View
223
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMITE
AUDIT, DAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
SITI NURJANNAH
B 200 134 012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, KOMITE AUDIT, DAN DEWAN PENGAWAS
SYARIAH TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ukuran
perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas syariah
berpengaruh terhadap manajemen laba. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian komparatif kausal. Populasi dalam penelitian ini
adalah Bank Umum Syariah di Indonesia. Data yang digunakan adalah data
sekunder. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan data dengan kriteria tertentu.
Sample yang diperoleh sebanyak 33 perbankan selama tahun 2014-2016. Data yang
telah terkumpul dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan dewan pengawas
syariah berpengaruh negative dan signifikan terhadap manajemen laba. Sementara
ukuran perusahaan dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajeme laba.
Kata kunci: ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dewan
pengawas syariah, manajemen laba
Abstract
The purpose of this study was to examine whether the company size,
institutional ownership, the audit committee, and sharia supervisory board effect
on earnings management. This type of research used in this study are causal
comparative research. The population in this study are all Islamic Commercial
Banking in Indonesia. Data used is secondary data. The data collection method
used purposive sampling. Purposive sampling is a technique of determining sample
with certain criteria. The research sample consists 33 sharia banking during 2014-
2016. Data that has been collected is analyzed by multiple regression analysis. The
results showed that partially institutional ownership and sharia supervisory board
has negative and significant effect on earning management. While the company size
and audit committee has no effect on earnings management.
Keywords: company size, institusional ownership, audit committee, sharia
supervisory board, earnings management
2
1. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU
No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dijelaskan bahwa, bank merupakan badan
usaha yang menghimpun dana dari dan menyalurkanya kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan perbankan adalah
perusahaan yang menyangkut tentang bank yang mencankup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
(Fahmi, 2014:2). Undang-Undang no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
menjelaskan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usaha.
Berdasarkan statistic perbankan syariah yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) per Juni 2015, di Indonesia terdapat 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit
Usaha Syariah, dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara prinsipal dan agen,
selain itu laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai alat pengukuran
kinerja agen dalam satu periode. Agar kinerja agen terlihat bagus maka agen
melakukan tindakan creative accounting. Melalui kebijakan-kebijakan yang
diambil, agen sebagai pengelola perusahaan dapat melakukan tindakan yang
menguntungkan dirinya sendiri agar kinerja keuangan terlihat bagus, karena
agen mengetahui kondisi internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa
yang akan datang. Sedangkan prinsipal selaku pemilik perusahaan hanya dapat
mengawasi jalannya perusahaan melalui informasi yang diberikan agen.
Terkadang informasi yang disampaikan agen tidak sesuai dengan kondisi
perusahaan yang sesungguhnya. Perbedaan kepentingan tersebut dapat
memunculkan terjadinya asimetri informasi (Jensen dan Meckling, 1976 dalam
Machmuddah, 2015).
Berdasarkan penelitian terhadulu yang dilakukan di bank konvensional,
terbukti bahwa industry perbankan konvensional melakukan praktik
manajemen laba. Adanya kebijakan dual banking system dalam industry
3
perbankan konvensional seperti dipaparkan dalam UU no 21 tahun 2008,
dimana bank syariah adalah bentuk ekspansi usaha perbankan konvensioanl,
maka dalam perbankan syariah dimungkinkan terdapat praktik manajemen laba.
Menurut Harahap dkk. (2006) dalam Setiawati (2010), secara syariah tidak
diperkenankan adanya praktik manajemen laba. “Hai, orang-orang yang
beriman, apabila kamu bermuamalah secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu
menuliskannya dengan benar” (QS: 2, Ayat: 282). Namun Fatwa Dewan
Syariah Nasional tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha menyebutkan bahwa
untuk kemaslahatan dalam pencatatan (laporan keuangan) sebaiknya digunakan
sistem akrual basis.
Berdasarkan penelitian terdahulu, ada banyak faktor yang mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Penelitian ini memfokuskan
pada factor-faktor antara lain ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,
komite audit, dan dewan pengawas syariah.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia periode tahun 2014-2016 yaitu sebanyak 36 perbankan. Teknik
pengambilan sample menggunakan teknik purposive sampling.
