View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM TIPE PETA PIKIRAN
PADA SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 3
SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
UMI SYUKRIANI
K7407151
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM TIPE PETA PIKIRAN
PADA SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 3
SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
UMI SYUKRIANI
K7407151
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2011
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Drs. Sudiyanto, M.Pd
NIP. 19570217 198109 1 001
Pembimbing II
Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd
NIP. 19691229 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dan anjuran Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Persetujuan Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs.Wahyu Adi, M.Pd .......................
Sekretaris : Sohidin, S.E, M.Si, Akt
.......................
Penguji I : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................
Penguji II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd
.......................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda
Tangan
Ketua : Drs.Wahyu Adi, M.Pd .......................
Sekretaris : Sohidin, S.E, M.Si, Akt
.......................
Anggota I : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd
.......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
"Ketika Anda bertanggung jawab atas hidup Anda, Anda mulai
mengupayakan agar segalanya terlaksana. Mempunyai kemampuan
untuk membuat keputusan dengan penuh keyakinan dapat melahirkan
kekuatan pribadi. Rayakan selesainya tugas Anda!"
(Bobby de Porter)
“Dalam diri Anda adalah orang yang ingin menjalani hidup secara utuh.
Hanya ketika Anda telah belajar segala sesuatu dari setiap kegagalan,
Anda dapat menuju keberhasilan puncak”
(Bobby de Porter)
“Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar,
dan berlatih. Keberhasilan belajar ialah menghargai setiap usaha yang
telah dilakukan. Belajar menjadi menyenangkan dengan penghargaan
pada diri sendiri. ALL IZT WELL”
(Penulis)”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
1. Kepala Sekolah di setiap jenjang pendidikan.
2. Guru-guru semua mata pelajaran.
3. Rekan-rekan peneliti lain.
4. Pihak yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
5. Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena
atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik oleh penulis untuk memenuhi persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan izin penulisan sripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M. Pd, selaku Ketua BKK Akuntansi yang telah
memberikan izin penulisan sripsi ini.
4. Drs. Sudiyanto, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
5. Ibu Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberkan
dorongan, semangat, dan bimbingan dengan baik.
6. Tim Penguji Skripsi yang bersedia menguji dan memberikan kritik dan saran.
7. Drs. H. Yatimun, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
yang memberikan izin penelitian skripsi ini.
8. Marwanti, S. Pd, selaku guru pamong yang memberikan bimbingan dan
bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini, serta kepada seluruh guru, staf
karyawan, dan siswa-siswi XI IS 3 yang membantu penulisan skripsi ini.
9. Ibu, Bapak, dan Saudara-saudaraku yang telah memberikan semangat dan
menunjang aktivitas peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
10. Teman-teman seperjuangan di BKK Akuntansi dan kelas C1 Ekonomi, Rini,
Winda, Wahyu, Woro, Watik, Tri Sukarni, Nurul dan Iskayati.
11. Teman-teman Elex Mbok Band, PSL, Himannomi, dan SKI FKIP UNS terima
kasih atas kebersamaan selama ini.
12. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Alloh SWT, Amin ya Rabb.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
ABSTRAK
Umi Syukriani. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM TIPE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 3 SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran dengan model kuantum tipe peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus di mana masing-masing siklus dilalui dengan empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi tindakan; dan (4) refleksi tindakan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 sebanyak 28 siswa dengan komposisi 19 laki-laki dan 9 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, instrumen tes, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model kuantum tipe peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti dengan fakta-fakta sebagai berikut: (1) Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan awal pembelajaran mengalami peningkatan pada pra siklus sebesar 10,71% (3 siswa) menjadi 71,43% (20 siswa) pada siklus I dan pada siklus II sebesar 78,57% (22 siswa); (2) Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran juga mengalami peningkatan dari 23,81% (11 siswa) pada pra siklus menjadi 89,29% (25 siswa) pada siklus I dan siklus II masih tetap sebesar 89,29% (25 siswa); (3) Prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa yang diukur dengan tes evaluasi, ditunjukkan dengan ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus sebesar 12,00% (3 siswa), siklus I sebesar 83,33% (20 siswa), dan siklus II masih tetap yaitu sebesar 83,33% (20 siswa).
Kata kunci: pembelajaran kuantum tipe Peta Pikiran, prestasi belajar, akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
ABSTRACT
Umi Syukriani. UPGRADING ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH QUANTUM LEARNING MODEL BRAIN MAP TYPE ON THE STUDENTS OF XI SOCIAL PROGRAM 3 SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education. Sebelas Maret University Surakarta, June 2011.
The aim of this research is to determine whether the application of learning with quantum model brain map type can upgrades accounting learning achievement on XI Social Program 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Academic Year 2010/2011.
This research uses Classroom Action Research (CAR) method which held two cycles in which each passed through four stages, that is: (1) action planning; (2) action implementation; (3) action observation; and (4) action reflection. The research subject is all of the XI Social Program 3 students on SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Academic Year 2010/2011 at the rate of 28 students consist of 19 male students and 9 female students. This research was held with the collaboration among researcher, the class teacher and involves students’ participation. Data collection technique using observation sheet, test instrument, interview, and documentation.
Based on the research result, it can be concluded that the application of quantum model brain map type can upgrades accounting learning achievement on XI Social Program 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Academic Year 2010/2011. This can be proven by these following facts: (1) Students’ participation on following the beginning of learning activity increase from the pre-cycle which 10,71% (3 students) become 71,43% (20 students) on cycle I and cycle II stable on 78,57% (22 students); (2) Students’ participation on following the main activity increased from 23,81% (11 students) on the pre-cycle become 89,29% (25 students) at cycle I and cycle II stable on 89,29% (25 students); (3) Learning achievement on accounting subject that measured by evaluation test, showed by the completeness of students’ learning result indicates escalation that on pre-cycle was 12,00% (3 students), cycle I become 83,33% (20 students), and cycle II stable on 83.33% (20 students).
Key words: Quantum Learning Brain Map type, learning achievement, Accounting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN REVISI ...................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 7
1. Tinjauan Tentang Pembelajaran ................................................. 7
a. Pengertian Pembelajaran ........................................................ 7
b. Komponen-komponen dalam Pembelajaran .......................... 8
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kuantum ..................... 9
a. Pengertian Model Pembelajaran ............................................. 9
b. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum ............................. 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
c. Asas Model Pembelajaran Kuantum ...................................... 10
d. Strategi dan Prinsip Model Pembelajaran Kuantum .............. 11
e. Inovasi dalam Pembelajaran Kuantum ................................... 13
f. Macam-macam Tipe Model Pembelajaran Kuantum ............. 15
g. Model Pembelajaran Kuantum Tipe Peta Pikiran .................. 17
1) Pengertian Peta Pikiran ....................................................... 17
2) Manfaat Peta Pikiran............................................................ 18
3) Langkah dalam Pembuatan Peta Pikiran ............................. 18
4) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Peta Pikiran ......... 19
3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ............................................. 20
4. Tinjauan Tentang Partisipasi ...................................................... 21
5. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Akuntansi ............................. 24
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 26
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 29
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................... 29
B. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................... 30
C. Metode Penelitian ........................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 32
E. Prosedur Pelaksanaan Tindakan ..................................................... 34
F. Proses Penelitian ............................................................................. 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 40
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 40
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Muhammadiyah 2
Surakarta .............................................................................. 40
2. Visi, Misi, dan Tri Krida SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
41
3. Lingkungan Belajar............................................................... 42
4. Stuktur Organisasi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta ........ 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akutansi Kelas XI IS 3
di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta ..................................... 44
C. Hasil Penelitian.......................................................................... 49
D. Pembahasan............................................................................... 71
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ....................................... 78
A. Simpulan ........................................................................................ 78
B. Implikasi ................................................................................... 79
1. Implikasi Teoritis ................................................................. 79
2. Implikasi Praktis ................................................................... 79
........................................................................................................
C. Saran ......................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................ 28
Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .................................... 39
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta ....... 43
Gambar 4. Histogram Peningkatan Prestasi Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II .......................................................................... 72
Gambar 5. Histogram Peningkatan Kemampuan Guru dalam
Menerapakan Model Pembelajaran Pada Pra Siklus,
Siklus II dan Siklus II ............................................................ 73
Gambar 6. Histogram Peningkatan Partisipasi Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II ........................................................................... 75
Gambar 7. Histogram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II................................. 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian ........... 29
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Prestasi Belajar Siswa ........................ 36
Tabel 3. Kemampuan Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kuantum Tipe Peta Pikiran Pada Pra Siklus ............................. 45
Tabel 4. Partisipasi Siswa Pada Pra Siklus ............................................ 46
Tabel 5. Partisipasi Siswa dalam Indikator Ketercapaian
Pada Pra Siklus.......................................................................... 47
Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Pada Pra Siklus ................................ 49
Tabel 7. Kemampuan Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kuantum Tipe Peta Pikiran Pada Siklus I ................................. 57
Tabel 8. Partisipasi Siswa Pada Siklus I ................................................. 57
Tabel 9.Partisipasi Siswa dalam Indikator Ketercapaian Pada Siklus I.. 57
Tabel 10. Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I .................................. 58
Tabel 11. Kemampuan Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran
Kuantum Tipe Peta Pikiran Pada Siklus II................................ 67
Tabel 12. Partisipasi Siswa Pada Siklus II .............................................. 67
Tabel 13. Partisipasi Siswa dalam Indikator Ketercapaian
Pada Siklus II .......................................................................... 68
Tabel 14. Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus II ................................. 68
Tabel 15. Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ................ 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan Survei...................................................... 84
Lampiran 2. Catatan Lapangan Pra Siklus ............................................. 86
Lampiran 3. Foto Kegiatan Pada Survei dan Pra Siklus ......................... 91
Lampiran 4. Silabus Mata Pelajaran Akuntansi ..................................... 93
Lampiran 5. RPP, Peta Pikiran, dan Hand Out Pra Siklus ...................... 94
Lampiran 6. Soal dan kunci Jawaban Pada Pra Siklus............................ 104
Lampiran 7. Peta Pikiran dan Jawaban Siswa Pada Pra Siklus............... 110
Lampiran 8. Hasil Belajar Pada Pra Siklus ............................................ 112
Lampiran 9. Pedoman Observasi ............................................................ 114
Lampiran 10. Hasil Observasi Siswa pada Pra Siklus ............................ 118
Lampiran 11. Hasil Observasi Guru pada Pra Siklus.............................. 121
Lampiran 12. Pedoman Wawancara Pada Pra Siklus ............................. 124
Lampiran 13. Hasil Wawancara Guru dan Siswa pada Pra Siklus ......... 126
Lampiran 14. Catatan Lapangan Siklus I.................................................. 133
Lampiran 15. Foto Kegiatan Pada Siklus I ............................................. 138
Lampiran 16. RPP, Peta Pikiran, dan Hand Out Siklus I ........................ 140
Lampiran 17. Soal dan kunci Jawaban Pada Siklus I.............................. 161
Lampiran 18. Peta Pikiran dan Jawaban Siswa Pada Siklus I ................ 168
Lampiran 19. Hasil Belajar Pada Siklus I .............................................. 172
Lampiran 20. Hasil Observasi Siswa pada Siklus I ................................ 175
Lampiran 21. Hasil Observasi Guru pada Siklus I.................................. 178
Lampiran 22. Pedoman Wawancara Pada Siklus.................................... 181
Lampiran 23. Hasil Wawancara Guru dan Siswa pada Siklus I ............. 186
Lampiran 24. Catatan Lapangan Siklus II ................................................ 193
Lampiran 25. Foto Kegiatan Pada Siklus II ............................................ 198
Lampiran 26. RPP, Peta Pikiran, dan Hand Out Siklus II....................... 200
Lampiran 27. Soal dan kunci Jawaban Pada Siklus II ............................ 215
Lampiran 28. Peta Pikiran dan Jawaban Siswa Pada Siklus II .............. 223
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
Lampiran 29. Hasil Belajar Pada Siklus II ............................................. 227
Lampiran 30. Hasil Observasi Siswa pada Siklus II ............................... 229
Lampiran 31. Hasil Observasi Guru pada Siklus II ................................ 232
Lampiran 32. Hasil Wawancara Guru dan Siswa pada Siklus II ............ 235
Lampiran 33. Surat Perijnan ..................................................................... 242
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai suatu
tujuan yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan
sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) siswa. Pembelajaran
sangat penting bagi siswa untuk membantu memperoleh ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
siswa. Semua aspek dalam pembelajaran berakhir pada prestasi belajar yang
diperoleh siswa. Prestasi belajar merupakan indikator penguasaan pengetahuan
siswa dalam standar kompetensi yang ada. Proses pembelajaran berdampak
langsung pada kualitas pembelajaran yang diselenggarakan guru. Kualitas
pembelajaran yang baik dapat ditunjukkan pada prestasi yang diperoleh siswa
juga baik. Oleh karena itu, kualitas pembelajaran berpengaruh terhadap
keberhasilan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.
Kualitas pembelajaran yang baik dibangun dari proses pembelajaran
melalui interaksi guru dan siswa yang baik pula. Komponen kualitas pembelajaran
antara lain tujuan pembelajaran, materi pelajaran, sumber belajar, media
pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar atau tes prestasi.
Tujuan pembelajaran merupakan hasil belajar yang ingin dicapai dalam
pembelajaran dan tujuan yang jelas dapat membantu siswa dapat memahami isi
pelajaran yang akan disampaikan. Pemilihan materi pelajaran harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi runtut. Sumber
belajar yang beragam dapat menambah wawasan siswa. Penggunaan media
pembelajaran dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik sehingga
siswa temotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Pemilihan metode
pembelajaran yang tepat akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Penerapan metode pembelajaran yang inovatif oleh guru diharapkan dapat
memudahkan siswa dalam belajar dan mendorong partisipasi siswa. Evaluasi hasil
belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
siswa dalam proses pembelajaran.
Kenyataan di lapangan peneliti menemukan adanya permasalahan pada
kelas XI Ilmu Sosial 3 yaitu prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi yang
rendah, ditunjukkan dengan siswa banyak memperoleh nilai standar ketuntasan
dengan nilai 66 yaitu sebesar 66% (19 siswa). Sedangkan rata-rata kelasnya pun
hanya 69,38. Penyebab utama rendahnya prestasi tersebut guru dalam kegiatan
belajar mengajar kurang menekankan tujuan pembelajaran secara mendalam.
Tujuan pembelajaran yang dipaparkan guru kurang jelas, sehingga siswa kurang
memahami isi pembelajaran. Pembelajaran saat di kelas masih berpusat pada guru
dalam artian semua informasi disampaikan oleh guru, sehingga sedikit memberikan
kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam kelas. Partisipasi siswa dapat diamati
ketika diberi kesempatan bertanya, siswa tidak mengajukan pertanyaan. Siswa
memilih diam tidak bertanya dan tidak menjawab pertanyaan dari guru meskipun
sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Kerjasama
kelompok pun antar siswa jarang dilakukan hal ini disebabkan karena guru tidak
jarang melakukan kegiatan diskusi. Disini guru hanya fokus dengan kegiatan
ketrampilan mengerjakan soal. Motivasi dan kemandirian belajar kelas XI IS 3
juga rendah. Siswa lebih suka bermain HP secara sembunyi-sembunyi, membuat
kegaduhan di kelas, tidur, bahkan meninggalkan kelas dengan alasan ijin ke
kamar mandi sampai waktu pelajaran akuntansi selesai. Pembelajaran dengan
latihan soal seharusnya menuntut adanya kemandirian mengerjakan soal, tetapi
kemandirian belajar tidak terlihat dalam kelas. Ketika mengerjakan latihan
maupun PR mereka selalu menyontek pekerjaan teman lain.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Salah satu
aspek yang penting dalam mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah model
pembelajaran. Permasalahan dalam pembelajaran akuntansi yang terjadi di kelas
XI Ilmu Sosial 3 dapat di atasi dengan penerapan model pembelajaran inovatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang lebih mendorong siswa dalam kerjasama kelompok, meningkatkan
partisipasi, motivasi, dan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran penting untuk diperhatikan karena dengan model
pembelajaran yang tepat dapat membawa dampak positif dalam menciptakan
proses pembelajaran yang berkualitas dan hasil belajar yang optimal yang lebih
baik. Salah satu model yang tepat untuk diterapkan adalah model pembelajaran
Kuantum. Model ini bertujuan agar dalam waktu yang relatif singkat proses
pembelajaran yang berlangsung dapat mencapai efektivitas belajar yang maksimal
yang ditandai dengan perolehan prestasi belajar yang baik, terutama pada mata
pelajaran Akuntansi. Penerapan model ini menuntut adanya partisipasi siswa dan
kerjasama kelompok pada setiap strategi yang ditawarkan dalam pembelajaran
kuantum.
