View
13
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH PENERIMAAN PAJAK, BELANJA NEGARA, DAN
PEMBIAYAAN ANGGARAN TERHADAP PENINGKATAN UTANG
PEMERINTAH PUSAT PERIODE TAHUN 1981-2016
(Skripsi)
Oleh
BUDI SANTOSO
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2017
ii
ABSTRACT
The Effects of Tax Revenue, Goverment Expenditure, and Budget Financing to
the Increasing of Central Goverment Debt
By
BUDI SANTOSO
The purpose of this study is to obtain empirical proof the effect of tax
revenue, goverment expenditure and budget financing to the increasing of
goverment debt. This study use secondary data from central goverment annual
report and nation budgetary counting report. This study use realization of
goverment tax, goverment expenditure, budget financing and central goverment
debt. This study use double linier regression with Least Square method and time
series data from 1981-2016
The results of this study shows that tax revenue and budget financing
have positive effect and significant to the increasing of central goverment debt .
Meanwhile, goverment expenditure has negative effect and significant to the
increasing central goverment debt.
Keywords: tax revenue, goverment expenditure, budget financing and central
goverment debt.
iii
ABSTRAK
Pengaruh Penerimaan Pajak, Belanja Negara, Dan Pembiayaan Anggaran
Terhadap Peningkatan Utang Pemerintah Pusat Periode Tahun 1981-2016
Oleh
BUDI SANTOSO
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh
penerimaan pajak, belanja negara dan pembiayaan anggaran terhadap peningkatan
utang pemerintah pusat. Penelitian menggunakan data sekunder yang terdapat
pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Laporan Perhitungan Anggaran
Negara. Data yang digunakan adalah data realisasi pajak, belanja negara,
pembiayaan anggaran dan utang pemerintah pusat. Penelitian ini menggunakan
regresi linier berganda metode Least Square dengan mengunakan data times series
tahun 1981-2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan pajak dan pembiayaaan
anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan utang
pemerintah pusat. Sedangkan belanja negara berpengaruh negatif terhadap
peningkatan utang pemerintah pusat.
Kata Kunci: Penerimaan Pajak, Belanja Negara, Pembiayaan Anggaran dan
Utang Pemerintah Pusat.
PENGARUH PENERIMAAN PAJAK, BELANJA NEGARA DAN
PEMBIAYAAN ANGGARAN TERHADAP PENINGKATAN UTANG
PEMERINTAH PUSAT PERIODE TAHUN 1981-2016
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2017
Oleh
BUDI SANTOSO
viii
RIWAYAT HIDUP
Budi Santoso lahir pada tanggal 19 Oktober 1983 di
Pringsewu, Provinsi Lampung. Penulis menyelesaikan
pendidikan SD sampai dengan SMU di Pringsewu dan lulus tahun
2002. Pada Tahun 2002-2005 penulis melanjutkan pendidikan
pada Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Anggaran,
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Penulis mulai bekerja pada Biro Perencanaan dan Keuangan,
Kementerian Keuangan pada Tahun 2005. Selama bekerja di Kementerian
Keuangan penulis telah mengalami beberapa penugasan kerja antara lain:
1. Tahun 2005 s.d. 2006 pada bagian perencanaan anggaran, Biro Perencanaan
dan Keuangan, Kementerian Keuangan RI.
2. Tahun 2006 s.d. 2011 pada bagian penyusunan anggaran, Biro Perencanaan
dan Keuangan, Kementerian Keuangan RI.
3. Tahun 2011 s.d. 2015 pada bagian pelaksanaan anggaran (perbendaharaan),
Biro Perencanaan dan Keuangan, Kementerian Keuangan RI.
Selain itu, penulis juga aktif pada tim khusus pada Kementerian Keuangan
antara lain: Tim Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (RKA-K/L) Bagian Anggaran 15 (2005-2011), Tim
Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP) (2007-2011) dan Tim
Pertimbangan Penyelesaian Kerugian Negara (TPPKN) Lingkup Kementerian
Keuangan (2012-2015) dan tim-tim lainnya.
Pada akhir tahun 2015, Penulis menerima beasiswa program STAR (State
Accountability Revitalization) BPKP dan diberikan kesempatan untuk
melaksanakan tugas belajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung untuk menempuh pendidikan Program Strata 1 (S-1) jurusan akuntansi.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan nikmat-
NYA penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerimaan
Pajak, Belanja Negara, dan Pembiayaan Anggaran Terhadap Peningkatan Utang
Pemerintah Pusat Periode Tahun 1981-2016”. Sholawat teriring salam semoga
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa ilmu dan agama
islam sehingga bisa menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan.
Skripsi disusun dan digunakan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung. Penulis telah berusaha semaksimalkan mungkin dalam dalam
melakukan penyusunan skripsi namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi masih banyak ditemukan kekurangan dalam banyak hal. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat konstruktif demi perbaikan
karya ilmiah berikutnya.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan berkah dan ridho-NYA atas amalan
yang telah kita lakukan.
Bandar Lampung, 20 November 2017
Penulis,
Budi Santoso
NPM 1511031128
x
SANWACANA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
anugerah dan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Penerimaan Pajak, Belanja Negara, dan Pembiayaan Anggaran
Terhadap Peningkatan Utang Pemerintah Pusat Periode Tahun 1981-2016”.
Penyusunan skripsi digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (SE) pada Program Studi S1 Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
Skripsi ini tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
tua dan mertua yang memberikan kasih sayang, doa dan dukungannya. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada istri (Siti Fatonah) yang selalu setia
menemani dalam menjalani kehidupan ini, semoga kelurga yang kita bangun
selalu dalam ridho dan berkah-NYA. Terima kasih juga kepada anakku (Anindita
Danesha Celestya), yang dengan kelucuan dan keluguannya bisa memberikan
semangat dan motivasi bagi ayahnya semoga kelak bisa menjadi manusia yang
cerdas, sholehah dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Ucapan
terima kasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung. Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Yuztitya
Asmaranti, S.E., M.Si., Akt selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung. Terima kasih atas segala bantuannya sehingga
xi
penulis dapat menyelesaikan studi S1 pada Universitas Lampung.
2. Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt selaku dosen pembimbing I dan Ninuk Dewi
K. ,S.E., M.Sc., CA., Akt selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas saran,
masukan, bimbingan dan waktu yang telah diberikan selama dalam masa
penyusunan skripsi.
3. Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si selaku dosen penguji, terima kasih atas saran
dan masukan sehingga penulis selalu terpacu untuk selalu belajar dan semangat
dalam penyusunan skripsi dan karya ilmiah berikutnya.
4. Segenap dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti tugas belajar dan kuliah di
Universitas Lampung.
5. Seluruh staf dan pegawai akademik FEB UNILA yang telah membantu selama
perkuliahan di kampus.
6. Teman-teman “Winning Eleven” yang merasa senasib dan seperjuangan karena
beban SKS kuliah yang paling banyak pada tugas belajar di UNILA. Secara
khusus penulis ucapakan terima kasih kepada: Johan Arif Indra Jaya, Arie Ryan
Saputra, Ahmad Dian Budiman, Sani Nurbani, Arief Bukhori Saraan, Rony
Helmiwan, Garry Kusuma, Eko Ari Wicaksono, Udi Kuncoro dan Daud W.
