View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP
MINAT NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK
SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN
TUGAS AKHIR
Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah
Oleh :
ANIS FARIDA
NIM : 20111029
PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH & EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hal :Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada:
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka tugas akhir saudara:
Nama : Anis Farida
NIM : 20111029
Jurusan : Syariah
Program Studi : DIII Perbankan Syariah
Judul : PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN
TERHADAP MINAT NASABAH PADA
PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH
MANDIRI KCP UNGARAN
Demikian layak diajukan dalam sidang munaqasah.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 26 Agustus 2014
Pembimbing
Ahmad Mifdlol M, Lc, M.Si
NIP. 198004092008011015
TUGAS AKHIR
PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP MINAT
NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH
MANDIRI KCP UNGARAN
DISUSUN OLEH
ANIS FARIDA
NIM: 20111029
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga, pada tanggal 05 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya dalam bidang Ekonomi Syariah.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Benny Ridwan, M.Hum
Sekretaris Penguji : Sukron Ma’mun, M.Si
Penguji I : Mochlasin, M.Ag
Penguji II : Fetria EkaYudiana, M.Si
Dosen Pembimbing : Ahmad MifdlolMuthohar, Lc.,M.Si
Salatiga, 05 September 2014 Ketua STAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1005
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Anis Farida
NIM : 20111029
Jurusan : Syariah
Program Studi : DIII Perbankan Syariah
Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa Tugas Akhir saya yang
berjudul : “PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP
MINAT NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH
MANDIRI KCP UNGARAN” adalah murni hasil penelitian saya sendiri dan
bukan plagiat hasil karya orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang disebutkan
rujukannya.
Salatiga, 26 Agustus 2014
Yang menyatakan
Anis Farida
NIM. 20111029
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh
keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan.
Our parents are the greatest gift in a life
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT atas segala limpahan nikmat, rahmat dan hidayahnya kepada
penulis, sehingga penulis bisa bertahan sampai saat ini
2. Kedua orang tuaku Ibu Ety Werdiningsih dan Bapak Nasrullah yang telah
memberikan dorongan semangat, inspirasi dan motivasi.
3. Seluruh anggota keluarga yang selalu mendukung penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Dosen-dosen STAIN yang telah memberikan ilmu kepada penulis
5. Karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran yang telah mengajari dan
membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Saudara-saudara dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan yang
berguna demi kelancaran pembuatan tugas akhir ini
7. Teman-temanku “AlimUlama” terima kasih telah membantu selama tiga
tahun ini, semoga kita bertemu kembali dengan membawa kesuksesan
masing-masing.
8. Seseorang yang spesial terima kasih selama ini selalu memotivasi,
mendengarkan keluh kesah serta memberi semangat dan dorongan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Pengaruh Nilai Margin Pembiayaan terhadap Minat Nasabah pada
Produk Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran” dengan sebaik
mungkin. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada beliau Nabi Muhammad
SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Penulis tugas akhir ini ditunjukkan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan Program Diploma III Jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan tugas
akhir ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini adalah :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd, selaku ketua STAIN Salatiga
2. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN
Salatiga
3. Bapak Ahmad Mifdlol, M. Lc, M. Si, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Perbankan Syariah STAIN Salatiga sekaligus Pembimbing
Tugas Akhir ini yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan
penuh selama penyusunan tugas akhir ini
4. Bapak Roni Irawan selaku Kepala Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
magang dan penulisan tugas akhir
5. Seluruh Dosen dan Staff STAIN Salatiga yang telah memberi ilmu serta
pelayanan yang baik selama penulis menuntut ilmu
6. Seluruh karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran yang telah banyak
membantu, memberikan data-data serta mengajari segala sesuatu yang
penulis belum memahami
7. Kepada kedua orang tua serta keluargaku yang telah memberikan
dorongan semangat, inspirasi dan motivasi
Penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan tugas
akhir, sehingga masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Namun demikian,
penulis berharap hasil tugas akhir ini akan bermanfaat bagi pembaca semua,
terutama akan membantu meningkatkan kinerja lembaga dimana penulis
melakukan magang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 21 Agustus 2014
Penulis
Anis Farida
(20111029)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh nilai margin pembiayaan terhadap minat nasabah pada produk warung mikro Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran, bagaimana respon nasabah mengenai margin pembiayaan mikro yang ada di Bank Syariah mandiri KCP Ungaran. Lembaga keuangan bank maupun non bank yang bersifat formal dan beroperasi di pedesaan, umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah kebawah, kekosongan ini diisi oleh lembaga keuangan non formal, termasuk yang ikut beroprasi adalah para rentenir dengan mengenakan suku bunga yang sangat tinggi. Peneliti menggunakan metode kualitatif melalui wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentasi, adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nasabah yang maengajukan pembiayaan mikro ke Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran karena faktor murah. Ada beberapa nasabah yang pernah melakukan pembiayaan di bank lain, tetapi mereka berpendapat bahwa Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran masih lebih murah dibandingkan dengan bank yang pernah dipinjam nasabah sebelumnya, setelah melakukan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran ada beberapa nasabah yang tertarik untuk melakukan pembiayaan lagi di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran karena faktor yang murah.
Kata Kunci: Margin, Pembiayaan, Bank Syariah Mandiri
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….. iii
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………….. iv
MOTTO……………………...……………………………………….. v
PERSEMBAHAN…………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………... vii
ABSTRAK ……………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL …………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 5
C. Tujuan dan kegunaan …………………………………………... 5
D. Penelitian Terdahulu …………………………………………… 7
E. Metode Penelitian ……………………………………………… 9
F. Sistematika Penulisan ………………………………………...... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah ………………………………………………….… 14
B. Murabahah ……………………………………………………… 19
C. Margin ………………………………………………………….. 24
D. Minat ………………………………………………………….... 27
E. UMKM …………………………………………………………. 27
F. Kendala Pembiayaan Bermasalah dan Penanganan
di Bank Syariah………………………………………………… 41
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum ……………………………………………… 44
B. Profil Perusahaan ……………………………………………… 46
C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ………………………….. 47
D. Budaya Perusahaan ……………………………………………. 47
E. Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri ……………………. 48
F. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran…….. 51
G. Produk-produk Bank Syariah Mandiri …………………………. 56
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan Mikro Bank Syariah Mandiri
KCP Ungaran …………………………………………………... 66
B. Kendala-kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri
KCP Ungaran ………………………………………………….. 71
C. Respon Nasabah Terhadap Nilai Margin Pembiayaan Mikro
Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran ………………………….. 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………..………………............ 80
B. Saran …………………………..………………………………... 82
DAFTAR PUSTAKA ………………………..…………………………. 83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel4.1 tabel penyebab nasabah memilih pembiayaan
di bsm kcp ungaran …………………………………………… 75
Tabel 4.2 Tabel faktor nilai margin sebagai penyebab nasabah
Memutuskan Pembiayaan …………………….……………… 75
Tabel 4.3 Tabel Pengajuan pembiayaan
di bank lain …………………………………………..……… 76
Tabel 4.4 Tabel ketertarikan nasabah dalam mengajukan pembiayaan
kedua kali di bsm kcp ungaran ……………….……………… 76
Tabel 4.5 Daftar angsuran pembiayaan Warung Mikro
Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran…….…………………... 77
Tabel 4.6 Daftar angsuran pembiayaan IB UMMAT
(Unit Mikro Muamalat) KCP Ungaran ………….…………… 78
Tabel 4.7 Daftar angsuran pembiayaan BPR Syariah
Artha Amanah Ummat Ungaran ………….………….……….. 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Bai al-Murabahah………………………………… 24
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
KCP Ungaran …………………….…………………………... 50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sistem dan praktik ekonomi syariah mulai terlihat di
tanah air ini.Salah satu upaya merealisasikan nilai-nilai Islam dalam
aktivitas nyata masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga keuangan
yang beroperasi berdasarkan syariah Islam.Dari sekian jenis lembaga
keuangan, perbankan merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya
dalam aktivitas perekonomian masyarakat modern.
Perkembangan ekonomi syariah saat ini sangat diwarnai oleh
perkembangan perbankan syariah. Dalam fenomena meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai
dengan prinsip syariah mendapat respon dari pemerintah, yang antara lain
melalui dikeluarkannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
perbankan, yang menetapkan bahwa sistem perbankan di Indonesia
menganut Dual Banking System, yaitu perbankan konvensional dan
perbankan syariah. Kemudian Undang-Undang tersebut disempurnakan
dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998, guna memberikan landasan
hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan syariah.
Pada masa krisis ekonomi yang berkepanjangan, usaha kecil
menengah (UKM) dapat bertahan dan mempunyai potensi untuk
berkembang. Karenanya UKM dapat dijadikan andalan untuk masa yang
akan datang dan harus didukung dengan kebijakan-kebijakan yang
kondusif. Persoalan-persoalanyang menghambat usaha-usaha
pemberdayaan UKM harus dihilangkan. Konstitusi kebijakan ekonomi
pemerintah harus menempatkan UMK sebagai prioritas utama dalam
pemulihan ekonomi untuk membuka kesempatan kerja dan mengurangi
jumlah pengangguran. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan UKM
dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan
partisipasi aktif UKM dalam proses pembangunan nasional, khususnya
dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan
pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan peningkatan
pendapatan. Sasaran dan pembinaan usaha kecil adalah meningkatnya
jumlah pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang makin tangguh
dan mandiri, sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat berperan dalam
perekonomian nasional (Pratomo, 2004:24).
Lembaga Keuangan Syariah (LKS)senantiasa menunjukkan kinerja
yang cukup besar dari aspek kuantitas, konstribusi dalam penyerapan
tenaga kerja hingga dalam pendapatan domestik bruto, sehingga strategi
pemberdayaan masyarakat melalui penumbuhkembangan keswdayaan dan
kelembagaan sosial ekonomi yang dapat menjangkau dan melayani lebih
banyak unit usaha mayarakat yang tidak mungkin dijangkau langsung oleh
perbankan umum maupun perbankan syariah. Oleh karenanya, hal ini
semestinya dikembangkan secara sistematis simultan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan
bank maupun non bank yang bersifat formal dan beroperasi di pedesaan,
umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan
ekonomi menengah ke bawah.Ketidakmampuan tersebut terutama dalam
sisi penanggungan resiko dan biaya operasi, juga dalam identifikasi usaha
dan pemantauan penggunaan kredit yang layak usaha.Ketidakmampuan
lembaga keuangan ini menjadi penyeterjadinya kekosongan pada segmen
pasar keuangan di wilayah pedesaan. Akibatnya 70 % s/d 90 %
kekosongan ini diisioleh lembaga keuangan non formal, termasuk yang
ikut beroprasi adalah para rentenir dengan mengenakan suku bunga yang
sangat tinggi. Untuk menanggulangi kejadian-kejadian seperti ini perlu
adanya suatu lembaga yang mampu menjadi jalan tengah.Wujud nyatanya
adalah dengan memperbanyak pengoperasionalan lembaga keuangan
berprinsip bagi hasil (Muhamad, 2002: 04).
