View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN PERKASA (PEMUDA KREASI
DESA) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI KEGIATAN
KEAGAMAAN MASYARAKAT DESA BONTOMARANNU
KECAMATAN GALESONG SELATAN
KABUPATEN TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sajana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
SURYADI
105191105716
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H / 2020 M
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Suryadi
NIM : 105191105716
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Agama Islam
Kelas : Ekstensi 2016
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan sampai selesai penyusunan skripsi, saya menyusun
sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi ini.
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka
bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar,13 Dzulqaidah 1441 H
04 Juli 2020 M
Yang Membuat Pernyataan
SURYADI
NIM: 105191105716
v
ABSTRAK
Suryadi. 105 191 1057 16. Peranan Organisasi Kepemudaan PERKASA (Pemuda
Kreasi Desa) Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Masyarakat
Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Dibimbing
oleh Rusli Malli dan Mutakallim Sijal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan Organisasi
kepemudaan PERKASA dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan
masyarakat di Desa Bontomarannu. Serta mengidentifikasi gambaran program
kegiatan Organisasi PERKASA selama didirikan di Desa Bontomarannu
Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian bertempat
di Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupten Takalar. Fokus
penelitian adalah peranan organisasi kepemudaan PERKASA dalam meningkatkan
partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat Desa Bontomarannu, serta partisipasi
aktif Organisasi PERKASA di Desa Bontomarannu. Dalam penelitian ini
penentuan informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi
(observation), wawancara mendalam (depth interview), dan dokumentasi. Serta
teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model
interaktif yakni dengan mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi atau
menarik sebuah kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama didirikan PERKASA telah
memberikan banyak perubahan yang cukup signifikan terhadapa pemuda di Desa
Bontomarannu, mereka telah mampu menyadari pentingnya peran yang mereka
miliki dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat Desa
Bontomarannu. Pemuda PERKASA juga telah menyadari peran mereka sebagai
tokoh penggerak dan sebagai tokoh pembaharu di Desa Bontomarannu, hal ini
dibuktikan dengan partisipasi aktifnya dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan, diantaranya festival Ramadhan ceria (FRC), tahun baru Islam,
isra mi,raj, maulid nabi, hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan RI, penghijauan,
dan masih banyak kegiatan lainnya.
Kata Kunci: Kepemudaan PERKASA, dan Kegiatan Keagamaan
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik.
Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
Skripsi ini dapat peneliti susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini.
Berkaitan dengan rampungnya skripsi ini, peneliti sangat menyadari berbagai
pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, peneliti
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi ,M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.
vii
3. Dr. Amirah Mawardi , S. Ag., M.Si. selaku ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam, Sekretaris Prodi, Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf Prodi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universits Muhammadiyah
Makassar.
4. Dr. Rusli Malli M.Ag, dan Drs. Mutakallim Sijal, M.Pd. selaku pembimbing
peneliti yang dengan tulus dan sabar dalam memberikan bimbingan dan
motivasinya selama peneliti menyusun skripsi.
5. Teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2016 khususnya
kelas Ekstensi yang satu perjuangan dalam menempuh Ilmu dan meraih
gelar sarjana, peneliti ucapkan terima kasih atas kebersamaan, kesetiaan dan
kekompakan selama perkuliahan. Ucapan terimah kasih juga kepada teman-
teman seperjuangan KKP Plus FAI 2020 di Pondok Pesantren Darul Arqam
Muhammadiyah Gombara.
6. Ucapan terimah kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua tercinta
Ayahanda Arsyad dan Ibunda Januari, saudaraku, serta istriku tercinta Sarni
dan Buah hatiku tersayang Almeera, merekalah yang menjadi
penyemangatku dan merekalah yang tiada henti-hentinya mendoakan,
memberi dorongan moril maupun materi selama menempuh pendidikan
sampai selesainya skripsi ini.
7. Dunial Maulana sebagai kepala Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong
Selatan Kabupaten Takalar, teman-teman anggota Pemuda Kreasi Desa
(PERKASA) dan Tokoh masyarakat/penduduk Desa Bontomaranmnu atas
viii
ix
segala pengertian dan kerjasamanya selama peneliti melaksanakan
penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, Peneliti hanya dapat memohon dan berdo‟a mudah-mudahan
bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do‟a yang telah
diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di
dunia dan akhirat. Amin
Namun di atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan
ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran
dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan peneliti terima dengan hati terbuka.
Peneliti berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
6 Dzulkaidah 1441 H
Makassar, -----------------------------
27 Juni 2020 M
Penulis
Suryadi
NIM: 105191105716
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 12
D. Manfaat penelitian ..................................................................................... 12
BAB II TINJAUN TEORITIS .............................................................................. 14
A. Organisasi .................................................................................................. 14
1. Pengertian Organiasi ........................................................................... 14
2. Ciri-ciri Organisasi .............................................................................. 15
3. Jenis Organisasi ................................................................................... 19
4. Fungsi dan Tujuan Organisasi ............................................................. 22
5. Paradigma Perubahan Organisasi ........................................................ 24
6. Contoh Organisasi atau Lembaga Di Lingkungan Masyarakat .......... 25
B. Organisasi Kepemudaan Masjid ............................................................. 26
1. Organisasi Kepemudaan Masjid ......................................................... 26
2. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid............................................ 27
C. Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)............................................................ 30
1. Pengertian PERKASA ........................................................................ 30
2. Visi, Misi dan Tujuan PERKASA ...................................................... 30
D. Meningkatkan Partisipai Kegiatan Keagamaan ........................................ 31
1. Meningkatkan Partisipasi .................................................................... 31
x
2. Kegiatan Keagamaan .......................................................................... 33
3. Meningkatkn Partisipasi Kegiatan Keagamaan .................................. 33
E. Kerangka Konseptual ............................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 36
A. Desain Penelitian ....................................................................................... 36
B. Lokasi dan Objek Penelitian ..................................................................... 38
C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 38
D. Deskripsi Fokus ......................................................................................... 39
E. Sumber Data .............................................................................................. 39
F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 41
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 47
A. Sekilas Tentang Desa Bontomarannu ....................................................... 47
B. Gambaran Umum Organisasi Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) ............ 53
C. Partisipasi Kegiatan Keagamaan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) ...... 61
D. Peranan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) Dalam Meningkatkan
Pertisipasi Kegiatan Keagamaan Masyarakat Desa Bontomarannu ......... 69
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 75
A. Kesimpulan ............................................................................................... 75
B. Saran .......................................................................................................... 76
DAFTR PUSTAKA .............................................................................................. 78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 82
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Luas Dusun di Desa Bontomarannu...................................................... 48
Tabel 4.2 Jumlah Kepala Keluarga ....................................................................... 50
Tabel 4.3 Data Penduduk Berdasarkan Usia ......................................................... 50
Tabel 4.4 Data Penduduk Berdasarkan Matapencaharian..................................... 51
Tabel 4.5 Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan .............................................. 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Peta Desa Bontomarannu .................................................................. 49
Gambar 4.2 Logo PERKASA ............................................................................... 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampran 1 : Pedoman Wawancara
Lampran 2 : Foto Wawancara Penelitian
Lampiran 3: Foto-foto Kegiatan PERKASA
Lampran 4: Surat Izin Penelitian
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah bangsa Indonesia membuktika bahwa peran kaum muda sangat
signifikan dalam memajukan bangsa Indonesia, sebagaimana tercatat dalam
estafet kesejarahan pembaharuan kebangsaan, sebutlah diantaranya rentetan
gerakan kepemudaan pada tahun 1908, 1928, 1945 dan 1996. Itu membuktikan
bahwa masa depan bangsa ada ditangan generasi muda selanjutnya.1
Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda, kaum
muda Indonesia adalah masa depan bangsa, karena itu setiap pemuda Indinesia,
baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang suah menyelesaikan
pendidikan merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh bangsa
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan
kedaulatan bangsa.2
Ben Anderson dalam Andi Suirta mengatakan bahwa pemuda merupakan
motor yang merupakan motor aktif sosial masyarakat adalah individu-individu
potensial untuk dibentuk dan digrap sebagai objek sekaligus subjek serta
merupakan mata rantai yang menghubungkan masa sekarang dan masa depan.
