View
6
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER BIJI
PAVING DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA
POKOK PROSES PADA UD BETON JAYA BANJARBARU
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK
MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
DIDIK MAULANA A03140011
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI
2017
ii
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
iii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Didik Maulana
NIM : A03140011
Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 20 Agustus 1996
Agama : Islam
Alamat : Jl. Golf Komplek Wengga IV Blok A2 No 70 Rt
001
Nama Orang Tua (Ayah) : Slamet
(Ibu) : Madiyem
Riwayat Pendidikan : SDN Seberang Mesjid 1 Banjarmasin
SMP Negeri 30 Banjarmasin
SMK Negeri 3 Banjarmasin
Praktik Kerja Lapangan Unit Pelayanan
Pendapatan Daerah (UPPD) Banjarmasin II
v
MOTTO
“Disaat gelap tidak dapat melihat, pasti ada cahaya yang siap untuk menuntun”
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang telah saya lakukan.
Segala kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan
sebagaimana mestinya.
Tugas akhir ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan lain oleh
siapapun juga, tugas akhir ini merupakan hasil tulisan saya yang dapat saya
pertanggungjawabkan otentikasinya atau bukan hasil dari aktivitas plagiat. Saya
juga menyatakan bahwa objek dan data yang saya ambil dalam penelitian ini
bukan merupakan objek dan data fiktif. Apabila dikemudian hari tenyata
pernyataaan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum
dari ketidakbenaran pernyataan tersebut. Saya bersedia dicabut titel akademik
serta hak yang melekat padanya oleh Politeknik Negeri Banjarmasin, apabila
saya terbukti melanggar pernyataan yang telah saya sampaikan diatas.
Banjarmasin, Agustus 2017
Didik Maulana
A03140011
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhannahu wata’ala yang telah
memberikan Rahmat dan HidayahNya, dan tak lupa kita panjatkan Sholawat dan
Salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan Judul “Perhitungan
Harga Pokok Produk Per Biji Paving Dengan Menggunakan Metode Harga
Pokok Proses Pada UD Beton Jaya Banjarbaru”. Tujuan penulisan Tugas Akhir
ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan
Diploma III pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
Akhirnya dengan selesainya Tugas Akhir ini, dengan tulus dan rendah hati
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya atas segala
sesuatu yang telah diberikan kepada penulis baik berupa dorongan moril maupun
material kepada:
1. Orang Tua dan Kakak yang penulis sayangi dan cintai lahir maupun bathin
yang selalu memberi semangat dan doanya serta dukungan moril maupun
materi.
2. Bapak Edy Yohanes ST. MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin
3. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin
viii
4. Ibu Widya Ais Sahla, SE, M,Sc. AK, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan waktunya untuk memberikan masukkan,
pengarahan, bimbingan dan perbaikan-perbaikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak H. Waluyo selaku pemilik perusahaan dan Kakak Wandy selaku
anak pemilik perusahaan UD Beton Jaya Banjarbaru atas ketersediaanya
memberikan ijin dan data-data yang dibutuhkan penulis.
6. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah
memberikan bekal ilmu bekal ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga
penulis mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah
membantu penulis selama menimba ilmu di kampus ini.
8. Seluruh teman-teman kelas 6A Akuntansi (khususnya Ahmad Arya
Pratama, Amin Al Muazirin Pratama, Anas Mufti, Muhammad Arsyad,
Muhammad Herdiansyah dan Muhammad Irvan Ridhoni) yang memberikan
semangat, dukungan dan keceriaan selama masa-masa perkuliahan.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya, namun telah
memberikan saran dan masukkan yang sangat berharga bagi penulis dalam
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis berharap semoga apa yang tertulis dalam Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca pada umumnya dan kepada
penulis khususnya. Tugas Akhir ini sangatlah jauh dari kata sempurna oleh
ix
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kelak
menjadi pembelajaran bagi penulis.
Banjarmasin, Juli 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ....................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
ABSTRAK ........................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................... 2
C. Batasan Masalah .............................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
A. Landasan Teori ................................................................................ 5
xi
1. Pengertian Akuntansi Biaya ..................................................... 5
2. Tujuan Akuntansi Biaya ........................................................... 5
3. Konsep Akuntansi Biaya .......................................................... 6
4. Cara Penggolongan Biaya ........................................................ 7
5. Metode Pengumpulan Biaya Produksi ................................... 11
6. Unsur-unsur Biaya Produksi .................................................. 12
7. Metode Penentuan Biaya Produksi ......................................... 14
8. Depresiasi ............................................................................... 15
9. Metode Harga Pokok Proses .................................................. 17
B. Hasil Penelitian Terdahul .............................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 24
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel ........... 24
B. Jenis Penelitian .............................................................................. 24
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 25
1. Jenis Data ............................................................................... 25
2. Sumber Data ........................................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 26
1. Wawancara ............................................................................. 26
2. Dokumentasi ........................................................................... 27
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ............ 28
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 28
1. Profil Perusahaan .................................................................... 28
xii
2. Struktur Organisasi ................................................................. 29
3. Bahan–bahan dan Peralatan yang digunakan ......................... 32
4. Proses Produksi ...................................................................... 34
5. Penggolongan Biaya Menurut Perusahaan ............................. 35
6. Perhitungan Harga Pokok Produk Menurut Perusahaan ........ 37
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 44
1. Penggolongan Biaya ............................................................... 44
2. Penentuan Biaya Produksi yang disarankan Penulis .............. 45
3. Perhitungan Biaya Produksi yang Disarankan Penulis .......... 53
4. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji ............................. 58
5. Jurnal Yang Disarankan Penulis ............................................. 59
6. Laporan Biaya Produksi Yang Disarankan Penulis ............... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 65
A. Simpulan ........................................................................................ 65
B. Saran .............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan ................................... 19
Tabel 2 Laporan Biaya Produksi Bulan November 2016 .................................. 20
Tabel 3 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 22
Tabel 4 Biaya Bahan Baku Dalam Proses Pembuatan Paving K-200 ............... 32
Tabel 5 Biaya Bahan Baku Dalam Proses Pembuatan Paving K-150 ............... 32
Tabel 6 Data Hasil Produksi Bulan November 2016......................................... 42
Tabel 7 Data Hasil Produksi Paving Bulan November 2016 ............................ 43
Tabel 8 Daftar Aktiva Tetap .............................................................................. 43
Tabel 9 Penggolongan Biaya Paving Segiempat K–200 .................................. 44
Tabel 10 Penggolongan Biaya Paving Segiempat K-150 .................................... 45
Tabel 11 Perhitungan Biaya Produksi Paving Segiempat K-200 yang disarankan
Penulis Periode November 2016 .......................................................... 53
Tabel 12 Perhitungan Biaya Produksi Paving Segiempat K-150 yang disarankan
Penulis Periode November 2016 .......................................................... 54
Tabel 13 Perhitungan harga pokok produk per biji Paving Segiempat K-200 ... 58
Tabel 14 Perhitungan harga pokok produk per biji Paving Segiempat K-150 .... 58
Tabel 15 UD Beton Jaya Banjarbaru Laporan Biaya Produksi Paving Segiempat
K-200 Bulan November 2016 .............................................................. 61
Tabel 16 UD Beton Jaya Banjarbaru Laporan Biaya Produksi Paving Segiempat
K-150 Bulan November 2016 .............................................................. 62
Tabel 17 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Paving K-200
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis .............................. 62
Tabel 18 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Perbiji Paving K-150
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis .............................. 63
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Tahapan Struktur Organisasi UD Beton Jaya Banjarbaru ...................... 30
Bagan 2 Tahapan Proses Produksi Paving UD Beton Jaya Banjarbaru ................ 34
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Denah Perusahaan
2. Foto Perusahaan
3. Surat persetujuan (balasan) dari Perusahaan
4. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6. Daftar Bimbingan Tugas Akhir Pembimbing I
7. Lembar Saran Ketua Penguji Tugas Akhir
8. Lembar Saran Anggota Penguji Tugas Akhir
9. Lembar Tanda Terima Penilaian Pembimbingan
xvi
ABSTRAK
Didik Maulana / A03140011 / 2017 / PERHITUNGAN HARGA POKOK
PRODUK PER BIJI PAVING DENGAN MENGGUNAKAN METODE
HARGA POKOK PROSES PADA UD BETON JAYA BANJARBARU /
Akuntansi Biaya / Harga Pokok Proses / UD BETON JAYA BANJARBARU
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok
produk per satuan paving dengan menggunakan metode harga pokok proses pada
UD Beton Jaya Banjarbaru.
Kerangka pemikiran (teoritis) penelitian ini adalah perhitungan harga
pokok produk dengan menggunakan metode harga pokok proses adalah
perhitungan semua biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang dikumpulkan dari proses produksi,
dalam hal ini perusahaan tidak memperhitungkan biaya overhead pabrik, tidak
melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap yang seharusnya masuk kedalam
unsur biaya overhead pabrik dan memasukkan biaya nonproduksi ke dalam biaya
produksi.
Dari hasil penelitian ini bahwa terdapat perbedaan perhitungan harga pokok
produksi per satuan menurut UD Beton Jaya Banjarbaru untuk Paving Segiempat
K-200 menurut perusahaan sebesar Rp1.509,76 sedangkan menurut penulis
sebesar Rp1.414,56 dan perhitungan Paving Segiempat K-150 menurut
persuahaan sebesar Rp1.475,17 sedangkan menurut penulis sebesar Rp1.379,37.
Sehingga terdapat selisih perhitungan untuk Paving Segiempat K-200 sebesar
Rp95,2 dan pada Paving Segiempat K-150 sebesar Rp95,8.
Kata kunci: Penggolongan biaya dan Harga Pokok Proses
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang
wajar. Setiap perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk menawarkan
keunggulan dari produknya masing-masing. Selain masalah kualitas, setiap
perusahaan juga bersaing dalam masalah harga, karena produk dengan
kualitas terbaik dan harga murah yang paling diminati dan dicari oleh
konsumen.