Akuntansi merupakan jenis pengetahuan prosedural yang mempunyai
kegiatan bersifat hierarkis. Mata pelajaran Akuntansi membutuhkan ketrampilan
mengerjakan latihan soal dengan cepat yang menjadi tuntutan utama, tetapi selain
mahir dalam mengerjakan, fungsi mengingat dan memahami pelajaran itupun juga
menjadi pokok atau landasan yang harus diperhatikan. Dalam model pembelajaran
Kuantum ada beberapa macam, salah satunya metode Peta pikiran (mind
mapping). Peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang
mengembangkan gaya belajar visual dengan gambar. Menurut pendapat R. Teti
Rostikawati (2008) “Metode quantum learning dengan teknik peta pikiran (mind
mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi
akademis (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam diri
siswa”. Penerapan model kuantum dengan peta pikiran dapat membantu siswa
dalam merumuskan tujuan pembelajaran melalui peta pikiran siswa itu sendiri.
Selain itu, peta pikiran (mind mapping) dapat digunakan dalam mengingat dan
memahami materi lebih mudah sehingga pembelajaran bermakna dapat tercapai.
Terkadang dalam pembelajaran siswa dihadapkan dengan rasa kebosanan
hal ini dapat ditunjukkan dengan kurang adanya partisipasi dalam pembelajaran
serta kurang adanya motivasi pada saat mengikuti pelajaran. Apalagi pada mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pelajaran akuntansi yang dirasa “penuh sesak” dengan hafalan dan latihan soal.
Pembelajaran dengan latihan soal seharusnya menuntut adanya kemandirian
mengerjakan soal, tetapi kemandirian belajar tidak terlihat dalam kelas.
Kebosanan yang dialami siswa jika tidak bisa diatasi tentu akan membawa
dampak negatif dalam proses belajar akuntansi, tidak hanya sekedar dengan
penerapan metode yang inovatif siswa dapat belajar dengan nyaman, perlu ada
“penyegaran” dalam kelas salah satunya dengan ice breaking (pencair suasana).
Jika memakai kegiatan yang sesuai dengan kondisi siswa yang sedang bosan, ice
breaking bisa menjadi alat yang tepat untuk memfasilitasi kesuksesan sebuah
proses pembelajaran. Pemberian ice breaking dapat berupa permainan bermakna,
mendengarkan musik, dan sebagainya. Pembelajaran dengan disertai kegiatan ini
diharapkan mampu memotivasi siswa dalam belajar dalam kelas. Berdasarkan
latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model
Pembelajaran Kuantum Tipe Peta Pikiran Pada Siswa Kelas XI Ilmu Sosial 3
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti kemukan, maka
penelitian ini dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul yaitu sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar akuntansi yang rendah yang disebabkan oleh penentuan tujuan
pembelajaran yang kurang jelas.
2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran kurang.
3. Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar mengajar belum nampak.
4. Motivasi dan kemandirian belajar siswa kurang dalam kegiatan pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian
maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini
adalah:
a. Model pembelajaran kuantum tipe Peta Pikiran dalam kelas XI Ilmu Sosial 3
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.
b. Prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA Muhammadiyah
2 Surakarta dibatasi pada partisipasi siswa dan ketuntasan hasil belajar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah yang muncul, maka dalam penelitian ini peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
”Bagaimana penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran
dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 3
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?”.
Secara operasional rumusan masalah dapat dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran dapat
meningkatkan partisipasi dalam mata pelajaran Akutansi pada siswa XI Ilmu
Sosial 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran dapat
meningkatkan ketuntasan belajar Akuntansi pada siswa XI Ilmu Sosial 3 SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran dalam
meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan informasi mengenai penerapan model pembelajaran
Kuantum tipe Peta Pikiran dalam meningkatkan partisipasi dalam mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pelajaran akutansi pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA Muhammadiyah 2
Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
2. Untuk mendapatkan informasi mengenai penerapan model pembelajaran
Kuantum tipe Peta Pikiran dalam meningkatkan ketuntasan belajar akuntansi
pada siswa XI Ilmu Sosial 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran
2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat baik teoritis
maupun praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini memberikan sumbangan keilmuan yang bermanfaat bagi dunia
pendidikan mengenai penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta
Pikiran untuk meningkatan prestasi belajar akuntansi.
b. Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi peneliti lain untuk penelitian di
masa yang akan datang dibidang dan permasalahan yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Bagi sekolah yaitu sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
b. Bagi guru
Bagi guru dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penerapan model inovatif
di kelas. Guru dapat lebih terampil dalam menggunakan model pembelajaran
Kuantum tipe Peta Pikiran.
c. Bagi siswa
Penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di dalam kelas supaya
siswa berusaha meningkatkan partisipasi belajar mereka sehingga hasil belajar
akuntansi siswa juga mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan alat untuk mendapatkan
pengetahuan baru ataupun menguji pengetahuan yang telah ada. Agar dapat
diketahui bagaimana hubungan dan dimana posisi pengetahuan yang diperoleh
dari penelitian, dalam kaitannya dengan pengetahuan yang telah ada, perlu
dilakukan kajian pustaka yang relevan. Peranan kajian pustaka menentukan
kesuksesan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, maka di sini akan diuraikan
landasan teori yang memuat keterangan dari variabel yang akan dikaji oleh
peneliti.
1. Tinjauan Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran erat kaitannya dengan kegiatan mengajar.
Pembelajaran yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan
sehingga siswa mau belajar. Proses ini merupakan interaksi antara siswa dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut H J Gino
(2000:32) “Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern
dalam belajar mengajar”. Sedangkan Syaiful Sagala (2009:61) menyatakan bahwa
“Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru”. Proses
pembelajaran adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa
pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di
sekolah baik di kelas maupun di luar kelas. Kegiatan ini merupakan proses yang
kompleks, untuk itu perencanaan pembelajaran yang matang oleh guru menjadi
jalan atau cara untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Berdasarkan pendapat diatas maka peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar,
yang ditandai dengan perubahan tingkah laku atau kemampuan baru.
b. Komponen-komponen dalam Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa
komponen, menurut H J Gino (2000: 30-31) “Komponen-komponen dalam
pembelajaran antara lain : Siswa, Guru, Tujuan, Isi Pelajaran, Metode, Media, dan
Evaluasi”. Berdasarkan pendapat ahli diatas peneliti dapat memberikan penjelasan
yaitu siswa adalah sesesorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Komponen lain
adalah guru yang merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan
belajar mengajar dan memungkinkan berlangsungya kegiatan belajar mengajar
yang efektif. Sedangkan komponen lain diantaranya adalah tujuan pembelajaran,
yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa
setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup
perubahan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Isi pelajaran menjadi kompenen
berikutnya, yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
Komponen lain adalah metode, merupakan cara yang dipakai guru untuk
memberikan kesempatan kepada siswa (berpartisipasi) sehingga siswa dapat
mencapai tujuan. Setelah metode pembelajaran, media menjadi komponen dalam
pembelajaran. Media pembelajaran yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa
perantara yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka
dapat mencapai tujuan. Metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan materi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Metode dan media berfungsi sebagai jembatan atau alat transformasi
materi pelajaran terhadap tujuan yang hendak dicapai. Komponen yang terakhir
adalah evaluasi, yang merupakan cara tertentu yang digunakan untuk menilai
proses belajar siswa dan hasilnya. Komponen-komponen dalam pembelajaran
tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain. Keterkaitan komponen tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
menbentuk suatu sistem yang tidak terpisahkan dan saling berpengaruh. Dalam
proses pembelajaran guru mengkoordinasikan komponen tersebut antara lain
tujuan, isi pelajaran, metode, media serta penilaian sehingga satu sama lain saling
berhubungan dan saling berpengaruh dan dapat menumbuhkan kegiatan belajar.
2. Tinjauan Model Pembelajaran Kuantum
a. Pengertian Model Pembelajaran
Siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta tujuan belajar dapat
tercapai, maka guru harus memiliki strategi-strategi tertentu. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi tersebut adalah penguasaan model pembelajaran dalam
menyajikan bahan pelajaran pada kegiatan belajar mengajar. Menurut
Komaruddin dalam Syaiful Sagala (2009:175) model dapat dipahami sebagai :
1) Suatu tipe atau desain; 2) Suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses
visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; 3) Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang
dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu objek atau peristiwa;
4) Suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan;
5) Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan 6) Penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat
bentuk aslinya
Berdasarkan pendapat dari Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:41) “Model
pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati
perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif”. Sedangkan
Abdul Azis Wahab (2009:52) menyatakan bahwa “Model mengajar adalah
merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang
ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada
perilaku siswa seperti yang diharapkan”.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
suatu desain atau pendekatan atau pedoman guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum
Ada banyak model pembelajaran inovatif yang bisa menjadi pilihan
salah satunya model pembelajaran kuantum. Dalam buku Udin Saefudin Sa’ud,
Kaifa berpendapat (2008:125-126) :
Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model, strategi dan pendekatan pembelajaran khususnya menyangkut ketrampilan guru dalam merancang, mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, menggairahkan, dan memiliki ketrampilan hidup.
Menurut pendapat Akhmad Sudrajat (2008) “Quantum learning ialah
kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam
pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat.”
Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu bentuk model,
strategi, atau pendekatan yang menyajikan petunjuk untuk menciptakan suasana
belajar yang efektif dan efisien, merancang pembelajaran, menyampaikan dan
mengembangkan bahan pembelajaran, mengelola proses belajar sehingga
memudahkan serta menggairahkan belajar siswa. Tujuan pokok pembelajaran
kuantum yaitu meningkatkan partisipasi siswa, melalui penggubahan keadaan,
meningkatkan motivasi dan minat belajar, meningkatkan daya ingat dan
meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan
kehalusan perilaku.
c. Asas Model Pembelajaran Kuantum
Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie (2008:6)
mengatakan bahwa “Quantum learning bersandar pada konsep bawalah dunia
mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Hal ini
menunjukkan, betapa pengajaran dengan pembelajaran kuantum tidak hanya
menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga
diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam
pembelajaran. Pendapat dari Udin Saefudin Sa’ud (2008:127-128) “Asas utama
pembelajaran kuantum tersebut mengisyaratkan pentingnya guru memasuki dunia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
atau kehidupan anak sebagai awal dalam melaksanakan sebuah pembelajaran”.
Salah satu cara yang bisa digunakan dalam hal ini misalkan mengaitkan apa yang
diajarkan dengan peristiwa-peristiwa, pikiran atau perasaan, tindakan yang
diperoleh siswa dalam kehidupan baik di rumah, di sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Kegiatan terebut dapat membentuk kaitan yang mudah dipahami
siswa, maka guru dapat memberikan pemahaman tentang materi pembelajaran
yang disesuaikan dengan kemampuan, perkembangan, dan minat bakat siswa.
Seorang guru harus memahami dunia siswa, sehingga siswa telah merasa
diperlakukan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka dan pembelajaran akan
menjadi harmonis dan saling mengisi. Pepatah mengatakan, ajarilah, tuntun,
fasilitasi, dan bimbinglah anak didik kalian, sesuai dengan tingkat kebutuhan dan
daya pikirnya. Artinya dalam belajar siswa dan guru dapat saling meningkatkan
motivasi dari dalam, meningkatkan nilai belajar, memperbesar keyakinan diri,
mempertahankan sikap positif, dan dapat memanfaatkan ketrampilan yang
diperoleh dari proses belajar . Motivasi yang demikian ini memberikan semangat
yang kuat bagi guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya, dan juga memberi
semangat kepada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang bermutu.
Syaiful Sagala (2009:105) menyatakan bahwa “Model ini dapat
digunakan untuk semua mata pelajaran pada semua jenjang dan jenis pendidikan,
hanya saja beberapa diantaranya disesuaikan dengan siapa yang menjadi peserta
didik dan apa mata pelajarannya”. Pembelajaran kuantum sebagai suatu proses
pembelajaran yang akrab dan menyenangkan baik bagi siswa maupun guru dalam
proses pembelajaran, sehingga dalam menjadi hal yang perlu untuk diterapkan.
d. Strategi dan Prinsip Model Pembelajaran Kuantum
Model ini dimaksudkan sebagai sesuatu yang dapat membantu dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengembangan strategi dalam hal ini
menjadi hal yang penting. Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie
(2008:10) mengembangkan strategi pembelajaran kuantum melalui istilah
TANDUR. Adapun tinjauan sekilas mengenai TANDUR dan maknanya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) TUMBUHKAN Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BAgiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
2) ALAMI Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3) NAMAI Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”.
4) DEMONSTRASIKAN Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.
5) ULANGI Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
6) RAYAKAN Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan.
Menurut Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie (2008:83)
“Apa pun mata pelajaran, tingkat kelas, atau pendengar, kerangka TANDUR
menjamin siswa tertarik dan berminat pada setiap pelajaran. Kerangka ini juga
memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi
pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan mencapai sukses”.
Bobby DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie (2008:64-78)
menyatakan bahwa strategi mengajar yang mengacu pada pembelajaran kuantum
meliputi:
1) Buat suasana kelas yang bisa membawa kegembiraan yang diatur berdasarkan kesepakatan kelas, seperti pengaturan meja dan kursi, tanaman, hiasan lain yang mendukung proses belajar dan ruangan kelas dihiasi dengan poster atau hasil karya siswa.
2) Pemberian musik dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian telah menujukkan bahwa belajar lebih mudah dan cepat jika siswa berada dalam kondisi santai. Musik dapat merangsang otak kiri dan kanan untuk berpikir dan berinspirasi. Musik juga dapat sebagai perangsang untuk meningkatkan produktivitas seseorang. Disamping itu kebanyakan siswa suka musik. Musik yang disarankan disini adalah musik klasik dan instrumental.
3) Pengalaman belajar hendaknya menggunakan sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran. Siswa belajar : 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang di lihat dan dengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan lakukan. Ini menunjukkan guru mengajar dengan ceramah, maka siswa akan mengingat dan menguasai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya maka akan mengingat dan menguasai sebanyak 90%.
4) Guru harus selalu menghargai setiap usaha dan hasil kerja siswa serta memberikan stimulus yang mendorong siswa untuk berbuat dan berpikir sambil menghasilkan karya dan pikiran kreatif. Ini memungkinkan siswa menjadi pembelajar seumur hidup. Setiap kesuksesan dalam belajar siswa layak untuk dirayakan.
5) Suasana belajar siswa, guru dapat mengarahkan kearah ke ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Suasana belajar juga melibatkan mental, fisik, emosi sosial siswa secara aktif supaya memberi peluang siswa untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban.
Adapun prinsip-prinsip dari pembelajaran kuantum dalam Bobbi
DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie (2008:7-8) antara lain :
1) Segalanya berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh Anda, dari kertas yang Anda bagikan hingga rancangan pelajaran Anda; semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2) Segalanya bertujuan Semua yang terjadi dalam penggubahan Anda mempunyai tujuan ...... semuanya.
3) Pengalaman sebelum Pemberian Nama Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
4) Akui Setiap Usaha Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5) Jika Layak Dipelajari, Maka Pula Dirayakan! Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
e. Inovasi dalam Pembelajaran Kuantum
Pendidikan semakin menuntut guru berpikir kreatif dalam menciptakan
perubahan ke arah yang lebih baik, demi terciptanya pembelajaran yang efektif.
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008:8) “Inovasi di bidang pendidikan adalah
usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperolah hal yang lebih
baik dalam bidang pendidikan”. Guru harus berupaya menimbulkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mempertahankan perhatian dan dorongan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar. Upaya memberikan dorongan dan perhatian belajar kepada siswa
dilakukan guru sebelum memulai belajar, pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar terutama pada saat melakukan kegiatan belajar dan pada saat siswa
mengalami kemunduran.
Adanya pengelolaan kelas yang baik, maka dapat menciptakan dan
mempertahankan suasana kelas agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
efektif dan efisien. Kemampuan guru untuk mempertahankan dan memperbaiki
semangat kelas adalah penting sebab hal ini berpengaruh terhadap produktivitas
kelas. Pendapat Soemarsono (2007:59-60) sehubungan dengan hal-hal tersebut di
atas tugas guru adalah :
1) Mengembalikan memperbaharui semangat kelas dengan cara meningkatkan keeratan, interaksi komunikasi antara siswa serta pemahaman tujuan bersama.
2) Mengurangi kecemasan dan mengendorkan ketenangan dengan cara meningkatan kerja sama antar anggota penyebaran kepemimpinan. Mengatasi atau mengembalikan suasana yang mengancam atau menimbulkan frustasi dan membebaskan pengaruh negatif.
Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan
prestasi belajarnya. Motivasi belajar mempunyai fungsi antara lain :
1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat belajar sampai
berhasil;
2) Mengobarkan semangat belajar siswa;
3) Mengingatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-
macam peran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya, dan
4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa paedagogis tugas guru
adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil.
Menurut Hernowo (2008:94-95) sebagai pemberi instruksi (guru) harus
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi suasana emosi siswa dengan tiga cara
utama yaitu :
1) Dengan kegiatan-kegiatan pelepas stress.
2) Dengan aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Dengan menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan diungkapkan.
