View
223
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN
KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT
Skripsi
Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Di susun Oleh:
Abdul Muhshyi
206082003962
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Abdul Muhshyi
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Juni 1988.
3. Alamat : Cijulang, Rt/Rw 01/05, Desa Kopo, Kecamatan
Cisarua, kabupaten Bogor
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Djuki Padmawisastra
6. Nama Ibu : Yuyun Badru Kamal
7. Nomor Telepon : 085718824464/081380138785
8. E-mail : padmawisastra2@yahoo.com /
padmawisastra@gmail.com
B. Data Pendidikan Formal
1. 1994 - 2000 : SDN Cipayung Girang II
2. 2000 - 2003 : SLTP Al-Amaliah Ciawi
3. 2003 - 2006 : MAN II Bogor
4. 2006 - 2012 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN
KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan
dan kompleksitas terhadap kualitas audit. Responden dalam penelitian ini adalah
para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jumlah auditor
yang menjadi sampel penelitian ini adalah 53 auditor dari 20 Kantor Akuntan
Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah
convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan
peneliti adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Hasil adjusted R square ditemukan bahwa pengaruh,
kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit dapat
dijelaskan sebesar 42,2% sedangkan sisanya sebesar 57,8 % dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
Kata kunci: Time budget presure, Resiko Kesalahan Kompleksitas dan Kualitas
Audit.
vii
THE EFFECTS OF TIME BUDGET PRESSURE, RISK OF ERRORS AND
COMPLEXITY ON AUDIT QUALITY
ABSTRACT
This research analyzed the effect of time budget pressure, the risk of error and
complexity on audit quality. Respondents in this study were the auditors who work
in public accounting firm in Jakarta. The numbers of auditors who became
research sample were 53 auditors from 20 public accounting firms. Sampling
method that used in this research was Convenience sampling, while the method of
processing data that used by the researcher was double regression analysis. The
results of this research showed that the time budget pressure, risk of error and
complexity effect significantly on audit quality. Results adjusted R square was
found that the effect, audit complexity and time budget pressure on audit quality
can be explained by 42.2% while the remaining 57.8% is explained by other
variables not included in this research model.
Keyword: Time budget pressure, the risk of error, complexity, audit quality.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis tersanjung kepada Allah Swt, yang dengan
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah -nya dapat diselesaikan tugas akhir penulisan
skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw,
keluarga dan para sahabatnya, yang merupakan suri tauladan bagi seluruh umat
manusia.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan
dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis juga menyadari bahwa, penelitian ini tidak luput dari jasa lembaga
dan orang-orang tertentu yang telah membantu penulis, baik moril maupun
materil. Maka pada kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya khusus kepada:
1. Kedua orang tua, IbundaYuyun Badru Kamaliah dan Ayahanda Djuki
Padmawisastra tercinta yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya
secara tulus telah mengurus, membesarkan, mendidik penulis hingga
sekarang ini serta memberikan semangat dan doa yang tiada henti-hentinya
kepada ananda untuk mencapai kesuksesan masa depan menjadi anak yang
sholeh, sehat lahir batin dan selamat dunia akhirat, semoga penulis selalu
mendapat ridho mereka dan dapat berbakti kepadanya.
ix
2. Kaka-kakaku (eliawati, dede suhendar, ela, Neti P, Idar P, Mamah P, iis P,
Titi P, Alm Aceng apendi P dan Alm eneng P) Dan keluarga besar Badru
Kamaliah Dan keluarga besar Padmawisastra & Armaya, mereka turut
memberikan dukungan, motivasi, dan doa yang tulus kepada penulis, semoga
Allah Subhanahu Wata‟ala senantiasa melindungi dan memberikan
kebahagiaan kepada mereka.
3. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bpk. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I yang senantiasa
ikhlas untuk meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan
selama penyusunan skripsi.
5. Ibu. Dr. Rini. Ak selaku pembimbing II sekaligus Kajur Akademik I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis ucapkan terima
kasih atas yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi petunjuk dan
kebaikan serta kemurahan hati beliau, yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan bekal ilmu bagi penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat
sehingga menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan, meski saya merasa masih jauh dari sempurna. Dengan segenap
kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan demi
x
penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, bagi pengembangan diri penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya. Akhirnya segala urusan penulis pasrah-tawakalkan
kepada Dzat yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Jakarta, Juli 2013
(Abdul Muhshyi)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i
Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii
Surat Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v
Abstrak ........................................................................................................... vi
Abstract ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ xii
Daftar Tabel ................................................................................................... xv
Daftar Gambar .............................................................................................. xvi
Daftar Lampiran ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 18
A. Tinjauan Umum Atas Audit .................................................... 18
1. Pengertian Audit .................................................................. 18
2. Standar Audit ...................................................................... 19
3. Tujuan Audit ....................................................................... 22
4. Prosedur Audit .................................................................... 23
B. Time Budget Pressure .............................................................. 28
C. Risiko Kesalahan ...................................................................... 31
D. Kompleksitas ........................................................................... 33
E. Kualitas Audit ........................................................................... 35
xii
F. Penelitian Terdahulu ................................................................ 39
G. Keterkaitan Antar variabel ...................................................... 43
1. Time budget pressure Dengan Kualitas Audit .................... 43
2. Risiko Kesalahan Dengan Kualitas Audit ........................... 46
3. Kompleksitas Dengan Kualitas Audit ................................. 47
H. Kerangka Pemikiran ................................................................ 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 50
B. Metode Pengumpulan Sampel ................................................. 50
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 51
D. Metode Analisis Data ............................................................... 51
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 68
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................ 68
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 68
2. Karakteristik Responden ..................................................... 70
B. Hasil Dan Pembahasan ............................................................. 71
1. Statistik Deskriptif .............................................................. 71
2. Uji Kualitas data ................................................................. 72
a. Uji Validitas ................................................................... 72
b. Uji Reliabilitas ............................................................... 74
3. Pengujian Asumsi Klasik .................................................... 76
a. Uji Normalitas ................................................................ 76
b. Uji Multikolinieritas ....................................................... 77
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 78
4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 80
a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 79
b. Hasil Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) .............. 80
c. Hasil Uji t – Statistik ...................................................... 81
d. Hasil Uji F – Statistik .................................................... 84
xiii
C. Interpretasi ............................................................................... 86
1. Analisis Pengaruh Time Budget Pressure Kualitas Audit .. 85
2. Analisis Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas
Audit ................................................................................... 86
3. Analisis Kompleksitas Audit Terhadap Kualitas Audit ...... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 88
A. Kesimpulan .............................................................................. 88
B. Implikasi .................................................................................. 89
C. Keterbatasan ............................................................................ 90
D. Saran ....................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
LAMPIRAN ................................................................................................... 95
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 41
3.1 Operasional Variabel ................................................................ 64
4.1 Deskriptif Penyebaran Kuesioner ............................................ 69
4.2 Distribusi Kuesioner ................................................................. 70
4.3 Data Statistik Responden ......................................................... 70
4.4 Statistik Deskriptif ................................................................... 71
4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Time Budget Pressure ................ 72
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Resiko Kesalahan Auditor ......... 73
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas ............................. 73
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit ............................ 74
4.9 Hasil Uji Reliabilitas Time Budget Pressure ........................... 75
4.10 Hasil Uji Reliabilitas Resiko Kesalahan Auditor .................... 75
4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kompleksitas ........................................ 75
4.12 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit ....................................... 78
4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scaterplot) ............................... 78
4.14 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 79
4.15 Hasil Uji Adjusted R2 (Determinasi) ......................................... 80
4.16 Hasil Uji t - Statistik ................................................................ 81
4.17 Hasil Uji Statistik F ................................................................. 84
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kualitas Audit Frame Work ..................................................... 38
2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................... 50
4.1 Normal p-plot .......................................................................... 78
4.2 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 80
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Kuesioner Penelitian ................................................................ 95
2 Data Mentah Jawaban Responden ........................................... 103
3 Hasil Pengolahan Data SPSS 20 .............................................. 107
4. Surat Keterangan Kantor Akuntan ........................................... 113
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Good Corporate Governance GCG merupakan sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added)
untuk semua stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni,
pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi
dengan benar dan tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban perusahaan untuk
melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan
terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Hal ini juga diperjelas oleh keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan
Pembinaan Badan Usaha Milik Negara tentang pengembangan praktik GCG
dalam perusahaan persero, disebutkan bahwa GCG adalah prinsip perusahaan
yang sehat dan diterapkan dalam pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan
semata-mata demi menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai
maksud dan tujuan perusahaan (Kaihatu, 2006:9).
Penerapan good corporate governance harus menjadi standar tinggi
dari perilaku perusahaan dan menjadikannya sebagai budaya di dalam bisnis
inti operasinya dan juga didalam interaksinya dengan lingkungan eksternal
perusahaan, dimana dia menjelaskan standar perilaku didalam bisnis inti
1
2
operasi sebagai corporate responsibility (CR) dan standar perilaku
dilingkungan eksternal sebagai corporate social responsibility (Urip, 2010:7).
Dewasa ini persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi
dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam
menghadapi masalah itu para pengelola perusahaan membutuhkan jasa
akuntan, khususnya jasa akuntan publik. Akuntan dalam hal ini adalah auditor
yaitu suatu profesi yang salah satu tugasnya melaksanakan audit terhadap
laporan keuangan sebuah perusahaan dan memberikan opini atau pendapat
terhadap saldo akun dalam laporan keuangan yang harus disajikan secara wajar
sesuai SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau PABU (Prinsip Akuntansi
Berterima Umum). Akuntanbilitas publik sangat ditentukan oleh kualitas
laporan audit yang dibuatnya (Setyorini, 2011:1).
Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan besar seperti Tyco, Worldcom, Xerox, AIG, Satyam Computer
1Services dan lain-lain, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat
kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah,
sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan. Seperti kasus AIG yang terjadi
PWC tidak berhasil mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh AIG terkait
kontrak asuransi senilai $ 500 juta sehingga meningkatkan pendapatan demi
tujuan mempoles laporan keuangan. Kasus lainya adalah pada kasus Satyam
Computer 1Services dalam kasus ini PWC tidak mampu mendeteksi
kecurangan yang dilakukan pemilik Satyam yaitu Ramalinga Raju yang
memalsukan nilai pendapatan bunga diterima dimuka, lalu mencatat kewajiban
3
yang lebih rendah dari yang seharusnya dan piutang yang digelembungkan
(http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/).
Pengauditan merupakan bagian dari assurance service, maka jelaslah
bahwa pengauditan melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi
pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi dari pihak yang
melakukan audit (auditor). Kualitas informasi yang meningkat akibat audit
akan menimbulkan peningkatan kepercayaan dari publik, dalam hal ini
terutama pihak – pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan. Laporan
hasil audit (audit report) di jadikan bahan pertimbangan oleh pengambil
keputusan dalam menilai laporan go public. Syarat tersebut menyatakan bahwa
perusahaan go public diharuskan untuk meminta opini audit dari auditor
eksternal terhadap laporan keuangan yang akan dipublikasikan pada
masyarakat luas. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penjaminan atas
kepercayaan publik pada perusahaan tersebut. Meskipun dalam sebuah teori
dinyatakan bahwa audit yang baik adalah audit yang mampu meningkatkan
kualitas informasi beserta konteksnya namun kenyataan di lapangan berbicara
lain. Fenomena perilaku pengurangan kualitas audit (Reduced Audit Quality
Behaviours) semakin banyak terjadi (Suryanita, 2006:1).
Hal ini menimbulkan perhatian yang lebih terhadap cara auditor dalam
melakukan audit. Pengurangan kualitas dalam audit diartikan sebagai
“pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja
oleh auditor”. Pengurangan mutu ini dapat dilakukan melalui tindakan seperti
mengurangi jumlah sampel dalam audit, melakukan review dangkal terhadap
4
dokumen klien, tidak memperluas pemeriksaan ketika terdapat item yang
dipertanyakan dan pemberian opini saat semua prosedur audit yang di
isyaratkan belum dilakukan dengan lengkap. Reduce Audit Quality Behaviours
(perilaku pengurangan kualitas audit) dideskripsikan oleh Malon dan Roberts
(1996) sebagai tindakan yang dilakukan oleh auditor selama melakukan
pekerjaan yang nantinya tindakan ini dapat mengurangi ketepatan dan
keefektifan pengumpulan bukti audit. perilaku ini muncul karena adanya
dilema antara inherent cost (biaya yang melekat pada proses audit) dan
kualitas yang dihadapi oleh auditor dalam (Choram, dkk., 2004:4).
Kualitas audit merupakan suatu isu yang komplek, karena begitu
banyak factor yang dapat mempengaruhi kualitas audit, yang tergantung dari
sudut pandang masing-masing pihak. Hal tersebut menjadikan kualitas audit
sulit pengukurannya, sehingga menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku
individual yang melakukan audit. Secara teoritis kualitas pekerjaan auditor
biasanya dihubungkan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu
penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten pada
biaya yang paling rendah serta sikap independensinya dengan klien. Kualitas
audit yang baik akan memberikan konsekuensi bagi pihak yang di audit
(auditee). Salah satu bentuk konsekuensi tersebut adalah kepuasan auditee.
Widagdo (2002:4) mendefinisikan kepuasan auditee sebagai tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan
harapannya. Kualitas audit yang dirasakan auditee diperoleh melalui
pengalaman diaudit atau diperiksa. Auditee akan terkesan dan merespon atas
5
apa yang dialami termasuk dalam hal pengkomunikasian hasil pemeriksaan
(Basuki dan Krisna, 2006:7).
Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor
menerapkan standar - standar dan prinsip - prinsip audit, bersikap bebas tanpa
memihak (Independen), patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah pedoman yang mengatur
standar umum pemeriksaan akuntan publik, mengatur segala hal yang
berhubungan dengan penugasan dan independensi dalam sikap mental. Kane
dan Velury (2005:14), mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor
eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk
penyimpangan lainnya. Russel (2000:5), menyebutkan bahwa kualitas audit
merupakan fungsi jaminan dimana kualitas tersebut akan digunakan untuk
membandingkan kondisi yang sebenarnya dengan yang seharusnya
(Simanjuntak, 2008:3).
Penurunan kualitas audit adalah akibat dari tekanan (pressure), sistem
pengendalian (control system) dan gaya pengendalia (supervissory style). Otley
dan Pierce (1995), menjelaskan bahwa beberapa perilaku disfungsional auditor
seperti Prematur Sign-Off Audit Procedures (menghentikan prosedur audit),
Underreporting of Time (keterlambatan atau tidak tepat waktu), Altering Audit
Process dan Gathering Unsufficient Evidence (mengganti proses audit dan
mengumpulkan bukti yang tidak cukup) akan berdampak terhadap penurunan
kualitas audit (Simanjuntak, 2008:4).
6
Berkurangnya kualitas informasi yang dihasilkan dari proses audit
dapat terjadi karena beberapa tindakan, seperti Mengurangi jumlah sampel
dalam audit, Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien, Tidak
memperluas pemeriksaan ketika terdapat pos yang dipertanyakan dan
Memberikan opini ketika semua prosedur audit belum dilaksanakan secara
lengkap. Dalam prakteknya tindakan pengurangan kualitas audit (reduced audit
quality) masih sering terjadi, padahal dalam teori telah jelas dinyatakan bahwa
proses audit yang baik adalah yang mampu meningkatkan kualitas informasi.
Perilaku pengurangan kualitas audit (reduced audit quality behaviours) adalah
suatu tindakan yang dilakukan oleh auditor selama melakukan pekerjaan
dimana tindakan ini dapat mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan
bukti audit (Lestari, 2010:2).
Dampak penurunan kualitas audit dapat menurunkan kepercayaan
publik terhadap profesi akuntansi, menurunkan kredibilitas para akuntan publik
atas hasil - hasil audit yang mereka lakukan. Pada akhirnya akibat dari
penurunan kualitas audit dapat mematikan profesi itu sendiri serta akan
menimbulkan campur tangan pemerintah yang berlebihan terhadap profesi itu
sendiri. Lembaga profesi (Ikatan Akuntan Indonesia) sendiri terus berusaha
untuk menjaga kualitas audit dengan melakukan peer review atas pekerjaan
yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) melalui SK Menkeu
No.472/ KMK. 01. 017/ 1999 tanggal 4 Oktober 1999 yang dilakukan oleh
BPKP. Namun demikian usaha tersebut belum menunjukkan keberhasilan yang
cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh
7
Indonesian Corruption Watch (ICW) tahun 2005 menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut 1) hampir semua KAP tersebut tidak melakukan pengujian
yang memadai atas suatu account, 2) pada umumnya dokumentasi audit kurang
memadai, 3) terdapat auditor yang tidak memahami peraturan perbankan,
tetapi menerima penugasan audit terhadap bank, 4) pengungkapan yang tidak
memadai di dalam laporan audit, 5) masih terdapat auditor yang tidak
mengetahui laporan dan opini audit yang sesuai standar. Hal ini pada akhirnya
akan menghasilkan kualitas audit yang rendah dan tidak dapat diandalkan oleh
pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomis
(Simanjuntak, 2008:5 - 6).
