View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENINGKATAN POTENSI EKONOMI MASYARAKAT MELALUI
MARKETING MIX PADA GEOPARK SEBAGAI MEDIA
COMMUNITY BASED TOURISM DI DESA GUGUK
KECAMATAN RENAH PEMBARAP
KABUPATEN MERANGIN
SKRIPSI
ARUWA
NIM: EES.150601
PEMBIMBING
Dr. M. NAZORI MADJID, S,Ag.,M.SI
BAMBANG KURNIAWAN, S.P.,M.E
PROGRAM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019/1440 H
MOTTO
ما بقىم حتى يغيـر واما با نفسهم رـلايغيان الله
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri “(Ar-Ra’d: 11)1
1 QS: Ar-Ra’d’ Ayat 11
PERSEMBAHAN
Ya Allah
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,
bahagia, dan
Pertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah
Memberi Warna-warni kehidupan. Kubersujud dihadapan Mu, Engkau
Berikan aku kesempatanuntuk bisa samapai dipenghujung awal
Perjuanganku segala puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..alhamdulillahhirobbil’alamin
Sujud syukurku kusembahkan ke pada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir,
berilmu, Beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini.
Dengan rasa syuku atas segala nikman dan karunia yang telah Allah SWT berikan, serta
ditempatkannya aku diantara kedua malaikatmu yang senantiasa membimbingku,
mendidikku, dan menjagaku dengan penuh kasih dan sayangnya,,ya Allah berikanlah
balasan yang setimpal Syurga Firdaus untuk kedua orang tuaku dan jaukkan lah mereka
dari panasnya sangat hawa api nerakamu...
Skripsi ini ku persembahkan untuk
Kedua orang tua ku tercinta, untukmu Ayah (M. Zaki),,,Ibu (Maisitoh) Terimakasih..
You are my everything for me.
Setiap langkah dan do’aku, ku selalu berusaha mewujutkan harapan-harapn yang kalian
impikan didiriku, mungkin semuany itu belum kurai’insyaallah atas dukungan do’a restu
semua mimpi itu akan bisa ku wujutkan dikemudian hari,,amin. Untuk itu ku
persembahkan ungkapan terimakasih untuk kakak-kakakku dan adikku tercinta (kakak
Darmi, Darmawan, Firdaus dan Adikku Rosi Hidayah) serta keponakanku yang
kusayangi, Ayu alfina, Asraf, Farhan Maulana, Ibar, Saher, kak ipar Mahmudi, Hikma
dan Riniza.
Serta Sahabat Ridha habaditsi, Isnawati dan teman-teman seperjuangan yang selalu
membantu, mensupport, memberi saran dan kritik yang membangun, yang takbisa ku
sebutkan satu persatu.
“Hidup telalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan
Allah SWT dan orang lain
TerimaKasih Kuucapkan Kepada Teman Sejawat Saudara Seperjungan”
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekonomi yang ada di kawasan
hutan adat geopark merangin, faktor pendukung dan penghambat dari potensi,
serta peran pemerintah. Metode yang digunaknan dalam penelitian ini yaitu
Kualitatif Deskriptif dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah ada 4 potensi ekonomi yang
dikembangkan yaitu potensi ekonomi wisata, kerajinan tangan, makan olahan, dan
sumber daya alam. Sedangkan faktor pendukungnya adalah marketing mix 4P
yaitu produck, price, place, dan promotion. Sedangkan faktor penghambatnya
adalah modal, infrastruktur dan pemanfaatan teknologi dan kurangny kesadaran
masyarakat akan potensi yang dimiliki. Peran pemerintah adalah memberi
pelatihan, sebagai pengawas, pemberi bantuan seperti penanaman bibit. Hasil
penelitian diketahui di dalam meningkatkan ekonomi masyarakat desa guguk
geopark merangin mempunyai potensi dan masalah. Banyaknya minat dan bakat
masyarakat serta tersedianya sumber daya alam menjadi potensi sedangkan
masalahnya masih adanya faktor penghambat yang membuat susahnya untuk
mempromosikannya karena masih ada sarana- prasarana lain yang masih belum
dibangun.
Kata Kunci: Potensi, Ekonomi, Community based tourism.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa iringan sholawat
serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “Peningkatan Potensi Ekonomi Masyarakat
Melalui Marketing Mix pada Geopark Sebagai Media Community Based
Tourism Di Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin”
Adapun tujuan dari penyusunaan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir yang
merupakan syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu (S. 1) dalam jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data
maupun dalam penyusunaannya. Berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
Terutama dari Bapak Dr. Nazori madjid, s.Ag.,M.Si dan Bapak Bambang
Kurniawan, SP.,M.E selaku pembimbing I dan II. Hal yang pantas menulis
ucapkan adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Serta kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... i
NOTA DINAS ........................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. .......................................................................................... .... 1
B. Rumusan Masalah. ..................................................................................... ... 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 8
E. Batasan Masalah............................................................................................ 9
F. Kerangka Teori.............................................................................................. 10
G. Tinjauan Pustaka............................................................................................ 27
H. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 30
BAB II. METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian....................................................................... 32
B. Pendekatan Penelitian.................................................................................... 32
C. Jenis Dan Sumber Data.................................................................................. 33
D. Instrumen Pengumpulan Data....................................................................... 34
E. Teknik Analisis Data..................................................................................... 35
F. Teknik Pemeriksaan Data.............................................................................. 37
BAB III. GAMBAR UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Desa Guguk Dan Kawasan Hutan Adat Desa Guguk
Geopark Merangin......................................................................................... 41
B. Visi Dan Misi Pengelolaan Hutan Adat Desa Guguk Geopark Merangin... .. 44
C. Struktur Organisasi........................................................................................ 45
D. Hitungan Paket Ekowisata Hutan Desa Guguk............................................. 46
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Potensi ekonomi yang ada di desa guguk untuk meningkat kan ekonomi
masyarakat..................................................................................................... 49
B. Faktor pendukung dan penghambat di dalam peningkatan ekonomi
masyarakat desa guguk melalui marketing mix pada geopark...................... 53
C. Peran pemerintah didalam meningkat ekonomi melalui mareting mix
pada geopark sebagai media communiti based tourism di desa guguk......... 58
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 59
B. Saran.............................................................................................................. 61
C. Kata penutup.................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Nama Objek Wisata Unggulan Dan Jumlah Kunjungan Dari
Januari 2017-September 2018 Ke Kabupaten Merangin........................... 4
Tabel 2 Hasil Penelitian Terdahulu........................................................................... 27
Tabel 3 Hitungan Paket Ekowisata Hutan Adat Desa Guguk................................... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian................................................................. 30
Gambar 2 Struktur Organisasi Kelompok Pengelola Hutan Adat............................. 46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang mulai diperhitungkan diberbagai
negara baik negara maju atau pun negara sedang berkembang tidak terkecuali
Indonesia. Hal itu nampak dari keseriusan berbagai negara yang berlomba-lomba
dalam pengelolaan sektor pariwisata. Ciri khas negara Indonesia dapat dijadikan
sebagai potensi keungulan untuk dijadikan daya terik wisatawan ke Indonesia,
terlebih lagi di negara Indonesia banyak terdapat tempat-tempat menarik bagi
wisatawan mancanegara untuk berkunjung, diantaranya wisata alam, wisata
Sejarah, dan wisata Buatan.2
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan dijelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk
mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta
mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.3
Pengembangan pariwisata yang optimal akan mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu objek wisata harus
dikelola dengan baik. Pengelolaan pariwisata yang baik dan terencana akan
berdampak positif bagi ekonomi, sosial dan budaya.
2 Annisa Shafitri, Pengaruh Pariwisata Terhadap Perubahan Budaya Dan Perekonomian
Masyarakat Pesisir Barat Ditinjau Dari Perspektifbekonomi Islam, (IAIN raden intan lampung,
2017). Hlm 4. 3 Takariandina Diana Ethika. Pengembangan pariwisata berbasis budaya berdasarkan
undang-undang nomor 10 tahun 2009 di kabupaten sleman (Universitas Janabadra, 2016)
Tim penyusunan kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa,
Mengatakan bahwa Ekonomi masyarakat adalah ekonomi yang berdasarkan
produksi hasil aktivitas masyarakat. Hasil aktivitas masyarakat disini terbatas
pada produksi hasil aktivitas sehubungan dengan kegiatan pariwisata. Jika
intensitas kegiatan pariwisata dalam suatu masyarakat meningkat, maka
produksinya juga akan meningkat. Hal ini akan berdampak kepada meningkatnya
keadaan sosial ekonomi masyarakat.4
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan
bidang wisata.5 Untuk meningkatkan potensi ekonomi masyarakat perlu di
gunakan marketing yang baik agar hal tersebut terwujud.
Marketing merupakan kegiatan yang menonjolkan aktivitas bisnis sehingga
perlu disadari secara baik oleh para pelaku bisnis wisata. Pemasaran boleh
dikatakan sebagai medan terakhir dari seluruh kegiatan perencanaan, sehingga
target untuk mengejar jumlah kunjungan wisatawan dapat dicapai secara optimal.6
Salah satu perencanaan menggunakan konsep Marketing Mix/ Bauran Pemasaran,
Marketing Mix adalah perangkat alat pemasaran yang dapat dikendalikan, yang
dipadukan untuk menghasilkan respon yang di ingin kan pasar sasaran. Dalam
4 Marsono, dkk. Damapak pariwisata religi kawasan masjid sunaan khudus terhadap
ekonomi, lingkungan dan sosial budaya (Yokyakarta, Gajah Mada University Press Anggota Ikapi,
2016) Hlm. 8.
5 Ibid., Hlm 7.
6 Gusti bagus arjani. geografi pariwisata dan ekonomi kreatif (jakarta, PT rajagrafindo,
2016) Hlm 126-127.
ilmu pemasaran dikenal konsep marketing mix, yaitu 4 P: Product, Price, Place
Dan Promotion.7
Dalam pandangan Hausler Community Based Tourism merupakan suatu
pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan pada masyarakat lokal (
baik yang terlibat langsung dalam industri pariwisata maupun tidak) dalam bentuk
memberikan kesempatan (akses dalam menajmen dan pembangunan pariwisata
yang berujung pada pemberdayaan politis melalui kehidupan yang lebih
demikritis termasuk dalam pembagian keuntukan dari kegiatan pariwisata yang
lebih adil bagi masyarakat lokal.8
Provinsi Jambi menjadi salah satu daerah di indonesia yang memiliki potensi
wisata yang cukup beragam. Provinsi Jambi memiliki 11 (sebelas) Kabupaten dan
Kota. Dengan berbagai potensi wisata yaitu alam, budaya, dan sejarah, yang
potensial untuk dikembangkan.9 Salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi yang
menarik untuk dikunjungi adalah Kabupaten Merangin.
Kabupaten Merangin mempunyai luas wilalah 7.679.00 km2.10
Dengan Ibu
kota ialah Bangko. Merangin merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi,
selain mengoptimalkan wisata sejarah, pemerintah Kabupaten Merangin juga
mengembangkan potensi desa yang disajikan dalam bentuk Desa Wisata. Salah
satu wisata yang sangat terkenal di merangin adalah Geopark Merangin. Geopark
7 Agustina Shinta. Menajmen Pemasaran ( Malang, Universitas Brawijaya Press, 2014).
Hlm 22. 8 Sri Endah Nurhidayati, Community Based Tourisem (CBT) Sebagai Pendektan
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. 2016 9 qorina novitri dan m. Syafri,. Determinan Penerimaan Daerah Dari Sektor Pariwisata
di Kab/Kota Provinsi Jambi Periode 2000-2012 (Feb Unja, 2014) Hlm 166 10
Merangin Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Merangin 2015
merupakan konsep untuk menyejahterakan masyarakat lokal berbasis konservasi
warisan geologi yang di kembangkan oleh suatu wilayah tertentu.11
Hal ini yang
mampu meningkatkan potensi kunjungan wisata ke Merangin. Berikut ini
disajikan Tabel Nama Objek dan Jumlah Kunjungan wisata di Kabupaten
Merangin pada Tahun 2017-2018.
Tabel 1
Data Nama Objek Wisata Ungulan Dan Jumlah Kunjungan
Dari Januari 2017-Saptember 2018 Ke Kabupatenn Merangin
Sumber : Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merangin, 2018
11
Maghfira Abida, dkk. Geo-Pintar (Geopark As Integrated And Smart Tourism):
Konsep Pariwisata Modern Gunung Sewu Sebagai Global Geopark Network Dalam Menyongsong
Masyarakat Ekonomi Asean (Universitas Gajah Mada, 2015) Hlm 9.
