View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Lembar Kerja Siswa
1. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lembar berarti helai,
kerja berarti melakukan kegiatan, dan siswa berarti murid atau pelajar
untuk tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa lembar kerja siswa berarti helai bagi siswa untuk
melakukan kegiatan.
Berikut ini adalah pengertian lembar kerja siswa yang diperoleh
dari berbagai sumber. Menurut Trianto (2011) LKS adalah panduan siswa
yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan
masalah. Sedangkan menurut Prastowo (2012), LKS adalah materi ajar
yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Di dalam LKS siswa akan
mendapatkan ringkasan materi dan tugas yang berkaitan dengan materi.
Selain itu, siswa juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk
memahami materi yang diberikan sehingga memungkinkan siswa dapat
mempelajari LKS secara mandiri.
Dari berbagai pengertian lembar kerja siswa tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi ringkasan materi dan petunjuk-petunjuk
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
9
pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang
dikemas berdasarkan kebutuhan pembelajaran dan dapat digunakan siswa
secara mandiri.
2. Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Prastowo (2012) Lembar kerja siswa sebagai salah satu
bahan ajar memiliki sedikitnya 4 fungsi, yaitu sebagai berikut:
a. sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun
lebih mengaktifkan siswa.
b. sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi
yang diberikan.
c. sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih
d. memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
3. Macam-macam bentuk LKS
Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas yang dikemas
sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan
pengemasan dalam LKS, sehingga bentuk LKS menjadi bermacam-
macam. Berikut adalah 5 macam bentuk LKS yang umumnya digunakan
oleh siswa, diantaranya:
a. LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep
LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi
melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu
merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, kemudian
meminta siswa untuk mengamati hasil kegiatannya.
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
10
b. LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan
LKS jenis ini memberikan tugas kepada mereka untuk
berdiskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan
kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab.
c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar
LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabanya
ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika
mereka membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah
membantu siswa menghafal dan memahami materi pembelajaran yang
terdapat di dalam buku. LKS ini sesuai untuk keperluan remidiasi.
d. LKS yang berfungsi sebagai penguatan
LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari
topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini
lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran
yang terdapat di dalam buku pembelajaran.
e. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum
Petunjuk praktikum dapat digabungkan ke dalam LKS. Oleh
karena itu, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi (content) dari
LKS.
Dari bentuk bentuk LKS di atas, LKS yang akan peneliti
kembangkan yaitu LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep,
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
11
kemudian dipadukan dengan LKS yang membantu siswa menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.
B. Pendekatan Kontekstual
1. Istilah dan Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kontekstual diartikan
berhubungan dengan konteks. Konteks sendiri diartikan situasi yang ada
hubungannya dengan suatu kejadian, sehingga kontekstual dapat diartikan
berhubungan dengan situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian.
Menurut Johnson (2010), sistem kontekstual adalah sebuah proses
pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam
materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian
mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Menurut Sanjaya (Syaefudin, 2008), pembelajaran kontekstual
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan konsep yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka.
Menurut Nurhadi dan Senduk (2003), pendekatan kontekstual
merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia
nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
12
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pendekatan dapat diartikan sebagai sudut pandang terhadap proses
pembelajaran (Sanjaya, 2010). Dari ketiga pendapat ahli tersebut,
ketiganya memiliki sudut pandang yang sama yaitu keterlibatan siswa
secara penuh dalam proses pembelajaran dan pengaitan antara materi
akademik dengan situasi dunia nyata siswa. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pendekatan kontekstual adalah suatu konsep belajar yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan konsep yang dipelajari dengan menghadirkan situasi dunia
nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Karakteristik pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual memiliki beberapa karakteristik khas yang
membedakan antara pendekatan kontekstual dengan pendekatan yang
lainnya. Ditjen Dikdasmen (Komalasari, 2010) menyebutkan tujuh
komponen utama pendekatan kontekstual, yaitu:
a. Konstruktivisme
Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit).
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
13
yang siap untuk diingat. Manusia harus mengonstruksi pengetahuan itu
dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
b. Menemukan
Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil dari
menemukan sendiri.
c. Bertanya
Pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya. Bagi guru
bertanya dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong, membimbing,
dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa bertanya
merupakan bagian penting dalam melakukan kegiatan menemukan.
d. Masyarakat belajar
Hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang
lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok,
dan antara mereka yang tahu dan mereka yang belum tahu.
e. Pemodelan
Dalam pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu ada
model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan
gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru
menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang
guru inginkan agar siswa-siswanya melakukan.
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
14
f. Refleksi
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari
atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di
masa yang lalu. Refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau
pengetahuan yang baru saja diterima.
g. Penilaian yang sebenarnya
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan semata-mata dari
hasil, dan dengan berbagai cara. Penilaian dapat berupa penilaian
tertulis dan penilaian berdasarkan perbuatan.
C. Karakter kerja keras
Indonesia saat ini sedang mengusung pendidikan karakter sebagai
salah satu tujuan pendidikan. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan
dengan pendidikan haruslah mengacu pada penanaman karakter. Pemerintah
menetapkan 20 nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan dalam pendidikan
karakter kepada siswa SMP. Salah satu dari 20 nilai-nilai karakter yang
ditetapkan pemerintah yaitu karakter kerja keras. Kerja keras juga merupakan
1 dari 5 karakter yang perlu diterapkan dalam pembelajaran matematika
(Kemendiknas, 2010). Oleh karena itu, dengan semangat pendidikan karakter
peneliti ingin memberikan muatan karakter kerja keras pada LKS yang
peneliti kembangkan. Berikut adalah pengertian karakter, kerja keras, dan
indikator karakter kerja keras:
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
15
1. Karakter
Menurut kamus besar bahasa indonesia karakter berarti sifat-sifat
kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
orang lain, tabiat, dan watak. Sehingga dapat dikemukakan bahwa karakter
merupakan hal paling mendasar yang membedakan suatu individu dengan
individu yang lain.
