View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
MATERI AL-QUR’AN DENGAN METODE UMMI DAN TAKE AND GIVE
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat dan Kewajiban
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)
Disusun Oleh:
ELY NURJANAH
NIM. 23010160064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Orang-orang yang masa depannya tertata adalah
orang yang hari ininya tertata”. (Mario Teguh)
“ Membaca itu ketrampilan yang harus dilatih, seperti lari
maraton, semakin sering latihan, semakin kuat, semakin suka,
daya tahan semakin maksimum”. (Najwa Shihab)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Ibuku Kasmi dan Bapakku Shodiqin yang selalu sabar dan semangat
mendidik, memberi motivasi, merawat dan membesarkanku dengan
keringatnya hingga sampai titik ini. Semoga tetesan keringat ibu dan
bapak dibalas oleh Allah.
2. Seluruh keluarga yang menyemangati dan menyayangi saya terutama
suamiku M. Kafabi Isna, Ibu Istiqomah dan Bapak Nasoha dan tak lupa
adik- adikku M Ali Hanafi, Latifah Ainurrahma, Assiddiqi Isna, Latif
Ainul Yaqin.
3. Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As’ad Haris Nasution, ibunda
Nyai Fatihah Ulfa Imam Fauzi, Ibunda Chusnul Halimah serta seluruh
keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al Manar yang senantiasa
memberikan ilmu pengetahuan hingga saat ini.
4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 dan almamaterku tercinta IAIN
Salatiga tempatku menimba ilmu pengetahuan.
5. Seluruh sahabat terbaikku yang telah meluangkan dalam hal apapun, Umi
Lailatul C, Umi Saadatul M, Munawaroh, Hidayatu Rif’ati Aliyah, Nana
Istianah, Zulfa Kamila kalian tetap yang terbaik.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah
SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk
memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri(IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Allah SWT tuhan tiada duanya dan Rasulullah SWT seorang nabi yang
menjadi suri tauladan bagi umatnya.
2. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga
3. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua program studi Pendidikan
Agama Islam (PAI).
5. Bapak M. Aji Nugroho, LC., M.Pd.I. selaku dosen pembimbing akademik
selama semester satu hingga semester delapan ini.
ix
6. Bapak Guntur Cahyono, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas
ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala SMP N 2 Salatiga, Ibu Mudjiati, M.Pd yang telah memberikan izin
penelitian.
9. Bapak Much Aulia Esa Setyawan,S.Pd selaku guru Pendidikan Agama
Islam di SMP N 2 Salatiga
Harapan penulis semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan
yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 4 Maret 2020
Penulis
Ely Nurjanah
NIM. 23010160064
x
ABSTRAK
Nurjanah, Ely. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Materi Al Qur’an dengan Metode Ummi dan Take
and Give Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing: Guntur Cahyono, M.Pd.
Kata kunci: hasil belajar, metode ummi dan take and give.
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar membaca Al
Qur’an pada siswa kelas VII SMP N 2 Salatiga, yang disebabkan beberapa
faktor diantaranya: siswa kurang lancar dalam membaca Al Qur’an dan
kurangnya minat membaca Al Qur’an sehingga menyebabkan hasil belajar
siswa menurun. Dalam mempelajari Al Qur’an terdapat berbagai macam
metode yang dapat diterapkan salah satunya metode Ummi. Penerapan
metode Ummi dan take and give dalam pembelajaran membaca Al Qur’an
dirasa dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam materi membaca Al Qur’an secara tartil dan tajwid.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam skripsi ini dengan metode tes, observasi dan dokumentasi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP N 2 Salatiga sebanyak 30
siswa dan satu kolaborator yaitu Bapak Much. Aulia Esa Setyawan, S.Pd.
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: Bagaimanakah upaya
peningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi
Al-Qur’an dengan metode Ummi dan take and give pada siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020?. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Al-Qur’an dengan
metode Ummi dan take and give pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga
tahun pelajaran 2019/2020.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Pendidikan
Agama Islam materi membaca Al Qur’an siswa dengan metode Ummi dan
take and give pada siswa kelas VII SMP N 2 Salatiga terdapat peningkatan,
hasil pra siklus menunjukkan siswa yang lulus sebanyak 13 siswa atau dalam
persen 43,33%, sedangkan ketuntasan pada siklus I 18 siswa atau dalam
persen 60% dan ketuntasan siswa siklus II sebanyak 27 siswa atau dalam
persen 90%. Pencapaian 90% artinya jumlah siswa yang tuntas sudah
mencapai kriteria klasikal yang telah ditetapkan 85% maka dengan demikian
penelitian ini dinyatakan berhasil atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN BERLOGO ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
PENGESAHAN KELULUSAN iv
DEKLARASI v
MOTTO vi
PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR DIAGRAM xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 6
E. Kegunaan Penelitian 7
F. Definisi Operasional 8
xii
G. Metode Penelitian 12
H. Sistematika Penulisan 17
BAB II: LANDASAN TEORI 19
A. Kajian Teori 19
1. Hasil Belajar 19
2. Pendidikan Agama Islam 24
3. Metode Ummi 27
4. Model Pembelajaran Take and Give 32
B. Kajian Materi Penelitian 36
C. Kajian Pustaka 39
D. Penerapan Metode Ummi dan Take and Give dalam Pembelajaran 43
BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN 45
A. Subjek Penelitian 45
1. Sejarah SMP Negeri 07 Salatiga 45
2. Profil Sekolah 46
3. Visi dan Misi Sekolah 48
4. Daftar Nama Guru 49
5. Keadaan Siswa 52
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus 54
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I 56
xiii
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II 61
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66
A. Hasil Penelitian 66
1. Siklus I 66
2. Siklus II 71
B. Pembahasan 75
1. Hasil Penelitian Siklus I 75
2. Hasil Observasi Siklus I 76
3. Hasil Penelitian Siklus II 77
4. Hasil Observasi Siklus II 82
BAB V: PENUTUP DAN SARAN 83
A. Kesimpulan 83
B. Saran 83
DAFTAR PUSTAKA 85
LAMPIRAN 89
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis dan Indikator Hasil Belajar 22
Tabel 3.1 Daftar Ruangan SMP N 2 Salatiga 47
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP N 2 Salatiga 49
Tabel 3.3 Daftar Siswa SMP N 2 Salatiga 52
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas VII B SMP N 2 Salatiga 53
Tabel 3.5 Hasil Belajar Siswa Pra siklus 55
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I 66
Tabel 4.2 Pengamatan Guru Siklus I 68
Tabel 4.3 Pengamatan Siswa Siklus I 69
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus II 71
Tabel 4.5 Pengamatan Guru Siklus II 73
Tabel 4.6 Pengamatan Siswa Siklus II 74
Tabel 4.7 Data Presentase Hasil Belajar Siklus I 78
Tabel 4.8 Data Presentase Hasil Belajar Siklus II 78
Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siswa Per Siklus 79
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Rata-rata Membaca Al Qur’an 80
Diagram 4.2 Ketuntasan Siswa 81
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 14
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Lampiran 2 : Pedoman Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
Lampiran 3 : Pedoman Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
Lamppiran 4 : Soal Tes Baca dan Evaluasi Siklus I
Lampiran 5 : Soal Tes Baca dan Evaluasi Siklus II
Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi
Lampiran 8 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 11 : Daftar SKK
Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari hampir tidak terlepas
dari kegiatan belajar. Hal tersebut yang membedakan antara manusia dengan
makhluk lainnya, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,
maupun dalam suatu kelompok tertentu. Proses belajar dilakukan untuk
mendapatkan perubahan dalam diri pelakunya sebagai bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan, daya pikir sebagai akibat dari proses pengalaman.
Menurut Nichol dalam bukunya Aunurrahman (2016: 33) makna
belajar merupakan “kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya
belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa
82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra
diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka
tinggi tersebut menurun drastis hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun.
Konsekuensinya 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman
belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan”.
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi dan
metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi
ketika seseorang sedang belajar dan kondisi ini juga sering terjadi dalam
2
kehidupan sehari-hari, karena proses belajar merupakan proses alamiah setiap
orang (Huda, 2016: 2).
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dalam proses belajar dan pembelajaran perlu adanya
rekayasa system lingkungan yang mendukung. Penciptaan system lingkungan
berarti menyiapkan kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik
(Rahyubi, 2014: 6).
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan rumpun mata pelajaran
yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok yang terdapat dalam agama
Islam. Dilihat dari segi materinya, salah satu isi Pendidikan Islam adalah ilmu
pengetahuan yang dimulai dengan ketrampilan membaca dan menulis serta
pengembangan ilmu-ilmu lainnya. PAI bertujuan untuk mengembangkan
pendidikan moral dan kepribadian siswa. Dalam mata pelajaran PAI juga
mengajarkan agar siswa dapat membaca Al Qur’an berdasarkan ilmu tajwid
dan secara tartil.
Al Qur’an sebagai pedoman utama bagi umat Islam yang didalamnya
terdapat ajaran sebagai dasar manusia dalam beribadah yang mana isi
kandungan Al Qur’an sebagai petunjuk hidup untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat, ajarannya berlaku sepanjang kehidupan sejak diturunkan
hingga hari kiamat, salah satu kegunaannyapun Al Qur’an sebagai obat bagi
3
orang yang membacanya dan kebenaran yang terkandung didalamnya tidak
dapat diragukan lagi karena Allah sendiri yang menjaganya. Hal ini sesuai
dengan firman Allah Q.S Al- Baqoroh: 2 sebagai berikut:
َ َٰلِك َٱَذ َٰب ََلِۡكت قِني تَّ ٗدىَل ِلۡم َه ِِۛ َفِيه َۛ ۡيب َر ٢َل
Artinya: “Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa” (Shihab, 2013: 1).