Panggabean. Bantuan yang luar biasa, saling bahu membahu dalam penyelesaian
tugas kuliah, pertemanan dan solidaritas serta kebersamaan yang dibangun semoga
bisa menjadi kenangan yang indah dan tidak terputus walaupun sudah pada lulus
kuliah dan beda penugasan kantor.
7. Teman-teman angkatan “STAR BPKP UNILA BATCH 2” terimakasih atas banyak
bantuan dan dukungan dalam masa perkuliahan. Walaupun beda generasi, saya
banyak belajar dan dapat pengalaman berharga selama masa kebersamaan pada
xii
waktu kuliah.
8. Lingkungan dan warga masyarakat Sabah Balau walaupun sebentar saya bisa
merasakan kembali kehidupan kampung yang luar biasa guyubnya.
Penulis juga ucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi. Demikian, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata, semoga Alloh SWT
selalu menerima amalah kebaikan yang telah kita lakukan dan mengampuni segala
kesalahan yang kita kerjakan. Amin ya Robbal „Alamin.
Bandar Lampung, 20 November 2017
Penulis,
Budi Santoso
NPM 1511031128
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
ABSTRACT..................................................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... vi
PERNYATAAN............................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR..................................................................................... ix
SANWACANA................................................................................................ x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN.......................... ................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 5
1.4 Kontribusi Penelitian........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7
2.1 Landasan Teori.................................................................................... 7
2.1.1 Teori Utang Publik Golongan Klasik dan Keynesian............. 7
2.1.2 Teori Ekuivalensi Ricardian..................................................... 8
2.1.3 Utang Pemerintah..................................................................... 9
2.1.4 Penerimaan Pajak..................................................................... 10
2.1.5 Belanja Negara......................................................................... 11
2.1.6 Pembiayaan Anggaran.............................................................. 12
2.2 Penelitian Terdahulu............................................................................ 13
2.3 Rerangka Konseptual.......................................................................... 15
2.4 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 16
xiv
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 21
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................... 21
3.1.1 Populasi...................................................................................... 21
3.1.2 Sampel Penelitian....................................................................... 21
3.2 Jenis dan Sumber Data......................................................................... 22
3.2.1 Jenis Data.................................................................................... 22
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 22
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.................................. 23
3.3.1 Variabel Independen................................................................... 23
3.3.2 Variabel Dependen..................................................................... 24
3.4 Teknik Analisis Data............................................................................ 25
3.5 Uji Stasioneritas................................................................................... 26
3.6 Uji Asumsi Klasik................................................................................ 27
3.6.1 Uji Multikolinieritas.................................................................... 27
3.6.2 Uji Autokorelasi.......................................................................... 28
3.5.3 Uji Heteroskedastisitas................................................................ 29
3.5.4 Uji Normalitas............................................................................. 30
3.7 Pengujian Hipotesis................................................................................ 30
3.7.1 Pengujian Koefesian Determinasi............................................. 30
3.7.2 Pengujian Kelayakan Model Regresi.......................................... 31
3.7.3 Pengujian Signifikansi Parameter Individual.............................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 32
4.1 Deskripsi Objek Penelitian..................................................................... 32
4.2 Analisis Data dan Pemilihan Model Regresi.......................................... 32
4.3 Statistik Deskriptif.................................................................................. 33
4.4 Uji Stasioneritas...................................................................................... 36
4.5 Uji Asumsi Klasik.................................................................................. 37
4.5.1 Uji Normalitas............................................................................... 37
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas.................................................................. 38
4.5.3 Uji Multikolinieritas...................................................................... 39
4.5.4 Uji Autokorelasi............................................................................ 40
4.6 Analisis Regresi Berganda...................................................................... 41
xv
4.7 Uji Hipotesis........................................................................................... 42
4.7.1 Uji Koefesian Determinasi.......................................................... 42
4.7.2 Uji Kelayakan Model Regresi....................................................... 43
4.7.3 Uji Signifikansi Parameter Individual........................................... 44
4.8 Pembahasan............................................................................................ 46
4.8.1 Pengaruh Penerimaan Pajak Terhadap Peningkatan Utang
Pemerintah Pusat.......................................................................... 46
4.8.2 Pengaruh Belanja Negara Terhadap Peningkatan Utang
Pemerintah Pusat.......................................................................... 47
4.8.3 Pengaruh Pembiayaan Anggaran Terhadap Peningkatan Utang
Pemerintah Pusat......................................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 52
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 52
5.2 Keterbatasan Penelitian.......................................................................... 53
5.3 Saran....................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian...................................................................... 32
Tabel 4.2 Hasil Uji Statitik Deskriptif............................................................... 35
Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Tahap Pertama........................................................ 36
Tabel 4.4 Uji Stasioneritas Pada Difference Tiga.............................................. 37
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas....................................................................... 39
Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas........................................................................... 40
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi................................................................................. 40
Tabel 4.8 Analisis Regresi Berganda................................................................. 41
Tabel 4.9 Hasil Hipotesis Penelitian.................................................................. 45
Tabel 4.10 Data Penerimaan Pajak dan Utang Pemerintah Pusat...................... 47
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Rerangka Konseptual Penelitian.................................................... 15
Gambar 4.1 Uji Normalitas................................................................................ 38
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
Grafik 1.1 Peningkatan Utang Pemerintah Pusat Tahun 2006-2016.................. 1
Grafik 4.1 Data Perkembangan Utang Pemerintah Pusat,
Penerimaan Pajak, Belanja Negara dan Pembiayaan Anggaran....... 33
Grafik 4.2 Perkembangan Utang Pemerintah Pusat dan Belanja Negara........... 48
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Rekapitulasi Data Utang Pemerintah Pusat, Penerimaan Pajak,
Belanja Negara dan Pembiayaan Anggaran Periode Tahun 1981-2016
Lampiran 2 Pengolahan Data Uji Stasioneritas
Lampiran 3 Pengolahan Data Statistik Deskriptif dan Analisis Regresi
Lampiran 4 Pengolahan Data Uji Asumsi Klasik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Utang pemerintah pusat dalam kurun waktu tahun 2011 s.d. Desember 2016
menunjukan peningkatan yang cukup pesat. Berdasarkan publikasi data utang
pemerintah yang diterbitkan Kementerian Keuangan menunjukan bahwa telah
terjadi peningkatan utang sebesar 92% atau naik sebesar Rp1.658 Triliyun selama
enam tahun terakhir. Pada tahun 2011 utang pemerintah masih berjumlah sebesar
Rp1.809 Triliyun lalu meningkat menjadi Rp3.467 Triliyun pada akhir tahun 2016
(profil utang pemerintah pusat, Kementerian Keuangan). Berikut grafik utang
pemerintah pusat tahun 2006 s.d. 2016:
Grafik 1.1
Peningkatan Utang Pemerintah Pusat Periode Tahun 2006-2016
(angka dalam triliyun rupiah)
Sumber: data diolah dari profil utang pemerintah pusat, DJPPR Kementerian Keuangan.
1,302 1,389 1,637 1,591 1,682 1,809
1,978 2,375
2,609
3,165 3,467
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2
Utang pemerintah yang jumlahnya sangat besar mengakibatkan biaya untuk
membayar cicilan pokok utang dan bunga utang semakin besar. Pada tahun 2012
beban utang mencapai 275 triliyun dan terus meningkat setiap tahunnya sehingga
pada 2016 beban utang telah mencapai 505,4 triliyun. Keadaan seperti ini, perlu
mendapat perhatian yang serius dari pemerintah agar peningkatan utang
pemerintah tidak memberikan beban yang memberatkan keuangan negara/APBN.
