View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH UKG DAN PRAKTIK MENGAJAR GURUBAHASA INDONESIA TERHADAP KINERJA
GURU DI SMP NEGERI 2 BAROMBONG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
OlehFadliah
10533723513
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA2017
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Ketika segala sesuatu dalam hidup
menjadi sangat rumit, maka hanya butuh beberapa hari untuk
mengubahnya (Bruno Mars)”
Dengan penuh rasa syukur dan ikhlas
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda
Terimakasihku kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta
Atas do’a yang tulus dan ikhlas dalam setiap sujudnya.
Teruntuk Saudara-saudariku, sahabatku,
Terimakasih atas pengorbanan
Segala cinta dan kasihnya.
Akan kuapliaksikan segala ilmuku demi mengharumkan
Nama almamater tercintaku.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala bentuk pujian hanya milik Allah Swt. yang telah
memberikan nikmat, rahmat dan taufik-Nya di setiap perjalan hidup dalam
menempuh pendidikan. Salawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad saw, nabi yang menggulung tikar-tikar kejahiliaan dan
membentangkan permadani-permadani keislaman. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 dengan judul “
Pengaruh UKG dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia terhadap
Kinerja Guru di SMP Negeri 2 Barombong” pada jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Begitu banyak pengalaman yang menjadi sebuah pelajaran bagi penulis
dalam mengerjakan skripsi ini. Tidak sedikit kendala dan hambatan yang penulis
hadapi, namun berkat ketabahan, kesabaran, dan keikhlasan serta kerja keras
disertai bantuan dan doa dari berbagai pihak yang memberikan dukungan baik
moril maupun material sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Secara khusus penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua tercinta dan terkasih Ayahanda Mustari dan Ibunda Hasmawati
yang sangat berjasa dan senantiasa membesarkan, merawat memberikan
pendidikan sampai pada jenjang saat ini, mendoakan, memberikan semangat dan
viii
motivasi serta bantuan baik moril maupun materil. Dan teruntuk kedua kakakku
Fitriani dan Fitrianti yang selalu memberikan kasih sayangnya kepada saya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dan penyusun skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan serta doa dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat Dr. Munirah, M.Pd. Pembimbing I dan Drs.
Hambali, S.Pd., M.Hum. Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang
terhormat. Dr. H. Rahman Rahim. S.E Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, yang telah membina Universitas ini dengan ikhlas dan sebaik-baiknya.
Erwin Akib, M.Pd., P.hd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Seluruh Dosen, Staf Tata Usaha Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
banyak membantu penulis salama menempuh pendidikan di kampus ini. Kepada
saudara-saudaraku Pengurus lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP
Unismuh Makassar, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa dan Sastra
Indonesia Unismuh Makassar, dan Seventeen Community (SC) Unismuh
Makassar yang terus memberikan motivasi, serta terus melakukan transfer
keilmusan yang begitu bersemangat dalam memberikan dorongan yang luar biasa.
viii
Seluruh pegawai dan staf SMP Negeri 2 Barombong Kab. Gowa yang senangtiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan data-data yang saya
perlukan untuk menyelesaikan skripsi ini. Kakanda Muh. Ainung Nur, S.Sos.
yang selalu membimbing dan memberikan motivasi yang sangat luar biasa dalam
menyelesaikan skripsi ini. Saudara dan saudariku Nurdiana, Mahriani, S.Pd.,
Nurfazirah, Rahmi, Muh. Imran Anny, S.Pd., Zulfahmi Rahman, Adrian
Djaharuddin, Muh Adlis. terima kasih yang selama ini bersedia mendengarkan
segala keluh dan terimakasih atas semua dukungannya kawan-kawan, kalian
adalah yang terbaik, semoga kita semua sama-sama sukses dalam mencapai
impian. Teman-teman Kelas A Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan
2013, dan teman-teman P2K serta rekan-rekan seperjuangan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang tak sempat saya sebutkan namanya satu
persatu. Pihak-pihak lain yang berjasa baik secara langsung maupun tidak
langsung, membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan
Makassar, Agustus 2017
Fadliah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ........ .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR........................................................................................ viii
DAFTAR ISI..... ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 7
1. Penelitian yang Relevan.................................................................. 7
2. Uji Kompotensi Guru...................................................................... 7
xi
3. Definisi Guru................................................................................. 14
4. Kompotensi Guru .......................................................................... 18
5. Praktik Mengajar ........................................................................... 21
6. Kinerja Guru.................................................................................. 23
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 30
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian ............................................ 34
1. Jenis Penelitian.............................................................................. 34
2. Variabel Penelitian ........................................................................ 34
B. Definisi Operasional............................................................................ 35
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 40
E. Teknik Analisis Data........................................................................... 42
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 44
B. Pembahasan......................................................................................... 73
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ......................................................................................... 76
B. Saran. .................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................... 46
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................................... 47
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan............. 48
Tabel 4.4 Interpretasi Penilaian....................................................................... 49
Tabel 4.5 Distrubusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG........................50
Tabel 4.6 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG Sudah Jelas.....50
Tabel 4.7 Distribusi Responden Mengenai UKG SesuaiDengan Jadwal yang Ditetapkan...................................................................... 51
Tabel 4.8 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKGTanpa Membedakan Kultur, Sosial Dan Keyakinan........................................ 52
Tabel 4.9 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKGTanpa Sistem Senioritas.................................................................................. 52
Tabel 4.10 Distribusi Responden Mengenai PelaksanaanUKG Tanpa Terjadi Deskriminasi................................................................... 53
Tabel 4.11 Distribusi Responden Mengenai sosialisasi UKG ....................... 54
Tabel 4.12 Distribusi Responden Mengenai MekanismePelaksanaan UKG Bersifat Terbuka................................................................ 54
Tabel 4.13 Distribusi Responden Mengenai KegiatanUKG Dilaksanakan Sesuai Dengan Jadwal Pemerintah................................ 55
Tabel 4. 14 Distribusi Responden Mengenai ProsedurPelaksnaan UKG Bisa Dipertanggungjawabkan............................................. 56
Tabel 4. 15. Hasil Responden Variabel X...................................................... 57
Tabel 4.16 Distribusi Responden Mengenai Persiapan SebelumMelaksanakan Proses Pembelajaran.............................................................. 58
Tabel 4.17 Distribusi Responden Mengenai Program Semester..................... 58
xii
xi
Tabel 4.18 Distribusi Responden Mengenai KonfirmasiProgram Pembelajaran....................................................................................... 59
Tabel 4.19 Distribusi Responden Mengenai Kesiapan Siswa........................... 60
Tabel 4.20 Distribusi Responden Mempelajari Materi Pembelajaran............... 60
Tabel 4.21 Distribusi Responden PembelajaranDikaitkan Dengan Kehidupan............................................................................ 61
Tabel 4.22 Distribusi Responden Menjelaskan Tujuan Pembelajaran............... 62
Tabel 4.23 Distribusi Responden Penggunaan Media Pembelajaran................. 62
Tabel 4.24 Distribusi Responden Penggunaan MediaYang Sesuai Dengan Karakteristik Siswa........................................................... 63
Tabel 4.25 Distribusi Responden Penggunaan Bahasa Formal........................... 64
Tabel 4.26 Distribusi Responden Ketercapaian Tujuan Pembelajaran............... 64
Tabel 4.27 Distribusi Responden Ketercapaian Standar Kompotensi................ 65
Tabel 4.28 Distribusi Responden Laporan Perkembangan Siswa..................... 66
Tabel 4.29 Distribusi Responden Menyelesaikan Kesulitan Siswa.................... 66
Tabel 4.30 Distribusi Responden Perbaikan Untuk Mencapai Ketuntasan......... 67
Tabel 4.31 Distribusi Responden Kepala Sekolah Memberikan Petuah............ 68
Tabel 4.32 Hasil Responden Kinerja Variabel Y................................................ 69
Tabel 4.33 Hasil Responden UKG dan Praktik MengajarVariabel (X) dan Kinerja Variabel (Y)............................................................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan. Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru mempunyai
fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan.
Guru adalah bagian integral dari organisasi pendidikan di sekolah. Salah satu
bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional adalah diterbitkannya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dan peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Undang
undang dan peraturan pemerintah ini diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk
selalu mengembangkan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian yang
diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan tugas utama guru untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai
guru.
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dikembangkan atas
dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja guru dan
didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila hasil penilaian kinerja guru masih
berada dibawah standar yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru, maka
guru diwajibkan untuk mengikuti program pengembangan keprofesian yang
2
tentunya berorientasi sebagai pembinaan dalam pencapaian standar kompotensi
guru.Pasal 1 Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal. Guru harus memiliki nilai
moral dan kepribadian yang baik karena guru merupakan suri tauladan bagi anak
didik dan dalam masyarakat guru juga merupakan orang yang pantas diteladani.
Prinsip pendidikan yang lain adalah membimbing peserta didik, bukan
mengajar atau mendidik saja. Pengertian membimbing seperti yang dikemukakan
oleh Ki Hajar Dewantara dalam sistem amongnya.
Tiga kalimat yang terkenal dari sistem itu adalah Ing Ngarso SungTuladha, Ing Madyo Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Ketigakalimat itu mempunyai arti bahwa pendidikan harus memberi contoh,harus dapat memberikan pengaruh dan harus dapat mengendalikan pesertadidik. Dalam Tut Wuri terkandung maksud membiarkan peserta didikmenuruti bakat dan kodratnya sementara guru memperhatikannya.Handayani berarti guru mempengaruhi peserta didik, dalam artimembimbing atau mengajarnya.
Semboyan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut
Wuri Handayani sampai sekarang digunakan sebagai semoboyan pendidikan
nasional di Negara Indonesia,bagi para guru pedoman dalam proses pembelajaran.
Pemerintah saat ini telah memberikan perhatian yang lebih dalam
mengenai masalah-masalah dalam pendidikan, khusunya masalah kesejahteraan
guru. Dahulu, menjadi seorang guru dapat dikatakan masih sangat sulit untuk
mendapatkan kesejahteraan dan salah satunya yang bisa membuat guru bertahan
dari sulitnya menjalani kehidupan menjadi seorang tenaga pendidik adalah karena
label “pahlawan tanpa tanda jasa” yang diberikan kepada mereka. Indonesia
3
memperbaiki kesejahteraan guru dengan tujuan utama pemerintah saat ini dengan
maksud agar tujuan pendidikan nasional yaitu menghasilkan guru yang
berkompotensi dalam bidangnya serta menghasilkan sumberdaya manusia yang
mampu bersaing diera global.
Kinerja seorang guru dikatakan baik jika guru telah melaksanakan unsur-
unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar,
menguasai serta dapat mengembangkan bahan pembelajaran, kedisplinan dalam
mengajar, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan warga
sekolah, pemimpin yang menjadi panutan, kepribadian yang baik, jujur serta
objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugas dan
peranannya.
Sehubungan dengan diatas beberapa pengertian kinerja menurut beberapaahli. Kinerja adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas, sertakemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerjadikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapaidengan baik (Gibson et.al., 2007).
Menurut (Mangkunegara, 2007: 155) mengatakan bahwa kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Pada tahun 2012/2013 terjadi perubahan peraturan penilaian kinerja guru,
yaitu mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
Menengah Indiktor yang Digunakan untuk Penilaian Kinerja Guru Di Sekolah,
berdasarkan Bab III dan Bab IV Permendikbud No.65 Tahun 2013, meliputi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
4
Membahas kualitas dari kinerja guru itu tidak terlepas dari pencapaian
hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan kinerja guru sangatlah menentukan dalam
keberhasilan proses belajar yang efektif dan efesien sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai dan terwujud dari hasil belajar siswa yang baik dan pada akhirnya
akan mencetak lulusan yang berkualitas. Menurut (Mathis dan Robert L. Jackson,
2001: 82) banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja,
antara lain: 1) kemampuan, 2) motivasi, 3) dukungan yang diterima, 4)
keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan, 5) hubungan mereka dengan
organisasi.
Guru merupakan tenaga kependidikan yang memiliki tugas utama untuk
mendidik, mengajar, melatih, serta mengarahkan peserta didik agar memiliki
kesiapan dalam mengahadapi persaingan global. Guru memiliki peranan yang
sangat besar dalam pendidikan, dipundaknya dibebani suatu tanggung jawab atas
mutu pendidikan. Maka dari itu guru haruslah mengembangkan dirinya dengan
ilmu-ilmu dan pengetahuan serta keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran. Sekarang ini sekolah sudah dihadapkan pada persaingan dan
teknologi yang tidak berskala nasional akan tetapi sudah internasional, baik di
sekolah negeri maupun swasta.Maka dari itu profesionalitas seorang tenaga
pendidik atau guru harus diikuti oleh motivasi kerja guru dalam mengembangkan
kurikulum di sekolah. Demikian halnya dengan kinerja guru, ditentukan oleh
tingkat sejauhmana profesionalisme guru.Profesionalisme guru bisa dinilai dari
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai tenaga pendidik dengan kemampuan
5
maksimal. Faktor guru mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan peserta didik.
