View
25
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENINGKATAN KUALITAS IBADAH
SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH
DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidkan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
HANIK BAROROH
NIM: G000110096
NIRM : 11/X/03.2.1/0963
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS AGAMA ISLAMJl. A. Ya,ni Tromol Pcs I, Pabelan, Kartasua Telp (0271) 717 417,71 9483, Fax 7l 5448 Surakarra 571 02
SITRAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini Pembimbing Skripsi/Tugas Akhir:
Nama
Sebagai
NIK
Nama
Sebagai
NIK
Nama
NIM
Telah membaca dan mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah yang
merupakan ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) dari mahasiswa:
Dra. Chusniatun, M.Ag.
Pembimbing I
341
Drs. Zaenal Abidin, M. Pd.
Pembimbing II
384
: Hanik Baroroh
: G0001 10096
Program Studi : Tarbiyah
Judul Skripsi 'PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAMPENINGKATAN KUALITAS IBADAH SISWA SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH DELANGGUKLATEN TAHUN PELAJARAN 2OI4/20I5
Naskah Artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 26 Mei 2015
Pembimbing II
C.),Q, ahusniatun, M.Ag Drs. ZaenalAbidin, M. Pd
ABSTRAK
Bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan,
siswa ditempatnya belajar akan mengalami banyak hambatan atau kendala sebagai
proses adaptasi, perubahan fisik dan rohani siswa, serta pengaruh lingkungan
sekitar, baik yang bersifat eksternal maupun internal, ketidaksiapan siswa dalam
masalah ini kecenderungan akan mengarah pada perilaku menyimpang. Untuk
menanggulangi hal tersebut maka SMK Muhammadiyah Delanggu melakukan
peningkatan kualitas ibadah pada siswanya. Dalam melakukakan peningkatan
kualitas ibadah pada siswa ini, peran dan tugas bimbingan dan konseling sangat
diperlukan, melalui layanan bimbingan dan konseling dengan memberikan
masukan, solusi, dan tindakan nyata diharapkan akan mengurangi masalah yang
terjadi pada siswa.
Tujuan penelitian ini adalah berpijak pada rumusan masalah yang telah
disebutkan, jadi untuk mendeskripsikan peranan bimbingan konseling dalam
peningkatan kualitas ibadah siswa di SMK Muhammadiyah Delanggu Tahun
Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menitikberatkan pada hasil pengamatan,
dokumen dan wawancara terhadap informan yang dipilih secara purposive.
Analisis deduktif digunakan untuk menguji teori dengan fakta-fakta yang
diperoleh di lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
peranan bimbingan konseling dalam peningkatan kualitas ibadah siswa di SMK
Muhammadiyah Delanggu dilaksanakan dengan melaksanakan development
(pengembangan dan pemeliharaan) yang diperuntukkan uintuk semua siswa dan
melaksanakan pengentasan terhadap siswa yang mengalami masalah, dan
dilakukan dengan menggunakan strategi direct counseling (konseling langsung).
Kata Kunci: bimbingan konseling, kualitas ibadah
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari proses
pendidikan dan memiliki kontribusi
terhadap keberhasilan proses
pendidikan, semakin pesatnya
perkembangan Ilmu Pengetahauan dan
Teknologi (IPTEK) mengakibatkan
perubahan-perubahan dalam berbagai
sendi kehidupan di masyarakat, salah
satunya dalam bidang pendidikan.1
Oleh karena itu, lembaga pendidikan
tidak dapat melepaskan diri dari situasi
yang diakibatkan oleh perubahan-
perubahan itu. Sekolah atau madrasah
bertanggung jawab mendidik dan
menyiapkan peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri dalam masyarakat
dan mampu memecahkan berberbagai
masalah yang dihadapi.
Bimbingan dan konseling tidak
hanya menangani permasalahan
akademik siswa saja, tetapi bimbingan
dan konseling juga dapat menyentuh
aspek perilaku atau akhlak siswa
dalam proses pembentukan
kepribadian. Perilaku atau akhlak
siswa ini sangat diperlukan karena
siswa adalah bagian dari masyarakat
yang butuh interaksi dan sosialisasi.
Di dalam masyarakat seringkali kita
temui siswa-siswi SMK masih banyak
yang mempuyai kepribadian dan sikap
yang kurang baik seperti, kurang
menghargai orang tua, guru dan teman,
dan juga belum bisa menggunakan
bahasa dengan baik dan benar,
1Tohirin, Bimbingan dan Konseling
di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)
(Jakarta: PT raja Grafindo Persada, 2007),
hlm.12.
perilaku yang masih banyak
menyimpang dari norma-norma
agama, dan masih banyak yang
melakukan pacaran diluar batas. Anak-
anak SMK merupakan anak-anak yang
memasuki masa remaja akhir, dimana
pada masa itu kenakalannya semakin
memuncak. Oleh karena itu,
peningkatan kualitas ibadah penting
ditanamkan kepada siswa-siswi SMK,
agar kenakalan remaja seperti yang
disebutkan di atas dapat ditanggulangi.