Al Qur’an adalah kitab hidayah yang diturunkan oleh Allah SWT
untuk menjelaskan hal-hal yang tidak bisa dijangkau akal pikiran manuisa,
misalnya sustansi keimanan dan ibadah, serta prinsip-prinsip moral dan aturan
hokum yang mengatur interaksi manusia satu sama lain (Ahmad, 2008: 1).
Mengingat sangat pentingnya mempelajari Al Qur’an sebagai
pedoman dan petunjuk bagi umat Islam, maka setiap orang harus mampu
membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah membaca
ayat Al Qur’an. Selain itu yang harus diperhatikan dalam membaca Al Quran
yaitu membaca Al Qur’an dengan tartil. Sebagaimana perintah Allah dalam
surat Al-Muzammil ayat 4:
ت ِِلََ ر ل ۡيهَِو ۡوَزِۡدَع
انَ ٱأ رۡء ََلۡق ٤َت ۡرتِيًلا
Artinya: “ Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an
dengan perlahan-lahan”(Shihab, 2013: 560)
4
Sebagaimana yang dimaksud dengan perlahan-lahan yaitu dengan
tartil, atau dapat diartikan sesuai dengan kaidah tajwid sebagaimana yang
telah diajarkan oleh guru baik itu di tingkatan Taman Pendidikan Al Qur’an
(TPQ) atau di sekolah umum yang telah belajar pada buku panduan belajar
yang ada seperti Qiroati, Iqro’, Tilawati dan lain-lain, yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an dengan benar. Kemampuan
membaca Al Quran bagi anak-anak dapat dijadikan pondasi dasar bagi dirinya
sendiri terlebih juga untuk disampaikan kepada orang lain. Disamping itu
pengenalan Al Quran sejak dini merupakan langkah utama sebelum
pembelajaran lainnya.
Materi Al Qur’an merupakan salah satu pelajaran dibidang ilmu
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Untuk meningkatkan kemampuan
membaca Al Qur’an bagi siswa perlu menggunakan berbagai metode dalam
proses belajar mengajar. Yamin menyatakan bahwa metode adalah “cara
melakukan atau menyajikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi
pelajaran kepada siswa untuk tujuan tertentu” (2010: 157). Adapun metode
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Al Qur’an seperti, metode jibril,
metode qiroati, metode iqra’ dan metode ummi.
Metode Ummi merupakan metode pembelajaran Al Qur’an paling baru
yang dikembangkan oleh Masruri dan A Yusuf oleh lembaga Ummi
Foundation Surabaya. Salah satu media yang digunakan metode Ummi dalam
pembelajarannya adalah buku jilid Ummi yang terdairi dari 6 jilid
(Misbakhudin, 2018: 2). Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Al
5
Qur’an metode Ummi adalah pendekatan bahasa ibu. Strategi 3 pendekatan
bahasa ibu pertama, direct method yaitu langsung dibaca tanpa dieja, kedua,
repetition atau diulang-ulang, ketiga affection atau kasih sayang yang tulus (
Modul Sertifikasi Guru Al Qur’an Metode Ummi, 4).
Berdasarkan observasi sementara Sekolah Menengah Pertama Negeri
2 Salatiga merupakan salah satu sekolah yang mana pada pembelajaran PAI
dari kelas VII-IX terdapat program membaca surat pendek juz ke 30, dimulai
dari surat An-nas sampai surat Ad-dhuha. Program ini dilaksanakan sebagai
nilai sikap spiritual siswa. Adapun alasan dilaksanakannya penelitian di SMP
2 Salatiga ini karena melihat problem-problem yang ada dalam membaca Al
Qur’an, salah satunya yaitu kurang lancarnya dalam membaca Al Qur’an.
Sejauh ini hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya
dalam membaca Al Qur’an di SMP belum bisa tercapai secara maksimal.
Berdasarkan daftar nilai yang ada banyak siswa yang belum tuntas. Dengan
ketentuan KBM 75 dari 30 siswa, yang lulus hanya 13 siswa atau dalam
persen sebesar 43,33% dan yang tidak lulus ada 17 siswa atau dalam persen
sebesar 56,66%.
Berdasarkan hal tersebut maka bermaksud mengadakan penelitian
pada siswa kelas VII B di SMP Negeri 2 Salatiga dengan judul Penelitian
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DAN BUDI PEKERTI MATERI AL-QUR’AN DENGAN METODE UMMI
DAN TAKE AND GIVE PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.
6
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
Apakah penerapan metode Ummi dan take and give dapat
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi
Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran
2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini sebagai berikut:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Al-Qur’an dengan metode
Ummi dan take and give pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga tahun
pelajaran 2019/2020.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis menurut Petticrew & Robert dalam Siyoto dkk (2015:
50) berarti sebuah pernyataan atas proposisi yang mengatakan bahwa di
antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan
membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian,
salah satu di antaranya yaitu penelitian sosial.
Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: adanya penigkatan hasil belajar
7
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Al-Qur’an dengan
metode ummi dan take and give pada siswa kelas VII semester 1 SMP
Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Ummi dan take and give dapat efektif apabila
indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat
dirumuskan yaitu:
a. Adanya peningkatan hasil belajar membaca Al-Qur’an secara
berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus selanjutnya dengan KBM
untuk individual sesuai standar nasionalnya.
b. Peneliti menetapkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal minimal
85% dari jumlah keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga
telah mencapai nilai diatas KBM kelas.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan menerapkan metode Ummi dan take and give diharapkan
dapat:
a. Memberikan wawasan dan motivasi semangat siswa mempelajari Al-
Qur’an
b. Melalui metode Ummi dan take and give sebagai upaya meningkatkan
hasil belajar siswa membaca al-qur’an.
2. Manfaat Praktis
8
Adapun manfaat praktis dari penerapan metode Ummi dan take
and give dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Meningkatkan kreativitas dan profesionalitas guru ketika mengajar.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
c. Menuntut siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah fahaman terhadap judul skripsi di atas, maka
penulis akan memaparkan penegasan istilah pokok dalam judul penelitian ini
sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik yang dilakukan secara sadar, terencana, baik di dalam maupun di
luar ruangan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik (Afandi,
2013: 1).
Jadi hasil belajar segala sesuatu yang diperoleh siswa setelah
dilaksanakannya proses pembelajaran atau dapat dikatakan juga sebagai
tolok ukur prestasi belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar dapat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi
pembelajaran.
2. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Dokumen kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kemendikbud
nama mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar dan
9
sekolah menengah digabung dengan Pendidikan Budi Pekerti, sehingga
namanya menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
https://www.kompasiana.com.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-
Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman (Majid, 2012: 12).
Syariat Islam tidak akan diamalkan ketika sebatas diajarkan saja,
akan tetapi harus dididik melalui proses pendidikan sesuai ajaran Islam
dengan berbagai pendekatan. Dengan demikian adanya pendidikan Islam
akan lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan
terwujud dalam perbuatan.
3. Al Qur’an
Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah
Muhammad melalui wahyu yang dibawa malakat jibril, baik lafad maupun
maknanya yang menjadi ibadah dengan membacanya, merupakan
mukjizat yang diriwayatkan secara mutawatir (Umar, 2008: 66).
Sedangkan Shihab (2014: 21) memaknai Al Qur’an secara harfiah
yaitu “bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”. Al Qur’an Al
Karim yang berarti “bacaan yang mahasempurna dan mahamulia”.
Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan “bacaan” ini tidak hanya
https://www.kompasiana.com/
10
dipahami oleh para pakar, tetapi juga semua orang yang menggunakan
“sedikit” pikirannya.
Al Qur’an memuat wahyu Allah SWT, pencipta alam semesta
yang ditujukan kepada umat manusia. Hal ini merupakan pesan Allah
kepada manusia. Untuk berpegang teguh pada pesan tersebut, yang
dibutuhkan pertama kali tentu memahami kandungannya, dengan begitu
maka kandungan Al Qur’an tersebut harus dikaji secara mendalam.
4. Metode Ummi
Metode Ummi adalah salah satu metode membaca Al Qur’an
dengan bacaan tartil. Metode Ummi menggunakan alat bantu sebuah buku
yang disusun oleh Masruri dan A.Yusuf. Metode ummi yang lahir sejak
2007 yang berarti termasuk metode yang baru di tengah-tengah
masyarakat akan tetapi sampai saat ini telah digunakan lebih dari 1000
lembaga di 24 provinsi di Indonesia. 6 lembaga sekolah, madrasah, TPQ
dan kursus yang menggunakan metode ummi (Hermawan, 2018: 28).
Pembelajaran Al Qur’an dengan metode Ummi menggunakan buku
jilid yang terdiri dari 6 jilid. Metode Ummi adalah sistem yang terdiri dari
3 komponen sistem yaitu buku praktis metode Ummi, managemen mutu
metode Ummi dan guru bersertifikasi metode Ummi. Ketiganya harus
digunakan secara simultan jika ingin mendapatkan hasil yang optimal dari
metode ini.
11
5. Model Take and Give
Pendekatan pembelajaran yang berbasis komunikasi
memungkinkan siswa mampu untuk, membaca dan menulis dengan baik,
belajar dengan orang lain, menerima dan menyampaikan informasi.