Bank syariah mandiri memiliki produk pembiayaan nasabah
mikronya yang bernama warung mikro. Dengan produk ini nasabah dapat
melakukan pinjaman dana untuk investasi, modal kerja dan pengembangan
usaha secara syariah. Persyaratan yang mudah, proses pembiayaan cepat,
dan angsuran ringan serta tetap hingga jatuh tempo adalah nilai plus dari
produk warung mikro ini.Diharapkan dengan fasilitas yang diberikan
warung mikro, masyarakat kecil dan pelaku UMKM dapat tetap
menjalankan roda perekonomiannya secara maksimal.
Keputusan Nasabah dalam Mengambil pembiayaan pada suatu
bank akan dapat meningkatkan eksistensi bank tersebut untuk dapat
bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat, di samping itu dengan
adanya nasabah yang mengambil pembiayaan menunjukkan tingkat
kepercayaan konsumen terhadap produk pembiayaan bank tersebut.
Dengan demikian Keputusan Nasabah dalam mengambil pembiayaan
menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bank terlebih Bank Syariah
Mandiri.Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang
atau organisasi untuk memberian kepuasan kepada pelanggan atau
nasabah. Pelayanan yang sesuai dengan apa yang diinginkan nasabah,
maka Pelayanan bank dikatakan baik, hal ini akan menimbulkan perasaan
senang pada diri nasabah dan mendorong nasabah untuk melakukan
pengambilan pembiayaan lagi. Sebaiknya jika bank tidak dapat
memberikan Pelayanan sesuai dengan yang diinginkan nasabah, berarti
Pelayanan disebut kurang baik dan nasabah tidak akan tertarik lagi
mengambil ulang. Secara teknis yang dimaksud dengan marjin keuntungan
adalah persentase tertentu yang ditetapakan pertahun perhitungan marjin
keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360
hari, perhitungan marjin keuntungan secara bulanan, maka setahun
ditetapkan 12 bulanan. Nilai margin yang murah, kecepatan bank melayani
pengambilan pembiayaan, dan syarat-syaratnya tidak sulit, dan cepet
mengakses pengajuan pembiayan akan membuat minat nasabah untuk
mengambil pembiayaan kembali dan nasabah mengajak rekan-rekan yang
lainya untuk mengambil pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri.
Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti diuraikan di atas
penulis tertarik untuk melakukan penelitian sehingga dalam penulisan
tugas akhir mengambil judul:PENGARUH NILAI MARGIN
PEMBIAYAAN TERHADAP MINAT NASABAH PADA PRODUK
WARUNG MIKRO BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di rumuskan
suatu pokok permasalahan yaitu :
1. Bagaimana prosedur pembiayaan mikro di Bank Syariah Mandiri
KCP Ungaran?
2. Apa sajakendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri
KCP Ungaran dalam melakukan pembiayaan mikro?
3. Apakah nilai margin pembiayaan yang murah mempengaruhi minat
nasabah pada produk warung mikro di Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran?
C. Tujuan dan Kegunaan
Secara garis besar penelitian bertujuan untuk menguji dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang di dapat melalui teori.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan mikro di Bank Syariah
Mandiri KCP Ungaran
2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi Bank
Syariah Mandiri KCP Ungaran dalam melakukan pembiayaan mikro
3. Untuk mengetahui nilai margin pembiayaan yang murah
mempengaruhi minat nasabah pada produk warung mikro di Bank
Syariah Mandiri KCP Ungaran
Sedangkan kegunaan penelitian adalah :
a. Bagi Peneliti
1) Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan
pengetahuan ilmiah dibidang manajemen keuangan syariah,
khususnya di dunia perbankan syariah yang diterapkan dalam
produk pembiayaan maupun produk yang lainnya. Hal tersebut
merupakan salah satu pengembangan dunia perbankan syariah
yang sangat diperlukan oleh masyarakat kecil untuk
memajukan perekonomian dunia.
2) Melatih agar mampu mengidentifikasi masalah , mencari
alternatif pemecahan dan pengambilan kesimpulan berdasarkan
keilmuan yang di alami.
3) Merupakan sarana memberikan sumbangan pemikiran dan
karyanya dalam pengembangan ilmu, memperbanyak khasanah
pustaka bagi lembaga pendidikan serta sumbangan dalam dunia
praktik yang berkaitan dalam pemecahan masalah tertentu.
4) Untuk melatih agar berfikir logis dan menggunakan metodologi
yang benar dalam merumuskan ide atau gagasan hasil
pemikirannya.
b. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan untuk
mengembangkan keilmuan di bidang ini agar pembahasan ini lebih
di sempurnakan.
c. Bagi perusahaan
Bagi perusahaan yang bersangkutan dapat memberikan informasi
terhadap masalah-masalah yang dihadapi serta memberikan
sumbangan pemikiran terhadap kebijaksanaan yang diambil.
d. Bagi akademik
Manfaat penelitian ini bagi akademik adalah sebagai sumber
informasi dan bahan referensi serta bahan untuk penelitian
selanjutnya.
D. Penelitian Terdahulu
Atik Fadhilah telah menulis penelitian berjudul (Strategi yang
digunakan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Purwodadi
Untuk Meningkatkan Size Business Warung Mikro yang Sehat). Menurut
fadhilah, untuk meningkatkan size bussines pembiayaan warung mikro
yang sehat, dapat diukur dari kesehatan Bank Syariah Mandiri itu sendiri,
yang menjalankan kegiatannya dengan baik, dapat dilihat dari kegiatan
oprasionalnya, yaitu rendahnya NPF (Non Performa Finant) mampu
memberikan berapapun pembiayaan yang diajukan calon nasabah dan
mampu memenuhi semua kawajibannya baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Miftakhur Rohman telah menulis penelitian berjudul (Mekanisme
Konsep Penerapan Bagi Hasil di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Muhajirin Salatiga). Menurut Rohman, nisbah bagi hasil di BMT Al
Muhajirin ditentukan berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang bekerja
sama. Besarnya nisbah biasanya akan di pengaruhi oleh pertimbangan
kontribusi masing-masing pihak dalam kerja sama (share on partnership,
prospek perolehan keuntungan (expected return) maupun tingkat resiko
yang mungkin terjadi atau di hadapi (expect risk).
Siti Farida telah menulis penelitian berjudul (Analisis Tekhnik
Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Syariah Mandiri di BSM Cabang
Pembantu Klaten). Menurut Farida, bagi hasil di hitung dari pendapatan
bank, nisbah bagi hasil yang disepakati bank dan nasabah di awal, nominal
simpanan nasabah, rata-rata simpanan untuk jangka waktu yang sama
dengan bank, jangka waktu, semakin lama nasabah menyimpan dananya
semakin besar pula bagi hasil yang disepakati.
Agus Faisaltelah menulis penelitian berjudul (Analisis Warung
Mikro Bank Syariah Mandiri Sebagai Produk Pembiayaan Usaha Mikro
dan Kecil di Bank Syariah Mandiri KCP Kota Gedhe Yogyakarta).
Menurut Faisal, Warung mikro sebagai produk pembiayaan Bank Syariah
Mandiri menawarkan pembiayaan dengan akad murabahah dimana bank
membiayaai kebutuhan nasabah yang kekurangan dana sebesar harga
barang (keperluan yang dibutuhkan) dan dikemudian hari nasabah tidak
melunasi dana tersebut sekaligus pada waktu jatuh tempo. Melainkan
dapat diangsur selama jangka waktu tertentu atau sesuai akad kesepakatan
diawal sebesar harga pokok ditambah dengan marjin yang diharapkan
bank syariah.
Adapun tugas akhir ini , dengan judul “Pengaruh Nilai Margin
Pembiayaan Terhadap Minat Nasabah pada Produk Warung Mikro Bank
Syariah Mandiri KCP Ungaran tahun 2014” belum pernah diteliti oleh
mahasiswa sebelumnya.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini menggunakan
pendekatan kualitatif, adapun karakteristik penelitian kualitatif
menurut Daymon (2008: 7-9) adalah:
a. Kata, berfokus pada kata bukan angka
b. Keterlibatan peneliti, peneliti terlibat dekat dengan hal-hal yang
diteliti
c. Sudut pandang partisipan, menyelidiki dan menyajikan berbagai
perspektif subjektif para partisipan
d. Riset skala kecil, mengeksplorasi penelitian secara terperinci
e. Focus yang holistik, tidak hanya terpaku pada satu atau dua
variabel, tetapi lebih luas cakupannya
f. Fleksibel, tidak hanya meneliti topic, tetapi juga menyelidiki hal
baru yang diungkapkan informan tentang pemahaman mereka
g. Proses, menangkap proses yang berlangsung dari waktu ke waktu
h. Latar alami, dilakukan di lingkungan alami tempat orang berada
i. Induktif ke deduktif, mendapatkan gagasan dari hasil
mengumpulkan dan meneliti data
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis untuk menyusun laporan ini ada
2 (dua) yaitu :
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian (tanpa perantara) dengan menggunakan alat pengukur
atau alat pengambil langsung, data primer ini dapat berupa hasil
observasi.
b. Data Sekunder
Data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung yang
dikumpulksn dari sumber-sumber yang ada (perpustakaan, buku-
buku ilmiah dan internet) yang pada umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun sebagai data
pendukung yang akan penulis gunakan untuk menyusun laporan
ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data agar data
yangdiperoleh relevan dengan objek yang diteliti sebagai berikut :
a. Pengamatan (observasi)
Merupakan suatu tekhnik pengamatan langsung pada objek
penelitian untuk mendapatkan suatu data.Disini penulis langsung
mengamati praktik yang terjadi pada objek penelitian dengan
mencari kesesuaian antara keterangan yang penulis memiliki
dengan praktik atau kegiatan sesungguhnya.
b. Wawancara (interview)
Suatu tekhnik yang mengadakan tanya jawab langsung dengan
objek penelitian untuk mendapatkan suatu data dan peneliti
kesulitan mencari informasi seputar responden.
c. Kepustakaan (literatur)
Suatu tekhnik pengumpulan data dengan mencari data dari buku-buku
yang berkaitan dengan objek permasalahan penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan
interpretasi secara logis, sistematis, dan konsisten sesuai dengan teknik
yang dipakai dalam pengumpulan data dan sifat data yang diperoleh.
Adapun metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif,
untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas (Soemitro, 1990:
116). Data yang diperoleh kemudian akan disusun secara sistematis
sehingga akan diperoleh gambaran yang komprehensif, dan
selanjutnya dianalisis secara kualitatif yaitu dengan memperhatikan
data-data yang ada.
