View
226
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH PENGEL
(KOPONTREN) TERH
(Studi Kasus di Koperasi Po
Tan
Diajukan untu
INSTITUT AG
NGELOLAAN KOPERASI PONDOK PE
ERHADAP PEMBENTUKAN JIWA WI
PARA SANTRI
rasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brab
Tangungharjo Kabupaten Grobogan)
SKRIPSI
untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Strata 1
Program Studi Ekonomi Islam
Disusun Oleh :
ALI ROFIQ
NIM. 082411088
FAKULTAS SYARI’AH
T AGAMA ISLAM NEGERI WALISON
SEMARANG
2012
K PESANTREN
A WIRAUSAHA
a Brabo Kecamatan
yarat
ISONGO
INSTITUT
Jl. Prof.Dr.Hamka
Nama : Ali Ro
NIM : 08241
Jurusan/Prodi : Ekono
Judul Skripsi : PENG
PESAN
JIWA
Pesant
Telah Dimunaqosahkan oleh D
Walisongo Semarang, pada tang
Dan dapat diterima sebagai k
Progam Sarjana Strata I ( S.I ) t
dalam ilmu sayri’ah.
Ketua Sidang,
H. M. Syaifullah, M. Ag
NIP. 19700321 199603 1 003
Penguji I,
Drs. H. Wahab Zaenuri, M.
NIP. 19690908 200003 1 001
Pembimbing I
Drs. Ghufron Ajib, M.Ag.
NIP. 19660325 199203 1 001
KEMENTRIAN AGAMA
UT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH
amka Kampus III Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601
PENGESAHAN
Ali Rofiq
082411088
Ekonomi Islam
PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI POND
PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEM
JIWA WIRA USAHA PARA SANTRI ( Studi Kas
Pesantren Sirajuth-Tholibin Brabo )
oleh Dewan Penguji fakultas syari’ah Institut Aga
da tanggal : 22 juni 2012
agai kelengkapan ujian akhir dalam rangka men
S.I ) tahun akademik 2012/2013 M. Guna memper
Semarang, Jun
Sekretaris Sidan
Drs. Ghufron A
NIP. 19660325 1
Penguji II
M Dra. Hj. Nur H
NIP. 19690830 1
Pembimbing II
Johan Arifin, S.
NIP. 19710908 2
NGO
) 7601291
PONDOK
PEMBENTUKAN
di Kasus di Pondok
ut Agama Islam Negeri
a menyelesaikan Studi
emperoleh gelar sarjana
Juni 2012
Sidang,
fron Ajib, M. Ag
0325 199203 1 001
ur Huda, M. Ag
0830 199403 2 003
fin, S.Ag., MM
908 200212 1
ABSTRAK
ALI ROFIQ, PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK
PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA
WIRAUSAHA PARA SANTRI, Jurusan Ekonomi Islam Iain Walisongo Semarang,
Juni, 2012.
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi
satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha,koperasi
mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
anggota-anggotanya. Dan mengenai koperasi sangat berkaitan dengan ekonomi,
mengingat ekonomi sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang
memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan
membangun koperasi.
Penelitian dalam bentuk skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa
wirausaha para santri, yang diteliti pada 60 santri putra dan putri di Pondok Pesantren
Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka dan
membuat deskripsi secara faktual. Penelitian ini memiliki dua variabel pengaruh
pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) dan pembentukan jiwa wirausaha
para santri. Teknik analisa datanya menggunakan teknik regresi dengan menggunakan
melakukan beberapa uji dengan sampel 60 santri Pondok pesantren Sirojuth-Tholibin.
Hasil penelitian ini diperoleh r = 0,968 / 96,8% yang menyatakan bahwa
hipotesis alternatif diterima yang menyatakan adanya pengaruh dalam pengelolaan
koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para
santri.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan
bahan rujukan.
Semarang, Juni 2012
Deklarator,
ALI ROFIQ
NIM. 082411088
MOTTO
ىل و� ىف درجة �خرة# وهللا يقىض هببات الوافرة
Artinya: Nadhim (Ibnu Malik) berdo’a “Semoga Allah membrikan baarang-barang yang
sempurna, kepada ku (nadhim) dan kepadanya (Ibnu Mu’thi) sebuah derajat di dalam
akhirat”
(Akhir Muqoddimah Alfiah Ibnu Malik)
PERSEMBAHAN
Allah SWT, Segala tasbih, tahmid, dan takbir penulis lantunkan bagiMu
yang tak pernah berhenti memberi perlindungan, kenikmatan anugrah dan
hidayah. Sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebaik-baik sauri tauladan.
Dengan bangga dan bahagia, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
� Almamater, Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
� Jurusan Ekonomi Islam
� Pembimbingku Drs.Ghufron Ajib M.Ag, dan Johan Arifin, S.Ag., MM.
� Pondok Pesantren Sirojuh-Tholibin Brabo
� Ibunda tercinta, Hayatun (Almarhumah); Allahummaghfirlaha Warhamha
Wa’afiha Wa’fu‘anha, yang selalu memeberi dorangan, kasih sayang,
pengorbanan yang tercurahkan kepada penulis sebelum wafatnya beliau, do’a
penulis bagi ibu; semoga diluaskan kubur beliau amiin. (Uhibbuk Ummy)
� Yang senantiasa mendo’akanku tanpa henti, Ayahanda (Sulaiman)
� Adik-adikku tercinta (Ahmad Subhan dan Nur Sa’idah) yang selalu
memberikan keceriaan bagi penulis.
� Yang selalu memberi warna dalm hidupku Ni’mah Diana
� Keluarga ibu dan bapak semuanya.
� Dewan asatidz dan santriwan-santriwati Yayasan “Roudlotul Muttaqin” brabo
(pak wir, pak jar, pak bain, kang rozi, kang munir, bu niah, bu tam)
� Wadyabala seluruh kru LPM Justisia
� Teman-teman EI B 2008, dan teman-teman MAK Tajul Ulum Brabo 2005
� Temen-temen dukuh krajan bendungan desa brabo
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis hanya bisa
mengucapkan Jazakumullah khoirol jaza, jazaan katsiron, trimakasih.
KATA PENGANTAR
ÉΟó¡ Î0 «!$# Ç≈uΗ÷q§�9 $# ÉΟŠÏm §�9$#
Penulis lantunkan untaian tasbih, tahmid, dan takbir buat sang pencipta langit
dan bumi yaitu Allah SWT. Karena dengan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi yang Al-amin dan yang
terakhir, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga tercintanya dan sahabat setianya
yang telah membawa manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang benderang
menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Selama penyusunan skripsi ini, dan selama penulis belajar di Fakultas Syari’ah
dan Jurusan Ekonomi Islam, penulis banyak mendapatkan dorongan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnyakepada:
1. Rektor IAIN Walisongo Semarang Prof.Dr. Muhibbin, M.Ag, Dekan Fakultas
Syari’ah Dr. Imam Yahya, M.Ag , Ketua Jurusan Ekonomi Islam Dr. Ali
Murtadlo M.Ag, beserta para Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.
2. Drs.Ghufron Ajib M.Ag, selaku pembimbing I dan Johan Arifin, S.Ag., MM yang
telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. K.H. A. Baidlowi syamsuri, Lc. H., selaku pengasuh Pondok
Pesantren Sirojuth-tholibin, beserta keluarganaya, segenap pengasuh pon-pes, dan
staff Koperasi yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini
dapat berjalan dengan baik.
4. Ibunda tercinta, Hayatun (Almarhumah); Allahummaghfirlaha, Warhamha,
Wa’afiha, Wa’fu‘anha, yang selalu memeberi dorangan, kasih sayang,
pengorbanan yang tercurahkan kepada penulis sebelum wafatnya beliau, do’a
penulis bagi ibu; semoga diluaskan kubur beliau amiin. (Uhibbuk Ummy)
5. Ayahanda (Sulaiman) tercinta, yang telah mengasuh diri penulis dengan penuh kasih
sayang dan pengorbanan yang tercurahkan, baik moril maupun materiil sehingga
kesulitan yang penulis hadapi dapat teratasi, serta doa yang selalu terpanjat untuk
penulis kepada bapak, supaya diberi kesabaran dalam menjalakan keseharian, semoga
rahmat dan kasih sayang Allah senantiasa tercurahkan kepada bapak amiin
6. Seluruh keluarga besar bapak dan ibu yang telah memberikan banyak dukungan
moral dan doa kepada penulis. Semoga Allah senantiasa menyayangi dan memberi
rahmatnya. Amin.
7. Adik (Ahmad Subhan dan Nur Sa’idah) yang selalu penulis sayangi, pesen penulis
kepada adi-adiku “semangat terus belajar sampai jenjang yang lebih tinggi, sabar
menjalani kehidupan tanpa ibu tercinta, Subhan, kejar S1 mu dan Nur Saidah, kejar
pendidikan dan Qur’anmu. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ni’mah Diana yang selalu menemani, warnai hari-hari penulis, dengan niat
tulus, penuh tekad dan Bismillah.
8. Seluruh jajaran asatidznya (pak Nawir, pak Ba’in, pak jar, kang Rozi kang Munir,
bu Tam, bu Niah dan yang lainya) beserta santriwan santri yayasan “Roudlotul
Muttaqin” yang selalu memeberi semangat dan pengalaman oraganisasi.
9. Teman-teman kampus Jurusan Jurusan Ekonomi Islam 2008, teman-teman LPM
JSTISIA, teman-teman MAK Tajul Ulum Brabo 2005 dan semua pihak yang tidak
mungkin penulis cantumkan satu-persatu yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung .
Semoga bantuan yang telah diberikan tercatat sebagai amal shaleh dan
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat adanya. Amin....
Semarang, Juni 2012
Penulis
Ali Rofiq
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING........................................................... . ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. . iii
HALAMAN ABSTRAK........................................................................................... . iv
HALAMAN DEKLARASI................................................................................... . v
HALAMAN MOTTO............................................................................................ . vi
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................ . vii
HALAMAN KATA PENGANTAR....................................................................... . viii
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................... . x
HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................................. . xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR.......................................................................... . xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... . xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah............................................................................ .. 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ ... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................ 7
1.3.2 Manfaat Penelitian........................................................................... 7
1.4 Sistematika Penulisan.............................................................................. .... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori....................................................................................... .... 10
2.1.1 Hakikat Koperasi........................................................................... .... 10
2.1.2 Landasan Koperasi........................................................................ .... 17
2.1.3 Bentuk Koperasi............................................................................ .... 19
2.1.4 Partisipasi Anggota Pada Koperasi................................................. 24
2.1.5 Manajemen dan Pengelolaan Koperasi....................................... .... 26
2.1.6 Perbedaan Koperasi Dengan Badan Lain........................................ 29
2.2 PONDOK PESANTREN......................................................................... ..... 30
2.2.1 Pengertian Pondok Pesantren.......................................................... 30
2.2.2 Sistem Pendidikan Pondok Pesantren............................................... 31
2.3 KEWIRAUSAHAAN (ENTERPRENUERSHIP)................................. 33
2.3.1 definisi Wirausaha (Entreprenuer)............................................ 33
2.3.2 Urgensi Pendidkan Kewirausahaan........................................... 34
2.4 Kerangka Berpikir............................................................................. 36
2.5 Pengajuan Hepotesis.......................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................. 39
3.2 Tempat Penelitian.............................................................................. 40
3.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 40
3.4 Populasi dan Populasi Sampel............................................................ 40
3.5 Teknis Pengumpelan Data.................................................................. 41
3.5.1 Dokumentasi............................................................................ 41
3.5.2 angket...................................................................................... 41
3.5.3 Observasi................................................................................. 42
3.6 Teknis Pengolahan dan Analisa Data.................................................. 42
3.6.1 Tekmis Pengumpulan Data....................................................... 42
3.6.2 Teknis Analisis Data................................................................. 44
3.6.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas......................................... 44
3.6.2.1.1 Uji Validitas................................................... 44
3.6.2.1.2 Uji Reliabilitas................................................ 44
3.6.2.2 Uji Asumsi Klasik......................................................... 44
3.6.2.2.1 Uji Multikolinieritas........................................ 45
3.6.2.2.2 Uji Autokorelasi.............................................. 45
3.6.2.2.3 Uji Heteroskedasitas....................................... 45
3.6.2.2.4 Uji Normalits.................................................. 46
3.6.2.3 Pengujian hepotesis....................................................... 46
3.6.2.3.1 Analisis Berganda........................................... 46
3.6.2.3.2 Uji T (Uji Parsial)........................................... 48
3.6.2.3.3 Uji F (Simultan).............................................. 49
3.6.2.3.4 Koefisien Determinasi..................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gamabaran Umum Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin........ 54
4.1.1Profil Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin................. 54
4.1.2 Latar Belakang Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin
“ZADUNA”................................................................................... 56
4.1.3 Struktur Organisasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin
“ZADUNA”................................................................................... 56
4.1.4 Fungsi dan Tugas........................................................................... 58
4.1.5 Omset Pemasukan Keuangan Koperasi Zaduna.......................... 60
4.1.5 Program Kerja Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna.... 61
4.1.6 Sarana Prasarana Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna. 63
4.2 ANALISIS DATA.................................................................................. 64
4.2.1 Data Responden............................................................................. 64
4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................... 68
4.2.2.1 Uji Validitas....................................................................... 68
4.2.2.2.Uji Reliabilitas................................................................... 70
4.2.3 Pengujian Hepotesis....................................................................... 72
4.2.3.1 Analisis Berganda.............................................................. 72
4.2.3.2 Uji T (Uji Parsial).............................................................. 72
4.2.3.3 Uji F (Simultan)................................................................. 74
4.2.3.4 Koefisien Determinasi....................................................... 75
4.2.4 Uji Asumsi Klasik.......................................................................... 75
4.2.4.1 Uji Normalits .................................................................... 76
4.2.4.2 Uji Multikolinieritas ......................................................... 77
4.2.4.3 Uji Autokorelasi ............................................................... 78
4.2.4.4 Uji Heteroskedasitas.......................................................... 79
4.3 PEMBAHASAN.................................................................................... 80
4.3.1 Pengaruh Tahap Perencanaan (Planning) Terhadap Pembentukan
Jiwa Wirausaha Para Santri......................................................... 80
4.3.2 Pengaruh Tahap Pengorganisasian (organizing ) Terhadap
Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri.................................. 81
4.3.3 Pengaruh Tahap Pelaksanaan (actuating) Terhadap Pembentukan
Jiwa Wirausaha Para Santri......................................................... 82
4.3.4 Pengaruh Tahap Pengawasan (controlling) Terhadap Pembentukan
Jiwa Wirausaha Para Santri......................................................... 83
4.4 Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren)
Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri........................... .. 83
4.5. Pembentukan Jiwa Wirausaha santri....................................................... .. 84
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. .. 86
5.2 Kritik........................................................................................................ .. 87
5.3 Saran......................................................................................................... .. 88
5.4 Penutup................................................................................................ .. 88
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bagan Pengelolaan Koperasi........................................................................ 26
Tabel 2.2 Kerangka Berpikir........................................................................................ 37
Tabel 3.1 Variabel, Difinisi, Indikator dan Item Indikator.......................................... 51
Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan Koperasi Pondok Pesantren Sirojut-Tholibin
“Zaduna”..................................................................................................... 57
Tabel 4.2 Daftar Responden Berdasarkan Usia.......................................................... 65
Tabel 4.3 Jenis Kelamin.............................................................................................. 66
Tabel 4.4 Lama Berada Di Pon-Pes........................................................................... ... 67
Tabel 4.5 Keanggotaan................................................................................................ 68
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen...................................................................... 69
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas.................................................................................... 71
Tabel 4.8 Uji T atau Uji Parsial.................................................................................... 73
Tabel 4.9 Uji F atau Uji Simultan................................................................................ 74
Tabel 4.10 Uji Koefisiensi Determinasi (R2)................................................................ 75
Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas.................................................................................... 77
Tabel 4.12 Autokorelasi............................................................................................... 78
DAFTAR GAMBAR
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia.................................................................. 65
Tabel 4.2 Pengelompokan Jenis Kelamin........................................................................ 66
Tabel 4.3 Lama Berapa di Pon-pes................................................................................... 67
Tabel 4.4 Berdasarkan Anggota....................................................................................... 68
Tabel 4.5 Uji Normalitas.................................................................................................. 76
Tabel 4.6 Uji Heteroskedasitas........................................................................................ 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama
memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama
melakukan usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badan-
badan usaha atau pelaku kegiatan ekonomi yang lebih mengutamakan
modal. Dengan demikian koperasi sebagai badan usaha mengutamakan
faktor manusia dan bekerja atas dasar perikemanusiaan bagi kesejahteraan
para anggotanya. Meskipun koperasi merupakan kumpulan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, tetapi koperasi bukanlah
badan amal.1
Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah
ayat 2:
(#θ çΡuρ$ yès?uρ ’n? tã Îh�É9ø9 $# 3“uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’ n? tã ÉΟ øOM}$# Èβ≡uρô‰ãè ø9 $#uρ 4 (#θ à)̈?$#uρ ©! $# (
¨βÎ) ©! $# ߉ƒ ωx© É>$ s)Ïè ø9 $# ∩⊄∪
Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya (Q.S. Al-maidah: 2)
1 Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia., Jakarta: Bina Aksara, 1989
hal 3
2
Kerjasama dalam masyarakat modern telah nampak wujudnya
dalam suatu jaringan sistem yang lebih kompleks. Bentu-bentuk ikatan
persekutuan hidup telah berkembang dan menjadi lebih beragam. Kini
kerja sama di samping memenuhi kebutuhan menjaga kelangsungan
hidup dan rasa aman, juga untuk memperoleh kasih sayang dan
persahabatan seperti dalam keluarga dan paguyuban, juga telah
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan,
seperti nampak organisasi-organisasi yang resmi yang bersifat mendidik.
