View
232
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
32
PERBANDINGAN HASIL PAES TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL
DAN METODE PROPORSIONAL
Dewi Suksemasari dan Arita Puspitorini Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT Unesa
Abstrak:. Paes merupakan sesuatu yang sangat khusus dalam tata rias pengantin karena paes yang menjadi salah satu perbedaan dan merupakan salah satu pusat perhatian dengan tata rias wajah pengantin. Metode yang dapat digunakan dalam membuat paes tata rias pengantin Solo Basahan ada 2 yaitu metode tradisional dan metode proporsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional yang terbaik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparatif yang membandingkan dua macam metode yang dapat digunakan dalam membuat paes. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan instrumen penelitian berupa daftar check list yang dilakukan oleh 20 observer. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis uji t untuk mengetahui perbedaan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional. Berdasarkan hasil penelitian yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional dan metode proporsional karena berdasarkan analisis uji t diperoleh nilai probabilitas lebih besar yaitu 0,064 jadi P 0,064 > 0,05. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional yang mempunyai nilai mean tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,34 sedangkan nilai mean terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,12. Jadi hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan yang terbaik adalah menggunakan metode proporsional karena mempunyai nilai mean dan nilai prosentase lebih tinggi dibandingkan metode tradisional. Kata Kunci : Paes, Pengantin Solo Basahan, Metode Tradisional Dan Metode Proporsional
PENDAHULUAN
Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan bagi hampir setiap orang. Perkawinan selalu diwarnai dengan rangkaian upacara dan adat istiadat yang mengandung nilai budaya luhur yang diwariskan nenek moyang (Sardjono, 1996:15). Perkawinan merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, oleh karena itu setiap suku dan daerah di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Masing-masing memiliki keagungan, keunikan dan keindahannya sendiri. Hal tersebut terlihat dalam upacara adat sampai dengan tata rias pengantin yang beraneka ragam. Dahulu pada zaman tradisi keraton upacara perkawinan, busana dan tata rias pengantin masih sangat sederhana dan belum teratur. Pada waktu itu upacara perkawinan dilaksanakan berdasarkan kelompok/strata sosial yang berlaku pada waktu itu, sehingga tidak mungkin seseorang yang bukan kerabat keraton menggunakan busana pengantin dan upacara milik keraton. Akan tetapi saat ini tradisi keraton tersebut sudah menjadi milik kita bersama dan siapapun yang ingin melaksanakan perkawinan dengan tradisi keraton sudah tidak mengalami hambatan (Sardjono, 1996:15). Adat istiadat pengantin Jawa sesungguhnya bersumber dari tradisi keraton. Dengan adat istiadat perkawinan yang mengandung nilai-nilai luhur tersebut, tercipta pula tata rias pengantin yang beraneka ragam (Tilaar, 1992:24). Tata rias pengatin itu sendiri meliputi tata rias wajah, tata rias rambut dan busana. Salah satu contoh tata rias pengantin yang dahulu hanya dikenakan oleh para
33
bangsawan keraton adalah tata rias pengantin Solo Basahan. Sebagai tata rias dan busana pengantin yang banyak diminati, Solo Basahan menganut pakem/aturan dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Tata rias pengantin Solo Basahan ini memiliki ciri khas dalam tata rias wajah pengantin yaitu harus memberi kesan bersih, halus dan berwarna kekuning-kuningan, dengan bentuk alis menjangan ranggah, terdapat tahi lalat/citak berbentuk belah ketupat yang terletak diantara pangkal alis, menggunakan paes (hiasan dahi) serta memakai busana dodot/bahu terbuka (Tilaar, 1992:24). Pada tata rias pengatin Solo Basahan inilah dikenal istilah paes. Paes merupakan salah satu pakem (aturan) dalam tata rias pengantin Solo Basahan. Paes adalah suatu bentuk riasan pada dahi pengantin dan menjadi sesuatu yang sangat khusus dalam tata rias wajah pengantin karena paes inilah yang menjadi perbedaan dengan tata rias dahi pengantin lainnya (Saryoto, 