Survey yang dilakukan oleh Conram, dkk (2004:5), terhadap 106 senior
auditor menjelaskan secara umum bahwa tekanan anggaran waktu memberikan
pengaruh yang paling besar terhadap perilaku penurunan kualitas audit dan
berhubungan dengan risiko audit. Hasil penelitian ini menjelaskan lebih lanjut
bahwa dalam kondisi tingkat risiko kesalahan audit rendah berhubungan
dengan peningkatan tindakan penurunan kualitas audit secara keseluruhan.
Para manager cenderung untuk melakukan tindakan penurunan kualitas audit
dibandingkan melakukan pendekatan kepada manager audit untuk peningkatan
anggaran waktu. Anggaran waktu senior audit kurang berpengaruh terhadap
risiko klien dalam hal tekanan fee audit. Sedangkan Malone dan Roberts
(1996), tidak menemukan adanya hubungan antara tingkat tekanan anggaran
waktu dan penurunan kualitas audit (Conram, dkk., 2004:7).
Tuntutan laporan yang berkualitas dengan anggaran waktu terbatas
tentu saja (kayanya harus dihapus, pemborosan kata) merupakan tekanan
8
tersendiri bagi auditor. Dalam studinya, Azad (1994) menemukan bahwa dalam
kondisi yang tertekan (secara waktu), auditor cenderung berperilaku
disfungsional, misalnya melakukan prematur sign off, terlalu percaya kepada
penjelasan dan presentasi klien, serta gagal mengivestigasi isu - isu relevan,
yang pada gilirannya dapat menghasilkan laporan audit dengan kualitas rendah.
Riset Coram, dkk., (2004:6) menunjukkan terdapat penurunan kualitas audit
pada auditor yang mengalami tekanan dikarenakan anggaran waktu yang
sangat ketat. Situasi seperti ini merupakan tantangan tersendiri bagi auditor,
karena dalam kompleksitas tugas yang semakin tinggi dan anggaran waktu
yang terbatas, mereka dituntut untuk menghasilkan laporan audit yang
berkualitas. Kualitas kinerja seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tekanan
atau tuntutan tugas yang dihadapi (Simanjuntak, 2008:9).
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh
Conram, dkk.,. (2004:6), yakni pengujian pengaruh anggaran tekanan waktu,
risiko audit yang berhubungan dengan penugasan dan tiga jenis perilaku
pengujian yang akan menurunkan kualitas audit. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya (Conram, dkk., 2004:7), adalah bahwa
penelitian sebelumnya menggunakan sampel mahasiswa pada Advanced Audit
Module of the Professional Year (PY) pada Institute of Chartered Accountant
in Australia (ICAA) yang diidentifikasikan sebagai senior audit sebagai objek
penelitian, Sedangkan penelitian ini akan mengunakan Kantor Akuntan Publik
(KAP). Objek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
9
Publik (KAP) di Jakarta dengan mengambil sampel KAP di DKI (Simanjuntak,
2008:9).
Hasil penelitian Josoprijonggo, (2005) agar laporan audit yang
dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya
secara profesional. Termasuk saat menghadapi persoalan audit yang kompleks.
Auditor harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien, walaupun
seberapa tinggi tingkat kompleksitas yang diberikan agar klien merasa puas
dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasa auditor yang sama diwaktu
yang akan dating (Setyorini, 2011:1).
Pekerjaan audit harus direncanakan dengan matang dan jika
menggunakan asisten maka harus dilakukan supervisi yang memadai.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh, pelaksanaan
dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat lingkup, dan saat perencanaan
bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai
entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas (PSA 311,01). Dengan demikian
auditor harus merencanakan pekerjaan auditnya sebaik - baiknya, sehingga
kemungkinan menanggung risiko yang besar dapat dihindari, sehingga
pertimbangan yang diambil untuk menyatakan opini yang sesuai dapat
dipertanggungjawabkan. Risiko audit (audit risk) merupakan risiko kesalahan
auditor dalam memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan yang salah saji secara material. Risiko bisnis (business risk)
merupakan risiko dimana auditor akan menderita kerugian atau merugikan
10
dalam melakukan praktik profesinya akibat proses pengadilan atau penolakan
publik dalam hubungannya dengan audit (widarsono, 2005:1).
Pengguna laporan keuangan merupakan unsur utama dalam risiko
bisnis. Untuk menentukan tingkat kepastian yang diperlukan, auditor terlebih
dahulu harus mengidentifikasi pengguna potensial laporan keuangan. Jumlah
pengguna laporan keuangan yang lebih besar akan meningkatkan risiko bisnis
dan dapat meningkatkan tingkat kepastian yang diinginkan auditor.
Kecendrungan lain yang mendorong auditor untuk melakukan penyimpangan
pada pelaksanaan prosedur audit yaitu ketika auditor menetapkan bahwa risiko
audit rendah, sehingga auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit
sementara disisi lain auditor dihadapkan atas anggaran waktu dan biaya yang
terbatas misalnya melakukan penyimpangan dengan melakukan pengurangan
sampel yang telah di tetapkan dikarenakan keterbatasan faktor ekonomis
(waktu dan biaya), hal tersebut dapat menimbulkan kecenderungan auditor
untuk mengabaikan prosedur audit yang disyaratkan atau tidak melakukan
prosedur audit secara lengkap (Yuliana, dkk., 2009:23).
Kemampuan auditor dalam memberikan opini yang salah akan semakin
tinggi, jika salah satu langkah - langkah dalam prosedur audit yang ada
dihilangkan, prilaku tersebut akan menyebabkan praktik kesalahan dalam
pembuatan opini oleh seorang auditor, hal ini akan sebanding dengan
meningkatkan ketentuan hukum atau risiko litigasi. (Yuliana, dkk., 2009:23).
Perkembangan kegiatan bisnispun ternyata mampu mempengaruhi dan
membawa perubahan paradigma pelaksanaan audit dari pendekatan dengan
11
pengendalian ke pendekatan audit berdasarkan Risiko (Pemeriksa No. 93,
2003). Pergeseran fokus audit dari pengendalian ke risiko telah membuat suatu
revolusi yang besar dalam pendekatan audit masa kini. Sebagai contoh, The
Institute of Internal Auditor (IIA) dalam standarnya telah menyatakan dengan
tegas bahwa fokus utama pelaksanaan pemeriksaan bukan lagi pada
pengendalian (control) tetapi pada risiko. Auditor internal diharapkan dapat
mengambil kesimpulan apakah sisa Risiko (residual risk) yang diterima oleh
manajemen telah memadai. Disamping itu, IIA juga mengharuskan
pengendalian internal suatu organisasi harus memiliki suatu perangkat
pengelolaan risiko (risk management) (Widarsono, 2005:3).
Widarsono (2005:3) juga mengungkapkan bahwa Risiko audit yang
dihadapi auditor hendaknya terus diusahakan dapat diminimalisir untuk
menghindari risiko bisnis yang dihadapi oleh pengguna laporan auditor dan
juga bertujuan untuk menjaga reputasi dari auditor itu sendiri. Di New Zealand,
Project Enable‟s mengembangkan pendekatan baru yang bertujuan untuk lebih
memfokuskan audit pada area dimana terdapat risiko audit yang siginifikan,
sedangkan untuk area lainnya dilakukan prosedur audit yang minimal. Hal ini
membantu dihasilkanya laporan yang lebih terfokus pada ”big picture issues”,
yaitu yang dikenal dengan CARKEYS (Control, Analytical Review, Key Item,
dan Sampling). (Pemeriksa No. 86:2002).
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan
suatu tugas audit, sulit bagi seseorang namun mudah bagi orang lain (Priyo,
2007:4). kompleksitas audit juga bersifat penting karena kecenderungan bahwa
12
tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan
kompleks. Terdapat tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian
terhadap kompleksitas audit untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan.
Pertama, kompleksitas audit ini diduga berpengaruh signifikan terhadap
kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan
latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti
memahami keganjilan pada kompleksitas audit. Ketiga, pemahaman terhadap
kompleksitas dari sebuah audit dapat membantu tim manajemen audit
perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit (Jamilah,
., dkk 2007:10).
Beberapa penelitian sebelumnya berupaya meneliti pengaruh time
budget pressure dengan penurunan kualitas audit. tujuan penelitian -penelitian
tersebut adalah untuk mencari tahu apakah time budget pressure dapat
mempengaruhi penurunan kualitas dalam pelaporan audit secara positif atau
sebaliknya. Beberapa penelitian tersebut memberikan hasil yang diharapkan
bahwa time budget pressure berpengaruh terhadap penurunan kualitas audit.
Tetapi, tidak semua penelitian memberikan hasil yang sama. Penelitian ini
perlu dilakukan karena bukti secara empiris masih sangat terbatas dalam
konteks di Indonesia. Selain itu usaha peningkatan kualitas audit yang
dilakukan oleh berbagai lembaga terkait perlu didukung dalam bentuk
penelitian akademis (Coram, dkk., 2004:15).
Lebih lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan Priyo, (2007:19-20)
menunjukkan bahwa interaksi antara kompleksitas audit, tekanan anggaran
13
waktu dan pemahaman sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Hadi dan Reeve (1999)
yang menyatakan bahwa auditor yang melakukan pemeriksaan pada
perusahaan dengan sistem informasi yang berteknologi harus lebih dahulu
melakukan review yang komprehensif untuk menentukan langkah program
audit. Hal ini berarti akan menambah kompleksitas audit dan anggaran waktu.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini menguji variabel -
variabel yang mempengaruhi kualitas audit atau dalam hal ini disebut variabel
independen diantaranya time budget pressure, risiko kesalahan dan
kompleksitas audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan Priyo (2007:20). Peneliti tersebut menguji kualitas audit
dengan moderasi pemahaman terhadap sistem informasi, serta menguji
apakah terdapat kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap
kualitas audit. Terdapat Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya.
Pertama, peneliti akan menambahkan satu variabel independen
berupa risiko kesalahan. Penulis ingin mengetahui apakah risiko kesalahan
yang dilakukan oleh auditor dapat mempengaruhi kualitas dari laporan audit.
Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya menguji pengaruh
faktor kompleksitas audit dan time budget pressure untuk mengetahui apakah
terjadi kualitas dalam mengukur kualitas audit, sedangkan penelitian ini
menguji faktor situasional lainnya yaitu resiko kesalahan. Kedua, sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor
14
Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta, sedangkan penelitian sebelumnya
menggunakan sampel auditor yang bekerja di wilayah Semarang.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil
topik penelitian di bidang akuntansi khususnya auditing dengan judul
”Pengaruh Time Budget Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas
Audit terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di DKI
Jakarta)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan
kompleksitas audit terhadap kualitas audit ?
2. Variabel Independen manakah diantara time budget pressure, risiko
kesalahan dan kompleksitas audit yang memiliki pengaruh paling dominan
terhadap kualitas audit ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh bukti atas hal - hal sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan
kompleksitas audit terhadap kualitas audit
15
b. Untuk mengetahui variabel Independen (time budget pressure, risiko
kesalahan dan kompleksitas audit) yang memiliki pengaruh paling
dominan terhadap kualitas audit
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)
1) Memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh antara
variabel time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit
terhadap perilaku kualitas audit.
2) Memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik untuk
mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kemungkinan terjadinya kualitas audit.
3) Memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik untuk
mengevaluasi prosedur audit dan jangka waktu audit yang ditetapkan.
4) Bagi Ikatan Akuntan Indonesia, hasil penelitian ini menunjukkan
pentingnya acuan prosedur audit yang dapat digunakan auditor dalam
melakukan audit laporan keuangan yang ditunjukkan dalam Standar
Profesional Akuntan Publik
b. Bagi Auditor
Sebagai motivator dalam melaksanakan audit pada perusahaan,
sehingga laporan yang dihasilkan dapat segera di laporkan ke
BAPEPAM sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan BAPEPAM.
Menghindari terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur
audit pada saat melakukan audit dengan cara meningkatkan
16
profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit
yang sesuai dengan Standar Profesionalisme Akuntan Publik (SPAP).
c. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas suatu laporan audit,
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan akan pentingnya peningkatan
kualitas audit yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) untuk meningkatkan kualitas audit dan sebagai pedoman
bagi auditor untuk tetap memelihara profesionalisme dan indepedensi.
d. Pemakai Laporan Keuangan yang telah diaudit (klien)
Melalui peningkatan kualitas audit secara berkesinambungan,
klien dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan
keuangan yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya yang telah
dihasilkan oleh auditor.
e. Bagi Akademik
Memberi masukan dan menambah wawasan mengenai factor -
faktor apa saja yang harus dihindari dalam melakukan proses audit serta
Dapat dijadikan referensi bagi para peneliti yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah ini.
17
f. Bagi Mahasiswa
Memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh time
budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap
kualitas audit.
g. Bagi Penulis
Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam
menyelesaikan studi program strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Atas Audit
1. Pengertian Audit
Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti–bukti atas
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi
tersebut dengan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai
dengan apa yang tercermin dari pernyataan Mulyadi (2002:9)
mendefinisikan auditing:
“Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil–hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan”.
Audit adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan
bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi
yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independent untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria – kriteria yang telah ditetapkan (Arens, dkk., 2006:4)
19
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik
audit adalah sebagai berikut:
a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti
atau informasi.
b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan
yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian
informasi.
c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria
tertentu (esthablished criteria).
d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi
yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten
dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperiksanya.
e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak
yang berkepentingan.
2. Standar Auditing
Merupakan pedoman untuk membantu auditor dalam memenuhi
tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan.
Standar audit mencerminkan ukuran mutu pekerjaan audit laporan keuangan
(Arens, 2010:42).
Menurut standar audit referensi Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), terdiri atas sepuluh standar, dan terbagi dalam tiga kelompok yaitu:
20
a. Standar Umum
1) Keahlian dan kompetensi teknis yang memadai
2) Sikap mental yang independen
3) Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
b. Standar Pekerjaan Lapangan
Merupakan pedoman auditor dalam melaksanankan prosedur
audit. Standar pekerjaan lapangan antara lain:
1) Perencanaan Dan Supervisi Audit
a) Perencanaan
Merupakan pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan, yang meliputi
penentuan: (i) Sifat, luas, dan pelaksanaan audit. (ii) Program audit
b) Supervisi
Mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan
audit atau penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur
supervisi adalah:
(1) Memberikan instruksi kepada asisten.
(2) Menjaga informasi masalah - masalah penting yang dijumpai
dalam audit.
(3) Mereview pekerjaan yang dilaksanakan.
(4) Menyelesaikan perbedaan pendapat diantara staf audit kantor
akuntan.
(5) Pemahaman memadai atas pengendalian intern.
21
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang
pengendalian intern yang memadai untuk merencanakan audit,
menentukan sifat, saat dan ruang lingkup pengujian dengan
melaksanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian
yang relevan dengan audit atas laporan keuangan, dan apakah
pengendalian intern tersebut dioperasikan.
c. Bukti Kompeten Yang Cukup
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
d. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan dan menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
22
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa standar auditing
berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan audit serta tujuan
yang akan dicapai. Dan secara spesifik standar auditing dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan. Standar umum mencakup keahlian, sikap mental independen
seorang auditor, dan kemahiran profesional kinerja seorang auditor, dengan
standar lapangan yang mencakup Perencanaan dan supervisi audit dan bukti
kompeten yang cukup, serta standar pelaporan yang berkaitan dengan
pengaturan penyajian laporan hasil audit.
3. Tujuan Audit
Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen
adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip –
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Langkah – langkah untuk menyusun
berbagai tujuan audit adalah sebagai berikut (Halim, 2008:147):
a) Memahami berbagai tujuan dan tanggung jawab audit.
b) Memecahkan laporan keuangan menjadi berbagai siklus.
c) Mengetahui berbagai asersi manajemen tentang akun - akun.