F. Sistematika Penulisan
Pada tugas akhir ini terdiri dari lima bab, bab-ni saling berkaitan satu sama
lain. Sistematika penulisan ini adalah:
BAB I ini akan mengantarkan tugas akhir kepada pembaca secara
menyeluruh. Dalam pendahuluan ini akan dijelaskan tentang hal-hal yang
berkaitan atau berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan, metodologi penelitian, telaah pustaka,
penegasan istilah serta sistematika penulisan
Dalam BAB IIini akan membahas landasan teori tentang
pengertian bank syariah, pengertian murabahah, pengertian margin, minat,
UMKM, kendala pembiayaan bermasalah dan penanganan di bank syariah
BAB III dalam ini penulis menguraikan gambaran secara umum
objek penelitian dan data-data deskriptif.Gambaran umum disajikan dalam
bentuk informasi. Sub ini berisi tentang sejarah berdirinya Bank Syariah
Mandiri, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk-produk yang ada di
Bank Syariah Mandiri
BAB IV pada ini akan dibahas secara mendalam tentang analisis.
ini merumuskan tentang hal yang berkaitan dari penjelasan diawal, berisi
tentang prosedur pembiayaan, kendala pembiayaan, dan pengaruh nilai
margin pembiayaan terhadap minat nasabah di Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran
BAB V ini merupakan terakhirdalam penulisan tugas akhir ini dan
merupakan yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang pokok usahanya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang, yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariat Islam (Muhamad, 2002:13).
Menurut (UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankan) Bank Syariah adalah bank umum yang
melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Menurut Muhamad (2001:06), Produk Operasional Bank Syariah,
meliputi :
1) Produk Penghimpunan Dana
a) Simpanan/tabungan Wadiah adalah dana yang tiap waktu dapat
ditarik pemilik atau anggota dengan cara mengeluarkan
semacam surat berharga atau pemindah bukuan dan perintah
membayar lainnya. Tabungan wadiah dikenakan biaya
administrasi, namun oleh karena dana dititipkan diperkenankan
untuk diputar maka oleh bank syariah kepada penyimpan dana
dapat diberikan bonus sesuai dengan jumlah dana yang ikut
berperan didalam pembentukan laba bagi bank syariah.
b) Simpanan/tabungan Mudharabah adalah simpanan
tabungan pemilik dana yang penyetoran dan penarikannya
dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati sebelumnya.
c) Deposito Mudharabah adalah simpanan masyarakat di bank
syariah yang pengambilannya sesuai waktu yang telah
ditetapkan oleh bank syariah. Variasi deposito mudharabah
ini diklasifikasikan kedalam deposito: 1 bulan, 3 bulan, 6
bulan dan 12 bulan.
2) Produk Penyaluran Dana
Bank syariah bukan sekedar lembaga keuangan yang bersifat
sosial.Namun, bank syariah juga sebagai lembaga bisnis dalam
rangka memperbaiki perekonomian umat. Sejalan dengan itu, maka
dana yang dikumpulkan dari masyarakat harus disalurkan dalam
bentuk pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.
a) Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapatdi persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebutsetelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil (kasmir, 2008).
Pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (muhamad,
2001:260).
b) Macam-macam pembiayaan
Pembiayaan dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu sebagai
berikut (Sudarsono, 2003: 47):
(1) Berdasarkan Prinsip Jual Beli
(a) Ba’i al-Murabahah
Ba’i al-Murabahah adalah jual beli barang pada
harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati
antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah,
penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada
pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam
jumlah tertentu. Pada perjanjian murabahah, bank
membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh
nasabah dengan membeli barang itu dari pemasok, dan
kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang
ditambah keuntungan atau di-mark-up. Dengan kata lain,
penjualan barang kepada nasabah dilakukan atas dasar
cost-plus profit.
(b) Ba’i as-salam
Ba’i as-salam adalah akad pesanan barang yang
disebutkan sifat-sifatnya, yang dalam pengertian itu
pemesan barang menyerahkan uang seharga barang
pesanan yang barang pesanan tersebut menjadi
tanggungan penerima pesanan, dan akad tersebut
mempergunakan salah satu dari dua lafat.
(c) Ba’i al-Istishna
Ba’i al-Istinhna adalah merupakan suatu jenis
khusus dari ba’i as-salam.Biasanya jenis ini digunakan
dalam bidang manufaktur. Produk ishtisna menyerupai
produk salam, namun dalam pembayarannya dapat
dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran.
(2) Berdasarkan Prinsip Sewa
Al Ijarah berasal dari kata aljru yang berarti al
’iwadhu (ganti).Ijarah adalah akad pemindahan hak guna
atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu
sendiri. Dalam konteks perbankan syari’ah ijarah adalah
lease contract dimana suatu bank atau lembaga keuangan
menyewakan peralatan kepada salah satu nasabahnya
berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan
secara pasti sebelumnya.
(3) Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil
(a) Musyarakah
Musyarakah adalah kerjasama antara kedua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan. Musyarakah ada dua jenis, yaitu
musyarakah pemilikan dan musyarakah akad
(kontrak).Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan
wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu
aset oleh dua orang atau lebih.Sedangkan musyarakah
akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau
lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan
modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian.
(b) Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara
dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola.
(1) Prinsip pembiayaan didasarkan pada rumusan 5C
(Muhamad, 2002:261) yaitu:
(a) Character, artinya sifat atau karakter nasabah
pengambil pinjaman.
(b) Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk
menjalankan usaha dan mengembal ikan pinjaman
yang diambil.
(c) Capital, artinya besarnya modal yang diperluakn
peminjam.
(d) Colateral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang
diberikan peminjam kepada bank.
(e) Condition, artinya keadaan usaha atau nasabah yang
prospek atau tidak.
2. Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Murabahah merupakan salah satu konsep Islam dalam melakukan
perjanjian jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh bank dan
lembaga-lembaga keuangan islam untuk pembiayaan modal kerja, dan
pembiayaan perdagangan para nasabahnya.
Murabahah adalah satu bentuk perjanjian jual beli yang harus
tunduk pada kaidah dan hukum umum jual beli yang berlaku dalam
mu’amalah islam (Muhamad, 2001: 22).
b. Landasan teori
1) Al-Qur’an
“hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara
kamu”(QS. An-Nisa’: 29).
“Dan Allah swt. Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”(QS. Al-Baqarah: 275).
2) Sunnah
“dari Abu Said al-Hudriyyi bahwa rasulullah saw. Bersabda:
sesungguhnya jual beli itu harus dilalukan suka sama suka”(HR
Al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan Sahih menurut Ibn Hibban).
c. Aspek Teknis
1) Outright Purchase
a) Bank menunjuk nasabahnya sebagai agen pembelian barang
dimaksud atas nama bank, dan bank membayar harga barang.
Pembayaran harga beli hanya sah bila dilengkapi invoice,
draft/bill, confirmed delivery order atau dokumen-dokumen
sejenis. Bank harus memastikan bahwa:
1. draft/bill tidak boleh kadaluarsa (biasanya tidak lebih dari 14
hari setelah tanggal tertulis).
2. pembiayaan ganda (double financing) harus dihindari.
b) Bank syariah selanjutnya menjual barang ke nasabahnya pada
harga yang telah disepakati bersama, yaitu harga pembelian
ditambah margin keuntungan, dan menerbitkan suatu
murabahah note bernilai nominal sebesar harga jual untuk
dilunasi dengan tangguh tempo 30 hari, 60 hari, 90 hari atau
jangka waktu lain yangtelah disepakati bersama.
c) Pada saat murabahah note jatuh tempo, nasabah membayar
bank dengan mendebit rekening korannya di bank
bersangkutan.
2) Penjualan barang atau jasa
a) Bank syariah membiayaai biaya pembuatan barang, dan
selanjutnya menjual barang tersebut kepada nasabahnya pada
harga yang telah disepakati bersama, yaitu biaya ditambah
marjin keuntungan bank.
b) Pembayaran dilakukan dengan jangka waktu yang telah
disepakati bersama.
c) Nasabah melunasi pembayaran kepada bank pada saat jatuh
tempo.
3) Pembiayaan kontrak murabahah
a) Nasabah menyiapkan rincian biaya dari kontrak yang telah
diberikan kepadanya.
b) Bank syariah membeli kontrak dimaksud senilai biayanya, dan
mencairkan dana pembiayaan sesuai dengan prestasi
penyelesaian kontrak.
c) Bank dapat mengawasi atau menggunakan pihak ketiga, yaitu
konsultan atau professional untuk mengawasi pekerjaan
nasabah dengan persetujuan nasabah.
d) Pada saat selesainya kontrak, bank syariah menjual kepada
nasabahnya pada harga yang telah disepakati bersama, yaitu
harga beli ditambah marjin keuntungan bank.
e) Hasil pembayaran kontrak dibayarkan kepada bank dan
digunakan untuk melunasi kepada bank. Jika ada kelebihan,
bank mengembalikan kepada nasabah.
4) Terms of Conditions
Semua permohonan untuk fasilitas murabahah harus
memenuhi terms of conditions sebagai berikut:
a) Syarat pengajuan permohonan
(1) Individu
(a) Minimal berusia 21 tahun
(b) Berakal sehat
(c) Mempunyai integritas pribadi yang baik
(2) Perusahaan
Badan hukum yang tidak bertentangan dengan syariah
lebih disukai bila pemohon mempunyai rekening bank di
bank syariah atau cabang-cabangnya.
b) Margin pembiayaan
Bank dapat menyediakan pembiayaan sampai dengan 100%
berdasarkan biaya barang yang akan dibeli atau biaya kontrak
yang didapat nasabah.
c) Penetapan harga
Harga jual kepada nasabah adalah harga beli ditambah
marjin keuntungan bank. Marjin keuntungan akan ditentukan
bank dari waktu ke waktu.
d) Jangka waktu pengembalian
Waktu pengembalian setiap pembayaran murabahah tudak
kurang dari 30 hari, waktu kurang dari 1 bulan dianggap 1
bulan, atau jangka waktu lain yang telah disepakati bersama.
e) Cara pengembalian
Pada saat jatuh tempo, nasabah memberikan wewenang
kepada bank untuk mendebit kewajibannya dari rekening
banknya.
f) Agunan
Selain dari agungan barang yang mendapat pembiayaan,
bank jika rasa perlu dapet meminta agungan atau garansi. Jenis
dan nilainya akan ditentukan oleh bank pada saat menyetujui
permohonan pembiayaan (Muhamad, 2001: 22).
Gambar 2.1
Skema Baial-Murabahah
Negosiasi
Akad Jual Beli
Pembayaran
(Sumber : Faqih, 2008 : 91)
3. Margin
Menurut karim (2010: 280) Secara teknis yang dimaksud dengan
marjin keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapakan pertahun
perhitungan marjin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam
setahun ditetapkan 360 hari, perhitungan marjin keuntungan secara
bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulanan.