2004:52), sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paes adalah mempercantik muka mempelai wanita dengan menggunakan kosmetik dengan cara-cara serta bentuk tertentu (http://pusatbahasa.diknas.co.id/kbbi/index) diakses 5 Mei 2010. Jadi paes adalah suatu bentuk riasan pada dahi pengantin yang bertujuan untuk mempercantik muka pengantin wanita dengan menggunakan kosmetik dengan cara tertentu dan menjadi sesuatu yang sangat khusus dalam tata rias dahi pengantin karena paes inilah yang menjadi perbedaan dengan tata rias wajah pengantin lainnya, serta merupakan salah satu pusat perhatian dari tata rias wajah pengantin. Paes pengantin Solo Basahan mempunyai ciri khas tersendiri selain dari segi bentuk juga dari segi warna yang digunakan pada paes. Dalam pembentukan pola paes pada dahi Pengantin Solo Basahan ini biasanya digunakan jari-jari tangan perias pengantin sebagai alat untuk mengukur. Metode pembentukan pola paes pengantin dengan menggunakan jari tangan perias ini disebut sebagai metode pola paes tradisional (metode tradisional). Metode pola paes tradisional ini telah dipakai dari dulu, yang telah diwariskan secara turun temurun dan metode ini dianggap menjadi cara yang paling mudah dalam pembentukan pola paes pada dahi pengantin tradisional. Karena pada saat itu belum ditemukan cara/metode lain dalam pembentukan pola paes pengantin itu sendiri. Pada penerapannya terkadang metode tradisional menimbulkan kesulitan, karena jari manusia khususnya perias pengantin memiliki ukuran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan dahi pengantin memiliki bentuk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh ukuran jari perias pengantin yang kecil akan menyulitkan bila dijadikan pedoman pada dahi pengantin yang lebar, demikian pula dengan jari perias yang besar akan menimbulkan kesulitan bila dijadikan pedoman paes untuk dahi pengantin yang kecil. Walaupun memang pada penerapannya, sebagai perias khususnya perias pengantin harus memadukan antara metode dengan ketajaman perasaan dalam merias dan membuat pola paes pengantin, tetapi pada kenyataanya hal tersebut tidak fleksibel dalam pembentukan pola paes pengantin, oleh karena itu terkadang dijumpai pula perias pengantin yang sudah berpengalaman pada saat pembentukan pola paes tidak menerapkan cara/metode tradisional akan tetapi hanya menggunakan perkiraan khususnya ketajaman perasaanya saja untuk menyesuaikan paes dengan bentuk dahi pengantin. Seiring perkembangan zaman yang selalu menuntut setiap perias untuk dapat berpikiran maju dan kreatif, berdasarkan pengalaman dan uji coba Ibu Tien Santoso yang merupakan salah satu pakar tata rias pengantin nasional menemukan suatu metode baru yang disebut dengan metode pola paes proporsional (metode proporsional) yaitu suatu metode yang digunakan dalam pembentukan pola paes yang disesuaikan dengan visualisasi pada masing-masing wajah pengantin. dengan perbandingan yang diambil dari sudut mata, hidung serta lebar dahi. Pengaruh penerapan metode pola paes antara menggunakan metode pola paes tradisional dan metode proporsional terhadap hasil paes terlihat ketika peneliti melakukan praktek membuat paes pengantin Solo pada mata kuliah Pengantin Tradisional II. Berdasarkan pengamatan peneliti dengan keunikan dan keistimewaan tata rias pengantin Solo Basahan yang mempunyai ciri khas dari bentuk hingga warna yang digunakan pada paes yang membuatnya berbeda dari tata rias pengantin Indonesia lainnya. Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengadakan
34
penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Paes Pengantin Solo Basahan Antara Menggunakan Metode Tradisional Dan Metode Proporsional”.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Sesuai dengan langkah yang ditempuh untuk memperoleh data tentang perbedaan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dengan metode proporsional, penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yaitu membandingkan dua jenis metode dalam pembentukan pola paes pengantin Solo Basahan antara metode tradisional dan metode proporsional. Menurut Arikunto (2006:238) penelitian komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dua fenomena atau lebih. Dalam penelitian ini variabel yang dibandingkan adalah hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dengan metode proporsional.
Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan dengan menggunakan metode tradisional dan proporsional pada bentuk dahi normal, sempit dan lebar. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Lab. Tata Rias, Jurusan PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Penelitian dilakukan 1 hari pada tanggal 28 Oktober 2010.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi terhadap hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional yang dibandingkan. Data ini digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan proporsional, karena penelitian ini bersifat komparatif.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data observasi diperlukan jawaban secara langsung tanpa perantaraan orang lain, serta menggunakan daftar observasi tertutup yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban. Instrumen penelitian digunakan untuk panduan observasi hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional. Dalam instrumen penelitian peneliti menggunakan panduan observasi dalam bentuk skala daftar cocok (chek list). Daftar cocok (chek list) dalam deretan pertanyaan, dimana responden tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang telah disediakan. Hal ini diharapkan penulis dapat memperoleh data yang berhubungan dengan kriteria penilaian meliputi hasil paes tata rias pengantin metode tradisional dan metode proporsional, bentuk paes tradisional yang sesuai dengan bentuk dahi (normal, sempit dan lebar), bentuk paes proporsional yang sesuai dengan bentuk dahi (normal, sempit dan lebar), bentuk paes yang sesuai dengan bentuk wajah secara keseluruhan.. Penilaian sesuai kriteria sebagai berikut:
Skor 5 : Sangat Baik Skor 4 : Baik Skor 3 : Cukup Baik Skor 2 : Tidak Baik Skor 1 : Sangat Tidak Baik
Populasi dan sampel
Dalam hal ini dilakukan oleh 20 panelis yang terdiri dari 5 dosen tata rias pengantin, 5 perias pengantin, 10 mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Tata Rias Pengantin Indonesia dengan nilai minimal B dan mempunyai sertifikat berkompetensi dalam Tata Rias Pengantin Indonesia II yang
35
termasuk didalamnya kompetensi dalam tata rias pengantin Solo Basahan yang ditanda tangani oleh ketua DPD Harpi Melati dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
Metode Analisis Data
Statistik yang digunakan untuk melakukan analisis data dari permasalahan adalah rata-rata, yaitu membandingkan nilai rata-rata hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dengan metode proporsional, nilai rata-rata yang tertinggi adalah yang lebih baik, yang diolah dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan rumus :
=
(Sudjana, 2005:69) Keterangan :
: Rata-rata
Σx : Jumlah semua nilai n : Banyaknya responden
Pada penelitian ini untuk menguji signifikasi perbedaan hasil terhadap subyek dipergunakan rumus t-test dengan taraf signifikasi 5% yang bertujuan untuk mengetahui metode pola paes tata rias pengantin Solo Basahan yang baik untuk diterapkan pada pembentukan paes pengentin Solo Basahan. Adapun rumus yang dipergunakan untuk memperoleh nilai t adalah sebagai berikut:
t =
Keterangan: : Rata-rata hitung perbedaan kedua pasangan
: Simpangan baku perbedaan kedua pasangan
Teknik t-test merupakan salah satu bentuk analisis statistik untuk menguji hipotesis. Selain menggunakan perhitungan-perhitungan diatas, perhitungan teknik statistik disini menggunakan perhitungan statistik melalui komputer yaitu t-test for paired samples dengan program SPSS 12.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Data dianalisis dengan menggunakan teknik uji t untuk menguji perbedaan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan. Ringkasan hasil data ditampilkan dalam bentuk diagram dan tabel ringkasan analisis sebagai berikut : 1. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan metode tradisional
Gambar 1. Diagram Hasil Tata Rias Pengantin Solo Basahan Metode Tradisional
Dari gambar 1 diperoleh nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional secara keseluruhan pada bentuk dahi normal, dahi sempit dan dahi lebar nilai
36
tertinggi adalah pada bentuk dahi normal dengan nilai mean 4,26 sedangkan nilai terendah adalah bentuk dahi lebar dengan nilai mean 3,98.
