View
89
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
kedokteran gigi
Citation preview
PENDAHULUAN
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas DSP II. Dalam paper ini membahas
mengenai Mekanisme Tumbuh Kembang Gigi Pre-erupsi. Tahap pertumbuhan gigi geligi
dapat dikategorikan yaitu Inisiasi, Proliferasi, Histodiferensiasi, Morphodiferensiasi,
Aposisi (post-natal). Dimana inisiasi ditandai dengan penebalan kavitas oral, lalu dalam
proses proliferasi dihasilkan dari divisi sel yang melalui tahapan bud, cap dan bell.
Histodiferensiasi merupkan pembentukan lamina gigi dan benih gigi. Morphodiferensiasi
merupakan tahapan terjadinya pelipatan dan penyempurnaan organ gigi.
1
PERKEMBANGAN GIGI PRENATAL
Gigi pada manusia terbentuk di balik epitelium ginggiva mulut yang sebagian
berasal dari jaringan ektodermal. Gigi-gigi berasal dari dua lapisan benih primer yaitu
ektodermal dan mesodermal, serta oleh krista neuralis. Enamel gigi berasal dari ektodermal
mulut, dan jaringan krista neuralis akan menghasilkan bahan untuk dentin, sementum, dan
pulpa. Periodentium berasal dari krista neuralis dan juga mesodermal.
Interaksi induksi antara jaringan krista neuralis dan endodermal faringeal, serta
dengan ektodermal mulut, diikuti dengan proliferasi ektodermal mulut, menghasilkan
manifestasi morfologi pertama dari perkembangan gigi, lamina gigi. Nantinya, sel-sel
krista neuralis akan membentuk papilla gigi individual, yang menentukan jumlah gigi.
Asal mula dental lamina
Di awal perkembangan gigi, garis epithelial mulut membentuk sebuah lapisan deretan
sel yang rendah. Di beberapa daerah, lapisan sangat halus dari epithelium tersusun menjadi
2 atau 3 lapis sel datar yang melapisi sel basal , terpisah dari mesenkim yang terletak di
bawah oleh basal lamina.
Pembentukan gigi diindikasikan pada penampilanya, antara minggu ke-6 dan ke-7
intrauterine. Sekumpulan epithelium berkembang biak terus-menerus membentuk huruf u
pada area bakal sumbu gigi dari maksila dan mandibula.
Selama minggu ke-7 setiap penebalan epithelial primer membelah untuk membentuk
buccal vestibular lamina dan lingual dental lamina. Vestibular lamian mengindikasikan
bakal pembagian antara bibir dan area sumbu gigi di mulut. Bagian ini menebal dan
berkembang ke jaringan setiap rahang. Area perkembangan yang selantunya terlokalisir
2
muncul sepanjang dental lamina dan tunas gigi tersebut adalah bakal organ enamel dari
gigi primer. Selanjutnya, ketika dental lamina berkembangbiak, tunas gigi untuk tiga gigi
geraham sekunder terbentuk. Pada tahap ini sudah terlihat jelas ada hubungan yang cukup
dekat antara syaraf dan tunas gigi.
Asal mula papilla dentalis
Papilla dentalis ini muncul karena mesenkim pada jaringan sekitar sisi tunas gigi
menunjukkan kenaikan aktvitas mitosis dan selular. Permukaan tunas gigi pada awalnya
berbentuk bohlam namun lama-lama menjadi sekung (cap stage pada perkembangan gigi),
hal ini disebabkan karena peningkatan aktivitas peripheral mitosis. Lereng dari organ
epithelial tumbuh lebih ke dalam jaringan yang melandasi dan sebagian mengisi jaringan
mesenkim (papilla gigi). Karena proliferasi yang terus menerus cap stage berubah bentuk
dan berubah menjadi struktur berbentuk sel, disebut bell stage dari organ enamel.