Pemerintah harus waspada karena negara-negara seperti Yunani, Ekuador dan
Zimbabwe adalah contoh negara yang bangkrut akibat pengelolaan yang buruk
dan berlebihan dalam melakukan utang untuk keperluan negaranya.
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan pemerintah perlu melakukan utang dan
mengakibatkan jumlah utang terus bertambah. Menurut Satya (2015), utang
pemerintah dilakukan disebabkan oleh pendapatan negara terutama dari sektor
penerimaan pajak masih kecil, belanja negara yang jumlahnya sangat besar, biaya
investasi sektor publik dan untuk keperluan pembiayaan anggaran.
Dari beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan utang pemerintah, terdapat
juga kebijakan dari pemerintah yang menyebabkan pemerintah mengalami
ketergantungan terhadap utang. Kebijakan pemerintah tersebut adalah kebijakan
fiskal yang ekspansif yakni kebijakan pemerintah yang membuat belanja negara
lebih besar dari pendapatan/penerimaan negara guna memberikan stimulus
ekonomi (Tambunan, 2014). Dampak dari kebijakan anggaran yang ekspansif
apabila pendapatan negara masih lebih kecil dibandingkan dengan belanja negara
maka diperlukan sumber pendanaan (utang) untuk menutup kekurangan anggaran.
3
Pendapatan negara terutama dari sektor penerimaan pajak jumlahnya masih belum
optimal dan dalam beberapa tahun terakhir realisasinya selalu dibawah target.
Pendapatan pajak yang belum optimal hasilnya tidak selalu diimbangi dengan
besarnya belanja negara yang selalu meningkat setiap tahunnnya. Peningkatan
belanja pemerintah terjadi hampir disetiap pengeluaran negara seperti Belanja
pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Transfer ke Daerah (Nota
Keuangan APBN, 2016). Penerimaan pajak yang menjadi andalan pendapatan
negara diluar penerimaan minyak dan gas ternyata belum mampu untuk
membiayai kebutuhan belanja negara sehingga masih diperlukan sumber
pendanaan (utang) untuk menutupi kekurangan tersebut.
Selain dari sisi penerimaan pajak dan belanja negara, peningkatan utang
pemerintah juga dikarenakan oleh kebutuhan pembiayaan anggaran yang relatif
besar. Kebutuhan pembiayaan angggaran selain untuk membiayai defisit anggaran
juga dipergunakan untuk penyertaaan modal negara pada BUMN, pembiayaan
proyek infrastuktur publik serta untuk pembayaraaan cicilan pokok hutang.
Kebutuhan pembiayaan anggaran yang besar mengakibatkan kebutuhan utang
yang menjadi alternatif pembiayaan anggaran juga meningkat pesat.
Utang adalah pedang bermata dua. Apabila digunakan secara bijak dan tidak
berlebihan, pemanfaatan utang dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan dan
kesejahteraan. Sebaliknya, bila digunakan dengan ceroboh dan berlebihan,
hasilnya bisa menjadi bencana dan kebangkrutan suatu negara (Checchetti, 2011).
Penelitian mengenai hubungan antara penerimaan pajak, belanja negara dengan
utang pemerintah telah dilakukan dibeberapa negara. Dalam penelitian tersebut
4
terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak, belanja negara dan
utang pemerintah. Adapun penelitian terkait utang pemerintah di Indonesia masih
berfokus terhadap utang luar negeri dan belum melibatkan seluruh komponen
utang pemerintah. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harahap (2007)
dan Widharma dkk. (2012) hanya berfokus pada utang luar negeri yang hanya
menyumbang sekitar 20% dari total utang pemerintah. Penelitian yang akan
dilakukan kali ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya dan akan
melibatkan seluruh komponen utang pemerintah yang terdiri dari utang luar
negeri, pinjaman dalam negeri dan surat utang negara.
Penelitian akan dilakukan setelah pasca “Oil Boom” yang terjadi pada tahun
70an-1980, pada saat itu Indonesia diuntungkan dengan kenaikan harga minyak
dunia sehingga mendapatkan pendapatan yang banyak dari sektor migas. Setelah
pasca bonanza harga minyak dan harga jatuh lagi ke level normal mengakibatkan
pendapatan dari sektor migas berkurang drastis dan mulai dioptimalkan
penerimaan dari sektor perpajakan sedangkan dari sisi belanja tidak dapat
dikurangi (efisensi) sehingga tren penggunaan utang mulai menunjukan jumlah
yang cukup besar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian terkait faktor yang menyebabkan meningkatnya utang pemerintah. Oleh
karena itu peneliti mengambil judul “PENGARUH PENERIMAAN PAJAK,
BELANJA NEGARA, DAN PEMBIAYAAN ANGGARAN TERHADAP
PENINGKATAN UTANG PEMERINTAH PUSAT PERIODE TAHUN
1981-2016”
5
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, berikut merupakan rumusan masalah
dalam penelitian yaitu:
1. Apakah penerimaan pajak berpengaruh terhadap peningkatan utang
pemerintah pusat?
2. Apakah belanja negara berpengaruh terhadap peningkatan utang pemerintah
pusat?
3. Apakah pembiayaan anggaran berpengaruh terhadap peningkatan utang
pemerintah pusat?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terkait dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan
sebelumnya yaitu:
1. Untuk menguji dan mengetahui apakah penerimaan pajak berpengaruh
terhadap peningkatan utang pemerintah pusat?
2. Untuk menguji dan mengetahui apakah belanja negara berpengaruh terhadap
peningkatan utang pemerintah pusat?
3. Untuk menguji dan mengetahui apakah pembiayaan anggaran berpengaruh
terhadap peningkatan utang pemerintah pusat?
1.4 Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontibusi kepada pihak-pihak
yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini, diantaranya:
6
1. Segi teoritis: penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
penelitian terkait utang pemerintah pusat di Indonesia, mengingat mayoritas
penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya berfokus pada utang luar negeri
di Indonesia.
2. Segi praktek: bagi pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Keuangan,
penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan untuk pemerintah agar dapat
mengurangi ketergantungan terhadap utang dan kalaupun terpaksa melakukan
utang maka penggunaan dan pemanfaat utang harus dipergunakan untuk
keperluan yang produktif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Utang Publik Golongan Klasik dan Keynesian
Teori klasik yang dikembangkan para ekonom tahun 1742-1859 menyatakan
bahwa utang publik akan menjadi beban generasi yang akan datang dan pada
tingkat utang yang sangat tinggi akan berdampak pada kebangkrutan suatu negara.
Utang merupakan tindakan yang tidak baik karena menimbulkan biaya.
Pembayaran cicilan pokok dan bunga utang merupakan biaya yang harus
ditanggung generasi berikutnya yang berdampak pada meningkatnya pengeluaran
(belanja) pemerintah (Templemen, 2007)
Para ekonomi klasik lebih menyarankan anggaran berimbang yakni pengeluaran/
belanja negara dapat dibiayai dari pendapatan yang diterima oleh suatu negara.
Utang pemerintah hanya dibenarkan apabila anggaran mengalami defisit yang
diakibatkan adanya pengeluaran untuk keadaan darurat nasional, perang atau
bencana alam.
