View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERANAN PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DALAM
MENGEMBANGKAN DAKWAH DI DESA KANANGA MENES
PANDEGLANG BANTEN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
NIA NAJIAH
NIM : 108051000138
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013
1
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Desember 2012
Nia Najiah
NIM : 108051000138
i
ABSTRAK
NiaNajiah
108051000138
Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah DalamMengembangkanDakwah Di
Desa Kananga
Dakwah merupakan kewajiban yang harus dilakukan bagi setiap umat Islam baik
itu dilakukan oleh individu, kelompok maupun sebuah lembaga pendidikan. Dan
untuk mempermudah dakwah biasanya dilakukan melalui sebuah pondok
pesantren. Kehadiran pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga telah menjadi
lembaga tafaqquhfiddin yaitu tempat mendalami agama, yang sekaligus menjadi
lembaga pendidikan masyarakat dan workshop bagi masyarakat Kananga, dan
juga karena aspek sosiologis masyarakat Kananga yang sangat mendukung atas
kehadiran Pondok Pesantren. Pondok Pesantren Al-Ishlah telah memiliki peranan
yang sangat penting di desa Kananga, sehingga keberadaanya sangat mengakar
dan berpengaruh ditengah masyarakat yang mana dalam berbagai aktivitasnya dan
dakwahnya dapat mengajak masyarakat untuk berprilaku ramah lingkungan dan
memperlakukan lingkungan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis nabi.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis dapat merumuskan masalah yaitu:
Bagaimana aktifitas pondok pesantren A-Ishlah dalam mengembangkan dakwah
di desa Kananga? bagaimana hasil aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwah di desa Kananga?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan
aktifitas dan hasilnya yang telah dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah
dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga.
Pada peneilitan ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan
melakukan pendekatan kualitatif yaitu sebagai prosedur sebuah penelitian yang
menghasilkan data yang berupa kata-kata baik tertulis maupun lisan dari orang
dan perilaku yang diamati.
Setelah penulis analisis bahwa pondok pesantren Al-Ishlah dalam
aktiftasnya telah berperan dengan mendirikan majelis ta’lim yang tersebar di
beberapa daerah kabupaten Pandeglang, aktifitas lainnya mendirikan pengajian
untuk remaja dan dari pengembangan dakwahnya Al-Ishlah telah berhasil
membudayakan busana muslim di desa Kananga, berhasil menanamkan semangat
tinggi kepada anak didik masyarakat des Kananga mengikuti keterampilan-
keterampilan yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah, terlebih lagi berhasil
dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa/santri-santri pondok pesantren Al-
Ishlah.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan berbagai aktifitas dan
hasil dakwah pondok pesantren Al-Ishlah masyarakat desa Kananga menerima
dan mendukung sepenuhnya denga peran dakwah yang di lakukan. Disamping itu
pondok pesantren Al-Ishlah juga dapat mencerdasakan bangsa terutama penduduk
disekitar pesantren Al-Ishlah, dan dapat membentengi terjaganya moral dan
akhlak bangsa dari pengaruh budaya asing, sehingga pondok pesantren Al-Ishlah
terus bertahan dan tidak pernah lelah untuk terus berdakwah di jalan Allah.
ii
KATA PENGANTAR
Al-hamdulillah segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang selalu
memberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk umat-Nya dan senantiasa
memberikan limpahan rahmat serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
meyelesaikan tugas akhir skripsi ini di UIN Syarif hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam saya panjatkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari jaman jahiliyah menuju zaman islamiyah
seperti sekarang ini,dan juga umat Islam pertama yang membawa misi dakwah
kedunia yang telah diteruskan oleh pengikutnya hingga saat ini
Skripsi ini sebagai bentuk perjalanan dan perjuangan penulis selama menuntut
ilmu di bangku kuliah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
di jurusan komunikasi penyiaran Islam dengan berbagai rintangan selama proses
penulisan skripsi ini. Namun ucapan syukur yang tiada henti penulis ucapkan
karena semua ini adalah atas dorongan dan do’a-do’a yang telah memotivasi
penulis dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada para pihak yang telah
mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini, terkhusus kepada Kedua orang
tua penulis mama dan apa yang tak pernah berhenti mendo’akan penulis siang dan
malam, yang selalu menjadi penyejuk hati, penenang jiwa yang tak pernah kenal
lelah untuk terus berkorban. Kalian adalah penyemangat hidup bagi semua putera-
puterinya. Tidak ada orang tua yang sebaik dan sehebat mama dan apa di dunia
ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah:
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA,
Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Jalal, M.A, Pembantu
Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Studi Rizal LK, M.A.
iii
2. Drs. Jumroni, M.SidanUmiMusyarofah, M.A
selakuKetuaJurusandanSekretarisJurusanKomunikasidanPenyiaran Islam
yang banyakmembantupenulis.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A, Selaku Pembimbing Akademik yang telah
bersedia meluangkan waktunya kepada penulis untuk berdiskusi dan
memberikan saran mengenai judul skripsi.
4. Drs. Masran, M.Ag selaku dosen pembimbing yang selalu sabar
membimbing dan tak bosan-bosannya mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini, semoga ilmunya bermanfaat.
5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mewariskan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu
yang diberikan bermanfaat bagi penulis dan masyarakat serta menjadi amal
sholeh yang akan terus mengalir bagi para dosen.
6. Kepada pondok pesantren Al-Ishlah dan masyarakat desa Kananga penulis
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya yang sudah membantu
penulis untuk mengizinkan penelitian di pondok pesantren Al-Ishlah dan di
desa Kananga yang telah bersedia memberikan informasi. Semoga Al-
Ishlah menjadi pondok pesantren yang tak pernah lelah untuk menjalankan
dakwahnya di Jalan Allah SWT dan semoga desa Kananga tak pernah
hilang dengan budayanya yang religious.
7. Para pegawai perpustakaan baik fakultas maupun Perpustakaan Utama
yang bersedia melayani penulis meminjam buku dengan penuh senyuman
dan keramahan.
8. Keluargaku tercinta kakakku dan adik-adik-adikku yang tak pernah lelah
mendo’akan dan memotivasi penulis untuk menempuh Strata satu (S1),
do’a kalian sangat berarti bagi hidup penulis. Aku saying kalian saying
keluargaku.
9. Sahabat-sahabatku KPI E Multitalenta angkatan 2008, sahabatku angkatan
ta’aruf Darus-sunnah, sahabat KKN TIME juga sahabat-sahabat member
kosan pak Mahmud, trimaksih atas segala dukungan dan do’a yang telah
iv
kalian panjatkan, kalian adalah sahabat-sahabat yang sangat berarti dalam
kehidupan penulis.
10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan sekali lagi penulis
ucapkan terimakasih tanpa kalian semua skripsi ini tidak ada artinya.
Semoga semua pengorbanan dan kebaikan yang diberikan mendapatkan
nilai kebaikan di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Ciputat, 25 Desember 2012
Nia Najiah
108051000138
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian .................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 10
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Teori Peranan ................................................................................. 14
Pengertian Peranan......................................................................... 14
B. Pesantren dan Ruang Lingkupnya ................................................. 17
1. Pengertian Pesantren ................................................................ 17
2. Tujuan Pesantren ...................................................................... 19
3. Fungsi Pesantren ...................................................................... 20
4. Elemen-Elemen Pesantren ....................................................... 22
5. Pola Penyelenggaraan Pondok Pesantren ................................ 26
6. Bentuk-Bentuk Aktifitas Pesantren.......................................... 28
C. Dakwah dan Ruang Lingkupnya .................................................... 31
1. Pengertian Dakwah .................................................................. 31
2. Hukum Berdakwah .................................................................. 34
3. Tujuan Berdakwah ................................................................... 35
ii
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DAN
TENTANG DESA KANANGA
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Ishlah Desa Kananga .............. 37
1. Sekilas Tentang Letak Geografis
Pondok Pesantren Al-Ishlah ........................................................... 37
2. Profil Pondok Pesantren Al-Ishlah Dan Ruang Lingkupnya ......... 38
B. Gambaran Umum Desa Kananga ........................................................... 50
1. Sekilas Tentang Desa Kananga ...................................................... 50
2. Letak Geografis Desa Kananga .................................................... 50
3. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Kananga ................................... 51
4. Kondisi Sosial Pendidikan Desa Kananga .................................... 51
5. Kondisi Ekonomi Desa Kananga ................................................... 52
BAB IV ANALISIS PERANAN PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH
DALAM MENGEMBANGKAN DAKWAH DI DESA KANANGA
A. Aktifitas Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan
Dakwah Di Desa Kananga ............................................................. 53
B. Hasil Aktifitas Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam
Mengembangkan Dakwah Di Desa Kananga ............................... 59
C. Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan
Dakwah di Desa Kananga .............................................................. 65
D. Faktor Pendukung dan Penghambat............................................... 67
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .............................................................................. 77
B. SARAN-SARAN ........................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan suatu aktifitas yang mulia yang menjadi kewajiban
bagi setiap muslim, dengan tujuan memberikan segala informasi mengenai Islam
dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang
mencerminkan nilai-nilai Islam.1
Perintah dalam melaksanakan dakwah islamiyah yang merupakan tugas
sebagai manusia muslim tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an, surat al-Imran
ayat 104:
104
Artinya: "Dan hendaklah ada diantara kalian kamu segolongan umat yang
menyeru pada kebajikan, menyuruh kepada ma'ruf dan mencegah pada yang
munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung". (ali-Imran" 104).2
Islam sebagai sebuah ajaran llahiyah yang berisi tata nilai kehidupan
hanya akan menjadi sebuah konsep yang melangit jika teraplikasikan dalam
kehidupan nyata. Masyarakat akan tenggelam dalam kesesatan dan tetap dalam
kegelapan jika tidak tersinari oleh cahaya keislaman. Manusia akan hidup dalam
1 Ismah Salman, Strategi Dakwah di Era Millennium Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya,
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004), vol.5, h .3 2 Al-Qur'an al-Karim, Departemen Agama RI AL-Qur'an Tajwid dan Terjemahnya,
(Jakarta: Syaamil Cipta Media, 2006), h. 63
2
kebingungan dan kebimbangan jikalau hidup tanpa pegangan yang kokoh dengan
ajaran Allah.
Maka dakwah3 mutlak diperlukan sebagai suatu ikhtiar untuk
menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat agar tercipta individu (khairul
bariyyah), keluarga (usrah), dan masyarakat (jama'ah) yang menjadikannya
sebagai pola pikir (way of thinking) dan pola hidup (way of life) agar tercapai
bahagia dunia dan akhirat.
Umat Islam mempunyai peran yang sangat penting sebagai pelaku yang
harus menyebarkan dan menumbuhkan benih-benih amar ma'ruf itu di tengah-
tengah pergaulan hidup masyarakat. Usaha untuk menyebarluaskan Islam, serta
merealisasikan ajarannya di tengah-tengah kehidupan manusia adalah sebagian
dari usaha dakwah yang di laksanakan dalam keadaan apapun dan bagaimanapun
harus dilaksanakan oleh umat Islam. 4
Untuk mempermudahkan dakwah Islam biasanya dibentuk suatu
organisasi atau lembaga yang merupakan sebuah kekuatan umat yang disusun
dalam satu kesatuan berupa bentuk persatuan mental dan spiritual serta fisik
material di bawah komandan pimpinan sehingga dapat melakasanakan tugas lebih
mudah, terarah dan jelas motifasinya serta jelas arah dan tujuannya sehingga dapat
mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilaluinya.5
3 Umi Musyarofah, Dakwah K.H Hamam Dja'far dan Pondok Pesantren Pabelan,
(Jakarta: UIN Press dan CeQDA, 2009), Cet. Ke-1, h. 1 4 Ibid, h. 11
5 Tuty Alawiyah, Strategi Dakwah di Kalangan Majelis Ta'lim, (Bandung: Mizan, 1997).
Cet. Ke-1 h. 64.
3
Salah satu bentuk lembaga untuk mempermudah dalam dakwah maupun
pendidikan yaitu dengan melalui didirikannya sebuah lembaga berupa pondok
pesantren. Sebagaimana kita tahu bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan
tradisional Islam untuk mempelajari, memahamai, mendalami, menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan
sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Dengan adanya pesantren, kita dapat
mengetahui peran, fungsi dan kontribusi pesantren sebagai lembaga pendidikan
Islam dan dakwah Islam6.
Pondok pesantren dan masyarakat merupakan elemen yang tak bisa
dipisahkan, masyarakat membutuhkan pondok pesantren dan pondok pesantren
membutuhkan masyarakat. Hal itu dapat terlihat di pondok pesantren Al-Ishlah
dan desa Kananga kecamatan Menes kabupaten pandeglang propinsi Banten.
Desa Kananga adalah desa yang dikenal dengan desa santri, sebelum
adanya pondok pesantren Al-Ishlah seluruh masyarakat desa Kananga sudah
mengenal agama Islam, dan desa Kananga juga merupakan desa yang mengawali
adanya pendidikan7 di kecamatan Menes. maka tak heran jika di desa Kananga
masyarakatnya banyak berprofesi sebagai kyai, ustad ataupun tokoh masyarakat,
sehingga untuk mempertahankan nilai-nilai Islam dan tetap mengharumkan nama
desa Kananga sebagai desa yang religious, beberapa tokoh kyai mendirikan
sebuah pondok pesantren yang mana pondok tersebut adalah pondok pesantren
Al-Ishlah.
6 Rudhy Suharto, dkk, Pemberdayaan Pesantren (Menuju Kemandirian dan
Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah kebudayaan), (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2005), Cet. Ke-1, h.1 7 Hasil Wawancara pribadi dengan Sesepuh desa Kananga Maman Suparrman,
Pandeglang 05 Mei 2012
4
Kehadiran pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga telah menjadi
lembaga tafaqquhfiddin yaitu tempat mendalami agama, yang sekaligus menjadi
lembaga pendidikan masyarakat dan workshop bagi masyarakat Kananga, dan
juga karena aspek sosiologis masyarakat Kananga yang sangat mendukung atas
kehadiran Pondok Pesantren, karena di samping turut mendapatkan siraman
keagamaan, juga dapat menambah penghasilan.
Sistem belajar “Pondok Pesantren” sudah menjadi tradisi masyarakat
Kananga semenjak dibukanya tanah perkampungan Kananga sampai sekarang8.
Pondok pesantren Al-Ishlah merupakan lembaga dakwah yang memiliki pengaruh
besar dalam perkembangan dakwah kepada masyarakat Kananga, nuansa
keagamaan di desa Kananga juga masih terasa sangat kental, dan pondok
Pesantren Al-Ishlah telah menjadi bagian dari masyarakat Kananga yang
istiqomah dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islam dan budaya religious.
Perkembangan dakwah yang dilakukan oleh pondok pesatren Al-Ishlah mengajak
masyarakat Kananga kearah yang lebih baik, sehingga masyarakat Kananga
merespon, mendukung, dan memberikan support dengan perkembagan dakwah
yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah.
Karena hal-hal diatas, penulis tertarik sekali untuk melakukan penelitian
ilmiah yang akan memaparkan dan menjelaskan tentang Peranan Pondok
Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di desa Kananga Menes
Pandeglang Banten, dan oleh karena itu skripsi ini mengangkat judul:
8 Buku Pekan Ta’aruf Santri Pesantren Al-Ishlah, h. 18
5
"Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan
Dakwah di Desa Kananga Menes Pandeglang Banten".
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah
a. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul skripsi ini, dan agar pembahasan masalah
tetap fokus, maka perlu adanya batasan ruang lingkupnya sehingga
permasalahan tidak melebar dan meluas kedalam hal-hal yang tidak
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Maka penelitian ini hanya
akan membatasi ruang lingkup peranan dalam sebuah lembaga pesantren
yang berupa aktifitas dan hasil dakwah yang telah dicapai oleh pondok
pesantren Al-Ishlah di desa Kananga.
b. Perumusan Masalah
Berdsarkan pembatasan masalah di atas maka masalah yang akan
di teliti adalah bagaimana peranan pondok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwah di desa Kananga?
Dan untuk memperjelas masalah tersebut, maka akan dirinci
kepada sub-sub masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwah di desa Kananga?
2. Bagaimana hasil aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwahnya di desa Kananga?
6
3. Apa faktor pendukung dan penghambat pondok pesantren Al-Ishlah
dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga?
C. Tujuan
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah:
a. Ingin menjelaskan aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwah di Desa Kananga.
b. Untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh pondok pesantren Al-
Ishlah dalam mengembangkan dakwah di Desa Kananga.
c. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendukung dan
penghambat yang ditemui.
D. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat:
1. Manfaat Akademis
Sebagai tambahan referensi dan menambah jumlah studi
ilmu dakwah, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi pondok pesantren sebagai peranan
dakwah pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat
Kananga.
2. Segi Praktis
a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi siapa
saja yang berminat dalam memperluas dan mengembangkan
keilmuan dakwah, serta menjadi ajakan bagi para peneliti
7
selanjutnya yang ingin meneliti lembaga tersebut dalam aspek
lain.
b. Dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Islam tentang
pentingnya suatu lembaga pendidikan pesantren.
E. Metodologi penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau
hubungan antara dua gejala atau lebih.9 Seperti halnya yang
dikatakan Taylor10
penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur
sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata baik tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang
diamati. Pada penelitian ini penulis memanfaatkan metode
deskriptif analalisis yaitu studi kasus yang menggambarkan
kenyataan sebagaimana adanya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam masalah ini yang menjadi subjek penelitian adalah
pondok Pesantren Al-Ishlah dan Masyarakat Kananga, adapun
yang dijadikan sumber informasi dalam penelitan ini adalah para
9 Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.
35 10
Lexy J Moleong, Metode Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet,
Ke-13, h. 4
8
pengelola pesantren Al-Ishlah dan masyarakat Kananga, sedangkan
yang menjadi objeknya adalah peranan dalam bentuk aktifitas dan
hasil yang dicapai oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwah di desa Kananga.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
a. Wawancara Mendalam
Salah satu metode pengumpulan data adalah wawancara
mendalam. Wawancara medalam adalah cara mengumpulkan data
atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam11
. Dalam
hubungan ini, untuk terarahnya wawancara sesuai dengan data
yang diperlukan, maka perlu disusun suatu pedoman yang disebut
"pedoman wawancara", atau "panduan wawancara".12
Pada
pedoman atau panduan tersebut, berisi sejumlah pertanyaan yang
hendak ditanyakan kepada responden. Disini, yang menuliskan
atau mengiskan jawaban responden adalah pihak pewawancara,
tentu saja berdasarkan jawaban lisan responden.
Responden yang dapat dijadikan informan yaitu dari
pondok pesantren itu sendiri adalah Pimpinan pondok Pesantren
Al-Ishlah K.H Abdul Wahid Sahari, M.A, dan kepala Aliyah Al-
11
Rachmat Kriyantoro, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.100 12
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001), Cet. Ke-5, h. 132
9
Ishlah ustad Rudi Sulhadi, M.M sedangkan dari masyarakat
Kananga sendiri adalah Kepala Desa Kananga Pak TB Ade
Silahudin, sesepuh Kananga Pak Maman Suparman, dan tokoh
Masyarakat Pak Aceng Makbul.
b. Observasi
Observasi adalah suatu cara penelitian untuk memperoleh
data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
tentang fenomena yang diselidiki.13
. Menurt Pauline V. Yong,
observasi diartikan: "suatu penyelidikan yang dijalankan secara
sistematis, dan dengan sengaja diadakan dengan menggunakan alat
indera14
(terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung
ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Ini berarti bahwa
observasi tidak dapat digunakan terhadap kejadian-kejadian yang
sudah lewat. Oleh karena dalam observasi menggunkan indera,
maka agar hasil observasi menjadi baik, salah satu hal yang
dituntut adalah menggunakan alat indera dengan sebaik-baiknya.
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh keterangan dengan
mengamati secara langsung mengenai aktifitas dakwah pondok
pesantren tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dibutuhkan sebagai data-data pendukung
penelitian. Dokumentasi tersebut bisa berupa teks, foto, atau
13
Muhammad Natsir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 234 14
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT RINERKA CIPTA, 2002), Cet. Ke-2, h. 21
10
rekaman. Dokumentasi juga bisa menjadi bukti penelitian.
Dokumen ini digunakan untuk melengkapi data-data hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu melalui
wawancara dan observasi.
4. Teknis Analisis Data
Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif deksriptif,
yaitu upaya analisis dengan mengumpulkan data dengan
melakukan tahap wawancara dan studi dokumentasi.
F. Tinjauan Pustaka
Sebelum mengadakan dan meneliti sebuah penelitian, peneliti
melihat tinjauan terdahulu, agar tidak terjadi kesamaan yang konkrit.