Perubahan pada dental lamina
Paerubahan di atas di dampingi oleh pemanjangan dari dental lamina. Pada aspek
lingual, dental lamina dari gigi primer menunjukkan perkembangan tunas gigi kedua yang
akan mengalami perubahan yang sama sebagai awal tunas gigi. Ini merupakan organ
enamel dari pengganti permanent. Fragmen dental lamina yang cukup awal dalam
perkembangan dan mungkin dapat bertahan untuk beberapa waktu sebagai kelompok sel
terpencil, yang disebut cell rets atau epithelial pearls dari serres.
Asal mula organ enamel
Sl pembentuk lapisan luar dari epithelial downgrowth adalah sel berbentuk kolom
yang pendek dan sangat mirip dengan basal dari organ epithelium. Sel yang lebih dalam
3
akan lebih akan bulat bentuknya. Ketika tunas mengalami perubahan dalam cap stage awal,
sel-sel yang membentuk permukaan papillary masa depan organ enamel memanjang dan
menjadi dikenal sebagai enamel epithelium dalam, sedangkan sel pada permukaan
follicular dikenal sebagai enamel epithelium luar. Enamel epithelia dalam dan luar bertemu
di pinggir dari organ epithelial di mana di tandai aktivitas mitosis yang dilakukan untuk
membentuk lingkaran cervic. Gigi sekarang berada di sebuah bell stage awal
perkembangan.
Glycosaminoglycans dikeluarkan oleh sel internal dan menyebabkan ukuran
pemisahan intercellular, mungkin sebagai akibat dari perubahan osmosa (daya tampung
glycosaminogly terasosiasikan dengan komponen air yang cukup besar). Sel menjadi
dikompresi tetapi tetap ada kontak desmosomal di ujung proses sel. Ini memberikan sel
penampilan berbentuk bintang dan zona ini dikenal sebagai stellate reticulum. Sel tersebut
berisi enzim alkalin phosphatase tetapi hanya sejumlah kecil asam ribonukleat dan
glikogen. Zona ke-4 untuk membedakan organ enamel adalah lapisan sel tengah, atau
stratum intermedium. Ini terdiri dari beberapa lapisan sel berbentuk datar antara enamel
epithelium dalam dan stellate reticulum. Sel ini kaya alkalin phosphate dan mungkin
terlibat dalam sintesis protein dan transportasi dari dan ke bakal ameloblasts.
Proses histodifferentiation di organ enamel dilengkapi dengan tampilan intermediate
cell. Pembuluh darah dan saraf dapat diamati di papilla gigi dari organ enamel selam bell
stage dari perkembangan. Setelah diferensiasi dari ke-4 selular konstituen, organ epithelial
dikenal sebagai organ enamel.
Setelah enamel organ telah membentuk morfologi dari mahkota gigi dengan cara
diferensial mitosis aktivitis dalam enamel epithelium dan dentin serta awal pembentukkan
enamelnya, yang dibentuk dari epithelial dari akar kelompok hertwig. Kelopak ini muncul
pada daerah di mana bagian luar dan dalam dari enamel epithelia bertemu dan merupakan
4
hasil dari kegiatan mitosis pada servical loop area. The root sheath meluas ke daerah kritik
menkim sebagai lapisan ganda berbentuk membrane sel tubular tanpa intermediate atau
seperti stellat reticulum antara dua lapisan. Ia menentukan bentuk kara, dalam kasus gigi
dengan satu akar, ia tetap berbentuk tubular sederhana, tetapi pada gigi yang memiliki akar
lebih dari satu akan terbagi menjadi dua atau lebih tubs, tergantung pada jumlah akar yang
akan dibentuk.
Perubahan di papilla
Awalnya papilla gigi terdiri dari jaringan mesenkimal yang padat, tetapi ketika bell
stage terbentuk, muncul serat halus pada daerah ujung saraf. Kapiler darah yang muncul
pada saat yang sama dan menunjukkan aktivitas metabolisme yang akhirnya akan
menentukan formasi dentin.
Saraf muncul lebih dulu pada diferensiasi dari odonblasts, tetapi supply saraf pulp dan
dentin tidak berkembang dengan baik sebelum kelahiran.
