View
18
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
DASAR-DASAR ILMU TANAH
LABORATORIUM SUMBERDAYA LAHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UPN “VETERAN” JATIM
2012
PEDOMAN PRAKTIKUM
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
No Materi Praktikum Tanggal
Praktikum Laporan
Paraf
Pembimbing
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
Pembimbing
__________________________
Nama Mahasiswa : ............................................................................
NPM : .............................................................................
Semester / Program Studi : .............................................................................
Tahun ajaran : .............................................................................
Golongan : .............................................................................
Pembimbing : .............................................................................
KEGIATAN PESERTA PRAKTIKUM
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. UMUM
1. Praktikum harus datang 5 menit sebelum praktikum dimulai dan apabila datang
terlambat 15 menit setelah praktikum dimulai, maka praktikan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum tanpa menunjukkan alasan yang sah.
2. Sebelum praktikum dimulai, diadakan test penguasaan materi. Selama praktikum
berlangsung, praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruangan/tempat
praktikum, kecuali seijin pembimbing.
3. Selama praktikum berlangsung, praktikan harus mengikuti dengan tertib (tidak
merokok, gaduh, dll).
4. Waktu pelaksanaan praktikum harus tepat dan sesuai dengan jadwal.
5. Setelah pelaksanaan praktikum, alat dan/atau bahan dikembalikan ketempat
semula dalam keadaan bersih dan rapi. Apabila ada praktikan yang merusakkan /
memecahkan alat praktikum, maka harus mengganti paling lambat 1 minggu
setelah acara praktikum tersebut selesai.
6. Praktikan yang berhalangan mengikuti kegiatan praktikum harus ada surat ijin
(dari Dokter bila sakit) yang ditujukan kepada Pembimbing Praktikum yang
bertugas, paling lambat 1 minggu sejak tidak masuk.
7. Mahasiswa yang diijinkan mengikuti praktikum ulang apabila telah mengikuti
minimum 75 % dari acara praktikum, praktek ulang dilaksanakan sesuai jadwal
yang ditentukan berikutnya.
8. Bagi praktikan yang tiga kali berturut-turut tidak mengikuti kegiatan praktikum
tanpa ijin, maka praktikumnya dianggap batal.
9. Setiap selesai melakukan praktikum, praktikan diwajibkan membuat lembar kerja
yang berupa data-data pengamatan. Laporan resmi diserahkan paling lambat satu
minggu setelah melakukan suatu acara praktikum.
10. Penilaian praktikum didasarkan pada aktifitas dan kesungguhan dalam
melaksanakan praktikum, membuat laporan dan ujian.
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
B. KHUSUS
1. Sebelum melaksanakan praktikum, mintalah bon peminjaman alat pada asisten
pembimbing yang saudara butuhkan dan selanjutnya mintalah alat tersebut pada
Pembimbing.
2. Periksalah alat-alat tersebut sebelum melakukan praktikum, tanyakan pada
Pembimbing hal-hal yang kurang jelas mengenai alat-alat tersebut dan tidak
diperkenankan menghubungkan peralatan praktikum dengan sumber tegangan
listrik tanpa seijin Pembimbing.
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
MATERI PRAKTIKUM
No. Materi Judul Materi
I Pengambilan contoh tanah di lapangan
II Kadar air tanah
III Tekstur tanah dan konsistensi tanah (kualitatif)
IV Struktur tanah
V Berat isi tanah, berat jenis tanah dan ruang pori
VI Angka Atterberg
VII pH dan Ec tanah
VIII Corganik, kandungan kapur dan warna tanah
JADWAL PRAKTIKUM
Kelompok Minggu ke- / No. Materi Praktikum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
1*) II III IV V
U
T
S
VI VII VIII
L
A
P
O
R
A
N
A
K
H
I
R
U
A
S
II
1*) III IV V II VII VIII VI
III
1*) IV V II III VIII VI VII
IV
1*) V II III IV VI VII VIII
Keterangan :
*) Pengambilan Contoh Tanah di Lapangan
**) Ujian Praktikum dilaksanakan oleh masing-masing Dosen Pembimbing Praktikum
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
MATERI PRAKTIKUM
No Materi Praktikum
1. MATERI 1 : PENGAMBILAN CONTOH TANAH DI LAPANGAN
1.1. Metode - Contoh tanah utuh (ring sampel)
- Contoh tanah biasa
- Contoh tanah agregat utuh
1.2. Prinsip Untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium
diperlukan tiga macam contoh tanah, yaitu :
a. Contoh tanah utuh (Undisturbed soil sample), untuk
penetapan-penetapan berat isi (bulk density), susunan
pori-pori tanah, pF dan permeabilitas.
b. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil
agregate) untuk penetapan stabilitas agregat.
c. Contoh tanah biasa (disturbed soil sample) untuk
penetapan kandungan air, tekstur tanah, kandungan
bahan organik, pH dan sifat kimia yang lain.
1.3. Alat & Bahan a. Cooper ring (tabung kuningan) : suatu alat dan bahan
berbentuk tabung silinder. Tebal tabung harus
memenuhi syarat area ratio (nisbah luas) < 0.1, untuk
mencegah terjadinya tekanan mendatar.
Area ratio = 2
22
1
d
d
D
DD
Dimana D1 adalah diameter luar ring
Dd adalah diameter dalam ring
b. Sekop
c. Pisau tajam dan tipis
d. Kantong plastik
1.4. Cara kerja A. Pengambilan Contoh Tanah Utuh
1. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan
diambil, kemudian letakkan tabung tegak lurus
pada lapisan tanah tersebut.
2. Gali tanah sekeliling tabung dengan sekop.
3. Kerat tanah dengan pisau sampai hampir
mendekati tabung.
4. Tekan tabung sampai tiga perempat bagiannya
masuk kedalam tanah.
5. Letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama,
kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari
tabung yang kedua masuk ke dalam tanah kira-
kira 1 cm.
6. Kedua tabung beserta tanah di dalamnya digali
dengan sekop.
7. Pisahkan tabung pertama dan tabung kedua
dengan hati-hati. Kemudian potonglah tanah
kelebihan yang ada pada bagian atas dan bawah
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
tabung pertama sampai rata.
8. Tutup bagian atas dan bawah tabung dengan tutup
plastik.
B. Pengambilan Contoh Tanah Biasa dan Agregat Utuh
1. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan.
Untuk penetapan stabilitas agregat cukup dengan
mengambil lapisan sesuai dengan dalamnya
perakaran.
2. Ambil gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi
dengan belah-belah alami (agregat utuh),
masukkan ke dalam kotak / kantong plastik.
1.5. Tugas Pendalaman
1.5.1. Bahan Diskusi
1. Pada pengambilan contoh tanah utuh
a. Mengapa tanah harus dibersihkan terlebih dahulu
dari tanaman dan perakaran ?
b. Bagaimana cara mengurangi tekanan mendatar ?
c. Mengapa pemisahan kedua tabung (pertama dan
kedua) harus dilakukan secara hati-hati ?
2. Mengapa dilakukan tiga pengambilan contoh tanah
yang dibuat berbeda ?
3. Jelaskan persyaratan lokasi pengambilan contoh
tanah di lapangan.
1.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengambilan contoh tanah di lapang.
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
a. Contoh Tanah (Jenis/Asal/Kedalaman Tanah) :
b. Gambar Contoh Tanah Utuh
Kegunaan :
c. Gambar Contoh Tanah Agregat Utuh
Kegunaan :
d. Gambar Contoh Tanah Biasa
Kegunaan :
e. Syarat-syarat pengambilan contoh tanah
Surabaya ……….............
Disetujui,
_______________________
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
2. MATERI II : KADAR AIR TANAH
A. Penetapan Kadar
Air Kering Udara
2.1. Metode
Gravimetri
2.2. Prinsip Menghitung Kehilangan Berat sebelum dan sesudah
dioven.
Rumus :
KA (%) = BTKO
BTKO - BTKU x 100%
Dimana : BTKU = Berat Tanah Kering Udara
BTKO = Berat Tanah Kering Oven (105ºC)
Faktor Koreksi Air (F) :
F = 100
100(%) KA
2.3. Alat & Bahan a. Timbangan, ketelitian sampai 0.01 g
b. Kaleng
c. Oven, sekurang-kurangnya sampai 110ºC
2.4. Cara Kerja 1. Timbang kaleng
2. Masukkan 10 g tanah kering udara kedalam kaleng,
kemudian timbang (X)
3. Masukkan kaleng beserya tanah kedalam oven dengan
suhu 105º C. Biarkan selama 24 jam (Y).