Berbeda dengan pendapat ekonomi klasik, berdasarkan teori yang dikembangkan
oleh Keynesian tahun 1930 menyatakan bahwa utang publik tidak akan menjadi
beban generasi mendatang. Utang apabila digunakan untuk kepentingan yang
produktif akan memberi dampak pada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB)
8
sehingga ratio utang terhadap PDB akan semakin berkurang. Hal ini berarti
pemerintah semakin memiliki kemampuan melakukan pengeluaran untuk
membayar utang. Keynesian berpendapat bahwa utang yang dilakukan pemerintah
hanya menarik kelebihan dana yang dimiliki oleh masyarakat untuk kepentingan
negara yang strategis sehingga dampaknya dapat meningkatkan pendapatan
negara (output nasional). Pemerintah tidak harus memaksakan anggaran yang
berimbang karena adanya defisit anggaran yang dibiayai oleh utang juga
merupakan sumber investasi (Yergin dan Stanislaw, 1998).
Pada teori keynesian, pemerintah bisa menerapkan anggaran yang ekspansif yakni
belanja negara lebih besar dari pendapatan negara. Defisit anggaran bisa dicarikan
pembiayaan melalui utang pemerintah atau dengan cara pendanaan lainnya yang
digunakan untuk keperluan yang produktif untuk mendorong stimulus ekonomi
dan pertumbuhan pendapatan.
2.1.2 Teori Ekuivalensi Ricardian
Teori ini diambil dari ekonom bernama David Ricardo pada abad kesembilas
belas, utang disebabkan oleh penerimaan pajak yang masih kecil dan jumlah utang
pemerintah akan ekuivalen dengan penerimaan pajak di masa depan. Jadi, apabila
pemerintah mendanai belanja negara/pengeluaran pemerintah dengan utang sama
dengan mendanai dengan pajak (Mankiw, 2006).
Berdasarkan teori Ekuivalensi Ricardian dapat diketahui bahwa pemerintah akan
melakukan utang yang jumlahnya sesuai dengan perkiraan pendapatan di masa
depan. Utang pemerintah akan ditanggung oleh generasi selanjutnya dengan
adanya pajak yang tinggi guna membayar beban pembiayaan utang. Utang
9
pemerintah diakibatkan oleh penerimaan pajak rendah dimasa sekarang tetapi
akan dapat meningkatkan pendapatan pada masa yang akan datang.
2.1.3 Utang Pemerintah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, definisi utang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah
pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau
berdasarkan sebab lain yang sah.
Adapun jenis utang pemerintah terdiri dari:
1. Pinjaman
a. Pinjaman Luar Negeri (Utang Luar Negeri)
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, bahwa pinjaman luar negeri
adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa
yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang
diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali
dengan persyaratan tertentu. Pemberi pinjaman luar negeri adalah negara
asing (bilateral), lembaga multilateral, lembaga keuangan dan lembaga non
keuangan asing, dan lembaga keuangan non asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan usaha di luar wilayah negara Republik Indonesia.
b. Pinjaman Dalam Negeri
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan
dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah, menyatakan bahwa
10
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) digunakan untuk membiayai Kegiatan
tertentu Kementerian dan Lembaga (K/L), Pemerintah Daerah (Pemda), dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam PP tersebut juga menyebutkan
bahwa sumber pendanaan PDN berasal dari Pemda, BUMN, dan Perusahaan
Daerah.
2. Surat Berharga Negara (SBN)
Surat Utang Negara (SUN) berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004
adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah
maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara
Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
Jenis SUN menurut Majidi (2008) adalah:
a. SUN berjangka waktu kurang dari 12 bulan (Surat Perbendaharaan negara).
b. SUN berjangka waktu lebih dari 12 Bulan (Obligasi Negara, Obligari Ritel
Indonesia).
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2008, adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing.
2.1.4 Penerimaan Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang-orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
11
undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengertian Penerimaan Pajak menurut Hutagaol (2007) adalah sumber
penerimaan yang dapat diperoleh secara terus menerus dan dapat dikembangkan
secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat. Penerimaan
pajak yang tercantum dalam APBN terdiri dari:
1. Pajak dalam negeri: PPh, PPN, Cukai dan Pajak lainnya.
2. Pajak perdagangan internasional: Bea Masuk dan Bea Keluar.
2.1.5 Belanja Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003, belanja negara dirinci dalam
klasifikasi fungsi, organisasi dan jenis belanja. Secara garis besar belanja negara
berupa belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah serta dana desa.
Klasifikasi belanja negara menurut Wardhana (2014) adalah:
a. Belanja Pemerintah Pusat, terdiri dari:
1. Belanja Pegawai.
2. Belanja Barang.
3. Belanja Modal.
4. Belanja Pembayaran.
5. Belanja Subsidi.
6. Belanja Hibah.
7. Belanja Bantuan Sosial.
8. Belanja lain-lain.
12
b. Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
Transfer ke daerah dan dana desa merupakan belanja negara yang diberikan
kepada daerah untuk mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal dan otonomi
daerah, serta pembangunan desa yang terdiri dari:
1. Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan negara yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi, yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi
umum, dan dana alokasi khusus.
2. Dana desa adalah alokasikan dana untuk desa yang bertujuan untuk
meningkatkan peranan desa agar lebih maju, berkembang, dan demokratis.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
yang dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa.
2.1.6 Pembiayaan Anggaran
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
pada Pasal 1 dijelaskan bahwa pembiayaan anggaran adalah setiap penerimaan
yang perlu dibayar kembali, penerimaan kembali atas pengeluaran tahun-tahun
anggaran sebelumnya, pengeluaran kembali atas penerimaan tahun-tahun
anggaran sebelumnya, penggunaan saldo anggaran lebih, dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Menurut Wardhana dkk. (2014) faktor-
faktor yang menyebabkan diperlukan pembiayaan anggaran adalah:
1. Untuk menutup defisit APBN.
13
2. Untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang pemerintah, antara lain dalam
bentuk pembayaran cicilan pokok (amortisasi) utang luar negeri dan dalam
negeri, pembayaran jatuh tempo pokok serta pembelian kembali (buy back)
surat berharga Negara.
3. Untuk mendukung kebijakan Pemerintah dalam bidang tertentu, antara lain
dalam bentuk penerusan pinjaman, penyertaan modal negara, dana bergulir,
dana pengembangan pendidikan nasional, kewajiban penjaminan pemerintah,
dan pemberian pinjaman.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terkait utang pemerintah telah dilakukan diantaranya:
1. Favero dan Giavazzi (2007) melakukan penelitian tentang Debt and The
Effects Of fiscal Policy. Penelitian dilakukan di negara Amerika Serikat
dengan menggunakan data ekonomi kuartalan dari tahun 1960-2005 untuk
mengetahui hubungan antara perubahan (naik/turun) penerimaan pajak dan
belanja pemerintah serta tingkat suku bunga terhadap utang. Penelitian
menggunakan analisis Vektor Auto Regression (VAR) dan hasil penelitian
menunjukan perubahan penerimaan pajak dan belanja pemerintah
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah utang sedangkan tingkat
suku bunga tidak berpengaruh terhadap utang pemerintah.
2. Harahap (2007) melakukan penelitian tentang Analisis faktor-faktor yang
Mempengaruhi Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1980-2004. Penelitian
ini menggunakan variabel pendapatan nasional, pengeluaran pemerintah,
defisit anggaran dan utang luar negeri tahun sebelumnya untuk mengetahui
14
hubungan kausalitas dengan utang luar negeri. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pendapatan nasional berpengaruh negatif terhadap utang luar negeri,
sedangkan pengeluaran pemerintah, defisit anggaran dan utang luar negeri
tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar
negeri.