Untuk melihat tinjaun tersebut, peneliti mengunjungi ke perpustakaan
Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menemukan skripsi yang membahas
tentang Peranan dalam sebuah Pondok Pesantren ataupun Yayasan,
diantaranya adalah yang ditulis oleh saudara oleh saudara Mukhlis, NIM:
104054002091, Jurusan KPI, lulus tahun 2009 dengan judul "Peran
Pondok Pesantren Al-Qur'aniyah Dalam Pemberdayaan Yatim Piatu di
Kelurahan Jurang Mangu Timur kecamatan Tangerang Pondok Aren Kota
Tangerang Selatan", skripsi tersebut menjelaskan tugas dan kewajiban
pondok pesantren al-Quraniyah dalam pemberdayaan yatim piatu dan
harapan pengurus pondok pesantren al-Qur'aniyah dalam pemeberdayaan
11
yaitm piatu sehingga terdapat kesesuaian antara tugas pondok pesantren al-
Quraniyah.
Selanjutnya apa yang di tulis oleh saudara Robi Zulia, NIM:
204051002859, Jurusan KPI, lulus tahun 2009 yang mengangkat tentang
"Peranan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Boarding School of Cipete
(BSC) Al-Futuwwah Dalam Pembinaan Keagamaan Anak Pemulung Kel.
Cipete, Jakarta Selatan", penelitian yang dilakukan saudara Robi Zulia
adalah menguraikan peranan YPI BSC Al-Futuwah dalam pembinaan
keagmaan khsususnya pada pendidikan akhlak bagi anak pemulung di
wilayah Jakarta selatan kelurahan cipete utara.
Skripsi yang terkahir yang ditulis oleh saudara Ahmad Shobrian,
NIM: 102051025441, Jurusan KPI, lulus tahun 2009, yang berjudul:
"Peran Dakwah Yayasan Khazanah Kebajikan Dalam Meningkatkan
Pengamalan ibadah kelompok Tuna Netra Desa Pisangan Ciputat".
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan tentang proses aktifitas yayasan
khazanah kebajikan dalam membimbing mental keagamaan anak-anak
asuhnya.
Dari karya ilmiah tersebutlah bisa dijadikan acuan dalam
perbandingan karya ilmiah yang sedang penulis kerjakan. Tentunya yang
menjadi persamaan adalah hanya terletak pada penelitian yang mengacu
pada sebuah lembaga pendidikan dan dakwah, dan yang menjadi
perbedaannya dari ketiga skripsi diatas adalah tentunya lembaga yang
diteliti tidak sama.
12
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah tahap demi tahap pembatasan karya ilmiah
ini, maka penulis menyusun ke dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri
dari beberapa sub bab. Bab-bab yang ada secara umum dan
keseluruhannya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang
diawali dari bab I yaitu pendahuluan sampai bab V yaitu penutup yang
berupa kesimpulan dan saran-saran sebagai akhirnya. Selengkapnya
sebagai berikut:
BAB 1 :Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan Dan
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Tinjaun Pustaka, dan Sistematika Penulisan
BAB II : Kerangka teoritis yang menjelaskan tentang peranan, kemudian
menerangkan tentang pondok pesantren dan ruang lingkupnya yang
terdiri dari: pengertian pesantren, tujuan dan fungsi pesantren, elemen-
elemen pesantren, pola penyelenggaraan pesantren, dan bentuk-bentuk
aktifitas pesantren serta yang terkahir memaparkan seputar tentang
dakwah terdiri dari pengertian dakwah, hukum berdakwah dan tujuan
berdakwah
BAB III : Gambaran Umum tentang pondok pesantren Al-Ishlah Kananga dan
Ruang Lingkupnya, selanjutnya menjelaskan juga tentang desa
Kananga yang meliputi dari sejarah desa Kananga, letak geografis,
kondisi sosial keagamaan, pendidikan, dan ekonomi di desa Kananga.
13
BAB IV : Analisis yang membahas tentang aktifitas dan hasil pencapaian pondok
pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga,
kemudian analisis tentang peranan pondok pesantren Al-Ishlah serta
faktor Pendukung dan penghambat.
BAB V : Merupakan Bab penutup yang diakhiri dengan kesimpulan yang
merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas. Selain itu juga
penulis memberikan saran-saran dari permasalahan yang dibahas.
Kemudian penulis juga mencantumkan lampiran-lampiran sebagai
bahan dokumentasi dan pembuktian penelitian, dan yang terakhir
mencantumkan daftar pustaka sebagai rujukan sehingga disebutlah
karya ilmiah.
14
BAB II
KAJIAN TEORITIS
PERANAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN
DAKWAH
A. Pengertian Peranan
Peranan1dapat diartikan sebagai bagian yang dimainkan seorang
pemain, ia berusaha bermain baik dalam semua yang dibebankan
kepadanya. Kata peranan juga dapat diambil dari kata peran. Istilah
"peran" diambil dari dunia teater,2 dalam teater, seorang aktor harus
bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai
tokoh itu diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam
teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan dengan posisi seseorang
dalam masyarakat.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa peran
memiliki arti yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
persitiwa, beliau memiliki besar dalam menggerakkan revolusi,3 sehingga
peran memiliki sesuatu yang diharapkan oleh orang yang memiliki
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 667 2 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h.215 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. Ke-1, edisi 4, h. 1051
15
kedudukan dalam masyarakat, atau bagian dari tugas utama yang harus
dilakukan.4
Seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah
melaksanakan suatu peran. Hal tersebut berarti pula bahwa peran tersebut
menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-
kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Peran5 sangat
penting karena dapat mengatur perikelakuan seseorang, disamping itu
peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain
pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan
perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.
Dalam teorinya Biddle & Thomas membagi peristilahan dalam
teori peran dalam empat golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut:
1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial
2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut
3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku
4. Kaitan antara orang dan perilaku.
Lain halnya menurut Soerjono Soekanto,6 menyatakan bahwa
suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal berikut ini, yaitu:
4 Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English Press, 2002), Cet. Ke-3, h. 1132 5 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005), Cet. Ke-2, h.159 6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1998), h. 217
16
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing dalam
kehidupan masyarakat.
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang harus dilakukan dalam
masyarakat organisasi.
3. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku indvidu yang penting
bagi struktur sosial.
Dalam mennjalankan suatu peran tentu memiliki suatu harapan
yang ingin dicapai, harapan-harapan tersebut dapat dikemukakan oleh
David Berry, yaitu:
a. Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau
kewajiban-kewajiban dari pemegang peran.
b. Harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap
masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya
dalam menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya.7
Dari kutipan tersebut nyatalah bahwa ada suatu harapan dari masyarakat
terhadap individu akan suatu peran, agar dijalankan sebagaimana
mestinya, sesuai dengan kedudukannya dalam lingkungan tersebut.
Individu dituntut untuk memegang peran yang diberikan oleh masyarakat
kepadanya.
7 N. Gross, W.S. Mason, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis, dalam
David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1995), Cet.
Ke-3. h. 101.
17
Dari penjelasan tersebut di atas dapat di jelaskan bahwa yang
dimaksud dengan peranan/peran merupakan kewajiban-kewajiban dan
keharusan-keharusan baik yang dilakukan oleh seseorang maupun
lembaga dalam suatu masyarakat atau lingkungan di mana ia berada.
B. Pesantren
1. Pengertian Pesantren
Kata pesantren bisa dianalisis sebagai "pe-santri-an" atau "tempat
para santri tinggal dan belajar".8 Pesantren adalah merupakan lembaga
pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi
aktif antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid
dengan mengambil tempat di masjid/mushalla atau beranda
masjid/mushalla, ruang kelas, atau emper asrama (pondok) untuk
mengaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa
lalu.9
Pengertian lain mengatakan bahwa pesantren berasal dari bahasa
Tamil yang berarti 'guru mengaji'. Sumber lain mengatakan bahwa kata
itu berasal dari bahasa India, shastri, dari akar kata shastra, yang berarti
'buku-buku suci, buku agama, atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan'.
Versi Indonesia mengatakan pesantren berasal dari sebutan santri
dengan awalan pe dan akhiran-an, dengan artian: tempat tinggal para
santri. Kadang-kadang ikatan kata "sant" (manusia baik) dihubungkan
8 Herudjati Purwoko, Wacana Komunikasi: Etiket dan Norma Wong Cilik Abangan di
jawa, (Indonesia: PT Macanan Nan Jaya Cemerlang, 2008), Cet. Ke-1, h.15-16 9 Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, (Tangerang: Media Nusantara,
2006), Cet. Ke-1, h.1
18
dengan suku kata "tra" (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat
berarti "tempat pendidikan manusia baik-baik.10
Pengertian terminologi pesantren di atas, mengindikasikan bahwa
secara kultural pesantren lahir dari budaya Indonesia. Dari sinilah
Nurcholis Madjid berpendapat, secara historis pesantren tidak hanya
mengandung makna keislaman, tetapi juga makna keaslian Indonesia.
Sebab, memang cikal bakal lembaga pesantren sebenarnya sudah ada
pada masa Hindu-Budha, dan Islam tinggal meneruskan, melestarikan,
dan mengislamkannya.11
Dari keterangan ini dapat dirumuskan tentang pengertian
pesantren yaitu tempat orang-orang atau para pemuda menginap
(bertempat tinggal) yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran Islam12
dan merupakan cikal bakal dari sebuah asrama kecil
kemudian menjadi lembaga besar yang berfungsi sebagai institusi
pendidikan agama Islam dan diakui oleh masyarakat sekitar.13
10
Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: Perhimpunan
Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986), Cet .Ke-1, h. 99 11
Yasmadi, Mondernisasi Pesantren, (Kritikan Nurcholis Madjid terhadap Pendidikan
Isam Tradsional), (Jakarta: Ciputat press, 2002), Cet. Ke-1, h. 62 12
Umi Musyarrofah, Dakwah K.H Dja'far dan pondok Pesantren Pabelan, (Jakarta: UIN
Press, 2009), Cet. Ke-1, h. 22 13
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang
Press,2008), Cet. Ke-1, h. 241-242
19
2. Tujuan pesantren
Tujuan pesantren pada dasarnya adalah lembaga pendidikan Islam
yang mengajarkan banyak ilmu-ilmu agama yang bertujuan membentuk
manusia bertaqwa, mampu untuk hidup mandiri, ikhlas dalam melakukan
suatu perbuatan, berijtihad membela kebenaran Islam, berakhlak mulia,
bermanfaat bagi masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad
(mengikuti Sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam
kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan
umat di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka
mengembangkan kepribadian manusia.
Kyai Ali Ma'shum menganggap bahwa tujuan pesantren adalah
untuk mencetak ulama.14
Selain itu juga tujuannya didirikan pondok
pesantren pada dasarnya terbagi dua hal:
1. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi
orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang
bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.
2. Tujuan umum yaitu membimbing anak didik menjadi manusia
berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi
muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan
amalnya.15
14
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi, (Jakarta: ERLANGGA, 2005), h. 4 15
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo Perkasa: 1996), h. 44
20
Melihat dari tujuan tersebut, jelas sekali bahwa pesantren merupakan
lembaga pendidikan Islam yang berusaha menciptakan kader-kader
muballigh yang diharapakan dapat meneruskan missinya dalam
dakwah Islam, disamping itu juga diharapakan bahwa mereka yang
berstudi di pesantren menguasai betul akan ilmu-ilmu keisalaman
yang diajarkan oleh para kyai.
3. Fungsi Pesantren
Jauh sebelum masa kemerdekaan, pesantren telah menjadi sistem
pendidikan kita. Hampir di seluruh pelosok nusantara, khususnya di
pusat-pusat kerajaan Islam.16
Dalam sejarah perkembangannya, fungsi
pesantren adalah mencetak ulama dan ahli agama, hingga dewasa ini
fungsi itu tetap terpelihara dan dipertahankan.
Disamping itu juga fungsi pesantren17
pada awal berdirinya
sampai dengan kurun sekarang telah mengalami perkembangan. Visi,
posisi dan persepsinya terhadap dunia luar telah berubah. Lapor Syarif
dkk menyebutkan bahwa pesantren pada masa yang paling awal (masa
Syeikh Maulana Malik Ibrahim) berfungsi sebagai pusat pendidikan dan
penyiaran Islam. Kedua fungsi ini bergerak saling menunjang.
Pendidikan dapat dijadikan bekal dalam mengumandangkan dakwah
sedang dakwah bisa dimanfaatkan sebagai sarana dalam membangun
sistem pendidikan jika ditelusuri akar sejarah berdirinya sebagai
kelanjutan dari pengembangan dakwah, sebenarnya fungsi edukatif
16
Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, h. 2 - 4 17
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi, h. 22-23
21
pesantren adalah sekedar membonceng misi dakwah. Misi dakwah
Islamiyah inilah yang mengakibatkan terbangunnya sistem pendidikan.
Pada masa wali songo, unsur dakwah lebih dominan dibangun unsur
pendidikan. Saridjo dkk mencatat bahwa fungsi pesantren pada kurun
wali songo adalah sebagai pencetak calon ulama dan muballigh yang
militan dalam menyiarkan Islam.
Sebagai lembaga dakwah, pesantren berusaha mendekati
masyarakat. Pesantren bekerja sama dengan mereka dalam mewujudkan
pembangunan. Sejak semula pesantren terlibat dalam mobilisasi
pembangunan sosial masyarakat desa. Warga pesantren telah terlatih
melaksanakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya,
sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara santri dan masyarakat,
antara kiai dan kepala desa. Oleh karena itu, menurut Ma'shum, fungsi
pesantren semula mencakup tiga aspek yaitu fungsi religi (diniyyah),
fungsi sosial (ijtimaiyyah), dan fungsi edukasi (tarbawiyyah). Ketiga
fungsi ini masih berlangsung hingga sekarang, bahkan Sejak berdirinya
pada abad yang sama dengan masuknya Islam hingga sekarang,
pesantren telah bergumul dengan masyarakat luas, pesantren telah
berpengalaman menghadapi berbagai objek masyarakat dalam rentang
waktu itu. Pesantren tumbuh atas dukungan mereka bahkan menurut
Husni Rahim, pesantren berdiri didorong permintaan (demand) dan
kebutuhan (need) masyarakat, sehingga pesantren memiliki fungsi yang
jelas.
22
4. Elemen-Elemen Sebuah Pesantren
Pesantren itu terdiri dari enam elemen pokok, yaitu: kyai, masjid, santri,
pondok, pengajaran kitab-kitab klasik, santri, kyai dan madrasah atau
sekolah. Keenam elemen tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki
pesantren dan membedakan pendidikan pondok pesantren dengan lembaga
pendidikan dalam bentuk lain:
a. Kyai. Keberadaan seorang kyai dalam lingkungan sebuah
pesantren laksana jantung bagi kehidupan manusia. Intensitas kyai
memperlihatkan peran yang otoriter disebabkan karena kyailah
perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, dan bahkan juga
pemilik tunggal sebuah pesantren.
Sebagai salah satu unsur dominan dalam kehidupan sebuah
pesantren, kyai yang mengatur irama perkembangan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren dengan keahlian,
kedalaman ilmu, karismatik dan keterampilannya. Sehingga tidak
jarang sebuah pesantren tanpa memiliki manajemen pendidikan
yang rapi. Segala sesuatu terletak pada kebijaksanaan dan
keputusan kyai.
b. Masjid. Masjid adalah sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar
mengajar. Masjid merupakan sentral sebuah pesantren karena
disinilah pada tahap awal bertumpu seluruh kegiatan dilingkungan
pesantren, baik yang berkaitan dengan ibadah, shalat berjama‟ah,
zikir, wirid, do‟a, „itikaf dan juga kegiatan belajar-mengajar.
23
Dalam persepektif Islam, masjid bukanlah sarana kegiatan
peribadatan belaka, lebih jauh dari itu masjid menjadi pusat bagi
segenap aktifitas nabi Muhammad SAW dalam berinteraksi dengan
umat. Masjid, menurut Nur Cholis Madjid dapat juga dikatakan
sebagai pranata terpenting masyarakat Islam.
c. Santri. Santri sebagai elemen ketiga dari kultur pesantren yang
merupakan unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari kelima
unsur lain. Biasanya santri terdiri dari dua kelompok. Pertama,
santri mukim ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan
menetap dalam pondok pesantren. Kedua, santri kalong adalah
santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren dan
biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke
rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di
pesantren. Biasanya perbedaan antara pesantren besar dan
pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin
besar sebuah pesantren akan semakin besar jumlah santri
mukimnya. Dengan kata lain pesantren kecil akan memilih lebih
banyak santri kalong dari santri mukum.18
d. Pondok. Kyai sebuah pesantren merupakan salah satu pemicu
minat santri untuk menuntut ilmu pada sang kyai, yang
diasumsikan memiliki keluasan ilmu agama Islam sehingga santri
dari berbagai daerah berdatangan untuk menuntut ilmu. Sudah
18
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet.Ke-1, h. 63-66
24
menjadi kelaziman jika di pesantren disediakan pondok tempat
tinggal para santri.
e. Pengajian kitab-kitab klasik. Kitab-kitab yang diajarkan di
pesantren mayoritas berbahasa Arab yang biasa disebut dengan
kitab kuning. Di antara kitab tersebut adalah kitab nahwu, dan
sharaf, fiqih, ushul fiqih, hadis, tafsir, tauhid, tasawuf, dan etika
serta cabang-cabang ilmu seperti tarikh dan balaghah.19
f. Madrasah atau Sekolah
Pada beberapa pondok pesantren yang telah melakukan
pembaharuan, di samping masjid dan mushalla yang menjadi
tempat belajar, juga disediakan madrasah atau sekolah sebagai
tempat untuk mendalami ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu
umum yang dilakukan secara klasikal. Madrasah atau sekolah ini
biasanya juga terletak di dalam lingkungan pesantren.
Madrasah yang dikhususkan untuk mendalami ilmu-ilmu agama
biasa disebut dengan pendidikan diniyah. Sedangkan madrasah
atau sekolah yang di dalamnya diajarkan pula ilimu-ilmu umum,
maka penyelenggaraannya mengikuti pola yang telah ditentukan
oleh Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional.
Madrasah atau Sekolah ini dilengkapi dengan sarana dan prasana
sebagaimana lazimnya pendidikan sistem sekolah, seperti ruang
kelas proses belajar mengajar, perpustakaan, laboratorium,
19
Umi Musyarrofah, Dakwah K.H. Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, (Jakarta,
UIN Jakarta Press, 2009), Cet. Ke-1, h. 24-25
25
lapangan olahraga, dan lainnya. Jadi, pondok pesantren yang juga
menyelenggarakan sistem pendidikan sekolah, akan mempunyai
dua macam kegiatan pembelajaran, yaitu pembelajaran ala
pesantren dan pembelajaran ala sekolah. Kemudian, meski
berkembang dengan tingkat variasi yang sangat beragam, namun
pondok pesantren dipertemukan dengan persamaan pada
keberadaannya sebagai:
1. Lembaga pendidikan keagamaan Islam
2. Lembaga Da'wah Islam
3. Lembaga pengembangan masyarakat.20
Menurut Mastuhu elemen-elemen pondok pesantren yang
berbentuk dalam sarana terbagi dua yaitu:
1. Sarana perangkat keras: masjid, rumah kyai, rumah ustadz,
pondok, gedung sekolah atau madrasah, tanah untuk berbagai
kebutuhan pendidikan, gedung-gedung untuk keperluan lain
seperti perpustakaan, aula, kantor, pengurus pesantren, kantor
organisasi santri, keamanan, koperasi dan lain-lain.
2. Sarana perangkat lunak: Tujuan, kurikulum, kitab, penilaian,
tata tertib, pusat dokumentasi, sumber belajar yaitu kitab, buku-
buku dan sumber belajar lainnya, serta evaluasi belajar-mengajar
lainnya.
20
Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, h. 14
26
Sarana perangkat keras lebih mengacu kepengertian alat-alat
bersifat fisik, sedangkan perangkat lunak mengacu kepengertian alat-
alat non fisik ata abstrak, misalnya: norma, nilai, isi, peraturan,
ajaran dan sebagainya. Diantara unsur-unsur di atas kyai adalah
tokoh kunci yang menentukan corak kehidupan pesantren. 21
5. Pola Penyelenggaraan Pondok Pesantren
Pesantren sebagai lembaga iqamatuddin dalam kenyataannya
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Pengelompokkan ini
berdasarkan karakteristik pengajaran dan penyampaian yang dilakukan
oleh pesantren tersebut. Secara garis besar bentuk pesantren dibedakan
menjadi tiga, yaitu: pesantren tradisional (saalfiyah), pesantren modern
(khalafiyah), dan pesantren kombinasi.
a. Pesantren Tradisional (salafiyah)
Pesantren tradisional adalah pesantren yang masih kuat memegang
pola tradisional dari segi penyampaian dan pengajaran nilai-nilai Islam.
Ciri dari pesantren ini adalah kitab-kitab yang dipelajari masih dengan
cara atau sistem sorogan, bandongan, maupun weton. Cara-cara yang
tersebut diatas adalah cara lama yang telah turun temurun dipraktekkan.