Persepsi pemuda bukanlah suatu kata yang pengertiannya semata bergantung pada
indikator usia, dan pemuda adalah pengertian yang lebih tepat untuk menunjukkan
1 Armin Mustamin Toputiri, Atas Nama Regenerasi: Pemuda dan Masa Depan
Pembangunan Sulawesi Selatan, Cetakan Pertama, (Makassar: toACCe Publishing, 2004), h. ix 2 Ajuan Ritonga, Erlina, dan Supriadi, Analisis Peran Pemuda Terhadap Pembangunan
Pertanian Lahan Pangan berkelanjutan Di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Jurnal Pertanian
Tropik, Vol. 2,No.3. Desember 2015, h. 312
2
kualitas dan semangat. Peranan pemuda pada masa itu selalu mencapai posisi
yang menentukan proses sosial politik dalam Negara dan masyarakat. Mereka
begitu tegar dalam memperjuangkan kemerdekaan mengusir kolonialisme baik
secara fisik maupun pemikiran3
Pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam
perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu
negara sedikit banyak ditentukankan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari
pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam lingkup kehidupan bermasyarkat,
pemuda merupakan satu identitas yang potensial dalam tatanam masyarakat
sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang
menguasi pemuda akan menguasai masa depan.4 Kaum muda harus hadir sebagai
individu yang memiliki karakter dan kepribadian yang unggul, menghindari
permainan politik yang tidak bermoral, secara sungguh-sungguh dan konsisten
menegakkan prinsip al-amar bil-ma’ruf wan-nahyu anil munkar.5
Hal ini sejalan degan firman Allah Swt dalam QS. Ali Imran/3: 110:
ِ تُْؤِهٌَُْى بِبّللَّ َّ ٌَْكِر َى َعِي اْلُو ْْ َِ ٌْ تَ َّ ٍت أُْخِرَجْت ِللٌَّبِس تَأُْهُرَّى بِبْلَوْعُرِّف َْ٘ر أُهَّ تُ ْن َخ ٌْ ُك
Terjemahnya:
3 Nina Karina, Dinamika sosial politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera utara,
Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan 2008 4 Wahyu Isardino Satries, Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat, Jurnal
Madani Edisi I/Mei 2009, h.91 5 Syarifuddin Jurdi, Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan
Kepentingan, h.287
3
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyeruh kepada yang ma‟ruf , dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah”6
Dalam ayat ini memberikan pesan bahwa tugas utama manusia diciptakan
Tuhan dibumi untuk melakukan emansipasi pada dimensi yang paling esensial
dalam diri manuasia, lebih khusus bagi dalam dimensi kesadaran dan pencerahan.
Kaum muda perlu menunjukkan kualitas diri bahwa mereka memiliki
kapasitas untuk melakukan perubahan dari dalam struktur negara dan memangkas
habis system yang korup. Kaum muda harus muncul sebagai alternatif pemecah
masalah dan bukan menjadi sumber persoalan baru. Dengan idealism dan visi
masa depannya, harus mengembalikan nilai-nilai budaya bangsa yang telah hilang
tanpa meninggalkan kecenderungan perubahan pada ranah global. Visi yang baik
harus didukung oleh tingkah laku yang terpuji dan ahlak sosial politik yang
mencerminkan visi tersebut.7
Pemuda sebagai generai penerus juga memiliki kemampuan potensial yang
bias diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki potensi
kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan seni yang bisa
diolah menjadi kecerdasa aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi
yang tinggi dan kesuksesan. Mereka memiliki potensi moral yang dapat diolah
dan dikembangkan menjadi moral yang positif seingga mampu berpartisipasi aktif
6 Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta, Duta Surya 2011), h. 80
7 Syarifuddin Jurdi, Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan
Kepentingan, hlm. 291
4
dalam pembangunan bangsa dan negara yang penuh dengan kejujuran, tidak
korup, semangat yang tinggi dan bertanggungjawab.8
Agama memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam salah satu isi ideologi bangsa Indonesia yaitu
Pancasila. Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini
menekankan pada pundamen etis-religius dari negara Indonesia yang bersumber
dari moral ketuhanan yang di ajarkan agama-agama dan keyakinan yang ada. Sila
ini sekaligus berperan sebagai pengakuan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
bagi masyarakat Indonesia.9 Oleh karena itu, kepercayaan akan adanya tuhan
adalah daar yang utama sekali dalam faham keagamaan,10
dan negara kita telah
memilikinya dengan adanya sila pertama.
Agama sejatinya menjadi alat pengontrol moral bangsa. Menurut Bahasa
sansekerta agama diartikan sebagai peraturan yang dapat membebaskan manusia
dari kekacauan yang dihadapinya dalam hidup, bahkan menjelang matinya.11
Hendropuspito menjelaskan agama sebagai suatu jenis system sosial yang dibuat
oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris
yang di percayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi mereka
dan masyarakat pada umumnya.12
Agama selain membantu orang dari
8 Sudirman, Peranan Organisasi Gerakan Penerus Desa Tanammaang (GENRETA dalam
Pembangunan Desa Tanammawang, Skripsi, Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin, Filsafat
dan Politik UIN Alauddin Makassar 2017 9 Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR,Empat pilar kehidupan kebangsaan dan
bernegara (Jakarta: Sekretariat Jendaral MPR RI, 2012) hlm.46. 10
Nasution Harun, Falsafah Agama (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989) hlm,23. 11 Yusron Rozak dan Tohirin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Dan
umum (Jakarta: Uhamka Press, 2009) hlm,32. 12
Dadang kahmad, sosiologi agama (bandung : PT Remaja Posdakarya, 2000) cet. 1 h.
129
5
kebingungan dunia dan menawarkan jawaban tentang berbagai permasalahan,
juga memberi kekuatan moral.13
Masih banyak orang yang merasa sudah
beragama jika sudah melaksanakan upacara yadnya (dhohir) atau sembahyang
saja. Menolong oaring menderita, berlalu lintas dengan mengikuti aturan, hidup
hemat, hal ini sering tidak dianggap sebagai pengalamn agama.
Magnis susino mengatakan moral selalu mengacu pada baik buruknya
manusia sebagai manusia. Bidang moral mencakup bidang kehidupan manusia
dilihat dari egi kebaikanya sebagai manusia.14
Moral agama pada masyarakat
sejatinya merupakan alat pengontrol untuk kehidupan yang baik. Masyarakat
bersama-sama terus memegang teguh ajaran agama masing-masing agar tidak
terjadi sebuah gejala sosial melemahnya moral tersebut.
Keteladanan dari kalangan elit agama dari pemerintah mempengaruhi
aktualisasi nilai-nilai agama di masyarakat. Masyarakat tidak dapat disalahkan
dengan fenomena melemahnya moral yang kini kian memprihatinkan. Suri
teladan telah hilang dari figur publik yang sedari dulu menjadi figur umat. Padahal
jika ada sosok atau tokoh yang menjadi panutan di mayarakat, umat akan mudah
mengikuti.
Melemahnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan keagamaan ada
beberapa macam. Contohnya melemahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan
keagamaan diantaranya, majid yang sepi ketika sholat fardu atau jamaah,
13
J. Dwi Narwako dan Bagong Suyanto,Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta
:kencana,2011) hlm. 253. 14
E-Jurnal, Pengertian Moral Menurut Para Ahli, 2013, (http://www.e-
jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html)
6
kurangnya aktivitas perayaan hari besar agama Islam seperti kegiatan Maulid
Nabi Muhammad saw. Atau Isra Mi‟rad, minimnya peran pemuda lingkungan
majid dalam berkegiatan di masjid atau sepinya masjid ketika bulan Ramadan
telah usai, bukan sebuah rahasia umum jika setiap berakhirnya bulan suci
Ramadan masjid kembali sepi jamaah. Kendati demikian, sejumlah masjid tetap
berupaya agar masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya.