Agar perusahaan dapat berkembang dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya, maka perusahaan berusaha untuk mendapatkan laba yang optimal
dari setiap unit usaha yang dikerjakannya. Besar kecilnya laba yang
dihasilkan merupakan ukuran kesuksesan perusahaan dalam mengelola
sumber daya. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan harga pokok produk per
satuan yang tepat agar dapat menentukan harga jual yang tepat atas produk
barang yang dihasilkan. Peranan akuntansi biaya sangat diperlukan untuk
industri kecil sampai industri besar.
UD Beton Jaya yang beralamat di Jalan Ahmad Yani km 21,800
Landasan Ulin, Banjarbaru merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur, khususnya dalam bidang percetakan material, seperti paving,
gorong-gorong, tiang pancang dan lain lain. Pada perusahaan ini tentu saja
banyak biaya yang terjadi di dalamnya seperti biaya produksi maupun biaya
nonproduksi. Biaya produksi menurut konsep akuntansi biaya yaitu biaya
2
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik, sedangkan menurut perusahaan terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain. Perusahaan tidak
menggolongkan biaya overhead pabrik dengan tepat, tidak melakukan
perhitungan penyusutan aktiva tetap yang seharusnya masuk kedalam unsur
biaya overhead pabrik dan memasukkan biaya nonproduksi ke dalam biaya
produksi. Hal ini tentunya tidak sama dengan konsep akuntansi biaya.
Kesalahan dalam menggolongkan biaya akan berpengaruh dalam penentuan
harga jual produk dan laba yang akan dicapai perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk menyusun
laporan Tugas Akhir dengan judul : “Perhitungan Harga Pokok Produk Per
Biji Paving Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada UD
Beton Jaya Banjarbaru”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dari penelitian
yang dilakukan oleh peneliti pada perusahaan UD Beton Jaya Banjarbaru
adalah: “Bagaimana penggolongan biaya dan perhitungan harga pokok
produk per biji paving yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya dengan
menggunakan metode harga pokok proses pada UD Beton Jaya Banjarbaru?”
3
C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam penelitian, maka penulis memberi
batasan masalah pada perhitungan harga pokok produk hanya untuk 2 jenis
produk paving dari total keseluruhan produk 6 jenis, yaitu K-150 dan K-200
yang diproduksi setiap hari kecuali pada hari jumat pada bulan November
tahun 2016.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penggolongan biaya dan perhitungan harga pokok produk per biji
paving yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya dengan menggunakan
metode harga pokok proses pada UD Beton Jaya Banjarbaru.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta
memperkaya ilmu pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya yang
berkaitan dengan mata kuliah akuntansi biaya yang berhubungan dengan
harga pokok produk dengan menggunakan metode harga pokok proses dan
juga sebagai salah satu syarat kelulusan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
perusahaan dalam melakukan perhitungan harga pokok produk per biji
dengan menggunakan metode harga pokok proses yang tepat, sehingga
4
dapat membantu kearah perbaikan dan perkembangan dalam pengambilan
keputusan.
3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir dengan materi yang sama.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Akuntansi Biaya
“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau
jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”. Mulyadi
(2015:7).
Akuntansi biaya didefinisikan sebagai bagian dari akuntansi
manajemen, dalam akuntansi biaya akan dipelajari penentuan dan
pengendalian biaya yang terjadi dalam perusahaan yang pada
akhirnya akan menghasilkan informasi biaya yang akan digunakan
manajemen untuk mengambil keputusan. Hasil akhir akuntansi
biaya adalah informasi tentang biaya produksi untuk kepentingan
kegiatan manajemen perusahaan industri, yang meliputi bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,
penyimpanan, dan penjualan produk jadi. Wiratna Sujarweni
(2015:2)
Akuntansi biaya merupakan penentuan harga pokok suatu produk
dengan melakukan suatu proses pencatatan, penggolongan, dan penyajian
transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam
bentuk laporan biaya. (Huriyah Badriyah, 2015:27)
2. Tujuan Akuntansi Biaya
Ada 3 tujuan pokok dalam mempelajari akuntansi biaya adalah
memperoleh informasi biaya yang akan digunakan untuk:
a. Penentuan harga pokok produk
Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh
informasi biaya untuk penentukan harga pokok produk yang
digunakan perusahaan untuk menentukan besarnya laba yang
diperoleh dan juga untuk menentukan harga jual. Adapun dalam
akuntansi biaya akan dipelajari cara perhitungan harga pokok
6
produk dengan menggunakan beberapa metode diantaraya
dengan metode harga pokok pesanan, full costing, activity based
costing, dll
b. Perencanaan biaya dan pengendalian biaya
Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh
informasi biaya sebagai perencanaan biaya. Perencanaan biaya
apa saja yang akan dikeluarkan di masa mendatang. Akuntansi
biaya menyajikan informasi biaya yang mencakup biaya masa
lalu dan biaya di masa yang akan datang. Informasi yang
dihasilkan akuntansi biaya menjadi dasar bagi manajemen untuk
menyusun perencanaan biaya. Dengan perencanaan biaya yang
baik akan memudahkan manajemen dalam melakukan
pengendalian biaya. Pengendalian biaya merupakan rangkaian
kegiatan untuk memonitor dan mengevaluasi kesesuaian
realisasi dan anggaran biaya yang terjadi di perusahaan.
Akuntansi biaya menyajikan informasi mengenai anggaran dan
realisasi biaya apakah sudah sesuai atau masih terjadi selisih
dari rencana yang telah ditentukan.
c. Pengambilan keputusan khusus
Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh
informasi biaya sebagai pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan pemilihan berbagai tindakan alternatif yang akan
dilakukan perusahaan misalnya:
1) Menerima atau menolak pesanan dari konsumen
2) Mengembangkan produk
3) Memproduksi produk baru
4) Membeli atau membuat sendiri
5) Menjual langsung atau memproses lebih lanjut. Wiratna
Sujarweni (2015:3)
3. Konsep Akuntansi Biaya
Konsep akuntansi biaya yang sering dipakai ada tiga, antara lain:
a. Biaya
“Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas :
1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
7
2) Diukur dalam satuan uang,
3) Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4) Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Mulyadi (2015:8)
b. Beban
Beban merupakan biaya yang telah memberikan suatu
manfaat, termasuk pula penurunan dalam aset atau kenaikan
dalam kewajiban kewajiban sehubungan dengan penyerahan
barang dan jasa dalam rangka memperoleh pendapatan, serta
pengeluaran-pengeluaran yang hanya memberikan manfaat
untuk tahun buku yang berjalan. Firdaus Ahmad Dunia
(2009:21)
c. Kerugian
“Kerugian adalah biaya yang timbul ketika barang atau jasa
diperoleh pada hakikatnya tidak mempunyai nilai sama sekali
tanpa manfaat apa-apa lagi dalam kondisi-kondisi tertentu”.
Firdaus Ahmad Dunia (2009:22)
4. Cara Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai
macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini di tentukan atas dasar
tujuan hendak diapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam
akuntansi biaya dikenal konsep: ”different costs for different purpose”.
Biaya dapat digolongkan menurut:
a. Objek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang
8
berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.
(Mulyadi, 2015:13)
b. Fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi & umum. Oleh karena itu
dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok:
1) Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Menurut objek pengeluaran, secara garis besar biaya
produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik (factory overhead
cost).
2) Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan produk. Contohnya
adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang
perusahaan ke gudang pembeli dan gaji karyawan bagian-bagian
yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
3) Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya
untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
9
Contohnya adalah biaya gaji, biaya pemeriksaan dan biaya
photocopy. (Mulyadi, 2015:14)
c. Hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.
Dalam hubunganya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokan menjadi dua golongan:
1) Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika
sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung
ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan
mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya
produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
2) Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang di biayai. Biaya langsung
dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya
produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. (Mulyadi,
2015:15)
d. Perilaku biaya dalam hubungannya dalam perubahan volume
aktivitas:
1) Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang secara total tidak
mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume
produksi atau penjualan.
10
2) Biaya semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. biaya
semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur
biaya variable.
3) Biaya semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang
konstan pada volume produksi tertentu.
4) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalm
kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah
gajih direktur produksi. Mulyadi (2015:16)
e. Atas dasar jangka waktu manfaatnya, Biaya dapat dibagi menjadi
dua yaitu:
1) Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi
(biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).
Pengeluaran modal pada saat terjadinya dibebankan sebagai
kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang
menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi,
atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran
untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap
aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran
untuk riset dan pengembangan suatu produk.
2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya
yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
terjadinya pengeluaran tersebut. Contoh pengeluaran
11
pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan
biaya tenaga kerja. (Mulyadi, 2015:16).
5. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Dalam pembuatan produk terhadapat dua kelompok biaya: biaya
produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku
menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti
kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya
produksi membentuk kos produksi, yang digunakan untuk
menghitung kos produksi jadi dan kos produk yang pada akhir
periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi
ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total kos
produk. Mulyadi (2015:17)
Pengumpulan kos produksi sangat ditentukan oleh cara produksi.
Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi
menjadi dua macam: produksi atas dasar pesanan dan produksi
massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan
melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang
diterima dari pihak luar. Contoh perusahaan yang berproduksi
berdasarkan pesanan antara lain adalah perusahaan percetakan,
perusahaan mebel, perusahaan dok kapal. Perusahaan yang
berproduksi berdasar produksi massa melaksanakan pengolahan
produksinya untuk memenuhi persediaan gudang. Umumnya
produknya berupa standar. Contoh perusahaan yang berproduksi
massa antara lain adalah perusahaan semen, pupuk, makanan
ternak, bumbu masak, dan tekstil. Mulyadi (2015:17)
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan,
mengumpulkan kos produksinya dengan menggunakan metode
kos pesanan (job order cost method). Dalam metode ini biaya-
biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan kos
produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi
pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk
dalam pesanan yang bersangkutan. Mulyadi (2015:17)
Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan kos
produksinya dengan menggunakan metode kos proses (process
cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi
dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan
produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan
cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan. Mulyadi (2015:17)
12
6. Unsur-unsur Biaya Produksi
Unsur-unsur biaya produksi dibagi menjadi 2 antara lain:
a. Biaya Bahan Baku
“Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian
menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian local,
impor, atau dari pengolahan sendiri.” Mulyadi (2015:275)
b. Biaya Tenaga Kerja
“Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang
dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja
adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut.” Mulyadi (2015:319)
c. Biaya Overhead Pabrik
“Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.” Mulyadi (2015:194)
Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara
penggolongan, antara lain:
a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
1) Biaya bahan penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian
produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan
dengan harga pokok produksi tersebut.
2) Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku
cadang (sparepart), biaya bahan habis pakai (factory
supplies), dan harga perolehan jasa dari pihak luar
perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan
13
emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin
dan equipmen, kendaraan, perkakas laboratorium dan
aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
3) Biaya tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik
yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung
kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja
tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya
kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak
langsung tersebut.
4) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap
aktiva tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara
lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik,
bangunan pabrik, mesin dan equipmen, perkakas
laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang
digunakan di perusahaan.
5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara
lain adalah biaya asuransi gedung dan emplasemen,
asuransi mesin dan equipmen, asuransi kendaraan,
asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi
kerugian trial run.
6) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung
memerlukan pengeluaran uang tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan
kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN, dan
sebagainya.
b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya
dalam hubungan dengan perubahan volume produksi
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik
dalam hubunganya dengan perubahan volume kegiatan, biaya
overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya
overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel, dan
biaya overhead pabrik semivariabel
c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubunganya
dengan departemen
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen
yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat
digolongkan menjadi dua kelompok: biaya overhead pabrik
langsung departemen dan biaya overhead pabrik tidak
langsung departemen. Mulyadi (2015:194-195)
14
7. Metode Penentuan Biaya Produksi
a. Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku variable maupun tetap. Dengan demikian kos
produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya
produksi berikut ini:
Biaya bahan baku xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variabel xx
Biaya overhead pabrik tetap xx
Kos produksi xx
Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing
terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan
biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan
umum). (Mulyadi, 2015:18)
“Biaya overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap,
dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka
pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang
sesungguhnya. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang
dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguhnya terjadi.”
Huriyah Badriyah (2015:104)
b. Variable Costing
Variabel costing merupakan penentuan kos produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi berperilaku variabel
kedalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Dengan demikian kos produksi menurut metode variabel
costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
15
Biaya bahan baku xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variabel xx
Kos produksi xx
Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variable
costing terdiri dari unsur kos produksi variabel (biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel
(biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum
variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya
pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).
Mulyadi (2015:19)
8. Depresiasi
“Depresiasi aktiva adalah sebagian dari harga perolehan aktiva
tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode
akuntansi”. Zaki Baridwan (2011:305)
a. Menurut Zaki Baridwan (2011:307) tiga faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap
periode, yaitu:
1) Harga perolehan (Cost) yaitu uang yang dikeluarkan atau
utang yang timbul dan biaya baiaya lain yang terjadi
dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya
agar dapat digunakan.
2) Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah
yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-
cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat
digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi
pada saat menjual/ menukarkannya.
b) Taksiran umur kegunaan suatu aktiva dipengaruhi oleh
cara-cara pemeliharaan dan kebijakan yang dianut dalam
reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan
periode waktu.
b. Metode perhitungan depresiasi
1) Metode garis lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus adalah metode depresiasi paling
sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban
16
depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada
penyesuaian-penyesuaian).
Depresiasi Harga perolehan – nilai sisa
taksiran umur kegunaan ......................... (1)
(Zaki Baridwan, 2011:308)
2) Metode jam jasa (Service Hour Method)
Metode ini didasarkan pada anggaran bahwa aktiva
(terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan
sepenuhnya dibandingkan dengan penggunaan tidak
sepenuhnya. Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan
dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodik
besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai.
Depresiasi per jam = perolehan-
................. (2)
(Zaki Baridwan, 2011:310)
3) Metode hasil produksi
Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksirkan
dalam satuan jumlah unit hasil produksi sehingga depresiasi tiap
periode akan berfluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang
dipakai adalah satuan aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan
produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk
yang dapat dihasilkan.
Depresiasi per unit =Harga Perolehan-nilai sisa
taksiran hasil produksi (unit)` .................(3)
(Zaki Baridwan, 2011:310-311)
17
9. Metode Harga Pokok Proses
“Harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya
secara massa.” Mulyadi (2015:63)
a. Karateristik Metode Harga Pokok Proses
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh
karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan
yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah
sebagai berikut:
1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3) Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya
perintah produksinya yang berisi rencana produksi produk
standar untuk jangka waktu tertentu. Mulyadi (2015:63)
b. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga
Pokok Pesanan
Untuk memenuhi karakteristik metode harga pokok proses,
beikut ini disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan
metode harga pokok pesanan. Perbedaan diantara dua metode
pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada:
1) Pengumpulan biaya produksi
Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya
produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok
proses mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi
per periode akuntansi.
2) Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok
produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang akan
18
dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan
produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai
diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga
pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya
produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang
bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode
akuntansi (biasanya akhir bulan).
3) Penggolongan biaya produksi
Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi
harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya
produksi langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada
produk berdasar biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan
biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Di dalam metode
harga pokok proses, pembedaan biaya langsung dan biaya tidak
langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan
hanya menghasilkan satu macam produk. Karena harga pokok
per satuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya
biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar
biaya yang sesungguhnya terjadi.
19
4) Unsur biaya yang dikelompokan dalam biaya overhead pabrik
Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead
pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja
tidak langsung dan produksi lain selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Dalam metode ini biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk atasa dasar tarif yang
ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya
overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan
baku dan bahan penolon dan biaya tenaga kerja (baik yang
langsung maupun tidak langsung). Dalam metode ini biaya
overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang
sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
(Mulyadi, 2015 :64)
Tabel 1
Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan
Unsur Biaya
Produksi
Total Biaya Unit
Ekuivalensi
Biaya Produksi
Per Satuan
(1) (2) (3) (2) : (3)
Biaya bahan baku Rp xx xx Rp xx
Biaya tenaga kerja
langsung
Rp xx xx Rp xx
Biaya overhead
pabrik
Rp xx
xx Rp xx
Total Rp xx Rp xx
Sumber : Mulyadi (2015:70)
20
Tabel 2
Laporan Biaya Produksi Bulan November 2016
Data Produksi:
Dimasukan dalam proses xx
Produk jadi yang ditransfer ke xx
gudang
Produk dalam proses akhir xx
Jumlah produk yang dihasilkan xx
Biaya yang dibebankan dalam
bulan November 2016:
Total Per biji
Biaya bahan baku Rp xx Rp xx
Biaya bahan penolong Rp xx Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xx Rp xx
Biaya overhead pabrik Rp xx Rp xx
Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
xx biji x Rp xx = Rp xx
Harga Pokok produk dalam proses akhir:
Biaya Bahan Baku Rp xx
Biaya Bahan Penolong Rp xx
Biaya Tenaga Kerja Rp xx
Biaya Overhead Pabrik Rp xx
Jumlah harga pokok dalam proses Rp xx
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Rp xx
Sumber: Mulyadi (2015:71)
Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya
produksi di atas, dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
1) Jurnal Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku:
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx
Persediaan bahan baku Rp xx
2) Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xx
Persediaan bahan penolong Rp xx
21
3) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja:
Barang daam proses – biaya tenaga kerja Rp xx
Gaji dan Upah Rp xx
4) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik:
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xx
Berbagai rekening yang dikredit Rp xx
5) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang:
Persediaan produk jadi Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xx
6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam
proses yang belum selesai diolah pada akhir:
Persediaan produk dalam proses Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xx
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xx
(Mulyadi, 2015:71)
22
B. Hasil Penelitian Terdahul
Tabel 3
Hasil Penelitian Terdahulu
Identifikasi
Penelitian
Aspek
Raden Satrio Arif
Wibowo
A03120051 Jurusan
Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin 2015
Farida Aniah
A03130021
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin 2016
Didik Maulana
A03140011
Jurusan Akuntansi
Politekni Negeri
Banjarmasin
1.Judul Penentuan Harga
Pokok Produksi
dengan
menggunakan
metode harga pokok
proses pada Toko
Kue Kalimantan
Bread di
Banjarmasin
Perhitungan Harga
Pokok Produk Roti
Manis pada Roti
Oval Bakery
Banjarmasin
Perhitungan Harga
Pokok Produk Per
Biji Paving Dengan
Menggunakan
Metode Harga
Pokok Proses Pada
UD Beton Jaya
Banjarbaru
2.Institusi/Perusahaan
yang diteliti
Toko Kue
Kalimantan Bread
di Banjarmasin
Roti Oval Bakery
Banjarmasin
UD Beton Jaya
Banjarbaru
3. Permasalahan Toko Kue
Kalimantan Bread
di Banjarmasin
tidak melakukan
pemisahan biaya-
biaya produksi yang
dikeluarkan, biaya
tersebut
digabungkan dan
dihitung sebagai
biaya produksi pada
periode tersebut,
yang diproduksi
bolu gulung,
cupcake, dan muffin
Bagaimana
Penggolongan biaya
produksi yang sesuai
dengan konsep
akuntansi biaya dan
perhitungan harga
pokok produk.