Ilmu yang dipelajari di pesantren tradisional ini pada umumnya sama,
demikian pula kitab-kitab yang di pakai. Hanya saja ada perbedaan
pengajaran di antara pesantren-pesantren tersebut, yaitu: terletak pada
akar ilmu yang dimiliki oleh kyai yang bersangkutan.
21
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 58
27
Ciri lain dari pesantren tradisional adalah kemutlakan seorang kyai
sebagai pemegang kekuasaan dan penentu suatukeputusan, pesantren ini
biasanya secara manajemenpun adalah manajemen keluarga.22
b. Pesantren Modern (khalafiyah)
Kata modern diartikan sebagai yang terbaru atau mutakhir.
Selanjutnya kata modern erat pula kaitan-kaitannya dengan kata
modernisasi yang berarti pembaharuan atau tajdiid dalam bahasa Arab.23
Jadi Pesantren modern adalah pesantren yang menggunakan sistem
modern (baru) dari segi penyampaian dan pengajaran materi. Ciri-ciri dari
pesantren ini adalah:
1. Memakai cara diskusi dan tanya jawab dalam penyampaian materinya;
2. Adanya pendidikan kemasyarakatan. Segenap santri berlatih
memperhatikan dan mengerjakan hal-hal yang nantinya akan dialami
dalam masyarakat. Mengingat hal-hal yang nanti akan dijumpai setelah
terjun dalam kehidupan masyarakat;
3. Santri diberi kebebasan sebebas mungkin, akan tetapi harus
bertanggungjawab;
4. Adanya organisasi pelajar yang menagatur aktifitas para santri. Segala
sesuatu mengenai kehidupan santri diatur dan diselenggarakan sendiri
oleh santri dengan cara demokrasi, gotong royong, dan dalam suasan
22
Umi Musyarrofah, Dakwah K.H Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, h. 22-23 23
A. Malik M. Thaha Tuanaya, dkk, Modernisasi Pesantren, (Jakarta, Balai Penelitian
dan Pengembangan Agama, 2007), Cet. Ke-1, h. 8
28
ukhuwah yang mendalam. Tapi, itu semua tidak terlepas dari
pengawasan dan bimbingan pengasuh-pengasuhnya;24
5. Adanya organisasi terpelajar yang bertanggungjawab atas segala
sesuatu dalam kehidupan dan kegiatan belajar sehari-hari, tata tertib,
dan disiplin. Masing-masing dapat menyatakan pendapatnya dan
melakukan kesiswaan yang terikat dengan pendidikan dan pengajaran.
c. Pesantren Kombinasi (salafiyah dan khalafiyah)
Pesantren kombinasi merupakan gabungan antara pola pendidikan
modern sistem madrasi/sekolah dan pembelajaraan ilmu-ilmu umum
dikombinasikan dengan pola pendidikan pesantren klasik. Jadi pesantren
modern dan kombinasi merupakan pesantren yang diperbaharui untuk
dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem
sekolah dengan tetap memelihara pola pengajaran asli pesantren dalam
pembelajaran kitab-kitab salafi (kitab kuning).25
6. Bentuk-Bentuk Aktifitas Pesantren
1. Bidang Dakwah
Pesantren sebagai salah satu lembaga dakwah yang memiliki
peranan penting diharapkan mampu membawa perubahan di tengah-
tengah kehidupan masyarakat menuju kearah yang lebih baik yang
diajarkan oleh ajaran Islam. Hal ini dilakukannya antara lain melalui
pesantren kilat, peringatan hari-hari besar Islam dan lain sebagainya.
24
Umi Musyarrofah, Dakwah K.H Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, h. 23-24 25
Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, (Tangerang, Media Nusantara,
2006), Cet. Ke-1, h.15
29
2. Bidang Sosial
Pesantren dalam tugasnya sebagai lembaga mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa harus membedakan
status sosial, ekonomi para santri, karena tidak sedikit santri yang
belajar di pesantren dari keluarga yang kurang mampu, dalam hal ini
pesantren harus mampu bersikaplah lebih arif diantaranya dengan
memberikan keringanan dalam biaya pendidikan santri.
3. Bidang Pendidikan
Kemudian pesantren sebagai lembaga pada bidang
pendidikan. Pesantren menyelenggarakan pendidikan formal seperti
madrasah, sekolah umum dan perguruan tinggi. Serta menyediakan
non formal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat kuat
dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama-ulama fiqih, tafsir, tauhid
dan tasawuf yang hidup antara abad ke-7 sampai dengan abad ke-13
masehi.
Sejak tahun 1970-an bentuk-bentuk pendidikan yang
diselenggarakan di pesantren sudah sangat bervariasi. Bentuk-bentuk
pendidikan dapat diklarifikasi menjadi empat tipe, yakni:
a. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan
menerapkan kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki
sekolah keagamaan (MI, MTs, MA, SMU dan Perguruan Tinggi
Umum);
30
b. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan
dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum
meski tidak menerapkan kurikulum nasional;
c. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam
bentuk Madrasah Diniyah (MD); dan
d. Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat pengajian. 26
Sistem penyelenggaraan pendidikan di pesantren pada
mulanya memiliki keunikan tersendiri di banding sistem pendidikan
di lembaga pendidikan lain. Sistem pendidikan di pesantren tersebut
sebagaimana dijelskan oleh Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir (2006:
235-236) dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Menggunakan sistem pendidikan tradisional, dengan ciri adanya
kebebasan penuh dalam proses pembelajarannya, terjadinya
hubungan interaktif antara kyai dan santri.
b. Pola kehidupan di pesantren menonjolkan semangat demokrasi
dalam praktik memecahkan masalah-masalah intern non-
kurikuler.
c. Peserta didik (para santri) dalam menempuh pendidikan di
pesantren tidak berorientasi semata-mata mencari ijazah
dangelar, sebagaimana sistem pendidikan di sekolah formal
d. Kultur pendidikan diarahkan untuk membangun dan membekali
para santri agar hidup sederhana, memiliki idealisme,
26
Mundzier Suparta dan Amin Haedari, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva
Pustaka, 2004), h. 5-6.
31
persaudaraan, persamaan, percaya diri, kebersamaan dan
memiliki keberanian untuk siap hidup di masa depan.27
Dilihat dari bidang-bidang tersebut keberadaan pesantren
sangatlah penting. Pesantren tidak hanya sebagai lembaga
pendidikan saja, tetapi juga memiliki fungsi sosial, dan dakwah. 28
C. Dakwah Dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Dakwah
Dakwah adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan
mempergunakan metode yang bermacam-macam dan dilaksanakan oleh
perorangan29
, sekelompok komunitas dan masyarakat.
Secara bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a,
yad'u, da'wan, da'a", yang diartikan sebagai mengajak/menyeru,
memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi
arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amar ma'ruf nahi munkar,
mau'idzhah hasanah, tabsyir, indzar, washiyah, tarbiyah, ta'lim, dan
khotbah.30
Dakwah juga merupakan aktifitas menyeru manusia kepada
perubahan yang sejatinya tak boleh berhenti apalagi mati, tetapi ia adalah
aktifitas yang kontinyu. Karena memerlukan para pelaku dakwah aktifis
yang mampu mengemban amanat penerus nabi. Kredibilitas dan
27
A. fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: Uin Malang Press,
2008), Cet. Ke-1, h. 244 28
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, h. 55 29
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), h. 2 30
Muhammad Munir dan Wahyu lllahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: KENCANA,
2009), Cet. Ke-2, h. 17
32
kemampuan sang da‟i sebagai penentu keberhasilan merupakan tuntutan
zaman, sebab semakin bertambah umat manusia yang menerima dakwah,
semakin meluas geografis dakwah, semakin dibutuhkan pertumbuhan
wawasan dan keluasan kerja dakwah.
Kata dakwah sering dijumpai dan digunakan dalam ayat-ayat al-
Qur'an sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Yunus/10:25 berikut:
25
Artinya: "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan
memimpin orang yang menghendakinya, kepada jalan yang lurus
(Islam)."
Adapun pengertian dakwah secara istilah menurut para pakar
yaitu:
a. Syaikh Abdullah Ba‟alawi menyatakan bahwa dakwah adalah
mengajak, membimbing orang yang belum mengerti atau sesat
jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan kejalan ketaatan
kepda Allah. menyuruh mereka berbuat baik dan melarang berbuat
buruk agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
b. Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah adalah
menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah
fardhu yang diwajibkan kepada setiap muslim.31
31
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
h. 2
33
c. M. Arifin dalam buku Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi
menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan, baik
dengan lisan, tulisan serta tingkah laku yang dilakukan secara sadar
dan berencana untuk memengaruhi orang lain agar timbul suatu
pengertian, kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama
tanpa adanya unsur paksaan.32
Dari beberapa pendapat diatas mengenai makna dakwah,
disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu jalan mengajak seseorang
menuju jalan Allah SWT guna membawa manusia kepada jalan yang
benar, yang mampu mengubah keadaan manusia menuju kearah yang
lebih baik. Dakwah memang merupakan ajakan kepada kebajikan dengan
tidak tertuju kepada satu segi kehidupan saja, akan tetapi ajakan
kebajikan kepada seluruh aspek kehidupan terdapat di muka bumi ini.
Al-Qur‟an banyak mengemukakan metode dakwah untuk
dijadikan oleh para da‟i, ada tiga cara dalam berdakwah yang
dikemukakan dalam firman Allah SWT Q.S. An-Nahl: 125 bahwa
dakwah adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara
yang bijkasana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang
baik pula,33
yang berbunyi:
32
M.Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Askara, 1993), h.6 33
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
19
34
Artinya "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
2. Hukum Berdakwah
Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib34
hukumnya
bagi setiap muslim. Misalnya amar ma‟ruf nahi munkar, berjihad,
memberi nasehat dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa syari‟at
atau hukum Islam tidak mewajibkan bagi umatnya untuk selalu
mendapatkan hasil semaksimalnya, akan tetapi usahanyalah yang
diwajibkan semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.
Adapun orang yang diajak, ikut ataupun tidak ikut itu urusan Allah
sendiri.
Disebutkan dalam Al-Qur‟an:
………..
Artinya: “ Hai orang yang beriman, jagalah dirimu dan sanak
kerabatmu dari siksa neraka”. (Q.S At-Tahrim ayat 6)
34
Ibid, h. 27
35
3. Tujuan Berdakwah
Seperti halnya apa yang telah dimaklumi, bahwa dakwah
merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi
arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah sebab tanpa
tujuan yang jelas seluruh aktifitas dakwah akan sia-sia (tiada artinya).
Apalagi ditinjau dari segi pendekatan sistem (system approach), tujuan
dakwah merupakan perpaduan unsur dakwah yang satu dengan yang lain
saling membantu saling memengaruhi, dan saling berhubungan satu
dengan yang lainnya.
"Makarimul Akhlak"35
merupakan tujuan utama da'wah yang
membudaya, ini pararel missi besar Nabi Muhammad SAW: "Bu'istu li
utammima maka-rimal akhlaq". Sebab dengan akhlak yang mulia ini,
manusia akan tahu fungsinya sebagai manusia, yakni "Abdi atau hamba"
Tuhan YME, akhirnya berbakti kepada-Nya, mengikuti segala perintah-
Nya, dan memenuhi segala larangan-Nya, kemudian menegakkan prinsip
"Amar ma'ruf Nahi munkar".
Dengan demikian tujuan dakwah36
sebagai bagian dari seluruh
aktifitas dakwah sama pentingnya dengan unsur-unsur dakwah lainnya,
seperti subyek dan obyek dakwah, metode dan sebagainya. Bahkan lebih
dari itu tujuan dakwah sangat berpengaruh terhadap penggunaan metode
dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah juga
35
Syafa'at Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 1982), Cet Ke-1, hal. 129 36
Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, (Mitra Cahaya Utama, tk,
2006), Cet. Ke-1, h.12
36
ditentukan atau dipengaruhi olehnya (tujuan dakwah). Ini disebabkan
karena tujuan merupakan arah gerak yang hendak dituju oleh aktifitas
dakwah.
Dan yang paling terpenting tujuan utama dakwah adalah nilai atau
hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh seluruh tindakan
da‟wah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan
racangan dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.37
Ketika
tujuan dakwah dapat dicapai dengan hasil akhir yang baik maka
terwujudlah kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat
yang diridhai oleh Allah SWT.
37
Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet. Ke-3,
h. 21
37
BAB III
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DAN DESA
KANANGA MENES PANDEGLANG BANTEN
A. Gambaran Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga
1. Sekilas Tentang Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Ishlah
Kananga
Pondok pesantren Al-Ishlah terletak di jalan raya Labuan Menes
Pandeglang Desa Kananga Propinsi Banten. Pondok pesantren ini dibangun
dengan tempat yang cukup strategis.1 Dibelakang asrama terdapat sungai
yang luas dan deras, berbagai macam nama sungai sudah tak asing lagi,
banyak masyarakat Kananga dan para santri pondok pesantren Al-Ishlah
berkunjung ke sungai-sungai yang ada, sungai-sungai tersebut bernama
cikonjong, cipertemuan, cibinbin, citeko, cibadak, cimenteng cilabanbulan
dan lain sebagainya, namun yang paling terdekat dengan pondok pesantren
Al-Ishlah adalah sungai cikonjong. Kurang lebih jaraknya 100 meter, sungai
cikonjong merupakan pariwisata para santri terkhusus untuk santri yang
datang dari kota. Menurut informasi yang di dapatkan bagi santri yang
datangnya dari kota sangat jarang melihat sungai yang deras dan jernih seperti
cikonjong, dan tentunya santri-santri sangat gemar berkunjung ke sungai
tersebut.
1 Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H
Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012
38
Tidak mengalirnya air di asrama itu bukan menjadi masalah dan tidak
perlu dikhawatirkan, karena para santri memiliki kamar mandi cadangan yang
dimaksud adalah sungai cikonjong. Sungai cikonjonglah yang menjadi
cadangan para santri untuk mandi, nyuci dan lain-lain, bahkan meskipun di
asrama airnya tetap mengalir, terkadang para santri tetap saja mandi dan
mennyuci ke sungai, alasannya selain nyaman dan praktis juga tidak harus
antri.
Selain letak pondok pesantren Al-Ishlah dekat dengan sungai, pondok
pesantren Al-Ishlah juga berdekatan dengan sawah-sawah yang masih sejuk
dan asri, dan dipertengahan sawah terdapat batu-batu besar yang mana batu-
batu itu dinamakan batu burut. Batu burut ini juga merupakan tempat favorit
para santri untuk refreshing, dimana para santri merasa suntuk setelah
seharian belajar dan bahkan dijadikan tempat belajar mereka.
2. Profil Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga
a. Dasar Pemikiran
"Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan
berilmu dengan beberapa tingkatan derajat" (QS. 58:11)
"Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi seluruh muslim dan muslimah
(Hadis)
"Ajarkanlah (ilmu pengetahuan) kepada anak-anak kalian, karena
mereka akan menempuh hidup bukaj pada masa kalian" (Hadis)
"Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan…" (UU Pasal
28 tentang pendidikan.
39
b. Prolog
Upaya pencerahan oleh ilmu pengetahuan dan kebenaran perlu ada
sarana dan metodologi. Oleh karena itu perlu didirikan lembaga
pendidikan, sehingga dapat menumbuhkan tunas-tunas bangsa yang
berkualitas, bermoral, mampu bersaing, berguna dan memberikan
pencerahan bagi seluruh alam. Para ahli bidang pendidikan banyak
berkomentar, bahwa sistem pendidikan yang paling efektif untuk
kesinambungan teori terhadap praktek dengan aksi kontrol dan pemberi
contoh dari para pendidik sehingga murid dapat berkualitas adalah sistem
“Pondok Pesantren”.
Adalah Desa Kananga, yang secara geografis dianugerahi dengan
kemakmuran sumber mata air dan air sungai, di samping itu kondisi
daerah Kananga yang sejuk, asri dan strategis, dapat berimplikasi
terhadap tumbuhnya minat beberapa tokoh (baca: Kyai) untuk mendirikan
Pondok Pesantren. Faktor lainnya adalah aspek sosiologis masyarakat
Kananga yang sangat mendukung atas kehadiran Pondok Pesantren,
karena di samping turut mendapatkan siraman keagamaan, juga dapat
menambah penghasilan.
c. Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga
Sistem belajar “Pondok Pesantren” sudah menjadi tradisi
masyarakat Kananga semenjak dibukanya tanah perkampungan Kananga
sampai sekarang. Akan tetapi perlu kiranya dijelaskan bahwa sistem yang
paling banyak digunakan adalah sistem belajar secara “Tradisional
40
(salafy)”, yang dimaksud dengan sistem tradisional adalah tidak dikelola
dengan manajemen yang rapih, administrasi tidak transparan, tidak ada
jadwal kegiatan & peraturan yang tertulis, materi pelajaran khusus
pelajaraan keagaamaan dan kitab kuning serta tempat belajar tanpa ruang
kelas & bangku.
Ketika beberapa kader santri dikirim ke luar negeri (baca: Saudi
Arabia) untuk memperdalam ilmu pengetahuan pada tahun 70-an, maka
lahirlah beberapa gagasan tentang perlu adanya peningkatan dan
penyesuaian sistem belajar yang lebih maju dan modern. Maka
berkumpulah beberapa Kyai & Tokoh masyarakat (seperti: K.H. Tb. M.
Ghazali, K. H. Tb. Aden Baehaqi, K. H. Abdul Wahid Sahari, MA., K. H.
Zaenal Abidin Syuja‟i, LC. dan lain-lain), mereka merumuskan untuk
mendirikan Yayasan yang menangani dalam bidang Pendidikan, Ekonomi
& Kemasyarakatan, maka didirikanlah Yayasan Al-Ishlahpada tanggal 20
Mei 1989 M yang diketuai oleh K. H. Abdul Wahid Sahari, MA. Dan
pada tanggal 10 Juli 1989 Yayasan Al-Ishlah mendirikan lembaga
pendidikan yang bernama Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga.2
d. Akte Notaris
Akte notaris tercatat pada Pengadilan Negeri Pandeglang tanggal
17 Juni 1989 dengan nomor : 19/1989/YY/P.N.Pdg.
2 Pondok pesantren Al-Ishlah, Buku Pekan Ta’aruf Pondok Pesantren Al-Ishlah, tt, h. 18
41
e. Sistem Pondok Pesantren Al-Ishlah
Secara Umum sistem pendidikan yang diterapkan adalah Salafi,
Ashri dan Tarbawy. Tradisi sistem salafi sudah mendarah daging di
segenap Pesantren wilayah Desa Kananga (bahkan di Pesantren-
pesantren wilayah Banten secara keseluruhan), hal ini menjadi faktor
penting untuk menerapkan sistem belajar dalam Pondok Pesantren Al-
Ishlah Kananga.
Dari aspek pendalaman tata bahasa Arab, kematangan kitab
kuning dan budaya hormat terhadap guru, sistem salafy sangat diperlukan,
akan tetapi kemajuan zaman, kebutuhan akan relevansi kurikulum, cara
berfikir, metodologi belajar dan menghadapi era perdagangan bebas,
maka para Pengurus Yayasan Al-Ishlah Kananga berinisiatif untuk
menggabungkan sistem Salafi (Tradisional) terhadap sistem ‘Ashri
(Modern), dan disempurnakan dengan sistem Tarbawy (Budaya
Berakhlak Karimah).
Yang diharapkan dari sistem Salafi adalah kemampuan santri
dalam memahami kitab kuning (berbahasa Arab), dan dari sistem ‘Asry
adalah kemampuan santri dalam berbahasa Arab & Inggris sebagai alat
berkomunikasi, membiasakan minat budaya baca untuk membuka
wawasan & intelektualitas, berjiwa pemimpin, organisatoris, menggali
bakat, aktif, kreatif dan manajemen yang rapih serta transparansi
administrasi. Sedangkan dari sistem Tarbawy adalah menanamkan budaya
berakhlakul karimah pada santri yang diberi contoh dan dikontrol oleh
42
para ustadz, sehingga diharapkan menjadi pendidik / da‟i (muballigh &
muballighah) yang tangguh.3
Sistem pendidikan yang diterapakan dalam pondok pesantren Al-
Ishlah, mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yakni terbentuknya pribadi beriman, berilmu, berakhlak
Islam yang mandiri, yang berdakwah di jalan Allah, yang membina
peningkatan harkat kehidupan diri pribadi, keluarga dan masyarakat.
Dalam rangka itu pondok pesantren Al-Ishlah menerapkan suatu sistem
pendidikan terpadu dari berbagai sisi di dalam pendidikan formal yaitu
TK, SMPIT, dan MA.
Pondok pesantren Al-Ishlah menerapkan dua kurikulum sekaligus
dalam mengembangkan paradigma keilmuannya. Kedua kurikulum
tersebut berlaku bagi seluruh santri/siswa baik yang duduk tingkat SMPIT
maupun Madrasah Aliyah.
