View
17
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
VISUAL MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS6 PADA
KOMPETENSI DASAR PENGUKURAN BEDA
TINGGI MATA KULIAH ILMU UKUR TANAH
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Chandra Mustika
NIM 5101410029
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
� Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang
tidak pernah mencoba melakukan hal baru (A. Einstein)
� "Apabila Anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya
kecuali tiga : Shadaqah jariyah, atau Ilmu yang bermanfaat, atau
Anak Shalih yang mendoakannya " (HR.Muslim Ahmad, dan At
Tirmidzi).
� Waktu bagaikan pedang, jika kau tak dapat memotong dengannya
maka dialah yang akan memotongmu (mahfudlot).
Persembahan :
� Untuk Bapak, Ibu dan Adik-adik tercinta
� Utuk Istri dan Anak-anak tercinta
� Semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan skripsi ini.
vi
SARI ATAU RINGKASAN
Mustika, Chandra. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Visual Menggunakan
Aplikasi Adobe Flash CS6 pada Kompetensi Dasar Pengukuran Beda Tinggi Mata
Kuliah Ilmu Ukur Tanah. Pembimbing Ir. Ispen Safrel, M.Si dan Eko
Nugroho Julianto, S.Pd., M.T. Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.
Kata Kunci : Media Pembelajaran, Adobe Flash CS6, Ilmu Ukur Tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran agar
layak digunakan sebagai salah satu perangkat pembelajaran dalam mata kuliah
Ilmu Ukur Tanah mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan. Dengan tujuan untuk
memberikan alternatif media pembelajaran bagi dosen dalam pelaksanaan proses
pembelajaran mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan. Jenis penelitian
ini diterapkan dalam pengembangan media pembelajaran menggunakan aplikasi
Adobe Flash CS6. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
adalah metode kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data pengujian
validitas media oleh ahli materi, ahli media, dan pengambilan data persepsi
mahasiswa terhadap media pembelajaran dan materi.
Penelitian dan pengembangan media pembelajaran visual pada mata kuliah
ilmu ukur tanah yang dilakukan oleh penulis, menunjukkan bahwa penggunaan
aplikasi Adobe Flah CS6 untuk membuat media pembelajaran visual telah layak
digunakan dalam pembelajaran ilmu ukur tanah, hal itu dapat dilihat dari
prosentase skor rata-rata Ahli media yang diperoleh yaitu 93% dan masuk
kedalam kategori Sangat Layak (SL). sedangkan prosentase skor rata-rata ahli
materi yang diperoleh yaitu 80% dan masuk kedalam kategori Layak (L). Dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran visual menggunakan aplikasi Adobe Flah CS6 cukup tepat digunakan dalam perkuliahan ilmu ukur tanah.
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL
MENGGUNAKAN APLIKASI ADOBE FALSH CS6 KOMPETENSI DASAR
PENGUKURAN BEDA TINGGI MATA KULIAH ILMU UKUR TANAH.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi S1 pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri
Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW,
mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di yaumil akhir nanti, Amin.
Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, MT, Dekan Fakultas Teknik, Dra. Sri Handayani, M.Pd,
Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Koordinator Program Studi Pendidikan
Teknik Bangunan atas fasilitas yang disediakan bagi mahasiswa.
3. Ir. Ispen Safrel. M. Si dan Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T Pembimbing
I dan II yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan dan
dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai kemudahan menunjukkan sumber-
sumber yang relevan dengan penulisan karya ini.
4. Dra. Sri Handayani, M.Pd, Penguji yang telah memberi masukan yang
sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar,
tanggapan, menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.
5. Semua dosen Jurusan Teknik Sipil FT. UNNES yang telah memberi bekal
pengetahuan yang berharga.
6. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
SARI ATAU RINGKASAN ............................................................................... vi
PRAKATA ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
1.5 Sistematika Skripsi ......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7
2.1 Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 7
2.2 Fungsi Media Pembelajaran ........................................................... 8
2.3 Manfaat Media Pembelajaran ....................................................... 10
2.4 Syarat Media Pembelajaran .......................................................... 11
2.5 Media Pembelajaran Berbasis Komputer ..................................... 12
2.6 Model Pembelajaran Berbasis Komputer ..................................... 14
2.7 Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Komputer .. 15
2.8 Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah ..................................................... 16
x
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 26
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 26
3.2 Obyek dan Subyek Penelitian ....................................................... 26
3.2.1 Obyek Penelitian ................................................................. 26
3.2.2 Subyek Penelitian ................................................................ 27
3.3 Jenis Penelitian ............................................................................. 27
3.4 Prosedur Penelitian ....................................................................... 29
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 35
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 43
4.1 Produk Media Pembelajaran ......................................................... 43
4.1.1 Deskripsi Media Pembelajaran pada Mata Kuliah Ukur
Tanah ................................................................................ 43
4.1.2 Demo Media Pembelajaran Visual Ilmu Ukur Tanah ...... 44
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................. 50
4.2.1 Validasi Expert Judgment ................................................ 50
4.2.2 Penilaian Oleh Peserta Didik ........................................... 54
4.2.3 Pengujian Pengguna Media .............................................. 65
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 58
5.1 Simpulan ....................................................................................... 58
5.2 Saran ............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN .......................................................................................................... 62
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4.2 Tabel observasi pendapat mahasiswa terhadap isi media .................. 30
Tabel 3.4.3 Tabel observasi pendapat mahasiswa terhadap media ....................... 30
Tabel 3.5.1 Bentuk instrumen pengumpulan data kelayakan media pembelajaran
kompetensi mengukur beda tinggi ..................................................... 36
Tabel 3.5.2 Kisi-kisi instrumen kelayakan media oleh ahli media ....................... 37
Tabel 3.5.3 Kisi-kisi instrumen kelayakan isi dan tampilan media pembelajaran
visual oleh ahli materi ........................................................................ 38
Tabel 3.5.4 Kisi-kisi instrumen pendapat mahasiswa terhadap isi media ............ 38
Tabel 3.5.5 Kisi-kisi instrumen pendapat mahasiswa terhadap media ................. 39
Tabel 3.6.1 Range persentase kelayakan media untuk ahli media ........................ 41
Tabel 3.6.2 Range persentase untuk pengguna ..................................................... 42
Tabel 4.2.1.1 Skor angket validasi kelayakan media oleh ahli media .................. 51
Tabel 4.2.1.3 Skor angket validasi kelayakan isi dan tampilan media oleh ahli
materi ............................................................................................... 53
Tabel 4.2.2.1 Skor angket pendapat mahasiswa terhadap isi media ..................... 55
Tabel 4.2.2.2 Skor angket pendapat mahasiswa terhadap media .......................... 56
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.4.1 Skema prosedur penelitian ........................................................ 29
Gambar 3.4.4 Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran visual
dengan pendekatan R&D .......................................................... 34
Gambar 4.1.2.1 Membuka file media pembelajran visual ilmu ukur tanah ....... 44
Gambar 4.1.2.2 Contoh icon hardware tidak memakai flash ............................. 44
Gambar 4.1.2.3 Menu halaman pembuka ........................................................... 45
Gambar 4.1.2.4 Judul mata kuiah ilmu ukur tanah ............................................. 46
Gambar 4.1.2.5 Tampilan menu materi .............................................................. 47
Gambar 4.1.2.6 Tampilan menu cara ukur .......................................................... 48
Gambar 4.1.2.7 Tampilan menu olah data .......................................................... 49
Gambar 4.1.2.8 Tampilan menu profil ................................................................ 50
Gambar 4.2.1.2 Diagram batang penilaian ahli media ........................................ 52
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencan Pembelajaran Semester (RPS) ........................................... 62
Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen ......................................................................... 66
Lampiran 3. Instrumen Lembar Observasi.......................................................... 68
Lampiran 4. Penilaian Angket Ahli Media ......................................................... 69
Lampiran 5. Penilaian Angket Ahli Materi ......................................................... 73
Lampiran 6. Tabulasi Hasil Validasi Ahli Media ............................................... 75
Lampiran 7. Tabulasi Hasil Validasi Ahli Materi ............................................... 76
Lampiran 8. Tabulasi Hasil Angket Mahasiswa ................................................. 77
Lampiran 9. Daftar Nama Mahasiswa ................................................................ 78
Lampiran 10. Lembar Usulan Topik Skripsi....................................................... 79
Lampiran 11. Lembar Usulan Dosen Pebimbing ................................................ 80
Lampiran 12. Lembar Penetapan Dosen Pebimbing ........................................... 81
Lampiran 13. Surat Tugas Pembimbing Seminar ............................................... 82
Lampiran 14. Berita Acara Seminar.................................................................... 83
Lampiran 15. Lembar Absensi Seminar.............................................................. 84
Lampiran 16. Surat Izin Penelitian Ahli Media .................................................. 85
Lampiran 17. Surat Izin Penelitian Ahli Materi .................................................. 87
Lampiran 18. Surat Akhir Bimbingan Skripsi .................................................... 88
Lampiran 19. Dokumentasi ................................................................................. 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya.
Jika proses belajar itu diselenggarakan secara formal di perguruan tinggi,
tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri mahasiswa
secara terencana, baik secara aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap.
Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya, yang antara lain terdiri atas mahasiswa, dosen, petugas
perpustakaan, bahan atau materi kuliah (buku, modul, selebaran, majalah,
rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan
fasilitas (proyektor overhead, perekam audio dan video, radio, televisi, komputer,
perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-
upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Para dosen dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
2
disediakan oleh perguruan tinggi, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan zaman. Dosen sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien tetapi merupakan keharusan dalam
upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Selain mampu menggunakan
alat-alat yang tersedia, dosen juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media
tersebut belum tersedia. Untuk itu dosen harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi : (1) Media
sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. (2)
Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. (3) Seluk-beluk proses
belajar. (4) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan. (5) Nilai
atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran. (6) Pemilihan dan penggunaan
media pengajaran. (7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan. (8) Media
pendidikan dalam setiap mata kuliah. (8) Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Mata
kuliah ilmu ukur tanah berjumlah 2 SKS, yang merupakan salah satu mata kuliah
yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa pada program studi Pendidikan Teknik
Bangunan di Universitas Negeri Semarang. Mata kuliah ini diharapkan mampu
membekali mahasiswa dalam bidang pengukuran baik secara teori maupun
praktik. Para pengampu adalah dosen-dosen pada program studi Pendidikan
Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Setelah melakukan observasi, peneliti menemukan permasalahan yang
terjadi pada mata kuliah ilmu ukur tanah khususnya pada kompetensi dasar
3
mengukur beda tinggi. Dosen pengampu mata kuliah ilmu ukur tanah secara jelas
menerangkan bahwa mahasiswa sangat kesulitan dalam membayangkan situasi di
lapangan, ini ditujukkan saat pembelajaran berlangsung ketika dosen bertanya
balik kepada mahasiswa tentang situasi lapangan, mahasiswa sulit
menerangkannya. Dosen masih menggunakan metode konvensional, sehingga
mahasiswa kurang memahami materi. Permasalahan lain juga dialami oleh
mahasiswa dalam proses pembelajaran, yaitu kurangnya penjelasan materi berupa
animasi sehingga pemahaman dan ketertarikan peserta didik menjadi berkurang
pada materi pelajaran yang disajikan.
Untuk menerangkan cara praktik ilmu ukur tanah akan terasa sulit apabila
hanya dalam bentuk uraian lisan, terlebih lagi jika hanya dalam bentuk
tulisan,dilain pihak jika menggunakan simulasi latihan di lapangan, maka akan
dibutuhkan waktu yang cukup lama dan lokasi yang sesuai. Hal ini menumbuhkan
suatu ide gagasan untuk membuat suatu media yang dapat menerangkan materi
maupun tata cara praktik ilmu ukur tanah yang dapat membantu pemahaman
mahasiswa dalam waktu yang lebih singkat dan cukup diterangkan di ruang
kuliah.
Media pembelajaran berbasis komputer adalah salah satu alternatif dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan, hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan
dan kelebihan yang dimiliki teknologi informatika (TI) yang saat ini telah
berkembang demikian pesat. Dalam kesempatan kali ini penulis akan
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan
program Adobe Flash CS6. Adobe Flash CS6 merupakan standar profesional
4
untuk pembuatan animasi yang memiliki kemampuan grafis, audio, video dan
mampu mengakomodasi semuanya dalam satu animasi, sehingga mahasiswa
dapat lebih memahami materi dan bisa membayangkan apa yang akan mereka
lakukan ketika praktek.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian
dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Visual Menggunakan Aplikasi
Adobe Flash CS6 pada Kompetensi Dasar Pengukuran Beda Tingggi Mata Kuliah
Ilmu Ukur Tanah”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan
masalah dalam penelitian adalah :”Bagaimana mengembangkan media
pembelajaran agar layak digunakan sebagai salah satu perangkat pembelajaran
dalam mata kuliah ilmu ukur tanah mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan?”.
1.3 Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran agar
layak digunakan sebagai salah satu perangkat pembelajaran dalam mata kuliah
Ilmu Ukur Tanah Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Manfaat penelitian dibagi
menjadi manfaat teoritis dan praktis.
5
a. Manfaat Teoritis
1. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada
khususnya, maupun masyarakat pada umumnya mengenai
pengembangan media pembelajaran pada mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan
penelitian yang sejenis.
b. Manfaat Praktis
1. Memberikan alternatif media pembelajaran bagi dosen dalam
pelaksanaan proses pembelajaran mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.
2. Memberikan sumbangan karya atau produk dalam upaya memperbaiki
proses belajar mengajar agar lebih baik dan berkualitas.
1.5 Sistematika Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini dibagi ini menjadi 3 bagian yaitu
bagian awal, isi, dan bagian akhir.
a. Bagian awal
Bagian awal skripsi meliputi: judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.
b. Bagian isi
Isi skripsi disajikan dalam lima bab dengan beberapa sub bab pada tiap
babnya.
