View
420
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
Pengaruh Pemanfaatan Blog Dan Media Sosial Internet Bagi Guru Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI-IPA SMAN 4 Balikpapan
Oleh: Adi Bugman
(Teknologi Pendidikan – PPs Magister Kependidikan Univ. Mulawarman)
A. Latar Belakang
Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini
sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas,
segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara
berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar
mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa
menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai
aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wira
usaha.
Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar
bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan
zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Siswa yang
telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas
dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK dan menggunakannya secara
efektif. Selain dampak positif, siswa mampu memahami dampak negatif, dan
keterbatasan TIK serta mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses
pembelajaran dan memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dua dasawarsa terakhir ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
mengalami perkembangan yang amat pesat dan secara fundamental telah membawa
perubahan yang signifikan dalam percepatan dan inovasi penyelenggaraan pendidikan
di berbagai negara. Bahkan terdapat tekanan TIK yang sangat besar terhadap sistem
pendidikan secara global karena: (i) teknologi yang berkembang menyediakan
1
kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan manajemen pendidikan dan
proses pembelajaran di sekolah, (ii) hasil belajar siswa yang spesifik dapat
diidentifikasi dengan pemanfaatan teknologi baru tersebut, dan (iii) TIK memiliki
potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di dalam
pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.
Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan
pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam
pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdampak
meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high
technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya,
sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak
akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika
sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan TIK di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari
berbagai pihak terkait, termasuk mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi.
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional
tahun 2005-2009, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu
dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang
dilakukan melalui pendayagunaan ICT di bidang pendidikan yang mencakup peran
ICT sebagai substansi pendidikan, alat bantu pembelajaran, asilitas pendidikan,
standar kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan
pendidikan, dan infrastruktur pendidikan.
Hal inilah yang mendasari keberadaan media komunikasi dan media
pengembangan mutu kualitas pendidikan berbasis TIK dipandang penting. Dengan
semakin banyaknya situs pertemanan seperti facebook, twitter, friendster, dan
myspace membuat komunikasi dan saling bertukar informasi semakin mudah. Belum
lagi semakin menjamurnya tempat membuat blog gratis di internet seperti wordpress,
2
blogspot, livejurnal, dan multiply. Membuat kita dituntut bukan hanya mampu
mencari dan memanfaatkan informasi saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi
di internet melalui blog yang kita kelola dan terupdate dengan baik. Di sanalah
muncul kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan manfaat dari
tulisan yang kita buat. Namun sayangnya, kebiasaan menulis dan membaca belum
menjadi budaya masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa di sekolah. Para guru
TIK dituntut agar para peserta didiknya mampu memanfaatkan TIK untuk
mengembangkan kreativitas menulis. Diharapkan dengan media komunikasi seperti
jejaring social dan media pengembangan mutu pembelajaran seperti blog dapat
memberikan kontribusi khusus didalam pengembangan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Pada dasarnya, tidak dapat kita pungkiri bahwa jejaring sosial memiliki dampak
negatif bagi siswa. Namun, kita tidak dapat lari dari suatu permasalahan dengan tidak
menerima perkembangan teknologi melainkan seharusnya memberikan solusi positif
sehingga dapat mengembangkan potensi siswa. Jejaring sosial juga seharusnya dapat
menjadi komunikasi efektif dan efisien antara pendidik dengan anak didiknya dan
saat ini tidak lagi komunikasi antar keduanya terbelenggu oleh waktu pelajaran
disekolah. Dengan jejaring sosial seorang pendidik dapat memberikan komitmen
pendidikan karakter, pengetahuan dan interaksi permasalahan (media sharing) kepada
siswa dan sebaliknya. Dengan demikian, kualitas pemanfaatan jejaring sosial semakin
terarah kepada hal yang positif dan berkembang begitupun dengan media blog yang
dapat dimanfaatkan oleh seorang pendidik dalam hal pemberian materi dan
pengklasifikasian materi ajar lebih awal kepada siswa. Blog juga bisa memberikan
kontribusi tanya-jawab antara pendidik dan anak didik.
Makalah ini mencoba membahas pengaruh dari pemanfaatan blog dan jejaring
sosial oleh guru terhadap kualitas dan prestasi belajar siswa. Dengan adanya materi
ini, paling tidak dapat memberikan kontribusi kecil didalam kualitas pendidikan di
Indonesia ke arah yang lebih baik dari hari ini dan kemarin.
3
B. TIK Dalam Pendidikan
1. Pengertian TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi,
dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti kemampuan
memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer (Computer
literate) dan memahami informasi (Information literate). Tinio mendefenisikan TIK
sebagai seperangkat alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan,
mendiseminasikan, menyimpan, dan mengelola informasi. Teknologi yang dimaksud
termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan telepon.
UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang digunakan
untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan informasi.
Secara umum TIK menurut UNESCO adalah computer, internet, telepon, televise,
radio, dan peralatan audiovisual. Definisi melek ICT menurut UNESCO adalah
keahlian dalam menggunakan tekonologi digital, peralatan komunikasi, dan/atau
terlibat dalam jaringan untuk mengakses, mengelola, menyatukan, mengevaluasi, dan
membuat informasi agar dapat berfungsi dalam masyarakat berpengetahuan.
Dalam melek ICT itu sendiri mengandung tiga dimensi, yang meliputi dimensi
pengetahuan, keahlian, dan perilaku. Pada dimensi pengetahuan melek ICT ditandai
dengan kesadaran pengguna tentang ICT dan apresiasi relevansi ICT baik dalam
kehidupan individual maupun profesional. Sementara itu dimensi keahlian melek ICT
merujuk dan seringkali merupakan hasil dari pengalaman menggunakan teknologi.
Dalam banyak hal, merupakan keahlian dalam hal memperoleh, mengolah,
menyimpan, meproduksi, dan menukar informasi, mengkomunikasikan, dan
melibatkan diri dalam jaringan internet. Semua itu merupakan pertanda bahwa secara
individual orang yang mempunyai keahlian tersebut telah melek ICT. Sedangkan
4
dimensi perilaku melek ICT merepresentasikan produk dan proses dari tafsir kritis
dalam penggunaan ICT untuk informasi dan pengetahuan.
Adapun indikator melek ICT dapat diidentifikasi melalui tingkat kompetensi
utama dalam tiga dimensi tersebut. Pada dimensi pengetahuan mereka yang dianggap
teleh melek ICT jika telah memiliki kompetensi utama seperti: (1) Akrab dengan HP,
komputer, dan internet; (2) mempunyai keahlian dalam mengidentifikasi ICT; (3)
mempunyai apresiasi terhadap fungsi-fungsi potensial ICT dalam kehidupan sehari-
hari; (4) mempunyai pengetahuan dasar dalam menggunakan ICT, untuk HP misalnya
dapat menelpon dan ber-sms; untuk komputer dapat mengetahui bahasa komputer,
data dasar, dan penyimpanan informasi; sedangkan untuk internet misalnya
mengetahui browsing dan e-mail; dan (4) dapat membedakan antara dunia maya dan
dunia nyata.
Pada dimensi keahlian, mereka yang dianggap melek ICT jika telah memiliki
kompetensi utama seperti: (1) dapat menggunakan fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi
ICT, untuk HP misalnya dapat menelpon, sms, memetret, memutar radio dan tape
recorder, bluetooth, dan mengkoneksikan dengan internet dll. Untuk komputer dapat
mengaplikasikan menulis, database, dan penyimpanan informasi, dan untuk internet
dapat mengaplikasikan browsing jaringan dan e-mail; (2) dapat mengakses dan
mencari website seperti misalnya mencatatkan diri pada internet, mengoperasikan
mesin pencari, menggunakan kata-kata kunci dll.; (3) dapat menggunakan layanan
internet seperti membuka email dan mengemail, mengunduh data, ikut diskusi dalam
jaringan internet, membuat blog dll.; (4) dapat memproses dan mengoleksi data
elektronik; (5) dapat mengubah data menjadi tampilan data grafik dan format-format
visual lainnya; (6) dapat memanfaatkan ICT untuk mendukung berpikir kritis,
kreativitas dan berinovasi untuk kepentingan pendidikan, jaringan kerja, dan tujuan
rekreatif; dan (7) dapat membedakan kredibilitas seperti misalnya perbedaan relevan
dan tidak relevan, subyektif dan obyektif, serta dapat membedakan sesuatu itu riil
atau maya.
