
“… nggambar tok ki uwong iso kenal, nek sekarang kan
aku isih nggo jeneng, yo nggo publikasi sih.” (Paws, 155)
51
“Di saat koyo opo yo nggambar ki ternyata yo fungsi..
koyo.. aku nggambar ranjau, ranjauku wis ngenani uwong, dadi
uwong ki wis ngerti.” (Paws, 160)
iv. Group Polarizaiton (mengkutubnya keputusan yang membuat kelompok
mengadopsi sebuah posisi lebih ekstrim.)
Pada kelompok ini, YORC, mengkutubnya pendapat terjadi ketika
ada perbedaan pendapat dalam penentuan lokasi menggambar. Terjadi
perpisahan untuk membuat gambar di tempat-tempat yang masing-
masing kubu pertahankan. Pada kelompok YORC juga pernah terjadi
adanya perbedaan pendapat yang akhirnya memecah kelompok itu
menjadi kubu selatan dan utara.
“Perbedaan, perbedaan dalam arahan wae, arahan sing
disepakati. Yo mungkin kubu, dadi istilahe njuk kubu-kubu an
ngono, ono sing beberapa pongin mlaku neng nggon space iki tapi
iki mlaku ning space iki.” (Love Hate Love, 201)
“Yo njuk dadi pergesehan sing ketok ngono lo, cah lor cah
lor, cah kidul, ngono lo dadi, ketemune ketemu frontale luwih neng
nggon job, upamane cah kidul ono gawean opo njuk cah lor pingin
menyainigi.” (Love Hate Love, 361)
52
v. Groupthink (pemikiran dimana mempertahankan kohesivitas dan
solidaritas kelompok lebih penting daripada mempertimbangkan
kenyataan atau fakta.)
Ilusi akan kekebalan dapat membutakan kelompok terhadap
peringatan bahaya. Dalam proses diskusinya, mereka tetap
mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut jalannya mereka dalam
membuat graffiti. Pandangan warga sekitar tempat mereka membuat
gambar terkadang diabaikan, meskipun dalam diskusinya, kelompok
tetap membahas masalah warga sekitar lokasi.
“Ada juga sih..lokasi menyangkut keamanan, tempat aman
ga, warga sekitar penak ra.” (Paws, 104)
“Yo misale pinggir dalan, lalu lintas aman ga parkir motor
piye, wargane cuek po reseh kan ono uwong nggambar di piye-
piye, kadang-kadang ono sing ngono kuwi sih.” (Paws, 106)
Pada akhirnya dalam pelaksanaanya di jalan, anggota kelompok
YORC ini tidak mejadikan pandangan masyarakat terhadap graffiti
sebagai penghalang mereka membuat graffiti.
“Kita yo suka yo…asal hajar sih nek cah-cah, yo masalah
kuwi keri dibahas bareng, yo…ra memikirkan faktor-faktor laen”
(Paws, 211)
53
“Yen masalah lokalitas warga kui, di nomor duakan lebih
diabaikan, kan cah-cah lebih neg nggon siprite deweke sik, spirit
nggambare dan untuk hal yang terjadi nanti karo warga ki di
nomerke duake, nanti.” (Love Hate Love, 167)
“… dan tanggapane i ternyata masyarakat sih memandang
kuwi kreatif, apik, ono sing mandang sisi eleke karena
menggunakan cat semprot kui lho, pilox kuwi. Dadi istilahe latar
belakange mesti geng-gengan ngono lho, mengotori. Tapi aku dan
Gedhek tidak merasa menjadikan sebuah halangan koyo ngono
kui…”(Love Hate Love, 316)
Meskipun keadaan warga diabaikan, dalam diskusinya kelompok
tetap mempertimbangkan keadaan-keadaan di luar kelompok. Tetap
diadakan survei untuk melihat keadaan lokasi yang akan digambari.
Faktor di luar kelompok yang dipertimbangkan dalam diskusi termasuk
pembagian tempat atau space, dan keamanan tempat itu dalam arti
keselamatan jiwa, seperti jika harus menggambar di ketinggian. Kualitas
gambar juga dipertimbangkan, mengingat mereka juga membawa nama
kelompok besar YORC, sehingga kualitas gambar mereka berpengaruh
pada nama YORC.
“Masalahe untuk koyo ngono perlu survei barang kadang,
sebelum.. memang kita tiap hari keliling dolan, piknik, ndelok
nggone mengko bengi, memeang ki persiapan, untuk terjun.”
(Love Hate Love, 114)
54
“Safetyne lebih neng nggon kiro-kiro iso di janggkau pora
kui ketika digambar, kan ra memungknkan banget ketika kita
nggambar neng ketinggian ra nganggo ondo. Ngono barang to,
dan kui nggambare neng pinggir jurang . tep dipikirke to.” (Love
Hate Love, 165)
“...kadang nggambar kan membawa nama YORC yo kan
mempengaruhi YORC juga nama YORC, yo kadang-kadang
sharing juga si apike piye warnane piye..njuk keamanane” (Paws,
117)
b. Pengaruh Kelompok pada Anggota Kelompok FSK
Merf mengaku lebih senang dan bahagia, dan pengalaman bersama FSK
membuat Merf menjadi jauh lebih berani dari sebelumnya. Anggota lainnya,
Muck, menyatakan yang mereka lakukan adalah untuk bersenang-senang.
FSK membawanya menjadi orang yang dicari oleh aparat.
i. Social Facilitation (meningkatnya performansi saat bekerja dalam
kehadiran orang lain.)
Merf menyatakan bahwa kreasi FSK lebih baik jika
dibandingkan dengan karyanya sendiri dan Merf merasa jauh lebih
senang bersama teman-temannya karena dapat berbagi rasa. Dengan
bersama kelompok Merf mampu menjangkau tempat yang lebih
55
berbahaya. Perbedaan juga terjadi pada hasil gambar yang hanya
tagging jika Merf berjalan sendiri.
“… dan kreasi FSK sama saya sendiri lebih baik FSK,
soalnya lebih wild dan lebih kaya akan graffiti sendiri, dari segi
cat semprot sama cat-cat yang lain. Main cat semprot semua.
Kalau saya sendiri mungkin cuma asal cat dan spray aja yang
penting graffiti”(Merf, 226)
“Pemilihan tempat di FSK itu jauh lebih besar dan lebih
gila ya, kalo bagi saya sendiri.”(Merf, 243)
“Tagging, lebih banyak tagging. Kalau sekarang-
sekarang ini ya mas, soalnya kalo bikin saya sendiri, bikin
graffiti, memungkinkan untuk pihak polisi untuk menemui saya,
terus meminta itu. Jadi, saya cepat tagging aja.”(Merf, 249)
Muck merasa ada yang dapat membantu dan mengoreksi apa
yang salah jika berjalan bersama kelompok. Waktu pengerjaan juga
memilih ketika masih terang. Meskipun demikian, Muck merasa lebih
puas ketika dapat mengerjakan graffiti sendirian.
“Ya kalo sama, kalo bareng-bareng ya ada, ada yang
bantu, ngambilin apa, bisa koreksi apa yang salah.” (Muck,
282)
“Mungkin kalo sendiri ya waktunya mungkin ambil yang
masih terang lah, sore ato pagi atau siang. Kalo tempatnya yang
56
mungkin aman, yang mungkin di situ nggak ada masalah lah
sama tempat itu.” (Muck, 272)
“Mungkin kalo sendiri lebih, lebih puas lah, puasnya
lebih lebih puas. Tapi kalo sama teman ya puas, gitu.” (Muck,
247)
ii. Deindividuasi (berkurangnya self-awareness dan meningkatnya identitas
sosial.)
Ketika ada hasil negatif dari apa yang kelompok bomber
lakukan, mereka percaya bahwa tanggung jawab akan didistribusikan
atau dibagi antar anggota kelompoknya.
“Ya mungkin kalo sama teman gitu mungkin lebih bisa,
lebih mungkin bisa dikerjain. Malem, yo seenaknya waktu lah,
dan tempat mungkin bisa, bisa di tanggung bareng dan berani di
tempat yang agak rame.” (Muck, 273)
Menjadi bagian dari kelompok membuat anggotanya tidak
bertindak atas kepatuhan pada norma lain dalam melakukan
kegiatannya. Meskipun akhirnya kelompok berkonflik dengan norma
dari kelompok lain atau sebuah masyarakat luas.
“Ya di situ, di situ kita lagi nggambar, lagi nggambar
lagi ngeblok , kurang nge-line. Waktu itu ada salah satu polsista
dateng. Patroli lah, patroli pake senter. Ya mungkin udah lari
bertiga dan Bill mungkin ditarik ditangkep. Ya akhirnya turun
semua buat mukulin, buat mukulin itu, polsista itu. Buat mukulin,
57
ya udah, di habisin sekalian. Ya udah biar, asal selamat lah.
Asal ngga ada tanggungan lain, mending seperti itu, yah,
berkelahi. Fight.” (Muck, 221)
Tidak dikenalnya mereka menjadi sebuah keuntungan yang
membuat mereka tetap dapat melakukan kegiatannya. Penggunaan nama
inisial daripada nama asli membuat mereka tidak dikenal oleh orang lain
tapi tetap dikenali oleh bomber-bomber lain.
“Sifat keamanan aja ya mas mungkin, sifat keamanan
dan sifat biar orang itu nggak tahu saya sendiri. Soalnya saya
coba sembunyikan dari mereka semua kalo saya punya inisial
seperti itu dan saya merusak fasilitas yang ada.” (Merf, 260)
“…karena kita disitu belum line, belum nge-line dan
belum tahu inisial apa di situ yang mau di torehin. Tapi kita di
situ cuma baru ngeblok, untuk grafiti ngeblok, tinggal line, tapi
kita belum line, terus kita ketahuan. Untungnya di situ, untunge
pas kui lho mas.” (Muck, 234)
iii. Groupthink (Pemikiran dimana mempertahankan kohesivitas dan
solidaritas kelompok lebih penting daripada mempertimbangkan
kenyataan atau fakta)
Dalam diskusinya kelompok mempertimbangkan apa yang akan
mereka gambar dan penggunaan warna, juga hal-hal yang dapat
menghalangi kegiatan mereka dan resiko-resiko lainnya.
58
Mungkin yang dipertimbangkan di situ adalah situasi,
keamanan, situasi keamanan dan mungkin spot, spot yang
mungkin, visualisasinya bagus apa enggak, dan mungkin sejauh
tempat yang yang apa lah, yang mungkin jarak jauh atau dekat
dari jangkauan orang mungkin. Dan mungkin warna, ya warna
graffiti ya mungkin itu masuk diskusi. (Muck, 193)
Keamanan yo seperti mungkin di situ banyak orang
kampung, ya mungkin di situ sering ada patroli, mungkin di situ
ada anjing penjaga atau apa lah. (Muck, 197)
O itu sering mas, sering berembug dahulu terus kita
patungan itu sering, dalam sebuah grup ya, itu kita sering
membuat random jadwal pelaksaaan bombing di suatu tempat
kita bertemu sering berbicara ini, efeknya-efeknya, yang ini
nggak, yang ini enggak. (Merf, 166)
Ilusi akan kekebalan dapat membutakan kelompok bomber
terhadap peringatan bahaya, juga dalam pengambilan sebuah keputusan.
Kelompok mereka akan merasionalisasi keputusan yang diambil
kelompok.
Ya mungkin itu tetep dipertimbangkan yo seperti kemaren
waktu di tugu ada anjing penjaga, dipotas dulu sama anak-anak,
sama anak-anak fsk, ya kita, keesokan harinya nggak ada
anjingnya, kita bantai. (Muck, 200)
59
Efek yang lebih saya sendiri juga takut, itu efeknya
dipukuli preman terus diangkut polisi karena nulis itu karena
mengotori. (Merf, 170)
Itu juga sering kita bahas ya mas, tapi kita juga bulatkan
tekat kalau kita sendiri lebih kuat daripada mereka, terus kita
sendiri lebih berani dan tidak memikirkan semua itu, tidak
memikirkan hal negatif semua itu, kita coba berpikir positif terus
aja. (Merf, 191)
Perbedaan pendapat dalam kelompok diselesaikan dengan
mengingatkan anggota kelompok pada tujuan awal kelompok. Pada
akhirnya dalam pelaksanaanya di jalan, mereka tidak mejadikan
pandangan masyarakat terhadap graffiti sebagai penghalang mereka
membuat graffiti.
Ya namanya manusia, manusia sendiri setiap masalah itu
mesti ada, pertentangan, pro dan kontra ya mas. Tapi kita coba
satukan visi dan misi aja. Bahwa fsk itu sendiri coba berjalan di
denah yang peteng, dalam kegelapan graffiti gitu. (Merf, 215)
O seperti itu ya mungkin itu, emang jalannya kita seperti
itu mas. Maksudnya kita emang nggak pernah ngeliat situasi apa
yang akan terjadi nanti, yang penting kita happy lah, puas
dengan garapan kita di situ. Gerbong. (Muck, 217)
60
B. PEMBAHASAN
Kedua kelompok memiliki latar belakang yang berbeda, keduanya tidak
berangkat dari hal yang sama. Beberapa anggota YORC sudah mengenal mural
dan membuat gambar menggunakan cat tembok dan kuas sebelum graffiti dan cat
semprot. Sebelum turun ke jalan dengan graffiti beberapa anggotanya sudah
membuat mural di jalan. Berbeda dengan FSK yang anggotanya langsung
mengenal graffiti dan menggunakan cat semprot sejak mereka pertama turun ke
jalan, membuat graffiti atau untuk sekedar corat-coret di jalan.
Tujuan masing-masing kelompok juga berbeda. Anggota YORC membuat
gambar di jalan sebagai ekspresi seni mereka, tidak dibatasi dengan media yang
biasa melainkan pada tembok-tembok. Mereka bermaksud menjadikan karyaya
lebih dapat diapresiasi oleh orang banyak. Berbeda dengan FSK yang mempunyai
tujuan khusus yaitu menjadi “king”. Mereka tetap membuat graffiti di jalan
karena memang sejak awal mereka bertujuan membuat graffiti yang cenderung
merusak dan di tempat-tempat yang cenderung berbahaya bagi mereka sendiri.
1. Social Facilitation
Pembelajaran mengenai social facilitation menekankan pada pengaruh
keberadaan orang lain pada perilaku seorang individu. Allport (1920)
menyatakan bahwa performansi lebih baik saat orang bekerja dalam kehadiran
orang lain daripada saat mereka sendiri. Keberadaan orang lain berpengaruh
61
pada kelompok bomber antara lain dalam hal kualitas gambar serta pemilihan
tempat dan waktu.
Rasa percaya diri anggota YORC meningkat ketika mereka sudah
masuk dalam kelompok. Memiliki kelompok membuat anggotanya lebih
percaya diri dalam menggambar di jalan. Bersama kelompok juga
memungkinkan mereka membuat gambar yang lebih baik dan bukan sekedar
tagging. Pada anggota kelompok FSK, kelompok berpengaruh pada gambar
yang dibuat dan pemilihan tempatnya. Ketika bersama kelompok gambar
yang dihasilkan dapat lebih baik dan lebih kaya akan warna dan juga tidak
sekedar tagging. Tempat yang dipilih ketika dalam kelompok dapat lebih
berbahaya. Sedangkan jika sendiri, anggotanya lebih memilih untuk
mengerjakan di tempat yang relatif aman dengan waktu yang menyesuaikan
dengan keadaan tempat itu.
Hampir setiap anggota YORC membuat gambar di jalan, selalu ada
orang lain yang menonton. Baik itu seorang bomber yang lain ataupun yang
sekedar ingin menonton. Pemilihan waktu dan tempat oleh kelompok ini
kadang memungkinkan bagi orang lain untuk ikut menonton kegiatan mereka.
Menurut Zajonc (1965) keberadaan orang lain dalam wujud penonton yang
tertarik dapat meningkatkan aktivasi atau arousal, dan saat arousal meningkat,
tendensi untuk menampilkan respon dominant yaitu yang lebih sering terjadi
dalam situasi tertentu, juga meningkat. Berbeda dengan FSK yang tidak
62
pernah lebih dari lima orang anggotanya ketika menggambar. Tempat yang
berbahaya dan kemungkinan tertangkap membuat mereka bekerja cepat.
Pengaruh orang lain yaitu penonton cenderung tidak terjadi pada FSK
Keberadaan orang lain juga membantu kelancaran dalam
menggambar. Ketika menggambar bersama-sama, gambar yang dibuat dapat
lebih maksimal. Lebih banyak gambar berbeda yang dapat dibuat. Adanya
orang lain ketika menggambar dapat berperan dalam mengoreksi jika ada
bagian gambar yang salah. Orang lain juga dapat membantu untuk urusan
teknis seperti mambantu membawakan peralatan, sehingga tidak kerepotan
ketika sedang menggambar. Hal tersebut diatas terjadi pada kedua kelompok.
Meskipun demilikian, membuat gambar bersama kelompok tidak
selalu memberi kepuasan yang lebih daripada ketika menggambar sendiri.
Kadang mereka dapat merasa lebih puas ketika dapat membuat sebuah
gambar karya mereka sendiri.
Beberapa bomber muda YORC yang mengawali turun ke jalan dengan
menggambar bersama anggota-anggota YORC yang lebih senior. Mereka ikut
menggambar ketika anggota yang lebih senior menggambar, meskipun tidak
mendapat tempat utama di tembok itu. Keberadaan anggota senior
menguatkan mereka untuk dapat menggambar di jalan. Mengawali dengan
menggambar bersama seniornya, mereka nantinya akan turun ke jalan
bersama kelompoknya sendiri. Orang lain menyebabkan individu menjadi
63
merasa didukung, dikuatkan, terlebih jika perilaku seorang tidak berbeda dari
yang lain dan individu tidak dikhususkan (Dashiel, Pesin, & Husband, dalam
Myers, 1983).
2. Social Loafing
Social Loafing adalah adanya kecenderungan pada seseorang untuk
mengurangi usahanya ketika dia mengerahkan usahanya untuk tujuan bersama
dimana seseorang tidak diperhitungkan secara individu (Myers, 1983). Ketika
anggota YORC tidak dibatasi tema sehingga mereka lebih bebas dalam
berkreasi, mereka cenderung membuat karya yang lebih maksimal. Mereka
dapat menampilkan karya yang tidak dapat mereka buat ketika berkolaborasi
dalam satu tema. Tiap anggota mempunyai karakter dan ciri gambar masing-
masing. Ketika tidak terikat tema, mereka hanya mengerjakan karya mereka
masing-masing saja, meskipun tetap bersama-sama.
Berbeda dengan ketika mereka bekerja secara kelompok untuk
membuat sebuah gambar dengan satu tema atau berkolaborasi. Tidak
diperhatikannya seseorang secara individu menyebabkan seseorang untuk
cenderung mengendur ketika tidak diawasi dan diberi reward secara individu
(Myers, 1983). Saat berkolaborasi, anggota YORC yang tidak berperan atau
tidak mendapat tugas cenderung santai-santai dan hanya menonton, bahkan
meninggalkan lokasi. Mereka yang sudah selesai mengerjakan bagiannya
64
tidak menambah gambar lagi pada gambar tematik yang sedang dikerjakan.
Kadang mereka malah membuat gambar karakter mereka sendiri pada bagian
lain dari tembok di situ.
Kelompok YORC kini tidak banyak membuat gambar di tempat
terlarang, karya yang mereka buat juga tidak selalu graffiti yang identik
dengan vandalisme. Tidak jarang mereka mendapat permintaan dari pihak lain
untuk dibuatkan gambar. Hal itu memungkinkan mereka untuk membuat
alasan ketika ditanyai oleh aparat. Berbeda dengan FSK yang memilih untuk
menggambar di tempat yang dilarang sehingga mereka dicari oleh aparat
karena gambar yang mereka buat.
Meskipun graffiti yang dibuat FSK adalah selalu nama kelompok yaitu
FSK sedangkan nama pembuatnya hanya berupa tag kecil, tidak terlihat ada
anggota yang bersantai-santai ketika membuat graffiti. Keberadaan mereka
sebagai kelompok yang anggotanya dicari oleh aparat karena graffiti yang
mereka buat, membuat mereka tidak terlalu leluasa untuk membuat graffiti di
tempat-tempat umum. Mereka harus bekerja cepat untuk mengurangi resiko
tertangkap oleh aparat. Tuntutan untuk bekerja cepat membuat semuanya
tampak sibuk mengerjakan sebuah graffiti bersama-sama, tidak ada waktu
bagi anggota lain untuk beristirahat.
65
3. Deindividuasi
Deindividuasi adalah sebuah status psikologis yang ditandai dengan
berkurangnya self-awareness dan meningkatnya identitas sosial, dibawa oleh
keadaan eksternal seperti menjadi anggota anonymus dari crowd yang besar
(Zimbardo, 1976 dalam Baron, Byrne, & Branscombe, 2006).
Keadaan kedua kelompok yang menjadi subjek dari kelompok ini
tidak selalu bergerak dalam jumlah yang besar. Sebelum terpecah, kelompok
YORC pernah menggambar bersama banyak anggotanya. Saat ini mereka
bergerak dalam jumlah yang lebih kecil, sekitar tiga sampai tujuh orang. FSK
hanya beranggotakan lima orang dan tidak jarang hanya dua orang yang pergi
membuat graffiti. Jumlah mereka ketika menggambar tidak dapat dikatakan
sebagai sebuah crowd yang besar.
Anggota YORC cenderung menutupi diri dari publik pada awal
mereka turun ke jalan. Tiap kali membuat graffiti, yang dituliskan adalah
nama crew. Rasa takut menghilang dan keberanianpun dapat muncul ketika
menggambar bersama-sama. Bersama dengan kelompok memungkinkan
mereka membuat gambar di tempat yang lebih beresiko dan terlarang bagi
graffiti. Mereka menganggap dengan bersama kelompok menjadi lebih aman
dan menyenangkan. Membawa nama YORC sendiri juga dapat membuat
mereka berani untuk turun ke jalan. Meskipun juga berarti menanggung beban
untuk membuat karyanya lebih baik.
66
Keadaan YORC sekarang cukup berbeda dengan dahulu dimana
anggotanya kini tidak mempermasalahkan ketika dikenali oleh publik.
Anggotanya tidak lagi membuat graffiti atas nama crew. Mereka kini berkarya
atas nama mereka sendiri dan apa yang dibuat di jalan mereka anggap juga
sebagai publikasi atas karya mereka.
Menurut Marvin E. Shaw (1981), fenomena deindividuasi adalah hasil
dari beberapa proses yang berhubungan dalam kelompok, termasuk
anonimitas, pembauran tanggung jawab, social facilitation, dan pergeseran
norma. Menggambar bersama kelompoknya, bagi anggota FSK, membuat
semuanya dapat ditanggung bersama, hal ini menunjukan terjadinya
pembauran tanggung jawab ketika mereka bersama-sama. Bersama kelompok
memungkinkan mereka untuk membuat di tempat yang cenderung ramai.
Anonimitas merupakan hal yang dipertahankan kelompok ini. Penggunaan
nama inisial dan menggambar di tempat sepi dilakukan untuk menjaga
identitas asli anggotanya. Penggunaan nama inisial membantu mereka tetap
dapat terus membuat graffiti di jalan. Nama inisial mereka telah tercatat di
kepolisian, namun karena bukan nama sebenarnya, mereka tetap dapat terus
turun ke jalan.
Ketika berbenturan dengan aparat, mereka melakukan negosiasi
dengan tidak menceritakan apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan.
Meskipun sekali mereka pernah bertindak nekat dengan melawan dan
67
melarikan diri dari aparat ketika keadaan cenderung berbahaya untuk mereka.
Hal itu mungkin karena tidak dikenalinya mereka oleh aparat ketika itu.
Menjadi sebuah anggota tak dikenal dari sebuah crowd membuat orang
merasa kurang bertanggung jawab atau kurang diperhitungkan atas tindakan
mereka dan ini menguatkan keliaran, tindakan antisosial (Zimbardo, 1976
dalam Baron, Byrne, & Branscombe, 2006). Meskipun demikian kelompok
ini hanya berjumlah lima orang dalam melakukan aktivitasnya membuat
graffiti, meskipun anggotanya tetap tidak dikenal.
Pemilihan tempat yang akan digambari pada FSK memang tempat
yang mungkin akan berbeturan dengan peraturan dan norma. Ketika mereka
berbenturan dengan norma lain memang mereka cenderung tidak
memperhatikannya. Kelompok hanya memperhatikan kelancaran mereka
dalam membuat graffiti. Kadang norma dari kelompok berkonflik dengan
norma dari kelompok lain atau sebuah masyarakat luas, dan seseorang akan
cencerung bertindak menurut norma kelompoknya daripada norma lain.
(Postmes & Spears, 1998 dalam Baron, Byrne, & Branscombe, 2006).
4. Group Polarization
Aronson, Wilson, dan Akert (2005) menjelaskan Group Polarization
sebagai kecenderungan kelompok untuk membuat keputusan yang lebih
ekstrim daripada keinginan sebenarnya dari anggotanya secara pribadi.
68
Kelompok YORC sempat memiliki banyak anggota, di antara kelompok-
kelompok kecil atau crew di dalamnya sering terjadi perbedaan pendapat
dalam menentukan tempat menggambar. Crew-crew itu pada akhirnya
memutuskan untuk tidak menggambar bersama di satu tempat bersama-sama,
tetapi menggambar di tempat yang berbeda-beda menurut keinginan masing-
masing kelompok kecil atau crew.
Kelompok besar ini juga sempat mengalami perpecahan karena
perbedaan pendapat. Pada sebuah diskusi yang dilakukan kelompok besar
YORC, mereka mengalami perbedaan pendapat dalam hal kelanjutan
kelompok mereka, yang kemudian memecah mereka menjadi dua pihak yang
berbeda pendapat. Pada akhirnya perbedaan pendapat itu memecah kelompok
ini menjadi dua kubu. Sebuah diskusi kelompok bisa mengkutubkan
keputusan dengan membuat kelompok mengadopsi sebuah posisi lebih
ekstrim daripada posisi yang dipegang individu anggota kelompok sebelumya
(Johnson & Johnson, 2003).
5. Groupthink
Aronson, Wilson, dan Akert (2005) menjelaskan Groupthink sebagai
sebuah pemikiran dimana mempertahankan kohesivitas dan solidaritas
kelompok lebih penting daripada mempertimbangkan kenyataan atau
faktanya. Beberapa hal dibicarakan ketika kelompok berdiskusi untuk
69
pemilihan tempat. Masalah jarak lokasi dari tempat mereka biasa berkumpul,
keadaan warga sekitar lokasi membuat gambar, tempat memparkir motor,
keamanan ketika sedang membuat gambar, resiko yang harus dihadapi, juga
faktor keselamatan ketika harus menggambar di tempat berbahaya seperti di
ketinggian atau tepi jurang. Mereka juga melakukan survei terhadap tempat
yang akan mereka gambari.
Kualitas gambar yang akan dibuat juga tidak lupa didiskusikan.
Bagaimana gambar mereka akan terlihat bagus di suatu tempat, penggunaan
warna, dan sebagainya. Karena ketika mereka membawa nama kelompok,
baik YORC maupun FSK, mereka harus menjaga kualitas gambarnya, untuk
menjaga nama kelompok tentunya.
Tetapi juga tidak jarang hal-hal seperti anggapan warga dan aparat
mereka abaikan. Tanpa mempedulikan hal itu, mereka membuat gambar dan
graffiti. Aronson, Wilson, dan Akert (2005) menjelaskan groupthink sebagai
sebuah pemikiran dimana mempertahankan kohesivitas dan solidaritas
kelompok lebih penting daripada mempertimbangkan kenyataan atau
faktanya. Pada kelompok FSK, mereka akan saling mengingatkan terhadap
misi awal kelompok ini dibentuk, mereka mencoba berpikir positif, tidak
memikirkan hal buruk, dan meyakinkan diri. YORC juga kadang menomor-
duakan keadaan warga di sekitar lokasi membuat gambar. Mereka lebih
70
mengutamakan semangat dalam membuat karya di jalan. Anggotanya
menganggap yang mereka hasilkan di jalan adalah sebuah karya seni.
Ada beberapa symptoms menurut Myers (1983) yang mengindikasikan
terjadinya groupthink. Ilusi kekebalan, rasionalisasi, kepercayaan kuat
terhadap moral kelompok, cara pandang stereotip terhadap lawan, tekanan
konformitas, self-cencorship, ilusi kebulatan suara, dan mind guards. Pada
kedua kelompok bomber terlihat beberapa symptom tersebut.
Ilusi akan kekebalan dapat membutakan kelompok terhadap
peringatan bahaya, mereka merasa kebal. Dalam kelompok FSK, keraguan
ketika akan menggambar di suatu tempat dihilangkan dengan meyakinkan diri
dan anggota kelompok yang lain bahwa mereka lebih kuat dari orang lain.