23
d) Mengetahui berbagai tujuan audit umum atas berbagai akun dan kelas
transaksi.
e) Mengetahui berbagai tujuan audit spesifik atas berbagai akun dan kelas
transaksi.
4. Prosedur Audit
Standar pekerjaan lapangan ketiga menyebutkan beberapa prosedur
audit yang dilaksanakan oleh auditor dalam mengumpulkan berbagai tipe
bukti audit. Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe
bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.
Prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut meeliputi (Mulyadi,
2002:56)
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen
atau kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak dilakukan oleh
auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor
dapat menentukan keaslian dokumen tersebut.
b. Pengamatan
Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh
auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan.
Objek yang diamati auditor adalah karyawan, prosedur dan proses.
24
c. Permintaan Keterangan
Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan
dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari
prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter.
d. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang
bebas.
Disamping auditor memakai prosedur audit yang disebutkan dalam
standar tersebut, auditor melaksanakan berbagai prosedur audit lainnya
untuk mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai dasar untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Prosedur ini sangat
diperlukan bagi asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat
bekerja secara efisien dan efektif (Lestari, 2010:2). Kualitas dari auditor
dapat diketahui dari seberapa jauh auditor menjalankan prosedur -prosedur
audit yang tercantum dalam program audit.
Generally Accepted Audit Standards (GAAS) yang merupakan
standar audit baku merinci prosedur audit adalah sebagai berikut Elen, dkk.,
(2001:42):
a. Kegiatan Pendahuluan (Pre-engagement Activities) terdiri dari :
1) Menerima atau menolak klien baru
2) Membuat jangka waktu perjanjian
3) Menetapkan staf audit
25
b. Aktivitas Perencanaan (Planning activities), terdiri dari 4 langkah, yaitu:
1) Pemahaman tentang bisnis klien, dalam langkah ini auditor harus
melakukan:
a) Persiapan evaluasi analitik
b) Menaksir risiko
c) Penaksiran atas materialitas
2) Mengevaluasi akuntansi pengendalian intern, dilakukan melalui dua
tahap, yaitu :
a) Tahap awal
b) Tahap pelengkap
3) Mengembangkan perencanaan audit secara menyeluruh:
a) Menjelaskan kepercayaan yang optimal terhadap pengendalian
intern
b) Merancang prosedur compliance test
c) Merancang prosedur subtantif
d) Pencatatan program audit
4) Kegiatan pengujian kepatuhan, dilakukan melalui dua langkah, yaitu:
a) Melakukan pengujian
b) Melakukan evaluasi akhir terhadap pengendalian intern, dengan
cara:
(1) Melakukan evaluasi
(2) Modifikasi rencana audit
26
c. Kegiatan Pengujian Subtantif, dilakukan dengan lima langkah, yaitu:
1) Melakukan pengujian subtantive dari transaksi
2) Melakukan prosedur pemeriksaan analitik
3) Memeriksa secara detail terhadap pengujian atas saldo
4) Prosedur pemeriksaan post balance sheets
5) Memeriksa hasil dari prosedur subtantif, dengan cara :
a) Penemuan agregatif
b) Melakukan evaluasi
c) Modifikasi perencanaan audit
6) Auditor harus memberikan penjelasan kepada :
a) Manajemen
b) Pengacara
c) Lainnya
d. Kegiatan Merancang Opini Dan Laporan, dilakukan melalui empat
langkah, yaitu:
1) Mengevaluasi laporan keuangan
2) Mengevaluasi hasil audit
3) Perumusan opini
4) Draft dan menerbitkan laporan
e. Kegiatan berkelanjutan, dilakukan melalui enam langkah, yaitu:
1) Mengadakan pengawasan terhadap pengujian
2) Evaluasi pekerjaan asisten
27
3) Mempertimbangkan kelayakan hubungan dengan klien Melakukan
komunikasi khusus yang diperlukan, mengenai hal berikut:
a) Kelemahan yang material dalam pengendalian intern
b) Kesalahan yang bersifat material
c) Kegiatan ilegal oleh klien
4) Melakukan konsultasi dengan pihak yang berkompeten tentang
masalah - masalah khusus
5) Merancang dokumen kerja, memutuskan dan menyimpulkan dalam
kertas kerja yang tepat
Dalam penelitian ini prosedur audit yang digunakan adalah yang
ditetapkan dalam Standart Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang menurut
Herningsih (2002) mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur
prosedur audit, prosedur tersebut adalah :
a. Pemahaman bisnis dan industri klien (PSA No.05 SA Seksi 310, 2001)
b. Pertimbangan pengendalian internal (PSA No.69 SA Seksi 319, 2001)
c. Review kinerja internal auditor klien (PSA No.33 SA Seksi 322, 2001)
d. Informasi asersi manajemen (PSA No.07 SA Seksi 326, 2001)
e. Prosedur analitik (PSA No.22 SA Seksi 329, 2001)
f. Proses konfirmasi (PSA No.07 SA Seksi 330, 2001)
g. Representasi manajemen (PSA no.17 SA Seksi 333, 2001)
h. Pengujian pengendalian teknik audit berbantu komputer (PSA No.59 SA
Seksi 327, 2001)
i. Sampling audit (PSA No.26 SA Seksi 350, 2001)
j. Perhitungan fisik persediaan dan kas (PSA No.07 SA Seksi 331, 2001)
28
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prosedur audit merupakan
kumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat
berlangsungnya proses audit yang harus dijalankan auditor dalam
melaksanakan pemeriksaan secara efisien dan efektif. Bukti audit tersebut
meliputi inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
B. Time Budget Pressure
Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu, untuk itu setiap
KAP perlu membuat anggaran waktu dalam kegiatan pengauditan. Anggaran
waktu dibutuhkan untuk menentukan kos audit dan mengukur kinerja auditor
(Simamora, 2000:63). Akan tetapi, seringkali anggaran waktu tidak sesuai
dengan realisasi atas pekerjaan yang dilakukan, akibatnya muncul perilaku
disfungsional yang menyebabkan kualitas audit lebih rendah. Hal ini sesuai
dengan Nataline (2007), yang menyebutkan bahwa saat menghadapi tekanan
anggaran waktu, auditor akan memberikan respon dengan dua cara yaitu,
fungsional dan disfungsional. Tipe fungsional adalah perilaku auditor untuk
bekerja lebih baik dan menggunakan waktu sebaik - baiknya. Sedangkan, tipe
disfungsional adalah perilaku auditor yang membuat penurunan kualitas audit
(Setyorini, 2011:15).
Anggaran waktu merupakan hal yang sangat penting bagi semua AKP
karena menyediakan dasar untuk memperkirakan biaya audit, pengalokasian
staf ke dalam pekerjaan audit, dan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja
auditor (Basuki, dkk., 2006:2).
29
Tekanan anggaran waktu merupakan gambaran normal dan sistem
pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat
secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Tekanan
anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk
melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat
pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutiksno,
2005:3). Serta sangat diperlukan bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya
untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah
satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan. Oleh karena itu, selalu ada
tekanan bagi auditor untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang telah
dianggarkan. Auditor yang menyelesaikan tugas melebihi waktu normal yang
telah dianggarkan cenderung dinilai memiliki kinerja yang buruk oleh
atasannya atau sulit mendapatkan promosi. Kriteria untuk memperoleh
peringkat yang baik adalah pencapaian anggaran waktu. Akhir-akhir ini
tuntutan tersebut semakin besar dan menimbulkan time pressure (Lestari,
2010:17).
Time Pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure
(keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran
waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran
yang sangat ketat) dan time deadline pressure (kondisi dimana auditor dituntut
untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya) (Heriningsih, 2001:45).
30
Fungsi anggaran dalam Kantor Akuntan Publik adalah sebagai dasar
estimasi biaya audit, alokasi staf ke masing-masing pekerjaan dan evaluasi
kenirja staf auditor Suryanita, dkk., (2007:23). Time Pressure yang diberikan
oleh Kantor Akuntan Publik kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi
biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan
audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa auditor untuk
menyelesaikan tugas secepatnya / sesuai dengan anggaran waktu yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama
hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Agar
menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor
untuk melalukan pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian
prosedur audit (Lestari, 2010:18).
Tekanan anggaran waktu merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja
seseorang. Tekanan anggaran waktu dalam hal ini, merupakan suatu kondisi
dimana auditor diberikan batasan waktu dalam mengaudit. Kondisi ini tidak
dapat dihindari auditor, apalagi dengan semakin bersaingnya KAP. KAP harus
bisa mengalokasikan waktu secara tepat karena berhubungan dengan kos audit
yang harus dibayar klien. Apabila KAP tidak bisa mengalokasikan waktu,
sehingga waktu audit menjadi lebih lama maka berdampak pula pada kos audit
yang semakin besar. Hal ini akan membuat klien memilih KAP lain yang bisa
menyelesaikan tugas auditnya dengan efektif dan efisien (Sososutiksno,
2005:3).
31
C. Risiko Kesalahan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tekanan anggaran
waktu pada perilaku auditor disebabkan oleh risiko dan pentingnya keputusan
yang mendasarinya. Ben Zur dan Breznitz (1981), menemukan bahwa
keputusan yang diambil oleh auditor cenderung tidak berisiko pada tekanan
anggaran waktu yang tinggi. Risiko adalah sebuah variabel penting dalam
pelaksanaan audit seperti yang dikemukakan oleh Houston (1999), yang
menemukan bahwa pada kondisi tekanan anggaran waktu yang tinggi,
anggaran waktu senior audit kurang responsif terhadap peningkatan risiko
klien. Penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh auditor secara jelas
dinyatakan dalam standar audit yaitu Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi
312, risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit (IAI 2004) dimana
risiko audit perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup
prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut. Pada tingkat saldo
atau golongan transaksi, risiko audit terdiri dari:
1. Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan
transaksi terhadap salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
pengendalian yang terkait, seperti pengukuran tingkat kompleksitas
transaksi, perkembangan teknologi dan operasi, pengamatan laporan audit
terdahulu, akun - akun atau transaksi yang sulit di audit.
2. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
32
waktu oleh pengendalian intern entitas, maka dapat dilihat berdasarkan
struktur organisasi klien tekhnik dalam sitem pengendalian, bukti dan
efektifitas pengendalian intern klien.
3. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi
merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Risiko ini timbul sebagian karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian ini
timbul karena auditor mungkin memilih salah satu prosedur audit yang tidak
sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau
menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian lain ini dapat dikurangi
sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan penerimaan
tingkat resiko, pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien, hubungan
penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian.
PSA Seksi 312 juga menyebutkan bahwa, auditor juga menghadapi
risiko praktik profesional lainnya akibat dari tuntutan pengadilan, publikasi
negatif atau peristiwa lain yang timbul berkaitan dengan laporan keuangan
yang telah diaudit dan dilaporkan. Risiko ini tetap dihadapi oleh auditor
meskipun telah melaksanakan tugas berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan telah melaporkan hasil audit atas
laporan keuangan dengan semestinya. Hal ini mensyaratkan bahwa meskipun
auditor menetapkan risiko pada tingkat yang rendah, auditor tidak boleh
melaksanakan prosedur yang kurang luas sebagaimana yang seharusnya
(Simanjuntak, 2008:17-20).
33
D. Kompleksitas Audit
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan
suatu tugas audit. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas
audit sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain (Restu
dan Indriantoro, 2000). Lebih lanjut Restu dan Indriantoro (2000) menyatakan
bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik
dalam tugas tugas utama maupun tugas - tugas lain. Priyo (2007:4)
mengemukakan argument yang sama, bahwa kompleksitas tugas dalam
pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Banyaknya informasi yang tidak relevan dalam artian informasi tersebut
tidak konsisten dengan kejadian yang akan diprediksikan
2. Adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya outcome ( hasil ) yang
diharapkan oleh klien dari kegiatan pengauditan
Beberapa tugas audit dipertimbangkan sebagai tugas dengan
kompleksitas tinggi dan sulit sementara yang lain mempersepsikannya sebagai
tugas yang mudah (Jiambalvo dan Pratt, 1982). Badan audit research ternama
telah mendemonstrasikan bahwa sejumlah faktor level individu terbukti
berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor (Solomon dan Shields, 1995)
dalam (Jamilah, dkk, 2007:10) dan bahwa pengaruh dari keberadaan faktor -
faktor ini berubah - ubah seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas
yang dihadapi (Jamilah, dkk,, 2007:10). Pengujian sejumlah faktor - faktor
terhadap kompleksitas tugas menjadi penting karena dalam tugas audit banyak
ditemui persoalan yang kompleks.
34
Jamilah (2007:10) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup
mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi
audit perlu dilakukan:
1. Kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja
seorang auditor
2. Sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah
dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan
pada kompleksitas tugas audit
3. Pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim
manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan
tugas audit.
Audit menjadi semakin kompleks dikarenakan tingkat kesulitan (task
difficulity) dan variabilittas tugas (task variability) audit yang semakin tinggi
(Gupta dkk, 1999) mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai kompleksitas
dan kemampuan analisis sebuah tugas dan ketersediaan prosedur operasi
standar. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur,
membingungkan dan sulit (Iskandar, 2007:25). Beberapa tugas audit
dipertimbangkan sebagai tugas dengan kompleksitas yang tinggi dan sulit
sementara yang lain memprespsikannya sebagai tugas yang mudah (Jiambalvo
dan Pratt, 1982). Kompleksitas tugas pada penelitian ini didefinisikan sebagai
tugas yang kompleks, terdiri atas bagianbagian yang banyak, berbeda-beda dan
saling terkait satu sama lain. Dalam pelaksanaan tugasnya yang kompleks,
auditor junior sebagai anggota pada suatu tim audit memerlukan keahlian,
kemampuan dan tingkat kesabaran yang tinggi (Sabarudinsah, 2007:7).
35
E. Kualitas Audit
Kualitas audit atau Audit quality oleh Kane dan Velury (2005),
didefinisikan sebagai tingkat kemampuan kantor akuntan dalam memahami
bisnis klien. Banyak faktor yang memainkan peran tingkat kemampuan
tersebut seperti nilai akuntansi yang dapat menggambarkan keadaan ekonomi
perusahaan, termasuk fleksibilitas penggunaan dari generally accepted
accounting principles (GAAP) sebagai suatu aturan standar, kemampuan
bersaing secara kompetitif yang digambarkan pada laporan keuangan dan
hubungannya dengan risiko bisnis, dan lain sebagainya (simanjuntak, 2008:14).
Audit sendiri dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu proses
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
asersi - asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara asersi - asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta menyampaikan hasil - hasil kepada para pengguna yang
berkepentingan. Dari pendapat tersebut dapat digambarkan hal - hal penting
sebagai berikut (Simanjuntak, 2008:14).
1. Audit harus dilakukan secara sistematis. Hal ini berarti audit tersebut
dilakukan secara terencana dan menggunakan orang – orang yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor, serta mampu
menjadi independensi dalam sikap mental baik dalam penampilan maupun
dalam tindakan.
2. Harus memperoleh bukti - bukti untuk dapat membuktikan hasil investigasi
serta mengevaluasi apakah informasi keuangan telah sesuai dengan kriteria
dan standar akuntansi yang telah ditetapkan.
36
3. Menetapkan tingkat kesesuaian atau kewajaran antara asersi - asersi dalam
laporan keuangan klien dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan.
Kriteria atau standar yang dimaksud adalah sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
4. Menyampaikan hasil - hasil auditannya kepada para pengguna yang
berkepentingan (kepada managerial ownership), sehingga para pengguna
yang berkepentingan dengan informasi tersebut akan dapat membuat
keputusan ekonomi.
Kualitas Audit diartikan oleh De Angelo, 1981 dalam (Simajuntak,
2008:15) sebagai gabungan probabilitas seorang auditor untuk dapat
menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem
akuntansi klien. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas
pekerjaaan yang tinggi, karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap pihak - pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan termasuk masyarakat. Tidak hanya bergantung pada klien saja.
Kualitas audit terkait dengan adanya jaminan auditor bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan
(Astriana, 2010). De Angelo (1981) dalam Coram, dkk, (2004:10) menyatakan
bahwa kualitas audit dapat dilihat dari tingkat kepatuhan auditor dalam
melaksanakan berbagai tahapan yang seharusnya dilaksanakan dalam sebuah
kegiatan pengauditan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit
menyangkut kepatuhan auditor dalam memenuhi hal yang bersifat procedural
untuk memastikan keyakinan terhadap keterandalan laporan keuangan
(Simanjuntak, 2008:15-16).