Keberadaan bimbingan dan
konseling di sekolah-sekolah yang
berbasis Islam tentunya akan lebih
mengedepankan penanaman nilai-nilai
Islam dan pelaksanaannya. Dalam
penanaman dan pelaksanaan nilai-nilai
Islam ini dapat dilakukan melaui
pembiasaan dengan diadakannya
praktek-praktek ibadah di sekolah,
baik ibadah yang menghubungkan
manusia dengan Allah dan juga
dengan sesama.
Bimbingan konseling di SMK
Muhammadiyah Delanggu Klaten
merupakan bimbingan yang diadakan
untuk mengoptimalkan siswa yaitu
dalam hal membentuk pribadi siswa,
sosial, belajar dan karier siswa agar
menjadi lebih baik. Sedangkan SMK
Muhammadiyah Delanggu Klaten
merupakan sekolah yang berbasis
Islam, jadi untuk mencapai hal tersebut
yaitu salah satunya dalam membentuk
pribadi siswa, sekolah mengadakan
berbagai bentuk pembinaan dan
kegiatan keagamaan, yang diantaranya
yaitu tadarus pagi sebelum pelajaran
dimulai, sholat Dhuha, sholat Dhuhur
berjama’ah, sholat Jum’at bagi siwa
laki-laki, baca tulis Al Qur’an,
pelaksanaan qurban di hari raya Idul
Adha, dan pengajian di hari Ahad
wage.2 Pembinaan dan kegiatan
keagamaan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kualitas ibadah siswa
SMK Muhammadiyah Delanggu
Klaten, agar siswa tidak hanya
memiliki prestasi akademik saja tetapi
juga memiliki akhlak yang mulia,
sesuai dengan visi sekolah yaitu
berprestasi, professional dan berakhlak
mulia.
Berdasarkan permasalahan di atas
penulis tertarik untuk meneliti dan
membahas dalam penulisan skripsi
dengan judul “Peranan Bimbingan
dan Konseling dalam Peningkatan
Kualitas Ibadah Siswa SMK
Muhammadiyah Delanggu Klaten
Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang dikemukakan penulis
adalah; Bagaimana perananan
bimbingan dan konseling dalam
peningkatan kualitas ibadah siswa di
SMK Muhammadiyah Delanggu
Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan peranan bimbingan
dan konseling dalam meningkatkan
kualitas ibadah siswa siswa di SMK
Muhammadiyah Delanggu Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2Dokumentasi dari program kerja
Waka Al Islam dan Kemuhammadiyahan
SMK Muhammadiyah Delanggu Tahun
2014/2015
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan pemikiran
dan bahan masukan dalam rangka
untuk menerapkan pengembangan
ilmu pengetahuan bimbingan
konseling dalam peningkatan kualitas
ibadah siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Dapat memberikan kontribusi
positif bagi SMK Muhammadiyah
Delanggu Klaten, yaitu untuk
mempertahankan prestasinya dan
menjadi evaluasi dalam rangka
perbaikan secara berkelanjutan.
b. Bagi Peneliti
Menambah wawasan mengenai
manajemen pendidikan dan kurikulum
sehingga dapat digunakan sebagai
bekal ke depan nantinya jika
berkecimpung dalam dunia
pendidikan.
LANDASAN TEORI
Tinjauan Teoritik
Dalam tinjauan pustaka ini
peneliti akan mendeskripsikan
beberapa penelitian yang dilakukan
terdahulu relevansinya dengan judul
skripsi ini. Adapun karya-karya
tersebut adalah:
1. Yusuf Rahmadi (UMS,2014) dalam
skripsinya yang berjudul
Pengaruh Bimbingan Konseling
terhadap Penanaman Nilai Akhlak
Siswa SMP N 1 Teras Boyolali
Tahun Pelajaran 2012/2013,
menyimpulkan bahwa:
a. Seluruh staf sekolah
seperti,kepala sekolah, guru
mata pelajaran, wali kelas, guru
BK berperan dalam upaya
penanaman nilai akhlak kepada
siswa. Kepala sekolah sebagai
penanggung jawab seluruh
pelaksanaan bimbingan
konseling dengan memfasilitasi
dengan sarana-sarana
pendukung, sehingga
pelaksanaan bimbingan
konseling dapat berjalan
dengan baik,
b. Sanksi yang diterapkan BK
SMP N 1 Teras cenderung
pemberian teguran dan
pengarahan hal ini bertujuan
agar perubahan perilaku/akhlak
siswa terbentuk bukan karena
takut akan tetapi perubahan
perilaku tumbuh dari kemauan
siswa itu sendiri,
c. Melalui upaya pemahaman,
pencegahan, pengentasan,
pemeliharaan dan
pengembangan yang
diinternalisasikan dengan
kegiatan sekolah memberikan
pengaruh antara lain: (1)
Terciptanya kesadaran
keagamaan pada siswa dan
pemahaman siswa akan
peraturan-peraturan yang ada di
sekolah, (2) Siswa terbantu
dalam pemecahan masalah,
karena ada sebagian siswa yang
memanfaatkan layanan
bimbingan. Hal ini di
tunjukkan dengan prilaku siswa
menjadi lebih baik, (3) Ada
juga siswa yang merasa
terganggu akan campur tangan
BK terhadap masalah yang
dihadapainya. Hal ini
disebabkan karena siswa
mempunyai pandangan
terhadap guru BK masih
sebagai polisi sekolah.3
2. Nur Rohma Sri Hidayati (UMS,
2010) dalam skripsinya yang
berjudul Usaha Bimbingan
Konseling Islami dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa di SMP Muhammadiyah 4
Surakarta, menyimpulkan
bimbingan konseling Islami dalam
meningkatkan motivasi belajar
siswa yaitu dengan cara
meningkatkan gairah belajar
siswa, memberikan harapan yang
realistis, memberikan insentif,
serta memberikan pengarahan
untuk melangkah lebih maju dan
sesuai dengan ajaran agama Islam.