Masalah guru atau pendidik masih terdapat beberapa kesenjangan guru
yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya yang masih banyak terjadi
terutama pada jenjang sekolah menengah pertama. Beberapa guru belum memiliki
kualitas, serta belum maksimal dalam menjalankan tugasnya, guru belum
merencanakan pembelajaran dengan baik sehingga pelaksanaan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya kurang sesuai. Sehingga dapat dilihat prestasi
belajar siswa yang masih rendah. Inilah yang menjadi permasalahan yang
dihadapi oleh sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah sekarang ini.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini mengambil
judul “ Pengaruh UKG dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia Terhadap
Kinerja Guru SMP Negeri 2 Barombong”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah UKG dan praktik mengajar guru
bahasa Indonesia berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Barombong?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagaimana permasalahan diatas
adalah untuk mengetahui pengaruh UKG dan praktik mengajar guru Bahasa
Indonesia terhadap kinerja guru bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Barombong?.
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan sejumlah manfaat kepada para pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, manfaat tersebut adalah:
1. Secara Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan paradigma berpikir dalam
memahami dan mendalami kinerja guru. Selain itu, juga menjadi bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya, dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan serta sebagai kontribusi bagi penyempurnaan perangkat peraturan
mengenai sistem pendidikan nasional.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung yang
menyangkut UKG dan praktik mengajar bahasa Indonesia serta dapat
memberi dorongan kepada peneliti lain untuk melaksanakan penelitian
sejenisnya.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, gambaran
dan wacana mengenai UKG dan praktik mengajar guru sehingga dapat
memotivasi kinerja guru
c. Bagi Pembaca
Diharapkan setelah membaca penelitian ini pembaca dapat memahami
UKG dan praktik mengajar bahasa Indonesia sebagai bahan untuk
perbandingan dengan penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini telah dilakukan oleh Septia Cahya (2016), dengan judul “
Pengaruh Kompotensi Guru Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 6 Singaraja”.
Adapula penelitian lain yang dilakukan oleh Ade Sobandi (2010), dengan judul “
Pengaruh Kompotensi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru SMKN Bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen Di Kota Bandung”. Serta penelitian yang
dilakukan oleh Yusratul Husni (2014), dengan judul “ Pengaruh Kompotensi
Terhadap Kinerja Guru ( Studi Kasus SLTP Di Kota Sawahkunto)”. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, maka dengan ini saya mengajukan judul “ Pengaruh UKG
dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia Terhadap Kinerja Guru Di SMP
Negeri 2 Barombong”.
2. Uji Kompotensi Guru
Uji Kompotensi guru yang disingkat UKG adalah sebuah kegiatan ujian
untuk mengukur kompotensi dasar tentang bidang studi (subject matter) dan
pedagogik dalam domain content guru, kompotensi dasar bidang studi yang
diujikan sesuai dengan bidang studi sertifikasi (bagi guru yang sudah bersertifikat
pendidik) dan sesuai kualifikasi akademik guru (bagi guru yang belum
bersertifikat pendidik). UKG merupakan salah satu cara untuk memberikan
layanan pembinaan dan pengembangan profesi guru yang baik kepada guru.
Kompotensi pedagogik yang diujikan adalah integrasi konsep pedagogik kedalam
7
proses pembelajaran bidang studi tersebut dalam kelas. Untuk mengetahui kondisi
penguasaan kompotensi seorang guru harus dilakukan pemetaan kompotensi guru
melalui uji kompotensi guru.
Uji kompotensi guru yang dimaksudkan untuk mengetahui peta
penguasaan guru pada kompotensi pedagogik dan kompotensi profesional.Peta
penguasaan kompotensi guru tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru. Output
UKG difokuskan pada identifikasi jelemahan guru dalam penguasaan kompotensi
pedagogik dan profesional.UKG wajib diikuti semua guru dalam jabatan baik
guru PNS melibatkan berbagai instansi antara lain BPSDMPK-PMP, LPMP, dan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar seluruh instansi yang terlibat dalam
8
9
pelaksanaan UKG memiliki pemahaman yang sama tentang mekanisme
pelaksanaan UKG, maka perlu disusun informasi yang lengkap.
berikut ini beberapa landasan mengenai UKG, yakni:
a. Landasan filosofi
1) Hak masyarakat dan peserta didik untuk memperoleh pendidikan yang
berkualitas
2) Diperlukan guru yang berkualitas untuk pendidikan yang berkualitas
3) Peserta didik harus terhindar dari proses pembelajaran yang tidak
berkualitas
4) Membangun budaya mutu bagi guru
5) Untuk memastikan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan standar yang ditetapkan
6) Hakikat sebuah profesi
a) Profesi guru merupakan profesi khusus, yang memrlukan persyaratan
kompotensi yang khusus pula
b) Kompotensi guru yang bersifat khusus itu memerlukan perlakuan yang
khusus pula. Profesi guru menerima penghargaan dan kesejahteraan
yang bersifat khusus. Karena
c) Penyandang Profesi guru menerima penghargaan dan kesejahteraan yang
bersifat khusus. Karena itu perlu ada keseimbangan antara kompotensi
yang mereka miliki dengan penghargaan dan kesejahteraan yang
dimilikinya.
10
b. Landasan teoritik pedagogik
1) Uji kompotensi guru adalah penilaian terhadap kompotensi guru sebagai
bagian penilain kinerja guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan
dan jabatannya.
2) Pembinaan dan oengembangan profesi guru hanya dapat dilakukan secara
efektif jika berbasis pada pemetaan kompotensi guru
3) Uji kompotensi guru berfungsi sebagai pemetaan kompotensi (kompotensi
pedagogik dan profesional) sebagai dasar program pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB) dan bagian dari proses penilaian kinerja
dan kompotensi (PKK)
4) Untuk membangun eksistensi dan martabat sebuah profesi diperlukan
adanya mutu atau kualitas para anggota yang tergabung dalan profesi
tersebut. Mutu atau kualitas diperoleh dari upaya pengembangan
keprofesian berkelanjutan dan pengendalian yang dilaksanakan secara
terus menerus dan tersistem. Upaya pengendalian dilakukan melalui
pengujian dan pengukuran. Profesi guru akan bermutu jika secara terus
menerus dilakukan pengujian dan pengukuran terhadap kompotensi guru
melalui uji kompotensi guru.
5) Ukuran kinerja dapat dilihat dari kualitas hasil kerja, ketetapan waktu
menyelesaikan pekerjaan, prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan, dan
kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain (T.R Mitchell, 2008).
11
6) Pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan upaya peningkatan
profesionalitas guru yang didasarkan atas hasil penilaian kinerja guru dan
UKG.
a. Dasar Hukum Pelaksanaan UKG
Dasar Hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan UKG adalah
sebagai berikut:
1) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4) Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompotensi Guru.
6) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
7) Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara No. 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35 tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 36 Tahun2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pendidikan Nasional.
12
b. Tujuan Uji Kompotensi Guru
Secara umum pelaksanaan UKG bertujuan sebagai berikut:
1) Memperoleh informasi tentang gambaran kompotensi guru, khusunya
kompotensi pedagogik dan profesional sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
2) Mendapatkan peta kompotensi guru yang akan menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan jenis pendidikan dan pelatihan yang harus
diikuti oleh guru dalam program pembinaan dan pengembangan profesi
guru dalam bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB).
3) Memperoleh hasil UKG yang merupakan bagian dari penilaian kinerja guru
dan akan menjadi bahan pertimbangan penyusunan kebijakan dalam
memberikan penghargaan dan apresiasi kepada guru
c. Prinsip Uji Kompotensi Guru
UKG mengukur kompotensi dasar tentang bidang studi dan pedagogik
dalam domain content. Dalam pelaksanaan harus diperhatikan pronsip-prinsip
UKG sebagai berikut:
1) Objektif, pelaksanaan uji kompotensi guru dilakukan secara benar, jelas,
dan menilai kompotensi sesuai dengan apa adanya.
2) Adil, dalam pelaksanaan uji kompotensi guru, peserta uji kompotensi guru
harus diperlakukan sama dan tidak membeda-bedakan kultur, keyakinan,
13
sosial budaya, senioritas, dan harus dilayani sesuai dengan kriteria dan
mekanisme kerja secara adil dan tidak deskriminasi.
3) Transparan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan uji
kompotensi seperti mekanisme kerja sistem penilaian harus disampaikan
secara terbuka dan dapat diakses oleh yang memerlukan
4) Akuntabel pelaksanaan uji kompotensi guru harus dapat dipertanggung-
jawabkan baik dari sisi pelaksanaan maupun keputusan sesuai dengan
aturan dan prosedur yang berlaku.
d. Peserta Uji Kompotensi Guru
Persyaratan peserta UKG:
1) Semua guru baik yang sudah memiliki sertifikat pendidik maupun yang
belum memiliki sertifikat pendidik.
2) Guru PNS dan bukan PNS yang terdaftar didalam Data Pokok Pendidikan
(Dapodik).
3) Masih aktif mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidang studi sertifikasi
sesuai dengan kualifikasi akademik.
e. Sistem Uji Kompotensi Guru
UKG dilaksanakan menggunakan dua sistem yaitu:
1. Sistem online, dilaksanakan pada daerah yang terjangkau jaringan internet
dan memiliki rungan yang berisi perangkat laboratorium komputer dan
terhubung dalam jaringan internet.
14
2. Sistem offline atau manual dilaksanakan pada daerah yang tidak
terjangkau jaringan internet dan tidak memiliki ruangan yang berisi
laboratorium komputer dan tidak terhubung dalam jaringan internet.
3. Definisi Guru
Definisi guru diatur dalam undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 (pasal 1
ayat 1) tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugaa
utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah pada jalur pendidikan formal ( Haryanto dan Aziz: 2009).
Guru merupakan kunci suatu keberhasilan sebuah lembaga pendidikan.Guru merupakan sales agent dari lembaga pendidikan. Baik atau buruknyaperilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembagapendidikan. Oleh sebab itu, sumber daya guru harus dikembangkan(Buchari Alma, dkk. 2008: 123).
Guru adalah seorang administrator, informator, dan konduktor yang
memiliki peranan penting di sekolah. Menurut Djamarah (Dalam Saniyah: 2008)
guru merupakan pemegang posisi dan peranan penting bukan hanya disekolah
tetapi juga didalam dunia pendidikan. Guru merupakan cerminan pribadi yang
mulia bagi anak didiknya, yakni seorang guru rela menyisihkan waktunya demi
kepentingan anak didiknya, dari membimbing, mendengarkan keluhan,
menasehati, bersanda gurau bahkan membantu anak didiknya dalam menghadapi
kesulitan yang dapat memnghambat aktivitas belajarnya. Sebagai tenaga
pengajar/pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap
upya pendidikan. Itulah sebabnya dalam setiap inovasi pendidikan khususnya
dalam perbaikan kurikulum selalu bermuara pada faktor guru. Guru merupakan
15
ujung tombak dalam pembangunan pendidikan nasional, utamanya dalam
membangun dan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan formal. Guru
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesionalm pada jenjang pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada jalur pendidikan
formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU
Sisidiknas, dalam Saniyah: 2008).
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa guru
merupakan suatu profesi yang memerlukan keahlian khusus dan seperangkat
kompotensi dalam tugas utama yakni mendidik, mengajar, membimbing, melatih
dan mengevaluasi peserta didik baik dalam pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.
a. Tugas-tugas Guru
Guru adalah sosok pendidik yang sebenarnya. Guru memiliki tugas utama
yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Berikut ini beberapa rincian dari tugas utama guru
(Haryanto dan Aziz: 2009).
1) Tugas mendidik
Mendidik adalah memberi tuntunan kepada setiap manusia yang belum
dewasa oleh manusia yang telah dewasa dalam pertumbuhan dan
perkembangannya sampai tercapai kedewasaan, baik secara rohaniah maupun
jasmaniah. Dewasa diartikan yakni sudah mampu menyadari dirinya, serta
bertanggung jawab. Guru bertindak sebagai penuntun peserta didik dalam
pertumbuhan dan perkembangannya sampai peserta didik menamatkan
16
pendidikannya. Tugas mendidik mengarah pada pembentukan sikap dan nilai-
nilai sehingga peserta didik berperilaku sesuai dengan norma sekolah ( tata
tertib), norma masyarakat ( adat istiadat), norma negara ( pancasila), dan norma
Tuhan ( agama).
2) Tugas mengajar
Tugas mengajar adalah tugas yang sangat dominan bagi guru. Sebagai
waktu di sekolah digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran. Guru
mewariskan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada peserta didik.
Kegiatan mengajar dan mengarahkan pada pengembangan aspek intelektual
(kognitif) peserta didik.
3) Tugas melatih
Tugas melatih mengarah pada penguasaan keterampilan, baik itu
keterampilan fisik maupun keterampilan intelektual. Melalui tugas melatih, guru
memberikan stimulus agar terjadi respon kepada peserta didik.
4) Tugas mengarahkan
Tugas mengarahkan bisa terjadi pada saat guru sedang melaksanakan
proses mengajar, membimbing, melatih, maupun mendidik. Dalam tugas
mengarahkan ini guru dituntut agar dapat mengarahkan peserta didik ketika
sedang mengalami kesulitan didalam proses belajar mengajar.
5) Tugas menilai
Menilai merupakan suatu proses membuat pertimbangan berdasarkan
informasi yang tersedia dan mengarah pada pengambilan keputusan.
17
Selain tugas-tugas pokok tersebut, kemudian Muhtar (1992) juga
menyatakan bahwa guru memiliki peran sebagai berikut:
b. Fasilitator perkembangan siswa
Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat
berkembang dengan baik jika tidak mendapat stimulus dari lingkungannya.