Koperasi mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Pada asasnya
koperasi bukanlah suatu usaha yang mencari keuntungan semata-mata
seperti halnya usaha-usaha swasta seperti firma dan perseroan akan
tetapi mensejahterakan anggotnya, dalam hal ini dengan meningkatkan
kegiatan-kegiatan koprasi.
Berbicara mengenai koperasi sangat berkaitan dengan
wirausahawan, mengingat teori wirausaha sering kali belum mampu
memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan terhadap masalah-
masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan membangun koperasi,
perlu disadari bahwa fakta menunjukkan organisasi organisasi koperasi
hanya mencakup suatu bagian dari semua kegiatan ekonomi, dan
koperasi akan dapat hidup hanyalah dalam kondisi yang sangat khusus.
Dalam GBHN 1988 dinyatakan “Bahwa koperasi sebagai gerakan
ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka
3
mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang
menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri yang pertumbuhannya
berakar di dalam masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan
kesadaran, kegairahan dan kemampuan masyarakat luas untuk
berkoperasi, antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan pembinaan
pengelolaan koperasi. Selanjutnya untuk ditingkatkan partisipasi aktif
anggota pada semua tingkat serta keterkaitan kelembagaan antara
primer, pusat dan induk”.2
Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran
ekonomi, sehingga setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
manusia yang rasional akan berprinsip pada prinsip ekonomi yaitu
menggunakan sumber yang terbatas untuk mencapai hasil yang
maksimal. Terutama dalam koperasi adanya prinsip - prinsip yang
diterapkan dalam sebuah koperasi. Untuk terlaksananya proses
ekonomi dalam sebuah koperasi yang baik maka faktor lain yang
sangat menentukan adalah terciptanya suatu koperasi dengan
pengelolaan organisasi yang lebih efektif.
Selanjutnya, untuk keberlangsungan hidup masyarakat pondok
(santri) mereka mempunya ide untuk membuat suatu usaha dengan tujuan
mendidik santri untuk mempunyai jiwa usaha. Permaasalahan awal yaitu
santri mempunyai keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan
belajar berwirausaha, kemudian diciptakanlah koperasi pondok pesantren.
2 Ibid., Hal. 5
4
Koperasi pondok pesantren adalah sekumpulan para
santiwan/santriwati yang bekerja sama untuk kepentingan mereka sendiri
dan menggunakan modal mereka senidiri. Maka, dapat di artikan koperasi
pondok pesantren mempunyai asas; dari santi, oleh santri dan untuk
kesanti. Adapun pengelolan koperasi ini dikelola santri itu sendiri yang
dipimpin oleh salah satu ketua dan di awasi oleh pengasuh pondok
pesantren.
Di dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang baik,
yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam mengelola
proses ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pesantren ini
memberikan arahan bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan itu
dijadikan media pendidikan bagi santri, tujuan ini memberikan arahan
bagi santri tentang cara memilih berbagai alternatif yang dapat
memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Yang mana dengan
adanya koperasi pesantren kebutuhan santri dapat terpenuhi dan
koperasi pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan
hanya pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini memberikan
kebebasan kepada masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Bila koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk
kepada anggotanya dibanding dengan non koperasi maka dengan
sendirinya anggota akan bertransaksi dengan koperasi. Demikian
halnya koperasi pesantren, jika koperasi mempunyai keunggulan
5
dalam menawarkan alternatif investasi kepada investor, maka investor
akan menanamkan dananya kedalam koperasi. Dengan demikian,
anggota masyarakat dapat dianggap sebagai konsumen potensial atau
investor potensial yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh unit ñunit usaha
dalam rangka hubungan bisnis.3
Koprasi mempunya sifat yang terbuka untuk umum Setiap orang
tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau agama orang itu,
dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang merupakan
wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya untuk
bekerja sama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup mereka.4
Jadi, dalam koperasi pesantren ini di samping tujuan yang
ekonomis komersial, koperasi harus memperhatikan pula tujuan dan
cita-cita sosialnya, terutama bagi anggota-anggotanya. Jadi seorang
pengurus koperasi pesantren yang baik harus berusaha dan mampu
memberikan pelajaran yang bersifat membentuk jiwa wirausaha dan
fungsi sosial koperasi yang dipimpin dibawah naungan pengasuh
pondok pesantren dan dijalankan oleh pengurus yang melibatkan semua
santri secara baik dan berimbang, koperasi pesantren harus
memperhatikan pendidikan anggota-anggotanya. Koperasi harus
memperhatikan kesejahteraan serta kesehatan para anggotanya
diantaranya para santri dan masyarakat sekitar yang selalu ikut serta
3 Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta: FE-UI,1999, Cet. 5 hal 7 4 Ninik Widiyanti. Op. Cit.hal 4
6
dalam kegiatan ekonomi. Tegasnya koperasi pesantren adalah organisasi
ekonomi yang berwatak sosial dan mendidik.
Salah satu koperasi yang mempuanyai latar belakang seperti uraian
di atas adalah koperasi yang berada di Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin
Desa Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, dan
sekaligus menjadi alasan penulis menjadi tempat untuk diteliti.
Koperasi ini semula ide santri-santri untuk dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari, ide tersebut dilaksanakan dan dikembangkan oleh
beberapa pengurus, mulai dari jual beli sandang pangan, hutang piutang
dan lambat laut bisa memproduksi bahan mentah menjadi bahan pangan,
oleh karena itu sedikit demi sedikit jiwa wirausaha tertanam dalam jiwa
para santri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji
permasalahan dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan
judul, “PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK
PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA
WIRAUSAHA PARA SANTRI”.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyussunan tugas akhir ini, penulis akan merumuskan
masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah yaitu:
Berapa besar pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren
(kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri?
7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui realitas pengaruh pengelolaan koperasi pesantren
dan koperasi terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri serta
diharapkan santri benar-benar memahami bagaimana cara
pengelolaan koperasi.
b. Terbentuknya jiwa usaha yang telah diterapkan di Koprasi Pondok
Pesantren Sirojuth Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo
Kabupaten Grobogan, Purwodadi dan penulis berharap santri putra
maupun putri mendapatkan pengetahuan yang berharga bagi dirinya.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
c. Bagi Penulis, penelitian ini berguna untuk menambah dan memperluas
ilmu pengetahuan khususnya tentang bagaimana pengaruh pengelolaan
koperasi pesantren Koprasi Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Desa
Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten Grobogan terhadap
pembentukan jiwa usaha para santri.
d. Bagi lembaga yang diteliti, penelitian ini berguna untuk
memberikan masukan berdasarkan hasil penelitian dan memperluas
8
landasan teoritis melakukan survey di lapangan sehingga dapat
memberikan pengetahuan tentang koperasi.
e. Bagi kepala sekolah dan pengawas, diharapkan dapat memberikan
pembinaan kepada pengurus koperasi (santri) untuk senantiasa
menjadikan koperasi sebagai media pendidikan bagi ekonomi para
santri.
1.4 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan tugas Akhir ini adalah sebagimana tersebut
di bawah ini:
Bab I
Dalam bab I ini, penulis mendiskripsikan tentang latar belakang
masalah, mengapa dan bagaimana Koperasi Pondok Pesantren itu berdidi
di kalangan masyarakat pondok pesantren dan menjadi pusat
perekonomian pondok itu sendiri. Selain itu dalam bab ini juga berisi
tentang rumusan masalah, daftar permasalahan yang ingin diketahui
jawabanya oleh penulis, tujuan dan manfaat yang penulis dapat dalam
penelitian ini.
Bab II
Dalam bab II ini, berisi tentang pembahasan umum koperasi dan
berbagai hal mengenai koperasi, juga berisi tentang pengertian dan sistem
pendidikan pondok pesantren, selain itu juga berisi gamabaran jiwa
9
wirausaha atau kewirausahaan (intrepreneurship) dan yang bersangkutan
dengan wirausaha.
Bab III
Bab III ini berisi tentang metode penelitian yang akan dipakai oleh
penulis, kemudian berisi tentang tempat dan populasi yang penulis teliti
serta berisi bagaiman teknik pengumpulan dan pengolahan data dan berisi
tentang instrumen penelitian yang terletak di Pondok Pesantren Sirojuth-
Tholibin Brabo.
Bab IV
Bab IV berisi tentang hasil penelitan, hasil pengolahan data yang
telah penulis teliti, dan berisi tentang sejarah dan seluk beluk koperasi
ataupun pondok itu sendiri, dagaimana koperasi ponpes itu berjalan.
Bab V
Bab V berisi penutup, dimana dalam penutup ini berisi tenyang
kesimpulan yang telah kami teliti berdasarkan rumusan masalah yang
penulis angkat dan berisi saran, sekaligus merupakan bab terakhir dari
penulisan tugas akhir ini.
10
BAB II
TINJAUA PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Hakikat Koperasi
Koperasi berasal dari perkataan ko/co dan operasi/operation,
yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi
adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau
badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai
anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha,
untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Definisi
tersebut mengandung unsur-unsur bahwa
1. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan
tetapi persekutuan sosial.
2. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.
3. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota
dengan kerja sama secara kekeluargaan.
Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko/co dan
operasi/operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang
untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan
undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan
orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata
11
susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.1
Bapak Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang
berjudul “10 Tahun Koperasi” 1941, mengatakan bahwa; koperasi ialah
perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri
hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.2
Kata-kata yang tersurat dalam definisi tersebut dapat
diterangkan sebagai berikut:
a. Adanya unsur kesukarelaan dalam berkoperasi.
b. Bahwa dengan bekerja sama itu, manusia akan lebih mudah
mencapai apa yang diinginkan.
c. Bahwa pendirian dari suatu koperasi mempunyai
pertimbangan-pertimbangan ekonomis.
Sebagaimana dimuat dalam Bab III Bagian I, pengertian koperasi,
Pasal 3 UU No.12 tahun 1967, Koperasi Indonesia adalah organisasi
ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau
badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
sabagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.3
1 http:/www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan
dunia ilmu ekonomi koperasi.com. 2 Bahri Nurdin, Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, Jakarta::
Fakultas Ekonomi UI, 1993, hal.7 3 Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta : Pustaka Widyatama,
2006, Cet 1. hal. 36.
12
Prof. Marvin A. Schaars seorang guru besar dari Universitas
of Wisconsin, Madison USA mengatakan: “Koperasi adalah suatu badan
usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota
yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk
mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya”.4
Dari pernyataan Identiti Koperasi ICA (Perserikatan Koperasi
Internasional) Koperasi ialah sebuah persatuan manusia yang
berautonomi yang secara sukarela bersatu untuk memenuhi keperluan
bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya dan aspirasi menerusi
pertubuhan yang dipunyai bersama dan dikawal secara demokrasi.5
Definisi diatas nampak sederhana, tetapi di dalamnya
terkandung makna yang luas. Koperasi mengandung dua unsur, yaitu
unsur ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem
dan sebagaimana diketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-
komponen atau bagian yang saling berkaitan yang secara bersama-sama
berfungsi mencapai tujuan.
Sendi dasar koperasi yang pertama, bersumber dari pengalaman
koperasi yang pertama di Rochdale, Inggris tahun 1984, karena
itu sering disebut prinsip-prinsip Rochdale. Prinsip yang
ditemukan atas dasar pengalaman itu, kemudian dipergunakan
sebagai pedoman bagi para penggerak dan pelopor koperasi
di seluruh dunia. Pada kurun waktu yang hampir bersamaan,
prinsip-prinsip yang serupa juga ditemukan dan dikembangkan
oleh Raffeise dan Herman Schalde D. di Jerman. Dalam
perkembangannya kemudian, tiap Negara selalu menyesuaikan
diri dengan kondisi masing-masing dalam menerapkan prinsip-
prinsip itu. Namun beberapa yang bersifat mutlak dan
4 M. Firdaus. Perkoperasian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004 hal 39
5 http:/www.koopguru.com.my/definisi.asp.
13
menjadi ciri utama organisasi koperasi tetap dipertahankan
sampai saat ini di seluruh dunia. Oleh karena koperasi yang
berdiri di Rochdale itu adalah koperasi konsumsi, maka beberapa
prinsip di antaranya nampak kaitan yang erat dengan kegiatan
usaha konsumsi tersebut.6
Dalam konteks koperasi pesantren, pengurus dapat diartikan
sebagai keseluruhan daya penggerak dalam pengelolaan koperasi yang
dapat mendidik santri serta memberi arahan kepada santri sehingga
santri dapat memahami kegiatan ekonomi dan tujuan yang dikehendaki
dapat tercapai.
Di Indonesia pengertian Koperasi menurut Undang-Undang
koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokok-pokok perkoperasian adalah
sebagai berikut:
“Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.7
Dengan demikian dari pengertian tersebut hakikat koperasi adalah
kegiatan yang dilakukan oleh sekumpulan orang-orang atau kelompok
yang mengutamakan kegiatan yang bersifat kerja sama, gotong royong
berdasarkan persamaan derajat, hak dan kewajiban. Artinya koperasi
adalah merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. karena koperasi
mempunyai asas demokrasi maka harus dijamin benar-benar bahwa
6 Ninik Widiyanti. Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara, 1989
hal 12 7 Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta,
2003 cet. 4, hal. 4
14
koperasi adalah milik anggota itu sendiri dan pada dasarnya harus diatur
serta diurus sesuai dengan keinginan para anggota yang berarti bahwa hak
tertinggi dalam koperasi terletak pada rapat anggota
koperasi. Cara-cara atau kriteria-kriteria yang digunakan untuk
pengelompokkan itu tentunya dari suatu negara ke negara lain
berbeda-beda. Pengelompokan atau klasifikasi koperasi atau istilah apa
pun yang digunakan, memang diperlukan mengingat adanya banyak
perbedaan yang ditemukan di antara sesama koperasi, baik yang
menyangkut ciri, sifat, ekonominya, lapangan usaha, ataupun afiliasi
keanggotaannya dan sebagainya.