Berdasarkan teknik terebut diperoleh sampel sebanyak 33 perusahaan
dengan kriteria pemilihan sampel sebagai berikut: (1) Perbankan Umum
Syariah di Indonesia periode tahun 2014 sampai tahun 2016. (2) Perbankan
Umum Syariah di Indonesia yang mengeluarkan laporan keuangan kuartal
3 tahun secara berturut-turut selama periode 2014-2016. (3) Perbankan yang
memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama
periode pengamatan. (4) Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang
Indonesia (Rupiah).
2.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
2.2.1 Manajemen Laba
4
Pengukuran manajemen laba pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan pendekatan revenue discretionary model (Stubben,
2010). Pola perusahaan dalam melakukan manajemen laba dalam
pengukuran Stubben adalah dengan cara memajukan pengakuan
pendapatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan FOB
Shipping Point. FOB Shipping Point adalah metode pengakuan
transaksi penjualan dengan cara mengakui pendapatan terlebih
dahulu tanpa memperhitungkan bahwa barang tersebut telah sampai
pada konsumen ataupun belum (Stubben 2010). Dalam menentukan
manajemen laba, penelitian ini menggunakan formula revenue model
yang dikembangkan oleh Stubben (2010):
∆𝐴𝑅𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1 ∆𝑅1_3𝑖𝑡 + 𝛽2 ∆𝑅4𝑖𝑡 + 𝑒
Keterangan:
𝐴𝑅 = Piutang Akrual
𝑅1_3 = Pendapatan tiga kuartal pertama
𝑅4 = Pendapatan kuartal ke empat
𝑒 = Error
2.2.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya suatu
perusahaan. Pada penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan logaritma natural dari total assets (log of total assets)
perusahaan.
2.2.3 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan bagian dari struktur modal
perusahaan. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur
dengan menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang
semua kepemilikannya dimiliki oleh kepemilikan institusional
diberi angka 1, sedangkan jika kepemilikan dalam perusahaan ada
yang dimiliki masyarakat diberi angka 0.
2.2.4 Komite Audit
5
Komite audit merupakan komponen dalam system pengendalian
perusahaan dan perannya sangat penting bagi pengelolaan
perusahaan. Pada penelitian ini komite audit diukur dengan jumlah
total anggota komite audit pada suatu perusahaan.
2.2.5 Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah merupakan unit yang hanya dimiliki
oleh perusahaan perbankan yang menjalankan kegiatan usahanya
dengan konsep syariah. Laporan Dewan Pengawas Syariah bertujuan
untuk meyakinkan bahwa operasi, transaksi, bisnis lembaga
keuangan yang bersangkutan dilaksanakan sesuai dengan prinsip
Islam. DPS diukur dengan jumlah total anggota DPS.
2.3 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji regresi linier
berganda. Metode regresi berganda, yaitu regresi yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, dengan pendekatan interaksi yang bertujuan untuk memenuhi
ekspektasi peneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen
laba (Ghozali, 2009:13-24). Pada penelitian ini penulis menggunakan empat
variable independen dan satu variable dependen. Persamaan regresinya
sebagai berikut:
𝑀𝐿𝐴 = 𝛼 + 𝛽1𝑈𝑃 + 𝛽2𝐾𝐼 + 𝛽3𝐾𝐴 + 𝛽4𝐷𝑃𝑆 + 𝑒
Dimana:
𝑀𝐿𝐴 = Manajemen Laba
𝑈𝑃 = Ukuran Perusahaan
𝐾𝐼 = Kepemilikan Institusional
𝐾𝐴 = Komite Audit
𝐷𝑃𝑆 = Dewan Pengawas Syariah
𝛽 = Konstanta
𝑒 = Error
6
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Asumsi Klasik
3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov
Z. Suatau data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai asymp.sig (2
tailed) hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov Z lebih besar dari ɑ
0.05.
Table 3.1 Hasil Uji Normalitas
Variable Kolmogorov-
Smirnov Z Sig Keterangan
Unstandardized
Residual 0.897 0.397
Data Terdistribusi
Normal
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 21, 2017.