37
Kualitas audit adalah pemeriksaan yang sistematis dan independen
untuk menentukan aktivitas, mutu dan hasilnya sesuai dengan pengaturan yang
telah direncanakan dan apakah pengaturan tersebut diimplementasikan secara
efektif dan cocok dengan tujuan. Pasuraman, dkk., (1985), menyatakan bahwa
terdapat dua atribut utama yang mempengaruhi kualitas yaitu expected service
dan perceived service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah
memenuhi dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan
memuaskan, begitu juga dengan jasa yang diterima melampaui harapan
pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal
(Basuki, 2006:8).
Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan Mulyadi (2002:9).
Simanjuntak (2008:17), menyebutkan bahwa terdapat berbagai dimensi
dari kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara komponen
kualitas audit yaitu produk yang dihasilkan dari kualitas audit dan pengaruhnya
terhadap informasi laporan keuangan. Komponen dari kualitas audit adalah
reputasi auditor dan kekuatan monitoring auditor yang didapatkan dari para
professional dan literatur akademis. Skema (framework) dari Walkins, dkk.,
(2004).
38
Gambar 2.1
Kualitas Audit Frame Work
Kualitas Audit
Produk Kualitas Audit
Sumber: Walkins, dkk., (2004) dalam (Simanjuntak, 2008:17).
Simanjuntak (2008:16) menyatakan bahwa Kekuatan monitoring
auditor menggambarkan kemampuan untuk menghasilkan informasi yang
meminimalisasi perbedaan kejadian ekonomis yang dilaporkan oleh klien
dengan kejadian yang sebenarnya, oleh sebab itu kekuatan dalam melakukan
monitoring dilakukan dengan adanya kompetensi dan objektifitas auditor.
Reputasi auditor memberikan pengaruh terhadap kredibilitas informasi yang
dapat dipahami, hal ini berhubungan dengan pandangan pasar terhadap
kompetensi dan objektifitas auditor.
Reputasi Auditor
Perceived competence
Perceived indepedence
Kekuatan Monitoring Auditor
Kompetensi Auditor
Indepedensi Auditor
Kredibilitas Informasi
Tingkat Kepercayaan Pengguna
Informasi
Kualitas Informasi
Bagaimana Informasi
Merefleksikan Kejadian
Ekonomi Sebenarnya
Laporan Keuangan
39
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya membahas tekanan angaran waktu
berkaitan dengan perilaku disfungsional auditor dan alasan kenapa auditor
melakukan tindakan RAQ dalam lingkungan audit (Rhode, 1978; Alderman
dan Detrick, 1982; Margheim dan Pany, 1986). Beberapa dari penelitian
tersebut mengidentifikasikan secara khusus tindakan RAQ yang dilakukan dan
perbedaan tingkatan kejadian. Willet dan Page (1996), melaporkan perbedaan
dari tingkatan kinerja pada tiga situasi RAQ. Mereka menyebutkan bahwa
auditor cenderunguntuk menolak item yang janggal dari sampel yang
ditetapkan, selanjutnya tidak melakukan pengujian terhadap semua sampel
yang telah dipilih dan menerima bukti audit yang meragukan.
Malone dan Roberts (1996), menguji pengaruh kareteristik personal,
kualitas KAP dan prosedur review, struktur KAP dan persepsi auditor terhadap
tekanan anggaran waktu sehubungan dengan tindakan penurunan kualitas
audit. Hasil penelitian tersebut menyebutkan perbedaan tingkat kejadian pada
enam perilaku penurunan kualitas audit dengan 75% auditor tidak pernah
melakukan sign - off, 58% tidak mengikuti isu-isu teknis akuntansi, 52% tidak
pernah melakukan review secara mendalam terhadap dokumen pendukung,
50% tidak meneruskan item yang ditanyakan pada kuesioner, sementara 42%
tidak pernah menerima penjelasan yang meragukan dari klien hanya 26% yang
melakukan pekerjaan dengan kurang normal.
Penelitian yang dilakukan oleh Sososutikno yang berjudul “Hubungan
Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya
40
terhadap Kualitas Audit”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan
anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap
kualitas audit, karena tekanan anggran waktu yang diusulkan pada tingkat
tertentu dapat mempengaruhi kualitas audit dan dapat pula tidak
mempengaruhi kualitas audit.
Penelitian yang dilakukan Prasita dan Priyo yang berjudul “Pengaruh
Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit
dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif
terhadap kualitas audit, tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif
terhadap kualitas audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran
waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.
Dalam evaluasi terhadap proses strategi yang digunakan, beberapa
penelitian menguji factor - faktor yang lebih penting pada kondisi tekanan
waktu, Ben Zur dan Breznitz (1981), menemukan bahwa auditor akan memilih
risiko rendah pada tekanan anggaran waktu tinggi dan tidak menggunakan
penurunan kualitas audit dalam risiko tinggi. Svenson dan Edland (1987),
menemukan bahwa dalam tekanan waktu, auditor memberikan pertimbangan
lebih besar kepada atribut yang paling penting dalam pembuatan keputusan,
sehingga dalam tekanan anggaran waktu auditor akan mempertimbangkan
risiko kesalahan dalam memutuskan apakah menggunakan perilaku penurunan
kualitas audit atau tidak.
41
Penelitian yang dilakukan Engko dan Gudono yang berjudul “Pengaruh
Kompleksitas Tugas dan Locus of Control terhadap Hubungan dan Gaya
Kepemimpinan antar Kualitas Kerja Auditor”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin tinggi kompleksitas tugas, akan menurunkan kualitas kerja
auditor.
Penelitian yang dilakukan Simajuntak yang berjudul “Pengaruh Time
Budget Pressure dan Resiko Kesalahan terhadap Penurunan Kualitas Audit
(Reduced Audit Quality) Studi Empiris pada Auditor KAP di Jakarta”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu membuat auditor
cenderung untuk melakukan tindakan yang menyebabkan penurunan kualitas
audit.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Metode penelitian Hasil Penelitian
1. Nataline (2007)
Pengaruh Batasan
Waktu Audit,
Pengetahuan
Akuntansi dan
Auditing, Bonus serta
Pengalaman terhadap
Kualitas Auditor pada
KAP di Semarang
Sampel: auditor yang
bekerja diKAP
semarang yang
berjumlah 20 KAP
dengan total 238 orang
Alat uji: regresi
berganda Tahun
penelitian (2007)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, ada
pengaruh antara batasan
waktu audit, pengetahuan
auditing dan akuntansi,
pemberian bonus serta
pengalaman kerja terhadap
kualitas audit pada KAP di
Semarang.
2. Sososutiksno (2005)
Hubungan Tekanan
Anggaran Waktu
dengan Perilaku
Disfungsional serta
Pengaruhnya
terhadap kualitas
Audit.
Sampel:Responden
adalah auditor senior
diBPK dan BPKP
metode sampling yang
digunakan adalah
purposive sampling.
Total 220 kuesioner
yang dibagikan, 130
yang dapat digunakan
dalam analisis. Tahun
penelitian (2005)
Hasil regresi logistik
menunjukkan bahwa
variabel independent yaitu
time pressure, risiko audit,
materialitas, prosedur
review dan kontrol kualitas
serta locus of control
auditor berpengaruh
signifikan terhadap
penghentian prematur atas
prosedur audit.
Berlanjut Pada Halaman Berikutnya
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama Peneliti Metode penelitian Hasil Penelitian
3. McNamara dan
Liyanarachchi (2005)
Time Badget
Pressure and
Dysfungsional
Behaviour withinan
Occopational Stres
Model
Sample Sampel
meliputi 594 auditor,
Data dianalisis
menggunakan regresi
kategoris dengan skala
yang optimal
(CATREG) Versi 2
(SPSS Versi 11, 2005).
Time Badget Pressure
berpengaruh terhadap
Auditor dyfungsional
behavior
4. Basuki dan krisna
Yunika Mahardani
(2006) Pengaruh
tekanan anggaran dan
waktu terhadap
prilaku disfungsional
auditor dan kualitas
audit pada kantor
akuntan public
disurabaya
Sampel menggunakan
dengan metode non
probality sampling
dengan teknik sampling
aksidental. Uji data
menggunakan simple
regresi dengan analisis
jalur. Populasi pada
auditor seluruh KAP
disurabaya.tahun
(2006)
Hasil penelitian hipotesis
ketiga (Ha3) ditolak, artinya
tekanan anggaran waktu
tidak memiliki pengaruh
terhadap kualitas audit. Hal
ini karena tekanan anggaran
dan waktu sudah lumrah
dikalangan auditor dan
setiap auditor memiliki
persepsi berbeda tentang
kualitas audit
5. Piter Simanjuntak
(2008) Pengaruh
Time Budget
Pressure dan Risiko
Kesalahan Terhadap
Penurunan Kualitas
Audit (RAQ)
Sampel :auditor yang
bekerja pada KAP the
big four dan non - big
four.kuesioner yang
disebar 520. Alat uji:
SPSS Tahun penelitian:
(2008)
Pada tingkat tekanan
anggaran waktu tinggi,
tingkat risiko kesalahan
yang rendah dalam
pelaksanaan tugas tidak
menyebabkan rendahnya
tingkat penurunan
kualitas audit
6 Andin Prasita dan
Priyo Hadi (2007)
Pengaruh
Kompleksitas Audit,
Tekanan Anggaran
Waktu terhadap
Kualitas Audit
dengan Moderasi
Pemahaman terhadap
Sistem Informasi
Sampel: auditor yang
bekerja di KAP
disemarang. Kuesioner
84. Alat uji:regresi
sederhana. Tahun
penelitian: (2007)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa,
kompleksitas audit
mempunyai pengaruh
negative terhadap kualitas
audit, tekanan anggaran
waktu mempunyai pengaruh
negative terhadap kualitas
audit dan interaksi antara
kompleksitas, tekanan
anggaran waktu dan
pemahaman terhadap
system informasi
berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama Peneliti Metode penelitian Hasil Penelitian
7. Cecilia Engko dan Gudono (2007)
Pengaruh
Kompleksitas Audit,
Tekanan Anggaran
Waktu terhadap
Kualitas Audit dengan
Moderasi Pemahaman
terhadap Sistem
Informasi
Sampel: 200 kuesioner,
ke 20 KAP disurabaya,
semarang dan
yogyakarta. Alat uji:
metode non probality
sampling, purposive
sampling. Tahun
penelitian : (2007)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa,
kompleksitas audit
mempunyai pengaruh
negative terhadap kualitas
audit, tekanan anggaran
waktu mempunyai pengaruh
negatif terhadap kualitas
audit dan interaksi antara
kompleksitas, tekanan
anggaran waktu dan
pemahaman terhadap
system informasi
berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.
Sumber: Penelitian Jurnal – Jurnal Terdahulu
G. Keterkaitan Antar Variabel
1. Time Budget Pressure Dengan Kualitas Audit
Tekanan yang diberikan oleh manajemen dalam menentukan
anggaran waktu diperkirakan merupakan faktor yang terlibat penting dalam
perilaku auditor (Rhode 1978; Alderman dan Deitrick 1982). Rhode (1978),
menemukan bahwa tekanan anggaran waktu merupakan penyebab potensial
dari perilaku penurunan kualitas audit. Penelitian lainnya melaporkan bahwa
tekanan anggaran waktu sebagai faktor utama yang mempengaruhi tingkatan
dari penurunan kualitas audit (Alderman dan Detrick 1982; Willett dan Page
1996). Namun Malone dan Roberts (1996), tidak menemukan hubungan
apapun antara tingkatan tekanan anggaran waktu dan penurunan kualitas
audit.
44
Penelitian ini menduga bahwa perilaku kualitas audit akan
meningkat seiring peningkatan tekanan anggaran waktu. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kelley dan Margeheim (1990), serta
Otley dan Pierce (1996), yang menyebutkan bahwa hubungan antara
tekanan anggaran waktu dan perilaku kualitas audit adalah linier walaupun
literature psikologi menduga teori U terbalik berhubungan dengan efek
tekanan. Dalam konteks ini diduga bahwa semakin tinggi tingkat kualitas
audit akan membuat semakin rendah dan tinggi tekanan anggaran waktu.
Pencapaian kinerja sesuai dengan anggaran waktu yang ditetapkan
berhubungan negatif dengan prilaku disfungsional auditor, apabila auditor
merasa mudah dalam mencapai anggaran waktu maka dapat mendorong
auditor untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan
prilaku-prilaku yang tidak etis yang membuat auditor dapat menghasilkan
kinerja buruk yang berakibat pada rendahnya kualitas audit yang dihasilkan
(Mcnamara dan Liyanarachchi, 2008:24).
Penelitian Prasita dan Adi (2007) menunjukan bahwa tekanan
anggaran waktu memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kualitas
audit, sehingga menimbulkan stress yang pada akhirnya mendorong auditor
melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan mendorong adanya
prilaku - prilaku yang tidak etis atau disfungsional yang justru menghasilkan
kinerja buruk auditor yang berakibat rendahnya kualitas audit.
45
Namun penelitian diatas tidak konsisten dengan Basuki dan
Mahardani (2007:217) yang meneliti bahwa tekanan anggaran dan waktu
tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan secara langsung terhadap
kuaitas audit, namun harus melalui perilaku underresponding of time
terlebih dahulu. Mereka meyakini, anggaran waktu yang ketat telah
dianggap sebagai suatu realita yang tidak dapat dihindari dan merupakan
cara untuk mendorong auditor untuk bekerja keras dan efisien. Selain itu,
penjelasan yang mungkin untuk hal ini adalah adanya perbedaan persepsi
diantara auditor mengenai hakikat kualitas audit itu sendiri. Misalnya dalam
suatu proses audit, kontrak sampling 60% namun dilakukan 30%, 6 hari
pemeriksaan persediaan namun dilakukan 4 hari, mungkin dianggap masih
memenuhi kualitas audit jika oppini yang diberikan tidak salah pada akhir
audit.
Penelitian mereka didukung oleh Sososutikno (2003:1122)
menurutnya, tekanan anggaran waktu memberikan motivasi positif bila
tekanan anggaran waktu ditingkatan pada level yang sangat sulit tapi terlihat
dapat dicapai oleh auditor. Begitupun sebaliknya, tekanan anggaran waktu
dapat mengurangi motivasi jika ditempatkan pada tingkat cukup sulit tapi
tidak dapat dicapai oleh auditor. Maka berdasarkan penelitian Prasita dan
Adi (2007), Mc Namara dan Liyanarachchi (2008) serta Coram, Ng dan
Woodiliff (2004) peneliti menyatakan hipotesa bahwa takanan anggaran dan
waktu diduga akan berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ha1: Time budget pressure berpengauh negatif terhadap kualitas audit.
46
2. Risiko Kesalahan dengan Kualitas Audit
Penilaian risiko untuk pelaporan keuangan adalah identifikasi
manajemen dan analisis risiko yang relevan dengan persiapan laporan
keuangan yang sesuai GAAP / Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP).
Berikut adalah proses penilaian risiko, mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko, menilai arti penting dari risiko dan kemungkinan
terjadinya, menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengatur risiko.
Sedangkan pengertian Risiko Audit menurut SA Seksi 312 Risiko
Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, “Risiko Audit adalah
risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material”. Semakin pasti auditor dalam menyatakan
pendapatnya, akan semakin rendah pula risiko audit yang auditor bersedia
menanggungnya. Begitu juga sebaliknya.
Asna Manulang (2010:10) yang meneliti bahwa tekanan anggaran
waktu mempunai pengaruh terhadap berbagai perilaku auditor dalam yang
menyebabkan penurunan kualitas audit. Tekanan yang diberikan oleh
manajemen dalam mennentukan anggaran waktu diperkirankan merupakan
faktor yang terlibat penting dalam perilaku auditor. Hal ini ditunjukan dalam
beberapa tingkat tekanan anggaran waktu dan resiko yang di hadapi auditor
dalam penugasa audit.