5
Pada dimensi perilaku, mereka diangap melek ICT jika mempunyai
kompetensi utama seperti: (1) mempunyai keahlian menggunakan ICT secara
individual maupun kerja tim; (2) bertanggungjawab dalam menggunakan teknologi,
memiliki daya kepekaan dalam mengamankan dan bertanggungjawab dalam
menggunakan internet; (3) senantiasa bersikap kritis dan reflektif ketika mendapatkan
informasi dalam arti sadar bahwa ada motif dagang dalam teknologi; (3) memahami
akan konsekuensi dalam menggunakan ICT, memiliki kemampuan dalam memahami
formasi dampak penggunaan ICT dari nilai-nilai dan tanggungjawab, praksis
komunikasi, dan perilaku-perilaku lainnya; dan (4) mempunyai kemampuan dalam
menilai secara kritis tentang dampak teknologi.
2. TIK dalam pendidikan
Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on
Education for the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang
berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses
pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai. pengetahuan)
Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be (belajar
untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup
bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi
informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan
menerapkan TIK dalam proses pembelajaran.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima
pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2)
dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
(4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu
nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan
media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya.
Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka
tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat
6
memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula
siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber
melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.
Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat
peserta didik beajar secara aktif.
Menurut Wijaya (2010), hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa
yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang
dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini
ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK
khususnya internet. Lebih lanjut, Rosenberg (2001) mendefinisikan bahwa e-learning
merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran
dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan
jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan
membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir
melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3)
memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigma pembelajaran tradisional.
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan
dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih
terbuka. Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan
dunia pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Sebenarnya,
ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO (2004), yaitu:
a. Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan,
b. Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning tom use ICT),
c. Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT
to learn),
d. Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan
efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.
7
Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam konteks kemampuan menggunakan TIK
di masyarakat, ada beberapa alasan untuk mengembangkan penggunaan TIK dalam
sistem pendidikan, yaitu (i) untuk mengembangkan atribut pengetahuan-masyarakat
bagi siswa, termasuk pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi, kebiasaan
belajar sepanjang hayat, dan kemampuan berfikir secara kritis, mengkomunikasikan
dan mengkolaborasikan, mengakses, mengevaluasi dan mensintesis informasi, (ii)
untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi TIK pada diri siswa, sebagai
bekal yang dapat digunakan untuk memanfaatkan TIK dalam duania kerja dan
masyarakat, (iii) untuk mengatasi masalah dalam dunia pendidikan, antara lain
termasuk penggunaan TIK untuk meningkatkan efesiensi kegiatan administrasi dan
pengajaran, mengatasi keterbatasan sumber bahan dalam bidang tertentu (misalnya
kekurangan buku teks atau sumber belajar), mengatasi isu pemerataan melalui
perluasan akses terhadap pengetahuan, sumber dan keahlian, atau bahkan membantu
guru-guru yang mungkin kurang diperlengkapi dengan sumber belajar yang cukup.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada
tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada
teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2)
harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa
dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam
menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar
mencapai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah
terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas.
Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang sebagai: (1)
sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses
transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan
yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan
terisolasi, (6) suatu proses linear.
8
Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan
mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses
sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses
yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model
kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan
pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual
maupun kelompok.
Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru
telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli
materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih,
kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan
mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih
banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses
pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami
perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif
dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi
menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas
individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
3. Media blog dan jejaring sosial sebagai media TIK dalam pendidikan
Pesatnya arus globalisasi serta perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) saat ini menuntut perubahan sikap dan pola pikir
pengajar/pendidik. Sebab, peran mereka saat ini makin tersaingi dengan keberadaan
internet dan televisi. Internet dan televisi sebetulnya merupakan alternatif sumber
belajar. Namun, pada kenyataannya, tidak jarang ini menggeser peran pengajar
sebagai penyampai ilmu. Internet dalam wadah TIK merupakan sumber yang luas
untuk belajar. Jika pengajar tidak memutakhirkan dirinya terhadap perkembangan
TIK, maka daya saing bangsa akan kian tertinggal.
9
Internet memiliki potensi manfaat yang besar jika kita bisa
mengoptimalkannya dengan baik. Internet bisa menjadi sarana menambah ilmu dan
wawasan pengetahuan. Internet juga menjadi sarana komunikasi yang cepat dan
murah dengan hadirnya beragam situs jejaring sosial. Fenomena situs jaringan sosial
seperti twitter dan Facebook makin menegaskan fenomena masyarakat digital.
Dalam konsep ini, masyarakat bagaikan sebuah keluarga besar yang melintasi batas
wilayah dan saling aktif bertukar informasi. Lembaga pendidikan formal merupakan
benteng untuk menyaring budaya global yang tidak sesuai budaya lokal. Di sinilah
lembaga formal pendidikan berperan sebagai lembaga transfer nilai. Sekolah sebagai
lembaga formal pendidikan melalui pengajarnya harus bisa menjadi lembaga yang
tidak sekadar transfer ilmu, tetapi juga nilai-nilai luhur. Pengajar/pendidik sejatinya
tetap kunci dalam proses pembelajaran. Namun, sebagai agen perubahan, mereka
dituntut harus mampu melakukan validasi-memperbaharui kemampuannya, sesuai
dengan tuntutan zaman agar tidak tertinggal.
Paradigma pendidikan telah berubah seiiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, artinya pendidik sekarang tidak lagi menjadi pusat ilmu bagi peserta
didik. Pemanfaatan teknologi seperti komputer dan Internet telah memberi
kemanfaatan yang sangat besar bagi guru dan peserta didik. Bagi pendidik/pengajar,
komputer dengan fasilitas internetnya mampu menambah khasanah keilmuan dosen
dalam mempersiapkan pembelajaran. Di dunia maya ini, mereka dengan mudah
mendapat referensi untuk keperluan pembuatan Satuan Acara Perkuliahan (SAP),
Silabus, Kurikulum Implementatif, dan lain lain. Bahkan dengan sedikit kemampuan
penguaasan tool/ aplikasi seperti Moodle, seorang pendidik mampu menyajikan
materi pembelajaran secara dinamis, baik berupa konten materi, evaluasi, quiz, dan
nilai. Bagi peserta didik, materi yang akan disampaikan pendidik telah didapat
sebelum jam pembelajaran terstruktur di kelas. Peserta didik dapat lebih siap
menerima materi dari guru untuk dapat dipelajari sebelumnya. (Nindi Ayu, 2011).
Namun masih banyaknya tenaga pendidik seperti guru yang gagap teknologi,
lebih disebabkan karena faktor individu, enggan memperbaiki diri. Dengan adanya
10
otonomi pendidikan, sebagai tenaga pengajar/pendidik sebetulnya dituntut lebih
memberdayakan TIK untuk proses pembelajaran yang bermutu. Jika selama ini
terkadang sering mengeluh tentang sulitnya memperoleh bahan ajar yang bermutu di
internet terutama dalam bahasa Indonesia, maka sudah saatnya tenaga pendidik
seperti guru menulis sendiri bahan ajar tersebut dan membaginya melaui blog sendiri.
Sehingga peserta didiknya dapat memperoleh sumber belajar yang bermutu. Selama
ini ratusan artikel yang telah dibuat oleh masing-masing pendidik hanya menjadi
koleksi pribadi. Jika bahan-bahan tersebut dipubikasikan melalui fasilitas blog, dunia
pendidikan kita tidak akan kekurangan referensi yang bermutu, yang bisa dijadikan
sumber belajar oleh peserta didiknya. Indonesia akan menjadi negara yang kaya akan
konten internet dengan nilai edukasi yang tinggi. Dengan demikian generasi muda
tidak akan memanfaatkan internet untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. (Muhammad
Adri, 2008)
C. Media Blog dan Jejaring Sosial Dalam Pendidikan
1. Media blog dan jejaring sosial
Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang
menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web
umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu
baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian.
Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai
dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Media blog pertama kali
dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya
PyraLab diakuisi oleh Google.Com pada akhir tahun 2002 yang lalu. Semenjak itu,
banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan
kepada perkembangan para penulis blog tersebut.
Ngeblog (istilah bahasa Indonesia untuk blogging) harus dilakukan hampir
setiap waktu untuk mengetahui eksistensi dari pemilik blog. Juga untuk mengetahui
sejauh mana blog dirawat (mengganti template) atau menambah artikel. Sekarang ada
11
lebih 10 juta blog yang bisa ditemukan di internet, dan masih bisa berkembang lagi,
karena saat ini ada banyak sekali perangkat lunak, peralatan, dan aplikasi internet lain
yang mempermudah para blogger (sebutan pemilik blog) untuk merawat blognya.
Selain merawat dan terus melakukan pembaharuan di blognya, para blogger yang
tergolong baru pun masih sering melakukan blogwalking, yaitu aktivitas para blogger
meninggalkan tautan di blog atau situs orang lain seraya memberikan komentar.