No
Nama Objek Wisata
Kecamatan
2017
2018
1. Arboretum Bangko 9246 8546
2. Dam Betuk Tabir Lintas 1541 9549
3. Bukit Tiung Bangko 8045 1953
4. Goa Tiangko Sungai Manau 1089 952
5. Teluk Perentak Renah Pemberap 2310 1954
6. Teluk Uang Bangko Barat 6340 6523
7. Danau Pauh Jangkat 8603 5241
8. Grau Sakti Jangkat 1950 2534
9. Merangin Garden Bangko 9532 9845
10. Hutan Adat Desa Guguk Renah Pembarap 2451 2320
11. Jam Gento Bangko 5082 5985
12. Hesti’s Garden Jangkat 6890 9853
13. Green Kandis Bangko 6340 6458
14. Taman Indah Lestari Bangko 3548 1954
15. Family Abadi Bangko Barat 3380 9546
16. Bukit Ngarau Tabir Ulu 6045 5983
17. Air Terjun Sigerincing Siau 4512 5423
18. Air Terjun Rantau Suli Jangkat Timur 1968 7895
19. Air Terjun Mengkaring Renah Pembarap 4869 9540
20. Rumah Tuo Rantau Panjang 3836 8510
21. Telaga Biru Jangkat 2089 1750
Jumlah 99666 122320
Berdasarkan data tentang nama objek dan jumlah kunjungan wisatawan di
Kabupaten Merangin, objek wisata yang sering di kunjungi sebanyak 21 objek
wisata. Salah satu di antaranya adalah Hutan Adat Guguk Geopark Merangin.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2017 sampai
September 2018 terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang cukup
signifikan, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia khususnya ke
Kabupaten Merangin yang dapat meningkatkan devisa bagi negara dan
peningkatan PDRB bagi Kabupatrn Merangin.
Munculnya desa wisata diharapkan mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat di sekitarnya dengan melalui pengembangan potensi desa yang
beranekaragam.12
Potensi desa yang dapat dikembangkan di desa guguk antara
lain, potensi pertanian, perternakan, alam dan potensi wisata. Adapun potensi
yang di kembangkan adalah potensi wisata. Terbentuknya desa wisata di
Kabupaten Merangin selain merupakan kebijakan dan upaya yang dilakukan oleh
pemerintah setempat, juga merupakan bentuk inisiatif dari masyarakat desa yang
mampu melihat kondisi dan potensi yang dimiliki oleh daerahnya.
Desa Guguk dengan nama Wisata Hutan Adat Guguk Geopark Merangin,
Hutan Adat sendiri menjadi kawasan hutan melalui surat keputusan bupati
merangin No: 287 Tahun 2003 dikukuhkan oleh Bupati Merangin 23 November
2003. Hutan adat guguk mempunyai luas wilayah 690 H, Dengan batasan
12
Alip Sugianto, Kajian Potensi Desa Wisata Sebagai Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Desa Karang Patihan Kecamatan Balong Ponorogo (Universitas Muhammadiyah Ponorogo)
wilayah, Sebelah timur sungai nilo, Sebelah barat sungai ta’i, Sebelah utara DAS
sungai merangin, Sebelah selatan Jlan EX. HPH PT. Injapsin.13
Potensi peningkatan ekonomi yang ada di Desa Guguk dalam bentuk wisata
antara lain, potensi Geopark. Geopark hutan adat sendiri sudah mendapat
penghargaan atas potensi yang dimiliki yaitu, Trophy dan piagam CBFM Award,
penghargaan pengelola hutan lestarai berbasis masyarakat pada tahun 2006.
Trophy dan piagam kalfataru tingkat nasional juara 1 kategori penyelamat
lingkungan terbaik tahun 2013. Tetapi permasalah yang sering muncul di dalam
peningkatan dan pengembangan desa wisata guguk adalah di Desa Guguk, seperti
masih terdapat beberapa warga yang tergolong dalam ekonomi rendah, Hal ini
dikarenakan masih minim nya antusias serta keterlibatan masyarakat terkait
pemanfaatan obyek wisata maka dengan adanya desa wisata ini dapat menjadi
peluang usaha bagi masyarakat. 14
Pengembangan pariwisata baik di daerah maupun di desa haruslah
didasarkan pada Peningkatan perencanaan, peningkatan, dan arah pengelolaan
yang jelas agar semua potensi yang dimiliki suatu daerah tujuan wisata dapat di
tingkatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat..15
Permasalahan potensi peningkatan pariwisata yang ada di Geopark Merangin
adalah kurangnya penyediaan komponen-komponen wisata, yaitu: transportasi,
promosi wisata, infrastruktur, dan sarana pelengkap wisata.
13
Harti Ningsih, dkk. Harapan dan Potensi di Hutan Adat Guguk (2012) 14
Adhitya Farhan. Analisis Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata Candirejo
Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, (Universitas Diponegoro Semarang).
15
Ibid.,
Berdasarkan penjelasan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul” Peningkatan Potensi Ekonomi Masyarakat Melalui
Marketing Mix pada Geopark Sebagai Media Community Based Tourism di
Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, rumusan
masalah dalam penelitian yaitu:
1. Apa saja potensi Ekonomi Masyarakat Desa Guguk pada Geopark Sebagai
Media Community Besed Tourism di Kecamatan Renah Pembarap
Kabupaten Merangin?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningatkan Ekonomi
Masyarakat melalui Marketing Mix pada Geopark Sebagai media
Community Besed Tourism di Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap
Kabupaten Merangin?
3. Bagaimana peran pemerintah terhadap peningkatan potensi ekonomi
masayarakat melalui Marketing Mix pada Geopark sebagai Media
Comunitty Based Tourism di Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap
Kabupaten Merangin?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui potensi Ekonomi Masyarakat Desa Guguk pada Geopark
Sebagai Media Community Besed Tourism di Kecamatan Renah Pembarap
Kabupaten Merangin.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam meningatkan
Ekonomi Masyarakat Melalui Marketing Mix Geopark sebagai media
Community Besed Tourism di Guguk Kecamatan Renah Pembarap
Kabupaten Merangin.
3. Untuk mengetahui peran pemerintah terhadap peningkatan potensi ekonomi
masayarakat melalui MarketingMix pada Geopark sebagai Media Comunitty
Based Tourism di Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten
Merangin.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan pada penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya terkait dengan topik
dalam penelitian ini. Serta dapat menambah wawasan dan pemahaman terhadap
kajian ilmu pengetahuan ekonomi tentang potensi masyarakat yang diarahkan
untuk mengembangakan potensi daerahnya khususnya didalam bidang
perekonomiaan masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ke berbagai pihak
mengenai potensi ekonomi masyarakat melalui peningktatan Marketing Mix
pada Geopark sebagai Media Community Based Toursm di Desa Guguk
Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
yang berkaitan dengan potensi ekonomi masyarakat melalui peningktatan
Marketing Mix pada Geopark sebagai Media Community Based Toursm di
Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin sebagai
syarat untuk memenuhi tugas akhir skripsi.
c. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
serta informasi dalam menentukan kebijakan pemerintah dan lembaga
terkait lainnya dalam upaya meningkatkan potensi daerah melalui
peningktatan Marketing Mix pada Geopark sebagai Media Community
Based Toursm di Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten
Merangin.
d. Bagi Jurusan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan
referensi acuan penelitian berikutnya yang akan dilakukan oleh mahasiswa
jurusan ekonomi syariah Khususnya mengenai Potensi Peningkatan
Ekonomi Masyarakat Melalui Marketing Mix pada Geopark sebagai Media
Community Based Tourism.
E. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka peneliti
membatasi masalah pada potensi ekonomi masyarakat Desa Guguk, faktor
pendukung dan penghambat ekonomi masyarakat Melalui Marketing Mix pada
Geopark, serta peran pemerintah dalam peningkatan potensi ekonomi masayarakat
di Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Potensi
Seiring dengan berlakunya desenteralisasi melalui UU No. 24 Tahun 1999
yang telah diamandemen melalui UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah
daerah, maka setiap pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota) berhak dan
sekaligus bertanggung jawab mengelola potensi kekayaan didaerahnya untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.16
Menurut Yoeti dalam Suratmin, Indonesia memiliki wilayah yang sangat
luas dengan didukung sumber daya alam yang beraneka ragam yang berpotensi
untuk di olah dan dimanfaatkan. Selain itu negara indonesia juga kaya akan seni
budaya, daerah dan adat istiadat, peninggalan sejarah terdahulu dan tidak kalah
menarik adalah keindahan penomena alamnya yang cukup potensial untuk di
kembangkan dengan baik. Ternyata pariwisata dapat diandalkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunaan nasional.17
16
Totok Mardikanto,dkk. Pemberdayaan masyarakat,(Bandung, Alfabeta, 2017). Hlm
194. 17
Suratmin, dalam pegantar olehraga rekreasi dan olahraga pariwisata, (Depok, PT
Raja Grafindo Persada,l 2018). Hlm 71.
Pengembangan potensi wisata dalam suatu daerah dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD) dengan pengelolaan yang menerapkan konsep
ekoturisme. Pendapatan Asli Daerah yang merupakan gambaran potensi keuangan
daerah pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan restribusi daerah.
Berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor restribusi, maka daerah dapat
menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah
menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor penyumbang
terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam meningkatkan
pendapatan asli daerah.18
Potensi ekonomi Menurut Suparmoko dalam Nengah Kartika adalah
kemampuan ekonomi yang ada didaerah yang mungkin dan layak dikembangkan
sehinggga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat
bahkan dapat mendorong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk
berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan. Untuk meningkatkan
perkembangan potensi maka strategi pengembangan potensi yang ada akan lebih
terarah dan strategi tersebut akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah atau
siapa saja yang akan melaksanakan kegiatan usaha didaerah yang
bersangkutan.19
oleh karena itu didalam mempersiapkan strategi pengembangan
potensi yang ada didaerah yaitu
18
Eko Nur Fatmawati, dkk. Pengembangan Potensi Desa Wisata Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Desa Ponggok Kabupaten Klaten. Dosen Pada Sekolah Tinggi
Pariwisata Sahid Surakart. 19
Nengah Kartika, dan Wayan Wenagama. Strategi Pengembangan Ekonomi Daerah Di
Provinsi Bali. 2015. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNUD)..
1. Mengeidentifikasi sektor-sektor kegiatan mana yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan
masing-masing sektor.
2. Mengeidentifikasi sektor-sektor yang potensinya rendah untuk
dikembangkan menjadi faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
potensi sektor tersebut untuk dikembangkan.
3. Mengidentifikasi sumber daya yang ada termasuk sumber daya manusia
dan yang siap digunakan untuk mendukung perkembangan setiap sektor
yang bersangkutan.
4. Dengan menggunakan model pembobotan terhadap kekuatan variabel
kekuatan dan kelemahan untuk setiap sektor dan subsektor.
5. Menentukan strategi yang akan ditempuh untuk mengembangkan sektor-
sektor andalan yang akan dapat menarik sektor-sektor lain untuk tumbuh
sehingga perekonomian akan berkembang.
Dari pendapat di atas bisa kita jelaskan bahwa potensi adalah sumber daya
di masyarakat yang belum di kembangkan oleh masyarakat seperti, sumber daya
alam, yang jika dikembangkan akan mempunyai kemungkinaan menjadi sumber
daya yang lebih besar. Jika hal ini bisa di manfaatkan oleh kelompok atau
organisasi di suatu masyarakat ,hal ini akan meningkatkan ekonomi di daerah atau
masyarakat itu sendiri.
Adapun potensi yang dimiliki masyarakat Desa Guguk Geopark Merangin
dalam kawasan Hutan adat Guguk adalah potensi Budaya seperti Rumah Tuo,
Tempat Gedang (Kuburan besar), Jalan Ex Belanda, Pasko Marga Pembarap
(Lantak Sepadan), Pencak Silat, Hari Makan Jantung, Tari Tradisional, Kulinner,
Pantun. Potensi Flora-Fauna, Pohon (Meranti, Tembesu, Kulim, Mampiai,
Gaharu,Surian dll), Satwa ( Harimau Paligai Panjang, Kijang, Rusa, Tapir,
Beruang dll), Burung ( Rangkong, Burung hijau daun, Kuau Raja dll), Sarang
Walet, Madu, Kawasan Kebun Buah Masyaraka. Potensi Ragam Geologi, Air
terjun Sungai Betung, Keunikan Batuan di Sungai Nilo dan Merangin.
Sedangkan potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat Desa Guguk untuk
meningkatkan daya tarik wisatawan antara lain seperti, potensi kerajinaan dari
bambu dan rotan, serta berbagai macam olahan makanan khas daerah merangin.
2. Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Ekonomi masyarakat adalah ekonomi yang berdasarkan produksi hasil
aktivitas masyarakat. hasil aktivitas masyarakat disini terbatas pada produksi hasil
aktivitas sehubungan dengan kegiatan pariwisata. Jika intensitas kegiatan
pariwisata dalam suatu masyarakat meningkat, maka produksinya juga akan
meningkat. Hal ini akan berdampak kepada meningkatnya keadaan sosial
ekonomi masyarakat.20
Damanik, et al, dalam Andi Maya Purnamasari Pariwisata berbasis
masyarakat merupakan aktivitas ekonomi penting yang jika dikembangkan
dengan tepat dapat mengatasi sejumlah tantangan pembangunan, termasuk
pengurangan kemiskinan, pengembangan ekonomi lokal, perdamaian dan
20
Marsono, dkk. Damapak pariwisata religi kawasan masjid sunaan khudus terhadap
ekonomi, lingkungan dan sosial budaya (yokyakarta, gajah mada university press anggota ikapi,
2016) hlm 8
keselarasan masyarakat, dan manajemen sumber daya alam dan lingkungan yang
berkesinambungan21
.
Ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara manusia dan masyarkat
menentukan/ menjatuhkan pilihannya, dengan atau tanpa menggunakan uang
untuk menggunakan sumber daya alam secara produktif yang langka yang dapat
mempunyai penggunaan-penggunaan alternatif, untuk memperoduksi berbagai
barang serta membagikannya untuk dikonsumsi, baik untuk waktu sekarang
maupun yang akan datang, kepada berbagai golongan dan kelompok di dalam
masyarakat.22
Pariwisata adalah wahana yang menarik untuk mengurangi angka
pengangguran. Dalam perekonomian nasional, pariwisata merupakan salah satu
sektor yang diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan melalui
penerimaan devisa. Sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar bagi
masyarakat, terutama masyarakat yang berada di kawasan atau lokasi yang
menjadi tujuan wisatawan.23
Dampak parwisata dalam salah wahab disebut dengan pariwisata merupakan
faktor penting dalam mengembangkan ekonomi. Meningkatnya kegiatan
pariwisata akan mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi masyarakat,
di antaranya munculnya industri jasa, seperti: usaha dan tokoh cendramata, usaha
21
Andi Maya Purnamasari, Pengembangan Masyarakat Untuk Pariwisata Di Kampung
Wisata Toddabojo Provinsi Sulawesi Selatan (Jakarta Selatan,2011) Hlm 53
22
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi ( Jakarata, RajaGrafindo Persada, 2004)
Hlm 8.
23 Qorina Novitri, dkk. Determinan Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata di
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi (Universitas Jambi, 2014) Hlm 149.
akomodasi ( hotel, motel, pondok wisata dan perkemahan) usaha transportasi,
penambahan pemerintah hasil pertanian dan akan meningkatkan pendapatan
masyarakat dan negara.24
Dampak Ekonomi adalah suatu proses yang di lakukan masyarakat yang
akan menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat. serta bisa mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan pembangunan di suatu daerah. Ekonomi sendiri
yaitu sesuatu yang bisa di produksi dan bisa memberikan manfaat nilai tambah
untuk masyarakat, baik dalam jangka waktu sekarang maupun masa yang akan
datang.
3. Community Based tourism
Dalam pandangan Hausler Community Based Tourism merupakan suatu
pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan pada masyarakat lokal (
baik yang terlibat langsung dalam industri pariwisata maupun tidak) dalam bentuk
memberikan kesempatan (akses dalam menajmen dan pembangunan pariwisata
yang berujung pada pemberdayaan politis melalui kehidupan yang lebih
demikritis termasuk dalam pembagian keuntukan dari kegiatan pariwisata yang
lebih adil bagi masyarakat lokal.25
Menurut Hudson Timothy dalam Sunaryo mengatakan pariwisata berbasis
masyarakat atau community based tourism merupakan pelibatan masyarakat
24
Marsono, dkk. Damapak pariwisata religi kawasan masjid sunaan khudus terhadap
ekonomi, lingkungan dan sosial budaya (yokyakarta, gajah mada university press anggota ikapi,
2016) hlm 8
25 Sri Endah Nurhidayati, Community Based Tourisem (CBT) Sebagai Pendektan
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. 2016
dengan kepastian manfaat. Yang diperoleh masyarakat melalui upaya perencanaan
pendampingan yang membela masyarakat lokal. Serta kelompok lain yang
memiliki antusias atau minat kepada pariwisata, dengan pengelolaan pariwisata
yang memberi peluang lebih besar untuk mewujutkan kesejahteraan masyarakat
setempat. Pariwisata berbasis masyarakat berkaitan dengan adanya partisipasi
yang aktif dari masyarakat sebagai pengelola dalam pembangunaan
kepariwisataan yang ada.26
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan desa wisata terdiri dari dua
maksud yaitu, dalam mekanisme dalam pengambilan keputusan dan partisipasi
dalam menerima keuntungan. Dari pengelolaan desa wisata. Oleh karen itu pada
dasarnya terdapat tiga perinsip pokok dalam strategi perencanaan pembangunaan
kepariwisatan yang berbasis pada masyarakat atau community based tourism,
yaitu:27
a. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
b. Terdapat kepastian masyarakat lokal menerima manfaat.
c. Pemberian edukasi tentang pariwisata kepada masyarakat lokal.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpukan bahwa Community based
tourism adalah alat yang digunakan unutuk mengantaskan kemiskinan di suatu
negara berkembang berbasis pariwisata. Community based tourism adalah
pariwisata berbasis masyarakat maksudnya masyarakat lokal terlibat langsung di
26 Neno rizkanto, Dkk. Penerapan konsep comminity based tourism dalam pengelolaan
daya tarik wisata bekelanjutan. (Universitas berawijaya malang, 2018). Hlm 23. 27 Ibid,.
dalam mengembangkan pariwisata serta memdapatkan keuntungan dan manfaat
dari pariwisata tersebut.
4. Pengertian Pariwisata
Kepariwisataan merupakan kata bentuk dari kata”pariwisata” yang
mendapat imbuhan “ke-an” sebagai pembentuk kata beda. Menurut Pasal 1 angka
4 UU No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, kata pariwisata diartikan dengan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelenggaran pariwisata.28
Pariwisata bisa diartikan sebagai perjalanaan yang dilakukan berkali-kali
atau berputar-putar dari satu tempat ketempat yang lain yang dalam bahasa inggris
di sebut dengan kata”tour” sedangkan pengertian jamak “kepariwisataan” dapat
digunakan kata “ taurisme” atau “ tourism”.
Huziker dan Kraf dari Swiss menyatakan pariwisata adalah sejumlah hubungan-
hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tingggalnya orang-orang asing
yang tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal dan usaha-usaha yang bersifat
atau permanen sebagai usaha mencari pekerjaan penuh.29
Pariwisata adalah
perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-
tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup bekerja dan kegiatan-kegiatan
mereka selama tinggal ditempat tujuan itu.30
28
Ida Bagus Wyasa Putra,dkk. Hukum Bisnis Pariwisata (Bandung, PT Refika Aditama,
2003). 29
Bungaran Antonius Simanjutak, dkk. Sejarah Pariwisata ( Jakarta, Yayasan Pustaka
Obor, 20017) Hlm 7. 30
Suratmin, Olahraga Rekreas dan Olahraga Pariwisata (Depok, PT Raja Grafindo
Persada, 2018), Hlm 29.
Pariwisata menurut salah wahab dalam Suratmin adalah suatu proses
bepergian sementara seseorang kesuatu tempat yang diluar tempat tinggalnya
dengan keinginan urusan: kepentingan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan,
agama, kesehatan, maupun sekedar ingin tahu atau menambah pengelaman serta
perjalanan wisata untuk melihat dan menikmati keindahan alam di sekitar tempat
wisata.31
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program pembangunaan
Nasional (Undang-undang Propermas) dasar-dasar kebijakan ekonomi sebagai
berikut:
1) Berdasarkan atau berbasis ekonomi kerakyataan.
2) Berdasarkan otonomi daerah, peran serta aktif masyarakat
3) Berdasarkan efisiensi dan ekonomi berkelanjutan.
4) Berorientasi pada perkembangan ekonomi global, tetapi memperhatikan
kepentingan nasional.
5) Transparan, bertanggung-gugat.
6) Keberlanjutan sumber daya alam, lingkungan hidup, dan sistem sosial
kemasyarakatan.
Azas-azas demikian ini tentu secara analogis harus juga diterapkan dalam
kebijakan kepariwisataan sebagai salah satu bentuk perdagangan jasa. Karena ini
kebijakan kepariwisata harus secara jelas mengidentifikasi karakteristik kegiataan
kepariwisataan, untuk dapat memberikan perlakuan yang akurat tehadap kebijakan
31
Ibid,. Hlm. 29.
tersebut seperti penyiapan lingkungan bisnisnya, penataan kelembagaan dan
teknik bisnisnya, serta pengembangan tradisi bisnis yang sesuai dengan
krakteristik objek tersebut.32
Pariwisata adalah kegiatan orang-orang melakukan perjalanan kesuatu
tempat dan tinggal di suatu tempat di luar lingkungan biasanya untuk jangka
waktu kurang dari satu tahun secara berturut-turut untuk memanfaatkan waktu
senggang, urusan bisnis dan tujuan lainnya.33
Berdasarkan teori yang dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pariwisata adalah perjalanaan seseorang ke suatu tempat dalam rangka
menjalankan pekerjaan atau hanya sedang menikmati keindahan. Biasanya
pariwisata hanya dilakukan dalam jangka waktu sementara saja bukan untuk
menentap di suatu tempat tertentu atau pun tinggal dalam jangka waktu yang
panjang.
5. Desa Wisata
Wisata menurut Burkart dan medlik dalam Marsono adalah kegiatan
perjalanaan atau sebagian dari kegitaan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata dalam suatu
destinasi wisata. Kualitas destinasi atau potensi daya tariknya ditentukan oleh 4
32
Lili Rasjidi. Aep Gunarsa, 2013, Hukum Bisnis Pariwisata (Bandung: PT Refika
Aditama). 33
Gusti Bagus Arjani, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada 2016) Hlm 6.
hal, yaitu: atraksi, amenitas, aksesbilitas, dan lembaga pengelolaan.34
Wisata
memiliki kebutuhan dasar yang memadai sebagai sarana menuju desa wisata yaitu
melibatkan berbagai kompononen baik SDM (Sumber Daya Manusia), maupun
SDA (Sumber Daya Alam) dalam pengembangan sebagai desa wisata.35
Dalam UU No. 10 Tahun 2009 menjelaskan bahwa wisata adalah kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu
sementara (Pasal 1 ayat 1).36
Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat
yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Unsur-unsur dari desa
wisata adalah memiliki potensi wisata, seni, dan budaya khas setempat,
aksesibilitas dan infrastruktur mendukung program desa wisata, terjaminnya
keamanan, ketertiban, dan kebersihan. Pijakan dasar dalam pengembangan desa
wisata adalah pemahaman terhadap karakter dan kemampuan unsur-unsur yang
ada dalam desa, antara lain: lingkunganalam, sosial ekonomi, budaya masyarakat,
34
Marsono, Dkk. Damapak Pariwisata Religi Kawasaan Masjid Sunnan Khudus
Terhadap Ekonomi, Lingkungan Dan Sosial Budaya (Yokyakarta Gajah mada University press
anggota Ikapi, 2016) Hlm 7. 35
Alip Sugianto . Kajian Potensi Desa Wisata Sebagai Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Desa Karang Patihan Kecamatan Balong Ponorogo (Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
2016) Hlm 58. 36
Gusti Bagus Arjani, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 2016) Hlm 6.
arsitektur, struktur tata ruang dan aspek historis, termasuk indigeneus knowledge
(pengetahuan dan kemampuan lokal) yang dimiliki oleh masyarakat.37
Wisata adalah tempat yang mempunyai keunikan atau keindahan yang
dikunjungi oleh seseorang atau kelompok untuk rekreasi atau liburan. Wisata
bersifat sementara waktu saja, hanya untuk menikmati alamnya dan melihat
karakter serta kemampuan yang di miliki masyarakat di suatu daerah.
Jenis-jenis wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua
kategori (Suryadana dan Vanny), yaitu:
a) Wisata alam, yang terdiri dari:
1) Wisata pantai (marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang
ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing,
menyelam dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana
akomodasi, makan dan Wisata etnik (etnik tourism), merupakan
perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup
masyarakat yang dianggap menarik.
2) Wisata cagar alam (ecotourism), merupakan wisata yang banyak
dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa
udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang
langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat lain.
3) Wisata buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang
memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan
37
Alip Sugianto, Kajian Potensi Desa Wisata Sebagai Peningkataan Ekonomi
Masyarakat Desa Karang Patihan Kecamatan Balong Ponorogo, (Universitas Muhammadiah
Ponorogo, 2016)Hlm 58
oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro
perjalanan.
4) Wisata agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan
perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan dan ladang-
pembibitan di mana wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan
dan peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati segarnya
tanaman di sekitarnya.
b) Wisata Sosial-Budaya, yang terdiri dari:
1) Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini
termasuk golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah,
kota, desa, bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat
bersejarah lainnya seperti tempat bekas pertempuran (battle fields)
yang merupakan daya tarik wisatautma di banyak negara.
2) Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang
berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan
atau daerah tertentu.
Adapaun jenis wisata yang ada di desa guguk adalah wisata cagar alam
dengan keindahan alam dan terdapat flora dan fauna di cagar alam, Air Terjun,
Makam Keramat, Bentang Sungai Merangin dan Sungai Nilo yang kaya akan
Ikan, Mengarungi Sungai Merangin Menggunakan Ketek atau Biduk, Rakit
Buluh.