Menurut muhamad (2001: 103) Suku bunga ikut diperhitungkan
ketika mark-up dalam transaksi murabahah ditetapkan. Hal ini menjadi
praktis dan sesuai dengan keadaan hidup.Inflasi diukur dan suku bunga
serta inflasi saling diperbandingkan. Memperhatiakn mark-up dan
keuntungan pada uang yang diinvestasikan dalam transaksi-transaksi yang
mendasarinya, sebagaimana harus memenuhi pertimbangan-pertimbangan
keuntungan para deposan dan para pemegang saham.
Bank ( Penjual)
Nasabah (Pembeli)
Barang dari Suplier
Beberapa pendukung perbankan islam berpendapat bahwa mark-up
murabahah akan lebih rendah daripada suku bunga dominan untuk dana-
dana semisal yang disalurkan. Alasannya adalah baha bank islam, karena
kemampuannya untuk membeli barang secara borongan dapat memperoleh
diskon-diskon dari para penyalur. Diskon-diskon ini kemudian dapat
ditransfer kepada para nasabah murabahah dalam bentuk mark-up yang
lebih rendah, yang akan menurunkan biaya pembiayaan nasabah.
Bagaimanapun juga, bentuk yang dipakai bank-bank islam dalam
mempraktikkan murabahah, tidak hanya memberikan dukungan bagi
pandangan tersebut. Mereka umumya membeli barang ketika masing-
masing nasabah mengajukan permintaan pembelian, menunjukkan bahwa
tiap-tiap pembelian adalah saling terpisah antara satu dengan yang lain.
Jika bank Islam tidak memiliki suatu cabang dagang yang membeli barang
secara borongan, harga barang lewat pembiayaan murabahah mungkin tak
akanditekan lebih murah. Namun demikian, karena adanya kompetisi
penyaluran biaya antara bank Islam dengan bank konvensional, kebutuhan
untuk memberikan keuntungan yang kompetitif bagi para deposan dan
pemegang saham bank Islam, dan dekatnya tingkat mark-up dan suku
bunga, maka transfer semacam itu kepada nasabah murabahah, kalaupun
ada, tidak akan mungkin besar. Dapat dikatakan bahwa, alih-alih lebih
murah, biaya dalam pembiayaan murabahah dapat lebih mahal.Dalam
pembiayaan berdasarkan bunga, banker cukup diberi data financial yang
relevan untuk menilai posisi keuangan nasabah, dan utuk menilai proyek
yang dimohonkan pembiayaan. Penelitian pasar yang memakan biaya,
kertas kerja yang dihasilkan dari memproses permintaan pembiayaan
murabahah, kontak dengan para penyalur, penanganan dokumen,
pemantauan yang terus terhadap perkembangan penjualan barang-barang
murabahah setelah diberikan kepada nasabah, semua ini memerlukan
keterlibatan yang lebih dari personil bank, jika dibandingkan dengan
pembiayaan berbasis bunga. Kenaikan biaya akan tercermin dalam harga
total barang-barang murabahah.
Penentuan Margin Pembiayaan.
a. Nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank harus ditetapkan
sebelum penandatanganan pembiayaan. Nisbah dapat ditentukan
seperti 70:30, 60:40 atau berapa saja sesuai dengan kesepakatan
bersama.
b. Bank dalam menentukan berapa besar nisbah bagi hasil yang akan
diterimanya hendaklah memperhitungkan besar biaya dana
(keuntungan bagi hasil untuk deposan dan penabung) serta biaya
operasional bank lainnya.
c. Dalam menentukan jumlah jumlah keuntungan yang akan di
bagikan seandainya perjanjian merupakan kerjasama murni dalam
bentuk proyek maka hendaklah mempergunakan perhitungan
keuntungan sebelum dikenakan pajak. Seandainya nasabah
merupakan suatu PT maka kebijaksanaan perusahaan dalam
membagikan deviden hendaklah dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan (muhamad, 2002: 20)
4. Minat
Minat terdiri dari:
a. Pelayanan
Menurut Kotler (2002: 83) defenisi pelayanan adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepihak
lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi
tercapainya kepuasan konsumen itu sendiri.
b. Kepuasan pelanggan
Fredy Rangkuti (2003) menyatakan bahwa kepuasan konsumen
didefinisikan sebagai respon konsumen terhadap ketidak sesuaian
antara tingkat kepentingan sebelumnya dengan kinerja aktual yang
dirasakan setelah pemakaian.
5. UMKM(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.UMKM
merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca
krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga
menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam
negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran.
a. UMKM terdiri dari :
1) Usaha Mikro: usaha produktif milik orang perorang atau badan
usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih maksimal
Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
atau hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 300 juta rupiah.
2) Usaha Kecil: usaha ekonomi produktif yang berdiri sndiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yag m emiliki kekayaan bersih > Rp. 50 juta s.d. Rp. 500 juta.
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau hasil
penjualan tahunan Rp. 300 juta s.d. Rp. 2,5 milyar.
3) Usaha menengah: usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih > Rp. 500 juta sampai
s.d. Rp. 10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha atau hasil penjualan tahunan > Rp. 2,5 milyar s.d. Rp.
150 milyar.
b. Asas, Prinsip, Tujuan, dan Kriteria UMKM
1. Asas-asas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah antara lain:
a) Kekeluargaan
b) demokrasi ekonomi
c) kebersamaan
d) efisiensi berkeadilan
e) berkelanjutan
f) berwawasan lingkungan
g) kemandirian
h) keseimbangan kemajuan
i) kesatuan ekonomi nasional
2. Prinsip pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
antara lain:
a) Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk berkarya dengan
prakarsa sendiri
b) Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel
dan berkeadilan
c) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan
berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah
d) Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
e) Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian secara terpadu
3. Tujuan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
antara lain
a) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang
seimbang, berkembang dan berkadilan
b) Menumbuhkan dan mengembangkan Kemampuan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah menjadi sistem usaha yang
tangguh dan mandiri
c) Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja,
pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dari kemiskinan
4. Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja
atau jumlah karyawan merupakan suatu tolak ukur yang
digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai
usaha kecil atau besar, sebagai berikut:
a) Usaha Mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu usaha
produktif milik orang perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Adapun
kriteria usaha Mikro menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, antara lain:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha
2) Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp
300.000.000,00
(ket.: nilai nominal dapat diubah sesuai dengan
perkembangan perekonomian yang diatur oleh
Peraturan Presiden)
Ciri-ciri usaha mikro, antara lain:
1) Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap,
sewaktu-waktu dapat berganti
2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-
waktu dapat pindah tempat
3) Belum melakukan administrasi keuangan yang
sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan
keuangan keluarga dengan keuangan usaha
4) Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum
memiliki jiwa wirausaha yang memadai
5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun
sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga
keuangan non bank Umumnya tidak memiliki izin
usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP.
Contoh usaha mikro, antara lain:
1) Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan,
peternak, nelayan dan pembudidaya
2) Industri makanan dan minuman, industri
meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri
pandai besi pembuat alat-alat
3) Usaha perdagangan seperti kaki lima serta
pedagang di pasar dll
4) Peternakan ayam, itik dan perikanan
5) Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon
kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi)
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro
adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial
untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi
intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai
karakteristik positif dan unik yang tidak selalu
dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :
1) Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi,
kemampuannya menyerap dana yang mahal dan
dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih
tetap berjalan bahkan terus berkembang
2) Tidak sensitive terhadap suku bunga
3) Tetap berkembang walau dalam situasi krisis
ekonomi dan moneter
4) Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan
dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan
pendekatan yang tepat.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih
banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan
kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada
sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.
Profil usaha mikro yang selama ini berhubungan
dengan lembaga Keuangan, adalah:
1) Tenaga kerja, mempekerjakan 1-5 orang
termasuk anggota keluarganya.
2) Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor-intensive.
3) Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat
bisnis.
4) Pemasaran, tergantung pasar lokal dan jarang
terlibat kegiatan ekspor-impor.
5) Manajemen, ditangani sendiri dengan teknik
sederhana.
6) Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang
diatur hukum: perijinan, pajak, perburuhan, dll.
Jika melihat sekeliling kita, banyak sekali usaha
mikro yang terus berjalan. Dan waktu telah
menunjukkan bahwa pada saat krisis ekonomi terjadi
di Indonesia, maka usaha mikro termasuk usaha yang
tahan dalam menghadapi krisis, karena biasanya tidak
mendapat pinjaman dari luar, pasar domestik, biaya
tenaga kerja murah karena dibantu oleh anggota
keluarga. Dan rata-rata usaha mikro banyak yang
telah bertahan lebih dari 8 tahun, dan tetap bertahan,
bahkan ada yang memiliki pengalaman lebih dari 20
tahun.
b) Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral
dalam dunia usaha nasional yang memiliki
kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan
dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional
pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada
khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan
kegiatan usaha dalam memperluas lapangan
pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang
luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan
dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Usaha kecil menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah yaitu usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang
perorangan yang dilakukan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang. Adapun kriteria
usaha kecil Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, antara lain:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,00 sampai dengan paling banyak
Rp 2.500.000.000,00
(ket.: nilai nominal dapat diubah sesuai dengan
perkembangan perekonomian yang diatur oleh
Peraturan Presiden)
Perbedaan usaha kecil dengan usaha lainnya, seperti
usaha menengah dan usaha kecil, dapat dilihat dari:
1) Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan,
yang menyebabkan pengusaha kecil tidak
memiliki akses yang cukup menunjang terhadap
jasa perbankan.
2) Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam
meningkatkan usahanya, karena teknologi yang
digunakan masih bersifat semi modern, bahkan
masih dikerjakan secara tradisional.
3) Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam
mengembangkan usahanya, seperti: untuk tujuan
ekspor barang-barang hasil produksinya.
4) Bahan-bahan baku yang diperoleh untuk
kegiatan usahanya, masih relatif sulit dicari oleh
pengusaha kecil.
Secara umum bentuk usaha kecil adalah usaha
kecil yang bersifat perorangan, persekutuan atau
yang berbadan hukum dalam bentuk koperasi yang
didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para
anggota, ketika menghadapi kendala usaha. Dari
bentuk usaha kecil tersebut, maka penggolongan
usaha kecil di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Usaha Perorangan. Merupakan usaha dengan
kepemilikan tunggal dari jenis usaha yang
dikerjakan, yang bertanggung jawab kepada
pihak ketiga/pihak lain. maju mundurnya
usahanya tergantung dari kemampuan
pengusaha tersebut dalam melayani
konsumennya. harta kekayaan milik pribadi
dapat dijadikan modal dalam kegiatan usahanya.
2) Usaha Persekutuan. Penggolongan usaha kecil
yang berbentuk persekutuan merupakan kerja
sama dari pihak-pihak yang bertanggung jawab
secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam
menjalankan bisnis.