Beberapa blogger kini bahkan telah menjadikan blognya sebagai sumber pemasukan
utama melalui program periklanan (misalnya AdSense, posting berbayar, penjualan
tautan, atau afiliasi). Sehingga kemudian muncullah istilah blogger profesional, atau
problogger, yaitu orang yang menggantungkan hidupnya hanya dari aktivitas
ngeblog, karena banyak saluran pendapatan dana, baik berupa dolar maupun rupiah,
dari aktivitas ngeblog ini.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian,
media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program
media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis
tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis . Banyak juga weblog
yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan
buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya
untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun
demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif.
Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total
merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah
kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat besar berulang kali
muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial terjadi dalam blogosphere,
maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.
Jenis-jenis blog (Wikipedia, 2012):
a. Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis
blog (Seperti kampanye).
12
b. Blog pribadi: Disebut juga buku harian online yang berisikan tentang
pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat,
dan perbincangan teman.
c. Blog bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan
tertentu.
d. Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan
berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan
tentang kesehatan, dll.
e. Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litblog (Literary blog).
f. Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan
keterangan-keterangan tentang perjalanan/traveling.
g. Blog riset: Persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.
h. Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga
dengan blawgs (Blog Laws).
i. Blog media: Berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi
media massa; biasanya hanya untuk koran atau jaringan televise
j. Blog agama: Membahas tentang agama
k. Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau guru.
l. Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu.
m. Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link halaman website.
n. Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan
promosi bisnis mereka
o. Blog pengejawantahan: Fokus tentang objek diluar manusia; seperti anjing
p. Blog pengganggu (spam): Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga
dikenal sebagai splogs (Spam Blog)
Muhammad Adri (2008) menyatakan secara garis besar, terdapat beberapa
kategori blog yang disesaikan dengan fungsi dan penggunaan blog tersebut oleh
pembuat atau pendirinya, yaitu:
13
a. Personel Blog : blog yang dibuat untuk kebutuhan perseorangan yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti blog edukasi bagi tenaga edukatif
dalam mendistribusikan bahan ajar.
b. Community blog: blog yang dibuat untuk komunitas tertentu seperti
perkumpulan, organisasi, profesi, dan sebagainya.
c. Bussiness blog: blog yang dibuat dan digunakan untuk kebutuhan bisnis
sebagai sarana publishing produk bisnisnya.
Sifat Blog sebagai sarana posting/publishing, semua konten yang di-publish
pada blog dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang yang mengunjungi blog
tersebut. Satu hal yang perlu dipahami oleh pemilik blog adalah keterbukaan isi (open
content). Jadi pemilik blog siap untuk di kritisi oleh orang yang mengunjungi
blognya. Selanjutnya Muhammad Adri (2008) menyatakan enam pilar yang
membedakan blogging dengan saluran komunikasi lainnya yatu:
a. Publishable. anda dapar langsung memposting berita. Mudah, murah, dan
dapat dibaca dimanapun.
b. Findable. Mudah ditemukan lewat situs pencari berdasarkan subjek, nama
penulis, atau keduanya. Semakin tambun suatu blog, biasanya ia semakin
digemari
c. Social. Percakapan yang menarik berdasarkan topic beralih dari suatu situs ke
situa web, nge-link dari suatu link ke link lain. Melali blog, mereka yang
memiliki minat yang sama dapat membangun network atau berita lintas
geografi.
d. Viral. Informasi menyebar lebih cepat melalui blog disbanding news service.
Saat ini, tak ada viral marketing yang dapat menyetarakan kecepatan dan
efisiensi suatu blog
e. Syndicatable. konten yang kaya mudah disindikasikan oleh siapa saja. Dengan
blog, ribuan informasi yang tersebarcdapat dengan mudah diperoleh
14
f. Linkable. Setiap nge-link ke yang lain, memiliki akses ke puluhan juta orang
yang mengunjungi blogsphere setiap hari yang bercirikan komunikasi internet
dua arah.
Media sosial mampu mendekatkan kita, faktor geografis bukan lagi masalah,
sehingga bisa menjaring aneka kelompok lintas-profesi dan minat. Di media sosial
kita berpeluang membangun personal branding, mengembangkan karir profesional
dan membangun jaringan. Media sosial internet berbagai macam, antara lain: media
sosial facebook, twitter, dan multiply.
Facebook salah satunya adalah layanan jejaring sosial dengan fungsi
terlengkap. Kita bisa berbagi macam-macam hal misalnya tulisan, foto, tautan artikel,
dan bahkan foto. Sejumlah guru sudah memulai membangun jejaring sosial di
Facebook. Profil pribadi, grup-grup komunitas dan sejumlah aktivitas online sudah
dibuat. Namun tidak semuanya efektif dan dipelihara sampai sekarang. Ada banyak
komunitas guru yang sudah dibuat di Facebook. Beberapa di antaranya tertutup untuk
umum (khusus untuk guru dari sekolah tertentu misalnya), namun ada juga yang
membebaskan siapa saja untuk bergabung.
Untuk contoh lihatlah Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan P4TK Matematika (http://www.facebook.com/
p4tkmatematika); Aksi Guru (http://www.facebook.com/AksiGuru); Fan page SMAN
1 Tasikmalaya (Alumn, Students, Teachers and Staff) untuk memelihara hubungan
murid, guru, karyawan dan alumninya.
Internet sudah menjadi alat berkomunikasi dan berbagi informasi. Dengan
adanya jejaring sosial di internet, lalu lintas informasi menjadi tidak hanya satu arah
tapi juga multiarah. Banyak sekali “percakapan” yang terjadi. Dengan Anda
memasuki jejaring media sosial, Anda berkesempatan untuk terlibat dalam
percakapan tadi; minimal Anda mengetahui apa yang sedang dipercakapkan. Dengan
demikian, Anda tidak akan ketinggalan informasi dan tetap “eksis” sebagai individu.
Menurut www.checkfacebook.com pada awal tahun 2011 Indonesia masuk
dalam 3 negara pengguna Facebook terbesar di dunia, yaitu 32.129.460 pengguna.
15
Posisi tersebut berada di bawah urutan pertama Negara pembuatnya yaitu Amerika
Serikat yang memiliki 146.805.000 pengguna. Ini berarti Indonesia melewati Inggris
yang sebelumnya berada di atas Indonesia dengan memiliki 28.661.600 pengguna.
Oleh karenanya marilah kita manfaatkan media sosial untuk menunjang kegiatan
pendidikan.
2. Media blog dan jejaring sosial sebagai komunitas guru online dan ICT literacy
HOMO homini socius. Manusia menjadi kawan bagi manusia lainnya, karena
kita adalah mahkluk sosial. Interaksi yang terjadi di internet seringkali memunculkan
keinginan untuk beraktivitas bersama dan membentuk komunitas. Tak terkecuali di
kalangan guru yang sering online. Sungguh natural. Kadang wguru-guru yang
bertemu secara offline atau bertemu secara fisik pada workshop TIK merasa
nyambung lalu tercetus ide untuk bersilaturahmi atau membentuk suatu komunitas.
Banyak komunitas online guru yang pernah dibentuk di internet. Sebagian
merupakan inisiatif pemerintah, sebagian lagi swasta, dan ada juga yang berasal dari
inisiatif guru-guru sendiri. Sejujurnya, tidak banyak komunitas online guru yang
bertahan lama di internet. Beberapa situs dan jejaring sosial pernah dibentuk namun
tidak semua ada penghuninya.
Berikut adalah beberapa komu nitas online para guru dan praktisi pendidikan
lainnya:
a. Aksi Guru (aksiguru.org). Aksi Guru adalah salah satu program dari Citi
Success Fund (CSF) dan Hope Indonesia yang bertujuan untuk mendukung
ide-ide kreatif dari para guru SMA
b. Indonesia Educate (indonesiaeducate.org). Indonesia Educate adalah situs
yang menghimpun tulisan-tulisan orang yang mempunyai perhatian terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia. Banyak ide menarik muncul di situs
ini.