Untuk memisahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama
lainnya, Indonesia dalam sejarahnya menggunakan berbagai
dasar atau kriteria seperti: lapangan usaha, tempat tinggal para
anggota, golongan dan fungsi ekonominya. Pemisahan-pemisahan
yang menggunakan berbagai kriteria seperti tersebut di atas itu
selanjutnya disebut penjenisan. Dalam perkembangannya kriteria
yang dipergunakan berubah-ubah dari waktu ke waktu.8
Peraturan pemerintah No.60 Tahun 1959 tentang perkembangan
gerakan koperasi (pasal 2), mengatakan sebagai berikut:
1. Pada dasarnya yang dimaksud dengan penjenisan koperasi ialah
pembedaan koperasi yang didasarkan golongan dan fungsi ekonomi.
2. Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada
lapangan usaha dan atau tempat tinggal para anggota sesuatu koperasi.
8 Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : Raja grafindo Persada,
2002, cet 5. hal 61
15
Berdasarkan ketentuan seperti tersebut dalam pasal 2 PP 60/ 1959,
maka terdapatlah 7 jenis koperasi (pasal3), yaitu:
a. Koperasi Desa
b. Koperasi Pertanian
c. Koperasi Peternakan
d. Koperasi Perikanan
e. Koperasi Kerajinan / Industri
f. Koperasi Simpan Pinjam
g. Koperasi Konsumsi
Ir.Kaslan A.Tohir, dalam bukunya yang berjudul “Pelajaran
Koperasi” (1964) menyebutkan adanya pengelompokan dari
bermacam-macam koperasi menurut Klasik. Pengelompokan menurut
klasik tersebut hanya mengenal adanya 3 jenis koperasi, yaitu:
1. Koperasi yang dibutuhkan anggota-anggotanya dan membagi
barang-barang itu kepada mereka.
2. Koperasi penghasil tujuan dari koperasi jenis ini ialah
mengerjakan sesuatu pekerjaan bersama-sama.
3. Koperasi simpan pinjam tujuan dari perkumpulan ini adalah
memberi kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk
menyimpan dan meminjamkan uang.
Sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka jenis
Koperasi didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi.
Jenis-jenis itu ialah koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi
16
produksi. Perkembangan koperasi yang mula-mula hanya terbatas pada
tiga bidang usaha tersebut di atas, lama-kelamaan bertambah luas
sesuai dengan keperluan masyarakat, seperi koperasi pertanian,
koperasi peternakan, koperasi perikanan dan lainnya.
Dasar penjenisan koperasi Indonesia adalah dari dan maksud
untuk efesiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen
karena kesamaan aktivitas dan kepentingan ekonominya, misalnya
koperasi yang bersifat khusus seperti koperasi batik, koperasi
perumahan, koperasi listrik desa, koperasi asuransi dan koperasi lainnya.
Guna kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta menjamin
efisiensi ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban,
diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu
daerah kerja.
Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis
usaha untuk memperbaiki kehidupan. Secara garis besar jenis koperasi
yang ada dapat kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit
3. Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Serba Usaha9
9 Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, op.cit, hal. 18
17
2.1.2 Landasan Koperasi
Indonesia adalah Negara hukum. Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. Hukum melindungi kepentingan segenap
warga Negara dan mengatur hubungan satu terhadap yang lain, agar
terjalin dalam keserasian serta ketertiban.
Dalam seluruh sistem hukum di Indonesia, koperasi telah
mendapatkan tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di
Indonesia sangat kuat. Sementara bangun usaha bukan koperasi masih
mengikuti warisan sistem hukum lama peninggalan belanda yaitu hukum
dagang dan hukum perdata, koperasi telah memiliki undang-undang
sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa perubahan sistem
hukum dapat berjalan lebih cepat dari perubahan alam pikiran dan
kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belum
berkembang secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan
hukum yang kuat.
Dalam hal ini dapat dikemukakan 3 macam landasan, yaitu
landasan idiil, landasan strukturil dan landasan mental.
1. Landasan idiil
Ideal dalam bahasa Inggris berarti gagasan atau cita-cita.
Yang dimaksud landasan idiil koperasi adalah dasar atau
landasan yang digunakan dalam usaha mencapai cita-cita
koperasi.
18
Koperasi sebagai kumpulan sekelompok orang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota. Gerakan koperasi sebagai
organisasi ekonomi rakyat yang hak hidupnya dijamin oleh
UUD 45 bertujuan mencapai masyarakat adil dan makmur.
Jadi tujuan sama dengan apa yang dicita-citakan oleh
seluruh bangsa Indonesia. Dalam rangka usaha mencapai cita-
cita tersebut koperasi berlandaskan Pancasila. Dengan
perkataan lain landasan idiil koperasi adalah Pancasila.
2. Landasan Struktural
Struktural dalam bahasa Inggris berarti susunan. Yang
dimaksud landasan struktural koperasi adalah tempat
berpijak koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat.
Tata kehidupan di dalam suatu Negara dalam Undang-
undang Dasar. Di Indonesia berlaku Undang-undang Dasar
tahun 1945 atau disebut UUD 45. karena koperasi merupakan
salah satu bentuk susunan ekonomi di masyarakat, maka
landasan strukturil koperasi di Indonesia tidak lain adalah UUD
45.
Undang-undang Dasar berisi aturan pokok yang
menyangkut tata hidup bernegara. Di dalamnya tercantum
ketentuan-ketentuan secara garis besar tentang bentuk negara,
susunan pemerintah, pertahanan, pendidikan, kesejahteraan
19
dan sebagainya. Koperasi merupakan masyarakat. Di dalam
UUD 45 hal ini diatur dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi
sebagai berikut:
“Perekonomian diatur sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan”.
3. Landasan Operasional Koperasi Indonesia
a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 serta penjesaannya.
b. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN.
c. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1967 tentang pokok-
pokok perkoperasian.
d. Anggaran Dasar dan Anggrara Rumah Tangga Koperasi.10
Didalam UURI No. 25 / 1992 juga menyebutkan UUD 1945
sebagai landasan koperasi. Hal ini, ditegaskan dalam batang tubuh pasal
33 ayati 1 beserta penjelasannya. Disitu dicantumkan secara ekplisit
bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan pasal 1 adalah koperasi.11
2.1.3 Bentuk Koperasi
Dalam PP No. 60 Tahun 1959 (pasal 13 Bab IV) dikatakan
bahwa yang dimaksud dengan bentuk koperasi ialah tingkat-tingkat
10 Ninik Widiyanti, op.cit, hal 36
11 M. Firdaus, op.cit, hal 42
20
koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan, pengaabungan dan
perindukannya.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka terdapatlah 4 bentuk
koperasi yaitu:
1. Primer.
2. Pusat
3. Gabungan.
4. Induk.
Keberadaan dari masing-masing bentuk koperasi tersebut,
disesuaikan dengan wilayah administrasi pemerintahan, seperti tersebut
dalam pasal 18 dari PP 60/59, yang mengatakan bahwa:
1. Di tiap-tiap desa ditumbuhkan koperasi desa.
2. Di tiap-tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi.
3. Di tiap-tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan induk
koperasi.
Undang-undang No. 12/1967 tentang pokok-pokok
perkoperasian masih mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan
wilayah administrasi pemerintahan (pasal 16) tetapi tidak secara
ekpresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus berada di ibukota
kabupaten dan koperasi gabungan harus berada di tingkat propinsi
seperti yang tertera dalam PP 60/59. pasal 16 butir (1) Undang-undang
No. 12/67 hanya mengatakan daerah kerja koperasi Indonesia pada
21
dasarnya, didasarkan pada kesatuan wilayah administrasi pemerintahan
dengan memperhatikan kepentingan ekonomi.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka tidak
mengherankan, jika suatu koperasi, seperti koperasi pegawai Negeri,
pusatnya umumnya berkedudukan di ibukota kebupaten, sedangkan
jenis koperasi yang lain seperti KUD, pusatnya berkedudukan di ibukota
propinsi. Perbedaan dalam pembentukan atau pemusatan koperasi yang
dikaitkan dengan administrasi pemerintahan, rupanya tidak hanya terdapat
antara suatu jenis koperasi dengan jenis koperasi lain, seperti antara
jajaran koperasi unit desa dan jajaran koperasi pegawai negeri, tetapi
ternyata perbedaan seperti tersebut di atas juga ditemukan dalam jajaran
satu jenis koperasi sendiri. Sebagai contoh dapat kita lihat pada jajaran
koperasi pegawai negeri, pada tingkat propinsi.
a. Induk Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (IKPN-RI)
berkependudukan di Ibukota Negara. Anggota-anggotanya adalah
gabungan koperasi pegawai negeri.
b. Koperasi Pegawai Negeri (GKPN) berkedudukan di ibukota Propinsi.
Anggota-anggotanya dari GKPN ini adalah pusat koperasi pegawai
negeri yang berada di ibukota kabupaten. Tetapi ada beberapa
jajaran koperasi pegawai negeri pada tingkat propinsi yang tidak
menggunakan nama gabungan koperasi pegawai negeri, tetapi
memakai nama pusat koperasi pegawai negeri tingkat I, seperti
yang terdapat di propinsi Sumatera Barat, Lampung, Jambi, DKI
22
Jakarta, Kalimantan Tengah, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku,
Irian Jaya, dan Timor-Timur. Anggota dari koperasi tersebut adalah
Koperasi-Koperasi Primer.
c. Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN), yang berkedudukan di
ibukota kabupaten, anggota-anggotanya adalah Koperasi Pegawai
Negeri.
d. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) yang anggotanya adalah orang-
orang dan mempunyai wilayah kerja kecamatan atau berada dalam
lembaga pemerintah atau di sekolah atau di kecamatan yang
selanjutnya disebut sebagai PKN Primer.
Disinilah kita melihat pengaruh daripada PP 60/59 terhadap
bentuk atau penjenjangan dari koperasi yang masih mengaitkan dengan
pembagian wilayah administrasi pemerintah. Perlu diketahui bahwa
tidak semua jenis koperasi itu mempunyai 4 jenjang, banyak jenis
koperasi yang hanya mempunyai 3 jenjang, seperti koperasi unit desa
(KUD) dan koperasi karyawan (KOPKAR). Pada tingkat nasional,
KUD mempunyai induk (INKUD), sedangkan pada tingkatan propinsi
PUSKUD. Demikian pula dengan KOPKAR, Induknya berkedudukan di
ibukota tingkat nasional, pusatnya berada di ibukota propinsi.
Selanjutnya koperasi yang anggota-anggotanya adalah orang-orang
disebut Koperasi Primer, sedangkan koperasi yang anggota-anggotanya
adalah organisasi koperasi disebut Koperasi Sekunder, Induk-induk
koperasi, Gabungan koperasi dan pusat-pusat joperasi itu merupakan
23
Koperasi Sekunder. Jadi koperasi karyawan yang berada diperusahaan-
perusahaan, koperasi pegawai negeri yang berada di unit lembaga
pemerintahan dan koperasi unit desa yang berada di desa-desa yang
anggota-anggotanya adalah orang-orang disebut Koperasi Primer.
Bentuk koperasi yang demikian ini di Amerika Serikat disebut Koperasi
Lokal.
Tentang bentuk-bentuk koperasi ini, Undang-undang
No.25/1992 tidak menyebut-nyebut daerah kerja bagi masing-masing
bentuk koperasi yang disesuaikan dengan wilayah administrasi
pemerintahan. Pasal 15 dalam penjelasannya, memberikan uraian
sebagai berikut: Berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi,
koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai
jenis atau tingkatan. Dalam hal koperasi mendirikan koperasi
sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti selama ini dikenal sebagai
pusat, Gabungan dan Induk, maka jumlah tingkatan
maupunpenamaanya diatur sendiri oleh koperasi yang bersangkutan.
Dari pernyataan pasal 16 undang-undang No. 12/67 dan pasal 15
Undang-undang No. 25/1992, dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya
tidak ada keharusan bagi koperasi-koperasi dalam hal penjenjangan ini
harus menyesuaikan diri dengan wilayah administrasi pemerintahan.
Hal ini semata-mata karena pertimbangan praktis dan pertimbangan
historis.12
12 Hendrojogi, op.cit, hal 86
24
2.1.4 Partisipasi Anggota Pada Koperasi
Bila dipandang dari segi dimensinya, partisipasi terdiri atas:
1. Partisipasi dapat dipaksakan dan dapat pula sukarela, jika
tidak dipaksakan oleh situasi dan kondisi maka partisipasi yang
dipaksakan tentu tidak akan cocok dengan prinsip koperasi
keanggotaaan terbuka dan sukarela serta manajemen yang
demokratis. Oleh karena itu partisipasi yang tepat pada
koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela.
2. Partisipasi dapat formal dan dapat pula informal. Pada partisipasi
yang bersifat formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme
formal dalam pengambilan keutusan, tetapi dalam partisipasi yang
bersifat informal biasanya hanya terdapat persetujuan lisan
antara atasan dan bawahan mengenai bidang partisipasi.
3. Partisipasi bisa bersifat lansung dan bisa bersifat tidak
langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat
mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan,
mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau
terhadap ucapannya. Sedangkan dalam partisipasi tidak
langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi orang lain.
4. Partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontributif dan
dapat pula berupa partisipasi insentif. Kedua partisipasi tersebut
timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan
sekaligus sebagai pelanggan.
25
Sesuai dengan peran ganda yang ditandai oleh prinsip identitas,
maka partisipasi anggota dapat dibagi sebagai berikut.
1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik:
a. Memberikan kontribusinya dalam bentuk keuangan terhadap
pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan
melalui usaha-usaha pribadinya.
b. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan
keputusan dan dalam proses pengawasan terhadap tata
kehidupan koperasinya.
2. Dalam kedudukan sebagai pelanggan/pemakai memanfaatkan
berbagai kesempatan yang bersifat menunjang kepentingan-
kepentingan yang disediakan perusahaan koperasinya.13
Peran serta / partisipasi dengan kata lain, adalah orientasi
penilaian keefektifan dari pada anggota sebagai suatu unsur mutlak suatu
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Amitai Etzioni, membedakan tiga jenis peran serta diantaranya,
Peran serta Alinatif seperti halnya hubungan antara orang
asing yang bermusuhan, dimana satu pihak ingin memaksakan
dan memanipulasikan kepentingannya dari pihak yang lain. Peran
serta Kalkulatif berorientasi pada hubungan keuntungan seperti
halnya dalam kontak-kontak bisnis. Peran serta Moral
berorientasi pada komitmen berdasarkan internalisasi norma-
norma dan identifikasi kewibawaan atau karena tekanan-tekanan
kelompok social, ketiga jenis peran serta tersebut diatas yang
kadarnya adalah berjenjang dari kalkulatif,moral dan alinatif.14
13 Titik Sartika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004, cet 2.
hal. 59 14 Edi Swasono, Mencari bentuk, posisi dan realitas koperasi didalam orde
ekonomi Indonesia, Jakarta : UI Press, 1987, cet 3. hal. 310
26
2.1.5 Manajemen dan pengelolaan Koperasi
Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak dibidang
perekonomian, mempunyai tatanan pengelolaan yang berbeda dengan
badan usaha non koperasi, perbedaan tersebut bersumber pada asas
koperasi yang bersifat demokratis, dimana penggelolaanya adalah dari,
oleh dan untuk anggota.