Ketika berada dalam lingkungan sekolah, guru dan siswa secara individual
diharapkan telah mempunyai kemampuan dan potensi tersebut. Peranan guru
sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa kearah hasil pendidikan yang
mutunya tinggu.
c. Agen pembaharuan
Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang
nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini
mengalami kepesatan. Guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dan bertugas sebagai agen pembaharuan yang mampu
menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
d. Pengelola proses belajar mengajar
Dalam hal ini bertugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, untuk menyajikan materi
pembelajarannya guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar
mengajar.
e. Pengganti orang tua di sekolah
Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila
siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugas sebagai pengganti
18
orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah . dalam melaksanakan
tugas sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu mengenal suasana
siswa di rumah dalam keluarganya.
4. Kompotensi Guru
Guru sebagai otonomi kelas memiliki wewenang untuk melakukan
reformasi kelas dalam rangka melakukan perubahan perilaku peserta didik
secara berkelanjutan yang sejalan dengan tugas perkembangannya dan tuntutan
lingkungan disekitarnya.
Menurut ( Cucu Suhana, 2014: 96) dalam bukunya, mengatakan bahwa
guru sebagai arsitek perubahan perilaku peserta didik dan sekaligus sebagai
model panutan para peserta didik dituntut untuk memiliki kompotensi sebagai
berikut:
a. Kompotensi pedagogik
Kompotensi pedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola
pembelajaran. Menurut (Cucu Suhana, 2014) dalam bukunya. Kompotensi
pedagogik yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah sebagai berikut:
1) Menguasai karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral,
spritual, sosial, kultural, emosional maupun intelektual.
2) Menguasai teori-teori belajar serta prinsip-prinsip pembelajaran yang
sifatnya mendidik.
3) Mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diampu.
4) Menyelenggarakan pendidikan yang sifatnya mendidik
19
5) Memanfaatkan segala teknologi informasi serta komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan pesertan
didik.
8) Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses hasil belajar
9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
b. Kompotensi kepribadian
Kompotensi kepribadian adalah kemampuan pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik.
Menurut (Cucu Suhana, 2014) dalam bukunya mengatakan bahwa
kompotensi kepribadian yang harus dikuasi seorang guru ialah:
1) Bertindak sesuai dengan norma yang berlaku ( agama, hukum, sosial,
dan kebudayaan nasional Indonesia)
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, serta
teladan bagi peserta didik dan juga masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, serta
berwibawa.
4) Menunjukan etos kerja tanggung jawab yang tinggi serta bangga menjadi
guru.
5) Menjungjung tinggi kode etik profesi guru.
20
c. Kompotensi sosial
Kompotensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif. Menurut (Cucu
Suhana, 2014) dalam bukunya mengatakan bahwa kompotensi sosial yang
harus dikuasai seorang guru yakni:
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak deskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga serta status ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi ditempat tugas diseluruh wilayah negara Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain baik
secara lisan maupun bentuk lain.
d. Kompotensi profesional
Kompotensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Menurut ( Cucu Suhana, 2014) dalam bukunya mengatakan bahwa
kompotensi profesional yang harus dikuasai yakni:
1) Menguasai struktur, materi, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
21
2) Menguasai standar kompotensi dan kompotensi mata pelajaran yang
diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektof.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
5. Profesionalisme Guru
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Pasal 1 disebutkan bahwa, “Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”
Menurut Jamil Suprihatiningrum (2016: 51) “ profesionalisme
merupakan suatu perilaku, tujuan, atau rangkaian kualitas yang menandai atau
melukiskan coraknya suatu profesi. Profesionalisme dapat diartikan sebagai
suatu paham yang menciptakan dilakukannya berbagai kegiatan kerja tertentu
dalam kehidupan masyarakat dengan berbekal keahlian yang tinggi dan
berdasarkan pada rasa keterpanggilan jiwa dengan semangat untuk melakukan
pengabdian memberikan bantuan layanan pada sesama manusia.
Menurut Seyfatrh (2002:122) menulis bahwa, “Pengembangan
profesional diartikan sebagai setiap aktivitas atau proses yang dilaksanakan
untuk memelihara atau meningkatkan keterampilan, sikap, pemahaman, atau
22
perbuatan profesional dan mendorong individu dalam tugasnya saat ini
maupun di masa mendatang.”
Dari beberapa pengertian tersebutm dapat disimpulkan bahwa peningkatan
kompetensi guru dapat diartikan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan secara
terencana atau terstruktur untuk menjaga dan meningkatkan pengetahuan,
sikap, perbuatan, dan keterampilan guru yang terkait dengan tugasnya sebagai
pengajar dan pendidik, sehingga proses pembelajaran dan pendidikan berjalan
efektif dan baik
6. Praktik Mengajar
Menurut KBBI praktik adalah pelaksanaan nyata atas dasar teori yang ada.
Sedangkan pengertian mengajar menurut para ahli:
a. Andri Hakim, mengajar adalah salah satu bentuk komunikasi dengan
tingkat kompleksitas yang cukup tinggi.
b. W. Gulo, mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar secara optimal.
c. Rotmond H. Sinamora, mengajar merupakan suatu perilaku yang
kompleks. Perilaku mengajar yang kompleks dapat ditafsirkan sebagai
penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terdapat dalam
tindakan mengajar untuk menyampaikan pesan pengajaran.
d. HR Ibn Abdil-Barr, mengajar merupakan cara terbaik bersedekah.
Mengajarkan ilmu akan mendekatkan seseorang kepada Allah.
e. Doni Koesoma A, mengajar merupakan panggilan dan tugas suci dalam
hidup.
23
Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa praktik mengajar merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang yang berlandaskan dengan teori-teori untuk
menciptakan proses belajar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
secara sadar dengan tujuan untuk mengubah perilaku atau memberikan
keterampilan baru kepada seseorang.
Mengajar sebagai aktivitas mengarahkan, memberikan kemudahan
berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pendidik. Mengajar
sebagai proses transfer atau pengalihan pengetahuan, informasi, norma dan
nilai dari seorang pengajar kepada peserta didiknya. Kunci keberhasilan
pendidikan adalah keterlibatan penuh peserta didik sebagai warga belajar
dalam proses pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud dalam hal ini
adalah pengalaman, keterlibatan seluruh potensi dari peserta didik mulai
dari telinga, mata, hingga aktivitas.
Konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam proses belajar
mengajar adalah prinsip belajar itu sendiri. Seorang guru akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapjan cara
mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip belajar. Dengan kata lain
supaya dapat mengontrol tugas-tugas mengajar yang dilakukannya apakah
sudah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar atau belum, maka guru perlu
memahami prinsip-prinsip belajar.
24
(Cucu suhana, 2014: 16) dalam bukunya mengatakan bahwa belajar
sebagai kegiatan sistematis dan kontinyu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai
berikut:
a. Belajar berlangsung seumur hidup
b. Proses belajar adalah kompleks namun terorganisir
c. Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks
d. Belajar dari mulai yang faktual menuju konseptual
e. Belajar mulai dari yang kongkrit menuju abstrak
f. Belajar merupakan bagian dari perkembangan
g. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan,
kematangan, serta usaha keras
h. Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna
i. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu
j. Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru
k. Belajar yang berencana
l. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan
m. Kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari orang lain.
7. Kinerja Guru
a. Definisi Kinerja Guru
Menurut Maler (dalam Kusumastuti: 2001) mengatakan bahwa kinerja
sebagai unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. (Ilyas: 2001) menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil
karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Menurut
25
(Simamor: 2004) kinerja adalah kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk
pekerjaan karyawan dan merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi
persyaratan sebuah pekerjaan.
Kinerja atau performance menurut (Suyadi, P. 1992: 2) merupakan hasilkerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalamsuatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutansecara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupunetika.
Sedangkan (Mathis dan Jackson: 2006) menjelaskan bahwa kinerja
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan.Kinerja adalah
tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika
tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Gibson et.al., 2007).
Menurut ( Robbins: 2001) kinerja diartikan sebagai fungsi dari interaksi antara
kemampuan (ability) dan motivasi (motivation) sehingga dapat dikatakan
bahwa kinerja= f (A X M ).
Istilah kinerja berasal dari kata job performance/actual perpormance
yang dapat diartikan sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang. Guru dapat mencapai kinerja yang maksimal jika guru
ingin berusaha untuk mengembangkan seluruh kompotensi yang dimilikinya
dan juga memanfaatkan dalam mengembangkan seluruh kompotensi yang
dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan situasi yang ada
dilingkungan sekolah sesuai dengan aturan-aturan yang sedang berlaku.
Menurut (Sedarmayanti: 2011) kinerja didefinisikan sebagai hasil kerja
seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara
26
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara
konkrit dan dapat diukur. Sementara kinerja menurut kurikulum 2013
berdasarkan permendikbud No. 65 tahun 2013 adalah suatu kegiatan yang
meliputi hasil proses pengajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Kinerja mengajar guru dalam penelitian ini didefinisikan sebagai unjuk
kerja guru dalam mengelola pembelajaran sebagai realisasi konkret dari
kompotensi yang dimilikinya berdasarkan kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan. Kinerja merupakan pertanyaan kunci terhadap efektifitas atau
keberhasilan suatu organisasi, dengan demikian atas kesesuaian antara
keberhasilan organisasi atau kinerja organisasi dengan kinerja individu atau
sumber daya manusia (Sudarmanto. 2009: 6).
(Mangkunegara, 2000) mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Kemudian menurut Ivor K. Davies (dalam Musaforah, 2008) mengatakan bahwa
ada empat ciri seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai guru, ciri-ciri tersebut
adalah:
1) Merencanakan yaitu pekerjaan sesorang guru untuk menyusun tujuan belajar
2) Mengorganisasikan yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan
menghubungkan sumber-sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan
belajar dengan cara yang paling efektif, efesien serta seekonomis mungkin.
27
3) Memimpin ialah pekerjaan seorang guru untuk memotivasi, mendorong, dan
menstimuluskan murid-muridnya sehingga peserta didik siap mewujudkan
tujuan belajar.
4) Mengawasi yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan fungsinya
dalam mengorganisasikan dan memimpin diatas telah berhasil dalam
mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Apabila tujuan belum
diwujudkan maka guru harus menilai dan mengatur kembali situasinya.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru merupakan hasil kerja maksimal yang dilakukan guru untuk
melaksanakan tugas yang dipercayakan diatas pundaknya dengan hasil yang
baik dan benar. Kinerja guru berkaitan dengan kompotensi guru, artinya untuk
memiliki kinerja yang baik guru harus didukung dengan kompotensi yang baik
pula, tanpa memiliki kompotensi yang baik seorang guru tidak mungkin dapat
memiliki kinerja yang baik. Dengan kata lain kinerja guru sama dengan
kompotensi motivasi untuk melaksanakan tugas dan motivasi untuk
berkembang.
b. Indikator Kinerja Guru
Ada beberapa indikator yang dapat dilihat sebagai peran guru dalam
meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat menerima materi
pembelajaran dengan baik melalui proses belajar mengajar yang diadakannya.
Indikator-indikator kinerja tersebut yakni:
1) Perencanaan kegiatan pembelajaran sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran, guru dituntut dapat menyusun rencana pembelajaran dan
28
fungsi perencanaan pembelajaran ialah untuk mempermudah guru dalam
melaksanakan tugas selanjutnya, sehingga proses belajar mengajar guru
dalam melaksanakan tugas selanjutnya. Sehingga proses belajar mengajar
bisa berjalan secara efektif dan efesien. Kemampuan merencanakan kegiatan
belajar mengajar ini meliputi:
a) Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan
b) Menyesuaikan analisa materi pelajaran
c) Menyusun program semester
d) Menyusun program pembelajaran
2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Setelah menyusun rencana pembelajaran, tugas guru selanjutnya ialah
melaksanakan pembelajaran yang merupakan aktivitas utama di sekolah. Guru
harus menunjukan penampilan yang terbaik bagi para siswanya, penjelasan
materi harus mudah dipahami, penguasaan keilmuannya benar serta dapat
menguasai metodologi, dan seni pengendalan siswa. Seorang guru juga harus
bisa menjadi teman belajar yang baik bagi para siswanya sehingga siswa merasa
senang dan bisa termotivasi belajar bersamanya. Kemampuan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar ini meliputi:
a) Tahap pra intruksional
b) Tahap instruksional
c) Tahap evaluasi
29
3) Evaluasi hasil pembelajaran
Langkah guru selanjutnya yakni mengevaluasi hasil pembelajaran.
Segala sesuatu yang terencana haruslah dievaluasi agar kita dapat mengetahui
apa yang telah direncanakan sesuai dengan realisasinya dan tujuan yang ingin
dicapai, serta untuk mengetahui apakah siswa telah mampu mencapai standar
kompotensi yang ditetapkan, juga dapat mengetahui metode ajaran apakah
sudah tetap sasaran atau belum. Dalam melakukan kegiatan evaluasi, seorang
guru haruslah memerhatikan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta
harus memperhatikan soal-soal evaluasi yang digunakan agar dapat mengukur
kemampuan siswa. Kemampuan mengevaluasi hasil pembelajaran ini meliputi:
a) Evaluasi normatif
b) Evaluasi formatif
c) Laporan hasil evaluasi
d) Pelaksanaan program perbaikan
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut pendapat (Robbins: 2001), tingkat kinerja pegawai akan
bergantung pada dua faktor yaitu, kemampuan pegawai dan motivasi kerja.