Bahkan sejumlah guru telah memulai dan memelihara blog yang mereka buat
sendiri. Dari sinilah curahan ilmu dan sapaan tersebar hingga ke luar kelas tempat
16
mereka mengajar. Tidak tertutup kemungkinan orang yang tinggal di Jakarta belajar
banyak dari blog seorang pengajar Matematika di Kalimantan. Seorang guru TK di
Pulau Jawa berdiskusi dengan koleganya di Sumatera. Itu adalah kejadian yang biasa
jika mempunyai dan mengakses blog serta berjejaring di internet melalui media
sosial. Berikut adalah sejumlah blog yang dibuat oleh para guru:
a. Al Jupri, Sarjana Matematika di Kalimantan (mathematicse.wordpress.com)
b. Hindraswari Enggar D., guru TIK SMP di Jakarta (enggar.net)
c. Urip, guru Kimia di Kalimantan (urip.wordpress.com).
d. Armein Z.R. Langi, dosen Institut Teknologi Bandung (azrl.wordpress.com)
e. Sawali Tuhusetya, guru Bahasa Indonesia di Kendal (sawali.info)
f. Wijaya Kusumah, guru Lab School Jakarta (www.wijayalabs.com)
g. Abdul Karim, guru Matematika di Semarang (abdulkarim.wordpress.com)
3. Media blog dan jejaring sosial untuk kegiatan pendidikan
Blog dapat dimanfaatkan di dalam setiap bidang kehidupan, salah satunya
adalah bidang pendidikan. Blog merupakan sebuah media yang mempunyai berbagai
fasilitas sebagai sebuah website pribadi ataupun institusi. Web blog merupakan
sarana untuk menyampaikan informasi secara online yang memiliki fasilitas dasar
internet yang mampu menebus batas ruang dan waktu. Ditengah pesatnya
perkembangan dunia yang penuh dengan persaingan, informasi merupakan salah satu
komponen penting dalam pendidikan. Penyampaian informasi yang cepat dan tepat
akan mendukung kegiatan-kegiatan dalam pendidikan terutama dalam pembelajaran.
Sebagai tenaga pendidik, guru perlu untuk terus mengembangkan
kompetensinya. Salah satu alternatif untuk mengembangkan kompetensi adalah
dengan memanfaatkan media internet dalam pembelajaran dengan membuat blog,
karena web blog merupakan media yang interaktif, media yang dapat mempermudah
dalam memperluas wawasan dan eksistensi diri. Blog juga bisa menjadi cermin
evaluasi diri bagi pendidik, karena tulisan-tulisan juga dikomentari banyak orang
dengan berbagai sudut pandang, sehingga dari komentar tersebut dapat digunakan
17
untuk belajar memahami berbagai karakter orang dan sudut pandang seseorang dalam
menyikapi suatu masalah. Di dalam dunia pendidikan, pemanfaatan media blog dapat
meningkatkan kompetensi dan kualitas diri seorang guru. Dengan blog, seorang guru
dapat menuliskan apapun tentang kegiatan - kegiatannya.
Pemanfaatan blog juga dapat bermanfaat bagi peserta didik, diantaranya adalah
web blog dapat digunakan sebagai media belajar karena materi ajar yang akan
diberikan di sekolah ditampilkan sebagai layout halaman web. Hal ini sebagai suatu
solusi dalam pengajaran di luar kelas sekaligus memperkenalkan peserta didik dalam
hal ini siswa pada dunia teknologi dan informasi khususnya dunia internet. Sebagai
media mengajar atau lebih tepatnya media untuk berbagi antar siswa. (Edhyriyono;
2011)
Ada banyak manfaat blog bagi guru. Diantaranya adalah;
a. Blog dapat berfungsi sebagai media writing learning. Dengan blog guru belajar
dan mengasah kemampuannya dalam membuat sebuah karya ilmiah atau karya
tulis. Sebelum unjuk gigi dalam bidang karya tulis dalam setiap even resmi
seperti; lomba karya tulis, atau sertifikasi, alangkah baiknya guru menggunakan
blog sebagai media writting learning terlebih dahulu.
b. Blog dapat menjadi media publikasi hasil karya yang paling mudah dan strategis.
Blog dapat menjadi media publikasi untuk hasil penemuan, karya ilmiah dan
kegiatan-kegiatan siswa atau guru di sekolah yang berkaitan dengan bidang yang
diampunya
c. Blog dapat berfungsi sebagai media atau tutorial pembelajaran. Seorang guru
dapat membuat dan meresume materi pelajaran kemudian meletakkannya ke
dalam sebuah blog, sehingga siswa dapat mengakses materi guru dengan mudah,
tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Penggunaan blog sebagai media
pembelajaran sangat usabilitas (mudah digunakan) dan main tanabel (mudah
dikelola dan dirawat).
18
d. Blog dapat membantu guru menjalin komunikasi dan interaksi antar komunitas
pengajar di seluruh nusantara. dan yang lebih menarik lagi, guru dapat
membangun personal branding.
e. Manfaat lain dari blog untuk seorang yang berprofesi sebagai guru salah satunya
proses pembelajaran akan lebih efisien dan efektif. Misalnya guru menuliskan
apapun tentang kegiatan di sekolah seperti; menceritakan kegiatan belajar yang
menyenangkan bersama mahasiswa, menceritakan inovasi dalam metode
mengajar yang memang menarik minat dan bisa jadi contoh bagi dosen-dosen
yang lain untuk dipraktekkan di kelas mereka, menuliskan uneg-uneg akan protes
kebijakan kampus selain jadi bahan melepas stres juga bisa sebagai ancang-
ancang berargumen dengan pimpinan.
Blog memiliki beberapa manfaat bagi siswa, manfaat tersebut antara lain:
a. Mendorong siswa untuk selalu mendokumentasikan apa yang ada di dalam
pikiran mereka, termasuk di antaranya adalah pengetahuan, pengalaman,
perasaan, pendapat, dan lain-lain, dengan metode yang paling sesuai dengan
kepribadian masing-masing, apakah itu lewat tulisan, gambar, suara, atau video.
Hal ini, selain berguna sebagai ajang latihan mengungkapkan ide-ide yang
terpendam, juga berguna untuk penghematan biaya dalam hal publikasi gagasan
karena dengan media blog, sebuah gagasan tidak perlu dimuat dalam ribuan
lembar kertas agar dapat terpublikasi secara luas. Setiap buah pikiran yang
berhasil mereka dokumentasikan, sebaiknya diberi apresiasi agar mereka juga
semakin terpacu untuk mendokumentasikan pengetahuan yang mereka punya.
Apresiasi tersebut tidak harus berupa materi, tapi bisa juga berupa tanggapan,
pengakuan, pujian, dan bahkan kritikan atas apa yang mereka berhasil
dokumentasikan.
b. Menggantikan kelas-kelas diskusi yang selama ini selalu terbatas pada waktu dan
sebuah ruangan fisik, sehingga proses pembelajaran pun dapat diselenggarakan
dengan lebih fleksibel.
19
c. Cara yang efektif untuk meningkatkan minat belajar para siswanya. Misalnya
seorang guru memposting suatu permasalahan atau materi pelajaran yang disusun
dalam suatu bahasa yang formal tetapi lebih santai. Para siswanya kemudian bisa
blog walking ke blog tersebut dan kegiatan belajar mengajar pun bisa menjadi
lebih menyenangkan.
d. Materi pelajaran yang diposting melalui media blog bisa menjadi sebuah konten
hebat yang bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan.
e. Memperkenalkan teknologi internet di kalangan pelajar dan pengajar, juga bisa
menjadi terobosan baru di dunia pendidikan.
Beberapa kiat untuk membuat blog pendidikan jadi lebih menarik:
a. Sajikan dengan bahasa populer, tidak terlalu serius dan membuat kening berkerut.
b. Perkaya dengan foto dan video supaya hal menjadi lebih menarik dan mudah
dipahami.
c. Buat blog yang interaktif, sedapat mungkin jawablah komentar dari pengunjung.
d. Berikan konten yang bervariasi, bisa tentang materi yang dipelajari di kelas saat
ini, cerita mengenai praktek lab biologi dan hal menarik yang ditemukan di
perjalanan misalnya.
e. Jaga kontinuitas tulisan. Lebih baik menulis dalam jangka waktu tertentu namun
konsisten daripada membuat banyak tulisan dalam satu waktu namun tidak ada
update lagi.
Selain itu, informasi juga bisa didapatkan dari mana saja, tak terkecuali dari
kerumunan dengan orang-orang dari latar belakang yang heterogen. Pada era jejaring
sosial semacam ini, melempar pertanyaan ke kerumunan sudah jadi hal yang umum.
Misalkan kita ingin membeli ponsel baru namun membutuhkan komentar dari orang
yang pernah menggunakannya, maka kita pun bertanya ke forum pengguna ponsel.
Harapan kita akan muncul jawaban jujur dari satu atau beberapa orang. Beberapa
media sosial dibuat khusus untuk membantu orang mendapatkan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaannya. Sebutlah Yahoo! Answers (http://id.answers.yahoo.com),
dari Yahoo! yang populer sebagai tempat untuk bertanya dan berbagi jawaban. Situs
20
lain yang serupa adalah Asks (http://ask.com) dan Tanya Saja
(http://tanyasaja.detik.com).
Murid yang sudah familiar dengan situs semacam ini kadang menggunakannya
untuk mencari jawaban dari pekerjaan rumahnya. Meskipun jawaban yang diberikan
orang-orang kerap dipertanyakan kebenarannya, malah terkadang membingungkan,
selalu ada kemungkinan untuk mendapatkan tambahan informasi mengenai hal yang
kita tanyakan.
