View
12
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL DALAM
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DAN KECIL MENENGAH
(Studi Kasus Baitul Maal Wat Tamwil Amanah Ummah Surabaya)
Oleh:
HARDIANTO RITONGA
NIM: 1120310054
TESIS
Diajukan kepada Program Pasasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Dalam Ilmu Hukum Islam
Program Studi Hukum Islam
Konsentrasi Keuangan Dan Perbankan Syari’ah
YOGYAKARTA
2015
2
3
4
5
6
MOTTO
لاتحتقر من دونك فلكل شیئ مزیة
Jangan menghina seseorang yanglebih rendah daripada kamu, karena
segala sesuatu itu mempunyaikelebihan (al-mahfudzot)
7
Halaman Persembahan
Persembahan Cinta Teruntuk:
Ibundaku
Lesteria Marpaung
For Your Beautiful Heart
Ayahandaku
P. Mahmamud Ritonga
For Your Amazing Love
8
ABSTRAK
Hardianto Ritonga, 1120310054. Peranan Baitul Maal Wat Tamwil DalamPemberdayaan Usaha Mikro Dan Kecil Menengah (Studi Kasus Baitul MaalWat Tamwil Amanah Ummah Surabaya). Jurusan Keuangan dan PerbankanSyariah, Prodi Hukum Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) SunanKalijaga Yogyakarta. Pembimbing Dr. Muhammad, M.Ag
Kata Kunci : BMT, Permberdayaan Usaha Mikro
Struktur masyarakt Indonesia yang didominasi oleh komunitas yangberpendidikan rendah dan modal cekak, membuat pilihan untuk melakukankegiatan ekonomi tidaklah banyak. Bagi mereka yang telah memasuki usiakerja, dengan tanpa adanya kedua modal tersebut, salah satu jenis pekerjaanyang mungkin dilakukan adalah dengan bekerja atau membuka lapangankerja di sector usaha kecil dan kecil menengah (UMKM). Sector inidisamping tidak memerlukan modal yang banyak (karens intesitas teknologiyang digunakan relative rendah), juga kurang mensyaratkan tingkatketerampilan tenaga kerja yang tinggi. Tanpa disadari, pilihan kegiatanekonomi ini sekarang telah menggurita dan menjadi salah satu penyeraptenaga kerja di Indonesia yang sangat besar. Peran usaha mikro, kecil danmenengah (UMKM) tersebut dalam kenyataannya terkendala oleh beberapahal, diantaranya adalah permasalahan modal. Disinilah Baitul Maal WatTamwil dengan pembiayaan berprinsip bagi hasil diharapkan menjadi solusiyangideal bagi pemberdayaan usaha mikro, pemberdayaan berartimemberikan kewenangan dan kapasitas untuk mengembangkan dirinyauntuk lebih berdaya.
Adapun rumusan masalah dalam penulisan Tesis ini menggunakandua rumusan masalah ialah 1. Bagaimana peran Baitul Maal Wat Tamwildalam proses pemberdayaan usaha mikro, kecil menengah, 2. Faktor-faktorapa saja yang mendukung dan menghambat program Pemberdayaan usahaMikro, kecil menengah di Kabupaten Kota Surabaya.
Metode penelitianyang digunakan adalah penelitian kualitatif denganmetode studi kasus yaitu hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkandapat memberikan gambaran secara menyeluruh dan sistematis peran BMTtentang pemberdayaan usaha mikro, yang kemudian dianalisa sehinggadapat diambil kesimpulan secara umum. Penulisan ini didasarkan atas hasilwawancara dengan pengurus BMT Amanah Ummah Surabaya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan BMT memangsangat strtegis, demi terangkatnya ekonomi rakyat kecil, dalam hal ini peranBMT dalam pemberdayaan usaha mikro berposisi sebagai penyandang danaatau modal yang kemudian disalurkan kepada anggota BMT-AU yangmasih membutuhkan dana sebagai modal usaha. Dalam hal ini BMT-AUjuga tidak terlepas dari beberapa kendala yang bersifat internal maupuneksternl.
9
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata arab yang dipakai dalam penyusunan tesis inierpedoman pada surat keputusan bersama menteri agama dan menteripendidikan dankebudayaan republic Indonesia nomor: 158/1987 dan0543b/u/1987.
A. Konsonan Tunggal.
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keteranganابتثجحخدذرزسشصضتظعغفقكلمنوهءي
AlîfBâ’Tâ’Sâ’JîmHâKhâDâlZâlRâ’zaisinsyinsâddâdtâzâ
‘aingainfâ’qâfkâflâmmîmnûm
wâwûhâ’
hamzahyâ’
tidak dilambangkanbtsjh
khdzrzssysdtz‘gfqkl
mnwh’Y
Tidak dilambangkanbete
es (dengan titik di atas)je
ha (dengan titik di bawah)ka dan ha
dezet (dengan titik di atas)
erzetes
es dan yees (dengan titik di bawah)de (dengan titik di bawah)te (dengan titik di bawah)zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik di atasgeefqika‘el‘em‘enwha
apostropYe
B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkapمتعد دةعدة
DitulisDitulis
Muta’addidah‘iddah
C. Ta’ marbutah di akhir kata
10
1. Bila ditulis h
2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah,maka ditulis dengan h.
3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dandamah ditulis atau h.
D. Vocal pendek
E. Vocal panjang
F. Vocal Rangkap
G. Vocal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkandengan apostrop
حكمةعلة
DitulisDitulis
Hikmah‘illah
كرامة الاولیاء Ditulis Karamah al-auliya’
زكاة الفطر Ditulis Zakah al-fitri
فعل
ذكر
یذھب
fathah
kasrah
dammah
ditulisditulisditulisditulisditulisditulis
Afa’ala
izukira
uyazhabu
1
2
3
4
Fathah+alifجا ھلیةFathah+ya’ matiتنسىKasrah+ya’ matiكریمDammah+wawu matiفروض
ditulisditulisditulisditulisditulisditulisditulisditulis
âjâhiliyyah
âtansâ
îkarîm
ûfurûd
1
2
Fathah+ya’ matiبینكمFathah+wawu matiقول
ditulisditulisditulisditulis
aibainakum
auqaul
11
اانتمأعت
لئن شكرتم
Ditulisditulisditulis
a’antumu’iddat
la’in syakartum
H. Kata sandang alif+lam1. Bila diikuti hurup qomariyyah ditulis dengan menggunakan
huruf “I”
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis dengan menggunakan hurufsyamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf 1(el) nya
السماءالشمس
DitulisDitulis
as-samâ’Asy-Syams
I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimatDitulis menurut penulisannya.
ذوي الفروضآھل السنة
DitulisDitulis
Zawî al-furûdahl as-sunnah
القرأنالقیاس
DitulisDitulis
al-Qur’ânAl-Qiyâs
12
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah berupa tesis ini dengan baik. Sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada pemimpin dan suri tauladan kita yaitu
Rasulullah Saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa karya ini tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Musa Asy’arie, selaku rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Prof. Dr. H. Khoiruddin, M.A., selaku Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. H. Syafiq M. Hanafi, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Program Studi
Magister Studi Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Muhammad M.Ag. Pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran sampai
tesis ini bisa penulis selesaikan.