Adapun model pembelajaran yang termasuk dalam pendekatan
komunikatif salah satunya adalah model take and give.
Model pembelajaran take and give merupakan pembelajaran yang
didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu
kepada siswa. Di dalam kartu, ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal
masing-masing siswa. Siswa kemudian mencari pasangannya masing-
masing untuk bertukar pengetahuan sesuai dengan apa yang didapatnya di
kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa
dengan menanyakan pengetahuan yang mereka miliki dan pengetahuan
yang mereka terima dari pasangannya (Huda, 2016: 242).
Oleh karena itu, hal terpenting dalam model take and give adalah
penguasaan materi melalui kartu, ketrampilan bekerja berpasangan dan
saling tukar informasi serta evaluasi yng bertujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan dan hasil
informasi yang didapatkan dari kartu pasangan tersebut.
G. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
12
1. Rancangan Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk mengetahui
hasil belajar mata pelajaran PAI materi Al-Qur’an melalui metode ummi
dan take and give, akan dilakukan penelitian dengan dua siklus. Siklus
yang pertama ingin mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an, adapun
siklus yang kedua ingin mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an
disertai tajwidnya.
Selain melakukan penelitian dengan menggunakan dua siklus
diatas penulis juga akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan
kondisi dan gambaran umum di SMP Negeri 2 Salatiga pada tahun
pelajaran 2019/2020.
2. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 30 siswa
dan beragama Islam semua.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan proses belajar mengajar
di SMP Negeri 2 Salatiga bisa lebih bervariasi dan prestasi siswa lebih
meningkat, khususnya prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga pada tahun pelajaran 2019/2020.
3. Lokasi Penelitian
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 02 terletak di Jl. RA
Kartini No. 26, Salatiga, Jawa Tengah 50711.
13
4. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Menyiapkan bahan ajar, alat peraga, serta menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b). Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada saat
jadwal pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII B.
c). Pengamatan
Pengamatan terhadap pelaksanaan tidakan menggunakan
lembar observasi yang telah disusun. Pengamatan dalam penelitian ini
dilakukan peneliti sebagai penelitian kegiatan siswa dan guru selama
proses pembelajaran.
d). Refleksi
Rekomendasi atas hasil evaluasi analisis data guna
ditindaklanjuti pada siklus berikutnya. Keempat kegiatan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
14
Gambar Skema 1.1 siklus PTK (Suyadi, 2011: 50)
5. Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti materi Al-Qur’an pada kelas VII B SMP Negeri 2 Salatiga pada
tahun pelajaran 2019/2020 maka dilakukan sebuah penilaian atau tes yang
mencakup post test dan tes lisan berpedoman.
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Post test
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan dalam bentuk tes tertulis.
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaan Refleksi
?
15
b. Tes Baca
Tes ini digunakan pada setiap siklus, utuk mengetahui adanya
peningkatan hasil belajar membaca Al Qur’an siswa setelah proses
pembelajaran.
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk
memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi
yang dapat dipercaya (Sudaryono, 2013: 29). Dalam pengumpulan data
penelitian menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
a. Tes
Tes adalah alat pengukur yang berharga bagi peneliti
pendidikan (Sudaryono, 2013: 29). Biasanya seorang peneliti untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan hasil belajar dengan cara
memberikan tes baik secara tertulis atau lisan.
b. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, (2018: 145)
“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.
Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran siswa
secara langsung. Hasil observasi ini berupa catatan lapangan yang
mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias
peserta didik dan kegiatan guru dalam mengajar.
16
c. Dokumentasi
Makna dokumentasi menurut Nasution (2003: 85) yaitu
dokumentasi yang terdiri dari tulisan pribadi seperti buku harian,
surat-surat dan dokumen resmi. Metode ini digunakan mencari data
yang berkaitan dengan hal-hal baik berupa catatan, buku, agenda dan
sebagainya (Arikunto, 2006: 30).
Penggunaan dokumentasi untuk menyimpan bukti kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran, biasanya dokumentasi yang
diperoleh berupa foto-foto atau ambar kegiatan pembelajaran.
7. Analisis Data
Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap
siklus penelitian.
a. Penilaian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian
membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga memperoleh nilai
rata-rata. Penilaian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
X= Ʃ𝑥
𝑁
X : Nilai rata-rata siswa
Ʃ𝑥 : Jumlah nilai siswa
N : Jumlah siswa
17
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan rumus
sebagai berikut:
P= 𝐹
𝑁 x 100%
Keterangan:
P : jumlah nilai dalam persen
F : jumlah nilai siswa
N : jumlah seluruh siswa
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
sebagai berikut:
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul,
logo, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar diagram, daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian inti
a. BAB I: Pendahuluan
Bab pendahuluan memuat (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)
tujuan penelitian, (4) hipotesis, (5) kegiatan penelitian, (6) definisi
operasional, (7) metode penelitian.
b. BAB II: Kajian Pustaka
18
Bab ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang
menjadi fokus penelitian yaitu kegiatan membaca Al-Qur’an, metode
Ummi dan take and give.
c. BAB III: Pelaksanaan Penelitian
Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1) deskripsi
pelaksanaan penelitian siklus I (2) deskripsi pelaksanaan penelitian
siklus II.
d. BAB IV: Hasil Penelitian
Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan penelitian
dan pembahasan setiap selesai penelitian pada setiap siklusnya.
e. BAB V: Penutup
Bab ini meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir
Bagian akhir terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses
belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Mustofa, 2015: 127).
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang
berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 33). Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar. Perubahan perilaku tersebut diperoleh
bergantung pada yang dipelajari oleh siswa (Saefullah, 2012: 204).
Susanto (2016: 5) mendefinisikan hasil belajar sebagai
perubahan yang terjadi pada peserta didik baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan
belajar. Sedangkan menurut Sinar (2018: 22) mengatakan bahwa hasil
belajar adalah hasil seseorang setelah mereka menyelesaikan belajar
dari sejumlah mata pelajaran dengan dibuktikan melalui hasil tes yang
berbentuk nilai hasil belajar.
20
Dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11 Allah SWT menjelaskan bahwa
tidak akan merubah keadan suatu keadaan mereka, selama mereka
tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.
َ ََِۥل لۡفِه َخ ِمۡن َِو يۡه َي د َب نۡيِ ۢن ِ َم َٰٞت ِب ق ع ون هَ َۦم ظ ۡف ََۥَي ۡمرِ
َأ ِهَٱِمۡن ََللَّ إِنَّ
َ ٱ ََللَّ اد ر
َٓأ ا ِإَوذ ِسِهۡمَه نف َبِأ ا َْم وا ِ ّي غ َي َٰ َّتَّ ح َ ۡوٍم َبِق ا َم ِ ّي غ َي
َ ٱَل ََللَّ ٖم ۡو بِق
َ َل دَّ ر َم وٗٓءاَف ًل َس نََۥ ِ مَم َل ه ا م َِو ونِه اٍلََۦد ١١َِمنَو Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhna Allah tidak merubah
keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka taka da yang dapat menolaknya dan
sekali-kali taka da pelindun bagi mereka selain Dia”(Shihab, 2013:
250).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keadaan
seseorang dapat berubah ketika ada ikhtiar dan tawakalnya dalam
setiap aktivitas manusia. Begitu juga ketika seorang siswa dalam
proses belajar yang tidak pernah diimbangi dengan usaha maka
hasilnya tidak akan tercapai. Jadi hasil belajar itu merupakan
perubahan yang dialami seorang siswa setelah mengalami proses
belajar mengajar. Hal tersebut bisa dilihat dari perubahan perilaku dan
kemampuan siswa dalam segala aspek.
21
b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi. Menurut Munadi dalam
Rusman (2016: 67-68) terdapat faktor eksternal dan internal. Secara
terperinci, faktor eksternal dan internal adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
a) Faktor fisiologis yang meliputi keadaan kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan capek, cacat jasmani. Hal tersebut bisa
mempengaruhi siswa dalam menerima materi pembelajaran.
b) Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, bakat,
motif, kognitif dan daya nalar siswa.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan berupa lingkungan alam misalnya, suhu,
kelembaban. Belajar ditengah hari yang memiliki ventilasi
udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya
dengan belajar dipagi hari yang udaranya masih segar dan
diruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.
b) Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan. Faktor ini berupa kurikulum, sarana prasarana
dan guru.
22
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat dengan
adanya wujud perubahan yang terjadi pada setiap indivisu yaitu
kebiasaan, ketrampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat,
berpikir rasional dan kritis, sikap, apresiasi dan tingkah laku yang
efektif.
c. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar
Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
seseorang dalam menguasai ilmu pengetahuan pada suatu mata
pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya.
Kunci pokok utama memperoleh ukuran dan data hasil belajar
siswa adalah mengetahui garis besar indikator dikaitkan dengan jenis
prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar
menurut Syah (2011: 39-40) sebagai berikut.