Menurut Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah “Terdapat dua sebab
utama masjid tidak berpenghuni. Pertama yaitu persepsi atau pemikiran
masyarakat yang menganggap fungsi masjid hanya untuk tempat ibadah
melaksanakan sholat. Penyebab kedua yaitu pergeseran nilai-nilai agama atau
spiritual. Contohnya manusia semakin disibukkan dengan perekonomian sehingga
lalai dengan tugasnya terhadap terhadap Allah SWT”15
. Masjid akan ramai ketika
bulan suci Ramadan akan datang, shaf-shaf akan penuh setiap sholat fardu,
terutama mendekati jam berbuka seperti sholat ashar, dan akan bertambah penuh
ketika memasuki waktu magrib hingga menjelang isya sampai datang waktu
sholat taraweh. Seiring berakhirnya bulan Ramadan atau penghujung bulan suci,
masjid kembali cenderung akan sepi dari aktifitas kegiatan keagamaan. Umat
lebih mementingkan keperluan hari raya seperti berbelanja atau mudik ke
kampong halaman ketimbang meramaikan kegiatan masjid, hal hasil masjid
kembali sepi dari kegiatan keagamaan.
15
Dmi, Inilah Penyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu, 2016,
(http://dmi.or.id/inilah-penyebab-masjid -sepi-jamaah-versi-gubernur-bengkulu/)
7
Berdasarkan penjelsan diatas, terlihat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur tidak lagi
memepengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Hilangnya peran pemerintah dan
publik figur dalam meberikan contoh pengalaman keagamaan harus segera dicari
solusinya. Jika hilangnya peran pemerintah dan publik figur tidak segera diambil
tindak tegas, maka akan berakibat terjadinya penyelewengan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat.
Lahirnya orgnisasi dan komunitas berbasis syariat islam menjadi solusi
yang memberikan angin segar dalam penataan moral serta tangka laku
masyarakat. Organisasi dan komunitas berbasis syariat islam dapat berperan
bersama pemerintah dan publik figur. Ketiganya berfungsi mengatur dan
mengontrol pola serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
keagamaa.
Organisasi masyarakat berlandaskan syariat islam mampu berperan dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan kegamaa.
Kegiatan dan ide baru organisasi masyarakat mampu menggugah msyarakat untuk
berkegiatan keagamaan lebih baik lagi. Adapun organisasi yang paling dasar yang
patut di berikan perhatian dalam penataan moral masyarakat ialah organisasi yang
berada dalam naungan masjid. Hal ini disebabkan masjid merupakan pusat
kegiatan kaum muslimin. Berawal dari masjid seharusnya kaum muslimin
merancang masa depannya, baik dari segi di (agama), ekonomi, politik, sosial dan
seluruh sendi kehidupan. Sebagaimana para pendahulunya memfungsikan masjid
8
secara maksimal, dalam memakmurkan dn meramaikanmasjid. Seperti yang
disampaikan Allah SWT dalam Al Quran dalam Surah At-Taubah ayat 18 :
ٰٔ َۖ فَعََس لَنْ َْٗخَش إَِّلَّ َّللاَّ َّ َكبةَ آتَٔ الزَّ َّ ََلةَ أَقَبَم الصَّ َّ ِخِر ْٙ ِم ا ْْ اْلَ٘ َّ ِ ِ َهْي آَهَي بِبّللَّ إًََِّوب َْٗعُوُر َهَسبِجَد َّللاَّ
تَِدٗيَ ِْ ئَِك أَْى َُٗكًُْْا ِهَي اْلُو أُّلَٰ
Terjemahnya :
“Hanya yang memakmurkan masji-masjid Allah ialah orang-orang
beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selaim Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang
mendapat petunjuk”16
Apabila peranan organisasi masjid dapat dioptimalkan, penataan yang
berkesinambungan di msyarakat dalam peningkatan berkegiatan dalam beragama
dapat dimulai. Hal ini bisa terjadi karena letk masjid yang dekat dengan
lingkungan masyarakat.
Contoh organisasi yang berada dalam ruang lingkup berwadah masjid
ialah pemuda kreasi desa. Sejatinya orgnisasi pemuda inilah yang menjadi
tonggak ramai dan epinya masjid dalam kegiatan keagamaa. Ide yang baru serta
keanggotaan yang mayoritas adalah pemuda yang menjadi modal bagi organisasi
pemuda untuk membangun karakter masyarakat yang agamis dengan kegiatan
yang rutin dan jangka panjang. Organisasi pemuda membawa pembaharuan dan
cara baru untuk mengajak serta mendorong masyarakat untuk meramaikan masjid.
Namun, kenyataannya peran dari para pemuda ini belum mampu untuk
menggerakkan masyarakat dalam meramaikan masjid. PERKASA didirikan untuk
16
Departemen Agama RI, Al-Quran Tajwid Kode, Translasi per kata, Terjemah per Kata (Bekasi, Cipta Bagus sagar 2013) .hlm. 189
9
cita-cita kemanusiaan yaitu mengajak seluruh elemen masyarakat kepada yang
ma‟ruf dan mencegah kepada kemungkaran. Sejalan dengan firman Allah Swt
dalam QS. Ali Imran/3: 104
ئَِك ُُُن اْلُوْفِلُحْىَ أُّلَٰ َّ َكِر ۚ ٌْ َى َعِي اْلُو ْْ َِ ٌْ َٗ َّ َٗ أُْهُرَّى بِبْلَوْعُرِّف َّ ِْ٘ر تٌ َْٗدُعَْى إِلَٔ اْلَخ ُكْن أُهَّ ٌْ ْلتَُكْي ِه َّ
Terjemahnya
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”17
Jalan terbaik untuk bersatu dalam kebenaran di bawah naungan al-Qur‟an
dan Rasul-Nya, adalah dengan menjadi umat yang menyerukan segala bentuk
kebaikan dunia dan akhirat, menyerukan kewajiban mendorong manusia pada
kebaikan bersama dengan mencegah kejahatan (amar makruf nahi munkar, al-amr
bi al-ma‟ruf wa al-nahy „an al-munkar). Mereka yang melakukan prinsip itu
adalah orang-orang yang memperoleh keberuntungan yang sempurna.18
Seperti
dijelaskan dalam Hadist Riwayat Muslim Rasulullah SAW bersabda:
ٌَْكراً ُكْن ُه ٌْ ُل : َهْي َرأَٓ هِ ْْ َل هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص َٗقُ ْْ ٌَُْ قَبَل : َسِوْعُت َرُس َٖ هللاُ َع ْ٘د اْلُخْدِرٕ َرِض َعْي أَبِٖ َسِع
َْٗوبىِ ذَِلَك أَْضَعُف اْإِل َّ َِ ، فَِئْى لَْن َْٗستَِطْع فَ بِقَْلبِ َِ ٍِ، فَِئْى لَْن َْٗستَِطْع فَبِِلَسبًِ فَْلُ٘غَِّْ٘رٍُ بَِِ٘د
Artinya:
“Dari Abu Sa‟id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka
rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan
lisannya, jika tidak mampu maka rubalah dengan hatinya dan hal tersebut
adalah selemah-lemahnya iman.(Terjemahan Hadist Sahih Bukhari)
17
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta, Duta Surya 2011), h 79 18
Al-Imam AL-Bukhari, Terjemahan Hadist Sahih Bukhari Jilid I, II, III & IV (Cet.