Oleh karena itu dalam tatanan management koperasi dikenal
adanya rapat anggota, pengurus, badan pemeriksa dan manager15
Adapun bagan pengelolaan koperasi adalah sebagai berikut:16
Tabel 2.1
Bagan Pengelolaan Koperasi
15 U. Purwanto, Petunjuk Praktis Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di
Indonesia, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1985, cet 1, hal 39 16 Ibid., hal. 12
Rapat Anggota
Dewan
Penasehat Pengurus Badan Pemeriksa
UNIT
Manager
UNIT UNIT
27
Menurut The Contemporary Business Dictionary, manajemen
mempunyai dua makna, yaitu pertama, proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perusahaan untuk
mencapai sasaran tertentu; kedua, para pemimpin perusahaan. Dalam
buku ini digunakan istilah manajemen menurut pengertian yang
pertama.17
Dari literatur dapat dibaca pengertian tentang manajemen yang
satu berbeda dengan yang lain, namun intinya sama. Pada hakikatnya
manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian tindakan
sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatkan segala faktor
sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Maka ada dua unsur
utama yang terdapat dalam pengertian manajemen, yaitu unsur
pengendalian dan unsur pemafaatan sumber daya.
Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai
berikut.
1. Perencanaan (planning)
Fungsi ini mengidentifikasi bahwa dalam pengelolaan
perlu ada perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai
target yang ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun
pendek yaitu pembuatan program-program kegiatan serta sarana
yang diperlukan masuk keterkaitannya dengan pihak ketiga.
17 Titik Sartika Partomo, op. Cit, hal.66
28
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi ini memfokuskan pada cara agar target yang
dicanangkan dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan
wadah/perangkat organisasi, yang inti adalah:
a. Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas
berbagai lapisan atau kelompok dan jenis tugas yang
diperlukan.
b. Memperhatikan rentang kendali.
c. Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok
lapisan kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan.
3. Pelaksanaan (actuating)
Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia
wadah yang berupa organisasi dengan uraian tugas dan
hirarkinya belum akan berjalan aktif tanpa dicetuskan mengenai
pelaksanaan dari tugas dalam organisasi tersebut, Terry
menyebutkan actuating means move to action.
4. Pengawasan (controlling)
Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal
ini para anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk
suatu badan di luar pengurus yang bertugas memantau atau
meneliti tentang pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan kepada
pengurus. Badan tersebut adalah pengawas. Prinsip controlling
ini harus dijabarkan dalam organisasi koperasi. Selain
29
controlling tersebut dilakukan oleh pengawas,pengurus wajib
menciptakan suatu sistem pengendali atau bisa disebut build in
control, sistem kerja yang mengandung build in control ini perlu
dijabarkan dalam organisasi.
2.1.6 Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain.
Dalam ilmu ekonomi, koperasi termasuk badan usaha yang
berbentuk badan hukum. Akan tetapi koperasi memiliki ciri tersendiri
yang berbeda dengan badan-badan usaha lain, antara lain:
Koperasi:
a. Tidak mencari keuntungan sebesar-besarnya. Maksud pertama adalah
memperbaiki kesejahteraan anngota (benefit associatin).
b. Orang (anggota) yang diutamakan modal hanya sebagai alat.
Keuntungan dibagi menurut jasa anggota terhadap terjadinya
keuntungan itu.
c. Anggota mempuyai hak suara yang sama (demokrasi)
d. Modal koperasi berubah-ubah, bergantung pada keluar masuk anggota.
e. Bekerja secara terang-terangan sehingga dapat diketahui.
Badan usaha lain:
a. Mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit association).
b. Uang (modal) diutamakan, orang (anggota) faktor kedua. Modal
berkuasa dan keuntungan dibagi menurut besarnya modal.
30
c. Hak suara bergantung besarnya modal yang dimiliki
d. Modal badan usaha tetap.
e. Merahasiakan cara bekerjanya supaya dapat keuntungan.18
2.2 PONDOK PESANTREN
2.2.1 Pengertian Pondok Pesantren
Kata Pondok mengandung makana, bangunan utuk tempat
sementara, biasanya didirikan diladang sawah, hutan dan sebagainya.19
Dalam perkembangan selanjutnya kata pondok dapat berarti bangunan
tempat tinggal yang berpetak-petak, berdinding bilik, beratap rumbia
untuk tempat tinggal beberapa anggota.
Sementara itu kata pesantren berasal dari kata santri. Kata santri
yang berarti “orang yang mendalami ilmu agama islam atau juga orang
yang beribadat dengan bersungguh-sungguh dan biasa disebutn dengan
oarang uang saleh”. Dari kata santri, diberi awalan “pe” dan akhiran
“an” menjadi “pesantrian” atau “pesantren” yang artinya tempat untuk
tinggal dan belajar para santri.20 Lembaga pendidikan yang
memberlakukan pola penempatan para santri dengan tempat tinggal di
dalam pondok-pondok seperti itu kemudian dikenal dengan sebutan
pondok pesantren, disingkat dengan ponpes dan ada yang menyingkat
18 U. Purwanto, op. Cit, hal 15-16
19 Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka,
1988, hal. 695 20 Zamakhairi Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
Jakarta: LP3ES, 1985, hal 18
31
dengan pontren pola penempatan para santri seperti berbeda dengan
dengan lembaga pendidikan sekolah umum.
Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan
islam dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan
materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan
utnuk menguasai ilmu agama islam secara detail, serta
mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan
menekankan pentingnya moral kehidupan bermasyarakat.
Pesantren secara definitif tidak dapat diberikan batasan yang
tegas, melainklan terkandung fleksibilitas pengertian yang memenuhi
ciri-ciri yang memebrikan pengertian pondok pesantren. Jadi pondok
pesantren belum ada pengertian yang lebih konkrit, karena masih
meliputi beberapa unsur untuk dapat mengartikan pondok pesantren
secara komprehensif.
Maka dengan demikian sesuai dengan arus dinamika zaman,
definisi serta persepsi terhadap pesantren menjadi berubah pula. Kalau
pada tahap awalnya pesantren pesantren diberi makna dan pengertian
sebagi lembaga pendidikan tradisional, tetapi saat sekarang pesantren
sebagai lembaga pendidikan tradisional tidak lagi selamanya benar.
2.2.2 Sistem Pendidikan pondok pesantren
Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri-ciri
tersendiri, pesantren memiliki tradisi keilmuan seperti lembaga-
32
lembaga lain. Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga
pendidikan, walaupun ia mempunyai fungsi tambahan yang tidak kalah
pentingnya dengan fungsi pendidikan tersebut.
Berdaasarkan Peraturan Menteri Agama RI No. 3 Tahun 1979
tentang pemberian bantuan pada Perguruan Agama Islam pasal 2 ayat
2 (d) telah disebutkan bahawa:
“Pondok pesantren yaitu: lemabaga pendidikan agama islam
yang diasuh oleh seorang kyai dan yayasan atau organisasi dengan
sistem asrama pengajaranya dalam bentuk sekolah/madrasah dengan
masa belajar yang disesuaikan jenis tingkatan sekolah atau progam
kitab disesuiakan dan diselesaikan, serta menjadikan masjid sebagi
pusat kegiatan”21
Menurut Moses Caesar Assa pendidikan Ponpes sebagian besar
dari Sistem Pendidikan Nasional, ponpes pendidikan didukung oleh 3
unsur utama, yaitu:
(1) Kyai sebagi pendidik sekaligus pemilik pndok dan santri.
(2) Kurikulum pondok pesantren.
(3) Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, Rumah
Kyai (Ndalem) dan pondok, serta sebagian madrasah dan
bengkel-bengkel kerja keteampilan.
Dalam melaksanakan kegiatanya didukung oleh semboyan
“Tri Dharma Pondok Pesantren” yaitu
(1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
(2) Pengemabangan keilmuan yang bermanfaat
21 Marwan Suridjo, dkk. Sejarah Pondok Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1979, hal.
43
33
(3) Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan negara. 22
2.3 KEWIRAUSAHAAAN (ENTREPRENEURSHIP)
2.3.1 Definisi Wirausaha (Entrepreneur)
Wirausaha dan kewirausahaan (Entrepreneur) merupakan istilah
yang masih baru di Indonesia. secara historis kewirausahaan ini mulai
diperkenalkan pada abad ke-18 di prancis oleh richard cantillon. Pada
periode yang sama di inggris juga sedang terjadi revolusi industri yang
melibatkan sejumlah wirausaha.23
Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis
“entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau
pertunjukan. Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang
memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil.
Pengertian kewirausahaan itu sendiri berkembang sejalan
dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat, kemudian
menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia. di negara kita
sendiri konsep entrepreneurship tersebut dialih bahasakan sebagai
keriraswastaan atau kewirausahaan, sementara entrepreneur sebagai
wirausaha.
Dari sejumlah definisi yang dikemukakan diatas diketahui
bahwa terdapat banyak banyak keragaman definisi yang terjadi. Hal ini
22 Nunus Supardi, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren” Dalam Pearan Pondok
Pesantren Dalam Menanamkan Apresiasi Kesenian, jakarta: 2007 hal. 26 23 Agus Wibowo, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep Dan Strategi), Yogyakarta;
Pustaka Belajar, 2011, cet 1, hal. 23
34
sangat mungkin, karena konsep kewirausahaanitu dinamis dan akan
selalu mengalami perubahan seiring dengan kemajuan yang dicapai
oleh perkembangan ilmu itu sendiri.
2.3.2 Urgensi pendidikan kewirausahaan
Pengembangan entrepreneurship (kewirausahaan) adalah kunci
kemajuan. Mengapa? Itulah cara mengurangi jumlah pengangguran,
menciptakan lapangan kerja, mengentaskan masyarakat dari
kemiskinan dan keterpurukan ekonomi. Lebih jauh lagi dan politis,
meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermatabat.
Dalam ranah pendidikan, persoalanya menyangkut bagaimana
dikembangkan praktis pendidikan yang tidak hanya menghasilkan
manusia yang trampil dari sisi ulah intlektual, tetapi juga praksis
pendidikan yang inspiratif pragmatis. Praksis pendidikan, lewat
kurikulum, sistem dan penyelenggaraanya harus serba terbuka,
eksploratif dan membebaskan. Tidak hanya praksis pendidikan yang
link and match (tanggem), yang lulusanya siap memasuki lapangan
kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.24
Pendidikan kewirausahaan di kurikulum selama ini baru
menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan
belum pada tingatan internalisasi serta tindakan nyata dalam kehidupan
sehari-sehari. Disamping itu berlakunya sistem desentralisasi
24 Forum Mangunwijaya v dan VI, Membentuk Jiwa Wira Usaha, Jakarta, PT. Kompas
Media Nusantara, 2012, hal 125
35
berpengaruh pada berbagai tatanan kehidupan, termasuk pada
manajemen pendidika yaitumajemen yang memberi kebebasan dalam
pengelolaan pendidikan.
Adanya kebebasan dalam pengelolaan pendidikan itu,
diharapkan dapat menemukan strategi pengelolaan pendidikan yang
lebih baik, sehingga dapat menghasilakan output yang berkualitas baik
dilihat dari kualitas akdemiknya maupun non-akademik. Kualitas
akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait
dalam bidang ilmu, sedangkan kualitas non-akademik berkaitan
dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka
usaha/lapangan kerja sendiri. Lulusan pendidikan diharapkan memiliki
karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi.25
Dari uraian-uraian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa jiwa
kewiraushaan itu bukanlah hasil bimsalabim, faktor keturunan, atau
sesuatu ambil jadi. Namun, kewirausahaan itu dapat dipelajari secara
ilmiah, dan bisa saja ditumbuhkan bagi siapa pun juga, mesti tanpa
mngenyam pendidikan kewirausahaan atau bangku pendidikan formal.
Yang mempunyai syarat semangat untuk mencoba, dan belajar dari
pengalaman.
Adapun pendidikan kewirausahaan merupakan upaya
menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan baik melalui
25 Agus Wibowo, op. Cit, hal 30
36
pendidikan maupuninstitusi lain seperti lembaga pelatihan, trining dan
sebagainya.
2.4 Kerangka Berpikir
Pengelolaan Koperasi yang melibatkan santri ini pada
hakikatnya merupakan sesuatu upaya bantuan untuk menambah
pengetahuan santri baik putri maupun putra yang sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan, baik berupa teori maupun prakteknya dalam
pengelolaan koperasi.
Koperasi yang ada di Pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo ada
beberapa macam, ada koperasi putri yang pengelolaan koperasinya
dikelola oleh santri putri maupun koperasi yang ada disantri putra
pengelolaan koperasinya dikelola oleh santri putra tetapi dibawah
bimbingan pengasuh dan pengurus pondok yang bersangkutan, tidak
hanya itu di Koperasi Sirojuth-Tholibin juga adanya koperasi pusat
yang pengelolaannya melibatkan alumni yang sedang menjalankan
pengabdian selama di Pesantren, koperasi ini merupakan pusat dari
koperasi yang diatas dan pada koperasi pusat ini selain menyediakan
kebutuhan para santri dan guru juga menyediakan kebutuhan
masyarakat dan bersifat terbuka.
Pada dasarnya belajar masalah koperasi merupakan suatu
usaha untuk melahirkan perubahan individu berdasarkan aktivitas serta
pengalaman yang diperolehnya. Dalam proses pengelolaan terkadang
santri merasa kesulitan disebabkan faktor internal dan faktor eksternal
37
yang ada pada diri santri sendiri. Dalam hal ini pengasuh mempunyai
tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan hasil belajar santrinya.
Adapun kewirausahaan disini sebagai salah satu progam koperasi
untuk membagun jiwa kemandirian sebagai bekal kelah dalam kehidupan
yang mendatang setelah lulus dari pondok pesantren.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga bahwa adanya
pengaruh dalam mengelola koperasi ponok pesantren terhadap jiwa santri.
Untuk lebih jelas bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2
Kerangka Berpikir
PLANNING
(X1)
KOPERASI PONDOK
PESANTREN
ORGANIZING
(X2)
ACTUATING
(X3)
CONTROLLING
(X4)
SANTRI PUTRA
SANTRI PUTRI
ENTREPRENEURSHIP
(Y)
38
2.5 Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka fikir yang telah
dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis terhadap masalah yang dikaji.
Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini, yakni terdapat pengaruh
pengelolaan koperasi pesantren Sirojuth-Tholibin terhadap pembentukan
jiwa wirausaha para santri. Berdasarkan kajian teori dan kerangka
berfikir yang telah diuraikan diatas, maka diajukan penelitian sebagai
berikut:
Ha : Terdapat pengaruh dalam pengelolaan koperasi pesantren terhadap
pembentukan jiwa wirausaha para santri
Ho :Tidak terdapat pengaruh dalam pengelolaan koperasi pesantren
terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai
dalam pengumpulan data dan menganalisis data yang diperlukan guna
menjawab permasalahan yang dihadapi, penggunaan metode ini
dimaksudkan untuk menemukan dan mengumpulkan data yang valid,
akurat, serta signifikan dengan masalah yang diangkat, sehingga
diperlukan sebagai pengungkapan masalah yang dipakai.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian dengan deskriptif kuantitatif, Kuantitatif adalah suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita
ketahui.1 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.2
1 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Cet. 4, hal. 105 2 Moh.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988 Cet. 3, hal 63
40
3.2 Tempat Penelitian
Tempat yang menjadi objek penelitian adalah Koperasi
Pondok Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kec. Tanggung Harjo, Kab.
Grobogan Provinsi Jawa Tengah.
Penulis akan melakukan wawancara dengan Ketua Koperasi
untuk melihat situasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin dan
memperoleh data mengenai sejarah, latar belakang, struktur organisasi,
tugas dan fungsi, tata tertib, program kerja, keadaan wilayah, dan
keterangan-keterangan mengenai kondisi Koperasi seperti keadaan
pembeli, karyawan, santri yang terlibat dalam pengelolaan Koperasi.