HowStuffWorks.com adalah salah satu contoh situs referensi terbaik. Situs ini
menyediakan penjelasan yang menarik mengenai berbagai hal di dunia ini mulai dari
cara kerja peralatan rumah tangga hingga proses terjadinya tsunami. Untuk membuat
pelajaran fisika lebih terasa nyata dan menyenangkan, sejumlah bahan bisa didapat di
sini. Selain pertanyaan, untuk mengetahui pilihan atau opini publik serta memperoleh
suatu dukungan atau pengambilan suatu keputusan, juga sudah bisa dilakukan secara
online. Salah satu media sosial lokal yang menyediakan fitur ini adalah Tentukan
(http://www.tentukan.com).
Menurut Antyo rentjoko (dalam indonesiaeducate.org) menelaah pentingnya
media sosial adalah, Ketika terjadi krisis, dan sekolah harus melakukan komunikasi
untuk menjelaskan persoalan, maka guru tak perlu menghabiskan waktu untuk
Facebook dan Twitter. Yang diperlukan adalah perumusan pesan yang dingin, tidak
konfrontatif maupun provokatif, untuk kemudian disiarkan melalui jaringan media
sosial yang dimiliki sivitas akademika.
Media sosial juga membuat kita lebih mudah (dan berani) untuk berbagi.
Bermacam situs memungkinkan kita untuk berbagi banyak hal di media sosial, mulai
dari status, foto, artikel hingga video. Seperti pendidikan di luar melalui internet, apa
yang disampaikan guru kepada murid bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan muridnya. Media sosial membuatnya lebih luas lagi dan interaktif.
Dengan satu orang guru yang ngeblog saja, lebih banyak orang (di luar kelas) yang
terbantu dalam memahami suatu hal. Konten yang informatif dan menarik yang
21
dibagikan di media sosial tentu jadi anugerah untuk banyak orang. Nah, kita pun
harus berusaha untuk menyediakan konten macam itu.
Dengan mengintegrasikan media sosial ke kegiatan belajar murid, maka
kegiatan belajar pun bisa lebih menyenangkan. Beberapa sekolah di luar negeri telah
menggunakan media sosial sebagai bagian dari kegiatan belajarnya. Sebagian besar
sekolah di Indonesia kini telah memasukkan pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) ke dalam kurikulumnya. Harapannya tentu agar murid dan guru
semakin familiar dengan teknologi (khususnya komputer dan internet) untuk
membantu memudahkan kegiatannya sehari-hari.
Beberapa contoh pemanfaatan media sosial untuk kegiatan belajar misalnya:
a. Meminta murid untuk mengunggah tulisan atau pekerjaan rumah ke blog
pribadi
b. Merekam percobaan di lab Biologi kemudian mengunggahnya ke YouTube
c. Berbagi ide mengenai topik tertentu yang disepakati dengan hashtag (tagar,
tanda pagar) Twitter. Misalnya meminta murid untuk membuat twit seputar
#BungKarno atau #airbersih
d. Menggunakan Twitter untuk membuat karangan pendek berupa sajak atau
pantun. Hasilnya bisa diunggah ke dalam blog pribadi masing-masing murid
e. Berkreasi membuat kalimat dari kata tertentu atau sinonimnya di Twitter
f. Berbagi tautan artikel yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari di
kelas
g. Menjawab pertanyaan dari murid seputar pelajaran di luar jam belajar.
h. Menggunakan Twitter untuk melaporkan tahapan percobaan yang dilakukan
di laboratorium.
i. Mengunggah materi presentasi dalam diskusi murid ke dalam SlideShare
(slideshare.net)
j. Mengajak murid untuk berpartisipasi dalam penyuntingan artikel di Wikipedia
k. Mendorong murid untuk berani berdiskusi dalam Discussion Board di
22
l. Membuat lomba menulis blog dengan tema tertentu.
D. Analisa Pemanfaatan Media Blog dan Jejaring Sosial Bagi Guru Terhadap
Kualitas Belajar dan Prestasi Belajar Siswa
1. Analisa berdasarkan konsep landasan pendidikan
a. Analisa berdasarkan konsep Landasan Filosofis
Pendidikan hendaknya diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup
serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia.
Dengan pemanfaatan media blog dan jejaring sosial internet bagi guru paling
tidak dapat membantu tumbuh kembang dan prestasi anak. Hal ini
dikarenakan guru dapat menjadi media didalam berkonsultasi dan komunikasi
tanpa mengenal waktu, guru dapat menjadi bahan sharing yang aktif kepada
siswa terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang pesat. Sehingga guru juga
memiliki domain yang cukup luas didalam mengantisipasi buruknya
perkembangan teknologi dan bukan membatasi anak terhadap teknologi. Guru
juga memiliki jam lebih didalam berkomunikasi kepada anak didik sehingga
mendekatkan emosional positif terhadap intensifnya proses pembelajaran.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Namun
seorang guru tidak pernah mengetahui apa alasan seorang siswa rendah
prestasinya. Hal ini dikarenakan kesalahpahaman yang terjadi antara guru dan
siswa. Serta guru cenderung masa bodoh untuk melakukan hal itu. Perlu
sebuah komunikasi yang baik antara guru dan siswa, yang dapat
mengakomodir sebuah interaksi yang baik sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan baik dan sesuai dengan harapannya. Oleh karenanya
komunikasi yang intens untuk mengetahui sebuah problematika siswa dapat
melalui sebuah cara dan gaya “trend” yang dilakukan oleh siswa. Yaitu dapat
melalui jejaring sosial dan media blog dapat digunakan oleh seorang guru
untuk menyajikan materi pembelajaran dan pra-test untuk mengetahui
kesiapan siswa.
23
Oleh karenanya ketika kita kategorikan alirannya maka memanfaatkan
media ini, berdasarkan aliran mahzab Eksistensialisme.
Filsafat Eksistensialisme berpendapat bahwa kenyataan atau
kebenaran adalah eksistensi adanya individu manusia itu sendiri. Adanya
manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap
karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu
ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri (Callahan, 1983).
Pendidikan bertujuan mengembangkan kesadaran individu,
memberikan kesempatan untuk bebas memilih etika, mendorong
pengembangan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan
mengembangkan komitmen diri. Materi pelajaran harus memberi kesempatan
aktif sendiri, merencana dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri
maupun kelompok. Materi yang dipelajari ditekankan kepada kebutuhan
langsung dalam kehidupan manusia. Peserta didik perlu mendapatkan
pengalaman sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual mereka. Guru
harus bersifat demokratis dengan teknik mengajar tidak langsung.
Dengan didasari oleh mahzab inilah, maka dengan pemanfaatan
media blog dan jejaring sosial, seorang dapat menjadi media komunikasi tidak
langsung kepada siswa.
Media blog misalnya, dimanfaatkan menjadi media sharing materi
kepada siswa. Dengan kata lain, seorang siswa dapat mendownload materi
dari guru sehingga siswa aktif dapat mempelajari materi sebelum
pembelajaran itu berlangsung, sehingga ketika pembelajaran berlangsung
nantinya dapat dijadikan sharing pembelajaran dari materi yang diberikan
serta lanjut kepada aktifitas siswa dikelas akan materi tersebut. Dengan
begini, guru dapat mengontrol siswa aktif di kelas, guru dapat menganalisa
materi ajar yang diberikan agar menjadi lebih baik dan lebih berkembang,
guru juga dapat membimbing siswa terhadap materi ajar yang benar dan
terarah karena pada dasarnya tidak semua materi di internet adalah 100%
24
benar. Pendidikan pun juga akan semakin berkembang, dan tidak lagi dibatasi
oleh sebuah tempat dan waktu. Pendidikan akan berlangsung seiring dengan
kemajuan teknologi.
Media Jejaring sosial juga memiliki dasar yang positif antara guru dan
murid. Dengan pemanfaatan jejaring sosial, seorang guru dapat sharing
dengan siswa akan kesulitan masing-masing siswa yang tentunya berbeda.