Tabel 1. Hasil Mean Penilaian Setiap Bentuk Dahi Metode Tradisional
Dari tabel 1 diperoleh nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional secara keseluruhan pada bentuk dahi normal, dahi sempit dan dahi lebar yaitu 4,12
2. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan metode proporsional
Gambar 2. Diagram Hasil Tata Rias Pengantin Solo Basahan Metode Proporsional
Dari gambar 2 diperoleh nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode proporsional secara keseluruhan pada bentuk dahi normal, dahi sempit dan dahi lebar nilai tertinggi adalah pada bentuk dahi normal dengan nilai mean 4,48 sedangkan nilai terendah adalah bentuk dahi sempit dengan nilai mean 4,25.
Tabel 2 Hasil Mean Penilaian Setiap Bentuk Dahi Metode Proporsional
Dari tabel 2 diperoleh nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode proporsional secara keseluruhan pada bentuk dahi normal, dahi sempit dan dahi lebar yaitu 4,34
Bentuk Dahi Metode Tradisional
Dahi Normal 4,26
Dahi Sempit 4,1
Dahi Lebar 3,98
Jumlah 12,34
Rata-rata 4,115333333
Bentuk Dahi Metode Proporsional
Dahi Normal 4,48
Dahi Sempit 4,25
Dahi Lebar 4,3
Jumlah 13,03
Rata-rata 4,343333333
37
3. Hasil keseluruhan paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode
tradisional dan metode proporsional
Gambar 3. Diagram Hasil Tata Rias Pengantin Solo Basahan Dari Keseluruhan Aspek
Dari gambar 3 diperoleh nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara
menggunakan metode tradisional dan metode proporsional pada aspek ketepatan bentuk gajahan nilai tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,5 sedangkan nilai terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,05. Nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional pada aspek ketepatan bentuk pengapit nilai tertinggi adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,27 sedangkan nilai terendah adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,12. Nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional pada aspek ketepatan bentuk penitis nilai tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,33 sedangkan nilai terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,15.
Nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional pada aspek ketepatan bentuk godeg nilai tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,43 sedangkan nilai terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,13. Nilai hasil mean tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional pada aspek kesesuaian paes dengan bantuk dahi nilai tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,33 sedangkan nilai terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,02. Nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional pada aspek kesesuaian bentuk paes dengan bentuk wajah secara keseluruhan nilai tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,32 sedangkan nilai terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,07.
Pada analisis data hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional diperoleh mean (rata-rata) dari keseluruhan bentuk dahi yang disajikan pada diagram berikut ini :
Gambar 4. Diagram Hasil Tata Rias Pengantin Solo Basahan Keseluruhan Bentuk Dahi
Dari gambar 4 diperoleh nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional secara keseluruhan pada bentuk dahi
38
Group Statistics
20 4.1150 .37098 .08295
20 4.3375 .36557 .08174
MetodeTradisional
Proporsional
Hasil AkhirN Mean Std. Deviation
Std. ErrorMean
normal nilai tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,48 sedangkan nilai terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,26. Nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional secara keseluruhan pada bentuk dahi sempit nilai tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,25 sedangkan nilai terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 4,1. Nilai mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional secara keseluruhan pada bentuk dahi lebar nilai tertinggi adalah metode proporsional dengan nilai mean 4,3 sedangkan nilai terendah adalah metode tradisional dengan nilai mean 3,98.