1) Kemampuan pegawai seperti, tingkat pendidikan, pengetahuan, dan
pengalaman. Tingkat kemampuan akan dapat mempengaruhi hasil kerja
pegawai, semakin tinggi tingkat kemampuan pegawai akan
menghasilkan kinerja yang semakin tinggi pula.
2) Motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam diri pegawai untuk melakukan
suatu pekerjaan. Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi pegawai
30
akan terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik mungkin yang
akan mempengaruhi kinerja. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki
semakin tinggi pula kinerja yang dapat dihasilkan.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu
(Gibson.et.al, 1996:53) mengelompokkan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi kinerja yaitu (1) variabel individual, (2) variabel psikologi,
dan (3) variabel organisasi. Merujuk pada Undang-undang No.14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, pengukuran kompotensi guru dalam penelitian
ini meliputi dimensi (1) pedagogik, (2) personal, (3) sosial, dan (4)
profesional. Berdasarkan uraian diatas dapat dihubungkan antara variabel.
d. Ketaatan Guru pada Disiplin Tugas
Setiap lembaga pendidikan telah dibuat aturan-aturan yang harus
diindahkan oleh para guru maupun tenaga pendidikan lainnya, bahkan
sebagai pegawai negeri. Aturan-aturan tersebut telah dibakukan menjadi
suatu aturan kepegawaian. Hal ini untuk menjadikan kelancaran pada proses
belajar mengajar maupun citra baik dari masyarakat yang ingin
memanfaatkan jasa lembaga tersebut Sukadi(dalam Musarofah, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Kompotensi guru
Diukur melalui dimensi1. Pedagogik2. Profesional3. Personal4. Sosial
Kinerja mengajar guru
Diukur melalui dimensi1. Merencanakan pembelajaran2. Melaksanakan pembelajaran3. Mengevaluasi pembelajaran
31
kinerja guru ialah hasil kerja yang tampak yang dilakukan secara nyata
yang dicapai melalui usaha-usaha tertentu. Kinerja seorang tenaga pendidik
diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pemerintah, melalui
indikator tersebut dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang telah tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
B. Kerangka Pikir
Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki tugas utama untuk
membimbing, mendidik, serta membina peserta didik. Bukan hanya dalam proses
belajar mengajar tetapi lebih luas dalam hal membentuk nilai moral dan
kepribadian yang baik terhadap peserta didik. Peranan seorang guru sangatlah
penting dalam dunia pendidikan yang pada akhirnya adalah untuk menghasilkan
SDM yang berkualitas dan memajukan pendidikan nasional. Sumber daya
manusia yang dimaksud dalam hal ini adalah guru atau tenaga pendidik, tenaga
pendidik harus mengikuti uji kompotensi guru yang bertujuan untuk mengukur
kompotensi dasar dan memberikan layanan pembinaan dan pengembangan profesi
guru yang baik. Dalam UKG ada dua aspek yang dapat dijadikan sebagai tolok
ukur yakni profesionalisme dan pedagogik. Dalam hal ini, dijelaskan pula prinsip-
prinsip UKG (uji kompotensi guru): (a) objektif, merupakan pelaksanaan uji
kompotensi guru dilakukan secara benar, jelas, dan menilai kompotensi sesuai
dengan apa adanya; (b) adil, dalam pelaksanaan uji kompotensi guru peserta harus
diperlakukan sama dan tidak mebeda-bedakan kultur, keyakinan, sosial, budaya,
senioritas, dan harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara
adil dan tidak deskriminasi; (c) transparan, data dan informasi yang berkaitan
32
dengan pelaksaan UKG (uji kompotensi guru) seperti mekanisme kerja sistem
penilaian harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh yang
memerlukan; (d) akuntabel, pelaksanaan UKG harus dapat
dipertanggungjawabkan baik dari sisi pelaksanaan maupun keputusan sesuai
dengan aturan dan prosedur yang berlaku.
Indikator kinerja guru (a) perencanaan pembelajaran, guru dituntut dapat
menyusun rencana pembelajaran dan fungsi perencanaan pembelajaran agar
mempermudah guru dalam melaksanakan tugas selanjutnya; (b) pelaksanaan
pembelajaran, guru harus menunjukkan penampilan yang baik, penjelasan materi
yang mudah dipahami, penguasaan keilmuan yang benar serta dapat menguasai
metedeologi dan seni pengendalian siswa; (c) evaluasi pembelajaran, seorang guru
haruslah memperhatikan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta harus
memperhatikan soal-soal yang digunakan agar dapat mengukur kemampuan
siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini.
33
Bagan Kerangka Pikir
UKG( Uji KompotensiGuru)
a. Profesionalb. Pedagogik
Indikator Kinerja Guru
1. PerencanaanPembelajaran
2. PelaksanaanPembelajaran
3. Evaluasi hasilbelajar
Kinerja Guru BahasaIndonesia di SMP Negeri 2
Barombong
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian dan Variabel Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua bulan dengan
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif tepatnya di SMP Negeri 2
Barombong atas pertimbangan judul yang diajukan yakni “ Pengaruh UKG
dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indoneisa terhadap Kinerja Guru Di SMP
Negeri 2 Barombong”.
Menurut Suprapto (2013:13), “Deskriptif merupakan penelitian
terhadap status, sikap, pendapat kelompok individu, perangkat kondisi dan
prosedur, suatu sistem pemikiran atau peristiwa dalam rangka membuat
deskripsi atau gambaran secara sistematik dan analitik yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah
Menurut John W. Creswell (2016: 5) penelitian kuantitatif adalah
metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antar variabel.
2. Variabel Penelitian
Variabel ini terdiri dari tiga variabel yakni variabel bebas (X) terdiri dari
UKG (X1) dan praktik mengajar (X2), dan variabel terikat (Y) adalah kinerja
guru. Adapun hubungan antara ketiga variabel ini adalah adanya Pengaruh
UKG dan Praktik Mengajar Guru Bahasa Indonesia terhadap Kinerja Guru
Bahasa Indonesia Di SMP Negeri 2 Barombong”.
35
B. Definisi Operasional
Definisi operasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian-
kajian yang menyangkut tentang UKG, dan kinerja guru.
36
1. UKG merupakan sebuah kegiatan untuk mengukur kompotensi dasar tentang
bidang studi dan pedagogik dalam domain content guru.
2. Praktik mengajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
berlandaskan dengan teori-teori untuk menciptakan proses belajar sesuai dengan
tujuan yang diinginkan
3. Kinerja guru adalah hasil kerja maksimal yang dilakukan guru untuk
melaksanakan tugas yang dipercayakan diatas pundaknya dengan hasil yang baik
dan benar.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Nawawi (1998: 141) mengatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan
objek penelitian terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala atau
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu
penelitian. Berdasarkan pengertian populasi diatas maka penelitian ini adalah
semua guru yang ada di SMP Negeri 2 Barombong yang berjumlah 49 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat data berikut ini:
a. Kepala Sekolah
No NamaStatusKepeg
MasaKerjaTahun
PendidikanTertinggi Mapel yangdiajarkan
Tugas mengajar
diluar sekolah iniD3 Strata Bid.Studi
1. H. Adnan, S.Pd.,M.Pd
PNS 18 Tahun - S2 ManjemenPendidika
n
a.Matematika
b.BK
-
37
b. Data Guru
No Nama
JenisKelamin
StatusKapeg
(PNS/GPS/GTT)
SKPengang
katan
PendidikantertinggiMata pelajaran
yang diajarkan
Tugasmengajardiluarsekolah
L P D3 Strata B.Studi
1. H.Adnan, S.Pd., M.Pd PNS Dinas S2 Matematika Matematika
2. Drs. RustamEfendi PNS Bupati S1 Biologi IPA
3. Arham B, S.Pd PNS Bupati S1 Elektro TIK
4.H. Mapparuntu,
S.Ag.,M.Pd.I PNS Bupati S2 Agama Islam PAI
5.Hasna Irawati,
S.Pd.,M.Pd PNS Bupati S2 Matematika Matematika
6. Nur Salam S.Pd PNS Bupati S1 Sejarah IPS
7. Dra. Darmawati PNS Bupati S1 Ekonomi IPS
8.Muh Ramli Salam,
S.Pd PNS Bupati S1 PKn PKn
9. Wahyuni, S.Pd PNS Bupati S1 Bhs.Indonesia B. Indonesia
10. Lina Tikurura, S.Pd PNS Bupati S1 Geografi IPS
11. Zaenab, S.Pd PNS Bupati S1 Bhs.Indonesia B. Indonesia
12. Nurwahida, S.Pd PNS Bupati S1 Bhs.Indonesia B. Indonesia
13. Muh. Arfa, S.Pd.,MM. PNS Bupati S2 Bhs. inggris B. Inggris
14. Nurhafidah, S.Pd PNS Bupati S1 Matematika Matematika
15. Hj. Lisnawati, S.Pd PNS Bupati S1 Matematika Matematika
38
16. Marwah AR, S.Pd PNS Bupati S1 Bhs.Indonesia B. Indonesia
17.St. Syamsiah Udding,
S.Pd PNS Bupati S1 Matematika BK
18. RahmiMardiana, S.Pd PNS Dinas S1 BK BK
19 Fitiah Herman, SE PNS Bupati S1 Ekonomi IPS
20. AsrianaAzis, S.Ag CPNS Kepsek S1 Agama Islam Pendais
22 Muh. Rakhmat, S.Pd GTT Kepsek S1 PPKn PKn
23 Rachmawati, S.Pd GTT Kepsek S1 Akuntansi TIKOM
24 Yuliati, S.Pd GTT Kepsek S1 B. Indonesia B. Indonesia
25 Hamdana, S.Pd GTT Kepsek S1 B. Indonesia B. Indonesia
26 Syamsul, S.E GTT Kepsek S1 Manajemen TIKOM
27 Nurhikmah, S.Pd GTT Kepsek S1 B. Inggris B. Inggris
28 Drs. Istiqlal GTT Kepsek S1 Olahraga Penjas
29 AndiNirwati, S.Pd CPNS Kepsek S1 Matematika Matematika
30 Suhaeni, S.Pd GTT Kepsek S1 Sendratasik SeniBudaya
31 St. Rosmiati T GTT Kepsek S1 Matematika Mulok
32 Hajriani, S.Pd GTT Kepsek S1 B. Inggris B. Inggris
33 Muthmainnah Za, S.Pd GTT Kepsek S1 IPA IPA
34 Tri Wahyuni, S.Pd GTT Kepsek S1 Sendratasik Seni Budaya
35Ayu Rosmawati R,
S.Pd GTT Kepsek S1 Sendratasik SeniBudaya
39
36 Firmayanti, S.Pd GTT Kepsek S1 B. Inggris B. Inggris
37 Hdayanti Kadir, S.Pd GTT Kepsek S1 Matematika Matematika
38 Endriani Rahmi, S.Pd GTT Kepsek S1 B. Indonesia B. Indonesia
39 Juzzahri, S.Pd GTT Kepsek S1 Olahraga Penjas
40Sastrawaty,,
S.Pd.I.,M.Pd.I GTT Kepsek S1 Agama Islam Pendais
41 Muh. Arfah, S.Pd.S.Or GTT Kepsek S1 Olahraga Penjas
42 Habibi, S.Pd.I GTT Kepsek S1 Agama Islam Pendais
43 Sabhannur, SP.,M.Si GTT Kepsek S2 Komunikasi IPA
44 Pertiwi, S.Pd GTT Kepsek S1 IPA IPA
45 Nursyamsi, S.Pd GTT Kepsek S1 Matematika Mulok
46 Darmawati, S.Pd. GTT Kepsek S1 Tik Tik
47 Rahmat, S.Pd GTT Kepsek S1 Sendratasik Seni Budaya
48 HasniAndriani,S.Pd.,M.Pd
GTT Kepsek S2 Sendratasik Seni Budaya
49 Hasriani, S.Pd.I GTT Kepsek S1 Agama Islam Pendais
Jumlah 14 35
40
c. Data StafAdministrasi
No Nama Pekerjaan Status Kepeg
Pendidikantertinggi
SMA/D3
Strata MasaKerja
1. Abdul Wahid, S.Sos Kepala TU CPNS S1 10 Thn
2 Darmawati, S.Pd Staf Adm Honorer S1 10 Thn
3. Suharni, S.Sos Staf Adm Honorer S1 9 Thn
4. Irawati Husain, A.Md Staf Adm Honorer D3 9 Thn
5. Rismadayanti, SE Staf Adm Honorer S1 9 Bln
6. Abdul Halik Bujang Sekolah Honorer SMA 10 Thn
d. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Adapun sampel yang digunakan peneliti yaitu metode sample
jenuh yakni teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono, 2010: 61). Hal ini dilakukan karena jumlah populasi
relatif kecil yang kurang dari 100 orang, maka seluruh dijadikan sampel yakni
sebanyak 49 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner
Kuisioner digunakan untuk dapat memperoleh data tentang kualitas
pembelajaran guru. Dalam memperoleh data tersebut dilakukan dengan cara
menyebarkan angket kepada subjek secara langsung.
41
2. Teknik observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik ataupun cara
pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru
mengajar, siswa belajar, personil bidang kepegawaian dan lain sebagainya.