Sedangkan, pada hakikatnya penggolongan usaha
kecil, yaitu:
1) Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan,
industri rumahan, industri logam, dan lain
sebagainya.
2) Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini
market, koperasi, dan sebagainya.
3) Usaha informal, seperti: pedagang kaki lima
yang menjual barang-barang kebutuhan pokok.
Contoh Usaha Kecil, antara lain:
1) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan
yang memiliki tenaga kerja
2) Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang
pengumpul lainnya
3) Pengrajin industri makanan dan minuman,
industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-
alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan
4) Peternakan ayam, itik dan perikanan.
c) Usaha Menengah
Usaha Menengah dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-
undang. Adapun kriteria usaha Menengah menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
antara lain:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp
10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00
(ket.: nilai nominal dapat diubah sesuai dengan
perkembangan perekonomian yang diatur oleh
Peraturan Presiden)
Ciri-ciri usaha menengah, antara lain:
1) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan
organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan
lebih modern, dengan pembagian tugas yang
jelas antara lain, bagian keuangan, bagian
pemasaran dan bagian produksi
2) Telah melakukan manajemen keuangan dengan
menerapkan sistem akuntansi dengan teratur,
sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh
perbankan
3) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan
organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek,
pemeliharaan kesehatan dll
4) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas
antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat,
NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll
5) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan
perbankan
6) Pada umumnya telah memiliki sumber daya
manusia yang terlatih dan terdidik.
Jenis atau macam usaha menengah hampir
menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor
mungkin hampir secara merata, yaitu:
1) Usaha pertanian, perternakan, perkebunan,
kehutanan skala menengah
2) Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan
impor
3) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal
Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus
antar propinsi
4) Usaha industri makanan dan minuman,
elektronik dan logam
5) Usaha pertambangan batu gunung untuk
kontruksi dan marmer buatan.
6. Menurut Muhamad (2002: 267) kendala pembiayaan bermasalah dan
penanganan di bank syariah
a. Analisa sekemacetan, meliputi:
1) Aspek internal
a) Peminjam kurang cakap dalam usaha tersebut
b) Manajemen tidak baik atau kurang rapi
c) Laporan keuangan tidak lengkap
d) Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan
e) Perencanaan yang kurang matang
f) Dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha
tersebut
2) Aspek eksternal
a) Aspek pasar kurang mendukung
b) Kemampuan daya beli masyarakat kurang
c) Kebijakan pemerintah
d) Pengaruh lain diluar usaha
e) Kenakalan pemimjam
b. Menggali potensi peminjam
Nasabah yang mengalami kemacetan dalam membayar kewajiban
harus dimotivasi untuk memulai kembali dan mengantisipasi
penyekemacetan angsuran atau usaha. Untuk itu perlu digali potensi
yang ada pada peminjam agar dana yang telah digunakan lebih efektif
lagi untuk digunakan. Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Adakah peminjam memiliki kecakapan lain ?
2) Adakah peminjam memiliki usaha lain ?
3) Adakah penghasilan lain peminjam ?
c. Melakukan perbaikan akad
d. Memberikan pinjaman ulang
e. Penundaan pembayaran
f. Memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu atau akad dan
margin baru
g. Memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil
h. Penyitaan barang jaminan pembiayaan
Cara-cara menyita barang jaminan yang diajarkan menurut ajaran
Islam :
a. Simpati : sopan, menghargai, dan fokus ke tujuan penyitaan
b. Empati : menyelami keadaan nasabah, bicara seakan untuk
kepentingan nasabah, membangkitkan kesadaran nasabah untuk
mengembalikan utangnya.
c. Menekan : tindakan ini dilakukan jika dua tindakan sebelumnya
tidak diperhatikan.
Apabila cara ketiga tidak juga diacuhkan oleh nasabah, maka cara
lain yang ditempuh adalah :
a. Menjual barang jaminan
Prosedur yang dijalankan dalam hal ini adalah jika sebelumnya
telah diadakan perjanjian atau didalam akad secara tertulis untuk
menjual barang jaminan.Jika nilai jaminan tidak sebanding dengan
nilai yang dipinjamkan maka salah satu dari kedua belah pihak
harus menutupinya.Prosedur penjualan barang jaminan adalah
menjual barang jaminan kemudian dikonversikan lalu ditutupi.
b. Menyita barang yang senilai dengan nilai pinjaman
Prosedur ini hanya dapat dilakukan jika sebelumnya telah ada
perjanjian secara tertulis untuk menyita barang yang senilai dengan
nilai peminjaman.
BAB III
LAPORAN OBYEK
1. Gambaran Umum
a. Sejaran dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan
integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah
Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.Kehadiran BSM sejak tahun
1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah paska krisis
ekonomi dan moneter 1997-1998.Sebagaimana diketahui, krisis
ekonomi dan moneter sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis multi
dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan
beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
kehidupan masyarakat, tidak kecuali dunia usaha.Dalam kondisi
tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah akhirnya
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi
sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimili oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB
berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melalukan upaya
mergerdengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Padasaat bersamaan, pemerintah melakukan pemgabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bnak Bumi Daya, Bank
Exim, Bank Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 juli 1999.Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompaok perusahaan
bank mandiri, sebagai respon atas berlakunya UU No. 10 tahun 1998,
yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah
(dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yangtepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dan bank konvensional
menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga
kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,
SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bnak Indonesia No.
1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank
Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tambil dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani,
yang melandasi kegiatan operasionalnya.Harmoni antara idealisme
usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan
Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.BSM
hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang
lebih baik.
2. Profil Perusahaan
Nama : PT Bank Syariah Mandiri
Alamat :Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5
Jakarta 10340 –Indonesia
Telepon : (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting)
Faksimili : (62-21) 3983 2989
Situs Web : www.syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri : 25 Oktober 1999
Tanggal Beroperasi : 1 November 1999
Modal Dasar : Rp2.500.000.000.000,-
Modal Disetor : Rp1.489.021.935.000,-
Kepemilikan Saham
1. PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. :231.648.712 lembar saham
(99,999999%)
2. PT Mandiri Sekuritas :1lembar saham
(0,000001%).
3. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
a. Visi: Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
b. Misi
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata
industri yang berkesinambungan.
2) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
3) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja
yang sehat.
4) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan.
5) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
4. Budaya Perusahaan
setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak
pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru disepakati
bersama untuk di-sharedoleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang
disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared ValuesBank Syariah
Mandiri disingkat “ETHIC”.
a. Excellence:
Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented).
b. Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
c. Humanity:
Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan
lingkungan.
d. Integrity:
Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi.
e. Customer Focus:
Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan
berupaya melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).
5. Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri (BSM)
Bank Sayariah Mandiri (BAM) menganut prinsip-prinsip operasi
sebagai berikut :
a. Prinsip Keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atasdasar bagi
hasil dan mengambil margin keuntungan yang disepakati bersama.
b. Prinsip Kemitraan
Maksudnya adalah bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM)
menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana,
maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat, hal ini
tercermin dalam hak, kewajiban, risiko dan kauntungan yang
berimbang diantara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna
dana maupun bank. Bank berfungsi sebagai intermediary
institutionlewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.
c. Prinsip keterbukaan
Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara
berkesinambungan nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan
dana dan kualitas manajemen bank.
d. Universalitas
Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-
bedakan.
6. Strukrur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
Gambar 3.1
Strukrur Organisasi BSM KCP Ungaran
Sumber: Andhi Suryanendra (Operation officer)
Kepala BSM KCP Ungaran
Roni Irawan
Operation Officer
Andhi Suryanendra
Kepala Warung Mikro
Anggit Pragusto Sumarsono
Marketing Mikro
Dwi suprapman
Abdun nafi’
Pamor nugroho
Admin Pembiayaan
Mikro
Lihatul Wahidah
SA
Dewangga Riwicaksana
Muhammad Nurudin
Teller
Tyas Chairinnisa
Customer Service
Elisa Nurma Yunita
Diangga Yusuf
sasotyo
Back Office
Kania Anglila
Kinantyan
Tugas dan Tanggung Jawab:
1. Kepala Cabang Pembantu
a. Memastikan tercapainya target bisnis yang telah ditetapkan
berikut unit kerja dibawah koordinasinya meliputi :
pendanaan, pembiayaan, dan laba bersih baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
b. Memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan
prudentialitas seluruh aktivitas cabang pembantu.
c. Memastikan terlaksananya standart layanan nasabah di
cabang pembantu.
d. Memastikan pelapor (intern dan ekstern) dilakukan secara
akurat dan tepat waktu.
e. Mengkoordinasi dan menetapkan rencana kerja dan
anggaran tahunan cabang pembantu, agar selaras dengan
visi, misi, dan srategi jangka panjang bank.
f. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target
kerja seluruh bagian di unit kerjanya, untuk mendukung
tercapainya tujuan bank.
g. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana
kerja yang ditetapkan secara tepat waktu.
h. Memastikan analisa SWOT secara berkala untuk
mengetahui posisi cabang pembantu terhadap posisi
pesaing di wilayah kerja setempat.
i. Menetapkan kebutuhan dan strategi pengembangan SM di
cabangnya masing-masing, untuk memastikan jumlah dan
kualifikasi SDI sesuai dengan strategi bank.
2. Operation Officer
a. Memastikan terkendalinya biaya operasional dengan efisien
dan efektif.
b. Memastikan transaksi harian operasional telah sesuai
dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan.
c. Memastikan telah terlaksananya standart layanan nasabah
yang optimal.
d. Mengelola sarana dan prasarana kantor.
e. Memastikan pemenuhan kewajiban pelaporan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
f. Mengelola semua kegiatan administrasi, dokumentasi dan
kewajiban pelaporan yang dilaksanakan dengan peraturan
yang berlaku.
g. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target
kerja seluruh pegawai bawahan langsung, untuk
memastikan tercapainya target kerja bagiannya.
h. Membuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja
mingguan/bulanan dibagiannya untuk memastikan
kesesuaiannya dengan rencana kerja unit kerjanya.
3. Sales Asisstant
a. Menyusun laporan portofolio dan profitability nasabah,
baik pembiayaan maupun pendanaan sesuai dengan target
b. Memastikan kelengkapan persyaratan penandatanganan
akad dan pencairan pembiayaan nasabah
c. Menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban
nasabah
d. Melakukan korespondensi berkaitan dengan pendanaan
baik intern maupun ekstern
e. Membuat SP3 atau surat penolakan atas permohonan
pembiayaan nasabah yang ditolak
f. Membuat pengajuan BI/Bank/Trade Checking
g. Memelihara data profil nasabah pendanaan
h. Menyusun laporan pencapaian target
4. Kepala Warung Mikro
a. Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang
diajukan nasabah
b. Menindak lanjuti permohonan pembiayaan nasabah dalam
bentuk NAP
c. Melakukan BI Checking pembiayaan mikro
d. Menyelesaikan pembiayaan mikro yang bermasalah
5. Pelaksana Warung Mikro
a. Melakukan pemasaran pembiayaan melalui kunjungan
langsung kepada calon nasabah.
b. Melakukan prakualifikasi terhadap calon nasabah dan
usahanya berdasarkan ketentuan pembiayaan warung
mikro.
c. Melaksanakan monitoring rekening dan aktifitas usaha
nasabah dan mengambil langkah pencegahan atas
penurunan kinerja/aktifitas nasabah.
d. Melakukan pengecekan data calon nasabah melalui BI
Checking dan membuat proposal.