Tabel 3. Ringkasan mean uji t paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional dan metode proporsional
Hasil group statistik pada tabel 3 ditunjukkan penilaian secara keseluruhan hasil mean
paes tata rias pengantin Solo Basahan diperoleh nilai mean metode tradisional adalah 4,12 dan metode proporsional adalah 4,34 sehingga nilai hasil mean tersebut digunakan sebagai pembuatan diagram sebagai berikut :
Gambar 5. Diagram Mean Keseluruhan Hasil Paes Tata Rias Pengantin Solo Basahan
Nilai hasil mean keseluruhan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan ditampilkan pada gambar 5 ditunjukkan nilai mean tertingggi adalah yang menggunakan metode proporsional dengan nilai mean 4,34 dengan kriteria nilai baik, sedangkan nilai terendah adalah menggunakan metode tradisional dengan nilai mean 4,12 dengan kriteria nilai baik.
39
Independent Samples Test
.111 .741 -1.910 38 .064 -.22250 .11646 -.45826 .01326
-1.910 37.992 .064 -.22250 .11646 -.45827 .01327
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
Hasil AkhirF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Tabel 4. Ringkasan uji t paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional dan metode proporsional
Ringkasan hasil analisis uji t tentang hasil keseluruhan paes tata rias pengantin Solo Basahan pada tabel 4 diperoleh nilai probabilitas 0,064 dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil keseluruhan paes tata rias pengantin Solo Basahan metode tradisional dan metode proporsional karena probabilitas yang diperoleh lebih besar yaitu P 0,064 > 0,05. Jadi hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara metode tradisional dan metode proporsional diterima.
4. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan pada dahi normal
Gambar 6. Diagram Hasil Tata Rias Pengantin Solo Basahan Pada Bentuk Dahi Normal
Nilai hasil mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan pada bentuk dahi normal ditampilkan pada gambar 6 ditunjukkan nilai mean tertingggi adalah yang menggunakan metode proporsional dengan nilai mean 4,48 dengan kriteria nilai baik, sedangkan nilai terendah adalah menggunakan metode tradisional dengan nilai mean 4,26 dengan kriteria nilai baik.
5. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan pada dahi sempit
Gambar 7. Diagram Hasil Tata Rias Pengantin Solo Basahan Pada Bentuk Dahi Sempit
40
Nilai hasil mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan pada bentuk dahi sempit ditampilkan pada gambar 7 ditunjukkan nilai mean tertingggi adalah yang menggunakan metode proporsional dengan nilai mean 4,25 dengan kriteria nilai baik, sedangkan nilai terendah adalah menggunakan metode tradisional dengan nilai mean 4,1 dengan kriteria nilai baik.
6. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan pada dahi lebar
Gambar 8. Diagram Hasil Tata Rias Pengantin Solo Basahan Pada Bentuk Dahi Lebar
Nilai hasil mean hasil tata rias pengantin Solo Basahan pada bentuk dahi lebar ditampilkan pada gambar 8 ditunjukkan nilai mean tertingggi adalah yang menggunakan metode proporsional dengan nilai mean 4,3 dengan kriteria nilai baik, sedangkan nilai terendah adalah menggunakan metode tradisional dengan nilai mean 3,98 dengan kriteria nilai baik.
PEMBAHASAN
1. Hasil Paes Tata Rias Pengantin Solo Basahan Menggunakan Metode Tradisional Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil paes tata rias pengantin Solo
Basahan menggunakan metode tradisional pada bentuk dahi normal diperoleh nilai mean 4,26 dengan kriteria baik. Pada bentuk dahi sempit diperoleh mean 4,1 dengan kriteria baik. Pada bentuk dahi lebar diperoleh nilai mean 3,98 dengan kriteria baik. Jadi nilai mean secara keseluruhan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional adalah 4,11 dengan kriteria baik.
2. Hasil Paes Tata Rias Pengantin Solo Basahan Menggunakan Metode Proporsional Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil paes tata rias pengantin Solo
Basahan menggunakan metode proporsional pada bentuk dahi normal diperoleh nilai mean 4,48 dengan kriteria baik. Pada bentuk dahi sempit diperoleh mean 4,25 dengan kriteria baik. Pada bentuk dahi lebar diperoleh nilai mean 4,3 dengan kriteria baik. Jadi nilai mean secara keseluruhan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode proporsional adalah 4,43 dengan kriteria baik.