3. Teknik wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan
data yang banyak digunakan dalam penelitian penelitian, wawancara dilakukan
secara lisan dalam pertemuan tatap muka.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi atau studi dokumenter (documentary study) merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam penelitian ini
pengumpulan data juga diperoleh dengan cara melihat dokumen-dokumen yang
dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan.
5. Tringulasi data
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian
ini untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
kepada guru lain, kepala sekolah, serta bagian kurikulum dengan maksud untuk
mengecek kebenaran hasil wawancara.
42
E. Teknik Analisis Data
Keseluruhan data yang diperoleh dilapangan diolah secara ilmiah. Hasil
pengelolaan tersebut dianalisa secara deskriptif dan akurat sesuai dengan fakta-
fakta yang diperoleh. Adapun skala pengukuran dalam penelitian ini adalah ideks
dan skala, yang kemudian kedua-duanya merupakan ukuran ordinal. Untuk
menentukan jenis indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam
peneltian ini digunakan operasional variabel.
Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti dikelompokkan menjadi
tiga variabel, diantaranya :
1. Pengaruh UKG (X1)
2. Praktik sebagai variabel bebas atau variabel (X2 )
3. Kinerja guru sebagai variabel terikat (Y)
Tabel 1 : Tabel Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
UKG (X1)
1. Profesional
2. Pedagogik Ordinal
Praktik mengajar
(Variabel X2)
Prinsip-prinsip belajar Ordinal
Kinerja (Variabel Y) 1. Perencanaan Pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran
3. Evaluasi hasil belajar
Ordinal
43
Berdasarkan hasil Uji Kompotensi Guru (UKG) yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah maka dapat dilihat bahwa guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Negeri 2 Barombong yang telah mengikuti UKG sebanyak lima orang. Nilai tertinggi
dalam pelaksanaan UKG yakni dengan jumlah 81 dan nilai terendah dalam
pelaksanaan UKG yakni dengan jumlah 66.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Sejarah singkat SMP Negeri 2 Barombong, usulan dari masyarakat
Kecamatan Barombong khususnya Kelurahan Lembang Parang dan Desa
Kanjilo menginginkan ada sekolah di daerah Kecamatan Barombong, maka
disetujuilah oleh camat Barombong dan terbitlah Pejabat Sementara Kepala
SMP Negeri 2 Barombong yang bernama Adnan, S.Pd.,M.Pd. Maka
diadakanlah sosialisasi di masyarakat untuk pendaftaran siswa baru yang
dipusatkan di Kantor Camat, yang mendaftar sebanyak lebih dari seratus orang
akan tetapi yang mendaftar ulang hanya 83 orang.
Sekolah pada saat itu menumpang di SD Negeri Bontopajja selama 1
Tahun. SMP Negeri 2 Barombong yang berpusat di Desa Kanjilo sementara
proses pembangunan yang dimulai dari awal Desember 2007 s/d. Tahun 2008,
pada saat itu SMP Negeri 2 Barombong. berdomisili di Jalan Poros Kanjilo
No. 11, yang secara geografis terletak di Desa Kanjilo, Kecamatan
Barombong mudah dijangkau dari segala arah melalui banyak alat transpotasi
darat, memiliki kekuatan dan kelemahan.
44
45
2. Visi, misi dan tujuan sekolah
a. Visi SMP Negeri 2 Barombong
’’UNGGUL DALAM PRESTASI, TELADAN DALAM BERTINDAK,
PEDULI LINGKUNGAN BERDASARKAN IMTAQ DAN IPTEK”
Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu mewujudkannya setiap
saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Visi tersebut
mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang tergambar pada uraian
berikut:
1) Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian;
2) Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat;
3) Ingin mencapai keunggulan dibidang akademik dan non akademik;
4) Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah;
5) Mendorong adanya perubahan yang lebih baik;
6) Mendorong warga sekolah yang religius;
7) Membentuk karakter warga sekolah dan lulusan peduli lingkungan;
8) Membentuk warga sekolah dan lulusan memiliki kompetensi IPTEK
untuk mencapai visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang berupa
kegiatan jangka pendek,menengah,dan panjang dengan arah yang jelas.
Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi tersebut.
46
b. Misi SMP Negeri 2 Barombong
1) Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap sesuai dengan standar
pendidikan berbasis lingkungan dan berwawasan ke depan.
2) Mendorong pendidik memiliki semangatkreasi dan invovasi dalam
mengembangkan pembelajaran yang aktif dengan mendayagunakan IPTEK
dan lingkungan sekitarnya.
3) Memperluas jaringan kerjasama dengan stakeholder dalam rangka
peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan
prasarana sekolah;
4) Mewujudkan lulusan yang cerdas, beriman,cinta lingkungan dan mampu
bersaing dalam kemajuan ;
5) Mewujudkan lulusan yang cerdas, beriman, cinta lingkungan dan mampu
bersaing dalam kemajuan IPTEK;
6) Melaksanakan 10 K secara berkesinambungan
7) Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik dalam berbagai lomba
tingkat sekolah.
c. Tujuan SMP Negeri 2 Barombong
1) Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan
dikendalikan setiap kurun waktu 1 (satu) tahun sebagai berikut:
2) Tercapainya tingkat kelulusan 100 % dengan rata-rata nilai 7,5 predikat aik
3) Meningkatnya persentase lulusan yang diterima di sekolah negeri
(SMA/SMK/ MA) sekurang-kurangnya 85% dari lulusan
47
4) Menjuarai berbagai kompetisi OSN, S2ON tingkat kabupaten, provinsi,
bahkan tingkat nasional
5) Terlaksananya program tadarus Al-Quran oleh peserta didik yang beragama
Islam
6) Terlaksananya program berbagai kegiatan keagamaan seperti: Bimbingan
baca tulis Al-Quran, Pesantren Kilat/ Ramadhan, retreat dan peringatan hari
besar keagamaan
7) Terlaksananya program 10 K (Keagamaan, Kekeluargaan, Kedisiplinan,
Keamanan Ketertiban, Kerindangan, Keindahan, Kebersihan, Kesehatan,
Kelestarian) sehingga sekolah menjadi asri dan kondusif
8) Terlaksanannya progam 4 S (senyum, sapa, salam, dan santun) kepada
semua tamu sekolah, stakeholder, dan warga sekolah
9) Terlaksananya pelayanan yang optimal kepada semua pihak yang
memerlukan berdasarkan SAS (Sistem Administrasi Sekolah)
10) Terwujudnya Mushollah dan laboratorium lengkap untuk terciptanya
pembelajaran yang kreatif dan beriman
11) Terjalinnya kerjasama antarwarga/keluarga besar sekolah dan lingkungan
sekitar
12) Terwujudnya inovasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajara
13) Mewujudkan lulusan yang cerdas, beriman, berkarakter, peduli lingkungan
dan kompetitif dalam kemajuan IPTEK
14) Menjadi lembaga pendidikan yang memberikan layanan berkualitas melaui
pelaksanaan MBS.
48
3. Karakteristik Responden
Berikut ini akan dipaparkan karakteristik responden secara umum menurut
jenis kelamin dan umur.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian berdasarkan
jenis kelamin ditunjukkan data tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminKeterangan frekuensi Persentase
Jenis kelamin:
Laki-laki - 0%
Perempuan 5 100%
Jumlah 5 100%
Sumber : diolah dari data primer, Juli 2017
Distribusi responden tentang jenis kelamin berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang berjenis kelamin laki-laki,
atau dengan kata lain presentasi dari responden yang dimaksud adalah 0% dan
lima orang responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki presentasi
sebanyak 100%, hal tersebut dikarenakan seluruh pihak terkait telah mengikuti
UKG.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik informan yang menjadi subjek penelitian menurut umur
ditunjukkan data tabel di bawah ini :
49
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
UmurFrekuensi Persentase
25-35 3 30%
36- 46 1 10%
46-56 1 10%
Jumlah 5 50%
Sumber : diolah dari data primer, Juli 2015
Tabel tersebut memperlihatkan distribusi responden berdasarkan
umur, menerangkan bahwa kebanyakan responden memiliki umur yang
berkisar dari 22-25 tahun yang menunjukkan sebanyak tiga orang responden
atau sebesar 30% dari jumlah keseluruhan responden, responden yang
memiliki umur yang berkisar dari 36-46 tahun, menunjukkan hanya satu
orang responden atau sebesar 10% dari keseluruhan responden. Dari
keseluruhan responden yang memiliki umur berkisar 45-56 tahun
menunjukkan sebanyak satu orang responden atau sebesar 10% dari
keseluruhan responden
Setelah penulis mendapatkan beberapa data dari hasil penelitian, maka
terlebih dahulu data yang diperoleh dikuantitatifkan dengan menyusun sesuai
dengan pedoman penelitian angket yang tersedia dan memberi nilai pada
50
setiap penskoran jawaban untuk setiap butir soal angket. Dalam membuat
soal angket, peneliti menggunakan jenis skala Likert. Menurut Sugiono (2010:
135), “ jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif dan penskroran yang
diberi atas setiap item adalah sebagai berikut:
a. Pilihan a dengan kategori sangat sesuai diberi skor 4
b. Pilihan b dengan kategori sesuai diberi skor 3
c. Pilihan c dengan kategori kurang sesuai diberi skor 2
d. Pilihan d dengan kategori tidak sesuai diberi skor 1
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat PendidikanKeterangan Frekuensi Persentase
Tingkat pendidikan:
S1 5 100%
Jumlah 5 100%
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Distribusi responden tentang tingkat pendidikan ditunjukkan pula
pada tabela di atas, yang bergelar strata satu (S1) berjumlah lima orang dari
keseluruhan responden, tiga orang yang sudah sertifikasi dan dua orang
belum sertifikasi di SMP Negeri 2 Barombong. Untuk mengetahui penilaian
dari masing-masing variabel dilakukan penggolongan berdasarkan
51
pembobotan dengan menggunakan skala likert. Penggolongan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan total bobot sebagai berikut:
Bobot x penilaian: total komulatif nilai akhir
Dengan asumsi
1. Bila semua responden menjawab dengan skala rendah : 1, maka total nilai adalah
5x1: 5
2. Bila semua responden menjawab dengan skala tertinggi : 4, maka total nilai
adalah 5x 4 : 20
Jarak: 20-5= 15
Jumlah kelas: 4
Dengan perhitungan interval sebagai berikut: 20:5= 4
Tabel 4.4 Interpretasi PenilaianInterval Penilaian
5-9 Tidak baik
10-14 Kurang baik
15-19 Baik
20-24 Sangat baik
1. Tanggapan Responden Tentang UKG (X1) di SMP Negeri 2 Barombong
a. Objektif
1. Pelaksanaan UKG sesuai dengan peraturan
Tingkatan mengenai pelaksanaan UKG sesuai dengan peraturan, dapat
dilihat dari tabel di bawah ini
52
Tabel 4.5 Distrubusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG sesuai denganperaturan
No Tanggapan RespondenSkor
X F F.XPersentase
(%)1 sangat sesuai 4 4 16 80%2 Sesuai 3 1 3 20%3 kurang sesuai 2 0 0 0%4 tidak sesuai 1 0 0 0%
Total 5 19 100%rata-rata 3,8
Sumber : diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai pelaksanaan UKG yang sesuai dengan
peraturan didominasi dengan jawaban sangat sesuai dengan perolehan tanggapan
sebanyak empat orang atau sebesar persentase 80%. Kategori sesuai
memperoleh tanggapan sebanyak satu orang atau sebesar 20 %, sedangkan
responden yang beranggapan kurang sesuai dan tidak sesuai tidak memiliki
perolehan tanggapan atau sebesar persentase 0%. Dengan melihat rata-rata skor
3,8 dapat disimpulkan bahwa mengenai pengaruh UKG yang sesuai dengan
peraturan termasuk dalam kategori sangat sesuai.
2. Pelaksanaan UKG sudah jelas
Tingkatan mengenai pelaksanaan UKG sudah jelas dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG Sudah JelasNo Tanggapan Responden SkorX F F.X Persetase (%)1 Sangat Jelas 4 5 20 100%2 Jelas 3 0 0 0%3 Kurang jelas 2 0 0 0%4 Tidak jelas 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 4
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
53
Tanggapan responden mengenai pelaksanaan UKG yang sudah jelas didominasi
dengan jawaban sangat sesuai dengan perolehan tanggapan sebanyak lima orang atau
sebesar persentase 100%. Kategori jelas, kurang jelas, tidak jelas tidak memiliki
perolehan tanggapan atau sebesar persentase 0%. Dengan melihat rata-rata skor 4
dapat disimpulkan bahwa mengenai pengaruh UKG yang sudah jelas termasuk dalam
kategori sangat jelas.
3. Pelaksanaan UKG sudah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
Tabel 4.7 Distribusi Responden Mengenai UKG Sesuai Dengan Jadwal yangDitetapkan
NoTanggapanResponden Skor X F F.X Persentase (%)
1 Sangat Sesuai 4 3 12 60%2 Sesuai 3 2 6 40%3 Kurang Sesuai 2 0 0 0%4 Tidak sesuai 1 0 0 0%
Total 5 18 100%rata-rata 3, 6
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai pelaksanaan UKG sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan didominasi dengan jawaban sangat sesuai dengan perolehan
tanggapan sebanyak empat orang atau sebesar persentase 60%. Jawaban sesuai
perolehan tanggapan sebanyak dua orang atau sebesar persentase 40%. Kategori
kurang sesuai, dan tidak sesuai tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar
persentase 0%. Dengan melihat rata-rata skor 3,6 dapat disimpulkan bahwa mengenai
pengaruh UKG sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sudah jelas termasuk dalam
kategori sangat sesuai.