Mereka berusaha untuk tidak memikirkan hal-hal negatif dan tetap berpikir
positif dalam melakukan kegiatannya. Moral kelompok yang sudah diyakini
dengan kuat membuat kelompok tertutup terhadap cara pandang dari luar, dan
mereka memiliki streotip dalam memandang lawan kelompok mereka (Myers,
1983).
Ketika berhadapan dengan sesuatu hal yang menghalangi mereka
menggambar di suatu tempat, kedua cenderung mengabaikannya atau mencari
cara agar mereka tetap dapat menggambar di tempat itu. Suatu ketika setelah
dilakukan survei, ternyata ada anjing penjaga di sebuah gerbong tempat
kelompok FSK akan membuat graffiti. Kelompok akhirnya memutuskan
71
untuk meracuni anjing itu sehari sebelum mereka akan menggambar.
Rasionalisasi dilakukan terhadap keputusan yang diambil kelompok, tanpa
mempedulikan anjing itu. Anggota FSK beranggapan apa yang mereka
lakukan karena memang jalan itulah yang dipilih kelompok.
Pengaruh kelompok atau Group influence yang terjadi pada kelompok
tidak selalu sama. Pada kedua kelompok bomber ini ada kemiripan namun juga
ada yang berbeda. Kemiripan tampak pada pengaruh karena keberadaan orang
lain yaitu Social Facilitation dimana pada anggota kedua kelompok terdapat
perbedaan ketika membuat gambar sendiri dengan ketika bersama orang lain atau
kelompoknya. Perbedaan pemilihan lokasi, pemilihan waktu menggambar,
sampai hasil karya yang mereka buat. Pada kedua kelompok juga terjadi
Groupthink. Meskipun dalam diskusinya mereka tetap membahas masalah lokasi,
keamanan, sampai resiko yang mungkin terjadi, pada akhirnya mereka
mengabaikan hal-hal diluar kelompok yang mungkin menghalangi mereka dalam
membuat gambar atau graffiti.
Keberanian pada anggota kedua kelompok muncul tanpa harus menjadi
bagian dari kelompok yang besar. Mereka menggunakan nama samaran atau
inisial untuk sebagai nama pembuat pada graffitinya. Perbedaan yang terlihat
adalah pada anggota YORC yang tidak lagi mempermasalahkan jika mereka
dikenali. Karya mereka dijalan merupakan ekspresi seni sekaligus alat publikasi
72
mereka dan karya mereka. Pada FSK meskipun tidak terlalu mempermasalahkan
jika mereka dikenali, penggunaan nama inisial atau samaran penting agar
identitas mereka yang sebenarnya tetap tak dikenali dan tidak tertangkap oleh
aparat, sehingga mereka tetap dapat membuat graffiti di jalan.
Pengaruh kelompok atau Group influence yang tampak berbeda seperti
pada Social Loafing yang hanya terlihat pada kelompok YORC ketika
mengerjakan sebuah gambar dengan satu tema bersama-sama. Seperti ketika
mereka megerjakan gambar yang diminta oleh pihak lain. Pada kelompok FSK
tidak tampak adanya Social Loafing. Mereka membuat graffiti bertuliskan nama
kelompok dengan secepat mungkin. Tidak ada waktu untuk anggota kelompok
yang lain untuk beristirahat. Hal itu dilakukan untuk menghindari kemungkinan
tertangkapnya mereka oleh aparat.
Group Polarization hanya tampak pada YORC, kelompok ini pecah
menjadi dua kubu karena perbedaan pendapat diantara keduanya. Kelompok yang
juga berisi kelompok-kelompok kecil atau crew ini juga terpisah untuk membuat
gambar di tempat yang berbeda, sesuai keinginan masing-masing crew.
Pengaruh kelompok yang terjadi pada anggota kedua kelompok tidak
selalu sama, perbedaan antara kedua kelompok juga menjadi salah satu
penyebabnya. Nama YORC sudah banyak dikenal orang. Bomber yang mengakui
dirinya anggota YORC juga tidak sedikit. Tidak jarang pihak lain seperti
kepanitiaan, organisasi, atau tempat usaha menggunakan karya mereka. Hal itu
73
memungkinkan anggotanya mendapat pendapatan yang nantinya juga mereka
gunakan untuk menggambar lagi. Kegiatan mereka tidak lagi selalu berhubungan
dengan hal yang ilegal, mereka tidak lagi banyak membuat gambar atau graffiti di
tempat yang terlarang. Berbeda dengan FSK yang sejak awal dibentuk bermaksud
untuk membuat graffiti di berbagai fasilitas umum dan mencapai tujuan menjadi
“king”. Membuat graffiti di tempat yang jelas dilarang, rolling door toko, halte
bus, tembok, sampai gerbong kereta api. Kegiatan mereka itu menjadikan mereka
tercatat sebagai pelaku vandalisme dan hal itu menyulitkan mereka untuk leluasa
menggunakan nama mereka dan membuat graffiti di Yogyakarta.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa Group influence atau pengaruh kelompok terjadi pada anggota dari kedua
kelompok, meskipun tidak semua pengaruh yang dikemukakan oleh Myers (1983)
maupun Aronson, Wilson, dan Akert (2005), tampak pada kelompok. Pengaruh
karena keberadaan orang lain, yaitu Social Facilitation, terlihat dari adanya
perbedaan ketika anggotanya membuat gambar sendiri dengan ketika bersama
orang lain atau kelompoknya. Perbedaan pemilihan lokasi, pemilihan waktu
menggambar, sampai hasil karya yang mereka buat.
Keberanian pada anggota kedua kelompok muncul tanpa harus menjadi
bagian dari kelompok yang besar. Deindividuasi terlihat ketika mereka merasa
tanggung jawab bisa di bagi bersama, mengabaikan pandangan masyarakat
sekitar, menutupi identitas asli mereka.
Diskusi yang dilakukan kelompok sebelum membuat gambar atau graffiti
membahas beberapa masalah seperti lokasi, keamanan, sampai resiko yang
mungkin terjadi. Groupthink terlihat ketika pada akhirnya mereka mengabaikan
hal-hal diluar kelompok yang mungkin menghalangi mereka dalam membuat
gambar atau graffiti. Hal-hal diluar kelompok diabaikan demi tercapainya tujuan
masing-masing kelompok. Anggota YORC mengabaikan pendapat masyarakat
75
karena merasa yang mereka buat adalah ekspresi seni mereka, sedangkan anggota
FSK saling mengingatkan tujuan ingin mencapai “king” dan jalan yang telah
dipilih kelompok.
Pengaruh kelompok yang tampak berbeda seperti pada Group
Polarization yang hanya tampak pada salah satu kelompok, YORC, ketika
kelompok ini pecah menjadi dua kubu karena perbedaan pendapat diantara
keduanya. Social Loafing yang hanya terlihat pada kelompok YORC ketika
anggotanya bersama-sama mengerjakan sebuah gambar dengan satu tema. Pada
kelompok FSK, meskipun mereka membuat graffiti nama kelompok mereka,
tidak tampak adanya Social Loafing. Mereka membuat graffiti secepat mungkin
untuk menghindari kemungkinan tertangkap oleh aparat.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah :
1. Pengambilan subjek yang hanya dari dua kelompok. Meskipun kedua
kelompok berbeda, banyak kelompok bomber lain yang memiliki tujuan yang
berbeda.
2. Peneliti mendapat data mengenai keadaan anggota kelompok ketika sendiri
hanya dari wawancara, tidak ada observasi terhadap subjek ketika
menggambar sendiri, dan peneliti memiliki bukti produk individual sebagai
data pembanding dari produk bersama kelompok.
76
3. Peneliti melakukan penelitian pada keadaan kelompok saat ini dan tidak
memiliki kontrol pengaruh dari kelompok sebelumnya.
4. Kelompok tidak memiliki jadwal dan tempat menggambar yang jelas. Peneliti
kesulitan untuk berjaga hingga dini hari, kelelahan peneliti membatasi peneliti
untuk selalu mengamati kegiatan kelompok.
Maka dari itu diharapkan keterbatasan penelitian ini tidak diulang dalam
penelitian selanjutnya, karena keterbatasan ini berpengaruh terhadap informasi
yang didapatkan, dan agar penelitian selanjutnya dapat menambah ketajaman
analisis.
C. Saran
Berdasarkan penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan, maka
didapatkan beberapa saran yang akan dikemukakan, yaitu:
1. Bagi bomber lainnya, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi
bagaimana kelompok berpengaruh pada anggota kelompoknya. Diharapkan
bomber yang lain dapat mengenali apa yang terjadi dalam kelompok mereka.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran apa resiko yang mungkin
dihadapi dan manfaat yang diperoleh dari bergabung dengan kelompok dan
menjadi bomber.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi untuk
mengenal bomber dan graffiti. Diharapkan masyarakat mengetahui tujuan
77
mereka dan mengetahui bahwa mereka lakukan tidak selalu bermaksud untuk
merusak ataupun mengotori.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan :
a. menggunakan metode penelitian lain yang memungkinkan untuk
mengungkap pengaruh kelompok terhadap individu lebih mendalam,
b. melakukan pengamatan partisipatif secara lebih mendalam dan
menyediakan waktu yang lebih untuk melakukannya sampai data yang
diperlukan mencukupi untuk dapat memperoleh analisis yang
mendalam,
c. memiliki kontrol terhadap pengaruh yang didapat dari kelompok
sebelumnya sehingga menambah ketajaman dalam analisis,
d. melakukan cross check dengan subjek penelitian sampai pada analisis
penelitian, guna memperoleh persetujuan dan tambahan data dari subjek.
78
DAFTAR PUSTAKA Aronson, Elliot; Wilson, Timoty D.; dan Akert, Robin M. (2005). Social Psychology
6P
thP edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Baron, Robert A.; Byrne, Donn; dan Branscombe, Nyla R. (2006). Social Psychology
11 P
thP edition. Boston: Pearson Education, Inc.
Belenkaya, Veronica. (2007). Project, city declare war on gang graffiti.
HTUhttp://www.nydailynews.com/boroughs/brooklyn/2007/10/03/2007-10-03_project_city_declare_war_on_gang_graffit.html UTH Diakses tanggal 18 Oktober 2007.
Budiono, Tri. (2006). Sampah Visual di Ruang Publik (KOMPAS, 2 Maret 2006).
Jakarta: KOMPAS. Creswell, John W. (2007). Qualitative Inquiry and Researh Design: Choosing Among
Five Approaches. USA: Sage Publication. Gerungan, W.A. (2002). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Halonen, Jane S. dan Santrock, John W. (1999). Psychology: Context and Application
3P
rdP edition. United States of America: McGraw Hill, Inc.
Johnson, David W. dan Johnson, Frank P. (2003), Joining Together: Group Theory
and Group Skills. USA: Pearson Education, Inc. Mack, Natasha; Woodsong, Chynthia; MacQueen, Kathleen M; Guest, Greg; and
Namey, Emily. (2005), Qualitative Research Methods: A Data Collector’s Field Guide. USA: Family Health International.
Myers, David G. (1983). Social Psychology. United States of America: McGraw Hill,
Inc. Nuswandana, Adhityaswara; Trianto, Donny; Yusman, Yorgi. (2007). Meet the
Bombers. HTUhttp://www.hai-online.comUTH Diakses tanggal 23 Oktober 2007. Poerwandari, E. Kristi. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
79
Putranto, Algooth. (2006). Warna-warni Grafiti Mengepung Kota. Jakarta: Bisnis Indonesia (edisi: 07/05/2006).
Robee. (2003). About Art Crime (Kabel edisi III 2003). Yogyakarta: Studio Diskom
FSR ISI. Rozak. (2006). Mural. http:// HTUwww.proyeksi.comUTH Diakses tanggal 30 oktober 2007 Santosa, Slamet. (2006). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara Sears, David; Freedman, Jonathan; dan Peplau, Anne. (2004). Psikologi Sosial jilid 2.
Jakarta: Erlangga. Shaw, Marvin E. (1981). Group Dinamics. The Psichology of Small Group Behavior.
USA: McGraw Hill, Inc. Suryabrata, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Walgito, Bimo. (2001). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi. Walgito, Bimo. (2007). Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi. Zimbardo, Phillip G. (1969). The Human Choice: Individuation, Reason, and Order
Versus Deindividuation, Impulse, and Chaos. (In W. T. Arnold and D. Levine (eds.), Nebraska symposium on Motiviation, Vol 17).
HTUhttp://www.slsheriff.org/html/org/metrogang/graffitiUTH Graffiti: That Writing on the
Wall. Diakses tanggal 19 oktober 2007. HTUhttp://en.wikipedia.org/wiki/GraffitiUTH Graffiti. Diakses tanggal 30 oktober 2007 HTUhttp://en.wikipedia.org/wiki/Graffiti_terminologyUTH Graffiti Terminology. Diakses
tanggal 12 Februari 2008. HTUhttp://www.tembokbomber.comUTH KOMPAS Minggu, 26-8-2001.
LAMPIRAN
WAWANCARA LOVE HATE LOVE
Wawancara Love Hate Love Tuhan berkatilah aku. Mohon berkat Mu ya Bapa
No Transkrip Analisis Awal Refleksi 1 Mas roli saiki umure piro mas jenengan 2 umure sekitar pitu likur 3 Anak ke berapa dari… 4 anak pertama 5 Adik ra duwe Tunggal berarti ya tunggal Kuliah 10 isih aktif Nendi neng univ sarjana wiyata UST kui UST 15 Jipuk opo fkip, fkip seni rupa Bisa di ceritake Mulai sejarahe ko terjun ke dunia seni sampai saat ini jadi 20
Pertama yo, pertama i seko smp sik dimulai seko SMA i wis kegiatan sing istilae kreativitas ki seneng wae, mengikuti. Njur sampe tekan SMA i smsr, sekolah seni rupa. Kui yo pilihan, pilihan pertama emang pingin neng nggon sing berkreativitas ngono lah soale aku mikir akui cocok neng nggon ngono I lho dari pada sing liyanen ngono lho.
Trus mulai jadi bomber 25
Mulai jadi bomber sih, waktu kui pas kelas, kelas telunan sma kui taun-taun 2000an, kui istilahe lagi metu-metu cerak sekolahan. Yo neng sekolahan, kawasane jik neng SMSR, neng tempat2 fasilitas sekolah kae thok. Njuk njur mulai metu kui, mulai metui kui aku, karo Gedhek, karo gedhek kui meulai metu, kan yo ono motivasi metu kui ya karo
Adanya teman membuat termotivasi untuk menggambar di luar
Pengaruh Kelompok
82
30 35 40
Gedhek kui. Aku sendiri wia mlaku dhewe pertama, trus, yo sampai 2003 kui wis mulai ndeklarasiake kru ngono lho, dari yang mbiyen meng nulise ming lewat pergerakan-pergerakan ngono kaya semboyan-semboyan ngono lho, koyo persatuan, bersatu, ngono kae lho, yo terus njur, yo istilahe koyo gur menyemangati, njuk mulai berpikir menuliskan sebuah kru dan inisial kui, 2003 kui, kui nggawe Yogyakarta Illegal Crew kui, YKILC kui, yo di gawangi wong loro aku karo Gedhek thok. Dan lewat kui yo terus, yo sampai, opo, sampai mbuat acara kolektivan, maksute, nggarap bareng, ngarap bareng mengumpulkan cah-cah sing, pas saat itu neng yogja i yo sitik ngono lo, jan sing bergerak ki mung cah-cah sing partisipasi neng dalan. Sing tergugah nggrafiti neng ndalan ki sih sitk ngono lho, isih iso diitung dan yo kui kenal kabeh, konco-konco kabeh, dan tidak itupun dari, pertama ne emang yo dari tongkrongan musik, skateboard, dan mulai kuwi, aku karo Gedhek inisiatif. Mereka-mereka kan pengen gawe event, event pertama i neng jembatan lempuyangan ,pinggir rel kui, jembatan lempuyangan, lempuyangan sing sisih kulon,
Sa durunge di mural iku
Eh sik endi to. Lempuyangan kan ono rong jalur, sing kulon kae kan ono to, lewat gudang kae. Na suing kokono kae, kan space e cilik to kae
No bodys home kae 45
Hoo, sepanjang kae, kae yo wong akeh kae, mungkin ono wong rongpuluh mungah kuwi. Kuwi yo sih sitik pelaku-pelaku, istilahe bomber2, writer.
Terus awal mulane ono YORC iku 50
Dengan adanya yorc kui mulai pas siklus-sikluse cah-cah do rame-ramene ngebom neng kereto, dan kuwi pertamai waktu itu kan terjadine tiap Jumat Setu kan nongkrong. Nha jumat kui kita nggawe rencana, minggune nggambare neng gerbong. YORC pas kui ok yo kui cah-cah lagi seru-seru ne neng gerbong, dan pas ndilalahe wae yo cah-cah kecekel. Dan sampai seterusnya, dan kui istilahe YORC istilahe kui mewadahi dari beberapa sing mau sing methal-methal sing ra jelas-jelas mau sopo dan ra ke data kui dijadikan satu jadi YORC.
55 Sing membentuk YORC kui sendiri, sing nggawe ?
83
Sing gawe kui kesepakatan bareng sing nongkrong neng wijilan cah-cah lawas kabeh. Cah-cah, yo cah-cah lawas, isltilahe dari pethalan, sing ra ke data mau dadi siji. Kui njuk mendeklarasikke kui YORC kui.
60
Brati emang biasane kui YORC kui biasane cuma nggambar opo sama nongkrong juga
Yen filosofine ki kita ya memang membuat semacam wadah wae, wadha di nggo cah-cah yo iki klan, dadi klan gedhe, yen dibilang tongkrongan, kita meng dadi basecamp ngono lho. Neng wijilan ki nggo basecamp e, untuk. Tenane yo ra bedo adoh karo geng-geng an tapi visi dan misine ki laen ngono lho karo geng-gengan.
65 Mula-mulane ki kan karo Gedhek juga, kui emang diajaki atau piye, 70
Ora, pertamane Gedhek ki ngerti aku ki nggambar, Gedhek sendiri pas waktu kui dee ki SMA neng SMA 9 pas bar, sedang di workshopi mas Samuel ki pentolane apotek komik, yang terjadi di SMA 9 ki ternyata akeh sing meh do nggrafiti, dadi mural dikit dan mambu-mambu graffiti kui pergerakan istilahe pergerakan gambar-gambar sing graffiti kui akeh ngono lho. Tapi kan waktu itu untuk melakukan nggambar neng njobo kan butuh nyali to, dan kui ki, dan Gedhek ki nemoke istilahe ki mendatangi aku dan mensisoalisasikan dan mulailah aku dijak nggambar neng SMA 9 barang kui. Ngebaki lokasi SMA 9 kui
Membutuhkan nyali lebih, jadi mengajak teman
Teman membuat bernyali
Perkembangane dari YKILC kui Hoo dadi YKILC kui. 75 Terus setelah dadi YKILC kui ngopo wae
Setelah dadi YKILC kui, oo sempet ada beberapa cah-cah yang akan ikut dalam YKILC kui dan ada yang tertarik untuk gabung tapi hanya sekedar tidak terlalu intens, intensitase tidak se intens kita berdua ngono lo
Pas membentuk YKILC kui ono tujuan awale ra? 80
Tujuan awale ki, kita ki nen gistilahe dengan nama kru kui membatasi pribadi kita masing2, dalam ariti aku dan gedek kui ono keterbatasan, awae dewe nggarap ki yo kudu illegal, batasane ngono kui. Batasane ki istilahe rambu2 nggo kita ngono lo. Maksud ra koe?
Kelompok dibentuk untuk membatasi kegiatan
Tujuan Kelompok
Dadi rambune kui berupa? Yogyakarta illegal crew kui mau, dengan landasan kita yen nggarap ki rat au nembung, ra
84
85
legal ngono lo, illegal. Jadi illegal jadi lebih frontal. Dan kui isih kontekse isih graffiti font, frafiti teks dan istilahe semacam koyo mempopulerkan kru, nggedeke jeneng kru, nama kui. Dan mlai timbul kru-kru dengan nama-nama jeneng-jeneng sing bedo-bedo tapi tetep wadahe neng YORC kui.
Tujuane mas roli neng kelompok iki ki ono tujuan pribadi, 90 Kelompok opo yo? Baik ykilc maupun yorc 95
Tujuane pertama ki mung, sing paling utama ki yo mengapresiasikan graffiti kui kepada, cah-cah anyar sing mulai untuk terjun dan terus dan kan banyak hal yang mereka belum tau tentang pergerakan piyo tenane. Dan sing keduai lebih neg nggon aku dewe ki lebih neng sosialisasi lebih neng nggon pola pertemanan, sitilahe soyo okeh konco, soyo lebih memberikan semacam kontribusi nggo mereka, istilahe koyo opo to, kowe arep kudu piye, koe arep menjalankan iki piye, menjalankan misimu graffiti iki piye. Kan yen dipikir-pikir beberapa cah-cah ono sing ming sebagai follower ngono kae lo.
Tujuan individu untuk mengapresiasikan seni dan bersosialisasi.
Tujuan Individu
Selama ini ada pembagian peran atau posisi atau tugas neng kelompok 100 105
Yen setauku sing berdasarkan yang sudahterjadi dan berdasarkan pengamatanku kui didalam berkelompok istilahe ngkru kui mau yo lebih neng nggon masalah teknis, masalahe iono sing divisi nye-ket, kan beberapa kelompok misale no wong limo yo, sing nyeket, a nyeket, b mulai ngefill, c finishin dan kui saling melengkapi neng nggon tugase dan punya tanggung jawab dewedewe ngono kae lo. Dadi yo emnang terkonsep tenan ketika ngomongkje kru terjun neng ndalan.
Pembagian peran anggota dalam kelompok kecil dalam hal teknis
Peran dalam kelompok
Selama ini ykilc le nggambar selama ono prosese piye, 110
Prosese ki masing-masing personal aku dan gedek ki duwe peranan penting dewe-dewe, sing pertama ki yo, kudu nye-ket, dadi kita sebelum terjun ke jalan kita harus puya sket book dirumah, desain. Nek tak pikir yo perlu beberapa skedul koyo, seseuk nggarap, saiki lebih konsentrasi neng gon seseuuk ngono lo. Dan ono sing yo dadaan ora kudu sisekdul ning dadakan, tidak ada persiapan langsung ke tempat.
Ketika langsung ditempat ngono njuk ngopo wae ngopo sik Yo nyeket, dan untuk lingkup kawasane yo kita melihat, keadaane piye sik. Sepi, yo Melakukan persiapan dan Persiapan,
85
115
langgsung di gambar. Masalahe untuk koyo ngono perlu survey barang kadang, sebelum , memang kita tiap hari keliling dolan piknik, ndelok nggone mengko bengi, memeang ki persiapan, untuk terjun.
survey lokasi sebelum menggambar
hal diluar kelompok
Ono ngga sih bedane sebelum ada ykilc ataupun yorc sing mbbo rasaske ndisik karo saiki. Ono bedane ra?
120
Nek dirasake bedane tak piker memang beda, karena lingkupe konsentrasine loro, kedua belah pihak di sisi lain aku kudu ngurusi kru ku dewe, dan aku kudu mengelola YORC yo an.
Pengaruh ke diriku ki sebagai opo sebelum masuk sebagai kru 125
Nek aku perbedaane pertama lebih bisa saling berkomunikasi satu sama lain, kui penting to kui yang terjadi, yang keduanya, ada masukan dan ada kekurangan istilahe dari sis lain kekuranganku tidak yang belum aku dapatkan bisa tertutupi, dan berkesinambungan dalam arti kekurangan dan kelebihan. Perbedaan dalam pribadi aku luwih seneng ngurusi kru ku dewe daripada yorc yang lebih mengglobal,
Nha saiki kru mu dewe kui 130
YKILC, dan YORC kan sebagai wadah megnglobal dalam arti yo Yogyakarta kui Art Crime kui mau, dari beberapa masing-masing kelompok-kelompok individu sing duwe kru dijadikan satu wadah yorc kui mau. Dan pad ateknisnya beberapa kelompok sing nggrarap tetep ono embel2 YORC, selain nuliske nama krune dewe yo nuliske YORC
Selama anda ikut kru ini, orang2 terdengat piye meilai anda 135
Dari, dari orang-orang terdekat, komentare yo ming aku sebagai sebuah bagian dari mereka inti sebagai aku dari bagian yang paling poko karena yang terjadi mereka2 nongkrong di deket rumah saya, kan yo ngono intine, realitane ngono, dan kawasan yang paling tepat ki, untuk mengleaderi yo bisa istiahe aku sebagai penasehat untuk teknis kan mereka-mereka yang lebih tepat,
Orang di sekitar subjek memandang subjek sebagai bagian dari kelompok
Pandangan orang sekitar subjek
Ada keuntukngan yang didapat setelah meng kru 140
Nek nang YKILC keuntungan yang aku peroleh ya meng dari segi teknis mungkin lebih tidak membebankan, ketika nggarap kan terjadi urunan saat nggambar bagi tugas masing-masing. Nha neng YORC ki lebih komunikatif ngono lho ketika nggarap kita
86
tidak cuma satu orang dua orang tapi berkelompok, okeh. Menurut mas roli dari cara pandangmu, kegiatan yang dilakukan kelompok ki piye to 145
Yang dilakukan kelompok iki lebih ken nggon sosialisasi, filosofine ngono tetepan, nilain kebenarane sosialisasi ke kru. Yang terjadi pada tahun-tahun jamane 2005 2006 lebih ke sosialisasi kru, sosialisasi kru ke ruang publik ngono lo. Karena semangate luwih neng nggon kelompok untuk menyatakan individu belum ono, kemampuan mereka waktu itu.
Mengutamakan kelompok bukan individu
Kelompok lebih utama
150
Yen saiki cah-cah nongkrong kui atas nama kru opo opo? Yen wingi kusuma Negara, neng galeri.
Untuk saat ini lebih ke inisial masing2, yen aku ndelok cah2 saat ini lebih ke mereka luwih membesarkan nama mereka sendiri individu sendiri, dan kru di sebagaikan nomor dua..
Mengutamakan individu daripada kelompok
Individu lebih utama
Ono diskusi dulu ngga ketika mau sedurunge meh ngawe 155
Ono diskusi ono rembugan masalah urunan, masalah urunan tuku bahan logistic, terus, sket gambar, dan teknis pembagian spot, space,
Biasane piye
Lebih neng menentukan tanggal hari popo jam piro tempate ngendi trus ngobrol masalah urunan dana, kan kita lebih kolektif
160
Nek misale terus disepakati tempatnya apa tempat kui piye sih tempat, dipertimnbangkna faktor luar?
Mungkin pertimbangane luwih neng nggon sket gambare kui, dadi ketika pas pembagian space kui cah-cah kan mempertimbangan aku neng ngendi, dan kui memadai ra tempate kui dan safety ra ketika kita pas nggambar
Hal yang dipertimbangkan dalam diskusi, keadaan lokasi
Memper-timbangkan hal luar
Safety kui piye maksute 165 170
Safetyne lebih neng nggon kiro-kiro iso di janggkau pora kui ketika digambar, kan ra memungknkan banget ketika kita nggambar neng ktinggian ra nganggo ondo. Ngono barang to dan kui nggambare neng pinggir jurang, tetep dipikirke to. Yen masalah lokalitas warga kui, di nomor duakan lebih diabaikan kan cah-cah lebih neg nggon siprite de’e sik, spirit nggambare dan untuk hal yang terjadi nanti karo warga ki di nomerke duake, nanti.
Mempertimbangkan keadaan lokasi Menomorduakan keadaan warga.
Lokasi dipikirkan, warga diabaikan.
Sok ada debat pas diskusi kui ra
87
175
Nek masalah sing wis terjadi kui yo ketika pas diskusi dan di tempat diskusi tersebut ora ngomongke nggarap bareng tapi ngomongke teknis yang sedang terjadi. Dalam arti tablek-tablekan njur konfirmasi po ra, kui sempet terjadi, dan yang terjadi mung rembugan. Aku gawe diskusi pas neng sangkring, cah-cah ngomongke nggonku kok di tablek mereka tidak terima. Kebanyakan diskusi yang terjadi ending-endinge ya kesepakatan mereka, batlle.
Ketemune sama kelompok laen Ngomongke kru, yen kelompok yo YORC kui kelompok yen kru yo kru masing-masing 180 Ketika rembugan seseuk arep nggambar kui sok ono debat juga ga
O nek pas, kadang ming masalah iren-iren space ngono tok, nek sing enteng ngono, pas pembagian tempat.
Menjadi masalah banget ngga Ora ora pati dadi masalah 185 Terus penyelesaiane Penyelesaiane yo sailing berembugan dewe masing-masing
Dari cara pandangmu sendiri pernah ada perbedaan visi ngga antara kowe sebagai pribadi sama jalannya kelompokmu.