3.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang penulis inginkan yaitu:
penelitian akan diarahkan pada terwujudnya suatu deskripsi yang
mengungkapkan secara faktual tentang pengaruh pengelolaan koperasi
pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wira usaha para
santri dan apa manfaat yang diperoleh para santri setelah mengikuti
anggota koperasi.
3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua santri Pondok
Pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo. Sedangkan sampel yang penulis
gunakan adalah anggota koperasi Zaduna. Teknik pengambilan sampel
41
dalam penelitian ini menggunakan cara quota sample yaitu cara
mengumpulkan data dan peneliti menghubungi subjek yang memenuhi
persyaratan ciri-ciri populasi, dan yang dihubungi adalah subjek yang
mudah ditemui.3 Penulis memilih sampel dari santri putra maupun putri
dengan berbagai kalangan (santri huffadz, santri muhadloroh, dan santri
kurikulum) yang berjumlah 60 orang, diantaranya 30 santri putri dan 30
santri putra.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk kepentingan ini, penulis akan
menggunakan teknik Dokumentasi, Angket.
3.5.1 Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis.4 Penulis mengumpulkan data-data dengan
meneliti data-data yang telah di dokumentasikan oleh pihak
koperasi seperti data statistik grafik, dokumen-dokumen penting,
peraturan-peraturan, dan lain-lain.
3.5.2 Angket
Angket, adalah daftar pertanyaan atau pernyatan yang
dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau tidak
3 Margono, op. Cit, hal 125 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka
Cipta, 2002, Cet. V, hal 135
42
langsung.5 Angket ini berisi pertanyaan dengan jawaban alternatif
yang berkenaan dengan pengaruh Pengelolaan Koperasi Pesantren
terhadap pembentukan jiwa wirausaha santri.
3.5.3 Observasi
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung (tanpa alat) terhadap gejala
objek yang di teliti, baik yang dilakukan dalam situasi sebelumnya
maupun dalam situasi yang khusus diadakan.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
3.6.1 Teknik Pengolahan Data
Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden
kemudian dikompilasi secara sistematik sesuai dengan metode
statistik, tentang judul skripsi ini yang penulis buat yang
terdiri dari beberapa pertanyaan yaitu, yang berkenaan dengan
pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren terhadap
pembentukan jiwa wira usaha para santi. Dengan jumlah
pertanyaan 20 soal.
Angka- angka yang diperoleh dari perhitungan nilai skor
yang telah dihitung tersebut kemudian penulis susun melalui
beberapa uji dengan progam SPSS.
5 Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1998, Cet. I,
hal 99
43
Adapun perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan
sebagai berikut;
Jawaban positif
a. jawaban option SS (Sangat Setuju) skor nilai 4
b. jawaban option S (Setuju) skor nilai 3
c. jawaban option TS (Tidak Setuju)skor nilai 2
d. jawaban option STS (Sangat Tidak Setuju) skor nilai 1
Dari hasil-hasil yang ada, penulis membagi dua menjadi
nilai variabel (X) pengaruh pengelolaan koperasi pesantren.
Dalam hal ini penulis membagi variabel menjadi tiga variabel
yaitu: X1 (planning), X2 (organizing), X3 (actuating) dan X4
(controlling). Dan nilai yang dipengaruhi yaitu variabel (Y)
adalah pembentukan jiwa wirausaha para santri, nilai variabel X
dan Y kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk susunan
angka-angka statistik.
Setelah ditemukan hasil perhitungan data yang disusun
dalam bentuk angka-angka statistik tersebut, selanjutnya
menganalisis data, yang merupakan suatu cara yang digunakan
untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami
oleh orang yang meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin
mengetahui hasil penelitian.
44
3.6.2 Teknik Analisis Data
Analisis untuk mengetahui pengaruh pengelolaan koperasi
pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa
wirausaha para santri dengan menggunakan analisis:
3.6.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.2.1.1 Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui validitas butir-
butir pertanyaan. Uji ini pada progam SPSS dapat dilihat
pada kolom corrected item-total correlation yang
merupakan nilai r hitung untuk masing-masing
pertanyaan. Apabila r hitung berada di bawah 0,05 berarti
valid.6
3.6.2.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang
menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
mengukur gejala yang sama, untuk menghitung reabilitas
di lakukan dengan koefisien Croanbach Alpha.7 Reliabilitas
suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
Cronbach alpha > 0,60
3.6.2.2 Uji Asumsi Klasik
6 Imam ghozali, aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Semarang: Badan
Penerbit undip, 2002, h. 132. 7 Husain Umar, Research Method in Finance and Branking, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum, 2000, h. 135.
45
Uji asumsi klasik dilakukan dengan metode regresi
berganda, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,
yaitu:
3.6.2.2.1 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel independen.8 Model regresi dinyatakan tidak ada
multikolineritas jika nilai VIF kurang dari 10.
3.6.2.2.2 Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara faktor pengganggu yang satu dengan
lainnya. Tes Durbin Watson dapat digunakan untuk menguji
ada tidaknya autokorelasi.9
3.6.2.2.3 Uji Heteroskedasitas
Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians.
Dasar analisis:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang)
melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
8Imam Ghazali, Op.cit., h. 56. 9Agus Purwoto, Panduan Laboratorium Statistik Inferensia, Jakarta:PT Grasindo, h. 96.
46
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas
dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.10
3.6.2.2.4 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
distribusi sebuah data mendekati distribusi normal, yakni
distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data
yang baik adalah data yang mendekati distribusi normal,
yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke
kanan.11
Uji normalitas juga dapat diuji melalui normal
probability plot.12 apabila grafik menunjukkan penyebaran
data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi tersebut memenuhi
asumsi normalitas.’
3.6.2.3 Pengujian Hipotesis
3.6.2.3.1 Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji hipotesis digunakan alat uji statistik yaitu
deskriminasi analisis. Alasan yang mendasari penggunaan alat
10Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial,
Jakarta:Salemba Humanika, 2009, h. 92. 11Singgih Santoso, Statistik Multivariat, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010, h. 43. 12Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010, h.
90.
47
statistik ini karena penelitian ini menguji objek yang
mempunyai dua katagori mutual eksklusif berdasarkan
bebberapa variabel independen. Persamaan regersi yang
digunakan adalah :13
Y = a+b1 X1 + b2 X2+b3 X3 +b4 X4 + e
Dimana :
Y = pembentukan jiwa wirausaha para santri
a = konstanta interception
b = koefesien regresi yaitu besarnya perubahan yang
terjadi pada Y jika suatu unit perubahan pada variable bebas
(variable X)
X1 = planning
X2 = organizing
X3 = actuating
X4 = controlling
e = kesalahan random
13 Iqbal Hasan, pokok-pokok materi statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 269.
48
3.6.2.3.2 Uji T (Uji Parsial)
Adalah uji yang di gunakan untuk menyatakan signifikan
pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat, langkah-langkah:
1. Menentukan hipotesis nihil dan alternatif.
Ha :b1,b2,b3,b4 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan
antara pengelolaan koperasi pondok pesantren
(kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha
para santri).
Ho :b1,b2,b3,b4 = 0 (tidak ada pengaruh yang
signifikan antara pengelolaan koperasi pondok
pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa
wirausaha para santri).
2. Menentuksn level of significant (Ó = 0,05)
3. Kriteria pengujian
Pengujian dengan tingkat signifikan sebesar 0,05
dan degree of freedom (dk): n-k, maka diperoleh nilai t.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara t tabel
dengan t hitung . Apabila jika t hitung lebih kecil dari t tabel
maka Ho diterima, artinya masing-masing variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan nilai variabel dependen. Apabila t hitung lebih
besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
49
masing-masing variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap perubahan nilai variabel dependen
4. Perhitungan nilai t
Dimana:
B = koefisien regresi dari variabel (X)
Sb1 = standar error koefisien regresi
5. Kesimpulan
Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dapat
diketahui pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren)
terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.
3.6.2.3.3 Uji F (Simultan)
Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh
antara empat variabel bebas (planning, organizing, actuating,
controlling) terhadap variabel terikat (pembentikan jiwa
wirausaha) secara bersama-sama, sehingga bisa diketahui
apakah dengan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak.
Apapun criteria pengujiaannya adalah sebagai berikut:
1. Ho : b1=b2=b3=b4 = 0 artinya bahwa pengelolaan
koperasi pondok pesantren (kopontren) secara bersama-
sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.
2. Ha : b1≠b2≠b3≠b4 ≠ 0 artinya bahwa pengelolaan
koperasi pondok pesantren (kopontren) secara bersama-
50
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pembentukan jiwa wirausaha para santri.
3. Menentukan level of signifikan α = 0,05
4. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut:
Ha = diterima apabila F-hitung ≤ F-tabel
Ho = ditolak apabila F-hitung > F-tabel
5. Kesimpulan
Dengan membandingkan F hitung dan F table
diketahui pengaruh tingkat motivasi kerja Islam dan
budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja.
3.6.2.3.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen. Untuk menjelaskan aplikasi dengan
menggunakan program SPSS.14
14 Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000, h. 45- 48.
51
Tabel 3.1
Variabel, Difinisi, Indikator dan Item Indikator
Varibel Difinisi Indikator Item
Tahap
Perencanaan
(planning)
(X1)
Proses
perencanaan
terhadap
kegiatan/progam
yang akan
dijalankan dalam
sebuah kopontren
• Merumuskan tujuan
koperasi
• Merumuskan tugas
pengurus koperasi
• Merumuskan garis-garis
komando
• Merumuskan hal-hal yang
menarik minat konsumen
1
1
2
2
Tahap
Pengorganisasi
an
(organizing)
(X2)
Tahap
memebentuk
sebuah organisasi
kepengurusan
yang menjalankan
roda
keberlangsungan
dalam sebuah
kopontren
• Menciptakan hubungan
yang harmonis sesama
pengurus
• Rapat koordinasi dari
berbagai unit
1
1
Tahap
Pelaksanaan
Tahap untuk
pelaksanaan yang
• Melayani konsumen
dengan sebaik-baiknya
2
52
(actuating)
(X3)
telah
diprogamkan
dalam
perencanaan yang
telah menjadi
progam kopontren
• Memberikan kesempatan
kepada konsumen untuk
menyampaikan
aspirasinya
• Menjalankan hak-hak dan
kewajiban
• Mengetahui tugas masing-
masing
1
2
1
Tahap
Pengawasan
(controlling)
(X4)
Tahap teakhir
yaitu pengawasan
atas pelaksanaan
kegitan dari
keseluruhan
kegiatan yang
berjalan dalam
sebuah kopontren
Mengadakan rapat terhadap
pengelolaan koperasi melalui:
• Musyawarah pengurus
koperasi pesantren
Sirojuth-Tholibin
• Ada atau tidak hambatan
selama kegiatan
beroperasi.
• Evaluasi secara
keseluruhan dari berbagai
unit
1
2
1
Jiwa
Wirausaha
(Entrepreneurs
hip)
Arah pemikiran
mandiri, yang
dapat menggali
ide untuk
Pembentukan jiwa wira usaha
santri melalui berikut ini:
• Mengadakan pelatihan
jiwa wira usaha dan
1
53
(Y)
dijadikan peluang
usaha untuk
mengasilkan
sesuatu
pelatihan mendirikan
koperasi khusus kepada
anggotanya
• Praktik pembuatan bahan
mentah menjadi bahan
matang
1
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gamabaran Umum Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin
4.1.1 Profil Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin
Koperasi ini berdiri bertepatan dengan berdirinya pondok
pesantren sirojuth-tholibin, yakni Pondok Pesantren Sirojuth
Tholibin berdiri pada tahun 1941 M oleh Al Maghfurlah Kyai
Syamsuri Dahlan yang berasal dari Desa Tlogogedong Kec.
Karangawen Kab. Demak, sedangkan istri, Nyai Muslihah
Syamsuri berasal dari desa Tanggung Kec. Tanggungharjo Kab.
Grobogan, putri KH. Syarqowi, sang guru dan mertua Kyai
Syamsuri. Dan Sekarang dipimpin oleh pengasuh pon-pes yaitu
Drs. K.H. A. Baidlowi syamsuri, Lc. H (alumnus Universitas Islm
Madinah fak. Hadis)
Kopontren ini memepunyai badan hukum dengn S.K.
menteri dan HAM RI NO. C-499. HT.03.01 – Th. 2005 bertas
namakan Koperasi Pondok Pesantren “ZADUNA”. Koperasi ini
berkududukan di Komplek Pondok Pesantren Sirojuth-Tolibin
RT: 010 RW:001 Desa Brabo kecamatan Tanggungharjo
Kabupaten Grobogan.
Kopontren didirikan pertama kali dengan modal yang
diperoleh hanya dari simpanan pokok dan simpanan wajib
saja.usaha-usaha yang dikelola oleh Kopontren ini masih terbatas
55
pada penyediaan alat-alat tulis kantor dan penyediaan kebutuhan
para anggota Pondok Pesantren itu sendiri. Seiring perkembangan
zaman para pengurus anggota Kopontren terus mencoba
memajukan Kopontren tersebut dengan membuat usaha-usaha
baru tanpa harus meninggalkan usaha yang lama.
Adapun Unit/jenis Usaha yang dikembangkan di kopontren
ini adalah:
1. Simpan dan pinjam
Kopontren telah memebagi simpana dalam 3 jenis yaitu:
a. Simpanan pokok; simpanan ini harus dibayarkan oleh anggota
saat pertama kali masuk sebagai anggota.
b. Simpanan Wajib; simpanan yang harus dibayarkan oleh
anggota dalam waktu satu bulan satu kali.
c. Simpanan Bebas; simpanan yang berdasar atas sukarela dari
anggota.
2. Jual beli kebutuan pokok santriwan/santriwati
3. Jasa rental mobil inventaris koperasi pondok pesantren Sirojuth-
Tholibin “Zaduna”
4. Mengolah dan memproduksi bahan mentah menjadi bahan siap saji
yang bahan awalnya terbuat dari jamur.
56
4.1.2 Latar Belakang Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin
“ZADUNA”
Latar belakang didirikannya Kopontren ialah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi semua kebutuhan santri di dalam
Pesantren,karena dengan tersedianya semua kebutuhan, para santri
tidak akan berbelanja di luar Pesantren yang akan mengganggu
jalannya disipilin Pesantren.
2. Sebagai sumber dana dari pesantren. Kopontren adalah salah satu
usaha Pesantren yang mempunyai andil besar dalam membantu
usaha perkembangan dan pembangunan Pondok Pesantren.
3. Salah satu wahana pendidikan perkoperasian bagi para santri baik
teoritis maupun praktis.
4.1.3 Struktur Organisasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin
“ZADUNA”
Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” berdiri pada
tahun 1941 bertepatan dengan berdirinya Pondok Pesantren Sirojuth-
Tholibin, yang merupakan lembaga swasta yang bergerak dibidang
pendidikan kitab kuning. Dan mempunyai tuntutan untuk menerapkan
manajemen secara professional dan tunduk pada ketentuan peraturan
yang berlaku. Dalam menjalankan dan nembagi tugas maka Koperasi
Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” membentuk struktur organisasi,
dimana dalam struktur tersebut terlihat jabatan atau kedudukan
57
tertinggi sampai terendah, 1. Pelindung/pengasuh, 2. pengawas, 3.
Ketua, 4. Sekretaris, 5. Bendahara, 6. Pengurus Koperasi Putri, 7.
Pengurus Koperasi Putra. Tata Usaha Secara lengkap dapat dilihat
pada struktur dibawah ini.