Kurikulum yang pertama adalah kurikulum Departemen Agama
(Depag) yang wajib diikuti baik untuk tingkat SMPIT maupun Madrasah
Aliyah. Kurikulum dari Depag ini merupakan penyetaraan dalam sistem
pendidikan nasional Indonesia sehingga santri yang mengikuti pendidikan
tersebut memiliki ijazah yang dapat disetarakan dengan lembaga-lembaga
pendidikan pada umumnya. Dengan ijazah tersebut santri dapat
melanjutkan pendidikannya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3 Ibid. h. 19
43
Kedua, adalah kurikulum lokal atau kurikulum yang berbasis dari
pondok pesantren secara internal. Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
mata pelajaran pondok pesantren dimulai setelah shalat Asar, isya dan
subuh. Namun setelah isya hanya beberapa hari saja dijadikan waktu
belajar, karna sebagiannya lagi dijadikan waktu untuk belajar malam di
asrama/kamar masing-masing tujuannya untuk mengingat dan memahami
pelajaran yang sudah dipelajari dan mempelajari pelajaran untuk esok
hari, dan tentunya ini diawasi oleh para ustad/stadzah agar para santri
tidak ngobrol, tidur bahkan bercanda. Khusus untuk malam minggu dan
malam kamis dilakukan Muhadharah dimana para santri dapat berlatih
berceramah di depan banyak orang dan melatih mental mereka didepan
audience. Sedangkan setelah subuh pengajian atau belajar pelajaran
pesantren dan Muhadasah bahasa Arab dan Inggris. dan untuk lebih
jelasnya dapat dilihat di bawah ini:
Waktu belajar terdapat dua bagian, yaitu waktu belajar
formal (dalam kelas) dan waktu belajar non formal (ekstra
kurikuler). Waktu belajar formal dari pukul 07.15 – 13.00,
sedangkan waktu belajar non formal, yaitu setelah subuh pukul
(05.00-06.00), setelah „ashar (pukul 16.00-17.30) dan setelah „Isya
(pukul 20.00-21.30). belajar formal pada waktu subuh, „ashar dan
Isya juga telah banyak diikuti oleh anak-anak didik masyarakat desa
Kananga.
44
Setiap tahunnya, tahun akademik di pesantren Al-Ishlah dimulai
pada setiap bulan juli, namun Al-Ishlah menerima siswa baru tanpa
mengenal waktu. Pada tahun terkahir pendidikan, santri madrasah aliyah
Al-Ishlah diharuskan mengikuti kegiatan magang/PPL (praktek
Pengalaman Lapangan) di berbagai sekolah yang mana tempat PLL
tersebut ditempatkan di sekolah-sekolah yang sesuai dengan kemampuan
siswa-siswa madrasah aliyah Al-Ishlah. PPL ini bertujuan untuk
mengembangkan ilmu yang kita dimiliki juga melatih mental siswa-siswa
berbicara di depan umum.
Metode pembelajaran dilakukan melalui kegiatan yang secara
teoritis disampaikan di ruang kelas dengan silabi dan kurikulum yang
telah ditentukan, untuk pendidikan Agama mengacu pada kurikulum
Departemen Agama dan untuk bidang studi umum mengacu pada
kurikulum Pendidikan Nasional.
Untuk TK Al-Ishlah sendiri kini memiliki jumlah siswa sampai
saat ini 30 orang. Ada pun waktu belajar di TK Al-Ishlah mulai pukul
07:00 sampai 10:00 WIB dengan sistem belajar layaknya tingkat TK yaitu
belajar yang tidak formal yaitu diselingi dengan bermain, bernyanyi dan
lain sebagainya. Untuk masalah biaya TK Al-Ishlah tidak memungut
biaya sedikitpun. Dalam pelaksanaanya, program TK Al-Ishlah
memberikan materi mengenal huruf dan angka, baca tulis iqra, hafalan
surat-surat pendek, hafalan bacaan shalat dan do'a harian.
45
f. Visi, Misi, Target, Tujuan dan 7 Prinsip Pondok Pesantren Al-Ishlah
Kananga Menes Pandeglang Banten
1. Visi
Pondok Pesantren Al-Ishlah mempunyai Visi yaitu : “ Berusaha
mencetak generasi yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah sesuai
tuntunan Al-Qur‟an dan Sunnah “.
2. Misi
1. Menyebarkan sistem pendidikan formal dan non formal
2. Mengirim alumni Al-Ishlah untuk mengabdi di cabang-cabang
binaan.
3. Menyebarkan dakwah islamiyah sesuai sasaran di daerah-daerah,
terutama daerah pedalaman.
4. Berusaha membantu masyarakat yang lemah ekonomi dan sosial
lainnya.
3. Tujuan
1. Mencetak kader yang beraqidah Kuat & berakhlaqul karimah
2. Dapat menjadi da‟i (muballigh & muballighah) yang terampil.
3. Mampu berkomunikasi dengan bahasa asing, khususnya
Bahasa Arab dan Inggris.
4. Mampu memahami kitab kuning (Bahasa Arab) & teks inggris
5. Mampu memahami dasar-dasar organisasi & kepemimpinan.
6. Mampu melanjutkan ke Perguruan Tinggi, baik negeri maupun
swasta, dalam maupun luar negeri.
46
4. Target Pondok Pesantren Al-Ishlah
1. Memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan sosial. (Agama dan
Umum)
2. Dapat melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri swasta agama
umum.
3. Lancar komunikasi bahasa arab inggris dan Indonesia
4. Memahami kitab kuning dan teks bahasa inggris
5. Memahami dasar-dasar organisasi dan kepemimpinan
5. Tujuh Prinsip Utama Pondok Pesantren Al-Ishlah
1. Mendidik dan belajar sebagai panggilan jiwa
2. Berlaku jujur dan adil
3. Kasih sayang dan cinta terhadap sesama
4. Kerjasama dengan keselarasan untuk melayani
5. Peka terhadap perubahan dan cepat menyesuiakan diri dengan
kemajuan zaman
6. Komitmen terhadap mutu
7. Bersyukur dan berbagi pada sesama.4
g. Alumni Pondok Pesantren Al-Ishlah
Lulusan Al-Ishlah telah tersebar di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (UI
Jakarta, UNILA Lampung, UNJ Jakarta, UIN Jakarta, STAIN Serang,
IAIN Bandung, IAIN Yogya-karta & IAIN Lampung), maupun Swasta
(UMJ Jakarta, UII Yogyakarta, LIPIA Jakarta, Program D3 dan lain-lain)
4 Ibid
47
serta di Perguruan Tinggi Luar Negeri, seperti Universitas Islam Madinah
Saudi-Arabiah, Universitas Libia dan Universitas Al-Azhar Kairo-Mesir.
Di samping alumni Al-Ishlah telah dapat menempati posisi penting dalam
organisasi intra maupun ekstra kampus. Dan tentunya banyak juga yang
sudah menempuh dunia kerja, usaha bahkan telah melaksanakan
pernikahan.
h. Cabang Pendidikan Pondok Pesantren Al-Ishlah
Pondok Pesantren Al-Ishlah telah mempunyai 101 cabang lembaga
pendidikan Al-Ishlah (82 % tingkat TK dan Diniyah, dan sisanya adalah
tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah & Aliyah) dengan jumlah 10.554 anak
didik yang berada di masyarakat pedalaman dan tertinggal, serta didukung
oleh 417 guru yang telah bekerja sama dengan Y-JIMS (Yayasan Jakarta
Islam Moslem Society).
i. Pelajaran-pelajaran Pondok Pesantren Al-Ishlah
Pelajaran-pelajaran yang diajarkan di pondok pesantren Al-Ishlah
baik yang agama maupun yang umum dapat dilihat dari tabel berikut:5
Tingkat SMPIT Tingkat Aliyah
Matematika, B. Indonesia, B. Arab, B.
Inggris, IPS, IPA, Kesenian, PPKN
Fiqih, Aqidah Akhlak, Qu‟an Hadis,
Akhlak Lilbanin, Imla‟, Khat,
Umum: B. Indonesia, Sosiologi,
Anoppologi, Matematika, Akuntansi,
Sejarah, B. Inggris, B. Arab, PPKN,
SKI, Aqidah Akhlak, Fiqih, Grammer,
5Hasil wawancara pribadi dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Al-Ishlah Ustad Rudi
Sulhadi, M.M, Pandeglang 22 Mei 2012
48
Durusullughah, Nahwu, Shorof, Nurul
Yaqin, Mahfudzot, Tahfidz Qur‟an dan
lain-lain.
Nahwu, Sharaf, Balaghah, Bahasa
Arab, Tamrinat, Muthola‟ah, Tauhid,
Insya, Tikom, Arab Kamil, Kimia,
Fisika, Biologi, Ushul Fiqh, Tafsir
Jalalain, Qura‟an hadis, Hadis
Arba‟in, Tahfid Qur‟an dan lain-lain.
j. Ustadz/ustadzah (Tenaga Pengajar)
Ustadz/Ustadzah pondok pesatren Al-Ishlah rata-rata telah
menempuh tingkat pendidikan Strata Satu (S1) dan Strata dua (S2), baik
dari dalam negeri maupun luar Negeri.
k. Fasilitas Pondok Pesatren Al-Ishlah Kananga Menes Pandeglang
Banten
Fasilitas yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah yaitu6 asrama putra dan
putri, gedung sekolah SMPIT dan Aliyah, lab computer, leb bahasa,
mesin jait, lapangan olah raga, poskestren, kantin, Masjid, perpustakaan
dan perumahan guru.
l. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga
Direktur : K.H. Abdul Wahid Sahari, MA
Wakil Direktur : K.H. Sholeh As‟ad
Wakil Direktur : Tb. H. Musthofa
Sekretaris : H. Zaenal Abidin Syuja‟i, Lc
6 Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondokpesantren Al-Ishlah Kananga K.H
Abdul WahidSahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012
49
Wakil Sekretaris : Drs. H.E. Zarqoni S
Bendahara : H. Sofyan
Wakil Bendahara : Zaenal Abidin
Keuangan : 1. Neli Nabilah, S.SI
2. Solahuddin, Spd.i
Departemen Pendidikan : 1. Rudi Sulhadi, M.M
2. Ikhsan, MSi
Departemen Wakaf & Pembangunan : 1. H. Suprapto
2. H. Usman
Departemen Humas & Informasi : 1. Drs. H. M. Idrus
2. Drs. Taufiqurrahman
Departemen Usaha & Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat : 1. H. Abdul Hamid
2. H. Ace Zaenus Sholihin Lc
Departemen Sosial & Dakwah : 1. Tb. Nurkholis, SAg
2. Odon Firdausi, Sag
Rumah Tangga :Faishal
Instalasi IT : Abdul Muiz Samlesmigo, S.pd.i
K3P : 1. Chandra
2. Nur Hasanah
Kemanan : M. Zaman
50
B. Gambaran Umum Desa Kananga
1. Sekilas Tentang Desa Kananga
Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat, menjelaskan bahwa
pada mulanya desa Kananga disebut "Kananga" karena dulu di daerah ini
banyak pohon7 Kananga yang khas baunya dapat di nikmati sampai kemana-
mana. Sebelum ada minyak wangi seperti zaman sekarang ini, dahulu
masyarakat Kananga menggunakan bunga Kananga sebagai minyak wangi
khususnya di dalam rumah dan kamar, selain wangi dan sebagai pewangi
ruangan bunga Kananga juga bisa menjadi obat bagi orang yang mengalami
sakit pinggang. Disisi lain Kananga merupakan desa yang telah mendirikan
sebuah ormas yang namanya masih eksis di Indonesia bahkan di luar
Indonesia yang tak lain adalah Mathla'ul Anwar.
Desa Kananga memiliki adat istiadat yang kental dengan pemahaman
kegamaaan. karna harumnya desa kanaga ini banyak kyai sehingga disebut
desa santri dan religious, dan memajukan, memotivasi para remaja, anak
didik untuk terus semangat dalam belajar, berkarya, berorgnaisasi dan lain
sebagainya.
2. Letak Geografis Desa Kananga
Jarak desa Kananga ke pusat pemerintahan yaitu telah menghabiskan
kurang lebih 2 jam. Adapun batas-batas desa Kananga bisa di batasi di
sebelah Barat berbatasan dengan Menes dan desa Tegalwangi, dibagian
Selatan desa Kananga berbatasan dengan Tegalwangi, sebelah Timur
7Hasil Wawancara pribadi dengan sesepuh masyarakat Kananga Maman Suparman,
Pandeglang, 05 Mei 2012
51
berbatasan dengan desa Cisata, dan sebelah Utara berbatasan dengan desa
Cilaban bulan.
Desa Kananga juga memiliki luas wilayah bagian darat dengan luas8
70,40 H, sawahnya 6500 H, luas rawa 80,35 H, luas pemukiman 19,35 H, dan
perkebunan rakyat 17 H.
3. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Kananga
Kondsisi sosial keagamaan masyarakat desa Kananga dengan hasil
survey menyatakan bahwa masyarakat desa Kananga 100% menganut agama
Islam9.Hal ini dikarenakan di Kananga sendiri banyak sekali tokoh
masyarakat dan Kyai juga dengan adanya pondok pesantren (Al-Ishlah)
sehingga dikenal desa santri. Kegiatan-kegiatan keagamaan juga selalu di
lakukan oleh masyarakat desa Kananga seperti pengajian, peringatan Hari
Besar Islam, Tahun baru Islam, Maulid Nabi dan lain-lain.
4. Kondisi Sosial Pendidikan Desa Kananga
Kondisi sosial pendidikan masyarakat desa Kananga rata-rata tingkat
SMP, SMA dan sampai perguruan tinggi.10
Kondisi pendidikan di desa
Kananga cukup baik dan membanggakan karena selain adanya pondok
pesantren membantu dalam kemajuan pendidikan masyarakat desa Kananga
juga pendidikan merupakan hal yang paling utama dan hukumnya juga wajib
bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu. Sehingga masyarakat desa Kananga
8 Hasil Wawancara Pribadi dengan Kepala desaKananga Tb. Ade Silahudin, Pandeglang
07 Mei 2012 9 Hasil wawancara pribadi dengan tokoh masyarakat Kananga Aceng Makbul,
Pandeglang 10 mei 2012 10
Hasil wawancara pribadi dengan kepala desa Kananga Tb. AdeSilahudin, Pandeglang
07 Mei 2012
52
dapat dijadikan panutan bagi desa-desa lain. Meskipun ada beberapa yang
tidak sampai menyelesaikan sekolah dasar, dan tidak juga yang mampu
menyelesaikan sampai perguruan tinggi namun itu dapat di tutupi oleh
mereka yang pendidikannya lulusan SLTA dan Perguruan tinggi seperti yang
telah dijelaskan diatas tadi.
5. Kondisi Sosial Ekonomi Desa Kananga
Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kananga sangat beragam,
ada ekonomi menengah ke bawah, sebagian lagi menengah ke atas, mulai dari
penggarap sampai guru (kyai, ustad dan PNS). Dan jika disebutkan mata
pencaharian tersebut adalah petani berjumlah11
21 buruh industri 113,
penggarap 37, pensiunan 62 orang dan PNS adalah 58 orang. Desa Kananga
juga memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak yaitu 21790 jiwa, terdiri
dari laki-laki 1123, dan perempuan 1056 dengan jumlah KK 540 KK.
11
Ibid, 07 Mei 2012
53
BAB IV
ANALISIS
PERANAN PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DALAM
MENGEMBANGKAN DAKWAH DI DESA KANANGA
A. Aktifitas Pondok Pesantren Al-Ishlah dalam Mengembangkan Dakwah
di Desa Kananga
Sebagai konsekuensi pondok pesantren dalam laju kehidupan
kemasyarakatan yang bergerak dinamis di pondok pesantren, selain
berkembang aspek pokoknya, yaitu pendidikan dan dakwah, juga
berkembang hampir semua aspek kemasyarakatan. Berikut adalah beberapa
aspek kehidupan kemasyarakatan yang berkembang di desa Kananga yang
merupakan aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan
dakwahnya, yaitu:
1. Mendirikan Majelis Ta’lim
Majelis ta’lim berasal dari dua suku kata, yaitu kata majelis dan
kata ta’lim. Dalam bahasa arab kata majelis ( ) adalah bentuk isim
makan (kata tempat) kata kerja dari jalasa” tempat duduk, tempat sidang,
dewan”.1
1 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka
Progresif, 1997), cet. Ke-14, h. 2
54
Kata ta’lim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja
( ) yang mempunyai arti pengajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
pengertian majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak
atau bangunan tempat orang berkumpul.2 Dari pengertian terminologi
tentang majelis ta’lim di atas dapatlah dikatakan bahwa majelis adalah
tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam.
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa majelis ta’lim
adalah tempat perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama
Islam melalui pengajian yang diberikan oleh guru-guru dan ahli agama
Islam. 3 Dalam aktifitas mengembangkan dakwahnya, pondok pesantren
Al-Ishlah telah mendirikan pengajian majlis ta’lim yang ditujukan untuk
kaum ibu-ibu dan bapak-bapak. Untuk kaum ibu-ibu sendiri di
laksanakan pada hari Jum'at seminggu sekali, sedangkan untuk bapak-
bapak di laksanakan pada malam Jum'at dan akhir bulan pada tiap hari
Minggu4 yang mana pada hari Minggu tersebut jama'ahnya tidak hanya
dari masyarakat desa Kananga saja melainkan dari berbagai daerah yang
ada di kabupaten Pandeglang, dan tentunya yang menjadi penceremah
adalah dari pihak- pihak pondok pesantren Al-Ishlah.
Dengan adanya majelis ta'lim perkembangan dakwah pondok
pesantren Al-Ishlah semakin luas, hal itu dapat dilihat dengan adanya
2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pustaka, 1999), cet. Ke-10, h. 615 3 Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
1994), cet. Ke-4, jilid 3, h. 120 4 Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah K.H Abdul
Wahid Sahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012
55
banyak pengajian-pengajian yang diselenggarakan di beberapa daerah
Banten Kabupaten Pandeglang, yaitu:5
1. Pengajian bulanan di Masjid Jami’ As-Sholihin Kananga
2. Pengajian bulanan di MA Pusat Cimanying
3. Pengajian bulanan di Majlis Ta’lim Nurul Dzulam Jiput
4. Pengajian bulanan di Masjid Jami’ Cigeulis
5. Pengajian bulanan di Masjid Jami’ Cikeusik
6. Pengajian bulanan di Masjid Jami’ Panggarangan
7. Pengajian bulanan di Madrasah Diniyah Al-Ishlah Cibaliung
8. Pengajian bulanan di Madrasah Diniyah Al-Ishlah Huni Masjid
Panimbang.
9. Pengajian bulanan di Majid Al-Mubarakah Sodong
10. Pengajian bulanan Kampung Pabrik Mandalawangi
11. Pengajian Mingguan Muslimat Kampung Kananga.
2. Mendirikan pengajian Untuk Remaja
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan perubahan dan
jiwanya masih labil. Selain itu remaja juga merupakan masa
peralihan masa anak dan dewasa, yakni antara 12-21 tahun.6
Adapun pengertian remaja lebih luas menurut prof. Zakiah
Derajat bahwa remaja yaitu suatu tingkatan umur, di mana anak-anak
tidak lagi anak, tetapi belum dapat dipandang dewasa, jadi remaja
5 Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga, h. 6
6Singgih D. Gunarsa dan Yulia S'mggih D. Gunarsa, Psikologi dan Perkembangan Anak
dan Remaja, (Jakarta; PT. BPK Gunung Mulia, tt), Cet. Ke-7, h. 203
56
adalah umur yang menjembatani antar umur anak-anak dan umur
dewasa.7
Lain lagi dengan apa yang dikatakan oleh Thamrin Nassution,
remaja adalah bila seorang anak telah beralih dari masa anak-anak ke
masa dewasa dengan pengertian, anak itu dapat lagi dikatakan
seorang anak dan tidak pula digolongkan kepada orang dewasa, tetapi
ia berada diantara dua periode ini.8
Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah
dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja
adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa
anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan
yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
Agar masa remaja tidak tenggelam dalam kesesatan perlu
adanya dorongan dan bantuan dari pihak-pihak yang memerankan
untuk tetap survive dengan penilaian yang positif baik itu oleh orang
tua, keluarga maupun lingkungan disekitarnya. Pengaruh budaya
religious dapat dirasakan oleh remaja-remaja masyarakat desa
Kananga untuk memilih mengikuti pengajian yang didirikan oleh
pondok pesantren Al-Ishlah dari pada melakukan kegiatan yang
negatif dan melakukan kegiatan yang sia-sia yang tidak ada
manfaatnya.