Langkah-langkah yang digunakan
bimbingan konseling dalm usaha
mengatasi masalah siswa sehingga
tercipta sikap dan belajar yang
baik yaitu dengan
mengidentifikasi masalah siswa,
mencari latar belakang masalah
yang dihadapi siswa, dan
memberikan bantuan berupa
bimbingan belajar dan sosial.4
3. Eva Varena (UMS, 2010) dalam
skripsinya yang berjudul
Penerapan Bimbingan dan
Konseling Islami dalam
Meningkatkan Akhlak Siswa di
3Yusuf Rahmadi, Pengaruh
Bimbingan Konseling Terhadap Penanaman
Nilai Akhlak Siswa SMP N 1 Teras Boyolali
Tahun Pelajaran 2012/2013 (Surakarta:
skripsi UMS, 2014), hlm. 42. 4Nur Rohma Sri Hidayati, Usaha
Bimbingan Konseling Islami Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta (Surakarta:
skripsi UMS, 2010), hlm. 36.
SMP Muhammadiyah 7 Surakarta,
menyimpulkan bahwa
pelaksanaan dan metode
Bimbingan Konseling Islami di
SMP Muhammadiyah 7 Surakarta
sudah sesuai dengan tujuan umum
dan tujuan khusus bimbingan
konseling yaitu pembinaan mental
dan akhlak siswa yang ditekankan
pada kedislipinan mematuhi tata
tertib serta mengadakan kegiatan
yang dapat memelihara akhlak
yang kurang baik agar menjadi
baik.5
Dari penelitian sebelumnya,
penelitian ini memiliki perbedaan dari
segi objek penelitian dan fokus
penelitian. Sehingga penelitian ini
merupakan penelitian lanjutan
terhadap permasalahan mengenai
bimbingan konseling dan peningkatan
kualitas ibadah.
Kerangka Teoritik
1. Peranan Bimbingan dan Konseling
Peranan dalam pengertiannya
disini merupakan suatu bagian yang
memegang tindakan terhadap
terjadinya suatu peristiwa. Bimbingan
dan konseling adalah proses kegiatan
yang dilakukan oleh bimbingan dan
konseling di sekolah dalam
memberikan pelayanan pendidikan
kepada siswanya supaya siswa
mencapai perkembangan yang
menyeluruh, dengan perkembangan
yang menyeluruh siswa diharapkan
mampu menjalani kehidupan dengan
5Eva Varena, Penerapan Bimbingan
dan Konseling Islami dalam Meningkatkan
Akhlak Siswa di SMP Muhammadiyah 7
Surakarta (Surakarta: skripsi UMS, 2010),
hlm. 42.
mantab baik di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat sesuai dengan
ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat. Jadi, peranan
bimbingan konseling adalah tindakan
sekolah yang berfungsi memberikan
layanan atau bantuan kepada siswa
dalam mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui proses Bimbingan
dan Konseling, tidak hanya terbatas
pada bimbingan yang bersifat
akademik tetapi juga sosial, pribadi,
intelektual dan pemberian nilai
keagamaan. Dengan bantuan
bimbingan dan konseling maka
pendidikan yang tercipta tidak hanya
akan menciptakan manusia yang
berorientasi pada akademik yang
tinggi, tetapi juga memiliki
kepribadian dan hubungan sosial yang
sesuai dengan nilai-nilai agama yang
dapat dijadikan pegangan, agar mampu
hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat
2. Dasar Bimbingan Konseling dalam
Islam
Al-Qur’an yang menjadi
sumber bimbingan dan konseling,
nasehat, dan obat bagi manusia
tercantum dalam surat Al-Isrā’ ayat 82,
yaitu:
ل من ٱلقرءان ما هو شفاء وننز
لمين إلا ورحمة للمؤمنين ول يزيد ٱلظا
٢٨ خسارا
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al
Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian. Q.S. al-Isrā’
(17): 82
Dasar yang memberi isyarat
kepada manusia untuk memberi
nasehat (konseling) kepada orang lain,
juga terkandung dalam al-Qur’an surat
al-‘Aṣr ayat 1-36,
3. Tujuan Bimbingan dan Konseling Tujuan bimbingan konseling
dalam prespektif Islam memiliki tugas
untuk membangkitkan serta mengasah
fitrah-fitrah yang telah dikaruniakan oleh
Allah untuk menjadi individu yang utuh,
sehingga mampu menjalankan tugasnya
sebagai khalifah di bumi dan dapat
mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat.