Dalam pembelajaran pun terkadang siswa dihadapkan dengan rasa
kebosanan. Kebosanan yang dialami siswa jika tidak bisa diatasi tentu akan
membawa dampak negatif dalam proses belajar akuntansi. Tidak hanya sekedar
dengan penerapan metode yang inovatif siswa dapat belajar dengan nyaman, perlu
ada “penyegaran” dalam kelas salah satunya dengan ice breaking. Ice Breaking
adalah istilah untuk menjelaskan mengenai suatu proses yang perlu dilakukan
fasilitator untuk mengubah state of mind peserta. Jika memakai kegiatan yang
sesuai dengan kondisi siswa yang sedang bosan, ice breaking bisa menjadi alat
yang tepat untuk memfasilitasi kesuksesan sebuah proses pembelajaran. Menurut
Anwar Kholil (2009) “Ice breaking dalam pembelajaran, perkuliahan, atau
pelatihan sangat membantu dalam membuat suasana belajar yang menyenangkan.
Caranya dapat secara integratif atau secara khusus diberikan dalam sela atau jeda
dalam proses pembelajaran”. Pemberian ice breaking dapat berupa permainan
bermakna, mendengarkan musik, dan sebaginya. Pembelajaran dengan disertai
kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi siswa dalam belajar dalam kelas.
f. Macam-macam Tipe Model Pembelajaran Kuantum
Menurut Sugiyanto (2007:66-85) mengenai macam-macam tipe model
pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut :
1) Teknik Peta Pikiran atau Peta Konsep 2) Teknik Memori 3) Teknik Rantaian Kata 4) Teknik Plesetan Kata 5) Teknik / Sistem Pasak Lokasi 6) Teknik Akrostik (Jembatan Keledai)
Peta konsep atau peta pikiran berbeda pengertiannya dengan peta dalam
geografi. Peta konsep lebih menunjukkan pada penuangan ide-ide pikiran sebagai
catatan-catatan dalam bentuk grafis sebagai salah satu teknik belajar efektif. Peta
pikiran dibuat dengan cara yang sama seperti halnya informasi disimpan pada
cabang-cabang dari tema sentral, meskipun skalanya berbeda jauh lebih kecil.
Oleh karena itu secara fungsional peta pikiran dapat diartikan sebagai teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana
grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak yang
sesuai dengan cara kerja otak (brain-based technique). Metode ini digunakan
sejalan dengan cara otak beroperasi dan berfungsi, maka hal itu akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi otak dalam menyerap dan menyimpan
informasi. Teknik memori meminta siswa untuk kreatif dan bermain dengan
imajinasi siswa. Ini karena otak kita menyimpan gambar dan makna, bukan kata-
kata.
Sesuai dengan namanya, dalam teknik rangkaian kata dilakukan dengan
cara merantaikan atau menyambung kata-kata yang ingin kita hafal. Cara
menyambungkan atau merantaikan kata tersebut dengan membuat suatu cerita.
Membuat sebuah cerita haruslah berisikan suatu aksi atau tindakan, hindari
perubahan bentuk dan jangan menambah obyek lain. Setelah itu, buat cerita
pendek yang sederhana dan bayangkan gambar dari obyek dari cerita.
Teknik plesetan kata menuntut kreativitas siswa untuk bisa berhasil
dengan baik. Dalam teknik ini siswa dapat menggantikan kata sulit yang ingin
dihafal dengan kata lain yang bunyinya mirip dan lucu. Teknik ini sangat berguna
untuk membantu siswa dalam menghafal kata-kata asing atau istilah yang tidak
begitu dikenal.
Sistem pasak lokasi dapat sangat efektif bekerja karena teknik ini
mengakses dan mengaktifkan memori semantik dan episodik. Saat siswa berusaha
menghafal suatu informasi, siswa berusaha mengaktifkan memori semantik.
Informasi ini lalu siswa letakkan pada suatu lokasi tertentu yang mereka kenal
secara mendalam. Kegiatan ini mengaktifkan memori episodik.
Teknik akrostik adalah teknik menghafal dengan cara mengambil huruf
depan dari materi yang ingin diingat dan kemudian digabungkan sehingga
menjadi singkatan. Teknik ini dapat membantu siswa agar mudah menghafal isi
pelajaran yang dirasa terlalu panjang sehingga dapat disingkat lebih pendek.
Singkatan yang dibuat siswa sendiri menuntut kreativitas siswa dan hasilnya akan
lebih cepat dihafal karena siswa sendiri yang membuatnya. Contoh: Mejikuhibiniu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu)
Sesuai pendapat diatas maka peneliti mengambil salah satu tipe yang ada
yaitu teknik Peta Pikiran. Peta pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan
sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang
digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat
membangkitkan ide-ide dari siswa dan memudahkan mencatat isi pelajaran
dengan mudah.
g. Model Pembelajaran Kuantum Tipe Peta Pikiran
1) Pengertian Tipe Peta Pikiran
Metode mencatat yang baik harus membantu siswa dalam mengingat
perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu
mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru. Peta Pikiran (mind
mapping) memungkinkan terjadinya semua hal itu. Teknik pencatatan ini
dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Tony Buzan, Kepala Brain Foundation
dan didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya.
Peta Pikiran adalah mencatat kreatif yang memudahkan siswa. Menurut Bobbi
DePoter dan Mike Hernacki (2003:153) “Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan
keseluruhan-otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
untuk membentuk kesan”. Pendapat dari Eric Jensen (2008:134) “Mind-mapping
adalah metode sempurna untuk pra-pemaparan pembelajar terhadap suatu topik.
Penggunaan warna, gerakan, kontras, keputusan organisasi, informasi disandikan
dalam peta mental kita”. Sedangkan Mel Silberman (2007: 188) menyatakan
bahwa,
Pemetaan Pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta pikiran, mereka akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasikan secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dn apa yang sedang mereka rencanakan.
Pendapat para ahli diatas dapat peneliti simpulkan bahwa peta pikiran
adalah suatu teknik pencatatan pada suatu topik secara kreatif bagi siswa secara
individual pada saat melakukan aktivitas belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Manfaat Peta Pikiran
Bobbi DePoter dan Mike Hernacki (2003:172) memaparkan manfaat Peta
Pikiran antara lain :
a) Fleksibel. Jika seorang pembicara tiba-tiba teringat untuk menjelaskan suatu hal tentang pemikiran, Anda dapat dengan mudah menambahkannya di tempat yang sesuai dalam Peta Pikiran Anda tanpa harus kebingungan.
b) Dapat Memusatkan Perhatian. Anda tidak perlu berpikir untuk menangkap setiap kata yang dibicarakan. Sebaliknya, Anda dapat berkonsentrasi pada gagasan-gagasannya.
c) Meningkatkan Pemahaman. Ketika membaca suatu tulisan atau laporan teknik, Peta Pikiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.
d) Menyenangkan. Imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas. Dan hal itu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.
Manfaat lain dari peta pikiran menurut Hernowo (2008:72) adalah :
a) Merangsang bekerjanya otak kiri dan otak kanan secara sinergis.
b) Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali menulis.
c) Membantu seseorang mengalirkan apa pun yang disimpan diri tanpa
hambatan.
3) Langkah dalam Pembuatan Peta Pikiran
Bobbi DePoter dan Mike Hernacki (2003:156) ada beberapa cara atau
langkah dalam membuat catatan Peta Pikiran agar lebih mudah diingat ialah
sebagai berikut:
a) Tulis atau ketiklah secara rapi dengan menggunakan huruf-huruf KAPITAL.
b) Tulislah gasasan-gasasan penting dengan huruf-huruf yang besar sehingga mereka langsung menonjol begitu Anda membuka kembali catatan Anda.
c) Gambarkan Peta Pikiran Anda dengan hal-hal yang berhubungan dengan Anda. Simbol jam mungkin berarti bahwa benda ini memiliki tenggat waktu yang penting. Sebagian orang menggunakan anak panah untuk menunjukkan tindakan-tindakan yang harus mereka lakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d) Garis bawahi kata-kata itu. Gunakan huruf tebal. e) Bersikaplah kreatif dan berani dalam desain Anda karena otak kita lebih
mudah mengingat hal yang tidak biasa. f) Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan hal-hal atau gagasan-
gagasan tertentu. g) Ciptakanlah Peta Pikiran Anda secara horizontal untuk memperbesar
ruang bagi pekerjaan Anda.
Bobbi DePoter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie (2008:177) kiat
membuat Peta Pikiran :
a) Gunakan warna berbeda untuk setiap topik utama, atau gunakan warna berselang-seling.
b) Tunjukkan asosiasi dengan menggambarkan panah antara cabang-cabang.
c) Kembangkan steno sendiri dengan menggunakan gambar, simbol, dan singkatan.
d) Atur informasi dalam urutan kronologis dengan menomori cabang-cabang.
e) Kreatiflah!
4) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Peta Pikiran
Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:45-46) menyatakan bahwa Model
belajar ini sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk
menemukan alternatif jawaban. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan
dalam model pembelajaran ini sebagai berikut :
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b) Guru mengemukakan permasalahan yang akan ditanggapi peserta didik
dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban. c) Membentuk kelompok yang anggotanya masing-masing 2-3 orang. d) Setiap kelompok menginvensitarisasi dan mencatat alternatif jawaban
hasil diskusi. e) Setiap kelompok atau secara acak kelompok tertentu membacakan hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f) Dari data-data di papan, peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberikan bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
Adapun peneliti akan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
dengan penerapan model kuantum tipe peta pikiran ini, yaitu sebagai berikut :
a) Guru menyampaikan standar kompotensi dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai (Tumbuhkan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b) Guru memberikan hubungan materi pengetahuan awal siswa sekaligus guru
memperkenalkan catatan awal dengan peta pikiran (Tumbuhkan).
c) Guru menyampaikan materi yang ada dengan mempergunakan peta pikiran
yang telah dibuat (Amati dan Namai).
d) Guru meminta 3-4 orang siswa berdiskusi untuk membuat peta pikiran.
Selama proses berdiskusi, pembelajaran diiringi musik (Amati dan Namai).
e) Guru memberikan latihan soal kepada siswa baik secara individu maupun
berkelompok (Amati dan Namai).
f) Guru memberi “penyegaran” dalam kelas dengan memutarkan film pendek
dan permainan bermakna (Amati dan Namai).
g) Guru meminta tiap kelompok untuk menyampaikan peta pikiran tiap
kelompok tersebut dan melakukan penilaian dari latihan soal dengan meminta
siswa untuk mencocokkan (Demontrasikan).
h) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan meminta siswa untuk
merangkum materi dan latihan soal dengan peta pikiran mereka masing-
masing (Ulangi).
i) Guru mengumumkan kelompok terbaik pada saat diskusi dan siswa yang
meraih nilai paling baik pada latihan soal maupun pada tes hasil belajar
(Rayakan).
3. Tinjauan Prestasi Belajar
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam
bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar
pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Cara untuk menilai
kemampuan siswa diwujudkan dalam bentuk nilai yang berdasarkan kriteria –
kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:88) “Prestasi belajar adalah hasil
yang yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”. Sedangkan Nana Syaodih
Sukmadinata (2009:102) menyatakan bahwa “Hasil belajar atau achievement
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kapasitas yang dimiliki seseorang”.
Berdasarkan beberapa pengertian prestasi belajar diatas maka peneliti
dapat kemukakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat pencapaian hasil usaha
yang dicapai oleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Prestasi belajar berfungsi sebagai
indikator keberhasilan siswa dalam suatu mata pelajaran, juga berfungsi sebagai
indikator kualitas suatu lembaga pendidikan. Prestasi belajar dapat memberikan
suatu kepuasan tersendiri baik bagi para siswa maupun sekolah yang
menyelenggarakan pendidikan. Prestasi belajar berhubungan dengan partisipasi,
antara keduanya mempunyai hubungan yang positif. Prestasi yang baik dapat
ditandai dengan adanya partisipasi siswa yang baik pula saat pembelajaraan
berlangsung. Partisipasi siswa dalam pembelajaran menjadi indikator lain dalam
pengukuran prestasi belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini selain
ketuntasan belajar.
Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegitan rutin guru atau pendidik.
Penilaian ini dilakukan secara menyeluruh, dalam arti bahwa kegiatan ini tidak
hanya sekedar menilai hasil akhir saja tetapi juga langkah atau proses kerja dan
hasil pemikiran siswa. Penilaian hasil belajar berarti mengambil keputusan
terhadap hasil belajar dengan ukuran baik buruk. Prestasi belajar siswa dapat
berubah naik turun. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain model
pembelajaran. Fungsi model pembelajaran ini dilakukan agar dapat meningkatkan
kegiatan belajar sehingga diharapkan dapat hasil belajar tinggi. Dalam penelitian
ini, indikator pencapaian prestasi belajar untuk mata pelajaran akuntansi yaitu
ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 66) melalui tes tertulis.
4. Tinjauan Partisipasi
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar sehingga terjadi perubahan perilaku.
Menurut Zaenal Arifin (2010:11) “Pembelajaran bersifat interaktif dan
komunikatif”. Interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang
bersifat multi arah antara guru, siswa, sumber belajar, dan lingkungan yang saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
memengaruhi, tidak saling mendominasi. Makna komunikatif dimaksudkan sifat
bahwa sifat komunikasi antara siswa dengan guru, sesama siswa, dan sesama guru
harus dapat saling memberi dan menerima serta memahami.
Suatu proses pembelajaran membutuhkan keterlibatan siswanya di dalam
kelas, hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan atau partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009:241) “Partisipasi siswa
dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”. Menurut pengertian
tersebut maka partisipasi adalah keikutsertaan seseorang dalam kegiatan atau turut
berperan serta dalam kegiatan, sedangkan partisipan adalah orang yang ikut serta
dalam suatu kegiatan. Melalui peningkatan partisipasi dalam kelas siswa pun juga
dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar yang baik.
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran ada berbagai bentuk
kegiatan. Menurut Hamalik dalam Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:24)
partisipasi atau aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai
berikut :
a. Kegiatan-kegiatan visual b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan d. Kegiatan-kegiatan menulis e. Kegiatan-kegiatan menggambar f. Kegiatan-kegiatan metrik g. Kegiatan-kegiatan mental h. Kegiatan-kegiatan emosional
Adapun penjelasan dari partisipasi atau aktivitas belajar dalam kelas
adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar,
demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, dan
mengemukakan pendapat.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian materi,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
penyegaran dalam kelas.
d. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis materi (bahan-bahan pelajaran),
membuat rangkuman (peta pikiran), dan mengerjakan tes.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart,
diagram, peta, dan pola.
f. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melaksanakan demonstrasi (presentasi peta
pikiran dan latihan soal) dan menyelenggarakan permainan.
g. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan
membuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan
lain-lain.
Mc Keachi dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 119) mengemukakan 7
aspek terjadinya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Patisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk
interaksi antar siswa. d. Kekohesifan (kekompakan) kelas sebagai kelompok. e. Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa
untuk menghadapi keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah.
f. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah atau pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembelajaran serta hasil
pembelajaran. Kegiatan siswa dalam kelas selalu berubah-ubah atau tidak tetap.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh positif dengan
peningkatan prestasi siswa. Partisipasi siswa diharapkan nampak pada saat
pelaksanaan proses pembelajaran, baik secara perorangan ataupun secara
kelompok. Proses belajar mengajar yang efektif di kelas didalamnya bukan hanya
guru yang berperan aktif tetapi juga keterlibatan partisipasi siswa sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dibutuhkan, agar siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga prestasi siswa
meningkat. Peneliti akan menggunakan indikator partisipasi siswa dalam
pembelajaran sebagai penilaian meliputi : 1) partisipasi dalam kegiatan tujuan
pembelajaran, 2) partisipasi dalam kegiatan pemberian materi, 3) partisipasi dalam
kegiatan diskusi, dan 4) partisipasi dalam kegiatan mengerjakan soal atau tugas.
5. Tinjauan Mata Pelajaran Akuntansi
Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan
pada sekolah tingkat menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan
(SMK). Akuntansi menurut MT Ritonga, dkk (2007:123) “Akuntansi sebagai
proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan dilakukannya penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas
dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.”
Sedangkan pendapat para ahli lain seperti yang dikutip oleh Akhmad
Widodo (2006 : 3) yaitu :
a. Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk mengendalikan organisasi. (Akuntansi Keuangan PPPA, DEPDIKBUD)
b. Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu system untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi Perusahaan), pemerintah (Akuntansi Pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi Publik). (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2003)
c. Suatu proses pengidentifikasian (pengkajian), pengukuran, dan pengkomunikasian informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan keputusan-keputusan. (terjemahan bebas definisi akuntansi “A Statemant basic accounting theory”, American Accounting Accociation)
d. Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data akuntatif, terutama yang bersifat keuangan adri kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam pemilihan alternatif suatu keadaan. (terjemahan bebas definisi akuntansi dari : American Institute of Certified Public Accountant)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian akuntansi merupakan suatu
disiplin ilmu yang menghasilkan informasi tentang transaksi keuangan suatu unit
organisasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan, sedangkan dari segi
proses adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dengan cara-cara
tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya
bersifat keuangan.