Bagaimana
penggolongan biaya
produksi dan
perhitungan harga
pokok produk yang
sesuai dengan
konsep akuntansi
biaya
4. Tujuan Untuk mengetahui
bagaimana
penggolongan biaya
pada Toko Kue
Kalimantan Bread
yang sesuai konsep
akuntansi biaya dan
untuk mengetahui
perhitungan harga
Untuk mengetahui
perhitungan harga
pokok produk roti
manis kosong pada
Roti Oval Bakery
sesuai konsep
akuntansi biaya
Untuk mengetahui
bagaimana
penggolongan biaya
dan perhitungan
harga pokok produk
Paving pada UD
Beton Jaya yang
sesuai dengan
konsep akuntansi
23
pokok produksinya biaya
5. Metode Penelitian Metode harga
pokok dengan
metode harga pokok
proses
Metode harga pokok
dengan metode harga
pokok proses
Metode harga pokok
dengan metode
harga pokok proses
6.Hasil Penelitian Toko Kue
Kalimantan Bread
Banarmasin masih
salah melakukan
perhitungan harga
pokok produksinya,
karena masih salah
dalam
penggolongan
biaya.
Roti Oval Bakery
Banjarmasin masih
kurang tepat dalam
melakukan
perhitungan harga
pokok produksi,
karena tidak
menggolongkan
biaya yang sesuai
dengan dengan
konsep akuntansi
biaya.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
Identifikasi dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Harga Pokok Produk
Harga pokok produk merupakan suatu proses pecatatan,
penggolongan dan penyajian transaksi biaya secara sistematis serta
menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. (Huriyah
Badriah, 2015:27)
Harga pokok produk menurut UD Beton Jaya Banjarbaru
merupakan pengumpulan biaya-biaya yang terlibat baik langsung
maupun tidak langsung dalam proses produksi pengolahan bahan baku
sampai menjadi produk yang siap untuk dijual yaitu paving.
2. Metode Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan
biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah
produknya secara massa. (Mulyadi, 2015:63)
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan oleh penulis adalah studi kasus.
Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci
dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
Arikunto (2014:185)
25
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan jenis penelitian
studi kasus terhadap perhitungan harga pokok produk paving dengan
menggunakan metode harga pokok proses pada UD Beton Jaya
Banjarbaru.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang nilainya relative atau
ditentukan dalam angka. Dalam penelitian ini data yang dimaksud
adalah biaya-biaya yang di bebankan dalam produksi.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang diujudkan dalam kata
keadaan atau kata sifat yang merupakan kelanjutan kualitasnya.
Data yang dimaksud adalah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), proses produksi, peralatan
yang digunakan, bahan yang diperlukan, dan tenaga kerja yang
terlibat.
2. Sumber Data
a. Data primer
“Data dari responden (misalnya dari perusahan yang diteliti)
yang diolah kembali oleh penulis.” Jurusan Akuntansi (2012:26)
26
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di dapat
dari hasil wawancara, yang terdiri dari sejarah singkat dan struktur
organisasi UD Beton Jaya Banjarbaru.
b. Data Sekunder
“Data mengenai responden (misalnya dari perusahaan yang
diteliti) yang sudah tersedia sehingga penulis tidak perlu
mengolahnya kembali.” Jurusan Akuntansi (2012:26)
Data sekunder dalam penelitian ini seperti biaya tenaga kerja,
biaya bahan baku, jumlah produksi, dan aktiva tetap pada UD
Beton Jaya Banjarbaru.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
(Arikonto, 2014:198)
Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan melakukan
tanya jawab kepada pihak yang bersangkutan dalam hal ini yaitu
kepada kakak Wandy selaku anak pimpinan usaha tersebut untuk
memperoleh data yang diperlukan oleh penulis.
27
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pembuktian dengan cara melihat langsung
ke tempat penelitian. Berupa barang-barang tertulis maupun gambar
yang dimiliki oleh UD Beton Jaya Banjarbaru.
E. Teknik Analisis Data
Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun penelitian
ini adalah :
1. Mengumpulkan biaya produksi sesuai dengan penggolongan yang
seharusnya pada UD Beton Jaya Banjarbaru menurut konsep teori
akuntansi biaya.
2. Menghitung penyusutan aktiva tetap pada UD Beton Jaya Banjarbaru.
Rumus metode garis lurus (Straight Line Method):
Depresiasi Harga perolehan – nilai sisa
taksiran umur kegunaan .................................. (1)
3. Melakukan perhitungan biaya-biaya yang dibebankan terhadap produk
yang diteliti.
4. Melakukan perhitungan harga pokok produk per satuan sesuai dengan
metode harga pokok proses
Rumus harga pokok produk per satuan:
Harga pokok per satuan = Total biaya produksi
Hasil Produksi ........................... (4)
5. Membuat laporan biaya produksi bulan November 2016.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Perusahaan
UD Beton Jaya Banjarbaru didirikan pada tahun 2008 oleh bapak
H. Waluyo, dan mulai beroprasi pada bulan Agustus 2008 yang berlokasi
di Jalan Ahmad Yani km 21,800 Landasan Ulin, Banjarbaru. UD Beton
Jaya bergerak dalam bidang percetkan material serperti paving, tiang
pancang, gorong-gorong, kanstin, dan lain-lain untuk diperdagangkan
sebagai keperluan pembangunan dan keperluan toko bahan bangunan
(material). Komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen
portland, abu batu dan pasir yang dijamin mutu dan kualitasnya.
Dalam usahanya UD Beton Jaya Banjarbaru dilengkapi dengan ijin
tempat usaha nomor: 510/2440/BPMP/2008 yang dikeluarkan oleh
Kelurahan Landasan Ulin Tengah, serta nomor pokok wajib pajak
14.324.099.2-732.000 yang dikeluarkan oleh kantor pajak kota
Banjarbaru. UD Beton Jaya Banjarbaru senantiasa berusaha menjaga
kepercayaan pelanggan dengan berusaha memberikan pelayanan dan
kualitas produk yang terbaik.
29
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan adanya struktur organisasi
dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja
yang baik karena akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan
tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi oleh badan
usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan.
Setiap perusahaan yang mempunyai tujuan tertentu akan berusaha
semaksimal mungkin membuat suatu hubungan kerja sama yang baik.
Demikian juga halnya dengan UD Beton Jaya Banjarbaru, untuk
menciptakan hubungan kerjasama yang baik dalam operasionalnya, maka
perusahaan ini memiliki struktur organisasi. Dengan adanya struktur
organisasi, uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang akan tergambar
dengan jelas sehingga mempermudah dalam menentukan, mengarahkan,
dan mengawasi jalanya operasional perusahaan agar berjalan dengan baik
dan terkendali. Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peran
yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalnnya roda
perusahaan. Struktur organisasi UD Beton Jaya dapat di lihat pada
gambar dibawah ini:
30
Bagan 1
Struktur Organisasi UD Beton Jaya Banjarbaru
Sumber: UD Beton Jaya Banjarbaru diolah kembali oleh penulis
Tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi dari setiap jabatan pada
struktur organisasi UD Beton Jaya Banjarbaru :
1) Pimpinan
Sebagai pemilik sekaligus pimpinan dari UD Beton Jaya memiliki tugas
dan wewenang sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan
produksi dan nonproduksi yang terjadi di perusahaan.
b. bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya operasional dan
memperhatikan kondisi baik material maupun tenaga kerja.
Bagian Administrasi Bagian Produksi
Operator Mesin
Cetak
Pimpinan
H. Waluyo
Bagian Pencetakan
Bagian Pengadukan
Guntur, Kaida dan
Surya
Jali, Fahrianoor,
Irham, Nurakhman,
Rohim dan
Sulaiman
Bambang,
Rahmadi, Jaka dan
Sayuti
dan
Abdurrahman,
Amir, Ahmadi,
Amrudin, Darman,
Dayat, Eko, Firman,
Gusti, Heriansyah,
Kaspul, Mulyadi,
Panji, Pandu,
Ramlan, Riansyah,
Rudi, Sholihin,
Syamsudin,
Waimin, Yusmilan,
Yudi dan Zaini
31
2) Bagian produksi
Bagian produksi bertugas untuk memastikan prosedur dan
instruksi kerja yang dibuat pemilik untuk aktivitas sehari-hari agar
mudah dipahami dan diukur pencapaiannya, menjamin agar produksi
berjalan dengan lancar, bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan
dan perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi serta mutu
yang dihasilkan. Pada bagian produksi ini terdiri dari beberapa bagian
yaitu bagian pengadukan, operator mesin cetak dan bagian pencetakan.
a) Bagian pengadukan
Bagian pengadukan bertugas untuk mencampurkan seluruh
bahan yang sudah disiapkan kemudian dimasukan ke dalam mixer
dan diaduk sampai tercampur hingga rata.
b) Operator mesin cetak
Operator mesin cetak bertugas untuk menggerakan mesin cetak
/ press paving.
c) Bagian pencetakan
Bagian pencetakan bertugas untuk memasukkan bahan yang
sudah diaduk sampai rata ke dalam mesin pencetakan dan kemudian
mengangkatnya ke tempat penjemuran.
3) Bagian Administrasi
a. Melakukan pencatatan dan memeriksa atas seluruh kegiatan
penjualan.
b. Mencatat stok bahan baku untuk produksi dan stok produk.
32
3. Bahan–bahan dan Peralatan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada proses produksi paving harus
benar-benar diperhatikan, ini agar produksi yang dihasilkan dapat
memenuhi permintaan konsumen.
Adapun jumlah pemakaian bahan baku yang digunakan dalam
proses pembuatan paving segiempat K-200 dan K-150 dalam bulan
November 2016 adalah:
a. Bahan baku Paving Segiempat K-200: (jadi 89.761 biji)
Tabel 4
Biaya Bahan Baku Dalam Proses Pembuatan Paving K-200
No Bahan Kebutuhan Bahan Biaya (Rp)
1 Semen 1.122 sak Rp 61.710.000
2 Abu Batu Kasar 12 truk Rp 7.290.000
3 Abu Batu Halus 12 truk Rp 7.920.000
4 Pasir Barito 12 truk Rp 7.560.000
Sumber: UD Beton Jaya Banjarbaru
b. Bahan baku Paving Segiempat K-150: (jadi 52.260 biji)
Tabel 5
Biaya Bahan Baku Dalam Proses Pembuatan Paving K-150
No Bahan Kebutuhan Bahan Biaya (Rp)
1 Semen 622 sak Rp 34.210.000
2 Abu Batu Kasar 7 truk Rp 4.252.500
3 Abu Batu Halus 7 truk Rp 4.620.000
4 Pasir Barito 7 truk Rp 4.410.000
Sumber: UD Beton Jaya Banjarbaru
33
c. Alat alat yang digunakan
Peralatan yang digunakan dalam peruses produksi paving adalah:
1) Skop
Alat ini digunakan untuk memasukan bahan-bahan ke dalam
gerobak, dan memindahkan bahan-bahan dari gerobak ke dalam
mesin mixer.