4. Fungsi Bimbingan dan Konseling
a. Fungsi Preventif
Kegiatan bimbingan konseling
membantu individu atau siswa
mengetahui, mengenal dan memahami
kembali keadaan dirinya. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa
bimbingan konseling mengingatkan
individu akan fitrahnya.7
b. Fungsi Kuratif atau Korektif atau
Pengentasan
Membantu individu
memecahkan masalah yang sedang
dihadapi atau dialaminya. Sedangkan
kuratif adalah usaha bantuan yang
diberikan kepada murid selama atau
setelah murid mengalami persoalan
serius, dengan maksud utama agar
murid yang bersangkutan terbebas dari
6Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan
Konseling Dalam Islam, hlm. 1. 7 Ibid, hlm. 37.
kesulitannya itu. Misalnya, murid yang
sedang mengalami kesulitan belajar,
usaha penyembuhannya terutama
dilakukan dengan layanan konseling.
c. Fungsi Preservative atau
Pemahaman
Membantu individu menjaga
agar situasi dan kondisi yang semula
tidak baik (mengandung masalah)
menjadi baik (terpecahkan) dan
kebaikan itu bertahan lama.
d. Fungsi Developmental atau
Pengembanan
Menekankan pada
pengembangan potensi dan kekuatan
yang ada pada individu secara optimal.
Setiap individu memiliki potensi dan
kekuatan-kekuatan tertentu melalui
penerapan berbagai teknik bimbingan
potensi, kemudian kekuatan-kekuatan
tersebut dikembangkan. Layanan
bimbingan diberikan kepada semua
individu, bukan hanya pada individu
yang menghadapi masalah. Dapat
dilaksanakan secara individu,
kelompok bahkan klasikal melalui
layanan pemberian informasi, diskusi,
proses kelompok, serta penyaluran
bakatdan minat.8
5. Teknik Bimbingan dan Konseling
Menurut Nidya Damayanti,
teknik bimbingan konseling terdiri dari
tiga teknik, yaitu direct counseling,
non-direct counseling, effective
counseling.9
8Nurihsan Achmad Juntika,
Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai
Latar Kehidupan (Bandung: Refika Aditama,
2006), hlm. 22. 9Nidya Damayanti, Buku Pintar
Panduan Bimbingan Konseling (Yogyakarta:
Araska, 2012), hlm. 37.
a. Direct Counseling (Konseling
Langsung)
Teknik ini mengedepankan
peran konselor sebagai pemecah
masalah bagi konseli. Dalam hal ini
yang berperan aktif adalah konselor
sehingga konseli hanya menjalankan
saran-saran yang diberikan oleh
konselor.
b. Non-Direct Counseling (Konseling
Tidak Langsung)
Teknik ini menuntut konseli untuk
lebih berperan dalam mengatasi
masalahnya sendiri, akan tetapi
konselor tidak langsung lepas tangan
tetapi memberikan dorongan kepada
konseli untuk mecahkan masalahnya
sendiri.
c. Effective Counseling (Konseling
Efektif)
Teknik ini merupakan
gabungan antara teknik konseling
langsung dan tidak langsung.
6. Pengertian Ibadah
Jika diambil dari makna umum,
menurut Hasbi Ash-Shiddieqy semua
bentuk hukum masuk ke dalam ibadah,
baik dipahami maknanya, maupun
yang tidak, baik yang berkaitan dengan
anggota badan, maupun dengan lidah
ataupun dengan hati.10
Ibadah yang menjadi amalan
individu, bukanlah bertujuan untuk
mengagungkan Allah semata tetapi
lebih kepada peningkatan atas nilai-
nilai spritualitas, yaitu dengan
memberikan latihan rohani yang
kontinuitas. Ibadah adalah upaya
10
Teungku Muhammad Hasbi Ash-
Shiddieqy, Kuliah Ibadah (Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2010), hlm. 5.
mewujudkan ketenangan, kedaiaman,
kebahagiaan, dan kesehatan mental.11
7. Macam-macam Ibadah
Ada beberapa macam ibadah,
ada ibadah maḥḍah, yang berkaitan
dengan hubungan antara makhluk
dengan Sang Khalik. Dalam ibadah
ini, dasar dan tata cara pelaksanaannya
harus sesuai dengan ajaran Rasulullah.