4. Keluarkan kalengd ari oven, masukkan kedalam
desikator, dan dinginkan. Kemudian timbang.
KA (%) = Y
YX x 100%
2.5. Tugas Pendalaman
2.5.1. Bahan Diskusi
1. Mengapa setelah dioven, sebelum ditimbang kembali,
contoh tanah perlu dimasukkan kedalam desikator
terlebih dahulu ?
2. Mengapa suhu oven harus 105ºC ?
2.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengukuran kadar air. Bandingkan
hasil yang saudara peroleh dengan menggunakan tanah
yang berbeda.
B. Penetapan Kadar
Air Kapasitas
Lapangan
2.1. Metode
Gravimetri
2.2. Prinsip Jumlah air yang ditanah oleh air ditentukan oleh
banyaknya ruang pori. Bilamana semua ruang pori terisi
air, dikatakan tanah itu jenuh. Namun keadaan ini tidak
berlangsung lama karena sebagian air akan segera
mengalir kebawah akibat gaya gravitasi. Aliran air ke
bawah ini suatu saat akan berhenti dan pada saat itu tanah
dikatakan berada dalam keadaan kapasitas.
2.3. Alat dan Bahan Ring sampel dan contoh tanah
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
2.4. Cara kerja
1. Siapkan 2 macam contoh tanah kering udara yang
sudah ditumbuk dan diayak lolos ayakan 2 mm..
2. Siapkan 3 buah silinder (ring) dengan bagian bawah
ditutup kain kasa, masing-masing dicatat beratnya
(A)
3. Masukkan contoh tanah ke dalam ring sampai
permukaannya sama dengan permukaan silinder
bagian atas. Ketuk-ketuklah beberapa kali agar tanah
agak mampat.
4. Timbanglah silinder dan tanah (B), dan hitunglah
berat tanahnya saja (B-A) = C
5. Celupkan ke dalam air perlahan-lahan sampai tinggal
¼ bagian tabung diatas permukaan air, tunggu
setengah jam, kemudian angkatlah dan tiriskan lebih
kurang 12-16 jam.
6. Timbanglah kembali silinder beserta tanahnya (D)
7. Hitunglah berapa tambahan berat yang disebabkan
adanya air yang terikat oleh tanah.
8. Banyak sedikitnya air yang terikat itu disebut
kapasitas lapangan.
2.5. Tugas Pendalaman
2.5.1. Bahan Diskusi
1. Diantara kedua contoh tanah tersebut, mana yang
kadar kapasitas lapangannya paling besar?
2. Apa yang menyebabkan demikian ?
2.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan tentang besarnya kapasitas lapangan
dihubungkan dengan faktor yang mempengaruhi
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
a. Perhitungan Kadar Air Kering Udara (KA-KU)
No Contoh
Tanah
Berat tanah + kaleng Berat
kaleng
(C)
%KA – KU =
CB
BA
)(100
(M)
Faktor
Koreksi Air =
100
100 M
BTKU
(A)
BTKO
(B)
b. Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapangan (KA-KL)
No Contoh
tanah
Berat
tanah
kering +
silinder
(A)
Berat
silinder
(B)
Berat
tanah
kering
(A-B)
(C )
Berat
tanah
basah +
silinder
(D)
Berat
tanah
basah
(D-B)
(E)
Berat air
= (E-C)
( F )
Kadar air
kapasitas
lapangan
(KA-KL)
= F/C
Surabaya ……….............
Disetujui,
_______________________
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
3. MATERI III : PENETAPAN TEKSTUR TANAH DAN KONSISTENSI
3.1. Metode Penetapan Tekstur Tanah dan Konsistensi ditentukan secara
kualitatif
3.2. Prinsip A. Penetapan Tekstur Tanah
Menentukan tekstur tanah berdasarkan ada tidaknya tasa
licin, kasar, lekat tidaknya dan mudah patah atau tidak.