Mata pelajaran akuntansi dalam Sekolah Menengah Atas (SMA)
merupakan mata pelajaran yang masih menjadi bagian dari mata pelajaran
ekonomi sehingga belum merupakan suatu mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Akuntansi diajarkan di SMA bertujuam sebagai pengantar agar siswa mengerti
sejak sekarang mengenai cara membuat dan mengelola sistem pembukuan,
mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan jasa serta
menyusun laporan keuangan perusahaan jasa sehingga siswa dapat
mempraktekkannya. Siswa disini dituntut harus mengetahui sistem prosedural
yang merupakan ciri akuntansi karena merupakan hal yang pokok. Mata pelajaran
akuntansi di SMA Muhammdiyah 2 diajarkan setiap minggu selama 1 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2x45 menit. Bahan pembelajaran atau materi
akuntansi yang dipelajari untuk kelas XI IS 3 semester genap tahun pelajaran
2010/2011 adalah sebagai berikut :
a. Jurnal Penyesuaian
b. Kertas Kerja
c. Laporan Keuangan
d. Jurnal Penutup
e. Neraca Saldo Setelah Penutupan
f. Jurnal Pembalik
Dalam proses pembelajaran akuntansi diharapkan dapat mendorong
siswa untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar sedangkan guru dalam proses
pembelajaran bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Oleh karena
itu dalam penerapan model pembelajaran kuantum tipe peta pikiran ini diharapkan
dapat meningkat prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan pembelajaran kuantum tipe Peta Pikiran, antara lain :
1. Setiya Putri Ambarwati (2010) dalam skripsinya berjudul “Penerapan Model
Quantum Learning Dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
X Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”
menyimpulkan bahwa Penerapan model Quantum Learning dengan metode
Peta Pikiran (Mind Mapping) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini terbukti dari pencapaian nilai rata-rata siswa dan jumlah siswa yang
mencapai batas ketuntasan. Pada siklus I nilai ulangan harian siswa berkisar
antara 73-98 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 91 sehingga terjadi
peningkatan nilai rata-rata kelas dari sebelum diadakannya tindakan yaitu
sebesar 27 (nilai sebelum siklus 64 dan nilai siklus I 91). Pada siklus II nilai
ulangan harian siswa berkisar antara 75 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 94
sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II
sebesar 3 (nilai siklus I 91 dan nilai siklus II 94). Dibandingkan dengan
sebelum diadakannya tindakan, nilai rata-rata siswa pada siklus II mengalami
peningkatan angka sebesar 30 (nilai sebelum penerapan 64 dan nilai siklus II
94).
2. Mohammad Bisri, Y. Harsoyo, dan Rusmawan dalam jurnalnya berjudul
“Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Menggunakan Teknik
Pembelajaran Mind Mapping Pada Mata Pelajaran IPS Semester I SDN Bukir
Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan Tahun Pelajaran 2008-2009”
menyimpulkan bahwa penggunaan teknik mind mapping pada mata pelajaran
IPS dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa, dari semula rata-rata nilai
rapor 64,8 setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan rata-rata nilai tes
prestasi hasil belajar yaitu 81,4. Sedangkan ketuntasan belajar siswa adalah
96% (27 siswa tuntas dari 28 siswa). Target yang telah ditetapkan oleh peneliti
untuk rata-rata prestasi hasil belajar adalah 70,0 dan ketuntasan belajar 70%
sehingga dilakukan tindakan target tersebut telah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan kedua penelitian
tersebut adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kuantum tipe peta
pikiran dalam proses pembelajaran, sedangkan perbedaan yang nampak adalah
variabel-variabel penelitian yang dilakukan yaitu partisipasi dan ketuntasan hasil
belajar siswa.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka pemikiran
berguna untuk mewadahi teori-teori yang terkadang terlepas satu sama lain
menjadi satu rangkaian yang utuh mengarah pada jawaban sementara.
Permasalahan yang dihadapi dalam mata pelajaran akuntansi pada kelas
XI IS 3 adalah model atau pendekatan belajar yang biasa digunakan guru kurang
menarik sehingga siswa cepat merasa bosan. Disamping itu, siswa cenderung
pasif dalam kegiatan belajar mengajar dan kurangnya kerjasama dengan siswa
lain. Hal tersebut menjadikan alasan bahwa kualitas pembelajaran akuntansi
rendah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, peneliti
menerapkan model pembelajaran kuantum tipe peta pikiran, sehingga akan
terbentuk pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dengan harapan
prestasi mata pelajaran akuntansi menjadi lebih baik dan dapat mendorong siswa
dalam meningkatkan partisipasi siswa.
Penerapan model pembelajaran kuantum tipe peta pikiran ini pada awal
pembelajaran memberikan kemudahan pada pemaparan tujuan pembelajaran yang
disajikan dengan bentuk sederhana berupa gambar peta konsep. Tujuan
pembelajaran yang disampaikan dengan peta pikiran diharapkan dapat
memperjelas siswa untuk memahami isi pelajaran yang akan diajarkan guru.
Selain itu, peta pikiran dapat digunakan siswa untuk meringkas materi pelajaran
sesuai dengan pengetahuan yang siswa dapat selama proses pembelajaran. Model
pembelajaran kuantum menuntut adanya partisipasi penuh proses pembelajaran.
Dengan demikian, peneliti mengharapkan partisipasi siswa kelas XI IS 3 yang
dapat meningkat. Seiring dengan itu pula maka prestasi dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “Peningkatan Prestasi
Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Kuantum Tipe Peta Pikiran Pada
Siswa Kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011”, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berkut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan
yang belum diuji kebenarannya sehingga dapat dipertegas atau ditolak secara
empiris. Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran
kuantum tipe Peta Pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran
akuntasi pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011.
Penerapan Model Pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran
pada mata pelajaran akuntansi.
Partisipasi siswa meningkat ditandai dengan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran yaitu dalam merencanakan,
melaksanakan dan menilai hasil pembelajaran.
Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian
di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Adapun alasan yang mendasari pemilihan
tenpat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tersedianya data dan adanya keterbukaan dari pihak sekolah. Sehingga
memudahkan peneliti di dalam penelitian tindakan kelas dan pengumpulan
data yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
b. SMA Muhammadiyah 2 Surakarta belum pernah menjadi objek penelitian
dengan materi yang sama sehingga diharapkan akan memberikan manfaat bagi
sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu kurang lebih delapan
bulan terhitung mulai dari penyususnan proposal penelitian sampai dengan
disusunnya laporan penelitian. Adapun tabel susunan jadwal waktu penelitian
yaitu :
Tabel 1. Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Jenis Kegiatan Des '10 Jan '11 Feb '11 Maret '11 April '11 Mei '11
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Pra Siklus b. Siklus I c. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Keterangan : : minggu ke
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IS 3 SMA Muhammadiyah 2
Surakarta. Pertimbangannya adalah pertama, terdapat permasalahan kurangnya
partisipasi siswa dalam pembelajaran dan rendahnya prestasi belajar siswa kelas
XI IS 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Kedua, karena kelas XI IS 3 SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta belum pernah digunakan penelitian, sehingga
terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
2. Objek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas
selama penerapan model pembelajaran Kuantum Tipe Peta Pikiran, yang meliputi:
a. Partisipasi siswa selama proses belajar-mengajar.
b. Prestasi belajar siswa berupa ketuntasan hasil belajar.
C. Metode Penelitian
Jenis Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Istilah dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action
Research (CAR) yang mengandung pengertian suatu kegiatan penelitian yang
dilakukan kelas. Penelitian tindakan adalah nama yang diberikan kepada suatu
pergerakan yang secara umum semakin berkembang di dalam bidang penelitian
pendidikan.
Menurut E. Mulyasa (2009:11) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan
suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan”. Selain itu
berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (2007:2-3) ada tiga kata yang
membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, maka ada tiga pengertian yang
dapat diterangkan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Penelitian; menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan; menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas; dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar
mengajar dalam kelas dengan pemberian tindakan yang sengaja dilakukan untuk
tujuan tertentu.
Suwarsih Madya menyatakan bahwa (2007:25) “Jadi, penelitian tindakan
lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan ketrampilan atau pendekatan baru
dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas
atau ajang dunia kerja”. Dalam buku yang ditulis Husaini Usman dan Purnomo
Setiady Akbar (2008:147) menyebutkan bahwa “Disebut PTK karena proses
penelitian ini melakukan tindakan perbaikan di kelas yang diteliti. PTK sangat
bermanfaat bagi guru atau kepala sekolah atau pengawas kepala sekolah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa”.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian tindakan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan praktik tertentu dalam kelas atau situasi kerja tertentu.
Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan
untuk menghasilkan pengetahuan. Kualitas belajar sebagai produk akhir
merupakan cara terbaik yang langsung dapat mendeteksi atau sebagai indikator
proses pembelajaran. Berdasarkan tujuan penelitian, maka jelas bahwa penelitian
ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif, akan tetapi lebih bersifat untuk
mendiskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada. Dalam prosesnya penelitian ini
ada tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan pelaksanaan tindakan,
dan pelaksanaan refleksi secara bersiklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahannya. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik
tertentu yang disebut teknik pengumpulan data. Kemudian data tersebut dianalisis
dan disimpulkan secara akurat sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar
valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Observasi
Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2008:52)
“Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti”. Sedangkan Nana Syaodih Sukmadinata (2009:219-220)
menyatakan bahwa ”Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung
perilaku-perilaku siswa”. Tujuan dari observasi adalah untuk mengetahui seberapa
jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan
menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi dapat dilakukan secara
partisipatif ataupun nonpartisipatif.
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses
pembelajaran di kelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi
dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipatif karena peneliti tidak ikut
serta dalam kegiatan hanya berperan sebagai pengamat pelaksanaan model
pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran. Data yang dikumpulkan dalam
pengamatan adalah penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran dan
partisipasi siswa dalam pembelajaran.
2. Wawancara
Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2008: 55)
“Wawancara ialah tanya jawab lisan dua orang atau lebih secara langsung”. Nana
Syaodih Sukmadinata (2009:219-220) berpendapat bahwa “Wawancara atau
interview merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap
muka, pertanyaan diberikan secara lisan dan jawabannya pun diterima secara lisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pula”. Beberapa bentuk wawancara yang ada dalam buku Suwarsih Madya
(2007:83) antara lain:
a. Wawancara tak terencana b. Wawancara terencana tetapi tak terstruktur c. Wawancara terstruktur
Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, dengan cara
membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses
wawancara. Dengan menggunakan wawancara terstruktur maka data yang
diperoleh pun menjadi lebih tersusun rapi dan tersistematis. Wawancara ini akan
digunakan sebagai data pendukung pada tahap refleksi dan dapat memperkuat
proses refleksi sekaligus evaluasi tiap siklus menjadi lebih baik.
3. Tes
Alat ukur untuk mengukur prestasi belajar disebut tes hasil belajar atau
tes prestasi belajar atau achievement test. Tes ini dilaksanakan dalam rangka
mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa setelah pelaksanaan tindakan.
Tes digunakan untuk mendapatkan data pada siklus I sampai Siklus n yaitu data
tentang prestasi belajar yang dicapai siswa selama proses pembelajaran dalam
kelas. Tes prestasi belajar pada umumnya disusun oleh guru namun, dalam
penelitian ini tes ini dibuat oleh peneliti untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
4. Dokumentasi
Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan
teknik dokumentasi. Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran
bagaimana sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Data yang dihasilkan dari
kegiatan ini berupa gambar atau foto kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
E. Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penalitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada selama proses pembelajaran
b. Menganalisis permasalahan yang timbul dengan mengacu pada teori yang
relevan
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan kelas
b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c. Penyusunan soal tes sebagai bentuk evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II. Setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan hipotesis tindakan, yaitu untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi yang ditunjukkan melalui prestasi
belajar dengan penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran. Tahap ini
dilakukan untuk menguji kebenaran melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar mengajar dibawah bimbingan guru dengan
menfokuskan pada partisipasi siswa. Pengamatan dapat dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
6. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan,
kemudian bersama dengan guru mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Dalam hal ini, guru merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja
mengamati kegiatannya dalam tindakan.
7. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian. Laporan dibuat pada tiap siklus yang dilakukan olah
peneliti.
F. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan
prestasi belajar akuntansi pada kelas XI IS 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
tahun ajaran 2010/2011 dengan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis dan refleksi. Dalam penelitian
ini, direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi : silabus Mata
Pelajaran Akuntansi dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan mengggunakan model pembelajaran kuantum tipe peta pikiran.
2) Menyusun instrumen penelitian dan menetapkan indikator ketercapaian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui cara mengajar
guru dengan penerapan model pembelajaran Kuantum Tipe Peta Pikiran
sesuai ataukah tidak dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, baik pada siklus I maupun siklus n. Adapun indikator
ketercapaian yang peneliti susun adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Prestasi Belajar Siswa
Aspek yang diukur Persentase
target Capaian
Cara mengukur Indikator capaian
Partipasi siswa
dalam kegiatan
awal pembelajaran
75% Diamati saat guru kepada
siswa pada awal
pembelajaran
1) Partisipasi siswa
dalam menanggapi
seluruh respon dari
guru dalam
menentukan tujuan
pembelajaran.
Partisipasi siswa
dalam kegitan inti
pembelajaran
75% Diamati saat pembelajaran
dengan mengunakan
lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa
yang menunjukkan
perhatian dan kesungguhan
dalam KBM
1) Partisipasi siswa
dalam menanggapi
seluruh respon dari
guru.
2) Partisipasi siswa
dalam keterlibatan
diskusi.
3) Partisipasi siswa
dalam keterlibatan
menyelesaikan
soal atau tugas.
Ketuntasan hasil
belajar (standar
nilai 66)
75% Dihitung dari jumlah siswa
yang mendapatkan nilai 66
ke atas, untuk siswa yang
mendapat nilai 66 dianggap
telah mencapai ketuntasan
belajar.
1) Hasil nilai siswa.
3) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui prestasi belajar
siswa setelah adanya penerapan model pembelajaran Kuantum Tipe Peta
Pikiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan aspek collaborative participatori antara
tim peneliti sangat penting dan menonjol. Guru dan peneliti berkolaborasi untuk
mengetahui apakah setelah tindakan dilakukan terjadi perubahan atau peningkatan
sehingga diperlukan suatu gambaran tentang keadaan awal. Dalam penelitian ini
yang bertindak sebagai pengajar adalah guru mata pelajaran Akuntansi (Ibu
Marwanti, S.Pd). Pada tahap ini dilakukan suatu tindakan untuk menghasilkan
adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa pembelajaran
menjadi lebih efektif, siswa menjadi lebih aktif dan prestasi belajar yang
meningkat dalam penggunaan model pembelajaran Kuantum Tipe Peta Pikiran.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan model pembelajaran
Kuantum Tipe Peta Pikiran pada siklus I dan Siklus n secara rinci sebagai berikut:
j) Guru menyampaikan standar kompotensi dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai (Tumbuhkan).
k) Guru memberikan hubungan materi pengetahuan awal siswa sekaligus guru
memperkenalkan catatan awal dengan peta pikiran (Tumbuhkan).
l) Guru menyampaikan materi yang ada dengan mempergunakan peta pikiran
yang telah dibuat (Amati dan Namai).
m) Guru meminta 3-4 orang siswa berdiskusi untuk membuat peta pikiran.
Selama proses berdiskusi, pembelajaran diiringi musik (Amati dan Namai).
n) Guru memberikan latihan soal kepada siswa baik secara individu maupun
berkelompok (Amati dan Namai).
o) Guru memberi “penyegaran” dalam kelas dengan memutarkan film pendek
dan permainan bermakna (Amati dan Namai).
p) Guru meminta tiap kelompok untuk menyampaikan peta pikiran tiap
kelompok tersebut dan melakukan penilaian dari latihan soal dengan meminta
siswa untuk mencocokkan (Demontrasikan).
q) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan meminta siswa untuk
merangkum materi dan latihan soal dengan peta pikiran mereka masing-
masing (Ulangi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
r) Guru mengumumkan kelompok terbaik pada saat diskusi dan siswa yang
meraih nilai paling baik pada latihan soal maupun pada tes hasil belajar
(Rayakan).
c. Tahap Observasi
Dalam pelaksanaan tindakan peneliti juga melakukan observasi terhadap
pelaksanaan dan hasil tindakan dari penerapan model pembelajaran Kuantum Tipe
Peta Pikiran. Tujuan observasi tersebut adalah untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan
menghasilkan perubahan yang diinginkan. Peneliti betugas sebagai pengamat
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.
Observasi yang dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut :
1) Kemampuan guru dalam mengajar dengan model Kuantum tipe Peta Pikiran
dalam proses pembelajaran.
2) Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan pada tahap ini mencakup kegiatan analisis, interpretasi dan
evaluasi atas informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Data yang telah
terkumpul dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan diinterpretasi
(diberi makna) sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan
telah mencapai tujuan. Interprestasi (pemaknaan) hasil observasi ini menjadi dasar
untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya
dalam pelaksanaan tindakan.