Penelitian terhadap kualitas audit yang berhubungan dengan
pengaruh dari berbagai tingkatan tekanan anggaran waktu dapat
menggunakan berbagai alternatif pendekatan. Sebuah alternatif pendekatan
yang rasional sehubungan dengan perilaku kualitas audit adalah hubungan
47
kinerja pekerjaan yang dilakukan pada kondisi “risiko rendah” pada saat
penugasan audit. Ragunathan (1991) menemukan bahwa alasan yang paling
umum digunakan oleh auditor pada perilaku kualitas audit sehubungan
dengan risiko rendah adalah keterbatasan waktu. Demikian juga hasil
penelitian yang dilakukan Willet dan Page (1996) menemukan bahwa
tekanan anggaran waktu merupakan alasan untuk melakukan perilaku
kualitas audit dalam kondisi tingat risiko pekejaan yang rendah, sehingga
auditor menentukan bahwa terdapat hal-hal yang merupakan „pekerjaan
yang tidak penting‟. Oleh sebab itu hipotesis kedua diajukan adalah:
Ha2: Risiko Kesalahan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
3. Kompleksitas Audit Denga Kualitas Audit
Menurut Andini ika setyorini (2011:45) meningkatkan kompleksitas
tugas dapat menurunkan keberhasilan tugas. Sebuah tugas menjadi lebih
kompleks jika adanya ketidak konsistenan petunjuk dan ketidak mampuan
pengambil keputusan dalam mengintegrasikan petunjuk informasi.
Kompleksitas penugasan audit merupakan salah satu faktor penentu
kualitas audit. Menurut Libby dan Lipe (1992) dan Kennedy (1993) dalam
Marganingsih dan martini (2009:9) menyatakan bahwa kompleksitas
penugasan audit sebagai alat untuk meningkatkan kualitas kerja. Hal
tersebut dapat mempengaruhi usaha auditor untuk mencapai hasil audit yang
berkualitas dengan peningkatkan kualitas kerja.
Marganingsih dan Martani (2009) dalam Sadewa Parama (2011: 37)
menjelaskan bahwa kompleksitas tugas tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja auditor dan efeknya terhadap kualitas audit. Menurunya, setiap tugas
48
ditanggapi berbeda - beda berdasarkan persepsi auditor. Selain dapat
menggambarkan kemampuan dari seorang auditor, kompleksitas tugas juga
membantu Kantor Akuntan Publik dalam pemilihan staf terkait tugas yang
diberikan, Chung dan Monroe (2001:112).
Penelitian Prasita dan Andi (2007) menunjukan bahwa kompleksitas
audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Kompleksitas
audit muncul karena semakin tinggi variabilitas dan ambiguitas dalam tugas
pengauditan sehingga menjadi indikasi penyebab turunnya kualitas audit
dan kinerja auditor. Namun hasil berbeda ditunjukan oleh Tan et.al (2002)
dan Marganiangsih dan Martani (2009) yang menunjukan bahwa
kompleksitas tugas tidak terbukti signifikan mempengaruhi kinerja auditor.
Ketika tugas dirasakan sulit atau tidak terstruktur, maka akan
berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian tugas audit dan akan
menurunkan tingkat keberhasilan tugas tersebut (Zuraidah dan takiah,
2007:5) dalam sadewa (2011:38). Maka , sesuai dengan penelitian Prasita
dan Adi (2007) serta Zuraidah dan Takiah (2007), peneliti menyatakan
hipotesa bahwa kompleksitas audit diduga berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Ha2: Kompleksitas audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
H. Karangka pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh
time badged pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap
kualitas audit adalah sebagai berikut:
49
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
Metode Analisis :
Uji Model Regresi
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Koefisien Determinasi (Uji R2) Uji Statisitk F Uji Statistik t
Pengaruh Kualitas Audit
Variabel Idependen Variabel Dependen
Time Budged pressure (X1) (Sososutikno, 2003)
(Prasita dan Adi, 2007)
Resiko Kesalahan (X2) (Piter Simanjuntak, 2008)
Kualitas Audit (Y) (Piter
Simanjuntak 2008)
Kompleksitas Audit (X3) (Prasita dan Adi, 2007)
Pengaruh Time Budged Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas Audit terhadap Kualitas Audit
( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta )
Statistik Deskriptif
Uji Validitas dan Reliabilitas
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penulisan skripsi ini yang dijadikan responden dalam penelitian
adalah auditor pada kantor akuntan publik pada wilayah jakarta. Adapun yang
akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh time budget
pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap variabel dependen,
yaitu kualitas audit
Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah yang diberi
lambang time budget pressure (X1), risiko kesalahan (X2) dan kompleksitas
(X3). Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah kualitas audit
yang diberi lambang (Y).
B. Metode Pengumpulan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya
prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling
yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,
dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling
digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan
cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden
yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior,
supervisor dan auditor junior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di DKI
Jakarta.
51
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut Hamid (2007:33) metode pengumpulan data dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya dilakukan melalui studi pustaka terutama
yang berhubungan dengan data - data sekunder. Sementara itu data primer
dapat dilakukan melalui studi lapangan berupa eksperimen, observasi dan
wawancara dengan metode kuesioner.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini,
menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Dimana
pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan
kuesioner. Kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada auditor yang
terdaftar di KAP - KAP yang tersebar diwilayah se - Jakarta.
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan
menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for
windows 20.0, setelah semua data - data dalam penelitian ini terkumpul, maka
selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden.
Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap
variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar
deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang
terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya
(Ghozali, 2005).
52
2. Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan cara penyebaran
kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk
menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat
ukur yang ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data
primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reabilitas.
a. Uji Validitas
Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas adalah
ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur yang
menunjukkan bahwa instrumen pengukur mampu mengukur apa yang
diukur. Menurut Ghozali (2009:49) uji validitas digunakan utnuk
mengulur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, Dengan
membandingkan nilai rhitung dari hasil output (Corrected Item- Total
Correlation) dengan rtabel, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir
pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada
rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Imam Ghozali, 2009:45).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang
tidak baik akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
53
memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga.
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini
digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu,
yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat
dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach
alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,60 yang berarti bahwa instrumen
tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yng handal yaitu
hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji
realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan.
(Ghozali, 2009:46).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2009:147) uji normalitas bertujuan apakah
dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan
metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi
normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model
Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal,
untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Terdapat dua cara untuk
54
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik (uji Kolmogorov – smirnov), adapun
penjelasan mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut (Ghozali,
2009:147).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel
independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen
dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat
kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang
lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk
menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai
pengaruh pada uji parsial masing - masing variabel terhadap variabel
dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan menghitung
nilai variance inflation factor (VIF) dari tiap - tiap variabel independen.
Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel
independen masih bisa ditolerir (Ghozali, 2009:96).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan
pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu observasi ke observasi
lain.
55
Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai
yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara
memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada satu model dapat
dilhat dari pola gambar Scatterplot model. Analisis pada gambar
Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125).
4. Uji Hipotesis
a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode
analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan
pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang
dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan
variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen.
Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + εi
Keterangan :
Y : Kualitas Audit (RAQ)
X1 : Time Budget Pressure
X2 : Resiko Kesalahan
X3 : Kompleksitas Audit
α : Konstanta
β x : Koefisien regresi
εi : Error
56
Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena
memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi
berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat - syarat linieritas, seperti
normalitas data (baik secara individu maupun model), bebas dari asumsi
klasik statistik multikolineritas, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model
regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi
normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik.
b. Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam
pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya
nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) untuk mengetahui seberapa jauh
variabel bebas yaitu time pressure, locus of control dan tindakan
supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Nilai R2
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2
≤ 1). Jika nilai R2 bernilai
besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Sedangkan jika Adjusted R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali,
2009:87).
Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat
dari besarnya nilai Adjusted R - Square. Kelemahaan mendasar
penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang
57
dimasukan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka
R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai
Adjusted R - square dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2009:87). Oleh
karena itu, digunakanlah Adjusted R – Square pada saat mengevaluasi
model regresi linier berganda.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama)mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Imam Ghozali, 2009:88).
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat
juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka
variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
.
58
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
variabel dependen (Imam Ghozali, 2009:88).
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau
two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho
yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah,
biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan
tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠)
ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua
arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89). Kriteria dalam uji
parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan
membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, 1) Apabila - thitung < - ttabel atau
thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen, 2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain
itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas
lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel
independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka
variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
59
E. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Hamid (2007:3), menyatakan bahwa “Batasan operasional
variable merupakan pendefinisian dari serangkaian variable yang digunakan
dalam penulisan, variable penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat, nilai
dan orang objek kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri
dari:
a. Time Budget Pressure
Tekanan anggaran waktu adalah suatu kondisi dimana auditor
mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan
tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Indikator tekanan
anggaran waktu berupa ketepatan waktu, pencapaian anggaran waktu,
keterbatasan sumber daya, tingkat efisiensi terhadap anggaran waktu, dan
kepatuhan auditor. Mc Namara dan Liyanarachchi (2008:10) menyatakan
bahwa tekanan anggaran waktu dapat mengakibatkan perilaku
menyimpang auditor dapat yang dapat memberikan implikasi serius bagi
kualitas audit. Pertanyaan yang menjadi indikator variabel tekanan
anggaran waktu dikembangkan oleh Sososutikno ( 2003 ) dan Prasita dan
Adi (2007), yaitu: 1) keterbatasan waktu dalam penugasan, 2)
penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah ditentukan, 3) pemenuhan
target waktu selama penugasan, 4) kelonggaran waktu audit, 5) fokus
60
tugas dengan keterbatasan waktu, 6) pengkomunikasian anggaran waktu,
7) efisiensi dalam proses audit, 8) penilaian kinerja dari atasan, 9)
anggaran waktu yang tidak fleksibel, 10) anggaran waktu merupakan
keputusan mutlak dari atasan. Variabel ini di ukur dengan skala likert
lima poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3),
setuju (4), sangat setuju (5).
b. Risiko Kesalahan
Tingkat risiko pekerjaan yang rendah auditor cenderung untuk
menggunakan waktu untuk pekerjaan -pekerjaan yang tidak penting..
Conram, dkk., (2004:9) menemukan hasil yang sama dimana responden
secara keseluruhan akan menerima. Penilaian terhadap risiko yang
dihadapi oleh auditor secara jelas dinyatakan dalam standar audit yaitu
Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi 312, risiko audit dan
materialitas dalam pelaksanaan audit (IAI 2004) dimana risiko audit
perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup
prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut. Pada tingkat
saldo atau golongan transaksi, risiko audit terdiri dari:
4. Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap salah saji material, dengan asumsi bahwa
tidak terdapat pengendalian yang terkait, seperti pengukuran tingkat
kompleksitas transaksi, perkembangan teknologi dan operasi,
pengamatan laporan audit terdahulu, akun - akun atau transaksi yang
sulit di audit.
61
5. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko salah saji material yang
dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas, maka dapat dilihat
berdasarkan struktur organisasi klien tekhnik dalam sitem
pengendalian, bukti dan efektifitas pengendalian intern klien.
6. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan
penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena adanya
ketidakpastian. Ketidakpastian ini timbul karena auditor mungkin
memilih salah satu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan
secara keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara
keliru hasil audit. Ketidakpastian lain ini dapat dikurangi sampai pada
tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan penerimaan tingkat
resiko, pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien, hubungan
penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian.
Variabel ini diukur dengan skala likert lima point dari sangat
setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4), samapai sangat
setuju (5).
62
c. Kompleksitas Audit
Kompleksitas audit adalah persepsi auditor tentang kesulitan
suatu tugas audit yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas dan daya
ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki
oleh seorang auditor tersebut. Bonner (1994:114) dalam Sadewa (2011)
menyatakan bahwa kompleksitas memiliki dua aspek, yaitu kesulitan
tugas dan struktur tugas. Pertanyaan yang menjadi indikator variabel
kompleksitas audit dikembangkan oleh Jamilah, Fanani dan Chadrarin
(2007), Prasita dan Adi (2007) dan digunakan oleh marganingsih dan
Martani (2009), yaitu 1) Kurangnya pemahaman terhadap tugas, 2) tugas
yang membingungkan, 3) auditor mengetahui kemampuannya dalam
menyelesaikan tugas, 4) rencana dan tujuan yang jelas, 5) tanggung
jawab di dalam penugasan, 6) ketidakjelasan tugas, 7) Job description, 8)
keterbatasan waktu dan menyelesaikan tugas, 9) keyakinan terhadap
wewenang, 10) ketidakjelasan peran, 11) kurangnya alat bantu dalam
menyelesaikan pekerjaan. Variabel ini diukur dengan skala likert lima
point dari sangat setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4),
samapai sangat setuju (5).
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung
pada faktor - faktor lain dan variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kualitas audit.
63
Kualitas Audit yaitu suatu kemungkinan dimana seorang auditor
yang memiliki kompetensi dan profesionalisme mampu menemukan
tindak kecurangan atau penyelewengan terkait sistem akuntansi klien dan
Melaporkannya dengan sikap independen dan penuh tanggung jawab.
Aspek -aspek kualitas audit terdiri dari budaya dalam KAP, keahlian dan
kualitas personal staf dan partner audit, efektivitas proses audit dan
keandalan dan manfaat laporan audit, efektivitas proses audit dan
keandalan dan manfaat laporan audit (financial reporting council,
2006:19). Pertanyaan yang menjadi indikator variable kualitas audit
dikembangkan oleh Singgih dan Bowono (2010), yaitu :1) pentingnya
tanggung jawab dan profesionalisme, 2) selalu mengacu pada kode etik
dan SPAP, 3) pentingnya traning untuk meningkatkan karakter personal
auditor, 4) perlunya penilaian atas isu - isu akuntansi dan auditing
mutakhir, 5) mempertahankan staf yang memiliki pengalaman dan
keahlian khusus, 6) peningkatan keahlian berupa on the job traning, 7)
penilaian kinerja setelah traning, 8) penerapan teknik - teknik audit, 9)
perolehan bukti kompeten sesuai prosedur audit, 10) mendiskusikan setiap
permasalahan dengan atasan, 13) audit field sesuai SPAP dan sistem
pengendalian mutu, 14) opini audit sepenuhnya mendukung laporan audit,
15) temuan audit selalu didiskusikan dengan klien. Variabel ini diukur
dengan skala likert lima poin dari sangant tidak setuju (1), tidak setuju
(2),ragu-ragu (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
64
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub
Variabel
Indikator Skala No.
Pertanyaan
Time Budget Pressure
(X3) (Sumber:Sososutikno
(2003), Prasita dan Adi
(2007))
Tekanan
waktu
1. Keterbatasan waktu
dalam penugasan
2. Penyelesaian
pekerjaan dengan
waktu yang sudah
ditentukan
3. Pemenuhan target
waktu selama
penugasan
4. Fokus tugas dengan
keterbatasan waktu
5. Pengkomunikasian
anggaran waktu
6. Efisiensi dalam
proses audit
7. Penilaian kinerja
dari atasan
8. Anggaran waktu
merupakan
keputusan mutlak
dari atasan
Interval 1
2
3
4
5
6
7
8
Bersambung Ke Halaman Berikutnya
65
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Sub
Variabel
Indikator Skala No.
Pertanyaan
Resiko Kesalahan
(Sumber:Boynton,
Johnson, Kell.”Modern
auditing”Edisi 7,
Erlangga, (2003)
Resiko
Bawaan
Resiko
Pengendalian
Resiko
deteksi
9. Pengukuran tingkat
kompleksitas
transaksi
10. Perkembangan
teknologi dan
operasi
11. Pengamatan
laporan audit
terdahulu
12. Akun-akun atau
transaksi yang sulit
di audit.
13. Stuktur organisasi
klien.
14. teknik dalam
system
pengendalian
15. bukti dan efektifitas
pengendalian intern
klien
16. perencanaan
penerimaan tingkat
resiko
17. pengujian subtantif
terhadap resiko
usaha klien
18. hubungan
penetapan dengan
resiko bawaan dan
pengendalian
Interval 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Bersambung Pada Halaman Berikutnya
66
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Sub Variabel
Indikator Skala No. Pertanyaan
Kompleksitas Tugas (X3) (sumber :Jamilah, Fanani dan Chandrarin (2007) Prasita dan Adi (2007), Marganingsih dan Martani(2009))
Kesulitan tugas Stuktur tugas
19. Auditor mengetahui kemampuanya dalam menyelesaikan tugas
20. Rencana dan tujuan yang jelas
21. Tanggung jawab penugasan
22. ketidakjelasan tugas
23. Job description 24. Kurangnya alat
bantu guna menyelesaikan tugas
Interval 19
20
21
22
23 24
Kualitas Audit (Y) (Sumber:Singgih dan Bawono (2010)
Budaya Kerja KAP Keahlian dan Kualitas Personal Staf dan Partner Audit Efektivitas Proses Audit
25. Pentinganya tanggung jawab dan profesionalisme
26. Selalu mengacu pada kode etik dan SPAP
27. Pentingnya traning untuk meningkatkan karakter personal auditor
28. Perlunya penelitian atas isu-isu akuntansi dan auditing mutakhir
29. Mempertahankan staf yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus
30. Peningktan keahlian berupa on the job traning
31. Penilaian kinerja setelah traning
Interval 25
26
27
28
29
30
31
Bersambung ke halaman berikutnya
67
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Sub
Variabel
Indikator Skala No.