7Zakiah Derajat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1957), Cet. Ke-1, h.28
8 Thamrin Nasution, Pendidik Remaja dalam Keluarga, (Jakarta: Ruhama, 1994), Cet.
Ke-1, h.1 10
57
Untuk saat ini banyak dari remaja-remaja masyarakat desa
Kananga untuk memanfaatkan waktunya mengikuti pengajian yang
didirikan oleh pondok pesantren Al-Ishlah. Pondok pesantren Al-
Ishlah tentunya melapangkan bagi siapa saja remaja-remaja
masyarakat desa Kananga ataupun luar desa Kananga untuk
mengikuti pengajian-pengajian yang telah disediakan sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Namun dalam pelaksanaannya
sendiri pengajian remaja tersebut di gabung dengan pengajian yang
ada di pondok pesantren Al-Ishlah dalam arti gabung yaitu gabung
dengan santri-santrinya. Tujuan ini adalah agar adanya keakraban,
kekompakan dan terjalinnya tali silaturahmi antara remaja dan
santri Al-Ishlah. Adapun untuk waktunya di lakukan pada sore
hari9 setelah 'Asar pukul 16:00-17:00 WIB, Isya pukul 20:00-
21:00, dan subuh pukul 05:00-06:00 WIB. Dan pengajian remaja
yang di dirikan oleh pondok pesantren Al-Ishlah sampai saat ini
berjalan dengan baik dan lancar.
3. Kegiatan Sosial
Penyelenggaraan kegiatan sosial yang diselenggarakan pondok
pesantren merupakan kegiatan yang sangat penting dikembangkan dalam
dalam sebuah desa. Pondok pesantren Al-Ishlah selain telah berperan
sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, juga telah berperan dalam
kegiatan sosial. Kegiatan-kegiatan sosial itu adalah memberikan bantuan
9 Hasil wawancara pribadi dengan Pimpian Pondok pesantren Al-Ishlah K.H Abdul
Wahid Sahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012
58
dan motivasi kepada masyarakat desa Kananga. seperti bantuan sosial
bagi masyarakat desa Kananga yang kurang mampu untuk sekolah, 10
santunan anak yatim, memberikan kelapangan dalam penampungan air
dengan tujuan agar tidak terjadi kekurangan air, selain itu juga
memberikan kelapangan untuk Masjid besar As-sholihin berupa jamset
karna mengingat seringnya terjadi mati lampu di desa Kananga maka Al-
Ishlah beirnisiatif untuk memberikan jamset tersebut ke Masjid, jadi
ketika mati lampu tiba masyarakat desa Kananga tidak khawatir untuk
tidak mendengar suara adzan. Kegiatan sosial lainnya yaitu memberi
santunan kepada anak-anak yatim dan penyembelihan hewan qurban, dan
lain sebagainya.
Disisi lain selain dari kegiatan-kegiatan yang sudah dijalankan
oleh pondok pesantren Al-Ishlah, penulis juga melihat bahwa dengan
keberadaannya pondok pesantren Al-Ishlah (santri-santri) pendapatan
masyarakat desa Kananga meningkat, dalam arti bahwa masyarakat desa
Kananga memanfaatkan keberadaan pondok pesantren Al-Ishlah dengan
menambah penghasilan yaitu melalui berdagang. Tentunya ini menjadi
suatu keberkahan bagi masyarakat desa Kananga dan juga pondok
pesantren Al-Ishlah, karena pondok pesantren Al-Ishlah sendiri
membebaskan kepada para santrinya untuk memenuhi kebutuhannya
dimana saja. Tapi jika hari libur panjang tiba, santri-santri pondok
pesantren Al-Ishlah kembali ke kampung halamannya masing-masing,
10
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H
Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang, 20 Mei 2012
59
maka pendapatan masyarakat yang berjualan menipis dan sepi pembeli
bahkan bukan hanya sepi pembeli saja tapi keadaan desa Kananga juga
sepi (dengan ketidak hadirannya santri-santri pondok pesantren Al-
Ishlah) ditambah nuansa agamis sedikit berkurang.
Oleh karena itu, masyarakat dan pondok pesantren merupakan
elemen yang tak bisa dipisahkan, kedua-duanya saling membutuhkan
satu sama lain. Masyarakat membutuhkan pendidikan yang bernilai
islami, dan pondok pesantren membutuhkan dukungan dan motivasi dari
masyarakat tersebut.
B. Hasil Aktifitas Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan
Dakwah di Desa Kananga
Berhasil berarti telah meraih apa yang kita inginkan dan impikan.
Sepertinya halnya keberhasilan yang dicapai oleh pondok pesantren Al-Ishlah
dalam mengembangkan dakwahnya. Keberhasilan-keberhasilan itu adalah:
1. Membudayakan Busana Muslim
Berpakain muslim dan rapih merupakan kewajiban yang harus
dilakukan oleh setiap umat Islam di muka bumi ini yang mana hal itu
telah ditekankan/diperintahkan oleh Allah SWT melalui Al-Qur’an.
Berpakaian rapi sopan dan muslim menunjukkan kita adalah
sebagai umat Islam dan juga menunjukkan bahwa kita memiliki aturan
dalam kehidupan ini. Dengan berpakain muslim dan rapi akan membawa
kita kepada kebaikan yang tak lain adalah akhlak (yang kita miliki). Hal
ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
60
"Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus (Allah) untuk
menyempurnakan Akhlak".
Budaya busana muslim sudah menjadi darah daging di desa
Kananga, karena selain di dorong dengan banyaknya para tokoh agama,
juga adanya pondok pesantren Al-Ishlah yang telah mendorong
masyarakat desa Kananga untuk wajib membudayakan (memakai)
busana muslim, terkhusus bagi kaum wanita baik itu dewasa, remaja, dan
anak-anak, kemanapun mereka berpergian mereka tak pernah lepas
dengan jilbab yang dipakai dan memakai busana muslim, sudah sangat
tentu untuk jarak yang sangat jauh sehingga hal itu telah menjadi
kebiasaan dan rutinitas mereka, bahkan untuk hanya sekedar main
khususnya anak-anak dini.11
Untuk Al-Ishlah Sendiri dapat dirasakan adanya suatu event
perlombaan JAMDA (Jambore Daerah) se-propinsi Banten bertempat di
pondok pesantren modern Darul Qori'in Rangkas Bitung Lebak Banten,
selain pondok pesantren Al-Ishlah meraih juara 3 Al-Ishlah juga
mendapatkan juara pavorit, menurut informasi yang ada bahwa pondok
pesantren Al-Ishlah mendapatkan juara pavorit karna pakaian12
yang
dipakai oleh santri-santri pondok pesantren A-Ishlah paling berbeda
dengan pondok-pondok yang lain yang tak lain adalah memakai rok
11
Hasil wawancara pribadi dengan Kepala desa Kananga TB . Ade Silahudin, Pandeglang
07 Mei 2012 12
Hasil wawancara pribadi dengan kepala sekolah madrasah aliyah Al-Ishlah ustad Rudi
Sulhadi, M.M, Pandeglang, 22 Mei 2012
61
sendiri dan memakai kaos kaki, berpakaian sesuai tuntutan ajaran Islam,
meskipun dalam keadaan darurat dan repot. Dan hal itu jugalah yang
menjadi ciri khas dan pembeda pondok pesantren Al-Ishlah dengan
pondok-pondok yang ada di kabupaten Pandeglang terlebih lagi di
kecamatan Menes.
2. Program Belajar Non Formal
Dalam program pendidikan, pondok pesantren Al-Ishlah memiliki
program belajar formal dan non formal. Dalam mengembangkan
dakwahnya, pondok pesantren telah berhasil menanamkan semangat
tinggi kepada anak didik yang turut mengikuti program belajar non
formal yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah, dimana program belajar
non formal Al-Ishlah memiliki 12 lembaga, yaitu bulletin Refleksi,
pendalaman kitab kuning Al-Ghuroba, diskusi berbahasa Inggris Enter,
kursus kaligrafi Hyroglif, teater Sate Keris, paduan suara Evita,
senandung nasyid al-Shohwah, seni baca al-Qur’an Haqiqi, forum orasi
Lorenza, pecinta alam Adventure, bakat olah raga Slaughter dan
keterampilan menjahit & tata boga Arkana.
Keterampilan-keterampilan dari 12 lembaga yang ada dapat
dilaksanakan pada hari libur sekolah yaitu hari Jum’at. Pada hari tersebut
para santri dan anak didik masyarakat desa Kananga berlatih sesuai
dengan minat dan bakat yang mereka miliki, tentunya dibimbing oleh
ahli-ahlinya (pengajar).
62
Penulis juga melihat hampir dari semua 12 lembaga tersebut anak-
anak didik masyarakat desa Kananga mengikuti program-program
tersebut, namun yang paling banyak diminati dari anak didik masyarakat
desa Kananga adalah mengikuti teater Sate Keris, paduan suara Evita,
pecinta alam Adventure, dan keterampilan menjahit.
Dari keberhasilan pada peminatan program tersebut, dapat
dirasakan melalui keterampilan menjahit. Keberhasilan itu dapat terampil
dalam menjahit sebuah kasur. Dengan melihat keberhasilan yang ada,
mereka dikirim untuk mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di suatu
daerah kabupaten Pandeglang.
3. Prestasi-Prestasi Yang Diraih Oleh Siswa/Santri Pondok Pesantren Al-
Ishlah
Dari hasil aktifitas pada pendidikan formal, siswa-siwa (santri-
santri) pondok pesantren Al-Ishlah telah memiliki prestasi yang cukup
membanggakan.Untuk tingkat SMPIT sendiri prestasi yang dapat dilihat
dan dirasakan adalah ketika usia pendiriannya masih dini kurang lebih 2
bulan, SMPIT Al-Ishlah diundang oleh sekolah SMP di luar desa
Kananga untuk mengikuti lomba pramuka yang di adakan se-kec.Menes
yang mana di dalamnya terdapat berbagai macam perlombaan seperti
hiking, LKBB, cerdas cermat, qori, dan lain-lain, dengan membanggakan
SMPIT Al-Ishlah meraih juara UMUM, dengan melihat kemampuan
siwsa-siswa SMPIT Al-Ishlah, SMPIT Al-Ishlah dipercaya untuk
63
mengikuti perlombaan-perlombaan baik itu tingkat kecamatan maupun
tingkat kabupaten dan propinsi.
Prestasi yang dimiliki oleh siswa-siswa aliyah Al-Ishlah tidak
kalah membanggakan dari tingkat SMIPT.
Hal itu dapat dijawab melalui adanya perlombaan Rohis dengan
berbagai macam perlombaan yang mana perlombaan tersebut diadakan
se-propinsi Banten, dan aliyah Al-Ishlah meraih juara umum se-propinsi
Banten. Begitu juga dengan perlombaan fahmil Qur'an yang diadakan se-
kabupaten Pandeglang, perlombaan tersebut tidak hanya pada tingkat
menegah atas (yang dari Diknas) saja tetapi dari berbagai pondok
pesantren yang ada se-kabupaten Pandeglang yang saat itu pondok
pesantren Al-Ishlah hanya meraih juara 3, sedangkan yang meraih juara
Umum di raih oleh lembaga pendidikan lain, tetapi kejuaraan tesebut
masih bergilir.
Untuk menuju keberhasilan segalanya butuh proses, kesungguhan
siswa-siswa aliyah Al-Ishlah untuk membawa nama baik lembaganya,
siswa-siwa aliyah Al-Ishlah pada tahun berikutnya sampai tiga tahun
berturut-turut, aliyah Al-Ishlah meraih juara umum se-kabupaten
Pandeglang sehingga piala yang ada selamanya milik aliyah Al-Ishlah.
Prsetasi yang diraih semakin meningkat, Aliyah Al-Ishlah telah di
undang untuk mengikuti perlombaan MTQ tingkat kecamatan pada
bidang yang sama yaitu Fahmil Qur'an. Dari berbagai sekolah tingkat
menegah yang ada di kecamatan Menes Aliyah Al-Ishlah meraih juara
64
satu, sudah selayaknya bagi yang menjuarainya untuk terus mengikuti ke
tahap berikutnya yaitu tingkat Kabupaten. Dan pada tingkat kabupaten
juga Al-Ishlah meraih peringkat pertama sehingga Al-Ishlah di kirim ke
propinsi untuk meneruskan perjalanannya.
Prsetasi lainnya adalah aliyah Al-Ishlah di pilih untuk mengikuti
jambore nasional yang diselenggarakan di Cibubur dan Jati nangor
Sumedang dan yang menjadi kebanggannya adalah dari berbagai ribu
pondok pesantren di kabupaten Pandeglang hanya lima pesantren yang
dapat mengikutinya, salah satunya pondok pesantren Al-Ishlah. Dan
prestasi yang dimiliki oleh aliyah Al-Ishlah tidak hanya itu saja namun
yang cukup membanggakan seperti yang disebutkan di atas.
Yang perlu di ketahui bahwa jika ada perlombaan ataupun
sejenisnya Al-Ishlah tidak nepotisme atau otoriter karena siswa dari Al-
Ishlah bukan saja dari luar pesantren namun dari masyarakat desa
Kananga maka untuk itu Al-Ishlah bersikap adil yaitu mengadakan
seleksi bagi santri Al-Ishlah maupun siswa masyarakat desa Kananga
yang sekolah di Al-Ishlah. Dan sampai saat ini banyak dari siswa
masyarakat desa Kananga yang masuk dalam seleksi tersebut bahkan
terkadang menjadi panutan bagi santri-santri yang berasal dari luar
masyarakat desa Kananga.
Jadi penulis melihat dan menilai bahwa meskipun pondok
pesantren Al-Ishlah memiliki jumlah murid/siswa yang minim, tapi itu
bukanlah menjadi penghalang bagi mereka untuk berkarya dan meraih
65
prestasi, dengan kesungguhan dan usaha yang ada itu akan terwujud, dan
dari gambaran di atas juga realitannya bahwa hal itu jugalah yang
menjadikan orang tua anak didik masyarakat desa Kananga untuk
semangat menyekolahkan anaknya di pondok pesantren Al-Ishlah
sehingga sampai detik ini pondok pesantren Al-Ishlah masih dipercayai,
di banggakan dan dijadikan panutan oleh masyarakat desa Kananga.
Dan inilah pada dasarnya hakikat keberhasilan dakwah dalam
sebuah pondok pesantren seperti halnya tujuan hidup yang seharusnya
bukan saja menjalankan kewajiban-kewajiban yang sudah ditentukan,
tetapi dakwah juga perlu dan wajib di lakukan baik oleh individu,
kelompok ataupun sebuah lembaga pondok pesantren.
C. Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah
di desa Kananga
Peranan pondok pesantren dalam kehidupan masyarakat dapat
dijelaskan dengan diterimanya nilai-nilai moral keagamaan yang dibawa
pesantren. Pola pembinaan dan pendidikan yang dikembangkan pesantren
secara mendasar diidealisasikan seiring dengan kebutuhan masyarakat.13
Dari peranan-peranannya apa yang telah dikembangkan oleh pondok
pesantren Al-Ishlah di desa Kananga dapat disimpulkan bahwa perananya
yaitu pondok pesantren Al-Ishlah telah berpengaruh dalam memberikan
semangat belajar kepada anak didik dengan sistem modern yaitu
13
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: BIGRAF Publishing,
2000), h. 36
66
membiasakan bahasa arab dan bahasa inggris dan cara berorganisasi
disamping pengajaran kepesantrenan yang tidak dikurangi.
Hal itu membawa pengaruh positif bagi anak didik yang ada
disekitarnya. Semangat itu ditambah dengan berbagai aktifitas yang
menunjang kepada pencerdasan anak didik. Tidak heran bila banyak santri
yang datang dari berbagai daerah karena tertarik dengan sistem itu dengan
tetap membina aqidah14
yang kuat serta membetengi anak didik dari
pemikiran pengaruh yang negatif.
Selain itu peranan yang paling penting adalah peningkatan peranan
kyai sebagai pimpinan informal di pedesaan dalam mewujudkan kehidupan
kemasyarakatan yang mencerminkan pola kultural masyarakat Indonesia.
Sebagai figur central dalam lingkungan pesantren, kehadiran kyai telah
ditempatkan oleh masyarakat sekitar pesantren pada posisi penting dan
menentukan. Karena itu, bisa dibayangkan betapa efektifnya peranan yang
dilakukan oleh para kyai dalam proses perkembangan masyarakat desa.
Pondok Pesantren Al-Ishlah dengan perangkat dan institusi sosial
dimiliki, telah menjadi sumber dan pusat informasi bagi lingkungan
masyarakat pedesaan, dan Al-Ishlah juga berperan menolong masyarakat
yang kurang mampu untuk belajar dan menyebarkan atmosfer religius dimana
pun berada.
14
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondokpesantren Al-Ishlah K.H Abdul
Wahid Sahari, MA, Pandeglang, 20 Mei 2012
67
Jadi untuk itu peranan podok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwah di desa Kananga amatlah tinggi sehingga untuk itu
hasil perkembangan dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah
untuk saat ini sudah cukup berhasil dan Al-Ishlah tidak pernah lelah dan
berhenti untuk menjalankan dakwah dan meneruskan perjuangan Rasulullah
SAW.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. faktor Pendukung
a. Beberapa Tokoh Masyarakat desa Kananga
Tokoh masyarakat merupakan hal yang urgen bagi disetiap
jumlah desa. Di desa Kananga sendiri banyak sekali tokoh
masyarakat. Tokoh masyarakat desa Kananga sangat mendukung
dan membantu dengan kemajuan pondok pesantren Al-Ishlah
seperti dari beberapa mereka yang meluangkan tenaga dan
waktunya untuk mengajarkan15
ilmu agama di pondok pesantren
Al-Ishlah dan hakikatnya memang sudah kewajibannya sebagai
umat nabi Muhammad SAW menyebarkan ilmu agama Allah ke
seluruh umat khsususnya yang ada di desa Kananga.
b. Program Kegiatan Pondok Pesantren Al-Ishlah
Selain program kegiatan pengajian dan majlis ta’lim, pondok
pesantren A-Ishlah memiliki program kegiatan lain yang cukup
menarik perhatian para remaja dan anak didik masyarakat desa
15
Hasil wawancara pribadi dengan sesepuh Kananga Maman Suparman, Pandeglang, 05
Mei 2012
68
Kananga, adapun program kegiatan yang menjadi perhatian remaja
masyarakat Kananga adalah:16
a. PETASAN
Petasan merupakan kepanjangan dari (Pekan Ta'aruf
Santri). Program ini dilaksanakan pada ajaran tahun baru dimana
para santri baru yang baru menjadi santri atau siswa kudu dan
wajib memperkenalkan dirinya seperti nama, alamat, cita-cita,
tujuan, kesan dan pesan yang disampaikan.
Tujuan acara ini selain hanya untuk mengetahui identitas
para santri, juga untuk melatih mental mereka dengan
membiasakan diri untuk tampil berani, tidak malu berbicara depan
umum, nerveous dan lain-lain.
b. PAJAR
Pajar singakatan dari Pekan Jelang Ramadhan.Acara ini
dilaksanakan untuk menyambut bulan Ramadhan. Perlu diketahui
bahwa acara ini merupakan salah satu acara pavorit santri Al-
Ishlah dan juga para remaja desa Kananga. Karena acara ini
merupakan acara Bagaimana tidak acara ini yang bernilai dakwah
dan mendidik. Adapun dengan sistem acara ini di kompetisikan
dengan berkelompok. Adapun perlombaan-perlombaan dalam
PAJAR yaitu seperti lomba tahfidz, baca kitab kuning, pidato,
syarhil Qur'an, mengetik sepuluh jari, tarik tambang, bola kaki,
16
Hasil wawancara pribadi dengan kepala sekolah madrasah aliyah Al-ishlah ustad Rudi
Sulhadi, M.M, Pandeglang 22 mei 2012
69
bola volley, fashion show, drama bahasa, masak, hiking, nasyid,
lomba cepat memakai kerudung dan sarung, dan masih banyak
lagi jenis perlombaan-perlombaan yang ada dalam PAJAR.
c. Kemah Akbar
Kemah akbar biasanya di laksanakan pada acara
PETASAN dan pelantikan pergantian pengurus pramuka. Kemah
akbar untuk pada acara PETASAN sendiri tujuannya yang paling
dasar yaitu untuk memberikan rasa kenyamanan dan kesenangan
bagi para santri baru yang mana tempat kemah tersebut
ditempatkan di tempat pariwisata seperti pantai dan gunung dan
tentunya di isi dengan acara yang bernilai pendidikan dan
dakwah, seperti di hari akhir perkemahan diadakannya tahajjud
dan muhasabah bersama.
d. Study Tour
Study tour ini merupakan program yang hampir seluruh
tiap sekolah ataupun pesantren yang ada di Indonesia
melaksanakannya. Dan kini study tour telah menjadi acara
kegiatan tahunan di pondok pesantren Al-Ishlah Kananga.
Beberapa tempat Study tour yang sudah dikunjungi oleh pondok
pesantren Al-Ishlah yaitu Monumen Nasional Jakarta,
Planetarium, Monas, Musem Geologi Bandung, Botani, Dufan,
Ancol, puspitek, Kebun Binatang, kawah putih, dan lain
sebagainya.