Refleksi dalam penelitian ini adalah upaya untuk mengkaji apa yang
telah terjadi dan apa yang telah dihasilkan pada proses tindakan dihubungkan
dengan penyelesaian permasalahan yang ditargetkan pada siklus tersebut. Pada
tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, untuk
kemudian dilakukan refleksi guna melihat kekurangan atau kelemahan yang
terjadi. Hasil refleksi ini akan digunakan dalam perencanaan siklus berikutnya
yang lebih disempurnakan bersama guru dimana dalam kegiatan belajar mengajar
diharapkan siswa lebih aktif berpartisipasi dan prestasi siswa meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Berikut ini skema prosedur penelitian tindakan kelas :
(Suharsimi Arikunto, dkk, 2007:16)
Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata diklat akuntansi, termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
Refleksi
Refleksi
?
Siklus III
Pengamatan
Refleksi Refleksi
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta berdiri pada tanggal 12 Juli 1954
didirikan atas inisiatif Aktivis Mahasiswa Universitas gajah Mada Yogyakarta
dari Surakarta, antara lain :
a. R.Soekarno
b. Siti Soedarini
Seizin dan atas nama Muhammadiyah Bagian Pendidikan dan pengajaran
kotamadya Surakarta, dikenal dengan nama SMA Muhammadiyah C Pasar Beling
Surakarta. Lokasi :
a. Mulai tanggal 12 Juli 1954 sampai dengan tanggal 31 Juli 1963 menumpang
pada SD Negeri Pasar Beling Surakarta ( waktu belajar sore hari )
b. Tanggal 31 Agustus 1963 menumpang pada SGTK Muhammadiyah Pasar
Beling Surakarta (SGTK →SPG→SMA Muh 9→STM Muh 2→SMK Muh)
c. Tanggal 1 januari 1972 menempati Gedung sendiri (Hak Guna Bangunan) dan
waktu belajar pagi dan sore
d. Pada tahun 1974 mendapat Dana Bantuan pemerintah sebesar Rp8.000.000,00
(delapan juta rupiah) untuk penambahan perluasan Gedung, dan mulai tanggal
1 Juli 1979 sampai sekarang sekolah masuk pagi semua
Adapun sebagai Kepala Sekolah yang pertama adalah Bapak Soewardjo
yang menjabat selama 1 tahun, tahun 1954-1955, dilanjutkan oleh Kepala Sekolah
yang kedua, yaitu Bapak Soekarno yang menjabat tahun 1955-1961. Tahun 1962
dijabat oleh bapak Samani karena Bapak Soekarno ditarik oleh PDM Majelis
Pendidikan dan Kebudayaan Kodia Surakarta untuk menduduki Sekretaris
Majelis. Tahun ajaran 1963 s/d 1988 Kepala Sekolah dijabat kembali oleh Bapak
Soekarno. Sejak 1 Juli 1989 sampai dengan 5 Maret 1996 Kepala Sekolah dijabat
olah Ibu Oem Rochimah, BA yang sebelumnya sebagai Kepala Sekolah SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Muhammadiyah 4 Surakarta. Tanggal 1 Maret 1996 Ibu Oem Rochimah, BA
pensiun.
Selanjutnya sejak tanggal 5 Maret 1996 jabatan Kepala Sekolah
diserahkan kepada penggantinya, yaitu Bapak Drs.Tri Kuat, guru PNS dari SMU
Muhammadiyah 1 Surakarta. Tanggal 1 Januari 2003 Bapak Drs. Tri Kuat
dialihkan tugas sebagai Kepala sekolah Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dan
sejak itu Kepala Sekolah dijabat Bapak Drs. Yatimun, yang sebelumnya Kepala
Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Dengan berlakunya Kurikulum 1994,
sebutan SMU diganti menjadi SMA. Jenjang Akreditasi “Disamakan”.
2. Visi, Misi, dan Tri Krida SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
a. Visi
Visi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta adalah : “Terwujudnya Muslim
yang Bertaqwa, Berakhlak Mulia, dan Unggul”.
b. Misi
Misi adalah suatu tindakan untuk mewujudkan Visi, sedangkana Misi
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta adalah: “Tumalung” (Bersatu, Beramal, dan
Unggul). Misi tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa tindakan yaitu :
1) Peningkatan rasa persatuan dan kesatuan (Guyub Rukun Manunggal).
2) Peningkatan pengamalan ajaran Islam.
3) Peningkatan mutu dalam rangka mencapai keunggulan.
4) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan secara efektif.
5) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
6) Menciptakan budaya tertib dan disiplin kepada seluruh warga sekolah.
c. Tujuan
Bertitik tolak dari Visi, Misi tersebut diatas, maka tujuan jangka panjang
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sampai dengan Tahun Pelajaran 2008/2009
adalah :
1) Jumlah siswa kelas X = 3 rombel, XI = 4 rombel, XII = 7 rombel. Total
siswa = 520 orang siswa
2) Rata-rata NEM masuk ≥ 6,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3) Rata-rata Nilia Ujian Akhir Kelas XII ≥ 6,25
4) Berhasil masuk ke Perguruan Tinggi 50 %
5) Berhasil meraih juara LPIR Tingkat Nasional
6) Memiliki 3 cabang Olah raga Tingkat Propinsi
7) Memiliki tim seni unggulan Tingkat Propinsi
8) Terciptanya budaya teratur, tertib, dan disiplin pada guru dan karyawan
9) Pemanfaatan secara efektif dan optimal Laboratorium IPA, Bahasa,
Komputer, Internet, dan Matematika
10) Penggunaan multi media ( OHP, LCD, VCD ) dalam kegiatan belajar
mengajar
11) Terwujudnya nuansa Islami dan unggul
d. Tri Krida SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
1) Peningkatan Rasa Persatuan dan Kesatuan ( Guyub Rukun Manunggal )
2) Peningkatan Pengamalan Ajaran Islam
3) Peningkatan Mutu Sekolah
3. Lingkungan Belajar
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta yang berada di Jalan Yosodipuro No.
95 Surakara, Kecamatan Banjarsari merupakan milik Yayasan Muhammadiyah
Surakarta dengan Luas tanah 1.660 m2 dan Luas bangunan 2.604 m2 berada dalam
kawasan pendidikan, karena disekitar SMA Muhammadiyah 2 Surakarta terdapat
beberapa sekolah lain seperti :
a. Di sebelah utara : SD Negeri Yosodipuro 104, TK Pertiwi
b. Di sebelah selatan : SMK Sahid, ILI Optik, SMK Bimando
c. Di sebelah timur : SMK Muhammadiyah 2, SMP Negeri 15
d. Di sebelah barat : TK Al-Firdaus, SMK Kanisius
Sedangkan untuk lingkungan belajar terdapat kelebihan dan kelemahan
karena letaknya yang berada di jalan besar dan tepat berada di perempatan jalan
Yosodipuro.
a. Lingkungan fisik
1) Yang menunjang pengelolaan sekolah
a) Transportasi mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b) Letak strategis
2) Yang menghambat pengelolaan sekolah
Terlalu bising kendaraan umum
b. Lingkungan sosial
1) Yang menunjang pengelolaan sekolah
Lingkungan mendukung
4. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Tahun Ajaran 2010 / 2011
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Sumber : Program Kerja SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Kepala Sekolah
Drs. Yatimun
Komite Sekolah Ketua
Harminto
Kepala TU
Priyono
Wakasek Kurikulum
M. Sjahid, S.Pd
Guru
Siswa
Wakasek Kesiswaan
Suharno, BA
Wakasek Sarpras
Sardiyem, S.Pd
Wakasek Humas
Suryani, BA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS 3
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada
tanggal 16 dan 23 Februari 2011 di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Hasil dari
identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan motivasi belajar dan partisipasi siswa.
Pada saat pembelajaran akuntansi, siswa menunjukkan sikap yang kurang
termotivasi untuk belajar terhadap mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat bosan
dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan pelajaran
dengan seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan
memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta menegur
siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Guru selama pembelajaran juga
mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi misalnya dengan menunjuk beberapa
siswa untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal. Namun, cara ini
ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan fokus belajar siswa
terhadap pelajaran akuntansi. Guru tidak pernah melakukan inovasi-inovasi dalam
pembelajaran misalnya saja dengan permainan ringan atau memutarkan film
pendek untuk pencair suasana kelas. Selain itu, dalam pembelajaran yang guru
disini jarang melakukan kegiatan diskusi kecil dalam menyelesaikan soal atau
permasalahan yang dihadapi siswa ketika belajar akuntansi. Proses pelibatan
siswa dalam diskusi akan mengasah ketrampilan siswa dalam bekerjasama dengan
orang lain. Diskusi juga dapat dijadikan alat guru untuk meningkatkan partisipasi
siswa sendiri.
b. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat
untuk memperjelas tujuan pembelajaran dan materi pelajaran agar pemahaman
konsep menjadi meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, masalah yang dihadapi guru
ialah guru merasa kesulitan dalam memperjelas tujuan dan materi agar menjadi
lebih jelas dan menarik untuk siswa sehingga dibutuhkan model pembelajaran
inovatif untuk mengatasinya. Selama ini model pembelajaran yang sering
digunakan adalah model ekspositori dengan metode ceramah dan latihan soal,
sehingga siswa hanya diam mendengarkan ceramah dari guru dan mencatat materi
yang disampaikan guru tersebut. Selain itu, guru juga sering beranggapan bahwa
kalau siswa duduk diam sambil mendengarkan atau sambil mengangguk-
anggukkan kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang dijelaskan oleh
guru. Tujuan pembelajaran dan materi yang jelas akan lebih membantu siswa
dalam pemahaman konsep tersebut meningkat. Selama ini tujuan pembelajaran
tidak dipaparkan guru secara detail padahal tujuan pembelajaran menjadi dasar
siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran ini dengan baik. Materi pelajaran yang
diberikan guru pun cenderung sedikit karena siswa hanya disuruh latihan soal
yang banyak. Memang tidak dipungkiri Akuntansi adalah pelajaran yang
membutuhkan ketrampilan mengerjakan soal tetapi materi pelajaran yang menjadi
dasar dilupakan oleh guru. Berikut ini tabel hasil observasi kemampuan guru
dalam menerapkan model pembelajaran kuantum tipe peta pikiran dengan
berbantuan lembar observasi.
Tabel 3. Kemampuan Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Tipe
Peta Pikiran Pada Pra Siklus
No. Indikator/Aspek yang Diamati Prosentase Ketercapaian 1. egiatan Awal Pembelajaran 50,0% 2. egiatan Inti Pembelajaran 61,36% 3. egiatan Akhir Pembelajaran 62,50%
Berdasarkan hasil observasi diatas dapat menjadi gambaran yang jelas
mengenai keterkaitan kemampuan penerapan model pembelajaran yang baik akan
berpengaruh pada seluruh proses dan hasil pembelajaran itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran pada kelas XI IS 3 masih berpusat pada guru karena dalam
penerapan model pembelajaran masih belum sempurna. Hal ini ditandai dengan
semua informasi disampaikan oleh guru belum memberikan kesempatan siswa
untuk berpartisipasi dalam kelas. Ketika guru menjelaskan materi, semua siswa
memperhatikan penjelasan guru, namun hanya sebagian kecil siswa yang
berpartisipasi. Partisipasi siswa dapat diamati ketika diberi kesempatan bertanya,
siswa tidak mengajukan pertanyaan. Mereka memilih diam tidak bertanya dan
tidak menjawab pertanyaan dari guru meskipun sebenarnya mereka belum paham
tentang materi yang sedang dibahas. Partisipasi yang kurang juga ditunjukkan
ketika guru bertanya selalu siswa tertentu saja yang menjawab. Kebanyakan siswa
merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab.
Selain itu, ketika diberi kesempatan mengerjakan soal di papan tulis, hanya siswa
tertentu saja yang aktif mengerjakan. Siswa juga masih malu untuk maju ke depan
jika diminta guru untuk mempresentasikan kembali apa yang mereka terima
setelah mendengarkan penjelasan guru. Dampaknya pembelajaran dalam kelas XI
IS 3 cenderung monoton, guru sangat mendominasi kelas (teacher centered).
Berikut ini tabel hasil observasi partisipasi siswa dengan lembar observasi pada
saat pra siklus :
Tabel 4. Partisipasi Siswa Pada Pra Siklus
No Partisipasi Siswa Jumlah Siswa yang aktif
Prosentase Siswa yang aktif
1. artisipasi siswa dalam kegiatan tujuan pembelajaran
3 siswa 10,71%
2. artisipasi siswa dalam kegiatan pemberian materi
11 siswa 39,29%
3. artisipasi siswa dalam kegiatan diskusi
2 siswa 7,14%
4. artisipasi siswa dalam kegiatan mengerjakan soal atau tugas
7 siswa 25,00%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan tabel partisipasi diatas partisipasi siswa dapat diringkas
menjadi 2 bagian yang disesuaikan dengan indikator ketercapaian yaitu partisipasi
siswa pada kegiatan awal dan inti pembelajaran. Berikut ini tabel hasil observasi
partisipasi siswa dalam indikator ketercapaian pada saat pra siklus :
Tabel 5. Partisipasi Siswa dalam Indikator Ketercapaian Pada Pra Siklus
No. Partisipasi Siswa Jumlah Siswa yang aktif
Prosentase Siswa yang aktif
1. artipasi siswa dalam kegiatan awal pembelajaran
3 siswa 10,71%
2. artisipasi siswa dalam kegitan inti pembelajaran
11 siswa 39,29%
b. Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar mengajar belum nampak.
Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei awal,
bahwa sebagian besar siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta kelas XI IS 3,
mereka lebih menyukai suasana pembelajaran yang santai dan bebas hanya siswa
tertentu saja yang aktif bekerjasama dalam mengerjakan soal latihan atau ketika
diberi pekerjaan rumah, sebagian besar siswa menyontek pekerjaan temannya.
Saat guru menjelaskan materi atau latihan soal tidak memperhatikan sehingga
memicu suasana kelas menjadi gaduh karena siswa membuat kesibukan sendiri-
sendiri. Kegiatan siswa secara individual yang mendominasi pada pembelajaran
akuntansi salah satunya disebabkan karena penggunaan metode ekspositori yang
terus-menerus oleh guru, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat
apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan guru,
sehingga siswa menjadi bosan dan kurang bisa bekerjasama dengan teman
lainnya. Dampaknya, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru karena selain pemahaman siswa kurang. Hal tersebut dapat diatasi
apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan
bekerjasama dalam kelompok diskusi, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan
pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka
mengalami kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c. Kurang adanya motivasi dan kemandiriaan belajar.
Berdasarkan hasil obervasi awal metode mengajar yang digunakan guru
pada saat pembelajaran dirasa kurang membangkitkan motivasi dan kemandirian
belajar siswa untuk mengikuti pelajaran. Mungkin karena selama KBM
berlangsung guru masih menerapkan metode pembelajaran yang monoton dan
belum sempurna. Hal ini mengakibatkan siswa mudah merasa jenuh. Kegiatan
rutin semacam ini akan membuat siswa tidak bersemangat dan akan berakibat
hasil belajar yang kurang maksimal. Siswa lebih suka bermain HP secara
sembunyi-sembunyi, membuat kegaduhan di kelas, tidur, bahkan meninggalkan
kelas dengan alasan ijin ke kamar mandi sampai waktu pelajaran akuntansi
selesai. Pembelajaran dengan latihan soal seharusnya menuntut adanya
kemandirian mengerjakan soal, tetapi kemandirian belajar tidak terlihat dalam
kelas. Ketika mengerjakan latihan maupun PR mereka selalu menyontek
pekerjaan teman lain. Dampaknya, siswa yang tidak ada kemandirian belajar
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru karena
pemahaman siswa yang kurang mengenai materi akuntansi.
d. Prestasi belajar akuntansi yang rendah.
Berdasarkan hasil tes awal (pra siklus) dan data nilai hasil ulangan dari
guru pengampu mata pelajaran Akuntansi, maka dapat diidentifikasi kelas XI IS 3
merupakan salah satu kelas yang memiliki permasalahan dan kendala-kendala
dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Prestasi yang ditandai dengan
ketuntatsan belajar dipengaruhi karena penerapan model pembelajaran yang
belum sempurna sehingga partisipasi dan ketuntasan belajar pun menjadi rendah.
Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa kelas XI IS 3 yang belum mencapai
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak
sekolah, yaitu 66,00 untuk mata pelajaran Akuntansi. Berikut ini tabel ketuntasan
hasil belajar pada pra siklus dari nilai tes siswa yang diambil dari hasil ulangan
harian siswa pada sub kompetensi Kertas Kerja yang dilaksanakan pada tanggal 2
Maret 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Pada Pra Siklus
Jumlah ategori Siswa Prosentase untas 3 Orang 12,00% elum Tuntas 21 Orang 84,00%
C. Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing
terdiri dari 4 tahapan, yakni: (1) tahap perencanaan tindakan; (2) tahap
pelaksanaan/implementasi tindakan; (3) tahap observasi, dan (4) tahap analisis
dan refleksi.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin 28 Maret 2011, di ruang guru
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Berdasarkan
hasil diskusi tersebut, akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus I akan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yakni pada hari
Rabu, 30 Maret 2011; Rabu, 6 April 2011; dan Selasa, 12 April 2011. Setiap
pertemuan akan dilaksanakan masing-masing selama 2 x 45 menit.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran, dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (Rabu, 30 Maret 2011 jam ke 3,4)
(1) Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas.