Pertanyaan
Kualitas Audit (Y)
(Sumber:Singgih dan
Bawono (2010)
Efektivitas
Proses Audit
Keandalan
dan Manfaat
Laporan
Audit
32. Penerapan tekknik
teknik audit
33. Prolehan bukti
kompeten sesuai
prosedur audit
34. Mendiskusikan
setiap permasalahan
dengan atasan
35. Kertas kerja
mengacu pada
standar KKP KAP
36. Perbedaan
pertimbangan terait
adjustment selalu
didiskusikan
dengan atasan
37. Audit field sesuai
SPAP dan system
pengendalian mutu
38. Opini audit
sepenuhnya
mendukung laporan
audit
39. Temuan audit selalu
didiskusikan
dengan klien
Interval 32
33
34
35
36
37
38
39
68
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang telah
disebar, dengan objek penelitian adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam directory Kantor Akuntan
Publik 2008 di wilayah Jakarta berdasarkan catatan Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) dan Departemen Keuangan Republik Indonesia Sekretariat
Jenderal Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai.
Sampel diambil dengan metode convenience sampling, yaitu istilah
umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden.
Convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi,
tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif
(Hamid, 2007:30), penulis menyebarkan kuesioner ke 20 KAP di wilayah
Jakarta sejak tanggal 1 Agustus 2012. Penyebaran kuesioner diberikan
kepada responden, responden yang diberikan adalah auditor yang berada
pada KAP yang terdapat di Jakarta dengan harapan memberikan jawaban
yang baik dan akurat, sehingga menghasilkan suatu penelitian yang lebih
baik lagi. Penyebaran kuesioner penelitian yang diterima dan dapat diolah
dideskripsikan pada tabel berikut:
69
Tabel 4.1
Deskripsi Penyebaran Kuesioner
No. Nama KAP Wilayah
Jumlah
Kuisioner
DiKirim
Jumlah
Kuisioner
DiTerima
1 Drs. Heroe Pramono dan Rekan Jakarta Selatan 5 3
2 Sarief Basir & Rekan Jakarta Selatan 5 4
3 Hendrawinata Gani dan Eddy Siddharta Jakarta Pusat 7 5
4 Rodl & Partner Jakarta Utara 5 3
5 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo dan Rekan Jakarta Pusat 5 3
6 Tjahjadi & Tamara Jakarta Pusat 3 2
7 Herman Dodi T Jakarta Selatan 5 3
8 Ekamasni, Bustaman dan Rekan Jakarta Pusat 5 4
9 Haryono, Junianto dan Sapto amal Jakarta Timur 5 2
10 Hananta Budianto dan Rekan Jakarta selatan 5 3
11 Chatim, Atjeng, Jusuf dan Rekan Jakarta Timur 5 3
12 Usman dan Rekan Jakarta Selatan 5 3
13 Drs. Eddy Kaslim Jakarta Utara 5 3
14 Kreston Jakarta Selatan 5 3
15 Jimmy Budhi dan Rekan Jakarta Selatan 5 3
16 Jansen dan Ramdan Jakarta Pusat 3 2
17 Herman Dodi T Jakarta Selatan 5 3
18 Labib Y Wardiman dan Rekan Jakarta Selatan 5 3
19 Dra. Ellya Noorlisyati dan Rekan Jakarta Pusat 7 4
20 Hertanto, Sidik dan Rekan Jakarta Timur 5 3
Jumlah 100 60
Sumber: data primer yang diolah
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 40 buah atau 40%.
Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 53 buah atau 53%. Gambaran
mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
70
Tabel 4.2
Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase (%)
Kuesioner yang dikirim 100 100%
Kuesioner yang dikembalikan 59 59%
Kuesioner yang tidak dikembalikan 41 41%
Total kuesioner yang tidak lengkap 6 6%
Total kuesioner dapat diolah 53 53%
Sumber: data primer yang diolah
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang
menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase usia, jenis kelamin,
pendidikan akhir, jabatan saat ini. Responden yang digunakan dalam
penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta.
Kuisioner disebar dengan harapan dapat diisi berdasarkan auditor. Pada
karakteristik reponden, terdapat 53 responden yang terdiri dari para auditor
yang dapat mewakili dan menjadi responden. Data mengenai karakteristik
responden ditampilkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Data Statistik Responden
Deskripsi Jumlah Persentase (%)
Jenis Kelamin
Pria Wanita
33 20
62% 38%
Umur 20 - 35 tahun 36 - 45 tahun > 45
32 15
6
60% 28% 12 %
Pendidikan Terakhir
D3 S1 S2 S3
14 35 4 0
26% 66% 8 % 0 %
Pengalaman Kerja
< 3 tahun 3 - 5 tahun 6 - 10 tahun > 20 tahun
19 16 12 6
36% 30% 23% 11%
Sumber: data primer yang diolah
71
B. Hasil dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan
gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata (mean)
dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu time budget pressure,
resiko kesalahan auditor, kompleksitas dan kualitas audit disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TMP 53 1.00 3.00 2.1989 .53761 RK 53 1.40 3.00 2.3962 .40046 KP 53 1.00 3.00 2.0438 .54135 KA 53 3.27 4.80 4.1172 .33443
Valid N (listwise) 53
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat didekripsikan bahwa jumlah
responden (N) ada 53. Dari 53 responden ini pada variabel independen,
variabel time budget pressure memiliki nilai minimum 1,00, nilai maksimal
3, nilai mean 2,1989, dengan standar deviasi 0,53761, resiko kesalahan
auditor memiliki nilai minimum 1,40, nilai maksimum 3, nilai mean 2,3962,
dengan standar deviasi 0,40046, kompleksitas memiliki nilai minimum 1,00,
nilai maksimum 3, nilai mean 2,0438, dengan standar deviasi 0,54135.
Sedangkan pada variabel dependen (kualitas audit) memiliki nilai minimum
3,27, nilai maksimum 4,80, nilai mean 4,1172, dengan standar deviasi
0,33443.
.
72
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan
menghitung angka korelasional atau rhitung dari nilai jawaban tiap
responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan
rtabel. Nilai rtabel 0,279, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 53 – 2 = 51,
tingkat signifikansi 5%, maka didapat rtabel 0,279. Setiap butir pertanyaan
dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan
lebih besar atau sama dengan rtabel (Ghozali, 2009:53). Berdasarkan hasil
pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena
koefisien korelasi (rhitung) > rtabel. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil
uji validitas dari variabel time budget pressure dengan 53 sampel
responden.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Time Budget Pressure
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
TMP1 0,645 0,279 Valid
TMP2 0,604 0,279 Valid
TMP3 0,566 0,279 Valid
TMP4 0,719 0,279 Valid
TMP5 0,496 0,279 Valid
TMP6 0,720 0,279 Valid
TMP7 0,759 0,279 Valid
TMP8 0,621 0,279 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Variabel time budget pressure terdiri atas 8 butir pernyataan, dari
ke-8 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini
menunjukkan hasil uji validitas dari variabel resiko kesalahan auditor
dengan 58 sampel responden.
73
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Resiko Kesalahan Auditor
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
RK1 0,413 0,279 Valid
RK2 0,475 0,279 Valid
RK3 0,590 0,279 Valid
RK4 0,741 0,279 Valid
RK5 0,413 0,279 Valid
RK6 0,646 0,279 Valid
RK7 0,586 0,279 Valid
RK8 0,620 0,279 Valid
RK9 0,513 0,279 Valid
RK10 0,409 0,279 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Variabel resiko kesalahan auditor atas 10 butir pernyataan, dari
ke-10 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini
menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kompleksitas dengan 53
sampel responden.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
KP1 0,477 0,279 Valid
KP2 0,575 0,279 Valid
KP3 0,611 0,279 Valid
KP4 0,609 0,279 Valid
KP5 0,570 0,279 Valid
KP6 0,721 0,279 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Variabel kompleksitas terdiri atas 6 butir pernyataan, dari ke-6
butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini
menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kualitas audit dengan 53
sampel responden.
74
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
KA1 0,604 0,279 Valid
KA2 0,447 0,279 Valid
KA3 0,440 0,279 Valid
KA4 0,492 0,279 Valid
KA5 0,481 0,279 Valid
KA6 0,612 0,279 Valid
KA7 0,414 0,279 Valid
KA8 0,517 0,279 Valid
KA9 0,523 0,279 Valid
KA10 0,413 0,279 Valid
KA11 0,488 0,279 Valid
KA12 0,503 0,279 Valid
KA13 0,523 0,279 Valid
KA14 0,569 0,279 Valid
KA15 0,405 0,279 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Variabel kualitas audit atas 15 butir pernyataan, dari ke-15 butir
pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel).
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen
telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang
digunakan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha dengan
bantuan program SPSS 20. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu
pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari
0,60.
75
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Time Budget Pressure Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.879 8
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,879, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.
Maka dinyatakan bahwa variabel time budget pressure memiliki data
yang reliabel dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang
sama pula (konsisten).
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Resiko Kesalahan Auditor Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.838 10
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,838, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.
Maka dinyatakan bahwa variabel etika audit memiliki data yang reliabel
dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula
(konsisten).
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas Kompleksitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.825 6
Sumber: data primer yang diolah
76
Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,674, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.
Maka dinyatakan bahwa variabel pengalaman audit memiliki data yang
reliabel dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula
(konsisten).
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.857 15
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,857, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.
Maka dinyatakan bahwa variabel resiko audit memiliki data yang reliabel
dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula
(konsisten).
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji
77
normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel independen
dan variabel dependen yaitu time budget pressure (X1), resiko kesalahan
audit (X2), kompleksitas (X3) dan kualitas audit (Y) keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak.
Gambar 4.1
Normal p-plot
Sumber: data primer yang diolah
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena
asumsi normalitas. (Ghozali 2009:112).
b. Hasil Uji Multikolienaritas
Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta
besaran korelasi antar variabel independen.
78
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) TMP .981 1.020
RK .975 1.026
KP .993 1.007
a. Dependent Variable: KA
Sumber: data primer yang diolah
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel
mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance
inflation factor (VIF) disekitar angka 1. Time budget pressure
mempunyai nilai tolerance 0,981, resiko kesalahan audit mempunyai
nilai tolerance 0,975, kompleksitas mempunyai nilai tolerance 0,993 dan
time budget pressure mempunyai nilai VIF 1,020, resiko kesalahan audit
mempunyai nilai VIF 1,026, kompleksitas mempunyai nilai VIF 1,007.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak
terdapat problem multikolineritas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas
kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan
yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat
pada gambar berikut:
79
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scaterplot)
Sumber: data primer yang diolah
Dari grafik Scatterplot yang ada pada gambar diatas dapat dilihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. (Ghozali 2009:107).
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Persamaan Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun
hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.813 .269 TMP -.154 .066 -.248
RK -.435 .089 -.520
KP -.154 .065 -.250
a. Dependent Variable: KA
Sumber: data primer yang diolah
80
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di
atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 5,813 - 0,154 X1 - 0,435 X2 - 0,154 X3
b. Hasil Uji Adjusted R2
(Koefisien Determinasi)
Menurut Ghazali (2009:83) untuk menentukan seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu
diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil
uji determinasi Adjusted R2:
Tabel 4.15
Hasil Uji Adjusted R2 (Determinasi)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .675a .456 .422 .25421 2.442
a. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK b. Dependent Variable: KA
Sumber: data primer yang diolah
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi
berganda (R), koefisien determinasi (Adjusted R Square), dan koefisien
determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel
model summaryb di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi
berganda (R) sebesar 0,675. Ini menunjukkan bahwa variabel time budget
pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas terhadap kualitas audit
mempunyai hubungan yang kuat. Hasil pada tabel di atas juga
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,456
dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R
Square) adalah 0,422. Hal ini berarti 42,2% variasi dari kualitas audit
81
bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (time budget pressure,
resiko kesalahan dan kompleksitas). Sedangkan sisanya 57,8% (100%-
42,2%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam
penelitian ini. Natalie (2007), Sososutikno (2003), McNamara dan
Liyanarachchi (2005), Basuki dan Krisna Yunika Mardani (2006), Andin
Prasista dan Priyo Hadi (2007) dan Cecilia Engko dan Gudono (2007)
menjelaskan bahwa faktor tersebut yaitu: Pengetahuan Akuntansi, Bonus,
Pengalaman, Prilaku disfungsional Dan Moderasi Pemahaman terhadap
Sistem Informasi.
c. Hasil Uji t - Statistik
Uji t-statistik digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan
variabel-variabel independen. Uji t-statistik dilakukan dengan cara
membandingkan thitung dengan ttabel (Sarwono, 2008:101).
Tabel 4.16 Hasil Uji t - Statistik
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.813 .269 21.642 .000
TMP -.154 .066 -.248 -2.326 .024
RK -.435 .089 -.520 -4.875 .000
KP -.154 .065 -.250 -2.360 .022
a. Dependent Variable: KA
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel coefficientsa, maka dapat dijelaskan mengenai
pengaruh secara parsial. Berikut ini hasil uji t (secara parsial):
82
1) Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat
signifikasi untuk variabel ini adalah 0,024. Dengan keadaan tersebut
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa tekanan anggaran
waktu berpengaruh signifikan terhadap kualitas Audit. Nilai t yang
bernilai -2,326 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat negatif
terhadap variabel dependen. Dengan demikian bisa digambarkan
tekanan anggaran waktu, Jadi semakin tertekan seseorang dengan
waktu yang ditentukan maka semakin turun kinerjanya karna jika
waktu yang diberikan begitu sempit maka akan ada beberapa
pekerjaan yang akan terlewatkan untuk mengejar waktu yang telah di
tentukan dan kualitas audit semakin menurun. Hasil penelitian ini
mendukung (Mcnamara dan Liyanarachchi, 2008:24), Penelitian
Prasita dan Adi (2007), yang menemukan bahwa Time Budget
Pressure berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit dan menolak
hasil penelitian Basuki dan Mahardani (2007) dan Sososutikno (2003).
2) Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas Audit
Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat
signifikasi untuk variabel ini adalah 0,000 dimana 0,000 < 0,050.
Dengan keadaan tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti
bahwa resiko kesalahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
Audit. Nilai t yang bernilai -4,0875 menunjukkan pengaruh yang
diberikan bersifat negatif terhadap variabel dependen.dengan
83
demikian bisa dijelaskan resiko audit berpengaruh negatif signifikan
terhadap kualitas audit. Jadi semakin tinggi resiko audit maka
kualitasnya semakin menurun. Hal ini dapat kita gambarkan melalui
ilustrasi berikut. Bahwa pada saat auditor dengan tingkat ketelitian
yang sama memeriksa suatu bukti yang meragukan pada suatu proses
audit, maka auditor yang mengaudit perusahaan beresiko tinggi
memiliki kemungkinan lebih tinggi dalam melewatkan bukti yang
penting dalam pengungkapan suatu laporan keuangan. Sebaliknya,
jika resiko audit rendah, maka si auditor akan memiliki kemungkinan
lebih tinggi memeriksa bukti yang tepat dalam pengungkapan laporan
keuangan diungkapkan secara wajar atau tidak. Hasil penelitian ini
mendukung Asna Manulang (2010:10) dan Piter Simanjuntak.