Seorang guru juga dapat menjadi konsultan belajar siswa. Seorang guru juga
dapat mengetahui dan menganalisa kemampuan belajar siswa. Aplikasi
pemanfaatan dari media jejaring sosial ini lainnya adalah dengan memberikan
siswa tugas individu maupun kelompok ketika seorang guru tidak dapat
masuk/ berhalangan hadir didalam kegiatan pembelajaran. Guru aktif, siswa
pun aktif. Selalu ada kemajuan didalam pemanfaatan media belajar
kedepannya dan tidak dibatasi sebuah permasalahan yang ada melainkan
bergerak menjadi solusi didalam permasalahan. Dengan demikian, andaikata
permasalahan mendasar yang didapat dari seorang siswa didalam proses
pembelajaran, kemudian pemanfaatan waktu yang tidak dibatasi didalam
pembelajaran maka dengan otomatis akan meningkatkan hasil belajar mereka
juga.
b. Analisa berdasarkan konsep Landasan Sosiologis
Pembelajaran yang bermanfaat dan efektif adalah pembelajaran yang
memberikan makna akan kehidupan sosial bermasyarakat, paham akan etika
dan moral, mengerti akan apa yang dihadapi kedepan dan mampu
memecahkan masalah tersebut. Pembelajaran demikian yang diharapkan oleh
penyusun makalah yang ingin dikembangkan.
Akhir-akhir ini jejaring sosial sangat digandrungi oleh banyak siswa,
dan selalu up to date didalam pemanfaatan teknologi. Dengan mengajarkan
secara tidak langsung pemanfaatan jejaring sosial yang baik, bermanfaat maka
bukan tidak mungkin berkembangnya jejaring sosial akan sejalan dengan
hakikat awal dibentuknya jejaring sosial itu sendiri. Seorang guru dapat
25
mengajarkan yang positif dari komunikasi. Seorang guru juga akan mengerti
problematika yang dihadapi oleh siswa didalam berkomunikasi dengan teman
sejawat. Yang mungkin awalnya, bersifat soliter terhadap temannya yang
mungkin disebabkan karena efek dari sifat masing-masing individu dan efek
lainnya sehingga tidak ingin berkomunikasi, maka dengan adanya ini paling
tidak dapat merubah soliter menjadi bersifat koloni.
Dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini guru lebih bersifat dialogis,
dekat dengan siswa, dan berorientasi humanis. Dengan pemanfaatan jejaring
sosial ini juga dapat merubah trend yang ada menjadi trend mudahnya
berkomunikasi dan berkeluh kesah sehingga tidak lagi ada yang membatasi
perkembangan pola komunikasi. Dengan pemanfaatan jejaring sosial ini pula
dapat menambah informasi, sedangkan pemanfaatannya bagi guru, guru dapat
memfilter dan membimbing siswa didalam pemafaatan jejaring sosial dan
media lain didalam internet oleh siswa, sehingga siswa dapat mengerti mana
yang baik mana yang tidak, seorang guru juga memberikan trend
berkomunikasi yang baik, konsultasi akan materi dan pola pembelajaran,
tanya-jawab terhadap materi yang telah dipelajari oleh siswa, dan seorang
guru mampu menganalisa kelemahan dirinya dan kelemahan didalam pola
pembelajaran. Ada hubungan sosial baik vertikal maupun horizontal, baik
antar guru dengan guru, maupun guru dengan siswa.
c. Analisa berdasarkan konsep Landasan Historis
Pendidikan tidak terjadi di ruang kosong, melainkan dalam alam
kehidupan nyata dengan segala aspeknya yang saling terkait, yang telah
berkembang melalui lorong waktu, pembicaraan akan dimulai dengan
menelusuri jejak sejarah perkembangan teknologi komunikasi dan
pengaruhnya pada peradaban manusia. Dari sejarah tersebut kita akan dapat
mengambil manfaat dalam hal-hal yang positif, dan menghindari kesalahan
yang sama agar kita tidak dikendalikan oleh teknologi tetapi justru
mengendalikan pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang mulia dan
26
mendidik. Selanjutnya, akan ditawarkan kerangka pikir pemanfaatan TIK
dalam pendidikan dan prinsip-prinsip pemanfaatan TIK untuk mencapai hasil
yang diinginkan, yaitu mempermudah pengembangan menyeluruh potensi
peserta didik—karakter dan kecerdasan intelektual.
Jejaring sosial juga memiliki trend negatif jika tidak dimanfaatkan
dengan baik/ disalah gunakan. Dengan jejaring sosial dapat dimanfaatkan
sebagai jatuhnya sebuah rezim pemerintahan (seperti halnya di Mesir),
jejaring sosial dapat dijadikan media turunnya etika dan norma yang ada
karena dapat digunakan sebagai media menjelek-jelekkan seseorang. Oleh
karenanya dibutuhkan bimbingan seorang guru. Sudah seharusnya seorang
guru sebagai media pembimbing didalam aktivitas siswa yang diketahui oleh
seorang guru.
Pada masa orde baru, media budaya dijadikan sebagai media
pendidikan. Begitupun pada masa kerajaan. Tetapi kini, media kebudayaan
yang bersifat oriental yang tidak berkembang maka tidak dapat menarik minat
seseorang untuk memahaminya (karena mengalami tingkat kejenuhan),
dengan berkembangnya teknologi proses pembelajaran juga paling tidak
mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Jika tidak seorang guru akan
lebih tertinggal dari pada siswanya. Sebagaimana tuntutan proses reformasi
pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan
ini guru lebih bersifat dialogis, dekat dengan siswa, dan berorientasi humanis
yang sejalan dengan pola era otonomi dan visi pendidikan nasional. Selain itu,
siswa dituntut dapat berkembang dan memiliki penyetaraan materi dengan
sekolah lainnya (tidak ada pembatasan) dan bahkan lebih berkembang
menjadi internasionalisasi pendidikan karena seorang guru mengikuti
perkembangan teknologi.
d. Analisa berdasarkan konsep Landasan Yuridis
Pelaksanaan kegiatan ini sejalan dengan tata aturan yang diterapkan di
Indonesia.
27
1) Menurut UUD 1945 Pasal 31 Ayat 5: “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
manusia."
2) UU No. 20/2003 Pasal 40 Ayat (2) Butir a, pendidik berkewajiban
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis. Di samping itu PP No. 19/2005 Pasal 19 Ayat (1)
menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
3) Berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah
diputuskan bahwa “setiap Guru harus dapat memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan
kegiatan pengembangan yang mendidik”.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 38 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Teknologi Informasi di lingkungan Departemen Pendidikan
Nasional
5) Tujuan pendidikan nasional tersirat bahwa ”berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (Pasal 3).
6) Keppres no.26/2006 tentang 7 flagship program pemerintah yang
berkaitan dengan TIK yang salah satunya diemban oleh DEPDIKNAS
mengenai adanya program e-pendidikan.
28
7) Di samping itu PP No. 19/2005 Pasal 19 Ayat (1) menyatakan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
8) Selain itu sesuai juga dengan renstra depdiknas tahun 2005-2009 , untuk
dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu dilakukan
adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang
dilakukan melalui pendayagunaan ICT di bidang pendidikan yang
mencakup peran ICT sebagai substansi pendidikan, alat bantu
pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang
administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan pendidikan, dan
infrastruktur pendidikan.
e. Analisa berdasarkan konsep Landasan Psikologis/ Pedagogis
Menurut Hilgard (dalam sanjaya; 2007) Belajar adalah proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang, akibat adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang disadari, sehingga menyebabkan munculnya perubahan
tingkah laku.
Oleh karenanya dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang bermuara
pada proses belajar itu sendiri. Pemanfaatan Media Blog dan Jejaring sosial
ini jika dikategorikan aliran belajarnya, maka termasuk kepada aliran belajar
humanistik. Aliran Humanistik adalah proses belajar yang memanusiakan
manusia. Dengan pemanfaatan media ini oleh guru, guru mengajak siswa
untuk belajar dari pengalaman konkret. Karena pada dasarnya, UUD 1945
Pasal 31, menuntut pemahaman terhadap pengetahuan dan teknologi. Konsep
interaksi yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa dapat
29
mengembangkan kearah positif interaksi tersebut. Paling tidak stigma
mengenai jurang pemikiran antara guru dan siswa dapat diminimalisir.
Prestasi belajar siswa rendah bukan hanya karena kemampuan siswa
yang tidak mampu mengikuti proses pembelajaran. Tetapi bisa jadi, karena
kurangnya interaksi/ kesalah pahaman informasi yang tidak dapat diikuti oleh
siswa. Pada dasarnya ketika prestasi belajar siswa rendah, maka perlu
dipahami faktor-faktor yang mempengaruhinya baik internal maupun
eksternal. Jangan seolah-olah semua karena kesalahan pada siswa. Perlu
konsep yang jelas yang dapat menjelaskan alasan itu. Oleh karenanya
dibutuhkan komunikasi dan interaksi yang sesuai antara siswa dan guru
sehingga “miskomunikasi” yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik.
f. Analisa berdasarkan konsep Landasan Teknologis
Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi
maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar,
gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus
diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan
pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya
dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari,
Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan
pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi
tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi
maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta
mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk
memahami berbagai TIK dan menggunakannya secara efektif. Selain dampak
positif, siswa mampu memahami dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta
mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses pembelajaran dan
memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
30
Dengan semakin banyaknya situs pertemanan seperti facebook, twitter,
friendster, dan myspace membuat komunikasi dan saling bertukar informasi
semakin mudah. Belum lagi semakin menjamurnya tempat membuat blog
gratis di internet seperti wordpress, blogspot, livejurnal, dan multiply.