5. Segenap Dosen Prodi Hukum Islam khususnya Dosen Keuangan dan
Perbankan Syariah, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan
berguna bagi penulis untuk tugas dan tanggung jawab selanjutnya.
6. Bapak-Ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan.
12
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah berupa tesis ini dengan baik. Sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada pemimpin dan suri tauladan kita yaitu
Rasulullah Saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa karya ini tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Musa Asy’arie, selaku rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Prof. Dr. H. Khoiruddin, M.A., selaku Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. H. Syafiq M. Hanafi, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Program Studi
Magister Studi Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Muhammad M.Ag. Pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran sampai
tesis ini bisa penulis selesaikan.
5. Segenap Dosen Prodi Hukum Islam khususnya Dosen Keuangan dan
Perbankan Syariah, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan
berguna bagi penulis untuk tugas dan tanggung jawab selanjutnya.
6. Bapak-Ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan.
12
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah berupa tesis ini dengan baik. Sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada pemimpin dan suri tauladan kita yaitu
Rasulullah Saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa karya ini tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Musa Asy’arie, selaku rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Prof. Dr. H. Khoiruddin, M.A., selaku Direktur Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. H. Syafiq M. Hanafi, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Program Studi
Magister Studi Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Muhammad M.Ag. Pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran sampai
tesis ini bisa penulis selesaikan.
5. Segenap Dosen Prodi Hukum Islam khususnya Dosen Keuangan dan
Perbankan Syariah, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan
berguna bagi penulis untuk tugas dan tanggung jawab selanjutnya.
6. Bapak-Ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan.
13
14
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................. ii
PENGESAHAN DIREKTUR ............................................................................. iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ....................................................................... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING........................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN................................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................... xiii
DAFTAR ISI......................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 10
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian...................................................... 10
D. Sistematika Pembahasan ................................................................... 11
E. Kajian Pustaka................................................................................... 14
BAB II LANDASA TEORI ............................................................................... 20
A. Pengertian Peran................................................................................ 20
B. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) ....................................................... 24
1. Pengertian BMT.......................................................................... 24
2. Ruang Gerak BMT...................................................................... 27
3. Visi Misi BMT ............................................................................ 28
4. Tujuan dan Fungsi....................................................................... 30
5. Badan Hukum ............................................................................. 31
15
6. Produk-Produk BMT................................................................... 33
a. Produk Pengumpulan Dana................................................... 33
b. Produk Penyaluran Dana....................................................... 34
C. Usaha Mikro Kecil Menengah ......................................................... 37
1. Pengertian Usaha Kecil ............................................................... 37
2. Ciri-ciri Usaha Mikro (Sector Informal) ..................................... 40
3. PerananUsahabMikrobdanbKecil Menengah
(UMKM) dalam Perekonomian.................................................. 44
4. Permasalahan Yang Dihadapi UMKM ....................................... 46
a. Masalah Internal.................................................................... 48
b. Masalah Eksternal ................................................................. 49
5. Pengembangan UMKM .............................................................. 54
D. Pemberdayaan ................................................................................... 59
1. Defenisi Pemberdayaan............................................................... 59
2. Proses Pemberdayaan.................................................................. 66
3. Faktor-faktor Penting Dalam Pemberdayaan...... ........................ 70
4. Strategi Pemberdayaan................................................................ 72
5. Tahap- tahap Pemberdayaan ....................................................... 73
E. Baitul Maal Wat Tamwil Dan Perekonomian Rakyat ....................... 76
1. Pembangunan Perekonomian Rakyat........................................... 77
2. Konsep dan Gerakan Ekonomi Kerakyatan ................................. 81
3. Peran Bmt Dalam Menggerakkan Ekonomi Rakyat .................... 82
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 84
A. Lokasi Penelitian............................................................................... 84
1. Jenis Penelitian............................................................................ 84
2. Defenisi Operasional Variabel .................................................... 86
3. Instrumen Penelitian.................................................................... 89
4. Data dan Sumber Data ............................................................... 90
5. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 91
6. Teknik Analisi Data .................................................................... 93
B. Profil Koperasi .................................................................................. 94
16
1. Sejarah Singkat KJKS BMT Amanah UMMAH Surabaya ........ 94
2. Visi Dan Misi .............................................................................. 96
3. Struktur Organisasi ..................................................................... 97
4. Produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Amanah Ummah ......................................................................... 98
5. Pertumbuhan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Amanah Ummah ......................................................................... 102
6. Mitra Kerja .................................................................................. 105
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ................................................... 107
A. Kondisi Geografis dan Demografis................................................... 107
1. Karakteristik Lokasi Dan Wilayah............................................... 107
2. Demografis ................................................................................... 108
B. Peran Baitul Maal Wat Tamwil Dalam Proses
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Menengah................................. 110
C. Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Program
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Menengah Di
Kabupaten Kota Surabaya................................................................. 122
D. Analisis Peran Baitul Maal Wat Tamwil Dalam
ProsesPemberdayaanUsaha Mikro, Kecil Menengah ......................... 127
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 141
A. Kesimpulan ...................................................................................... 141
B. Saran ................................................................................................. 142
DAFTAR PUSTAKA
17
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Simpanan Anggota ............................................................................ 103
Table 4.2 Oustanding simpanan ......................................................................... 103
Table 4.3 Outstanding Pembiyaan ..................................................................... 104
Table 4.4 PAR ...................................................................................................... 104
Table 4.5 Pertumbuhan Anggota........................................................................ 132
Table 4.6 Pertumbuhan Hasil Usaha Anggota .................................................. 135
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mencermati kondisi perekonomian Indonesia dari waktu ke
waktu yang merupakan bagian dari putaran pusaran kencangnya
ekonomi dunia, layaknya melihat perjalanan sebuah biduk sampan di
tengah samudera; berbagai liku dan liuk “gelombang” menghadang,
menerjang bahkan sampai memporak-porandakan “pertahanan”nya.
Sejarah mencatat keberhasilan program pemerintah membangun
ekonomi Indonesia yang pro-rakyat pada masa orde baru dengan
program rencana pembangunan lima tahunnya (Repelita) dengan
gandengan Program Jangka Pendek, jangka menengah dan jangka
panjang yang cukup berhasil menggeliatkan perekonomian bangsa
Indonesia pada masa itu terutama sektor ekonomi kecil menengah.1
Alhasil, presiden Soeharto pada masanya menjabat, dijuluki sebagai
Bapak Pembangunan, hal ini berdampak berduyun-duyunnya negara
asing di kawasan Asia dan benua Afrika yang sama-sama sedang
berkembang datang ke Indonesia dalam rangka study-banding
keberhasilan perekonomian Indonesia.2
Kondisi demikian paling tidak dapat bertahan dan dirasakan
sampai penghujung tahun 90-an, yakni dengan adanya krisis keuangan
global, populer dengan istilah krisis moneter, yang berdampak langsung
terhadap perekonomian Indonesia nilai tukar rupiah anjlok, harga-harga
1Mubyarto, Ekonomi dan Keadilan Sosial, (Yogyakarta, Aditya Media, 1995),
hlm. 122.2
Amin Aziz, “Pedoman Pengelolaan BMT”, (Jakarta: PINBUK, 2004). hlm, 5.