2009; Klan Book Centre, 2009), h. 196
10
Hadits ini juga menunjukkan bahwasanya barang siapa yang mampu untuk
merubahnya dengan tangan maka dia wajib menempuh cara itu. Hal ini dilakukan
oleh penguasa dan para petugas yang mewakilinya dalam suatu kepemimpinan
yang bersifat umum. Atau bisa juga hal itu dikerjakan oleh seorang kepala rumah
tangga pada keluarganya sendiri dalam kepemimpinan yang bersifat lebih khusus.
Yang dimaksud dengan „melihat kemunkaran‟ di sini biasa dimaknai
„melihat dengan mata dan yang serupa dengannya‟ atau melihat dalam artian
mengetahui informasinya. Apabila seseorang tidak bisa merubah kemungkaran
dengan tangannya maka beralih menggunakan lisan yang memang mampu
dilakukannya. Dan kalau pun untuk itu dia tidak sanggup maka dia tetap
berkewajiban untuk merubah dengan hati, itula selemah-lemah iman. Jadi
menegakkan amar ma‟ruf dan nahi munkar merupakan suatu kewajiban yang
harus ditegakkan oleh semua umat manusia termasuk didalamnya kaum muda.
Sejalan dengan Hadist Riwayat Ibn Majah Rasulullah SAW, bersabda:
َر ََّل كَ ٌْ وُ ا الْ ّْ َ أ ا َر َ ذ ِ بَس إ ٌَّ ىَّ ال ِ قُْلُ إ َٗ نَ َّ ل سَ َّ َِ ْ٘ َ ل ُ عَ لَّٔ َّللاَّ ِ صَ ْلَ َّللاَّ سُ َر َ بل قَ َِ ِ بب قَ ِع ِ ب ُ ْن َّللاَّ ُِ وَّ عُ َ ٗ َْى َك أ شَ ّْ َ َُ أ َ ًّ ُر ِ ّ ٘ غَ ُ ٗ
Artinya:
“Sesungguhnya manusia apabila melihat kemunkaran, kemudian mereka
tidak merubahnya di khawatirkan Allah akan meratakan adzab-nya kepada
mereka.” (Mahkota Pokok-pokok Hadist Rasulullah SAW, Jilid 1).19
Salah satu organisasi pemuda yang telah aktif berkegiatan keagamaanya di
lingkungan masyarakat ialah PERKASA (Pemuda Kreasi Desa) yang bertempat di
Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. Pemuda
19
Syekh Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok Hadist Rasulullah SAW, Jilid 1
(Bandung: CV Sinar Baru, 2009), h 767
11
Kreasi Desa terlihat paling aktif dalam menjalankan aktifitas kegiatan dibanding
organisasi pemuda lain di sekitar Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong
Selatan, Kabupaten Takalar, dan masjid berada dalam lingkungan masyarakat. Ini
yang menjadikan tolak ukur pengambilan objek penelitian di Pemuda Kreasi Desa
yaitu untuk melihat peran pemuda dalam meningkatkan partisipasi kegiatan
keagamaan di msyarakat.
Berdasarkan realita yang tertulis di atas, partisipasi masyarakat dalam
kegiatan keagamaan sudah menurun, perena pemerintah dan publik figur sebagai
suri teladan tidak lagi mempengaruhi tingkat patisipasi masyarakat dalam kegiatan
beragama. Organisasi pemuda diharapkan membantu peran pemerintah dan publik
figur dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam
mengenai peranan organisasi kepemudaan terhadap partsipasi kegiatan beragama
serta menjadikannya skripsi dengan judul
“Peranan Organisasi Kepemudaan Perkasa (Pemuda Kreasi Desa)
Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Di Masyarakat Desa
Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat
mengekemukakan masalah sebagai berikut :
1. Bagimana gambaran umum Organisasi Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)
Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar?
12
2. Bagaimana partisipasi kegiatan keagamaan Pemuda Kreasi Desa
(PERKASA) Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar.?
3. Bagaimana peranan Organisasi PERKASA dalam meningkatkan
partisipasi kegiatan Keagamaan Masyarakat Desa Bontomarannu
Kec.Galesong Selatan Kab. Takalar.?
C. Tujuan Penelitiaan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan khusus dari penelitian
ini adalah:
1. Uuntuk mengetahui gambaran program kegiatan Pemuda Kreasi Desa
(PERKASA)
2. Untuk mengetahui partisipasi kegiatan keagamaan Pemuda Kreasi Desa
(PERKASA)
3. Untuk mengetahui peran organisasi PERKASA dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan.
D. Mamfaat penelitian
1. Mamfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini secara teoritis sosiologi diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek
pekerjaan sosial terutama tentang interaksi sosial masyarakat dalam
meningkatkan kegiatan keagamaan.
2. Manfaat Praktis
13
a. Untuk Pemerintah daerah, memberikan sumbangan bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khusunya tentang peranan organisasi kepemudaan
masjid dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan
keagamaan.
b. Diharapkan dapat membantu para pengelola lembaga dakwah,
khususnya aktifis masjid dalam mengoptimalkan peran dan fungsi
organisasi remaja masjid.
c. Menambah wawasan dan khazanah pendidikan islam pada masyarakat
tentang manfaat dan peranan ikatan pemuda masjid dalam
meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan.
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama, sedangkan dalam kamus sosiologi, organisasi merupakan sistem sosial
yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.20
Sebuah organisasi dapat
terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya.
Organisasi memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia
dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orang-orang yang ada di dalam
suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa
keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya,
organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka,
meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur.
Menurut Chester I. Barnad, “Organization as a system of cooperatives of
two or more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau
lebih), sedangkan menurut Gitosudarmo, pengertian organisasi adalah suatu
20
Bisri Mustofa, Kamus Lengkap Sosiologi(Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008) cet.1 h, 216
15
sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan
berulang-ulang oleh sekolmpok orang untuk mencapai suatu tujuan.21
Nawawi, menyatakan pendapatnya tentang pengertian organisasi dari dua
segi yaitu pengertian organisasi secara statis dan dinamis yaitu:
a) Pengertian Statis: Organisasi adalah wadah berhimpun sejumlah manusia
karena memiliki kepentingan yang sama. Statis dalam arti bahwa setiap
orgnisasi memiliki struktur yang cenderung tidak berubah-ubah di
samping itu posisi, status dan jabatan juga cenderung permanen.
b) Pengertian Dinamis: Proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau
lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Dinamis dalam arti bahwa
kerjasama berlangsung secara berkelanjutan atau proses yang selalu
mungkin menjadi lebih efektif dan efesien, sebaliknya juga semakin
kurang efektif atau kurang efesien. Disamping itu interaksi antarmanusia
di dalam organisasi tidak pernah sama dari waktu ke waktu.22
Ini berarti bahwa dalam setiap organisasi selalu ada atau beberapa orang
yang bertanggung jawab untuk mengkoor-dinasikan sejumlah orang yang
bekerjasama tadi dengan segala aktivitasnya. Dalam banyak hal orang yang
bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan
sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda.
Ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh
21 Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 h,. 21 22
Ibid., h,. 22
16
semuanya dan malah mungkin terpaksa disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di
semua organisasi baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain bahwa
pengertian organisasi akan semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan
tingkat formalitasnya menjadi besar dan semua itu akan mempengaruhi orang-
orang yang bekerjasama di dalam organisasi tersebut. Ini berarti dimensi manusia
merupakan hal yang sangat urgen dalam organisasi.
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa semua organisasi memiliki
kesamaan, yang berbeda hanyalah bidang geraknya karena didasari oleh berbagai
kepentingan manusia yang terhimpun di dalamnya. Hasibuan, mengemukakan
bahwa organisasi dilihat dari tujuannya dikenal dengan organisasi perusahaan
(business organization) dan organisasi sosial (public organization).23
Organisasi
perusahaan bertujuan mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya ekonomi
rasional. Organisasi sosial bertujuan memberikan pelayanan sedang prinsip
kegiatannya
Tiap ialah pengabdian sosial.