3. Widharma, dkk. (2012) melakukan penelitian tentang Utang Luar Negeri
Pemerintah Indonesia: Kajian Terhadap Faktor-Faktor Yang Berpengaruh.
Penelitian menggunakan variabel penerimaan pajak, pengeluaran
pembangunan, kurs dolar, utang luar negeri tahun sebelumnya dan
pembayaran cicilan utang pemerintah pada periode tahun 1981-2010. Analisis
yang digunakan dalam penelitian adalah analisis jalur/lintasan yang
merupakan perluasan dari analisis linear berganda untuk mengetahui
hubungan kausalitas antar variabel. Hasil penelitian yang didapatkan adalah
penerimaan pajak berpengaruh signifikan terhadap utang luar negeri melalui
pengeluaran pembangunan dan kurs dollar, pengeluaran pembangunan, serta
utang luar negeri tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap utang
luar negeri.
4. Kimtai (2014) melakukan penelitian tentang Public Debt, Tax Revenue And
Government Expenditure In Kenya: 1960-2012. Penelitian yang dilakukan di
negara Kenya untuk mengetahui hubungan antara variabel penerimaan pajak
dan pengeluaran pemerintah dengan utang pemerintah. Analisis yang
dilakukan dengan menggunakan Vektor Error Correction Model (VECM) dan
hasil penelitian menunjukan penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang pemerintah.
15
5. Stephen, dkk. (2016) melakukan penelitian tentang Public Debt And Public
Expenditure In Nigeria: A Causality Analysis. Penelitian dilakukan di negara
Nigeria menggunakan data utang dan pengeluaran pemerintah (Belanja modal
dan belanja rutin) periode 1980-2015. Analisis yang dilakukan dengan
menggunakan Vektor Error Correction Model (VECM) dan hasil penelitian
menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah berupa belanja modal dan belanja
rutin berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang pemerintah.
2.3 Rerangka Konseptual
Pada penelitian perlu menjelaskan rerangka pemikiran yang berguna untuk
menunjukan arah penyusunan dan mempermudah dalam melakukan analisis
masalah yang akan diujikan sampai dengan diperolehnya kesimpulan. Konsep
dasar penilitian ini adalah menguji faktor internal keuangan negara yang terdiri
dari penerimaan pajak, belanja negara dan pembiayaan anggaran terhadap
peningkatan utang pemerintah pusat. Rerangka konseptual dari penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Rerangka Konseptual Penelitian
H2 (+)
Penerimaan Pajak (X1)
Peningkatan Utang
Pemerintah Pusat (Y) Belanja Negara (X2)
Pembiayaan Anggaran (X3)
H1 (-)
H3 (+)
16
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya dengan
melihat hasil analisis penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
2.4.1 Pengaruh Penerimaan Pajak Terhadap Peningkatan Utang
Pemerintah Pusat.
Teori Ekuivalensi Ricardian pada abad sembilan belas menyatakan bahwa utang
disebabkan dikarenakan penerimaan pajak yang rendah dimasa sekarang dan
pemerintah akan melakukan utang sebesar perkiraan penerimaan pajak yang
diterima dimasa yang akan datang.
Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara yang digunakan
untuk mendanai keperluan pemerintah. Besaran penerimaan pajak yang masih
rendah seringkali tidak mencukupi untuk membiayai pengeluaran pemerintah
mengakibatkan dibutuhkan sejumlah sumber dana untuk menutupi kekurangan
tersebut (utang). Kebijakan pemerintah yang menerapkan kebijakan anggaran
yang ekspansif yakni pengeluaran pemerintah lebih besar dari pendapatan yang
diperoleh semakin menjadikan utang menjadi kebutuhan untuk menutupi
kekurangan dana tersebut. Kebijakan anggaran yang ekspansif digunakan untuk
memberikan stimulus ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada peningkatan pendapatan negara.
Penelitian yang dilakukan terdahulu oleh Harahap (2007) mengunakan variabel
pendapatan nasional diperoleh hasil bahwa pendapatan nasional perpengaruh
17
negatif terhadap utang luar negeri sedangkan peneletian lain yakni Widharma
(2012) yang penelitian menggunakan variabel penerimaan pajak dan utang
pemerintah periode 1981 s.d. 2010 dan diperoleh hasil bahwa penerimaan pajak
berpengaruh positif terhadap utang luar negeri. Penelitian dengan hasil berbeda
juga dilakukan Favero (2007) di negara Amerika serikat yang menggunakan
sampel tahun 1960 s.d. 2005 dan Kimtai (2014) di negara Kenya menggunakan
sampel tahun 1960 s.d. 2012, hasil penelitian keduanya menyatakan bahwa
penerimaan pajak berpengaruh positif terhadap utang pemerintah.
Pada penelitian ini, akan menguji teori ekuivalensi ricardian yang menyatakan
utang disebabkan oleh penerimaan pajak yang masih rendah/kecil maka
dirumuskan hipotesis Ha1 adalah:
Hal: Penerimaan pajak berpengaruh negatif terhadap peningkatan utang
pemerintah pusat.
2.4.2 Pengaruh Belanja Negara Terhadap Peningkatan Utang Pemerintah
Pusat.
Hukum Wagner yang dikemukan oleh Wagner tahun 1883 dalam Stephen (2016)
menyatakan bahwa belanja (pengeluaran) pemerintah akan meningkat sejalan
dengan peningkatan pendapatan negara. Begitupun Peacock dan Wiseman tahun
1961 dalam Stephen (2016) terkait dengan perkembangan pengeluaran belanja
pemerintah menyatakan bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah tergantung
pada pendapatan yang diterima oleh pemerintah. Kebutuhan belanja negara yang
besar untuk menjalankan roda pemerintahan sering mengakibatkan pengeluaran
18
pemerintah lebih besar dari pendapatan negara yang diterima sehingga
membutuhkan dana untuk menutupi kekurangan tersebut.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Harahap (2007) dengan menggunakan
sampel pengeluaran pemerintah tahun 1980-2004 menyatakan bahwa pengeluaran
pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan utang luar
negeri. Stephen (2016) juga melakukan penelitian terkait belanja rutin dan modal
pada negara Nigeria periode tahun 1980-2015 menyatakan bahwa belanja rutin
dan belanja modal berpengaruh positif terhadap peningkatan utang pemerintah
Nigeria. Kimtai (2014) juga melakukan penelitian tentang pengeluaran
pemerintah di negara Kenya untuk periode 1960-2012 dan menyatakan bahwa
pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap utang negara Kenya.
Peningkatan jumlah belanja negara sering kali diimbangi dengan pendapatan
negara yang diterima sehingga apabila terjadi defisit maka utang merupakan
instrumen yang diperlukan untuk membiayai belanja negara. Semakin besar
jumlah belanja negara maka kebutuhan akan utang juga semakin besar.
Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis Ha2:
Ha2: Belanja negara berpengaruh positif terhadap peningkatan utang
pemerintah pusat.
2.4.3 Pengaruh Pembiayaan Anggaran Terhadap Peningkatan Utang
Pemerintah Pusat.