2) Cangkul
Alat ini digunakan untuk memasukan bahan-bahan ke dalam
gerobak, dan memindahkan bahan-bahan dari gerobak ke dalam
mesin mixer.
3) Gerobak Sorong
Alat ini digunakna untuk mengangkut bahan-bahan, dan untuk
memindahkan paving yang sudah dicetak ke tempat
pengeringan.
4) Ember
Alat ini digunakan untuk mengangkut air yang ada didalam
sumur bor untuk dicampurkan ke bahan-bahan yang lain.
5) Mixer
Mixer digunakan untuk mengaduk semua bahan-bahan hingga
tercampur rata.
6) Multi Block
Alat ini digunakan untuk mencetak paving dan menekan paving
agar menghasilkan produk yang kuat.
34
4. Proses Produksi
Proses produksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang berusaha
meningkatkan daya guna dari baha mentah dengan menggunakna
sumber-sumber yang tersedia. UD Beton Jaya merupakan jenis usaha
yang dalam kegiatannya memproduksi barang secara terus menerus.
Adapun proses pada UD Beton Jaya dapat dilihat dibawah ini:
Bagan 2
Tahapan Proses Produksi Paving
Sumber: UD Beton Jaya Banjarbaru
Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas, berikut proses
produksi pembuatan Paving Segiempat pada UD Beton Jaya:
a) Tahap penyiapan bahan
Tahap penyiapan bahan yaitu dimana bahan baku disiapkan
sebelum dimasukkan dan dicampur ke dalam mixer. Bahan yang
disiapkan adalah air, semen, abu batu, dan pasir barito.
Penyiapan Bahan
Pengadukan
Pencetakan
Pengeringan
35
b) Tahap pengadukan
Tahap pengadukan yaitu seluruh bahan yang sudah disiapkan
dimasukan ke dalam mixer dan diaduk sampai tercampur hingga
rata.
c) Tahap pencetakan
Pada UD Beton Jaya tahap pencetakan sudah menggunakan
mesin multi block, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dan
mudah. Dimana pada mesin cetak ini bahan yang sudah tercampur
rata dimasukkan ke dalam mesin multi block, setelah dimasukkan
maka paving pun sudah mulai terbentuk dan langsung dipress oleh
mesin tersebut.
d) Tahap Pengeringan
Pada tahap ini paving yang sudah dicetak dan dipress pun
langsung dibawa ke tempat yang sudah di sediakan dan di jemur di
bawah sinar matahari.
5. Penggolongan Biaya Menurut Perusahaan
Dalam menentukan harga pokok produksinya UD Beton Jaya
melakukan penggolong biaya sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku diperhitungkan sebesar pemakaianya yang
dinilai berdasarkan harga beli, penggolongan biaya yang dilakukan
perusahaan adalah sebagai berikut:
36
1) Bahan baku Paving Segiempat K-200
a) Semen
b) Abu batu kasar
c) Abu batu halus
d) Pasir barito
2) Bahan baku Paving Segiempat K-150
a) Semen
b) Abu batu kasar
c) Abu batu halus
d) Pasir Barito
b. Biaya Tenaga Kerja
Biaya ini merupakan upah yang dikeluarkan perusahaan untuk
para pekerja yang mengolah produk. Upah ini terdiri dari upah
langsung dan tidak langsung.
c. Biaya lain-lain
1) Biaya listrik
2) Biaya air
3) Biaya telepon
4) Biaya perawatan mesin
5) Biaya angkut penjualan
37
6. Perhitungan Harga Pokok Produk Menurut Perusahaan
UD Beton Jaya Banjarbaru dalam memperhitungkan harga pokok
produk Paving Segiempat K-200 pada bulan November 2016 sebagai
berikut:
a. Biaya Bahan Baku Paving K-200
1) Semen = 1.122 sak x Rp55.000 = Rp61.710.000
2) Abu Batu Kasar = 12 trak x Rp607.500 = Rp7.290.000
3) Abu Batu Halus = 12 trak x Rp660.000 = Rp7.920.000
4) Pasir Barito = 12 trak x Rp630.000 = Rp7.560.000
Jumlah biaya bahan baku Paving K-200 = Rp84.480.000
b. Biaya Tenaga Kerja
1) Bagian Pengadukan
Rp130/biji x 89.761 biji = Rp11.668.930 (untuk 6 orang
karyawan)
2) Bagian Percetakan
Rp130/biji x 89.761 biji =Rp11.668.930 (untuk 10 orang
karyawan)
3) Operator Mesin Cetak
Rp11.000.000 x 61%= Rp6.710.000 (untuk 4 orang karyawan)
4) Bagian Administrasi
Rp8.250.000 x 60%= Rp4.950.000 (untuk 3 orang karyawan)
Total biaya tenaga kerja = Rp34.997.860
38
c. Biaya Lain-lain
1) Biaya Listrik
Rp10.000.000 x 61% = Rp6.100.000
2) Biaya Air
Rp700.000 x 60% = Rp420.000
3) Biaya Telepon
Rp300.000 x 60% = Rp180.000
4) Biaya Perawatan Mesin
Rp4.000.000 x 61%= Rp2.440.000
5) Biaya Angkut Penjualan
Rp11.500.000 x 60% = Rp6.900.000
Jumlah Biaya Lain-Lain = Rp16.040.000
Total biaya produksi Paving K-200 dalam menentukan harga pokok
produk per unit yaitu:
- Biaya Bahan Baku = Rp84.480.000
- Biaya Tenaga Kerja = Rp34.997.860
- Biaya Lain-lain = Rp16.040.000+
Total biaya produksi = Rp135.517.860
HPP= Total biaya produksi = Harga pokok / biji
Hasil Produksi (biji)
HPP= Rp135.517.860 = 1.509,76/ biji ......................................... (4) 89.761
39
UD Beton Jaya Banjarbaru dalam memperhitungkan harga pokok
produk Paving Segiempat K-150 sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Baku
1) Semen = 622 zak x Rp55.000 = Rp34.210.000
2) Abu Batu Kasar = 7 trak x Rp607.500 = Rp 4.252.500
3) Abu Batu Halus = 7 trak x Rp660.000 = Rp 4.620.000
4) Pasir Barito = 7 trak x Rp630.000 = Rp 4.410.000
Total biaya bahan baku Paving K-150 = Rp47.492.500
b. Biaya Tenaga Kerja
1) Bagian Pengadukan
Rp130/biji x 52.260 biji = Rp6.793.800 (untuk 6 orang
karyawan)
2) Bagian Percetakan
Rp130/biji x 52.260 biji =Rp6.793.800 (untuk 10 orang
karyawan)
3) Operator Mesin Cetak
Rp11.000.000 x 35%= Rp3.850.000 (untuk 4 orang karyawan)
4) Bagian Administrasi
Rp8.250.000 x 35% = Rp2.887.500 (untuk 3 orang karyawan)
Total Biaya Tenaga Kerja = Rp20.325.100
c. Biaya Lain-lain
1) Biaya Listrik
Rp10.000.000 x 35% = Rp3.500.000
40
2) Biaya Air
Rp700.000 x 35% = Rp245.000
3) Biaya Telepon
Rp300.000 x 35% = Rp105.000
4) Biaya Perawatan Mesin
Rp4.000.000 x 35% = Rp1.400.000
5) Biaya Angkut Penjualan
Rp11.500.000 x 35% = Rp4.025.000
Total Biaya Lain-Lain = Rp9.275.000
Total biaya produksi Paving K-150 dalam menentukan harga pokok
produk per unit yaitu:
- Biaya Bahan Baku = Rp47.492.500
- Biaya Tenaga Kerja = Rp20.325.100
- Biaya Lain-lain = Rp 9.275.000+
Total biaya produksi = Rp77.092.600
HPP= Total biaya produksi = Harga pokok / biji
Hasil Produksi (biji)
HPP= Rp77.092.600 =1.475,17 / biji ................................................. (4) 52.260
Untuk persentase pembebanan yang terdapat di biaya tenaga kerja
(operator mesin cetak dan bagian administrasi) dan di biaya lain-lain
(biaya listrik, biaya air, biaya telepon, biaya pemeliharaan mesin dan biaya
angkut penjualan) dalam memproduksi paving K-200 dan K-150 dilakukan
oleh penulis, karena jika tidak dilakukan pembagian persentase
41
pembebanan pada perhitungan menurut perusahaan maka biaya yang
dikeluarkan perusahaan akan menjadi lebih besar dan tidak sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya.
Perhitungan harga pokok produk sebagaimana telah diuraikan di atas
dapat dikatakan masih belum tepat, karena perusahaan tidak
menggolongan biaya overhead pabrik, tidak menghitung penyusutan
aktiva tetap, dan memasukkan biaya nonproduksi ke dalam biaya
produksi. Manfaat dari penentuan harga pokok ini sendiri yaitu:
a. Sebagai dasar dalam menentukan harga jual dari hasil produksi
perusahaan dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
b. Dengan adanya perhitungan harga pokok akan memberikan
kemudahan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu produk, sehingga memudahkan pimpinan untuk
mengambil kebijaksanaan lebih lanjut.
c. Dengan perhitungan harga pokok yang tepat, maka akan mudah untuk
mengetahui apakah kegiatan produksi dan penjualan produk
perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan keuntungan
yang banyak.