6. Marketing
Marketing, merupakan kegiatan yang menonjolkan aktivitas bisnis sehingga
perlu disadari secara baik oleh para pelaku bisnis wisata. Pemasaran oleh
dikatakan sebagai medan terakhir dari seluh kegiatan perencanaan, sehingga target
untuk mengejar jumlah kunjungan wisatawan dapat dicapai secara optimal.
Perencanaan Marketing salah satunya menggunakan konsep Marketing Mix/
Bauran Pemasaran, Marketing Mix adalah perangkat alat pemasaran yang dapat
dikendalikan, yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang di ingin kan pasar
sasaran. Dalam ilmu pemasaran dikenal konsep marketing mix, yaitu 4 p:product,
price, place dan promotion.38
a) Product atau produk wisata adalah hasil dari sebuah proses pembangunaan
atau pengembangan yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Dinikmati oleh
wisatawan itu kegiatannya adalah melihat, menonton, mengamati,
merasakan, membeli, mengerjakan, melakukan, dan lain sebagainya. Sifat
dari produk adalah unik, indah, menarik, bernilai seni tinggi, langka,
memiliki keunggulan, dan yang penting tidak didapatkan di negara atau di
daerah asalnya.39
Kualiatas produk yang baik terkait dengan empat hal yaitu keunikan,
autentisitas, originalitas dan keragaman. Keunikan adalah kombinasi kelangkaan
dan daya tarik yang khas melekat pada suatu objek wisata. Originalitas atau
38
Gusti Bagus Arjani, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 2016) Hlm 22 39
Gusti Bagus Arjani, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 2016) Hlm 126
keabsan mencerminkan keaslian atau kemurnian yaitu seberapa jauh suatu produk
tidak terkontaminasi oleh atau tidak mengadopsi model atau nilai yang berbeda
dengan nilai aslinya. Autentisitas mengacu pada keaslian yang dikaitkan dengan
keantiakn, keunikan, eksotisme sebagai atraksi wisata. Diversitas produk artinya
keaneka produk artinya keanekaragaman produk atau jasa yang ditawarkan.40
b) Price Harga
Berbicara mengenai harga, yang sering didengar adalah harga murah atau
harga mahal disamping itu sering disebut juga harga sesuai atau cocok.
Harga yang murah memungkinkan orang membeli lebih banyak bahkan
melebihi rencana, disini ada kondisi aji mumpung. Harga mahal membuat
orang membeli secara terbatas, bahkan mahal mengakibatkan orang tidak
jadi membeli suatu produk. Harga yang sesuai atau harga cocok orang tidak
orang tidak mempersoalkan mahal atau murah, tetapi orang dalam hal ini
sebagai konsumen merasa puas atas produk yang dinikmatinya.
Mengelompokkan harga menjadi biaya tetap dan harga yang fleksibel atau
dapat berubah. Harga atau biaya yang termasuk sudah tetap adalah biaya
menajmen bisa perjalanan, gaji pramuwisata, pajak atau reproduksi, pemasaran,
transportasi/ komunikasi dan listrik/ air. Harga atau biaya yang termasuk berubah
adalah biaya akomodasi, makanan dan minuman , pramuwisata lokal.41
40
Ibid,. 41
Ibid,.
c) Place atau tempat
Lokasi objek wisata sebagai produk haruslah mudah dijangkau atau
memilki aksessibilitas yang baik, mencangkup jarak atau ketersedian mode
transportasi darat, udara, laut yang mudah atau murah. Kunjungan wisata
yang mudah dijangkau mengundang wisatawan baik dalam negeri maupun
mancanegara untuk berkunjung secara masal.
d) Promotion atau promosi
Promosi merupakan elemen penting dalam pengembangan pariwisata
termasuk strategi pemasaran. Promosi pada hakikatnya merupakan
pelaksanaan upaya pemasaran. Promosi parawisata harus dilaksaakan secara
selaras dan terpadu, baik didalam negeri maupun diluar negeri.
Promosi dilakukan melalui penyebaran infomasi seluas-luasnya kepada
stakeholder dalam hal ini adalah masyarakat umum atau publik yang berpotensi
menjadi calon wisatawan disuatu daerah atau negara. Daerah atau negara asal
sebelumnya sudah teridentifikasi sebagai asal wisatawan karena memiliki
kemampuan ekonomi atau memiliki hubungan historis.
Erat kaitanya dengan promosi adalah sistem informasi pariwisata sehingga
dibentuk sistem informasi wisatawan atau pusat informasi pariwisata. Bentuk
informasi yang lazim disiapkan adalah, leafle, booklet, brochure, buku panduan
wisata, peta objek wisata dan sebagainya.
Pemasaran pariwisata sebagai proses menajmen yang membuat perkiraan
dan memuaskan kehendak pengunjung yang ada dan calon pengunjung secara
lebih efektif dari impor atau destinasi pesaing. Perubahan menajmen didesak oleh
laba, dan manfaat bagi masyarakat atau keduanya.jalan manapun yang ditempuh,
tergantung dari interaksi antara wisatawan dan impor. Ini juga berarti
menyelamatkan kebutuhan lingkungan dan masyarakat serta merupakan inti sari
dari kepuasan pelanggan.42
Ada Lima ciri penting pemasran pariwisata:43
1) Sebuah Filosofi yang berorientasi pada konsumen
2) Prosedur dan konsep analitis
3) Teknik pengumpulan data
4) Struktur organisasi
5) Wilayah keputusan strategi dan fungsi perencanaan.
Ada pun tugas-tugas pemasaran dalam jangka pendek yaitu menyesuaikan
kehendak para pelanggan dengan barang-barang yang tersedia. Untuk jangka
panjang tugas pemasaran yaitu menyesuiakan barang-barang kebutuhan dengan
keinginaan para pelanggan.44
Pemasaran pariwisata diperlukan strategi-strategi yang tepat. Definisi
pemasaran pariwisata itu sendiri adalah upaya-upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau badan-badan usaha pariwisata
pada taraf internasional, lokal guna memenuhi kepuasan wisatawaan baik secara
42
Burhan Bungin, Komunikasi Pariwisata (Jakarta, PT Aditiya Andrebina Agung, 2015) 43
Hendri Irawan, Smarter Marketing Moves (Jkarta, PT Elex Media Komputindo, 2007)
Hal 12 44
Ibid..
kelompok maupun pribadi masing-masing dengan maksud meningkatkan
pertumbuhan pariwisata.45
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Marketing atau pemasaran
adalah suatu rangkaian kegiatan yang menonjolkan aktivitas bisnis. Konsep
pemasaran sendiri ada 4 P; Product, Price, Place, Promotion. Pemasaran
pariwisata merupakan proses menajmen yang memperkirakan dan akan
memuaskan pengunjung yang ada dan calon pengunjung. Pemasaran itu sendiri
diguanakan untuk memperkenalkan serta memasarkan suatu objek atau barang
yang bisa meningkatkan pertumbuhan pariwisata.
45
Salah Wahab. Dkk. Pemasaran parawisata Jakarta: PT pradnya Paramita.1992
G. Tinjauan Pustaka
Untuk mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari penelitian yang
sedang dilakukan. Selain itu, juga bertujuan untuk membandingkan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya. Berikut ringkasan hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian.
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
No Nama
penelitian
Judul penelitian Metode
penelitian
Kesimpulan
1.
Ismi
Atikah
Jamalina,
Dyah Titis
Kusuma
Wardani
Strategi
Pengembangan
Ekowisata
Melalui Konsep
Community Based
Tourism (Cbt)
Dan Manfaat
Sosial Dan
Ekonomi Bagi
Masyarakat Di
Desa Wisata
Nglanggeran,
Patuk, Gunung
Kidul
Analisis
Deskriptif
Dan
Fishbone
Analysis
Hasi penelitian di ketahui
bahwa tingkat ketercapaian
seluruh indikator dapat
dikatakan bahwa penerapan
konsep community based
tourism telah berhasil
dikembangkan pada Desa
Wisata Nglanggeran
Kecamatan Patuk,
Kabupaten Ggunung Kidul.
2. Tunjung
wuland,
dan Parfi
Khadiyant
o
Identifikasi
potensi dan
masalah Desa
Wonosoco Upaya
mengembangkan
Sebagai Desa
Wisat di
Kabupaten Kudus
Kualitatif
deskriptif
Hasil penelitin diketahui
bahwa di dalam
pengembangan desa
wonosoco terdapat potensi
dan masalah. Tingginya
pasar wisata disekitar Desa
wisata Wonosoco ini
menjadi potensi dalam
mengembangannya
sedangakn rendahnya
produk merupakan
permasalahannya.dari
produk wisata disebabkan
masih adanya sarana
penting yyang masih belum
terbangun, kondisi
eksisbilitas yang masih
kurang serta belum adanya
kelembagaan atau biro yang
menangani desa ini.
3. Wardana Potensi Dan
Strategi
Pengembangan
Pariwisata Di
Kabupaten Pesisir
Barat
penelitian
kualitatif.
Hasil dari penelitian di
ketahui bahwa Kabupaten
Pesisir Barat merupakan
Daerah Otonomi Baru
(DOB) pemekaran dari
Kabupaten Lampung Barat,
kaya akan potensi
pariwisata yang bisa
dikembangkan guna
menarik wisatawan dari
berbagai daerah maupun
negara untuk berkunjung ke
Kabupaten Pesisir Barat
guna meningkatkan
pendapatan asli daerah
(PAD) Kabupaten Pesisir
Barat dan memaksimalkan
potensi yang ada.
4. Dini
Puspita,
Susi
Sulandari
Strategi
Pengelolaan Desa
Wisata Giyanti,
Kabupaten
Wonosobo
kualitatif
deskriptif
Berdasarkan dari hasil
analisis isu-isu strategis,
maka hasil tersebut akan
dijadikan sebagai acuan
dalam perumusan strategi
pengelolaan Desa Wisata
Giyanti. Hal tersebut akan
mudah terlakasana apabila
telah dibuat menjadi suatu
program strategis.upay
program strategi.
Revilatisasi balaidesa
sebagai tempat untuk
melakukan pertemuan,
Mengadakan pertemuan
dengan pemerintah untuk
memberikan informasi dan
musyawarah tantang
pengelolaan desa wisata,
Mengajak biro perjalanan
untuk mencoba paket wisata
Desa Giyanti.
5. Ninik
Wahyunin
g Tyas1 &
Maya
Damayanti
Potensi
Pengembangan
Desa Kliwonan
sebagai Desa
Wisata Batik
di Kabupaten
Sragen
metode
campuran,
meliputi
metode
kualitatif
untuk
mengkaji
aspek
sediaan,
karakteristik
masyarakat,
dan
kebijakan,
dan
metode
kuantitatif
untuk
mengkaji
aspek
permintaan
wisata atau
di sebut
dengan
R&D.
Desa Kliwonan saat ini
masih dalam masa
peralihan dari desa yang
memproduksi batik
menuju desa wisata batik.
Desa batik yang
dimaksudkan disini adalah
peran dari Desa
Kliwonan sebagai desa
penghasil/produsen batik
yang telah memberikan
layanan berupa wisata
edukasi dan wisata belanja
melalui showroom
batik. Aktivitas inilah yang
menjadi embrio
dalam pengembangan Desa
Kliwonan dari desa
batik menuju desa wisata
batik Desa Kliwonan telah
memiliki potensi
yang dapat dikembangkan
melalui
embrio/modal
pengembangan dari elemen
daya
tarik dan elemen promosi.
Hal tersebut mampu
menjadi modal awal dalam
perkembangan
pariwisata di Desa
Kliwonan ke arah yang
lebih
baik dan dan pada akhirnya
akan dapat
memberikan nilai manfaat
masyarakat lokal
maupun bagi Kabupaten
Sragen.
Dari penelitian diatas, perbedaan penelitian ini berfokus pada potensi yang
dimiliki Desa Guguk dan faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan
ekonomi masyarakat melalui Marketing Mix pada Geopark sebagai Community
Based Tourism serta perran pemerintanya dan lokasi penelitian berbeda, penelitian
ini berlokasi di Desa Guguk, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin.
H. Kerangka Pemikiran
Marketing dalam ilmu pemasaran dikenal konsep Mrketing mix, 4 P;
Product, Price, Place, Promotion. Berikut ini penjelasan 4 P tersebut:46
1. Product atau produk wisata adalah hasil dari sebuah proses pembangunaan
atau pengembangan yang dapat dinikmati oleh wisatawan.
2. Price Harga
Berbicara mengenai harga, yang sering didengar adalah harga murah atau
harga mahal disamping itu sering disebut juga hargasesuai atau cocok.
Harga yang murah memungkinkan orang membeli lebih banyak bahkan
melebihi rencana, disini ada kondisi aji mumpung.
3. Place atau tempat
Lokasi objek wisata sebagai produk haruslah mudah dijangkau atau
memilki aksessibilitas yang baik, mencangkup jarak atau ketersedian mode
transportasi darat, udara, laut yang mudah atau murah.