6. Administasi Warung Mikro
a. Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen
pembiayaan sebelum pembiayaan dicairkan berdasarkan
persyaratan yang telah disepakati
b. Membuat akad pembiayaan
c. Mengecek kelengkapan data
d. Menindaklanjuti proses pencairan pembiayaan kepada
nasabah
7. Syaria Funding Executive
a. Memasarkan produk pendanaan, treasury dan haji sesuai
strategi pemasaran yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan monitoring rekening dan aktifitas usaha
nasabah danmengambil langkah pencegahan atas penurunan
kinerja/aktifitas nasabah.
c. Memberikan pelayanan khusus dalam setiap interaksi
dengan nasabah priority.
8. Back Office
a. Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh
dokumen terkait pelaporan.
b. Melaksanakan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai
dengan ketentuan dan SOP yang berlaku.
c. Menatausahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan
fasilitas pegawai lainnya.
d. Menatausahakan absensi harian pegawai, cuti pegawai dan
pemberian pinjaman pegawai.
e. Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen
pembiayaan sebelum dicairkan.
f. Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal
pembiayaan dengan tertib dan aman.
g. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.
h. Memelihara administrasi dan dokumentasi seluruh transaksi
i. Menjaga kerahasiaan password yang menjadi
wewenangnya
9. Teller
a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan
ketentuan SOP.
b. Mengisi uang tunai di mesin ATM Bank Syariah Mandiri
c. Mengelola uang yang layak dan tidak layak edar/uang palsu
d. Menyediakan laporan transaksi harian
e. Mengelola saldo kas teller sesuai limidyang ditentukan
f. Melakukan cash count akhir hari
10. Customer Service
a. Memberikan informasi produk dan jasa bank kepada
nasabah
b. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan
rekening tabungan, giro, dan deposito
c. Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah
d. Menyampaikan dokumen berharga bank dan kartu ATM
kepada nasabah
e. Memastikan tersedianya media promosi produk dan jasa
bank
f. Membuat pelaporan pembukaan dan penutupan rekening
g. Mendistribusikan salinan rekening koran kepada nasabah
h. Memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan
7. Produk-produk Bank Syariah Mandiri
a. Produk pendanaan
1) Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas
dibuka di konter BSM atau melalui ATM. Fitur dan Biaya:
a) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad
mudharabah muthlaqah
b) Minimum setoran awal: Rp80.000 (perorangan) dan
Rp1.000.000 (non-perorangan)
c) Minimum setoran berikutnya: Rp10.000
d) Saldo minimum: Rp50.000
e) Biaya tutup rekening: Rp20.000
f) Biaya administrasi Rp6.000
2) BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil
berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang
telah ditetapkan.Fitur:
a) Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah
b) Bagi hasil yang kompetitif
c) Periode tabungan 1 s.d. 10 tahun
d) Usia nasabah minimal 17 tahun dan maksimal 65
tahun saat jatuh tempo
e) Setoran bulanan minimal Rp100 ribu Target dana
minimal Rp1,2 juta dan maksimal Rp200 juta
f) Jumlah setoran bulanan dan periode tabungan tidak
dapat diubah
g) Tidak dapat menerima setoran diluar setoran
bulanan
h) Saldo tabungan tidak bisa ditarik, dan bila ditutup
sebelum jatuh tempo (akhir biaya masa kontrak)
akan dikenakan administrasi
3) BSM Tabungan Simpatik
Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang
disepakati. Fitur & Biaya
a) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad Wadiah
b) Setoran awal minimal Rp20.000 (tanpa ATM) &
Rp30.000 (dengan ATM)
c) Setoran berikutnya minimal Rp10.000 Saldo
minimal Rp20.000 Biaya tutup rekening Rp10.000
d) Biaya administrasi Rp2.000 per rekening per bulan
atau sebesar bonus bulanan (tidak memotong
pokok) Biaya pemeliharaan kartu ATM Rp2.000 per
bulan
4) BSM tabungan Investa Cendekia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan
dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan
dilengkapi dengan perlindungan asuransi.Fitur:
a) Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah
b) Periode tabungan 1 s.d. 20 tahun Usia nasabah
minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun saat jatuh
tempo
c) Setoran bulanan minimal Rp100.000 s.d.
Rp10.000.000 dengan kelipatan Rp50.000
d) Bagi hasil yang kompetitif
e) Jumlah setoran bulanan dan periode tabungan tidak
dapat diubah namun dapat dilakukan setoran
tambahan diluar setoran bulanan
5) BSM Tabunganku
Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan
ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di
Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Fitur & Biaya:
a) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadhi’ah
yad dhamanah.
b) Setoran awal pembukaan rekening minimum
Rp20.000 (tanpa ATM) dan Rp80.000 (dengan
ATM).
c) Setoran tunai selanjutnya minimum Rp10.000.
Saldo minimum rekening (setelah penarikan) adalah
Rp20.000 (tanpa ATM) dan Rp50.000 (dengan
ATM).
d) Jumlah minimum penarikan di counter sebesar
Rp100.000 kecuali pada saat penutupan rekening.
e) Bebas biaya administrasi rekening. Biaya
pemeliharaan Kartu TabunganKu Rp2.000 (bila
ada).
f) Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah
Rp20.000.
g) Biaya ganti buku karena hilang/rusak atau selainnya
sebesar Rp0. Rekening dormant (tidak ada transaksi
selama 6 bulan berturut-turut): Biaya penalti
Rp2.000 per bulan. Apabila saldo rekening
mencapai <Rp20.000, maka rekening akan ditutup
oleh sistem dengan biaya penutupan rekening
sebesar sisa saldo.
6) BSM Giro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan
prinsip wadiah yad dhamanah. Fitur & Biaya:
a) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah
yad dhamanah
b) Setoran Awal minimum Rp500.000 (perorangan)
dan Rp1.000.000 (Non-Perorangan)
c) Saldo minimum Rp500.000 (perorangan) dan
Rp1.000.000 (Non-Perorangan)
7) BSM Giro Valas
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar
untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan
berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah untuk
perorangan atau non-perorangan. Fitur & Biaya:
a) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah
yad dhamanah
b) Bebas biaya penarikan bank notes sampai dengan
USD5.000 per bulan
c) Setoran Awal minimum USD1.000 Saldo minimum
USD1.000
d) Biaya administrasi bulanan USD5 Biaya tutup
rekening USD10
8) BSM Deposito
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah
yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah
untuk perorangan dan non-perorangan.Fitur & Biaya:
a) Jangka waktu yang fleksibel: 1, 3, 6 dan 12 bulan
b) Dicairkan pada saat jatuh tempo Setoran awal
minimum Rp2.000.000
c) Biaya Materai Rp6.000
d) Biaya Penarikan: Rp30.000/rekening
b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Investasi
Fasilitas pembiayaan jangka pendek / jangka panjang dalam
mata uang rupiah maupun valuta asing untuk membiayai
kebutuhan investasi berupa rehabilitasi, modernisasi,
perluasan, pendirian proyek baru dan atau kebutuhan
khusus lainnya yang dinilai layak oleh bank.Fitur:
a) Limit pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan
b) Pembiayaan dapat dalam mata uang rupiah dan US
Dollar
c) Menggunakan prinsip jual beli / sewa dengan
margin yang disepakati bersama
d) Margin pembiayaan fixed selama masa pembiayaan
e) Jangka waktu pembiayaan minimal 1 tahun / dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Pembiayaan Modal Kerja
Fasilitas pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada
pelaku usaha baik dalam mata uang rupiah maupun valuta
asing untuk membiayai kebutuhan modal kerja dalam siklus
waktu tertentu maksimal 1 tahun.Fitur:
a) Limit pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan
b) Pembiayaan dapat dalam mata uang rupiah dan US
Dollar.
c) Menggunakan prinsip bagi hasil dengan
berdasarkan pada revenue sharing
d) Pembiayaan dapat bersifat revolving dan non
revolving.
e) Pengembalian pembiayaan yang fleksibel sesuai
dengan realisasi usaha
f) Jangka waktu maksimal 1 tahun dan dapat
diperpanjang sesuai kebutuhan
3) Pembiayaan Warung Mikro
Limit pembiayaan sampai Rp.100juta.
Produk:
a) Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas)
Limit pembiayaan: minimal Rp2000.000,- (dua juta
rupiah) sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah). Jangka waktu: maksimal 36 bulan. Biaya
administrasi sesuai ketentuan BSM.
b) Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya)
Limit pembiayaan: di atas Rp10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah). Jangka waktu: maksimal 36
bulan. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
c) Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) Limit
pembiayaan: di atas Rp50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan Rp100.000.000,-
(seratus juta rupiah). Jangka waktu: maksimal 48
bulan. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
4) Pembiayaan Small
Fitur:
a) Limit Pembiayaan: >Rp100 Juta s.d. Rp1,5 Milyar
b) Gross Annual Sales Nasabah (GAS): s.d. Rp10
Milyar
c) Jenis Nasabah : Perorangan untuk usaha produktif
Lembaga usaha berbadan hukum dan/atau berbadan
usaha Pembiayaan dengan pola kemitraan (dengan
limit pembiayaan >Rp100 Juta s.d. Rp1,5 Milyar)
d) Skema yang dapat dijalankan: Musyarakah,
Mudharabah, Murabahah, Qardh, Kafalah
e) Sektor usaha sesuai ketentuan bank
c. Produk Jasa
1) BSM Card
Sarana untuk melakukan transaksi penarikan, pembayaran,
dan pemindahbukuan dana pada ATM BSM, ATM
Bersama, ATM Mandiri. Fitur:
a) ATM BSM : penarikan tunai, perubahan PIN, cek
saldo rekening, transfer antar rekening Bank
Syariah Mandiri, pembayaran tagihan telpon selular,
penyaluran dana infaq dan zakat.
b) ATM Bersama : penarikan tunai dengan biaya
3.900, cek saldo rekening dengan biaya 1.500,
Transfer antar rekening BSM dengan biaya 5.000,
Transfer antar bank anggota ATM Bersama dengan
biaya 5.000.
c) ATM Mandiri : penarikan tunai gratis, perubahan
pin dengan biaya 2.000, cek saldo rekening dengan
biaya 2.000, transfer antar rekening BSM dengan
biaya 2.000, penyaluran infaq dan zakat dengan
biaya 2.000.