54
b. Adil
1. Tidak membedakan kultur, sosial dan keyakinan
Tabel 4.8 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG TanpaMembedakan Kultur, Sosial Dan Keyakinan
NoTanggapanResponden Skor X F F.X Persentase(%)
1 Tepat Sekali 4 3 12 60%2 Tepat 3 2 6 40%3 Kurang tepat 2 0 0 0%4 Tidak tetap 1 0 0 0%
Total 5 18 100%Rata-rata 3,6
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai pelaksanaan UKG tanpa membedakan kultur,
sosial dan keyakinan didominasi dengan jawaban tepat sekali dengan perolehan
tanggapan sebanyak empat orang atau sebesar persentase 60%. Jawaban sesuai
perolehan tanggapan sebanyak dua orang atau sebesar persentase 40%. Kategori
kurang sesuai, dan tidak sesuai tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar
persentase 0%. Dengan melihat rata-rata skor 3,6 dapat disimpulkan bahwa mengenai
pelaksanaan UKG tidak membedakan kultur, sosial dan keyakinan sesudah jelas
termasuk dalam kategori tepat sekali.
2. Sistem senioritas
Tabel 4.9 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG Tanpa SistemSenioritas
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Tepat sekali 4 2 8 40%2 Tepat 3 2 6 40%3 Kurang tepat 2 1 2 20%4 Tidak tetap 1 0 0 0%
Total 5 16 100%Rata-rata 3,2
55
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa responden
mengenai pelaksanaan UKG tanpa sistem senioritas, kategori tepat sekali memiliki
perolehan tanggapan dua orang atau sebesar 40%, dan kategori tepat dengan
perolehan tangganpan dua orang atau sebesar 40%, sedangkan perolehan tanggapan
kurang tepat sebanyak satu orang atau sebesar 20%, dan perolehan tanggapan tidak
tepat tidak memiliki tanggapan. Dengan melihat rata-rata skor 3,2 dapat disimpulkan
bahwa mengenai pelaksanaan UKG tanpa sistem senioritas dalam kategori tepat.
3. Tidak terjadi deskriminasi
Tabel 4.10 Distribusi Responden Mengenai Pelaksanaan UKG Tanpa TerjadiDeskriminasi
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Tepat sekali 4 3 12 60%2 Tepat 3 1 3 20%3 Kurang tepat 2 1 2 20%4 Tidak tetap 1 0 0 0%
Total 5 17 100%Rata-rata 3,4
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa responden
mengenai pelaksanaan UKG tanpa terjadi deskriminasi, kategori tepat sekali
memiliki perolehan tanggapan tiga orang atau sebesar 60%, dan kategori tepat
dengan perolehan tangganpan satu orang atau sebesar 20%, sedangkan perolehan
tanggapan kurang tepat sebanyak satu orang atau sebesar 20%, dan perolehan
tanggapan tidak tepat tidak memiliki tanggapan. Dengan melihat rata-rata skor 3,4
dapat disimpulkan bahwa mengenai pelaksanaan UKG tanpa terjadi deskriminasi
dalam kategori tepat.
56
c. Transpara
1. Sosialisasi UKG
Tabel 4.11 Distribusi Responden Mengenai sosialisasi UKG
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Tepat Sekali 4 5 20 100%2 Tepat 3 0 0 0%3 Kurang tepat 2 0 0 0%4 Tidak tepat 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 5
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai sosialisasi UKG didominasi dengan jawaban
kategori tepat sekali dengan perolehan tanggapan sebanyak lima orang atau sebesar
100%, sedangkan perolehan tanggapan tepat, kurang tepat dan tidak tepat tidak
memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai rata-rata skor
mengenai mekanisme pelaksanaan UKG yakni 5 dapat disimpulkan bahwa mengenai
sosialisasi UKG termasuk dalam kategori tepat sekal
2. Mekanisme pelaksanaan UKG
Tabel 4.12 Distribusi Responden Mengenai Mekanisme Pelaksanaan UKGBersifat Terbuka
NoTanggapanResponden Skor X F F.X Persentase (%)
1 Sangat terbuka 4 5 20 100%2 Terbuka 3 0 0 0%3 Kurang terbuka 2 0 0 0%4 Tidak terbuka 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 5
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai mekanisme pelaksanaan UKG bersifat terbuka
didominasi dengan jawaban kategori sangat terbuka dengan perolehan tanggapan
57
sebanyak lima orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan tanggapan terbuka,
kurang terbuka dan tidak terbuka tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar
0%. Dengan nilai rata-rata skor mengenai mekanisme pelaksanaan UKG yakni 5
dapat disimpulkan bahwa mengenai mekanisme pelaksanaan UKG bersifat terbuka
termasuk dalam kategori sangat terbuka.
3. Kegiatan UKG dilaksanakan sesuai dengan jadwal dari pemerintah
Tabel 4.13 Distribusi Responden Mengenai Kegiatan UKG Dilaksanakan SesuaiDengan Jadwal Pemerintah
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sesuai 4 4 16 80%2 Sesuai 3 1 3 20%3 Kurang sesuai 2 0 0 0%4 Tidak sesuai 1 0 0 0%
Total 5 19 100%Rata-rata 3,8
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai mekanisme pelaksanaan kegiatan UKG
dilaksanakan sesuai dengan jadwal pemerintah didominasi dengan jawaban kategori
sangat sesuai dengan perolehan tanggapan sebanyak empat orang atau sebesar 80%,
sedangkan perolehan tanggapan terbuka sebanyak satu orang atau sebesra 20%
tanggapan jawaban kurang sesuai dan tidak sesuai tidak memiliki perolehan
tanggapan atau sebesar 0%. pelaksanaan UKG yakni 5 dapat disimpulkan bahwa
mengenai mekanisme pelaksanaan Dengan nilai rata-rata skor mengenai pelaksnaan
kegiataan UKG sesuai dengan jadwal dari pemerintah termasuk dalam kategori
sangat sesuai
58
d. Akuntabel
1. Prosedur dalam pelaksnaan UKG bisa dipertanggungjawabkan
Tabel 4. 14 Distribusi Responden Mengenai Prosedur Pelaksnaan UKG BisaDipertanggungjawabkan
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat bisa 4 0 0 0%2 Bisa 3 5 15 100%3 Kurang bisa 2 0 0 0%4 Tidak bisa 1 0 0 0%
Total 5 15 100%Rata-rata 3
Sumber: diolah data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai prosedur pelaksanaan UKG bisa
dipertanggungjawabkan didominasi dengan jawaban kategori biasa dengan
perolehan tanggapan sebanyak lima orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan
tanggapan sangat biasa, kurang bisa dan tidak bisa tidak memiliki perolehan
tanggapan atau sebesar 0%. Dapat disimpulkan bahwa mengenai prosedur
pelaksanaan UKG bisa dipertanggungjawabkan yakni dengan nilai rata-rata 3 skor
termasuk dalam kategori bisa
Berikut ini adalah hasil kuesioner yang berhubungan dengan variabel
UKG, yang mencakup seluruh jawaban responden terhadap indikator – indikator
yang telah dirumuskan sebelumnya.
59
Tabel 4. 15 Hasil Responden Variabel X1 (UKG)
PertanyaanSkala Likert
Skor Keterangan4 3 2 1Pelaksanaan UKG sesuai dengan peraturan 4 1 0 0 19 BaikPelaksanaan UKG sudah jelas 5 0 0 0 20 BaikPelaksanaan UKG sudah sesuai dengan jadwal yangditetapkan 3 2 0 0 18 BaikTidak membedakan kultur, sosial dan keyakinan 3 2 0 0 18 BaikSistem senioritas 2 2 1 0 16 BaikTidak terjadi deskriminasi 3 1 1 0 17 BaikSosialisasi UKG 5 0 0 0 20 BaikMekanisme pelaksanaan UKG 5 0 0 0 20 Baik
Kegiatan UKG dilaksanakan sesuai dengan jadwal daripemerintah 4 1 0 0 19 BaikProsedur dalam pelaksnaan UKG bisadipertanggungjawabkan 0 5 0 0 15 Baik
JUMLAH 182BaikRATA-RATA 18,2
Berdasarkan jawaban dari responden di atas, maka untuk variabel (X1)
UKG, dari 10 pertanyaan terdapat nilai yang minimum yaitu pada pertanyaan
ke- 10 (Prosedur dalam pelaksnaan UKG bisa dipertanggungjawabkan) dengan nilai
15 berada pada rank 15-19 dengan katagori baik. Dan hasil rata – rata dari semua
nilai kuesioner yaitu 18,2 dilihat dari tabel penilaian berada pada rank 15-19,
dengan demikian secara keseluruhan bahwa pengaruh UKG terhadap kinerja guru
di SMP Negeri 2 Barombong kataegori baik.
2. Tanggapan Responden Tentang Praktik Mengajar (X2) dan Kinerja Guru
(Y) di SMP Negeri 2 Barombong
a. Perencanaan Pembelajaran
1. Responden mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran
60
Tabel 4.16 Distribusi Responden Mengenai Persiapan Sebelum MelaksanakanProses Pembelajaran
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat disiapkan 4 5 20 100%2 Disiapkan 3 0 0 0%3 Kurang disiapkan 2 0 0 0%4 Tidak disiapkan 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 5
Sumber: diolah data primer, juli 2017
Tanggapan responden mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses
pembelajaran didominasi dengan jawaban kategori sangat disiapkan dengan
perolehan tanggapan sebanyak lima orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan
tanggapan disiapkan, kurang disiapkan dan tidak disiapkan, tidak memiliki perolehan
tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai rata-rata skor mengenai persiapan sebelum
melaksanakan proses pembelajaran yakni 5 dapat disimpulkan bahwa mengenai
bahwa persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran termasuk dalam
kategori sangat disiapkan.
2. Program semester yang diperbaharui setiap tahun
Tabel 4.17 Distribusi Responden Mengenai Program Semester
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat diperbaharui 4 4 16 80%2 Diperbaharui 3 1 3 20%3 Kurang diperbaharui 2 0 0 0%4 Tidak diperbaharui 1 0 0 0%
Total 5 19 100%Rata-rata 3,8
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai program semester diperbaharui didominasi
dengan jawaban kategori sangat diperbaharui dengan perolehan tanggapan sebanyak
61
empat orang atau sebesar 80%, sedangkan perolehan tanggapan diperbaharui dengan
perolehan tanggapan sebanyak 1 orang atau sebesar 20 %, sedangkan kurang
diperbaharui dan tidak diperbaharui tidak memperoleh tanggapan atau sebesar 0%
Dengan nilai rata-rata skor mengenai program semester diperbaharui yakni 3,8 dapat
disimpulkan bahwa mengenai bahwa program semester diperbaharui termasuk dalam
kategori sangat diperbaharui.
3. Penyusunan program pembelajaran
Tabel 4.18 Distribusi Responden Mengenai Konfirmasi Program Pembelajaran
Tanggapan responden mengenai konfirmasi program pembelajaran
didominasi dengan jawaban kategori sangat sering dengan perolehan tanggapan
sebanyak lima orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan tanggapan sering,
kadang-kadang dan tidak perna tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%.
Dengan nilai rata-rata skor mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses
pembelajaran yakni 5 dapat disimpulkan bahwa mengenai bbahwa konfirmasi
program pembelajaran termasuk dalam kategori sangat sering
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 5 20 100%2 Sering 3 0 0 0%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 4
62
4. Kesiapan siswa
Tabel 4.19 Distribusi Responden Mengenai Kesiapan Siswa
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 4 16 80%2 Sering 3 1 3 20%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 19 100%rata-rata 3,8
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai kesiapan siswa didominasi dengan jawaban
kategori sangat sering dengan perolehan tanggapan sebanyak empat orang atau
sebesar 80%, dan jawaban kategori sering dengan perolehan tanggapan sebanyak
satu orang atau sebesar 20%. Sedangkan kategori kadang-kadang dan tidak pernah
tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai rata-rata skor
mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran yakni 3,8 dapat
disimpulkan bahwa mengenai bahwa konfirmasi program pembelajaran termasuk
dalam kategori sangat sering.
5. Mempelajari materi pembelajaran
Tabel 4.20 Distribusi Responden Mempelajari Materi Pembelajaran
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 2 8 40%2 Sering 3 3 9 60%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 17 100%Rata-rata 3,4
Sumber: diolah data primer, Juli 2017
63
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulhan bahwan responden yeng
menjawab dengan kategori sangat sering sebanyak dua orang atau sebesar 40%, dan
responden yang menjawab dengan kategori sering sebanyak tiga orang atau sebesar
60%, sedangkan kategori jawaban kadang-kadang dan tidak pernah tidak memiliki
responden jawaban atau sebesar 0%, dengan nilai rata-rata skor yakni 3,4 jadi dapat
disimpulkan bahwa responden mempelajari materi pembelajaran termasuk dalam
kategori sering.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan
Tabel 4.21 Distribusi Responden Pembelajaran Dikaitkan Dengan Kehidupan
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 4 16 80%2 Sering 3 1 3 20%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 19 100%Rata-rata 3,8
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan
didominasi dengan jawaban kategori sangat sering dengan perolehan tanggapan
sebanyak empat orang atau sebesar 80%, dan jawaban kategori sering dengan
perolehan tanggapan sebanyak satu orang atau sebesar 20%. Sedangkan kategori
kadang-kadang dan tidak pernah tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar
0%. Dengan nilai rata-rata skor mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses
pembelajaran yakni 3,8 dapat disimpulkan bahwa mengenai bahwa konfirmasi
program pembelajaran termasuk dalam kategori sangat sering.