46
Damanik, Janianton dan Helmut F Waber, Rencana Ekowisata, Dari Teori ke Aplikasi.
Yogyakarta: Kerjasama Puspar UGM dan Penelitian Andi. 2006.
4. Promotion atau promosi
Promosi merupakan elemen penting dalam pengembangan pariwisata
termasuk strategi pemasaran. Promosi pada hakikatnya merupakan
pelaksanaan upaya pemasaran.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Price Place
Promotion
Faktor pendukung dan penghambat
dalam meningatkan Ekonomi
Masyarakat sebagai Community
Based Tourism di Desa Guguk
Kecamatan Renah Pembarap
KabupatenMerangin
Product
Marketing Mix
Peningkatan Potensi Ekonomi
Masyarakat Desa Guguk
Pran pemerintah dalam meningkatkan
potensi ekonomi masyarakat desa
guguk kecamatan renah pembarap
kabupaten merangin
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Guguk, Kecamatan Renah Pembarap,
Kabupaten Merangin. Lokasi ini dipilih karena pada desa tersebut memiliki
permasalah pada bidang Peningkatan Potensi Ekonomi Masyarakat Melalui
Marketing Mix pada Geopark Sebagai Media Community Based Tourism Di
Desa Guguk Kecamatn Renah Pembarap Kabupaten Merangin. Penelitian ini
dimulai sejak disahkanya penelitian yaitu pada bulan September 2018.
B. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
secara Kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu
merupakan penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang
ada sekarang berdasarkan kenyataan sosial dengan menggunakan data-data.
Metode Kualitatif adalah metode yang berdasarkan pada filsafat postposivisme,
sedangkan untuk penelitian pada objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara trianggulasi
(gabungan). Analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.47
47
Menurut Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2017)
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lofland dalam Moleong Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan sepertin
dokumen dan lain-lain.48
1. Jenis Data
Data dalam penelitian kulitatif adalah data yang mencangkup hampir
semua dari datanya adalah bersifat non numeril. Data kulitatif ini
merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna, yang menggambarkan fakta dan penomena yang
diamati.
2. Sumber Data
a. Data Primer meliputi data yang diperoleh secara langsung baik
melalui observasi maupun wawancara dari pihak informan seperti,
masyarakat dan kelompok Pengelola Wisata Hutan Adat di Desa
Guguk Geopark Merangin.
b. Data Sekunder meliputi data yang sudah ada dan terdapat di
kelompok kepengurusan Wisata Hutan Adat Desa Guguk Geopark
Merangin.
48
Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung :Remaja Rosdakarya) Hlm, 157
D. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data. Bila dilihat
dari segi cara atau teknik pengumpelan data dapat dilakukan dengan observasi,
wawancara, dokumentasi.49
a. Observasi: Pengematan langsung terhadap subjek dan objek penelitian,
sehingga peneliti dapat memahami kondisi yang sebenarnya.
b. Wawancara: Data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan kepada
pihak-pihak terkait seperti ketua kepengurusan Wisata Hutan Adat
Guguk Geopark Merangin, Sekretaris, Anggota, Kepala Dusun dan
Masyarakat Desa Guguk Serta pihak lainnya yang bersangkuatan.
c. Dokumentasi: Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk lukisan, gambar atau karya-karya monumental
seseorang.Hasil penelitian dari Pengumpulan data yang terkait dengan
proses Pemberdayaan masyarakat dan data tentang Kawasan Wisata
Hutan Adat Desa Guguk Gepark Merangin.50
49
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2017) Hlm. 308. 50
Ibid., Hlm. 329.
E. Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif yang
dilakukan untuk mengidentifikasi Peningkatan Potensi Ekonomi Masyarakat
Melalui Marketing Geopark Sebagai Media Community Based Tourism Di
Merangin. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang didasarkan data deskriptif
dari status, keadaan, sikap, hubungan atau sistem pemikiran suatu masalah yang
menjadi objek penelitian.
Setelah mendapatkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
langkah selanjutnya adalaah mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis
data, mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulan.Untuk menganalisis data
yang telah di dapatkan oleh peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif,
karena data–data yang diperoleh merupakan kumpulan keterangan–keterangan.
Proses analisis data dimulai dengan menyiapkan seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.51
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data. Pada saat wawancara,
peneliti sudah elakukan analisis terhadap jawaban dari informasi. Jika jawaban
dari wawancara tidak memuaskan maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan
lagi, sampai dengan tahap tertentu sehingga data yang didapatkan memuaskan.
51
Muhammad Zulfikar.pemberdayaan ekonomi masyarakat disekitar obyekwisata
tamannasional bukit barisan selatan. (Universitas Lampung, 2016) Hlm. 52.
Aktivitas dalam menganalisi data kualitatif yaitu antara lain:
a. Pengumpulan data
Penelitian membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasiyang merupakan catatan lapangan yang
terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian.
b. Data reduction (Reduksi data)
Reduksi data diartikan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
mempokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah reduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan
peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode
pada aspek-aspek tertentu.52
c. Data display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data, maka akan mudah untuk memahami apa yang terjadi, dan
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut. Dalam penelitian ini penyajian data diwujutkan dalam bentuk
foto dan gambar.53
52
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2017) Hlm. 338. 53
Muhammad Zulfikar, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Disekitar Obyek Wisata Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan Wilayahkabupaten Lampung Barat(Studi Kasus Di Desa Kubu
Perahu),(Universitas Bandar Lampung:2016)
d. Concelusion Drawing (Penarikan kesimpulan)
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-buktu yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.54
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahaan Data
Dalam buku Penelitian Kualitatif menjelaskan bahwa uji keabsahan data
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data. Dalam penelitian kualitatif, uji keabsahan sebuah data menggunakan uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif. Untuk
Uji kredibilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan
terhadap data yang diteliti. Menurut Patton dalam Moleong Trianggulasi dalam
pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi
sumber, pengumpulan data, dan waktu.
54
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2017) Hlm,345
Tringulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif Patton berpendapat dalam Moleong. Hal itu
dapat dicapai dengan jalan:55
1). Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2). Membandingkan apa yang di katakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
3). Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4). Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
5). Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Hal tersebut untuk menjelaskan hasil data yang yang diperolehdari
informasi peneliti,sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang lebih valid
kemudian dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan terkaid dengan Peningkatan
Potensi Ekonomi Masyarakat Melalui Marketing Geopark Sebagai Media
Comminity Based Tourism Di Merangin.
55
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung :Remaja Rosdakarya) Hlm, 330
G. Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah memahami proposal penelitian ini, penulis menentukan
sistematika penulisan yang lebih sistematik, penulis membaginya menjadi 6 bab,
yang terdiri atas pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, gambaran umum
lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta penutup. Setiap bab
memuat hal-hai sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis memaparkan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan maslah kerangka teori,
tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran yang akan menjadi alasan dasar penulis
mengangkat permasalahan penelitian dan dasar pemilihan lokasi penelitian.
BAB II : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang metode penelitian yang
mencakup metode pendekatan, spesifikasi penelitian, teknik penelitian, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pemeriksaan
keabsahan data, sistematika penulisan.
BAB III : GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang gambaran umum lokasi penelitian,
yang terdiri atas sejarah berdirinya, visi-misi,struktur organisasi,dan penjelasan
mengenai produk yang terdapat pada lokasi penelitian serta data yang telah
dikumpuslkan yang selanjutnya dianalisis dan dibahas dengan mengacu pada
tinjauan pustaka serta metode yang digunakan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil dari penelitian yang akan
diteliti oleh penulis mengenai model pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui
Desa Wisata di Kecamatan Renah Pembarap Desa Guguk.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini penulis memaparkan kesimpulan yang diperoleh selama
penulis melakukan penelitian skrpsi dan juga berisikan saran-saran yang dapat
bermanfaat bagi pihak pengurus wisata hutan adat maupun peneliti selanjutnya,
juga dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan curriculum vitae.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Desa Guguk dan Kawasan Hutan Adat Desa Guguk
Geopark Merangin
Sejarah Desa Guguk secara administratif berada di Kecamatan Sungai
Manau, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, sekitar 275 km sebelah barat Kota
Jambi. Desa Guguk terletak di daerah berbukit dekat Sungai Merangin dan dilalui
jalan provinsi yang menghubungkan kota Bangko (Ibukota Kabupaten
Sarolangun- Bangko) dengan kota Sungai penuh (ibukota Kabupaten Kerinci)
dengan kondisi jalan aspal yang cukup baik. Pada bagian utara Desa Guguk
berbatasan dengan Desa Muara Bantan, sedangkan di bagian selatan berbatasan
dengan Desa Lubuk Beringin dan areal HPH PT Injapsin, di bagian timur
berbatasan dengan Desa Markeh dan di bagian barat berbatasan dengan Desa
Parit. Desa Guguk terdiri dari 4 dusun - Guguk, Simpang Guguk, Marus dan
Padang Kulim. Pusat pemerintahan Desa Guguk terletak di Dusun Simpang
Guguk di mana sebagian besar sarana dan prasarana desa terdapat di sana. Semua
dusun terletak di kanan-kiri jalan provinsi yang membelah desa, kecuali Dusun
Guguk yang terletak
di pinggir Sungai Merangin.
Menurut keterangan kepala adat Datuk H. Abubakar, hak ulayat
masyarakat Sei Manau berlangsung berabad-abad – sejak kerajaan Jambi – jauh
hari sebelum kemerdekaan Indonesia. Wilayah ini disebut tanah adat Marga
Pembarap dan dikenal sebagai Luak 16 yang kemudian menjadi 8 desa adat.
Akhirnya, sejak UU No 5 1979, daerah Marga Pembarap ditetapkan terdiri dari
Desa Guguk dan 3 desa
lain yaitu Parit Ujung Tanjung, Air Batu dan Merkeh. Lokasi desa Guguk pernah
berpindah dari Pelegai Panjang ke seberang Sungai Merangin dimana akses jalan
lebih mudah. Bekas desa itu sekarang menjadi daerah penghasil buah-buahan
seperti durian dan langsat.
Sekarang Desa Guguk adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi. Luas wilayahnya sekitar 63.000
ha yang pada awalnya merupakan bagian dari kecamatan sungai manau,
masyarakat desa guguk itu sendiri keturunan dari Suku Mataram dan
Minangkabau. Desa Guguk dapat dicapai dengan mobil selama lebih kurang 45
menit dari Bangko, pusat pemerintahan Kabupaten Merangin. Lokasi desa yang
sangat dekat dengan kota dan dilalui jalan lintas provinsi ini memberikan
pengaruh besar pada tingkat perekonomian masyarakat maupun tipe penggunaan
lahannya.
Desa guguk mempunyai hutan yang kaya akan manfaat bagi masyarakakat,
Salah satu hutan adat di Desa Guguk yang saat ini masih dipertahankan adalah
yang berlokasi di Bukit Tapanggang. Kawasan hutan seluas 690 ha ini sejak tahun
2003 ditetapkan menjadi kawasan hutan adat melalui Surat Keputusan Bupati
Merangin Nomor: 287 Tahun 2003, tepatnya pada tanggal 23 November 2003.
Penetapan kawasan ini dilatarbelakangi oleh konflik yang terjadi antara
perusahaan hak pengusahaan hutan PT. INJAPSIN dengan masyarakat lokal.
Setelah empat tahun mengajukan permohonan dan difasilitasi oleh Komunitas
Konservasi Indonesia Warsi akhirnya secara tertulis perusahaan meninggalkan
kawasan. Masyarakat Desa Guguk kemudian membentuk Kelompok Pengelola
Hutan Adat yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama No.01.KB/
VIII/2003. Beberapa aturan pengelolaan hutan adat yang telah ditetapkan yaitu:
1. Hutan Adat Desa Guguk adalah hutan adat milik Desa Guguk dan menjadi
kewajiban masyarakat Desa Guguk untuk menjaga kelestariannya
2. Hutan Adat Desa Guguk terletak di wilayah Desa Guguk dengan luas 690 ha
3. Di kawasan hutan adat ini masyarakat dilarang membuat ladang atau membuka
humo
4. Ladang/humo dan sesap yang telah ada di dalam kawasan hutan adat tidak
boleh diperluas dan pemiliknya tetap dapat memanfaatkan dengan menanam
tanaman keras
5. Masyarakat dilarang menangkap ikan di kawasan hutan adat Desa Guguk
dengan cara menggunakan racun, tuba, listrik (menyetrum), bahan peledak, dan
mesin kompresor
6. Ketua kelompok pengelola hutan adat disebut Kalbu (ketua suatu kelompok)
yang ada di dalam Desa Guguk Selain itu, kelompok pengurus juga membuat
sebuah program kerja yang berlaku sejak tahun 2003.