Tabel 4.1
Struktur Kepengurusan Koperasi Pondok Pesantren Sirojut-Tholibin “Zaduna”
Pelindung/Pengasuh
Drs. K.H. A. Baedlowi Syamsuri, Lc. H
Pengawas
K. H. M. Sofi Mubarok AH
Ketua
M. Harits Rofiq Setiawan
Bendahara
Nurhadi
Sekretaris
Muhammad Faqih
Koperasi Putri
Aliyah
Koperasi Putra
Ahmad Ihsan
Tata Usaha putri
Umy Farida
Tata Usaha Putra
Agus Santoso
58
Model struktur organisasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin
“Zaduna” berbentuk vertikal, hal ini mendefinisikan bahwa hubungan
yang terjadi diantara penggerak elemen organisasi bersifat formal. Hal
ini terjadi dalam rangka pencapaian tujuan yang optimal dan terarah
dengan didasari berdaya guna dan bertepat guna.
4.1.4 Fungsi dan tugas
Tugas pimpinan sebagai pejabat tertinggi di Pondok Pesantren
Sirojuth-Tholibin adalah sebagai berikut:
a. Pelindung/pengasuh Pondok Sirojuth-Tholibin
Pelindung/pengasuh Sirojuth-Tholibin berfungsi sebagai berikut:
1. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai educator
2. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai administrator lembaga
3. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai supervisor
b. Pengawas
1. Mengawasi segala kegiatan pondok pesantren
2. Pengawas pondok sebagai motor penggerak ke dua setelah
pelindung
c. Ketua
Ketua berfungsi sebagai berikut:
1. Ketua sebagai edukator
2. Ketua sebagai Administrator Koppontren
3. Ketua sebagai fasilitator
59
4. Sekretaris
d. Sekretaris berfungsi sebagai berikut:
1. Mencatat atau membukukan keluar masuknya uang
2. Mencatat kejadian-kejadian penting yang berkaitan dengan
koppontren
3. Mencatat barang yang sudah rusak untuk ditukar kembali
4. Mencatat barang yang sudah habis
e. Bendahara
Bendahara berfungsi sebagai berikut:
1. Mencatat keluar masuknya uang
2. Mengecek harga pokok barang dan harga jual
3. Mengatur administrasi koppontren
f. Koperasi Putri
Koperasi Putri berfungsi sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan
dengan Koperasi Putri atau kebutuhan putri
2. Mengatur kerja bagian Koperasi Putri
3. Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat
(Kopontren)
4. Mencatat keluar masuknya uang
5. Mengecek barang yang sudah habis
6. Mengatur administrasi Koperasi Putri
g. Koperasi Putra
60
Koperasi Putra berfungsi sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan
dengan Koperasi Putri atau kebutuhan putra
2. Mengatur kerja bagian Koperasi Putra
3. Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat
(Kopontren)
4. Mencatat keluar masuknya uang
5. Mengecek barang yang sudah habis
6. Mengatur administrasi Koperasi Putra
7. Mengawasi pengembangkan bahan mayang menjadi bahan
jadi (Jamur)
h. Tata Usaha (Putra-putri)
1. Mengecek segala kebutuhan koperasi
2. Mengadakan pelatihan untuk anggota/santri tentang koperasi
3. Mengadakan fariasi kebutuhan santri yang belum terdapat di
koperasi
4.1.5 Omset Pemasukan Keuangan Koperasi Zaduna
No. Jenis Usaha Hasil Pemasukan Periode Mei 2012
Koperasi Zaduna Putra Periode Mei 2012
1. Jual Beli Rp. 9.000.000;
2. Rental Mobil Rp. 3.000.000;
3. Pengembangan Jamur Rp. 12.000.000;
61
4. Wartel Rp. 350.000;
5. Pengembangan Kantin Rp. 4.500.000;
Koperasi Zaduna Putri Periode Mei 2012
1. Jual Beli Rp. 10.000.000;
2. Wartel Rp. 300.000;
3. Pengembangan Kantin Rp. 7.000.000;
Jumlah Rp. 46.150.000;
Keterangan:
1. Pengembangan Jamur, dalam usaha ini dikembangkan hanya di
koperasi putra, harga jamur yang dijual 7.500/kg
2. Rental Mobil, Jenis usaha dengan menyewakan mobil dengan harga
300.000 dengan melihat jauh dan dekatnya perjalanan.
4.1.6 Program Kerja Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna”
A. Program Kerja Umum
1. Membantu Pimpinan Pondok Sirojuth-Tholibin dalam
menerapkan panca jiwa Pondok Moern Sirojuth-Tholibin
2. Membimbing anggota dalam kesadaran beribadah, belajar, dan
berorganisasi
3. Membantu Pimpinan pondok Sirojuth-Tholibin dalam
menerapkan pendidikan dan pengajaran di Pondok Sirojuth-
Tholibin
62
4. Membimbing dan membina serta meningkatkan adanya bahasa
resmi di Pondok Sirojuth-Tholibin
5. Menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun
6. Membentuk kaderisasi
B. Program Kerja Khusus
1. Membuka Kopontren pada waktu yang telah ditentukan
a. Pagi : 06.00 . 08.00
b. Siang : 13.00 . 15.00
c. Sore : 16.00 . 17.30
d. Malam : 19.00 . 00.00
2. Menerima simpanan wajib anggota/santri dengan baik
3. Mengusahakan pembelian barang yang bisa ditukar supaya
mengurangi kerugian
4. Memberi label harga pada setiap barang
5. Mewajibkan kepada santri untuk memakai bahasa resmi ketika
berbelanja
6. Mengadakan bazaar pada hari-hari besar
7. Mencatat haga-harga barang yang ada dan mendata barang
yang habis
8. Meninkatkan laba pertahun
9. Perawatan mobil rental kopontren
10. Mengembangkan produk makanan mentah menjadi makanan
siap saji mulai dari pembibitan dan pengolahanya
63
11. Mewajibkan bagi santri khususnya untuk mengucapkan salam
ketika memasuki Kopontren
12. Menata ruangan Kopontren agar menarik minat pembeli untuk
berbelanja
13. Menindak pembeli yang curang ketika traansaksi jual beli
berlangsung
14. Menerima pesanan barang yang belum tersedia di Kopontren
bilamana memungkinkan
4.1.7 Sarana Prasarana Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin
“Zaduna”
Pesantren Sirojuth-Tholibin lembaga pendidikan yang tidak
mengesampingkan saran prasarana karena hal ini merupakan salah
satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar, sarana prasarana pendidikan ini dapat berupa alat
pengajaran, alat peraga media pengajaran dan alat pelengkap sekolah
maupun bagian-bagian yang lainnya.
Untuk lebih jelas penulis uraikan sarana prasarana di atas sebagai
berikut:
a. Bangunan Ruang Koperasi
Ruang koperasi terdapat 3 ruangan, 1 ruang koperasi putri dan 1
ruang koperasi putra, dan 1 ruang koperasi pusat.
b. Sarana penunjang
64
Sarana yang ada di Koperasi Pesantren Assalam diantaranya
ialah:
1. 1 ruang kantin (putra)
2. 1 ruang kantin (putri)
3. 1 ruangan besar khusus penjualan buku, kitab, simpan pinjam
dan sembako (putra)
4. 1 ruangan besar khusus penjualan buku, kitab, simpan pinjam
dan sembako (putri)
5. 1 unit mobil inventaris koperasi dan sekaligus menjadi alat
untuk jasa rental
6. 1 unit telepon
4.2 ANALISIS DATA
4.2.1 Data Responde
1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia
Pengelompokan responden berdasarkan usia dapat disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Pengelompokan responden berdasarkan usia:
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <20 th 55 91,7 91,7 91,7
20-29
Total
Sumber : Data y
2. Pengelo
Valid laki-
perem
Total
Sumber : D
20-29 th
<20 th
Usia
29 th 5 8,3 8,3
Total 60 100,0 100,0
Data yang diolah, 2012
Gambar 4.1
engelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kela
Tabel 4.3
Frequency Percent
Valid
Percent
-laki 30 50,0 50,0
perempuan 30 50,0 50,0
Total 60 100,0 100,0
er : Data yang diolah, 2012
65
8,3 100,0
00,0
s Kelamin
Cumulative
Percent
50,0 50,0
50,0 100,0
100,0
3. Pengelo
pon-pes
Valid 1 th
2 th
3 th
4 th
lainya
Total
Sumber : D
perempua
laki-laki
jk
Gambar 4.2
engelompokan Responden Berdasarkan berapa la
pes
Tabel 4.4
Frequency Percent Valid Percent
10 16,7 16,7
21 35,0 35,0
16 26,7 26,7
6 10,0 10,0
lainya 7 11,7 11,7
Total 60 100,0 100,0
er : Data yang diolah, 2012
66
mpuan
apa lama berada di
Cumulative
Percent
16,7
51,7
78,3
88,3
100,0
4. Pengelo
Valid aktif
tidak a
Total
Sumber : D
lama
Gambar 4.3
engelompokan Responden Berdasarkan keanggotaa
Tabel 4.5
Frequency Percent Valid Percent
aktif 49 81,7 81,7
tidak aktif 11 18,3 18,3
Total 60 100,0 100,0
er : Data yang diolah, 2012
67
lainya
4 th
3 th
2 th
1 th
ggotaan
ercent
Cumulative
Percent
81,7 81,7
18,3 100,0
100,0
4.2.2 Uji Validit
4.2.2.1 Uji Va
skor a
Hal
memba
(df) = n
nilai r
untuk
adalah
sebalik
tidak aktif
aktif
aggota
Gamabr 4.4
aliditas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menghitung
skor atau butir pertanyaan dengan skor konstruk
Hal ini dapat dilakukan dengan uji sig
membandingkan dengan untuk deg
(df) = n-k dalamhal ini n adalah jumlah sampel k ad
Untuk mengetahui soal valid dan tidak vali
nilai rhitungdibandingkan dengan tabel corelation p
untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 60-5 = 55
adalah 0,364. Jika rhitung> rtabel maka soal tese
sebaliknya.
68
hitung korelasi antar
nstruk atau variabel.
i signifikan yang
degree of fredom
adalah konstruk.
k valid dapat dilihat
n produk moment
= 55 untuk alfa 5%
l tesebut valid dan
69
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Item
corected item-
total
correlation (r
hitung )
r tabel Keterangan
Tahap Perencanaan
(planning)
(X1)
P1 0,638 0,364 Valid
P2 0,611 0,364 Valid
P3 0.611 0,364 Valid
P4 0.759 0,364 Valid
P5 0.324 0,364 Valid
P6 0.759 0,364 Valid
Tahap
Pengorganisasian
(organizing) (X2)
O1 0.565 0,364 Valid
O2 0.565 0,364 Valid
Tahap Pelaksanaan
(actuating)
(X3)
A1 0,847 0,364 Valid
A2 0,659 0,364 Valid
A3 0,470 0,364 Valid
A4 0,847 0,364 Valid
A5 0.599 0,364 Valid
A6 0.726 0,364 Valid
Tahap Pengawasan
(controlling)
(X4)
C1 0,364 0,364 Valid
C2 0,432 0,364 Valid
C3 0,794 0,364 Valid
C4 0,794 0,364 Valid
70
Jiwa Wirausaha
(Entrepreneurship)
(Y)
E1 0,436 0,364 Valid
E2 0,436 0,364 Valid
Sumber Data: Output SPSS diolah 2012
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai r hitung pada kolom
corected item-total correlation untuk masing-masing item
memiliki r hitung lebih besar dan positif dibanding r tabel untuk (df)
= 60- 5 = 65 dan alpha 0,05, dengan uji satu sisi di dapat r tabel
sebesar 0,364 maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator
dari ketiga variabel X1 X2 X3 X4, dan Y adalah valid.
4.2.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel. Untuk mengukur
reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah Cronbach
Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (α > 0,60).
Untuk menguji reliabilitas instrumen maka menggunakan SPSS.
Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Variabel Reliability
Coefficients
Alpha Keterangan
X1 6 Item 0.838 Reliabel
71
X2 2 Item 0,722 Reliabel
X3 6 Item 0,880 Reliabel
X4 4 Item 0,778 Reliabel
Y 2 Item 0,604 Reliabel
Sumbe Data: Output SPSS tang diolah 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki
nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (α > 0,60), sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 X2, X3 dan X4 adalah reliabel dan Y
adalah tidak reliabel.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
4.2.3.1 Analisis Regresi Berganda
Analis data dan pengujian hipotesisdalam penelitian ini
akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linear
berganda, dimana dalam analisi regresi tersebut akan menguji
penggolahan data menggunakan bantuan program SPSS
berdasarkan data-data yang diperoleh dari 60 responden.
Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk
variabel bebas X1= -0,282, X2 = -0,675, X3 = 0,932 dan X4 = -
0,220 dengan konstanta sebesar 1,188 sehingga model persamaan
regresi yang diperoleh adalah:
Y =1,188 - 0,282 (X1) -0,675(X2) + 0,932 (X3)-0,220 (X4)
72
Dimana:
Y = variabel terikat (Pembentukan Jiwa Wirausaha)
X1 = variabel bebas ( Planning)
X2 = variabel bebas (Organizing)
X2 = variabel bebas (Actuating)
X2 = variabel bebas (Controlling)
4.2.3.2 Uji t atau Uji Parsial
Hasil uji t pada variable X1 X2, X3 dan X4 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,188 ,206 5,768 ,000
x1 -,282 ,034 -,795 -8,319 ,000
x2 -,675 ,064 -,878 -10,625 ,000
x3 ,932 ,040 2,917 23,128 ,000
x4 -,220 ,040 -,438 -5,447 ,000
a Dependent Variable: y
Sumber Data: Output SPSS diolah 2012
Hasil analisisdengan menggunakan bantuan program SPSS
diperoleh hasil sebagai berikut:
Penghitungan t hitung sebagaimana terlihat dalam tabel
diatas, diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X1
(Planning) adalah -8,319. Dengan derajat kebebasan 60 – 5 = 55
73
dengan P value = 0,00 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini
merupakan bukti Ha.
Hasil hasil uji t pada variabel X2 (Organizzing) t = -10,625
dengan derajat kebebasan 60 - 5= 55 dan P Value = 0,00 yang
lebih kecil dari dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti bahwa Ha
diterima.
Penghitungan t hitung sebagaimana terlihat dalam tabel
diatas, diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X3
(Actuating) adalah 23,128. Dengan derajat kebebasan 60 – 5 = 55
dengan P value = 0,00 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini
merupakan bukti Ha.
Hasil hasil uji t pada variabel X4 (Controlling) t = -5,447
dengan derajat kebebasan 60 - 5= 55 dan P Value = 0,00 yang
lebih kecil dari dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti bahwa Ha
diterima.
Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa Variabel X1 X2,
X3 dan X4 mempunyai angka signifikan di bawah 0,05. maka X1
(Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4
(Controlling) mempengaruhi pembentukan jiwa wirausaha (Y).
74
4.2.3.3 Uji F atau Uji Simultan
Tabel 4.9
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 80,208 4 20,052 417,483 ,000(a)
Residual 2,642 55 ,048
Total 82,850 59
a Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1
b Dependent Variable: y
Dari Uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 417,483
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk
memprediksi pembentukan jiwa wirausaha santri. Atau bisa dikatakan,
pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) berpengaruh
signifikan terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.
4.2.3.4 Koefisiensi Determinasi (R²)
Tabel 4.10
Model Summary(b)
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,984(a) ,968 ,966 ,21916
a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3
b Dependent Variable: y
Sumber Data: Output SPSS diolah 2012
75
Angka R sebesar 0,968 menunjukkan bahwa korelasi / hubungan
antara x4, x3, x2, x1 adalah kuat. Angka R squareatau Koefisien
Determinasi adalah 0,968. Hal ini berarti 96,8% variasi dari
pembentukan jiwa wirausaha para santri (Y) bisa dijelaskan oleh
variasi dari X1 (Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4
(Controlling) . Sedangkan sisanya (100% -96,8%= 3,2%) mungkin
dipengaruhi oleh lain yang tidak dijelaskan di penelitian ini.