2. Ciri-ciri Oraganisasi
organisasi mempunyai karakteristik yang umum, yaitu:
a. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami
perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya
23 Ibid., h,. 23
17
dan perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah. Sifat
dinamis ini disebabkan pertama, karena adanya perubahan ekonomi dalam
lingkungannya. Tiap organisasi memerlukan sumber keuangan untuk
melaksanakan setiap kegiatannya. Oleh karena itu kondisi ekonomi sangat
mempengaruhi kehidupan organisasi.Kedua, yang menjadikan organisasi
bersifat dinamis adalah perubahan pasaran. Kebanyakan organisasi
pasarannya adalah hasil produksi atau pelayanan. Jadi apabila dirasa
kuantitas anggota sudah terlalu membengkak maka penerimaan anggota
organisasi juga harus dikurangi. Faktor ketiga yang juga menjadikan
organisasi bersifat dinamis adalah perubahan kondisi sosial. Karena semua
organisasi tergantung kepada bakat dan inisiatif manusia maka organisasi
harus tetap dinamis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi
sosial. Faktor yang terakhir adalah perubahan teknologi. Perubahan
teknologi yang terjadi pada masyarakat akan memberikan dampak pada
organisasi.
b. Memerlukan informasi.
Semua organisasi memerlukan informasi untuk berkembang.Untuk
mendapatkan informasi adalah melalui komunikasi. Oleh karena itu
komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi ini
dapat berasal dari dalam organisasi itu sendiri ataupun organisasi yang lain.
c. Mempunyai tujuan.
18
Organisasi adalah kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus mempunyai tujuan
masing-masing yang berbeda-beda. Tujuan organisasi hendaknya dihayati
oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota diharapkan dapat
mendukung pencapaian tujuan organisassi melalui partisipasi mereka secara
individual.
d. Terstruktur.
Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat undang-
undang atau aturan-aturan dan hubungan hierarki hubungan dalam
organisasi. Hal ini dinamakan struktur organisasi. Struktur menjadikan
organisasi membakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang
berhubungan dengan proses produksi. Selain empat sifat tersebut, ada empat
hal umum yang dimiliki oleh organisasi yaitu sumber daya manusia,
keterampilan, energi, dan lingkungan. Tiap organisasi mempunyai sumber
daya manusia. Manusialah yang mengelola organisasi, yang mengerjakan
tugastugas organisasi dan manusia juga yang memberikan pengetahuan yang
digunakan untuk mengembangkan organisasi. Selain sumber daya manusia,
organisasi juga harus memiliki ketrampilan tertentu. Keterampilan ini yang
akan digunakan organisasi untuk mengelola masukan menjadi hasil
produksi. Dari jenis ketrampilan ini orang akan dapat membedakan suatu
organisasi dengan organisasi lainnya.
Organisasi memang membutuhkan beberapa factor yang disebutkan diatas
dan harus ditanggapi dengan bijak karena bagaimanpun organisasi memerlukan
19
kemajuan dalam roda organisasinya, untuk mempermudah koordinasi atau
pembagian kerja maka dibutuhkan sruktur organisasi agar jelas pembagian
kerjanya sehingga roda orgnisasi dapat berputar dengan lancar.
3. Jenis Organisasi
a. Organisasi Formal
Organisasi formal juga disebut sebagai organisasi sekunder yang merupakan
bentuk hirarki resmi, atau dengan kata lain sudah ada kententuan mengenai ha-hal
yang berhubungan dengan organisasi yang dibuat dalam lembaran-lembaran
resmi. Jenis organisasi ini sudah memiliki peraturan, konvensi dan kebijakan yang
ada diatas kertas. Maka menjadi kewajiban para pemimpin untuk memahami
bagaimana fungsi dan beroperasinya organisasi formal tersebut dalam praktiknya,
Menurut Kartono, ciri-ciri Organisasi formal ialah:
1) Bersifat impersonal dan objektif.
2) Kedudukan setiap individu berdasarkan fungsi masing-masing dalam satu
system hirarki, dan sesuai dengan pkerjaan masingmasing.
3) Ada relasi formal berlandaskan alas an-alasan idiil dan konvensi yang
objekstif sesuai kenyataan, dan adanya status resmi dalam organisasi.
4) Suasana kerja dan komunikasi berlandaskan pada kompetisi dan efisiensi.24
Pada organisasi formal, orang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan
yang dibantu bermacam-macam sumber dan sarana. Agar kerjasama dapat
24
Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: PT Rajawaligrafindo, 2011) hlm. 120
20
berjalan dengan baik maka dibutuhkan tata tertib, pengaturan oleh pemimpin,
pembagian tugas atau pekerjaan, dan tata kerja yang teratur. Dan imbalan atau
keuntungan tergantung dari kinerja masing-masing orang. Maka diperlukan
kesatuan diantara kegiatan kerja, pemanfaatan tenaga kerja, dan kesatuan-
kesatuan alat serta mesin dengan tugas dan otoritas masing-masing. Maka tugas
pokok upaya pengorganisasian formal menurut Kartini Kartono meliputi:
1.) menentukan kelompok atau unit kerja,
2.) membagi tugas-tugas kerja,
3.) menentukan tingkat otoritas untuk bisa bertindak secara bertanggungjawab.
Dengan begitu tersusunlah hirarki kerja yang dapat mencapai ketrampilan teknis,
penghematan waktu, dan maksimalisasi kecepatan kerja.
b. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa
suka dan tidak suka, dengan iklim psikis yang intim, saling berhadapan, serta
moral yang tinggi. Ciri-ciri organisasi informal menurut Kartono, antara lain:
1) terintegrasi dengan baik,
2) diluar kelompok informal, terdapat kelompok yang lebih besar,
3) setiap anggota secara individual mengadakan interelasi berupa jaringan
pribadi dan disertai komunikasi yang lebih akrab,
4) terdapat iklim psikis atau perasaan antara suka dan tidak suka,
21
5) sedikit atau banyak, setiap anggota mempunyai sikap yang pasti terhadap
anggota lain yang mengikutsertakan emosi tertentu.25
Berhubungan dengan perasaan atau emosi, kelompok informal merupakan
instrument penting bagi pembentukan sikap disiplin, moral, dan control sosial.
Dengan begitu kontrol moral dan sosial mencanangkan kode-kode dan norma
tingkah laku yang dianggap paling tepat dalam kelompok informal tersebut.
Sehingga kelompok ini dapat memberikan pengaruh yang paling potensial bagi
pembinaan dan pengaturan tingkah laku setiap anggota kelompoknya.Implikasi
kontrol sosial dan moralitas dari kelompok informal bagi pribadi pemimpin
menurut Kartono sebagai berikut.
1) Untuk mengubah tingkah laku individu melalui medium kelompok, bukan
perorangan.
2) Pemimpin perlu memahami bahwa emosi dan sentiment-sentimen dari
kelompok ini benar-benar merupakan kekuatan jiwa dari kelompok dan
menjadi sumber dari kontrol sosial. Didalam kelompok ini orang akan
merasa aman dan diterima.26
Suksesnya seorang pemimpin tidak hanya diukur dari keberhasilan dalam
menggerakan individu-individu untuk berbuat, tetapi pada kemampuan untuk
menggerakan kelompoksebagai totalitas. Karena itu salah satu tugas pemimpin
ialah memperhatikan dinamika kelompok, yang memiliki emosi, sentiment,
semangat, dan kepribadian yang berbeda-beda.
25
Ibid, h. 122 26
Ibid, h. 123
22
4. Fungsi dan Tujuan Organisasi
Organisasi memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan
pokok organisasi, mengembangkan tugas tanggungjawab, memproduksi hasil
produksi dan mempengaruhi orang lain.
a) Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi Setiap organisasi mempunyai
kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka mengembangkan organisasi
tersebut. Misalnya tempat berkumpul, alat-alat kegiatan, alat-alat tulis.
b) Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab Kebanyakan organisasi
bekerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu.Ini berarti bahwa
organisasi harus berkembang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
oleh organisasi maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berada.