Program kerja tersebut dijalankan dengan pendanaan yang berasal dari
swadaya anggota, masyarakat, donatur atau lembaga donor. Adapun beberapa
program kerja yang sudah dibentuk adalah:
a. Penyediaan peralatan operasional lapangan
b. Melaksanakan patroli rutin dalamkawasan satu kali dalam sebulan
c. Pengadaan bibit kayu keras seperti: tembesu (Fagraea fragrans), meranti
(Shorea sp.), dan jelutung (Dyera costulata)
d. Monitoring flora dan fauna
e. Peremajaan karet masyarakat di sekitar kawasan hutan adat
f. Peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan Hutan Adat
Guguk
Hutan adat itu sendiri sekarang sudah menjadi kawasan geopark merangin
yang di dalam hutan adat itu sendiri banyak terdafat flora dan fauna dan berbagai
macam tumbuhan-tumbuhan. Pada tahun 2013 kelompok pengelola hutan adat
desa guguk kabupaten merangin juara Kalpataru kategori pengelamat lingkungan
tingkat propinsi jambi.
B. Visi dan Misi
Visi:
Terselenggaranya pengelolaan kawasan hutan adat desa guguk yang maju
Mandiri dan bermartabat menuju desa guguk menjadi wisata
Misi:
Misi kelompok pengelolaan hutan adat desa guguk geopark merangin
1. Melaksanakan pengamanaan kawasan secara terus menerus.
2. Mewujutkan lembaga pengelolaan secara transparan.
3. Mendorong pran serta masyarakat dalam mendukung kegiatan
pengelolaan hutan adat desa guguk geopark merangin.
4. Mewujutkan fungsi kawasan pelindungan flora dan fauna.
5. Melakukan kerjasama pihak terkait untuk mendukung keberlangsungan
pengelolaan kawasan hutan adat desa guguk.
C. Struktur Organisasi Kelompok Pengurusan Hutan Adat Desa Guguk
Geopark Merangin
Dalam melakukan pengelolaan dan pengkoordinasian kegaiatan suatu
organisasi, akan tercermin dalam struktur organisasi yang digunakan. Struktur
organisasi akan menggambarkan pembagian tugas dan tanggung jawab, serta
hubungan kerja yang harmonis di antara individu, serta kelompok-kelompok
yang ada di dalam organisasi tersebut.
Adapun struktur organisasi kelompok pengelolaan Hutan Adat Desa Guguk
Kecamanat Renah Pembarap Kabupaten Merangin adalah berbentuk struktur garis
dimana seluruh tanggung jawab dan perintah ada di puncak pimpinan dan
diteruskan sampai pada tingkat yang paling bawah.
Berikut gambar struktur organisasi kelompok pengelolaan Hutan Adat Desa
Guguk Kecamanat Renah Pembarap Kabupaten Merangin periode 2018-2021
adalah sebagai berikut:
Gambar 2
STRUKTUR ORGANISASI
Kelompok Pengelolaan Hutan Adat (Kpha)
Desa Guguk Kec. Renah Pembarap Kab. Merangin Periode 2018-2021
SEKSI-SEKSI
PELINDUNG
Kepala Desa Guguk
BPD Desa Guguk
Lembaga Adat Desa Guguk
PENDAMPING
Warung Koservasi Indonesia
Penguluh Kehutanaan
Penyuluh Perkebunaan
Penyuluh Pertanian
PEMBINA
Kepala Dusun Guguk
Kepala Dusun Paligai Panjang
sKepala Dusun Talang Semilan
Kepala Dusun Simpang Guguk
PENASEHAT
Ketua Kalbu Malindan
Ketua kalbu Sangraihan
Ketua Kalbu Mangkai
KETUA
Sopian Hadi, S.Pd
WAKIL KETUA
Razali, S.Pd
SEKTETARIS
M. Risal Bakri, S.Pd
WAKIL SEKTETARIS
Samsuri, S. Pd
BENDAHARA
Nur Asiah. AK, A, Ma
BIDANG
PERLENGKAPAN
Koordinator
M. Dong
ANGGOTA
Saidina usma
Runadi
Hamzah
Mahali siddiki
Ismail fahmi
BIDANG
PEMBIBITAN
Koordinator
Ismed khuzwen
ANGGOTA
Mahmudi
Razali u
Zahabudin
Irawan
Iwan hermawan
BIDANG
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Koordinator
M. Hafi, A.Md
ANGGOTA
Arifin
Ajrullah
Fajar sidik
Romi juliza
Dali yusmand
BIDANG
PARIWISATA
Koordinator
Riki agustin setiadi,
S.Pd
ANGGOTA
Sopyan rahman
Ligac februsmi
Kholik
Sobirin
Isnaini
Rian susetia
BIDANG HUMAS
Koordinator
Drs. Muslim
ANGGOTA
Sumarno
Riduan. Z
Zulfaini
Agus rudi
Najmudin
BIDANG KEAMANAN
DAN PENGAWASAN
Koordinator
Zulkifli abbas
ANGGOTA
M. zaki
Ansori
Abdul hadi
Ari akbar
Adam malik
BIDANG
PEMONDOKAN
Drs. M. Amin
ANGGOTA
Suraiyah
Riadil Janah
Rosmaini
Miftahul husna
Ermayanti
Kustina atika sarui
Roma juliza
D. Harga Perpaket Masuk Hutan Adat Desa Guguk Geopark Merangin
Tabel 3
Hitungan Paket Ekowisata Guguk Forest Geopark Merangin
Jambi Indonesia
Peserta 5 orang
Durasi 4 H ari 3 Malam
No Program Tamu Quantity Jumlah
Hari
Harga
Satuan
Total
Harga
1
2
3
4
5
6
7
8
Penginapan
Makanan
Snack
Pemandu trakking
Ketek
Terapi
Air mineral
Pemandu kampung
5
5
5
2
1
5
5
1
3
3
3
2
2
1
3
3
50.000
15.000
10.000
100.000
100.000
15.000
20.000
100.000
750.000
250.000
150.000
400.000
200.000
75.000
300.000
300.000
TOTAL BIAYA 2.425.000
Harga Paket/ Orang : Rp 485.000
Harga jual Paket :Rp 550.000
BAB IV
ANALISIS DATA PEMBAHASAN
A. Potensi Ekonomi yang ada di Desa Guguk Untuk Meningkatakan
Ekonomi
Potensi yang bisa dihasilkan oleh Desa Guguk adalah potensi dibidang
ekonomi wisata dan potensi ekonomi, seperti kerajinaan tangan, makanaan olahan
dan pengelola sumber daya alam yang baik, hai ini bisa ditingkatkan melaui
geopark wisata hutan adat desa guguk.
1. Ekonomi wisata
Ekonomi wisata disini adalah wisata atau objek yang bisa meningkatkan
ekonomi masyarakat, semakin menarik objek wisata yang ada maka semakin
banyak pengunjung hal ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Desa guguk
mempunyai tempat objek wisata yang bernama Hutan Adat Desa Guguk
Geoparak Merangin, yang didalamnya menyedikan keanekaragaman flora dan
fauna serta ragam ekowisatanya.Wisata ini menarik untuk dikunjungi karena
wisata hutan ini adalah satu-satunya rimbo yang masih asli yang paling dekat
dengan akses dari tempat pemukiman masyarakat. Seperti yang disampaikan olah
Bapak Razali selaku wakil ketua pengelolaan hutan adat geopark merangin:56
“ semakin banyak pengunjung yang datang maka semakin banyak
keuntungannya bagi masyarakat, keuntungannya berbentuk, jika ada 10
pengunjung, dari 10 pengunjung ini membutuhkan tempat tinggal.iya kan...
selama ada di desa. Tempat tinggalnya, di bagi ke tempat masyarakat seperti
2 orang 1 rumah dari sana lah masyarakat akan mendapatkan sewa
56
Wawancara. Razali, 48 tahun. anggota pengusrus hutan adat desa guguk Tanggal 27 Maret 2019
penginapan, biaya makan. Jadi dari 10 pengunjung akan bisa membantu 10
atau 5 kepala keluarga yang didiami oleh pengunjung hal ini menambah
pendapatan rumah tangga”.
Selarang dengan yang dikatakn Ibu hasnah salah satu masyarakat desa guguk:57
“ iya benar jika semakin banyak pengunjung yang datang, dia akan
membutuhkan tempat tinggal yang mengediakan tempat tinggal adalah kami
masyarakat yang sudah di atur oleh pengurus, rumah siapa yang akan
dihuni,hal ni akan membantu ekonomi rumah tangga”.
2. Kerajinan tangan
Di Desa Guguk yang termasuk desa wisata geopark terdapat beberap
kerajinaan tangan seperti Kerajinaan bambu, kerajinan kursi dari rotan, keranjang
dari rotan, tikar dari rotan, tas dari daun panjang suji, dan daun nyeman dan lain
sebagainya yang diproduksi oleh masyarakat setempat. Hal ini menjadi
keuntungan tersendiri bagi masyarakat untuk menggerak perekonomian rumah
tangga dan desa. Apalagi dengan adanya desa wisata, harapan masyarakat hal itu
bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dengan adanya desa wisata ini. Di desa
juga diadakan pelatiahan kerajinan-kerajinan seperti yang di sampai kan ibu BPD
desa guguk Darmi yang mengatakan:58
“ potensi ekonomi yang ada di desa guguk salah satunya kerajinan tangan,
untuk itu kami dari pemerintah desa bekerja sama dengan pengelola,
mengadakan pelatiahan walaupun pelatiahan yang diadakan belum bisa
berjalan secara rutin, tapi kami dari pemerintah desa sangat antusias untuk
mendukung potensi yang dimiliki masyarakat desa guguk ini”.
57
Wawancara. Hasnah. 54 tahun. Tani Tanggal 24 April 2019 58
Wawancara Darmi. 35 tahun selaku anggota BPD Desa Tanggal 24 April 2019
Pernyataan tersebut juga disampaiakan oleh Ernawati salah satu pengrajin
mengatakan:59
“ Iya saya sebagai pengrajin tas dari daun nyeman sangat antusias dengan
adanya pelatiahan, apa lagi desa guguk adalah desa yang termasuk kawasan
geopark yang pasti akan banyak mata melirih untuk mengunjunginya, jika
saya bisa meningakatkan potensi saya dibidang kerajinaan ini otomatis saya
akan bisa menambah pemasukan rumah tangga saya dan saya bisa membatu
menyekolahkan anak saya juga”
Hal ini juga dudukung oleh ibu Maisitoh pengrajin tikar yang mengatan:60
“ Saya sih belajarnya buat tikar dari ibu saya, ini bisa dikatakan kemampuan
turun temurun, dengan adanya desa wisata ini saya bisa sedikin menambah
uang belanja dan membantu membiayai anak sekolah, saya bisa membantu
suami, itu ininya. harapan saya”.
3. Makanaan Olahan
Di desa guguk juga terdapat makanan olahan yang di produksi oleh
masyarakat desa guguk di antaranya seperi olahan minyak pepayang, minyak ini
digunakan masyarakat untuk menambah rasa ke dalam makan yang di buat,
tempoyak permentasi dari durian, makanan ini adalah makan khas desa guguk
yang paling banyak diminati masyarakat, selaras dengan yang dikatakan ibu
Raminis sebagai penjual adalah:61
“ saya menjual berbagai macam makan salah satunya ada tempoyah
permentasi durian yang saya jual juga. Iya sih... klau durian itu musiman
tapi saya menyimpan durin di dalam tempat pendingin agar rasa durianya
masih seperti asli dan tidak hilang. Biasanya saya menjual olahan durian
yang disantap bersama ikan bakar yang di ambil asli dari suangai merangin,
makan ini banyak sekali pengunjung yang mengukai karena rasanya yang
enak.“
59
Wawancara Ernawati. 34 tahun. Ibu rumah tangga/ pengrajin tas dari daun nyeman. Tanggal 25
April 2019 60
Wawancara Maisitoh. 56 tahun. Ibu rumah tangga/ pengrajin tikar dari nyema. Tanggal 26 April
2019 61
Wawancara raminis. 32. Ibu rumah tangga/usaha makanan. Tanggal 25 April 2019
Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat ibu Hasnah yaitu:62
“ Iya...penduduk kita klau ada kegiatan biasanya makan olahan dari durian
sudah pasti ada,.
Makan yang ini menjadi khas desa guguk yang masih banyak masyarakat
memakannya dan ada juga yang menjadikan tempoyak menjadi makan olahan
yang di jual.
4. Pengelolaan Sumber Daya Alam
Masyarakat desa guguk juga mengenal sumber daya alam dalam bentuk
ladang dan kebun. Berladang bagi masyarakat guguk adalah sebuah proses awal
mereka membuat kebun karet. Selain kebun karet, terdapat juga kebun kulit manis
(kayu/maniscinnamon) dan kebun kopi serta kebun campuran yang kebun kopi,
sawit dan juga kebun-kebun buah masyarakat. Jenis pohon buah yang banyak
diusahakan masyarakat adalah durian, duku, manggis, dan ambacang, Serta buah-
buah lain. Padang kopi juga sudah banyak di tanam masyarakat sekarang ini.