6
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi gambaran mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bagian ini mengemukakan tentang landasan teori yang mendukung
dalam pelaksanaan penelitian.
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian dan teknik
pengumpulan data.
BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini mencakup analisis data penilitian serta pembahasannya.
BAB 5 : PENUTUP
Berisikan simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang yang
diberikan peniliti berdasarkan kesimpulan.
c. Bagian akhir
Bagian akhir skripsi berisikan daftar pustaka dan lampiran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”,
yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam
Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”
sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau
meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima
pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat
digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (Association of Education and
Comunication Technology (AECT) dalam Arsyad, 2002:3).
Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang
pengertian media yaitu (1) Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan
kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan,
keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan
lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Arsyad, 2002:3), (2) Medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima, jadi televisi,
film, foto, radio, gambar-gambar cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi, sedangkan apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut media pengajaran (Heinich, dkk. dalam Arsyad, 2002:4),
8
(3) Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri
antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide,
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad,
2002:4), (4) Media pembelajaran merupakan sarana untuk memberikan
rangsangan bagi si pelajar supaya proses belajar terjadi (Miarso, 2004:458), (5)
Menurut Sadiman (2003:6), pengertian media adalah perantara atau penghantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi
edukatif antara dosen dan mahasiswa dapat berlangsung secara efektif dan efesien
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dicita-citakan.
2.2 Fungsi Media Pembelajaran
Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2002) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif,
(c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta
didik ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
9
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
peserta didik yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi
dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran
berfungsi untuk mengakomodasi peserta didik yang lemah dan lambat menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara
verbal.
Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2002), dapat
memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi
minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi intruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan
dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan
minat dan merangsang para pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung
jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material).
Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka
penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa.Isi dan bentuk penyajian
10
bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau
pengetahuan latar belakang.
Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam bentuk benak atau mental
maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
media pembelajaran adalah (1) menarik minat belajar siswa, (2) Menyajikan
Informasi yang lenkap, (3) Membantu siswa memahami materi pelajaran.
2.3 Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sudjana dan Rivai (2002:2) menyatakan tentang tujuan
pemanfaatan media adalah: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami, (3) metode mengajar akan lebih
bervariasi, dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan menurut Sadiman (2003:16), media pengajaran dapat mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya: (1) obyek yang terlalu
besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model, (2) objek yang
kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar, (3) gerak yang terlalu
cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography, (4) kejadian
atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video,
foto, maupun VCD, (5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin)
dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan (6) konsep yang terlalu
11
luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat
divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
manfaat media dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi siswa dan memacu
siswa untuk belajar lebih giat sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran karena media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Siswa akan mudah
memahami materi yang sisampaikan oleh guru sehingga dapat
meningkatkan preatasi belajar siswa
2.4 Syarat Media Pembelajaran
Terlepas dari pentingnya penggunaan media pembelajaran di dalam proses
pembelajaran, jika media pembelajaran tidak memenuhi standar yang baik
tentunya hasil pembelajaran menjadi kurang efektif. Beberapa syarat dari media
pembelajaran yang baik adalah mampu meningkatkan motivasi peserta didik.
Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah
dipelajari, selain meberikan rangsangan baru. Media yang baik juga akan
mendorong peserta didik untuk aktif dalam memberikan tanggapan atau umpan
balik, dan dapat melakukan praktik-praktik dengan benar.
Selain itu untuk menilai keefektifan suatu media, Hubbard (dalam Wena,
2009) menyebutkan sembilan kriteria untuk menilainya, yaitu: biaya yang efisien;
12
ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik atau fasilitas pendukung lainnya;
kecocokan misalnya dengan ukuran kelas atau tempat pembelajaran; keringkasan;
kemampuan untuk diubah; waktu dan tenaga penyiapan; pengaruh yang
ditimbulkan; kerumitan; dan yang terakhir adalah kegunaan.
Kriteria di atas lebih diperuntukkan untuk media konvensional. Sedangkan
untuk menilai multimedia interaktif, Thorn (dalam Wena, 2009) menjelaskan
enam kriteria. Yang pertama adalah kemudahan navigasi, sebuah program harus
dirancang sesederhana mungkin sehingga peserta didik mudah dalam menerima
informasi yang disampaikan. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, dan
kriteria selanjutnya yaitu pengetahuan dan presentasi informasi. Dalam kedua
kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program yang disampaikan, apakah telah
memenuhi kebutuhan peserta didik atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi
media yang memuat aspek dan ketrampilan materi yang harus dipelajari. Selain
itu untuk menarik minat peserta didik, program harus mempunyai tampilan yang
artistik, sehingga estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang
terakhir adalah fungsi secara keseluruhan, yaitu program yang disampaikan
mampu memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik yaitu
berupa pemahaman materi ajar.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang dosen
dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn proses belajar mengajar
harus memperhatikan beberapa hal, yaitu (1) tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, (2) isi materi pelajaran, (3) strategi belajar mengajar yang digunakan, (4)
13
karakteristik mahasiswa yang belajar. Karakteristik mahasiswa yang belajar yang
dimaksud adalah tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap media yang digunakan.