Follikel dental
Mahkota pada daerah perkembangan gigi, folikel dental membentuk fibrovaskular
yang menutupi sekitar lapisan enamel. Ia bertanggung jawab untuk membentuk gizi dari
enamel, bertindak sebagai perlindungan untuk mahkota, dan menentukkan ukuran dari
bagian bawah pada perkembangan gigi. Pada akar folikel dental menunjukkan asal dari
cementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.
Bakteri pada gigi
Bakteri di gigi dihasilkan dari enamel organ, papilla gigi dan folikel oleh karena itu
dapat berpotensi untuk membentuk sebuah gigi lengkap dan sebagian besar periodontium.
5
Enamel, dentin dan cementum
Lamina basalis lapisan dalam enamel epithelium dipisahkan oleh amelodentinal
junction dari papilla gigi. Enamel, berasal dari lapisan ektodermal yaitu tempat meletaknya
ameloblast ( dahulu merupkan lapisan dalam sel enamel epithelium) yang pindah dari
dentin permukaan ke daerah belakang enamel. Dentin, berasal dari sel mesenkim, yang
dibentuk oleh odontoblasts (dahulu sekililing sel dari gigi papilla) pada bagian dalam dari
amelodentinal junction. Ameloblasts dan odontoblasts itu bergerak ke arah berlawanan.
Bentuk cementum pada permukaan dentin di akar gigi setelah epithelial akar kelopak
kehilangan kontinuitas.
Perkembangan embrionik baik dari gigi sulung dan gigi permanen terjadi dalam tahap
berikut ini, yaitu sebagai berikut:
1. Inisiasi.
2. Proliferasi
3. Histodiferensiasi
4. Morphodiferensiasi
5. Aposisi (post-natal)
6
1. Inisiasi
Tanda pertama dari perkembangan gigi mulai terlihat pada akhir minggu ketiga
masa embrionik, saat garis epithelial pada kavitas oral mulai menebal pada daerah
yang lebar (broad zones). Penebalan ini dihasilkan diantara jaringan pengikat di bawah
garis mulut yang dihasilkan oleh kombinasi dari pertemuan sel-sel sitoplasmik dan
perpindahan dari protein pembawa. Penebalan epitel terjadi pada pinggir inferolateral
dari maxilla dan pada pinggir superolateral dari arcus mandibula di mana keduanya
bergabung membentuk batas lateral dari mulut. Pada minggu ke-6, dua jaringan
tambahan maxillary odontogenic tumbuh lebih ke arah anterior. Saat 6 minggu,
keempat daerah maxillary odontogenic bergabung untuk membentuk dental lamina
lanjutan, dan kedua daerah mandibular odontogenic bergabung pada garis tengahnya.
Kedua daerah ini kemudian menyerupai bentuk lengkung epitelial C-shaped.
Gigi dimulai dengan invaginasi dental lamina ke pokok mesenkim pada daerah
tertentu sepanjang batas bebas dari setiap arcus.
Perubahan morfologis pada dental lamina mulai terjadi sekitar 6 minggu di
dalam utero dan berlanjut sampai tahun 4-5 tahun setelah lahir. Hal ini menghasilkan 3
fase utama, yaitu:
1. Inisiasi seluruh gigi sulung terjadi selama bulan kedua pada utero
2. Inisiasi gigi permanen yang akan menggantikan gigi sulung
Pertumbuhannya sampai di sekililing jaringan penghubung pada bagian distal
yang bebas pada dental lamina. Pertumbuhan berlanjut pada lingual sampai
enamel dari setiap gigi sulung terjadi pada sekitar bulan ke-5 di dalam utero.
3. Dental lamina memperpanjang daerah distal ke gigi sulung molar ke-2 dan
memberikan tempat untuk benih gigi molar permanen. Inisiasi gigi molar
7
permanen ke-1 terjadi sekitar 4 bulan dalam utero, untuk molar ke-2 sekitar 1
tahun, dan molar ke-3 selama 4-5 tahun.