Menurut ketua pengelolah hutan adat geopark merangin Sopian Hadi
mengatakan:63
“Dikawasan hutan masih ada tanah milik masyarakat dan itu boleh
masyarakat menanam berbagai tanah hanya saja tidak boleh merusak hutan,
desa guguk kaya akan sumber daya alam, saya sendiri selain menjadi ketua
pengurus hutan adat desa guguk juga sebagi petani karet, pada masa dahulu
saat karet harganya tinggi masyarakat desa guguk sangat makmu dan
pendidikan di desa pun ikut meningkat beberapan tahun ini karet sangat
turun derastis yang mengebabkan ekonomi masyarakat ikut tepur, uh
62 Wawancara. Hasnah 54 tahun. Tani. 24 April 2019 63
Wawancara Sopian Hadi. 43 tahun. Selalu ketua pengurus hutan adat desa guguk geopark
merangin. Tanggal 24 April 2019.
rasanya susah karena masyarakat di desa guguk rata-rata semuanya
pekerjaanya dalah karet”.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh ansori:64
“Ya.. dulu masyaraka desa guguk bisa dikatan makmur tetapi sudah
beberapa tahun ini karena turunnya karen secara drasti yang mengakibatkan
ekonomi masyarakat ikut turun,ada juga masyarakat yang menggarap
kebun karen menjadi kebun kopi karen berpendapat, kopi lebih mahal untuk
saat ini”.
Jadi didesa guguk banyak potensi ekonomi sumber daya alam yang bisa di gali
dan di manfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Meningkatkan Ekonomi
Masyarakat Melalui Marketing Geopark Sebagai Media Community Based
Tourisem Di Desa Guguk
1. Faktor pendukung
Strategi di dalam memasarkan suatu barang atau jasa sangat di perlukan
pada kunjungan yang mengunjungi desa wisata. Strategi marketing yang
mengutamakan kualitas barang yang bermutu dan nyaman. Strategi harga yang
memberandol harga terjangkau namun kualitas pelayanaan yang paling
diutamakan. Lokasi yang strategi memberi angkses yang cepat untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan para pengunjung/ dalam hal ini wisatawan layanan yang
cepat sebagai upaya untuk meningkatkan peningkatan pengunjung. Dalam strategi
meningkatkan ekonomi masyarakat melalui marketing geopark menerapkan
pembauran mareketing Mix 4P sebagai acuan didalam pemasaran merupaka inti
dari pemasan yaitu, product, price, place dan promotion.
64
Wawancara. Ansori. 52 tahun. Anggota pengelola hutan adat sekaligus pemerintah desa. 27 April
2019.
a. Marketing produt
Produk desa wisata baik potensi ekonomi wisata seperti flora, fauna,
maupun potensi ekowisatanya serta ekonominya seperti kerajinaan
tangan, makanan olahan, pengembangan sumber daya alam adalah
produk yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi.
b. Marketing price
Hutan adat desa guguk geopark merangain menetapkan harga rasio
biaya produksi serta distribusi sebagai patokan dalam menetapkan.
Potongan harga ditentukan dari pihak pengurus hutan adat dalam
menetapkan harga,yang berhak mengeluarkan kebijakan langsung dari
sopianhadi selaku ketua pengurus dan anggota pengurus hutan adat desa
guguk geoparak merangin. Serta adanya juga peran pemerintah di dalam
menetapkan harga.
c. Marketing place
Dengan lokasi yang menaraik dekat dengan jalan utama lintas 45 km
dari kota bangko yang mendukung lokasi mudah dijangkau diharapkan
dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Didalam meningkatkan
kunjungan lokasi adalah hal yang harus diperhatikan dengan baik.
d. Marketing promotion
Parang kepengurusan hutan adat desa guguk dan pemerintah desa
mempromosikan produk dengan cara menggunakan sosial media untuk
memperkenalkan wisata hutan adat desa guguk, dari mulut-kemulut dan
surat kabar.65
“Tentu..teknologi sangat berperan di dalam meningkatkan promosi dan
pemasaran desa wisata agar masyarakat luar, wisdom atau pun wisman
mengetahui bahwa di desa guguk ada tempat yang menarik untuk
dikunjungi dan mempunyai potensi yang bisa dijadikan daya tarik objek
wisata”.
Di dalam mendukung kegiatan ekonomi wisata dan ekonomi masyarakat,
masyarakat ikut serta di dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh
pengurus hutan adat desa guguk dan dalam mendukung perkembangan desa
wisata dengan berwirausaha yang mana dapat memberikan keuntungan secara
pribadi bagi warga setempat. Sebagai yang disampaikan oleh ibu Maisitoh:66
”O.... iyaa klau itu ya semangat sekali, masyarakat disini dari awal sangat
mendukung sekali dan antusias dengan adanya desa wisata ini”
Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat bapak Johanes yaitu:67
“iya masyarakat sangat antusias dengan adanya desa wisata ini, selain bisa
mengembangkan potensi juga bisa mendapat keuntungan di bidang materi
yang bisa membantu keuangan keluarga”.
Senada dengan hal diatas Bapak ansori:68
“yang pasti jika ada pengunjung yang datang mencari tempat tinggal kita
katakan lah ada tamu yang menginap, kita sudah menyiapkan warga untuk
siap homestay...jadi kami melihatnya untuk peran serta masyarakat yang
pasti potensi-potensi ini sudah berusaha muncul, sebagai contoh potensi
kerajinan olahahn makanan dan juga potensi lainya, hal ini akan menjadi
faktor yang akan mendukung ekonomi masyarakat untuk kedepanya”.
65 Wawancara shopian hadi. Umur 43. Ketua pengelola hutan adat. 24 April 2019 66 Wawancara Maisitoh. 56 tahun. masyarakat desa guguk. 26 April 2019 67
Wawancara johanes. 43 tahun. Sebagai kepala dudus guguk. 26 April 2019 68
Wawancara. Ansori. 52 tahun. Anggota pengurus hutan adat desa guguk. 27 April 2019
2. Faktor penghambat
Selain memiliki faktor pendukung dalam pengembangan desa wisata, juga
ada faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam perkembanagn desa wisata.
Faktor penghambat juga bisa terjadi dari dalam masyarakat tetapi juga bisa terjadi
dari luar masyarakat. Faktor pengahambat salah satunya adalah masyarakat yang
belum berpartisipasi penuh di dalam meningkatkan potensi baik potensi wisata
maupun potensi ekonomi hal ini mengebabkan masyarakat sulit untuk
mengembangkan desa wisata. Fakror peng hambat di bidang pengembangan
potensi ekonomi adalah
1. Faktor modal yang sulit di dapatkan baik untuk pengembangan potensi
desa maupun untuk meningkatkan potensi ekonomi, seperti yang
dikatakan nur aisyah:69
Iya...jika Modal tidak ada akan menjadi faktor yang akan menyulutkan
untuk meningkatkan ekowisat dan meningkatkan usaha kerajinan
masyarakat.
2. Infrastruktur, selaras yang dikatakan Razali sebagai pengurus yaitu:70
“Iya paktor penghamabat salah satunya adalah Terbatasnya
Infrastruktur untuk kawasan hutan adat desa guguk, hal ini adalah
yang paling utama untuk mengembangkan wisata, jika
infrastrukturnya bagus maka pengunjungnya akan lebih tertarik untuk
datang dan bisa datang berkali-kali jika infrastrukturnya tidak bagus
mungkin orang akan bepikir 2 kali untuk berkunjung kembali”.
3. Untuk meningkatkan potensi wisata di butuhkan teknologi untuk
cangkupan informasi yang lebih luas jika teknologi tidak berjalan
69
Wawancara Nur Asiyah. 42 tahun. Ibu rumah tangga. 25 April 2019 70
Wawancara Razali. 48 tahun. anggota pengusrus hutan adat desa guguk. 27 Maret 2019
dengan baik maka akan mempersulit promosi, walaupun sebenarnya
Desa Guguk sudah punya website Tetapi Untuk Menggunakan
Teknologi Tidak Semua Pengurus Bisa, Masih Kurang Pemahaman
Tentang Teknologi. Selaras dengan yang dikatakan bapak Mahmudi:71
“Desa ini sih punya potensi di bidang wisata untuk meningkatkan
ekonomi tapi peran teknologinya yang harus ditingkatkan karena
informasi mengenai kawasan desa ini susah dijaungkau masyarakat
luar jika tidak menggunakan informasi”.
Selain media cetak dan media sosial, pengurus desa wisata juga
melakukan publikasi dan menyediaan informasi Website desa wisata .
sebagai yang disampaikan bapak M.Zaki:
“Yang pasti kita mengediakan website untuk informasi resmi
mengenai hutan adat geopark merangin, jadi bagi pengunjung atau
orang luar yang mau mencari tahu tentang hutan adat desa guguk
geopark merangin bisa di lihat di webite”.
4. kurangnya kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki desa guguk
dan manfaat akan potensi yang jika, ditingkatakan akan meningkatkan
ekonomi baik kelompok maupun pribadi.
71
Wawancara mahmudi. 39 tahun. Tani. 24 April 2019
C. Peran Pemerintah di dalam Meningkatkan Potensi Ekonomi
Pariwisata mempunyai peranaan penting dalam pembangunan nasional yaitu
sebagai penghasil devisa untuk negara meningkatkan kesempatan kerja dan
pendapatan, memperkokoh persatuan dan kesatuan di dalam pengembangan
pariwisata peran pemerintah aman sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja
kerja dalam suatu organisasi. Peran pemerintah dalam desa pengembangan objek
wisata merupakan syarat mutlak dalam memajukan potensi wisata yang dimiliki
desa, karena saat ini pariwisata menjadi perhatian di kalangan pemerintah untuk
meningatkan ekonomi. Hal ini jelas karena banyaknya program pembangunan di
desa tersebut. Kepala Dusun Guguk mengatakan bahwa:72
“Saya sebagai ketua dusun dan anggota yang lain ikut serta dalam
membantu meningaktkan potensi desa ini dalam modal, dan kami pun
mengawasi acara yang di lakukan kelompok seperti pelatiah anyaman,
penaman bibit karet kami sebagai pengawasnya”.
Didalam meningkatkan ekonomi masyarakat sudah terlihat dengan adanya
pelatihan dari pemerintah untuk mengasah dan mengembangakan potensi
ekonomi dan untuk mengembangkan potensi wisata dengan di adanya pelatihan
bahasa inggris tapi sudah setahun ini pelatihan tidak berjalan lagi, pemerintah juga
berperan didalam melestarikan budaya dengan membeli peralatan seperti musik
dan baju tari, pemerintah juga memberikan bibit tanam untuk para petani serta
adanya bantuan dibidang inferastruktur seperti jalan, rumah sakit, dan lain-lain.
Dan peran pemerintah yang paling penting adalah sebagi pengawas jalaPnnya
seluruh kegiatan desa.
72
Wawancara johanes. 43 tahun. Sebagai Kepala dusun guguk. 26 April 2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraiakan pada
bab sebelumnya maka dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Potensi yang ada di desa guguk dilihat potensi ekonominya yaitu potensi
ekonomi wisata, Kerajinan tangan seperti Kerajinaan bambu, kerajinan kursi
dari rotan, keranjang dari rotan, tikar dari rotan, tas dari daun panjang suji,
alat tanggkap ikan dan lain sebagainya yang diproduksi oleh masyarakat
setempat. Sedangakan dalam pengelolaan makanaan seperti olahan minyak
pepayang, minyak ini digunakan masyarakat untuk menambah rasa ke dalam
makan yang di buat, seperti makanan rebung, tempoyak permentasi dari
durian. Pengelolaan sumber daya alam dalam bentuk ladang, dan kebun.
Berladang bagi masyarakat guguk adalah sebuah proses awal mereka
membuat kebun karet. Selain kebun karet, terdapat juga kebun kulit manis
dan kebun kopi serta kebun kopi, sawit dan juga kebun-kebun buah
masyarakat. Jenis pohon buah yang banyak diusahakan masyarakat adalah
durian, duku, manggis, dan ambacang. Serta buah-buah lain jadi potensi
pendukung wisata di desa guguk bisa dikatakan cukup bergam dan mampu
meningkatkan kunjungan wisata dan ekonomi masyarakat.
2. Faktor Pedukung Dan Penghambat
Faktor pendukung menggunakan markering mix 4p yaitu Marketing produk,
Marketing harga, Saluran distribusi, Marketing promosi. Walaupun semua
marketing belum berjalan dengan baik setidaknya pengurus hutan adat
geopark merangin dan masyarakat setempat berupaya untuk
meningkatkannya Di dalam mendukung kegiatan wisata dan ekonomi
masyarakat, masyarakat ikut serta di dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh pengurus hutan adat desa guguk dan dalam mendukung
perkembangan desa wisata dengan berwirausaha yang mana dapat
memberikan keuntungan secara pribadi bagi warga setempat.