Sering terjadi ya 190 Misale 195
Perbedaan perbedaan dalam arahan wae arahan sing disepakati. Yo mungkin kubu, dadi istilahe njuk kubu-kubu an ngono ono sing beberapa pingin mlaku neng nggon space iki tapi iki mlaku ning space iki. Tapi ming masalah kecil ra dadi masalah gede. Tapi nek permasalahan ngono kui ra dadi masalah sih. Mung dadi beberapa sing ra seneng karo iki ngono tok. Intine mung ra seneng kekancane tok. Dadi istilahe mung secara pribadi ra ono masalah gede.
Terkubu berdasar tempat yang dipilih untuk menggambar. Tidak menjadi masalah besar.
Kelompok terkutub dalam beberapa kelompok kecil
Nek mas sendiri pernah gawe turun ke jalan sendirian 200
Turun ke jalan sendirian, kalo sendirian ki ,cuman nggarap sendiri sih pernah tapi ada temane. Kalo sendiri lebih ke permasalahn teknis, dadi ketika nek aku metu dewe, teknis sing aku lakukan hanyalah membuat tagging tok, nek membuat piece aku mesti
Pernah sendirian tapi utuk membuat piece harus ada teman
Harus ada yang menemani
88
ono konco ngono lo. Maksude piece
Karya sing neng nggon aku anggap sudah maksmal, sebelumnya perfek ngono lho. Kalo nenggon grafiti yo nggawe trow up ngono lho.
205 Dadi opo emang ono bedane yo nek deweean karo nek
Hoo nek deewean ki ngomongke teknis njuran, apa yang dilakukan pelakune wae. Nek koyo aku yo luwih ning nggon tagging.
Membuat tagging jika sendirian
Sebatas tagging
Emange kenopo kog dewean muk taging yen bareng-bareng kok iso piece 210
Alasannya kalo dewean karena aku dewe yo wis istilahe ketika aku pas dewe aku nggarap aku ribet ngoewo barang sing okeh, neng kono aku ubek dewe ngono males. Aku luwih seneng nek, aku dewe yo opo sing aku lakukan opo sing ra paling ribet untuk aku ngono wae.
Lebih senang jika ada yang membantu ketika membuat gambar
Orang lain membantu
Kalo dari segi performansinya 215
Nek barengan ki tak pikir iso luwih maksimal, karena nek barengan kan ono komunikasi yang luber berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Dan iso saling ada kesamaan bentuk, saling merespon. Nek dewe ki luwih ngomongke dewe ngono lo luwih ngomongke de’e dewe dan ora iso lebih maksimal. Karena kan untuk sing terjadi neng kene dewe nek nggambar dewe yo, nggambar-ngambar tempat safety ngono kae. Nggambar sing istilahe lokasine lebih lokasi-lokasi sing ora terlalu tegang.
Bersama orang lain dapat lebih maksimal dalam membuat gambar, ketika sendiri memilih tempat yang lebih aman
Bersama lebih maksimal, sendiri di tempat aman
220 Tegang piye
Tegang dalam arti aman, gampangane ngono. Istilahe ora ajang pertempuran. Koyo neng galeria kae nggambar dewe yo sekirane tetep iso dilakukan no lo.
Penjelasan tegang
Apakah anda pingin itu diperhitungkan sebagai karya mu atau karya kru Yo nek ngomomngke karya dewe yo karya dewe, yen ngomongke karya kru yo karya kru. 225 Dadi emang ono perbedaan
Ono perbedaan tapi, kalo ngomongke aku dewe, aku lebih ngomongke aku sebagai love hate love. Masalahe aku luwih teknis penggarapane lain dari pada yang di katakan sebagai kru ngono lho.
Dadi individual ngono?
89
230 Hoo Ketika neng kru, apa anda juga menyertakan love hate love? 235 240
Kalo neng kru , masalahe ono konteks sing lebih mendasari. Permasalahan gaya atau style. Karena kalo melakukan gaya atau style grafiti, aku lebih memakai inisial nama ketika aku pas sama gedek dengan rot kui/ mek pas ngomongke neng nggon aku dewe aku dan di luar style grafiti teks kui mau yo luweh ning love hate love kui. Dan unike yo kui makane kenopo ko ison ngono kui perkembangan sing aku peroleh dari aku individu ke berkelompok ki yo kui aku dadi ono rambu2 untuk melangkahe ngono. Dan ada batasan sing aku dadi landasan sin gku neng ykilc aku ngomongke ilegal kenopo aku ndadak nganggo love hate love sing konseptuale aku lebih ngomongke love hate love ki lebih neng nggon karya2 karakterku ngono ,lho. Karya 2 sing nantinya ini sebagai langkah ke lebih ke diluar grafiti teks sing gfafiti pos kui. Karena karya2 yang bisa di eksplouitasi ngono lho dalam arti eksploitasi aku lebih bebaes berekspresi untuk dengan love hate love. Untuk grafiti teks kui ono batesan singg nggon awal kui mau. Dadi batesan kui mau sing dadi aku pilihan untuk berkelompok dan ber masing-masing.
Mencantumkan nama tapi menggunakan nama inisial bukan nama sebenarnya, karena ilegalnya kegiatan
Menutupi identitas
245 Nek misale ada orang yang tahu ada orang yang tahu itu love hate love atau rot
Kan itu seko gaya pas gaya rot grafiti teks Love Hate Love luwih neng Love Hate Love, logos. Karakter. Sebenere konsepe sama sih mengangkat sebuah inisial tetepan tapi ngomongke teknis atau gayane kui sing bedo. Dong to. Karakter
Pas koe lagi nggambar iku anda menutupi identitas anda sebagai roli ngga sih. 250 255
Neng tahun 2003 tekan 206 an kui aku sisi istilahe utuk lingkup cah2 sing dalam arti , kan tahun-tahun kui kan isih sitik to cah-cah sing do mulai nggambaerr eksploitasi neng nggon grafiti sih ngga terlalu banget ra koyo saiki sing wis diomongke tenan kui. Biyen aku menutupi diriku dengan tahun-tahun kui kan aku menghargai landasanku mau. Lha saiki kan aku lebih konsenatrasi neng Love Hate Love. Dan aku menemukan sosok aku neng nggon Love Hate Love mau kui, dan yang terjadi dengan Love Hate Love kui aku membawakan semacam misi ning bedo neh karo sing Rot dengan gencar-gencar nya grafiti teks sing terjadi saiiki. Aku mulai opo istilahe saiki membawakan semacam gaya sing bedo wae. Pada dasarnya tretep podo. Maksud ra koe. Dasarnya tetep podo grafiti
Menutupi identitas karena berangkat dari landasan ilegalnya kegiatan
Menutupi identitas
90
260 265
kui tapi kan tidak harus teks to kui. Semua hal bisa dilakukan. Cah cah saiki ki tenane sih bingung dalam arti bingung melangkahe. Dia nanti akan
menjadikan apa dengan dirinya. Dalam arti sing mlaku grafiti kui didisisi lain yo melakukan pergerakan sing mengatasnamakan ilegal tapi di gowo negn legal ngono lo. Kadang-kadang ono sing melaku ngono kui, dan pergerakan-pergerakan sing ngono kui sing dadi tak pikir grafiti saiki ra perlu di permasalahkan koyo ngono to. Masalahe mergane cah-cah njuk do bingung, yang mengatas-namakan ilegal endi yang mengatas namakan legal sing endi.
Balik ke masalah yang dikenali itu , dadi nek ketika sekarang di love hate love menjadi masalah ngga ketika ngambar ada yang mengenali
270
Yo sebenere sing terjadi saiki masalahe ming iklime, dsing saiki terjadi vandalisme wis dilarang dan love hate love sudah disejajarkan dengan vandalisme. Jadi, makane untuk batasan legal karo ilegal kui dadi rancu.
Dadi ketika gek nggambar misale neng gale opo neng kusumanegara, apa ada usaha untuk tidak dikenali atau yo wis
275 280
Nek aku sendiri yo tetep mlaku ra dadi masalah. Yen dadi masalah penting meng nek kecekel kui dadi masalah pentung karena karyaku sudah banyak dan yo nek dipikir-pikir ono satu sisi sing ra seneng dari pihak hukume wae. Nek aku dewe yo memandang kui sebagai karya sing tak wujudke nggo peluapan ekspresiku sing tak delojk ra cukup istilahe, sing tak pikir kui harus istlilahe ngomongke nek tempat kui ra wangun kui yo wangun. Kui ssecara kasarane,nek diomongke logise yo ketika aku pas nggambar aku ngomongke iki sing aku anggep indah berearti yo koyo ngono kui, wujukan lewat ekspresiku.
Kenapa ko milih bentuk ini di jalan ini 285
Masalahe ki ndalan ki sebagai media penuangan apresiasiku, istilahe yo leat dalan jkui aku bisa mensosialisasikan apresiasiku lewat seni yang aku ciptakan ngono kui. Seni yang aku ciptakan kui yo street art. Dadi aku ra ono batesan untuk melakukan sebuah grafiti, melakukan sebuah stensil, melakukan sebuah mural aku lebih menggaris bawahi aku ki lebih ke street art. Karena yang aku pilih street art karena mengglobal meluas, dengan
91
290
mengusung suatu inisial, Love Hate Love kui. Kalo mereka, dan aku mikire karo cah-cah mereka yang melakukan grafiti aku pingin ngomongke tidak harus grafiti dan grafiti tidak harus cat semprot. Cah jakarta emang ono sing ngomong cah Jogja grafitine ra nganggo cat semprot, padahal aku pingin ngomong grafiti yo nganggo cat semprot. Padahal kan awake dewe kan sebagai importir to yang payah to istilahe mung inmpor. Iki kan budaya njobo to. Yen iso budaya njobo digowo rene ki yo di eksplor wae, ra perlu di telan mentah-mentah to.
295 Bisa diceritake maneh ngga perkembangane seko ykilc bisa sampe
Sik seko ykilc I ykilc sendiri terbentuke ki yo awal mulane ki nggarap neng pojok beteng kene ki sing gondomanan kui, aku. Njuk gedek mengusullkn untuk ngawe kru kui yo ykilc kui.
Terus perjalananya ykilc kui 300
Perjalanane ykilc kui yo mung nggedeake jeneng kru dan intine yo ming wong loro aku karo gedek.
Tujuan Kelompok membesarkan nama crew
Tujuan kelompok
Kenapa kok, ceritane seko kono kok sampe yorc 305 315 320
Pertama ki YKILC sendiri kui mlaku wong loro kui sebagai provokasi, pas saat itu ki sing gawe grafiti ki ra nono. Ada tapi sedikit ra koyo saiki. Dan kui yo aku karo gedek inisiatif untuk memperkenalkan grafiti ngono lho. Kadang kan salah to ono sing ngomong kui mural. Dan tanggapane ki ternyata masyarakat sih memandang kui kreatif apik, ono sing mandang sisi eleke karena menggunakan cat semprot kui lho. pilox kui. Dadi istilahe latar belakange mesti geng gengan ngono lho, mengototri. Tapi aku dan gedek tidak merasa menjadikan sebuah halangan koyo ngono kui . dan misiku istilahe membesarkan inisial kru dan inisial pelaku. Men teks dadi YKIL dan tag Deka dan Rot kui, dan untuk semakin aku sering ngagmbar makin weruh bermunculan baru-baru ngono lo. Dadi semacam gambar yo ono sing cah-cah nggambar anyar. Dan aku duwe inisiatif untuk membuka membuat semacam acara dan ternyata antusiase akeh sing do melu neng lempuyangan kae njuk pas waktu itu juga, kita nongkronge isih neng celak UGM. Tapi ternyata neng kono tongkrongane ra mlaku adoh to terus ra ono tempat sing dinggo tuujuan ngono lo. Raono sing dituju dadi mung enten-entenan to. Ternyata
Tujuan Kelompok memperkenalkan graffiti. Tidak mempermasalahkan pandangan mayarakat. Tujuan kelompok membesarkan nama crew dan pembuatnya
Tujuan Kelompok Masyarakat tidak jadi halangan. Tujuan kelompok
92
nongkrong neng ngarepan ngono kuoi ternyata semakin okeh njuk ono komnunikasi dan mempunyai keinginan yang sama nggarap bareng gede dan kui mendeklarasikan YORC kui. Yorc kui oistilahe wadah nggo kabeh. Kru opo wae dadi siji neng yorc kui.
325 Wingi ki pas ykilc sempet nyulis semboyan-semboyan. 330
O kui semboyan, pas kui saat itu juga kui YKILC sedang bentrok karo sewon bomber. Istilahe swon bomber komunitas grafiti tapi sing lebih terlabelilsasi dengan isi. Istilahe sing dee ra ngerti ilegal po legal. Maksude dee mlaku dengan corone dee sing saat itu memang panas no pas republik art kui dan kita menolak untuk ikut even kui sing ternyata disponsori jarum kui wegah ngono lo kan semangate bedo.
Semangate bedane Yo dengan ada sponsor kui. Dan kita menolak. Terus sing yorc kenapa kok di kereta even pertamane. 335
Yo memang kita i ono masukan video ngambar-ngambar sing seko luar negeri sing okeh nggarap neng kereta to, njuk pingin nggarap neng kereto. Nek kui kita mencoba untuk membikin di kereta dan hasile marai ketagihan, ono tantangan sing luwih ngono lo.
Ada tantangan lebih dalam membuat gambar di kereta
Nek nggarap neng kereto selalu bareng-bareng Yo ndak no ono dua atau tida orang , bareng2 sebelum ketangkep kae selalu bareng2 Dua atau tiga orang Ada teman Njuk nggak make nma yorc 340 Dengan inisial masing-masing pelaku to dan tags YORC. Berarti tetep membawa nama YORC Hoo. Jelaskan bedane misi dan misi gengegengan karo YORC 345
Sak tetanne nak cah-cah pada intinya tetep penekanane lebih neng nggon opo inisial masing-masing dan teladani dengan yorc kui. Perbedaan ne cah geng-geng an emang beda karena geng-geng an ki mereka lebih untuk intensitas ngarape, gambare kui lo bedo to ketok bedo bnanget. Mereka hanya membikin taging dan kita membikin trow up dan wildstyle ngono lo.
350
Pernah ada ngomongke bareng tentang konsep ini, perbedaan pendapat ki pernah diomomngke bareng-bareng.
93
Perbedaan pendaapat ki pernah tapi tidak ada ujung pertemuan soale mereka sing cah2 lor ki wis, dudu cah cah squad lho, gedek dan koncone kui wis anu ambisi untuk melangkah neng dodolan kui, dodolan grafiti. Dadi istilahe mereka kui instilahe koyo korner ngono lo, dee meh gawe koyo toko ngono lo.
355 Trus bocah-bocahe liyane sing yo cah-cah liyane naggapi beda ikiki 360 365
Yo njuk dadi pergesehan sing ketok ngono lo, cah lor cah lor, cah kidul, ngono lo dadi, ketemune ketemu frontale luwih neng gon job, pamane cah kidul ono gawean opo njuk cah lor pingin menyainigi. Tapi sebenere nek cah-cah sing biasane Gedhek ki mlakune emang mlaku masing-masing ora mengataskan nama koyo kelompok ini nek kono writer ngono. Kita yo pamane aku ngejob yo nganggo kelompok ku dewe. Wingi sing fky kae karena penentuan untuk mengatasnama ini kelompok opo dan aku menyebut kelompok ini terlalu semacam hal yang baru dan luwih apike yo saonoone wae. Walau pun yang masih tersisa dan eksis yo cah-cah kui, liyane emang ono tapi intensitas ketemune kurang. Tapi nek koyo gone gedek kui anu mereka lebih mencari dan menjadikan semacam koyo grafitiki ono nilai komersile nggo dee, tapi lebih ke pengaplikasiane ki sing ra tak setujui.
Perecahan menjadi dua kubu, utara dan selatan. Setelah pecah ada persaingan
Kelompok terkutub menjadi dua kubu
Jadi endingnya yang yorc kui dadi lor dan kidul 370
Ya karena walaupun mereka menyebute aku yo cah yorc no tapi yo disatu sisi dee lebih membesarkan dadi kru to krune edee dewe writer. Untuk cah kidul ki mlaku dewedewe membesarkan inisiale de’e dewe-dewe.
Istilahe ada yorc ada writer 375
Yo banyak sih ada bebrapa macam sing menggolongkan dewe-dewe. Emang kadang simpang siur yorc dengan kru lainnya. Karena sing dimaksud yorc yo yorc . sopo wae sin gmengatas namakan yorc yo yorc. Tapi kan nek negn gon perjalanan grafiti kui mereka lebih mementingkan inisiale dee dewe daripada kru ne to. Karena yo sopo sing ra gelem de’e dadi terkenal inisale dee. Neng ngendi wae. Dunia njobo luar negeri mereka yo lebih neng nisiale de’e. Karena kui kerja kolektif dgn ora disuport dan kru kui sebagai sebuah semacam tongkrongan istilahe. Tongkrongan dan klan.
Ngangkat jenenge dewe meskipun inisial.
94
380 385
Emang nek dipikir sampe seberapa jauh sing tak delok ora ono sing langsung jeneg kru. Koyo aku mbiyen yo yen nggarap jengku dewe. Dan tag tag kru kecil. Tidak menutup kemunkinan dalam kru sendiri. Ada gawe jeneng. Tapi emang dasare emang turun ke jalan untuk mempriovokasi dan melampiaskan ekspresi sing dia inginkan. Sebenarnya street art kui luwih negnnggon grafiti mural dan sebagainya, ceritanya luwih ke pengunkapan identitase de’e to. Maksute kok nggambar sing kae kan pengungkapanmu to ekspresimu, sing pingin di apresiasi wong to. Koe ngarap ning dalan didelok nnjuk merekam dan bertanya-tanya sopo kui. Dan ketoke yen tak pikir neng dalan ono perang semacam wilayah. Sing tableg-tablegan
Membuat gambar sebagai provokasi, untuk memperkenalkan diri, karakter Love Hate Love
Emang sing ditugaskan kui emang kru bukan mas roli dewe 390 395
Sing fky sebenarnya saya sendiri yang dapat kerjaan tapi dikarenakan aku ingin meliha tsemacam opo yo, kolaborasi istilahe kerja tim ngono lo, dari kono aku ndelok personal-personel sing langsung terlibat langsung, ngono kan bisa dilihat. Dan aku pingine cah-cah ki mlaku diong neng gon dalane ngono lo. Sebagai , ra ming sebagai mereka semacam tontonan tapi kerja langsung. Jane ra ono batasan untuk berkespresi neng dalan. Bebas ngono lo untuk meluapkannya . koe rasah kepentok nang nggon e skil mu opo.
maksute terjun langsung 400
yo ee.. piye carane saupomo ono tembok kosong, dan yang diperlukan hanya ide to. Cah-cah ki piye dengan keadaan kui piye carane merespon. Kan sebenernya kan grafiti dan street art, stret art sendiri kan yo merespon ruang publik, merespon dengan ketidak puasan po ketiak puasan atas opo, mungjkin ketidak puasan atas tempat kui dari segi tempatr kui. Tempate setrategis denga nsituasi terlalu rapi.
Ki kan berartikan tim yo kerja tim, nek misale kurang wong siji po wong loro no piye 405
Kurang wong siji po wong loro pokok intine ki aku, karena sing sebagai art directore lah, mungkin aku ndeloke seko cah-cah ki emang angael diatur, karena punya keinginan masing-msing saing kudu dipenuhi tanpa ada hambatan to, mau ngak mau toleransi untuk ke arah kui, masksudte atas dasar sing kui ora merugikan koncone. Karena yen tak delok egoisme kui sedang terjadi neng grafiti pokok paling penting karen semacam
Tidak masalah ada yang tidak hadir, Love Hate Love sebagai pengarah seni.
95
410 415 420 425
inisial ki sebagai tingkatan kehormatane dee ngono lo. Dadi nek dee ngarap neng dalan dengan inisiale dee terus di tablek kan bakalan nesu to leh ditablek. Tableg genti po jak batle. Semacam ono daya tarik pengeluaran daya tarik untuk melangkah lebih lanjut neng nggon pergerakan ne de’e. Munkin koyo kowe dewe ngaambar neng dalan duwe ideolagis, mungkin koe nggambar neng dalan mergane seneng wae. Pergerakan berearti nggambar sengeng. Nek aku susah nggambar neng dalan. Tapi nak koyo aku dewe pergerakane aku seneng nggambar neng dalanm merggane aku gambar kui tak nggo sebagai provokasi sebuah bentujk bentukku ngono lo sing aku luwih jelas lewt kui dari pada nggambar neng omah ngono lo. Aku ngambar neng bakalan diapresisasi wong dan wong sering banyak melihat dari karyaku ngono lo dari pada nggambar dirumah. Yang aku tau dari seniman studio dan seniman stret artr emang beda ngono lo. Seniman sttudio mereka terkenal atas dasasr institusi opo, maskute koyo luwih neng gon lebelitas, sekolah, ISI, pameran . kita kan lebih pergerrakannya neng dalan dan opo yang dilakukan dikjalan merupakan media provokasi dan sosialisasi. Lambat laun kan orang bertanya sitilahe melihat dari bermacam-macam segi sing aspeks ing disebut kui grafiti trow up atas dasar dee dewe kui yo kui sebagai semacam ranjau semacam menyebarkan ranjau mana yang akan meledak. Tenane ngoono dadi nek endinge nek ngomongke masalah nggon ending kui srtert artis neng donya ki bakalan akan menjadi semacam pilihasn dee aakn menjadi street artis seniman jalanan untuk menjadi seniman studio berkary adi kanvas dan pameran opo akan menjadikan semacam ee komoditi sing t-shirt cloting ngono
Menggambar di jalan sebagai perwujudan ekspresi seni. Untuk dapat di apresiasi orang banyak
Alasan meng-gambar di jalan
430 Pilihannya
Hoo tapi kui emang kebanyakan ngono, mereka bermain di clothing dan berkarya dan jalanan sebagai karyane de’e. Outlet postere d’ee.
Koyo squad ngono 435
Tapi squadi maslahae yen tak pikir-pikir menjadikan suatu macam tok intine grafiti teks. Tapi emang dalane dee yang dia jalankan. Bener dfee nganggo jenega squad memeang kudu ngono. Kudu ono jengfneg deng dalan istilahe profokasi neng dalan. Soale persaingan we ketat banget ngono lo. Kabeh tenane sing neng luar negri dan duniai nek
96
440
persaingane karo poster-poster komersial ngiono lo. Awae dwe mayor karo minor ngono olo. Dadi perbutan neng dalan ki kui semacam sbuah bentuk dadi semacam paling penting ngono lo. Grafiti neg dalan ki ga cuman grafiti teks mungkin aku sendiri ra tertarik. Luwih tertarik neng nggon karankter karena aku serius juga dan bisa lebih penyampaiane keno kecekel ngono lo publik.
Koe ki sebagai art direktor sing wingi kae nek pas neg gale nek ra salah sempet krungu cah cah kurang inisiatif
445 450 455
Masalahe piye yo, aku ndeloki seko anus ih, sdm e mereka karena mereka intensitase ono sing cah sekolah no sing isih sma on sing dan mereka I istilahe ki semangat untuk sing ra tak senegi mereka do main ego kabeh karena tek delok dewe, nek cah grafiti teks mereka luwih neng grafiti ne dee mbuh kui nyambung ra nyambung karo bekgrone no lo. Brati kan podo pokok intine kan wis kecekel to soul e dee berarti inisial lebih penting daripada segalanya, persetan dengan tim back ground dan opo, istilahe sebagai kesatuan sing yo wis, berati soul e wis kecekel de’e ono tanggung jawab untuk karyane de’e dewe. Tapikan untuk kerhja kolabiorasi kan ono timbal balik to tapi kui masalahe skil dadi masing-masing wong kui skil e bedo-bedo, dan cah-cahe dewe ora sak strata, ono sing SMA ono sing nganggur, dan basik e wis bedo-bedo kabeh. Cuma ono beberapa sing nyambung-nyambung dan sing cah-cah grafiti teks mereka wis kecekel soul e de’e neng graftiti. Nek kudu kolaborasi neng nggon semacam kesatuan gambar ra nganggo grafiti de’e raiso nek aku ndelok koyo neng kusuma negara kae sik simpel ketok banget to. Sing kusuma negara kidul pom bensin kea lo. Koe teko to.
Lebih mementingkan inisial pribadi daripada kelompok
Kesulitan ber-kolaborasi
O sing tamsis njuk ngalor. 460
Lak yo teko to, sing no londo, yo ngono kui sing terjadi ternyata yo untuk kerja kola borasi dan untuk kerja tim ki yo angel, karena tiap personel wis duwe idealis mlaku dewe2 to.
Nek misale wingi kae kan sempet ngarape ning ngarep pos polisi lah neng sebrangan ngono. Opo , nyantai wae
465
Sebenere ki nganu o yoan nak dari kita masing-masing ki muk modal nekat soale karena mengko yang trerjadi ki bisa didiskusikan,
Modal nekad
Maksute
97
Ketika pas nanti polisi dateng dan bertanya-tanya kan terjadi diskusi kan, lha kui sing sing dikarepke. Kan yo ra duwe ijin, neng ngarep polisi to kui. Tenane kan ra ijin.
Yang diharapkan dari diskusine kui 470 475
Yo negoisasi sing kompromi ngono kui, istilahe koyo semacam , yo nanti yang terjadi yo kita tetep berpegang teguh untuk tetep menggarap, ngono. Padahal yo ra ono surat sih dewe. Kae ki atas dasar cah-cah dewe wis kebacut… . nyekel jeneng yogyakarta art crime ki lo. Munkin crime e lewat sing ilegal kui tapi yo emang satenane ming ono rasa inisiatif untuk nggawe apik wae. Istilahe walaupun wong ra seneng yo tetep ngomong , no le negur no lho yo omong wae nek kui yo untuk …
Memegang nama YORC
Misale nentukke nggon nengndi, sok dibahas ra, ono polisi, jam piro, 480
Ora ora masalahe piye yo kene spontan wae wis nggarap kono wing modelae cah-cah ki ming semangant nggambar karo semangat lewat mungkin yo semangat ono luwih luwih ono keberanian karena mereka bareng-bareng. kui kan sing dadi pokok intine ono labele fky kui dadi pokok andalan lah. Untuk beberapa kali ngarap kan antasena sik to sing digarap karo logone to. Istilahe pinter nggapusi walaupun ra ijin no lo. Tapi tenanae kui rapopo radadi masalah gede ngo cah-cah nek ngarap koyo ngono karena kui nggo nyambung urip karo yo nggo nggambar terus dadi ono kegiatan to.
Bermodal semangat menjadi lebih berani kerena bersama-sama. Label FKY menjadi pegangan dan alasan. Untuk penghidupan dan dapat tetap menggambar
Mermodal semangat. Berpegang pada nama FKY. Alasan.
485
Wingi ki sempet no sik nyantai-nyantai , koyo ning unggur po pojok beteng, beberapa ko santai-santai
490
Yo mungkinmn mereka wis selesai untuk tugase kui, sing paling elek I dee ra duwe inisiatif untuk saling merespon karena deee wis menanamkan jiwane dee wis aku cah graft teks yo wis aku wis rampung. Istilahe nek koyo nek semacam rutinitase neng dalan I dee untuk kerja kolaborasi ki kolaborasi kru dee semgangate soule neg nggo n teks e dee dewe. Karena mereka tidak lahir lahir dari, kerena mereka bukan lahir dari perkumpulan mural no lo. Mereka lahir komunitas kecil yang pinngin nggambar nng dalan dari graffiti. Cah-cahe ngono. Yo kan ketok to wingi sing inisiatif ra ono sing inisiatif.
Sudah selesai dengan tugas. Lebih semangat jika membuat karyanya sendiri.
Tidak semangat berkolabo-rasi
Neng tamsisi sing rol wis do brul-brul 495 Ka wis ketok egoismene yo mau nggak mau, nek aku dewe ngarap neng dalan I koyo duwe
98
tanggung jawab sing gede untuk karya, koyo ne terklalu kasar nek karya ki harga diri tapi sebagai opo yo semacam koyo tingkatan mosok yo ngambar entuk spot ning dalan mosok yo ngambare biasa-biasa wae. Yang jelas kan kui untuk diapresisi juga oleh publik to. Kalo kita seneng yo publik melihatnya seneng kalo kui atas dasar estetika ngono lo.