Pembiayaan anggaran merupakan salah satu postur APBN yang digunakan untuk
mendukung sasaran kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh Pemerintah bersama-
19
sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Adanya kekurangan pendapatan
dan sumber modal yang dimiliki pemerintah menjadikan arah kebijakan yang
diambil mengarah kepada kebijakan anggaran yang ekspansif dan mengakibatkan
terjadi defisit anggaran. Pembiayaan anggaran yang dilakukan guna menutup
defisit anggaran bisa dilakukan dengan utang maupun non utang.
Kebijakan pembiayaan anggatan yang dilakukan pemerintah menunjukan
komposisi pembiayaan yang masih didominasi dari sumber pembiayaan utang
dibandingkan oleh non utang. Sumber pembiayaan tersebut merefleksikan
ketersediaan dana yang berasal dari non utang, seperti dari rekening pemerintah,
penjualan aset negara, serta privatisasi BUMN sangat terbatas jumlahnya.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir ini juga muncul beberapa kebutuhan
pengeluaran pembiayaan dengan jumlah yang sangat besar. Pengeluaran
pembiayaan terutama untuk investasi pemerintah pada kegiatan pembangunan
infrastruktur yang melibatkan peran swasta dalam kerangka kerja sama (public
private partnership, PPP), penjaminan terhadap kewajiban PT Perusahaan Listrik
Negara (PT PLN) untuk menambah kapasitas dalam menjalankan fungsi publik,
Penyertaan Modal Negara pada BUMN, dan atas keterlibatan indonesia di
lembaga-lembaga internasional, serta kewajiban pembayaran pokok utang dan
pembelian kembali surat berharga negara yang jatuh tempo.
Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa kemampuan pembiayaan dari
non utang jumlahnya sangat terbatas sedangkan kebutuhan pembiayaan jumlahnya
cukup besar sehingga utang masih merupakan instrumen yang dipilih pemerintah
20
guna memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran. Berdasarkan hal tersebut maka
dirumuskan hipotesis:
Ha3: Pembiayaan anggaran berpengaruh positif terhadap peningkatan utang
pemerintah pusat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek itu
(Sugiyono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Pusat.
3.1.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dapat
mewakili populasi. Dalam penelitian ini dipergunakan non probability sampling
dengan teknik. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi saampel dan purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Sampel yang diambil
adalah data utang pemerintah pusat, data realisasi penerimaan pajak, belanja
negara, dan pembiayaan anggaran periode tahun 1981-2016. Metode pengambilan
sample dimulai pada tahun 1981 dengan pertimbangan sebagai berikut:
22
1. Penelitian dilakukan setelah pasca “Oil Boom” yang terjadi pada tahun 70an-
1980, pada saat itu Indonesia diuntungkan dengan kenaikan harga minyak
dunia sehingga mendapatkan pendapatan yang banyak dari sektor migas (90%
dari total pendapatan negara)
2. Setelah pasca bonanza harga minyak dan harga jatuh lagi ke level normal
mengakibatkan pendapatan dari sektor migas berkurang drastis sedangkan
belanja tidak dapat dikurangi (efisensi) sehingga trend penggunaan utang mulai
menunjukan jumlah yang cukup besar.
3.2 Jenis dan sumber data
3.2.1 Jenis data
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui teknik pengambilan basis data dari media perantara atau dicatat
oleh pihak lain guna mendapatkan data arsip sekunder (Jogiyanto, 2016).
Peneliti akan menggunakan data sekunder dalam melakukan penelitian. Data yang
digunakan adalah data sekunder berupa data kuantitatif yang bersifat times series
meliputi data publikasi utang pemerintah pusat, penerimaan pajak, belanja negara
dan pembiayaan anggaran yang tercantum dalam Laporan Realisasi APBN pada
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Perhitungan Anggaran Negara.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Adapun data
penelitian diperoleh dari mengunduh langsung dari publikasi data atau
menyampaikan permintaan data kepada Kementerian Keuangan.
23
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Sekaran (2010), variabel adalah apapun yang dapat membedakan dan
membawa variasi pada nilai. Variabel merupakan objek pengamatan berupa
fenomena yang diobservasi atau diukur dalam penelitian. Variabel dalam
penelitian ini adalah:
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian adalah:
a. Penerimaan Pajak (PP) adalah realisasi penerimaan pajak sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Realisasi penerimaan pajak tercantum dalam Laporan Realisasi APBN pada
Perhitungan Anggaran Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dinyatakan dalam milyar rupiah untuk periode tahun 1981-2016.
Variabel Penerimaan Pajak diukur dengan menggunakan rumus:
Sumber: UU KUP dan Postur APBN
b. Belanja Negara (BN) adalah realisasi belanja negara sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Realisasi belanja negara tercantum dalam Laporan Realisasi APBN pada
Perhitungan Anggaran Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dinyatakan dalam milyar rupiah untuk periode tahun 1981-2016.
Penerimaan Pajak = Pajak Dalam Negeri + Pajak Perdagangan Internasional
24
Variabel belanja negara diukur dengan menggunakan rumus:
Sumber: UU Nomor 17 Tahun 2003 dan Postur APBN Indonesia
c. Pembiayaan Anggaran (PA) adalah realisasi pembiayaan anggaran
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara. Realisasi pembiayaan anggaran tercantum dalam Laporan
Realisasi APBN pada Perhitungan Anggaran Negara dan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dinyatakan dalam milyar rupiah untuk periode tahun
1981-2016. Variabel pembiayaan anggaran diukur menggunakan rumus:
Sumber: UU Nomor 17 Tahun 2003 dan Postur APBN Indonesia
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah jumlah utang pemerintah pusat
(TUP) yang terdiri dari Utang Luar Negeri, Pinjaman Dalam Negeri dan Surat
Utang Negara periode tahun 1981-2016, berdasarkan data utang pemerintah pusat
pada Kementerian Keuangan. Variabel utang pemerintah pusat diukur dengan
mengunakan rumus:
Sumber: Data utang pemerintah pusat, Kementerian Keuangan
Belanja Negara = Belanja Pemerintah Pusat + Belanja Transfer ke Daerah
Pembiayaan Anggaran = Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan
Utang Pemerintah Pusat = Utang Luar Negeri + Pinjaman Dalam Negeri
+ Surat Utang Negara
25
3.4 Teknis Analisis Data
Berdasarkan data penelitian yang digunakan berupa data kuantitatif maka model
yang digunakan untuk data times series adalah analisis regresi berganda
menggunakan metode least square (LS) dengan syarat data tidak stasioner
ditingkat level, tetapi setelah dilakukan transformasi data akan menjadi stasioner
pada derajat integrasi. Hasil perhitungan dan analisis regresi digunakan untuk
menjawab hipotesis yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui faktor
mana yang paling berpengaruh terhadap peningkatan utang pemerintah pusat.
Tahap pertama sebelum dilakukan uji asumsi klasik, analisis hipotesis uji statistik
F dan uji statistik T perlu dilakukan uji stasioner untuk mengetahui hubungan
antara variabel apakah stasioner atau tidak. Menurut Rosadi (2011) asumsi
stasioner data pada data times series merupakan hal yang penting. Pengujian
stasioneritas dari suatu data runtun waktu dapat dilakukan dengan beberapa cara
sebagai berikut:
1. Pendeteksian ketidakstasioneran data dalam mean (rata-rata) dapat
menggunakan plot dari data dalam runtun waktu, plot fungsi autokorelasi
(Auto Correlation Function/ACF) dan plot fungsi autokorelasi parsial (Partial
ACF/PACF). Jika data mengandung komponen tren, data non stasioner dalam
mean dan plot ACF/PACF akan meluruh secara perlahan.