BAB IV
ANALISIS
A. Prosedur pembiayaan warung mikro di Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran
1. Pembiayaan Warung Mikro adalah pembiayaan yang besifat
produktif kepada nasabah atau calon nasabah perorangan atau
badan usaha dengan limit s.d. Rp100 juta. Termasuk dalam segmen
mikro adalah pembiayaan dengan tujuan multiguna kepada nasabah
perorangan dengan limit sampai dengan Rp50 juta yang disalurkan
melalui warung mikro.
2. Alur Prosedur Pembiayaan Calon Nasabah di Warung Mikro Bank
Syariah Mandiri KCP Ungaran
Nasabah mengajukan pembiayaan ke kantor bank syariah
mandiri KCP Ungaran dengan membawa berkas persyaratan
pembiayaan seperti foto kopi KTP suami/istri masing-masing 2
lembar (yang sudah berkeluarga), membawa foto kopi KTP orang
tua masing-masing 2 lembar (bagi yang belum menikah),
membawa foto kopi kartu keluarga (kk) masing-masing 2 lembar,
membawa foto kopi surat nikah masing-masing 2 lembar (bagi
yang sudah menikah), membawa foto kopi agunan
(BPKB/Sertifikat), membawa slip gaji (karyawan), lalu selanjutnya
mengisi formulir surat pengajuan pembiayaan.
Formulir yang telah dilengkapi diserahkan kepada Administrasi
Pembiayaan Mikro untuk di cek kelengkapan data, jika ada data
yang kurang maka data bisa menyusul, selanjutnya Kepala Warung
Mikro melakukan BI checking sebelum dilakukan survey,
Pelaksana Marketing Mikro membuat jadwal check on the spot
atau survey langsung ketempat tinggal nasabah sekaligus
menyurvey barang yang menjadi agunan dari nasabah.
Setelah jadwal ditentukan Kepala Warung Mikro dan Pelaksana
Marketing Mikro datang ketempat calon nasabah untuk melakukan
survey dan wawancara dari tetangga sekitar tempat nasabah
tinggal, setelah survey dilakukan, kemudian Kepala Warung Mikro
mengajukan pembiayaan tersebut kepada komite untuk
pengambilan keputusan, jika pengajuan pembiayaan calon nasabah
disetujui maka berkas-berkas tersebut akan dilanjutkan dan
Administrasi Pembiayaan Mikro akan membuatkan keputusan
persetujuan pembuatan akad SP3 (Surat penegasan persetujuan
pembiayaan), akad notaries, akad asuransi, dll. Apabila calon
nasabah mensetujui akad yang diberikan pihak bank kepada calon
nasabah, maka nasabah harus membayar biaya administrasi,
asuransi, dan notaris. Dan selanjutnya akan dilakukan proses
pencairan, pembeda bank syariah dengan bank konvensional, bank
syariah pembiayaan administrasi diawal, sehingga tidak
mengurangi nominal pembiayaan yang diajukan diawal untuk
membayar administrasi. dan jika calon nasabah tidak disetujui
maka berkas akan diserahkan kembali kepada calon nasabah dan
akan dibuatkan surat penolakan.
Terakhir proses pencairan, sebelum pencairan calon nasabah
harus membuat buku rekening, buku rekening tersebut bertujuan
untuk mencairkan dana dan untuk melakukan pendebetan terkait
biaya yang menjadi kewajiban calon nasabah. Nasabah juga bisa
memberikan uang tunai langsung kepada pihak bank.(Wawancara
penulis dengan salah satu karyawan Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran, bapak Anggit selaku kepala warung mikro tanggal 7 Juli
2014 pukul 11.00 WIB)
3. Peruntukan Pembiayaan
a. Perorangan
Golongan berpenghasilan tetap (Golbertab) seperti: PNS,
Pegawai swasta, wiraswasta/profesi.
b. Badan Usaha
4. Produk-produk Pembiayaan Warung Mikro
a. Pembiayaan Usaha Mikro
Pembiayaan Usaha mikro meliputi:
1) Pembiayaan Usaha Mikro Tunas
a) Pemberian dana berupa uang tunai minimal Rp.
2.000.000 – 10.000.000 dengan jangka waktu
pengembalian maksimal 36 bulan.
b) Jaminana BPKB motor atau sertifikat dan jaminan
asuransi jiwa
c) Pengikatan jaminan dibawah tangan (tidak memakai
notaris)
2) Pembiayaan Usaha Mikro Madya
a) Pemberian dana berupa uang tunai minimal Rp.
11.000.000 – 50.000.000 dengan jangka waktu
pengembalian maksimal 36 bulan.
b) Jaminan sertifikat dan jaminan asuransi jiwa
c) Pengikatan jaminan dibawah notaris
3) Pembiayaan Usaha mikro Utama
a) Pemberian dana berupa uang tunai minimal Rp.
51.000.000 – 100.000.000 dengan jangka waktu
pengembalian maksimal 48 bulan.
b) Jaminana sertifikat dan jaminan asuransi jiwa
c) Pengikatan jaminan dibawah notaris
d) Mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
b. Kredit Usaha Rakyat
1) Pemberian dana berupa uang tunai minimal Rp. 2.000.000
– 10.000.000 dengan jangka waktu pengembalian maksimal
36 bulan
2) Jaminan minimal senilai 30% dari niali pembiayaan 70%
dijamin oleh asuransi penjaminan yang preminya dibayar
oleh pemerintah
3) Jaminan asuransi jiwa
4) Pengikatan jaminan dibawah tangan (tidak memakai
notaris)
c. Pembiayaan Golbertab (Golongan Berpenghasilan Tetap)
1) Pemberian dana berupa uang tunai minimal Rp. 2.000.000
– 50.000.000 dengan jangka waktu pengembalian maksimal
36 bulan
2) Jaminan BPKB motor atau sertifikat dan asuransi jiwa
3) Pengikatan jaminan dibawah notaris
5. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan Mikro
a. Wiraswasta/Profesi
1) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun
2) Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah
3) Surat keterangan atau ijin usaha
b. Perorangan Golbertab (Golongan Berpenghasilan Tetap)
1) Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal 1 tahun
2) Usia minimal 21 tahun pada saat pengajuan dan maksimal
55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan
3) Surat keterangan kerja atau pegawai
c. Badan Usaha
1) Usaha telah berjalan minimal 2 tahun
2) Surat keterangan atau ijin usaha
3) Akte pendirian atau perubahan perusahaan
B. kendala-kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
dalam melakukan pembiayaan mikro
berikut kendala-kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran:
1. Aspek Internal
a. Sistem yang digunakan di bank syariah mandiri KCP Ungaran
terkadang lamban, sehingga meghambat proses pencairan
pembiayaan yang seharusnya bisa lebih cepat, dan menjadi
terhambat karena sistem yang digunakan lamban.
b. Terjadi kesalahan tekhnis, seperti terjadi kesalahan dalam
melengkapi akad atau akad belum lengkap, sehingga
mengganggu dan menghambat proses pencairan.
2. Aspek Eksternal
a. Lokasi nasabah terlalu jauh
Nasabah pembiayaan wakrung mikro di Bank Syariah Mandiri
KCP Ungaran tidak hanya dari sekitar ungaran saja, tetapi juga
banyak yang dari luar ungaran, lokasi nasabah yang terlalu jauh
inilah yang sering menghambat proses pembiayaan mikro.
b. Alamat Nasabah yang tidak jelas
Seringkali nasabah memberi alamat ke bank dengan alamat
yang kurang lengkap, ketika dari pihak bank ingin meminta
berkas-berkas yang kurang lengkap kepada nasabah akan
kesulitan, karena nasabah memberikan alamat yang kurang
lengkap bahkan tidak jelas.
c. Berkas yang kurang lengkap
Berkas yang kurang lengkap juga salah satu yang menghambat
proses pelaksanaan pembiayaan, karena dengan tidak
lengkapnya berkas-berkas yang dibutuhkan didalam
pembiayaan mikro, maka tidak akan dicairkan pembiayaan
tersebut, karena nasabah dianggap tidak memenuhi syarat yang
telah ditetapkan oleh pembiayaan mikro.
C. Respon Nasabah terhadap nilai margin pembiayaan mikro di Bank
Syariah Mandiri KCP Ungaran
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan penulis
kepada nasabah
1. Abdul Mufid yang berusia 27 tahun dan bekerja sebagai pekerja
swasta pernah melakukan Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM)
Tunas di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran berpendapat bahwa :
a) Abdul Mufid memilih pembiayaan di Bank Syariah Mandiri
KCP Ungaran dengan alasan efisiensi waktu karena Abdul
Mufid bertempat tinggal disekitar Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran, Abdul Mufid juga berpendapat bahwa angsuran di
Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran lebih murah dibanding
dengan bank syariah lain.
b) Margin yang murah, juga menjadi alasan Abdul Mufid memilih
mengajukan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran.
c) Abdul Mufid sebelumnya juga pernah mengajukan pembiayaan
di BPR Nusamba Cepiring
d) Abdul Mufid juga tertarik untuk melakukan pembiayaan lagi di
Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran dengan alasan ansuran
pembiayaan yang murah.
e) Bedasarkan interaksi dan pengamatan penulis kepada Abdul
Mufid, dia pernah mengajukan pembiayaan di BPR Nusamba
Cepiring karena saat membayar setengah angsuran di Bank
Syariah Mandiri KCP Ungaran abdul mufid membutuhkan
dana lagi, sehingga abdul mufid meminjam di BPR Nusamba
Cepiring.
2. Triyono yang berusia 30 tahun dan bekerja sebagai pekerja swasta
juga pernah melakukan Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM)
Tunas di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran juga berpendapat
bahwa :
a) Triyono memilih pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran karena proses yang mudah, tidak menggunakan
syarat-syarat yang sulit dan proses pencairannya cepat.
b) Menurut Triyono Bank Syariah Mandiri juga memberikan
margin yang ringan, sehingga tidak memberatkan.
c) Triyono sebelumnya juga pernah melakukan pembiayaan di
BPR Nusamba Cepiringsama seperti abdul mufid.
d) Jika ada program-program yang murah seperti (program
ramadhan) triyono juga tertarik untuk melakukan pembiayaan
lagi di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran.
3. Kania Anglila Kinantyan yang berusia 26 tahun dan bekerja
sebagai karyawan swasta pernah melakukan Pembiayaan Usaha
Mikro Tunas (PUM) Tunas di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
berpendapat bahwa:
a) Kania Anglia Kinantyan memilih pembiayaan di Bank Syariah
Mandiri KCP Ungaran karena pembiayaan di Bank Syariah
KCP Ungaran murah dan tidak rumit.
b) Kania sebelumnya belum pernah melakukan pembiayaan di
lembaga keuangan lain dan baru pertama melakukan
pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran.
c) Kania juga tertarik untuk melakukan pembiayaan kembali di
Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran dengan alasan murah.