Membuat kita dituntut bukan hanya mampu mencari dan memanfaatkan
informasi saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi di internet melalui
blog yang kita kelola dan terupdate dengan baik. Di sanalah muncul
kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan manfaat dari
tulisan yang kita buat. Namun sayangnya, kebiasaan menulis dan membaca
belum menjadi budaya masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa di
sekolah. Para guru TIK dituntut agar para peserta didiknya mampu
memanfaatkan TIK untuk mengembangkan kreativitas menulis.
Dengan pemanfaatan Jejaring sosial dan media blog, semakin
mengarah pada konsesi pengetahuan dan perubahan zaman. Semakin merubah
paradigma pembelajaran menjadi lebih baik dan terarah. Hal ini sejalan
dengan pilar UNESCO.
UNESCO melalui “The International Commission on Education for
the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan
(seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses
pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai.
pengetahuan), Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ),
Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live
together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan
empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru
sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam
pembelajaran di sekolah salah satunya adalah pemanfaatan media sosial dan
blog. Sehingga pembelajaran mengarah pada sistem interaksi on-line.
31
2. Analisa berdasarkan teori dan penelitian terkait
Hasil studi Pujiriyanto (2007) menunjukkan adanya hubungan yang relatif
signifikan antara murid yang memiliki mobilitas mencari sumber dengan
pemanfaatan ICT secara produktif dimana cenderung ICT dimanfaatkan untuk
mencari informasi berbasis akademik. Sementara murid yang tidak memiliki sarana
penunjang ICT seperti komputer pribadi di rumah, atau koneksitas dan aksesibilitas
ke jaringan internetnya rendah cenderung lebih menonjolkan apek rekreatif dan relatif
rendah mobilitasnya (fisik dan non fisik) dalam mencari sumber belajar. Fenomena
ditemukan pada penelitian SB. Wahyono (2008) pada mahasiswa frekuensi
mahasiswa dalam mengunjungi perpustakaan relatif rendah, dan lebih rendah lagi
frekuensi dalam mengunjungi perpustakaan di luar kampusnya. Mahasiswa juga
jarang mengunjungi toko-toko buku dan jumlah buku yang rendah dibanding
pengeluaran untuk membeli pulsa, fashion, dan bahkan rokok. Ini berarti bahwa
membeli buku masih belum ditempatkan sebagai prioritas utama. Terdapat hubungan
signifikan antara mahasiswa yang mempunyai tingkat mobilitas tinggi dalam mencari
sumber belajar dengan pemanfaatan ICT secara produktif. Mereka ini kebanyakan
merupakan mahasiswa yang memiliki tingkat melek ICT yang relatif tinggi.
3. Analisa Berdasarkan Aplikasi Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan Terhadap
Siswa SMA Negeri 4 Balikpapan
Berdasaarkan kegiatan yang telah dilakukan, dapat didasari bahwa penulis
mencoba mengaplikasi teori dan landasan-landasan pendidikan untuk mencapai
tujuan pola pembelajaran yang sesuai, inovatif, kreatif dan bermakna. Penulis
mencoba menggunakan metode ini didalam media berkomunikasi dan media
pengiriman tugas siswa. Yang mendasari mengapa penulis mencoba melaksanakan
kegiatan ini, adalah : (1) sejalan dengan tujuan pendidikan yang mengharuskan guru
memanfaatkan TIK, (2) semakin gandrungnya siswa terhadap media komunikasi
internet, (3) Menariknya bagi siswa untuk mengetahui hal-hal baru terlebih lagi yang
berhubungan dengan TIK, (4) Terbatasnya media pembelajaran jika menggunakan
32
pembelajaran konvensional, (5) media internet memiliki materi pemebelajaran yang
sangat banyak, (6) adanya keinginan penulis untuk bekerja sama dengan siswa dalam
hal meningkatkan komunikasi dan interaksi, sehingga yang biasanya siswa jika tidak
menyukai seorang guru yang awalnya ber”gossip” dengan temannya sekarang
semakin terbuka untuk menyampaikan suatu alasan, sehingga penulis mencoba
menyelesaikan permasalahan dari segi perspektif siswa terhadap apa yang mereka
tidak sukai yang tentunya bersifat positif, (7) mencoba meluruskan media komunikasi
yang terbatas dan kesalahpahaman, serta penyampaian materi yang keliru oleh guru
dan tidak dimengerti oleh siswa.
Namun terdapat kelemahan-kelemahan didalam penerapan pemanfaatan media
blog dan jejaring sosial ini, antara lain:
a. Masih sulitnya akses siswa terhadap media komunikasi yang tidak setiap saat
memanfaatkan media internet.
b. Hanya beberapa siswa yang selalu mengakses internet.
c. Sulitnya mengkoordinir tugas-tugas siswa, karena pada dasarnya masih ada
siswa yang belum memahami cara penggunaan aplikasi di media facebook.
Oleh karenanya perlu dijelaskan terlebih dahulu cara penggunaannya.
d. Perlu waktu yang cukup untuk diluangkan didalam hal pemanfaatan media ini.
e. Perlu waktu yang cukup pula menulis materi di media blog.
Namun lebih daripada itu, proses kegiatan awal memang pada dasarnya
memerlukan tenaga ekstra dan lebih progresif. Oleh karenanya, demi tujuan yang
diharapkan dan berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang ada. Penulis mencoba
untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan membenahi yang tidak
perlu serta mengganti/ menambah agar kegiatan dan tujuan yang sudah lebih baik
dapat dimanfaatkan lebih baik lagi.
E. Permasalahan Dalam Pemanfaatan Media Blog Dan Jejaring Sosial Untuk
Kegiatan Pendidikan
33
Walaupun memiliki manfaat yang besar dalam dunia pendidikan, namun
menjadikan dosen melek terhadap blog ini bukannya tanpa kendala. Kendala itu bisa
berasal dari: pertama, pengetahuan dosen yang masih sedikit atau sangat kurang
terhadap penggunaan blog ini; kedua, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk
operasionalnya, paling tidak masing-masing dosen harus punya PC atau laptop sendiri
yang terkoneksi dengan internet, jika ditempat tinggalnya tidak mempunyai warnet;
ketiga, harus ada infrastuktur penunjang, yang disediakan oleh PT atau kampus
tempat dosen tersebut bekerja.
Kendala lain adalah blog juga mempunyai risiko kejahatan. Karena blog
sering digunakan untuk menulis aktivitas sehari-hari yang terjadi pada penulisnya,
ataupun merefleksikan pandangan-pandangan penulisnya tentang berbagai macam
topik yang terjadi dan untuk berbagi informasi - blog menjadi sumber informasi bagi
para hacker, pencuri identitas, mata-mata, dan lain sebagainya. Banyak berkas-berkas
rahasia dan penulisan isu sensitif ditemukan dalam blog-blog. Hal ini bisa berakibat
dipecatnya seseorang dari pekerjaannya, diblokir aksesnya, didenda, dan bahkan
ditangkap.
Sebagai seorang guru, kita dituntut untuk berperilaku pantas baik dikehidupan
sehari-hari maupun di dunia maya. Penerapan netiket akan memberikan efek terhadap
kesan profesional yang kita bangun dan membantu dalam membangun jaringan. Ada
satu aturan yang sama: jangan menyampaikan/menulis hal-hal yang tidak selayaknya
kita sampaikan di dunia nyata. Misalnya: fitnah, berkata tidak sopan atau bercanda
berlebihan. Didalam media internet dikenal juga dengan yang namanya netiket.
Netiket berasal dari kata “net” dan “etiket”, kira-kira berarti etiket di net/jaringan
(dunia maya). Secara istilah, netiket berarti sekumpulan norma yang perlu
diperhatikan dalam bertingkah laku dan bersosialisasi di internet. Seperti etiket pada
umumnya, ada sejumlah norma yang berlaku spesifik pada komunitas tertentu namun
tidak berlaku di komunitas lainnya. Netiket berkembang seiring dengan dinamika
pengguna internet dan perkembangan teknologi itu sendiri. Netiket di blog tentu
berbeda dengan netiket di forum atau mailing list.