Adapun hasil produksi UD Beton Jaya Banjarbaru pada bulan
November 2016 yaitu sebagai berikut:
42
Tabel 6
Data Hasil Produksi
Bulan November 2016
No Nama Barang Banyaknya
Barang
Persentase
Pembebanan
1 Tiang Pancang 20x20 K-400 0 0%
2 Tiang Pancang 25x25 K-400 17 0,011%
3 Paving Segienam K-150 0 0%
4 Paving Segiempat K-150 52.260 35%
5 Paving Segiempat K-200 89.761 60%
6 Paving Segiempat K-250 0 0%
7 Paving Segiempat K-300 0 0%
8 Paving Segiempat K-200+ 6.228 4%
9 Gorong-Gorong Ø 20 52 0,034%
10 Gorong-Gorong Ø 30 26 0,017%
11 Gorong-Gorong Ø 40 78 0,052%
12 Gorong-Gorong Ø 50 52 0,034%
13 Gorong-Gorong Ø 60 78 0,052%
14 Gorong-Gorong Ø 70 26 0,017%
15 Gorong-Gorong Ø 80 104 0,069%
16 Gorong-Gorong Ø 120 52 0,034%
17 Kanstin 1.014 0,68%
Jumlah 149.748 100%
Sumber: UD Beton Jaya Banjarbaru diolah kembali oleh penulis
Perhitungan persentase:
1. Paving Segiempat K-200 89.761 x 100% = 60%
149.748
2. Paving Segiempat K150 52.260 x 100% = 35%
149.748
Pembagian persentase pembebanan yang ada pada tabel di atas
digunakan penulis untuk menghitung unsur biaya overhead pabrik yang
dikeluarkan dalam memproduksi semua jenis produk, seperti biaya air,
penyusutan gerobak sorong, penyusutan skop, penyusutan cangkul,
penyusutan ember, penyusutan truk dan penyusutan bangunan kantor.
43
Tabel 7
Data Hasil Produksi Paving
Bulan November 2016
No Nama Barang Banyaknya
Barang
Persentase
Pembebanan
1 Paving Segienam K-150 0 0%
2 Paving Segiempat K-150 52.260 35%
3 Paving Segiempat K-200 89.761 61%
4 Paving Segiempat K-250 0 0%
5 Paving Segiempat K-300 0 0%
6 Paving Segiempat K-200+ 6.228 4%
Jumlah 148.249 100%
Sumber: UD Beton Jaya Banjarbaru diolah kembali oleh penulis
1. Paving Segiempat K-200 89.761 x 100% = 61%
148.249
2. Paving Segiempat K150 52.260 x 100% = 35%
148.249
Pembagian persentase pembebanan yang ada pada tabel di atas
digunakan penulis untuk menghitung unsur biaya tenaga kerja langsung
(operator mesin cetak) dan biaya overhead pabrik (biaya listrik, biaya
perawatan mesin, penyusutan mixer, dan penyusutan multi block) yang di
keluarkan hanya dalam produksi paving.
Tabel 8
Daftar Aktiva Tetap
No Aktiva
Tetap
Unit Harga
Perolehan
(Rp)
Nilai Sisa
(Rp)
Umur Tahun
Perolehan
(Rp)
1 Mixer 2 7.000.000 2.500.000 8 2009
2 Multi
Block
2 300.000.000 80.000.000 10 2008 &
2010
3 Gerobak
Sorong
6 475.000 150.000 4 2013
4 Skop 9 50.000 0 3 2013
5 Cangkul 5 50.000 0 3 2013
44
6 Ember 20 10.000 0 2 2014
7 Truk 2 260.000.000 150.000.000 10 2008 &
2011
8 Bangunan
Kantor
1 150.000.000 130.000.000 20 2008
Sumber: UD Beton Jaya Banjarbaru
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Penggolongan Biaya
Sebagaimana telah diuraikan, penggolongan biaya yang dilakukan
perusahaan masih belum tepat, karena tidak sesuai dengan konsep
akuntansi biaya, yang mana perusahaan tidak menggolongan biaya
overhead pabrik dengan tepat, tidak menghitung penyusutan aktiva tetap,
dan memasukan biaya nonproduksi ke dalam biaya produksi, sehingga
hal tersebut akan berpengaruh pada harga jual, sehubungan dengan hal
tersebut penulis tertarik untuk memperhitungkan harga pokok produk per
biji Paving pada UD Beton Jaya Banjarbaru.
Tabel 9
Penggolongan Biaya Paving Segiempat K–200
No Biaya Keterangan
1. Biaya bahan baku Semen
Abu batu kasar
Abu batu halus
Pasir barito
2. Biaya tenaga kerja langsung Bagian Pengadukan
Bagian Percetakan
Operator Mesin Cetak
3. Biaya overhead pabrik Biaya Listrik
Biaya Air
Biaya Perawatan Mesin
Penyusutan Aktiva Tetap
Sumber : Diolah penulis
45
Tabel 10
Penggolongan Biaya Paving Segiempat K-150
No Biaya Keterangan
1. Biaya bahan baku Semen
Abu Batu Kasar
Abu Batu Halus
Pasir Barito
2. Biaya tenaga kerja Langsung Bagian Pengadukan
Bagian Percetakan
Operator Mesin Cetak
3. Biaya overhead pabrik Biaya Listrik
Biaya Air
Biaya Perawatan Mesin
Penyusutan Aktiva Tetap
Sumber: Diolah penulis
2. Penentuan Biaya Produksi yang disarankan Penulis
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan biaya produksi
pada bulam November 2016 untuk Paving Segiempat K-200 yang
disarankan penulis untuk perusahaan:
a. Biaya Bahan Baku Paving Segiempat K-200
1) Semen = 1.122 sak x Rp55.000 = Rp61.710.000
2) Abu Batu Kasar = 12 truk x Rp607.500 = Rp 7.290.000
3) Abu Batu Halus = 12 truk x Rp660.000 = Rp 7.920.000
4) Pasir Barito = 12 truk x Rp630.000 = Rp 7.560.000
Total biaya bahan baku Paving K-200 = Rp84.480.000
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
1) Bagian Pengadukan
Rp130/ biji x 89.761 biji= Rp11.668.930 (untuk 6 orang
karyawan)
46
2) Bagian Percetakan
Rp130/ biji x 89.761 biji= Rp11.668.930 (untuk 10 orang
karyawan)
3) Operator Mesin Cetak
Rp11.000.000 x 61% = Rp6.710.000 (untuk 4 orang karyawan)
Total biaya tenaga kerja langsung = Rp30.047.860
c. Biaya overhead pabrik Paving K-200
Biaya lain-lain yang dihitung perusahaan seharusnya
digolongkan kedalam biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik
yang di perhitungkan perusahaan yaitu: biaya listrik, air, biaya
perawatan mesin, dan penyusutan aktiva tetap.
1) Biaya Listrik
Rp10.000.000 x 61% = Rp6.100.000
2) Biaya Air
Rp700.000 x 60% = Rp420.000
3) Biaya Perawatan Mesin
Rp4.000.000 x 61%= Rp2.440.000
4) Penyusutan Aktiva Tetap
(a) Mixer
Penyusutan Pertahun:
p .000.000 - p2.500.000
p562.500 ..................... (1)
Penyusutan perbulan: Rp562.500 : 12 = Rp46.875
47
Rp46.875 x 61% = Rp28.594
Rp28.594 x 2 unit = Rp57.188
(b) Multi Block
Penyusutan pertahun:
p300.000.000 - p 0.000.000
10 p22.000.000 ................ (1)
Penyusutan perbulan: Rp22.000.000 : 12 = Rp1.833.333
Rp1.833.333 x 61% = Rp1.118.333
Rp1.118.333 x 2 = Rp2.236.666
(c) Gerobak Sorong
Penyusutan pertahun:
p4 5.000 - p150.000
4 p 1.250 .................................. (1)
Penyusutan perbulan: Rp81.250 : 12 = Rp6.771
Rp6.771 x 60% = Rp4.063
Rp4.063 x 6 = Rp24.378
(d) Skop
Penyusutan pertahun:
p50.000 - p03
p16.66 .............................................. (1)
Penyusutan perbulan: Rp16.667 : 12 = Rp1.389
Rp1.389 x 60%= Rp833
Rp833 x 9 = Rp7.497
48
(e) Cangkul
p50.000 - p0
3 p16.66 ................................................ (1)
Penyusutan perbulan: Rp16.667 : 12 = Rp1.389
Rp1.389 x 60%= Rp833
Rp833 x 5 = Rp4.165
(f) Ember
p10.000 - p0
2 p5.000 .................................................. (1)
Penyusutan perbulan: Rp5.000 : 12 = Rp417
Rp417 x 60%= Rp250
Rp250 x 20 = Rp5.000
(g) Truk
p260.000.000 - p150.000.000
10 p11.000.000 .............. (1)
Penyusutan perbulan: Rp11.000.000 : 12 = Rp916.667
Rp916.667 x 60%= Rp550.000
Rp550.000 x 2 = Rp1.100.000
(h) Bangunan Kantor
p150.000.000 p130.000.000
20 p1.000.000
Penyusutan perbulan: Rp1.000.000 : 12 = Rp83.333
Rp83.333 x 60%= Rp50.000
Jumlah penyusutan aktiva tetap = Rp3.484.894
Total biaya overhead pabrik = Rp12.444.894
49
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan biaya produksi
bulan November 2016 untuk Paving Segiempat K-150 yang disarankan
penulis untuk perusahaan:
a. Biaya Bahan Paving Segiempat K-150
1) Semen = 622 sak x Rp55.000 = Rp34.210.000
2) Abu Batu Kasar = 7 truk x Rp607.500 = Rp 4.252.500
3) Abu Batu Halus = 7 truk x Rp660.000 = Rp 4.620.000
4) Pasir Barito = 7 truk x Rp630.000 = Rp 4.410.000
Total biaya bahan baku Paving K-150 = Rp47.492.500
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
1) Bagian Pengadukan
Rp130/biji x 52.260 biji= Rp6.793.800 (untuk 6 orang
karyawan)
2) Bagian Percetakan
Rp130/biji x 52.260 biji= Rp6.793.800 (utuk 10 orang
karyawan)
3) Operator Mesin Cetak
Rp11.000.000 x 35%= Rp3.850.000 (untuk 4orang karyawan)
Total Biaya Tenaga Kerja = Rp17.437.600
c. Biaya overhead pabrik Paving K- 150
Biaya lain-lain yang dihitung perusahaan seharusnya
digolongkan kedalam biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik
50
yang di perhitungkan perusahaan yaitu: biaya listrik, air, biaya
perawatan mesin, dan penyusutan aktiva tetap.