Tabel 4.1
Tabel penyenasabah memilih pembiayaan di BSM kcp ungaran
No. Nama Alasan nasabah memilih pembiayaan di BSM KCP
Ungaran
1 Abdul Mufid Efisiensi waktu dan murah
2 Triyono Prosesnya yang mudah dan cepat
3 Kania Anglila
Kinantyan
Murah dan tidak rumit
Sumber : Nasabah Pembiayaan Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
Tabel 4.2
Tabel faktor nilai margin sebagai penyenasabah memutuskan pembiayaan
No. Nama Alasan nilai margin yang rendah memutuskan
nasabah memilih pembiayaan di BSM KCP
Ungaran
1 Abdul Mufid Margin ringan menjadi alasan untuk memutuskan
pembiayaan di BSM KCP Ungaran
2 Triyono Margin ringan menjadi alasan untuk memutuskan
pembiayaan di BSM KCP Ungaran
3 Kania Anglila
Kinantyan
Margin ringan menjadi alasan untuk memutuskan
pembiayaan di BSM KCP Ungaran
Sumber :Nasabah Pembiayaan Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
Tabel 4.3
Tabel Pengajuan pembiayaan di bank lain
No. Nama Apakah nasabah pernah mengajukan pembiayaan
di Bank lain
1 Abdul Mufid Pernah, di BPR Nusamba Cepiring Ungaran
2 Triyono Pernah, di BPR Nusamba Cepiring Ungaran
3 Kania Anglila
Kinantyan
Belum pernah mengajukan pembiayaan di bank
lain sebelumnya
Sumber : Nasabah Pembiayaan Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
Tabel 4.4
Tabel ketertarikan nasabah dalam mengajukan pembiayaan kedu kali di
bsm kcp ungaran
No. Nama Apakah nasabah tertarik untuk mengajukan
pembiayaan lagi di BSM KCP Ungaran
1 Abdul Mufid Tertarik, karena angsuran yang murah
2 Triyono Tertarik, jika ada program-program khusus yang
murah seperti (program ramadhan)
3 Kania Anglila
Kinantyan
Tertarik, karena angsuran yang murah
Sumber : Nasabah Pembiayaan Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
Dengan demikian, dari data-data yang ada dapat disimpulkan bahwa dua
dari tiga orang mengakui bahwa pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran cukup murah, mereka adalah abdul mufid dan kania, sedangkan triyono
meskipun ketika dia ditanya tentang alasan memilih pembiayaan di Bank Syariah
Mandiri KCP Ungaran bukan karena harganya yg murah akan tetapi pada
pernyataan selanjutnya ia mengatakan bahwa margin ringan menjadi alasan untuk
memutuskan pembiayaan di BSM KCP Ungaran, jadi sebenarnya ketiga-tiganya
mengatakan bahwa nilai margin pembiayaan di BSM KCP Ungaran
mempengaruhi terhadap minat nasabah nilai margin pembiayaan di BSM KCP
Ungaran.
Sebagai tambahan data, data-data diketahui bahwa plafonpembiayaan yang
sama di bank syariah sekitar Ungaran pada periode dan plafon yang sama sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Daftar angsuran pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP
Ungaran
Plafond Jangka Waktu
12 Bulan 24 Bulan 36 Bulan 10.000.000,00 965.333,00 548.667,00 413.778,00 15.000.000,00 1.433.000,00 808.000,00 604.167,00 20.000.000,00 1.910.667,00 1.077.333,00 805.556,00 25.000.000,00 2.388.333,00 1.346.667,00 1.006.944,00 30.000.000,00 2.866.000,00 1.616.000,00 1.208.333,00
Sumber : brosur Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran
Tabel 4.6
Daftar angsuran pembiayaan IB UMMAT (Unit Mikro Muamalat) KCP
Ungaran
Plafond Jangka Waktu
12 Bulan 24 Bulan 36 Bulan 5.000.000,00 492.666,67 284.833,33 217.888,89
10.000.000,00 985.333,33 569.666,67 435.777,78 20.000.000,00 1.970.666,67 1.139.333,33 871.555,56 30.000.000,00 2.956.000,00 1.709.000,00 1.307.333,33
Sumber : brosur Pembiayaan IB UMMAT Bank Muamalat KCP Ungaran
Tabel 4.7
Daftar angsuran pembiayaan BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran
Plafond Jangka Waktu
12 Bulan 24 Bulan 36 Bulan 10.000.000,00 958.333,00 545.833,00 408.333,00 15.000.000,00 1.437.500,00 818.750,00 612.500,00 20.000.000,00 1.916.667,00 1.091.667,00 816.667,00 25.000.000,00 2.395.833,00 1.364.583,00 1.020.833,00 30.000.000,00 2.875.000,00 1.637.500,00 1.225.000,00
Sumber : brosur Pembiayaan BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran
Dari data diatas disimpulan bahwa nilai margin pembiayaan di Bank
Syariah Mandiri KCP Ungaran lebih murah dari bank-bank syariah disekitar
Ungaran. Contoh plafon pembiayaan 10 jt dengan jangka waktu 12 bulan di Bank
Syariah Mandiri KCP Ungaran angsuran perbulan sebesar Rp. 965.333,00, di
Bank Muamalat sebesar Rp. 985.333,33, dan di BPRS Artha Amanah Ummat
sebesar Rp. 958.333,00 dan contoh kedua plafon pembiayaan 20 jt dengan jangka
waktu 12 bulan di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran angsuran perbulan sebesar
Rp. 1.910.667,00, di Bank Muamalat sebesar Rp. 1.970.666,67 dan di BPRS
Artha Amanah Ummat sebesar Rp. 1.916.667,00. Meskipun di pembiayaan 10 jt
angsuran lebih murah di BPRS Artha Amanah Ummat, tetapi di angsuran
pembiayaan 10 jt keatas Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran lebih murah di
banding bank syariah lain disekitar Ungaran.
Dengan demikian dari data-data tersebut di atas dapat diketahui bahwa
nilai margin pembiayan yang murah mempengaruhi minat nasabah pada produk
warung mikro BSM KCP Ungaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prosedur pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah mandiri KCP
Ungaran. Pertama nasabah mengajukan pembiayaan ke kantor bank
syariah mandiri KCP Ungaran dengan membawa berkas persyaratan
pembiayaan, lalu nasabah mengisi formulir surat pengajuan
pembiayaan, formulir yang telah dilengkapi diserahkan kepada
Administrasi Pembiayaan Mikro untuk di cek kelengkapan
datanya,jika ada data yang kurang bisa menyusul, selanjutnya Kepala
Warung Mikro melakukan BI Checking, lalu melakukan survey ke
tempat nasabah tinggal sekaligus mengecek barang yang menjadi
agungan dari nasabah. Kemudian Kepala Warung Mikro mengajukan
pembiayaan tersebut kepada komite untuk pengambilan keputusan,
jika pengajuan pembiayaan calon nasabah disetujui maka berkas-
berkas tersebut akan dilanjutkan dan Administrasi Pembiayaan Mikro
akan membuatkan keputusan persetujuan pembuatan akad SP3 (Surat
penegasan persetujuan pembiayaan), akad notaris, akad asuransi, dll.
Apabila calon nasabah mensetujui akad yang diberikan pihak bank
kepada calon nasabah, maka nasabah harus membayar biaya
administrasi, asuransi, dan notaris. Dan selanjutnya akan dilakukan
proses pencairan. sebelum pencairan calon nasabah harus membuat
buku rekening, buku rekening tersebut bertujuan untuk mencairkan
dana dan untuk melakukan pendebetan terkait biaya yang menjadi
kewajiban calon nasabah.
2. Ada beberapa kendala yang dihadapi Pembiayaan Warung Mikro BSM
KCP Unagaran yaitu:
a. Aspek Internal : sistem yang digunakan BSM KCP Ungaran
terkadang lamban dan terjadi kesalahan tekhnis dalam melengkapi
akad.
b. Aspek eksternal : lokasi nasabah yang terlalu jauh, alamat nasabah
yang tidak jelas, berkas-berkas nasabah yang kurang lengkap
3. Nilai margin pembiayaan yang murah ternyata mempengaruhi minat
nasabah di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran. Hal itu diakui oleh
tiga orang yang menjadi objek wawancara penulis, mereka
berpendapat bahwa margin pembiayaan mikro bank syariah mandiri
KCP ungaran murah, penyenasabah memutuskan untuk memilih
pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran karena angsuran
yang murah, nasabah juga berpendapat bahwa nilai margin yang
rendah menjadi penyenasabah memutuskan untuk mengajukan
pembiayaan di bank syariah mandiri KCP ungaran, ada beberapa
nasabah yang pernah melakukan pembiayaan di bank lain, tetapi
mereka berpendapat bahwa bank syariah mandiri KCP Ungaran masih
lebih murah dibandingkan dengan bank yang pernah dipinjam nasabah
sebelumnya, setelah melakukan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri
KCP Ungaran ada beberapa nasabah yang tertarik untuk melakukan
pembiayaan lagi di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran karena faktor
yang murah.
B. Saran
1. Dalam melengkapi akad pembiayaan mikro sebaiknya Bank Syariah
Mandiri lebih teliti, agar dalam proses pencairan bisa berjalan lancar.
2. Sebaiknya Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran memprioritaskan
pedagang dan pengusaha kecil dalam pembiayaan mikro untuk dibina
lebih lanjut agar modal yang digunakan dapat tepat guna.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafii. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek..
Jakarta: Gema Insani Press.
Christine, Daymon. 2008. Riset Kualitatif dalam Publik Relations & Marketing
Communications. Terjemahan Oleh Rhenald Kasali. Yogyakarta: PT
Bentang Pustaka.
Kajian LiSensi, Selasa 23 Maret 2010, e-paper, diakses pada 31/05/2014
Karim, Adiwarman. 2010. Bank Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2008 Bank dan Jasa Keuangan lainnya, Jakarta; PT Raja Grafindo
Persada
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,
Perencanaan, Implementasidan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.
Muhamad. 2001. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta:
UII Press.
Muhamad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: AMP YKPN
Muhamad.2001. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank
Syariah.Yogyakarta: UII Press.
Rangkuti, Fredy. 2003. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
SartikaPratomo Tiktik dan Soejoedono Rachman. 2004. Ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia
Undang-undang No.20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Anis Farida
Tempat, Tgl Lahir : Kab. Semarang, 25 September 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan : 1. SD N Popongan Lulus Tahun 2005 2. SMP N 1 Pabelan Lulus Tahun 2008
3. SMA N 1 Tuntang Lulus Tahun 2011 4. STAIN Salatiga Lulus Tahun 2014
Alamat : Desa Popongan RT 03 RW 02, Kec. Bringin,
Kab.semarang
Pengalaman Organisasi : 1. KAMMI Salatiga Tahun 2013
Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 27 Agustus 2014
Yang Membuat,
Anis Farida NIM. 20111029
Recommended