21
barang meroket, PHK menjamur dimana-mana. Setali tiga uang, kondisi
perekonomian pada masa itu diperparah eskalasi politik negara yang
tidak stabil, sehingga berdampak munculnya krisis sosial yang cukup
parah; kerusuhan terjadi di beberapa tempat, penjarahan menjamur dan
tindakan-tindakan anarkis lainnya pun seolah menular ke berbagai
sektor.
Dahsyatnya krisis moneter pada saat itu memporak-porandakan
beberapa sektor perekonomian terutama sektor perbankan dan bursa
saham. Di sisi lain terdapat sektor ekonomi yang ikut terkena imbas
krisis moneter, yakni sektor ekonomi mikro, kecil dan menengah. Tidak
berarti dengan adanya krisis moneter pada kisaran tahun 1997-1998
menghilangkan sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Sektor ini
tetap ada meski dirundung berbagai persoalan. Geliat usaha Mikro,
kecil dan menengah inilah yang menjadi tulang punggung ekonomi
kerakyatan pada saat itu sampai sekarang.
Berbagai upaya untuk memperkuat sektor ini terus dilakukan,
baik oleh pemerintah sebagai pemangku kebijakan, pihak swasta
(lembaga keuangan perbankan) yang cukup perhatian terhadap sektor
ini, ataupun masyarakat secara langsung yang menjadi motor penggerak
dengan terus menjamurnya lumbung-lumbung usaha. Hal ini disokong
pula dengan adanya pergeseran cara pandang (mindset) sebagian
masyarakan pasca terjadi krisis moneter, dari semula sebagai pegawai
atau karyawan menjadi seorang wirausahawan (entrepheneuer).
22
Posisi pihak swasta seperti halnya Lembaga Keuangan
mempunyai peran strategis dalam membantu maju dan berkembangnya
sektor ekonomi masyarakat kecil dan menengah ini, apalagi kolaborasi
Lembaga Keuangan dengan operasional dengan prinsip ekonomi
syariah yang sudah teruji ampuh dan lebih resisten pada masa krisis
moneter, sehingga pada waktunya akan cukup mampu menjawab
sebagian kalangan yang meragukan optimalnya pemberdayaan
perekonomian kecil dan menengah.3
Dari perjalanan yang amat panjang tersebut, lahirlah konsep
ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat khususnya kelas menengah dan bawah yaitu
Konsep Ekonomi Kerakyatan. Konsep Ekonomi Kerakyatan adalah
gagasan tentang cara, sifat, dan tujuan pembangunan dengan sasaran
utama perbaikan nasib rakyat pada umumnya bermukim di pedesaan.
Konsep ini mengadakan perubahan penting ke arah kemajuan,
khususnya ke arah pendobrakan ikatan serta halangan yang
membelenggu sebagian besar rakyat Indonesia dalam keadaan serba
kekurangan dan keterbelakangan.4
Salah satu implikasi dari Konsep Ekonomi Kerakyatan adalah
munculnya unit-unit usaha kecil yang bernama Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah yang selanjutnya disebut UMKM. Di negara-negara
berkembang pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya, UMKM
3Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama,
2011), hlm. 124
Sarbini Sumawinata, Politik Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta, Gramedia PustakaUtama, 2004), hlm. 161.
23
merupakan salah satu pemain ekonomi yang mampu menyerap tenaga
kerja dalam jumlah besar dan meningkatkan distribusi pendapatan
secara merata. Selain itu, UMKM juga memiliki peranan yang cukup
strategis dalam memberdayakan ekonomi masyarakat di akar rumput
yang sulit untuk masuk ke sektor-sektor formal.
Usaha kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang
luas pada masyarakat, dapat berperan dalam proses pemerataan dan
peningkatan pendapatan masyarakat serta mendorong pertumbuhan
ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas ekonomi nasional
pada umumnya dan stabilitas ekonomi pada khususnya.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap pembentukan produk nasional, peningkatan
ekspor, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, serta peningkatan dan
pemerataan pendapatan. Keberadaan usaha kecil tidak dapat dipisahkan
dari pertumbuhan perekonomian secara nasional, karena usaha kecil
merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia.
Dalam upaya membangun ekonomi nasional sub-sektor industri mikro
kecil dan menengah yang dalam istilah sering disebutkan UMKM
ataupun usaha kecil. Usaha kecil mendapat prioritas untuk dibina dan
dikembangkan dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional.
Sektor industri baik skala besar maupun skala mikro, kecil, dan
menengah merupakan salah satu sector yang turut memberikan
kontribusi (contributor) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, oleh
24
karena itu kebijakan pembinaan dan pengembangan (Development
Policy) terhadap masing-masing sub-sektor dilakukan secara
berkesinambungan dan program pembinaan senantiasa dikembangkan
sesuai dengan karakter dan permasalahan yang dihadapi.
Mengingat besarnya potensi UMKM yang ditunjukkannya dari
tahun ke tahun, oleh karena itu, pemberdayaan UMKM menjadi
semakin strategis untuk mendukung peningkatan produktivitas,
penyediaan lapangan kerja yang lebih luas, dan peningkatan pendapatan
bagi masyarakat miskin. Dalam perkembagannya UMKM masih
memiliki berbagai persoalan, persoalan UMKM saat ini sangat berat
karena ketatnya persaingan, apalagi dengan masuknya produk-produk
luar negeri.5
Selain itu UMKM sendiri menghadapi berbagai masalah yang
belum terselesaikan yang berhubungan dengan iklim usaha. Persoalan
terbesar UMKM adalah kesulitan mengakses permodalan, pengelolaan
usaha yang masih tradisonal, kualitas SDM yang belum memadai, serta
skala dan teknik produksi yang masih rendah.6 Oleh karena itu, untuk
mengembangkan dan memberdayakan UMKM, diperlukan lembaga
keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pelaku ekonomi
rakyat itu sendiri.7
5Edy Suandi Hamid dan Y. Sri Susilo, Strategi Pengembangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal EkonomiPembangunan Volume 12, Nomor 1,Juni 2011, hlm. 46.