2. Pendeteksian ketidakstasioneran dalam variansi dapat menggunakan plot
ACF dan PACF dari residual kuadrat.
3. Uji akar unit (unit root) apabila terdapat komponen tren berupa jalan acak
(random walk) dalam data.
26
Apabila telah terpenuhi syarat pada uji stasioner maka digunakan analisis regresi
berganda dengan menggunakan metode least square (LS). Model yang digunakan
sebagai berikut:
Model umum regresi berganda yaitu:
Yt = β0+ β1Xt+εt
Model dalam penelitian yaitu:
PUPt= β0+ β1PPt+ β2BNt+β3PAt+ εt
Dimana:
PUP : Peningkatanl Utang Pemerintah β0 : Bilangan Konstanta
PP : Penerimaan Pajak β1- β4 : Koefesien Regresi
BN : Belanja Negara
PA : Pembiayaan Anggaran
3.5 Uji Stasioneritas (Uji Akar Unit)
Sebelum melakukan regresi dengan menggunakan data runtun waktu, langkah
awal yang dilakukan adalah uji stasioneritas. Setiap data runtun waktu merupakan
suatu data yang dihasilkan dari hasil proses stokastik. Suatu data hasil proses
stokastik dapat dikatakan stasioner jika memenuhi tiga syarat yaitu jika rata-rata
dan variannya konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua data runtun
waktu hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu tersebut. Data
runtun waktu yang stasioner rata-rata, varian dan kovariannya pada setiap lag
akan sama dalam setiap waktu. Jika data tersebut tidak stasioner maka data
tersebut tidak memenuhi syarat tersebut atau dengan kata lain data memiliki rata-
rata dan variannya berubah-ubah sepanjang waktu (Widarjono, 2013).
27
Penelitian yang menggunakan data runtun waktu (times series) sering ditemukan
data yang tidak stasioner pada tingkat level series sehingga perlu dilakukaan
differensiasi satu atau dua kali agar data menjadi stasioner. Menurut Rosadi
(2011) salah satu cara untuk mengetahui data tersebut stasioner atau tidak adalah
menggunakan uji akar unit (unit roots test). Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) /
Phillips-Peron (PP) merupakan salah satu uji akar unit yang paling digunakan
dalam pengujian stasioneritas data. Pengujian dilakukan dengan melakukan
hipotesis:
H0: Terdapat akar unit (data tidak stasioner)
H1: Tidak terdapat akar unit (data stasioner)
Hasil statistik dari hasil estimasi pada metode ADF/PP akan dibandingkan dengan
nilai kritis McKinnon pada titik kritis 1%, 5%, dan 10%. Jika nilai t-statistik lebih
kecil dari nilai kritis McKinnon maka H0 diterima, artinya data terdapat akar unit
atau data tidak stasioner. Jika nilai t-statistik lebih besar dari nilai kritis
McKinnon maka H0 ditolak.
3.6 Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini untuk memastikan bahwa dalam regresi yang digunakan tidak
terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi serta untuk
memastikan bahwa data yang dihasilkan terdistribusi normal.
3.6.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
28
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara varibel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-varibel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (Ghozali, 2016)
Menurut Ghozali (2016) untuk mendeteksi multikolinieritas dalam penelitian
dapat menggunakan beberapa cara:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi (0,70 – 1,00), tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen
2. Koefisien determinasi individual (r2) relatif tinggi daripada kefisien
determinasi serentak (R2).
3. Nilai variance inflation factor (VIF) pada model regresi, jika VIF ≥ 10 maka
terjadi multikoliniearitas.
Pada penelitian kali ini untuk mengamati gejala multikolinieritas akan
menggunakan metode VIF. Pengujian ini dengan membandingkan nilai VIF
dengan kriteria jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas jika nilai VIF <
10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
3.6.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode (t) dengan kesalahan pengganggu pada
periode (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
29
satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2016)
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah Uji Breusch-Godfrey. Kriteria dalam Uji Breusch-Godfrey jika nilai
probability chi-square lebih besar dari 0,05 maka tiadak terjadi autokorelasi baik
positif maupun negatif tetapi bila probability chi-square lebih kecil dari 0,05
maka terjadi autokorelasi.
3.6.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah pengujian apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji
Breusch-Godfrey. Uji ini dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2t)
dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian variabel
independen. Uji Breusch-Godfrey dihitung dengan kriteria jika probability value
Obs*R-Square lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas jika
lebih kecil dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
30
3.6.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah persebaran data berdistribusi
normal atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah suatu data terdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2016).
Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam pengujian normalitas data ini, pada
penelitian ini akan digunakan Uji Jaque-Bera dan melihat probabilitasnya dari
hasil pengujian sebaran residual. Dengan ketentuan untuk nilai probabilitas H0
dari uji ini adalah jika nilai probabilitas dibawah α (0,05) maka data terdistribusi
normal, sedangkan Ha nya adalah jika probabilitas diatas α, maka data
terdistribusi tidak normal
3.7 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan setelah uji asumsi klasik. Adapun pengujian
hipotesis dilakukan dengan cara:
3.7.1 Pengujian Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk menguji tingkat keterikatan antar variabel
dependen dan variabel independen yang bisa dilihat dari besarnya nilai koefesien
determinan. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2016).
31
3.7.2 Pengujian Kelayakan Model Regresi
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2016). Kriteria
pengujianya adalah seperti berikut ini:
1. Ha ditolak yaitu apabila nilai value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih
dari nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit)
untuk digunakan dalam penelitian.
2. Ha diterima yaitu apabila nilai value = 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini
layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.
3.7.3 Pengujian Signifikansi Parameter Individual
Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
(Ghozali, 2016). Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Ha ditolak, yaitu apabila nilai value > 0,05 atau bila nilai signifikansi lebih
dari nilai 0,05 berarti secara individual variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Ha diterima, yaitu apabila nilai value = 0,05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari nilai 0,05 berarti secara individual variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh penerimaan pajak, belanja negara,
dan pembiayaan anggaran terhadap peningkatan utang pemerintah pusat periode
tahun 1981-2016. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis atas ketiga variabel,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Variabel penerimaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan utang pemerintah pusat, sehingga hipotesis yang diajukan dalam
penelitian yang menyatakan bahwa penerimaan pajak berpengaruh negatif
terhadap peningkatan utang pemerintah pusat diyatakan tidak terdukung.
Pengaruh positif penerimaan pajak tidak lepas dari kebijakan pemerintah
yang mengaruh kebijakan anggaran yang ekspansif dimana belanja negara
selalu lebih besar dari penerimaan pajak. Peningkatan penerimaan pajak
semakin membuat pemerintah semakin berani menambah utang dikarenakan
ada kemampuan untuk membayar utang dari setiap hasil peningkatan
penerimaan pajak.
2. Variabel belanja negara berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
peningkatan utang pemerintah pusat, sehingga hipotesis yang diajukan dalam
penelitian yang menyatakan bahwa belanja negara berpengaruh positif
terhadap peningkatan utang pemerintah pusat diyatakan tidak terdukung.
Hasil penelitian yang bertentangan dengan teori dan penelitian terdahulu.
53
Hasil penelusuran yang lebih dalam terdapat pos belanja yang besar terkait
belanja negara yang digunakan untuk pembayaran beban utang/pelunasan
utang pemerintah sebelum jatuh tempo dan kemungkinan yang bisa
menyebabkan penurunan utang pemerintah. Terdapat juga peristiwa khusus
seperti khusus ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1998-1999 dan
tahun 2008 yang mengakibatkan penurunan belanja tetapi meningkatkan
utang pemerintah.