Gambar : Fase awal pembentukan gigi meliputi inisiasi erupsi dan
emergence. Umur 8 minggu (A), 10 minggu (B), 11 minggu (C), 12
minggu (D), 4 bulan (E), 6 bulan (F), 8 bulan (G), dan periode erupsi
postnatal.
Penyimpangan proses inisiasi dari perkembangan benih gigi menghasilkan
jumlah gigi yang abnormal.
a. Kekurangan jumlah gigi. Anodonsia dapat terjadi seluruh atau sebagain. Hal ini
disebabkan oleh inisiasi yang tidak sempurna atau dari proliferasi yang terhambat.
8
Secara klinis kekurangan gigi pada kavitas oral tidak selalu berarti anodonsia,
misalnya kegagalan pada saat kekurangan erupsi. Molar ketiga, incisivus dua atas,
premolar dua bawah, sering kali tidak terbentuk atau bentuknya abnormal.
b. Kelebihan jumlah gigi. Hal ini merpuakan hasil dari proses penguncupan lanjutan
dari email pada gigi sebelumnya. Menurut penelitian, kecenderungan untuk
mengalami kelebihan jumlah gigi geligi berhubungan dengan riwayat
pembentukkan tumor pada keluarga.
2. Proliferasi
Pertumbuhan proliferasi merupakan hasil dari divisi sel.
2.1 Email. Kuncup pada sel epitel yang terbentuk merupakan hasil multiplikasi
seluler. Proliferasi lanjutan menghasilkan tahap-tahap bud,cap, dan bell.
1. Bud stage
Segera setelah pembentukan dental lamina, alur vestibular membagi pipi
dan bibir dari dental arches. Kemudian, dental lamina menghasilkan daerah
tertentu dari peningkatan aktivitas mitotic yang menghasilkan knob-like tooth
buds yang berhubungan dengan 10 gigi sulung disetiap rahang. Kuncup
pertama yang terbentuk (sekitar minggu ke-7) adalah gigi anterior pada rahang
bawah. Pada minggu ke-8, semua kuncup gigi sulung, baik pada rahang atas
maupun rahang bawah sudah terbentuk.
2. Cap stage
Angka pertumbuhan seluruhnya pada bud tidak seragam, menjadi aktif di
daerah sekitar. Pada minggu ke-8, terlihat concavity didalam permukaan pada
bud. Sekarang gigi berada pada tahap cap. Epithel pada cap-shaped
memperluas dan berproliferasi menjadi jaringan ikat special yang lebih dalam
9
(ektomesenkim), terjadi peningkatan aktivitas pada sel yang bersebelahan
dengan bud ektodermal gigi. Daerah pada peningkatan kepadatan sel pada
akhirnya muncul sebagai bagian nonemail pada gigi dan matriks periodontal.
Pada waktu yang sama bagian yang penting pada gigi yaitu email organ, dental
papilla, dan dental follicle dapat didentifikasi. Secara keseluruhan disebut
sebagai benih gigi.
3. Bell stage
Tahap ini mewakili perluasan pada keseluruhan ukuran dari benih gigi dan
memperdalam dibawah permukaan sel dengan secret utama yaitu acid
mukopolysakarida menjadi rongga ekstraseluler antara epitel yang
membungkus benih. Zona direntangkan, tapi sel yang saling berhubungan
(reticulum stelat) menghasilkan pusat pada benih. Sel epitel yang bersebelahan
papilla berkembang menjadi lapisan pembentuk email pada sel, dental epitel
bagian dalam yang pada akhirnya muncul sebagai dental cuticle. Zona transisi
antara dental ephitelium terdalam dan terluar membentuk putaran cervical.
Diferensiasi pada dentin yang memproduksi odontoblas di dental papilla
diinisiasi oleh sel yang letaknya bersebelahan pada inner dental epithelium.