3) Pengaruh Kompleksitas Terhadap Kualitas Audit
Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat
signifikasi untuk variabel ini adalah 0,022. Dengan keadaan tersebut
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa tekanan anggaran
waktu berpengaruh signifikan terhadap kualitas Audit. Nilai t yang
bernilai -2,360 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat negatif
terhadap variabel dependen. Dengan begitu bisa digambarkan bahwa
semakin kompleks penugasan yang di tanggung oleh auditor maka
semakin sulit untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikanya
dan menurunkan kualitas Audit yang akan dilakukan. Apabila
pembagian tugas yang dilakukanya berkaitan satu sama lain dan
tugas-tugas dibebankan tertuju pada serorang, maka orang tersebut
84
akan lebih tahu pada tugasnya dan bisa fokus pada perkerjaan yang di
embanya dan akan mempercepat untuk menyelesaikan tugasnya. Dan
berbeda jika tugas dibebankan pada orang yang berlainan maka akan
menjadi sulit untuk menyelesaikanya karna membutuhkan waktu
untuk menunggu tugas dari yang lain. Penelitian ini mendukung
Andini ika setyorini (2011), Prasita dan Andi (2007) dan Cecilia
Engko dan Gudono (2007).
d. Hasil Uji F - Statistik
Uji F pada dasarnya digunakan untuk melihat apakah variabel
independen dapat memprediksi atau memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen sebagai variabel yang dipengaruhi (Ghozali, 2009:84). Hasil
uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2.649 3 .883 13.666 .000b
Residual 3.167 49 .065
Total 5.816 52 a. Dependent Variable: KA b. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK
Sumber: data primer yang diolah
Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa time budget pressure, resiko
kesalahan dan kompleksitas terhadap kualitas audit berpengaruh secara
simultan (bersama-sama).
85
C. Interpretasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dibuat suatu
penjelasan melalui interpretasi dengan membandingkan penelitian terdahulu,
adapun interpresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit
Variabel time budget pressure berpengaruh negatif signifikan secara
parsial terhadap kualitas audit. Hasil penelitian tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sososutikno (2003). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu secara langsung tidak
memiliki hubungan negatif terhadap kualitas audit, karena tekanan anggran
waktu yang diusulkan pada tingkat tertentu dapat mempengaruhi kualitas
audit dan dapat pula tidak mempengaruhi kualitas audit. Penelitian ini juga
tidak sesuai dengan temuan dari Ben Zur dan Breznitz, 1981; Svenson dan
Edland (1987) dalam Piter Simanjuntak 2008. Tapi penelitian ini sejalan
dengan Priyo Hadi (2007) dalam penelitianya. Penelitian menggunakan
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit,
tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas
audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan
pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit.
86
2. Analisis Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas Audit
Variabel resiko kesalahan berpengaruh negatif signifikan terhadap
kualitas audit. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Simajuntak (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran
waktu membuat auditor cenderung untuk melakukan tindakan yang
menyebabkan penurunan kualitas audit. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Asna Manulang (2010). Metode yang digunakan menggunakan regresi linier
berganda. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa tekanan anggaran
waktu mempunyai pengaruh terhadap berbagai perilaku auditor dalam yang
menyebabkan penurunan kualitas audit. Tekanan yang diberikan oleh
manajemen dalam menentukan anggaran waktu diperkirakan merupakan
faktor yang terlibat penting dalam perilaku auditor. Hal ini ditunjukkan
dalam beberapa tingkat tekanan waktu dan resiko yang dihadapi oleh
auditor.
3. Analisis Pengaruh Kompleksitas Terhadap Kualitas Audit
Variabel kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap
kualitas audit. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andin Prasita dan Priyo Hadi (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit,
tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas
audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan
pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Penelitian lain yang dilakukan oleh Cecilia Engko dan Gudono
87
(2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kompleksitas audit
mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit, tekanan anggaran
waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit dan interaksi
antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap
sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris bahwa Time
Budget Pressure, Resiko Kesalahan, dan Kompleksitas audit memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas audit. Responden dalam penelitian
ini berjumlah 53 orang dari seluruh auditor dari Kantor Akuntan Publik yang
terdaftar di Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
kita dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Time Budget Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap Kualitas audit. Hasil penelitian ini
Sejalan dengan Cecilia Engko dan Gudono (2007), Andin Prasita dan Priyo
Hadi (2007) Piter Simanjuntak (2008).
2. Hasil uji regresi secara parsial ditemukan bahwa variabel time budget
pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas berpengaruh negatif signifikan
terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan (2011) Prasita
dan Adi (2007), Mc Namara dan Liyanarachchi (2008) serta Coram, Ng dan
Woodiliff (2004), namun tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sososutikno (2003) dan Basuki dan Mahardani (2007).
89
3. Hasil uji regresi ditemukan bahwa Time Budget Pressure merupakan
variable yang paling dominan mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil ini dapat
dilihat dari standar coefficien beta sebesar 0,520.
B. Implikasi
Kualitas audit merupakan tingkat kemampuan kantor akuntan dalam
memahami bisnis klien. Banyak faktor yang memainkan peran tingkat
kemampuan tersebut seperti nilai akuntansi yang dapat menggambarkan
keadaan ekonomi perusahaan, termasuk fleksibilitas penggunaan dari generally
accepted accounting principles (GAAP) sebagai suatu aturan standar,
kemampuan bersaing secara kompetitif yang digambarkan pada laporan
keuangan dan hubungannya dengan risiko bisnis. Dengan manfaat yang
diberikan suatu kualitas audit maka perlu adanya penelitian mengenai factor
apa saja yang dapat meningkatkan kualitas audit karena kualitas audit sangat
menentukan suatu KAP menjadi kategori yang baik. Dalam penelitian
membahas mengenai faktor – faktor yang dapat meningkatkan kualitas audit.
Berdasarkan hasil penelitian time budget pressure, resiko kesalahan dan
kompleksitas merupakan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
audit. Dengan hasil penelitian tersebut maka bagi kantor akuntan publik perlu
melakukan peningkatan dalam hal time budget pressure, resiko kesalahan dan
kompleksitas agar terjadi peningkatan kualitas audit.
Time budget pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas audit, hal ini membuktikan bahwa anggaran waktu dapat
meningkatkan kualitas audit karena time budget pressure merupakan keadaan
90
yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap
anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran
yang sangat ketat dan kaku sehingga akan meningkatkan kualitas audit.
Risiko kesalahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, maka
bagi kantor akuntan publik perlu melakukan penurunan risiko kesalahan
dengan melakukan pengawasan terhadap auditor sehingga akan menghasilkan
kualitas audit yang lebih baik lagi.
Kompleksitas Audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit,
maka bagi kantor akuntan publik perlu melakukan pengurangan kompleksitas
pekerjaan bagi auditor dengan memberikan pekerjaan sesuai bidangnya
sehingga akan meningkatkan kualitas audit yang lebih baik lagi.
C. Keterbatasan
Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Jumlah responden yang kurang banyak, maka perlu menambah jumlah
sampel atau responden dalam penelitian.
2. Kurangnya waktu dalam menjawab oleh responden, sebaiknya memberikan
waktu yang cukup kepada responden, pertama agar responden dapat
mencerna seluruh pertanyaan yang ada dikuesioner, kedua agar mereka
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
3. Kurangnya pengawasan dalam pengisian kuesioner, maka perlu melakukan
wawancara kepada responden dengan cara menanyakan apakah responden
seorang auditor dengan cara screening. Sehingga akan menghasilkan data
yang valid dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
91
D. Saran
Hasil menyatakan bahwa time budget pressure, resiko kesalahan dan
kompleksitas sangat penting dalam meningkatkan kualitas audit maka perlu
adanya peningkatan time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas,
dengan demikian peneliti akan memberikan beberapa saran untuk penelitian
selanjutnya:
1. Penelitian selanjutnya harus melakukan waktu yang tepat dalam penyebaran
kuesioner, karena pada akhir tahun auditor melakukan tugas yang sibuk
sehingga tidak focus dalam menjawab kuesioner.
2. Menambah Jumlah variabel baru selain dalam penelitian ini agar lebih
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas audit.
Karena masih terdapat 57,8% yang mempengaruhi kualitas audit selain
variabel penelitian ini, seperti pengetahuan akuntansi, bonus, pengalaman,
prilaku disfungsional dan moderasi pemahaman terhadap sitem informasi
3. Menggunakan alat uji yang lebih baik lagi agar menghasilkan data yang
akurat.
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian
yang lebih berkualitas lagi dengan menggambarkan secara deskriptif
variabel yang akan diteliti dan memperluas objek penelitian.
92
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarsono, “Audit Berpeduli Resiko (Risk Based Audit) Dalam
Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit, Jurnal Akuntansi, 2005
Arens, Alvin.A.Elder dan Beasley ”Auditing And Assurance”, Salemba Empat,
Jakarta, 2010
Amelia Yuliana, Netty Herawati Dan Enggar Diah Puspa Arum “Pengaruh Time
Presure Dan Resiko Audit Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit”, Jurnal, 2009
Andini Ika Setyorini “Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggran Waktu,
Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel
Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”, Jurnal, 2011
Ayu Puji Lestari, “Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Auditor Dalam
Penghentian Prematur Prosedur Audit”, Jurnal, 2010
Basuki dan Krisna Yunika Mahardani, “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu
terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor
Akuntan Publik di Surabaya’, Jurnal Maksi,vol. 6, no. 2, p. 203-221. 2006
Coram, Paul et al., “The Moral Intensity of Reduced Audit Quality Acts. Working
paper”, The University of Melbourne, Australia, 2004.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,
Semarang, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2009.
Halim, Abdul, “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan Jilid 1” edisi ke
empat, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2008.
Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2007.
http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/
IAI Kompartemen Akuntan Publik, “Standar Profesi Akuntan Publik”, Salemba
Empat, Jakarta, 2001.
Indriantoro, N dan Bambang Supomo, “Metode Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Jamilah, Siti Zaenal Fanani, dan Gradita Chandrarin, “Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan, dan Komplesitas Tugas Terhadap Audit Judfement”,
Symposium Nasional Akuntansi 10, Makasar, 2007.
93
Kaihatu, Thomas S, “Good Corporate Governance dan Penerapannya di
Indonesia”, Jurnal Petra, Jakarta, 2006
Marganingsih, Ariwarti dan Dwi Martani, “Analisis Variabel Anteseden Perilaku
Auditor Internal dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja: Studi Empiris
Pada Auditor di Llingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Lembaga Pemerintah Non Departemen”, Jurnal Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2009.
Malone, Charles F dan Robin W. Roberts, “Factors Associated with the Incidence
of Reduced Audit Quality Behaviors. Auditing : A Journal of Practice and
Theory”, jurnal, 1996.
Mulyadi, “Auditing”, Edisi 6. Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Mutia, Ratna, Choirul,”Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi
terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit”, Simposium
Nasional XIII di Purwokerto, 2010
Prasita, Andin dan Priyo Adi, “pengaruh kompleksitas audit dan tekanan
anggaran dan waktu terhadap kualitas audit dengan moderasi
pemahaman terhadap system informasi”. Fakultas ekonomi, universitas
Kristen satya wacana, semarang, 2007.
Piter Simanjuntak, “Pengaruh Time Budget Presure dan Resiko Kesalahan
Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality)”,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.
Raghunathan, Bhanu, “Premature Signing-Off of Audit procedures : An Analysis.
Accounting Horizons”, 1991.
Sadewa Prama Sastra, “Pengaruh Due professional care, kompleksitas audit dan
Tekanan Anggaran dan Waktu Terhadap Kualitas Audit”, Universitas
Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2011
Siggih, Elisa Muliani dan Icuk Rangga Bawono, “Pengaruh Independensi
Pengalaman, Due Propesional Car, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas
Audit (Studi pada Auditor di KAP ”Big Four”di Indonesia)” Sinopsinim
Nasional Akuntansi 13, Purwokerto, 2010.
Soobaroyen, Teeroven dan Chelven Chengabroyan, “Auditors’ Perception of
Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-reporting of
Chargeable” , Time : Evidence from a Developing Country [On-line] http
: //www.aber.ac.uk, 2005.
Sososutikno, Christina, “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku
Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit”, Simposium
Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 2003
94
Suharyadi, Purwanto S.K., “Statistik :Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern”,
Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Sukrisna Agoes, “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh KAP”, Lembaga Penerbit
FE UI, 2008
Suryanita Weningtias, “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, 2006
Thomas S. Kaihatu “Good Corporate Governance dan Penerapannya di
Indonesia”, Jurnal Akuntansi, 2006
Urip Hudiarto, “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap
Kepatuhan Pajak Perusahaan Publik, Jurnal Akuntansi, 2011
Waggoner, Jeri B. dan James D. Cashell, “The Impact of Time Pressure on
Auditors’ Performance”, The Ohio CPA Journal, 1991
Yuliana A, Herawati N, Arum EDP, Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit
Terhadap Pengertian Prematur Atas Prosedur Audit, Jurnal, 2009.
Zuraidah, Mohd sanusi dan mohd iskandar takiah, “Audit jugement
Performance:Assersing the Effeck of Performance Iincentives Effort and
Task Complexity”, Management Auditing Journal Volume 22 no.1, 2007,
Jurnal diaskes tanggal 14 November 2010, 2010.
http://proquest.Umi.com/pdf/61342cc2e8e07167f04719fe33dfba91/1302680035//
share3/pqimage/pqirs104v/201104130303/55406/6621/out.fdf.
Januarti, Indira, “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern”, UNDIP, 2010.
95
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN
KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT
Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Di susun Oleh:
Abdul Muhshyi
206082003962
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2012 M
96
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di_
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana Strata satu ( S1 ) pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Abdul Muhshyi
NIM : 206082003962
Jurusan : Akuntansi/ Audit
Telepon : 085695858430
Mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Data yang diperoleh hanya
akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai
penilaian kinerja ditempat Bapak/ Ibu/ Sdr/ i bekerja, sehingga kerahasiaannya
akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
1. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab
dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu
nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
2. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting
memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Abdul Muhshyi
97
A. Identitas Responden
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada
Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk mengisi data - data berikut :
Nama : ………………………………
Nama KAP : ……………………………….
Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Umur : …………… tahun
Posisi Terakhir : Auditor Senior Partner Manajer
Supervisor Auditor Junior
Pendidikan Terakhir : D3 D4 S1
S2 S3
Pengalaman Kerja : < 3 tahun 3-5 tahun
5-10 tahun > 20 tahun
B. Mohon Bapak/ Ibu/ saudara/ i menjawab pertanyaan dibawah ini dengan
memberikan tanda (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
diri Bapak/ Ibu/ Saudara/ i.
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu N : Netral
S : Setuju S : Setuju
SS : Sangat Setuju SS : Sangat Setuju
98
Pertanyaan berikut berhubungan dengan Tekanan Anggaran Waktu (Time
Budget Pressure) dalam pekerjaan anda sebagai auditor
No Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya merasakan waktu yang dibutuhkan
terlalu sempit, sehingga terasa cukup
berat atas beban pekerjaan yang saya
emban
2 Dengan waktu yang telah ditentukan,
tugas yang diberikan belum sepenuhnya
dapat saya kerjakan dengan sebaik-
baiknya.
3 Selama menjalankan tugas saya kurang
mampu memenuhi target yang telah
ditentukan.
4 Dengan waktu yang diberikan terlalu
sempit, maka dalam melaksanakan tugas,
saya terlalu tergesa-gesa dan tidak fokus.
5 Ditempat saya bekerja, anggaran waktu
tidak pernah dikomunikasikan
6 Dalam penugasan audit, efisiensi dalam
pekerjaan proses audit sangat ditekankan
7 Di tempat saya bekerja kesesuaian
penugasan audit dengan anggaran waktu
dijadikan indikator penilaian kinerja dari
atasan
8 Di tempat saya bekerja, anggaran waktu
merupakan keputusan yang mutlak dari
atasan yang tidak dapat diganggu gugat.
99
Pertanyaan berikut berhubungan dengan Resiko Kesalahan auditor
No Pernyataan STS TS N S SS
9. Auditor kesulitan mengukur seberapa
besar tingkat kompleksitas transaksi
usaha klien
10. Auditor menilai dampak dari
perkembangan teknologi pada operasi
klien
11. Auditor mempelajari laporan audit
terdahulu sebelum melakukan
pengauditan
12. Auditor mempelajari akun - akun atau
transaksi - transaksi yang sulit diaudit
13. Auditor mempelajari dahulu stuktur
organisasi klien.
14. Auditor mengamati teknik dalam sistem
pengendalian usaha klien.
15. Auditor melakukan penilaian efektivitas
pengendalian intern.
16. Auditor membuat perencanaan untuk
menerima tingkat risiko yang akan
terjadi.