99
WAWANCARA PAWS
Wawancara Paws No Transkrip Analisis Awal Refleksi 1 Ipras itu sejarahnya jadi bomber bisa diceritain ngga mulai kapan 2 3 4 5 10
Sebenernya sih aku tau gambar itu dari SMA, dulu udah sering gambar. Cuma di tembok-tembok sekolah sih, iseng- iseng nggambar yo ming nganggo areng, nganggo boto. Na, tapi mulai ke jalan sebenernya dulu tu ada permasalahan pribadi tak pikir itu bisa jadi solusi, jalan keluarku, aku stuck ning nggon masalah kuwi, akhirnya aku nyoba nggambar-nggambar akire tekan saiki. Yo ngono kuwi..aku pertama kali ki yo kenal sama anak-anak tapi nek nggambar aku sering dewe, uwis kenal karo temen-temen yo..sebenernya kenal karo temen-temen ki ming sebatas opo yo..aku ki mbiyen ming nggolek pengakuan, yo ora nggolek pengakuan sih tapi opo yo kan nek wis mlebu kelompok ki luwih PD nik nggambar, aku mbiyen yo kenalan karo mereka tapi luwih PD nek nggambar, aku mbiyen yo kenalan karo mereka, tapi nek nggambar aku sering dewe, lebih sering sendiri, mlaku dewe-dewe
Lebih Percaya diri jika masuk dalam kelompok
Kelompok menambah percaya diri
Itu ki mau kok lebih PD maksute piye? 15
Itu gini nek kita melu crew kan otomatis kan mempengaruhi segalanya lah, nggolek referensi gampang, takon-takon karo konco, nggolek style-style gampang trus nggolek peralatan pun koyo caps ki gampang nek awake dewe melu crew yo..sakjane luwih memudahkan kita mengembangkan skill awake dewe dalam nggambar.
Tapi pernah juga ga nggambar karo crew, karo cah-cah 20
Aku terus terang ket biyen ki nek bener-bener crew ki ming sekali, kau kan melu psycho, psycho crew, cuma sampai sekarang ora jalan. Nek YORC ki kan lebih global to, mungkin nek anggepanku semua anak jogja yang seneng graffiti ki mlebu YORC, Cuma nek crew yang bener-bener crew ki yo aku gek mlebu psycho kuwi.
Emang lebih sering dewean yo 25
Yo, maksute nggambare lebih sering bareng-bareng, Cuma nek aku membawa namaku sendiri, jadi ga nulis crew.yo bener aku karo roli karo pagob karo sopo-sopo Cuma aku ngganggo inisialku dewe, roli dewe
Membawa nama subjek sendiri
Tapi berangkatnya ki di tempatnya juga bareng-bareng?
101
Yo emang nggambare bareng-bareng Cuma kan yo nganggo jenenge dewe-dewe lah.. nggowo jenegene dewe pas grafiti inisial lah… Menggunakan inisial 30 pas pertama kuwi bareng-bareng apa dewean?
Emm…aku yo tetep bareng-bareng sih nek nggambar, 2 orang, 3 orang. Cuma yo tetep nganggo jenenge dewe-dewe lah.
Ki kok pertamane nggawe psycho ki piye? 35
Psycho ki sebenernya aku ming generasi ke-2 sih mas, jadi psycho ki udah ada tapi trus do pindah-pindah, ono sing kerjo ning Jakarta, ono sing mandeg. Jadi sing 2 orang, kan ada 3 orang, yang satu emang dari pertama de’e psycho, trus sing kedua ki anyar, mergo konco dolan, trus aku. Ono kru psycho melu ra awal mula psycho ki aku ga tau, Cuma aku ming melu diajak..
Trus kok memutuskan gelem melu kru ki pye? 40
ee…kru ne ki kebetulan ki isine ming wong-wong edan, aku rumangsa cocok karo mereka yo wis aku melu kru sing psycho.
Alasan bergabung dengan crew
Berarti lebih dulu mana YORC atau psycho Nek gabunge pertama YORC, pertamanae pake nama post ki ning YORC Berarti pertamane jenengen emang Paws 45 Ho’o Berarti ketemune karo cah2 psycho ki ning yorc?
Ho’o dadi ning yorc mbiyen ki ono psycho, ykirc, ono glagat buruk, ono skul terror dadi kuwi ki kru-kru lawas sing kru-kru jaman mbiyen wis ono, dadi let dilit yorc ono, kru kuwi ono.
Pas ning kru kuwi emang nggedekke nama kru opo bawa nama….. 50 Nggo kru, tapi tetep tag nama tetep ada perseorangan Tetap ada nama pembuat Dirasakke ra perubahan pas gabung karo cah-cah yorc po psycho kuwi?
Yo..ono lah…dari segi aktif e nggambar bertambah, dadi sering, sing kedua permasalahan referensi dan lain sebagainya ki mudah, luwih iso nek nggawe iki piye ono konco nggo aku takon
55 SMA mu seni pa?
102
Nek aku ora, nek cah-cah ono sing seni rupa, nek aku biasa, dadine yo ra ono, dadine itungane nek jamanku SMA sing iso yo aku tok, nek jaman saiki graffiti dadi life style..cah-cah sing gaul ki iso gravity..dadine sok…….nggambar ben ketok hip, gaul..
Nek kowe dewe? 60
Nek aku sih…yo kuwi kan anggepane uwong, nek aku seneng ket mbiyen, ming ora wani ngetokke ora ngerti konco-koncone sing endi aku rung ngerti ning jogja sing seneng nggambar sing endi.yo..aku sih wis kerep ndelok YORC, YKILC, mung aku Cuma jaman kuwi rung ngerti wong-wong e endi, kumpul ning ngendi . yo aku sih Cuma cah enom sing seneng nggambar wae sih mas, aku kenal karo wong-wongane dadine aku luwih ngembangke.
65 Pertamane kenal ki piye
jadi aku ndelok, nek ngerti ono koncoku iki, aku ndelok berita, mbiyen lak ono cah-cah sing kecekel to..la salah sijine ono koncoku cedhak, akire aku hubungi koncoku, takon- takon nongkronge ning nedi, sopo wae, nongkronge jam piro, dino opo..akire aku langsung dolan rono, malah ra ono koncoku yo dolan rono, kerep dolan.
70 Apakah ada pendapat orang-orang di dekatmu kowe melu? 75
Pertama 2005-2006 grafiti ki negatif, aku beberapa keluargaku ki ngomong ..melu sing legal-legal wae, mbangane kowe melu sing illegal-ilegal. Semua keluargaku ki tau nek aku seneng nggambar..yo…sejalan dengan waktu aku ngarani graffiti ning jogja ki sih ilegal. Cuma kesannya legal, tiap malam ono wong nggambar, dadi aku ngarani graffiti ning jogja dadi legal, nyantai wae, walaupun ono permasalahan-permasalahan, yo, nek ono masalah pas lagi tidak beruntung wae.
Keluarga menyarankan untuk bergegiatan yang tidak dilarang
Dadi sampe sekarang ini…………………. 80
Iso menghasilkan, yo ono sing tak hasilke, yo biarpun dikit-dikit aku iso nggolek duit seko nggambar, aku iso nggolek duit seko nggambar omahe uwong. Dadi wong tuwaku yo…, dadi diantara temen-temen liyane aku jarang bermasalah, aku rung tau kecekel, rung tau ke gep wong, rung tau piye-piye dadi yo selama ini keluargaku fine-fine wae.
Mendapat uang dari menggambar. Belum pernah bermasalah. Keluarga tidak masalah.
Pendapat keluarga
Yen kanca-kancamu, cedak mu Yo wis koyo bomber lawas karo anyar ki yo… senioritas ngono po?
103
Yo ora juga sih 85 Nek sing life style kui mau piye Saiki yo yen aku sih saiki Enggak maksute mungkin waktu SMA…………………… 90
Aku modele opo onone, dadi aku ki ming cah enom seneng nggambar, trus yo kebetulan kenal karo cah-cah sing seneng nggambar, dadi kau ora menganggap aku wong sing sok bomber, Cuma kan yang disaat profesi kuwi dijalani yo piye meneh wong nggambar yo jenenge bomber, Cuma aku kan person, aku si Cuma cah enom sing seneng nggambar.
Yen menurut mu yang kamu lakukan kan, kelompok mu lakukan 95
Yo saat kuwi kan profesi, koyo wong ngelukis, piye-piye nganggep pelukis, awake dewe yo…aku nggawe gaffiti yo..pertama yo aku ra ngomong aku cah bomber ngene-ngene. Cuma disaat profesi kuwi dijalani yo tetep jenenge bomber. Cuma yo maksute ga menutup kemungkinan orang nggambar graffiti ki jenenge bomber, yo emang kadang kala nek berbenturan karo profesi yo awake dewe nganggepe yo ngono.
Subjek menganggap kegiatannya sebagai profesi
Pendapat Subjek terhadap kegiatannya
Misale sekarang nggambar bareng-bareng sok ada rembugan-rembugan dulu ga sebelumnya
100
Yo nek ngono ki biasane ki ada mas, beberapa Cuma nek ngonsep yo ga..jarang..Cuma nek misale kadang-kadang ning spot membutuhkan piye carane gambaranku, gambarane konco2ku ki iso nggathuk….nggak ngomong tema si cuima nggak perlu konsep..ada…tapi jarang
Ada laen ga yang dijadikan rembugan selain konsep gambarnya Ada juga si..lokasi menyangkut keamanan, tempat aman ga, warga sekitar penak ra… Faktor di luar kelompok Faktor luar 105 Amanae piye?aman dari warga?
Yo misale pinggir dalan, lalu lintas aman ga parkir motor piye, wargane cuek po reseh kan ono uwong nggambar di piye-piye..kadang-kadang ono sing ngono kuwi sih..
Mempertimbangkan faktor luar, keamanan, warga.
Faktor di luar kelompok
Polisi ngono 110
polisi ki..kadang-kadang ono polisi liwat dinengke wae, kadang ono cah-cah cerito wah aku bar ketangkep mas..kadang-kadang aku yo sok mikir polisi ki nyekel uwong mood-mood an po piye…
sering dibahas juga ga itu tentang polisi…………….
104
Yo, tapikan mesti iso ono omong-omongane. Kan nggambar, nggawe ne apik Jawabane ngono po?nek ditakoni uwong ditakoni polisi ngono po?……………. 115 Yo, pinter-pintere gawe alesan wae sih Tapi pas nek emang dihadapkan pada faktor sing diluar kendali ngono piye? 120
Kita yo suka yo…asal hajar sih nek cah-cah, yo masalah kuwi keri dibahas bareng,,,yo…ra memikirkan faktor-faktor laen..kadang nggambar kan membawa nama YORC yo kan mempengaruhi YORC juga, nama YORC,,,yo kadang-kadang sharing juga si apike piye warnane piye..njuk keamanne
Mengabaikan faktor luar, memepertimbangan kualitas gambar kelompok demi nama kelompok
Mengabaikan faktor luar. bahas kualitas gambar.
Sok ono selisih paham ngono ra 125
Nek selisih si jarang nek perbedaan gambar sih anak-anak yo wis tau porsine masing-masing ,jadi disaat nggambar bisar gambare bedo mereka wis duwe gambaran piye carane nggabungke gambar satu dengan yang lain. Dikasih ornamen-ornemen. Dadi cah-cah ki udah tau karaktere masing-masing. Dadi biarpun gambare beda penggambar, si B ki wis tau karaktere penggambar si A, penggambar si A tau karakter e penggamabar si B dadimereka ki nggambar ki beda tapi ornamen mendekati dadi iso dadi siji, dadi perbedaan gambar si ga masalah, wis do apal karaktere, dadi yo pinter-pinter e kita wae lah pinter-pinter e aku karo temen-temen wae lah..memikirkan menggabungkan konsepe kuwi..
Masing-masing anggota mengetahi ciri gambar dan posi masing-masing anggota yang lain ketika menggambar.
130 Ada bedane ga sing dirasake, dewean karo bareng
Yang jelas nek bareng-bareng ki ora wedi, rasa ketakutan berkurang, bareng-bareng, nek masalah ketenangan ki penak dewe nek butuh serius..
Ketika bersama rasa takut berkurang.
Pengaruh orang lain.
Luwih seneng dewe po bareng opo yo nek nggambar bareng-bareng ki luwih aman, yo seneng wae koncone akeh lebih aman dan senang Ono perbedaane ra dewe karo pas bareng-bareng 135 140
paling perbedaane ming konsep si mas, nek nggambar bareng kan dewe kita kudi berbesar hati menerima opo yo emnag nek nggambar bareng kan saling melengkapi, yo awak dewe kan kudu gelem misale ki gambarku ku mlebu ngonnanmu yo…yo wis ra popo…perbedaanne ngono kuwi nek nggambar dewe kan apapun semua konsep wis dipersiapkan nek nggambar bareng kan konsep kadang berbenturan karo nggone uwong, tapi trus gimana carane konsepe iso bareng, melengkapi
Ketika bersama, harus bisa menerima beda konsep dan saling melengkapi
105
dari kepuasaannya 145
kepuasan si tergantung tematis sih,,…yo bedo-bedo kepuasan ki kadang ada sing ternyata aku wis puas ngene, ternyata pas disaat nggambar karo cah-cah ditambah ornamene de’e ternyata gambare luwih memuaskan luwih hidup, dadi konsep ku ki tak piker wis apik banget njuk tak pikir nek ditambah ornamen e cah-cah ki dadi elek tapi ternyata enggak, ternyata kadang luwih apik mbangane aku nggambar dewe, kadang hasile luwih apik nek nggambar bareng..
Nek dewe 150
tenang mas..biarpun bareng-bareng nek wis serius gambar ki tenang, cuma nek awan ki lalu lintas e mas, karo wong-wong wirawiri, ndelokke yo perbedaane yo ngono kuwi….ga da perbedaan sing wah
kowe pernah pas nggarap dewean neng nggon sing rame ngono Aku nggarap dewean nggon ngono rung tau Ketika nggambar, yen on sing mengenali koe no pie, apa menutupi … 155
Cuma yo dulu kan saiki kan aku bedo…aku wis jarang banget gambar gravity…wis jarang nggambar yo otomatis lah ono…..gambar tok ki nek aku wis aktif gambar 2 3 tahun lagi yo kau iso nggambar, nggambar tok ki uwong iso kenal, nek sekarang kan aku isih nggo jeneng, yo nggo publikasi sih..
Tidak lagi menutupi identitas, menggunakan gambar sebagai publikasi
Tidak menutupi identitas
Misale ono wong sik ngerti………… 160
Disaat koyo opo yo nggmbar ki ternyata yo fungsi..koyo..aku nggambar ranjau, ranjauku wis ngenani uwong, dadi uwong ki wis ngerti
Gambar sebagai publikasi
Nek ketika itu ono sing kenal koe, o iki gambarmu ngono
Yo nek awalan sih aku nggak pengen menutupi yo nggak penegn nggaya, aku nggak pengen ngomong nek ooo…kuwi aku kuwi aku wedi nek diarani nggaya dadine aku yo opo anane lah,,…misale gambar mu mas…hoo…aku yo ra njuk menyombongkan diri..
165 Kan ono sing sok……………
Yo piye carane ngomong kowe nggambar ngene-ngene wis ono ne mung alasane dewe, disaat wong ngerti alasane ngopo, disaat aku memilih karakter kuwi kan aku wis ono alasan…
Pas wingi kae, kan nggarap seko fky kae, e…sik dirasakakke………….. opo yo yang jelas bangga, ternayta fky sendiri kan proyeknya pemda yogya, yo
106
170 175
membanggakan juga si nggo yorc soale ternyata yang pertama kita nggak dianggap sebelah mata, yang kedua kita dijadiin bagian dari acara fky, biarpun sepele tapi kan yorc nganggepe kita komunitas sing nggak terlalu wah tapi ternyta mereka mengganggap kita sesuatu yang bisa dibanggakan, mereka ngajak YORC kon nggambar, biarpun Cuma nnggambar Cuma untuk kita membanggakan wae, brarti kuita kan sudah dianggep nggak selamanya kita tu merusak, kan uwong ngganggepe graifiti merusak kota tapi ternyata kita masih bisa memberikan sesuatu memberikan andil untuk jogja
trus kalo dari kelompoke menurutmu 180
emang konsepe awal kan tiga gravity teks sama 4 karakter, disaat jadi..seko fky awake dewe tetep membagi tugas, sing cah gravity yo nggawe teks’e sing cah karakter yo nggawe karakter..yo sing wingi berjalan dengan baik sih, wis do tanggung jawab sing nggareap teks sopo sing nggarap karakter sopo
engak ono sing mbok dirasake kurang piye.. 185
nek aku enggak si mas, selama kuwi konsep sing diajukan mereka koyo ngono yo disaat wis terasa melangkapi yo wisa ora popo, kan emnag konsep dari sana kan seperti itu, dadi yo kita nggak berani ngubah konsep juga
tentang kerja…….. yang mereka lakukan ki udah wis kecekel kabeh, wis tanggung jawab, dah bagus Yen ono masalah karo kerjaan kui no piye 190
pertama emng konsepe yang diminta sama fky ki emang…kan kebetulan aku melu rapate melu pembahasaan beberapa kali sama mereka cari tempat yang paling ga orang lain bisa liat, trus yang kedua nek aman nggak e sih kemnaren kita mikire kita bekerja unbtuk fky dan fky itu paling nggak program rutin e pemda,aku mikire biarpun itu legal…tapi yo garap wae lah, pamane nek dewe kecekel yo ngomong wae nek fky seperti itu
107
WAWANCARA MUCK
Wawancara Muck No Transkrip Analisis Awal Refleksi 1 Anak ke berapa dari berapa bersaudara? 2 Anak ke 2 dari 3 bersaudara 3 Kuliah atau 4 Kebetulan aku masih merilis pekerjaan didampingi dengan sekolah yang hampir selesai 5 Maksute Maksute tinggal ta Pertama jadi bomber itu gimana ceritanya? 10
Waktu itu yo aku di jalan mungkin lebih suka penulisan emosi yang berupa ekspresi di tembok-tembok atau di rolling door atau di kereta yang tidak terbatas, dan mungkin aku lebih suka seperti itu, daripada menulis atau di batin. Mending seperti itu lah.
Pengungkapan tulisan di tempat umum
Awal ke jalan
Pertamane corat-coret atau Ya, pertamane corat-coret nggak mutu gitu. Merusak, fasilitas umum, terutama itu. Corat coret merusak Awal ke jalan Itu sebelum atau setelah mengenal grafiti? Sebelum kenal grafiti. 15 Perjalannya sampai sekarang ke grafiti? 20
Waktu itu aku sedang corat-coret, lalu mengenal grafiti, lalu aku pindah, berpindah profesi menjadi seorang grafiti, dan akhirnya menjadi sekarang ini. Yang sering merusk fasilitas-fasilitas umum. Dan seperti apa yang dikatakan oleh grafiti ners, ya grafiti sebenarnya adalah grafiti yang merusak, tembok-tembok atau fasilitas-fasilitas umum, dan ilegal khususnya.
Mengenal dan beralih ke graffiti, tetap merusak fasilitas umum
Mengenal graffiti
Pertama yang ngenalke grafiti?
Pertama aku kenal grafiti dari, dari jogjakarta khususnya, kota, yaitu, aku nggak tahu siapa. Waktu itu sudah banyak graffiti. Mungkin orang-orang yag mungkin aku tidak kenal waktu itu.
25 Lihat grafiti Ya, lihat graffiti dan aku ngeliat situs graffiti dan melihat sejarah graffiti, dan aku tahu tentang
109
graffiti, dan aku menjadi pelaku graffiti. Ada yang ngasih tahu graffiti itu ngene-ngene nggak? 30
Menurut aku graffiti itu kebebasan ok. Mungkin ngga ada. Buat aku lho. Buat aku sendiri aku ngga bisa diatur buat nuliskan font di jalan atau dimanapun itu spotnya, tempat itu, itu terserah aku. Di graffiti itu ngga ada Tuhan.
Maksudnya Nggak ada yang mengatur jalannya graffiti Intinya merusak fasilitas umum, awalnya dari situ? 35
Awalnya dari situ berkembang menjadi sebuah kegiatan yang mungkin bisa dibilang komersil. Tapi di samping komersil itu, kami tidak pernah, kami, ya bersama teman, mungkin tidak pernah menuliskan nam ailegal di jalan tapi di situ hanya sekedar font dan seperti itu.
Maksudnya nama ilegal? 40
Nama ilegal ya nama sisi gelap masing-masing perorangan mesti punya. Ya itu dituangkan di fasilitas-fasilitas yang mungkin bertentangan pada pemerintah.
Kenapa ko ke ilegalnya, ada alasan tertentu?
O, lebih, lebih nge soul, atau lebih, ya, mungkin semua grafiti punya idealis masing-masing. Nggak ada yang bisa ngatur kan. Kalau saya lebih suka merusak fasilitas daripada hanya style belaka atau Cuma gaya di depan dan mencari popularitas.
Lebih suka merusak daripada hanya mencari popularitas
Alasan merusak
45 Ini kan koe njuk berkembangnya jadi karo cah-cah wijilan, perkembangannya dari koe.. 50
O, perjalananku, yorc, pertama aku berawal dari perkenalan dari jalan waktu acara ilegal dan aku sering, sering eksis mungkin di jalan, dan, dan yorc pun mengajak ku untuk bergabung dengan mereka dan sampai sekarang masih eksis bersama mereka. Mungkin beberapa orang yang masih eksis, dan saya ikut salah satunya menjadi orang yang, orang yang, mengurusi sebuah yorc, komunitas yorc.
Diajak bergabung dengan kelompok, YORC
Bergabung dengan kelompok
Berarti emang kelompokmu yang pertama karo yorc? 55
Kelompok pertama masih, dulu ada dulu. Ya itu bersama anak-anak komunitas BMX dulu. 2003 bersama komunitas BMX, stiker. Ya itu nama kru nya dark crew. Ya Cuma abal-abal lah dulu. Cuma yah ming sekedar punya cat, nggambar, punya cat, nggambar, ya abal-abal lah pokoknya. Lalu berkembang, mungkin mereka sudah menemukan mereka masing-
110
masing dengan kesibukan mereka masing-masing dan aku tapi masih menyukai gaya graffiti. Aku tetap berjalan, eksis di jalan. Walaupun bersama ngga bersama mereka, aku masih bisa, dan menemukan itu yorc.
Pertamane kui terus ketemu yorc, terus yang fsk? 60 65
Fsk, fks kui emang anak-anake yorc, tapi mereka jarang kumpul dengan anak-anak yorc yang, ya new yorc lah. Ya aku emang bikin, karena mereka lebih adas di jalan daripada yorc yang sesungguhnya, kalau aku membedakan. Aku mempunyai titik temubersama anak-anak fsk. Orang lima, mungkin ide pokoknya ada di otakku sama otakknya merf ya. Ya itu mungkin kita merangkul beberapa teman untuk menjadi sebuah klan yang cadas yang mungkin ilegal khususnya. Merusak fasilitas-fasilitas kota. Akhirnya terbentuk fsk. Sampai sekarang fsk tinggal kita berdua mungkin yang masih eksis, yang masih cadas untuk merusak fasilitas-fasilitas umum.
Membentuk FSK dari anggota YORC untuk membuat kelompok untuk merusak fasilitas umum di kota.
Membentuk kelompok FSK Tujuan merusak fasilitas umum.
Berarti tiga iki yang pernah, ada dark crew, yorc, terus fsk. Lebih intens yang mana, dark crew berarti udah..
70 75
Kalo yorc mungkin lebih ke guyub rukun ke mereka yang, kumpul kebo lah. Nggak peduli itu siapa, saling menerima lah. Kalo fsk mungkin Cuma sebuah klan yang kalo aku ingin merusak fasilitas mungkin anak yorc kan jarang yang mau dan mereka sudah, mungkin sudah pernah lah, dah pernah atau dah bosan, Cuma satu dua kali. Tapi aku nggak pernah bosan Cuma satu dua kali, belum puas lah kalo buat aku. Mungkin fsk itu Cuma buat ketidak puasan ku untuk fasilitas-fasilitas yag ku rusak dan masih kurang dann aku ke jalan bersama fsk untuk masih eksis.
FSK sebagai pelampiasan merusak fasilitas umum
Tujuan individu
Tujuan awal membentuk fsk ini untuk apa? 80
Tujuan pertama ya untuk sekedar menorehkan emosi aja sama graffiti-grafiti yang sekarang, ya mungkin grafiti di jigja kuranglah buat grafiti yang ilegal. Mungkin kami ingin memacu grafiti ilegal lagi di jogjakarta. Ya mungkin sekarang emang sudah waktunya bangkit ke grafiti ilegal lagi, karena grafiti ilegal sekarang udah berkurang banget di jogja.
Bertujuan untuk mengungkapkan emosi dan memacu graffiti illegal di Yogyakarta
Tujuan individu dan kelompok
Jadi emang kamu di fsk ini karena di yorc kurang
Mungkin di yorc sudah, di yorc sendiri yorc sudah mulai terbuka, maksudnya mulai dikenal banyak orang dan aku tidak berani menggunakan nama yorc sebagai, sebagai perusakan
Memebentuk FSK karena tidak dapat menggunakan
Alasan membentuk
111
85
atau sebagai atau, entar mungkin istilahe digoleki karo aparat lah. Dan aku membikin klan sendiri yang mungkin beda denga yorc tapi anak-anak itu masih orang yorc. Mungkin itu adalah sisi gelap, klan yang berjalan di ilegal dan berbeda dengan yorc.
nama YORC untuk merusak
kelompok FSK
Untuk fsk sendiri kalo nggawe, nggawe opo? 90
Mungkin kalo fsk Cuma ya, macem-macem lah, kami pokoknya kita masih dalam tanda kutip ilegal. Walapun kita lebih suka grafiti di sebuah logam atau mungkin rolling door, kereta, atau kaca-kaca, halte, dan mungkin satu produksi grafiti kita bisa membuat mungkin di rolling door juga. Kalau tembok kita masih sedikit lah fsk.
Apa emang konsepnya gawe di tempat-tempat kaya gitu? Iya, mungkin konsep awal emang yang diserang logam. 95 Biasanya emang semua berlima ikut mangkat bareng
Ya dulu pertama fsk masih eksis mungkin selama 6 bulan. Waktu itu eksis orang lima terus nggambar. Ya mungkin rolling door, kereta, ya pokoknya merusak fasilitas lah. Kalo sekarang Cuma kita tinggal berdua, aku sama merf, mungkin kita berjalan sendiri.
Ketika berlima atau berdua itu ini gaweane dewe-dewe atau.. 100
Ada, mungkin ada yang sket, ada yang bikin sebuah karakter, ada yang ngefil, blok, outline, mereka ada masing-masing lah tugasnya, saling ngerti lah.
Pembagian peran Peran
Mulai turun ke jalan kira-kira tahun berapa?
Turun ke jalan itu, kalo turun ke jalannya mungkin belum grafiti, masih suka corat-coret tahun 2002 akhir aku udah corat-coret di jalan.
105 Mulai grafiti? Mulai masuk grafiti 2004 awal.
Menurutmu sebelum kamu corat-coret, sebalum kamu grafiti, ki kowe ne, sebelum turun ke jalan, dengan sekarang ini ada perbedaannya ngga?
110
Ada, mungkin kalo waktu itu sekedar corat-coret ngga ada artinya lah. Kalo sekarang mungkin lebih ke dikenal orang. Mungkin dalam tanda kutip yo.. cuma sekedar merusak tapi berkualitas. Kalau dulu kan cuma corat-coret sembarangan, sekarng meungkin lebih mementingkan kualitas tapi legal dan eksis.
Merusak tapi berkualitas
Legal, mengarah ke legal?
112
115
Ya mugkin kalo legal ada pertimbangan lah kalo buat aku legal. Dari legal itu aku ada pertimbangan.
Pertimbangannya? 120
Pertimbangan mungkin kaya,kalo aku ditunjuk sebagai perform grafiti dimana, dan itu anak-anak sendiri yang menunjuk dan karena aku, karena mungkin anak-anak sendiri yang nunjuk dan aku akan, mungkin orang dari luar kota lah, yang ingin aku tampil. Ya aku ya rela lah buat anak-anak, buat jogja lah gitu.
Pas jarum itu 125
Contoh jarum black itu ya itu, sebagai, mungkin itu dalam rangka jarum itu seperti battle kota mattle kota itu maksudnya yang diminta oleh jarum black mungkin kalo dari surabaya kan dah ada namec, dah ada dedengkot surabaya graffiti surabaya. Mungkin bandung kemaren juga ada ditampilin di jogja. Mungkin jogja sendiri nunjuk aku sama tatang buat ikut battle dan disitu cuma, di situ ternyata adalah sebuah perform dan mungkin ya, mungkin itu battle atau perform, tapi yang penting aku nganggepnya itu adalah battle kota.
Apa orang di sekitarmu kaya keluarga, temen tahu kamu ikut yorc fsk 130
Mungkin kalo keluarga ya sekedar tahu menahu lah tentang kegiatanku seperti itu, tapi mereka juga lama-lama juga terbiasa. Kalo emang aku tu nakal
Orang tua terbiasa Pandangan orang tua
Terbiasa, sebelumnya? 135
Emang sebelumya enggan, mungkin dari teman yang dulu pernah ada kasus lah. Malem-malem mungkin jam dua ndodog lawang, buat, yo, istilahe ada orang, temen, salah satu temen dan ternyata makakke ngono lho. Ketangkep semua dijemput di rumah masing-masing dan mungkin aku jelasin ke orang tua dan orang tua tau.