Formasi email tidak bisa terjadi sebelum jumlah dentin yang terbentuk telah
tepat. Interaksi pengulangan yang sama diantara epitel terdalam dan terluar
juga terjadi pada pembentukan gigi. Pada daerah cervical loop area, sel yang
letaknya bersebelahan pada dua epitel yang secara progresif menarik sekitar
dental papilla untuk memberikan sedikit celah pembuka, yang akan menjadi
foramen apical. Pada waktu yang sama, dentin yang membentuk akar gigi
terbentuk. Benih kehilangan konektivitas dengan oral ephitelium, dan epitel
email bagian dalam yang mulai melipat, membuatnya mungkin untuk
10
mengenal bentuk mahkota pada morfologi kelas spesifik pada gigi. Dengan
proses histodefferensiasi, massa ektodermali didapat dari sel epitel yang
berdifferensiasi secara progresif menjadi komponen pada gigi yang
menentukan bentuk mahkota pembentukan dentin, dan bentuk email.
2.2 Dental papilla dan dental sac.
Proses proliferasi email bertindak sebagai penyusun jaringan ikat yang
berdekatan, yang akan berproliferasi dan berkondesnsai menjadi dental
papilla.Jaringan ikat yang berada di sekitar email dan dental papilla berkondensasi
dan membentuk dental sac.
2.3 Benih gigi.
Terdiri dari 3 formasi organ:
1. email didapat dari epitel, lapisan dalam yang akan membentuk email
2. dental papilla didapat dari mesenkim yang akan membentuk dentin dan
pulpa.
3. dental sac didapat dari mesenkim yang akan mendukung terbentuknya
struktur gigi, semen, tulang alveolar dan membran periodontal.
2.4 Anomali proliferasi
1. Proliferasi yang tidak sempurna.
Menghasilkan anadontia.
2. Proliferasi yang berlebihan.
Mengambil beberapa sel dari email selama proses pertumbuhan proliferasi
mengahsilkan butiran epithelial atau tahap istirahat. Sel epitel dalam tahap
11
istirahat ini akan teraktivasi di bawah rangsangan dari iritasi. Sel yang tersisa
yang tidak berdiferensiasi akan mengalami proses proliferasi. Ketika sel-sel
terdiferensiasi sebagian atau terlepas dari email, sel-sel tersebut akan
mengambil fungsi umum sekresi seluruh sel-sel epitel dan kista akan dihasilkan
(pericoronal cyst).
3. Histodiferensiasi
Terjadi histodeferensiasi dalam organ enamel. Lapisan luarnya membentuk
epithelium enamel luar, suatu lapisan sel-sel kuboidal di dekat folikel sedang
berkembang. Stelat reticulum terdiri dari sel-sel stelat yang tersusun dalam matrik
cairan, merupakan bagian dari ketebalan sentral organ enamel. Lapisan dalam, batas
papilla gigi, membentuk epithelium enamel dalam, sebagian diantaranya
berdeferensiasi menjadi ameloblas kolumnar sekretoris yang akan membentuk enamel.
Kondensasi selular squamous, atau stratum intermedium, terletak mengelilingi
permukaan stelat reticulum dari epithelium enamel dalam, serta diperkirakan ikut
membantu dalam membentuk enamel. Epitelium enamel dalam dan luar membentuk
servikal loop, memanjang ke lapisan epithelial akar Hertwig, yang dengan
membungkus lebih banyak dan lebih banyak lagi papilla gigi, mempertegas outline
gigi. Jumlah akar gigi ditentukan oleh pembelahan, atau kurangnya lapisan akar,
menjadi satu, dua atau tiga bagian.
Gambar : tahap benih (kiri), cap (tengah) dan bell (kanan) dari perkembangan gigi.