1) Biaya Listrik
Rp10.000.000 x 35% = Rp3.500.000
2) Biaya Air
Rp700.000 x 35% = Rp245.000
3) Biaya Perawatan Mesin
Rp4.000.000 x 35% = Rp1.400.000
4) Penyusutan Aktiva Tetap
(a) Mixer
Penyusutan Pertahun:
p .000.000 - p2.500.000
p562.500 .......................... (1)
Penyusutan perbulan: Rp562.500 : 12 = Rp46.875
Rp46.875 x 35% = Rp16.407
Rp16.407 x 2 unit = Rp32.814
(b) Multi Block
Penyusutan pertahun:
p300.000.000- p 0.000.000
10 p22.000.000 .................. (1)
Penyusutan perbulan: Rp22.000.000 : 12 = Rp1.833.333
Rp1.833.333 x 35% = Rp641.667
Rp641.667 x 2 = Rp1.283.334
51
(c) Gerobak Sorong
Penyusutan pertahun:
p4 5.000 - p150.000
4 p 1.250 .................................. (1)
Penyusutan perbulan: Rp81.250 : 12 = Rp6.771
Rp6.771 x 35% = Rp2.370
Rp2.370 x 6 = Rp14.220
(d) Skop
Penyusutan pertahun:
p50.000 - p.0
3 p16.66 ............................................... (1)
Penyusutan perbulan: Rp16.667 : 12 = Rp1.389
Rp1.389 x 35%= Rp486
Rp486 x 9 = Rp4.374
(e) Cangkul
p50.000 - p0
3 p16.66 ................................................ (1)
Penyusutan perbulan: Rp16.667 : 12 = Rp1.389
Rp1.389 x 35%= Rp486
Rp486 x 5 = Rp2.430
52
(f) Ember
p10.000 - p0
2 p5.000 .................................................. (1)
Penyusutan perbulan: Rp.5.000 : 12 = Rp417
Rp417 x 35%= Rp146
Rp146 x 20 = Rp2.920
(g) Truk
p260.000.000- p150.000.000
10 p11.000.000 ................. (1)
Penyusutan perbulan: Rp11.000.000 : 12 = Rp916.667
Rp916.667 x 35%= Rp320.833
Rp320.833 x 2 = Rp641.666
(h) Bangunan Kantor
p150.000.000 - p130.000.000
20 p1.000.000 ................. (1)
Penyusutan perbulan: Rp1.000.000 : 12 = Rp83.333
Rp83.333 x 35%= Rp29.167
Jumlah penyusutan aktiva tetap = Rp2.010.925
Total biaya overhead pabrik = Rp7.155.925
53
3. Perhitungan Biaya Produksi yang Disarankan Penulis
Tabel 11
Perhitungan Biaya Produksi Paving Segiempat K-200
yang disarankan Penulis
Periode November 2016
No Unsur Biaya Elemen Jumlah Biaya Total
1 Biaya Bahan
baku
Semen Rp 61.710.000
Abu Batu Kasar Rp 7.290.000
Abu Batu Halus Rp 7.920.000
Pasir Barito Rp 7.560.000
Jumlah biaya bahan baku Rp 84.480.000
2 Biaya Tenaga
Kerja
Langsung
Bagian
Pengadukan
Rp 11.668.930
Bagian
Percetakan
Rp 11.668.930
Operator Mesin
Cetak
Rp 6.710.000
Jumlah biaya tenaga kerja langsung Rp 30.047.860
3 Biaya
Overhead
Pabrik
Biaya Listrik Rp 6.100.000
Biaya Air Rp 420.000
Biaya Perawatan
Mesin
Rp 2.440.000
Penyusutan
Aktiva Tetap
Rp 3.484.894
Jumlah biaya overhead pabrik Rp 12.444.894
Total Biaya Produksi Rp 126.972.754
Sumber: Diolah oleh Penulis
Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah biaya bahan baku sebesar
Rp84.480.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp30.047.860 dan
biaya overhead pabrik sebesar Rp12.444.894. Jadi jika dijumlahkan
ketiga unsur biaya produksi tersebut akan menghasilkan biaya produksi
Paving Segiempat K-200 sebesar Rp126.972.754.
54
Tabel 12
Perhitungan Biaya Produksi Paving Segiempat K-150
yang disarankan Penulis
Periode November 2016
No Unsur Biaya Elemen Jumlah Biaya Total
1 Biaya Bahan
baku
Semen Rp 34.210.000
Abu Batu Kasar Rp 4.252.500
Abu Batu Halus Rp 4.620.000
Pasir Barito Rp 4.410.000
Jumlah biaya bahan baku Rp 47.492.500
2 Biaya Tenaga
Kerja
Langsung
Bagian
Pengadukan
Rp 6.793.800
Bagian
Percetakan
Rp 6.793.800
Operator Mesin
Cetak
Rp 3.850.000
Jumlah biaya tenaga kerja langsung Rp 17.437.600
3 Biaya
Overhead
Pabrik
Biaya Listrik Rp 3.500.000
Biaya Air Rp 245.000
Biaya Perawatan
Mesin
Rp 1.400.000
Penyusutan
Aktiva Tetap
Rp 2.010.925
Jumlah biaya overhead pabrik Rp 7.155.925
Total Biaya Produksi Rp 72.086.025
Sumber: Diolah oleh Penulis
Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah biaya bahan baku sebesar
Rp47.702.500, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp17.437.600 dan
biaya overhead pabrik sebesar Rp7.155.925 Jadi jika dijumlahkan ketiga
unsur biaya produksi tersebut akan menghasilkan biaya produksi Paving
Segiempat K-150 sebesar Rp72.086.025.
55
Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan UD Beton
Jaya perlu dihitung unit ekuivalen untuk periode Bulan November 2016
dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Baku
1) Biaya bahan Paving Segiempat K-200 yang dikeluarkan pada
bulan November 2016 dapat menghasilkan 89.761 Biji produk
jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya bahan 100%. Hal ini berarti bahwa biaya
bahan baku sebesar Rp84.480.000 tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 89.761 biji dan 0 biji
(100% x 0) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalensi biaya bahan baku Paving K-200 adalah 89.761
biji + (0 x 100%) = 89.761 biji.
2) Biaya bahan Paving Segiempat K-150 yang dikeluarkan pada
bulan November 2016 dapat menghasilkan 52.260 biji produk
jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya bahan 100%. Hal ini berarti bahwa biaya
bahan baku sebesar Rp47.492.500 tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 52.260 biji dan 0 biji
(100% x 0) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalensi biaya bahan baku Paving K-200 adalah 52.260
biji + (0 x 100%) = 52.260 biji.
56
b. Biaya tenaga kerja langsung
1) Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi Paving
Segiempat K-200 yang dikeluarkan dalam bulan November
2016 sebesar Rp30.047.860 tersebut dapat menghasilkan 89.761
biji produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan
tingkat penyelesaian biaya tenaga kerja sebesar 100%. Hal ini
berarti bahwa biaya tenaga kerja tersebut telah digunakan untuk
menyelesaikan produk jadi sebesar 89.761 biji dan 0 biji (100%
x 0) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit
ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah: 89.761 biji + (0 x 100%)
= 89.761 biji
2) Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi Paving
Segiempat K-150 yang dikeluarkan dalam bulan November
2016 sebesar Rp17.437.600 tersebut dapat menghasilkan 52.260
biji produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan
tingkat penyelesaian biaya tenaga kerja sebesar 100%. Hal ini
berarti bahwa biaya tenaga kerja tersebut telah digunakan untuk
menyelesaikan produk jadi sebesar 52.260 biji dan 0 biji (100%
x 0) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit
ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah: 52.260 biji + (0 x 100%)
= 52.260 biji.
57
c. Biaya overhead pabrik
1) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi Paving Segiempat
K-200 dalam bulan November 2016 sebesar Rp12.444.894 dapat
menyelesaikan 89.761 biji produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya overhead
pabrik sebesar 100%. Hal ini berarti bahwa biaya overhead
pabrik tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk
jadi sebesar 89.761 biji dan 0 biji (100% x 0) persediaan produk
dalam proses. Dengan demikian ekuivalensi biaya overhead
pabrik adalah: 89.761 biji + (0 x 100%) = 89.761 biji.
2) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi Paving Segiempat
K-150 dalam bulan November 2016 sebesar Rp7.155.925 dapat
menyelesaikan 52.260 biji produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya overhead
pabrik sebesar 100%. Hal ini berarti bahwa biaya overhead
pabrik tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk
jadi sebesar 52.260 biji dan 0 biji (100% x 0) persediaan produk
dalam proses. Dengan demikian ekuivalensi biaya overhead
pabrik adalah:52.260 biji + (0 x 100%) = 52.260 biji.