Table 3.1 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar
0.897 dan asymp.sig (2 tailed) sebesar 0.397. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih dari 0.05 atau 5%
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memiliki data yang
terdistribusi normal.
3.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance
dan Variance Inflaction Factor (VIF). Apabila nilai tolerance ≥ 0.10
dan nilai VIF ≤ 10 maka maka antar variable independen tidak terjadi
masalah multikolinearitas.
Table 3.2 Hasil Uji Multikolinieritas
Variable Tolerance VIF Kesimpulan
UP 0.479 2.090 Tidak Ada Multikolinieritas
KI 0.686 1.458 Tidak Ada Multikolinieritas
KA 0.456 2.191 Tidak Ada Multikolinieritas
DPS 0.739 1.353 Tidak Ada Multikolinieritas
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 21, 2017.
7
Dari hasil uji table 3.2 dengan melihat besarnya Tolerance Value
lebih dari 0.10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dibawah nilai
10.00. Maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing variable
independen dalam penelitian ini tidak mengandung gejala
multikolinearitas.
3.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini menggunakan uji glejser.
Table 3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel t Sig Keterangan
UP 0.539 0.594 Bebas Heteroskedastisitas
KI -0.538 0.595 Bebas Heteroskedastisitas
KA 1.275 0.213 Bebas Heteroskedastisitas
DPS 1.416 0.168 Bebas Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 21, 2017.
Uji glejser pada table 3.4 menunjukkan bahwa masing-masing
variable mempunyai nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti
semua variable tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
3.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode
t dengan kesalahan pada priode t-1. Uji autokorelasi dalam penelitian
ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW).
Table 3.3 Hasil Uji Autokorelasi
Keterangan Durbin-
Watson du dl 4-du
Simpulan
Autokorelasi 1.692 1.8128 1.1270 2.1872
Tidak dapat
disimpulkan
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 21, 2017
8
Table 3.3 menunjukkan hasil uji Durbin-Watson. Nilai dl<DW<du
sebesar 1.1270<1.692<1.8128 maka hasil pengujian ini tidak dapat
disimpulkan karena nilai DW berada pada daerah yang tidak
meyakinkan (inconclusive) yaitu berada di antara nilai du dan dl.
3.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
3.2.1 Ukuran Perusahaan Tidak Berpengaruh terhadap Manajemen Laba
Hasil uji pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba
diperoleh nilai signifikansi 0.210 > signifikansi alpha 0.05 dengan
koefisien beta sebesar 706366.102. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa H1 yang menyatakan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba tidak terbukti.
Dengan kata lain bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan belum tentu dapat memperkecil kemungkinan terjadinya
manajemen laba, karena perusahaan besar lebih banyak memiliki aset
dan memungkinkan banyak aset yang tidak dikelola dengan baik
sehingga kemungkinan kesalahan dalam mengungkapan total aset
dalam perusahaan tersebut. Hal lain yang mungkin terjadi yaitu baik
perusahaan besar maupun kecil memiliki kecenderungan melakukan
manajemen laba.
3.2.2 Kepemlikan Institusional Berpengaruh terhadap Manajemen Laba
Hasil uji pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen
laba diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.012 < 0.05 dengan
koefisien beta sebesar -3193135.840 sehingga H2 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa H2 yang menyatakan kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap manajemen laba terbukti. Hal tersebut terjadi
dimana semakin banyaknya kepemilikan institusional pada suatu
perusahaan perbankan maka akan semakin tinggi pula tingkat
pengawasan pemilik terhadap manajer perusahaan sehingga hal
tersebut dapat mengontrol keputusan-keputusan manajer sehingga
dapat mengurangi praktik manajemen laba.
9
3.2.3 Komite Audit Tidak Berpengaruh terhadap Manajemen Laba
Hasil uji pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba
diperoleh nilai signifikansi 0.231 > 0.05 dengan koefisien beta
sebesar 722736.286 sehingga H3 ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa H3 yang menyatakan komite audit berpengaruh terhadap
manajemen laba tidak terbukti. Hal ini disebabkan keberadaan
komite audit di dalam perusahaan tidak menjalankan tugasnya secara
benar terutama dalam hal melakukan monitor atas pelaporan
keuangan. Hal ini menjadi penyebab kegagalan komite audit dalam
mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya manajemen laba di
dalam perusahaan.