2.5 Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Terlepas dari maraknya perkembangan teknologi saat ini, pembelajaran
klasikal dengan menggunakan metode ceramah sampai saat ini masih disukai oleh
para pendidik karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode
yang lain. Keuntungan metode ceramah antara lain hemat dalam penggunaan
waktu dan media, ekonomis, dan praktis dalam menyampaikan isi pembelajaran.
Dengan metode ceramah, pendidik akan mudah mengontrol kecepatan mengajar
sehingga mudah menentukan waktu berakhirnya penyampaian pelajaran. Namun,
harus diakui tidak selamanya pembelajaran dengan metode ceramah dapat
berlangsung dengan baik. Kekurangan metode ceramah adalah sering kali peserta
didik saling berbicara dengan temannya sehingga tidak menghiraukan ceramah,
dan cepat merasa bosan. Sehingga perlu ada pembenahan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan tersebut.
Berdasarkan beberapa kajian teoritis dan empiris, untuk mengatasi
kelemahan tersebut adalah penggunaan teknologi informasi (TI) dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang
menggunakan komputer sebagai alat bantu. Menurut Wena (2009), dengan
pembelajaran berbasis komputer peserta didik akan berinteraksi dan berhadapan
dengan secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang
dialami oleh seorang peserta didik akan berbeda dengan apa yang dialami oleh
peserta didik lain. Salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran berbasis
14
komputer terletak pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan peserta
didik.
Contoh nyata dari pemanfaatan perkembangan teknologi ini adalah dengan
pembuatan media pembelajaran yang memanfaatkan program aplikasi Microsoft
Power Point. Program ini memiliki kemampuan yang sangat baik dalam
menyajikan sebuah materi presentasi, dan sudah banyak digunakan oleh berbagai
kalangan terutama instansi pendidikan maupun pemerintah. Namun dalam
kesempatan kali ini penulis akan menggunakan media pembelajaran berbasis
komputer dengan menggunakan program Adobe Flash CS6. Adobe Flash CS6
merupakan standar profesional untuk pembuatan animasi yang memiliki
kemampuan grafis, audio, video dan mampu mengakomodasi semuanya dalam
satu animasi, dan Surfer ialah program yang dapat memberi gambaran jelas
tentang situasi lapangan, sehingga mahasiswa dapat lebih memahami materi dan
bisa membayangkan apa yang akan mereka lakukan ketika praktek.
2.6 Model Pembelajaran Berbasis Komputer
Menurut Simon (dalam Wena, 2009) terdapat tiga model penyampaian
materi pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut.
a. Latihan dan praktik. Dalam model pembelajaran berbasis komputer ini
peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk
dipecahkan, kemudian komputer akan memberikan respons (umpan
balik) atas jawaban yang diberikan peserta didik. Model ini hampir sama
dengan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada peserta didik,
kemudian pengajar memberikan umpan balik. Namun dalam pebelajaran
15
berbasis komputer, balikan akan diberikan segera pada masing-masing
peserta didik sehingga tahu di mana letak kesalahannya.
b. Tutorial. Model pembelajaran berbasis komputer ini menyediakan
rancangan pembelajaran yang kompleks yang berisi materi pembelajaran,
latihan yang disertai umpan balik.
c. Simulasi. Model pembelajaran berbasis komputer ini menyajikan
pembelajaran dengan sistem simulasi yang berhubungan dengan materi
yang dibahas.
2.7 Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Komputer
Secara umum pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan jenis pembelajaran lain, di antaranya sebagai berikut.
a. Memberi masalah kepada peserta didik untuk memecahkan masalah
secara individu.
b. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi.
c. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam.
d. Mampu membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar.
e. Mampu mengaktifkan metode mengajar dengan menarik.
f. Meningkatkan pengembangan pemahaman peserta didik terhadap materi
yang disajikan.
g. Merangsang semangat belajar peserta didik.
h. Dapat memberi umpan balik secara langsung.
i. Peserta didik dapat menentukan sendiri laju pembelajaran.
j. Peserta didik dapat melakukan evaluasi diri.
16
Di samping beberapa keuntungan di atas, pembelajaran berbasis komputer
juga memiliki kelemahan seperti berikut ini.
a. Hanya efektif jika digunakan oleh satu orang atau kelompok kecil.