6Ramdhansyah, Pengembangan Model Pendanaan Umkm Berdasarkan Persepsi
Umkm, Jurnal Keuangan dan Bisni, Vol. 5, No. 1, Maret 2013, hlm. 307 Wisber Wiryanto, Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di Kota
Banjarbaru Dalam Rangka Millenium Development goals 2015, Makalah (sub tema MDGs
25
Pengembangan usaha mikro memiliki hubungan yang sangat
erat dengan upaya pemberdayaan masyarakat miskin yang merupakan
pelaku utama usaha tersebut. Secara konseptual, pemberdayaan tersebut
adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Proses pemberdayaan menekankan pada proses memberikan
kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan
untuk menentukan pilihan hidupnya.8 Orientasi usaha pemberdayaan ini
bisa tertuju kepada usahanya, dengan memberikan motivasi atau
dukungan dan peluang usaha serta tertuju kepada individu sendiri
dengan memberikan pendidikan dan keterampilan atau pelatihan untuk
memulai dan mengelola suatu usaha.
Dalam kondisi yang demikian inilah BMT sebagai lembaga
keuangan mikro berbasis syari’ah muncul dan mencoba menawarkan
solusi bagi masyarakat kelas bawah. BMT merupakan kependekan dari
Baitul Maal wa baitul tanwil, secara harfiah/lughowi Baitul Maal berarti
rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. Kedua pengertian
tersebut memiliki makna yang berbeda dan dampak yang berbeda pula.
Baitul Maal dengan segala konsekuensinya merupakan lembaga social
dan Pemberdayaan SME) dalam rangka Seminar Nasional Demokrasi dan MasyarakatMadani, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka pada 13 Juli 2012.
8Bachtiar Rifa’i, Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)KrupukIkan dalam Program Pengembangan Labsite Pemberdayaan MasyarakatDesa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Kebijakan danManajemen Publik, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013, hlm. 132
26
yang berdampak pada tidak adanya profit atau keuntungan duniawi atau
material di dalamnya, sedangkan baitul tamwil merupakan lembaga
bisnis yang karenanya harus dapat berjalan sesuai prinsip bisnis
yakni efektif dan efisien.9
Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat
Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga
primer karena mengemban bisnis yang lebih luas, yakni menetaskan
usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan usaha kecil, dan
pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil. BMT dapat didirikan
dengan badan hukum kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau
Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Administrasi dan mekanisme kerja
BMT sama dengan BPR Syariah dengan ruang lingkup dan produk
yang dihasilkan berbeda.10 BMT sendiri merupakan salah-satu model
lembaga keuangan syariah yang bisa dibilang paling sederhana, realitas
di lapangan, dalam beberapa tahun terakhir BMT mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan BMT yang pesat ini terjadi karena tingginya
kebutuhan masyarakat akan jasa intermediasi keuangan, namun di sisi
lain akses kedunia perbankan yang lebih formal relatif sulit dilakukan.
Di dalam operasionalnya, BMT sangat bersentuhan langsung dengan
perekonomian masyarakat. Kegiatan yang dilakukan seperti yang telah
dijelaskan di atas, adalah gambaran dari kedekatan BMT dengan sektor
9Muhammad Ridwan, Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Mal wat-
Tamwil (BMT), Cet. I (Yogyakarta: Citra Media, 2006), hlm. 110
Gita Danupranata, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: UPFE-UMY, Cet. I, 2006),hlm. 56.
27
riil yang meminimalkan kegiatan spekulasi dan memaksimalkan
kemampuan masyarakat dalam bidang produksi dengan pembiayaan-
pembiayaan yang dilakukan, sesuai dengan produk-produk yang
berlaku pada tiap-tiap BMT yang ada.
Didirikannya BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas
usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Pengertian tersebut dapat dipahami
mengingat BMT berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan
anggota dan masyarakat. Anggota harus diberdayakan (empowering)
supaya dapat mandiri. Dengan sendirinya, tidak dapat dibenarkan jika
para anggota dan masyarakat menjadi sangat tergantung kepada BMT.
Dengan menjadi anggota BMT, masyarakat dapat meningkatkan taraf
hidup melalui peningkatan usahanya.11
Kehadiran BMT Amanah Ummah ditengah-tengah masyarakat
diharapkan dapat menjadi mediator antara pemilik modal dan
anggotanya yang membutuhkan modal usaha, pertumbuhan BMT
Amanah Ummah dari tahun ketahun terus mengalami pertumbuhan
yang semakin membaik, adanya pertumbuhan yang sangat pesat
menunjukkan bahwa BMT Amanah Ummah mampu menerapkan
system syariah dimana masyarakat masih awam dengan adanya system
syariah tersebut.
Disamping itu juga, BMT Amanah Ummah memberikan
kemudahan bagi calon nasabahnya baik dalam hal simpanan maupun
11Rustam Effendi, Produksi Dalam Islam, (Yogyakarta: Magistra Insania
Press bekerjasama dengan MSI UII, 2003), Cet I, hlm. 12
28
pembiayaan. Hal utama yang ditanamkan oleh BMT Amanah Ummah
adalah gemar menabung. Selain itu proses pembiayaan juga tidak ada
persyaratan yang rumit dan birokrasi yang berbelit-belit yang dihadapi
oleh anggota, sehingga tidak memberatkan para calon nasabah untuk
meminjam dan mengembalikan uang pembiayaan yang dijadikan
sebagai modal usaha.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah
memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi, baik
berupa simpanan maupun pembiayaan yang tidak harus datang ke
kantor, akan tetapi dari pihak pegawai bisa langsung mendatangi
nasabah yang bertransaksi. Dilain sisi, tentu ada juga kekurangan atau
kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT Amanah Ummah dalam
menjalankan usahanya, keterlambatan pembayaran angsuran yang
mungkin disebabkan oleh adanya penurunan omset nasabah yang
melakukan pembiayaan. Beberapa individu atau lembaga lain ingin
menduplikasi bahkan ingin didampingi dan dibimbing oleh BMT
Amanah Ummah dalam masalah koperasi pola syariah, akan tetapi
SDM yang ada sangatlah terbatas, perlu adanya kaderisasi dan
percetakan SDM unggulan.
Keunikan lain yang dimiliki Koperasi Jasa Keuangan BMT
Amanah Ummah dalam menyalurkan dana pembiayaannya kepada
masyarakat dengan memberikan layanan PICK-UP SERVICE, dimana
layanan tersebut diberikan kepada nasabah yang ingin dananya diambil
langsung oleh BMT Amanah Ummah tanpa harus mendatangi kantor
29
BMT Amanah Ummah hal ini yang menjadi BMT Amanah Ummah
lain dengan BMT yang lain pada umumnya.
Oleh karena itu, peneliti tertarik mengambil judul “Peranan
Baitul Maal Wat Tamwil Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro,
Kecil Menengah” (Studi Kasus Baitul Maal Wat Tamwil Amanah
Ummah Surabaya)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran Baitul Maal Wat Tamwil dalam proses
pemberdayaan usaha mikro, kecil menengah?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
program Pemberdayaan usaha Mikro, kecil menengah di
Kabupaten Kota Surabaya?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah di atas, tujuan dari usulan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan peran Baitul Maal Wat Tamwil dalam
proses pemberdayaan usaha mikro, kecil menengah.