Pernah ada kasus? 140
Pernah, pernah kasus di sebuah acara band-band an waktu itu. Anak-anak dateng, itu di gedung filsafat. Anak-anak ngrusak, merusak ya, kaca-kaca, tagging semua. Sampai, dari bawah sampai lantai atas. Waktu lampu dinyalain ternyata di situ yorc banyak banget. Yah apes lah. Dipanggil satu-satu sama pihak kampus.
Berarti itu pas sama yorc. Orang tua mu sebelumnya piye kok jadi terbiasa?
113
145
Sebelumnya emang nggak setuju mungkin kalo seperti itu. Ya mungkin orang tua sekarang udah luweh lah, dah bosen, dah capek, dah capek ngilikke. Ya wis sekarang cuma mungkin didiemin aja sama orang tua kalo mungkin kaya gitu.
Orang tua tidak lagi mengingatkan
Kalo temen-temenmu di luar yorc dan fsk mmelihat koe saiki?
Mungkin kalo mereka melihat aku yo biasa. Mungkin mereka juga bingung lah. Kalo aku main sama mereka nggak pernah cerita tentang apa-apa. Ya mungkin anak ilang lah, anak ilang lah.
150 Menurut mu ada untukngnya kamu yang dulu jalan sendiri sekarang ikut.. Banyak, mungkin lebih banyak temen, lebih banyak wawasan, yah banyak ilmu lah. Apa dari keduanya mendapat hal yang sama? 155
Maungkin kalo di yorc aku masih ada untungnya ya. Masih di dipandang orang Cuma sekedar, sekedar ya, jogjakarta lah, nggedeake jogjakarta lah. Mungkin salah satu grup, salah satu jogjakarta, salah satu pelaku dari yorc. Mungkin kalo fsk menurut saya, emang itu klan yang nggak menguntungkan, dan emang nggak menguntungkan kok buat aku. Ya wanted lah.
Kelompok YORC lebih menguntungkan
Wanted? 160
Wanted mas. Wanted di cariin polisi, dipanggilin. Tapi sampe sekarang kita belum ketangkep. Waktu iut menggambar kereta di stasiun tugu. Di stasiun tugu, kita ngehabisin kereta. Dua gerbong, kita bantai dua gerbong dan di situ mungkin pelakunya fsk sendiri. Fsk lima orang. Dan esoknya, selang dua bulan, ada salah satu anak grafiti jogjakarta yang dipanggil oleh polsista ke stasiun tugu untuk nunjukin siapa orang ini. Tapi orang, salah satu pelaku itu, nggak berani ngomong kalo kita yang ngelakuin.
FSK menyebabkan anggotanya jadi dicari oleh aparat
Nggak berlanjut kasusnya? 165
Ya ngga berlanjut mungkin. Ya wanted lah. Tapi nama fsk sendiri udah ada di poltabes lah. Nama-nama, ya kalau di jogja mungkin nama-nama perusak lah, nama-nama aksi vandalisme, ya ngrusak halte, ya ngrusak fasilitas, kereta, ya fasilitas kota khususnya.
Menurut kamu yang kamu lakukan sama temen-temenmu cah fsk kui kegiatan sing kaya ngapa? Apakah itu, yang piye ngono lho?
170
Ya mungkin seperti maling lah, maling tapi maling spot ungkin lebih dulu-duluan spot. Mungkin ya kita mungkin sama-sama kru-kru yang baru kita bertentangan lah. Kitanggak
Subjek menganggap kegiatannya seperti
Pandangan subjek
114
175
pernah, nggak pernah akur sama klan-klan yang baru, yang mungkin banyak orang yang tapi ecek-ecek, abal-abal. Yo kita mungkin cara kita lain mungkin. Kita ya benci, kita mungkin lewat grafiti, kita datengin markasnya, kita bom di situ ungkin. Dengan throw up atau mungkin..
pencuri. Kelompok tidak akur dengan kelompok lain
terhadap kegiatannya
Ketika besoknya mau nggambar, sok ono kumpul-kumpul dulu nggak, diskusi dulu? 180
Ya kalo diskusi mungkin, diskusi mungkin emang ada itu, harus ada itu, karena kalo nggak ada kan dah rancu kan mungkin. Karena kita bergeraknya di sebuah yang mungkin kaya maling lah, ilegal, kita tahu situasi tempat, kita tahu apa yang kita lakuin disitu mungkin harus, harus tahu sebelumya.
Apa aja yang biasanya dipertimbangkan? 185
Mungkin yang dipertimbangkan di situ adalah situasi, keamanan, situasi keamanan dan mungkin spot, spot yang mungkin, visualisasinya bagus apa enggak, dan mungkin sebauh tempat yang yang apa lah, yang mungkin jarak jauh atau dekat dari jangkauan orang mungkin. Dan mungkin warna, ya warna grafiti ya mungkin itu masuk diskusi.
Mempertimbangkan situasi, keamanan, kualitas gambar, lokasi.
Yang dipertimbang-kan
Keamanan yang seperti apa?
Keamanan yo seperti mungkin di situ banyak orang kampung, ya mungkin di situ sering ada patroli, mungkin di situ ada anjing penjaga atau apa lah.
Mempertimbangkan warga, aparat
Seperti itu tetep di pertimbangkan ya 190
Ya mungkin itu tetep dipertimbangkan yo seperti kemaren waktu di tugu ada anjing penjaga, dipotas dulu sama anak-anak, sama anak-anak fsk, ya kita, keesokan harinya ngga kada anjingnya, kita bantai.
Meracuni anjing penjaga untuk menggambar
Menghilang-kan penghalang
Ketika sudah tahu keadaannya seperti itu, ada persiapan sebelumya 195
Mungkin kita lebih ngejar waktu ya, kita nggak pernah lama di situ mungkin, kita kejar waktu secepat mungkin, kita selesaiin gambar itu. Mungkin pertimbangan udah dari kemaren kan, jadi kita sampai tempat langsung siapa ambil apa, ya langsung nglakuin, yang lain tinggal ngikutin gerakannya aja. Jalannya gimana.
Ketika pas nggarap gerbong di tugu itu, apa udah tahu kalo itu memang, kalo nggarap di situ bakalan bermasalah?
200 Maskudte piye mas?
115
Sak durunge nggarap di tugu kui dah tahu sebelumnya kalo, apakah sudah ada persiapan nek suk nggarap neng kono mesti bermasalah ngono.
205
Yo yo mungkin itu salah satu apes lah, ke apesan anak-anak, kalo nggambar di situ sekarang udah agak sulit. Ya mungkin kita nunggui selang waktu berapa bulan buat masuk di gudang itu lagi.
Sebelumnya apa tahu kalo iki kaya jan nggak boleh bener ngono lo
O seperti itu ya mungkin itu, emang jalannya kita seperti itu mas. Maksudnya kita emang nggak pernah ngeliat situasi apa yang akan terjadi nanti, yang penting kita happy lah, puas dengan garapan kita di situ. Gerbong.
Memang jalan FSK, yang penting senang
Jalan kelompok. Cari senang
210 Ketika pas lagi nggarap itu berhadapan dengan pihak lain yang menentang.. 215
Yo waktu itu pernah, di tugu waktu pertama kali di tugu sama, mungkin belum, mungkin aku bertiga, sama kill bill sama salah satu fsk, oak. Ya di situ, di situ kita lagi nggambar, lagi nggambar lagi ngeblok , kurang nge line. Waktu itu ada salah satu polsista dateng. Patroli lah, patroli pake senter. Ya mungkin udah lari ber tiga dan bill mungkin ditarik di tangkep. Ya akhirnya turun semua buat mukulin, buat mukulin itu, polsista itu. Buat mukulin ya udah, di habisin sekalian. Ya udah biar, asal selamat lah. Asal ngga ada tanggungan lain, mending seperti itu, yah, berkelahi. Fight.
Berkelahi dengan aparat
Pas kui piye, setelah itu terus? Kejadiannya piye 220
Yo waktu itu, pada mabuk. He. Mabuk dan tidak tahu suasana di situ. Sembarang masuk dan pingin nggambar kereta. Akhirnya tertangkap seperti itu dan mungkin saling membantu lah, nggak mungkin ninggal teman di situ. Yah mungkin bantu buat mukulin lah, ya biar nggak ketangkep. Ya udah, lolos.
Polisinya? 225
Nggak tahu mungkin, karena kita disitu belum line, belum nge line dan belum tahu inisial apa di situ yang mau di torehin. Tapi kita di situ cuma baru ngeblok, untuk grafiti ngeblok, tinggal line, tapi kita belum line, terus kita ketahuan. Untungnya di situ, untunge pas kui lho mas.
Untungnya karena belum.. Belum nge tag atau belum nge line nama di situ. Belum line font.
116
230 Polisine semaput apa.. Ya mungkin, diinjek-injek lah, biar, ya yang penting nggak bisa berdiri, nggak bisa ngejar. Njur lari lagi Yo lompat tembok Nek bikin grafiti throw up atau tagging gitu ya, pernah sendirian? 235 Kalo sendiririan juga sering ko kalo tagging grafiti. Ya sering. Ada bedanya nggak, nek sendiri sama ada temennya.
Mugkin kalo sendiri lebih, lebih puas lah, puasnya lebih lebih puas. Tapi kalo sama teman ya puas, gitu.
Lebih puas jika membuat gambar sendiri
Kalo sama temen itu dia juga bikin grafiti sendiri 240 Ya Terpisah atau dia
Dia juga ikut bikin grafiti mungkin atau sebuah tagging. Yang penting dia juga pelaku bagi saya.
Bukan dalam posisi yang ngewangi koe nggarap? 245 Ya bukan. Dewe-dewe lah. Dari segi performansine, dari segi kreasinya gambarnya, tu ada bedanya nggak? 250
Oo, sendiri sama bareng, mungkin kalo sendiri lebih lebih, kalo mungkin kalo yang ugal-ugalan ya maksudnya kalo sendiri di tempat yang yang sepi mungkin lebih bisa nyantai, bisa nggak dikejar, nggak di kejar sama waktu lah. Lebih nyantai lebih enjoy sendiri. Mungkin kalo bedanya kalo sama teman, kalo sendiri sama teman, kalo sama teman mungkin lebih kesusu lah. Maksute mungkin kalo ada teman yang ada yang nggak bisa waktu buat nungguin, belum selesai, atau teman yang nemenin itu kesusu lah. Nggak bisa lebih enjoy nggak bisa lebih nyantai.
Lebih santai di tempat sepi dan tidak terburu-buru jika menggambar sendirian
Perbedaan sendiri dengan bersama
255
Kalo dari keadaanya maksute e apakah pemilihan tempatnya lalu berbeda, pemilihan waktunya lalu berbeda gitu nggak?
Maksute?
Dadi pas nggarap bareng-bareng apa ada perbedaan pemilihan waktu, pemilihan tempat, apa ada bedanya?
117
Pemilihan waktu pemilihan tempat, maksute piye mas? 260
Nek pas bareng-bareng kui iso nggarap jam semene, tapi karena dewean aku nggarape jam semene wae, tempatnya yang kaya gini wae.
265
Mungkin kalo sendiri ya waktunya mungkin ambil yang masih terang lah, sore ato pagi atau siang. Kalo tempatnya yang mungkin aman, yang mungkin di situ nggak ada masalah lah sama tempat itu. Ya mungkin kalo sama teman gitu mungkin lebih bisa, lebih mungkin bisa dikerjain. Malem, yo seenaknya waktu lah, dan tempat mungkin bisa, bisa di tanggung bareng dan berani di tempat yang agak rame.
Pemilihan lokasi ketika sendiri yang lebih aman dan sebelum gelap. Dengan teman bisa ditanggung bersama
Perbedaan sendiri dan bersama kelompok
Jadi misalnya kaya gerbong gitu Kalo gerbong mungkin paling nggak aku cuma butuh teman satu mungkin kalo gerbong. 270
Kalo dari perasaannya sendiri, perasaan, yang kamu rasakan pas nggarap sendirian sama bareng.
Mungkin kalo pas nggambar sendirian yo, lebih sepi lah. Nggak ada yang diajak bicara, ra iso sing di jak ngomong. Model ngopo ngopo dewe. Ra ono sing kon gewangi opo-opo. Ya kalo sama, kalo bareng-bareng ya ada, ada yang bantu, ngambilin apa, bisa koreksi apa yang salah.
Orang lain bisa menbantu, mengkoreksi.
Peran orang lain
275 Emang kalo koe nggarap apa tidak atas nama kru, atas nama dirimu sendiri?
Ya itu beda-beda mas, kalo logistiknya dari sebuah kru, ya kita nggambarnya nama kru itu. Tapi kalo logistik masing-masing ya mungkin kita nggambar pake inisial masing-masing.
Ketika nggarap yang kru tetep ngek I tag mu? Ya tetap. 280 Emang harus, ono inisial ngono yo.
Mungkin ya memang mereka penemuan masing-masing lah. Nggak harus sebenernya, nggak ada yang ngatur mas.
Nek misalnya ada orang yang ngerti o iki garapanmu, menurutmu piye? 285
Nek menurutku yo, seneng-seneng biasa waae lah. Maksute yo makasih dah tahu kalo itu garapan ku, dah muji, tapi yo, kalo kebangeten yo enggak ah, podo-podo le mangan sego.
Senang jika ada yang mengenali karyanya
Lebih ke lono perasaan senengnya yo Yo mungkin ada, yo pasti adalah pasti.
118
Apa koe ki berusaha untuk tidak dikenali oleh publik atau tidak 290
Mungkin kalo itu mungkin anu mas, itu, jalan sendiri yang bisa ngatur. Maksudnya, aku berjalan grafiti, ntar mungkin ada penemuan sendiri dari dari mau dikenal publik atau enggak. Tapi aku sebenernya kalo sendiri yo itu sisi gelapku dan aku nggak mau dikenal publik. Tapi sekarang publik dah banyak yang kenal sama aku. Tapi kalo aku sendiri tidak ingin dikenal sama publik.
Kenapa ko? 295
Ya mungkin, ya itu sisi gelap ku wae. Soalnya itu dah salah satu kriminal buat aku dan yo nggak mungkin lah moso kriminal di kenalkin publik, masa aku maling tak kenalin di publik.
Tidak membuka identitas pada publik
Menutupi identitas
Terus ketika ada yang tahu, menjadi masalah nggak? 300
Mungkin ada masalah, mungkin aku ngeblok gambaran orang lain dan orang itu tahu kalo aku ya mungkin yo sering lah kalo berkelahi tu sama orang. Kalo kaya gitu. Gara-gara publik.
Kalo masalah publiknya sendiri, ketika yang tahu bukan anak-anak bomber misalnya, orang luar.
Mungkin yo, orang awam gitu ya, mugkin ada yang jadi masalah, ada yang malah seneng. Bermasalahnya di 305
Bermasalahnya mungkin di spot yang nggak layak lah. Tapi kalo yang nggak bermasalah mungkin itu orangnya sinting mas. Lebih suka karya anak muda seperti itu.
Kalo seneng malah.. Mungkin bagus dilihat lah kalo orangnya suka.
119
WAWANCARA MERF
Wawancara Merf No Transkrip Analisis Awal Refleksi 1 Mas merf sekarang kegiatane apa sehari-hari, kuliah apa? 2 3
Ya kuliah, sama sibuk sama anak-anak, hiphopan. Mungkin hiphopan sendiri ya, take-take di tempat teman, soalnya studionya baru.
4 Umurnya sekarang 5 19 tahun bisa diceritain ngga sejarahe pertama kali bomber, oke, sejarah, maksudnya gimana ya? Pertama kali mengenal bomber itu gimana pertama kali terjun, 10
O saya sendiri sudah hampir 3 tahun ya bergelut di scene ini. Saya mengenal sendiri tu setelah saya merasakan ekspresi-ekspresi yang sulit saya bendung, dan saya luapkan saya ekspresikan suka duka saya kedalam suatu tulisan teks yang bernama graffiti dari jalan ke jalan. Gitu, mungkin sedikit.
Mulainya 3 tahun yang lalu ya. 15
Ya mungkin begitu. Tapi saya sendiri mengenal sudah lama sekali baru berani terjun ke jalan itu sekitar 2006.
Ketika pas awalnya terjun itu sendiri atau ada yang ngajaki.
Saya pribadi sendiri, berjuang sendiri, terus-terus. Sampai akhirnya ketemu sama temen2 lain. Waktu nggarap itu ketemu sama orang lain terus kenalan.
Emang pertama kali langsung udah ke model graffiti seperti sekarang ini? 20 Maksudnya gimana mas? Maksudnya emang langsun terjunnya ke graffiti? Ya kalo saya pribadi iya, soalnya itu bersifat melawan ya Masudnya melawan? 25
Melawan dari dalam diri saya sendiri, ada rasa suka duka itu bercampur-campur dengan keadaan yang sekarnag terjadi. Saya sendiri coba merespon itu semua dalam graffiti.
Pelampiasan atau gimana?
121
Ya itu pelampiasan aja Terus mulainya tadi sendiri ya, sudah mulai ngefont-ngefont? 30
Iya saya seperti itu. Tapi pertama saya belum ngefont. Tagging dulu, tagging dimana-mana. Itu dulu belum pake inisial itu merf, dulu masih jauh dari situ saya masih pake inisial nama saya sendiri. Saya tulis. Setelah lama kelamaan saya cukup cemas dengan nama itu saya ganti ke font graffiti saja.
Mengawali dengan tag nama dimana-mana. Beralih ke inisial Merf.
Awal ke jalan. Menutupi nama dengan inisial
Pertama kenal graffiti dari mana 35
Dari media-media yang disitu ada orang nggambar di gerbong kereta terus banyak gambar-gambar di jalan terus saya merasa ikut coba cari tau lebih lanjut ke dalam graffiti sendiri.
Tadi kan sendiri terus ketemu sama temen to. Itu njuk nge crew
Saya mungkin Cuma janjian mungkin ya, kangsen terus ngarap bareng di satu spot gitu, dimana dimana. Tapi dalam misi yang lebih sangar, bisa dikatakan lebih peteng gitu.
Bersama: misi lebih sangar.
Pengaruh orang lain
Maksute 40 Yang lebih gila ya bagi saya sendiri spot itu Misalnya
Mungkin kaya diatas-atas apartement gedung saya juga pernah, di daerah daerah, mungkin orang yang menyebut itu daerah berbahaya bagi saya sendiri justru terjun disitu.
Itu bareng-bareng pas terjun di situ 45
Iya tapi kebanyakan dari mereka, saya sendiri justru melihat permainan safetinya. Dia main aman aja. Tapi ya untuk saya sendiri, sala lebih melihat ke lebih gila, lebih wild.
Maksudnya safety dan wild 50
Itu safety itu spot ya katakana saja spot, spot itu tempat, tampat yang kira-kira dirasa cukup aman, saya kancani mereka. Saya temani mereka di situ kemudian mereka Cuma nemenin saya di situ lalu saya sendiri dah mulai ngebom.
Mulainya gabung dengan kelompok. 55
Disitu tadi saya punya kenalan, seorang temen, yang sekarang sudah cukup naik namanya, Love Hate Love. Saya disitu saya mulai belajar banyak dari dia yang sudah lama, belajar belajar terus, kemudian saya sering kolaborasi dengan dia, di suatu spot mana, daerah luar jogja atau yang, dia sendiri juga ingin melampiaskan semua grafitinya itu, saya temani,
122
kolaborasi. Berarti emang tetep ngga membawa nama kru ya Sendiri sendiri Pertama kali bergabung dengan sebuah kelompok atau kru? 60
Mungkin bukan kelompok atau kru, tapi sebutanya lebih ke komunitas. Saya diajak itu seorang Love Hate Love itu kalau terjun ke YORC namanya, yogyakarta art crew. Semua yang aktifis graffiti semua terjun disitu. Saya sendiri mencoba berkolaborasi dengan mereka semua, belajar dengan mereka semua.
Kemudian kegiatan bombingnya sama mereka 65
Ya mungkin bisa, saya sendiri coba lihat orang-orang nya dulu, kalau saya cocok dengan dia mengapa tidak.
Terus akhirnya Ya jadilah suatu karya Apa kemudian berjalan sama mereka atau 70 Ya berjalan. Kenapa kemudian bergabung dengan yorc ini
Ini bukan masalah bergabung atau tidak tetapi saya lebih seneng bergabung bergaul dengan mereka-mereka yang lebih enak itu.
Apa ada motivasi pribadi ikut kelompok 75
Kalau tujuan saya pribadi bukan ikut ya, saya Cuma ingin merasa lebih bahagia saya, setelah saya melukiskan menuliskan satu font bersama teman-teman itu. Yang banyak sukanya banyak dukanya. Saya coba mencari sendiri di situ.
Ingin merasa lebih bahagia dengan menulis graffiti
Tujuan individu
Kalo yorc sendiri punya misi sendiri ngga 80
Saya sendiri ngga jelas ya yorc tu, soalnya setiap pribadi orang itu berbeda-beda mas. Itu ada yang lebih bermain safety ada yang liar, ada yang peteng terang padhang ngono kui.
Terus yang fsk itu cerita nya gimana dari yorc terus ke fsk, bagaimana perjalanannya
Saya mengenal mereka sendiri dari wijilan ya. Tempat nongkrongnya anak-anak YORC. Disini. Saya mencoba mencoba mengenal mereka lebih jauh. Kolaborasi sama mereka. terus terus erus, sekian lama panjang kita sudah lalu sepakat bikin satu kru yang disitu
Ingin menjadikan crew-nya king.membuat graffiti berukuran besar. Ingin
Tujuan membentuk kelompok FSK
123
85
isinya bener-bener terror. Teror graffiti yang ingin menjadikan kru kami sendiri itu king. King sendiri itu garapannya besar-besar block buster, terus garapannya diartas banyak itu, bagi kelompok graffiti itu sendiri itu namanya king. Lebih vandal.
lebih vandal.
Apa emang tujuan awalnya kru itu emang ke situ. Iya lebih mencapai target king sendiri ya. Crew ingin mencapai king Tujuan FSK 90 Bisa diceraitakan lebih klanjut king ini gimana
Dalam kutipan graffiti itu, suatu orang atau suatu inisial nama kru atau pribadi seseorang yang sudah ngebom dimana-mana terus dia diakui banyak orang. Dia sering ngarap di tempat-tempat berbahaya diatas gedung, diatas gedung-gedung, di kereta, ya itu mungkin.
Kesepakatan untuk ngawe fsk ini 95 Iya soalnya kita berlima makanya kita bernama five sperm klan. Gitu kami singkat jadi fsk
Dan emang tujuan utamanya emang ke situ. Apa ini sejalan dengan tujuanmu masuk membentuk fsk
100
Ya munkgin kurang lebih seperti itu ya soalnya saya sendiri juga pingin eksplorasi graffiti yang lebih besar, lebih banyak warnanya dengan cat semprot yang saya sendiri, saya kumpulkan sendiri itu masih susah, tapi bersama rekan lima ini saya bisa enteng mungkin dari biaya dari sisi biaya. Dan lebih enak aja berjalan bersama mereka.
Subjek ingin meng-eksplorasi graffiti, meng-gunakan cat semprot. Ringan dalam hal biaya.
Tujuan individu. Kelompok meringankan
Ada bedanya ngga dari 3 tahun yang lalu sing koyo ngopo sampai saat ini. 105
Mungkin lebih bagi saya sendiri lebih dewasa aja. Dari belajar dari jalan coba bentuk mental dari situ dari saya sendiri, lebih bahagia dari sekarang. Lebih dapat efek-efek samping yang mungkin bisa membuat saya bahagia kurang lebih.
Menjadi lebih bahagia setelah mulai membuat graffiti
Manfaat: lebih bahagia
Apa aja yang membikin bahagia.
Ya pelepasan ekspresi emosi suak duka, semua yang ada di jalan ini saya tunopahkan semuan pada graffiti. Sama temen-temen sama grup saya sendiri namanya tawazun. Itu rap graffiti hip-hop, saya punya. Tiga orang itu.
110 Tawazun ini apa juga seperti fsk yorc, turun ke jalandengan membawa nama tawazun
Iya, tawazun sendiri graffiti tapi kita realisasikan ke dalam kata-kata, yang disebut rappin, rap. Kita beri musik kita menceritakan seluruh perjalanan dari awal sampai akhir kita membnuat graffiti sendiri.
124
Bentuk nya ngak lagi ke jalan yang ngebon tapi lebih ke 115 Musik Ya
Iya tapi kita juga tidak menolak kemungkimnan kita membuat di jalan sekedar provokasi nama saja, biar banyak orang yang tahu, tawazun itu apa.
Apakah ada perbedaan cara pandang mu ke dirimu sendiri dibanding dulu 120
Sangat beda sekali mas yang dulunya tidak tahu apa-apa yang dulunya masih kecil sekarang dah lebih bisa dewasa dan bisa meliht sejauh mana perkembangan saya sendiri. Sehingga bisa membentuk semua itu.
Mengenal dirimu sendiri. Kalau bicara tentang diri sendiri semua pasti belum mengenal diri sendiri soalnya belum mati. 125 Maksudku jika dari 3 tahun ini perjalannmu apa itu membentuk mu njuk jadi apa
Mungkin bagi saya sendiri itu Cuma sekedar kegiatan ya, kegiatan bersosialisasi bersama temen-teman, mencari kegiatan, dalam suka duka. Ya gitu agar lebih dewasa aja.
Kalo dari orang sekitar, orang tua temen deket, memandangmu sekarang seperti apa Memandang dalam artian saya sebagai seorang pelukis graffiti gitu 130 Ya semuanya, apa itu juga
Kalau sejauh ini orang tua saya belum mengetahui ya, kalau saya sering turun ke jalan dan mengotori jalan, tapi kalau temen deket semua sudah tahu saya, tapi kalau saya sendiri tidak pernah ceritakan, Cuma mengenal sendiri saya. Ya gitu. Mereka memandang saya justru lebih baik dari yang dulu.
Orang tua tidak mengetahui jika subjek membuat grafftiti
135 Kalau menurut mu sendiri apa seperti itu
Kalau saya sendiri pribadi lebih baik dari yang dulu soalnya dari faktor usia sendiri mempengaruhi ya.
Berarti orang tuamu belum tahu ya. 140
Ya mereka sendiri belum tahu. Kalau saya sering keluar bawa logistik di luar saya sama temen-teman saya tappi kumpul di rumah saya sendiri terus ditanya, mau kemana, mau nggambar, mereka Cuma diam saja, ya udah. Sing ngati-ati yang penting tidak merugikan mereka sendiri ya. Bagi saya tidak merugikan.
125
Menurutmu ada keuntungangannya kao ikut sama kelompok 145
Ya, saya sendiri mungkin lebih banyak keuntukngan. Dari kenal-kenal orang yang jauh lebih tau seni-seni. Ya kita dapat efek samping dari setelah lama berjalan dari situ, kita mendapat efek samping dari perbuatan itu sendiri, dan kita juga bisa opo yo, lebih opo. Luwih bahagia lah intine.
Keuntungan : menjadi lebih bahagia
Keuntungan dari kelompok
Efek sampiung ki gimana maksute 150
Efek samping setelah kita menuliskan teg itu kan dilihat banyak orang to. Ya mungkin dari situ penasaran tahu ingin, mencari ini, ini, itu terus ya kita dapat manfaat dari situ sendiri.
Manfaaatnya 155
Oke, kita di yorc sendiri bikin kru, bukan kru tapi istilahnya sebuah komunitas yang lebih mainstream setelah kita lama berjalan. Kita ambil orang-orang yang seperti job-job orang-orang besar itu kita semua garap tapi kita turun ke jalan dengan sifat illegal dan kita mendapatkan uang sendiri.
Keuntungan : mendapat penghasilan dari mengerjakan gambar.
Keuntungan dari kelompok
Kalo dari fsknya apakah ada keuntungan, bukan hanya materi, manfaatnya. Manfaate yo lebih seneng aja mas, lebih bahagia. Keuntungan dari FSK Bahagia Kalo di fsknya seperti apa yang kamu dapat 160
Mungkin dari segi pengalaman turun ke jalan lebih membuat mental saya sendiri jauh lebih berani dari yang dulu yang masih takut.
Melatih mental, menjadi lebih berani
Keuntungan FSK
Kalo menurutmu yang dilakukan kelompok ini itu piye, dari pandanganmu.
Dari pandanganku sih mengotori ya, tapi graffiti sendeiri tu emang dari asalnya emang dibuat dengan cara melawan, mengotori, semua aspek penjuru di kota ini. Bersifat melawan merespon kejadian-kejadian seitar kita tumpahkan semua dalam graffiti.