Standar ini memberikan satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh
anggota organisasi.
c) Memproduksi Barang atau Orang Fungsi utama organisasi adalah
memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Dalam
hal ini produk yang dihasilkan adalah kemampuan manusia untuk memiliki
ketrampilan dan belajar dari orang lain demi untuk mengembangkan diri
pribadi.
d) Mempengaruhi dan Dipengaruhi Orang Suatu organisasi digerakan oleh
orang yang akan membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan
pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program
baru, dan arah yang baru. Maka dari itu dalam berorganisasi banyak sekali
23
dikendalikan oleh orang yang mungkin memiliki kepentingan langsung
maupun yang tidak memiliki kepentingan.
Hal lain yang perlu juga dimiliki oleh suatu organisasi adalah energi yang
memungkinkan untuk berfungsi secara efektif. Energi ini diperoleh dari anggota
organisasi. Hal lain yang dimiliki organisasi yaitu lingkungan. Lingkungan dapat
berupa alam sekitar, tekanan politik, ekonomi, dan teknologi. Lingkungan tersebut
akan mempengaruhi organisasi, tetapi tidak semua kejadian diluar organisasi itu
akan mempengaruhinya. Kejadian yang dapat mempengaruhi organisasi adalah
kejadian yang relevan dengan organisasi tersebut.
Tujuan organisasi merupakan suatu harapan yang diinginkan dalam sebuah
organisasi sesuai dengan misi dan visi pada organisasi tersebut demi kesejahteraan
seluruh anggotanya. Setiap organisasi juga harus punya arah,
a) Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa
agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. atau suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
Berdasarkan hal tersebut, visi merupakan suatu langkah penting dalam
perjalanan suatu organisasi.
b) Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan
sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan Misi membawa organisasi kepada
suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang
dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang
24
harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik.27
5. Paradigma Perubahan Organisasi
Dalam perkembangannya organisasi telah dan mengalami perubahan
paradigma. Mulai dari paradigma klasik, paradigma human dan paradigma
kolaborasi. Menurut Limerick dan Cunnington sebagaimana dikemukakan oleh
Keban, bahwa pada paradigma klasik tokoh yang sangat popular adalah Fayol,
Taylor, Urwick dan Gullick, Gant, dsb. Rancangan organisasi pada generasi ini
adalah:
a) Orientasi pada efesiensi yang tinggi.
b) Sistem otoritas dan kendali yang sangat hirarkis dengan rental kendali
yang sangat sempit.
c) Prisnsip-prinsip spesialisasi, sentralisasi dan formalisasi sangat
ditekankan disini.28
Paradigma dalam aliran ini mendapat kritikan tajam karena memperlakukan
manusia dalam organisasi seperti mesin (kurang manusiawi). Organisasi dilihat
seperti sebagai suatu proses mechanistic. Kreatifitas, inisiatif dan partisipasi
anggota tidak dihargai sama sekali.
27 Khairudin Heru, Peran Organisasi Sosial Dalam Msyarakat, 2015,
(http://rekayasakomputer.blogspot.co.id/2015/01/peran-organisasi-sosial-dalam-masyarakat.html) 28 Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 hlm,.24
25
Dalam paradigma human, telah terjadi pergeseran pandangan tentang
manusia dalam organisasi. Manusia telah dilihat sebagai makhluk sosial yang
dapat membentuk sendiri kelompok-kelompok informal sesuai dengan
keinginannya, dan ingin bekerja pada kondisi kerja yang menyenangkan. Tokoh
sebagai pelopor pada generasi ini adalah Elton Mayo dengan eksperimennya di
Hawthrone tahun 1930an. Dalam pola ini dapat diketemukan bahwa asumsi yang
berlaku sebelumnya keliru, yaitu bahwa kepentingan anggota organisasi adalah
sama dengan kepentingan manajemen, dan manusia tidak dapat lagi dilihat
sebagai individu yang independen tetapi memiliki kelompok atau kolektivitas.
Dengan kata lain manusia harus dilihat sebagai “social man” sehingga faktor
human mendapat perhatian utama. Tokoh lain yang mendukung aliran ini adalah
Rensis Likert. Karya-karyanya yang menekankan prinsip-prinsip hubungan-
hubungan yang bersifat “supportif” yang meperhatikan.
6. Contoh Organisasi atau Lembaga Di Lingkungan Masyarakat
Di dalam suatu masyarakat Indonesia terdapat organisasi atau lembaga yang
dibentuk dari masyarakat untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Lembaga
kemasyarakatan atau organisasi kemasyarakatan pada umumnya bersifat sosial
yang tidak mencari keuntungan dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya. Lembaga masyarakat dapat dibentuk berdasarkan peraturan daerah
maupun atas inisiatif sendiri. Antara daerah yang satu dengan daerah yang
lainnya dapat memiliki lembaga kemasyarakatan yang berbeda.
26
1. Rukun Warga (RW)
2. Rukun Tetangga (RT)
3. Karang Taruna
4. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
5. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
6. Pelindung Masyarakat (Linmas)
7. Organisasi Kepemudaan Masjid
8. Organisasi Pemuda Anti Narkoba
9. Himpunan Mahasiswa
10. Laskar Bersedekah
B. Organisasi Kepemudaan Masjid
1. Organisasi Kepemudaan Masjid
Menurut Drs. EK Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara
beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan
peraturan kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja
masjid. Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh
dua orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk
mencapai tujuan bersama.29
Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka remaja masjid
perlu merekrut mereka sebagai anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia
29 Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar,2005), h.52-54.
27
antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat
pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun dianggap terlalu
muda sehingga tingkat pemikiran mereka masih belum berkembang dengan baik.
Sedang usia di atas 25 tahun, sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja.
Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda.
Tingkat usia anggota perlu dipertimbangkan dengan baik karena berkaitan dengan
pembinaan yang akan dilakukan kedepanya dalam organisasi. Anggota yang
memiliki tingkat usia, pemikiran dan latar belakang yang relatif homogen lebih
mudah dibina bila dibandingkan dengan yang heterogen. Disamping itu, dengan
usia yang sebaya, mereka akan lebih mudah untuk bekerjasama dalam
melaksanakan program-program yang telah direncanakan sehingga akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan.
2. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid
Adapun Peran dan Fungsi Remaja Masjid antara lain:
a.) Memakmurkan masjid
Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan
masjid. Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan
shalat berjama‟ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat
berjama‟ah adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid.
Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam
memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi
28
untuk melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan. Dalam mengajak anggota
untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya:
1.) Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid
2.) Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai
tempat pelaksanaannya.
3.) Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah.
4.) Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid.
5.) Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.30
b.) Pembinaan Remaja Muslim
Remaja muslim disekitar lingkungan masjid merupakan sumber daya
manusia (SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga
merupakan objek dakwah (mad‟u) yang paling utama. Oleh karena itu, mereka
harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman,
berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk
berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan.
Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa (MABIT),
bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur‟an, kajian buku, pelatihan (training),
ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.
c.) Pendukung Kegiatan Ta‟mir Masjid
30
Ibid., h.69.
29
Sebagai anak organisasi (underbouw) Ta‟mir Masjid, Remaja Masjid harus
mendukung program dan kegiatan induknya. Dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan tertentu, seperti shalat jum‟at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul
Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan
tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat
secara nyata. Secara umum, Remaja Masjid dapat memberi dukungan dalam
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ta‟mir Masjid, diantaranya:
1) Mempersiapkan sarana shalat berjama‟ah dan shalat –shalat khusus,
seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri
dan Idul Adha.
2) Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum‟at, Idul Fitri, dan Idul
Adha.
3) Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan.
4) Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat.
5) Menjadi pelaksana penggalangan dana.
6) Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir Masjid dan
lain sebagainya.31
d.) Dakwah dan Sosial
Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi
remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam
mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya
31
Ibid., h,.36
30
dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun
diselenggarakan oleh remaja masjid, akan tetapi aktifitas tersebut tidak hanya
membatasi pada bidang keremajaan saja tetapi juga melaksanakan aktifitas yang
menyentuh masyarakat luas, seperti bhakti sosial, kebersihan lingkungan,
membantu korban bencana alam dan lain-lain, semuanya adalah merupakan
contoh dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka
dapat bekerja sama dengan ta‟mir masjid dalam merealisasikan kegiatan
kemasyarakatan tersebut.32
C. Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)
1. Pengertian PERKASA
Pemuda kreasi desa adalah sebuah organisasi kepemudaan yang berda di
wilayah Desa Bontomarannu , Kecamatan Galesong selatan Kabupaten Takalar.
Dasar dibentuknya organisasi ini adalah untuk mempersatukan para pemuda islam
di wilayah tersebut agar kegiatan pemuda dapat terorganisir dengan baik, kegiatan
keagamaan maupun kegiatan yang bersifat umum.
2. Visi, Misi dan Tujuan PERKASA
a. Visi Organisasi Pemuda Kreasi Desa
Meningkatkan spiritual dan memebentuk sikap kepemimpinan agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan berahlak mulia.
b. Misi Organisasi Pemuda Kreasi Desa
32 Ibid., h,.37
31
Mengoptimalkan potensi remaja dalam berorgnisasi. Mengadakan kegiatan
yang bermamfaat bagi masyarakat. Menjadi wadah silaturahmi antar remaja.
Tujuannya adalah pikiran, emosi atau perasaan seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangannya untuk
kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan dalam menuju tujun yang akan dicapai.
c. Tujuan Organisasi Pemuda Kreasi Desa
Bertjuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudipekerti, etis,
saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun
sosial. Tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perbuatan yang
muncul pergaulan dalam masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional,
regional maupun global.
D. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan
1. Meningkatkan Partisipasi
Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari
bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”. Dalam
bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata kerja “Partipare”
yang berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu
adanya kegiatan atau aktivitas.33
Sedangkan dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa
33
Le Pank, Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli, 2014, (http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-beberapa.html).
32
Indonesia) partisipasi berarti, perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan,
keikutsertaan, peran serta.34
Partisipasi menurut para ahli:
1) Menurut Keith Davis, Partisipasi adalah keterlibatan mental
dan emosional seseorang untuk pencapaian tujuan dan mengambil
tanggung jawab di dalamnya.
2) Menurut Sajogyo, Partisipasi adalah proses dimana sejumlah pelaku telah
bermitra pengaruh dan kontrol berbagi dalam inisiatif “pembangunan”,
termasuk membuat keputusan tentang sumber daya.
3) Menurut Sastropoetro, Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi atau
keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.35
4) Menurut kamus lengkap sosiologi, partisipasi adalah derajat partisipasi
individu dalam kehidupan sosial.36
Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi
adalah keterlibatan peserta secara mental dan emosional dan fisik dalam
menanggapi melaksanakan kegiatan dalam proses pembelajaran dan untuk
mendukung pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab atas
keterlibatannya.
2. Kegiatan Keagamaan
34
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012, (http://kbbi.web.id/partisipasi)
35 Jelajah Internet, Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli, 2015, (http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-menurut-para.html)
36 Bisri Mustofa, Kamus Lengkap Sosiologi(Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008) cet.1 h, 223.
33
Kegiataan kegamaan banyak sekali macamnya, baik yang sifatnya regular
ataupun temporer. Kegiatan rutin seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian
kitab yang diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian bulanan.
Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah ke berbagai sekolah,
peringatan hari besar Islam (maulid nabi, isra mijrad, muharram) dan kegiutan
bulan Ramadhan. Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga diselenggarakan
kegiatan sosial terutama untuk masyarakat sekitar, seperti: santunan fakir miskin
dan anak yatim.37
3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan
Peningkatnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan kegamaan di
masyarakat dapat ditingkatkan, hal ini bisa dimulai dengan kesadaran sendiri
untuk melaksanakan ibadah seperti sholat berjamaah atau membaca al-quran di
rumah ataupun di masjid. Setelah memulai dengan diri sendiri, mengajak ataupun
memberikan ajakan kepada orang lain untuk melakukanya juga suatu hal yang
penting. Berkegiatan dengan berorganisasi dengan wadah organisasi masjid pun
juga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengadakan acara atau
kegiatan yang menarik animo masyarakat untuk datang dari segi pendidikan,
keislaman atau sosial, seperti maulid nabi, gebyar muharram, gema Ramadhan,
bakti sosial, satunan yatim-piatu dan dhuafa, bisa menjadi daya tarik tersendiri
untuk mayarakat berbondong-bodong memenuhi masjid atau pelataran untuk
37
Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan, 2016, (http://masjidbi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=24&Itemid=38).
34
bersama-sama berkegiatan. Hal ini nantinya akan melahirkan suatu budaya yang
baik dan berkepanjangan didalam masyarakat.
E. Kerangka Konseptual
Menurut Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara beberapa
orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan
kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja masjid.
Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk mencapai
tujuan bersama.
Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid.
Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat
berjama‟ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjama‟ah
adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu,
kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan
informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk
melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan
Pemuda kreasi desa (PERKASA) adalah salah satu organisasi remaja
masjid, yang merupakan wadah remaja-remaja di dalam ruang lingkup masjid Ar-
Rahman Desa Bontomrannu untuk berkeja sama dalam memakmurkan masjid dan
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk beribadah di masjid.
35
Memakmurkan Masjid
Pembinaan Remaja Masjid
Mendukung Kegiatan Ta‟mir Masjid
Dakwah dan sosial
Bagan 2.1 Kerangka Konseptual
kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan dalam
meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.
Program Kerja PERKASA
(Pemuda Kreasi Desa)
keagamaan
Organisasi Kepemudaan Masjid
Peranan dan Fungsi
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu
barang atau jasa.38
Pengertian lain menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks
naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak perlu berusaha
untuk memanipulasi fenomena yang diamati.39
Metode-metode penelitian dalam
pendekatan kualitatif sering digunakan untuk melihat lebih dalam suatu fenomena
sosial termasuk di dalamnya kajian terhadap ilmu pendidikan, manajemen dan
administrasi bisnis, kebijakan publik, pembangunan atau ilmu hukum.40
Peneliti mengambil fenomenya melemahnya kegiatan partisipasi kegiatan
kegamaan di masyarakat, dengan mengambil stuudi kasus pemuda kreasi desa,
peneliti melakukan pengamatan dan observasi lingkungan masjid Ar-Rahman
untuk mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
2. Pendekatan Penelitian
Beberapa pendekatan yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
38
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Cet. 5, h. 22 39
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h.7 40
Rully Indrawan, Metodologi Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h.67
36
38
a. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis dibutuhkan untuk mengetahui dinamika anggota
organisasi sebagai objek penelitian. Pendekatan sosiologi dalam suatu
penelitian sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk membaca gejala sosial yang
sifatnya kecil, pribadi hingga hal-hal yang sifatnya besar. Pendekatan
sosiologis digunakan karena dalam penomena kemasyarakatan terjadi dinamika
interaksi antara sesama manusia yang terlibat dalam proses sosial. Dengan
demikian dalam menelaah keberadaan Organisasi PERKASA akan banyak
terkait dengan dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan di lapangan
sehingga dalam penelitian ini pendekatan sosiologis digunakan untuk menelaah
dan mencermati tentang bagaimana upaya yang dilakukan Organisasi
PERKASA dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat
Desa Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar.
b. Pendekatan Ilmu Komunikasi
Pendekatan ilmu komunikasi yang dimaksud adalah sebuah sudut pandang
yang melihat fenomena gerakan pembinaan sebagai sebuah bentuk penerapan
pembelajaran. Pendekatan ilmu tersebut untuk mengetahui dinamika hubungan
para anggota organisasi PERKASA sebagai objek pembinaan dan
pembelajaran.
c. Pendekatan Agama
Pendekatan agama merupakan pendekatan yang banyak memberikan siraman
rohani dan kalbu terhadap individu dalam memberikan pemahaman tentang
agama yang bisa menjadi benteng dalam dirinya.