2. Untuk menjelaskan factor pendukung dan penghambat yang
dihadapi oleh Baitul Maal Wat Tamwil dalam proses
pemberdayaan usaha mikro, kecil menengah.
3. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
30
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti sehingga sedikit
banyak penelitian ini sebagai aplikatif dari teori yang selama ini
peneliti terima dan juga tentunya menambah wawasan peneliti
untuk berpikir secara kritis.
2. Bagi Instansi/ lembaga
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan yang positif
bagi lembaga terkait dalam hal ini BMT AMANAH UMMAH
sebagai pertimbangan untuk lebih meningkatkan kinerjanya,
khususnya dalam pemberdayaan usaha mikro kecil, menengah.
3. Bagi Disiplin Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
untuk pengembangan ilmu Keuangan dan Baitul Maal Wat
Tamwil untuk dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
penelitian selanjutnya.
D. Sistematika Pembahasan
Hasil penelitian ini akan disusun dalam bentuk tesis
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
Bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang,
rumusan masalah, kegunaan dan tujuan penelitian. Metode
penilitian yang mencakup metode penelitian, jenis
penelitian, data dan sumber data, tehnik pengumpulan
data, tehnik pengolahan data, tehnik analisis data serta
31
penjelasan tentang sistematikan penulisan. Serta Kajian
Pustaka.
Bab 2 Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang teori dan definisi-definisi. Di
mana di dalam kerangka teori ini berguna untuk
menganalisis data temuan lapangan. Adapun konsep-
konsep yang dibahas dalam bab ini di antaranya adalah
Pengertian Peran, Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil,
Ruang Gerak Baitul Maal Wat Tamwil, Visi Misi, Tujuan
dan Fungsi, Badan Hukum, Produk-produk Baitul Maal
Wat Tamwil, Pengertian Usaha Kecil, Ciri-ciri Usaha
Mikro (Sector Informal), Peranan Usaha Kecil dalam
Perekonomian, Permasalahan UMKM, Pengembangan
UMKM, Definisi pemberdayaan, Elemen-elemen
Pemberdayaan, Factor-faktor Penting Dalam
Pemberdayaan, Strategi Pemberdayaan, Tahap-tahap
upaya pemberdayaan, Baitul Maal Wat Tamwil Dan
Perekonomian Rakyat, Pembangunan perekonomian
rakyat, Konsep Dan Gerakan Ekonomi Kerakyatan.
Bab 3 Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang, Jenis Penelitian, Defenisi
Operasional Variabel, Instrumen Penelitian, Data dan
Sumber Data, Tehnik Pengumpulan Data, Tehnik Analisis
Data, Profil Koperasi, Visi dan Misi, Struktur Organisasi,
32
Produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah
Ummah, Pertumbuhan koperasi jasa keuangan syariah
BMT Amanah Ummah, Mitra Kerja.
Bab 4 Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab ini membahas dan menganalisis temuan-temuan yang
diperoleh selama penelitian. Data yang diperoleh melalui
wawancara, studi kepustakaan dan dilengkapi dengan
foto-foto dianalisis dengan menghubungkan teori-teori
yang terdapat dalam bab 2, tinjauan pustaka terutama
dalam kaitannya dengan pemberdayaan usaha mikro yang
bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan, bagaimana
proses pemberdayaan usaha mikro itu terjadi dikaitkan
dengan teori kemiskinan dan pemberdayaan yang
diungkapkan oleh para ahli. Setelah itu, data diinterpretasi
menurut pemahaman penulis.
Bab 5 Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab ini menjelaskan kesimpulan atas hasil penelitian yang
telah dilaksanakan, kemudian berdasarkan hasil dari
kesimpulan dan temuan lapangan, penelitian ini berupaya
untuk menjawab pertanyaan penelitian dan rekomendasi
pada kegiatan pemberdayaan usaha mikro.
33
E. Kajian Pustaka
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penelitian ini, kiranya
penting untuk mengkaji terlebih dahulu penelitian dengan masalah yang
sesuai, yang sudah ada sebelumnya. Penelitian sebelumnya:
Fu’ad Nur Idris dengan judul tesis, “Baitul Maal Wa Tamwil
Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat” (persepsi masyarakat
terhadap kinerja BMT studi kasus di Kabupaten Temanggung).12
Dengan beberapa hasil penelitian yang pertama; kebayakan dari BMT
di bawah binaan Pinbuk kabupaten temanggung masih banyak
kekurangan ditinjau dari aspek manajemen organisasi. Kedua; peran
Pinbuk dalam memberikan pembinaan dan pendampingan terhadap
BMT di bawah binaannya kurang maksimal. Ketiga; peran BMT dalam
rangka memberdayakan ekonomi umat bisa dikatan cukup berhasil. Hal
ini dapat dibuktikan dari hasil angket yang disebarkan menyebutkan
bahwa 91,53% dari anggota merasakan begitu bermanfaatnya pinjaman
yang diperoleh dari BMT, 75,22% anggota memperoleh peningkatan
pendapatan dan 77,35% anggota mengakui usahanya berkembang
setelah memperoleh pinjaman dari BMT.
12 Fu’ad Nur Idris dengan judul tesis, “Baitul Maal Wa Tamwil Dalam UpayaPemberdayaan Ekonomi Umat” (persepsi masyarakat terhadap kinerja BMT studi kasus diKabupaten Temanggung). Tesis Konsentrasi Keuangan Dan Perbankan Syari’ah ProgramStudi Hukum Islam Pascasarjana Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta 2005.
34
M. Syafar Supardjan dengan judul Tesis "Pemberdayaan
Masyarakat Pada Program Pembiayaan Mikro (Studi Tentang
Pelaksanaan Program Pembiayaan Mikro ada Anggota Koperasi Baytul
Ikhtiar Kabupaten Bogor-Jawa Barat), dengan hasil penelitian
menyimpulkan bahwa program pembiayaan mikro yang dilakukan oleh
Koperasi BAIK sejalan dengan implementasi kebijakan Pemerintah
Kabupaten Bogor namun belum sepenuhnya dipahami sebagai proses
dalam konteks teoritiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pemberdayaan masyarakat, yaitu: a) Faktor penghambat: Penyaluran
pembiayaan usaha produktif belum maksimal sehingga menambah
beban hutang anggota yang mengakibatkan tingkat keaktifan anggota
menurun; b). Faktor pendukung: Partisipasi anggota relatif tinggi untuk
diberdayakan.13
Fadzlun Budi SN dengan judul Tesis “ Eksistensi Balai Usaha
Mandiri Terpadu (BMT) Sebagai Lembaga Keuangan Alternatif Non
Bank Dan Peranannya Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Kajian
Terhadap Operasional BMT Bina Niaga Utama semarang), dengan hasil
penelitian menunjukkan bahwa, secara yuridis formal eksistensi Balai
Usaha Mandiri Terpadu (BMT) tidak terlepas dari eksistensi Bank
Muamalat Indonesia sebagai Bank pertama yang operasionalnya
berdasarkan prinsip syari’ah di Indonesia, dengan berlakunya Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan Undang-undang
13M. Syafar Supardjan dengan judul Tesis "Pemberdayaan Masyarakat Pada
Program Pembiayaan Mikro (Studi Tentang Pelaksanaan Program Pembiayaan Mikro adaAnggota Koperasi Baytul Ikhtiar Kabupaten Bogor-Jawa Barat). Fakultas Ilmu Sosial DanIlmu Politik Program Magister Ilmu Kesejahteraan Sosial Depok 2012.