Misalnya shalat, puasa, haji, dan
sebagainya. Menolong orang,
membersihkan rumah, berbuat baik
kepada tetangga masuk dalam kategori
ibadah gairu maḥḍah, dimana ibadah
seperti ini harus ada dasarnya tanpa
perlu tata cara pelaksanaannya.12
Sedangkan menurut Shalih,
ibadah mencakup semua jenis ketaatan
yang tampak pada lisan, anggota
badan, dan yang lahir dari hati, seperti
zikir, tasbih, tahlil, membaca al-
Qur’an, shalat, zakat, puasa, haji,
jihad, amar makruf nahi mungkar,
berbuat baik kepada kerabat, anak
yatim, orang miskin, dan musafir.
Begitu pula cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya, takut kepada Allah, tobat,
ikhlas kepada-Nya, sabara terhadap
hukumNya, ridhai dengan qaḍa’-Nya,
tawakal, serta mengharap nikmat-Nya
dan takut dari siksa-Nya.13
8. Dampak Positif dari Ibadah
Ibadah yang shahih akan
menghasilkan dan melahirkan sikap
11
Khairunnas Rajab, Psikologi Ibadah
Memakmurkan Kerajaan Ilahi di Hati
Manusia (Jakarta: Amzah, 2011), hlm.75. 12
Budiman Mustofa dan Nur
Sillaturrahmah, Buku Pintar Ibadah
Muslimah, hlm. 40. 13
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan,
Kitab Tauhid (Jakarta: Umul Qura, 2012),
hlm. 61.
dan perilaku yang positif dalam
kehidupan sehari-hari yang menjadi
bekal dan pegangan dalam
mengemban amanah sebagai hamba
Allah, khususnya tugas dakwah di
masyarakat. Di antara dampak positif
dari ibadah yaitu: takwa, terhindar dari
perbuatan keji dan mungkar, diri dan
harta menjadi suci (tazkiyatun nafs),
diri, fisik, dan psikis menjadi sehat,
dimudahkan rezekinya, dan meraih
surga dan dipelihara dari siksaan api
neraka.14
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Ibadah
a. Faktor intern
Yang dimaksud faktor intern
adalah faktor-faktor yang datang dari
diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang
merupakan bakat bawaan sejak
manusia lahir dan pengaruh-pengaruh
luar.
Terdapat lima macam yang
dapat diwariskan dari orang tua kepada
anaknya.
1) Pewarisan yang bersifat
jasmaniyah, seperti warna kulit,
bentuk tubuh yang jangkung atau
cebol, sifat rambut dan sebagainya.
2) Pewarisan yang bersifat intelektual,
seperti kecerdasan dan kebodohan.
3) Pewarisan yang bersifat tingkah
laku, seperti tingkah laku terpuji
atau tercela, lemah lembut atau
keras kepala, taat atau durhaka.
4) Pewarisan yang bersifat alamiyah,
yaitu pewarisan internal yang
dibawa sejak kelahiran anak.
14
Budiman Mustofa dan Nur
Sillaturrahmah, Buku Pintar Ibadah
Muslimah, hlm. 40-44.
b. Faktor ekstern
1) Pengaruh keluarga
2) Pengaruh sekolah
3) Pengaruh masyarakat
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk
penelitian lapangan (field research)
dengan menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu penelitian yang
prosedurnya menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan yang dialami oleh subyek
penelitian yang diamati.15
Jenis
penelitian kualitatif deskriptif dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh informasi mengenai
peranan Bimbingan Konseling dalam
peningkatan kualitas ibadah siswa
SMK Muhammadiyah Delanggu
Klaten tahun Pelajaran 2014/2015.
Tempat dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
SMK Muhammadiyah Delanggu
Klaten yang beralamatkan di desa
Karangmojo Sabrang, kecamatan
Dealnggu, kabupaten Klaten. Subyek
dalam penelitian ini adalah guru
Bimbingan Konseling, siswa, dan
Waka Al Islam dan
Kemuhammadiyahan SMK
Muhammadiyah Delanggu Klaten.
Ada dua sumber data yang
peneliti dapat yaitu :
1. Sumber data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, dengan
cara diamati dan dicatat untuk
15
Lexy Meoleong, Metode Penelitian
Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda,2000),
hlm.3.
pertama kalinya.16
Dalam hal ini
peneliti memperoleh data dengan
pengamatan langsung di SMK
Muhammadiyah Delanggu Klaten.