70
e. SII
SII kepanjangan dari Studi Islam intensif. SII ini
dilaksanakan pada bulan Ramadhan, kegiatan SII ini hampir
sedikit sama dengan kegiatan yang sering di lakukan oleh
sekolah-sekolah yaitu "sanlat" (pesantren kilat). Kegiatan-
kegiatan yang ada dalam SII biasanya di isi dengan materi
layaknya belajar mengajar namun materi yang di sampaikan di SII
lebih banyak belajar ilmu agama khususnya sekitar tentang
Ramadhan, selain materi juga di isi dengan acara seminar, diskusi
bareng, terkadang ada out bound dan games dalam kegiatan SII
tersebut. SII tersebut tidak hanya dihadiri oleh santri-santri Al-
Ishlah saja tetapi dihadiri oleh para remaja masyarakat desa
Kananga bahkan remaja-remaja yang di luar Kananga.
f. Buka Puasa Bersama
Buka puasa bersama adalah kegiatan rutinitas pondok
pesantren Al-Ishlah dengan masyarakat Kananga sehingga rasa
sliaturahmi dan keharmonisan antara pondok pesantren dan
masyarakat tetap terjalin dan terjaga.
g. 'ITIKAF
'Itikaf merupakan program yang wajib diikuti oleh santri
pondok pesantren Al-Ishlah yang kelas enam atau kelas XII, di
mana program ini dilaksanakan pada hari terkahir bulan
Ramadhan yaitu 10 hari sebelum lebaran atau hari Raya 'Idul
71
Fitri. Dan tentunya 'itikaf ini juga banyak diikuti oleh remaja-
remaja desa Kananga.
h. PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)
Hampir seluruh umat Islam di Indonesia merayakan
Peringatan Hari Besar Islam, begitu juga dengan pondok
pesantren Al-Ishlah setiap tahunnya pondok pesantren Al-Ishlah
merayakannya, baik itu merayakannya dengan seminar maupun
dengan mengadakan perlombaan yang mendidik.
i. Ihtifalan
Ihtifalan merupakan istilah dari bahasa arab yang berasal
dari fi’il madhi yaitu " "17
yang berarti undangan bersifat
umum, kemudian dijadikan masdar yaitu yang berarti
perayaan/pesta. Jadi yang dimaksud adalah perkumpulan orang-
orang dalam suatu pesta. Pesta berarti merayakan sehingga
disebutlah perayaan. Di pondok pesantren Al-Ishlah sendiri
ihtifalan merupakan program tahunan dimana ihtifalan di sini
meluangkan kepada para santri dan remaja-remaja masyarakat
Kananga untuk mengeksprsesikan bakatnya di depan umum,
tentunya dengan yang mendidik meskipun kadang banyak humor-
humor tetapi tetap pada masa batas yang syar'i. Ihtifalan ini
17
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), Cet. Ke-14, h. 281,
72
dilaksanakan di akhir semester atau kenaikan kelas yang di
gabung dengan hari pelepasan kelas 6/XII.
Pada acara ihtifalan tersebut Al-Ishlah telah berhasil untuk
memikat masayarakat desa Kananga bahkan masyarakat luar desa
Kananga, hal ini disebabkan kreatifitas dan bakat yang di berikan
oleh santri-santri memiliki daya pikat masyarakat desa Kananga
dan luar desa Kananga. kreatifitas-kreatiftas itu seperti: drama
bahasa arab, kabaret, pidato bahasa, tari yang syar'i, kuis, dance
ala santri, drama cabaret, puisi, nasyid, paduan suara Evita Al-
Ishlah, dan lain sebagainya.
j. Etika Masyarakat
Etika masyarakat sendiri merupakan program kegiatan
yang berbeda dengan yang lainnya. Program ini adalah program
awal perkenalan antara masyarakat Kananga18
dengan santri
khususnya santri baru.Untuk lebih tepatnya acara ini dilaksanakan
pada tahun ajaran baru dengan sistem seperti seminar dengan
metode tanya jawab. Tujuan acara ini bermaksud selain
perkenalan juga memberi informasi kepada santri (baru) tentang
adat istiadat, kebiasaan dan keadaan di desa Kananga, dan yang
lebih terpenting adalah program tersebut mengajarkan kepada
para santri bagaimana hidup bersosialisasi dengan masyarakat
18
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H
Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang, 20 Mei 2012
73
dalam bersikap, sopan santun, dan lain sebagianya begitu juga
masyarakat sendiri/sebaliknya kepada para santri.
2. Faktor Penghambat
Hambatan dakwah terjadi karena adanya permasalahan-
permasalahan yang ditemukan di lapangan.Masalah sering juga disebut
problem, yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu hal yang harus
dipecahkan dan dihadapi.19
Suatu masalah muncul karena adanya suatu
peristiwa atau kejadian. Begitu pula dalam pelaksanaan dakwah tidak
terlepas dari permasalahan yang dapat menghambat tujuan yang hendak
dicapai. Adapaun permasalah dakwah yang di lakukan oleh pondok
pesantren Al-Ishlah yaitu:
1. Perbedaan Paham/Salah Paham20
Sedikit kurang bersatu dalam pemahan tentunya dalam
pehamaan agama. Padahal seharusnya sudah bersatu untuk
menegakkan agama Allah SWT, namun dari sebagian masyarakat
Kananga masih memikirkan kepentingan paham dirinya sendiri,
seperti tidak peduli apakah paham yang mereka jalani sesuai dengan
Al-Qur’a dan Hadis atau tidak. Selain itu juga masih ada dari sebagian
masyarakat Kananga yang belum paham betul misi dan metode
dakwah yang di lakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah.
2. Ekonomi
19
S.F. Habey, Kamus Populer, (Jakarta: Centra, 1993), h. 293 20
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah K.H Abdul
Wahid Sahari, MA, Pandelang 20 mei 2012
74
Hambatan ekonomi ini yang paling bermasalah dan merupakan
hambatan yang hampir sama di setiap lembaga-lembaga pendidikan.
hambatan ekonomi ini juga terjadi di pondok pesantren Al-Ishlah
selain dari kurangnya bantun dari pemerintah juga dari santri-santri
pondok pesantren Al-Ishlah umumnya adalah orang-orang yang
kurang mampu dalam ekonomi,21
hambatan lainnya yaitu banyak dari
santri-santri sendiri yang lambat22
untuk membayar uang bulanan
yang sudah ditentukan oleh pondok pesantren. Meskipun demikian,
pondok pesantren Al-Ishlah terus bertahan untuk menegakkan dan
mensyi'arkan agama Allah.
3. Keamanan
Untuk keamanan sendiri sebenarnya sudah cukup aman,
namun terkadang ada saja sebagian masyarakat yang mengganggu
keberadaannya pondok pesantren Al-Ishlah khususnya mereka yang
tidak senang dengan kehadiran pondok pesantren Al-Ishlah.
Contohnya saja seperti santri Al-Ishlah sedang mengaji, belajar
ataupun istirahat salah satu dari masyarakat Kananga bermain musik23
dengan suara yang keras, meskipun dari pihak Al-Ishlah sudah
menegurnya secara halus namun tetap saja tidak ada perubahan.
21
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah K.H Abdul
Wahid Sahari MA, Pandeglang, 20 Mei 2012 22
Hasil wawancara pribadi dengan kepala sekolah madrasah Aliyah Al-Ishlah ustad Rudi
Sulhadi, M.M, Pandeglang 22 Mei 2012 23
Hasil wawncara pribadi dengan sesepuh Kananga pak Maman Suparman, Pandeglang,
05 Mei 2012
75
Contoh lainnya ada saja yang ingin mengambil property milik
Al-Ishlah bahkan barang-barang yang dimiliki oleh santriwan dan
santriwati Al-Ishlah, dan hal ini juga meski sudah di amankan secara
fisik dan dilaporkan kepada lurah tetap saja kejadian tersebut terulang
kembali.
4. Warnet dan PS
Semenjak adanya program jejaring sosial di internet yaitu
facebook24
dan twitter, remaja-remaja masyarakat Kananga agak
berkurang semangatnya dalam belajar. Hal itu terjadi adanya
penduduk Kananga yang mendirikan warnet. Selain mereka membuka
situs facebook dan twitter mereka juga kadang main games lewat
online. Ada juga dari penduduk Kananga yang membuka warung PS.
Warnet dan PS menjadikan para anak didik malas dan lalai untuk
menjalankan kewajibannya sebagai anak didik (untuk sekolah).
5. Fasilitas Pondok Pesantren Al-Ishlah
Sebenarnya fasilitas yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah
sudah lumayan cukup, namun kendala yang paling utama adalah
keterbatasan lahan yang tersedia untuk perluasan sarana dan
prasarana. 25
Peneliti juga melihat tempat tinggal asrama putra
berjauhan dengan rumah pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah
sehingga untuk kontrol 24 jam masih sangat kurang meskipun di
24
Hasil wawancara pribadi dengan tokoh masyarakat Kananga pak Aceng Makbul,
pandeglang 10 Mei 2012 25
Hasil wawaancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H
Abdul Wahid Sahari MA, Pandeglang 20 Mei 2012
76
asrama putra sendiri banyak ustad-ustad yang tinggal di sana. Namun
sampai saat ini pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah setiap hari selalu
mengontrol ke asrama putra kecuali jika beliau sedang pergi. Fasilitas
lainnya yaitu jika ada tour, perlombaan, atau keperluan lain Al-Ishlah
masih menyewa khususnya tranportasi. Oleh karena itu pondok
pesantren Al-Ishlah juga mengajak para dermawan untuk menyisihkan
sumbangan untuk pembelian tanah sebagai wakaf dan lainya yang
bermanfaat bagi semua dari para dermawan.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat mengambil kesimpulan
dari analisis peranan pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan
dakwah di desa Kananga adalah sebagai berikut:
1. Akifitas yang telah dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan pada sebuah lembaga pondok
pesantren dan pengembangan di masyarakat desa Kananga yaitu dengan
mendirikan majlis ta’lim dimana majlis ta’lim itu bukan saja berdiri di
desa Kananga, tapi berkembang luas di beberapa daerah kabupaten
Pandeglang Banten. Aktifitas lainnya adalah Al-Ishlah telah mendirikan
pengajian untuk reamaja dan juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
berupa sosial. Dan yang terpenting bahwa pondok pesantren Al-Ishlah
telah berperan dalam mencerdasakan moral, membentengi dari budaya
asing dan menyebarkan atmosfer religious dimana pun berada.
2. Dalam mengembangkan dakwahnya pondok pesantren Al-Ishlah telah
berhasil membudayakan busana muslim, dan budaya tersebut terus
berjalan dan dapat dirasakan hasilnya sampai sekarang, dan Al-Ishlah juga
berhasil menjadikan anak-anak didik masyarakat semangat dalam
mengikuti program belajar non formal berupa keterampilan-keterampilan
yang sesuai dengan minat dan bakat anak didik masyarakat desa Kananga.
Keberhasilan lainnya bahwa Al-Ishlah telah berhasil menjadikan siswa-
78
siswa (santri-santri) nya mampu bersaing dengan lembaga pendidikan
yang berada di luar daerah Kananga seperti meraih juara umum pada
lomba fahmil Qur’an dan Rohis se-Propinsi Banten, serta juara-juara
lainnya.
3. Adapun faktor yang memengaruhi dan mendukung peranan pondok
pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga
adalah adanya dukungan dari beberapa tokoh masyarakat/agama desa
Kananga yang terkadang merelakan tenaganya utntuk mengajar pengajian
di pondok pesantren Al-Ishlah dan juga adanya kegiatan-kegiatan yang
sering dilaksanakan oleh pondok pesantren Al-Ishlah juga kegiatan yang
merupakan perhatian masyarakat desa Kananga khususnya anak didik.
Adapun faktor yang menghambat berjalannya dakwah pondok pesantren
Al-Ishlah adalah sudah menjadi hukum alam dengan adanya lembaga
pendidikan kurang adanya respon dan salah paham dengan maksud dan
tujuan dari perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah. Faktor
penghambat lainnya adalah masalah ekonomi yang mana selain dari
bantuan pemerintah kurang juga banyak anak didik yang kurang mampu
serta sebagian santri-santri pondok pesantren Al-Ishlah tidak disiplin
dalam pembayaran bulanan meskipun sudah ditentukan.
Keamanan juga merupakan penghambatnya karna seringnya terjadi
pencurian di pondok pesantren Al-Ishlah yang pelakunya dari masyarakat
desa Kananga, di tambah lagi dengan adanya warnet dan ps anak didik
kurang semangat dalam belajar, serta fasilitas pesantren yang masih minin
79
sehingga itu juga merupakan bagian dari hambatan pondok pesantren Al-
Ishlah untuk mengembangka dakwahnya di desa Kananga.
B. Saran-Saran
Setelah penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian yang penulis teliti,
perlu kiranya ada saran-saran untuk penelitian ini, adapaun saran-saran itu
adalah:
1. Untuk pondok pesantren Al-Ishlah hendaknya bertahan dan jangan pernah
berhenti dalam melaksanakan kegiatan dakwah yang wajib di laksanakan
dan dikembangkan baik itu di desa Kananga maupun di luar desa Kananga.
2. Semoga dengan keberhasilan yang sudah ada, pondok pesantren Al-Ishlah
tidak akan pernah puas dan sebaiknya dapat lebih berkembang dan berhasil
dari yang sudah ada (dijalankan) sehingga pondok pesantren Al-Ishlah
merupakan pondok pesantren yang benar-benar sebagai lembaga dakwah
yang diharapkan oleh Allah SWT dan semua lapisan masyarakat desa
Kananga juga masyarakat luar desa Kananga.
3. Untuk pondok pesantren Al-Ishlah sebaiknya melahirkan kegiatan-
kegiatan yang lebih menarik perhatian masyarakat desa Kananga tentunya
yang lebih mendidik.
4. Untuk pondok pesantren Al-Ishlah hendaknya lebih di jaga kembali
keamanannya dan bisa menjelaskan kembali maksud dan tujuan dari misi
dakwah pondok pesantren Al-Ishlah kepada masyarakat desa Kananga
agar tidak terjadi salah paham.
80
5. Untuk kepala desa Kananga sebaiknya lebih perhatian dan lebih
mengontrol warga masyarakat desa Kananga, terlebih dalam hal
keamanan, sehingga desa Kananga aman dari semua yang tidak diinginkan
khususnya dalam masalah pencurian.
6. Untuk masyarakat desa Kananga hendaknya lebih merespon dengan
perkembangan dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah,
juga hendaknya lebih membantu dalam memajukan perkembangan
dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah.
.
81
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an al-Karim, Departemen Agama RI AL-Qur'an Tajwid dan Terjemahnya,
Jakarta: Syaamil Cipta Media, 2006
Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: PT RINERKA CIPTA, 2002
Alawiyah, Tuty, Strategi Dakwah di Kalangan Majelis Ta'lim, Bandung: Mizan,
1997
Arbi,Armawati Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003
Ardani, Moh, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, Mitra Cahaya Utama, tk,
2006
Arifin, M, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Askara, 1993
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1988
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008
Derajat, Zakiah, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1957
Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001
Gunarsa, Singgih D. dan Gunarsa, Yulia S'mggih D., Psikologi dan
Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta; PT. BPK Gunung Mulia, tt
Habey, S.F., Kamus Populer, Jakarta: Centra, 1993
Habib, Syafa'at, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Widjaya, 1982
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Perkasa: 1996
Kriyantoro, Rachmat, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009
Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, Tangerang: Media
Nusantara, 2006
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994
Moleong, Lexy J, Metode Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
82
Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia, Yogyakarta:
Pustaka Progresif, 1997
__________________, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997
Munir, Muhammad. dan lllahi, Wahyu, Manajemen Dakwah, Jakarta:
KENCANA, 2009
Musyarofah, Umi, Dakwah K.H Hamam Dja'far dan Pondok Pesantren Pabelan,
Jakarta: UIN Press dan CeQDA, 2009
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005
Natsir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
Nasution, Thamrin, Pendidik Remaja dalam Keluarga, Jakarta: Ruhama, 1994
Pondok Pesantren Al-Ishlah, Buku Pekan Ta’aruf Santri Pesantren Al-Ishlah,
Kananga, tt
Purwoko, Herudjati, Wacana Komunikasi: Etiket dan Norma Wong Cilik Abangan
di jawa, Indonesia: PT Macanan Nan Jaya Cemerlang, 2008
Pustaka, 1999
Qomar, Mujamil, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi, Jakarta: ERLANGGA, 2005
Salim, Peter dan Salim, Yenni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:
Modern English Press, 2002
Salman, Ismah, Strategi Dakwah di Era Millennium Jurnal Kajian Dakwah dan
Budaya, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004
Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011
Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006
Shaleh, Rosyad, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1986
Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1998
83
Suharto, Rudhy, dkk, Pemberdayaan Pesantren (Menuju Kemandirian dan
Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah kebudayaan),
Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005
Suparta, Mundzier dan Haedari, Amin, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta:
Diva Pustaka, 2004
Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983
Tuanaya, A. Malik M. Thaha, dkk, Modernisasi Pesantren, Jakarta, Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2007
W.S. Mason, N. Gross, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis,
dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada 1995
Yasin, A. Fatah, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang
Press,2008
Yasmadi, Mondernisasi Pesantren, (Kritikan Nurcholis Madjid terhadap
Pendidikan Isam Tradsional), Jakarta: Ciputat press, 2002
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: BIGRAF Publishing,
2000
Ziemek, Manfred, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Jakarta: Perhimpunan
Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SURAT KETERANGAN No : 79 /Ds/SK/III/2012
Bismillahirohmanirrohim
Saya Kepala Desa Kananga Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten,
dengan ini menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa :
Nama : Nia Najiah
Nim : 108051000138
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
Adalah salah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah melakukan
observasi dan wawancara di Desa Kananga pada tanggal 17 maret 2012 sampai dengan
tanggal 05 Juli 2012 dalam rangka persyaratan penyusunan skripsi dengan judul
"Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di Desa
Kananga"
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, dan agar dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Pandeglang, 07 Agustus 2012
Kepala Desa Kananga
PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH
KANANG MENES PANDEGLANG BANTEN INDONESIA
Kode Pos 42262 Tlp. / Fax.( 0253 ) 501286
معهــــــ اإلصـــــــالح اإلســــــــالمى
كانانغا منيس فانديغالنغ بانتن اندونيسيا
501286 (0253) الهاتف 42262العنىان البريدي
KA
NA
NG
A
M E N E SB
A
NT
EN
AL -IS H L A H
PO
ND
OK P E S A N T
R
EN
SURAT KETERANGAN
Bismillahirohmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, Pengurus Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga
menerangkan bahwa:
Nama : NiaNajiah
Nim :108051000138
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
Adalah salah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah melakukan
observasi dan wawancara di Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga pada tanggal 17
maret 2012 sampai dengan tanggal 05 Juli 2012 dalam rangka persyaratan penyusunan
skripsi dengan judul "Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan
Dakwah di Desa Kananga"
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, dan agar dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
PANDEGLANG, 05 Agustus 2012
PondokPesantren Al-Ishlah Kananga Menes PandeglangBanten
Pengurus santriwan dan santriwati Al-Ishlah berfoto dengan prestasi yang di raih
Santriwati Al-Ishlah sedang berpoto di Monas bersama pimpinan pondok pesantren Al-
Ishlah dalam acara rutinitas pesantren “STUDY TOUR”
Pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah sedang memberi kultum sambil menunggu adzan
magrib di acara buka puasa bersama antara santri dan remaja masyarakat desa Kananga
Masyarakat desa Kananga sedang menikmati buka puasa bersama yang di adakan rutintas
tiap tahun oleh pondok pesantren Al-Ishlah
Hasil WAWANCARA 1
Nama: K.H.Abdul Wahid Sahari, MA
Jabatan: Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga
Tempat: Rumah K.H.Abdul Wahid Sahari, MA
Waktu: Pukul 09:00 WIB
Tanggal: 20 Mei 2012
1. Sejak kapan pak kyai menjabat sebagai mudir pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Al-hamdulillah dari sejak awal Al-Ishlah berdiri sampai sekarang.
2. Kapan pondok pesantren Al-Ishlah beridiri?
Jawab: Tanggal 09 July 1989 di Kananga, jadi Al-Ishlah sampai saat ini sudah berdiri 23
tahun
3. Mengapa pondok ini dinamakan “Al-Ishlah?
Jawab: karena makna Al-Ishlah itu adalah perbaikan, ingin memperbaiki keadaan di
lingkungannya.
4. Bisa sedikit diceritakan bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Sesuai dengan nama Al-Ishlah sendiri yaitu perbaikan atau reformasi atau
pembangunan atau memperbaiki lingkungan maka Al-Ishlah berusaha untuk
memperbaiki lingkungan dengan nilai-nilai Islami. Berangkat dari perbaikan aqidah
prilaku dan kehidupan masyarakat. Alhamdulillah untuk mewujudkan usaha tersebut
telah dilakukan mendirikan TK, SMPIT dan Aliyah disamping mengadakan majlis ta’lim
mingguan dan bulanan yang dikunjungi dari beberapa berbagai kecamatan.