Tabel 2.1
Jenis dan Indikator Hasil Belajar
No Ranah Indikator
1 Kognitif
a. Ingatan, pengetahuan
1.1 Dapat menyebutkan
1.2 Dapat menunjukkan kembali
b. Pemahaman 2.1 Dapat menjelaskan
2.2 Dapat mendefinisikan dengan
Bahasa sendiri
23
c. Penerapan 3.1 Dapat memberikan contoh
3.2 Dapat menggunakan secara tepat
d. Analisis 4.1 Dapat menguraikan
4.2 Dapat mengklasifikasikan
e Menciptakan,
membangun
5.1 Dapat menghubungkan materi
5.2 Dapat menyimpulkan
f. Evaluasi 6.1 Dapat menilai
6.2 Dapat menjelaskan dan
menyimpulkan
2 Afektif
a. Penerimaan 1.1 Menunjukkan sikap menerima
dan menolak
b. Sambutan 2.1 Kesediaan berpartisipasi
2.2 Kesediaan memanfaatkan
c. Sikap
menghargai
3.1 Menganggap penting dan
bermanfaat
3.2 Mengangap indah, harmonis dan
mengagumi
d. Pendalaman 4.1 Mengakui, meyakini,
mengingkari
e. Penghayatan 5.1 Melembagakan atau meniadakan
f. 5.2 Menjelmakan dalam kehidupan
sehari-hari
Psikomotorik
a. Ketrampilan
bergerak dan
bertindak
1.1 Kecakapan mengkoordinasikan
gerak mata, telinga, kaki dan
anggota tubuh lainnya
b. Kecakapan
ekspresi verbal
dan non verbal
2.1 Kefasihan mengucapkan
24
2.2 Kecakapan membuat mimik dan
gerak jasmani
Dengan demikian indikator hasil belajar dapat dibuktikan
dengan adanya peningkatan nilai, bentuk pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan. Disamping itu dalam proses belajar mengajar dianggap
berhasil ditandai adanya daya serap tinggi baik secara individual
maupun kelompok dan perilaku yang digariskan dalam tujuan
pembelajaran yang dicapai
2. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam
mengamalan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al
Qur’an dan Al Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan
serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012: 11).
Sejalan dengan pendapat Baharuddin (2012: 192) “pendidikan
agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
25
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa”.
Pendidikan Agama Islam menurut Ditbinpaisum (Direktorat
Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum) adalah
suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikandapat memahami apa yang terkandung
di dalam Islam secara keseluruhan, memahami makna dan maksud
serta tujuannya. Pada akhirnya dapat mengamalkan ajaran Islam yang
telah dianutnya sebagai pandangan hidup (Darajat, 2014: 88).
Budi pekerti merupakan akumulasi dari cipta, rasa dan karsa
yang diaktualisasikan ke dalam sikap, kata-kata dan tingkah laku
(Zainuddin, 2016: 2). Sedangkan menurut Suparno dkk (2002: 29)
budi pekerti merupakan nilai moralitas manusia yang disadari dan
dilakukan dalam tindakan nyata.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilihat dari
keberadaannya dalam kurikulum pendidikan nasional merupakan salah
satu dari tiga mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam kurikulum
setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia. Hal ini karena
kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang
penting pada setiap individu dan warga Negara. Formulasi yang
demikian bisa dilakukan melalui sistem pengajaran agama Islam yang
baik dengan didukung sumber daya manusia yang berkualitas, metode
26
pengajaran yang tepat dan sarana prasarana yang memadai (Nasih,
2013: 6).
Jadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan
salah satu rumpun mata pelajaran yang diterapkan di sekolah formal
dan merupakan usaha seorang pendidik terhadap peserta didik dalam
memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, arahan dan pelatihan yang telah direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat mencetak
generasi yang memiliki akhlaqul karimah.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Tujuaan pendidikan agama Islam pada hakikatnya sama dan
sesuai dengan tujuan diturunkan agama Islam yaitu untuk membentu
manusia yang muttaqin (Baharuddin, 2012: 192). Adapun tujuan
pendidikan Islam dapat dipecah menjadi beberapa tujuan berikut ini:
1) Membentuk manusia Muslim yang dapat melaksanakan ibadah
mahdah dan muamalah dalam kedudukannya sebagai anggota
masyarakat.
2) Membentuk warga Negara yang bertanggung jawab kepada
masyarakat dan bangsanya serta bertanggung jawab kepada Allah
sebagai penciptanya.
3) Membentuk dan mengembangkan tenaga professional yang siap
dan terampil.
4) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu (agama dan lainnya).
27
Dengan demikian tujuan pendidikan agama Islam bukan sekedar
mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan melainkan suatu ikhtiar untuk
menggugah fitrah insaniyah, sehingga peserta didik bisa menjadi
penganut agama yang taat dan baik. Disamping itu keberadaan pendidikan
agama Islam sangatlah penting karena sebagai upaya atau proses,
pembentukan dan pengembangan sikap serta menggunakan ilmu dan
perangkat teknologi demi kepentingan manusia sesuai ajaran agama Islam.
3. Metode Ummi
a. Pengertian Metode Ummi
Kata ummi bermakna ibuku yang berasal dari bahasa arab
“Ummun” dengan tambahan ya’ mutakallim. Pemilihan kata ummi
disini sebagai bentuk penghormatan dan mengingat jasa ibu. Tiada
orang yang paling berjasa pada kita kecuali orangtua kita terutama ibu.
Ibulah yang mengajarkan banyak hal kepada kita. Pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran Al Qur’an metode ummi adalah
pedekatan bahasa ibu (Foundation, 2011: 4).
Metode Ummi merupakan suatu metode yang dikembangkan
oleh Ummi Foundation Surabaya. Lembaga Ummi Foundation adalah
suatu lembaga formal atau non formal dan khususnya guru Al Qur’an
dalam meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran Al Qur’an
yang efektif, menyenangkan dan menyentuh hati (Hasunah dkk, 2017:
168).
28
Kebutuhan sekolah dan madrasah terhadap pengajaran Al
Qur’an yang baik dirasa semakin lama semakin banyak. Metode
Ummi hadir di ilhami oleh metode-metode pengajaran membaca Al
Qur’an yang sudah tersebar di masyarakat. Pembelajaran membaca Al
Qur’an yang baik membutuhkan sebuah sistem yang mampu
menjamin mutu setiap anak atau orang yang belajar membaca Al
Qur’an agar cepat dan mudah membaca Al Quran secara tartil.
Pada dasarnya pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran Al Qur’an metode Ummi adalah pendekatan Bahasa ibu
dan pada hakikatnya pendekatan Bahasa ibu ada 3 unsur yaitu direct
method yaitu langsung dibaca tanpa dieja, repeatation atau diulang-
ulang maksudnya, bacaan Al Qur’an akan semakin kelihatan
keindahan, kekuatan dan kemudahannya ketika dibaca berulang-ulang,
dan kasih sayang yang tulus maksudnya yaitu, kekuatan cinta, kasih
saying yang tulus dan kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak
adalah kunci kesuksesannya (Masruri, 2007: 3).
b. Motto, Visi dan Misi Metode Ummi
1) Motto Metode Ummi
Ada tiga motto metode Ummi dan setiap guru Al Qur’an metode
ummi hendaknya memegang teguh 3 motto ini yaitu:
a. Mudah
Metode Ummi didesain untuk mudah dipelajari bagi
siswa, mudah diajarkan bagi guru dan mudah
29
diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah formal
maupun lembaga non formal.
b. Menyenangkan
Metode Ummi dilaksanakan melalui proses
pembelajaran yang menarik dan menggunaan pendekatan yang
menggembirakan shingga menghapus kesan tertekan dan rasa
takut dalam belajar Al Qur’an.
c. Menyentuh hati
Para guru yang mengajarkan metode Ummi tidak
sekedar memberikan pembelajaran Al Qur’an secara material
teoritik tetapi juga menyampaikan substansi akhlaq Al Qur’an
yang diimplementasikan dalam sikap pada saat proses belajar
mengajar berlangsung (Saputra, 2018: 34).
2) Visi Metode Ummi
Visi Ummi foundation adalah menjadi lembaga terdepan
dalam melahirkan generasi qur’ani. Ummi foundation bercita-cita
menjadi inspirator bagi lembaga-lembaga yang mempunyai visi
yang sama dalam mengembangkan pembelajaran Al Qur’an yang
mengedepankan pada kualitas dan kekuatan sistem.
3) Misi Metode Ummi
Mewujudkan lembaga professional dalam pengajaran Al
Qur’an yang berbasis social dan dakwah, membangun sistem
managemen pembelajaran Al Qur’an yang berbasis pada mutu,
30
menjadi pusat pengembangan pembelajaran dan dakwah Al Qur’an
masyarakat (Foundation, 2011: 4) .
c. Tata Cara Pengajaran Al Qur’an dengan Metode Ummi
1) Guru dalam keadaan duduk mengucapkan salam kepada siswa
dalam keadaan duduk rapi.
2) Membaca surat al- fatihah bersama
3) Dilanjtkan doa untuk kedua orang tua dan doa Nabi Musa.
ْ َن اَمِّْْيَ. رَ ْلُمْؤمِِّنِّب ِّ ْشرَْح ِلِّ َصْدرِّْى َرب ِّ اْغفِّْرٍلي َولَِّولَِّديَّ َولِّ
ْ يَ فْ َويَ ْ اَْمرِّْي َوْحُلْل ُعْقَدًةم ِّْن لَِّسا ِنِّ ْر ٍلِّ ْ س ِّ ْوا ََ ْوٍلِّ ُُ َق 4) Dilanjutkan dengan doa awal pelajaran secara terputus-putus dan
siswa menirukan.
5) Dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendeknya yang sudah
ditentukan oleh sekolah.
6) Mengulang kembali pelajaran yang lalu.
7) Penanaman konsep secara baik dan benar.
8) Pemahaman konsep.
9) Berikan tugas-tugas rumah sesuai dengan kebutuhan.