Kelompok mengotori, tapi karena memang ciri graffiti mengotori, melawan
Pandangan subjek
165 Ketika di fsk kan lebih seperti itu, pernah ada rembugan ketika besok akan nggambar
O itu sering mas, sering berembug dahulu terus kita patungan itu sering, dalam sebuah grup ya, itu kita sering membuat random jadwal pelaksaaan bombing di suatu tempat kita bertemu sering berbicara ini, efeknya-efeknya, yang ini nggak yang ini enggak.
Berdiskusi membahas iuran, waktu, lokasi, dan resiko.
Diskusi kelompok
Efek yang seperti apa. 170
Efek yang lebih saya sendiri juga takut, itu efeknya dipukuli preman terus diangkut polisi karena nulis itu karena mengotori. Karena saya sendiri di polisi sudah ada title atau play list
Resiko yang dibahas, preman, polisi. Inisial
Resiko. Subjek dicari
126
yang mentebutkan nama saya sebagai salah satu tersangka vandalisme di kota ini. Dan itu paling atas.
subjek tercatat di kepolisian.
aparat.
Inisial atau nama 175 Inisal, kalo di situ polisi. Kalo misalnya pas baru rembugan ngono yang dibahas itu apa wae.
Ya mungkin pelaksanaan aja, dari segi pelaksanaan. Hari dan dimana tempatnya, soalnya temen2 juga banyak aktivitas sendiri-sendiri ya. Kita sering berbeda-beda aktivitasnya tapi suatu malam atau hari-hari tertentu kita kumpul terus membicarakan masalah fsk itu sendiri.
180 Kalo misalnya kaya masalah diluar fsk kaya situasi pilosi
Itu juga sering kita bahas ya mas, tapi kita juga bulatkan tekat kalau kita sendiri lebih kuat daripada mereka terus kita sendiri lebih berani dan tiddak memikirkan semua itu, tidak memikirkan hal negative semua itu, kita coba berpikir positif terus aja.
Ada masalah, membulat-kan tekad, kelompok lebih kuat,berani.Berpikir positif
Menyatukan tekad, pikiran kelompok
Pernah ada ketemu sama pihak lain yang bertentangan dengan grup mu. 185
Sejauh ini belum ada mas, belum ada pihak lain yang bertemu, terus bertentangsan sama grup saya sendiri. Soalnya mereka melihat kita juga respect dalam artian yang kita berjalanya gimana terus nggambarnya bagaimana posisi spotnya bagaimana mereka sendiri respect.
Kalo seperti polisi, satpol gitu. Mereka banyak meliht tapi mereka tidak tahu personel2nya dari fsk itu sendiri, 190 Belum pernah ke gep 195
Belum, o dah pernah itu di satu spot namanya gondomanan itu roling dor besar, kita coba bikin karya bagus dengan cat semprot ya. Kita ke gep sama polisi sama warga. Ada warga kampong yang ngasih tau terus kita ke gep sama polisi. Dah dari situ kita cuma menepis semua tentang graffiti aja. Coba bikin realis apa lukisan apa apa tapi dengan cat semprot dan mereka sendiri ngga tau nama kami sendiri itu bagaimana di dalam kota itu sendiri.
Mengelak dari polisi dengan memberi alasan
Terus ketika namamu ada di daftar gitu lho, munurutmu piye, dan apa itu menjadi masalah nggak di kamu dan grup mu itu?
Ya mungkin awal-awal saya setelah di kasih tahu berita itu saya sedikit down ya, setelah melihat itu. Karena banyak teman-teman setelah ada play list itu banyak yang tertangkap.
Merasa tidak senang ketika namanya tercatat. Sekarang
127
200
Terus mereka dikasih hukuman-hukuman ini itu. Ya saya merasa down. Tapi sekarang jauh lebih baik.
merasa lebih baik
Maksudnya lebih baik? Ya saya bisa mengoperasikan nama saya kembali ke jalan itu. Bisa nge-bomb lagi Nha pas rembugan gitu to, sok ada debat gitu nggak, bedo karep? 205
Ya namanya manusia manusia sendiri setiap masalah itu mesti ada, pertentangan, pro dan kontra ya mas. Tapi kita coba satukan visi dan misi aja. Bahwa fsk itu sendiri coba berjalan di denah yang peteng, dalam kegelapan graffiti gitu.
Pertentangan : menyatukan visi dan misi, meng-ingatkan misi kelompok
Menyatukan, mengingatkan visi misi
Pernah nggak bikin graffiti sendirian? O saya sering itu mas, bikin sendiri itu saya sering. 210 Ada bedanya antara pas nggarap bareng sama sendirian?
Ya kalo pas sendiri saya sehabis itu kurang enarik ya, kurang bisa dirasakan sama orang-orang sekitar, sama temen-temen, kurang menarik. Tapi bagi saya personal sendiri lebih bahagia dan senang, setelah melihat karya saya, saya bikin sendiri. Tapi jah lebih senang itu sama temen-temen ya. Bisa berbagi rasa.
Karya sendiri bahagia dan senang Bersama orang lain lebih senang, berbagi rasa.
Perbedaan sendiri dan bersama
215 Kalau dari segi gambarnya sendiri, kreasinya sendiri, itu ada bedanya nggak?
Ya kalau, kalau saya sendiri masih kekurangan dana atau modal di situ, dan kreasi fsk sama saya sendiri lebih baik fsk, soalnya lebih wild dan lebih kaya akan graffiti sendiri, dari segi cat semprot sama cat-cat yang lain. Main cat semprot semua. Kalau saya sendiri mungkin cuma asal cat dan spay aja yang penting graffiti.
Kelompok lebih liar dan kaya dari segi graffiti. Menggunakan cat semprot lebih banyak.
Perbedaan dari segi karya
220
Kalo dari perasaan, yang mbok rasakke pas waktu sedang nggambar sendirian dibandingke sama pas baru nggambar bareng-bareng?
Ya rasanya campur-campur e mas. Banyak rasa takutnya, banyak rasa senengnya, banyak yang enak.
Apa ada perbedaannya nggak sendiri sama bareng? 225 O, perbedaannya jelas banyak, lebih enak yang bareng, bagi saya sendiri. Lebih senang bersama Soalnya?
Soalnya kita lebih berjalan bersama ya. Tapi untuk segi keamanan, kalo satu tertangkap, mungkin semua ikut tertangkap. Kalau saya berjalan sendiri, nggak mungkin ada pihak lain
Bersama resiko tertangkap semua.
128
yang tertangkap. 230 Lebih kendel mana? Sama aja Kalo pemilihan tempatnya apa ada bedanya? Pemilihan tempat di fsk itu jauh lebih besar dan lebih gila ya, kalo bagi saya sendiri Tempat FSK lebih “gila” Nha pas sendirian? 235
Ya biasa aja, tapi yang dipandang orang itu nggak mungkin dilakukan tapi kenapa kok dilakukan di situ. Jadi saya juga mengeksplor tempat yang lebih berbahaya. Biar menjadi gila, sangar.
Nek dewean itu ya sampai graffiti atau tagging-tagging? 240
Tagging, lebih banyak tagging. Kalau sekarang-sekarang ini ya mas, soalnya kalo bikin saya sendiri, bikin graffiti, memungkinkan untuk pihak polisi untuk menemui saya, terus meminta itu. Jadi, saya cepat tagging aja. Kalo pertama-pertama bikin graffiti, soalnya segi kota juga, segi keadaan juga, kota jogja ini kaya apa, yang dulu sama yang sekarang.
Sendirian membuat tag. Lebih cepat. Menghindari resiko.
Perebedaan ketika sendiri
Pemilihan waktunya ada? 245
Kalo waktu itu nggak masalah, yang penting tempat aja. Kalo mungkin memungkinkan tempat itu saya serang sekarang, kalau kapanpun saya serang, kenapa tidak. Yang penting memungkinkan tempat aja.
Kalau ketika nge kru, karyanya juga ada tagging, inisial mu juga? Kurang lebih iya, banyak, lebih banyak iya. Perubahan pas pertama tujuan koe pake nama mu kemudian ke merf itu, karena apa? 250
Sifat keamanan aja ya mas mungkin, sifat keamanan dan sifat biar orang itu nggak tahu saya sendiri. Soalnya saya coba sembunyikan dari mereka semua kalo saya punya inisial seperti itu dan saya merusak fasilitas yang ada.
Menyembunyian nama asli dari publik.
Menyembunyi-kan identitas
Ketika ada orang yang tahu itu hasil karya mu, buatanmu gitu? 255
Ya biar mereka sendiri yang menilai dan yang tahu, tapi bagi saya sendiri ya dah persetan, nggak masalah sama itu.
Nggak jadi masalah? Nggak jadi masalah.
129
Nek pas sedang nggambar apa berusaha tidak dikenal orang? 260
Ya bagi saya sendiri coba saya devinisikan saya merf itu sebagai inisial graffiti yag banyak orang yang tidak tahu, tapi seiring berjalannya waktu, banyak orang yang tahu, tapi tahu dengan sendirinya.
Ada usaha nggak untuk tidak dikenali atau nggak? Ya usaha ya mas, kurang lebih, untuk tidak dikenali sendiri bagi saya. Apa njuk peke masker, topeng, atau…? 265 Oo itu nggak pernah mas soalnya dalam waktu yang gelap seperti itu, yang sepi seperti itu
jarang ada orang soalnya mas.
130
OBSERVASI
132
Nomor : OBS0
Lokasi : Bawah jembatan Kereta Api Kewek.
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 13 Januari 2008
Waktu : Pukul 10.00 – 14.30.
Denah Lokasi
Catatan Deskripsi Catatan Reflektif
Pukul 10.00 pagi peneliti tiba di jembatan
kewek. Setelah kesulitan mencari jalan menu tempat
yang dimaksud, peneliti tiba di bawah jembatan
kereta api dan menemui beberapa orang disana. Ada
tujuh bomber yang terlibat dalam pembuatan graffiti
di sini. Love Hate Love, Al, Rune, Oak, Sic, Osc,
dan Muck. Ada pula yang datang ke tempat itu untuk
menonton, seperti Merf, Alil, Chalk, dan beberapa
orang yang tidak peneliti kenal. Mereka yang
menonton kadang becanda dengan yang
menggambar. “Graffiti kok awan-awan”, kata Chalk.
Mereka saling berbalas ejekan. “Hip hop kok
gondrong”, kata salah seorang yang menggambar
pada Chalk.
Tempat sulit dijangkau. Tidak
terlihat dari jalan besar, hanya
terlihat dari jalan di seberang
sungai Code.
Banyak yang menonton.
133
Al, Rune, Oak, Sic, Osc, dan Muck terlihat
sibuk dengan gambarnya. Love Hate Love terlihat
sering duduk-duduk dan melihat yang lain. Tidak
seperti yang lain, Ia tidak membuat graffiti inisial
namanya di ditu. Ia memberi gambar-gambar di
beberapa bagian. Rune tidak banyak terlihat
berbicara dengan yang lain, ia hanya beberapa kali
terlihat berbicara dengan Al. Oak, Sic, Osc, dan
Muck adalah anggota dari kelompok kecil FSK
bersama Merf.
Masing-masing membuat graffiti
namanya sendiri kecuali Love
Hate Love. Ia memberi gambar
di antara graffiti.
Love Hate Love, Rune, Oak, Sic, Osc, dan
Muck tampak beberapa kali meminjam peralatan
milik Al. Al adalah pemilik distro yang juga menjual
perlengkapan untuk membuat graffiti. Peneliti
sempat bertanya pada Muck perlengkapan apa saja
yang dibutuhkan untuk membuat graffiti. Ia
menjelaskan sambil menunjukan beberapa caps,
ujung cat semprot untuk merubah bentuk
semprotanya..
Ada dua tangga yang digunakan bergantian.
Tempat itu cukup sulit karena alasnya berupa batu-
batu besar dan tajam. Mereka terlihat berhati-hati
dalam menggunakan tangga. Rune sempat terjatuh
dari tangga. Ia terjatuh di tumpukan sampah di
dekatnya. Beberapa menanyakan keadaannya dan
Rune mengatakan bahwa dia tidak terluka karena
jatuhnya di tumpukan sampah. “Untung ono
sampah”, kata seseorang yang menonton.
Tempat mereka membuat
gambar relatif berbahaya jika
tidak berhati-hati.
Tempat itu tepat berada di bawah jembatan
kereta api. Sering kereta api melintas di atas mereka.
Setiap kali kereta api melintas mereka selalu
134
berhenti menggambar dan menjauh dari bawah rel.
Itu dilakukan karena kadang-kadang kereta yang
melintas meneteskan air, mungkin air dari toilet
kereta api itu. Ada rumah dari kardus dan plastik
bekas di dekat tempat itu, mereka membicarakan
orang-orang yang terlihat tinggal di tempat itu.
Muck yang sudah selesai dengan gambarnya,
memanjat sampai ke rel kereta api di atas tembok
mereka menggambar. Dia membuat tag namanya di
dekat rel itu.
Menjelang siang semakin banyak orang yang
datang ke tempat itu. Salah satunya Ant, dia juga
guru seni rupa di sebuah sekolah di Yogyakarta. Dia
bersama seorang lagi juga ikut membuat gambar di
tembok lain dekat tempat itu. Sekitar pukul 14.30,
setelah berpamitan, peneliti meninggalkan lokasi.
Datang dan ikut membuat
graffiti di tembok lain dekat
lokasi.
135
Nomor : OBS1
Lokasi : Wijilan, Jl. Major Suryotomo, Jl. Mataram, Galeria, Jl. Gejayan.
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 18 Januari 2008
Waktu : Pukul 22.00 – 2.00 dini hari.
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Pukul 22.00 peneliti tiba di wijilan.
Baru 2 orang yang sudah di sana, Love Hate
Love dan Adit. Setelah beberapa saat
menunggu, datang Paws dengan membawa
gulungan kertas. “Pagob ki angger di pasrahi
gawean mesti”, kata Love Hate Love mengeluh
tentang Pof yang diberi tugas membuat lem.
Pof datang dengan lem yang terlalu sedikit,
Love Hate Love memintanya untuk menambah
air pada lem itu. Chalk datang dengan
membawa kertas bergambar pistol yang akan
ditempelnya. Kertasnya belum dipotong dan
Chalk meminjam gunting pada Love Hate
Love. Pada waktu yang hampir bersamaan,
datang Alil, Save & Cube, kami peneliti
sempat berkenalan dengan mereka. Sekitar
pukul 23.00, kami berangkat untuk menempel
poster.
Pembagian tugas, menurut Love Hate
Love, Pof “mesti”. Sepenagkapan
peneliti, “mesti” berarti selalu terlalu
sedikit atau selalu tidak sesuai harapan.
136
Pertama kami menempel poster di
tembok dekat pasar bringharjo, Jl. Major
Suryotomo di seberang papilon. Setelah
memarkir motornya di jalan mereka langsung
memanjat pagar dan mengoleskan lem dengan
kuas ke tembok. Beberapa kali love memberi
instruksi pada teman yang lain, “Kono lho Pur,
sing ketok”, katanya pada Chalk. Love sendiri
tidak menempelkan posternya. Alil, Paws, Pof,
Chalk, Cube, dan Save terlihat sibuk
memasang posternya. Adit berdiri di motor
bersama Love Hate Love, mereka tidak
menempel poster.
Denah Lokasi
Selesai di tembok pertama, kami
pindah ke tembok di seberang utara hotel
melia. Semua menempel posternya masing-
masing, kecuali Adit yang memang tidak
membuat poster malam ini, dia menunggu
sambil duduk di atas motor. Save & Cube
terlihat saling membantu dalam menempel
poster mereka, sementara yang lain sibuk
dengan posternya masing-masing. Mereka
becanda tentang poster yang dibuat Chalk,
“Kutembak pipin di perempatan melia”, kata
Paws. Setelah selesai memasang semua poster,
Love Hate Love, Paws, Cube, dan Save,
membahas tempat mana berikutnya yang akan
ditempeli poster. Muncul usulan di tembok
galeria. Mereka terlihat cukup sering becanda.
Sibuk dengan posternya sendiri-sendiri.
Hanya 2 orang yang saling bantu.
Sesampainya di tembok seberang timur
galeria, mereka semua melihat keadaan,
137
keadaan, termasuk gambar di temboknya. Pof
mengusulkan untuk menempel di tempat lain,
“liyane wae”. Love Hate Love menyetujuinya.
Pof berpendapat bahwa tembok ini sudah
sering di gunakan, dia mengusulkan tembok di
depan toko red door. Beberapa suara langsung
menyetujuinya. Beberapa tampak bersemangat
dan tersenyum kecil. Peneliti bertanya pada
Adit mengapa mereka terlihat bersemangat
seperti itu dan Adit menjelaskan bahwa ada
seorang gadis bomber yang bekerja di sana.
Pengambilan keputusan tidak melibatkan
banyak orang.
Sesampainya di depan red door kami
memarkir motor di tepi jalan seberang red
door. Sebagian melihat keadaan di depan red
door dan sebagian lagi ada yang ke seberang
timur, di dekat makam. Akhirnya tembok
makam dipilih meskipun keadaan sama
gelapnya. Kamera video yang peneliti gunakan
tidak mampu mengambil gambar.
Semua langsung menyiapkan poster
yang dibawanya. Beberapa poster lebih besar
dari yang ditempel di tempat sebelumnya.
Mereka langsung mengoleskan kuas dan
menempelkan posternya. Tidak tampak ada
yang mengatur tempat poster siapa akan
dipasang. Hanya Paws yang menyiapkan
tempat untuk Love Hate Love memasang
posternya, “koe neng kene lho wis tak pas ke”.
Chalk menempelkan sebuah posternya di
rambu lalu lintas. Saat menempel mereka
138
sering terlihat becanda dan saling mengejek.
Setelah selesai menempel poster, semuanya
duduk pada pembatas jalan di tengah jalan
gejayan, sambil becanda dan ngobrol. Kami
langsung kembali menuju Wijilan setelah kami
mengambil gambar untuk dokumentasi.
Sampai wijilan, kami makan di
angkringan. Semuanya ngobrol dan becanda.
Save membagikan stiker name tag yang baru
saja ia buat. Beberapa langsung menuliskan
nama tag mereka masing-masing dan
menempelkannya di beberapa tempat seperti
meja dan kursi angkringan. Mereka becanda
dengan poster buatan kapur yang berbentuk
pistol. Mereka sempat membicarakan rencana
untuk Jumat depan. Tempat, iuran, waktu, dan
apa yang harus dilakukan terlebih dulu.
Mereka merasa perlu untuk mencat dasar
dengan warna putih terlebih dahulu. Hari
Kamis berikutnya akan digunakan untuk
mencat putih dan painting akan dilakukan hari
Jumat.
Diskusi membicarakan rencana
menggambar berikutnya, yang dibahas
antara lain tempat, waktu, uang iuran dan
apa yang harus dilakukan terlebih dulu.
139
Nomor : OBS2
Lokasi : Wijilan, Jl. Kusumanegara
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 25 Januari 2008
Waktu : Pukul 22.00 – 2.00 dini hari.
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Sesampainya peneliti di Wijilan, sudah ada
Pof, Paws, dan Love Hate Love. Pof dan Paws
diminta untuk mengambil tangga oleh Love Hate
Love. Merekapun berboncengan untuk mengambil
tangga. Datang Alil, Ant dan Muck. Love Hate Love
tampak sibuk dengan telepon genggamnya. Setelah
Paws dan Pof datang dengan tangganya, kami
berangkat ke Jl. Kusumanegara. Love Hate Love
membawa beberapa ember besar cat dan kuas.
Selama perjalanan kami sempat menemui
mobil bak terbuka milik polisi yang sedang
berpatroli. Tidak terlihat kecemasan pada mereka.
Bahkan mereka meminta mengambil gambar saat
Pof dan Paws yang membawa tangga bersebelahan
dengan mobil polisi tersebut.
Peneliti berpikir apakah polisi
tidak mencurigai apa yang akan
mereka lakukan atau memang
mengabaikan.
Sesampainya di sebuah gang kecil di jalan
Kusumanegara, Save dan Cube sudah menunggu.
Love Hate Love kemudian pergi mencari gelas bekas
air mineral yang bisa dijadikan wadah cat. Dia
mencarinya sampai ke tempat sampah di seberang
jalan. Setelah berkumpul semua, Love Hate Love,
Pof, Paws, Ant, Alil, Save, dan Cube, mereka
langsung mulai mengerjakan apa yang bisa
dikerjakan dahulu. Love Hate Love mencopot
Melakukan bagiannya tanpa ada
yang menginstuksikan, seolah
semua sudah tahu apa yang
harus dikerjakan
140
banner iklan dari tiang listrik dekat tembok, Pof dan
Ant berusaha membuka kaleng cat, sementara yang
lain melepas poster dari tembok. Setelah bersih dari
sisa poster, tembok mulai di cat putih. Rencana
minggu lalu untuk mencat putih hari Kamis tidak
terlaksana. Save dan Paws mempersiapkan tangga
yang tadi dibawa. Love Hate Love dan yang lain ikut
membantu mempersiapkan tangga, saling memberi
usul dan mengubah susunan tangganya. Setelah
semua tembok selesai dicat putih, semuanya duduk-
duduk di seberang gang sambil ngobrol, becanda,
dan merokok.
Setelah sekitar 15 menit menunggu cat
kering, Love Hate Love mengajak untuk mulai
menggambar. Pof yang pertama mengambil kaleng
cat dan mulai menggambar. Love Hate Love
memberi instruksi pada Pof untuk menggambar pada
tempat tertentu pada tembok. Setelah Pof mulai
menggambar, yang lain mulai ikut menggambar dan
mengambil bagian temboknya. Selatan sampai ke
utara sekitar 50 meter. Save, Pof, Ant, Paws, Show,
Love Hate Love, dan Cube mulai mengerjakan
gambar karakternya masing masing. Love Hate
Love mengistruksikan pada Ant untuk mengambar
karakternya yang berupa burung di atas gambar
milik Pof.
Menggambar tokoh karakternya
masing-masing, satu orang satu
gambar.
Ada koordinasi posisi gambar.
Selama hampir satu jam mereka sibuk
mengerjakan gambarnya masing-masing. Love Hate
Love yang sudah menyelesaikan gambarnya lebih
dulu mulai menggambar pada jeda antara gambar
yang lain. Pof yang diatas gambarnya ada gambar
141
ant bertanya untuk menutup gambar yang tadi sudah
terlanjur dibuat di sisi kiri pof. Ant mengijinkannya,
“tabrak wae gob”.
Datang beberapa orang lagi ke tempat itu,
Plus, Muck, Merf, Adit, dan seorang remaja. Remaja
itu kemudian membuat graffiti dengan bantuan Love
Hate Love. Sementara remaja itu sibuk dengan
graffitinya mereka becanda dan ngobrol. Love Hate
Love yang sudah selesai juga ikut bercengkrama
dengan mereka yang menonton. Love Hate Love
tampak beberapa kali memberi contoh dan instruksi
pada remaja sedang membuat graffiti tadi.
Banyak yang menonton.
Ketika Ant sedang istirahat, Muck
menggunakan tangga yang tadinya digunakan Ant,
untuk membuat graffiti pada tembok di seberang
gang. Muck membuat inisial namanya disitu.
Love Hate Love melanjutkan menggambar
diantara gambar lain ketika yang lain seperti Cube,
Save, Paws dan Ant beristirahat.
Chalk datang dengan mengendarai sepeda
low rider. Beberapa langsung mengerumuni dia dan
sepedanya sambil bertanya-tanya pada Chalk.
Beberapa mencoba mengendarainya dan berfoto
diatasnya.
Setelah semua selesai membuat gambarnya,
Love Hate Love memberi instruksi pada Paws untuk
membuat nama-nama inisial para pembuat gambar,
di sebelah gambar Ant. Paws mulai mengerjakan
sambil sesekali bertanya ejaan untuk inisial nama
mereka. Sementara itu, yang lain becanda sambil
foto-foto. Setelah selesai, semua membereskan kuas
Mencantumkan nama pembuat
gambar di hasil karyanya.
142
dan wadah yang tadi digunakan. Love Hate Love
dan Paws membereskan cat. Pof dan Paws
membawa tangga lagi.
Kami berkumpul di angkringan wijilan untuk
makan dan minum. Muck membawa black book
miliknya untuk diisi oleh bomber yang lain. black
book itu juga ia gunakan untuk membuat sketsa
graffitinya. Alil mengisi black book milik Muck itu.
Mereka sempat membahas acara pada hari Sabtu dan
Minggu besoknya. Mereka diminta untuk tampil
membuat graffiti pada sebuah acara di Monumen
Serangan Umum 1 Maret. Peneliti diminta untuk
datang dan membantu mendokumentasikan kegiatan
mereka.
Membicarakan agrnda mereka
berikutnya.
Denah Lokasi
143
Nomor : OBS3
Lokasi : Wijilan, Galeria
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 1 Februari 2008
Waktu : Pukul 22.00 – 2.00 dini hari.
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Peneliti tiba di Wijilan pukul 22.00
dan sudah ada Love Hate Love dan Paws.
Kami membahas masalah hujan,
bagaimana keadaan di galeria jika hujan,
“Temboke ra teles kok, temboke ra teles”,
kata Love Hate Love. Merf datang. Mereka
membahas tentang kenyamanan
menggambar ketika hujan, “Ra penak wae
nggambar udan-udan”, kata Love Hate
Love. Kemudian datang Ant, Plus, Pof,
Muck, dan Chalk. Kami semua menunggu
hujan reda di wijilan sampai sekitar pukul
23.00. Setelah sedikit reda, Love Hate
Love mengambil ke rumahnya seember
besar cat dan kantong plastik berisi kuas
dan perlengkapan yang lain. Kami
berangkat ketika hujan masih rintik-rintik
kecil. Sebagian menggunakan jas hujan
sedangkan Muck direpotkan dengan
payung yang digunakannya.
Membahas kenyamanan menggambar
ketika hujan.
Meski masih hujan tetap berangkat
menggambar.
Sesampainya disana Plus membuka
ember cat yang tadi dibawa bersama Love
Hate Love. Love Hate Love langsung
mengambil kertas dan bolpen kemudian
Koordinasi dari Love Hate Love untuk
menentukan letak gambar pada tembok.
144
membagi tempat untuk menggambar. Ia
meminta yang lain untuk membuat sketsa
gambarnya di kertas kecil tadi, untuk
pembagian tempatnya. Love Hate Love
mengedarkan kertas itu ke semua anggota
yang lain. Setelah selesai Love Hate Love
langsung membagi tempat untuk masing-
masing orang. Ia juga mengajak peneliti
untuk ikut menggambar juga.
Mereka langsung mulai sibuk
dengan gambarnya masing-masing. Semua
langsung mengambil wadah cat dan kuas
untuk menggambar, lalu mulai mencampur
warna cat. Mereka menggunakan genangan
air hujan di situ untuk mengencerkan
catnya.
Mengerjakan gambarnya masing-masing.
Satu orang 1 gambar.
Chalk menceritakan karakter baru
yang akan digambarnya pada teman yang
lain. Hanya seorang yang membawa cat
semprot, yang lain kemudian
meminjamnya untuk digunakan pada
gambarnya.
Sesekali mereka becanda dan
menggoda gadis yang lewat di dekat
mereka, ”Mbak, bomber lho mbak”.
Ketika teman yang lain membuat
gambar, Love Hate Love yang telah
memberi warna dasar untuk gambarnya
tidak langsung meneruskan gambarnya. Ia
duduk dan melihat dari seberang jalan
bersama Adit yang baru datang.
Peneliti berpikir apakah mereka mengakui
dirinya bomber.
145
Chalk mengeluhkan air hujan dari
talang air bocor sehingga airnya menetes
mengenai gambarnya. Ant dan Chalk
mendiskusikan outline gambar untuk
gambar mereka berdua, “outline mu
mengko teko kene wae”. Love Hate Love
meminjam stensil untuk dibuat pada
gambarnya.
Beberapa yang telah menyelesaikan
gambarnya menunggu teman lain yang
masih belum selesai sambil duduk di
seberang jalan. Plus yang sudah
menyelesaikan gambarnya melanjutkan
membuat gambar menggunakan cat
semprot di gerobak rokok dekat lokasi.
Yang sudah selesai menunggu yang lain
menyelesaikan gambarnya.
Mereka selalu membubuhkan tag
pada tiap gambarnya. Ketika Pof
menuliskan tag untuk gambarnya, Muck
berkomentar jika tag milik Pof mirip
tulisan geng, “Koyo geng gob tag mu
malahan”.
Tag sebagai identitas pembuat.
“Wis to Rol”, tanya Muck pada
Love Hate Love. Setelah semua selesai,
semua bersama-sama membereskan wadah
cat dan kuas yang digunakan. Waktu sudah
sekitar pukul 2 pagi. Beberapa langsung
pamit untuk pulang dan beberapa yang lain
masih ke Wijilan untuk mengembalikan
cat. Peneliti langsung meniggalkan lokasi
untuk pulang.