5. Kalau boleh tahu, di Al-Ishlah sendiri pendidikannya tingkat apa aja?
Jawab: Untuk tingkat pendidikan Al-Ishlah terdiri dari TK, SMPIT, dan Aliyah
6. Apakah dari masing-masing tingkatan berdiri secara bersama?
Jawab: Tentu tidak, awalnya Al-Ishlah berdiri hanya mendirikan untuk tingkat Aliyah
yaitu pada tahun 1999, sedangkan untuk tingkat MTs/SMPIT berdiri pada tahun 2008
karena ketika itu kami belum memilki lahan untuk mendirikan tingkat Mts dan untuk
tingkat TK sendiri berdiri tahun 2002.
7. Apakah ketika SMPIT Al-Ishlah berdiri sudah banyak siswanya?
Jawab: Segala sesuatu yang kita inginkan tidak langsung sesuai dengan harapan, semua
itu perlu proses dan usaha yang maksimal. Kami masih memiliki siswa yang
minim,namun kami tidak patah semangat, dan Al-hamdulillah dengan berjalannya waktu
rezeki itu mengalir sendiri, dan kami memiliki jumlah murid yang lebih banyak dari pada
di awal tahun pendirian.
8. Untuk saat ini berapa jumlah siswa Aliyah, SMPIT dan TK?
Jawab: Untuk saat ini jumlah Aliyah 93, SMPIT 80, dan TK 30 siswa.
9. Apakah siswa semuanya murni santri Al-Ishlah?
Jawab: Tentu tidak, itu gabungan dari santri Al-Ishlah dan masyarakat Kananga, tapi
untuk TK siswanya dari masyarakat Kananga.
10. Prestasi apa yang sudah di raih oleh siswa-siswa pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Prsetasi yang sudah di raih oleh aliyah Al-Ishlah al-hamdulillah cukup
membanggakan, ketika itu kami di undang lomba Rohis se-propinsi Banten dan kami
merih juara Umum., selain itu juga kami di undang lomba fahmil Qur’an sekecematan
Menes, dengan usaha dan do’a kami meraih juara 1, setelah itu kami di undang lomba
yang sama tapi untuk tingkat kabupaten, waktu itu kami meraih juara 3, namu di tahun
berikutnya kami meraih juara 1 sampai tiga kali berturut-turut yang pada akhirnya piala
tersebut miliki kami selamanya.
Pernah juga ketika ada acara MTQ kami dipilih untuk mengikuti MTQ tersebut pada
cabang fahmil Qur’an. Kerika itu kami juga juara 1, dan tentunya yang juara 1 pastinya
dilombakan kembali di tingkat kabupaten, dengan bangganya lagi kami meraih juara 1,
dan ketika itu kami berada di tingkat propinsi, tapi di tingkat propinsi kami tidak
beruntung seperti di ketika di kecamatan dan di kabupaten, karna kebanyakan yang
mengikuti tidak sesuai aturan yaitu usia dari peserta lain melebihi usia di bawah 18 tahun,
padahal aturannya 18 tahun kebawah.
Dan saya sangat bersyukur sekali dan bangga atas prestasi yang diraih oleh anak-anak
kami karna sebenanya di Banten ini banyak sekali pondok pesantren dan sekolah, tapi Al-
Ishlah dapat bersaing dengan baik dengan sekolah-sekolah dan pondok-pondok yang
besar dan yang sudah punya nama. Apalagi ketika Al-Ishlah di undang untuk mengikuti
jambore Nasional yang di adakan di Cibubur dan Jati Nangor Sumedang itu kami sangat
bangga karna dari banyak pondok pesantren yang ada di kabupaten Pandeglang hanya 5
pondok pesantren yang di undang salah satunya Al-Ishlah ini dan prestasi yang lainnya
juga banyak namun yang paling membanggakan seperti yang dijelaskan tadi.
11. Apakah ketika ada undangan lomba-lomba yang dikirim khusus santri Al-Ishlah saja?
Jawab: Tentunya tidak, itu namanya tidak adil, kami tentunya menyeleksi terlebih dahulu
dari siswa-siswa yang berprestasi baik dari santi-santri Al-Ishlah juga dari masyarakat
Kananga, dan Al-hamdulillah sampai saat ini masyarakat Kananga selalu saja ada yang
mewaikilinya.
12. Apakah letak sekolah TK, SMPIT dan Aliyah berjauhan?
Jawab: Untuk letak TK letaknya lebih dekat dengan asrama putri dan rumah saya,
sedangakan letak SMPIT dan aliyah berdekatan yang di apit dengan Masjid
13. Belajar mengajar jam pelajaran dari tiap-tiap tingkatan dimulai jam berapa sampai jam
berapa?
Jawab: Untuk TK di mulai pukul 07:30 sampai pukul 10:30 WIB, sedangakan untuk
tingkat SMPIT dan aliyah mulai pukul 07:00 WIB sampai pukul 13:30 WIB.
14. Dalam pelaksanaannya program apa yang berikan di TK Al-Ishlah?
Jawab: Program pelaksanaannya sendiri sama saja layaknya taman kanak-kanak yang kita
tahu yaitu seperti mengenal huruf dan angka, baca tulis iqra, hafalan surat-surat pendek,
hafalan bacaan shalat dan do'a harian, mengenal kisah nabi-nabi dan sahabat dengan
sistem yang tidak formal yaitu dengan bernyanyi, bermain, bercerita dana lain-lain. dan
di TK Al-Ishlah ini kami tidak memungut biaya sedikitpun pun.
15. Bisa di ceritakan letak georafis pondok pesantren Al-Ishlah ini?
Jawab: Berbicara mengenai letak geografis Al-Ishlah berada di desa Kananga kec.
Menes, Kab.Pandeglang Banten dan letaknya sendiri tentunya sangat strategis sekali,
karna pondok pesanten Al-Ishlah ini di kelilingi dengan banyak sungai dan sawah-sawah
yang masih asri dan sejuk.
16. Kalau boleh tahu sungai apa aja ya? Apakah dari tiap- tiap sungai memiliki nama-
namanya?
Jawab: Yaa...sungai-sungai tersebut memiliki namaya sendiri ada sungai cikonjong,
cipertemuan, cibinbin, citeko, cibadak, cimenteng cilabanbulan dan lain-lain. Al-
hamdulillah santri-santri pada betah apalagi bagi santri-santri yang datang dari kota
mereka merasa senang karna mungkin mereka jarang melihat banyak sungai yang jernih
dan deras, terkadang meskipun di asram airnya mengalir, tapi mereka tetap saja seringnya
ke sungai, mungkin selain praktis juga tidak harus antri.
Dan di desa Kananga ini juga ada sebuah batu yang besar sekali namanya batu burut, batu
burut itu sering dikunjungi oleh santri-santri Al-Ishlah dan masyarakat desa Kananga
juga. Santri-santri Al-Ishlah biasanya mengunjunngi batu burut di sore hari setelah
seharian belajar katanya refreshing, bahkan mereka membawa buku ke batu burut untuk
belajar bersama.
17. Fasilitas apa saja yang ada di Al-Ishlah?
Jawab: Untuk fasilitas di Al-Ishlah sendiri alhamdulillah kami memiliki lab computer, lab
bahasa, mesin jait, lapangan olah raga, pos kestren, kantin, Masjid, dan perpustakaan.
18. Apa peranan pondok pesantren Al-Ishlah kepada masyarakat desa Kananga?
Peranannya sendiri adalah memberikan semangat belajar kepada anak didik dengan
sistem modern yaitu membiasakan bahasa arab dan bahasa inggris dan cara berorganisasi
disamping pengajaran kepesantrenan yang tidak dikurangi. Hal itu membawa pengaruh
positif bagi anak didik yang ada disekitarnya. Semangat itu ditambah dengan berbagai
aktifitas yang menunjang kepada pencerdasan anak didik. Tidak heran bila banyak santri
yang datang dari berbagai daerah karena tertarik dengan sistem itu dengan tetap membina
aqidah yang kuat. Serta membetengi anak didik dari pemikiran pengaruh yang negatif.
19. Aktifitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Aktifitas dakwah yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah adalah tentunya
sebagai pondok pesantren Aktifitanya adalah mendirikan lembaga atau sekolah tingkat
TK, SMP, Aliyah, majlis ta’lim dan mengadakan program-program sosial seperti
santunan anak yaitm,penyembelihan hewan qurban, penampungan air dan jamset untuk
masjid As-sholihin Kananga agar ketika mati lampu tiba suara adzan tetap ada, serta
program-program yang sudah ada dipondok Al-Ishlah.
20. Bagaimana cara mengatur waktunya ketika pengajian berlangsung baik untuk ibu-ibu dan
bapak-bapak juga anak remaja, serrta majlis ta’lim mana saja yang selain di luar
Kananga?
Jawab: Dalam mengatur waktunya, pertama untuk di Kananga tiap hari jum’at dan itu
khusus untuk ibu-ibu,sedangkan untuk bapak-bapak tiap malam jum’at dan hari Minggu
di akhir bulan. Pada hari Minggu yang menghadiri bukan saja dari masyarakat Kananga
tetapi dari banyak daerah khususnya yang ada di kabupaten Pandeglang saja seperti
Menes, Jiput, Kadu Tanggai, Panggarangan, Dahu, Cigeulis, Cikeusik, Panimbang
Mandalawangi, Sodong, Labuan dan lain-lain.
21. Lalu siapa yang menjadi penceramah/pembicara dalam pengajian tersebut?
Jawab:yang menjadi pembicaranya kebanyakan dari kami karna ini program ini, tapi ada
juga dari orang lain.
22. Apakah ada program khusus antara pondok pesantren Al-Ishlah dengan desa Kananga?
Jawab: Untuk program seperti itu sebenaranya untuk saat ini belum ada tapi kami di sini
sebagai lembaga dakwah dan pendidikan memberikan dan mengajak program yang
mendidik untuk masyarakat desa Kananga seperti yang saya katakan di awal yaitu
pengajian, mendirikan sekolah dan lain-lain. Namun untuk kali ini yang lebih tepat
menjawab pertanyaan saudari yang ini yaitu bahwa ada dalam program kalender tahunan
Al-Ishlah untuk masyarakat yaitu "etika masyarakat". Program tersebut di laksanakan
pada tahun ajaran baru. Di laksanakannya pada ajaran baru agar santri baru yang
mengawali di desa Kananga dapat mengetahui kondisi desa Kananga. Dan dalam
program tersebut kami mengundang tutornya dari tokoh masyarakat Kananga.
23. Apa ciri khas pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawaban: Ciri khas pondok pesantren Al-Ishlah adalah dalam hal pakaian. Meskipun
pondok Al-Ishlah bersistem modern namun pakaian yang diwajibkan oleh pondok
pesantren Al-Ishlah adalah menutup aurat khususnya bagi santriwati wajib memakai rok
dan kaos kaki, meskipun sedang paskibra, gerak jalan dan olahraga santriwati wajib pake
rok dan kaoskaki. Memakai kerudung terusan hanya untuk mengambil makan dan
jemuran. Tempat Untuk makan dan menjemur pakaian berpisah dengan asrama tapi
tidak jauh maka boleh memakai kerudung terusan tapi wajib memakai kaoskaki,
sedangkan melewati batas pondok pesantren wajib memakai kerudung jilbab yang tebal
bukan tipis seperti kerudung-kerudung jaman sekarang ini. dan Alhamdulillah ketika
pondok pesantren Al-Ishlah diundang lomba selain mendapat juara umum kami juga
mendapat juara favorit, dan favorit tersebut dilihat dari pakaian yang kami kenakan
memakai rok dan kaos kaki. Pada waktu itu kamilah satu-satunya pondok pesantren yang
memakai rok dari sekian puluhan pondok pesantren dengan segudang perlombaan. Dan
ini juga menjadi ciri dasar dakwah pondok pesantren Al-Ishlah.
24. Apakah perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah sudah mencapai 100%?
Jawab: Perkembangannya cukup menggembirakan, karena masyarakat sebagian besar
telah mengikuti pemahaman keagamaan yang dikembangkan oleh pondok. Yaitu
mengikuti sunah rasul dan sunah para sahabatnya.
Selama 23 tahun ini apa hasil dari perkembangan dakwah yang sudah dicapai oleh
pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Al-hamdulillah pondok pesantren Al-Ishlah telah memiliki cabang kurang lebih
80 cabang, baik itu madrasah, Sanawiyah, Aliyah, SMK, maupun semi yayasan yang
tersebar di kabupaten pandeglang dan lebak. Tersebarnya cabang Al-Ishlah ini bekerja
sama dengan Y-JIMS (Yayasan Jakarta Internasional Moslem Society).
Dakwah ini bermula seorang muallaf bernama Pak Lukman Hakim Landy berasal dari
Australia ingin berdakwah di daerah Banten. Keinginannya tersebut(dilakukannya)
melalui kepada atase agama. Pada saat itulah atase agama memperkenalkan kepada
pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah, kebetulan salah satu dari atase agama itu teman
saya. Sehingga keinginanya terwujud dan terjadilah kerja sama tersebut dengan pondok
pesantren Al-Ishlah yang mengelola di daearah Kananga. Dakwah itu di mulai dengan
mendirikan madrasah-madrasah di daerah pedalaman/terpencil di kabupaten Pandeglang
dan lebak. Yang dimaksud dengan mendirikan yaitu tidak berarti membangun fisik secara
madrasah tapi menyelenggarakan kegiatan tersebut di madrasah yang sudah hampir tidak
terawat, dan di SD-SD yang berada di tempat-tempat tersebut. Dengan guru-gurunya
diambil dari yangmampu di daerah itu untuk mengajar anak-anak di madrasah.
Agar lebih lancar dakwahnya pak Lukman mendirikan yaysan disebut dengan Y-JIMS,
seperti yang tadi disebutkaan ditas, sehingga kerja sama itu tidak hanya pribadi pak
Lukman tetapi antara Y-JIMS dan Al- lshlah. Untuk meningkatkan kinerjanya usaha
dakwah ini mengangkat para tenaga pengajarnya di daerah tersebut, yang diberi
perangsang honor dengan seadanya/alakadarnya bagi guru-guru yang mengajar di
madrasah tersebut, untuk biaya siswa/muriddibebaskan dari uang spp bulanan/bebas
biaya. Al-hamdulillah dengan bekerja sama yang baik antara pak Lukman dkk dan
pimpinan Al-Ishlah dan dibantu dengan beberapa tenaga dari beberapa kecamatan juga
Alhamdulillah madarasah-madrasah itu berdiri, dan kegiatan KBM pun berjalan dengan
baik. Dan Alhamdulillah juga setiap bulan diadakan pertemuan dan evaluasi terhadap
perjalanan kinerja dari para pengurus dan penanngung jawab di daerah. Kegiatan
dakwah ini tidak terbatas pada pendirian madrasah saja tetapi juga bakti sosial seperti
bantuan kesehatan gratis, hewan qurban, buka bersama dan lan-lain. Usaha ini terus
meningkat dengan membentuk para penanngung jawab di daerah-daerah tertentu untuk
koordinasi dan mengawasi kegiatan madrasah dan lain-lain. Walaupun sudah beberapa
tahun bantuan dari Y-JIMS terbatas sekali namun Al-hamdulillah dalam beberapa tahun
ini/belakang ini pemerintah daerah memberikan bantuan kepada madrsah-madrasah
tersebut baik fungsioal kepada guru-gurunya maupun BOSS kepada sebagian guru dan
siswa.
25. Untuk lulusan-lulusan Al-Ishlah sendiri apakah ada yang meneruskan ke luar? Rata-rata
dunia kerja mereka apa saja?
Jawab: Al-hamdulillah lulusan Al-Ishlah mereka melanjutkan ke perguruan tinggi baik
dalam negeri maupun laur negeri, untuk luar negeri juga ada diantaranya Madinah,
mesir, Libya dan lain-lain. Dan Al-hamdulillahnya lagi lulusan Al-Ishlah jika
dkampusnya sudah tidak diragukan lagi dalam dunia organisasi karena di Al-Ishlah
sendiri di ajarkan organisasi yang baik. Banyak lulusan Al-Ishlah yang menjadi leader di
kampusnya, bahkan saya juga sering mendengar katanya bahwa lulusan Al-Ishlah bagus-
bagus baik dalam akademisnya, maupun praktiknya juga dalam ilmu pengetahuan
agamanya, kalau tidak salah itu terdapat di salah satu kampus yang berada di Banten,
memang banyak juga alumni Al-Ishlah yang kuliah dikampus tersebut. Kemudian dalam
dunia kerja Al-Hamdulillah ada yang menjadi ustadz, guru, dan anggota dewan bahkan
banyak diantara lulusan Al-Ishlah yang sedang proses kuliah sambil mencari kerja, baik
itu bisnis, mengajar dan privat. Selain itu juga banyak lulusan yang ekonominya kurang
untuk menlanjutkan ke perguruan tinggi, mereka kami tawarkan untuk mengajar di
cabang Al-Ishlah tentunya di daerah pandeglang dan Banten dengan waktu satu tahun.
Dan Al-hamdulillah respon pengelola di tempat pengabdian yang kami pilih mereka
merespon, mendukug dan menerima dengan lapang dada. Jadi sampai saya sangat
bersyukur sekali tentunya kepada Allah SWT atas usaha dan do’a juga atas kerja sama
semua pihak Al-Ishlah yang selalu setia danbekerja keras untuk berpartisipasi memajukan
perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah ini.
26. Bagaimana respon masyarakat desa Kananga terhadap perkembangan dakwah pondok
pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Respon masyarakat adalah cukup bagus dan responsif terbukti dengan banyak
yang belajar di Al-Ishlah dan banyak pengunjug pengajian yang diadakan di masjid
dimana pondok Al-Ishlah berada.
27. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghamabat dalam mengembangakan
dakwah d desa Kananga?
Jawab: Faktor pendukungnya adalah karena 1. sebelumnya sudah ada rintisan
pemahaman keagamaan yang dikembangakna oleh Al-Ishlah. 2. Beberapa tokoh dan
dermawan ikut dan telah mendukung keberadaan pon pes Al-Ishlah. Penghambatnya
adalah 1. Masih banyak yang salah paham tentang misi dan metode yang dikembangkan
oleh Al-Ishlah. 2. Para pesrta didik (santri) pada umumnya adalah orang-orang yang
kurang mampu dalam ekonomi. 3. Belum ada bangunan/ fasilitas yang bisa menampung
para santri dengan denah yang banyak.
HASIL WAWANCARA 2
Nama: Rudi Sulhadi, M.M
Jabatan: Kepala Madrasah Aliyah Al-Ishlah
Tempat: Rumah ustad Rudi Sulhadi
Waktu: Pukul 16:00 WIB
Tanggal: 22 Mei 2012
1. Sudah berapa lama ustad menjadi guru dan mengabdi di pondok pesantren al-Ishlah?
Jawab: Al-hamdulillah sudah 15 tahun saya mengabdi di pondok pesantren Al-Ishlah
2. Untuk menjabat sebagai kepala MAsendiri,berapa lama?
Kurang lebih 5 tahun
3. Apa yang menjadikan ustad ingin mengabdi di pon pes Al-Ishlah?
Jawab: Karna banyak peluang untuk kami dalam berdakwah terutama dalam
mengembangkan bidang pendidikan dengan sistem salafi, tarbawi, dan asri.
4. Rata-rata tingkat pendidikan ustad/stadzah disini apa?
Jawab: Tingkat pendidikan di Al-Ishlah rata-rata S1, dan ada juga yang S2
5. Adakah yang lulusan dari luar negeri?
Jawab: Ya, ada dari Madinah, Mesir dan Libya
6. Mengapa pon-pes ini dinamkan Al-Ishlah?
Jawab: Pondok Pesantren dinamakan Al-Ishlah terinspirasi dari arti Al-Ishlah yaitu
PERBAIKAN. Merperbaiki akhlak dan kepribadian saudara-saudara kita yang supaya
menjadi pribadi yang Sholih, Alim, Nafi’ dan sukses di dunia dan di akhirat.
7. Kurikulum dan keilmuan apa aja yang diterapkan/digunakan oleh pondok pesantren
Al-Ishlah?
Jawab: Kurikulum yang Kami gunakan diantaranya sesuai dengan kurikulum
pemerintah(Depag) juga kurikulum pondok pesantren yang kami buat sesuai dengan
system pendidikan kami yaitu salafi,tarbawi dan ‘asyry.
8. Bisa disebutkan materi atau pelajaran apa yang dikaji di pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Untuk tingkat SMPIT diantaranya: Matematika, B. Indonesia, B. Arab, B.
Inggris, IPS,IPA, Kesenian, PPKNFiqih, Aqidah Akhlak, Qu’an Hadis, Akhlak
Lilbanin, Imla’, Khat, Durusullughah, Nahwu, Shorof, Nurul Yaqin, Mahfudzot,
Tahfidz Qur’an dan lain-lain, sedangkan untuk tingkat Aliyah adalah: Umum: B.
Indonesia, Sosiologi, Anoppologi, Matematika, Akuntansi, Sejarah, B. Inggris, B.