B. Penetapan Konsistensi Tanah
Menentukan ketahanan massa tanah terhadap remasan
tekanan atau pijitan tangan
3.3. Alat & Bahan a. Contoh tanah agregat utuh dan contoh tanah biasa
b. Lempeng kaca
c. Botol penyemprot
3.4. Cara Kerja A. Penetapan Tekstur Tanah
1. Siapkan contoh tanah dalam keadaan kering udara yang
sudah dihaluskan lebih kurang 100 g dan air dalam
botol penyemprot (dapat menggunakan contoh tanah
untuk konsistensi basah).
2. Ambil contoh tanah kira-kira satu sendok makan,
letakkan di telapak tangan.
3. Teteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk
dan digosok dengan telunjuk tangan yang lain.
RASAKAN : APAKAH licin, halus atau ada rasa
kasar ?
* Rasa licin dan halus adalah partikel liat dan debu
* Rasa kasar adalah partikel pasir
4. Taksirlah berapa banyak pasir yang ada dengan
merasakan tingkat kekasarannya.
5. Tambahkan air lagi tetapi jangan sampai terlalu basah,
kemudian pijit-pijitlah sedikit tanah diantara ibu jari
dan telunjuk.
RASAKAN : APAKAH ibu jari dan telunjuk lekat
atau mudah lepas ?
* Rasa lekat menunjukkan adanya partikel liat :
semakin lekat berarti semakin banyak partikel liatnya
6. Tambahkan air sedikit lagi sampai tanah itu bisa
digulung, buatlah gulungan dengan diameter sekitar ½
cm dan panjangnya sekitar 5 cm
PERHATIKAN : APAKAH tanag ini bisa digulung
atau tidak dan bila dibengkokkan : patah atau tidak
Tanah yang tidak bisa digulung menandakan jumlah
pasir yang banyak.
Tanah yang bisa digulung menunjukkan jumlah
partikel liat yang banyak
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
Yang mudah patah menandakan pengaruh sifat pasir
masih cukup besar.
Yang tidak mudah patah menunjukkan bahwa sifat
liat mendominasi tanah ini dan sifat pasir sangat
kecil.
B. Penetapan Konsistensi Tanah (ditetapkan dalam keadaan
basah, lembab dan kering)
1. Dalam keadaan basah, konsistensi tanah dibagi 2 :
a. Kelekatan (stickness) yang menunjukkan derajat
adhesi tanah yang ditentukan dengan memijit tanah
antara ibu jari dengan telunjuk. Melihat daya
lekatnya, dibagi menjadi :
1) Tidak melekat, apabila tidak ada tanah yang
tertinggal pada ibu jari dan telunjuk.
2) Agak melekat, apabila kedua jari dilepaskan,
sebagian tanah tertinggal pada salah satu jari.
3) Lekat, apabila kedua jari direnggangkan, tanah
tertinggal pada kedua jari
4) Sangat lekat, bila kedua jari direnggangkan,
tanah melekat sekali sehingga sukar untuk
dilepaskan.
b. Plastisitas (Plasticity) : menunjukkan derajat
kohesi tanah, berubah bentuk tanpa retak bila
dipirit antara ibu jari dan telunjuk. Ditentukan
dengan memirit, menggelintir atau menekan massa
tanah untuk merubah bentuknya; melihat dapat
tidaknya dibuat gelintiran, dan mudah tidaknya
berubah bentuk. Dibagi menjadi :
1) Tidak plastis, tak dapat berbentuk gelintiran
tanah. Massa tanah mudah berubah bentuk.
2) Agak plastis, terbentuk gelintiran tanah. Massa
tanah mudah berubah bentuk.
3) Sangat plastis : dapat terbentuk gelintiran
tanah. Massa tanah tahan terhadap tekanan.
2. Dalam keadaan lembab (KA tanah berada diantara
keadaan kering (titik layu) dan kapasitas lapang),
penetapan konsistensi tanah dilakukan dengan
meremas massa tanah pada telapak tangan. Dengan
mengetahui ketahanan massa tanah terhadap remasan,
dibagi menjadi :
a. Lepas : butir-butir tanah terlepas satu dengan
lainnya. Tidak terikat dan melekat bila ditekan.
b. Sangat gembur : dengan sedikit tekanan, mudah
bercerai, digenggam mudah menggumpal, melekat
bila ditekan.