35
Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No 7 Tahun 1992
disamping berdasarkan penjelasan Pasal 23 ayat 1 Undang-undang
Nomor 9 Tahun 1995, maka secara yuridis formal institusi BMT
menggunakan Koperasi sebagai payung bagi badan usahanya
sedangkan untuk operasionalnya BMT menyandarkan dirinya pada
prinsip bagi hasil berdasarkan syari’ah yang telah diatur dalam Undang-
undang tersebut di atas.
Secara sosiologis masyarakat cukup dapat merespon serta
mengapresiasi keberadaan BMT di lingkungannya, dimana tentu saja
karena melihat kinerja, manfaat serta perannya dalam membantu
mereka meringankan hambatan-hambatan usaha mereka. Akan tetapi
keberlangsungan dukungan masyarakat terhadap eksistensi BMT akan
sangat ditentukan dengan sejauh mana BMT mampu mengoptimalkan
perannnya di dalam masyarakat, sehingga masyarakat tetap
menempatkan BMT sebagai lembaga keuangan non Bank yang mampu
dijadikan alternatif bagi upaya memberdayakan perekonomiannya.14
Eva Masithoh Zubaidah dengan judul skripsi “Peranan Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT) Dalam Meningkatkant Produktivitas Usaha
Kecil di Desa Cuplik Sukoharjo” (Studi Kasus di BMT Cuplik
Sukoharjo). Dengan hasil penelitian, bahwa Masyarakat di sekitar BMT
Cuplik Sukoharjo melakukan berbagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yaitu dengan bekerja mengubah bahan mentah
14Fadzlun Budi SN engan judul Tesis “ Eksistensi Balai Usaha Mandiri Terpadu
(BMT) Sebagai Lembaga Keuangan Alternatif Non Bank Dan Peranannya DalamPemberdayaan Ekonomi Rakyat (Kajian Terhadap Operasional BMT Bina Niaga Utamasemarang). Program Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang. 2004.
36
menjadi barang jadi atau melakukan kegiatan produktif. Sistem kerja
yang dijalankan oleh BMT Cuplik Sukoharjo, antara lain
penghimpunan dana dan penyaluran dana sesuai dengan peranan dan
tujuan didirikannya, yaitu mampu membantu meningkatkan
produktivitas usaha kecil di sekitarnya. BMT Cuplik Sukoharjo
mempunyai peranan dan manfaat dalam membantu meningkatkan
produktivitas usaha kecil di sekitarnya, yaitu dengan cara menghimpun
dana ZIS (Zakat, Infaq, dan Shodaqoh) dari masyarakat dan
menyalurkan kepada yang berhak menerimanya. BMT menyediakan
modal kepada para peminjam dana yang dianggap produktif sehingga
mampu meningkatkan produktivitas usahanya.15
Niela Amalia dengan judul skripsi “Peran Pembiayaan Ba’i
Bitsamanil Ajil Terhadap Pemberdayaan Usaha Mikro Di Bmt” (Studi
Kasus Pada Koperasi BMT-MMU Sidogiri Cabang Wonorejo)
menjelaskan dalam hasil penelitian bahwa, peran pembiayaan BBA
terhadap pemberdayaan usaha mikro yaitu dalam bentuk: BMT
menyediakan barang bagi calon anggotanya yang umumnya para
pedagang kaki lima, pedagang sayur dan lain-lain untuk
mengembangkan usahanya dan untuk menyalurkan ketrampilan yang
dimiliki terbukti dari tahun ke tahun anggotanya selalu meningkat, pada
tahun 2005 sebanyak 882 orang, sedangkan pada tahun 2006 sebanyak
1.128 orang, begitu juga tahun 2007 sebanyak 1.480 orang. Dan upaya
15Eva Masithoh Zubaidah dengan judul skripsi “Peranan Baitul Maal Wat
Tamwil (BMT) Dalam Meningkatkant Produktivitas Usaha Kecil di Desa CuplikSukoharjo” (Studi Kasus di BMT Cuplik Sukoharjo). Skripsi UNS-FKIP Jur. PendidikanEkonomi. 2009.
37
yang dilakukan BMT untuk menanggulangi adanya keterlambatan
pembayaran, yaitu: yang pertama BMT memberikan perpanjangan
waktu pembayaran, yang kedua BMT akan memberian surat peringatan
kepada anggota yaitu SP I, SP II sampai SP III, dan yang ketiga BMT
akan menyita jaminan (agunan) dari anggota tersebut.16
Era Ikhtiani Rois dengan judul skripsi “Peran Bmt Barokah
Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Dipasar Gesikan, Ngluwar,
Magelang. Dengan hasil penelitian, melaporkan bahwa BMT Barokah
dalam proses pemberdayaan terhadap usaha kecil di pasar Gesikan,
Ngluwar dengan memberikan pinjaman dana kepada para pelaku usaha
kecil, setelah pelaku usaha kecil memperoleh pinjaman dana itu petugas
dari BMT Barokah meninjau kelapangan untuk mengadakan
pembinaan-pembinaan kepada nasabahnya, selain itu petugas juga
mengawasi agar dana yang diberikan dapat dipergunakan sesuai dengan
apa yang diharapkan. Pembinaan terhadap nasabah itu sangat
diperlukan karena dengan adanya pembinaan maka akan sangat
membantu nasabah guna meningkatkan usaha mereka baik secara teknis
maupun mental mereka dalam menghadapi hambatan-hambatan yang
timbul pada usaha mereka. Dengan pemberian dana itu diharapkanpara
pelaku usaha dapat menaikan pendapatan dan dapat mengembangkan
usaha mereka. Apabila usaha mereka maju maka perekonomian
16Niela Amalia dengan judul skripsi “Peran Pembiayaan Ba’i Bitsamanil AjilTerhadap Pemberdayaan Usaha Mikro Di Bmt” (Studi Kasus Pada Koperasi BMT-MMUSidogiri Cabang Wonorejo). Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas IslamNegeri (UIN) Malang. 2008.
38
keluarga akan dapat teratasi, para pelaku usaha dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarganya.17
Walaupun sudah banyak penelitian yang dilakukan terkait
peranan Baitul Maal Wat Tamwil, penelitian ini memiliki perbedaan
dengan penelitian yang lain. Adapun perbedaannya adalah:
1. Dalam penelitian ini, lebih memfokuskan pemberdayaan yang
dilakukan oleh BMT Amanah Ummah dalam pengembangan
usaha mikro kecil menengah.