Arab, PPKN, SKI, Aqidah Akhlak, Fiqih, Grammer, Nahwu, Sharaf, Balaghah,
Bahasa Arab, Tamrinat, Muthola’ah, Tauhid, Insya, Tikom, Arab Kamil, Khot,
Mahfudzot, Imla, Kimia, Fisika, Biologi, Ushul Fiqh, Tafsir Jalalain, Qura’an hadis,
Hadis Arba’in, Tahfid Qur’an dan lain-lain.
9. Apa peran Al-Ishlah kepada masyarakat kananga?
Jawab: Peran Al-Ishlah kepada Kananga Alhamdulillah peranan Pondok Pesantren
Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah sangat positif terutama dalam syiar agama
Islam masyarakat sekitar Pondok Pesantren, seperti:
1. Pengajian Ibu-Ibu desa Kananga
2. Pengajian Bapak-bapak desa Kananga
3. Pemberdayaan masyarakat melalui usaha perkebunan
4. Pemberdayaan masyarakat sekitar melalui usaha perikanan
5. program kegiatan yang ada di Al-Ishlah
10. Aktifitas apa saja atau program apa saja yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah
kepada masyarakat dalam mengembangkan dakwanya?
Jawab: Aktifitasnya menurut saya hampir sama denga peranannya yaitu:
1. Pengajian mingguan Ibu-Ibu setiap hari Jum’at
2. Pengajian mingguan Bapak-bapak setiah hari kamis
3. Pengajian umum sebulan sekali setiap hari ahad di minggu terakhir
4. Pembinaan kerohanian masyarakat sekitar dalam pengajian-pengajian peringatan
hari besar islam (Maulud Nabi, Isra’ mi’raj Dll)
5. Penyembelihan hewan qurban untuk masyarakat sekitar
6. Pengadaan buka puasa bersama dengan masyarakat sekitar selama bulan ramadhan
7. Pengajian setiap sore hari buat anak-anak masyarakat sekitar Al-Ishlah
8. Pembagian sedekah, zakat mal, zakat fitrah untuk fakir miskin dan anak-anak
yatim masyarakat sekitar
11. Bagaimana respon masyarakat terhadap dakwah yang dikembangkan oleh pondok
pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Alhamdulillah respon masyarakat cukup respon dengan dakwah yang kami
kembangkan meskipun ada beberapa orang dari masyarakat yang belum setuju
dengan cara kami, dan hal ini pasti akan terjadi karna sudah hukum alam.
12. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung yang dilakukan oleh
pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya di desa Kananga ini?
Jawaban: Untuk faktor Penghambat yaitu Ekonomi, ekonomi salah satu
penghambatnya, ini bisa kami rasakan dari santri-santri sendiri yang lambat untuk
membayar uang bualanan yang sudah ditentukan oleh pondok pesantren. Sedangkan
untuk pendukung sendiri yaitu bahwa lingkungan desa Kananga sangat asri dan alami
sehingga suasana Pesantren jadi sejuk, indah dan nyaman untuk mencari ilmu dan
Pembentukan kepribadian mulia darn program-program yang kami miliki tentunya
menarikperhatian masyarakat khsusnya anak didik.
13. Kalau boleh tahu acara apa aja yan menarik itu?
Jawaban: Ya..acara itu seperti: Pajar (pecan jelang ramadhan) program ini kami
laksanakan sebelum ramadhan, menyambut ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang
mendidik dengan sistem dikompetisikan. Seperti lomba pidato, baca kitab kuning,
nasyid, syarhil Qur’an, tahfidz, dan lain-lain. Kemudian acara petasan (pekan ta’aruf
santri). Acara ini untuk menyambut santri baru dan santri baru memperkenalkan diri
di depan umum, di sini juga bukan saja yang memperkenalkan dirinya santri dari luar
saja tapi dari anak didik masyarakat Kananga yang sekolah di pondok pesantrren Al-
Ishlah. Ada juga kegiatan kemah akbar yang kami lakukan dalam satu tahun 2 kali
pada waktu petasan dan pelantikan bantara, kegiatannya adalah kami tetap
mengadakan lomba, lomba yang mendidik secara berkelompok. Acara lainnya study
tour, yang sudah kami kunjungi seperti planetarium, puspitek, Monas,
Dufan,monument nasional,Museum Geologi Bandung, Botani, dan lain-lain. Kami
juga menyelanggarakan PHBI dengan konsep seminar, lomba-lomba dan lain
sebagainya. Pada bulan ramadhan kami mengadakan berbagai macam kegiatan yang
menarik perhatian masyarakat juga seperti SII (STUDI ISLAM INTENSIF), acara ini
hampir sama dengan acara pesantren kilat dengan konsep, diskusi, ceramah,belajar
mengajar, kadang diselingi dengan lomba-lomba, dan peserta-peserta SII bukan
hanya dari santri Al-Ishlah dan anak didik desa Kananga, tetapi juga dari siswa-siswa
sekolah lain khsusnya yang ada di kecamatan Menes. Agar terjaga silaturahmi antara
pesantren dan masyarakat kami mengadakan buka bersama dengan masyarakat desa
Kananga dan Al-Hamdulillah ini kami lakukan tiap tahun kami lakukan. Dan di akhir
ramdhan tepatnya 10 hari sebelum lebaran kami mengadakan ‘ITIKAF yang kami
wajibkan untuk kelas 12/kelas 3 Aliyah, tentunya juga ‘ITIKAF ini banyak diminati
anak-anak remaja masyarakat desa Kananga. Dan yang paling menarik perhatian
masyarakat adalah acara ihtifalan. Ihtifalan yaitu acara perayaan pentas seni santri-
santri dan siswa-siwa masyarakat desa Kananga dengan mengekspresikan bakat-bakat
mereka miliki, ada yang kabaret, pidato bahasa, tari yang syar'i, kuis, dance ala santri,
drama cabaret, puisi, nasyid, paduan suara Evita Al-Ishlah, dan lain sebagainya.
HASIL WAWANCARA 3
Nama: Tb. Ade Silahudin
Jabatan: Kepala Desa Kananga
Tempat: Kantor Lurah Desa Kananga
Waktu: Pukul 10:00 WIB
Tanggal: 07 Mei 2012
1. Sejak kapan bapak tinggal di desa Kananga?
Jawab: Dari sejak lahir, sejak tahun 70an, dan saya asli orang Kananga.
2. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai lurah?
Sejak tahun 2008 saya menjadi lurah
3. Bisa diceritakan letak geografis desa Kananga?
Jawab: Letak desa Kananga ini berada di daerah yang cukup jauh dari pusat
pemerintahan, dengan waktu yang ditempuh 2 jam, dan desa Kananga ini dibatasi di
sebelah Barat dengan Menes dan desa Tegalwangi, dibagian Selatan desa Kananga
berbatasan dengan Tegalwangi, sebelah Timur berbatasan dengan desa Cisata, dan
sebelah Utara berbatasan dengan desa Cilaban bulan.
4. Berapa luas wilayah di desa Kananga?
Jawab: Luas wilayah di desa Kananga bermacam-macam, yaitu luas wilyah darat 70,
4000 H, sawahnya 6500 H, Luas Rawa 80,35 H, luas pemukiman 19, 35 H, Perkebunan
rakyat 17 H.
5. Berapa jumlah penduduk desa Kananga?
Jawab: Jumlah penduduk desa Kananga ada 21790, terdiri dari laki-laki 1123,
perempuaan 1056. Dan Jumlah KK,adalah 540 KK.
6. Bagaimana kondisi pendidikan masyarakat Kananga dan rata-rata tingkat apa?
Jawab: Tingkat pendidikan desa Kananga beragam, ada yang tingkat SR, SD, SLTP,
SLTA dan sarjana. namun yang paling banyak tingkat SLTA dan Sarjana bahkan ada
juga yang tidak sekolah tapi itu sangat sedikit sekali, dan kondisinya alhamdulillah sangat
membanggakan di tambah adanya pondok pesantren Al-Ishlah yang turut memajukan
pendidikan di desa Kananga ini.
7. Kemudian bagaiamana juga kondisi sosial ekonomi dan rata-rata tingkat ekonomi di desa
Kanana apa?
Jawab: Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kananga sangat beragam juga, ada yang
rendah, ada yang sedang-sedang saja dan ada juga yang sangat berkecukupan. mulai dari
penggarapsampai guru (kyai, ustad dan PNS). Dan dan jika di sebutkan yaitu petani
berjumlah 21 buruh industri 113, penggarap 37, pensiunan 62 orang dan PNS adalah 58
orang.
8. Bagaiamana adat istiadat masyarakat desa Kananga?
Jawab: Desa Kananga adat istiadatnya bagus sekali, harumnya desa kanaga ini banyak
kyai sehingga disebut desa santri dan religious, dan Alhmadulillah, memajukan,
memotivasi para remaja, anak didik untuk terus semangat dalam belajar, berkarya,
berorgnaisasi dan lain sebagainya.
9. Apa yang bapak ketahui tentang pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Al-Ishlah adalah pondok pesantren bukan hanya sekedar pesantren tapi seklaigus
wadah untuk menumpahkan segala cita-cita dan kreativitas anak bangsa dengan tidak
membedakan golongan manapun.
10. Apakah bapak sangat mendukung dengan kehadirannya pondok pesantren Al-Ishah?
Jawab: Sangat mendukung sekali, karena Al-Ishlah sudah memberikan banyak pelajaran
dan pendidikan yang luar biasa.
11. Apa peranan Al-Ishlah kepada masyarakat desa Kananga?
Jawab: Peranan Al-Ishlah kepada masyarakat Kananga adalah membantu masyarakat
desa Kananga bagi siapa saja yang kurang mampu dalam pendidikan, selain itu juga
membantu masyarakat Kananga dalam hal-hal permasalahan misalnya hukum-hukum
Islam yang berbeda-beda, mereka bingung mana yang harus di pakai, dan lain-lain.
12. Aktifitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Aktifitas dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah sangat banyak
sekali seperti mengadakan pengajian majlis ta'lim, mendirikan sekolah, pengajian-
pengajian untuk remaja, mengadakan acara-acara yang bernilai religious, menagajak para
remaja Kananga untk mengikuti SII (studi Islam Intensif) dan 'itikaf ketika di bulan
Ramadhan dan lain-lain.
13. Apa ciri khas dari pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Ciri khas Al-Ishlah karena seperti yang saya lihat dan saya rasakan selain
menyiarkan ilmu agama di desa Kananga ini, Al-Ishlah memberikan contoh yang sangat
sederhana namun memang perlu di lakukan khususnya untuk kaum wanita yaitu kemana
mereka melangkah tidak lepas dengan kaos kaki. Dan hal itu memberikan motivasi
kepada anak didik untuk menjaga auratnya dimana saja. Dan Al-Hamdulilah anak didik
di desa Kananga meskipun mereka masih dibawah umur kemana mereka pergi mereka
memakai jilbab walaupun kadang bawahnya masih belum muslimah sekali, tapi untuk
remaja sendiri mereka sudah mengikuti apa yang dilakuakn oleh santri-santri Al-ishlah,
begitu juga dengan kaum ibu-ibu. Sehingga berpakaian muslim sudah menjadi kebiasaan
dan adat masyarakat Kananga dan tentunya santri pondok pesantren Al-Ishlah.
14. Faktor apa yang menjadi penghambat dan pendukung perkembangan dakwah pondok
pesantren Al-Ishlah di desa Kananga?
Jawab: Faktor pendukungnya yang jelas memberikan arahan dan manfaat terhadap santri
dan kebaikan kepada masyarakat, dan sangat mendukng dengan adanya pondok pesantren
Al-Ishlah khsususnya saya kepala desa sangat mendukung. Faktor penghambatnya masih
ada masyarakat desa Kananga yang tidak mengerti misi pondok pesantren Al-Ishlah
sehingga mereka ragu ketika anaknya untuk di sekolahkan di pondok Al-Ishlah.
15. Apa harapan bapak untuk pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Harapannya adalah dengan adanya pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga
ini semoga para pendiri dan pendidik yang ada dipondok pesanten memberikan manfaat
bukan untuk kepentingan santri semata tapi untuk kepentingan semuanya, yang ada di
desa Kananga khusunya di desa Kananga, Banten dan Indonesia.
HASIL WAWANCARA 4
Nama: Maman Suparman
Jabatan: Sesepuh desa Kananga
Tempat: Rumah pak Maman Suparman
Waktu: Pukul 09:00 WIB
Tanggal: 05 Mei 2012
1. Sudah berapa lama bapak tinggal di desa Kananga ini?
Jawab: Saya tinggal di Kananga ini Al-hamdulillah dari sejak lahir
2. Kenapa pak desa ini disebut desa Kananga?
Jawab: Karena desa ini dulunya terdapat banyak bunga kananga
3. Dan Kenapa desa Kananga dikenal desa santri?
Jawab: Desa kananga dikenal dengan desa santri karena sudah sejak zaman dahulu di
Kananga berdiri lembaga pendidikan baik yang formal maupun non-formal (warisan dari
ulama terdahulu) hingga sekarang yang dikembangkan menjadi pesantren. Dan Kananga
merupakan desa satu-satunya yang mengawali pendidikan di kecamatan Menes.
4. Apa yang bapak ketahui tentang Al-Ishlah?
Jawab: Al-Ishlah adalah pesantren yang modern dengan sistem salafi, asri dan tarbawi
dengan tidak cenderung pada salah satu golongan tertentu, artinya berdiri diatas dan
untuk semua golongan.
5. Apa peran Al-Ishlah kepada masyarakat kananga?
Jawab: Peran Al-Ishlah sangat banyak sekali, mislanya menolong masyarakat yang
kurang mampu untuk belajar, menyebarkan atmosfer religius dimana pun berada dan
lain-lain
6. Aktifitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwahnya kepada masyarakat Kananga?
Jawab: Aktifitasnya berupa syiar, pakaian syar’i(untuk menutup aurat), pengajian,
penanaman akhlak yang baik berupa disiplin solat lima wkatu, membiasakan solat sunah
dan puasa sunah, mencerminkan akhlak yang baik, mengadakan pengajian,
mencontohkan keteladanan dalam bertindak dan sikap dan lain-lain.
7. Apakah bapak sangat mendukung dengan adanya pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Ya saya sangat mendukung sekali
8. Apakah bapak merasa senang dengan kehadirannya pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab:Ya, sangat senang sekali
9. Bagaimana dengan perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah sampai saat ini?
Jawab: Alhamdulilah perkembangan dakwah sampai saat ini bagus dan tetap mengalir
berjalan dengan baik
10. Apakah dakwah yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah sudah berhasil 100%?
Jawab: Kalau melihat angka mungkin belum 100% berhasil, tapi sebagian besar sudah
berhasil
11. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung yang dilakukan oleh pondok
pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya di desa Kananga ini?
Jawab: Faktor penghambat :
a. Masih adanya masyarakat yang iri terhadap perkembangan Al-Ishlah
b. Terganggu kemananannya oleh sebagian anak-anak kampungnya seperti ketika
kegiatan mengaji, belajar di ganggu dengan suara musik yang keras setiap hari (yang
dilakukan oleh salah satu penduduk Kananga), meskipun sudah di tegur tetap saja
terulang kembali, dan ada juga terkadang terjadi pencurian meskipun sudah di
laporkan ke kepala desa Kananga
c. Masih kurang minat masyarakat untuk belajar agama
Faktor pendukung
a. Beberapa tokoh masyarakat yang masih peduli dengan pondok pesantren Al Ishlah
dengan menyumbangkan tenaganya untuk terjun ke pondok pesantren Al-Ishlah.
b. Masih menghargai figur dari kepala pimpinan pesantren.
c. Sebagian masyarakat masih ada yang peduli dan memasukan anaknya untuk belajar
di pondok Al-Ishlah
12. Apa harapan bapak untuk pondok pesantren Al-Ishlah sendiri dan masyarakat Kananga?
Jawab: Harapan saya untuk ponpes alishlah bisa menjadi pendidikan panutan untuk
semuanya hingga ahir zaman
13. Kesan dan pesan apa yang bapak dapat sampaikan kepada pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Pesan untuk pondok Al-Ishlah teruslah berjuang dan setialah pada kebenaran, dan
kesannya begitu terasa sangat mengharukan dan membuat siapa saja yang pernah
merasakannya akan selalu rindu ketika jauh karena kedekatan hati dengan pondok ini.
HASIL WAWANCARA 5
Nama: Aceng Makbul
Jabatan: Tokoh Masyarakat desa Kananga
Tempat: Rumah pak Aceng Makbul
Waktu: Pukul 16:00 WIB
Tanggal: 10 Mei 2012
1. Apakah bapak asli orang Kananga?
Jawab: Ya, saya asli orang Kananga
2. Mengapa desa ini disebut dengan Kananga? Bisa diceritakan dengan jelas?
Jawab: pada mulanya desa Kananga disebut "Kananga" karena dulu di daerah ini banyak
pohon Kananga yang wanginya memilki khas sendiri dan bisa tercium kemanan-mana.
Bunga Kananga juga bisa jadi obat khususnya yang sakit pinggang, dan kadang
penduduk Kananga menjadikan bunga Kananga sebagai pengarum ruangan seperti di
kamar dan lain-lain. Selain itu juga desa Kananga merupakan desa yang mendirikan salah
satu ormas Islam yaitu Matla’ul Anwar yang masih berjalan sampai sekarang.
3. Jika memang desa ini disebut desa santri, berarti masyarakat desa Kananga semuanya
Islam?
Jawab: Ya, al-hamddulillah semuanya beragama Islam.
4. Apa yang bapak ketahui tentang Al-Ishlah?
Jawab: Al-Ishlah adalah sebuah pesantren yang memfokuskan pada pendidikan dan
akhlak, di samping itu juga mendidik santrinya dalam mendalami dan memahami Fiqh
Islam.
5. Apa peran Al-Ishlah kepada masyarakat kananga?
Jawab: peran pondok pesantren Al-Ishlah adalah dengan adanya sekolah,pesantren, dan
majlis ta’lim yang Al-Ishlah miliki, Al-Ishlah juga berperan dalam mencerdasakan dan
memperbaiki moral masyarakat Kananga, seperti mahir dalam berbahasa arab dan inggris
dan mahir dalam menguasai podium.
6. Aktifitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam
mengembangkan dakwahnya kepada masyarakat Kananga?
Jawab: Aktifitas yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah adalah mengajak
masyarakat khususnya anak-anak sekolah untuk mengikuti pengajian-pengajian KBM
pesantren Al-ishlah dan mengadakan majlis ta’lim untuk bapak-bapak dan ibu-ibu.
7. Apakah bapak sangat mendukung dengan adanya pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: pastinya saya sangat mendukung dan senang dengan adanya pondokpesantren Al-
Ishlah karena Al-Ishlah sebagai penerang di tengah gelapnya moral masyarakat.
8. Bagaimana dengan perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah sampai saat ini?
Jawab: Al-hamdulillah sampai saat ini dakwah Al-Ishlah masih tersu berkembang. Dan
saya berharap dakwah tetap eksis dan terus berkembang.
9. Apakah dakwah yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah sudah berhasil 100%?
Jawab: Kalau ditanya apakah dakwah Al-Ishlah sudah berhasil 100%? Saya kira
pesantren manapun susah untuk mencapai keberhasilan dakwah 100% termasuk dakwah
pesantren Al-Ishlah, akan tetapi Al-Ishlah sudah cukup berhasil dengan dakwahnya yang
dikembangkan kepada masyarakat desa Kananga
10. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung yang dilakukan oleh pondok
pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya di desa Kananga ini?
Jawab: Yang menjadi penghambatnya adalah banyaknya tantangan yang muncul dari
zaman modern sekarang ini khususnya dikalangan anak remaja, semisal dengan adanya
warnet dan rental PS, sebagian besar anak remaja terkadang lebih senang hadir di warnet-
warnet dan rental PS dibandingkan menghadiri pengajian yang sudah disediakan oleh
pesantren Al-Ishlah. Dan faktor pendukungnya adalah masyarakat merespon bahkan
menyukai kegiatan-kegiatan dakwah yang ada di pondok Al-Ishlah.
11. Kalau boleh tahu, apa yang dilakukan mereka di warnet dan ps tersebut?
Jawab: Ya..pastinya main internet, tapi seringnya mereka katanya facebook dan twitter,
kadang juga katanya game online. Bagaimana mereka tidak betah di internet banyak hal-
hal yang menarik sehingga anak-anak merasa betah dan tidak mau beranjak dari setempat
dengan di dukung perjamnya kalau tidak salah 2000.
12. Apa harapan bapak untuk pondok pesantren Al-Ishlah sendiri dan masyarakat Kananga ?
Jawab:Harapan saya untuk pondok pesantren AL-Ishlah adalah dapat mencerdasakan
bangsa ter utama penduduk disekitar pesantren Al-Ishlah, dan dapat menjadi benteng
terjaganya moral dan akhlak bangsa dari pengaruh budaya asing.
Recommended