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
c. Gembur : bila diremas dapat bercerai, bila
digenggam massa tanah menggumpal, melekat bila
ditekan.
d. Teguh : Massa tanah tahan terhadap remasan,
hancur dengan tekanan besar.
e. Sangat teguh : Massa tanah tahan terhadap
remasan, tidak mudah berubah bentuk.
3. Dalam keadaan kering (KA kurang dari titik layu
permanen). Konsistensi tanah ditentukan dengan cara
meremas/menekan massa tanah pada telapak tangan.
Dengan melihat daya tahan tanah terhadap remasan
dan tekanan telapak tangan konsistensi tanah dibagi
menjadi :
b. Lepas : butir-butir tanah terlepas satu dengan
lainnya. Tidak terikat.
c. Lunak : dengan sedikit tekanan antara jari tangan,
tanah mudah tercerai menjadi butir kecil
d. Agak keras : agak tahan terhadap tekanan, massa
tanah rapuh
e. Keras : tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat
dipatahkan dengan tangan (tidak dengan jari)
f. Sangat keras : tahan terhadap tekanan, massa sukar
dipatahkan dengan tangan
g. Sangat keras sekali : sangat tahan terhadap
tekanan. Massa tanah tidak dapat dipecahkan
dengan tangan.
3.5. Tugas Pendalaman
3.5.1. Bahan Diskusi
Untuk penetapan tekstur tanah :
- Apakah ada hubungan antara tekstur tanah dengan
konsistensi tanah ?
- Semakin berat tekstur tanah (liat tinggi) bagaimana
dengan konsistensinya ?
Untuk penetapan konsistensi :
- Mengapa tanah dengan kandungan air yang berbeda
memiliki konsistensi tanah yang berbeda ?
3.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengamatan saudara, bahas berdasarkan
bahan diskusi tersebut diatas.
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
Hasil Pengamatan Tekstur Tanah
No Contoh Tanah Tekstur Tanah
Hasil Pengamatan Konsistensi Tanah
No Contoh Tanah Konsistensi Tanah
Kering Lembab Basah
Surabaya ……….............
Disetujui,
_______________________
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
4. TUGAS IV : PENETAPAN BENTUK STRUKTUR TANAH DAN
KEMANTAPAN AGREGAT
A. Penetapan Struktur
Tanah
4.1. Metode
Kualitatif
4.2. Prinsip Menentukan struktur tanah berdasarkan bidang / belahan
alami yang terbentuk akibat tekanan tangan / jari.
4.3. Alat & Bahan 1. Gumpalan tanah alami
2. Penggaris
3. Kaca pembesar
4.4. Cara Kerja 1. Ambil gumpalan tanah (sedapat mungkin dalam
keadaan lembab) dengan diameter ± 10 cm
2. Pecahkan gumpalan tanah tersebut dengan cara
menekan dengan jari, pecahan dari gumpalan tersbeut
merupakan agregat atau gabungan agregat.
Bentuk-bentuk struktur tanah, yang ditentukan oleh
bentuk agregat, dibagi menjadi 7, yaitu :
a. Remah (crumb)
b. Granular
c. Lempeng (Platy), jika sumbu X > Y
d. Prisma (prismatik), jika sumbu Y > X, tapi
ujungnya membulat
e. Gumpal bersudut (angular blocky), jika sumbu X
= Y = Z dan ujungnya membulat
f. Lepas / butir tunggal (loose)
g. Masif / pejal
4.5. Tugas Pendalaman
4.5.1. Bahan Diskusi
1. Apakah ada hubungan struktur tanah dengan sifat-
sifat tanah yang lain seperti kadar air tanah dan
permeabilitas tanah ?
2. Bagaimana dengan pengolahan tanah ? Adakah
hubungannya ?
4.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengamatan saudara. Bandingkan hasil
anda pada jenis tanah yang berbeda. Bahas mengapa sama
atau berbeda.
B. Kemantapan
Agregat
4.1. Metode
Vilensky
4.2. Prinsip Contoh tanah diberi air dengan energi kinetik tertentu
untuk mengetahui berapa kekuatan air yang diperlukan
untuk menghancurkan agregat tanah.