2. Variable penelitian yang dilakukan adalah manangement
sumber daya manusianya dalam hal mengelola BMT serta
perannya dalam pengembangan usaha mikro.
17Era Ikhtiani Rois dengan judul skripsi “Peran Bmt Barokah Dalam
Pemberdayaan Usaha Kecil Dipasar Gesikan, Ngluwar, Magelang. Jurusan PengembanganMasyarakat Islam Konsentrasi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010.
39
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kehadiran BMT Amanah Ummah di tengah-tengah masyarakat
berperan aktif dalam memberdayakan usaha mikro kecil
menengah dengan kata lain masyarakat yang tidak berdaya,
adapun peran BMT Amanah Ummah dalam pemberdayaan
UMKM meliputi tiga hal yaitu, Pertama, memberikan
Pembiayaan kepada pedagang kecil ataupun masyarakat
menengah ke bawah untuk memperoleh dana untuk memperluas
usahanya ataupun membangun usaha baru bagi masyarakat
menengah ke bawah. Kedua, melakukan pembinaan kepada
pedagang kecil dan masyarakat menengah ke bawah agar mampu
mempertanggung jawabkan modal yang telah diberikan kepada
para pelaku usaha. Ketiga, memberikan pelayanan seperti
pemasaran produk / jasa untuk membantu kelancaran usaha
pelaku UMKM maka BMT Amanah Ummah melakukan bantuan
kepada penerima pembiayaan usaha tersebut dengan cara
menghubungkan antara penjual dan pembeli bahan baku yang
tergabung dalam penerima pembiayaan. Dan bahkan BMT
dengan bekerja sama dengan lembaga bisnis dalam lingkup
40
usaha besar mampu melakukan pemasaran kepada masyarakat
luas terhadap hasil usaha penerima pembiayaan.
2. Dalam penjelasan sebelumnya telah dijelaskan beberapa hal yang
sering dihadapi oleh BMT Amanah Ummah dalam melakukan
pemberdayaan UMKM diantaranya adalah kendala-kendala
internal dan eksternal, adapun kendala internal kurangnya
pemahaman anggota tentang BMT, adapun factor-faktor
eksternal adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang
lembaga keuanagan syariah atau BMT sehigga hal ini
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap banyak
sedikitnya anggota BMT.
B. SARAN
Berangkat dari realitas yang dipaparkan dalam kesimpulan diatas,
penyusun menyampaikan beberapa saran :
1. Kepada BMT khusunya BMT Amanah Ummah agar lebih
meluaskan informasinya dan mengembangkan kegiatan-kegiatan
yang bersifat religius maupun non religius kepada masyarakat
agar para nasabah menjadi semangat dalam melakukan kegiatan
yang telah diberikan pihak BMT dan tentunya agar nasabah
menjadi loyal dan bisa membantu menciptakan perilaku
bermuamalah anggota serta membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan
anggotanya.
41
2. Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan sebagai acuan bagi
peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan
melakukan perbaikan selanjutnya. Dan akhirnya terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah berperan aktif dalam penyelesaian
tesis ini, untuk peneliti yang akan meneliti judul yang sama agar
memberikan koreksi atau sanggahan untuk tesis ini.
42
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, M, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,1990).
Aziz, Amin, “Pedoman Pengelolaan BMT”, (Jakarta: PINBUK, 2004).
Amalia, Niela, “Peran Pembiayaan Ba’i Bitsamanil Ajil TerhadapPemberdayaan Usaha Mikro Di Bmt” (Studi Kasus Pada KoperasiBMT-MMU Sidogiri Cabang Wonorejo). Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. 2008.
Amalia, Euis, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta,Rajawali Press. 2009).
Antonio, Syafi’i, Bank Syariah:Dari Teori ke Praktek, (Jakarta, GemaInsani, 2001).
Azhari, Irsan, Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan,(Jakarta, LPES, cet.ke-2, 1991).
A. Djazuli, Dkk, Lembaga-Lembaga Perekonomian Ummat (SebuahPengenalan), (Jakarta, Raja Grafindo, 2002).
Al Arif, M. Nurianto. Lembaga Keuangan Syariah, (Suatu Kajian TeoritisPraktis). (Bandung: Pustaka Setia, 2012).
Anoraga, Panji, Manajemen Bisnis, (Jakarta, Rineka Cipta, cet.ke-1, 2000).
Berry, David, The Principle Of Sociologi, Terjemahan Oleh PaulusWirutomo (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003).
Budi SN, Fadzlun, “ Eksistensi Balai Usaha Mandiri Terpadu (BMT)Sebagai Lembaga Keuangan Alternatif Non Bank Dan PeranannyaDalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Kajian TerhadapOperasional BMT Bina Niaga Utama semarang). Program MagisterIlmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang. 2004.
Chapra M, Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Jakarta: TazkiaInstitut, Gema.
Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedian Hukum Islam, (Jakarta, Iktiar Baru VanHove, cet. Kelima, 1991).
Djoko Sudantoko, Panji Anoraga, Koperasi Kewirausahaan dan Usaha,(Jakarta, Rineka Cipta, 2002).
43
Danupranata, Gita, Ekonomi Islam, Cet. I, (Yogyakarta: UPFE-UMY,2006).
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005).
Erani Yustika, Ahmad, Perekonomian Indonesia; Deskripsi, Preskripsi danKebijakan. (Malang: Bayu Media Publishing, 2006).
Effendi, Rustam, Produksi Dalam Islam, (Yogyakarta: Magistra InsaniaPress bekerjasama dengan MSI UII, Cet I, 2003).
Hartono dkk, Widodo, , (Pedoman Akutansi Syari’ah) Panduan PraktisOperasional Baitul Mal Wat Tamwil (Bmt), (Bandung, Mizan).
Ismawan, Indra, Sukses di Era Ekonomi Liberal, Bagi Koperasi PerusahaanKecil-Menengah, (Jakarta: Grasindo, 2001).
Ilmi, Makhalul, Teori Dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan SyariIah,(Yogyakarta, UII Press, 2002).
Jafar Hafsah, Muhammad, Kemitraan Usaha Kecil Konsepsi dan Strategi,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000).
Maryati, Kun Juju Suryawati, Sosiologi, (Jakarta, Penerbit Erlangga, 2001).
Madjid Saifuddin A, Baihaqi Abd Rasyid, Paradigma Baru EkonomiKerakyatan Sistem Syariah, Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMTdi Indonesia , (Jakarta, PINBUK, 2000).
Manan, Abdul, Hukum Ekonomi Syariah dalam Perspektif KewenanganPeradilan Agama, (Jakarta, Kharisma Putra Utama, 2012).
Mohamad Heykal, Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam: TinjauanTeoritis dan Praktis, (Jakarta, Kencana, 2010).
Muhammad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syari’ah. (Yogyakarta,UII Press, 2000).
Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer,(Yogyakarta, UII Press, 2000).
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah, (Yogyakarta,UII press, 2001).
Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perekembangan diIndonesia, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005).