Namun kelemahan ini dapat diatasi karena saat ini pengadaan komputer
tiap lembaga pendidikan sudah banyak yang mampu menyediakan satu
komputer untuk satu anak. Selain itu, saat ini komputer/laptop sudah
bukan menjadi barang mewah lagi. Tidak jarang peserta didik yang sudah
mempunyai PC/laptop sendiri, jika ingin melakukan belajar mandiri di
rumah.
b. Jika tampilan dan isi media pembelajaran tidak dirancang dengan baik,
pembelajaran berbasis komputer tidak akan mampu meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.
Pendidik yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat
merancang pembelajaran lewat media komputer, ia harus bekerja sama dengan
ahli programer komputer grafis ataupun teknisi komputer.
2.8 Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah
Dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, mata
kuliah ilmu ukur tanah berjumlah 2 SKS, yang merupakan salah satu mata kuliah
yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa pada program studi Pendidikan Teknik
Bangunan di Unievrsitas Negeri Semarang. Mata kuliah ini diharapkan mampu
membekali mahasiswa dalam bidang pengukuran baik secara teori maupun
17
praktik. Para pengampu adalah dosen-dosen pada program studi Pendidikan
Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Kegiatan perkuliahan diawali dengan suatu uraian materi yang bersifat
sebagai prolog pada masing-masing praktik pengukuran, selanjutnya mahasiswa
dibagi kedalam beberapa kelompok untuk melaksanakan kegiatan pengukuran di
lapangan, data yang diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
laporan praktikum, lalu dilakukan bimbingan kepada dosen untuk berkonsultasi
mengenai hasil praktikum.
Mata kuliah ilmu ukur tanah pada program studi pendidikan teknik
bangunan memiliki standar kompetensi yang harus dicapai mahasiswa yaitu pada
penguasaan pembuatan peta situasi dan detail. Hal ini dimaksudkanbahwa pada
praktik pengukuran beda tinggi akan tercakup didalamnya beberapa teori
pengukuran yang sebelumnya telah diketahui, misalnya seperti pengukuran polar
dan pengikatan ke muka atau ke belakang, sehingga kepahaman mahasiswa
terhadap materi-materi pengukuran sebelumnya akan kembali dipraktekkan di
dalam kegiatan praktik pengukuran beda tinggi.
Pembelajaran di dalam ruang kuliah sebelum praktik di lapangan
dilakukan oleh dosen pengampu materi. Dalam proses pembelajaran di ruang
kelas dosen pengampu materi dilengkapi dengan fasilitas LCD Proyektor yang
dapat menampilkan materi perkuliahan dari komputer. Keberadaan fasilitas
penunjang ini sangat membantu jalannya perkuliahan, selain itu, Jurusan Teknik
Sipil Universitas Negeri Semarang terus meningkatkan kelengkapan peralatan
praktikum ukur tanah hingga memiliki berbagai alat dari yang bertipe manual
18
hingga high technology seperti : pesawat penyipat datar (waterpass), theodolit
manual dan digital, Total Station, GPS Tracking, dan GPS Geodetik.
Pada perkuliahan ilmu ukur tanah di dalam ruang kuliah diterangkan
tentang teori praktik pengukuran, langkah kerja, pembagian wilayah praktik, dan
penyusunan laporan.Secara umum kegiatan perkuliahan di ruang kuliah dilakukan
sekali pada awal pergantian tema praktik. Beberapa simulasi cara ukur dan
pengoperasian alat juga dapat dilakukan dalam ruang kuliah. Setelah penjelasan
teori pengukuran, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok praktik dan
wilayah praktik, setiap kelompok rata-rata berjumlah 4 orang.
Praktik pengukuran di lapangan sangat membutuhkan perencanaan yang
matang, mahasiswa harus paham beberapa hal yang telah ditetapkan dalam
pengukuran seperti : metode pengukuran, langkah kerja, peralatan, keselamatan
kerja, pengoperasian alat, wilayah praktik, dan jadwal praktik. Sebelum
pelaksanaan praktik, mahasiswa melakukan pemesanan alat kepada petugas
laboratorium ukur tanah Jurusan Teknik Sipil secara berkelompok. Dalam sebuah
kelompok praktik dibagi tugas individu yang berupa : operator alat, pencatat data
dan sketsa, pemegang rambu ukur, pengukur jarak manual dan pembuat
tanda/patok.
Penyusunan laporan menjadi tanggung jawab masing-masing individu
dalam kelompok praktik. Format laporan praktik terdiri dari: ringkasan materi,
peralatan, langkah kerja, tabel hasil pengukuran, perhitungan manual, dan sketsa
19
gambar. Laporan yang telah jadi kemudian dikonsultasikan kepada dosen
pengampu untuk dinilai maupun direvisi ulang.