58
4. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji
Perhitungan biaya produk per biji yang di produksi UD Beton Jaya
Banjarbaru dalam bulan November 2016 dilakukan dengan membagi tiap
unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik) disajikan sebagai berikut:
Tabel 13
Perhitungan harga pokok produk per biji Paving Segiempat K-200
Unsur Biaya
Produksi
Total Biaya Unit
Ekuivalensi
Biaya Produksi
Per Biji
Biaya bahan baku Rp 84.480.000 89.761 Rp 941,17
Biaya tenaga kerja
langsung
Rp 30.047.860 89.761 Rp 334,75
Biaya overhead
pabrik
Rp 12.444.894 89.761 Rp 138,64
Total Rp 126.972.754 Rp 1.414,56
Sumber: Diolah oleh penulis
Dari tabel di atas dapat dilihat total biaya sebesar Rp126.972.754,
unit ekuivalensi untuk semua unsur biaya produksi sama yaitu 89.761 biji
dan total biaya produksi per biji Paving Segiempat K-200 menurut
penulis sebesar Rp1.414,56.
Tabel 14
Perhitungan harga pokok produk per biji Paving Segiempat K-150
Unsur Biaya
Produksi
Total Biaya Unit
Ekuivalensi
Biaya Produksi
Per Biji
Biaya bahan baku Rp 47.492.500 52.260 Rp 908,77
Biaya tenaga kerja
langsung
Rp 17.437.600 52.260 Rp 333,67
Biaya overhead
pabrik
Rp 7.155.925
52.260 Rp 136,93
Total Rp 72.086.025 Rp 1.379,37
Sumber: Diolah oleh penulis
59
Dari tabel di atas dapat dilihat total biaya sebesar Rp72.086.025,
unit ekuivalensi untuk semua unsur biaya produksi sama yaitu 52.260 biji
dan total biaya produksi per biji Paving Segiempat K-150 menurut
penulis sebesar Rp1.379,37.
5. Jurnal Yang Disarankan Penulis
Pada pembahasan ini dibuatah jurnal yang disarankan penulis.
Dalam metode ini barang-barang yang dikeluarkan akan dibebani harga
pokok pada akhir periode, adapun daftar jurnal yang disarankan penulis
dapat dilihat dibawah ini:
Biaya produksi Paving Segiempat K-200 yang terjadi dalam bulan
November 2016, dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp84.480.000
Persediaan Bahan Baku Rp84.480.000
b. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung
BDP - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp30.047.860
Gaji dan Upah Rp30.047.860
c. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
BDP - Biaya Overhead Pabrik Rp12.444.894
Biaya Listrik Rp6.100.000
Biaya Air Rp 420.000
Persediaan Suku Cadang Rp2.440.000
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Rp3.484.894
60
d. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
BDP-Biaya Bahan Baku Rp84.480.000
BDP-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp30.047.860
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp12.444.894
Persediaan Produk Jadi Rp126.972.754
Biaya produksi Paving Segiempat K-150 yang terjadi dalam bulan
November 2016, dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp47.492.500
Persediaan Bahan Baku Rp47.492.500
b. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung
BDP - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp17.437.600
Gaji dan Upah Rp17.437.600
c. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Rp7.155.925
Biaya Listrik Rp3.500.000
Biaya Air Rp 245.000
Persediaan Suku Cadang Rp1.400.000
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Rp2.010.925
61
d. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
BDP-Biaya Bahan Baku Rp47.492.500
BDP-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp17.437.600
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp 7.155.925
Persediaan Produk Jadi Rp72.086.025
6. Laporan Biaya Produksi Yang Disarankan Penulis
Berikut laporan biaya produksi yang disarankan penulis untuk
perusahaan berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan
konsep Akuntansi Biaya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 15
UD Beton Jaya Banjarbaru
Laporan Biaya Produksi Paving Segiempat K-200 Bulan November 2016
Data Produksi:
Dimasukan dalam proses 89.761 biji
Produk jadi yang ditransfer ke 0 biji
gudang
Produk dalam proses akhir 0 biji
Jumlah produk yang dihasilkan 89.761 biji
Biaya yang dibebankan dalam
bulan November 2016:
Total Perbiji
Biaya bahan baku Rp84.480.000 Rp941,17
Biaya tenaga kerja langsung Rp30.047.860 Rp334,75
Biaya overhead pabrik Rp12.444.894 Rp138,64
Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
89.761 biji x Rp1.414,56 = Rp126.972.754
Jumlah biaya produksi yang dibebankan = Rp126.972.754
Sumber: Diolah oleh penulis
62
Tabel 16
UD Beton Jaya Banjarbaru
Laporan Biaya Produksi Paving Segiempat K-150 Bulan November 2016
Data Produksi:
Dimasukan dalam proses 52.260 biji
Produk jadi yang ditransfer ke 0 biji
gudang
Produk dalam proses akhir 0 biji
Jumlah produk yang dihasilkan 52.260 biji
Biaya yang dibebankan dalam
bulan November 2016:
Total Perbiji
Biaya bahan baku Rp47.492.500 Rp908,77
Biaya tenaga kerja langsung Rp17.437.600 Rp333,67
Biaya overhead pabrik Rp 7.155.925 Rp136,93
Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
52.260 biji x Rp1.379,37 = Rp72.086.025
Jumlah biaya produksi yang dibebankan = Rp72.086.025
Sumber: Diolah penulis
Tabel 17
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Paving K-200
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 84.480.000 Rp 84.480.000
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Rp 34.997.860 Rp 30.047.860
Biaya Lain-Lain Rp 16.040.000 -
Biaya Overhead
Pabrik
- Rp 12.444.894
Jumlah Biaya
Produksi
Rp 135.517.860 Rp 126.972.754
Harga Pokok Produk Rp 1.509,76 Rp 1.414,56
Sumber: Diolah oleh penulis
63
Tabel 18
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Perbiji Paving K-150
Menurut Perusahaan dan yang Disarankan Penulis
Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 47.492.500 Rp 47.492.500
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Rp 20.325.100 Rp 17.437.600
Biaya Lain-Lain Rp 9.275.000 -
Biaya Overhead
Pabrik
- Rp 7.228.842
Jumlah Biaya Produksi Rp 77.092.600 Rp 72.086.025
Harga Pokok Produk Rp 1.475,17 Rp 1.379,37
Sumber: Diolah oleh penulis
Dari tabel di atas terdapat perbedaan dimana perhitungan harga
pokok produk perbiji Paving Segiempat K-200 dan Paving Segiempat K-
150 menurut perusahaan lebih besar dibandingkan perhitungan yang
dilakukan penulis. Dimana perhitungan harga pokok produk per biji
Paving Segiempat K-200 menurut perusahaan sebesar Rp1.509,76
sedangkan menurut penulis sebesar Rp1.414,56 dan perhitungan Paving
Segiempat K-150 menurut persuahaan sebesar Rp1.475,17 sedangkan
menurut penulis sebesar Rp1.379,37.
Hal ini dikarenakan perusahaan masih salah dalam melakukan
penggolongan biaya karena perusahaan tidak menggolongkan biaya
overhead pabrik dengan tepat, tidak melakukan perhitungan penyusutan
aktiva tetap dan memasukkan biaya nonproduksi ke dalam biaya produksi.
Dengan demikian maka dapat diketahui selisih perhitungan harga pokok
produk perbiji Paving menurut UD Beton Jaya Banjarbaru dengan penulis
64
pada Paving Segiempat K-200 sebesar Rp95,2 dan pada Paving Segiempat
K-150 sebesar Rp95,8.
65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian berkenaan dengan perhitungan harga
pokok produk per biji Paving Segiempat K-200 dan K-150 dengan
menggunakan metode harga pokok proses, telah diketahui bahwa penulis
mencoba mengambil kesimpulan dari semua hal yang telah dibahas dari hasil
penelitian tersebut, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. UD Beton Jaya Banjarbaru masih kurang tepat dalam melakukan
perhitungan harga pokok produk per satuan, karena tidak menggolongkan
biaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya. Seperti biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
2. Penggolongan biaya produksi menurut perusahaan adalah biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain.
3. UD Beton Jaya Banjarbaru tidak menggolongkan biaya overhead pabrik,
tidak menghitung penyusutan aktiva tetap, dan memasukkan biaya
nonproduksi kedalam biaya produksi.
4. Terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi per satuan
menurut UD Beton Jaya Banjarbaru untuk Paving Segiempat K-200
menurut perusahaan sebesar Rp1.509,76 sedangkan menurut penulis
sebesar Rp1.141,56 dan perhitungan Paving Segiempat K-150 menurut
persuahaan sebesar Rp1.475,17 sedangkan menurut penulis sebesar
66
Rp1.379,37. Sehingga terdapat selisih perhitungan untuk Paving
Segiempat K-200 sebesar Rp95,2 dan pada Paving Segiempat K-150
sebesar Rp95,8.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat
penulis berikan dengan harapan dapat dijadikan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan yang mungkin bisa diterapkan UD Beton Jaya
Banjarbaru dimasa yang akan datang. Adapun saran tersebut sebagai berikut:
1. UD Beton Jaya Banjarbaru sebaiknya melakukan penggolongan yang
sesuai dengan konsep akuntansi biaya karena penggolongan biaya sangat
berpengaruh dalam perhitungan harga pokok peroduksi yang lebih baik.
2. UD Beton Jaya Banjarbaru sebaiknya melakukan perhitungan harga
pokok produk yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya, hal ini
dilakukan agar UD Beton Jaya Banjarbaru dapat meminimalisir tingkat
pemborosan biaya produksi, selain itu perusahaan juga mampu
mengetahui penentuan harga jual produk yang sesungguhnya.
3. UD Beton Jaya Banjarbaru sebaiknya memasukkan biaya overhead
pabrik, menghitung penyusutan aktiva tetap dan memisahkan biaya
produksi dengan biaya nonproduksi dalam parhitung harga pokok
produknya sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Badriyah, Hurriyah. 2015. Akuntansi Biaya Untuk Orang Awam. Jakarta: Penerbit
HB.
Baridwan, Zaki. 2011. Intermeadit Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
BPFE.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta. Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.
Nikmah, Nailiya. 2012. Metedologi Penelitian. Banjarmasin: Politeknik Negeri
Banjarmasin, tidak publikasikan.
Sujarweni, Wiratna. 2015. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Wasilah, Firdaus Ahmad Dunia. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Recommended