10) Doa akhir pelajaran
ْ اَِّماًماوَّ ن ُ . َوْجَعْلُه ٍلِّ ْ ِبِّ ْلُقْرانِّ ُُمَّ اْرََحِْنِّ ُُ الَّل ًُُدى َوَرَْحًًَ. الَّل مَّ ْورًا وَّلْ ُِّ ْنُه َما َج ْ مِّ ْيُت. َوَعل ِّْمِنِّ ْنُه َما َنسِّ ْ مِّ َن ُت. َوْرَُُِْنِّ ََِّاَوَُِه ذَك ِّْرِنِّ
ًً َّيَّ رَ ا رِّ. َواْجَعْلُه ٍلِّ ُحجَّ َُ .الَّْيلِّ َواَْطَراَف الن َّ بَّ اْلَعَلمِّْْيَ
31
(Foundation, 2011: 10).
d. Strategi Pembelajaran Metode Ummi
Suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan
strategi akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Ada
beberapa macam strategi yang berkaitan dengan metode Ummi antara
lain:
1) Klasikal adalah strategi pembelajaran membaca Al Qur’an secara
bersama-sama dalam metode Ummi ini dilakukan ketika membaca
alat peraga, sehingga diharapkan siswa yang bacaannya kurang
bagus akan termotivasi untuk membaca bersama dengan baik.
2) Individual adalah mengajar dengan berhadapan langsung Antara
guru dengan siswa, metode ini dilakukan ketika menghadapi siswa
khusus atau privat. Kalau dalam kelompokdilakukan tehnik ini
maka siswa yang lain aka nada kesempatan untuk tidak
memperhatikan.
3) Baca simak dan individual adalah strategi pembelajaran metode
Ummi setelah membaca alat peraga dilanjutkan dengan siswa
membaca pada masing-masing halamannya, sedangkan temannya
menyimak bacaan. Apabila bacaannya betul maka mengucapkan
“Subhanallah” dan apabila bacannya salah mengucap
“Astaghfirullah”.
4) Baca simak murni, strategi ini dilakukan dalam satu kelompok
jilidnya sama dan halamannya sama pada kelas gharib dan tajwid.
32
Yang satu membaca yang lain menyimak bacaan temannya dan
meneruskan bacaan dengan ditunjuk secara acak. Oleh karena itu
siswa harus benar-benar konsentrasi (Afdal, 2016: 3).
4. Model Pembelajaran Take and Give
a. Pengertian Take and Give
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting
dalam proses pembelajaran. Menurut Suprijono (2011: 46) diartikan
sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran didefinisikan sebagai gambaran
keseluruhan pembelajaran yang kompleks dengan berbagai teknik dan
prosedur yang menjadi bagian penting. Di dalam kompleksitas model
pembelajaran terdapat metode, teknik dan prosedur yang saling
bersinggungan satu dengan lainnya (Huda, 2014: 75).
Model pembelajaran take and give adalah menerima dan
memberi, merupakan metode pembelajaran yang memiliki sintaks,
siswa dituntut mampu memahami materi pelajaran yang diberikan oleh
guru dan teman sebayanya (Shoimin, 2014: 196). Menurut Suparno
dalam Ngalimun (2012: 38) model pembelajaran take and give
merupakan kegiatan memindah dan mentransfer pengetahuan dari guru
ke siswa. Peran guru dalam proses pembelajaran take and give lebih
mengarah sebagai mediator dan fasilitator
33
Istarani (2011: 10) mendefinisikan take and give sering
dikonotasikan dengan saling memberi dan saling menerima. Maka
dengan memberi dan menerima pula yang menjadi intisari dari
pembelajaran menggunakan model take and give ini. Oleh karena itu,
yang dimaksud dengan model pembelajaran take and give adalah
rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada
siswa yang berisikan materi kemudian siswa mencari pasangan lainnya
untuk bertukar dengan pengetahuan yang ada.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran take and give yaitu penerapan materi
pembelajaran melalui kartu, yang bertujuan saling memberi dan
menerima informasi yang didapatkan oleh masing-masing siswa.
Model pembelajaran ini menuntut setiap siswa untuk memahami
materi yang disampaikan oleh guru dan teman lainnya.
b. Langkah- langkah model pembelajaran take and give
Penerapan model take and give ada beberapa langkah yang
harus dilakukan oleh pendidik (Shoimin, 2018: 196) yaitu sebagai
berikut:
1) Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
2) Guru menjelaskan materi.
3) Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-
masing kartu untuk dipelajari kurang lebih 5 menit. Kartu dibuat
34
dengan ukuran 10 x 15 cm sebanyak siswa di kelas. Tiap kartu
berisi submateri yang berbeda.
4) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
memberi informasi.
5) Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan
menerima materi masing-masing.
6) Model ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan.
7) Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan pertanyaan yang tidak
sesuai dengan kartu.
8) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman
dan memberikan penguatan.
c. Kelebihan model pembelajaran take and give
1) Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan
situasi pembelajaran.
2) Melatih siswa untuk bekerjasama dan menghargai kemampuan
orang lain.
3) Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman
sekelas.
4) Memperdalam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan.
5) Meningkatkan tanggung jawab siswa.
d. Kelemahan model pembelajaran take and give
1) Kesulitan dalam mendisiplinkan siswa dalam kelompok-kelompok.
35
2) Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan
akademik yang bak dan siswa yang kurang memiliki kemampuan
akademik.
3) Kecenderungan terjadinya free riders dalam kelompok, utamanya
siswa-siswa yang akrab satu sama lain (Huda, 2014: 242-243).
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa setiap model
pembelajaran memiliki kelemahan maupun kelebihannya tersendiri. Akan
tetapi terdapat beberapa keunikan dalam model take and give ini, misalnya
kartu pembelajaran yang digunakan memiliki ciri khas tersendiri
dibandingkan dengan yang lain, disamping itu model pembelajaran ini
mengutamakan penanaman kemampuan siswa memahami materi
pembelajaran sehingga siswa dapat mengembangkan bahan ajar sesuai
kemampuan berfikirnya.
B. Kajian Materi Penelitian
1. Membaca Al Qur’an
Al Qur’an dapat dipelajari dengan cara membiasakan membaca
secara tartil, mempelajari artinya dan memahami kandungannya. Mari
membaca Al Qur’an dengan tartil ayat-ayat berikut ini:
a. Q.S Ar Rahman 55: 33
َ ۡعش َٰم ن َِٱَي نِسَٱوَ َۡۡلِ مَۡٱَإِنََِۡۡلِ ۡعت ط ََۡست ِ ار ۡقط
َأ َِمۡن ْ وا ذ َت نف ن
َٰتَِٱأ َٰو م َلسَّ
ۡرِضَٱوَ َْ ٱف ََۡۡل وا ذ َٰٖنََنف ۡلط َبِس َإَِلَّ ون ذ َت نف ٣٣ََل
36
b. Q.S Al Mujadalah 58: 11
ا ه يُّ
َٰٓأ ينَ ٱَي ِ َََّلَّ َِِْف وا ح سَّ ف َت ۡم َل ك َقِيل َْإِذ ا ٓوا ن ام َٰلِِسَٱء ج ۡم َْٱف ََل وا ح ََۡفس ِح ۡفس ي
َ ٱ ََللَّ ل ِإَوذ اَقِي ۡمَۖۡ َْٱل ك وا َْٱف ََنُش وا ِعََنُش َ ٱي ۡرف ِينَ ٱَللَّ َوَ ََّلَّ ۡم واَِْمنك ن ام نَ ٱء ي ِ ََّلَّ
َْ وت وا
َوَ َۡلعِۡلمَ ٱأ َٰٖتٖۚ ج ر َ ٱد بِّيََٞللَّ َخ ل ون ۡعم اَت ١١َبِم
2. Menerapkan Ilmu Tajwid tentang Al Syamsiyah dan Al Qomariyah
a. Al Syamsiyah
Suatu lafad yang mengandung bacaan “ال” syamsiyah apabila terdapat
:bertemu dengan salah satu huruf 14 huruf hijaiyah berikut ini ”ال“
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل نCara membacanya “ال” semacam ini harus diidghomkan. Maksudna
bunyi huruf lam hilang dan melebur ke dalam huruf berikutnya.
Karena cara membacanya diidghomkan maka sering disebut idghom
syamsiyah. Sedangkan dalam penulisannya huruf-huruf syamsiyah
selalu bertasydid bila didahului ال.
b. Al Qomariyah
Apabila suatu lafad terdapat ال qomariyah bertemu dengan salah satu
huruf 14 huruf hijaiyah yaitu:
ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي
37
Cara membaca ال dibaca jelas, sehingga sering disebut idzahar
qomariyah.