(2) Guru memaparkan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.
(Tumbuhkan)
(3) Guru memberikan hubungan materi pengetahuan awal siswa.
(Tumbuhkan)
(4) Guru memberikan catatan berupa Peta Pikiran guru pada awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pembelajaran. (Tumbuhkan)
(5) Guru menjelaskan materi tentang pengertian dan bentuk-bentuk
laporan laba rugi. (Amati)
(6) Guru menjelaskan materi tentang cara menyusun laporan laba rugi
secara benar. (Amati dan Namai)
(7) Guru memberikan contoh dan latihan soal kepada siswa. (Amati dan
Namai)
(8) Guru meminta 3 orang siswa berdiskusi untuk membuat peta pikiran.
Selama proses berdiskusi, pembelajaran diiringi musik.(Amati dan
Namai)
(9) Guru memberi “penyegaran” dalam kelas dengan memutarkan film
pendek.
(10) Guru meminta tiap kelompok 4-5 orang untuk menyampaikan peta
pikiran tiap kelompok tersebut. (Demonstrasi)
(11) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. (Ulangi)
(12) Guru mengumumkan kelompok terbaik pada saat diskusi. (Rayakan)
(13) Guru memberikan PR menyusun laporan laba rugi.
(14) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
b) Pertemuan Kedua (Rabu, 6 April 2011 jam ke 3,4)
(1) Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas.
(2) Guru memaparkan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.
(Tumbuhan)
(3) Guru memberikan hubungan materi pengetahuan awal siswa.
(Tumbuhkan)
(4) Guru memberikan catatan berupa Peta Pikiran guru pada awal
pembelajaran. (Tumbuhkan)
(5) Guru menjelaskan materi tentang pengertian dan unsur-unsur laporan
perubahan ekuitas. (Amati)
(6) Guru menjelaskan materi tentang cara menyusun laporan perubahan
ekuitas secara benar. (Amati dan Namai)
(7) Guru meminta tiap kelompok 4-5 orang untuk menyelesaikan latihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
soal kepada siswa tetapi hasil pekerjaannya secara individu. (Amati
dan Namai)
(8) Guru melakukan penilaian dari latihan soal dengan meminta siswa
untuk mencocokkan. (Demontrasikan)
(9) Guru memberi “penyegaran” dalam kelas dengan memainkan test
psikologi bagi siswa.
(10) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan (Ulangi)
(11) Guru mengumumkan siswa yang meraih nilai paling baik pada latihan
soal. (Rayakan)
(12) Guru memberi tugas siswa untuk merangkum materi dengan peta
pikiran mereka masing-masing dan latihan soal (PR).
(13) Guru menginformasikan bahwa pertemuan minggu depan akan
diadakan tes.
(14) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
c) Pertemuan Ketiga (Selasa, 12 April 2011 jam ke1,2)
(1) Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas.
(2) Guru menyampaikan aturan pengerjaan soal dalam tes.
(3) Guru meminta agar siswa mengerjakan secara mandiri dan bersama
peneliti membagikan soal.
(4) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar tes hasil belajar
atau evaluasi ini dapat mencerminkan kemampuan kognitif siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan
tertib dan tenang.
(5) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya
(6) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
laporan laba rugi dan perubahan ekuitas dengan model pembelajaran Kuantum
tipe Peta Pikiran.
3) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian yakni, berupa tes dan non
tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan setiap
indikator dalam pembelajaran. Tes tersebut digunakan untuk menilai prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
belajar akuntansi siswa. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas dengan
mengamati partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yakni
pada hari Rabu, 30 Maret 2011; Rabu, 6 April 2011; dan Selasa, 12 April 2011.
Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah laporan laba rugi,
pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah laporan perubahan ekuitas, dan
pada pertemuan ketiga peneliti mengadakan evalusi pada siklus 1.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 30 Maret 2011 jam ke 3,4)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
mengabsen siswa, siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran adalah
Ardian, Danang, Dika, Mahardika, Maskuri, Rafi tanpa keterangan,
sedangkan Yudistira sakit. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek
apakah siswa sudah siap mengikuti proses pembelajaran.
b) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi
pertanyaan tentang kertas kerja dan laporan keuangan. Beberapa siswa
bersama-sama menjawab dengan baik karena pada pertemuan sebelumnya
siswa telah mendapat pengetahuan awal tentang laporan keuangan.
c) Guru membuka pelajaran dan memaparkan tujuan pembelajaran dengan
peta pikiran guru. Guru lalu mengajak siswa untuk berpartisipasi dengan
memberikan pertanyaan sepurat tujuan pembelajaran tersebut. Beberapa
siswa yang menjawab pertanyaan, yaitu Anisa, Evi, Titik, Tyar Pratama,
Wahyu, dan Yanuar N Aqsa. Siswa yang bernama Yanuar N Aqsa juga
menanyakan tentang fungsi tujuan pembelajaran tertsebut, lalu guru
menjawab.
d) Guru menjelaskan materi tentang pengertian, bentuk-bentuk laporan laba
rugi dengan peta pikiran guru dan cara menyusun laporan laba rugi secara
benar berbantuan power point. Guru memberikan contoh dan latihan soal
kepada siswa. Dalam pembelajaran siswa sudah dibekali dengan hand out
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
materi sehingga materi menjadi jelas. Selain itu, guru juga sudah
memberikan lembar latihan pada siswa sehingga latihan soal siswa. siswa
memperhatikan penjelasan dan saat mengerjakan latihan soal siswa tekun
mengerjakan.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk
menjawab atau menyelesaikan soal agar siswa selalu siap dalam
menyelesaikan soal. Siswa yang aktif berpartsisipasi dalam kegiatan
materi ini adalah Anisa Evi, Fasekh, Ida, Keiky, Mu’in, Witri dengan
bertanya seputar materi yang belum jelas dan yang menjawab pertanyaan
tersebut adalah siswa sendiri karena pertanyaan siswa dikembalikan
kepada siswa. Siswa yang menjawab pertanyaan adalah Ria, Titik, Tri H,
Yanuar N Aqsa, Andi, dan Ageng.
f) Guru meminta 4-5 orang siswa berdiskusi membuat peta pikiran dengan
kreasi siswa untuk menyimpulkan pengetahuan yang mereka dapatkan
setelah pemberian materi. Setelah itu, guru meminta siswa bergabung
dengan anggota kelompoknya dan duduk dalam posisi melingkar agar
mudah berkomunikasi dengan kelompoknya. Pembagian tugas diserahkan
pada kelompok masing-masing. Selama proses berdiskusi, pembelajaran
diiringi musik.
g) Guru dan peneliti berkeliling untuk mengawasi jalannya kerja kelompok.
Diskusi berlangsung lancar meskipun awalnya masih banyak yang ramai
dan hanya beberapa siswa yang mengerjakan. Begitu seterusnya sampai
keadaan mulai tertib. Dapat dilihat hampir semua siswa sudah tampak
begitu antusias berdiskusi dan tekun mengerjakan. Siswa yang aktif
berdiskusi dengan bertanya dan menjawab pertanyaan dari kelompok
mereka adalah Anisa, Evi, Ida, Keiky, Jodi Seno, Ria, Titik, dan Witri.
h) Guru memberi “penyegaran” dalam kelas dengan memutarkan film
pendek. Siswa menjadi lebih ceria setelah itu.
i) Guru meminta satu kelompok untuk menyampaikan peta pikiran tiap
kelompok tersebut. Yang mendemonstrasikan di depan kelas adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kelompok 1 yang terdiri dari Yanuar N Aqsa, Ageng, Tyar, Andi dan
Fasekh.
j) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dengan menggunakan
peta pikiran dari siswa, setelah itu guru mengumumkan kelompok terbaik
pada saat diskusi. Kecerian siswa muncul setelah pemberian hadiah bagi
kelompok terbaik. Tak lupa guru memberikan PR menyusun laporan laba
rugi.
k) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 6 April 2011 jam ke 3,4)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
mengabsen siswa, siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran sebanyak 3
orang Dika, Maskuri dan Yudistira.
b) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi
pertanyaan tentang menanyakan materi laporan laba rugi . Beberapa siswa
bersama-sama menjawab dengan baik karena pada pertemuan sebelumnya
guru sudah menjelaskan sekaligus siswa memberikan PR.
c) Guru membuka pelajaran dan memaparkan tujuan pembelajaran dengan
peta pikiran guru. Guru lalu mengajak siswa untuk berpartisipasi dengan
memberikan pertanyaan tentang tujuan pembelajaran pada pelajaran kali
ini. Siswa yang ikur berpartisipasi menjawab pertanyaan, yaitu Anisa, Evi,
Fasekh, Ida, Mu’in, Ria, Titik, Witri dan Yanuar N Aqsa.
d) Guru menjelaskan materi tentang pengertian dan unsur-unsur laporan
perubahan ekuitas dengan peta pikiran guru dan cara menyusun laporan
perubahan ekuitas secara benar dengan berbantuan power point. Guru
memberikan contoh dan latihan soal kepada siswa. Dalam pembelajaran
siswa sudah dibekali dengan print out materi sehingga materi menjadi
jelas. Selain itu, guru juga sudah memberikan lembar latihan pada siswa
sehingga latihan soal siswa.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami. Siswa yang aktif berpartsisipasi dalam kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
materi ini makin banyak, sekitar 16 siswa, mereka bertanya seputar materi
yang belum jelas.
f) Guru meminta 4-5 orang siswa berdiskusi untuk mengerjakan soal laporan
laba perubahan ekuitas. Guru meminta siswa agar bergabung dengan
anggota kelompoknya, kemudian guru meminta mereka duduk dalam
posisi melingkar agar mudah berkomunikasi dengan kelompoknya. Siswa
membahas soal secara bersama tetapi hasil laporannya secara individu
sehingga dalam kegiatan berdiskusi siswa terlihat aktif.
g) Guru dan peneliti berkeliling untuk mengawasi jalannya kerja kelompok.
Guru dan peneliti juga membantu apabila ada siswa yang membutuhkan
bantuan dalam mengerjakan soal tersbut. Dapat dilihat hampir semua
siswa sudah tampak begitu antusias berdiskusi dan tekun mengerjakan.
Siswa yang aktif berdiskusi dengan bertanya (baik kepada guru atau siswa
lain) dan menjawab pertanyaan dari kelompok mereka adalah Anisa, Evi,
Ida, Fasekh, Keiky, Jodi Seno, Nur Jaryanto, Ria, Titik, Witri, Yanuar M
Iksan, dan Yanuar N Aqsa.
l) Guru mencocokkan laihan soal bersama siswa. siswa lalu menilai hasil
pekerjaan mereka.
h) Guru memberi “penyegaran” dalam kelas dengan dengan memberikan test
psikologi sederhana bagi siswa.
m) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan, setelah itu guru
mengumumkan individu terbaik pada hari tersebut. Kecerian siswa
muncul setelah pemberian hadiah bagi individu terbaik, tetapi ada juga
yang kecewa karena tidak bisa menjadi individu terbaik. Tak lupa guru
memberikan PR menyusun laporan laba rugi dan perubahan ekuitas serta
memberikan informasi bahwa minggu depan akan diadakan ulangan.
i) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
3) Pertemuan Ketiga (Selasa, 12 April 2011 jam ke1,2)
a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar pada hari itu dengan
mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa yang
mengikuti pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri untuk
menjawab pertanyaan kuis atas materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
c) Guru membagikan soal untuk ulangan berupa soal esai dan praktek untuk
materi laporan laba rugi dan perubahan ekuitas.
d) Guru meminta agar siswa dalam mengerjakan secara mandiri untuk
menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam
kelompok.
e) Guru dan peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari ulangan dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. Pada saat ulangan
berlangsung ada beberapa siswa yang mencoba bertanya kepada teman,
namun guru segera memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan
soal ulangan tersebut sendiri.
f) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya.
g) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
c. Observasi dan Hasil Tes Siklus I
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman pada
lembar observasi yang telah disusun. Observasi tersebut dilakukan untuk
mengetahui partisipasi siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan
adanya penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran. Observasi ini
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan
kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas. Fokus pengamatan ditekankan pada
penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran terhadap prestasi
belajar secara menyeluruh yang meliputi: kemampuan guru dalam penerapan
model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran dan partisipasi siswa. Sedangkan
ketuntasan hasil belajar siswa mata pelajaran akuntansi pada siklus I dapat diukur
dengan tes evaluasi pada akhir pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan berbantuan lembar observasi dapat
diperoleh gambaran mengenai kemampuan guru dalam penerapan model
pembelajaran dan partisipasi siswa sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 7. Kemampuan Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Tipe
Peta Pikiran Pada Siklus I
No. Indikator/Aspek yang Diamati Prosentase Ketercapaian 1. egiatan Awal Pembelajaran 75% 2. egiatan Inti Pembelajaran 95,45% 3. egiatan Akhir Pembelajaran 87,50%
Tabel 8 . Partisipasi Siswa Pada Siklus I
No Partisipasi Siswa Jumlah Siswa yang akitf
Prosentase Siswa yang aktif
1. artisipasi siswa dalam kegiatan tujuan pembelajaran
20 siswa 71,43%
2. artisipasi siswa dalam kegiatan pemberian materi
24 siswa 85,71%
3. artisipasi siswa dalam kegitan diskusi 15 siswa 53,57% 4. artisipasi siswa dalam kegiatan
mengerjakan soal atau tugas 25 siswa 89,29%
Berdasarkan tabel partisipasi diatas partisipasi siswa dapat diringkas
menjadi 2 bagian yang disesuaikan dengan indikator ketercapaian yaitu partisipasi
siswa pada kegiatan awal dan inti pembelajaran. Berikut ini tabel hasil observasi
partisipasi siswa dalam indikator ketercapaian pada saat siklus I :
Tabel. 9. Partisipasi Siswa dalam Indikator Ketercapaian Pada Siklus I
No Partisipasi Siswa Jumlah Siswa yang akitf
rosentase Siswa yang aktif
1. artipasi siswa dalam kegiatan awal pembelajaran
20 siswa 71,43%
2. artisipasi siswa dalam kegitan inti pembelajaran
25 siswa 89,29%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berikut ini tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I setelah diadakan tes
evaluasi akhir :
Tabel 10. Hasil Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1
Jumlah Kategori Siswa Prosentase
untas 20 Orang 83,33% elum Tuntas 4 Orang 16,67%
Keterangan:
1) Kemampuan guru dalam penerapan Model Pembelajaran Kuantum tipe Peta
Pikiran pada aspek kegiatan awal pembelajaran presentase indikator
ketercapaiannya sebesar 75%, dalam kegiatan ini guru sudah jelas dalam
memaparkan tujuan pembelajaran dengan berbantuan Peta Pikiran. Sedangkan
pada aspek kegiatan inti pembelajaran presentase indikator ketercapaiannya
sebesar 95,45%, hal ini ditunjukkan pada setiap indikator pada pembelajar
Kuantum sudah dilakukan dengan baik. Presentase ketercapaian pada kegiatan
akhir pembelajaran sebesar 87,50%, dalam kegiatan akhir guru sudah
memenuhi indikator yang ada walaupun belum sempurna.
2) Siswa yang aktif mengikuti kegiatan dalam menentukan tujuan pembelajaran
sebesar 71,43%, yaitu ada 20 siswa yang terlibat langsung dalam mengikuti
kegiatan tujuan pembelajaran. Kegiatan menentukan tujuan pembelajaran ini
merupakan kegiatan awal pembelajaran yang dinilai dalam indikator
ketercapaian penelitian ini.
3) Siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pemberian materi yang
disampaikan oleh guru sebesar 85,71% (24 siswa). Sedangkan siswa dalam
kegiatan diskusi sebesar 53,57% (15 siswa) yang aktif. Hal ini dikarenakan
siswa belum terbiasa dengan kegiatan diskusi di kelas sehingga siswa yang
aktif pun hanya sebagian siswa dalam kelompok diskusi. Pada kegiatan
mengerjakan soal atau tugas sebesar 89,29% (25 siswa) yang aktif. Hal ini
ditunjukkan siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan ditambah
lagi guru selalu memantau kemajuan belajar siswa. Kegiatan pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
materi, diskusi, dan mengerjakan soal atau tugas merupakan kegiatan inti
dalam pembelajaran yang dinilai dalam indikator ketercapaian penelitian ini.
Dalam kegiatan inti pembelajaran ada sebesar 89,29% (25 siswa) yang aktif.