146
Denah Lokasi
147
Nomor : OBS4
Lokasi : LIP dan tembok timur Galeria.
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 21 Februari 2008
Waktu : Pukul 21.00 – 24.00.
Catatan Deskripsi Catatan Reflektif
Peneliti tiba di Lembaga Indonesia
Perancis sekitar pukul 21.00. ketika itu lokasi
ramai dengan pengunjung. . Ketika itu LIP
sedang mengadakan perayaan hari AIDS, selain
graffiti, LIP juga mengadakan pertunjukan musik
di dalam ruangan.Saat itu beberapa orang sedang
membuat graffiti pada sebuah papan kayu di
halaman depan LIP. Mereka adalah Love Hate
Love, Muck, Merf, Paws, Pof, Chalk, dan Plus
Menggambar ditonton banyak orang,
bukan hanya teman-teman bomber
lain, tapi juga pengunjung LIP.
Membuat gambar bersama, satu
tema. Mereka mengistilahkannya
kolaborasi.
Denah Lokasi
Banyak orang yang melihat proses
pembuatan graffiti. Adit, Cika pacar Muck, dan
Yaya pacar Love Hate Love juga ada di situ.
Chalk, Paws, Muck dan Pof terlihat sering
Adanya penonton.
148
becanda, tidak seperti yang lain yang tidak
tersenyum ketika sedang membuat gambar.
Tidak ada yang terlihat beristirahat dan santai-
santai, hanya sesekali Muck masuk ke dalam
ruangan LIP untuk menonton pertunjukan musik
hiphop. Beberapa menggunakan kuas dan
beberapa menggunakan cat semprot. Mereka
terlihat bergantian dalam menggunakan cat
semprot. Beberapa sesekali mengeluhkan lampu
yang berwarna kuning, hal itu menyulitkan
mereka dalam mencampur dan memilih warna.
Sekitar pukul 22.00, gambar sudah
selesai. Chalk diminta Love Hate Love untuk
membuat tag pada papan yang telah dipenuhi
graffiti tersebut. Mereka tidak menggunakan
nama YORC di graffiti itu. Love Hate Love
meminta peneliti untuk memfoto graffiti yang
telah dibuat. Setelah berfoto dengan para
pembuat graffiti dan pihak dari LIP, mereka
makan malam di LIP. Beberapa orang yang
sudah selesai makan bersama-sama menggotong
papan itu ke dalam halaman LIP. Love Hate
Love pergi mengantar pacarnya pulang.
Setelah Love Hate Love kembali, kami
meninggalkan LIP. Love Hate Love mengajak
peneliti untuk mempir ke tembok timur Galeria,
“neng gale sik ya mas, ngentekke iki”, kata Love
Hate Love sambil membawa cat. Mereka
berencana membuat gambar di sana.
Melanjutkan membuat gambar di
tempat lain.
Sesampainya di tembok timur galleria,
Muck pergi untuk mengantar pcarnya pulang.
149
Paws langsung menyiapkan stensilnya, Pof
menyiapkan cat. “Lih, koe nge-font Lih, YORC
wae” kata Love Hate Love pada Merf. Love Hate
Love sempat menanyakan apakah nama yang
tadi digunakan di LIP akan digunakan di jalan,
dan yang lain menyarankan tidak. “ Ra sah wae,
YORC wae” kata salah satu dari mereka.
Denah Lokasi
Mereka sempat membahas kasus yang
terjadi pada beberapa teman bomber yang lain.
Beberapa teman bereka tersangkut kasus karena
membuat graffiti. “Nek neng swara gama modele
njur aku corat-coret” kata Plus. “Kulo yo
nyoblos sampeyan e, mosok ra etuk. Graffiti ku
serius je.”, kata Love Hate Love membayangkan
jika dihukum oleh walikota. Mereka melanjutkan
membahas teman mereka yang tertangkap ketika
sedang membuat tag di bawah jembatan kewek.
Ada juga yang bermasalah dengan warga sekitar
Membicarakan penangkapan dan
masalah yang terjadi pada bomber
lain.
150
ketika sedang menggambar. Mereka juga
membahas imbalan yang diberikan untuk
menangkap pembuat graffiti, juga hukuman
kurungan bagi yang tertangkap.
Sesekali Love Hate Love memberi
instruksi pada yang lain dimana harus membuat
gambarnya. “Koe kene jon, nyambung Merf”.
Setelah semua berkumpul, masing-masing mulai
mengerjakan gambarnya sendiri-sendiri. Ada
yang membuat graffiti inisial namanya dan ada
yang membuat gambar karakternya sendiri. Love
Hate Love, Plus, Paws, dan Pof membuat
gambar karakter mereka masing-masing. Muck,
Merf dan Chalk membuat graffiti inisial nama
mereka sendiri.
Membuat gambar sendiri-sendiri,
gambar ciri khasnya masing-masing.
Datang seorang teman dari LIP untuk
menonton mereka menggambar di tembok timur
galleria. Dia terlihat berbicara dengan Love Hate
Love, Paws, dan Plus. Setelah berbicara, Love
Hate Love, Paws, dan Plus melnjutkan
menggambar sementara orang itu menonton.
Muck tidak menyelesaikan gambarnya. Ia
mempersilakan Merf untuk membuat gambar
diatas gambarnya, “rasido, spray ne entek,
tabraken wae”, kata Muck. Setelah selesai
mereka mengumpulkan sisa sampah mereka di
sudut trotoar dekat tembok itu. Sekitar pukul
24.00 mereka meninggalkan lokasi untuk pulang.
Kehabisan cat dan mempersilakan
yang lain menggambar diatas
gambarnya..
151
Nomor : OBS5
Lokasi : Utara Tugu
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 21 Mei 2008
Waktu : Pukul 15.00 – 19.00.
Denah Lokasi
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Peneliti menerima SMS untuk
datang ke Tugu. Lokasinya adalah di
perempatan tugu, jalan ke utara. Ada
sebuah pos Polisi di seberang selatan
lokasi, sekitar 50 m dari tembok. Peneliti
sampai di Tugu sekitar pukul 15.00. Sudah
ada beberapa orang yang sedang
menggambar di sana dan gambar sudah
mulai terlihat bentuknya. Ada Love Hate
Love, Paws, Pof, Muck, Merf, Chalk, dan
Plus yang sedang menggambar, serta Joko
Lokasi cukup dekat dengan sebuah pos
polisi.
Mereka membuat gambar kolaborasi,
pesanan dari sebuah panitia. Masing-
masing mendapat tugasnya sendiri-sendiri.
152
yang menonton. Joko tidak banyak bicara,
sesekali hanya terlihat mengobrol dengan
Paws. Love Hate Love sedang memberi
gambar-gambar kecil di sekeliling graffiti
dan sebuah gambar karakter. Kali ini
YORC diminta untuk membuat gambar
maskot dari Festival Kesenian Yogyakarta,
Antasena. Plus memberi dasar putih di
dekat gambar karakter Antasena untuk
gambar karakternya sendiri. Pof, Chalk,
Merf, membuat gambar dan karakternya
masing-masing di sebelah kiri gambar
Antasena. Plus meninggalkan lokasi setelah
menyelesaikan cat dasar putihnya.
Berhenti menggambar dan meninggalkan
lokasi.
Aurel, teman mereka dari Prancis
datang untuk melihat. Dia terlihat ngobrol
dengan Muck, Paws, dan Love Hate Love.
Aurel diajak menggambar oleh Love Hate
Love dan ia kemudian menggambar di
ujung kiri tembok. Datang juga Yayak,
pacar dari Love Hate Love.
Love Hate Love meminta Paws
untuk membeli rokok, minuman, dan
makanan kecil. Muck yang sudah selesai
mengerjakan graffitinya tidak banyak
menggambar, dia hanya mengobrol dan
sibuk dengan ponselnya. Chalk
meninggalkan lokasi tanpa menyelesaikan
gambarnya karena harus bekerja. Pof
menanyakan pada Love Hate Love tentang
gambar Chalk dan mereka terlihat
Saeorang lagi meninggalkan lokasi,
gambarnya ditinggalkan setengah jadi.
153
berdiskusi berdua. Love Hate Love
mengajak peneliti untuk juga membuat
gambar, untuk memenuhi tembok katanya.
Paws meninggalkan lokasi untuk Sholat
dan begitu datang ia pergi lagi untuk
membeli makanan. Aurel yang sudah
selesai membuat gambarnya, berfoto
dengan kami dan kemudian berpamitan
pada semua yang ada di situ.
Pof membuat gambar karakternya
sendiri. Merf membuat graffiti YORC di
dekat gambar Chalk.
Pof membuat gambarnya sendiri meski
telah membuat gambar antasena.
Ketika hari mulai gelap, tepat di
depan tembok yang sedang digambari, ada
sebuah kecelakan antara mobil dengan
sepeda motor. Beberapa orang yang ada di
dekat situ ikut menolong termasuk Paws
dan Merf. Ada polisi yang ikut menolong
dan melihat keadaan. Love Hate Love
berhenti menggambar dan berkata pelan,
“wis lek digowo ndang ngalih polisine”.
Selama beberapa saat, topik yang
dibicarakan adalah tentang kecelakaan itu.
Love Hate Love terlihat tidak nyaman
dengan keberadaan polisi itu.
Beberapa yang sudah tidak
menggambar duduk-duduk dan ngobrol di
seberang jalan. Plus datang dan langsung
menyelesaikan gambarnya. Pof sedang
menyelesaikan gambar yang ditinggalkan
kapur. Paws bertanya pada Love Hate Love
dimana ia harus membuat gambar
stensilnya dan Love Hate Love
Beberapa yang sudah selesai mengerjakan
tugasnya terlihat santai-santai.
154
menunjukkan tempat ia harus membuatnya.
Setelah semua gambar selesai, kami
semua duduk di seberang jalan menghadap
ke tembok yang sudah digambari. Muck
dan Love Hate Love membahas dimana
besok akan menggambar. Waktu
dipertimbangkan karena menurut Muck
cuaca sangat panas jika harus mulai siang
hari.
Diskusi hanya terjadi antara Love Hate
Love dan Muck.
Setelah disepakati tempatnya Love
Hate Love mengajak untuk membereskan
cat dan peralatan yang lain. Ia juga
mengajak kami untuk makan bersama di
mie ayam dekat Tugu.
155
Nomor : OBS6
Lokasi : Tembok timur Galeria
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 22 Mei 2008
Waktu : Pukul 17.00 – 23.00.
Denah Lokasi
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Peneliti tiba di tembok timur
Galeria sekitar pukul 17.00. Love Hate
Love, Paws, Pof, Chalk, Muck, dan Merf,
sudah ada di sana. Ada pula yang ikut
menonton yaitu Joko, Sambreng, dua anak
seumuran SMP, satu pria gemuk, dan
seorang wanita muda. Plus yang hari
sebelumnya turut menggambar tidak
terlihat hari ini.. Love Hate Love, Paws,
Pof, Chalk, Muck, dan Merf mengecat
Mereka membuat gambar kolaborasi,
pesanan dari sebuah panitia. Masing-
masing mendapat tugasnya sendiri-sendiri.
Beberapa teman ikut menonton.
Lokasi ramai, beberapa orang menoleh
untuk melihat.
Plus tidak terlihat hadir.
156
tembok dengan cat putih dibantu oleh dua
anak seumuran SMP tadi. Setelah selesai,
Love Hate Love, Paws, Pof, Chalk, Muck,
dan Merf langsung mengerjakan tugasnya
masing-masing. Pof mengambil wadah cat,
mulai mencampur warna dan langsung
membuat karakter Antasena. Mereka
sedang mengerjakan permintaan dari
panitia Festifal Kesenian Yogyakarta untuk
menggambar maskotnya. Merf dan Paws
juga menggambil cat dan membantu Pof
membuat gambar Antasena. Love Hate
Love membuat tulisan FKY. Muck
membuat sketsa untuk graffiti yang akan ia
buat. Chalk mencampur warna untuk
membantu mengecat sketsa yang sudah
dibuat Muck. Mereka hanya mempunyai
sebuah contoh gambar tokoh Antasena dan
mereka menggunakannya bergantian.
Masing-masing mengerjakan tugasnya.
Tulisan yang tadinya dibuat Love
Hate Love diambil alih Merf. Love Hate
Love membuat gambar lain untuk mengisi
latar belakang gambar. Chalk yang sudah
selesai membantu Muck membuat graffiti
terlihat duduk-duduk dan mondar-mandir
di sekitar lokasi. Ia kemudian membantu
membuat gambar karakter Antasena. Plus
terlihat datang ke lokasi bersama teman
wanitanya. Setelah berbicara sebentar
dengan Love Hate Love, ia meninggalkan
lokasi.
Chalk yang selesai mengerjakan tugasnya
tidak banyak membantu yang lain.
157
Love Hate Love sempat
mengeluhkan teman-teman lain yang
kurang inisiatif dalam membuat gambar.
Saat itu latar belakang gambar masih
terlihat kosong dibandingkan tembok timur
Galeria yang cukup lebar. Love Hate Love
terlihat meninggalkan lokasi untuk pulang
mengambil buku untuk referensi, “njikuk
referensi”, katanya. Paws, Pof, Chalk,
Muck, dan Merf masih mengerjakan
gambarnya. Sesampainya lagi di lokasi,
Love Hate Love langsung membuat
gambar baru untuk latar belakang yang
kemudian diikuti oleh Chalk, Merf, dan
Pof.
Love Hate Love ngeluhkan teman yang lain
yang tidak berinisiatif untuk membuat
gambar lain, ia menggambar di beberapa
bagian yang kosong dan meminta yang lain
meneruskannya.
Mereka tampak istirahat secara
bergantian. Datang bomber yang bernama
Awi, dia terlihat berbicara dengan Muck di
seberang jalan. Pof bercerita pada peneliti
tentang inisial Awi, menurut Pof gambar
yang dibuat Awi bagus dan rapi. Pof juga
menceritakan bahwa Awi adalah anggota
Squad, sebuah distro yang khusus di
bidang graffiti dan mempunyai crew
bomber juga dengan nama yang sama.
Datang lagi 2 orang yang menyapa Pof. Pof
menceritakan bahwa salah satunya adalah
teman satu crew Pof dulu ketika masih
membuat graffiti. Mereka bertiga lalu
membicarakan masalah mural yang
menutup graffiti yang sebelumnya ada di
158
tembok timur Galeria itu. Mereka
membicarakan seringnya pelukis mural dan
bomber saling menimpa gambar dengan
gambar lain di tembok ini.
Love Hate Love bersama Muck
melihat gambar yang mereka buat dari
seberang jalan. Love Hate Love lalu
berkata pada Muck bahwa outline graffiti
yang dibuatnya menabrak latar belakang
yang sebelumnya dibuat Love Hate Love
bersama yang lain. “Yo ra ah”, kata Muck.
Gambar Antasena dan graffiti sudah
selesai. Pof, Chalk, Paws, dan Merf
membuat gambar karakter dan graffiti
mereka sendiri di sebelah kanan dan kiri
gambar pertama.
Membicarakan gambar yang sedang dibuat,
Love Hate Love dan Muck seperti berbeda
pendapat mengenai hasil gambarnya.
Plus datang lagi setelah hari gelap.
Ia langsung membuat gambar di dekat
gambar Antasena, dia menambahkan
karakternya sendiri di situ. Love Hate Love
berkata pelan pada peneliti dan Pof bahwa
tadinya tempat yang digambari Plus akan
digunakan untuk menuliskan judul karya
dan pembuatnya. Setelah gelap semakin
banyak orang datang dan pergi menonton
mereka membuat gambar.
Plus datang lagi ke lokasi untuk membuat
gambar di tempat yang sudah disiapkan
untuk gambar lain.
Sementara Plus dan Pof membuat
gambarnya, teman yang lain duduk
menunggu di trotoar seberang jalan.
Seorang bernama Iwan datang dan ngobrol
bersama semuanya. Setelah beberapa saat
159
ia ikut membuat gambar atas ajakan Love
Hate Love. Pof juga sedang membuat
gambar di sebelahnya Iwan.
Dua anak seumuran SMP tadi ikut
menuliskan nama inisial mereka di trotoar
dekat tambok. Pria gemuk tadi juga
menuliskan sesuatu disitu. Ia menulis
”Tuhan telah mati” dan “Tuhan aku ingin
mati”.
Setelah semua selesai membuat
gambar, Love Hate Love, Paws, Pof,
Chalk, Muck, Merf, Plus, Joko, Sambreng,
dan Iwan, duduk diseberang jalan. Dua
anak seumuran SMP tadi masih membuat
insial namanya di beberapa tempat di
trotoar dan tembok. Setelah pria gemuk
tadi pulang, Love Hate Love memeinta
Muck menyuruh menyuruh salah satu anak
seumuran SMP tadi (muck memanggilnya
dogfood) untuk menghapus tulisan yang
dibuat pria gemuk itu.
Peneliti berpikir apakah tulisan yang dibuat
pria gemuk itu tidak disukai oleh yang lain
atau akan merusak citra YORC.
Setelah semua selesai, mereka
semua membereskan cat dan perlengkapan
yang lain, kamudian menuju angkringan
Wijilan untuk makan.
160
Nomor : OBS7
Lokasi : Jl. Munggur
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 23 Mei 2008
Waktu : Pukul 15.30 – 22.00.
Denah Lokasi
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Sekitar 15.30 peneliti sampai di Jl.
Munggur. Setelah menunggu beberapa saat.
Love Hate Love, Muck, Pof, dan Merf datang
dan mengajak untuk memparkir motor. Salah
satu anak seumuran SMP yang hari
sebelumnya juga menggambar di tembok timur
Galeria ikut juga bersama mereka. Kami
menuju ke rumah kos teman Muck untuk
parkir, namun karena orang yang dimaksud
tidak ada, kami akhirnya parkir di trotoar
seberang tembok yang akan digambar.
Semuanya langsung melepas sisa poster yang
masih menempel di tembok. Beberapa
Langsung mengerjakan sesuatu tanpa
ada instruksi.
161
mengambil cat yang dibawa Love Hate Love.
Love Hate Love dan Muck pergi untuk
membeli gelas plastik untuk wadah cat,
sementara yang lain memberi cat dasar putih
pada tembok.
Beberapa saat kemudian datang teman
Muck. Setelah Muck datang dari membeli
gelas plastik, ia dan temannya tadi mengambil
tangga di rumah kosnya, tempat yang tadinya
akan digunakan untuk parkir. Anak seumuran
SMP tadi diminta membantu mencat tembok
bagian atas dengan menggunakan tangga.
Tangga itu penuh dengan kayu-kayu tambahan,
lilitan kawat dan paku untuk menjaga beberapa
bagian tangga yang sudah retak. Paws datang
namun dia pergi lagi untuk mencari tempat
untuk makan siang. Sesaat kemudian datang
Plus.
Peneliti berpikir apakah anak itu
disuruh naik tangga karena ia masih
termasuk anggota baru diantara yang
lain.
Tangga yang digunakan akhirnya patah.
Kemudian anak tadi dan teman Muck
mengambil kursi dirumah kos teman Muck
tadi. Setelah selesai mencat putih, beberapa
duduk diseberang jalan. Paws kembali datang
ke lokasi.
Setelah beberapa saat, Pof mulai
menggambar karakter Antasena. Muck dan
Merf mengerjakan graffiti. Love Hate Love
tidak membantu mengerjakan gambar dan
graffiti FKY, tetapi membuat gambar
karakternya sendiri di sisi kanan tembok. Paws
membuat gambar stensil dengan kertas karton
162
yang dibawanya. Plus mengisi bagian latar
belakang dengan gambar karakternya sendiri.
Love Hate Love mengajak peneliti dan anak
seumuran SMP tadi untuk ikut membuat
gambar. Kedua anak tadi diberi bagian kanan
tembok. Love Hate Love membuat gambar
karakternya sendiri. Ia tidak membantu
membuat gambar antasena.
Anak seumuran SMP itu ikut
membuat gambar, di tembok yang
letaknya sekitar 5m dari tembok yang
digambari yang lain.
Chalk datang menggunakan sepedanya
dan bingung harus meletakkan sepedanya di
mana. Setelah meletakkan sepedanya di dekat
tembok yang digambari, Chalk kemudian
membantu menggambar Antasena bersama
Pof. Mereka semua membahas Chalk yang
datang menggunakan sepeda dari rumahnya di
daerah Wijilan sampai ke lokasi menggambar.
Datang sambreng dan satu lagi anak
seumuran SMP yang hari sebelumnya kemarin
dipanggil “dogfood” saat menggambar di
tembok timur Galeria.
Love Hate Love yang sudah selesai
dengan karakternya sendiri banyak duduk di
seberang jalan sambil melihat kerja teman yang
lain. Muck bergabung dengan Love Hate Love
di seberang jalan. Beberapa saat kemudian
mereka berdua meninggalkan lokasi, sementara
yang lain masih mengerjakan gambarnya
masing-masing. Love Hate Love dan Muck
kembali lagi ke lokasi. Love Hate Love
kemudian ikut menggambar pada latar
belakang yang masih kosong. Dogfood dan
Love Hate Love dan Muck tidak
banyak menggambar. Muck tidak
membuat graffiti karena telah
dikerjakan Merf, Muck hanya
membantunya.
163
anak seumuran SMP yang satu ikut membuat
gambar di sebelah kanan gambar Love Hate
Love.
Pof sudah menyelesaikan karakter
Antasena yang dibuatnya. Setelah beristirahat
dia lalau membuat gambar karakternya sendiri
di sebelah kiri tembok. Merf masih
mengerjakan graffitinya, beberapa kali Merf
terlihat beristirahat, duduk di seberang jalan.
Muck berkata pada Merf untuk segera
menyelesaikan graffitinya, “ndang di
rampungke jon”, kata Muck. Muck berkata
pada Love Hate Love bahwa Merf
menghabiskan banyak cat semprot, karena
berkali-kali menumpuk untuk memperbaiki
graffitinya.
Membicarakan hasil kerja Merf.
Paws, Muck, Sambreng dan teman
Muck tadi duduk diseberang jalan sambil
menonton yang lain menyelesaikan
gambarnya. Datang Yayak, pacar Love Hate
Love. Chalk ikut bergabung untuk mengobrol
dan becanda.
Hari mulai gelap. Pemilik garasi tempat
kami memparkir motor datang, dan kami harus
memindahkan motor ke tempat lain. Kami
menuju rumah kos teman Muck tadi untuk
memparkir motor.
Love Hate Love sesekali menambah
gambar pada latar belakang dan celah diantara
gambar Antasena dengan gambar lain,
termasuk dengan gambar yang dibuatnya. Dua
Love Hate Love mengisi celah
diantara gambar.
164
anak seumuran SMP tadi juga ikut bergabung
ngobrol dan becanda bersama yang lain di
trotoar. Paws, Muck, Chalk, Plus, Pof,
Sambreng, Yayak, dan yang lain becanda di
bak mobil pemilik garasi yang baru datang.
Mobil itu sempat mundur dari tempatnya
diparkir karena dinaiki oleh mereka.
Setelah semua gambar selesai,
semuanya ngobrol di seberang jalan sambil
becanda dan merokok. Setelah membereskan
cat dan perlengkapan yang lain kami
mengambil sepeda motor dan meninggalkan
lokasi. Peneliti mendengar mereka akan
“lotse”.
165
Nomor : OBS8
Lokasi : Pojok Beteng Kulon
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 26 Mei 2008
Waktu : Pukul 19.00 – 22.00.
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Peneliti tiba di lokasi sekitar pukul
19.00. Tempat itu tepat di perempatan
pojok beteng kulon. Sudah ada Muck, Love
Hate Love, Merf, Paws, Sambreng dan
seorang anak seumuran SMP. Muck sedang
mengerjakan graffiti, Pof dan Paws
mengerjakan gambar tokoh Antasena, Love
Hate Love mengisi latar belakang dengan
gambar, dan Merf mengerjakan tulisan
FKY.
Denah Lokasi
Plus yang kemudian datang
langsung ngobrol dengan Paws dan Love
Hate Love yang ketika itu tidak sedang
menggambar. Mereka bercakap-cakap
bersama Sambreng dan anak seumuran
SMP itu. Mereka membicarakan tentang
grup rap hiphop dan acara yang sedang
diadakan di dekat lokasi. Paws mengajak
peneliti untuk melihat acara itu.
Datang seorang teman Paws,
mereka bercakap-cakap berdua di tepi
jalan. Setelah bercakap-cakap, teman Paws
itu kemudian meminjam sepeda Paws dan
mengendarainya untuk berkeliling di
166
sekitar lokasi.
Merf, Love Hate Love, dan Paws
tampak tidak banyak menggambar. Setelah
menyelesaikan gambarnya, mereka tidak
membuat gambar lagi. Mereka terlihat
banyak duduk di sekitar lokasi dan
bercakap-cakap dengan yang lain.
Setelah mengerjakan tugasnya, tidak
membantu yang lain. Hanya duduk dan
bercakap-cakap.
Caps, alat yang digunakan Muck
untuk membuat graffiti, rusak dan tidak
dapat digunakan. Love Hate Love
mengusulkan agar Muck menggunakan
caps jenis lain. Muck mencobanya tapi
hasilnya tidak seperti jika menggunakan
caps telah yang rusak itu. Muck terlihat
bertanya-tanya pada teman-teman yang lain
bagaimana menyelesaikan graffitinya.
Paws, yang biasanya membawa caps
miliknya, hari itu tidak membawa caps.
Paws mengusulkan untuk merendam caps
Muck yang rusak dengan bensin. Mereka
meminta pada Plus tapi ia tidak memberi,
“bensinku entek e”, kata Plus. Mereka lalu
meminta pada anak seumuran SMP tadi. Ia
mempersilakan mereka mengambil
bensinnya.
Apa anak itu tidak sanggup menolak.
Setelah direndam beberapa saat,
caps itu tetap tersumbat. Muck bertanya
siapa yang memiliki caps dan rumahnya
dekat dengan lokasi. Anak seumuran SMP
itu menawarkan untuk mengambil caps
miliknya di rumahnya. Anak itu segera
Ia bersedia mengambilkan ke rumahnya.
167
pulang untuk mengambil caps miliknya.
Merf dan Sambreng terlihat pergi
meninggalkan lokasi. Setelah kembali
mereka membawa makanan kecil dan
beberapa plastik minuman.
Pof, dalam mengerjakan karakter
Antasena, mendapat komentar dari Paws
mengenai warna kulit yang digunakan
untuk karakter itu.
Setelah beberapa saat, anak
seumuran SMP tadi datang membawa
capsnya, Muck pun mulai mengerjakan
graffitinya lagi.
Setelah selesai dengan karakter
tokoh Antasena, Pof membuat gambar
karakternya sendiri di sebelah kiri tembok.
Muck yang juga sudah selesai membuat
graffiti, meminjam sepeda Paws dan
meninggalkan lokasi.
Pof tetap membuat gambar yang menjadi
ciri khasnya sendiri di dekat tembok itu.
Muck meninggalkan lokasi setelah
menyelesaikan graffitinya.
Setelah hari gelap Plus mulai
membuat karakternya diatas graffiti yang
dibuat Muck. Dia minta tolong pada yang
lain untuk membantunya memegangi
tangga. Peneliti yang saat itu berdiri di
dekatnya akhirnya membantunya. Plus
berhenti setelah memberi cat dasar pada
karakternya. Setelah beberapa menit ia
mulai melanjutkan menggambar.
Plus baru datang. Membuat gambar ciri
khasnya di atas graffiti.
Setelah selesai, Love Hate Love
menulis judul dan pembuat gambar, nama
Chalk yang sore itu tidak hadir tetap
168
dicantumkan.
Chalk datang setelah semua gambar
selesai. Dia harus bekerja sampai sore dan
tidak bisa ikut menggambar. Dia diminta
yang lain untuk menggembalikan tangga
bersama Plus.
Chalk tidak ikut menggambar.
Sambil menunggu, yang lain
becanda dan bercakap-cakap. Mereka yang
menunggu menyembunyikan sepeda milik
Chalk. Anak seumuran SMP tadi pamit
pulang. Ia tampak mendorong motornya
yang tidak dapat dinyalakan karena
kehabisan bensin. Datang Yayak pacar
Love Hate Love. Setelah Chalk dan Plus
datang, kami kembali ke Wijilan untuk
makan di angkringan.
169
Nomor : OBS9
Lokasi : Jalan Taman Siswa dekat MSD dan dekat SPBU
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 27 Mei 2008
Waktu : Pukul 17.00 – 02.00 dini hari.
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Peneliti tiba di lokasi sekitar pukul
17.00 WIB. Tembok yang akan digambari
adalah tembok di Jl. Taman Siswa, sebelah
selatan MSD. Love Hate Love, Muck,
Merf, Paws, Pof, Plus, dan Chalk sudah
lebih dulu ada disana. Sambreng kemudian
datang namun hanya beberapa saat dan
kemudian pulang. Ketika itu mereka
membongkar barang bawaan dan beberapa
membersihkan tembok dari sisa poster.