2. Sumber data skunder. Data skunder
merupakan data yang bukan
diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti,
misal dari biro statistik, majalah,
keterangan-keterangan atau
publikasi lainnya.17
Data skunder
diperoleh dari beberapa sumber
antara lain buku, literatur, dan situs
internet yang berkaitan dengan
penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan
penulis untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview
adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka
anatara pewawancara dengan informan
attau orang yang diwanwancara.18
Metode ini digunakan untuk
memproleh informasi tentang keadaan
sekolah meliputi sejarah berdirinya
dan visi misi sekolah, serta
memperoleh informasi tentang peranan
bimbingan konseling dalam
meningkatkan kualitas ibadah siswa di
sekolah dengan mengadakan
wawancara dengan guru Bimbingan
Konseling, siswa, dan waka Al Islam
16
Marzuki, Metodologi Riset,
(Yogyakarta: BPFE – UII, 2002), hlm. 55. 17
Ibid, hlm. 56. 18
Hamadi Damadi, Metode
Penelitian Pendiidkan dan Sosial (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 290.
dan Kemuhammadiyahan di SMK
Muhammadiyah Delanggu Klaten.
2. Metode Observasi
Metode observasi yaitu
pengamatan yang dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung
terhadap obyek yang sedang diteliti.19
Sedangkan jenis observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi secara langsuung, yakni
mengamati secara langsung kondisi
atau situasi yang sebenarnya.
Observasi dilakukan dengan cara
mengamati letak geografis, sarana dan
prasarana sekolah, dan menagamati
pelaksanaan bimbingan dan konseling
dan pelaksanaan ibadah apa saja yang
siswa lakukan di sekolah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan
metode penelitian untuk memperoleh
data dokumen yang berupa catatan
laporan kerja, notulen rapat, catatan
kasus, transkip nilai, foto dan lain
sebagainya.20
Metode ini penulis
gunakan untuk mendapatkan data
tentang struktur organisasi, keadaan
guru dan karyawan, siswa, struktur
organisasi, sarana prasarana, skor
pelanggaran siswa di SMK
Muhammadiyah Delanggu, kegiatan
keagamaan di SMK Muhammadiyah
Delanggu, dan foto-foto pendukung
lainnya.
19
Anwar Sutoyo, Pemahaman
Individu: Observasi,, Checklist dan Sosiometri
(Semarang: CV. Widya karya, 2009), hlm. 73. 20
Sukandarrumidi, Metodologi
Penelitian (Yogyakarta: Gajah Mada
University,2006) hlm.100.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan
pendekatan analisis deskriptif
kualitatif dengan menggunakan
metode deduktif, yaitu cara analisis
dari kesimpulan umum atau
jeneralisasi yang diuraikan menjadi
contoh-contoh kongkrit atau fakta-
fakta untuk menjelaskan kesimpulan
atau jeneralisasi tersebut. Metode
deduktif digunakan dalam sebuah
penelitian disaat penelitian berangkat
dari sebuah teori yang kemudian
dibuktikan dengan pencarian fakta.
Analisis data model interaktif
digunakan pada penelitian ini, terdiri
atas empat tahapan yang harus
dilakukan, yaitu pengumpulan data,
reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan.21
ANALISIS DATA
Berdasarkan teori yang telah
disajikan pada bab II dan data yang
telah dipaparkan pada bab IV. Maka
pada bab V ini penulis akan
melakukan analisis data yang telah
diperoleh dan terkumpul dari hasil
penelitian di SMK Muhammadiyah
Delanggu Klaten. Data yang dianalisis
berkaitan dengan peranan bimbingan
konseling dalam peningkatan kualitas
ibadah siswa SMK Muhammadiyah
Delanggu Klaten Tahun Pelajaran
2014/2015.
Dalam analisis data, penulis
menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif. Yakni
mendeskripsikan data yang diperoleh
21
Miles dan Huberman dalam
Herdiansyah, 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta:
Salemba Humanika, hlm.164.
di lapangan baik dari hasil wawancara,
observasi, dan dokumentasi, kemudian
dianalisis dan ditarik kesimpulan
dengan analisis deduktif. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa
peranan bimbingan konseling dalam
melakukan peningkatan kualitas
ibadah siswa di SMK Muhammadiyah
Delanggu, meliputi:
Peranan Bimbingan Konseling
dalam Peningkatan Kualitas Ibadah
Siswa di SMK Muhammadiyah
Delanggu Klaten Tujuan bimbingan konseling
seperti yang dipaparkan di bab II halaman
11-12, bimbingan konseling memiliki
tugas untuk membangkitkan serta
mengasah fitrah-fitrah yang telah
dikaruniakan oleh Allah untuk menjadi
individu yang utuh, sehingga mampu
menjalankan tugasnya sebagai khalifah di
bumi dan dapat mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan
tujuan utama dari bimbingan dan
konseling secara garis besar adalah
membantu siswa memecahkan
masalah baik pribadi, sosial, belajar,
dan karir serta dapat tercapainya moral
(akhlak) yang mulia sesuai dengan
ajaran Islam.