3. Mengartikan Q.S Ar Rahman 55: 33 dan Al Mujadalah 58: 11
a. Arti mufradat Q.S Ar Rahman 55: 33
Lafad Arti Lafad Arti
َ ۡعش َٰم َٰتَِٱ Wahai golongan ي َٰو م َلسَّۡرِضَٱوَ
ۡۡل
Langit dan bumi
ن َِٱ نِسَٱوَ َۡۡلِ ۡۡلِ Jin dan manusia َ َٱَ َفْ وا ذ نف Maka tembuslah
ۡعتَ ٱإِِنَ ط مَۡۡست Jika kalian sanggup َون ذ َت نف Kalian tidak akan َل
menembusnya
َْ وا ذ نَت نف
َٰنَٖ Untuk menembus أ ط لۡ َبِس Kecuali dengan kekuasaan Allah إَِلَّ
َِ ار ۡقط
Dari sebagian penjuru ِمۡنَأ
b. Arti mufradat Al Mujadalah 58: 11
Lafad Arti Lafad Arti
ا ه يُّ
َٰٓأ ينَ ٱَي ِ َّلَّ Wahai orang-orang yang َ َٱفْ وا نُش Maka berdirilah
َْ ٓوا ن ام َ ٱي ۡرف ِعَ Mereka beriman ء للَّ Allah swt mengangkat مَۡ َل ك اَقِيل Apabila dikatakan إِذ
kepada kalian
مَۡ Di antara kalian ِمنك
َْ وا ح سَّ ف Berlapang-lapanglah ت kalian
وت واَْ
لۡعِلۡمَ ٱأ Orang yang berilmu َٰلِِسَٱِِفَ ج لۡم Di dalam majlis ََٰٖٖۚت ج ر Beberapa derajat د
38
َْٱف َ وا ح فۡس Maka berlapang-lapanglah
ل ونَ ۡعم اَت Dengan apa yang kamu بِم kerjakan
َْٱ وا نُش Berdirilah kalian َٞ بِّي Allah swt maha teliti خ
4. Kandungan Q.S Ar Rahman 55: 33 dan Q.S Al Mujadalah 58: 11
a. Q.S Ar Rahman 55: 33
1) Manusia dan jin tidak akan mamapu menembus penjuru langit dan
bumi.
2) Kekuatan dari Allah itu berupa akal yang harus dikembangkan
dengan cara belajar.
3) Belajar itu wajib agar kita dapat menguasai dunia untuk kebaikan
umat.
b. Q.S Al Mujadalah 58: 11
1) Perintah untuk menuntut ilmu setinggi mungkin
2) Perintah untuk selalu beriman kepada Allah
3) Perintah untuk memuliakan orang-orang yang beriman dan
berilmu.
c. Rasulullah menjelaskan bahwa “menuntut ilmu itu kewajiban bagi
setiap seorang Islam” etika dalam mencari ilmu antara lain:
1) Mencintai ilmu yang sedang dipelajari.
2) Menghormati orang yang memberikan ilmu.
3) Tidak memeotong pembicaraan saat guru sedang menjelaskan.
4) Mendengarkan penjelasan guru dengan serius.
39
C. Kajian Pustaka
Penelitian ini berbeda dari penelitian yang telah ada, meskipun ada
beberapa yang memiliki kemiripan seperti halnya metode yang digunakan
dalam pembelajaran. Beberapa penelitian yang penulis temukan diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniar Setyaning Pratami (2018)
Judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar PAI dan Budi Pekerti
Materi Iman Kepada Malaikat Melalui Model Take and Give dan Diskusi
Partisipatif Pada Siswa Kelas X OTKP di SMK PGRI 2 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019”. Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN
Salatiga).
Persamaan yang dilakukan oleh Yuniar Setyaning Pratami (2018)
dengan penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran take and
give. Perbedaan penelitian Yuniar dengan penelitian ini adalah penelitian
Yuniar tidak menggunakan metode Ummi dan berbeda materinya.
Kajian ini menunjukkan bahwa model take and give dan diskusi
partisipatif bisa meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat dibuktikan pada
pra siklus yang tuntas mencapai 40,6%, setelah diadakan siklus I terdapat
peningkatan sebanyak 62,5% dengan jumlah ketuntasan 20 siswa. Pada
siklus II meningkat menjadi 94% dengan jumlah siswa yang tuntas 30
anak.
40
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lesiyusmeda (2016)
Judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Take And Give Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kelas X IPS SMA N 1 PESISIR Selatan Tahun Ajaran 2016/2017”.
Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini yakni penggunaan
model pembelajaran take and give, sedangkan perbedaannya terletak pada
subjek penelitiannya dan hanya menggunakan satu model dalam
penelitiannya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan uji
eta diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,72 termasuk dalam kategori
kuat dan hasil penghitungan uji signifikan korelasi thitung= 10,58> dari ttabel
= 2,028 sehingga nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah positif dan
signifikan. Dapat disimpulkan pada model pembelajaran kooperatif tipe
take and give terdapat pengaruh positif dan signifkan terhadap hasil
belajar siswa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fahrijal Fahrul Fadzilah (2017)
Judul penelitian “Pelaksanaan Metode Ummi dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al Qur’an Siswa MI Kresna Dolopo Madiun”.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Persamaan yang terdapat dalam penelitian yang dilaksanakan oleh
Fahrijal Fahrul Fadzilah yaitu penggunaan metode Ummi dalam
pembelajaran, sedangkan perbedaannya yaitu subjek penelitiannya
41
berbeda dan penelitian yang dilakukan oleh Fahrijal Fahrul Fadzilah hanya
menggunakan satu metode.
Kajian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan metode Ummi dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an sudah berjalan dengan
baik dan bagus, hal ini dibuktikan dengan rencana pembelajaran yang
sangat terstruktur dan terkontrol dengan baik. Disamping itu guru yang
professional sudah cukup memadai sehingga dapat mempengaruhi upaya
peningkatan kemampuan membaca Al Qur’annya.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sudiantri (2018)
Judul penelitian “Efektivitas Pembelajaran Tahsin Al Qur’an
Menggunakan Metode Ummi di SD Al Islam Tambakbayan Yogyakarta”.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Persamaan yang ada dalam penelitian ini yaitu penerapan metode
Ummi dalam pembelajaran Al Qur’an. Letak perbedaannya yaitu jenis
penelitian yang dilaksanakan oleh Sudiantri adalah penelitian lapangan
(field research) sedangkan penelitian ini terkait peningkatan hasil belajar
materi Al Qur’an.
Kajian yang dilakukan oleh Sudiantri menunjukkan bahwa standar
waktu pembelajaran penerapan pembelajaran tahsin Al Qur’an di SD Al
Islam sudah sesuai stnadar waktu metode Ummi. Dalam tahapan
pembelajaran sudah melaksanakan 7 tahapan pembelajaran metode Ummi
namun belum maksimal.
42
D. Penerapan Metode Ummi dan Take and Give dalam Pembelajaran.
Metode Ummi dan take and give yang diterapkan dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Al Qur’an yaitu
dengan langkah sebagai berikut:
1. Guru membacakan Q.S Ar Rahman ayat 33 dan Al Mujadalah ayat 11
terlebih dahulu dengan bantuan berupa alat peraga, kemudian siswa
menirukan bacaan guru tersebut.
2. Baca simak dan individual strategi pembelajaran metode Ummi setelah
membaca alat peraga dilanjutkan dengan siswa membaca pada masing-
masing halamannya, sedangkan temannya sebangkunya menyimak
bacaan.
3. Baca simak murni, strategi ini dilakukan dalam satu kelompok. Yang satu
membaca yang lain menyimak bacaan temannya dan meneruskan bacaan
dengan ditunjuk secara acak.
4. Guru menjelaskan tajwid terkait materi pembelajaran
5. Guru membagikan kartu yang berisi sub materi kepada seluruh siswa.
Kemudian siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing.
6. Dalam kartu tersebut siswa berkelompok untuk menyambung ayat terkait
Q.S Ar Rahman ayat 33 dan Al Mujadalah ayat 11 sehingga menjadi ayat
yang runtut.
7. Siswa ditugaskan untuk menentukan hukum bacaan Al Sayamsiyah/Al
Qomariyah dalam ayat tersebut.
43
8. Setiap kelompok menyampaikan hasilnya kepada kelompok lain dengan
ketentuan siswa membacakan potongan ayat secara bersama-sama,
kemudian siswa membacakan potongan ayat beserta artinya disertai
penjelasan hukum bacaannya.
9. Setelah selesai siswa diminta untuk menanggapi penyampaiannya
temannya.
10. Pada tahapan akhir untuk mengukur tingkat pemahaman dan bacaa siswa
guru melakukan evaluasi berupa tes baca dan tertulis.
44
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Sejarah Sekolah SMP N 2 Salatiga
Pada masa kolonial, di Salatiga beberapa sekolah hanya
diperuntukkan bagi golongan keturunan tertentu. Sehingga pada saat itu
sekolah yang khusus bagi masyarakat pribumi belum ada. Namun
semenjak berlakunya politik etis atau politik balas budi pada tahun 1901,
dimana salah satu poinnya adalah pengembangan dan hak untuk
mendapatkan pendidikan untuk seluruh lapisan masyarakat, hal ini
menyebabkan didirikannya sekolah khusus kaum pribumi, salah satunya
Hollandsch-Inlandsche School (HIS) disalatiga dan sekitarnya.
Dengan berjalannya waktu perkembangan sekolah khusus prbumi
ini mengalami peningkatan sehingga merambah ke pedesaan yang ada di
salatiga dan sekitarnya. Ternyata hal ini menimbulkan persoalan baru
yaitu untuk mendidik siswa di jenjang HIS membutuhkan pengajar atau
guru yang memiliki pendidikan tinggi. Atas dasar inilah pemerintah
kolonial Belanda membangun fasilitas Government Meisijs Kweekschool
(Sekolah Guru Putri), sekolah yang dikhususkan untuk mempersiapkan
pengajar-pengajar di daerah salatiga dan sekitarnya.
Namun seiring perkembangan zaman, sekolah ini kemudian
berubah nama menjadi Kweekschool voor Inlader Onderijzeressen atau
sekolah Pendidikan Guru untuk kaum pribumi. Walaupun berganti nama
45
tujuan sekolah ini tetap samayaitu mempersiapkan orang pribumi untuk
menjadi guru sehingga nantinya dapat di tempatkan di berbagai sekolah
rakyat yang tersebar di Salatiga.