3. Hasil Keseluruhan Paes Tata Rias Pengantin Solo Basahan Antara Menggunakan Metode
Tradisional Dan Metode Proporsional Berdasarkan hasil uji t SPSS 12 menunjukkan bahwa dari hasil keseluruhan paes tata rias
pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional diperoleh nilai probabilitas 0,064 dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil keseluruhan paes tata rias pengantin Solo Basahan metode tradisional dan metode proporsional karena probabilitas yang diperoleh lebih besar yaitu P 0,064 > 0,05. Penilaian tertinggi adalah
41
menggunakan metode proporsional dengan nilai mean 4,34 dengan kriteria baik sedangkan nilai terendah adalah menggunakan metode tradisional dengan nilai mean 4,12 dengan kriteria baik.
4. Hasil Paes Tata Rias Pengantin Solo Basahan Yang Terbaik Secara Keseluruhan Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan yang terbaik secara keseluruhan dari penilaian
setiap aspek dapat dilihat dalam tadel dibawah ini :
Tabel 8. Hasil Mean Penilaian Setiap Aspek Menurut tabel 8 hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan yang terbaik yaitu menggunakan
metode proporsional akan tetapi perbedaan hasil nilai mean tidak terlalu banyak dan kedua metode pola paes sama-sama memiliki kriteria penilaian yang sama yaitu baik, hanya nilai mean metode proporsional lebih tinggi yaitu 4,34 dengan perbedaan 0,22 dibandingkan nilai mean metode tradisional lebih rendah yaitu 4,12.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional pada bentuk dahi
normal diperoleh nilai mean 4,26 dengan kriteria baik. Pada bentuk dahi sempit diperoleh mean 4,1 dengan kriteria baik. Pada bentuk dahi lebar diperoleh nilai mean 3,98 dengan kriteria baik. Jadi nilai mean secara keseluruhan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional adalah 4,11 dengan kriteria baik.
2. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode proporsional pada bentuk dahi normal diperoleh nilai mean 4,48 dengan kriteria baik. Pada bentuk dahi sempit diperoleh mean 4,25 dengan kriteria baik. Pada bentuk dahi lebar diperoleh nilai mean 4,3 dengan kriteria baik. Jadi nilai mean secara keseluruhan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode proporsional adalah 4,43 dengan kriteria baik.
3. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional yang mempunyai nilai mean tertinggi adalah menggunakan metode proporsional dengan nilai mean 4,34 sedangkan nilai terendah adalah menggunakan metode tradisional dengan nilai mean 4,12.
4. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional pada bentuk dahi normal diperoleh nilai mean 4,26 dengan kriteria baik dan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode proporsional pada bentuk dahi normal diperoleh nilai mean 4,48 dengan kriteria baik.
NO. ASPEK METODE
TRADISIONAL METODE
PROPORSIONAL
1. Ketepatan bentuk gajahan 4,05 4,5
2. Ketepatan bentuk pengapit 4,27 4,12
3. Ketepetan bentuk penitis 4,15 4,33
4. Ketepatan bentuk godeg 4,13 4,43
5. Kesesuaian paes dengan bentuk dahi 4,02 4,33
6. Kesesuaian paes dengan bentuk wajah secara keseluruhan
4,07 4,32
JUMLAH 24,69 26,03
MEAN 4,115 4,338333333
42
5. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional pada bentuk dahi sempit diperoleh mean 4,1 dengan kriteria baik dan hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode proporsional bentuk dahi sempit diperoleh mean 4,25 dengan kriteria baik.
6. Hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional pada bentuk dahi lebar diperoleh nilai mean 3,98 dengan kriteria baik dan bentuk dahi lebar diperoleh nilai mean 4,3 dengan kriteria baik.
7. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional dan metode proporsional kerena berdasarkan analisis uji t diperoleh P 0,064 > 0,05.
8. Hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara metode tradisional dan metode proporsional diterima.
9. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh dari proses pengumpulan data yang dilakukan oleh 20 observer hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan antara menggunakan metode tradisional dan metode proporsional adalah hasil paes menggunakan metode proporsional lebih baik karena dari hasil keseluruhan aspek penilaian nilai mean metode proporsional lebih tinggi dari pada nilai mean metode proporsional.