3. Variabel pembiayaan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan utang pemerintah pusat, sehingga hipotesis yang diajukan dalam
penelitian yang menyatakan bahwa pembiayaan anggaran berpengaruh positif
terhadap peningkatan utang pemerintah pusat diyatakan terdukung .
Kebutuhan pembiayaan anggaran yang besar menyebabkan utang pemerintah
pusat juga mengalami peningkatan yang besar.
5.2 Keterbatasan penelitian
Keterbatasan yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan memperoleh data sehingga penelitian dilakukan mulai tahun
1981-2016.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian sifatnya sangat makro, perlu
dilakukan pemilihan variabel yang lebih spesifik untuk melihat pengaruh
langsung atas variabel yang dilakukan penelitian.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian hanya melibatkan faktor internal di
bidang keuangan negara.
54
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberi saran sebagai
berikut:
1. Bagi Pemerintah.
Pemerintah agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap utang
dikarenakan dalam beberapa tahun terakhir peningkatan utang semakin
memberatkan keuangan negara. Pemerintah perlu mengoptimalkan potensi
penerimaan pajak sehingga pendapatan negara yang diterima dapat digunakan
untuk membiayai belanja negara. Selain itu, perlu dilakukan efisiensi
terhadap belanja negara sehingga belanja negara bisa efektif penggunaannya
dan utang menjadi berkurang jumlahnya.
2. Bagi Peneliti.
Penelitian yang dilakukan hanya melibatkan faktor internal di bidang
keuangan negara, maka penelitian selanjutnya bisa menggunakan faktor
eksternal seperti target pertumbuhan ekonomi, target pengurangan
kemiskinan, dan pergerakan nilai tukar rupiah dan dihubungkan dengan
peningkatan utang pemerintah. Terkait adanya anomali penelitian tentang
pengaruh belanja negara terhadap peningkatan utang pemerintah pusat,
peneliti lain bisa lebih spesifik lagi meneliti terkait detil belanja negara
misalnya perlu dibedakan antara belanja rutin dan belanja investasi (modal
dan sektor produktif) dikarenakan komponen belanja negara mempunyai
cakupan yang sangat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ashworth, John. 2005. Goverment Weakness and Local Public Debt Development in
Flemish Municipalities. Department of Economics, University of Durham,
International Tax and Public Finance No. 12, 395–422
Baskaran, Thushyanthan. 2010. On the Link Between Fiscal Decentralization and
Public Debt in OECD Countries. Munich Personal Research Papers in
Economic Archive (MPRA) Paper No. 21599
Cecchetti, Stephen G., M S Mohanty dan Fabrizio Zampolli. 2010. The Future Of
Public Debt: Prospects And Implications. Bank for International Settlement
(BIS) Working Papers No 300
________ 2011. The Real Effects Of Debt. Bank for International Settlement (BIS)
Working Papers No 352
Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan www.anggaran.depkeu.go.id.
diakses pada Januari 2017
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan .
www.djppr.kemenkeu.go.id. diakses pada Februari 2017
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan
www.djpbn.kemenkeu.go.id. diakses pada Januari 2017
Favero, Carlo dan Giavazzi, Francesco. 2007. Debt and The Effects of Fiscal Policy.
National Bureau of Economic Research Working Paper Series 12822
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Edisi kedelapan
Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis Multivariete dan Ekonometrika
dengan Eviews 8. Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Edisi
kesatu
Gujarati, Damodar, dan Sumarno Zain (2006). Ekonometrika Dasar Jilid I. Jakarta :
Erlangga, Edisi Kedua
Harahap, Mahindun Dhiani Melda. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Utang Luar Negeri Indonesia. Tesis. Universitas Sumatera Utara
Hariyati, Tri Retno. 2012. Faktor Determinan Atas Hutang Pemerintah Dengan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sebagai Variabel Antara. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Hlm. 368-379
Hartono, Jogiyanto. 2016. Metodologi Penelitian. Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, Edisi
keenam
Hutagaol, John. 2007. Perpajakan : Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta, Penerbit Graha
Ilmu, edisi kesatu
International Monetary Fund. 2001. Government Finance Statistic. New York: IMF,
2001
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sttd
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002
Tentang Surat Utang Negara
Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
Kimtai, Kiminyei Felix. 2014. Public Debt, Tax Revenue And Government Expenditure
In Kenya: 1960-2012. Thesis. The University Of Nairobi. Reg No :
X50/63752/2014
Mankiw, N. Gregory. 2006. Makroekonomi. Erlangga-Jakarta, Edisi keenam
Nota Keuangan dan APBN. Beberapa tahun penerbitan. Kementerian Keuangan.
Jakarta, Direktorat Jenderal Anggaran
Najidi, Nasyith dan Awalil Rizky. 2008. Utang Pemerintah Mencekik Rakyat. Jakarta, E
Publishing Company, Cetakan Pertama
Rosadi, Dedi. 2011. Analisis Ekonometrika dan Runtun Waktu Terapan. Yogyakarta,
Penerbit Andi Offset, Edisi Satu
Satya, Venti Eka. 2015. Analisis Kebijakan Pengelolaan Utang Negara: Manajemen
Utang Pemerintah Dan Permasalahannya. Jurnal Publikasi DPR RI, Kajian
Vol. 20 No. 1 hal. 59 – 74
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business. Edisi Kelima.
John Wiley and Sons. West Sussex, Inggris
Stanislaw, J., & Yergin, D. 1998. Excerpt from John Maynard Keynes profile in the
commanding heights. New York. Reprinted by permission of Simon &
Schuster, Inc.
Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Bank Indonesia. www.bi.go.id. diakses
pada Desember 2016
Stephen, Idenyi Odo., Igberi Christiana Ogonna and Anoke Charity Ifeyinwa. 2016.
Public Debt And Public Expenditure In Nigeria : A Causality Analysis.
Research Journal of Finance and Accounting Vol.7 No.10
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta-Bandung, Edisi
keempat belas
Sukirno, Sadono. 2005. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Bina Grafika-Jakarta. Edisi
kesebelas
Tambunan, Tulus. 2012. Perekonomian Indonesia Kajian Teoritis dan Analisis Empiris.
Penerbit Ghalia Indonesia-Bogor. Edisi Ketiga
Templeman, J.H. 2007. James M. Buchanan On Public-Debt Finance. The Independent
Review A Journal of Political Economy, Vol. 10 No. 3, 435 – 449
Wardhana, Wisynu., I Made Sanjaya, Aries Setiadi, dan Waskito Prayogi. 2003. Postur
APBN Indonesia. Jakarta, Kementerian Keuangan, Cetakan Pertama
Widarjono, Agus (2013) Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan
Eviews. Jakarta, Penerbit UPP STIM YKPN, Edisi 4.
Widharma, I Wayan Galuh., I Made Kembar Sri Budhi dan Marhaeni. 2012. Utang
Luar Negeri Pemerintah Indonesia : Kajian Terhadap Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh. Jurnal Universitas Udayana Volume 2 Nomor 2 2012
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta, Penerbit UPP STIM YKPN, Edisi 4
Worthington, Andrew C. 2006. Debt as a Source of Financial Stress in Australian
Households. International Journal of Consumer Studies, 30 pp2–15
Recommended