Tujuan bimbingan konseling di
SMK Muhammadiyah Delanggu
Klaten seperti yang dipaparkan di bab
IV yaitu sudah memiliki dasar dan
tujuan yang baik yaitu berdasarkan
program kerja terpadu. Dengan
demikian pelaksanaan bimbingan dan
konseling di SMK Muhammadiyah
Delanggu telah memiliki landasan dan
pedoman serta tujuan yang jelas
sehingga dapat tercipta siswa yang
kreatif serta berakhlak mulia untuk
mencapai kehidupan di dunia dan
akhirat.
Berdasarkan analisis diatas
dapat diambil kesimpulan jika
Bimbingan dan Konseling di SMK
Muhammdiyah Delanggu sangat
memiliki peran penting dalam
membentuk siswanya agar kreatif serta
memiliki akhlak yang mulia, karena
tujuan bimbingan konseling di SMK
Muhammadiyah Delanggu sudah
cukup sesuai dengan teori tujuan
bimbingan konseling yang dipaparkan.
Fungsi bimbingan konseling
sebagaimana yang dipaparkan pada
bab II pada halaman 12-14, fungsi
bimbingan konseling meliputi: fungsi
preventif, kuratif atau korektif atau
pengentasan, preservative atau
pemahaman, developmental atau
pengembangan dan pemeliharaan.
SMK Muhammadiyah
Delanggu dalam meningkatkan
kualitas ibadah mengadakan berbagai
kegiatan yaitu kegiatan-kegiatan ini
digolongkan menjadi dua jenis ibadah
yaitu ḥabluminallāh (hubungan
manusia dengan Allah) dan
ḥablumminannās (hubungan manusia
dengan sesamanya). Peningkatan
kualitas ibadah ini dilakukan untuk
membentuk perilaku atau akhlak yang
mulia bagi siswanya agar siswa
memiliki pemahaman atau kebiasaan
melakukan ibadah yang baik sehingga
siswa tidak melakukan perilaku yang
buruk yang merugikan diri sendiri juga
orang lain. Peran bimbingan konseling
dalam melakukan peningkatan kualitas
ibadah ini lebih pada memberikan
motivasi dan arahan kepada semua siswa
dan memberikan solusi terhadap siswa
yang bermasalah.
Berdasarkan analisis diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa kegiatan
peningkatan kualitas ibadah tersebut
seperti yang sudah dipaparkan dalam bab
IV masuk ke dalam fungsi developmental
atau pengembangan dan pemeliharaan dan
fungsi pengentasan. Dimana fungsi
developmental seperti yang dipaparkan
dalam bab II halaman 14 merupakan
fungsi yang menekankan pada
pengembangan potensi dan kekuatan
yang ada pada individu secara optimal,
karena setiap individu memiliki potensi
dan kekuatan-kekuatan tertentu,
layanan bimbingan ini diberikan
kepada semua individu, bukan hanya
pada individu yang menghadapi
masalah. Serta fungsi pengi
pengentasan, dimana bimbingan
konseling memberikan solusi atau
pemecahan masalah bagi siswa yang
mengalami masalah, jadi fungsi
pengentasan ini diperuntukkan bagi
siswa yang mengalami masalah saja.
Hal ini memiliki kesesuaian antara
teori yang sebelumnya sudah
dipaparkan pada bab II dengan data
yang peneliti temukan pada bab IV.
Strategi bimbingan konseling
sebagaimana yang dipaparakan dalam
bab II halaman 14-15 terdapat tiga
strategi yaitu meliputi direct
counseling (konseling langsung), non-
direct counseling (konseling tidak
langsung), effective counseling
(konseling efektif). Direct counseling
(konseling langsung) merupakan
teknik yang mengedepankan peran
konselor sebagai pemecah masalah
bagi konseli, dalam hal ini yang
berperan aktif adalah konselor
sehingga konseli hanya menjalankan
saran-saran yang diberikan oleh
konselor.
Strategi yang digunakan
bimbingan konseling di SMK
Muhammadiyah Delanggu dalam
melakukan peningkatan kualitas
ibadah siswa seperti yang dipaparkan
dalam bab IV lebih pada memberikan
motivasi, arahan, dan solusi, terkhusus
lagi bagi siswa yang mengalami
masalah, karena solusi atau pemecahan
masalah sangat diperlukan. Strategi
tersebut dilakukan melalui tatap muka
langsung antara guru BK dan siswa.