64
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Tabel 4.22 Distribusi Responden Menjelaskan Tujuan Pembelajaran
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 5 20 100%2 Sering 3 0 0 0%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 4
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai menjelaskan tujuan pmbelajaran didominasi
dengan jawaban kategori sangat sering dengan perolehan tanggapan sebanyak lima
orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan tanggapan sering, kadang-kadang dan
tidak perna tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai rata-
rata skor mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran yakni 5
dapat disimpulkan bahwa mengenai bbahwa konfirmasi program pembelajaran
termasuk dalam kategori sangat sering.
3. Penggunaan media pembelajaran
Tabel 4.23 Distribusi Responden Penggunaan Media Pembelajaran
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 0 0 0%2 Sering 3 5 15 100%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 15 100%Rata-rata 3
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai penggunaan media didominasi dengan
jawaban kategori sering dengan perolehan tanggapan sebanyak lima orang atau
65
sebesar 100%, sedangkan perolehan sagat sering, , kadang-kadang dan tidak perna
tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai rata-rata skor
mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran yakni 3 dapat
disimpulkan bahwa mengenai bahwa penggunaan media pembelajaran termasuk
dalam kategori sering.
4. Media yang sesuai dengan karakteristik siswa
Tabel 4.24 Distribusi Responden Penggunaan Media Yang Sesuai DenganKarakteristik Siswa
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 0 0 0%2 Sering 3 5 15 100%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 15 100%Rata-rata 3
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai penggunaan media yang sesuai dengan
karakteristik siswa didominasi dengan jawaban kategori sangat sering dengan
perolehan tanggapan sebanyak lima orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan
tanggapan sering, kadang-kadang dan tidak perna tidak memiliki perolehan
tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai rata-rata skor mengenai persiapan sebelum
melaksanakan proses pembelajaran yakni 5 dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media yang sesuai dengan karakteristik siswa termasuk dalam kategori sangat sering.
66
5. Penggunaan bahasa formal
Tabel 4.25 Distribusi Responden Penggunaan Bahasa Formal
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 4 16 80%2 Sering 3 1 3 20%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 19 100%Rata-rata 3,8
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai penggunaan bahasa formal didominasi
dengan jawaban kategori sangat sering dengan perolehan tanggapan sebanyak empat
orang atau sebesar 80%, dan jawaban kategori sering dengan perolehan tanggapan
sebanyak satu orang atau sebesar 20%. Sedangkan kategori kadang-kadang dan tidak
pernah tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai rata-rata
skor mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran yakni 3,8
dapat disimpulkan bahwa mengenai bahwa penggunaan bahasa formal dalam proses
pembelajaran termasuk dalam kategori sangat sering.
6. Ketercapaian tujuan pembelajaran
Tabel 4.26 Distribusi Responden Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 5 20 100%2 Sering 3 0 0 0%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 4
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
67
Tanggapan responden mengenai ketercapaian tujuan pmbelajaran didominasi
dengan jawaban kategori sangat sering dengan perolehan tanggapan sebanyak lima
orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan tanggapan sering, kadang-kadang dan
tidak perna tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai rata-
rata skor mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran yakni 5
dapat disimpulkan bahwa mengenai bahwa ketercapaian tujuan pembelajaran
termasuk dalam kategori sangat sering
7. Ketercapaian standar kompotensi
Tabel 4.27 Distribusi Responden Ketercapaian Standar Kompotensi
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat mampu 4 4 16 80%2 Mampu 3 1 3 20%3 Kurang mampu 2 0 0 0%4 Tidak mampu 1 0 0 0%
Total 5 19 100%Rata-rata 3,8
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai ketercapaian standar kompotensi didominasi
dengan jawaban kategori sangat mampu dengan perolehan tanggapan sebanyak
empat orang atau sebesar 80%, dan jawaban kategori mampu dengan perolehan
tanggapan sebanyak satu orang atau sebesar 20%. Sedangkan kategori kurang mampu
dan tidak mampu tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai
rata-rata skor mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran yakni
3,8 dapat disimpulkan bahwa mengenai bahwa ketercapaian standar kompotensi
termasuk dalam kategori sangat sering.
68
8. Laporan Perkembangan Siswa
Tabel 4.28 Distribusi Responden Laporan Perkembangan Siswa
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 3 12 60%2 Sering 3 2 6 40%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 18 100%Rata-rata 3,6
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai laporan perkembangan siswa didominasi
dengan jawaban sangat sering dengan perolehan tanggapan sebanyak empat orang
atau sebesar persentase 60%. Jawaban sering perolehan tanggapan sebanyak dua
orang atau sebesar persentase 40%. Kategori kadang-kadang, dan tidak pernah tidak
memiliki perolehan tanggapan atau sebesar persentase 0%. Dengan melihat rata-rata
skor 3,6 dapat disimpulkan bahwa laporan perkembangan siswa termasuk dalam
kategori sangat sering.
c. Evaluasi
1. Menyelesaikan kesulitan siswa
Tabel 4.29 Distribusi Responden Menyelesaikan Kesulitan Siswa
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat dibantu 4 5 20 100%2 Dibantu 3 0 0 0%3 Kurang dibantu 2 0 0 0%4 Tidak dibantu 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 4
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
69
Tanggapan responden mengenai menyelesaikan kesulitan siswa didominasi
dengan jawaban kategori sangat dibantu dengan perolehan tanggapan sebanyak lima
orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan tanggapan dibantu, kurang dibantu
dan tidak dibantu tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%. Dengan nilai
rata-rata skor mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran yakni
5 dapat disimpulkan bahwa menyelesaikan kesulitan siswa termasuk dalam kategori
sangat dibantu
2. Perbaikan untuk mencapai ketuntasan
Tabel 4.30 Distribusi Responden Perbaikan Untuk Mencapai Ketuntasan
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat ada 4 5 20 100%2 Ada 3 0 0 0%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak ada 1 0 0 0%
Total 5 20 100%Rata-rata 4
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai perbaikan untuk mencapai ketuntasan
didominasi dengan jawaban kategori sangat ada dengan perolehan tanggapan
sebanyak lima orang atau sebesar 100%, sedangkan perolehan tanggapan ada,
kadang-kadang dan tidak ada tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar 0%.
Dengan nilai rata-rata skor mengenai persiapan sebelum melaksanakan proses
pembelajaran yakni 5 dapat disimpulkan bahwa perbaikan untuk mencapai
ketuntasan termasuk dalam kategori sangat ada.
3. Kepala sekolah memberikan petuah
70
Tabel 4.31 Distribusi Responden Kepala Sekolah Memberikan Petuah
NoTanggapanResponden Skor X F F.X
Persentase(%)
1 Sangat sering 4 3 12 60%2 Sering 3 2 6 40%3 Kadang-kadang 2 0 0 0%4 Tidak pernah 1 0 0 0%
Total 5 18 100%Rata-rata 3,6
Sumber: diolah dari data primer, Juli 2017
Tanggapan responden mengenai kepala sekolah memberikan petuah
didominasi dengan jawaban sangat sering dengan perolehan tanggapan sebanyak
empat orang atau sebesar persentase 60%. Jawaban sering perolehan tanggapan
sebanyak dua orang atau sebesar persentase 40%. Kategori kadang-kadang, dan tidak
pernah tidak memiliki perolehan tanggapan atau sebesar persentase 0%. Dengan
melihat rata-rata skor 3,6 dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memberikan
petuah termasuk dalam kategori sangat sering.
Berikut ini adalah hasil kuesioner yang berhubungan dengan variabel
kinerja(Y) yakni UKG dan praktik mengajar, yang mencakup seluruh jawaban dari
responden yang berjumlah lima orang yang berkaitan dengan indikator – indikator
yang telah dirumuskan sebelumnya. Maka hasil yang didapatkan yakni tertera pada
tabel dibawah ini
71
Tabel 4.32 Hasil Responden tentang Praktik Mengajar (X2) dan Kinerja (Y)
PertanyaanSkala Likert
Skor Keterangan1 2 3 4Responden mengenai persiapansebelum melaksanakan prosespembelajaran 5 0 0 0 20 BaikProgram semester yang diperbaharuisetiap tahun 4 1 0 0 19 BaikPenyusunan program pembelajaran 5 0 0 0 20 BaikKesiapan siswa 4 1 0 0 19 BaikMempelajari materi pembelajaran 2 3 0 0 17 BaikPembelajaran dikaitkan dengankehidupan 4 1 0 0 19 BaikMenjelaskan tujuan pembelajaran 5 0 0 0 20 BaikPenggunaan media pembelajaran 0 5 0 0 15 BaikMedia yang sesuai dengankarakteristik siswa 0 5 0 0 15 BaikPenggunaan bahasa formal 4 1 0 0 19 BaikKetercapaian tujuan pembelajaran 5 0 0 0 20 BaikKetercapaian standar kompotensi 4 1 0 0 19 BaikLaporan Perkembangan Siswa 3 2 0 0 18 BaikMenyelesaikan kesulitan siswa 5 0 0 0 20 Baik
Perbaikan untuk mencapaiketuntasan 5 0 0 0 20 BaikKepala sekolah memberikan petuah 3 2 0 0 18 Baik
JUMLAH 298
BaikRATA-RATA 18,62Berdasarkan jawaban dari responden diatas, maka untuk praktik mengajar
(X2) dan kinerja (Y), dari 16 pertanyaan terdapat nilai yang minimum yaitu pada
pertanyaan ke- 9 (media yang sesuai dengan karakteristik siswa) dengan nilai 15
berada pada rank 15-19 dengan katagori baik. Dan hasil rata – rata dari semua nilai
kuesioner yaitu 18,2 dilihat dari tabel penilaian berada pada rank 15-19, dengan
demikian secara keseluruhan bahwa pengaruh UKG terhadap kinerja guru di SMP
Negeri 2 Barombong kataegori baik.
72
Tabel 4.33 Hasil Responden UKG (X1), Praktik Mengajar (X2) dan Kinerja(Y)
Pertanyaan
Skala Likert
Skor Keterangan4 3 2 1Pelaksanaan UKG sesuai dengan peraturan 4 1 0 0 19 Baik
Pelaksanaan UKG sudah jelas 5 0 0 0 20 BaikPelaksanaan UKG sudah sesuai dengan jadwalyang ditetapkan 3 2 0 0 18 Baik
Tidak membedakan kultur, sosial dan keyakinan 3 2 0 0 18 Baik
Sistem senioritas 2 2 1 0 16 Baik
Tidak terjadi deskriminasi 3 1 1 0 17 Baik
Sosialisasi UKG 5 0 0 0 20 Baik
Mekanisme pelaksanaan UKG 5 0 0 0 20 BaikKegiatan UKG dilaksanakan sesuai denganjadwal dari pemerintah 4 1 0 0 19 BaikProsedur dalam pelaksnaan UKG bisadipertanggungjawabkan 0 5 0 0 15 BaikResponden mengenai persiapan sebelummelaksanakan proses pembelajaran 5 0 0 0 20 BaikProgram semester yang diperbaharui setiap tahun 4 1 0 0 19 Baik
Penyusunan program pembelajaran 5 0 0 0 20 Baik
Kesiapan siswa 4 1 0 0 19 Baik
Mempelajari materi pembelajaran 2 3 0 0 17 Baik
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan 4 1 0 0 19 Baik
Menjelaskan tujuan pembelajaran 5 0 0 0 20 Baik
Penggunaan media pembelajaran 0 5 0 0 15 Baik
Media yang sesuai dengan karakteristik siswa 0 5 0 0 15 Baik
Penggunaan bahasa formal 4 1 0 0 19 Baik
Ketercapaian tujuan pembelajaran 5 0 0 0 20 Baik
Ketercapaian standar kompotensi 4 1 0 0 19 Baik
Laporan Perkembangan Siswa 3 2 0 0 18 Baik
Menyelesaikan kesulitan siswa 5 0 0 0 20 Baik
Perbaikan untuk mencapai ketuntasan 5 0 0 0 20 BaikKepala sekolah memberikan petuah 3 2 0 0 18 Baik
JUMLAH 480BaikRATA-RATA 18,5
73
Berdasarkan hasil analisis tanggapan responden mengenai pengaruh UKG dan
praktik mengajar guru bahasa Indonesia terhadap kinerja guru di SMP Negeri 2
Barombong, maka dapat disimpulkan bahwa hasil jawaban responden dari pertanyaan
yang berjumlah 26 soal, dan terdiri dari 10 soal tentang UKG (X1) dan 16 soal
tentang praktik mengajar (X2) dan kinerja(Y). Perolehan tanggapan responden yang
memperoleh nilai maksimum 20, termasuk dengan kategori baik, sedangkan
tanggapan responden dengan nilai minimum berjumlah 15 dengan kategori baik.