12
Hertwig's epithelial sheath Legend
Epithelium enamel dalam berinteraksi dengan sel-sel ektomesenkim dari papilla
gigi, dengan sel-sel perifernya yang berdeferensiasi menjadi odontoblas. Pembentukan
dentin dari odontoblas dimulai dan diperlukan untuk menginduksi preameloblas
menjadi ameloblas, untuk membentuk enamel. Epitelium enamel dalam dari lapisan
akar menginduksi deferensiasi odontoblas, tetapi kurang memiliki stratum
intermedium, sehingga fgagal berdeferensiasi sendiri menjadi ameloblas pembentuk
enamel, karena itulah, tidak ada enamel pada akar. Sementum terbentuk pada dentin di
dekat daerah disintegrasi epithelium enamel luar lapisan akar. Serat-serat pada
sementum awal berasal terutama dari serat folikel gigi yang memang sudah ada sejak
semula, yang membentuk serat utama dari ligament periodontal.
Gambar : Gigi susu sedang berkembang yang menunjukkan arah deposisi dan pertumbuhan jaringan gigi.
13
1. Outer enamel
2. Epithelium
3. Inner enamel
4. Epithelium
5. Hertwig's
epithelial sheath
4. Morphodiferensiasi
Ameloblas epithelium enamel dalam dan odontoblas di dekatnya, bersama-sama
membentuk membrane bilaminar, yang memanjang melalui mitosis di bawah control
genetic dan bervariasi di antara benih-benih gigi pada berbagai daerah. Berbagai
lipatan membrane bilaminar, yang dipengaruhi oleh factor yang belum diketahui pada
ektomesenkimal papilla gigi di atasnya, menentukan berbagai bentuk incisivus,
kaninus, premolar dan molar.
Ruang folikel gigi yang terbatas mendekati lipatan pada saat pemanjangannya
membrane amelodentinal; lipatan ini menentukan bentuk dan daerah cusp, dan groove
gigi-gigi. Lipatan membrane amelodentinal menghasilkan template untuk bentuk
mahkota gigi, yang cukup besar melalui deposisi enamel dan dentin pada arah yang
berlawanan dengan bilaminar.
Ameloblas mensekresi matrik protein dari amelogenin dan enamelin yang
nantinya termineralisasi menjadi enamel rod atau prisma, ketika keduanya terretraksi
dari dentin. Deposisi dentin merupakan proses yang terus berlangsung sepanjang
hidup. Papila gigi berdeferensiasi menjai pulpa gigi, sel-sel perifer menjadi odontoblas
dan sisa sel menjadi fibroblast. Pembentukan enamel terbatas pada tahap pra-erupsi
dari odontogenesis dan berakhir dengan deposisi lapisan organic, kutikel enamel.
Organ enamel melesak setelah deposisi kutikel ini. Epithelium enamel luar dan
dalam bersama dengan sisa stratum intermedium membentuk reduced enamel
epithelium, yang nantinya bergabung dengan mebran mukosa di atasnya, untuk
merangsang/membentuk arah erupsi.
14
Mesenkim yang mengelilingi folikel gigi akan menjadi terosifikasi, membentuk
cryt tulang, untuk tempat berkembangnya gigi. Lapisan mesenkimal dari folikel gigi
didekat sementum akan berdeferensiasi menjadi lapisan dalam periodontal ligament,
melalui perkembangan serat kolagen. Serat-serat ini sudah tersusun menjadi lapisan
luar, dalam dan tengah antara sementum dan tulang. Periodontal ligamen adalah
jaringan, tempat dimana gerak ortodonti diaktifkan. Penyusunan ulang attachement
apparatus, membentuk sementum, serat periodontal, dan tulang alveolar, merupakan
keharusan untuk mendapat pergerakan gigi yang berhasil selama perawatan ortodonti.
5. Aposisi (Post-natal)
20 gigi sulung berdiferensiasi sepanjang tahap cap dan bel yang dikenal dalam
proses Proliferasi. Terdapat gradient mesiodistal dari perkembangan gigi embrionik.