44
Mubyarto, Ekonomi Dan Keadilan Sosial, (yogyakarta, aditya media, 1995).
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi (Yogyakarta, BPFE, cet 1, 2000).
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, (Bandung: RefikaAditama, 2011).
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: PT. Prasetya Widya Utama ).
Nawawi, Hamdani, Pengantar Metodologi Riset, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1996).
Nazir, M., Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988).
Nadratuzzaman, Muhammad Hosen, Pengurus Besar Nandlatul Ulama’Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi PondokPesantren Se-Indonesia), ( Jakarta, PKES, 2006).
Nur Idris, Fu’ad, “Baitul Maal Wa Tamwil Dalam Upaya PemberdayaanEkonomi Umat” (Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja BMT StudiKasus di Kabupaten Temanggung). Tesis Konsentrasi KeuanganDan Perbankan Syari’ah Program Studi Hukum Islam PascasarjanaUin Sunan Kalijaga Yogyakarta 2005.
Primiana, Ina, Menggerakkan Sektor Riil UKM dan Industri, (Bandung,Alfabeta, 2009).
Perwataamadja, Karnaen A, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia,(Depok, Usaha Kani, 1996).
Ra’aan, Irfan M., System Ekonomi Pemerintah Umar Ibn Khatab, (Jakarta,Pustaka Pirdaus, cet. Kedua, 1992).
Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta,UII Press. 2004).
Ridwan, Ahmad Hasan, BMT dan Bank Islam Instrumen LembagaKeuangan Syariah, (Bandung, Pustaka Bani Quraisy, 2004).
Rukminto Adi, Isbandi, “Intervensi Komunitas Pengembangan MasyarakatSebagai Upaya Pemberdayaan Masyaraka, (Jakarta, Rajawali Press,2008).
Rudito, Bambang (ed), Akses Peran serta Masyarakat: Lebih JauhMemahami Community Development, (Jakarta, ICDS, 2003).
Raharjo, M. Darmawan, Islam dan Transpormasi Sosial Ekonomi,(Yogyakarta, Pelajar Pustaka, Cet-1, 1999).
45
Ramdhansyah, Pengembangan Model Pendanaan Umkm BerdasarkanPersepsi Umkm, Jurnal Keuangan dan Bisni, Vol. 5, No. 1, Maret2013.
Rifa’i, Bachtiar, Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil danMenengah (UMKM)KrupukIkan dalam Program PengembanganLabsite Pemberdayaan Masyarakat Desa Kedung Rejo KecamatanJabon Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Kebijakan dan ManajemenPublik, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013.
Ridwan, Muhammad, Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), Cet. I (Yogyakarta: Citra Media, 2006).
Rois, Era Ikhtiani, “Peran Bmt Barokah Dalam Pemberdayaan Usaha KecilDipasar Gesikan, Ngluwar, Magelang. Jurusan PengembanganMasyarakat Islam Konsentrasi Kesejahteraan Sosial FakultasDakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010.
Sumiyanto, Ahmad, Bmt Menuju Koperasi Modern, (yogyakarta, ISESPublhising, 2008), prolog.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996).
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Andi, 1995).
Surakhmad, Winarno, Metode Teknik Research, (Bandung: Tarsito, 1979).
Sartika, Titik, Ekonomi Skala Kecil Menengah dan Koperasi, (Jakarta,Ghalian Indonesia, 2004).
Suryana, Kewirausahaan; Pedoman Praktis, Kiat dan Proses MenujuSukses. (Jakarta, Salemba Empat, 2009).
Sumarsono, Sonny, Manajemen Koperasi Teori Dan Praktetk, (yogyakarta,graha ilmu, 2003).
Setiana L, Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat”, dalamnurjanah, ed., Implikasi Filsafat Konstruktivisme UntukPemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta, UIN Sunan KalijagaPress, Cet-1, 2007).
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung,PT Refika Aditama , 2005).
Sulistiati, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strateg,(Jakarta, Balai latihan dan pengembangan Sosial Depsos RI, 2004).
46
Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta,Pustaka Belajar,2006).
Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat Mungkinkah Muncul Antitesisnya?,(yogyakarta, Pustaka Pelajar, cet. Kedua, 2013).
Soetomo, Pembangunan Masyarakat, Merangkai Sebuah Kerangka,(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, cet. Kedua, 2012).
Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat & Jaring PengamanSosial.
Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Sosial; Kajian Ringkas TentangPembangunan Manusia Indonesia, (Jakarta, Kompas, 2007).
Sasono, Adi, Rakyat Bangkit Bangun Martabat, (jakarta, pustaka alvabet,2008).
Sumawinata, Sarbini, Politik Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta, GramediaPustaka Utama, 2004).
Supardjan, M. Syafar, "Pemberdayaan Masyarakat Pada ProgramPembiayaan Mikro (Studi Tentang Pelaksanaan ProgramPembiayaan Mikro ada Anggota Koperasi Baytul Ikhtiar KabupatenBogor-Jawa Barat). Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik ProgramMagister Ilmu Kesejahteraan Sosial Depok 2012.
Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan JaringanPengaman Sosial, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, cet 1,1999).
Tambunan, Tulus T.H, Usaha kecil dan Menengah di Indonesia, BeberapaIsu Penting, (Jakarta, Salemba Empat, 2002).
Tangkilisan, Hessel Nogi S, Manajemen Publik, (Jakarta, PT. Grasindo, cet,kedua, 2007).
The New Oxford Illustrated Dictionary, (Oxford University Press, 1982).
Teguh Sulistiyani, Ambar, Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan,(Yogyakarta, Gava Media 2004)
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil danMenengah, (Jakarta, CV. Eko Jaya, 2008).
Widodo, Hertanto, Panduan Praktis Operasional BMT, (Bandung, Mizan,1999).
47
Waluya, Bagja, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat,(bandung, PT setia purna inves, 2007).
Wiryanto, Wisber, Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di KotaBanjarbaru Dalam Rangka Millenium Development goals 2015,Makalah (sub tema MDGs dan Pemberdayaan SME) dalam rangkaSeminar Nasional Demokrasi dan Masyarakat Madani, Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka pada 13 Juli 2012.
Yunus, Jamal Lulail, Manajemen Bank Syari’ah Mikro, (Malang, UINMalang-Press, 2009).
Y. Sri Susilo, Edy Suandi Hamid, Strategi Pengembangan Usaha MikroKecil Dan Menengah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 12, Nomor 1,Juni 2011.
Zain, Baddu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Sinar Harapan,1994).
Undang-undang Republik Indonesia No.9/1995 tentang Usaha Kecil, BabIII, Pasal 5.Insani Press, cet. Ke-1, 2000).
Zubaidah, Eva Masithoh, “Peranan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) DalamMeningkatkant Produktivitas Usaha Kecil di Desa CuplikSukoharjo” (Studi Kasus di BMT Cuplik Sukoharjo). Skripsi UNS-FKIP Jur. Pendidikan Ekonomi. 2009.
Recommended