Arsitektur dari bangunan ini berciri khas arsitektur kolonial pada
umumnya. Apabila dilihat dari atas secara keseluruhan banunan sekolah
ini berbentuk bujur sangkar atau kotak dengan letak aula yang tepat berada
di tengahnya. Setiap ruangan memiliki jendela-jendela yang besar dan
tinggi sebagai penerangan dan sirkulasi udara yang alami. Saat ini di
manfaatkan oleh pemerintah daerah menjadi Sekolah Menengah Pertama
Negeri 2 Salatiga. SMP Negeri 2 Salatiga mulai digunakan pada tanggal
25 Mei 1960 dengan luas tanah 25.200 m2.
2. Profil Sekolah
Kondisi yang nyata menjadi sangat penting ketika hasil dari
penelitian akan dijadikan referensi. Secara garis besar lokasi penelitian
adalah sebagai berikut:
Tempat penelitian : SMP Negeri 2 Salatiga
Alamat penelitian : Jl Kartini No. 26
Kode pos : 50700
Telepon : 0298326864
Email : smpnegeri2salatiga@yahoo.co.id
NPSP : 20328435
Status sekolah : Negeri
mailto:smpnegeri2salatiga@yahoo.co.id
46
Bentuk pendidikan : SMP
Status kepemilikan : Pemerintah daerah
Akreditasi : A
Kurikulum : 2013
Luas tanah : 25.200 m2
Tabel 3. 1
Daftar Ruangan SMP N 2 Salatiga
No Ruang Jumlah
1 Ruang kelas 22
2 Ruang kepala sekolah 1
3 Ruang UKS 1
4 Ruang BK 1
5 Ruang dapur 1
6 Ruang music 1
7 Ruang kurikulum 1
8 Ruang waka 1
9 Ruang TU 1
10 Ruang guru 1
11 Perpustakaan 1
12 Ruang OSIS 1
13 Ruang agama 1
14 Musholla 1
15 Ruang multimedia 1
16 Kantin 1
47
3. Visi dan Misi Sekolah SMP N 2 Salatiga
a. Visi
Terciptanya generasi prima yang berpegang pada iman dan
taqwa, unggul dalam berprestasi, berpihak pada karakter bangsa dan
nasionalisme, serta bersikap komunikatif, kreatif, berbudaya,
berwawasan lingkungan.
Dengan visi “PRIMA BERKARAKTER” (Pinter, Rigen,
Imani, Mandiri, Akhlak Mulia, Bersih, Komunikatif, Aman, Rindang,
Aktif, Kreatif, dan Tertib).
b. Misi
1) Membentuk siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
2) Membentuk siswa yang cerdas dan berprestasi.
3) Mewujudkan siswa yang berkarakter dan menjunjung prinsip-
prinsip nasionalisme.
4) Melatih siswa untuk menjadi aktif, komunikatif dan kreatif.
5) Membentuk siswa yang santun dan berbudaya.
6) Mewujudkan managemen berbasis sekolah yang transparan.
7) membentuk kekeluargaan yang harmonis.
48
4. Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP N 2 Salatiga
Tabel 3.2
Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran SMP Negeri 2 Salatiga
No Nama Guru Mapel
1 Mudjiati, M.Pd
NIP. 19730301 199702 2 002
Kepala Sekolah
2 Dra Sumidah
NIP. 19630716 201406 2 001
Pendidikan Agama Islam
3 Much Aulia Esa S, S.Pd
NIP. 19941228 201902 1 003
Pendidikan Agama Islam
4 Muhammad Arif S, S.Pd Pendidikan Agama Islam
5 Ivo Hardita, S.Ag.
NIP. 19881001 201902 1 002
Guru Agama Katholik
6 Sulistyorini, S.Pd.
NIP. 19700928 199412 2 002
Bahasa Indonesia
7 Siswati Banu Astuti
NIP. 19600125 198103 2 005
Bahasa Indonesia
8 Sri Mahmudah, S.Pd
NIP. 19700610 200501 2 010
Bahasa Indonesia
9 Veronika Hartanti, S.Pd
NIP. 19700905 200501 2 009
Bahasa Indonesia
10 Yulita Zuhrotun Nurbiyanti, S.Pd.
NIP. 19890704 201902 2 004
Bahasa Indonesia
11 Sri Wuryanti, S.Pd.
19600513 198103 2 005
Bahasa Inggris
12 Drs. Hari Prayitno
NIP. 19651204 200012 1 003
Bahasa Inggris
13 Ratna Agustina, S.Pd. Bahasa Inggris
49
NIP. 19840820 201001 2 026
14 Priyanto, S.Pd.,M.Si.
NIP. 19800917 200902 1 002
Bahasa Inggris
15 F.X Hariyati, S.Pd
NIP. 19600416 198103 2 004
Matematika
16 Dwi Widiyanti, S.Pd
NIP. 19681209 199203 2 009
Matematika
17 Mahmudi, S.Pd
Mahmudi, S.Pd
NIP. 19691013 200501 1 004
Matematika
18 Kristinawati, M.Pd.
NIP. 19850321 201001 2 021
Matematika
19 Tatik Mari Ati, S.Pd
NIP. 19640110 198501 2 004
IPA
20 M. Abdul Kharis, S.Pd.,M.Si.
NIP. 19750327 200212 1 010
IPA
21 Kadarwati, S.Pd.
NIP. 19741219 200701 2 010
IPA
22 Edy Harijanto, S.Pd.
NIP. 19700415 201406 1 001
IPA Fisika
23 Sri Haryani, S.Pd.
NIP. 19681222 199903 2 003
Biologi
24 Endang Wahyuningsih, S.Pd.
NIP. 19681205 199412 2 001
PKN
25 Yulia Budi Palupi, S.Pd.
NIP. 19610419 198111 2 002
PKN
26 Christiana Sri Budi H., S.Pd.
NIP. 19651129 199303 2 004
PKN
27 Dwi Leksonowati , S.Th Guru PAK
50
NIP. 19640406 198710 2 001
28 Sus Harinti, S.Pd
NIP. 19650501 198903 2 015
IPS
29 Nugrah Wahyu Puspita, S.Pd
NIP. 19701103 199802 2 002
IPS
30 Nur Said Irianto, S.Pd
NIP. 19650404 200501 1 003
IPS
31 Paulus Budi Setiyaka, S.Pd
NIP. 19660630 200212 1 002
IPS
32 Woro Tri Harjati, S.Pd
NIP. 19671229 200312 2 002
IPS
33 Ari Supriani, S.Pd.
NIP. 19741014 201406 2 001
IPS
34 Tri Utomo, S.Pd
NIP. 19741009 200312 1 004
Guru Ketr. Elektro
35 Agus Prihananto, S.Kom.
NIP. 19781013 201001 1 008
Guru TIK
36 Nining Tri Habsari, S.Kom.
NIP. 19791209 201001 2 012
Guru TIK
37 Djumarijah, S.Pd
NIP. 19711210 200212 2 002
Bahasa Jawa
38 Dian Sofiana Kurniawati, S.Pd
NIP. 19790320 200604 2 006
Bahasa Jawa
39 Dwiana Hendriyati, S.Pd
NIP. 19660305 200501 2 002
Seni Tari
40 Muhammad Mukhid, S.Sn.
NIP. 19800121 201001 1 006
Seni Rupa
41 Iskandar, S.Pd
NIP. 19640312 198803 1 019
Guru OR
42 Sri Nurhayati, S.Pd. Guru OR
51
NIP. 19790303 200801 2 014
43 Eka Chandra Satria, S.Pd.
NIP. 19891209 201902 1 005
Guru OR
44 Anna Annisa, S.Pd.
NIP. 19930921 201902 2 007
Guru BK
45 Yuni Lestariningsih, S.Pd.
NIP. 19810605 200902 2 003
Guru BK
46 Waskitho Asmara Adi, S.Pd
NIP. 19820428 200604 1 010
Guru BK
47 Roosani Nina, S.Pd.
NIP. 19620407 198603 2 016
Guru BK
48 Agus Tri Setyanto, S.Pd.
NIP. 19600815 198103 1 011
Guru BK
(Dokumen Dapodik, Kamis 14 November 2019).