Merf diminta Love Hate Love mengambil
air. Merf dengan membawa ember,
meminta air ke warung makan di seberang
jalan. Setelah Merf datang, Pof langsung
mencampur warna cat. Pof, Paws, Chalk,
Plus dan Merf langsung mengerjakan
gambar Antasena setelah pof selesai
mencampur warna. Bersamaan dengan itu,
Muck mengambil kaleng cat semprot dan
mulai mengerjakan graffiti. Love membuat
gambar untuk background.
Denah Lokasi.
Mengerjakan bagian tugasnya masing-
masing.
Semua terlihat mengerjakan
tugasnya masing-masing. Pof, Paws,
Chalk, Plus dan Merf, bergantian
170
mengerjakan tokoh karakater Antasena. Pof
yang membuat sketsa sementara Paws dan
Plus memberi warna. Merf kemudian
membuat tulisan FKY. Paws membuat
logo FKY. Beberapa kali Plus terlihat
melihat ponselnya.
Lokasi itu cukup ramai. Setiap kali
lampu lalu lintas menyala merah,
kendaraan yang berhenti cukup banyak.
Pengendaranya memperhatikan ke arah
tembok yang sedang digambar. Pof berkata
pada peneliti bahwa dia agak malu jika
situasinya ramai seperti itu. Plus sempat
menyapa temannya yang lewat di situ. Plus
mengenalkannya pada yang lain.
Merasa malu karena jalanan ramai.
Muck mengerjakan graffitinya
sendirian, tidak ada teman lain yang ikut
membantu. Chalk membuat gambar untuk
latar belakang. Plus dan Pof masih
membuat karakter Antasena. Love Hate
Love, Paws, Chalk, dan Plus terlihat
beberapa kali berhenti menggambar sambil
dan melihat teman yang lain membuat
gambar. Paws meminta bantuan Pof untuk
mencampurkan warna untuk Paws.
Datang seorang anak usia remaja
dengan celana kebesaran, dia terlihat
sedikit berbicara dengan yang lain dan
hanya menonton mereka yang membuat
gambar.
Love Hate Love mengatakan bahwa
171
hari ini mereka akan membuat gambar di
dua tempat. Satu di dekat MSD ini dan satu
lagi di selatan SPBU taman siswa.
Datang Zuki, seorang penyanyi rap,
dengan mengendarai sepeda gunung. Love
Hate Love menyambutnya dan memberi
salam, begitu juga Plus, dan Paws. Love
Hate Love, Paws, dan Plus terlihat banyak
bercakap-cakap dengan Zuki. Teman yang
lain tidak ikut bercakap-cakap dan masih
membuat gambar.
Setelah karakter Antasena selesai,
Plus membuat gambar karakternya sendiri
di atas graffiti Muck. Pof juga membuat
gambar karakternya sendiri di sebelah
kanan gambar Antasena, Chalk yang
mengusulkan tempat itu. Love Hate Love
meminta Muck untuk menyisakan tempat
untuk membuat balon kata.
Merf terlihat banyak duduk-duduk,
dia sudah menyelesaikan tulisannya. Paws
pamit meninggalkan lokasi. Muck yang
sudah selesai membuat graffitinya, becanda
dengan Pof, dia dan Love Hate Love tiga
kali menurunkan celana Pof. Pof pun
marah-marah. Selain becanda, Muck
terlihat hanya duduk-duduk dan melihat
teman yang lain yang masih membuat
gambar.
Setelah mengerjakan bagiannya Merf tidak
menggambar, Paws meninggalkan lokasi.
Pof membuat gambar karakternya sendiri.
Plus sudah selesai membuat
gambarnya, Love Hate Love membuat
172
balon kata berisi judul dan inisial pembuat
gambar. Chalk mengajak untuk segera
pindah ke utara. Chalk meminta Pof untuk
segera menyelesaikan gambarnya, Love
juga meminta pada Pof hal yang sama. Saat
menuliskan nama pembuat gambar, Love
dengan sedikit tertawa bertanya bagaimana
jika nama Paws tidak ditulis, sambil
tertawa pada yang lain.
Setelah Pof selesai, Love pun
mengajak untuk membereskan cat dan
segera pindah ke utara, waktu itu sekitar
pukul 19.30. Setelah berfoto beberapa kali,
kami berangkat ke tempat berikutnya.
Tembok kedua adalah tembok di
sebelah selatan SPBU jalan Taman Siswa.
Tembok itu sudah bergambar, gambar
tentang bangkit bersama setelah gempa
bumi dua tahun lalu. Sesampainya disana,
Chalk langsung melihat temboknya dan
sambil membentangkan tangan dia
menyatakan luasnya permukaan tembok
itu. Chalk berkata pada Muck agar Chalk
dapat membuat graffiti di tembok itu. Love
Hate Love mengatakan bahwa yang akan
digambar di tembok itu adalah karakter
masing-masing orang, bukan gambar untuk
FKY.
Denah Lokasi
Chalk ingin membuat graffiti. Love Hate
Love memutuskan untuk tidak membuat
gambar untuk FKY di tembok itu.
Love Hate Love berkata pada
peneliti bahwa teman yang lain saling
berebut tempat, menginginkan tempat yang
Terlihat perbedaan dengan ketika
berkolaborasi membuat gambar bersama
dengan satu tema. Ketika tidak terikat
173
bagus. Love Hate Love tidak langsung
membuat gambar, dia berkata bahwa dia
memberi kesempatan pada yang lain. Love
Hate Love menginstruksikan untuk tidak
menumpuk pada gambar dua orang yang
saling memapah. Ia meminta mereka untuk
membuat gambar di sebelah gambar tadi.
Love Hate Love juga mengatakan bahwa ia
akan memperbaiki gambar itu. Muck dan
Chalk langsung mengambil kuas dan
membuat sketsa untuk graffiti nama
mereka di tembok itu. Pof dan Merf
menyusul setelah mencampur warna. Love
Hate Love mengajak peneliti untuk juga
membuat gambar, “Ayo mas, diselehke
sik”, kata Love Hate Love.
tema, mereka membuat gambar sendiri-
sendiri, membuat gambar yang menjadi ciri
khas masing-masing.
Terjadi perebutan tempat, bagian tembok
untuk digambari.
Love-hate Love memberi instruksi.
Ada seorang WNA yang datang
bersama temannya. Dia menemui Plus di
seberang jalan yang tidak ikut
menggambar. Plus menghubungi WNA itu
tadi ketika ia sedang menggambar di
selatan.
Plus dan yang lain menonton dari seberang
jalan.
Datang Sambreng dan Joko.
Mereka dengan Love Hate Love, Plus, dan
WNA dengan temannya tadi, duduk sambil
bercakap-cakap di seberang jalan.
Love Hate Love kemudian juga
membuat gambar karakternya sendiri. Dia
juga mengisi latar belakang dan celah
diantara gambar. Muck dan Chalk berbagi
cat semprot yang mereka digunakan. Tiap-
Love Hate Love masih menyatukan gambar
dengan memberi gambar latar belakang di
antara gambar.
Berbeda dengan ketika menggambar di
tempat sebelumnya, mereka yang
174
tiap orang membuat karya yang menjadi
ciri mereka sendiri. Muck, Merf, dan Chalk
membuat graffiti nama mereka, yang pada
gambar sebelumnya Merf dan Chalk tidak
dapat membuat graffiti karena tugas sudah
ditentukan dan diberikan pada Muck. Pof
dan Love Hate Love, dengan cat tembok,
membuat gambar karakternya sendiri.
Berbeda dengan gambar sebelumnya yang
hanya menampilkan gambar Antasena.
Tidak seperti ketika di lokasi sebelumnya,
mereka tidak banyak becanda dan
beristirahat.
menggambar tidak terlihat banyak yang
beristirahat.
Mereka membuat gambar dan graffiti yang
berbeda dari gambar di tempat sebelumnya.
Sekitar pukul 21.30, Muck, Merf,
Pof dan Chalk sudah selesai dengan
gambarnya, Love Hate Love masih
menggambar latar belakang dan celah di
antara gambar. Semua kecuali Love Hate
Love sudah berada di seberang jalan sambil
bercakap-cakap. Joko bercakap-cakap
dengan Merf, Muck dan Sambreng. Plus
bercakap-cakap bersama WNA dan
temannya, Chalk, dan Pof.
Setelah Love Hate Love selesai,
kami membereskan cat dan perlengkapan
yang lain lalu menuju wijilan untuk makan
di angkringan. Paws datang dan ikut makan
ketika kami sudah sampai di angkringan.
Setelah selesai makan sekitar pukul
23.00, kami melanjutkan nongkrong di
warnet tempat Paws bekerja. Love Hate
175
Love mengeluarkan sebuah amplop dari
tasnya setelah semua berkumpul di
halaman warnet. Ia mulai membagi-
bagikan uang yang ia keluarkan dari
amplop itu. Uang itu pemberian panitia
Festifal Kesenian Yogyakarta yang
meminta mereka membuat gambar. Love
Hate Love meminta Muck dan Chalk untuk
membeli minuman dan rokok di kios 24
jam di sebelah warnet.
Sampai pukul 02.00 dini hari,
mereka menghabiskan waktu dengan
becanda dan mengakses internet di warnet
itu. Satu per satu mulai meninggalkan
warnet.
176
Nomor : OBS10
Lokasi : Perempatan Gondomanan Tembok Bumiputra
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 2 Juni 2008
Waktu : Pukul 18.30 – 23.00.
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Sekitar pukul 18.30, peneliti tiba di
daerah Gondomanan. di sebuah simpang
empat yang tidak pernah sepi dari
penggendara kendaraan bermotor. Kelompok
YORC akan membuat gambar pada tembok
bangunan sebuah perusahaan asuransi. Ada
sebuah pos polisi tepat di seberang tembok
itu. Sudah ada Love Hate Love, Muck,
Merrf, Pof, Paws, Chalk, dan Cika pacar
Muck. Gambar Antasena yang diminta oleh
panitia sebuah festival kesenian sudah
terlihat bentuknya. Pof masih memberi warna
tambahan pada beberapa bagian. Love Hate
Love mengerjakan graffiti untuk gambar kali
ini. Muck juga membuat graffiti di
sebelahnya. Merf menyelesaikan tulisan
Festifal Kesenian yang sudah di beri warna,
ia memberi garis luar hitam. Tinggal Pof,
Love Hate Love, Muck, dan Merf yang
mengerjakan gambar, yang lainnya
melakukan hal lain seperti membaca koran
dan bercakap-cakap sambil becanda. Paws
mengatakan bahwa ini momen yang langka
karena Love Hate Love membuat graffiti
Mengabaikan pos polisi, atau polisi
yang mengabaikan mereka. Lalu lintas
tidak pernah sepi.
Beberapa sudah tidak menggambar,
membaca koran, menonton, becanda.
177
font. Love Hate Love biasanya membuat
gambar karakternya sendiri. Dulu Love Hate
Love sempat membuat graffiti font ketika
masih dalam crew YKILC. Paws menyuruh
Chalk untuk membeli koran untuk bahan
bacaan. Setelah membelinya, Chalk
membaca koran itu sambil duduk di sekitar
lokasi. Cika menonton mereka yang sedang
membuat gambar, sambil sesekali becanda
dengan Muck. Ada dua remaja yang datang
dan menonton pembuatan gambar.
Datang seorang dengan jaket merah
kotak-kotak dan ngobrol dengan beberapa
orang di situ, terlihat Paws lebih sering
ngobrol dengannya dibanding yang lain.
Mereka terdengar membicarakan stiker yang
sedang di buat pria dengan jaket kotak-kotak
itu. Muck dan Love Hate Love
membicarakan graffiti mereka, bagaimana
mereka akan menghubungkan graffiti
mereka. Sesekali mereka berdua terlihat
menyebrangi jalan untuk melihat gambar
mereka dari jauh.
Ada koordinasi untuk posisi gambar.
Pof dan Merf terlihat berhenti
mengerjakan gambar mereka. Mereka
beristirahat karena sudah menyelesaikan
tugasnya. Muck juga terlihat berhenti
menggambar dan bercakap-cakap bersama
teman yang lain. Tinggal Love Hate Love
yang masih mengerjakan graffitinya, ia
menggunakan cat semprot.
Selesai mengerjakan bagiannya, tidak
membantu yang belum selesai.
178
Datang seorang fotografer, dia terlihat
hanya bercakap-cakap dengan Love Hate
Love. Fotografer itu memfoto dengan
kameranya beberapa kali sambil sesekali
berbicara dengan Love Hate Love. Teman
yang lain masih bercakap-cakap di dekat
lokasi. Mereka tidak terlihat membuat
gambar lagi. Muck membeli sate yang lewat
dan makan bersama Cika di dekat lokasi. Pof
sesekali menambahkan seseuatu pada gambar
Antasena.
Sambreng bersama temannya yang
berpakaian besar datang ke lokasi. Mereka
ikut ngobrol bersama Paws, Chalk, Merf,
Pof, Muck dan Cika. Datang seseorang yang
mengendari sepeda, dia terlihat hanya
bercaka-cakap dengan fotografer tadi. Paws
bercerita bahwa nama pria bersepeda itu
adalah Agung, ia menyabutnya Pak Agung,
“wong kedai kebun”, kata Paws. ia
mencaritakan bahwa sepeda yang
digunakannya berharga sekitar seratus juta
rupiah. Setelah beberapa saat pria itu
meninggalkan lokasi. Tak lama kemudian
fotografer itu juga bermaitan pada Love Hate
Love dan meninggalkan lokasi.
Plus datang ke lokasi sekitar pukul
20.00. Dia langsung menemui Love Hate
Love yang masih mengerjakan graffitinya.
Mereka langsung membicarakan graffiti dan
gambar yang akan dibuat. Love Hate Love
Plus baru datang, ia langsung diberi
instruksi oleh Love Hate Love untuk
membuat gambar bersamanya
179
meminta Plus untuk membuat gambar seperti
yang dulu pernah mereka buat. Plus tidak
ingat gambar yang mana, beberapa kali ia
bertanya pada Love Hate Love. Setelah ingat,
Plus langsung menyemprotkan cat ke tempat
yang ditunjuk oleh Love Hate Love.
Datang seorang fotografer lain, dari
panitia festival. Dia ngobrol dengan beberapa
orang di situ, dia terlihat bercakap-cakap
dengan Love Hate Love dan Plus yang
sedang mengerjakan gambarnya. Ia terlihat
sesekali memperhatikan dari dekat hasil
semprotan cat Love Hate Love dan Plus.
Pof yang sudah menyelesaikan
gambar Antasena, mengambil kuas dan cat,
dan membuat karakternya sendiri di tembok
sebelah. Ditemani Paws, dia mulai
mengerjakan gambarnya. Merf juga ikut
membuat gambar di tembok itu, ia membuat
graffiti, ia menuliskan nama grup hiphopnya,
Tawazun. Muck kemudian ikut membuat
graffiti, juga menulis nama grup hiphopnya,
Beat Bandit. Plus sesekali ikut membuat
grafiti bersama Muck, ia juga tergabung
dalam grup hiphop itu. Ia masih belum
menyelesaikan gambarnya bersama Love
Hate Love.
Beberapa yang sudah selesai membuat
gambarnya sendiri di tembok lain. Pof
membuat gambar yang menjadi ciri
khasnya sendiri, meski sudah
menggambar antasena. Merf dan Muck
yang selesai dengan tugasnya, membuat
graffiti nama bandnya masing-masing.
Plus juga ikut membuat graffiti bersama
Muck meski gambarnya dengan Love
Hate Love belum selesai.
Plus bercerita pengalamannya
bersama Love Hate Love ketika menggambar
di tempat ini sebelumnya. Mereka hampir di
tahan oleh petugas Satpol PP. Waktu itu
Bercerita pernah berurusan dengan
petugas. Bernegosiasi agar tak
tertangkap.
180
mereka berhasil bernegosiasi dengan tidak
melanjutkan membuat gambar.
Sambreng, Chalk, Cika, dan teman
sambreng masih ngobrol di dekat lokasi
bersama Adit yang baru saja datang. Peneliti
yang sedang di depan tembok bersama Love
Hate Love melihat Pof berjalan dari arah
tembok sebelah sambil mengayunkan kuas
dan langkah diseret. Muck menyusul Pof
bersama Plus. Mereka sambil mengatakan
bahwa mereka merasa tidak enak pada Pof.
Mereka membujuk Pof sambil berunding
agar Pof merelakan karakter yang dibuatnya
untuk tidak punya ekor, karena ruang gambar
untuk membuat grafiti muck dan plus
bertabrakan dengan karakter yang sudah
dibuat Pof. Pof tidak menjawab dan ia
bersama Muck dan Plus kemudian
melanjutkan membuat gambar. Plus
melanjutkan membuat gambar bersama Love
Hate Love.
Ada selisih paham, berebutan tempat,
bagian di tembok untuk digambari.
Love Hate Love dan Plus
mengeluhkan cat semprot yang sudah habis,
padahal mereka masih memerlukannya. Plus
beberapa kali harus menrubah gambar
dengan menumpuk gabar yang telah ia buat
dengan cat semprot lagi. Beberapa cat
semprot telah digunakan Muck, Merf, dan
Plus untuk membuat graffiti di tembok
sebelah. Dengan cat yang terbatas mereka
menyelesaikan graffitinya.
Mengeluhkan habisnya cat semprot
yang digunakan teman yang lain untuk
membuat gambar lain, bukan gambar
utama untuk panitia FKY.
181
Sekitar pukul 21.00, Love Hate Love
dan Plus selesai membuat graffiti mereka.
Setelah berfoto-foto dan membereskan cat,
kami menunggalkan lokasi dan makan di
angkringan wijilan sambil membicarakan
gambar yang akan dibuat di lokasi
berikutnya. Gambar berikutnya akan menjadi
gambar terakhir untuk festival ini.
Saat di angringan banyak dihabiskan
untuk mengobrol dan makan. Pengerjaan
gambar berikutnya tidak banyak dibahas,
hanya perencanaan singkat untuk tempat dan
waktu berkumpul.
Tidak banyak membahas rencana, hanya
membicarakan tempat dan waktu
berkumpul.
182
Nomor : OBS11
Lokasi : Pojok Beteng Wetan
Observer : Sebastianus Yudhy Pratama
Tanggal : 4 Juni 2008
Waktu : Pukul 17.30 – 22.00.
Denah Lokasi
Catatan Deskriptif Catatan Reflektif
Peneliti tiba di sebuah bangunan di
seberang timur Pojok beteng wetan. Waktu
menunjukan sekitar pukul 17.30. Love Hate
Love, Paws, Merf, Muck, Pof, Chalk, dan
Plus sudah ada di lokasi. Ada tangga lipat
yang sudah berdiri. Love Hate Love, Paws,
Merf, dan Muck sudah berada di tembok
bagian atas bangunan itu. Mereka berdiri
pada sebuah alas beton selebar sekitar 1
meter. Plus dan Chalk baru saja tiba dari
183
mengambil sebuah tangga lagi. Ada juga
seorang fotografer yang sudah ada di lokasi.
Tangga kedua diberdirikan
menggantikan tangga pertama yang lebih
pendek. Paws turun membantu mendirikan
tangga. Ia kemudian naik lagi. Fotografer
tadi juga ikut naik, ia sempat kesulitan dan
dibantu oleh yang sudah ada di atas. Alas
beton yang selebar kira-kira 1meter itu
mengelingi bangunan. Alas itu menjadi
tempat mereka berdiri selama mengerjakan
gambar di tembok bagian atas itu. Tembok
itu sekitar 2 meter tingginya. Tangga pendek
tadi kemudian dibawa ke atas. Terlihat jelas
dari atas, pos polisi yang berhadapan dengan
tembok yang digambari, dua orang polisi ada
di dalamnya, sesekali polisi keluar
menertibkan lalu lintas.
Mengabaikan keberadaan pos polisi
yang dapat melihat jelas kegiatan
mereka.
Menjadi pemandangan yang unik bagi
orang yang melintas di jalan itu.
Semua mulai mengerjakan tugasnya
masing-masing. Mereka membuat gambar
untuk Festival Kesenian Yogyakarta. Love
Hate Love terlihat membagi tempat dan
tugas. Ia menunjuk beberapa bagian sambil
bercakap-cakap pada Plus dan Pof. Chalk,
Pof, dan Paws mengerjakan karakter
Antasena. Muck mulai membuat sketsa untuk
graffiti berdasar gambar yang ia buat
sebelumnya di secarik kertas. Love Hate
Love dan Plus membuat karakternya sendiri.
Merf membuat tulisan festifal kesenian itu.
Love Hate Love terlihat bersama Muck
Ada koordinasi untuk membagi tempat,
bagian tembok mana yang akan
digambar oleh mereka. Masing-masing
mendapat tugasnya sendiri.
Kali ini Love Hate Love, Plus, Paws dan
Pof dapat menggambar tokoh yang
menjadi ciri khasnya masing-masing di
tembok yang sama, menjadi satu bagian
dengan tema gambar.
184
membicarakan graffiti yang akan dibuat dan
bagaimana menghubungkan dengan gambar
yang lain.
Paws terlihat menuruni tangga dan
meninggalkan lokasi. Katanya dia hendak
pulang untuk mengambil kertas karton.
Mereka terlihat tidak canggung untuk
bergerak dan berjalan-jalan di bidang selebar
1meter itu. Beberapa kali mereka saling
berpapasan dan tidak terlihat ketakutan atau
canggung. Chalk malah becanda dengan
berlari-lari, bahkan melompat-lompat,
sampai bidang alas itu bergetar, yang lain
hanya mengumpat padanya.
Jika kebersamaan dengan kelompok
dapat mengurangi rasa takut, apakah
juga mengurangi ketakutan akan
ketinggian.
Peneliti bertanya pada Love Hate
Love mengenai pos polisi yang terlihat di
seberang jalan, Love Hate Love menyatakan
bahwa hal menggambar yang mereka
lakukan itu masih ambigu, kadang di tangkap
tapi kadang juga diabaikan. Ia menambahkan
bahwa jika memang ditanyai polisi, dia
hanya menyiapkan alasan saja. Setelah
menjelaskan, ia kemudian minta difoto
dengan latar belakang pos polisi itu.
Pendapat Love Hate Love tentang tidak
jelasnya sikap polisi terhadap bomber.
Sekembalinya Paws, dia langsung
membuat stensil menggunakan kertas karton
yang dibawanya. Setelah selesai memotong
karton, ia melanjutkan membuat gambar
karakter antasena bersama Pof. Datang
seorang anak seumuran SMP, ia langsung
naik dan menyapa semua yang ada di atas. Ia
185
menonton mereka yang mengerjakan gambar.
Tak lama datang Sambreng dan seorang
fotografer lagi. Mereka berdua tidak naik ke
tempat menggambar. Fotografer itu
mengambil gambar dari bawah. Sambreng
bercakap-cakap dengan yang di atas dari
bawah.
Merf sudah selesai membuat tulisan.
Ia lalu membuat graffiti YORC di tembok
yang menghadap selatan, masih di atas. Dia
meminta peneliti untuk membantunya
memberi warna pada graffiti itu dengan cat
putih. Muck dan Plus membicarakan angin
yang mengacaukan arah semprotan cat
Muck. Muck yang menggunakan cat semprot
terlihat kesulitan karena angin, ia beberapa
kali mengeluhkan hal itu. Love Hate Love
meminta Plus untuk memenuhi permukaan
tembok selatan yang kosong dengan gambar-
gambar pengeras suara yang menjadi ciri
khas Plus. Dia memberi warna hitam sebagai
warna dasarnya dengan bantuan Chalk. Paws
membuat gambar dengan stensil yang
dibuatnya.
Instruksi dari Love Hate Love untuk
mengisi bagian tembok yang kosong.
Chalk membuat graffiti namanya di
sebelah kiri antasena. Setelah selesai dengan
gambar antasena, Pof membuat gambar
karakternya sendiri di dekat gambar Love
Hate Love. Chalk ditegur Love Hate Love
ketika membuat sebuah tag di atas tembok,
“ojo pur, ndak liyane melu-melu”, kata Love
Tampaknya Love Hate Love
memperhatikan kerapian di tempat ia
menggambar.
186
Hate Love pada Chalk. Merf yang telah
menyelesaikan graffiti YORC, membuat
graffiti nama grup hiphopnya, Tawazun, di
atas atap sebuah toko di sebelah timur
gedung pertama.
Merf membuat graffiti nama band nya
setelah membuat graffiti YORC.
Beberapa kali ada bis pariwisata
berisi anak-anak usia SMP melintas.
Beberapa anak di dalamnya yang melihat ke
arah tembok mengacungkan jempol, ada
yang ke atas dan ada yang ke bawah. Ada
juga yang melambaikan tangannya. Chalk
membalas lambaian mereka. Ia lalu
menuliskan nomor telponnya di sebuah
kertas dan ditunjukan ke arah bis itu.
Ada seseorang yang datang dan
mewawancarai Love Hate Love dari bawah,
dia membawa kamera dan buku catatan kecil.
Dia menanyakan mengenai siapa yang
menggambar, nama anggota dan nama
kelompoknya. Love Hate Love mau
menyebutkan nama aslinya namun hanya
menyebutkan inisial anggota yang lain.
Diwawancarai oleh seseorang yang
melintas di situ, bersedia menyebutkan
namanya.
Ada dua anak anak seumuran SMP
datang. Mereka langsung ke atas kemudian
menyapa dan mengajak bercakap-cakap
beberapa orang. Mereka membuat beberapa
tag inisial namanya di sebelah graffiti YORC
yang dibuat Merf. Kata Love Hate Love,
merekalah yang menumpuk gambar festival
yang sebelumnya telah dibuat di tembok
timur galeria. Muck membuat graffiti
Muck membuat graffti namanya sendiri
187
namanya sendiri di atas genting toko sebelah
seperti Merf. Tiga anak seumuran SMP itu
juga ikut membuat tagging di situ.
di tembok atap toko sebelah.
Love menuliskan sebuah kalimat di
alas beton tempat mereka berdiri, sebuah
pesan untuk aparat katanya, agar mereka
mengerti misi yang ia bawa bersama teman-
teman, untuk menghiasi kota.
Gambar hampir selesai semua. Paws
dan Merf masih membuat graffiti di atas
genting toko sebelah. Plus masih membuat
gambar pengeras suara menggunakan cat
semprot putih. Dia sempat berebut cat
semprot yang tinggal sedikit dengan Muck,
saat itu Muck sedang membuat graffiti di
atas genting.
Berebut cat, Plus membutuhkan untuk
menyelesaikan gambarnya, begitu juga
Muck.
Love Hate Love meminta Pof untuk
mencat putih tag-tag yang mengotori tembok,
Love Hate Love merasa tidak enak pada
pemilik gedung jika mengotori bagian
tembok yang lain dan terlihat tidak bagus.
Pof menegur anak bomber yang sedang
membuat tag di tembok bawah, dekat pintu
masuk gedung.
Merasa tidak enak dengan pemilik
gedung jika sampai mengotori gedung
itu dengan tag-tag di tempat-tampat
lain..
Pof, Paws dan Love Hate Love turun,
melihat gambar dari bawah sambil bercakap-
cakap dan merokok. Menurut Pof graffiti
buatan Chalk ‘ambyar’.
Setelah semua selesai. Love Hate
Love menuliskan judul dan inisial pembuat
gambar. Kemudian semua membereskan
188
lokasi. Semua sampah, gelas tempat cat,
kaleng-kaleng dan sebagainya, semuanya
dikumpulkan dan dibawa turun.
Plus dan Chalk mengembalikan
tangga. Sambil menunggu, yang lain ngobrol
di bawah. Ada seorang yang datang
membawa kamera video, kata Love Hate
Love, orang itu dari sebuah komunitas seni di
Yogyakarta.
Sesampainya Chalk dan Plus dari
mengembalikan tangga, kami semua
meninggalkan lokasi untuk makan di
angkringan wijilan.
Setelah selesai makan, kami menuju
ke warnet tampat Paws bekerja. Love Hate
Love membagikan uang dari panitia pana
teman-teman yang lain.
Ketika peneliti bersama Love Hate
Love hendak meninggalkan warnet, kami
bertemu dengan Ari Diyanto, seorang
seniman senior. Ia dan Love Hate Love
bercakap-cakap mengenai Love Hate Love
dan karya-karyanya. Ia membahas gambar
yang baru saja Love Hate Love buat bersama
yang lain di Pojok Beteng Wetan. Seorang
teman Love Hate Love datang dan ikut
bercakap-cakap. Setelah Ari Diyanto dan
teman Love Hate Love tadi pulang, peneliti
meninggalkan warnet bersama Love Hate
Love.
Recommended