Variasi dari perkembangan susunan bentuk terpapar sebagai berikut :
a) Postnatal, bagian incisal mandibula mengalami erupsi lebih dahulu daripada
maksila, dimana yang lebih dominan adalah bagian posterior gigi. Pada embrio,
gigi-gigi sulung yang berlawanan selalu matang pada saat yang bersamaan, namun
15
rahang berdiferensiasi selama mandibula mengalami kemajuan pada gigi incisalnya
dan maksila meninggi untuk molar maksila.
b) Selama postnatal,dalam perkembangan gigi terdapat jarak gradient dari ukuran
mahkota, kedekatan gigi satu sama lain dalam quadran rahang yang menunjukkan
korelasi tertinggi pada ukuran mahkota dari lebarnya gigi yang terpisah.
c) Pada kalsifikasi dan erupsi pada gigi permanent, kecuali molar ketiga, pada
perempuan maju pada gigi sulungnya, pada laki-laki agak maju. Prenatal,
perkembangan gigi pada laki-laki lebih konsisten maju daripada wanita.
Arch Shape (Bentuk Lengkung)
Pasca kelahiran lengkungan gigi manusia pada umumnya dijelaskan oleh kurva yang
berhubungan dengan deretan. Scott melaporkan bahwa pola yang berhubung dengan
deretan juga menjelaskan kedua embrionik lamina gigi dan germs susunan gigi. Hal ini
telah ditunjukkan untuk menjadi overgeneralization. Lengkungan gigi pralahir mengalami
perubahan bentuk progresif pada 6 sampai 8 minggu,lengkung anteroposteriorly diratakan,
tidak berhubungan dgn deretan kurva sama sekali. Pada tahap bell germs gigi, gigi anterior
segmen arch telah memanjang dan mendekati yg berhubung dgn deretan pada awal bulan
keempat. Sebuah celah bibir bilateral dan palatal ditemukan perkembangan ini,dengan
bedah koreksi dari celah dan dilanjutkannya pertumbuhan wajah, lengkungan gigi rahang
atas akan melanjutkan proses ke arah yg berhubung dgn deretan bentuk yang diharapkan.
Spacing ( Jarak)
Ada banyak studi mengenai pengembangan jarak gigi postnatal, di antaranya adalah
kontribusi Lundstrom klasik dan Moorrees, tapi berkurangnya pembentukan telah
dilaporkan tentang periode pralahir. Gigi anterior yang erupsi, terutama gigi seri lateral,
16
sering muncul bertumpukan dan keluar dari keselarasan dalam lengkung gigi total sebelum
kelahiran, tetapi biasanya erupsi dengan barisan yang baik Jumlah dari mesiodistal
diameter dari lima decidious germs gigi rahang di masing-masing kuadran meningkat
seiring waktu sampai sekitar minggu ke 23 itu melebihi panjang lengkung gigi yang
selaras. Letak jarak gigi relatif konstan selama periode ini. Sebagian besar germs gigi
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam ukuran mahkota mesiodistal terkait
dengan fase-fase pertumbuhan linier 11-14 dan 20 sampai 26 minggu dengan tingkat fase
pertumbuhan di antara masa-masa pertumbuhan linier. Dalam lengkung anterior hanya ada
sedikit peningkatan dalam jarak terletak di antara gigi; di kedua rahang lengkungan ruang
posterior menunjukkan penurunan selama periode ini. Jadi, sementara rahang meningkat
dalam ukuran mutlak, jaringan interdental tidak mengimbangi dengan peningkatan dalam
ukuran gigi posterior.
Fields
Gambar di bawah ini menunjukkan berapa banyak bidang space-tooth-space tertentu
yang ditempati oleh kuman gigi yang gugur.
17
Deciduous pertama dari gigi molar dan bagian lateral dari gigi incisivus merupakan
bagian terbesar yang ditempati oleh kuman gigi /germ tooth, yaitu sebesar 80 persen. Pada
daerah ini terjadi adaptasi.
Sekitar 16 minggu kehamilan, germ tooth pada sisi lateral incisivus menempati 100
atau lebih dari bidang gigi yang tersedia di lengkung selaras/ aligned arch. Tetapi sering
terjadi perpindahan rotasi dan perpindahan lingual yang muncul untuk menjaga gigi
dalam kesesuaian dengan 80 persen dari germ tooth .