5. Daftar Jumlah Siswa
Tabel 3.3
Daftar Siswa SMP N 2 Salatiga
No Kelas Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa
1 VII A 30 261
2 VII B 30
3 VII C 30
4 VII D 30
5 VII E 30
6 VII F 28
7 VII G 28
8 VII H 28
9 VII I 27
52
No Kelas Jumlah siswa Jumlah seluruh siswa
1 VII A 32 252
2 VII B 32
3 VII C 32
4 VIII D 30
5 VIII E 30
6 VIII F 32
7 VIII G 32
8 VIII H 32
No Kelas Jumlah siswa Jumlah Seluruh Siswa
1 IX A 32 222
2 IX B 30
3 IX C 32
4 IX D 32
5 IX E 32
6 IX F 32
7 IX G 32
Table 3.4
Daftar Siswa Kelas VII B SMP N 2 Salatiga
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 Adelia Dewi Lestari Perempuan
2 Aditya Rafi Ramadhan Laki-laki
3 Agnesia Marsyasari Perempuan
4 Akmal Fachri Abdillah Laki-laki
5 Andre Kurniawan Laki-laki
53
6 Arum Reza Khairunnisa Perempuan
7 Assyifa Dwi Febrianti Perempuan
8 Attar Abhizta Arundaya Laki-laki
9 Aulia Chita Anggraeny Perempuan
10 Daffa Agung Suryana Laki-laki
11 Dimas Akbar Wicaksono Laki-laki
12 Dimas Wahyu Wicaksono Laki-laki
13 Evan Adnan Pratama Laki-laki
14 Fitriasih Oktafiani L Perempuan
15 Ghaniyaasinta Anggun A Perempuan
16 Luluk Ul Karomah Perempuan
17 Meiraluna Linanty Perempuan
18 Miftha Nurul Aulia Zahro Perempuan
19 Muhammad Assakhi Y Laki-laki
20 Muhammad Farel Adrian Laki-laki
21 Muhammad Hibban Laki-laki
22 Munna Nur Insani Perempuan
23 Mycelia Kartika Ayu C Perempuan
24 Nahla Ayu Saskia Perempuan
25 Rajendra Belino Biru W Laki-laki
26 Safira Ilma Nurhidayah Perempuan
27 Satrio Ario Wibowo Laki-laki
28 Sheva Adam Laki-laki
29 Tatyana Putri Perempuan
30 Tiara Ayu Anggi Pratiwi Perempuan
54
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus
Peneliti melakukan pre test hasil belajar membaca Al Qur’an
dengan tes baca pada siswa yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan metode Ummi dan take
and give selanjutnya melakukan post test setiap diakhir siklus. Adapun
hasil belajar pra siklus dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 3. 5
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai Keterangan
1 Adelia Dewi Lestari 85 Tuntas
2 Aditya Rafi Ramadhan 60 Belum tuntas
3 Agnesia Marsyasari 75 Tuntas
4 Akmal Fachri Abdillah 75 Tuntas
5 Andre Kurniawan 75 Tuntas
6 Arum Reza Khairunnisa 80 Tuntas
7 Assyifa Dwi Febrianti 75 Tuntas
8 Attar Abhizta Arundaya 35 Belum tuntas
9 Aulia Chita Anggraeny 70 Belum tuntas
10 Daffa Agung Suryana 55 Belum tuntas
11 Dimas Akbar Wicaksono 50 Belum tuntas
12 Dimas Wahyu Wicaksono 50 Belum tuntas
13 Evan Adnan Pratama 70 Belum tuntas
14 Fitriasih Oktafiani L 50 Belum tuntas
15 Ghaniyaasinta Anggun A 75 Tuntas
16 Luluk Ul Karomah 75 Tuntas
17 Meiraluna Linanty 85 Tuntas
55
18 Miftha Nurul Aulia Zahro 70 Belum tuntas
19 Muhammad Asakhi Y 60 Belum tuntas
20 Muhammad Farel Edrian P 75 Tuntas
21 Muhammad Hibban 50 Belum tuntas
22 Munna Nur Insani 70 Belum tuntas
23 Mycelia Kartika Ayu C 85 Tuntas
24 Nahla Ayu Saskia 75 Tuntas
25 Rajendra Belino Biru W 70 Belum tuntas
26 Safira Ilma Nurhidayah 50 Belum tuntas
27 Satrio Ario Wibowo 45 Belum tuntas
28 Sheva Adam 70 Belum tuntas
29 Tatyana Putri S 65 Belum tuntas
30 Tiara Ayu Anggi Pratiwi 80 Tuntas
Jumlah 1995
Rata- rata 66,5
Data diatas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang tuntas dengan
KBM 75 sebanyak 13 siswa atau 43,33 % dari keseluruhan siswa yang
berjumlah 30 dan yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 56,66 % dari
jumlah siswa yang ada di kelas VII B SMP N 2 Salatiga.
2. Deskripsi Siklus I
Proses pelaksanaan siklus I terdapat 4 tahapan, yaitu: perencanaan
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi
(reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat
didiskripsikan sebagai berikut:
56
a. Perencanaan (Planning)
1) Guru menentukan sub pokok bahasan pembelajaran yaitu
menjelaskan hukum tajwid yang terdapat dalam potongan ayat Q.S
Ar Rahman 33 dan Q.S Al Mujadilah 11.
2) Mempersiapkan RPP sebagai pedoman dalam proses belajar
mengajar
3) Mempersiapkan alat peraga berupa karton dan kartu take and give
sebagai bahan dalam kegiatan pembelajaran.
4) Mempersiapkan evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui
kemampuan siswa
5) Mempersiapkan lembar pedoman penilaian guru guna mengetahui
perubahan dan pengembangan dalam pembelajaran
6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan
7) Memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan
belajar mengajar
b. Pelaksanaan (acting)
Pada tahap pelaksaan ini proses pembelajarann di kelas gur
sebagai model dengan menggunakan perangkat pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah didesain, yaitu:
1) Pendahuluan (15 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan Assalamualaikum dan
berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan
penuh khidmat.
57
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca Al Qur’an
surah/ayat pilihan (nama surat sesuai dengan program
pembiasaan yang ditentukan sebelumnya).
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan inti (90 menit)
a. Mengamati
1) Peserta didik mengamati guru yang membacakan surat Ar
Rahman 55:33 dan Al Mujadalah 58:11 dengan fasih yang
dibantu dengan media visual berupa kertas karton.
2) Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang hukum
bacaan Al Syamsiyah dan Al Qomariyah.
b. Menanya
1) Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang bacaan-bacaan
tajwid dalam Al Quran.
2) Pesera didik saling mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
c. Mengumpulkan informasi
1) Guru membagikan secara acak kartu yang telah dipersiapkan
yang berisi potongan-potongan ayat Q.S. Ar Rahman (55):33,
atau Q.S.Al Mujadalah (58):11, atau hadits tentang ilmu
pengetahuan dan arti dari potongan ayat atau hadits tersebut.
58
2) Dengan aba-aba guru, peserta didik diminta untuk mencari
pasangan potongan-potongan kertas yang berisi potongan-
potongan ayat Q.S. Ar Rahman (55): 33 dan Q.S.Al Mujadalah
(58): 11dan artinya yang tersebar di antara mereka
3) Setiap kelompok berkumpul pada kelompoknya masing-masing.
4) Setiap kelompok berdiskusi tentang tanda-tanda dan cara
membaca hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qomariyah.
5) Setiap kelompok berlatih cara membaca Al Syamsiyah dan Al
Qomariyah pada ayat-ayat Al Quran.
d. Mengasosiasi
1) Siswa diminta melafadzkan potongan ayat / hadits secara
berurutan sehingga terbaca satu ayat / hadits yang utuh.
e. Mengkomunikasikan
1) Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di hadapan
kelompok lain, setelah selesai gantian kelompok lain
menyampaikan hasil diskusinya.
2) Setiap kelompok mendemonstrasikan bacaan Al Syamsiyah dan
Al Qomariyah pada ayat ayat Al Qur’an.
3) Setiap kelompok memberikan tanggapan terhadap presentasi
kelompok lainnya.
59
f. Penutup (15 menit)
1) Guru memfasilitasi peserta didik membuat simpulan mengenai
hukum bacaan tajwid hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al-
Qomariyah.
2) Guru bersama sama para peserta didik melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3) Guru memberikan reward kepada kelompok peserta didik terbaik
5) Guru bersama sama para peserta didik menutup pelajaran dengan
berdoa.
c. Pengamatan (observing)
Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk meneliti kegiatan
belajar siswa dan guru ketika pembelajaran PAI berlangsung di kelas
dengan menggunakan metode Ummi dan take and give. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa dan
guru yang telah disiapkan.
d. Refleksi (reflecting)
Setelah dilaksanakan perencanaan, tindakan dan pengamatan,
maka tahap selanjutnya yang dilaksanakan adalah refleksi dengan
menggunakan metode Ummi dan take and give. Dengan model
pembelajaran tersebut apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Tahap refleksi ini dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan
seberapa besar tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan
60
sesudah dilakukan tindakan dan mengkaji keberhasilan belajar siswa
sebagai persiapan tindakan sebelumnya.
Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus I
ini adalah penggunaan metode Ummi dan take and give pada siklus ini
penggunaan metode kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:
1) Pengkodisian siswa dalam berkelompok kurang kondusif.
2) Guru kurang dalam memerintahkan para siswa untuk melakukan
latihan membaca yang dilakukan secara berkelompok sehingga ada
beberapa siswa yang bermain-main sendiri.
3) Guru selalu menghimbau siswa yang belum tuntas untuk selalu
diberikan motivasi dan semangat agar siswa mendapatkan nilai
sesuai dengan KBM.
Untuk mengatasi hal-hal diatas, perlu adanya tindak lanjut
untuk meningkatkan keseriusan atau kesungguhan dalam proses
pembelajaran agar siswa yang belum tuntas untuk lebih bersungguh-
sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Proses pelaksanaan siklus I terdapat 4 tahapan, yaitu:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing)
61
dan refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini
dapat didiskripsikan sebagai berikut:
1) Guru menentukan sub pokok bahasan pembelajaran yaitu
menjelaskan hukum tajwid Al Qomariyah dan Al Syamsiyah yang
terdapat dalam potongan ayat Q.S Ar Rahman 33 dan Q.S Al
Mujadilah 11.
2) Mempersiapkan RPP sebagai pedoman dalam proses belajar
mengajar
3) Mempersiapkan alat peraga berupa karton dan kartu take and give
sebagai bahan kegiatan pembelajan.
4) Mempersiapkan evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui
kema
Recommended