34
Beberapa netiket di dunia blog antara lain:
a. Menggunakan konten dari blog/situs orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya. Mengutip tulisan atau menggunakan gambar karya orang lain
secara umum diperkenankan, namun kita harus menyebutkan sumber sebagai
penghargaan terhadap kreatornya.
b. Meminta pertukaran link kepada bloger lain meskipun blog tersebut tidak
berhubungan dengan kita atau blog yang kita miliki,
c. Berdebat keras/menggunakan kata-kata yang tidak pantas dalam diskusi di
kolom komentar baik di blog pribadi maupun blog orang lain.
d. Hormatilah privasi orang lain. Sebaiknya kita tidak mempublikasikan
cerita/foto tentang seseorang yang tidak bukan untuk konsumsi publik. Selain
tidak pantas, hal tersebut bisa berujung pada urusan hukum.
Beberapa netiket yang dianjurkan di Facebook:
a. Berikan kalimat perkenalan yang cukup ketika mengajukan permintaan
pertemanan. Bila ingin terhubung dengan seseorang yang belum dikenal
secara personal, perkenalkan diri Anda dan jelaskan mengapa ingin
berkenalan dengannya.
b. Jangan melakukan invitation/undangan aplikasi/game secara berkali-kali
kepada teman-teman Anda. Hal ini bisa dikategorikan spam. Selain itu, bisa
mengurangi kesan profesional Anda di internet.
c. Gunakanlah nama Anda yang sebenarnya di Facebook. Penggunaan nama asli
akan memberikan kesan profesional dan memudahkan kolega atau keluarga
menemukan profil Anda di Facebook. Sebaliknya, menggunakan
nickname/nama panggilan yang lucu bisa memberikan kesan Anda kurang
serius.
d. Sebaiknya tidak banyak melakukan pembicaraan pribadi pada wall post. Wall
post di Facebook bisa dibaca oleh seluruh teman di daftar pertemanan Anda.
Urusan pribadi/profesional sebaiknya dilakukan melalui email atau private
message di Facebook.
35
e. Jangan men-tag teman-teman Anda pada foto/Notes yang bisa menjatuhkan
reputasinya. Beberapa orang mempunyai kebiasaan berbagi foto yang tidak
pantas kemudian men-tag teman-temannya pada foto tersebut. Hal ini, pada
akhirnya akan menjatuhkan reputasi Anda juga.
F. Solusi Penanganan Masalah Dalam Pemanfaatan Media Blog Dan Jejaring
Sosial Untuk Kegiatan Pendidikan
Supaya blog bisa dimanfaatkan oleh dosen dalam meningkatkan kualitas
pembelajarannya diperlukan berbagai kebijakan, salah satunya dukungan dari
pimpinan lembaga. Darmansyah (2010) menyatakan perlunya dukungan terhadap
pelayanan internet bagi dosen dan staf pada lembaga pendidikan. Bentuk dukungan
untuk pembelajaran yang berbasis internet, salah satunya blog ini, yaitu: dukungan
dan layanan teknis.
Dukungan dan layanan teknis ini bisa dalam bentuk melakukan lokakarya
untuk memberikan pemahaman kepada pendidik, peserta didik, dan staf untuk
menggunakan alat komunikasi eletronik seperti email, catting, blog dan lain-lain.
Memberikan pelatihan teknologi dalam berbagai bentuk untuk memenuhi kebutuhan
pendidik, peserta didik dan staf tentang pembelajaran jarak jauh. Untuk itu ada tiga
prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Suatu system yang komprehensif dari layanan dukungan teknis harus berada di
tempat, untuk memastikan penggunaan teknologi yang efektif dalam
pembelajaran online bagi peserta didik, instruktur dan staf.
b. Lembaga harus memberikan dukungan akses yang memadai selama proses
perancang, mengembangkan, dan memberikan pembelajaran online.
c. Dukungan system harus dirancang untuk memberikan layanan kepada peserta
didik di berbagai lokasi dimana pun dan kapan pun.
Dengan adanya jejaring sosial ini, sudah seharusnya pendidik dapat
mengembakan profesionalitasnya melalui media sosial semacam ini. Sebenarnya
tidak ada batasan spesifik mengenai pengertian hubungan ideal antara guru dan
36
murid. Karena setiap hubungan guru dan murid mempunyai gayanya sendiri-sendiri.
Namun bila kita sebagai pendidik ingin membuat hubungan yang akrab namun tetap
profesional, hal-hal di bawah ini bisa dipertimbangkan:
a. Bila kita sebagai pendidik mengizinkan murid (anak didik) mengirim pesan
kepada kita melalui Facebook, sebaiknya berikan perkiraan waktu kapan kita
akan menjawabnya. Selain itu, bila kita tidak berkenan dikontak pada akhir
pekan, sampaikan saja.
b. Bila kita menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia di Facebook untuk
berhubungan dengan murid, sebaiknya gunakanlah aplikasi yang memang
mendukung kegiatan belajar mengajar.
c. Bila kita ngobrol (chatting) dengan murid kita di Facebook, sebaiknya
tentukan waktu kerja (office hours) dan batas lama waktu untuk chatting
dengan mereka.
Secara umum, tata perilaku di dunia nyata dalam hubungan guru-murid,
sebaiknya tetap dipertahankan di dunia maya. Internet adalah dunia terbuka. Secara
umum boleh dan bisa dimasuki oleh siapa saja. Bahwa di dalamnya ada sejumlah
rambu, sesungguhnya itu wajar. Sewajar rambu lalu lintas di jalan raya: semuanya
demi kenyamanan bersama, demi kemaslahatan bersama.
Di sini sejumlah hal dapat di renungkan dan kemudian praktikkan. Misalnya.
a. Bagaimana jika kita melakukan kesalahan? Jangan ragu meminta maaf secara
terbuka. Permintaan maaf di ruang publik, yang tak hanya menyasar orang
terugikan melainkan juga orang lain (pembaca) akan mempercepat
penyelesaian masalah.
b. Dalam hal apa kita dapat mengumumkan nomor ponsel di ranah publik?
Semuanya terpulang kepada pertimbangan masing-masing. Jika sebagai
pendidik kita merasa nyaman, umumkan saja nomor tersebut. Namun jika
tidak nyaman, jangan umumkan.
G. Penutup
37
Pemanfaatan media blog dan jejaring sosial oleh guru, memang sejalan
dengan perkembangan zaman dan tujuan pemerintah didalam peningkatan mutu
pendidikan. Namun terlepas dari itu, setiap kegiatan dengan tujuan baik akan berjalan
dengan baik jika dijalankan oleh perangkat/fasilitas yang baik, analisa yang baik,
pelaksana yang mampu mengetahui penggunaan dan seluk beluk dari pemanfaatan
itu, evaluasi yang baik serta respon yang baik oleh penyelenggara pendidikan maupun
oleh sasaran dari pendidikan itu sendiri.
Oleh karenannya perlu andil besar didalam pelaksanaan program pendidikan.
Perlu adanya extraordinary terhadap aspek permasalahan yang ekstra dipecahkan.
Perlu solusi aktif yang didasari permasalahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anandita, Puspita sari. 2010. Panduan untuk guru era baru: Blog dan Media
Sosial.Jakarta: Acer Indonesia bekerja sama dagdigdug.com
Chaeruman, Uwes Anis., “Urgensi Gerakan Melek ICT di Sekolah“, http:// www.wijayalabs.wordpress.com
http://anugerawan.blogspot.com/2009/12/dampak-negatif-dan-positif-jaringan.html. Diakses pada Minggu, 21 Pebruari 2010.
http://merdeka-panthom.blogspot.com/10 dampak negatif facebook bagi pelajar dan remaja. Diakses pada Senin, 22 Pebruari 2010.
http://rayandimas.blogspot.com/2010/02/dampak-dari-jejaringan-sosial.html. Diakses pada Minggu, 21 Pebruari 2010.
http://www.kompas.com/Berjejaring Sosial Itu Butuh Kedewasaan. Di akses pada Senin, 22 Pebruari 2010.
Kusumah, Wijaya, dkk, “Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP kelas 7, 8, dan 9″, Jakarta. Rajagrafindo, 2009
Kusumah, Wijaya, “Yuk Kita Nge-Blog!”, Jakarta. Rajagrafindo, 2010
38
Natakusumah, E.K. 2002. “Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.“, Pusat Penelitian informatika - LIPI Bandung
Natakusumah, E.K. 2002. “Perkembangan Reknologi Informasi untuk Pembelajaran Jarak Jauh.“, Orasi Ilmiah disampaikan pada Wisuda STMIK BANDUNG
Purbo, Onno W., “Teknologi E-learning”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Ruud, P., 2000, “School improvement through ICT: Limitations and Possibilities”, European Conference on Educational Research (ECER), University of Edinburgh, 22nd September 2000
UNESCO. 2004. Schoolnettoolkit. Bangkok: UNESCO Asia and Pacific Regional Bureau for Education.
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. 2007. Perangkat lunak. Wikimedia Foundation, Inc. http://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_lunak
39
Recommended