Faktor Penghambat Dalam mengembangkan Desa Wisata. Faktor
penghambat juga bisa terjadi dari dalam masyarakat tetapi juga bisa terjadi
dari luar masyarakat. Faktor penghambat yang pertama adalah faktor modal,
modal yang masih kurang untuk meningkatkan daya objek wisata, yang
kedua kurangnya peran pemerintah didalah insfrastruktur yang berakibat
pada penurunaan pengunjung ke wisata hutan adat guguk. masalah ketiga
adalah untuk meningkatkan potensi wisata dibutuhkan alat bantu seperti
teknologi informasi tetapi didesa guguk ini teknologi belum bisa
dimanfaatkan karena kurangnya pemahamaan tentang teknologi itu sendiri.
Yang ke empat kurangnya kesadaran masyarakat akan potensi yang dipunya
desa guguk yang jika, ditingkatakan akan meningkatkan ekonomi baik
kelompok maupun pribadi.
3. Peran pemerintah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sudah terlihat
dengan adanya pelatihan dari pemerintah untuk mengasah dan
mengembangakan potensi ekonomi dan untuk mengembangkan potensi
wisata, pemerintah juga memberikan bibit tanam untuk para petani. Paling
penting pemerintah sebagai pengawas dari seluruh kegitan yang di jalankan
pengurus hutan adat desa guguk dan masayarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diusulkan saran yang
diharapkan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, berkaitan dengan analisis
potensi ekonomi masyarakat melalui marketing geopark sebagai media
community based tourism di desa guguk. Adapun syarat-syarat yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi praktisi
Agar lebih baik lagi didalam memasarkan produk, pengurus hutan adat
desa guguk geopark merangin harus lebih memberikan pengetahuan
keahlian”skil” kepada anggota pengurus dalam menggunakan media
untuk meningkatkan propmosi jika promosi berjalan dengan baik hal ini
akan meningkat kan minat wisatawan untuk ke Desa Guguk.
2. Bagi akademik
Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai referensi dan
dokumentasi bagi pihak kampus sebagai acuan peneliti selanjutnya
dalam melakuakn penelitian tentang peningkatan potensi ekonomi
melalui marketing geopark. Meski penelitian ini jauh dari
kesempuranaan dan banyak kekurangannya karena peneliti dalam
penelitiannya mengalami berbagai kedala dalam pencarian informasi
karena mengangkut rahasia perusahaan.
C. Kata Penutup
demikian karya ini ditulis, semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi masyarakat umumnya. Karya ini penulis sadari
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak tentunya sangat berati untuk perbaiakn di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya Farhan. 2016. Analisis Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata Candirejo
Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. (Universitas Diponorogo
Semarang).
Alip Sugianto. 2016. Kajian Potensi Desa Wisata Sebagai Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Desa Karang Patihan Kecamatan Balong Ponorogo
(Universitas Muhammadiyah Ponorogo). Jurnal Ekuilibrium, Volume 14,
Nomor 1, Maret.
Annisa Shafitri. 2017. Pengaruh Pariwisata Terhadap Perubahan Budaya Dan
Perekonomian Masyarakat Pesisir Barat Ditinjau Dari Perspektifbekonomi
Islam, (IAIN raden intan lampung).
Armin Subhani. 2010. Potensi Obyek Wisata Pantai Di Kabupaten Lombok
Timur, (Universitas Sebelas Maret Surakarta).
Bungaran, A. S., dkk. 2017. Sejarah Pariwisata ( Jakarta, Yayasan Pustaka Obor)
.
Burhan, B. 2015. Komunikasi Pariwisata (Jakarta, PT Aditiya Andrebina
Agung).
Dini Puspita, Susi Sulandari. 2016. Strategi Pengelolaan Desa Wisata Giyanti,
Kabupaten Wonosobo. (Universitas Diponegoro). http// www. fisip. undip.
ac. Id.
Eko Nur Fatmawati, dkk. Pengembangan Potensi Desa Wisata Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Ponggok Kabupaten
Klaten. Dosen Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakart
Gusti, B. A. 2016. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada).
Harti Ningsih, dkk. 2012. Harapan dan Potensi di Hutan Adat Guguk.
Hendri, I. 2007. Smarter Marketing Moves (Jakarta, PT Elex Media Komputindo).
Hery Hermawan. 2016. Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglangeran
Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal (Jurnal pariwisata, Vol. III No. 2).
Ida Bagus, W. dkk. 2003. Hukum Bisnis Pariwisata. (Bandung: PT Refika
Aditama).
Ismi Atika Jamalina, Dkk. 2017. Strategi Pengembangan Ekowisata Melalui
Konsep Community Based Tourism (Cbt) Dan Manfaat Sosial Dan Ekonomi
Bagi Masyarakat Di Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lili Rasjidi. Aep Gunarsa. 2013. Hukum Bisnis Pariwisata. (Bandung: PT Refika
Aditama).
Maghfira A,. Dkk. . 2015. Geo-Pintar (Geopark As Integrated And Smart
Tourism): Konsep Pariwisata Modern Gunung Sewu Sebagai Global
Geopark Network Dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean.
(Universitas Gadja Mada, Yogyakarta). Seminar Nasional Kebumian ke 8.
Marsono, dkk. 2016. Damapak pariwisata religi kawasan masjid sunaan khudus
terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial budaya (Yokyakarta, Gajah Mada
University Press Anggota Ikapi).
Maya Purnamasari. 2011. Pengembangan Masyarakat Untuk Pariwisata Di
Kampung Wisata Toddabojo Provinsi Sulawesi Selatan (Jakarta Selatan).
Vol. 22 No. 1.
Merangin Dalam Angka. 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Merangin.
Moleong, 2010, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung :Remaja Rosdakarya).
Nengah Kartika, dan Wayan Wenagama. . 2015. Strategi Pengembangan
Ekonomi Daerah Di Provinsi Bali (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNUD).
Neno rizkanto, Dkk. 2018. Penerapan konsep comminity based tourism dalam
pengelolaan daya tarik wisata bekelanjutan. (Universitas berawijaya
malang,).
Ninik, W.,T. Dkk. 2018. Potensi Pengembangan Desa Kliwonan sebagai Desa
Wisata Batik di Kabupaten Sragen. (Universitas Diponegoro). Journal of
Regional and Rural Development Planning. 2 (1): 74-89 doi:
http://dx.doi.org/10.29244/jp2wd.2018.2.1.74-89
Qorina Novitri Dan M. Syafri. 2014. Determinan Penerimaan Daerah Dari
Sektor Pariwisata di Kab/Kota Provinsi Jambi Periode 2000-2012 (Feb
Unja). Vol.9, No.02, Oktober.
Salah Wahab, Dkk. 1992.Pemasaran Parawisata. Jakarta: PT pradnya Paramita.
Sayuti Una. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi: Syariah Press.
Sri Endah Nurhidayati. 2016. Community Based Tourisem (CBT) Sebagai
Pendektan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan.
Sugiono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta).
Suratmin. 2018. pegantar olehraga rekreasi dan olahraga pariwisata, (Depok, PT
Raja Grafindo Persada).
Takariandina Diana Ethika. 2016. Pengembangan pariwisata berbasis budaya
berdasarkan undang-undang nomor 10 tahun 2009 di kabupaten sleman
(Universitas Janabadra, 2016) Vol. 1, No. 2.
Totok, M., dkk.2017. Pemberdayaan masyarakat. (Bandung, Alfabeta).
Tunjung, W, Dan Parfi,K. 2013. Indentifikasi Potensi Dan Masalah Desa
Wonosoco Dalam Upaya Pengembangan Sebagai Desa Wisata Si
Kabupaten Kudus. (Universitas Diponorogo. 2013). Vol. 1; No. 1;.
Wardana. 2017. Potensi Dan Strategi Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten
Pesisir Barat. (Universitas Lampung Bandar Lampung.
LAMPIRAN PERTANYAAN
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
1. Aspek pengenalan potensi wilayah/lingkungan
a. Apa bapak/ibu mempunyai kemampuan yang bisa di kembangkan di
bidang ekonomi, seperti usaha?
b. Apakah kemampuan bapak/ibu? .
c. Bagaimana cara bapak/ibu mendapat bahannya?
d. Bagaimana bapak/ibu memanpaatkan bahan yang ada?
2. Aspek pengembangan potensi
a. Bagaimana cara bapak/ibu mengembangkan usaha ?
b. Apakah bapak/ibu menggunakan teknologi dalam mengembangkan usaha?
c. Teknologi seperti apa yang bapak/ibu gunakan?
d. Apakah usaha bapak/ibu meningkat?
3. Aspek peningkatan sumber daya manusia?
a. Apakah bapak/ibu termotivasi untuk melakukan usaha?
b. Sudah berapa lama bapak/ibu usaha ni?
c. Sebelum berusaha ini, bapak/ibu ada pekerjaan lain?
4. Aspek pembobotan/ penilaian potensi
a. Apa kegunaan produk usaha bapak/ibu ini untuk orang lain?
b. Bagaimana cara bapak/ibu menetapkan harganya produk?
c.Apa kendala bapak/ibu di dalam mengembangkan usaha?
5. Aspek strategi
a. Strategi apa saja yang bapak/ibu ganakan di dalam menjual produk?
b.Apakah produk yang bapak/ibu pasarkan bisa terjual jika di pasarakan di
kawasan desa wisata hutan adat guguk ni?
c.Apakah dengan adanya desa wisata bapak/ibu lebih mudah
mempromosikan usaha?
LAMPIRAN PERTANYAAN
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
1. Aspek pengenalan potensi wilayah/lingkungan
a. Apa peran bapak/ibu dalam meningkatkan potensi ekonomi wisata?
b. Potensi seperti apa yang bapak/ibu tingakatkan?
c. Apakah kemampuan bisa ditingkatkan?
d. Apa manfaat pelatiahan untuk masyarakat?
2. Aspek pengembangan potensi
a. Bagaimana cara bapak/ibu mengembangkan ekonomi wisata ?
b. Apakah bapak/ibu dalm mengawasi ekonomi wisata menggunakan
teknologi
c. Teknologi seperti apa yang bapak/ibu gunakan?
d. Apakah usaha di desa meningkat?
3. Aspek peningkatan sumber daya manusia
a. apa motivasi bapak/ibu untuk membantu desa?
b. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi pemerintah desa?
c. Sebelum berusaha ini, bapak/ibu ada pekerjaan lain?
4. Aspek pembobotan/ penilaian potensi
a. Apa kegunaan produk wisat bapak/ibu ini untuk orang lain?
b. Bagaimana cara bapak/ibu menetapkan harganya produk?
c. Apa kendala bapak/ibu di dalam mengawasi desa?
5. Aspek strategi
a. Strategi apa saja yang bapak/ibu gunakan di dalam meningakatkan desa?
b. Apakah produk yang ada di desa?
c. Apakah dengan adanya desa wisata bapak/ibu lebih mudah
mempromosikan desa?
LAMPIRAN PERTANYAAN
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
1. Aspek pengenalan potensi wilayah/lingkungan
a. Apa saja potensi yang ada dihutan adat desa guguk geopark merangin?
b. Apakap peran bapak/ibu sebagai pengurus untuk meningkatkan potensi
ekonomi?
c. Apakah potensi wisata berjalan dengan baik?
d. Apakah manfaat sumber daya alam untuk kelompok pegelola hutan
adat menurut bapak/ibu?
2. Aspek pengembangan potensi
a. Apa manfaat wisata alam bagi masyarakat desa guguk menurut
bapak/ibu?
b. Apakah teknologi dibutuhkan untuk meningkatkan wisata dalam
meningkatkan potensi?
c. Teknologi seperti apa yang di gunakan?
d. Apakah dengan bertambahnya produk baru, kunjungan wisata akan
bertambah?
3. Aspek peningkatan sumber daya manusia?
a. Apakah yang membuat bapak/ibu mau bergabung dengan anggota?
b. Apakah bapak/ibu sering membantu masyarakat meningkatkan potensi
?
c. Apakah bapak/ibu mampu menjalankan tugas?
4. Aspek pembobotan/ penilaian potensi
a. Apa kemampuan dari desa wisata untuk meningkatkan potensi
ekonomi menurut bapak/ibu?
b. Apakah usaha bapak/ibu untuk meningkatkan potensi desa guguk
geoparak merangin?
c. Apakah dengan adanya desa wisata bapak/ibu semakin erat kerja anata
satu orang dengan yang lain?
5. Aspek strategi
a. Apa bapak/ibu mengelola produk wisata dengan baik?
b. Apakah keunggulan dari tempat wisata hutan adat desa guguk geopark
merangin?
c. Apakah strategi yang bapak gunakan untuk memperkenalkan produk
ke orang lain?
LAMPIRAN PRESTASI YANG PERNAH DI RAIH HUTAN ADAT DESA
GUGUK GEOPARK MERANGIN
1. TROPHY DAN PIAGAM CBFM AWARD,PENGHARGAAN PENGELOLA
HUTAN LESTARI BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2006
2. TROPHY DAN PIAGAM KALPATARU TINGKAT NASIONAL JUARA 1
KATEGORI PENYELAMAT LINGKUNGAN TERBAIK TAHUN 2013
POTENSI EKONOMI WISATA
FLORA
FAUNA
KERAGAMAN GEOLOGI
SUNGAI MERANGIN & NILO
POTENSI EKONOMI
Recommended