4.2.4 Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpangan klasik
terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.2.4.1 Uji Normalitas
Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal dan /atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi Normalitas.
76
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum Prob
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: y
Gambar 4.5
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal, serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal. Maka
model regresi layak dipakai untuk prediksi pengambilan keputusan
nasabah berdasarkan masukan variabel independent-nya atau model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.2.4.2 Uji Multikolinieritas
Dalam uji ini menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variable independent. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (Multi). Model regresi
77
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable
independent.
Tabel 4.11
Coefficients(a)
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
x1 ,063 15,769
x2 ,085 11,785
x3 ,036 27,442
x4 ,090 11,148
a Dependent Variable: y
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012
Besaran VIF (Variance Inflation Faktor) dan
Tolerance.Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah
bila mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan mempunyai angka
TOLETANCE di bawah angka 1. Pada bagian COEFICIENT terlihat
bahwa nilai VIF ada di atas angka 10. Demikian juga nilai
TOLERANCE di bawah angka 1. Dengan demikian dapat
disimpulkan model regresi tersebut tidak terdapat problem
multikolinieritas (MULTIKO).
4.2.4.3 Autokorelasi
Uji autokorelasi betujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
78
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.Tentu saja model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Tabel 4.12
Model Summary(b)
Model
Durbin-
Watson
1 2,369
a Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1
b Dependent Variable: y
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012
Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada Tabel D-W, yang bisa
dilihat pada buku statistic yang relevan. Namun demikian secara
umum bisa diambil patokan adalah angka D-W di bawah -2 berarti
ada autokorelasi positif, angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti
tidak ada autokorelasi dan angka D-W di atas +2 berarti ada
autokorelasi negatif.
Pada bagian MODEL SUMMARY, terlihat angka D-W sebesar
2,369. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah
autokorelasi.
4.2.4.4 Uji Heteroskedasitas
79
10-1-2
Regression Standardized Predicted Value
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
Regres
sion
Stude
ntized
Res
idua
l
Scatterplot
Dependent Variable: y
Menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedasitas. Dan jika varians berbeda, disebut
Heteroskedasitas.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedasitas.
Gambar 4.6
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012
Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik di
atas, di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah risidual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-
studentized. Dasar Pengambilan keputusan adalah:
80
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
Heteroskedasitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Heteroskedasitas
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti terjadi
Heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi kurang
kuat dipakai untuk prediksi pengambilan keputusan berdasar masukan
variable independennya.
4.3 PEMBAHASAN
4.3.1 Pengaruh Tahap Perencanaan (Planning) Terhadap Pembentukan
Jiwa Wirausaha Para Santri
Dari hasil perhitungan koefisien regresi sebesar -0,282
menunjukkan apabila variabel Perencanaan (Planning) sebesar satu
poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira
usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -
0,282. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Perencanaan (Planning)
menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya pembentukan
jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo.
81
Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa
Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih
kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab
itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
Artinya Perencanaan (Planning) berpengaruh positif terhadap
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-
Tholibin Brabo.
4.3.2 Pengaruh Tahap Pengorganisasian (organizing ) Terhadap
Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri
Dari hasil perhitungan koefisien regresi sebesar -0,675
menunjukkan apabila variabel Pengorganisasian (organizing ) sebesar
satu poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa
wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar
-0,675. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Pengorganisasian
(organizing ) menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-
Tholibin Brabo
Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa
Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih
kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab
itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
Artinya Pengorganisasian (organizing ) berpengaruh positif terhadap
82
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-
Tholibin Brabo.
4.3.3 Pengaruh Tahap Pelaksanaan (actuating) Terhadap Pembentukan
Jiwa Wirausaha Para Santri
Dari hasil perhitungan koefisien regresi sebesar 0,932
menunjukkan apabila variabel Pelaksanaan (actuating) sebesar satu
poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira
usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar
0,932. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Pelaksanaan (actuating)
menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya pembentukan
jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo
Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa
Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih
kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab
itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
Artinya Pelaksanaan (actuating) berpengaruh positif terhadap
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-
Tholibin Brabo.
4.3.4 Pengaruh Tahap Pengawasan (controlling) Terhadap Pembentukan
Jiwa Wirausaha Para Santri
83
Dari hasil perhitungan koefisien regresi sebesar -0,220
menunjukkan apabila variabel Pengawasan (controlling) sebesar satu
poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira
usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -
0,220. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Pengawasan
(controlling) menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-
Tholibin Brabo
Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa
Pengawasan (controlling) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih
kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab
itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
Artinya Pengawasan (controlling) berpengaruh positif terhadap
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-
Tholibin Brabo.
4.4 Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren
(Kopontren)Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha para santri
Dalam pehitungan mencari besarnya Pengaruh Pengelolaan Koperasi
Pondok Pesantren (Kopontren )Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha para
santri, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terbukti dari analisis
varian yang memperoleh F hitung sebesar 417,483 dengan nilai probabilitas
0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan berdasarkan
84
persamaan regresi berganda yang diperoleh dimana koefisien regresi X1 X2,
X3 dan X4 bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh
yang positif antara pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren)
terhadap pembentukan jiwa wira usaha para santri. Bentuk pengaruh yang
diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika variabel pengelolaan koperasi
(X1 (Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling))
ditingkatkan sebesar satu point maka akan diikuti dengan meningkatnya
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin
Brabo sebesar -0,282 (X1), -0,675(X2), 0,932 (X3), dan -0,220 (X4).
Sebaliknya jika skor variabel pengelolaan koperasi (X1 (Planning), X2
(Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling)) menurun sebesar satu
point maka akan diikuti dengan menurunnya pembentukan jiwa wira usaha
para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -0,282 (X1), -
0,675(X2), 0,932 (X3), -0,220 (X4).
4.4.1 Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri
Besarnya pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (X1
(Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling))
tehadap pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes
Sirojuth-Tholibin Brabo menjadikan jumlah anggota koperasi pon-pes
Sirojuth-Tholibin Brabo terus giat untuk membentuk unsur jiwa
wirausaha para santri.
85
Kemudian wawancara, dan dokumentasi yang penulis lakukan
dengan M. Harits Rofiq Setiawan hari Selasa, 22 Mei 2012 memberikan
informasi bahwa pemebntukan jiwawira usaha para santri berjalan
dengan baik dengan menjalankan tugas yang diberikan dari kopontren
pondok pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo Kecamatan Tanggungharjo
Kabupaten Grobogan.
86
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini mengkaji masalah pengaruh pengelolaan koperasi
pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para
santri. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu: 1. Pengelolaan koperasi
pondok pesantren, 2. Pembentukan jiwa wirausaha para santri.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada Bab IV maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Kesimpulan yang dapat diberikan atas hipotesis 1 yang menyatakan
bahwa, ada pengaruh positif dan signifikan oleh variabel pengelolaan
koperasi pondok pesantren terhadap pembentukan jiwa wirausaha para
santri adalah, bahwa hipotesis pertama diterima. Variabel pengelolaan
koperasi pondok pesantren dalam penelitian ini meliputi indikator planning,
organizing, actuating, controlling. Atas hal tersebut memberi keyakinan
bahwa dengan melakukan pengelolaan koperasi pondok pesantren
(kopontren) maka akan memberikan dampak yang positif pada pembentukan
jiwarausaha para santri sebagai anggota Koperasi Pondok Pesantren
Sirojuth-Tholibin “Zaduna” Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten
Grobogan.
87
Kesimpulan atas hipotesis ke 2 yang menyatakan bahwa, ada
pengaruh yang positif dan sangat signifikan oleh variabel pembentukan jiwa
wirausaha para santri adalah, bahwa hipotesis ke 2 diterima. Variabel
budaya kerja Islam dalam penelitian ini meliputi indikator planning,
organizing, actuating, controlling. Atas hal tersebut memberi pengertian
bahwa pembentukan jiwa wirausaha para santri yang sekaligus sebagai
anggota Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna”Brabo
Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dapat dilakukan dengan
cara mengelola koperasi pondok pesantren.
5.2 Kritik
Penulis berusaha memaksimal penelitian ini, namun ternyata peneliti
ini masih banyak keterbatasan penelitian, antara lain :
1. Obyek penelitian yang masih kecil, artinya luas penelitian yang masih
kurang, hanya meneliti pengolalaan kopontren di tingkat desa,
sehingga kurang bisa digeneralisasikan untuk semua lembaga
kopontren di tingkat kabupaten/kota.
2. Responden penelitian ini umumnya adalah santriwan/santriwati
anggota koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo
“Zaduna”.
3. Kurangnya variabel penelitian yang dimasukkan dalam model,
sehingga memiliki kontribusi penelitian yang kurang luas.
88
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka
diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kopontren Sirohuth-Tholibin “Zaduna” Brabo diharapkan lebih
meningkatkan promosi baik mutu iklan maupun personal selling serta
profesionalisme kerja dengan tetap berdasarkan pada nilai-nilai koperasi
yang islami.
2. Kopontren Sirohuth-Tholibin “Zaduna” Brabo harus menjalankan praktek
koperasi sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, sehingga dapat memberikan
kepuasan dan kepercayaan bagi anggota.
3. Kemudian, hal terpenting dan tidak boleh dilupakan adalah bahwa sebuah
koperasi, khususnya Kopontren Sirohuth-Tholibin “Zaduna” Brabo harus
selalu berkarya membuat berbagai macam unit sehingga pemasukan modal
akan selalu bertambah dan selalu tanggap dengan anggota (santri) bahwa
merekalah aset terbesar dalam sebuah koperasi.
5.4 Penutup
Puji syukur Alhamdulillah, sebagai pemberi syafa’at yang sempurna
kepada ummat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia serta alam
pada umumnya yang telah memberikan bantuan penulis tiada kiranya baik
barupa kasih sayang, petunjuk, kesehatan, rizki, ilmu dan banyak lagi yang
89
lainnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN)
TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA PARA SANTRI”
dalam bentuk sederhana sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis.
Penulis menyadari, sekalipun telah mencurahkan segala usaha dan
kemampuan dalam menyusun skripsi. Namun masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik daari segi kata-katanya, referensinya dan lain sebagainya.
Meski demikian, penulis sudah berusaha semaksimal dan seoptimal
mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Akhirnya, penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dan semoga mendapat
imbalan dari Allah SWT. Sebagai akhir kata, terpendam suatu harapan
semoga skripsi iin dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan
khususnya bagi penulis dimasa-masa yang akan datang. Amin Yaa Rabbal
‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :
Rineka Cipta, 2002, Cet. V
Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka,
1988
Dhofier, Zamakhairi, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
Jakarta: LP3ES, 1985
Firdaus, Muhammad, Perkoperasian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004
Forum Mangunwijaya v dan VI, Membentuk Jiwa Wira Usaha, Jakarta, PT.
Kompas Media Nusantara, 2012
Ghozali, Imam, aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Semarang,
Badan: Penerbit Undip, 2002
Hadi, Amirul, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1998,
Cet. I
Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta : Pustaka
Widyatama, 2006, Cet 1
Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta: FE-UI,1999
Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : Raja grafindo
Persada, 2002, cet 5.
http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov-
smirnov-one-sample-kolmograv-smirnov-test/, Before Uji Asumsi Klasik
(classic assumption test).
http://www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan
dunia ilmu ekonomi koperasi.com.
http://www.koopguru.com.my/definisi.asp.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Cet. 4
Nazir, Moh., Metode Penelitian, Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988 Cet. 3
Nisfiannoor, Muhammad, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial,
Jakarta:Salemba Humanika, 2009
Nunus Supardi, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren” Dalam Pearan Pondok
Pesantren Dalam Menanamkan Apresiasi Kesenian, jakarta: 2007
Nurdin, Bahri , Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi,
Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 1993
Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, Jakarta : Rineka
Cipta, 2003 cet. 4
Purwoto, Agus, Panduan Laboratorium Statistik Inferensia, Jakarta:PT Grasindo
Santoso, Singgih, Statistik Multivariat, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010
Sartika Partomo, Titik, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004 cet
2.
Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik, Jakarta:PT Elex Media Komputindo,
2010
Suridjo, Marwan, dkk. Sejarah Pondok Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1979
Swasono, Edi, Mencari Bentuk, Posisi Dan Realitas Koperasi Didalam Orde
Ekonomi Indonesia, Jakarta : UI Press, 1987, cet 3.