4.3. Alat & Bahan a. Buret
b. Aquadest
c. Kertas saring
d. Contoh tanah kering utuh
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
4.4. Cara Kerja 1. Buret diisi dengan aquadest sampai angka nol.
2. Bukalah buret perlahan-lahan sampai air menetes.
Jangan terlalu cepat, usahakan agar interval waktu
antar tetesan sekitar 2-3 detik. Hitunglah jumlah
tetesan dan perhatikan penurunan volume air. Agar
lebih mudah hitunglah tetesan sebanyak 10-20 kali,
kemudian amati volume air yang sudah keluar.
Lakukan sampai 5-10 kali pengamatan dan catat
hasilnya. Hitung ukuran rata-rata tiap tetesan air yang
keluar dari ujung buret.
3. Letakkan sebuah agregat yang berdiameter 2 – 3 mm
diatas kertas merang dan ditetesi dengan air dari buret
berjarak 20 cm.
4. Bukalah buret dan biarkan air menetes dengan
kecepatan yang sama dan uji coba terdahulu.
Usahakan agar setiap tetesan sampai agregat hancur
(B), ulang 10 kali dengan menggunakan kertas
merang yang baru dan agregat yang baru juga.
5. Hitung rata-ratanya dari hasil yang diperoleh,
dihitung pula standar deviasi (SD), sehingga
diketahui nilai rata-rata kemampuan tanah terhadap
energi tetesan.
Ek = mgh
Ek ± SD
4.5. Tugas Pendalaman
4.5.1. Bahan Diskusi
1. Apa arti dan peran ukuran tetesan dan jarak ujung
buret ke agregat ?
2. Apa yang mempengaruhi ketahanan tanah terhadap
hancuran ?
3. Apa akibatnya bila ukuran tetesan air diperbesar ?
Apakah yang terjadi dengan jumlag tetesan yang
diperlukan untuk memecahkan dan menghancurkan
sebuah agregat ?
4.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengukuran kemantapan agregat.
Bahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemantapan
agregat.
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
a. Hasil Pengamatan Bentuk Struktur Tanah
No Contoh Tanah Bentuk Struktur Tanah
b. Pengukuran Kemantapan Agregat
1. Mencari Diameter Tetesan
Ulangan
ke- Jumlah tetesan Volume air
Volume per
tetes
Jari-jari
tetesan
Rata-rata
Volume tetesan air = 4/3 x π x r3 .
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
2. Mencari Jumlah Tetesan Air untuk Menghancurkan Tanah
Ulangan ke-
Jumlah tetesan Saat
Agregat Mulai Pecah
(A)
Jumlah Tetesan Saat
Agregat Hancur
(B)
Catatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rata-rata (Xi)
Xi2
(Xi2
)
SD
Catatan :
A : Jumlah tetesan sampai agregat pecah (pecah menjadi dua bagian hampir
sama besar)
B : Jumlah tetesan sampai agregat hancur (agregat pecah menjadi banyak dan
kecil-kecil).
SD = 1
2)(2
n
n
XinXi
Ek = m g h (m = massa air (g) ; g = 9.8 g cm-3
; h = 20 cm)
Ek ± SD
Tanah yang paling mantap adalah ………………….
Tanah yang paling rendah kemantapannya adalah ………………….
Surabaya ……….............
Disetujui,
_______________________
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
5. MATERI V : BERAT ISI , BERAT JENIS TANAH DAN RUANG
PORI
5.1. Metode A. Berat isi tanah : Volumetri
B. Berat Jenis tanah : Gravimetri
5.2. Prinsip A. Penetapan Berat Isi Tanah
Berat isi tanah adalah perbandingan antara massa
tanah dengan kerapatan atau volume partikel
ditambah dengan ruang pori diantaranya. Massa tanah
diduga setelah kering oven 105ºC dab volumenya
sama dengan volume dari contoh tanah yang diambil
di lapangan dan dinyatakan dalan gcm-3
. Nilai berat
isi suatu tanah berubah-ubah, tergantung kondisi
struktur tanah, terutama dihubungkan dengan
pemadatan.