3.2.4 Dewan Pengawas Syariah Berpengaruh terhadap Manajemen Laba
Hasil uji pengaruh dewan pengawas syariah terhadap manajemen
laba diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.003 < 0.05 dengan
koefisien beta sebesar -3643477.926 sehingga H4 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa H4 yang menyatakan dewan pengawas syariah
berpengaruh terhadap manajemen laba terbukti. Hal ini disebabkan
para anggota dewan pengawas syariah memiliki keahlian yang sesuai
dengan kriteria yang ditentukan maka hal tersebut dapat mengurangi
praktik manajemen laba. Hal ini berarti apabila anggota dewan
pengawas syariah semakin banyak maka kemungkinan terjadinya
praktik manajemen laba akan semakin sedikit. Maka dari itu
kemungkinan dalam perusahaan perbankan sample penelitian ini
memiliki anggota dewan pengawas syariah yang sesuai dengan
kriteria yang ditentukan sehingga keberadaan dewan pengawas
syariah dapat menekan terjadinya manajemen laba.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: ukuran perusahaan dan komite
audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan kepemilikan
10
institusional dan dewan pengawas syariah berpengaruh terhadap
manajemen laba.
4.2 Keterbatasan
Beberapa keterbatasan dalam penelitian in antara lain: (1) Penelitian ini
menggunakan sampel Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2014
sampai tahun 2016 sebagai objek penelitian, sehingga sampel yang terlibat
dalam penelitian terbatas. (2) Variable yang digunakan sebatas ukuran
perusahaan, kepemilikan institusional, komite audit, dan dewan pengawas
syariah. Sehingga variable tersebut hanya menjelaskan 36.4% terhadap
variable dependen manajemen laba. (3) Penelitian ini mendeteksi
manajemen laba dengan model berbasis discretionary revenue yang
dikembangkan oleh Stubben (2010) sebagai proksi manajemen laba,
sementara untuk mengukur manajemen laba terdapat model lain yang
dikembangkan oleh Stubben (2010) yaitu model discretionary conditional
revenue.
4.3 Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka saran yang dapat disampaikan sebagai
berikut: (1) Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah periode tahun
sample Bank Umum Syariah yang akan diteliti, yaitu lebih dari tiga periode.
Sehingga dengan menambah periode tahun sample akan menghasilkan
penelitian yang lebih baik. (2) Penelitian selanjutnya dapat menggunakan
variable independen selain ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,
komite audit, dewan pengawas syariah. Misalnya menggunakan variable
independen kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan
ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan perusahaan. Sehingga dengan
menambah variabel akan menambah temuan baru yang lebih baik lagi
yang diduga dapat mempengaruhi manajemen laba. (3) Penelitian
selanjutnya diharapkan menggunakan model discretionary conditional
revenue yang dikembangkan oleh Stubben (2010), dimana variable-variabel
11
yang digunakan sebagai proksi pengukuran manajemen laba lebih luas
sehingga dapat mendeteksi manajemen laba secara lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anhara. 2015. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba
(Studi Pada Perusahaan Perbankan Syariah di Indonesia). Jurnal Tekun,
Vol.VI, No. 01, Hlm. 128-150.
Aprianingsih, Astri. 2016. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance,
Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Asward, Ismalia dan Lina. 2015. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
terhadap Manajemen Laba dengan Pendekatan Conditional Revenue Model”.
Jurnal Manajemen Teknologi, Vol. 14, No.1, Hlm. 15-34, Print ISSN: 1412-
1700, Online ISSN: 2089-7928.
Budisantoso, Totok dan Nuritomo. 2014. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”.
Jakarta: Salemba Empat.
Chendra, Novia. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Good
Corporate Governance terhadap Praktik Manajemen Laba pada Industri Sub
Sektor Rokok”. Jurnal FinAcc, Vol. 1, No. 2, Hlm. 239-248.