Dengan jumlah keseluruhan skor reponden yakni 480, dengan nilai rata-rata 18,5
dengan kategori baik
d. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengelolaan data, hasilnya menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara UKG terhadap kinerja
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Barombong Kab. Gowa.
Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa hasil UKG ternyata berpengaruh
besar pada kinerja seorang guru. Sebagaimana yang telah diuraikan dalam
rumusan masalah dan berdasarkan data-data yang telah penulis peroleh dan
kumpulkan, hal ini menunjukkan bahwa disiplin, kreativitas, dan profesional
dalam mengajar jauh lebih meningkatkan kinerja guru.
Hasil pengamatan penulis, menunjukkan bahwa UKG justru memberi
kesan positif terhadap terhadap kinerja guru. Dalam hal ini, untuk menilai kinerja
guru selain perencanaan pembelajaraan adapula pelaksanaan pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran yang diterapkan oleh guru terhadap peserta didik. Hal
tersebut dilakukan tentunya dengan tujuan lebih meningkatkan mutu
74
pembelajaran di sekolah tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi tolok ukur
dari penilaian peningkatak kinerja guru dan ternyata setelah pelaksanaan UKG
tersebut terdapat perubahan memuaskan, bqik dari segi pemerolehan
pembelajaran dan profesionalisme pengajar itu sendiri.
Guru merupakan ujung tombak suatu pendidikan, sebab secara langsung
dapat mempengaruhi serta dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik.
Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai
pendidik, berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat bergantung pada
kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh tenaga pendidik. Dengan adanya UKG
guru diharapkan memiliki kinerja yang bersifat optimal yang ditunjukkan dengan
memiliki beberapa kemampuan. Kemampuan-kemampuan tersebut kemudian
diharapkan mampu mengantarkan peserta didik untuk mencapai puncak
kesuksesan dalam mencapai pembelajaran yang dimaksudkan.
Salah satu faktor yang kemudian mampu mempengaruhi motivasi belajar
adalah kompetensi guru itu sendiri. Kompetensi guru merupakan faktor ekstrinsik
yang mempengaruhi motivasi belajar. Motivasi tidak lepas dari peran seorang
guru. Guru harus dapat membangkitkan minat belajar siswa dengan
memanfaatkan motivasi belajarnya. Kompetensi guru dengan motivasi belajar
saling berhubungan. Kompetensi guru dapat dijadikan motivasi ekstrinsik siswa.
Kompetensi guru yang dapat dijadikan motivasi ekstrinsik siswa salah satunya
adalah kompetensi pedagogik guru.
Hal-hal utama yang tentunya menjadi alasan mengapa penulis mengatakan
adanya perkembangan kinerja guru setelah UKG adalah dari 26 jenis pertanyaan
75
yang penulis lontarkan kepada responden, memiliki hasil yang bisa dikatakan
sangat memuaskan, sebab dari keseluruhan hasil tersebut memiliki nilai rata-rata
18,5. Yang ketika penulis merujuk kepada penjelasan sebelumnya, angka itu
termasuk dalam kinerja yang baik. Hal itu tentunya menjadi kebanggaan
tersendiri kepada kita semua sebab ada peningkatan yang diperoleh setelah
pelaksanaan UKG tersebut dan memang itulah tujuan dari pelaksanaan UKG
yang sebenarnya.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh UKG dan praktik
mengajar guru bahasa Indonesia terhadap kinerja guru di SMP Negeri 2
Barombong, maka penyusun memiliki suatu kesimpulan sebagai berikut : Dari
hasil kuisioner yang penyusun sebarkan kepada responden yang berjumlah
lima orang, diperoleh penilaian untuk variabel (X), maka untuk variabel (X)
UKG, dari 10 pertanyaan terdapat nilai yang minimum yaitu pada
pertanyaan ke- 10 (Prosedur dalam pelaksnaan UKG bisa
dipertanggungjawabkan) dengan nilai 15 berada pada rank 15-19 dengan
katagori baik. Dan hasil rata – rata dari semua nilai kuesioner yaitu 18,2
dilihat dari tabel penilaian berada pada rank 15-19, dengan demikian secara
keseluruhan bahwa pengaruh UKG terhadap kinerja guru di SMP Negeri 2
Barombong termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan jawaban dari responden diatas, maka untuk variabel
kinerja (Y), dari 16 pertanyaan terdapat nilai minimum yaitu pada pertanyaan
ke- 9 (media yang sesuai dengan karakteristik siswa) dengan nilai 15 berada
pada rank 15-19 dengan katagori baik. Dan hasil rata – rata dari semua nilai
kuesioner yaitu 18,2 dilihat dari tabel penilaian berada pada rank 15-19,
dengan demikian secara keseluruhan bahwa pengaruh UKG terhadap kinerja
guru di SMP Negeri 2 Barombong termasuk dalam kategori baik.
76
77
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari UKG dan praktik mengajar variabel
X dan kinerja guru variabel Y, peneliti kemudian mampu menyimpulkan bahwa
setelah pelaksanaan UKG ini, atau setelah guru mengikuti UKG tersebut maka
peningkatan pembelajaran yang terjadi dalam proses pemerolehan pengetahuan
dan proses pemberian pembelajaran memiliki nilai positif, yakni memiliki
perkembangan, baik dalam rana pembelajaran maupun dalam rana pemerolehan
pembelajaran itu sendiri.
B. Saran
Untuk lebih meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 2 Barombong
yang telah mengikuti uji kompotensi guru (UKG) diharapkan untuk menjadi
contoh bagi rekan kerjanya di sekolah maupun di masayarakat. Mampu menyusun
program kegiatan pembelajaran secara baik yang dilakukan oleh pendidik, dalam
hal ini RPP dan silabus. Dalam proses pembelajaran pendidik selalu berusaha
untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran
yang diinginkan tercapai dengan baik. Pemerintah mampu mengontrol guru yang
sudah mengikuti UKG agar harapan yang diinginkan dapat terwujud.
78
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Fikri. 2013. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: CV Cahay Agency
Alma, Buchari. Dkk. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta
Creswell, John W. 2010. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Danim, Sudarwan. 2011. Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
_________. 2005a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19, Tahun2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
________. 2005b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14, Tahun 2005Tentang Guru dan Dosen.
Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Gibson, Ivancevich. Donelly. 1996. Organisasi, perilaku, struktur, proses, (AlihBahasa Nunuk Adiarni). Jakarta: Binarupa Aksara
Haryanto, Zeni dan Abdul Aziz. 2009. Sertifikasi Profesi Keguruan. Jakarta.Poliyama Widyapustaka.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan TenagaKependidikan. 2015. Pedoman Pelaksanaan Uji Kompotensi Guru. Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Rosada karya
Mathis, Robert L. Dan John H.Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya. Penerbit:
Salemba Empat, Jakarta.
Moleong, Lexy j. 1990. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Posdakarya.
79
Mulyasa. 2013. Uji Kompotensi dan Penelitian Kinerja Guru. Bandung: PT RemajaRosadakrya.
Musarofah. 2008. Kinerja Guru Di MTs Al-Wathoniyah 1 Cilungcup Duren SawitJakarta Timur. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Robbins, Stpehen P. 2001. Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education
International.
Saniyah. 2008. Motivasi Guru dalam Mengikuti Program Sertifikasi Guru DiMadrasa Aliyah Negeri (Man Model Bangkala). Malang: Universitas IslamNegeri Malang.
Sedermayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:Mandar Maju.
Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompotensi Sumber DayaManusia, Teori, Dimensi, Pengukuran, dan Implementasi dalamOrganisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
Suyadi, Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFEYogyakarta.
Syukur, Fatah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. Semarang: PTPustaka Rizki Putra.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.
80
L
A
M
P
I
R
A
N
81
DOKUMENTASI
1. Struktur Personalia dan Mekanisme Kerja SMP Negeri 2 Barombong
2. Proses Pembelajaran
82
3. Wawancara
83
INSTRUMEN PENELITIAN
Identitas Guru
1. Nama Lengkap dengan :___________________________________
Gelar Akademik
2. Nip/ Nik :___________________________________
3. Bidang Studi/ Kelas :___________________________________
4. Pangkat/ Golongan :___________________________________
5. Jenis kelamin :L/P *)
6. Tempat dan Tanggal lahir :__________________________________
7. Pendidikan Terakhir :___________________________________
8. Sertifikat Pendidik : Memiliki/ Tidak Memiliki *)
9. Lulus Sertifikasi Tahun :___________________________________
Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengalaman Bapak/ Ibu, jawablah pertanyaan pada lembar kuisioner ini
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pilihan
jawaban Bapak/ Ibu. Untuk jawaban (a) diberi nilai 4, jawaban (b) diberi nilai 3, jawaban
(c) diberi nilai 2, dan jawaban (d) diberi nilai 1.
1. Apakah dalam pelaksanaan UKG sudah sesuai dengan peraturan?
a. Sangat sesuai
b. sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
2. Apakah pemerintah memberikan sosialisasi tentang UKG?
a. Tepat sekali
b. Tepatc. Kurang tepatd. Tidak tepat
3. Apakah sosialisasi pelaksanaan UKG sudah jelas?a. Sangat jelas
b. jelasc. Kurang jelasd. Tidak jelas
4. Waktu pelaksanaan UKG, apakah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan olehpemerintah?
a. Sangat sesuaib. sesuaic. Kurang sesuaid. Tidak sesuai
5. Dalam pelaksanaan UKG, Apakah peserta diperlakukan sama tidak membedakan kultur ,sosial dan keyakinan?
a. Tepat sekalib. Tepatc. Kurang tepatd. Tidak tepat
6. Apakah tidak berlaku sistem senioritas dalam pelaksanaan UKG?a. Tepat sekalib. Tepatc. Kurang tepatd. Tidak tepat
7. Apakah dalam pelaksanaan UKG tidak terjadi deskriminasi?a. Tepat sekalib. Tepatc. Kurang tepatd. Tidak tepat
8. Mekanisme dalam pelaksanaan UKG apakah sudah bersifat terbuka?a. Sangat terbukab. Terbukac. Kurang terbukad. Tidak terbuka
9. Apakah Kegiatan UKG dilaksanakan sesuai dengan jadwal dari pemerintah?a. Sangat sesuaib. Sesuaic. Kurang sesuaid. Tidak sesuai
10. Apakah pelaksanaan dan prosedur dalam UKG bisa dipertanggungjawabkan?a. Sangat bisab. Bisac. Kurang bisa
d. Tidak bisa11. Sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung apakah sebelumnya mempersiapkan
rencana pembelajaran?a. Sangat disiapkanb. Disiapkanc. Kurang disiapkand. Tidak disiapkan
12. Apakah program semester yang dibuat diperbaharui setiap semester?a. Sangat diperbaharuib. diperbaharuic. Kurang diperbaharuid. Tidak diperbaharui
13. Apakah dalam penyusunan program pembelajaran dikonfirmasi dengan guru matapelajaran yang sama ?
a. Sangat seringb. seringc. kadang-kadangd. Tidak pernah
14. Apakah kesiapan siswa sebelum melakukan proses pembelajaran selalu dikontrol?a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
15. Sebelum proses pembelajaran dimulai apakah terlebih dahulu mempelajari materipelajaran yang ingin disampaikan?
a. Sangat seringb. seringc. kadang-kadangd. Tidak pernah
16. Apakah materi pembelajaran selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata?a. Sangat seringb. seringc. kadang-kadangd. Tidak pernah
17. Sebelum memasuki materi pembelajaran apakah menjelaskan terlebih dahulu tujuanpembelajaran yang ingin dicapai?
a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Apakah dalam proses pembelajaran memakai media?a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
19. Media yang digunakan apakah sesuai dengan karakteristik siswa?a. sangat sesuaib. sesuaic. Kurang sesuaid. Tidak sesuai
20. Apakah dalam proses pembelajaran selalu memakai bahasa yang sifatnya formal?a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
21. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai biasa terlaksana atau tidak?a. Sangat sterlaksanab. terlaksanac. kurang terlaksanad. Tidak terlaksana
22. Apakah siswa mampu mencapai standar kompotensi yang ditetapkan?a. Sangat mampub. Mampuc. Kurang mampud. Tidak mampu
23. Apakah ada laporan perkembangan siswa setiap bulan untuk disampaikan kepada kepalasekolah dan orang tua murid?
a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
24. Apakah selalu berusaha membantu menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapisiswa dalam proses pembelajaran?
a. Sangat dibantub. Dibantuc. Kurang dibantud. Tidak dibantu
25. Adakah perbaikan yang diberikan kepada siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan?a. Sangat adab. Adac. Kadang-kadangd. Tidak ada
26. Apakah kepala sekolah sering memberikan petuah dan mendengarkan setiap keluhan daritenaga pendidik?
a. Sangat seringb. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak sering
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Fadliah. Lahir di Panciro, Kabupaten Gowa pada tanggal 20
Agustus 1995, merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara,
buah hati dari pasangan Ayahanda Mustari dan Hasmawati.
Telah menyelesaikan pendidkan tingkat sekolah dasar (SD) di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bontosunggu pada tahun 2007.
Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
SMP Negeri 1 Palangga, Kabupaten Gowa dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Negeri 1 Pallangga, Kabupaten Gowa dengan jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan tamat pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013
penulis diterima di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis mulai
aktif pada lembaga kemahasiswaan intra kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia periode 2014-2015, serta
pada lembaga lainnya yakni Seventeen Community di periode yang sama dan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP periode 2016-2017.
Recommended