B. Penetapan Berat Jenis Tanah
Berat jenis tanah adalah berat tanah dalam satuan
volume butiran tanah. Berat tanah diperoleh dari
berat kering mutlak tanah, sehingga volume padatan
tanah didapat menurut hukum Archimedes. Volume
padatan tanah ini dicari dengan pertambahan volume
air sesudah tanah dimasukkan ke dalam air.
5.3. Alat & Bahan Penetapan berat isi :
a. copper ring
b. timbangan
c. oven
d. kaleng timbang
Penetapan berat jenis :
a. labu ukur 100 ml
b. timbangan
c. kompor listrik
d. oven
e. hot plate
f. beaker gelas
5.4. Cara Kerja A. Penetapan Berat Isi
1. Ambil contoh tanah dari lapang dengan copper
ring
2. Timbang tanah dan ringnya (X g), hitung pula
volume ring (Π r2t), dimana :
r = jari-jari lingkaran ring (cm)
t = tebal/tinggi tabung (cm)
3. Berat isi tanah dapat dihitung dengan rumus :
BI = ring Volume
Oven KeringTanah Berat gcm
-3
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
B. Penetapan Berat Jenis Tanah
1. Panaskan air dalam beaker gelas 250 ml sampai
mendidih, kemudian dinginkan.
2. Timbang labu ukur 50 ml (A g)
3. Isi dengan tanah kering oven ± 30 g, timbang berat
labu ukur dan berat tanah didalamnya (B g)
4. Tambahkan air kedalam labu sampai mengisi ¾
bagian labu, kemudian didihkan diatas hot plate.
5. Dinginkan.
6. Tambahkan air dingin yang sudah dididihkan
sampai garis batas, kemudian timbang (C g).
7. Masukkan air yang telah dididihkan ke labu ukur
lain untuk mencari berat jenis air.
8. Berat jenis tanah (gcm-3
) dapat dihitung dengan
rumus :
Berat labu ukur : A g
Berat labu + tanah : B g
Berat tanah : (B – A) g
Volume tanah = 100 – volume air
= 100 – air BJ
air Berat
Ruang pori total = ( 1 - BJ
BI) x 100 %
5.5. Tugas Pendalaman
5.5.1. Bahan Diskusi
Pada penetapan BI tanah :
Mengapa tanah yang padat memiliki nilai BI yang
lebih tinggi dibandingkan tanah yang porus ?
Pada penetapan BJ tanah :
a. Mengapa air yang dimasukkan harus dididihkan
terlebih dahulu ?
b. Apakah nilai BJ akan selalu tetap atau dapat
berubah-ubah tergantung struktur tanah ? Apa
bedanya dengan BI tanah ?
5.5.2. Tugas Tertulis Buat laporan hasil pengamatan BI dan BJ tanah.
Kemudian hitung nilai ruang pori totalnya, dan
berdasarkan nilai-nilai tersebut bahas bagaimana
kemampuan tanah untuk melalukan air.
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
a. Hasil Pengamatan Berat Isi Tanah
No Contoh Tanah Berat Tanah + Ring
(g) (105ºC)
(A)
Berat Ring (g)
(B)
Volume tanah
(Π r2t) cm
3
( C )
Berat Isi (gcm-3
)
= C
BA )(
b. Hasil Pengamatan Berat Jenis Tanah
No
Asal
contoh
tanah
Labu
Ukur
(A)
Labu Ukur
+ Berat
Tanah
(B)
Labu Ukur
+ Berat
Tanah + Air
( C )
Berat Air
( C-B)
(D)
BJ Air
(gcm-3
)
(E)
Volume Tanah
(volume labu
ukur – D/E)
(F)
Berat Jenis
(gcm-3
)
F
AB )(
b. Hasil Pengamatan Ruang Pori Tanah
No Asal contoh tanah Berat Isi Tanah
(gcm-3
)
Bet Jenis Tanah
(gcm-3
)
Ruang Pori
(%)
Surabaya ……….............
Disetujui,
_______________________
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
LAMPIRAN 1. PENETAPAN TEKSTUR TANAH BERDASARKAN RASA
RABAAN DAN GEJALA KONSISTENSI
Gambar : Segitiga Tekstur Tanah
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
Pedoman Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
Recommended