Djarwanto, Ps. 2001. “Statistik Sosial Ekonomi”. Yogyakarta: BPFE.indrianti
Fahmi, Irham. 2014. “Bank & Lembaga Keuangan Lainnya: Teori dan Aplikasi”.
Bandung: Alfabeta.
Faradila, Astri dan Cahyani, Ari Dewi. 2013. “Analisis Manajemen Laba Pada
Perbankan Syariah”. JRAK, Vol.4, No.1, Hlm. 57 – 74.
Ghozali, Imam. 2009. “Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS
17”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gudono. 2012. “Teori Organisasi”. Yogyakarta: BPFE
Hermanto, Wawan. 2015. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Leverge Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013)”. Naskah
Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2014. “Metode Penelitian Bisnis”.
Yogyakarta: BPFE.
12
Kusumaningtyas, Metta. 2014.”Pengaruh Ukuran Komite Audit dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Prestasi, Vol. 13, Hlm. 82-
96 No.1, ISSN 1411–1497.
Kusumawati, Eny, Trisnawati, Rina, dan Mardalis, Ahmad. 2015. “Pengaruh
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Riil”. The 2nd University
Research Coloquium, Hlm. 339-350, ISSN: 2407-9189.
Machmuddah, Zaky. 2015. “Corporate Governance Mechanisms, Manajemen
Laba dan Kinerja Keuangan”. Indonesia Accounting Research Journal, Vol.
3, No. 1, Hlm. 1-12, ISSN: 2476-8820.
Mahariana, I Gede Dewa Pingga dan Ramantha, I Wayan. 2014. “Pengaruh
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Pada Manajemen
Laba Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol.7, No. 2, Hlm. 519-528, ISSN: 2302-8556.
Makaombohe, Yulianti Yosephani, Pangemanan, Sifrid S., Tirayoh, Victorina Z.
2014. “Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011”. Jurnal Emba,
Vol.2, No.1, Hlm. 656-665.
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah Juni 2015.
www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Pages/sps_0615.aspx diakses
tanggal 29 Maret 2017 pukul 08.54.
Padmantyo, Sri. 2010.”Analisis Manajemen Laba pada Laporan Keuangan
Perbankan Syariah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Dan Bank Muamalat
Indonesia)”. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.14, No. 2, Hlm. 53-
65.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah.
www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/pbi_110309.aspx diakses tanggal
19 April 2017 pukul 09.28.
Prasetya, Pria Juni dan Gayatri. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
sebagai Variabel Intervening”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Vol.14, No.1, Hlm. 511-538, ISSN: 2303-1018.
Puspitosari, Lety. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Manajemen Laba pada Perbankan Syariah Periode 2010-2013”. Jurnal Mix,
Vol.VI, No. 2, Hlm. 260-274.
Rahmawati. 2012. “Teori Akuntansi Keuangan”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sanusi, Anwar. 2011. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat.
13
Sari, Nieken Herma dan Ahmar, Nurmala. 2014. “Revenue Discretionary Model
Pengukuran Manajemen Laba: Berdasarkan Sektor Industri Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 16, No. 1, Hlm.
43-51, ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-8137 online.
Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. 2011. “SPSS vs Lisrel Sebuah Pengantar
Aplikasi untuk Riset”. Jakarta: Salemba Empat.
Setiawati, Koosrini. 2010. “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen
Laba di Bank Umum Syariah”. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Stubben, S. (2010) “Discretionary Revenues as a Measure of Earnings
Management”. The Accounting Review, Vol. 85, No. 2, Hlm. 695-717.
Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Bisnis”. Bandung: Alfabeta.
Suryanto, Tulus. 2014. “Manajemen Laba Pada Bank Syariah Di Indonesia:
Peran Komite Audit Dan Dewan Pengawas Syariah”. Jurnal Kinerja,
Vol.18, No.1, Hlm. 90-100.
Suwardjono. 2014. “Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan”.
Yogyakarta: BPFE.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.bi.g
o.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf diakses tanggal
29 Maret 2017 pukul 10.26.
Recommended