4) Siswa yang sudah tuntas dalam evalusi siklus 1 sebesar 83,33%, sedangkan
16,67% lainnya belum tuntas. Hal tersebut berdasarkan pada hasil belajar
siswa yang berupa soal kuis yang diberikan oleh guru pada akhir kegiatan
siklus I.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Pada tahap ini hasil observasi akan dikumpulkan dan dianalisis kemudian
dilakukan refleksi untuk melihat apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata diklat akuntansi. Hasil
analisis data yang dilakukan pada tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk
merencanakan siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan
analisis sebagai berikut :
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus 1 adalah :
a) Guru belum dapat menjangkau semua siswa untuk dimonitoring
pemahaman dan hasil pekerjaannya.
b) Guru masih belum bisa membangkitkan minat dan semangat siswa untuk
bekerja dalam kelompok diskusi yang telah ditentukan.
c) Guru masih belum bisa mengajak siswa dalam merangkum atau
menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari tersebut karena telah
kehabisan waktu.
2) Beberapa kelemahan siswa dalam siklus 1 adalah :
a) Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan diskusi masih rendah. Hal ini
dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa yang melamun,
memainkan benda-benda tertentu (misalnya penggaris, pensil, bolpoin)
dan menelungkupkan kepala diatas meja pada saat kegiatan diskusi
kelompok sedang berlangsung. Siswa yang pasif tersebut hanya
mengandalkan temannya yang pandai atau yang rajin mengerjakan soal
atau tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
b) Hanya beberapa siswa yang bersedia tampil di depan kelas secara sukarela
untuk mempresentasikan hasil diskusi kegiatan kelompoknya.
c) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan
pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator sangatlah
dibutuhkan dalam konteks seperti ini.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, peneliti dan guru
melakukan refleksi tindakan sebagai berikut:
1) Posisi guru berkeliling dalam kelas saat memberikan penjelasan atau
membantu menyelesaikan soal praktek kepada siswa. Alangkah baiknya jika
guru memonitor siswa secara keseluruhan tidak hanya beberapa siswa saja.
Hal ini dimaksudkan agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar
mengajar sekaligus dapat memonitor kemajuan belajar siswa.
2) Sebaiknya guru terus berusaha untuk membangkitkan minat dan semangat
siswa untuk bekerja dalam kelompok. Guru masih harus meluangkan waktu
untuk melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua
siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
3) Guru sebaiknya lebih memperhatikan alokasi waktu yang sudah direncanakan
dalam RPP sehingga waktu yang ada tidak terbuang sia-sia.
2. Siklus II
Berdasarkan refleksi dari siklus I ternyata hasil penelitian belum sesuai
dengan tujuan penelitian dan masih ada kekurangan-kekurangan setelah
diterapkannya pembelajaran itu sendiri. Maka peneliti melanjutkan dan
melaksanakan penelitian kembali pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 11 April 2011 di ruang tamu
guru SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian tindakan siklus
II ini. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi tindakan pada siklus I, akhirnya
diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II akan dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
selama tiga kali pertemuan, yakni Rabu, 13 April 2011; Rabu, 27 April 2011; dan
Rabu, 4 Mei 2011. Setiap pertemuan akan dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran, adapun
skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (Rabu, 13 April 2011 jam ke 3,4)
(1) Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas.
(2) Guru memaparkan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. (Tumbuhan)
(3) Guru memberikan hubungan materi pengetahuan awal siswa.(Tumbuhkan)
(4) Guru memberikan catatan berupa Peta Pikiran guru pada awal
pembelajaran. (Tumbuhkan)
(5) Guru menjelaskan materi tentang pengertian laporan neraca. (Amati)
(6) Guru menjelaskan materi tentang bentuk-bentuk laporan neraca. (Amati
dan Namai)
(7) Guru meminta siswa untuk membuat peta pikiran masing-masing. (Amati
dan Namai).
(8) Guru memberi “penyegaran” dalam kelas dengan memutarkan film
pendek.
(9) Guru meminta beberapa siswa untuk menyampaikan peta pikiran.
(Demonstrasi).
(10) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. (Ulangi)
(11) Guru mengumumkan siswa yang membuat peta pikiran terbaik. (Rayakan)
(12) Guru memberikan tugas mempelajari penyusunan laporan neraca.
(13) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
b) Pertemuan Kedua (Rabu, 27 April 2011 jam ke 3,4)
(1) Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas.
(2) Guru memaparkan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. (Tumbuhkan)
(3) Guru mengakaitkan pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran.
(Tumbuhkan)
(4) Guru menjelaskan materi tentang cara menyusun laporan neraca secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
benar. (Amati dan Namai)
(5) Guru memberikan contoh dan latihan soal kepada siswa. (Amati dan
Namai)
(6) Guru melakukan penilaian dari latihan soal dengan meminta siswa untuk
mencocokkan. (Demontrasikan)
(7) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan meminta siswa untuk
merangkum materi dengan peta pikiran dan latihan soal. (Ulangi)
(8) Guru mengumumkan siswa yang meraih nilai paling baik pada latihan
soal. (Rayakan)
(9) Guru menginformasikan bahwa pertemuan minggu depan akan diadakan
tes.
(10) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
c) Pertemuan Ketiga (Rabu, 4 Mei 2011 jam ke 3,4)
(1) Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas.
(2) Guru menyampaikan aturan pengerjaan soal dalam tes.
(3) Guru bersama peneliti membagikan soal dan meminta agar siswa
mengerjakan secara mandiri.
(4) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar tes hasil belajar dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(5) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya
(6) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
laporan neraca dengan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran.
3) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian yakni, berupa tes dan non
tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan setiap
indikator dalam pembelajaran. Tes tersebut digunakan untuk menilai prestasi
belajara akuntansi siswa. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas dengan
mengamati partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yakni
pada hari Rabu, 13 April 2011; Rabu, 27 April 2011; dan Rabu, 4 Mei 2011.
Pelaksanaan tindakan siklus II ini pada dasarnya sama dengan pelaksanaan
tindakan siklus I, hanya saja pada pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan
penyempurnaan dari kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan tindakan pada
siklus I. Materi yang disampaikan pada pelaksanan tindakan siklus II ini juga
berbeda dengan materi pada tindakan siklus I. Materi yang disampaikan pada
siklus II ini adalah laporan perusahaan jasa yaitu laporan neraca.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 13 April 2011 jam ke 3,4)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
mengabsen siswa, siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran adalah Dika
dan Yanuar M Iksan tanpa keterangan, sedangkan Yudistira sakit. Guru
mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap mengikuti
proses pembelajaran.
b) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi
pertanyaan tentang laporan laba rugi dan perubahan ekuaitas dan mengenai
ulangan kemarin. Beberapa siswa bersama-sama menjawab dengan baik
karena kemarin siswa telah melakukan evalusi pertama.
c) Guru membuka pelajaran dan memaparkan tujuan pembelajaran dengan
peta pikiran guru. Guru lalu mengajak siswa untuk berpartisipasi dengan
memberikan pertanyaan tentang tujuan pembelajaran pada pelajaran kali
ini. Ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan salah satunya Titik.
Siswa tersebut juga bertanya kepada guru apa gunanya neraca, lalu guru
menjawab.
d) Guru menjelaskan materi tentang pengertian, bentuk-bentuk laporan
neraca juga sekilas tentang penyusunan laporan neraca dengan peta pikiran
guru berbantuan power point. Dalam pembelajaran siswa sudah dibekali
dengan hand out materi sehingga materi yang disajikan menjadi jelas.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk
menjawab atau menyelesaikan soal agar siswa selalu siap dalam
menyelesaikan soal. Siswa yang aktif berpartsisipasi dalam kegiatan
materi ini salah satunya Titik yang masih bingung dengan keterkaitan
penyusunan laporan neraca dengan laporan yang sebelumnya. Sedangkan
Yanuar N Aqsa bertanya tentang pengurutan akun dalam perusahaan.
f) Guru meminta 4-5 orang siswa berdiskusi membuat peta pikiran untuk
menyimpulkan pengetahuan yang mereka dapatkan setelah pemberian
materi. Peta pikiran dibuat per individu siswa tetapi dapat diskusikan
secara bersama-sama. Selain itu, guru juga memberikan latihan soal yang
secara individu tetapi dapat diskusikan secara bersama-sama. Guru
meminta siswa untuk bergabung dengan anggota kelompoknya, kemudian
guru meminta mereka untuk duduk dalam posisi melingkar agar mudah
berkomunikasi dengan kelompoknya.
g) Guru dan peneliti berkeliling untuk mengawasi jalannya kerja kelompok.
Diskusi berlangsung lancar meskipun awalnya masih banyak yang ramai
dan hanya beberapa siswa yang mengerjakan. Begitu seterusnya sampai
keadaan mulai tertib. Dapat dilihat hampir semua siswa sudah tampak
begitu antusias berdiskusi dan tekun mengerjakan.
h) Guru memberi “penyegaran” dalam kelas dengan memutarkan film
pendek. Siswa menjadi lebih ceria setelah itu.
i) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dengan menggunakan
peta pikiran dari siswa, setelah itu guru mengumumkan kelompok terbaik
pada saat diskusi. Kecerian siswa muncul setelah pemberian hadiah bagi
kelompok terbaik. Tak lupa guru memberikan PR menyusun 3 laporan
keuangan yaitu laporan laba rugi, perubahan ekuitas dan neraca.
j) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 27 April 2011 jam ke 3,4)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
mengabsen siswa, siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran sebanyak 6
Danang, Dika, Haidar, M Nur Jaryanto, Wahyu, dan Witri.
b) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi
pertanyaan tentang menanyakan materi laporan neraca. Beberapa siswa
bersama-sama menjawab dengan baik karena pada pertemuan sebelumnya
guru sudah menjelaskan materi tersebut sekaligus siswa sudah latihan soal
di rumah.
c) Guru membuka pelajaran dan memaparkan tujuan pembelajaran dengan
peta pikiran guru. Guru lalu mengajak siswa untuk berpartisipasi dengan
memberikan pertanyaan tentang tujuan pembelajaran pada pelajaran kali
ini.
d) Guru melanjutkan materi tentang penyusunan laporan neraca secara benar
berbantuan power point. Guru memberikan contoh dan latihan soal kepada
siswa. Dalam pembelajaran siswa sudah dibekali dengan hand out materi
sehingga materi menjadi jelas. Selain itu, guru juga sudah memberikan
lembar latihan pada siswa sehingga latihan soal siswa.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum dipahami. Siswa yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan
materi ini salah satunya Yanuar N Aqsa yang masih bertanya tentang
penyusunan akun dalam laporan neraca tersebut, guru menjelaskan sekilas
tentang pertanyaan tersebut.
f) Guru meminta 4-5 orang siswa berdiskusi untuk mengerjakan soal laporan
neraca. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan anggota kelompok
yang telah ditentukan. Lalu, siswa membahas soal secara bersama tetapi
hasil laporannya secara individu. Dapat dilihat dalam kegiatan ini siswa
terlihat aktif.
g) Guru dan peneliti berkeliling untuk mengawasi jalannya kerja kelompok.
Guru dan peneliti juga membantu apabila ada siswa yang membutuhkan
bantuan dalam mengerjakan soal tersbut. Dapat dilihat hampir semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
siswa sudah tampak begitu antusias berdiskusi dan tekun mengerjakan.
Hampir semua siswa aktif berdiskusi karena mereka merasa masih
kesulitan dalam mengerjakan laporan ini. Siswa terlihat bertanya pada
guru, peneliti maupun siswa lainnya.
n) Guru mencocokkan laihan soal bersama siswa. siswa lalu menilai hasil
pekerjaan mereka.
o) Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan, setelah itu guru
mengumumkan individu terbaik pada hari tersebut. Kecerian siswa
muncul setelah pemberian hadiah bagi individu terbaik, tetapi ada juga
yang kecewa karena tidak bisa menjadi individu terbaik. Tak lupa guru
memberikan PR menyusun laporan neraca. Guru juga memberikan
informasi bahwa minggu depan akan diadakan ulangan.
p) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 4 Mei 2011 jam ke 3,4)
a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar pada hari itu dengan
mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa yang
mengikuti pelajaran.
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri untuk
menjawab pertanyaan kuis atas materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
c) Guru membagikan soal untuk ulangan berupa soal esai dan parktek untuk
materi laporan neraca.
d) Guru meminta agar siswa dalam mengerjakan secara mandiri untuk
menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam
kelompok.
e) Guru dan peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari ulangan dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. Pada saat ulangan
berlangsung ada beberapa siswa yang mencoba bertanya kepada teman,
namun guru segera memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan
soal ulangan tersebut sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
f) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk materi selanjutnya.
g) Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi dan salam.
c. Observasi dan Hasil Tes Siklus II
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dengan berpedoman pada
lembar observasi yang telah disusun, sebagaimana yang dilakukan dalam
observasi pada siklus I. Observasi tersebut dilakukan untuk mengetahui partisipasi
siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan adanya penerapan
model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran. Fokus pengamatan ditekankan
pada pada penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran terhadap
prestasi belajar secara menyeluruh yang meliputi: kemampuan guru dalam
penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran dan partisipasi siswa.
Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa mata pelajaran akuntansi pada siklus I
dapat diukur dengan tes evaluasi pada akhir pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan berbantuan lembar observasi dapat
diperoleh gambaran mengenai kemampuan guru dalam penerapan model
pembelajaran dan partisipasi siswa sebagai berikut:
Tabel 11. Kemampuan Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kuantum
Tipe Peta Pikiran Pada Siklus II
No. Indikator/Aspek yang Diamati Prosentase Ketercapaian 1. egiatan Awal Pembelajaran 62,5% 2. egiatan Inti Pembelajaran 95,45% 3. egiatan Akhir Pembelajaran 87,50%
Tabel 12. Partisipasi Siswa Pada Siklus II
No Partisipasi Siswa Jumlah Siswa yang akitf
Prosentase Siswa yang aktif
1. artisipasi siswa dalam kegiatan tujuan pembelajaran
22 siswa 78,57%
2. artisipasi siswa dalam kegiatan pemberian materi
19 siswa 67,86%
3. artisipasi siswa dalam kegitan diskusi 22 siswa 78,57% 4. artisipasi siswa dalam kegiatan
mengerjakan soal atau tugas 25 siswa 89,29%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan tabel partisipasi diatas partisipasi siswa dapat diringkas
menjadi 2 bagian yang disesuaikan dengan indikator ketercapaian yaitu partisipasi
siswa pada kegiatan awal dan inti pembelajaran. Berikut ini tabel hasil observasi
partisipasi siswa dalam indikator ketercapaian pada saat siklus II :
Tabel 13. Partisipasi Siswa dalam Indikator Ketercapaian Pada Siklus II
No Partisipasi Siswa Jumlah Siswa yang akitf
Prosentase Siswa yang aktif
1. artipasi siswa dalam kegiatan awal pembelajaran
22 siswa 78,57%
2. artisipasi siswa dalam kegitan inti pembelajaran
25 siswa 89,29%
Berikut ini tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II setelah diadakan tes
evaluasi akhir :
Tabel 14. Hasil Penelitian Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Jumlah Kategori Siswa Prosentase
untas 20 Orang 83,33% elum Tuntas 4 Orang 16,67%
Keterangan:
1) Kemampuan guru dalam penerapan Model Pembelajaran Kuantum tipe Peta
Pikiran pada aspek kegiatan awal pembelajaran prosentase ketercapaiannya
sebesar, 62,5% dalam kegiatan ini guru terlihat terburu-buru dalam
memaparkan tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum
maksimal dilaksanakan. Sedangkan pada aspek kegiatan inti pembelajaran
presentase ketercapaiannya sebesar 95,45%; hal ini ditunjukkan pada setiap
indikator pada pembelajar Kuantum sudah dilakukan dengan baik. Presentase
ketercapaian pada kegiatan akhir pembelajaran sebesar 87,50%.
2) Siswa yang aktif mengikuti kegiatan dalam menentukan tujuan pembelajaran
sebesar 78,57% (22 siswa). Kegiatan menentukan tujuan pembelajaran ini
merupakan kegiatan awal pembelajaran yang dinilai dalam indikator
ketercapaian penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3) Siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pemberian materi yang
disampaikan oleh guru sebesar 67,86% (19 siswa). Hal ini dikarenakan
banyak siswa yang tidak fokus pada pembelajaran dan guru terlalu cepat
menerangkan materi yang ada. Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi
sebesar 78,57% (22 siswa). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
partisipasi berdiskusi dalam kelas. Sedangkan pada kegiatan mengerjakan soal
atau tugas sebesar 89,29% (25 siswa) yang terlibat langsung. Hal ini beberapa
siswa hanya diam jika belum tentang materi yang diajarkan dan ada beberapa
siswa yang mengabaikan tugas dari guru. Kegiatan pemberian materi, diskusi,
dan mengerjakan soal atau tugas merupakan kegiatan inti dalam pembelajaran
yang dinilai dalam indikator ketercapaian penelitian ini. Dalam kegiatan inti
pembelajaran ada sebesar 89,29% (25 siswa) .