Berdasarkan analisis diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa
stategi yang digunakan bimbingan
konseling di SMK Muhammadiyah
Delanggu dalam melakukan
peningkatan kualitas ibadah bagi siswa
lebih condong menggunakan strategi
direct counseling (konseling
langsung), karena dengan
menggunakan strategi ini maka guru
BK akan lebih mudah menyampaikan
motiasi, araha, solusi, terlebih lagi
guru BK akan lebih mudah dan cepat
mengetahui permasalahan yang sedang
dihadapi oleh siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian
dan menganalisis mengenai peranan
bimbingan konseling dalam
melakukan peningkatan kualitas
ibadah siswa di SMK Muhammadiyah
Delanggu Klaten tahun pelajaran
2014/2015, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Peranan bimbingan konseling
dalam melakukan peningkatan
kualitas ibadah siswa di SMK
Muhammadiyah Delanggu Klaten
tahun pelajaran 2014/2015
dilaksanakan dengan melakukan
developmental (pengembangan dan
pemeliharaan) dan pengentasan
terhadap semua siswa baik yang
bermasalah maupun tidak dengan
menggunakan strategi direct
counseling (konseling langsung).
2. Hambatan-hambatan bimbingan
konseling dalam melakukan
perannya di SMK Muhammadiyah
Delanggu meliputi pemantauan
orang tua terhadap anak
kurang/terbatas, ada sebagian dari
anak yang bermasalah kemauannya
untuk berubah lemah, lingkungan
pergaulan anak yang kurang baik,
dan lingkungan rumah anak yang
kurang baik.
Saran-saran 1. Hendaknya dalam melakukan
layanan bimbingan konseling lebih
menguatkan unsur-unsur
pembangkit motivasi sehingga
semangat ibadah siswa dapat timbul
lebih cepat.
2. Dalam pelaksanaan layanan
hendaknya guru BK mmeberikan
sanksi pada siswa lebih ditegaskan.
Terkadang ada sebagian siswa yang
kemauan untuk berubahnya sangat
lemah, maka dari itu perlu adanya
peningkatan sanksi kepada siswa
yang kedapatan melakukan
kesalahan hal yang sama di lain
hari.
3. Seluruh pihak yang ada di sekolah
diharapkan dapat menciptakan
lingkungan pergaulan siswa yang
kondusif, dengan memanfaatkan
fasilitas sarana dan prasarana
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman Mustofa dan Nur
Sillaturrahmah. 2011. Buku
Pintar Ibadah Muslimah.
Surakarta: Ziyad Visi Media.
Damadi, Hamadi. 2013. Metode
Penelitian Pendidikan dan
Sosial. Bandung: Alfabeta.
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar
Panduan Bimbingan
Konseling. Yogyakarta:
Araska.
Departemen Agama RI. Al Qur’an
Terjemahan. Bandung: PT
Sygam Examedia Arkanleema.
Erhamwilda. 2009. Konseling Islam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Faqih , Aunur Rahim. 2001.
Bimbingan dan Konseling
Dalam Islam . Jogjakarta: UII
Pres.
Hidayati, Nur Rohma Sri. 2010. Usaha
Bimbingan Konseling Islami
Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa di SMP
Muhammadiyah 4 Surakarta.
Surakarta: skripsi UMS.
Marzuki. 2002. Metodologi Riset.
Yogyakarta: BPFE-UII.
Meoleong, Lexy. 2000. Metode
Penelitian Kualitatif Bandung:
Remaja Rosda.
Mu’awanah, Elfi. 2009. Bimbingan
Konseling Islami di Sekolah
Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mujib, Abdul. 2007. Kepribadian
dalam Psikologi Islam. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2009.
Bimbingan dan Konseling
dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika
Aditama.
Rahmadi, Yusuf. 2014. Pengaruh
Bimbingan Konseling
Terhadap Penanaman Nilai
Akhlak Siswa SMP N 1 Teras
Boyolali Tahun Pelajaran
2012/2013. Surakarta: skripsi
UMS.
Rajab, Khairunnas. 2011. Psikologi
Ibadah Memakmurkan
Kerajaan Ilahi di Hati
Manusia. Jakarta: Amzah.
Salahudin, Anas. 2012. Bimbingan dan
Konseling. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Shalih bin Fauzan Al-
Fauzan.2012.Kitab Tauhid.
Jakarta: Umul Qura.
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Gajah
Mada University.
Sutoyo, Anwar. 2009.Bimbingan dan
Konseling Islami Teori dan
Praktik . Semarang: CV Widya
Karya.
Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman
Individu: Observasi, Checklist
dan Sosiometri. Semarang: CV.
Widya karya.
Teungku Muhammad Hasbi Ash-
Shiddieqy. 2010. Kuliah
Ibadah. Semarang: Pustaka
Rizki Putra.
Tohirin. 2000. Bimbingan dan
Konseling Di sekolah dan
Madrasah (Berbasis Integrasi).
Jakarta: PT raja Grafindo
Persada.
Varena, Eva. 2010. Penerapan
Bimbingan dan Konseling
Islami dalam Meningkatkan
Akhlak Siswa di SMP
Muhammadiyah 7 Surakarta.
Surakarta: skripsi UMS.
Recommended