Perpindahan dari lingual gigi seri lateral terjadi pada sekitar 4 sampai 10 prenates
dan pada awal kehamilan menunjukkan awal perpindahan gigi seri lateral yang serupa
dalam jangka prenates dilaporkan oleh van der Linden et al.
Setelah gigi selesai erupsiterlihat variasi perkembangan dengan surficient regularity
untuk memperhatikan susunan gigi yang stabil atau polymorf involving structural atau
18
spatial relationships over time. Karakteristik dimorphisms terlihat jelas.perkembangan
formasi gigi terjadi pada minggu ke 3 embrio sampai 5 tahun.tidak heran jika terjadi
paralel antara prenata odontogenesis dan formasi gigi dan melihat susunan gigi oleh
petugas klinik
The Mouth of Neonate
1. Bantalan Gusi
Saat lahir, prosessus alveolaris dilindungi oleh bantalan gusi, yang segera
tersegmentasi untuk menunjukkan lokasi gigi yang sedang berkembang. Gusi tersebut
kuat, seperti dalam mulut edentulous orang dewasa. Bentuk dasar lengkungan
ditentukan dalam kehidupan intrauterine.
Ukuran bantalan gusi saat lahir dapat ditentukan oleh salah satu dari faktor-
faktor berikut, menurut Leighton; (1) keadaan bayi saat kelahiran; (2) berat bayi saat
lahir; (3) ukuran gigi primer yang berkembang dan (4) murni faktor genetik.
Lengkungan maksilaris berbentuk tapal kuda dan bantalan gusi cenderung meluas
secara buccal dan labial, lebih jauh lagi, lengkungan mandibularis terletak pada
posterior lengkung maksila ketika bantalan gusi kontak.
2. Hubungan rahang neonatal
Meskipun bantalan gusi atas dan bawah menyentuh sekitar lengkungan, belum
secara tepat "menggigit" atau hubungan rahang belum terlihat. Memang, pada saat
kelahiran ada berbagai macam hubungan antara bantalan gusi atas dan bawah bahwa
hubungan neonatl tidak dapat digunakan sebagai kriteria diagnostik untuk prediksi
oklusi gigi primer. Beberapa berpendapat bahwa sebuah gigitan terbuka anterior dari
bantalan gusi adalah normal dan bahkan sebuah prasyarat untuk hubungan gigi
19
incisivus normal berikutnya. Simpson dan Cheung menemukan bahwa hanya 2% dari
semua neonatus memiliki hubungan bantalan gusi dengan gigitan terbuka anterior.
Mereka juga melaporkan, kebiasaan oral memiliki pengaruh tertentu pada bantalan
gusi kanak-kanak, menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam insiden gigitan
terbuka anterior hubungan pada usia 4 bulan. Mulut neonatal adalah sistem panduan
indera yang menyediakan input untuk banyak fungsi neuromuskuler yang vital,
misalnya, menyusui, pernapasan, menelan, menguap, dan batuk.
3. Erupsi gigi primer yang erupsi sebelum waktunya
Kadang-kadang, seorang anak akan lahir dengan gigi yang sudah ada dalam
mulut. Natal (ada pada saat lahir), neonatal (erupsi pada mulut pertama), dan pra-
erupsi gigi (erupsi pada bulan kedua atau ketiga) hampir selalu gigi incisivus rahang
bawah sering muncul dengan enamel hypoplasia. Gigi seperti itu tidak boleh
dihilangkan, jika mereka mendekati normal, meskipun dapat menyebabkan beberapa
ketidaknyamanan selama ibu menyusui.
20
PENUTUP
Pembentukan sebagian besar gigi permanen pada manusia sempurna pada umur 7
tahun. Sedangkan untuk gigi posterior seperti gigi molar ketiga, pembentukan akarnya baru
sempurna pada umur 12 tahun.
Dan bila dibandingkan dengan mekanisme tumbuh kembang organ-organ tubuh
lainnya, mekanisme tumbuh kembang gigi memiliki kronologis yang paling panjang.
dohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini.
21
Recommended