17. Auditor mengamati pengujian subtantif
terhadap risiko akun usaha klien
18. Auditor mengamati terjadinya risiko
berdasarkan pada penetapan risiko inhern
dan risiko pengendalian
100
Pertanyaan berikut berhubungan dengan Kompleksitas Audit
No Pernyataan STS TS N S SS
19. Saya kurang mengetahui dengan jelas
bahwa semua tugas yang diberikan
kepada saya dapat diselesaikan.
20. Setiap rencana dan tujuan pekerjaan
yang saya lakukan sangat jelas sesuai
aturan yang ada.
21. Saya mengetahui tanggung jawab saya
dalam setiap penugasan audit.
22. Saya sering merasa bahwa
mengerjakan sejumlah tugas yang
tidak penting dan tidak terkait dengan
tugassaya sehari-hari
23. Deskripsi jabatan menunjukan apa
yang harus dikerjakan dalam setiap
penugasan audit.
24. Alat bantu dalam menyelesaikan tugas
sangat mempengaruhi kinerja saya.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan Kualitas Audit
No Pernyataan STS TS R S SS
25. Pimpinan KAP selalu mewajibkan
pelaksanaan tugas sesuai dengan
tanggung jawab profesional sebagai
auditor.
26. KAP selalu mengacu pada kode etik,
standar professional akuntan public dan
system pengendalian mutu
101
No Pernyataan STS TS R S SS
27. Menurut saya, training yang
diselenggarakan KAP, promosi dan
struktur gaji yang bail dapat
meningkatkan integritas, objektifitas,
indepedensi, skeptisme dan kerja keras
28. Partner dan Manajer perlu melakukan
penilaian dan seleksi atas isu - isu
akuntansi dan auditing mutakhir agar
training sesuai dengan kebutuhan
auditor.
29. KAP perlu menjaga dan
mempertahankan staf yang memiliki
pengalaman cukup dan keahlian khusus
karena turnover staf yang tinggi
berdampak pada kualitas audit
30. On the job training berkelanjutan untuk
setiap jabatan dapat meningkatkan
keahlian dalam bidang akuntansi dan
auditing.
31. KAP perlu memberikan penilaian
setelah dilakukannya training tersebut
untuk mengukur kemampuan dan
menilai keberhasilan post training
32. Saya selalu menerapkan teknik - teknik
audit seperti melakukan pengamatan,
mengajukan pertanyaan, menganalisis,
memverifikasi, menginvestigasi dan
mengevaluasi pada berbagai kondisi
102
No Pernyataan STS TS R S SS
33. Perolehan bukti audit yang kompeten
selalu mengacu pada teknik dan
prosedur audit yang telah ditetapkan
KAP dan sistem pengendalian mutu.
34. Saya selalu mendiskusikan setiap ada
permasalahan pemeriksaan dan atasan
saya selalu mereview secara memadai
hasil pekerjaan saya
35. Kertas kerja mengacu pada standar KKP
KAP dan saya selalu mengerjakan
dengan tertib dan rapi agar dapat dibaca
oleh auditor berikutnya
36. Setiap kali ada perbedaan pertimbangan
terkait adjustment, selalu di diskusikan
dengan baik antara saya dengan tim
audit
37. Saya yakin bahwa pekerjaan lapangan
yang saya laksanakan telah sesuai
dengan SPAP dan SPM KAP
38. Opini yang tercantum dalam setiap
kertas kerja telah mendukung laporan
audit yang saya terbitkan (karena selalu
saya lampiri kecukupan bukti audit yang
memadai) dan laporan tersebut sesuai
dengan SPAP dan SPM KAP
39. Temuan audit (audit finding) selalu saya
diskusikan terlebih dahulu dengan klien
agar klien memahami kelemahan system
pengendalian internnya.
103
Lampiran 2: Data Mentah Jawaban Responden
Time Budget Pressure
TMP1 TMP2 TMP3 TMP4 TMP5 TMP6 TMP7 TMP8
1 2 3 1 2 1 2 2 3 16 2.00
2 3 1 2 2 2 2 3 1 16 2.00
3 3 3 1 2 1 2 3 3 18 2.25
4 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00
5 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00
6 1 2 1 1 1 1 1 2 10 1.25
7 3 3 3 2 3 2 3 3 22 2.75
8 3 2 3 3 3 3 3 2 22 2.75
9 3 3 2 3 2 3 3 3 22 2.75
10 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00
11 1 3 1 1 1 1 1 2 11 1.38
12 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25
13 2 2 2 1 2 1 2 2 14 1.75
14 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00
15 2 3 2 3 2 3 2 3 20 2.50
16 3 3 2 2 2 2 3 3 20 2.50
17 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00
18 3 2 1 2 2 2 1 2 15 1.88
19 1 1 3 1 3 1 1 1 12 1.50
20 3 2 3 1 2 1 1 2 15 1.88
21 3 2 3 3 3 3 3 2 22 2.75
22 3 3 2 3 2 3 3 3 22 2.75
23 2 3 2 2 2 2 2 3 18 2.25
24 3 2 1 2 2 2 2 3 17 2.13
25 2 2 1 1 3 2 2 2 15 1.88
26 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25
27 2 3 2 2 3 2 3 3 20 2.50
28 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00
29 1 3 3 2 2 3 2 2 18 2.25
30 2 3 2 2 2 2 2 3 18 2.25
31 2 2 3 2 2 2 3 2 18 2.25
32 3 1 1 3 1 3 3 1 16 2.00
33 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00
34 3 1 2 2 2 2 3 1 16 2.00
35 3 3 2 2 2 2 3 3 20 2.50
36 3 1 1 1 3 1 1 3 14 1.75
37 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1.00
38 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00
39 1 1 2 3 2 3 1 1 14 1.75
40 2 2 1 1 3 2 2 2 15 1.88
41 2 3 2 3 1 3 2 3 19 2.38
42 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00
43 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00
44 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25
45 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00
46 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00
47 1 1 2 1 2 1 1 1 10 1.25
48 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00
49 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00
50 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1.00
51 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00
52 3 3 2 2 2 3 3 3 21 2.63
53 1 2 1 1 1 2 2 2 12 1.50
Resp.NOMOR KUESIONER
Total Average
104
Resiko Kesalahan
RK1 RK2 RK3 RK4 RK5 RK6 RK7 RK8 RK9 RK10
1 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 24 2.40
2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27 2.70
3 1 3 2 1 3 1 1 2 2 3 19 1.90
4 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 25 2.50
5 2 3 2 3 3 3 3 2 3 5 29 2.90
6 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 15 1.50
7 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 19 1.90
8 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 27 2.70
9 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 2.10
10 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 14 1.40
11 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 25 2.50
12 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21 2.10
13 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 25 2.50
14 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 23 2.30
15 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 27 2.70
16 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 24 2.40
17 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 26 2.60
18 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 26 2.60
19 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 2.20
20 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22 2.20
21 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 2.80
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00
23 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 24 2.40
24 2 3 2 2 1 3 2 2 3 2 22 2.20
25 1 1 3 2 2 3 2 3 2 2 21 2.10
26 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 22 2.20
27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 2.90
28 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27 2.70
29 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 21 2.10
30 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 23 2.30
31 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 19 1.90
32 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 26 2.60
33 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 22 2.20
34 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 20 2.00
35 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 2.80
36 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 2.20
37 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27 2.70
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28 2.80
39 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 20 2.00
40 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 2.80
41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00
42 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 19 1.90
43 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21 2.10
44 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 1.90
45 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 27 2.70
46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2.00
47 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 1.90
48 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 23 2.30
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00
50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00
51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00
52 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 26 2.60
53 2 2 2 4 2 4 4 2 2 4 28 2.80
Resp.NOMOR KUESIONER
Total Average
105
Kompleksitas
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6
1 1 2 2 2 1 3 11 1.83
2 3 3 2 3 3 3 17 2.83
3 1 2 3 3 1 3 13 2.17
4 2 3 3 3 2 3 16 2.67
5 2 1 1 1 2 1 8 1.33
6 3 3 3 3 3 3 18 3.00
7 2 2 2 1 2 2 11 1.83
8 2 3 3 3 2 3 16 2.67
9 3 2 2 2 3 2 14 2.33
10 1 1 1 1 1 1 6 1.00
11 1 2 3 3 2 2 13 2.17
12 2 2 2 2 2 2 12 2.00
13 2 3 2 3 3 3 16 2.67
14 2 3 3 3 3 3 17 2.83
15 3 2 2 2 2 2 13 2.17
16 3 2 2 2 2 2 13 2.17
17 3 3 3 3 3 3 18 3.00
18 2 3 2 2 2 3 14 2.33
19 2 2 2 2 2 2 12 2.00
20 2 3 2 2 2 3 14 2.33
21 1 1 1 1 1 1 6 1.00
22 2 2 2 2 2 2 12 2.00
23 3 2 3 3 3 3 17 2.83
24 1 3 1 1 2 3 11 1.83
25 2 1 1 2 3 2 11 1.83
26 2 2 2 2 3 2 13 2.17
27 2 2 3 2 3 3 15 2.50
28 1 2 1 1 2 3 10 1.67
29 3 2 2 3 2 3 15 2.50
30 1 2 2 2 2 2 11 1.83
31 1 1 2 1 1 2 8 1.33
32 1 1 1 1 1 1 6 1.00
33 3 1 1 1 1 1 8 1.33
34 3 2 2 2 2 2 13 2.17
35 2 2 2 2 2 2 12 2.00
36 3 1 1 3 1 1 10 1.67
37 2 2 2 2 2 2 12 2.00
38 2 2 2 2 2 2 12 2.00
39 2 2 2 2 2 3 13 2.17
40 2 1 2 2 2 2 11 1.83
41 1 2 2 1 1 1 8 1.33
42 1 2 1 1 1 1 7 1.17
43 3 1 2 3 3 2 14 2.33
44 2 2 2 2 3 2 13 2.17
45 2 1 2 2 1 2 10 1.67
46 1 2 1 1 3 1 9 1.50
47 1 3 1 1 3 1 10 1.67
48 2 2 2 2 2 2 12 2.00
49 3 3 3 3 3 3 18 3.00
50 1 1 1 3 1 1 8 1.33
51 3 2 3 1 3 3 15 2.50
52 3 3 1 3 4 3 17 2.83
53 2 1 2 2 2 2 11 1.83
Resp.NOMOR KUESIONER
Total Average
106
Kualitas Audit
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 KA13 KA14 KA15
1 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 3 4 63 4.20
2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 63 4.20
3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 66 4.40
4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 55 3.67
5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 3 3 4 3 3 53 3.53
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 61 4.07
7 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 70 4.67
8 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73
9 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 68 4.53
10 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 70 4.67
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00
12 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 67 4.47
13 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 3 4 4 5 3 61 4.07
14 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 62 4.13
15 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73
16 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73
17 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 3.93
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00
19 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 67 4.47
20 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 67 4.47
21 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 61 4.07
22 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 57 3.80
23 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 55 3.67
24 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 61 4.07
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 61 4.07
26 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 62 4.13
27 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 59 3.93
28 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 59 3.93
29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 63 4.20
30 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 67 4.47
31 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 66 4.40
32 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 63 4.20
33 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 65 4.33
34 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 66 4.40
35 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 58 3.87
36 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 66 4.40
37 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 63 4.20
38 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 56 3.73
39 5 5 4 3 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 4 65 4.33
40 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 63 4.20
41 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 49 3.27
42 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 72 4.80
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00
45 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 68 4.53
46 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 3 4 3 5 61 4.07
47 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 60 4.00
48 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 71 4.73
49 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 5 50 3.33
50 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 64 4.27
51 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 61 4.07
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 61 4.07
Resp. TotalNOMOR KUESIONER
Average
107
Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data SPSS 20
Uji Validitas dan Reliabilitas
Time Budget Pressure
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 53 100.0
Excludeda 0 .0
Total 53 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.879 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
TMP1 2.28 .744 53 TMP2 2.26 .738 53 TMP3 2.04 .733 53 TMP4 2.13 .761 53 TMP5 2.13 .680 53 TMP6 2.23 .724 53 TMP7 2.23 .750 53 TMP8 2.28 .717 53
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
TMP1 15.30 14.330 .645 .863 TMP2 15.32 14.568 .604 .868 TMP3 15.55 14.791 .566 .872 TMP4 15.45 13.868 .719 .855 TMP5 15.45 15.406 .496 .878 TMP6 15.36 14.081 .720 .856 TMP7 15.36 13.734 .759 .851 TMP8 15.30 14.599 .621 .866
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
17.58 18.517 4.303 8
108
Resiko Kesalahan
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 53 100.0
Excludeda 0 .0
Total 53 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.838 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
RK1 2.32 .701 53 RK2 2.40 .631 53 RK3 2.36 .558 53 RK4 2.36 .623 53 RK5 2.32 .644 53 RK6 2.43 .605 53 RK7 2.36 .623 53 RK8 2.34 .553 53 RK9 2.60 .531 53 RK10 2.47 .775 53
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
RK1 21.64 13.427 .413 .836 RK2 21.57 13.443 .475 .828 RK3 21.60 13.321 .590 .818 RK4 21.60 12.398 .741 .802 RK5 21.64 13.657 .413 .834 RK6 21.53 12.869 .646 .812 RK7 21.60 13.013 .586 .818 RK8 21.62 13.239 .620 .816 RK9 21.36 13.734 .513 .825 RK10 21.49 13.139 .409 .839
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23.96 16.037 4.005 10
109
Kompleksitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 53 100.0
Excludeda 0 .0
Total 53 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.825 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KP1 2.00 .760 53 KP2 2.00 .707 53 KP3 1.94 .691 53 KP4 2.04 .759 53 KP5 2.11 .776 53 KP6 2.17 .753 53
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KP1 10.26 7.929 .477 .821 KP2 10.26 7.775 .575 .800 KP3 10.32 7.722 .611 .793 KP4 10.23 7.448 .609 .793 KP5 10.15 7.515 .570 .801 KP6 10.09 7.087 .721 .768
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.26 10.544 3.247 6
110
Kualitas Audit
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 53 100.0
Excludeda 0 .0
Total 53 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.857 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KA1 4.08 .432 53 KA2 4.13 .590 53 KA3 4.13 .520 53 KA4 4.08 .549 53 KA5 4.21 .532 53 KA6 3.96 .678 53 KA7 4.09 .564 53 KA8 4.36 .558 53 KA9 4.17 .545 53 KA10 4.21 .600 53 KA11 4.04 .619 53 KA12 4.09 .628 53 KA13 4.08 .549 53 KA14 4.08 .646 53 KA15 4.06 .633 53
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KA1 57.68 22.453 .604 .844 KA2 57.62 22.278 .447 .850 KA3 57.62 22.663 .440 .851 KA4 57.68 22.261 .492 .848 KA5 57.55 22.406 .481 .849 KA6 57.79 20.860 .612 .841 KA7 57.66 22.575 .414 .852 KA8 57.40 22.090 .517 .847 KA9 57.58 22.132 .523 .846 KA10 57.55 22.406 .413 .852 KA11 57.72 21.899 .488 .848 KA12 57.66 21.767 .503 .847 KA13 57.68 22.107 .523 .846 KA14 57.68 21.299 .569 .843 KA15 57.70 22.292 .405 .853
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
61.75 25.112 5.011 15
111
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TMP 53 1.00 3.00 2.1989 .53761 RK 53 1.40 3.00 2.3962 .40046 KP 53 1.00 3.00 2.0438 .54135 KA 53 3.27 4.80 4.1172 .33443
Valid N (listwise) 53
Correlations
KA TMP RK KP
Pearson Correlation
KA 1.000 -.327 -.575 -.301
TMP -.327 1.000 .138 .032
RK -.575 .138 1.000 .083
KP -.301 .032 .083 1.000
Sig. (1-tailed)
KA . .008 .000 .014 TMP .008 . .162 .411 RK .000 .162 . .277 KP .014 .411 .277 .
N
KA 53 53 53 53
TMP 53 53 53 53
RK 53 53 53 53
KP 53 53 53 53
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .675a .456 .422 .25421 2.442
a. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK b. Dependent Variable: KA
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2.649 3 .883 13.666 .000b
Residual 3.167 49 .065
Total 5.816 52 a. Dependent Variable: KA b. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 5.813 .269 21.642 .000 TMP -.154 .066 -.248 -2.326 .024 .981 1.020
RK -.435 .089 -.520 -4.875 .000 .975 1.026
KP -.154 .065 -.250 -2.360 .022 .993 1.007
a. Dependent Variable: KA
Recommended