2.8.1 Pengukuran Beda Tinggi
Dalam pembuata jalan maupun pembangunan diperlukan suatu
pengukuran beda tinggi agar dapat diketahui perbedaan tinggi yang ada
dipermukaan tanah.
Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi
antara dua titik dipermukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan, atau datum,
ditetapkan dan elevasi ukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang
ditentukan, dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yang ditetapkan tersebut,
dan hasilnya adalah elevasi titik-titik sebelumnya.
a. Prinsip dan Fungsi Pengukuran beda Tinggi
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan alat sipat datar (waterpass).
Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri
vertical. Maka beda tinggi dapat dicari dengan menggunakan pengurangan antara
bacaan mukan dan bacaan belakang.
Rumus beda tinggi antara dua titik:
BT = BTB – BTA
Keterangan:
BT = Beda Tinggi
BTA = Bacaan Benang Tengah A
BTB = Bacaan Benang Tengah B
20
Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu
pembacaan benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus:
BT = BA + BB / 2
Keterangan:
BT = Bacaan Benang Tengah
BA = Bacaan Benang Atas
BB = Bacaan Benang Bawah
Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
J = (BA – BB) x 100
Keterangan:
J = Jarak Datar Optis
BA = Bacaan Benang Atas
BB = Bacaan Benang Bawah
100 = Konstanta Pesawat
Dalam setiap pengukuran tidaklah lepas dari adanya kesalahan pembacaan
angka, sehingga diperlukan adanya koreksi antara hasil yang didapat di lapangan
dengan hasil dari perhitungan.
Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain:
a. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai
garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
b. Merencanakan proyek-proyek konstruksi menurut evaluasi terencana.
c. Menghitung volume pekerjaan tanah.
21
d. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
e. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.
Digunakan untuk menentukan ketinggian titik-titik yang menyebar dengan
kerapatan tertentu untuk membuat garis-garis ketinggian (kontur).
1. Pengukuran sipat datar resiprokal (reciprocal levelling).
Adalah pengukuran sipat datar dimana alat sipat datar tidak dapat
ditempatkan antara dua station. Misalnya pengukuran sipat datar
menyeberangi sungai atau lembah yang lebar.
2. Pengukuran sipat datar teliti (precise levelling).
Adalah pengukuran sipat datar yang menggunakan aturan serta peralatan
sipat datar teliti.
A. Mengukur Beda Tinggi Cara Polar
Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
a) Perhitungan Jarak Optis (do)
Syarat bacaan bak ukur :
22
BA + BB = 2 BT atau BA - BT = BT - BB
do1 = (BAP1 - BBP1) x 100
do2 = (BAP2 - BBP2) x 100
do3 = (BAP3 - BBP3) x 100
dst......
b) Perhitungan Beda Tinggi (Δh)
ta = Tinggi Alat
Δh1 = ta - BTP1
Δh2 = ta - BTP2
Δh3 = ta - BTP3
Δh4 = ta - BTP4
dst......
c) Perhitungan Tinggi Titik (Tx)
Tinggi titik pesawat diketahui (TPs)
TP1 = TPs + Δh1
TP2 = TPs + Δh2
TP3 = TPs + Δh3
TP4 = TPs + Δh4
dst......
LangkahPengukuran
1. Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang
akan diukur.
2. Tancapkan patok pada titik-titik batas areal yang akan dibidik.
23
3. Dirikan pesawat di tengah-tengah arela lokasi pengukuran atau pada
titik yang telah ditentukan (titik TPs).
4. Lakukan penyetelan alat (PPD) sampai didapat kedataran, kemudian
ukurlah tinggi alat. Catat hasil pengukuran pada form pengambilan
data lapangan. Arahkan piringan sudut 0º ke arah utara atau ke arah
titik pertama (P1).
5. Dirikan bak ukur di atas titik P1 setegak mungkin.
6. Arahkan teropong pesawat ke titik P1, kemudian baca BA, BT, BB dan
sudut horizontalnya (sudut β). Ukur jarak permukaan dengan
menggunakan roll meter.
7. Catat hasil pengukuran pada form pengambilan data lapangan dan
lengkapilah dengan sket atau bacaan kondisi yang ada di sekitar titik.
8. Pindahkan bak ukur ke titik berikutnya (P2).
9. Arahkan teropong ke titik P2, kemudian baca BA, BT, BB dan sudut
horizontalnya (sudut β).
10. Dengan cara yang sama (nomor 6, 7, dan 8) lakukan pada titik-titik
berikutnya hingga seluruh titik sesuai dengan sket area lokasi.
11. Lakukan perhitungan jarak, beda tinggi, dan ketinggian masing-masing
titik.