2. Kerja keras
Kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang
terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam melaksanakan pekerjaan
yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berarti kerja
sampai tuntas lalu berhenti, namun mengarah pada visi besar yang harus
dicapai untuk kebaikannya dan lingkungannya (Kesuma, dkk., 2011).
Saat ini begitu banyak pemuda yang merupakan penduduk
produktif lebih memilih bekerja ringan walaupun tidak halal dari pada
bekerja keras yang halal. Mereka lebih suka meminta-minta di perempatan
jalan atau lampu merah dari pada melakukan pekerjaan yang
mengandalkan kerja keras mereka. Dilain pihak, terkadang kita masih
dapat melihat seorang kakek-kakek yang sudah tua masih giat berjuang
untuk bertahan hidup. Seperti kakek-kakek penjual jipang (sebuah
makanan tradisional) yang masih giat menjajakan barang dagangannya
setiap hari mengelilingi kampus kita tercinta ini. Perilaku seperti kakek
penjual jipang itu lah yang patut kita tiru. Walaupun umurnya yang sudah
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
16
senja, namun semangat kerja kerasnya masih senantiasa terjaga sampai
titik darah penghabisan.
Orang dengan karakter kerja keras cenderung berusaha
memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam penyelesaian suatu tugas
atau pekerjaan. Karakter ini muncul sebagai wujud dorongan motivasi
yang kuat serta berorientasi ke depan yang jelas. Orang ini biasanya selalu
berpikir positif dan tidak mudah dipatahkan oleh rintangan yang
menghalanginya, karakter ini sangat diperlukan di tengah dunia yang
semakin dinamis, kompetensi dan persaingan yang semakin tajam
(Elfindri, dkk., 2012).
3. Indikator karakter kerja keras
Berikut ini adalah kemampuan siswa yang diharapkan dalam
pembelajaran yang berorientasi pada karakter kerja keras diantaranya
sebagai berikut (Kemendiknas, 2010):
a. mengerjakan semua tugas kelas selesai dengan baik pada waktu yang
telah ditetapkan.
b. tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam menghadapi
masalah.
c. tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah.
D. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Menurut Sudjana (Trianto, 2011), untuk melaksanakan pengembangan
perangkat pengajaran diperlukan model-model pengembangan yang sesuai
dengan sistem pendidikan. Ada 3 model pengembangan perangkat
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
17
pembelajaran yang biasa digunakan, yaitu: model Dick-Carey, Model 4-D,
dan model Kemp.
Secara umum ketiga model pengembangan perangkat pembelajaran di
atas terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), tahap
perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran
(disseminate). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model 4-D sebagai
model pengembangan perangkat pembelajaran untuk mengembangkan LKS
yang peneliti kembangkan.
Model pengembangan 4-D adalah model pengembangan perangkat
pembelajaran yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel
(Trianto, 2011). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu
pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan
penyebaran (disseminate). Model ini dapat digambarkan seperti gambar
berikut ini:
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
18
Diagram 1: Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D
Thiagarajan (Trianto, 2011)
PEN
DEF
INIS
IAN
Analisis Siswa
Analisis Konsep Analisis Tugas
Spesifikasi Tujuan Pembelajaran
Analisis Awal Akhir
PER
AN
CA
NG
AN
PE
NY
EBA
RA
N
Pengemasan
Pemilihan Format
Pemilihan Media
Penyusunan Tes
Uji Validasi
Uji Pengembangan
Validasi Ahli
Rancangan Awal
Penyebaran dan Pengadobsian
PEN
GEM
BA
NG
AN
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
19
Secara garis besar, keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi
yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok,
yaitu:
a. Analisis awal akhir (front-end analysis)
Analisis awal akhir bertujuan untuk memunculkan dan
menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran,
sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar.
b. Analisis siswa (learner analysis)
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa
yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran
c. Analisis tugas (task analysis)
Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-
keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan
menganalisisnya ke dalam himpunan ketrampilan tambahan yang
mungkin diperlukan.
d. Analisis konsep (concept analysis)
Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi, merinci, dan
menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan yang akan
diajarkan berdasarkan analisis awal akhir.
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
20
e. Perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional)
Perumusan tujuan pembelajaran ditujukan untuk
mengkonversikan tujuan dari analisis tugas dan analisis konsep
menjadi tujuan-tujuan pembelajaran khusus, yang dinyatakan dalam
tingkah laku.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menciptakan prototipe
perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah, yaitu:
a. Pemilihan media
b. Pemilihan format
c. Desain awal
3. Tahap pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli dan
data yang diperoleh dari uji coba. Pada pengembangan ini terdapat dua
langkah kegiatan, yaitu penilaian para ahli dan uji coba terbatas.
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tujuan ini adalah untuk
menguji efektifitas penggunaan perangkat pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar.
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
21
E. Garis dan Sudut
Menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006 kelas VII
SMP, materi garis dan sudut meliputi:
1. Standar Kompetensi:
Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta
menentukan ukurannya.
2. Kompetensi Dasar:
a. Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut.
b. Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan
atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain.
c. Melukis sudut.
d. Membagi sudut.
Pengembangan Lembar Kerja..., Sony Pamela, FKIP UMP, 2013
Recommended