10. Secara statistik hasil yang didapat tidak signifikan, dapat disimpulkan bahwa hasil paes tata rias pengantin Solo Basahan menggunakan metode tradisional dan metode proporsional tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya perbedaan pada ketepatan bentuk gajahan, ketepatan bentuk pengapit, ketepatan bentuk penitis, ketepatan bentuk godeg, kesesuaian paes dengan bentuk dahi dan kesesuaian paes dengan bentuk wajah secara keseluruhan ditentukan oleh faktor keterampilan penata rias dalam membentuk paes (hiasan dahi).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka ditululiskan saran sebagai berikut : 1. Jika membuat pola paes (cengkorongan) disarankan menggunakan pensil alis yang lancip namun
lunak agar dapat diperoleh hasil yang rapi dan menggunakan pensil alis yang panjang untuk memudahkan pengukuran (menentukan letak dan batas gajahan, pengapit, penitis dan godeg).
2. Secara keseluruhan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih signifikan.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada bentuk dahi yang lain yaitu dahi besar dan sempit, dahi kecil-lebar dan nonong, dahi kecil dan sempit namun lebar, dahi sadel sepeda, dahi lebar-besar dan nonong.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Renika Cipta
Meliastanti, Anna. 1999. Menggambar Desain. Disajikan dalam Materi Ajar Tata Kecantikan SMK
Negeri 3 Malang.
Poerwadarminto W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Santoso, Tien. 2008. Metode Pola Paes Proporsional Tata Rias Pengantin Solo Basahan. Makalah
disajikan dalam seminar Specta ‘6 Luminocity. Surabaya, 18 November 2008
Sarjono Y, Marmien. 1996. Rias Pengantin Gaya Yogyakarta Dengan Segala Upacaranya. Yogyakarta:
Kanisius
Saryoto, Naniek. 2004. Tata Rias Pengantin Basahan Surakarta. Jakarta: Meutia Cipta Sarana
bersama HARPI MELATI
. 1999. Tata Rias Pengantin Solo Putri. Jakarta: Meutia Cipta Sarana bersama HARPI MELATI
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
43
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tilaar, Martha. 1992. Upacara dan Tata Rias Pengantin Se-Nusantara. Jakarta: PT.Vika Press
TIM Harpi Melati. 1999. Tata Rias Pengantin Malang Keprabon Propinsi Jawa Timur Indonesia
Makalah Pengantin Bali. 2009 (Dokumen Pribadi)
Makalah Pengantin Banjar. 2009 (Dokumen Pribadi)
Makalah Pengantin Bojonegoro. 2009 (Dokumen Pribadi)
Makalah Pengantin Bugis. 2009 (Dokumen Pribadi)
Brosing:
- http://santai2008.wordpress.com/bentukwajah.com Anonim: Bentuk Wajah. Diakses 9 Januari 2011
- http://weddingku.com/traditional/makeup.asp Anonim: Makeup Pengantin Tadisional. Diakses: 16
September 2010
- http://pusatbahasa.diknas.co.id/kbbi/index Anonim: Paes. Diakses: 7 April 2010
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan Anonim: Pengantin. Diakses: 7 April 2010
- http://www.pengantinjogya.co.id Anonim: Pengantin Jogya. Diakses: 7 April 2010
- http://pengantinsolobasahan.co.id Anomin: Pengantin Solo Basahan. Diakses: 7 April 2010
- http://weddingku.com/traditional.asp Anonim: Pengantin Tadisional. Diakses: 16 September 2010
- http://www.wonosari.com/wedding-f7/upacara-pengantin-adat-jawa-1-t6440.htm Anonim: Tata Rias
Pengantin. Diakses: 7 April 2010
- http://id.wikipedia.org/wiki/Tatariaswajah Anonim: Tata Rias Wajah. Diakses: 7 April 2010
Recommended