4) Siswa yang sudah tuntas dalam evalusi siklus 1 sebesar 83,33%, sedangkan
16,67% lainnya belum tuntas. Hal tersebut berdasarkan pada hasil belajar
siswa yang berupa soal kuis yang diberikan oleh guru pada akhir kegiatan
siklus I.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Sama halnya seperti yang dilakukan dalam siklus I, pada tahap ini hasil
observasi akan dikumpulkan dan dianalisis kemudian dilakukan refleksi untuk
melihat apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa pada mata diklat akuntansi.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II adalah :
a) Guru masih belum bisa membangkitkan minat siswa untuk berpartisipasi
dalam kegiatan tujuan pembelajaran dikarenakan guru kurang jelas dalam
memaparkan tujuan pembelajaran.
b) Guru menjelaskan materi secara cepat sehingga partisipasi siswa dalam
kegiatan pemberian materi pun diarasa kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
c) Guru tidak bisa melaksanakan komponen demonstrasikan dari hasil
kelompok maupun hasil individu siswa karena minat siswa yang kurang
ditambah waktu yang tidak cukup.
2) Beberapa kelemahan siswa dalam siklus II adalah :
a) Partisipasi siswa dalam kegiatan penentuan tujuan pembelajaran masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa yang
melamun dan masih terlihat sibuk dengan kegiatannya sendiri.
b) Beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan guru terlihat ada
beberapa siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri misalnya menggambar
atau bermain HP.
c) Siswa kurang termotivasi dalam kegiatan demonstrasikan karena kegiatan
diskusi dan latihan soal sangat menyita waktu.
d) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan
pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator sangatlah
dibutuhkan dalam konteks seperti ini.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, peneliti dan guru
melakukan refleksi tindakan sebagai berikut:
1) Sebaiknya guru terus berusaha untuk membangkitkan minat dan semangat
siswa untuk menentukan tujuan pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru
sebaiknya menekankan bahwa tujuan pembelajaran sangat penting.
2) Guru sebaiknya lebih memperhatikan alokasi waktu yang sudah direncanakan
dalam RPP sehingga waktu yang ada tidak terbuang sia-sia.
3) Guru harus tetap memonitor seluruh siswa yang berada dalam kelas pada saat
kegiatan pembelajaran sedang berlangsung agar situasi kelas tetap kondusif.
4) Guru terus berusaha untuk membangkitkan minat dan semangat siswa untuk
bisa mendemontrasikan pekerjaan siswa di depan kelas. Guru harus
menekakan bahwa skill berbicara di depan umum adalah hal yang harus
dilatih dari dini.
Berdasarkan data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dalam siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa
penerapan Model Pembelajaran Kuantum Tipe Peta Pikiran dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial 3 SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta. Berikut ini tabel perbandingan hasil penelitian dari
setiap siklus yang telah dilakukan :
Tabel 15. Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Persentase No. Aspek yang diukur Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
1. emampuan guru dalam penerapan Model Pembelajaran
60,00% 91,67% 90,00%
2. artipasi siswa dalam kegiatan awal pembelajaran
10,71% 71,43% 78,57%
3. artisipasi siswa dalam kegitan inti pembelajaran
23,81% 89,29% 89,29%
4. etuntasan hasil belajar 12,00% 76,92% 76,92%
Sumber: Data Primer PTK Tahun 2011
D. Pembahasan
Penerapan model kuantum tipe peta pikiran ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi
siswa. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan
model yang sama pada tiap siklusnya, yaitu model kuantum tipe peta pikiran.
Berdasarkan tabel hasil penelitian tersebut diatas dapat diketahui bahwa setelah
adanya penerapan Model Pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran berdampak
positif terhadap proses dan hasil kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
akuntansi siswa. Hal tersebut nampak pada kemampuan guru yang lebih baik
dalam menerapkan model pembelajaran, sehingga berpengaruh positif terhadap
partisipasi siswa dalam pembelajaran. Senada dengan hal tersebut, ketuntasan
hasil belajar juga mengalami peningkatan. Berikut disajikan histogram hasil
penelitian peningkatan prestasi pada pra siklus, siklus I, dan siklus II :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar 4. Histrogram Peningkatan Prestasi Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan histrogram hasil penelitian tersebut diatas dapat diketahui
bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran kuantum tipe peta pikiran
berdampak positif terhadap proses dan hasil kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran akuntansi siswa khususnya untuk meningkatkan partisipasi siswa dan
ketuntasan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan partipasi
siswa dalam kegiatan awal dan inti pembelajaran juga meningkat. Peningkatan
jumlah siswa yang aktif terjadi secara signifikan mulai dari pra siklus ke siklus I
dan siklus II. Dampak positif lain yaitu ketuntasan prestasi belajar siswa dari pra
siklus ke siklus I dan siklus II. Sesuai dengan teori dari R. Teti Rostikawati (2008)
yang menyatakan bahwa “Metode quantum learning adalah metode yang sangat
tepat untuk pencapian hasil belajar yang diinginkan dan untuk pengembangan
potensi siswa”. Berdasarkan teori dan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa
pembelajaran kuantum dengan tipe peta pikiran adalah suatu model belajar yang
dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Bagi siswa model
pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi dan pengembangan
potensi siswa. Guru memiliki peranan penting dalam menerapkan model
pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model pembelajaran yang memadukan
antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan belajar yang
dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Berikut disajikan histrogram peningkatan kemampuan guru dalam
penerapan model pembelajaran kuantum tipe peta pikiran :
Gambar 5. Histogram Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menerapakan Model Pembelajaran Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Hasil dari kemampuan guru yang menerapakan model pembelajaran
secara maksimal akan membawa proses dan hasil yang baik dalam kelas. Sama
halnya dengan hasil dari penerapan model kuantum tipe peta pikiran yang telah
dilakukan guru pada penelitian ini mengalami peningkatan setiap siklusnya. Dari
hasil peningkatan kemampuan guru ini akan dapat meningkatkan partisipasi siswa
dan ketuntasan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaannya peneliti mengadakan
diskusi terlebih dahulu dengan guru kelas, selanjutnya peneliti dibantu guru kelas
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan
dalam siklus I tindakan kelas. Sebelum memulai siklus I peneliti dan guru
bersepakat untuk mengadakan latihan untuk melatih kemampuan guru dalam
melakukan Model Pembelajaran pembelajaran ini. Kegiatan latihan ini sekaligus
untuk melatih siswa XI IS 3 agar dapat berdapatasi dengan mudah pada
pelaksanaan siklus I. Pada kegiatan latihan ini peneliti anggap sebagai pra siklus
atau dapat dikatakan dapat dijadikan data pada awal kondisi. Setelah itu, sesuai
dengan kesepakatan antara peneliti dengan guru kelas, maka materi yang akan
disampaikan dalam siklus I adalah mengenai laporan laba rugi dan perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
ekuitas. Dalam pelaksanaan siklus I, sebelum guru menyampaikan materi pokok
kepada siswa terlebih dahulu guru perlu membangkitkan minat dan motivasi siswa
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan. Setelah itu, guru
memaparkan tujuan pembelajaran dengan menggunakan peta pikiran. Kegiatan
guru selanjutnya yaitu mempresentasikan materi dengan peta pikran dan hand out
yang telah disediakan. Setelah adanya pemberian materi pada guru lalu siswa
berdiskusi bersama kelompoknya, dalam berdiskusi suasana kelas dibuat rileks
dengan memutarkan musik atau dengan ice breaking. Kemudian siswa diberi
kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas,
selanjutnya diadakan kuis perkembangan untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman siswa. Ice breaking merupakan salah satu upaya untuk menyegarkan
suasana pembelajaran dalam kelas. Sesuai dengan pendapat Hernowo (2008:17) :
Komponen pembangun suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran kuantum adalah pertama, bangkitnya minat. Kedua, adanya keterlibatan. Ketiga, terciptanya makna. Keempat, adanya pemahaman atau penugasan materi. Kelima, munculnya nilai yang membahagiakan. Dari komponen ini maka akan lahirlah sesuatu yang baru.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, penerapan model ini telah sesuai
dengan teori yang ada. Dengan adanya penerapan pembelajaran kuantum tipe peta
pikiran yang merupakan model pembelajaran inovatif, peran guru sebagai
pendidik harus bisa membangkitkan minat belajar siswa, motivasi belajar dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa akan
mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya yang masih
menerapkan metode konvensional ceramah.
Berikut disajikan histrogram peningkatan partisipasi mata pelajaran
akuntansi dari pra siklus, siklus I sampai siklus II dengan menerapkan Model
Pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 6. Histrogram Peningkatan Partisipasi Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Hasil observasi dengan berbantuan lembar observasi partisipasi siswa
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya hasil yang
baik dalam penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru maka secara
langsung hasilnya berdampak positif dengan partisipasi siswa. Hal ini juga
diungkapkan siswa pada saat wawancara mereka menjelaskan sudah termotivasi
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi dengan
terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Siswa menjadi lebih menyadari
pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas bersama.
Dapat dilihat siswa sudah dapat memanfaatkan dengan baik kegiatan diskusi
kelompok untuk membahas materi pelajaran yang belum dikuasainya dengan
teman satu kelompoknya. Menurut pendapat Sugiyanto (2007:61) “Pembelajaran
kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam pembelajaran.
Akitivitas total antara tubuh dan pikiran siswa membuat pembelajaran bisa
berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal”. Sesuai dengan pendapat
ahli tersebut, hasil yang diperoleh (partisipasi siswa) memang lebih baik
dibandingkan sebelum ada perlakuan model ini. Berdasarkan tindakan yang telah
dilaksanakan tersebut, guru telah dapat mengubah suasana pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
mengakibatkan partisipasi siswa mengalami peningkatan. Namun, dari hasil
observasi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I yang telah dilaksanakan,
masih terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan baik dari sisi guru maupun
siswa itu sendiri antara lain guru kurang menguasai kelas khususnya dalam
memonitor kemajuan kelas. Selain itu guru kurang mengajak dan memberikan
semangat siswa untuk diskusi dalam kelompok. Sedangkan dari sisi siswa adalah
masih kurang berpartisipasi dalam mengikuti proses diskusi di kelas. Selain itu,
siswa masih malu tampil di depan kelas dan bertanya apabila guru mendekat saja.
Oleh karena itu, peneliti berusaha mencari solusi yang tepat untuk mengatasi
kelemahan dan kekurangan yang muncul dari kegiatan pembelajaran akuntansi di
kelas XI IS 3 pada siklus I tersebut dan akan diperbaiki dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran akuntansi pada siklus II.
Sedangkan berikut ini adalah histrogram peningkatan ketuntasan hasil
belajar mata pelajaran akuntansi dari pra siklus, siklus I sampai siklus II dengan
menerapkan Model Pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran:
Gambar 7. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi dengan menerapkan model
pembelajaran kuantum tipe peta pikiran ini setiap pada siklusnya mengalami
peningkatan dan partisipasi siswa yang meningkat pula berpengaruh positif pada
hasil belajar siswa. Dari hasil tes dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
siswa setelah siklus I dan siklus II diperoleh keterangan bahwa siswa merasa lebih
memahami materi pelajaran dengan model pembelajaran Kuantum tipe Peta
Pikiran. Siswa juga mengungkapkan bahwa hasil belajar mereka mengalami
peningkatan. Penerapan model pembelajaran Kuantum tipe Peta Pikiran membuat
siswa memahami tujuan pembelajaran dan konsep materi yang diajarkan dalam
proses pembelajaran. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru diperoleh
keterangan bahwa peran serta (partisipasi) siswa dalam proses pembelajaran
mengalami peningkatan sehingga hasil belajar siswa juga ikut meningkat.
Berdasarkan teori dari Sugiyanto (2007:56) yang menyatakan bahwa
“Pembelajaran kuantum menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam
mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal sehingga memudahkan
keberhasilan tujuan pembelajaran”. Dari hasil penelitian khususnya pada
peningkatan hasil belajar ini telah sesuai dengan teori yang ada, hasil ini pun
dapat dikatakan berhasil. Disini siswa mampu memahami tujuan pembelajaran
dan materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil belajar yang maksimal ini
didukung dengan adanya partisipasi siswa yang maksimal pula yang ditunjukkan
dalam hal aktif bertanya jika siswa belum memahami materi yang disampaikan
oleh guru dan akan menanyakannya lebih lanjut baik kepada guru maupun teman
satu kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang
dilaksanakan di kelas XI IS 3 SMA Muhammadiyah 2 Surakarta ini dilakukan
dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, dimana
pertemuan berlangsung selama 6x45 menit. Berdasarkan analisa hasil penelitian
tindakan dari siklus I sampai dengan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi. Hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan indikator sebagai berikut :
1. Kemampuan guru saat melaksanakan penerapan model pembelajaran kuantum
tipe peta pikiran mengalami peningkatan dari pra siklus sebesar 60,00%,
meningkat pada siklus I menjadi 91,67%, namun pada siklus II sebesar
90,00%. Penerapan model yang dilakukan guru secara maksimal akan
berpengaruh positif pada hasil pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan
partisipasi siswa dan ketuntasan hasil belajar.
2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Hal tersebut ditunjukkan
dengan peningkatan partisipasi siswa mengikuti kegiatan awal pembelajaran
dari pra siklus sebesar 10,71% (3 siswa), siklus I sebesar 71,43% (20 siswa)
dan siklus II masih tetap sebesar 78,57% (22 siswa). Sedangkan partisipasi
siswa dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran juga meningkat. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan partisipasi pada pra siklus sebesar 23,81% (11
siswa), siklus II sebesar 89,29% (25 siswa) dan siklus II masih tetap sebesar
89,29% (25 siswa).
3. Peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa yang diukur
dengan tes evaluasi, ditunjukkan dengan ketuntasan hasil belajar siswa pada
pra siklus sebesar 12,00% (3 siswa), siklus I sebesar 83,33% (20 siswa), dan
siklus II masih tetap yaitu sebesar 83,33% (20 siswa).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti kemukakan di atas, maka
dapat dikaji implikasinya, baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis, yaitu
sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa penerapan model
pembelajaran kuantum tipe peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar
pembelajaran akuntansi. Menurut teori dari Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah
Singer-Nourie “Apa pun mata pelajaran, tingkat kelas, atau pendengar, kerangka
TANDUR menjamin siswa tertarik dan berminat pada setiap pelajaran. Kerangka
ini juga memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan
isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan mencapai sukses”. Sesuai dengan
teori yang ada hasil penelitian ini dapat mendukung teori pembelajaran tersebut.
Selain itu, hasil penelitian tindakan kelas ini bermanfaat, secara teori hasil
penelitian ini dapat menambah khasanah dunia ilmu pengetahuan khususnya ilmu
pendidikan, dalam membantu meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa agar
lebih memuaskan. Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi perlu
dilakukan, salah satunya dengan menerapakan model pembelajaran kuantum tipe
peta pikiran ini.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan
masukan atau pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran ini
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang disesuaikan pula dengan materi
pembelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar akuntansi khususnya. Hasil
penelitian tindakan kelas ini terhadap pembelajaran kuantum tipe peta pikiran ini
diharapkan menciptakan kondisi yang dapat mendukung keberhasilan pebelajaran
akuntansi di kelas XI IS 3, sehingga produk pembelajaran ini nantinya memenuhi
kriteria yang berkualitas. Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan
prestasi belajaran baik proses pembelajaran akuntansi maupun hasil dari evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Disamping itu dapat menjadikan siswa lebih aktif dan menghapus pandangan
siswa terhadap pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dari penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti
dapat menyampaikan saran-saran antara lain:
1. Bagi Guru:
a. Guru diharapkan dapat mengembangkan model dan metode pembelajaran
yang mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah dalam
memahami tujuan dan materi pembelajaran.
b. Guru yang belum menerapkan model pembelajaran Kuantum tipe Peta
Pikiran dapat menerapkan model tersebut dalam pembelajaran akuntansi
dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan
minat, perhatian dan motivasi siswa untuk memahami materi yang
disajikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Guru diharapkan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah
disediakan oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan
media pembelajaran.
d. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
2. Bagi siswa :
a. Siswa diharapkan dapat berperan aktif dan tetap fokus dalam kegiatan
belajar mengajar.
b. Siswa diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi atau
demonstrasi yang baik dimana hal ini pada akhirnya akan sangat
bermanfaat bagi siswa terutama dalam meningkatkan rasa percaya diri
akan kemampuan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan di masa yang
akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
c. Siswa diharapkan bersikap terbuka dengan perkembangan zaman dengan
memanfaatkan teman, buku, televisi maupun internet sebagai sumber
belajar dan tidak menganggap pusat informasi adalah guru saja.
3. Bagi Sekolah :
a. Hasil laporan ini diharapkan dapat berguna bagi peningkatan kinerja guru
dan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Akuntansi,
dapat dipakai sebagai bahan mengembangkan kreativitas guru dalam
upaya mencari solusi masalah peningkatan prestasi belajar siswa.
b. Kepala Sekolah diharapkan dapat lebih memberikan kesempatan kepada
guru-guru mata pelajaran untuk mengikuti pelatihan atau training yang
berhubungan dengan model dan metode pembelajaran inovatif.
Recommended