12. Catatlah hasil perhitungan tersebut pada form hasil perhitungan.
13. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
24
B. Mengukur Beda Tinggi Cara Memanjang
Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk
mengetahui ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya
digunakan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Sipat datar
memanjang terbagi menjadi sipat datar terbuka dan tertutup.
Cara pengukuran:
1. Letakkan rambu ukur di titik A dan B.
2. Letakkan alat antara titik A dan titik B (usahakan jarak antara alat dengan
titik A maupun titik B sama).
3. Baca rambu A (BA, BT, BB).
Hitung koreksi dengan cara BT = (BA + BB) / 2.
4. Baca rambu B (BA, BT, BB).
Hitung koreksi dengan cara BT = (BA+BB) / 2.
5. Koreksi maksimum 2 mm.
25
6. Hitung beda tinggi dengan mengurangi BT muka dan BT belakang.
7. Hitung jarak alat dengan titik A.
dA = (BA A – BB A) x 100.
8. Hitung jarak alat dengan titik B.
dB = (BA B – BB B) x 100.
9. Hitung jarak AB = dA + dB.
10. Pada slag berikutnya, rambu A menjadi bacaan muka dan sebaliknya,
rambu B menjadi bacaan belakang
Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini adalah:
a. Usahakan jarak antara titik dengan alat sama.
b. Seksi dibagi dalam jumlah yang genap.
c. Baca rambu belakang, baru kemudian dibaca rambu muka.
d. Diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
e. Jumlah jarak muka = jumlah jarak belakang.
f. Jarak alat ke rambu maksimum 75 m.
C. Mengukur Beda Tinggi Cara Melintang
Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah
pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat
sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan as jalur memanjang
lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada
jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah
potongan melintang tegak lurus dengan as, kecuali pada titik tikungan (contoh
pada titik B) maka potongan diusahakan membagi sudut terseut sama besar atau
26
bila perlu dibuatkan 2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus
pada arah datang dan arah belokan selanjutnya.
Cara Pengukuran :
Alat di Atas Titik�
1. Tempatkan alat di atas titik A.
2. Lakukan centering.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
4. Ukur tinggi alat diatas patok.
5. Bidik rambu diatas titik 1. Baca BA, BT dan BB.
6. Hitung jarak optis dari alat ke rambu 1, d =(BA-BB).100
7. Lakukan hal yang sama (v,vi,vii) pada titik-titik 2, 3, 4 dan seterusnya
sebagai titik-titik relief.
8. Demikian juga point 1 s/d 8 dilakukan pada setiap potongan melintang.
61
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada tiap-tiap bab sebelumnya, dan setelah
diselesaikannya Pengembangan Media Pembelajaran Pengukuran beda tinggi
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Semarang dapat
diambil simpulan bahwa, unjuk kerja media pembelajaran beda tinggi dinyatakan
layak digunakan setelah dilakukan pengujian oleh ahli materi, ahli media, dan
mahasiswa. Rincian data yang diperoleh dari hasil pengujian antara lain: untuk
pengujian ahli materi diperoleh persentase 80% dan masuk kedalam kategori
layak, untuk pengujian ahli media diperoleh persentase 93% dan masuk kedalam
kategori sangat layak, dan untuk pengujian mahasiswa terhadap isi materi
diperoleh persentase 78% kategori baik dan pengujian mahasiswa terhadap
media persentase 81% kategori sangat baik, sehingga media pembelajaran
pengukuran beda tinggi Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Negeri Semarang layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
60
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pada tahap penelitan validasi media dibutuhkan intensitas bimbingan
yang lebih banyak agar koreksi terhadap media dapat dipandu oleh ahli
media yang berkompeten.
2. Dibutuhkan penelitan pengaplikasian media untuk mengukur tingkat
keberhasilan dan pengaruh penggunaan media pembelajaran pada mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah, agar dapat diketahui secara rinci efektifitas
penggunaan media tersebut.
3. Untuk dosen khususnya pengampu mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
diharapkan dapat memperoleh manfaat dari adanya media pembelajaran
ini, dan dapat menyebarluaskan informasi mengenai media
pembelajaran ini.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Hartanto, J.A. dan Kustarto, Hendro. 2012. IlmuUkur Tanah Metode dan Aplikasi Bagian Kedua. Malang: DIOMA
Mas’ud, Muhamad. 2013. Tutorial Lectora 1 Membuat Multimedia Pembelajaran dengan Lectora. Yogyakarta: Pustaka Shonif.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Prenada Media dan Pustekkom Diknas.
Purwaamijaya, Iskandar Muda. 2008. Teknik Survey Pemetaan Jilid 3 SMK.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan
Nasional
Sadiman, Arif S. dan Rivai, Ahmad. 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan Pemafaatannya). Jakarta: CV Rajawali.
Sudjana, Nana. 2002. Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Recommended