39
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa Bontomarannu kecamatan Galesong
selatan kabupaten Takalar. Wilayah ini dekat dengan lingkungan Masjid Ar-
Rahman, yang berdampak langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan
Pemuda Kreasi Desa. Adapun tempat yang menjadi objek penelitian ini adalah
Pemuda Kreasi Desa, yang beralamat Di Desa Bontomarannu kecamatn Galesong
Selatan kabupten Takalar. Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti
melakukan penelitian. Alasan yang paling mendasar adalah Masjid Ar-Rahman
termasuk salah satu masjid terbesar di desa Bontomarnnu. Selain itu Pemuda
Kreasi Desa sudah berdiri cukup lama, sudah banyak memiliki kegiatan
keagamaan serta lingkungan masyarakat sekitar masjid yang terlihat majemuk.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini berjudul “Peranan Organisasi Kepemudaan PERKASA
(Pemuda Kreasi Desa) Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Di
Masyarakat Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten
Takalar”. Oleh karena penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis
penelitian kualitatif, maka penelitian ini akan difokuskan pada peranan organisasi
kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat.
40
D. Deskripsi Fokus
Agar kemudian mudah secara utuh uraian peneliti dalam penelitian
tersebut, maka peneliti akan menjelaskan beberapa hal yang dianggap memiliki
peranan penting dalam membangun teori dan konsep tersebut, yakni:
a) Peranan
Perana berasal dari kata peran. Peran memeiliki makna yang seperangkat
tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.
Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakanakan. “Peranan
merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan(status)”. Apabila
seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.
b) Pemuda
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bergejolak dan
optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Dalam
undang-undang Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan telah diatur
batasan usia pemuda mulai dari umur 16 tahun sampai dengan 30 tahun.
E. Sumber Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan
dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, tidak semua informasi atau
keterangan merupakan data penelitian. Data hanyalah sebagian saja dari
41
informasi, yakni hanya hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.41
Dalam
penelitian ini data yang akan dicari adalah Peranan Pemuda Kreasi Desa dalam
meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan di masyarakat
Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder.
1. Data primer, yaitu data dari penelitian yang langsung dari sumber asli (tidak
melalui perantara). Data primer didapat melalui metode wawancara dan
pengamatan langsung (observasi). Data primer penelitian ini diperoleh dari
tokoh masyarakat, Pengurus, anggota aktif Pemuda Kreasi Desa, Masyarakat
sekitar masjid.
2. Data sekunder, merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung, data yang diperoleh untuk mendukung data primer Data ekunder
yang digunakan antara lain yaitu melalui dengan studi kepustakaan dengan
cara memepelajari dan mengutip dari berbagai konsep yang terdiri dari
banyakny literatur baik dari buku, jurnal, majalah, koran dan karya tulis
lainnya ataupun dengan memamfatkan dokumen tertulis, gambar, foto-foto,
atau benda-benda lain yang berkaitan dengan aspek yang diteliti. Data
sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sekretariat pemuda
kreasi desa.
41 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, h.61
42
F. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data di lapangan atau lokasi dilakukan dengan menggunakan teknik
pengumpulan data berupa:
a. Pedoman Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan
mengikuti. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian.42
Dalam hal ini jenis observasi yang dilakukan
adalah jenis pengamat penuh atau the complete observer, peneliti dengan bebas
mengamati secara jelas subyeknya dari belakang kaca, sedang subyeknya sama
sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati atau tidak.43
b. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan
pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan
informal. Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari
informal ke formal Dengan kata lain, wawancara merupakan suatu kegiatan tanya
jawab dengan tatap muka antara pewawancara dan yang diwawancarai tentang
masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi,
42
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 105 43
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), Cet. 1, h.146
43
sikap dan pola piker yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang
diteliti.44
Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang
dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti atau
pewawancara secara mendalam.
Ada dua kategori informan yaitu informan pengamat dan informan pelaku.
Informan pangamat adalah informan yang memberikan informasi tentang orang
lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti, sedangkan informan pelaku
adalah informan yang memberikan keterangan tentang dirinya, perbuatannya,
pikirannya, interpretasinya, atau pengetahuannya.45
c. Dokumentasi
Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu
mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan
penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga mendukung dan menambah
kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Gottschalk menyatakan bahwa
dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses
pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat
tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
Berkenaan dengan studi dokumen ini Bogdan (1982) mengklasifikasikannya
diringkas berikut ini.
1) Dokumen pribadi dan buku harian
44
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.162 45
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Cet. 2, h. 139
44
2) Surat pribadi
3) Autobiografi
4) Dokumen resmi
5) Fotografi
G. Teknik Pengumpulan Data
Ada dua cara yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data yaitu
field research atau data-data yang dikumpulkan langsung di lapangan (lembaga
terkait) dan library research atau data-data yang dikumpulkan melalui kajian
pustaka.
1. Field Research (Penelitian Lapangan)
Yaitu metode penelitian yang bertujuan mengumpulkan data (data primer)
dengan cara :
a. Melakukan observasi, yaitu pengamatan pada objek penelitian untuk
mendapatkan bukti data yang berhubungan dengan permasalahan.
b. Melakukan wawancara, dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai
instrumen penelitian yang diatur dengan sistematis berdasarkan masalah yang
ditetapkan sebelumnya. Peneliti melkukan wawancara langsung dengan
beberapa informasi yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti nantinya.
c. Pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentsi bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang.
45
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu peneliti mengadakan kajian terhadap buku-buku yang berkaitan
dengan seputar pembahasan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dibahas. Dengan menggunakan sumber pokok dan sumber penunjang. Adapun
sumber pokok yang peneliti maksudkan adalah buku-buku yang membahas
seputar peranan organisasi dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan
masyarakat yang dilakukan oleh PERKASA. Sedangkan sumber penunjang antara
lain, yaitu kitab-kitab tafsir dan hadist serta syaratnya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan
transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut
dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang
lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah aktivitas yang dilakukan
secara terus menerus selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai dari
pengumpulan data sampai pada tahap penulisan laporan.46
Analisis data mencakup kegiatan dengan data, mengorganisasikannya,
memilih, dan mengaturnya ke dalam unit-unit, mengsintesisikannya, mencari
pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada orang lain.
46
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h. 176
46
Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri
atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama adalah tahap
pengumpulan data, tahap kedua adalah tahap reduksi data, tahap ketiga adalah
tahap display data, dan tahap keempat adalah tahap verifikasi.47
1. Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum
penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Bahkan
Creswell (2008) menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah
berpikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai.
2. Reduksi data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyerdehanaan,
abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-
catatan lapangan tertulis.48
Data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.
Selanjutnya, diakui bila proses reduksi data merupakan proses berpikir sensitif
yang memerlukan kecerdasan dan keluasan, serta kedalaman wawasan yang
tinggi.
3. Penyajian Data (Data Display)
Tahap penyajian data adalah sebuah tahap lanjutan analisis di mana peneliti
menyajikan temuan penelitian berupa kategori atau pengelompokkan.49
Teknik
penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai
47
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 164 48
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, h. 129 49
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h. 179
47
bentuk seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya.
4. Penarikan Kesimpulan
Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu tahap lanjutan di
mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data.86
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Penarikan simpulan merupakan hasil penelitian
yang menjawab focus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan
disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada
kajian penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Tentang Desa Bontomarannu
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti
merupakan hal yang sangat penting yang harus terlebih dahulu diketahui oleh
peneliti. Adapun lokasi yang diteliti oleh peneliti yaitu di Desa Bontomarannu
Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.
a. Struktur Pemerintahan Desa
Bagan 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Bontomarannu
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
Desa : Bon
Recommended