U. Purwanto, Petunjuk Praktis Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di
Indonesia, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1985, cet 1
Umar, Husain, Research Method in Finance and Branking, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum, 2000
Wibowo, Agus, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep Dan Strategi), Yogyakarta;
Pustaka Belajar, 2011
Widiyanti, Ninik, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara,
1989
LAMPIRAN 2
Daftar Seluruh Jawaban Angket
Tanngapan Resonden Mengenai Variabel Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren Trehadap Embentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri
Res
pon
den
Um
ur
Jenis
kela
min
Berada
di pon-
pes
Anggota
kopon
tren
x1 x2 x3 x4 Y ΣX
1
ΣX
2
ΣX
3
ΣX
4
Σ
Y p1 p2 p3 p4 p5 p6 o1 o2 a1 a2 a3 a4 a5 a6 c1 c2 c3 c4 E1 E2
1 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 8 24 15 8
2 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
3 1 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 8 24 15 8
4 1 2 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 24 8 24 14 8
5 1 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 17 5 15 10 5
6 1 2 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8
7 1 2 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8
8 1 2 2 1 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 20 7 20 13 7
9 1 2 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8
10 1 2 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8
11 1 2 2 1 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 20 7 20 13 7
12 1 2 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8
13 1 2 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
14 1 2 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
15 1 2 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8
16 1 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
17 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8
18 1 2 1 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 20 7 20 13 7
19 1 2 4 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 21 8 23 14 8
20 1 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 23 7 22 15 7
21 1 2 5 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 21 7 21 14 7
22 1 2 5 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 21 7 21 14 7
23 1 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
24 1 2 2 1 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 21 6 19 14 6
25 2 2 4 1 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 2 2 4 2 20 6 18 12 6
26 1 2 2 1 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 3 2 4 2 3 3 2 2 4 2 17 6 17 10 6
27 2 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 8 24 15 8
28 1 2 5 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 14 5 14 9 5
29 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 14 4 13 10 4
30 1 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
31 2 1 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
32 1 1 1 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 18 5 16 12 5
33 1 1 1 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 21 7 21 13 7
34 1 1 1 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 22 8 23 14 8
35 1 1 3 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 21 7 21 15 7
36 1 1 3 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 21 7 21 15 7
37 1 1 1 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 21 7 21 15 7
38 1 1 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 22 8 23 13 8
39 1 1 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 19 6 18 12 6
40 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 16 5 15 10 5
41 1 1 2 1 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 3 2 4 2 3 3 2 2 4 2 17 6 17 10 6
42 1 1 3 1 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 20 7 20 13 7
43 1 1 1 1 3 4 4 2 3 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 4 2 2 3 2 18 5 16 11 5
44 1 1 3 1 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 2 4 4 3 4 19 7 20 13 7
45 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 8 24 15 8
46 1 1 2 1 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 18 4 14 10 4
47 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 14 4 15 11 6
48 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 16 4 17 12 7
49 1 1 2 1 1 3 3 1 4 1 1 1 1 1 3 1 4 4 3 3 1 1 4 4 13 2 14 8 8
50 1 1 2 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 1 3 1 2 3 3 3 1 1 2 3 12 2 11 8 5
51 1 1 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 16 6 17 10 6
52 1 1 3 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 23 7 22 15 7
53 1 1 2 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 20 6 19 13 6
54 1 1 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 22 8 23 14 8
55 1 1 2 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 20 6 19 13 6
56 1 1 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 19 6 18 12 6
57 1 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
58 1 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
59 1 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8
60 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 15 5 15 11 5
LAMPIRAN 3
Tanggapan Koesioner Setiap Pertanyaan
planning 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 4 6.7 6.7 6.7
ts 4 6.7 6.7 13.3
s 19 31.7 31.7 45.0
ss 33 55.0 55.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
planning 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 5 8.3 8.3 8.3
s 25 41.7 41.7 50.0
ss 30 50.0 50.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
planning 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 5 8.3 8.3 8.3
s 25 41.7 41.7 50.0
ss 30 50.0 50.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
planning 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 2 3.3 3.3 3.3
ts 9 15.0 15.0 18.3
s 14 23.3 23.3 41.7
ss 35 58.3 58.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
planning 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 1 1.7 1.7 1.7
s 20 33.3 33.3 35.0
ss 39 65.0 65.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
planning 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 2 3.3 3.3 3.3
ts 9 15.0 15.0 18.3
s 14 23.3 23.3 41.7
ss 35 58.3 58.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
organizing 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 1 1.7 1.7 1.7
s 19 31.7 31.7 33.3
ss 40 66.7 66.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
organizing 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 2 3.3 3.3 3.3
s 37 61.7 61.7 65.0
ss 21 35.0 35.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
actuating 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 6 10.0 10.0 10.0
s 8 13.3 13.3 23.3
ss 46 76.7 76.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
actuating 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 6 10.0 10.0 10.0
s 28 46.7 46.7 56.7
ss 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
actuating 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 5 8.3 8.3 8.3
s 24 40.0 40.0 48.3
ss 31 51.7 51.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
actuating 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid s 23 38.3 38.3 38.3
ss 37 61.7 61.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
actuating 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 5 8.3 8.3 8.3
s 29 48.3 48.3 56.7
ss 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
actuating 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 4 6.7 6.7 6.7
s 21 35.0 35.0 41.7
ss 35 58.3 58.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
controlling 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 5 8.3 8.3 8.3
s 29 48.3 48.3 56.7
ss 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
controlling 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 13 21.7 21.7 21.7
ts 14 23.3 23.3 45.0
s 25 41.7 41.7 86.7
ss 8 13.3 13.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
controlling 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sts 12 20.0 20.0 20.0
ts 33 55.0 55.0 75.0
s 9 15.0 15.0 90.0
ss 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
controlling 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 1 1.7 1.7 1.7
s 39 65.0 65.0 66.7
ss 20 33.3 33.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Entrepreune 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid s 19 31.7 31.7 31.7
ss 41 68.3 68.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Entrepreuner 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ts 4 6.7 6.7 6.7
s 40 66.7 66.7 73.3
ss 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
LAMPIRAN 4
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket
Uji Validitas Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (X)dan Pembentukan Jiwa
Wirausaha Santri (Y)
Correlations
y x1 x2 x3 x4
Pearson Correlation y 1,000 ,786 ,781 ,900 ,793
x1 ,786 1,000 ,926 ,962 ,940
x2 ,781 ,926 1,000 ,954 ,885
x3 ,900 ,962 ,954 1,000 ,945
x4 ,793 ,940 ,885 ,945 1,000
Sig. (1-tailed) y . ,000 ,000 ,000 ,000
x1 ,000 . ,000 ,000 ,000
x2 ,000 ,000 . ,000 ,000
x3 ,000 ,000 ,000 . ,000
x4 ,000 ,000 ,000 ,000 .
N y 60 60 60 60 60
x1 60 60 60 60 60
x2 60 60 60 60 60
x3 60 60 60 60 60
x4 60 60 60 60 60
Uji Reliabilitas Pengelolaan Koperasi (X) dan Pembentukan Jiwa Wira Usaha Santri
� Planning (X1)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 60 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,838 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
planning 17,2000 7,349 ,638 ,809
planning 17,1333 8,456 ,611 ,814
planning 17,1333 8,456 ,611 ,814
planning 17,1833 6,966 ,759 ,780
planning 16,9167 9,840 ,324 ,857
planning 17,1833 6,966 ,759 ,780
� Orgaizing (X2)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 60 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,722 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
organizing 3,3667 ,745 ,565 .(a)
organizing 3,3500 ,774 ,565 .(a)
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This
violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
� Actuating (X3)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 60 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,880 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item Deleted
actuating 17,0833 8,688 ,847 ,831
actuating 17,1000 9,414 ,659 ,867
actuating 17,0333 11,287 ,470 ,891
actuating 17,0833 8,688 ,847 ,831
actuating 16,9500 10,760 ,599 ,874
actuating 17,0000 9,797 ,726 ,854
� Controlling (X4)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 60 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,778 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
controlling 10,1500 4,197 ,364 ,819
controlling 10,0833 4,010 ,432 ,793
controlling 10,1333 2,592 ,794 ,596
controlling 10,1333 2,592 ,794 ,596
� Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri (Y)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 60 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,604 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Entrepreuner 3,4500 ,557 ,436 .(a)
Entrepreuner 3,5000 ,424 ,436 .(a)
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This
violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
LAMPIRAN 5
Statistik Diskripsi untuk 60 Responden Pada Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin
� Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 30 50.0 50.0 50.0
perempuan 30 50.0 50.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
� Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <20 th 55 91.7 91.7 91.7
20-29 th 5 8.3 8.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
� Klasifikasi Responden Berdasarkan Lamanya Dalam Pondok Pesantren
lama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 th 10 16.7 16.7 16.7
2 th 21 35.0 35.0 51.7
3 th 16 26.7 26.7 78.3
4 th 6 10.0 10.0 88.3
lainya 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
� Klasifikasi Responden Berdasarkan Keanggotaan
aggota
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid aktif 49 81.7 81.7 81.7
tidak aktif 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
LAMPIRAN 6
Autput Regresi Linier Berganda dari 60 Responden
Uji Pengaruh Variabel Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) (X)
Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri(Y)
REGRESSION
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 x1, x2, x3, x4 (a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: y
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,984(a) ,968 ,966 ,21916 2,369
a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3
b Dependent Variable: y
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 80,208 4 20,052 417,483 ,000(a)
Residual 2,642 55 ,048
Total 82,850 59
a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3
b Dependent Variable: y
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,188 ,206 5,768 ,000
x1 -,282 ,034 -,795 -8,319 ,000
x2 -,675 ,064 -,878 -10,625 ,000
x3 ,932 ,040 2,917 23,128 ,000
x4 -,220 ,040 -,438 -5,447 ,000
a Dependent Variable: y
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 4,2606 8,3104 6,9500 1,16596 60
Std. Predicted Value -2,307 1,167 ,000 1,000 60
Standard Error of
Predicted Value ,030 ,168 ,059 ,023 60
Adjusted Predicted
Value 4,3610 8,3634 6,9422 1,16187 60
Residual -,45638 ,53793 ,00000 ,21160 60
Std. Residual -2,082 2,455 ,000 ,966 60
Stud. Residual -2,232 3,835 ,012 1,072 60
Deleted Residual -,52438 1,31300 ,00783 ,27631 60
Stud. Deleted
Residual -2,319 4,439 ,022 1,121 60
Mahal. Distance ,125 33,845 3,933 5,007 60
Cook's Distance ,000 4,238 ,087 ,546 60
Centered Leverage
Value ,002 ,574 ,067 ,085 60
a Dependent Variable: y
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expecte
d C
um
Pro
b
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: y
UJI ASUMSI KLASIK
1. Multikolinearitas
Coefficients(a)
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
x1 ,063 15,769
x2 ,085 11,785
x3 ,036 27,442
x4 ,090 11,148
a Dependent Variable: y
2. Autokolerasi
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,984(a) ,968 ,966 ,21916 2,369
a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3
b Dependent Variable: y
3. Normalitas
10-1-2
Regression Standardized Predicted Value
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
Regr
essi
on S
tude
ntiz
ed R
esid
ual
Scatterplot
Dependent Variable: y
4. Heterokedastisitas
Hal : Permohonan Pengisian Angket Lampiran : Satu Berkas Yth.
Santriwan/santriwati dan Anggota
Koperasi Pondok Pesantren
di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan proses penyelesaian karya ilmiah (skripsi) saya pada
jurusan Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo
Semarang dengan judul (Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren
(Kopontren) Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri), saya:
Nama : Ali Rofiq NIM : 082411088 Jurusan : Ekonomi Islam Memohon dengan hormat kesediaan Santriwan/santriwati dan Anggota Koperasi
Pondok Pesantren untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Peran serta
Santriwan/santriwati dan Anggota sangat bermanfaat bagi keberhasilan penelitian
yang akan dilaksanakan.
Atas bantuan dan kerjasama Santriwan/santriwati dan Anggota Koperasi
dalam menjawab pertanyaan/ pernyataan pada kuesioner ini, penulis sampaikan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Mei 2012
Hormat Saya,
ALI ROFIQ
NIM : 082411088
ANGKET PENELITIAN
Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren)
Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri
(Studi Kasus di Koprasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan
Tangungharjo Kabupaten Grobogan, Purwodadi)
No. Responden
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama :……………………………
2. Usia : 1 < 20 th 2 20-29 th 3 30-39 th
4 40-49 th 5 > 50 th
3. Jenis Kelamin : 1 Laki-laki 2 Perempuan
4. Berada di pon-pes : 1 1 Thn. 2 2 Thn. 3 3 Thn.
4 4 Thn. 5 Lainnya,……..Thn
5. Anggota Kopontren : 1 Aktif 2 Tidak aktif
Tanda Tangan
II. PETUNJUK PENGISIAN
1. Berilah tanda silang ( √ ) pada kolom jawaban yang Santriwan/santriwati dan Anggota
Koperasi anggap sesuai, dengan alternative jawaban sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju = a : 4
S : Setuju = b : 3
TS : Tidak Setuju = c : 2
STS : Sangat Tidak Setujui = d : 1
2. Lembar angket ini semata-mata bertujuan untuk memperoleh data sebagai bahan skripsi
tentang Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap
Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri (Studi Kasus di Koprasi Pondok
Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten
Grobogan, Purwodadi).
3. Mengenai jawaban yang diberikan, akan dijaga kerahasiaannya.
III. PERTANYAAN
No Pertanyaan/pernyataan SS S TS STS
Perencanaan (planning)
1 Tujuan koperasi pondok pesantren adalah
memakmurkan keselurahan anggota
(seluruh santiwan/wati) pon-pes
2 Penugasan anggota sesuai dengan
proporsi masing-masing anggota/santri
untuk keberlangsungan koperasi
3 Semua keputusan di bawah komando
manager dan pengurus koperasi
4 Penugasan perintah manager
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
5 Koperasi selalu menyediakan bahan
kebutuhan santri/anggota
6 Mengadakan/membuat produk-produk
baru yang belum ada sehingga konsumen
(santri) tertarik
Tahap Pengorganisasian (organizing)
7 Hubungan pengurus dan anggota
koperasi dalam organisasi harmonis
sehingga koperasi berdiri kokoh
8 Rapat koordinasi yang diadakan pengurus
koperasi dari berbagai unit berjalan baik
Tahap Pelaksanaan (actuating)
9 Pelayanan kopontren terhadap konsumen
di layani dengan baik dan memuaskan
10 Produk atau kebutuhan para anggota/santi
dapat dipenuhi di kopntren sehingga
santri tidak mencari kebutuhan mereka
selain di kopontren
11 Aspirasi/usulan konsumen kepada
kopontren dapat diterima dan di tampung
sebagai bahan masukan kepada pengurus
atau kopontren itu sendiri
12 Hak-hak pengurus dan anggota kopontren
dijalankan dengan baik
13 Hak anggota kopontren bahwa anggota
mendapatkan kemakmuran atas
pengelolaan koperasi dapar berjalan
sesuai asas kopontren yang telah
dijalankan
14 Semua pengurus dan pengelola kopontren
mengetahui tugas masing-masing secara
keseluruhan
Tahap Pengawasan (controlling)
15 Dalam pengawasanya kopontren
mengadakan musyawaroh pengurus dan
berjalan sesuai dengan progan kopontren
16 Kegagalan menanggapi aspirasi
konsumen/santri sering terjadi
17 Rapat koordinasi tidak banyak dihadiri
oleh pengurus maupun anggota, sehingga
koordinasi kurang baik
18 Rapat evaluasi secara keseluruhan dari
berbagai unit terlaksana dengan baik
Jiwa Wirausaha (Entrepreneurship)
19 Pelatihan jiwa wira usaha yang di adakan
oleh para anggota/santri berpengaruh
dalam perkembangan koperasi
20 Dengan pengembangan produk kopontren
saya terdidik menjadi wira usaha yang
kelak akan saya kembangkan di
masyarakat
INSTITUT AG
Jl. Prof.Dr.Ham
BERIT
Fakultas Syari’ah Institut Agam
Hari : Jum’at
Tanggal : 22 Juni 2012
Jam : 08.00- selesai
Telah mengadakan Ujian Muna
PENGARUH PENGELOLAA
(KOPONTREN) TERHADAP
SANTRI ( Studi kasus di pondo
Nama : Ali Rofiq
NIM : 082411088
Jurusan/Prodi : Ekonomi Islam
Keterangan : LULUS / TIDA
Ketua Sidang,
H. M. Syaifullah, M. Ag
NIP. 19700321 199603 1 003
Penguji I,
Drs. H. Wahab Zaenuri, M. M
NIP. 19690908 200003 1 001
KEMENTRIAN AGAMA
T AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH r.Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7
ERITA ACARA UJIAN MUNAQOSAH
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang pada :
lesai
Munaqosah dengan judul :
OLAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN
ADAP PEMBENTUKAN JIWA WIRA USAHA P
pondok pesantren Sirajuth Tholibin Brabo)
Islam
/ TIDAK LULUS
Semarang, 22 Juni
Sekretaris Sidang,
Drs.Ghufron Ajib
NIP. 19660325 199
Penguji II,
, M. M Dra. Hj. Nur Hud
NIP. 19690830 199
024) 7601291
HA PARA
Juni 2012
Ajib, M. Ag 25 199203 1 001
r Huda, M. Ag
30 199403 2 003
HAL : Mohon Surat Pengantar Riset
Kepada Yth:
Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : Ali Rofiq
Nim : 082411088
Prodi : Ekonomi Islam
Alamat : Ds. Brabo Rt. 08 Rw. 02 Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan
Lembaga : Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin
Alamat : Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Ds. Brabo Kec. Tanggungharjo Kab.
Grobogan Purwodadi
Dengan ini mengajukan permohonan surat Riset di Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-
Tholibin untuk meneliti judul skripsi:
“Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap Pembentukan
Jiwa Wira Usaha Para Santri”
Demikian surat permohonan pra riset yang saya buat, atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 12 Mei 2012
Mengetahui:
Kepala Jurusan Hormat Saya
Ghufron Ajib, Drs., M.Ag. Ali Rofiq
19660325 199203 1 001 082411088
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ali Rofiq
NIM : 082411088
Fakultas : Syari’ah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 18 Juni 1990
Agama : Islam
Alamat : Desa Brabo Rt: 08 Rw: 02 Kecamatan Tanggungharjo
Kabupaten Grobogan 58167
Pendidikan :
� TK Dharma Wanita1996
� Sekolah Dasar Negri (SDN) II Brabo Lulus Tahun 2002
� Madrasah Tsanawiyah (MTS) Tajul Ulum Brabo Lulus Tahun 2005
� Madrasah Aliyah (MA) Tajul Ulum Brabo Lulus Tahun 2008
� Fakultas Syaria’ah Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang
Semarang, Juni 2012
Ali Rifiq
Recommended